1
ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI
SKRIPSI
Oleh:
FAJAR KURNIAWAN SHODIQ
K 1504023
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri jasa konstruksi di kota surakarta berkembang
dengan sangat pesat khususnya di bidang properti. Karena adanya perkembangan
pesat inilah, Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di kota Surakarta
dituntut untuk berperan aktif dalam memanfaatkan peluang sebagai penyedia
tenaga kerja melalui lulusan – lulusannya. Industri konstruksi yang sangat cepat
sekali berkembang, dapat dilihat dari bermunculannya berbagai macam
perusahaan baru yang berkembang di industri jasa konstruksi baik itu berbentuk
CV maupun PT. Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja untuk menangani
proyek – proyek yang dikerjakan oleh CV atau PT tersebut juga meningkat.
Kenyataannya, pada masa sekarang atau masa–masa sebelumnya banyak
diantara tenaga – tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sektor tersebut tidak
memiliki dasar ilmu keteknikan yang didapat dari sekolah kejuruan, melainkan
pengetahuan para pekerja tersebut diperoleh melalui learning by doing (belajar
lewat pengalaman). Kondisi ini dapat diartikan bahwa, terdapat hambatan bagi
lulusan – lususan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dalam bersaing
dengan tenaga – tenaga kerja yang melalui proses learning by doing.
Menurut data statistik pesat kota Surakarta diperoleh Jumlah tenaga kerja
yang berpendidikan akademik berjumlah tidak terlalu banyak, diperlukan upaya
yang cerdas dari berbagai pihak dari masyarakat jasa konstruksi agar mampu
mengklarifikasikan perbedaan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerjanya.
Misalnya pekerja yang belajar melalui pengalaman dibedakan porsinya dengan
pekerja yang mempunyai dasar keteknikan dari sekolah kejuruan.
Sementara itu dengan adanya masalah tersebut, institusi Sekolah
Menengah Kejuruan di Indonesia khususnya di Surakarta harus mampu
mengantisipasinya dengan melakukan pembenahan diri, mulai dari penguatan
program studi, yaitu dengan memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas
lulusan teknik kejuruan hingga penempatan kerja bagi lulusannya. Hal ini harus
3
dilakukan agar lulusan – lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan
tersebut dapat bekerja tepat sesuai dengan bidang yang dikuasainya.
Kota Surakarta sendiri terdapat 2 Sekolah Menengah Kejuruan yang
menyelenggarakan jurusan Teknik Bangunan, yaitu; Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Surakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta. Dari
masing-masing Sekolah Menengah Kejuruan tersebut jurusan Teknik Bangunan
dipisahkan menjadi 3 program keahlian, yaitu; teknik perkayuan, teknik
konstruksi bangunan dan teknik gambar bangunan.
Berdasarkan informasi di atas terdapat beberapa permasalahan, apakah
Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan telah mengupayakan peningkatan
kemampuan bagi lulusan – lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, dan sejauh
mana keefektifan dari upaya – upaya tersebut dalam meningkatkan tingkat daya
serap lulusannya. Apakah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di
Surakarta ini telah cukup menyediakan tenaga kerja melalui lulusan, ataukah
sebaliknya industri jasa konstruksi kurang memberi peluang bagi lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Bangunan untuk bekerja di bidang jasa konstruksi.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelasakan dalam latar belakang masalah,
maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan
lulusannya.
2. Jumlah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan yang
tersedia.
3. Jumlah kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi.
4. Sejauh mana tingkat daya serap lulusan sekolah menegah kejuruan Teknik
Bangunan yang terserap di industri jasa konstruksi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbandingan daya serap tersebut.
4
C. Pembatasan masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka permasalahan dibatasi
pada “Upaya Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bangunan dalam menyiapkan
lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, ketersediaan tenaga kerja lulusan
Bangunan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Bangunan di industri jasa
konstruksi serta Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi”.
D. Perumusan masalah
Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan
dalam menyiapkan kemampuan lulusannya dalam menghadapi dunia
kerja?
2. Seberapa besar ketersediaan tenaga kerja lulusan bangunan dan
kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi?
3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Sekolah Menengah
Kejuruan dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia
kerja.
2. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah ketersediaan dan kebutuhan
tenaga kerja di industri jasa konstruksi yang berasal dari lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan bangunan.
3. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga
kerja tersebut.
5
F. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
a. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang
ketenagakerjaan di sektor Industri Jasa Konstruksi.
b. Untuk mengetahui apakah lulusan SMK Bangunan sudah sesuai
dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap
lulusan SMK bangunan di dunia kerja.
2. Secara Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Sekolah Menengah Kejuruan
jurusan Teknik Bangunan mengenai kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap lulusannya.
b. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di dunia jasa
konstruksi.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian analisis
Pengertian analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia online.
penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); 2 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 3 pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya; ayak Kim pemilahan zat padat menurut ukurannya dng menggunakan pengayak; -- bahasa Ling penelaahan yg dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dl menggarap data kebahasaan yg diperoleh dr penelitian lapangan atau dr pengumpulan teks (penelitian kepustakaan); -- data penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan;. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).
Sedang menurut wikipedia.org analisis dalam arti bahasa adalah;
analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, 12 Juni 2008).
Jadi dapat disimpulkan, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu
peristiwa untuk mengetahui suatu kedaan yang dilakukan oleh peneliti untuk
menggarap data yang diperoleh di lapangan, kemudian melakukan penelaahan dan
penguraian data hingga menghasilkan kesimpulan.
b. Ketersediaan
Ketersediaan menurut kamus besar bahasa indonesia online; 1 kesiapan
suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau
dioperasikan di waktu yg telah ditentukan; 2 keadaan tersedia; hal tersedia;
se·di·a·an n 1 hasil menyediakan; 2 sesuatu yg sudah ada (sedia);
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).
7
c. Kebutuhan tenaga kerja
Berbicara mengenai kebutuhan tenaga kerja tidak lepas dari kondisi nyata
yang sedang terjadi di dunia kerja sekarang ini. Menurut data statistik pesat kota
Surakarta diperoleh Jumlah pencari kerja pada akhir Tahun 2002 sebanyak 5.380 jiwa
yang terdiri dari 3.238 laki-laki dan 2.142 perempuan. Tingkat pendidikan pencari
kerja di Kota. Surakarta adalah Sarjana (S1) yaitu sekitar 57% dan sisanya adalah
lulusan SD, SMP, SMA dan SMK. Dari data tersebut timbul pertanyaan di benak
kita apakah semua pencari kerja tersebut dapat berbanding lurus dengan penyedia
lapangan pekerjaanya (kebutuhan tenaga kerja).
Kebutuhan Menurut wikipedia.org; Kebutuhan adalah salah satu aspek
psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan
menjadi dasar (alasan) berusaha. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan, 12 Juni
2008). Sedangkan tenaga kerja Menurut kamus besar bahasa indonesia online;
te·na·ga ker·ja n 1 orang yg bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai,
dsb: proyek itu masih memerlukan ratusan --; 2 orang yg mampu melakukan
pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja; ke·te·na·ga·ker·ja·an n
hal tenaga kerja. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).
Dapat dinyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja adalah suatu aspek yang
menggerakkan suatu perusahaan, proyek dan sebagainya untuk memperoleh orang
yang bekerja padanya sebagai pekerja, pegawai dan sebagainya, bagi perusahaan
atau proyek tersebut.
d. Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan
Kecerdasan suatu bangsa tidak ditentukan oleh banyaknya warga negara
yang memperoleh pendidikan tetapi ditentukan oleh kualitas pendidikan itu
sendiri. Salah satu tolak ukur dari kualitas pendidikan yang baik ialah
meningkatkan kemampuan intelektual bangsa dalam menangani pembangunan
dalam berbagai bidang, relevansi dengan tuntutan pembangunan dan tesedianya
sumber daya manusia secara kualitas untuk menggerakkan pembangunan.
Lembaga pendidikan seperti sekolah serta kelompok –kelompok masyarakat
adalah sumber belajar dan proses jati diri, sekaligus tempat partisipasi individu
8
dan kelompok untuk mengembangkan penalaran, serta penghayatan terhadap nilai
– nilai ilmu, teknologi dan agama.
Selain itu sekolah merupakan lembaga yang menghendaki kehadiran
penuh kelompok – kelompok umur tertentu dalam ruang – ruang kelas yang
dipimpin oleh guru untuk mempelajari program keahlian (mata diklat).
Menurut (Everet Reimer 1987; 33); Sekolah mempunyai tugas primer yang terdiri dari suatu proses”import conversation export”, artinya sebuah sekolah hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila ia menunaikan tugas primernya, yaitu menerima anak – anak, memberikan suatu program, pendidikan yang memungkinkan anak – anak itu tumbuh dan belajar kemudian melepaskan mereka setelah sekian tahun sebagai pribadi – pribadi yang sudah matang dibandingkan dengan saat mereka masuk.
Menurut kamu besar bahasa indonesia “sekolah adalah bangunan atau
lembaga untuk belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Jelas
bahwasannya sekolah tidak hanya memberi masukan bagi siswa tetapi juga
memberi ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam kehidupan bagi siswa yang
menuntut ilmu. Sifat menerima dan memberi harus senantiasa terjalin sehingga
keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan sebagai lanjutan dari SMP
atau bentuk lain yang sederajat atau hasil belajar yang diakui sama. Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) khususnya bidang teknologi dan industri mempunyai
beberapa jurusan salah satunya jurusan Teknik Bangunan. Pada Teknik Bangunan
sendiri dibagi dua program yaitu, program konstruksi bangunan dan teknik
gambar bangunan.
e. Peningkatan Kemampuan / Kompetensi
Istilah kemampuan / kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan.
(Rustyah, 1982), menyatakan bahwa ”kompetensi mengandung pengertian
pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
9
tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak”.
Menurut (Herry, 1998), kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai
kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh
dari pendidikan pra-jabatan dan latihan.
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa peningkatan kemampuan /
kompetensi lulusan SMK bangunan adalah upaya yang dilakukan Sekolah
Menengah Kejuruan untuk meningkatkan kemampuan lulusannya dalam hal
pengetahuan, ketrampilan untuk bekerja di industri jasa konstruksi.
f. Kesiapan Lulusan SMK Bangunan
Kesiapan berasal dari kata dasar siap yang artinya : si·ap v 1 sudah
disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja); - - pakai 1 (tt tamatan
sekolah dsb) terampil dan profesional serta dapat langsung (tanpa pelatihan lagi)
menjalankan pekerjaan; (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 12 April
2009).
Kesiapan lulusan dapat diartikan, Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik Bangunan yang telah disediakan untuk bekerja secara terampil dan
professional dan dapat langsung menjalankan pekerjaan tanpa harus mendapatkan
pelatihan lagi.
g. Industri jasa konstruksi
a. Pengertian industri jasa konstruksi
Menurut UU 18/1999, bab 1 pasal 1 jasa konstruksi adalah layanan
jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan
pekerjaan konstruksi.
10
Jenis usaha jasa konstruksi antara lain terdiri dari;
1. Usaha perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.
2. Usaha pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam jasa konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi.
3. Usaha pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi. (Wulfram I Ervianto 2004; 10)
Dalam UU 18/1999, bab 1 pasal 8 dan 9 industri jasa konstruksi
memiliki beberapa persyaratan usaha terhadap perencanaan konstruksi,
pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi yang berbentuk badan
usaha harus memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha dibidang jasa
konstruksi dan memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan
jasa konstruksi. Dalam bidang keahlian tenaga kerja perseorangan yang
dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana, pelaksana ataupun
pengawas pekerjaan konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha
konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.
b. Pihak-pihak yang terlibat dalam industri jasa Konstruksi
Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap
perencanaan sampai pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak,
yaitu pihak pemilik proyek (owner) atau prinsipal
(employer/client/bouwheer), pihak perencana (designer) dan pihak
kontraktor ( annemer ).
11
Gambar 2.1 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”
c. Hubungan kerja
Hubungan antar pihak dalam penyelenggaraan pembangunan dapat
diskemakan seperti dalam gambar ini;
Gambar 2.2 Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”
12
B. Kerangka Berpikir
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan formal yang
bertujuan mempersiapkan lulusannya sebagai tenaga teknisi di industri jasa
konstruksi. Mengingat kebutuhan tenaga di industri jasa konstruksi, maka Sekolah
Menengah Kejuruan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan lulusannya
sebagai tenaga teknisi yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh industri
jasa konstruksi.
Kenyataanya orang – orang yang bekerja di Industri jasa konstruksi
didominasi oleh orang - orang dari non formal atau orang – orang yang tidak
mengenyam pendidikan keteknikan secara formal. Sedangkan lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Bangunan apakah juga memiliki peluang yang sama
untuk bekerja di Industri jasa konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari apakah jumlah
lulusan SMK Teknik Bangunan di Surakarta ini sesuai dengan jumlah kebutuhan
tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Bangunan yang diinginkan oleh
industri jasa konstruksi.
Persentase dari ketersediaan dan kebutuhan tenaga lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dapat dilihat dari jumlah lulusan SMK
Bangunan di Surakarta dengan peluang peluang kerja dari ikatan kerjasama antara
SMK dengan industri jasa konstruksi, DISNAKER Surakarta. Berdasarkan data
tersebut akan diperoleh kesimpulan apakah jumlah lulusan SMK Bangunan sudah
sesuai dengan Jumlah peluang kerja yang tersedia. Jika ada ketidakseimbangan
dalam hal ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan Teknik Bangunan harus di cari faktor – faktor apa saja yang
menyebabkan keterserapan tenaga kerja Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik Bangunan tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan berikut:
13
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Lulusan SMK Bangunan di Surakarta
Data dari Sekolah: Data mengenai jumlah lulusan SMK bangunan di Surakarta.
Data di lapangan mengenai ketersedian lapangan kerja bagi
lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi di Surakarta:
- Industri Jasa konstruksi. - Disnakertrans Surakarta. - Media cetak.
Pengumpulan data Pengumpulan data
Jumlah ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan
di Kota Surakarta
Faktor faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja tersebut
Upaya yang dilakukan sekolah untuk menyiapkan lulusanya.
Kriteria tenaga kerja yang diinginkan industri jasa
konstruksi.
Analisis/ Interpretasi
Lulusan memenuhi syarat untuk bekerja di industri jasa
konstruksi.
Lulusan tidak memenuhi syarat untuk bekerja di industri jasa konstruksi.
Peninjauan Kembali
Industri jasa konstruksi
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dijadikan obyek untuk memperoleh data-data
untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tempat
penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian yang berhubungan dengan
permasalahan, yaitu ;
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta yang menyediakan jurusan
Teknik Bangunan (SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5 Surakarta).
2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta (DISNAKERTRANS)
dan informasi lowongan pekerjaan yang lain melalui media cetak (harian
Solopos).
3. Industri jasa konstruksi; CV. Astha Bhawana (Perencana dan Pengawasan)
CV. Candrakirana Design Centre (Konsultan Perencana Arsitektur) dan CV.
Mukti Pramana Sentosa (Kontraktor Pelaksana).
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2008 – Maret 2010.
Adapun perinciannya sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Waktu penelitian No. Nama Kegiatan Waktu pelaksanaan 1. Pengajuan Judul 10 Juli 2008 2. Proposal Penelitian 25 Juli 2008 sampai 18 Desember 2008 3. Seminar Proposal Penelitian 19 Februari 2009 4. Revisi Proposal Penelitian 4 Meret 2009 sampai 6 April 2009 5. Perijinan Penelitian 6 Maret 2009 sampai 3 Juni 2009 6. Pelaksanaan Penelitian 3 Juni 2009 sampai 3 September 2009 7. Analisis Data Penelitian 25 Agustus 2009 sampai 8 Desember 2009 8. Penyusunan Laporan 8 Desember 2009 sampai 23 Maret 2010 9. Ujian Skripsi 13 April 2010 10. Revisi 13 April 2010 sampai 13 Mei 2010
15
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap
diperlukan pendekatan permasalahan melalui strategi yang tepat. Penelitian
kualitatif ada 3 macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan
deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru,
sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau
patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan
penjelasan.
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih
menekankan pada masalah proses dan makna (persepsi dan partisipasi), maka
jenis penelitian dengan strategi yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dikutip dari
Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2001:3) menurut Bogdan dan Taylor (1975:5)
mendefinisikan “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang –
orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Strategi penelitian deskriptif dibedakan menjadi 3 yaitu tunggal
terpancang, ganda terpancang, tunggal holistic dan ganda holistic. Dalam
penelitian ini digunakan strategi penelitian deskriptif tunggal terpancang. Strategi
tunggal terpancang merupakan penelitian yang melihat berbagai masalah yang
tidak berdiri sendiri dan berbagai variabel tidak dapat dipelajari secara terpisah
tetapi dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti melihat
berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan utuh. Peneliti ingin
mengungkapkan berbagai masalah yang berhubungan dengan upaya sekolah
menyiapkan lulusannya, ketersediaan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik Bangunan, kebutuhan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik
16
Bangunan di industri jasa konstruksi serta faktor faktor yang mempengaruhi daya
serap tersebut.
C. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan
digali dari beragam sumber data, dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan
dalam penelitian ini adalah:
1. Informan atau narasumber
a. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyediakan jururan
Teknik Bangunan di surakarta, yaitu; SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK
Negeri 5 Surakarta.
b. Dinas Tenaga Kerja Surakarta, sebagai lembaga penyalur tenaga kerja di
surakarta.
c. Pihak industri jasa konstruksi, dalam hal ini Direktur CV. Astha Bhawana
(Perencana dan Pengawasan), Direktur CV. Candrakirana Design Centre
(Konsultan Perencana Arsitektur) dan Direktur CV. Mukti Pramana
Sentosa (Kontraktor Pelaksana) yang mengetahui dan memberikan
informasi permasalahan penelitian.
2. Informasi lapangan melalui media cetak, dalam hal ini media yang berkaitan
dengan informasi lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK jurusan bangunan
khususnya di kota Surakarta. Informasi melalui media cetak yaitu; surat kabar
yang membahas informasi lowongan di Surakarta (Harian Solopos).
3. Arsip, referensi dan dokumen resmi yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian.
D. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan bukanlah cuplikan
statistik atau biasa dikenal sebagai “Probability Sampling” yang biasa digunakan
dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik
cuplikan (sampling) yang bersifat selektif dengan menggunakan keingintahuan
pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-lain. Oleh karena itu sampling
17
yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat “Purposive Sampling”, atau
lebih tepat disebut sebagai cuplikan “criteria-based selection” (goetz &
LeCompte, 1984).
Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu,
sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton, 1980).
Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai “Internal Sampling” (Bogdan &
Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu
peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang
sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada informan, kapan
melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa jumlah serta
bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data
yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan
penelitian ini adalah:
1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,
tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang
sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga
informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan
kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan
informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan
pandangan mereka terhadap kompetensi ketrampilan lulusan pendidikan Teknik
Bangunan. Teknik ini akan dilakukan pada semua informan oleh peneliti
langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih valid.
2. Observasi Langsung.
Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan
pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan
yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung
18
dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan
ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi . Pengamatan ini tidak dilakukan
hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali dengan harapan data yang
diperoleh akan lebih valid.
3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)
Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga
dapat dilakukan dengan mencatat arsip atau dokumen yang berkaitan dengan
permasalan penelitian Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa
“Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini
untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”.
F. Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa
digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi. Artinya untuk
menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut
pandang. Dari empat macam triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang
akan digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa
sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada ketersediaan dan
kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik
Bangunan di industri jasa konstruksi serta persyaratan kompetensi ketrampilan
yang dibutukan industri jasa konstruksi.
19
Publications
AccountingCopy Center
INFORMAN
AKTIVITAS
DOKUMEN/ARSIP
SalesWAWANCARA
DATA
Copy Center
Shipping
CONTENTANALISIS
OBSERVASI
Gambar 3.1 Teknik Triangulasi data
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)
2. Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai
sumber secara mandiri. Selain itu basis data akan dikembangkan dan disimpan
agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya
verifikasi.
20
Gambar 3.2 Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)
G. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
antar kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan
dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman,
1984). Dalam model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data,
sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses
siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak
diantara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses
pengumpulan data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di
antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada
setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan
skema sebagai berikut:
21
Gambar 3.3 Proses Analisis Interaktif
(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data yang diperoleh di
lapangan yang berasal dari sumber data yang telah dipilih, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
2. Reduksi (data)
Reduksi data merupakan komponen pertama, yaitu dengan membatasi
permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan – pertanyaan pokok yang
perlu dijawab dalam penelitian. Hal itu dilakukan agar banyaknya data yang
terkumpul di lapangan dapat dengan mudah dikendalikan.
3. Sajian data
Setelah dilakukan reduksi data, kemudian diikuti dengan penyusunan sajian
yang berupa cerita sistematis dan logis agar makna peristiwanya menjadi lebih
mudah dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matrik,
gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian.
4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi
Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti melakukan usaha
untuk menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat
dalam reduksi dan sajian data. Ketiga kegiatan analisis tersebut dilakukan
terus menerus selama penelitian berlangsung.
22
Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang
masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang
dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau
verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan
antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena
sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian
menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan
pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap
bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan
kemudian oleh keadaan yang sebenarnya di lokasi studi.
H. Prosedur penelitan
Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut;
1. Persiapan Penelitian
a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas
Sebelas Maret.
b. Mengurus perijinan penelitian ke DISPORA guna memperoleh ijin untuk
melakukan penelitian ke SMK dan DISNAKER, sebagai objek penelitian.
c. Mengurus perijinan penelitian ke Industri Jasa Konstruksi sebagai objek
penelitian.
2. Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara
mendalam, dan mencatat dokumen.
b. Melakukan pengkajian dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul
dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data
yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan
pemantapan data, pada pengumpulan data berikutnya.
c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan
memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka
berfikir.
23
3. Analisis Data
Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di
lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup
mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan usaha untuk
menemukan tema-tema yang relevan dengan masalah penelitian
4. Penyajian Simpulan/ Hasil
Penyajian kesimpulan/ hasil berupa laporan yang bersifat deskriptif
kualitatif mengenai analisis ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK
bangunan di Surakarta pada sektor industri jasa konstruksi.
Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penelitian dapat digambarkan
melalui bagan alur penelitian berikut:
Gambar 3.4 Prosedur Penelitian
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Mengurus Perijinan: 1. Pembantu Dekan III FKIP 2. DISPORA untuk memperoleh ijin ke
SMK dan DISNAKER. 3. Perijinan Ke Industri Jasa Konstruksi
Melakukan pengkajian dan pembahasan data yang telah terkumpul
Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis
Penyajian Simpulan/ Hasil
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. SMK Negeri 5 Surakarta
a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 5 Surakarta
Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962.
Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak
di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah
merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran
berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65
Statusnya di Negerikan terdiri dari (Dua) Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan
Gedung.
Adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965 Sekolah
Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran, kemudian pada
tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran diubah namanya
menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang terletak dijalan
LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta Organisasi dan Tata
Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang dulunya Sekolah
Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.
b. Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta
Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42
Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat
dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di
lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi
motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi
mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
25
SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang
terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat
menunjang kegiatan belajar mengajar.
c. Visi dan Misi SMK Negeri 5 Surakarta.
1) Visi SMK Negeri 5 Surakarta.
Visi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu menciptakan teknisi muda tingkat
menengah yang profesioanal handal dan tangguh
2) Misi SMK Negeri 5 Surakarta
Misi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu :
a) Mendidik dan melatih peserta didik dengan prinsip kewirausahaan.
b) Mendidik dan Melatih peserta didik sesuai kebutuhan dunia usaha.
c) Mendidik dan melatih peserta didik untuk mandiri.
d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 5
Surakarta.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
5 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4.
Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai
berikut :
1. Wakil Kepala Sekolah (WKS 4)
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Urusan Prakerin
5. Bursa Kerja Khusus (BKK)
Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 5 Surakarta
mempunyai tugas membantu WKS 4 dalam melaksanakan tugas – tugas
yang meliputi :
a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.
b) Bekerja sama untuk mengadakan hubungan dengan Du/Di
pengguna tenaga kerja, khususnya lulusan SMK Negeri 5 Surakarta.
c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta,
dalam informasi tenaga kerja.
26
d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga kerja
lulusan SMK Negeri 5 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker kota
Surakarta.
e. Fasilitas SMK Negeri 5 Surakarta.
Sekolah terletak didalam kota Surakarta dikomplek persekolahan
/dilingkungan sangat setrategis dan dekat dengan lapangan olah raga ( stadion )
Manahan. Dilalui kendaraan angkutan umum dari berbagaiJurusan. Memudahkan
pencapaian ke sekolah.
Guna menunjang Pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta mempunyai
fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan, Bengkel Teknik
Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel Teknik Listrik
Industri, Bengkel Teknik Listrik Elektro, engkel Teknik Pemesinan, Bengkel
Teknik Mekanik Otomotif, Bengkel Las, Laboratorium Komputer dan Internet,
Perpustakaan dengan jaringan internet, dan Laboratorium Bahasa.
Fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan Extrakulikuler SMK negeri 5
Surakarta mempunyai fasilitas antara lain: Lapangan Tenis, Lapangan basket,
Lapangan Volley, Koperasi siswa, Studio Musik, 3 Kantin, Masjid,UKS dan Lab
Komputer.
2. SMK Negeri 2 Surakarta
a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Surakarta
Sejalan dengan berkembangnya zaman, para pakar teknologi membuat
kesepakatan untuk mendirikan sekolah STM di Solo, adapun para pakar tersebut
antara lain:
1) Ir. Frederick Cornelius Louis Van Olden
2) Prof.Ir. Soediro
3) R.T. Djoyo Suparno ( Sri sampurno)
4) R. Soemardi Djati Sworo
5) Letda Soejono,B.A
Tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo yang
berlokasi di Gendengan. Tahun 1956 STM ini berstatus negeri dengan SK
27
Mendikbud RI No. 3095/ B dan tanggal 4 Juli 1952 berlokasi di sekolah Teknik
IV/ V Gendengan dengan alamat Jl. Dr Muwardi No. 56 Surakarta hingga tahun
1957/ 1958 dengan kepala sekolahnya adalah Ir. Frederick Cornelius Louis Van
Olden. Sejak tahun 1998 lokasi tersebut menjadi SMP Negeri 24 surakarta dan
SMP Negeri 25 Surakarta.
Tahun 1967 berdasarkan SK Mendikbud RI No. 99/ SBL DH. Direktorat
Pendidikan kejuruan N/ 67 tanggal 18 Juni 1967 dengan nama Sekolah Teknik
Menengah Kejuruan Negeri 1 Surakarta dengan 3 jurusan, yaitu Jurusan Mesin,
Jurusan Bangunan dan Jurusan Listrik.
Dengan adanya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah
maka tahun 1977 SMK Negeri 2 Surakarta ditunjuk agar melaksanakan kurikulum
1967 berdasarkan Ditjemen Direktorat Pendidikan Kejuruan tanggal 6 Januari
1977 No. 5.1.012.77 membuka 5 Jurusan yaitu Mesin Produksi, Listrik, Bangunan
Gedung, Otomotif dan Elektronika.
Tahun 1985 berdasarkan SK. Depdikbud RI tanggal 17 Oktober 1985
No. 7621C/ K 12/ 85, SMK Negeri 2 Surakarta memakai kurikulum 1984 dengan
60% teori dan 40% praktikum yang berjalan sampai tahun 1992 dan hanya terbagi
menjadi 4 rumpun, yaitu Bangunan, Otomotif, Elektronika, dan Mesin/ Teknik
pengerjaan Logam.
Tahun 1986 dengan SK Dikmenjur tanggal 4 Desember 1986 No. 267/
C4/ Kep./ 1.86 menetapkan STM Negeri 1 Surakarta dibagi menjadi rumpun dan
Program Studi sebagai berikut:
1) Rumpun Bangunan, terdiri dari Program Studi Bangunan Gedung dan
Program Studi Gambar Bangunan.
2) Rumpun Elektronika, terdiri dari Program Studi Elektronika
Komunikasi.
3) Rumpun Pengerjaan Logam (TPL), terdiri dari Program Studi Mesin
Produksi dan Program Studi Mesin Otomotif.
4) Rumpun Otomotif, terdiri dari Program Studi Mekanik Otomotif.
Pada tahun 1992/ 1993 SMK Negeri 2 Surakarta membuka Rumpun
Listrik dengan berbagai pertimbangan antara lain:
28
1) SMK Negeri 2 Surakarta masih ada peralatan praktek listrik.
2) Masih tersedia guru dari rumpun listrik.
3) Mendapat rekomondasi dari Pemda Surakarta.
Kemudian atas pertimbangan tersebut, maka diadakan usulan kepada
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun
dan sampai saat ini SMK Negeri 2 Surakarta tetap memiliki 5 Rumpun yaitu
Rumpun Bangunan, Rumpun Elektronika, Rumpun Mesin/ TPL, Rumpun
Otomotif, dan Rumpun Listrik.
Tahun 1996 STM Negeri Solo berubah nama menjadi STM Negeri 1
Surakarta berdasarkan surat dari Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun Jakarta 6
januari 1997 No.5.1.012.77 ditunjuk melaksanakan kurikulum 1967 (STM 3
Tahun) dengan pengembangan jurusan, antara lain: Mesin, Elektronika,
Bangunan, Listrik dan Otomotif.
Pada tahun 1999/ 2000 SMK Negeri 2 Surakarta diberlakukan kurikulum
1999 dengan perubahan rumpun menjadi bidang keahlian yang diberlakukan
dengan adanya Program Keahlian meliputi:
1) Bidang Keahlian Bangunan, terdiri dari Program Keahlian Teknik
Perkayuan (TP), Teknik Konstruksi Bangunan (TKB) dan Teknik
Gambar Bangunan (TGB).
2) Bidang Keahlian Elektronika, terdiri dari Program Keahlian Teknik
Audio Video ( TAV) dan Teknik Listrik Pemakaian (TLP).
3) Bidang Keahlian Mesin, terdiri dari Program Keahlian Teknik Mesin
Perkakas.
4) Teknik Mesin Otomotif.
b. Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta
Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di JL. Adi Sucipto No.33
Surakarta. Disekitar lokasi SMK Negeri 2 Surakarta terdapat lembaga pendidikan
lain sehingga pada jam- jam sekolah sangat ramai.
Lembaga pendidikan tersebut antara lain SMU Negeri 4 Surakakarta,
SMK Negeri 5 Surakarta, SMK Negeri 6 Surakarta, SMU Regina Pacis dan
sebagainya.
29
Hal lain yang mendukung keberadaan SMK Negeri 2 Surakarta adalah
sarana transportasi yang mudah dan lancar karena terletak pada jalan utama
menuju Terminal Tirtonadi Solo., sehingga dapat dijangkau dengan mudah dan
cepat.
c. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta.
1) Visi SMK Negeri 2 Surakarta.
Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu Mewujudkan SMK Negeri 2
Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global.
2) Misi SMK Negeri 2 Surakarta
Misi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu:
a) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri.
b) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi.
c) Unggul dalam kewirausahaan.
d) Unggul dalam kemandirian.
d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 2
Surakarta.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
2 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS).4.
Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai
berikut :
1) Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4
2) Kelompok Kerja (Pokja) Prakerin
3) Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK).
Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 2 Surakarta
mempunyai tugas membantu Waka 4 dalam melaksanakan tugas –
tugasnya meliputi :
a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.
b) Bekerja sama dengan semua tugas BKK untuk mengadakan
hubungan dengan Du/Di pengguna tenaga kerja, khususnya
lulusan SMK Negeri 2 Surakarta.
30
c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta,
dalam informasi tenaga kerja.
d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga
kerja lulusan SMK Negeri 2 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker
kota Surakarta.
e. Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta.
Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di
lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan
olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan
olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan,
sekolah mempunyai fasilitas antara lain :
1) Studio Teknik Gambar Bangunan.
2) Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan.
3) Bengkel Teknik Perkayuan.
4) Bengkel Teknik Listrik Pemakaian.
5) Bengkel Teknik Audio Video.
6) Bengkel Teknik Pemesinan.
7) Bengkel Teknik Mekanik Otomotif.
8) Bengkel dan Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan..
9) MTU ( Mobil Training Unit ).
10) ICT ( Information and Communication Technology ).
11) Stasiun Relay TVE ( Televisi Education ).
12) Laboratorium Multimedia.
13) Laboratorium Komputer.
14) Perpustakaan.
31
3. Industri Jasa Konstruksi
Dalam penelitian ini, perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) yang
dijadikan sebagai tempat penelitian adalah CV. Astha Bhawana dan CV.
Candrakirana Design Centre, serta CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) sebagai
sampel untuk perusahaan jasa konstruksi di Surakarta.
a. CV. Astha Bhawana
1. Tinjauan Umum
CV. Astha Bhawana merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi yang
bergerak dibidang konsultan perencana dan pengawasan. Berdasarkan pada
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan
Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun
2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu
usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa
konstruksi.
2. Data Administrasi CV. Astha Bhawana
Secara umum, data administrasi CV. Astha Bhawana antara lain sebagai
berikut:
a. Nama badan usaha : CV. Astha Bhawana
b. Alamat badan usaha : Jl. Kantil No. 243 Badran
Surakarta
c. Kode Pos : 57142
d. Telepone/ Fax : (0271) 716996
e. NPWP : 01.140.062.9-526.000
f. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional
g. Jenis badan usaha : Perencana dan Pengawasan
h. Kekayaan bersih : Rp. 230.000.000
32
3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha
Tabel 4.1 Data Kualifikasi CV. Astha Bhawana Kemampuan
Dasar No. Sub Bidang Klasifikasi/Layanan
Nomor Kode
Gred Tahun Nilai
(Juta)
Asosiasi Proses
1 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan
32001 2 2009 0 Inkindo Selesai
2 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya
32004 2 2009 0 Inkindo Selesai
3 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya
12004 2 2009 0 Inkindo Selesai
Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Astha Bhawana
Direktur YUNANTO NUGROHO, ST
Ketua Tim YUNANTO NUGROHO, ST
Adm & Keuangan MUJI REJEKI
Ahli Sipil Bangunan
SOEPARDJO
Ahli Arsitekture Bangunan SUTOPO, Ah. T
Ahli Mek & Elek AGUS SRIYANTO
Ahli Teknik Informatika ADI SUPRIATMO
Ahli Cost Estimator TRI HARDO
Studio Gambar SURVEYOR, DRAFFTER, OPERATOR KOMPUTER
33
b. CV. Candrakirana Design Centre
1. Tinjauan Umum
CV. Candrakirana Design Centre merupakan salah satu perusahaan
konsultan teknik yang bergerak dalam bidang Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur, Manajemen Konstruksi, Engineering, Studi Kelayakan serta Amdal.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 Juni 2003 yang didasarkan pada
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan
Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun
2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu
usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa
konstruksi.
2. Data Administrasi CV. Candrakirana
Secara umum, data administrasi CV. Candrakirana antara lain sebagai
berikut:
a. Nama badan usaha : Candrakirana Design centre, CV.
b. Alamat badan usaha : Jl. Kolonel Sutarto 15 Surakarta 57126
Telp. (0271) 648482,
c. NPWP : 01.515.184.8-526.000
Ijin Usaha Sesuai Bidang Perusahaan
1. TDP : No. 11.01.1.74.00392.
2. SIUJK (Konstruksi) : No. 1133.1.76.97.00062.P.2.
3. IUJKN (Perencanaan) : No. 1 004842-3374 4 00814.
4. IUJKN (Pengawasan) : No. 1 004842-3374 4 00815.
5. Sertifikat Badan Usaha : No. B00803374-4-JT.0427.
d. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional
e. Jenis badan usaha : Konsultan Perencana Arsitektur
f. Kekayaan bersih : Rp. 270.050.000
34
3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha
Tabel 4.2 Data Kualifikasi CV. Candrakirana Kemampuan
Dasar No. Sub Bidang Klasifikasi/Layanan
Nomor Kode
Gred Tahun Nilai
(Juta)
Asosiasi Proses
1 Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain dan Administrasi Kontrak Arsitektural
11001 2 2009 0 Inkindo Selesai
2 Jasa Arsitektural Lansekap
11002 2 2009 0 Inkindo Selesai
5 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Bangunan
12001 2 2009 0 Inkindo Selesai
6 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring
12002 2 2009 0 Inkindo Selesai
Sumber: Arsip CV. Candrakirana
35
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: Arsip CV. Candrakirana
Gambar 4.2 Struktur Organisasi CV. Candrakirana
Direktris AMIK RUSMAWATI
Ketua Tim Ir. DJOKO PRATIKTO, MT
Adm & Keuangan WIDYASTUTI, SH
Ahli Arsitektur Bangunan
Ir. AGUS INDRIJO , IAI
Ahli Arsitektur Landscape
IKWAN TRI, ST
Ahli Sipil Bangunan
Ir. BAMBANG S , MT
Ahli Lingkungan
Ir. PARYANTO, MT
Ahli Mek & Elek
Ir. AGUS RIYANTO
Ahli Cost Estimator
WIDI ANDRI, SE. Msi
Ahli Animasi
TIRTA J, S. Sn
Ass. Ahli Arsitektur Bangunan Ir. SUWITO
Ass. Ahli Sipil Bangunan
Ir. SRI BUDIYONO
Ass. Ahli Mek & Elek Ir. MC ASNAWI
Ass. Ahli Cost Estimator Ir. LANTIP S
Ass. Ahli Animasi
Ir. MOH. ROFI’ I, IAI.
Office Manager Studio Gambar Drafter, Surveyor,
Operator komputer
36
c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS)
1. Tinjauan Umum
CV. Mukti Pramana Sentosa merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi
yang bergerak dibidang jasa Pelaksana yang didasarkan pada Undang-undang No.
18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 28, 29, dan 30
Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha
Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu usaha dalam pembinaan Sumber
Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa konstruksi.
2. Data Administrasi CV. Mukti Pramana Sentosa
Secara umum, data administrasi CV. Mukti Pramana Sentosa antara lain
sebagai berikut:
a. Nama badan usaha : Mukti Pramana Sentosa, CV.
b. Alamat badan usaha : Jl. Mliwis VI / 9a Manahan 57137
Telp. (0271) 722367,
c. NPWP : 01.752.307.7-526.000
d. Bentuk badan usaha : Badan Usaha Nasional
e. Jenis badan usaha : Pelaksana
f. Kekayaan bersih : Rp. 985.000.000
3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha
Tabel 4.3 Data Kualifikasi CV. Mukti Pramana Sentosa Kemampuan
Dasar No. Sub Bidang Klasifikasi/Layanan
Nomor Kode
Gred Tahun Nilai
(Juta)
Asosiasi Proses
1 Bangunan komersial, termasuk perawatannya
21004 3 2009 0 Gabpeknas Selesai
2 Bangunan-bangunan non perumahan lainnya, termasuk perawatannya
21005 3 2006 0 Gabpeknas Selesai
5 Pertamanan, termasuk perawatannya
21007 3 2006 0 Gabpeknas Selesai
6 Jalan raya, jalan lingkungan, termasuk perawatannya
22001 3 2004 0 Gabpeknas Selesai
Sumber: Arsip CV. Mukti Pramana Sentosa
37
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: Arsip CV. Mukti Pramana Sentosa
Gambar 4.3 Struktur Organisasi CV. Mukti Pramana Sentosa
4. Disnakertrans Surakarta
1. Tinjauan Umum
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta sebagai merupakan unit
kerja yang mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian berkewajiban untuk memberikan pelayanan dan memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Kota Surakarta.
2. Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta
a) Visi
"Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang
Produktif, Kompetitif dan Sejahtera".
Director S. SANTOSA, BE
Adm/ KUG Dra, ENDANG S
Manager
Site Manager
Engeneering MUJIATNO
Engeneering MUJIATNO
Site Manager
Messure Man
Ass. Manager
Staff Staff Staff Staff
38
b) Misi
1. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan
penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan
bursa kerja.
2. Peningkatan kompetensi ketrampilan dan produktivitas tenaga
kerja dan masyarakat transmigrasi.
3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial serta perlindungan
sosial tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi.
4. Peningkatan pengawasan ketenagakerjaan.
39
3. Struktur Organisasi
Sumber: Arsip Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Surakarta
Kepala Dinas
Sekretaris
Sub Bag. Umum
Sub Bag. Kepegawaian
Sub Bag. Program& Anggaran
Sub Bag. Keuangan
Bidang Pelatihan & Produktivitas
Bidang Penempatan Kerja
& Transmigrasi
Bidang Hubungan Industrial &
Kesejahteraan Pekerja
Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan
Seksi Standarisasi
Seksi Pemagangan
Seksi Produktivitas
Seksi Informasi
Bursa Peluang
Seksi Penempatan
Tenaga Kerja
Seksi Transmigrasi
Seksi Pembinaan Hubungan
Industrial & Syarat
Seksi Kesejahteraan Pekerja
Seksi Perselisihan Hubungan
Seksi Pengawasan Norma Kerja
Seksi Pengawasan Kesehatan & Keselamatan
Kerja
Seksi Pengawasan Lingkungan
Kerja
Suku Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
UPT
Bidang Pelatihan & Produktivitas
Bidang Penempatan Kerja
& Transmigrasi
Bidang Hubungan Industrial &
Kesejahteraan Pekerja
Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Dinas Tenaga Kerja &
Transmigrasi
40
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Usaha yang
dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (Jurusan Bangunan) dalam
mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja (Industri jasa
Konstruksi), Untuk memperoleh informasi mengenai ketersediaan dan kebutuhan
tenaga kerja di bidang industri jasa konstruksi dan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi daya serap tenaga kerja di industri jasa konstruksi tersebut.
deskripsi dari apa yang dimaksud tersebut, peneliti telah melakukan sebuah
penelitian dengan mengambil 6 Lokasi penelitian yaitu:
1. Sekolah Menengah Kejuruan di kota Surakarta yang Menyediakan Jurusan
Bangunan
a. SMK Negeri 2 Surakarta
b. SMK Negeri 5 Surakarta
2. Industri jasa konstruksi
a. CV. Astha Bhawana (Perusahaan Konsultan perencana dan
Pengawasan).
b. CV. Candrakirana Design Centre (Perusahaan perencanaan dan
perancangan arsitektur).
c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) (Perusahaan Kontraktor
Pelaksana).
3. Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta.
Deskripsi lengkap mengenai pokok permasalahan penelitian di atas adalah
sebagai berikut:
1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan SMK dalam mempersiapkan
Lulusan bangunan adalah dengan melakukan survey langsung ke lokasi
penelitian, dan wawancara dengan pihak sekolah, dan diperoleh hasil sebagai
berikut:
41
a. Sarana dan Prasarana
Data yang didapat melalui observasi dan wawancara di lokasi penelitian
diperoleh informasi bahwa di SMK Negeri 2 dan SMK Negeri 5 Surakarta
telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap diantaranya:
1. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 5 Surakarta
a. Tabel 4.4 Data inventaris Bengkel praktek kayu mesin No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Mesin pelobang 1 Baik 2. Gergaji belah 1 Sedang 3. Gergaji pita 1 Baik 4. Pengasah pisau ketam 1 Baik 5. Gergaji lengan 1 Baik 6. Mesin ketam perata 1 Baik 7. Gergaji meja 2 Baik 8. Mesin ketam 1 Baik 9. Mesin bubut kayu 2 Sedang 10. Ketam multi 1 Baik 11. Gergaji pita kecil 1 Baik 12. Kompresor 1 Baik 13. Alat pemadam 1 Baik 14. Bor vertical 1 Rusak 15. Catut 6 Baik 16. Palu kayu/ ganden 16 Baik 17. Siku 15 Sedang 18. Gergaji tangan 17 Sedang 19. Bor tangan/engkol 1 Rusak 20. Scrap 2 Sedang 21. Pahat (ukuran ¼", ¾" ,1" , 1½") 9, 12, 10, 10 Sedang 22. Trimer/roter 3 Sedang 23. Mesin amplas 2 Baik 24. Jig saw 2 Sedang 25. Ketam mesin 2 Baik 26. Pahat bubut 25 Sedang 27. Gergaji besi 2 Sedang 28. Penggaris segitiga 1 Sedang 29. Bor pistol 2 Sedang 30. Pahat (ukuran 5/8", 1/2", 3/8") 15, 7, 8 Baik 31. Palu besi/martil 7 Baik 32. Petel 2 Baik 33. Perusut 10 Baik 34. Meteran 4 Baik 35. Klem (bentuk F, C, Panjang) 8, 2, 4 Baik
42
36. Tempat oil 2 Baik 37. Mata bor 15 Sedang
Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta b. Tabel 4.5 Data inventaris Bengkel praktek kayu tangan
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Ketam 35 Sedang 2. Palu besi 23 Sedang 3. Siku-siku 35 Sedang 4. Meteran lipat 34 Sedang 5. Kakak tua 21 Sedang 6. Patar 29 Sedang 7. Obeng 13 Sedang 8. Gergaji 23 Sedang 9. Bor tangan 5 Sedang 10. Drei 4 Sedang 11. Pahat
(ukuran 3/4", 1", 5/8", 1/2", 3/8", 5/16", 1/4")
86 Sedang
12. Perusut 11 Sedang 13. Batu asah 14 Sedang 14. Palu kayu 21 Sedang
Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta c. Tabel 4.6 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Thuwel/sendok spesi 40 Baik 2. Meteran 7 Baik 3. unting-unting 5 Baik 4. Palu besi/martil 2 Baik 5. Ayakan 2 Baik 6. Sekop 5 Baik 7. Tang 4 Baik 8. Catut/kakak tua 5 Baik 9. Water pas 27 Baik 10. Jointer 5 Baik 11. Roskam 12 Baik 12. Betel 2 Baik 13. Kwas 6 Baik 14. Sekrap 5 Baik 15. Siku besar 29 Baik 16. Gergaji ratono 5 Baik 17. Ember 43 Sedang 18. Cangkul 9 Baik 19. Linggis 2 Baik 20. Kunci pembengkok 7 Baik 21. Pemotong keramik/tegel 1 Baik
43
22. Molen 1 Baik 23. Cetakan gisum 5 Baik 24. Kloset jongkok 5 Baik 25. Helem kerja 23 Sedang
Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta d. Tabel 4.7 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Pesawat penyipat datar
Muto Level Top Can 1 Baik
2. Pesawat penyipat datar Kango
1 Baik
3. Pes pen datar saklisma C3Z/D
1 Baik
4. Pes pen datar eygpille 1 Rusak 5. Theodoli + H 1 Rusak 6. Statif kaki tiga 5 Sedang 7. Bak ukur 1 Baik 8. Rol meter 8 Sedang 9. Unting-unting 5 Sedang 10. Kompas 2 Baik 11. Payung kerja 3 Baik 12. Yalon 40 Baik
Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta e. Tabel 4.8 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Meja gambar tangan 30 Baik 2. Komputer autocad (guru) 2 Baik 3. Komputer autocad (siswa) 36 Baik 4. White board 2 Baik
Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta 2. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 2 Surakarta
a. Tabel 4.9 Data inventaris Bengkel Teknik Perkayuan No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Mesin ketam perata 2 Baik 2. Mesin ketam penebal 1 Baik 3. Mesin ketam penebal 1 Rusak berat 4. Mesin gergaji bundar bermeja 1 Baik 5. Mesin gergaji bundar bermeja 1 Cukup baik 6. Mesin gergaji 1 radikal berlengan 1 Rusak berat 7. Mesin gergaji lengan radikal 1 Cukup baik 8. Mesin pita 1 Cukup baik 9. Mesin pita 1 Rusak berat 10. Mesin pahat pelobang wakdin 2 Cukup 11. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik
44
12. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik 13. Mesin pembuat sponeng profil 1 Cukup baik 14. Mesin bubut kayu 1 Cukup baik 15. Mesin bubut kayu (bubut) 1 Cukup baik 16. Mesin gerinda ketam (bubut) 1 Rusak berat 17. Mesin gerinda kombinasi jaya 1 Cukup baik 18. Mesin bor bulat 1 Cukup baik 19. Penyambung daun gergaji pita 1 Buruk 20. Chain mortising machine 1 Cukup baik 21. Compresor 1 Buruk sekali 22. Saw dust extractor fan 4 Buruk sekali 23. Lemari besi 2 Baik 24. Filling besi/metal 1 Baik 25. Lemari kayu 1 Baik 26. Meja tulis 2 Baik 27. Kursi tangan 3 Baik 28. Kursi biasa 1 Baik 29. Compresor finishing 1 Baik 30. Spray gun finishing 1 Baik 31. FSR intec palm sander 2 Baik 32. Mesin router 2 Baik 33. Stapler gun KL 2 Baik 34. Lemari besi 2 Baik 35. Rak kayu 2 Baik 36. Meja tambahan 18 Baik 37. Kursi biasa 2 Baik
Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta b. Tabel 4.10 Data inventaris Bengkel praktek plumbing
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Ragum 10 Cukup baik 2. Ragum pipa 5 Cukup baik 3. Ragum rantai 7 Cukup 4. Pembengkok pipa 2 Cukup baik 5. Seney 7 Cukup baik 6. Seney 2 Baik 7. Mesin gerinda 1 Baik 8. Mesin bor 1 Baik 9. Tanggem 22 Baik 10. Mesin Pres Hidrolik (punsh) 2 Baik 11. Perkakas standar lainya 9 Baik
Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta
c. Tabel 4.11 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Pemotong besi beton 1 Cukup
45
2. Tanggem 5 Cukup baik 3. Mesin penggetar 2 Cukup 4. Molen 2 Cukup 5. Elektrik dying oven 1 Cukup 6. Concret test hammer 2 Cukup baik 7. Pesawat vicat 3 Cukup 8. Perkakas pengangkat
bermesin 5 Baik
9. Perkakas bengkel kayu 4 Baik 10. Peralatan las 1 Baik
Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta d. Tabel 4.12 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Pesawat theodolit 1 Cukup baik 2. Theodolit (transit) 1 Rusak 3. Theodolit (minut reading) 2 Baik 4. Pesawat penyipat datar 1 Cukup baik 5. Pesawat penyipat datar 1 Baik 6. Automatic builder level 1 Baik 7. Prisma 2 Cukup baik 8. Prisma 4 Cukup baik 9. Planemeter 2 Cukup baik 10. Planemeter 1 Baik 11. Bak pembaca 9 Cukup 12. Bak pembaca 15 Cukup 13. Yalon 20 Cukup 14. Yalon 30 Cukup 15. Bousule Trauche 2 Baik
Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta e. Tabel 4.13 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan
No. Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi 1. Papan tulis 1 Baik 2. Komputer autocad (guru) 1 Baik 3. Komputer autocad (siswa) 36 Baik 4. Lemari kayu 4 Baik 5. Meja tulis 2 Baik 6. Kursi tangan 1 Baik 7. Meja gambar 32 Baik 8. Meubelier lain 45 Baik 9. Printer 3 Baik 10. Proyektor 1 Baik
Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta
46
Data yang tersaji di atas SMK N 5 dan SMK N 5 Surakarta telah
memiliki peralatan yang lengkap walaupun tidak semua alat yang dimiliki
masih dalam kondisi baik, akan tetapi dapat dikatakan bahwa lebih dari 90%
peralatan yang dimiliki SMK N 5 dan SMK N 5 masih cukup baik dan layak
digunakan. Disamping mengenai kondisi peralatan praktek yang baik, jumlah
alat yang dimiliki kedua sekolah yaitu SMK N 5 dan SMK N 5 cukup
memadai untuk digunakan praktikum, hal ini didasari dari jumlah siswa rata
rata setiap program bangunan yaitu kurang lebih 30 siswa.
Peneliti juga melakukan pengambilan data melalui observasi langsung
dan wawancara dan berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan Kepala
BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa Lab yang
dimiliki SMK N 5 Surakarta sudah memadai untuk praktek siswa SMK
bangunan. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta
(Jumat, 31 juli 2009), meyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta memiliki Lab
yang sangat mendukung karena memang banyak peralatan yang sudah
dimiliki, bahkan Lab Perkayuan sudah digunakan Siswa untuk menerima
order pekerjaan dari industri (khususnya bidang furniture) ini menunjukkan
SMK N 2 Surakarta telah diakui dunia industri bahwa sekolah ini dipercaya
untuk mengerjakan order pekerjaan mereka.
Menurut penelitian langsung oleh peneliti di lokasi penelitian memang
dapat disimpulkan bahwa SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta
memang memiliki lab yang lengkap itu dibuktikan dengan tersedianya
peralatan praktek dengan jumlah yang cukup dan lengkap.
b. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan bangunan
Menurut data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan Kepala
BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009 ) dan Kepala BKK SMK N 5
Surakarta (Senin, 27 Juli 2009) , kompetensi yang dimiliki lulusan SMK
Bangunan antara lain:
47
Kompetensi Lulusan Gambar Bangunan:
1. Menggambar teknik dasar.
2. Membaca dan menerjemahkan gambar konstruksi.
3. Merencanakan dan mengatur pekerjaan konstruksi.
4. Menggambar Autocad 2D dan 3D
5. Membuat gambar kerja.
6. Mendesain Bangunan Sederhana.
7. Pekerjaan dasar survei.
8. Perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana.
Kompetensi Lulusan Konstruksi Bangunan
1. Melakukan pengukuran dan perhitungan sederhana.
2. Mempersiapkan lokasi dan lapangan kerja.
3. Melakukan pekerjaan pengukuran dan levelling lapangan.
4. Menyusun daftar kebutuhan material.
5. Memeriksa material agregat halus dan agregat kasar.
6. Memasang papan duga (bouwplank) untuk acuan dan perancah.
7. Mempersiapkan tulangan /pembesian di lapangan.
8. Memasang tulangan/pembesian.
9. Membuat adukan beton segar.
10. Melaksanakan penyelesaian (Finishing) akhir pada beton.
11. Melaksanakan perawatan beton.
12. Membuat Laporan Kerja.
13. Mempersiapkan material konstruksi pasangan batu.
14. Memasang papan duga pekerjaan konstruksi pasangan batu.
15. Mempersiapkan adukan mortar/spesi.
16. Membuat pasangan Pondasi.
17. Membuat pasangan dinding batu bata.
Kompetensi Lulusan Teknik Perkayuan
1. Memilih bahan yang akan digunakan.
2. Mengoperasikan peralatan tangan sederhana.
3. Mengeporasikan peralatan mesin.
48
4. Membuat gambar rancangan kerja.
5. Melakukan penghitungan bahan.
6. Membuat kusen, pintu dan jendela.
7. Membuat macam macam sambungan kayu.
8. Membuat konstruksi kuda - kuda.
Kompetensi di atas telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan Bangunan,
sehingga lulusan SMK Jurusan Bangunan telah memiliki kompetensi tersebut
diatas.
c. Praktek, Prakerin dan Kunjungan Industri
1. Praktek
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27
Juli 2009), menyatakan bahwa praktek dapat dikatakan suatu kompetensi
keahlian yg utama, apalagi sekarang telah dilaksanakan pembelajaran
continues job, kalau sekolah pada umumnya memiliki jam praktek 7 jam
pelajaran dalam seminggu, namun pada saat telah diganti dengan system
continues job atau system blok, yaitu pengumpulan jam praktek dalam
satu bulan sehingga dalam satu bulan ada satu minggu yang digunakan
khusus untuk praktek (dalam 1 minggu terdapat 28 jam pelajaran praktek),
sehingga lebih efisien waktu. Hasil wawancara peneliti dengan kepala
BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa
praktek di SMK N 2 Surakarta digunakan oleh siswa menerima order dari
luar, sehingga siswa dipekerjakan untuk pembuatan order dari luar
tersebut. Hal tersebut sangat membantu siswa untuk bisa melakukan
pekerjaan pekerjaan yang bisa mendukung siswa untuk bisa belajar
mandiri dalam menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya.
2. Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah Praktek Keahlian Produktif yang
dilaksanakan di Dunia Industri, berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang telah
49
diberikan di sekolah dengan mengerjakan pekerjaan produksi/ jasa
(pekerjaan yang sesungguhnya) di Dunia Industri.
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27
Juli 2009), menyatakan bahwa di SMK N 5 Surakarata siswa diwajibkan
mengikuti Proses prakerin dan lama Prakerin rata - rata selama satu sampai
tiga bulan. Sedangkan wawancara peneliti dengan kepala BKK SMK N 2
Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta
siswa wajib melaksanakan Prakerin dan lama proses prakerin itu rata - rata
dua sampai tiga bulan, kadang ada yang sampai 6 bulan bahkan satu tahun
tergantung permintaan dari industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
proses prakerin yang dilakukan oleh siswa bangunan selama menempuh
pendidikan di SMK rata – rata antara 2 sampai 3 bulan, kecuali jika ada
permintaan dari perusahaan yang meminta agar kegiatan prakerin di
perpanjang.
3. Kunjungan Industri
Disamping praktek dan prakerin SMK N 5 surakarta juga mewajibkan
siswanya untuk melakukan kunjungan industri. Wawancara peneliti
dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009),
menyatakan bahwa kunjungan industri merupakan suatu misi sekolah
untuk menenalkan produk sekolah yaitu human resources Sumber daya
manusia (SDM) graduate (tamatan/ lulusan). Tujuan dari kunjungan
industri ini adalah yang pertama untuk promosion produk (lulusan) dan
yang kedua adalah untuk studi komparasi perbandingan sejauh mana
bahwa teori yg diberikan di sekolah itu dikomparasikan dengan pekerjaan
di lapangan, dan yang ketiga agar SMK dapat mengikuti adanya
perkembangan dunia konstruksi sehingga istilah teknik dan produk-
produk teknik yg terkini pun sekolah tahu dan tidak ketinggalan jaman.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masing-
masing Sekolah telah memiliki Sarana prasarana, kompetensi dasar dan
Kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di industri jasa
50
konstruksi. Dan harus diakui bahwa SMK telah berusaha mempersiapkan lulusan
yang berkualitas untuk dapat layak bekerja di industri jasa konstruksi.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja dalam penelitian ini mengambil data dari
sekolah mengenai jumlah lulusan jurusan Bangunan, sedangkan kebutuhan tenaga
kerja lulusan bangunan peneliti melakukan wawancara dengan 3 perusahaan jasa
konstruksi yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mewakili perusahaan
konstruksi secara keseluruhan di Surakarta dan juga wawancara dengan
Disnakertrans kota Surakarta.
a. Ketersediaan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5
Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 5
Surakarta rata – rata setiap tahun melulusakan 70 hingga 100 siswa jurusan
Bangunan, Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2
Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 2
Surakarta rata – rata setiap tahun meluluskan 80 hingga 100 siswa jurusan
Bangunan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan jumlah lulusan SMK
Bangunan setiap tahunnya di Kota Surakarta sekitar 150 hingga 200 lulusan.
b. Kebutuhan
Informasi mengenai data kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Bangunan
di industri jasa konstruksi diperoleh dari:
1. Sekolah Menengah Kejuruan
Data diambil dari dua sumber yaitu: wawancara dan data tertulis yang
terdapat pada Kantor Bursa Kerja Khusus Sekolah Menengah Kejuruan.
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin,
27 Juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 5 Surakarta mempunyai
kerjasama khusus dengan industri jasa konstruksi dimana kerja sama itu
meliputi kerjasama dibidang penyediaan tempat prakerin hingga
pemasaran tamatan atau lulusan. Sedangkan wawancara peneliti dengan
51
kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa
SMK N 2 Surakarta memang memiliki kerja sama dengan Pihak industri
jasa konstruksi melalui Bursa kerja khusus hanya saja untuk saat ini untuk
program keahlian bangunan kurang karena kerjasama hanya dengan
perusahaan yang ada di Sekitar Surakarta saja, berbeda dengan jurusan lain
yang tidak hanya menggelar kerjasama dengan perusahaan yang ada di
Sekitar Surakarta tapi juga di luar daerah Surakarta.
Berikut adalah data tertulis yang terdapat di arsip kantor Bursa Kerja
Khusus SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta, yang berkaitan
dengan tamatan lulusan Banunan di industri jasa konstruksi.
a. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 5 Surakarta
Tabel 4.14 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 5 Surakarta
No. Nama Perusahaan Jumlah Kebutuhan
Keterangan Bidang Pekerjaan
1. PT. Indomarco 3 Retail Bahan Bangunan 2. PT. Legenda Bintang 4 Konstruksi Perkayuan 3. Perumnas Palur 4 Perumahan 4. CAAD 5 Gambar Bangunan 5. Wall Floor and Tile 5 Bahan Bangunan
Jumlah 21 Sumber: Arsip BKK SMK N 5 Surakarta
Terdapat total 21 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan
untuk bekerja di industri jasa Konstruksi.
b. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 2 Surakarta
Tabel 4.15 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 2 Surakarta
No. Nama Perusahaan Jumlah Kebutuhan
Keterangan Bidang Pekerjaan
1. PT. Yasunli 1 Bahan Plastik 2. PT. Pama Persada 23 Perkebunan
Jumlah 24 Sumber: Arsip BKK SMK N 2 Surakarta
Terdapat total 24 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan akan
tetapi peluang kerja tersebut tidak berorientasi pada bidang pekerjaan
bangunan.
Data kebutuhan tenaga kerja yang tersebut di atas pada tahun 2009 ini
di SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta hanya terdapat 21 peluang
52
kerja di industri jasa konstruksi. Dimana ketersediaan peluang kerja
tersebut berada di SMK N 5 Surakarta.
2. Industri Jasa Konstruksi
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3
November 2009), meyatakan bahwa CV. Astha Bhawana pada tahun ini
merekrut 2 karyawan yang berasal dari lulusan SMK Bangunan. CV.
Astha Bhawana tidak merekrut karyawan baru setiap tahun karena
perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja, dan biasanya mereka
merupakan siswa yang dulunya pernah magang di perusahaan ini.
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9
November 2009), menyatakan bahwa Ya’ pada tahun ini perusahaan kami
melakukan perekrutan tenaga kerja baru dari Lulusan SMK bangunan dan
berjumlah 5 orang. CV. Candrakirana tidak membuka informasi lowongan
melalui media melainkan pelamar mengajukan sendiri Permohonan
lamaran dan mereka merupakan lulusan yang dulunya pernah magang di
perusahaan tersebut.
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa
(Sabtu, 7 Noveber 2009), meyatakan bahwa Perusahaan kami tidak
melakukan perekrutan tenaga kerja baru pada tahun ini. Perusahaan kami
tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru setiap tahun melainkan
perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja.
Melalui uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 peluang
kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi
yaitu CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana, sedang menurut data
dari (www.lpjk.org, 11 Oktober 2009) di Kota Surakarta terdapat 250
perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sehingga besar sekali
kemungkinan peluang bagi lulusan SMK untuk bekerja di insustri jasa
konstruksi hanya saja kebanyakan peluang tersebut tidak termuat di media
karena biasanya perusahaan membuka peluang perekrutan bagi siswa yang
pernah magang di perusahaan tersebut, atau peran aktif dari lulusan –
lulusan tersebut untuk mendapatkan pekerjaanya.
53
3. Disnakertrans Kota Surakarta
Wawancara peneliti dengan Bidang Penempatan Kerja &
Transmigrasi (Selasa, 13 Oktober 2009), meyatakan bahwa tidak ada
penyaluran tenaga kerja dari SMK bangunan karena penyaluran tenaga di
Disnakertrans lebih secara umum yaitu; lulusan STM atau SMK itu ya
dianggap sejajar dengan SMU atau MAN misalnya. Dan menurut data
yang diperoleh peneliti penyaluran tersebut lebih di dominasi oleh
perusahaan non jasa konstruksi.
4. Media Cetak
Data digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kebutuhan
tenaga kerja lulusan SMK bangunan, disini diambil dari arsip Koran
solopos (www.solopos.co.id) yang keluar dari mulai Senin, 3 Agustus
2009 sampai dengan Sabtu, 5 September 2009.
Tabel 4.16 Data Kebutuhan tenaga kerja
No. Jabatan Jumlah Kebutuhan
Bidang Pekerjaan
1. Tukang 1 Gybsum & Alumunium 2. Tukang 1 Furniture 3. Tekniksi 3 konstruksi 4. Tukang 2 Furniture 5. Tukang 3 Konstruksi
Jumlah 10 Sumber: Arsip www.solopos.co.id
Melalui uraian data di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga
kerja lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi di
Surakarta dari mulai Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September
2009 terdapat 10 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan, dengan dua
jenis pekerjaan yaitu 7 peluang kerja sebagai tukang dan 3 peluang kerja
sebagai teknisi.
Data tersebut dapat diasumsikan jika lulusan SMK bangunan di Surakarta
setiap tahunnya dapat meluluskan 150 hingga 200 lulusan siap kerja sebagai
tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK
bangunan dari data yang diperoleh peneliti yaitu; untuk tahun ini terdapat 21
peluang kerja yang berasal dari SMK N 5 Surakarta, 10 peluang kerja yang
54
berasal dari media cetak (solopos) selama rentang waktu Senin, 3 Agustus 2009
hingga Sabtu, 5 September 2009 dan 7 peluang kerja di industri jasa konstruksi
yang digunakan peneliti sebagai sampel penelitian (CV. Astha Bhawana dan CV.
Candrakirana).
3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja
lulusan SMK bangunan di Surakarta, dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada Kepala BKK SMK N 5 Surakarta, Kepala BKK SMK N 2
Surakarta, Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV. Candrakirana dan Direktur
CV. Mukti Pramana Sentosa sebagai berikut:
a. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan
di Surakarta menurut Kepala BKK SMK N 5 Surakarta dan Kepala BKK
SMK N 2 Surakarta
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27
Juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari
perusahaan biasanya tidak mementingkan nilai akademik dari lulusan tersebut,
melainkan bagaimana lulusan itu bisa mempunyai jiwa dan berbudi pekerti
luhur, jujur, patuh, disiplin karena skill mungkin nomor sekian karena nanti
juga ada ujian ujian atau tes fit and proper test, yang bersifat teori ataupun
wawancara.
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31
juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari
perusahaan yang utama adalah sikap, untuk ketrampilan itu bisa dididik dilatih
dengan kondisi yang ada di industri, tapi nomor satu itu tetap sikap.
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27
Juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan
lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah kultur atau budaya
karena di jawa tengah khususnya di Surakarta industri jasa konstruksi belum
menerapkan system kopetensi (sertifikasi keahlian) bagi tukang, jadi
55
perekrutan tukang atau tenaga kerja lebih di utamakan bagi tenaga yang
berpengalaman walaupun tidak mempunyai dasar pendidikan bangunan.
Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31
juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan
lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah sistem famili atau
keluarga jadi mereka bisa bekerja di industri karena di ajak oleh keluarga atau
sanak saudara kemudian antusisme atau minat dari lulusan itu sendiri mereka
belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya sendiri.
b. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan
di Surakarta menurut Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV.
Candrakirana dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3
November 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja
dari perusahaanya yaitu lulusan lulusan tersebut sudah menguasai ilmu-ilmu
yang aplikatif untuk terjun di lapangan.Lulusan SMK bangunan sudah
dianggap sebagai tenaga kerja yang sudah memiliki berkompetisi untuk
bekerja di industri hanya saja masih kurang berpengalaman.
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9
November 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari
perusahaanya yaitu lulusan tersebut sudah menguasai kompetensi dasar
tenaga kerja seperti menggambar dan menghitung rencana anggaran biaya
dan ditambah dengan pengalaman kerja seperti magang di perusahaan hingga
dia mampu untuk menangani suatu pekerjaan.
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu,
7 Noveber 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari
perusahaanya yaitu jujur, disiplin, dia harus mengerti masalah bangunan
masalah konstruksi bangunan, mudah di arahkan dan professional. Pada
dasarnya lulusan SMK bangunan sudah paham mengenai urusan bangunan
walaupun tidak semuanya untuk kelemahan lulusan SMK bangunan mereka
kurang mengenal kondisi yang terjadi di lapangan, karena mungkin belum
punya pengalaman.
56
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3
November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan
lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah Karena memang
jarang sekali ada lulusan bangunan yang mendaftar untuk bekerja di Industri,
kecuali mungkin memang dia di ajak oleh saudara atau orang tuanya, dan
minat mereka kurang besar cenderung mungkin melanjutkan kuliah lagi ke
jurusan teknik. Faktor yang mempengaruhi lebih pada minat lulusan lulusan
tersebut.
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9
November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan
lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah karena perusahaan
itu lebih memilih orang yang sudah terampil, dan berpengalaman, anak SMK
mungkin sudah memiliki ilmu tapi masih kurang pengalaman. Dan menurut
Direktur CV. Candrakirana lulusan SMK dengan ditambah magang atau
pelatihan sudah siap untuk bekerja.
Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu,
7 Noveber 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan
lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah faktor pengalaman
kerja anak SMK masih kalah dengan tenaga yang belajar langsung di
lapangan dan juga segi koneksi orang dalam misalnya walaupun ada pelamar
dari lulusan SMK kalau dia dari luar tentu perusahaan akan lebih memilih
kerabatnya atau kenalannya walaupun dia bukan dari lulusan SMK bangunan.
Uraian yang tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi
antara lain adalah: minat dari lulusan SMK bangunan tersebut untuk bekerja,
pengalaman kerja di lapangan, koneksi orang dalam.
57
C. Interpretasi Hasil
1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya
Penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan diketahui
bahwa upaya yang dilakukan sekolah telah memiliki Sarana prasarana yang
menunjang diantaranya laboratorium praktek yang didukung oleh peralatan
praktek yang lengkap, kompetensi dasar yang telah masuk dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan
Bangunan dan kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di
industri jasa konstruksi. Akan tetapi dari dari temuan kasus hasil penelitian di
industri jasa konstruksi diketahui bahwa kompetensi dasar lulusan SMK bangunan
saja belum cukup untuk disebut layak untuk bekerja di industri jasa konstruksi,
karena untuk bekerja di industri jasa konstruksi lulusan SMK bangunan masih
perlu dibekali dengan ilmu ilmu aplikatif untuk terjun di lapangan. Ilmu aplikatif
tersebut dapat diperoleh siswa bangunan saat melakukan Prakerin atau magang di
industri, namun proses Prakerin atau magang yang dilakukan oleh siswa SMK
bangunan tersebut masih kurang efektif karena lama kegiatan tersebut yang relatif
singkat, sekitar satu sampai tiga bulan, dan kondisi seperti ini yang membuat
siswa lulusan SMK bangunan kurang bisa bersaing dengan tenaga kerja yang
memiliki dasar pengalaman kerja yang cukup walaupun tenaga kerja tersebut
tidak menempuh pendidikan secara formal tetapi memiliki pengalaman lapangan
yang cukup
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja
Penelitian di lokasi penelitian diketahui bahwa jumlah ketersediaan dan
kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Kota Surakarta dapat
diasumsikan jika lulusan SMK bangunan di Surakarta setiap tahunnya dapat
meluluskan 150 hingga 200 lulusan siap kerja sebagai tenaga kerja yang tersedia.
Sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan dari data yang
diperoleh peneliti yaitu; untuk tahun ini terdapat 21 peluang kerja yang berasal
dari SMK N 5 Surakarta, 10 peluang kerja yang berasal dari media cetak (solopos)
selama rentang waktu Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009 dan
58
7 peluang kerja di industri jasa konstruksi yang digunakan peneliti sebagai sampel
penelitian (CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana) maka dapat di asumsikan
pula bahwa peluang untuk memperoleh pekerjaan bagi lulusan – lulusan tersebut
sangat besar, hal ini ditunjukkan dengan tersedianya peluang kerja yang terdapat
di media cetak atau industri jasa konstruksi itu sendiri. Jika hanya dalam rentang
waktu satu bulan saja (Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009) di
harian solopos terdapat 10 peluang kerja dapat diperkirakan dalam satu tahun
mungkin terdapat kurang lebih sekitar 96 peluang kerja, jika diperumpamakan
dalam satu bulan terdapat 8 peluang kerja. Peluang tersebut belum ditambah lagi
dari industri jasa konstruksi itu sendiri, dari 3 sampel perusahaan yang diteliti
terdapat 7 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan tahun ini saja, sedangkan
menurut (www.lpjk.org, 11 Oktober 2009) di Kota Surakarta terdapat 250
perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sehingga dapat diperkirakan
terdapat sekitar 125 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan, jika di
perumpamakan setiap 2 perusahaan merekrut 1 karyawan baru setiap tahunnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai data ketersediaan dan kebutuhan tenaga
kerja lulusan SMK Bangunan di Surakarta dapat digambarkan melalui penjelasan
berikut:
5251
53Teknik Gambar Bangunan
Teknik Perkayuan
Teknik KonstruksiBangunan
Gambar 4.5 Grafik pie chart Jumlah lulusan jurusan SMK Bangunan di Surakarta
tahun 2009
Total 156 Lulusan SMK Bangunan tahun 2009
59
Total 242 Kebutuhan Tenaga Kerja Lulusan SMK Bangunan
21
125
96
0Berasal dari Sekolah
Dari Industri JasaKonstruksiDari harian Solopos
Dari Disnakertrans
Gambar 4.6 Grafik pie chart Perkiraan Jumlah kebutuhan tenaga jurusan SMK
Bangunan di Surakarta tahun 2009
Berdasarkan data tersebut maka dapat diasumsikan pula bahwa peluang untuk
memperoleh pekerjaan bagi lulusan–lulusan tersebut sangat besar, hal ini
ditunjukkan dengan tersedianya peluang kerja yang terdapat di media cetak atau
industri jasa konstruksi, hanya saja informasi mengenai peluang kebutuhan tenaga
kerja lulusan SMK bangunan tersebut sangat terpengaruh oleh peran aktif lulusan
tersebut untuk memperoleh peluang kerja, karena kebanyakan perusahaan tidak
mengumumkan informasi perekrutan tenaga kerja baru melalui media melainkan
perekrutan dilakukan perusahaan secara langsung yaitu menilai siswa yang
melakukan prakerin atau magang kemudian memberikan penawaran secara
langsung kepada siswa, atau siswa tersebut berinisiatif sendiri untuk mengajukan
permohonan pelamaran pekerjaan untuk bekerja di perusahaan tersebut, apabila
memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan, seperti memiliki ketrampilan,
profesional, dan berpengalaman maka perusahaan dapat mempertimbangkan
pelamar itu untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut.
3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja
Penelitian di lokasi penelitian diketahui bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di
industri jasa konstruksi yang pertama adalah minat dari lulusan SMK bangunan
tersebut untuk bekerja, karena lulusan SMK bangunan yang tergolong masih
muda belum mereka belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya
sendiri. Dalam hal ini sekolah harus berperan aktif untuk menanamkan minat bagi
60
siswanya untuk terjun atau bergelut di bidang industri jasa konstruksi, karena
dengan begitu siswa dapat berfikir untuk menggunakan keahlian yang telah ia
peroleh di sekolah untuk diterapkan di dunia kerja yang nyata.
Faktor yang kedua adalah pengalaman kerja di lapangan, karena lulusan
SMK bangunan masih kurang dalam pengalaman lapangan. Hal ini dikarenakan
minimnya waktu magang atau prakerin di industri, walaupun sesungguhnya
kompetensi lulusan SMK bangunan sudah layak untuk bekerja di bidang jasa
konstruksi, namun pengalaman kerja sangat diutamakan karena dengan
pengalaman kerja yang cukup seorang tenaga kerja dapat dianggap sudah mampu
untuk menangani sebuah pekerjaan. Dalam menangani masalah minimnya
pengalaman kerja ini sekolah seharusnya memberikan tambahan waktu magang
atau prakerin siswa di industri yang selama ini proses magang atau prakerin
tersebut hanya berlangsung antara 1 sampai 3 bulan mungkin dapat diperpanjang
hingga 6 bulan hingga 1 tahun. Hal ini ditujukan agar setiap lulusan SMK
bangunan memiliki bekal pengalaman lapangan yang cukup untuk terjun di dunia
kerja (industri jasa konstruksi).
Faktor yang ketiga adalah koneksi orang dalam, pihak industri lebih
mengutamakan memberikan peluang kerja bagi sanak famili mereka walaupun
tidak memiliki dasar pendidikan dari SMK bangunan. Untuk faktor yang ketiga
ini merupakan faktor yang telah menjadi rahasia umum bahwa setiap perekrutan
tenaga kerja baru sebuah perusahaan akan lebih mengutamakan faktor kerabat
atau famili untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja tersebut. Hal ini dapat diatasi
dengan kebijakan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja yang sesuai bidangnya,
‘right man at the right place’ dengan mengesampingkan perekrutan tenaga dari
sanak famili yang tidak menguasai bidang keahliannya.
Pihak industri jasa konstruksi juga mengutamakan faktor sikap yang baik
dan kedisiplin bagi calon tenaga kerjanya. Faktor ini dinilai pihak industri jasa
konstruksi secara langsung saat siswa SMK bangunan itu melakukan prakerin di
perusahaan miliknya atau setelah lulusan tersebut bekerja di perusahaan dan
kinerjanya dinilai langsung oleh perusahaan tersebut.
61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut :
1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya
a. Sarana dan Prasarana
Ditinjau dari sarana dan prasarana SMK N 5 Surakarta dan SMK N 2
Surakarta telah memiliki ruang belajar dan laboratorium praktek yang telah
dilengkapi dengan jumlah peralatan yang cukup lengkap walaupun tidak
semua peralatan yang dimiliki masih dalam kondisi baik, akan tetapi dapat
dikatakan bahwa lebih dari 90% peralatan yang dimiliki masih cukup baik dan
layak.
b. Kompetensi dasar yang dimiliki lulusan bangunan
SMK N 5 Surakarta dan SMK N 2 Surakarta telah menetapkan
Kompetensi yang telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan kompetensi dasar ini telah sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh industri jasa konstruksi.
c. Praktek, Prakerin dan Kunjungan Industri
Di SMK N 5 Surakarta pelaksanaan praktek dilakukan dengan sistem blok,
sehingga menghemat waktu persiapan dan pembersihan. Sedangkan di SMK
N 2 Surakarta mengadakan kerjasama dengan pihak luar sekolah sehingga
hasil praktek dari siswa dapat dipasarkan di luar sekolah.Prakerin
Prakerin di SMK 5 Surakarta dan SMK N 2 Surakarta ditempuh masing
masing siswa selama 2 sampai 3 bulan dan dapat diperpanjang jika ada
permintaan dari perusahaan tempat siswa tersebut prakerin. Di SMK N 5
Surakarta mewajibkan siswanya untuk melakukan kunjungan industri.
62
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja
Ketersediaan jumlah lulusan SMK Bangunan setiap tahunnya di Kota
Surakarta sekitar 150 hingga 200 lulusan.
Informasi mengenai data kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Bangunan
di industri jasa konstruksi diperoleh dari: Sekolah Menengah Kejuruan, Industri
jasa konstruksi, Disnakertrans kota Surakarta, Media cetak (harian Solopos). Dari
hasil analisis peneliti kebutuhan tenaga kerja ditahun 2009 terdapat 242 peluang
kerja bagi lulusan SMK di industri jasa konstruksi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa
konstruksi sangat besar.
3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja
a. Minat Lulusan SMK bangunan untuk bekerja karena tergolong masih muda
mereka belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya sendiri,
sehingga mereka cenderung menunda untuk mencari pekerjaan.
b. Pengalaman kerja lulusan SMK bangunan, pihak industri jasa konstruksi
menganggap bahwa lulusan SMK bangunan kurang memiliki pengalaman
lapangan, karena proses prakerin yang relatif singkat antara 1 sampai dengan 3
bulan.
c. Koneksi orang dalam, perusahaan akan lebih mengutamakan faktor kerabat
atau famili untuk mengisi kebutuhan tenaga kerjanya, walaupun kerabat atau
famili tersebut tidak menguasai bidang keahliannya.
d. Sikap dan kedisiplinan, faktor ini dinilai pihak industri jasa konstruksi secara
langsung saat siswa SMK bangunan itu melakukan magang atau prakerin di
perusahaan miliknya, dengan berpedoman pada faktor-faktor kompetensi,
komitmen, dan disiplin.
63
B. Implikasi
Implikasi yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu bahwa
informasi mengenai peluang kerja lulusan SMK bangunan dapat diperoleh melalui
peran aktif sekolah untuk memperluas kerjasama dengan pihak industri agar dapat
menyalurkan lulusanya dan juga peran aktif siswa itu sendiri untuk mencari
informasi peluang kerja melalui media cetak maupun elektronik. Sedangkan untuk
tenaga kerja lulusan SMK Jurusan Bangunan yang diharapkan industri jasa
konstruksi adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan, profesional, dan
pengalaman. Dengan demikian, sekolah - sekolah kejuruan, khususnya SMK
Jurusan Bangunan lebih menekankan aspek-aspek profesionalisme dan
meningkatkan pengalaman kerja peserta didiknya dengan memberikan waktu
magang atau prakerin yang lebih panjang.
2. Implikasi Praktis
Untuk implikasi teoritis yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu
sekolah dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam bentuk kesanggupan mental
dan fisik, kecakapan menggunakan kecerdasan dan kepandaian, sikap tanggap dan
proaktif, membekali peserta didik dengan kepedulian dan kecepatan bereaksi, dan
mendorong tumbuhnya kekuatan dan energi fisik serta ketahanan mental kepada
setiap peserta didiknya sebelum terjun ke dunia kerja.
C. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi SMK Jurusan Bangunan, diharapkan mulai memberikan tambahan
pembekalan kepada peserta didiknya berupa penambahan waktu dalam proses
prakerin, memperluas kerjasama dengan perusahaan–perusahaan jasa
konstruksi agar dapat menyalurkan lulusannya dengan lebih efektif,
menanamkan minat bagi siswanya untuk terjun atau bergelut di bidang
industri jasa konstruksi dengan begitu siswa dapat berfikir untuk
64
menggunakan keahlian yang telah ia peroleh di sekolah untuk diterapkan di
dunia kerja yang nyata karena dari data penelitian ini terdapat peluang
kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi yang lebih besar dari pada
ketersediaan tenaga kerja dari lulusan SMK bangunan. Selain itu sekolah juga
diharuskan mendidik siswanya agar memiliki sikap disiplin, kecakapan
menggunakan kecerdasan dan kepandaian, sikap tanggap dan proaktif.
2. Bagi siswa-siswa SMK Jurusan Bangunan, diharapkan lebih meningkatkan
keterampilan, sikap profesional, dan pengalamannya dalam bekerja selagi
masih di bangku sekolah dengan cara meningkatkan intensitas praktek dan
prakerin. Siswa juga diharapkan berperan aktif untuk mencari informasi
peluang kerja melalui media cetak maupun elektronik karena dengan begitu
mereka dapat mendapatkan bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu
yang dikuasainya.
3. Bagi industri jasa konstruksi, diharapkan lebih sering memberikan kesempatan
kepada lulusan SMK Jurusan Bangunan untuk dapat bekerja di perusahaannya
dengan cara mengadakan rekrutmen secara langsung ke sekolah – sekolah, dan
mengurangi praktek nepotisme dengan cara mengesampingkan perekrutan
tenaga dari sanak famili yang tidak menguasai bidang keahliannya.
4. Bagi Penelitian lain yang ingin menyempurnakan hasil penelitian ini,
diharapkan memberikan penambahan fokus penelitian mengenai minat siswa
untuk terjun di dunia industri jasa konstruksi.
65
DAFTAR PUSTAKA
H.B. Sutupo, 2002. “Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori Dan
Terapannya Dalam Penelitian”. Surakarta: UNS Press.
Lexy J. Moleong 2001. “Metodologi Penelitian Kualitatif” .Yogyakarta:
Hanindita.
Presiden Republik Indonesia,1999.”UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
”,No 18: Jakarta.
Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”, Jilid I. 1-20.
Nazir. Moh, 1988. “Metode Penelitian”, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suharsimi Arikunto,1993.” Metode Penelitian”. Jakarta : P2LPTK
Purwardarminta.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, 12 Juni 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan, 12 Juni 2008
http://www.lpjk.org/daftarregistrasi/badanusahath2009, 11 Oktober 2009
http://www.solopos.com/2009/iklan-cesspleng/edisi-muat-tanggal-03082009 -
edisi-muat-tanggal-05092009, 3 Agustus 2009 sampai dengan 5 September 2009