seminar pemeiksaan akuntansi
TRANSCRIPT
SEMINAR PEMERIKSAAN AKUNTANSI
“PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENT DAN
PENYELESAIAN PEMERIKSAAN”
Disusun Oleh:
Ketua : Mazola Okfa Azwin (09101155110240)
Anggota : 1. Betrix Elsi
(0910115511
2. Muhammad Arif (0910115511
3. Anatia Agusti
(09101155110203)
4. Gita Octarina (0910115511
5. Rhida Syukra (0910115511
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “ YPTK “ PADANG
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya,sehinga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini. Syalawat berangkaian salam tak
lupa kami hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman
sebagai perantara turunnya cahaya Islam ke dunia ini berikut
juga ilmu pengetahuan kepada umatnya.
Adapun tugas ini berjudul “ PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENT
& PENYELESAIAN PEMEIKSAAN“, disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas seminar rancangan pemeriksaan akuntansi.
Dalam proses penyelesaian tugas ini, kami banyak
menemukan hambatan dan kesulitan, berkat usaha,dan kerja
keras, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini,untuk itu
kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Bapak Elfiswandi,SE.MM.Ak selaku dosen
Akuntansi Internasional yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan makalah ini
2. Rekan-rekan semua di Kelas Akunatansi UPI YPTK
Padang
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna,
sehingga terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga tugas ini memberi
manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan akuntansi adalah suatu proses yang sistematis
untuk mendapatkan & mengevaluasi butir-butir secara objektif
sehubungan dengan asensi atas tindakan dan peristiwa ekonomi
untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asensi-asensi
tersebut dan menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
Dimana rangkuman dari proses audit terbagi dalam 4 tahap:
Tahap I : Merencanakan dan merancang pendekatan audit;
Tahap II : Melaksanakan pengujian pengendalian dan pngujian
subtantif atas transaksi;
Tahap III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian atas
rincian saldo;
Tahap IV : Menyelesaikan audit dan penerbitan laporan audit.
Langkah akhir suatu proses pemeriksaan auditor adalah
penerbitan laporan audit. Untuk itu auditor menyusun laporan
keuangan auditan (audited financial statement), penjelasan laporan
keuangan (notes to finacial statement), dan pernyataan pendapat
auditor.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh auditor dalam
penyelesaian audit (Alvin A.arens,2008 :417) :
1. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan;
2. Mereview kewajiban kontijen;
3. Mereview terhadap peristiwa kemudian (subsequent event);
4. Mengumpulkan bukti akhir;
5. Mengevaluasi hasil;
6. Menerbitkan laporat audit;
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen.
Bagian ketiga dari penyelesaian audit adalah review
terhadap peristiwa kemudian. Auditor harus mereview transaksi
dan peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca untuk
menentukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang
muncul yang mungkin mempengaruhi penyajian dan pngungkapan
wajar dari laporan periode saat ini.
Tanggung jawab auditor unutuk menelaah peristiwa kemudian
biasanya dibatasi untuk periode yang diawali tanggal neraca
dan berakhir pada tanggal laporan audit. Karena tanggal
laporan audit berhubungan dengan penyelesaian prosedur
auditing yang penting di kantor klien, penelaahan peristiwa
kemudian seharusnya diselesaikan mendekati akhir penugasan.
Peristiwa kemudian yang perlu dijelaskan didalam laporan
audit adalah:
1. Jumlah material;
2. Merupakan peristiwa yang penting dan bersifat luar biasa;
3. Terjadi pada periode sejak tanggal neraca sampai dengan
tanggal selesainya pekerjaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Subsequent Event
Bagian ketiga dari penyelesaian audit adalah review
terhadap peristiwa kemudian (Subsequent Event). Auditor
bertanggung jawab untuk mereview transaksi dan kejadian yang
terjadi setelah tanggal neraca untuk menetapkan apakah ada
sesuatu yang terjadi yang dapat mempengaruhi penilaian atau
pengukapan laporan yang diaudit.
Subsequent Event adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan
audit, yang mempunyai akibat yang material terhadap laporan
keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau pengungkapan
dalam laporan tersebut. (Sukrisno,1996:133)
B. Jenis Subsequent Event
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian (subsequent event)
yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor
(PSA No.46) :
a. Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung
terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian;
b. Peristiwa kemudian yang tidak mempunyai dampak
langsung terhadap laporan keuangan tetapi memerlukan
pengungkapan.
a. Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung
terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian
Beberapa peristiwa yang muncul setelah tanggal
neraca menyediakan
informasi tambahan terhadap manajemen yang membantu
mereka menentukan penyajian yang wajar dari saldo akun
pada tanggal neraca. Informasi mengenai peristiwa
tersebut membantu auditor dalam memverifikasi saldo.
Laporan keuangan harus disesuaikan untuk setiap
perubahan estimasi sebagai akibat dari penggunaan bukti
tambahan tersebut.
PCAOB Standard 2 mengharuskan auditor perusahaan
publik untuk mengajukan petanyaan mengenai dan
mempetimbangkan setiap informasi mengenai peristiwa
kemudian yang secara material mempengaruhi efektivitas
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan pada
akhir periode fiskal. Jika auditor menyimpulkan bahwa
peristiwa merefleksikan kelemahan yang material terjadi
pada akhir tahun, mereka harus memberikan pendapa tidak
wajar atas pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan. Jika mereka tidak mampu atas menentukan dampak
dari peristiwa kemmudian terhadap efektivitas
pengendalian internal, mereka harus menolak memberikan
pendapat terhadap pengendaliaan internal.
b. Peristiwa kemudian yang tidak mempunyai dampak langsung
terhadap laporan keuangan tetapi memerlukan pengungkapan
Peristiwa kemudian jenis ini menyediakan bukti dari
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan
tetapi sangat signifikan sehingga peristiwa ini
memerlukan pengukapan walau tidak memerlukan penyesuain
akun. Pada umumnya, peristiwa tersebut dapat diungkapkan
secara memadai dengan menggunakan catatan kaki, akan
tetapi kadang-kadang, suatu peristiwa mungkin sedemikian
signifikan sehingga memerlukan pengungkapan dalam laporan
keuangan tambahan yang memasukkan dampak dari peristiwa
seperti jika peristiwa tersebut muncul pada tanggal
neraca. Contohnya adalah merger yang sangat material.
Selain itu menurut Sukrisno (1996:134) subsequent event
yang harus diaudit oleh akuntan publik adalah :
a) Subsequent Collection
Yaitu penagihan sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati selesainya pekerjaan lapangan/audit field
work, yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang,
dan barang dalam perjalanan.
b) Subsequent Payment
Yaitu pembayaran sesudah tanggal neraca sampai
mendekati selesainya audit field work, yang dilaksanakan
dalam pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus
dibayar .
C. Tujuan Pemeriksaan Subsequent Events
Pemeriksaan subsequent event bertujuan untuk :
1. Menentukan keberadaan kejadian penting sesudah tanggal
neraca yang membutuhkan penyesuaian terhadap laporan
keuangan atau memerlukan pengungkapan dalam catatan atas
laporan keuangan agar tidak menyesatkan pengguna laporan
keuangan.
2. Menentukan kemungkinan tertagihnya piutang.
Walaupun konfirmasi (positif) piutang tidak dijawab oleh
pelanggan, dan piutang tersebut sudah lama tidak dilunasi
pelanggan, namun jika setelah tangal neraca ternyata
piutang tersbut dilunasi oleh pelanggan, maka perusahaan
tidak perlu mergukan collectibility piutang tersebut.
Dengan perkataan lain tidak perlu dibuat penghapusan atau
penyisihan atas piutang tersbut.
3. Memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum
di neraca per tanggal neraca, betul-betul masih dalam
perjalanan.
o Sebab ada kemnungkinan, pada saat membayar uang muka
pembelian (L/C) perusahaan mencatat :
Barang Dalam Perjalanan xxx
Kas xxx
Hutang Dagang xxx
o Saat penerimaan barang sebelum tanggal neraca,
perusahaan mencatat :
Persediaan xxx
Hutang Dagang xxx
Akibatnya per tanggal neraca tetap terlihat saldo
barang dalam perjalanan dan terjadi dua kali
pencatatan hutang dagang .
o Seharusnya pada saat penerimaan barang, baik sebelum
maupun sesudah tanggal neraca, perusahaan mencatat :
Persediaan xxx
Barang Dalam Perjalanan xxx
o Pada saat hutang tersebut dilunasi :
Hutang Dagang xxx
Kas xxx
4. Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih
harus dibayar yang tercantum di neraca per tanggal
neraca, merupakan kewajiban perusahaan yang akan dilunasi
pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca).
5.Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang
belum dicatat per tanggal neraca.
D. Prosedur Pemeriksaan Subsequent Event
Berikut ini prosedur pemeriksaan subsequent events:
1. Periksa pengeluaran kas sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
2. Periksa penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
3. Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal neraca,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
4. Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal neraca,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
5. Periksa cut-off pembelian dan penjualan.
6. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah
tanggal neraca.
7. Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris,
pemegang saham dan pelajari notulen tersebut untuk
mengetahui apakah data commitment yang dibuat perusahaan
dan baru dipenuhi pada periode sesudah tanggal neraca.
8.Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang
berwenang,.
9. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan.
10. Analisa perkiraan profesional fees.
11. Dapatkan surat pernyataan langganan (client
representation letter).
Prosedur audit untuk penelaahan peristiwa kemudian dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1. Prosedur yang dipadukan sebagai bagian dari verifikasi
saldo akun akhir tahun
a. Pengujian pisah batas (cut off) dan penilaian yang
dilakukan sebagai bagian dari pengujian terinci atas
saldo
b. Banyak pengujian peristiwa kemudian dilaksanakan
sebagai bagian dari verifikasi saldo akun
c. Prosedur auditnya bersifat normal untuk
membandingkan harga pembelian persediaan periode
berikutnya dengan harga perolehan yang dibukukan à
pengujian atas penilaian mana yang lebih rendah
antara harga perolehan atau harga pasar
2. Pengujian kedua dilaksanakan secara khusus dengan tujuan
mendapatkan informasi yang harus dimasukan ke dalam saldo
akun tahun berjalan, atau diungkapkan dengan catatan kaki
a. Permintaan keterangan ke manajemen mengenai
peristiwa kemudian à dilakukan oleh pegawai klien
yang tepat agar didapat jawaban yang bermanfaat
b. Korespondensi dengan pengacara à sebagai bagian dari
penelitian atas kewajiban bersyarat
c. Menelaah laporan intern yang disiapkan setelah
tanggal neraca
d. Menelaah catatan pembukuan yang disiapkan setelah
tanggal neraca
e. Memeriksa notulen yang diterbitkan setelah tanggal
neraca
f. Mendapatkan surat representasi
E. Penyelesaian Pemeriksaan Akuntan
Beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik, sebelum
suatu pemeriksaan akuntan dinyatakan selesai :
1. Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh
pembuatnya dan direview oleh atasannya.
Misalnya kertas kerja yang dibuat oleh junior auditor
harus direview oleh senior auditor, yang dibuat oleh
senior auditor harus direview oleh audit supervisor, yang
dibuat oleh audit supervisor harus direview oleh manajer
seterusnya.
2. Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes
dan harus dijawab oleh staf yang direview (reviewee) secara
tertulis.
Jika ada review notes yang belum terjawab, audit report
belum boleh diserahkan ke klien.
3. Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index
working papernya, diskusikan dengan klien.
Jika ada kesalahan yang material dan klien tidak
menyetujui usulan audit adjustmentnya, maka auditor tidak
boleh memberikan unqualified opinion.
4. Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus diposting
ke masing-masing kertas kerja yang berkaitan, baik di
supporting schedule, top schedule, working balance sheet
maupun working profit and loss.
5. Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim
audit), direview oleh audit manager dan audit partner
6. Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review
oleh audit manager dan audit partner, maka audit supervisor
harus menyusun notes to PPM (catatan untuk Partner, Principal dan
Manager).
Notes tersebut berisi hal-hal penting yang perlu mendapat
perhatian PPM yang dianggap mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang lebih luas dari level dibwahnya.
7. Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan
dengan klien. Jika klien setuju, buat final audit report.
8. Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor
harus meminta Surat Pernyataan Langganan dari klien.
Biasanya draf surat tersebut dibuat oleh auditor,
ditandatangani oleh pejabat klien yang berwenanga.Tanggal
surat harus sama dengan tanggal selesainya audit field work
dan tanggal laporan audit.
9. Auditor harus membuat draft management letter, setelah
direview dan disetujui PPM, diskusikan dengan klien.
Setelah klien setuju, barulah dibuat management letter final
untuk diserahkan kepada klien.
10. Tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee.
Audit fee tersebut ditambah 10% PPN, dikurangi PPh 23
sebesar 6%.
11. Dalam audit working papers, cantumkan “catatan untuk
audit tahun berikutnya”, yang berisi hal-hal yang penting
untuk dipertimbangkan dalam audit tahun berikutnya.
12. Jenis opini yang diberikan terhadap laporan keuangan
klien, tergantung hasil pemeriksaan. Jika opini yang
diberikan unqualified berarti disetiap top scedule harus
ada pernyataan auditor bahwa pos atau perkiraan tersebut
disajikan secara wajar.
13. Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP
sebaiknya mempunyai daftar “Audit Working Papers Review Guide.”
Selain itu semua audit program harus di cross index ke
kertas kerja yang berkaitan dan diparaf oleh masing-masing
audit staf yang menjalankan audit prosedur yang bersangkutan.
Di KAP yang cukup besar, biasanya pada akhir pemeriksaan
masing-masing audit staf diberikan penilaian atas hasil
kerjanya dengan menggunakan “Audit Staff Evaluation Sheet”.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perirode yang tercakup dalam review terhadap peristiwa
kemudian
31-12-2011 15-03-2012
29-03-2012
Tanggal Akhir Audit Tgl
Klien
Neraca Klien Reoprt Date
Menerbitkan
L.keuangan
Periode dimana review terhadap Periode
untuk
peristiwa kemudian dilakukan memproses
L.keuangan
“Auditor bertanggung jawab untuk mereview peristiwa
selanjutnya yang terjadi antara tanggal 31-12-2011 dan
15-03-2012 tetapi tidak untuk peristiwa setelah tanggal
pelaporan audit. Kebanyakan prosedur audit terhadap peristiwa
dilakukan berdekatan dengan tanggal pelaporan audit.”
(Alvin .A.Arens,2008:417)
B. Jenis Subsequent event beserta contohnya
a.Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung
terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian;
Sebagai contoh jika auditor mengalami kesulitan dalam
menentukan penilaian yang benar dari persediaan karena
keusangan, penjualan persediaan bahan baku sebagai bahan
sisa di periode kemudian akan menunjukkan nilai
persediaan yang benar pada tanggal neraca.
Peristiwa periode kemudian, seperti berikut ini
memerlukan penyesuaian terhadap saldo akun pada laporan
keuangan tahun ini jika jumlahnya material:
o Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan dengan saldo
piutang usaha yang beredar karena kondisi keuangan
pelanggan yang memburuk.
o Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang
berbeda dari jumlah yang dicatat didalam pembukuan.
o Penyingkiran peralatan yang tidak digunakan dalam
operasi dengan harga dibawah nilai buku saat ini.
o Penjualan investasi dengan harga di bawah biaya yang
tercatat.
Ketika peristiwa kemudian digunakan untuk
mengevaluasi jumlah yang dimasukkan dalam laporan
keuangan akhir tahun, auditor harus membedakan antara
kondisi yang terjadi pada tanggal neraca dan kondisi
yang muncul setelah akhir dari tahun. Informasi
selanjutnya seharusnya tidak dimasukkan secara langsung
kedalam laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan
dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun.
Sebagai contoh, asumsikan satu jenis persediaan
klien tiba-tiba menjadi usang karena perubahan teknologi
setelah tanggal neraca. Penjualan persediaan dengan
kerugian di periode selanjutnya tidak relevan dalam
penilaian persediaan unutk keusangan dalam kasus ini.
b.Peristiwa kemudian yang tidak mempunyai dampak langsung
terhadap laporan keuangan tetapi memerlukan pengungkapan.
Peristiwa atau transaksi yang muncul di periode
selanjutnya yang mungkin memerlukan pengungkapan dan
bukan penyesuaian di laporan keuangan termasuk :
o Penurunan dalam nilai pasar sekuritas yang dipegang
untuk investasi sementara atau dijual kembali.
o Penerbitan obligasi atau sekuritas.
o Penurunan dalam nilai pasar dari persediaan sebagai
konsekuensi dari tindakan pemerintah yang
menghalangi penjualan lebih lanjut dari suatu
produk.
o Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat
dari kebakaran.
o Merger atau akuisisi.
C. Penjelasan prosedur pemeriksaan subsequent events:
1. Periksa pengeluaran kas sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
Caranya :
Lakukan scanning terhadap buku pengeluaran kas,
perhatikan apakah ada pengeluaran kas di periode
setelah tanggal nerca untuk pelunasan hutang yang
terjadi di periode yang sedang di audit.
Misalnya :
Apakah ada pengeluaran kas antara tanggal 1 Januari
s/d 15 Maret 2012 untuk pelunasan pembelian atau
biaya-biaya yang terjadi ditahun 2011.
Jika Ada :
Lakukan voucing dan periksa apakah hutang atau biaya
tahun 2011 tersebut sudah dicatat sebagai hutang
atau/dan biaya yang masih harus dibayar 31 Desember
2011. Jika belum dicatat berarti terdapat unrecorded
liabilities yang memerlukan audit adjustment.
2. Periksa penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
Caranya :
Lakukan scanning terhadap buku penerimaan kas,
perhatikan apakah ada penerimaan kas di periode
setelah tanggal nerca untuk pelunasan piutang yang
terjadi di periode yang sedang di audit.
Misalnya :
Apakah ada penerimaan kas antara tanggal 1 Januari
s/d 15 Maret 2012 untuk pelunasan pembelian atau
biaya-biaya yang terjadi ditahun 2011.
Jika ada :
Lakukan voucing dan periksa apakah penjualan kredit
tersebut sudah dicatat sebagai piutang per 31 Desember
2011. Jika belum dicatat berarti terdapat unrecorded
receivable yang memerlukan audit adjustment.
Contoh Pengeluaran Kas Sesudah Tanggal Neraca
TGL No.Bukti Keterangan Jumlah Account
Debited5/1/1
2
CPV 010/1/12 Biaya transport
minggu ke 4 Desember
’11
Rp. 1.250.000
Vo
203 (Biaya y.m.h
dibyar)
12/1/
12
BK
No.5455001
PT.Sari, pelunasan
hutang pembelian
bahan baku Desember
‘11
Rp. 7500.000
Vo
201 (Hutang Dagang)
15/1/
12
BK
No.5455011
Kas Negara, setoran
PPh 21 Desember ‘11
Rp. 2.300.000
V/
205 (Hutang PPh 21)
15/1/
12
BK
No.5455012
Kas Negara, setoran
PPN Desember ‘11
Rp.
13.500.000 V/
206 (Hutang PPN Des
‘11)17/1/
12
BK
No.5455019
PLN, listrik Desember
‘11
Rp. 1.100.000
Vo
203 (Biaya y.m.h
dibyar)17/1/
12
BK
No.5455020
Telkom, rekening
telepon Desember ‘11
Rp. 1.800.000
Vo
203 (Biaya y.m.h
dibyar)25/1/
12
BK
No.5455033
PT. Tintin, pelunasan
hutang pembelian
komputer 27/12/11
Rp. 4.500.000
Vo
201 (Hutang Dagang)
Kami telah melakukan scanning terhadap buku pengeluaran kas Januari ’12 s/d
Maret ’12,
dan pengeluaran kas yang berkaitan dengan transaksi ’11 telah kami periksa
bukti-buktinya
dan ternyata yang berkaitan dengan hutang atau biaya y.m.h dibayar, semuanya
sudah dicatat
dengan benar per 31 Desember 2011 oleh klien.
Vo Periksa bukti pengeluaran kas (Cash Payment Voucher)
Dan bukti pendukung.
V/ Periksa bukti pengeluaran kas (CPV) dan SPP)DIBUAT OLEH :
Bella
TGL :
15/3/12
DIREVIEW OLEH : Lace
TGL :
15/3/12
CLIENT : PT.RENIKU
SCHEDULE:
Subsequent
Payment
PERIODE:31/12/11
INDEX :
V 1
Contoh Penerimaan Kas Sesudah Tanggal Neraca
TGL No.Bukti Keterangan Jumlah Account
Credited12/1/
12
CRV 06/01/12 Bunga deposito
ex Bank BNI
13/12/11 s/d
12/1/12
Rp. 2.500.00 // 557 (Pendapatan
Bunga)
15/1/
12
CRV 035/1/12 Pelunasan
ex PT.Pratama
(invoice
#371/XII/11)
Rp. 25.000.000 r 120 (Piutang
Dagang)
27/1/
12
CRV 045/1/12 Pelunasan
ex PT.Lorensia
(invoice
#272/XII/11)
Rp. 37.000.000 r 120 (Piutang
Dagang)
30/1/
12
CRV 057/1/12 Pelunasan Rp. 47.500.000 r 120 (Piutang
ex PT.Laba Ria
(invoice
#275/XII/11)
Dagang)
11/3/
12
CRV 075/1/12 Pelunasan
ex PT.Pratama
(invoice
#371/XII/11)
Rp. 33.300.000 r 120 (Piutang
Dagang)
Kami telah melakukan scanning terhadap buku penerimaan kas Januari ’12 s/d 15
Maret ’12,
dan penerimaan kas yang berkaitan dengan transaksi ’11 telah kami periksa bukti-
buktinya
dan ternyata yang berkaitan dengan piutang atau pendapatan, semuanya sudah
dicatat
dengan benar per 31 Desember 2011 oleh klien.
r Periksa cash receipt voucher
// Bunga deposito untuk periode 13/12/11 s/d 31/12/11 sudah di accrued
per 31/12/11 dan per 1/1/11 sudah dibuat reversing entry oleh klien,
sehingga pada saat penerimaan bunga tgl 12/1/12, seluruhnya di kredit
ke /C 557
DIBUAT OLEH :
Bella
TGL :
15/3/12
DIREVIEW OLEH : Lace
TGL :
15/3/12
CLIENT : PT. RENIKU
SCHEDULE:
Subsequent
Collection
PERIODE:31/12/11
INDEX :
V2
3. Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal neraca,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
Tujuannya adalah :
Untuk mengetahui apakah barang yang diterima setelah
tanggal neraca merupakan pembelian di tahun yang
diperiksa (misal tahun2011) dan belum dicatat
sebagai hutang per 31 Desember 2011.
Untuk memeriksa apakah barang dalam perjalan yang
terlihat di Neraca per tanggal neraca, sudah
diterima di periode sesudah tanggal neraca dengan
memperhatikan juga apakah syrat pengiriman barang
FOB destination atau FOB shipping point.
4. Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal neraca,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
Tujuannya adalah
Untuk mengetahui apakah barang yang dikirim setelah
tanggal neraca sudah dicatat sebagai penjualan di
tahun yang diperiksa (misal tahun2011) padahal di
tahun 2011 sebetulnya masih merupakan sales
commitment sehingga belum dapat dicatat sebagai
penjualan 2011.
5. Periksa cut-off pembelian dan penjualan.
Caranya :
Dengan memeriksa dokumen-dokumen pembelian dan
penjualan lebih kurang satu atau dua minggu sebelum
dan sesudah tanggal neraca.
Tujuannya :
Untuk mengetahui apakah ada pergeseran waktu
pencatatan pembelian dan penjualan.
Contoh :
Kertas kerja pemeriksaan atas cut-off pembelian dan
cut-off penjualan berikut:
Contoh Cut-off Pembelian
TGL No.Buk
ti
Keterangan Jumlah Catatan
23/12
/
2011
P
1312/11
Pembelian bahan baku
dari
PT. TIKANU
(Invoice No. 529/12/11
tgl 29/12/11)
Rp 17.000.000 Vo Receiving report
Tgl 30/12/11
23/12
/
2011
P
1313/11
Pembelian barang
dagangan dari PT. Sri
Rejeki
(Invoice No. 757/11 tgl
28/12/11)
Rp 39.500.000 Vo Receiving report
Tgl 29/12/11
24/12
/
2011
P
1314/11
Pembelian barang
dagangan dari PT.
Viviani Nursing
(Invoice No. 393/XII/11
tgl 29/12/11)
Rp 47.120.000 Vo Receiving report
Tgl 30/12/11
5/1/1
1
P 001/12 Pembelian packaging
dari PT. Lambada
(Invoice No. 013/1/12)
Rp 25.700.000 Vo Receiving report
Tgl 15/1/11
12/1/
11
P 009/12 Pembelian bahan baku
dari
PT. Dona Doni
(Invoice No. 35/1/12)
Rp 54.500.000 Vo Receiving report
Tgl 23/1/11
Vo Periksa PO, RR, Supplier invoice dan perhitungan matematisnya.
Selain itu periksa juga pencatatan di buku penjualan dan posting
ke kartu hutang dan stock card.
Catatan : Syarat pengiriman barang adalah FOB Destination Point.
Kesimpulan : Setelah memeriksa transaksi pembelian lebih kurang
dua minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca,
kami tidak menemukan adanya pergeseran pencatatan
pembelian. Karena itu kami berkesimpulan bahwa
pembelian sudah dicatat dalam periode yang benar.
DIBUAT OLEH :
Bella
TGL :
15/3/12
DIREVIEW OLEH : Lace
TGL :
15/3/12
CLIENT : PT. RENIKU
SCHEDULE:
Cut-off
Pembelian
PERIODE:31/12/11
INDEX
:
U 2-3
Contoh Kertas Kerja Cut-off Pembelian
Delivery
Order (DO)
Sales Invoice
(SI)
Nama
Pelanggan
Jumlah
RP
Tangga
l
Pencat
a
Tan
Tangga
l
NO Tangga
l
No
23/12/1
1
D 2395 27/12/1
1
SI 2390 PT. Adriana 15.000.000 Vo 28/12/1
124/12/1
1
D 2410 27/12/1
1
SI 2405 PT. Finishia 12.500.000 Vo 28/12/1
126/12/1
1
D 2417 28/12/1
1
SI 2410 PT. Justisia 17.500.000 Vo 29/12/1
126/12/1
1
D 2419 28/12/1
1
SI 2412 PT. Pineka 20.000.000 Vo 29/12/1
1
28/12/1
1
D 2425 28/12/1
1
SI 2425 PT. Ramayana 19.000.000 Vo 30/12/1
1
3/1/12 D 0001 4/1/12 S 0001 PT. Krida
Sakti
7.900.000 Vo 5/1/12
5/1/12 D 0015 5/1/12 S 0015 PT. Liberty 9.500.000 Vo 6/1/127/1/12 D 0019 8/1/12 S 0019 PT.
Dirgantara
13.000.000 Vo 8/1/12
9/1/12 D 0025 9/1/12 S 0025 PT. Ananda 17.000.000 Vo 9/1/1213/1/12 D0040 13/1/12 S 0040 PT. Adinda 22.500.000 Vo 13/1/1214/1/12 D 0045 15/1/12 S 0045 PT. Irana 25.000.000 Vo 15/1/12
Catatan : Syarat pengiriman barang adalah FOB Shipping point,
penjualan dicatat (pendapatan diakui) pada saat barang
dikirim ke pembeli.
Kesimpulan : Setelah memeriksa transaksi penjualan lebih kurang
dua minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca,
kami tidak menemukan adanya pergeseran pencatatan
penjualan. Karena itu kami menyimpulkan bahwa
penjualan sudah dicatat dalam periode yang benar.
Vo Periksa DO, SI dan perhitungan matematisnya.
Selain itu diperiksa pencatatan di buku penjualan
Dan posting ke kartu piutang dan stock card.
DIBUAT OLEH :
Bella
TGL :
15/3/12
DIREVIEW OLEH :
Lace
TGL :
15/3/12
CLIENT : PT. RENIKU
SCHEDULE:
Test atas
Cut-off Sales
PERIODE:31/12/11
INDEX :
U 1-5
6. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah
tanggal neraca.
Tujuannya :
Mengetahui apakah diperiode sesudah tanggal neraca
terdapat hal-hal yang unusul dalam jumlah yang
besar, sehingga dapat mempengaruhi kewajaran laporan
rugi laba atau memerlukan penjelasan dalam catatan
atas laporan keuangan.
7. Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris,
pemegang saham dan pelajari notulen tersebut untuk
mengetahui apakah data commitment yang dibuat perusahaan
dan baru dipenuhi pada periode sesudah tanggal neraca.
Misalnya :
Dirapat direksi yang diadakan tanggal 30 Desember
2011 diputuskan untuk membagi bonus tahun2011 kepada
seluruh karyawan sebesar dua bulan gaji dan akan
dibayarkan diakhir Januari 2012. Berarti per 31
Desember 2011 bonus tersebut sudah harus dicatat (di
accrued).
8. Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang
berwenang, mengenai:
Apakah ada contingent liabilities
Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam
modal saham, kewajiban jangka panjang atau modal
kerja dalam periode sesudah tanggal neraca.
Apakah ada kejadian-kejadian yang penting sesudah
tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan atau memerlukan penjelasan dalam
catatan atas laporan keuangan.
9. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan.
Untuk :
Mengetahu apakah perusahaan mempunyai masalah hukum
di pengadilan.
Misalnya :
Karena ada tuntutan dari pihak ketiga, dan bagaimana
pendapat penasihat hukum mengenai status perkara di
pengadilan tersebut.
Seperti diketahui, penyelesaian perkara di pengadilan
membutuhkan waktu yang sangat lama; perkara yang sudah
putus di Pengadilan Negeri bisa diajukan banding ke
Pengadilan Tinggi, bisa naik banding lagi ke Mahkamah
Agung. Jika per tanggal neraca belum ada keputusan yang
jelas, maka perusahaan harus menjelaskan adanya
contingent liability di laporan keuangan.
Selain itu dalam surat konfirmasi ke penasihat hukum
perusahaan bisa sekaligus ditanyakan apakah ada fee untuk
penasihat hukum perusahaan yang masih terhutang per
tanggal neraca.
Contoh surat konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan
PT. RENIKU
Jln Bougenville No.47
Jakarta Utara
Kepada Yth,
Jakarta, 15 Januari 2003
Buyung Kalumata & Associate
Legal Consultant
Jln. Pahlawan Bangsa No. 10
Jakarat Pusat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor kami terhadap laporan keuangan perusahaan kami
untuk tahun buku 2002, mohon bantuan Saudara untuk
memberikan informasi kepada auditor kami, Kantor Akuntan
Publik Dra. Astrid Krisanti, Mm, Jl. Tanjung Duren No. 2R
Jakarta 11470, mengenai hal-hal berikut:
1. Apakah perusahaan kami mempunyai masalah yang
berkaitan dengan pelanggaran hukum atau peraturan
pemerintah, tuntutan dari pihak ketiga di pengadilan
baik didalam maupun diluar negeri.
2. Seandainya ada tuntutan hukum di pengadilan, bagaimana
pendapat Saudara sebagai Konsultan Hukum perusahaan,
mengenai kemungkinan keputusan yang dijatuhkan
pengadilan tersebut.
3. Hal-hal penting yang sifatnya material yang perlu
dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan kami
untuk tahun buku 2002, yang menyangkut masalah hukum,
dan mempunyai pengaruh terhadap kewajaran laporan
keuangan kami.
4. Apakah ada fee yang belum dibayar kepada Saudara oleh
perusahaan kami per 31 Desember 2002.
Mohon agar jawaban Saudara dapat dikirimkan
langsung kepada auditor kami dengan menggunakan amplop
jawaban terlampir.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kamu mengucapkan
banyak terimakasih.
Hormat kami,
PT.RENIKU
(Dra. Renny Octavia)
Direktur Utama
10. Analisa perkiraan profesional fees.
Untuk :
Mengetahui apakah ada pembebanan fee dari penasihat
hukum perusahaan, yang menyangkut perkara di
pengadilan.
11. Dapatkan surat pernyataan langganan (client
representation letter).