sekolah pascasarjana ipb 2014

60
SEKOLAH PASCASARJANA IPB 2014 1 MODEL SEBARAN SPASIAL DAN KESESUAIAN HABITAT SPESIES INVASIF MANTANGAN (Merremia peltata) DI TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Dosen Pembimbing: 1. Dr. Ir. Agus Hikmat, MScF. Trop 2. Prof. Dr. Lilik B. Prasetyo, MSc. Oleh: RUDI HERMAWAN E351120181/ S2-KVT

Upload: ipb

Post on 24-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SEKOLAH PASCASARJANA IPB 2014

1

MODEL SEBARAN SPASIAL DAN

KESESUAIAN HABITAT

SPESIES INVASIF MANTANGAN

(Merremia peltata)

DI TAMAN NASIONAL BUKIT

BARISAN SELATAN

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Ir. Agus Hikmat, MScF. Trop

2. Prof. Dr. Lilik B. Prasetyo, MSc.

Oleh: RUDI HERMAWAN – E351120181/ S2-KVT

2

LATAR BELAKANG PENELITIAN

N.I.S. Indonesia, Afrika, Madagaskar, Msia,

Filipina,

Australia , Tanzania.

(Smith 1991 dan PIER (2005 dalam ISSG (2006)

3

INVASI MANTANGAN

Azis (2012) dan FORDA (2013) menyatakan bahwa sekitar 2% (7.500 ha

- 8.000 ha) kawasan TNBBS (total 356.800 ha) telah tertutup oleh

mantangan (Merremia peltata (L.) Merr.).

4

© Gaveau et al. 2007

INVASI MANTANGAN

5

Invasive Species

25

dari

100

kepu

nahan

krna

IS.

(Clavero

dan

Garcı´a-

Berthou

2005)

Tumbuhan invasif mengancam kelestarian flora dan fauna.

Menjauhi habitat krnanya

6

Sisi positif Invasive Species

Obat batuk

Tersebar dari Eropa to Asia

Memperlancar kelahiran Kep. Vanuatu

Obat sakit kepala Teluk Wondama, Papua

Antikanker mencit

HABITAT MANTANGAN KEBUN, HT(I), ZONA

RIPARIAN, PADANG RUMPUT, HUTAN ALAM,

PERKEBUNAN (Meyer 2000 dalam ISSG 2006).

Faktor Fisika + Biologi + Aktifitas manusia =

MANTANGAN TUMBUH

SIG tool utk mendapatkan informasi faktor-

faktor habitata yg penting bagis suatu spesies

(Hasan 2012).

7

LATAR BELAKANG PENELITIAN

8

MORFOLOGY OF MERREMIA PELTATA

9

MORFOLOGY OF MERREMIA PELTATA

10© Rahmadani et al. 2013

11

© Global Biodiversity Information Facility database 2013

http://www.discoverlife.org/mp/20l?id=GBIF297065483

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengidentifikasi distribusi dan karakteristik

habitat mantangan di Resort Tampang TNBBS,

2. Membangun model spasial distribusi dan

kesesuaian habitat mantangan di Resort Tampang

TNBBS.

12

MANFAAT PENELITIAN

Data dan informasi:

Strategi penanganan spesies invasif di

TNBBS berdasarkan skala prioritas,

Perkembangan Ilmu dan Pengetahuan

13

14

KERANGKA PEMIKIRAN

Dampak Ekologi

Native Invasive Spesies akibat aktivitas manusia

dan/atau Faktor Biofisik lingkungan

Pengelolaan

Belum Optimal

Upaya Mitigasi Dengan Mengetahui Faktor-faktor

yang mempengaruhi Distribusi Mantangan

Analisis

Spasial

Strategi Pengelolaan

dan Pengendalian

Invasif Spesies di

TNBBS

Kawasan

TNBBS

Faktor-Faktor

yang

Berpengaruh

Model Sebaran Spasial dan

Kesesuaian Habitata

Mantangan

15

METODE PENELITIAN

Lokasi, perlengkapan,

waktu

Pengambilandata

Analisisdata

Metode

16

METODE PENGUMPULAN DATA

© Google map

Bakauheni

Kota AgungRajabasa

Resort Tampang

Lokasi Penelitian:

Sumatera

18.079,89 ha = 5% TNBBS

17

Lokasi Penelitian:

METODE PENGUMPULAN DATA

Waktu Penelitian Maret sd Mei 2014

Alat dan Bahan1. Perlengkapan lapangan:

pita ukur diameter, tally sheet, tambang plastik, meteran,

GPS, kamera digital.

2. Perangkat lunak komputer:a. SPSS Statistics 19

b. Arc GIS versi 9.3

c. Erdas Imagine versi 9.1

d. FCD Mapper 2.1

e. Microsoft Excel18

19

Jenis data yang akan dihimpun:

1. Data dari lapangan

Data kehadiran dan ketidakhadiran, jarak dari

kebun, jarak dari jalan/track.

2. Data dari pengolahan peta

Jarak dari jalan, jarak dari kebun, NDVI, NDMI,

suhu, elevasi, aspect, slope, ICH, Landsystem,

dan FCD.

METODE PENGUMPULAN DATA

METODE PENGUMPULAN DATA

20

Jenis data dari lapangan:

1. Metode Pengambilan Data Kehadiran dan

Ketidakhadiran

Metode penempatan plot sampel

berdasarkan keterwakilan setiap tiap

piksel. Keragaman piksel diperoleh dari

overlay antara slope dengan NDVI

menggunakan perangkat lunak ERDAS.

21

Sampling

METODE ANALISIS DATA

No. Variabel Representasi SatuanSkala

dataSumber

Teknik

Ekstraksi data

1Ketinggian

(x1)

Komponen

fisik

Meter

(dpl)Rasio

Peta

ketinggian

(DEM)

--

2

Kemiringan

lereng

(x2)

Komponen

fisik

Persen

(%)Rasio

Peta

kemiringan

lereng

(DEM)

Analisis topografi

kemiringan lereng

permukaan

3

Arah

kemiringan

lereng/aspect

(x3)

Komponen

fisik

Derajat

(0)Rasio

Peta

kemiringan

lereng

(DEM)

Analisis topografi

kemiringan lereng

permukaan

22

Jenis data yang dianalisis:

No. Variabel Representasi SatuanSkala

dataSumber

Teknik

Ekstraksi data

4

Penutupan

vegetasi/NDVI

(x4)

Komponen

biotik-- Ordinal

Peta indeks

vegetasi

(NDVI)

5Suhu

(x5)

Komponen

fisik

Derajat

(0)Rasio

Citra

Landsat

Landsat 7ETM

band 6

6

Kelembaban

vegetasi/NDMI

(x6)

Komponen

fisikPersen Rasio

Citra

Landsat

(NDMI)

METODE ANALISIS DATA

23

Jenis data yang dianalisis: (lanjutan…)

24

METODE ANALISIS DATA

Jenis data yang dianalisis: (lanjutan…)

No. Variabel Representasi SatuanSkala

dataSumber

Teknik

Ekstraksi data

7

Jarak terdekat

dari jalan/jalur

patroli/trek

(x7)

Gangguan

aktifitas

manusia

Meter Rasio

Peta jarak

dari jalur

patroli

Analisis spasial

dengan teknik

Euclidean

Distance

8

Jarak dari

kebun

(x8)

Gangguan

aktifitas

manusia

Meter Rasio

Peta jarak

dari jalur

patroli

Analisis spasial

dengan teknik

Euclidean

Distance

9

Forest

Canopy

Density

(FCD) (x9)

Persentase

tutupan

lahan

Persen

(%)ordinal

Citra

Landsat 8Persamaan FCD

25

METODE ANALISIS DATA

1. Analisis Regresi Logistik BinerDigunakan 70% Data kehadiran dan

ketidakhadiran mantangan.

Seluruh Variabel Multikolinearitas antar variabel uji

Variance Inflastion Model (VIF) Analsisis metode

enter Model Regresi Logistik tiga kelas

kesesuaian (rendah, sedang, dan tinggi).

26

METODE ANALISIS DATA

2. Uji Kelayakan Model

Kelayakan model regresi -2 log Likelihood dan

Kecocokan variabel yg digunakan

- Uji Hosmer and Lemeshow

- Negelkerke R Square

27

METODE ANALISIS DATA

3. Validasi Model

Validasi = [n/N] x 100%

Dengan n = jumlah petak ditemukannya mantangan pada suatu kelas

kesesuaian, dan N = jumlah total petak ditemukannya mantangan.

Data validasi model adalah sebesar 30% dari jumlah keseluruhan data

yang tersedia. Nilai validasi dilakukan terhadap hasil interpolasi model

secara spasial.

Tingkat validitas model dilihat dari tingginya prosentase nilai data titik

kehadiran mantangan pada kelas kesesuaian tinggi bagi habitat

mantangan.

28

Presence/Absence

(Varaibel terikat)

Variabel lingkungan

(Variabel bebas)

Penetapan

Regresi

Logistik

Biner

Uji Kelayakan

Model

Validasi

Model

Interpolasi

Model

Formulasi

Regresi

Logistik

Biner

Peta Kesesuaian

Habitat

Uji VIF

TNBBS

tidak

ya

1. Elevasi

2. Slope

3. Aspect

4. Jarak dari jalan

5. Jarak dari

kebun

6. Suhu

7. NDVI

8. NDMI

9. FCD

Bagan alir analisis data:

29

RESULT

Presence = 86 titik

Absence = 70 titik

Total = 156 titik

30

Presence

points

Absence

points

31

ANALISYS

Persentase pembagian data:

70% (108 titik [P= 58; A= 58]) utk model

30 % (48 titik) utk Validasi

Statistic Zonal as table pada ArcGis

Hasil zonal statistic diolah dgn SPSS

32

ModelCollinearity Statistics

Tolerance VIF

1 jarak dari jalan 0.637 1.569

elevasi 0.344 2.904

ndvi 0.406 2.462

ndmi 0.397 2.517

suhu 0.349 2.866

fcd 0.76 1.316

slope 0.741 1.349

aspect 0.794 1.26

jarak dari kebun 0.62 1.613

ANALISYS

Uji VIF

Multikolinieritas terjadi jika Toleransi < 0.1 (10%), atau VIF > 10

33

ANALISYSHasil analisis regresi logistik biner terhadap seluruh

peubah

Signifikan secara statistik jika nilai significance (sig.) < 0.05 (5%).

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a jdj .001 .000 10.240 1 .001 1.001

elv .006 .006 1.188 1 .276 1.006

ndvi 15.734 7.346 4.587 1 .032 6.809E6

ndmi 2.317 10.099 .053 1 .819 10.145

shu 1.216 1.457 .696 1 .404 3.374

fcd .009 .009 1.071 1 .301 1.009

slp -.006 .013 .188 1 .665 .994

asp -.002 .002 .564 1 .453 .998

jdk .000 .000 .261 1 .610 1.000

Constant -37.436 34.034 1.210 1 .271 .000

a. Variable(s) entered on step 1: jdj=jarak dari jalan; elv= elevasi; ndvi, ndmi,

shu=suhu; fcd, slp=slope; asp=aspect; jdk=jarak dari kebun.

34

ANALISYS

35

ANALISYS

Suitability Map

36

ANALISYS

Fit test of Model

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 120.770a .235 .314

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by

less than .001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 120.770a .235 .314

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates

changed by less than .001.

37

Fit Test of Model

ANALISYS

-2 Log Likelihood dari 149.720 menjadi 123.552

penurunan Model layak digunakan

Uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan bahwa model

dinyatakan cocok (fit) karena memiliki signifikansi secara

statistik 0.782 (> 0.05).

Nilai Nagelkerke R2 = 28.7%

28.7% keragaman dapat dijelaskan oleh model, sedangkan

sisanya (71.3%) dijelaskan oleh faktor lain yang berada di

luar model.

38

ANALISYS

Model Validation

Validasi model =n/N

39

RESULT

1 Distance from

the road

40

RESULT

26

8

52

0

10

20

30

40

50

60

0 - 400 meter 400 - 800 meter > 800 meter

Jumlah titik kehadiran/Jarak dari jalan

1 Distance from the road

41

2 Distance from

The garden

RESULT

42

2 Disatance from the garden

RESULT

144

68

0

20

40

60

80

0 - 400 meter 400 - 800 meter

> 800 meter

Jumlah titik kehadiran/Jarak dari kebun

43

3 Elevation

RESULT

44

3 Elevation

RESULT

57

21

8

0

10

20

30

40

50

60

0 -- 100 mdpl 100 -- 200 mdpl

> 200 mdpl

Jumlah titik kehadiran/Elevasi

45

4 Slope

RESULT

46

4 Slope

RESULT

17

2422

8

15

0

5

10

15

20

25

30

0% -- 8% 8% -- 15% 15% -- 25% 25% -- 40% > 40%

Jumlah titik kehadiran/Slope

47

5 Aspect

RESULT

180

90

360/0

270

48

5 Aspect

RESULT

2623

18 19

0

5

10

15

20

25

30

0 -- 90 derajat

90 -- 180 derajat

180 -- 270 derajat

270 -- 360 derajat

Jumlah titik kehadiran/Aspect

49

6 NDVI

RESULT

50

6 NDVI

RESULT

0 3 3

80

0

20

40

60

80

100

-0.16 0 -- 0.32 0.32 --0.42

0.42 --0.62

Jumlah titik kehadiran/NDVI

51

7. NDMI

RESULT

52

0

27

59

0

10

20

30

40

50

60

70

-0.06 0 -- 0.3 0.3 -- 0.4

Jumlah titik kehadiran/NDMI

7. NDMI

RESULT

53

8. FCD

RESULT

54

8. FCD

RESULT

22

12

43

9

0

10

20

30

40

50

0 -- 25% 25% -- 50% 50% -- 75% 75% -- 100%

Jumlah titik kehadiran/FCD

55

9. Surface Temp.

RESULT

> 260 C

56

86

00

20

40

60

80

100

< 26 derajat celcius >26 derajat celcius

Jumlah titik kehadiran/Suhu permukaan

9. Surface Temp.

RESULT

57

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi dan karakteristik habitat

mantangan yang paling sesuai di Resort Tampang TNBBS yaitu pada

ketinggian 0 – 100 mdpl, kelerengan (slope) 0 – 8%, arah kelerengan

(aspect) 0 – 90 derajat, jarak dari jalan >800 meter, jarak dari

kebun/aktifitas manusia >800 meter, suhu permukaan <260C, nilai

NDVI antara 0.42 – 0.62, nilai NDMI antara 0.3 – 0.4, dan nilai FCD

antara 50% – 75%. Selain itu, berdasarkan analisis antara peta

kesesuaian habitat mantangan dengan peta tutupan lahan

menunjukkan bahwa habitat yang paling sesuai yaitu pada tutupan

lahan berupa semak belukar, sedangkan hasil analisis antara peta

kesesuaian habitat mantangan dengan peta tanah menunjukkan

bahwa tanah yang paling sesuai yaitu jenis tropudults.

58

2. Hasil analisis regresi logitik menunjukkan bahwa model sebaran

sapsial dan kesesuaian habitat untuk mantangan di Resort

Tampang TNBBS adalah:

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

59

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Model kesesuaian habitat dan sebaran spasial tumbuhan

invasif mantangan ini dapat dijadikan masukan yang

strategis sehingga penting untuk upaya pengelolaan dan

pengendalian mantangan di Resort Tampang, TNBBS.

SEKIAN, TERIMA KASIH

60

© Rudi, TNUK, 21122012

© www.greenberg-art.com