potensi aik bukak sebagai destinasi obyek wisata di lombok

91
POTENSI AIK BUKAK SEBAGAI DESTINASI OBYEK WISATA DI LOMBOK TENGAH i Skripsi Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Nurul Ainun NIM. 170503009 PRODI PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2021

Upload: khangminh22

Post on 11-Mar-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

POTENSI AIK BUKAK SEBAGAI DESTINASI OBYEK WISATA DI

LOMBOK TENGAH

i

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Nurul Ainun

NIM. 170503009

PRODI PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2021

POTENSI AIK BUKAK SEBAGAI DESTINASI OBYEK WISATA DI

LOMBOK TENGAH

ii

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Nurul Ainun

NIM. 170503009

PRODI PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2021

iv

v

vii

viii

MOTTO

Takdirku tidak akan pernah melewatkanku dan yang melewatkanku tidak akan

pernah menjadi takdirku. (Umar Bin Khattab)

Apapun yang menjadi takdirmu pasti akan mencari jalannya sendiri untuk

menemukanmnu. (Ali Bin Abi Thalib)

ix

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk ibuku Saitir dan bapakku H.Usman, dosen pembimbing I dan II Ku, teman-teman seperjuanganku,dosen-dosenku di Universitas Islam Negeri Mataram dan semua orang yang mengasihani dan menyayangiku.”

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Higienis Rumah Makan Terhadap

Kepuasan Pengunjung”. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah SWT

berikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya, dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana

ekonomi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima saran

petunjuk, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Hj. Siti Nurul Khaerani, M.M. selaku Pembimbing I dan Ibu Naili

Rahmawati, M. Ag. sebagai Pembimbing II yang memberikan

bimbingan, motivasi, dan koreksi untuk menjadikan skripsi ini lebih

matang dan selesai.

2. Bapak Drs. Ma’ruf, SH. M. Ag. dan Muhammad Johari, M.S.I. selaku

ketua dan sekretaris Program Studi Pariwisata Syariah yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat-nasehat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

xi

4. Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah

memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi

bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa

pernah selesai.

Semoga segala doa, bantuan, dukungan, motivasi, saran, serta arahan

yang diberikan dapat menjadi amalan baik sehingga memperoleh balasan

yang baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran agar skripsi ini dapat lebih baik dan bermanfaat

kedepannya.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan dapat dipergunakan bagi perkembangan akademik.

Mataram, 28 Juni 2021

Penulis,

Nurul Ainun

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................................ iii NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................................v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................................. vi HALAMAN MOTTO ............................................................................................................vii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................viii KATA PENGANTAR ............................................................................................................ix DAFTAR ISI ...........................................................................................................................x ABSTRAK ...............................................................................................................................xi BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................4 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................................................................4 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................................................5 E. Kajian Teori..................................................................................................................6 F. Telaah Pustaka ............................................................................................................. 17 G. Metodologi Penelitian.................................................................................................. 23 H. Sistematika pembahasan............................................................................................... 39

BAB II. PAPARAN DAN TEMUAN DATA A. Gambaran Umum Desa Aik Bukaq ............................................................................ 41 B. Struktur Pengelolaan Obyek Wisata Aik Bukaq ........................................................ 42 C. Potensi Obyek Wisata Sebagai Daya Tarik Wisata ................................................... 45 D. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Aik Bukaq ................................................... 47 E. Faktor Penghambat Berkembangnya Obyek Wisata Aik Bukaq .............................. 52

BAB III. PEMBAHASAN A. Kajian Terhadap Potensi Aik Bukaq Sebagai Daya Tarik Obyek Wisata................ 54

Di Desa Aik Bukaq B. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Aik Bukaq ................................................... 56 C. Faktor Penghambat Berkembangnya Obyek Wisata Aik Bukaq .............................. 60

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................................... 63 B. Saran ............................................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 64 LAMPIRAN ............................................................................................................................ 67 CURRICULUM VITAE........................................................................................................ 72

xiii

POTENSI AIK BUKAQ SEBAGAI DESTINASI OBYEK WISATA DI LOMBOK TENGAH

Oleh:

Nurul Ainun NIM: 170503009

ABSTRAK

Obyek wisata Aik Bukaq merupakan salah satu tempat wisata yang berada

di desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Penulis membahas tentang Potensi Aik Bukaq Sebagai Daya Tarik Obyek Wisata Di Desa Aik Bukaq.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi obyek wisata Aik Bukaq dan strategi pengembangan daya tarik obyek wisata Aik Bukaq. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data observasi, dokumentsi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan hanya pada obyek wisata Aik Bukaq dari banyaknya obyek wisata yang terdapat di Desa Aik Bukaq. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa obyek wisata Aik Bukaq memiliki potensi yang ditinjau dengan konsep 4A yaitu, 1) Atraksi, 2) Amenitas, 3) Akses, 4) Tourist Organazation. Sedangkan strategi pengembangan obyek wisata aik bukaq yakni menggunakan pendekatan sapta pesona kepada masyarakat terkait dengan 1) kondisi aman, 2) tertib, 3) bersih, 4) sejuk, 5) keindahan, 6) keramahan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah obyek wisata aik bukaq pada dasarnya memiliki potensi yang cukup besar selain kolamnya namun karena strategi pengembangan yang kurang dan kekurangan dana sehingga membuat obyek wisata ini belum ada perkembangan.

Kata Kunci : Potensi, Destinasi, Lombok Tengah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang dapat

dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai

komponen seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan seterusnya. Dalam

sistem pariwsata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan

sistem. Aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada berbagai

sektor. Secara umum pariwisata dikelompokkan menjadi tiga pilar utama,

yaitu (1) masyarakat, (2) swasta, (3) pemerintah.1

Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan

pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World tourism organization

memperkirakan bahwa tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200%

terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini. Pariwisata modern saat

ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan

terjadinya interkoneksi antar bidang, antar bangsa, dan antar individu yang

hidup di dunia ini. Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat

dinamika globalisasi dunia, termasuk juga didalamnya perkembangan dunia

hiburan, rekreasi dan pariwisata.2

1 Deddy Prasetya Maha Rani, “Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep,

Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang)”, Jurnal Politik Muda, 2014, Vol. 3 No. 3, hlm. 414.

2 I Gusti Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata Tantangan Dan Bisnis Kreatif

(Yogyakarta: Deepublish, 2014), Edisi 1, hlm. 1.

2

4 Salah Wahab, Pemasaran Pariwisata, (Jakarta:Pradya Paramita, 1989), hlm. 41

Pariwisata mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional,

karena selain menghasilkan pendapatan daerah maupun Negara sekaligus juga

sebagai penghasil devisa. Indonesia mempunyai keragaman wisata dan budaya

yang sangat melimpah yang bisa mengatasi masalah-masalah mendasar

dengan penguatan ekonomi. Industri pariwisata merupakan organisasi baik

swasta maupun pemerintah yang terkait dengan pemasaran, pembangunan dan

produksi suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang

bepergian.3

Potensi pariwisata membutuhkan pengelolaan yang tepat sebagai

upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Pengelolaan destinasi pariwisata

berperan kunci dalam meningkatkan daya saing sektor pariwisata. Saat ini,

destinasi pariwisata menghadapi tantangan kompleks, mulai dari koordinasi

sektor, peningkatan daya tarik, penanganan mutu lingkungan sampai

perbaikan citra. Model pengelolaan destinasi pariwisata harus mampu

mengatasi tantangan tersebut secara tepat sehingga memberikan kontribusi

positif terhadap seluruh komponennya. Pengelolaan destinasi pariwisata harus

memenuhi kebutuhan dan motivasi wisatawan sehingga dapat menentukan

metode pengelolaan yang tepat dan menghindari penurunan kualitas destinasi

pariwisata.4

Di kabupaten Nusa Tenggara Barat, yakni di Lombok dengan luas

4.435 km2 merupakan daerah yang kaya akan potensi wisata serta memiliki

3 Elina Riski Cahyani, Ersya Mayana, Potensi Obyek Wisata Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Jurnal Sosial Ekonomi Dan Humaniora Volume 5 Nomor 2 Tahun 2019, hlm. 135

3

7 Observasi, Desa Aik Bukaq Kamis 8 April 2021

keberagaman keunikan potensi wisata.5 terdapat banyak sekali destinasi wisata

yang berpotensi untuk mendatangkan wisatawan. Selain dikenal sebagai

wisata halal Lombok juga dikenal dengan dengan obyek wisata alamnya yang

menarik perhatian wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

salah satu tempat yang bisa dikunjungi di Lombok yakni Desa Aik Bukaq.

Desa Aik Bukaq terletak di Lombok tengah bagian utara, desa ini

merupakan salah satu desa yang memiliki potensi sumber daya alam yang

melimpah di Lombok tengah salah satunya adalah obyek wisata Aik Bukaq.

Aik Bukaq merupakan tempat pemandian yang sudah berdiri sejak tahun

1970, konon pemandian ini dibangun oleh penajajah asal belanda dan didesain

dengan menggabungkan banyak unsur alam.6Dengan adanya obyek wisata Aik

Bukaq ini juga menambah pendapatan masyarakat sekitar, karena Aik Bukaq

sudah berdiri sejak lama maka pendapatan ekonomi sudah bisa dikatakan

meningkat. Namun, tidak semua masyarakat sekitar obyek wisata ini

perekonomiannya sejahtera, dikarenakan tidak semua masyarakat ikut serta

dalam pengelolaan destinasi wisata Aik Bukaq ini.7

Dari hasil observasi penelitian Aik Bukaq merupakan obyek wisata

yang memiliki daya tarik seperti kolam dan tamannya yang mampu

mendatangkan banyak wisatawan, namun perkembangan obyek wisata ini

belum berkembang dan potensinya juga belum di optimalkan disebabkan

karena kurangnya dana dari pemerintah. Selain itu, promosi yang dilakukan

oleh pengelola Aik Bukaq ini kurang dimaksimalkan. Selain itu, fasilitas yang

5 Bappeda.ntbprov.go.id Diakses Pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 14:47

6 H. Sahyan Wawancara kamis 8 April 2021

4

8 Observasi, Desa Aik Bukaq, Kamis, 8 April 2021

tersedia di obyek wisata Aik Bukaq ini juga belum dikelola dengan baik dan

masih belum ada perkembangan dari tahun ke tahun.8 Berdasarkan pemaparan

tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul

“Potensi Aik Bukaq Sebagai Destinasi Wisata di Desa Aik Bukaq”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi Aik Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata di desa Aik

Bukaq?

2. Bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Aik Bukaq?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki obyek wisata Aik Bukaq.

b. Untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Aik Bukaq

yang berada di Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara .

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan baik

bersifat teoritis maupun praktis, yaitu:

5

a. Manfaat Teoritis

(1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi

peneliti dan peeliti lainnya untuk mengkaji masalah yang sama

secara lebih mendalam.

(2) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan

ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pariwisata yang berkaitan

dengan pengembangan pariwisata.

b. Manfaat Praktis

(1) Bagi Pengelola

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan bahan pertimbangan dalam memajukan ekowisata di desa Aik

Bukaq.

(2) Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

kepada masyarakat mengenai pengembangan obyek wisata Aik

Bukaq ke depannya.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah peneliti terfokus pada

permasalahan terkait Potensi Obyek Wisata Aik Bukaq Sebagai Daya Tarik

Obyek Wisata. Berdasarkan pokok pembahasan tersebut peneliti

membatasi penelitian mengenai beberapa masalah yakni: Pertama,

bagaimana potensi Aik Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata di desa Aik

6

Bukaq. Kedua, bagaimana strategi pengembangan aik bukaq sebagai daya

tarik obyek wisata.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di obyek wisata aik bukaq, khususnya di

Desa Aik Bukaq, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok

Tengah Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan

yaitu dari bulan April-Mei.

E. Kajian Teori

Kajian teori dalam sebuah laporan yang artinya adalah segala macam

bentuk dari informasi yang tertulis dan juga berbagai macam bentuk dari hasil

penelitian yang akan dianggap relevan dengan variabel maupun masalah yang

telah dilakukan peneliti, yang digunakan untuk menjadi sebuah rujukan pada

penentuan dari sebuah masalah maupun kerangka berfikir sekaligus menjadi

landasan dalam sebuah penelitian.9 Terkait dengan permasalahan diangkat

dalam penelitian ini, teori pertama yang digunakan adalah teori potensi dan

teori yang kedua adalah teori strategi pengembangan.

1. Teori Potensi

Potensi bisa diartikan perubahan bentuk bagian atas bumi yang

disebabkan sang proses alam yaitu energi endogen, contohnya danau,

sungai, pegunungan, dan bentuk lainnya. Potensi obyek wisata pula

terjadi lantaran suatu proses yang bisa ditimbulkan oleh hasil tangan

kreatif manusia. suatu lokasi bisa dijadikan sebagai tempat wisata jika

9 Sugyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta,

2019), Cetakan Ke Satu, hlm 195.

7

memiliki kekuatan lingkungan yang mampu mendatangkan seseorang

untuk berkunjung. Kekuatan itu berupa penampakan alam yang alami yang

dimiliki oleh objek itu sendiri. Dan pemangkulah yang akan bertanggung

jawab dengan tempat wisata tersebut. 10

Suatu obyek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh

wisatawan harus memiliki potensi daya tarik wisata dengan

mengelompokkannya sebagai berikut :11

a. Sesuatu Untuk Dilihat

Ditempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi wisata

yang dapat dilihat, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh orang

lain. dengan perkataan lain, daerah itu harus memiliki daya tarik

tersendiri, dengan kata lain ia harus memiliki atraksi wisata yang bisa

dijadikan hiburan saat orang sampai disana.

b. Sesuatu Untuk Dilakukan

Di suatu tempat harus ada aktivitas yang dilakukan entah itu

berupa olahraga, kesenian dan kegiatan lain yang membuat

pengunjung tersebut ingin berlama-lama di tempat tersebut.

c. Sesuatu Untuk Dibeli

Ditempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja

(Shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat

sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.

10 Sujali, Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan (Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, 1989), hlm. 19.

11 Khusnul Khotimah Wilopo Dan Luchman Hakim, “Strategi Pengmbangan Destinasi

Pariwisata Budaya (Kasus Pada Kawasan Situs Trowulan Sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto)” Jurnal Admisnistrasi Bisnis (JAB) Vol. 41 No. 1 Januari 2017, hlm 61-62

8

Fasilitas untuk berbelanja ini tidak hanya menyediakan barang-barang

yang dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia sarana-sarana pembantu

lain untuk lebih memperlancar seperti money changer, bank, kantor

pos, dan lain-lain.

Potensi pariwisata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

berikut:

a. Keadaan Fisik

aspek fisik yang berpengaruh terhadap pariwisata berupa iklim

(atmosfer), tanah batuan dan morfologi (litosfer, hidrosfer, flora dan

fauna.

b. Atraksi Obyek Wisata

Atraksi adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi

orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. misal adalah tari-

tarian, nyanyian, kesenian dareah, upacara adat dan lain-lain12

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas berkaitan dengan usaha pencapaian tempat wisata.

Semakin mudah tempat tersebut maka akan menambah minat

wisatawan untuk berkunjung.

d. Pemilikan dan Pemakaian Lahan

Variasi dalam pemilikan dan pengusaha lahan dapat

mempengaruhi lokasi tempat wisata, bentuk pengembangannya dan

12 Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung: Angkasa 1996), Hlm. 172.

9

arah terhadap pengembangannya. Bentuk penguasa lahan antara lain:

a) lahan negara/pemerintah, b) lahan masyarakat, c) lahan pribadi.13

e. Sarana dan Prasarana Wisata

Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang

memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau

tidak langsung. Prasarana kepariwisataan ini berupa prasarana

perhubungan, komunikasi, istalasi listrik, persediaan air minum, sistem

irigasi, sistem perbankan dan pelayanan kesehatan.14

f. Masyarakat

Pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah

menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat dalam bentuk bina

masyarakat sadar wisata.15

Suatu tempat obyek wisata harus memiliki potensi yang bisa

mendatangkan kunjungan wisatawan. Potensi yang dimaksud adalah

keadaan alam yang dimiliki oleh tempat tersebut ataupun suatu obyek

yang dihasilkan oleh tangan manusia. Potensi yang dimiliki oleh desa aik

bukaq ini sangatlah besar terutama keadaan alamnya yang melimpah, hal

ini mampu mendatangkan minat wisatawan untuk berkunjung.

Keadaan kondisi geografis suatu daerah yang berbeda-beda dan

warisan yang diberikan nenek moyang terdahulu juga berbeda, maka

potensi yang dimiliki oleh setiap daerah tersebut berbeda-beda dan cara

13 Pearce, Topic Pengembangan Wisata Dalam Geografi Terapan, (Inggris: Longmand

Group Limited 1983), hlm. 34. 14

Oka A Yoeti, Anatomi Pariwisata, (Bandung: Angkasa 1995 ), hlm. 181.

15 Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi 2004), hlm. 23

10

pengelolaannya juga tidak sama. Dari sini maka munculah berbagai obyek

wisata yang dapat digali sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh tempat

tersebut.

2. Teori pengembangan

Dalam pengembangan pariwisata tidak hanya pemerintah yang

melakukan sendiri tetapi pihak-pihak lain juga ikut andil dalam

pembangunan infrastruktur pendamping, ini guna meningkatkan

pendapatan dari sektor ekonominya. Pengembangan suatu daerah dapat

disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kehasan masing-

masing daerah. ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi

pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam

melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. maju atau tidaknya

suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk

melaksanakan yaitu pemerintah daerah. pemerintah daerah bebas

berekpresi dan berkreasi dalam membangun daerahnya, tentu saja dengan

tidak melanggar hukum yaitu perundang-undangan.16

Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk

mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya

pariwisata dan mengintegrasikan segala bentuk aspek yang terdapat di

16 Deddy Prasetya Maharani, Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang) Jurnal Politik Muda, Volume 3 Nomor 3 Hlm, 414.

11

luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap kelangsungan pengembangan pariwisata.17

Disamping itu, pengembangan pariwisata dewasa ini

membutuhkan sistem desentralisasi dan dengan melibatkan seluruh

stakeholder kepariwisataan. Kebijakan strategis pariwisata dengan

inisiatif yang muncul dari pemerintah pusat yang menekankan dimensi

lingkungan telah menimbulkan kerugian bagi keseimbangan sosial dan

dimensi ekonomi. semestinya, setiap inisiatif yang bertujuan untuk

membangun pariwisata dalam konteks sekarang harus

mempertimbangkan aspek keberlanjutan sebagai satu faktor penting

dalam mewujudkan jenis pariwisata yang diinginkan.18

Ketentuan pasal 6 dan 7 Undang-Undang Nomor 10 Republik

Indonesia tantang pembangunan kepariwisataan menunjukkan bahwa

pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan keanekaragaman,

keunikan dan keunikan budaya alam, serta kebutuhan manusia akan

pariwisata, termasuk pengembangan pariwisata sebagai berikut:19

a. Usaha di bidang pariwisata

b. Tujuan pariwisata

c. Penjualan

d. Kelembagaan pariwisata

17

Dr. Winengan, M.Si, Industri Pariwisata Halal Konsep Dan Formulasi Kebijakan Lokal, (Kota Mataram: Uin Mataram Press, 2020) Cetakan Pertama Hlm. 24

18 Anna Torres Delgado And Francesc Lopez. “The Growth And Spread Of The Concept Of

Sustainable Tourism: The Contribution Of Institutional Initiatives To Tourism Policy”. Journal Tourism Management Perspectives. 2012 Volume 4 hlm 1-10

19 Undang-Undang RI No 10 Tahun 20009 Tentang Pembangunan Pariwisata Pasal 6 dan 7.

12

Dalam perencanaan pengembangan pariwisata harus memiliki

berbagai elemen dasar paling tidak mencakup aspek-aspek sebagai

berikut:20

a. Pengembangan Atraksi Daya Tarik Wisata

Atraksi merupakan salah satu daya tarik yang akan

memberikan keinginan dan motivasi bagi wisatwanan untuk

mengunjungi obyek wisata.

b. Pengembangan Amenitas Dan Akomodasi Wisata

Berbagai fasilitas wisata yang perlu dikembangkan dalam

aspek amenitas paling tidak terdiri dari pusat informasi, rumah makan,

akomodasi, pusat kesehatan, toko cindneramata, kesediaan air bersih,

listrik biro perjalanan wisata dan lain sebagainya.

c. Pengembangan Aksesibilitas

Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan transportasi

bagi wisatawan untuk sampai pada sebuah obyek wisata, namun juga

waktu yang dibutuhkan perangkat terkait lainnya dan tanda petunjuk

arah menuju lokasi wisata.

d. Pengembangan Image (Citra Wisata)

Pencitraan (image building) merupakan bagian dari

positioning, yaitu suatu kegiatan untuk membangun image atau citra di

pasar (wisatwan) melalui desain terpadu antara komunikasi pemasaran,

aspek kualitas produk, saluran pemasaran yang tepat, kebijakan harga

20 Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Parwisata, (Yogyakarta:Gava Media, 2013)

Hlm 172.

13

dan konsisten dengan citra yang ingin dibangun serta ekspresi yang

tampak dari sebuah produk.

Pengembangan pariwisata harus mampu mendukung

terwujudnya tujuan dari kepariwisataan secara utuh, menurut undang-

undang yang mengatur tentang kepariwisataan, yaitu UU No. 10

Tahun 2009 pasal 4 yaitu sebagai berikut:21

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

c. Menghapus kemiskinan

d. Mengatasi pengangguran

e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya

f. Memajukan kebudayaan

g. Mengangkat citra bangsa

h. Memupuk rasa cinta tanah air

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa

j. Mempererat persahabatan antarbangsa

Jadi, untuk mencapai tujuan pariwisata sebagaimana diamanatkan

dalam undang-undang kepariwisataan tersebut, kebijakan pengembangan

pariwisata harus dilakukan melalui pendekatan sistem yang terpadu, utuh

dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, sosial

budaya, hemat energy, tidak merusak lingkungan dan melestarikan alam.22

21 Undang-undang no. 10 tahun 2009 pasal 4

22Dr. Winengan, M.Si Industri Kepariwisataan Halal Konsep Dan Formulasi Kebijakan Lokal (Kota Mataram: Uin Mataram Press, 2020) Cetakan Pertama Hlm 26

14

pemasaran Diakses Pada Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.41

3. Teori Strategi

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang

berupa perluasan geografis, divesifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi likuidasi dan joint

venture. Selain itu, strategi akan mempengaruhi kehidupan organisasi baik

swasta maupun pemerintah dalam jangka panjang dan strategi mempunyai

konsekuensi yang banyak fungsi atau banyak visional dengan

mempertimbangkan faktor-faktor dalam maupun luar yang dihadapi.23

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan strategi

sebagai berikut:24

a. Menentukan target kosumen

b. Buat tujuan akhir

c. Menentukan kanal pemasaran yang sesuai

d. Membentuk tim

e. Membuat budget marketing

Strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan

organisasi, termasuk didalamnya adalah rencana aksi untuk mencapai

tujuan tersebut dengan cara eksplisit mempertimbangkan kondisi

persaingan da pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara

langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi.

Stephanie K. Marrus mengatakan bahwa strategi merupakan suau proses

23 Khoirul Fajri Dan Nova Riyanto “ Kota Bandung Dalam Meningkatkan Tingkat Kunjungan Wisatawan Asal Malaysia”, Jurnal Tourism Scientific Vol 1 No. 2 Juni Tahun 2016, Hlm. 171.

24https://dailysocial.id/post/5-hal-yang-perlu-diperhatikan-sebelum-membuat-rencana-

15

Pustaka Utama 2006), Hlm, 3.

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.25

Kata strategi merupakan sifat yang menjelaskan implementasi

strategi. Secara umum, strategi dapat didefinisikan sebagai cara untuk

mencapai tujuan serta memuat rencana jangka panjang. Strategi juga

terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai

tujuan. Strategi digunakan oleh para eksekutif senior untuk mengevaluasi

keunggulan dan kelemahan sehubungan dengan ancaman dan peluang

yang ada dilingkungan kemudian membuat keputusan strategi yang

menyesuaikan antara kompetensi inti perusahaan dan peluang

lingkungan.26

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-

konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang

disusun. Konsep-konsep tersebut sebagai berikut:27

a. Discintive Competner, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar

melakukan kegiatan lebih baik daripada pesaingnya.

b. Competitive Advantage, yaitu suatu kegiatan khusus yang

dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan den

gan perusahaan lain.

25 Fred David, Manajemen Strategi, Kosep Dan Teori (Jakarta: PT Indeks Kelompok

Gramedia, 2006), Hlm, 23. 26

Rachmat, Manajemen Strategi (Bandung: Pustakan Setia, 2013), Hlm 2. 27

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : Pt Gramedia

16

4. Teori Destinasi Wisata

Destinasi wisata adalah sebuah area yang dimana terdapat potensi

yang sangat kuat untuk dijadikan sebagaindaerah tujuan wisata yang

didalamnya terdapat unsur-unsur pendukung yaitu: daya tarik wisata,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, adanyan ketertarikan antara wisatawan

dan masyarakat untuk dapat berinterkasi antara satu dengan yang lain

untuk dapat mewujudkan adanya kegiatan kepariwisataan.28

Suatu daerah tujuan wisata (destinasi wisata) adalah sebuah susunan

sistematis dari tiga elemen. Seseorang dengan kebutuhan wisata adalah

inti/pangkal (karakteristik atau keistimewaan apa saja yang yang dimiliki

oleh suatu tempat yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnyapenanda inti,

seseorang melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang menjadi daya tarik yang membuat seseorang rela melakukan

perjalanan jauh dan menghabiskan dana yang cukup besar, suatu daerah

harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau

menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.29

Beberapa penting hal yang mempengaruhi berkembangnya suatu

daerah menjadi destinasi wisata seperti:30

a. Menarik untuk klien

b. Fasilitass-fasilitass dan atraksi

28Isa wahyudi. Konsep Pengembangan Pariwisata. Dalam

http://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Tanggal 14 Juni 2019, Pukul 02:25

29https://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Pada Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.48 30

Ibid

17

c. Lokassi geografis

d. Jalur transportasi

e. Stabilitass politik

f. Lingkungan yang sehat

g. Tidak ada larangan atau batasan pemerintah

Ada 3 jenis atau bentuk bahan dasar yang harus dimiliki oleh suatu

industri pariwisata, yaitu antara lain:31

a. Obyek Wisata Alam (Natural Resource)

Bentuk dan obyek ini berupa pemandangan alam, seperti obyek

wisata berwujud pada lingkungan , pegunungan, pantai, lingkungan

hidup yang berupa flora dan fauna atau bentuk lain yang menarik.

b. Obyek Wisata Budaya (Human Resource)

Bentuk dan obyek wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh

lingkungan maupun kehidupan manusia seperti tarian tradisional

ataupun kesenian, upacara adat, upacara keagamaan, upacara

pemakaman, dan lain-lain.

c. Obyek Wisata Buatan (Man Made Resource)

Bentuk dan obyek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas

serta kreativitas manusia dimana bentuknya sangat tergantung pada

keaktifan manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah,

kawasan wisata yang dibangun seperti wisata Taman Mini, Taman

Wisata Kota, Kawasan Wisata Ancol, dan sebagainya.

31 Sujali, Geografi Pariwisata, (Yogyakarta: Fakultas Geogerafi Universitas Gadjah Mada 1989), Hlm. 14.

18

Salah satu yang menjadi daya tarik terbesar pada suatu destinasi yaitu

berupa sebuah atraksi, baik itu berupa rekreasi, pertunjukan kesenian atau

penyajian suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi

merupakan komponen yang sangat vital, oleh karena itu suatu temapt wisata

tersebut harus memiliki keunikan yang bisa menarik wisatawan. Fasilitas-

fasilitas pendukungnya juga harus lengkap agar kebutuhan wisatawan

terpenuhi, serta keramahan masyarakat tempat wisata juga sangat berperan

dalam menarik wisatawan.faktor-faktor tersebut harus dikelola dengan baik,

sehingga menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata dan wisatawan

rela melakukan perjalanan ke tempat tersebut.32

F. Telaah Pustaka

1. Armin Subhani Mahasiswa Universitas Surakarta Potensi Obyek Wisata

Pantai Di Kabupaten Lombok Bagian Timur Tahun 2010.33 Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, pencatatan, wawancara dan

pengumpulan data dilakukan melalui obesrvasi. Jumlah keseluruhan

kondisi sosial yang diteliti adalah 13 obyek wisata pantai di Lombok

Timur. Analisis data meliputi potensi listrik dan identifikasi obyek wisata,

untuk mengelompokkan data sebaran jondisi posisinya menurut jarak antar

obyek terdekat dengan daerah penyangga 1500 meter, masing-masing

potensi obyek wisata diketahui dari standar penilaian daya tari potensi

pariwisata tersebut, dengan menuliskan skor untuk parameter evaluasi

32 https://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Pada

Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.48 33

Armin Subhani, Potensi Obyek Wisata Pantai Kabupaten Lombok Timur, Skripsi, Program Studi Pendidikan Dan Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas Maret 2010

19

dilakukan standar evaluasi daya tarik potensial, kemudian jumlah skor

yang dibagi ke dalam kategori rendah, sedang dan tinggi dengan

menggunakan metode klasifikasi interval. Jenis analisis kedua adalah

strategi pengembangan pariwisata dengan menggunakan analisis SWOT

yang didukung dengan dokumen dan data wawancara terkait penyebab

dari dalam (kekuatan dan kelemahan) dan penyebab dari luar (ancaman

dan peluang).

Berikut merupakan hasil dari penelitian yang diperoleh: 1) evaluasi

terhadap 13 obyek wisata yang ada menunjukkan bahwa terdapat 2 obyek

wisata dengan potensi tinggi yaiut pantai labuhan haji dan pantai lampu,

serta 8 obyek dengan potensi sedang yaitu pantai Gili Lawang, Gili Sulat,

Gili Kondo, Gili Bidara, pantai Ketapang, pantai Tangsing Indah, pantai

Syurga, Tanjung Ringgit, pantai Cemara serta pantai dengan potensi kecil

yakni pantai Kaliantan. 2) Strategi pengembangan obyek wisata di

Lombok Timur adalah mengelompokkannya berdasarkan pola spasialnya,

kemudian membaginya menjadi 8 kelompok. Hasil analisis SWOT untuk

masing-masing obyek pada masing-masing kelompok ditemukan bahwa

minimnya pembangunan sarana, prasarana dan jalan wisata yang

bermasalah.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada

objek wisata, waktu penelitian, dan fokus penelitian. Sedangkan

persamaannya terletak pada metode penelitian dan mencari potensi yang

ada pada suatu objek wisata tersebut.

20

2. Karana Yankumara “Potensi Pengembangan Wisata Di Obyek Alam

Gunung Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007” metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan berlokasi di

obyek wisata alam Gunung Kelud. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui potensi dan pengembangan obyek wisata Gunung Kelud.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) hasil skoring

menunjukkan bahwa obyek wisata Gunung Kelud memiliki potensi

pemandangan alam yang sangat menarik seperti kenampakan anak

gunung, sungai air panas, dan bukit-bukit disekitar obyek wisata serta

bukit berbatu untuk hiking. Terdapat atraksi wisata seperti kegiatan larung

sesaji, flying fox, ATV, Offroad, dan wisatawan yang dapat membeli oleh-

oleh berupa kaos bergambar obyek wisata kelud. 2) pengembangan wisata

yang dapat dilakukan adalah wisata religi, penelitian, petualangan dan

menikmati pemandangan, dan msing-massing minat tersebut memerlukan

fasilitas seperti pelayanan yang berbeda agar pengembangan yang

dilakukan dapat berjalan optimal maka kerjasama antar masyarakat harus

dilakukan dengan baik sebab masyarakatlah yang terlihat langsung atau

berinteraksi dengan wisatawan. 3) obyek wisata Gunung Kelud dengan

obyek wisata lain di Kabupaten Kediri tergolong dalam interaksi kecil

meskipun jarak lokasi obbyek wisata Kelud paling jauh dibandingkan

dengan obyek wisata lain. interaksi yang kecil dengan obyek wisata lain

merupakan sebuah potensi bagi pengembangan obyek wisata Gunung

21

Negeri Surabaya, Tahun 2009

Kelud. 34Perbedaan penelitian terletak pada obyek wisata dan waktu

penelitian sedangkan persamaannya terletak pada metode penelitian yang

digunakan, pengembangan obyek wisata dan hsil yang diinginkan oleh

peneliti.

3. Sediati Siregar Dan Mbina Pinem “Potensi Obyek Wisata Kabupaten

Dairi” metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode desktriptif kualitatif , yaitu menyajikan data secara sistematis,

menganalisis yang dibantu dengan tabel interval potensi sehingga dapat

mendiskripsikan kenyataan yang ada di lapangan. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah observasi, analisa dokumen, dokumentasi dan

wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi

tentang upaya pemerintah, potensi obyek wisata dan masyarakat dalam

peranannya mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Dairi.

Penelitian ini dilakukan di 6 Kecamatan di Kabupaten Dairi pada

bulan desember 2010-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

obyek wisata di kabupaten dairiyang berjumlah 13 obyek wisata dan

sekaligus dijadikan total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa: 1) potensi obyek wisata (alam dan budaya) di Kabupaten Dairi

berkembang kurang baik. Dari hasil penelitian kurangnya kelengkapan

fasilitas dan kurangnya atraksi wisata merupakan faktor utama yang

mempengaruhi kurang berkembangnya obyek wisata di Kabupaten Dairi.

2) upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan obyek wisata

34 Karana Yakumara, Potensi Dan Pengembangan Wisata Di Obyek Wisata Alam Gunung

Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007, Skripsi Program Pendidikan Geografi, Universitas

22

Tahun 2012.

dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kedua belah pihak belum

optimal usahanya dalam mengembangkan obyek wisata di Kabupaten

Dairi. Kurangnya promosi menyebabkan banyak lokasi obyek wisata

kurang dikenal oleh masyarakat. Upaya dari masyarakat dalam

mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Dairi sudah baik dari hasil

wawancara dengan pengelola obyek wisata bahwa tidak pernah

pengenjung mengeluhkan kepada pihak pengelola mengenai sikap

masyarakat sekitar yang menganggu kenyamanan pengunjung. 35

Perbedaan penelitian ini terletak pada waktu, tempat dan obyek

penelitiannya sedangkan persamaanya terletak pada metode penelitian dan

sama-sama mencari potensi pada obyek wisata alam.

4. Hasanuddin Molo, Sultan, Husnah Latifah, Muh Daud, Asriani ”Potensi

Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Puncak Tinambung Di Desa

Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa” pengambilan data

dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu analisis kualitatif

deskriptif dan metode penilaian kelayakan ekowisata. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui potensi alam yang menjadi daya tarik

obyek wisata di Puncak Tinambung Bissoloro serta mengevaluasi tingkat

kelayakan pengembangan obyek wisata alam tersebut, berdasarkan hasil

penelitian dapat diketahui bahwa Puncak Tinambung memiliki beragam

potensi wisata baik flora dan fauna maupun panorama alam yang indah.

Kawasan wisata alam Puncak Tinambung memenuhi kriteria tingkat

35 Sediati Siregar Dan Mbina Pinem, Potensi Objek Wisata Kabupaten Dairi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Jurnal Geografi, Nomor 4 Volume 1,

23

Gowa, Jurnal Penelitian Kehutanan Bonita, Volume 2 Nomor 1 Juli Tahun 2020.

kelayakan diatas 66,6% yaitu sebesar 77,84%sehingga menjadikan

kawasan wisata tersebut layak untuk dikembangkan. 36

Perbedaan dari penelitian ini terletak pada waktu, tempat dan

obyek penelitiannya. Selain itu penelitian tesebut juga menggunakan

metode kalayakan penilaian ekowisata sedangkan dalam penelitian ini

peneliti hanya menggunakan metode kualitatif deskriptif. Persamaan dari

penelitian ini yakni sama-sama mencari potensi yang dimiliki oleh obyek

wisata.

5. Ramadhan Hidayatullah, Caroline B.D. Pakasi, Dan Vicky R.B.

Moniaga”Potensi Objek Wisata Puncak Kaisanti Di Kelurahan Woloan

Dua Kecamatan Tomohon Barat Kabupaten Tomohon” metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, data yang diperoleh

dari penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Penelitian ini

dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan april 2019 sampai dengan

bulan juli 2019. Mulai dari persiapan penelitian sampai dengan

penyusunan hasil penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

potensi obyek wisata puncak kaisanti dengan aspek kondisi fisik, atraksi

dan obyek wisata, aksesibilitas dan sarana prasarana obyek wisata Puncak

Kaisanti Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat. Hasil dari

penelitian ini menujukkan bahwa potensi obyek wisata puncak kaisanti

dengan keempat variabel yang terkhusus atraksi seperti kebudayaan

minahasa, tarian-tarian minahasa dan atraksi yang bisa menjadi daya tarik

36 Hasanuddin Molo, Sultan, Husnah Latifah, Muh Daud, Asriani, Potensi Obyek Dan

Daya Tarik Wisata Alam Puncak Tinambung Di Desa Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten

24

wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata Puncak Kaisanti, selain

atraksi yang perlu ditingkatkan sarana dan prasarana yaitu kamar toilet

ditambahkan karena mengingat wisatawan yang berkunjung sudah

mencapai ribuan dan pelayanan kepada wisatawan lebih ditingkatkan. 37

Perbedaan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan,

waktu penelitian, tempat penelitian dan obyek penelitian sedangkan

persamaanya adalah sama-sama mencari potensi obyek wisata.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Peneilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui kondisi benda-

benda alam, peneliti menggunakan triangulasi (kombinasi), induksi

atau analisis data kualitatif untuk melengkapi penelitian sebagai alat

kunci untuk teknologi pengupulan data, sedangkan hasil penelitian

kualitatif menekankan pada pentingnya generasi.38

Penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik, tetapi

melalui pengumpulan data, kemudian diinterpretasikan. Biasanya

berhubungan dengan masalah sosial dan manusia yang bersifat

interdisipliner, fokus pada multimethod, naturalistic dan

37Ramdhan Hidayatullah, Caroline B.D. Pakasi Dan Vicky R.B. Moniaga, Potensi Obyek Wisata Puncak Kaisanti Di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon, Jurnal Agri Bisnis Dan Pengembangan Pedesaan, Volume 1 Nomor 3 Oktober Tahun 2013.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta 2014), hlm.12-14.

25

interpretative (dalam pengumpulan data, paradigm dan interpretasi).39

Terkait penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif dikarenakan dalam penelitian ini membutuhkan data dan

informasi secara langsung dari objek penelitian tersebut. Jenis

penelitian ini juga tidak sekedar memberikan data atau informasi apa

adanya melainkan juga memberikan sudut pandang dan arahan atau

proses yang sedang berlangsung. Dengan demikian penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadi dilapangan oleh

karena itu dengan menggunakan jenis penelitian ini maka akan

terlihat mengenai potensi apa saja yang ada di obyek wisata aik bukaq

yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian

massyarakat sekitar obyek wisata tersebut.

b. Pendekatan Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dikarenakan terkait dengan potensi apa saja yang ada di aik bukaq

untuk dijadikan sebagai daya tarik obyek wisata kurang tepat jika

penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan yang berupa

angket sebagai instrumennya, oleh karena itu peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri sebagai

berikut:

1) Perolehan berupa data secara langsung dari lapangan bukan dari

penelitian yang terkontrol atau bukan dari laboratorium.

39

Ibid, hlm .9.

26

40 Drs. M. Subana, M.Pd, Sudrajat, S. Pd, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Cv

Pustaka Setia 2001), Cetakan KeSatu, hlm 25.

2) Data digali secara ilmiah, melakukan kunjungan pada situasi-

situasi alamiah subyek.

3) Memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori

jawaban.40

Beberapa pertimbangan peneliti menggunakan metode

kualitatif, antara lain:

1) Dalam penelitian ini membutuhkan data yang fokus pada teori

mengenai potensi dan pengembangan obyek wisata Aik Bukaq

sehingga jika peneliti menggunakan metode kualitatif, maka

topik tersebut dapat dengan mudah dipahami.

2) Pokok masalah yang diteliti adalah suatu proses yang panjang

dan adanya interaksi antara antara manusia yang satu dengan

yang lainnya. Berhubung peneliti akan meneliti tentang

seberapa besar potensi yang dimiliki oleh obyek wisata Aik

Bukaq dan strategi pengembangannya.

2. Waktu Dan Tempat Penelitian

a. Waktu penelitian

Durasi penelitian ini akan berlangsung sekitar tiga bulan

yakni pada bulan april sampai juni 2021.

b. Tempat penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di obyek wisata Aik Bukaq Desa

Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok

27

41 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1999), hlm.121-122

Tengah. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian yang berada di

desa Aik Bukaq karena memiliki potensi wisata air, hutan wisata dan

situs purbakala yang aktif, karenanya hal ini menjadi salah satu

pendorong peneliti melakukan peelitian di Desa Aik Bukaq.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data merupakan subyek dari mana data tersebut diperoleh.

Adapun dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis data yang dijadikan

sumber data, yaitu:

a. Sumber Data

1) Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dan

digali dari sumber utamanya (sumber asli) baik berupa kualitatif

maupun kuantitatif.41 Dalam penelitian jenis ini dimana data

yang diperoleh dari informan pertama yaitu pengelola obyek

wisata Aik Bukaq, dimana informasi ini diperoleh dari teknik

wawancara untuk memperoleh data secara langsung. Adapun

informan yang akan diwawancarai adalah sebagai berikut:

a) Sekretaris pengelola obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik

Bukaq Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok

Tengah.

b) Masyarakat sekitar kawasan obyek wisata Desa Aik Bukaq

Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

28

28 Ibid, hlm. 376.

c) Pengunjung obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik Bukaq

Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

d) Para pedagang sekitar kawasan obyek wisata Aik Bukaq

Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau dokumen.42 Data ini diambil dari jurnal, skripsi dan

buku yang berkaitan dengan judul penelitian skripsi ini.

b. Jenis Data

Dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif, yaitu

merupakan serangkaian informasi yang digali dari hasil penelitian

masih merupakan faktor-faktor variabel atau keterangan saja.43

Penelitian kualitatif memerlukan landasan teori yang dimanfaatkan

sebagai pedoman agar penelitian ini sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan, penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang dimana

lebih cenderung menggunakan analisis.

Kesimpulannya jenis penelitian ini tidak sekedar memberikan

informasi apa adanya melainkan juga memberikan arahan sudut

pandang serta proses yang sedang berlangsung. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadu dilapangan

sehingga peneliti dapat mengetahuinya dan dengan menggunakan

42 Sugiyono, Metodologi Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.376.

29

29 Ibid, hlm. 222.

jenis penelitian ini maka peneliti akan mengetahui potensi apa saja

yang dimiliki dan bagaimana strategi pengembangan yang

digunakan.

4. Instrumen Data

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah

peneliti sendiri. Dilengkapi dengan catatan observasi, catatan

wawancara, serta kamera. Peneliti kualitatif sebagai human instrument,

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.44hasil dari

wawancara, dokumentasi, observasi dalam penelitian ini yang dijadikan

sebagai instrument penelitian dalam skripsi yang berjudul potensi Aik

Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata di Desa Aik Bukaq, Lombok

tengah.

Berdasarkan teori nasution yang menyatakan bahwa peneliti

sebagai instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif yang menyatakan

keserasiannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi untuk stimulus dari lingkungan

yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

b. Penelitian sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

30

45 Emprints.ums.ac.id diakses pada tanggal 27 mei 2021 pukul 04.32 am

c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada instrument berupa tes

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali

manusia.

d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya Melahirkan hipotesis dengan

segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentes hipotesis

yang timbul seketika.

f. Hanya manusia sebagai instrument yang dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perbaikan,

perubahan dan pelakan.45

Agar dapat memudahkan peneliti sebagai instrument data

pengumpulan data maka peneliti melakukan beberapa hal sebagai

berikut:

1) Peneliti menyiapkan beberapa daftar pertanyaan sesuai dengan

permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

2) Mengidentifikasi subyek atau informan yang hendak di

wawancarai.

31

3) Mempersiapkan kelengkapan alat-alat untuk menulis atau merekam

dari hasil wawancara.

4) Mencari kontak atau alamat dan menghubungi informan untuk

diminta kesediaan waktu wawancara.

5) Mewawancarai informan.

6) Meminta kesediaan informan untuk memberikan data atau

dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya masing-

masing.

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dalam

penelitian ini membutuhkan alat bantu untuk mengumpulkan data

diantaranya yaitu: kamera yang digunakan untuk mengambil gambar

dan video potensi wisata yang ada di obyek wisata Aik Bukaq, alat

rekam yang digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan

pengelola atau penanggung jawab serta masyaraka yang berada di

sekitar kawasan Aik Bukaq untuk mengetahui potensi wisata, laptop

yang digunakan untuk menyatukan dan memilah data yang akan

dijadikan sebagai laporan akhir penelitian dan buku panduan yang

digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Aik

Bukaq.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan

dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan

32

dalam suatu penelitian.46 Berikut merupakan beberapa metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

adalah dengan melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi

adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah

menatap kejadian, gerak atau proses. Mengamati adalah bukan

pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh

minat dan kecendrungan-kecendrungan yang ada padanya.47

Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dimana

teknik pengumpulan data melalui pengamatan serta peneliti ikut serta

dalam kegiatan yang berlangsung. Namun dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode observasi non partisifatoris dimana

peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, namun ia hanya berperan

dalam mengamati kegiatan tersebut.

Observasi dapat di bagi menjadi dua jenis kelompok yaitu:

observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan peneliti

langsung terlibat pada obyek penelitian sedangkan observasi non

partisipan merupakan observasi yang dilakukan dengan tidak terlibat

46 Cooper Donald R, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 108 47

Sandu Siyoto Dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Media Publishing, 2015), Cetakan Pertama, hlm. 77.

33

48 Subyodo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Bandung: Rineka Cifta 1999), hlm 65.

secara langsung dan hanya megamati segala sesuatu yang ada

dilapangan dengan tanpa terlibat langsung pada objek penelitian.48

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi non partisipan atau langsung, peneliti melakukan

pengamatan ke obyek wisata Aik Bukaq secara langsung untuk

mengetahui keadaan dan potensi yang ada pada obyek wisata tersebut

dengan kata lain peneliti hanya melihat keadaan yang ada disekitar

lapangan hal ini dikarenakan jika peneliti ikut serta dalam

pengelolaan dan pengembangan secara langsung maka waktu

penelitian akan berlangsung lebih lama maka dari itu peneliti

menggunakan jenis observasi non partisipan. Peneliti juga telah

memberitahu narasumber terlebih dahulu untuk melakukan penelitian

di obyek wisata dan dengan demikian maka narasumber akan

mengetahui penelitian ini dari awal sampai akhir penelitian. Peneliti

memilih metode ini dikarenakan peneliti menghindari hal-hal yang

tidak diinginkan sehingga penelitian ini dilakukan secara terbuka dan

terang-terangan di obyek wisata yang berada di Desa Aik Bukaq

Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh data dengan cara Tanya

jawab dengan tatap muka antara pewawancara dengan responden.

Karakteristik wawancara: 1) umumnya responden pewawancara

34

49 Tim Dosen STT Jaffray, Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi, (Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016), hlm. 24.

belum saling mengenal; 2) responden yang selalu menjawab; 3) dan

pewawancara yang selalu menjawab; 4) pertanyaan selalu bersifat

netral dan tidak menjuruskan kepada jawaban yang diinginkan

peneliti; 5) Tanya jawab berlangsung dengan panduan yang telah

ditetapkan.49

Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur

dimana wawancaratidak terstruktur merupakan wawancara dengan

menggunakan pedoman yang sudah peneliti susun sebelumnya.

Dalam melakukan wawancara dengan narasumber, peneliti

menggunakan tahapan sebagai berikut:

1) Menentukan Narasumber

Narasumber yang akan diwawancarai oleh peneliti dalam

penelitian ini adala pengelola obyek wisata Aik Bukaq, pokdarwis

Aik Bukaq, sebagian kecil masyarakat Aik Bukaq, pedagang

disekitar obyek wisata Aik Bukaq, dan beberapa pengunjung aik

bukaq mengenai pengembangan obyek Aik Bukaq dari tahun ke

tahun, potensi yang dimiliki oleh obyek wisata Aik Bukaq. Setelah

menentukan narasumber yang akan diwawancarai, maka peneliti

melakukan perundingan waktu dan tempat wawancara bersama

kepala pengelola obyek wisata Aik Bukaq yakni bapak Misbah dan

sekretarisnya bapak H. Sahyan dan ibu Nuraini.

35

2) Persiapan wawancara

Sebelum melakukan wawancara hal yang perlu peneliti

lakukan adalah menyiapkan pedoman wawancara yang akan

digunakan dalam mewawancarai narasumber. Hal ini dilakukan

agar penelitian wawancra yang akan dilakukan terstruktur dengan

baik dan tidak melenceng dari tema penelitiandan narasumber juga

dapat memberikan jawaban yang jelas dan terarah.

3) Tahap Wawancara

Dalam hal ini peneliti akan memberikan pertanyaan sesuai

dengan pedoman wawancara yang telah peneliti siapkan

sebelumnya. Dalam hal ini peneliti juga sudah mempersiapkan diri

untuk menjadi pendengar yang baik guna mendapatkan informasi

yang jelas dan terarah.

4) Tahap Penghentian Wawancara

Dalam tahap ini peneliti sebisa mungkin untuk memahami

keadaan narasumber, jika peneliti melihat narasumber sudah

merasa kelelahan atau suasana hatinya menurun. Peneliti sebisa

mungkin mengambil inisiatif untuk menghentikan wawancara

walaupun wawancara yang dilakukan belum selesai atau peneliti

belum merasa puas dengan jawaban yang diberikan. Maka, peneliti

melakukan perundingan tempat dan waktu untuk melakukan

wawancara selanjutnya.

36

c. Dokumentasi

Tidak kalah penting dengan metode-metode lain, adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat,

lengger agenda, dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan metode

lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada

kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.50

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar-

gambar yang berkaitan dengan judul yang diteliti, sehingga peneliti

mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan di obyek

wisata Aik Bukaq. Dalam hal ini data yang data dokumentasi yang

dimaksud peneliti adalah data mengenai potensi obyek wisata Aik

Bukaq, data stategi perkembangan obyek wisata Aik Bukaq, data

pelayanan obyek wisata Aik Bukaq, data jumlah kunjungan pertahun

dan data pendapatan masyarakat sekitar lingkungan obyek wisata Aik

Bukaq.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan selama selesai di lapangan.

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulis hasil

50 Sandu Siyoto Dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), Cetakan Pertama, hlm. 78.

37

penelitian.51 Kegiatan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berkesinambungan sehingga data menjadi jenuh. Kegiatan dalam

analisis data yaitu:52

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Banyak sekali data yang didapat dari lokasi kejadian,

sehingga perlu dilakukan pencatatan yang cermat dan detail seperti

yang telah disebutkan sebelumnya, semakin lama seorang peneliti

berada di lapangan, semakin banyak datanya dan semakin kompleks.

Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data dengan segera melalui

reduksi data. Mengurangi data berarti meringkas, memilih hal yang

pokok, fokus pada hal yang penting, mencari tema dan polanya. Oleh

karena itu, data yang direduksi akan memberikan gambar yang lebih

jelass dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan dan

pencarian data lebih lanjut bila diperlukan. Dengan memberikan

aspek tertenut dari kode, perangkat seperti computer kecil dapat

digunakan untuk membantu menguraangi jumlah data.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data

ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phi, chard, pictogram,

dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.243.

52 Ibid, hlm.247-249.

38

mudah dipahami. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik

kesimpulan dan memverifikasi. Kesimpulan yang awal yang

disajikan masih bersifat sementara, dan jika tidak ditemukan bukti

yang kuat yang untuk mendukung kesimpulan pada pengumpulan

data tahap selanjutnya, esimpulan tersebut akan diubah. Namun jika

kesimpulan sebelumnya didukung oleh bukti yang valid dan

konsisten ketika peneliti kembali ke lokasi untuk mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang disajikan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Oleh karena itu, kesimpulan dari penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena beberapa orang berpendapat bahwa

pertanyaan dan pernyataan-pernyataan dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian

berada di lapangan

7. Validitas data

Validitas data adalah salah suatu ciri yang menandai tes hasil

belajar baik. Validitas data memiliki tujuan untuk memberikan bukti

bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di

39

lapangan, yaitu penjelasan yang disampaikan peneliti sesesuai dengan apa

yang terjadi di lapangan.53

Untuk menemukan data yang valid maka perlu dilakukan

pemeriksaan agar mendapatkan temuan-temuan dari informasi yang absah

maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Ketekunan Pengamatan

Agar mendapatkan data atau informasi yang valid maka

peneliti melakukan pengamatan di lapangan terkait dengan potensi

yang dimiliki oleh obyek wisata Aik Bukaq Desa Aik Bukaq

Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. 54

Dalam hal ini peneliti mengamati potensi yang terdapat di

sekitar obyek wisata aik bukaq dan mengamati pelayanan yang

diberikan oleh pengelola obyek wisata Aik Bukaq terhadap wisatawan

yang datang berkunjung ke obyek wisata ini.

b. Triangulasi Data

Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan dari data

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi

sumber dan triangulasi waktu.55 Dalam penelitian ini mencakup

triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi sumber.

Triangulasi ini dilakukan terhadap informassi yang diberikan oleh

53Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Kediri: Literasi Media, 2015), hlm. 84. 54 Ibid, 86 55

Prof. Dr. I. Gusti Arjana, M.Si. Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Depok : Pt Rajagrafindo Persada, 2017), Cetakan Ketiga, hlm 31.

40

penanggung jawab di lokasi penelitian dan masyarakat yang ada di

sekitar kawasan lokasi penelitian.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti

membagi skripsi ini ke dalam tiga bab dan masing-massing memiliki

subbab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bagian ini terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang

lingkup dan setting penelitian, telaah

pustaka, kerangka teori, metode penelitian

dan sistematika pembahasan.

BAB II Paparan Dan Temuan

Di bagian ini dibahas tentang seluruh data

dan temuan penelitian. Dalam hal ini peneliti

memberikan informasi secara rinci data

terkait yang ditemukan peneliti di lokasi

penelitian.

BAB III Pembahasan

pada bagian ini peneliti membahas tentnang

proses analisis terhadap temuan penelitian

sebagaimana yang telah dibahas di bab II

berdasarkan pada kerangka teori yang telah

41

disusun oleh peneliti. Pada bab ini temuan

data dari hasil penelitian dibahas dengan

mengaitkan teori yang digunakan oleh

peneliti.

BAB VI Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimoulan dan

saran.

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Desa Aik Bukaq

Aik Bukaq dibangun pada tahun 1970, Aik Bukaq merupakan

pemandian tua yang dibangun oleh penjajah asal belanda yang menduduki

Lombok pada beberapa tahun silam. Sedari awal pembangunan kolam

pemandian ini didesain dengan menggabungkan banyak unsur alam. Tempat

pemandian ini dikelilingi oleh pepohonan yang hijau dengan suasana alam

yang masih sejuk, seolah kita sedang mandi di tengah hutan. Air kolam Aik

Bukaq sangatlah jernih, kolam di Aik Bukaq ini terbagi menjadi dua yakni,

untuk dewasa dan anak-anak. Pemandian ini mayoritas dikunjungi oleh

wisatawan lokal saja dan setiap harinya pemandian ini hanyadikunjungi oleh

wisatawan yang ingin berenang, hal ini dikarenakan kurangnya promosi dan

pengembangan wisata oleh pemerintah. 56

Untuk mencapai pemandian aik bukaq ini tidaklah sulit. Pemandian ini

terletak di tengah-tengah permukiman dan dikelilingi oleh pepohonan yang

rindang. Waktu yang akan ditempuh dari arah mataraam sekitar 1 jam dan dari

kota praya bisa ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit dan jaraknya sekitar

20 km. Pemandangan menuju lokas pemandian sangatlah menarik mulai dari

hamparan sawah dan rindangnya pepohonan. Sarana dan prasarana dapat

dikatakan sudah bagus, jalan menuju tempat ini sudah diaspal dan lokasinya

yang mudah untuk ditemukan. Dilokasi pemandian ini hanya ada warung yang

56 Dokumentasi Aik Bukaq 8 April 2021

42

58

58 Pemerintah Desa Aik Bukaq Rabo 8April 2021

sederhana yang menjual makanan, mulai dari makanan berat hingga ringan

serta parkiran yang luas yang dapat memuat banyak kendaraan.57

Secara administratif pemerintahan, obyek wisata Aik Bukaq terletak di

Desa Aik Bukaq Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

Luas daerah Aik Bukaq seluas 294,958 hektar yang terdiri dari tiga belas

Dusun yaitu: Dusun Aik Bukaq, Dusun Mesoran, Dusun Stiling, Dusun

Seganteng Barat, Dusun Seganteng Timur, Dusun Langga Lawe, Dusun Goak

Daye, Dusun Ngerenseng Lauk, Dusun Ngerenseng Daye, Dusun Labu

Pandan,Dusun Petikus Daye, Dusun Petikus Lauk, Dusun Pengenem, Dusun

Montong Alung. Batas sebelah utara desa setiling kecamatan batukliang

utara, batas sebelah selatan desa mas mas dan desa tampak siring kecamatan

batukliang utara dan kecamatan batukliang, batas sebelah timur desa

wajageseng kecamatan kopang dan batas sebelah barat desa teratak desa aik

berik kecamatan batukliang utara.58

B. Struktur Pola Pengelolaan Obyek Wisata Aik Bukaq

Berdasarkan dari segi ekologi obyek wisata Aik Bukaq merupakan

ekowisata yang memiliki ekosistem dengan potensi alam yang masih asri.

Dengan luas ukuran obyek wisata aik bukaq kurang lebih 5,6 hektar dengan

desain fungsi obyek wisata aik bukaq tidak lepas dari panorama alam yang

masih hijau dan alami. Obyek wisata Aik Bukaq ini berada di kelola oleh

PEMDA Kab. Lombok Tengah, Dinas Pariwisata Dan Budaya Lombok

Tengah serta kelompok sadar wisata kolaborasi dalam rangka pengelolaan

57 Dokumentasi Rabo 8 April 2021

59

59 Pemerintah Desa Aik Bukaq Rabo 8 April 2021

obyek wisata Aik Bukaq dengan pihak-pihak lain harus satu pemikiran atas

dasar prinsip-prinsip saling menghargai, saling menghormati, saling

memberikan manfaat dan saling percaya. Manajemen kolaborassi disini

melibatkan BKD, BHABISNA, DISHUB, dinas pariwisata, dan masyrakat

sekitar obyek wisata aik bukaq. Adapun struktur kelompok pengelolaan obyek

wisata sebagai berikut.59

60

Struktur Pengelola Obyek Taman Wisata Aik Bukaq Tahun 2021

Sumber: Pengelola Taman Wisata Aik Bukaq60

60

Dokumentasi, Pengelola Taman Wisata Aik Bukaq

1. B. Nurhayati 2. Jumsar 3. Rusdiono, S.Pd. 4. Sultan 5. Januardi, S.Kom.

Anggota

Sabaruddin

Abdul Jani Koordinator Keamanan

Koordinator Kebersihan

Abdul Jani Mustafa wandi

Koordinator Kebersihan Petugas loket/karcis

Fatma Emawati H. Sahyan

Bendahara Sekretaris

Misbah

Ketua

61

61 H. Sahyan, Wawancara Kamis 8 April 2021.

62 H. Sahyan, Wawancara Kamis 8 April 2021.

63 Gusjayadi, Wawancara Rabu 15 Juli 2021

C. Potensi Aik Bukaq Sebagai Destinasi Obyek Wisata di Desa Aik Bukaq

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dari pengelola Aik

Bukaq H. Sahyan ketika ditanya tentang potensi yang dimiliki oleh destinasi

wisata Aik Bukaq.

“sebenarnya kami hanya berfokus pada kolam itu saja sih, mau dibilang ada spot foto kan memang belum ada intinya untuk saat ini kami hanya mengandalkan kolam itu saja. Namun, ada ritual dari masyarakat sekitar aik bukaq yakni ritual lepas ayam hal ini dilakukan sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil panen dan sebagai ritual untuk penyembuhan penyakit dan masyarakat masih percaya sampai sekarang dan melakukan ritual ini sampai sekarang juga.”61

Namun selain kolamnya saja ternyata Aik Bukaq ini memiliki camping

ground di sebelah utara, namun dikarenakan pandemi sehingga camping

ground tersebut tidak pernah dibuka kembali, sebagaimana yang dikatakan

oleh narasumber.

“Dulu aik bukaq ini juga memiliki fasilitas seperti camping ground dan yang sering datang untuk camping dulu adalah anak-anak pramuka tapi keran covid ini jadinya sudah tidak ada lagi yang datang untuk melakukan camping. 62

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu staf yang ada di

kantor dinas pariwisata dan budaya Lombok tengah mengenai potensi yang

dimiliki oleh destinasi wisata aik bukaq ini.

“potensi itu berupa wisata tirta yaitu kolam renang dan taman yang dibilang sudah lama sejak belanda, jadi keunikannya yang dijual itu sejarahnya ya, itu dibangun sejak penjajahan belanda.ya bagaimana potensinya sangat menarik dan sangat indah dan menarik minat para pengunjung untuk berkunjung, walaupun disampingnya masih ada obyek wisata yang lain tapi di hari di hari-hari libur peminatnya lumayan banyak.” 63

62

64 H. Sahyan, Wawancara Kamis 8 April 2021.

65 H. Sahyan, Wawancara Kamis 8 April 2021.

66 Gusjayadi, Wawancara Kamis 15 Juli 2021.

Selain itu, peneliti juga mewawancarai pengelola mengenai pelayanan

obyek wisata aik bukaq ini.

“pelayanannya ya seperti ini saja ya, pihak pengelola memberikan tiket kepada pengunjung dan pengunjung menerima tiket dari pengelola, pelayanan yang lainnya ya seperti kami memberikan pelayanan terbaik seperti kami menjaga kebersihan kolam agar pengunjung betah, nyaman dan ingin balik lagi dan kami juga memberikan pelayanan informasi bagi pengunjung yang ingin melakukan penelitian disini begitu.”64

Jadi pada dasarnya Aik Bukaq ini tidak hanya memiliki kolam saja

namun juga memiliki potensi lain seperti camping ground yang dapat

dikembangkan. Jika pengelolaan aik bukaq ini dikelola dengan terstruktur dan

terorganisir maka potensi-potensi lainnya dapat dilihat dan bisa dikembangkan

dengan lebih sempurna lagi. Selain paparan diatas potensi obyek Wisata Aik

Bukaq juga dapat ditinjau dengan konsep 4A:65

1) Attraction (Atraksi)

Atraksi yang terdapat di obyek wisata Aik Bukaq adalah kolamnya

dengan kondisi air yang jernih dan dikelilingi oleh pepohonan yang sangat

rindang. Kegiatan yang dapat dilakukan di obyek wisata Aik Bukaq ini

adalah dengan melakukan aktivitas renang di kolam yang sudah ada.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Gusjayadi salah satu

pegawai dinas pariwisata dan budaya Lombok tengah mengatakan.

“atraksi khusus cuman kolam renang dan taman itu aja, ada pesanggrahan disana, aula tempat pertemuan dan penginapan tetapi itu belum dibenahi belum dirawat secara optimal, iya atrkasi utama yaitu kolam renang dan taman.”66

63

67 Dita, Wawancara Pengunjung Rabo 26 Mei 2021.

68 Gusjayadi, Wawancara Kamis 15 Juli 2021

2) Amenities (Amenitas)

Adapun fasilitas penunjang yang terdapat di obyek wisata Aik

Bukaq ini seperti tempat parkir yang luas, toilet yang dapat digunakan

wisatawan secara gratis, tempat untuk berganti pakaian yang gratis,

tersedianya air bersih untuk bilas secara gratis, tempat lompatan ketika

akan berenang, dan lapak-lapak kecil yang menjual makanan dan

minuman.

Selain paparan diatas peneliti juga mewawancarai pengunjung

tentang fasilitas yang disediakan oleh obyek wisata Aik Buka.

“Fasilitas yang sudah disediakan seperti toilet, tempat mengganti pakaian dan, tempat buang sampah dan tempat ibadah memang sudah ada tapi yang jadi masalahnya adalah kurang dirawat dan kebersihannya juga kurang dijaga, jadi saya sebagai pengunjung agak gimana gitu ngeliat tempat ganti pakaiannya yang kotor seperti itu, seharusnya ya jangan kolamnya aja yang dibersihkan tapi setidaknya tempat ganti pakaian ini juga dibersihkan agar pengunjung merasa nyaman.67

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak gusjayadi

selaku pegawai dinas pariwisata dan budaya di Lombok tengah tengah

tentang amenitas

“kalo amenitasnya sudah cukup banyak seperti toilet, gazebo, kemudian penataan lanskapenya paping blok, kemudian musholla tempat ibadah, loket tempat penyimpanan, ruang gantinya sudah lumayan.”68

64

3) Accessibility (Akses)

Akses menuju obyek wisata Aik Bukaq ini terbilang sudah sangat

memadai, jalannya yang beraspal dan tempatnya yang berada di

permukiman masyarakat membuat wisatawan tidak perlu khawatir untuk

mencari obyek wisata ini. Selain itu, obyek wisata Aik Bukaq ini juga

sudah bisa di akses menggunakan google maps.

4) Tourist Orgnazation

Saat ini yang mengelola dan bertanggung jawab dalam pengelolaan

obyek wisata Aik Bukaq adalah dari Pemerintah Dinas Pariwisata Dan

Budaya Lombok Tengah serta masyarakat lokal yang tinggal di desa Aik

Bukaq.

D. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Aik Bukaq

Strategi pengembangan obyek wisata merupakan hal yang yang

penting dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat. Semakin

bagus perkembangannya maka akan semakin banyak mendatangkan

wisatawan. Dalam pembangunan pariwisata diperlukan kelengkapan unsur-

unsur pengmbangan pariwisata. Unsur-unsur pariwisata ini dapat membantu

dalam mengidentifikasikan, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dalam pengembangannya. Dalam mengembangkan obyek wisata harus

memiliki strategi dan perencanaan pembangunan yang baik, sehingga mampu

memberikan dampak yang baik bagi obyek wisata tersebut. Pengembangan

obyek wisata Aik Bukaq ini tidak terlepass dari peran Dinas Pariwisata Dan

Budaya Lombok Tengah, hal ini dikarenakan obyek wisata ini berada dibawah

65

69 Gusjayadi, Wawancara Kamis 15 Juli 2021

70 Gusjayadi, Wawancara Kamis 15 Juli 2021

naungan Dinas Pariwisata Dan Budaya Lombok Tengah. Segala sesuatu yan

berkaitan dengan pengembangan dan pembangunan obyek wisata di Aik

Bukaq ini pasti akan melibatkan Dinas Pariwisata Dan Budaya.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terkait strategi

pengelolaan destinasi wisata aik bukaq ini:

“ya strategi pengelolaannya kita oleh pemerintah kabupaten Lombok tengah diberikan SK, apanamanya diberikan kepercayaan untuk mengelola obyek wisata kolam renang aik bukaq, nomor sk nya saya lupa ya dikelola oleh dinas pariwisata dan kebudayaan Lombok tengah yang tenaganya itu diambil dari masyarakat setempat sekitar sepuluh atau dua belas orang yang di sk kan melalui dinas pariwisata dan budaya.”69

Selain itu, peneliti juga menanyakan tentang arah pengembangan

obyek wisata ini kepada informan.

“pengembangannya itu, lebih spesifiknya itu wisata tirta ya pengembangannya itu yang menonjolkan itu wisata kolam renang dan taman itu pengembangannya. “70

Sikap dan perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap wisatawan

yang ingin berkunjung ke obyek wisata ini, sehingga diperlukan strategi

dengan memanfaatkan kekuatan internal untuk menghindari ancaman dari luar

dengan memberitahukan kepada masyarakat terkait tentang sapta pesona,

sebagai berikut:

1) Kondisi Aman

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan,

pemandian Aik Bukaq ini sudah terbilang aman, hal ini ditandai dengan

adanya kartu parkir yang diberikan pihak pengelola, tidak terjadinya

66

71 Bapak Munir, Wawancara 9 April 2021

72 Ibid, 9 April 2021

pencurian di obyek wisata, tidak ada gangguan dari pengamen, dan tidak

terganggu dengan pemuda maupun penduduk setempat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola aik bukaq H.

Sahyan, ketika ditanya terkait dengan keamanan obyek wisata Aik Bukaq.

“sampai sekarang belum ada ya kasus kejahatan dan kriminal yang terjadi di sini (aik bukaq), karena kami memberikan kartu sebagai tanda bahwa dia memang pemilik sepeda motor tersebut dan fungsi dari kartu itu bukan hanya sebagai kita sudah bayar parkir apa belum tetapi dengan diberikannya kartu parkir itu ya jadinya kami bertanggung jawab penuh terhadap kendaraannya. Hanya saja jika ada yang tertinggal di jok seperti hp atau segala yang berharga maka itu diluar tanggung jawab kami.”71

2) Tertib

Tertib merupakan kondisi yang juga dibutuhkan oleh

wisatawan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari suasana yang rapi,

teratur dan lancar serta menunjukkan kedisiplinan dalam kehidupan

bermasyarakat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan bahwa kondisi pada obyek wisata Aik Bukaq terbilang

cukup rapi, hal ini ditandai dengan adanya tukang parkir yang

mengarahkan diparkiran sehingga parkiran bisa rapi.

“kalo ada pengunjung yang datang kesini (Aik Bukaq) dan mau memarkirkan motornya maka saya sebagai tukang parkir mengarahkannya agar parkiran selalu tertib dan aman, selain itu jika ingin masuk ke obyek wisata dan sedang rame maka pengunjung dengan tertib mengantri untuk membeli tiket.”72

67

73 Mba Jijah, Wawancara Pengunjung 9 April 2021

3) Bersih

Kebersihan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan dan

dibutuhkan oleh wisatwan, obyek wisata yang bersih akan dapat

menarik minat kunjungan wisatawan. Semakin bersih tempat obyek

wisata makan akan semakin enak dilihat oleh setiap mata yang

memandang. Tujuan dari kebersihan lingkungan adalah menciptakan

lingkungan yang bebas dari sampah, kotoran dan lain sebagainya. Dari

hasil observasi dan wawancara peneliti mendapatkan data bahwa

kebersihan obyek wisata Aik Bukaq masih kurang hal ini ditandai

dengan tempat ganti baju yang memiliki aroma yang tidak sedap dan

masih adanya sampah yang berserakan disekitar tempat wisata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengujung terkait dengan

kebersihan obyek wisata aik bukaq.

4) Sejuk

“saya dan temen-temen sudah sering kesini mbak, karena selain tempatnya yang masih asri tiket masuknya juga cocok bagi kami tapi yang jadi persoalannya ya kamar mandinya yang kurang bersih dan sampah yang tempat sampahnya yang masih kurang banyak”73

Sejuk dapat dilihat melalui lingkungan yang sejuk, rapi, segar,

nyaman, dan tentram baik di dalam obyek wisata maupun luar obyek.

Hasil observasi dan wawancara dilapangan menunjukkan bahwa obyek

wisata aik bukaq merupakan tempat yang sejuk dan nyaman, hal ini

dikarenakan pepohonannya yang rindang dan pemandangan yang

hijau.

68

74 H. Sahyan, Wawancara Rabo 26 Mei 2021

5) Keindahan

Keadaan atau keindahan suatu obyek wisata dapat

mendatangkan banyak wisatwan dan mampu membuat wisatawan

betah untuk berlama-lama di obyek wisata tersebut. Berdasarkah hasil

observasi dan penelitian obyek wisata aik bukaq memiliki keindahan

alam yang masih alami.

6) Keramahan

Tujuan dari ramah adalah menciptakan lingkungan yang akrab,

bersahabat seperti rumah sendiri bagi wisatan, hal ini mampu

menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Aik Bukaq ini.

Pengelola di Aik Bukaq ini sangat menjunjung tinggi sikap keramah

tamahan yang diberikan untuk pengunjung agar pengunjung merasa

senang ketika datang ke Aik Bukaq.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris dari pengelola obyek

wisata aik bukaq H. Sahyan ketika ditanya tentang strategi pengembangan

obyek wisata Aik Bukaq.

“Begini, strategi pengembangan Aik Bukaq dari dulu begini saja. Belum ada strategi pengembangan khusus, kami diberikan tiket langsung oleh dispar dan ditugaskan dilapangan setiap hari. Setiap hari jum’at kami melakukan pembersihan kolam. Jadi pihak pengelola aik bukaq hanya menerima tiket yang diberikan oleh pihak dispar, setelah itu dilakukan penyerahan PAD ke pihak dispar disetor satu kali dalam sebulan. 74

Dengan demikian, pengelola Aik Bukaq hanya menerima apa yang

dikonspekan oleh Dinas Pariwisata Dan Budaya, pengelola obyek wisata tidak

69

76 H. Sahyan, Wawancara 26 Mei 2021

ikut serta dalam pengembangan strategi obyek wisata tesebut namun hanya

menjadi penggerak langsung dilapangan. Selain itu ketika ditanya tentang

promosi pengelola obyek wisata memberikan jawaban sebagai berikut:

“Kalau untuk promosi ya kami mengandalkan dari pengunjung saja, karena masalahnya sudah terkenal kecuali taman ini baru dibangun seperti taman tereng kuning baru itu butuh promosi. Tapi dengan mengandalkan pengunjung yang suka berfoto dan berselfi itu sudah bagian dari promosi yang kami lakukan”75

Kurangnya promosi tidak membuat obyek wisata ini redup

dikarenakan pengelola yakin bahwa obyek wisata ini sudah terkenal di seluruh

penjuru Lombok, hal ini dikarenakan obyek wisata Aik Bukaq ini merupakan

kolam tertua yang berada di Desa Aik Bukaq, Kecamatan Batukliang Utara

Lombok Tengah.

Selain itu, dalam perencanaan pengembangan pariwsata haurs

memiliki berbagai elemen dasar paling tidak mencakup aspek-aspek sebagai

berikut:

1) Pengembangan Atraksi Daya Tarik Wisata

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pengelola,

peneliti mendapatkan data terkait pengembangan atraksi daya tarik wisata

sebagai berikut:

“mengenai atraksi disini wisatawan datanag untuk melakukan kegiatan renang dek, belum ada atraksi khusus yang kami selenggarakan.”76

2) Pengembangan Amenitas Dan Akomodasi Wisata

75 H. Sahyan, Wawancara Rabo 26 Mei 2021

70

79 H. Sahyan, Wawancara 26 Mei 2021

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pengelola

mengenai pengembangan amenitas dan akomodasi wisata

“pengembangan amenitas dan akomodasi disini sudah terbilang cukup bagus, kami juga menyediakan air yang bersih, jika wisatawan membutuhkan informasi mengenai obyek wisata ini bisa langsung bertanya kepada pengelola.”77

3) Pengembangan Aksesibilitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola obyek wisata aik

bukaq sebagai berikut:

“jalan menuju obyek wisata ini sudah bagus dan tidak sulit ditemukan, di jalan juga sudah ada plangnya. Kalo masih ragu juga kan bisa tanya jalan di warga sekitar sekarang juga kan sudah ada google map, jadi pengunjung tidak perlu takut untuk tersesat.”78

4) Pengembangan Citra (Citra Wisata)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola obyek wisata aik

bukaq sebagai berikut:

“kami tidak perlu lagi mengembangkan image aik bukaq ini, karena aik bukaq ini sudah terbilang obyek wisata yang sudah lama sekali berdirinya karena aik bukaq ini juga sudah dikenal oleh banyak kalangan, kalo mislakan obyek aik bukaq ini masih baru ya nah disanalah kami butuh promosi baik itu di sosial media maupun dari mulut ke mulut.”79

E. Faktor Penghambat Berkembangnya Obyek Wisata Aik Bukaq

1. Keterbatasan Dana

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pengelola,

peneliti mendapatkan data terkait kendala yang dihadapi dalam

pengembangan obyek wisata Aik Bukaq sebagai berikut:

77 H. Sahyan, Wawancara 26 Mei 2021

78 H. Sahyan, Wawancara 26 Mei 2021

71

81 H. Sahyan, Wawancara 26 Mei 2021

“Untuk kendala yang dihadapi dalam pengembangan wisata aik bukaq ini ya terletak pada dana sebenarnya dan kebijakan dari pihak dinas pariwisata, ya kami yang dari bawah hanya menunggu kebijakan apa yang akan dilakukan selanjutnya pada obyek wisata ini saja. Karena ini kan kepemilikan daerah jadi kami menunggu keputusan dari atas saja.”80

2. Pandemi Covid-19

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pengelola desa

Aik Bukaq sebagai berikut:

“Gara-gara covid ini juga jadi penghambat kita untuk berkembang, kemarin saja tempat ini sempat tutup karna kebijakan dari pemerintah untuk menutupi semua tempat wisata. Sebelum datangnya covid ini banyak sekali wisatawan mungkin bisa sampai 500 orang perbulannya tapi gara-gara adanya covid ini wisatawan yang datang berkunjung menurun, kemarin saja pas libur ketupat biasanya tempat ini rame jadi sepi dan tidak seperti dulu.81

Dengan adanya masalah pandemi ini mengakibatkan pariwisata di

sebagian Lombok lumpuh dan sangat merugikan pihak yang

berkecimpunng di dunia pariwisata. Dengan adanya kebijakan Pembatasan

Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat mempengaruhi batas gerak manusia,

namun hal tersebut dilakukan pemerintah agar penyebaran Covid-19 tidak

menyebar luas.

Selain mewawancarai pengelola peneliti juga mewawancarai

beberapa pedagang terkait dengan pendapatannya sebelum pandemi dan

sesudah pandemi.

“sebelum covid pendapatan saya lumayan banyaklah ya dek, tapi setelah adanya covid pendapatan yang saya dapat sangat jauh berbeda. Lebih banyak dapetnya pas gempa itu, kalo bisa pilih

80 Misbah, Wawancara 9 April 2021

72

saya lebih baik milih waktu pas gempa itu karena pendapatannya lebih banyak.”82

3. Faktor Eksternal Dan Internal

Dalam pengelolaan setiap obyek wisata dimanapun dan kapanpun

pasti memiliki kendala-kendala yang akan dihadapi entah itu kendala dari

luar maupun dalam. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan narasumber sebagai berikut:

“kendala yang kami hadapi sebagai pengelola di obyek wisata aik bukaq ini ada dua yakni kendala dari dalam dan luar. Kendala dari luar yakni seperti perilaku pengunjung, banyak kan perilaku pengunjung yang tak enak dilihat nah ini adalah salah satu kendala kami dari luar sedangkan kendala dari dalam yakni kami menyadari bahwa kurangnya pemeliharaan beberapa fasilitas yang ada di obyek wisata ini, bukannya kami tidak mau bertanggung jawab secara penuhu tapi terbatasnya dana ini yang membuat kami seperti ini. “83

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

narasumber sebgai berikut:

“yang menjadi penghambat eksternal dan internal, kalau dari sisi internal saya kira tidak ada penghambat cumn saja pengelolaan atau perbaikan-perbaikan fasilitas disana seperti kolam renang yang sudah lumayan lama, kemudian tamannya, kemudian bangunannya yang belum terawatt itu kendala secara internalnya, kendala disekitarnya lokasi obye wisata. Kalo kendala dari personil mungkin tidak ada ya maalah pengelolaan. Kalo di eksternalnya ya jangkauan jalan tidak bisa dilalui bis da nada pesaing-pesaing seperti yang diketahui ada longtun park, sebenarnya bukan pesaing tapi pemotivasi untuk aik bukaq itu berbenah, ya bukan pesaing tapi bagaimana pariwisata itu untuk membenahi kolam renang itu supaya aik bukaq itu tetap menarik, sekali lagi ya obyek wisata yang ada di sekitarnya itu bukan pesaing tapi pemotivasi untuk berbenah.”84

82 Ibu Nuraini Wawancara 26 Mei 2021

83 H. Sahyan, Wawancara 26 Mei 2021

84 Gusjayadi, Wawancara 15 Juli 2021

58

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori dan metode

penelitian yang telah dipaparkan, pada subbab ini maka peneliti menyajikan

pembahasan yang pembahasan yaitu observasi dan wawancara langsung tentang

potensi obyek wisata Aik Bukaq sebagai daya tarik obyek wisata, kemudian

dilakukan reduksi data sebagaiproses penelitian, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabsraksian dan transformasi kata kasar dari hasil

wawancara.

A. Kajian Terhadap Potensi Aik Bukaq Sebagai Destinasi Obyek Wisata Di

Desa Aik Bukaq

Berdasarkan temuan yang diperoleh oleh peneliti Desa Aik Bukaq

merupakan obyek wisata yang dibangun pada tahun 1970 dan merupakan

pemandian tertua yang dibangun oleh penjelajah asal belanda yang menduduki

Lombok pada beberapa tahun silam. Obyek wisata ini memiliki potensi yang

dapat dikembangkan secara keseluruhan dan merupakan pemandian yang

populer mulai dari kalangan anak-anak dan dewasa di kabupaten Lombok

tengah.85

Potensi bisa diartikan perubahan bentuk bagian atas bumi yang

disebabkan sang proses alam yaitu energi endogen, contohnya danau, sungai,

pegunungan, dan bentuk lainnya. Potensi obyek wisata pula terjadi lantaran

suatu proses yang bisa ditimbulkan oleh hasil tangan kreatif manusia. suatu

lokasi bisa dijadikan sebagai tempat wisata jika memiliki kekuatan

85 Dokumentasi Aik Bukaq 8 April 2021

58

59

lingkungan yang mampu mendatangkan seseorang untuk berkunjung.

Kekuatan itu berupa penampakan alam yang alami yang dimiliki oleh objek

itu sendiri. 86

Suatu tempat obyek wisata harus memiliki potensi yang bisa

mendatangkan kunjungan wisatawan. Potensi yang dimaksud adalah keadaan

alam yang dimiliki oleh tempat tersebut ataupun suatu obyek yang dihasilkan

oleh tangan manusia. Potensi yang dimiliki oleh desa aik bukaq ini

sebenarnya tidak hanya terletak pada kolamnya saja tetapi budaya dan sejarah

juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang memliki minat pada bidang

pariwisata budaya. Selain itu obyek wisata aik bukaq ini juga merupakan yang

tertua di Lombok tengah sehingga sudah seharusnya obyek wisata ini masuk

ke dalam situs sejarah budaya. Selain paparan diatas terdapat potensi daya

tarik wisata yang dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu Something to See,

Something to Do, dan Something to Buy.

1. Something To See (Sesuatu Yang Dapat Dilihat)

Daya tarik wisata yang dapat dilihat di obyek wisata Aik Bukaq

adalah hutannya yang masih asri dan suasananya yang masih alami. Selain

itu wisatawan juga bisa melakukan swa foto disekitaran kolam.

2. Something To Do (Sesuatu Yang Dapat Dilakukan)

Kawasan obyek wisata aik bukaq harus menyediakan sarana dan

fasilitas bagi wisatawan untuk melakukan kegiatan yang unik sehingga

dapat memperpanjang lama tinggal wisatawan. Salah satu kegiatan yang

86 Sujali, Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan (Fakultas Geografi, Universitas

Gadjah Mada, 1989), hlm. 19.

60

dapat dilakukan oleh pengelola dengan menyediakan fasilitas seperti

papan loncatan hal ini dilakukan supaya wisatawan memiliki sesuatu yang

dapat dilakukan dan bisa menjadi pemacu adrenalin bagi yang menyukai

tantangan.

Selain itu, fasilitas yang terdapat di obyek wisata ini adalah tempat

peyewaan ban sehingga yang tidak bisa renang juga bisa menikmati

indahnya kolam yang ada di obyek wisata Aik Bukaq ini. Selain itu

sesuatu yang dapat dilakukan oleh wisatawan dengan menikmati camping

ground yang telah disediakan oleh pihak pengelola. Namun karena adanya

pandemic covid-19 dilakukan penutupan camping ground karena

kebijakan dari pemerintah yang melarang adanya kerumunan.

3. Something To Buy (Sesuatu Yang Dapat Dibeli)

Obyek wisata Aik Bukaq belum memiliki souvenir yang khass, ini

merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki oleh obyek wisata satu ini,

namun wisatawan dapat membeli makanan khas Lombok seperti sate

rembiga selain itu wisatawan dapat membeli makanan ringan maupun

berat yang telah dijual oleh masyarakat sekitar obyek wisata ini.

B. Strategi Pengembangan Destinasi Obyek Wisata Aik Bukaq

Dalam pengembangan pariwisata tidak hanya pemerintah yang

melakukan sendiri tetapi pihak-pihak lain juga ikut andil dalam pembangunan

infrastruktur pendamping, in guna meningkatkan pendapatan dari sektor

ekeonominya. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah

daerah dengan potensi dan kehasan masing-masing daerah. ini merupakan

61

kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan

kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.

maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan

kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah daerah. pemerintah daerah

bebas berekpresi dan berkreasi dalam membangun daerahnya, tentu saja

dengan tidak melanggar hukum yaitu perundang-undangan.87

Sikap dan perilaku masyarakat sangat berpengaru terhadap wisatawan

yang ingin berkunjung ke obyek wisata, sehingga diperlukan strategi dengan

pengembangan dengan memanfaatkan kekuatan internal untuk menghindari

ancaman dari luar dengan memberitahukan kepada masyarakat terkait tentang

sapta pesona, sebagai berikut:

1. Kondisi aman

2. Tertib

3. Bersih

4. Sejuk

5. Keindahan

6. Keramahan

Ketentuan pasal 6 dan 7 Undang-Undang Nomor 10 Republik

Indonesia tantang pembangunan kepariwisataan menunjukkan bahwa

pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan keanekaragaman,

87 Deddy Prasetya Maharani, Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep,

Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang) Jurnal Politik Muda, Volume 3 Nomor 3 Hlm, 414.

62

keunikan dan keunikan budaya alam, serta kebutuhan manusia akan

pariwisata, termasuk pengembangan pariwisata sebagai berikut:88

1. Usaha di bidang pariwisata

2. Tujuan pariwisata

3. Penjualan

4. Kelembagaan pariwisata

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu metode yang

menggunakan analisis lebih mendalam terhadap data-data yang diperoleh.

Data yang dimaksud berupa data hasil wawancara yang dilakukan pada

narasumber yang dianggap ahli pada bidangnya. 89 Selanjutnya hasil penelitian

yang dilakukan penulis akan dibagi berdasarkan fokus masalah terkait dengan

teori yang digunakan.

Dalam perencanaan pengembangan pariwisata harus memiliki berbagai

elemen dasar paling tidak mencakup aspek-aspek sebagai berikut:90

a) Pengembangan Atraksi Daya Tarik Wisata

Atraksi merupakan salah satu daya tarik yang akan memberikan

keinginan dan motivasi bagi wisatwan untuk mengunjungi obyek wisata.

Obyek wisata aik bukaq adalah obyek wisata yang belum dikembangkan

atraksi wisatanya dan belum memiliki atraksi wisata, hal yang paling

lumrah yang akan ditemui ketika berkunjung ke obyek wisata ini adalah

88 Undang-Undang RI No 10 Tahun 20009 Tentang Pembangunan Pariwisata Pasal 6 dan 7. 89

Drs. M. Subana, dan M.Pd, Sudrajat, S. Pd, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Cv Pustaka Setia 2001), hlm 25.

90 Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Parwisata, (Yogyakarta:Gava Media)

2013 Hlm 172.

63

sekumpulan wisatawan yang menikmati kolam dengan melakukan renang

dan melakukan swafoto di sekitaran kolam.

b) Pengembangan Amenitas Dan Akomodasi Wisata

Berbagai fasilitas wisata yang perlu dikembangkan dalam aspek

amenitas paling tidak terdiri dari pusat informasi, rumah makan,

akomodasi, pusat kesehatan, toko cindneramata, kesediaan air bersih,

listrik biro perjalanan wisata dan lain sebagainya. Di obyek wisata aik

bukaq sendiri sudah memiliki amenitas yang cukup baik, air bersih juga

sudah tersedia di obyek wisata ini dan tidak sulit untuk ditemui. Namun

tidak adanya pusat informasi yang ada di sekitar obyek membuat para

wisatawan disana kurang mendapatkan informasi mengenai sejarah

maupun obyek wisata tersebut.

c) Pengembangan Aksesibilitas

Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan transportasi bagi

wisatawanuntuk sampai pada sebuah obyek wisata, namun juga waktu

yang dibutuhkan perangkat terkait lainnya dan tanda petunjuk arah menuju

lokasi wisata. Akes menuju aik bukaq sudah terbilang sangat bagus dan

mudah untuk ditemui, segala kendaraan dapat digunakan untuk menuju

tempat ini dikarenakan jalannya berdekatan dengan jalan besar.

d) Pengembangan Image (Citra Wisata)

Pencitraan (image building) merupakan bagian dari positioning,

yaitu suatu kegiatan untuk membangun image atau citra di pasar

(wisatwan) melalui desain terpadu antara komunikasi pemasaran, aspek

64

kualitas produk, saluran pemasaran yang tepat, kebijakan harga dan

konsisten dengan citra yang ingin dibangun serta ekspresi yang tampak

dari sebuah produk.

Pengelola obyek wisata Aik Bukaq tidak terlalu mengembangkan

image nya dikarenakan pihak pengelola sudah meyakini bahwa tanpa

dibangunnya image aik bukaq sudah sangat dikenal oleh massyarakat luas

terutama masyarakat Lombok tengah dikarenakan obyek wisata Aik Bukaq

ini sudah sangat tua dan merupakan peninggalan penjajah belanda.

C. Faktor Penghambat Berkembangnya Obyek Wisata Aik Bukaq

Dari hal tersebut diatas dapat dipaparkan bahwa kendala yang

dihdapai oleh pengelola obyek wisata Aik Bukaq dalam mengembangkan

obyek wisata Aik Bukaq adalah:

1. Keterbatasan dana

Pengembangan obyek wisata Aik Bukaq sebagai potensi Desa Aik

Bukaq selama ini masih terkendala oleh dana yang dijadikan sebagai

sumber utama pembangunan maupun perbaikan infrastruktur seperti kamar

mandi yang kurang terurus dan semakin rapuhnya fasilitas papan loncatan

yang menjadi primadona bagi pengunjung. Dana diperoleh dari dinas

pariwisata dan budaya namun sampai saat ini dana tersebut belum cair

sehingga belum adanya perbaikan fasilitas dan sebagainya.91

91 Sefira Ryalita Primadany, Mardiyono, Riyanto, Aalisis Strategi Pengembangan

Psriwisata Daerah, Jurnal Administrasi Publik (Jap) Volume 1 Nomor 4 Tahun 2013.

65

2. Pandemi Covid 19

Dimasa ini dengan adanya pandemi sangat berpengaruh terhadap

sektor pariwisata yang angat dirugukan, mengingat bahwa pandemic ini

membatasi individu untuk keluar rumah dan terdapat berbagai kebijakan

yang telah dikeluarkan pemerintah seperti halnya Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dan yang lebih parahnya yakni lockdown hal ini

sangat mempengaruhi pergerakan manusia dan barang, dengan adanya

kebijakan tersebut semakin merugikan pegiat dibidang pariwisata

khususnya namun hal tersebut merupakan langkah awal pemerintah dalam

rangka mengurangi penyebaran covid 19 .

Seperti yang terjadi pada obyek wisata aik bukaq yang dimana

hasil dari wawancara yang didapat oleh peneliti dapat di tarik kesimpulan

bahwasanya dengan adanya virus covid 19 ini menjadi salah satu faktor

penghambat berkembangnya obyek wisata dan memberikan dampak yang

besar terhadap obyek wisata dan masyarakat sekitar yang tinggal di

lingkungan obyek wisata Aik Bukaq.

4. Faktor Eksternal Dan Internal

Dalam pengelolaan setiap obyek wisata dimanapun dan kapanpun

pasti memiliki kendala-kendala yang akan dihadapi entah itu kendala dari

luar maupun dalam. Seperti halnya yang terjadi pada destinassi obyek

wisata aik bukaq ini memiliki faktor penghambat eksternal dan internal

sehingga menyebabkan pengembangan aik bukaq ini belum di optimalkan.

66

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan pengelola

maka diperoleh potensi yang terdapat di obyek wisata aik bukaq sebagai

berikut:

1. Obyek wisata Aik Bukaq memiliki potensi yang belum dimaksimalkan,

saat ini Aik Bukaq ini hanya mengunggulkan kolam pemandian dan

tamannya saja. Pada dasarnya obyek wisata Aik Bukaq ini memiliki

potensi yang yang lain seperti camping ground, situs sejarah dan membuat

spot foto namun karena potensinya kurang digali sehingga obyek wisata

ini hanya terfokus pada kolamnya saja.

2. Pengembangan obyek wisata ini masih belum dimaksimalkan hal ini

dikarenakan terbatasnya anggaran dana dari Dinas Pariwisata Dan Budaya

Lombok Tengah. Namun walaupun keterbatasan dana Dinas Pariwisata

Dan Budya Lombok Tengah sudah merencanakan pengembangan bagi

obyek wisata Aik Bukaq ini.

B. SARAN

Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan peneliti kepada pihak

pengelola obyek wisata aik bukaq ini sebagai berikut:

66

67

1. Pihak pengelola obyek wisata Aik Bukaq sebaiknya melakukan promosi di

sosial media guna untuk menarik wisatawan agar ingin berkunjung ke

obyek wisata Aik Bukaq ini.

2. Pengembangan dilakukan secara bertahap agar obyek wisata Aik Bukaq

ini dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan, pengembangan

dapat dimulai dengan menambah fasilitas spot foto hal ini dapat

mempengaruhi kunjungan wisatawan.

3. Bagi peneliti lain peneliti menyadari bahwa masih banyak keterbatasan

dalam penelitian ini baik dari segi penelitian yang dilakukan yang hanya

meliputi satu kabupaten/kota pada provinsi Nusa Tenggara Barat, serta

pembahasan mengenai potensi obyek wisata Aik Bukaq yang berfokus

pada potensi yang dimiliki oleh obyek wisata tersebut. Oleh sebab itu

diperlukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, karena hasil

yang diperoleh bisa saja berbeda apabila dilakukan pada daerah lain.

68

DAFTAR PUSTAKA

Armin Subhani, Potensi Obyek Wisata Pantai Kabupaten Lombok Timur, Skripsi,

Program Studi Pendidikan Dan Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas

Maret 2010

Anna Torres Delgado And Francesc Lopez. “The Growth And Spread Of The

Concept Of Sustainable Tourism: The Contribution Of Institutional

Initiatives To Tourism Policy”. Journal Tourism Management

Perspectives. 2012 Volume 4.

Bappeda.ntbprov.go.id Diakses Pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 14:47

Deddy Prasetya Maharani, Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten

Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang) Jurnal

Politik Muda, Volume 3 Nomor 3.

Dokumentasi Aik Bukaq 8 April 2021

Dokumentasi Rabo 8 April 2021

Cooper Donald R, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 108

Sandu Siyoto Dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Media

Publishing, 2015), Cetakan Pertama.

Drs. M. Subana, M.Pd, Sudrajat, S. Pd, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,

(Bandung: Cv Pustaka Setia 2001), Cetakan KeSatu.

Dr. Winengan, M.Si, Industri Pariwisata Halal Konsep Dan Formulasi Kebijakan

Lokal, (Kota Mataram: Uin Mataram Press, 2020) Cetakan Pertama.

Hasanuddin Molo, Sultan, Husnah Latifah, Muh Daud, Asriani, Potensi Obyek

Dan Daya Tarik Wisata Alam Puncak Tinambung Di Desa Bissoloro

69

Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, Jurnal Penelitian Kehutanan

Bonita, Volume 2 Nomor 1 Juli Tahun 2020

https://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ Diakses Pada

Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.48

https://dailysocial.id/post/5-hal-yang-perlu-diperhatikan-sebelum-membuat-

rencana-pemasaran Diakses Pada Tanggal 16 Juli 2021 Pukul 10.41

Elina Riski Cahyani, Ersya Mayana, Potensi Obyek Wisata Taman Wisata Alam

Gunung Tunak, Jurnal Sosial Ekonomi Dan Humaniora Volume 5 Nomor

2 Tahun 2019.

Emprints.ums.ac.id diakses pada tanggal 27 mei 2021 pukul 04.32 am.

Fred David, Manajemen Strategi, Kosep Dan Teori (Jakarta: PT Indeks Kelompok

Gramedia, 2006).

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : Pt

Gramedia Pustaka Utama 2006).

Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi 2004).

I Gusti Rai Utama, Pengantar Industri Pariwisata Tantangan Dan Bisnis Kreatif

(Yogyakarta: Deepublish, 2014), Edisi 1.

Isa wahyudi. Konsep Pengembangan Pariwisata. Dalam

http://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/Diakses

Tanggal 14 Juni 2019, Pukul 02:25

Khusnul Khotimah Wilopo Dan Luchman Hakim, “Strategi Pengmbangan

Destinasi Pariwisata Budaya (Kasus Pada Kawasan Situs Trowulan

Sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto)” Jurnal

Admisnistrasi Bisnis (JAB) Vol. 41 No. 1 Januari 2017.

70

Khoirul Fajri Dan Nova Riyanto “ Kota Bandung Dalam Meningkatkan Tingkat

Kunjungan Wisatawan Asal Malaysia”, Jurnal Tourism Scientific Vol 1

No. 2 Juni Tahun 2016.

Karana Yakumara, Potensi Dan Pengembangan Wisata Di Obyek Wisata Alam

Gunung Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007, Skripsi Program

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Surabaya, Tahun 2009

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1999).

Observasi, Desa Aik Bukaq Kamis 8 April 2021

Oka A Yoeti, Anatomi Pariwisata, (Bandung: Angkasa 1995 ).

Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung: Angkasa 1996).

Pearce, Topic Pengembangan Wisata Dalam Geografi Terapan, (Inggris:

Longmand Group Limited 1983).

Pemerintah Desa Aik Bukaq Rabo 8April 2021

Prof. Dr. I. Gusti Arjana, M.Si. Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

(Depok : Pt Rajagrafindo Persada, 2017), Cetakan Ketiga.

Ramdhan Hidayatullah, Caroline B.D. Pakasi Dan Vicky R.B. Moniaga, Potensi

Obyek Wisata Puncak Kaisanti Di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan

Tomohon Barat Kota Tomohon, Jurnal Agri Bisnis Dan Pengembangan

Pedesaan, Volume 1 Nomor 3 Oktober Tahun 2013.

Rachmat, Manajemen Strategi (Bandung: Pustakan Setia, 2013).

71

Salah Wahab, Pemasaran Pariwisata, (Jakarta:Pradya Paramita, 1989).

Sugyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV

Alfabeta, 2019), Cetakan Ke Satu.

Sujali, Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan (Fakultas Geografi, Universitas

Gadjah Mada, 1989).

Sujali, Geografi Pariwisata, (Yogyakarta: Fakultas Geogerafi Universitas Gadjah

Mada 1989).

Sediati Siregar Dan Mbina Pinem, Potensi Objek Wisata Kabupaten Dairi,

Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Jurnal

Geografi, Nomor 4 Volume 1, Tahun 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta 2014).

Sandu Siyoto Dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015), Cetakan Pertama.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017).

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Kediri: Literasi Media, 2015).

Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Parwisata, (Yogyakarta:Gava

Media) 2013.

Sujali, Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan (Fakultas Geografi, Universitas

Gadjah Mada, 1989)

Sefira Ryalita Primadany, Mardiyono, Riyanto, Aalisis Strategi Pengembangan

PAriwisata Daerah, Jurnal Administrasi Publik (Jap) Volume 1 Nomor 4

Tahun 2013.

72

Sugiyono, Metodologi Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014).

Subyodo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Bandung: Rineka Cifta

1999).

Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Parwisata, (Yogyakarta:Gava

Media, 2013).

Tim Dosen STT Jaffray, Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi, (Sekolah

Tinggi Theologia Jaffray, 2016).

Undang-Undang RI No 10 Tahun 20009 Tentang Pembangunan Pariwisata Pasal

6 dan 7.

Undang-undang no. 10 tahun 2009 pasal 4.

Wawancara H. Sahyan Sekretaris Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq Kamis 8

April 2021.

Wawancara Gusjayadi Pegawai Di Kantor Dinas Pariwisata Dan Budaya Lombok

Tengah Rabu 15 Juli 2021

Wawancara Dita Pengunjung Rabo 26 Mei 2021.

Wawancara Bapak Munir, pedagang di Lingkungan Obyek Wisata Aik Bukaq 9

April 2021

Wawancara Mba Jijah Pengunjung 9 April 2021

Wawancara Misbah pengelola Aik Bukaq 9 April 2021

Wawancara Ibu Nuraini Pedagang di Lingkungan Obyek Wisata Aik Bukaq26

Mei 2021

73

LAMPIRAN

Gambar 1.1 wawancara bapak h. sahyan selaku sekretaris obyek wisata Aik Bukaq

Gambar 1.2 Wawancara dengan bapak abdul selaku pedagang di obyek wisata Aik Bukaq

74

Gambar 1.3 Wawancara dengan ibu Nuraini selaku pedagang di obyek wisata Aik Bukaq

Gambar 1.4 Struktur pengelola obyek wisata Aik Bukaq

75

Gambar 1.5 kondisi kolam renang obyek wisata Aik Bukaq

Gambar 1.6 Wawancara dengan dita selaku pengunjung obyek wisata Aik Bukaq

76

Gambar 1.7 Kondisi kolam renang untuk anak-anak

Gambar 1.8 Kondisi gazebo salah satu fasilitas obyek wisata aik bukaq

77

Gambar 1.9 Kondisi toilet obyek wisata Aik Bukaq

Gambar 1.10 Loket temapt menaruh barang dan pakaian

78

PEDOMAN WAWANCARA

NO PERTANYAAN WAWANCARA

TOPIK PERTANYAAN

INFORMAN

1. Bagaimana potensi yang

dimiliki oleh obyek wisata aik

bukaq?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

2. Bagaimana strategi pengelolaan

obyek wisata aik bukaq?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

3. Bagaimana pengembangan

obyek wisata aik bukaq?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

4. Apa saja faktor penghambat

berkembangnya obyek wisata

aik bukaq?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

5. Pelayanan seperti apa yang

disediakan di obyek wisata ini?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

6. Apakah obyek wisata ini

menggunakan media sosial

sebagai wadah untuk promosi?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

7. Berapa jumlah kunjungan

wisatawan dalam setiap

tahunnya?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

8. Bagaimana pendapat anda

tentang obyek wisata aik bukaq

ini?

Pengunjung

9. Menurut anda bagaimana

fasilitas obyek wisata aik bukaq

ini?

Pengunjung

10. Bagaimana dampak pengembangan obyek wisata terhadap masyarakat?

Masyarakat Sekitar

79

11. Bagaimana pendapatan ibu setelah pandemi dan sebelum pandemi?

Pedagang Sekitar Obyek Wisata Aik

Bukaq 12. Menurut ibu bagaimana

perkembangan obyek wisata ini dari tahun ke tahun

Masyarakat Sekitar Obyek Wisata Aik

Bukaq 13. Apakah selama dibukanya

obyek wisata ini pernah ada kasus kejahatan dan sebagainya?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

14. Bagaimana ketertiban pengunjung ketika berkunjung ke obyek wisata ini?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

15. Bagaimana pendapat mba tentang kebersihan di obyek wisata ini?

Pengunjung

16. Bagaimana pengembangan atraksi daya tarik wisata?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

17. Bagaimana pengembangan amenitas dan akomodasi?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

18. Bagaimana pengembangan aksesibilitas menuju lokasi ini?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

19. Bagaimana cara pengelola dalam mengembangkan image aik bukaq ini?

Pengelola Obyek Wisata Aik Bukaq

1