peran kepala dinas perpustakaan dan arsip
TRANSCRIPT
PERAN KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH PROVINSI JAMBI DALAM MENDORONG
KENAIKAN PANGKAT/ JABATAN FUNGSIONAL
PUSTAKAWAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Perpustakaan
Oleh
RAPITA
NIM. IPT.160898
PRODI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
NOTA DINAS
Jambi, 27 April 2020
Pembimbing I : Athiatul Haqqi, M.I.Kom
Pembimbing II : Fridinanti Yusufhin, M.A
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
Kepada Yth,
Ibu Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
Di-
Jambi
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari: RAPITA dengan Judul Skripsi: Peran
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi Dalam
Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan, telah dapat
diajukan untuk di munaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.I) di Fakultas Adab
dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka
kami ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikian keterangan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kepentingan
perpustakaan Perguruan Tinggi, dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Athiatul Haqqi,M.I.Kom Fridinanti Yusufhin, M.A
NIP. 19730106 200003 2 001 NIP. 19930303 201903 2019
iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : RAPITA
NIM : IPT.160898
Pembimbing I : Athiatul Haqqi, S.Ag.,S.IPI.,M.I.Kom
Pembimbing II : Fridinanti Yusufhin, M.A
Fakultas : Adab dan Humaniora
Prodi : Ilmu Perpustakaan
Judul Skripsi : Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan
Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan.
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta telah
diselesaikan dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
di kemudian hari, ternyata telah ditemukan sebuah pelanggaran plagiasi dalam
karya ilmiah/skripsi ini, maka saya siap diproses berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Jambi, 15 April 2020
Pembuat Pernyataan
RAPITA
NIM.IPT. 160898
Rp.6000
v
MOTTO
خيرأت
يهم فعل أل
ة يهدون بامرهاوأوحيواأل واهم أئم
وجعل
وا عبدين كاة وكاهوأ ل الة وأيتاء ألز 0وأقام ألص
هبياء أية (37سورة أل )
Artinya:
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya
kepada Kamilah mereka selalu menyembah.” (QS. Al-Anbiya: 73)1
1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, (Bekasi: Pustaka
Jaya Ilmu, 2015), hal. 328
vi
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk
Pahlawanku, ayahanda tercinta.
Terima kasih atas limpahan kasih sayang, limpahan doa dan
perlindungan kepadaku. Terima kasih untuk setiap tetesan keringat yang ayah
berikan untukku. Terima kasih untuk tidak pernah mengeluh dalam membimbing
dan mengajariku. Terima kasih pula untuk senyuman dan semangat yang telah
ayah berikan untukku. Senyuman ayah merupakan pemacu semangatku di saat
aku merasa putus asa, ingin menyerah dan tidak bersemangat akan penyusunan
skripsi ini. Ayah merupakan kado terbaik yang Allah SWT. berikan.
Semoga Allah SWT membalas jasa budi ayah di kemudian hari dan memberikan
kemudahan dalam segala hal, Aamiin Ya Rabbal „Aalamiin
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.I) pada
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Sholawat beriring salam kita do‟akan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabatnya, tabi‟in-tabi‟in, ulama
mutaqhoddimin, wal ulama mutaakhirin min yaumil hadza ila yaumiddin yang
telah membimbing umatnya kejalan Islam dan Ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi, namun atas
bantuan dan bimbingan semua pihak terutama dosen pembimbing skripsi, maka
selesailah skripsi ini yang berjudul “Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional
Pustakawan”.Penulis menyadari masih banyak kekurangan maupun kesalahan
dalam tulisan ini, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini, selanjutnya penulis sampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D selaku Rektor, DR. Rofiqoh
Ferawati selaku Wakil Rektor I, DR. As‟ad Isma selaku Wakil Rektor II,
DR. Bahrul Ulum selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Halimah Dja‟far, S. Ag, M.Fil.I selaku Dekan, DR. Ali Muzakir,
M.Ag sebagai wakil Dekan I, DR. Alfian, S.Pd., M.Ed sebagai Wakil Dekan
II, DR. Raudhoh, M.Pd.I sebagai Wakil Dekan III Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
3. Ibu Athiatul Haqqi, M.I.Kom selaku Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi sekaligus pembimbing I (satu) yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian skripsi ini. Serta, Ibu Masyrisal Miliani, M.Hum selaku
Sekretaris Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Fridinanti Yusufhin, M.A. selaku pembimbing II (dua) yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan
pengetahuannya kepada penulis.
6. Para karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humanaiora Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Kepala perpustakan, Seluruh Pustakawan dan staf Perpustakaan (khususnya
Ibu Ellisa, S.IP) serta pihak-pihak yang membantu selama proses
pengumpulan data di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
8. Teman-teman seperjuangan, sepenanggungan dan keluarga keduaku IPT
2016 khususnya kelas C.
Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis baik secara
langsung mau pun tidak langsung menjadi amal baik serta diterima oleh Allah
SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
pembaca pada umumnya, Aamiin Yaa Rabbal ‟Alamin.
Penulis, 15 April 2020
RAPITA
IPT.160898
ix
ABSTRACT
Rapita. 2020. The Role of the Head of the Jambi Provincial Library and Archives
Service in Encouraging Librarian Rank and Functional Position. Department of
Library and Information Sciences Faculty of Adab and Humanities Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi State Islamic University. Supervisor I: Athiatul Haqqi, M.I.Kom
and Supervisor II: Fridinanti Yusufhin M.A.
The purpose of this study is to find out how the role of the Head of the Regional
Library and Archives Service of Jambi Province in encouraging the promotion
and functional position of librarians and to find out what factors inhibit the
promotion and functional position of the librarian as well as the efforts of the
Head of the Library and Regional Archives Office of Jambi Province in
encouraging the promotion and functional position of librarians. This research
uses descriptive qualitative method with a purposive sampling approach. Data
collection using observation techniques, interviews, and documentation. While the
data analysis technique used is data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. Then to find out the validity of the data, then it is done by data
triangulation technique. The results of this research indicate that the role of the
Head of the Provincial Library and Archives Service in Jambi Province in
encouraging promotion of functional librarians / positions does not fully provide a
role especially for librarians who have problems collecting credit scores and being
late in moving up to a functional position / librarian. The inhibiting factors in the
promotion / functional position of librarians are caused by: 1). The assessment
team that sometimes judges is not objective in providing grades. 2). Difference in
perception between the assessment team in conducting an assessment of the
physical evidence of the librarian. 3). Sk assessment team late published. 4). The
librarian functional officer does not understand how to fill in DUPAK (List of
credit designation proposals) correctly. 5). Librarian functional officials are less
creative or lazy to collect credit numbers. 6). Workload that is not in accordance
with the number of librarians. The efforts of the Head of the Provincial Library
and Archive Service in Jambi Province in promoting promotion and functional
position of librarians is to be temporarily dismissed from the Librarian Functional
Position if within 5 years of late collecting credit points, it will also be transferred
to a structural position. Another effort is planning this year to hold a DUPAK
preparation workshop that aims to enable librarians to be able and know how to
arrange DUPAK correctly based on JUKNIS. Research suggestions based on the
results of the study are 1). The Head of Office is expected to pay attention to the
functional librarian. 2). It is expected that the assessment team can provide value
transparently and fairly. 3). It is expected to create a program of activities aimed
at motivating librarians in collecting credit scores.
Keywords: Role, Functional Position, Credit Score.
x
ABSTRAK
Rapita. 2020. Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional
Pustakawan. Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pembimbing I: Athiatul Haqqi, M.I.Kom dan Pembimbing II: Fridinanti Yusufhin
M.A.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran Kepala
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam mendorong kenaikan
pangkat dan jabatan fungsional pustakawan dan untuk mengetahui apa saja faktor
yang menghambat kenaikan pangkat dan jabatan fungsional pustakawan serta
upaya dari Kepala Dinas Perpustakaaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
mendorong kenaikan pangkat dan jabatan fungsional pustakawan. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan Teknik observasi, wawancara, serta
dokumentasi. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Kemudian untuk mengetahui
keabsahan data, maka dilakukan dengan Teknik trianggulasi data. Hasil
penelitiam ini menunjukkan bahwa Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional
pustakawan belum sepenuhnya memberikan peran terutama untuk pustakawan
yang bermasalah mengumpulkan angka kredit dan terlambat naik pangkat/jabatan
fungsional pustakawan. Faktor penghambat dalam kenaikan pangkat/jabatan
fungsional pustakawan disebabkan oleh: 1). Tim penilai yang terkadang menilai
tidak objektif dalam memberikan nilai. 2). Perbedaan persepsi antara tim penilai
dalam melakukan penilaian terhadap bukti fisik pustakawan. 3). Sk tim penilai
yang terlambat terbit. 4). Pejabat fungsional pustakawan belum memahami cara
mengisi DUPAK (Daftar usul penetapan angka kredit) dengan benar. 5). Pejabat
fungsional pustakawan kurang kreatif atau malas mengumpulkan angka kredit. 6).
Beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah pustakawan. Upaya dari Kepala
Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Jambi dalam mendorong kenaikan
pangkat dan jabatan fungsional pustakawan adalah dengan diberhentikan
sementara dari Jabatan Fungsional pustakawan apabila dalam 5 tahun terlambat
mengumpulkan angka kredit, selain itu juga akan dipindahkan menjadi jabatan
struktural. Upaya lainnya adalah adanya perencanaan pada tahun ini untuk
mengadakan acara workshop penyusunan DUPAK yang bertujuan agar
pustakawan mampu dan mengetahui cara menyusun DUPAK yang benar
berdasarkan JUKNIS. Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah 1).
Diharapkan Kepala Dinas agar memperhatikan pejabat fungsional pustakawan. 2).
Diharapkan tim penilai dapat memberikan nilai dengan transparan dan adil. 3).
Diharapkan dapat membuat suatu program kegiatan yang bertujuan memotivasi
pustakawan dalam mengumpulkan angka kredit.
Kata kunci: Peran, Jabatan Fungsional, Angka Kredit.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan .............................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
E. Fokus Penelitian ................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 9
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 9
1. Defenisi Kepemimpinan ............................................................. 9
2. Peran Pemimpin Di Lembaga Non-Profit ................................ 11
3. Defenisi Pustakawan ................................................................ 16
4. Jabatan Fungsional ................................................................... 17
5. Fungsi dan Peran Jabatan Fungsional ...................................... 20
6. Tujuan Pemberian Jabatan Fungsional .................................... 20
7. Unsur Kegitan Jabatan Fungsional .......................................... 20
8. Menuju Fungsionalisasi Pustakawan ....................................... 21
9. Angka Kredit ............................................................................ 22
10. Pengangkatan Dalam Jabatan ................................................... 25
11. Pengangkatan PNS dari Jabatan Lain ........................................ 26
12. Pembebasan Sementara ............................................................ 27
xii
13. Pengangkatan Kembali ............................................................. 28
14. Kenaikan Jabatan ..................................................................... 30
15. Faktor-faktor yang Mempengaruhi .......................................... 32
16. Penurunan Jabatan Pustakawan ................................................ 32
17. Pemberhentian dari Jabatan Pustakawan ................................. 33
18. Pihak yang Terkait Dalam Pembinanaan ................................. 33
B. Studi Relevan ................................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 39
B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 39
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 40
1. Data Primer .............................................................................. 40
2. Data Sekunder .......................................................................... 41
3. Sumber Data ............................................................................. 41
D. Subjek Penelitian ............................................................................ 42
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 42
1. Observasi .................................................................................. 40
2. Wawancara ............................................................................... 43
3. Dokumentasi ............................................................................ 43
F. Metode Analisis Data ..................................................................... 44
1. Reduksi Data ............................................................................ 44
2. Penyajian Data ......................................................................... 45
3. Menarik Kesimpulan ................................................................ 45
G. Keabsahan Data .............................................................................. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 47
A. Gambaran Umum DPAD Provinsi Jambi .................................. 47
1. Sejarah Berdirinya DPAD Provinsi Jambi ................................ 47
2. Susunan Organisasi ................................................................... 50
3. Struktur Organisasi .................................................................. 52
a. Visi ..................................................................................... 53
b. Misi .................................................................................... 53
xiii
c. Tata Kerja ........................................................................... 54
d. Anggran .............................................................................. 55
4. Sarana dan Prasarana ................................................................ 55
a. Aset .................................................................................... 55
b. Koleksi Perpustakaan ......................................................... 57
c. Koleksi Arsip ..................................................................... 60
5. Sekretariat ................................................................................ 60
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ................................ 61
b. Sub Bagian Keuangan ........................................................ 62
c. Sub Bagian Program .......................................................... 62
d. Sumber Daya Manusia ....................................................... 63
6. Pengembangan Koleksi Layanan ............................................. 65
a. Seksi Layanan, Otomasi ..................................................... 65
b. Jenis-Jenis Layanan yang Dilaksanakan ............................ 66
c. Keanggotaan ....................................................................... 68
d. Pengunjung dan Peminjam ................................................. 68
e. Sistem Layanan dan Jadwal Kunjung ................................ 68
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................... 69
1. Bagaimana Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan
Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan .................................. 69
2. Apa Saja Faktor yang Menghambat Kenaikan
Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan .................................. 78
3. Apa Upaya dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat dan
Jabatan Fungsional Pustakawan ............................................... 92
BAB V PENUTUP .................................................................................... 95
A. Kesimpulan .................................................................................... 95
B. Saran ............................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kenaikan Pangkat/golongan ..................................................... 19
Tabel 2.2 Jenjang Jabatan dan Pangkat ...................................................... 24
Tabel 4.3 Nama-nama Kepala Perpustakaan Sebelumnya .......................... 54
Tabel 4.4 Kondisi Kendaraan DPAD Provinsi Jambi ................................ 56
Tabel 4.5 Jumlah Buku di Ruang Layanan Dewasa .................................. 58
Tabel 4.6 Jumlah Buku di Ruang Referensi ............................................... 58
Tabel 4.7 Jumlah Bahan Pustaka Referensi ............................................... 59
Tabel 4.8 Jumlah Kondisi Perpustakaan Selain Buku ............................... 59
Tabel 4.9 Jumlah Koleksi Perpustakaan yang Rusak dan Hilang .............. 60
Tabel 4.10 Koleksi Arsip ........................................................................... 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ................................................................... 52
Gambar 4.2 Sumber Daya Manusia ............................................................ 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran.2. Jadwal Penelitian
Lampiran.3. Kartu Konsultasi Pembimbing 1 (satu)
Lampiran.4. Kartu Konsultasi Pembimbing 2 (dua)
Lampiran.5. Contoh Surat Pengajuan DUPAK
Lampiran.6. Contoh Surat Penyampaian DUPAK
Lampiran.7. Contoh Surat Penyampaian Usul
Lampiran.8. DUPAK Pustakawan Terampil
Lampiran.9. TUPOKSI Pustakawan
Lampiran.10. Butir Kegiatan Jenjang Di atas/Di Bawah
Lampiran.11. Lampiran Pendukung DUPAK/Bukti Fisik
Lampiran.12. Jumlah Angka Kredit Kumulatif
Lampiran.13. Dokumentasi Penelitian
Lampiran.14. Daftar Nama-nama Informan
Lampiran.15. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Maju mundurnya suatu perpustakaan dipengaruhi oleh banyak
faktor salah satu faktor terpenting adalah pemimpin/pimpinan dari
perpustakaan tersebut. Di perpustakaan peran pemimpin ini sangat
menentukan, sebab kepala perpustakaan lah sangat berperan sebagai
pemimpin yang dapat mempengaruhi orang dibawahnya untuk bergerak
atau bekerja. Pemimpin merupakan seseorang yang mempergunakan
wewenang kepemimpinannya, mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian pekerjaan dalam mencapai tujuan institusi,
lembaga, maupun organisasi. Dalam organisasi, kepemimpinan sangat
penting bahwa organisasi-organisasi yang kuat dan efektif akan mencapai
hasil yang baik, sedangkan organisasi dalam kepemimpinan yang kurang
baik akan mencapai hasil yang kurang baik juga.
Menurut Fahmi pemimpin suatu organisasi, baik bersifat profit
oriented maupun non profit oriented memiliki posisi dominan dalam
menentukan maju mundurnya suatu perpustakaan. Kinerja yang dihasilkan
oleh suatu perpustakaan gambaran kepemilikan hasil yang diberikan oleh
pemimpin yang mengolah perpustakaan tersebu.2Keberhasilan
perpustakaan ditentukan oleh keterampilan, kemampuan, sifat, sikap
pribadi, motif dan pengetahuan para pemimpin mereka. Kepemimpinan
merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komperhensif tentang
bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.
Selain Pemimpin perpustakaan juga mempunyai unsur penunjang
agar perpustakaan dapat dikatakan sukses tidak hanya sekedar dari koleksi
2 Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2017), 14
2
yang berkualitas dan sarana prasarana yang baik saja namun dibalik itu
semua ada unsur lain yang lebih penting yakni sumber daya manusia.
Sumber daya manusia merupakan unsur utama dalam sebuah
perpustakaan, maka dari itu sumber daya manusia perlu dikelola dengan
baik.
Sumberdaya manusia adalah tenaga yang berpotensi dan tidak
dapat dipisahkan dari organisasi atau unit kerja. Secara teoritis semua
karyawan yang mempunyai jabatan struktural maupun fungsional,
merupakan tenaga inti suatu organisasi. Semua petugas perpustakaan dari
pimpinan, staf administrasi, staf teknis dan pelaksana adalah sumber daya
manusia. Mereka itu adalah para pelaku yang bertanggung jawab
menyelenggarakan perpustakaan. Maju mundurnya kinerja pustakawan
sangat tergantung pada semangat, kemampuan dan kekuatan manusia.
Oleh karena itu setiap manusia dapat menjadi kekuatan utama, apabila
dikelola dengan berdaya guna.3
Menurut suherman sumber daya manusia di perpustakaan adalah
semua tenaga kerja atau perangkat perpustakaan yang terdiri atas:
a. Pimpinan dengan tugas utama merumuskan kebijakan dan mengambil
keputusan untuk dijalankan semua staf..
b. Pejabat fungsional pustakawan yang bertugas dan berfungsi
melaksanakan kegiatan perpustakaan secara professional.
c. Pelaksana teknis operasional seperti pengadaan, pengolahan, dan
layanan.
d. Pelaksana teknis administrasi dan semua perangkat tersebut merupakan
tim kerja (team work) yang harus dapat bekerja sama untuk
keberhasilan perpustakaan. Sebagai salah satu sumber kekuatan
perpustakaan, maka sumberdaya manusiatersebut harus dibekali dan
3 Musdalipa, Kepemimpinan Kepala Perpustakaan Terhadap Kinerja Karyawan di UPT
Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017), hal.26.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7881/1/MUSDALIPA.pdf (Diakses Rabu 15 Mei 2019 pukul
10:29 WIB)
3
membekali diri dengan kemampuan, keterampilan dan sikap bekerja,
serta bertanggung jawab kepada pimpinan perpustakaan.4
Sumber daya manusia di perpustakaan merupakan pustakawan dan
tenaga staf di perpustakaan. Pustakawan sangat berperan penting sebagai
penyaji dan penyedia bahan informasi pada perpustakaan. Dalam
pengelolaan perpustakaan dibutuhkan tenaga pengelola yang benar-benar
profesional dalam mengurus perpustakaan. Sehingga mereka mampu
mengemban tugasnya dalam mewujudkan visi misi perpustakaan.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk mendukung
keberhasilan di suatu perpustakaan adalah pustakawan. Untuk
mewujudkan perpustakaan sebagai sumber informasi akan sangat
bergantung pada kiprah pustakawannya. Pustakawan merupakan seseorang
yang memerankan peran penting dalam perpustakaan, sehingga seluruh
kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan terfokus kepada bagaimana
memberikan layanan yang baik dengan semakin banyaknya pemustaka
yang memanfaatkan layanan perpustakaan, maka pustakawan dituntut
untuk meningkatkan kinerja dari setiap individu pustakawan, kondisi
kerja, iklim yang serasi dan dinamis serta penempatan tenaga kerja yang
tepat juga mempengaruhi kemampuan kinerja pustakawan itu sendiri.
Pustakawan ini orang yang bertanggung jawab terhadap gerak maju roda
perpustakaan.5
Pustakawan telah diakui oleh pemerintah sebagai jabatan
fungsional semenjak dikeluarkannya keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 18/MENPAN/1998 tentang jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya. Dalam rangka memenuhi tuntutan
karier dan peningkatan profesionalisme pustakawan, keputusan tersebut
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diatur dalam peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
4 Musdalipa, Kepemimpinan Kepala Perpustakaan Terhadap Kinerja Karyawan di UPT
Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, hal.26. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7881/1/MUSDALIPA.pdf (Diakses Selasa 13 Agustus 2019 pukul 21:37 WIB)
5 Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 33
4
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 dan telah diperbaruhi menjadi
PERMENPAN Nomor 11 Tahun 2015 tentang Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya. Sejak saat itulah setiap kegiatan yang
dikerjakan oleh pustakawan dinilai berdasarkan angka kredit yang telah
ditetapkan dalam petunjuk teknis jabatan fungsional dan angka kreditnya.6
Pustakawan mempunyai tugas pokok yakni kegiatan dibidang
kepustakawanan yang meliputi pengelolaan perpustakaan, dan
pengembangan sistem kepustakawanan yang dilakukan oleh setiap
pustakawan sesuai jenjang jabatannya. Setelah menjalankan tugasnya
dengan baik maka pustakawan berhak untuk naik pangkat dan jabatan
setelah memenuhi syarat-syarat untuk naik pangkat dan jabatan. Sesuai
dengan keputusan Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002 yang
menjelaskan bahwa kenaikan jabatan bagi pejabat fungsional pustakawan
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Paling singkat 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir
2. Telah memperoleh angka kredit minimal yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
3. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir
4. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
Kenaikan pangkat/jabatan Pustakawan berdasarkan keputusan
Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002 bab IV Pasal 8 Butir (1)
dijelaskan bahwa: “Penetapan angka kredit digunakan sebagai dasar untuk
mempertimbangkan kenaikan jabatan dan kenaikan pangkat pustakawan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Kenaikan
Jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setiap kali dapat
dipertimbangkan apabila:
6 Maya Nurmaya Hasanah, “Pengaruh Jabatan Fungsional Terhadap Kinerja
Pustakawan Di Perpustakaan Universitas Indonesia”, Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 7 No. 1,
(Semarang: Universitas Diponegoro) hal. 7.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/22831/20877. Diakses Sabtu 15 Mei 2019
pukul 09:36 WIB
5
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir
b. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan
setingkat lebih tinggi
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
d. Tersedia formasi jabatan7
Tunjangan fungsional pustakawan yang tinggi seharusnya menjadi
penyemangat pustakawan dalam menjalankan tugas pokoknya. Namun
kenyataannya tidak semua pejabat fungsional dapat melaksanakannya,
bahkan dalam mengurus kenaikan pangkat/ jabatan saja ada yang merasa
ogah-ogahan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti
lakukan langsung di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi jambi,
di lapangan timbul permasalahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kenaikan pangkat/jabatan dari pustakawan tersebut. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor penyebab mengapa pustakawan menjadi terhambat
karirnya/ terhambat untuk naik pangkat dan jabatannya. Banyak sekali
masalah yang muncul dalam hal mundurnya kenaikan pangkat/ jabatan
pustakawan. Jika diidentifikasi oleh peneliti berdasarkan hasil observasi
dan wawancara diantaranya disebabkan oleh:
1. Perbedaan Persepsi antara Tim Penilai dalam melakukan penilaian
terhadap bukti fisik pustakawan
2. Tim penilai sering tidak adil dalam melakukan penilaian terhadap
pustakawan yang benar-benar bekerja dengan pustakawan yang sering
tidak ada ditempat kerja.
3. SK tim penilai yang terlambat terbit.
4. Pejabat fungsional pustakawan belum memahami cara mengisi DUPAK
(Daftar usul penetapan angka kredit) dengan benar.
7 Endang Fatmawati, 2014, “Kajian faktor yang berpengaruh dalam kenaikan pangkat/
jabatan pustakawan” Jurnal Iqro‟. Vol. 08, No. 01, (Semarang: Universitas Diponegoro), hal. 4-5,
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/iqra/article/view/59/46. Diakses Rabu 15 Mei 2019 pukul 10:29
WIB
6
5. Pejabat fungsional pustakawan kurang kreatif atau malas untuk
mengumpulkan angka kredit.
6. Beban kerja yang dibebankan tidak sesuai dengan jumlah
pustakawan
Untuk kenaikan pangkat atau jabatan fungsional pustakawan di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yakni minimal 2
(dua) tahun sekali diperbolehkan untuk naik pangkat/ jabatan. Di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi memiliki tenaga fungsional
pustakawan sebanyak 18 (tujuh belas) orang: 3 orang merupakan
pustakawan ahli Madya, 5 orang pustakawan ahli muda, 7 orang
pustakawan Terampil Penyelia, 2 orang pustakawan terampil Pelaksana
Lanjutan, 1 Orang Pustakawan Terampil Pelaksana.
Berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, untuk mengetahui lebih
jelas lagi permasalahan berdasarkan uraian penulis di latar belakang, maka
penulis tertarik untuk meneliti “ Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat dan
Jabatan Fungsional Pustakawan”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional
pustakawan?
2. Apa saja faktor yang menghambat kenaikan pangkat/jabatan
fungsional pustakawan?
3. Apa Upaya dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi
Jambi dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional
pustakawan?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam mendorong kenaikan
pangkat/jabatan fungsional pustakawan.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menghambat kenaikan
pangkat/jabatan fungsional pustakawan.
3. Untuk mengetahui apa upaya dari Kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip daerah Provinsi Jambi dalam mendoron kenaikan
pangkat/jabatan fungsional pustakawan
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan memiliki manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan
ilmu perpustakaan khususnya di bidang peran Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam mendorong
kenaikan pangkat/jabatan fungsional pustakawan.
2. Bagi pustakawan diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan, kreatifitas serta pengetahuan tentang
pentingnya penetapan angka kredit jabatan fungsional pustakawan dan
hubungannya dengan naik pangkat/ jabatan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.
3. Bagi akademisi, semoga dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan,
diharapkan dapat berguna sebagai wacana dan bahan pertimbangan,
baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain yang akan melakukan
penelitian yang serupa.
E. Fokus Penelitian
Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang
dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis
menetapkan focus penelitian dari judul “Peran Kepala Dinas Perpustakaan
8
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan
Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan” hanya pada pustakawan yang
bermasalah dalam kenaikan pangkat/jabatan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Defenisi Kepemimpinan
Dalam organisasi, kepemimpinan sangat penting bahwa
organisasi-organisasi dengan kepemimpinan yang kuat dan efektif
mencapai hasil yang baik, sedangkan organisasi dalam kepemimpinan
yang kurang baik akan mencapai hasil yang kurang baik. Pemimpin
positif adalah pemimpin yang luar biasa yang memiliki pengaruh
positif, baik terhadap pengikutnya maupun terhadap kinerja
tim/organisasi. Menurut fahmi kepemimpinan merupakan suatu ilmu
yang mengkaji komprehensif tentang bagaimana mengarahkan,
mempengaruhi dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas
sesuai dengan perintah yang direncanakan. Untuk memahami lebih
jelas defenisi kepemimpinan maka kita akan kemukakan beberapa
defenisi dibawah ini:
1) Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk
mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu
memberikan konstribusinya demi efektivitas dan keberhasilan
organisasi.8
2) Kepemimpinan adalah sebagai konsep manajemen di dalam
kehidupan organisasi, mempunyai kedudukan strategis dan
merupakan gejala sosial yang selalu di perlukan dalam kehidupan
kelompok.9
8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2018), hlm. 1448 9 Sri Rahayu, Pengaruh Model Kepemimpinan Terhadap Mutu Pelayanan Perpustakaan,
Skripsi, (Jambi: UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2015), hlm. 10
10
3) Kepemimpinan yang efektif dipengaruhi oleh motivasi,
kemampuan melaksanakan tugas, dan kepuasan dari para
pengikutnya.10
Untuk memperkuat defenisi diatas maka perlu didukung oleh
beberapa teori berikut ini:
1) Stepen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok kea rah tercapaianya
tujuan.11
2) Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada
pencapaian tujuan.12
3) G. R. Terry memberikan defenisi: Leadership is the activity of
influencing people to strive willingly for mutual objectives.13
4) Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang
mampu mempengaruhi prilaku orang lain tanpa harus
mengandalkan kekerasan. Pemimpin adalah individu yang diterima
oleh orang lain sebagai pemimpin.14
5) Menurut Levine dan Crom, pemimpin adalah tentang
mendengarkan orang, mendukung dan mendorong mereka dan
melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan pengolahan
pemecahan masalah. Kepemimpinan adalah tentang membangun
tim dan mengembangkan kemampuan mereka untuk terampil
membuat keputusan. Seorang pemimpin adalah orang yang
mengambil peran sentral dalam interaksi dan yang mempengaruhi
prilaku anggota lain dari kelompok. Dia adalah seorang individu
10
Michael Maccoby, Sang Pemimpin: Wajah Baru Bagi Manajemen Dewasa Ini (The
Leader: A New For American Management, (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm. 9 11
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi. (Bandung:Alfabeta,
2017), hal.15 12
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi, hal. 15 13
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi, hal. 15 14
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi, hal. 15
11
yang memiliki kewenangan atas orang lain dan bertanggung jawab
untuk membimbing tindakan mereka.15
6) Howard W. Hoyt: Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
tingkah laku manusia kemampuan untuk membimbing orang. 16
7) Horold Koontz: Kepemipninan adalah kemampuan untuk
menggiatkan orang lain melalui pengaruh kepribadian dengan jalan
pengembangan hubungan (komunikasi) untuk mencapai suatu
tujuan. 17
8) John Robert Beshlline: Kepemimpinan adalah seni untuk mendesak
keinginan kita kepada orang lain sehingga mereka dapat tunduk,
patuh, percaya dan hormat serta mau bekerjasama dengan setia.18
9) Prof. Dr. Sarwono: Kepemimpinan adalah tingkah laku untuk
mempengaruhi orang lain agar mereka mau memberikan kerja
sama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangannya
adalah perlu dan bermanfaat.19
10)Koonzt C.O. Donnel: Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk meyakinkan orang lain agar orang lain itu dengan
sukarela mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau
gagasannya.20
2. Peran Pemimpin di Lembaga Non-Profit Oriented
Organisasi nirlaba atau organisasi non-profit oriented adalah
suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu
atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang
tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
15
Muhammad Irsyad Al-fatih, “Kepemimpinan di Perpustakaan Umum: Studi Kasus Di
Perpustakaan, Universitas Indoesia”. Record and Library. Vol. 3 No. 1. 2017, hal. 54. https://e-
journal.unair.ac.id/RLJ/article/download/7290/4425. Diakses Sabtu 04 Mei 2019 pukul 11: 45
WIB 16
Prof. DR. H. Ramayulis, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2017), hal. 184 17
Prof. DR. H. Ramayulis, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, hal. 184 18
Prof. DR. H. Ramayulis, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, hal. 184 19
Prof. DR. H. Ramayulis, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, hal. 184 20
Prof. DR. H. Ramayulis, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, hal. 184
12
mencari laba (moneter).21
Organisasi non-profit oriented atau
organisasi nirlaba juga dapat didefenisikan sebagai organisasi yang
melakukan kegiatan operasionalnya dengan tidak bertujuan untuk
memperoleh laba (profit), adapun surplus yang diperoleh dari kegiatan
tersebut kembali digunakan untuk tujuan pencapaian misi organisasi.
Karakter dan tujuan dari organisasi non-profit oriented menjadi
jelas terlihat ketika dibandingkan dengan organiasi profit. Organisasi
Non-profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau
komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya jelas-
jelas bertujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi non-profit
menjadikan sumber daya manusia sebagai asset paling berharga,
karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh
dan untuk manusia.22
Kepemimpinan di seluruh organisasi memegang peranan yang
vital, demikian pula dalam organisasi nirlaba. Kriteria pemimpin
organisasi nirlaba yang paling utama adalah memiliki kemauan.
Pemimpin harus memiliki niat dn bukan dipaksa oleh orang lain.
Kriteria kedua adalah memiliki kapasitas untuk mendengar dan
menyelesaikan permasalahan. Kriteria ketika adalah memiliki
kemampuan mengkader, dengan mengkader maka keberlangsungan
organisasi akan dapat terjamin. Pemimpin yang sukses adalah
pemimpin yang bukan menghambat kemunculan kader-kader yang
lebih muda, tetapi justru memberi informasi dan motivasi bagi mereka
untuk tumbuh dan berkembang. Kriteria keempat adalah memiliki
kemampuan dalam hal pengumpulan dana. Hal ini sangat terkait
dengan kemampuan determinasi serta kecerdasan pemimpin dalam
merajut relasi antara donator, volunteer dan masyarakat.23
Menurut Burt Nanus untuk memahami peran pemimpin
organisasi non-profit oriented yang diwujudkan dalam kegiatan, yaitu:
21 Ardana, Komang, Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hal. 10
22 Ardana, Komang, Perilaku Keorganisasian, hal. 10
23 Ardana, Komang, Perilaku Keorganisasian, hal. 25
13
1) Dalam organisasi (inside the organization), Peran pimpinan
berinteraksi dengan staf dan tenaga sukarela untuk memberikan
inspirasi, motivasi mendorong, menggerakkan dan memberdayakan
mereka. Maksudnya pemimpin sebagai pemberi visi dan strategi.
Pemimpin adalah seseorang yang bertanggung jawab unttuk
menggerakkan organisasi ke arah yang benar. Kemudian pemimpin
menetapkan, menyebarkan dan mengembangkan visi dengan jelas
serta menunjukkan cara-cara baru di masa yang akan dating.
Disamping itu ia memberikan inspirasi pada anggotanya serta
mendesain strategi untuk mencapai visi dan misi organisasi.
2) Ke luar organisasi (outside organization), Peran pimpinan mencari
bantuan, dukungan dari donator, mitra yang berpotensi dengan para
pimpinan bisnis di luar organisasi. Maksudnya Peran pemimpin
sebagai politisi dan juru bicara. Artinya pemimpin berperan sebagai
penasehat, juru bicara dan sebagai negosiator terhadap
bawahannya. Ia juga membangun hubungan dengan menggunakan
sumber-sumber informasi.
3) Pada masa operasi (present operation), Pimpinan memusatkan pada
kualitas dan pelayanan pada struktur organisasi, system informasi
dan aspek lainnya. Maksudnya peran pemimpin sebagai pelatih.
Didalam diri pemimpin telah tertanam sifat membangun regu dan
membina orang-orang dalam organisasi, ini merupakan tanggung
jawabnya. Selain itu pemimpin juga berperan membangun
kepercayaan yang menjadi pegangan organisasi dan ia juga
pemberi semangat serta inspirasi pada setiap individu.
4) Kemungkinan masa depan (on future possibilities), pimpinan
mengantisipasi trends serta mengembangkan arah masa depan
organisasi. Maksudnya Peran pemimpin sebagai agen perubahan
dalam posisi untuk masa yang akan datang. Ia mempunyai
pengaruh besardalam pengambilan keputusan untuk perubahan dan
ia memperkenalkan program-program baru, menciptakan strategi
14
kerja sama dengan publik. Kadang-kadang ia seorang restruktur
organissai dan seorang innovator.
Salah satu lembaga organisasi non-profit oriented adalah
perpustakaan. Keberhasilan perpustakaan ditentukan oleh
keterampilan, kemampuan, sifat, sikap pribadi, motif dan pengetahuan
para pemimpin mereka, karakteristik yang kita sebut sebagai
kompetensi. Tidak kalah penting dalam pengembangan perpustakaan
dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Tidak semua
kepala Perpustakaan memiliki pandangan yang sama dalam kaitannya
dengan pengembangan sumber daya manusia. Sangat baik apabila
kepala perpustakaan memberikan kesempatan kepada para pegawai
untuk berkembang baik melalui Pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan. Dan akan sangat baik apabila kepala perpustakaan tidak
khawatir bahwa Pendidikan atau kepangkatannya disamai oleh
pegawainya di dalam perpustakaan. Mengirimkan pegawai untuk
mengikuti Pendidikan dan pelatihan bagi yang mampu sangat besar
artinya bagi perkembangan Perpustakaan. Kepala yang takut
persamaan strata pendidikaan ataupun kepangkatannya akan selalu
berusaha membuat pengembangan pegawainya terhambat.24
Maju mundurnya suatu perpustakaan dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satu faktor terpenting adalah pemimpin/pimpinan dari
perpustakaan tersebut. Di perpustakaan peran pemimpin ini sangat
menentukan, sebab kepala perpustakaan lah sangat berperan sebagai
pemimpin yang dapat mempengaruhi orang dibawahnya untuk
bergerak atau bekerja. Pemimpin merupakan seseorang yang
mempergunakan wewenang kepemimpinannya, mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaan dalam mencapai
tujuan intitusi, lembaga, maupun organisasi. Peran Kepala
24
Muhammad Irsyad Al-Fatih, Kepemimpinan di Perpustakaan Umum: Studi Kasusu di
Perpustakaan Universitas Indonesia, hal. 57. https://e-
journal.unair.ac.id/RLJ/article/download/7290/4425. Diakses Sabtu 04 Mei 2019 pukul 11: 45
WIB
15
Perpustakaan sangat dibutuhkan para pustakawan terutama untuk
memotivasi pekerjaan pustakawan sehingga pustakawan merasa
dihargai dan diperhatikan oleh atasan dan otomatis mereka pun akan
semakin mencintai pekerjaan mereka sehingga berdampak baik untuk
instansi tempat mereka bekerja.25
Terdapat berbagai macam teori yang membahas mengenai
motivasi. Sebagian teori menyatakan bahwa kondisi kekurangan
merupakan pendorong bagi seorang individu untuk berprilaku atau
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Teori-teori yang
paling lazim mengenai motivasi merujuk kepada kebutuhan sebagai
kekuatan dalam mendorong prilaku manusia. Kebutuhan adalah
sesuatu yang diperlukan, yang bersifat penting dan tidak terhindarkan
dalam rangka untuk memenuhi suatu kondisi. Istilah kebutuhan juga
digunakan untuk menggambarkan kondisi kekurangan sesuatu. Teori
motivasi yang didasarkan pada kebutuhan yaitu Abraham Maslow
menyatakan bahwa setiap diri manusia itu terdiri atas lima tingkatan
atau hierarki kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Pada titik awal atau tingkatan terendah hierarki teori motivasi
terdapat kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan paling mendasar atau tingkat terendah, seperti:
Kebutuhan untuk makan dan minum, perlindungan fisik.
Kebutuhan tersebut perlu dipenuhi untuk tetap bertahan hidup.
b. Kebutuhan Rasa Aman (Safrey Needs)
Ketika kebutuhan pertama sudah terpenuhi, maka kebutuhan
tingkat selanjutnya yaitu kebutuhan rasa aman. Kebutuhan akan
perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan
hidup, tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual.
25
Suwanto and Doni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal.171
16
c. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Tingkatan selanjutnya adalah kebutuhan social. Kebutuhan social
merupakan kebutuhan untuk rasa memilikiyaitu kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan
untuk mencintai dan merasa dicintai.
d. Kebutuhan Akan Harga Diri dan Pengakuan (Extream Needs)
Kebutuhan harga diri dapat teruangkap dalam keinginan untuk
dihormati, dipuji, dan dihargai atau diakui segala bentuk usahanya
oleh orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat.
Kebutuhan ini melalui pengembangan kemampuan dan keahlian
yang dimiliki untuk memperoleh prestasi dalam bekerja.
3. Defenisi Pustakawan
Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah
dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi
pemerintah atau unit-unit tertentu lainnya. Pustakawan adalah orang
yang telah menempuh Pendidikan atau pelatihan dalam bidang
kepustakawanan serta memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.26
Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan
perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
perpustakaan, dokumentasi, informasi yang dimilikinya melalui
pendidikan.27
Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki
keahlian dan keterampilan dibidang ilmu perpustakaan, dokumentasi
26
Undang-undang No.43 Tahun 2007, Tentang Perpustakaan, hal.261 27
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), hal. 8
17
dan informasi yang diperoleh melalui Pendidikan formal maupun non
formal dan memiliki sikap pengembangan diri, mau menerima dan
melaksanakan hal-hal baru dengan jalan memberikan pelayanan
professional kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan UUD 45
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Jabatan Fungsional
Jabatan pada hakekatnya adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab dan wewenang, dan hak seorang pegawai
dalam rangka memenuhi susunan suatu organisasi. Mereka yang
diangkat pada jabatan tertentu (struktural dan fungsional) harus
memiliki kompetensi, keahlian, dan keterampilan tertentu. Oleh
karena itu, untuk menduduki jabatan ini harus ada seleksi. Kemudian
dalam system kepegawaian kita dikenal adanya pemangku jabatan
structural dan pemangku jabatan fungsional.Jabatan Fungsional
Pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan
kepustakawanan.28
Jabatan Fungsional Pustakawan
Madya/Pustakawan Ahli Madya adalah Jabatan Fungsional
Pustakawan Madya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya.
Jabatan Fungsional Pustakawan Muda/Pustakawan Ahli Muda
adalah Jabatan Fungsional Pustakawan Muda sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi 4 Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jabatan Fungsional
Pustakawan Pertama/Pustakawan Ahli Pertama adalah Jabatan
Fungsional Pustakawan Pertama sebagaimana diatur dalam Peraturan
28 Perpustakaan Nasional, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Tekknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 3
18
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jabatan Fungsional Pustakawan
Utama/Pustakawan Ahli Utama adalah Jabatan Fungsional Pustakawan
Utama sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya.
Jabatan Fungsional Pustakawan Mahir adalah Jabatan
Fungsional Pustakawan Pelaksana Lanjutan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jabatan Fungsional
Pustakawan Penyelia adalah Jabatan Fungsional Pustakawan Penyelia
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
Jabatan Fungsional Pustakawan Terampil adalah Jabatan Fungsional
Pustakawan Pelaksana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya
Adapun karakteristik jabatan fungsional:
a. Jumlahnya tidak dibatasi dalam suatu instansi/ Lembaga
b. Jabatan pilihan dan karir
c. Kenaikan jabatan, pangkat, dan golongan tidak terhalang oleh
pangkat/ golongan atasan langsung
d. Kenaikan jabatan/ pangkat/ golongan memerlukan angka kredit
e. Apabila memenuhi syarat, tiap tahun dimungkinkan bisa naik jabatan
sekali dan bisa naik pangkat/ golongan dua tahun sekali
f. Pada jabatan fungsional tertentu dimungkinkan loncat jabatan
19
g. Tidak boleh rangkap jabatan (jabatan fungsional dan jabatan
struktural). Akan tetapi apabila tunjangan structural dibayar oleh
Lembaga sendiri (UGM, UII), maka rangkap jabatan ini tidak
masalah
h. Perpanjangan usia pension, 58 tahun, 60 tahun, bahkan professor
bisa pension 70 tahun. Pustakawan utama bisa 70 tahun yakni umur
65 tahun di negeri dan 5 tahun di swasta.
i. Apabila memiliki kompetensi, setelah purna tugas masih dapat
berdayaguna misalnya bisa mengajar (dosen, tutor), akreditasi,
mengembangkan perpustakaan lain, sebagai asesor, redaksi, yuri,
narasumber, penulis, pengurus organisasi kepustakawanan
j. Kenaikan pangkat/golongan puncak lebih tinggi dari jabatan struktural
Tabel 2.1
Kenaikan Pangkat/ golongan
Pendidikan Pengangkatan
Pertama Golongan
Golongan Puncak
D2 II/d III/d
D3 II/c III/d
S1 III/a IV/e
S2 III/b IV/e
S3 III/c IV/e
k. Jabatan fungsional pustakawan memiliki jenjang yakni Pustakawan
Trampil dan Pustakawan Ahli
Jabatan Pustakawan Trampil:
1) Pustakawan Pelaksana
2) Pustakawan Pelaksana Lanjutan
3) Pustakawan Penyelia
Jabatan Pustakawan Ahli:
a) Pustakawan Pertama
b) Pustakawan Muda
20
c) Pustakawan Madya
d) Pustakawan Utama
5. Fungsi dan Peran Jabatan Fungsional Pustakawan
Pemberian tunjangan jabatan fungsional pustakawan secara
adil dan layak akan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kelangsungan hidup perpustakaan. Fungsi pemberian kompensasi atau
tunjangan jabatan fungsional pustakawan dalam suatu perpustakaan
adalah sebagai berikut:
1) Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien
2) Penggunaan Sumber Daya Manusia Lebih Efisien dan Efektif
3) Mendorong stabilitas dan Pertumbuhan Perpustakaan
6. Tujuan Pemberian Jabatan Fungsional Pustakawan
1) Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi
2) Pengkaitan tunjangan dengan produktivitas kerja
3) Pengkajian antara keseimbangan keadilan pemberian tunjangan
7. Unsur Kegiatan Jabatan Fungsional Pustakawan
Pustakawan merupakan salah satu jabatan fungsional tertentu
yang kenaikan pangkat dan atau jabatannya ditentukan oleh Angka
Kredit yang diperoleh oleh pejabat fungsional tersebut memenuhi
syarat yang sudah ditetapkan. Angka Kredit tersebut dibagi menjadi
dua bagian yaitu yang termasuk unsur utama dimana angka kredit
yang diperoleh tidak boleh kurang dari 80% dan unsur penunjang
dimana jumlah angka kredit yang diperoleh tidak boleh melebihi 20%.
Angka kredit dari unsur utama terdiri dari AK (angka kredit)
yang diperoleh dari kegiatan Pendidikan dan pelatihan dan kegiatan-
kegiatan yang menjadi tupoksi pustakawan seperti seperti
perencanaan, pengolahan, pelayanan, dan pengkajian, serta kegiatan
pengembangan profesi pustakawan. Sedangkan AK (angka kredit)
unsur penunjang diperoleh pustakawan dari kegiatan-kegiatan
kepustakawanan yang bersifat menunjang kegiatan pokok pustakawan
21
seperti keterlibatan pustakawan dalam organisasi profesi, memberikan
pelatihan dibidang kepustakawanan, Keterlibatan pustakawan dalam
tim penilai AK (angka kredit) pustakawan dan lain-lain.29
8. Menuju Fungsionalisasi Pustakawan
Menuju arah fungsionalisasi ini ada beberapa keuntungan dan
kerumitan tersendiri antara lain berupa:
a. Kesiapan pustakawan: mental, jumlah, Pendidikan
Perlu dipertimbangkan kesediaan pustakawan, pemahaman
profesi sebagai pustakawan, kemampuan, Pendidikan minimal,
jumlah pustakawan. Kepada mereka perlu dijelaskan susah dan
senangnya sebagai pemangku jabatan fungsional pustakawan.
Sebab kebanyakan orang hanya melihat enaknya tetapi tidak mau
melaksanakan yang susah-susah.
b. Kesiapan anggaran
Dalam pelaksanaan fungsionalisasi ini memerlukan anggaran
yang berkelanjutan dan bertambah dari tahun ke tahun. Untuk itu
perlu dihitung dengan cermat, jangan sampai nanti berhenti
ditengah jalan. Sebab dalam hal ini nanti ada tunjangan fungsional
yang akan naik sesuai kenaikan jabatan, pangkat golongan mereka.
c. Kesiapan kebijakan dan peraturan
Fungsionalisasi ini harus ditunjang dengan sejumlah peraturan
perundang-undangan sesuai standar minimal profesi dan
kompetensi. Namun demikian swasta bisa saja membuat kebijakan
yang agak beda dengan negeri. Seperti rangkap jabatan (struktural
dan fungsional), inpassing, besarnya tunjangan fungsional, batas
usia pensiun, dan lainnya. Untuk itu harus ada peraturan Rektor
atau Badan Pengurus Harian (BPH) yang mengatur pelaksanaan
fungsionalisasi pustakawan.
29
Abdul Rahman Saleh, 2018, “Komposisi Angka Kredit Pada PAK (penetapan angka
kredit) kenaikan pangkat/jabatan Pustakawan Tingkat Keahlian,” Jurnal Pustakawan, Vol. 25,
No.1, hal. 21, https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/view/188/181, Diakses Rabu 17 Januari
2020 Pukul 20:58 WIB
22
d. Tim penilai
Tim penilai yang dibentuk di suatu Lembaga dengan syarat
antara lain:
1) Memiliki sedikit-sedikitnya 10 orang pustakawan
2) Memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melakukan
penilaian
3) Tim penilai terdiri dari 50 % dari pustakawan yang golongannya
lebih tinggi dari pustakawan yang dinilai
4) Anggota tim penilai dapat diminta dari luar Lembaga apabila di
Lembaga itu belum ada yang memenuhi syarat.
e. Manajemen yang professional
Untuk melaksanakan kegiatan fungsionalisasi ini memerlukan
sistem maanajemen dan administrasi yang professional, teliti,
tertib. Untuk itu perlu disiapkan tenaga administrasi yang khusus
menangani fungsionalisasi ini. Kiranya dapat ditugaskan kepada
tenaga yang mengurusi fungsionalisasi dosen.
f. Uji kompetensi/ sertifikasi
Sesuai peraturan dan perundangan yang sedang disiapkan, di
masa mendatang tiap pustakawanharus memiliki sertifikasi
kompetensi. Hal ini berarti bahwa untuk menjadi pustakawan dan
kenaikan jabatan, pangkat, golongan harus lulus/ lolos uji
kompetensi oleh Lembaga sertifikasi.
9. Angka Kredit
Angka Kredit adalah satuan nilai dari setiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh
Pustakawan dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.30
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit adalah daftar yang
memuat prestasi kerja yang dicapai oleh pustakawan dan telah
30
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,
(Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 6
23
diperhitungkan angka kreditnya dalam kurun waktu tertentu untuk
dinilai.
Tabel 2.2
Jenjang Jabatan, Pangkat (Golongan/Ruang) dan Angka Kredit
24
31
10. Pengangkatan Dalam Jabatan
Pejabat yang berwenang mengangkat dalam jabatan fungsional
pustakawan yaitu pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
31
Perpustakaan Nasional, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2015 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015) hal. 8
25
a. PNS yang diangkat pertama kali dalam Jabatan Fungsional
Pustakawan Tingkat Terampil harus memenuhi syarat:
1) Berijazah paling rendah Diploma II (D.II) Ilmu Perpustakaan;
atau
2) Berijazah paling rendah Diploma (D.II) bidang lain sesuai
dengan kualifikasiyang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan
Nasional republik Indonesia
3) Pangkat paling rendah Pengatur Muda Tingkat 1, golongan
ruang II/b
4) Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir
b. PNS yang diangkat pertama kali dalam Jabatan Fungsional
Pustakawan Tingkat Ahli harus memenuhi syarat:
1) Berijazah paling rendah Sarjana (S1) Ilmu Perpustakaan; atau
2) Berijazah paling rendah Sarjana (S1))/Diploma IV (D.IV)
bidang lain sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
3) Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a
4) Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir
c. Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2
merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi dari
Calon PNS.
d. Calon PNS berijazah Diploma II (DII) bidang lain sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 huruf b atau Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV)
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b harus mengikuti dan
lulus Diklat Fungsional di bidang Kepustakawanan Tingkat
Terampil atau Diklat Fungsional di bidang Kepustakawanan
Tingkat Ahli.
e. Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat 4 setelah ditetapkan
sebagai PNS paling lama 1 (Satu) tahun harus mengikuti dan lulus
26
Diklat Fungsional di bidang Kepustakawanan TingTerampil atau
Diklat Fungsional di bidang Kepustakawanan Tingkat Ahli.
f. PNS sebagaimana dimaksud pada ayat 4 paling lama 2 (dua) tahun
sejak lulus Diklat Fungsional di bidang Kepustakawanan Tingkat
Terampil atau Diklat Fungsional di bidang Kepustakawanan
Tingkat Ahli harus diangkat dalam Jabatan Pustakawan.32
11. Pengangkatan PNS dari jabatan lain dalam Jabatan Fungsional
Pustakawan harus memenuhi syarat:
a. Untuk Pustakawan Terampil berijazah paling rendah Diploma II
Ilmu Perpustakaan dan berijazah paling rendah Diploma II bidang lain
sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia. Untuk Pustakawan Ahli berijazah paling
rendah Sarjana (S1) Ilmu Perpustakaan dan berijazah paling rendah
Sarjana (S1)/Diploma IV bidang lain sesuai dengan kualifikasi yang
ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
1) Memiliki pengalaman di bidang Kepustakawanan paling singkat 1
(satu) tahun
2) Berusia paling tinggi 53 (lima puluh tiga) tahun
3) Tersedia Formasi untuk Jabatan Fungsional Pustakawan
4) Nilai Prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir
b. Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sama dengan pangkat yang
dimilikinya, dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah
Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
c. Jumlah angka kredit ditetapkan dari unsur utama dan unsur
penunjang.33
32
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,
(Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 41-42 33
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, hal.43
27
12. Pembebasan Sementara
a. Pustakawan Pelaksana, pangkat Pengatur Muda Tingkat 1,
golongan ruang II/b sampai dengan Pustakawan Penyelia, pangkat
Penata, golongan ruang III/c dan Pustakawan Pertama, pangkat
Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d, dibebaskan
sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima.)
tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak
mengumpulkan angka kredit yang diisyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
b. Pustakawan Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang
III/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun
sejak menduduki pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling
kurang 10 (sepuluh) Angka Kredit dari tugas pokok.
c. Pustakawan Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e,
dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak
menduduki pangkat dan jabatannya tidak dapat mengumpulkan
paling kurang 25 (dua puluh lima) Angka Kredit dari tugas pokok
dan/atau pengembangan profesi.
d. Di samping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), (2) dan ayat (3) pustakawan dibebaskan sementara dari
jabatannya, apabila:
1). Diberhentikan sementara dari jabatan negeri
2). Ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional Pustakawan
3).Menjalani cuti diluar tanggungan negara, kecuali untuk
persalinan anak ke empat dan seterusnya
4). Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.34
13. Pengangkatan Kembali
a. Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana yang
dimaksud ayat (1), (2) dan (3) diangkat kembali dalam Jabatan
34
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, hal.46-
47
28
Fungsional Pustakawan apabila telah dapat mengumpulkan Angka
Kredit yang diisyaratkan
b. Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) huruf a, dapat diangkat kembali dalam Jabatan
Fungsional Pustakawan apabila pemeriksaan oleh yang berwajib
telah selesai atau telah ada putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hokum yang tetap dan ternyata bahwa yang
bersangkutan tidak bersalah.
c. Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) huruf b, apabila menduduki Jabatan Struktural
Eselon III kebawah, dapat diangkat kembali dalam Jabatan
Fungsional Pustakawan apabila berusia paling tinggi 56 (lima
puluh enam) tahun bagi pustakawanMadya, Pustakawan Muda, dan
Pustakawan Pertama serta Pustakawan Kategori Keterampilan.
d. Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) huruf b, karena diangkat dalam Jabatan Struktural
Eselon I dan Eselon II dapat diangkat kembali paling tinggi 58
(lima puluh delapan) tahun bagi Pustakawan Madya.
e. Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
paling tinggi 6 (enam) bulan sebelum usia 58 (lima puluh delapan)
tahun harus sudah ditetapkan keputusan pengangkatannya.
f. Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
ayat (4) huruf c, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional
pustakawan, apabila telah selesai cuti di luar tanggungan negara.
g. Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 35 huruf d, diangkat kembali dalam Jabatan
Fungsional Pustakawan apabila telah selesai menjalani tugas
belajar.
h. Pengangkatan kembali dalam jabatan Fungsional Pustakawan
Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan Angka
29
Kredit terakhir yang telah dimilikinya dan ditambah Angka Kredit
yang diperoleh selama pembebasan sementara.
i. Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Pustakawan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) dengan
menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki.
j. Pengangka tan kembali dalam Jabatan Fungsional Pustakawan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5) dengan
menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat
ditambah Angka Kredit dari pengembangan profesi yang diperoleh
selama dibebaskan sementara.35
35
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, hal.48-49
30
14. Kenaikan Jabatan
a. Kenaikan Jabatan bagi Pustakawan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1) Paling Singkat satu (1) tahun dalam jabatan terakhir
2) Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan
3) Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam satu (1)
tahun terakhir
4) Tersedia formasi untuk jabatan fungsional Pustakawan
5) Telah mengikuti dan lulus uji kompetensi atau memiliki
sertifikat kompetensi yang masih berlaku
6) Pustakawan Utama/Pustakawan Ahli Utama, pangkat Pembina
Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan menduduki
jabatan Pustakawan Utama/ Pustakawan Ahli Utama, pangkat
Pembina Utama, golongan ruang IV/e harus menyusun naskah
orasi ilmiah dan disampaikan pada pertemuan ilmiah.
Penyelenggaraan orasi ilmiah sesuai pedoman orasi ilmiah
7) Kenaikan jabatan Pustakawan Ahli Muda dengan Pustakawan
Ahli Madya ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
instansi masing-masing
8) Kenaikan Jabatan dari Pustakawan Ahli Madya menjadi
Pustakawan Ahli Utama ditetapkan oleh Presiden setelah
mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala Badan
Kepegawaian Negara
9) Keputusan kenaikan jabatan Pustakawan dibuat menurut contoh
formulir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan
bersama36
36
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 116-117
31
b. Kenaikan Pangkat Kenaikan pangkat Pustakawan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Paling singkat 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir
2) Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan
3) Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir37
c. Dalam hal pangkat yang tidak sesuai dengan jenjang jabatannya,
maka ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:
1) Jika jabatan lebih rendah dari pangkat, maka yang bersangkutan
belum dapat mengusulkan kenaikan pangkat yang lebih tinggi
sebelum ada kesesuaian antara jenjang jabatan dengan pangkat.
2) Jika pangkat lebih rendah dari jabatan, maka yang bersangkutan
dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
d. Usul kenaikan jabatan/pangkat selain melampirkan berkas-berkas
persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku, dilampirkan pula
salinan sah PAK dan keputusan pengangkatan dalam jabatan dan
atau pangkat terakhir.
e. Pustakawan yang pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat
yang didudukinya memperoleh angka kredit yang telah memenuhi
syarat untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, pada
tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit paling
kurang 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih
tinggi berasal dari diklat, dan/ atau tugas pokok, dan/atau
pengembangan profesi.38
37
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, hal.
112 38
Perpustakaan Nasional, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya, hal. 159
32
15. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Pangkat/Jabatan
Pustakawan:39
a. Faktor Internal
Faktor Internal mempengaruhi fisik dan psikologis. Fisik
dan mental yang sehat, segar, baik akan mendapatkan hasil kerja
yang baik. Adapun yang mempengaruhi jiwa seseorang dalam
bekerja yakni minat, motivasi, kecerdasan dan usaha. Tanpa hal
tersebut seseorang tidak dapat meningkatkan karier pekerjaannnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yang mempengaruhi kenaikan jabatan/
pangkat pustakawan meliputi: lingkungan kerja yang mendukung
seperti lingkungan yang nyaman dan sirkulasi udara yang bersih,
penerangan yang cukup, kerjasama yang baik misalnya terjalinnya
komunikasi yang baik antar karyawan, saling mendukung dan
memotivasi antara karyawan dan atasan serta undang-undang atau
peraturan mengenai jabatan fungsional pustakawan.40
16. Penurunan Jabatan Pustakawan
a. Pustakawan yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah, melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan yang baru.
b. Penilaian prestasi kerja Pustakawan selama menjalani hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud pada angka 1, dinilai sesuai dengan
jabatan yang baru.
c. Jumlah angka kredit yang dimiliki Pustakawan sebelum dijatuhi
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada angka 1 tetap
dimiliki dan dipergunakan untuk pengangkatan kembali dalam
jabatan semula.
39
Multingah, Pengembangan karier melalui kenaikan jabatan/pangkat pustakawan,
(Yogyakarta: Lembaga ladang kata, 2016), hal.68-69 40
Multingah, Pengembangan Karier melalui kenaikan jabatan/ pangkat pustakawan, hal.
68-69
33
d. Angka kredit yang diperoleh dari prestasi kerja dalam jenjang
jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 diperhitungkan untuk
kenaikan pangkat atau jabatan setelah diangkat kembali ke jabatan
semula.41
17. Pemberhentian Dari Jabatan Pustakawan
Pustakawan diberhentikan dari jabatannya, apabila:
a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara
dari jabatannya, tidak dapat memenuhi angka kredit yang
disyaratkan.
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara
dari jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan paling kurang
10 (sepuluh) angka kredit dari tugas pokok bagi Pustakawan
Penyelia dan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari
tugas pokok dan/atau pengembangan profesi bagi Pustakawan
Utama/Pustakawan Ahli Utama.
c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, kecuali penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 3 (tiga) tahun atau pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih rendah.
d. Pustakawan yang sudah diberhentikan dari jabatan Fungsional
Pustakawan tidak dapat diangkat kembali dalam jabatan Fungsional
Pustakawan.42
18. Pihak Yang Terkait Dalam Pembinaan Karier Pustakawan
Jabatan Fungsional Pustakawan adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Dalam pembinaan
41
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 51 42
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal. 50
34
karier Pustakawan, terdapat pihak-pihak/ unsur yang terkait dalam
kelancaran karier Pustakawan, yaitu:
a. Atasan langsung Pustakawan sebagai pemberi tugas/ kegiatan serta
pemantau hasil prestasi kerja Pustakawan.
b. Tim penilai, sebagai pihak yang menilai prestasi kerja yang
diajukan oleh Pustakawan sebagai dasar kenaikan jabatan/pangkat
yang bersangkutan.
c. Bagian kepegawaian, sebagai pihak yang memproses administrasi
kenaikan jabatan/pangkat Pustakawan. Ketiga pihak tersebut
berperan dalam pembinaan karier Pustakawan secara objektif
sehingga diperlukan adanya kesamaan persepsi dan pemahaman
dalam menjabarkan pengertian setiap pasal dan butir kegiatan
sesuai peraturan yang berlaku.43
19. Studi Relevan
Studi Relevan adalah suatu penelitian sebelmnya yang sudah
pernah dibuat dan dianggap cukup relevan/ mempunyai keterkaitan
dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk
menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalahan yang sama. Studi relevan juga bermakna berbagai
referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas.
Sebagai pembanding penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya maka studi relevannya adalah:
1) Pengaruh Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan
Terhadap Peningkatan Motivasi Kinerja Pustakawan Di UPT
Perpustakaan IsI Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan oleh
Agustiawan pada tahun 2014, yang menggunakan metode survei.
Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif. Didalam penelitian ini ada 2
(dua) Hipotesis yang diajukan. Terdapat 2 (dua) rumusan masalah
43
Perpustakaan Nasional, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk TEknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya, hal. 171
35
dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana tingkat kelancaran
penetapan angka kredit jabatan fungsional pustakawan di UPT
perpustakaan ISI Yogyakarta? 2. Bagaimana pengaruh antara
penetapan angka kredit jabatan fungsional pustakawan terhadap
peningkatan motivasi kinerja pustakawan di UPT Perpustakaan
ISI?. Dari kedua rumusan masalah tersebut diperoleh hasil
penelitian yaitu: Proses penetapan angka kredit jabatan fungsional
pustakawan di UPT perpustakaan ISI Yogyakarta telah berjalan
sangat lancer. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata sebesar 4,3 yang
berada di interval 4,2-5,0 dengan memperhitungkan nilai idealnya.
2) Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan Dan
Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Kerja Pustakawan Di
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini
dilakukan oleh Miftahul Jannah pada tahun 2014. Penelitian ini
merupakan Jenis Penelitian Kuantitatif dengan menggunakan
Metode Questioner/Angket. Terdapat 2 (dua) Hipotesis yang
diajukan, dengan 3 (tiga) rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimanakah
Kendala pustakawan dalam proses penetapan angka kredit jabatan
fungsional pustakawan di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta? 2. Bagaimanakah Produktivitas kerja pustakawan di
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta? 3. Bagaiamanakah
pengaruh penetapan angka kredit jabatan fungsional pustakawan
terhadap produktivitas di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta?. Dari ketiga rumusan masalah tersebut diperoleh hasil
penelitian yakni sebagai berikut: Berdasarkaan hasil penelitian
yang dilakukan untuk variable tentang penetapan angka kredit
jabatan fungsional pustakawan, maka dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata indikator jabatan fungsional pustakawan adalah 4,13,
sehingga berdasarkan rata-rata tersebut tergolong sangat baik.
3) Pengaruh Tunjangan Fungsional Pustakawan Dan Batas Usia
Pension Terhadap Motivasi Petugas Perpustakaan Untuk Menjadi
36
Pustakawan Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan
Universitas Diponegoro. Penelitian ini dilakukan oleh Dian
Widanarta pada tahun 2017. Jenis Penelitian Ini Adalah Kuantitatif,
dengan menggunakan Metode Questioner/Angket Dan Studi
Pustaka. Ada 2 (dua) Hipotesis yang diajukan. Terdapat dua
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah Tunjangan
Jabatan Fungsional Pustakawan berpengaruh terhadap motivasi
petugas perpustakaan untuk menjadi pustakawan? 2. Apakah
tunjangan jabatan fungsional pustakawan mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan dengan batas usia pensiun?. Dari kedua
rumusan masalah tersebut diperoleh hasil penelitian yakni: Dari
hasil korelasi sederhana antara tunjangan jabatan fungsional
pustakawan dan batas usia pensiun bahwa telah terjadi hubungan
yang dua arah. Hal ini dapat disebabkan karena sulitnya
memperoleh angka kredit sebagai syarat untuk dapat naik pangkat
dan sebagai langkah awal untuk mendapatkan tunjangan dan
pensiun yang lebih tinggi.
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN
37
1. Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agustiawan
Persamaan antara kedua penelitian ini adalah sama-sama
meneliti tentang angka kredit pustakawan. Perbedaan antara penelitian
ini dan penelitian yang dilakukan oleh Agustiawan adalah terletak
pada 1). Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan antara
keduanya berbeda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif sementara penelitian yang dilakukan oleh Agustiawan
menggunakan metode penelitian kuantitatif. 2). Tempat penelitian
yang dilakukan oleh kedua peneliti ini berbeda. 3). Kemudian hasil
penelitian yang diperoleh dari kedua penelitian ini juga berbeda.
Penelitian ini lebih menekankan bagaimana peran Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sudah berperankankah
dalam mendorong kenaikan pangkat dan jabatan fungsional
pustakawan sementara penelitian yang dilakukan oleh Agustiawan
lebih menekankan pada Pengaruh Penetapan Angka kredit Jabatan
fungsional Pustakawan terhadap peningkatan motivasi kinerja
pustakawan Di UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.
2. Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Miftahul Jannah
Persamaan antara kedua penelitian ini adalah sama-sama
meneliti tentang angka kredit pustakawan. Perbedaan antara
penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Jannah
adalah terletak pada 1). Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang
dilakukan antara keduanya berbeda. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif sementara penelitian yang dilakukan oleh
Miftahul Jannah menggunakan metode penelitian kuantitatif. 2).
Tempat penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti ini berbeda.
3). Kemudian hasil penelitian yang diperoleh dari kedua penelitian
ini juga berbeda. Penelitian ini lebih menekankan bagaimana peran
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sudah
38
berperankankah dalam mendorong kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional pustakawan sementara penelitian yang dilakukan oleh
Miftahul Jannah lebih menekankan pada Penetapan angka kredit
jabatan fungsional pustakawan dan pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja pustakawan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dian Widanarta
Persamaan antara kedua penelitian ini adalah sama-sama
meneliti tentang angka kredit pustakawan. Perbedaan antara
penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Dian Widanarta
adalah terletak pada 1). Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang
dilakukan antara keduanya berbeda. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif sementara penelitian yang dilakukan oleh
Dian widanarta menggunakan metode penelitian kuantitatif. 2).
Tempat penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti ini berbeda.
3). Kemudian hasil penelitian yang diperoleh dari kedua penelitian
ini juga berbeda. Penelitian ini lebih menekankan bagaimana peran
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sudah
berperankankah dalam mendorong kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional pustakawan sementara penelitian yang dilakukan oleh
Dian Widanarta lebih menekankan pada Pengaruh tunjangan
fungsional pustakawan dan batas usia pension terhadap motivasi
petugas perpustakaan untuk menjadi pustakawan di unit pelaksana
teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Diponegoro.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini,
yaitu jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, yakni
sesuatu yang apa adanya, tidak di manipulasi keadaan dan kondisinya.
Penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat
induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari generalisasi.
Penelitian kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan
menggunakan sesuatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya,
menemukan makna atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu
masalah yang dihadapi yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik
berupa gambar maupun kejadian.44
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yakni penelitian yang
menggunakan wawancara untuk mendeskripsikan data-data yang penulis
peroleh dari informan untuk gambaran yang jelas dan terperinci tentang
kondisi perpustakaan Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.45
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, beralamat di Jln. Rd. Poerboyo Kolopaking No. 65
Telanaipura dengan luas bangunan 1.500 m2
berlantai Tiga. Telp. (0741)
62158.
44
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hal. 330 45
Nisaul Fadillah, M.Si. Metodologi Penelitian.(Malang: Misykat, 2015), hal.36
40
Adapun alasan peneliti memilih tempat penelitian ini karena
peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang Peran Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi Dalam Mendorong
Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan yang dilakukan di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara yang peneliti lakukan ada masalah yang terjadi
di lapangan berkaitan dengan judul yang peneliti angkat. Dinas
perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi memiliki ruangan yang
bagus, koleksi yang memadai dan fasilitas yang mencukupi dan
diperuntukkan untuk masyarakat, jadi Peran Kepala Dinas akan sangat
memberikan pengaruh kepada instansi yang ia pimpin. Inilah alasan
peneliti memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk memudahkan pengumpulan data yang peneliti lakukan
dalam penelitian ini, maka peneliti menggolongkan data menjadi dua
golongan yaitu:
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan Pertama), misalnya data yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Data primer dokumentasi
adalah jika penelitiannya menjadikan dokumentasi sebagai data-data
primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti itu
sendiri, yang berupa hasil teks wawancara. Data yang dikumpulkan
yaitu data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan
cara tertentu atau pada priode waktu tertentu.46
Jadi, data primer yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari hasil
Observasi dan wawancara kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
46
Nurudin, Jenis-Jenis Dan Sumber Data, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 13
41
daerah Provinsi Jambi, tim penilai dan pustakawan Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui data
dokumentasi institusi berupa laporan-laporan tahunan, sumber literatur
dan lain-lain. Sumber literatur misalnya buku-buku yang terkait dengan
masalah penelitian.
Adapun sumber data sekunder yang ada didalam penelitian ini adalah:
1). Profil Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
(Sejarah, visi-misi, struktur organisasi, jumlah koleksi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Skripsi dan buku-
buku yang berkaitan dengan masalah penelitian .
2). Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (JUKNIS)
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh. Apabila peneliti mengunakan wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut disebut responden,
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
penulis, baik tertulis maupun lisan.47
Apabila menggunakan observasi
maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.
Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah
yang menjadi sumber datanya.48
Adapun yang menjadi Sumber data dalam penelitian ini meliputi:
a. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Tim
Penilai dan 13 Pustakawan
b. Berupa dokumen, yaitu semua yang berkaitan dengan penelitian ini
yang diperoleh dari perpustakaan dan majalah, jurnal, laporan
47
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hlm, 112. 48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2002), hlm. 107.
42
penelitian, internet serta data yang diperoleh dari dokumentasi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merujuk pada orang/individu atau kelompok
yang disajikan unit atau satuan (kasus), gambaran yang diteliti. Peneliti
memfokuskan penelitiannya kepada subjek penelitian sekaligus menjadi
informan yaitu orang/individu atau sekelompok yang mempunyai peran
sebagai pegawai disuatu perpustakaan. Untuk mempermudah peneliti
dalam menentukan subyek penelitian, peneliti memilih dengan cara
pengambilan subyek dengan menggunakan metode purposive sampling.
Purposive sampling yaitu menentukan pengambilan sampel dengan
cara purposive itu kita dengan sengaja mendatangi sampel sesuai dengan
kriteria yang kita inginkan sampai apa yang diinginkan bisa terjawab.49
Adapun yang menjadi informan kunci pada penelitian ini yaitu Kepala
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dan informan
lainnya yaitu Tim Penilai, dan Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.
E. Metode Pengunpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung atau lokasi
penelitian.50
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan sebanyak-
banyaknya informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang
diteliti. Observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
observasi terus terang, yaitu peneliti menyatakan terus terang kepada
sumber data bahwa peneliti akan melakukan penelitian, sehingga
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta. 2016), hal. 173
50
Lexy. J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1997), hlm. 81
43
mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang
aktivitas si peneliti di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan peneliti. Tujuan dari melakukan
wawancara untuk mendapatkan keterangan (informasi) dengan cara
tanya jawab sambil tatap muka dengan informan. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan
melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.51
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan. Pokok-pokok yang menjadi dasar pertanyaan
diatur sangat terstruktur, wawancara ini bertujuan untuk mencari
jawaban penelitian.52
Teknik wawancara yang peneliti gunakan secara terstruktur
(tertulis) ini yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa
pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini
dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan
fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang
terlalu melebar, Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan
dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika
kegiatan wawancara berlangsung.53
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D),
hal. 194 52
Meleong Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, hal. 190 53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), hlm. 203
44
3. Dokumentasi
dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan-catatan
penting, arsip-arsip, dan sejenisnya termasuk laporan-laporan yang
bersangkut paut dengan permasalahan penelitian baik dari lembaga atau
organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini
merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil
penelitian.54 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar/foto, atau karya-
karya monumental.55
Metode dokumentasi ini dapat berupa dokumen yang ada
hubunganya dengan topik yang peneliti angkat. Metode ini peneliti
gunakan untuk mendapatkan informasi atau data yang terjadi ruang
lingkup Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Jambi seperti:
Profil Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Tupoksi
Pustakawan, Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Pustakawan, Struktur
Organisasi, Nama-nama Pustakawan, Foto-foto penelitian, dsb.
F. Metode Analisis Data
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian.56
Ada beberapa elemen penting dalam analisis data kualitatif yang
perlu dilakukan dalam melakukan kegiatan analisis data yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang mencakup sebagai berikut:
1. Reduksi data
Kegiatan utama dalam setiap penelitian adalah pengumpulan
data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah sebagai instrumen
54
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2004), hal. 72 55
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 225. 56
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), hlm. 209.
45
kunci dalam pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan
observasi dan wawancara mendalam dan studi dokumentasi wawancara.
Makin lama di lapangan, jumlah data yang terkumpul akan semakin
banyak dan bervariasi.
Ada data yang dapat diamati tetapi ada juga data yang tidak
teramati, seperti data tentang perasaan, sakit hati, stress. Ada juga data
kualitatif yang berbentuk narasi dan Bahasa tubuh, seperti mengangguk,
geleng kepala, mengedipkan mata. Ada data yang tampak, tetapi
mengandung makna, misalnya ada orang menangis, perlu dicari
maknanya, menangis karena sakit hati atau bergembira. Ada data yang
tampak, tetapi tidak bermakna, sehingga data tersebut seperti adanya.57
2. Penyajian Data/Deskripsi Data Mentah
Semua data mentah yang telah terkumpul selanjutnya ditampung
dan dideskripsikan atau didisplaykan. Data ini masih berserakan, belum
punya bentuk, belum punya arti dan makna. Dalam penelitian kualitatif
penyajian data mentah ini diletakkan dalam lampiran, karena jumlahnya
sangat banyak. Data-data yang tidak tampak seperti perasaan, sakit hati,
kecewa, senang, sudah dikemas dalam bentuk narasi/tulisan.58
3. Menarik Kesimpulan
Pada tahap penarikan kesimpulan, peneliti sudah membuat
kategori-kategori, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan
proposisi.59
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui:
Trianggulasi dipilih oleh peneliti untuk menguji keabsahan data.
Trianggulasi terdiri dari: Trianggulasi metode, trianggulasi sumber data,
dan trianggulasi teori. Trianggulasi metode adalah trianggulasi merupakan
57
Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hal.167-168 58
Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, hal.167 59
Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, hal.168
46
proses verifikasi data, antara wawancara dengan wawancara, wawancara
dengan observasi. Trianggulasi sumber data adalah proses verifikasi data
wawancara dengan data-data sumber tertulis (dokumentasi). Trianggulasi
teori adalah proses verifikasi antara data-data yang diperoleh di lapangan
(wawancara, observasi, dan dokumentasi) dengan teori-teori dari pakar.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu. Teknik pengecekkan yang sering
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Trianggulasi
dilakukan untuk pengecekan ulang terhadap sumber-sumber data.60
Pengecekan data ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan yang diperoleh melalui
observasi dengan data yang diperoleh melalui wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan orang dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan isi
dokumen.
4. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi atau keadaan
penelitian dengan yang dikatakan sepanjang waktu.
Trianggulasi yang peneliti gunakan dalam skripsi ini yaitu
trianggulasi metode dan trianggulasi teori. Trianggulasi metode merupakan
proses verifikasi data dari wawancara dengan wawancara, wawancara
dengan observasi. Trianggulasi teori adalah proses verifikasi antara data-
data yang diperoleh dilapangan (wawancara, observasi dan dokumentasi).
60
Meleong Lexy. J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997),
hlm. 33
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek penelitian
1. Sejarah Berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Sebelum diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (sebelumnya bernama
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi) berdiri sejak tahun 1980 sesuai
dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
0221/a/O/1980 tanggal 2 September 1980, namun baru berjalan pada
tanggal 4 April 1981 yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Pusat
Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pembinaan
Perpustakaan, Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pada awal berdirinya (masih bernama Perpustakaan Wilayah
Provinsi Jambi) dalam menjalankan tugas dan fungsinya menempati
salah satu Gedung di dalam komplek SMP Negeri 2 Jambi Jalan
Veteran No. 169 menempati bekas perumahan guru berukuran 95,40
m2. Pada saat itu jumlah pegawainya hanya 6 orang dan ditunjuk Bapak
Ibrahim Budjang, SH sebagai Kepala, Surul Hendry D sebagai
Bendaharawan serta dibantu oleh Hj. Hinopifah, BBA sebagai
Pemimpin Proyek Pengembangan Perpustakaan Wilayah Jambi tahun
1980/1981.
Pada tanggal 15 September 1985 Perpustakaan Wilayah Jambi
dipindahkan ke lokasi Gedung baru di jalan Rd. Poerboyo tanggal 6
Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. dr. Fuad
Hasan.
Seiring dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat akan jasa layanan perpustakaan, pada tanggal 6
48
maret 1989 terbit Keppres Nomor 11 Tahun 1989 tentang Perpustakaan
Nasional RI. Berdasarkan Keppres tersebut Perpustakaan Nasional
adalah merupakan Lembaga pemerintah Non Departemen yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
presiden. Disebutkan dalam Keppres tersebut Perpustakaan Nasional RI
merupakan wadah integrase Perpustakaan Nasional RI, Pusat
Pembinaan Perpustakaan dan 26 Perpustakaan Wilayah Depdikbud
diseluruh Indonesia.
Perpustakaan Nasional memiliki satuan organisasi yang
bernama Perpustakaan Daerah yang berkedudukan di masing-
masingibukota Provinsi yang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Perpustakaan Nasional RI dan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya dengan memperhatikan petunjuk Gubernur. Sejak Keppres
Nomor 11 Tahun 1989 inilah nama Perpustakaan Wilayah Jambi
berubah menjadi “Perpustakaan Daerah Jambi”.
Perubahan nama tidak sampai disitu saja, pada tahun 1997
Perpustakaan Nasional mengalami perubahan cukup besar
dilingkungannya, yaitu adanya perluasan struktur satuan organisasi
yang berada di daerah yang ditetapkan melalui Keppres Nomor 50
Tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI dimana Perpustakaan
Nasional Provinsi (sebelumnya Perpustakaan Daerah) disejajarkan
dengan Lembaga Pemerintah Non Departemen lainnya serta
Departemen yang berada diwilayah Provinsi. Berdasarkan Keppres
Nomor 50 Tahun 1997 inilah Perpustakaan Daerah Jambi berubah nama
menjadi “Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi”.
Pembentukan Lembaga Kearsipan Provinsi Jambi pada
hakekatnya merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang
No.43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Melalui Perda No.6 Tahun 1996
dibentuk “Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi” dan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah. Embrio terbentuknya Kantor Arsip Daerah Provinsi
49
Jambi adalah Subbag Arsip dan Ekspedisi, bagian Tata Usaha Umum
dan Arsip, Biro Umum pada Sekretariat Wilayah Daerah Provinsi
Jambi, dengan tingkat kewenangan setingkat dengan Eselon V.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, yakni sejak
diserahkannya Aset P3D Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Provinsi Jambi tanggal 22 maret
2001, maka seluruh aset Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi
diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jambi. Sehingga sejak bulan
Mei 2001 Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi resmi menjadi unit
satuan organisasi Pemerintah Provinsi Jambi.
Dengan terbitnya perda Provinsi Jambi Nomor 17 Tahun 2001
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan
Daerah Provinsi Jambi maka nama Perpustakaan Nasional Provinsi
jambi berubah menjadi “Badan Perpustakaan Daerah Provinsi
Jambi” yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Provinsi Jambi.
Keberadaan Perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting
dengan adanya UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang
menjadi paying hukum bagi segala aktifitas Perpustakaan dan seluruh
elemen pendukungnya meliputi pustakawan, Gedung, koleksi dan
pemustaka. Selanjutnya berdasarkan Perda Provinsi Jambi No.15 Tahun
2008 bergabung 2 Institusi yaitu Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi menjadi “Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi” dan masih merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.
Kemudian pada akhir Tahun 2016 terbitlah Perda Provinsi
Jambi No.8 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Jambi serta Pergub Jambi No.46 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Sususnan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Badan
Perpustakaan dan arsip Daerah Provinsi jambi berubah nama menjadi
50
“Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi” pada awal
tahun anggaran 2017. Kemudian menyusul Pergub Jambi No.25 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur No.46 Tahun 2016
tentang Kependudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta
Tatakerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.61
2. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 25 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan fungsi, serta Tata
Kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Jambi, susunan
organisasi Dinas Perpustakaan dan arsip Daerah Provinsi Jambi terdiri
dari:
a. Kepala
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan dan
3) Sub Bagian Program
c. Bidang Deposit, Pengembangan Koleksi Layanan dan Pelestarian
Bahan Perpustakaan, terdiri dari:
1) Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Perpustakaan
2) Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan
3) Seksi Pelestarian dan Alih Media Bahan Perpustakaan
d. Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan
Kegemaran Membaca, terdiri dari:
1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Perpustakaan
2) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan dan
3) Seksi Pengembangan Pembudayaan Kegemaran Membaca
e. Bidang Konservasi Arsip, terdiri dari:
1) Seksi Pelayanan Arsip
61
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi: 2019), hal. 1-3
51
2) Seksi Pengolahan Arsip
3) Seksi Akuisisi Arsip
f. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan, terdiri dari:
1) Seksi Pembinaan Tenaga Kearsipan
2) Seksi Pengembangan Kearsipan
3) Seksi Pelestarian Arsip
g. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi jambi dalam
melaksanakan tugas mengacu kepada peraturan dan perundang-
undangan yang telah ditetapkan dan melaksanakan kegiatan
program-program kegiatan teknis perpustakaan dan kearsipan dan
tugas-tugas lain yang langsung berada dibawah Gubernur dan
bertanggung jawab kepada Gubernur.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan
pemerintahan dibidang perpustakaan dan kearsipan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang perpustakaan dan
kearsipan
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan dan
kearsipan.62
62
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 4-5
52
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
Kepala
Pemangku Jabatan Fungsional
Sekretaris
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Program
Bidang Deposit, Pengembangan Koleksi
Layanan dan Pelestarian Bahan Perpustakaan
Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan
Perpustakaan
Seksi Layanan, Otomasi, dan Kerjasama Perpustakaan
Seksi Pelestarian Bahan Perpustakaan
Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan
dan Pembudayaan Kegemaran Membaca
Seksi Pembinaan dan Pengembangan
Kelembagaan Perpustakaan
Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga
Perpustakaan
Seksi Pengembangan Pembudayaan Kegemaran
Membaca
Bidang Konservasi Arsip
Seksi Pelayanan Arsip
Seksi Pengolahan
Arsip
Seksi Akuisisi Arsip
Bidang Pembinaan dan Pengembangan
Kearsipan
Seksi Pembinaan Kearsipan
Seksi Pengembangan
Kearsipan
Seksi Pelestarian Arsip
53
a. Visi
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi harus eksis dan
unggul, konsisten dan berkelanjutan dalam meningkatkan
akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil yang
dituangkan dalam pernyataan visi:
“Mewujudkan Pelayanan Prima Dalam Bidang Perpustakaan
Dan Kearsipan Yang Baik Menuju Jambi Tuntas 2021”
Visi tersebut diatas merupakan gambaran dan harapan yang
ingin dicapai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
di masa depan, yakni cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam
membentuk masyarakat informatif dan masyarakat yang sadar arsip.
b. Misi
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, maka ditetapkan misi sebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efisien
dan efektif untuk mewujudkan good governance
2. Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan
masyarakat dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang
berkualitas
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dan
budaya kerja yang tinggi
4. Penyelamatan kandungan informasi dan pengembangan sistem
perpustakaan serta kearsipan daerah yang terintegrasi dengan
sistem nasional yang berbasis Teknologi Informasi (TI)
Melalui pernyataan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai
dan pihak terkait (customer dan stackholder) dapat mengenali tugas
pokok dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi serta mengetahui program dan kegiatan yang sedang dan akan
54
dilaksanakan, serta hasil dan manfaat yang akan diraih dimasa yang
akan datang.
Pejabat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi yang pernah memimpin sejak berdiri sampai sekarang adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nama-nama Kepala Perpustakaan Sebelumnya dan Masa
Jabatannya
NO NAMA MASA
JABATAN
1 Ibrahim Budjang, SH
(alm)
1981 s.d. 1993
2 Hj. Hinopifah, BBA 1993 s.d 1995
3 Drs. Lukman Rahman 1995 s.d 1998
4 D. Saifuddin Ishak, S.IP 1998 s.d 2000
5 HJ. Dra. Ria Chazana 2000 s.d 2002
6 H. Zayadi, SH 2002 s.d 2005
7 Ripa‟i, SH 2006 s.d 2011
8 Drs. H. Abd Zaki, M.Si Maret s.d Juli
2011 sbg PLT
Kepala
9 H. Ali Dasril, SH 2011 s.d 2012
10 Drs. H. Edi Erizon 2012 s.d 2013
11 Drs. H. Asvan Deswan,
M.Si
2013 s.d 2016
12 H. Syamsurizal, SE, M.Si 2016 s.d
sekarang
c. Tata Kerja
Semua unit kerja di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrase dan sinkronisasi. Untuk
melakukan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di daerah
jambi, maka Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
secara terus-menerus berupaya meningkatkan peran serta seluruh
55
masyarakat untuk Bersama-sama mengembangkan minat dan
kebiasaan pembaca.
Dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi selalu mengadakan koordinasi dan hubungan kerja dengan
instansi-instansi yang secara fungsional mempunyai kepentingan
yang sama dalam meningkatkan potensi sumber daya insani bangsa
Indonesia.
d. Anggaran
Semua unit kerja di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah dalam anggaran yang disediakan untuk mendukung kegiatan
di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi pada awal
berdirinya tahun 1981/1982 hanya Rp. 60.970.000, anggaran ini
semakin meningkat setiap tahun anggaran baik rutin maupun proyek
seiring dengan beban kerja semakin mebingkat dan luas dalam
pembinaan perpustakaan di daerah Jambi. Tahun Anggaran 2017
dari APBD berjumlah Rp. 5.913.241.591,-, sedangkan pada Tahun
Anggaran 2018 dari APBD berjumlah RP. 5.800.000.000,-
mengalami penurunan jumlah anggaran dari tahun sebelumnya.63
4. Sarana dan Prasarana
a. Aset
1) Gedung Perpustakaan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (masih Perpustakaan Wilayah
Provinsi Jambi), yakni dari Tahun Anggaran 1981/1982 sampai
dengan tahun anggaran 1985/1986, menempati gedung
sementara yang berlokasi di komplek SMPN 2 Jambi Jl. Veteran
No. 169 Jambi, dengan luas bangunan 95,40 m2.
63
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 8
56
Pembangunan Gedung perpustakaan di Jl. RD. Poerboyo
Kolopaking (dulu Jl. Melur II) Telanaipura, yang dimulai dari
Tahun Anggaran 1982/1983, 1983/1984, 1984/1985 dan
1985/1986 dengan dana Proyek Pengembangan Perpustakaan
Jambi dengan luas bangunan 1.500 m2 berlantai tiga, mulai
ditempati pada tanggal 15 desember 1985. Sedangkan peresmian
pemakaiannya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Prof, Dr. Fuad Hasan, dilakukan pada tanggal 6 Juni 1988.
Disamping Gedung kantor, juga terdapat bangunan rumah
dinas type 70 dibangun annex dengan pembangunan gedung
lantai ke-3 Tahun Anggaran 1985/1986.
2) Gedung Arsip
Untuk Gedung arsip sendiri saat ini masih bergabung
dengan Badan Penelitian Pengembangan Daerah
(BALITBANGDA) Provinsi Jambi, dan gedung arsip memiliki
depo tersendiri untuk menyimpan arsip.
c) Kendaraan Operasional
Sejak Tahun 1981 hingga sekarang, Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi telah memiliki 62 unit
kendaraan yang terdiri dari motor dinas, mobil dinas, mobil
perpustakaan keliling dan mobil sadar arsip. Adapun rincian dari
kendaraan operasional yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kondisi Kendaraan DPAD Provinsi Jambi
Jenis
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak Berat
Roda 4 13 unit - 9 unit
Roda 2 13 unit 2 unit 13 unit
57
d). Aset Lainnya
Selain dari point-point sebelumnya, ada beberapa asset yang
tersimpan dan dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi, seperti alat-alat kantor dan rumah
tangga, jaringan, buku-buku perpustakaan serta asset rusak berat
yang tidak terpakai lagi namun masih dalam status milik negara
berupa kendaraan dan alat-alat kantor dan rumah tangga.64
b. Koleksi Perpustakaan
Tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi (dahulu masih Perpustakaan Wilayah
Jambi) mempunyai jumlah koleksi buku sebanyak 4.210 judul=
8.866 eksemplar. Dengan semakin berkembangnya minat baca
masyarakat dari tahun ke tahun, koleksi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi juga selalu dikembangkan dengan
penambahan melalui dana rutin dan proyek, hadiah maupun
pertukaran antar perpustakaan serta serah simpan karya cetak dan
karya rekam. Sampai dengan tahun anggaran 2018 pengadaan
koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
meningkat dengan pesat yakni sudah mencapai 150. 378
eksemplar.65
Berdasarkan hasil stock opname koleksi Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi tahun 2018, maka koleksi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi setelah dikurangi
dengan koleksi yang rusak berat, dihadiahkan ke perpustakaan lain,
dirotasikan ke perpustakaan desa dan yang tidak diketemukan,
maka koleksi yang ada dan siap dilayankan berdasarkan klasifikasi
adalah sebagai berikut:
64
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 8 65
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 10-13
58
Tabel 4.5
Jumlah buku di ruang layanan dewasa berdasarkan klasifikasi
NO NOMOR
KLAS
NAMA KOLEKSI JUMLAH
KOLEKSI
1 Klas 000 Karya Umum 1.608 eks
2 Klas 100 Filsafat, Psikologi 1.418 eks
3 Klas 200 Agama 8.339 eks
4 Klas 300 Ilmu Sosial 7.373 eks
5 Klas 400 Bahasa 1.251 eks
6 Klas 500 Ilmu Murni 987 eks
7 Klas 600 Ilmu Terapan 9.249 eks
8 Klas 700 Olahraga, Kesenian 1.080 eks
9 Klas 800 Cerita, Kesusastraan 2.478 eks
10 Klas 900 Sejarah, Geografi 1.874 eks
Jumlah 35.630 eks
Tabel 4.6
Jumlah buku di ruang referensi berdasarkan klasifikasi
NO NOMOR
KLAS
NAMA KOLEKSI JUMLAH
KOLEKSI
1 Klas 000 Karya Umum 452 eks
2 Klas 100 Filsafat, Psikologi 61 eks
3 Klas 200 Agama 620 eks
4 Klas 300 Ilmu Sosial 1.315 eks
5 Klas 400 Bahasa 415 eks
6 Klas 500 Ilmu Murni 319 eks
7 Klas 600 Ilmu Terapan 475 eks
8 Klas 700 Olahraga, Kesenian 67 eks
9 Klas 800 Cerita, Kesusastraan 60 eks
10 Klas 900 Sejarah, Geografi 409 eks
Jumlah 4.193 eks
59
Tabel 4.7
Jumlah bahan pustaka referensi lainnya
NO
NAMA BAHAN PUSTAKA
JUMLAH
BAHAN
PUSTAKA
1 Bahan pustaka referensi di ruangan layanan
sirkulasi
77 eks
2 Bahan pustaka referensi di ruangan diskusi 145 eks
3 Bahan pustaka referensi di ruangan pengolahan 149 eks
4 Bahan pustaka referensi di ruangan layanan anak-
anak
1.301 eks
Jumlah Bahan Pustaka Lainnya:
1 Bahan pustaka di ruangan Kepala Bidang Layanan
Perpustakaan 464 eks
2 Bahan pustaka di ruangan layanan anak-anak 1.301 eks
3 Bahan pustaka di ruangan deposit 10.354 eks
4 Bahan pustaka hasil weeding 68.079 eks
5 Bahan pustaka yang sedang diolah 1.215 eks
6 Bahan pustaka yang tersedia untuk rotasi atau
layanan terpadu
5.402 eks
7 Bahan pustaka yang sedang dirotasikan ke
kabupaten
1.269 eks
8 Bahan pustaka dalam mobil keliling 515 eks
9 Bahan pustaka yang sedang dipinjamkan layanan
terpadu
5.402 eks
10 Bahan pustaka yang masih dipinjam anggota
perpustakaan
1.127 eks
11 Bahan pustaka di rak BI Corner 40 eks
Tabel 4.8
Jumlah koleksi perpustakaan selain buku
NO NAMA KOLEKSI SELAIN BUKU JUMLAH KOLEKSI
1 Statistik 346 eks
2 Bibliografi 108 eks
3 Katalog 65 eks
4 Accession list 106 eks
5 Kliping surat kabar 70 eks
6 Majalah yang dijilid 240 eks
7 Braile 146 eks
8 Majalah braile 142 eks
9 Kalender braile 12 eks
60
10 Koran pusat/daerah 2.156 eks
11 Majalah hadiah 2.456 eks
12 Majalah rutin 166 eks
13 Brosur 10 eks
Tabel 4.9
Jumlah koleksi perpustakaan yang rusak dan hilang
NO NAMA KOLEKSI JUMLAH KOLEKSI
1 Bahan pustaka rusak ringan 51 eks
2 Bahan pustaka rusak berat 26 eks
3 Bahan pustaka yang hilang 1.127 eks
4 Majalah rutin yang hilang 75 eks
c. Koleksi Arsip
Hingga akhir tahun 2018, Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi mempunyai koleksi arsip dengan jumlah
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Koleksi arsip
NO NAMA KOLEKSI JUMLAH KOLEKSI
1 Arsip in-aktif 31.445 berkas
2 Arsip usul musnah 10.948 berkas
3 Statis buku 996 berkas
4 Foto digital printing 200 berkas
5 Foto gambar 400 berkas
6 Peta kartografi 10.262 berkas
7 Peta arsitektur 268 berkas
8 Buku dari akuisisi Kabupaten Kerinci 10 berkas
9 Arsip yang didapat saat pengolahan 24 berkas
5. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka,
pelaksanaan sebagian tugas dan fungsi dinas di bidang umum,
kepegawaian, keuangan, asset, program dan pelaporan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, secretariat menyelenggarakan fungsi:
61
a. Pengkoordinasiaan dan pengendalian internal ketatausahaan
dilingkungan dinas; dan
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian, keuangan serta perencanaan program, monitoring,
evaluasi dan pelaporan.
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
membantu sekretaris dalam rangka menyiapkan bahan
administrasi perdinasan, kepegawaian dan rumah tangga. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pengolahan urusan administrasi file persuratan
dan administrasi perdinasan
b. Pengurusan administrasi perjalanan dinas dan tugas
keprotokolan
c. Pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan dinas,
penyelenggaraan rapat dinas dan dokumentasi
d. Pelaksanaan perawatan/pemeliharaan, perbaikan gedung dan
perlengkapan dinas serta proses penghapusan barang inventaris
e. Pengoordinasian penyusunan rencana kerja dan pelaporan
pelaksanaan kerja
f. Pelaksanaan tata usaha kepegawaian
g. Pelaksanaan urusan mutasi
h. Pelaksanaan upaya pengembangan karir, kesejahteraan dan
disiplin pegawai
i. Penyiapan perencanaan bahan ujian dinas, penghargaan jasa
dan sumpah pelantikan pegawai dan
j. Penyiapan bahan pelaksanaan analisis jabatan kelembagaan
dan ketatalaksanaan
62
2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu
sekretaris dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan rencana
anggaran, pengelolaaan penatausahaan dan administrasi
keuangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian
Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkoordinasian Sub Bagian Keuangan
b. Pendayagunaan staf Sub Bagian Keuangan
c. Penyusunan dan menghimpun bahan-bahan usulan rencana
anggaran kerja dari masing-masing bidang
d. Pelaksanaan administrasi keuangan
e. Penelitian laporan dan evaluasi hasil kegiatan rutin dan
pembangunan
f. Penelitian daftar gaji dan mutase gaji pegawai yang di usulkan
g. Penghimpunan, mempelajari, melaksanakan dan
menyampaikan peraturan perundang-undangan tentang
keuangan
3. Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai tugas membantu
sekretaris dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan program,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja
dinas. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian Program
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan program dan rencana
kegiatan dinas
b. Pengolahan data dengan melakukan pengumpulan, peremajaan
dan pengolahan serta merumuskan data dan informasi
c. Penghimpunan, memfasilitasi dan melaksanakan perencanaan
terpadu melalui kerjasama antar unit Lembaga, dinas, instansi,
dan dinas yang terkait dengan diklat teknis
63
d. Pengkoordinasian penyusunan rencana program dan anggaran
dinas
e. Pengkoordinasian dan mensinkronisasikan kebijakan
operasional dan program antar bidang
f. Perumusan instrument untuk pelaksanaan pemantauan program
dan kegiatan
g. Pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan penilaian
pelaksanaan program dinas
h. Penyiapan rumusan standarisasi teknis, norma, pedoman,
kriterian dan prosedur pengelolaan program
i. Pengfasilitasian bahan tugas koordinasi pengawasan internal
untuk menjembatani pengawasan eksternal melalui rapat
secara berkala
4. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
sumber daya manusia sebanyak 127 orang pegawai yang terdiri
dari:
64
Gambar 4.2
Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Golongan para pegawai terdiri dari:66
6. Pengembangan Koleksi Layanan dan Pelestarian Bahan
Perpustakaan
Pengembangan Koleksi Layanan dan Pelestarian Bahan
Perpustakaan mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka
66
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 14-16
Pejabat Struktural (20 orang)
Pejabat Fungsional (26 orang)
Pelaksana (49 orang)
Pegawai Tidak Tetap (32 orang)
IV/c (1 orang) IV/b (5 orang)
IV/a (5 orang) III/d (27 orang)
III/c (14 orang) III/b (21 orang)
III/a (8 orang) II/d (6 orang)
II/c (6 orang) II/b (1 orang)
65
memimpin dan merencanakan kegiatan pengembangan koleksi layanan
dan pelestarian perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk mendukung pelaksanaan tugas dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pengembangan Koleksi Layanan
dan Pelestarian Bahan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penghimpunan, penyimpanan dan pelestarian Karya
Cetak dan Karya Rekam, penyusunan Bibliografi Daerah (BID) dan
Katalog Induk Daerah (KID) serta layanan deposit, pengembangan,
pengolahan bahan perpustakaan, verifikasi, validasi, pemasukan data
ke data base.
b. Layanan sirkulasi, rujukan, literasi informasi, bimbingan pemustaka,
dan layanan ekstensi (perpustakaan keliling, pojok baca dan
sejenisnya), pengembangan teknologi, informasi, komunikasi
perpustakaan dan penyusunan literatur sekunder, pengelolaan
jaringan perpustakaan dan supervise e-library, pelaksanaan
kerjasama antar perpustakaan.
c. Penyimpanan dan perawatan bahan perpustakaan serta naskah kuno,
pelestarian isi dan nilai informasi bahan perpustakaan melalui alih
media, pemeliharaan serta penyimpanan master informasi digital,
dan penelusuran naskah kuno.
1. Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan
Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan
mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan
merencanakan kegiatan seksi layanan, otomasi dan kerjasama
perpustakaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Layanan, Otomasi dan
Kerjasama Perpustakaan menyelenggarakan:
a. Pelaksana layanan sirkulasi, rujukan, literasi informasi,
bimbingan pemustaka, dan layanan ekstensi (perpustakaan
keliling, pojok baca dan sejenisnya)
66
b. Pengembangan teknologi, informasi, komunikasi perpustakaan
dan penyusunan literatur sekunder
c. Pengelolaan jaringan perpustakaan dan supervise e-library,
dan
d. Pelaksana kerjasama antar perpustakaan.
Adapun kegiatan-kegiatan dari seksi Layanan, Otomasi dan
Kerjasama Perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan seleksi pengadaan bahan pustaka berupa buku
Bahasa dan Sastra Ilmu Pengetahuan Umum, Agama, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi serta Lesehatan.
b. Melakukan kegiatan pengolahan bahan pustaka yang meliputi
registrasi, deskripsi, bibliografi, klasifikasi dan tajuk subyek,
input data pada sistemotomasi dan kelengkapan bahan pustaka.
c. Penambahan sarana penelusuran koleksi perpustakaan secara
online menggunakan alat telusur yaitu online public acces
catalog
d. Melakukan penyusunan dan alih media dalam bentuk CD,
VCD, literatur sekuder berupa indeks surat kabar daerah jambi,
Bibliografi Teknologi Tepat Guna, Daftar tambahan buku,
Abstrak karya ilmiah dan Katalog Induk Daerah (KID)
e. Melakukan perawatan jaringan dan pengembangan website
f. Melakukan digitalisasi untuk mengisi konten website
g. Melakukan pengiriman literatur sekunder keperpustakaan
nasional RI dan perpustakaan lainnya.
2. Jenis-Jenis Layanan yang Dilaksanakan
Sistem layanan perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan
Arsip Provinsi Jambi bersifat terbuka untuk umum dimana
siapapun boleh dating ke perpustakaan untuk membaca dan
menjadi anggota perpustakaan dengan memenuhi syarat-syarat
tertentu yang sudah ditetapkan, dalam upaya mencerdaskan
67
kehidupan bangsa. Perpustakaan tidak memungut biaya apapun
dari setiap administrasi calon anggota perpustakaan.
a. Layanan di tempat, antara lain:
1. Layanan Sirkulasi
Pelayanan ini diberikan kepada anggota
perpustakaan (dibuktikan dengan kartu anggota Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Jambi). Setiap anggota
berhak meminjam 2 (dua) buku dalam waktu satu minggu,
setelah itu dapat diperpanjang kembali. Buku yang
dipinjam harus dikembalikan tepat waktu, sesuai dengan
tanggal yang tertera pada date due slip.
2. Layanan Dewasa
a). Layanan peminjaman buku
b). Layanan pengembalian buku
c). Layanan pembuatan kartu anggota
d). Layanan perpanjangan kartu anggota
e). Layanan bebas pustaka
3. Layanan Anak-anak
a). Layanan peminjaman buku
b). Layanan pengembalian buku
c). Layanan story telling
d). Layanan referensi/rujukan
b. Layanan Keluar (ekstensi), antara lain:
1. Layanan Perpustakaan Mobil Keliling
a). Layanan perpustakaan mobil keliling TBM, yaitu
layanan yang dilaksanakan di pos-pos layanan
perpustakaan keliling di lokasi sebagai berikut:
1) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lavenda
2) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bougenville
3) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pinang Merah
4) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Seroja Aur Duri
68
5) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Eka Jaya
6) dll.
2. Layanan Perpustakaan mobil keliling car free day, yaitu
layanan yang dilaksanakan Bersama-sama dengan
perpustakaan yang sudah ada di tempat/pospos layanan.
3. Layanan rotasi buku merupakan layanan yang dilaksanakan
dalam rangka pengembangan dan kerjasama layanan
perpustakaan guna memenuhi kebutuhan buku-buku yang
diminati pemustaka yang berada di perpustakaan
kabupaten/kota se-provinsi jambi.
3. Keanggotaan
Adapun syarat menjadi anggota:
a. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota
b. Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 1 lembar
c. Menyerahkan foto copy kartu pelajar atau kartu mahasiswa
(bagi pelajar dan mahasiswa)
d. Menyerahkan surat keterangan dari kepala dinas/instansi (bagi
karyawan) dan surat keterangan dari lurah (untuk umum)
e. Pendaftaran anggota tidak dipungut bayaran (gratis)
4. Pengunjung dan Peminjam
Keadaan pengunjung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi setiap tahunnya terus meningkat. Selama 2018,
jumlah pengunjung perpustakaan mencapai 270.887 orang.
Sedangkan yang dapat meminjam koleksi buku perpustakaan
adalah anggota yang sah dan memiliki kartu anggota.
5. Sistem Layanan dan Jadwal Kunjungan Perpustakaan
Sistem layanan yang diberikan kepada seluruh pemustaka
adalah sistem terbuka atau open acces system, artinya para
pemustaka diberi kebebasan untuk mencari, memilih dan
69
mengambil sendiri koleksi yang diinginkan langsung ke rak
koleksi yang tersedia.
Adapun jadwal kunjungan adalah sebagai berikut:
- Senin s.d Jum‟at : 08.00-17.00 WIB
- Sabtu : 09.00-15.00 WIB
- Minggu dan Libur Nasional Tutup67
A. Hasil dan Pembahasan
1. Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional
Pustakawan
a. Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional
Pustakawan
Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.68
Di
perpustakaan peran pemimpin ini sangat menentukan, sebab kepala
perpustakaan lah sangat berperan sebagai pemimpin yang dapat
mempengaruhi orang dibawahnya untuk bergerak atau bekerja.
Pemimpin merupakan seseorang yang mempergunakan
wewenang kepemimpinannya, mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian pekerjaan dalam mencapai tujuan intitusi,
lembaga, maupun organisasi. Peran Kepala Perpustakaan sangat
dibutuhkan para pustakawan terutama untuk memotivasi pekerjaan
pustakawan sehingga pustakawan merasa dihargai dan diperhatikan
oleh atasan dan otomatis mereka pun akan semakin mencintai
67
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 14-16 68
Soerjono Soekanto, Teori Peranan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal.243
70
pekerjaan mereka sehingga berdampak baik untuk instansi tempat
mereka bekerja.69
Berikut adalah hasil wawancara yang berisi pernyataan
mengenai peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Fungsional Pustakawan diperoleh dari bapak Hasudungan
Ambarita, S.Sos, selaku Pustakawan Madya di ruang pembinaan,
beliau berpendapat bahwa:
“Kalau Peran Kepala Dinas itu sangat strategis karena
semua itu akan mendorong dan mendukung kinerja nya.
Jika anak buahnya tidak bergerak dia juga tidak bisa apa-
apa. Kepala Dinas disini selalu mendorong semua
pustakawan supaya berjalan dan itu juga berkaitan dengan
prestasinya dia.”70
Pernyataan serupa juga dinyatakan oleh bapak
Salamuddin, A.Ma. Selaku Pustakawan Mahir di ruang
pengolahan:
“Sangat berperan. Kalau Kepala Dinas merespon dan sangat
memotivasi tidak menghalang-halangi. Jika tim penilai sudah
menilai Kepala Dinas akan merespon dan mendukung.”71
Sedangkan Menurut ibu Atan Br. Bangun selaku
Pustakawan Penyelia yang bertugas di ruang pengolahan
menyatakan:
“Sangat berperan. Sebenarnya begini, kepala dinas ini tidak
memotivasi secara langsung dengan tindakan tetapi juga
tidak menghalang-halangi atau menghambat pustakawan
untuk naik jabatan. Pustakawan ini kan mandiri tidak
tergantung kepada siapapun dan kinerjanya juga sudah
diatur didalam aturan PERMENPAN. Jadi, jika
pekerjaannnya sudah sesuai dengan tim penilai dan bukti
69
Suwanto and Doni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.171
70 Wawancara 10 Februari 2020
71 Wawancara 11 Februari 2020
71
fisiknya juga mendukung maka otomatis Kepala Dinas
pun juga akan ikut mendukung.”72
Menurut ibu Mike Aflisa, A.Md selaku Pustakawan
Terampil Pelaksana di ruangan pengolahan:
“Sangat berperan dan cukup memotivasi agar kita selalu
mencari angka-angka kredit”73
Menurut ibu Setyawani Pustakawan Ahli di ruangan deposit
menyatakan:
“Sangat berperan kalau untuk mensuport bawahannya dan
selalu memotivasi untuk mengumpulkan angka kredit”74
Dari pernyataan pustakawan di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa Kepala Dinas sudah berperan Walaupun
motivasi yang diberikan hanya sekedar kata-kata saja atau secara
emosional tidak berupa tindakan langsung. Hal ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa apabila
seseorang telah melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukan maka seseorang tersebut sudah melaksanakan peranan.
Pustakawan diatas memaknai bahwa pustakawan itu mandiri dalam
mengumpulkan angka kredit tidak tergantung kepada siapa-siapa,
dan pustakawan juga mempunyai tugas-tugas tersendiri yang harus
mereka kerjakan yakni sesuai dengan jenjang yang mereka miliki
didalam juknis. Jadi walaupun tidak ada motivasi secara langsung
dari Kepala Dinas mereka sudah merasa Kepala Dinas sudah ikut
andil dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional
pustakawan.
72
Wawancara Selasa 11 Februari 2020 73
Wawancara Selasa 11-Februari 2020 74
Wawancara Selasa 11-februari 2020
72
Selain pustakawan diatas yang menyatakan bahwa Kepala
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sudah
berperan dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional
pustakawan tetapi ada juga pustakawan yang memberi jawaban
yang bertolak belakang dengan jawaban ketiga pustakawan diatas:
Berdasarkan wawancara peneliti dengan ibu Ellisa, SIP
pustakawan di ruang referensi menyatakan bahwa:
“Seharusnya memang harus ada peran Kepala Dinas untuk
pustakawan dalam mengumpulkan angka kredit. Contoh
Kepala Dinas sebelumnya tahu bagaimana cara beliau
memotivasi agar pustakawan dalam mengumpulkan angka
kredit supaya hidup/semangat. Jadi Kepala Dinas ini tadi
tidak kaku, pustakawan memang diwajibkan
mengumpulkan angka kredit tapi diiringi dengan motivasi
dari Kepala Dinas. Jadi ada istilahnya koin dan poin.
Kepala dinas ini sejalan dengan pustakawan dan
pustakawan semangat untuk mengumpulkan angka kredit.
Berbeda dengan Kepala Dinas yang sekarang tidak ada
peran sama sekali yang lebih fokus memperbaiki casing
nya saja atau fasilitasnya saja tetapi tidak ke sumber daya
manusia nya. Seharusnya berjalan semua dengan
seimbang. Struktur yang dia buat disini tidak berjalan
dengan semestinya atau berantakan/amburadul dan
istilahnya kalau kamu mau hidup carilah makan sendiri
berjuanglah sendiri macam mana caranya kepala dinas
tidak ikut campur. Kepala Dinas sekarang ini lebih respect
dengan Duta Baca Jambi. Pustakawan seolah-olah tidak
dipandang.”75
Sejalan dengan pernyataan diatas, hal yang sama juga
diungkapkan oleh bapak Mardamsyah, S.Pd seorang Pustakawan
Madya di ruang deposit yang menyatakan bahwa:
“menurut saya peran Kepala Dinas belum terasa.
Seharusnya lebih bisa dirasakan oleh pustakawan. Kepala
Dinas harus lebih memperhatikan pejabat fungsional
pustakawan baik itu tentang kenaikan pangkat atau
kedisiplinan atau juga ada diklat-diklat supaya Kepala
Dinas dapat mengikutsertakan pustakawan-pustakawan
yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
75
Wawancara
73
Provinsi jambi supaya bisa ikut dan bisa menambah
wawasan, dan menambah ilmu pendidikannya. Dan juga
memfasilitasinya.”76
Berdasarkan hasil wawancara dari kedua pustakawan
diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran Kepala Dinas
untuk pustakawan yang bermasalah naik pangkat/jabatan tidak
berperan. Pustakawan yang bermasalah membutuhkan tindakan
langsung dari Kepala Dinas mereka tidak hanya butuh kata-kata
saja. Pustakawan dalam melaksanakan kegiatan kepustakawanan
membutuhkan motivasi kinerja yang tinggi. Dengan motivasi
kinerja yang tinggi maka pustakawan akan semakin produktif dan
kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan serta lebih
mudah dalam menghadapi kendala dan permasalahan yang ada.
Hal ini terlihat dari kepedulian kepala dinas terhadap Duta Baca.
Kepala Dinas merasa bahwa duta baca inilah yang sangat
memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
perkembangan minat baca di Provinsi Jambi sehingga kurang
menghargai pustakawan. Kurangnya kepedulian Kepala Dinas juga
terlihat dengan terus menerus memperbaiki fasilitas perpustakaan
tetapi tidak ke Sumber daya manusia nya. Sebaiknya keduanya
dilaksanakan agar menjadi seimbang, hal ini dikarenakan ujung
tombak dari maju dan mundurnya roda perpustakaan itu tergantung
kepada pustakawannya. Pustakawan tanpa fasilitas yang lengkap
juga tidak bisa berjalan dengan sinkron. Fasilitas perpustakaan
merupakan segala sesuatu perlengkapan perpustakaan yang
memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan, juga
dalam memperlancar kegiatan pustakawan dalam mengolah
perpustakaan. Kurangnya fasilitas juga akan berdampak pada
keterbatasan layanan. Mengingat fasilitas perpustakaan menjadi
salah satu indikator yang dijadikan pemustaka sebagai parameter
76
Wawancara Senin 10-Februari 2020
74
kinerja perpustakaan. Layanan perpustakaan dapat dioptimalkan
apabila sarana menunjang. Pustakawan tidak bisa bekerja optimal
apabila kekurangan sarana dan prasarana di suatu perpustakaan
dengan kata lain peran fasilitas perpustakaan sangat berpengaruh
pada kinerja pustakawan dalam mewujudkan perpustakaan yang
berkualitas. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi
Jambi dikatakan belum berperan juga karena motivasi yang
diberikan hanya berupa kata-kata saja tetapi tidak dengan tindakan.
Sementara pustakawan yang bermasalah khususnya berkaitan
mengenai angka kredit menginginkan bukti nyata. Sama halnya
dengan kinerja pustakawan terserah pustakawan mau bilang apa
dan sudah mengerjakan apa jika tidak ada bukti fisik maka itu
hanya nol besar. Hal ini juga sejalan dengan teori motivasi yang
diungkapkan oleh Abraham Manslow diatas. Ketika kebutuhan
para pegawai tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan
menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika pegawai dapat
memenuhi kalima tingkatan kebutuhannya dan bersamaan dengan
imbalan yang diperolehnya, maka pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang gembira manifestasi dari rasa
puasnya, dan akan memotivasi orang untuk bekerja lebih giat.77
Kelima kebutuhan tersebut berlaku secara hierarkis,
artinya pemenuhan berawal dari tingkatan yang paling rendah atau
bawah, yaitu kebutuhan fisik, hingga tingkatan yang paling tinggi,
yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan yang paling tinggi
cenderung tidak akan memotivsi pegawai sekiranya kebutuhan
pada hierarki paling bawah tidak terpenuhi.78
77
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan,
(Bandung: remaja Rosda Karya, 2001), hal.94 78
Indo yama Nasarudin and Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), hal.189
75
b. Memberikan kesempatan mengikuti Pendidikan dan pelatihan
fungsional di bidang kepustakawanan
Pembinaan karir merupakan istilah dalam peluang seorang
pegawai untuk maju. Istilah ini sebenarnya termasuk dalam
pengembangan pegawai, namun istilah pengembangan karir ini
lebih spesifik sebagai usaha untuk menciptakan kemungkinan
seorang pegawai dapat meniti atau menapak jabatan (kedudukan)
yang lebih tinggi. Dengan demikian yang dimaksud pembinaan
karir adalah tugas setiap individu dan para pemimpin untuk
menciptakan peluang atau kesempatan agar mampu menduduki
jenjang jabatan yang lebih tinggi.79 Dalam hal ini diklat, seminar,
merupakan salah satu contoh dari kegiatan pelatihan dibidang
kepustakawanan. Di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi semua pustakawan berhak untuk mengikuti
diklat tetapi tergantung ada tidaknya anggaran.
Berikut adalah pernyataan dari ibu Ellisa, S.IP selaku
Pustakawan Ahli di ruangan referensi yang menayatakan bahwa:
“Semua pustakawan itu berhak mengikuti diklat tetapi
tergantung dianggaran lagi. Ibu mau ikut diklat dan
siapapun mau ikut diklat tapi terbentur di dana. Jika
Pustakawan tersebut sanggung memakai dana pribadi
maka tidak ada kendala dalam mengikuti diklat. Ibu
semasa Kepala Dinas yang sekarang menjabat sudah 3
(tiga) kali mengajukan nama untuk ikut diklat tetapi
tidak pernah diterima/gagal. Yang menjadi pertanyaan
kenapa yang ikut diklat itu hanya orang-orang itu saja,
apakah ada kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh
atasan sehingga kami ini tadi tidak berhak untuk
mengikutinya. Untuk alasannya mereka bilang itu adalah
intern. Sebenarnya ikut diklat ini kan tidak ada yang
dikhususkan. Sedangkan mengenai pendidikan ibu
79
Arsyad Nuzul Hikmat, Bentuk Pembinaan Karir Pustakawan di dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, SkRIPSI, (Jambi: Fakultas Adab dan Humaniora, 2018), hal.26
(Diakses senin, 09-Maret 2020 pukul 7:45 WIB)
76
mengambil jalur pendidikan Ilmu Perpustakaan dengan
biaya pribadi”80
Pernyataan yang selanjutnya diungkapkan oleh bapak
Mardamsyah, S.Pd salah satu Pustakawan Madya di ruang deposit:
“Kalau bapak pernah mengikuti pendidikan di bidang
teknis Ilmu Perpustakaan, yang pertama pendidikan
mengenai ahli jalur, kemudian tim penilai jabatan
fungsional pustakawan, dan yang terakhir itu diklat
bibliografi yang diadakan di Jakarta. Tetapi untuk
Kepala Dinas yang sekarang bapak belum pernah ikut
diklat apapun. Saya Cuma berharap supaya Kepala Dinas
dapat mengikutsertakan pustakawan-pustakawan yang
ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi Provinsi Jambi ini supaya bias mengikuti diklat
dan bias menambah wawasan dan menambah ilmu
pendidikannya, dan saya harap juga memfasilitasinya”81
Pernyataan selanjutnya diungkapkan oleh ibu Wuryani,
A.Ma. Pustakawan Penyelia di ruangan deposit:
“Kalau untuk diklat saya belum pernah ikut. Setiap tahun
saya mengajukan nama untuk ikut diklat tapi belum
pernah diterima, belum tahu kalau tahun ini kemaren
saya mengajukan nama lagi untuk ikut diklat tahun ini
tapi belum tahu hasilnya diterima atau tidak”82
Pernyataan serupa juga dinyatakan oleh bapak
Salamuddin, A.Ma. Pustakawan Mahir di ruangan pengolahan:
“Untuk sekarang saya belum pernah ikut diklat. Saya
berharap kalau pustakawan yang belum pernah ikut diklat
kepustakawanan itu diusulkan namanya supaya bias ikut jangan
orang-orang itu saja yang diikutsertakan”83
Pernyataan mengenai keikutsertaan pustakawan dalam
mengikuti diklat diungkapkan oleh bapak Afrizal A.Ma. selaku
Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan:
80
Wawancara Senin 09- Maret 2020 81
Wawancara Senin 10- Februari 2020 82
Wawancara Senin 10- Februari 2020 83
Wawancara Selasa 11- Februari 2020
77
“Kalau untuk diklat itu sebenarnya tergantung kepada
pustakawannya itu sendiri, mau atau tidak untuk
mengikuti diklat. Tetapi bukan masalah itu saja
tergantung lagi ke anggaraanya. Jika pustakawannya mau
ikut diklat tetapi anggarannya tidak ada ya tidak akan
bisa juga. Seperti kemeren itu yang diterima cuma satu
orang untuk mengikuti diklat karena anggarannya
terbatas. Diklat ini juga lebih dikhususkan untuk
pustakawan yang infashing, karena kalau pustakawan
infashing ini kan mereka 2 (dua) tahun sekali itu harus
mengikuti diklat jika mereka tidak mengikuti diklat
melebihi batas waktu yang ditentukan maka mereka akan
langsung dicopot dari jabatan pustakawannya”84
Dari pernyataan yang tertera diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pada dasarnya untuk pendidikan dan
pelatihan itu semua pustakawan berhak untuk mengikutinya tetapi
tergantung lagi kepada anggaran, ada atau tidak anggaran itulah
yang menentukan pustakawan bisa ikut atau tidak. Semua
pustakawan khususnya yang bermasalah ini tadi sangat ingin
mengikuti diklat atau pelatihan lainnya di bidang kepustakawanan,
namun nama-nama mereka terkadang tidak terpilih untuk
mengikuti diklat. Alasan dari atasan bahwa anggaran untuk
mengikutsertakan mereka itu tidak ada.
84
Wawancara Senin 09-Maret 2020
78
2. Faktor-faktor Penghambat Kenaikan Pangkat/Jabatan
Fungsional Pustakawan
a. Disharmonisasi dan minimnya koordinasi di kalangan tim
penilai jabatan fungsional pustakawan
Angka Kredit adalah satuan nilai dari setiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh
Pustakawan dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.85
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit adalah daftar yang memuat
prestasi kerja yang dicapai oleh pustakawan dan telah
diperhitungkan angka kreditnya dalam kurun waktu tertentu untuk
dinilai.
Berikut adalah pernyataan dari bapak Mardamsyah, S.Pd
salah satu Pustakawan Madya di ruang deposit menuturkan:
“Dalam pengumpulan angka kredit tentu
mempunyai/banyak mengalami hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya mendapatkan angka kredit itu
sangat susah sekali. Karena apa, tim penilai itu kurang
solid dengan pustakawan. Padahal kita sebagai
pustakawan harus mengumpulkan angka kredit minimal
12 pertahun. Sementara tugas-tugas yang kita kerjakan
sudah sesuai dengan juknis yang ada di perpustakaan ini.
Sudah sesuai dengan pedoman yang ada di juknis
(Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kreditnya).”86
Pustakawan Muda yang ada di ruang pengolahan ibu
Sumintarsih, S.IP menyatakan bahwa:
“Kalau masalah pengumpulan angka kredit ini sangat
banyak sekali kendalanya. Sebenarnya jika kita memang
benar-benar bekerja tidak rekayasa, mengumpulkan
angka kredit itu tidak susah didapatkan. Tim penilai juga
seharusnya memberikan nilai yang sesuai dan seharusnya
agar kami tidak menemui kendala, apalagi kalau berkas
kita lengkap pasti akan dinilai. Tetapi banyak sekali
kendala kami di tim penilai. Tim penilai sering
85
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal.6 86
Wawancara Senin 10-Februari 2020
79
menyalahkan Daftar usul penetapan angka kredit yang
kami ajukan dan tidak memberitahu dulu apa kesalahan
kami sebelum menyalahkan Daftar usul penetapan angka
kredit kami tersebut. Seharusnya tim penilai bisa lebih
bijak lagi dalam menilai dan dikonfirmasi dulu ke
pustakawan yang bersangkutan sebelum menylahkannya.
Ibu kemaren memang sempat susah mau naik jabatan.
Saya mengajukan dari III C mau ke III D itu 6 tahun
lamanya, yakni dari tahun 2014-2019 baru bisa naik
pangkat.”87
Jawaban yang serupa juga diberikan oleh salah satu
pustakawan yang mengalami masalah dalam pengumpulan angka
kreditnya yaitu ibu Ellisa, S.IP yang menyatakan bahwa:
“Pernah, bahkan saya sampai 5 (lima) tahun
terlambat/bermasalah mengumpulkan angka kredit.
Pustakawan ini dianggap tidak mengerti dengan juknis
menurut tim penilai. Padahal tim penilai jika sudah
menilai seperti itu kenapa tidak mau membimbing
pustakawan bagaimana cara pengajuan Daftar usul
penetapan angka kredit yang benar misalnya dilakukan
semacam seminar, sosialisasi, atau apalah itu bagaimana
cara penyusunan Daftar usul penetapan angka kredit
yang benar, dari dulu-dulu sampai hari ini itu belum
pernah dilakukan. Jadi, menurut ibu, tim penilai
setidaknya harus jeli apalagi ini intern pustakawan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi itu
sendiri tentu mereka tahu keseharian pustakawan disini
mana pustakawan yang benar-benar aktif bekerja dan
mana pustakawan yang absen balik-absen balik. Jika ada
kesalahan kasih tahu jangan didiamkan bagaimana cara
yang benar dan dimana letak kesalahannya, jangan
langsung menyalahkan. disinilah tim penilai ini
terkadang tidak adil tidak bijak, dan bertindak tidak
transparan karena langsung menyalahkan tanpa memberi
tahu dimana letak kesalahan dan bagaimana solusi untuk
memperbaiki kesalahan tersebut sehingga merugikan
pustakawan..”88
87
Wawancara Senin 10-Februari 2020
88 Wawancara Senin, 10-Februari 2020
80
Ibu Irana Firlinawani, S.Pd salah satu Pustakawan Ahli
Muda juga menyatakan:
“Itu semua pasti pernah, karena kadang-kadang pekerjaan
kita dikantor itu tidak sesuai dengan juknis kita yang ada.
Kemudian yang kita kerjakan itu poinnya terkadang tidak
sesuai dengan jumlah yang diinginkan di angka kredit
yang kita inginkan atau nilainya itu tidak sesuai karena
terlalu rendah pekerjaan yang kita ambil. Saya juga
pernah mengalami masalah dengan tim penilai. Menurut
saya yang menilai itu kan atasan, jadi bisa tidaknya itu
diterima tergantung atasan tim penilai kan bukan yang
menilai pekerjaan kita. Jadi tim penilai jika ada
kesalahan jangan langsung menyalahkan konfirmasi dulu
dengan pustakawan yang bersangkutan jangan langsung
disalahkan karena yang menilai itu kan bukan mereka
tapi atasan.”89
Bapak Salamudin, A.Ma. Pustakawan Mahir menyatakan
bahwa beliau juga mengalami masalah dalam pengumpulan angka
kredit:
“Pernah terjadi masalah keterlambatan itu disaat
menunggu SK tim penilai yang belum terbit. Misal mau ngumpul
bukti fisik Daftar usul penetapan angka kredit sementara tim
penilai SK nya belum terbit, nah jadi kan tidak bisa menilai.”90
Pernyataan yang serupa juga disampaikan bapak
Zunwanis, S.Pd yang merupakan pustakawan Muda dan
bermasalah juga dalam mengumpulkan angka kredit:
“Pernah terjadi masalah dari tim penilai yang menilai
dengan emosional sehingga dapat menunda jumlah
kenaikan jabatan karena nilai Penetapan angka kredit
yang diterima rendah. Rencana awal sudah mencukupi
tetapi karena tim penilai ini tadi menilai tidak valid dan
tidak konsekuen jadi dapat mengurangi nilai.”91
89
Wawancara selasa 11-Februari 2020
90 Wawancara Selasa 11-Februari 2020
91 Wawancara Selasa 11-Februari 2020
81
Pustakawan yang bermasalah selanjutnya didalam
mengumpulkan angka kredit adalah bapak Mardianto, A.Ma.:
“Pernah mengalami masalah dan saya terlambat 2 tahun
dari pustakawan lanjutan ke pustakawan penyelia karena angka
kredit saya kurang. Daftar usul penetapan angka kredit yang saya
usulkan banyak yang tidak diterima oleh tim penilai”92
Pustakawan yang bermasalah selanjutnya didalam
mengumpulkan angka kredit adalah ibu Wuryani, A.Ma
Pustakawan Penyelia di ruangan deposit menyatakan:
“Tentu semuanya ada kendala dan masalah, tapi semua itu
kembali ke pribadi kita masing-masing menyikapinya.
Memang sejauh ini ibu terkendala mengurus angka kredit
karena sering ada hambatan di tim penilai. Ibu juga
mempunyai kendala beban kerja yang kurang, karena
dideposit ini kebanyakan isinya tentang penelitian, jadi
tidak sembarangan orang bias masuk kesini sehingga
angka kredit yang didapatkan juga sedikit.”93
Selain masalah yang disebabkan oleh tim penilai yang
terkadang menilai dengan tidak adil dan terjadinya perbedaan
persepsi antara tim penilai dalam memahami bukti fisik
pustakawan. Terdapat pula masalah yang disebabkan karena
pustakawan belum memahami/mengetahui cara mengisi dupak
yang benar, beban kerja yang dibebankan tidak sesuai dengan
jumlah pustakawan, SK Pustakawan yang terlambat terbit. Pejabat
fungsional pustakawan kurang kreatif atau malas untuk
mengumpulkan angka kredit.
Berikut ini pernyataan bapak Afrizal A.Ma. selaku Kepala
Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan
mengenai pustakawan yang belum memahami bukti fisik yang
benar menurut JUKNIS mengungkapkan bahwa:
“Kalau saya sendiri tidak pernah ada masalah namun
pustakawan lain ada. Misalkan begini jadi dia belum
92
Wawancara Rabu 12-Februari 2020
93 Wawancara Senin 10-Februari 2020
82
memahami bukti fisik yang harus dilampirkan. Bisa juga
dia di bahasa juknisnya seharusnya A dia mengusulkan
B. Bahasa sehari-hari kerja yang tidak sesuai dengan
yang ada di juknis Dia mengusulkan menyampul buku di
jukniskan tidak ada yang adanya membuat kelengkapan
bahan pustaka nah itukan jadi rancu dan membuat angka
kredit mereka kita kurangi. Satu lagi pustakawan kurang
kreatif atau malas mengumpulkan angka kredit. Jika
pekerjaan di perpustakaan ini tidak bisa memenuhi angka
kreditnya maka mereka harus pergi keluar untuk mencari
angka kreditnya jangan hanya berdiam diri karena
banyak jalan”94
Pernyataan yang sama mengenai kurangnya pemahaman
bukti fisik juga diungkapkan oleh bapak Hasudungan Ambarita,
S.Sos Pustakawan Madya di ruang Pembinaan:
“Kalau untuk saya sendiri tidak pernah merasa ada
masalah ataupun dikurangi. Tapi mungkin teman-teman
banyak yang mengalami itu, karena terjadi perbedaan
pemahaman tentang petunjuk teknis (juknis) sehingga
terjadi salah persepsi. Kalau mereka sudah paham pasti
tidak aka nada masalah. Mereka sudah tahu letak
kekurangannya. “oh saya sudah tahu kekurangan saya,
saya mengambil yang bukan bagian dari saya, saya
mengambil yang bukan jenjang saya”, hitung-hitungan
itu mungkin tidak memahami mana yang penunjang
mana yang utama. Menurut mereka hitung-hitungan nya
sudah cukup tetapi menurut tim penilai kan belum”95
Pernyataan mengenai beban kerja yang tidak sesuai
dinyatakan oleh bapak Hasudungan Ambarita, S.Sos yang
merupakan Pustakawan Madya di ruang Pembinaan:
“Kalau masalah itu tergantung personal masing-masing.
Selama kita masih mau bekerja pasti tidak ada masalah.
Yang jadi masalah itu kan jika tidak ada inisiatif dari
fungsionalnya. Jika ada inisiatif pasti akan ada jalan
keluarnya. Misalnya kalau di Dinas ini kan kalau
kegiatan dibagi perjabatan perjumlah pustakawan itukan
pasti tidak mencukupi, tapi kan ada kegiatan alternatif
yang bisa dilakukan keluar dari dinas misal ke sekolah,
94
Wawancara Rabu 12-Februari 2020
95 Wawancara Senin 10-Februari 2020
83
ke perpustakaan khusus, ke perguruan tinggi. Masalah itu
memang jika sudah mengukur kinerja dengan beban
kerja, tapi terkait dengan masalah anggaran juga
sebetulnya. Karena misalkan kegiatan yang kita ambil
pengolahan buku tapi buku yang dibeli sedikit
pustakawan banyak jadi kan tidak mencukupi. Tapi
kembali lagi banyak jalan untuk mencukupi itu semua.
Kreatifitas masing-masing lah. Namun secara
perhitungan normal jumlah pustakawan yang ada harus
disesuaikan dengan beban kerja yang ada, missal
pustakawan ada 60 orang minimal 60.000 judul buku
yang dikelola.”96
Pernyataan mengenai pejabat pustakawan yang kurang
kreatif atau malas mengumpulkan angka kredit juga dinyatakan
oleh ibu Ellisa, S.IP:
“Banyak. Dia maunya naik pangkat terus naik jabatan
terus, tapi dia tidak mau mengumpulkan angka kredit dan
kesehariannya sering tidak ada ditempat absen balik-absen balik.
Pertanyaannya darimana dia mengumpulkan angka kreditnya.”97
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh pak Salamudin,
A.Ma selaku Pustakawan Mahir yang menyatakan bahwa:
“pustakawan yang benar-benar bekerja harus dinilai
dengan adil jangan yang tidak bekerja dan sering tidak
ada ditempat datang absen kemudian pulang dan datang
absen lagi kemudian pulang tetapi dinilai sedangkan
yang benar-benar bekerja tadi jadi terhambat untuk naik
pangkat dan jabatannya. Mereka harus bisa menilai
dengan adil karena selama ini banyak keluhan yang
seperti itu.”98
Dari banyaknya permasalahan yang terjadi berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa masalah yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh tim
96
Wawancara Senin 10-Februari 2020
97 Wawancara Senin 02-Februari 2020
98 Wawancara Selasa 12-Februari 2020
84
penilai yang kurang adil atau bisa dikatakan tidak adil dalam
memberikan nilai terhadap para pustakawan fungsional. Tim
penilai seakan-akan memberikan penilaian tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan membuat peraturan tidak tertulis yang
bertentangan dengan peraturan resmi dan sah. Selain itu peraturan
tersebut berlaku di internal perpustakaan. Akibatnya pustakawan
selalu merasa diberlakukan tidak adil dan merasa terdzolimi ketika
mengurus kenaikan jabatan/pangkat pustakawan selalu mengalah,
diam, menerima nasib, pasrah, berserah diri, dan sabar. Apabila
pustakawan protes tim penilai banyak beralasan untuk
mengungkapkan berbagai argument, dan ujung-ujungnya
pustakawan yang akan mengalah. Tim penilai Angka Kredit
Jabatan fungsional Pustakawan yang disebut Tim Penilai adalalah
tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan
bertugas menilai prestasi kerja pustakawan.99
Di dalam dunia kerja Pegawai Negeri Sipil/Pustakawan
sebagai Pejabat Fungsional ada seperangkat peraturan-peraturan
perundang-undangan yang harus ditaati oleh pegawai Negeri sipil/
Pustakawan sebagai Pejabat Fungsional, karena mengandung
kewajiban dan hak. Bila peraturan dan prosedur ditaati oleh para
pihak tanpa terkecuali, akan memberikan dampak pada PNS dan
Lembaga, suasana kerja menjadi nyaman, tenteram, menyenangkan
dan dampak kinerja meningkat. Sebaliknya, kalau peraturan itu
dilanggar, apalagi dengan “sengaja” dikaburkan (karena alasan
subyektif) maka yang akan pertama kali dirugikan adalah Pegawai
Negeri sipil/Pustakawan Pejabat Fungsional. Untuk Pustakawan
Pejabat Fungsional harus memenuhi angka kredit untuk naik
jabatan. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang, sedang pangkat berarti
99
Perpustakaan Nasional, Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2015), hal.6-7
85
kedudukan berdasarkan tingkat kesulitan, syarat kualifikasi untuk
menentukan dasar penggajian. Jadi berbeda dengan jabatan
struktural, tiap 4 (empat) tahun naik pangkat tanpa harus
mengumpulkan angka kredit.
Menduduki jabatan fungsional adalah pilihan dengan
segala resiko yang harus ditanggung (diberhentikan sementara bila
tidak dapat mengumpulkan angka kredit), perlu perjuangan,
pengorbanan, semangat, dan tekad yang kuat yang penuh dengan
tantangan dan hambatan. Angka kredit yang para pustakawan ini
kumpulkan hanyabernilai 0, sekian-sekian. Tentu ini tidak mudah
untuk mereka.
b. Kinerja Tim Penilai
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Pustakawan dan Angka kredit menjelaskan tim penilai
angka kredit jabatan fungsional pustakawan yang selanjutnya
disebut tim penilai adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja
pustakawan. Hal ini mengingat proses pengajuan kenaikan
pangkat/jabatan dimulai dengan pengajuan Daftar Usul Penetapan
Angka kredit kemudian dinilai oleh tim penilai pustakawan. Tim
penilai selain memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja
pustakawan, tim penilai juga memiliki pengetahuan lebih banyak
tentang pengajuan angka kredit dan tim penilai sangat berarti untuk
mendukung dan meningkatkan prestasi kerja dan mendukung karir
pustakawan para pustakawan dalam pengajuan angka kredit.
Berikut ini adalah temuan peneliti di lapangan mengenai
Apakah Tim Penilai dalam Penilaian angka kredit pustakawan di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dan telah
sesuai dengan SK MENPAN dan sesuai dengan yang mereka
kerjakan:
86
Bapak Afrizal A.Ma. selaku Kepala Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Tenaga Perpustakaan:
“Tim penilai ini dalam memberikan nilai sangat objektif
sesuai dengan juknis. Apa yang tertera di juknis itu yang
dinilai. Misalnya di juknis pekerjaannya harus A dan
bukti fisiknya juga harus A kalau pun kurang kita
mengambil kebijaksanaan sesuai dengan rapat pleno
nanti. Intinya kita tim penilai tidak akan mempersulit
pustakawan karena kita bekerja sesuai dengan juknis
yang sudah ditetapkan. InsyaAllah tahun ini rencanaya
kita akan adakan workshop/ seminar bagaimana cara
penyusunan Daftar usul penetapan angka kredit yang
benar, karena selama ini belum pernah diadakan”100
Berikut ini adalah jawaban dari ibu Ellisa, S.IP
Pustakawan Ahli di ruangan referensi menyatakan:
“Daftar usul penetapan angka kredit yang kita ajukan
otomatis memang harus diterima oleh tim penilai.
Masalah dinilai atau tidak oleh tim penilai nanti
tergantung pada isi pekerjaan itu sudah sesuaikah dengan
tingkat jabatan pustakawan itu sendiri. Nah jika
pekerjaan ini tadi sudah sesuai dengan jabatan yang
diambilnya berarti otomatis sudah bisa dinilai oleh tim
penilai dan sesuai dengan apa yang pustakawan tersebut
inginkan. Jika Daftar usul penetapan angka kredit yang
diajukan itu tidak sesuai dengan jabatan dari pustakawan
yang bersangkutan, nah ini otomatis tim penilai tidak
akan memberikan nilai. Kami sebagai pustakawan dalam
mengajukan Daftar usul penetapan angka kredit kami
merasa itu sudah sesuai target yang kami inginkan juga
sudah sesuai angka kreditnya pun lebih. Namun di tim
penilainya terkadang kandas. Maka dari inilah antara
pustakawan dan tim penilai ini sering terjadi cekcok dan
kesalahpahaman dan ini sudah dari zaman dahulu
terjadi.”101
100
Wawancara Rabu 12- Februari- 2020
101 Wawancara Senin 02- Maret-2020
87
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan bapak
Zunwanis, S.Pd selaku Pustakawan Ahli Muda memberikan
pernyataan bahwa:
“Seharusnya sesuai tetapi terkadang tim penilai tidak
memberikan nilai yang sesuai dengan yang kita ajukan
dan kita inginkan. Misal saya sudah mengerjakan
pekerjaan saya, bukti fisiknya sudah ada tetapi nilai yang
kita ajukan dan inginkan itu tidak sesuai dengan yang
diberikan oleh tim penilai. Jadi tim penilai, nilailah
dengan objektif sesuai dengan apa yang diajukan dan
jangan menilai dengan emosional atau dengan pribadi
lain, harus adil karena kita semua manusiawi, jangan
hanya mengedepankan kecemburuan sosial”102
Pernyataan selanjutnya juga dinyatakan oleh bapak
Mardamsyah, S.Pd Pustakawan Madya yang ada di ruangan
deposit:
“Ya itulah susah. Bagaimana saya harus ngomong ya. Kita
sudah bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan
tupoksi yang ada di bidang kita. Seperti bapak bidang
deposit, jadi tugas-tugas yang ada di deposit ini bapak
kerjakan. Sementara tim penilai tidak mau terima jika
kita mengajukan lebih dari yang kita butuhkan, disinilah
terjadi konflik antara tim penilai dan pustakawan. Kita
sebagai pustakawan ini juga tidak berani mengerjakan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan pedoman yang ada
dalam Juknis.”103
Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu Sumintarsih, S.IP
pustakawan Ahli Muda yang ada di ruangan Pengolahan
menyatakan bahwa:
“Sesuai. Tapi kebanyakan tidak sesuai. Semua yang kita
ajukan itu tidak semuanya diterima karena tidak sesuai
dengan kriteria tim penilai. Kriteria itu tidak pernah
diberitahukan oleh tim penilai karena semuanya sudah
ada di dalam Juknis. Kami sudah mengikuti aturan yang
ada di juknis. Didalam buku juknis inikan semuanya
sudah diatur jadi kita tidak bias lari dari situ.”104
102
Wawancara Selasa 11- Februari 2020 103
Wawancara Senin 10- Februari 2020 104
Wawancara Senin 10- Februari 2020
88
Ibu Irana Firlinawani, S.Pd yang merupakan Pustakawan
Ahli Muda mengungkapkan:
“Seharusnya memang harus adil, tetapi terkadang berbeda.
Sebenarnya untuk tim penilai, jangan hanya berdasarkan
yang di atas kertas saja tetapi juga harus menggunakan
akal dan perasaan. Jadi jika menggunakan yang hanya
diatas kertas saja dan ketika mereka merasa tidak cocok
dengan yang kita ajukan mereka akan langsung
menyalahkan. Mereka itu sebenarnya tidak punya hak
untuk menyalahkan karena jika atasan sudah tanda
tangan kenapa mereka harus menyalahkan lagi.”105
Ibu setyawani Pustakawan Ahli yang ada di ruang deposit
juga mengungkapkan:
“Saya merasa sesuai karena memang selama ini saya
merasa tidak ada masalah. Namun saran saya semoga tim
penilai lebih luas lagi wawasan mereka tentang penilaian
dan semoga bisa membimbing teman-teman yang tidak
bisa menyusun Daftar usul penetapan angka kredit
jangan langsung disalahkan karena tidak ada manusia
yang sempurna (nobody perpect) kalau dari saya pribadi
itu adalah kemauan saya tidak tahu kalau teman-teman
lainnya.”106
Dari beberapa pernyataan informan diatas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa tim penilai yang ada di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi terutama untuk pustakawan yang
bermasalah tim penilai menilai belum sesuai dengan apa yang
mereka kerjakan. Seharusnya menurut aturan PERMENPAN No 11
Tahun 2015 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya Daftar Usul Penetapan Angka Kredit yang pustakawan
ajukan otomatis memang harus diterima oleh tim penilai. Masalah
dinilai atau tidak oleh tim penilai nanti tergantung pada isi
pekerjaan itu sudah sesuaikah dengan tingkat jabatan pustakawan
itu sendiri, namun jika tidak sesuai tidak akan dinilai oleh tim
penilai. Masalah yang dihadapi pustakawan dan membuat mereka
105
Wawancara Selasa 11-Februari 2020 106
Wawancara Selasa 11-Februari 2020
89
resah adalah mereka para pustakawan ini sudah mengerjakan
pekerjaaan yang sesuai dengan yang ada di Juknis sesuai dengan
jenjang jabatannya masing-masing namun terkadang penilaian itu
kandas di tangan penilai. Padahal mereka benar-benar bekerja dan
bukti fisiknya pun ada tetapi kenapa banyak sekali nilai yang
dikurangi bahkan tidak dinilai oleh tim penilai. Sedangkan
pustakawan yang hanya absen lalu pulang dan sering tidak ada
ditempat Daftar Usul Penetapan Angka Kredit mereka bisa lolos
dan bisa diterima. Pertanyaannya darimanakah mereka ini tadi
mengumpulkan angka kredit. Jadi hal seperti ini yang terkadang
membuat pustakawan terutama yang bermasalah merasa tim penilai
kurang objektif dan tidak sesuai memberikan nilai sesuai peraturan
PERMENPAN tapi mereka membuat aturan sendiri. Jika dilihat
dari teori PERMENPAN Nomor 11 Thaun 2015 tim penilai
seharusnya bias memberikan nilai yang objektif sesuai dengan
pekerjaan pustakawan tersebut. Karena keberhasilan pustakawan
dalam mengembangkan karir tergantung pada keberhasilannya
melaksanakan berbagai butir kegiatan kepustakawanan dalam
PERMENPAN Nomor 11 Tahun 2015 yang selanjutnya butir
kegiatan tersebut disusun didalam Daftar Usul Penetapan Angka
Kredit agar bias menghasilkan Penetapan Angka kredit dan dinilai
oleh tim penilai.
c. Pemahaman tentang Keputusan MENPAN No 11 Tahun 2015
tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya?
Pustakawan telah diakui oleh pemerintah sebagai jabatan
fungsional semenjak dikeluarkannya keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/MENPAN/1998
tentang jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
Dalam rangka memenuhi tuntutan karier dan peningkatan
profesionalisme pustakawan, keputusan tersebut telah mengalami
90
beberapa kali perubahan, terakhir diatur dalam peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya dan telah diperbarui
yaitu menjadi PERMENPAN No 11 Tahun 2015. Sejak saat itulah
setiap kegiatan yang dikerjakan oleh pustakawan dinilai
berdasarkan angka kredit yang telah ditetapkan dalam petunjuk
teknis jabatan fungsional dan angka kreditnya.107
Pemahaman tentang Keputusan PERMENPAN No 11
Tahun 2015 diungkapkan oleh ibu Ellisa, S.IP Pustakawan Ahli
Muda di Ruangan Referensi:
“Tahu dan paham. PERMENPAN itu berisi tentang
jabatan pustakawan dan angka kreditnya. Peraturan-
peraturan tentang kinerja pustakawan sudah diatur di
PERMENPAN tersebut. PERMENPAN itu juga
mengatur tentang kenaikan jabatan pustakawan yang
berdasarkan jenjang jabatan, dan juga mengatur tentang
pemberhentian sementara. Jadi PERMENPAN itu
mengatur semuanya.”108
Ibu Wuryani, A.Ma Pustakawan Penyelia juga
mengungkapkan hal yang serupa:
“Paham dan tahu, karena mengenai petunjuk kerja bagi
ASN yang merupakan titik tombak, berdiri atau tidaknya,
maju atau tidaknya perpustakaan/ tergantung Sumber
daya manusia nya lah baik perpustakaan sekolah,
perguruan tinggi, atau di Dinas perpustakaan khusus, itu
ada peraturan KEPMENPAN no 11 tahun 2015 itu ada
angka kreditnya jadi semuanya terarah dan terinci tidak
sembarangan.”109
107
Maya Nurmaya Hasanah, Pengaruh Jabatan Fungsional Terhadap Kinerja Pustakawan
Di Perpustakaan Universitas Indonesia, (Semarang: Universitas Diponegoro) hal. 7
108 Wawancara Senin 10-Februari 2020
109 Wawancara Senin 10-Februari-2020
91
Pemahaman tentang PERMENPAN No 11 Tahun 2015
juga diungkapkan oleh Ibu Irana Firlinawani, Sebagai Pustakawan
Ahli Muda:
“Tahu dan harus paham. Karena kinerja/tupoksi yang
harus dikerjakan oleh pustakawan itu terdapat didalam
PERMENPAN tersebut. Pustakawan tidak bisa lari dari
aturan tersebut dan tidak bisa sembarangan/mengada-
ngada terhadap apa yang dia kerjakan.”110
Berdasarkan pernyataan diatas dan didukung oleh
beberapa pernyataan informan yang lain mengenai pengetahuan
dan pemahaman mereka tentang aturan PERMENPAN No 11
Tahun 2015 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya Mereka semua sudah tahu dan memahami. Hal tersebut
didukung dengan adanya buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kreditnya yang mereka miliki dan ditambah lagi dengan
mereka sudah lama menyusun Dupak dan mereka juga merupakan
pustakawan-pustakawan senior. Pustakawan memang seharusnya
memahami aturan PERMENPAN No 11 Tahun 2015 mengenai
Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Karena jika
mereka tidak memahami aturan tersebut mereka tidak bisa
menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit secara baik dan
benar. PERMENPAN berisi tentang jabatan pustakawan dan angka
kreditnya. Jadi semua peraturan-peraturan tentang kinerja
pustakawan sudah diatur di PERMENPAN tersebut.
PERMENPAN mengatur tentang kenaikan jabatan, syarat-syarat
untuk naik jabatan, pemberhentian sementara, pengangkatan
pustakawan kembali. Oleh sebab itu, pustakawan harus memahami
butir kegiatan yang sesuai dengan jabatan yang disandangnya,
supaya tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam
mencari angka kredit untuk kenaikan jabatan dan pangkatnya.
110
Wawancara Selasa 11-Februari-2020
92
3. Upaya Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi
Jambi dalam mendorong kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional pustakawan
a. Memotivasi dan Mensuport Para Pustakawan Dalam
Mengerjakan Tugas-tugas Kepustakawanan
“Jadi kalau pustakawan yang tidak mampu mengumpulkan
angka kredit sebenarnya kembali ke pustakawan itu
sendiri. Karena didalam pengangkatan jabatan fungsional
itu ada PAK nya atau ada kontrak kerjanya. Jadi jabatan
apa dia tadi sudah terukur perjenjang jabatannya itu,
kalau kamu tanya nanti di bagian kepegawaian itu akan
tertera tugas-tugas mereka, dan dari tugas-tugas itulah
mereka datang kekantor ini tadi sudah terukur apa yang
harus mereka kerjakan untuk mengumpulkan angka
kredit. Pustakawan itukan mandiri karena mereka
fungsional dan ujung tombak maju mundurnya
perpustakaan itu tergantung pada pustakawannya.”
b. MembimbingDalam Mempercepat Kenaikan
Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan
“Kalau sesuai dengan aturan mereka dalam 5 tahun tidak
mengajukan Daftar Usul Penetapan Angka kredit nya
segala macam mereka akan diberhentikan sementara
atau kembali menjadi struktural dan harus membuat
laporan kinerja. Ini sudah aturan main. Namun pada
tahun ini telah direncanakan akan mengadakan
workshop penyusunan Daftar usul penetapan angka
kredit, karena selama ini belum pernah diadakan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu
pustakawan dalam menyusun Daftar usul penetapan
angka kredit yang baik dan benar berdasarkan Petunjuk
Teknis yang berlaku.”
c. Membangkitkan Semangat Kerja Para Pustakawan
“Jadi untuk membangkitkan semangat pustakawan
tentunya harus didorong dengan fasilitas yang ada
diperpustakaan ini. Semakin koleksinya lengkap, ruang
perpustakaannya bagus dan luas, itu semua akan
membuat mereka semakin leluasa memberikan
pelayanan baik di bawah itu storytelling terhadap anak tk
(taman kanak-kanak), perpustakaan umum, jadi semakin
koleksi kami lengkap, buku kita semakin banyak,
93
layanan nya semakin bagus, tentunya semangat
pustakawan untuk mengumpulkan angka kredit semakin
banyak dan tinggi. Pengunjung datang dari pintu itupun
mereka sudah harus awear terhadap para pemustaka
yang datang kemari disambut dengan pertanyaan apa
keperluan, mencari buku apa, sedang meneliti apa, nah
itukan semua bagian dari para pustakawan yang ada di
dinas perpustakaan dan arsip daerah provinsi jambi ini.”
d. Membuatkan Suatu Kegiatan Yang Menyangkut Dengan
Anggaran Dana
“Jadi kompetensi para pustakawan itu untuk
meningkatkan supaya dalam menambah angka kreditnya
tentunya ada diklat-diklat dan mereka harus mengikuti
diklat-diklat tersebut. Diklat tersebut dilaksanakan oleh
Perpustakaan Nasional. Tentu mereka harus menambah
wawasan nya tentang diklat-diklat tersebut. Jadi para
pustakawan yang ada disini dalam rangka
mengumpulkan angka kredit semuanya itu sebenarnya
sudah tercantum di PERMENPAN yang sudah anda baca
tadi. Jadi fungsional itu sangat berbeda sekali dengan
struktural. Kalau di struktural mereka bekerja dengan
tugas pokok kalau di fungsional mereka bekerja dengan
angka kredit. Jadi dengan mengerjakan tugas-tugas
mereka sesuai dengan jabatan yang mereka miliki sudah
menambah angka kredit mereka. Tetapi diklat ini tadi
kembali lagi ke anggaran ada tidak anggaran tersebut
untuk mengikuti kegiatan diklat tersebut”
e. Mempermudah Dalam Mengelola Perpustakaan
1). Apakah mungkin bapak merasa terbebani dengan adanya ini?
“Sebenarnya jika peraturan yang sudah dibuat baik itu dari
PERMENPAN atau yang lainnya itu untuk
mempermudah kami dalam mengolah perpustakaan. Jadi
tidak merasa terbebani. Peraturan itu dibuat untuk
melaksanakan program kegiatan kerja kita. Pustakawan
ini kan kelompok jabatan dan mereka diberi tunjangan
tentunya negara tidak asal memberi tunjangan pasti
mereka juga mau tahu, apasih yang sudah mereka
lakukan.”
2). Apakah dengan adanya ini semua bapak jadi bingung untuk
memberikan suatu kinerja dalam mengelola perpustakaan
94
bisa bersinergis dengan jabatan struktural yang ada di Dinas
Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Jambi ini pak?
“Tidak bingung, karena kita semua sudah ada bagian-
bagian masing-masing tentang pekerjaan kita dan apa yang
akan kita lakukan.”111
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa upaya yang bisa diberikan oleh Kepala
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi untuk
pustakawan yang bermasalah naik pangkat dan jabatan hanya
dengan mengikuti peraturan yang berlaku yaitu memberhentikan
sementara dari jabatan fungsional pustakawan. Sedangkan upaya
Kepala Dinas dalam meningktkan semangat kerja per dan
mendorong mereka untuk naik pangkat/jabatan adalah dengan
memperbaiki fasilitas perpustakaan. Menurut Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi jadi semakin
koleksi kami lengkap, buku kita semakin banyak, layanan nya
semakin bagus, tentunya semangat pustakawan untuk
mengumpulkan angka kredit semakin banyak dan tinggi. Intinya
semakin fasilitas bagus dan lengkap mereka akan semangat bekerja
untuk mengumpulkan angka kredit.
111
Wawancara Senin 02-Maret 2020
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional pustakawan
ada dua sisi, sisi pertama kembali lagi berdasarkan defenisi peran
menurut teori soerjono soekamto bahwa jika seseorang sudah
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya
maka dia sudah melakukan peranan. Berarti Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sudah bisa
dikatakan berperan walaupun motivasi yang diberikan oleh Kepala
Dinas hanya berupa kata-kata saja/pendekatan secara emosional.
Namun jika peran disini menurut orang yang terlibat langsung
dengan masalah mengurus angka kredit maka Kepala Dinas belum
berperan, karena peran yang pustakawan inginkan bukan peran
yang hanya sekedar kata-kata saja, tetapi peran eksennya atau
tindakan langsung dari Kepala Dinas.
2. Faktor yang menghambat kenaikan pangkat/jabatan fungsional
pustakawan disebabkan oleh: 1). Tim penilai yang terkadang
menilai tidak adil, tidak objektif dalam melakukan penilaian
terhadap pustakawan yang benar-benar bekerja dengan pustakawan
yang sering tidak ada di tempat kerja. 2). Perbedaan persepsi antara
tim penilai dalam melakukan penilaian terhadap bukti fisik
pustakawan. 3). Pejabat fungsional pustakawan belum memahami
cara mengisi Daftar usul penetapan angka kredit dengan benar. 4).
SK tim penilai yang terlambat terbit. 5). Peabat fungsional
pustakawan kurang kreatif atau malas mengumpulkan angka kredit.
6). Beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah pustakawan.
3. Upaya dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi
Jambi dalam mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional
96
pustakawan adalah dengan diberhentikan sementara dari Jabatan
Fungsional pustakawan jika sudah terlambat mengumpulkan angka
kredit dalam waktu 5 tahun kemudian dipindahkan ke Jabatan
Struktural. Pada tahun ini telah direncanakan akan mengadakan
workshop penyusunan Daftar Usul Penetapan Angka kredit, karena
selama ini belum pernah diadakan. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk membantu pustakawan dalam menyusun Daftar Usul
Penetapan Angka Kredit yang baik dan benar berdasarkan Petunjuk
Teknis yang berlaku.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat disarankan beberapa
hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam hal Peran
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi Dalam
Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan dan
membantu mengembangkan karir pustakawan di lingkungan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi adalah sebagai
berikut:
1. Diharapkan kepada Kepala Dinas agar dapat memperhatikan
pejabat fungsional pustakawan baik itu tentang kenaikan
pangkat/jabatan kedisiplinan bagi pustakawan yang sering tidak
ada ditempat dan hanya absen. Selain itu apabila ada informasi
mengenai diklat diharapkan Kepala Dinas dapat mengikutsertakan
pustakawan-pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan
Arsip daerah Porovinsi jambi supaya bisa ikut dan bisa
menambah wawasan, dan menambah ilmu pendidikannya
terutama pustakawan yang bermasalah mengumpulkan angka
kredit. Kepala Dinas juga diharapkan dapat memfasilitasi tidak
hanya memotivasi dengan kata-kata saja.
2. Diharapkan Kepada Tim Penilai agar bisa menilai dengan
transparan dan adil. Jika ada pustakawan yang keliru dalam
penyusunan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit seharusnya
97
diberitahukan dulu jangan langsung disalahkan tanpa memberikan
solusi. Kepada Tim Penilai pun diharapkan mengadakan
pertemuan atau rapat dengan pustakawan untuk memberikan
pendampingan bagaimana cara melakukan pengisian dupak yang
benar agar tidak terjadi kesalahpahaman atau miss komunikasi.
3. Diharapkan kepada Kepala Dinas untuk membuatkan program
kegiatan yang bertujuan untuk memotivasi pustakawan yang sulit
dalam hal mengumpulkan angka kredit. Kemudian diharapkan
juga Kepala Dinas dapat memberikan beban kerja disesuaikan
dengan jumlah pustakawan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiawan. 2014. Pengaruh penetapan angka kredit jabatan
fungsional pustakawan terhadap peningkatan motivasi
kinerja pustakawan di UPT ISI Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:
Perpustakaan ISI Yogyakarta. http://digilib.uin-suka.ac.id/15103/ .
Diakses Sabtu 04 Mei 2019 pukul 11:00 WIB.
Al-fatih, Irsyad, Muhammad. 2017, “Kepemimpinan di Perpustakaan
Umum: Studi Kasus Di Perpustakaan, Universitas Indoesia”.
Record and Library. Vol. 3 No. 1. https://e-
journal.unair.ac.id/RLJ/article/download/7290/4425. Diakses Sabtu 04 Mei
2019 pukul 11:45 WIB.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineke Cipta
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Fadillah, Nisaul. 2015. Metodologi Penelitian. Malang: Misykat
Fahmi, Irham. 2017. Manajemen Kepemimpinan: Teori dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta.
Fatmawati, Endang. 2014. “Kajian Faktor Yang Berpengaruh dalam
Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pustakawan”. Jurnal Iqra‟. Vol.08
No. 01. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/iqra/article/view/59/46.
Diakses Rabu 15 Mei 2019 pukul 10:29 WIB.
Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik,
Jakarta: Bumi Aksara.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis
Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM
Press
Hasanah, Nurmaya, Maya. 2018. “Pengaruh Jabatan Fungsional
Terhadap Kinerja Pustakawan Di Perpustakaan Universitas
Indonesia”. Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol. 7 No. 1.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/22831/208
77. Diakses pada Sabtu 15 juni 2019 pukul 09:36 WIB.
Hikmat, Nuzul, Arsyad. 2018. Bentuk Pembinaan Karir Pustakawan Di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Skripsi.
Jambi: Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
http://repository.uinjambi.ac.id/82/1/IPT140319%20Arsyad%20N
uzul%20Hikmat%20Ilmu%20Perpustakaan%20-
%20ANH_%20JBI.pd. Diakses Senin 09 Maret 2020 Pukul 07:45
WIB.
Indonesia, Republik, Agama, Kementrian. 2015. Mushaf Al-qur’an
Terjemah. Bekasi: Pustaka Jaya Ilmu.
Jannah, Miftahul. 2016. Penetapan angka kredit jabatan fungsional
pustakawan dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja
pustakawan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
http://digilib.uinsuka.ac.id/11516/1/BAB%20I%2C%20V%2C%2
0DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses Sabtu 04 mei 2019
Pukul: 11:47 WIB.
Lexy, J, Meleong. 1997. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Maccoby, Michael. 1991. Sang Pemimpin: Wajah Baru Bagi
Manajemen Dewasa Ini (The Leader: A New For American
Management. Jakarta: Gramedia.
Mangkunegara, Anwar, Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Multingah. 2016. Pengembangan Karier melalui kenaikan jabatan/
pangkat pustakawan. Yogyakarta: Lembaga ladang.
Musdalipa. 2017. Kepemimpinan Kepala Perpustakaan Terhadap
Kinerja Karyawan Di UPT Perpustakaan UIN Alauddin
Makassar. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7881/1/MUSDALIPA.pdf.
Diakses Selasa 13 Agustus 2019 Pukul 21: 37 WIB.
Nasaruddin, Yama, Indo, dkk. 2006. Pengantar Bisnis dan Manajemen.
Jakarta: UIN Jakarta Press.
Nasional, Pendidikan, Departemen. 2018. Kamus Besar Bahasa
Indonesia .Jakarta: Gramedia Pustaka.
Nasional, Perpustakaan. 2015. Jabatan Fungsional Pustakawan dan
Angka Kreditnya. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Nasional, Perpustakaan. 2015. Peraturan Kepala Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Nurudin. 2010. Jenis-Jenis Dan Sumber Data. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rahayu, Sri. 2015. Pengaruh Model Kepemimpinan Terhadap Mutu
Pelayanan Perpustakaan. Jambi: UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Ramayulis. 2017. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.
Jakarta: Kalam Mulia.
Saleh, Rahman Abdul. 2018. “Komposisi Angka Kredit Pada PAK
(penetapan angka kredit) kenaikan pangkat/jabatan Pustakawan
Tingkat Keahlian.” Jurnal Pustakawan. Vol. 25. No.1.
https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/view/188/181.
Diakses Rabu 17 Januari 2020 Pukul 20:58 WIB.
Soekanto, Soerjono. 2002. Teori Peranan. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhardono, Edy. 1994. Teori Peran (konsep, derivasi dan
implikasinya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suwanto, dkk. 2013. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suwarno, Wiji. 2011 . Perpustakaan dan Buku. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Widanarta, Dian. 2017. Pengaruh tunjangan fungsional pustakawan
dan batas usia pension terhadap motivasi petugas perpustakaan
untuk menjadi pustakawan di unit pelaksana teknis (UPT)
Perpustakaan Universitas Diponegoro. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/36762/2/Dian_Widanarta_G2C007011.pdf.
Diakses Minggu 05, mei 2019, Pukul: 11: 13 WIB.
Undang-undang No.43 Tahun 2007, Tentang Perpustakaan
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Nama : RAPITA
NIM : IPT160898
Jurusan : ILMU PERPUSTAKAAN
“Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi Dalam Mendorong Kenaikan pangkat/Jabatan Fungsional
Pustakawan”.
A. Observasi
1. Mengamati secara langsung lokasi penelitian di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi jambi.
2. Mengamati secara langsung prilaku Kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi apakah sudah sesuai dengan perannya
atau belum.
3. Mengamati secara langsung prilaku pustakawan dalam bekerja dan
melayani pemustaka sehari-hari, apakah sudah sesuai atau belum.
4. Mengamati secara langsung berapa jumlah koleksi yang ada di Dinas
Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi jambi.
B. Pedoman Wawancara
1. Kepala Dinas DPAD Provinsi Jambi
1. JIka ada pustakawan yang tidak mampu mengumpulkan angka kreditnya,
kira-kira menurut bapak adakah tindakan dan motivasi yang bisa bapak
berikan kepada pustakawan tersebut?
2. Jika ada pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi ini yang terlambat dalam mengajukan DUPAK hingga sampai 3 dan
5 tahun terlambatnya dikarenakan dengan alasan tertentu, kira-kira adakah
tindakan atau solusi bapak dalam masalah ini?
3. Bagaimana cara bapak untuk membangkitkan semangat kerja para
pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ini?
4. Pustakawan itu memang diwajibkan untuk mengumpulkan angka kredit
dan kinerjanya juga sudah diatur di dalam PERMENPAN Nomor 11
Tahun 2015 tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya, Apakah
dengan demikian bapak sebagai kepala dinas ada membuatkan suatu
kegiatan yang menyangkut dengan anggaran dana di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ini?
5. Bagaimana pendapat bapak tentang adanya PERMENPAN No.9 Tahun
2014 dan PERMENPAN No 11 tahun 2015 tentang petunjuk teknis
jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya di Dinas Perpustakaan
yang bapak pimpin?
a. Apakah mungkin bapak merasa terbebani dengan adanya ini?
b. Apakah dengan adanya ini semua bapak jadi bingung untuk
memberikan suatu kinerja dalam mengelola perpustakaan bisa
bersinergis dengan jabatan struktural yang ada di Dinas Perpustakaan
dan Arsip daerah Provinsi Jambi ini pak?
6. Apakah KADIS itu memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan peraturan Kepala Dinas atau sesuai dengan peraturan PEMDA
Provinsi atau kira-kira apa ya pak?
7. Apakah kinerja bapak juga memiliki suatu UUD atau peraturan-peraturan
yang diperkuat seperti PERMENPAN yang dimiliki oleh pustakawan
2. Pustakawan
a. Apakah anda mengetahui dan memahami keputusan MENPAN
Nomor 132/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional pustakawan
dan angka kredit?
b. Apakah dalam pengangkatan jabatan fungsional pustakawan di
Perpustakaan DPAD Provinsi Jambiharus memiliki dasar Pendidikan
serendah-rendahnya Diploma II untuk pustakawan tingkat terampil
dan minimal sarjana pustakawan untuk pustakawan tingkat ahli?
c. Apakah anda melakukan kegiatan kepustakawanan sesuai dengan
butir kegiatan yang ada pada SK MENPAN No: 132 Tahun 2002
sesuai dengan jenjang jabatan pustakawan anda?
d. Apakah Pendidikan pustakawan merupakan unsur utama dalam
penilaian angka kredit yang ada di Dinas Perpustakaan dan arsip
daerah Provinsi jambi?
e. Apakah anda pernah mengikuti Pendidikan dan pelatihan fungsional
di bidang kepustakawanan serta memperoleh surat tanda tamat
Pendidikan dan pelatihan atau sertifikat?
f. Apakah anda pernah melaksanakan kegiatan organisasi profesi
kelompok pustakawan yang diadakan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, misalnya pameran?
g. Apakah anda pernah mengikuti pertemuan di bidang kepustakawanan
yang diadakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi
Jambi?
h. Apakah anda mempunyai data akurat bukti anda pernah mengikuti
kegiatan organisasi profesi kelompok di Dinas Perpustakaan dan
Arsip daerah Provinsi Jambi?
i. Apakah anda mengetahui dan memahami jumlah angka kredit
kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk
diangkat jabatan/pangkat pustakawan tingkat terampil, ahli, dan
madya?
j. Apakah jumlah angka kredit kumulatif yang anda peroleh dalam
penetapan angka kredit di DPAD Provinsi Jambi telah sesuai dengan
SK MENPAN No:132 Tahun 2002?
k. Apakah anda diwajibkan mencatat setiap kegiatan yang dinilai angka
kreditnya?
l. Apakah tim penilai dalam penilaian angka kredit pustakawan di
DPAD Provinsi Jambi sesuai dengan apa yang adnda kerjakan dan
yang anda catat disetiap kegiatan yang dinilai angka kredit?
m. Apakah anda mempunyai target dalam pengumpulan angka kredit?
n. Bagaimanakah pendapat anda tentang penetapan angka kredit di
perpustakaan DPAD Provinsi Jambi?
o. Bagaimana kinerja anda dengan adanya penetapan angka kredit,
produktif/tidak?
p. Kegiatan apa sajakah yang dapat membantu/menunjang pustakawan
dalam mengumpulkan butir-butir kegiatan angka kredit?
q. Apakah tim penilai dalam memberikan nilai telah sesuai dengan SK
MENPAN?
r. Apa sajakah kendala yang anda hadapi dalam pelaksanaannya?
s. Bagaimanakah solusi yang anda lakukan dalam menghadapi masalah?
t. Bagaimanakah peran Kepala Dinas DPAD Provinsi Jambi dalam
mendorong kenaikan pangkat/jabatan fungsional pustakawan?
u. Ada tidak motivasi yang diberikan oleh kepala dinas DPAD Provinsi
Jambi untuk pustakawan yang bermasalah mengurus angka kreditnya?
v. Apakah harapan dan saran anda terhadap kepala Dinas DPAD
Provinsi Jambi dalam mendorong kenaikan jabatan fungsional
pustakawan?
w. Apakah harapan anda terhadap tim penilai yang menilai butir-butir
kegiatan yang anda lakukan dalam mengumpulkan angka kredi?
3 . Dokumentasi
1. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi: visi, misi
perpustakaan
2. Struktur organisasi perpustakaan
3. Foto-foto kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.
4. DUPAK Pustakawan, Tupoksi Pustakawan Perjenjang, Surat Penyampaian
Usul DUPAK, Lampiran Pendukung DUPAK.
NO Jenis Kegiatan
Penelitian
Bulan
Juli
2019
Agu
2019
Sep
2019
Okt
2019
Nov
2019
Des
2019
Jan
2020
Feb
2020
Mar
2020
Apr
2020
Mei
2020
1 Pembuatan
Proposal
x
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
2 Pengajuan
Proposal dan
Pengajuan
Dosen
Pembimbing
x
3 Konsultasi dan
Perbaikan
Proposal
x x
4 Seminar
Proposal dan
Perbaikan Hasil
Seminar
x x
5 Pengesahan
Judul dan Izin
Riset
x
6 Pengumpulan
Data dan
Penyusunan
Data
x x x
7 Analisa Data
dan Penulisan
Draf
x x x
8 Penyempurnaan
dan
Penggandaan
Skripsi
x
9 Ujian Skripsi x
Nama : RAPITA
NIM : IPT.160898
Prodi : Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
Pembimbing I : Athiatul Haqqi, M.I.Kom
Judul : "Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan"
NO. Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Paraf
1 02 Oktober 2019 Bab I Latar Belakang
2 24 Oktober 2019 Bab I, Bab II, Bab III
3 07 November 2019 Bab I Latar Belakang
4 14 November 2019 Acc Seminar Proposal
5 16 Januari 2020 Acc Pengesahan Judul dan Izin Riset
6 13 April 2020 Abstrak, Kata Pengantar
7 14 April 2020 Kata Pengantar
8 15 April 2020 Acc Munaqasah
Jambi, 15 April 2020
Mengetahui Wakil Dekan
Bagian Akademik
Dr. Ali Muzakir, M.Ag
NIP.19710715 2002121 003
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Nama : RAPITA
NIM : IPT.160898
Prodi : Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
Pembimbing II : Fridinanti Yusufhin, M.A
Judul : "Peran Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Dalam Mendorong Kenaikan Pangkat/Jabatan Fungsional Pustakawan"
NO. Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Paraf
1 17 Oktober 2019 Bab I, Bab II, Bab IIII
2 31 Oktober 2019 Bab I, Bab II
3 04 November 2019 Bab I, Bab III
4 11 November 2019 Acc Seminar Proposal
5 12 Maret 2020 Bab IV dan Bab V
6 30 Maret 2020 Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel,
Footnote, Bab I dan Bab III
7 08 April 2020 Abstrak, Halaman, Merapikan Paragraf,
Kata Pengantar dan Daftar Isi
8 14 April 2020 Acc Munaqasah
Jambi, 14 April 2020
Mengetahui Wakil Dekan
Bagian Akademik
Dr. Ali Muzakir, M.Ag
NIP.19710715 2002121 003
CONTOH SURAT PENYAMPAIAN USUL
PENETAPAN ANGKA KREDIT KEPADA TIM
PENILAI JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN
Wawancara Dengan bapak Syamsurizal, SE, M.Si Kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi Senin 02- Maret 2020
Wawancara Dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga
Perpustakaan bapak Afrizal, A.Ma. Rabu 12- Februari 2020
Wawancara dengan ibu Sumintarsih, S.IP Pustakawan Ahli Muda di ruangan
Pengolahan Senin 10-Februari 2020
Wawancara dengan bapak Hasudungan Ambarita, S.Sos Pustakawan Madya yang
ada di ruangan Pembinaan Senin 10-Februari 2020
Wawancara dengan bapak Salamudin, A.Ma Pustakawan Mahir di ruangan
Pengolahan Selasa 11-Februari 2020
Wawancara dengan ibu Irana Firlinawani, S.IP Pustakawan Ahli Muda di ruangan
Pembinaan Selasa 11-Februari 2020
Wawancara dengan Ibu Mike Aflisa, A.Md Pustakawan Terampil di ruangan
Pengolahan Selasa 11-Februari 2020
Wawancara dengan ibu Atan Br. Bangun Pustakawan Penyelia di ruangan
Pengolahan Selasa 11-Februari 2020
Wawancara dengan bapak Mardianto, A.Ma. Pustakawan Penyelia di ruangan
Pengolahan Rabu 12- Februari 2020
DAFTAR NAMA INFORMAN
PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI
Key Informan: H. Syamsurizal, SE, M.Si selaku Kepala Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
NO NAMA JABATAN Golongan
1 Hasudungan Ambarita, S.Sos Pustakawan Madya IV/b
2 Mardamsyah, S.Pd Pustakawan Madya IV/a
3 Irana Firlinawani, S.Pd Pustakawan Muda III/d
4 Zunwanis, S.Pd. Pustakawan Muda III/d
5 Ellisa, S.IP Pustakawan Muda III/c
6 Sumintarsih, S.IP Pustakawan Muda III/c
7 Wuryani, A.Ma. Pustakawan
Penyelia
III/c
9 Atan Br. Bangun Pustakawan
Penyelia
III/d
9 Mardianto, A.Ma. Pustakawan
Penyelia
III/d
10 Salamuddin, A.Ma. Pustakawan Mahir III/c
11 Mike Aflisa, A.Md Pustakawan
Terampil
III/a
12 Setyawani Pustakawan Ahli III/b
13 Afrizal, A.Ma Kepala Seksi
Pembinaan
III/d
14 H. Syamsurizal, SE, M.Si Kepala Dinas
Perpustakaan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURICULUM VITAE)
A. Identitas Diri
Nama/NIM : RAPITA/IPT.160898
Tempat/Tanggal Lahir : Banyuasin, 16 Mei 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswi
Kebangsaan : Indonesia
Alamat
1. Alamat Asal : Banyuasin
2. Alamat Sekarang : Jl. Lingkar selatan Kec. Jambi Selatan Kota Jambi
No. Hp. : 0822-6055-8591
Alamat Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
NO. PENDIDIKAN NAMA SEKOLAH TAHUN LULUS
1 Sekolah Dasar SDN Rimba Terap 2008
2 Sekolah Menengah
Pertama
SMP N 4 Betung
Kabupaten Banyuasin
2011
3. Sekolah Menengah Atas SMA Sanudin
Pangkalan Balai
Banyuasin III
2014
C. Pengalaman Kerja
1. Mengajar Ngaji di Masjid Jami‟ Nurul Amal Kel. Lingkar Selatan Kec.
Jambi selatan Kota Jambi
2. Mengajar Tk IBA
D. Keahlian
1. Qari‟ah