PENGARUH TRANSAKSI PIHAK-PIHAK ISTIMEWA
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Fransiska
Jenjang Sri Lestari
Prgram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jalan Babarsari 43-44, Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh
transaksi pihak-pihak istimewa yang diukur dengan penjualan kepada pihak-pihak
istimewa dan pembelian dari pihak-pihak istimewa terhadap kinerja keuangan
yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 224 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
dengan periode penelitian 2010-2012. Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang
diperoleh dari web BEI yaitu melalui idx.co.id.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa: (1) penjualan kepada
pihak-pihak istimewa tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan, (2) pembelian dari pihak-pihak istimewa berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kata kunci : Transaksi Pihak-Pihak Istimewa, Kinerja Keuangan, Pihak
Berelasi, Pihak Istimewa, Return On Asset, Related Party
A. Pendahuluan
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai relasi
dengan perusahaan. Transaksi inilah yang dikenal dengan transaksi pihak-pihak
istimewa. Di Indonesia, perlakuan akuntansi terhadap transaksi pihak-pihak
istimewa telah diatur dalam PSAK No. 7 (revisi 2009) tentang Pengungkapan
Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Dalam PSAK No. 7 (revisi
2009) disebutkan bahwa pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan
istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain
atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan
keuangan dan operasional.
Terdapat dua sudut pandang mengenai pengaruh transaksi pihak-pihak
istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu: transaksi pihak-pihak
istimewa dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, dan transaksi
pihak-pihak istimewa juga dapat bersifat merugikan. (Keng et al., 2010).
Penelitian Chen et al. (2009) menemukan bahwa ketika suatu perusahaan
dikendalikan oleh perusahaan yang mengendalikan maka kinerja keuangan
perusahaan yang dikendalikan akan buruk.
Penelitian ini menggunakan transaksi pihak-pihak istimewa yang diukur
dengan menggunakan penjualan kepada pihak-pihak istimewa dan pembelian dari
pihak-pihak istimewa. Penggunaan dua variabel ini karena perusahaan dalam
melakukan kegiatan operasinya tidak terlepas dari penjualan persediaan dan
pembelian bahan baku. Penelitian ini hanya berfokus pada kinerja keuangan
perusahaan karena SAK per 1 Juni 2012 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan mengatakan bahwa penghasilan bersih (laba) sering
kali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
seperti imbal hasil investasi (return on investment) atau laba per saham (earning
per share. Penelitian ini mengambil perusahaan manufaktur sebagai sampel
penelitian karena aktivitas utama perusahaan manufaktur adalah memproduksi
barang sampai pada proses akhir ketika barang dijual. Alasan lain memilih
perusahaan manufaktur disebabkan karena jumlah perusahaan manufaktur lebih
banyak dibandingkan jumlah perusahaan non manufaktur.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah penjualan dengan pihak-pihak istimewa berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
2. Apakah pembelian dari pihak-pihak istimewa berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan bukti secara empiris bahwa
terdapat pengaruh penjualan kepada pihak-pihak istimewa, dan pembelian dari
pihak-pihak istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan.
B. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (revisi 2009) tentang
Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa mengatur
tentang pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Istilah berikut yang
digunakan dalam pernyataan ini (PSAK No. 7 (revisi 2009) paragraf 09) :
Anggota keluarga dekat dari individu adalah anggota keluarga yang mungkin
mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, orang dalam hubungan mereka dengan
entitas. Mereka dapat termasuk:
(a) pasangan hidup dan anak dari individu;
(b) anak dari pasangan hidup individu; dan
(c) tanggungan dari individu atau pasangan hidup individu.
Anggota manajemen kunci adalah orang-orang yang mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas
entitas, secara langsung atau tidak langsung, termasuk direktur dan komisaris
(baik eksekutif maupun tidak) dari entitas.
Entitas pemerintah yang mempunyai hubungan istimewa adalah entitas yang
dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh
pemerintah.
Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang dibayar, terutang atau
diberikan oleh entitas, atau untuk kepentingan entitas, atas imbalan jasa yang
diberikan kepada entitas. Hal ini juga mencakup imbalan yang dibayarkan untuk
kepentingan entitas induk terkait dengan entitas. Kompensasi meliputi:
(a) imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji dan kontribusi jaminan sosial,
cuti tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus (jika
dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah akhir periode) dan imbalan
non keuangan (seperti perawatan kesehatan, perumahan, mobil dan barang
atau jasa gratis atau disubsidi) bagi karyawan saat ini;
(b) imbalan pasca-kerja seperti pensiun, manfaat pensiun lain, asuransi jiwa
pasca-kerja dan perawatan medis pasca-kerja;
(c) imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti masa kerja panjang
(long-service leave or sabbatical leave), jubilee (perayaan masa kerja
panjang) atau imbalan masa kerja panjang lainnya, imbalan cacat jangka
panjang dan, jika tidak dibayar sepenuhnya dalam waktu dua belas bulan
setelah akhir periode, bagi hasil, bonus dan kompensasi yang ditangguhkan;
(d) pesangon pemutusan kontrak kerja; dan
(e) pembayaran berbasis saham.
Kompensasi termasuk seluruh imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja) termasuk imbalan kerja yang berlaku pada
PSAK 53: Akuntansi Pembayaran Berbasis Saham.
Pemerintah merujuk kepada pemerintahan, instansi pemerintah dan badan yang
serupa baik lokal, nasional maupun internasional.
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan
kebijakan keuangan dan operasi dari suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan
kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dapat diperoleh dengan kepemilikan
saham, anggaran dasar atau perjanjian.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi
dari suatu entitas sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut.
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian
terhadap suatu aktivitas ekonomi.
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya (dalam
Pernyataan ini dirujuk sebagai “entitas pelapor”).
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat terkait entitas pelapor jika orang
tersebut:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau
(iii) personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas
pelapor
(b) Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal
berikut;
(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya
terkait dengan entitas lain.
(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas
lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah
anggotanya.
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang
sama.
(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang
lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk
imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, entitas sponsor juga terkait
dengan entitas pelapor.
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh
signifikan terhadap entitas atau anggota menejemen kunci entitas (atau
entitas induk dari entitas).
Transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan
sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, terlepas apakah ada harga yang dibebankan
Kinerja Keuangan
Menurut Horne (1998: 9) kinerja keuangan adalah ukuran prestasi perusahaan
maka keuntungan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh manajer.
Kinerja keuangan juga akan memberikan gambaran efisiensi atas penggunaaan
dana mengenai hasil akan memperoleh keuntungan yang dapat dilihat setelah
membandingkan pendapatan bersih setelah pajak dengan aset perusahaan. SAK
per 1 Juni 2012 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 17 menyebutkan bahwa informasi kinerja perusahaan terutama
profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi
yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja ini adalah
penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya.
Kinerja keuangan perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan informasi-
informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas,
yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
(Hanafi, 2003: 71). Laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode dan juga informasi
mengenai pertanggungjawaban kepengurusan manajemen kepada pemilik. (SFAC
No. 1, 1978: 2). SFAC No. 1 paragraf 43 menyatakan bahwa fokus utama dari
pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang
disediakan dengan mengukur laba dan komponennya. Investor, kreditur, dan
pihak lain yang berkepentingan dengan penilaian prospek untuk arus kas bersih
perusahaan lebih tertarik pada informasi tersebut. Perhatian mereka terhadap arus
kas masa depan perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan arus kas
yang menguntungkan terutama mengarah kepada ketertarikan informasi tentang
laba daripada informasi mengenai arus kas itu sendiri. Laporan keuangan yang
hanya menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas selama periode singkat,
seperti satu tahun, tidak cukup untuk menunjukkan kinerja sebuah perusahaan
berhasil atau tidak.
SAK per 1 Juni 2012 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf 69 menyatakan bahwa penghasilan bersih (laba)
sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagi dasar bagi ukuran yang
lain seperti imbal hasil investasi (return on investment) atau laba per saham
(earning per share). SFAC No. 1 paragraf 47 menyatakan bahwa investor,
kreditur, dan pihak lainnya menggunakan laba yang dilaporkan dan informasi
mengenai komponen laba untuk beragam cara dan beragam tujuan dalam menilai
prospek mereka untuk aliran kas dari investasi dan atau pinjaman kepada
perusahaan. Sebagai contoh, mereka menggunakan informasi laba untuk
membantu mereka dalam (a) mengevaluasi kinerja manajer, (b) mengestimasi
“earning power” atau jumlah lainnya yang mereka anggap sebagai “perwakilan”
dari kemampuan laba jangka panjang perusahaan, (c) memprediksi laba masa
depan, atau (d) menilai risiko investasi dalam atau pinjaman perusahaan.
Pelaporan keuangan diharapkan menyediakan informasi mengenai kinerja
keuangan perusahaan selama satu periode dan mengenai bagaimana manajemen
sebuah perusahaan menjalankan tanggung jawab nya terhadap pemilik
perusahaan. (SFAC No. 1, 1987: 2) Manajemen bertanggung jawab kepada
pemilik bukan hanya pada pengamanan sumber daya perusahaan tetapi juga pada
pengggunaan sumber daya yang efisien dan menguntungkan. Berdasarkan dari
penjelasan tersebut, maka penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA)
dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Return On Asset (ROA) atau yang
sering disebut sebagai Return On Investment (ROI) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang
tertentu. (Hanafi, 2003: 86). Rasio ROA yang tinggi menunjukkan bahwa
manajemen telah secara efisien menggunakan aset mereka untuk menghasilkan
laba bersih. Rasio ROA yang rendah menunjukkan bahwa manajemen dalam
menghasilkan laba bersih belum bisa secara efisien dalam menggunakan aset
perusahaan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS PSAK No. 7 (revisi 2009) paragraf 06 menjelaskan bahwa suatu hubungan
dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat berpengaruh
terhadap laba atau rugi dan posisi keuangan entitas. Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dapat menyepakati transaksi di mana pihak-pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa tidak dapat melakukannya. Misalnya, entitas yang
menjual barang kepada entitas induknya pada harga perolehan, mungkin tidak
menjual dengan persyaratan tersebut kepada pelanggan lain. Selain itu, transaksi
antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin tidak dilakukan
dalam jumlah yang sama, seperti dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa.
Terdapat dua sudut pandang tentang pengaruh transaksi pihak-pihak
istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pandangan pertama transaksi
pihak-pihak istimewa dapat dilakukan untuk mengurangi biaya transaksi dan
menciptakan efisiensi. Pandangan kedua, transaksi pihak-pihak istimewa dapat
bersifat merugikan bagi perusahaan yang dikendalikan. (Chen et al., 2009)
Perusahaan lebih efisien menjual kepada pihak-pihak istimewa karena
dengan melakukan transaksi ini, perusahaan dapat melakukan penghematan
terhadap biaya transaksi. Perusahaan dapat mengurangi biaya transaksi sehingga
beban perusahaan menjadi rendah sehingga laba perusahaan menjadi naik yang
kemudian diikuti dengan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Hal ini akan
berbeda ketika perusahaan menjual barangnya kepada pihak luar. Perusahaan
harus mengeluarkan biaya lebih jika transaksi penjualan dilakukan dengan pihak
yang bukan pihak istimewa. Perusahaan tidak dapat mengurangi biaya transaksi
sehingga laba perusahaan akan rendah dan kinerja keuangan perusahaan juga
rendah.
Transaksi pihak-pihak istimewa juga dapat dilakukan dengan pihak yang
mempunyai afiliasi terhadap perusahaan. Perusahaan melakukan kontrak
penjualan jangka panjang dengan perusahaan afiliasi untuk menghindari risiko.
Risiko yang dihadapi perusahaan bisa saja berupa turunnya harga di masa depan
ketika perusahaan akan menjual produknya. Hal seperti ini dapat berakibat pada
turunnya pendapatan dan laba perusahaan. Perusahaan yang telah melakukan
kontrak penjualan jangka panjang akan menerima pendapatan sebesar harga yang
telah disetujui didalam kontrak, sehingga perusahaan tidak mengalami rugi akibat
ketidakpastian yang terjadi di masa depan.
Perusahaan dikendalikan menjual kepada perusahaan pengendali sebesar
cost yang mengakibatkan pendapatan perusahaan yang dikendalikan menjadi
rendah, dan laba perusahaan yang dikendalikan juga rendah sehingga kinerja
keuangan perusahaan yang dikendalikan juga rendah. Hal ini akan berbeda ketika
perusahaan yang dikendalikan menjual kepada pihak luar. Pendapatan yang
diterima perusahaan yang dikendalikan akan lebih tinggi, sehingga laba
perusahaan yang dikendalikan juga tinggi, yang kemudian akan berpengaruh pada
kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan yang dikendalikan
akan lebih bagus ketika perusahaan yang dikendalikan menjual kepada pihak luar.
Hasil penelitian Keng et al. (2010) menemukan bahwa penjualan kepada
pihak istimewa memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penjualan kepada pihak
istimewa dilakukan, maka semakin bagus kinerja keuangan perusahaan penjual.
Penelitian yang dilakukan oleh Huang dan Liu (2010) memberikan hasil
terdapat pengaruh negatif signifikan penjualan kepada pihak-pihak istimewa
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti semakin sering perusahaan
melakukan penjualan kepada pihak-pihak istimewa maka kinerja keuangan
perusahaan semakin buruk.
Transaksi penjualan kepada pihak-pihak istimewa bersifat
menguntungkan. Penjualan kepada pihak-pihak istimewa dapat mengurangi
ketidakpastian dan biaya transaksi sehingga kinerja keuangan perusahaan bagus.
Di lain sisi, penjualan kepada pihak-pihak istimewa juga dapat merugikan
perusahaan ketika perusahaan itu dikendalikan. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
��.� : Penjualan kepada pihak-pihak istimewa bepengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
PSAK No. 7 (revisi 2009) menjelaskan bahwa pihak-pihak yang dianggap
mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain
dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi pihak-pihak
istimewa juga dapat diartikan sebagai suatu pengalihan sumber daya, jasa atau
kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang istimewa, terlepas
apakah ada harga yang dibebankan.
Perusahaan akan lebih efisien ketika membeli barang dari pihak istimewa.
Perusahaan tidak perlu membayar lebih, perusahaan tidak kesulitan dalam
mencari mitra bisnis serta membandingkan harga. Hal ini akan mengurangi biaya
dan juga waktu transaksi.
Perusahaan melakukan kontrak jangka panjang untuk menghindari risiko
naiknya harga ketika perusahaan akan melakukan pembelian. Harga beli yang
naik mengakibatkan laba yang diterima perusahaan pembeli menjadi rendah.
Perusahaan yang telah melakukan kontrak jangka panjang akan membeli sebesar
harga yang telah disetujui di dalam kontrak, sehingga laba perusahaan pembeli
tetap stabil dan kinerja keuangan perusahaan pembeli masih bagus.
Perusahaan pengendali membeli barang dari perusahaan yang dikendalikan
pada cost yang menyebabkan beban pokok penjualan perusahaan pengendali
menjadi rendah saat perusahaan pengendali menjual kepada pihak luar. Hal ini
akan berakibat pada laba yang diterima perusahaan pengendali menjadi lebih
tinggi sehingga kinerja keuangan perusahaan pengendali meningkat.
Hasil penelitian Chen et al. (2009) menemukan bahwa pembelian dari pihak-
pihak istimewa berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa melalui pembelian dari pihak-pihak
istimewa mampu meningkatkan kinerja pasar dan kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Lin et al. (2010) menemukan bahwa
pembelian dari pihak-pihak istimewa berpengaruh secara negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Transaksi pembelian dari pihak-pihak istimewa dapat bersifat
menguntungkan karena dapat mengurangi biaya dan waktu transaksi serta risiko
di masa yang akan datang. Transaksi ini akan lebih efisien dan memiliki pengaruh
yang bagus terhadap kinerja keuangan perusahaan. Di lain sisi, pembelian dari
pihak-pihak istimewa juga dapat bersifat tidak menguntungkan kedua belah pihak.
Pembelian dari pihak-pihak istimewa hanya menguntungkan bagi perusahaan
pegendali saja. Hal ini disebabkan karena perusahaan pengendali memiliki kuasa
untuk mengatur kebijakan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
��.� : Pembelian dari pihak-pihak istimewa bepengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian purposive sampling dengan
kriteria sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 - 2012
2. Perusahaan melakukan transaksi penjualan kepada pihak-pihak hubungan
istimewa atau transaksi pembelian dari pihak-pihak hubungan istimewa
selama periode penelitian.
3. Perusahaan yang memiliki nilai outlier dikeluarkan dari sampel.
Tabel 1
Proses pemilihan sampel
Kriteria Sampel 2010 2011 2012 Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI selama tahun 2010-2012
146
147
147
440
Perusahaan yang tidak melakukan
transaksi penjualan atau pembelian kepada
pihak-pihak istimewa
(47)
(40)
(41)
(128)
Jumlah perusahaan yang melakukan
transaksi penjualan atau pembelian melalui
pihak-pihak istimewa
99
107
106
312
Jumlah perusahaan yang dikeluarkan
karena memiliki nilai outlier
(28) (31) (29) (88)
Jumlah sampel akhir 71 76 77 224
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Yit = α + ß1 RPTSit + ß2RPTPit + SIZEit + LEVit + GRit + εt
Keterangan:
Yit = ROA perusahaan i pada tahun t yang diukur dengan laba bersih
dibagi total aset
α = Bilangan konstan jika seluruh nilai independent adalah nol.
ß1 = Koefisien regresi untuk penjualan kepada pihak-pihak istimewa
ß2 = Koefisien regresi untuk pembelian dari pihak-pihak istimewa
RPTSit = Penjualan kepada pihak-pihak istimewa dibagi total penjualan
perusahaan i pada tahun t.
RPTPit = Pembelian dari pihak-pihak istimewa dibagi total beban pokok
penjualan perusahaan i pada tahun t.
SIZEit = Ukuran perusahaan i pada tahun t yang diukur dengan
menggunakan Ln total aset
LEVit = Leverage perusahaan i pada tahun t yang diukur dengan membagi
total liabilitas dengan total aset.
GRit = Growth revenue perusahaan i pada tahun t yang merupakan selisih
pendapatan tahun ini dengan pendapatan sebelumnya dibagi
dengan pendapatan sebelumnya.
εt = residual error atau variabel pengganggu pada tahun t.
D. Analisis Data dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RPTS 224 .00 .74 .1398 .19289
RPTP 224 .00 .84 .1304 .18446
ROA 224 -.12 .40 .0710 .07565
SIZE 224 15.26 32.84 26.9657 3.27766
LEV 224 .00 1.03 .4820 .20761
GROWTH 224 -.40 .72 .1457 .19483
Valid N (listwise) 224
Penelitian ini menggunakan 224 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
sebagai sampel penelitian. Nilai minimum dari RPTS adalah sebesar 0,00 yang
menjelaskan terdapat beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia yang tidak
melakukan transaksi penjualan kepada pihak-pihak istimewa selama periode
penelitian. Nilai maksimum dari RPTS yaitu sebesar 0,74, nilai mean dari RPTS
yaitu sebesar 0,1398 dengan standar deviasi sebesar 0,19289. Nilai mean sebesar
0,1398 menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia yang
melakukan penjualan kepada pihak-pihak istimewa adalah sebesar 13,98%.
Nilai minimum dari RPTP yaitu 0,00. Hal ini serupa dengan RPTS dimana
terdapat beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia yang tidak melakukan
transaksi pembelian melalui pihak-pihak istimewa. Nilai maksimum dari RPTP
yaitu 0,84 dan nilai rata-rata atau nilai mean dari RPTP yaitu sebesar 0,1304
dengan standar deviasi sebesar 0,18446. Nilai mean dari RPTP sebesar 0,1304
menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia yang melakukan
transaksi pembelian melalui pihak-pihak istimewa yaitu sebesar 13,04%.
ROA memiliki nilai antara -0,12 sampai 0,40 dan nilai rata-rata sebesar
0,0710 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,07565. Nilai ROA paling rendah
yaitu -0,12 yang menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang mengalami
kerugian karena memiliki nilai ROA negativ. Nilai ROA paling tinggi yaitu
sebesar 0,40 atau 40% dengan rata-rata ROA perusahaan adalah sebesar 0,0710
atau setara dengan 7,10%.
Size menunjukkan ukuran suatu perusahaan. Nilai size pada penelitian ini
adalah sebesar 15,26 sampai dengan 32,84 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
26,9657 dan standar deviasi sebesar 3,27766. Size terbesar pada penelitian ini
yaitu sebesar 32,84, sedangkan size terkecil pada penelitian ini yaitu 15,26.
Nilai Leverage (LEV) minimum adalah sebesar 0,00 yang menunjukkan
bahwa terdapat perusahaan dengan risiko yang rendah. Nilai maximum leverage
yaitu sebesar 1,03 yang menandakan terdapat perusahaan dengan risiko yang
sangat tinggi karena memiliki rasio leverage sebesar 103%. Nilai mean untuk
leverage adalah sebesar 0,4820 dengan standar deviasi sebesar 0,20761 yang
menunjukkan penyimpangan data pada penelitian ini.
GROWTH menunjukkan pertumbuhan pendapatan suatu perusahaan. Nilai
GROWTH pada penelitian ini berkisar antara -0,40 sampai dengan 0,72 dan juga
memiliki nilai mean sebesar 0,1457 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,19483.
Dari nilai yang ada, dapat diketahui bahwa terdapat perusahaan yang tidak
memiliki pertumbuhan pendapatan karena memiliki nilai GROWTH yang negatif
dan juga terdapat perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan paling
tinggi yaitu sebesar 0,72 atau setara dengan 72%. Rata-rata pertumbuhan
pendapatan perusahaan manufaktur di Indonesia adalah sebesar 14,57%
2. Uji Normalitas
Uji Normlitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria
nilai sig > 0,05 maka data telah terdistribusi secara normal.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 224
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .05836396
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .086
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z 1.281
Asymp. Sig. (2-tailed) .075
a. Test distribution is Normal.
3. Uji Asumsi Klasik
3.1.Uji Multikolinearitas
Uji mutikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan tolerance
dengan kriteria nilai VIF lebih kecil dari 5 dan tolerance lebih besar
dari 0,5 maka dapat dikatakan model regresi tidak terjadi persoalan
multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
RPTS .912 1.096
RPTP .902 1.109
SIZE .938 1.066
LEV .971 1.030
GROWTH .964 1.037
a. Dependent Variable: ROA
3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejzer
dengan kriteria jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan
absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .080 .025 3.209 .002
RPTS -.016 .015 -.077 -1.104 .271
RPTP .004 .016 .018 .263 .793
SIZE .000 .001 -.075 -1.088 .278
LEV -.020 .013 -.102 -1.503 .134
GROWTH -.015 .014 -.073 -1.076 .283
a. Dependent Variable: RES2
3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson.
Model dikatakan bebas dari masalah autokorelasi jika nilai Durbin-Watson
terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), atau antara
1,81628 sampai 2,18372.
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .636a .405 .391 .05903 1.880
a. Predictors: (Constant), GROWTH, RPTP, DEBT, SIZE, RPTS
b. Dependent Variable: ROA
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melakukan pengujian
hipotesis dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka
hipotesis dalam penelitian ini diterima, sebaliknya jika nilai signifikansi ≥
0,05 maka hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hasil uji hipotesis yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .100 .036 2.774 .006
RPTS -.025 .021 -.065 -1.185 .237
RPTP .084 .023 .205 3.729 .000
SIZE .002 .001 .092 1.698 .091
LEV -.215 .019 -.589 -11.108 .000
GROWTH .067 .021 .172 3.225 .001
a. Dependent Variable: ROA
RPTS memiliki nilai sig ≥ 0,05 sehingga penjualan kepada pihak-pihak
istimewa tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
RPTP memiliki nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 sehingga pembelian dari pihak-
pihak istimewa berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan.
Penjelasan pengaruh beberapa variabel kontrol adalah sebagai berikut:
a. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan (sig = 0,091 > 0,05).
b. Variabel Leverage (LEV) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan (sig = 0,00 < 0,05).
c. Variabel perubahan pendapatan (GROWTH) berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (sig = 0,01 < 0,05).
5. Pembahasan
Penjualan kepada pihak-pihak istimewa tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga H1 pada penelitian ini tidak dapat
diterima. Laba sebagai indkator kinerja keuangan suatu perusahaan bukan hanya
diukur berdasarkan pendapatan yang diterima melalui hasil penjualan kepada
pihak istimewa. Terdapat dua komponen untuk mengukur kinerja perusahaan
yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan yang tinggi tidak disertai dengan beban
yang rendah akan membuat laba perusahaan menjadi rendah dan berakibat pada
kinerja keuangan perusahaan menjadi buruk. Pendapatan yang rendah dan disertai
dengan efisiensi dalam biaya akan menyebabkan kinerja keuangan perusahaan
menjadi bagus. Oleh sebab itu penjualan kepada pihak-pihak istimewa tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Huang dan Liu (2010)
yang menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan penjualan kepada
pihak istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini juga
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keng et al. (2010) yang
menemukan bahwa penjualan kepada pihak istimewa memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pembelian dari pihak-pihak istimewa berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan sehingga H2 dalam penelitian ini dapat diterima.
Perusahaan melakukan pembelian dari pihak-pihak istimewa, sehingga
perusahaan dapat melakukan pengematan biaya dibandingkan dengan membeli
dari pihak luar. Perusahaan dapat menghemat biaya sehingga beban perusahaan
menjadi rendah yang akan diikuti dengan laba perusahaan yang tinggi, dan kinerja
keuangan perusahaan pun yang bagus. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2009) yang menemukan bahwa
pembelian dari pihak-pihak istimewa memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
E. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penjualan kepada pihak-pihak istimewa tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan.
2. Pembelian dari pihak-pihak istimewa berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini mengukur transaksi
pihak-pihak istimewa hanya menggunakan penjualan kepada pihak-pihak
istimewa dan pembelian dari pihak-pihak istimewa untuk melihat pengaruh
transaksi pihak-pihak istimewa terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
pengukuran transaksi pihak-pihak istimewa lainnya yang telah diatur dalam
PSAK No. 7 (revisi 2009), dan juga dapat menggunakan jenis industri lainnya
yang kemudian disesuaikan dengan pengukuran sehingga pengaruh dari transaksi
pihak-pihak istimewa ini lebih dapat dijelaskan lebih baik lagi.
F. Daftar Pustaka
Chen et al., (2009). The Impact of Related Party Transactions on the Operational
Performance of Listed Companies in China. Taiwan: Department of
Accounting, Soochow University.
Financial Accounting Standards Board, (1987). Statement Of Financial
Accounting Concepts No. 1 Objective of Financial Reporting by Business
Enterprises.
Hanafi, Mahfud.M. dan Abdul Halim. (2005). Analisis Laporan Keuangan edisi
kedua. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP-YKPN.
Huang, T. dan Zhien-Chia Liu. (2010). A study of Relationship between Related
Party Transactions and Firm Value in Technology Firms in Taiwan and
China. African Journal of Business Management Vol,. 4 (9).
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7
(revisi 2009). Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa. Jakarta: IAI.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni 2012.
Jakarta: IAI.
Keng et al., (2010). Firm Performance and Related Party Sales Transaction:
Evidence from Taiwan. Taiwan: Department of Accounting Information,
Kun-Shan University.
Li, Pei-Chien. (2005). “The Relationship Between Firm Performance and
Ownership structure, the Characteristic of Board, and the Related Party
Transaction-The Examples of Electric Steel Industries in Taiwan”. MA.
Taiwan: Department and Graduate Institute of Finance, Chaoyang
University of Technology.
Lee, dan Wu. (2012). To Verify How Ownership structures, Board of Director’s
Characteristic, Related-Party Transactions Upon The Operating
Performance as Exemplified with Taiwan-Listed Info- Electronic
Companies. Taiwan: Department of Marketing Management, Takming
University of Science and Technology.
Pozzoli, Matteo and Marco Venuti. (2014). Related Party Transaction and
Financial Performance: Is There a Correlation? Empirical Evidence from
Italian Listed Companies. Open Journal of Accounting.
Widarjono, Agus. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai
dengan Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.