ANALISIS PENDAPATAN PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PRODUKSI WORTEL
TESIS
Oleh
ADEMIR ANTONIO DA SILVA JUNIOR
Nim 137039017
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PENDAPATAN PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI WORTEL
TESIS
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister
Pertanian pada Program Studi Magister Abribisnis Fakultas Pertaniam Universitas
Sumatara Utara
Oleh
ADEMIR ANTONIO DA SILVA JUNIOR
137039017
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dipersembahkan kepada Tuhan, yang memberi kuasa dan menolong sepanjang
waktu penulis menjalani perkuliahan. Kepada Istri, yang mendukung dan menjadi
penolong dan pendoa yang bijak. Kepada anak kandung dan anak-anak angkat
yang membawa kebahagiaan kepada saya. Kepada teman baik yang jauh maupun
dekat yang senantiasa mendukung melalui saran dan motivasi.
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
ADEMIR ANTONIO DA SILVA JUNIOR (137039017), dengan
judul tesis “Analisis Pendapatan Petani dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Produksi wortel” (Di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai
ketua dan Bapak Dr. Ir. Surya Abadi Sembiring, M.Si sebagai anggota).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung tingkat pendapatan petani
wortel di Desa Surbakti, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi petani wortel di Desa Surbakti. Populasi penelitian adalah petani wortel,
sampel sebanyak 82, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
accidental sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fungsi produksi Cobbs-Douglas. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
independen (luas lahan, fungisida, tenaga kerja, amapos) berpengaruh signifikan
terhadap produksi wortel, sedangkan hidrokompleks dan insektisida tidak
berpengaruh nyata. Pendapatan per petani dari usahatani wortel adalah Rp
28.871.664,02 per petani atau Rp 41.266.802,34 per hektar.
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
ADEMIR ANTONIO DA SILVA JUNIOR (137039017), with the thesis title
"Analysis of Farmer Income and Factors Affecting Carrot Production" (Under the
guidance of Dr. Ir. Tavi Supriana, MS as chairman and Mr. Dr. Ir. Surya Abadi
Sembiring, as a member).
The purpose of this research is to calculate the level of income / revenue of carrot
farmers in Surbakti Village, and analyze the factors of production which affect
carrot production in Surbakti Village. The study population was carrot farmers in
Surbakti Village, a sample of 82, the sampling method used is accidental
sampling. The analytical method used in this study was the Cobbs-Douglas
production function method. The results of the analysis showed that the
independent variables (land area, fungicide, labor, amapos) had a significant effect
on carrot production, while hydrocomplex and inscticide had no real effect/not
significant on carrot production. The income per farmer from carrot farming is
IDR 28,871,664.02 per farmer or IDR 41,266,802.34 per hectare.
Universitas Sumatera Utara
iii
RIWAYATI HIDUP
ADEMIR ANTONIO DA SILVA JUNIOR, lahir di Goiana, PE, Brazil pada
tanggal 26 Maret 1979, merupakan anak terakhir dari lima bersaudara dari Bapak
Ademir A. da Silva dan Ibu Rosedite A. da Silva.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bersekolah di Sekolah Dasar Escola Nossa Senhora da Solidad 1985-1988.
2. Bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Escola Municipal IV Centenário
Ensino. 1989-1992.
3. Bersekolah di Sekolah Menengan Kejuruan Escola Augusto Gondim,
Qualification Technician in Agriculture & Cattel Raising.1993-1995.
4. Pada tahun 2001- 2003 penulis melanjutkan Studi CENTRO DE
EDUCAÇÃO PROFISSIONAL “DARIO GERALDO SALLES” course
Industry Segment with Technical Qualification in Mechanics.
5. Pada tahun 2006-2010 Faculdade Anhanguera de JOINVILLE, graduation in
the Bachelor in Administration Course.
6. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan Studi S2 di Magister Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU).
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan anugerah sehingga penulis dapat menyusim dan menyelesaikan tesis
ini yang berjudul “Analisis Pendapatan Petani dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produksi Wortel”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
membantu dalam penyelesaian tesis ini, sebagai berikut:
1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan Fakultas
Pertanian yang telah memimpin institusi pendidikan di tingkat Universitas.
2. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si, selaku ketua Program Studi Magister
Agribisnis S2 yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi,
arahan dan semangat untuk membimbing.
3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua komisi Pembimbing yang telah
banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan
4. Bapak Dr. Ir. Surya Abadi Sembiring, M.Si, selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan
bimbingan
5. .Bapak Dr. Ir. Hasman Hasyim, M.Si, selaku Anggota Komisi Penguji yang
telah bersedia menguji dan memberi masukan yang membangun serta
memotivasi untuk menyelesaikan tesis.
6. Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA, selaku Anggota Komisi Penguji yang
telah bersedia menguji dan memberi masukan yang membangun serta
memotivasi untuk menyelesaikan tesis.
Universitas Sumatera Utara
v
7. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen- Dosen di Departemen Agribisnis
Program Studi Magister Agribisnis yang telah memberikan atau
membagikan ilmunya.
8. Seluruh Staf Akademik dan Pengawai di Departemen Agribisnis yang telah
membantu seluruh proses administrasi.
9. Secara Khusus, Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,
mertua, istri, anak-anak, dan seluruh keluarga besar yang telah mendorong
dan memotivasi penulis dalam hal moril dan materi serta ucapan tereima
kasih kepada sahabat-sahabat, kemudian memberikan penghargaan kepada
para narasumber yang telah membantu memberikan segala informasi yang
dibutuhkan dalam peneliltian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan membalas budi baik yang telah
mereka berikan dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan para pembaca umumnya.
Medan, Agustus 2019
Penulis
Universitas Sumatera Utara
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAKT…………………………………………………………….. i
ABSTRACT…………………………………………………………….. ii
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………...... iii
KATA PENGANTAR ………………………………………..……...... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………....…… 4
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………........... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………….………………..….. 5
2.1. Budidaya Hortikultura wortel…………………..................... 5
2.2. Review Penelitian Terdahulu ………...................................... 7
2.2.1. Fungsi Produksi .......................................................... 10
2.2.2. Fungsi Produksi Cobb-Douglas .................................. 11
2.2.3. Biaya Produksi dan Pendapatan ............................... 15
2.2.4. Pengahasilan Bersih Usahatani ................................... 17
2.2.5. Kerangka Pemikiran ………..……............................. 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………............... 21
3.1. Metode Penentuan Daerah ..................................................... 21
3.2. Waktu Penelitian ..................................................................... 21
3.3. Populasi Penelitian .................................................................. 22
3.4. Metode Analisis ...................................................................... 23
3.5. Definisi Operasional Variabel ................................................. 25
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH ..........................................................
27
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ……………..........................…. 27
4.2. Kondisi Umum Masyarakat di Desa Surbakti......................... 27
4.3. Geografis Desa Surbakti ....................................................... 28
4.4. Sistem Kekerabatan ............................................................ 29
4.5. Mata Pencarian dan Kondisi Perekonomian ......................... 20
Universitas Sumatera Utara
vii
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 32
5.1. Analisis Pendapatan Usahatani Wortel di Desa Surbakti ....... 32
5.1.1. Penggunaan Sarani Produksi Usahatani Wortel di
Desa Surbakti Desa Surbakti.................................................................
32
5.1.2. Biaya Produksi untuk Usahatani ................................. 34
5.1.3. Pendapatan Usahatani Wortel ..................................... 36
5.2. Uji Asumsi ............................................................................. 37
5.2.1. Uji Normalitas (Kolmogorov- Smirnov test) ............... 37
5.2.2. Uji Heteroskedastisisitas (Glejser test) ……….......... 37
5.2.3. Uji Multikolinearitas ……….................................. 38
5.2.4. Uji Kebaikan Model ..................................................... 38
5.3. Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi
Wortel……Wortel……………………………………………………….
41
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 45
6.1. Kesimpulan ………………………………………………… 45
6.2. Saran ………………………………………………………... 45
6.3. Keterbatasan ………………………………………………… 46
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 47
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 50
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1 Produksi Wortel di Kabupaten Karo 2011-2017 (kw)................ 1
2 Luas lahan Desa Surbakti……………………………………... 25
3 Data jumlah Penduduk Bedasarkan umur produktif dan
Pendidikan…………………………………………………….
26
4 Data jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian................ 28
5 Sarana Produksi Pupuk untuk Usahatani Wortel...................... 29
6 Sarana Produksi Pestisida untuk Usahatani Wortel.................. 30
7 Penggunan Tenaga Kerja untuk Usahatani Wortel………….. 30
8 Biaya Pengeluaran Untuk Pupuk……………………………… 31
9 Biaya pengeluaran untuk Obat-obatan……………………….. 31
10 Biaya Tenaga Kerja untuk Usahatani Wortel……………….. 31
11 Biaya Produksi Total Usahatani Wortel……………………… 32
12 Pendapatan Usahatani Wortel………………………………… 32
13 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test…………… 33
14 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser Test)............................ 34
15 Uji Multikolinearitas................................................................ 35
16 Tabel 7. Uji R²......................................................................... 36
17 Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi
Wortel…………………………………………………………
37
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
1 Bentuk dan berbagai tipe Wortel................................................ 1
2 Skema kerangka
Penelitian……………………………………..............................
18
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
1 Identitas Petani Wortel di Desa Surbakti tahun 2019…………. 45
2 Jumlah Sarana Produksi untuk Usahatani Tahun 2019……………… 46
3 Jumlah Tenaga Kejar dan Biaya Tenaga Kerja untuk Usahatani
Wortel Desa Surbakti Tahun 2019……………………………
47
4 Biaya Saprodi untuk Usahatani Wortel di Desa Surbakti tahun
2019.............................................................................................
48
5 Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani di
Desa Surbakti Tahan 2019..........................................................
49
6 Uji Asunsi Cobbs Douglas........................................................ 50
7 Uji R2………………………………………………………….. 50
8 Uji F……………………………………………………………. 50
9 Uji Multikolinearitas................................................................ 51
10 Uj iNormalitas…………………………………………………. 51
11 Uji t…………………………………………………………...... 51
x Universitas Sumatera Utara
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang berperan penting
dalam kontribusinya untuk pendapatan nasional. Seperti yang ditunjukkan
kontribusi PDB atas harga yang berlaku tahun 2010 untuk subsektor Hortikultura
pada tahun 2014 sebanyak 1,51% yang mana meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu 2013 yang hanya sebanyak 1,44% dengan laju pertumbuhan pada tahun
2014 sebanyak 4,19%. Peningkatan PDB tersebut tercapai karena terjadi
peningkatan produksi di berbagai sentra dan kawasan, peningkatan luas area
produksi dan areal panen (Direktorat Jendral Hortikultura, Kementrian Pertanian,
2015).
Salah satu komoditi hortikukltura yang penting adalah wortel. Komoditi tersebut
menjadi sumber keuangan kepada kelompok tani di Kecamatan Simpang Empat.
Tabe 1. Produksi Wortel di Kabupaten Karo 2011-2017 (kw)
Tabel 1. menujukkan kecamatan Simpang Empat merupakan kecamatan dimana
produksi wortel tertinggi antara tahun 2015 sampai 2017, dibandingkan dengan
kecamatan yang lain, sedangkan antara 2011 sampai 2014 produksi wortel
Simpang Empat lebih rendah dari Kecamatan Merdeka
Universitas Sumatera Utara
2
Perkembangan teknologi pertanian sangat pesat sehingga kualitas produk
dan efisiensi menjadi makin tinggi dari waktu ke waktu. Kegiatan pertanian di
Kabupaten Karo akan terancam oleh produk pertanian dari luar apabila tidak dapat
mengikuti perkembangan teknologi dan manajemen pertanian secara aktif dan
terus-menerus; Pemanasan global (global warning) mengalami akselerasi yang
tinggi dan telah merubah pola iklim secara signifikan. Kondisi ini dapat
menimbulkan bencana alam berupa kekeringan dan tanah longsor di kabupaten
Karo. Kedua kejadian ini memiliki potensi mengakibatkan terjadinya peningkatan
keluarga miskin di Kabupaten Karo (http://www.karokab.go.id/id/profil/strategi-
pembangunan)
Apakah peningkatan produksi wortel di Kecamatan Simpang Empat
diikuti dengan peningkatan pendapatan petani? Disisi lain, beberapa permasalahan
yang dihadapi sayur wortel antara lain:
1. Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh harga dan jumlah produksi dalam
satu kali musim tanam. Jumlah produksi ditentukan berdasarkan kegiatan
budidaya wortel pada lahan petani, kondisi ini dapat diprediksi sendiri oleh petani.
Harga merupakan faktor yang sulit untuk dikendalikan petani dimana harga
ditentukan oleh struktur pasar. Manalu (2007) menyatakan masalah yang
dihadapi petani wortel terkait dengan penerimaan ialah harga wortel yang rendah
khususnya pada saat musim panen. Petani kesulitan dalam memasarkan hasil
wortel mereka.
2. Modal terbatas. Kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi di
bidang pertanian. Pada akhirnya kegiatan produksi yang diusahakan akan dinilai
dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau
memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Pendapatan usahatani akan
mendorong petani untuk mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan seperti
modal untuk melakukan kegiatan usahatani selanjutnya, tabungan, dan
pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Hernanto 1989).
Modal merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk menghasilkan
barang atau jasa. Aspek permodalan merupakan kemampuan perusahaan dalam
Universitas Sumatera Utara
3
menyediakan sejumlah modal untuk kegiatan bisnis yang dilakukan. Modal dalam
suatu usaha dapat diperoleh dari modal pribadi, modal join atau kerja sama,
maupun modal pinjaman. Modal pada usahatani terdiri dari: lahan, bangunan,
peralatan, mesin, tanaman, ternak, ikan, bahan (sarana produksi), stok produksi,
uang tunai serta piutang. Pada prinsipnya modal dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: (1) barang-barang yang tidak habis dalam sekali proses produksi, misalnya
peralatan pertanian dan bangunan serta (2) barang-barang yang langsung habis
dalam sekali proses produksi seperti pupuk dan insektisida. (Handayani 2013)
3. Manajemen usahatani; Pengelolaan usahatani merupakan kemampuan
petani dalam melakukan kegiatan manajemen dan pengelolaan dalam kegiatan
usaha. Kegiatan pengelolaan atau manajemen dilakukan dengan mengorganisir
serta mengkoordinasikan berbagai faktor produksi yang dimiliki guna
menghasilkan suatu produk atau jasa sehingga mampu memberikan keuntungan
yang diharapkan. Berbagai aktivitas dilakukan dalam melakukan kegiatan
pengelolaan dan manajemen yang meliputi aktivitas teknis dan ekonomis guna
pengambilan keputusan yang tepat. (Handayani 2013)
4. Informasi pengelolaan budidaya hortikultura terbatas. Aditya (2009),
menyatakan produktivitas wortel di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan
negara lain. Rendahnya hasil rata-rata disebabkan masih terbatasnya varietas
wortel unggul dan teknik budidaya yang belum intensif. Teknologi budidaya
wortel juga relatif masih terbatas. Kegiatan usahatani wortel di Indonesia sebagian
besar masih dilakukan dengan penggunaan teknologi tradisional dengan skala
usaha yang masih kecil. (Handayani 2013)
5. Lahan sempit . Tanah atau lahan usahatani dapat diartikan sebagai bagian
dari permukaan bumi yang digunakan untuk kegiatan produksi bidang pertanian,
tanaman, ternak, dan ikan. Karakteristik faktor produksi lahan yakni luasnya yang
terbatas, tahan lama (tidak ada penyusutan), serta tidak dapat dipindahkan. Lahan
dapat diperoleh dengan pembukaan lahan secara perorangan, beli, sewa, sakap,
pemberian, warisan, atau wakaf. Faktor–faktor yang perlu diperhatikan terkait
dengan lahan antara lain: (1) kesesuaian dan daya dukung lahan, (2) status
penguasaan lahan, (3) fragmentasi lahan dan (4) aksesibilitas terhadap sarana dan
Universitas Sumatera Utara
4
prasarana pendukung. Lahan merupakan faktor produksi yang tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan sekitarnya seperti sinar matahari, curah hujan, angin dan
faktor lainnya sehingga perlu disesuaikan dengan pemilihan cabang usahatani atau
pemilihan komoditas yang diusahakan.(Handayani 2013).
1.2. Perumusan Masalah
1. Berapa besar pendapatan petani wortel Desa Surbakti?
2. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi wortel di
Desa Surbakti?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menghitung tingkat pendapatan petani wortel di Desa Surbakti?
2. Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi petani
wortel di Desa Surbakti?
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diperoleh dari studi penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepada petani diharapkan penelitian ini mampu merubah perilaku petani untuk meningkatkan pendapatan
2. Pengetahuan ilmiah sebagai tambahan dan penulis sains dalam mata
pelajaran yang penulis dikembangkan
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Hortikultura Wortel
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang
biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur
serupa kayu seperti pada Gambar 1 (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan
dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Cadangan makanan tanaman ini
disimpan di dalam umbi. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan mentah terasa
renyah dan agak manis (Makmun 2007).
Wortel termasuk sayur-sayuran yang paling luas dikenal manusia. Manusia
mulai mengkonsumsi wortel setelah mengetahui beberapa manfaat kesehatan yang
terkandung di dalamnya (Sunanto, 2002).
Wortel merupakan tanaman khas dataran tinggi dengan ketinggian 1.200-
1.500 m dpl untuk pertumbuhan terbaiknya. Suhu yang cocok untuk tanaman ini
sekitar 22-24°C dengan kelembaban dan sinar matahari yang cukup. Persyaratan
tanah yang sesuai untuk tanaman ini yaitu subur, gembur dan banyak mengandung
humus, tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang). Wortel dapat
tumbuh baik pada pH antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-
6,8. Keunggulan tanaman ini adalah tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun,
baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Batangnya pendek dan berakar
tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan memanjang. Namun, suhu
udara tetap perlu diperhatikan, karena jika suhu udara terlalu tinggi seringkali
menyebabkan umbi kecil-kecil dan berwarna pucat atau kusam, sedangkan jika
suhu udara terlalu rendah maka umbi yang terbentuk adalah panjang kecil
(Mulyahati, 2005).
Cahyono ( 2002) mengatakan bahwa, pada awalnya hanya dikenal
beberapa varietas wortel, namun dengan berkembangnya peradaban manusia dan
teknologi, saat ini telah ditemukan varietas-varietas baru yang lebih unggul
daripada generasi-generasi sebelumnya. Varietas-varietas wortel terbagi menjadi
Universitas Sumatera Utara
6
tiga kelompok yang didasarkan pada bentuk umbi, yaitu tipe Imperator,
Chantenay, dan Nantes.
a. Tipe Imperator memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing
(menyerupai kerucut), panjang umbi 20-30 cm, dan rasa yang kurang manis
sehingga kurang disukai oleh konsumen.
b. Tipe Chantenay memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung tumpul,
panjang antara 15-20 cm, dan rasa yang manis sehingga disukai oleh konsumen.
c. Tipe Nantes memiliki umbi berbentuk peralihan antara tipe Imperator dan tipe
Chantenay, yaitu bulat pendek dengan ukuran panjang 5-6 cm atau berbentuk
bulat agak panjang dengan ukuran panjang 10-15 cm. Penampakan fisik wortel
berdasarkan jenisnya diperlihatkan pada gambar 1.
Gambar 1
Gambar 1. Bentuk dan berbagai tipe Wortel
Komposisi Gizi Wortel, merupakan sayuran yang memiliki banyak
kandungan gizi yang bermanfaat untuk semua umur, terutama untuk kalangan
anak-anak. Anak – anak pada usia dini memerlukan asupan gizi yang cukup baik
untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Wortel memiliki peranan penting bagi tubuh, karena wortel memiliki
kandungan α dan ß-karoten. Kedua jenis karoten ini penting dalam gizi manusia
Universitas Sumatera Utara
7
sebagai provitamin A. Senyawa ß-karoten dalam tubuh diubah menjadi vitamin A
yang berperan dalam menjaga pertahanan dan kekebalan tubuh, menjaga
kesehatan kulit, paru-paru, dan membantu pertumbuhan sel-sel baru.
Wortel merupakan sumber makanan detoksifikasi yang mempunyai
kemampuan untuk mengatur ketidakseimbangan dalam tubuh. Menurut Datt et al.
(2012) wortel memiliki senyawa bioaktif seperti karotenoid dan serat yang cukup
untuk meningkatkan kesehatan secara signifikan. Wortel segar mengandung air,
protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi anti kanker, pektin, mineral
(kalsium, fosfor, besi, dan natrium), vitamin (βetakaroten, B1 dan C) serta
asparagin.
Vitamin C, vitamin B, dan mineral terutama kalsium, dan fosfor yang
terkandung dalam wortel merupakan sumber gizi yang baik untuk pertumbuhan
(Rubatzky and Yamaguchi, 1997). Sayuran berwarna hijau terutama bayam
banyak mengandung β-karoten, demikian juga dengan wortel, brokoli, labu,
pepaya, mangga, dan paprika merah. Menurut Winarno (2008), semakin tua warna
sayuran tersebut, maka semakin banyak kandungan β-karotennya. β-karoten
merupakan anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses
penuaan. Jika tubuh memerlukan vitamin A, maka betakaroten di hati akan diubah
menjadi vitamin A (Octaviani et al., 2014).
Fungsi vitamin A bisa mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan
luka dan mempersingkat lamanya sakit campak. Selain dimanfaatkan sebagai
bahan pangan dan pengobatan, umbi wortel juga dapat digunakan untuk keperluan
kosmetik, yakni untuk merawat kecantikan wajah dan kulit, menyuburkan rambut
dan lain-lain. Karoten dalam umbi wortel bermanfaat untuk menjaga kelembaban
kulit dan memperlambat timbulnya kerutan pada wajah
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Sri Endang Rahayu dan Mailina Harahap (2018), melakukan penelitian
tentang model peningkatan daya saing petani dengan petani dengan pendekatan
koperasi Agribisnis di Kota Medan, pemasaran sayur di Kecamatan Medan
Universitas Sumatera Utara
8
Marelan. Kondisi problematis agribisnis sayur di Kecamatan Medan Marelan
dapat diidentifikasi dari beberapa aspek yaitu; masalah pengadaan dan penyaluran
sarana produksi pertanian, masalah kegiatan produksi (budidaya usaha tani sayur),
dan problematis pemasaran. Pada masalah pemasaran juga diketahui bahwa
terdapat empat struktur rantai pasok produksi sayur petani Kecamatan Medan
Marelan. Model peningkatan daya saing petani sayur dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan aspek faktor internal dan eksternal yang selanjutnya dapat
ditetapkan sebuah visi dalam peningkatan daya saing petani yaitu; “Dengan
Koperasi Agribisnis Petani Produktif dan Berdaya Saing”. Adapun aspek yang
perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah aspek komoditi sayur
petani, aspek kelembagaan dan aspek komunitas.
Siregar (2018), menganalisis bagaimana karakteristik sosial ekonomi
mempengaruhi pendapatan petani jagung di daerah penelitian. Penentuan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu Kecamatan Sidamanik Kabupaten
Simalungun dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang petani dengan
menggunakan metode analisis model regresi linier berganda.
Dari hasil pengolahan data dan survei data di lapangan, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel atau karakteristik sosial ekonomi yang nyata
mempengaruhi pendapatan petani jagung di Kecamatan Sidamanik adalah
variabel umur, luas lahan dan status lahan. Sedangkan variabel pengalaman dan
jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata pada tinggat kepecayaan 95% atau
pada α 5%.Variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi pendapatan petani
adalah variabel luas lahan.
Saran dari penelitian tersebut bahwa peningkatan pendapatan petani
jagung di lokasi penelitian masih memungkinkan melalui penambahan luas lahan
usahatani serta mengelola usahatani tersebut seperti teknik pengolahan lahan para
petani yang bukan pemilik lahan agar lebih menguntungkan.
Thamrin, (2017), melakukan penelitian tentang Pengaruh Faktor Produksi
Terhadap Produksi Bawang Merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi
Universitas Sumatera Utara
9
bawang merah, mengetahui tingkat elastisitas faktor produksi budidaya bawang
merah dan mengetahui kelayakan budidaya bawang merah. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa secara simultan (serempak) produksi bawang merah
dipengaruhi oleh luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja sebesar 96%.
Hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) secara simultan variabel luas
lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
peningkatan produksi bawang merah karena F-hitung > F-tabel dengan tingkat
kepercayaan 95%, (2) secara parsial, ada tiga variabel yang mempengaruhi
produksi bawang merah, yakni luas lahan, bibit dan pestisida karena nilai t-hitung
> t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95%. Sementara variabel lainnya seperti
pupuk, dan tenaga kerja tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi daun
pisang batu karena t-hitung < t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, (3) dari
perhitungan nilai elastisitas diketahui bahwa faktor produksi luas lahan, bibit,
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja mempengaruhi produksi bawang merah pada
posisi increasing return to scale. (4) Hasil analisis pendapatan diketahui produksi
rata-rata sampel petani bawang merah adalah 826.67 kg/musim tanam, dengan
penerimaan per musim tanam rata-rata Rp.24,800,000/musim tanam, biaya
produksi yang dikeluarkan petani bawang merah rata-rata sebesar
Rp.8,824,256.67/musim tanam, sehingga pendapatan petani bawang merah per
musim tanam adalah Rp.15,975,743.33/musim tanam, dan (5) Berdasarkan
analisis kelayakan usaha dengan menggunakan RC dan BC Ratio sebesar 2,81 dan
1,81 sehingga dapat disimpulkan bahwa budidaya bawang merah di daerah
penelitian layak untuk diusahakan.
Soetiarso, T.A, W. (2011) melakukan penelitian tentang Keragaan
Pertumbuhan, Kualitas Buah, dan Kelayakan Finansial Dua Varieteas Cabai
Merah.Cabai merah merupakan komoditas unggulan yang banyak diusahakan
petani karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun demikian, dalam
pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala, baik kendala teknis maupun
ekonomis. Penelitian bertujuan mengkaji keragaan pertumbuhan, kualitas buah,
dan kelayakan finansial dua varietas cabai merah (Hot Chili dan Tanjung-2).
Universitas Sumatera Utara
10
Penelitian dilaksanakan tanpa menggunakan rancangan dan ulangan, dengan
luasan 2.500 m2 per perlakuan. Perlakuan yang diuji yaitu penggunaan varietas
cabai merah (Hot Chili dan Tanjung-2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hot
Chili menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman dan lebar kanopi, serta
produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Tanjung-2. Tingkat
kematangan buah Tanjung-2 lebih serempak, waktu panen lebih singkat (10 kali),
serta buahnya berwarna merah lebih menarik bila dibuat pasta. Tanjung-2 relatif
toleran terhadap serangan trips (Thrips parvispinus), kutudaun (Myzus persicae),
dan kutukebul (Bemisia tabaci), namun lebih rentan terhadap penyakit busuk
batang (Phytophthora capsici) dan layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Dari
segi kualitas, dengan ukuran panjang dan diameter buah yang hampir sama, bobot
buah Tanjung-2 lebih ringan (8,75 g) dibandingkan dengan Hot Chili (14,02 g),
tekstur buah yang lebih lembek (agak lentur) dapat menekan kerusakan selama
transportasi, serta lebih mudah untuk digerus. Kadar air buah Tanjung-2 lebih
rendah, sehingga menjadi lebih kental bila dibuat pasta.Secara teknis, produksi
Tanjung-2 lebih rendah dibanding Hot Chili. Penggunaan Hot Chili lebih
menguntungkan dengan memberikan tingkat pengembalian marjinal sebesar
165,76% dibandingkan dengan Tanjung-2. Produktivitas bukan satu-satunya
faktor pendorong adopsi teknologi. Dua faktor lain yang menjadi pertimbangan
petani di Kawali-Ciamis dalam mengadopsi teknologi cabai yaitu ketersediaan
modal kerja dan umur panen tanaman
2.2.1 Fungsi Produksi
Suatu persamaan yang menunjukkan hubungan ketergantungan (fungsional)
antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output
yang dihasilkan.
• Fungsi produksi secara matematis
Q = F (K,L,R,T)
Dimana Q = jumlah output ( hasil ), K = Modal ( kapital ), L = Tenaga kerja
( labour ) , R = Kekayaan ( raw material ) dan T = Teknologi
Universitas Sumatera Utara
11
Kalau misalnya Y adalah produksi, dan Xi adalah masukan i, maka besar kecilnya
Y juga bergantung dari besar kecilnya X1 , X2 , X3 , …, Xm yang dipakai.
Hubungan Y dan X secara aljabar dapat ditulis pada persamaan 1 sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3,..., Xm) .................................................................. (1)
Kalau persamaan 1 melibatkan m masukan, maka persamaan itu disebut fungsi
produksi dengan m- factor. Masukan X1, X2, X3, …, Xm dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu: (1) yang dapat dikuasai oleh petani seperti luas tanah, jumlah
pupuk, tenaga kerja dan lainnya, dan (2) yang tidak dapat dikuasai oleh petani
seperti iklim.
Hal ini tergantung dari penting tidaknya masukan itu terhadap produksi. Misalnya
masukan yang penting yang dapat dikontrol adalah X1, X2, X3, …, Xn dan
sisanya, (m- n) masukan Xn+1, Xn+2,…, Xm adalah masukan yang tetap, yang
tidak dapat dikontrol oleh petani atau yang tidak mempunyai pengaruh penting
terhadap besar kecilnya produksi. Dengan demikian fungsi produksi tersebut
dapat ditulis dalam persamaan.2 yaitu:
Y = f (X1, X2,..., Xn/ X11 +1,..., Xm)........................................................(2)
Kalau ada n variable masukan, maka persamaa 2 dapat ditulis pada persamaan 3
dibawah ini:
Y = f ( X1, X2,..., Xn)....................................................................... (3)
2.2.2 Fungi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan produksi (input)
dengan produksi (output). Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi
atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel satu
disebut variabel dependen (Y) dan yang lain disebut variabel independen (X).
Penyelesaian hubungan antara X dan Y adalah biasanya dengan cara
regresi, di mana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X. Dengan demikian
kaidah kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-
Universitas Sumatera Utara
12
Douglas (Soekartawi, 2003). Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai
berikut (Soekartawi, 2003):
Y = a X1b1
, X2b2
,……Xnbn
e u
Dimana:
Y= Variabel yang dijelaskan
X= Variabel yang menjelaskan
b1 … bn= Besaran yang akan diduga
e= Kesalahan (disturbance term)
Persamaan diatas sering disebut fungsi produksi Cobb-Douglas (Cobb
Douglas production function). Fungsi Cobb-Douglas diperkenalkan oleh Charles
W. Cobb dan Paul H. Douglas pada tahun 1920. Untuk memudahkan pendugaan
terhadap persamaan di atas maka persamaan tersebut diperluas secara umum dan
diubah menjadi bentuk linier dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut
(Soekartawi, 2003) yaitu:
LogY = Log a + b1 LogX1 + b2 LogX2 + ... + bn LogXn + e
Karena penyelesaian fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan
diubah bentuknya menjadi linier, maka persyaratan dalam menggunakan fungsi
tersebut antara lain (Soekartawi, 2003). Tidak ada pengamatan yang bernilai nol.
Sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui
(infinite).
Dalam fungsi produksi perlu diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan
tingkat teknologi pada setiap pengamatan. Tiap variabel X dalam pasar perfect
competition. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah
tercakup pada faktor kesalahan (e).
Hasil pendugaan pada fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien
regresi (Soekartawi, 2003). Jadi besarnya b1 dan b2 adalah angka elastisitas.
Jumlah dari elastisitas adalah merupakan ukuran returns to scale. Dengan
demikian, kemungkinan ada 3 alternatif, yaitu (Soekartawi, 2003).
Universitas Sumatera Utara
13
Decreasing returns to scale, bila (b1 + b2) < 1. Merupakan tambahan hasil
yang semakin menurun atas skala produksi, kasus dimana output bertambah
dengan proporsi yang lebih kecil dari pada input atau seorang petani yang
menggunakan semua inputnya sebesar dua kali dari semula menghasilkan output
yang kurang dari dua kali output semula.
Constant returns to scale, bila (b1 + b2) = 1. Merupakan tambahan hasil
yang konstan atas skala produksi, bila semua input naik dalam proporsi yang
tertentu dan output yang diproduksi naik dalam proporsi yang tepat sama, jika
faktor produksi di dua kalikan maka output naik sebesar dua kalinya.
Increasing returns to scale, bila (b1 + b2) > 1. Merupakan tambahan hasil
yang meningkat atas skala produksi, kasus di mana output bertambah dengan
proporsi yang lebih besar dari pada input. Contohnya bahwa seorang petani yang
merubah penggunaan semua inputnya sebesar dua kali dari input semula dapat
menghasilkan output lebih dari dua kali dari output semula.
Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah dikembangkan dengan
menggunakan lebih dari dua input (misal modal, tenaga kerja, dan sumber daya
alam atau modal, tenaga kerja produksi, dan tenaga kerja non produksi) (Salvatore
Dominick, 2005). Kelebihan fungsi Cobb-Douglas dibanding dengan fungsi-
fungsi yang lain adalah (Soekartawi, 2003):
Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan
dengan fungsi yang lain. Fungsi Cobb-Douglas dapat lebih mudah ditransfer ke
bentuk linier. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan
menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran
elastisitas.
Besaran elestisitas tersebut sekaligus juga menunjukkan tingkat besaran
returns to scale. Walaupun fungsi Cobb-Douglas mempunyai kelebihan-kelebihan
tertentu dibandingkan dengan fungsi yang lain, bukan berarti fungsi ini tidak
memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan yang dijumpai dalam fungsi Cobb-
Douglas adalah (Soekartawi, 2003):
Universitas Sumatera Utara
14
1. Spesifikasi variabel yang keliru
Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang
negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil. Spesifikasi yang keliru juga
sekaligus akan mendorong terjadinya multikolinearitas pada variabel independen
yang dipakai.
2. Kesalahan pengukuran variabel
Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang
dipakai sudah benar atau sebaliknya, terlalu ekstrim ke atas atau ke bawah.
Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
3. Bias terhadap manajemen
Variabel ini sulit diukur dalam pendugaan fungsi Cobb-Douglas, karena variabel
ini erat hubungannya dengan penggunaan variabel independen yang lain.
4. Multikolinearitas
Walaupun pada umumnya telah diusahakan agar besarnya korelasi antara variabel
independen diusahakan tidak terlalu tinggi, namun dalam praktek masalah
multikolinearitas ini sulit dihindarkan.
5. Data
a. Bila data yang dipakai cross section maka data tersebut harus mempunyai
variasi yang cukup.
b. Data tidak boleh bernilai nol atau negatif, karena logaritma dari bilangan nol
atau negatif adalah tak terhingga.
6. Asumsi
Asumsi-asumsi yang perlu diikuti dalam menggunakan fungsi Cobb- Douglas
adalah teknologi dianggap netral, artinya intercept boleh berbeda, tapi slope garis
peduga Cobb-Douglas dianggap sama. Padahal belum tentu teknologi di daerah
penelitian adalah sama. (http://abstraksiekonomi.blogspot.com)
Universitas Sumatera Utara
15
2.2.3 Biaya Produksi dan Pendapatan
Dalam penelitian ini, pendapatan yang digunakan adalah pendapatan
petani pemilik lahan. Menurut Sukirno (2002) bahwa pendapatan merupakan
balas jasa yang diterima atas keikutsertaan seseorang dalam proses produksi
barang dan jasa, pendapatan ini dikenal dengan nama pendapatan dari kerja
(Labour Income).
Selain pendapatan dari kerja, pekerja sering kali mendapatkan pendapatan
lain yang bukan merupakan balas jasa dari kerja, pendapatan bukan dari kerja ini
disebut nonlabour income. Pemanfaatan pekerja dapat dilihat dari pendapatan
yang diterima seseorang. Apabila seseorang mempunyai keterampilan tertentu,
misalnya diperoleh dari pendidikan atau latihan dan bekerja di suatu lapangan
usaha dan dalam lingkungan usaha tertentu, maka diharapkan akan diperoleh
pendapatan sebesar tertentu yang diperoleh dari pekerjaan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa pendapatan
sesorang tergantung pada keterampilan di bidang tertentu yang dapat diperoleh
dari pendidikan, latihan keterampilan, dan pengalaman bekerja pada bidang
tertentu. Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan dengan
tiga pendekatan yaitu (Sukirno,2002).
1) Pendekatan produksi (production approach), yaitu dengan menghitung semua
nilai produksi barang dan jasa akhir yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.
2) Pendekatan pendapatan (Income Approach), yaitu dengan menghitung nilai
keseluruhan balas jasa yang dapat di terima oleh pemilik faktor produksi dalam
suatu periode tertentu.
3) Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu pendapatan yang
diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat.
Konsep Biaya Produksi Menurut Alma (2000) biaya adalah setiap pengorbanan
untuk membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang yang bersifat
ekonomis rasional.
Universitas Sumatera Utara
16
Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh mengandung unsur pemborosan sebab
segala pemborosan termasuk unsur kerugian, tidak dibebankan ke harga pokok.
Jenis dan perilaku biaya merupakan elemen kunci dalam proses penganggaran,
terutama menyangkut tanggung jawab manager. Biaya dapat dibagi menjadi tiga
(3) yaitu :
1) Biaya Variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan tingkat
aktivitas yang ada, misalnya komponen penjualan menurut metode komisi
langsung.
2) Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat aktivitas yang
ada tetapi tidak dalam propasi langsung.
3) Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berpengaruh oleh perubahan aktivitas tetapi
bersifat konstan selama periode tertentu.
Biaya juga dapat dikelompokkan menjadi:
1) Biaya langsung, yaitu biaya yang langsung dibebankan pada aktivitas atau
bagian tertentu dari organisasi.
2) Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak dapat dikaitkan dengan produk
tertentu.
Hubungan antara biaya produksi dengan pendapatan bahwa biaya produksi
berpengaruh negatif terhadap pendapatan/penghasilan petani. Oleh karena itu
biaya produksi harus dioptimalkan agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Menurut Sukirno (2002), untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh
dapat diketahui dengan rumus :
TR = P .Q
Keterangan :
TR = Total Revunue/ Total Penerimaan (Rp) TR yaitu penerimaan seluruhnya
yang diterima oleh produsen dari hasil penjualan.
P = Harga Produk (Rp/unit)
Universitas Sumatera Utara
17
Q = Jumlah Produk yang dijual (Kg)
Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi dapat dihitung dengan
rumus:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Total Cost / biaya Total (Rp) yaitu jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan produksi.
TFC = Total Fixed Cost / Total BiayaTetap (Rp) yaitu biaya yang besarnya tidak
terpengaruh oleh jumlah barang yang diproduksi.
TVC = Total Variable Cost / TotalBiayaVariabel (Rp) yaitu biaya yang besarnya
tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan
Menurut Boediono (1992), pendapatan dihitung dengan cara mengurangkan total
penerimaan dengan total biaya, dengan rumus sebagai beriku
I = TR –TC
Keterangan :
I = Income (Pendapatan)
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) yaitu penerimaan seluruhnya yang
diterima oleh produsen dari hasil penjualan.
TC = Total Cost (Total Biaya) yaitu jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi.
2.2.4 Penghasilan Bersih Usahatani.
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat
ditempat itu yang deperlukan untuk produksi pertanian tumbuh, tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan diatasnya dan sebagainya (Mubyarto, 1989).
Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai
nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
yang tidak dijual.
Universitas Sumatera Utara
18
Pengeluaran total usaha tani (total farm expenses) didefinisikan sebagai nilai
semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi
tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pengeluaran total usaha tani terdiri
dari pengeluaran tidak tetap dan pengeluaran tetap.
Pengeluaran tidak tetap (variable cost atau direct cost) didefinisikan sebagai
pengeluaran yang digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan jumlahnya
berubah kira-kira sebanding dengan besarnya produksi tanaman atau ternak
tersebut.
Pengeluaran tetap (fixed cost) ialah pengeluaran usahatani yang tidak bergantung
kepada besarnya produksi. Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai
dan tidak tunai. Jadi, nilai barang dan jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar
dengan benda atau berdasarkan kredit harus dimasukkan sebagai pengeluaran.
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut
pendaptan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diinvestasikan ke dalam usahatani.
Barangkali ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani kecil
ialah penghasilan bersih usahatani (net farm earnings). Angka ini diperoleh dari
pendapatan bersih usahatani dengan mengurankan bunga yang dibayarkan kepada
modal pinjaman.
2.2.5 Kerangka Pemikiran
Menurut (Sugiyono 2012) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang
hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Variabel able dependen atau variabel terikat (Y). Variabel
independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).
Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012).
Universitas Sumatera Utara
19
Gambar 2. Skema Kerangka Penelitian
Faktor produksi usahatani wortel terdiri dari tenaga kerja, luas lahan,
pupuk dan pestisida. Sumber tenaga kerja dari dalam keluarga dan luar keluarga.
Biaya usahatani terdiri dari biaya variable dan biaya tetap. Biaya variable terdiri
dari pembelian input dan pembayaran upah tenaga kerja, sedangkan biaya tetap
yang dihitung adalah penyusutan. (Soekartawi, 2011).
Skema kerangka penelitian menjelaskan, usahatani wortel dipengaruhi
oleh faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, obat-obatan, dan pupuk. Kenaikan
dalam faktor produksi akan mempengaruhi pertambahan produksi. Harga produksi
akan mempengaruhi penerimaan usahatani wortel. Total biaya adalah hasil antara
Usahatani wortel
Total Biaya
Produksi
Harga Produksi
Penerimaan
Pendapatan
Faktor Produksi.
1. Luas Lahan.
2 Pupuk.
3. Obat-obatan.
4. Tenaga kerja
Harga
Input
Universitas Sumatera Utara
20
penggunaan faktor produksi dengan harga input. Pendapatan usahatani wortel
merupakan selisih penerimaan dengan total biaya.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja, yaitu di Kabupaten Karo,
karena kabupaten ini merupakan sentra produksi hortikultura di propinsi Sumatera
Utara. Kecamatan Simpang Empat merupakan sentra produksi wortel di
Kabupaten Tanah Karo.
Kabupaten Karo adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kabanjahe. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 2.127,25 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 500.000 jiwa
(PPL BPP Tigapancur). Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit
Barisan Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari kota Medan, ibu kota
Provinsi Sumatera Utara.
Jumlah penduduk di kecamatan Simpang IV adalah sebanyak 19.854 jiwa. 5.730
KK dan masyarakat terdiri dari Suku Karo 95%, Tapanuli 4%, Jawa 0,5% lain-
lain 0,5 % . (Desa BPP, Kantor Camat Statistik).
Menurut Dinas Pertanian Tk. I Sumatera Utara, Kabupaten Karo
merupakan daerah penghasil wortel terbesar di Sumatera Utara, yaitu dengan luas
lahan panen 2.523 Ha dan total produksi 65.174 ton. Kecamatan yang
mengusahakan tanaman wortel di Kabupaten Karo ada enam kecamatan. Diantara
kecamatan tersebut yang menjadi salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten
Karo adalah Kecamatan Simpang Empat. Desa yang mengusahakan wortel
terbesar di Kecamatan Simpang Empat adalah Desa Surbakti dengan jumlah
usahatani wortel 443 dan luas lahan 536, di desa Surbakti.
3.2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan,
Universitas Sumatera Utara
22
(Maret-April), 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang
meliputi penyajian dalam bentuk tesis dan proses bimbingan berlangsung
3.3 Populasi dan Sample
.
Populasi petani adalah petani wortel de desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat.
Jumlah petani wortel, 443 petani.
Besar sampel penelitian di rumus Slovin.
n= adalah jumlah sampel minimal
N= Populasi
e= Error margin
n=443/(1+(443x0,01))
n= 443/(1+4,43)
n= 443/5,43
n= 82
Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 443 populasi pada margin of
error 10% adalah sebesar 82.
Jika di lihat dari pengertian metode pengumpulan data menurut ahli metode
pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan,
kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo,
2002).
Universitas Sumatera Utara
23
Metode ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh
melalui wawancara, dengan menggunakan Kuesioner (Daftar Pertanyaan).
Sedangkan Data Sekunder melalui data yang sudah dipublikasi oleh BPS.
3.4 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan fungsi produksi Cobbs-Douglas
Y=a0LPa1
Fa2
Pa3
Tka4
LnY= lna0 + a1 lnLP + a2 lnF + a3 lnP + a4 lnTK + μ
Dimana :
LnY = Produksi wortel (kg).
LP = Luas Panen (ha).
F = Jumlah Pupuk (kg).
P = Jumlah pestisida (liter).
TK = Jumlah Tenaga Kerja (HKP).
a1,..,a4 = Besaran yang akan diduga
µ = Unsur sisa (galat)
3.4.1 Metode analisa Asumsi klasik.
3.4.2. Uji Normalitas
∑
= Nilai
= Nilai Observasi
Universitas Sumatera Utara
24
= Nilai expected/ harapan, luasan interval kelas berdasarkan table normal
dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)
N= Banyak angka pada data (total frekuensi)
3.4.3. Uji Heteroskedastisitas (Glesjer)
=nilai absolut residual persamaan yang diestimasi
=variabel penjelas
= unsur gangguan
3.4.4. Uji Autokorelasi (Durbin-Wartson)
∑ ∑
=nilai d
=nilai residu dari persamaan regresi periode t
=nilai residu dari persamaan regresi periode t-1 (Situmorang H. Syafrizal,
2008, Analisis Data Penelitian, USU press)
3.4.5. Uji Multikolinearitas.
X1 = Pendapatan tahun
X2 = Pendapatan bulan
3.4.6. Rumus T hitung
t hitung =
√ ⁄
Universitas Sumatera Utara
25
Keterangan
= rata-rata hitung
= rata-rata hipotesis
= standard deviasi sample
= banyak sample
3.4.7. Rumus Uji F
F hitung=
= Koefisien Determinasi
= jumlah data atau kasus
= jumlah variabel independen
3.5. Defenisi Operasional Variabel
1. Hortikultura dalam penelitian ini usahatani wortel. Wortel adalah
komoditi yang penting kepada Kecamatan Simpang Empat, khusus desa
Surbakti. Karena wortel menjadi sumber keuangan desa tersebut, petani di
kecamatan itu sudah ada skill, dan pengalaman dalam hortikultara wortel
yang sangat mempengaruhi hasil produksi wortel.
2. Produksi wortel di Desa Surbakti dijual melalui agen.
3. Harga pupuk dinilai berdasarkan harga pupuk saat penelitian dilaksanakan
dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram.
4. Harga obat-obatan (pestisida) dinilai berdasarkan harga obat-obatan
(pestisida) saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam rupiah per
liter.
5. Harga wortel dihitung berdasarkan harga pasar (Rp/Kg).
6. Penelitian dilakukan untuk satu musim tanam Januari-Maret 2019.
7. Tenaga kerja dikonversikan ke dalam tenaga kerja yang diukur dalam
satuan hari orang kerja (HOK),
Universitas Sumatera Utara
26
8. Upah tenaga kerja dinilai berdasarkan upah per hari orang kerja saat
penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam rupiah per HOK
9. Produksi Wortel adalah jumlah hasil tanaman yang dihasilkan dalam satu
musim tanam (satu kali proses produksi) yang diukur dalam satuan
kilogram (Kg).
10. Luas Lahan (Ha), adalah areal/tempat yang digunakan untuk melakukan
usahatani diatas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan hektar (ha).
11. Jumlah pupuk (kg), adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani
wortel diukur dalam satuan kilogram.
12. Jumlah pestisida (liter), adalah jumlah obat-obatan (pestisida) yang
digunakan dalam usahatani wortel diukur dalam satuan liter.
13. Jumlah tenaga kerjar, adalah semua tenaga kerja yang digunakan dalam
usahatani wortel baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian.
Desa Surbakti berada di Kabupaten Karo dan termasuk ke dalam
kecamatan Simpang Empat yang merupakan salah satu desa tua. Awal mula
terbentuknya desa Surbakti, berawal dari pendiri desa atau dalam bahasa Karo
disebut Simanteki Kuta adalah marga Karo Karo Surbakti. Karo-Karo Surbakti
yang mendiami desa tersebut membagi 4 bagian dalam wilayah tempat mereka
tinggal atau dalam bahasa karonya ialah Kesain, yaitu : Kesain Surbakti Rumah
Lige, Kesain Surbakti Rumah Suah, Kesain Surbakti Rumah Jahe, Kesain Ginting
Rumah page/Suka pengulun.
Seperti pada penjelasan di atas Masyarakat di Desa Surbakti mayoritas
bersuku Karo dan yang membentuk atau Simanteki Kuta juga adalah suku Karo
sendiri. Seiring perkembangan zaman dalam perjalanan waktu, masyarakat di desa
Surbakti pun semakin bertambah dengan adanya perkawinan dari daerah desa lain
dan dengan datangnya masyarakat dari desa lain ataupun suku lain walaupun
dalam jumlah yang tidak terlalu besar.(http://repository.usu.ac.id)
4.2 Kondisi Umum Masyarakat di Desa Surbakti
Seperti pada penjelasan di atas Masyarakat di Desa Surbakti mayoritas
bersuku Karo dan yang membentuk atau simanteken kuta juga adalah suku Karo
sendiri. Seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman, penduduk di Desa
Surbakti juga semakin bertambah dengan datangnya suku-suku lain walaupun
dalam jumlah yang tidak terlalu besar. (http://repository.usu.ac.id)
4.3 Geografis Desa Surbakti
Universitas Sumatera Utara
28
Desa Surbakti adalah salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Berjarak ± 1 km arah barat dari
Kantor Camat Simpang Empat, dan berjarak ± 7 Km ke Ibu Kota Kabupaten yaitu
Kota Kabanjahe, dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan
dengan Desa Perteguhan Kecamatan Simpang Empat, sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat, sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat (Tim Penyusun
RKPDES Surbakti, 2010-2014).
Desa Surbakti termasuk ke dalam wilayah dataran tinggi yaitu berada pada
ketinggian antara ± 1.000 m s/d 1.300 m diatas permukaan laut. Curah hujan rata-
rata per tahun adalah 2.000 mm s/d 3.000 mm,dan suhu temperaturnya adalah
16ºc s/d 27ºc. Luas areal desa Surbakti adalah 825 Ha, dengan perincian sebagai
berikut.
Tabel 2. Luas lahan Desa Surbakti
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) %
1. Pertanian/Perladangan 595 77,70
2. Perumahan/Permukiman 10 1.30
3. Sawah/Perikanan 60 7,84
4. Jalan umum/Jalan dusun 100 13,07
Total 765 100
Dari data tahun 2018, tercatat jumlah penduduk Desa Surbakti sebanyak
2.241 jiwa. Yang terdiri atas 1.101 jiwa laki-laki dan 1.140 jiwa perempuan.
Dihitung berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) Desa Surbakti dihuni oleh
669.( Kantor Camat Statistik)
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan umur produktif dan
Pendidikan
Berdasarkan Umur Produktif Berdasarkan Pendidikan
Umur Produktif
17-50 51-56
L P L P Jumlah SD SMP SMA PT Jumlah
310 295 270 331 1.206 326 225 220 200 971
Sumber Kantor camat Kaban Jahe
Tabel 3 menujukan penduduk berusia umur produktif antara 17-50 (605),
hampir seimbang dengan usia 51-56 (601), berarti tenaga produktif di desa
Surbakti dalam 2018. Tenaga kerja desa perlu diisi kembali sehingga melalui
tenaga kerja tambahan ini, produktivitas dapat meningkat. Tingkat sekolah telah
memuaskan meskipun sedikit yang memiliki kesempatan untuk mengambil kursus
tingkat yang lebih tinggi.
4.4 Sistem kekerabatan.
Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut sistem
kekerabatan Patriliniel, seperti halnya yang dianut suku Batak lainnya
(Simalungun, Toba, Mandailing, Pakpak/Dairi). Dalam sistem kekerabatan ini,
setiap anak yang lahir dalam sebuah keluarga, baik laki-laki maupun perempuan,
dengan sendirinya akan mengikuti garis keturunan atau marga dari ayahnya.
Dengan demikian yang dapat meneruskan marga atau silsilah ayahnya
adalah anak laki-laki. Sehingga apabila seorang anak perempuan menikah, maka
anak-anak yang dilahirkannya akan mengikuti marga suaminya. Hal ini yang
membuat kedudukan seorang anak laki-laki sangat penting dalam masyarakat
Karo. Demikian jugalah masyarakat Karo di Desa Surbakti, menganut paham ini
dalam sistem kekerabatannya.
Universitas Sumatera Utara
30
Sistem kekerabatan ini didukung dengan prinsip rakut sitelu yang terdiri
dari tiga dasar. Keterkaitan ketiga pancangan ini mengibaratkan kedudukan orang
– orang Karo di dalam kebudayaannya, yaitu: senina, anak beru dan kalimbubu.
Senina adalah orang-orang yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Se berarti
satu, nina berarti kata atau pendapat. Senina juga dapat diartikan sebagai orang
yang bersaudara dan memiliki marga yang sama. Anak beru berarti anak
perempuan dan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Karo dikenal sebagai
kelompok yang mengambil istri dari keluarga (marga) tertentu. Kalimbubu adalah
kelompok pemberi dara bagi keluarga (marga) tertentu. Dalam kehidupan
seharihari sering juga disebut dibata ni idah (Tuhan yang kelihatan), karena
kedudukannya sangat dihormati dalam kebudayaan masyarakat Karo.
Selain itu marga juga adalah suatu dasar penyusunan sistem kekerabatan
bagi masyarakat Karo. Apabila seseorang berkenalan dan menyebutkan marganya,
mereka bisa langsung ertutur (tata cara seseorang berkenalan/berbicara yang
berkaitan dengan silsilah dan sistem kekerabatan) diantara mereka. Biasanya
apabila seseorang berkenalan dengan pria lain yang ternyata satu marga
dengannya, maka diantara kedua orang ini akan terjalin sebuah rasa persaudaraan
dengan sendirinya. Marga juga memiliki peranan penting dalam mengatur
hubungan kekeluargaan yang di sebabkan perkawinan dan hubungan darah (garis
keturunan). Sesuai dengan sistem kekerabatan patriliniel dan prinsip rakut sitelu,
maka orang Karo (baik pria maupun wanita) yang se-marga tidak boleh menikah
karena mereka memiliki ikatan satu marga. Karena itu seorang pria Karo
dianjurkan untuk menikah dengan wanita yang se-beru dengan ibunya ataupun
wanita lain dengan beru lain yang tidak sama dengan marga-nya sendiri.
(http://repository.usu.ac.id)
4.5 Mata Pencarian dan Kondisi Perekonomian.
Sebagai masyarakat yang hidup dan sudah menetap di sebuah desa yang
sudah memiliki akses keluar dengan beberapa kota seperti Berastagi, Kabanjahe,
Medan dan juga kota-kota besar lainnya masyarakat desa Surbakti berpeluang
untuk mengembangkan usaha di berbagai bidang baik dalam bidang perdagangan,
Universitas Sumatera Utara
31
perndidikan, kesehatan dan terutama dalam bidang pertanian. Keadaan ini
membuat sistem mata pencarian mereka juga beragam, akan tetapi masyarakat
desa surbakti umumnya bematapencaharian sebagai petani.
Hal ini didukung oleh keadaan alam dan lahan yang subur dan juga
tersedianya lahan yang cukup untuk bercocok tanam, baik itu tanaman muda dan
juga tanaman tua. Hasil dari tanaman muda dan tanaman tua ini biasanya dikirim
ke kota-kota besar seperti Batam, Bandung, Medan, Jakarta dan kota-kota lainnya.
(http://repository.usu.ac.id)
Tabel 4. Data jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
Mata Pencarian Penduduk
Desa Jumlah KK
Petanian Buruh
tani
Wiraswasta Industri
Rumah
Tangga
PNS/
ABRI
Pensium
(orang)
625 1.189 75 25 0 57 -
Sumber Kantor camat Statistik 2018 (Kaban Jahe)
Tabel di atas menujukan Mata Pencarian Penduduk di Desa Surbakti, dimana kita
lihat, meskipun tidak ada Industri Rumah Tangga tetapi ada orang semangat
menjadi wiraswasta, memberikan kesempatan untuk pengembangan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Pendapatan Usahatani Wortel di Desa Surbakti
5.1.1 Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Wortel di Desa Surbakti
Jumlah petani responden di Desa Surbakti yang menjadi pemilik lahan
sendiri, yaitu 61 petani sedangkan 21 petani mengunakan lahan melalui kontrak
atau sewa. Luas lahan usahatani wortel paling kecil adalah 500 meter dan yang
paling besar 3 hektar. Sarana produksi untuk usahatani wortel yang digunakan
petani yaitu bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Frekwensi pemberian
pupuk di desa Subakti 2 atau 3 kali sekali panen.
Tabel 5. Sarana Produksi Pupuk untuk Usahatani Wortel
No. Jenis Pupuk Jumah pupuk per
Petani
Jumlah pupuk per
Ha
1 Urea (Kg) 5,36 7,66
2 TSP (Kg) 44,80 64,04
3 KCL (Kg) 72,70 103,92
4 Amapos (Kg) 48,95 69,96
5 Mutiara (Kg) 22,89 32,72
6 Hidrokomplek (Kg) 48,73 69,66
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 5. Menunjukkan jumlah pupuk per petani dan per hektar untuk
usahatani wortel. Jumlah pupuk per petani paling rendah adalah urea sebesar 5,36
kg atau per hektar sebesar 7,66 kg, sedangkan teringgi adalah KCL dimana
jumlah KCL per petani sebesar 72,70 atau 103, 92 kg per hektar. Jumlah pupuk
urea per hektar untuk usahatani wortel lebih rendah dari jumlah pupuk urea per
hektar yang direkomendasikan yaitu 100 kg/ha, demikian juga untuk pupuk TSP
per hektar dibawah 100 kg/ha. Waktu pemberian pupuk susulan dilakukan
bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur
1 bulan (https://simdos.unud.ac.id). Demikian juga pemberian pupuk Mutiara per
hektar lebih rendah dari dosis anjuran yaitu 200 kg/Ha.
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 6. Sarana Produksi Pestisida untuk Usahatani Wortel
No Jenis Obat-obatan Jumlah Obat per
petani
Jumlah obat per
Ha
1 Fungisida (ml) 1.695,42 2.423,30
2 Pestisida (ml) 1.097,86 1.569,19
3 Insetisida (ml) 1.019,81 1.457,64
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 6. Menunjukkan jumlah obat per petani palin rendah adalah insektisida
sebesar 1.019.81 ml dan jumlah inseksida per hektar sebesar 1.457,64 ml.
Penggunaan obat-obatan terbesar yaitu fungisida sebesar 1.695,42 ml dan per
hektar sebesar 2.423,30 ml.
Tabel 7. Penggunan Tenaga Kerja untuk Usahatani Wortel
No Aktivitas Tenaga Kerja
Petani (hari)
Tenaga Kerja per
Ha (hari)
1 Mempersiapkan lahan 11.79 16.85
2 Menanam 10.03 14.34
3 Memupuk 8.07 11.53
4 Merawat 10.36 14.81
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 7. Menunjukkan aktivitas tenaga kerja per petani paling rendah adalah
memupuk sebesar 8.07 hari dan biaya memupuk per hektar jumlah sebesar 11.53
hari. Mempersiapkan lahan adalah aktivitas dimana invetasi biaya per petani
sebesar 11.79 dan biaya per hektar 16.85. Petani pemilik menjual produksinya
kepada pedagang perantara, berarti kegiatan memanen oleh pedagang perantara.
Universitas Sumatera Utara
34
5.1.2 Biaya Produksi untuk Usahatani Wortel
Harga pupuk untuk Urea, TSP, KCL masing-masing yaitu Rp 2.200/kg,
Rp 6.000/kg dan Rp 6.000/kg. Sedangkan Amapos, Mutiara dan Hidrokomplek,
masing-masisng Rp 4.200/kg, Rp 8.500/kg dan Rp 9.000/kg.
Tabel 8. Biaya Pengeluaran Untuk Pupuk
No. Jenis Pupuk Biaya Petani (Rp) Biaya per Ha (Rp)
1 Urea 11.804,88 16.872,93
2 TSP 268.829,26 384.242,63
3 KCL 436.243,90 623.531,46
4 Amapos 205.595,12 293.860,90
5 Mutiara 194.618,90 278.172,38
6 Hidrokomplek 438.640,24 626.956,59
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 8. menunjukkan bahwa biaya pupuk terendah untuk kegiatan usahatani
wortel yaitu pupuk urea sebesar Rp 11.804,88, per petani atau Rp 16.872,93 per
hektar, sedangkan biaya pengeluaran yang tertinggi adalah pupuk hidrokomplek,
dimana per petani sebesar Rp 438.640,24 atau Rp 626.956,59 per hektar.
Meskipun jumlah penggunaan pupuk hidrokomplek per petani atau per hektar
lebih rendah dari pupuk KCL, tetapi biaya pengeluaran per petani atau per hektar
hidrokomplek lebih tinggi dari biaya pengeluaran untuk KCL karena harga pupuk
hidrokomplek lebih tinggi dari harga pupuk KCL.
Harga Inseksida, pestisida dan fungisida di Desa Surbakti berkisar antara Rp
130.000 sampai Rp 200.000 per liter. Frekwensi penggunaan obat-obatan
(pestisida, insektisida dan fungisida) di Desa Surbakti sebanyak tiga kali.
Tabel 9. Biaya pengeluaran untuk Obat-obatan
No Jenis Obat-obatan Biaya Petani Biaya Per Ha
1 Pestisida 254.314
363.496
2 Insektida 142.722,6
203.996
3 Fungisida 203.963,41
291.529
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 9. menunjukkan bahwa biaya pengeluaran terendah untuk obat-obatan
adalah untuk insektisida yaitu Rp 142.722,6 per petani atau Rp 203.996 per
hektar, sedangkan biaya pengeluaran tertinggi untuk obat-obatan adalah pestisida,
yaitu Rp 254.314 per petani atau Rp 363.496 per hektar.
Tenaga kerja petani Desa Surbakti mayoritas orang dari luar keluarga
petani, Kegiatan bekerja di Desa Subakti dikenal dengan kata “Aron,” dimana
upah aron sehari adalah sebesar 100.000 (Seratus ribu rupiah). Upah per hari di
Desa Surbakti tidak berbeda untuk kegiatan mempersiapkan lahan, menanam,
memupuk dan merawat tanaman. Pada umumnya, peralatan untuk kegiatan
usahatani wortel dipersiapkan oleh tenaga kerja upahan.
Tabel 10. Biaya Tenaga Kerja untuk Usahatani Wortel
No Aktivitas Total Cost bekejar
per Petani (Rp)
Total Cost bekejar
per Ha (Rp)
1 Mempersiapkan lahan 1.179.268,29 1.685.549.93
2 Menanam 1.003.658.53 1.434.547.67
3 Memupuk 807.317.07 1.153.913.19
4 Merawat 1.036.585.36 1.481.610.59
5 Total 4.026.829.26 5.755.621.40
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 10. menujukkan biaya tenaga kerja per petani terendah adalah memupuk
sebesar Rp 807.317.07, atau Rp 1.153.913,19 per hektar, sedangkan biaya tenaga
kerja per petani tertinggi adalah kegiatan mempersiapkan lahan yaitu Rp
1.179.268,29 atau Rp 1.685.549,93 per hektar. Biaya total tenaga kerja per petani
sebesar Rp 4.026.829,26 atau Rp 5.755.621,40 per hektar.
Tabel 11. Biaya Produksi Total Usahatani Wortel
No Komponen Pengeluaran Biaya per Petani (Rp) Biaya per Ha
(Rp)
1 Benih 1.593.170,732 2.277.148,335
2 Pupuk 1.117.092,073 1.596.680,321
3 Obat-obatan 601.000 859.020
4 Tenaga Kerja 4.026.829,268 5.755.621,59
5 Biaya Produksi 7.338.092,07 10.488.470,45
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 11. Menunjukkan bahwa data penyusutan alat dan pajak tanah tidak
ada dalam perhitungan. Biaya pajak lahan per hektar di Desa Surbakti sebesar Rp
100.000. Pada umumnya peralatan yang dimiliki oleh petani adalah alat semprot,
sedangkan peralatan usahatani yang digunakan untuk kegiatan usahatani wortel
dimiliki oleh tenaga kerja upahan (luar keluarga).
Komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani untuk usahatani wortel adalah
biaya tenaga kerja sebesar Rp 5.755.621,59 per hektar sedangkan yang terendah
adalah biaya pengeluaran untuk obat-obatan sebesar Rp 859.020 per hektar. Total
biaya produksi untuk kegiatan usahatani wortel yaitu Rp7.338.092,07 per petani
atau Rp 10.488.470,45 per hektar.
5.1.3 Pendapatan Usahatani Wortel
Penerimaan petani dari usahatani wortel merupakan hasil perkalian
produksi wortel dengan harga wortel per kg. Produksi wortel per petani 18,08 ton
atau 25,84 ton per hektar. Harga jual petani ke pedagang Rp 2.000 per kg,
sehingga penerimaan per petani sebesar Rp 36,20 juta atau Rp 51,75 juta per
hektar. Penerimaan petani dari usahatani wortel meningkat dengan kenaikan
produksi wortel.
Tabel 12. Pendapatan Usahatani Wortel
No Variabel Per Petani Per hektar
1 Produksi (Ton) 18.08 25.84
2 Harga (Rp/Kg) 2.000 2.000
3 Penerimaan
(Juta/Rupiah)
36.20 51.75
4 Biaya Produksi
(Rupiah)
7.338.092,07 10.488.470,45
5 Pendapatan
(Rupiah)
28.871.664,02 41.266.802,34
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 12 menunjukkan bahwa pendapatan usahatani wortel adalah selisih
penerimaan dengan biaya produksi untuk usahatani wortel. Pendapatan per petani
dari usahatani wortel sebesar Rp 28.871.664,02 atau Rp 41.266.802,34 per hektar.
Universitas Sumatera Utara
37
Hasil pendapatan yang dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu.
5.2 . Uji Asumsi
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribuisi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribuisi
normal, yakni distribuisi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan. (Situmorang, 2008).
5.2.1 . Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)
Uji Kolmogovov- Smirnov untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari
populasi yang berdistribuisi normal atau tidak.(Gio, 2013). Hasil uji normalitas
disajilan pada tabel 13.
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test
Keterangan N Asymp. Sig (2-tailed)
Unstandarduzed residual 62 0,200
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Pada Tabel 13 terlihat nilai Asymp sig sebesar 0,200 dan nilai signifikan sebesar
0.05. Hal ini menujukkan variabel residual berdistribusi normal.
5.2.2. Uji Heteroskedastisitas (Glejser Test)
Uji Glejser Test untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang
sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya
terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama
dikatakan terjadi heteroskedastisitas.( Situmorang, 2008). Hasil uji
Heteroskedastisitas para Tabel 14.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 14. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser Test)
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Tabel 14. Menujukkan seluruh variabel bebas memiliki tingkat signifikan lebih
besar dari 0,05 hal ini menujukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, tidak terjadi
Heteroskedatisitas dalam model.
5.2.3. Uji Multikolinearitas.
Uji Multikolinearitas merupakan suatu kejadian di mana terjadi korelasi atau
hubungan yang bersifat linier di antara variabel-variabel bebas. Hubungan linier
yang terjadi di antara variabel-variabel bebas dapat berupa hubungan linier yang
bersifat sempurna atau hubungan linier yang bersifat kurang sempurna.(
Situmorang, 2008). Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 15.
Model T Sig.
(Constant) .786 .436
LnX1 (Luas Lahan) -.241 .810
LnX3 (Inseksida) .715 .478
LnX4 (Fungisida) .351 .727
LnX5 (Tenaga Kerja) -.138 .891
LnX9 (Amapos) .896 .374
LnX11(Hidrokomplek) -.845 .402
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 15. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Lnx1 (Luas Lahan) .509 1.965
Lnx3 (Insetsida) .911 1.097
Lnx4 (Fungisida) .939 1.065
Lnx5 (Tenaga Kerja) .530 1.887
Lnx9 (Amapos) .870 1.149
Lnx11 (Hidrokompleks) .875 1.143
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolineritas. VIF ≤ 5 maka tidak
terdapat multikolineritas. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan
multikolineritas Tolerance ≥ 0,1 maka tidak terdapat multikolienaritas.
Oleh karena nilai VIF lebih kecil 5 ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.
5.2.4 Uji Kebaikan Model.
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai actual dapat diukur berdasarkan
Godness of fit-nya yaitu nilai R2 atau koefisien derterminasi. Koefisien
determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel independent. Nilainya adalah 0-1. Semakin mendekat nol berarti
model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya
semakin mendekat satu model semakin baik. ( Situmorang, 2008). Hasil Uji
koefisient determinasi dilihat pada Tabel 16.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 16. Uji R²
R R²
Adjusted R
Square F Sig.
.965a .932 .924 125.164 .000c
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019)
Bedasarkan hasil diperoleh nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,965, dan
nilai koefisien derterminasi (R Square) adalah sebesar 0,932.Hal ini menujukkan
bahwa 93,2% variasi variabel bebas pupuk (amapos, hidrokomplek), obat-obatan
(fungisida, Inseksida), luas lahan dan tenaga kerja telah mampu menjelaskan
variasi variabel terikat produksi. Sedangkan sisanya 6,8% dapat dijelaskan oleh
variabel lain yang belum dimasukkan ke dalam model.
Untuk menguji apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak digunakan
statistic F (Uji F). Jika tingkat signifikansi di bawah sebesar 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
Tabel 16 menujukkan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 125,164 dengan tingkat
siginifikansi sebesar 0,000. Tingkat signigikansi sebesar 0,000 (< 0,05)
menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. Ini berarti
secara serempak variabel bebas, pupuk (amapos, hidrokompleks), obat-obatan
(insetisda dan fungisida), luas lahan dan tenaga kerja, berpengaruh nyata terhadap
variabel produksi wortel. Variabel bebas X mempengaruhi variabel terikat Y
secara linear atau terdapat hubungan linier antara variabel bebas X dengan
variabel terikat Y, sehingga model regresi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengestimasi variabel terikat Y.
Universitas Sumatera Utara
41
5.3. Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Wortel.
Hasil uji terhadap asumsi menunjukkan tidak terjadi pelanggaran sehingga
dilanjutkan dengan pendugaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi wortel. Koefisien pada Tabel 17 menunjukkan elastisitas produksi.
Tanda masing-masing koefisien variabel independen adalah positip. Tabel 17
menunjukkan seluruh variabel bebas memiliki tingkat signifikansi lebih kecil dari
pada sebesar 0,05 kecuali variabel hidrokomplek.
Tabel 17. Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi
Wortel.
Model Coeffisien t Sig.
(Constant) 7.347 .000
Lnx1 (Luas Lahan) 0,834 16.573 .000
Lnx3 (Insetsida) 0,020 1.969 .054
Lnx4 (Fungisida) 0,057 2.709 .009
Lnx5 (Tenaga Kerja) 0,155 2.855 .006
Lnx9 (Amapos) 0,032 2.559 .013
Lnx11 (Hidrokompleks) 0,006 .445 .658
Sumber Hasil Penelitian (Data diolah 2019).
Dari Table 17. Fungsi produksi wortel di daerah Simpang Empat desa Surbakti,
merupakan sebagai rumus berikutnya.
LnY= b0+X10,834
+ X30,020
+X40,057
+ X50,155
+X90,032
+X110,006
Ln Y =2.209 + 0.834 X1+ 0.020X3 + 0.507 X4 + 0.155X5 + 0.032 X9+ 0.0006 X11; R2 = 0.932
(0.050) (0.010) (0.021) (0.054) (0.013) (0.013)
Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Wortel ditunjukkan
pada Tabel 17. Koefisen luas lahan sebersar 0,834 menunjukkan jika lahan
diperluas sebesar 1%, produksi akan meningkat sebesar 0,834 %. Luas lahan
berpangaruh nyata terhadap produksi. Koefisien insektisida sebesar 0,020
Universitas Sumatera Utara
42
menujukkan jika inseksita bertambah 1%, produksi akan meningkat sebesar 0,020
%. Inseksida tidak berpangaruh nyata terhadap produksi
Koefisien inseksida sebesar 0,057 menunjukkan jika fungisida bertambah 1%,
produksi akan meningkat sebesar 0,057%. Fungisida berpangaruh nyata terhadap
produksi. Koefisen tenaga kerja sebersar 0,155 menunjukkan jika tenaga kerja
bertambah 1%, produksi akan meningkat sebesar 0,155%. Tenaga kerja
berpangaruh nyata terhadap produksi.
Koefisen amapos sebesar 0,032 menujukkan jika amapos sebesar 1% produksi
akan meningkat sebesar 0,032 %. Amapos berpangaruh nyata terhadap produksi.
Koefisen hidrokomplek sebesar 0,006 menujukkan jika hidrokompleks sebesar
1% produksi akan meningkat sebesar 0,006 %. Hidrokomples tidak berpangaruh
nyata terhadap produksi.
Hasil yang diperoleh, sesuai dengan teori menurut teori produksi. Hasil penelitian
ini konsisten. Menurut pendapatan usahatani wortel secara serempak dapat
dipengaruhi oleh produksi, luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pengalaman bertani
dan pendidikan petani pada usahatani wortel di daerah penelitian (Ria Aswita,
2008). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata
pendapatan usahatani wortel di Desa Suban Ayam Kecamatan Selupu Rejang
Kabupaten Rejang Lebong adalah sebesar Rp. 3.928.380,80,-/Ut. Hal ini berarti
penerimaan petani dapat menutupi semua biaya yang telah dikeluarkan selama
kegiatan produksi usahatani berlangsung. Luas lahan, umur, tingkat pendidikan
dan jumlah tanggungan keluarga secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap
pendapatan usahatani wortel dan secara parsial yang berpengaruh nyata adalah
luas lahan, umur dan jumlah tanggungan keluarga. (Fitria, 2018)
5.4. Uji F Simultan
Berdasarkan hasil output SPSS dapat melihat nilai F hitung lebih besar dari pada
nilai F table (125,164 > 2,27) dengan tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,000.
Berdasarkan cara pengambilan keputusan uji simultan dalam analisis regresi dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 luas lahan ,X3 Inseksida, X4 fungisida,X5 tenaga
Universitas Sumatera Utara
43
Kerja,X9 amapos, dan X11hidrokomplek jika diuji secara bersama-sama atau
secara serempak berpangaruhi signifikan terhadap variabel produksi wortel.
Uji t parsial
Berdasarkan tabel output SPSS “Coeficients”diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel luas lahan adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 < probabilitas
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh luas lahan terhadap
produksi.
Nilai t hitung variabel luas lahan adalah sebesar 16.573. Karena nilai t hitung
16.573 > t tabel 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan berpengaruh
nyata terhadap pruduksi.
Jika luas lahan bertambah maka variabel produksi akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan tabel output SPSS “Coeficients”diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel inseksida adalah sebesar 0,052. Karena nilai Sig. 0,052 > 0,05, maka
dapat disimpulkan inseksida ditolak. Artinya tidak ada berpengaruh inseksida
terhadap produksi.
Nilai t hitung variabel inseksida adalah sebesar 1.969. Karena nilai t hitung 1.969
< t tabel 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa inseksida tidak berpengaruh nyata
terhadap produksi.
Berdasarkan tabel output SPSS “Coeficients”diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel fungisida adalah sebesar 0,009. Karena nilai Sig. 0,009 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh fungisida terhadap produksi.
Nilai t hitung variabel fungisida adalah sebesar 2.709. Karena nilia t hitung 2.709
> t tabel 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa fungisida berpengaruh nyata
terhadap pruduksi.
Jika fungisida bertambah maka variabel produksi akan mengalami peningkatan.
Universitas Sumatera Utara
44
Berdasarkan tabel output SPSS “Coeficients”diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel tenaga kerja sebesar 0,006. Karena nilai Sig. 0,006 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh tenaga kerja terhadap produksi.
Nilai t hitung variabel tenaga kerja adalah sebesar 2,885. Karena nilia t hitung
2.885 > t tabel 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja berpengaruh
nyata terhadap pruduksi. Jika jumlah tenaga kerja bertambah maka produksi akan
mengalami peningkatan.
Berdasarkan tabel output SPSS “Coeficients”diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel amapos sebesar 0,013. Karena nilai Sig. 0,013 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh tenaga kerja terhadap produksi.
Nilai t hitung variabel amapos adalah sebesar 2,559. Karena nilia t hitung 2.559 >
t tabel 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa amapos berpengaruh nyata terhadap
pruduksi. Jika jumlah amapos bertambah maka produksi akan mengalami
peningkatan.
Berdasarkan tabel output SPSS “Coeficients”diketahui nilai Signifikansi (Sig)
variabel hidrokomplek adalah sebesar 0,665. Karena nilai Sig. 0,665 > 0,05, maka
dapat disimpulkan hidrokomplek ditolak. Artinya tidak ada berpengaruh
hidrokomplek terhadap produksi.
Nilai t hitung variabel inseksida adalah sebesar 0,445. Karena nilai t hitung 0.445
< t tabel 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa hidrokomplek tidak berpengaruh
nyata terhadap produksi.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan.
Bedarsakan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pendapatan usahatani wortel per petani 28.871.664,02 atau Rp 41.266.802,34
per hektar.
2. Faktor-faktor yang berpengaruhi nyata terhadap produksi wortel di kabupaten
karo Desa Surbakti adalah luas lahan, pestisida, insektisida, tenaga kerja, amapos.
6.2 Saran.
Saran peneliti terkan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa petani wortel memiliki panduan yang memadai tentang produksi mereka
dan bagaimana mempertahankan dan meningkatkan produksi wortel tersebut,
supaya pendapatan mereka tetap meningkat.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang tidak dianalisis dalam tesis ini dan untuk
memecahkan masalah yang diamati selama penelitian lapangan, seperti
pengembangan wortel yang tidak memadai, dan munculnya penyakit umum di
semua bidang di mana penelitian lapangan dilakukan.
3. Berusaha mengembangkan cara untuk memiliki siklus produksi wortel yang
dapat memenuhi permintaan, tetapi juga menjaga harga wortel stabil bagi petani,
tanpa nilai jual rendah dari petani ke perantara.
4. Ternyata hasil penelitian dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi wortel
ini koefisien determinasi (R2) sebesar 0,932, menujukkan bahwa 93% variasi
bebas: amapos, fungisida, pestisida, inseksida, tenaga kejar dan luas lahan telah
Universitas Sumatera Utara
46
mampu jelaskan variasi variabel terikat dan sisanya 6,8% dijelaskan variabel lain
yang tidak masuk kedalam model. (tidak perlu)
6.3 Keterbatasan.
1. Berdasarkan data-data yang terkumpul melalui wawancara, jawaban yang di
dapat dari petani tidak begitu jelas. Ada beberapa info yang tidak masuk akal,
meskipun dalam pengumpulan data, cara yang dipakai untuk menggali informasi
sangat komunikativ dan sopan.
2. Informasi yang didapat, baik di kantor camat, dinas pertanian, maupun kantor
kepada desa tentang jumlah kk, dan kelompok tani hasilnya berbeda beda.
Universitas Sumatera Utara
47
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Edisi Revisi
Cetakan keempat. Penerbit Alfabeta. Bandung(Indonesia, 2010)(Abdin,
1984)(Alma, 2000)(Zulkifli, 2003)
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara : Indikator Kesejateraan Rakya
tahun 2009 dan analisis data pengangguran Semester I Tahun 2010 Provinsi
Sumatera Utara
BPS Kabupaten Karo kaban Jahe
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta, BPFE UGM.
BPS 2014 Sub Direktorat Statistik Kerawanan Sosial, Perhitungan dan Analisis
Kemiskinan Makro Indonesia Tahun 2014, Jakrta: Badan Pusat
Statistik,2014),h.1)
Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budi Daya Analisis Usah Tani. Kanisius,
Yogyakarta
Datt, K. S, Swati K, Narayan S. T. and Surekha A. (2012).Chemical composition,
functional properties and processing of carrot-a review.Association of Food
Scientists & Technologists (India). J Food Sci Technol (January–February
2012) Vol 49 (1) : 22–32
Desa BPP, Kantor camata Statiski.d
Dinas Pertanian Kaban Jahe
Direktorat Jendral Hortikultura, Kementrian Pertanian, 2015
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo
Handayani , Asri , 2013 Analisis Pendapatan Usahatani Wortel Bnih Lokal dan
Benih Impor. (Studi Kasus: Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten
Cianjur)
Hernanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya
http://www.karokab.go.id/id/profil/strategi-pembangunan (strategi pembangunan)
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis (cara menguji hipotesis)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47419/Chapter%20II.pdf
Kondisi geografis masyarakat karo di desa surbakti
http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2015/09/fungsi-produksi-cobb douglas.html
pertumbuhan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
48
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ca48248ff3f7f2f4c8dfad1
e160ee686.pdf
https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html
https://ekonometrikblog.files.wordpress.com/2017/04/uji-dan-perbaikan-
heteroskedastisitas.pdf
Aswaita,Ria.2008http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/7458/09
E00477.pdf?sequence=1analisis usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani
Journal sinar tani 2014 melirik usahatani wortel dataran rendah
Journal Of Agribusiness Sciences
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/2590-4356-1-PB%20(1).pdf
Journal Of Agibusiness Sciences
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JASc/article/view/1957
Jurnal Agroteknologi FP USU
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/agroekoteknologi/article/viewFile/17636/9
204
Jurnal Agroka
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/359-1-639-1-10-
20180713%20(6).pdf
J. Hort https://media.neliti.com/media/publications/80653-ID-kelayakan-teknis-
dan-ekonomi-budidaya-ca.pdf
Makmun, C. 2007. Wortel komoditas ekspor yang gampang dibudidayakan.
Hortikultura: 32.
Malasari. 2005. Sifat fisik dan organoleptik nugget ayam dengan penambahan
wortel (Daucuscarota L.,). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Mubyarto 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : Edisi Ke-tiga, LP3S.
Mulyahati, A. 2005.Saluran tataniaga wortel di kawasan Agropolitan Cianjur
[skripsi].Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oktaviani, T., A. Guntarti, dan H. Susanti. 2014. Penetapan Kadar β-Karoten Pada
Beberapa Jenis Cabe (Genus Capsicum) Dengan Metode Spektrofotometri
Universitas Sumatera Utara
49
Tampak. Pharmaciana 4: 101-109
PPL BPP Tigapancur kabupaten karo
Gio, Prana. 2013: Aplikasi Statistika dalam SPSS. (dilengkapi dengan
penyelesaian perhitungan secara manual) USUpress.
Heriyanto Manalu : Analisis Finansial Usahatani Wortel (Studi Kasus : Desa
Sukadame, Kecamatan Tigapanah, PPL BPP Tigapancur, Kec Simpang
Empat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1997. Sayuran Dunia 2. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Soekartawi, 2011. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadano. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali
Sumber/Source Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabuaten Karo/Agriculture, and
Estates Service of Karo Regency
Sunanto, H. 2002. Aren Budidaya dan Multigunanya. Yogyakarta: Kanisius
Situmorang, Syafrizal. 2008. Analisis Data Penellitian.USU press.
Undan-udang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura
Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
50
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
51
Lampiran 1. Identitas Petani Wortel di Desa Surbakti
Tahun 2019
No Nama Usia Luas
Lahan
Mt/Ha
Produksi Bertani
(Ton)
Pemilik
Lahan
Kontrak/Tahunan Modal
Diri
sendiri
Pinjaman
1 Salmon Ginting 0 0.1 2 Ya Tidak Tidak ya
2 Efra Dunanta Surbakti 0 0.15 2.5 Tidak Ya Tidak Ya
3 Ngata Surbakti 70 0.2 6 Ya Tidak Ya Tidak
4 Adianta Ginting 38 0.2 3 Ya Tidak Ya Tidak
5 Untung Bahagia 0 0.2 10 Tidak Ya Ya Tidak
6 Ginap Tarigan 60 0.2 10 Ya Tidak Ya Tidak
7 Renang Surbakti 65 0.2 6 Ya Tidak Ya Ya
8 Jhon Purba 68 0.2 0.5 Ya Tidak Ya Tidak
9 Jalan Surbakti 74 0.2 8 Ya Tidak Ya Tidak
10 Beritora Surbakti 38 0.2 6 Tidak Ya Ya Tidak
11 Maruan Sitepu 27 0.2 6 Tidak Ya Ya Tidak
12 Rudianto Surbakti 34 0.22 4.5 Tidak Ya Ya Tidak
13 Samsul Ginting 42 0.25 5.8 Tidak Ya Ya Ya
14 Eperan Surbakti 65 0.25 4 ya Tidak Ya Tidak
15 Runkun Bhramana 30 0.25 5 Tidak Ya Ya Tidak
16 Dempol Ginting 54 0.25 10 Ya Tidak Ya Tidak
17 Suderman Surbakti 51 0.3 7 Ya Tidak Ya Tidak
18 Chandra Surbakti 38 0.3 10 Ya Tidak Ya Tidak
19 Bambang Puranto 57 0.3 8 Ya Tidak Ya Tidak
20 Cocok Ginting 57 0.3 7 Ya Tidak Ya Tidak
21 Roni Surbakti 21 0.3 7 Ya Tidak Ya Tidak
22 Joe Sitepu 61 0.3 8 Ya Tidak Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
52
23 Julius Ginting 54 0.3 8 Ya Tidak Ya Tidak
24 Peristiwa Ginting 55 0.3 6 Ya Tidak Ya Ya
25 Sweleisman Ginting 54 0.3 10 Ya Tidak Ya Ya
26 Despi Br Surbakti 40 0.3 8 Tidak Ya Ya Tidak
27 Serba Surbakti 52 0.3 5 Ya Ya Ya Tidak
28 Syruanta Tarigan 53 0.35 7 Ya Tidak Ya Tidak
29 Efendi Ginting 45 0.35 10 Ya Tidak Ya Tidak
30 Topilo Ginting 39 0.38 10 Ya Tidak ya Tidak
31 Ruslan Surbakti 0 0.40 10 Ya Tidak Ya Tidak
32 Thomas Purba 54 0.4 9 Ya Tidak Ya Tidak
33 Pester Ginting 69 0.4 8 Ya Tidak Ya Tidak
34 Sutrisno Ginting 45 0.4 10 Tidak Ya Tidak Ya
35 Resep Surbakti 54 0.45 14 Ya Tidak Ya Tidak
36 Tertius Surbakti 53 0.50 13 Tidak Ya Ya Tidak
37 Firman Surbakti 62 0.5 13 Tidak Ya Tidak Ya
38 Resimen Surbakti 43 0.5 10 Tidak Ya Tidak Ya
39 Masa Ginting 60 0.50 13 Tidak Ya Ya Tidak
40 Piara Tarigan 58 0.5 8 Ya Tidak Ya Ya
41 Tris Ginting 33 0.5 9 Ya Tidak Ya ya
42 Kardiansa Surbakti 31 0.5 12 Ya Tidak Ya Tidak
43 Masrih br Surbakti 35 0.5 10 ya Tidak Ya Tidak
44 Yandra Ginting 42 0.5 10 Tidak Ya Tidak Ya
45 Rudi Tarigan 50 0.5 12 Ya Tidak Ya Tidak
46 Kornelius Ginting 49 0.5 10 Ya Tidak Ya Ya
47 Bansa Surbakti 69 0.55 18 Ya Tidak Ya Tidak
48 Ambri Surbakti 67 0.6 7 Ya Tidak Ya Tidak
49 Aidi Egianta Surbakti 35 0.6 16 Tidak Ya Ya Tidak
50 Reja br Sembiring 42 0.6 12 Ya Tidak Ya Tidak
51 Rebens Karo-karo 60 0.6 12 Ya Tidak Ya Tidak
52 Olet Sitepu 75 0.6 15 Ya Tidak Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
53
53 Rudi Avandi 32 0.70 18 Ya Ya Ya Ya
54 Marilu Surbakti 0 0.7 18 Ya Tidak Ya Tidak
55 Pasti Bangun 0 0.7 18 Ya Tidak Ya Tidak
56 Abil Sembiring Bhr 40 0.7 20 Ya Tidak Ya Tidak
57 Anto Purba 42 0.7 15 Ya Tidak Ya Tidak
58 Anwin Surbakti 45 0.7 25 Ya Tidak Ya Tidak
59 Ruslin br Ginting 68 0.7 3.8 Ya Tidak Ya Tidak
60 Dedi Ginting 42 0.72 8 Ya Tidak Ya Tidak
61 Kasta Efrata Barus 27 0.8 22 Ya Tidak Ya Tidak
62 Japorman Sinaga 0 0.9 23 Ya Tidak Ya Tidak
63 Arifin Surbakti 60 1.00 24 Ya Tidak Ya Tidak
64 Benyamin Ginting 71 1.00 21 Ya Tidak Ya Tidak
65 Ruli Surbakti 30 1.00 30 Ya Ya Tidak Ya
66 Lemmen Surbakti 72 1.00 30 Ya Tidak Tidak Ya
67 Eggy Ginting 20 1.00 25 ya Tidak Ya Tidak
68 Herna br Hutabarat 50 1.00 70 Ya Tidak Ya Tidak
69 Abadi Surbakti 49 1.00 25 Tidak Ya Ya Tidak
70 Idaman Surbakti 56 1.00 30 Ya Ya Ya Tidak
71 Andreas Surbakti 45 1.05 50 Tidak Ya Ya Tidak
72 Siam Surbakti 61 1.50 30 Ya Tidak Ya Tidak
73 Ramon Surbakti 43 1.50 35 Tidak Ya Ya Ya
74 Sukmawan Ginting 43 1.80 40 Ya Tidak Ya Tidak
75 Ardianta Surbakti 44 2.00 60 Ya ya Tidak Ya
76 Irfanta Ginting 48 2.00 30 Ya Ya Tidak Ya
77 Amos Surbakti 54 2.00 60 Ya Tidak Tidak Ya
78 Paspor Surbakti 40 2.00 60 ya ya Tidak Tidak
79 April Tarigan 52 2.00 30 Tidak Ya Tidak Ya
80 Maliakir Tarigan 37 2.00 60 Tidak Ya Ya Tidak
81 Rihat Ginting 41 2.50 82.5 Ya Ya Ya Ya
82 Listra Sihulingga 39 3.00 70 Tidak Ya Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
54
0.700
18.08148148
25.84419525
Universitas Sumatera Utara
55
Lampiran 2. Jumlah Sarana Produksi untuk Usahatani Wortel di
Desa Surbakti Tahun 2019
N
o
Nama Luas
Lahan
(Ha)
Bibit
(gantang
)
Pupuk
Urea
(Kg)
TSP
(Kg)
KCL(Kg
)
Amapos
( Kg)
Mutiara
(Kg)
Hidrokomplek
s (Kg)
Fungisid
a (ml)
Pestisida
( ml)
Insetisid
a (ml)
1 Salmon Ginting 0.1 2 30 40 30 0 0 0 250 250 0
2 Efra Dunanta
Surbakti
0.15 2.5 0 40 40 0 0 0 500 500 500
3 Ngata Surbakti 0.2 5 0 0 0 120 0 120 1000 250 250
4 Adianta Ginting 0.2 3 0 30 30 0 15 0 0 500 2500
5 Untung Bahagia 0.2 10 0 50 25 0 0 0 1000 1000 1000
6 Ginap Tarigan 0.2 6 0 0 50 0 0 0 500 500 500
7 Renang Surbakti 0.2 6 0 0 0 120 0 0 500 150 200
8 Jhon Purba 0.2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Jalan Surbakti 0.2 8 0 40 40 0 0 0 500 500 500
10 Beritora Surbakti 0.2 6 0 17 17 17 0 17 250 250 1000
11 Maruan Sitepu 0.2 5 0 17 17 17 0 17 250 250 1000
12 Rudianto Surbakti 0.22 4 0 50 3 0 0 0 500 500 250
13 Samsul Ginting 0.25 10 0 0 0 100 0 0 500 0 400
14 Eperan Surbakti 0.25 3 0 0 0 0 20 0 1000 500 500
15 Runkun Bhramana 0.25 7 0 0 0 10 0 15 1000 1000 0
16 Dempol Ginting 0.25 10 0 75 75 150 0 0 2000 0 0
17 Suderman Surbakti 0.3 8 0 100 100 0 0 0 1000 0 0
18 Chandra Surbakti 0.3 12 0 20 10 20 0 30 1000 2000 2000
19 Bambang Puranto 0.3 8 0 0 80 0 0 80 150 125 125
20 Cocok Ginting 0.3 13 0 0 25 0 25 25 1000 500 250
Universitas Sumatera Utara
56
21 Roni Surbakti 0.3 10 70 0 0 35 0 0 500 250 250
22 Joe Sitepu 0.3 8 0 0 100 0 0 50 3000 1500 1500
23 Julius Ginting 0.3 8 0 0 100 0 0 50 3000 1500 1500
24 Peristiwa Ginting 0.3 6 0 25 25 25 0 25 2000 250 250
25 Sweleisman Ginting 0.3 8 0 0 35 0 0 35 250 250 250
26 Despi Br Surbakti 0.25 8 0 0 0 100 0 0 500 0 400
27 Serba Surbakti 0.3 6 0 0 20 20 0 10 1000 1000 0
28 Syruanta Tarigan 0.35 7 0 0 0 0 0 100 2000 1000 1000
29 Efendi Ginting 0.35 12 0 50 30 30 0 30 500 250 250
30 Topilo Ginting 0.38 10 0 25 0 0 0 0 3000 2000 3000
31 Ruslan Surbakti 0.4 10 0 0 0 0 0 0 2000 2000 2000
32 Thomas Purba 0.4 10 0 0 0 0 100 0 150 150 150
33 Pester Ginting 0.4 8 0 100 0 0 0 0 250 0 0
34 Sutrisno Ginting 0.4 12 0 30 30 0 30 0 400 250 250
35 Resep Surbakti 0.45 13 0 0 0 72.5 72.5 72.5 1000 700 500
36 Tertius Surbakti 0.5 13 0 0 0 2.5 0 0 10000 0 5000
37 Firman Surbakti 0.5 13 0 50 50 0 0 50 1000 0 500
38 Resimen Surbakti 0.5 10 0 50 50 0 20 50 1000 0 500
39 Masa Ginting 0.5 15 0 0 0 150 0 75 400 200 200
40 Piara Tarigan 0.5 30 0 0 0 80 80 0 500 500 500
41 Tris Ginting 0.5 11 0 0 30 10 20 10 1000 200 500
42 Kardiansa Surbakti 0.5 16 0 25 25 50 0 0 250 500 500
43 Masrih br Surbakti 0.5 20 0 0 0 50 20 30 250 500 0
44 Yandra Ginting 0.5 12 0 0 50 80 50 0 1000 500 200
45 Rudi Tarigan 0.5 15 0 0 50 0 25 25 250 250 250
46 Kornelius Ginting 0.5 10 0 0 25 25 20 20 1000 250 250
47 Bansa Surbakti 0.55 18 0 400 0 0 0 0 1000 2000 2000
48 Ambri Surbakti 0.6 40 40 40 0 0 0 0 0 0 0
49 Aidi Egianta Surbakti 0.6 15 0 50 40 0 0 240 400 400 100
50 Reja br Sembiring 0.6 12 0 0 0 80 0 80 1000 4000 1000
Universitas Sumatera Utara
57
51 Rebens Karo-karo 0.6 15 0 0 0 0 0 0 1500 1000 1000
52 Olet Sitepu 0.6 15 0 0 0 50 50 50 500 500 500
53 Rudi Avandi 0.7 18 0 80 80 0 0 0 2000 2000 2000
54 Marilu Surbakti 0.7 18 0 70 20 0 0 0 250 500 500
55 Pasti Bangun 0.7 18 300 0 300 300 0 0 2000 2000 0
56 Abil Sembiring Bhr 0.7 20 0 0 0 150 0 100 1000 250 250
57 Anto Purba 0.7 15 0 0 10 10 0 0 5000 1000 1000
58 Anwin Surbakti 0.7 23 0 0 100 200 0 50 2000 2000 2000
59 Ruslin br Ginting 0.7 5 0 0 50 50 0 0 1000 1000 1000
60 Dedi Ginting 0.72 8 0 0 0 0 30 15 2000 0 500
61 Kasta Efrata Barus 0.8 16 0 30 30 20 0 0 225 500 500
62 Japorman Sinaga 0.9 20 0 0 200 0 0 0 2000 2000 2000
63 Arifin Surbakti 1 24 0 300 0 0 0 0 1000 0 200
64 Benyamin Ginting 1 20 0 50 50 50 0 50 1000 250 0
65 Ruli Surbakti 1 35 0 0 0 0 200 200 4000 2000 1000
66 Lemmen Surbakti 1 30 0 0 100 0 0 100 3000 750 1000
67 Eggy Ginting 1 25 0 150 150 400 300 0 1500 0 1600
68 Herna br Hutabarat 1 25 0 0 200 200 0 0 700 700 0
69 Abadi Surbakti 1 20 0 0 100 100 50 100 750 1000 1000
70 Idaman Surbakti 1 30 0 0 100 50 50 50 5000 250 250
71 Andreas Surbakti 1.05 25 0 150 150 150 0 75 3000 550 550
72 Siam Surbakti 1.5 30 0 0 0 0 0 400 5000 4000 4000
73 Ramon Surbakti 1.5 0 0 0 1000 500 0 0 5000 5000 5000
74 Sukmawan Ginting 1.8 40 0 0 300 0 0 300 2000 6000 0
75 Ardianta Surbakti 2 60 0 0 0 20 0 0 1100 1100 0
76 Irfanta Ginting 2 38 0 0 0 0 0 200 0 1500 5000
77 Amos Surbakti 2 55 0 300 200 200 0 300 2000 2000 0
78 Paspor Surbakti 2 48 0 0 0 200 0 200 4000 4000 0
79 April Tarigan 2 33 0 0 0 0 0 0 1000 1000 1000
80 Maliakir Tarigan 2 60 0 0 200 0 0 0 1000 1000 1000
Universitas Sumatera Utara
58
81 Rihat Ginting 2.5 100 0 0 300 0 300 150 25000 15000 15000
82 Listra Sihulingga 3 90 0 500 400 0 400 400 2000 2000 2000
Per Petani 0.70 18.2195
1
5.36585
4
36.0243
9
63.9268
3
48.9512
2
22.8963
4
48.7378 1695.427 1097.86
6
1019.81
7
Per Hektar 26.0414
9
7.66951
4
51.4903
3
91.3718 69.9668
8
32.7261
6
69.66184 2423.305 1569.2 1457.64
3
Universitas Sumatera Utara
59
Lampiran 3. Jumlah Tenaga Kerja dan Biaya TenagaKerja untuk Usahatani Wortel di
Desa Surbakti Tahun 2019
No Nama Luas
Lahan
(Ha)
Pengolahan
lahan (Hari)
Menanam
(Hari)
Memupuk
(Hari)
Merawat
(Hari)
Biaya
Pengolaha
n lahan
(Rupah)
Biaya
Menana
m
(Rupiah))
Memupu
k
(Rupiah)
Merawat
(Rupiah)
Total
Biaya
Tenaga
Kerja (Rp)
1 Salmon Ginting 0.1 5 4 4 5 500,000 400,000 400,000 500,000 1,800,000
2 Efra Dunanta
Surbakti
0.15 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
3 Ngata Surbakti 0.2 5 2 3 5 500,000 200,000 300,000 500,000 1,500,000
4 Adianta Ginting 0.2 2 2 2 1 200,000 200,000 200,000 100,000 700,000
5 Untung Bahagia 0.2 5 2 3 5 500,000 200,000 300,000 500,000 1,500,000
6 Ginap Tarigan 0.2 5 10 5 5 500,000 1,000,00
0
500,000 500,000 2,500,000
7 Renang Surbakti 0.2 7 6 7 3 700,000 600,000 700,000 300,000 2,300,000
8 Jhon Purba 0.2 10 10 10 10 1,000,000 1,000,00
0
1,000,000 1,000,00
0
4,000,000
9 Jalan Surbakti 0.2 15 15 15 15 1,500,000 1,500,00
0
1,500,000 1,500,00
0
6,000,000
10 Beritora Surbakti 0.2 5 5 1 1 500,000 500,000 100,000 100,000 1,200,000
11 Maruan Sitepu 0.2 5 5 1 1 500,000 500,000 100,000 100,000 1,200,000
12 Rudianto Surbakti 0.22 5 4 3 5 500,000 400,000 300,000 500,000 1,700,000
13 Samsul Ginting 0.25 12 5 5 10 1,200,000 500,000 500,000 1,000,00
0
3,200,000
14 Eperan Surbakti 0.25 7 7 6 5 700,000 700,000 600,000 500,000 2,500,000
15 Runkun Bhramana 0.25 4 4 2 10 400,000 400,000 200,000 1,000,00
0
2,000,000
Universitas Sumatera Utara
60
16 Dempol Ginting 0.25 5 5 3 2 500,000 500,000 300,000 200,000 1,500,000
17 Suderman Surbakti 0.3 20 10 20 20 2,000,000 1,000,00
0
2,000,000 2,000,00
0
7,000,000
18 Chandra Surbakti 0.3 2 2 2 4 200,000 200,000 200,000 400,000 1,000,000
19 Bambang Puranto 0.3 6 6 6 1 600,000 600,000 600,000 100,000 1,900,000
20 Cocok Ginting 0.3 7 7 7 9 700,000 700,000 700,000 900,000 3,000,000
21 Roni Surbakti 0.3 3 3 3 3 300,000 300,000 300,000 300,000 1,200,000
22 Joe Sitepu 0.3 7 7 7 4 700,000 700,000 700,000 400,000 2,500,000
23 Julius Ginting 0.3 7 7 7 4 700,000 700,000 700,000 400,000 2,500,000
24 Peristiwa Ginting 0.3 6 6 1 6 600,000 600,000 100,000 600,000 1,900,000
25 Sweleisman
Ginting
0.3 8 2 1 15 800,000 200,000 100,000 1,500,00
0
2,600,000
26 Despi Br Surbakti 0.25 7 7 3 10 700,000 700,000 300,000 1,000,00
0
2,700,000
27 Serba Surbakti 0.3 5 5 1 1 500,000 500,000 100,000 100,000 1,200,000
28 Syruanta Tarigan 0.35 7 7 6 5 700,000 700,000 600,000 500,000 2,500,000
29 Efendi Ginting 0.35 10 10 5 5 1,000,000 1,000,00
0
500,000 500,000 3,000,000
30 Topilo Ginting 0.38 5 5 1 10 500,000 500,000 100,000 1,000,00
0
2,100,000
31 Ruslan Surbakti 0.4 10 10 10 10 1,000,000 1,000,00
0
1,000,000 1,000,00
0
4,000,000
32 Thomas Purba 0.4 7 7 6 3 700,000 700,000 600,000 300,000 2,300,000
33 Pester Ginting 0.4 4 4 2 5 400,000 400,000 200,000 500,000 1,500,000
34 Sutrisno Ginting 0.4 10 10 1 1 1,000,000 1,000,00
0
100,000 100,000 2,200,000
35 Resep Surbakti 0.45 12 13 2 2 1,200,000 1,300,00
0
200,000 200,000 2,900,000
36 Tertius Surbakti 0.5 10 13 10 15 1,000,000 1,300,00
0
1,000,000 1,500,00
0
4,800,000
37 Firman Surbakti 0.5 10 5 5 10 1,000,000 500,000 500,000 1,000,00
0
3,000,000
Universitas Sumatera Utara
61
38 Resimen Surbakti 0.5 10 7 7 6 1,000,000 700,000 700,000 600,000 3,000,000
39 Masa Ginting 0.5 3 2 1 1 300,000 200,000 100,000 100,000 700,000
40 Piara Tarigan 0.5 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
41 Tris Ginting 0.5 6 6 7 6 600,000 600,000 700,000 600,000 2,500,000
42 Kardiansa Surbakti 0.5 10 10 10 15 1,000,000 1,000,00
0
1,000,000 1,500,00
0
4,500,000
43 Masrih br Surbakti 0.5 12 10 8 10 1,200,000 1,000,00
0
800,000 1,000,00
0
4,000,000
44 Yandra Ginting 0.5 9 9 9 8 900,000 900,000 900,000 800,000 3,500,000
45 Rudi Tarigan 0.5 12 2 2 24 1,200,000 200,000 200,000 2,400,00
0
4,000,000
46 Kornelius Ginting 0.5 4 4 2 2 400,000 400,000 200,000 200,000 1,200,000
47 Bansa Surbakti 0.55 7 7 7 4 700,000 700,000 700,000 400,000 2,500,000
48 Ambri Surbakti 0.6 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
49 Aidi Egianta
Surbakti
0.6 10 10 10 10 1,000,000 1,000,00
0
1,000,000 1,000,00
0
4,000,000
50 Reja br Sembiring 0.6 8 8 8 6 800,000 800,000 800,000 600,000 3,000,000
51 Rebens Karo-karo 0.6 7 4 3 2 700,000 400,000 300,000 200,000 1,600,000
52 Olet Sitepu 0.6 10 15 1 10 1,000,000 1,500,00
0
100,000 1,000,00
0
3,600,000
53 Rudi Avandi 0.7 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
54 Marilu Surbakti 0.7 12 12 12 12 1,200,000 1,200,00
0
1,200,000 1,200,00
0
4,800,000
55 Pasti Bangun 0.7 4 4 4 4 400,000 400,000 400,000 400,000 1,600,000
56 Abil Sembiring Bhr 0.7 8 8 8 6 800,000 800,000 800,000 600,000 3,000,000
57 Anto Purba 0.7 30 10 10 12 3,000,000 1,000,00
0
1,000,000 1,200,00
0
6,200,000
58 Anwin Surbakti 0.7 10 9 8 8 1,000,000 900,000 800,000 800,000 3,500,000
59 Ruslin br Ginting 0.7 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
60 Dedi Ginting 0.72 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
61 Kasta Efrata Barus 0.8 15 15 1 2 1,500,000 1,500,00 100,000 200,000 3,300,000
Universitas Sumatera Utara
62
0
62 Japorman Sinaga 0.9 10 4 4 6 1,000,000 400,000 400,000 600,000 2,400,000
63 Arifin Surbakti 1 20 10 6 10 2,000,000 1,000,00
0
600,000 1,000,00
0
4,600,000
64 Benyamin Ginting 1 5 5 5 5 500,000 500,000 500,000 500,000 2,000,000
65 Ruli Surbakti 1 15 10 10 15 1,500,000 1,000,00
0
1,000,000 1,500,00
0
5,000,000
66 Lemmen Surbakti 1 15 15 15 15 1,500,000 1,500,00
0
1,500,000 1,500,00
0
6,000,000
67 Eggy Ginting 1 7 7 6 6 700,000 700,000 600,000 600,000 2,600,000
68 Herna br Hutabarat 1 15 15 10 10 1,500,000 1,500,00
0
1,000,000 1,000,00
0
5,000,000
69 Abadi Surbakti 1 15 2 5 50 1,500,000 200,000 500,000 5,000,00
0
7,200,000
70 Idaman Surbakti 1 6 6 1 3 600,000 600,000 100,000 300,000 1,600,000
71 Andreas Surbakti 1.05 20 30 10 20 2,000,000 3,000,00
0
1,000,000 2,000,00
0
8,000,000
72 Siam Surbakti 1.5 10 10 10 10 1,000,000 1,000,00
0
1,000,000 1,000,00
0
4,000,000
73 Ramon Surbakti 1.5 10 15 10 15 1,000,000 1,500,00
0
1,000,000 1,500,00
0
5,000,000
74 Sukmawan Ginting 1.8 25 25 25 25 2,500,000 2,500,00
0
2,500,000 2,500,00
0
10,000,00
0
75 Ardianta Surbakti 2 32 23 21 26 3,200,000 2,300,00
0
2,100,000 2,600,00
0
10,200,00
0
76 Irfanta Ginting 2 32 23 21 26 3,200,000 2,300,00
0
2,100,000 2,600,00
0
10,200,00
0
77 Amos Surbakti 2 32 23 21 26 3,200,000 2,300,00
0
2,100,000 2,600,00
0
10,200,00
0
78 Paspor Surbakti 2 32 23 21 26 3,200,000 2,300,00
0
2,100,000 2,600,00
0
10,200,00
0
79 April Tarigan 2 32 23 21 26 3,200,000 2,300,00
0
2,100,000 2,600,00
0
10,200,00
0
Universitas Sumatera Utara
63
80 Maliakir Tarigan 2 32 23 21 26 3,200,000 2,300,00
0
2,100,000 2,600,00
0
10,200,00
0
81 Rihat Ginting 2.5 50 50 40 50 5,000,000 5,000,00
0
4,000,000 5,000,00
0
19,000,00
0
82 Listra Sihulingga 3 30 30 20 20 3,000,000 3,000,00
0
2,000,000 2,000,00
0
10,000,00
0
Per Petani 0.70 11.2439024
4
9.5853658
5
7.64634146
3
10 1,124,390 958,537 764,634 1,000,00
0
3,847,561
Per Hektar 16.0711173
1
13.700540
4
10.929057 14.293184
6
1,607,112 1,370,05
4
1,092,906 1,429,31
8
5,499,390
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 4. Biaya Saprodi untuk Usahatani Wortel di Desa
Surbakti Tahun 2019
N
o
Nama Luas
Lahan
(Ha)
Bibit
(Rp)
Pupuk
Urea
(Rp)
TSP
(Rp)
KCL(Rp
)
Amapos(
Rp)
Mutiara
(Rp)
Hidrokomple
ks (Rp)
Fungisid
a (Rp)
Pestisida
( Rp)
Insetisid
a (Rp)
1 Salmon Ginting 0.1 160,000 66,000 240,000 180,000 0 0 0 37,500 32,500 0
2 Efra Dunanta
Surbakti
0.15 200,000 0 240,000 240,000 0 0 0 75,000 65,000 100,000
3 Ngata Surbakti 0.2 400,000 0 0 0 504,000 0 1,080,000 150,000 32,500 50,000
4 Adianta Ginting 0.2 240,000 0 180,000 180,000 0 127,500 0 0 65,000 500,000
5 Untung Bahagia 0.2 800,000 0 300,000 150,000 0 0 0 150,000 130,000 200,000
6 Ginap Tarigan 0.2 480,000 0 0 300,000 0 0 0 75,000 65,000 100,000
7 Renang Surbakti 0.2 480,000 0 0 0 504,000 0 0 75,000 19,500 40,000
8 Jhon Purba 0.2 40,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Jalan Surbakti 0.2 640,000 0 240,000 240,000 0 0 0 75,000 65,000 100,000
10 Beritora Surbakti 0.2 480,000 0 102,000 102,000 71,400 0 153,000 37,500 32,500 200,000
11 Maruan Sitepu 0.2 400,000 0 102,000 102,000 71,400 0 153,000 37,500 32,500 200,000
12 Rudianto Surbakti 0.22 320,000 0 300,000 18,000 0 0 0 75,000 65,000 50,000
13 Samsul Ginting 0.25 800,000 0 0 0 420,000 0 0 75,000 0 80,000
14 Eperan Surbakti 0.25 240,000 0 0 0 0 170,000 0 150,000 65,000 100,000
15 Runkun Bhramana 0.25 560,000 0 0 0 42,000 0 135,000 150,000 130,000 0
16 Dempol Ginting 0.25 800,000 0 450,000 450,000 630,000 0 0 300,000 0 0
17 Suderman Surbakti 0.3 640,000 0 600,000 600,000 0 0 0 150,000 0 0
18 Chandra Surbakti 0.3 960,000 0 120,000 60,000 84,000 0 270,000 150,000 260,000 400,000
Universitas Sumatera Utara
65
19 Bambang Puranto 0.3 640,000 0 0 480,000 0 0 720,000 22,500 16,250 25,000
20 Cocok Ginting 0.3 1,040,00
0
0 0 150,000 0 212,500 225,000 150,000 65,000 50,000
21 Roni Surbakti 0.3 800,000 154,00
0
0 0 147,000 0 0 75,000 32,500 50,000
22 Joe Sitepu 0.3 640,000 0 0 600,000 0 0 450,000 450,000 195,000 300,000
23 Julius Ginting 0.3 640,000 0 0 600,000 0 0 450,000 450,000 195,000 300,000
24 Peristiwa Ginting 0.3 480,000 0 150,000 150,000 105,000 0 225,000 300,000 32,500 50,000
25 Sweleisman Ginting 0.3 640,000 0 0 210,000 0 0 315,000 37,500 32,500 50,000
26 Despi Br Surbakti 0.25 640,000 0 0 0 420,000 0 0 75,000 0 80,000
27 Serba Surbakti 0.3 480,000 0 0 120,000 84,000 0 90,000 150,000 130,000 0
28 Syruanta Tarigan 0.35 560,000 0 0 0 0 0 900,000 300,000 130,000 200,000
29 Efendi Ginting 0.35 960,000 0 300,000 180,000 126,000 0 270,000 75,000 32,500 50,000
30 Topilo Ginting 0.38 800,000 0 150,000 0 0 0 0 450,000 260,000 600,000
31 Ruslan Surbakti 0.4 800,000 0 0 0 0 0 0 300,000 260,000 400,000
32 Thomas Purba 0.4 800,000 0 0 0 0 850,000 0 22,500 19,500 30,000
33 Pester Ginting 0.4 640,000 0 600,000 0 0 0 0 37,500 0 0
34 Sutrisno Ginting 0.4 960,000 0 180,000 180,000 0 255,000 0 60,000 32,500 50,000
35 Resep Surbakti 0.45 1,040,00
0
0 0 0 304,500 616,250 652,500 150,000 91,000 100,000
36 Tertius Surbakti 0.5 1,040,00
0
0 0 0 10,500 0 0 1,500,00
0
0 1,000,00
0
37 Firman Surbakti 0.5 1,040,00
0
0 300,000 300,000 0 0 450,000 150,000 0 100,000
38 Resimen Surbakti 0.5 800,000 0 300,000 300,000 0 170,000 450,000 150,000 0 100,000
39 Masa Ginting 0.5 1,200,00
0
0 0 0 630,000 0 675,000 60,000 26,000 40,000
40 Piara Tarigan 0.5 2,400,00
0
0 0 0 336,000 680,000 0 75,000 65,000 100,000
41 Tris Ginting 0.5 880,000 0 0 180,000 42,000 170,000 90,000 150,000 26,000 100,000
42 Kardiansa Surbakti 0.5 1,280,00 0 150,000 150,000 210,000 0 0 37,500 65,000 100,000
Universitas Sumatera Utara
66
0
43 Masrih br Surbakti 0.5 1,600,00
0
0 0 0 210,000 170,000 270,000 37,500 65,000 0
44 Yandra Ginting 0.5 960,000 0 0 300,000 336,000 425,000 0 150,000 65,000 40,000
45 Rudi Tarigan 0.5 1,200,00
0
0 0 300,000 0 212,500 225,000 37,500 32,500 50,000
46 Kornelius Ginting 0.5 800,000 0 0 150,000 105,000 170,000 180,000 150,000 32,500 50,000
47 Bansa Surbakti 0.55 1,440,00
0
0 2,400,00
0
0 0 0 0 150,000 260,000 400,000
48 Ambri Surbakti 0.6 3,200,00
0
88,000 240,000 0 0 0 0 0 0 0
49 Aidi Egianta
Surbakti
0.6 1,200,00
0
0 300,000 240,000 0 0 2,160,000 60,000 52,000 20,000
50 Reja br Sembiring 0.6 960,000 0 0 0 336,000 0 720,000 150,000 520,000 200,000
51 Rebens Karo-karo 0.6 1,200,00
0
0 0 0 0 0 0 225,000 130,000 200,000
52 Olet Sitepu 0.6 1,200,00
0
0 0 0 210,000 425,000 450,000 75,000 65,000 100,000
53 Rudi Avandi 0.7 1,440,00
0
0 480,000 480,000 0 0 0 300,000 260,000 400,000
54 Marilu Surbakti 0.7 1,440,00
0
0 420,000 120,000 0 0 0 37,500 65,000 100,000
55 Pasti Bangun 0.7 1,440,00
0
660,00
0
0 1,800,00
0
1,260,00
0
0 0 300,000 260,000 0
56 Abil Sembiring Bhr 0.7 1,600,00
0
0 0 0 630,000 0 900,000 150,000 32,500 50,000
57 Anto Purba 0.7 1,200,00
0
0 0 60,000 42,000 0 0 750,000 130,000 200,000
58 Anwin Surbakti 0.7 1,840,00
0
0 0 600,000 840,000 0 450,000 300,000 260,000 400,000
59 Ruslin br Ginting 0.7 400,000 0 0 300,000 210,000 0 0 150,000 130,000 200,000
60 Dedi Ginting 0.72 640,000 0 0 0 0 255,000 135,000 300,000 0 100,000
61 Kasta Efrata Barus 0.8 1,280,00 0 180,000 180,000 84,000 0 0 33,750 65,000 100,000
Universitas Sumatera Utara
67
0
62 Japorman Sinaga 0.9 1,600,00
0
0 0 1,200,00
0
0 0 0 300,000 260,000 400,000
63 Arifin Surbakti 1 1,920,00
0
0 1,800,00
0
0 0 0 0 150,000 0 40,000
64 Benyamin Ginting 1 1,600,00
0
0 300,000 300,000 210,000 0 450,000 150,000 32,500 0
65 Ruli Surbakti 1 2,800,00
0
0 0 0 0 1,700,00
0
1,800,000 600,000 260,000 200,000
66 Lemmen Surbakti 1 2,400,00
0
0 0 600,000 0 0 900,000 450,000 97,500 200,000
67 Eggy Ginting 1 2,000,00
0
0 900,000 900,000 1,680,00
0
2,550,00
0
0 225,000 0 320,000
68 Herna br Hutabarat 1 2,000,00
0
0 0 1,200,00
0
840,000 0 0 105,000 91,000 0
69 Abadi Surbakti 1 1,600,00
0
0 0 600,000 420,000 425,000 900,000 112,500 130,000 200,000
70 Idaman Surbakti 1 2,400,00
0
0 0 600,000 210,000 425,000 450,000 750,000 32,500 50,000
71 Andreas Surbakti 1.05 2,000,00
0
0 900,000 900,000 630,000 0 675,000 450,000 71,500 110,000
72 Siam Surbakti 1.5 2,400,00
0
0 0 0 0 0 3,600,000 750,000 520,000 800,000
73 Ramon Surbakti 1.5 0 0 0 6,000,00
0
2,100,00
0
0 0 750,000 650,000 1,000,00
0
74 Sukmawan Ginting 1.8 3,200,00
0
0 0 1,800,00
0
0 0 2,700,000 300,000 780,000 0
75 Ardianta Surbakti 2 4,800,00
0
0 0 0 84,000 0 0 165,000 143,000 0
76 Irfanta Ginting 2 3,040,00
0
0 0 0 0 0 1,800,000 0 195,000 1,000,00
0
77 Amos Surbakti 2 4,400,00
0
0 1,800,00
0
1,200,00
0
840,000 0 2,700,000 300,000 260,000 0
78 Paspor Surbakti 2 3,840,00 0 0 0 840,000 0 1,800,000 600,000 520,000 0
Universitas Sumatera Utara
68
0
79 April Tarigan 2 2,640,00
0
0 0 0 0 0 0 150,000 130,000 200,000
80 Maliakir Tarigan 2 4,800,00
0
0 0 1,200,00
0
0 0 0 150,000 130,000 200,000
81 Rihat Ginting 2.5 8,000,00
0
0 0 1,800,00
0
0 2,550,00
0
1,350,000 3,750,00
0
1,950,00
0
3,000,00
0
82 Listra Sihulingga 3 7,200,00
0
0 3,000,00
0
2,400,00
0
0 3,400,00
0
3,600,000 300,000 260,000 400,000
Per Petani 0.70 1,457,56
1
11,805 216,146 383,561 205,595 194,619 438,640 254,314 142,723 203,963
Per Hektar 2,083,31
9
16,873 308,942 548,231 293,861 278,172 626,957 363,496 203,996 291,529
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 5. Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Wortel di
Desa Surbakti Tahun 2019
No Nama Luas
Lahan
(Ha)
Total
Biaya
Bibit
(Rp)
Total Biaya
Pupuk (Rp)
Total
Biaya
Obat
(Rp)
Total Biaya
Tenaga
Kerja (Rp)
Total Biaya (Rp) Produksi
(Ton)
Penerimaan
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
1 Salmon Ginting 0.1 160,000 486,000 70,000 1,800,000 2,516,000 2 4,000,000 1,484,000
2 Efra Dunanta Surbakti 0.15 200,000 480,000 240,000 2,000,000 2,920,000 3 5,000,000 2,080,000
3 Ngata Surbakti 0.2 400,000 1,584,000 232,500 1,500,000 3,716,500 6 12,000,000 8,283,500
4 Adianta Ginting 0.2 240,000 487,500 565,000 700,000 1,992,500 3 6,000,000 4,007,500
5 Untung Bahagia 0.2 800,000 450,000 480,000 1,500,000 3,230,000 10 20,000,000 16,770,000
6 Ginap Tarigan 0.2 480,000 300,000 240,000 2,500,000 3,520,000 10 20,000,000 16,480,000
7 Renang Surbakti 0.2 480,000 504,000 134,500 2,300,000 3,418,500 6 12,000,000 8,581,500
8 Jhon Purba 0.2 40,000 0 0 4,000,000 4,040,000 1 1,000,000 -3,040,000
9 Jalan Surbakti 0.2 640,000 480,000 240,000 6,000,000 7,360,000 8 16,000,000 8,640,000
10 Beritora Surbakti 0.2 480,000 428,400 270,000 1,200,000 2,378,400 6 12,000,000 9,621,600
11 Maruan Sitepu 0.2 400,000 428,400 270,000 1,200,000 2,298,400 6 12,000,000 9,701,600
12 Rudianto Surbakti 0.22 320,000 318,000 190,000 1,700,000 2,528,000 5 9,000,000 6,472,000
13 Samsul Ginting 0.25 800,000 420,000 155,000 3,200,000 4,575,000 6 11,600,000 7,025,000
14 Eperan Surbakti 0.25 240,000 170,000 315,000 2,500,000 3,225,000 4 8,000,000 4,775,000
15 Runkun Bhramana 0.25 560,000 177,000 280,000 2,000,000 3,017,000 5 10,000,000 6,983,000
16 Dempol Ginting 0.25 800,000 1,530,000 300,000 1,500,000 4,130,000 10 20,000,000 15,870,000
17 Suderman Surbakti 0.3 640,000 1,200,000 150,000 7,000,000 8,990,000 7 14,000,000 5,010,000
18 Chandra Surbakti 0.3 960,000 534,000 810,000 1,000,000 3,304,000 10 20,000,000 16,696,000
19 Bambang Puranto 0.3 640,000 1,200,000 63,750 1,900,000 3,803,750 8 16,000,000 12,196,250
20 Cocok Ginting 0.3 1,040,000 587,500 265,000 3,000,000 4,892,500 7 14,000,000 9,107,500
21 Roni Surbakti 0.3 800,000 301,000 157,500 1,200,000 2,458,500 7 14,000,000 11,541,500
22 Joe Sitepu 0.3 640,000 1,050,000 945,000 2,500,000 5,135,000 8 16,000,000 10,865,000
23 Julius Ginting 0.3 640,000 1,050,000 945,000 2,500,000 5,135,000 8 16,000,000 10,865,000
Universitas Sumatera Utara
70
24 Peristiwa Ginting 0.3 480,000 630,000 382,500 1,900,000 3,392,500 6 12,000,000 8,607,500
25 Sweleisman Ginting 0.3 640,000 525,000 120,000 2,600,000 3,885,000 10 20,000,000 16,115,000
26 Despi Br Surbakti 0.25 640,000 420,000 155,000 2,700,000 3,915,000 8 16,000,000 12,085,000
27 Serba Surbakti 0.3 480,000 294,000 280,000 1,200,000 2,254,000 5 10,000,000 7,746,000
28 Syruanta Tarigan 0.35 560,000 900,000 630,000 2,500,000 4,590,000 7 14,000,000 9,410,000
29 Efendi Ginting 0.35 960,000 876,000 157,500 3,000,000 4,993,500 10 20,000,000 15,006,500
30 Topilo Ginting 0.38 800,000 150,000 1,310,000 2,100,000 4,360,000 10 20,000,000 15,640,000
31 Ruslan Surbakti 0.4 800,000 0 960,000 4,000,000 5,760,000 10 20,000,000 14,240,000
32 Thomas Purba 0.4 800,000 850,000 72,000 2,300,000 4,022,000 9 18,000,000 13,978,000
33 Pester Ginting 0.4 640,000 600,000 37,500 1,500,000 2,777,500 8 16,000,000 13,222,500
34 Sutrisno Ginting 0.4 960,000 615,000 142,500 2,200,000 3,917,500 10 20,000,000 16,082,500
35 Resep Surbakti 0.45 1,040,000 1,573,250 341,000 2,900,000 5,854,250 14 28,000,000 22,145,750
36 Tertius Surbakti 0.5 1,040,000 10,500 2,500,000 4,800,000 8,350,500 13 26,000,000 17,649,500
37 Firman Surbakti 0.5 1,040,000 1,050,000 250,000 3,000,000 5,340,000 13 26,000,000 20,660,000
38 Resimen Surbakti 0.5 800,000 1,220,000 250,000 3,000,000 5,270,000 10 20,000,000 14,730,000
39 Masa Ginting 0.5 1,200,000 1,305,000 126,000 700,000 3,331,000 13 26,000,000 22,669,000
40 Piara Tarigan 0.5 2,400,000 1,016,000 240,000 2,000,000 5,656,000 8 16,000,000 10,344,000
41 Tris Ginting 0.5 880,000 482,000 276,000 2,500,000 4,138,000 9 18,000,000 13,862,000
42 Kardiansa Surbakti 0.5 1,280,000 510,000 202,500 4,500,000 6,492,500 12 24,000,000 17,507,500
43 Masrih br Surbakti 0.5 1,600,000 650,000 102,500 4,000,000 6,352,500 10 20,000,000 13,647,500
44 Yandra Ginting 0.5 960,000 1,061,000 255,000 3,500,000 5,776,000 10 20,000,000 14,224,000
45 Rudi Tarigan 0.5 1,200,000 737,500 120,000 4,000,000 6,057,500 12 24,000,000 17,942,500
46 Kornelius Ginting 0.5 800,000 605,000 232,500 1,200,000 2,837,500 10 20,000,000 17,162,500
47 Bansa Surbakti 0.55 1,440,000 2,400,000 810,000 2,500,000 7,150,000 18 36,000,000 28,850,000
48 Ambri Surbakti 0.6 3,200,000 328,000 0 2,000,000 5,528,000 7 14,000,000 8,472,000
49 Aidi Egianta Surbakti 0.6 1,200,000 2,700,000 132,000 4,000,000 8,032,000 16 32,000,000 23,968,000
50 Reja br Sembiring 0.6 960,000 1,056,000 870,000 3,000,000 5,886,000 12 24,000,000 18,114,000
51 Rebens Karo-karo 0.6 1,200,000 0 555,000 1,600,000 3,355,000 12 24,000,000 20,645,000
52 Olet Sitepu 0.6 1,200,000 1,085,000 240,000 3,600,000 6,125,000 15 30,000,000 23,875,000
53 Rudi Avandi 0.7 1,440,000 960,000 960,000 2,000,000 5,360,000 18 36,000,000 30,640,000
Universitas Sumatera Utara
71
54 Marilu Surbakti 0.7 1,440,000 540,000 202,500 4,800,000 6,982,500 18 36,000,000 29,017,500
55 Pasti Bangun 0.7 1,440,000 3,720,000 560,000 1,600,000 7,320,000 18 36,000,000 28,680,000
56 Abil Sembiring Bhr 0.7 1,600,000 1,530,000 232,500 3,000,000 6,362,500 20 40,000,000 33,637,500
57 Anto Purba 0.7 1,200,000 102,000 1,080,000 6,200,000 8,582,000 15 30,000,000 21,418,000
58 Anwin Surbakti 0.7 1,840,000 1,890,000 960,000 3,500,000 8,190,000 25 50,000,000 41,810,000
59 Ruslin br Ginting 0.7 400,000 510,000 480,000 2,000,000 3,390,000 4 7,600,000 4,210,000
60 Dedi Ginting 0.72 640,000 390,000 400,000 2,000,000 3,430,000 8 16,000,000 12,570,000
61 Kasta Efrata Barus 0.8 1,280,000 444,000 198,750 3,300,000 5,222,750 22 44,000,000 38,777,250
62 Japorman Sinaga 0.9 1,600,000 1,200,000 960,000 2,400,000 6,160,000 23 46,000,000 39,840,000
63 Arifin Surbakti 1 1,920,000 1,800,000 190,000 4,600,000 8,510,000 24 48,000,000 39,490,000
64 Benyamin Ginting 1 1,600,000 1,260,000 182,500 2,000,000 5,042,500 21 42,000,000 36,957,500
65 Ruli Surbakti 1 2,800,000 3,500,000 1,060,000 5,000,000 12,360,000 30 60,000,000 47,640,000
66 Lemmen Surbakti 1 2,400,000 1,500,000 747,500 6,000,000 10,647,500 30 60,000,000 49,352,500
67 Eggy Ginting 1 2,000,000 6,030,000 545,000 2,600,000 11,175,000 25 50,000,000 38,825,000
68 Herna br Hutabarat 1 2,000,000 2,040,000 196,000 5,000,000 9,236,000 70 140,000,000 130,764,000
69 Abadi Surbakti 1 1,600,000 2,345,000 442,500 7,200,000 11,587,500 25 50,000,000 38,412,500
70 Idaman Surbakti 1 2,400,000 1,685,000 832,500 1,600,000 6,517,500 30 60,000,000 53,482,500
71 Andreas Surbakti 1.05 2,000,000 3,105,000 631,500 8,000,000 13,736,500 50 100,000,000 86,263,500
72 Siam Surbakti 1.5 2,400,000 3,600,000 2,070,000 4,000,000 12,070,000 30 60,000,000 47,930,000
73 Ramon Surbakti 1.5 0 8,100,000 2,400,000 5,000,000 15,500,000 35 70,000,000 54,500,000
74 Sukmawan Ginting 1.8 3,200,000 4,500,000 1,080,000 10,000,000 18,780,000 40 80,000,000 61,220,000
75 Ardianta Surbakti 2 4,800,000 84,000 308,000 10,200,000 15,392,000 60 120,000,000 104,608,000
76 Irfanta Ginting 2 3,040,000 1,800,000 1,195,000 10,200,000 16,235,000 30 60,000,000 43,765,000
77 Amos Surbakti 2 4,400,000 6,540,000 560,000 10,200,000 21,700,000 60 120,000,000 98,300,000
78 Paspor Surbakti 2 3,840,000 2,640,000 1,120,000 10,200,000 17,800,000 60 120,000,000 102,200,000
79 April Tarigan 2 2,640,000 0 480,000 10,200,000 13,320,000 30 60,000,000 46,680,000
80 Maliakir Tarigan 2 4,800,000 1,200,000 480,000 10,200,000 16,680,000 60 120,000,000 103,320,000
81 Rihat Ginting 2.5 8,000,000 5,700,000 8,700,000 19,000,000 41,400,000 83 165,000,000 123,600,000
82 Listra Sihulingga 3 7,200,000 12,400,000 960,000 10,000,000 30,560,000 70 140,000,000 109,440,000
Per Petani 0.70 1,457,561 1,450,366 601,000 3,847,561 7,356,488 18 36,209,756 28,853,268
Universitas Sumatera Utara
72
Per Hektar 2083319 2073035.6 859020.4 5499389.93 10,514,765 25.8442 51,755,273 41,240,508
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 6. Uji Asunsi Cobbs Douglas.
Model Variables Entered Variables Removed Method
1
LnX11, LnX3, LnX4,
LnX9, LnX5, LnX1c
. Enter
a. Dependent Variable: LnY
b. Weighted Least Squares Regression - Weighted by Res1
c. All requested variables entered.
Uji R2
Model Summaryb,c
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .965a .932 .924 .20148
a. Predictors: (Constant), LnX11, LnX3, LnX4, LnX9, LnX5, LnX1
b. Dependent Variable: LnY
c. Weighted Least Squares Regression - Weighted by Res1
Universitas Sumatera Utara
74
Uji F
ANOVAa,b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 30.484 6 5.081 125.164 .000c
Residual 2.233 55 .041
Total 32.717 61
a. Dependent Variable: LnY
b. Weighted Least Squares Regression - Weighted by Res1
c. Predictors: (Constant), LnX11, LnX3, LnX4, LnX9, LnX5, LnX1
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa,b
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.029 .276 7.354 .000
LnX1 .834 .050 .819 16.595 .000 .509 1.965
LnX3 .020 .010 .073 1.982 .052 .911 1.097
LnX4 .057 .021 .099 2.725 .009 .939 1.065
LnX5 .155 .054 .138 2.862 .006 .530 1.887
LnX9 .032 .013 .097 2.567 .013 .870 1.149
LnX11 .006 .013 .016 .436 .665 .875 1.143
Universitas Sumatera Utara
75
a. Dependent Variable: LnY
b. Weighted Least Squares Regression - Weighted by Res1
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 62
Normal Parametersa,b
Mean -.0000187
Std. Deviation .19398547
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .053
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Universitas Sumatera Utara
76
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constan
t) 2.031 .276 7.347 .000
LnX1 .834 .050 .819 16.573 .000
LnX3 .020 .010 .073 1.969 .054
LnX4 .057 .021 .099 2.709 .009
LnX5 .155 .054 .138 2.855 .006
LnX9 .032 .013 .097 2.559 .013
LnX11 .006 .013 .017 .445 .658
a. Dependent Variable: LnY
Universitas Sumatera Utara