proses dan interaksi sosial

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science) sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. Yang ada dalam masyarakat untuk mengungkapkan realitas sosial sosiologi dituntut untuk mengungkapkan realitas sosial sosiologi dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang didalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), emansipasi,

Upload: stkip

Post on 18-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan

sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science)

sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi

kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep

sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial,

struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial,

dan konflik sampai pada terciptanya integrasi

sosial.

Yang ada dalam masyarakat untuk mengungkapkan

realitas sosial sosiologi dituntut untuk

mengungkapkan realitas sosial sosiologi dituntut

untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang

didalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi,

dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata

kelola pemerintahan yang baik), emansipasi,

kerukunan hidup bermasyarakat, dan masyarakat

demokratis.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih

makalah ini dengan judul “Proses Sosial dan

Interaksi Sosial”.

B. Tujuan

Dalam melaksanakan dan menyelesaikan makalah

sosiologi maka, kami berharap untuk dapat :

a. Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

mengikuti mata kuliah sosiologi di STKIP PGRI

Pontianak.

b. Memperoleh keterampilan dari hasil penyusunan

makalah yang telah diselesaikan.

c. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang

sosiologi

d. Sebagai bukti bahwa individu dari kelompok yang

bersangkutan telah menyelesaikan penulis makalah

ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Proses Sosial

Proses sosial, merupakan aspek dinamis dari

kehidupan masyarakat. Di mana di dalamnya terdapat

suatu proses hubungan antara manusia satu dengan

yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antara

aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

secara terus-menerus. Antar aksi (interaksi) sosial,

dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua

belah pihak, yaitu antara individu satu dengan

individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai

atau tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya

merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial

yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan

masyarakat.

Perkembangan inilah yang merupakan dinamika

yang tumbuh dari pola-pola perikelakuan manusia yang

berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-

masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan

sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya

merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial

dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat

menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar

pertemuan secara fisik, melainkan merupakan

pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti

tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam

hubungan tersebut. Misalnya : saling berbicara

(komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu

masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu

pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat,

dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah

hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam

kehidupan masyarakat.

Untuk melengkapi batasan – batasan mengenai

istilah proses sosial itu, ada baiknya jika

ditampilkan beberapa pendapat para ahli sosiologi,

yaitu sebagai berikut :

1. Adham Nasution; proses sosial dalah proses kelompok-

kelompok dan individu-individu saling berhubungan,

yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah

bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok

manusia atau orang pereorangan mengadakan hubungan

satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa

proses sosial adalah rangkaian human actions

(sikap/tindakan manusia) yang merupakan aksi dan

reaksi atau challenge dan respons di dalam

hubungannya satu sama lain.

2. Roucek dan Warren, Interaksi adalah satu proses,

melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-

turut menjadi unsur penggerak bagi tidak balas

dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses

timbal balik, dengan mana satu kelompok

dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan

dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah

laku orang lain.

3. Gillin dan Gillin; Proses – proses sosial adalah cara

berhubungan yang dapat dilihat apabila orang

perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling

bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk

hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi

apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan

goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Mengenai Interaksi sosial sendiri diartikan

sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang

dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang

secara perseorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara orang dengan kelompok-

kelompok manusia.

B. Syarat-Syarat Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu konsep abstrak

yang dapat diterapkan pada kejadian – kejadian yang

tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan sehari-

hari seperti yang telah dijelaskan dimuka, proses

sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan

masyarakat. Di mana terdapat suatu proses hubungan

antara manusia satu dengan yang lainnya. Antar aksi

(interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh

timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara

individu satu dengan individu kelompok lainnya dalam

rangka mencapai tujuan tertentu.

Menurut Roucek dan Warren, Interaksi adalah

salah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar

segala proses sosial. Interaksi merupakan proses

timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi

tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian

ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Orang

mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak.

Kontak ini memungkinkan berlangsung melalui

organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran,

melakukan gerakan pada beberapa bagian badan,

melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak

langsung melalui tulisan, atau dengan cara

berhubungan dari jarak jauh.

Dalam proses sosial baru dapat dikatakan

terjadi interaksi sosial apabila telah memenuhi

persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu

adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.

a. Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu

orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling

mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing

dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat

terjadi secara langsung ataupun tidak langsung

antara suatu pihak dengan pihak yang lainnya.

Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial

yang menggunakan alat, sebagai perantara;

misalnya; melalui telepon, radio, surat, dan lain-

lain. Sedangkan kontak sosial secara langsung,

adalah kontak sosial melalui surat pertemuan

dengan bertatap muka dan berdialog di antara kedua

belah pihak tersebut. Yang paling penting dalam

interaksi sosial tersebut adalah saling mengerti

antara kedua belah pihak; sedangkan kontak

badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam

kontak sosial, oleh karena hubungan demikian belum

tentu terdapat saling mengerti. Kontak sosial

terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi

belaka, akan tetapi harus memenuhi syarat pokok

kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari pihak

lain sebagai lawan kontak sosial.

Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan

yang positif dan hubungan negatif. Kontak sosial

positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua

belah pihak terdapat saling pengertian, di samping

menguntungkan masing-masing pihak tersebut,

sehingga biasanya hubungan dapat berlangsung lebih

lama, atau mungkin dapat berulang-ulang dan

mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan kontak

negatif terjadi oleh karena hubungan antara kedua

belah pihak tidak melahirkan saling pengertian,

mungkin merugikan masing-masing atau salah satu,

sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau

perselisihan.

b. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain

dari pada proses sosial. Komunikasi sosial

mengandung pengertian persamaan pandangan antara

orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.

Memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain

(yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah

atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang

bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain

tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan

perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang

dapat diketahui dan dipahami oleh pihak orang atau

sekelompok orang lain. Hal ini berarti, apabila

suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi

atau tidak saling mengetahui dan tidak saling

memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam

keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial.

Dalam komunikasi dapat terjadi banyak sekali

penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-

masing orang yang sedang berhubungan; misalnya

jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai

kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap

kebanggan dan lain-lain.

Proses gejala sosial à Kontak tidak perlu

berarti suatu hubungan badaniah, karena orang

dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa

menyentuhnya. (Dengan perkembangan teknologi :

Telephon/HP, Radio, surat, internet, dan

sebagainya).

Menurut Kingsley Davis (Human Society) :

Hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama

terjadinya kontak.

Kontak Sosial adalah hubungan antara satu

orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling

mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing

dalam kehdiupan masyarakat.

Contoh : Spesipikasi ujian nasional SMA/MA hak

cipta pada pusat penilaian pendidikan – Balitbang

– Depdiknas.

C. Bentuk-Bentuk Proses Sosial

Proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan

timbal balik antara individu dengan individu, antara

individu dengan kelompo dan antar kelompok dengan

kelompok, berdasarkan potensi atau kekuatan masing-

masing. Proses sosial atau hubungan timbal balik

tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu

kerja sama (cooperation), persaingan (competition),

pertikaian atau pertentangan (conflict), dan

akomodasi (acomodation).

Bentuk-bentuk proses sosial tersebut dapat

terjadi secara berantai terus-menerus, bahkan dapat

berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Proses

sosial tersebut bisa bermula dari setiap bentuk

kerja sama, persaingan, pertiakian ataupun

akomodasi; kemudian dapat berubah lagi menjadi kerja

sama, begitu seterusnya. Misalnya suatu pertikaian,

untuk sementara waktu dapat selesaikan (akomodasi);

kemudian dapat bekerja sama; berubah menjadi

persaingan; apabila persaingan ini memuncak, maka

dapat terjadi pertikaian.

1. Kerja sama

Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial,

dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu

yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama

dengan saling membantu dan saling memahami

terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan

Warren, mengatakan bahwa kerjasama berarti bekerja

bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia

adalah satu proses sosial yang paling dasar.

Biasanya, kerja sama melibatkan pembagian tugas,

dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan

yang merupakan tanggung jawabnya demi tercapainya

tujuan bersama. Menurut Charles Horton Cooley,

kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa

mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama

dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup

pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri

untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut

melalui kerja sama; kesadaran akan adanya

kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya

organisasi merupakan fakta-fakta yang penting

dalam kerja sama yang berguna. Pada dasarnya kerja

sama dapat terjadi apabila seseorang atau

sekelompok orang dapat memperoleh keuntungan atau

manfaat dari orang atau kelompok lainnya; demikian

pula sebaliknya. Kedua belah pihak yang mengadakan

hubungan sosial masing-masing menganggap kerja

sama merupakan suatu aktivitas yang lebih banyak

mendatangkan keuntungan daripada bekerja sendiri.

Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama,

dalam buku sosiologi suatu pengantar karangan

Soerjono Soekanto, ada tiga bentuk kerja sama,

yaitu :

a. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian

mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa

antara dua organisasi atau lebih.

b. Co-optation, yakni suatu proses penerimaan

unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau

pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,

sebagai salah satu cara untuk menghindari

terjadinya keguncangan dalam stabilitas

organisasi yang bersangkutan.

c. Coalition, adalah kombinasi antara dua

organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan

yang sama. Coalition dapat menghasilkan keadaan

yang tidak stabil untuk sementara waktu, oleh

karena dua organisasi atau lebih tersebut

kemungkinan mempunyai struktur yang berbeda-

beda satu dengan lainnya. Akan tetapi maksud

utamanya adalah untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah

kooperatif.

2. Persaingan

Persaingan merupakan suatu usaha dari

seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih

daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa berbentuk

harta benda atau popularitas tertentu. Persaingan

biasanya bersifat individu, apabila hasil dari

persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi

kepentingan pribadi. Akan tetapi apabila hasilnya

dianggap tidak mencukup bagi seseorang, maka

persaingan bisa terjadi antar kelompok, yaitu

antara satu kelompok kerja sama dengan kelompok

kerja sama yang lainnya. Dengan kata lain, bahwa

terjadinya persaingan oleh karena ada perasaan

atau anggapan seseorang bahwa ia akan lebih

beruntung jika tidak bekerja sama dengan orang

lain; orang lain dianggap dapat memperkecil hasil

suatu kerja. Persaingan ini dapat dibedakan

menjadi duamacam, yaitu persaingan pribadi dan

persaingan kelompok. Persaingan pribadi adalah

persaingan kelompok. Persainganpribadi adalah

persaingan yang berlangsung antara individu dengan

individu atau individu dengan kelompok adalah

persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan

kelompok. Menurut Soedjono Dirdjosisworo,

persaingan merupakan suatu kegiatan yang merupakan

perjuangan sosial untuk mencapai tujuan, dengan

bersaing terhadap yang lain, namun secara damai

atau setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.

Bentuk kegiatan ini biasanya didorong oleh

motivasi sebagai berikut :

1. Mendapatkan status sosial;

2. Memperoleh jodoh

3. Mendapatkan kekuasaan

4. Mendapatkan nama baik

5. Mendapatkan kekayaan

6. Perbedaan agama dan lain-lain

3. Pertikaian atau Pertentangan

Pertikaian adalah bentuk persaingan yang

berkembang secara negatif, artinya di satu pihak

bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak

berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya.

Singkatnya pertikaian dapat diartikan sebagai

usaha penghapusan keberadaan pihak lain. Menurut

Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam

interaksi sosial di mana terjadi usaha-usaha pihak

yang satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain,

atau berusaha mengenyahkan yang lain yang menjadi

rivalnya. Hal ini terjadi mungkin karena perbedaan

pendapat antara pihak-pihak tersebut. Pertikaian

ini bisa berhubungan dengan masalah-masalah

ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.

Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pertentangan

adalah suatu proses sosial di mana orang

perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk

memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak

lawan yang disertai dengan ancaman dan atau

kekerasan.

Penjelasan Soerjono tersebut pertikaian tidak

selama disertai kekerasan, bahkan ada pertikaian

yang berbentuk lunak dan mudah untuk

dikendalikan : misalnya pertentangan antara orang-

orang dalam seminar, dimana perbedaan pendapat

bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-

kurangnya tidak emosional.

Pertentangan atau pertikaian dapat

memungkinkan penyesuaian kembali, jika fungsi

norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi

masih cukup kuat. Kecuali itu, pertikaian dapat

pula membantu memperkuat kembali norma-norma

sosial yang hampir tidak berfungsi dalam kehidupan

masyarakat. Dalam hal ini, pertikian merupakan

proses penyesuaian antara norma-norma sosial yang

lama dengan norma-norma sosial yang baru sesuai

dengan kepentingan yang dibutuhkan masyarakat pada

saat tertentu. Jika pertikaian dapat diselesaikan,

maka keseimbangan akan ditemukan kembali atau oleh

karena ada pihak mampu melerai pertikaian tersebut

paling tidak untuk sementara. Penyelesaian

pertikaian sementara dapat di sebut akomodasi dan

dalam proses ini memungkinkan terjadi suatu

kerjasama kembali. Pertikaian yang dapat

diselesaikan, apabila masing-masing pihak dapat

mengintrokspeksi diri berusaha menyadari kesalahan

atau kelemahan masing-masing. Alternatif yang

terjadi kemudian adalah pertama, dapat hidup

berdampingan dengan bekerja sama, atau kedua,

masing-masing menjauhkan diri secara tegas karena

tidak mungkin dilakukan kerjasama.

4. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan

antara kedua belah pihak yang menunjukkan

keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan

norma-norma sosial dalam masyarakat. Akomodasi

sebenarnya suatu bentuk proses sosial yang

merupakan perkembangan dari bentuk pertikaian,

dimana masing-masing pihak melakukan penyesuaian

dan berusaha mencapai kesepakatan untuk tidak

saling bertentangan. Menurut Soedjono, akomodasi

adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau

konflik, mendapat penyelesaian, sehingga terjalin

kerja sama yang baik kembali.

Tujuan akomodasi dapat berbeda sesuai dengan

situasi yang dihadapinya, yaitu :

a. Untuk mengurangi pertentangan antara orang

perorangan atau kelompok-kelompok manusia

sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di

sini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa

atau kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan

suatu pola yang baru.

b. Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan,

untuk sementara waktu atau secara temporer.

Dari kedua bentuk proses sosial sebagaimana telah

diuraikan di atas, merupakan siklus yang

senantiasa terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Mengenai proses keseluruhan, tidak selamanya

selalu diawallai oleh bentuk kerjasama, atau

bentuk-bentuk yang lainnya; bahkan biasa terjadi

pertikaian dapat diselesaikan, sampai terjadi

kerja sama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil

kesimpulan antara lain :

1. Proses sosial adalah hubungan-hubungan sosial

yang dinamis dalam kehidupan bermasyarakat.

Perkembangan inilah merupakan dinamika yang tumbuh

dari pola-pola perikelakuan manusia yang berbeda

menurut situasi dan kepentingannya masing-masing,

yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial.

2. Interaksi sosial adalah inti dari semua kehidupan

sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak

akan mungkin ada kehidupan bersama. Hubungan

sosial dapat berupa hubungan antara individu yang

satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang

satu dengan kelompok lainnya, maupun antara

kelompok dengan individu.

Sehingga proses sosial dan interaksi sosial ini

sangat berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Saran

Sebelum kami mengakhiri makalah ini ada

beberapa saran yang ingin disampaikan oleh kami

sebagai penulis adalah pembaca dapat mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

sosial.