pt. blue energy
TRANSCRIPT
PT. BLUE ENERGY
Sumber : ryanhutamaputera.wordpress
Gambar : Diagram system PLTU berbahan bakar batu
bara
Keterangan Diagram :
1. Colling tower
2. Cooling water pump
3. Transmission line 3- phase
4. Transformer 3- phase
5. Generator listrik 3- phase
6. Low pressure steam turbine
7. Feedwater pump
8. Surface condenser
9. Intermediate pressure steam turbine
10. Steam control valve
Laporan System PLTU Batu Bara Page 2
PT. BLUE EBERGYJL. SOEBRANTAS (PANAM )PEKAN BARU
Pone number0852-3751-2713
Konsultan :Pitra hendrayaniNim : 11255104731
Yudy gustiawanNim : 11255100671
Imam muhadiNim : 11255102231
Firman sumantriNim : 11255102898
Profesional Konsultan Engineering
PT. BLUE ENERGY
11. High pressure steam turbine
12. Deaerator
13. Feedwater heater
14. Conveyor batu bara
15. Coal Hopper ( penampung batu bara )
16. Coal pulverizer ( pemecah batu bara )
17. Steam drum ( tabung boiler )
18. Bottom ash hopper (penampung abu )
19. Superheater (pemanas )
20. Forced draught Fan
21. Reheater
22. Combustion air intake
23. Economizer
24. Air preheater
25. Cold-side electrostatic precipitator
26. Fan
27. Flue gas stack (cerobong )
Suber : http://en.citizendium.org
SYSTEM KERJA PLTU
1. Proses Pengilingan Batu Bara
Sebelum tu bara bara di bakar pada tungku pembakaran terlebih dahulu batu bara di potong
sesuai ukuran yang sudah di tentukan, kemudian batu bara yang sudah di potong di angkut ke
Laporan System PLTU Batu Bara Page 3
PT. BLUE ENERGY
coal hopper, proses pengankutan batu bara ke coal hopper atau tempat penampungan batu bara
menggunakan Conveyor, setelah di masukkan kedalam coal hopper Maka batu bara akan di
giling di dalam Pulverizers hingga menjadi tepung batu bara.yang bercampur dengan panas dari
pembakaran di dalam tungku batu bara yang di alirkan melalaui saluran Air preheather ( udara
panas ), udara panas di sini di dapatkan dari pembakaran di dalam boiler, yang di sedot
mengunakan Forced draught fan, dan masuk ke dalam pulverizer. Sehingga batu bara menjadi
lebih mudah terbakar saat di semprotkan ke dalam boiler. “Pada PLTU Batu bara bertenaga 500
MW biyasa memiliki 6 pulverizers, pada beban penuh mencapai 225 metric ton/ jam.”
(En.citizendium.org).
Sumber : http://anekasains45.wordpress.com
Gambar 1 : Diagram Kerja Pulverizer
2. Proses pemanasan udara ( Air Preheater )
Batubara yang berada di pulverizer akan di panaskan menggunakan Air preheater dimana alat
ini memanfaat kan panas dari pembakran di boiler,
Laporan System PLTU Batu Bara Page 4
PT. BLUE ENERGY
Sumber :http://en.citizendium.org
Gambar 2: Diagram Air Preheater
Dari diagram di atas terlihat gas sisa pembakaran batu bara masuk dari atas kemudian
melakukan pemisahan di tubesheet dan akan di proses di dalam Preheater antara uap panas dan
gas , uap panas akan di salurkan ke pulverizer dan akan di pakai sebagai pemas batu bara yang
sudah di haluskan, sedangkan gas yang di buang berupa Karbon Dioksida ( CO2 ), Sulfur
Dioksida ( SO4 ), dan Nitrrogen Oksida ( NOx).
3. Proses Air yang di gunakan
Adapun air yang di gunakan di dalam boiler harus di hilangkan kadar mineral yang
terkandung, karena fluida yang bekerja di dalam boiler harus bebas dari mineral, jika masih
terkandung mineral ini kan menyebabkan GGL induksi saat melewati pipa-pipa. Yang
menyebabkan korosi pada peralatan. Dan untuk menjaga air menjadi tetap tejaga kadar mineral
nya di gunakanlah Demineralizer (Unit Demin )yang berfungsi untuk menghilang kan kadar
mineral di dalam fluida.
4. Proses Pemanasan Boiler
Batu bara yang sudah bercampur dengn suhu panas didalam pulverizer kemudian di
semprotkan dengan tekanan tinggi ke dalam tungku boiler sehingga tejadi pembakaran,dan
mebakar pipa yang ada di dinding boiler agar air di dalamnya medidih ,sirkulasi dari pembakaran
Laporan System PLTU Batu Bara Page 5
PT. BLUE ENERGY
itu membuat suhu air di dalam pipa yang berada di dinding boiler meninggi, suhu air di dalam
pipa mencapai lebih dari 362ºC dan tekanan uap hasil sirkulasi mencapai lebih dari 190 bar (19
MPa), suhu pembakaran mencapai lebih dari 1000ºC, agar terjadi penguapan yang bertekanan
tinggi sehingga menghasilkan tekanan uap panas yang akan di pakai untuk menggerak kan turbin
uap.
Didalam boiler PLTU batu bara ini tidak hanya memamanskan Fluida di dalam tabung boiler
tetapi saat pembakaran juga memanaskan pipa-pipa superheater untuk melipat gandakan
penguapan di dalam nya yang menghatarkan energy kalor sehingga terjadi perpindahan kalor
secara konveksi , induksi, maupun perpindahan radiasi antara pembakaran dengan dinding boiler.
Sumber : http : // ilmupembangkit.wordpress.com
Gambar 3: diagram Proses Yang Terjadi Saat Memanaskan boiler
Pada sebuah boiler standar penggunaan atau kelayakan untuk di terapkan pada sebuah
pembangkit listrik harus memiliki syarat:
1. fluida yang tertampung di dalam boiler harus tertampung secara aman, tidak terjadi
kebocoran atau terlarut dengn senyawa lain.
2. Boiler harus memenuhi standar internasional dan yang di lengkapi system proteksi.
3. Tekanan , temperature suhu boiler, temperature fluida yang di hasilkan harus sesuai
dengan ukuran yang di tetapkan .
4. HEAD LOSSES harus minimum.
Laporan System PLTU Batu Bara Page 6
PT. BLUE ENERGY
Pada pembangkit listrik PLTU batu bara ini, tipe boiler yang di gunakan adalah tipe
PCC,di sini semua bagian penghantar panas di pasang vertical di menara pembakaran boiler. dan
proses pemabakaran nya adalah batu bara terlebih dahulu di haluskan di pulverizer dengn ukuran
sangat kecil di bawah diameter 80 µm, kemudian hasil penggilingan tersebut di campurkan
dengan uap pans menggunakan Forced draught fan setelah tercampur maka batu bara berukuran
kecil tersebut di tembakkan ke tungku boiler, dan suhu pembakaran 1300ºC - 2000ºC.” Out put
uap yang di hasilkan boiler PCC antara 50 dan 1300 “ ( IEA)
metode ini menggunakan tipe batu bara yang kualitas bagus dengan HGI (Hardgrove
Grindability Indek ) diatas 4,5 dan kadar air di bawah 40%, dan fuel ratio yang sedikit. Batu bara
jenis ini dominan dengan batu bara thermal coal seperti Antrasit dan Bitumen. Jika menggunakan
tipe PCC boiler ada 2 jenis abu sisa pembakaran yaitu Clinker ash dan Fly ash.
Sumber : Idemitsu kosan .co. ltd
Gambar 4 : Boiler PCC yang di gunakan pada PLTU
Proses oksidasi nitrogen batu bara yang membentuk fuel NOX saat pembakaran , juga
udara yang terbentuk saat pembakaran beroksidasi memebentuk thermal NOX, jika udara ini di
keluar dari saluran pembuangan maka emisi NOX yang mencapai 80% akan ikut keluar, oleh
Laporan System PLTU Batu Bara Page 7
PT. BLUE ENERGY
sebab itu di lakukan dengan menetralkan senyawa NOX tersebut di dalam boiler dengan
memanfaakan Reduksi NOX didalambatubara.(sumber : http://imambudiraharjo.wordpress.com).
Sumber : Idemitsu kosan .co. ltd
Gambar 5 :Diagram proses menetralkan senyawa NOX
5. Proser Pemisahan Air Dan Uap Panas Di Steam Drum
Setelah pipa pipa di dinding di panaskan dan fluida di dalam nya menjadi mendidih sehingga
mengandung uap panas yang tinggi,maka uap panas dan fluida di dalam steam drum akan di
pisahkan sebelum masuk ke turbin uap, jikan tidak di pisahkan maka akan merusak turbin uap
jika air panas ikut masuk ke dalam turbin. Di proses ini akan di pisahkan anntara uap air dan uap
kering. Didalam steam drum uantuk pembngkit 500 MW valume air mencapai 75000 liter.
Di adalam steam drum terdapat beberapa bagian dan fungsi, dengan ruang yang terbatas
fluida yang di panaskan dari banyak pipa yang menempel didinding boiler masuk melalui pipa
menuju ke steam drum dan gumpalan uap panas bersama cairan berkumpul di bagian bawah
steam drum anatara uap panas dan air yang mendidih,
Kemudian cairan dan uap kering akan di pisahkan Cyclone sperator, dimana air akan kembali
dip roses ke dalam steam drum sedangk an uap kering akan di salurkan ke superheather, uap
kering dari Cyclone sperator akan di proses lagi atau di saring lagi di Scrubber elements, setelah
melewati Scrubber element, uap kering tersebut di naikkan lagi tekanan uap kering tersebut
menjadi lebih di tinggi di Superheather.
Laporan System PLTU Batu Bara Page 8
PT. BLUE ENERGY
Sumber : http://Thermopedia.com
Gambar 6 : Diagram Steam Drum
“ Uap panas yang berada di dalam steam drum melebihi 1000º Fahrenheit ( sesuai set point yang
di tentukan dan menghasilkan tekanan hingga 3.500 pound/inci, yang kemudian akan di
salurkan ke turbin.”( duke-energy ).
6. Proses Superheater
Setelah uap kering di murnikan melalui Scrubber element kemudian uap itu di masukkan
ke superheather, di sini uap kering tersebut akan di naikkan suhu dan tekanan menjadi lebih
besar, melebihi yang keluar dari steam drum. Suhu di dalam superheather mencapai 700 – 720º C
dan tekanan uap mencapai 365-385 bar atau ( 36,5-38,5 MPa). Sumber energy panas berasal dari
pembakaran dari tungku boiler .
Laporan System PLTU Batu Bara Page 9
PT. BLUE ENERGY
Sumber : http://2.bp.blogspot.com
Gambar 7 : Diagram Proses Siklus Superheather
7. Proses Menggerakkan Turbin Uap Dan Generator Listrik
Sumber : http://gunawananeva.files.wordpress.com
Gambar 8 : Diagram Hubungan Turbin Uap Dan Generator
Pada pembangkit listrik batu bara ini menggunakan 3 tingkatan turbin uap, yaitu turbin uap
bertekanan tinggi ( High pressure steam turbine ), turbin uap bertekanan sedang (Intermediate
pressure steam turbine), dan turbin uap bertekanan rendah (Low pressure steam turbine). Ketiga
turbin uap ini pada dasarnya merangkai dalam satu bentuk tang berputar pada poros yang sama
Laporan System PLTU Batu Bara Page 10
PT. BLUE ENERGY
dan satu generator listrik yang sama. Hanya saja tekanan yang di terima masing masing turbin
berbeda berdasarkan set point yang telah di tentukan.
Dengan dimensi ruang yang tertutup, udara yang bertekana tinggi yang di salurkan melalui
pipa dari Superheater kemudian di keluarkan melalaui Punzle masuk kedalam sirip-sirip turbin
yang membuat turbin terus bergerak dengan berat turbin mencapai 180 metrik ton dan panjang
mencapai 30 meter bergerak dengan kecepatan 3000 rpm, dan system ini menggunakan turning
gear mechanism.
Dengan berputarnya turbin pada porosnya membuat kontak antar logam, antara poros turbin
dengan bantalana nya , pada bagian ini digunakan lah system pelumas minyak agar tidak terjadi
kotak antar logam.diman setiap bantalan turbin uap di di kasi minyak pelumas agar tidak terjadi
pengikisan logam.
Tekanan uap panas sebesar 700ºC dari superheather mengalir melalaui pipa kemudian keluar
dali Punzle dan masuk kedalam turbin uap tekanan tinggi sehingga tekanan uap tersebut
menekan setiap sirip turbin dan membuat turbin tekanan tinggi bergerak, di system ini tekanan
yang keluar dari superheather akan di atur sesuai output daya yang akan di butuh kan dengan
menggunakan Control valve,
Uap yang bertekanan tinggi yang di pakai untuk menggerakkan turbin utama akan
mengalami penurunan tekenan secara drastis , kemudian uap tersebut masuk ke pipa yang akan
di salurkan ke dalam Reheater , di Reheater uap dari sisa pemakaian untuk memutarkan turbin
utamam akan di panasakan kembali ke 700ºC, kemudian uap tersebut di salurkan ke turbin
bertekanan menengah, uap keluaran dari pada turbin tekanan menengah tersambung lansung
aliran pipa uap ke turbin tekanan rendah ,
Setelah uap sampai di turbin tekanan rendah maka uap yang semulah bertekanan tinggi dari
superheater menurun, suhu uap keluaran dari turbin tekanan rendah sedikit di atas titik didih,
kemudian uap tersebut di alirkan ke kondensor untuk di jadikan air kembali.
Laporan System PLTU Batu Bara Page 11
PT. BLUE ENERGY
Sumber :http://en.citizendium.org
Gambar 9 : Diagram Siklus Aliran Air Dan Uap Panas Di Dalam Boiler
Ketiga turbin uap yang berputar menggerak generator listrik, Generator lisrik PLTU batu
bara ini berukuran sekitar, panjang mencapai 10 meter dan diameter lebar mencapai 4 meter,
yang di dalam nya terdapat satasoner stator dan rotor yang akan berputar. “ Dengan ukuran
genenerator sebesar ini bisa menghasilkan listrik sebesar 21.000 ampere pada 24,000 volt tiga
fasa ( sekitar 500 MW ) “. (sumber http://en.citizendium.org)
Di dalam nya terdapat rotor yang berputar pada stasoner satator dengan kecepatan 3000
rpm untuk keluaran 50 Hz atau 3600 rpm untuk keluaran 60 Hz, kemudian di singkronkan. Jika
menggunakan rotor 4 tiang makan akan berputar di 1500 rpm untuk keluaran 50 Hz, atau 1800
rpm untuk keluaran 60 hz. (sumber http://en.citizendium.org).
Untuk system pendinginan pada generator ,rotor yang berputar dalam wadah
tertutup,akan mengalami panas , system pendingin disini menggunakan gas hydrogen (H2).yang
konduktivitas thermal nya tinggi. Juga minim viskositas sehingga mengurangi radiasi antara gas
pendingin dengan rotor yang berputar.
Kemudian outpur listrik yang di hasilkan dari generator tersebut masih bertegangan
menengah, maka di gunakan transformer 3 pahe untuk di naikkan output tegangan menjadi 200
KV sampai 770 KV dan yang akan di alirkan ke system transmisi 3 pashe
Laporan System PLTU Batu Bara Page 12
PT. BLUE ENERGY
Sumber ; Muhammad Ari Mukhlason
Gambar 10 : Turbin Uap
8. Kondensor
Kondensor merupakan sebuah alat yang di gunakan uantuk mengkondensasikan uap
panas keluaran dari turbin bertekanan rendah yang suhunya sedikit di atas titik didih, suhu
tersebut di kondensasikan menjadi air kembali atau di sebut Kondensat Steam dengan
menggunakan kondensor, yang kemudian kondensat tersebut di pompa Feddwater
pump,kemudian di masukkan Deaerator dean kemudian di panaskan di Feddwater heater untuk
di panaskan kemudian di pompa lagi untuk di masukkan ke Economizer sebelum di masukkan ke
Steam drum.
Laporan System PLTU Batu Bara Page 13
PT. BLUE ENERGY
Di dalam kondensor tedapat pipa-pipa kecil yang terbuat dari baja karbon yang di sebut
Shell, di dalam shell berisi air yang bersuhu dingin yang di ambil dari Colling tower ( menara
pendingin), piapa-pipa kondensor terbuat dari Tembaga paduan, Stainless steel, dan Titanium,
hal ini karena bertujuan untuk menahan korosi.
Sumber : http://en.citizendium.org
Gambar 11 : Diagram Proses Perubahan Uap Menjadi Air Di Kondensor
. Tekanan yang masuk ke kondensor bekerja sekitar 35 mmHg – 40 mmHg, tekanan ini jauh
dari tekanan yang ada di dalam tabung vakum sekitar 720 mmHg – 725Hg . Air dingin yang
masuk kedalam pipa kecik pada Sheel menkondensasikan uap yang bertekanan rendah dari
turbin sehinggan megembun dan menjadi air, suhu yang pada saat mengembun sekitar 35ºC,
suhu ini lebih rendah dari suhu di dalam vakum. Dan suhu ini bisa saja berubah berdasarkan
iklim suatu tempat dimana pembangkit di bangunkan, Kemudian dari proses ini lah air kondensat
terbentuk yang akan di bawa ke Daerator
Air yang berada di dalam tabung kondensor akan di buang kembalai ke Colling tower karena
suhu didalam nya sudah tidak lagi dingin, akibat proses kondensi panas di kondensor, suhu yang
di kurangi dari dalam vakum mencapai 11 ºC -17 ºC , proses ini membuat Colling Tower berasap
karena air panas yang di salurkan keluar. Laju aliran sirkulasi air pendingin pada unit 500 MW
biyasanya sekitar 14,2 m3/s (sekitar 225,000 US gal/menit ).
Laporan System PLTU Batu Bara Page 14
PT. BLUE ENERGY
Cara lain adalah dengn menggunakan air sungai atau air laut, maka harus menggunakan
Chlorination Plant ( Unit Chlorin ) untuk menghasilkan natrium hipoclorit ( NaOCl ) untuk
sebagai yang membius micro organisme laut yang ada dia are water intake.
Air yang masuk ke pendingin kondensor menggunakan Pre-treatment yang berfungsi
menghilangkan endapan,kotoran, atau mineral yang di kandung air sungai atau laut tersebut. Ini
juga di pakai pada penggunaan air pada Colling tower.
Spesifikasi kondensor :
1. Shell
Shel merupakan bagian terluar kondensor yanag terdiri dari pipa kecil atau plat logam
yang ter buat dari baja karbon,yang bertujuan agar kondensor tetap kokoh. Pipa-pipa
kecil ini merupakan jalur peredaran air dingin di dalam kondensor, di bagian bawah shell
lah hotwell ( air kondenset ) berkumpul yang kakan di pompa ke Deaerator.
2. Sistem Vacum
System vacuum merupakan system yang ada di dalam Shell dimana system ini
menggunakan system Ejektor, system Ejektor menghilangkan Condensible gas yang
mungkin ada di dalam kondensor dengan menggunakan uap sebagai fluida motif, system
kerja mekanik menggunakan pompa vacuum.
Sumber : http://en.citizendium.org
Gambar 12 : Diagram System Vacum
3. Tubesheet
Laporan System PLTU Batu Bara Page 15
PT. BLUE ENERGY
Tubesheet biyasa terbuat dari Tembaga, Perunggu, Titanium, Stainles stile, dan juga
Nikel. Memiliki panjang sekital 17 meter atau sesuai dengan ukuran kondensor dan
diameter lubang 19 milimeter. Dalam desain tubesheet perlu di perhatikan agar tidak
terjadi erosi dan gesekan aliran air di dalam nya, dan menjaga agar agar pergerakan nya
longitudinal.
4. Kotak pendingin
Kotak pendingin merupakan sebuah kotak yang di sebut waterbox yang berisi air
pendingin masuk dan air pendingin keluar, isini tersedia lubang valve. Untuk pengecekan
kadar air,
9. Proses Deaerator dan Feddwater Heater
Daerator merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai penyaring air yang di bawa dari
kondensor, di dalam air kondenset tecampur dengan larutan gas lain, yang berakibat kan korosi
pada system steam jika lansung di alirkan ke peralatan steam. Di deaerator akan di pisah antara
air dengan gas, disni oksigen akan di turun kan “ke tingkat 7 ppb dari berat (0,0005 cm3/L).”
(sumber : http://en.citizendium.org ). Di dalam deaerator akan di masukan senyawa kimia
Natrium Sulfit (Na2 SO3) yang kemudian akan merubah Oksigen mmenjadi Sodium Sulfat (Na2
SO4 ) .
Disini juga akan di lakukan proses pemanas air yang ambil dari Fedwater heater yang
merupakan sebagai penyalur panas, panas yang bersumber dari turbin uap bertekanan tinggi.
Tipe dearator terbagi dua yaitu :
Laporan System PLTU Batu Bara Page 16
PT. BLUE ENERGY
1. Deaerator tray- type
Suber : http://en.wikipedia.orgGambar 13 : Diagram Deaerator Tray- Type
Dari diagram di atas terlihat Deaerator tray type berbentuk kubah tempat masuknya air
dari condenser dan memiliki penampung air yang horizontal, udara panas yang berasal dari
feddwater heater akam masuk melalauai celah di bagian bawah tabung.dan mengalir ke atas
sebagai pemas air di dalam deaerator, disini tidak ada sekatan, proses pertukaran dan penetralisir
gas gas , dan penurunan kadar oksigen di lakukan secara bersamaankemudian gas ter sebut akan
di keluakan lagi melalui lubang ventilasi (Air vent ) di bagian atas tabung deaerator, ke
Economizermudian air yang didalam deaerator kan di pompa ke Economizer.
2. Deaerator Spray- type
Laporan System PLTU Batu Bara Page 17
PT. BLUE ENERGY
Suber : http://en.wikipedia.org
Gambar 14 : Diagram Deaerator Spray – Type
Dari diagram terlihat bahwa bentuk deaerator jenis ini berbentuk tabung horizontal. Air
yang di bawa dari kondenset di semprotkan ke dalam tabung deaerator, di dalamnya taerdapat 3
sekatan, daerad E merupakan pemasnasan awal,disini juga proses pertama penurunan kadar
oksigen,dan ruang tersebut di pisahkan oleh baffle, uap panas Feddwater heater dari di masukkan
atas dan di salurkan ke bawah ( steam sparger ) uap panas Feddwater heater naik ke atas dan
memanaskan air di dalam deaerator, kemudian udara panas yang naik ke atas di salurkan keluar
melalauai lubang ventilasi ( Air vent ), dan kemudian air yang telah di panaskan akan di pompa
ke Economizer.
10. Ekonomizer
Ekonomizer merupakan pemanas air terakhir oleh flue gas pada boiler sebelum air yang di
dalam nya di masak di dalam steam drum. Dan di Economizer juga berfungsi sebagai pengatur
air masuk ke steam drum agar tidak terjadi kelebihan masukan air yang membuat kelebihan
muatan di dalam steam drum. Disini juga di lengkapi system untuk mengatur kadar suhu di
dalam nya agar tidak terjadi penumpukan suhu yang rendah dan kondensasi zat asam yang
berakipat korosi. Dan juga didlam Economizer air tidak boleh menguap, dan tekanan nya dan
temperature tidak boleh melebihi titik didih air. Jika itu terjadi maka akan berpengaruh dalah
menjaga level sir did lam steam drum.
Laporan System PLTU Batu Bara Page 18
PT. BLUE ENERGY
Sumber : http://en.citizendium.org
Gambar 15 : Diagram Siklus Masuk Dan Keluar Air Di Economizer
11. Cold – Side Elektrostatik Precipitator
Merupakan saringan elekronik yang berfungsi menangkap partikel debu ask sisa
pembakaran batu bara yang bnyak mengandung Sulfur Dioksida SOx, Partikulat (PM),
Nitrogen Dioksida ( NOx ), Merkuri ( Hg ), yang akan menjadi polusi udara dija dilepas
lansung keudara, sebelum udara buangan sisa pembakaran di buang melalui cerobong asap
tersebut di saring menggunakan Filter penyaring debu atau Elektrostatic Precipistators yang
berguna sebagai penyaring,system ini mencapai 90 % penyaringan debu fly ash. Dan sisa
pembakaran yang di keluarkan tergolong lebih aman dari polusi
Laporan System PLTU Batu Bara Page 19
PT. BLUE ENERGY
Sumber : http://blog.ub.ac.id
Gambar 16 : Diagram Penyaringan Udara Di Dalam Elektrostatik Percipitator
Cara kerja elektrostatik precipitator ( ESP ) adalah gas buang yang lewat di saring suatu
filter yang bermuatan listrik yang terbentuk dari Dhischarge Electrode dengan Collector Plate,
pada mula nya debu yang masuk bermuatan netral setelah terisonisasi di filter maka debu mnjadi
bermuatan negative yang kaan menempel pada Colektor Plate , kemudian dengan memanfatkan
rapping maka debu ini jatuh ke ash hopper, dan debu ini di masukkan ke pulverizer sebagai
pemanas abut bara yang akan di bakar.
EFESIENSI SISTEM
1. Efesiensi PLTU
Efesiensi ¿input
output x 100 %
Kandungan energy panar batu bara antrasit 15.000 BTU/pon = 7500 BTU/ kg
Laporan System PLTU Batu Bara Page 20
PT. BLUE ENERGY
Jumlah pemakaian batu bara 220 metric Ton/ jam = 0,62 Ton/second = 62Kg/ second
7500 BTU x 62 Kg/ second = 46500 BTU/second = 49060097,19 joule /second
500 MW = 500000 Kwatt = 500000000 joule /second
Efesiensi = 49060097,19 joule /second500000000 joule /second
x 100 %= 9,8 %
2. Efesiensi boiler
Efesiensi ¿outputimput x 100 %
Suhu pembakaran mencapai 1000ºC
Suhu di dalam steam drum mencapai 1000ºF = 537,78ºC
¿ 537,78ºC1000ºC x 100 % = 53,77 %
REFERENSI
Laporan System PLTU Batu Bara Page 21
PT. BLUE ENERGY
3. Convention coal-fired power plant http://en.citizendium.org/ [ diakses 10 0ktober 2014
Laporan System PLTU Batu Bara Page 22