program studi teknologi informasi fakultas ilmu komputer dan teknologi informasi

30
INTERNET PROTOKOL KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER NAMA : TOMMY ROY SIRAIT NIM : 121402059 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Upload: independent

Post on 21-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INTERNET PROTOKOL

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN

KOMPUTER

NAMA : TOMMY ROY SIRAIT

NIM : 121402059

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

i | P a g e

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Data

dan Jaringan Komputer berjudul Internet Protokol ini sebatas pengetahuan dan kemampuan

yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dani Gunawan selaku Dosen

mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan Komputer yang telah memberikan tugas ini kepada

kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan mengenai materi ini. Sekiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi

kami sebagai penyusun maupun orang yang membacanya. kami juga menyadari sepenuhnya

bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap

adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada

sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, April 2014

Penyusun

ii | P a g e

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II ISI

1. INTERNET PROTOKOL VERSI 6

A. Pengertian IPv6 3

B. Fitur-fitur 4

C Hierarki IPv6 4

D. Format Header Baru 6

E. Jenis Alamat IPv6 8

F. Struktur Paket Data IPv6 13

2. IPv4 VS IPv6

A. Pengertian singkat 14

B. Perbedaan IPv4 dengan IPv6 14

3. Routing

A. Pengertian Routing 17

B. Algori 18

BAB III KESIMPULAN .25

Daftar Pustaka .26

Pertanyaan dan Jawaban .27

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) jika

diterjemahkan adalah Protokol Kendali Transmisi/Protokol Internet, adalah gabungan dari

protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok

protokol yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer

ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan pengiriman data sampai ke

alamat yang dituju. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini

berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling

banyak digunakan saat ini, karena protokol ini mampu bekerja dan diimplementasikan pada

lintas perangkat lunak (software) di berbagai sistem operasi Istilah yang diberikan kepada

perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an

sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan

untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar

jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang

digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema

pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan

hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di

Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk

menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX)

untuk membentuk jaringan yang heterogen. Dalam melakukan koneksi antar beberapa

komputer yang memiliki sistem yang berbeda maka terjadilah routing. Routing digunakan

untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke

alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas

Anda tidak melakukan routing.

Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin

banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan

2 | P a g e

oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board

(IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di

atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang

disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF. Sampai saat ini ada

dua jenis Internet Protokol yang digunakan yaitu Ipv4 dan Ipv6. Yang akan saya bahas dalam

makalah ini adalah IPv6.

IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun

1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang

saat ini tengah mendekati ambang batas alokasi alamatnya. Ruang alamat IPv4 ini diperkirakan

akan habis pada tahun 2011 (Huston 2005). Tujuan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk

meningkatkan ruang alamat Internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan jumlah

pengguna Internet yang semakin pesat. IPv4 yang pada dasarnya tidak pernah berubah sejak

1981 memiliki panjang alamat IP sebesar 32 bits yang artinya hanya mampu mengakomodasi

232 alamat (Postel 1981). Di lain pihak, IPv6 dengan panjang alamat 128 bits mampu

menampung 296 kali jumlah alamat yang dapat disediakan oleh IPv4 (Deering 1995).

Pengembangan IPv6 akan menciptakan keadaan di mana jaringan yang masih menggunakan

IPv4 berdampingan dengan jaringan yang sudah mengimplementasikan IPv6 .Oleh karena itu,

yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah bagaimana jaringan IPv6 yang telah

dikembangkan mampu berinteraksi dengan jaringan IPv4 yang sudah ada sebelumnya. Dalam

implementasi IPv6 ke dalam infrastruktur jaringan Internet yang masih terdapat IPv4 ini,

diperlukan mekanisme transisi yang memungkinkan keduanya untuk saling berhubungan.

Mekanisme tunneling (IPv6-over-IPv4) merupakan solusi utama pada masa awal

pembangunan IPv6. Tunneling sangat tepat dalam mengampu jaringan yang didominasi IPv4.

Dalam kesempatan ini saya juga akan membahas mengenai routing. Routing adalah

proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari

jaringan satu ke jaringan lainnya. Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket

dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda.

Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.

3 | P a g e

BAB 2

ISI

1.Internet Protokol Versi 6

A. Pengertiab IPv6

IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun

1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang

saat ini tengah mendekati ambang batas alokasi alamatnya. Ruang alamat IPv4 ini diperkirakan

akan habis pada tahun 2011 (Huston 2005). Tujuan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk

meningkatkan ruang alamat Internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan jumlah

pengguna Internet yang semakin pesat. IPv4 yang pada dasarnya tidak pernah berubah sejak

1981 memiliki panjang alamat IP sebesar 32 bits yang artinya hanya mampu mengakomodasi

232 alamat (Postel 1981). Di lain pihak, IPv6 dengan panjang alamat 128 bits mampu

menampung 296 kali jumlah alamat yang dapat disediakan oleh IPv4 (Deering 1995).

Pengembangan IPv6 akan menciptakan keadaan di mana jaringan yang masih

menggunakan IPv4 berdampingan dengan jaringan yang sudah mengimplementasikan IPv6

seperti pada Gambar 1. Oleh karena itu, yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah

bagaimana jaringan IPv6 yang telah dikembangkan mampu berinteraksi dengan jaringan IPv4

yang sudah ada sebelumnya. Dalam implementasi IPv6 ke dalam infrastruktur jaringan Internet

yang masih terdapat IPv4 ini, diperlukan mekanisme transisi yang memungkinkan keduanya

untuk saling berhubungan. Mekanisme tunneling (IPv6-over-IPv4) merupakan solusi utama

pada masa awal pembangunan IPv6. Tunneling sangat tepat dalam mengampu jaringan yang

didominasi IPv4.

4 | P a g e

B. Fitur-fitur IPv6

IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas yang lebih dari IPv4 seperti ruang

pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia

di internet, dan lain-lain. Namun, protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada

jaringan-jaringan di dunia.

Sebagai teknologi penerus atau bisa disebut sebagai pengganti IPv4, dalam standarnya

IPv6 mempunyai berbagai fitur baru yang selain mengatasi berbagai keterbatasan

pengalamatan menggunakan IPv4 juga menambah beberapa kemampuan baru. Ada beberapa

Fitur yang ditingkatkan se

C. Format header baru

Format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat Ipv4. Header

pada IPv6 memiliki format yang baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header

minimum. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan

serta beberapa field opsional yang ditempatkan setelah header IPv6.

Jumlah alamat yang jauh lebih besar

IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP source dan

destination. Meskipun secara logika 128 bit telah dapat menampung sekitar 3.4 x 1038

kemungkinan kombinasi, tetapi pada IPv6 juga dapat diimplementasikan berbagai level

subnetting dan alokasi alamat dari backbone internet ke subnet individual atau organisasi.

Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis.

Alamat global dari IPv6 yang digunakan pada porsi IPv6 di internet, didesain untuk

menciptakan infrastruktur routing yang efisien, hierarkis, dan mudah dipahami oleh

pengembang. Pada jaringan IPv6, router backbone memiliki table routing yang lebih kecil

berdasarkan infrastruktur routing dari ISP.

Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto-

configuration.

Untuk mempermudah konfigurasi, IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara

statefull, seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang

tanpa menggunakan server DHCP. Pada konfigurasi kedua, host secara otomatis

mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 untuk link yang disebut dengan alamat

link-lokal dan alamat yang diturunkan dari prefik yang ditransmisikan oleh router local.

5 | P a g e

Bahkan, tanpa adanya router sekalipun, host yang berada pada link yang sama dapat secara

otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat link local dan berkomunikasi tanpa

harus mengkonfigurasi secara manual.

Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.

Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini

menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer

network.

Dukungan yang lebih bagus untuk QoS (Quality Of Service)

Field baru yang ada pada header IPv6 mendefinisikan bagaimana trafik ditangani dan

diidentifikasi. Identifikasi trafik menggunakan field Flow Label pada header IPv6 yang

memungkinkan router mengidentifikasi dan memberikan perlakuan special terhadap paket

yang ditransmisikan dari source ke destination. Dikarenakan trafik diidentifikasikan di header

IPv6, maka dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi

melalui IPsec.

Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node.

Protokol Neighbor Discovery pada IPv6 merupakan serangkaian pesan Internet Control

Message Protocol untuk IPv6 (ICMPv6) yang memanage interaksi antara node yang

bertetangga untuk node-node yang berada dalam link yang sama.

Ekstensibilitas.

IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan header

ekstensi setelah header IPv6. Tidak seperti opsi yang ada pada header IPv4, yang hanya

mendukung 40 byte opsi, ukuran dari header ekstensi IPv6 ini hanya terbatasi oleh ukuran dari

paket IPv6 itu sendiri.

6 | P a g e

D. Hierarki IPv6

1 digit Hexa dalam IPv6 = 4 digit Biner.

Terdiri dari 128 bit (Binary Digit).

Prefix terkecil (dikenal dengan istilah Treshold) yang akan dialokasikan

APNIC kepada Customer-Network adalah /48. Sebagai perbandingan,

pada IPv4 yang disebut sebagai Classful terkecil (sama dengan Treshold pada IPv6) adalah /24.

Penulisan bilangan IPv6 sesuai RFC2373 & RFC3177 adalah menggunakan

bilangan Hexadecimal dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.

/32

|——–|—————————–|

2001:2002:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz

2001:2002:ssss:ssss:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx

|——–|—-|—-|——————-|

|<32 bit>|16 |16 |<—64 bit——–>|

Keterangan :

xxxx = Alokasi IPv6 dari APNIC kepada Customer-Network (di IPv4

dikenal dengan ISP Infrastructure).

ssss = Assignment dari Customer-Network ke End-site (di IPv4 dikenal

dengan istilah end-user).

zzzz = Alokasi yang akan diberikan APNIC ke Customer-Site

(Customer-Network & End-site).

BERAPA TOTAL ADDRESS DALAM /48 IPv6 ?

Cara menghitungnya sama dengan pada IPv4 tetapi menggunakan

128 bit (bukan 32 bit).

Untuk setiap /48 yang dialokasikan APNIC misalnya, berarti cara menghitungnya adalah:

2^(128-48) = 2^80 Address.

Catatan: tanda “^” dibaca pangkat.

7 | P a g e

TABEL THRESHOLD:

P 48-P Total /48s Threshold Util%

48 0 1 1 100.0%

47 1 2 2 87.1%

46 2 4 3 75.8%

45 3 8 5 66.0%

44 4 16 9 57.4%

43 5 32 16 50.0%

42 6 64 28 43.5%

41 7 128 49 37.9%

40 8 256 84 33.0%

39 9 512 147 28.7%

38 10 1024 256 25.0%

37 11 2048 446 21.8%

36 12 4096 776 18.9%

35 13 8192 1351 16.5%

34 14 16384 2353 14.4%

33 15 32768 4096 12.5%

32 16 65536 7132 10.9%

31 17 131072 12417 9.5%

30 18 262144 21619 8.2%

29 19 524288 37641 7.2%

28 20 1048576 65536 6.3%

27 21 2097152 114105 5.4%

26 22 4194304 198668 4.7%

25 23 8388608 345901 4.1%

24 24 16777216 602249 3.6%

23 25 33554432 1048576 3.1%

22 26 67108864 1825677 2.7%

21 27 134217728 3178688 2.4%

20 28 268435456 5534417 2.1%

19 29 536870912 9635980 1.8%

18 30 1073741824 16777216 1.6%

17 31 2147483648 29210830 1.4%

8 | P a g e

P 48-P Total /48s Threshold Util%

16 32 4294967296 50859008 1.2%

15 33 8589934592 88550677 1.0%

14 34 17179869184 154175683 0.9%

13 35 34359738368 268435456 0.8%

12 36 68719476736 467373275 0.7%

11 37 137438953472 813744135 0.6%

10 38 274877906944 1416810831 0.5%

9 39 549755813888 2466810934 0.2%

E. Jenis Alamat-alamat IPv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:Alamat Unicast,

yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam

sebuah jaringan.

Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke

banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam

komunikasi one-to-many.

Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota

terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.

Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan

hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-

alamat berikut:

Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar

dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.

Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat

berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.

Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer

agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

Unicast Address

Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:

Alamat unicast global

9 | P a g e

Alamat unicast site-local

Alamat unicast link-local

Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)

Alamat unicast loopback

Alamat unicast 6to4

Alamat unicast ISATAP

Unicast global addresses

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal

juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang

dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing,

alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast globalterbagi

menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).

Field Panjang Keterangan

001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini

adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.

Top Level Aggregation

Identifier (TLA ID) 13 bit

Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID

diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang

mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang

kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.

Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang

(mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).

Next Level Aggregation

Identifier (NLA ID) 24 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer

tertentu.

Site Level Aggregation

Identifier (SLA ID) 16 bit

Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs

individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak

dapat mengubah bagian alamat ini.

Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang

spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

10 | P a g e

Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup

dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi.

Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah

mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.

Perhatikan tabel berikut:

Unicast link-local address

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet

yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol

Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di

dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat

berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut

dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini

adalah fe80::/64.

Field Panjang Keterangan

111111101100000000000000000

000000000000000000000 48 bit Nilai ketetapan alamat unicast site-local

Subnet Identifier 16 bit

Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam

sebuah struktur subnet datar. Administrator

juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki

nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat

sebuah infrastruktur routing hierarkis.

Interface Identifier 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node

dalam subnet yang spesifik.

11 | P a g e

Field Panjang Keterangan

1111111010000000000000000000000000

000000000000000000000000000000 64 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal

alamat unicast link-local.

Interface ID 64 bit

Berfungsi sebagai alamat dari

sebuah node dalam subnet yang

spesifik.

Unicast unspecified address

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh

seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat.

Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini

dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).

Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk

mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang

ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6

dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai

pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan

tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-

bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam

notasicolon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4.

Sebagai contoh alamat IPv4157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global

address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan

IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan

prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-localatau alamat unicast global (yang

dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier

(0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau

sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski

12 | P a g e

alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani

alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket

yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang

dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6

adalah ff00::/8.

Field Panjang Keterangan

11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.

Flags 4 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat

transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat

transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang

ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah

alamat transient.

Scope 4 bit

Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti

halnya interface-local,link-local, site-local, organization-

local atau global.

Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

Anycast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi

diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya,

alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien.

Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada

alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang

berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah

alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda

dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat

anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

13 | P a g e

F. Struktur Paket Data Pada IPv6

Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilaipemrosesan header

menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal

dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket.Sedangkan pada header IPv4 ketika paket

dipecah-pecah, ada field Untukmenyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak

terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang

pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang

kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header

ini didifinisikan terpisah dari header dasar.

Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika

diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan

selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi security dan lain-

lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header,

maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada

data.Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu

emrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header asar

membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8

buah saja.

Gambar 2.6 Struktur Header Dasar pada IPv6

14 | P a g e

2. IPv4 Vs IPv6

A. Pengertian Singkat

IPv4 (Internet Protokol v4) didefinisikan oleh The Internet Engineering Task Force

(IETF) adalah versi pertama protokol internet yang digunakan pada tahun 1981,

Menggunakan Versi 4 karena telah dilakukan 4 kali revisi pada sistem ini, Protokol ini

digunakan untuk melakukan komunikasi antar komputer. IPv4 ditetapkan dengan panjang 32

bit, IPv4 memungkingkan 232 IP yang berarti sekitar 4,294,967,296 Prokol komputer dapat

terhubung ke internet.

Meskipun Alamat IPv4 cukup besar dalam jumlah 32 bit, tetapi alokasi dan penggunaan

tidak cukup efisien untuk menahan pertumbuhan lalu lintas internet. Pertumbuhan masa depan

internet dipetaruhkan, Karena alokasi Ipv4 yang sangat terbatas dan alokasi yang sudah hampir

habis.

Mengapa IPv6 bukan IPv5, pada tahun 1980-an, IPv5 digunakan sebagai Protokol

Percobaan dan sampai saat ini tidak pernah digunakan, IPv5 biasanya disebut sebagai Protokol

Streaming, Jadi Penerus Langsung dari IPv4 adalah IPv6.

IPv6 (Internet Protokol v6) dikembangkan sejak tahun 1998, Alamat dalam IPv6

ditetapkan 128 bit sehingga alamat IP lebih banyak dan dapat dialokasikan untuk komputer

serta perangkat lain yang terhubung ke internet. Keuntungan digunakannya IPv6 karena

menggunakan 128 bit, Jadi IPv6 dapat menampung triliun alamat.

B. Perbedaan IPv4 dan IPv6

a. Fitur:

IPv4:

Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas

4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat

habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga

tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6:

Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif

ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara

permanen.

15 | P a g e

b. Routing

IPv4:

Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya

pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6:

Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan

untuk mengelola tabel routing yang besar.

c. Mobilitas

IPv4:

Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu

jaringan ke jaringan lain.

IPv6:

Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain

dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan

aplikasi-aplikasi.

d. Keamanan

IPv4:

Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur

tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6:

IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar

implementasi IPv6.

e. Ukuran header

IPv4:

Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.

IPv6:

Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags,

Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.

16 | P a g e

f. Header checksum

IPv4:

Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga

menambah delay.

IPv6:

Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header

IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

g. Fragmentasi

IPv4:

Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi

apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-

pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6:

Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU

discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU

terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

h. Configuration

IPv4:

Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.

IPv6:

Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah

jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

i. Kualitas Layanan

IPv4:

Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

17 | P a g e

IPv6:

Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic

class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan

tinggi atau tingkat latency tinggi.

3. Routing

A. Pengertian Routing

Fungsi utama dari jaringan packet-switched adalah menerima paket dari stasiun

pengirim untuk diteruskan ke stasiun penerima. Untuk keperluan ini, suatu jalur atau rute dalam

jaringan tersebut harus dipilih, sehingga akan muncul lebih dari satu kemungkinan rute untuk

mengalirkan data. Untuk itu fungsi dari routing harus diwujudkan. Fungsi routing sendiri harus

mengacu kepada nilai nilai antara lain : tanpa kesalahan, sederhana, kokoh, stabil, adil dan

optimal disamping juga harus mengingat perhitungan faktor efisiensi. Untuk membentuk

routing, maka harus mengetahui unsur-unsur routing, antara lain (lebih jelas lihat Stalling,

1994) :

- Kriteria Kinerja :

- Jumlah hop

- Cost

- Delay

- Througput

- Decision Time

- Paket (datagram)

- Session (virtual Circuit)

- Decision Place

- Each Node (terdistribusi)

- Central Node (terpusat )

- Originating Node

- Network Information source

- None

- Local

18 | P a g e

- Adjacent nodes

- Nodes along route

- All Nodes

- Routing Strategy

- Fixed

- Flooding

- Random

- Adaptive

- Adaptive Routing Update Time

- Continuous

- Periodic

- Major load change

- Topology changer

B. Algoritma Routing

1. forward search algorithm

Forward-search algorithm dinyatakan sebagai menentukan jarak terpendek dari node

awal yang ditentukan ke setiap node yang ada.Algoritma diungkapkan dalam stage. Dengan k

buah stage, jalur terpendek node k terhadap node sumber ditentukan. Node-node ini ada dalam

himpunan N. Pada stage ke (k+1), node yang tidak ada dalam M yang mempunyai jarak

terpendek terhadap sumber ditambahkan ke M. Sebagai sebuah node yang ditambahkan dalam

M, maka jalur dari sumber menjadi terdefinisi.

Algoritma ini memiliki 3 tahapan :

1. Tetapkan M={S}. Untuk tiap node nN-S, tetapkan C1(n)=l(S,n).

2. Cari WN-M sehingga C1(W) minimum dan tambahkan ke M. Kemudian C1 (n) =

MIN[C1(n), C1(W) + l(W,n) untuk tiap node nN-M. Apabila pada pernyataan terakhir

bernilai minimum, jalur dari S ke n sebagai jalur S ke W memotong link dari W ke n.

3. Ulang langkah 2 sampai M=N.

Keterangan :

N = himpunan node dalam jaringan

19 | P a g e

S = node sumber

M = himpunan node yang dihasilkan oleh algoritma

l(I,J) = link cost dari node ke I sampi node ke j, biaya bernilai jika node tidak secara

langsung terhubung.

C1(n) : Biaya dari jalur biaya terkecil dari S ke n yang dihasilkan pada saat algoritma dikerjakan.

Tabel berikut ini memperlihatkan hasil algoritma terhadap gambar di muka. Dengan

menggunakan S=1.

Hasil forward search algorithm

2. Backward search algorithm

Menentukan jalur biaya terkecil yang diberikan node tujuan dari semua node yang ada.

Algoritma ini juga diproses tiap stage. Pada tiap stage, algoritma menunjuk masing-masing

node.

Definisi yang digunakan :

N = Himpunan node yang terdapat pada jaringan

D= node tujuan

l(i,j) = seperti keterangan di muka

C2(n) = biaya dari jalur biaya terkecil dari n ke D yang dihasilkan saat algoritma dikerjakan.

Algoritma ini juga terdiri dari 3 tahapan :

1. Tetapkan C2(D)=0. Untuk tiap node nN-D, tetapkan C2(n) =.

2. Untuk tiap node nN-D, tetapkan C2(n)=MIN WN[C2(n), C2(W) + l(n,W)]. Apabila pada

pernyataan terakhir bernilai minimum, maka jalur dari n ke D saat ini merupakan link dari

n ke W dan menggantikan jalur dari W ke D

20 | P a g e

3. Ulangi langkah ke –2 sampai tidak ada cost yang berubah

Tabel berikut adalah hasil pengolahan gambar 1 dengan D=1

Hasil backward search algorithm

C. Mekanisme Strategi Routing

Terdapat beberapa strategi untuk melakukan routing, antara lain :

1. Fixed Routing

Merupakan cara routing yang paling sederhana. Dalam hal ini rute bersifat tetap, atau

paling tidak rute hanya diubah apabila topologi jaringan berubah. Gambar berikut (mengacu

dari gambar 1) memperlihatkan bagaimana sebuah rute yang tetap dikonfigurasikan

Direktori untuk fixed routing

Kemungkinan rute yang bisa dikonfigurasikan, ditabelkan sebagai berikut :

21 | P a g e

Direktori masing-masing node

Tabel ini disusun berdasar rute terpendek (menggunakan least-cost algorithm). Sebagai

misal direktori node 1. Dari node 1 untuk mencapai node 6, maka rute terpendek yang bisa

dilewati adalah rute dari node 1,4,5,6. Maka pada tabel direktori node 1 dituliskan destination

= 6, dan next node = 4.

Keuntungan konfigurasi dengan rute tetap semacam ini adalah bahwa konfigurasi

menajdi sederhana. Pengunaan sirkit maya atau datagram tidak dibedakan. Artinya semua

paket dari sumber menuju titik tujuan akan melewati rute yang sama. Kinerja yang bagus

didapatkan apabila beban bersifat tetap. Tetapi pada beban yang bersifat dinamis, kinerja

menjadi turun. Sistem ini tidak memberi tanggapan apabila terjadi error maupun kemacetan

jalur.

2. Flooding

Teknik routing yang lain yang dirasa sederhana adalah flooding. Cara kerja teknik ini adalah

mengirmkan paket dari suatu sumber ke seluruh node tetangganya. Pada tiap node, setiap paket

yang datang akan ditransmisikan kembali ke seluruh link yang dipunyai kecuali link yang

dipakai untuk menerima paket tersebut. Mengambil contoh rute yang sama, sebutlah bahwa

node 1 akan mengirimkan paketnya ke node 6. Pertamakali node 1 akan mengirimkan paket

keseluruh tetangganya, yakni ke node 2, node 4 dan node 5

Hop pertama.

elanjutnya operasi terjadi pada node 2, 3 dan 4. Node 2 mengirimkan paket ke tetangganya

yaitu ke node 3 dan node 4. Sedangkan node 3 meneruskan paket ke node 2,4,5 dan node 6.

Node 4 meneruskan paket ke node 2,3,5. Semua node ini tidak mengirimkan paket ke node 1.

22 | P a g e

Hop kedua

Pada saat ini jumlah copy yang diciptakan berjumlah 9 buah. Paket-paket yang sampai ke titik

tujuan, yakni node 6, tidak lagi diteruskan

Posisi terakhir node-node yang menerima paket dan harus meneruskan adalah node 2,3,4,5.

Dengan cara yang sama masing-masing node tersebut membuat copy dan memberikan ke mode

tetangganya. Pada saat ini dihasilkan copy sebanyak 22.

Hop ketiga

Terdapat dua catatan penting dengan penggunaan teknik flooding ini, yaitu :

1. Semua rute yang dimungkinkan akan dicoba. Karena itu teknik ini memiliki keandalan yang

tinggi dan cenderung memberi prioritas untuk pengiriman-pengiriman paket tertentu.

2. Karena keseluruhan rute dicoba, maka akan muncul paling tidak satu buah copy paket di titik

tujuan dengan waktu paling minimum. Tetapi hal ini akan menyebakan naiknya bebean

lalulintas yang pada akhirnya menambah delay bagi rute-rute secara keseluruhan.

23 | P a g e

3. Random Routing

Prinsip utama dari teknik ini adalah sebuah node memiliki hanya satu jalur keluaran

untuk menyalurkan paket yang datang kepadanya. Pemilihan terhadap sebuah jalur keluaran

bersifat acak. Apabila link yang akan dipilih memiliki bobot yang sama, maka bisa dilakukan

dengan pendekatan seperti teknik round-robin.

Routing ini adalah mencari probabilitas untuk tiap-tiap outgoing link dan memilih link

berdasar nilai probabilitasnya. Probabilitas bisa dicari berdasarkan data rate, dalam kasus ini

didefisinikan sebagai

Di mana :

Pi = probabilitas pemilihan i

Rj = data rate pada link j

Penjumlahan dilakukan untuk keseluruhan link outgoing. Skema seperti ini

memungkinkan distribusi lalulintas yang baik. Seperti teknik flooding, Random routing tidak

memerlukan informasi jaringan, karena rute akan dipilih dengan cara random.

4. Adaptive Routing

Strategi routing yang sudah dibahas dimuka, tidak mempunyai reaksi terhadap perubanhan

kondisi yang terjadi di dalam suatu jaringan. Untuk itu pendekatan dengan strategi adaptif

mempunyai kemapuan yang lebih dibandingkan dengan beberapa hal di muka. Dua hal yang

penting yang menguntungkan adalah :

- Strategi routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user

- Strategi adaptif dapat membantu kendali lalulintas.

24 | P a g e

Akan tetapi, strategi ini dapat menimbulkan beberapa akibat, misalnya :

- Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan rute menjadi sangat rumit akibatnya beban

pemrosesan pada jaringan meningkat.

- Pada kebanyakan kasus, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang dikumpulkan pada

satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat

- Strategi adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi

terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat.

Kategori Strategi Adaptif dapat dibagi menjadi :

- Isolated adaptive : informasi lokal, kendali terdistribusi

- Distributed Adaptive : informasi dari node yang berdekatan, kendali terdistribusi

- Centralized Adaptive : informasi dari selluruh node, kendali terpusat

25 | P a g e

BAB 3

KESIMPULAN

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang alamat 32 bit dan total alamat yang

dapat dimuat adalah sekitar kurang lebih 4.294.967.29, IPv6 memiliki panjang alamat 128 bit

dan total alamat yang dimuat sekitar hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Dengan banyak alamat

tersebut maka ketersedian ruang alamat akan lebih panjang janka waktunya dan kemungkinan

tidak akan ada habisnya hingga beberapa masa kedepannya.

IPv6 akan melengkapi semua kekurangan IPv4 karena struktur IPv6 sudah lebih

kompleks daripada IPv4. Akan tetapi, walaupun demikian masih banyak pengguna dan

penyedia internet belum pindah untuk menggunakan IPv6.

Dengan penggunaan routing, pengiriman data lebih efisien karena data dikirim secara

sistematis dan kemungkinan kesalahannya akan lebih kecil. Penggunaan algoritma routing dan

mekanisme routing yang sesuai dengan tipe hardware maupun jaringan internetnya akan akan

membuat pengiriman data lebih cepat dan tanpa kesalahan.

26 | P a g e

Daftar Pustaka

http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/KOMDAT/bahasa-

indonesia/Materi%20Presentasi%20Kelompok/IPv6/IPv6%20-%20Makalah.doc

http://en.wikipedia.org/wiki/IPv6

http://fenyekap.blogspot.com/2013/02/network-security-header-ipv4-dan-ipv6.html

http://icedyoghurt.blogspot.com/2013/01/istilah-paket-switching-mekanisme-dan.html

http://adi-firmansetiawan.blogspot.com/2013/07/makalah-ip-versi-6-ipv6.html

http://artikelampuh.blogspot.com/2013/08/5-kelebihan-ipv6.html

27 | P a g e

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Tuliskan pengertian alamat unicast dan alamat multicast pada strukur Internet

Protokol versi 6

Jawab:

Alamat Unicast adalah alamat yang menyediakan komunikasi secara point-to-point,

secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

Alamat Multicast adalah menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data

ke banyak host yang berada dalam group yang sama.

2. Tuliskan perbedaan Fragmentasi antara IPv6 dengan IPv4 ?

Jawab:

IPv4:

Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama

lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket

dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6:

Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur

MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan

nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

3. Bagaimana cara kerja teknik flooding pada Mekanisme strategi pada routing?

Jawab:

Cara kerja teknik ini adalah mengirmkan paket dari suatu sumber ke seluruh node

tetangganya. Pada tiap node, setiap paket yang datang akan ditransmisikan kembali ke

seluruh link yang dipunyai kecuali link yang dipakai untuk menerima paket tersebut.