dokeb kasus

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Tiga tahun pertama masa kehidupan anak merupakan masa paling rawan sebab gangguan yang terjadi pada masa ini dapat menyebabkan efek yang menetap. Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku. 1. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan dapat menggunakan KMS, bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Ukuran lingkar kepala juga penting untuk diperhatikan, karena menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakaan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya. Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang

terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media. 2. Gangguan perkembangan motorik

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. 3. Gangguan perkembangan bahasa

Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku. Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas. 4. Gangguan Emosi dan Perilaku

Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut Widyastuti (2001) autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab.

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut. Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita Sindroma Down. Sedangkan contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi.

Sumber: Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC Widyastuti, D, dan Widyani, R. 2001. Panduan Perkembangan Anak 0 Sampai 1 tahun. Jakarta: Puspa Swara.

ASUAHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI PADA BALITA M DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS MERAH ( BGM ) DI DESA KANYORAN KEC SEMEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun, factor gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Saat ini

malnutrisi masih melatar belakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30% anak balita di dunia memiliki berat badan rendah (BGM), denagn kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia. Meskipun prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini tidak berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar anak di dunia ( sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat tercapai. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat asuhan

kebidanan pada balita Mawar dengan berat badan rendah di Dusun Kletak Desa Kanyoran Kec. Semen Kab. Kediri.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan setiap anggota keluarga. 1.2.2 Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa mampu : Melakukan pengkajian data pada keluarga Melakukan interpretasi data dasar Melakukan perumusan masalah Menyusun prioritas masalah Melakukan perencanaan dan tindakan 1.3 Teknik Pengumpulan Data Anamnese atau pengumpulan data 1. Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga. 2. Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang terdekat klien. Studi Pustakan Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada direferensi.

Pemeriksaan 1. Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. 2. Pemeriksaan penunjang : lab, dll.

Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada. 1.4 Teknik Penulisan Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data, dan teknik penulisan. Bab II tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan BGM. Bab III tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab IV pembahasan. Bab V penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga 2.1.1 Definisi Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes.RI) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertautan darah adaptasi atau perkawinan.(WHO.1969) Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie.1981) 2.1.2 Bentuk-bentuk Keluarga a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dsb. c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. 2.1.3 Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978) 1.Fungsi biologis a. Untuk meneruskan keturunan. b. Memelihara dan membesarkan anak. c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. d. Memelihara dan merawat anggota keluaraga. 2. Fungsi psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman. b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga. c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. d. Memberikan identitas keluarga. 3. Fungsi sosialisasi a. Membina sosoialisasi pada anak.

b.Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Meneruskan nilai-nilai keluarga. 4. Fungsi ekonomi a.Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak jaminan hari tua. 5. Fungsi pendidikan a. Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan

Menurut Friedman (1998) 1.Fungsi offective a. Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental saling mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan. b. Mengenal identitas individu. c. Rasa aman.

2. Fungsi sosialisasi peran a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan. b. Fungsi dan peran di masyarakat. c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah. 3. Fungsi reproduksi Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup masyarakat. 4. Fungsi ekonomi a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga. b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana. c. Fungsi perawatan kesehatan. d. Konsep sehat sakit keluarga.

2.1.4

Tahap-tahap Kehidupan Keluarga Menurut Duvail adalah sebagai berikut : 1. Tahap pembentukan keluaraga, tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk keluaraga. 2. Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.

3. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya,dan kondisinya masih sangat lemah. 4. Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah

mengenal kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatannya.Krena tidak mengetahui mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma social. 5. Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya adalah bagaimana mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,mengontrol tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan pengetahuan anak. 6. Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya,oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan. 7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke dalam masyarakat dalam memulai kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan memulai kehidupan berumah tangga. 8. Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.

9. Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini. 2.1.5 Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga : 1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan

kesehatan. 2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat sebagai tujuan utama. 3. Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. 4. Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat melibtakan peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. 5. Lebih mengutamakan tidak kegiatan-kegiatan mengabaikan yang bersifat dan

promotif,preventif,serta rehabilitatif. 6. Dalam memberikan

upaya

kuratif

asuhan

keperwatan

kesehatan

keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin. 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan. 8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperwatan. 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan perwat dirumah.

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. 2.1.6 Langkah-langkah Dalam Perawatan Kesehatan Keluarga 1. Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga. 2. Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga. 3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan keluarga. 4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah keluarga. 5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan. 6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. 7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas.

2.2 Kebutuhan Gizi Pada Balita 2.2.1 Pengertian Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaikbaiknya yang harus dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath, EF. 2004)

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Balita 1. Umur Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek sampai makanan ornag dewasa. 2. Berat Badan Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancer. 3. Suhu Lingkungan Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37,5C untuk metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan

lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan. 4. Aktifitas Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan sedemikian banyak pula energi yang diperlukan. 5. Status Kesehatan Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.

2.2.3 Manfaat Gizi Pada Balita 1. Gizi penghasil energi Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan pokok seperti padi, umbi, sagu,jagung dll. 2. Zat gizi pembangun sel Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur, daging, susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti tahu, tempe,oncom, oleh karena itu, lauk pauk tergolong ke dalam zat pembangun sel. 3. Zat gizi pengatur Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. ( Wiboworini,B. 2007 ) Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas fisik. 2.2.4 Status Gizi Kurang Pada Balita 1. Pengertian Status Kurang Gizi Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat-zat gizi essential. ( Wiboworini, B. 2007 ) Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat gizi. ( AlMatsier, S. 2004 ) Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 )

2. Istilah Dengan Penilaian Status Gizi Pengertian menurut buku pedoman penanggulangan kurang energy protein (KEP) yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes Jatim (2001), sebagai berikut : a) Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). b) Klasifikasi KEP : 1. KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 70% - 80% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) 80% - 90% baku median WHO-NCHS. 2. KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 60% - 70% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB / TB ) 70% - 80% baku median WHO-NCHS. 3. KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) < 70% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) < 70 % baku median WHO-NCHS. c) KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program gizi di lapangan meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP tingkat berat atau gizi buruk ( jika dilihat pada kartu menuju sehat maka berat badan anak berada di bawah garis merah ). d) KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program gizi di lapangan yang meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang, dan berat atau BB / U < 80% baku median WHO-NCHS. e) Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda-tanda sbb :

1. Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki. 2. Wajah bulat dan sembab. 3. Pandangan mata sayu. 4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, serta mudah rontok. 5. Perubahan status mental, apatis dan rewel. 6. Pembesaran hati. 7. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri atau duduk. 8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas. f) Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda-tanda sbb : 1. Tampak sangat kurus. 2. Wajah seperti orang tua. 3. Cengeng dan rewel. 4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada terlihat seperti celana longgar atau baggy pant. 5. Perut cekung. 6. Iga gambang. 7. Sering disertai penyakit infeks, diare. g) Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda-tanda campuran dari beberapa gejala klinis

kwasiokor dan marasmus, dengan BB / U 80% baku median WHONCHS dan disertai denga odema yang tidak mencolok. h) BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak titik berat badan balita dibawah garis merah pada kartu menuju sehat ( KMS ). i) Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah ditemukannya satu atau lebih kasus KEP berat atau gizi buruk disuatu desa. j) Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara langsung ( investigasi ) kasus gizi buruk untuk menentukan penyebab dan ususlan tindakan.

BAB III TINJAUAN KASUS1. PENGKAJIAN Tanggal : november 2010 jam A. Data Subyektif 1. Data umum Nama kepala keluarga : Tn.Suwari Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku/bangsa Alamat 2. Susunan keluarga No. NAMA JK UMUR Hubungan dalam KK Pekerjaan Pendidikan : 45 th : Islam : SD : Petani : Jawa/Indonesia : Dusun Kletak, Kanyoran-Semen, RT 02/RW 06

Keadaan kesh.saat kunjunga 1.

Suwari LK

1 8 1965 KK Petani SD Baik 2. Miatun P

5 4 1975 Istri IRT SD Baik

3.

Wiwin

P

8 10 1989

Anak

IRT

SMP

Baik

4.

Mawar

P

20 3 1989

Anak

-

Blm sekolah

Baik

3.

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

2. Data Khusus 1 Imunisasi : Anaknya belum mendapat imunisasi lengkap 2. Bila ada anggota keluarga yang sakit kadang berobat ke bidan,kadang ke dokter,kadang ke puskesmas 3. Jenis penyakit yang sedang di derita Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS,TBC);menurun (HT,DM,TBC);dan menahun

(HT,DM,TBC).Keluarga sering menderita penyakit seperti batuk,pilek, panas dan gatal 4.

Riwayat kesehatan keluarga

Tn.Suwari Pada saat pengkajian Tn.Suwari sedang dalam keadaan sehat

Ny. Miatun Pada saat pengkajian ibu mengatakan tidak ada keluhan dan dalam kondisi sehat

An.Wiwin Pada saat pengkajian anak sedang menemani anaknya bermain dan dalam keadaaan sehat

An.Mawar Pada saat pengkajian anak sedang bermain dan ibu mengatakan bahwa berat badannya masih rendah 5. Pemeriksaan kehamilan Saat ibu hamil ibu memeriksakan kehamilannya di bidan 6 Pertolongan persalinan

Persalinan anak pertama ditolong oleh bidan secara normal,dan ibu mengatakan pada saat itu belum ditimbang setelah lahir,tidak ada penyulit yang menyertai

Persalinan anak ke dua ditolong oleh bidan secara normal dengan BB 1900 gram,tidak ada penyulit yang menyertai 7.Kebiasaan menyapih

Anak pertama disapih usia 3 th

Anak ke dua sampai saat ini masih menetek 8.Pemberian makanan pada bayi Mulai anak pertama samapai anak ke dua setelah lahir diberikan ASI,setelah usia 6 bulan diberi bubur tim (sun) + nasi 9.Tanggapan keluarga tentang KB

Setelah melahirkan anak pertama ibu belum menggunakan KB,kemudian setelah melahirkan anak ke dua ibu menggunakan KB suntik 3 bulan 10.Pola kebiasaan sehari-hari

Tn.Suwari

Ny.Miatun

An.Wiwin

An.Mawar

Pola istirahat dan tidur

Siang:kadang tidur siang jam

Malam:tidur dari 22.00 0400

Siang: tidur siang 1 2 jam setiap hari

Malam: tidur mulai jam

21.00 04.00

Siang: tidur siang 1 jam kadang tidak

Malam: tidur mulai 21.00 04.00

Siang: tidur mulai jam 11 13.30

Malam:tidur mulai jam

20.00 kadang jam 21.00 05.00

Pola BAB dan BAK

BAB:lancar 1x/hari

BAK: lancar 4 5x/hari

Waktu kencing tidak terasa sakit

BAB: lancar 1x/hari

BAK: lancar 4 5x/hari

Waktu kencing tidak terasa sakit

BAB:lancar 1x/hari

BAK: lancar 4

5x/hari

Waktu kencing tidak terasa sakit

BAB: lancar 1 2x/hari

BAK: lancar 5 6x/hari

Waktu kencing tidak tersa sakit

Pola aktvitas

Setiap hari Tn.Suwari bekerja di sawah dan memelihara sapi

Melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak

Melakukan pekerjaaan rumah tangga dan mengurus anak

Anak bermain dengan keponakannya yang sama sama masih balita

Pola hygiene

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakaian tiap kali kotor,keramas 2x seminggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakaian tiap kali kotor,keramas 2x seminggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakaian tiap

kali kotor,keramas 2x seminggu

Mandi 2x/hari,ganti pakaian tiap kali kotor,keramas 2x semingg u

Pola religius

Tn.Suwari

beragama islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu

Ny.Miatun beragama islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu

Anak beragama islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu

Anak beragama islam dan sudah mulai

dajari dan dikenalkan cara sholat 7.

Adat kebiasaan/selamatan

Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan,selamatan untuk kelahiran bayi dan selamatan untuk orang meninggal

Kalau ada orang meninggal keluarga ikut melayat

Pada saat hari raya keluarga berkunjung ke sanak saudara 8.

Penggunaan waktu senggang

Waktu senggang keluarga berkumpul sambil

berbincang-bincang dengan anggota keluarga 9.

Situasi sosial buadaya dan ekonomi

Hubungan keluarga dengan masyarakat baik

Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari hasil panen B.Data Obyektif 1. Rumah : luas : 45m genting baik Jenis rumah : petak Letak : Dinding : tembok Jendela : terbuka Atap :

Lantai : keramik

Cahaya : baik

Ventilasi :

Jumlah ruangan : 3 ruangan 2. Air minum Asal : sumber Nilai air : 3.

bersih/keruh Konsumsi air : memasak,mencuci,minum,mandi

Pembuangan sampah Samapah dibuang di lubang sampah Keadaan :bersih 4.Jamban dan kamar mandi

Ada kamar mandi,cukup bersih 5.

Pekarangan dan selokan

Pekarangan : Ada

Kebersihan : cukup

Air limbah : dibuang di selokan,terbuka,mengalir 6.

Kandang ternak Terdapat kandang ternak sapi di belakang rumah,terletak sekitar 5 m dari rumah 7.

Denah rumah dan keterangan U

4m TERAS

RT

s

A.Data Subyektif 1. Biodata Miatun Umur : 32 bln

Nama klien : An.Mawar Umur :35 th Agama : Islam

Nama ibu : Ny. Agama : Islam

Alamat

: RT 02/RW 06 Pendidikan : SD Alamat :RT 02/RW 06

Kletak

Pekerjaan : IRT

Penghasilan : Tempat sampah& kandang

Dsn.Kletak,Kanyoran

DAPUR&RM

KAMAR

KAMAR

KAMAR

Kamar mandi 2. Keluhan utama .Riwayat kesehatan a. Ibu mengatakan bahwa berat badannya selalu rendah 3

Penyakit yang lalu Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang parah,namun berat badan anaknya selalu rendah b.

Penyakit sekarang Ibu mengatakan berat badan anaknya masih rendah c.

Penyakit keluarga Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit parah ,tapi pernah menderita sakit gatal yang setelah diperiksakan ke bidan mengatakan kalau sakit gatal tersebut bawaan lahir 4.

Riwayat natal

Ibu mengatakan umur kehamilannya 39 minggu,lahir spontan di Gram / 48 cm 5.

bidan dengan BB 1900

Riwayat gizi

Ibu mengatakan anaknya mengkonsumsi ASI secara eksklusif, Berupa bubur tim (sun) + nasi sejak usia stelah 6 bulan.Saat

diberikan MP-ASI

ini balita mengkonsumsi ,ASI,nasi,sayur,lauk pauk,nafsu makan kurang 6.

Riwayat perkembangan 7.

Usia 25 bulan : anak sudah bisa berjalan dan berbicara

Riwayat psikososial

Ibu mengatakan ini adalah anak ke 2,dan anak diasuh oleh K/U : baik BB :

orang tua sendiri B. Data obyektif 1. Pemeriksaan umum 8,5kg 3, C RR : 28 x/mnt N : 120x/mnt Kesadaran : composmentis TB :78cm Suhu :

ASUAHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI PADA BALITA M DENGAN BERAT BADAN

BAWAH GARIS MERAH ( BGM ) DI DESA KANYORAN KEC SEMEN KEDIRI Di Susun Oleh : DESI RIFA RAHMAWATI 08610563

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D III FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI KEDIRI 2010 LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI PADA BALITA M DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS MERAH KEDIRI Institusi DI DESA KANYORAN KEC. SEMEN KAB. Pembimbing

Telah di sahkan pada tanggal Mengetahui Mahasiswa Pembimbing Lahan Ratih Wibawanti,SST

Umayatus,Amd.keb

BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun, factor gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Saat ini malnutrisi masih melatar belakangi

penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30% anak balita di dunia memiliki berat badan rendah (BGM), denagn kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia. Meskipun prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini tidak berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar anak di dunia ( sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan

nasional dapat tercapai.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat

asuhan kebidanan pada balita Mawar dengan berat badan rendah di Dusun Kletak Desa Kanyoran Kec. Semen Kab. Kediri. 1.2

TUJUAN 1.2.1

Tujuan Umum Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan setiap anggota keluarga. 1.2.2

Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa mampu :

Melakukan pengkajian data pada keluarga

Melakukan interpretasi data dasar

Melakukan perumusan masalah

Menyusun prioritas masalah

Melakukan perencanaan dan tindakan 1.3

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Anamnese atau pengumpulan data 1.

Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga. 2.

Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang terdekat klien.

Studi Pustakan Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada direferensi.

Pemeriksaan 1.

Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. 2.

Pemeriksaan penunjang : lab, dll.

Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada. 1.4

TEKNIK PENULISAN Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data, dan teknik penulisan. Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan BGM. Bab III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab IV Pembahasan Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSEP KELUARGA 2.1.1 DEFINISI Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes.RI) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertautan darah adaptasi atau perkawinan (WHO.1969) Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie.1981) 2.1.2 BENTUK-BENTUK KELUARGA a.

Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b.

Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dsb. c.

Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d.

Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e.

Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f.

Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. 2.1.3 FUNGSI KELUARGA

Menurut WHO (1978) 1.Fungsi biologis a.

Untuk meneruskan keturunan b.

Memelihara dan membesarkan anak c.

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d.

Memelihara dan merawat anggota keluaraga 2. Fungsi psikologis a.

Memberikan kasih sayang dan rasa aman b.

Memberikan perhatian diantara anggota keluarga c.

Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d.

Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi sosialisasi a.

Membina sosoialisasi pada anak b.

Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c.

Meneruskan nilai-nilai keluarga 4. Fungsi ekonomi a.

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b.

Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c.

Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak,jaminan hari tua 5. Fungsi pendidikan a.

Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki b.

Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa c.

Mendidik anak sesuai dengan tingkat-

Menurut Friedman (1998) 1.Fungsi offective a.

Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental saling mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan b.

Mengenal identitas individu c.

Rasa aman 2. Fungsi sosialisasi peran a.

Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan b.

Fungsi dan peran di masyarakat c.

Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah 3. Fungsi reproduksi Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup masyarakat 4. Fungsi ekonomi a.

Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga b.

Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana c.

Fungsi perawatan kesehatan d.

Konsep sehat sakit keluarga KELUARGA

2.1.4

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN

Menurut Duvail adalah sebagai berikut : 1.

Tahap pembentukan keluaraga,tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk keluaraga 2.

Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan 3.

Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya,dan kondisinya masih sangat lemah 4.

Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatannya.Krena tidak mengetahui mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma sosial 5.

Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya adalah bagaimana mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan masa

depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,mengontrol tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan pengetahuan anak 6.

Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk

kepribadiannya,oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan 7.

Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke dalam masyarakat dalam memulai kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan memulai kehidupan berumah tangga 8.

Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress 9.

Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini PRINSIP PERAWATAN KELUARGA 2.1.5 PRINSIP-

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga : 1.

Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan 2.

Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat sebagai tujuan utama 3.

Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga 4.

Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat melibtakan peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5.

Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif,preventif,serta tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif 6.

Dalam memberikan asuhan keperwatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin 7.

Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperwatan 9.

Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan perwat dirumah 10.

Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi 2.1.6 LANGAKAHLANGKAH DALAM PERWATAN KESEHATAN KELUARGA 1.

Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga 2.

Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga 3.

Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan keluarga 4.

Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah keluarga 5.

Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan 6.

Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga 7.

Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas. 2.2 KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA 2.2.1 PENGERTIAN

Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya yang harus dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath, EF. 2004) 2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA 1.

Umur Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek sampai makanan ornag dewasa. 2.

Berat Badan Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancer. 3.

Suhu Lingkungan Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 37,5C untuk metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan. 4.

Aktifitas Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan sedemikian banyak pula energi yang diperlukan. 5.

Status Kesehatan Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan. 2.2.3 MANFAAT GIZI PADA BALITA 1.

Gizi penghasil energi Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan pokok seperti padi, umbi, sagu,jagung dll. 2.

Zat gizi pembangun sel Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur, daging, susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti tahu, tempe,oncom, oleh karena itu, lauk pauk tergolong ke dalam zat pembangun sel. 3.

Zat gizi pengatur Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan buah buahan. ( Wiboworini,B. 2007 ) Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan

dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas fisik. 2.2.4 STATUS GIZI KURANG PADA BALITA 2.2.4.1 Suatu keadaan tubuh yang mengalami

Pengertian Status Kurang Gizi kekurangan satu atua lebih zat

zat gizi essential. ( Wiboworini, B. 2007 ) Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat gizi. ( Al- Matsier, S. 2004 ) Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 ) 2.2.4.2 Istilah Dengan Penilaian Status Gizi Pengertian menurut buku pedoman penanggulangan kurang energy protein (KEP) yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes Jatim (2001), sebagai berikut : a)

Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). b)

Klasifikasi KEP : 1.

KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 70% - 80% baku median WHO NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) 80% - 90% baku median WHO-NCHS . 2.

KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 60% - 70% baku median WHO

NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB / TB ) 70% - 80% baku median WHO NCHS. 3.

KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) < 70% baku median WHO NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) < 70 % baku median WHO NCHS. c)

KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program gizi di lapangan meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP tingkat berat atau gizi buruk ( jika dilihat pada kartu menuju sehat maka berat badan anak berada di bawah garis merah ). d)

KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program gizi di lapangan yang meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang, dan berat atau BB / U < 80% baku median WHO NCHS. e)

Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda tanda sbb : 1.

Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki. 2.

Wajah bulat dan sembab. 3.

Pandangan mata sayu. 4.

Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, serta mudah rontok. 5.

Perubahan status mental, apatis dan rewel. 6.

Pembesaran hati. 7.

Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri atau duduk. 8.

Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas. f)

Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda tanda sbb : 1.

Tampak sangat kurus. 2.

Wajah seperti orang tua. 3.

Cengeng dan rewel. 4.

Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada terlihat seperti celana longgar atau baggy pant. 5.

Perut cekung. 6.

Iga gambang. 7.

Sering disertai penyakit infeks, diare. g)

Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda tanda campuran dari beberapa gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan BB / U 80% baku median WHO NCHS dan disertai denga odema yang tidak mencolok. h)

BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak titik berat badan balita dibawah garis merah pada kartu menuju sehat ( KMS ). i)

Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah ditemukannya satu atau lebih kasus KEP berat atau gizi buruk disuatu desa. j)

Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara langsung ( investigasi ) kasus gizi buruk untuk menentukan penyebab dan ususlan tindakan. III TINJAUAN KASUS 1 .PENGKAJIAN Dilakukan pada tanggal november 2010 jam A.Data Subyektif 1. BAB

Data umum Kecamatan : Semen Desa : Kanyoran Dusun : Kletak RT : 02 RW : 06 Nama kepala keluarga : Tn.Suwari Umur : 45 th Agama : Islam :

Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Alamat RT 02/RW 06 Dusun Kletak,Kanyoran-Semen 2.

Susunan keluarga No.

NAMA

JK

UMUR

Hubungan dalam KK

Pekerjaan

Pendidikan

Keadaan kesh.saat kunjungan

1.

Suwari

LK

1 8 1965

KK

Petani

SD

Baik

2.

Miatun

P

5 4 1975

Istri

IRT

SD

Baik

3.

Wiwin

P

8 10 1989

Anak

IRT

SMP

Baik

4.

Mawar

P

20 3 1989

Anak

-

Blm sekolah

Baik

3.

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

2. Data Khusus 1.

Imunisasi : Anaknya belum mendapat imunisasi lengkap 2.

Bila ada anggota keluarga yang sakit kadang berobat ke bidan,kadang ke dokter,kadang ke puskesmas 3.

Jenis penyakit yang sedang di derita Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS,TBC);menurun (HT,DM,TBC);dan menahun

(HT,DM,TBC).Keluarga sering menderita penyakit seperti batuk,pilek, panas dan gatal 4.

Riwayat kesehatan keluarga

Tn.Suwari Pada saat pengkajian Tn.Suwari sedang dalam keadaan sehat

Ny. Miatun Pada saat pengkajian ibu mengatakan tidak ada keluhan dan dalam kondisi sehat

An.Wiwin Pada saat pengkajian anak sedang menemani anaknya bermain dan dalam keadaaan sehat

An.Mawar Pada saat pengkajian anak sedang bermain dan ibu mengatakan bahwa berat badannya masih rendah 5.

Pemeriksaan kehamilan Saat ibu hamil ibu memeriksakan kehamilannya di bidan 6.

Pertolongan persalinan

Persalinan anak pertama ditolong oleh bidan secara normal,dan ibu mengatakan pada saat itu belum ditimbang setelah lahir,tidak ada penyulit yang menyertai

Persalinan anak ke dua ditolong oleh bidan secara normal dengan BB 1900 gram,tidak ada penyulit yang menyertai 7.Kebiasaan menyapih

Anak pertama disapih usia 3 th

Anak ke dua sampai saat ini masih menetek 8.Pemberian makanan pada bayi Mulai anak pertama samapai anak ke dua setelah lahir diberikan ASI,setelah usia 6 bulan diberi bubur tim (sun) + nasi 9.Tanggapan keluarga tentang KB

Setelah melahirkan anak pertama ibu belum menggunakan KB,kemudian setelah melahirkan anak ke dua ibu menggunakan KB suntik 3 bulan 10.Pola kebiasaan sehari-hari

Tn.Suwari

Ny.Miatun

An.Wiwin

An.Mawar

Pola

istirahat dan tidur

Siang:kadang tidur siang jam

Malam:tidur dari 22.00 0400

Siang: tidur siang 1 2 jam setiap hari

Malam: tidur mulai jam 21.00

04.00

Siang: tidur siang 1 jam kadang tidak

Malam: tidur mulai 21.00 04.00

Siang: tidur mulai jam 11 13.30

Malam:tidur mulai jam 20.00 kadang

jam 21.00 05.00

Pola BAB dan BAK

BAB:lancar 1x/hari

BAK: lancar 4 5x/hari

Waktu

kencing tidak terasa sakit

BAB: lancar 1x/hari

BAK: lancar 4 5x/hari

Waktu kencing tidak terasa sakit

BAB:lancar 1x/hari

BAK: lancar 4 -

5x/hari

Waktu kencing tidak terasa sakit

BAB: lancar 1 2x/hari

BAK: lancar 5 6x/hari

Waktu kencing tidak tersa sakit

Pola aktvitas

Setiap hari Tn.Suwari bekerja di sawah dan memelihara sapi

Melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak

Melakukan

pekerjaaan rumah tangga dan mengurus anak

Anak bermain dengan keponakannya yang sama sama masih balita

Pola hygiene

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakaian tiap kali kotor,keramas 2x seminggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakaian tiap kali kotor,keramas 2x seminggu

Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakaian tiap kali

kotor,keramas 2x seminggu

Mandi 2x/hari,ganti pakaian tiap kali kotor,keramas 2x semingg u

Pola religius

Tn.Suwari beragama

islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu

Ny.Miatun beragama islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu

Anak beragama islam dan taat menjalankan sholat 5 waktu

Anak beragama islam dan sudah mulai dajari dan

dikenalkan cara sholat 7.

Adat kebiasaan/selamatan

Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan,selamatan untuk kelahiran bayi dan selamatan untuk orang meninggal

Kalau ada orang meninggal keluarga ikut melayat

Pada saat hari raya keluarga berkunjung ke sanak saudara 8.

Penggunaan waktu senggang

Waktu senggang keluarga berkumpul sambil

berbincang-bincang dengan anggota keluarga 9.

Situasi sosial buadaya dan ekonomi

Hubungan keluarga dengan masyarakat baik

Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari hasil panen B.Data Obyektif 1. Rumah : luas : 45m genting baik Jenis rumah : petak Letak : Dinding : tembok Jendela : terbuka Atap :

Lantai : keramik

Cahaya : baik

Ventilasi :

Jumlah ruangan : 3 ruangan 2. Air minum Asal : sumber Nilai air : 3.

bersih/keruh Konsumsi air : memasak,mencuci,minum,mandi

Pembuangan sampah Samapah dibuang di lubang sampah Keadaan :bersih 4.Jamban dan kamar mandi

Ada kamar mandi,cukup bersih 5.

Pekarangan dan selokan

Pekarangan : Ada

Kebersihan : cukup

Air limbah : dibuang di selokan,terbuka,mengalir 6.

Kandang ternak Terdapat kandang ternak sapi di belakang rumah,terletak sekitar 5 m dari rumah 7.

Denah rumah dan keterangan U

4m TERAS

RT

s

A.Data Subyektif 1. Biodata Miatun Alamat Umur : 32 bln

Nama klien : An.Mawar Umur :35 th Agama : Islam Kletak

Nama ibu : Ny. Agama : Islam Pekerjaan : IRT

: RT 02/RW 06 Pendidikan : SD Alamat :RT 02/RW 06

Penghasilan : -

Dsn.Kletak,Kanyoran

Tempat sampah& kandang

DAPUR&RM

KAMAR

KAMAR

KAMAR

Kamar mandi 2. Keluhan utama .Riwayat kesehatan a. Ibu mengatakan bahwa berat badannya selalu rendah 3

Penyakit yang lalu Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang parah,namun berat badan anaknya selalu rendah b.

Penyakit sekarang Ibu mengatakan berat badan anaknya masih rendah c.

Penyakit keluarga Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit parah ,tapi pernah menderita sakit gatal yang setelah diperiksakan ke bidan mengatakan kalau sakit gatal tersebut bawaan lahir 4.

Riwayat natal

Ibu mengatakan umur kehamilannya 39 minggu,lahir spontan di Gram / 48 cm 5.

bidan dengan BB 1900

Riwayat gizi

Ibu mengatakan anaknya mengkonsumsi ASI secara eksklusif, Berupa bubur tim (sun) + nasi sejak usia stelah 6 bulan.Saat

diberikan MP-ASI

ini balita mengkonsumsi ,ASI,nasi,sayur,lauk pauk,nafsu makan kurang 6.

Riwayat perkembangan 7.

Usia 25 bulan : anak sudah bisa berjalan dan berbicara

Riwayat psikososial

Ibu mengatakan ini adalah anak ke 2,dan anak diasuh oleh K/U : baik BB :

orang tua sendiri B. Data obyektif 1. Pemeriksaan umum 8,5kg 3, C RR : 28 x/mnt N : 120x/mnt 2. Pemeriksaan fisik Kesadaran : composmentis TB :78cm Suhu :

Inspeksi

Kepala : kulit kepala bersih,rambut pirang,tipis,tidak mudah rontok Hidung : tidak ada sekret dan

Mata : konjunctiva merah muda,sklera putih

tidak ada polip

Telinga : simetris,tidak ada serumen

Mulut : mukosa bibir Dada : Genetalia

lembab,tidak ada stomatitis,gigi sudah tumbuh pernafasan normal tidak ada tarikan intercosta

Leher : tidak ada luka Perut : tidak buncit

: tidak ada kelainan,labia mayora menutup labia minora

Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid

Perut

: tidak ada pembesaran hepar

Perkusi

Reflek patella : +/+

Auskultasi DATA DASAR Tanggal/bln/thn

Perut : tidak ada wheezing dan ronkhi II.

INTERPRETASI

Diagnosa

Data Dasar

26 -

11 2010

Keluarga dengan status gizi rendah (BGM)

DS : Ibu mengatakan anaknya yang ke 2 (Mawar) berat badannya rendah (BGM) sekarang berusia 32 bulan

DO : BB 8,5 kg

Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang penempatan kandang ternak yang benar

DS : Ibu memiliki kandang ternak (sapi) tidak jauh dari rumah sekitar

DO :

5 meter dari rumah terdapat kandang ternak dibelakang rumah

III. PERUMUSAN MASALAH Dari data yang didapat,maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagi berikut: 1.

Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM) 2.

Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang penempatan kandang ternak yang benar

Susunan prioritas masalah 1.

Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM) No.

Kriteria

Perhitung

Skor

Pembenaran

1.

Sifat masalah

3/3 x 1

1

K risis

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah

2/2 x 2

2

Masalah dapat diubah dengan pemberian makanan secara benar sesuai usia dan melakukan posyandu secara rutin

3.

Potensi pencegahan

2/3 x 2

1/3

Masalah gizi buruk (kwashiorkor dan marsmus) dapat dicegah dengan penanganan masalah gizi dengan segera seperti pemberian modisco,makanan bergizi

4.

Penonjolan masalah

2/2 x 1

1

BGM mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita yang seharusnya optimal menjadi tidak optimal

Total Total skor

4 1/3

2.

Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang penempatan kandang ternak yang benar No.

Kriteria

Perhitung

Skor

Pembenaran

1.

Sifat masalah

1/3 x 1

1/3

Krisis

2.

Kemungkinan masalah dapat

diubah

x 1

Setelah di beri penyuluhan keluarga mengetahui pentingnya kebersihan dan penempatan kandang yang baik dan benar

3.

Potensi pencegahan

2/3 x 1

2/3

Masalah dapat dicegah dengan kebersihan lingkungan seperti kandang dan rumah

4.

Penonjolan masalah

0/2 x 1

0

Lingkungan yang tidak bersih tidak dianggap sebagai suatu masalah kebersihan

Total skor

1

Urutan prioritas masalah 1.

Keluarga dengan BB BGM 2.

Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang penempatan kandang yang benar N o

.

D x

Tujuan

Intervensi

Rasional

Implementasi

Evaluasi

1.

Keluarga dengan balita berat

badan rendah (BGM)

Tujuan :

Keluarga dapat meningkatk an status gizi balita

KH :

BB balita naik dan tidak BGM lagi

BB : 10 kg

1.Anjurkan keluarga u/ memberika n makanan bersih,sehat dan bergizi pada anaknya

2.Anjurkan keluarga u/ memberika

n tambahan vitamin pada balita

3.Ajarkan keluarga u/ pembuatan modisco dan

1.Dengan memberikan makanan bersih,sehat,da n bergizi akan

meningkatkan status gizi balita dan

balita tidak mudah terserang penyakit

2.Vitamin pada balita mengandung kandungan penambah nafsu makan

3.Modisco mengandung kandungan banyak lemak yang dapat 1.Menganjurkan keluarga

u/ memberikan makanan bersih,sehat,dan bergizi

2.Menganjurkan keluarga u/ memberikan vitamin pada balita

3.Mengajarkan pembuatan modisco dan menganjurkann ya diberikan 26 11 10

Jam:10.00

S:Ibu mengatakan paham dg penjelasan yg diberikan

O:

BB : 8,5kg

TB:78cm

N:120x/m

RR:28x/m

A:Keluarga dengan balita BGM

P:Menganjurk an ibu u/ memberikan makanan

bergizi,Anjurk an ibu u/ selalu Memberika n nya pada baliata

4.Beri pengertian keluarga tentang gizi balita

5.Anjurkan keluarga u/

melakukan posyandu balita secara rutin

meningkatkan BB balita

4.Peningkatan pengertian tentang pe ntingnya gizi balita akan meningkatkan kesadaran keluarga sehingga

keluarga mau melakukannya

5.Dengan rutin membawa ke posyandu,mak a dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita mendapatkan informasi yang berguna u/ keluarga

pada balita

4.Memberikan pengertian tentang gizi balita pada keluarga

5.Menganjurkan keluarga u/ rutin melakukan posyandu

memberikan

modisco

2.

Keluarga dengan kurangn ya pengetah uan tentang penempa tan kandang ternak yang benar

Tujuan :

Terciptanya

derajat kesehatan yang baik u/ keluarga

KH:

Keluarga mengerti tentang kesehatan diri dan lingkungan

Menurunka n angka 1.Lakukan pendekatan

dengan keluarga

2.Berikan penjelasan tentang penempata n kandang yang benar

1.Menjalin dan menciptakan suasana nyaman

2.Penempatan kandang ternak

yang benar meningkatkan kenyamanan dan kesehatan

1.Melakukan pendekatan dengan keluarga

2.Memberikan penjelasan tentang penempatan kandang ternak

yang benar jarak lebih dari 10 m,harus di semen,dan

pembuangan k otoran limbah dikumpulkan,ke 26 11 10

Jam : 11.00

S: Ibu mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

O: Dapur yang dekat dengan kandang masih digunakan

A: Keluarga kesakitan dapat berkurang

Udara segar bebas dari bau tidak sedap

ringkan,dan dibakar

dengan kurangnya pengetahuan tentang penempatan kandang ternak yang benar

P: Pemberian penjelasan tentang pengaruh penempatan kandang ternak yang salah bagi kesehatan

BAB IV PEMBAHASAN Dalam kasus pada keluarga Tn.Suwari dengan anggota salah satu anggota keluarga mengalami berat badan bawah garis merah (BGM) yang dilakukan di dusun Kletak kec.Semen kab.Kediri,bahwa keluarga ini memiliki anak terkecil yang jaraknya 10 th,sehingga hal ini akan menjadi masalah untuk keluarga. Pada interpretasi data dasar tidak ada penyimpangan antara kasus dengan teori yang ada,sehingga antara data subyektif dan obyektif dijadikan dasar penentu diagnosa dan masalah. Berdasarkan

teori,intervensi dalam asuhan keluarga diutamakan ke KIE dengan tujuan untuk pencegahan terjadinya masalah yang akan datang. 1.Pada kasus dengan keluarga dengan berat badan bawah garis merah,intervensi yang diberikan antara lain: Anjurkan keluarga u/ memberikan makanan sehat,bersih,dan bergizi pada anaknya,anjurkan keluarga u/ memberikan tambahan vitamin pada balita,ajarkan keluarga u/ pembuatan modisco dan memberikannya pada balita,berikan pengertian keluarga tentang gizi balita,anjurkan keluarga u/ rutin melakukan posyandu balita 2.Pada kasus keluarga dengan urangnya pengetahuan tentang penempatan kandang ternak yang benar,intervensi yang diberikan antara lain : lakukan pendekatan dengan keluarga,berikan penjelasan tentang penempatan kandang yang benar Implementasi yang telah mengacu pada kondisi klien dan telah disesuaikan dengan intervensi yang diberikan. Evaluasi yang diharapkan setelah pemeriksaan dan penyuluhan yaitu ada perubahan yang lebih baik.Evaluasi setelah diberikan KIE ibu dan keluarga sudah mampu menjelaskan kembali dan nasehat yang diberikan.Ibu dan keluarga juga mengatakan bahwa mereka bersedia melaksanakan nasehat meningkatkan derajat kesehatan keluarga. BAB V PENUTUP yang telah disampaikan untuk

5.1KESIMPULAN a.Setelah melakukan pengkajian data pada keluarga di dapatkan bahwa keluarga ada yang mengalami berat badan bawah garis merah,di dapatkan hasil bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja dan berat badannya masih tetap sama dengan berat badan pada saat ditimbang pada tanggal 3 november 2010 yaitu 8,5kg yang termasuk bawah garis merah.Masalah lain yang

mendukung keadaan lingkungan (kandang) yang belum memadai. b.Dari data yang didapat maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keluarga dengan balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM)

Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang penempatan kandang ternak yang benar c.Intervensi yang dsiberikan pada keluarga adalah memberikan KIE tentang masalah yang dialami keluarga d.Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi e.Setelah dievaluasi klien mengerti dan menjalankan KIE yang diberikan 5.2 SARAN a.Keluarga Pada anak balita BGM diharapkan rutin ke posyandu dan memberikan makanan yang bergizi,meningkatkan kebersihan lingkungan sehingga meningkatkan derajat kesehatannya b.Petugas kesehatan Perlu meningkatkan terus mutu sumber daya manusia melalui pelayanan kesehatan yang berkelanjutan c.Lahan praktek Diharapkan tempat pelayanan meningkatkan kebersihan lingkungan terutama kebersihan balai desa d.Mahasiswa Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan asuhan kebidanan pada keluarga sehingga untuk selanjutnya dapat menyusun asuhan kebidanan pada keluarga dengan lebih baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Doenges,marlin dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.

Jakarta:EGC Effendy,nasrul.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC WWW.21 Maret 2000.Definisi Kelurga. Google.com