sambal post - 18 juni 2014
TRANSCRIPT
ShAring InforMasi, Berita, CeritA, & Lainnya
SAMBAL POST
The Best Contact Center Award
Juaranya.. ya BICARA!(BI CAll and inteRAction)
Bank Indonesia (baca: BICARA) menyabet
penghargaan GOLD untuk kategori The Best Contact Center
Operations pada malam penghargaan The Best Contact
Center Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia
Contact Center Association (ICCA) tanggal 28 Mei 2014 di
Jakarta. Acara pemberian penghargaan ini dimaksudkan
sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan kompetensi
praktisi contact center dalam bidang pelayanan,
meningkatkan kontribusi contact center dalam mendukung
kinerja lembaga/perusahaan, serta mengetahui potensi
pengembangan yang dapat dilakukan.
Penilaian dalam acara penghargaan ini dilakukan
dengan sistem audit oleh para juri yang berasal dari kalangan
praktisi, vendor teknologi, dan pengurus Asia Pasific Contact
Center Association Leaders (APCCAL) berdasarkan parameter
COPC dan Customer Service Audit (CSA) yang berstandar
internasional. Oleh karenanya, penghargaan GOLD ini
merupakan pengakuan terhadap kualitas dan kredibilitas
layanan BICARA, baik secara nasional maupun internasional.
SELAMAT untuk BICARA!
terbitan JUNI 2014
UNTUK KALANGAN SENDIRI (DKom BI)
SALAM
500131
2 (uraian lengkap & ringan) ulegan SALAM 500131
“Behind a great man there’s always a great woman,” begitulah kira-kira bunyi “pepatah” yang sering kita dengar. Maka, dalam
SAMBAL POST kali ini “pepatah” itu berubah menjadi “Behind a great BICARA there’s always a great TEAM”. Siapa saja
mereka? Apa saja kegiatan mereka? Mari kita saksikan bersama-sama.
Iya Pak Jokowi, nanti
kita bantu renovasi
Sumber: Bahan Presentasi BICARA
(uraian lengkap & ringan) ulegan SALAM 500131 3
Diary Bicara by Ince WeJePe
Monday Ceria Berseragam BICARA
Audit Internal BICARA
Latihan Vokal Dengan Karaoke-an.. lalalalilili
(Biar suara tambah enak terdengar di telephone)
Ultah Keroyokan Personil BICARA (ki-ka : Tia, Lutfi, Finda, Tumpal, Aldi)
Friday Sport Day: Beberapa puteran jogging di Monas dan beberapa jepretan hasil tongbroh
PARA PELAKON Rizana Noor as Kepala Divisi; Dwi Mukti as Kepala Tim; Wahyu Indra dan Any Ramadhaningsih as
Manajer; Lina Ernawati as Staf; Nining as Bisnis Analis; Aldi as Supervisor; Tumpal as Team Leader; Ince WeJePe as Quality Assurance; Tia, Sari, Indah, Lutfi, Finda, dan Fera as Agen BICARA 01-06
(uraian lengkap & ringan) ulegan TESTIMONI on the spot 5
sudah lega rasanya… dan hasilnya surprise!!! diuleg (diuraikan selengkapnya) oleh: Ince WeJePe (a.k.a. Mpok Ince dari BICARA)
Bank Indonesia tahun ini untuk pertama kalinya
mengikuti Lomba The Best Contact Center Indonesia (TBCCI)
tingkat nasional. Lomba TBCCI ini diikuti hanya oleh anggota
Indonesia Contact Center Association (ICCA). Beberapa
perlombaan yang dipertandingkan antara lain Presentasi,
Jambore dan Talent yang terbagi dari kategori individual dan
kategori korporat. TBCCI 2014 memperebutkan 1 Grand
Champion, 3 Runner Up dan 10 Top Ten Winner. Bank
Indonesia melalui BICARA 500131 mengikuti kategori
individual yang diwakili oleh Aldi, Ince, Tumpal dan Sari dan
harus mengikuti ujian tertulis dan presentasi.
Lega Setelah Mengikuti Tes Tertulis
Sementara itu, kategori korporat diwakili oleh Bp.
Rizana Noor beserta tim (presentasi nya dalam bahasa Inggris
eeuy). BICARA juga mengirimkan peserta untuk kategori
TALENT yaitu The Best Singing dan Dancing. Namun, untuk
tahun ini Bank Indonesia tidak mengirimkan Lomba Jambore
yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Cibubur.
Hasil lomba TBCCI diumumkan pada acara Malam
Penghargaan Gala Dinner yang dilaksanakan pada tanggal 28
Mei 2014 di Jakarta. Bank Indonesia boleh berbangga pada
keikutsertaan yang pertama dan sebagai pendatang baru di
dunia per contact center-an ini pada kategori talent yaitu
dancing dapat meraih penghargaan Juara 3 (Surprise!,
begitu kata Kadiv KILAP menggambarkannya).
Pas Latian
Pas Mentas
Lega Setelah Mentas
Semoga tahun depan Bank Indonesia melalui BICARA
500131 bisa mengikuti seluruh kategori yang dilombakan,
mampu menjadi juara, dan segera sprint mengejar contact
center lainnya .. Be the Best!
6 (uraian lengkap & ringan) ulegan TESTIMONI on the spot
DiruDiruDi..Na..Ho.. DiruDiruDi..Na..Ho.. diuleg (diuraikan selengkapnya) oleh: Natya Ayu Chandrika (a.k.a. Jeng Natya dari Tim Relasi Media)
Jakarta, ......... 2014. Kemeriahan memenuhi suasana
salah satu sudut Balai Kartini. Jika tidak ingat sedang berada
di mana atau saat itu tanggal berapa, orang bisa keliru
mengira hari itu sebagai perayaan Halloween atau mardi
Grass. Bagaimana tidak? Secara berkelompok, terlihat para
wanita (dan pria juga tentunya) berdandan maksimal dengan
warna-warna cerah siap manggung dalam berbagai bentuk
dan rupa serta, tak ketinggalan, bulu mata palsu anti badai.
Suspens yang menggantung di udara, serta wajah2 tegang
demam panggung, mengingatkan kembali akan tujuan
sebenarnya diadakan kegiatan hari itu. It’s a competition. Ya,
pada hari itu dilaksanakan sebuah lomba adu bakat antar
contact center se-Indonesia. Pesertanya? Berbagai institusi,
baik swasta maupun lembaga negara.
Tak heran bahwa para peserta begitu semangat dan
serius mengikuti kompetisi vokal grup dan tari tradisional
yang diadakan hari itu. Taruhannya memang cukup tinggi:
gelar juara, kesempatan untuk menyalurkan jiwa banci tampil
di ajang gala dinner contact center dan, yang paling penting:
hak untuk menyatakan bahwa “kami paling keren dan oke”.
Bagi contact center Bank Indonesia, yang memperkenalkan
diri dengan nama BICARA, tahun ini merupakan keikutsertaan
pertama kalinya di lomba antar contact center. Bagaimana
tidak? BICARA memang belum lama berdiri, bahkan belum
resmi melewati grand launching. Dengan semangat yang
membara pula, kelompok vokal grup BICARA yang mendapat
nomor urut 2 tampil di panggung, menyanyikan 2 buah lagu.
Lagu pertama adalah Bendera (dibuat ternama oleh
grup band Cokelat), yang rupanya merupakan lagu wajib,
mengingat semua kelompok sebelum dan sesudahnya pun
menyanyikan lagu yang sama. Apa? Takut sama dengan yang
lain? Ohoo, jangan khawatir. Tidak mungkin salah mengira
nada “dirudirudinaho” muncul dari kelompok lain. Nada-nada
yang dimunculkan dalam aransemen Bendera yang
dibawakan grup BICARA merupakan aransemen orisinil Om
Tonce, konsultan yang diminta khusus menggarap lagu
tersebut. Bahkan nada “dirudirudinaho” telah memiliki
kelompok penggemar tersendiri di kalangan Departemen
Komunikasi Bank Indonesia.
Grup vokal BICARA tampil cukup percaya diri, meski
dengan pelatihan minim. Lagu Bendera ditampilkan dengan
berbagai gerak tubuh, bahkan mengikutsertakan bendera asli
(yang saat pose terakhir sempat kusut memang, tapi kan yang
penting niatnya). Penampilan tersebut diikuti dengan lagu
Cantik (dipopulerkan oleh Kahitna), yang dibawakan dengan
lebih centil dan jenaka, disertai akting ciamik dari para
penyanyi.Setelah seluruh peserta lomba vokal grup tampil di
hadapan dewan juri (rasanya saya tak perlu menjabarkan
penampilan mereka satu-persatu; lebih baik membahas tim
kita sendiri, mengingat yang membaca juga kita, dan
bukankah narsis itu paling enak?),
Tiba saatnya penampilan kelompok tari. Layaknya
burung merak yang tampil dengan sombong karena yakin
akan kecantikannya, kelompok tari BICARA juga tampak
menawan dan sangat berwarna. Tidak sia-sia persiapan
dandan yang makan waktu; penampilan mereka sungguh
membuat pangling dan terpukau (luar biasa memang
pengaruh bulu mata anti badai itu). Tapi penampilan wajah
dan kostum bukan yang terpenting. Mereka harus membuat
para juri terkesan dengan gerakan tari yang luwes dan indah.
Dan jangan salah; dengan membawakan tari piring
kontemporer asal Sumatera Barat, ekspektasi terhadap
penampilan mereka pun sangat tinggi. Penonton
mengharapkan tarian dinamis, gerakan-gerakan akrobatik dan
aksi injak beling yang ternama itu. We want a spectacle!
Dan kelompok tari BICARA tidak mengecewakan
penonton. Mereka tampil genit dan feminin saat diperlukan,
hingga ke ekspresi wajah. Tak kalah pentingnya, para penari
tampil semangat dan powerful sepanjang penampilan.
Dengan koreografi yang sangat dinamis, setiap sudut
panggung diisi oleh gerakan yang berbeda-beda namun
koheren. Sungguh memanjakan mata penonton. Dan latihan
keras yang telah dijalani pun tak sia-sia. Meski cabang vokal
grup belum berhasil meraih gelar, cabang tari berhasil
memboyong juara ketiga. Not bad for a first timer. Tapi
tentunya bukan gelar juara yang terpenting. Hal utama yang
didapatkan adalah pengalaman baru, kebersamaan, dan
kesempatan untuk tampil sesaat di bawah spotlight.
(uraian lengkap & ringan) ulegan VOKAL 500131 on the spot 7
Pemanasan Gaya Pemanasan Bibir
Ber-Empat Ber-Banyak
Olah Vokal Olah Gerak
Merah Putih Merah Biru (+ Pak Rizana)
Foto-foto karya Fiky Fadilah
8 (uraian lengkap & ringan) ulegan GERAK 500131 on the spot
Jejer Tiga Topang Tiga
Tanpa Fans Dengan Fans
Genggam Piring Genggam Gadget
Senada Seirama
Foto-foto karya Fiky Fadilah
(uraian lengkap & ringan) ulegan PENGETAHUAN 9
bahasa dunia adalah BAHASA TUBUH diuleg (diuraikan selengkapnya) oleh: Rizky Utama (a.k.a Mas Rizky Martin dari solidaritas AUS)
Terkait edisi Sambal Post terbaru yang mengangkat tema BICARA JUARA, maka pada kesempatan ini saya ingin
sedikit sharing tentang “Bicara” dalam arti yang sebenarnya. Pada dasarnya bicara dibutuhkan untuk berkomunikasi
antara satu pihak (individu/kelompok) kepada pihak lainnya untuk menyampaikan pesan, baik dalam rangka meminta
konfirmasi atau hanya sekedar memberikan informasi. Kali ini saya justru tidak akan membahas tentang berbicara
dengan bahasa yang dikeluarkan oleh bibir kita melainkan berbicara dengan menggunakan bahasa tubuh untuk
menyampaikan pesan.
Sedikit bercerita, pada sore hari yang cerah di salah satu kota di Italia saya melihat teman saya sedang sibuk
membeli es krim di salah satu penjual pinggir jalan. Saya tidak melihat adanya perbincangan di antara mereka. Saya
justru melihat teman saya sibuk memberikan tanda dengan kedua tangannya. Baik itu untuk menunjukan sesuatu (es
krim mana yang diinginkan) mauupun dengan gerak jari jemari yang mengarah kepada angka tertentu. Lalu setelah itu
saya menanyakan kepada dia, bahasa apa yang digunakan untuk membeli es krim tersebut (Italia? Inggris?). Dia
menjawab, bahasa tubuh dengan tangan. Dia menyebutkan bahwa si penjual es krim tidak bisa berbahasa Inggris,
begitupun teman saya yang tidak bisa berbahasa Italia. Dari contoh tersebut kemudian saya berpikir kalau bahasa
tubuh adalah bahasa dunia yang pada akhirnya dapat membantu atau menegaskan komunikasi verbal melalui mulut.
Lalu apakah bahasa tubuh setiap orang di dunia ini sama? Pada dasarnya bahasa tubuh di dunia ini bisa
dikategorikan sama. Seperti untuk menggambarkan angka 1-10 kita dapat menggunakan jari sesuai kebutuhannya,
untuk mengatakan tidak kita bisa menggeleng-gelengkan kepala ataupun melambaikan tangan ke kanan dan ke kiri, atau
mungkin untuk menggambarkan bau, umumnya banyak orang menutup hidungnya dengan tangan.
Tetapi tahukah kita bahwa arti bahasa tubuh di dunia ini tidak sepenuhnya memiliki arti yang sama? Beberapa
negara memiliki arti tersendiri baik untuk gerakan tubuh maupun suatu perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang. Bahkan, di beberapa negara bahasa tubuh tertentu bisa diartikan tidak sopan apabila dilakukan.
Berikut beberapa contoh dari perbedaan bahasa tubuh di beberapa negara di dunia yang diolah dari berbagai sumber.
10 (uraian lengkap & ringan) ulegan PENGETAHUAN
Di Nepal, melangkahi kaki orang yang sedang duduk berselonjor adalah perilaku yang sangat buruk. Mungkin hampir sama dengan di Indonesia. Tetapi mungkin lebih ke orang yang lebih tua.
Di India, bahasa tubuh lebih banyak berekspresi daripada berbicara langsung. Jangan heran apabila menemukan warga India yang lebih sering menggerakkan tubuhnya, dengan banyak gerakan kepala
dan tangan untuk menyatakan perasaannya dibanding berbicara langsung.
Orang Italia dikenal sangat ekspresif dalam bahasa tubuh. Salam pertemuan mereka tidak hanya menggenggam tangan, tapi juga mencium pipi kanan dan kiri. Berdorong-dorongan di tempat publik tidak dianggap kasar di Italia karena menggambarkan keakraban diantara mereka.
Di Rusia, berjabat tangan di ambang pintu dianggap sial. Jadi ketika ingin menginap di sebuah hotel di Moskow sebaiknya menghindari berjabat tangan dengan petugas di ambang pintu.
Di Inggris, menunjukan jari tengah dan jari telunjuk bersamaan dengan telapak mengadap kearah anda akan dianggap tidak sopan, kurang lebih memiliki arti yang sama ketika menunjukan jari tengah di Amerika Serikat.
Mengangguk biasanya diartikan sebagai "ya" dan menggelengkan kepala berarti "tidak", namun di Belanda, mengangguk berarti "tidak".
Mengacungkan jempol kepada seseorang bisa memiliki dua arti. Pertama adalah setuju, yang kedua adalah memberikan pujian kepada seseorang. Tetapi di Yunani, mengacungkan jempol itu dianggap tidak sopan karena merupakan sebuah penghinaan.
Bersalaman, adalah cara untuk memulai perkenalan dengan orang. Di Fiji, salaman dapat berlangsung lama bahkan hingga suatu percakapan selesai.
Di Jepang, menatap mata seseorang, apalagi orang yang lebih tua, merupakan tindakan yang tidak sopan.
Pada akhirnya, rasanya kita perlu mengetahui arti bahasa-bahasa tubuh yang spesifik dari negara-negara lain.
Hal ini akan memberikan nilai tambah disaat kita melancong dan bergaul dengan orang-orang dari negara lain tersebut,
serta menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Di sisi lain, bahasa tubuh yang baik dan sifatnya umum akan
membuat komunikasi kita dengan penduduk negara lain (yang bahasanya tidak kita pahami) dapat terjalin dengan baik.
(uraian lengkap & ringan) ulegan CURHAT 11
GALAKnya wartawan MANISnya wartawan diuleg (diuraikan selengkapnya) oleh: Rebeka Immakulata (mahasiswi magang DKom)
Tanggal 23 Mei sampai 25 Mei 2014 kemarin saya dan
teman PKL saya Najla ikut serta bersama rombongan
wartawan ke Bandung untuk mengikuti workshop pelatihan
penulisan berita untuk wartawan. Selama workshop
berlangsung, seluruh wartawan khusyuk mendengarkan
setiap penjelasan yang di lontarkan narasumber sambil
menikmati camilan yang disediakan, dan tidak jarang para
wartawan bertanya beberapa hal yang menggelitik rasa
penasaran mereka.
Sosok wartawan yang selama ini saya lihat adalah
orang-orang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi dan
sangat serius dan cenderung mudah marah, mungkin karena
mereka harus terus berkonsentrasi untuk mendapatkan
berita. Intinya, pandangan saya terhadap wartawan adalah
orang yang selalu serius dan kaku.
Tetapi ternyata saya salah, setelah menghabiskan
kurang lebih 2 hari bersama wartawan, semuanya berubah
180 derajat, ternyata wartawan tidak kaku ataupun serius
sama sekali. Mereka sering bercanda dan menyela satu sama
lain di beberapa kesempatan dan humor mereka selalu
berhasil membuat saya tertawa terbahak-bahak.
Dibalik keseriusan mereka di saat mereka melakukan
pekerjaan mereka, mereka juga pintar untuk mencairkan
suasana untuk menjernihkan kembali pikiran mereka setelah
sekian lama berkutat dengan berita-berita ekonomi Indonesia
yang menurut saya rumit. Mereka bisa menciptakan
kebahagiaan mereka sendiri tanpa melakukan hal-hal yang
berlebihan.
Mas Hafidz,
salah satu wartawan yang sangat menyenangkan
12 (uraian lengkap & ringan) ulegan REPORTASE
hikayat perjalanan 3 HARI 2 MALAM diuleg (diuraikan selengkapnya) oleh: Najla (mahasiswi magang DKom)
“Najla dan Rebecca, kalian nanti ikut ya ke
Bandung,” ujar Pak Deddy kepada kami, dua anak magang
yang tersisa. Mencari tahu kegiatan apa yang akan
dilakukan selama di Bandung, menjadi satu kewajiban
yang mutlak harus di lakukan sebelum keberangkatan.
Rupanya, Divisi Relasi Media Masa dan Opinion Maker
mengajak rekan-rekan wartawan untuk mengikuti
kegiatan pelatihan di Hotel Holiday Inn, Bandung.
Perjalanan (baca: penugasan) selama tiga hari dua
malam (23-25/5) ini merupakan upaya peningkatan
kualitas kerjasama yang baik melalui pengembangan
pengetahuan jurnalisme untuk penunjangan kualitas
berita Bank Indonesia yang tersiarkan di media. Sebanyak
kurang lebih 60 jurnalis dari berbagai media baik cetak
maupun elektronik, turut berpartisipasi mengikuti
pelatihan wartawan yang diberikan Bank Indonesia.
Sabtu pagi (24/5) setelah sarapan, para wartawan
di arahkan untuk mengikuti pelatihan sesi pertama yang
diberikan oleh Dr. Muslimin Anwar dari Departemen
Kebijakan Ekonomi dan Moneter dengan topik
“Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek
Ekonomi Indonesia - Menjaga Stabilitas Mendorong
Reformasi Struktural Untuk Pertumbuhan Ekonomi Yang
Berkelanjutan.“ Dalam sesi ini para wartawan diajak
untuk bersama-sama melihat tantangan dan prospek
ekonomi Indonesia di era global ini, serta pentingnya
agenda reformasi struktural.
Antusiasme pembicara berhasil mengajak para
wartawan mengenali panggilannya sebagai peramu berita.
Wartawan pun semakin teredukasi mengenai isu-isu
ekonomi global dan domestik, prospek ekonomi 2014,
prioritas dan arah kebijakan, permasalahan fundamental,
pendalaman pasar keuangan, peningkatan kapabilitas
industri, dan optimalisasi ruang fiskal. Rasa penasaran
para wartawan pun terjawab dalam sesi tanya jawab.
Sesi kedua pun tidak kalah menarik, dengan
pembahasan seputar Neraca Pembayaran Indonesia
(NPI) dengan pembicara Agung Budilaksono dari
Departemen Statistik. Materi yang disampaikan
meliputi konsep Neraca Pembayaran, perkembangan
terkini NPI, dan penerapan Balance of Payments 6th
(BPM6) pada Statistik NPI. Mereka teredukasi dengan
sangat baik melalui materi – materi yang diberikan.
Sesi ini menjadi sarana belajar yang sangat berharga
bagi para kawan wartawan.
Dalam hal ini, para kawan wartawan tidak
hanya teredukasi namun terlihat secara kompherensif
mendedikasikan diri nya terhadap pemberitaan Bank
Indonesia, melalui ikatan hubungan yang baik, dan
keinginan untuk terus belajar dan berpikir. Ini semua
merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap
profesi termasuk wartawan.
Bukan hanya para wartawan, saya pun sebagai
anak magang sangat teredukasi dengan materi yang
ada serta mendapatkan satu pembelajaran yang tak
terlewatkan, bahwa wartawan tidak sekedar profesi,
tapi itu sebuah panggilan. Menjadi seseorang yang
siap mendapatkan pendidikan apapun, agar mereka
pandai dan cerdas. Saat tidak sedang bertugas pun
mereka bisa menjadi individu yang mempunyai
pemikiran extraordinary, menganalisa sesuatu pada
jalur yang benar, dan menjadi bagian yang amat
penting pada lapisan masyarakat.
Perjalanan dinas yang sebentar, namun dapat
memberikan pembelajaran yang panjang dan amat
penting untuk semua pihak yang terlibat. Secara garis
besar, pelatihan ini telah menjadi sarana peningkatkan
profesionalisme kawan-kawan wartawan dalam
menganalisis dan memandang berbagai isu yang ada di
Bank Indonesia.
(coba berbagi kisah) cobek: JEPRAT JEPRET 13
Hepi b’day Sis Aan US (Uut Saptaji)
2 Potong 8 Orang Persis Belakang Kamera
Tertata Rapi
14 (coba berbagi kisah) COBEK: REPOT (reportase photo)
Pada tanggal 20 Mei 2014, Bank Indonesia menyelenggarakan Acara Sarasehan Nasional yang mengangkat tema
“Kebangkitan Ekonomi Nasional melalui Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Kuta dan inklusif, Pengendalian Inflasi
yang rendah, serta Pelaksanaan Reformasi Struktural yang Konkrit.” Acara dibuka dengan makan malam bersama, dan
ditutup dengan sesi talkshow yang direkam dan disiarkan oleh TV One. Berikut adalah sedikit kisah orang-orang di
belakang layar yang membuat santapan dan siaran menjadi terwujud.
Susun Menyusun Baris Berbaris
Mengatur Menghitung
Ruang Kendali Jemari Kendali
(coba berbagi kisah) cobek: ANGGOTA KELUARGA DKom 15
goyang kliping ala mas BOLA (BobO Lenteng Agung) diuleg (diuraikan selengkapnya) oleh: Najla (mahasiswi magang DKom)
Saat pertama kali mendengar nama Bobo, pasti akan
timbul pertanyaan. “Bener tuh nama aslinya?” atau “Kenapa
bisa dipanggil Bobo?” Pemilik nama asli Budi Affandi yang
telah mengabdi selama 15 tahun di Bank Indonesia ini pun
menceritakan awal kisahnya. Alkisah tahun 1999, ada empat
orang bernama Budi, yakni: Budi Hanoto, Budi Rianto, Doddy
Budi Waluyo, dan Budi Affandi. Untuk membedakan Budi
yang satu dengan Budi yang lain, saat itu Budi Affandi
dipanggil oleh salah satu rekan kerjanya dengan sebutan
Bobo. Setelah itu, semua orang pun ikutan memanggilnya
dengan sebutan Bobo. Bukan karena suka tidur melainkan
karena panggilan itu sudah terdengar sangat akrab di telinga.
Pertama kali bergabung di Bank Indonesia, Mas Bobo
bertugas di Gedung Tipikal, baru setelahnya ia ditugaskan ke
DKom (yang pada saat itu masih bernama Biro Gubernur).
Saat ini, sehari–hari Mas Bobo bertugas membuat kliping
highlight pemberitaan harian, membantu urusan
penyampaian dokumen, maupun membantu hal-hal lainnya.
Pria yang hobi memancing dan bermain bulutangkis ini
merasa senang dapat ditempatkan di DKom karena
lingkungan kerja yang menyenangkan dan membuat happy.
”Prinsip DKom yang penting kerjaan beres,” kata Mas Bobo.
Kalau DKom diibaratkan rumah kedua bagi Mas Bobo,
maka rumah pertama Mas Bobo berlokasi di Bumi Cilebut
Damai. Di situ ia tinggal bersama satu istri dan dua jagoan
laki-laki yang masing-masing berumur 14 tahun dan 7 tahun.
“Melihat mereka sehat dan dapat sekolah tinggi,” itulah doa
dan harapan Mas Bobo untuk anak-anaknya. Di rumah, Mas
Bobo merupakan sosok suami yang sangat sayang istri.
Buktinya, di saat hari libur, yang asyik untuk tidur, Mas Bobo
justru memilih untuk membantu istrinya mengerjakan
pekerjaan rumah bersama-sama. Sungguh sangat romantis.
Soal kepribadian, di balik tampilannya yang kalem
ternyata Mas Bobo sangat menyukai musik dangdut. Ia
pernah bergabung sebagai pemain bas orkes dangdut yang
tercetar seantero Lenteng Agung. Bersama orkes dangdutnya,
Mas Bobo melakukan live music tour dari kampung ke
kampung. Kehidupannya dengan musik dangdut benar-benar
tidak terpisahkan, ibarat siput dengan cangkangnya.
Disinggung soal rencana ke depan, Mas Bobo ingin memiliki
rumah lagi untuk dikontrakkan. “Jadi ada pemasukan kalo
udah pensiun,” ujarnya. Tidak lupa, Mas Bobo juga berharap
agar DKom bisa terus mempertahankan kepeduliannya
terhadap pegawai, khususnya bagi para pegawai pihak ke-III.
16 SAMBAL POST
EDITORIAL
BICARA, bukan BASA BASI
ulu pernah ada seseorang yang mencurahkan uneg-unegnya kepada Bank Indonesia. “Telepon ke BI
susah banget,” atau “teleponnya nyambung tapi gak pernah diangkat,” ya begitulah kira-kira
bunyinya. Ada benarnya. Tapi rasanya sekarang uneg-uneg tersebut sudah tidak relevan lagi
mengingat Bank Indonesia sudah memiliki jurus “500131” alias BICARA (BI CAll and inteRActions).
Inilah salah satu wujud layanan prima Bank Indonesia kepada publik yang masuk melalui pintu Gedung B
maupun publik yang masuk melalui “pintu-pintu” lainnya (telepon, email, media sosial, dll).
Publik yang datang ke Bank Indonesia perlu diajak bicara (baca: berkomunikasi). Sesuai filosofinya, bicara
merupakan bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian (reduce of
uncertainty) diantara para pelakunya. Agar tujuan bicara ini dapat tercapai, syaratnya harus ada kejelasan
pesan/informasi yang disampaikan/dipertukarkan di dalam proses tersebut. Nah, bicara yang di dalamnya
tidak terdapat kejelasan pesan/informasi, namanya ya cuma basa-basi. Basa-basi ini bisa terlihat manis di luar
tapi pahit di dalam. Memang, basa-basi itu tidak selalu memiliki konotasi negatif, tapi gak jelasnya itu loh!
Komunikasi sebuah bank sentral dengan publik tidak boleh sekedar basa-basi tapi harus ber-bicara. Pilihan
antara basa-basi dan bicara sangat menentukan tingkat kredibilitas sebuah bank sentral di mata publik. Oleh
karena itu, di Bank Indonesia, kita punya BICARA yang mengajak publik bicara (bukan basa-basi!). Dan, pada
kesempatan ini kita patut mengucapkan selamat dan memberikan penghargaan kepada BICARA atas bicara
yang telah dilakukan kepada publik (buktinya: penghargaan berstandar nasional dan internasional diterima).
Prestasi ini merupakan pengakuan kualitas pesan/informasi yang disampaikan oleh Bank Indonesia (baca:
BICARA) kepada publik. Maka, ini jelas prestasi BICARA, bukan basa basi!
PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB (semua) Pegawai DKom REDAKTUR EKSEKUTIF Pegawai DKom DEWAN EKSEKUTIF
Pegawai DKom REDAKTUR PELAKSANA Pegawai DKom REDAKTUR UTAMA Pegawai DKom REDAKTUR Pegawai DKom
REDAKSI Pegawai DKom REPORTER Pegawai DKom KREATIF Pegawai DKom RISET Pegawai DKom PRODUKSI Pegawai DKom
D dilbert.com