senor punya ka pinas

41
ANGGOTA KELOMPOK: FEBY MANGIRETA / 14030112120009 FASYIAH NOOR / 14030112120012 PINASTIKA INTAR ARDANI / 14030112120014 LUTHFIANA DEWI / 14030112120015 YANU ANGGA ANDARU / 14030112120016 ASEP VIRGO / 14030112120019 RENI YUNITA M / 14030112130024 WINDARIANI SOERYO H / 14030112130026

Upload: independent

Post on 10-Nov-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANGGOTA KELOMPOK:

FEBY MANGIRETA / 14030112120009

FASYIAH NOOR / 14030112120012

PINASTIKA INTAR ARDANI / 14030112120014

LUTHFIANA DEWI / 14030112120015

YANU ANGGA ANDARU / 14030112120016

ASEP VIRGO / 14030112120019

RENI YUNITA M / 14030112130024

WINDARIANI SOERYO H / 14030112130026

STRUKTUR ORGANISASI

JOB DESCRIPTION PROJECT MANAGER : Pinastika Intar Ardani

Bertanggung jawab atas semua divisi di bawahnya dan bertanggung jawab atas

keseluruhan kampanye.

ADMINISTRASI : Yanu Angga Andaru

Bertanggung jawab atas proposal dan perijinan.

KEUANGAN : Reni Yunita Mulyaningsih

Bertanggung jawab atas keluar masuknya uang dan rincian pendanaan.

PROGRAM : Windariani Soeryo Handadari

Bertanggung jawab atas jalannya acara pada hari H, konseptor acara, bertanggung jawab

pula atas pengisi acara, timeline, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kampanye

ini.

PUBLIC RELATIONS : Fasyiah Noor

Bertanggung jawab atas hubungan external dengan orang-orang ataupun lembaga terkait.

PROJECT MANAGER

PUBLIC RELATIONSPROGRAM

TEKNIS DAN PERLENGKAPAN

DOKUMENTASI DAN PUBLIKASI

DESAIN KREATIF

KEUANGANADMINISTRASI

TEKNIS DAN PERLENGKAPAN : Asep Virgo

Bertanggung jawab atas ketersediaan peralatan kampanye, konsumsi dan transportasi

(bila diperlukan).

DESAIN KREATIF : Luthfiana Dewi

Bertanggung jawab atas semua media publikasi yang membutuhkan desain seperti poster,

backdrop, stiker dan pamflet.

DOKUMENTASI DAN PUBLIKASI : Feby Mangireta

Bertanggung jawab atas pendokumentasian dan publikasi kampanye dari awal hingga

akhir kampanye ini berjalan.

SOCIAL ISSUE

Setiap kali kita merasa haus di tengah aktivitas, kita selalu berinisiatif untuk membeli air

minum dalam kemasan (AMDK) yang sebagian besar bahan tempatnya adalah plastik. Padahal,

botol plastik memiliki dampak yang besar bagi lingkungan. Dampak yang dimaksudkan disini

bisa dikatakan sebagai dampak negatif yang mengancam kehidupan ekosistem di bumi. Setiap

tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan

yang tak terhitung jumlahnya. Penggunaan botol plastik di Indonesia itu sendiri telah mencapai

500 ribu ton per tahun, sementara botol plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga

membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Dalam bulan Juni 2006, program lingkungan

PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000 sampah plastik mengambang di

lautan. Hal tersebutlah yang mendasari munculnya the great pacific garbage patch yang

merupakan kumpulan sampah yang membentuk semacam pulau-pulau kecil di lautan Pasifik.

Berdasarkan bahaya – bahaya dari botol plastik yang mengancam kehidupan ekosistem di

bumi, maka kami ingin mengadakan kampanye sosial yang berkaitan dengan isu lingkungan

untuk mengurangi jumlah botol plastik, dengan cara membawa Tumbler (tempat air minum). Hal

ini dikarenakan penggunaan Tumbler lebih mudah dan hemat biaya dalam realisasinya untuk

upaya mengurangi limbah botol plastik. Selain itu, sosialisasi penggunaan Tumbler lebih mudah

dilakukan karena sebagian besar masyarakat sudah tidak asing (familiar) lagi dengan

penggunaan tumbler (tempat air minum). Tema kampanye yang ingin kami angkat adalah “Save

Money, Save the World!”. Kampanye tersebut dilakukan di SMPN 27 Semarang, siswa dan siswi

kelas 7. Hal ini dilakukan agar siswa – siswi kelas 7 sedini mungkin telah menerapkan kebiasaan

membawa tumbler.

Isu Fokus Alasan

- Lingkungan

(Limbah Botol

Plastik)

- Jangan membuang sampah

botol plastik sembarangan

- Pemakaian tumbler

(tempat air minum).

- Pengelompokkan

pembuangan sampah yang

terorganisir berdasarkan

jenisnya.

- Pengoptimalan alat

penghancur sampah.

- Pemanfaatan botol plastik

menjadi kerajinan tangan.

- Mengurangi jumlah

limbah botol plastik

di Indonesia yang

mencapai 500 ribu

ton per tahun.

- Lebih mudah dan

hemat biaya dalam

realisasinya untuk

upaya mengurangi

limbah botol plastik

- Sosialisasi lebih

mudah dilakukan

karena sebagian besar

masyarakat sudah

tidak asing (familiar)

lagi dengan

penggunaan tumbler

(tempat air minum)

- Penggunaan tumbler

ramah lingkungan

THEORETICAL BASISDifusi Inovasi Dan Proses Perubahan Perilaku

Menurut Rogers dan Shoemaker, adopsi adalah “tahapan dimana ketika seseorang sampai pada

leveldecision dan memutuskan untuk menerima suatu ide baru atau apa yang disebut sebagai

inovasi”. Untuk itu konsep mengenai adopsi disini sangat terkait dengan teori mengenai difusi

inovasi itu sendiri. Teori difusi inovasi adalah teori yang membahas bagaimana suatu ide, nilai,

atau hal baru yang masuk ke sebuah sistem sosial dimana hal baru tersebut tidak pernah

ditemui.Dalam sistem sosial tersebut terkait dengan definisi yang diberikan oleh Rogers dan

Shoemaker, difusi adalah proses dimana suatu inovasi menyebar kepada anggota dari sebuah

sistem sosial (McQuail and Windhal,73). Sedangkan inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau

objek yang disadari sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Hal yang patut diperhatikan

disini adalah ide yang diterima adalah ide baru bagi seseorang walaupun dalam dunia yang lain

ide tersebut sudah menjadi umum.

Difusi inovasi mempunyai beberapa unsur pembentuk (Rogers dan Shoemaker, 64), yaitu :

a. Inovasi atau hal yang dianggap baru

b. Adanya saluran komunikasi yang memungkinkan proses difusi terjadi

c. Jangka waktu, yang mencakup proses-proses seperti:

Keputusan inovasi (innovation decision process), yaitu tahap dimana seorang

individu mendapat suatu pengetahuan tentang inovasi kemudian memutuskan

apakah akan menerima (adopt) atau menolak (reject) dan mengkonformasi

(confirm) keputusan yang telah dibuat. Tahapan ini meliputi :

- Knowledge : individu mendapat pengetahuan tentang suatu inovasi

- Persuasion : individu mempertimbangkan inovasi tersebut

- Decision : individu memilih untuk mengadopsi atau menolak inovasi

tersebut

- Implemetation : penggunaaan dan pelaksanaan inovasi

- Confirmation : individu mencari peneguhan atas innovation-decision yang

telah ia buat dan masih bisa diubah. Apabila dari hasil pencarian ini ia

merasa keputusannya benar, maka ia akan terus menggunakan inovasi,

sedangkan apabila ia merasa keputusannya tidak benar, maka ia akan

meninggalkan inovasi tersebut.

Tiga tipe dari inovation-decision yaitu :

- Optional decisions : keputusan dibuat tanpa harus mendapat persetujuan

dari sitem sosialnya

- Collective decisions : keputusan dibuat berdasar keputusan bersama

- Authority decisions : keputusan dipaksakan oleh pihak yang berkuasa

Seberapa lama suatu inovasi diterima yang sifatnya relatif (relative time which an

innovation is adopted)

Tingkat adopsi (innovation’s rate of adoption) yang terjadi pada individu, yaitu

keputusan untuk menggunakan ide baru sebagai pilihan dalam melakukan suatu

tindakan. Lima tahapan adopsi:

- Awareness : individu terekspos oleh inovasi

- Interset : individu tertarik dan mulai mencari informs

- Evaluation : individu melihat baik buruknya inovasi

- Trial : individu mencoba inovasi

- Adoption : individu menggunakan dan menerskan inovasi

Sistem sosial, proses difusi terjadi dalam sebuah sistem sosial, sistem norma

(tradisional dan modern), opinion leaders dan change agents.

Proses Difusi

Proses bagaimana terjadinya difusi sesuai dengan model komunikasi Laswell yang meliputi

sumber pesan (source), pesan (message), medium pesan (channel), penerima pesan (receiver),

dan dampak (effect).

Pengelompokkan Anggota Sistem Sosial Penerima Inovasi

Dalam sistem sosial penerima inovasi terdapat tingkatan dalam menerima pesan yang meliputi

inovator, early adopters, early majority, late majority, dan laggards

a. Inovator

Inovator adalah orang yang menciptakan inovasi baru. Inovator bercirikan

mempunyai jiwa petualang, mempunyai sumber keuangan yang memungkinkan

menciptakan inovasi baru, berani mengambil resiko atas kemungkinan gagalnya

inovasi yang akan diciptakan, dan memahami dan mempunyai akses terhadap

teknologi.

b. Early adopters

Early adoptersadalah orang yang pertama menerima ide inovasi. adalah orang yang

dianggap lebih oleh sistem sosial karena dianggap mempunyai pengetahuan dan

ketelitian lebih dalam menyaring suatu inovasi. Orang dari kalangan ini adalah

opinion leader atau role model yang sukses dalam bidangnya.

c. Early majority

Early majority adalah sepertiga anggota sistem sosial yang mnerima inovasi. Mereka

berjumalh sepertiga anggota sistem sosial dan sering berinterkasi dengan sesamnya.

Mereka terkadang menjadi opinion leader namun mereka selalu berpikir sebelum

menerima inovasi.

d. Late majority

Kelompok late majoritymengadopsi ide-ide baru setelah rata-rata anggota sistem

sosial menerimanya. Mereka sangat berhati-hati dalam menerima inovasi baru, dan

kelompok ini biasanya tidak mau mengadopsi inovasi sebelum sebagian besar

anggota masyarakat telah menggunakan inovasi tersebut. Mereka bersikap skeptis

terhadap inovasi baru karena mempunyai kebutuhan ekonomi sehingga memerlukan

tekanan dan dorongan dari sesamanya untuk dapat menerimanya.

e. Laggard

Laggard kelompok yang palin terakhir menerima inovasi adalah laggard. Mereka

hidup terisolasi/terasing dan bersikpa curiga dengan adanya inovasi. Mereka tidak

pernah menjadi opinion leader dan memerlukan waktu yang lama untuk mengadipsi

suatu inovasi. Mereka juga mempunyai sumber daya yang terbatas sehingga akses

mereka untuk berkembang menjadi sangat lama.

Tabel ini merangkum ukuran, waktu adopsi dan motivasi untuk diadopsi setiap

segmen sasaran-adopter. Difusi, proses dimulai dengan kecil (2,5%) segmen

pengadopsi inovatif-minded. Pengadopsi ini ditarik ke hal baru dan memiliki

kebutuhan untuk menjadi berbeda. Mereka diikuti oleh segmen awal adopters sasaran

(13,5%), yang ditarik oleh nilai intrinsik produk sosial. Segmen mayoritas awal ketiga

(34%) menganggap penyebaran produk dan memutuskan untuk pergi bersama dengan

itu, dari kebutuhan mereka untuk mencocokkan dan meniru. Mayoritas akhir (34%)

melompat pada kereta musik dan segmen yang tersisa, laggerds (16%), mengikuti

sebagai produk mencapai popularitas dan penerimaan luas.

Elemen model inovasi difusi yang berguna untuk difusi

Target Adopter

Segmen

Hypothetical

Size (%)

Timming

Sequence of

Adoption

Motivation for Adoption

Innovator Segment 2.5 First Perlu untuk hal-hal baru dan ingin

tampil beda

Early Adopter Segment 13.5 Second Pengakuan intrinsik/nilai

kenyamanan adopsi objek dari

kontak dengan innovator

Early Majority Segment 34.0 Third Perlu meniru/pertandingan dan

kesenjangan sifat

Late Majority Segment 34.0 Fourth Perlu untuk bergabung dengan

kereta music dipicu oleh pendapat

mayoritas legitimasi objek adopsi

Laggard Segment 16.0 Last Perlu menghormati tradisi

Kegunaan model ini pada tahap ini dalam proses perencanaan akan memberikan

informasi tambahan mengenai (a) apa yang mungkin memotivasi audiencetarget

Anda untuk mengadopsi perilaku baru diberikan di mana mereka berada di urutan

adopsi dan (b) bagaimana “mempercepat difusi sepanjang” untuk segmen yang

tersisa.

FOCUSPenyadaran masyarakat untuk mengurangi limbah botol plastik dengan menggunakan tumbler

(tempat minum).

BENEFITS OF THE CAMPAIGN- Mengurangi jumlah limbah botol plastik di Indonesia yang mencapai 500 ribu ton per

tahun. Menumbuhkan kepedulian terhadap isu lingkungan bagi siswa dan siswi SMPN 27

Semarang

- Sebagai alternatif dan cara yang hemat bagi siswa dan siswi untuk berpartisipasi dalam

menyelamatkan lingkungan

- Membiasakan gaya hidup sehat

SWOT ANALYSIS

S W

- Ingin menghemat penggunaan uang

saku

- Mudah terpengaruh terhadap hal – hal

baru

- Tidak diizinkannya untuk keluar kelas

membeli minum saat jam pelajaran

berlangsung

- Siswa dan Siswi SMPN 27 suka

menjadi perhatian melalui barang

yang mereka miliki bagi teman –

teman disekitarnya

- Kurang peduli mengenai isu lingkungan

- Malas membawa tumbler

- Lupa membawa tumbler

- Malas mencuci tumbler

- Suka minuman bersuhu dingin, tetapi

air minum yang di bawa dalam

Tumbler tidak dalam suhu yang

dingin lagi

O T

- Menunjang gaya hidup sehat

- Belum adamya gerakan mengenai

peduli lingkungan di SMPN 27

Semarang

- Banyaknya pilihan model Tumbler

yang sesuai dengan karakteristik

siswa dan siswi SMPN 27 Semarang

- Banyaknya pilihan varian minuman

kemasan yang ditawarkan

- Minuman yang ditawarkan lebih

dingin

- Harga minuman kemasan yang

relatif terjangkau

- Keterdekatan letak kantin dengan

siswa dan siswi di area sekolah

RESEARCH TUMBLER AT 27 JUNIOR HIGH SCHOOL

73%

27%

Memiliki Tumbler

YaTidak

36%

64%

Membawa Tumbler ke Sekolah

YaTidak

20%

80%

Lebih Senang Membawa Tumbler daripada Membeli Air Minum Kemasan / Minuman

Berasa di kantin

YaTidak

63%

37%

Tidak Bisa Menghemat Uang saku ketika Harus Membeli Minuman di Kantin

YaTidak

27%

73%

Tumbler Praktis Dibawa saat Sekolah

YaTidak

64%

36%

Memilih Tumbler berdasarkan Model yang Keren

YaTidak

42%

58%

Merasa tidak merasa Malu ketika Membawa Tumbler ke Sekolah

YaTidak

34%

66%

Saya tidak Malas Mencuci Tumbler setelah Menggunakannya

YaTidak

23%

77%

Tumbler ringan dibawa ke Sekolah

YaTidak

30%

70%

Saya tidak lupa Membawa Tumbler ke Sekolah

YaTidak

90%

10%

Botol Plastik dapat menyebabkan polusi tanah

YaTidak

3%

97%

Mengetahui Jumlah Komsumsi Botol Plastik per tahun di Indonesia

YaTidak

60%

40%

Mempunyai Facebook

YaTidak

34%

66%

Memiliki akun Instagram

YaTidak

27%

73%

Memiliki Twitter

YaTidak

TARGET AUDIENCESTarget Primer

Demografis : Siswa dan Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7 berumur 12 - 13

tahun. SES A-C (Rp 5.000 – Rp 20.000/hari)

Psikografis : Ilmu pengetahuan mengenai lingkungan masih kurang, rasa ingin tahu yang

tinggi, selalu ingin mencoba hal baru dan enerjik, aktif dalam berkegiatan,

senang bermain, lebih menuntut kebebasan, secara berpikir relatif belum stabil

karena baru mencapai masa aqil baliq, mengikuti ekstrakulikuler, aktif

menggunakan sosial media.

Geografis : SMP N 27 Semarang

Target Sekunder

Demografis :Siswa dan Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 8 & 9 berumur 13 -

15 tahun. SES A-C (Rp 5.000 – Rp 20.000/hari)

Psikografis : Kurang peduli terhadap kesehatan dan lingkungan, ilmu pengetahuan

mengenai lingkungan lebih baik, rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin

mencoba hal baru dan enerjik, aktif dalam berkegiatan, lebih menuntut

kebebasan, secara berpikir relatif belum stabil karena baru mencapai masa aqil

baliq, mengikuti ekstrakulikuler, aktif menggunakan sosial media.

Geografis : SMP N 27 Semarang

OBJECTIVES AND GOALSObjective

Membiasakan siswa SMPN 27 Semarang untuk membawa Tumbler (tempat air minum) ke

sekolah setiap hari.

Goals

Meningkatkan penggunaan tumbler pada siswa SMPN 27 Semarang sebesar 20% dari 36%

menjadi 56%, dalam jangka waktu kurang lebih dua minggu.

AUDIENCES TARGET AND COMPETITION ANALYSIS1. Terkait Tujuan dan Target Audiens

Perilaku Saat Ini

Pada saat ini penggunaan tumbler disekolah oleh pelajar SMP N 27 hanya 36%, hal

ini disebabkan karena target berada pada tahap precontemplation, yaitu dapat dilihat

dari:

- Mayoritas target memiliki tumbler, namun tidak dibawa kesekolah dengan alasan

malas membawa tumbler

- Lupa membawa tumbler

- Malas mencuci tumbler

- Kurang peduli mengenai isu lingkungan

Pengetahuan Saat Ini

Pelajar SMP N 27 kurang berminat membawa tumbler ke sekolah saat ini, karena

kurangnya pengetahuan mereka tentang dampak limbah botol plastik yang dapat

menyebabkan polusi tanah dan manfaatnya untuk menghemat uang saku mereka

Kepercayaan Saat Ini

Bahwa membeli air minum kemasan/ botol disekolah murah dan lebih praktis

dibanding membawa tumbler dari rumahdan mereka akan tetap merasa haus dan

harus membeli minuman kemasan di kantin ketika air di dalam Tumbler mereka

habis.

Manfaat yang Akan Diterima

Manfaat yang dirasakan bagi target sasaran kami (pelajar SMP N 27) ketika mereka

melakukan perilaku yang kami tawarkan yaitu membawa tumbler ke sekolah yaitu:

a. Menghemat uang saku

b. menjaga kebersihan lingkungan

c. mengurangi jumlah limbah botol plastik

d. menjaga kesehatan

Biaya atau Pengorbanan yang Dirasakan

Siswa dan siswi SMPN 27 Semarang perlu membeli Tumbler dan rela menambah

beban dalam ranselnya untuk membawa Tumbler

Penghalang

Kebiasaan siswa dan siswi SMPN 27 Semarang membeli air minum kemasan di

kantin karena harganya yang murah

2. Kompetisi

Perilaku Alternatif

Tersedianya tempat sampah yang dibedakan berdasarkan jenis sampahnya,salah

satunya tempat sampah khusus botol plastik

Manfaat Perilaku Alternatif

Manfaat yang diterima oleh siswa SMP N 27 dengan perilaku alternative yaitu:

a. Siswa dan siswi SMPN 27 Semarang tidak harus merasa ribet untuk membawa

tumbler ke sekolah.

b. Siswa SMP N 27 dapat membeli minuman kemasan dengan berbagai rasa di

sekolah dan membuang sampahnya pada tempat sampah yang telah disediakan

DEVELOPED MARKETING STRATEGYProduct (Tumbler)

Core Product

Core Product merupakan manfaat yang dirasakan bagi target sasarana kami, ketika mereka

melakukan perilaku yang kami tawarkan. Pada level ini, perlu ditekankankeuntungan yang

didapatkan oleh target khalayak terhadap perilaku yang ditawarkan. Core product juga dapat

membantu menentukan positioning bagikampanye kami.

Setelah kami melakukan riset terhadap siswa dan siswi SMPN 27 Semarang, terdapat

beberapa keuntungan yang didapatkan dengan membawa tumbler ke sekolah yang diasosiasikan

oleh siswa dan siswi SMPN 27 Semarang, diantaranya : menghemat uang saku. Sementara, biaya

yang didapatkan dari perilaku yang berlawanan (air minum kemasan botol plastik, plastik,

karton) diantaranya : lebih boros mengeluarkan uang saku. Untuk itu yang lebih banyak

ditekankan disini adalah isu mengenai penghematan uang saku dan apabila kita membawa

tumbler maka dapat menghemat uang saku, maka Core product yang ingin kami tekankan adalah

“Hemat uang saku”.

Actual Product

Actual product merupakan perilaku spesifik yang ditawarkan yang melingkupi core

product. Pada level ini, actual product bisa ditetapkan setelah kami mendapatkan objective

perilaku. Dalam hal ini actual product kami adalah “Membawa Tumbler ke sekolah”.Dalam

kampanye kami, endorsements yang ingin kami engage adalah guru.

Augmented Product

Augmented prduct mencakup tangible objects dan services yang ditawarkan bersamaan

dengan perilaku yang diharapkan. Hal ini juga merupakan kesempatan bagi suatu kampanye

untuk menciptakan perhatian, menarik target sasaran dan memorability bagi target sasaran.

Dalam kampanye kami, services yang dapat mendukung perilaku membawa Tumbler ke sekolah

adalah:

education – related services : Penyuluhan, pemilihan duta tumbler, informasi

pengetahuan lingkungan melalui social media, games, lomba jinggle tumbler

personal services : usaha persuasif untuk membawa Tumbler ke sekolah melalui account

sosial media

Sementara tangible objects yang dapat mendukung perilaku membawa Tumbler ke sekolah

adalah:

Pompa galon air mineral

Galon 3 buah

Positioning

Dalam menentukan positioning ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni

berdasarkan core product, actual product dan augmented product. Perhatikan juga persepsi

impresi dan perasaan target sasaran pada saat menggunakan produk. Sebuah positioning harus

mencakup aspek fun, easy, popular. Positioning kampanye kami adalah dengan membawa

tumbler ke sekolah adalah dapat menghemat uang saku, menyenangkan, mudah dilakukan.

Price

Ada biaya keluar (exit cost) yang terkait dengan meninggalkan perilaku lama serta biaya

masuk (entry cost) yang terkait mengadopsi perilaku baru.

Monetary Cost

Biaya moneter adalah harga yang dikenakan untuk membeli objek dan jasa nyata yang

menyertai kampanye. Kampanye “Save Money, Save the World” adalah kampanye yang

mengajak target audiens untuk membawa Tumbler (tempat minum) ke sekolah. Biaya moneter

atau harga yang dikeluarkan target audience untuk membeli objek kampanye(Tumbler) sebesar

Rp 20.000 – Rp 60.000.

Non Monetary Cost

Khalayak sasaran juga akan menghadapi biaya non moneter yang akan dikaitkan dengan

mengadopsi perilaku baru. Biaya non moneter yang akan dikeluarkan target audience ketika

mengadopsi perilaku baru membawa Tumbler (tempat minum) sekolah adalah:

Usaha

Target audience perlu mengeluarkan tenaga untuk mencuci tumbler, membawa tumbler

yang menurut mereka cukup berat ke kampus, berusaha selalu mengingat untuk

membawa tumbler agar tidak lupa

Waktu

Target audience memerlukan waktu di sela – sela aktivitasnya di luar sekolah untuk

mencuci tumbler

Psikologis

Target audience merasa malu oleh teman – teman sebayanya ketika membawa tumbler

dianggap seperti anak TK atau SD.

Taktik yang digunakan untuk mengatasi keseimbangan biaya melalui pricing :

1. Mengurangi monetary costs

Penyediaan pompa galon air mineral dan galon air mineral

Pembagian hadiah Tumbler pada saat penyuluhan dan event berlangsung

2. Mengurangi non monetary costs

Dalam hal ini strategi yang digunakan untuk mengurangi biaya non monetary adalah

mengurangi waktu, usaha, atau psikologis target audiensdalam kampanye “Save Money,

Save the World” menggunakan taktik:

Memberikan pujian pada target audienceyang membawa tumbler (psychological

rewards)

Untuk mengatasi resiko penggunaan tumbler yang diasosiasikan oleh target audience,

kami meyakinkan melalui informasi mengenai tumbler agar target audiencedapat

mengetahui manfaat yang didapat tentang tumbler

Mengingatkan melalui media sosial untuk membawa tumbler

Perbandingan pengurangan biaya dalam kampanye. Strategi perbandingan biaya bisa

menjadi lebih efektif dalam lingkungan pemasaran sosial di sektor komersial.

Akan lebih menjadi efektif lagi apabila perbedaan biaya cukup besar dan target

audience bisa memilih.Perbandingan pengurangan biaya antara membawa tumbler

dengan membeli air minum kemasan:

Air minum kemasan Rp 2500 x 5 hari = 12.500

Pembelian air minum kemasan dalam sebulan Rp 375.000

Biaya pembelian tumbler Rp 20.000 s/d Rp 200.000

(tumbler bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama)

Place

Merupakan dimana target sasaran bisa melakukan perilaku yang diharapkan dan target

sasaran bisa mendapatkan tangible object serta services untuk melakukan perilaku. Place

berguna untuk menghilangkan rasa tidak enak untuk melakukan perilaku terhadap khalayak.

Dalam hal ini, kami ingin membuat lingkungan SMPN 27 Semarang menjadi tempat

yang nyaman bagi para siswa dan siswinya untuk membawa tumbler ke sekolah.

Buat lokasi lebih dekat dengan khalayak

Dalam kampanye, kami menyediakan pompa galon air mineral dan galon air mineral

di sekitar koridor kelas agar lebih mendekatkan kampanye dengan target sasaran. Hal

tersebut digunakan sebagai sarana agar target sasaran bisa mengisi ulang tumbler nya.

Perpanjangan waktu

Dalam kampanye ini, kami juga menggunakan social media untuk memberikan

informasi terkait lingkungan dan penggunaan tumbler, serta digunakan untuk

mengingatkan target khalayak untuk membawa tumbler ke sekolah.

Buat performa perilaku yang diharapkan lebih menguntungkan daripada perilaku

yang berlawanan

Ketika seseorang tidak membawa tumbler dan harus membeli air minum kemasan

satu kali dalam sehari selama satu bulan bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp 50.000,.

Sedangkan ketika dia membawa tumbler dia hanya mengeluarkan biaya antara Rp

20.000,- – Rp 60.000,- dalam satu kali waktu dan bisa digunakan lebih dari enam

bulan.

Promotion

Creative Brief

Pesan kampanye : membawa tumbler ke sekolah

Key message: Save Money, Save the World!

Target audiens:

Siswa dan Siswi SMPN 27 kelas 7 berumur 12 – 13 tahun. Ilmu pengetahuan mengenai

lingkungan masih kurang, rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin mencoba hal baru dan

enerjik, aktif dalam berkegiatan, senang bermain, lebih menuntut kebebasan, secara

berpikir relatif belum stabil karena baru mencapai masa aqil baliq, mengikuti

ekstrakulikuler, aktif menggunakan sosial media.

Communication objective:

To know

- Botol plastik dapat menyebabkan polusi pada tanah

- mengetahui jumlah konsumsi botol plastik per tahun di Indonsia

To Believe

- lebih menyenangkan dengan membawa tumbler dibandingkan membeli air minum

kemasan saat di sekolah, lebih menghemat uang saku, lebih praktis

To do

- membawa tumbler ke sekolah

Benefits to promise:

Kamu bisa menjaga kelestarian lingkungan dan menghemat uang saku.

Supports to promise:

- Pemaparan total uang saku yang dihabiskan dalam sebulan untuk membeli air mineral

dalam kemasan

- Video meluasnya pulau sampah di samudra pasifik

- Data sampah limbah botol plastik

- Data jumlah konsumsi botol plastik per tahun di indonesia

Openings:

- Penyuluhan

- Berselancar di media sosial

- Melakukan word of mouth

Positioning:

Tumbler merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menghematuang saku dan

mudah dilakukan.

STRATEGYAdvertising

Iklan kami gunakan dalam rangka menumbuhkan kesadaranpadapelajar SMP, terutama

kelas 7 tentangpentingnyamenggunakan tumbler untuk menghemat uang saku,

mengurangisampahbotolplastikdanmelestarikanlingkungan.Kami

jugaakanmenyebarkaninformasipentingnyamenggunakan tumbler, MMT, poster dan banner.

Merchandising

Kami menggunakan merchandising untukmeningkatkan awareness tentangpentingnya

penggunaan tumbler untuk menghemat uang saku,mengurangi sampah

botolplastikdanpentingnyamenjagakelestarianlingkungan di benakparapelajar SMPmelalui stiker

dan gantungan kunci.Merchandising yang kami lakukanadalahpemberiantumbler bagiparapelajar

yang aktif padasaatmengkutikegiatan penyuluhan.

Social Media Campaign

Kami menggunakansocial media(facebook) untukmeningkatkan awareness

tentangpentingnyapenggunaan tumbler untukmenghemat uang saku, mengurangi sampahbotol

plastikdanpentingnyamenjagakelestarianlingkungan di benakparapelajar SMP.Para siswa

tersebut akan diajak juga untuk aktif dalam Facebook untuk memberikan testimoni tentang

manfaat penggunaan tumbler bagi kelestarian lingkungan.

Event

Salah satucara yang ampuhdalammenyampaikanpesankepadaparapelajar SMP terutama

kelas 7 adalahdenganmengajakparapelajarterlibatlangsungdalam event yang

diselenggarakan.Event yangdiselenggarakanharusmemilikipengaruh (impact) sertamemberikanke

sanmendalamkepadasetiappelajar yang hadirdalam event.

Tujuannya agar parapelajarbisacukup lama mengingatpengalaman yang

menyenangkantersebut.Event pemasaransosialdinilaiefektifuntukmeningkatkan awareness

hingga afeksi.

Kami akanmengadakan event berupakegiatan penyuluhan di SMP N 27 Semarang yang

akandiikutiolehsiswa kelas 7. Dalam penyuluhan tersebut kami

akanmemberikaninformasitentangpentingnyapenggunaan tumbler dansebagaiupaya untuk

menghemat uang saku danuntukmenjaga kelestarianlingkungan. Selainitudalampenyuluhan

tersebut kami akanmenampilkan video tentang pulau sampah yang

semakinmeluasakibatpenggunaansampahbotolplastik.

TACTICSAND ACTIONS

Advertising

Advertising digunakan untuk mendukung kampanye yang kami

lakukan.Padaminggupertama kami melakukan buzzing mengenaipentingnyapenggunaan tumbler

untuk menghemat uang saku dan menjaga kelestarianlingkungan melalui penempelan poster,mmt

dan banner.

Poster

Penempelan poster untuktiap-tiapmadingkelas yang berjumlah tujuhposter berukuran A4,

sedangkan tiga poster untukmadingsekolahberukuran A3.

MMT

Pemasangan satu MMT saatpelaksanaan penyuluhan.Lokasipemasangan MMT di aula

SMP N 27 Semarang.

Banner

Pemasangan satu banner didepan aula SMP N 27 Semarang.

Social Media Campaign

Tujuan : Mengoptimalkan sosial media sebagai alat kampanye yang efektif

Target audiens : Pelajar SMP N 27 terutama kelas 7

Waktu : Minggu ke 3 November 2014 – minggu ke 4 November 2014

Tempat : Media sosial ( facebook )

Penyuluhan

Mengedukasi anak mengenai pentingnya penggunaan tumbler untuk menghemat uang

saku dan menjaga kelestarian lingkungan melalui kegiatan sosialisasi ke delapan kelas. Namun,

sosialisasi ini kami kemas dengan menyesuaikan target campaign kami. Kegiatan ini akan diisi

dengan edukasi anak mengenai tumbler, seperti anak-anak akan mengetahui manfaat tumbler dan

dampak negatif penggunaan botol plastik dan bahayanya bagi kelestarian lingkungan. Selain itu

kami juga akan mengadakan sosialisasi mengenai account sosial media, pemilihan duta Tumbler,

jingle competition serta selfie competition.

Indikatorkeberhasilan :

- Anakaktifdalambertanya minimal tiga orangdanmampumenyebutkan tiga

bahayaakibatpenggunaanbotolplastik.

- Anak-anakaktifdanramaiberundingdenganteman-teman yang lainnyamengenaimateri

yang sudahdijelaskan

Facebook

Akandibuat accountfanpagefacebookdengannamaHeroTumbler. Facebook

iniberfungsisebagaitempatinformasimengenai event danmanfaat penggunaan tumbler

danakanrutinmemposting minimal 10 status tiapharinya. Terget jumlah likers sebanyak 30

users facebook.

Duta Tumbler

Dalam pemilihan duta tumbler ini sasaran kami adalah siswa siswi kelas 7 SMP dengan

kisaran umur 12-13tahun. Setiap kelas akan diambil satu orang sebagai perwakilan duta

Tumbler. Untuk menentukan duta tumbler, kami memiliki beberapa kriteria, diantaranya:

- Tertarikterhadappenggunaan tumbler

- Duta

tumblermampuuntukmemahamidandapatmengetahuiinformasitentangpentingnyapengguna

an tumbler bagikelestarianlingkungan.

- Mampu berkomunikasi dengan baik antarsesama, serta menarik minat teman – teman

sebayanya untuk membawa Tumbler ke sekolah.

- Aktifdalamsetiapkegiatankampanyeini.

Dalam pemilihan ini, pihak sekolah juga ikut andil dalam pemilihan duta tumbler. Tujuan

dari pembentukan duta tumbler ini adalah agar kelak duta tumbler dapat mempersuasif teman

sebayanya dan lingkungan sekitarnya untuk menggunakan tumbler dan mencintai

kelestarianlingkungan. Pemenang duta Tumbler dari setiap perwakilan kelas akan dilombakan

kembali untuk mendapatkan duta Tumbler SMP N 27 Semarang.

Indikatorkeberhasilan :

- Sang dutatumblerdapatmengetahuiinformasimengenaipentingnyapenggunaan tumbler

bagikelestarianlingkungan, dampaknegatifpenggunaanbotolplastikbagilingkungan dan

mampu mengajak teman – teman sekelasnya untuk membawa Tumbler ke sekolah.

Jinggle

Kelompokbesartiapkelasakan membuat satu jinggle tumbler untuk membuat para pelajar

antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan kampanye pemasaran sosial ini.

Indikator keberhasilan:

- Anak-anak antusias dalam membuat jingle

- Anak-anak aktif dan ramai berunding dengan teman-teman yang lainnya mengenai

jinggle yang akan dibuat

Selfie competition

Selfie bersama dengan teman satu kelas dengan menunjukkan tumbler dan mengirimkan

foto selfie tersebut ke media sosial yaitu facebook.

Indikator keberhasilan:

- Semua kelas turut mengikuti kompetisi ini

- Anak- anak antusias dalam mengikuti kompetisi ini

Event

Kegiatan akhir dari kampanye “Save Money, Save the World” dengan mensosialisasikan

tentang pentingnya penggunaan tumbler untuk menghemat uang saku dan sebagai upaya

untuk pelestarian lingkungan serta pengumuman pemenang duta Tumbler, jingle dan selfie

competition.

Target audiens : pelajar SMP 27 kelas 7

Waktu : Sabtu,29 November 2014 pukul 10.00 – selesai.

Tempat :SMP N 27 Semarang

RUNDOWN SOSIALISASI DAN PENYULUHAN

“SAVE MONEY, SAVE THE WORLD”

SESI I (4 KELAS)WAKTU ACARA

08.00-08.05 Perkenalan 08.05-08.20 Pemaparan Materi

- Pembahasan tentang kerusakan lingkungan akibat limbah botol plastik

- Pembahasan tentang penggunaan tumblr08.20-08.25 Sosialisasi Pemilihan Duta Tumbler

- Selfie competition- Jingle competition

Sosialisasi Media Sosial08.25-08.30 Penutupan

SESI II (4 KELAS)WAKTU ACARA

10.00-10.05 Perkenalan 10.05-10.20 Pemaparan Materi

- Pembahasan tentang kerusakan lingkungan akibat limbah botol plastik

- Pembahasan tentang penggunaan tumblr10.20-10.25 Sosialisasi Pemilihan Duta Tumbler

- Selfie competition- Jinggle competition

Sosialisasi Media Sosial10.25-10.30 Penutupan

RUNDOWN EVENT PUNCAK

PEMILIHAN DUTA TUMBLER 2014

WAKTU ACARA09.30-09.35 Pembukaan09.35-09.45 Pemutaran video tentang kerusakan lingkungan09.45-09.55 Pemaparan sekilas tentang video09.55-10.05 Icebreaking

- Games10.05-10.45 Penampilan jinggle competition per kelas

- Durasi waktu tiap kelas +/- 5menit10.45-10.55 Penampilan selfie competition di proyektor 10.55-11.15 Pemilihan Duta Tumbler 2014

11.15-11.25 Icebreaking- Games

11.25-11.35 Pengumuman pemenang jinggle competition dan selfie competition

11.35-11.50 Pengumuman Duta Tumbler 201411.50-12.00 Penutupan

MONITORING AND EVALUATION1. Pengukuran Goals

- Meningkatkan pengetahuan target sasaran mengenai pembawaan tumbler ke sekolah

terkait dengan isu-isu lingkungan sebanyak 20% dari 13,3% menjadi 33,3 %

- Meningkatkan perilaku membawa tumbler ke sekolah sebanyak 20% selama dua

minggu dari 36% menjadi 56 %

2. Teknik dan Metode dalam Pengukuran

Metode dan teknik yang akan digunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah dengan

menggunakan alat :

- Melakukan observasi langsung pada target sasaran di SMP N 27 Semarang.

- Melakukan wawancara kepada beberapa guru mengenai perubahan perilaku membawa

tumbler ke sekolah.

- Menghitung jumlah anak yang mampu mendemonstrasikan perilaku membawa tumbler

ke sekolah dan dianggap sebagai trendsetter sekolah tersebut.

- Menyebar kuesioner pasca event.

3. Waktu Pengukuran

Waktu yang ditentukan untuk melakukan goals adalah dengan melakukan obesrvasi

ketika jam istirahat. Observasi ini dilakukan satu kali dalam sehari pada pukul 09.00.

Kemudian wawancara dengan guru akan dilaksanakan di akhir kampanye.

4. Laporan pengukuran

Pengukuran akan dilaporkan melalui LPJ (Lembar Pertanggungjawaban Kegiatan), yang

memuat data awal sebelum kampanye dan data akhir setelah kampanye yang kemudian

dibandingkan dengan mengacu pada goals yang telah ditetapkan sebelumnya. LPJ akan

dilaporkan menjelang UAS Semester Ganjil Tahun Ajaean 2014/2015 FISIP Universitas

Diponegoro Semaranng.

BUDGETING

PengeluaranJumlah

Total KeteranganJmlh Sat Harga @

Backdrop 4x3 m 1 Buah Rp. 204.000,- Rp. 204.000,-

Poster 10 Buah Rp. 4.000,- Rp. 40.000,-

X Banner (160x60

cm) + Tiang

2 Buah Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-

Spanduk 4x1,2 m 1 Buah Rp. 81.600,- Rp. 81.600,-

Stiker 200 Buah Rp. 500,- Rp. 100.000,-

Salempang duta

thumbler

3 Buah Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-

Gantungan kunci 10 Buah Rp. 5.000,- Rp. 50.000,-

Thumbler 5 Buah Rp. 25.000,- Rp. 75.000,-

Pompa galon 3 Buah Rp. 45.000,- Rp. 135.000,-

Galon 3 Buah Rp. 50.000,- Rp. 150.000,-

Tupperware 1 Set Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-

Print proposal 2 Rangkap Rp. 18.000,- Rp. 36.000,-

Print kusioner 30 Rangkap Rp. 300,- Rp. 9.000,-

JUMLAH Rp. 1.420.600,-

Biaya tak terduga Rp. 142.060,-

JUMLAH TOTAL RP. 1.562.660,-

QUESIONER MANAJEMEN PEMASARAN SOSIAL

“Save Money, Save the World”

Nama :

Kelas :

Ekstrakulikuler :

PERNYATAAN YA TIDAKSaya memliki Tumbler (tempat minum)Saya membawa Tumbler di saat SekolahSaya lebih senang membawa Tumbler ke sekolah daripada

membeli air minum kemasan/botol, dan minuman berasa di kantinSaya tidak bisa menghemat uang saku saya ketika harus membeli air minum/minuman di kantin sekolahTumbler praktis dibawa saat SekolahSaya memilih Tumbler berdasarkan modelnya yang kerenSaya tidak merasa malu terhadap teman – teman ketika membawa Tumbler Saya tidak malas mencuci Tumbler sendiri setelah saya gunakanTumbler ringan untuk dibawa saat beraktivitas di sekolahSaya tidak lupa membawa Tumbler saat sekolahBotol plastik dapat menyebabkan polusi pada tanahSaya mengetahui jumlah konsumsi botol plastik per tahun di IndonesiaSaya mempunyai akun FacebookNama akun:

Saya mempunyai akun TwitterNama akun:

Saya mempunyai akun InstagramNama akun:

POSTER , BACKDROP DAN X-BANNER

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2002. Social Marketing : Improving The Quality of Life. California : Sage

Publication Inc.

Adopsi Gagasan Ethical Consumersism Oleh SekertariatBersama Indonesia Berserru (Sbib) .

IdhaKurniasih. Nim 0905060198. Fisip Ilmu KesejahteraanSosial Depok 2009

www.green.kompasiana.com

www.kawankumagz.com