156-461-1-pb

Upload: pradiptaam

Post on 06-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    1/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    25

    IDENTIFIKASI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK

    PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA BUKITTINGGI

    Oleh:Idzurnida Ismael*) Junaidi**)*) Dosen Jurusan Teknik Sipil

    **) Mahasiswa Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang

    Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang Telp. 0751-7055202

    Intisari

     Pelaksaaan proyek konstruksi berhasil jika hasil evaluasi baik biaya, waktu dan kualitas sesuai dengan

    rencana, Perencanaan sendiri suatu proses untuk membuat gambaran secara visual tentang suatu sarana yang

    akan dibangun yang dituangkan dalam bentuk rencana detail dan spesifikasi. Konstruksi merupakan proses

    identifikasi aktifitas dan sumber daya dalam membangun suatu fasilitas. Pelaksanaan proyek konstruksi tidak seluruhnya dapat diselesai tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan dalam kontrak,  banyak kendala dalam

     pelaksanaanya, Oleh sebab itu dilakukan penelitian Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

    keterlambatan proyek konstruksi gedung khususnya di Kota Bukittinggi.  Metode yang digunakan dalam

     penelitian ini metode survey yang yang terlebih dahulu mengumpulkan data dari hasil studi literature dan

    wawancara kepada pakar, Untuk mendapatkan rangking faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan

    dengan pengolahan data dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).  Hasil analisa data

    menunjukkan ada tiga faktor utama yang mempengarui keterlambatan proyek konstruksi, penelitian

    menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan menyebabkan keterlambatan pada proyek konstruksi gedung  

     yaitu mutu material kurang dari yang dibutuhkan, mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi dan perubahan

     spesifikasi ikut mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi. 

     Kata kunci  :  Konstruksi gedung, Keterlambatan proyek.

    1.  Pendahuluan

    Setiap proyek memiliki tujuan khusus,

    didalam proses mencapai tujuan tersebut telahditentukan batasan yaitu besar biaya

    (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal sertamutu yang harus dipenuhi, Soeharto (1997).Perencanaan secara umum dapat didefinisikan

    sebagai suatu tahapan yang mencoba

    meletakkan dasar tujuan dan sasaran berikutmenyiapkan langkah-langkah kegiatan

    termasuk menyiapkan berbagai sumber daya

    untuk mencapai tujuan tersebut.Perencanaan konstruksi adalah suatu

    tahap yang fundamental dalam pengelolaan

    dan pelaksanaan proyek - proyek konstruksi.

    Keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukanoleh pemilihan teknologi, definisi tugas pekerjaan, estimasi sumber daya yang

    diperlukan dan durasi untuk tugas individu,

    serta identifikasi dari setiap interaksi di antara

     berbagai tugas pekerjaan. Dan rencana

     pembangunan yang baik adalah dasar untukmengembangkan anggaran, jadwal dan mutu

     pekerjaan.Menurut Waryanto (1998), perencanaan

    konstruksi secara garis besar terdiri atas

    rangkaian kegiatan-kegiatan yaitu :

    Mengumpulkan dan menganalisis informasi,mengembangkan alternatif-alternatif, Analisa

    dan evaluasi alternatif-alternatif, memilih

    alternatif, melaksanakan dan menerima umpan balik, membuat dokumentasi (terutama asumsidan metode analisis yang dipakai).

    Disamping itu sumber daya merupakan

    salah satu faktor penentu keberhasilan yangharus diperhatikan dalam pelaksanaan proyek

    konstruksi. Sumber daya material merupakan

    salah satu sumber permasalahan proyek yang

    mempengaruhi pelaksanaan proyek. Dalam

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    2/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    26

    mengadakan sumber daya manajemen harusmempunyai informasi-informasi yang dapat

    menunjang kegiatan proyek. memilikidokumen, prosedur dan jadwal sesuai dengandeskripsi kerja yang ada.

    Menurut Saleh ( 2005) Keterlambatan akanmenyebabkan kerugian bagi pihak-pihakterkait terutama pemilik dan kontraktor, karena

    umumnya disertai konflik, tuntutan waktu dan

     biaya, serta penyimpangan kualitas

     penyelesaian proyek.

    2. Perumusan Masalah

    Permasalahan difokuskan pada penelitian

    ini adalah mengindentifikasi dan mencarifaktor-faktor keterlambatan dan mencari

    faktor utama yang menimbulkan dampak

    terhadap kinerja pelaksanaan konstruksi.

    Keterlambatan proyek mengakibatkan tidaksesuainya biaya, waktu yang telah

    direncanakan.

    Faktor – faktor keterlambatan proyek diduga disebabkab antara lain : Perencanaan,

    Sumberdaya ( material , tenaga, peralatan dan

    dana), lemahnya pengawasan, metode pelaksanaan yang tidak sesuai dsb.

    3.  Maksud dan Tujuan Penelitian

    Maksud penelitian ini adalah untukindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

    keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi,hasil penelitian yang di harapkan dapatmembantu menimalisasikan keterlambatan dan

    sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyekyang akan datang. Sedangkan tujuan

     penelitian yang ingin dicapai adalah :

    a. Untuk mengetahui faktor–faktor apasajakah yang mempengaruhi

    keterlambatan pelaksanaan proyekkonstruksi.

     b. Untuk mencari rangking faktor-faktor yang

    mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan

     proyek konstruksi.

    4. 

    Tinjauan Pustaka

    Langkah pertama dalam penelitian ini

    adalah dengan mengumpulkan data-data dariliterature – literature yang terkait dengan judul penelitian dan dari kasus – kasus yang sering

    terjadi di lapangan melalui pendekatan studi

    kasus, observasi dilakukan pada proyek pembangunan Gedung di Kota Bukittinggi.

    Pelaksanaan dari suatu proyek biasanya berhubungan dengan biaya, waktu dan mutu.ketiga itu dapat digunakan untuk mengevaluasi

    kesuksesan suatu proyek. Tingkat pelaksanaan

    dari suatu proyek dapat mempengaruhi tingkatkepuasan dari pihak-pihak yang terlibat dalam

     proyek tersebutDalam pelaksanaan proyek konstruksi

    kondisi yang idealnya adalah apabila seluruhkomponen kontrak konstruksi dengan

     pengguna jasa diuraikan secara jelas dalam

    surat perjanjian,   baik spesifikasi umumkontrak, spesifikasi khusus kontrak,spesifikasi teknis, gambar rencana dan daftar

    kuantitas.  Tetapi selama masa pelaksanaansering kali tidak sesuai dengan asumsi tersebut

    diatas.  Sehingga perbedaan kondisi tersebutsudah pasti mempengaruhi biaya pelaksanaan

     proyek.

    4.1  Proyek Konstruksi.Setiap proyek konstruksi memiliki

    karateristik yang sangat berbeda satu sama

    lainnya, proyek konstruksi gedung memilikikarateristik yang unik sehingga tidak ada proyek yang benar-benar sama satu dan

    lainnya. Proyek konstruksi  selama prosesnya

    mempunyai ketidakpastian, hal ini merupakankarakteristik utama dalam proses pelaksanaan

    konstruksi.Proyek konstruksi dengan dengan waktu

    dan sumber daya tertentu mempunyai ciri-ciri:- Memiliki tujuan yang khusus.

    - Jumlah biaya, Kriteria mutu dan sasaran

     jadwal dalarn proses mencapai tujuantelah ditentukan.

    - Bersifat sementara, mempunyai Titik awal

    dan titik akhir yang ditentukan dengan jelas .

    - Tidak rutin dan tidak berulang-ulang. Jenis

    dan intensitas kegiatan berubah sepanjang

     proyek berlangsung.

    Menurut Donald S.Barrie (1990),mengatakan ada lima (6) tahapan yang

    memberikan sumbangan dalam pengembangansuatu proyek ( siklus hidup proyek), mulai dari

    gagasan sampai selesainya proyek konstruksi,

    adalah sebagai berikut :- Konsep dan studi kelayakan (Concept &

    Feasibility Study)

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    3/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    27

    - Rekayasa dan disain (Engineering &Design)

    - Pengadaan (Procurement)- Konstruksi (Construction)- Memulai dan penerapan ( Strart-up and

    implementation)

    - Operasi dan perawatan (Operation &Maintenance)

    Menurut UNIDO (United NationIndustrial Development Organization)

    dikutip dari Suharto (1997), UNIDO membagi proyek menjadi 2 tahapan yang dirinci sebagai

     berikut :

    a. Tahap Persiapan- Identifikasi gagasan atau analisa

     pendahuluan.

    - Pengembangan ide menjadi konsepaltematif.

    - Formulasi lingkup proyek.- Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk

    investasi.

    b. Tahap Implementasi- Penyiapan desain engineering terinci,

     jadwal induk, dan anggaran.- Pengadaan kontrak dan Pembelian- Pengerjaan pabrikasi, konstruksi uji

    coba, dan start-up.

    4.1.1. Perencanaan Proyek

    Perencanaan secara umum dapat

    didefinisikan sebagai suatu tahapan yang

    mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaranserta berikutnya menyiapkan langkah-langkah

    kegiatan termasuk menyiapkan berbagai

    sumber daya untuk mencapai tujuan.Perencanaan yang matang pada proyek

    konstruksi, memerlukan pengetahuan tentang

    kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.Menurut Hendrickson (1989),

    Perencanaan adalah suatu proses untuk

    membuat gambaran secara visual tentang suatu

    sarana yang akan dibangun yang dituangkandalam bentuk rencana detail dan spesifikasi.

    Sedangkan konstruksi merupakan prosesidentifikasi aktifitas dan sumber daya yangdigunakan untuk membangun suatu fasilitas

    yang merupakan tahap lanjutan dan

     perencanaan dan hasilnya merupakan

     penerapan dari suatu rancangan.Perencanaan teknis merupakan kegiatan

     penyusunan dokumen rencana teknis yang

     berisi gambaran produk yang ingindiwujudkan, yang harus dilakukan secara

    optimal dengan memperhatikan aspek-aspekyang telah ditentukan. Disain teknis sesuai

    kemampuan proses (biaya dan waktu) dalamarti lingkup kegiatan yang akan dilaksanakanmasih dalam batas kemampuan anggaran biaya

    yang wajar serta ketersediaan waktu yang

    memadai.Didalam dokumen kontrak harus diyakini

     bahwa disain telah mencakup semua persyaratan produk atau spesifikasi teknis dan

     proses pelaksanaan pekerjaan.

    Perencanaan biaya Menurut ImanSuharto(1999), terdiri dari serangkaian langkah

    untuk memperkirakan besar biaya dari sumberdaya yang diperlukan oleh proyek konstruksi

    tersebut, termasuk mempertimbangkan

    alternatif yang mungkin dapat menghasilkan biaya yang paling ekonomis.

    4.1.2 Pelaksanaan Proyek konstruksiDi dalam pelaksanaan suatu proyek

    konstruksi terdapat berbagai kegiatan, dimanakegiatan proyek sifatnya sementara dan

     berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan

    alokasi sumber dana terbatas pula sesuaidengan sasaran yang telah ditetapkan.

    Banyaknya kegiatan dan pemangku kebijakan

    yang terlibat di dalam pelaksanaan proyekkonstruksi menimbulkan banyak permasalahanyang bersifat kompleks.( Suharto, 1999 ). Dan

    kompleksitas dalam proyek tergantung dari :

    - Jumlah macam kegiatan proyek.- Macam dan jumlah hubungan antar

    kelompok (organisasi)

    Macam dan jumlah hubungan antarkegiatan (organisasi) dengan pihak

    luar.

    Kompleksitas sangat tergantung pada

     besar kecilnya ukuran suatu proyek.Kompleksitas memerlukan pengaturan dan

     pengendalian yang sedemikian rupa sehinggatidak terjadi benturan-benturan dalam pelaksanaan proyek, maka diperlukan adanya

    manajemen proyek yang handal dan tangguh

    untuk menopang pelaksanaan proyek.Keberhasilan proses pekerjaan konstruksi

    sangat tergantung dari saling keterkaitanantara pihak yang terlibat dalam proses

    konstruksi. Dan pemangku kebijakan sangat berperan dalam keberhasilan suatu proyek.

    ( Pemilik dibantu oleh Engineering / designer,

    untuk pelaksanaan fisik dikerjakan olehkontraktor umum atau kontraktor spesialis).

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    4/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    28

    4.1.3  Keterlambatan proyek.

    Keterlambatan proyek konstruksi akanmerugikan semua pihak sebagai berikut:

    - Owner, keterlambatan penyelesaian

     pekerjaan proyek akan menyebabkankerugian terhadap waktu operasi hasil proyek, sehingga penggunaan hasil

     pembangunan menjadi terlambat.

    - Kontraktor,   penyelesaian pekerjaan proyek terlambat akan mengalami

    kerugian waktu dan biaya, karena

    keuntungan yang diharapkan olehkontraktor akan berkurang, atau bahkantidak mendapat keuntungan sama sekali.

    Selain kemungkinan keterlambatan

     proyek bisa berakibat kehilangan peluang pekerjaan untuk proyek konstruksi yang

    lain. 

    Penyebab keterlambatan salah satunya

    disebabkan kesalahan tahap perencanaan

    dalam melakukan estimasi waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan proyek

    konstruksi.  Dan bermacam-macam

    kemungkinan  keterlambatan proyek bisadisebabkan misalnya :

    Manajemen yang tidak tepat.

    -  masalah bahan material.

    tenaga kerja.-  Peralatan.

    Keuangan.-  Metode kerja

    Lingkungan yang tidak mendukungsehingga terhambatnya pelaksanaan

     proyek. Dan dapat mengakibatkanketerlambatan pekerjaan. 

    Menurut Park (1979), Keterlambatan

    kontraktor didalam pelaksanaan proyekkonstruksi sering terjadi, disebabkan oleh:

    Ketidak cakapan.-  Kurang pengalaman manajerial.- 

    Ketidak seimbangan pengalaman.

    -  Kurang pengalaman dalam bisnis

    konstruksi.- 

    Kelalaian.- 

    Penipuan dan-  Bencana.

    Meramalkan kejadian pada proses pelaksanan serta memberi nilai pada masing-masing kejadian, berhasil jika kegiatan

    estimasi sebagai dasar untuk membuat sistem

     pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksiakurat.

    Di dalam kontrak konstruksi ketentuan

    mengenai biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek konstruksi sudah ditetapkan sebelum

     pelaksanaan konstruksi dimulai olehkonstraktor. Oleh sebab itu faktor biaya, waktudan kualitas dalam proses konstruksi

    merupakan kesepakatan mutlak yang tidak bisa

    ditawar-tawar lagi dan ketiganya saling

    tergantung dan berpengaruh secara ketat.Menurut Istiwan Dipohusodo (1996),

    ketergantungan Biaya, Waktu, dan Kualitas 

    dapat dilihat seperti gambar 4.1 dibawah ini :

    Gambar 4.1 Ketergantungan Biaya, Waktu,dan Kualitas

    Salah satu contoh keterkaitan biaya, waktu

    dan kualitas dalam proses proyek konstruksi,

    misalnya kualitas yang tidak sesuai spesifikasidalam kontrak akan terjadi pembongkaran dan pekerjaan harus diulang, pengulangan sudah

     pasti beresiko baik dalam penambahan biayamaupun penambahan waktu pelaksanaan.

    A.  Biaya proyek konstruksi

    Biaya proyek konstruksi termasuk jenisdefinitif estimate, dimana estimasi yang paling

    akurat dan prosesnya memerlukan upaya dan persiapan yang besar . Menurut Asiyanto

    siklus defenitife estimate dapat ditunjukkan

    seperti Gambar 4.2 dibawah ini :

    Gambar 4.2. Siklus Definitve Estimate

    Sumber : Asiyanto, 2005

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    5/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    29

    Defenitif estimate dari versi owner,umumnya disusun berdasarkan atas data

     pengalaman masa lalu dan menerapkan konsepevaraging (rata-rata) oleh cost engineer yang bekerja atas perintah owner. Sedangkan defenif

    estimate versi kontraktor, nantinya digunakan

    sebagai bid price, disusun lebih detail dengan persiapan yang cukup, karena menghadapi

    risiko yang tidak kecil. Meramalkan kejadian pada proses

     pelaksanan serta memberi nilai pada masing-

    masing kejadian dikatakan berhasil jika

    Kegiatan estimasi sebagai dasar untuk

    membuat sistem pembiayaan dan jadwal

     pelaksanaan konstruksi akurat. Kegiatan

    estimasi dilakukan dengan terlebih dahulu

    mempelajari gambar rencana dan spesifikasi.

    Berdasarkan gambar rencana dapat diketahuikebutuhan sumber daya yang nantinya akan

    digunakan.

    Biaya pelaksanaan proses konstruksi

    dibedakan sebagai berikut:

    1.  Direct Cost  (Biaya Langsung) adalah biaya yang langsung berhubungan dengan

    konstruksi / bangunan, antara lain seperti :

    a.  Material bangunan, sewaktu

    dihitung mempertimbangkan :-  Bahan terbuang (Waste),

    Harga terbaik yang masih

    memenuhi syarat bestek.- 

    Cara pembayaran kepada penjual

    (Suplier)

     b. Upah buruh/ labor/ man power.dengan memperhatikan

    -  Upah harian, borongan per unit

    volume, atau borong keseluruhanuntuk daerah-daerah tertentu.

    - Faktor-faktor kemampuan dan kapasitaskerjanya.

    - Apakah buruh dan mandor dapat

    diperoleh dari daerah lokasi proyek

    atau tidak.- Undang-undang perburuhan yang

     berlaku.Menurut James M. W. Wong, Albert P.

    C. Chan (2008), mengatakan bahwakebutuhan pekerja harus ditaksir pada

     preconstruction agar tujuan dan sasaran

     proyek dapat tercapai.

    c. Biaya peralatan/ equipments

    Peralatan yang dibawa perludiperhatikan

    - Ongkos keluar masuk garasi.- Ongkos buruh untuk menjalankan alat.- Bahan baku dan biaya reparasi

    - Untuk alat yang dibawa perlu

    diperhatikan bunga investasi,depresiasi, reparasi besar,

     pemeliharaan dan ongkos mobilisasi.

    2. Inderect Cost yaitu biaya yang tidak secaralangsung berhubungan dengan konstruksi,

    tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan

    dari proyek tersebut, antara lain yaitu :a. Overhead Proyek   meliputi :

    - Biaya personil di lapangan

    - Fasilitas sementara di proyek :- Bank garansi, bunga Bank, ijin

     bangunan, pajak dll.- Peralatan kecil-kecil habis / terbuang

    setelah proyek selesai.- Foto dan gambar jadi (As-built

    dawings), apabila diminta.

    - Kontril kualitas (Quality control),seperti tes kubus beton, baja, sondir

    dan sebagainya.

    - Rapat-rapat lapangan (Site meeting).- Biaya-biaya pengukuran, dll.

    b. Overhead KantorAdalah biaya untuk menjalankan suatu

    usaha. Misalnya :

    - Biaya sewa kantor, dan fasilitasnya.- Honor pegawai kantor.

    - Izin-izin usaha, prakualifikasi, referensi bank, anggota asosiasi-asosiasi dll.

    c. Biaya Tak Terduga/ contingencies.Contigencies adalah biaya tidak

    terduga untuk kejadian-kejadian yangmungkin bisa terjadi, mungkin tidak.

    Misalnya banjir, longsornya tanah dansebagainya. Umumnya biaya inidiperkirakan antara satu sampai lima

     persen dari biaya total.

    d. Keuntungan/ profit.

    Keuntungan adalah hasil jerih payahdari keahlian, ditambah dari hasil faktorrisiko.

    B.  Waktu Pelaksanaan

    Faktor-faktor yang berpotensi yang

    terjadinya keterlambatan proyek menurut

    Proboyo (1999), antara lain :

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    6/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    30

    - Gambar dan spesifikasi yang tidaklengkap.

    - Adanya perubahan perencanaan selama

     proses pelaksanaan.

    - Manajerial yang buruk dalam organisasi

    kontraktor- Rencana kerja yang tidak tersusun

    dengan baik/terpadu.

    - Kegagalan kontraktor melaksanakan

     pekerjaan.Faktor-faktor lain yang potensial untuk

    mempengaruhi waktu pelaksanaan terdiri dari

    tujuh kategori yaitu :

    Tenaga kerja.-  Bahan (material).

    -  Peralatan (equipment).-  Karakteristik tempat. 

    Manajerial (managerial). -  Keuangan (financial), -  Faktor-faktor lainnya seperti: intensitas

    curah hujan, kondisi ekonomi, dankecelakaan kerja.

    C.  Kualitas Konstruksi

    Keterkaitan mutu dengan perencanaan proyek perlu mendapat perhatian serius agar

    tidak mengurangi mutu konstruksi, makadiperlukan pengkajian khusus dalam proses

     perencanaan konstruksi agar mencapai kualitaskonstruksi yang diinginkan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu

    suatu pekerjaan konstruksi menurut Asiyanto(2005) adalah:a.

     

    Bersifat software

    Kualitas perencanaan.- 

    Sistim dari proses yang digunakan.

     b. 

    Bersifat hardware

    -  Kualitas tenaga kerja

    Alat konstruksi dan material yang

    digunakan dalam proses produksi.Oleh karena itu, harus dilakukan evaluasi

    yang efektif terhadap risiko yang mungkinterjadi dalam kegiatan proyek sehari-hari.Selain itu juga harus diikuti dengan keputusanyang baik berdasarkan evaluasi, serta

    melakukan tindakan yang cocok untukdilaksanakan sebagai hasil dari keputusan yang

    diambil. Sehingga risiko kegagalan untuk

    menyelesaikan proyek sesuai dengan biaya,mutu dan waktu semakin kecil.

    Pada proyek konstruksi, peranan sistimmutu menggunakan ISO 9001 dilakukan

    dengan memenuhi persyaratan dan prosedurelemen-elemennya, yang diuraikan sepertidibawah ini :

    Tanggung jawab manajemen.-  Sistim mutu.- 

    Tinjauan Kontrak.

    -  Pengendalian Desain.- 

    Pengendalian Dokumen dan data.

    Pembelian.

    Pengendalian Produk.- 

    Identifikasi dan Kemampuan

    Telusur Produk.- 

    Pengendalian Proses.

    Inspeksi dan pengendalian.- 

    Pengendalian Alat Inspeksi.

    Ukur dan Uji.- 

    Status Inspeksi dan Uji.

    Pengendalian mutu tidak sesuai.

    -  Tindakan koreksi , pencegahan

     penanganan dan penyimpanan,

    Pengemasan, Pengawetan.

    Penyerahan.

    Pengendalian rekaman mutu.

    Audit mutu Internal.

    Pelatihan.

    Pelayanan dan Teknik Statistik

    5. 

    Metodologi Penelitian.Menurut Sumarjono,1997, Penelitian

    merupakan proses penemuan kebenaran yangdijabarkan dalam bentuk kegiatan yangsistematis dan berencana, ada pola –pola

    tertentu yang harus diikuti dan seluruhkegiatan penelitian didasarkan pada langkah-

    langkah yang telah direncanakan dengan

    matang sebelumnya.Penelitian merupakan cara-cara yang

    sistematis untuk menjawab masalah yang

    sedang diteliti. Dan metodologi penelitian

    adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yangmembicarakan cara-cara melaksanakan

     penelitian, meliputi kegiatan mencari,

    merumuskan, menganalisis sampai menyusunraporan berdasarkan fakta-fakta secara ilmiah.

    (Narbuko,2005) Metode penelitian yang

    dilakukan yaitu rneriputi pembuatan kerangka penelitian, petanyaan penelitian (research

    question), hipotesa penelitian, strategi

     penelitian, proses peneritian, variaber

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    7/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    31

     peneritan, instrumen peneritian, pengumpulandata, metode analisis dan kesimpulan.

    Langkah penelitian terdiri dari:

    a.  Kegiatan pembuatan rancangan

     penelitian.

     b. 

    Pelaksanaan Penelitian.Adapun tahapan penelitian seperti

    kerangka pemikiran seperti terlihat pada

    gambar 5.1 dibawah ini :

    Gambar: 5.1  Kerangka Pemikiran

    5.1 Strategi Penelitian

    Untuk mendapatkan hasil penelitian yangdiinginkan diperlukan penelitian yang tepat,menurut Yin (1994)

    Langkah pertama pada tahap penelitian

    dengan melakukan study literature  untukmengumpulkan factor risiko,  yang dapatmempengaruhi keterlambatan proyek

    konstruksi. Dari sumber risiko ditentukan pula

    rincian sumber risiko. Rincian sumber risikomerupakan dampak yang terjadi akibat sumber

    risiko dan ditentukan pula tingkat prioritasnya

    untuk ditanggulangi.

    5.1.1 Tahapan pengambilan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan3(tiga) tahap dengan mempergunakan teknik

    sampling yaitu sampling acak (randomsampling). Sebagai berikut :

    a.  Dari variabel- variabel yang

    mempengaruhi keterlambatan proyek

     pembangunan konstruksi, dilakukansurvey dan wawancara kepada 5 (lima)

    orang pakar. dilakukanmengindentifikasi factor-faktor yang

    mempengaruhi keterlambatan, dengan

    variabel permasalahan yang signifikan

    terhadap kinerja proyek.

     b. 

    Tahap kedua adalah untukmengidentifikasi risiko yang

    mempengaruhi keterlambatan proyek

    konstruksi dan mengetahui tingkat

     pengaruh terjadinya risiko dan rankingkinerja proyek, dengan melakukan

    survai dan wawancara kepadastakeholder.

    c.  Tahap ketiga adalah melakukan survaidan wawancara kepada 5 orang pakar

    setelah mendapatkan prioritas faktor-faktor risiko untuk menvalidasi hasil

     penelitan.Wawancara terstruktur dengan

    menggunakan kuesioner kepada para pakarkonstruksi, kriteria pakar adalah yang memiliki

     pengalaman minimal 15 tahun dalammemimpin suatu Instansi yang terkait, antara

    lain Kuasa Pengguna Anggaran, Konsultan

    dan kontraktor. memiliki pendidikan reputasiyang baik dalam bidang konstruksi .

    Faktor risiko yang diperoleh disusun sesuaidengan sumber risiko yang ada dan dicari

     persentasenya yang paling banyak, factor

    risiko dipilih dan ditentukan oleh para pakar.

    Faktor-faktor risiko ini dapat dilihat sepertiPada table 5.1  dibawah ini.

    Tabel 5.1  Faktor-faktor risiko

    X1 Keahlian dan s umber daya yang tidak cukup untuk melaksanakan desai

    X2 Melakukan  perubah an sp esifikasi

    X3 Kenaikan harga marerial bahan bangunan

    X4 Material yang digunakan kurang dari yang di butuhkan.

    X5 Mutu material tidak s esu ai dengan sp esifikasi

    X6 Penumpukan bahan materal

    X7 Ketidak tepatan waktu pemesanan b ahan

    X8 Kekurangan bahan konstruksi

    X9 Menempatkan tenaga kerja yang kurang berpengalaman dibidangnya

    X10 Jumlah tenaga kerja yang tidak mencukupi

    X11 Menggunakan t enaga kerja yang tidak terampil

    X12 Kekurangan tenaga kerja

    X13 Mutu peralatan yang digunakan kurang baik 

    X14 Alat yang digunakan tidak sesuai dengan spes ifikasi

    X15 Jumlah peralatan kurang dari yang dibutuhkan

    X16 Kerusakan alat

    X17 Jadwal pelaksanaan pekerjaan proyek tidak tepat

    X18 Jadwal pengadaan material tidak tepat

    X19 Jadwal Pengadaan tenaga kerja tidak tepat

    X20 Metode pelaksanaan pekerjaan proyek tidak tepat.

    X21 Metode peng operasian alat tidak tepat

    Variabel Risiko

     

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    8/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    32

    Dari penjelasan diatas, alat yang akan

    digunakan dalam penelitian ini adalahkuesioner dengan menggunakan skala ordinal .Alat ini merupakan instrument yang efisiensi

    dalam mengumpulkan keterangan-keterangan

    yang diperlukan untuk menguji hipotesa.

    Terdapat dua jenis pernyataan yang

    digunakan untuk mengukur variabel bebas,

    yaitu, penilaian terhadap frekuensi risiko dapat

    dilihat pada Tabel 5.2 berikut :

    Tabel 5.2. Skala Output Frekuensi Risiko 

    Sumber : Tom Kendrick, 2003

    Untuk variabel bebas, penilaian terhadap pengaruh risiko dapat dilihat pada Tabel 5.3. dibawah ini.

    Tabel 5.3. Skala Dampak/ Pengaruh Risiko

    Sumber : Tom Kendrick, 2003

    Hasil factor-faktor risiko yang didapat,dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan

    data mengenai tingkat pengaruh dan frekuensiterjadinya factor risiko tersebut dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk

    mengumpulkan data ini, dilakukan survei

    dengan menyebarkan kuesioner kepada

    rerponden, Yaitu kepada Kuasa penggunaanggaran, konsultan perencana, konsultansupervisi yang melaksanakan proyek bangunan

    gedung, Kemudian data ini diolah denganAnalytical Hierarchy Proceess ( AHP).

    Format Pengumpulan Data KuisionerTahap II Untuk Mendapatkan Tingkat

    Pengaruh dan Frekuensi seperti Tabel 5.4. ini

    Tabel 5.4. Tingkat Pengaruh dan Frekuensi

    Format Pengumpulan Data Kuisioner Tahap IIUntuk Mendapatkan Nilai Kinerja Tabel 5.5.

    Tabel 5.5. Nilai Kinerja

    5.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)AHP adalah merupakan sistim pembuat

    keputusan dengan menggunakan modelmatematis. AHP membantu dalam menentukan

     prioritas dari berbagai variabel dengan

    melakukan analisa perbandingan berpasangandari masing-masing variabel. Data yang telah

    ditabulasikan selanjutnya dianalisa dengan

    metode AHP yang dimulai dengan perlakukannormalisasi matriks, perhitungan konsistensi

    matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi,

     perhitungan nilai lokal pengaruh, dan perhitungan nilai lokal frekwensi, dari hasil

     perhitungan ini akan didapat nilai akhir risiko

    dan peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan.

    Adapun kaidah dari pembobotan

    menyatakan bahwa :

    1. 

     Nilai bobot variabel berkisar antara0 – 1 atau antara 0 % - 100 %Apabila menggunakan persentase

    2. Jumlah total bobot semua variabel harus

     bernilai 1 (100%)

    3. Tidak ada bobot yang negatif ( - )

    5.2.1 Uji Konsistensi Matriks dan Hirarki

    Matriks bobot dari hasil perbandingan

     berpasangan harus mempunyai diagonal

     bernilai satu dan konsisten. Untuk mengujikonsistensi, maka nilai eigen value maksimum

    (λmaks) harus mendekati banyaknya elemen(n) dan eigen value sisa mendekati nol.

    Pembuktian konsistensi matriks

     berpasangan dilakukan dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom

    yang bersangkutan diperoleh matriks sebagai berikut:

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    9/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    33

    Selanjutnya diambil rata rata untuk setiap baris yaitu 0.503; 0.260; 0.134; 0.068; dan

    0.035. Vektor kolom (rata-rata) dikalikandengan matriks semula, menghasilkan nilaiuntuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai

    dibagi kembali dengan nilai vektor yang

     bersangkutan.

    Karena Matriks berpasangan untuk

    dampak dan frekuensi adalah sama, maka hasil

    λmaks ini juga sama untuk dampak danfrekuensi, yaitu masing-masing matrikskonsisten.

    Untuk menguji konsistensi hirarki dan

    tingkat akurasi, untuk dampak danfrekuensidengan banyaknya elemen dalam matriks (n)

    adalah 5, besarnya untuk n=5 sesuai denganTabel 5.6 dibawah ini adalah 1.12,

    Tabel 5.6  Nilai Random Konsistensi Indeks

    Sumber : Kardi (1999)

    maka :

    - CCI=( λmaks – n)/(n-1)- CCI sebesar 0.061.

    - CRH = CCI/CRI,

    - maka CRH = 0.061/1.12 = 0.05- Nilai CRH = 0.05 cukup kecil

    atau dibawah 10 %

    Berarti hirarki konsisten dan tingkat

    akurasi tinggi. Karena Matriks berpasangan

    untuk dampak dan frekuensi adalah sama,maka hasilnya juga sama untuk dampak danfrekuensi, yaitu masing-masing hirarki

    konsisten dengan tingkat akurasi tinggi.

    5.2.2 Nilai Lokal Dampak dan Frekuensi

    Berdasarkan uji konsistensi, maka

     perhitungan lokal dampak dan frekuensi dapatdilakukan, dengan memasukkan bobot elemenmasing-masing sesuai dengan hasil seperti

     pada Tabel 5.7 dibawah ini.

    Tabel 5.7. Nilai lokal dampak

    Perhitungan nilai lokal untuk frekuensi

    diperlihatkan pada Tabel 5.8. dibawah ini.

    Tabel 5.8.  Nilai lokal Frekuensi

    5.2.3. Nilai Akhir faktor Risiko

     Nilai akhir dari hasil pengolahan datadengan menggunakan analisa AHP, terbagi

    dalam level high, Significant, medium dan

    Law dengan 21 variabel. Perbandingan pengaruh dalam prakteknya terhadapketerlambatan proyek secara matematis

    didapat factor dampak dengan frekwensi

     berbanding 2 berbanding 1. Dengan demikian pada perhitungan nilai global pada nilai akhir

    factor risiko didapat dampak sebesar 0,67

    sedangkan nilai global frekwensi adalahsebesar 0,33. Adapun level Risiko dari 21

    Variabel seperti Tabel 5.9 sebagai berikut:

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    10/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    34

    Tabel 5.9. Peringkat Faktor Risiko

    5.2.4 Analisa Level Risiko

    Untuk meningkatkan kinerja kualitas

     proyek sesuai dengan tujuan manajemen risiko,

    diperlukan Analisa level risiko dengan indekslevel risiko perkalian antara frekuensi dandampak. Peningkatan kinerja kualitas proyek

     pada penelitian ini hanya difokus pada levelrisiko S (Significant), dan H (High) saja,

    adalah yang menjadi faktor risiko

    utama.Indeks level risiko seperti Tabel 5.10. sebagai berikut :

    Tabel 5.10. Level Risiko

    Hasil analisa AHP yang masuk factor

    utama yang berpengaruh terhadapketerlambatan proyek. seperti yang tergambar

     pada tabel 5.11.  dibawah ini : 

    Tabel 5.11. Faktor Risiko Utama

    6. 

    Kesimpulan dan Saran

    Hasil Identifikasi Faktor-faktor yang

    mempengaruhi keterlambatan proyekkonstruksi gedung khususnya di Kota

    Bukiittinggi, diperoleh beberapa faktor penyebab, dan faktor yang paling dominan

    adalah kurang tersedianya material yang akandigunakan, mutu material yang tidak sesuaidengan spesifikasi dan dalam pelaksanaan

     pekerjaan proyek sering melakukan perubahan

    spesifikasi.

    Untuk mengatasi keterlambatan ini, pihak

    yang terlibat dalam proyek konstruksi gedung,

    dari awal harus mengantisipasi permasalahan

    dengan beberapa strategi diantaranya pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan; mengkaji dan menganalisis hasil

     pekerjaan; mengadakan tindakan pembetulan;mengubah metode kerja; menempatkan pekerja

    terampil sesuai bidangnya dan mempersiapkan

     peralatan yang dibutuhkan. 

    Dalam pembangunan proyek konstruksi, beberapa saran yang perlu diperhatikan adalah

    sebagai berikut:

    - Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi,harus sesuai dengan standar yang berlaku.

    - Melaksanakan manajemen dan metoda

     pelaksanaan yang sesuai mulai dari awalsampai akhir pelaksanaan konstruksi.

    - Pekerjaan dijalur kritis perlu diawasi dan

    di kontrol dengan ketat agar pelaksanaantidak terlambat.

    - Mengantisipasi kendala- kendala awal

    yang mungkin timbul pada pelaksanaan

     pekerjaan dan segera menuntaskanya.

    - Melaksanakan rapat-rapat lapangan yang

    diikuti oleh unsur-unsur terkait dalam

     pelaksanaan proyek.

     Daftar Pustaka

    1. 

     Asiyanto,(2005). Construction Project

    Cost Management, Jakarta : Pradnya

     Paramita.

    2. 

     Dipohusodo, Istimawan. 1996.

     Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid

    1. Kanisius: Yogyakarta.

    3.   Imam Suharto, Manajemen Proyek, Dari

     Konseptual sampai Operasional Jilid 2

     Jakarta : Penerbit Erlangga,

    4.   Narbuko,Cholid dan Ahmadi (2003),

     Metodologi Penelitian, Jakarta: Penerbit

     PT Bumi Aksara .

    5.   Praboyo, Budiman. 1999. KeterlambatanWaktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    11/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    35

    dan Peringkat dari Penyebab- penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1

    no. 2, September, Universitas Kristen Petra.

    6. 

     Park, W. R, (1979). Construction

     Bidding for Profit. Canada : John Willey& Sons Inc.

    7. 

     Robert K. Yin (2005), Studi Kasus Disain

    dan Metode, Jakarta : Raja Grafindo

     Persada.

    8. 

    Saleh, N. (2005), Faktor Yang

     Menyebabkan Klaim dan Penyelesaiannya Pada Industri Konstruksi. Faculty of Civil Engineering University Teknologi

     Malaysia.

    9. 

    Saaty, T.L. (1986). Decision Making for Leaders, The Analytical Hierarchy Proses

     for Decisions in Complex World.

     Pitssburgh : University of Pitsburgh.

    10.  Waryanto, Ahmad. (1998), Construction

     Planning and Scheduling. Sebuah Pengantar, Program Pascasarjana- Bidang Ilmu Teknik Silpil, Universitas

     Indonesia.

    11. 

    Wong, James M. W., Albert P. C. Chan &

    Chiang, Y. H. (1986). Modeling and

     Forecasting Construction Labor Demand: Multivariate Analysis. ASCE - Journal of

    Construction Engineering and

     Management, 13, 664-672.

  • 8/18/2019 156-461-1-PB

    12/12

    Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    36