teori keunggulan komparatif - spada uns

33
Teori Keunggulan Komparatif Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti, SP, MP, M.Ec

Upload: khangminh22

Post on 06-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Teori Keunggulan Komparatif

Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti, SP, MP, M.Ec

Teori Klasik

Keunggulan Absolut / Absolut

Advantage (Adam Smith)

Keunggulan komparatif/ Comparative

Advantage (David Ricardo)

Teori Keunggulan Perdagangan Internasional

• Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage Theory) Adam Smith

– Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak apabila negara tersebut mampu memproduksi lebih banyak barang dari negara lain, dengan menggunakan sumber daya produksi yang sama. Dengan keunggulan itu mereka akan memperoleh keuntungan dalam perdagangan internasional.

• Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantedge Theory) David Ricardo

– Suatu negara dapat melakukan perdagangan internasional meskipun tidak memiliki keunggulan mutlak, yakni dengan berspesialisasi pada barang yang memiliki kekurangan yang kecil dibandingkan dengan produksi barang lain.

TEORI PRAKLASIK MERKANTILISME (1)

Ide pokok Merkantilisme:

Suatu negara/ raja akan kaya/ makmur dan kuat bila

ekspor lebih besar daripada impor (X > M)

Semakin besar ekspor netto, semakin banyak LM

(Logam Mulia) yang dimiliki atau diperoleh dari luar

negeri

Kebijakan Merkantilisme

Merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan

sebagai berikut:

1.Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali LM

2.Melarang/ membatasi impor dengan ketat kecuali LM

Kritik Adam Smith terhadap Aliran Merkantilisme

1. Ukuran kemakmuran suatu negara bukanlah ditentukan

oleh banyaknya LM yang dimilikinya.

2. Kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya Gross

Domestic Product (GDP) dan sumbangan perdagangan luar

negeri terhadap pembentukan GDP negara tersebut.

3. Untuk meningkatkan GDP dan perdagangan luar negeri,

maka pemerintah harus mengurangi campurtangannya

sehingga tercipta perdagangan bebas atau free trade.

4. Dengan adanya free trade maka akan menimbulkan

persaingan atau competition yang semakin ketat. Hal ini

akan mendorong masing-masing negara untuk melakukan

spesialisasi dan pembagian kerja internasional dengan

berdasarkan kepada keunggulan absolute atau absolute

advantage yang dimiliki masing-masing negara.

5. Spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang

didasarkan pada absolute advantage akan memacu

peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga terjadi

peningkatan GDP dan perdagangan luar negeri.

6. Peningkatan GDP dan perdagangan internasional ini

identik dengan peningkatan kemakmuran suatu negara.

Pendapat Adam Smith

• Suatu negara akan memperoleh manfaat dari

perdagangan internasional dan meningkatkan

kemakmurannya bila:

a) Terdapat free trade

b) Melakukan spesialisasi berdasarkan

•keunggulan absolut

Mengapa Free Trade?

KEMAKMURAN

DIUKUR DENGAN GDP +

PLN – PERANAN

PEMERINTAH

FREE TRADE

PERSAINGAN

SPESIALISASI

(ABSOLUTE

ADVANTAGE)

PRODUKTIVITAS

EFISIENSI

GDP NAIK + PERDAGANGAN

LUAR NEGERI LUAS

KEMAKMURAN

MENINGKAT

BUKAN DIUKUR

DENGAN LM

Absolut Advantage

Setiap negara akan memperoleh manfaat

perdagangan internasional karena melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barang

jika negara tersebut memiliki keunggulan

mutlak, serta mengimpor barang jika negara

tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak

Contoh Produk per

satuan TK/ hari

Teh

Sutra

DTDN

Indonesia Cina

12 kg 4 kg

3m 8 m

4 kg = 1 m 1 kg = ¼ m ½ kg = 1m 1 kg = 2m

Analisis Contoh (1) Analisis :

Di Indonesia

1 kg teh dinilai sama dengan ¼ sutra

1 m sutra dinilai sama dengan 4 kg teh

Di Cina

1 kg teh dinilai sama dengan 2 m sutra

1 m sutra dinilai sama dengan ½ kg teh

Kesimpulan 1:

Harga 1 kg teh di indonesia lebih murah (hanya ¼ sutra) dibandingkan di Cina lebih

mahal (2 m sutra)

Harga 1 m sutra di Cina lebih murah ( hanya ½ kg teh)dibandingkan dengan di Indonesia

yang lebih mahal (4 kg teh)

Analisis Contoh (2)

Kesimpulan 2 :

Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi teh

Cina memiliki keunggulan absolut dalam produksi sutra

GAIN FROM TRADE

Indonesia mendapat keuntungan : 2m – ¼ m = 1 ¾ m sutra

Cina Mendapat keuntungan : 4 kg – ½ kg = 3 ½ kg teh

Analisis Contoh (3) Produk Per satuan TK/ hari

Teh Sutra

Tanpa Spesialisasi

(TS)

Dengan Spesialisasi

(DS)

TS DS

Indonesia Cina Produk dua negara

12 kg 4 kg 16 kg

24 kg 0 kg 24 kg

3 m 8 m 11 m

0 m 16 m 16 m

Kelemahan Teori Adam Smith

• Perdagangan internasional akan terjadi dan

menguntungkan kedua negara bila masing-masing

negara memiliki keunggulan absolut yang berbeda.

• Bila hanya satu negara yang memiliki keunggulan

absolut, maka tidak akan terjadi perdagangan

internasional yang menguntungkan

Comparative Advantage (David Ricardo)

1. Cost Comparative Advantage (Labor

Efficiency)

2. Production Comparative Advantage (Labor

Productivity)

Cost Comparative

Nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah

waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk

memproduksinya

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan

internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang di mana negara tersebut dapat

berproduksi relatif efisien .

Production Comparative

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari

perdagangan internasional jika melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barang

di mana negara tersebut dapat berproduksi

relatif produktif

Kelemahan Teori Comparative Advantage

Tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang/ produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) sama di kedua negara

Teori H-O menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi.

Perbedaan fungsi menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas dan efisiensi, sehingga timbul perbedaan harga

Logika : Jika efisiensi dan produktivitas sama , maka tidak terjadi perdagangan karena harga sama.

Teori Neoklasik Hecksher-Ohlin • Teori perdagangan neoklasik Heckser-Ohlin

memungkinkan kita untuk menggambarkan secara analitis dampak pertumbuhan ekonomi terhadap pola perdagangan dan dampak dari perdagangan terhadap struktur perekonomian nasional dan pembayaran kepada berbagai faktor produksi.

• Teori ini didasarkan pada dua dalil penting : 1. Produk yang berbeda memerlukan proporsi

yang berbeda dalam faktor yang produktif 2. Setiap negara didukung faktor produksi yang

berbeda-beda

• Teori HO mendorong negara berkembang untuk fokus pada ekspor produk primer yang labor- and land-intensive. Dengan memperdagangkan komoditas primer ini, negara berkembang bisa mendapatkan manfaat yang besar dari perdagangan bebas dengan negara kaya di dunia.

Beberapa poin penting lain dalam teori ini :

1. Spesialisasi penuh tidak akan terjadi seperti model keunggulan komparatif klasik.

2. Pemerataan rasio harga produk domestik dengan rasio harga perdagangan bebas internasional cenderung menyamai faktor harga antara negara-negara yang berdagang.

3. Teori faktor pendukung memprediksi bahwa pengembalian ekonomi kepada pemilik sumber daya yang melimpah akan naik sehubungan dengan pemilik sumber daya yang langka sebagai faktor yang lebih intensif digunakan.

Teori Perdagangan Internasional Modern

Paradoks Leontief (Teori Wassily Leontief)

Teori ini bertentangan dengan teori H-O yang dikemukakan oleh Hecker-Ohlin, sehingga hal ini membuat teori ini dikenal dengan nama Paradoks Leontief (kasus tenaga kerja terampil). • Teori H-O:

ekspor AS akan terdiri atas barang-barang yang padat modal/kapital (capital intensive) sebaliknya impor akan terdiri atas barang-barang yang padat karya/tenaga kerja (labor intensive)

• Teori paradoks leontief: ekspor ASjustru terdiri atas barang-barang padat karya (labor intensive) dan impor terdiri atas barang-barang padat modal (capital intensive)

Paradoks leontief dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti di bawah ini:

• Intensitas faktor produksi yang berkebalikan.

• Tarrif dan Non Tarrif Barier.

• Perbedaan dalam skill dan human capital.

• Perbedaan dalam faktor sumber daya alam.

Teori Opportunity Cost

• Teori Opportunity Cost digambarkan sebagai Production Possibility Curve (PPC) dimana menunjukkan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara melalui sebuah faktor produksi secara Full Employment. PPC akan tergantung kepada Opportunity cost yang digunakan yakni PPC Constant Cost dan PPC Increasing Cost.

Teori Offer Curve / Reciprocal Demand (OC/RD)

• Teori ini diperkenalkan oleh ahli ekonomi inggris yakni Marshall dan Edgerworth, mereka mengambarkan teori ini dalam sebuah kurva yang menunjukkan kesediaan suatu negara untuk menawarkan atau menukarkan suatu produk barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya sesuai dengan segala kemungkinan, dan berbagai harga yang ditawarkan.

• Kelebihan dari offer curve ialah setiap negara akan memperoleh menfaat dari perdagangan imternasional yang dilakukan, ditunjukkan dengan pencapaian tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

• Penentuan harga sebuah produk ditentukan oleh pengaruh dari faktor produksi terhadap permintaan dan penawaran serta faktor teknologi yang dipergunakan. Pada akhirnya hal tersebut akan menentukan Comparative Advantage dan pola perdagangan ( Trade Pattern) dari sebuah negara.

• Kualitas sunberdaya manusia dan sumber daya teknologi yang digunakan merupakan dua faktor yang menentukan dalam persaingan perdagangan internasional. Teori ini merupakan teori yang paling baik untuk diterapkan dalam penggunaanya dalam perdagangan internasional modern.