trigonometry, vector, and coordinate system (basic)
TRANSCRIPT
TUGAS
FISIKA DASAR
Disusun Oleh
Steven Lim
TE Semester I
1421021
Universitas Internasional Batam
2014
TRIGONOMETRI
A. Pengertian Trigonometri
Trigonometri merupakan cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang garis
dan sudut suatu segitiga.Hubungan antara garis dan sudut ini lah yang akan menjadi fungsi-
fungsi trigonometri.
Trigonometri terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangens ( tan), cotangens (cot),
secan (sec) dan cosecan (cosec). Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang
didefinisikan pada koordinat kartesius atau segitiga siku-siku.
Jika trigonometri didefinisikan dalam segitiga siku-siku a b c, maka definisinya adalah
sebagai berikut:
B. Nilai Trigonometri untuk Sudut-sudut Istimewa
E. Rumus Perkalian Trigonometri
F. Aturan Trigonometri dalam Segitiga
G. Aturan Sinus, Cosinus, dan Tangen
Aturan sinus
Turunan dari aturan sinus
Luasan dari segitiga diatas dapat dirumuskan sebagai
Kalikan persamaan diatas dengan maka akan menjadi
Aturan cosinus
Aturan tangen
VEKTOR
2-1 DEFINISI VEKTOR
Skalar adalah besaran yang tidak mempunyai arah, misalnya waktu,
volume, energi, massa, densilitas, kerja. Penambahan skalar dilakukan dengan metode
aljabar misalnya, 2 detik + 5 detik = 7 detik; 10 kg + 5 kg = 15 kg.
Vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya gaya, perpindahan,
kecepatan, impuls.
Sebuah vektor dapat digambarkan dengan anak panah, dan anak panah
ini disebut dengan vektor. Sebuah vektor dengan besar dan arah tertentu
(Gambar 2-1). Titik A menyatakan arah, panjang 4 satuan menyatakan besar
serta garis yang melalui AB menyatakan garis kerja vektor.
Simbol vektor dinyatakan dengan huruf cetak tebal atau dengan A , a ,
AB dan besarnya dengan A, a, AB atau │ A │, │ a │, │ AB │.
Vektor Bebas adalah sebuah vektor yang dapat dipindahkan ke mana
saja dalam ruang, asalkan besar dan arahnya tetap.
Vektor Satuan adalah sebuah vektor yang besarnya satu satuan vektor.
Vektor satuan pada sumbu X, Y, dan Z dinyatakan dengan vektor satuan I,j,k
Vektor Negatif P adalah vektor - P yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan.
Vektor Resultan adalah jumlah terkecil vektor yang menggantikan sistem
vektor yang bersangkutan .
2-2 Penjumlahan Vektor
Penjumlahan Vektor dapat dilakukan secara grafis (menggunakan gambar) dan
secara analitis (menggunakan perhitungan).
1. Penjumlahan vektor secara grafis
Penjumlahan vektor secara grafis merupakan penjumlahan vektor yang dilakukan
dengan cara Menggambarkan vektpor-vektor yang hendak dijumlahkan dan vektor
resultannya, selanjutnya besar vektor resultan diketahui dengan mengukur menggunakan
penggaris.
Terdapat beberapa cara menjumlahkan vektor secara grafis antara lain cara segitiga,
cara poligon (poligon = banyak sudut) dan cara jajaran genjang. Ketiga cara ini dinamakan
sesuai bentuk gambarnya.
2. Penjumlahan vektor dengan cara segitiga
Diketahui Vektor A dan B. Vektor A = 3 cm berhimpit dengan sumbu x (menuju arah
timur). VektorB = 2 cm membentuk sudut 30o terhadap sumbu x (menuju arah timur laut).
Jumlahkan A dan Bsecara grafis menggunakan cara segitiga. a) R = A + B b) R = A – B
3. Penjumlahan vektor dengan cara poligon
Diketahui vektor A, B dan C. Vektor A = 3 cm berhimpit dengan sumbu x (menuju arah
timur). Vektor B = 2 cm membentuk sudut 30o terhadap sumbu x (menuju arah timur laut).
Vektor C = 1 cm membentuk sudut 60o terhadap sumbu x (menuju arah timur laut).
Jumlahkan A, B dan Csecara grafis menggunakan cara poligon.
a) R = A + B + C b) R = A - B - C
4. Penjumlahan vektor dengan cara jajaran genjang
Diketahui vektor A, B dan C. Vektor A = 3 cm berhimpit dengan sumbu x (menuju arah
timur). Vektor B = 2 cm membentuk sudut 30o terhadap sumbu x (menuju arah timur laut).
Vektor C = 1 cm membentuk sudut 60o terhadap sumbu x (menuju arah timur laut).
Jumlahkan A, B dan Csecara grafis menggunakan cara jajaran genjang.
a) R = A + B b) R = A – B c) R = A + B + C d) R = A - B - C
Besar vektor resultan (R) diukur menggunakan penggaris. Arah vektor resultan diukur
menggunakan busur derajat.
5. Penjumlahan vektor secara analitis
Menentukan besar dan arah vektor resultan dengan metode grafis merupakan salah
satu pendekatan. Ketepatan hasil yang diperoleh bergantung pada ketepatan dan ketelitian
anda dalam menggambar dan membaca skala. Besar dan arah vektor resultan lebih tepat
diperoleh melalui perhitungan matematis.
Penjumlahan vektor menggunakan rumus cosinus
6. Menjumlahkan dua atau lebih vektor menggunakan vektor komponen
Tinjau sebuah vektor F yang membentuk sudut tertentu terhadap x, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah. Fx dan Fy merupakan vektor komponen dari vektor F.
Tinjau dua vektor F1 dan F2 yang membentuk sudut tertentu
terhadap x, sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah. F1x dan F1y merupakan vektor
komponen dari vektor F1, demikian juga F2xdan F2y merupakan vektor komponen dari
vektor F2.
2-3 Besaran Vektor dan Skalar
Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas
dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan skalar. Besaran vektor adalah besaran fisika
yang mempunyai besar dan arah. Besaran skalar adalah besaran fisika yang mempunyai
besar saja dan tidak mempunyai arah. Besaran fisika seperti massa, jarak, waktu dan
volume, termasuk besaran skalar. Sedangkan besaran fisika seperti perpindahan, kecepatan,
percepatan dan gaya termasuk besaran vektor.
1. Membedakan besaran skalar dan vektor
Jika dikatakan massa sebuah bola adalah 400 gram, pernyataan ini sudah cukup bagi
anda untuk mengetahui massa bola. Anda tidak membutuhkan arah untuk mengetahui
massa bola. Demikian juga dengan waktu, suhu, volume, massa jenis dll. Ada beberapa
besaran fisika yang tidak dapat dinyatakan dengan besarnya saja. Jika dikatakan seorang
anak berpindah sejauh 100 meter, maka pernyataan ini belum cukup. Anda mungkin
bertanya, ia berpindah ke mana ? apakah ke arah utara, selatan, timur atau barat ? Demikian
juga apabila anda mengatakan bahwa anda mendorong meja dengan gaya sebesar 200 N.
Kemana arah dorongan anda ? Nah, besaran demikian disebut besaran vektor, di mana
memerlukan penjelasan mengenai besar dan arahnya. Contoh besaran vektor adalah
perpindahan, percepatan, impuls, momentum dll. Anda dapat memahaminya secara lebih
jelas ketika mempelajari pokok bahasan yang berkaitan dengan besaran tersebut.
2. Aturan penulisan besaran vektor
Dalam menuliskan vektor, apabila anda menggunakan tulisan tangan, lambang
suatu vektor umumnya ditulis miring menggunakan huruf besar dan di atasnya perlu
ditambahkan tanda panah, misalnya . Untuk buku cetak, lambang vektor ditulis dengan
huruf besar yang dicetak tebal, misalnya F. Untuk besar vektor, apabila kita menggunakan
tulisan tangan maka besar suatu vektor ditulis dengan tanda harga mutlak, misalnya |F|.
Untuk buku cetak, besar vektor ditulis dengan huruf miring, misalnya F.
SISTEM KOORDINAT
Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada
beberapa macam system koordinat: Sistem Koordinat Kartesius Suku-siku, Sistem
Koordinat Kutub, Sistem Koordinat Tabung, dan Sistem Koordinat Bola. Pada bagian ini
hanya akan dibicarakan Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub saja.
1. Sistem Koordinat Kartesius Siku-siku
Dalam matematika, Sistem Koordinat Kartesius Siku-siku dua dimensi umumnya
didefinisikan dengan dua sumbu yang saling bertegak lurus antar satu dengan yang lain,
yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang xy). Sumbu horizontal diberi label x, dan
sumbu vertikal diberi label y. Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua garis berarah
yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y), dan panjang unit, yang dibuat
tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut. Titik pertemuan antara kedua sumbu, titik asal,
umumnya diberi label o. Setiap sumbu juga mempunyai besaran panjang unit, dan setiap
panjang tersebut diberi tanda dan ini membentuk semacam grid. Untuk mendeskripsikan
suatu titik tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi, nilai x ditulis (absis), lalu diikuti
dengan nilai y (ordinat). Dengan demikian, format yang dipakai selalu (x,y) dan urutannya
tidak dibalik-balik.
Menurut konvensi yang berlaku, keempat kuadran diurutkan mulai dari yang kanan
atas (kuadran I), melingkar melawan arah jarum jam. Pada kuadran I, kedua koordinat (x
dan y) bernilai positif (0o – 90
o). Pada kuadran II, koordinat x bernilai negatif dan koordinat
y bernilai positif (90o – 180
o). Pada kuadran III, kedua koordinat bernilai negatif (180
o–
270o), dan pada kuadran IV, koordinat x bernilai positif dan y negatif (270
o- 360
o)
2. Sistem Koordinat Polar (Kutub)
Apabila O adalah titik pada bidang datar, OX adalah sinar garis dengan arah ke
kanan dari titik O, sedangkan PO = θo (berlawanan arah jarum jam) serta jarak titik P
dari O adalah r satuan ( r > 0 ), maka letak titik P tersebut dapat ditulis P( r,θo).
X+
3. Sistem koordinat Silinder pada Integral Lipat tiga
Batas integral Lipat tiga Jika ruangan V yang diproyeksikan ke bidang z=0 berupa
lingkaran maka integral lipat tiga dapat juga diselesaikan dengan menggunakan
transformasi ke sistem koordinat silinder
Hubungan sistem koordinat silinder dan sistem koordinat kartesius adalah
x = r cis o
y = r sin o
x2 + y
2 = r
2
dz dy dx = r dz dr do
Sistem koordinat silinder lebih cepat jika dibandingkan dengan integral langsung
menggunakan sistem koordinat kartesian
SEKIAN