Universitas Kristen Petra 15
2. LANDASAN TEORI DAN INDETIFIKASI DATA
2.1 Studi Literatur
2.1.1 Pengertian Kemasan
Definisi dari kemasan ini cukup beragam. Menurut Kotler (1995) kemasan
adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu
produk. Swatha (1980) mengartikan kemasan sebagai kegiatan-kegiatan umum
dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus
atau kemasan suatu barang, sedangkan menurut Saladin (1996) kemasan adalah
wadah atau bungkus (dalam Kemasanukm.id, n.d. par 7-9).
Selama ini, kemasan hanyalah dianggap memiliki fungsi yang sederhana,
yaitu melindungi produk dan juga sebagai media untuk mempermudah
pengangkutan dan pemindahan barang. Seiring dengan berkembangnya jaman,
dimana produsen saling bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen,
disinalah mulai ditambahkannya fungsi kemasan, yaitu haruslah dapat menarik
perhatian konsumen.
Dapat disimpulkan bahwa kemasan berarti suatu kegiatan memproduksi
wadah atau bungkus dari suatu produk untuk mengemas dan menarik perhatian
konsumen.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Kemasan
Menurut (Cenadi, 2000), Sejarah Perkembangan Kemasan :
Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam pasar, maka “estetika” dapat
berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang ampuh untuk menarik
konsumen. Daya tarik dari suatu produk tidak terlepas dari desain kemasannya,
kemasan sama dengan pemicu konsumen untuk membeli suatu produk, hal ini
dikarenakan kemasan langsung berhadapan dengan konsumen. Dalam
mendesain sebuah kemasan tentu tidak bisa sembarangan, ada beberapa
tuntutan yang harus dipenuhi yaitu teknis, kreatif, komunikatif, dan pemasaran
yang harus diwujudkan dalam bahasa visual. Kemasan yang beredar saat ini
tentu saja berbeda dengan kemasan yang ada sebelumnya, seiring dengan
berkembangnya jaman, maka fungsi dari kemasan tersebut pun berubah. Pada
Universitas Kristen Petra 16
dasarnya kemasan sudah dikenal sejak jaman purba, orang-orang pada jaman
itu menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-
buahan yang mereka pungut dari hutan. 8.000 tahun kemudian, bangsa Cina
membuat aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat maupun cair,.
Menjelang abad pertengahan bahan yang digunakan untuk mengemas terbuat
dari kulit, kayu, kain, batu, keramik dan kaca, namun pada saat itu fungsi
kemasan masih terkesan seadanya, yaitu untuk memudahkan proses
pemindahan dan melindungi bahan dari pengaruh cuaca atau proses alam
lainnya yang dapat merusak barang. Peranan kemasan yang sebenarnya mulai
terasa pada tahun 1950-an, saat itu banyak bermunculan supermarket atau
pasar swalayan dimana kemasan harus dapat menjual produk di rak-rak toko,
namun fungsi utama dari kemasan saat itu hanyalah untuk memberikan
informasi kepada konsumen tentang kandungan yang ada di dalam produk.
Pada tahun 1980-an dimana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan
produsen berlomba-lomba untuk merebut perhatian calon konsumen, barulah
mereka menyadari bahwa bentuk dan model kemasan penting peranannya
dalam sratrategi pemasaran, yaitu untuk membujuk konsumen untuk membeli
produk tersebut.
2.1.3 Kemasan di Dunia Modern
Kemasan selalu menjadi bagian yang penting dalam sebuah produk,
demikian pula dengan dalam proses produksinya dan perindustrian produk
tersebut. Pada abad ke-19 beberapa kemasan terlihat kreatif dan menarik, tetapi
hal ini hanya bertahan hingga perang dunia ke II, karena setelah pecahnya perang
dunia ke II, perindustrian kemasan berubah menjadi sebuah alat untuk mendorong
perekonomian demi kemajuan dunia industri.
Pada saat itupengemasan masih berfungsi sebagai alat pelindung produk
dan sebagai alat untuk memudahkan proses pemindahan produk, dikarenakan oleh
fungsi dari kemasan ini harga dari produk tersebut menjadi semakin menurun,
sedangkan ongkos untuk memproduksi produk tersebut tergolong tinggi.
Dengan adanya perubahan gaya hidup dan populasi masyarakat maka efek
yang diberikan kepada kemasan pun berubah secara dramatis, sebagai tambahan
Universitas Kristen Petra 17
dengan semakin banyaknya teknologi baru yang bermunculan, peran dari
peraturan pemerintah, kepentingan lingkungan dan efek dari penggunaan kemasan
maka fungsi dari kemasan pun mulai berubah secara perlahan. Hal yang paling
penting yang mempengaruhi perubahan kemasan adalah dengan mulai banyaknya
budaya belanja online melalui internet, dan juga karena mulai banyaknya
bermunculan supermarket atau pusat retail. Hal-hal inilah yang menuntut
produsen untuk meningkatkan metode penjualan, berusaha membuat kemasan
yang menarik, dan berusaha untuk mengenalkan produk-produk baru, demi
bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.
Sejak saat itulah mulai disadari bahwa penawaran spesial, seperti barang-
barang premium, barang-barang contoh dapat meningkatkan keinginan untuk
membeli pada konsumen. Tetapi desainer juga memiliki peran penting dalam
meningkatkan keinginan membeli konsumen, yaitu melalui grafik desain yang
menarik. Kemasan yang menarik mampu mempengaruhi konsumen untuk
membeli produk tersebut. (Roth, 1981, pp. 2-4)
2.1.4 Elemen Visual dalam Desain Kemasan
Daya tarik kemasan merupakan hal yang penting dalam perancangan
kemasan. Sebuah kemasan yang baik tentu akan lebih mampu menarik minat
pembeli, keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh
kemasan tersebut. Kenyataannya konsumen akan lebih tertarik dengan sesuatu
yang bisa mereka lihat langsung dan menarik bagi mereka. Berikut ini ada
beberapa elemen desain yang dapat digunakan dalam merancang suatu desain
kemasan,
a. Layout
Layout adalah “tata letak dari suatu elemen desain yang diletakkan dalam
sebuah bidang menggunakan sebuah media yang sebelumnya telah dikonsep
terlebih dahulu.” (Zuhria, 2013)
Adapun beberapa kesalahan yang umum dilakukan seseorang dalam
membuat sebuah layout yaitu terlalu banyak menggunakan font, terlalu
banyak menggunakan efek, terlalu banyak menggunakan hiasan, terlalu
Universitas Kristen Petra 18
padat dan terlalu banyak menggunakan warna. Sebuah desain kemasan yang
baik sebaiknya memperhatikan Layoutnya, agar dapat terlihat menarik.
b. Tipografi
Tipografi juga merupakan elemen desain yang sangat penting dalam
merancang sebuah kemasan. Tipografi yang baik mengarah pada dapat
menciptakan style (gaya) yang dapat dijadikan ciri khas bagi merek dagang
tersebut.
c. Ilustrasi
Dalam dunia desain ilustrasi dibedakan menjadi dua, yaitu ilustrasi yang
diciptakan dengan menggunakan tangan dan ilustrasi yang diciptakan
dengan bantuan teknologi berupa komputer. Ilustrasi dapat digunakan untuk
menarik konsumen, karena otak manusia lebih cenderung untuk menerima
informasi berupa gambar daripada tulisan, sehingga adanya ilustrasi pada
sebuah kemasan akan membantu konsumen untuk mendapatkan pesan dari
produk tersebut dengan mudah, selain itu ilustrasi juga dapat menguraikan
pesan yang kurang dimengerti hanya dengan menggunakan tulisan.
d. Simbolsme
Simbolisme sangat efektif digunakan dalam sebuah desain kemasan, hal ini
dikarenakan simbol bersifat universal dibandingkan dengan kata-kata atau
bahasa. Simbol juga memiliki bentuk yang lebih kompleks yaitu logo. Logo
merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu
untuk mencerminkan citra dari perusahaan, tujuan, jenis serta
objektifitasnya agar berbeda dari perusahaan lainnya.
e. Warna
Warna memiliki sifat yang berbeda-beda, warna juga merupakan elemen
penting dalam membuat desain kemasan, karena penggabungan warna yang
tepat akan membantu mempengaruhi mood dari konsumen, dan juga dapat
menciptakan kesan dan dpaat memberikan karakter yang unik terhadap
desain.
Universitas Kristen Petra 19
2.1.5 Fungsi Kemasan Pangan
Kemasan yang digunakan untuk mengemas makanan biasa disebut dengan
kemasan pangan.
Menurut (Departemen Kesehatan Indonesia, 2013), fungsi kemasan pangan :
1. Melindungi produk terhadap pengaruh fisik, seperti pengaruh mekanik dan
cahaya
2. Melindungi produk terhadap pengaruh kimiawi (permisi gas, kelembapan
udara/uap air)
3. Melindungi produk terhadap pengaruh biologis (bakteri, kapang)
4. Mempertahankan keawetan dan mutu produk
5. Memudahkan penanganan (penyimpanan, transportasi, penumpukan dan
pindah tempat)
6. Sebagai media informasi produk dan media promosi
7. Memberikan informasi konsumen, misalnya : penggunaan dan penyimpanan
8. Memberikan bentuk dan daya tarik produk
2.1.6 Macam-macam Pengemasan Pangan
Menurut (Anshari, 2013) macam-macam kemasan dapat digolongkan berdasarkan
beberapa hal berikut :
1. Frekuensi pemakaian
a. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang ketika satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus
plastik permen, bungkus daun, karton dus, dan makanan kaleng.
Gambar 2.1 Kemasan Sekali Pakai
Sumber:https://belanjanyaman.files.wordpress.com/2012/10/paketgulamer
ah.jpg
Universitas Kristen Petra 20
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), yaitu seperti
beberapa botol jenis minuman dan botol kecap, wadah-wadah tersebut
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi
pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan kembali oleh pabrik.
Gambar 2.2 Kemasan yang dapat dipakai berulang kali
Sumber :
http://www.systechillinois.com/media/1104c00c/Groupofbottles-
sm.jpg
c. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable), yaitu wadah-wadah
yang digunakan untuk kepentingan lain dirumah konsumen setelah
dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol.
Wadah-wadah tersebut dapat dimanfatkan kembali untuk menyimpan
kopi, bumbu, susu, gula dan sebagainya.
Gambar 2.3 Kemasan yang tidak dibuang
Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-
Po5CPt5ntY/U3mHyu_RdCI/AAAAAAAAAMk/2w-
j0CFC950/s1600/nneeff1380329224496.jpg
Universitas Kristen Petra 21
2. Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas
di dalam sistem kemasan keseluruhan, dapat dibedakan atas
a. Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman dan pembungkus tempe)
Gambar 2.4 Kemasan Primer
Sumber : http://www.peterparkerblog.com/wp-
content/uploads/2012/06/manfaat-tempe-untuk-kesehatan-diakui-
dunia.jpg
b. Kemasan sekunder, kemasan yang memiliki fungsi utama untuk
melindungi kelompok kemasan lainnya, misalnya kotak karton untuk
wadah susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus,
keranjang tempe dan lain sebagainya
Gambar 2.5 Kemasan Sekunder
Sumber :
https://c2.staticflickr.com/8/7178/6898643403_f862c2a95b.jpg
Universitas Kristen Petra 22
c. Kemasan tersier atau kemasan kuartener, yaitu sebuah kemasan yang
digunakan hanya jika dibutuhkan kemasan lagi untuk melindungi
kemasan primer dan kemasan sekunder yang sudah ada sebelumnya,
umumnya digunakan selama pengangukatan untuk melindungi makanan
yang ada didalamnya.
Gambar 2.6 Kemasan Tersier
Sumber : http://orimarru.com/wp/wp-
content/uploads/2013/02/kemasan-tersier.jpg
3. Sifat kekauan bahan kemas
a. Kemasan fleksibel, yaitu bahan kemas yang mudah dilenturkan, seperti
plastik, kertas dan foil.
Gambar 2.7 Kemasan fleksibel
Sumber : http://www.kemasankopi.net/wp-
content/uploads/2010/09/kemasan1-960x368.jpg
Universitas Kristen Petra 23
b. Kemasan kaku, yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan
lenturan dan akan patah bila dipaksa untuk dibengkokkan. Misalnya,
kayu, gelas dan logam.
Gambar 2.8 Kemasan Kaku
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Maret 2016
c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemasan yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kaku. Misalnya botol plastik.
Gambar 2.9 Kemasan Semi Kaku
Sumber : http://plastik.produk123.com/wp-
content/uploads/2012/08/botol-plastik.jpg
Universitas Kristen Petra 24
4. Sifat perlindungan terhadap lingkungan
a. Kemasan Hermetis, yaitu sebuah wadah yang secara sempurna tidak
dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol kaca.
Gambar 2.10 Contoh kemasan hermetis
Sumber : http://nusantaramineral.com/images/joomlart/blog/botol-
kaca.jpg
b. Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini sangat cocok
untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi,
serta makanan yang difermentasikan.
Gambar 2.11 Contoh kemasan tahan cahaya
Sumber :
http://www.cometa.co.id/images/7/Body/img_body_intro_03.jpg
Universitas Kristen Petra 25
c. Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang
memerlukan proses pemanasan, strerilisasi dan pasteurisasi.
Gambar 2.12 Contoh kemasan tahan suhu tinggi
Sumber : http://www.taurasfenix.com
5. Sifat siap pakai
a. Wadah siap pakai, yaitu wadah yang telah diproduksi dari pabrik
sedemikian rupa sehingga dapat langsung digunakan. Contohnya adalah
wadah botol, kaleng dan sebagainya
Gambar 2.13 Wadah siap pakai
Sumber : http://www.anneahira.com/images_wp/minuman-
kaleng.jpg
Universitas Kristen Petra 26
b. Wadah siap dirakit yaitu wadah yang masih harus melalui proses
perakitan sebelum dapat digunakan sebagai wadah, misalnya box
kemasan yang harus dilipat dahulu baru kemudian dapat digunakan.
Gambar 2.14 Wadah siap dirakit
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-
aLRb4ZDNiz8/UnZJ83WPLmI/AAAAAAAAAA4/AdsBOOAOx
R4/s320/karton+corrugated.jpg
2.2 Kriteria Penilaian Kemasan
Kemasan yang baik tidak hanya dilihat dan diukur dari segi visualnya saja,
namun penilaian kemasan yang baik juga ditentukan dari segi fungsi dari kemasan
tersebut, bahan yang digunakan dan visual dari kemasan itu sendiri. Berikut ini
adalah penjelasan dari kriteria penilaian kemasan yang baik
2.2.1 Kriteria Penting dalam Membuat Kemasan
Dalam membuat suatu kemasan ada beberapa kriteria yang menentukan
baik atau tidaknya kemasan yang telah dibuat, Kriteria adalah suatu penanda
penting terhadap ekspektasi anda sendiri, untuk klien, dan juga yang paling
penting adalah untuk kostumer nantinya. Jika membuat suatu kemasan dengan
kriteria yang biasa-biasa saja atau cenderung jelek, maka konsumen nantinya juga
akan memberikan efek yang buruk juga.
Dalam suatu perancangan kemasan terdapat 4 kriteria penting agar
kemasan yang dibuat bisa berhasil, keempat kriteria itu adalah identifikasi
kemasan, fungsi dari kemasan, kepribadian kemasan yang ditampilkan dan
Universitas Kristen Petra 27
navigasi. Jika dalam merancang suatu kemasan menggunakan keempat kriteria
ini, makan akan menghasilkan suatu desain kemasan yang seimbang sesuai
dengan strategi dan akan dapat membantu penjualan produk di pasar.
Kriteria pertama adalah identifikasi kemasan, ada yang mengatakan bahwa
“seeing is believing” atau dalam terjemahannya berarti melihat memberikan
kepercayaan, perkataan itu tidak benar adanya, melihat, merasakan, mendengar,
mencium dan menyentuh barulah kita dapat percaya. Kesepakatan yang secara
tidak langsung dianut oleh masyarakat dalam mengenali sudah menjadi hukum
tersendiri bagi masyarakat, seperti bentuk botol dan warna dari botol-lah yang
biasanya digunakan masyarakat untuk mengenali produk wine. Apa salahnya jika
seseorang membuat produk wine yang dimasukkan ke dalam kemasan TetraPak
yang disajikan dengan persajian? Tentunya hal ini merupakan suatu invovasi baru
yang juga bisa memudahkan masyarakat. Kemasan dengan inovasi baru yang
tidak sama dengan bentuk kemasan-kemasan produk yang sudah ada sebelumnya
tentu akan beresiko tinggi ketika masuk kedalam pasar. Oleh karena itu jika ingin
membuat inovasi desain kemasan yang baru, kita juga harus memperhatikan
faktor-faktor lainnya, seperti warna, bentuk, dan material yang digunakan,
sehingga ketika membuat kemasan baru tidak sepenuhnya membingungkan
konsumen.
Fungsi dari kemasan adalah kriteria yang kedua, desain kemasan yang
berfungsi dengan baik, berkontribusi terhadap bagaimana kemasan tersebut dapat
diterima diantara para hadirin yang penting, mulai dari penyalur, distributor,
pembeli, pengecer dan masyarakat yang akan menggunakan produk tersebut.
perbedaan kegunaan yang ada diantara penyalur dan konsumen yang ada maka
sering timbul konflik. Penyalur menginginkan kemudahan seperti kemudahaan
transportasi, restocking, dan keefisiensian dalam penjualan, namun konsumen
lebih menginginkan sebuah kemasan produk yang dapat memudahkan dan dapat
mengikuti gaya hidup mereka. Mengerti tentang kegunaan berarti dapat melihat
ketidakberfungsian dan dapat mengidentifikasinya dengan percaya diri.
Ketidakberfungsiannya suatu kemasan dapat dilihat dari kesulitan dalam
membuka kemasan tersebut dan memindahkan kemasan tersebu. Desain yang baik
secara alami akan menjadi bagian dari hidup dan dapat bertahan lama.
Universitas Kristen Petra 28
Kriteria yang ketiga adalah kepribadian kemasan yang ditampilkan.
Kepribadian dari sebuah merek dagang sangatlah penting untuk menunjukkan
identitas dari produk yang dijual tersebut. Kepribadian dari merek tersebut dapat
menjadi hidup dan hal inilah yang menjadikan konsumen lebih tertarik untuk
memilih kemasan ini. Melalui sudut pandang ini maka kita haruslah berfikir
merek adalah orang yang sesungguhnya, dan kepribadian dari merek menjadi
salah satu hal yang penting bagi masyrakat dalam menilai merek tersebut, sama
halnya seperti manusia menilai sesamanya melalui kepribadian mereka. Seiring
dengan perkembangan jaman, perindustrian terus berkembang, kategori mulai
bercampur, dan setiap kemasan dalam suatu kategori mulai terlihat sama. Dalam
membuat sebuah kepribadian bagi kemasan, seorang desainer haruslah berani
mengambil resiko untuk menciptakan suatu kepribadian yang baru dan unik bagi
kemasan tersebut, namun dalam mengambil resiko dibutuhkan pengertian akan
resiko sesungguhnya yang akan diambil, dalam mengambil resiko biasanya akan
ada hal-hal yang tidak menyenangkan, dan manusia biasanya akan menghindari
hal yang tidak menyenangkan tersebut. Kenyataannya, konsumen akan sangat
merasa senang jika mereka bisa menemukan suatu kemasan menarik, unik dan
berbeda dari yang lainnya.
Navigasi adalah elemen terakhir yang sangat diperlukan dalam membuat
sebuah desain kemasan. Dengan adanya bantuan dari alat-alat desain, hal inilah
yang membantu memberikan petunjuk navigasi bagi para konsumen untuk
mengambil dan membeli produk ini. Navigasi sama seperti identifikasi, kedua hal
ini bergantung pada tipe, warna, pola, kata-kata, bentuk dan hal-hal lainnya yang
muncul dalam visual suatu kemasan, sebagai contoh, ketika seseorang sedang
berdiri didalam sebuah lorong yang menjual cat kuku di pusat perbelanjaan untuk
memperhatikan tingkah laku beberapa wanita yang mencoba untuk membuka
kemasan produk tersebut untuk melihat warnanya, dari hal ini kita dapat menarik
beberapa kesimpulan, yang pertama, apakah warna yang ditunjukkan pada botol
kemasan tersebut kurang menunjukkan warna untuk produk yang ada di dalamnya
sehingga para pembeli mencobanya untuk memastikan warna tersebut, ataukah
kemasan tersebut terlalu gampang untuk dibuka sehingga pembeli mencoba
mengaplikasikannya di tangan mereka, ataukah pembeli yang datang ke lorong
Universitas Kristen Petra 29
tersebut memang suka mengecat sehingga mereka datang kesana untuk mengecat
kuku mereka? Oleh karena beberapa faktor pertimbangan atas perilaku konsumen
tersebut dalam membuat desain dari sebuah kemasan diperlukan pemikiran yang
matang dan menyesuaikan kebutuhan dari konsumen atas produk itu secara
umum, sehingga apabila konsumen tersebut memperoleh navigasi atas kebutuhan
mereka dari kemasan yang dibuat ini, mereka akan langsung memilih produk
tersebut dibandingkan dengan jenis produk yang sama dari merek lain ketika
mereka sedang berada dalam pusat perbelanjaan.
Kesimpulannya adalah sebuah desain kemasan yang dapat menarik
konsumen untuk membeli sebuah produk haruslah memiliki identifikasi yang
jelas, atau hal-hal yang dapat menunjukkan dan membedakan produk dari yang
lainnya. kemasan tersebut harus memiliki fungsi yang mampu mempermudah
konsumen dalam kehidupannya sehari-hari, memiliki kepribadian yang dapat
membuat kemasan tersebut menjadi unik dan berbeda dari yang lainnya sehingga
konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut, dan yang terakhir adalah
sebuah kemasan haruslah memiliki navigasi yang mampu mengarahkan
konsumen untuk membeli produk tersebut, yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen akan produk tersebut secara umum maupun yang dikhususkan. (Keller,
Taute, & Capsule, 2012, pp. 153-167)
2.2.2 Syarat Kemasan Pangan yang Baik
Menurut (BPOM, 2007, p. 17), beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat kemasan :
a. Kemasan harus mampu menjaga bentuk, rasa, kehigienisan, dan gizi
pangan.
b. Senyawa toksik yang terdapat dalam kemasan tidak boleh berpindah
kedalam makanan dan minuman yang dikemas.
c. Bentuk, ukuran dan jenis bahan kemasan harus efektif
d. Bahan kemasan tidak mencemarkan lingkungan hidup
Universitas Kristen Petra 30
2.2.3 Memberikan Informasi Melalui Kemasan Kepada Konsumen
Dalam membuat sebuah desain kemasan terutama kemasan pangan, ada
beberapa informasi yang perlu untuk dimasukkan, sehingga konsumen dapat
memahami kandungan dan kegunaan produk tersebut. Masing-masing negara
memiliki aturan dan standartnya masing-masing untuk menetapkan informasi dan
keamanan dari suatu produk terutama produk makanan.
Sangatlah penting bagi seorang desainer, untuk mengerti dan
mempertimbangkan akan hal-hal yang berkaitan dengan hukum ini, yang
tergabung sejak proses awal melakukan desain kemasan. Informasi-informasi
yang diperlukan dalam kemasan pangan berupa informasi nutrisi yang terkandung
dalam produk, peringatan akan bahan-bahan kimia berbahaya, sedikit informasi
mengenai produk tersebut, informasi cara pemindahan atau pengiriman produk
dengan baik, dan termasuk peringatan bahwa produk tersebut rentan untuk rusak,
serta kode sistem penyusunan produk atau barcode. Hal-hal lainnya yang
tergolong sederhana namun diperlukan dalam sebuah kemasan pangan adalah cara
mengkonsumsi produk dengan benar, massal berat produk, negara tempat produk
tersebut diproduksi, bahan baku pembuatan dan label daur ulang dan ada
tambahan untuk negara Indonesia perlu di berikannya label sertifikasi halal dan
sertifikasi BPOM untuk memastikan bahwa produk pangan tersebut aman untuk
dikonsumsi.
Jika bagian depan kemasan dianggap elemen terpenting dalam mendesain
kemasan, hal ini merupakan pandangan yang salah, masing-masing sisi kemasan
merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatannya,
bagian depan kemasan digunakan untuk menampilkan brand dan elemen-elemen
lain yang dapat menjual produk, sedangkan pada bagian belakang dan sisi kanan
dan kiri diberikan informasi-informasi mengenai produk tersebut yang dapat
memudahkan konsumen, seperti grafik fakta nutrisi, komposisi, cara
mengkonsumsi atau penggunaan produk dengan benar dan barcode.
Salah satu kebiasaan seorang desainer dalam membuat desain kemasan
adalah cenderung mengabaikan bagian belakang dan sisi kanan-kiri, dan hanya
fokus mengerjakan bagian depan saja, sehingga bagian belakang dan sisi kanan
dan kiri produk kurang maksimal dan hal ini juga dapat berpengaruh pada
Universitas Kristen Petra 31
ketertarikan konsumen dalam memilih produk tersebut. Kemasan produk yang
menampilkan informasi produk dengan kurang menarik akan membuat konsumen
enggan pula untuk membaca informasi tersebut dan membuat mereka menjadi
ragu untuk memilih produk tersebut.
Dalam beberapa kasus, terdapat pula produk-produk yang menampilkan
beberapa bahasa dalam kemasannya, hal ini difungsikan agar produk tersebut
dapat menarik perhatian konsumen baru untuk membeli produk tersebut tanpa
adanya keterbatasan dalam bahasa.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam menuliskan informasi dalam
kemasan adalah, dalam menulis informasi haruslah dibuat semenarik mungkin
dan tidak terlalu banyak mengandung tulisan, karena hal ini juga dapat memicu
konsumen enggan untuk membacanya karena terkesan membosankan. (DuPuis &
Silva, 2008, pp. 132-135)
2.3 Data Produk
2.3.1 Makanan Ringan Roti Kecik
Roti Kecik adalah nama dari salah satu makanan ringan khas kota
Surakarta. Makanan ini juga merupakan makanan yang tidak boleh dilewatkan
ketika berkunjung ke kota ini, selain bentuknya yang unik, makanan ringan ini
juga memiliki rasa yang unik. Bentuk dari makanan ringan ini ada tiga, yaitu
berbentuk bulat, lonjong dan berbentuk seperti gelang.
Asal mula diberikannya nama roti kecik ini karena makanan ringan ini
merupakan makanan kesukaan dari Raja Surakarta, yaitu Sinuhun Pakubuwono X.
Makanan ringan ini dikatakan dulunya memiliki bentuk yang mirip dengan buah
sawo kecik yang banyak tumbuh di pekarangan keraton Surakarta, oleh sebab itu
diberi nama roti kecik. Proses pembuatan dari roti kecik ni adalah dengan cara di
sangrai, bahan yang digunakan hanyalah tepung ketan, telor ayam dan gula pasir,
sehingga bebas dari bahan kimia yang berbahaya. roti kecik ini memiliki ciri khas
tersendiri, yaitu akan mengeluarkan suara “tuk” ketika dimakan. Di kota
Surakarta ini sendiri ada satu pencetus dan merupakan produsen terbesar dan yang
paling terkenal memproduksi roti kecik, perusahaan ini bernama Ganep’s yang
sudah berdiri sejak tahun 1881. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan Tjang
Universitas Kristen Petra 32
Tiang San dan Auw Like Nio dan saat ini perushaan ini dikelola oleh generasi ke-
5 yaitu Oh Lioe Nio (Cecilia Maria Purnandi).
Roti kecik yang diproduksi oleh perusahaan Ganep’s ini memiliki 6 varian
ukuran dan juga 6 jenis kemasan yang berbeda. Ukuran kemasan yang diproduksi
oleh perusahaan Ganep’s ini beragam, mulai dari 45 gr, 90 gr, 250 gr, 450 gr dan
yang paling besar adalah 600 gr.
Produk roti kecik Ganep’s ini sudah dipasarkan diseluruh Indonesia
melalui media online yaitu dimana mereka memiliki sebuah website yaitu
www.rotiganep.co.id yang dapat memudahkan konsumen yang tidak berada di
Surakarta untuk membeli produk ini, selain itu mereka juga menyediakan jasa
pengiriman yang berada di pusat dari perushaan ini yaitu di Surakarta, bagi
konsumen yang ingin mengirimkan makanan tersebut kepada orang yang berada
di luar kota Surakarta. (Yogi, 2016)
2.3.2 Proses Pembuatan Roti Kecik
Roti kecik yang dibuat oleh perusahaan Ganep’s ini menggunakan bahan
yang berkualitas untuk mempertahankan mutunya, tepung ketan yang mereka
gunakan tidak dibeli secara langsung dalam bentuk tepung seperti yang kita temui
di pusat perbelanjaan, namun mereka memproses beras ketan dan menjadikannya
tepung dengan melalui beberapa proses. Berikut ini adalah proses pembuatan roti
kecik.
Gambar 2.15 Beras Ketan disangrai hingga berwarna kecoklatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Universitas Kristen Petra 33
Gambar 2.16 Beras Ketan yang kecoklatan kemudian digiling dan diproses
menjadi tepung beras ketan
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Gambar 2.17 Tepung beras ketan yang telah diproses dan digiling
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Maret 2016
Universitas Kristen Petra 34
Gambar 2.18 Proses mixing bahan-bahan yang lainnya (gula dan telur)
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Maret 2016
Gambar 2.19 Bahan-bahan lainnya kemudian dicampurkan dengan tepung beras
ketan
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Universitas Kristen Petra 35
Gambar 2.20Adonan Roti Kecik yang telah jadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Gambar 2.21 Adonan tersebut melalui proses penggilingan sebanyak dua kali
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Universitas Kristen Petra 36
Gambar 2.22 Proses pembuatan roti kecik bulat dengan menggunakan mesin
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Gambar 2.23 Roti Kecik berbentuk lonjong yang akan dipotong sesuai ukuran
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Maret 2016
Universitas Kristen Petra 37
1.3.3 Karakteristik Kemasan Roti Kecik Ganep’s
Kemasan roti kecik Ganep’s sudah bagus, namun kelemahan dari
kemasan ini adalah kurangnya kesan kota Surakarta didalamnya, padahal
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan perusahaan
Ganep’s, roti kecik merupakan makanan khas kota Surakarta yang telah
ada sejak tahun 1881. Selain itu kemasan yang digunakan untuk
mengemas produk roti kecik ini memiliki banyak sekali varian rasa,
sehingga identitas perusahaan tersebut kurang terpancarkan.
2.3.4 Spesifikasi Produk, Diferensiasi, USP dan Positioning
2.3.4.1 Spesifikasi Produk
Produk yang dimiliki oleh perusahaan Ganep’s sangatlah banyak,
namun yang akan di redesign hanyalah produk unggulan dari perusahaan
Ganep’s ini, yaitu roti kecik.
Gambar 2.24 Kemasan 45 gr
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Febuari 2016
Universitas Kristen Petra 38
Gambar 2.25 Kemasan 90 gr
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016
Gambar 2.26 Kemasan 200 gr
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016
Universitas Kristen Petra 39
Gambar 2.27 Kemasan 250 gr
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016
Gambar 2.28 Kemasan 400 gr
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016
Universitas Kristen Petra 40
Gambar 2.29Kemasan spesial ulang tahun 135 tahun
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016
Roti Kkecik yang diproduksi di perusahaan Ganep’s ini memiliki 6
jenis ukuran, yaitu 45 gr, 90 gr, 250 gr, 450 gr, 600 gr, dan kemasan
spesial ulang tahun perushaan Ganep’s yang ke 135 tahun.
Roti kecik dibuat dari bahan-bahan alami yaitu tepung beras ketan
yang mereka proses sendiri, telur dan gula dan bebas dari bahan pengawet
maupun bahan kimia lainnya dan proses pembuatannya dengan
menggunakan proses sangrai.
Harga yang dipatok perusahaan ini tergolong cukup tinggi
mengingat mereka selalu menggunakan bahan baku yang dijaga
kualitasnya, dengan harga yang paling mahal untuk ukuran 600 gr yaitu
Rp. 80.000,-
Universitas Kristen Petra 41
2.3.4.2 Diferensiasi
Diferensiasi dari roti kecik Ganep’s adalah, mereka menggunakan bahan-
bahan alami dan natural yang mereka proses sendiri karena mereka berusaha
untuk menjaga kualitas dari produk mereka. Perusahaan Ganep’s merupakan
produsen pertama yang menciptakan roti kecik, namun seiring dengan
perkembangan jaman ada beberapa perusahaan lain yang ikut membuat Roti
Kecik, namun tidak bisa membuat sebuah roti kecik yang dapat menimbulkan
suara “tuk” ketika dimakan.
2.3.4.3 USP
Peusahaan Ganep’s sangatlah menjaga kualitas dari produk dan bahan
baku mereka, Tepung beras ketan merupakan bahan utama dalam pembuatan roti
kecik, mereka tidak membeli tepung beras ketan langsung melainkan mereka
memprosesnya terlebih dahulu dari beras ketan hingga berbentu tepung, karena
tepung beras ketan yang baik akan menghasilkan roti kecik yang baik pula. Dari
segi konsumen mengatakan bahwa roti kecik Ganep’s selalu menyediakan roti
kecik dengan kualitas yang baik dan tidak patah ataupun retak-retak, sehingga
ketika mereka bisa menggunakannya sebagai buah tangan.
2.3.3.4 Positioning
Roti kecik Ganep’s menjaga kualitas dan rasa produknya agar tetap sama,
karena roti kecik memposisikan dirinya sebagai makanan ringan khas kota
Surakarta dan sebagai makanan ringan yang dapat membuat seseorang
bernostalgia ke masa kecilnya.
2.3.5 Konsumen
Makanan ringan sangat digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan
dan berbagai usia, mulai dari anak kecil, remaja, dewasa bahkan orang tua
sekalipun, pada beberapa kondisi, makanan yang memiliki nilai nostalgia bahkan
memberikan kesan tersendiri seperti halnya pada roti kecik Ganep’s. dari hasil
wawancara beberapa konsumen dan observasi langsung di kota Surakarta, Jawa
Universitas Kristen Petra 42
Tengah sebagai lokasi utama, maka dapat diketahui jenis konsumen dari roti kecik
Ganep’s adalah sebagai berikut :
a. Demografis
Target market dari perusahaan Ganep’s ini berasal dari kalangan
menengah keatas. Rata-rata konsumen adalah pria dan wanita dewasa dan
berumur 25-55 tahun.
b. Geografis
Roti kecik merek Ganep’s memiliki target khusus di wilayah Surakarta,
Jawa Tengah, namun produk mereka sudah dipasarkan dan bisa dibeli di
seluruh Indonesia melalui Internet.
c. Behavior
Konsumen membeli roti kecik Ganep’s untuk diberikan kepada sanak
saudara mereka yang berada diluar kota Surakata atau digunakan sebagai
buah tangan khas kota Surakarta. Beberapa konsumen juga membeli roti
kecik ini sebagai camilan mereka di rumah, dan ada juga beberapa konsumen
yang membeli konsumen ini dikarenakan makanan ringan ini mengingatkan
mereka terhadap masa kecil mereka.
d. Psikografis
Konsumen yang datang adalah mereka yang ingin mengenang makanan
masa kecil mereka, dan mereka yang ingin mengenalkan makanan ringan
yang terkenal di kota Surakarta kepada sanak saudara mereka yang berada di
luar kota Surakarta.
2.3.6 Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran roti kecik Ganep’s ini diutamakan di wilayah Jawah
Tengah, khususnya kota Surakarta, namun sekarang roti kecik Ganep’s dapat
dibeli dengan berbelanja online di website mereka yaitu rotiganep.co.id
Universitas Kristen Petra 43
2.3.7 Sistem Pemasaran/Distribusi
Sistem pemasaran dilakukan secara langsung yaitu Perusahaan Ganep’s
hanya memasarkan produk roti kecik Ganep’s ini hanya di outlet mereka dan
dapat dibeli secara online melalui website resmi mereka, yaitu
www.rotiganep.co.id
Kelebihan dan kekurangan sistem distribusi perusahaan Ganep’s
a. Kelebihan:
Karena menggunakan sistem pemasaran secara langsung, maka konsumen
akan lebih percaya kepada produk dari perusahaan ini, dan dengan adanya
sistem belanja melalui Internet, produk roti kecik merek Ganep’s dapat
dengan mudah dibeli oleh konsumen yang berada di luar kota Surakarta.
b. Kekurangan:
Karena mereka menganut sistem pemasaran secara langsung, dan
kurangnya proses pemasaran, maka tidak semua orang mengetahui roti
kecik, terutama mereka yang berada di luar kota Surakarta.
2.3.7 Data Visual kemasan
Gambar 2.30 Varian Kemasan Roti Kecik Ganep’s
Sumber : Dokumentasi Pribadi,Febuari 2016
Universitas Kristen Petra 44
2.4 Data Produk Kompetitor
Roti kecik merupakan makanan ringan yang terkenal dan banyak digemari
masyarakat kota Surakarta. Produsen utama dan yang pertama memproduksi roti
kecik ini adalah perusahaan Ganep’s, namun seiring berkembangnya jaman, mulai
bermunculan roti kecik lainnya, salah satunya yang paling mudah untuk ditemui
adalah roti kecik yang dibuat oleh sebuah toko Roti Dika. Roti kecik ini dikemas
dengan menggunakan bahan plastik dengan pengemasan pillow pack, dan ada
juga yang dikemas dengan menggunakan bahan plastik yang dibuat mirip seperti
toples dengan berbagai macam ukuran. Jika roti kecik yang diproduksi oleh
perusahaan Ganep’s memiliki tiga jenis, yaitu bulat, lonjong dan banjar
(menyerupai gelang) Roti Kecik produksi Dika hanya memiliki dua jenis saja,
yaitu kelereng, dan pentung, selain roti kecik produksi Roti Dika, masih ada pula
beberapa roti kecik lainnya yang beredar di kota Surakarta, namun biasanya dijual
perkilogram dan tidak dicantumkan merek dari produsennya, ada pula beberapa
roti kecik yang dibuat oleh beberapa UKM di kota Surakarta.
2.5 Analisis Data
2.5.1 Analisis Observasi dan Wawancara
Berdasarkan Observasi dan wawancara yang dilakukan di Jawa Tengah,
tepatnya di kota Surakarta, mengenai roti kecik Ganep’s didapatkan beberapa
kesimpulan.
1. Wawancara dilakukan di Toko Ganep’s kota Surakarta dan di beberapa
wilayah di Surakarta
2. Berdasarkan pengamatan, konsumen terlihat sedikit bingung dalam
memilih kemasan dan ukuran yang sesuai dengan yang mereka inginkan,
khususnya jika mereka ingin membeli produk roti kecik untuk buah
tangan.
3. Menurut Konsumen roti kecik Ganep’s yang pertama kali membeli produk
ini mereka cenderung bingung dengan banyaknya varian kemasan yang
disediakan.
4. Dari segi kemasan sendiri, konsumen dan beberapa masyarakat kota
Surakarta yang dimintai pendapat mengatakan kemasan roti kecik Ganep’s
Universitas Kristen Petra 45
memiliki terlalu banyak varian dan kurang mencerminkan kota Surakarta,
selain itu mereka juga mengatakan bahwa kemasan premium yang
dikhususkan untuk buah tangan hanya memiliki satu ukuran saja, hal
tersebut menyulitkan konsumen untuk membuat keputusan dalam memilih
kemasan mana yang sesuai untuk dibuat buah tangan.
2.5.2 Analisis Tujuan Brand Positioning
Roti kecik merupakan makanan ringan yang sudah ada di kota Surakarta
sejak tahun 1881, dan perusahaan Ganep’s lah yang pertama kali menciptakan
camilan khas kota Surakarta ini, selain itu mereka juga selalu menjaga kualitas
dari produk mereka, sehingga mereka tidak khawatir tentang perusahaan lain yang
mencoba untuk meniru Roti Kecik ini, karena menurut mereka produk pesaing
tidak dapat membuat Roti Kecik yang sama seperti Roti Kecik Perusahaan
Ganep’s.
Karena itu persepsi yang ingin ditampilkan oleh perusahaan Ganep’s
adalah mereka ingin menjadikan Roti Kecik sebagai buah tangan khas kota
Surakarta yang dapat bercerita tentang kota Surakarta, dan sebagai makanan
ringan yang dapat membuat seseorang bernostalgia akan masa kecilnya ketika
memakan roti kecik ini.
2.5.3 Analisis Kategori Produk
Menurut kategorinya roti kecik termasuk kedalam kategori makanan
ringan atau camilan, seperti halnya makanan ringan yang lainnya, roti kecik
memiliki masa kadaluarsa yang cukup lama, serta harus mampu meyakinkan
konsumen, selain itu sama halnya seperti makanan lain yang beredar di Indonesia,
makanan ringan haruslah memiliki sertifikat halal dan BPOM.
Universitas Kristen Petra 46
2.5.4 Analisis Kompetitor
SWOT Perusahaan Ganep’s
Tabel 2.1 SWOT roti kecik Ganep’s
Strength Menggunakan bahan baku dengan kualitas yang baik,
dan selalu menjaga mutu dan kualitas produk.
Weakness Kemasan yang memiliki banyak varian dan kurang
mencerminkan kota Surakarta.
Opportunity Merupakan suatu makanan ringan yang sudah ada
sejak tahun 1881, dan Produsen pertama roti kecik.
Thread Banyak bermunculan produk roti kecik lain dengan
harga yang lebih murah.
Universitas Kristen Petra 47
SWOT Roti Dika
Tabel 2.2 SWOT roti kecik Ganep’s
Strength Memiliki harga yang cenderung lebih murah.
Weakness Produksi masih tergolong sedikit sehingga susah
untuk didapatkan.
Opportunity Memiliki harga yang bersahabat, dan memiliki ciri
khas tekstur roti kecik yang berbeda dari Ganep’s
Thread
Adanya perusahaan Ganep’s yang memiliki produksi
lebih banyak, sehingga lebih mudah didapatkan oleh
masyarakat.
Berdasarkan tebel diatas dapat dibandingkan Perusahaan Ganep’s dan
Dika memiliki spesifikasi yang berbeda. Jika kekuatan Perusahaan Ganep’s
terletak pada kualitas dari bahan baku yang mereka gunakan dan juga mutu dari
produk yang mereka hasilkan, sehingga menghasilkan roti kecik dengan kualitas
terbaik, maka Roti Dika lebih mengutamakan harga yang murah sehingga dapat
dibeli oleh kalangan menengah kebawah.
Roti kecik merek Ganep’s memiliki kelemahan dibidang kemasan, dimana
Roti Kecik Ganep’s memiliki banyak varian kemasan dan kemasan tersebut
kurang mencerminkan kota Surakarta, padahal roti kecik merupakan makan
ringan khas kota Surakarta, sedangkan kelemahan dari Roti Dika adalah
produksinya yang masih sedikit sehingga masih sulit untuk didapatkan.
Universitas Kristen Petra 48
Namun kedua perusahaan ini memilliki peluang, dimana roti kecik
Ganep’s merupakan camilan yang sudah ada sejak tahun 1881, sehingga
masyarakat kota Surakarta sudah pasti pernah merasakannya atau paling tidak
mengetahui nama dari camilan khas ini, dan selain itu Perusahaan Ganep’s ini
merupakan produsen pertama yang membuat dan menciptakan roti kecik,
sehingga nama roti kecik sudah lekat dan identik dengan perusahaan ini,
sedangkan Roti Dika memiliki peluang di bidang harga yang lebih bersahabat dan
juga tekstur dari roti kecik Dika tidak sekeras roti kecik Ganep’s sehingga
masyarakat yang tidak menyukai makanan ringan yang bertekstur keras namun
tetap ingin mengkonsumsi roti kecik dapat memilih produk roti kecik dari Roti
Dika.
Adapun ancaman yang harus dihadapi oleh Perusahaan Ganep’s adalah
mulai banyaknya bermunculan roti kecik di kota Surakarta yang memberikan
harga yang lebih murah daripada harga yang ditawarkan oleh Perusahaan
Ganep’s. sedangkan ancaman yang dihadapi oleh toko Roti Dika adalah adanya
nama dari produsen roti kecik yang sangat besar dan terkenal di kota Surakarta,
yaitu roti kecik merek Ganep’s.
2.5.5 Analisis Fitur Kemasan (VIEW)
Analisa dengan menggunakan metode VIEW yang meliputi visibility
yakni visualisasi dari kemasan roti kecik Ganep’s sehingga dapat menarik
perhatian konsumen. Visualisasi yang dimaksudkan meliputi, warna, bentuk,
ukuran dan ilustrasi yang akan dibuat pada kemasan yang baru. Information yakni
informasi akan produk roti kecik Ganep’s yang akan dimasukkan kedalam
kemasan. Emotional appeal yaitu daya tarik yang dapat menimbulkan perasaan
ingin pada konsumen sehingga mereka membeli produk roti kecik. Workability
yaitu fungsi yang dapat diberikan dari kemasan tersebut apakah kemasan tersebut
bisa menjadi lebih dari sekedar alat komunikasi dan pelindung produk tersebut.
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat disipulkan bahwa :
Universitas Kristen Petra 49
2.5.5.1 Visibility
Kemasan roti kecik yang beredar di kota Surakarta cenderung sederhana,
dan kurang menampilkan kesan bahwa makanan ringan ini berasal dan merupakan
makanan ringan khas kota Surakarta. roti kecik Ganep’s memiliki beberapa varian
kemasan yang menampilkan kota Surakarta, namun ciri khas yang mereka
tampilkan masih kurang menampilkan kota Surakarta dan kurangnya keterangan
mengenai ciri khas kota Surakarta yang ditampilkan dalam kemasan tersebut. Ciri
lain dari tampilan kemasan roti kecik Ganep’s adalah paduan warna yang cerah
dan merupakan warna khas perusahaan mereka, yaitu Ungu dan Oranye.
2.5.5.2 Information
Dari hasil survey dan observasi yang dilakukan, kemasan memiliki andil
yang besar dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap produk
makanan. Dalam kemasan pangan, haruslah dicantumkan bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat produk tersebut, hal lainnya yang dicantumkan dalam
produk pangan adalah keterangan mengenai produk tersebut., khususnya produk
makanan tradisional, sangatlah diperlukan penjelasan mengenai produk tersebut
dan daerah asalnya, dan penulisan dari komposisi dan keterangan produk haruslah
dibuat semenarik mungkin, karena faktanya di masyarakat sebenarnya tidak
banyak yang membaca kedua hal tersebut sebelum mengkonsumsi produk.
2.5.5.3 Emotional Appeal
Makanan ringan memiliki banyak sekali jenis dan ragam, makanan ringan
tradisional saat ini harus bersaing dengan makanan ringan lainnya yang banyak
beredar di masyarakat atau yang biasanya disebut dengan snack, makanan ringan
tradisional biasanya memiliki kesan tersendiri bagi yang memakannya, seperti
dapat membuat seseorang bernostalgia akan masa lalunya. Selain itu makanan
tradisional dapat menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi suatu daerah.
Mengerti kebutuhan konsumen merupakan salah satu tujuan utama produsen yang
harus ditampilkan mengenai kemasan.
Universitas Kristen Petra 50
2.5.5.4 Workability
Makanan ringan merupakan suatu produk yang memiliki jangka waktu
yang cukup lama, sehingga kemasan yang digunakan haruslah kedap udara,
terutama jika produk yang dikemas merupakan makanan ringan roti kecik, karena
produk ini mudah untuk melempem. Selain itu bahan kemasan haruslah tahan air,
tidak mudah lembab dan tidak gampang terkoyak, sehingga produk dapat bertahan
dalam waktu yang lama.
2.5.6 Kesimpulan Analisa
Dari analisa yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yaitu :
- Kemasan roti kecik Ganep’s kurang mencerminkan kota Surakarta dan
terlalu memiliki banyak varian
- Roti kecik Ganep’s selalu menjaga kualitas produknya dengan
menggunakan bahan batju yang terbaik.
- Kemasan ditujukan kepada mereka yang menggunakan produk roti kecik
Ganep’s sebagai buah tangan khas kota Surakarta.
- Kemasan dirancang untuk mencerminkan kota Surakarta.
- Kemasan harus memberikan informasi yang jelas mengenai produk dan
daerah asalnya.
- Kemasan harus melindungi produk dan mempermudah proses distribusi.
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari analisa ini adalah kemasan roti kecik
Ganep’s haruslah dapat mencerminkan dan bercerita mengenai kota Surakarta
karena menjadi buah tangan khas kota Surakarta, selain itu kemasan pun harus
mampu melindungi produk agar dapat bertahan lebih lama.