pergeseran tataran semantik dalam lirik lagu

10
JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76 67 PERGESERAN TATARAN SEMANTIK DALAM LIRIK LAGU AKB48 KE JKT48 Vidya Surya Indah Program Studi Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286 Email: [email protected] Abstrak Sebagai group idol yang dibentuk dengan konsep yang sama dengan AKB48, JKT48 juga menyanyikan kembali lagu-lagu milik AKB48 yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Beberapa lagu JKT48 memiliki lirik lagu yang cukup susah untuk dipahami oleh para penikmat musik J-pop, mulai dari pemilihan kata yang kurang sering digunakan dalam bahasa Indonesia dan atau perbedaan makna yang terjadi dalam proses penerjemahan. Sebagai lirik lagu terjemahan, harusnya lirik lagu JKT48 memiliki makna yang sama dengan lirik asli dari AKB48. Ada tiga lagu AKB48 yang dinyanyikan ulang oleh JKT48 dalam bahasa Indonesia dengan pergeseran makna cukup banyak, yaitu Give me five, Keibetsu shiteita aijō, dan Beginner. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan 24 data yang mengalami pergeseran pada tataran semantik. Data-data yang ditemukan akan dijelaskan dengan metode deskriptif kualitatif. Data-data yang ditemukan akan diklasifikasikan berdasarkan teori pergeseran penerjemahan dari Larson. Kata Kunci : AKB48, JKT48, Pergeseran penerjemahan, Pergeseran semantik Abstract As formed idol group which is having a same concept with AKB48, JKT48 is also re-singing songs of AKB48 which have translated in Indonesian. Some song of JKT48 have song lyric that is difficult to understood by music listener of J-Pop, start from election of word is rarely used in Indonesian and difference of meaning that happened in course of translation. As translation song lyric, song of JKT48 are better have same meaning as original lyric of AKB48. There is three songs of AKB48 are re-singing by JKT48 in Indonesian with quite a lot of translation shift of meaning, that is Give me five, Keibetsu shiteita aijō, and Beginner. After did the research, there is found 24 data of translation shift of semantic. Datas will be explained with descriptive method qualitative and classified pursuant to theory translation shift of semantic by Larson. Keywords : AKB48, JKT48, Friction of semantics, Friction of translation 1. Pendahuluan Lagu merupakan ragam suara yang berirama, sedangkan lirik lagu adalah suatu gambaran perasaan yang biasanya berisi curahan hati penulis. Curahan hati ini lah yang kemudian disusun menjadi kalimat yang indah, dibentuk nada yang sesuai, kemudian dinyanyikan (KBBI 2007, 687). Di dalam Nihon kokugo daijiten (1844, 704) dijabarkan bahwa dalam bahasa Jepang, lirik lagu disebut sebagai

Upload: khangminh22

Post on 20-Apr-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

67

PERGESERAN TATARAN SEMANTIK DALAM LIRIK LAGU

AKB48 KE JKT48

Vidya Surya Indah

Program Studi Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286

Email: [email protected]

Abstrak

Sebagai group idol yang dibentuk dengan konsep yang sama dengan AKB48, JKT48 juga

menyanyikan kembali lagu-lagu milik AKB48 yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Beberapa lagu JKT48 memiliki lirik lagu yang cukup susah untuk dipahami oleh para penikmat

musik J-pop, mulai dari pemilihan kata yang kurang sering digunakan dalam bahasa Indonesia dan

atau perbedaan makna yang terjadi dalam proses penerjemahan. Sebagai lirik lagu terjemahan,

harusnya lirik lagu JKT48 memiliki makna yang sama dengan lirik asli dari AKB48. Ada tiga lagu

AKB48 yang dinyanyikan ulang oleh JKT48 dalam bahasa Indonesia dengan pergeseran makna

cukup banyak, yaitu Give me five, Keibetsu shiteita aijō, dan Beginner. Setelah dilakukan

penelitian, ditemukan 24 data yang mengalami pergeseran pada tataran semantik. Data-data yang

ditemukan akan dijelaskan dengan metode deskriptif kualitatif. Data-data yang ditemukan akan

diklasifikasikan berdasarkan teori pergeseran penerjemahan dari Larson.

Kata Kunci : AKB48, JKT48, Pergeseran penerjemahan, Pergeseran semantik

Abstract

As formed idol group which is having a same concept with AKB48, JKT48 is also re-singing

songs of AKB48 which have translated in Indonesian. Some song of JKT48 have song lyric that is

difficult to understood by music listener of J-Pop, start from election of word is rarely used in

Indonesian and difference of meaning that happened in course of translation. As translation song

lyric, song of JKT48 are better have same meaning as original lyric of AKB48. There is three

songs of AKB48 are re-singing by JKT48 in Indonesian with quite a lot of translation shift of

meaning, that is Give me five, Keibetsu shiteita aijō, and Beginner. After did the research, there is

found 24 data of translation shift of semantic. Datas will be explained with descriptive method

qualitative and classified pursuant to theory translation shift of semantic by Larson.

Keywords : AKB48, JKT48, Friction of semantics, Friction of translation

1. Pendahuluan

Lagu merupakan ragam suara yang berirama, sedangkan lirik lagu adalah

suatu gambaran perasaan yang biasanya berisi curahan hati penulis. Curahan hati

ini lah yang kemudian disusun menjadi kalimat yang indah, dibentuk nada yang

sesuai, kemudian dinyanyikan (KBBI 2007, 687). Di dalam Nihon kokugo daijiten

(1844, 704) dijabarkan bahwa dalam bahasa Jepang, lirik lagu disebut sebagai

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

68

Jojōshi (抒情詩) yaituリリック・情緒を主観的に表現した時の総称 (jōcho o

shukanteki ni hyōgenshita toki no sōshō) yang berarti lirik atau istilah umum

untuk mengekspresikan perasaan subyektif.

Untuk memahami tujuan dari sebuah lagu, hal yang cukup penting dan perlu

untuk diperhatikan adalah memahami arti dari setiap kata yang digunakan dalam

lagu tersebut. Oleh sebab itu, penting dilakukan penerjemahan yang baik dan

benar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994, 1047) dijelaskan bahwa

penerjemahan merupakan tata cara atau kegiatan menerjemahkan bahasa.

Kegiatan menerjemahkan bahasa dari dua bahasa yang berbeda, termasuk

mengubah bentuk bahasa dari teks asli ke bentuk bahasa dari teks target juga

termasuk dalam penerjemahan (Munday 2001, 4).

Dalam proses penerjemahan, untuk mencapai sebuah kesepadanan

terjemahan akan terjadi pergeseran penerjemahan (translation shift). John Catford

menggunakan istilah translation shift pertama kali dalam bukunya yang berjudul

A Theory Linguistic od Translation pada tahun 1965 dan kemudian teori tersebut

kembali diungkapkan oleh Larson pada tahun 1984. Larson mengungkapkan

bahwa dalam proses penerjemahan pasti terdapat perubahan bentuk dari bahasa

sumber ke bahasa terjemahan (Maurits Simatupang 1995, 1). Hal itu dikarenakan

penerjemahan bukan proses mengalihkan bentuk bahasa dalam setiap penggalan

huruf, tetapi mengalihkan maknanya terlebih dahulu yang kemudian dicari bentuk

padanan yang tepat dalam bahasa terjemahan.

Perbedaan bahasa juga dapat mempengaruhi pemilihan kata dan kalimat

yang ingin digunakan. Sebuah lirik lagu asli berbahasa Jepang mengalami

perubahan bahasa saat diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Berubahnya bahasa

ini juga tak lepas dari gaya bahasa yang digunakan agar efek yang diinginkan

penulis bisa sampai ke pendengar. Di Indonesia, lirik lagu berbahasa Jepang yang

paling banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah lagu dari Idol

Group Jepang yang bernama AKB48. Hal ini dikarenakan di Indonesia juga

dibentuk sebuah Idol Group yang memiliki konsep yang sama, yaitu JKT48.

AKB48 adalah idol group dari Jepang, tepatnya dari Akihabara, Tokyo.

AKB48 dibentuk sejak tahun 2005, dan sudah memiliki kurang lebih 130 anggota.

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

69

AKB48 memiliki banyak sekali penghargaan di Jepang maupun di mancanegara,

seperti penghargaan Best Asian Artist Japan dalam acara 19th Mnet Asian Music

Awards pada tahun 2017, dan Guinness World Record pernah mencatat nama

AKB48 sebagai The World’s Largest Pop Group pada November 2010. JKT48

adalah idol group yang berasal dari Indonesia, khususnya dari kota Jakarta.

JKT48 merupakan sister group pertama dari AKB48 di luar Jepang. Idol group ini

dibentuk pada tahun 2011 dan sudah memiliki 48 anggota sesuai dengan nama

group. Karena merupakan sister group dari AKB48, maka konsep dan lagu yang

dibawakan merupakan adaptasi dari AKB48.

Ada beberapa perbedaan dari terjemahan bahasa asli dari lagu AKB48

dengan bahasa yang digunakan pada lirik lagu JKT48. Mulai dari penggunaan

kata hingga susunan kalimat yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan

lirik dan musik agar lagu terdengar lebih harmonis. Sedikit perbedaan ini lah yang

mendasari penlitian ini untuk dilakukan karena masih banyak masyarakat yang

mengira bahwa lirik lagu milik JKT48 hanya menerjemahkan secara langsung

lirik lagu milik AKB48. Selain itu, sebagian kecil dari pendengar lagu JKT48 juga

berpendapat bahwa beberapa lirik lagu JKT48 memiliki makna yang tidak sama

dengan lirik lagu miliki AKB48.

2. Metode Penelitian

Penerjemahan terhadap lirik lagu AKB48 dan JKT48 pernah dilakukan oleh

Rizhal Azmy dari Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya,

Universitas Udayana. Penelitian ini berjudul “Teknik dan Metode Penerjemahan

Lirik Lagu AKB48 ke JKT48” dan dilakukan pada tahun 2015. Tujuan penelitian

ini adalah menganalisis teknik dan metode penerjemahan yang digunakan dalam

penerjemahan lirik lagu dari AKB48 ke JKT48. Metode yang digunakan untuk

menganalisis adalah metode agih, yaitu metode yang alat penentunya terdapat

dalam bahasa itu sendiri (Sudaryanto 1993, 15). Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori Metode Penerjemahan Newmark (1988) dan teori

Teknik Penerjemahan Molina dan Albir (2002). Teknik penerjemahan yang

banyak digunakan pada 3 lagu River, Fortune Cookie, dan Heavy Rotation,

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

70

adalah teknik penerjemahan harfiah. Hal ini menunjukkan bahwa metode

penelitian yang digunakan cenderung lebih berorientasi terhadap bahasa sumber

daripada bahasa sasaran. Dari 89 data keseluruhan, 64 data (71,91%) beorientasi

terhadap bahasa sumber, sedangkan 25 data (29,09%) berorientasi terhadap

bahasa sasaran.

Penelitian mengenai pergeseran makna pernah dilakukan oleh Istiqomah

Dwi Ningtyas dari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro dengan judul “Pergeseran Bentuk dan Makna dalam Terjemahan

Komik Detective Conan Vol. 84 dan 85” pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini

adalah mendeskripsikan pergeseran bentuk dan pergeseran makna dalam

penerjemahan komik Detective Conan Vol. 84 dan 85. Metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode yang digunakan untuk

menganalisis objek atau peristiwa yang terjadi sekarang dengan tujuan membuat

penjelasan atau gambaran yang sesuai fakta (Nazir 1988, 63). Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori Teknik Penerjemahan Molina Albir

(2002), teori Pergeseran Penerjemahan dari Catford (1965) dan Pergeseran pada

Tataran Semantik dari Larson (Dalam Simatupang, 1999). Dari penelitian ini,

ditemukan 69 data yang mengalami pergeseran bentuk dan makna. 7 data

mengalami pergeseran tataran dari tingkatan grammar ke lexis, 9 data mengalami

pergeseran kelas kata, 16 data mengalami pergeseran unit dari frasa menjadi kata

dan sebaliknya, 15 data mengalami pergeseran intra sistem, 11 data mengalami

pergeseran dari makna generic ke spesifik dan sebaliknya, serta 11 data

mengalami pergeseran makna karena sudut pandang budaya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini

mengumpulkan data dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada dalam dua

lirik lagu yang dibandingkan, seperti yang dijelaskan oleh Sudaryanto (1993, 62)

bahwa metode deskriptif kualitatif terbatas pada fakta yang ada. Setelah data

terkumpul, barulah proses analisis dan interpretasi dapat dilakukan seperti yang

disebutkan Surakhmad (1994, 139). Inti dari analisis kualitatif adalah

menunjukkan makna, mendeskripsikan, dan menjelaskan data sesuai dengan

konteks yang sesuai (Mahsun 2014, 257).

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

71

3. Hasil dan Pembahasan

Pergeseran pada tataran semantik merupakan pergeseran atau perubahan

makna yang terjadi ketika proses penerjemahan. Sesuai dengan namanya,

pergeseran pada tataran semanik lebih fokus pada makna dari lirik yang diteliti.

Dalam lagu Give me five, Keibetsu shiteita aijō, dan Beginner, ditemukan 24 buah

data mengenai pergeseran pada tataran semantik. Berikut akan dijelaskan

beberapa data pergeseran pada tataran semantik yang ditemukan dari hasil analisis.

Tabel 3.1 Pergeseran Pada Tataran Semantik

Judul Lagu

Pergeseran Pada Tataran Semantik Jumlah

per

Lagu

Generik-

Spesifik

Sudut Pandang

Budaya

Di Luar

Teori

Give Me Five 1 2 5 8

Keibetsu Shiteita Aijō 3 3 1 7

Beginner 3 3 3 9

Total 7 8 9 24

3.1 Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik dan Sebaliknya

Pergeseran ini biasa dilakukan ketika padanan makna dalam bahasa

terjemahan yang sesuai dengan bahasa sumber tidak ada yang sama persis,

sehingga mencari padanan yang mendekati makna yang ingin disampaikan dari

bahasa sumber. Padanan kata yang digunakan bisa bersifat lebih generik ataupun

lebih spesifik. Ditemukan 7 data yang mengalami pergeseran dari makna generik

ke makna spesifik dan sebaliknya. Berikut salah satu data yang mengalami

pergeseran dari makna generik ke makna spesifik dan sebaliknya.

AKB48 (Bsu) JKT48 (Bsa)

鳥になろうとした少女は

屋上に靴をちゃんと揃えて

マナーを誉めて欲しかったのか

それとも当てつけなのか

Tori ni narō toshita shōjo wa

Okujō ni kutsu o chanto soroete

Manā o homete hoshikatta noka

Sore to mo atetsuke nanoka

‘Gadis yang berharap menjadi burung’

‘Menyiapkan dengan serius sepatunya di

atas atap’

‘Apakah dia ingin sikapnya dipuji ?’

‘Atau, apakah itu sindiran ?’

(Keibetsu Shiteita Aijō)

Gadis yang ingin menjadi burung itu

Dengan tegapnya berdiri di atas atap

Apa sebenarnya dia ingin dipuji ?

Ataukah ini suatu pertanda ?

(Keibetsu Shiteita Aijō)

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

72

Dari data di atas dapat ditemukan dua lirik yang mengalami pergeseran

makna spesifik ke makna generik. Pembuktian pertama diambil dari lirik “屋上に

靴をちゃんと揃えて (okujō ni kutsu o chanto soroete)” yang memiliki arti

“menyiapkan dengan serius sepatunya di atas atap” dalam lagu yang dinyayikan

oleh AKB48. Lirik tersebut diterjemahkan menjadi “dengan tegapnya berdiri di

atas atap” dalam lagu JKT48. Lirik yang digunakan oleh AKB48 lebih spesifik

tentang apa yang dilakukan oleh subjek dibandingkan lirik yang digunakan oleh

JKT48. Makna spesifik yang tergambar dari lirik lagu AKB48 adalah seorang

gadis yang menyiapkan sepatu di atas atap, ada kegiatan jelas yang dilakukan. Hal

itu tidak tergambar dalam lirik lagu JKT48 yang hanya menyebutkan bahwa sang

gadis tengah berada di atas atap.

Lirik kedua yang juga mengalami pergeseran makna spesifik ke makna

gramatik dari lagu AKB48 adalah lirik “マナーを誉めて欲しかったのか

(Manā o homete hoshikatta noka)” yang memiliki arti “Apakah dia ingin sikapnya

dipuji ?”. Lirik tersebut diterjemahkan menjadi “Apa sebenarnya dia ingin dipuji ?”

dalam lagu yang dinyanyikan oleh JKT48. Makna spesifik dalam lirik lagu yang

digunakan oleh AKB48 adalah menanyakan tentang apakah sikap yang dilakukan

oleh sang gadis ingin dipuji atau tidak, ditekankan pada sikap yang dilakukan oleh

sang gadis. Makna spesifik tersebut kemudian diterjemahkan menjadi kata yang

sangat generik yatiu “dia” dalam lirik “Apa sebenarnya dia ingin dipuji ?”. Kata

“dia” menekankan pada penunjukan sang gadis sebagai subjek yang dibicarakan.

Sebagai manusia, banyak hal yang bisa dipuji sehingga pemaknaan dari lirik lagu

JKT48 sangat umum. Oleh karena itu, pergeseran pada tataran makna yang

terdapat dalam bait di atas adalah pergeseran makna kata generik ke makna

spesifik ataupun sebaliknya.

3.2 Pergeseran Makna Karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya

Pergeseran makna jenis ini lebih menekankan pada padanan kata yang

memiliki makna terdekat dan sesuai dengan budaya serta suasana yang terjadi

dalam bahasa terjemahan. Sering kali hasil terjemahan memiliki unsur-unsur

pembentuk yang berbeda dengan bahasa sumber karena disesuaikan dengan

budaya dan susana dalam bahasa terjemahan itu sendiri. Ditemukan 8 data yang

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

73

mengalami pergeseran makna karena perbedaan sudut padang budaya. Berikut

salah satu data yang mengalai pergeseran makna karena perbedaan sudut padang

budaya.

AKB48 (Bsu) JKT48 (Bsa)

チャレンジは馬鹿げたこと

リスク 回避するように愚かな計算して

何を守るの?

Charenji wa baka geta koto

Risuku kaihi suru yō ni orokana keisanshite

nani o mamoru no ?

‘Tantangan adalah sesuatu yang bodoh’

‘Apa yang akan dijaga dengan perhitungan

bodoh untuk menghindari resiko ?’

(Beginner)

Mencoba memang hal yang tak pasti

Memangnya untuk apakah berhitung ?

untuk menghindar dari semua resiko ?

(Beginner)

Perbedaan penggunaan istilah juga dapat masuk dalam pergeseran makna

yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang budaya. Lagu milik AKB48

memiliki lirik “チャレンジは馬鹿げたこと (charenji wa baka geta koto)” yang

memiliki arti “tantangan adalah sesuatu yang bodoh”, kemudian diterjemahkan

menjadi “mencoba memang hal yang tak pasti” dalam lirik lagu JKT48.

Penggunaan kata bodoh atau tolol secara gamblang ketika menyebut sesuatu

dalam bahasa Indonesia cukup memberikan efek negatif ke pendengarnya. Untuk

menghilangkan kesan buruk dari penggunaan kata tersebut, lirik dari JKT48

dimodifikasi agar dapat diterima lebih baik oleh pendengar karena menggunakan

bahasa Indonesia. Dilihat secara makna kedua lirik tersebut berbeda dalam

pemilihan kata dikarenakan perbedaan penggunaan istilah yang biasa digunakan

dalam masing-masing bahasa, maka keduanya dikategorikan dalam pergeseran

makna karena perbedaan sudut pandang budaya.

3.3 Pergeseran Makna Di Luar Teori Larson

Setelah dilakukan analisis dari tiga objek penelitian terpilih, ditemukan 9

data yang mengalami pergeseran pada tataran semantik tetapi tidak dapat

dikalsifikasikan dalam dua jenis pergeseran makna sesuai dengan teori milik

Larson. Data-data yang ditemukan ini secara makna tidak mengalami perubahan

dari generik ke spesifik ataupun sebaliknya, dan juga tidak melihat sudut pandang

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

74

budaya serta suasana yang sesuai dengan bahasa terjemahan. Berikut salah satu

data yang mengalami pergeseran makna di luar teori Larson.

AKB48 (Bsu) JKT48 (Bsa)

何枚 写真を撮ってみても

大事だったものは残せない

ケンカして口きいてなかった

あいつとなぜか肩を組んでた

Nanmai shashin o totte mitemo

Daiji datta mono wa nokosenai

Kenkashite kuchi kītenakatta

Aitsuto nazeka kata o kundeta

‘Walaupun mencoba mengambil berapapun

lembar foto’

‘Hal yang telah menjadi bagian penting

tidak dapat tersimpan (dalam foto)’

‘Jangan dengarkan mulut-mulut yang

bertengkar’

‘Orang-orang itu untuk beberapa alasan

akan berangkulan’

(Give Me Five)

Semua foto yang kita ambil bersama

Adalah tanda mata yang menghubungkan

kita

Tawa dan juga pertengkaran yang telah

lewat

Juga tanda mata yang tak akan kulupakan

(Give Me Five)

Data di atas termasuk dalam data pergeseran pada tataran semantik yang

tidak dapat diklasifikasikan dalam dua teori yang diungkapkan Larson. Ada tiga

lirik yang mengalami penerjemahan secara “bebas” tanpa bisa diklasifikasikan.

Pertama, lirik “何枚写真を撮ってみても (nanmai shashin o totte mitemo)”

milik AKB48 yang memiliki arti “walaupun mencoba mengambil berapapun

lembar foto” diterjemahkan menjadi “semua foto yang kita ambil bersama” dalam

lirik lagu JKT48. Secara makna, kedua lirik lagu tersebut sangat berbeda. Lirik

lagu milik JKT48 menjelaskan tentang hasil foto dari kegiatan berfoto yang sudah

selesai, sedangkan lirik milik AKB48 menunjukkan masih berlangsungnya

kegiatan berfoto. Lirik kedua adalah “大事だったものは残せない (daiji datta

mono wa nokosenai) milik AKB48 mempunyai makna “hal yang telah menjadi

bagian penting tidak dapat tersimpan (dalam foto)” yang diterjemahkan menjadi

“adalah tanda mata yang menghubungkan kita” dalam lirik lagu JKT48. Lirik

kedua ini sungguh tidak memiliki keterkaitan hubungan dari keduanya secara

makna ataupun penggunaan kosa kata. Lirik terakhir adalah “あいつとなぜか肩

を組んでた (aitsuto nazeka kata o kundeta)” dalam lagu AKB48 yang memiliki

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

75

arti “orang-orang itu untuk beberapa alasan akan berangkulan” diterjemahkan

menjadi “juga tanda mata yang tak akan kulupakan” dalam lirik lagu JKT48. Lirik

terakhir ini juga tidak memiliki keterkaitan makna sama sekali dalam kedua

liriknya. Oleh karena alasan tersebut, data di atas dapat digolongkan ke dalam

data yang tidak termasuk dalam dua kategori sebelumnya.

4. Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan 24 data yang mengalami

pergeseran pada tataran semantik, 9 data mengalami pergeseran makna di luar

teori Larson, 8 data mengalami pergeseran makna karena perbedaan sudut

pandang budaya, dan 7 data mengalami pergeseran dari makna generik ke makna

spesifik ataupun sebaliknya. Dapat diketahui bahwa tiga lagu yang dijadikan

objek penelitian mengalami pergeseran pada tataran semantik terbanyak pada

kategori di luar teori Larson.

Hal itu menunjukkan bahwa ketiga lagu yang dijadikan objek penelitian

cukup banyak mengalami pergeseran makna yang tidak berkaitan satu sama lain.

Lagu JKT48 adalah lagu yang merupakan hasil penerjemahan dari lagu AKB48.

Oleh karena itu, sewajarnya setiap lirik memiliki keterkaitan satu sama lain.

Selain menyesuaikan lirik dengan musik yang digunakan, perlu juga

menyesuaikan lirik terjemahan dengan bahasa sasaran agar pendengar bisa lebih

nyaman saat mendengarkan lagu-lagu terjemahan.

Daftar Pustaka

Buku:

Azmy, Rizhal. 2015. “Teknik dan Metode Penerjemahan Lirik Lagu AKB48 ke

JKT48”. Skripsi. Bali : Universitas Udayana.

Badan Pengenmbangan dan Pembinaan Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya :

Airlangga University Press.

JAPANOLOGY, VOL. 7, NO. 1, SEPTEMBER 2018 – FEBRUARI 2019 : 67 - 76

76

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

Jakarta : PT Raja Grafindo.

Matsuura, Kenji. Kamus Jepang Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nida, E. A. 1964. Toward a Science of Translating. Leiden : E. J. Brill.

Ningtyas, Istiqomah Dwi. 2017. “Pergeseran Bentuk dan Makna dalam

Terjemahan Komik Detective Conan Vpl. 84 dan 85”. Skripsi. Semarang :

Universitas Diponegoro.

Simatupang, Maurits. D. S. 1999. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta :

Universitas Indonesia.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta : Duta

Wacana University Press.

Winarno, Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode

Teknik. Bandung : Tarsito.

森岡健二たち. (1993). 「国語辞典」. Japan : SHUEISHA.

Website:

2015. List of News AKB48.

https://sp.akb48.co.jp/feature/?hid=362387494f6be6613daea543a7706a42//

diaksestanggal 11 Oktober 2018, 23.45 WIB.

2018. BeritaTerbaru JKT48. www.jkt48.com/news/list?lang=id/ diakses tanggal

11 Oktober 2018, 23.45 WIB.

2018. JKT48. https://id.wikipedia.org/wiki/JKT48/ diakses tanggal 07 Juni 2018,

10.25 WIB.

2018. AKB48. https://id.wikipedia.org/wiki/AKB48/ diakses tanggal 07 Juni 2018,

11.00 WIB.

2013. JKT48 Fanblog. http://jkt48fanblog.blogspot.com/search?updated diakses

tanggal 19 Juni 2019, 18.00 WIB.