Download - 156-461-1-PB
-
8/18/2019 156-461-1-PB
1/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
25
IDENTIFIKASI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA BUKITTINGGI
Oleh:Idzurnida Ismael*) Junaidi**)*) Dosen Jurusan Teknik Sipil
**) Mahasiswa Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang
Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang Telp. 0751-7055202
Intisari
Pelaksaaan proyek konstruksi berhasil jika hasil evaluasi baik biaya, waktu dan kualitas sesuai dengan
rencana, Perencanaan sendiri suatu proses untuk membuat gambaran secara visual tentang suatu sarana yang
akan dibangun yang dituangkan dalam bentuk rencana detail dan spesifikasi. Konstruksi merupakan proses
identifikasi aktifitas dan sumber daya dalam membangun suatu fasilitas. Pelaksanaan proyek konstruksi tidak seluruhnya dapat diselesai tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan dalam kontrak, banyak kendala dalam
pelaksanaanya, Oleh sebab itu dilakukan penelitian Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan proyek konstruksi gedung khususnya di Kota Bukittinggi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini metode survey yang yang terlebih dahulu mengumpulkan data dari hasil studi literature dan
wawancara kepada pakar, Untuk mendapatkan rangking faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan
dengan pengolahan data dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil analisa data
menunjukkan ada tiga faktor utama yang mempengarui keterlambatan proyek konstruksi, penelitian
menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan menyebabkan keterlambatan pada proyek konstruksi gedung
yaitu mutu material kurang dari yang dibutuhkan, mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi dan perubahan
spesifikasi ikut mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi.
Kata kunci : Konstruksi gedung, Keterlambatan proyek.
1. Pendahuluan
Setiap proyek memiliki tujuan khusus,
didalam proses mencapai tujuan tersebut telahditentukan batasan yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal sertamutu yang harus dipenuhi, Soeharto (1997).Perencanaan secara umum dapat didefinisikan
sebagai suatu tahapan yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran berikutmenyiapkan langkah-langkah kegiatan
termasuk menyiapkan berbagai sumber daya
untuk mencapai tujuan tersebut.Perencanaan konstruksi adalah suatu
tahap yang fundamental dalam pengelolaan
dan pelaksanaan proyek - proyek konstruksi.
Keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukanoleh pemilihan teknologi, definisi tugas pekerjaan, estimasi sumber daya yang
diperlukan dan durasi untuk tugas individu,
serta identifikasi dari setiap interaksi di antara
berbagai tugas pekerjaan. Dan rencana
pembangunan yang baik adalah dasar untukmengembangkan anggaran, jadwal dan mutu
pekerjaan.Menurut Waryanto (1998), perencanaan
konstruksi secara garis besar terdiri atas
rangkaian kegiatan-kegiatan yaitu :
Mengumpulkan dan menganalisis informasi,mengembangkan alternatif-alternatif, Analisa
dan evaluasi alternatif-alternatif, memilih
alternatif, melaksanakan dan menerima umpan balik, membuat dokumentasi (terutama asumsidan metode analisis yang dipakai).
Disamping itu sumber daya merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan yangharus diperhatikan dalam pelaksanaan proyek
konstruksi. Sumber daya material merupakan
salah satu sumber permasalahan proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek. Dalam
-
8/18/2019 156-461-1-PB
2/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
26
mengadakan sumber daya manajemen harusmempunyai informasi-informasi yang dapat
menunjang kegiatan proyek. memilikidokumen, prosedur dan jadwal sesuai dengandeskripsi kerja yang ada.
Menurut Saleh ( 2005) Keterlambatan akanmenyebabkan kerugian bagi pihak-pihakterkait terutama pemilik dan kontraktor, karena
umumnya disertai konflik, tuntutan waktu dan
biaya, serta penyimpangan kualitas
penyelesaian proyek.
2. Perumusan Masalah
Permasalahan difokuskan pada penelitian
ini adalah mengindentifikasi dan mencarifaktor-faktor keterlambatan dan mencari
faktor utama yang menimbulkan dampak
terhadap kinerja pelaksanaan konstruksi.
Keterlambatan proyek mengakibatkan tidaksesuainya biaya, waktu yang telah
direncanakan.
Faktor – faktor keterlambatan proyek diduga disebabkab antara lain : Perencanaan,
Sumberdaya ( material , tenaga, peralatan dan
dana), lemahnya pengawasan, metode pelaksanaan yang tidak sesuai dsb.
3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untukindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi,hasil penelitian yang di harapkan dapatmembantu menimalisasikan keterlambatan dan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyekyang akan datang. Sedangkan tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah :
a. Untuk mengetahui faktor–faktor apasajakah yang mempengaruhi
keterlambatan pelaksanaan proyekkonstruksi.
b. Untuk mencari rangking faktor-faktor yang
mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan
proyek konstruksi.
4.
Tinjauan Pustaka
Langkah pertama dalam penelitian ini
adalah dengan mengumpulkan data-data dariliterature – literature yang terkait dengan judul penelitian dan dari kasus – kasus yang sering
terjadi di lapangan melalui pendekatan studi
kasus, observasi dilakukan pada proyek pembangunan Gedung di Kota Bukittinggi.
Pelaksanaan dari suatu proyek biasanya berhubungan dengan biaya, waktu dan mutu.ketiga itu dapat digunakan untuk mengevaluasi
kesuksesan suatu proyek. Tingkat pelaksanaan
dari suatu proyek dapat mempengaruhi tingkatkepuasan dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek tersebutDalam pelaksanaan proyek konstruksi
kondisi yang idealnya adalah apabila seluruhkomponen kontrak konstruksi dengan
pengguna jasa diuraikan secara jelas dalam
surat perjanjian, baik spesifikasi umumkontrak, spesifikasi khusus kontrak,spesifikasi teknis, gambar rencana dan daftar
kuantitas. Tetapi selama masa pelaksanaansering kali tidak sesuai dengan asumsi tersebut
diatas. Sehingga perbedaan kondisi tersebutsudah pasti mempengaruhi biaya pelaksanaan
proyek.
4.1 Proyek Konstruksi.Setiap proyek konstruksi memiliki
karateristik yang sangat berbeda satu sama
lainnya, proyek konstruksi gedung memilikikarateristik yang unik sehingga tidak ada proyek yang benar-benar sama satu dan
lainnya. Proyek konstruksi selama prosesnya
mempunyai ketidakpastian, hal ini merupakankarakteristik utama dalam proses pelaksanaan
konstruksi.Proyek konstruksi dengan dengan waktu
dan sumber daya tertentu mempunyai ciri-ciri:- Memiliki tujuan yang khusus.
- Jumlah biaya, Kriteria mutu dan sasaran
jadwal dalarn proses mencapai tujuantelah ditentukan.
- Bersifat sementara, mempunyai Titik awal
dan titik akhir yang ditentukan dengan jelas .
- Tidak rutin dan tidak berulang-ulang. Jenis
dan intensitas kegiatan berubah sepanjang
proyek berlangsung.
Menurut Donald S.Barrie (1990),mengatakan ada lima (6) tahapan yang
memberikan sumbangan dalam pengembangansuatu proyek ( siklus hidup proyek), mulai dari
gagasan sampai selesainya proyek konstruksi,
adalah sebagai berikut :- Konsep dan studi kelayakan (Concept &
Feasibility Study)
-
8/18/2019 156-461-1-PB
3/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
27
- Rekayasa dan disain (Engineering &Design)
- Pengadaan (Procurement)- Konstruksi (Construction)- Memulai dan penerapan ( Strart-up and
implementation)
- Operasi dan perawatan (Operation &Maintenance)
Menurut UNIDO (United NationIndustrial Development Organization)
dikutip dari Suharto (1997), UNIDO membagi proyek menjadi 2 tahapan yang dirinci sebagai
berikut :
a. Tahap Persiapan- Identifikasi gagasan atau analisa
pendahuluan.
- Pengembangan ide menjadi konsepaltematif.
- Formulasi lingkup proyek.- Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk
investasi.
b. Tahap Implementasi- Penyiapan desain engineering terinci,
jadwal induk, dan anggaran.- Pengadaan kontrak dan Pembelian- Pengerjaan pabrikasi, konstruksi uji
coba, dan start-up.
4.1.1. Perencanaan Proyek
Perencanaan secara umum dapat
didefinisikan sebagai suatu tahapan yang
mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaranserta berikutnya menyiapkan langkah-langkah
kegiatan termasuk menyiapkan berbagai
sumber daya untuk mencapai tujuan.Perencanaan yang matang pada proyek
konstruksi, memerlukan pengetahuan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.Menurut Hendrickson (1989),
Perencanaan adalah suatu proses untuk
membuat gambaran secara visual tentang suatu
sarana yang akan dibangun yang dituangkandalam bentuk rencana detail dan spesifikasi.
Sedangkan konstruksi merupakan prosesidentifikasi aktifitas dan sumber daya yangdigunakan untuk membangun suatu fasilitas
yang merupakan tahap lanjutan dan
perencanaan dan hasilnya merupakan
penerapan dari suatu rancangan.Perencanaan teknis merupakan kegiatan
penyusunan dokumen rencana teknis yang
berisi gambaran produk yang ingindiwujudkan, yang harus dilakukan secara
optimal dengan memperhatikan aspek-aspekyang telah ditentukan. Disain teknis sesuai
kemampuan proses (biaya dan waktu) dalamarti lingkup kegiatan yang akan dilaksanakanmasih dalam batas kemampuan anggaran biaya
yang wajar serta ketersediaan waktu yang
memadai.Didalam dokumen kontrak harus diyakini
bahwa disain telah mencakup semua persyaratan produk atau spesifikasi teknis dan
proses pelaksanaan pekerjaan.
Perencanaan biaya Menurut ImanSuharto(1999), terdiri dari serangkaian langkah
untuk memperkirakan besar biaya dari sumberdaya yang diperlukan oleh proyek konstruksi
tersebut, termasuk mempertimbangkan
alternatif yang mungkin dapat menghasilkan biaya yang paling ekonomis.
4.1.2 Pelaksanaan Proyek konstruksiDi dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi terdapat berbagai kegiatan, dimanakegiatan proyek sifatnya sementara dan
berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan
alokasi sumber dana terbatas pula sesuaidengan sasaran yang telah ditetapkan.
Banyaknya kegiatan dan pemangku kebijakan
yang terlibat di dalam pelaksanaan proyekkonstruksi menimbulkan banyak permasalahanyang bersifat kompleks.( Suharto, 1999 ). Dan
kompleksitas dalam proyek tergantung dari :
- Jumlah macam kegiatan proyek.- Macam dan jumlah hubungan antar
kelompok (organisasi)
-
Macam dan jumlah hubungan antarkegiatan (organisasi) dengan pihak
luar.
Kompleksitas sangat tergantung pada
besar kecilnya ukuran suatu proyek.Kompleksitas memerlukan pengaturan dan
pengendalian yang sedemikian rupa sehinggatidak terjadi benturan-benturan dalam pelaksanaan proyek, maka diperlukan adanya
manajemen proyek yang handal dan tangguh
untuk menopang pelaksanaan proyek.Keberhasilan proses pekerjaan konstruksi
sangat tergantung dari saling keterkaitanantara pihak yang terlibat dalam proses
konstruksi. Dan pemangku kebijakan sangat berperan dalam keberhasilan suatu proyek.
( Pemilik dibantu oleh Engineering / designer,
untuk pelaksanaan fisik dikerjakan olehkontraktor umum atau kontraktor spesialis).
-
8/18/2019 156-461-1-PB
4/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
28
4.1.3 Keterlambatan proyek.
Keterlambatan proyek konstruksi akanmerugikan semua pihak sebagai berikut:
- Owner, keterlambatan penyelesaian
pekerjaan proyek akan menyebabkankerugian terhadap waktu operasi hasil proyek, sehingga penggunaan hasil
pembangunan menjadi terlambat.
- Kontraktor, penyelesaian pekerjaan proyek terlambat akan mengalami
kerugian waktu dan biaya, karena
keuntungan yang diharapkan olehkontraktor akan berkurang, atau bahkantidak mendapat keuntungan sama sekali.
Selain kemungkinan keterlambatan
proyek bisa berakibat kehilangan peluang pekerjaan untuk proyek konstruksi yang
lain.
Penyebab keterlambatan salah satunya
disebabkan kesalahan tahap perencanaan
dalam melakukan estimasi waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
konstruksi. Dan bermacam-macam
kemungkinan keterlambatan proyek bisadisebabkan misalnya :
-
Manajemen yang tidak tepat.
- masalah bahan material.
-
tenaga kerja.- Peralatan.
-
Keuangan.- Metode kerja
-
Lingkungan yang tidak mendukungsehingga terhambatnya pelaksanaan
proyek. Dan dapat mengakibatkanketerlambatan pekerjaan.
Menurut Park (1979), Keterlambatan
kontraktor didalam pelaksanaan proyekkonstruksi sering terjadi, disebabkan oleh:
-
Ketidak cakapan.- Kurang pengalaman manajerial.-
Ketidak seimbangan pengalaman.
- Kurang pengalaman dalam bisnis
konstruksi.-
Kelalaian.-
Penipuan dan- Bencana.
Meramalkan kejadian pada proses pelaksanan serta memberi nilai pada masing-masing kejadian, berhasil jika kegiatan
estimasi sebagai dasar untuk membuat sistem
pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksiakurat.
Di dalam kontrak konstruksi ketentuan
mengenai biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek konstruksi sudah ditetapkan sebelum
pelaksanaan konstruksi dimulai olehkonstraktor. Oleh sebab itu faktor biaya, waktudan kualitas dalam proses konstruksi
merupakan kesepakatan mutlak yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi dan ketiganya saling
tergantung dan berpengaruh secara ketat.Menurut Istiwan Dipohusodo (1996),
ketergantungan Biaya, Waktu, dan Kualitas
dapat dilihat seperti gambar 4.1 dibawah ini :
Gambar 4.1 Ketergantungan Biaya, Waktu,dan Kualitas
Salah satu contoh keterkaitan biaya, waktu
dan kualitas dalam proses proyek konstruksi,
misalnya kualitas yang tidak sesuai spesifikasidalam kontrak akan terjadi pembongkaran dan pekerjaan harus diulang, pengulangan sudah
pasti beresiko baik dalam penambahan biayamaupun penambahan waktu pelaksanaan.
A. Biaya proyek konstruksi
Biaya proyek konstruksi termasuk jenisdefinitif estimate, dimana estimasi yang paling
akurat dan prosesnya memerlukan upaya dan persiapan yang besar . Menurut Asiyanto
siklus defenitife estimate dapat ditunjukkan
seperti Gambar 4.2 dibawah ini :
Gambar 4.2. Siklus Definitve Estimate
Sumber : Asiyanto, 2005
-
8/18/2019 156-461-1-PB
5/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
29
Defenitif estimate dari versi owner,umumnya disusun berdasarkan atas data
pengalaman masa lalu dan menerapkan konsepevaraging (rata-rata) oleh cost engineer yang bekerja atas perintah owner. Sedangkan defenif
estimate versi kontraktor, nantinya digunakan
sebagai bid price, disusun lebih detail dengan persiapan yang cukup, karena menghadapi
risiko yang tidak kecil. Meramalkan kejadian pada proses
pelaksanan serta memberi nilai pada masing-
masing kejadian dikatakan berhasil jika
Kegiatan estimasi sebagai dasar untuk
membuat sistem pembiayaan dan jadwal
pelaksanaan konstruksi akurat. Kegiatan
estimasi dilakukan dengan terlebih dahulu
mempelajari gambar rencana dan spesifikasi.
Berdasarkan gambar rencana dapat diketahuikebutuhan sumber daya yang nantinya akan
digunakan.
Biaya pelaksanaan proses konstruksi
dibedakan sebagai berikut:
1. Direct Cost (Biaya Langsung) adalah biaya yang langsung berhubungan dengan
konstruksi / bangunan, antara lain seperti :
a. Material bangunan, sewaktu
dihitung mempertimbangkan :- Bahan terbuang (Waste),
-
Harga terbaik yang masih
memenuhi syarat bestek.-
Cara pembayaran kepada penjual
(Suplier)
b. Upah buruh/ labor/ man power.dengan memperhatikan
- Upah harian, borongan per unit
volume, atau borong keseluruhanuntuk daerah-daerah tertentu.
- Faktor-faktor kemampuan dan kapasitaskerjanya.
- Apakah buruh dan mandor dapat
diperoleh dari daerah lokasi proyek
atau tidak.- Undang-undang perburuhan yang
berlaku.Menurut James M. W. Wong, Albert P.
C. Chan (2008), mengatakan bahwakebutuhan pekerja harus ditaksir pada
preconstruction agar tujuan dan sasaran
proyek dapat tercapai.
c. Biaya peralatan/ equipments
Peralatan yang dibawa perludiperhatikan
- Ongkos keluar masuk garasi.- Ongkos buruh untuk menjalankan alat.- Bahan baku dan biaya reparasi
- Untuk alat yang dibawa perlu
diperhatikan bunga investasi,depresiasi, reparasi besar,
pemeliharaan dan ongkos mobilisasi.
2. Inderect Cost yaitu biaya yang tidak secaralangsung berhubungan dengan konstruksi,
tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan
dari proyek tersebut, antara lain yaitu :a. Overhead Proyek meliputi :
- Biaya personil di lapangan
- Fasilitas sementara di proyek :- Bank garansi, bunga Bank, ijin
bangunan, pajak dll.- Peralatan kecil-kecil habis / terbuang
setelah proyek selesai.- Foto dan gambar jadi (As-built
dawings), apabila diminta.
- Kontril kualitas (Quality control),seperti tes kubus beton, baja, sondir
dan sebagainya.
- Rapat-rapat lapangan (Site meeting).- Biaya-biaya pengukuran, dll.
b. Overhead KantorAdalah biaya untuk menjalankan suatu
usaha. Misalnya :
- Biaya sewa kantor, dan fasilitasnya.- Honor pegawai kantor.
- Izin-izin usaha, prakualifikasi, referensi bank, anggota asosiasi-asosiasi dll.
c. Biaya Tak Terduga/ contingencies.Contigencies adalah biaya tidak
terduga untuk kejadian-kejadian yangmungkin bisa terjadi, mungkin tidak.
Misalnya banjir, longsornya tanah dansebagainya. Umumnya biaya inidiperkirakan antara satu sampai lima
persen dari biaya total.
d. Keuntungan/ profit.
Keuntungan adalah hasil jerih payahdari keahlian, ditambah dari hasil faktorrisiko.
B. Waktu Pelaksanaan
Faktor-faktor yang berpotensi yang
terjadinya keterlambatan proyek menurut
Proboyo (1999), antara lain :
-
8/18/2019 156-461-1-PB
6/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
30
- Gambar dan spesifikasi yang tidaklengkap.
- Adanya perubahan perencanaan selama
proses pelaksanaan.
- Manajerial yang buruk dalam organisasi
kontraktor- Rencana kerja yang tidak tersusun
dengan baik/terpadu.
- Kegagalan kontraktor melaksanakan
pekerjaan.Faktor-faktor lain yang potensial untuk
mempengaruhi waktu pelaksanaan terdiri dari
tujuh kategori yaitu :
-
Tenaga kerja.- Bahan (material).
- Peralatan (equipment).- Karakteristik tempat.
-
Manajerial (managerial). - Keuangan (financial), - Faktor-faktor lainnya seperti: intensitas
curah hujan, kondisi ekonomi, dankecelakaan kerja.
C. Kualitas Konstruksi
Keterkaitan mutu dengan perencanaan proyek perlu mendapat perhatian serius agar
tidak mengurangi mutu konstruksi, makadiperlukan pengkajian khusus dalam proses
perencanaan konstruksi agar mencapai kualitaskonstruksi yang diinginkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
suatu pekerjaan konstruksi menurut Asiyanto(2005) adalah:a.
Bersifat software
-
Kualitas perencanaan.-
Sistim dari proses yang digunakan.
b.
Bersifat hardware
- Kualitas tenaga kerja
-
Alat konstruksi dan material yang
digunakan dalam proses produksi.Oleh karena itu, harus dilakukan evaluasi
yang efektif terhadap risiko yang mungkinterjadi dalam kegiatan proyek sehari-hari.Selain itu juga harus diikuti dengan keputusanyang baik berdasarkan evaluasi, serta
melakukan tindakan yang cocok untukdilaksanakan sebagai hasil dari keputusan yang
diambil. Sehingga risiko kegagalan untuk
menyelesaikan proyek sesuai dengan biaya,mutu dan waktu semakin kecil.
Pada proyek konstruksi, peranan sistimmutu menggunakan ISO 9001 dilakukan
dengan memenuhi persyaratan dan prosedurelemen-elemennya, yang diuraikan sepertidibawah ini :
-
Tanggung jawab manajemen.- Sistim mutu.-
Tinjauan Kontrak.
- Pengendalian Desain.-
Pengendalian Dokumen dan data.
-
Pembelian.
-
Pengendalian Produk.-
Identifikasi dan Kemampuan
Telusur Produk.-
Pengendalian Proses.
-
Inspeksi dan pengendalian.-
Pengendalian Alat Inspeksi.
-
Ukur dan Uji.-
Status Inspeksi dan Uji.
-
Pengendalian mutu tidak sesuai.
- Tindakan koreksi , pencegahan
penanganan dan penyimpanan,
Pengemasan, Pengawetan.
-
Penyerahan.
-
Pengendalian rekaman mutu.
-
Audit mutu Internal.
-
Pelatihan.
-
Pelayanan dan Teknik Statistik
5.
Metodologi Penelitian.Menurut Sumarjono,1997, Penelitian
merupakan proses penemuan kebenaran yangdijabarkan dalam bentuk kegiatan yangsistematis dan berencana, ada pola –pola
tertentu yang harus diikuti dan seluruhkegiatan penelitian didasarkan pada langkah-
langkah yang telah direncanakan dengan
matang sebelumnya.Penelitian merupakan cara-cara yang
sistematis untuk menjawab masalah yang
sedang diteliti. Dan metodologi penelitian
adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yangmembicarakan cara-cara melaksanakan
penelitian, meliputi kegiatan mencari,
merumuskan, menganalisis sampai menyusunraporan berdasarkan fakta-fakta secara ilmiah.
(Narbuko,2005) Metode penelitian yang
dilakukan yaitu rneriputi pembuatan kerangka penelitian, petanyaan penelitian (research
question), hipotesa penelitian, strategi
penelitian, proses peneritian, variaber
-
8/18/2019 156-461-1-PB
7/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
31
peneritan, instrumen peneritian, pengumpulandata, metode analisis dan kesimpulan.
Langkah penelitian terdiri dari:
a. Kegiatan pembuatan rancangan
penelitian.
b.
Pelaksanaan Penelitian.Adapun tahapan penelitian seperti
kerangka pemikiran seperti terlihat pada
gambar 5.1 dibawah ini :
Gambar: 5.1 Kerangka Pemikiran
5.1 Strategi Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yangdiinginkan diperlukan penelitian yang tepat,menurut Yin (1994)
Langkah pertama pada tahap penelitian
dengan melakukan study literature untukmengumpulkan factor risiko, yang dapatmempengaruhi keterlambatan proyek
konstruksi. Dari sumber risiko ditentukan pula
rincian sumber risiko. Rincian sumber risikomerupakan dampak yang terjadi akibat sumber
risiko dan ditentukan pula tingkat prioritasnya
untuk ditanggulangi.
5.1.1 Tahapan pengambilan data
Pengumpulan data dilakukan dengan3(tiga) tahap dengan mempergunakan teknik
sampling yaitu sampling acak (randomsampling). Sebagai berikut :
a. Dari variabel- variabel yang
mempengaruhi keterlambatan proyek
pembangunan konstruksi, dilakukansurvey dan wawancara kepada 5 (lima)
orang pakar. dilakukanmengindentifikasi factor-faktor yang
mempengaruhi keterlambatan, dengan
variabel permasalahan yang signifikan
terhadap kinerja proyek.
b.
Tahap kedua adalah untukmengidentifikasi risiko yang
mempengaruhi keterlambatan proyek
konstruksi dan mengetahui tingkat
pengaruh terjadinya risiko dan rankingkinerja proyek, dengan melakukan
survai dan wawancara kepadastakeholder.
c. Tahap ketiga adalah melakukan survaidan wawancara kepada 5 orang pakar
setelah mendapatkan prioritas faktor-faktor risiko untuk menvalidasi hasil
penelitan.Wawancara terstruktur dengan
menggunakan kuesioner kepada para pakarkonstruksi, kriteria pakar adalah yang memiliki
pengalaman minimal 15 tahun dalammemimpin suatu Instansi yang terkait, antara
lain Kuasa Pengguna Anggaran, Konsultan
dan kontraktor. memiliki pendidikan reputasiyang baik dalam bidang konstruksi .
Faktor risiko yang diperoleh disusun sesuaidengan sumber risiko yang ada dan dicari
persentasenya yang paling banyak, factor
risiko dipilih dan ditentukan oleh para pakar.
Faktor-faktor risiko ini dapat dilihat sepertiPada table 5.1 dibawah ini.
Tabel 5.1 Faktor-faktor risiko
X1 Keahlian dan s umber daya yang tidak cukup untuk melaksanakan desai
X2 Melakukan perubah an sp esifikasi
X3 Kenaikan harga marerial bahan bangunan
X4 Material yang digunakan kurang dari yang di butuhkan.
X5 Mutu material tidak s esu ai dengan sp esifikasi
X6 Penumpukan bahan materal
X7 Ketidak tepatan waktu pemesanan b ahan
X8 Kekurangan bahan konstruksi
X9 Menempatkan tenaga kerja yang kurang berpengalaman dibidangnya
X10 Jumlah tenaga kerja yang tidak mencukupi
X11 Menggunakan t enaga kerja yang tidak terampil
X12 Kekurangan tenaga kerja
X13 Mutu peralatan yang digunakan kurang baik
X14 Alat yang digunakan tidak sesuai dengan spes ifikasi
X15 Jumlah peralatan kurang dari yang dibutuhkan
X16 Kerusakan alat
X17 Jadwal pelaksanaan pekerjaan proyek tidak tepat
X18 Jadwal pengadaan material tidak tepat
X19 Jadwal Pengadaan tenaga kerja tidak tepat
X20 Metode pelaksanaan pekerjaan proyek tidak tepat.
X21 Metode peng operasian alat tidak tepat
Variabel Risiko
-
8/18/2019 156-461-1-PB
8/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
32
Dari penjelasan diatas, alat yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalahkuesioner dengan menggunakan skala ordinal .Alat ini merupakan instrument yang efisiensi
dalam mengumpulkan keterangan-keterangan
yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
Terdapat dua jenis pernyataan yang
digunakan untuk mengukur variabel bebas,
yaitu, penilaian terhadap frekuensi risiko dapat
dilihat pada Tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2. Skala Output Frekuensi Risiko
Sumber : Tom Kendrick, 2003
Untuk variabel bebas, penilaian terhadap pengaruh risiko dapat dilihat pada Tabel 5.3. dibawah ini.
Tabel 5.3. Skala Dampak/ Pengaruh Risiko
Sumber : Tom Kendrick, 2003
Hasil factor-faktor risiko yang didapat,dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan
data mengenai tingkat pengaruh dan frekuensiterjadinya factor risiko tersebut dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk
mengumpulkan data ini, dilakukan survei
dengan menyebarkan kuesioner kepada
rerponden, Yaitu kepada Kuasa penggunaanggaran, konsultan perencana, konsultansupervisi yang melaksanakan proyek bangunan
gedung, Kemudian data ini diolah denganAnalytical Hierarchy Proceess ( AHP).
Format Pengumpulan Data KuisionerTahap II Untuk Mendapatkan Tingkat
Pengaruh dan Frekuensi seperti Tabel 5.4. ini
Tabel 5.4. Tingkat Pengaruh dan Frekuensi
Format Pengumpulan Data Kuisioner Tahap IIUntuk Mendapatkan Nilai Kinerja Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Nilai Kinerja
5.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)AHP adalah merupakan sistim pembuat
keputusan dengan menggunakan modelmatematis. AHP membantu dalam menentukan
prioritas dari berbagai variabel dengan
melakukan analisa perbandingan berpasangandari masing-masing variabel. Data yang telah
ditabulasikan selanjutnya dianalisa dengan
metode AHP yang dimulai dengan perlakukannormalisasi matriks, perhitungan konsistensi
matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi,
perhitungan nilai lokal pengaruh, dan perhitungan nilai lokal frekwensi, dari hasil
perhitungan ini akan didapat nilai akhir risiko
dan peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan.
Adapun kaidah dari pembobotan
menyatakan bahwa :
1.
Nilai bobot variabel berkisar antara0 – 1 atau antara 0 % - 100 %Apabila menggunakan persentase
2. Jumlah total bobot semua variabel harus
bernilai 1 (100%)
3. Tidak ada bobot yang negatif ( - )
5.2.1 Uji Konsistensi Matriks dan Hirarki
Matriks bobot dari hasil perbandingan
berpasangan harus mempunyai diagonal
bernilai satu dan konsisten. Untuk mengujikonsistensi, maka nilai eigen value maksimum
(λmaks) harus mendekati banyaknya elemen(n) dan eigen value sisa mendekati nol.
Pembuktian konsistensi matriks
berpasangan dilakukan dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom
yang bersangkutan diperoleh matriks sebagai berikut:
-
8/18/2019 156-461-1-PB
9/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
33
Selanjutnya diambil rata rata untuk setiap baris yaitu 0.503; 0.260; 0.134; 0.068; dan
0.035. Vektor kolom (rata-rata) dikalikandengan matriks semula, menghasilkan nilaiuntuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai
dibagi kembali dengan nilai vektor yang
bersangkutan.
Karena Matriks berpasangan untuk
dampak dan frekuensi adalah sama, maka hasil
λmaks ini juga sama untuk dampak danfrekuensi, yaitu masing-masing matrikskonsisten.
Untuk menguji konsistensi hirarki dan
tingkat akurasi, untuk dampak danfrekuensidengan banyaknya elemen dalam matriks (n)
adalah 5, besarnya untuk n=5 sesuai denganTabel 5.6 dibawah ini adalah 1.12,
Tabel 5.6 Nilai Random Konsistensi Indeks
Sumber : Kardi (1999)
maka :
- CCI=( λmaks – n)/(n-1)- CCI sebesar 0.061.
- CRH = CCI/CRI,
- maka CRH = 0.061/1.12 = 0.05- Nilai CRH = 0.05 cukup kecil
atau dibawah 10 %
Berarti hirarki konsisten dan tingkat
akurasi tinggi. Karena Matriks berpasangan
untuk dampak dan frekuensi adalah sama,maka hasilnya juga sama untuk dampak danfrekuensi, yaitu masing-masing hirarki
konsisten dengan tingkat akurasi tinggi.
5.2.2 Nilai Lokal Dampak dan Frekuensi
Berdasarkan uji konsistensi, maka
perhitungan lokal dampak dan frekuensi dapatdilakukan, dengan memasukkan bobot elemenmasing-masing sesuai dengan hasil seperti
pada Tabel 5.7 dibawah ini.
Tabel 5.7. Nilai lokal dampak
Perhitungan nilai lokal untuk frekuensi
diperlihatkan pada Tabel 5.8. dibawah ini.
Tabel 5.8. Nilai lokal Frekuensi
5.2.3. Nilai Akhir faktor Risiko
Nilai akhir dari hasil pengolahan datadengan menggunakan analisa AHP, terbagi
dalam level high, Significant, medium dan
Law dengan 21 variabel. Perbandingan pengaruh dalam prakteknya terhadapketerlambatan proyek secara matematis
didapat factor dampak dengan frekwensi
berbanding 2 berbanding 1. Dengan demikian pada perhitungan nilai global pada nilai akhir
factor risiko didapat dampak sebesar 0,67
sedangkan nilai global frekwensi adalahsebesar 0,33. Adapun level Risiko dari 21
Variabel seperti Tabel 5.9 sebagai berikut:
-
8/18/2019 156-461-1-PB
10/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
34
Tabel 5.9. Peringkat Faktor Risiko
5.2.4 Analisa Level Risiko
Untuk meningkatkan kinerja kualitas
proyek sesuai dengan tujuan manajemen risiko,
diperlukan Analisa level risiko dengan indekslevel risiko perkalian antara frekuensi dandampak. Peningkatan kinerja kualitas proyek
pada penelitian ini hanya difokus pada levelrisiko S (Significant), dan H (High) saja,
adalah yang menjadi faktor risiko
utama.Indeks level risiko seperti Tabel 5.10. sebagai berikut :
Tabel 5.10. Level Risiko
Hasil analisa AHP yang masuk factor
utama yang berpengaruh terhadapketerlambatan proyek. seperti yang tergambar
pada tabel 5.11. dibawah ini :
Tabel 5.11. Faktor Risiko Utama
6.
Kesimpulan dan Saran
Hasil Identifikasi Faktor-faktor yang
mempengaruhi keterlambatan proyekkonstruksi gedung khususnya di Kota
Bukiittinggi, diperoleh beberapa faktor penyebab, dan faktor yang paling dominan
adalah kurang tersedianya material yang akandigunakan, mutu material yang tidak sesuaidengan spesifikasi dan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek sering melakukan perubahan
spesifikasi.
Untuk mengatasi keterlambatan ini, pihak
yang terlibat dalam proyek konstruksi gedung,
dari awal harus mengantisipasi permasalahan
dengan beberapa strategi diantaranya pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan; mengkaji dan menganalisis hasil
pekerjaan; mengadakan tindakan pembetulan;mengubah metode kerja; menempatkan pekerja
terampil sesuai bidangnya dan mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan.
Dalam pembangunan proyek konstruksi, beberapa saran yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
- Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi,harus sesuai dengan standar yang berlaku.
- Melaksanakan manajemen dan metoda
pelaksanaan yang sesuai mulai dari awalsampai akhir pelaksanaan konstruksi.
- Pekerjaan dijalur kritis perlu diawasi dan
di kontrol dengan ketat agar pelaksanaantidak terlambat.
- Mengantisipasi kendala- kendala awal
yang mungkin timbul pada pelaksanaan
pekerjaan dan segera menuntaskanya.
- Melaksanakan rapat-rapat lapangan yang
diikuti oleh unsur-unsur terkait dalam
pelaksanaan proyek.
Daftar Pustaka
1.
Asiyanto,(2005). Construction Project
Cost Management, Jakarta : Pradnya
Paramita.
2.
Dipohusodo, Istimawan. 1996.
Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid
1. Kanisius: Yogyakarta.
3. Imam Suharto, Manajemen Proyek, Dari
Konseptual sampai Operasional Jilid 2
Jakarta : Penerbit Erlangga,
4. Narbuko,Cholid dan Ahmadi (2003),
Metodologi Penelitian, Jakarta: Penerbit
PT Bumi Aksara .
5. Praboyo, Budiman. 1999. KeterlambatanWaktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi
-
8/18/2019 156-461-1-PB
11/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
35
dan Peringkat dari Penyebab- penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1
no. 2, September, Universitas Kristen Petra.
6.
Park, W. R, (1979). Construction
Bidding for Profit. Canada : John Willey& Sons Inc.
7.
Robert K. Yin (2005), Studi Kasus Disain
dan Metode, Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
8.
Saleh, N. (2005), Faktor Yang
Menyebabkan Klaim dan Penyelesaiannya Pada Industri Konstruksi. Faculty of Civil Engineering University Teknologi
Malaysia.
9.
Saaty, T.L. (1986). Decision Making for Leaders, The Analytical Hierarchy Proses
for Decisions in Complex World.
Pitssburgh : University of Pitsburgh.
10. Waryanto, Ahmad. (1998), Construction
Planning and Scheduling. Sebuah Pengantar, Program Pascasarjana- Bidang Ilmu Teknik Silpil, Universitas
Indonesia.
11.
Wong, James M. W., Albert P. C. Chan &
Chiang, Y. H. (1986). Modeling and
Forecasting Construction Labor Demand: Multivariate Analysis. ASCE - Journal of
Construction Engineering and
Management, 13, 664-672.
-
8/18/2019 156-461-1-PB
12/12
Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
36