program pengembangan kota hijau (p2kh) 2011
TRANSCRIPT
PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) 2011
Panduan Pelaksanaan 2011
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Bersama menata ruang untuk semua
Daftar IsiPendahuluan 01
Pengantar 02
Dasar Hukum 03
Maksud,Tujuan, dan Sasaran 03
Bentuk Kegiatan 04
Skema Perwujudan Kota Hijau 04
Lingkup & Kriteria Kabupaten/Kota 04
Pengertian dan Atribut Kota Hijau 05Pengertian & Atribut Kota Hijau 06
8 Atribut Kota Hijau 08
Strategi Menuju RTH 30% (Diagram) 09
Strategi Menuju RTH 30% 10
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) 2011-2014 15 Tema dan Sub Tema 16
Partisipasi Pemerintah Kabupaten/Kota 18
Draft Pernyataan Komitmen Kota/Kabupaten dalam Perwujudan Kota Hijau 19
Muatan RAKH 20
Skenario Pelaksanaan P2KH 22
Agenda Penyelenggaraan 23
Tabel Penilaian Proposal 24
“Kota Tua Jakarta” foto oleh Rachmad Mekaniawan dari a slideshow titled “Jakarta”
PENDAHULUAN 1PENDAHULUAN
01
Visi Penataan Ruang : terwujudnya ruang nusantara yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan untuk kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat
Undang-Undang Penataan Ruang secara tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota dan RTRW Kabupaten.
Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk mengkoordi-nasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan. Upaya untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan keberlangsungan tata kehidu-pan kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk perwujudan Kota Hijau.
Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan tidak mengikis atau mengorbankan aset kota-wilayah (city-region), melainkan terus menerus memupuk semua kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun sumber daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan respon untuk menjawab isu perubahan iklim melalui tindakan adaptasi dan mitigasi.
Pengembangan Kota Hijau berarti pembangunan manusia kota yang kaya inisiatif dalam melakukan perubahan dan gerakan kolektif dari seluruh unsur pemangku kepentingan kota. Dalam prosesnya upaya ini memerlukan prakarsa yang bertitik tolak dari berbagai praktek dalam penerapan nilai-nilai pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Oleh karenanya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang saat ini dirintis Direktorat Jenderal Penataan Ruang – Kementerian Pekerjaan Umum, merupakan salah satu langkah nyata Pemerintah bersama-sama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota guna memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait RTH Publik, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di indonesia.
Bentuk kegiatan P2KH akan disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kabupaten/kota masing-masing. Tahun 2011, P2KH diawali dengan penggalangan prakarsa dan komitmen kabupaten kabupaten/kota melalui perumusan local action plan atau rencana aksi kota hijau (RAKH). Dengan demikian, RAKH sesungguhnya merupakan salah satu bagian implementasi RTRW yang utamanya memuat prakarsa, program dan komitmen daerah sebagai langkah awal mewujudkan Kota Hijau.
Tahun 2011 ini, Pemerintah mencanangkan sekurang-kurangnya 50 kabupaten/kota di Indonesia dapat menetapkan RAKH yang kemudian diimplementasikan mulai tahun 2012. Direktorat Jenderal Penataan Ruang berencana memfasilitasi kabupaten/kota yang telah siap dengan RAKH yang mantap, realistis, dan terukur.
Upaya ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Hari Tata Ruang yang puncaknya diperingati pada tanggal 8 November 2011.
PENGANTAR
02
Dasar hukum pelaksanaan prakarsa Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) meliputi :
1. UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup2. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang3. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana4. UU No. 7 Tahun 2007 tentang Sumberdaya Air5. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah6. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Maksud Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) :
1. Menjabarkan amanat UUPR tentang perwujudan 30% dari wilayah kota sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).2. Menindaklanjuti 10 Prakarsa Bali dari forum Sustainable Urban Development (SUD) khususnya butir 7 yaitu “Mendorong peran pemangku kepentingan perkotaan dalam mewujudkan kota hijau”, berupa inisiatif bersama antara Pemerintah Kabupaten/Kota masyarakat dan dunia usaha secara nasional.
Tujuan P2KH:
1. Meningkatkan kualitas ruang kota khususnya melalui perwujudan RTH 30% sekaligus implementasi RTRW Kota/Kabupaten.2. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam implementasi agenda hijau perkotaan.
Sasaran P2KH:
Terinisiasinya aksi-aksi konkrit sebagai perwujudan kota hijau dalam rangka imple-mentasi RTRW kota/kabupaten secara nasional melalui:
1. Penyusunan Green Map2. Penyusunan Master Plan RTH3. Pelaksanaan Kampanye publik/Sosialisasi4. Pelaksanaan Capacity Building (Pelatihan, workshop, dll)5. Pelaksanaan Pilot Project Percontohan RTH
Sasaran Khusus Program Pengembangan Kota Hijau Tahun 2011 yaitu:1. Penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)/Local Action Plan 2. Piagam Komitmen Kota Hijau
DASAR HUKUM
03
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN
04
PEMERINTAH PUSAT:
Bantuan TeknisBimbingan Teknis
Dukungan ProgramPelatihan
Kampanye Publik
PEMERINTAH KOTA:
Implementasi FisikSosialisai
Penjaringan PrakarsaMasyarakat
Replikasi
MASYARAKAT/DUNIA USAHA:
ImplementasiReplikasiAdvokasi
PROGRAMPENGEMBANGAN
KOTA HIJAU
SKEMA PERWUJUDAN KOTA HIJAU
BENTUK KEGIATAN
LINGKUP & KRITERIA KABUPATEN/KOTA
Bentuk Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) merupakan sinergi dan kolaborasi dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat dan dunia usaha mencakup:
Lingkup Kabupaten/kota dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH):• Kabupaten : Ibukota kabupaten sebagai kawasan perkotaan• Kota : Batas administrasi (City Wide)
Kriteria kabupaten/kota peserta meliputi :• Kabupaten/kota pemenang PKPD PU (sejak 2008)• Kabupaten/kota yang telah memiliki Perda RTRW yang telah disesuaikan dengan UUPR No. 26 Tahun 2007• Kabupaten/Kota yang telah mendapat persetujuan Substansi RTRW-nya dari Menteri PU• Kabupaten/Kota yang diperkirakan akan memperoleh persetujuan substansi RTRW-nya dari Menteri PU (sebelum 30 September 2011)
Pengertian dan Atribut Kota HijauPengertian dan Atribut
Kota Hijau
“It may be to late for some citiesbut it is not too late for Asia”
( Andreas Duany, 2009)05
Lingkup Kabupaten/kota dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH):• Kabupaten : Ibukota kabupaten sebagai kawasan perkotaan• Kota : Batas administrasi (City Wide)
Kriteria kabupaten/kota peserta meliputi :• Kabupaten/kota pemenang PKPD PU (sejak 2008)• Kabupaten/kota yang telah memiliki Perda RTRW yang telah disesuaikan dengan UUPR No. 26 Tahun 2007• Kabupaten/Kota yang telah mendapat persetujuan Substansi RTRW-nya dari Menteri PU• Kabupaten/Kota yang diperkirakan akan memperoleh persetujuan substansi RTRW-nya dari Menteri PU (sebelum 30 September 2011) “Gedung Agung Yogyakarta”
foto diambil dari: www.sdnpacar.wordpress.com
Kota yang Ramah Lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergi-kan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan peran-cangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan1
Kota yang didesain dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, dihuni oleh orang-orang yang memiliki kesadaran untuk meminimalisir (penghematan) penggunaan energi, air dan makanan, serta meminimalisir buangan limbah, percemaran udara dan pencemaran air2
Kota yang mengutamakan keseimbangan ekosistem hayati dengan lingkungan terbangun sehingga tercipta kenyamanan bagi penduduk kota yang tinggal didalamnya maupun bagi para pengunjung kota3
Kota yang dibangun dengan menjaga dan memupuk aset-aset kota-wilayah, seperti aset manusia dan warga yang terorganisasi, lingkungan terbangun, keunikan, dan kehidupan budaya, kreativitas dan intelektual, karunia sumber daya alam, serta lingkungan dan kualitas prasarana kota4
Pengertian danAtribut Kota Hijau
Diadaptasi dari www.unep.org/wedRichard Register first coined the term
"ecocity" in his 1987 book, Ecocity Berkeley: building cities for a healthy future.
M. Yunus, S.Si, MT: Sustainable Cities Suatu Tantangan Pembangunan
Nirwono Joga: Pembangunan Perkotaan dan Perubahan Iklim.
The Ecological City. The University Massachusetts Pr. Amherst
Kisho Kurokawa : architect and associate, selected and current works. Hong Kong :
Image Publ Group, 2004
1
2
3
4
5
6
06
07
1. Lima Atribut Kota Hijau (menurut Platt5) :1. Kepekaan dan kepedulian masyarakat 2. Beradaptasi terhadap karakteritik bio-geofisik kawasan3. Lingkungan yang sehat, bebas dari pencemaran lingkun gan yang membahayakan kehidupan4. Efisiensi dalam penggunaan sumberdaya dan ruang5. Memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan
2. Lima Atribut Kota Hijau (menurut Kurokawa6) :
1. Menciptakan suatu jejaring Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota/wilayah2. Menghindari/mengendalikan urban sprawl (ekspansi penduduk kota beserta aktivitasnya ke kawasan pinggiran yang mengakibatkan peralihan fungsi lahan dari perta nian ke perkotaan) 3. Pengembangan usaha untuk mengurangi sampah dan limbah serta pengembangan proses daur ulang (reduce, reuse, recycle)4. Pengembangan sumber energi alternatif (misalnya : biomas, matahari, angin, ombak)5. Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan (misalnya : pembangunan fasilitas pedestrian dan jalur sepeda, dsb)
3. Tujuh Atribut Kota hijau menurut United Nations Urban Environmental Accords (UNUEA) :
1. Energi Efisiensi Energi Energi Terbarukan Perubahan Iklim2. Pengurangan Limbah Tanpa Limbah Peningkatan Tanggung Jawab Produsen Tanggung Jawab Konsumen 3. Transportasi Transportasi Umum Mobil Bersih Pengurangan Kemacetan 4. Urban Desain Green Building Perencanaan Kota Green Jobs5. Urban Nature Ruang Terbuka Hijau Restorasi Habitat Konservasi Cagar Alam6. Kesehatan Lingkungan Pengurangan Bahan Beracun Sistim Makanan Sehat Udara Bersih7. Air Akses Air Bersih Konservasi Sumber Air Pengurangan Limbah
Beberapa literatur yang dapat digunakan untuk menentukan atribut dari Kota Hijau, diantaranya adalah sebagai berikut :
08
8 ATRIBUT KOTA HIJAU
Green Openspace
GreenWaste
GreenTransportation
GreenWater
Green Building
GreenCommunity
Peningkatan kepekaan, kepedulian dan
peran serta aktif masyarakat dalam pengembangan atribut-atribut Kota Hijau
Perwujudan kualitas, kuantitas dan
jejaring RTH perkotaan
Pemanfaatan sumber energi yang efisien
dan ramah lingkungan
Pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan,
misal : transportasi publik, jalur sepeda, dsb
Peningkatanefisiensi pemanfaatan
dan pengelolaansumberdaya air
Perencanaan dan perancangan yang sensitif terhadap
agenda hijau
Penerapan bangunanramah lingkungan(hemat air, energi,
struktur,dsb)
Penerapan prinsip 3R yaitu mengurangi sampah/limbah,
mengembangkan proses daur ulang dan meningkatkan
nilai tambah
GreenEnergy
KotaHijau
GreenPlanning and design
09*Buku “RTH 30%!: Resolusi (Kota) Hijau” (Nirwono Yoga & Iwan Ismaun, 2011)
STRATEGI MENUJU RTH 30%*
DIAGRAM SKEMATIK: STRATEGI MENUJU RTH 30%
MEMBANGUNRTH
KOTA
MENGEMBANGKAN KORIDOR HIJAU
MENGHIJAUKANBANGUNAN
(GREEN ROOF/GREEN WALL)
MENINGKATKAN PERAN SERTA
MASYARAKAT/ PARTISIPASI PUBLIK
MENENTUKAN DAERAH YANG TIDAK BOLEH
DIBANGUN /DIPRESERVASI
MENYUSUN RENCANA INDUK RTH DAN MELEGALISASI PERDA RTH
MENGAKUISISI RTH PRIVAT
MENAMBAH LAHAN RTH BARU
MENINGKATKAN KUALITAS RTH KOTA
10 *Buku “RTH 30%!: Resolusi (Kota) Hijau” (Nirwono Yoga & Iwan Ismaun, 2011)
STRATEGI MENUJU RTH 30%*1. Menetapkan daerah yang tidak boleh dibangun.
Merupakan bagian dari penyusunan Perda RTRW. Dalam Perda RTRW harus ditentukan daerah-daerah yang diperkirakan sensitif terhadap perubahan harus dipreservasi atau dikonservasi agar fungsi lingkun-gan tetap terjaga. Daerah yang perlu dipreservasi antara lain:
- Habitat satwa liar- Daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi- Daerah genangan dan penampungan air (water retention)- Daerah rawan longsor- Tepian sungai dan tepian pantai sebagai pengaman ekologis- Daerah-daerah yang memiliki nilai pemandangan tinggi
2. Membangun lahan hijau (hub) baru, perluasan RTH
melalui pembelian lahan.
Pemerintah membeli lahan untuk memperbanyak pembangunan taman lingkungan, taman kota, taman makam, lapangan olahraga, hutan kota, kebun raya, hutan mangrove, dan situ/danau buatan.
Contoh pembangunan lahan hijau baru:a. Pembebasan lahan untuk ruang evakuasi bencana di permuki man padat pendudukb. Pembangunan taman-taman interaksi pada setiap RT/RW.
Program ini membebaskan lahan milik masyarakat (200-500m2) pada kantong permukiman padat untuk dikem bangkan menjadi taman interaktif yang direncanakan 2 taman di setiap 267 kelurahan. Luasan taman interaktif = 500 m2 x 2 x 267 = 26,7 Hac. Pembangunan RTH baru dapat pula bekerjasama dengan pihak swasta melalui program CSR
3. Mengembangkan koridor ruang hijau kota (link).
Penanaman pohon besar secara massal untuk menciptakan koridor ruang hijau kota di sepanjang potensi ruang hijau, seperti:
- Jalur hijau jalan dan jalan tol- Pedestrian- Sempadan sungai- Tepian badan air situ dan waduk- Sempadan rel kereta api- Saluran Umum Tegangan Tinggi (SUTT)- Pantai
Koridor jalur hijau dikembangkan sebagai urban park connector yang menghubungkan RTH di seluruh kota, dilengkapi jalur sepeda dan pejalan kaki, menjadi jalur alternatif transportasi kendaraan tidak bermotor dan jalur wisata kota ramah lingkungan
11Gambar : www.istockphoto.com
1. Menetapkan daerah yang tidak boleh dibangun.
Merupakan bagian dari penyusunan Perda RTRW. Dalam Perda RTRW harus ditentukan daerah-daerah yang diperkirakan sensitif terhadap perubahan harus dipreservasi atau dikonservasi agar fungsi lingkun-gan tetap terjaga. Daerah yang perlu dipreservasi antara lain:
- Habitat satwa liar- Daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi- Daerah genangan dan penampungan air (water retention)- Daerah rawan longsor- Tepian sungai dan tepian pantai sebagai pengaman ekologis- Daerah-daerah yang memiliki nilai pemandangan tinggi
2. Membangun lahan hijau (hub) baru, perluasan RTH
melalui pembelian lahan.
Pemerintah membeli lahan untuk memperbanyak pembangunan taman lingkungan, taman kota, taman makam, lapangan olahraga, hutan kota, kebun raya, hutan mangrove, dan situ/danau buatan.
Contoh pembangunan lahan hijau baru:a. Pembebasan lahan untuk ruang evakuasi bencana di permuki man padat pendudukb. Pembangunan taman-taman interaksi pada setiap RT/RW.
Program ini membebaskan lahan milik masyarakat (200-500m2) pada kantong permukiman padat untuk dikem bangkan menjadi taman interaktif yang direncanakan 2 taman di setiap 267 kelurahan. Luasan taman interaktif = 500 m2 x 2 x 267 = 26,7 Hac. Pembangunan RTH baru dapat pula bekerjasama dengan pihak swasta melalui program CSR
3. Mengembangkan koridor ruang hijau kota (link).
Penanaman pohon besar secara massal untuk menciptakan koridor ruang hijau kota di sepanjang potensi ruang hijau, seperti:
- Jalur hijau jalan dan jalan tol- Pedestrian- Sempadan sungai- Tepian badan air situ dan waduk- Sempadan rel kereta api- Saluran Umum Tegangan Tinggi (SUTT)- Pantai
Koridor jalur hijau dikembangkan sebagai urban park connector yang menghubungkan RTH di seluruh kota, dilengkapi jalur sepeda dan pejalan kaki, menjadi jalur alternatif transportasi kendaraan tidak bermotor dan jalur wisata kota ramah lingkungan
“Growing greener cities is an achievable goal”( Birch & Wachter, 2008, p3)
4. Mengakuisisi RTH privat, menjadikan bagian
RTH kota.
Akuisisi RTH privat menjadi RTH kota dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
- Penerapan Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada lahan-lahan privat yang dimiliki masyarakat dan swasta diterapkan pada pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
- Pemerintah daerah dapat mulai mendata dan menetapkan RTH privat pekarangan rumah, sekolah, perkantoran, hingga pengembang (kawasan terpadu, pusat perbelan jaan, hotel, apartemen) sebagai bagian dari RTH
- Pengembang diminta untuk memenuhi kewajiban penyedi aan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum). Dalam pengembangan kawasan disyaratkan koefisien dasar hijau (KDH) minimal 20% berupa taman di kawasan pengembang.
- Warga diajak berperan mengelola lahan hijau pekarangan melalui penanaman pohon rindang dan karpet hijau tanaman dan pembuatan lubang biopori.
- Insentif bagi warga yang lahannya bersedia diakuisisi berupa keringanan pajak PBB, pajak air tanah, pemba yaran tagihan listrik maupun telepon.
5. Peningkatan kualitas RTH Kota melalui refungsi RTH
eksisting.
RTH yang telah ada ditingkatkan kualitasnya sehingga fungsi
ekologisnya lebih optimal dan siklus karbon lebih mening-kat, sebagai contoh:
a. Refungsionalisasi RTH eksisting jalur hijau SPBU kembali menjadi tamanb. Restorasi kawasan hutan bakauc. Revitalisasi situ, danau, waduk, sebagai daerah resapan aird. Penanaman rumput pada taman-taman lingkungan yang diperkeras (lapangan bulutangkis, lapangan basket, lahan parkir) agar mempunyai daya serap air yang lebih besar
6. Menghijaukan bangunan (green roof/green wall)Keterbatasan lahan telah mendorong kreativitas arsitek dan arsitek lanskap untuk mulai mengintroduksi pembangunan taman atap (green roof, roof garden) dan dinding hijau (green wall, vertical garden) pada bangunan. Penghijauan bangunan terbukti mampu menurunkan suhu kota dan menyerap gas polutan.
Contoh di mancanegara:a. Pemerintah Jerman dengan ecoroof project berhasil menghijaukan atap seluas 28,8 Ha, dan disetiap kotanya 1 dari 10 atap flat kini berhasil dihijaukan. b. Sejak tahun 2000, pemerintah Hongkong dan Jepang dengan flying green project mewajibkan pengelola gedung menghijau kan atap minimal 20% dari total luas atap bangunan atau berkisar 250-1000 m2.c. Singapura dengan skyrise greening project
12
STRATEGI MENUJU RTH 30%*
*Buku “RTH 30%!: Resolusi (Kota) Hijau” (Nirwono Yoga & Iwan Ismaun, 2011)
4. Mengakuisisi RTH privat, menjadikan bagian
RTH kota.
Akuisisi RTH privat menjadi RTH kota dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
- Penerapan Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada lahan-lahan privat yang dimiliki masyarakat dan swasta diterapkan pada pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
- Pemerintah daerah dapat mulai mendata dan menetapkan RTH privat pekarangan rumah, sekolah, perkantoran, hingga pengembang (kawasan terpadu, pusat perbelan jaan, hotel, apartemen) sebagai bagian dari RTH
- Pengembang diminta untuk memenuhi kewajiban penyedi aan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum). Dalam pengembangan kawasan disyaratkan koefisien dasar hijau (KDH) minimal 20% berupa taman di kawasan pengembang.
- Warga diajak berperan mengelola lahan hijau pekarangan melalui penanaman pohon rindang dan karpet hijau tanaman dan pembuatan lubang biopori.
- Insentif bagi warga yang lahannya bersedia diakuisisi berupa keringanan pajak PBB, pajak air tanah, pemba yaran tagihan listrik maupun telepon.
5. Peningkatan kualitas RTH Kota melalui refungsi RTH
eksisting.
RTH yang telah ada ditingkatkan kualitasnya sehingga fungsi
ekologisnya lebih optimal dan siklus karbon lebih mening-kat, sebagai contoh:
a. Refungsionalisasi RTH eksisting jalur hijau SPBU kembali menjadi tamanb. Restorasi kawasan hutan bakauc. Revitalisasi situ, danau, waduk, sebagai daerah resapan aird. Penanaman rumput pada taman-taman lingkungan yang diperkeras (lapangan bulutangkis, lapangan basket, lahan parkir) agar mempunyai daya serap air yang lebih besar
6. Menghijaukan bangunan (green roof/green wall)Keterbatasan lahan telah mendorong kreativitas arsitek dan arsitek lanskap untuk mulai mengintroduksi pembangunan taman atap (green roof, roof garden) dan dinding hijau (green wall, vertical garden) pada bangunan. Penghijauan bangunan terbukti mampu menurunkan suhu kota dan menyerap gas polutan.
Contoh di mancanegara:a. Pemerintah Jerman dengan ecoroof project berhasil menghijaukan atap seluas 28,8 Ha, dan disetiap kotanya 1 dari 10 atap flat kini berhasil dihijaukan. b. Sejak tahun 2000, pemerintah Hongkong dan Jepang dengan flying green project mewajibkan pengelola gedung menghijau kan atap minimal 20% dari total luas atap bangunan atau berkisar 250-1000 m2.c. Singapura dengan skyrise greening project
7. Menyusun kebijakan hijau
Pemerintah Daerah dan DPRD perlu secepatnya menempat-kan masalah RTH sebagai salah satu isu penting dalam pembahasan anggaran dan program pembangunan yang berkelanjutan. Perlu secepatnya didorong lahirnya Perda tentang RTH dan Rencana Induk RTH agar perencanaan pembangunan RTH memiliki kekuatan hukum yang jelas dan tegas. Beberapa contoh kebijakan yang mendorong pemenu-han RTH 30%, antara lain:
a. Penerapan KDH diwajibkan dalam setiap - pengurusan IMBb. Insentif diberikan kepada warga yang dengan sukarela menjadikan halaman/pekarangan rumahnya menjadi bagian terpadu dengan RTH kota. Lahan privat dapat pula dihibahkan untuk RTHc. Semua pengembang wajib menyediakan RTH minimal 20% dari kawasan yang dikembangkand. Insentif diberikan kepada pengembang yang memban gun kawasan dengan konsep perumahan hijau (green property)e. Insentif diberikan kepada pengembang yang memban gun bangunan hijau, dapat terdiri dariatap hijau (roof garden), dan dinding hijau (green wall, vertical garden)f. Pemerintah mendorong pembangunan kawasan komer sial (CBD) di pusat kota ke arah vertikal
8. Memberdayakan komunitas hijau
Untuk mewujudkan RTH minimal 30% dari luas kota maka partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Untuk mengantisi-pasi perubahan lahan yaitu konversi lahan hijau/alami menjadi lahan terbangun, maka perlu penerapan KDH secara sadar oleh masyarakat dan pengembang. Bentuk-bentuk kegiatan antara lain dapat berupa:
a. Penyuluhan dan pembinaan untuk meningkatkan pemahaman masyarakatb. Penyebaran fungsi dan manfaat RTH melalui media massa cetak dan elektronik (green campaign)c. Pelibatan masyarakat dan swasta dalam program pengembangan RTHd. Pelibatan institusi pendidikan melalui program sekolah hijau dan kampus hijaue. Pemerintah dapat memberikan fasilitas dan kemudahan bagi masyarakat yang telah berkontribusi nyata dalam membangun RTH di lingkungannyaf. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada masyarakat yang telah menyediakan pekarangannya untuk “daerah hijau” berupa keringanan pajak, dllg. Pemerintah juga dapat mengadakan program kemitraan dengan swasta terutama para pengembang dalam penyediaan RTH dengan program CSR, maupun PPP (public private partnership)
13
14
Secara garis besar, Kota Hijau adalah kota dimana semua konstruksi buatan manusia seperti jalan dan bangunan berpadu dalam harmoni yang seimbang dengan lingkungan, masyarakat, dan perekonomian, dan kesemuanya itu dikelola oleh pemerintahan yang bertanggung jawab, terbuka kepada rakyatnya serta bekerja sama dengan masyarakat melalui proses partisipatif
POGRAM PENGEMBANGANKOTA HIJAU (P2KH) 2011-2014 3POGRAM
PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) 2011-2014
15“Jalanan KM 0” | foto oleh: bhobie123 | google.co.id
Fokus untuk penyusunan RAKH 2011 meliputi 3 atribut berikut:
Green Planning & DesignMeningkatkan kualitas rencana tata ruang dan rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau.
Green Open SpaceMeningkatkan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai dengan karakteristik
Kota/Kabupaten melalui berbagai macam strategi.
Green CommunityMeningkatkan partisipasi aktif masyarakat atau komunitas dan institusi swasta dalam perwujudan
pengembangan kota hijau.
“Empowermentfor green cities”from planningto actions...
Tema Penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) :
Tema dan Sub Tema
16
RENCANA AKSI KOTA HIJAU 2011
FOKUS MUATAN RAKH 2011 - 2014
GREEN PLANINGAND DESIGN
GREEN OPEN SPACEGREEN COMMUNITY
17
• Pemerintah kabupaten/kota yang memenuhi kriteria diatas diikutsertakan dalam P2KH
• Pemerintah kabupaten/kota yang berminat untuk berpartisipasi telah memberikan konfirmasi tertulis kepada Sekretariat P2KH
• Pemerintah kabupaten/kota peserta P2KH diundang dalam kegiatan sosialisasi, workshop dan pertemuan dalam rangka perumusan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)
• Peserta P2KH akan diundang pada puncak peringatan Hari Tata Ruang 2011 sekaligus untuk penandatangan Piagam Komitment Kota Hijau
Kegiatan utama P2KH tahun 2011 meliputi :
1. Piagam Komitmen Kota Hijau Merupakan piagam deklarasi komitmen dari pemerin tah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau
2. Penyusunan Proposal RAKH Proposal RAKH yang disusun oleh kabupaten/kota
Partisipasi Pemerintah Kabupaten/Kota
Pelaksanaan P2KH 2011
“Gedung Sate Bandung”Kantor Gubernur Propinsi Jawa Baratfoto diambil dari: www.triptourism.com18
Draft Pernyataan Komitmen Kabupaten/KotaTerhadap Perwujudan Kota Hijau 19
• Pemerintah kabupaten/kota yang memenuhi kriteria diatas diikutsertakan dalam P2KH
• Pemerintah kabupaten/kota yang berminat untuk berpartisipasi telah memberikan konfirmasi tertulis kepada Sekretariat P2KH
• Pemerintah kabupaten/kota peserta P2KH diundang dalam kegiatan sosialisasi, workshop dan pertemuan dalam rangka perumusan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH)
• Peserta P2KH akan diundang pada puncak peringatan Hari Tata Ruang 2011 sekaligus untuk penandatangan Piagam Komitment Kota Hijau
Kegiatan utama P2KH tahun 2011 meliputi :
1. Piagam Komitmen Kota Hijau Merupakan piagam deklarasi komitmen dari pemerin tah kabupaten/kota dalam mewujudkan kota hijau
2. Penyusunan Proposal RAKH Proposal RAKH yang disusun oleh kabupaten/kota
20
Bab 1 Pendahuluan1.1 Visi Kabupaten/kota Menjelaskan visi Kabupaten/kota yang tertuang dalam RPJP-D/RPJM-D/RTRW Kabupaten/Kota1.2 Tujuan Keikutsertaan dalam program P2KH Menguraikan statement of interest dari Kabupaten/kota terhadap program P2KH1.3 Manfaat Keikutsertaan bagi kota Menguraikan manfaat keikutsertaan kabupaten/kota dalam perwujudan kota hijau
Bab 2 Profil Kabupaten/kota 2.1 Profil Umum Menguraikan mengenai karakteristik wilayah terkait dengan atribut kota hijau dan kerentanan terhadap perubahan iklim2.2 Potensi Wilayah Menguraikan berbagai sumberdaya untuk mewu judkan program kota hijau (sumberdaya : lahan, manusia, keuangan, jaringan serta inisiatif masyarakat dan dunia usaha)2.3 Program Unggulan Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan komponen kota hijau yang sedang dan akan
dilaksanakan, termasuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim2.4 Pencapaian Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan komponen kota hijau yang sudah dilaksanakan, termasuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Bab 3 Rencana Aksi Kota Hijau 2012-20143.1 Uraian Kegiatan
• Uraian kegiatan untuk 3 fokus atribut kota hijau (green planning and design, green open space dan green community) yang disusun berdasarkan prioritas program tahunan hingga tahun 2014• Uraian kegiatan tambahan yang sifatnya opsional bagi kabupaten/kota mencakup 5 atribut lainnya (green energy, green water, green water, green transport)
3.2 Komitmen Daerah Terhadap RAKH Memberikan identifikasi terhadap sumber-sumber pembiayaan yang mendukung program kota hijau (P2KH) termasuk sharing pembiayaan APBD
MUATAN RAKH
21
1
No Atribut Indikator Bentuk Rencana Aksi1 Green Planning and
Design Perencanaan Kota Aksi-1 Mengembangkan rencana tata ruang yang telah
mengadopsi prinsip-prinsip kota hijau dan menjamin karakter kota/kawasan
Perancangan Kota Aksi-2 Mengembangkan dokumen perancangan kota yang mengarah pada penerapan kawasan berkepadatan tinggi, mixed used, dan berorientasi pada manusia (penyediaan jalur pedestrian, penyandang cacat, pengguna sepeda)
Penetapan RTR dan Rancang Kota
Aksi-3 Menetapkan dokumen perencanaan dan perancangan kota sebagai produk hukum yang kuat dan mengikat (binding), baik perda/perwal/perbup, termasuk peraturan mengenai RTH.
2 Green Open Space Kuantitas RTH Aksi-4 Meningkatkan kuantitas RTH publik dan private sesuai dengan amanat UUPR 26/2007 (berdasarkan peta RTH eksisting, peta rencana dan program perwujudannya)
Kualitas RTH Aksi-5 Menjamin akses yang mudah bagi masyarakat pada RTH dengan mengembangkan jejaring RTH (network) yang sesuai dengan karakteristik kota/kawasan
Perlindungan dan restorasi Habitat dan Cagar Alam
Aksi-6 Melindungi dan merestorasi habitat yang kritis dari pengembangan yang tidak berkelanjutan (Misal : mangrove, persinggahan satwa, zona lindung lainnya)
3 Green Community Kepekaan Komunitas Aksi-7 Menumbuhkan kepekaan dan kepedulian masyarakat
terhadap penerapan kota hijau Inisiatif Komunitas Aksi-8 Mendorong komunitas hijau yang kreatif dan proaktif dalam
implementasi agenda hijau (program nyata), misal : kampung hijau, kota berkebun
Kemitraan Aksi-9 Mendorong terjadinya kemitraan para pihak dalam perwujudan RTH (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat), termasuk inisiatif CSR
4 Green Energy Efisiensi Energi Aksi-10 Melaksanakan efisensi energi (pengalihan beban waktu,pelaksanaan kampanye publik tentang hemat energi, dsb)
Energi Terbarukan Aksi-11 Menerapkan kebijakan penggunaan energi terbarukan Perubahan Iklim Aksi-12 Menyiapkan rencana pengurangan emisi karbon dari
kegiatan perkotaan (industri, transportasi, domestik dan pengolahan limbah)
5 Green Waste Pengurangan Limbah Aksi-13 Melakukan upaya-upaya pengurangan limbah Pendaurulangan limbah Aksi-14 Melakukan upaya-upaya pendaurulangan limbah (bahan
organik, plastik, kaleng, dsb) Peningkatan nilai tambah limbah
Aksi-15 Pemanfaatan limbah sebagai sumber energi alternatif, peningkatan kesuburan tanah (kompos/pupuk), pengembangan ekonomi kreatif (green economy)
6 Green Water Kualitas Air Aksi-16 Mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya air yang ramah lingkungan (mengurangi kadar polusi air permukaan dan air tanah/mengurangi air limbah)
Kuantitas Air Aksi-17 Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya air yang menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat (waduk, situ, danau, dsb)
Kontiunitas Air Aksi-18 Menjamin ketersediaan air sepanjang waktu (termasuk musim kemarau, pada beban puncak, dsb)
7 Green Transportation Transportasi Umum Aksi-19 Mengembangkan transportasi umum yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan dan permukiman
Penggunaan kendaraan bebas polusi
Aksi-20 Mengembangkan sistem trasnportasi ramah lingkungan yang bersifat antar moda (jalur sepeda, perahu, mobil bebas polusi)
Pengurangan Kemacetan Aksi-21 Menerapakan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kemacaetan pada jam puncak baik dipusat maupun di pinggiran kota
8 Green Building Bangunan Hemat Energi dan air
Aksi-22 Menerapkan standar bangunan hemat energy dan air
Material bangunan Aksi-23 Memanfaatkan material lokal ramah lingkungan Tapak bangunan Aksi-24 Menerapkan Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien
Dasar Hijau yang sesuai prinsip-prinsip lingkungan (menjamin resapan air, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan)
MUATAN RAKH
Bab 1 Pendahuluan1.1 Visi Kabupaten/kota Menjelaskan visi Kabupaten/kota yang tertuang dalam RPJP-D/RPJM-D/RTRW Kabupaten/Kota1.2 Tujuan Keikutsertaan dalam program P2KH Menguraikan statement of interest dari Kabupaten/kota terhadap program P2KH1.3 Manfaat Keikutsertaan bagi kota Menguraikan manfaat keikutsertaan kabupaten/kota dalam perwujudan kota hijau
Bab 2 Profil Kabupaten/kota 2.1 Profil Umum Menguraikan mengenai karakteristik wilayah terkait dengan atribut kota hijau dan kerentanan terhadap perubahan iklim2.2 Potensi Wilayah Menguraikan berbagai sumberdaya untuk mewu judkan program kota hijau (sumberdaya : lahan, manusia, keuangan, jaringan serta inisiatif masyarakat dan dunia usaha)2.3 Program Unggulan Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan komponen kota hijau yang sedang dan akan
dilaksanakan, termasuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim2.4 Pencapaian Menjelaskan program/kegiatan terkait dengan komponen kota hijau yang sudah dilaksanakan, termasuk program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Bab 3 Rencana Aksi Kota Hijau 2012-20143.1 Uraian Kegiatan
• Uraian kegiatan untuk 3 fokus atribut kota hijau (green planning and design, green open space dan green community) yang disusun berdasarkan prioritas program tahunan hingga tahun 2014• Uraian kegiatan tambahan yang sifatnya opsional bagi kabupaten/kota mencakup 5 atribut lainnya (green energy, green water, green water, green transport)
3.2 Komitmen Daerah Terhadap RAKH Memberikan identifikasi terhadap sumber-sumber pembiayaan yang mendukung program kota hijau (P2KH) termasuk sharing pembiayaan APBD
22
SKENARIO PELAKSANAAN P2KH
2011
TAHAPAN
FOKUS (WAJIB)
RAKH +
PiagamKomitmen
80 Kab/Kota 80 Kab/Kota 250 Kab/Kota Seluruh IndonesiaKab/Kota
2012 2013 2014RAKH
+ Piagam
Komitmen
RAKH +
PiagamKomitmen
INISIASI IMPLEMENTASI REPLIKASI INSTITUSIONALISASILINTAS SEKTOR
GPD GOS GC GPD GOS GCGPD GOS GCGPD GOS GC
20112011 20142014Bimbingan Teknis:Kampanye Publik/SosialisasiPelatihan / Capacity Building
Replikasi green open Space
Perluasan SpektrumKota Hijau
Bimbingan Teknis:Sosialisasi
Bantuan Teknis:Fasilitasi PenyusunanRAKH
Pernyataan Komitmen terhadap RAKH
20122012 20132013Bimbingan Teknis:Sosialisasi/Kampanye PublikPelatihan Bantuan Teknis:Fasilitasi penyusunan RAKHFasilitasi penyusunanGreen MapFasilitasi masterplan RTHFasilitasi Kegiatan Green Community
Percontohan Green Open Space / Pilot project
Percontohan Green Open Space / Pilot project
Bimbingan Teknis:Sosialisasi/Kampanye PublikPelatihan Bantuan Teknis:Fasilitasi penyusunan RAKHFasilitasi penyusunanGreen MapFasilitasi masterplan RTHFasilitasi Kegiatan Green Community
Green Planning and Design, Green Open Space, Green Community
Green Building, Green Waste, Green Energy
Green Water, Green Transportation
2010 2014 2020 2025
Perluasan Spektrum Kota Hijau
Agenda Penyelenggaraan 2011
23
Kegiatan
Penawaran
Konfirmasi
Presentasi RAKH Terpilih
Waktu
11 Juli
11 Juli – 5 Agustus
8 November (Siang)
Keterangan
Korespondensi (email, surat, fax)
Pernyataan resmi tertulis yang ditandatangani oleh Walikota/Bupati.
Sosialisasi dan Workshop 1(Penjelasan Template RAKH)
26-27 September Jakarta (sinergi dengan Peringatan Hari Tata Ruang 2011 & Hari Habitat Dunia 2011)
Workshop 2 (Tenggat Pemasukan Proposal)
14 Oktober Makassar (sinergi dengan Peringatan Hari Tata Ruang 2011 & Hari Habitat Dunia 2011)
Executive Meeting 7 November Penandatanganan Piagam Komitmen Kota Hijau oleh Walikota/Bupati
Peringatan Puncak Hari Tata Ruang 2011
Kesepakatan Tindak LanjutRAKH Terpilih
8 November (Malam) Peringatan Puncak Hari Tata Ruang 2011
24
Bab Muatan UraianKriteria
Baik80-100
Sedang65-79
Kurang50-64
TotalBobot(%)
Bobot
BAB 1(20%)
BAB 2(30%)
VISI
TUJUAN
MANFAAT
PROFIL UMUM
POTENSIWILAYAH
PROGRAMUNGGULAN
PENCAPAIAN
5
5
5
10
10
5
10
Mencerminkan sensitivitas terhadap isu perubahan iklim dan kota hijau
Menunjukkan motivasi keikutsertaan dalam P2KH
Kejelasan manfaat mengikuti P2KH terhadap perwujudan visi
Kejelasan uraian mengenai karakteristik wilayah
Kejelasan uraian mengenai potensi wilayah
Kejelasan uraian mengenai sumberdaya: lahan, manusia, keuangan, jaringan serta inisiatif masyarakat dan dunia usahaRealisasi program yang sudah dilaksanakanyang terkait dengan proposal RAKH
Tabel Penilaian Proposal RAKH
Sensiti-vitasBaik
Sensiti-vitasSedang
Sensiti-vitasKurang
MotivasiBaik
MotivasiSedang
MotivasiKurang
ManfaatBaik
CukupBer-manfaat
KurangBer-manfaat
Jelas CukupJelas
KurangJelas
Jelas CukupJelas
KurangJelas
Jelas CukupJelas
KurangJelas
Reali-sasiBaik
Reali-sasiCukup
Reali-sasiKurang
25
Bab Muatan UraianKriteria
Baik80-100
Sedang65-79
Kurang50-64
TotalBobot(%)
Bobot
BAB 3(50%)
URAIAN KEGIATANPROGRAM
25
• Uraian kegiatan untuk 3 fokus atribut kota hijau :
• Green Planning and Design• Green Open Space• Green Community
- Realistis : Jangka Waktu, Pendanaan, Legalitas Lahan (15%)- Kreatifitas dan inovasi program (5%)- Partisipasi/inisiatif masyarakat (5%)
• Uraian kegiatan tambahan yang sifatnya opsional :
• Green Transportation• Green Energy• Green Water• Green Waste• Green Building
Komitmen Daerah Terhadap RAKH
- Realistis : Jangka Waktu, Pendanaan, Legalitas Lahan (5%)- Kreatifitas dan inovasi program (2,5%)- Partisipasi/inisiatif masyarakat (2,5%)
- Besaran alokasi APBD untuk mendukung P2KH (7,5%)
- Prosentase terhadap APBD (7,5%)
15> 500 300-500 300
< 33-5%5%
10
Tabel Penilaian Proposal RAKH
Realistis
Kreatif
Partisipatif CukupPartisipatif
CukupRealistis
CukupKreatif
KurangPartisipatif
KurangRealistis
KurangKreatif
Realistis
Kreatif
Partisipatif CukupPartisipatif
CukupRealistis
CukupKreatif
KurangPartisipatif
KurangRealistis
KurangKreatif
“We must find ways to use the accelerating urbanization of the human race as a tools for easing enviromental catastrophe rather than
allowing it to become an amplifier of our many current problems”~ Green Metropolis, 2010 ~
Kini saatnya bertindak!Melalui sinergitas semua pihak,mari kita wujudkan kota-kota hijau sebagai respon terhadap tantangan perubahan iklimdi Indonesia
Sekretariat P2KH :Gedung Ditjen SDA & Ditjen
Penataan Ruang Lt.4
Jl. Pattimura No. 20 Keb. Baru
Jakarta Selatan 12110
Tel/Fax : 021-7231611 - 021-7243431
www.penataanruang.net
Foto :A Morning at Menteng Park by: stluciasoundstluciasound.deviantart.com
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Bersama menata ruang untuk semua