the infuence of word of mouth, product knowledge, and advertising on brand switching of prepaid...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara berpenduduk terbesar
ke empat di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang
terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Seperti yang disampaikan Menteri Keuangan Agus
Martowardojo dalam Republika edisi jumat 4 januari
2013 bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2012 dalam kondisi yang memadai dan
terbaik kedua di dunia setelah Cina. Angka
pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2012
yang mencapai 6,3 persen dan diproyeksikan akan
meningkat di tahun 2013 menjadi berita positif dan
angin segar bagi para pelaku ekonomi dan bisnis
khususnya di Indonesia. Fenomena ekonomi tersebut
didukung dengan perkembangan teknologi dan
informasi yang sangat cepat menjadikan Indonesia
menjadi salah satu Negara tujuan investasi di
dunia saat ini, salah satunya adalah mampu menarik
2
minat beberapa operator asing untuk berinvestasi
dan menjalankan bisnis jasa layanan telekomunikasi
selularnya di Indonesia.
Industri telekomunikasi selular adalah
industri yang bergerak di bidang penyediaan jasa
layanan komunikasi nirkabel untuk menghubungkan
orang yang satu dengan yang lain di tempat yang
berbeda. Industri ini merupakan salah satu
industri yang memiliki pertumbuhan yang sangat
cepat dalam dua dekade terakhir. Hal tersebut
terbukti dengan meningkatnya jumlah operator dan
konsumen yang sangat tinggi hanya dalam kurun
waktu beberapa tahun. Jasa telekomunikasi selular
yang berkembang di Indonesia saat ini terbagi ke
dalam dua bentuk teknologi yaitu teknologi GSM
(Global System For Mobile Comunication) dan CDMA (Code
Division Multiple Acces).
Menurut Wikipedia, GSM adalah teknologi yang
memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal
yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal
3
informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan.
GSM dijadikan standar global untuk komunikasi
selular sekaligus sebagai teknologi selular yang
paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
CDMA adalah metode akses secara bersama yang
membagi kanal tidak berdasarkan waktu atau
frekuensi namun dengan cara mengkodekan data
dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan
dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-
sifat interferensi konstruktif dari kode-kode
khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.
Aplikasi teknologi CDMA pada komunikasi selular di
Indonesia sendiri yaitu pada sistem penomoran
untuk tiap pelanggan menggunakan kode area menurut
kota asalnya, seperti yang dipergunakan oleh
telepon berbasis sambungan tetap dengan kabel
milik Telkom. Kemudian untuk sistem pembayarannya,
produk-produk dalam industri ini terbagi menjadi
layanan selular prabayar dan paska bayar. Hampir
semua perusahaan operator selular di Indonesia
4
menyediakan produk dengan dua sistem pembayaran
tersebut.
Dengan semakin banyaknya pilihan produk yang
ada, kualitas layanan yang semakin baik, dan
tentunya harga yang sangat terjangkau memberikan
kesempatan bagi konsumen untuk mengevaluasi
berbagai alternatif produk yang ada dan menentukan
produk terbaik yang sesuai dengan harapannya.
Apabila produk yang digunakan ternyata tidak
memberikan kepuasan, maka konsumen mungkin akan
berpindah ke produk lain yang dimiliki oleh
pesaing, perilaku ini lebih dikenal dengan istilah
perpindahan merek (brand switching).
Menurut Peter dan Olson dalam Khairani
(2011), Perpindahan merek (Brand switching) adalah
pola pembelian yang dikategorikan/dicirikan dengan
perubahan/pergantian dari satu merek ke merek
lain. Menurut Srinivasan yang dikutip Nilasari
(2012), perilaku perpindahan merek pada pelanggan
merupakan fenomena yang komplek yang dipengaruhi
5
faktor-faktor keperilakuan, persaingan, dan waktu.
Perpindahan merek memiliki hubungan yang erat
dengan kepuasan konsumen seperti yang dijelaskan
Peter dan Olson (2005:403) :
“…it is generally argued that if consumers are satisfied witha product, service, or brand, they will be more likely tocontinue to purchase it and tell others about their favorableexperiences with it. If they are dissatisfied, they will morelikely switch products or brands and complain tomanufacturers, retailers, and other consumers.”
Secara umum jika konsumen merasa puas dengan
suatu produk, pelayanan, atau merek, maka mereka
akan melanjutkan pembelian produk tersebut dan
menceritakan kepada orang lain mengenai pengalaman
mereka tersebut. Tetapi jika mereka merasa tidak
puas, mereka akan lebih suka untuk berpindah
produk atau merek dan mengeluh ke perusahaan,
toko, dan ke konsumen lainnya. Jadi kepuasan
konsumen merupakan salah satu aspek penting yang
harus menjadi perhatian khusus untuk dipenuhi oleh
setiap pemasar. Ketika konsumen merasa puas dan
senang dengan suatu produk, maka mereka akan
6
menceritakan kebaikan-kebaikan dari produk
tersebut dan sebaliknya, ketika konsumen merasa
tidak puas maka mereka akan menceritakan keburukan
dari produk tersebut kepada orang lain. Perilaku
tersebut lebih dikenal dengan istilah word of mouth
marketing (WOM Marketing).
“Word of mouth marketing (WOMM, WOM marketing), alsocalled word of mouth advertising, is an unpaid form ofpromotion—oral or written—in which satisfied customerstell other people how much they like a business, product,service, or event. (http://en.wikipedia.org/wiki/Word-of-mouth_marketing)\
Dari sumber yang sama:According to Entrepreneur Media, word of mouth is one ofthe most credible forms of advertising because people whodon't stand to gain personally by promoting something puttheir reputations on the line every time they make arecommendation.”
Word of mouth marketing disebut juga periklanan
dari mulut ke mulut, adalah salah satu bentuk
promosi tanpa bayar –lisan atau tulisan- dimana
konsumen yang merasa puas akan menceritakan kepada
orang lain mengenai pengalaman mereka terhadap
sebuah usaha, produk, pelayanan, atau kejadian
menyenangkan. Kemudian Wikipedia mengutip
7
penjelasan dari Entrepreneur Media yang menjelaskan
pengertian word of mouth sebagai salah satu bentuk
periklanan yang terpercaya karena orang yang tidak
mengambil keuntungan secara pribadi dengan
mempromosikan sesuatu meletakkan reputasi mereka
setiap kali memberikan sebuah rekomendasi kepada
orang lain.
Menurut Brown et al (2005) dalam Khairani
(2011), Word of mouth merupakan informasi tentang
suatu target obyek yang dipindahkan dari satu
individu ke individu lain yang dilakukan secara
langsung atau tidak langsung melalui media
komunikasi. Word of mouth terbagi menjadi negatif WOM
dimana konsumen yang tidak puas akan menyebarkan
ketidakpuasannya tersebut kepada orang lain, dan
positive WOM merupakan kebalikan dari negatif WOM.
Banyak hal yang mempengaruhi perilaku
perpindahan merek (brand switching) baik dari sisi
internal konsumen maupun eksternalnya. Salah satu
faktor internal yang mempengaruhi perilaku
8
perpindahan merek dari konsumen yaitu pengetahuan
tentang produk (product knowledge). Dan salah satu
faktor eksternal yang ikut mempengaruhi perilaku
tersebut yaitu periklanan (advertising). Menurut
Sambandam & Lord (1995:62) yang dikutip Widyasari
(2008) pengetahuan tentang produk (product
knowledge) adalah pengetahuan konsumen tentang
produk yang merupakan seluruh informasi akurat
yang disimpan dalam memori konsumen yang akan sama
baiknya dengan persepsi konsumen atas suatu
produk. Semakin tinggi pengetahuan produk yang
dimiliki konsumen akan meningkatkan kemampuannya
untuk membuat pilihan yang lebih memuaskan.
Pengetahuan tentang produk (product knowledge)
merupakan salah satu dari faktor dalam himpunan
pertimbangan (consideration set) yang memainkan
peranan penting dalam keputusan konsumen untuk
berpindah merek atau membeli kembali merek yang
sama seperti pada pembelian sebelumnya.
9
Menurut Lu Hsu dan Hsien Chang dalam Khairani
(2011), periklanan sebagai faktor eksternal juga
ikut mempengaruhi perilaku perpindahan merek dari
konsumen dalam bentuk rangsangan ataupun dorongan.
Konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang
berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk
berpindah merek. Sutisna (2002) menjabarkan ada
enam elemen yang terkandung dalam periklanan.
Pertama, periklanan adalah bentuk komunikasi yang
dibayar. Kedua, dalam periklanan terjadi proses
identifikasi produk. Elemen ketiga yaitu
periklanan dirancang sedemikian rupa sebagai upaya
untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen. Elemen
keempat, periklanan memerlukan media massa sebagai
media penyampai pesan. Elemen kelima dalam
definisi periklanan yaitu periklanan mempunyai
sifat bukan pribadi (nonpersonal), dan elemen
keenamnya adalah audiens. Wells, Burnett, dan
Moriarty (1998) seperti yang dikutip Sutisna
(2002) mendefinisakan periklanan sebagai berikut:
10
“Advertising is paid nonpersonal communication from anidentified sponsor using mass media to persuade orinfluence an audience”
Periklanan adalah komunikasi nonpersonal yang
dibayarkan oleh pihak sponsor atau perusahaan yang
memperkenalkan produknya menggunakan media masa
untuk membujuk atau mempengaruhi pendengar.
Perpindahan merek (brand switching) merupakan
sebagian dari perilaku unik yang dilakukan oleh
konsumen dalam interaksi dan aktifitasnya sehari-
hari. Perilaku perpindahan merek memiliki dua
dampak yang berlawanan sekaligus bagi perusahaan,
di satu sisi perilaku ini menguntungkan perusahaan
yang produknya menjadi pilihan baru bagi konsumen
yang berpindah merek namun di sisi lain perilaku
ini merugikan perusahaan yang produknya
ditinggalkan oleh konsumen. Oleh karena itu sudah
menjadi kewajiban bagi setiap pemasar untuk benar-
benar memahami perilaku konsumen dan apa yang
mereka inginkan saat ini. Engel, Blackwell, dan
Miniard mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
11
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini. Sedangkan menurut American
Marketing Association yang dikutip Setiadi (2005),
perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis
antara afeksi & kognisi, perilaku, dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan
pertukaran dalam hidup mereka.
Sejak disahkannya Undang-Undang nomor 36
tahun 1999 tentang telekomunikasi, industri
telekomunikasi tidak lagi dimonopoli oleh
perusahaan milik pemerintah yang sudah menjalankan
usaha jasa pelayanan telekomunikasi sejak lama.
Sejak saat itu banyak perusahaan-perusahaan asing
penyedia jasa layanan telekomunikasi mendirikan
usahanya dan ikut meramaikan persaingan dalam
bisnis telekomunikasi di Indonesia. Sampai saat
ini tercatat ada sepuluh perusahaan penyedia jasa
layanan telekomunikasi selular di Indonesia.
12
Banyaknya operator baru dengan variasi produk
yang ditawarkan menyebabkan persaingan menjadi
semakin ketat. Setiap perusahaan menggunakan
berbagai macam strategi sebagai upaya menarik
konsumen untuk mau menggunakan produknya. Jika
pada tahun 2004 jumlah pengguna telepon selular
prabayar sebanyak 27.920.663 pengguna meningkat
menjadi 286.780.000 pengguna sesuai data terakhir
tahun 2012. Artinya jumlah pengguna selular tiap
tahun rata-rata meningkat seratus persen dari
jumlah tahun sebelumnya. Strategi penetapan harga
masih menjadi pilihan utama dalam menjalankan
persaingan dimana setiap perusahaan operator
menetapkan harga murah bagi konsumen yang
menggunakan produknya hingga perang harga antar
operator selular tidak dapat dielakkan lagi.
Selanjutnya penulis tampilkan beberapa data
empiris mengenai informasi yang berkaitan dengan
bisnis selular di Indonesia saat ini.
14
Tabel 1. Daftar Perusahaan Operator Selular di
Indonesia 2012
Nama Perusahaan Layanan Produk JumlahPelanggan
PT. Telkomsel GSM kartuHALO (paskabayar) dan simPATI dan KartuAS (pra bayar).
109 juta(2012)
PT. Indosat Tbk. GSM danCDMA
Mentari, iM3 (Prabayar) dan Matrix(Paska Bayar) danStarOne (prabayardan pascabayar)
52 juta(2012)
PT. XL Axiata Tbk.
GSM XL prepaid dan XLpost paid
47 juta(2012)
PT. Axis Telekom Indonesia
GSM kartu Axis paskabayar dan Axispra bayar
16 juta(2012)
PT. Hutchison CP Telecommunications (HCPT)
GSM Tri prepaid danTri post paid
14 juta(2012)
PT. Smart Telecom Tbk.
CDMA 800dan1900Mhz
Smartfren LocalPlus, SmartfrenSosial, danSmartfren Connex
8 juta(2012)
PT. Telkom Tbk. (Telkom Flexi)
CDMA 800Mhz
Flexi paska bayardan Flexi prabayar
18 juta(akhir 2011)
PT. Bakrie Telecom
CDMA 800Mh
Esia (pra bayardan paska bayar),Wifone dan Wimode
15 juta(2011)
PT. Sampoerna Telecom
CDMA 450Mhz
Ceria 780.000(2009)
PT. Mobile-8 CDMA 800Mhz
Fren 7 juta(2012)
(Sumber: http://www.poztmo.com/2012/06/operator-selular-terbesar-di-dunia.html)
Dari tabel di atas, tercatat ada sepuluh
perusahaan penyedia jasa layanan operator selular
15
yang beroperasi di Indonesia saat ini. PT.
Telkomsel masih menjadi pemimpin pasar dengan
Simpati dan kartu As sebagai produk andalannya.
Selanjutnya di bawah PT. Telkomsel ada PT. Indosat
Tbk. dan PT. XL Axiata Tbk. sebagai penantang
pasar yang siap bersaing secara langsung dengan
PT. Telkomsel sebagai perusahaan pemimpin pasar
saat ini. PT. Indosat Tbk. mengeluarkan produk
mentari dan IM3 sebagai produk unggulannya,
sedangkan PT. XL Axiata mengandalkan kartu XL
prabayar sebagai produk dengan tarif termurah
dalam melancarkan strategi persaingan untuk
memenangkan pangsa pasar di Indonesia. Tujuh
perusahaan operator selular lainnya ada yang
menjadi follower dan ada juga yang berkonsentrasi
menangani ceruk pasar yang kurang dilirik oleh
tiga perusahaan besar di atas.
Tabel berikut menggambarkan brand index dari
produk-produk operator selular yang ada di
Indonesia berdasarkan hasil survey tahun 2013.
16
Tabel 2. Top Brand Index SIM Card Prabayar di
Indonesia Tahun 2013
Sumber: www.topbrand-award.com
Dari tabel Top Brand Index (TBI) di atas, simpati
masih memimpin jajaran tiga teratas top brand di
Indonesia dengan Top Brand Index (TBI) sebesar 34.9%,
disusul dengan IM3 sebesar 20.0%, dan XL prabayar
dengan persentase 13.4%. Kemudian kartu As, Axis, 3
(Three), dan Mentari secara berturut-turut mendapatkan
sisa persentase dari ketiga top brand di atas dengan
perolehan masing-masing sebesar 12.0%, 7.7%, 6.8%, dan
terakhir 4.5%. Untuk kategori SIM Card CDMA prabayar,
Merek (SIM CardGSM) TBI
Merek (SIM CardCDMA) TBI
Simpati 34.9% Esia prabayar 64.3%
IM3 20.0%Telkom Flexiprabayar 21.1%
XL prabayar 13.4% Smart 7.7%
Kartu As 12.0% StarOne 0.3%
Axis 7.7% - -
3 (Three) 6.8% - -
Mentari 4.5% - -
17
top brand tertinggi diraih Esia prabayar yang
memperoleh 60.3% disusul Telkom Flexi prabayar
sebesar 21.1%. sisanya diambil oleh Smart dan
starOne masing-masing sebanyak 7.7% dan 0.3%.
Kota Mataram merupakan kota dengan jumlah
penduduk terpadat di NTB dan menjadi pusat
perekonomian dan pemerintahan. Meskipun masih
dikategorikan sebagai kota kecil, Mataram memiliki
tingkat pertumbuhan perekonomian yang cukup pesat.
Bahkan semua perusahaan operator selular yang ada
di Indonesia tertarik untuk mengoperasikan
usahanya di sini. Untuk kategori operator GSM, XL
sepertinya masih menjadi pilihan utama dari
masyarakat kota Mataram sebagai operator penyedia
jasa layanan komunikasi selular. Dengan semakin
ketatnya persaingan dimana setiap perusahaan
melakukan berbagai macam upaya dalam mengambil
hati konsumen, tidak sedikit dari masyarakat
pengguna jasa komunikasi selular di Mataram ini
18
yang pernah melakukan perpindahan merek dari satu
merek ke merek yang lainnya.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi
perilaku perpindahan merek (brand switching) pada
konsumen, penelitian ini hanya mengambil sebagian
dari faktor tersebut untuk dianalisa pengaruh
antara variabel yang satu dengan yang lainnya.
Faktor-faktor tersebut meliputi informasi dari
mulut ke mulut (word of mouth), pengetahuan tentang
produk (product knowledge), dan periklanan
(advertising). Adapun batasan masalah lainnya dalam
penelitian ini yaitu perpindahan merek (brand
switching) yang hanya dilakukan pada kartu selular
prabayar saja dan tidak mengambil kartu selular
paska bayar sebagai obyek penelitian.
1.2. Identifikasi masalah
Dengan persaingan yang sangat ketat saat ini,
setiap perusahaan menawarkan keunggulan dari
produk mereka masing-masing kepada konsumen. Di
sisi lain konsumen semakin kritis terhadap
19
berbagai produk dan semakin rasional dalam
membuat pertimbangan sebelum melakukan tindakan
pembelian. Tidak ada jaminan bagi suatu
perusahaan untuk tetap memiliki pelanggan yang
loyal terhadap produk mereka.
Ketika suatu produk bagi sebagian konsumen
sudah tidak memberikan manfaat yang maksimal,
sedangkan produk dari perusahaan pesaing dirasa
lebih baik dari produk yang sedang digunakan,
maka kemungkinan bagi konsumen tersebut untuk
berpindah merek selalu ada.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab
perilaku perpindahan merek tersebut, beberapa
diantaranya yaitu Informasi yang diperoleh dari
mulut ke mulut, pengetahuan konsumen itu
sendiri terhadap berbagai merek produk yang
ada, ataupun kegiatan periklanan yang dilakukan
perusahaan untuk menarik konsumen
1.3. Perumusan masalah
20
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan
identifikasi masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apakah variabel informasi dari mulut ke mulut
(word of mouth), pengetahuan tentang produk
(product knowledge), dan periklanan (advertising)
mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara
parsial maupun simultan terhadap perilaku
perpindahan merek (brand switching) konsumen pada
penggunaan kartu selular di Mataram?
2. Variabel manakah yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap perilaku perpindahan merek
(brand switching) konsumen pada penggunaan kartu
selular di Mataram?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
21
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
informasi dari mulut ke mulut (word of mouth),
pengetahuan tentang produk (product knowledge),
dan periklanan (advertising) terhadap perilaku
perpindahan merek (brand switching) penggunaan
kartu selular prabayar di Mataram baik secara
parsial maupun simultan.
2. Untuk mengetahui variabel yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap perilaku perpindahan
merek (brand switching) penggunaan kartu selular
prabayar di Mataram.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis merupakan salah satu syarat
untuk mencapai kebulatan studi Strata satu (S1)
bagi peneliti pada Fakultas Ekonomi Universitas
Mataram.
2. Secara teoritis ilmiah, melalui penelitian ini
penulis dapat menerapkan pengetahuan dalam
22
bidang ilmu ekonomi, menambah wawasan
pengembangan ilmu ekonomi, dan dapat menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya di bidang
yang sama.
3. Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan informasi
ataupun saran bagi pelaku usaha untuk
mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi
perpindahan merek (brand switching) pada
penggunaan kartu selular prabayar dan ke
depannya bisa mengembangkan kebijakan-kebijakan
strategis terkait hal tersebut.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak
lain sebelum penelitian ini dilaksanakan tentunya
perlu untuk ditampilkan dalam penelitian ini. Hal
itu sebagai salah satu landasan bagi peneliti
untuk mengangkat topik atau isu tertentu sebagai
obyek penelitian. Penelitian terdahulu yang
ditampilkan harus relevan dengan penelitian ini,
sehingga penelitian yang dilaksanakan menjadi
lebih terarah. Adapun penelitian yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Noorhayati (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh
Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi
Terhadap Brand Switching Behavior Konsumen Dalam
Pembelian SIM Card GSM Prabayar”. Dengan menggunakan
teknik purposive sampling, Noorhayati melakukan
penelitian pada 100 orang responden dari total
jumlah populasi yang telah ditentukan
24
sebelumnya, dimana populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Teknik yang digunakan dalam
menganalisis data yaitu analysis structural equation
modeling (SEM) dengan menggunakan program LISREL
8,54. Hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa uji hipotesis pertama yakni ketidakpuasan
konsumen berpengaruh signifikan terhadap
kebutuhan mencari variasi, kemudian uji
hipotesis kedua menyatakan bahwa ketidakpuasan
konsumen berpengaruh signifikan terhadap
perilaku perindahan merek. Sedangkan uji
hipotesis ketiga dalam hal ini pengaruh dari
kebutuhan mencari variasi terhadap perilaku
perpindahan merek tidak terbukti atau dengan
kata lain hipotesis ketiga ini ditolak.
2. Angga Pramana Jaya (2012) dengan judul “Pengaruh
Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi
Terhadap Brand Switching Pembelian Botol Bayi Pigeon Di Kota
25
Mataram”. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen produk botol bayi Pigeon di
Mataram dimana jumlahnya tidak diketahui secara
pasti. Dengan menggunakan teknik non probability
sampling dalam hal ini purposive sampling, Angga
mengambil sampel sebanyak 100 orang responden
di tiga outlet penjualan botol bayi Pigeon di
area Mataram. Hasil dari pengolahan data dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda
yang ada pada program SPSS 20 for windows
menyimpulkan bahwa, ada pengaruh yang
signifikan secara simultan antara variabel
ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari
variasi terhadap perilaku brand switching. Akan
tetapi saat diuji secara parsial, terdapat satu
variabel yang berpengaruh signifikan secara
parsial. Variabel tersebut adalah variabel
ketidakpuasan konsumen yang memiliki nilai
thitung > ttabel. Sedangkan variabel kebutuhan
mencari variasi produk berpengaruh tidak
26
signifikan terhadap brand switching. Hasil
penelitian lainnya dalam penelitian ini
membuktikan bahwa variabel ketidakpuasan
konsumen berpengaruh paling dominan terhadap
perilaku brand switching.
3. Debora Ratna Nilasari (2012) dengan judul
“analisis pengaruh ketidakpuasan konsumen, harga dan
kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merek
sabun lifebuoy di semarang”. jumlah sampel sebanyak
100 orang diambil dengan teknik non probability
sampling yaitu accidental sampling. Analisis data
dengan menggunakan regresi linear berganda
menyimpulkan Ketidakpuasan konsumen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
perpindahan merek, variabel Harga berpengaruh
signifikan dan positif terhadap keputusan
perpindahan merek, dan variabel terakhir yaitu
kebutuhan mencari variasi produk juga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
27
keputusan perpindahan merek pada sabun mandi
padat lifebuoy di kota Semarang.
Adapun perbedaan dan persamaan penelitian
terdahulu dengan penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
28
Tabel 3. Persamaan & Perbedaan PenelitianTerdahulu Dengan Penelitian Yang AkanDilaksanakan
JudulJenis
Penelitian
Variabel AlatAnalisis
JumlahSampel
TeknikSampling
Noorhayati (2011),“Analisis PengaruhKetidakpuasan Konsumen DanKebutuhan Mencari VariasiTerhadap Brand SwitchingBehavior Konsumen DalamPembelian Sim Card GsmPrabayar”
Asosiatif
Ketidakpuasankonsumen dankebutuhan mencarivariasi (variabelbebas), brandswitching (variabelterikat)
AnalysisStructuralEquationModeling(SEM) padaprogramLISREL8.54
100orang
Purposivesampling
Angga Pramana Jaya(2012), “PengaruhKetidakpuasan Konsumen DanKebutuhan Mencari VariasiTerhadap Brand SwitchingPembelian Botol Bayi Pigeon DiKota Mataram”
Asosiatif
Ketidakpuasankonsumen dankebutuhan mencarivariasi (variabelbebas), brandswitching (variabelterikat)
AnalisisRegresiLinearBerganda
100orang
Purposivesampling
Debora Ratna Nilasari(2012) dengan judul“analisis pengaruhketidakpuasan konsumen,harga dan kebutuhan mencarivariasi terhadap perpindahanmerek sabun lifebuoy disemarang”.
Asosiatif
Ketidakpuasankonsumen, harga,kebutuhan mencarivariasi (variabelbebas).Perpindahan merek(variabelterikat)
AnalisisRegresiLinearBerganda
100orang
Accidentalsampling
Penelitian yang akandilaksanakan berjudul“Pengaruh Informasi Dari MulutKe Mulut (Word Of Mouth),Pengetahuan Tentang Produk(Product Knowledge), danPeriklanan (Advertising)Terhadap Perilaku PerpindahanMerek (Brand Switching)Penggunaan Kartu SelularPrabayar Di Mataram”
Asosiatif
Informasi darimulut ke mulut,pengetahuantentang produk,dan periklanan(variabel bebas).Perpindahan merek(variabelterikat)
AnalisisRegresiLinearBerganda
100orang
Accidentalsampling
Dari tabel di atas dapat dilihat persamaan
dan perbedaan penelitian saat ini dengan
penelitian terdahulu ada pada beberapa hal. Dari
29
jenis penelitian, penelitian yang akan
dilaksanakan menggunakan asosiatif, sama dengan
ketiga jenis penelitian terdahulu yang dilakukan
Noorhayati (2011), Angga (2012), dan Nilasari
(2012). Variabel bebas penelitian yang akan
dilaksanakan di sini berbeda dengan ketiga
penelitian terdahulu yaitu informasi dari mulut ke
mulut, pengetahuan tentang produk, dan periklanan,
sedangkan variabel terikat baik penelitian yang
dilakukan Noorhayati, Angga, maupun Nilasari sama
dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu
sama-sama meneliti perpindahan merek. Selanjutnya
alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
sama dengan alat analisis yang digunakan oleh
Angga (2012) dan Nilasari (2012) yaitu Analisis
Regresi Linear Berganda, namun berbeda dengan alat
analisis yang digunakan Noorhayati (2011) yang
menggunakan Analysis Structural Equation Modelling (SEM).
Untuk jumlah sampel yang digunakan oleh ketiga
penelitian terdahulu sama dengan jumlah sampel
30
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak
100 orang responden. Selanjutnya teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan
yang digunakan oleh Nilasari (2012) yaitu accidental
sampling, berbeda dengan teknik sampling yang
digunakan Noorhayati (2011) dan Angga (2012) yang
menggunakan teknik purposive sampling.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat, perusahaan harus
memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan
rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan
(perilaku), serta dimana (kejadian di sekitar)
yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. Engel,
Blackwell, dan Miniard mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
31
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Menurut The American Marketing Association, perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi
& kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka (Setiadi, 2005:03). Dari definisi tersebut
terdapat tiga ide penting, yaitu: (1) perilaku
konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut
melibatkan interaksi afeksi, kognisi, perilaku dan
kejadian di sekitar; dan (3) hal tersebut
melibatkan pertukaran.
Studi tentang perilaku konsumen merupakan
salah satu studi yang sangat penting dalam
kegiatan pemasaran, karena dengan memahami
perilaku konsumen maka pemasar akan mengetahui apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada
suatu produk tertentu. Meneliti perilaku konsumen
akan sangat bermanfaat bagi setiap pemasar atau
perusahaan untuk mengukur sikap, persepsi,
32
kecenderungan, kepuasan, ataupun hal-hal lain yang
dimiliki konsumen terkait produk yang mereka
tawarkan.
Salah satu manfaat dari penelitian tentang
perilaku konsumen seperti yang telah disebutkan di
atas yaitu pemasar atau perusahaan akan mengetahui
sikap konsumen terhadap produknya, dimana dengan
meneliti perilaku konsumen maka perusahaan atau
pemasar akan mengetahui sikap konsumen terhadap
produknya dalam hal ini suka atau tidak suka. Jika
konsumen menyukai produk yang ditawarkan maka
mereka akan melakukan pembelian dan begitu juga
sebaliknya. Sikap juga berbicara mengenai
loyalitas konsumen terhadap produk dari suatu
perusahaan. Ketika konsumen menyukai suatu produk
dan membelinya kemudian setelah dikonsumsi produk
tersebut memberikan kepuasan, maka konsumen
cenderung untuk loyal pada produk tersebut, namun
sebaliknya ketika produk yang telah dikonsumsi itu
ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
33
maka konsumen akan berhenti mengkonsumsi produk
dari perusahaan tersebut dan berpindah ke produk
lain sejenis dari perusahaan pesaing.
2.2.2. Konsep Merek
Menurut American Marketing Association yang dikutip
Dharmmesta dalam widyasari (2008) mendefinisikan
merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang
atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual
dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Kotler (2002) dalam widyasari (2008) mengatakan
bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa
tertentu kepada pembeli sehingga merek yang baik
akan memberikan jaminan kualitas dan bukan hanya
simbol.
Sutisna (2002) menjelaskan setidaknya ada dua
kriteria yang berhubungan secara hirarkikal dengan
evaluasi berbagai alternatif merek. Pertama,
34
manfaat yang bisa diperoleh dengan membeli suatu
produk (benefit association). Kedua setelah dievaluasi
berdasarkan manfaat, kemudian konsumen
mengevaluasi merek berdasarkan tingkat kepuasan
yang diharapkan (expected satisfaction). Evaluasi
terhadap suatu merek merupakan pusat dari telaah
sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan
dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau
tidak menyenangi merek tertentu.
2.2.3. Loyalitas Merek
Ketika seorang konsumen sudah sangat sering
melakukan pembelian terhadap satu merek produk.
Tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk
dibeli selain merek produk yang sering dibelinya.
Bahkan ketika produk itu tidak tersedia di
toko/outlet yang ditujunya, dia terus berusaha
mencari produk tersebut sampai ke tempat yang jauh
sekalipun atau bersedia menunggu barang tersebut
sampai barang itu ada. Konsumen dengan perilaku
pembelian seperti itu, bisa dikatakan sebagai
35
konsumen yang sangat loyal terhadap merek
pilihannya dan itulah yang dikenal dengan
loyalitas merek (brand loyalty).
Jadi loyalitas merek didefinisikan sebagai
sikap menyenangi terhadap suatu merek yang
direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten
terhadap merek tersebut sepanjang waktu (Sutisna,
2002:41). Setiap tahapan loyalitas mempunyai dua
alternatif kemungkinan kejadian yaitu konsumen
yang memiliki keteguhan pada merek yang dipilihnya
(loyalitas merek) dan yang kedua yaitu kerentanan
konsumen untuk berpindah ke merek lain (brand
switching). Kedua hal tersebut bergantung pada
seberapa besar tingkat integrasi yang ada pada
diri konsumen tersebut.
36
2.2.4. Perpindahan Merek
Menurut Ganes, Arnold, dan Raynolds (2000)
yang dikutip oleh Pramana Jaya (2012), brand
switching adalah perilaku konsumen yang telah
berpindah dari sebuah merek produk barang atau
jasa ke merek lain barang atau jasa yang sama
karena faktor-faktor tertentu. Menurut Dharmmesta
(1999) yang dikutip oleh widyasari (2008), brand
switching behavior adalah perilaku perpindahan merek
yang dilakukan oleh konsumen karena alasan
tertentu atau dapat diartikan juga sebagai
kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain.
Menurut Junaidi dan Dharmmesta dalam Angga
Pramana Jaya (2012) beberapa penyebab yang
mengakibatkan beralihnya konsumen ke merek lain
antara lain:
1. Berubahnya daya beli konsumen
2. Berubahnya variabel marketing mix suatu produk
3. Gempuran produk pesaing
37
Mazursky, LaBarberra, Aiello dalam Khairani
(2012) menyatakan bahwa keputusan untuk berpindah
merek dapat disebabkan karena faktor ekstrinsik
(harga, iklan, dll) dan faktor instrinsik
(keinginan untuk mencoba merek baru) dari konsumen
itu sendiri.
Lu Hsu dan Hsien Chang (2003) seperti yang
dikutip Khairani (2011) berpendapat bahwa
periklanan mempengaruhi konsumen untuk berpindah
merek dalam bentuk rangsangan atau dorongan.
Konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang
berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk
berpindah merek.
Penjelasan Peter dan Olson (2005) menyatakan
bahwa ketidakpuasan terhadap suatu merek
menyebabkan konsumen akan menceritakan keburukan
dari produk tersebut dan melakukan perpindahan
merek. Beberapa pengalaman tentang perpindahan
merek dimana banyak dari konsumen yang melakukan
perpindahan merek terhadap suatu produk
38
dikarenakan adanya cerita/informasi yang diperoleh
dari mulut ke mulut tentang suatu merek produk
tertentu. Informasi positif tentang merek tertentu
yang diceritakan oleh teman, keluarga, atau orang-
orang di sekitar menimbulkan ketertarikan terhadap
seseorang untuk mencoba produk tersebut.
Sebaliknya berita ataupun isu negatif yang beredar
di masyarakat mengenai suatu merek menimbulkan
kekhawatiran atau rasa takut yang berlebihan
sehingga konsumen memutuskan untuk berpindah
menggunakan produk lain sejenis yang dirasa lebih
aman.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa perpindahan
merek merupakan perilaku komplek yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang saling terkait satu
dengan yang lainnya baik dari dalam maupun luar
konsumen. Namun di sini peneliti hanya mengambil
tiga dari faktor-faktor tersebut untuk diteliti
yaitu pengetahuan tentang produk sebagai faktor
39
dari dalam, periklanan sebagai faktor luar yang
dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen
dan informasi dari mulut ke mulut sebagai faktor
luar yang dilakukan secara gratis oleh konsumen
yang satu kepada konsumen lainnya dan memiliki
pengaruh terhadap perpindahan merek.
2.2.5. Word Of Mouth
Kebanyakan proses komunikasi antar manusia
adalah dari mulut ke mulut. Mungkin sebenarnya
pengetahuan konsumen atas berbagai macam produk
lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari
mulut ke mulut. Hal itu karena informasi yang
berasal dari teman atau orang tua akan lebih
dipercaya dibandingkan informasi dari periklanan,
brosur dan alat-alat promosi perusahaan lainnya.
Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat
dibandingkan dengan pengaruh informasi dari
periklanan.
Prasetijo dan Ihalauw (2005:210)mendefinisikan komunikasi dari mulut ke mulut(word of mouth comunication) sebagai sebuah
40
proses dimana informasi yang didapatkan olehseseorang tentang suatu produk, baik darimedia massa, dari interaksi sosial maupundari pengalaman konsumsi, diteruskan kepadaorang lain dan dalam proses itu informasimenyebar ke mana-mana. “…WOM meningkatkan efisiensi promosi karenaorang yang menyampaikan informasi produklebih bisa dipercaya. WOM membantu perusahaandalam menekan biaya promosi. WOM lebihdipercaya dibandingkan periklanan di mediamassa karena sumber komunikasinya berasaldari teman atau keluarga yang sudah pastitidak mendapatkan imbalan apa pun dariperusahaan. Informasi yang diperolehberdasarkan word of mouth communication (WOMcommunication) juga dapat mengurangi pencarianinformasi.”
Dalam pandangan tradisional, proses
komunikasi WOM dimulai dari informasi yang
disampaikan melalui media masa, kemudian informasi
tersebut ditangkap oleh pemimpin opini yang
mempunyai pengikut dan berpengaruh. Informasi yang
ditangkap oleh pemimpin opini disampaikan kepada
pengikutnya melalui komunikasi dari mulut ke
mulut.
41
Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan
dasar komunikasi bagi konsumen untuk membicarakan
suatu produk (Sutisna, 2002:185).
Pertama, seseorang mungkin begitu terlibatdengan suatu produk tertentu atau aktivitastertentu dan bermaksud membicarakan mengenaihal itu dengan orang lain sehingga terjadiproses komunikasi WOM. Kedua, seseorangmungkin banyak mengetahui mengenai produk danmenggunakan percakapan sebagai cara untukmenginformasikan kepada orang lain. Ketiga,seseorang mungkin mengawali suatu diskusidengan membicarakan sesuatu yang keluar dariperhatian utama diskusi. Keempat, WOMmerupakan suatu cara untuk mengurangi suatuketidakpastian, karena dengan bertanya kepadateman, tetangga atau keluarga, informasinyalebih dapat dipercaya, sehingga juga akanmengurangi waktu penulusuran dan evaluasimerek.
Selanjutnya pemasar dapat mendorong
terjadinya WOM yang positif dengan cara (Prasetijo
dan Ihalauw, 2005:160) :
1.Membuat konsumen meningkatkanketerlibatannya terhadap produk, sehinggadia akan senang membicarakan produk itudengan orang lain.
2.Seseorang yang benar-benar mengetahuiproduk secara rinci, pada dasarnya sukauntuk membicarakan produk tersebut, supayatanpa sadar dia bisa terkesan pandai danberpengetahuan.
42
3.Seseorang bisa berinisiatif untukmemberitahu mereka yang dianggap dekat danpenting untuk membeli produk yang menurutmereka baik.
4.Dengan membicarakan produk yang akan dibelidengan orang lain, maka seseorang akanmendapat dukungan dan menghilangkankeraguan.
Word of mouth (WOM) ibarat dua sisi mata pedang
yang dapat memotong pemasar dengan dua sisi itu.
Jika ada WOM yang positif, maka tentu ada juga WOM
yang bersifat negatif. Komunikasi dari mulut ke
mulut ini sangat erat kaitannya dengan pengalaman
penggunaan suatu merek produk. Dalam pengalaman
penggunaan merek produk itu akan timbul rasa puas
jika merek produk yang digunakan mampu memenuhi
harapan konsumen, dan sebaliknya akan merasa tidak
puas jika penggunaan merek produk tidak sesuai
dengan harapan sebelumnya. Jadi WOM yang negatif
berasal dari rasa tidak puas konsumen akan kinerja
suatu produk dan itu sangat berbahaya bagi citra
perusahaan dan kelangsungan hidupnya. Bila hal ini
terjadi diperlukan penanganan khusus dan hati-
43
hati. Menangani gosip negatif mengandung banyak
resiko, maka gosip tersebut harus cepat ditanggapi
sebelum menyebar tak terkendali. Umumnya beberapa
berita/isu negatif dari suatu produk di pasaran
menyebabkan konsumen yang mengkonsumsi produk
tersebut menjadi khawatir dan berhenti
mengkonsumsi atau berpindah mengkonsumsi produk
lain yang sejenis.
“…The relationship between word of mouth advertising andcustomer buying behaviour is considered as highlyconnected, and this type of advertising can influencecustomer behaviour such as repeat purchases and brandswitching behaviour (Gelb and Johnson, 1995).”
Menurut Gelb dan Johnson (1995) dalam I Jiun
Cheng (2007) menjelaskan Word Of Mouth memiliki
hubungan yang sangat erat dengan perilaku
pembelian konsumen, dimana periklanan jenis ini
dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam bentuk
pembelian ulang dan perilaku perpindahan merek.
2.2.6. Pengetahuan Tentang Produk
Konsumen perlu mengetahui tentang
karakteristik suatu produk, apabila konsumen
44
kurang mengetahui informasi tentang karakteristik
suatu produk bisa salah dalam menngambil keputusan
membeli. Pelaku usaha yang berpengalaman akan
memberikan informasi, pendidikan dan pemahaman
kepada setiap calon pembeli khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya. Nitisusastro (2012)
menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan
pengetahuan tentang produk meliputi:
1. Pengetahuan tentang karakteristikSebuah produk tidak berbeda dengan manusiayang mempunyai sifat-sifat tertentu yangbiasa disebut dengan karakter. Karaktermeliputi ukuran, model, warna, kemampuan dansifat-sifat tertentu lainnya yang melekatpada suatu produk.
2. Pengetahuan tentang manfaatSetiap konsumen perlu mengetahui dan memahamitentang manfaat yang melekat pada setiapproduk yang dibeli. Dengan mengetahui danmemahami akan manfaat yang melekat padaproduk, konsumen akan membuat pertimbanganyang matang sebelum mengambil keputusan untukmembeli atau tidak membeli. Beberapa manfaatyang bisa diperoleh konsumen darimengkonsumsi suatu produk yaitu manfaatfungsional, manfaat psikologis, manfaatteknis, dan manfaat ekonomis.
3. Pengetahuan tentang risikoAda beberapa pengetahuan tentang resiko yangperlu untuk dimiliki oleh setiap konsumensetelah mengkonsumsi suatu produk meliputi,
45
risiko fungsional, risiko keuangan, risikofisik, risiko psikologis, risiko sosial,risiko waktu, risiko hilangnya kesempatan,dan risiko moral.
4. Pengetahuan tentang kepuasanPada dasarnya seorang konsumen membeli suatuproduk untuk memenuhi kebutuhan dankeinginannya namun lebih jauh dari itu,konsumen ingin memperoleh kepuasan dariproduk yang telah dikonsumsinya. Perusahaanharus memberikan pengenalan dan pengetahuanyang seluas-luasnya tentang produk, tentangmembeli dan tentang pemakaian ataupenggunaannya. Ini dikarenakan apabilakonsumen tidak memiliki pengetahuan yangcukup tentang pemanfaatan suatu produk dankemudian setelah menggunakannya mereka merasatidak puas dan berpindah ke produk lain, initentu akan merugikan perusahaan.
Product knowledge merupakan pengetahuan
konsumen tentang produk, dan konsumen yang baik
biasanya memiliki pengetahuan mengenai produk yang
akan dibelinya. Konsumen memiliki tingkat
pengetahuan produk yang berbeda-beda dan digunakan
untuk mengartikan informasi baru sehingga dapat
membuat keputusan pembelian yang benar. Pemasar
merasa tertarik khususnya pada pengetahuan
konsumen tentang merek. Kebanyakan strategi
pemasaran berorientasi pada merek dengan tujuan
46
untuk membuat konsumen lebih mengenal tentang
suatu merek, mengajar mereka tentang merek, dan
mempengaruhi mereka untuk membeli merek tersebut.
Kebanyakan penelitian pemasaran memfokuskan pada
pengetahuan konsumen dan kepercayaan terhadap
suatu merek.
Menurut Peter dan Olson (2002) dalam Rizkiana
(2009), pengetahuan produk konsumen terbagi atas
tiga jenis, yaitu: pengetahuan mengenai atribut
atau karakteristik produk, pengetahuan mengenai
konsekuensi positif atau keuntungan-keuntungan
yang akan diperoleh dari penggunaan produk, dan
pengetahuan mengenai nilai-nilai produk yang dapat
memuaskan keinginan konsumen.
Dari teori tersebut, pemasar berusaha untuk
membuat produk yang dapat memuaskan konsumen dan
menjaga loyalitas konsumen terhadap merek dari
produk tersebut. Tetapi kemungkinan adanya rasa
tidak puas konsumen terhadap produk merek tertentu
dikarenakan pengharapan konsumen yang terlalu
47
tinggi akan tetap muncul, sehingga menyebabkan
konsumen beralih ke produk sejenis dari merek
lainnya dan melakukan brand switching (perpindahan
merek).
48
2.2.7. Periklanan
Sutisna (2002) menjelaskan definisi standar
dari periklanan biasanya mengandung enam elemen.
Pertama, periklanan adalah bentuk komunikasi yang
dibayar. Kedua, selain menyampaikan pesan yang
harus dibayar, di dalam periklanan juga terjadi
proses identifikasi sponsor yaitu perusahaan yang
memproduksi produk yang ditawarkan itu. Ketiga,
periklanan berupaya membujuk dan mempengaruhi
konsumen. Keempat, periklanan membutuhkan media
massa sebagai media penyampai pesan. Kelima,
periklanan bersifat nonpersonal artinya tidak
diperuntukkan untuk orang per orang tetapi untuk
khalayak umum. Keenam, periklanan memiliki unsur
audiens. Dari keenam elemen tersebut Wells,
Burnett dan Moriarty (1998) yang dikutip Sutisna
(2002) mendefinisikan periklanan sebagai berikut:
“Advertising is paid nonpersonal communication from anidentified sponsor using mass media to persuade orinfluence an audience”
Selanjutnya Sutisna menjelaskan:
49
Terdapat tiga tujuan utama dari periklananyang ingin dicapai yaitu menginformasikan,membujuk, dan mengingatkan. iklan yanginformatif berarti pemasar harus merancangiklan sedemikian rupa agar hal-hal pentingmengenai produk bisa disampaikan dalam pesaniklan. iklan informatif biasanya menonjolkansisi manfaat dari produk itu sendiri. iklanyang bersifat membujuk berperan penting bagiperusahaan dengan tingkat persaingan tinggi.iklan yang bersifat membujuk biasanyadituangkan dalam pesan-pesan iklanperbandingan. Untuk tujuan iklan yang ketigayaitu mengingatkan, umumnya iklan yangbersifat mengingatkan digunakan untuk produk-produk yang sudah mapan dan memiliki kelompokkonsumen tertentu. iklan yang bersifatmengingatkan sangat penting terutama bagiproduk-produk yang dibeli dengan keterlibatanrendah.
Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu
membujuk, mampu membangkitkan dan mempertahankan
ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan
memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya
tarik iklan ini sangat penting karena akan
meningkatkan keberhasilan komunikasi antara
perusahaan dengan audiens atau konsumen yang
menjadi target pasar. Selanjutnya daya tarik pesan
iklan meliputi (Sutisna, 2002):
50
1. Daya tarik pesan iklan rasionalBeberapa tipe pesan iklan yang ditampilkanuntuk menimbulkan daya tarik rasionalsehingga mendapat perhatian dari konsumen danselanjutnya konsumen memproses pesantersebut. Tipe-tipe tersebut meliputi; (1)faktual, yaitu pesan iklan yang ditampilkansecara rasional dimana periklanan menampilkansisi manfaat dan keunggulan produk disertaidengan argumentasi yang masuk akal; (2)potongan kehidupan, yaitu iklan yangmenampilkan kegiatan sehari-hari yang seringdialami oleh banyak orang, harapannya agarkonsumen meniru perilaku di dalam iklantersebut; (3) demonstrasi, yaitu pesan iklanyang ditampilkan menggambarkan kemampuanproduk secara instrumental mampumenyelesaikan masalah; (4) iklanperbandingan, yaitu iklan yang berusahamembandingkan keunggulan produk yangditawarkan dengan produk lain sejenis.
2. Daya tarik iklan didasarkan pada perasaan danemosiTerdapat sejumlah cara untuk menampilkanpesan iklan dengan menggunakan daya tarikperasaan dan emosi, yaitu; (1) rasa takut,dimana iklan yang ditampilkan berisi hal-halnegatif yang berhubungan dengan perilaku ataupenggunaan produk yang tidak tepat; (2)humor, iklan yang berisi kegiatan humor yangmenarik untuk dilihat. Alasan lebih jauhpenggunaan humor adalah humor dapat membuatpenerima pesan memperoleh mood positif; (3)animasi, merupakan cara lain untukmenampilkan daya tarik iklan, biasanyadigunakan untuk prooduk yang konsumennyaanak-anak; (4) seks, penggunaan iklan dengantema seksual terbukti ampuh untuk menarikperhatian penonton; (5) musik, salah satu
51
cara periklanan yang bisa menarik perhatianpenonton, selain itu musik juga bisadijadikan sebagai diferensiator; (6) fantasi,penggunaan fantasi sebagai daya tarik iklandiyakini bisa menimbulkan perhatian penonton.
Media penyampai pesan memiliki peranan
penting dalam proses komunikasi. Tanpa media,
pesan tidak akan sampai kepada kelompok audiens
yang kita inginkan. Oleh karena itu, memilih media
yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan
yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran
akan sampai atau tidak. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun rencana penggunaan
media yaitu penentuan tujuan, pemilihan media,
dan keterlibatan konsumen dalam proses pembelian.
Lu Hsu dan Hsien Chang (2003) seperti yang
dikutip Khairani (2011) berpendapat bahwa
periklanan memberikan perangsang dan pendorong
bagi konsumen untuk berpindah merek. Konsumen
dengan tingkat persepsi periklanan yang berbeda
mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk
berpindah merek. Begitu pentingnya fungsi
52
periklanan bagi perusahaan mengharuskan setiap
perusahaan sangat berhati-hati dalam mengatur
semua hal terkait periklanan tersebut. Karena
bagaimanapun periklanan ibarat sebuah jendela bagi
konsumen untuk lebih mngenal banyak hal terkait
produk dari suatu perusahaan tertentu. Ketika
periklanan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
tidak efektif apalagi sampai terjadi kesalahan
dalam kegiatan periklanannya, maka banyak kerugian
yang bisa didapatkan perusahaan tersebut mulai
dari citra negatif terhadap produk dan perusahaan
bahkan hal yang paling ditakutkan oleh perusahaan
yaitu kehilangan pelanggannya.
Deighton et al (1994) yang dikutip I Jiun
Cheng (2007) mengemukakan bahwa periklanan dapat
mempengaruhi perilaku pembelian dalam tiga cara.
Pertama, konsumen dapat didorong untuk melakukan
perubahan (perpindahan merek). Kedua, konsumen
dapat didorong untuk membeli produk yang sama. Dan
Word Of Mouth
Pengetahuan Tentang Produk (Product
Knowledge)Periklanan (Advertising
)
Perpindahan Merek (Brand Switching)
53
ketiga, periklanan bisa saja tidak memiliki
pengaruh pada perilaku pembelian konsumen.
2.3. Kerangka Konseptual Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan dalam latar
belakang dan rumusan masalah sebelumnya, kemudian
didukung oleh beberapa penelitian terdahulu dan
landasan teori di atas, dapat digambarkan kerangka
konseptual dari penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1 : Kerangka Konseptual
Keterangan :
: pengaruh secara parsial
: pengaruh secara simultan
2.4. Hipotesis
54
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai
berikut:
1. Diduga bahwa variabel informasi dari mulut ke
mulut (word of mouth), pengetahuan tentang produk
(product knowledge), dan periklanan (advertising)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perpindahan merek (brand switching) penggunaan
kartu selular prabayar di Mataram baik secara
parsial maupun simultan.
2. Diduga bahwa variabel informasi dari mulut ke
mulut (word of mouth) mempunyai pengaruh dominan
terhadap perilaku perpindahan merek (brand
switching) penggunaan kartu selular prabayar di
Mataram.
55
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Dalam
kaitannya dengan penelitian ini, meneliti hubungan
antara variabel bebas informasi dari mulut ke
mulut (word of mouth), pengetahuan tentang produk
(product knowledge), dan periklanan (advertising)
dengan variabel terikat perilaku perpindahan merek
(brand switching) yang dilakukan oleh pengguna kartu
selular di Mataram.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kota
Mataram. Alasan memilih kota Mataram sebagai
lokasi penelitian adalah:
56
1. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di kota
Mataram menggunakan hand phone dan tentunya
menggunakan kartu selular prabayar.
2. Banyaknya kartu selular prabayar dengan merek
yang berbeda beredar di kota Mataram.
3. Banyaknya pengguna kartu selular dengan merek
yang cukup variatif yang tinggal di kota
Mataram.
57
3.3. Metode Pengumpulan Data
Sebelum membicarakan metode pengumpulan data
yang digunakan, terlebih dahulu diberikan gambaran
mengenai populasi dari penelitian yang akan
dilakukan ini. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012 : 80). Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen yang tinggal di
kota Mataram yang menggunakan hand phone dan kartu
selular prabayar dan pernah melakukan perpindahan
merek. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah sample survey yaitu penelitian yang hanya
meneliti sebagian dari anggota populasi saja.
3.4. Penentuan Responden
Menurut Roscoe (1982:253) dalam Sugiyono
(2012), ukuran sampel yang layak dalam penelitian
adalah antara 30 sampai dengan 500. Bila dalam
58
penelitian akan menggunakan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi ganda
misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10
kali jumlah variabel yang diteliti. Dalam
penelitian ini jumlah variabel penelitiannya ada
empat (dependen + independen), maka jumlah anggota
sampel minimalnya adalah = 10 x 4 = 40.
Berdasarkan dua pertimbangan di atas, maka
peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak 100
orang sebagai responden dalam penelitian ini.
Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang sudah
lebih dari syarat minimal yang ditentukan oleh
Roscoe tersebut.
Karena populasi yang cukup besar dan
jumlahnya tidak diketahui secara pasti maka teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non
probability sampling dalam hal ini purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono : 2012). Adapun pertimbangan-
pertimbangan tersebut sebagai berikut:
59
1. Calon responden adalah pengguna kartu selular
prabayar yang berumur 15 tahun ke atas.
2. Calon responden adalah pengguna kartu selular
prabayar yang pernah berpindah merek minimal
satu kali.
3. Calon responden memiliki pertimbangan-
pertimbangan atau alasan-alasan tertentu
sebelum mengambil keputusan untuk berpindah
merek.
3.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Angket yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Teknik ini
digunakan apabila responden yang terpilih bisa
membaca, menulis, dan dapat memahami isi
kuisioner.
60
2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan tanya jawab secara langsung
kepada responden. Teknik ini digunakan apabila
responden yang terpilih nantinya tidak terbiasa
membaca dan menulis, atau tidak bisa memahami
isi dari setiap butir pertanyaan atau
pernyataan dalam kuisioner.
3.5.2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu
kuisioner. Kuisioner merupakan seperangkat daftar
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh data tentang variabel informasi
dari mulut ke mulut, pengetahuan tentang produk,
periklanan, dan variabel perilaku perpindahan
merek. Setiap jawaban yang diperoleh mempunyai
makna dalam menguji hipotesis.
3.6. Jenis dan Sumber Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data kuntitatif yaitu data-data dalam bentuk
angka yang dapat diukur besarnya secara
61
langsung dengan menggunakan angka-angka
statistik. Misalnya seperti jumlah responden,
data top brand index, dan lainnya.
2. Data kualitatif yaitu data yang bukan dalam
bentuk angka dan besarnya tidak dapat diukur
langsung, biasanya dalam bentuk tanggapan,
persetujuan, pernyataan dan lainnya.
3.6.2. Sumber data
1. Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara
langsung dari objek penelitian.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
lembaga atau badan lain yang tidak secara
langsung terkait dengan obyek penelitian,
misalnya dari literatur, badan pusat statistik,
lembaga survey atau lainnya.
3.7. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel
3.7.1. Identifikasi Variabel
Berdasarkan kerangka konseptual dan rumusan
hipotesis sebelumnya, dapat diidentifikasi
beberapa variabel dalam penelitian ini yaitu:
62
1. Informasi dari mulut ke mulut (Word of mouth)
2. Pengetahuan tentang produk (product knowledge)
3. Periklanan (advertising)
4. Perpindahan merek (brand switching)
3.7.2. Klasifikasi Variabel
Dari identifikasi variabel di atas dapat
diklasifikasikan menjadi:
1. Variabel terikat (dependen) adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini yaitu perilaku
perpindahan merek (brand switching).
2. Variabel bebas (independen) adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lain dalam hal ini
variabel terikat. Variabel bebas tersebut
meliputi informasi dari mulut ke mulut (word of
mouth), pengetahuan tentang produk (product
knowledge), dan periklanan (advertising)
63
3.8. Definisi Operasional Variabel
Untuk lebih memudahkan penelitian, variabel-
variabel yang sudah diidentifikasi dan
diklasifikasi di atas perlu untuk diberi
pengertian secara operasional dan bukan definisi
text book agar bisa difahami dengan lebih baik.
1. Informasi dari mulut ke mulut (Word of mouth)
merupakan sejumlah tanggapan pribadi yang
diberikan oleh responden mengenai informasi
yang diperoleh dari berbagai percakapan dengan
orang lain tentang merek kartu selular prabayar
yang ada di Mataram. Tanggapan tersebut
meliputi:
a. Intensitas dalam melakukan pembicaraan
tentang merek kartu selular prabayar
b. Penerimaan saran/rekomendasi dari pihak lain
mengenai suatu merek kartu seluler prabayar
c. Kesenangan dalam membicarakan pengalaman
menggunakan suatu merek kartu selular
prabayar
64
2. Pengetahuan tentang produk (product knowledge)
merupakan sejumlah tanggapan pribadi yang
diberikan responden mengenai tingkat
pengetahuan mereka terhadap kartu selular
prabayar yang beredar di Mataram. Tanggapan
tersebut meliputi:
a. Pengetahuan tentang banyaknya jenis
jasa/paket layanan yang ditawarkan oleh
berbagai merek kartu selular prabayar
b. Pengetahuan tentang banyaknya kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing merek kartu
selular prabayar
c. Pengetahuan tentang banyaknya keuntungan dan
kerugian dalam menggunakan masing-masing
merek kartu selular
3. Periklanan (advertising) merupakan sejumlah
tanggapan pribadi yang diberikan oleh
responden mengenai berbagai bentuk periklanan
yang ditampilkan oleh masing-masing perusahaan
65
operator selular prabayar yang ada di Mataram.
Tanggapan tersebut meliputi:
a. Daya tarik iklan yang ditampilkan
b. Kemampuan iklan untuk mencitrakan produk
c. Kemampuan iklan untuk mengidentifikasikan
merek kartu selular prabayar tertentu
d. Pengaruh iklan terhadap keputusan konsumen
dalam menggunakan merek kartu selular
prabayar tertentu.
4. Perpindahan merek (brand switching) merupakan
sejumlah tanggapan pribadi yang diberikan oleh
responden mengenai perilaku perpindahan merek
kartu selular prabayar yang dilakukannya.
Tanggapan tersebut meliputi:
a. Ketidakpuasan terhadap kartu selular yang
digunakan sebelumnya
b. Anggapan bahwa merek yang menjadi pilihan
baru lebih baik dari merek yang digunakan
sebelumnya
66
c. Adanya keunggulan yang diperoleh dari produk
pilihan baru yang tidak diperoleh dari
produk yang digunakan sebelumnya
3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas adalah suatu pengujian terhadap
instrument penelitian (kuisioner) sejauh mana dia
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Terdapat ketentuan yang jelas bahwa, suatu
indikator dikatakan valid apabila koefisien
korelasi positif dan ≥ 0,30 (Sugiyono, 2012).
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
konsistensi suatu instrument (kuisioner) dalam
waktu yang berbeda. Suatu indikator dikatakan
reliabel apabila indikator tersebut memiliki nilai
yang tetap sama dalam waktu pengujian yang
berbeda. Dalam program SPSS, ada fasilitas yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas sebuah
instrumen dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).
Ketentuannya adalah, suatu konstruk atau variabel
67
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60.
3.10. Prosedur Analisis Data
3.10.1.Skala likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu fenomena sosial dimana
fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti dan selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian (Sugiyono 2012 : 93).
Dengan skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrument
yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
menggunakan angket. Selanjutnya pertanyaan atau
pernyataan tersebut diberi skor jawaban antara 1 –
5, dimana jawaban tersebut digolongkan dalam
beberapa kategori yaitu 1 untuk jawaban tidak
setuju/tidak pernah, 2 untuk jawaban kurang
68
setuju/jarang, 3 untuk jawaban netral/kadang-
kadang, 4 untuk jawaban setuju/sering, dan 5 untuk
jawaban sangat setuju/selalu.
Untuk mengetahui jumlah interval dan besar
interval kelas dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut ( Sugiyono, 2006 ) :
I=RK=45
=0.8
Keterangan :
I : Besar interval kelas
R : Range ( kelas )
K : Jumlah interval kelas
Berdasarkan ketentuan diatas maka penulis
mengelompokan tanggapan responden terhadap masing-
masing indikator variabel penelitian seperti pada
tabel berikut :
Tabel 4. Interval Kelas Dan Kategori JawabanResponden
Batasan
Kategori
1-1.8 Sangat TidakSetuju
1.81- Tidak Setuju
69
2.62.61-3.4 Cukup Setuju
3.41-4.2 Setuju
4.21-5 Sangat Setuju
3.10.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Supranto (2004) analisis regresi
linear berganda adalah metode analisis yang tepat
dipergunakan kalau masalah penelitian melibatkan
satu variabel tak bebas Y yang metrik (skala
interval, rasio) yang dipengaruhi oleh lebih dari
satu variabel bebas X yang metrik atau non-metrik
(skala nominal, ordinal). Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk mencari besarnya pengaruh
dari variabel bebas pada variabel terikat dalam
hal ini variabel bebasnya yaitu informasi dari
mulut ke mulut (X1), pengetahuan tentang produk
(X2), dan periklanan (X3) sedangkan variabel
terikat yaitu perpindahan merek (Y).
Besarnya pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat selanjutnya dapat
70
dilihat melalui persamaan regresi linear berganda
berikut:
Y=a+B1X1+B2X2+B3X3+e
Keterangan:
Y : perpindahan merek
a : konstanta
X1 : informasi dari mulut ke mulut
X2 : pengetahuan tentang produk
X3 : periklanan
B1B2B3 : koefisien masing-masing faktor
e : variabel-variabel lain yang
mungkin memiliki pengaruh terhadap
variabel Y
3.10.3.Uji t (Secara Parsial)
Menurut Supranto dan Limakrisna (2009), uji t
digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi
secara parsial (sendiri-sendiri) antara variabel X
dan variabel Y. Adapun rumus untuk nilai t hitung
(Supranto dan Limakrisna, 2009) yaitu:
71
thitung=R2n−k1−k2
Dimana :
t hitung : nilai t hitung
R2 : koefisien determinasi
k : jumlah variabel
independen
n : jumlah sampel
Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut :
Ho ditolak Ha diterima Ho
ditolak
t tabel t tabel
Gambar 2 : Kriteria Pengujian (Uji t)
1. Bila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha
diterima
2. Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha
ditolak
atau
72
1. Bila probability t hitung > 0,05 Ho diterima
Ha ditolak
2. Bila probability t hitung < 0,05 Ho ditolak
Ha diterima
3.10.4.Uji F (Secara Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara simultan (serentak) mengenai signifikan
atau tidaknya seluruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Adapun rumus untuk
menghitung nilai F hitung adalah sebagai berikut
(Supranto dan Limakrisna, 2009):
Fhitung=R2/ (k−1)
(1−R2)/(n−k)
Dimana:
F hitung : nilai F hitung
R2 : koefisien determinasi
k : jumlah variabel
independen
n : jumlah sampel
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
73
Ho diterima Ho ditolak
F tabel
Gambar 3 : Kriteria Pengujian (Uji F)
1. Jika F tabel > F hitung, maka Ho diterima dan
Ha ditolak
2. Jika F tabel < F hitung, maka Ho ditolak dan
Ha diterima
Atau
1. Jika probabilitas signifikansi > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
2. Jika probabilitas signifikansi < 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima
3.10.5.Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi berganda mengukur
besarnya sumbangan/andil dari variabel bebas X1,
X2, dan X3 secara simultan terhadap variasi (naik
turunnya) Y. Nilai koefisien determinasi adalah 0<
74
R2<1. Nilai R2 yang semakin kecil atau mendekati
nol berarti kemampuan variabel bebas untuk
mempengaruhi variabel terikat semakin terbatas
atau semakin kecil. Sebaliknya, nilai R2 yang
semakin mendekati satu berarti kemampuan variabel
bebas untuk mempengaruhi variabel terikat semakin
besar (Supranto, 2004).
Rumus dari koefisien determinasi menurut
Supranto dan Limakrisna (2009) adalah sebagai
berikut:
R2=b2∑ X2Y+b3∑X3Y
∑Yi2
Keterangan:
R2 : Koefisien determinasi
b : Koefisien regresi parsial
X : Variabel independen
Y : Variabel dependen
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis
data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari 100
orang responden atas daftar pernyataan yang
diajukan dalam kuesioner yang telah disebar dan
diisi oleh responden yang pernah melakukan
perpindahan merek pada penggunaan kartu selular
prabayar di Mataram. Hasil penelitian
menggambarkan tanggapan responden tentang pengaruh
dari masing-masing variabel informasi dari mulut
ke mulut (word of mouth), pengetahuan tentang produk
(product knowledge), dan periklanan (advertising)
terhadap perilaku perpindahan merek (brand
switching) penggunaan kartu selular prabayar di
Mataram. Data yang diperoleh tentang responden
antara lain mengenai jenis kelamin, usia, dan
pekerjaan. Untuk lebih jelasnya data mengenai
76
klasifikasi responden tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :
4.1.1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka klasifikasi responden menurut
jenis kelamin dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
Tabel 5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2013
No JenisKelamin
Jumlah(Orang
)
Persentase(%)
1 Laki-laki 47 472 Perempuan 53 53Sumber : Lampiran 2
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat dari
jumlah responden yang diambil secara acak
diketahui bahwa jumlah responden perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan responden laki-laki
dimana jumlah responden perempuan sebanyak 53
orang dan laki-laki sebanyak 47 orang responden.
77
Namun selisih dari responden tersebut tidak
terlalu banyak sehingga masih bisa dikatakan
berimbang antara responden laki-laki dengan
perempuan. Dari data di atas dapat diambil
gambaran bahwa jumlah laki-laki maupun perempuan
yang sering melakukan perpindahan merek relatif
sama dengan berbagai alasan mereka masing-masing
tentunya.
4.1.2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia Tahun
2013
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, usia responden dalam penelitian ini
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Tahun 2013
No Usia(Tahun
)
Jumlah(Orang
)
Persentase(%)
1 15-20 36 362 21-25 49 493 26-30 11 114 31-35 2 25 36-40 1 16 41-45 1 1
78
7 46-50 0 08 >50 0 0Sumber: Lampiran 2
Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa dari
100 orang responden yang telah diambil secara acak
sebelumnya, sebagian besar dari responden
merupakan masyarakat Mataram dengan usia antara 15
sampai dengan 25 tahun yaitu sebanyak 85 orang.
Kemudian diiukuti oleh responden yang berumur
antara 26-30 tahun sebanyak 11 orang dan sisanya
adalah yang berumur 31 tahun ke atas. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
sering melakukan perpindahan merek dalam
penggunaan kartu selular prabayar yaitu masyarakat
yang relatif berusia muda yaitu berkisar antara
usia belasan sampai dua puluhan tahun. Hal ini
karena usia muda masih senang mencoba merek-merek
baru ataupun jenis layanan baru yang sedang
berlaku pada saat itu, misalnya seperti paket
layanan internet, nelpon murah dan lainnya yang
sedang diprogramkan saat itu oleh perusahaan
79
operator tertentu. Ketika ada merek lain yang
memperkenalkan hal menarik baru di waktu yang akan
datang, maka mereka sangat besar kemungkinan untuk
berpindah ke merek tersebut.
4.1.3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, pekerjaan dari responden dalam
penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan
Pekerjaan Tahun 2013
No Pekerjaan Jumlah(Orang
)
Persentase(%)
1 Pelajar/Mahasiswa
64 64
2 Wiraswasta 17 173 Wirausaha 5 54 PNS 7 75 Karyawan 6 66 Ibu Rumah
Tangga1 1
7 Lain-lain 0 0
Sumber: Lampiran 2
80
Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat gambaran
umum dari responden penelitian dilihat dari jenis-
jenis pekerjaannya. Dari 100 orang yang menjadi
responden dalam penelitian ini, sebagian besarnya
adalah masyarakat yang berstatus pelajar maupun
mahasiswa yaitu sebanyak 64 orang, kemudian
diikuti oleh masyarakat dengan status pekerjaan
wiraswasta, dan sisanya adalah wirausaha, PNS,
karyawan, dan ibu rumah tangga. Ini menunjukkan
bahwa, sebagian besar dari responden yang sering
berpindah merek dalam penggunaan kartu selular
prabayar adalah para pelajar maupun mahasiswa. Hal
ini karena umumnya pelajar ataupun mahasiswa
adalah konsumen yang masih senang mengganti produk
baik karena ingin mencoba merek lain yang
diceritakan oleh teman-temannya, atau bisa juga
karena tergiur oleh bahasa iklan dari kartu
selular merek tertentu. Sehingga karena faktor-
faktor tersebut baik pelajar maupun mahasiswa
81
sangat besar kemungkinannya untuk melakukan
perpindahan merek.
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
tanggapan responden terhadap kuesioner yang
disebarkan berdasarkan variabel dapat dilihat
sebagai berikut:
4.2.1. Variabel Informasi Dari Mulut Ke Mulut (X1)
Dengan indikator pernyataan sebagai berikut:
a. Intensitas dalam melakukan pembicaraan
tentang merek kartu selular prabayar
b. Penerimaan saran/rekomendasi dari pihak lain
mengenai suatu merek kartu seluler prabayar
c. Kesenangan dalam membicarakan pengalaman
menggunakan suatu merek kartu selular
prabayar
Adapun distribusi jawaban dari responden
untuk variabel X1 ini dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
82
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden UntukVariabel Informasi Dari Mulut Ke Mulut (X1)
No.Item
Tanggapan
Responden
JumlahRata-rata KategoriJumlah
Responden
TotalSkor
X1.1
Selalu 6 30
2,92 Cukupsetuju
Sering 26 104Kadang2 30 90Jarang 30 60Tidakpernah 8 8
X1.2
Selalu 3 15
3,03 Cukupsetuju
Sering 45 180Kadang2 17 51Jarang 22 44Tidakpernah 13 13
X1.3
SS 4 20
3,28 Cukupsetuju
S 43 172N 32 96TS 19 38STS 2 2
Sumber : lampiran 3
Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa
jawaban dari responden untuk item pertama cukup
beragam, dimana jumlah responden yang menjawab
kadang-kadang dan jarang berjumlah sama yaitu 30
orang, kemudian sebanyak 26 orang lainnya menjawab
sering. Jika dijumlahkan menjadi kategori yang
83
lebih umum dengan mengambil nilai rata-rata dari
total nilai jawaban 100 orang responden, maka
jumlah responden yang melakukan pembicaraan
tentang merek kartu selular prabayar yang ada di
Mataram secara intens cukup banyak.
Pada item kedua dapat dilihat bahwa jawaban
sering menjadi pilihan dari sebagian besar
responden dimana 45 orang responden memilih
jawaban ini. Ini artinya sebagian besar dari
responden sering mendapat saran dari pihak lain
dalam menggunakan merek kartu selular prabayar
yang ada di kota Mataram. Jika dilihat dari nilai
rata-rata yang diperoleh, secara keseluruhan item
kedua termasuk dalam kategori cukup setuju,
Item ketiga dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden memilih jawaban setuju yaitu
sebanyak 43 orang dengan skor rata-rata yang
diperoleh sebesar 3,28 dan termasuk dalam kategori
cukup setuju. Artinya bahwa sebagian besar dari
responden merasa cukup senang membicarakan
84
pengalaman mereka dalam menggunakan kartu selular
prabayar tertentu dengan orang lain.
4.2.2. Variabel Pengetahuan Tentang Produk (X2)
Dengan indikator pernyataan sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang banyaknya jenis
jasa/paket layanan yang ditawarkan oleh
berbagai merek kartu selular prabayar
b. Pengetahuan tentang banyaknya kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing merek kartu
selular prabayar
c. Pengetahuan tentang banyaknya keuntungan dan
kerugian dalam menggunakan masing-masing
merek kartu selular
Adapun distribusi jawaban dari responden
untuk variabel X2 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden UntukVariabel Pengetahuan Tentang Produk
No.Item
Tanggapan
Responden
JumlahRata-rata
Kategori
JumlahResponde
n
TotalSkor
X2.1 SS 5 15 3,35 CukupsetujuS 45 180
85
N 36 108TS 16 32STS - 0
X2.2
SS 2 10
3,12 Cukupsetuju
S 34 136N 38 114TS 26 52STS - 0
X2.3
SS 9 45
3,36 Cukupsetuju
S 35 140N 39 117TS 17 34STS - 0
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel 9 di atas, jawaban responden untuk
item pertama sebagian besar menyatakan setuju
yaitu sebanyak 45 orang, dan yang menjawab netral
sebanyak 36 orang. Secara keseluruhan skor rata-
rata yang diperoleh sebesar 3,35 dan termasuk
dalam kategori cukup setuju. Ini artinya mereka
mengetahui berbagai jenis paket layanan yang
ditawarkan oleh berbagai merek kartu selular
prabayar yang ada di Mataram.
Item kedua responden paling banyak memilih
jawaban netral yaitu berjumlah 38 orang, kemudian
86
yang menjawab setuju sebanyak 34 orang dan yang
menjawab tidak setuju sebanyak 26 orang. Skor
rata-rata yang diperoleh sebesar 3,12 dan termasuk
dalam kategori cukup setuju. Secara akumulatif,
responden cukup tahu tentang kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing kartu
selular prabayar yang ada di Mataram.
Item ketiga responden paling banyak memilih
jawaban netral yaitu sebanyak 39 orang, kemudian
yang menjawab setuju sebanyak 35 orang dimana skor
rata-rata yang diperoleh sebesar 3,36. Artinya
masih cukup banyak dari responden yang mengetahui
keuntungan dan kerugian dalam menggunakan berbagai
merek kartu selular prabayar yang ada di kota
Mataram.
4.2.3. Variabel Periklanan (X3)
Dengan indikator pernyataan sebagai berikut:
a. Daya tarik iklan yang ditampilkan
b. Kemampuan iklan untuk mencitrakan produk
87
c. Kemampuan iklan untuk mengidentifikasikan
merek kartu selular prabayar tertentu
d. Pengaruh iklan terhadap keputusan konsumen
dalam menggunakan merek kartu selular
prabayar tertentu.
Adapun distribusi jawaban dari responden
untuk variabel X3 ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
88
No.Item
Tanggapan
Responden
JumlahRata-rata
Kategori
JumlahResponde
n
TotalSkor
X3.1
SS 14 70
3,71 SetujuS 55 220N 21 63TS 8 16STS 2 2
X3.2
SS 14 70
3,74 Setuju S 54 216N 24 72TS 8 16STS - 0
X3.3
SS 16 80
3,95 Setuju S 67 268N 13 39TS 4 8STS - 0
X3.4
SS 10 50
3,51 Setuju S 50 200N 24 72TS 13 26STS 3 3
Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden UntukVariabel PeriklananSumber : Lampiran 3
Pada tabel 10 di atas dapat kita lihat
jawaban responden untuk masing-masing item
pertanyaan. Item pertama, sebagian besar responden
yaitu sebanyak 55 orang menyatakan setuju. Dengan
skor rata-rata sebesar 3,71 dan termasuk dalam
89
kategori setuju maka dapat dikatakan bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa
iklan yang ditampilkan oleh berbagai merek kartu
selular prabayar menarik.
Pada item kedua juga jawaban dari sebagian
besar responden memilih jawaban setuju bahwa iklan
yang ditampilkan oleh masing-masing kartu selular
prabayar mampu untuk mencitrakan produk mereka
menjadi produk dengan keunggulan tertentu di benak
konsumen, dimana skor rata-rata yang diperoleh
sebesar 3,74 dan termasuk dalam kategori setuju.
Kemudian dari 100 responden diperoleh sebanyak 54
orang responden memilih jawaban setuju, 24 orang
responden netral, dan 14 orang responden
menyatakan sangat setuju.
Item ketiga pada variabel ini yaitu kemampuan
iklan untuk mengidentifikasi mereka kartu selular
prabayar tertentu, jawaban setuju menjadi pilihan
terbanyak yaitu sebanyak 67 orang responden,
kemudian yang menjawab sangat setuju 16 orang, dan
90
yang menjawab netral sebanyak 13 orang dengan skor
rata-rata sebesar 3,95 dan termasuk dalam kategori
setuju. Artinya sebagian besar responden
menyatakan setuju bahwa iklan yang ditampilkan
oleh berbagai merek kartu selular prabayar mampu
untuk mengenali merek masing-masing kartu selular
prabayar tersebut.
Item keempat yaitu mengenai pengaruh iklan
terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan
merek kartu selular prabayar tertentu. Jawaban
responden yang menyatakansangat setuju sebanyak 10
orang,yang menjawab setuju sebanyak 50 orang, yang
menjawab netral sebanyak 24 orang, yang menjawab
tidak setuju sebanyak 13 orang , dan yang menjawab
sangat setuju sebanyak 10 orang. Skor rata-rata
yang diperoleh sebesar 3,51 dan termasuk dalam
kategori setuju. Artinya di sini, sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa iklan menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi mereka
91
memutuskan untuk berpindah menggunakan kartu
selular prabayar merek tertentu.
4.2.4. Variabel Perpindahan Merek (Y)
Dengan indikator sebagai berikut:
a. Ketidakpuasan terhadap kartu selular yang
digunakan sebelumnya
b. Anggapan bahwa merek yang menjadi pilihan
baru lebih baik dari merek yang digunakan
sebelumnya
c. Adanya keunggulan yang diperoleh dari produk
pilihan baru yang tidak diperoleh dari
produk yang digunakan sebelumnya
Adapun distribusi jawaban dari responden
untuk variabel Y dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
92
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden UntukVariabel Perpindahan Merek
No.Item
TanggapanResponden
JumlahRata-rata
Kategori Jumlah
Responden
Total
Skor
Y1.1
SS 20 100
3,80 SetujuS 54 216N 14 42TS 10 20STS 2 2
Y1.2
SS 26 130
4,04 SetujuS 53 212N 20 60TS 1 2STS - 0
Y1.3
SS 19 95
3,77 SetujuS 45 180N 31 93TS 4 8STS 1 1
Sumber : Lampiran 3
Tabel 11 di atas menunjukkan distribusi
jawaban responden terhadap variabel perindahan
merek yang diajukan dalam penelitian ini. Ada tiga
item yang menjadi indikator pertanyaan di dalam
variabel ini. Item pertama yaitu ketidakpuasan
responden terhadap kartu selular yang digunakan
sebelumnya. Jawaban terbanyak dari responden
93
menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju
terhadap pernyataan yang menyatakan mereka
berpindah menggunakan merek lain dikarenakan rasa
tidak puas terhadap merek yang digunakan
sebelumnya. Jumlah responden yang menyatakan
setuju dalam item ini sebanyak 54 orang dan yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 20 orang
responden lainnya, skor rata-rata yang diperoleh
sebesar 3,80 dan termasuk dalam kategori setuju.
Artinya sebagian besar dari mereka menyetujui
pernyataan tersebut.
Item kedua yang menjadi indikator untuk
variabel perpindahan merek ini adalah anggapan
bahwa merek yang akan menjadi pilihan baru lebih
baik dari merek yang digunakan sebelumnya. Dan
sebanyak 53 orang responden menyatakan setuju, 20
orang menyatakan sangat setuju, sisanya menjawab
netral dan tidak setuju dimana skor rata-rata yang
diperoleh sebesar 4,04. Secara akumulatif,
sebagian besar dari responden memang menganggap
94
bahwa merek yang menjadi pilihan baru akan lebih
baik dari merek yang telah digunakan sebelumnya.
Skor rata-rata yang diperoleh pada item
ketiga pada tabel 10 di atas sebesar 3,77 yang
dimana nilai ini termasuk dalam kategori setuju.
Jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 19 orang, 45 orang menyatakan setuju, 31
orang netral dan sisanya menyatakan tidak setuju.
Di sini jawaban terbanyak dari 100 orang responden
menunjukkan bahwa mereka menyatakan setuju bahwa
ada keunggulan lain yang akan diperoleh dari
menggunakan merek pilihan baru yang tidak
diperoleh dari merek yang digunakan sebelumnya.
4.3. Analisis Data
4.3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrument Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas harus
dilakukan terhadap instrument penelitian yang
digunakan. Dalam hal ini kuisioner tersebut
disusun oleh peneliti sendiri dan belum pernah
95
digunakan oleh orang lain sebelumnya. Hal ini
perlu dilakukan untuk memastikan apakah instrument
tersebut akurat, dapat dipercaya, dan dapat
diandalakan sebagai alat pengumpulan data dalam
penelitian ini. Untuk uji validitas sendiri
menggunakan korelasi pearson moment dimana
ketentuannya adalah nilai koefisien korelasi pearson
moment tidak boleh kurang dari 0,30. Sedangkan
untuk menguji reliabilitas instrument menggunakan
koefisien reliabilitas (alpha croanbach). Pengujian
validitas dan reliabilitas instrument penelitian
dilakukan dengan alat bantu program pengolahan
data SPSS 16 for windows.
4.3.1.1. Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas kuisioner dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Instrument
Item
RHitung
RKritis
Keterangan
X1.1 0.700 0.30 ValidX1.2 0.781 0.30 Valid
96
X1.3 0.677 0.30 ValidX2.1 0.732 0.30 ValidX2.2 0.754 0.30 ValidX2.3 0.736 0.30 ValidX3.1 0.738 0.30 ValidX3.2 0.667 0.30 ValidX3.3 0.578 0.30 ValidX3.4 0.714 0.30 ValidY1 0.801 0.30 ValidY2 0.818 0.30 ValidY3 0.785 0.30 Valid
Sumber : Lampiran 4
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa
setiap item pernyataan dari semua variabel yang
diangkat dalam penelitian ini memiliki nilai R
hitung yang lebih besar dari R kritis yang telah
ditentukan. Dengan demikian semua item atau butir-
butir pernyataan dari setiap variabel dalam
penelitian ini adalah valid.
4.3.1.2. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas instrument dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
97
Sumber : Lampiran 4
Dari tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa
semua variabel yang diangkat dalam penelitian ini
meliputi informasi dari mulut ke mulut (X1),
pengetahuan tentang produk (X2), periklanan (X3),
dan perpindahan merek (Y) sudah reliabel. Hal ini
dibuktikan dengan nilai alpha cronbach dari masing-
masing variabel lebih besar dari alpha minimal
yang ditentukan yaitu 0.60
4.3.2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan
metode analisa yang digunakan untuk mencari
besarnya pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, dan
X3) pada variabel terikat (Y). Seperti yang telah
Variab
el
Alpha
Cronbach
Alpha
Minimal
Keterang
anX1 0.785 0.60 ReliabelX2 0.797 0.60 ReliabelX3 0.767 0.60 ReliabelY 0.824 0.60 Reliabel
98
diketahui sebelumnya, variabel bebas dalam
penelitian ini meliputi informasi dari mulut ke
mulut, pengetahuan tentang produk, dan periklanan.
Sedangkan untuk variabel terikat dalam penelitian
ini yaitu perilaku perpindahan merek. Adapun rumus
regresi linear berganda dalam penelitian ini yaitu
:
Y=a+B1X1+B2X2+B3X3+e
Keterangan:
Y : perpindahan merek
a : konstanta
X1 : informasi dari mulut ke mulut
X2 : pengetahuan tentang produk
X3 : periklanan
B1B2B3 : koefisien masing-masing faktor
e : variabel-variabel lain yang
mungkin memiliki pengaruh terhadap
variabel Y.
99
Pengolahan data untuk analisis regresi linear
berganda dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 16 for windows. Hasil analisis dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
100
Tabel 14. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Bebas KoefisienRegresi Beta T
Hitung Sig.
Informasi dari
mulut ke mulut
(X1)
0.1350.15
22,147
0.03
4
Pengetahuan
tentang produk
(X2)
0.6210.57
07,932
0.00
0
Periklanan
(X3)0.253
0.28
53,892
0.00
0
Konstanta 0.493 - 0,4330.66
6
F hitung 37.250 - -0.00
0
R2 0.538 - - -Sumber : Lampiran 5
Dari hasil analisis di atas diperoleh
persamaan regresinya sebagai berikut:
Y=0.493+0.135X1+0.621X2+0.253X3
Model regresi di atas dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
101
Jika ketiga variabel X1 (informasi dari mulut
ke mulut), X2 (pengetahuan tentang produk),
dan X3 (periklanan) sama dengan 0, maka
kemungkinan responden melakukan perpindahan
merek sebesar 0,493 satuan.
B1 = 0,135 ; jika X2 (pengetahuan tentang
produk) dan X3 (periklanan) diasumsikan
tetap, maka kenaikan variabel X1 (informasi
dari mulut ke mulut) sebesar satu satuan akan
menaikkan Y (perilaku perpindahan merek)
sebesar 0,135 satuan. Ini artinya bahwa
semakin sering orang melakukan pembicaraan
tentang merek tertentu dengan responden,
semakin banyak responden mendapat rekomendasi
dari pihak lain mengenai suatu merek
tertentu, dan semakin senang responden
membicarakan pengalaman mereka dalam
menggunakan merek tertentu, akan meningkatkan
kecenderungan untuk berpindah merek pada
responden dalam penelitian ini.
102
B2 = 0,621 ; jika variabel X1 (informasi dari
mulut ke mulut) dan X3 (periklanan)
diasumsikan tetap, maka kenaikan variabel X2
(pengetahuan tentang produk) sebesar satu
satuan akan menaikkan Y (perilaku perpindahan
merek) sebesar 0,621 satuan. Artinya bahwa
semakin banyak pengetahuan responden mengenai
berbagai jenis paket layanan yang ditawarkan
masing-masing kartu selular prabayar, semakin
banyak pengetahuan responden mengenai
kelebihan dan kekurangan masing-masing kartu
selular prabayar, dan semakin banyak
pengetahuan responden mengenai keuntungan dan
kerugian dalam menggunakan masing-masing
merek kartu selular prabayar yang ada di
Mataram akan meningkatkan kecenderungan
responden untuk membuat keputusan berpindah
merek.
B3 = 0,253 ; jika variabel X1 (informasi dari
mulut ke mulut), dan X2 (pengetahuan tentang
103
produk) diasumsikan tetap, maka peningkatan
X3 (periklanan) sebesar satu satuan akan
menaikkan Y (perilaku perpindahan merek)
sebesar 0,253 satuan. Artinya bahwa, semakin
menarik iklan yang ditampilkan oleh kartu
selular prabayar tertentu, semakin mampu
iklan kartu selular prabayar tertentu untuk
membuat citra yang positif pada produknya,
dan semakin baik iklan merek kartu selular
prabayar tertentu untuk dikenali oleh
responden akan meningkatkan kecenderungan
responden dalam penelitian ini untuk
berpindah merek.
Dari persamaan regresi di atas dapat kita
lihat bahwa semua variabel bebas X1 (informasi
dari mulut ke mulut), X2 (pengetahuan tentang
produk), dan X3 (periklanan) dalam penelitian ini
bertanda positif. Artinya bahwa ada indikasi
adanya hubungan yang searah antara variabel bebas
104
di atas dengan variabel terikat (perilaku
perpindahan merek).
4.3.3. Uji Hipotesis I
4.3.3.1. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh
dari masing-masing variabel bebas meliputi
informasi dari mulut ke mulut (X1), pengetahuan
tentang produk (X2), dan periklanan (X3), terhadap
variabel terikat perpindahan merek (Y). Dari sini
nanti dapat dilihat variabel bebas yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat
berdasarkan nilai dari koefisien regresi masing-
masing variabel. Adapun hasil pengolahan uji t
dapat dilihat pada tabel berikut:
105
Tabel 15. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constan
t) .493 1.139 .433 .666
X1 .135 .063 .152 2.147 .034X2 .621 .078 .570 7.932 .000X3 .253 .065 .285 3.892 .000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel 15 uji t di atas dapat dilihat
bahwa variabel X1 (informasi dari mulut ke mulut)
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,135
dan t hitung (2,147) > t tabel (1,98498) dengan
level signifikansi sebesar 0,034 < 0,050. Oleh
karena itu Ho ditolak dan Ha diterima, ini artinya
secara parsial ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara variabel informasi dari mulut ke
mulut terhadap perilaku perpindahan merek
penggunaan kartu selular prabayar di kota Mataram.
Untuk variabel kedua yaitu pengetahuan
tentang produk mempunyai koefisien regresi sebesar
106
0,621 dan t hitung (7,932) > t tabel (1,98498)
dengan level signifikansi sebesar 0.000 < 0,050
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa
ada pengaruh yang positif dan signifikan secara
parsial dari variabel pengetahuan tentang produk
terhadap perilaku perpindahan merek penggunaan
kartu selular prabayar yang ada di kota Mataram.
Secara parsial, variabel ketiga yaitu
periklanan berpengaruh positif signifikan terhadap
perilaku perpindahan merek. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,253 dan t
hitung (3,892) > t tabel (1,98498) dengan level
signifikan sebesar 0,000 < 0,050 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima.
4.3.3.2. Uji F
Uji F merupakan salah satu uji di dalam
metode regresi linear berganda yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel
bebas informasi dari mulut ke mulut, pengetahuan
tentang produk, dan periklanan terhadap variabel
107
terikat perpindahan merek pada penggunaaan kartu
selular prabayar secara bersama-sama atau
simultan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 16. Hasil Uji F
ANOVAb
ModelSum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression 211.823 3 70.608 37.250 .000a
Residual 181.967 96 1.895
Total 393.790 99
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa
nilai F hitung (37,250) > F tabel (2,70) dimana
level siginifikansinya sebesar 0,000 < 0,050
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Ini artinya
ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari
ketiga variabel bebas informasi dari mulut ke
mulut, pengetahuan tentang produk, dan periklanan
terhadap variabel perilaku perpindahan merek.
108
4.3.4. Uji Hipotesis II
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui variabel bebas meliputi informasi
dari mulut ke mulut, pengetahuan tentang produk,
dan periklanan yang memberikan pengaruh dominan
terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merek.
Untuk mengukur pengaruh dominan dari variabel
bebas digunakan nilai koefisien determinasi
parsial (r2). Nilai koefisien determinasi parsial
digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel X
mempengaruhi variabel Y. berdasarkan tabel 14
dengan melihat unstandardized coefficients beta, koefisien
tertinggi dimiliki oleh variabel pengetahuan
tentang produk (X2) sebesar 0,621 yang artinya
bahwa variabel yang berpengaruh dominan dalam
penelitian ini adalah variabel pengetahuan tentang
produk. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan
bahwa variabel informasi dari mulut ke mulut (X1)
tidak berpengaruh dominan terhadap perilaku
109
perpindahan merek diterima dan Ha ditolak. Karena
variabel yang berpengaruh dominan berdasarkan
penelitian ini adalah variabel pengetahuan tentang
produk (X2) bukan informasi dari mulut ke mulut
(X1).
4.3.5. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur besarnya sumbangsih dari semua variabel
bebas yaitu informasi dari mulut (X1), pengetahuan
tentang produk (X2), dan periklanan (X3) terhadap
variabel terikat perpindahan merek (Y). Hasil
koefisien determinasi berganda dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 17. Hasil Analisis Koefisien DeterminasiBerganda (R2)
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted RSquare
Std. Error of theEstimate
1 .733a .538 .523 1.37677a. Predictors: (Constant), X3, X1,X2
Sumber : Lampiran 5
110
Tabel 17 di atas menunjukkan besarnya
pengaruh dari ketiga variabel bebas informasi dari
mulut ke mulut (X1), pengetahuan tentang produk
(X2), dan periklanan (X3) terhadap variabel
terikat perilaku perpindahan merek (Y). R square
dalam penelitian ini sebesar 0,538 atau sebesar
53,8% artinya besarnya pengaruh dari ketiga
variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat
dalam penelitian ini yaitu sebesar 53,8%.
4.4. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil uji t di atas maka
diketahui bahwa variabel bebas yang meliputi
informasi dari mulut ke mulut (X1), pengetahuan
tentang produk (X2), dan variabel periklanan (X3)
secara parsial sama-sama memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap variabel perilaku
perpindahan merek (Y). Hal ini dibuktikan dengan
nilai koefisien regresi dari masing-masing
variabel yaitu X1 memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,135, X2 sebesar 0,621, dan X3 sebesar
111
0,253. t hitung untuk X1 sebesar 2,147 lebih besar
dari t tabel sebesar 1,98498 dengan level
signifikansi sebesar 0,034 yang lebih kecil dari
0,050; variabel X2 memiliki nilai t hitung sebesar
7,932 yang lebih besar dari t tabel sebesar
1,98498 dengan level signifikansi sebesar 0,000
jauh lebih kecil dari 0,050; variabel X3 memiliki
nilai t hitung sebesar 3,892 lebih besar dari t
table sebesar 1,98498 dengan level signifikansi
sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,050.
Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung
sebesar 37,250 lebih besar dari F tabel sebesar
2,70 dimana tingkat signifikansi sebesar 0,000
jauh lebih kecil dari 0,050. Oleh karena itu
berdasarkan hasil tersebut secara simultan ketiga
variabel bebas ini berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat perilaku perpindahan merek pada
penggunaan kartu selular prabayar di Mataram. Dari
kedua hasil uji t dan uji F di atas disimpulkan
bahwa hipotesis pertama diterima.
112
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai
koefisien regresi masing-masing variabel bebas
untuk X1 sebesar 0,135, X2 sebesar 0,621, dan X3
sebesar 0,253 yang artinya bahwa variabel X2 yaitu
pengetahuan tentang produk adalah variabel yang
berpengaruh dominan terhadap Y yaitu perilaku
perpindahan merek. Oleh Karena itu hipotesis kedua
yang menyatakan bahwa diduga variabel informasi
dari mulut ke mulut berpengaruh dominan terhadap
perilaku perpindahan merek ditolak karena dari
hasil pengujian terbukti bahwa variabel yang
berpengaruh dominan adalah variabel pengetahuan
tentang produk.
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:
1. Secara parsial variabel informasi dari mulut ke
mulut berpengaruh positif signifikan terhadap
perilaku perpindahan merek, ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,135
dan t hitung (2,147) > t tabel (1,98498) dengan
level signifikansi (0,034) < (0,050). Variabel
pengetahuan tentang produk berpengaruh positif
signifikan terhadap perilaku perpindahan merek,
ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0,621 dan t hitung (7,932) > t tabel
(1,98498) dengan level signifikansi (0,000) <
(0,050). Periklanan memiliki pengaruh yang
positif signifikan terhadap perilaku
perpindahan merek penggunaan kartu selular
114
prabayar, ini dibuktikan dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,253 dan t hitung (3,892) > t
tabel (1,98498) dengan level signifikansi
(0,000) < (0,050).
2. Secara simultan ketiga variabel yang meliputi
informasi dari mulut ke mulut, pengetahuan
tentang produk, dan periklanan berpengaruh
signifikan terhadap perilaku perpindahan merek
penggunaan kartu selular prabayar di Mataram.
Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung
(37,250) > F tabel (2,70) dan level
signifikansi (0,000) < (0,050).
3. Dari persamaan regresi yang diperoleh,
diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki
nilai koefisien regresi terbesar adalah
variabel pengetahuan tentang produk dengan
nilai koefisien sebesar 0,621 lebih besar dari
nilai koefisien regresi lainnya yaitu informasi
dari mulut ke mulut sebesar 0,135 dan
periklanan sebesar 0,253. Dengan demikian
115
variabel informasi dari mulut ke mulut bukanlah
variabel yang memiliki pengaruh dominan
terhadap perilaku perpindahan merek penggunaan
kartu selular prabayar di Mataram.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas dapat diberikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Perilaku perpindahan merek merupakan sebuah
perilaku yang unik dimana bagi sebagian
perusahaan tidak ingin konsumennya melakukan
perilaku ini, namun bagi perusahaan pesaingnya
berharap agar konsumen dari perusahaan tersebut
melakukan perilaku ini. Secara umum, dari hasil
uji F di atas, peneliti sarankan bagi semua
perusahaan operator selular untuk memperhatikan
ketiga variabel bebas tersebut karena mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
perilaku perpindahan merek.
2. Dilihat secara masing-masing variabel, ketiga
variabel tersebut juga sangat penting untuk
116
diperhatikan oleh perusahaan operator selular
yang ada di Mataram. Mulai dari mendorong
konsumen untuk meningkatkan cerita dari mulut
ke mulut, memberikan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai berbagai bentuk layanan,
kelebihan, dan keuntungan dari produk mereka.
Dan yang terakhir meningkatkan efektifitas dari
periklanan untuk meningkatkan ketertarikan
terhadap produk dan mampu membuat konsumen
lebih cepat mengenali berbagai bentuk layanan
produk dari perusahaan itu masing-masing.
3. Penelitian ini masih memiliki banyak
keterbatasan dalam berbagai hal. Untuk itu
disarankan bagi peneliti yang akan datang yang
berminat meneliti tentang perilaku perpindahan
merek untuk menambah variabel lain yang juga
berpengaruh terhadap perilaku perpindahan
merek.