pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram
TRANSCRIPT
1
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram Terhadap
Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta
Diajukan Oleh :
Nama : Muhammad Vikrie Hidayat
NIM : 2011-41-367
Konsentrasi : Periklanan
Untuk Memenuhi sebagian Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2016
2
Surat Pernyataan Orisinalitas Skripsi
Saya yang bertanda tangan dibwah ini:
Nama : Muhammad Vikrie Hidayat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl. Lahir : Jambi, 29 April 1992
Alamat : Jl. Bacang No.23 Rt 09/01, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Telepon : 0878-7836-2630
Status : Mahasiswa Fikom UPDM(B)
NIM : 2011-41-367
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Periklanan
Dengan ini menyatakan bahwa, Skripsi:
Judul : Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram
Terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.
Pembimbing I : Drs. FX. Bambang Edhar, M.si
Pembimbing II : Drs. Lompo Siagian, MA.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat,
merupakan asli (orisinal) dan bukan duplikasi dari skripsi lain.
Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
dan apa bila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya
sanggup dikenakan sanksi akademis sesuai peraturan yang berlaku di Fikom
UPDM(B).
Jakarta, februari 2016
Muhammad Vikrie H
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum .Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram
Terhadap Minat Beli Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen
(Himme) Universitas Bina Nusantara, Jakarta, dengan baik.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
Strata Satu (S1) di Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama), Jakarta
dengan konsentrasi Periklanan.
Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai bagaimana
Pengaruh iklan di media sosial intagram terhadap minat beli. Dengan melihat
langsung penerapan programnya dilapangan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna baik dari
segi penulisan maupun dari pengumpulan datanya untuk itu penulis selalu
berusaha membuat skripsi ini layak dijadikan sumber referensi bagi
mahasiswa atau pihak lain sehingga bisa memberikan sumbangan berarti
dalam ranah ilmu pengetahuan.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya, dan
semoga dengan penulisan ini mampu memberikan kontribusi yang positif
bagi penelitian-penelitian lainnya.
Jakarta, Februari 2016
Penulis,
Muhammad Vikrie Hidayat
4
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul PENGARUH IKLAN TAS JANSPORT DI MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM TERHADAP MINAT BELI HIMPUNAN MAHASISWA
EKONOMI MENEJEMEN (HIMME) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA,
JAKARTA, yang sudah diselesaikan dengan baik dan lancar.
Tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasi kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan moril kepada penulis
baik dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada:
1. Untuk orang tua tercinta, (Alm) Ahmad Sobani dan Nuranah, kedua kakak
dan adik tersayang Muhammad Aristianto, Muhammad Fazri, dan
Muhammad Irfan Juniansyah, serta keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan moril dan materil serta doa’a mereka yang menjadi kekuatan
penulis untuk terus semangat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Sunarto, M.Si selaku Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (
Beragama )
3. Dr. H. Hanafi Murtani, MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
4. Dr. Hendri Prasetyo, S.Sos, M.Si Selaku Ketua Program Studi Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
5
5. Pembimbing I Drs. FX Bambang Edhar, M.Si, dan pembimbing II Drs. Lompo
Siagian, MA. atas segala arahan dan bimbingan, serta dukungannya yang
telah diberikan selama ini kepada penulis.
6. Seluruh Dosen FIKOM UPDM (B) yang telah membimbing penulis selama
kuliah.
7. Teman-teman penulis Johannes Adi Pratama, Bobby Hermansyah, Dylan,
Siska Kartikawati, Andra, Gerry, Damar, Hendra, Michael Simorangkir, Ega,
Bella, Andin, Fitriana, Fira, Wantan, Ifik, ricardo dan teman-teman lainya
yang tidak dapat di sebutkan namanya satu-persatu.
8. Widiyati Dinda Pratiwi yang telah memberikan dorongan dan semangatnya
kepada penulis.
9. Keluarga besar WKM Basket Fikom yang telah memberikan banyak sekali
warna dalam kehidupan penulis dan menempa kehidupan penulis dengan
segala permasalahan yang dapat mengajarkan banyak hal tentang
kehidupan berkeluarga, berorganisasi dan berpolitik khususnya pelajaran
untuk menjadi pemimpin yang bijak bagi penulis. Semoga kenangan yang
sangat indah dan berwarna itu tak akan pernah pudar pada diri kita serta
menjadikan kenangan itu memiliki makna yang dalam dan pelajaran yang
sangat bermanfaat dan semoga kelak kita dapat berjuang bersama lagi.
6
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… x
ABSTRAK………………………………..………………………………….. xi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………… 1
1.2 Ruang Lingkup Penelitian……………………….......... 5
1.3 Perumusan Masalah…….………………………………. 13
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………… 14
1.5 Manfaat Penelitian..………………………………......... 15
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, TEORI, HIPOTESIS DAN
KERANGKA KONSEP
2.1 Kajian Pustaka……………………………………………. 16
2.1.1 Penelitian Sejenis Pertama……………………….. 16
2.1.2 Penelitian Sejenis Kedua…………………………. 17
2.2 Kerangka Teori............................................................. 20
2.2.1 Komunikasi………………………………………….. 20
2.2.2 Periklanan …………………………………………… 22
2.2.3 Iklan………………………………………………….. 24
2.2.4 Pengertian Periklanan Sebagai Proses
Komunikasi…………………………………………. 25
2.2.5 Strategi Periklanan…………………………………. 27
2.2.6 Sifat Iklan…………………………………………….. 28
2.2.7 Fungsi Periklanan…………………………………… 29
2.2.8 Strategi Kreatif…………………………………….. 30
7
2.2.9 Karakteristika Media………………………………. 31
2.2.10 Media Baru (New Media)………………………… 34
2.2.11 Media Sosial……………………………………… 36
2.2.12 Instagram………………………………………….. 38
2.2.13 Minat Beli………………………………………….. 40
2.2.14 Teori S-O-R………………………………………… 41
2.2.15 Teori VIPS……………………………………….. 44
2.2.16 Model Hierarchy of Effect……………………….. 45
2.3 Hipotesis Penelitian………………………………………. 52
2.4 Kerangka Konsep………………………………….……….53
2.5 Operasionalisasi Konsep…………………………………..56
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian…………………………….............. 58
3.2 Pendekatan Penelitian…………………………………… 59
3.3 Jenis Penelitian……………………………………………. 59
3.4 Metode Penelitian………………………………………… 60
3.5 Populasi……………………………………………………. 61
3.6 Teknik Sampling…………………………………………… 61
3.7 Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 63
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………… 65
3.9 Teknik Analisis Data………………………………………..69
3.10 Hipotesis Statistik………………………………………… 73
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian……………………………… .74
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………………………………… 85
4.3 Penguji Hipotesis…..……………………………………. 128
4.4 Pembahasan................................................…………...134
8
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………...136
5.2 Saran………………………………………………………..138
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 : Jenis kelamin………………………………………. 86
Tabel 4.2 : Usia....................................................................... 86
Tabel 4.3 : Tingkat semester responden……………………. 87
Tabel 4.4 : Anda pernah melihat iklan tas JanSport di
Instagram……………………………………………
88
Tabel 4.5 : Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik 89
Tabel 4.6 : Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram
mudah di mengerti..........................................
90
Tabel 4.7 : Caption yang ada pada iklan Jansport di
instagram sesuai dengan produk......................
91
Tabel 4.8 : gambar yang di sajikan menggambarkan
kehidupan anak muda ……………………….........
93
Tabel 4.9 Warna yang digunakan pada iklan tas jansport
sangat beraneka ragam....................................
94
Tabel 4.10 : Anda percaya dengan pesan iklan yang
disampaikan di instagram………………………..
95
Tabel 4.11 : Seluruh isi pesan dalam iklan tas JanSport di
instagram mengandung kata ajakan atau
persuasif untuk menggunakan produk tersebut..
96
Tabel 4.12 : Setelah melihat iklan tas tas JanSport di
instagram anda setuju produk tas tas JanSport
high quality………………………………………….
98
Tabel 4.13 : Iklan tas tas JanSport di instagram
menumbuhkan kesadaran anda mengenai
spesifikan produk tas tas JanSport………………
99
Tabel 4.14 : Iklan tas tas JanSport di instagram berpengaruh
10
terhadap kebutuhan anda………………………… 100
Tabel 4.15 : Iklan tas tas JanSport di instagram menimbulkan
rasa ingin memiliki………………………………….
102
Tabel 4.16 : Anda mendapatkan informasi mengenai produk
tas tas JanSport di instagram……………………
103
Tabel 4.17 : Isi pesan iklan tas tas JanSport di instagram
mudah dipahami……………………………………
104
Tabel 4.18 : Akumulasi nilai skor variabel x………………….. 106
Tabel 4.19 : Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di
Instagram menggambarkan identitas produk.....
108
Tabel 4.20 : Anda menyadari bahwa produk tas jansport lebih
baik dari produk pesaing ……………….............
109
Tabel 4.21 : Anda mengetahui keunggulan dari produk tas
Jansport ……………………..............................
110
Tabel 4.22 : Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan
tas jansport di Instagram ………………………....
112
Tabel 4.23 : Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas
jansport di instagram ……………………………….
113
Tabel 4.24 : Anda menyukai produk tas jansport karna
memiliki high quality..........................................
114
Tabel 4.25 : Anda menyukai produk tas tas JanSport karena
iklannya yang sangat menarik perhatian…………
116
Tabel 4.26 : Anda menyukai produk tas tas JanSport karena
desain dan tipenya yang unik…………………….
117
Tabel 4.27 : Anda menyukai produk tas tas JanSport karena
testimony yang diberikan orang lain tentang
produk tas tas JanSport…………………………..
118
Tabel 4.28 : Timbul minat anda untuk mencari informasi
mengenai produk…………………………………..
120
Tabel 4.29
:
Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai
121
11
dengan produk tas tas JanSport…………………
Tabel 4.30 : Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan
tas JanSport di instagram…………………………
122
Tabel 4.31 : Setelah mengetahui informasi mengenai produk
tas JanSport di instagram, anda tertarik untuk
membeli produk tas tas JanSport……………….
124
Tabel 4.32 : Anda ingin beralih menggunakan tas JanSport
setelah melihat iklan tas JanSport di instagram
125
Tabel 4.33 : Akumulasi nilai skor variabel Y………………….. 127
Tabel 4.39 : Correlations………………………………………… 129
Tabel 4.40 : Koefisien Korelasi…………………………………. 130
Tabel 4.41. : Coefficients ................................................... 131
Tabel 4.42 : Model Summary………………………................. 132
Tabel 4.43 : Coefficients……………………………………….... 138
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Penelitian
2. Daftar Pernyataan ( Kuesioner)
3. Tabel Coding Sheet
4. SPSS
13
UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAK Nama : Muhammad Vikrie Hidayat NIM : 2011-41-367 Konsentrasi : Periklanan Judul : Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial
Instagram Terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Jumlah Halaman : 5 bab, 140 halaman Bibliografi : 29 buku + 4 Website Pembimbing I : 1. Drs. FX Bambang Edhar, M.Si, Pembinbing II : 2. Drs. Lompo Siagian, MA
Latar belakang penelitian ini adalah untuk menelti pengaruh dari iklan tas Jansport di media sosial Intagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Melihat banyaknya produk imitasi yang beredar di pasaran yang hampir menyerupai produk aslinya. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk membedakan produk yang asli dengan yang palsu. Dengan adanya hal seperti itu pihak jansport Indonesia membuat suatu iklan melalui media sosial Intagram, dikarenakan masyarakat pada saat ini lebih memilih mencari informasi melalui internet dibandingkan media lainya. Berkenaan dengan hal tersebut maka peneliti ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di media sosial Instagram terhadap minat beli produk tas Jansport. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Untuk mencari seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta, maka digunakan metode penelitian kuantitatif. Sebagai landasan dari penelitian ini, digunakan teori S-O-R untuk melihat bagaimana individu bereaksi terhadap stimulus yang diberikan. Advertising Exposure Process menjelaskan bahwa khalayak diberikan stimulus yang kemudian akan terciptanya sikap tertentu terhadap Produk tas
14
Jansport yang kemudian menggerakan khalayak untuk memberi produk tas Jansport, teori VIPS yang menjelaskan bahwa pengaruh dari iklan terhadap konsumen terdiri dari beberapa tahapan yaitu Visibility, Identity dan Promise, serta singlemindedness.dan didukung oleh Model Hierarchy of Effect untuk menjelaskan bagai mana Proses minat beli yang terjadi pada konsumen. berdasarkan hasil analisis data dengan uji signifikan menunjukan bahwa maka didapat hasil r square adalah 0,644. Hal ini menunjukan pengertian bahwa ada pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara sebesar 64,4% sedangkan sisanya (100% - 64,4% = 33,7%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara adalah Kuat. Apabila hasil penelitian tersebut dikaitkan dengan pendapat dari teori dan model di atas, maka dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian yang menyatakan pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta cukup Tinggi.
15
ABSTRACT
Name : Muhammad Vikrie Hidayat NIM : 2011 - 41 – 367 Program Study : Advertising Title : The Effect Of Jansport Advertising On Social Media Instagram on buying interest Of Member Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta. Number of Pages : 5 Chapter + 140 page Bibliography : 29 book+ 4 Website Preceptor I : 1. Drs. FX Bambang Edhar, M.Si, Preceptor II : 2. Drs. Lompo Siagian, MA
The background of this study was to investigate the influence of advertising on social media Jansport bags Intagram against buying interest member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta. Seeing the number of imitation products on the market which is almost like the original product. This makes it difficult for people to distinguish genuine products with fake ones. With the existence of such a thing JanSport Indonesian parties make an advertising through social media Intagram, dikarnakan society at this time prefer to find information via the internet compared to other media. In this regard, the researchers aimed to determine how much influence Jansport bags advertising in social media Instagram against buying interest Jansport bag products.
The formulation of the problem in this research is how big the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta To search for how large the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying interest Economics Student Association member management (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta, then used quantitative research methods.
As the cornerstone of this research, applied theory of S-O-R to see how people react to a given stimulus. Advertising Exposure Process explains that audiences are given a stimulus which would then create a certain attitude towards product Jansport bags are then moving the audience to give product Jansport bag, VIPS model that explains that the influence of advertising on consumers consists of several stages of Visibility, Identity dan Promise, serta singlemindedness. And supported by Hierarchy of Effect models for explains how the process of buying interest consumer.
Based on data analysis with significant test showed that it can result in r square is 0.644. This shows the understanding that there is the influence of advertising on social media Jansport bags instagram to buying interest member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina
16
Nusantara University, Jakarta while the remaining 64.4% (100% - 64.4% = 33.7%) in influenced by other causes. The results of data analysis in this study shows that the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying interest member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta is strong. If the results of these studies is associated with the opinion of the theories and models above, it can be stated that the results of studies that the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying interest management Economics Student Association (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta to high.
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhtuhan konsumen semakin beragam dan
kompleks seiring dengan berkembangnya kehidupan sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Kondisi ini tentunya membemberikan
produsen sebuah peluang. hal ini sejalan dengan penciptaan produk
yang semakin meningkat.
Setiap harinya masyarakat ibukota selalu membutuhkan informasi
sebagai penunjang kerja. Informasi yang mereka butuhkan bisa
didapatkan darimana saja, bisa mencari informasi melalui surat kabar,
televisi, majalah-majalah, internet dan bahkan iklan-iklan yang selalu
terpampang jelas di setiap pinggiran jalan ibukota.
Pesan atau informasi diperoleh melalui salah satu cara yaitu
komunikasi massa. Sehingga dalam komunikasi media massa, pesan
atau informasi bisa dilakukan salah satunya melalui kegiatan periklanan.
“Periklanan merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk atau
jasa yang disampaikan melalui suatu media komunikasi yang ditujukan
kepada sebagian atau seluruh masyarakat” (Widyatama,2007:16).
Perkembangan periklanan di Indonesia yang sangat pesat membuat para komunikator (produsen) berlomba-lomba menampilkan serta mengemas suatu pesan semenarik mungkin. Media-media yang dapat digunakan seperti iklan lini bawah (below the line) yaitu poster, spanduk, umbul-umbul, flyer. Serta iklan lini atas (above the line) yaitu surat kabar, majalah, tabloid, dan iklan elektronik seperti televisi, radio dan internet (Dendy Triadi dan Addy Sukma Bharata, 2010 : 5)
1
18
Salah satu tujuan iklan adalah “untuk membangun sebuah brand
image (citra merek) yang positif terhadap suatu produk dimata
konsumen” (Wells moriarty Burnett, 2006:81). Bagi konsumen dengan
adanya image positif dari produk yang diiklankan lebih memungkinkan
untuk mengingat produk yang diiklankan. Oleh karna itu iklan haruslah
mampu membetuk dan meninggalkan image yang positif dibenak
konsumen atau khalayak terhadap merek produk barang atau jasa yang
diiklankan, sehingga konsumen memiliki rasa percaya dan pada akhirnya
melakukan tindakan bembelian.
Iklan merupakan “salah saatu cara produsen dalam memberikan stimuli untuk mempengarhi pemikiran konsumen dalam membentuk image terhadap merek suatu produk karena brand image adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen. Image dari suatu merek sangat menentukan layak atau tidaknya produk yang dimiliki” (adhy trisnanto, 2007 : 92).
Untuk membedakan suatu produk dengan produk lainya di
perlukan sebuah merek. Merek adalah “nama, istilah, tanda, symbol,
rancangan atau kombinasi dari hal- hal tersebut” (Freddy Rangkuti, 2002
: 2). Seiring makin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini memunculkan media alternatif yang mampu menembus
hambatan jarak, waktu, dan nilai sosial budaya yang ada ditengah
masyarakat. Media baru dengan karakter yang fleksibel dan mudah
diperoleh menjadi akrab ditangan remaja ataupun generasi muda, tidak
bisa diabaikan, berkembangnya media baru, tidak selalu berdampak
negatif dikalangan anak muda. Sebab media baru berperan aktif dalam
membangun kesadaran generasi muda, untuk lebih peka terhadap
19
berbagai persoalan yang ada disekelilingnya. Media baru yang didukung
oleh kekuatan teknologi komunikasi, semakin berkembang sejalan
dengan munculnya demokratisasi informasi.
Menurut Syarifudin Yunus dalam bukunya buku Jurnalistik Terapan (2010: 27) mengatakan, “Media online yaitu media yang terbit di dunia maya dengan bentuk yang sederhana dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja sejauh ada jaringan yang menghubungkan orang tersebut dengan internet. Bersifat real time, actual dan dapat diakses/baca/dilihat oleh siapa pun. Media online yaitu media internet, seperti website, blog, dan lainnya yang terbit/tayang di dunia maya, dapat dibaca dan dilihat di internet.”
Dengan kemunculan media sosial instagram pada tahun 2010 ini
telah mengubah dunia periklanan. Media sosial instagram menjadi sangat
populer di indonesia terutama di kalangan anak muda saat ini. Media
instagram pun banyak diguakan oleh perusahaan untuk mengiklankan
dan menginformasikan produknya, dikarenakan media sosial instagram
adalah media sosial yang dapat dijadikan suatu media iklan dengan
budget yang rendah. Dengan pengguna instagram di Indonesia yang
sudah bertumbuh sampai angka 3 juta pengguna, dan 300 juta pengguna
instagram di seluruh dunia.1
Jansport merupakan tas asal Amerika yang diproduksi sejak 1967.
Melalui tagline “Discover Freedom”, Jansport senantiasa mendukung
ekspresi kebebasan anak muda berjiwa petualang. produk jansport
1(liputan6.com, instagram vs twitter, mana yang lebih populer?, Denny Mahardy, 02 febuari
2015, 08:17)
20
sangat populer dikalangan kaum muda di Amerika dan beberapa negara
lain salah satunya di Indonesia. 2
Pengguna tas ransel atau backpack mungkin tidak asing lagi
dengan tas bermerek Jansport. Tas Jansport saat ini telah banyak
diminati, khususnya dikalangan pelajar dan mahasiswa karena
bentuknya yang simple dan trendy.
Desain-desain model tas Jansport pun sangat unik dan beraneka
ragam, mulai dari model half pint, super break, super fx, high stake,
hingga yang paling popular yaitu right pack. Warna yang ditampilkan di
dalam tas Jansport tersebut di buat sebagaimana motif anak muda yang
dapat mewakili ekpresi mereaka. Tas Jansport juga diunggulkan dengan
Liftime Guarantee, yaitu dimana jansport menjanjikan garansi seumur
hidup untuk kerusakan yang terjadi pada tas Jansport tersebut.
Tapi seperti biasa, bila produk asli yang harganya relatif mahal,
besar kemungkinan akan adanya produk palsu atau replika begitu juga
dengan jansport. Saat ini jansport original yang terdistribusi di Indonesia
biasanya sudah pabrikan Australia atau China.
Permasalahan yang dihadapi oleh JanSport adalah, banyaknya
produk competitor dan Produk imitasi yang beredar dipasaran yang
mengatas namakan Brand JanSport, yang semakin lama berkembang
dan hampir menyerupai produk aslinya. 3
2 (Marketplus.com, Jansport ramaikan pasar tas Indonesia, bimo, 15 mar 2016, 09:27)
3 (Kompasiana, perbedan Jansport asli dan palsu, lailirahmawati, 17 juni 2015, 14:06)
21
Karena maraknya produk imitasi dipasaran pihak Jansport
Indonesia yang berada di bawah kendali PT. Multifortuna Sinardelta
membuat akun instagram pada tanggal 12 april 2011 untuk
memperkenalkan, menginformasikan, sekaligus mempromosikan produk
tas Jansport kepada konsumen, menurut Jansport media sosial
instagram adalah media yang ampuh untuk mempromosikan dan
menginformasikan produknya kepada konsumen karena media sosial
Instagram mempunyai faktor yang menjadikan instagram diminati media
promosi yaitu seperti fitur sharing foto yang dapat di hubungkan dengan
Twitter atau Facebook. Iklan di media sosial Intagram juga temasuk
mudah dilihat oleh konsumen pengguna Instagram karna langsung
menampilkan foto-foto yang dimana konsumen saat ini lebih tertarik pada
gambar dari pada tulisan.4
Jansport telah banyak mengadakan event di kampus-kampus
ternama khususnya di Jakarta, tidak hanya untuk memperkenalkan
produk, Jansport juga mengajak mahasiswa untuk menjadi follower
Instagram jansport Indonesia. Saat ini Instagram jansport indonesia telah
memiliki follower sebanyak 29.000, dan telah memposting sebanyak
1445. Instagram Jansport Indonesia lebih memfokuskan kepada produk
tas Jansport tersebut, mulai dari disain tas, warna tas , motif baru, tipe
tas, dan ciri-ciri orisinalitas pada tas Jansport tersebut. Iklan yang di
tampilkan pada Instagram jansport indonesia tersebut lebih
4 www.jansportindonesia.com
22
menggambarkan kehidupan anak muda perkotaan, dan anak muda yang
memiliki jiwa petualang.5
Oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh
iklan tas Jansport di media sosial Instagram terhadap minat beli
masyarakat. Target pasar tas Jansport ditujukan untuk segmen
menengah ke atas khususnya mahasiswa dan anak muda yang
mempunyai aktifitas yang produktif, yang melibatkan Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) yang berada di Universitas
Bina Nusantara, Jakarta.
Dengan penjelasan latar belakang itulah penulis tertarik untuk
meneliti bagaimana Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial
Instagram terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
1.2.1 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan fokus perhatian tentang permasalahan yang
diteliti serta menghindari adanya kekeliruan penulis memfokuskan
masalah penelitian pada Minat Beli melalui media sosial instagram.
Batasan masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja
yang termasuk ruang lingkup penelitian, dan faktor mana yang tidak
termasuk ruang lingkup hasil penelitian. Agar dalam pelaksanaanya
5 www.jansportindonesia.com
23
penelitian dapat sesuai dalam pembahasanya, maka perlu dibatasi
permasalahanya.
Pembatasan masalah dimaksud penulis adalah untuk menghindari
unsur–unsur penelitian yang tidak relavan dengan tujuan penelitian.
Selain itu juga untuk menghindari dari kesalahan dalam penafsiran
definisi, maka penulis merasa perlu menjelaskan terlebih dahulu batasan
masalah penelitian. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.2.2 Pembatasan Materi
Materi yang dibahas dalam bidang penelitian ini sesuai dengan
bidang ilmu yang ditekuni oleh penulis, yaitu periklanan. Dalam hal ini
hanya membahas iklan yang ada dalam media sosial khususnya
Instagram.
1.2.3 Pembatasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang di khawatirkan menimbulkan
kesalah pahaman, serta untuk mempermudah analisa pembatasan
nantinya, maka penulis mencoba membahas materi penelitian, sebagai
berikut:
a. Pengaruh
Pengaruh merupakan daya yang timbul pada khalayak sebagai
akibat dari pesan komunikasi yang timbul membuat mereka
melakukan atau tidak melakukan.
24
“Pengaruh berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang
dilancarkan oleh Komunikator.” (Soenarjo dan Djoenaesih S, 1981:4)
penulis menyimpulkan bahwa khalayak yang dimaksud di atas adalah
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME), Universitas
Bina Nusantara yang memperoleh pesan komunikasi melalui iklan
Tas Jansport di media sosial instagram dan pengaruh dikaitkan oleh
proses berupa efek yaitu minat beli.
b. Iklan
Masyarakat periklanan mendefinisikan iklan sebagai segala
bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media,
dan di tujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat
(Kasali,2007:11).
Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media
(kasali,2007:9).
Sedangkan menurut Kotler & Keller yang di alih bahasakan
oleh Benyamin Molan (2007:244) Iklan adalah segala bentuk
presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh
sponsor tertentu yang harus dibayar.
Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan
adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang dimaksudkan
untuk mempromosikan gagasan, atau memberikan informasi tentang
25
keunggulan dan keuntungan produk tas Jansport dengan
mnggunakan media sosial Instagram
c. Media Sosial
Kaplan dan Haenlein’s (2009) seperti yang dikutip oleh
Rothschild (2011:141) secara umum telah mendefinisikan media
sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis internet yang membangun
fondasi ideologis dan teknologi Web 2.0 (web two point-oh), dimana
semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua
orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini
dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun kedalam
internet. yang memungkinkan untuk penciptaan dan pertukaran
konten yang dihasilkan pengguna. Kaplan dan Heanlein’s
menjelaskan Web 2.0 mengacu pada aplikasi web yang memudahkan
berbagi informasi interaktif, interoperabilitas, pengguna berpusat
design, dan kolaborasi.
Kaplan dan haenlein’s telah membantu dalam
mengklasifikasikan manfaat dari pengguna jenis-jenis media sosial
yakni yang termasuk kedalam kategori blog dan mikro-blog seperti
Twitter, situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, Inst agram,
dan content communities seperti youTube dan Flickr.
Media sosial menggunakan teknologi mobile dan berbasis
web untuk menciptakan platform yang sangat interaktif melalui individu
dan masyarakat bisa saling berbagi, dapat menciptakan sendiri,
26
berdiskusi, dan pengguna dapat memodifikasi isi dari sosial media
tersebut.
Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog,tweet, Instagram, atau video di You Tube dapat diproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklanya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri dan dapat dilihat oleh banyak orang (Zarrella, 2010:2)
Dari pengertian di atas maka media sosial yang digunakan
oleh Jansport Indonesia untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat luas akan produk tas Jansport. Informasi disampaikan
dengan memanfaatkan teknologi mobile dan berbasis web untuk
menciptakan platform yang sangat interaktif melalui individu dan
masyarakat bisa saling berbagi, berdiskusi, dan pengguna dapat
memodifikasi isi dari sosial media tersebut.
d. Instagram
Instagram berasal dari kata “insta” yang dari kata “instan”
yang dimana seperti kamera polaroid yang lebih dikenal dengan
sebuatan “foto instan”, sedangkan pada kata “gram” berasal dari kata
“telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada
orang lain dengan cepat. Instagram merupakan sebuah aplikasi
berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto,
mengedit, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai
layanan media sosial, termasuk milik instagram sendiri dengan
27
menggunakan jaringan internet. Satu fitur yang unik yang terdapat
dalam instagram yaitu memotong foto menjadi bentuk persegi,
sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid
dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada
peralatan bergerak.
Perusahaan Burbn, Inc., berdiri pada tahun 2010. Perusahaan
Burbn, Inc dengan berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk
telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus
yang terlalu banyak di dalam HTML5 mobile, namun kedua CEO,
Kevin Systrom dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus
pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk
membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat
sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada
beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final,
aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iPhone, yang dimana
isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan
Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi
dari 10 awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada
bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah
foto. Itulah yang akhirnya menjadi instagram.
Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi
mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut instagram.
Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram
28
sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga
mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.
Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah
tanda suka atau love dari para pengikut sangat mempengaruhi
apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau
tidak. Selain itu, instagram juga dapat terkoneksi langsung dengan
aplikasi sosial media yang lain seperti twitter, facebook, email,
foursquare dan tumblr. Instagram juga mampu melakukan proses edit
terhadap foto sebelum diunggah ke jaringan. Foto-foto yang akan
diunggah melalui instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu,
melainkan instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran
yang digunakan di dalam instagram adalah dengan rasio 3:2 atau
hanya sebatas berbentuk persegi saja. Para pengguna hanya dapat
mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto
tersebut dulu untuk menyesuaikan format yang ada. Setelah para
pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam instagram,
maka pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk
menyunting foto tersebut.
Dari pengertian diatas maka media sosial Instagram yang
digunakan oleh produsen Jansport Indonesia untuk menyampaikan
informasi tentang produk dengan menampilkan photo, teks, dan video
yang dapat dengan mudah di akses dimana saja.
29
e. Minat Beli
Minat beli menurut pendapat Kartini Kartono, minat adalah
“suatu momen kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara
intensif pada obyek yang dianggap penting” (Kartono, 1996:110)
Minat beli adalah niat untuk membeli yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk tertentu,
serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu. “Niat beli (konsumen) merupakan pernyataan mental
konsumen yang merefleksikan rencan rencanan pembelian sejumlah
produk dengan merek tertentu” (Durianto, 2003:109). Pengetahuan
akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat
konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi perilaku
konsumen dimasa mendatang.
Kesimpulan dari pengertian diatas, minat beli adalah suatu
keinginan masyarakat yang dimana masyarakat disini dimaksudkan
adalah Himpunan Mahasisa Ekonomi manajemen (HIMME),
Universitas Bina Nusantara untuk membeli atau mengonsumsi suatu
produk yang dianggap penting atau yang diinginkannya.
f. Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME)
HIMME merupakan himpunan mahasiswa ekonomi
menejemen yang didirikan pada tanggal 24 januari oleh fu sin fu.
HIMME adalah wadah untuk menampung aspirasi mahasiswa jurusan
30
manejemen, dan sarana untuk mengekspresikan bakat dan minat
serta kemampuan non akademis yang dimiliki oleh mahasiswa jurusan
menejemen, HIMME adalah salah satu organisasi mahasiswa yang
beradai di lingkup Universitas Bina Nusantara.6
1.3 Perumusan Masalah
Menurut Narbuko dalam bukunya yang berjudul metode penelitian,
yang dimaksud dengan perumusan masalah adalah “untuk membatasi
masalah yang penelitian yang telah ditetapkan.” (Narbuko Cholid & H.
Achmadi Abu, 2002:162)
Perumusan masalah pada umumnya ditulis atau ditanyakan dalam
kalimat pertanyaan untuk menambah ketajaman perumusan. Dengan
demikian perumusan masalah berguna untuk lebih memfokuskan peneliti
terhadap maslah- masalah penelitian yang telah ditetapkan.
Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah bidang
periklanan. Fungsi periklanan sebagai pemberi atau penyebar informasi
pada masyarakat luas tentang suatu produk/ jasa.
Iklan dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada iklan melalui
media sosial Instagram, karena media sosial Instagram menjadi salah
satu tempat yang polpuler di kalangan masyarakat dan anak muda saat
ini untuk mengunggah gambar, video dan mengiklankan suatu produk
6 (http://Web.binus.ac.id/SCDC/StudenAssociation/HIMME jun 8, 2015)
31
atau jasa dengan bebas dan Low Budget. saat ini total pengguna
instagram telah mencapai 300 juta pengguna di seluruh dunia.
Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Iklan Tas Jansport
Di Media Sosial Instagram Jansport Indonesia terhadap Minat Beli di
Kalangan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Oleh karna itu maka
masalah dirumuskan menjadi :
1.3.1 Bagaimana pengaruh iklan tas JanSport di media sosial Instagram.
1.3.2 Bagaimana minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
1.3.3 Seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di Instagram
Terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang
hendak kita capai dan juga merupakan jawaban terhadap permasalahan.
Bedasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka
penelitian ini bertujuan :
32
1.4.1 Untuk mengetahui pengaruh iklan tas JanSport di media sosial
Instagram.
1.4.2 Untuk mengetahui minat beli anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara,
Jakarta.
1.4.3. Untuk mengetahui pengaruh iklan tas Jansport di Instagram
Terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini
sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan manfaat yakni:
1.5.1 Kegunaan teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong
perkembangan ilmu komunikasi khususnya periklanan, mengenai
pengaruh iklan di media sosial Instagram.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Dapat memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan
Jansport, atau Perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk tas,
atau Produk lainya mengenai penggunaan media sosial instagram,
guna menciptakan Minat Beli yang baik bagi produk tersebut.
33
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, TEORI, HIPOTESIS DAN KRANGKA KONSEP
2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis
Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Iklan Tas Jansport Di
Media Sosial Instagram terhadap Minat Beli Di Kalangan Mahasiswa
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta”. peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap
beberapa jurnal penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya.
Penelitian mengenai media sosial sebagian besar bertujuan untuk
mengetahui implikasi antara media sosial terhadap minat beli konsumen
serta melihat sejauh mana pengaruh promosi dalam media sosial
Instagram berdampak kepada minat beli konsumen. Dengan melihat dan
mempelajari rujukan penelitian sebelumnya diharapkan mampu
menunjang penelitian dari peneliti.
2.1.1 Peneltian Sejenis Pertama
Pada penelitian sejenis, penulis menggunakan karya
penelitian Nandi Wardhana, 2015. Dengan judul jurnal penelitian,
“Pengaruh Media Sosial Instagram Modesto Performace Terhdap
Minat Beli Polini di Kalangan Komunitas Kutu Vespa”. Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
16
34
a. Untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram Modesto
Performance terhadap minat beli komunitas Kutu Vespa
b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan media sosial Instagram
terhdap minat beli komunitas Kutu Vespa
Selanjutnya, teori yang digunakan dalam penelitian ini,
meliputi : teori EPIC dan teori Minat. Metodelogi Penelitian yang
digunakan dalam penlitian ini adalah kuantitatitif dengan jenis
penelitian Eksplanatif. Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas
kutu Vespa.Teknik pengambilan samplingnya random sampling.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan kajian
pustaka. Teknik analisis datanya dengan menggunakan regrasi linear
sederhana. Hasil penelitian dan kesimpulan : Bahwa terdapat
hubungan antara sosial media twitter dalam menarik minat
pengunjung ke event “The Shopaholic” di Pluit Village Mall Periode
2013 dan terdapat pengaruh publikasi sosial media twitter dalam
menarik pengunjung ke evenet “The Shopaholic” di Pluit Village Mall
periode 2013.
2.1.2 Penelitian Sejenis Kedua
Penelitian sejenis kedua dilakukan oleh Selfi (2015) dengan
judul “Pengaruh Iklan produk Zoya di Media Sosial Instagram
Terhadap Minat Beli Member Zoya di Store Ciputat”. Tujuan
dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh
media sosial Instagram terhadap minat beli member Zoya di store
35
Ciputat. Penelitian tersebut dilakukan melalui metode kuantitatif
eksplanatif dengan teknik Random Sampling.
Hasil penelitian yang didapat dari penelitian tersebut adalah
adanya pengaruh iklan produk Zoya di media sosial instagram
terhadap minat beli member Zoya di store Ciputat sebesar 74,9% dan
sisanya 25,1% di pengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Tabel 2.1
Matrix Tinjauan Pustaka
Penelitian I Penelitian II Penelitian penulis
Judul Pengaruh Media Sosial
Instagram Modesto
Performance Teradap
Minat Beli Polini di
Kalangan Komunitas
Kutu Vespa
Pengaruh Iklan
produk Zoya di Media
Sosial Instagram
Terhadap Minat Beli
Member Zoya di
Store Ciputat
Pengaruh Iklan Tas
Jansport di Media
Sosial Instagram
terhadap Minat Beli
di Kalangan
Mahasiswa Himme
(Himpunan
Mahasiswa
Ekonomi
Manajemen)
Universitas Bina
Nusantara, Jakarta Nama Nandi Wardhana Selfi Muhammad vikrie H
Tahun 2015 2015 2015
Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama)
Prof. Dr. Moestopo
(beragama)
Prof. Dr. Moestopo
(beragama)
Metode
penelitian
Metodelogi Penelitian
yang digunakan dalam
penlitian ini adalah
Eksplanatif, Populasi
dalam penelitian ini
Metodelogi Penelitian
yang digunakan
dalam penlitian ini
adalah Eksplanatif,
Populasi dalam
Penelitian dilakukan
dengan
menggunakan
metode pendekatan
kuantitatif
36
komunitas Kutu Vespa,
dengan teknik
sampling random
sampling.
penelitian ini
member Zoya di stor
Ciputata. Dengan
teknik random
sampling.
eksplanatif dengan
teknik pengumpulan
data menggunakan
kuesioner, dengan
teknik random
sampling
Hasil
penelitian Penggunaan media
sosial Instagram
memiliki pengarauh
yang positif terhdap
minat beli konsumen
yaitu sebesar 60,3%,
sedangkan 30,7%
lainya di pengaruhi
oleh faktor-faktor lain
di luar penelitian .
Hasil penelitian yang didapat dari penelitian tersebut adalah adanya pengaruh iklan produk Zoya di media sosial instagram terhadap minat beli member Zoya di store Ciputat sebesar 74,9% dan sisanya 25,1% di pengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Penggunaan media
sosial Instagram
memiliki pengarauh
yang positif terhdap
minat beli
konsumen yaitu
sebesar 74,9%,
sedangkan 25,1%
lainya di pengaruhi
oleh faktor-faktor
lain di luar
penelitian .
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu istilah paling popular dalam
kehidupan manusia. Aktifitas komunikasi dapat komunikasi dapat terlihat
dari setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu dari bangun tidur
di pagi hari sampai dengan beranjak tidur pada malam hari.
Pengertian ilmu komunikasi pada dasarnya sama dengan
pengertian ilmu secara umum, hanya saja objek perhatianya yang
berbeda. Salah satu definisi yang cukup jelas diberikan oleh Berger dan
Chaffe dalam buku “pengantar ilmu komunikasi” (sendjaja 2007:1-10)
yaitu “ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang produksi,
37
proses dan pengaruh dari sestem-sistem tanda dan lambang melalui
pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan
tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi.”
Menurut Joseph A. devito dalam buku “pengantar teori komunikasi” (Suprapto 2006 :4) mengemukakan: “komunikasi adalah tansaksi, dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponenya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.”
Effendy (2000:6) menyebutkan dalam buku “ilmu komunikasi
teori dan praktek.” Dari sekian banyak definisi yang di kemukakan
para ahli, para peminat komunikasi masih sering menguip paradigma
yang di kemukakan oleh Harold Lasswell, Lasswell mengatakan
bahwa “cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab
pertanyaan sebagai berikut, yaitu “Who, Say What, In Wich Channel,
To Whom And With What Effect.”
Paradigma lasswell diatas menunjukan bahwa komunikasi
meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
5. Efek
Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, “komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
38
melalui media yang menimbulkan efek tertentu” (Effendy, 2000:10)
Kini penggunaan persuasi telah meluas ke berbagai aspek kehidupan
manusia. Dalam bidang bisnis, komunikasi perusuasif dimanfaatkan
untuk pemasaran, periklanan, promosi penjualan, PR, lobi, hubungan
dengan pers, komunikasi internal perusahaan dan aspek-aspek
lainya.
Bedasarkan penjabaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui media tertentu yang dapat
yang dapat menimbulkan hasil atau efek tertentu.
2.2.2 Periklanan
(Sutisna 2003:45) mengatakan dalam buku “tata cara
periklanan indonesia” periklanan telah menyentuh berbagai macam
kegiatan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Istilah ini sudah
memasyarakat di Indonesia, bahkan sudah menjadi metode
komunikasi dan objek studi ilmu komunikasi. Tetapi masih banyak
orang yang mengira kedua hal tersbut adalah hal yang sama, padahal
keduanya berbeda. Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan
iklan: “Sebagai segala bentuk kesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat. Sedangkan pengertian periklanan di definisikan sebagai:
Keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.”
39
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa iklan
merupakan suatu hasil karya, baik itu perorangan atau lembaga yang
ditujukan untuk suatu khalayak lewat sebuah sarana yang berupa
media massa, sedangkan periklanan itu sendiri merupakan suatu
proses yang harus ditempuh agar suatu iklan dapat dilihat oleh
masyarakat.
“AMA (American Marketing Association) yang dikutip oleh
Kasali (2000:10) dalam buku: Manajemen periklanan: konsep dan
aplikasinya di Indonesia,” mendefinisikan iklan sebagai: “Any paid
from of non personal presentation & promotion of ideas, goods or
services by an identified sponsor.” Bedasarkan pendapat tersebut
maka dapat penulis artikan sebagai berikut: setiap bentuk
pembayaran terhadap suatu penyampaian dan perkenalan ide-ide,
gagasan, dan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan
sponsor tertentu. Sponsor disini berarti pengiklan yang berupa
produsen yang ingin memberikan informasi kepada masyarakat.
Sedangkan menurut pendapat dari Wright yang dikutip oleh
Kasali (2000:20) dalam buku “Manajemen Periklanan: konsep dan
aplikasinya di Indonesia” mengemukakan bahwa: “iklan merupakan
suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat
penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,
memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran
tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.”
Bedasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik pengertian
bahwa periklanan adalah suatu proses komunikasi yang bertujuan
untuk menjual barang. Memberikan layanan serta gagasan atau ide-
40
ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.
Bila ditelaah maka iklan itu bersifat persuasif, yaitu iklan harus lebih
dari sekedar memberi informasi pada khalayak, artinya iklan juga
harus membujuk khalayak agar dapat berprilaku sesuai dengan apa
yang telah ditujukan oleh produsen sehingga dapat menambah
penjualan dan mendatangkan keuntungan.
Periklanan mengkomunikasikan suatu pesan yang bias
mengandung dan mengkomunikasikan beberapa tujuan yang
berbeda, dengan dua kunci karakteristik sebagai berikut:
a. Priklanan itu memberi informasi
b. Periklanan itu membujuk
Uraian diatas menjelaskan bahwa selain membujuk, iklan itu
seharusnya juga berfungsi memenuhi kebutuhan informasi khalayak
mengenai fenomena-fenomena gejala sosial yang timbul di
masyarakat.
2.2.3 Iklan
Iklan atau advertising adalah “any paid for of nonpersonal
communication about an corganization, product, service, idea by an
identified sponsor.” “(setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai
suatu organisasi, produk, jasa, atau ide yang di bayar dari suatu
sponsor yang diketahui)” (Darmadi Durianto, 2001:56).
Menurut pernyataan diatas maksud “dibayar” menunjukan fakta
bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus
41
dibeli. Maksud dari kata “nonpersonal” berarti suatu iklan melibatkan
media massa (TV, Radio, Majalah, Koran) yang mengirimkan pesan
kepada sejumlah besar kelompok individu secara bersamaan.
Dengan kata lain iklan adalah suatu bentuk komunikasi massa
dan dibiayai oleh sponsor, terdiri dari informasi dan gagasan tentang
suatu produk, jasa, ide yang ditujukan kepada khalayak melalui suatu
media secara serempak agar memperoleh sambutan yang baik pada
produk yang di tawarkan atau dipasarkan.
2.2.4 Pengertian Periklanan Sebagai Proses Komunikasi.
Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi
untuk memenuhi fungsi pemasaran, sehingga periklanan harus dapat
mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen. Menurut (Basu
Swastha & Irawan 2003:396) dalam buku “manajemen pemasaran
modern” pengertian periklanan sebagai bentuk komunikasi adalah
sebagai berikut:
a) Memberikan informasi. Iklan tersebut dapat memberikan informasi lebih banyak,
baik mengenai barang, harga, ataupun informasi lainya yang tentu sangat berguna bagi konsumenya, tanpa adanya informasi seperti itu orang akan segan atau tidak akan mengetahui banyak mengenai suatu produk atau barang.
b) Membujuk dan mempengaruhi. Seringkali iklan tidak hanya bersifat memberitahukan saja,
tapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari pada produk lain. Iklan yang bersifat membujuk bias bersifat positif dan negative bagi konsumenyass
42
c) Menciptakan kesan. Dengan sebuah iklan orang akan mempunyai kesan
tertentu tentang apa yang diiklankan dengan hal ini pemasang iklan senantiasa menciptakan iklan yang sebaik-baiknya.
d) Memuaskan keinginan (menimbulkan rasa minat beli) Biasanya konsumen suatu produk kadang-kadang ingin
diberitahu lebih dahulu mengenai produk yang hendak dibelinya dan juga ingin dibujuk dahulu sehingga dapat memuaskan keinginan dari konsumenya.
e) Sebagai alat komunikasi. Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi
dua arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis simpulakan
bahwa periklanan sebagai bentuk komunikasi karena fungsi iklan
adalah memberikan informasi mengenai barang, harga, ataupun
informasi lainya yang tentu sangat berguna bagi konsumenya. Tanpa
adanya informasi seperti itu konsumen tidak akan mengetahui lebih
banyak mengenai suatu produk atau barang. Fungsi selanjutnya
adalah membujuk dan mempengaruhi, terutama pada pembeli-
pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah
lebih baik dari pada produk yang lain. Fungsi selanjutnya adalah
menciptakan kesan tertentu tentang produk atau jasa yang di
iklankan. Fungsi selanjutnya adalah memuaskan keinginan
(menimbulkan rasa minat beli). Hal ini di dasari atas analisa yang
menyatakan bahwa biasanya konsumen suatu produk kadang-kadang
ingin diberitahu dahulu mengenai produk yang hendak dibelinya dan
43
juga ingin di bujuk dahulu sehingga dapat memuaskan keinginan dari
konsumenya. Terakhir adalah sebagai alat komunikasi. Periklanan
adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual
dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan cara
yang efisien dan efektif.
Selain itu periklanan adalah “pesan komunikasi yang disebar
luaskan kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau
menawarkan barang atau jasa dengan jalan menyewa media massa”
(swasta 2003:398). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan atau
menyewa tempat pada suatu media massa guna memberikan
informasi kepada khalayak dan memperkenalkan suatu barang atau
jasa yang baru sehingga masyarakat mengetahuinya.
2.2.5 Strategi Periklanan
Strategi yang memegang peranan vital dalam penentuan
kebehasilan iklan. Strategi ini merupakan dasar membangun merek,
strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada
dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan
jelas dan konsistem. Strategi ini mewakili jiwa sebuah merek dan
menjadi elemen peniting untuk keberhasilan.
Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W+1H makan pengetahuan yang cukup tentang produk, pesaing pasar
44
atau kompetitor dan analisa mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelem merumuskan sebuah strategi. (Roman, Mass & Nisenholts, 2005:22). Berdasarkan pengertian diatas Strategi periklanan merupakan
satu diantara strategi pemasaran yang paling penting untuk usaha
kecil dan untuk perusahaan yang baru merintis. Iklan merupakan
metode promosi yang efektif yang menyediakan informasi mengenai
produk dan jasa perusahaan untuk pelanggan potensial, yang mencari
tahu dua jenis informasi mengenai produk yang ingin mereka beli.
Pertama, mereka ingin mengetahui mengenai produk atau jasa itu
sendiri dan yang kedua adalah bagaimana menggunakan produk atau
jasa tersebut.
2.2.6 Sifat Iklan
Dengan banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, maka
sulit membuat suatu generalisasi tentang sifat-sifat khusus mengenai
periklanan yang merupakan suatu komponen dari bauran promosi.
Namun sifat-sifat tersebut dapat diperhatikan seperti menurut Kotler
(2005:240) yang di terjemahkan oleh Benyamin Molan mengemu-
kakan bahwa sifat-sifat iklan sebagai berikut:
1. Presentasi umum Periklanan adalah suatu cara komunikasi yang sangat
umum, sifat yang umum ini semacam keabsahan produk penawaranya yang terstandarisasi, karena banyak orang yang menerima pesan yang sama, pembeli tahu bawah motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.
45
2. Tersebar Luas Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang
memungkinkan penjual mengulang suatu pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan yang sama dari para pesaing. Periklanan berskala besar oleh penjual menunjukan suatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan penjualan.
3. Expansi yang lebih kuat Periklanan memnuat peluang untuk mendramatisasi
perusahaan dari produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seni. Namun kadang-kadang kemampuan berekpresi yang terlalu berhasil dari iklan dapat meremehkan pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan.
4. Tidak bersifat ribadi Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti
wiraniaga perusahaan, audien tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog bukan dialog dari audiens.
2.2.7 Fungsi periklanan
Adapun fungsi periklanan menurut Terence A. Shimp (2000:5)
yang diterjemahkan oleh Revyani Sahrial adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi (Informing) Iklan membuat konsumen menyadari adanya produk baru,
menginformasikan mengenai ciri-ciri produk serta kegunaanya.
2. Membujuk dan mempengaruhi (Persuading) Iklan yang baik harus membujuk konsumen untuk mencoba
produk yang diiklankan. Terkadang bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi permintaan-permintaan primer (Primer Demand), yaitu menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha untuk membangun permintaan skunder (secondary Demand), yaitu permintaan terhadap merek dari produk perusahaan
3. Mengingatkan (Reminding) Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan konsumen.
46
4. Memberikan nilai tambah (Adding Value) Ada 3 cara utama bagaimana perusahaan dapat menambah
nilai bagi produk mereka, antara lain dengan melakukan inovasi, meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi produk dan merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang sebagai sesuatu yang elegan, lebih bergaya bahkan mungkin lebih unggul dari merek lainya yang ditawarkan dan pada umumnya dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi.
5. Mendampingi (Assisting other Company Efforts) Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau
bauran komunikasi pemasaran. Pada saat lainya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
2.2.8 Strategi Kreatif
Kreatif pada dasarnya adalah kemampuan melihat suatu yang
biasa dengan cara yang tidak biasa disertai dengan imajinasi dan
pemikiran ilmiah, dalam rangka mencari atau menciptakan gagasan
baru yang mampu menelurkan hasil yang berbeda dengan yang
sudah ada (bisa dipraktikan dan digunakan). Strategi kreatif
merupakan langkah yang dilakukan periklanan dalam rangka
mencapai tujuan periklanan, meliputi:
1. Penetapan target market/ audience.
2. Perencanaan media.
3. Perencanaan pesan kreatif.
4. Kebijakan eksekusi gaya dan daya Tarik iklan.
Elemen yang harus diperhatikan pada sebuah iklan dalam
menciptakan strategi kreatif sering kali disebut AIDCA yaitu:
47
1. Attention (perhatian) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaranya, yaitu pendengar, pembaca dan pemirsa. Iklan membutuhkan bantuan berupa size untuk media cetak dan Air time untuk media penyiaran, penggunaan warna (spot, full color) tata letak (lay out), jenis huruf (tipografi). Hal yang penting dalam penyusunan elemen iklan ini adalah perhatian calon pembeli harus diklaim.
2. Interest (minat) Setelah perhatian calon pembeli maka perhatian tersebut
harus ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci dari calon pembeli. Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan yang disampaikan.
3. Desire Menggerakan keinginan seseorang untuk memiliki atau
menikmati produk terhebat. Kebutuhan atau keinginan calon konsumen untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan.
4. Conviction Pada tahap ini kita telah menciptakan kebutuhan calon
pembeli, sejumlah calon pembeli mulai goyah dan tersentuh emosinya. Timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang ditawarkan oleh iklan. Pengalaman masa lalu serta berbagai tabiat iklan yang menipu turut mempengaruhikeraguan ini.
5. Action Melakukan tindakan pembelian, beberapa tindakan yang
mengarah kepada tindakan pembelian seperti melihat-lihat di showroom terdekat. Contoh mengisi formulir pemesanan dll, agar strategi periklanan dapat berjalan dengan baik dan efektif diperlukan kata-kata perintah seperti, beli, ayo, ambil, hubungi (George E. Blech & Michael A. Blech, 2004:26).
2.2.9 Karakteristik Media
Dalam menentukan media iklan yang dipakai untuk measarkan
produk tentunya harus meguasai karakteristik media iklan tersebut.
Karakteristik itu siapa penerima informasi dari media iklan tersebut,
dan apakah calon pelanggan senang banyak berinteraksi dengan
48
media tersebut, dan apakah calon pelanggan senang banyak
berinteraksi dengan media tersebut. Dan pertimbangan lain juga
adalah biayanya. Adapun beberapa karakteristik media dalam memilih
media periklanan yaitu (M. Suyanto, 2007: 192):
Tabel 2.2
Karakteristik Media
MEDIA KARAKTERISTIK
Media Cetak 1. Terbitnya harian, mingguan, bulanan
2. Kedalaman liputan bersifat informasi dengan
narasi
3. Bersifat massal, dibaca oleh masyarakat dan
tidak mewakili kelas tertentu
4. Fleksibel, dapat dibaca dimana saja, dan
kapan saja
5. Efek iklan lebih bisa dibuat
Media Televisi 1. Memberikan kesan yang realistik
2. Media hiburan yang popular
3. Adanya pengulangan
4. Jangkauan luas
5. Pengoprasian yang lebih complex
6. Audiovisual
7. Berpikir dalam gambar
Media Penyaran
Radio
1. Waktu transmisi yang tidak tebatas
2. Lebih interaktif dengan suara santai saat
mendengar radio dari pada membaca koran
atau majalah
3. Emosi pesan disesuaikan dengan regional
tertentu
4. Dapat membeli jam siar tertentu sehingga
49
bisa beriklan lebih maksimal
5. Auditori dan imajinatif
Majalah 1. Penyajian lebih dalam, nilai aktualisasi lebih
lama
2. Gambar atau foto lebih banyak dan kover
sebagai daya Tarik
Iklan Luar Gedung 1. Fleksibel, pembeberan berkali-kali
2. Biaya murah, persaingan sedikit
3. Khalayak tidak selektif kreatifitas terbatas
Yellow Pages 1. Cakupan local sangat baik
2. Kepercayaan tinggi
3. Jangkauan luas dan biaya murah
4. Persaingan tinggi
5. Kreatifitas terbatas
6. Pembelian lambat
Brosur 1. Fleksibel
2. Kendali penuh
3. Dapat mendramatisir pesan
Internet 1. Media & komunitas Online cenderung bersifat
bebas
2. Bebas kepemilikan, media dan komunitas
online memang dibuat oleh suatu pihak
(personal/institusi)
3. Bebas sekat sosial, media dan komunitas
tidak mengenal sekat-sekat sosial layaknya
media/ komunitas di dunia nyata(offline).
4. Bebas interfensi.
5. Tidak adanya batasan jarak, ruang dan waktu
6. Anonym, ketidak jelasan/ketidak pastian
50
identitas seorang atau suatu pihak
7. Aksesbilitas tinggi
Sumber: M. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Andy, 2007, Hal. 192.
2.2.10 Media Baru (New Media)
Media baru atau yang kini disebut dengan New Media
pembaruan dari media lama (televise, radio, koran). New media juga
dapat pula diartikan sebagai suatu perantara penyimpanan pesan,
yang dapat berupa sekumpulan informasi yang sedang hangat di
bicarakan oleh khalayak dengan cara mengakses informasi tersebut
dengan menggunakan internet.
New Media (media baru) merupakan media yang
menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter
fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat
maupun secara publik (Mondry, 2008:13).
Media baru memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah
interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan
sebuah informasi terbaru dan ter-update. Kelemahanya hanya pada
jaringan koneksi internet saja. Jika jaringan internet lancar dan cepat
maka informasi akan dengan cepat sampai kepada pembacanya,
serta harus ada juga koneksi internet dimana pun berada bersama
media baru.
Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan,
51
lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara Intensional dan beroprasi berdasarkan protocol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khusus provider dan badan telekomunikasi berperan dalam oprasi internet (McQuail, 2009: 28-29). Internet dapat diartikan sebagai jaringan kompeter luas dan
besar yang mendunia, yang menghubungkan pemakai komputer dari
suatu negara ke negara lain diseluruh dunia, dimana didalamnya
terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga
dinamis dan interaktif. Internet juga merubah bagaimana orang-orang
berkomunikasi misalnya e-mail menggantikan peran surat melalui pos
yang jaman dulu sangat populer. Mengirim surat sekarang bisa
dilakukan secara langsung dan diterima hanya beberapa detik setelah
surat dikirim.
Salah satu komponen internet yang popular adalah world wide
web (www) atau yang biasa disebut website yaitu suatu halaman di
internet yang menampilkan teks, suara, grafik, foto, dan video yang
menjadi instrumen komersial di internet (Morissan, M, A ,2007:246).
Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peranan penting sebagai alat (channel) untuk menyampaikan pesan (source) kepada komunikan/penerima pesan (receiver). Sifat dari internet sebagai media komunikasi adalah transaksional, dalam artian terdapat interaksi antar individu secara intensif (terus-menerus) dan ada umpan balik (feedback) dari antar individu dalam setiap interaksi tersebut. Selain itu, terdapat partisipasi antar individu dengan mempertimbangkan untung/rugi dalam setiap interaksi. Internet juga dianggap memiliki kapasitas besar dalam sebagai media baru. Tidak hanya memperkecil jarak dalam mengkomunikasikan pesan, teknologi komputer dan internet juga telah berkembang dan
52
mengeliminasi penggunaan koneksi kabel, namun tetap bisa memfasilitasi transmisi informasi yang sangat cepat keseluruh dunia. Duplikasi dan penyebaran materi dari internet ini bisa mencapai jangkauan yang sangat luas. Satu orang khalayak dapat mengunduh kemudian menyebarkanya pada orang-orang dalam jaringan pertemanan atau jaringan kerjanya. Kemudian pihak yang mendapatkan sebaran itu bisa menyebarkanya lagi pada orang-orang dalam jaringanya, dan seterusnya (Bagdikian, 2004: 114).
2.2.11 Media Sosial
Media sosial merupakan fase perubahan dimana orang dapat
menemukan, membaca, dan membagi berita, informasi dan konten
kepada orang lain. Media sosial adalah perpaduan sosiologi dan
teknologi yang merubah monolog (one to many) menjadi dialog (many
to many) dan demokrasi informasi yang mengubah orang-orang dari
membaca konten menjadi penerbit konten. Media sosial terhubung
online dalam bentuk hubungan personal, politik dan kegiatan bisnis.
Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein dalam jurnal
(Erland, 2015:51), mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar
ideologi dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user-generated content. Dalam studi ini, media sosial
didefinisikan sebagai alat yang berguna untuk mengintegrasikan
teknologi online dan pembelajaran pendidikan untuk mendukung serta
mengembangkan dunia akademik.”
Beberapa media sosial yang dalam beberapa tahun kebelakang
ini digemari yakini Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan masih
53
banyak lagi. Di dalam platform-platform tersebut penggunanya
dipersilahkan untuk melakukan interaksi antar kerabat hingga dapat
dijadikan tempat untuk melakukan bisnis, serta membuat sebuah
gerakan antar kelompok-kelompok atau komunitas maya.
Penggunaan media sosial biasanya menggunakan media sosial
sebagai sarana untuk tetap terhubung dengan teman atau keluarga,
mencari orang yang memiliki ketertarikan yang sama, mendiskusikan
isu-isu denga pengguna lain, bertanya dan menjawab pertanyaan,
membaca ulasan pengguna lain dan sebagainya.
Media sosial memiliki beberapa sifat yang membuatnya
menjadi jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan media tradisional
seperti:
a. Aksbilitas: media sosial sangat mudah untuk diakses dan tidak membutuhkan biaya untuk menggunakanya. Media sosial juga mudah digunakan juga tidak membutuhkan keahlian khusus untuk menggunakanya. Siapapun yang mempunyai akses online atau internet dapat menggunakan media sosial untuk memulai percakapan.
b. Kecepatan: konten yang dibuat dimedia sosial dapat langsung diterima atau dilihat oleh semua orang dalam jaringan kerja, forum serta komunitas, dan juga melalui media sosial dapat secara cepat mendapatkan tanggapan (feed back). Orang-orang dapat berkomunikasi dengan audience tanpa terpengaruh oleh factor eksternal.
c. Interaktivitas: media sosial menghasilkan komunikasi dua arah atau berbagai saluran komunikasi. Bentuk interaksi pengguna media sosial seperti mengajukan pertanyaan, mendiskusikan produk atau jasa, berbagi pendapat, dll.
d. Panjang umur atau volatilitas: konten media sosial tetap dapat diakses untuk jangka waktu yang lama atau mungkin untuk selamanya. Selain itu konten ini juga dapat diedit atau diperbarui kapan saja.
e. Jangkauan: internet mempunyai akses jangkauan yang tidak terbatas siapapun dapat mengaksesnya dari mana
54
saja dan kapan saja bisa mencapainya. Begitu pula dengan media sosial, media sosial menawarkan fasilitas jangkauan yang sama untuk semua penggunanya, sehingga pengguna dapat berbagi segala hal dengan siapapun yang mereka sukai (Taprial dan Kanwar, 2012 :28-29).
2.2.12 Instagram
Instagaram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang
memungkinkan para penggunanya untuk mengambil foto,
menerapkan filter digital, dan menggabungkanya ke berbagai jejarng
sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Salah satu future yang unik di
Instagram adalah memotong foto menjadi berbentuk persegi,
sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamic dan Polaroid.
Hal ini berbeda dengan rasio 1:1 yang umum digunakan oleh kamera
pada handphone. Instagram dapat di gunakan di iPhone, iPad atau
iPod touch versi apapun dengan sistem oprasi iOs 3.1.2 atau yang
terbaru, dan telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi
versi 2.2 (Froyo) ke atas. Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple
App Store dan Google Play.
Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebuah “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid dalam tampilanya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cara cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengubah foto dengan dengan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karna
55
itulah Instagram merupakan gabungan dari kata insta dan telegram.7 Instagram mempunyai beberapa fitur yang memudahkan para
penggunanya, diantaranya:
1. Fitur followers atau pengikut, fitur ini merupakan fitur yang amat sangat disukai untuk para pengguna Instagram. Fitur ini bertujuan untuk mengikuti akun Instagram seseorang ataupun akun Instagram anda yang diikuti seseorang. Semakin banyak pengikut anda di Instagram, maka akun Instagram anda akan semakin popular atau di kenal banyak orang.
2. Fitur efek untuk foto, fitur ini juga tidak kalah bagus yang terdapat di Instagram. Fitur ini mempunyai kegunaan hampir sama dengan aplikasi mengedit foto untuk terlihat lebih bagus yang sekarang sangat terkenal yaitu aplikasi Camera 360.
3. Fitur bagikan foto, fitur ini berfungsi untuk membagikan foto-foto anda kepada pengikut anda di Instagram. Ini merupakan fitur yang sangat utama di Instagram.
4. Fitur Share untuk membagikan foto kepada media sosial lain, fitur ini mempunyai kegunaan yaitu untuk membagikan foto dari Instagram ke media sosial atau jejaring sosial lain seperti Facebook, Twitter, dll.
5. Fitur suka foto, fitur ini berguna untuk menyukai foto yang terdapat diakun Instagram anda maupun di Instagram teman anda atau akun Instagram yang anda ikuti.
6. Fitur halaman popular di Instagram, fitur ini untuk mengetahui foto-foto apa saja yang sedang popular dan paling banyak disukai oleh pengguna Instagram. Anda bisa langsung melihat fitur-fitur Instagram lainya dengan cara membuat akun baru atau masuk dengan akun yang sudah ada lewat aplikasi Instagram maupun lewat situs resmi Instagram.8
Selain fitur-fitur tersebut Instagram juga memiliki keunggulan
yang tidak dimiliki oleh media sosial lain, pertama keunggulanya yaitu
terbebasnya dari iklan dan spam, hal ini yang membuat pengguna
terganggu dengan sering munculnya iklan yang menghalangi
7 https://id.wikipedia.org/wiki/instagram diakses pada hari senin, 8 juni 2015, pada pukul 12.50 WIB
8 https://id.wikipedia.org/wiki/instagram diakses pada hari senin, 8 juni 2015, pada pukul 12.50 WIB
56
pandangan mata para pengguna. Keunggulan yang dimiliki Instagram
ini dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna setiap
mengakses atau mengunggah foto pada akun Instagram miliknya.
Keunggulan yang dimiliki Instagram selanjutnya adalah media
sosial yang hanya dapat menampilkan foto dan video serta dapat
memperindah secara langsung tampilan foto dan video yang akan di
posting dengan menambahkan beberapa efek yang telah tersedia.
Fitur dan kegunaan media sosial Instagram juga sangat
menguntungkan untuk memasarkan sebuah produk atau berjualan
secara online, Instagram juga memberikan instamessage, fitur chat
atas sesame pengguna Instagram. Namun Instagram juga memiliki
kekurangan, video yang dapat di upload hanya berdurasi kurang dari
15 detik karna berbasis smartphone, foto-foto yang di pajang
berukuran kecil dengan ukuran rasio 1:1.
2.2.13 Minat Beli
(Kartono, 1996:10) minat beli menurut pendapat kartini kartono
dalam buku “Pengantar Metodelogi Riset Sosial” minat adalah “suatu
momen kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara itensif
pada obyek yang dianggap penting.”
Minat beli adalah niat untuk membeli yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk tertentu,
serta berapa banyak unit produk yang di butuhkan pada periode
57
tertentu. (Durianto, 2003) “niat beli (konsumen) merupakan
pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian
sejumlah produk dengan merek tertentu.” Pengetahuan akan minat
beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen
terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi prilaku konsumen
dimasa mendatang.
Dalam mengulas minat beli seseorang terlebih dahulu harus
mengenal merek produk yang akan dikonsumsi. (Aeker, 2001:401)
dalam buku “Marketing Research” menjelaskan bahwa seperangkat
asset dan liabilitas merek yang terkait dengan nama symbol sebuah
merek, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan
oleh suatu produk atau jasa kepada perusahaan maupun kepada
pelanggan perusahaan. Jika nama dan symbol suatu merek diubah,
baik sebagian maupun semua asset dan liabilitas merek tersebut,
maka pengaruh yang dihasilkan dapat mengakibatkan keuntungan
atau kerugian bagi perusahaan.
2.2.14 Teori S-O-R (Stimulus – Organisme – Respon)
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy (2003), teori S-O-R
adalah singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon yang semula
berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen seperti sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif,
dan konasi (Effendy, 2003:225).
58
Hovland dan kawan-kawan (1953) beranggapan bahwa proses
dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam
mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang
menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian dan
penerimaan. Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-
Organism Response. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam
model ini adalah :
1. Stimulus (S),
2. Organisme (O)
3. Respon (R).
Stimulus adalah rangsangan atau dorongan, sehingga unsur
stimulus dalam teori ini merupakan perangsang berupa messege (isi
pernyataan). Organisme adalah badan yang hidup, sudah berarti
manusia atau dalam istilah komunikan. Sehingga unsur Organisme
dalam teori ini adalah receiver (penerima pesan). Sedangkan Respon
dimaksud sebagai reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau
akibat, jadi dalam teori ini unsur response adalah efek (pengaruh).
1. Stimulus (pesan)
Dalam penelitian ini stimulus-nya adalah pengaruh sosial media
instagram Jansport Indonesia dalam mempromosikan produk Tas
Jansport.
2. Organisme (komunikan)
Yang menjadi khalayak atau komunikan dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa HIMME (Himpunan Mahasiswa Ekonomi manajemen)
Bina nusantara, Jakarta.
59
3. Respon (efek)
Yaitu tanggapan atau respon yang diberikan oleh konsumen.
Dalam penelitian ini respon yang dimaksud adalah terciptanya
Minat beli.
Teori ini tampak sederhana dan tidak pasti meskipun ada.
Dimana teori ini menerangkan bahwa pesan yang disampaikan harus
sesuai dengan kebutuhan manusia baik itu kebutuhan material
maupun kebutuhan non material. Begitu juga halnya bila teori
stimulus-response ini digunakan pada masyarakat luas, maka prinsip
yang dipegang adalah pesan yang disiapkan, dibagikan dengan
sistematis dan secara luas pada waktu yang sama. Ditambah dengan
kemampuan teknologi untuk membantu penyebarluasan dan distribusi
pesan yang tidak memihak diharapkan dapat meningkatkan sambutan
dan tanggapan masyarakat. Dalam prinsip ini semua komunikan
memiliki kedudukan yang sama dalam hal menerima isi pernyataan
yang disampaikan.
Penerapan teori S-O-R pada media massa pada mulanya
dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada
komunikan, yang di ungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik
atau yang dikenal sebagai teori jarum hipodermik. Teori jarum
Hipodermik memandang pesan sebuah pemberitaan media massa
diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah
audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang
diharapkan (Bungin, 2007:277). Prinsip stimulus-respon
mengasumsikan pesan informasi dipersiapkan oleh media dan
60
didistribusikan secara sitematis dan dalam skala yang luas, sehingga
secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar
individu yang kemudian sejumlah besar individu tersebut akan
merespon pesan tersebut.
Dalam penelitian ini, teori S-O-R dapat digambarkan khalayak
menerima stimulus dari pesan yang ditampilkan oleh Jansport
Indonesia melalui Instagram yang disebarkan secara luas dan dalam
waktu yang sama (stimulus). Kemudian pesan tersebut diterima,
dipahami, dan mengaktifkan proses kesadaran khalayak tentang
produk Tas Janport merupakan produk yang berkualitas dan
dibutuhkan (organisme). Sehingga timbul keinginan dan minat tertentu
yang berupa tindakan pembelian produk Tas Jansport melalui
Instagram Jansport Indonesia (respons).
2.2.15 Teori VIPS
David Berstein, tokoh periklanan yang termasyhur, menjelaskan
perlunya penerapan prinsip-prinsip VIPS dalam sebuah konsep iklan.
“Prinsip VIPS terdiri dari Visibility, Identity dan Promise, serta
singlemindedness.”(Jefkin, 1997:16)
Prinsip VIPS dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:
1. Visibility, artinya mudah dilihat atau mudah memikat perhatian.
Iklan yang ditampilkan juga menggunakan peraga agar
semakin menarik minat konsumenya, seperti kata-kata, alur
cerita, dan gambar hidup atau model serta music atau sound
effect.
61
2. Identity (identitas) pengiklan, produk barang atau jasanya
harus dibuat sejelas mungkin dan tidak tertutup oleh pernak-
pernik hiasan atau rancangan yang serampangan. Yaitu
menyangkut tentang siapa yang mengiklankan, terutama
adalah produk yang diiklankan. Produk harus mempunyai
identitas yang kuat agar dapat dikenali oleh konsumen dengan
mudah. Identitas produk meliputi elemen-elemen yang terkait
didalamnya, antara lain: merek, logo, warna, disain, dan
tagline-nya. (Jewler, 2008: 38-39) Identitas produk yang
pertama adalah merek, yaitu nama dari sebuah produk.
Menurut pendapat Jewler: “a brand’s name is one of its most
important asset-and one of its most marketable ones. A name
is just one part of the brand identity.” (Jewler, 2008: 38)
Identitas yang kedua adalah logo, “A logo is visual symbol a
brand or company uses to identify itself to consumer. A logo
might be simply a graphic element, or it can be a word (Jewler
2008: 38). Atau dengan pengertian lain, logo adalah simbol
visual sebuah merek atau perusahaan yang di gunakan
sebagai identitas. Logo dapat berupa grafis grafis sederhana
atau bisa berupa sebuah kata. Logo dapat dianggap sebagai
sebuah identitas produk yang pada akhirnya dapat
dikomunikasikan melalui pesan-pesan iklan. Sehubung dengan
hal itu logo tidak bisa dimunculkan secara verbal melainkan
62
muncul dengan bantuan visual. Elemen identitas berikutnya
adalah warna, menurut Jewler “color alone is also a marketable
element of identity. Color used associated for a product”
(Jewler, 2008: 41). Dengan pengertian lain, warna merupakan
salah satu elemen identitas produk untuk dipasarkan, warna
juga dapat digunakan digunakan untuk mengasosiasikan
sebuah produk tertentu. Warna mempunyai karakteristik
tertentu. Yang di maksud dengan karakteristik tertentu dalam
hal ini adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang di miliki oleh
suatu warna. Ciri-ciri atau sifat tertentu dalam kaitanya dengan
produk dalah warna mewakili karakter unik suatu produk dan
pada akhirnya menjadi sebuah identitas untuk produk tertentu.
Jika produk diibaratkan sebagai manusia yang berkomunikasi,
maka produk mempunyai warna tertentu yang dapat di
asosiasikan sebagai bentuk kepribadian. Kepribadian dalam hal
ini sebagai sebuah identitas. Komponen identitas terakhir
adalah Tagline. Menurut Jewler: “a tagline is the short phrase
typically used with a brand name or log. It might called the
brand’s slogan or even moto” (Jewler, 2008: 39). Dalam
pengertian lain, Tagline bisa berbentuk kata-kata pendek yang
digunakan oleh sebuah produk. Kata-kata ini bisa di terapkan
bersamaan dengan nama merek atau logo. Tagline juga dapat
disebut sebagai sebuah slogan produk.
63
3. Promise (janji) perusahaan kepada konsumen juga harus
dibuat sejelas mungkin.
Periklanan merupakan komunikasi masa yang mewakili janji
kepada konsumen. Melalui pesan informatif sekaligus persuasif
menjanjikan tentang adanya barang dan jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan, tempat memperolehnya, kualitas barang
dan jasa. Seperti manfaat produk , keunggulan produk,
spesifikasi produk.
4. Singlemindedness, adalah salah satu usaha untuk
menanamkan inti pesan kedalam benak konsumen. Fungsi
Singlemindedness berkaitan dengan bagaimana sebuah pesan
iklan yang meliputi produk, identitas, dan promise dikemas
dengan cara tertentu agar cepat mengenai sasaran, prinsip
VIPS mendapatkan identitas produk sebagai unsur yang paling
penting dalam proses komunikasi sebuah iklan. Produk secara
jelas diposisikan sebagai komunikator dan identitas
ditempatkan sebagai isi pesanya. Menghindari dan
mempromosikan ide, barang dan jasa adalah sebuah usaha
pengkomunikasian suatu produk. Sebagai bentuk komunikasi,
iklan bertugas menginformasikan pesan yang berhubungan
dengan produk kepada konsumen. Dalam iklan, produk
diposisikan sebagai komunikator, sedangkan konsumen
diposisikan sebagai komunikan. Dalam proses
64
pengkomunikasian pesanya, produk memerlukan strategi dan
cara tertentu agar tujuan pesanya dapat mencapai sasaran
yang tepat.
2.2.16 Model Hierarchy of Effects
Sebagai pendukung dari teori yang digunakan, maka penulis
menggunakan model Hierarchy of Effect. Berdasarkan model
Hierarchy of Effect oleh Lavidge dan Steiner dalam buku Advertising
and Promotion oleh George E. Belch dan Michael A. Belch, efek dari
iklan kepada konsumen melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dari
pengumpulan informasi dan pengetahuan tentang produk (kognisi),
setelah mempunyai kesadaran dan pengetahuan tentang produk,
maka timbul perasaan suka atau tidak suka dalam pemilihan merek
(afeksi) serta terjadinya pemilihan atau pembelian (konasi). (Belch and
Belch : 2001 : 210)
Dampak atau efek yang normal merupakan proses yang berawal
dari :
a. Efek kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan
transmisi, pengetahuan, keterampilan, dan informasi.
b. Efek afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan
atau disenangi khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi dan
sikap.
65
c. Efek konatif, menunjuk pada prilaku yang dapat diamati yang
meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan-kebiasaan prilaku.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
untuk dapat mencari tahu apa yang dipikirkan dan diinginkan oleh
setiap individu terhadap suatu produk dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan-tahapan tertentu dan tentunya melalui sebuah
proses. Selanjutnya mencari strategi komunikasi persuasif yang dapat
digunakan atau direalisasikan dalam suatu tindakan atau perubahan
sikap dari khalayak itu sendiri dan berakhir pada tindakan yang
dituangkan dalam bentuk pembelian produk tersebut.
Penerapan dan pengembangan model hierarchy of effect ini
diharapkan dapat menerangkan faktor-faktor internal psikologis setiap
individu yang mampu mempengaruhi konsumen dalam membuat
keputusan dan untuk dapat melihat proses terbentuknya keputusan
tersebut. Berikut ini merupakan penjabaran model Hierarchy of Effect
yang terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya adalah :
a. Tahap pertama adalah Awareness
Pada tahap ini produsen memberikan kesadaran kepada konsumen
dimana produk yang digunakan dan dibutuhkan oleh konsumen
sebenarnya telah berada disekitar atau berada di tengah-tengah
lingkungan konsumen itu sendiri.
66
b. Tahap kedua adalah Knowledge
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah mengerti atau
paham akan kegunaan dan manfaat suatu produk yang ditawarkan.
Pada kesempatan ini, produk yang dimaksud ialah tas Jansport.
c. Tahap ketiga adalah Liking
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah menyukai produk
yang ditawarkan.
d. Tahap keempat adalah Preference
Konsumen sudah berada pada tahap ini, berarti konsumen sudah
mulai membandingkan keunggulan suatu produk yang ditawarkan
dengan produk lain yang sejenis.
e. Tahap kelima adalah Conviction
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah merasa yakin
dengan pilihan suatu produk yang akan dipilih atau bahkan hendak
dibeli.
f. Tahap keenam adalah Purchase
Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah memulai tindakan
membeli atau memilih suatu produk yang ditawarkan tersebut.(
Lavidge& Steiner ).
67
Bagan model Hierarchy of Effect ( Lavidge& Steiner )
Pada tahap kesadaran dan pemahaman termasuk dalam
golongan kognitif, sedangkan tahap kesukaan, kecenderungan,
keyakinan masuk pada golongan afektif. Sedangkan pada tahap
pembelian termasuk dalam golongan konatif.
Dalam hal ini, penulis menjelaskan bahwa penelitian sampai pada
tahap kognitif dan afektif dimana pada tahap tersebut merupakan
timbulnya berupa minat beli terhadap suatu produk. Sedangkan tahap
konatif lebih cenderung kearah terjadinya proses pembelian atau
pemilihan suatu produk. Minat beli tentunya dapat timbul akibat dari
informasi yang diterima melalui perhatian khusus terhadap produk dan
berdasarkan dari beberapa tahapan yang telah dijelaskan pada bagan
model Hierarchy of Effect tersebut. Dengan adanya media iklan televisi,
poster dan word of mouth ini dimaksudkan agar konsumen mengetahui
dan menyadari akan keberadaan produk tersebut serta mengetahui
68
manfaat yang ditawarkan produk, sehingga cenderung memilih produk
tas Jansport dan terciptanya minat untuk membeli produk tas Jansport
tersebut.
2.3 Hipotesis Penelitian
Menurut koentjaraningrat (2000:41), “Hipotesis adalah pernyataan
tentang adanya suatu hubungan antara variabel-variabel yang
digunakan, sifatnya adalah sementara dan hal ini berarti bahwa suatu
hipotesis adalah untuk memberi arah penelitian dan membatasi variabel
yang digunakan.
Selain itu menurut Nasution (1996:40), “setiap pernyatan tentang
suatu hal yang belum dibuktikan kebenaranya secara empiris disebut
hipotesis.”. oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam
bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relavan, belum bedasarkan fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dapat juga
dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empiris. Hipotesis asosiatif adalah “suatu
pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih” (Nasution, 1996:45)
69
Dari uraian diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Penelitian
Iklan Tas Jansport di Media Sosial Instagram Berpengaruh Terhadap
Minat Beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen
(HIMME) Universitas Bina nusantara, Jakarta.
2.4 Kerangka Konsep
Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2005:12) konsep adalah abstraksi
yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang bersifat
khusus. Kerangka konsep ini berguna untuk menggambarkan hubungan
konsep khusus yang berbeda-beda dari variabel-variabel penelitian yang
akan diteliti. Kerangka konsep ini juga mendukung atau menjelaskan
latar belakang dan gambaran singkat dari penelitian ini.
Penelitian ini akan mencoba menjelaskan hubungan-hubungan
yang terdapat dalam variable yang akan diteliti. Variabel adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
atau ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009: 59)
Berikut adalah paparan beberapa konsep yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian.
2.4.1 Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
70
timbulnya variabel terikat (Variable dependent) (Sugiyono, 2009:59).
Pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram dalam hal ini
dijadikan sebagai variabel bebas (independent) atau variabel X.
Dalam hal ini dimensi yang akan digunakan adalah dimensi VIPS
terdiri dari Visibility, Identity dan Promise, serta singlemindedness:
a. Visibility
Mudah dilihat
Memikat perhatian
Alur cerita
Kata-kata
Gambar
warna
b. Warna Identitiy
Kemasan Produk
Nama Produk (Merk)
Logo
c. Promise
Manfaat produk
Spesifikasi Produk
d. Singlemindedness
Tagline Produk
71
2.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabele)
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas (Sugiyono, 2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah minat beli anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Managemen (HIMME) Bina Nusantara, Jakarta. Periklanan
sebagai proses komunikasi menimbulkan berbagai efek, diantaranya
adalah ketertarikan seseorang terhadap suatu produk yang
diiklankan atau biasa disebut minat beli. Dimana minat beli sebagai
variabel terikat dapat dihubungkan dengan beberapa dimensi terkait,
diantaranya adalah terdapatnya Awareness, Knowledge, Liking,
Preference, dan Conviction.
a. Awarness (kesadaran)
1. Menyadari adanya iklan
2. Menyadari keberadaan produk
b. Knowledge (pengetahuan)
1. Pengetahuan tentang iklan
2. Mengetahui informasi mengenai produk
3. Mengetahui keunggulan produk
4. Mengetahui kegunaan dan manfaat produk
c. Liking (menyukai)
1. Menyukai iklan yang ditayangkan
2. Menyukai produk yang ditawarkan
72
d. Preference (kecenderungan)
1. Membandingkan kualitas produk
2. Kualitas produk lebih unggul daripada produk lain
e. Conviction (keyakinan)
1. Keyakinan terhadap keunggulan produk
2. Rasa ingin memiliki
3. Keyakinan dalam menentukan pilihan
4. Indikasi untuk terciptanya pembelian produk
2.5 Operasionalisasi Konsep
Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2005: 12) konsep adalah abstraksi
yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang bersifat
khusus. Operasionalisasi konsep ini berguna untuk menggambarkan
hubungan konsep khusus yang berbeda-beda dari variabel-variabel
penelitian yang akan diteliti. Penelitian ini akan menjelaskan hubungan-
hubungan yang terdapat dalam variabel yang akan diteliti. Variabel
adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan atau penelitian
termasuk didalamnya faktor-faktor yang berpengaruh dan terpengaruh
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Gambaran hubungan variabel penelitian dalam hal ini dapat
dibedakan sebagai berikut:
73
Tabel 2.3 Operasional Konsep
Variabel Bebas Variabel Terkait Pengaruh Iklan tas Jansport di media sosial
instagram Minat beli Himpunan mahasiswa ekonomi
menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara
Dimensi Indikator Dimensi Indikator
1. Visibility
2. Identity
3. Promise
4. Singlemindedness
Mudah dilihat
Memikat perhatian
Alur cerita
Kata-kata
Gambar
Warna
Kemasan produk
Nama produk
Logo produk
Manfaat produk
Spesifikasi produk
Keunggulan produk
Kualitas produk
Tagline Produk
1. Awarness 2. Knowledge
3. Liking 4. Preference 5. Conviction
Menyadari adanya iklan
Menyadari keberadaan produk
Pengetahuan tentang iklan
Mengetahui informasi mengenai produk
Mengetahui keunggulan produk
Mengetahui kegunaan dan manfaat produk
Menyukai iklan yang ditayangkan
Menyukai produk yang di tawarkan
Membandingkan kualitas produk
Kualitas produk lebih unggul dari pada produk lain
Keyakinan terhadap keunggulan produk
Rasa ingin memiliki
Keyakinan dalam menentukan pilihan
Indikasi untuk terciptanya pembelian produk
74
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:8), paradigma penelitian dapat diartikan
sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik
analisis statistik yang akan digunakan. Pada penelitian ini, paradigma
yang digunakan adalah paradigma positivistik, yang dilandasi pada suatu
gagasan bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan
antar gejala bersifat kausal (sebab-akibat).
Dalam paradigma positivistik ini, diperlukan adanya data untuk
melakukan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan kesahannya
demi tercapainya ketepatan data dan ketepatan penggunaan model
hubungan variabel bebas dan variabel tergantung (Suparlan,1997:95).
Dalam penelitian ini, variable bebas yang diteliti adalah pengaruh iklan
tas jansport di media sosial intagram, sedangkan variabel tergantungnya
adalah minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara.
58
75
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh social media instagram terhadap
minat beli konsumen berkaitan dengan pengembangan konsep atau teori
dalam ilmu komunikasi khususnya advertising. Penelitian ini dimulai
dengan suatu teori dan hipotesis untuk mendapatkan jawaban dari suatu
permasalahan. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2009: 14), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivistik, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
3.3 Jenis Format Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan disini ialah eksplanatif kuantitatif.
Yaitu penelitian yang berupa menjelaskan mengapa suatu fenomena
atau gejala sosial terjadi. Penelitian Eksplenatif ini sering
menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena yang lain (Martono,
2012 : 17)
Data yang dikumpulkan, dikelompok-kelompokkan, dan dijumlah
sehingga menghasilkan angka-angka atau berupa bilangan yang dalam
76
hal ini mencerminkan jumlah responden, setelah itu digambarkan dalam
bentuk analisa tabel tunggal. Dari hasil penghitungan data tersebut,
analisis dibuat untuk menjelaskan hubungan kausal (sebab- akibat)
antara suatu gejala sosial utama (variabel X) dengan sosial lainnya
(variabel Y), sekaligus menjawab mengapa itu terjadi melalui pengujian
hipotesis.
3.4 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian survei. Kerlinger (Sugiyono, 2009:11) menyatakan
bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar/kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis. Dengan demikian, penelitian
survei umumnya melakukan pengambilan sampel namun dilakukan
generalisasi (data sampel berlaku untuk populasi).
Teknik dan metode pengambilan sampel merupakan faktor yang
sangat penting dalam penelitian survei. Penelitian jenis survei ini
digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
untuk mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah. (Masyhuri, 2008:34).
77
3.5 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2009:115). Populasi pada penelitian ini adalah anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME), Universitas Bina
Nusantara, Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mahasiswa
Bina Nusantara, jakarta di dapat jumlah populasi sebesar 109 orang
yang mengetahui Instagram Jansport Indonesia dan telah melihat iklan
tas Jansport di instagram dari 152 orang yang tercatat menjadi anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara terhitung bulan April 2015.
3.6 Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:62). Penarikan sampel akan
diambil dengan sistem probability yaitu dengan menggunakan simple
random sampling, dimana setiap individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2007:76).
Metode penentuan responden menurut Arikunto (1993:114) dalam
bukunya Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, mengatakan
bahwa responden adalah orang yang merespon atau menjawab
78
pertanyaan baik yang tertulis maupun lisan. Didalam menetapkan
responden penelitian, ada kalanya peneliti menjadikan keseluruhan objek
untuk di teliti, ada kalanya juga hanya mengambil sebagian saja dari
seluruh objek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel dilakukan oleh
peneliti dengan cara diundi secara acak dengan memasukan 109 orang
anggota aktif himpunan mahasiswa ekonomi Menejemen (HIMME)
Universitas Bina Nusantara yang menjadi populasi yang diasumsikan
menggunakan instagram dan melihat akun Instagram Jansport
Indonesia.
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian digunakan
rumus Taro Yamane, yaitu:
Keterangan :
n = besaran sampel
N = besaran populasi
d = nilai kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan ditetapkan adalah
sebesar 10% (% kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
penarikan sampel).
79
109 n = 109(0,1)²+1 109 n = 1,09 + 1 109 n = = 52,153 2,09
= 52,153 responden
Jika dimasukkan ke dalam rumus dengan populasi 109 orang,
sampel yang dihasilkan sebesar 52,153 orang. Kemudian dilakukan
pembulatan keatas. Sampel yang dihasilkan untuk dijadikan penelitian
sebanyak 53 orang.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
“Menurut nana Syaodih Sukmadinata Kuesioner adalah suatu
teknik atau cara pengumpulan data secra tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya-jawab dengan responden). Kuesioner berisikan
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau di respon oleh responden”
(Sugiyono, 2011: 219).
Jadi dengan menyebarkan Kuesioner kepada responden, penulis
berharap dapat menghimpun data dan informasi. Untuk memberikan
kadar penilaian data jawaban responden, dipergunakan di pergunakan
skala Likert yang menurut Nana Syaodih Sukmadinata yang menyatakan
bahwa “model Likert tidak hanya digunakan untuk mengukur sikap tetapi
juga mengukur persepsi, minat, motivasi, kegiatan pelaksanaan, program
dan lain-lain” (Sugiyono,2011:242).
80
Jawaban pada setiap item instrument yang mengutamakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative,
yang dapat berupa kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban itu dapat diberi skor:
Table 3.1
No Kategori Skor
1. Sangat setuju/selalu/sangat positif 5
2. Setuju/sering/positif 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1
Sumber: Sugiyono,. (2011). Metode Penelititan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA, Hal 94
3.7.1 Data Sekunder
“Nana Syaodih Sukmadinata juga mengatakan bahwa, studi
kepustakaan digunakan pada saat merumuskan masalah atau
memetakan variabel-variabel atau aspek-aspek yang berhubungan
dengan fokus masalah. Selain itu studi kepustakaan juga diperlukan
pada saat mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan hasil-
hasil penelitian terdahulu serta dokumen-dokumen yang berkenaan
dengan data atau informasi tentang pendidikan” (Sugiyono,
2011:277).
Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang
dapat menunjang penelitian dan penulisan.
81
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2006:177), Uji validitas adalah suatu
langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (contact) dari suatu
instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang
digunakn dalam suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran
dalam melakuakn fungsi ukurnya.
Pengujian validitas digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan. Oleh karena itu pada uji validitas ini penulis
menggunakan rumus korelasi Pearson’s Product Moment sebagai
berikut :
2222 ...
..
yynxxn
yxxynrxy
Keterangan :
r xy : Korelasi product moment (untuk mengetahui nilai hubungan
yang terjadi dalam penelitian)
n : Besarnya sampel dalam penelitian
Σx : Jumlah variabel bebas
Σy : Jumlah variabel terikat
ΣX² :Jumlah total jawaban dari variabel bebas yang telaH
dikuadratkan
82
ΣY² : Jumlah total jawaban dari variabel terikat yang telah
dikuadratkan
3.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009:348) reliabilitas menunjukkan
keakuratan suatu alat ukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen
dengan rentang skor 1-5 menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:
Keterangan:
α = Koefisien
Reliabilitas instrumen Alpha Cronbach
n = Jumlah butir pernyataan
S2 = Varian skor secara keseluruhan
Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai
varian tiap butir dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
S = Varian
X = Nilai skor yang dipilih
n = Jumlah sampel
83
Suatu instrumen alat ukur dikatakan reliabel dan bisa diproses
pada tahap selanjutnya jika nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Sekaran,
2006: 182). Jika instrumen alat ukur memiliki nilai Cronbach Alpha <
0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel.
3.8.3 Pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram (X)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PI1 65.90 283.886 .642 .964
PI2 66.27 269.513 .839 .961
PI3 65.90 286.645 .604 .964
PI4 66.10 275.955 .742 .962
PI5 66.03 276.378 .721 .963
PI6 66.37 275.275 .750 .962
PI7 66.17 267.454 .895 .960
PI8 65.80 285.062 .664 .963
PI9 66.20 273.890 .733 .963
PI10 66.00 275.379 .794 .962
PI11 66.37 278.171 .658 .964
PI12 66.10 274.093 .860 .961
PI13 66.27 269.513 .839 .961
PI14 66.10 274.093 .860 .961
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.964 14
84
3.8.4 Minat Beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
MB1 48.70 128.631 .665 .934
MB2 49.13 120.051 .857 .928
MB3 48.80 123.614 .752 .931
MB4 49.17 120.006 .792 .930
MB5 48.70 122.976 .747 .931
MB6 49.23 119.771 .780 .930
MB7 48.93 128.961 .594 .936
MB8 48.70 128.631 .665 .934
MB9 49.00 129.655 .595 .936
MB10 49.07 124.961 .643 .935
MB11 49.00 124.138 .666 .934
MB12 49.17 125.730 .660 .934
MB13 49.33 117.885 .799 .930
MB14 49.03 128.861 .524 .938
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.937 14
Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas instrumen, maka
dengan ini menimbulkan pernyataan-pernyataan yang di perlukan dan
tidak di perlukan. Pernyataan yang di perlukan yaitu pernyataan yang
85
nilai-nilai Croanbeach’s Alpha variabel X masing-masing pernyataan
lebih dari 0,964 dan nilai-nilai varibel Y masing-masing pernyataan
lebih dari 0,937.
3.9 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data: mengelompokkan data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
(Sugiyono, 2011:147).
3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya
tanpa bermaksud membuat keimpulan yang berlaku untuk umum dan
generalisasi. Analisis deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari
kuatnya hubungan antara variabel (sugiyono 2011: 147-148)
86
3.9.2 Uji Hipotesis
3.9.2.1 Rumus Uji Hubungan
Rumus Korelasi Pearson’s Product Moment yaitu :
2222 ...
..
yynxxn
yxxynrxy
Keterangan :
r x y : Koefisien Kolerasi
n : Jumlah subjek
X : Skor setiap item
Y : Skor total
(ΣX) 2 : Kuadrat Jumlah skor item
ΣX2 : Jumlah kuadrat skor item
ΣY2 : Jumlah kuadrat skor total
(ΣY)2 : Kuadrat Jumlah skor total
Untuk memberikan penafsiran interpretasi koefisien
korelasi yang ditentukan besar atau kecil, maka berpedoman pada
ketentuan yang terdapat pada tabel berikut ini :
87
Tabel 3.2
Tabel Interval Koefisien
Interval koefisien Tingkatan hubungan
0,00 – 0,99 Sangat rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0, 599 Sedang
0, 60 – 0, 799 Kuat
0, 80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: (Sugiyono, P. D. (2011). Metode Penelititan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA, Hal 184)
3.9.2.2 Rumus Uji Signifikasi
Pengujian lanjutan, yaitu uji signifikasi yang berfungsi untuk
mencari makna hubungan variabel x terhadap y, maka hasil
korelasi PPm tersebut di uji signifikasinya dengan rumus:
r√n-2 t = √ 1-r²
Keterangan:
t = Uji signifikasi
r = Uji korelasi (koefesien korelasi)
n = Jumlah responden
Setelah didapatkan nilai t-hitung melalui rumus diatas, maka
untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai
berikut:
88
1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang
signifikan)
2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima (tidak ada hubungan
yang signifikan). Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan
n-2 pada level of significance (α) sebesar 5% (tingkat
kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95.
Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5%
berarti variabel tersebut tidak signifikan.
3.9.2.3. Koefisiensi Determinasi (KD)
Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh
iklan tas Jansport di media sosial instagram (variabel X) terhadap
minat beli anggota himpunan mahasiswa ekonomi menejemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta (variabel Y). Hasil
dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas presentase dari
determinasi. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(Kd = r2 )
Keterangan : Kd = 0, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel
Y lemah. Kd = 1, berarti pengaruh variabel X terhadap Y kuat.
3.9.2.4. Rumus Uji Pengaruh (Regresi)
Untuk mengukur adanya pengaruh antara variabel bebas
dan terikat peneliti menggunakan regresi sederhana. Regresi
89
sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan
fungsional atau sebab akibat variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Persamaan regresi dirumuskan :
Ŷ = a + bx
Ŷ = subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X= variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
memprediksikan
A = nilai harga Y = X = 0
b = nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
3.10 Hipotesis statistic
1. Ho: ( thitung < ttabel)
Tidak ada pengaruh dari media sosial Instagram Jansport Indonesia
terhadap minat beli Tas Jansport di kalangan Mahasiswa HIMME
(Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen) Universitas Bina
Nusantara.
2. Ha : (thitung > ttabel)
Ada pengaruh dari media sosial Instagram Jansport Indonesia terhadap
minat beli Tas Jansport di kalangan Mahasiswa HIMME (Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Menejemen) Universitas Bina Nusantara.
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran singkat Jansport
Jansport didirikan pada 1967 di Seattle, Washington, Amerika
Serikat oleh tiga sekawan murray platz, istrinya Janice Lewis dan skip
yowell. Nama Jansport bersala dari nama istrinya Janice “Jan” dan
Sport di ambil dari karma mereka sering melakukan kegiatan Mountain
Hiking bersama. Perusahaan Jansport berinovasi dengan panel
loading daypack, tidak seperti tradisional top loading kemasan.
Jansport merupakan merek tas yang berkualitas dan memiliki
makna seru dan petualangan. Perusahaan ini sekarang berbasis di
San Leandro, California. Jansport dikenal dengan garansi seumur
hidup pada produknya, Jansport adalah merek yang sangat popular di
kalangan mahasiswa saat ini. JanSport, Inc., adalah desainer
terkemuka dan pembuat ransel, tas bahu, koper, dan tas laptop.
Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari VF Corporation,
lebih dikenal untuk lini jins biru, termasuk Lee, Rustler, Wrangler, dan
Rider. JanSport juga menawarkan pakaian, yang dirancang oleh anak
perusahaan VF lain, San Francisco berbasis The North Face. Pakaian
luar dan aksesoris tradisional dan snowsports diluncurkan pada
musim gugur 2004, dengan rencana untuk menambah kantong tidur
dan tenda.
74
91
Pendiri perusahaan di Akhir 1960
JanSport tumbuh dari kontes desain yang disponsori oleh
perusahaan aluminium Alcoa. Seattle asli Murray Pletz memenangkan
persaingan dengan desain untuk aluminium fleksibel-frame ransel.
Menggunakan kemenangannya, ia bergabung dengan sepupunya,
Skip Yowell, untuk memulai sebuah perusahaan untuk membuat
ransel. Meskipun mereka berhasil menemukan rumah sementara
untuk bisnis di atas toko transmisi Seattle dimiliki oleh Pletz ayah,
pengusaha muda menghadapi masalah tambahan. Tak satu pun tahu
cara menjahit. Pletz meminta bantuan dari pacarnya, Jan Lewis, yang
tahu cara menjahit, dan membuat tawaran yang tidak biasa untuk
mendorong dia untuk bergabung dengan bisnis yang masih muda.
Tidak hanya akan dia nama perusahaan setelah dia, Pletz berjanji
untuk menikah Lewis. Akibatnya perusahaan ransel baru mengambil
nama JanSport, dan dua dari tiga pendiri perusahaan yang menikah.
pernikahan akan berakhir pada tahun 1970, tetapi perusahaan yang
dijalankan, dengan Pletz meninggalkan dan Lewis dan Yowell tinggal
untuk membantu JanSport untuk tumbuh menjadi perusahaan yang
sangat sukses.
Awal JanSport membuat tanda dengan panel-loading daypack,
menawarkan pendekatan yang berbeda untuk tradisional atas-loading
kemasan. Perusahaan menerima paten pertama pada desain ini pada
tahun 1970. Setahun kemudian Yowell lanjut menunjukkan
92
kemampuan kreatifnya dengan menerapkan konsep Eskimo Igloo
untuk membuat tenda dome pertama, konsep desain revolusioner
yang sayangnya dia tidak paten. inovasi utama lain dikreditkan ke
perusahaan selama periode ini adalah 1.972 pengenalan pertama D-2
pack teknis, dirancang untuk ekspedisi sebuah Himalaya ',
menampilkan lengan pinggul disesuaikan. Itu juga pada tahun 1972
bahwa kepemilikan JanSport berpindah tangan untuk pertama kalinya,
dengan bisnis dijual ke ski pembuat K2 Corporation.
K2 diluncurkan pada tahun 1967 oleh saudara William dan Don
Kirschner dan tumbuh dari sebuah perusahaan Seattle dimulai oleh
ayah mereka, Kirschner Manufacturing, yang pada tahun-tahun
setelah Perang Dunia II terlibat dalam membuat splints fiberglass
hewan dan, kemudian, mengunyah-bukti fiberglass anjing peti. Pada
akhir 1950-an William Kirschner memutuskan untuk menggunakan
fiberglass untuk membuat ski, yang baru saja lulus dari kayu hickory
sebagai bahan baku. Kirschner berhutang budi pada seorang insinyur-
penulis-berpaling-pesawat gagal bernama Howard Head, yang
memberi ski mencoba di pertengahan 1940-an. Faring buruk, Kepala
menyalahkan ski kayu, yang ia menyimpulkan terlalu mudah
kehilangan bentuk dan mengakibatkan naik tidak stabil. Dia
memutuskan untuk mengembangkan ski sendiri menggunakan logam
dan manufaktur pesawat teknik, sehingga dalam ski komposit
pertama, menggabungkan dua lapisan aluminium terikat dinding
93
samping kayu lapis. Pada pertengahan 1950-an Kepala adalah merek
terkemuka ski di Amerika Serikat dan Eropa, dan dalam beberapa
tahun lagi ski Hickory semua tapi lupa. Kirschner merevolusi industri
lebih lanjut dengan pengenalan ski fiberglass, yang Kirschner
Manufacturing pertama yang ditawarkan pada tahun 1964.
Permintaan untuk produk itu begitu kuat bahwa saudara Kirschner
membentuk perusahaan terpisah yang ditujukan untuk ski, K2, nama
untuk saudara-saudara pendiri serta gunung terbesar kedua di dunia.
Pada tahun 1970 perusahaan ini dijual ke berbasis Indiana Cummins
Perusahaan Mesin, yang pada saat itu bercabang di sejumlah arah,
termasuk barang-barang rekreasi. JanSport adalah salah satu akuisisi
dalam kategori ini. Enam tahun kemudian, bagaimanapun, William
Kirschner dan beberapa mitra kembali menguasai K2 Corporation, dan
bersamaan dengan itu JanSport. Tapi ketika hujan salju
mengecewakan di awal 1980-an merugikan bisnis, bisnis ski K2
menderita, memaksa perusahaan untuk menjual aset noncore,
akhirnya mengarah pada penjualan K2 untuk Anthony Industries.
Pertengahan 1970-an: A Periode Inovasi
Selama tahun-tahun K2, JanSport, kini berbasis di Everett,
Washington, membuat langkah pada sejumlah bidang. Pada tahun
1975 perusahaan memperkenalkan paket wisata convertible pertama,
sebuah konsep yang dari waktu ke depan dan hanya menemukan
94
pasar sekitar satu dekade kemudian. JanSport memperkenalkan
produk signature, daypack yang, pada tahun 1975. Ini menjadi klasik
seperti itu, yang digunakan oleh siswa yang tak terhitung jumlahnya
untuk mengangkut buku-buku dan pengikat dari rumah ke sekolah,
bahwa perusahaan tidak pernah merasa perlu untuk mengubah
desain. Juga dari catatan selama periode ini adalah 1.978 pendakian
K2 oleh pendaki gunung Jim Whittaker menggunakan paket JanSport
disebut Alpine phantom, yang Whittaker membantu untuk merancang.
usaha ini adalah sesuai dengan tradisi Yowell untuk pengujian
peralatan JanSport dalam kondisi melelahkan memanjat gunung.
Selain ransel, perusahaan saat ini manufaktur tenda dan kantong
tidur.
K2 dijual JanSport untuk berbasis Wisconsin Appleton,
Downers, sebuah perusahaan perguruan tinggi kaus pada bulan April
1982. Downers dimulai oleh seorang siswa SMA bernama Kim
Vanderhyden, yang membuat sablon T-shirt untuk teman-teman di
ruang bawah tanah rumah orang tuanya. Pada tahun 1967 ia
membentuk Downers - merujuk ke lokasi bawah tanah lain untuk
bisnis, ini di bawah sebuah bioskop Appleton. Pada tahun 1975 Dan
Spalding mengambil alih menjalankan bisnis, yang membuat T-shirt
dengan logo sekolah dijual ke toko barang olahraga dan toko buku
kuliah. Spalding mulai mailing katalog dan mengumpulkan staf
penjualan, dan hanya dalam waktu lima tahun ia peningkatan
penjualan dari kurang dari $ 200.000 sampai $ 20 juta. Akuisisi $ 5
95
juta JanSport merupakan langkah besar bagi Downers. Spalding,
dengan pengetahuan tentang pasar perguruan tinggi, ransel
JanSports didambakan ', yang ia tahu adalah sangat populer dengan
SMA dan mahasiswa. Dia menjatuhkan tenda dan tidur produk tas
garis dan mengalihkan fokus pemasaran dari toko olahraga barang ke
pedagang massa. Dia juga membawa sebuah biro iklan baru untuk
membuat upaya bersama untuk menargetkan demografis yang lebih
muda. Dia terpilih untuk mengambil keuntungan dari pengakuan
merek JanSport dan pada Desember 1982 Downers berubah nama
menjadi JanSport, Inc.
Kurang dari dua tahun setelah Spalding mengambil alih, pemilik
Namun, perusahaan kembali berubah, sebagai JanSport baru
diakuisisi oleh Jantzen, Inc, anak perusahaan pakaian renang Blue
Bell, Inc., pembuat Wrangler jeans, memakai Barat, seragam, dan
pakaian kerja. Harapannya adalah bahwa sumber Jantzen yang lebih
besar, baik dari segi uang dan kemampuan produksi, akan membantu
JanSport untuk mempercepat pertumbuhan, tetapi faktor utama dalam
menyetujui untuk menjual bisnis adalah bahwa Spalding menerima
tawaran bahwa ia merasa melebihi nilai dari perusahaan .
Sebenarnya, Blue Bell dibebani dengan utang karena ini dan akuisisi
lainnya, dan carousel kepemilikan JanSport terus. perusahaan lagi
berpindah tangan pada tahun 1986 ketika Blue Bell diakuisisi oleh VF
Corporation di sebuah kesepakatan senilai $ 775.000.000.
Akar tanggal VF kembali ke tahun 1899 dan berdirinya Glove
Membaca dan Mitten Manufacturing Company. Pada tahun 1919
96
perusahaan menambah pakaian untuk bauran produk dan mengambil
nama Vanity Fair Silk Mills. Perusahaan kemudian go public pada
tahun 1951, dan pada tahun 1969 mengakuisisi perusahaan jins
pertama, H.D. Lee Perusahaan, dan juga mengubah namanya
menjadi VF Corporation. Penambahan Blue Bell adalah penting
karena ukurannya perusahaan dua kali lipat dan memberikan VF
dengan pangsa pasar 25 persen di industri jins $ 6 miliar. Selain itu,
VF mencapai tingkat diversifikasi dengan menambahkan orang-orang
seperti Red Nap workwear, Jantzen pakaian renang, dan ransel
JanSport.
Meskipun perubahan kepemilikan, Spalding tinggal untuk
menjalankan JanSport. Pada tahun 1985 perusahaan mencapai
sepasang tonggak, menjual daypack juta dan mencapai penjualan
sebesar $ 25 juta untuk tahun ini. Spalding tinggal sampai 1988,
ketika dia keluar untuk mengambil alih bisnis lain Wisconsin, Lembah
Sekolah Supply, atas perintah ayahnya, yang merupakan bagian-
pemilik bisnis gagal pasokan sekolah. Spalding akan mencapai hasil
yang spektakuler, mengubah Lembah Sekolah Pasokan ke Khusus
Sekolah, Inc, sebuah perusahaan $ 1 miliar. Sebelum meninggalkan
JanSport, Spalding diselenggarakan perusahaan di bawah model unit
bisnis strategis, dimana penjualan terpisah dan tim pemasaran
diciptakan untuk berkonsentrasi pada pakaian dan ransel divisi.
Perusahaan juga meluncurkan program merchandise bernama JS
2000, dorong dari yang untuk lebih bergerak ransel dari departemen
berkemah pengecer 'dan lintas-barang mereka dengan produk
97
lainnya. Selama musim Back-To-School, misalnya, JanSport
mendesak pengecer untuk membuat ransel tersedia di mana orang
tua dan anak-anak membeli pakaian dan alas kaki. Selain itu, program
JS 2000 juga berusaha untuk membuat ransel yang tersedia di toko-
toko dan menunjukkan pengecer cara terbaik untuk menyajikan
produk. Akibatnya, penjualan JanSport mulai tumbuh pada kecepatan
tetap. Pada tahun 1987 perusahaan menguasai sekitar 5,2 persen
dari pasar daypack, nomor yang mencapai 10 persen setahun
kemudian. Penjualan didorong oleh pandai menggunakan iklan
televisi, dengan bintik-bintik berjalan pada MTV, ESPN, dan program
lainnya. Penjualan daypacks kemudian melonjak dengan awal 1990-
an, sehingga dengan 1.994 perusahaan yang dikendalikan 27 persen
dari pasar dan memiliki kunci virtual pada saluran perguruan toko
buku.
Dengan kepergian Spalding, JanSport dipimpin oleh Presiden
Dan Delorey, yang telah menjadi teman dengan Vanderhyden pada
tahun 1977. Sebuah utama psikologi, Delorey tidak memiliki ambisi
untuk karir bisnis, meskipun ia telah bekerja di sebuah toko buku di
Eastern Michigan University. Vanderhyden akhirnya meyakinkan
Delorey datang untuk bekerja untuk Downers, dan ia menerima,
mengambil alih perakitan perusahaan tenaga penjualan perguruan
tinggi pertama. Dia berhasil dilakukan apa yang telah dimulai
Spalding, meskipun perusahaan mengalami salah langkah pada tahun
1990 ketika harus menghentikan garis pakaian yang turun ke awal
yang buruk. Tapi setahun kemudian perusahaan meluncurkan
98
JanSport Pakaian, menawarkan celana, jeans, kaus, jaket, dan produk
lainnya sesuai dengan gambar di luar ruangan kasar. Selain
daypacks, JanSport juga sedang menikmati pertumbuhan yang kuat di
ransel dan tas divisi, yang mengarah ke ekspansi dalam produksi dan
distribusi kemampuan perusahaan. Pada bulan Desember 1993
perusahaan memindahkan kantor internasional dari Everett,
Wisconsin, ke fasilitas 212.000 kaki persegi baru di dekat Appleton,
dua kali lebih besar mantan tanaman Downers.
Pergeseran Strategi di Mid-1990
Selama bertahun-tahun JanSport berhasil terjual daypacks ke
pedagang massa, full-line, dan saluran khusus, tetapi pada
pertengahan 1990-an perusahaan harus meninjau kembali kebijakan
distribusi, yang telah miring terlalu banyak mendukung menjual ke
pedagang massa. Hal ini juga menghadapi meningkatnya kompetisi
dari Wolverine dan The North Face, yang keduanya dibuat tawaran
yang kuat dalam kategori daypack. Untuk melindungi nilai merek,
JanSport pada tahun 1995 meluncurkan merek pengganti untuk pasar
barang dagangan massal, Wolf Creek, dan mulai untuk membatasi
pengecer akan mampu membawa garis JanSport. Perusahaan juga
memasuki bisnis alas kaki kasar pada tahun 1995, tapi waktunya
terbukti miskin. Pasar untuk produk tersebut adalah lembut, dan
JanSport memutuskan bahwa walaupun memiliki produk yang
berkualitas untuk menjual itu lebih baik dilayani dengan membuat
99
cepat-cepat keluar dari bisnis dan tidak mencurahkan sumber daya
untuk daerah yang membutuhkan komitmen jangka panjang.
Di paruh kedua tahun 1990-an JanSport ditambahkan ke lini
kemasan, atau apa perusahaan disebut sebagai "tas kenyamanan,"
penjualan tumbuh ke kisaran $ 150 juta untuk $ 200 juta. Pada tahun
1996 ia memperkenalkan tahan air kemasan karet-bawah. Setahun
kemudian dibawa keluar garis peralatan teknis, menawarkan paket
khusus cocok untuk komputer laptop dan pemutar CD, serta tas yang
dirancang untuk bersepeda, hiking, skating, dan skateboard. Pada
tahun 1999 JanSport menemukan inovatif Airlift dan Loadlift ransel.
Perusahaan juga mulai menawarkan paket transparan dalam
menanggapi penembakan di Columbine High School dan kekerasan di
sekolah-sekolah lainnya.
Inovasi terus ke dalam abad baru. Pada tahun 2002 JanSport
memperkenalkan koleksi bisnis bagasi kasual, serta garis Lifestyle tas
bahu dan paket crossover. Setahun kemudian perusahaan membawa
keluar produk teknis pertama yang dirancang dengan wanita dalam
pikiran. Juga pada tahun 2002 itu menambahkan garis wisata Active
tas. Selain pertumbuhan internal, JanSport tumbuh dengan cara
akuisisi. Pada tahun 2000 itu dibeli pesaing terbesarnya, Eastpak,
yang memiliki pangsa pasar 6 persen, melakukan sekitar $ 90 juta
dalam penjualan, terutama di Eropa. Perusahaan ini dibentuk pada
tahun 1960 sebagai kanvas Timur Produk, pembuat tas ransel dan
100
ransel untuk Angkatan Darat AS. Pada tahun 1977 itu memasuki
pasar daypack bawah label Eastpak, menjual ke pasar perguruan
tinggi.
Pada akhir tahun 2001 Delorey, memilih untuk pensiun,
mengutip keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan
keluarganya dan untuk mengejar pekerjaan sukarela setelah berjam-
jam yang tak terhitung jumlahnya yang bekerja untuk JanSport. Ia
digantikan sebagai presiden oleh Michael P. Cisler, seorang veteran
24-tahun dari perusahaan yang telah dipelopori akuisisi Eastpak dan
juga akrab dengan hampir seluruh operasi, setelah memegang posisi
dalam operasi, sistem informasi, pemasaran, keuangan, dan strategis
perencanaan. Selama masa dua tahun sebagai presiden, Cisler
mengawasi peluncuran dari garis pakaian luar dan aksesoris, yang
akan dirancang oleh baru-baru ini akuisisi VF, The North Face. VF
membawa keahlian rantai pasokan dan sumber daya lainnya.
JanSport juga tampak membawa kembali beberapa produk aslinya,
tenda dan kantong tidur, dan mungkin membuat upaya lain untuk alas
kaki. Pada musim gugur 2004 JanSport memutuskan untuk pindah
divisi peralatan untuk Fasilitas North Face di San Francisco,
meninggalkan bisnis pakaian pelanggan - bisnis pakaian berlisensi
diciptakan oleh Downers untuk toko buku perguruan tinggi dan barang
olahraga toko - untuk tetap di Appleton. Beberapa minggu kemudian,
101
Cisler meninggalkan JanSport, digantikan oleh Mike Corvino, wakil
presiden penjualan dan merchandising di VF Imagewear.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh
responden sebanyak 60 orang anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Sesuai
permasalahan dalam skripsi ini, maka dari jumlah sampel yang
ditetapkan dimintai tanggapannya mengenai pengaruh iklan tas Jansport
sebagai variable bebas (X) dan minat beli anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta
sebagai variable terikat (Y). Hasil data yang berhasil terkumpul kemudian
disajikan dalam tabel frekuensi dengan tujuan mengelompokkan jawaban
responden sehingga diketahui lebih jelas tentang kriteria jawaban dari
masing-masing instrument yang diajukan. Untuk keperluan analisis data
kedua variable digunakan rumus Pearson Product Moment dengan
SPSS (Statistical Package For Social Science).
4.2.1 Identitas Responden
Identitas responden yang berhasil terkumpul meliputi jenis
kelamin, Usia, dan tingkat smester. Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta terdiri dari
laki-laki dan perempuan. Dari data yang terkumpul ternyata sebagian
102
besar adalah responden perempuan sebanyak 32 orang (53,3%) dan
laki-laki sebanyak 21 orang (46,7%). Untuk selengkapnya mengenai
jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
n= 53
Frequency Percent
Valid LAKI-LAKI 21 46.7
PEREMPUAN 32 53.3
Total 53 100.0
Di ketahui untuk tingkat Usia 16-20 tahun sebanyak 14 orang
(23,3%), Usia 21-25 tahun sebanyak 38 orang (75,0%), dan usia 26-
30 tahun sebanyak 1 orang (1,7%) , untuk selengkapnya mengenai
usia responden dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.2 Usia Responden
Frequency Percent
Valid 16-20 TAHUN 14 23.3
21-25 TAHUN 38 75.0
26-30 TAHUN 1 1.7
Total 53 100.0
Untuk tingkat smester diketahui responden yang berada di
smester 1-2 sebanyak 14 orang(23,3%), responden yang berada di
smester 3-4 sebanyak 19 orang (35,8%), dan responden yang berada
di smester 5-6 sebanyak 20 orang (37,7%). Untuk selengkapnya
103
mengenai tingkat smester responden dapat di lihat pada table
dibawah ini:
Table 4.3
TINGKAT SMESTER RESPONDEN
Frequency Percent
Valid Semester 1-2 14 23.3
Semester 3-4 19 35.8
Semester 5-6 20 37.7
Total 53 100.0
4.2.2 Deskripsi Variabel
Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang
sedang diteliti, terlebih dahulu dilakukan pedoman analisa kategorisasi
terhadap skor tanggapan responden, sebagai berikut.
Pedoman Analisa Skor:
n = 53
Skor tertinggi = 53 x 5 x 1 = 265
Skor terendah = 53 x 1 x 1 = 53
Diagram Kontinum
Sumber: Sugiyono, 2008: 135
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
104
4.2.3 Variabel X ( pengaruh iklan tas jansport di media sosial
instagram)
1. Anda pernah melihat iklan tas Jansport di intragram
Tabel 4.4
Anda pernah melihat iklan tas Jansport di intagram
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 8 13.3 16
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 31 51.7 124
Sangat Setuju 9 16.9 45
Total 53 100.0 198
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan Setuju terhadap pernyataan bahwa anda pernah melihat
iklan tas jansport di instagram, yaitu sebanyak 31 responden dengan
persentase (51,7%) selanjutnya sebanyak 9 responden dengan
persentase (16,9%) menyatakan sangat setuju , 8 responden dengan
persentase (13,3%) menyatakan tidak setuju, 4 responden dengan
persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden dengan
persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
198
105
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 198, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “bahwa anda pernah melihat iklan tas jansport di
instagram” = ( 198 : 265) x 100 %= 74,7%.
2. Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik
Tabel 4.5
Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 4 6.7 8
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 23 43.3 92
Sangat Setuju 22 41.5 110
Total 53 100.0 222
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Iklan tas
Jansport di Instagram terlihat menarik, yaitu sebanyak 22 responden
dengan persentase (41,5%) selanjutnya sebanyak 23 responden
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
222
106
dengan persentase (43,3%) menyatakan setuju , 4 responden dengan
persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju, 4 responden dengan
persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 222, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik” = ( 222 :
265) x 100% = 83,7%.
3. Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram mudah di mengerti
Tabel 4.6
Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram
mudah di mengerti
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 5 8.3 15
Setuju 31 51.7 124
Sangat Setuju 16 30.1 80
Total 53 100.0 235
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
235
107
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Alur cerita pada iklan
tas jansport di instagram mudah di mengerti, yaitu sebanyak 31
responden dengan persentase (51,7%) selanjutnya sebanyak 16
responden dengan persentase (30,1%) menyatakan sangat setuju , 5
responden dengan persentase (8,3%) menyatakan ragu-ragu, 3
responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 235, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram mudah di
mengerti” = ( 235 : 265) x 100% = 88,6%.
4. Caption yang ada pada iklan Jansport di isntagram sesuai
dengan produk
Tabel 4.7
Caption yang ada pada iklan Jansport di instagram
sesuai dengan produk
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 6 10.0 12
Ragu-Ragu 6 10.0 18
Setuju 31 51.7 124
Sangat Setuju 12 22.6 60
Total 53 100.0 214
108
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan Caption yang ada pada iklan
Jansport di sesuai dengan produk, yaitu sebanyak 31 responden
dengan persentase (51,7%) selanjutnya sebanyak 12 responden
dengan persentase (22,6%) menyatakan sangat setuju , 6 responden
dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 6 responden
dengan persentase (10,0%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 214, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “Caption yang ada pada iklan Jansport di Instagram
sesuai dengan produk” = ( 214 : 265) x 100% = 80,75%.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
214
109
5. gambar yang di sajikan menggambarkan kehidupan anak muda
tabel 4.8
gambar yang di sajikan menggambarkan kehidupan
anak muda
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 4 6.7 8
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 22 36.7 88
Sangat Setuju 23 43.3 115
Total 53 100.0 223
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan gambar yang di sajikan
menggambarkan kehidupan anak muda, yaitu sebanyak 22 responden
dengan persentase (36,7%), selanjutnya sebanyak 23 responden
dengan persentase (43,3%) menyatakan sangat setuju , 4 responden
dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 4 responden
dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 258, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 240 sampai dengan 300 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
223
110
pernyataan “gambar yang di sajikan menggambarkan kehidupan anak
muda” = ( 223 : 265) x 100% = 84.15%.
6. Warna yang digunakan pada iklan tas jansport sangat beraneka
ragam
Tabel 4.9
Warna yang digunakan pada iklan tas jansport
sangat beraneka ragam
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 4 6.7 8
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 33 55.0 132
Sangat Setuju 14 26.4 70
Total 53 100.0 222
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan Warna yang digunakan pada
iklan tas jansport sangat beraneka ragam, yaitu sebanyak 33
responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 14
responden dengan persentase (26,4%) menyatakan sangat setuju , 4
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
222
111
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 4
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 222, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “Warna yang digunakan pada iklan tas jansport sangat
beraneka ragam” = ( 222: 265 ) x 100% = 83,77%.
7. Anda percaya dengan pesan iklan yang disampaikan di
Tabel 4.10
Anda percaya dengan pesan iklan yang disampaikan
di instagram
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 8 13.3 24
Setuju 33 55.0 132
Sangat Setuju 9 16.9 45
Total 53 100.0 207
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
207
112
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa anda percaya dengan
pesan iklan yang disampaikan di instagram, yaitu sebanyak 33
responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 9
responden dengan persentase (16,9%) menyatakan sangat setuju , 8
responden dengan persentase (13,3%) menyatakan ragu-ragu, 3
responden dengan persentase (5.0%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 207, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “” = ( 207 : 265) x 100% = 78,11%.
8. Keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di instagram
mengandung kata ajakan/ persuasi untuk menggunakan produk
tersebut
Tabel 4.11
keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di
instagram mengandung kata ajakan/ persuasi untuk
menggunakan produk tersebut
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 5 8.3 10
Ragu-Ragu 2 3.3 6
Setuju 24 40.0 96
Sangat Setuju 22 41.5 110
Total 53 100.0 222
113
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa keseluruhan isi pesan
dalam iklan tas jansport di instagram mengandung kata ajakan/
persuasi untuk menggunakan produk tersebut, yaitu sebanyak 24
responden dengan persentase (40,0%) selanjutnya sebanyak 22
responden dengan persentase (41,5%) menyatakan sangat setuju , 2
responden dengan persentase (3,3%) menyatakan ragu-ragu, 5
responden dengan persentase (8,3%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 222, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “bahwa keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di
instagram mengandung kata ajakan/ persuasi untuk menggunakan
produk tersebut” = ( 222 : 265) x 100% = 83,77%.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
222
114
9. Setelah melihat iklan jansport di instagram anda setuju produk tas
jansport high quality
Tabel 4.12
Setelah melihat iklan jansport di instagram anda setuju
produk tas jansport high quality
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 4 6.7 8
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 32 53.3 128
Sangat Setuju 12 22.6 60
Total 53 100.0 209
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa setelah melihat iklan
jansport di instagram anda setuju produk tas jansport high quality,
yaitu sebanyak 32 responden dengan persentase (53,3%) selanjutnya
sebanyak 12 responden dengan persentase (22,6%) menyatakan
sangat setuju , 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan
ragu-ragu, 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan
sangat tidak setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
209
115
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 209, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “setelah melihat iklan jansport di instagram anda setuju
produk tas jansport high quality” = ( 209 : 265) x 100% = 78,86%.
10. Iklan tas jansport di instagram menumbuhkan kesadaran anda
mengenai spesipikasi produk tas jansport
Tabel 4.13
iklan tas jansport di instagram menumbuhkan kesadaran
anda mengenai spesipikasi produk tas jansport
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 5 8.3 10
Ragu-Ragu 7 11.7 21
Setuju 27 45.0 108
Sangat Setuju 13 24.5 65
Total 53 100.0 205
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
205
116
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa iklan tas jansport di
instagram menumbuhkan kesadaran anda mengenai spesipikasi
produk tas jansport, yaitu sebanyak 27 responden dengan persentase
(45,0%) selanjutnya sebanyak 13 responden dengan persentase
(24,5%) menyatakan sangat setuju , 7 responden dengan persentase
(11,7%) menyatakan ragu-ragu, 5 responden dengan persentase
(8,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden dengan persentase
(1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 205, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan bahwa iklan tas jansport di instagram menumbuhkan
kesadaran anda mengenai spesipikasi produk tas jansport” = ( 205 :
265) x 100% = 77,35%.
117
11. Iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap kebutuhan
anda
Tabel 4.14
iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap
kebutuhan anda
Frequency Percent Valid Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 18 30.0 72
Sangat Setuju 27 50.9 135
Total 53 100.0 226
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa iklan tas jansport di
instagram berpengaruh terhadap kebutuhan anda, yaitu sebanyak 18
responden dengan persentase (30,0%) selanjutnya sebanyak 27
responden dengan persentase (50,9%) menyatakan sangat setuju , 4
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 3
responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak setuju, dan 1
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
226
118
responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak
setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 226, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap
kebutuhan anda” = ( 226: 265) x 100% = 85,28%.
12. Iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa ingin memiliki
Tabel 4.15 iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa ingin
memiliki
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 2 3.3 4
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 34 56.7 136
Sangat Setuju 12 22.6 60
Total 53 100.0 213
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
213
119
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa iklan tas jansport di
instagram menimbulkan rasa ingin memiliki, yaitu sebanyak 34
responden dengan persentase (56,7%) selanjutnya sebanyak 12
responden dengan persentase (22,6%) menyatakan sangat setuju , 4
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 2
responden dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1
responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak
setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 213, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “bahwa iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa
ingin memiliki” = ( 213: 265) x 100% = 80,37%
13. Anda mendapatkan informasi mengenai produk tas jansport di
Tabel 4.16 anda mendapatkan informasi mengenai produk tas
jansport di instagram
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 6 10.0 12
Ragu-Ragu 6 10.0 18
Setuju 33 55.0 132
Sangat Setuju 8 15.0 40
Total 53 100.0 202
120
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa anda mendapatkan
informasi mengenai produk tas jansport di instagram, yaitu sebanyak
33 responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 8
responden dengan persentase (15,0%) menyatakan sangat setuju , 6
responden dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 6
responden dengan persentase (10,0%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 202, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan bahwa “anda mendapatkan informasi mengenai produk
tas jansport di instagram” = ( 202 : 265) x 100% = 76,22%.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
202
121
14. Isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di pahami
Tabel 4. 17 isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di
pahami
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 2 3.3 4
Ragu-Ragu 5 8.3 15
Setuju 22 36.7 88
Sangat Setuju 23 43.3 115
Total 53 100.0 223
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa isi pesan iklan tas
jansport di instagram mudah di pahami, yaitu sebanyak 22 responden
dengan persentase (36,7%) selanjutnya sebanyak 23 responden
dengan persentase (43,3%) menyatakan sangat setuju , 5 responden
dengan persentase (8,3%) menyatakan ragu-ragu, 2 responden
dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden
dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 223, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
223
122
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan bahwa isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di
pahami” = ( 223 : 265) x 100% = 84,15%.
Berdasarkan dengan hasil analisia frekuensi jawaban
responden tersebut maka dapat dijelaskan bahwa Pengaruh iklan tas
jansport di media sosial instagram telah diterima oleh responden
dengan baik. Hal ini juga di dukung dengan hasil rekapitulasi
pengembangan indikator atau komponen pengukur variabel X
(pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram) berdasarkan
tabel tunggal:
Tabel 4.18
Tabel Akumulai Nilai Skor Variabel X
No. Pernyataan Skor
1 Anda pernah melihat iklan tas Jansport di instagram 198
2 Iklan tas jansport di instagram terlihat menarik 222
3 Alur cerita pada iklan tas Jansport di instagram mudah di mengerti
235
4 Caption yang ada pada iklan Jansport di Instagram sesui dengan produk
214
5 Gambar yang disajikan menggambarkan kehidupan anak muda
223
6 Warna yang digunakan pada iklan tas Jansport sangat beraneka ragam
222
7 Anda percaya dengan pesan iklan yang disampaikan di instagram
207
8 Keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di instagram mengandung kata ajakan/ atau persuasi untuk menggunakan produk tersebut
222
123
9 Setelah melihat iklan tas jansport di instagram, anda setuju produk jansport High Quality
209
10 Iklan tas jansport di instagram menumbuhkan kesadaran anda mengenai spesifikasi produk tas jansport
205
11 Iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap kebutuhan anda
226
12 Iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa ingin memiliki
213
13 Anda mendapatan informasi mengenai produk tas jansport di instagram
202
14 Isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di pahami
223
Total Skor 3021
Hasil tabel akumulasi nilai Skor di atas indikator variabel X
(pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram ) tabel 4.4
sampai dengan tabel 4.17 menunjukan bahwa nilai rata-rata
tanggapan responden terhadap pengaruh iklan tas Jansport di media
buruk sedang baik
3021 (81,42%)
Sangat baik
Analisa Nilai Skor
n = 53
Skor Minimum : 1 x 14 x 53 = 742
Skor Maximum : 5 x 14 x 53 = 3710
Sangat buruk
0 742 1484 2226 2968 3710
124
sosial instagram memiliki skor 3021 dengan persentase (3021 : 3710
X 100% = 81,42%). bila di sesuaikan dengan kontinum nilai interval,
Skor 3021 berada pada nilai interval 2968 sampai dengan 3710 yang
termasuk dalam kategori Sangat baik.
4.2.4 Variabel Y (Minat beli anggota himpunan mahasiswa ekonomi
menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara)
1. Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di Instagram
menggambarkan identitas produk
TABEL 4.19
Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di
Instagram menggambarkan identitas produk
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 24 40.0 96
Sangat Setuju 22 41.5 110
Total 53 100.0 224
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
224
125
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Keseluruhan isi pesan
dan design tas jansport di Instagram menggambarkan identitas
produk, yaitu sebanyak 24 responden dengan persentase (40,0%)
selanjutnya sebanyak 22 responden dengan persentase (41.5%)
menyatakan sangat setuju , 4 responden dengan persentase (6,7%)
menyatakan ragu-ragu, 3 responden dengan persentase (5,0%)
menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 224, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di
Instagram menggambarkan identitas produk” = ( 224 : 265) x 100% =
84,52%.
126
2. Anda menyadari bahwa produk tas jansport lebih baik dari
produk pesaing.
Tabel 4.20 Anda menyadari bahwa produk tas jansport lebih
baik dari produk pesaing
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 7 11.7 21
Setuju 31 51.7 124
Sangat Setuju 12 22.6 60
Total 53 100.0 211
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyadari
bahwa produk tas jansport lebih baik dari produk pesaing yaitu
sebanyak 31 responden dengan persentase (51,7%) selanjutnya
sebanyak 12 responden dengan persentase (22,6%) menyatakan
sangat setuju , 7 responden dengan persentase (11,7%) menyatakan
ragu-ragu, 3 responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak
setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
211
127
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 211, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap “Anda
menyadari bahwa produk tas jansport lebih baik dari produk pesaing”
= ( 211 : 265) x 100% = 79,62.
3. Anda mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport
Tabel 4.21 Anda mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 8 13.3 16
Ragu-Ragu 6 10.0 18
Setuju 26 43.3 104
Sangat Setuju 13 24.5 65
Total 53 100.0 203
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda mengetahui
keunggulan dari produk tas Jansport, yaitu sebanyak 26 responden
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
203
128
dengan persentase (43,3%) selanjutnya sebanyak 12 responden
dengan persentase (24,5%) menyatakan sangat setuju , 6 responden
dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 8 responden
dengan persentase (13,3%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 203, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap “Anda
mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport” = ( 203 :265) x
100% = 76,6%.
4. Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas jansport di
Tabel 4.22 Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas
jansport di Instagram
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 1 1.7 2
Ragu-Ragu 6 10.0 18
Setuju 20 33.3 80
Sangat Setuju 25 47.1 125
Total 53 100.0 226
129
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda sangat
memperhatikan pesan dalam iklan tas jansport di Instagram, yaitu
sebanyak 20 responden dengan persentase (33,3%) selanjutnya
sebanyak 25 responden dengan persentase (47,1%) menyatakan
sangat setuju , 6 responden dengan persentase (10,0%) menyatakan
ragu-ragu, 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan
sangat tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 226, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas
jansport di Instagram” = ( 226 : 265) x 100% = 85,28%.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
226
130
5. Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas jansport di
Tabel 4. 23
Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas
jansport di instagram
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 2 3.3 4
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 33 55.0 132
Sangat Setuju 14 26.4 70
Total 53 100.0 218
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda mengerti pesan
yang disampaikan iklan tas jansport di instagram yaitu sebanyak 33
responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 14
responden dengan persentase (26,4%) menyatakan sangat setuju , 4
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 2
responden dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
218
131
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 218, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
pernyataan “Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas jansport
di instagram” = ( 218 : 265) x 100% = 82,26%.
6. Anda menyukai produk tas jansport karna memiliki high quality
TABEL 4.24
Anda menyukai produk tas jansport karna
memiliki high quality
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 7 11.7 2
Ragu-Ragu 6 10.0 18
Setuju 32 53.3 128
Sangat Setuju 8 15.0 40
Total 53 100.0 188
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
188
132
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyukai produk
tas jansport karna memiliki high quality, yaitu sebanyak 32 responden
dengan persentase (53,3%) selanjutnya sebanyak 8 responden
dengan persentase (15,0%) menyatakan sangat setuju , 6 responden
dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 7 responden
dengan persentase (11,7%) menyatakan tidak setuju,
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 188 setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Anda menyukai produk tas jansport karna memiliki high
quality” = ( 188 : 265) x 100% = 70,94%.
133
7. Anda menyukai produk tas jansport karena iklanya yang
sangat menari perhatian
Tabel 4.25 Anda menyukai produk tas jansport karena iklanya
yang sangat menari perhatian
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 4 6.7 8
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 24 40.0 96
Sangat Setuju 21 39,6 105
Total 53 100.0 221
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyukai produk
tas jansport karena iklanya yang sangat menari perhatian, yaitu
sebanyak 24 responden dengan persentase (40,0%) selanjutnya
sebanyak 21 responden dengan persentase (39,6%) menyatakan
sangat setuju , 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan
ragu-ragu, 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak
setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
221
134
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 221, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Anda menyukai produk tas jansport karena iklanya yang
sangat menari perhatian” = ( 221 : 265) x 100% = 83,39%.
8. Anda menyukai produk tas Jansport karna design dan type yang
unik
Tabel 4.26 Anda menyukai produk tas Jansport karna design dan
type yang unik
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 2 3.3 4
Ragu-Ragu 4 6.7 12
Setuju 33 55.0 132
Sangat Setuju 13 24.5 65
Total 53 100.0 214
Nilai Kontinum:
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
214
135
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyukai produk
tas Jansport karna design dan type yang unik, yaitu sebanyak 33
responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 13
responden dengan persentase (24,5%) menyatakan sangat setuju , 4
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 2
responden dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1
responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak
setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 214, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Anda menyukai produk tas Jansport karna design dan type
yang unik” = ( 214 : 265) x 100% = 80,75%.
136
9. Anda menyukai produk tas Jansport karena testimony yang di
berikan orang lain tentang produk tas Jansport
Tabel 4.27 Anda menyukai produk tas Jansport karena testimony yang di berikan orang lain tentang produk tas Jansport
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 8 13.3 24
Setuju 32 53.3 128
Sangat Setuju 9 16.9 45
Total 53 100.0 204
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa anda menyukai produk
tas Jansport karena testimony yang di berikan orang lain tentang
produk tas Jansport, yaitu sebanyak 32 responden dengan persentase
(53,3%) selanjutnya sebanyak 9 responden dengan persentase
(16,9%) menyatakan sangat setuju , 8 responden dengan persentase
(13,3%) menyatakan ragu-ragu, 3 responden dengan persentase
(5,0%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden dengan persentase
(1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
204
137
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 204, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “bahwa anda menyukai produk tas Jansport karena
testimony yang di berikan orang lain tentang produk tas Jansport” =
(204 : 265) x 100% = 76,98%.
10. Timbul minat anda untuk mencari informasi mengenai produk
Tabel 4. 28
Timbul minat anda untuk mencari informasi
mengenai produk
Frequency Percent Score
Valid Tidak Setuju 4 6.7 8
Ragu-Ragu 3 5.0 9
Setuju 23 38.3 92
Sangat Setuju 23 43.3 115
Total 53 100.0 224
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Timbul minat anda
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
224
138
untuk mencari informasi mengenai produk, yaitu sebanyak 23
responden dengan persentase (43,3%) selanjutnya sebanyak 23
responden dengan persentase (43,3%) menyatakan sangat setuju , 3
responden dengan persentase (5,0%) menyatakan ragu-ragu, 4
responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 224, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Timbul minat anda untuk mencari informasi mengenai
produk” = ( 224 : 265) x 100% = 84,52%.
11. Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan produk
tas Jansport
Tabel 4. 29
Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan
produk tas Jansport
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 1 1.7 2
Ragu-Ragu 5 8.3 15
Setuju 34 56.7 136
Sangat Setuju 12 22.6 60
Total 53 100.0 214
139
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda yakin informasi
yang disampaikan sesuai dengan produk tas Jansport, yaitu sebanyak
34 responden dengan persentase (56,7%) selanjutnya sebanyak 12
responden dengan persentase (22,6%) menyatakan sangat setuju , 5
responden dengan persentase (8,3%) menyatakan ragu-ragu, 1
responden dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak setuju, dan 1
responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak
setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 214, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan
produk tas Jansport” = ( 214 : 265) x 100% = 80,75%.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
214
140
12. Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas Jansport di
Tabel 4.30
Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas
Jansport di instagram
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1
Tidak Setuju 3 5.0 6
Ragu-Ragu 8 13.3 24
Setuju 32 53.3 128
Sangat Setuju 9 16.9 45
Total 53
100.0 204
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda mencari tahu
lebih banyak mengenai iklan tas Jansport di instagram, yaitu
sebanyak 32 responden dengan persentase (53,3%) selanjutnya
sebanyak 9 responden dengan persentase (16,9%) menyatakan
sangat setuju , 8 responden dengan persentase (13,3%) menyatakan
ragu-ragu, 3 responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
204
141
setuju, dan 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan
sangat tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 204, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 265 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas
Jansport di instagram” = ( 204 : 265) x 100% = 76,98%.
13. Setelah mengetahui informasi mengenai produk tas Jansport di
instagram, anda tertarik untuk membeli produk tas Jansport
Tabel 4.31
Setelah mengetahui informasi mengenai produk tas
Jansport di instagram, anda tertarik untuk membeli
produk tas Jansport
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 2 3.3 2
Tidak Setuju 1 1.7 2
Ragu-Ragu 3 5.0 9
Setuju 23 43.3 92
Sangat Setuju 24 45.2 120
Total 53 100.0 223
142
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Setelah mengetahui
informasi mengenai produk tas Jansport di instagram, anda tertarik
untuk membeli produk tas Jansport, yaitu sebanyak 23 responden
dengan persentase (43.3%) selanjutnya sebanyak 24 responden
dengan persentase (45,2%) menyatakan sangat setuju , 3 responden
dengan persentase (5,0%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden
dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak setuju, dan 2 responden
dengan persentase (3,3%) menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 223, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Setelah mengetahui informasi mengenai produk tas
Jansport di instagram, anda tertarik untuk membeli produk tas
Jansport” = ( 223: 265) x 100% = 84,15%.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
223
143
14. Anda ingin beralih menggunakan tas Jansport setelah melihat
iklan tas Jansport di instagram
Tabel 4.32
Anda ingin beralih menggunakan tas Jansport setelah
melihat iklan tas Jansport di instagram
Frequency Percent Score
Valid Sangat Tidak Setuju 2 3.3 2
Tidak Setuju 1 1.7 2
Ragu-Ragu 6 10.0 18
Setuju 31 51.7 124
Sangat Setuju 13 24.5 65
Total 53 100.0 211
Nilai Kontinum:
Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden
menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda ingin beralih
menggunakan tas Jansport setelah melihat iklan tas Jansport di
instagram, anda tertarik untuk membeli produk tas Jansport, yaitu
sebanyak 31 responden dengan persentase (51,7%) selanjutnya
sebanyak 13 responden dengan persentase (24,5%) menyatakan
sangat setuju , 6 responden dengan persentase (10,0%) menyatakan
ragu-ragu, 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden dengan persentase (3,3%) menyatakan
sangat tidak setuju.
0 53 106 159 212 265
STS
TS
RR
S
SS
211
144
Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh
sebesar 211 , setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada
pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi
berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap
peryataan “Anda ingin beralih menggunakan tas Jansport setelah
melihat iklan tas Jansport di instagram” = ( 211: 265 )x 100% =
79,62%.
Berikut ini adalah rekapitulasi pengembangan indikator atau
komponen pengukur variabel Y (mainat beli anggota himpunan
mahasiswa ekonomi menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara) berdasarkan data tabel tunggal:
Tabel 4.33 Tabel Akumulasi Nilai Skor Variabel Y
No. Pernyataan Skor
1. Anda mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport 224
2 Disain gambar, warna, dan tulisan pada iklan tas Jansport di instagram sangat unik
211
3 Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas Jansport di instagram
203
4 Anda mengerti pesan yang di sampaikan iklan tas Jansport di instagram
226
5 Anda menyukai produk tas Jansport karena memiliki High quality
218
6 Anda tertarik untuk melihat iklan tas Jansport yang lainya 188
7 Anda menyukai produk tas Jansport karena iklanya yang sangat menarik perhatian
221
8 Anda menyukai produk tas jansport karma disain dan type yang unik
214
9 Anda menyukai produk tas Jansport karena testimoni yang diberikan orang lain tentang produk tas Jansport
204
10 Timbul minat anda untuk mencari informasi mengenai produk
224
11 Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan produk tas Jansport
214
12 Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas 204
145
Jansport di instagram
13 Setelah mengetahu informasi mengenai produk tas Jansport di instagram anda tertarik untuk membeli produk tas jansport
223
14 Anda ingin beralih menggunakan tas jansport setelah melihat iklan tas jansport di instagram
211
Total Skor 2985
Interval Nilai Skor
Hasil tabel akumulasi nilai Skor di atas indikator variabel Y
(minat beli anggota Himpunan mahasiswa ekonomi menejemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta) pada tabel 4.19
sampai dengan tabel 4. 32 menunjukan bahwa nilai rata-rata
tanggapan responden terhadap minat beli anggota Himpunan
mahasiswa ekonomi menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta) memiliki skor 2985 dengan persentase (2985 :
Analisa Nilai Skor
n = 53
Skor Minimum : 1 x 14 x 53 = 742
Skor Maximum : 5 x 14 x 53 = 3710
Sangat buruk Buruk Biasa/ netral baik Sangat baik
0 742 1484 2226 2968 3710
2985 ( 80,45%)
146
3710 X 100% = 80,45%). bila di sesuaikan dengan kontinumnilai
interval, Skor 2985 berada pada nilai interval 2968 sampai dengan
3710 yang termasuk dalam kategori Sangat baik.
4.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklan tas
Jansport di media sosial Instagram terhadap minat beli anggota
himpunan mahasiswa ekonomi menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta. Untuk keperluan analisis kedua variabel digunakan
teknik Pearson Produk Moment dengan SPSS (Statistical Package for
Social Science). Hasil analisis data diperoleh nilai korelasi, koefisien
determinasi, nilai persamaan regresi linier sederhana seperti pada tabel
di bawah ini.
4.3.1 Uji korelasi
Untuk menguji kebenaran hasil dari perhitungan manual,
penulis menggunakan bantuan SPSS yang rinci dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.39
Correlations
PI MB
PI Pearson Correlation 1 .802**
Sig. (2-tailed) .000
N 53 53
MB Pearson Correlation .802** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 53 53
147
Tabel 4.39
Correlations
PI MB
PI Pearson Correlation 1 .802**
Sig. (2-tailed) .000
N 53 53
MB Pearson Correlation .802** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Packages for Social Science) 17 pada tabel di atas,
maka dapat dijelaskan hasil analisisnya sebagai berikut: Adanya
korelasi antara kedua variabel tersebut, dimana nilai koefisien korelasi
(r) didapatkan sebesar 0,802. Koefisien korelasi sebesar 0,802. yang
berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut :
Tabel.4.40 Koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
148
Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel X
dengan variabel Y berada pada tingkat hubungan Sangat kuat yaitu
level 0,802 (terletak pada wiliayah antara (0,80 – 1,000) dan arah
hubungannya positif.
Ho : Tidak adanya pengaruh iklan tas Jansport di media sosial
instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara,
Jakarta.
Ha : adanya pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram
terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai r hitung adalah
0,802 dengan r tabel pada n = 53 adalah 0,334 dengan demikian r
hitung 0,802> r tabel 0,334 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak atau adanya pengaruh adanya pengaruh iklan tas Jansport di
media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.
Setelah mengetahui bahwa ternyata Adanya pengaruh iklan tas
Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta. selanjutnya penulis ingin mengetahui seberapa
besar hubungan diantara keduanya.
149
4.3.2 Uji Signifikansi
Uji Signifikansi dengan menggunkan Uji ( t ) dilakukan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas (X) terhdap variabel
terikat (Y) dengan menggunakan bantuan SPSS yang secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikt ini:
Tabel 4.41 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.176 4.452 2.960 .004
PI .574 .056 .802 10.233 .000
a. Dependent Variable: MB
Statistik
thitung > ttabel (Ho) ditolak dan (Ha) diterima
thitung < ttabel (Ho) diterima dan (Ha) ditolak
Hasil :
Nilai thitung 10,233 sedangkan ttabel sebesar 2,676 dengan demikian
thitung 10,233 > ttabel 2,676 sehingga (Ho) ditolak dan (Ha) diterima
artinya terdapat pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram
terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
150
4.3.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui variasi
yang bisa di jelaskan antara variabel X dan variabel Y
Tabel 4.42
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .802a .644 .637 5.482
a. Predictors: (Constant), TTL
Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan kontribusinya
Rsquare (R)2 sebesar 0,644. Nilai Rsquare dapat digunakan untuk
menganalisa hasil Koefisien Determinasi (KD). Dimana nilainya di
dapat dari rumus (KD = R2 ) 0,644 = 64,4%, artinya pengaruh iklan tas
Jansport di media sosial instagram mempunyai kontribusi sebesar
64,4% dalam upaya meningkatkan minat beli anggota Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara. Selebihnya 35,6% terbentuk akibat dari beberapa faktor
lainya di luar penelitian ini.
4.3.4 Persamaan Regresi
Regresi sederhana di dasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kasual satu variabel independen dan variabel dependen. Dari
analisa diatas dapat di prediksi besar angka minat beli melalui
persamaan regresi yaitu:
151
Tabel 4.43 Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.176 4.452 2.960 .004
PI .574 .056 .802 10.233 .000
a. Dependent Variable: MB
Untuk mendapatkan nilai Y maka nilai (a) dan nilai (b) yang
telah di ketahui hasilnya, disatukan kedalam rumus regresi linier
sederhana berikut ini:
Y = a +bx
Y = minat beli
X = pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram
a = 13, 176
b = 0,574
(Y) = 13,176 + 0,574
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel (X
= 0) maka variabel Y = 13,176. Setiap peningkatan pada variabel Perngaruh
iklan (x) sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada minat beli anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta (Y) sebesar 0,574 pada arah positif dengan konstanta
sebesar 13,176.
152
4.4 Pembahsan
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (
Pengaruh Iklan) dan variabel terikat ( Minat beli). Penelitian ini
menggunakan Teori S – O – R , VIPS dan model Hierarchy of effect.
sehingga memungkinkan peneliti untuk melihat bagaimana Pengaruh
iklan tas Jansport di media sosial instagram terhdap minat beli anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.
Penelitian ini menggunakan eksplanatif kuantitatif, dengan
menggunakan survey sebagai metode pencarian data. Lokasi penelitian
dilakukan di pada anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Populasi dalam penelitian
ini sebanyak 109 orang dan sampel yang digunakan adalah 53
responden.
hasil uji korelasi menunjukan bahwa hubungan antara variabel X
dengan variabel Y berada pada tingkat hubungan Sangat kuat yaitu
0,802 Yang terletak pada wilayah interval antara (0,80-1,000) dengan
arah hubungan yang positif.
Secara emipirik berdasarkan hasil analisis data dengan uji
signifikan menunjukan bahwa maka di dapat hasil r square adalah 0,644.
Hal ini menunjukan pengertian bahwa ada pengaruh iklan tas Jansport di
media sosial instagram terhdap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara sebesar
153
64,4% sedangkan sisanya (100% - 64,4% = 33,7%) di pengaruhi oleh
sebab-sebab lain. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan
bahwa pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap
minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME)
Universitas Bina Nusantara adalah kuat. Apabila hasil penelitian tersebut
dikaitkan dengan pendapat dari teori dan model di atas, maka dapat
dinyatakan bahwa hasil penelitian yang menyatakan pengaruh iklan tas
Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Sangat Tinggi.
Hasil Uji Regresi menunjukan bahwa setiap peningkatan variabel
X (Pengaruh iklan) sebesar satuan akan berpengaruh pada variabel Y
(minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta ) sebesar 0,574 pada arah
positif dengan konstanta sebesar 13,176.
154
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan hasil pengujian
hipotesis yang telah di uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pengujian hipotesis “Pengaruh
Iklan Tas Jansport di Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli
anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME)
Universitas Bina Nusantara, Jakarta”, yaitu sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui penilaian anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas bina
nusantara, Jakarta, terhadap daya tarik iklan tas Jansport di
instagram, maka penulis mencoba mengembangkanya kedalam
beberapa indikator dan hasilnya menunjukan bahwa penilaian
anggota terlihat cukup baik terhadap iklan tas jansport di instagram.
Hal ini dapat terlihat dari hasil analisa rata-rata jawaban responden
yang menunjukan gambaran kontinum nilai interval pengembangan
indikator variabel X ( pengaruh iklan), termasuk dalam kategori baik,
yaitu dengan nilai skor 3021 atau sebesar 81,42% jawaban responden
yang mendukung pernyataan bahwa daya tarik iklan tas Jansport di
media sosial instagram terlihat Baik oleh anggota Himpunan
136
155
Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.
2. Tujuan berikutnya untuk mengetahui seberapa besar tingkat minat beli
anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME)
Universitas Bina Nusantara, Jakarta, terhadap produk tas Jansport.
Hasilnya menunjukan bahwa tingkat minat beli anggota Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta, telah terbentuk dengan tinggi akibat adanya iklan
tas Jansport di media sosial Instagram. Hal ini dapat terlihat dari hasil
analisa rata-rata jawaban responden yang menunjukan gambaran
kontinum nilai interval pengembangan indikator variabel Y (minat beli)
termasuk dalam kategori tinggi, yaitu dengan nilai skor 2985 atau
sebesar 80,45 % jawaban responden yang mendukung pernyataan
bahwa minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen
(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta, terhadap produk tas
Jansport sudah tercipta dengan Tinggi.
3. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklan tas JanSport di media sosial Instagram
terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Adapun
besarnya pengaruh iklan tas JanSport terhadap minat beli anggota
Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina
Nusantara, Jakarta sebesar 0,644 dengan persentase 64,4% yang
156
dimana ditunjukan oleh tabel koefisien korelasi dengan tingkat
hubungan yang Kuat. Sedangkan sisanya sebesar 35,6% terbentuk
akibat dari beberapa faktor lainya di luar penelitian ini.
5.1 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut :
1. Sebaiknya didalam iklan tas Jansport di Instagram lebih meningkatkan
intensitas penayangan iklanya di media sosial Instagram. Dapat dilihat
pada variabel X dalam pernyataan Anda pernah melihat iklan tas
Jansport di instagram memiliki nilai tengah atau mean terendah
diantara pernyataan-pernyataan lainya, yaitu 198. dengan demikian
iklan tas Jansport di instagram lebih meningkatkan itensitasnya dalam
menayangkan iklanya di media sosial instagram, sehingga masyarakat
akan mudah mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai
produk tas Jansport.
2. Tampilan iklan tas Jansport di instagram harus lebih menarik lagi,
sehingga akan dengan mudah menarik perhatian masyarakat. Dapat
dilihat dalam variabel Y pada pernyataan Anda tertarik untuk melihat
iklan tas Jansport yang lainya memiliki nilai tengah atau mean
terendah dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan lain yaitu
sebesar 188. dengan demikian, sebaiknya iklan tas Jansport di media
sosial instagram di buat lebih menarik lagi dan lebih informatif lagi.