pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram

156
1 UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI SKRIPSI Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta Diajukan Oleh : Nama : Muhammad Vikrie Hidayat NIM : 2011-41-367 Konsentrasi : Periklanan Untuk Memenuhi sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta 2016

Upload: khangminh22

Post on 19-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

SKRIPSI

Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram Terhadap

Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Diajukan Oleh :

Nama : Muhammad Vikrie Hidayat

NIM : 2011-41-367

Konsentrasi : Periklanan

Untuk Memenuhi sebagian Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Jakarta

2016

2

Surat Pernyataan Orisinalitas Skripsi

Saya yang bertanda tangan dibwah ini:

Nama : Muhammad Vikrie Hidayat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/tgl. Lahir : Jambi, 29 April 1992

Alamat : Jl. Bacang No.23 Rt 09/01, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Telepon : 0878-7836-2630

Status : Mahasiswa Fikom UPDM(B)

NIM : 2011-41-367

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Periklanan

Dengan ini menyatakan bahwa, Skripsi:

Judul : Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram

Terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta.

Pembimbing I : Drs. FX. Bambang Edhar, M.si

Pembimbing II : Drs. Lompo Siagian, MA.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat,

merupakan asli (orisinal) dan bukan duplikasi dari skripsi lain.

Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

dan apa bila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya

sanggup dikenakan sanksi akademis sesuai peraturan yang berlaku di Fikom

UPDM(B).

Jakarta, februari 2016

Muhammad Vikrie H

3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum .Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial Instagram

Terhadap Minat Beli Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen

(Himme) Universitas Bina Nusantara, Jakarta, dengan baik.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana

Strata Satu (S1) di Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama), Jakarta

dengan konsentrasi Periklanan.

Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai bagaimana

Pengaruh iklan di media sosial intagram terhadap minat beli. Dengan melihat

langsung penerapan programnya dilapangan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna baik dari

segi penulisan maupun dari pengumpulan datanya untuk itu penulis selalu

berusaha membuat skripsi ini layak dijadikan sumber referensi bagi

mahasiswa atau pihak lain sehingga bisa memberikan sumbangan berarti

dalam ranah ilmu pengetahuan.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya, dan

semoga dengan penulisan ini mampu memberikan kontribusi yang positif

bagi penelitian-penelitian lainnya.

Jakarta, Februari 2016

Penulis,

Muhammad Vikrie Hidayat

4

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul PENGARUH IKLAN TAS JANSPORT DI MEDIA SOSIAL

INSTAGRAM TERHADAP MINAT BELI HIMPUNAN MAHASISWA

EKONOMI MENEJEMEN (HIMME) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA,

JAKARTA, yang sudah diselesaikan dengan baik dan lancar.

Tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasi kepada semua

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan moril kepada penulis

baik dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada:

1. Untuk orang tua tercinta, (Alm) Ahmad Sobani dan Nuranah, kedua kakak

dan adik tersayang Muhammad Aristianto, Muhammad Fazri, dan

Muhammad Irfan Juniansyah, serta keluarga besar yang selalu memberikan

dukungan moril dan materil serta doa’a mereka yang menjadi kekuatan

penulis untuk terus semangat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Sunarto, M.Si selaku Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (

Beragama )

3. Dr. H. Hanafi Murtani, MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

4. Dr. Hendri Prasetyo, S.Sos, M.Si Selaku Ketua Program Studi Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

5

5. Pembimbing I Drs. FX Bambang Edhar, M.Si, dan pembimbing II Drs. Lompo

Siagian, MA. atas segala arahan dan bimbingan, serta dukungannya yang

telah diberikan selama ini kepada penulis.

6. Seluruh Dosen FIKOM UPDM (B) yang telah membimbing penulis selama

kuliah.

7. Teman-teman penulis Johannes Adi Pratama, Bobby Hermansyah, Dylan,

Siska Kartikawati, Andra, Gerry, Damar, Hendra, Michael Simorangkir, Ega,

Bella, Andin, Fitriana, Fira, Wantan, Ifik, ricardo dan teman-teman lainya

yang tidak dapat di sebutkan namanya satu-persatu.

8. Widiyati Dinda Pratiwi yang telah memberikan dorongan dan semangatnya

kepada penulis.

9. Keluarga besar WKM Basket Fikom yang telah memberikan banyak sekali

warna dalam kehidupan penulis dan menempa kehidupan penulis dengan

segala permasalahan yang dapat mengajarkan banyak hal tentang

kehidupan berkeluarga, berorganisasi dan berpolitik khususnya pelajaran

untuk menjadi pemimpin yang bijak bagi penulis. Semoga kenangan yang

sangat indah dan berwarna itu tak akan pernah pudar pada diri kita serta

menjadikan kenangan itu memiliki makna yang dalam dan pelajaran yang

sangat bermanfaat dan semoga kelak kita dapat berjuang bersama lagi.

6

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i

UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… x

ABSTRAK………………………………..………………………………….. xi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………… 1

1.2 Ruang Lingkup Penelitian……………………….......... 5

1.3 Perumusan Masalah…….………………………………. 13

1.4 Tujuan Penelitian………………………………………… 14

1.5 Manfaat Penelitian..………………………………......... 15

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, TEORI, HIPOTESIS DAN

KERANGKA KONSEP

2.1 Kajian Pustaka……………………………………………. 16

2.1.1 Penelitian Sejenis Pertama……………………….. 16

2.1.2 Penelitian Sejenis Kedua…………………………. 17

2.2 Kerangka Teori............................................................. 20

2.2.1 Komunikasi………………………………………….. 20

2.2.2 Periklanan …………………………………………… 22

2.2.3 Iklan………………………………………………….. 24

2.2.4 Pengertian Periklanan Sebagai Proses

Komunikasi…………………………………………. 25

2.2.5 Strategi Periklanan…………………………………. 27

2.2.6 Sifat Iklan…………………………………………….. 28

2.2.7 Fungsi Periklanan…………………………………… 29

2.2.8 Strategi Kreatif…………………………………….. 30

7

2.2.9 Karakteristika Media………………………………. 31

2.2.10 Media Baru (New Media)………………………… 34

2.2.11 Media Sosial……………………………………… 36

2.2.12 Instagram………………………………………….. 38

2.2.13 Minat Beli………………………………………….. 40

2.2.14 Teori S-O-R………………………………………… 41

2.2.15 Teori VIPS……………………………………….. 44

2.2.16 Model Hierarchy of Effect……………………….. 45

2.3 Hipotesis Penelitian………………………………………. 52

2.4 Kerangka Konsep………………………………….……….53

2.5 Operasionalisasi Konsep…………………………………..56

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian…………………………….............. 58

3.2 Pendekatan Penelitian…………………………………… 59

3.3 Jenis Penelitian……………………………………………. 59

3.4 Metode Penelitian………………………………………… 60

3.5 Populasi……………………………………………………. 61

3.6 Teknik Sampling…………………………………………… 61

3.7 Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 63

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………… 65

3.9 Teknik Analisis Data………………………………………..69

3.10 Hipotesis Statistik………………………………………… 73

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian……………………………… .74

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………………………………… 85

4.3 Penguji Hipotesis…..……………………………………. 128

4.4 Pembahasan................................................…………...134

8

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan………………………………………………...136

5.2 Saran………………………………………………………..138

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

9

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 : Jenis kelamin………………………………………. 86

Tabel 4.2 : Usia....................................................................... 86

Tabel 4.3 : Tingkat semester responden……………………. 87

Tabel 4.4 : Anda pernah melihat iklan tas JanSport di

Instagram……………………………………………

88

Tabel 4.5 : Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik 89

Tabel 4.6 : Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram

mudah di mengerti..........................................

90

Tabel 4.7 : Caption yang ada pada iklan Jansport di

instagram sesuai dengan produk......................

91

Tabel 4.8 : gambar yang di sajikan menggambarkan

kehidupan anak muda ……………………….........

93

Tabel 4.9 Warna yang digunakan pada iklan tas jansport

sangat beraneka ragam....................................

94

Tabel 4.10 : Anda percaya dengan pesan iklan yang

disampaikan di instagram………………………..

95

Tabel 4.11 : Seluruh isi pesan dalam iklan tas JanSport di

instagram mengandung kata ajakan atau

persuasif untuk menggunakan produk tersebut..

96

Tabel 4.12 : Setelah melihat iklan tas tas JanSport di

instagram anda setuju produk tas tas JanSport

high quality………………………………………….

98

Tabel 4.13 : Iklan tas tas JanSport di instagram

menumbuhkan kesadaran anda mengenai

spesifikan produk tas tas JanSport………………

99

Tabel 4.14 : Iklan tas tas JanSport di instagram berpengaruh

10

terhadap kebutuhan anda………………………… 100

Tabel 4.15 : Iklan tas tas JanSport di instagram menimbulkan

rasa ingin memiliki………………………………….

102

Tabel 4.16 : Anda mendapatkan informasi mengenai produk

tas tas JanSport di instagram……………………

103

Tabel 4.17 : Isi pesan iklan tas tas JanSport di instagram

mudah dipahami……………………………………

104

Tabel 4.18 : Akumulasi nilai skor variabel x………………….. 106

Tabel 4.19 : Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di

Instagram menggambarkan identitas produk.....

108

Tabel 4.20 : Anda menyadari bahwa produk tas jansport lebih

baik dari produk pesaing ……………….............

109

Tabel 4.21 : Anda mengetahui keunggulan dari produk tas

Jansport ……………………..............................

110

Tabel 4.22 : Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan

tas jansport di Instagram ………………………....

112

Tabel 4.23 : Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas

jansport di instagram ……………………………….

113

Tabel 4.24 : Anda menyukai produk tas jansport karna

memiliki high quality..........................................

114

Tabel 4.25 : Anda menyukai produk tas tas JanSport karena

iklannya yang sangat menarik perhatian…………

116

Tabel 4.26 : Anda menyukai produk tas tas JanSport karena

desain dan tipenya yang unik…………………….

117

Tabel 4.27 : Anda menyukai produk tas tas JanSport karena

testimony yang diberikan orang lain tentang

produk tas tas JanSport…………………………..

118

Tabel 4.28 : Timbul minat anda untuk mencari informasi

mengenai produk…………………………………..

120

Tabel 4.29

:

Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai

121

11

dengan produk tas tas JanSport…………………

Tabel 4.30 : Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan

tas JanSport di instagram…………………………

122

Tabel 4.31 : Setelah mengetahui informasi mengenai produk

tas JanSport di instagram, anda tertarik untuk

membeli produk tas tas JanSport……………….

124

Tabel 4.32 : Anda ingin beralih menggunakan tas JanSport

setelah melihat iklan tas JanSport di instagram

125

Tabel 4.33 : Akumulasi nilai skor variabel Y………………….. 127

Tabel 4.39 : Correlations………………………………………… 129

Tabel 4.40 : Koefisien Korelasi…………………………………. 130

Tabel 4.41. : Coefficients ................................................... 131

Tabel 4.42 : Model Summary………………………................. 132

Tabel 4.43 : Coefficients……………………………………….... 138

12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Penelitian

2. Daftar Pernyataan ( Kuesioner)

3. Tabel Coding Sheet

4. SPSS

13

UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK Nama : Muhammad Vikrie Hidayat NIM : 2011-41-367 Konsentrasi : Periklanan Judul : Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial

Instagram Terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Jumlah Halaman : 5 bab, 140 halaman Bibliografi : 29 buku + 4 Website Pembimbing I : 1. Drs. FX Bambang Edhar, M.Si, Pembinbing II : 2. Drs. Lompo Siagian, MA

Latar belakang penelitian ini adalah untuk menelti pengaruh dari iklan tas Jansport di media sosial Intagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Melihat banyaknya produk imitasi yang beredar di pasaran yang hampir menyerupai produk aslinya. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk membedakan produk yang asli dengan yang palsu. Dengan adanya hal seperti itu pihak jansport Indonesia membuat suatu iklan melalui media sosial Intagram, dikarenakan masyarakat pada saat ini lebih memilih mencari informasi melalui internet dibandingkan media lainya. Berkenaan dengan hal tersebut maka peneliti ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di media sosial Instagram terhadap minat beli produk tas Jansport. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Untuk mencari seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta, maka digunakan metode penelitian kuantitatif. Sebagai landasan dari penelitian ini, digunakan teori S-O-R untuk melihat bagaimana individu bereaksi terhadap stimulus yang diberikan. Advertising Exposure Process menjelaskan bahwa khalayak diberikan stimulus yang kemudian akan terciptanya sikap tertentu terhadap Produk tas

14

Jansport yang kemudian menggerakan khalayak untuk memberi produk tas Jansport, teori VIPS yang menjelaskan bahwa pengaruh dari iklan terhadap konsumen terdiri dari beberapa tahapan yaitu Visibility, Identity dan Promise, serta singlemindedness.dan didukung oleh Model Hierarchy of Effect untuk menjelaskan bagai mana Proses minat beli yang terjadi pada konsumen. berdasarkan hasil analisis data dengan uji signifikan menunjukan bahwa maka didapat hasil r square adalah 0,644. Hal ini menunjukan pengertian bahwa ada pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara sebesar 64,4% sedangkan sisanya (100% - 64,4% = 33,7%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara adalah Kuat. Apabila hasil penelitian tersebut dikaitkan dengan pendapat dari teori dan model di atas, maka dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian yang menyatakan pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta cukup Tinggi.

15

ABSTRACT

Name : Muhammad Vikrie Hidayat NIM : 2011 - 41 – 367 Program Study : Advertising Title : The Effect Of Jansport Advertising On Social Media Instagram on buying interest Of Member Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta. Number of Pages : 5 Chapter + 140 page Bibliography : 29 book+ 4 Website Preceptor I : 1. Drs. FX Bambang Edhar, M.Si, Preceptor II : 2. Drs. Lompo Siagian, MA

The background of this study was to investigate the influence of advertising on social media Jansport bags Intagram against buying interest member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta. Seeing the number of imitation products on the market which is almost like the original product. This makes it difficult for people to distinguish genuine products with fake ones. With the existence of such a thing JanSport Indonesian parties make an advertising through social media Intagram, dikarnakan society at this time prefer to find information via the internet compared to other media. In this regard, the researchers aimed to determine how much influence Jansport bags advertising in social media Instagram against buying interest Jansport bag products.

The formulation of the problem in this research is how big the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta To search for how large the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying interest Economics Student Association member management (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta, then used quantitative research methods.

As the cornerstone of this research, applied theory of S-O-R to see how people react to a given stimulus. Advertising Exposure Process explains that audiences are given a stimulus which would then create a certain attitude towards product Jansport bags are then moving the audience to give product Jansport bag, VIPS model that explains that the influence of advertising on consumers consists of several stages of Visibility, Identity dan Promise, serta singlemindedness. And supported by Hierarchy of Effect models for explains how the process of buying interest consumer.

Based on data analysis with significant test showed that it can result in r square is 0.644. This shows the understanding that there is the influence of advertising on social media Jansport bags instagram to buying interest member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina

16

Nusantara University, Jakarta while the remaining 64.4% (100% - 64.4% = 33.7%) in influenced by other causes. The results of data analysis in this study shows that the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying interest member of Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta is strong. If the results of these studies is associated with the opinion of the theories and models above, it can be stated that the results of studies that the influence of advertising on social media Jansport bags instagram against buying interest management Economics Student Association (HIMME) Bina Nusantara University, Jakarta to high.

17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhtuhan konsumen semakin beragam dan

kompleks seiring dengan berkembangnya kehidupan sosial dan

kesejahteraan masyarakat. Kondisi ini tentunya membemberikan

produsen sebuah peluang. hal ini sejalan dengan penciptaan produk

yang semakin meningkat.

Setiap harinya masyarakat ibukota selalu membutuhkan informasi

sebagai penunjang kerja. Informasi yang mereka butuhkan bisa

didapatkan darimana saja, bisa mencari informasi melalui surat kabar,

televisi, majalah-majalah, internet dan bahkan iklan-iklan yang selalu

terpampang jelas di setiap pinggiran jalan ibukota.

Pesan atau informasi diperoleh melalui salah satu cara yaitu

komunikasi massa. Sehingga dalam komunikasi media massa, pesan

atau informasi bisa dilakukan salah satunya melalui kegiatan periklanan.

“Periklanan merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk atau

jasa yang disampaikan melalui suatu media komunikasi yang ditujukan

kepada sebagian atau seluruh masyarakat” (Widyatama,2007:16).

Perkembangan periklanan di Indonesia yang sangat pesat membuat para komunikator (produsen) berlomba-lomba menampilkan serta mengemas suatu pesan semenarik mungkin. Media-media yang dapat digunakan seperti iklan lini bawah (below the line) yaitu poster, spanduk, umbul-umbul, flyer. Serta iklan lini atas (above the line) yaitu surat kabar, majalah, tabloid, dan iklan elektronik seperti televisi, radio dan internet (Dendy Triadi dan Addy Sukma Bharata, 2010 : 5)

1

18

Salah satu tujuan iklan adalah “untuk membangun sebuah brand

image (citra merek) yang positif terhadap suatu produk dimata

konsumen” (Wells moriarty Burnett, 2006:81). Bagi konsumen dengan

adanya image positif dari produk yang diiklankan lebih memungkinkan

untuk mengingat produk yang diiklankan. Oleh karna itu iklan haruslah

mampu membetuk dan meninggalkan image yang positif dibenak

konsumen atau khalayak terhadap merek produk barang atau jasa yang

diiklankan, sehingga konsumen memiliki rasa percaya dan pada akhirnya

melakukan tindakan bembelian.

Iklan merupakan “salah saatu cara produsen dalam memberikan stimuli untuk mempengarhi pemikiran konsumen dalam membentuk image terhadap merek suatu produk karena brand image adalah apa yang dipersepsikan oleh konsumen. Image dari suatu merek sangat menentukan layak atau tidaknya produk yang dimiliki” (adhy trisnanto, 2007 : 92).

Untuk membedakan suatu produk dengan produk lainya di

perlukan sebuah merek. Merek adalah “nama, istilah, tanda, symbol,

rancangan atau kombinasi dari hal- hal tersebut” (Freddy Rangkuti, 2002

: 2). Seiring makin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini memunculkan media alternatif yang mampu menembus

hambatan jarak, waktu, dan nilai sosial budaya yang ada ditengah

masyarakat. Media baru dengan karakter yang fleksibel dan mudah

diperoleh menjadi akrab ditangan remaja ataupun generasi muda, tidak

bisa diabaikan, berkembangnya media baru, tidak selalu berdampak

negatif dikalangan anak muda. Sebab media baru berperan aktif dalam

membangun kesadaran generasi muda, untuk lebih peka terhadap

19

berbagai persoalan yang ada disekelilingnya. Media baru yang didukung

oleh kekuatan teknologi komunikasi, semakin berkembang sejalan

dengan munculnya demokratisasi informasi.

Menurut Syarifudin Yunus dalam bukunya buku Jurnalistik Terapan (2010: 27) mengatakan, “Media online yaitu media yang terbit di dunia maya dengan bentuk yang sederhana dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja sejauh ada jaringan yang menghubungkan orang tersebut dengan internet. Bersifat real time, actual dan dapat diakses/baca/dilihat oleh siapa pun. Media online yaitu media internet, seperti website, blog, dan lainnya yang terbit/tayang di dunia maya, dapat dibaca dan dilihat di internet.”

Dengan kemunculan media sosial instagram pada tahun 2010 ini

telah mengubah dunia periklanan. Media sosial instagram menjadi sangat

populer di indonesia terutama di kalangan anak muda saat ini. Media

instagram pun banyak diguakan oleh perusahaan untuk mengiklankan

dan menginformasikan produknya, dikarenakan media sosial instagram

adalah media sosial yang dapat dijadikan suatu media iklan dengan

budget yang rendah. Dengan pengguna instagram di Indonesia yang

sudah bertumbuh sampai angka 3 juta pengguna, dan 300 juta pengguna

instagram di seluruh dunia.1

Jansport merupakan tas asal Amerika yang diproduksi sejak 1967.

Melalui tagline “Discover Freedom”, Jansport senantiasa mendukung

ekspresi kebebasan anak muda berjiwa petualang. produk jansport

1(liputan6.com, instagram vs twitter, mana yang lebih populer?, Denny Mahardy, 02 febuari

2015, 08:17)

20

sangat populer dikalangan kaum muda di Amerika dan beberapa negara

lain salah satunya di Indonesia. 2

Pengguna tas ransel atau backpack mungkin tidak asing lagi

dengan tas bermerek Jansport. Tas Jansport saat ini telah banyak

diminati, khususnya dikalangan pelajar dan mahasiswa karena

bentuknya yang simple dan trendy.

Desain-desain model tas Jansport pun sangat unik dan beraneka

ragam, mulai dari model half pint, super break, super fx, high stake,

hingga yang paling popular yaitu right pack. Warna yang ditampilkan di

dalam tas Jansport tersebut di buat sebagaimana motif anak muda yang

dapat mewakili ekpresi mereaka. Tas Jansport juga diunggulkan dengan

Liftime Guarantee, yaitu dimana jansport menjanjikan garansi seumur

hidup untuk kerusakan yang terjadi pada tas Jansport tersebut.

Tapi seperti biasa, bila produk asli yang harganya relatif mahal,

besar kemungkinan akan adanya produk palsu atau replika begitu juga

dengan jansport. Saat ini jansport original yang terdistribusi di Indonesia

biasanya sudah pabrikan Australia atau China.

Permasalahan yang dihadapi oleh JanSport adalah, banyaknya

produk competitor dan Produk imitasi yang beredar dipasaran yang

mengatas namakan Brand JanSport, yang semakin lama berkembang

dan hampir menyerupai produk aslinya. 3

2 (Marketplus.com, Jansport ramaikan pasar tas Indonesia, bimo, 15 mar 2016, 09:27)

3 (Kompasiana, perbedan Jansport asli dan palsu, lailirahmawati, 17 juni 2015, 14:06)

21

Karena maraknya produk imitasi dipasaran pihak Jansport

Indonesia yang berada di bawah kendali PT. Multifortuna Sinardelta

membuat akun instagram pada tanggal 12 april 2011 untuk

memperkenalkan, menginformasikan, sekaligus mempromosikan produk

tas Jansport kepada konsumen, menurut Jansport media sosial

instagram adalah media yang ampuh untuk mempromosikan dan

menginformasikan produknya kepada konsumen karena media sosial

Instagram mempunyai faktor yang menjadikan instagram diminati media

promosi yaitu seperti fitur sharing foto yang dapat di hubungkan dengan

Twitter atau Facebook. Iklan di media sosial Intagram juga temasuk

mudah dilihat oleh konsumen pengguna Instagram karna langsung

menampilkan foto-foto yang dimana konsumen saat ini lebih tertarik pada

gambar dari pada tulisan.4

Jansport telah banyak mengadakan event di kampus-kampus

ternama khususnya di Jakarta, tidak hanya untuk memperkenalkan

produk, Jansport juga mengajak mahasiswa untuk menjadi follower

Instagram jansport Indonesia. Saat ini Instagram jansport indonesia telah

memiliki follower sebanyak 29.000, dan telah memposting sebanyak

1445. Instagram Jansport Indonesia lebih memfokuskan kepada produk

tas Jansport tersebut, mulai dari disain tas, warna tas , motif baru, tipe

tas, dan ciri-ciri orisinalitas pada tas Jansport tersebut. Iklan yang di

tampilkan pada Instagram jansport indonesia tersebut lebih

4 www.jansportindonesia.com

22

menggambarkan kehidupan anak muda perkotaan, dan anak muda yang

memiliki jiwa petualang.5

Oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh

iklan tas Jansport di media sosial Instagram terhadap minat beli

masyarakat. Target pasar tas Jansport ditujukan untuk segmen

menengah ke atas khususnya mahasiswa dan anak muda yang

mempunyai aktifitas yang produktif, yang melibatkan Himpunan

Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) yang berada di Universitas

Bina Nusantara, Jakarta.

Dengan penjelasan latar belakang itulah penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana Pengaruh Iklan Tas Jansport Di Media Sosial

Instagram terhadap Minat Beli Anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

1.2.1 Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan fokus perhatian tentang permasalahan yang

diteliti serta menghindari adanya kekeliruan penulis memfokuskan

masalah penelitian pada Minat Beli melalui media sosial instagram.

Batasan masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja

yang termasuk ruang lingkup penelitian, dan faktor mana yang tidak

termasuk ruang lingkup hasil penelitian. Agar dalam pelaksanaanya

5 www.jansportindonesia.com

23

penelitian dapat sesuai dalam pembahasanya, maka perlu dibatasi

permasalahanya.

Pembatasan masalah dimaksud penulis adalah untuk menghindari

unsur–unsur penelitian yang tidak relavan dengan tujuan penelitian.

Selain itu juga untuk menghindari dari kesalahan dalam penafsiran

definisi, maka penulis merasa perlu menjelaskan terlebih dahulu batasan

masalah penelitian. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1.2.2 Pembatasan Materi

Materi yang dibahas dalam bidang penelitian ini sesuai dengan

bidang ilmu yang ditekuni oleh penulis, yaitu periklanan. Dalam hal ini

hanya membahas iklan yang ada dalam media sosial khususnya

Instagram.

1.2.3 Pembatasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang di khawatirkan menimbulkan

kesalah pahaman, serta untuk mempermudah analisa pembatasan

nantinya, maka penulis mencoba membahas materi penelitian, sebagai

berikut:

a. Pengaruh

Pengaruh merupakan daya yang timbul pada khalayak sebagai

akibat dari pesan komunikasi yang timbul membuat mereka

melakukan atau tidak melakukan.

24

“Pengaruh berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang

dilancarkan oleh Komunikator.” (Soenarjo dan Djoenaesih S, 1981:4)

penulis menyimpulkan bahwa khalayak yang dimaksud di atas adalah

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME), Universitas

Bina Nusantara yang memperoleh pesan komunikasi melalui iklan

Tas Jansport di media sosial instagram dan pengaruh dikaitkan oleh

proses berupa efek yaitu minat beli.

b. Iklan

Masyarakat periklanan mendefinisikan iklan sebagai segala

bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media,

dan di tujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat

(Kasali,2007:11).

Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan

suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media

(kasali,2007:9).

Sedangkan menurut Kotler & Keller yang di alih bahasakan

oleh Benyamin Molan (2007:244) Iklan adalah segala bentuk

presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh

sponsor tertentu yang harus dibayar.

Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan

adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang dimaksudkan

untuk mempromosikan gagasan, atau memberikan informasi tentang

25

keunggulan dan keuntungan produk tas Jansport dengan

mnggunakan media sosial Instagram

c. Media Sosial

Kaplan dan Haenlein’s (2009) seperti yang dikutip oleh

Rothschild (2011:141) secara umum telah mendefinisikan media

sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis internet yang membangun

fondasi ideologis dan teknologi Web 2.0 (web two point-oh), dimana

semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua

orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini

dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun kedalam

internet. yang memungkinkan untuk penciptaan dan pertukaran

konten yang dihasilkan pengguna. Kaplan dan Heanlein’s

menjelaskan Web 2.0 mengacu pada aplikasi web yang memudahkan

berbagi informasi interaktif, interoperabilitas, pengguna berpusat

design, dan kolaborasi.

Kaplan dan haenlein’s telah membantu dalam

mengklasifikasikan manfaat dari pengguna jenis-jenis media sosial

yakni yang termasuk kedalam kategori blog dan mikro-blog seperti

Twitter, situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, Inst agram,

dan content communities seperti youTube dan Flickr.

Media sosial menggunakan teknologi mobile dan berbasis

web untuk menciptakan platform yang sangat interaktif melalui individu

dan masyarakat bisa saling berbagi, dapat menciptakan sendiri,

26

berdiskusi, dan pengguna dapat memodifikasi isi dari sosial media

tersebut.

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog,tweet, Instagram, atau video di You Tube dapat diproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklanya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri dan dapat dilihat oleh banyak orang (Zarrella, 2010:2)

Dari pengertian di atas maka media sosial yang digunakan

oleh Jansport Indonesia untuk menyampaikan informasi kepada

masyarakat luas akan produk tas Jansport. Informasi disampaikan

dengan memanfaatkan teknologi mobile dan berbasis web untuk

menciptakan platform yang sangat interaktif melalui individu dan

masyarakat bisa saling berbagi, berdiskusi, dan pengguna dapat

memodifikasi isi dari sosial media tersebut.

d. Instagram

Instagram berasal dari kata “insta” yang dari kata “instan”

yang dimana seperti kamera polaroid yang lebih dikenal dengan

sebuatan “foto instan”, sedangkan pada kata “gram” berasal dari kata

“telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada

orang lain dengan cepat. Instagram merupakan sebuah aplikasi

berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto,

mengedit, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai

layanan media sosial, termasuk milik instagram sendiri dengan

27

menggunakan jaringan internet. Satu fitur yang unik yang terdapat

dalam instagram yaitu memotong foto menjadi bentuk persegi,

sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid

dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada

peralatan bergerak.

Perusahaan Burbn, Inc., berdiri pada tahun 2010. Perusahaan

Burbn, Inc dengan berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk

telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus

yang terlalu banyak di dalam HTML5 mobile, namun kedua CEO,

Kevin Systrom dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus

pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk

membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat

sebuah versi pertama dari Burbn, namun di dalamnya masih ada

beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final,

aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iPhone, yang dimana

isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan

Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi

dari 10 awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada

bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah

foto. Itulah yang akhirnya menjadi instagram.

Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi

mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut instagram.

Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram

28

sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga

mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.

Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah

tanda suka atau love dari para pengikut sangat mempengaruhi

apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau

tidak. Selain itu, instagram juga dapat terkoneksi langsung dengan

aplikasi sosial media yang lain seperti twitter, facebook, email,

foursquare dan tumblr. Instagram juga mampu melakukan proses edit

terhadap foto sebelum diunggah ke jaringan. Foto-foto yang akan

diunggah melalui instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu,

melainkan instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Ukuran

yang digunakan di dalam instagram adalah dengan rasio 3:2 atau

hanya sebatas berbentuk persegi saja. Para pengguna hanya dapat

mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto

tersebut dulu untuk menyesuaikan format yang ada. Setelah para

pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam instagram,

maka pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk

menyunting foto tersebut.

Dari pengertian diatas maka media sosial Instagram yang

digunakan oleh produsen Jansport Indonesia untuk menyampaikan

informasi tentang produk dengan menampilkan photo, teks, dan video

yang dapat dengan mudah di akses dimana saja.

29

e. Minat Beli

Minat beli menurut pendapat Kartini Kartono, minat adalah

“suatu momen kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara

intensif pada obyek yang dianggap penting” (Kartono, 1996:110)

Minat beli adalah niat untuk membeli yang berhubungan

dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk tertentu,

serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode

tertentu. “Niat beli (konsumen) merupakan pernyataan mental

konsumen yang merefleksikan rencan rencanan pembelian sejumlah

produk dengan merek tertentu” (Durianto, 2003:109). Pengetahuan

akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat

konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi perilaku

konsumen dimasa mendatang.

Kesimpulan dari pengertian diatas, minat beli adalah suatu

keinginan masyarakat yang dimana masyarakat disini dimaksudkan

adalah Himpunan Mahasisa Ekonomi manajemen (HIMME),

Universitas Bina Nusantara untuk membeli atau mengonsumsi suatu

produk yang dianggap penting atau yang diinginkannya.

f. Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME)

HIMME merupakan himpunan mahasiswa ekonomi

menejemen yang didirikan pada tanggal 24 januari oleh fu sin fu.

HIMME adalah wadah untuk menampung aspirasi mahasiswa jurusan

30

manejemen, dan sarana untuk mengekspresikan bakat dan minat

serta kemampuan non akademis yang dimiliki oleh mahasiswa jurusan

menejemen, HIMME adalah salah satu organisasi mahasiswa yang

beradai di lingkup Universitas Bina Nusantara.6

1.3 Perumusan Masalah

Menurut Narbuko dalam bukunya yang berjudul metode penelitian,

yang dimaksud dengan perumusan masalah adalah “untuk membatasi

masalah yang penelitian yang telah ditetapkan.” (Narbuko Cholid & H.

Achmadi Abu, 2002:162)

Perumusan masalah pada umumnya ditulis atau ditanyakan dalam

kalimat pertanyaan untuk menambah ketajaman perumusan. Dengan

demikian perumusan masalah berguna untuk lebih memfokuskan peneliti

terhadap maslah- masalah penelitian yang telah ditetapkan.

Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah bidang

periklanan. Fungsi periklanan sebagai pemberi atau penyebar informasi

pada masyarakat luas tentang suatu produk/ jasa.

Iklan dalam penelitian ini lebih menitik beratkan pada iklan melalui

media sosial Instagram, karena media sosial Instagram menjadi salah

satu tempat yang polpuler di kalangan masyarakat dan anak muda saat

ini untuk mengunggah gambar, video dan mengiklankan suatu produk

6 (http://Web.binus.ac.id/SCDC/StudenAssociation/HIMME jun 8, 2015)

31

atau jasa dengan bebas dan Low Budget. saat ini total pengguna

instagram telah mencapai 300 juta pengguna di seluruh dunia.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Iklan Tas Jansport

Di Media Sosial Instagram Jansport Indonesia terhadap Minat Beli di

Kalangan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Oleh karna itu maka

masalah dirumuskan menjadi :

1.3.1 Bagaimana pengaruh iklan tas JanSport di media sosial Instagram.

1.3.2 Bagaimana minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

1.3.3 Seberapa besar pengaruh iklan tas Jansport di Instagram

Terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang

hendak kita capai dan juga merupakan jawaban terhadap permasalahan.

Bedasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka

penelitian ini bertujuan :

32

1.4.1 Untuk mengetahui pengaruh iklan tas JanSport di media sosial

Instagram.

1.4.2 Untuk mengetahui minat beli anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara,

Jakarta.

1.4.3. Untuk mengetahui pengaruh iklan tas Jansport di Instagram

Terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini

sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan manfaat yakni:

1.5.1 Kegunaan teoritis

Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong

perkembangan ilmu komunikasi khususnya periklanan, mengenai

pengaruh iklan di media sosial Instagram.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Dapat memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan

Jansport, atau Perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk tas,

atau Produk lainya mengenai penggunaan media sosial instagram,

guna menciptakan Minat Beli yang baik bagi produk tersebut.

33

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, TEORI, HIPOTESIS DAN KRANGKA KONSEP

2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis

Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Iklan Tas Jansport Di

Media Sosial Instagram terhadap Minat Beli Di Kalangan Mahasiswa

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta”. peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap

beberapa jurnal penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya.

Penelitian mengenai media sosial sebagian besar bertujuan untuk

mengetahui implikasi antara media sosial terhadap minat beli konsumen

serta melihat sejauh mana pengaruh promosi dalam media sosial

Instagram berdampak kepada minat beli konsumen. Dengan melihat dan

mempelajari rujukan penelitian sebelumnya diharapkan mampu

menunjang penelitian dari peneliti.

2.1.1 Peneltian Sejenis Pertama

Pada penelitian sejenis, penulis menggunakan karya

penelitian Nandi Wardhana, 2015. Dengan judul jurnal penelitian,

“Pengaruh Media Sosial Instagram Modesto Performace Terhdap

Minat Beli Polini di Kalangan Komunitas Kutu Vespa”. Adapun tujuan

penelitian ini adalah :

16

34

a. Untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram Modesto

Performance terhadap minat beli komunitas Kutu Vespa

b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan media sosial Instagram

terhdap minat beli komunitas Kutu Vespa

Selanjutnya, teori yang digunakan dalam penelitian ini,

meliputi : teori EPIC dan teori Minat. Metodelogi Penelitian yang

digunakan dalam penlitian ini adalah kuantitatitif dengan jenis

penelitian Eksplanatif. Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas

kutu Vespa.Teknik pengambilan samplingnya random sampling.

Teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan kajian

pustaka. Teknik analisis datanya dengan menggunakan regrasi linear

sederhana. Hasil penelitian dan kesimpulan : Bahwa terdapat

hubungan antara sosial media twitter dalam menarik minat

pengunjung ke event “The Shopaholic” di Pluit Village Mall Periode

2013 dan terdapat pengaruh publikasi sosial media twitter dalam

menarik pengunjung ke evenet “The Shopaholic” di Pluit Village Mall

periode 2013.

2.1.2 Penelitian Sejenis Kedua

Penelitian sejenis kedua dilakukan oleh Selfi (2015) dengan

judul “Pengaruh Iklan produk Zoya di Media Sosial Instagram

Terhadap Minat Beli Member Zoya di Store Ciputat”. Tujuan

dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh

media sosial Instagram terhadap minat beli member Zoya di store

35

Ciputat. Penelitian tersebut dilakukan melalui metode kuantitatif

eksplanatif dengan teknik Random Sampling.

Hasil penelitian yang didapat dari penelitian tersebut adalah

adanya pengaruh iklan produk Zoya di media sosial instagram

terhadap minat beli member Zoya di store Ciputat sebesar 74,9% dan

sisanya 25,1% di pengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Tabel 2.1

Matrix Tinjauan Pustaka

Penelitian I Penelitian II Penelitian penulis

Judul Pengaruh Media Sosial

Instagram Modesto

Performance Teradap

Minat Beli Polini di

Kalangan Komunitas

Kutu Vespa

Pengaruh Iklan

produk Zoya di Media

Sosial Instagram

Terhadap Minat Beli

Member Zoya di

Store Ciputat

Pengaruh Iklan Tas

Jansport di Media

Sosial Instagram

terhadap Minat Beli

di Kalangan

Mahasiswa Himme

(Himpunan

Mahasiswa

Ekonomi

Manajemen)

Universitas Bina

Nusantara, Jakarta Nama Nandi Wardhana Selfi Muhammad vikrie H

Tahun 2015 2015 2015

Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama)

Prof. Dr. Moestopo

(beragama)

Prof. Dr. Moestopo

(beragama)

Metode

penelitian

Metodelogi Penelitian

yang digunakan dalam

penlitian ini adalah

Eksplanatif, Populasi

dalam penelitian ini

Metodelogi Penelitian

yang digunakan

dalam penlitian ini

adalah Eksplanatif,

Populasi dalam

Penelitian dilakukan

dengan

menggunakan

metode pendekatan

kuantitatif

36

komunitas Kutu Vespa,

dengan teknik

sampling random

sampling.

penelitian ini

member Zoya di stor

Ciputata. Dengan

teknik random

sampling.

eksplanatif dengan

teknik pengumpulan

data menggunakan

kuesioner, dengan

teknik random

sampling

Hasil

penelitian Penggunaan media

sosial Instagram

memiliki pengarauh

yang positif terhdap

minat beli konsumen

yaitu sebesar 60,3%,

sedangkan 30,7%

lainya di pengaruhi

oleh faktor-faktor lain

di luar penelitian .

Hasil penelitian yang didapat dari penelitian tersebut adalah adanya pengaruh iklan produk Zoya di media sosial instagram terhadap minat beli member Zoya di store Ciputat sebesar 74,9% dan sisanya 25,1% di pengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Penggunaan media

sosial Instagram

memiliki pengarauh

yang positif terhdap

minat beli

konsumen yaitu

sebesar 74,9%,

sedangkan 25,1%

lainya di pengaruhi

oleh faktor-faktor

lain di luar

penelitian .

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu istilah paling popular dalam

kehidupan manusia. Aktifitas komunikasi dapat komunikasi dapat terlihat

dari setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu dari bangun tidur

di pagi hari sampai dengan beranjak tidur pada malam hari.

Pengertian ilmu komunikasi pada dasarnya sama dengan

pengertian ilmu secara umum, hanya saja objek perhatianya yang

berbeda. Salah satu definisi yang cukup jelas diberikan oleh Berger dan

Chaffe dalam buku “pengantar ilmu komunikasi” (sendjaja 2007:1-10)

yaitu “ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang produksi,

37

proses dan pengaruh dari sestem-sistem tanda dan lambang melalui

pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan

tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi.”

Menurut Joseph A. devito dalam buku “pengantar teori komunikasi” (Suprapto 2006 :4) mengemukakan: “komunikasi adalah tansaksi, dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponenya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.”

Effendy (2000:6) menyebutkan dalam buku “ilmu komunikasi

teori dan praktek.” Dari sekian banyak definisi yang di kemukakan

para ahli, para peminat komunikasi masih sering menguip paradigma

yang di kemukakan oleh Harold Lasswell, Lasswell mengatakan

bahwa “cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab

pertanyaan sebagai berikut, yaitu “Who, Say What, In Wich Channel,

To Whom And With What Effect.”

Paradigma lasswell diatas menunjukan bahwa komunikasi

meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Komunikator

2. Pesan

3. Media

4. Komunikan

5. Efek

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, “komunikasi adalah

proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan

38

melalui media yang menimbulkan efek tertentu” (Effendy, 2000:10)

Kini penggunaan persuasi telah meluas ke berbagai aspek kehidupan

manusia. Dalam bidang bisnis, komunikasi perusuasif dimanfaatkan

untuk pemasaran, periklanan, promosi penjualan, PR, lobi, hubungan

dengan pers, komunikasi internal perusahaan dan aspek-aspek

lainya.

Bedasarkan penjabaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan melalui media tertentu yang dapat

yang dapat menimbulkan hasil atau efek tertentu.

2.2.2 Periklanan

(Sutisna 2003:45) mengatakan dalam buku “tata cara

periklanan indonesia” periklanan telah menyentuh berbagai macam

kegiatan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Istilah ini sudah

memasyarakat di Indonesia, bahkan sudah menjadi metode

komunikasi dan objek studi ilmu komunikasi. Tetapi masih banyak

orang yang mengira kedua hal tersbut adalah hal yang sama, padahal

keduanya berbeda. Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan

iklan: “Sebagai segala bentuk kesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh

masyarakat. Sedangkan pengertian periklanan di definisikan sebagai:

Keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.”

39

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa iklan

merupakan suatu hasil karya, baik itu perorangan atau lembaga yang

ditujukan untuk suatu khalayak lewat sebuah sarana yang berupa

media massa, sedangkan periklanan itu sendiri merupakan suatu

proses yang harus ditempuh agar suatu iklan dapat dilihat oleh

masyarakat.

“AMA (American Marketing Association) yang dikutip oleh

Kasali (2000:10) dalam buku: Manajemen periklanan: konsep dan

aplikasinya di Indonesia,” mendefinisikan iklan sebagai: “Any paid

from of non personal presentation & promotion of ideas, goods or

services by an identified sponsor.” Bedasarkan pendapat tersebut

maka dapat penulis artikan sebagai berikut: setiap bentuk

pembayaran terhadap suatu penyampaian dan perkenalan ide-ide,

gagasan, dan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan

sponsor tertentu. Sponsor disini berarti pengiklan yang berupa

produsen yang ingin memberikan informasi kepada masyarakat.

Sedangkan menurut pendapat dari Wright yang dikutip oleh

Kasali (2000:20) dalam buku “Manajemen Periklanan: konsep dan

aplikasinya di Indonesia” mengemukakan bahwa: “iklan merupakan

suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat

penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,

memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran

tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.”

Bedasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik pengertian

bahwa periklanan adalah suatu proses komunikasi yang bertujuan

untuk menjual barang. Memberikan layanan serta gagasan atau ide-

40

ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

Bila ditelaah maka iklan itu bersifat persuasif, yaitu iklan harus lebih

dari sekedar memberi informasi pada khalayak, artinya iklan juga

harus membujuk khalayak agar dapat berprilaku sesuai dengan apa

yang telah ditujukan oleh produsen sehingga dapat menambah

penjualan dan mendatangkan keuntungan.

Periklanan mengkomunikasikan suatu pesan yang bias

mengandung dan mengkomunikasikan beberapa tujuan yang

berbeda, dengan dua kunci karakteristik sebagai berikut:

a. Priklanan itu memberi informasi

b. Periklanan itu membujuk

Uraian diatas menjelaskan bahwa selain membujuk, iklan itu

seharusnya juga berfungsi memenuhi kebutuhan informasi khalayak

mengenai fenomena-fenomena gejala sosial yang timbul di

masyarakat.

2.2.3 Iklan

Iklan atau advertising adalah “any paid for of nonpersonal

communication about an corganization, product, service, idea by an

identified sponsor.” “(setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai

suatu organisasi, produk, jasa, atau ide yang di bayar dari suatu

sponsor yang diketahui)” (Darmadi Durianto, 2001:56).

Menurut pernyataan diatas maksud “dibayar” menunjukan fakta

bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus

41

dibeli. Maksud dari kata “nonpersonal” berarti suatu iklan melibatkan

media massa (TV, Radio, Majalah, Koran) yang mengirimkan pesan

kepada sejumlah besar kelompok individu secara bersamaan.

Dengan kata lain iklan adalah suatu bentuk komunikasi massa

dan dibiayai oleh sponsor, terdiri dari informasi dan gagasan tentang

suatu produk, jasa, ide yang ditujukan kepada khalayak melalui suatu

media secara serempak agar memperoleh sambutan yang baik pada

produk yang di tawarkan atau dipasarkan.

2.2.4 Pengertian Periklanan Sebagai Proses Komunikasi.

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi

untuk memenuhi fungsi pemasaran, sehingga periklanan harus dapat

mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen. Menurut (Basu

Swastha & Irawan 2003:396) dalam buku “manajemen pemasaran

modern” pengertian periklanan sebagai bentuk komunikasi adalah

sebagai berikut:

a) Memberikan informasi. Iklan tersebut dapat memberikan informasi lebih banyak,

baik mengenai barang, harga, ataupun informasi lainya yang tentu sangat berguna bagi konsumenya, tanpa adanya informasi seperti itu orang akan segan atau tidak akan mengetahui banyak mengenai suatu produk atau barang.

b) Membujuk dan mempengaruhi. Seringkali iklan tidak hanya bersifat memberitahukan saja,

tapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari pada produk lain. Iklan yang bersifat membujuk bias bersifat positif dan negative bagi konsumenyass

42

c) Menciptakan kesan. Dengan sebuah iklan orang akan mempunyai kesan

tertentu tentang apa yang diiklankan dengan hal ini pemasang iklan senantiasa menciptakan iklan yang sebaik-baiknya.

d) Memuaskan keinginan (menimbulkan rasa minat beli) Biasanya konsumen suatu produk kadang-kadang ingin

diberitahu lebih dahulu mengenai produk yang hendak dibelinya dan juga ingin dibujuk dahulu sehingga dapat memuaskan keinginan dari konsumenya.

e) Sebagai alat komunikasi. Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi

dua arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis simpulakan

bahwa periklanan sebagai bentuk komunikasi karena fungsi iklan

adalah memberikan informasi mengenai barang, harga, ataupun

informasi lainya yang tentu sangat berguna bagi konsumenya. Tanpa

adanya informasi seperti itu konsumen tidak akan mengetahui lebih

banyak mengenai suatu produk atau barang. Fungsi selanjutnya

adalah membujuk dan mempengaruhi, terutama pada pembeli-

pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah

lebih baik dari pada produk yang lain. Fungsi selanjutnya adalah

menciptakan kesan tertentu tentang produk atau jasa yang di

iklankan. Fungsi selanjutnya adalah memuaskan keinginan

(menimbulkan rasa minat beli). Hal ini di dasari atas analisa yang

menyatakan bahwa biasanya konsumen suatu produk kadang-kadang

ingin diberitahu dahulu mengenai produk yang hendak dibelinya dan

43

juga ingin di bujuk dahulu sehingga dapat memuaskan keinginan dari

konsumenya. Terakhir adalah sebagai alat komunikasi. Periklanan

adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual

dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan cara

yang efisien dan efektif.

Selain itu periklanan adalah “pesan komunikasi yang disebar

luaskan kepada khalayak untuk memberikan sesuatu atau

menawarkan barang atau jasa dengan jalan menyewa media massa”

(swasta 2003:398). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan atau

menyewa tempat pada suatu media massa guna memberikan

informasi kepada khalayak dan memperkenalkan suatu barang atau

jasa yang baru sehingga masyarakat mengetahuinya.

2.2.5 Strategi Periklanan

Strategi yang memegang peranan vital dalam penentuan

kebehasilan iklan. Strategi ini merupakan dasar membangun merek,

strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada

dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan

jelas dan konsistem. Strategi ini mewakili jiwa sebuah merek dan

menjadi elemen peniting untuk keberhasilan.

Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W+1H makan pengetahuan yang cukup tentang produk, pesaing pasar

44

atau kompetitor dan analisa mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelem merumuskan sebuah strategi. (Roman, Mass & Nisenholts, 2005:22). Berdasarkan pengertian diatas Strategi periklanan merupakan

satu diantara strategi pemasaran yang paling penting untuk usaha

kecil dan untuk perusahaan yang baru merintis. Iklan merupakan

metode promosi yang efektif yang menyediakan informasi mengenai

produk dan jasa perusahaan untuk pelanggan potensial, yang mencari

tahu dua jenis informasi mengenai produk yang ingin mereka beli.

Pertama, mereka ingin mengetahui mengenai produk atau jasa itu

sendiri dan yang kedua adalah bagaimana menggunakan produk atau

jasa tersebut.

2.2.6 Sifat Iklan

Dengan banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, maka

sulit membuat suatu generalisasi tentang sifat-sifat khusus mengenai

periklanan yang merupakan suatu komponen dari bauran promosi.

Namun sifat-sifat tersebut dapat diperhatikan seperti menurut Kotler

(2005:240) yang di terjemahkan oleh Benyamin Molan mengemu-

kakan bahwa sifat-sifat iklan sebagai berikut:

1. Presentasi umum Periklanan adalah suatu cara komunikasi yang sangat

umum, sifat yang umum ini semacam keabsahan produk penawaranya yang terstandarisasi, karena banyak orang yang menerima pesan yang sama, pembeli tahu bawah motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.

45

2. Tersebar Luas Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang

memungkinkan penjual mengulang suatu pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan yang sama dari para pesaing. Periklanan berskala besar oleh penjual menunjukan suatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan penjualan.

3. Expansi yang lebih kuat Periklanan memnuat peluang untuk mendramatisasi

perusahaan dari produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seni. Namun kadang-kadang kemampuan berekpresi yang terlalu berhasil dari iklan dapat meremehkan pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan.

4. Tidak bersifat ribadi Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti

wiraniaga perusahaan, audien tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog bukan dialog dari audiens.

2.2.7 Fungsi periklanan

Adapun fungsi periklanan menurut Terence A. Shimp (2000:5)

yang diterjemahkan oleh Revyani Sahrial adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi (Informing) Iklan membuat konsumen menyadari adanya produk baru,

menginformasikan mengenai ciri-ciri produk serta kegunaanya.

2. Membujuk dan mempengaruhi (Persuading) Iklan yang baik harus membujuk konsumen untuk mencoba

produk yang diiklankan. Terkadang bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi permintaan-permintaan primer (Primer Demand), yaitu menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha untuk membangun permintaan skunder (secondary Demand), yaitu permintaan terhadap merek dari produk perusahaan

3. Mengingatkan (Reminding) Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap

segar dalam ingatan konsumen.

46

4. Memberikan nilai tambah (Adding Value) Ada 3 cara utama bagaimana perusahaan dapat menambah

nilai bagi produk mereka, antara lain dengan melakukan inovasi, meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi produk dan merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang sebagai sesuatu yang elegan, lebih bergaya bahkan mungkin lebih unggul dari merek lainya yang ditawarkan dan pada umumnya dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi.

5. Mendampingi (Assisting other Company Efforts) Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau

bauran komunikasi pemasaran. Pada saat lainya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

2.2.8 Strategi Kreatif

Kreatif pada dasarnya adalah kemampuan melihat suatu yang

biasa dengan cara yang tidak biasa disertai dengan imajinasi dan

pemikiran ilmiah, dalam rangka mencari atau menciptakan gagasan

baru yang mampu menelurkan hasil yang berbeda dengan yang

sudah ada (bisa dipraktikan dan digunakan). Strategi kreatif

merupakan langkah yang dilakukan periklanan dalam rangka

mencapai tujuan periklanan, meliputi:

1. Penetapan target market/ audience.

2. Perencanaan media.

3. Perencanaan pesan kreatif.

4. Kebijakan eksekusi gaya dan daya Tarik iklan.

Elemen yang harus diperhatikan pada sebuah iklan dalam

menciptakan strategi kreatif sering kali disebut AIDCA yaitu:

47

1. Attention (perhatian) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaranya, yaitu pendengar, pembaca dan pemirsa. Iklan membutuhkan bantuan berupa size untuk media cetak dan Air time untuk media penyiaran, penggunaan warna (spot, full color) tata letak (lay out), jenis huruf (tipografi). Hal yang penting dalam penyusunan elemen iklan ini adalah perhatian calon pembeli harus diklaim.

2. Interest (minat) Setelah perhatian calon pembeli maka perhatian tersebut

harus ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci dari calon pembeli. Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan yang disampaikan.

3. Desire Menggerakan keinginan seseorang untuk memiliki atau

menikmati produk terhebat. Kebutuhan atau keinginan calon konsumen untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan.

4. Conviction Pada tahap ini kita telah menciptakan kebutuhan calon

pembeli, sejumlah calon pembeli mulai goyah dan tersentuh emosinya. Timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang ditawarkan oleh iklan. Pengalaman masa lalu serta berbagai tabiat iklan yang menipu turut mempengaruhikeraguan ini.

5. Action Melakukan tindakan pembelian, beberapa tindakan yang

mengarah kepada tindakan pembelian seperti melihat-lihat di showroom terdekat. Contoh mengisi formulir pemesanan dll, agar strategi periklanan dapat berjalan dengan baik dan efektif diperlukan kata-kata perintah seperti, beli, ayo, ambil, hubungi (George E. Blech & Michael A. Blech, 2004:26).

2.2.9 Karakteristik Media

Dalam menentukan media iklan yang dipakai untuk measarkan

produk tentunya harus meguasai karakteristik media iklan tersebut.

Karakteristik itu siapa penerima informasi dari media iklan tersebut,

dan apakah calon pelanggan senang banyak berinteraksi dengan

48

media tersebut, dan apakah calon pelanggan senang banyak

berinteraksi dengan media tersebut. Dan pertimbangan lain juga

adalah biayanya. Adapun beberapa karakteristik media dalam memilih

media periklanan yaitu (M. Suyanto, 2007: 192):

Tabel 2.2

Karakteristik Media

MEDIA KARAKTERISTIK

Media Cetak 1. Terbitnya harian, mingguan, bulanan

2. Kedalaman liputan bersifat informasi dengan

narasi

3. Bersifat massal, dibaca oleh masyarakat dan

tidak mewakili kelas tertentu

4. Fleksibel, dapat dibaca dimana saja, dan

kapan saja

5. Efek iklan lebih bisa dibuat

Media Televisi 1. Memberikan kesan yang realistik

2. Media hiburan yang popular

3. Adanya pengulangan

4. Jangkauan luas

5. Pengoprasian yang lebih complex

6. Audiovisual

7. Berpikir dalam gambar

Media Penyaran

Radio

1. Waktu transmisi yang tidak tebatas

2. Lebih interaktif dengan suara santai saat

mendengar radio dari pada membaca koran

atau majalah

3. Emosi pesan disesuaikan dengan regional

tertentu

4. Dapat membeli jam siar tertentu sehingga

49

bisa beriklan lebih maksimal

5. Auditori dan imajinatif

Majalah 1. Penyajian lebih dalam, nilai aktualisasi lebih

lama

2. Gambar atau foto lebih banyak dan kover

sebagai daya Tarik

Iklan Luar Gedung 1. Fleksibel, pembeberan berkali-kali

2. Biaya murah, persaingan sedikit

3. Khalayak tidak selektif kreatifitas terbatas

Yellow Pages 1. Cakupan local sangat baik

2. Kepercayaan tinggi

3. Jangkauan luas dan biaya murah

4. Persaingan tinggi

5. Kreatifitas terbatas

6. Pembelian lambat

Brosur 1. Fleksibel

2. Kendali penuh

3. Dapat mendramatisir pesan

Internet 1. Media & komunitas Online cenderung bersifat

bebas

2. Bebas kepemilikan, media dan komunitas

online memang dibuat oleh suatu pihak

(personal/institusi)

3. Bebas sekat sosial, media dan komunitas

tidak mengenal sekat-sekat sosial layaknya

media/ komunitas di dunia nyata(offline).

4. Bebas interfensi.

5. Tidak adanya batasan jarak, ruang dan waktu

6. Anonym, ketidak jelasan/ketidak pastian

50

identitas seorang atau suatu pihak

7. Aksesbilitas tinggi

Sumber: M. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Andy, 2007, Hal. 192.

2.2.10 Media Baru (New Media)

Media baru atau yang kini disebut dengan New Media

pembaruan dari media lama (televise, radio, koran). New media juga

dapat pula diartikan sebagai suatu perantara penyimpanan pesan,

yang dapat berupa sekumpulan informasi yang sedang hangat di

bicarakan oleh khalayak dengan cara mengakses informasi tersebut

dengan menggunakan internet.

New Media (media baru) merupakan media yang

menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter

fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat

maupun secara publik (Mondry, 2008:13).

Media baru memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah

interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan

sebuah informasi terbaru dan ter-update. Kelemahanya hanya pada

jaringan koneksi internet saja. Jika jaringan internet lancar dan cepat

maka informasi akan dengan cepat sampai kepada pembacanya,

serta harus ada juga koneksi internet dimana pun berada bersama

media baru.

Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan,

51

lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara Intensional dan beroprasi berdasarkan protocol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khusus provider dan badan telekomunikasi berperan dalam oprasi internet (McQuail, 2009: 28-29). Internet dapat diartikan sebagai jaringan kompeter luas dan

besar yang mendunia, yang menghubungkan pemakai komputer dari

suatu negara ke negara lain diseluruh dunia, dimana didalamnya

terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga

dinamis dan interaktif. Internet juga merubah bagaimana orang-orang

berkomunikasi misalnya e-mail menggantikan peran surat melalui pos

yang jaman dulu sangat populer. Mengirim surat sekarang bisa

dilakukan secara langsung dan diterima hanya beberapa detik setelah

surat dikirim.

Salah satu komponen internet yang popular adalah world wide

web (www) atau yang biasa disebut website yaitu suatu halaman di

internet yang menampilkan teks, suara, grafik, foto, dan video yang

menjadi instrumen komersial di internet (Morissan, M, A ,2007:246).

Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peranan penting sebagai alat (channel) untuk menyampaikan pesan (source) kepada komunikan/penerima pesan (receiver). Sifat dari internet sebagai media komunikasi adalah transaksional, dalam artian terdapat interaksi antar individu secara intensif (terus-menerus) dan ada umpan balik (feedback) dari antar individu dalam setiap interaksi tersebut. Selain itu, terdapat partisipasi antar individu dengan mempertimbangkan untung/rugi dalam setiap interaksi. Internet juga dianggap memiliki kapasitas besar dalam sebagai media baru. Tidak hanya memperkecil jarak dalam mengkomunikasikan pesan, teknologi komputer dan internet juga telah berkembang dan

52

mengeliminasi penggunaan koneksi kabel, namun tetap bisa memfasilitasi transmisi informasi yang sangat cepat keseluruh dunia. Duplikasi dan penyebaran materi dari internet ini bisa mencapai jangkauan yang sangat luas. Satu orang khalayak dapat mengunduh kemudian menyebarkanya pada orang-orang dalam jaringan pertemanan atau jaringan kerjanya. Kemudian pihak yang mendapatkan sebaran itu bisa menyebarkanya lagi pada orang-orang dalam jaringanya, dan seterusnya (Bagdikian, 2004: 114).

2.2.11 Media Sosial

Media sosial merupakan fase perubahan dimana orang dapat

menemukan, membaca, dan membagi berita, informasi dan konten

kepada orang lain. Media sosial adalah perpaduan sosiologi dan

teknologi yang merubah monolog (one to many) menjadi dialog (many

to many) dan demokrasi informasi yang mengubah orang-orang dari

membaca konten menjadi penerbit konten. Media sosial terhubung

online dalam bentuk hubungan personal, politik dan kegiatan bisnis.

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein dalam jurnal

(Erland, 2015:51), mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar

ideologi dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan

dan pertukaran user-generated content. Dalam studi ini, media sosial

didefinisikan sebagai alat yang berguna untuk mengintegrasikan

teknologi online dan pembelajaran pendidikan untuk mendukung serta

mengembangkan dunia akademik.”

Beberapa media sosial yang dalam beberapa tahun kebelakang

ini digemari yakini Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan masih

53

banyak lagi. Di dalam platform-platform tersebut penggunanya

dipersilahkan untuk melakukan interaksi antar kerabat hingga dapat

dijadikan tempat untuk melakukan bisnis, serta membuat sebuah

gerakan antar kelompok-kelompok atau komunitas maya.

Penggunaan media sosial biasanya menggunakan media sosial

sebagai sarana untuk tetap terhubung dengan teman atau keluarga,

mencari orang yang memiliki ketertarikan yang sama, mendiskusikan

isu-isu denga pengguna lain, bertanya dan menjawab pertanyaan,

membaca ulasan pengguna lain dan sebagainya.

Media sosial memiliki beberapa sifat yang membuatnya

menjadi jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan media tradisional

seperti:

a. Aksbilitas: media sosial sangat mudah untuk diakses dan tidak membutuhkan biaya untuk menggunakanya. Media sosial juga mudah digunakan juga tidak membutuhkan keahlian khusus untuk menggunakanya. Siapapun yang mempunyai akses online atau internet dapat menggunakan media sosial untuk memulai percakapan.

b. Kecepatan: konten yang dibuat dimedia sosial dapat langsung diterima atau dilihat oleh semua orang dalam jaringan kerja, forum serta komunitas, dan juga melalui media sosial dapat secara cepat mendapatkan tanggapan (feed back). Orang-orang dapat berkomunikasi dengan audience tanpa terpengaruh oleh factor eksternal.

c. Interaktivitas: media sosial menghasilkan komunikasi dua arah atau berbagai saluran komunikasi. Bentuk interaksi pengguna media sosial seperti mengajukan pertanyaan, mendiskusikan produk atau jasa, berbagi pendapat, dll.

d. Panjang umur atau volatilitas: konten media sosial tetap dapat diakses untuk jangka waktu yang lama atau mungkin untuk selamanya. Selain itu konten ini juga dapat diedit atau diperbarui kapan saja.

e. Jangkauan: internet mempunyai akses jangkauan yang tidak terbatas siapapun dapat mengaksesnya dari mana

54

saja dan kapan saja bisa mencapainya. Begitu pula dengan media sosial, media sosial menawarkan fasilitas jangkauan yang sama untuk semua penggunanya, sehingga pengguna dapat berbagi segala hal dengan siapapun yang mereka sukai (Taprial dan Kanwar, 2012 :28-29).

2.2.12 Instagram

Instagaram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang

memungkinkan para penggunanya untuk mengambil foto,

menerapkan filter digital, dan menggabungkanya ke berbagai jejarng

sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Salah satu future yang unik di

Instagram adalah memotong foto menjadi berbentuk persegi,

sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamic dan Polaroid.

Hal ini berbeda dengan rasio 1:1 yang umum digunakan oleh kamera

pada handphone. Instagram dapat di gunakan di iPhone, iPad atau

iPod touch versi apapun dengan sistem oprasi iOs 3.1.2 atau yang

terbaru, dan telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi

versi 2.2 (Froyo) ke atas. Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple

App Store dan Google Play.

Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebuah “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid dalam tampilanya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cara cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengubah foto dengan dengan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karna

55

itulah Instagram merupakan gabungan dari kata insta dan telegram.7 Instagram mempunyai beberapa fitur yang memudahkan para

penggunanya, diantaranya:

1. Fitur followers atau pengikut, fitur ini merupakan fitur yang amat sangat disukai untuk para pengguna Instagram. Fitur ini bertujuan untuk mengikuti akun Instagram seseorang ataupun akun Instagram anda yang diikuti seseorang. Semakin banyak pengikut anda di Instagram, maka akun Instagram anda akan semakin popular atau di kenal banyak orang.

2. Fitur efek untuk foto, fitur ini juga tidak kalah bagus yang terdapat di Instagram. Fitur ini mempunyai kegunaan hampir sama dengan aplikasi mengedit foto untuk terlihat lebih bagus yang sekarang sangat terkenal yaitu aplikasi Camera 360.

3. Fitur bagikan foto, fitur ini berfungsi untuk membagikan foto-foto anda kepada pengikut anda di Instagram. Ini merupakan fitur yang sangat utama di Instagram.

4. Fitur Share untuk membagikan foto kepada media sosial lain, fitur ini mempunyai kegunaan yaitu untuk membagikan foto dari Instagram ke media sosial atau jejaring sosial lain seperti Facebook, Twitter, dll.

5. Fitur suka foto, fitur ini berguna untuk menyukai foto yang terdapat diakun Instagram anda maupun di Instagram teman anda atau akun Instagram yang anda ikuti.

6. Fitur halaman popular di Instagram, fitur ini untuk mengetahui foto-foto apa saja yang sedang popular dan paling banyak disukai oleh pengguna Instagram. Anda bisa langsung melihat fitur-fitur Instagram lainya dengan cara membuat akun baru atau masuk dengan akun yang sudah ada lewat aplikasi Instagram maupun lewat situs resmi Instagram.8

Selain fitur-fitur tersebut Instagram juga memiliki keunggulan

yang tidak dimiliki oleh media sosial lain, pertama keunggulanya yaitu

terbebasnya dari iklan dan spam, hal ini yang membuat pengguna

terganggu dengan sering munculnya iklan yang menghalangi

7 https://id.wikipedia.org/wiki/instagram diakses pada hari senin, 8 juni 2015, pada pukul 12.50 WIB

8 https://id.wikipedia.org/wiki/instagram diakses pada hari senin, 8 juni 2015, pada pukul 12.50 WIB

56

pandangan mata para pengguna. Keunggulan yang dimiliki Instagram

ini dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna setiap

mengakses atau mengunggah foto pada akun Instagram miliknya.

Keunggulan yang dimiliki Instagram selanjutnya adalah media

sosial yang hanya dapat menampilkan foto dan video serta dapat

memperindah secara langsung tampilan foto dan video yang akan di

posting dengan menambahkan beberapa efek yang telah tersedia.

Fitur dan kegunaan media sosial Instagram juga sangat

menguntungkan untuk memasarkan sebuah produk atau berjualan

secara online, Instagram juga memberikan instamessage, fitur chat

atas sesame pengguna Instagram. Namun Instagram juga memiliki

kekurangan, video yang dapat di upload hanya berdurasi kurang dari

15 detik karna berbasis smartphone, foto-foto yang di pajang

berukuran kecil dengan ukuran rasio 1:1.

2.2.13 Minat Beli

(Kartono, 1996:10) minat beli menurut pendapat kartini kartono

dalam buku “Pengantar Metodelogi Riset Sosial” minat adalah “suatu

momen kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara itensif

pada obyek yang dianggap penting.”

Minat beli adalah niat untuk membeli yang berhubungan

dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk tertentu,

serta berapa banyak unit produk yang di butuhkan pada periode

57

tertentu. (Durianto, 2003) “niat beli (konsumen) merupakan

pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian

sejumlah produk dengan merek tertentu.” Pengetahuan akan minat

beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen

terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi prilaku konsumen

dimasa mendatang.

Dalam mengulas minat beli seseorang terlebih dahulu harus

mengenal merek produk yang akan dikonsumsi. (Aeker, 2001:401)

dalam buku “Marketing Research” menjelaskan bahwa seperangkat

asset dan liabilitas merek yang terkait dengan nama symbol sebuah

merek, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan

oleh suatu produk atau jasa kepada perusahaan maupun kepada

pelanggan perusahaan. Jika nama dan symbol suatu merek diubah,

baik sebagian maupun semua asset dan liabilitas merek tersebut,

maka pengaruh yang dihasilkan dapat mengakibatkan keuntungan

atau kerugian bagi perusahaan.

2.2.14 Teori S-O-R (Stimulus – Organisme – Respon)

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy (2003), teori S-O-R

adalah singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon yang semula

berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi

komponen-komponen seperti sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif,

dan konasi (Effendy, 2003:225).

58

Hovland dan kawan-kawan (1953) beranggapan bahwa proses

dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam

mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang

menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian dan

penerimaan. Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-

Organism Response. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam

model ini adalah :

1. Stimulus (S),

2. Organisme (O)

3. Respon (R).

Stimulus adalah rangsangan atau dorongan, sehingga unsur

stimulus dalam teori ini merupakan perangsang berupa messege (isi

pernyataan). Organisme adalah badan yang hidup, sudah berarti

manusia atau dalam istilah komunikan. Sehingga unsur Organisme

dalam teori ini adalah receiver (penerima pesan). Sedangkan Respon

dimaksud sebagai reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau

akibat, jadi dalam teori ini unsur response adalah efek (pengaruh).

1. Stimulus (pesan)

Dalam penelitian ini stimulus-nya adalah pengaruh sosial media

instagram Jansport Indonesia dalam mempromosikan produk Tas

Jansport.

2. Organisme (komunikan)

Yang menjadi khalayak atau komunikan dalam penelitian ini adalah

Mahasiswa HIMME (Himpunan Mahasiswa Ekonomi manajemen)

Bina nusantara, Jakarta.

59

3. Respon (efek)

Yaitu tanggapan atau respon yang diberikan oleh konsumen.

Dalam penelitian ini respon yang dimaksud adalah terciptanya

Minat beli.

Teori ini tampak sederhana dan tidak pasti meskipun ada.

Dimana teori ini menerangkan bahwa pesan yang disampaikan harus

sesuai dengan kebutuhan manusia baik itu kebutuhan material

maupun kebutuhan non material. Begitu juga halnya bila teori

stimulus-response ini digunakan pada masyarakat luas, maka prinsip

yang dipegang adalah pesan yang disiapkan, dibagikan dengan

sistematis dan secara luas pada waktu yang sama. Ditambah dengan

kemampuan teknologi untuk membantu penyebarluasan dan distribusi

pesan yang tidak memihak diharapkan dapat meningkatkan sambutan

dan tanggapan masyarakat. Dalam prinsip ini semua komunikan

memiliki kedudukan yang sama dalam hal menerima isi pernyataan

yang disampaikan.

Penerapan teori S-O-R pada media massa pada mulanya

dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada

komunikan, yang di ungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik

atau yang dikenal sebagai teori jarum hipodermik. Teori jarum

Hipodermik memandang pesan sebuah pemberitaan media massa

diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah

audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang

diharapkan (Bungin, 2007:277). Prinsip stimulus-respon

mengasumsikan pesan informasi dipersiapkan oleh media dan

60

didistribusikan secara sitematis dan dalam skala yang luas, sehingga

secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar

individu yang kemudian sejumlah besar individu tersebut akan

merespon pesan tersebut.

Dalam penelitian ini, teori S-O-R dapat digambarkan khalayak

menerima stimulus dari pesan yang ditampilkan oleh Jansport

Indonesia melalui Instagram yang disebarkan secara luas dan dalam

waktu yang sama (stimulus). Kemudian pesan tersebut diterima,

dipahami, dan mengaktifkan proses kesadaran khalayak tentang

produk Tas Janport merupakan produk yang berkualitas dan

dibutuhkan (organisme). Sehingga timbul keinginan dan minat tertentu

yang berupa tindakan pembelian produk Tas Jansport melalui

Instagram Jansport Indonesia (respons).

2.2.15 Teori VIPS

David Berstein, tokoh periklanan yang termasyhur, menjelaskan

perlunya penerapan prinsip-prinsip VIPS dalam sebuah konsep iklan.

“Prinsip VIPS terdiri dari Visibility, Identity dan Promise, serta

singlemindedness.”(Jefkin, 1997:16)

Prinsip VIPS dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

1. Visibility, artinya mudah dilihat atau mudah memikat perhatian.

Iklan yang ditampilkan juga menggunakan peraga agar

semakin menarik minat konsumenya, seperti kata-kata, alur

cerita, dan gambar hidup atau model serta music atau sound

effect.

61

2. Identity (identitas) pengiklan, produk barang atau jasanya

harus dibuat sejelas mungkin dan tidak tertutup oleh pernak-

pernik hiasan atau rancangan yang serampangan. Yaitu

menyangkut tentang siapa yang mengiklankan, terutama

adalah produk yang diiklankan. Produk harus mempunyai

identitas yang kuat agar dapat dikenali oleh konsumen dengan

mudah. Identitas produk meliputi elemen-elemen yang terkait

didalamnya, antara lain: merek, logo, warna, disain, dan

tagline-nya. (Jewler, 2008: 38-39) Identitas produk yang

pertama adalah merek, yaitu nama dari sebuah produk.

Menurut pendapat Jewler: “a brand’s name is one of its most

important asset-and one of its most marketable ones. A name

is just one part of the brand identity.” (Jewler, 2008: 38)

Identitas yang kedua adalah logo, “A logo is visual symbol a

brand or company uses to identify itself to consumer. A logo

might be simply a graphic element, or it can be a word (Jewler

2008: 38). Atau dengan pengertian lain, logo adalah simbol

visual sebuah merek atau perusahaan yang di gunakan

sebagai identitas. Logo dapat berupa grafis grafis sederhana

atau bisa berupa sebuah kata. Logo dapat dianggap sebagai

sebuah identitas produk yang pada akhirnya dapat

dikomunikasikan melalui pesan-pesan iklan. Sehubung dengan

hal itu logo tidak bisa dimunculkan secara verbal melainkan

62

muncul dengan bantuan visual. Elemen identitas berikutnya

adalah warna, menurut Jewler “color alone is also a marketable

element of identity. Color used associated for a product”

(Jewler, 2008: 41). Dengan pengertian lain, warna merupakan

salah satu elemen identitas produk untuk dipasarkan, warna

juga dapat digunakan digunakan untuk mengasosiasikan

sebuah produk tertentu. Warna mempunyai karakteristik

tertentu. Yang di maksud dengan karakteristik tertentu dalam

hal ini adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang di miliki oleh

suatu warna. Ciri-ciri atau sifat tertentu dalam kaitanya dengan

produk dalah warna mewakili karakter unik suatu produk dan

pada akhirnya menjadi sebuah identitas untuk produk tertentu.

Jika produk diibaratkan sebagai manusia yang berkomunikasi,

maka produk mempunyai warna tertentu yang dapat di

asosiasikan sebagai bentuk kepribadian. Kepribadian dalam hal

ini sebagai sebuah identitas. Komponen identitas terakhir

adalah Tagline. Menurut Jewler: “a tagline is the short phrase

typically used with a brand name or log. It might called the

brand’s slogan or even moto” (Jewler, 2008: 39). Dalam

pengertian lain, Tagline bisa berbentuk kata-kata pendek yang

digunakan oleh sebuah produk. Kata-kata ini bisa di terapkan

bersamaan dengan nama merek atau logo. Tagline juga dapat

disebut sebagai sebuah slogan produk.

63

3. Promise (janji) perusahaan kepada konsumen juga harus

dibuat sejelas mungkin.

Periklanan merupakan komunikasi masa yang mewakili janji

kepada konsumen. Melalui pesan informatif sekaligus persuasif

menjanjikan tentang adanya barang dan jasa yang dapat

memenuhi kebutuhan, tempat memperolehnya, kualitas barang

dan jasa. Seperti manfaat produk , keunggulan produk,

spesifikasi produk.

4. Singlemindedness, adalah salah satu usaha untuk

menanamkan inti pesan kedalam benak konsumen. Fungsi

Singlemindedness berkaitan dengan bagaimana sebuah pesan

iklan yang meliputi produk, identitas, dan promise dikemas

dengan cara tertentu agar cepat mengenai sasaran, prinsip

VIPS mendapatkan identitas produk sebagai unsur yang paling

penting dalam proses komunikasi sebuah iklan. Produk secara

jelas diposisikan sebagai komunikator dan identitas

ditempatkan sebagai isi pesanya. Menghindari dan

mempromosikan ide, barang dan jasa adalah sebuah usaha

pengkomunikasian suatu produk. Sebagai bentuk komunikasi,

iklan bertugas menginformasikan pesan yang berhubungan

dengan produk kepada konsumen. Dalam iklan, produk

diposisikan sebagai komunikator, sedangkan konsumen

diposisikan sebagai komunikan. Dalam proses

64

pengkomunikasian pesanya, produk memerlukan strategi dan

cara tertentu agar tujuan pesanya dapat mencapai sasaran

yang tepat.

2.2.16 Model Hierarchy of Effects

Sebagai pendukung dari teori yang digunakan, maka penulis

menggunakan model Hierarchy of Effect. Berdasarkan model

Hierarchy of Effect oleh Lavidge dan Steiner dalam buku Advertising

and Promotion oleh George E. Belch dan Michael A. Belch, efek dari

iklan kepada konsumen melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dari

pengumpulan informasi dan pengetahuan tentang produk (kognisi),

setelah mempunyai kesadaran dan pengetahuan tentang produk,

maka timbul perasaan suka atau tidak suka dalam pemilihan merek

(afeksi) serta terjadinya pemilihan atau pembelian (konasi). (Belch and

Belch : 2001 : 210)

Dampak atau efek yang normal merupakan proses yang berawal

dari :

a. Efek kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan

transmisi, pengetahuan, keterampilan, dan informasi.

b. Efek afektif, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan

atau disenangi khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi dan

sikap.

65

c. Efek konatif, menunjuk pada prilaku yang dapat diamati yang

meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan-kebiasaan prilaku.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

untuk dapat mencari tahu apa yang dipikirkan dan diinginkan oleh

setiap individu terhadap suatu produk dapat dilakukan melalui

beberapa tahapan-tahapan tertentu dan tentunya melalui sebuah

proses. Selanjutnya mencari strategi komunikasi persuasif yang dapat

digunakan atau direalisasikan dalam suatu tindakan atau perubahan

sikap dari khalayak itu sendiri dan berakhir pada tindakan yang

dituangkan dalam bentuk pembelian produk tersebut.

Penerapan dan pengembangan model hierarchy of effect ini

diharapkan dapat menerangkan faktor-faktor internal psikologis setiap

individu yang mampu mempengaruhi konsumen dalam membuat

keputusan dan untuk dapat melihat proses terbentuknya keputusan

tersebut. Berikut ini merupakan penjabaran model Hierarchy of Effect

yang terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya adalah :

a. Tahap pertama adalah Awareness

Pada tahap ini produsen memberikan kesadaran kepada konsumen

dimana produk yang digunakan dan dibutuhkan oleh konsumen

sebenarnya telah berada disekitar atau berada di tengah-tengah

lingkungan konsumen itu sendiri.

66

b. Tahap kedua adalah Knowledge

Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah mengerti atau

paham akan kegunaan dan manfaat suatu produk yang ditawarkan.

Pada kesempatan ini, produk yang dimaksud ialah tas Jansport.

c. Tahap ketiga adalah Liking

Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah menyukai produk

yang ditawarkan.

d. Tahap keempat adalah Preference

Konsumen sudah berada pada tahap ini, berarti konsumen sudah

mulai membandingkan keunggulan suatu produk yang ditawarkan

dengan produk lain yang sejenis.

e. Tahap kelima adalah Conviction

Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah merasa yakin

dengan pilihan suatu produk yang akan dipilih atau bahkan hendak

dibeli.

f. Tahap keenam adalah Purchase

Pada tahap ini konsumen atau khalayak sudah memulai tindakan

membeli atau memilih suatu produk yang ditawarkan tersebut.(

Lavidge& Steiner ).

67

Bagan model Hierarchy of Effect ( Lavidge& Steiner )

Pada tahap kesadaran dan pemahaman termasuk dalam

golongan kognitif, sedangkan tahap kesukaan, kecenderungan,

keyakinan masuk pada golongan afektif. Sedangkan pada tahap

pembelian termasuk dalam golongan konatif.

Dalam hal ini, penulis menjelaskan bahwa penelitian sampai pada

tahap kognitif dan afektif dimana pada tahap tersebut merupakan

timbulnya berupa minat beli terhadap suatu produk. Sedangkan tahap

konatif lebih cenderung kearah terjadinya proses pembelian atau

pemilihan suatu produk. Minat beli tentunya dapat timbul akibat dari

informasi yang diterima melalui perhatian khusus terhadap produk dan

berdasarkan dari beberapa tahapan yang telah dijelaskan pada bagan

model Hierarchy of Effect tersebut. Dengan adanya media iklan televisi,

poster dan word of mouth ini dimaksudkan agar konsumen mengetahui

dan menyadari akan keberadaan produk tersebut serta mengetahui

68

manfaat yang ditawarkan produk, sehingga cenderung memilih produk

tas Jansport dan terciptanya minat untuk membeli produk tas Jansport

tersebut.

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut koentjaraningrat (2000:41), “Hipotesis adalah pernyataan

tentang adanya suatu hubungan antara variabel-variabel yang

digunakan, sifatnya adalah sementara dan hal ini berarti bahwa suatu

hipotesis adalah untuk memberi arah penelitian dan membatasi variabel

yang digunakan.

Selain itu menurut Nasution (1996:40), “setiap pernyatan tentang

suatu hal yang belum dibuktikan kebenaranya secara empiris disebut

hipotesis.”. oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam

bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relavan, belum bedasarkan fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dapat juga

dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban empiris. Hipotesis asosiatif adalah “suatu

pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih” (Nasution, 1996:45)

69

Dari uraian diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Penelitian

Iklan Tas Jansport di Media Sosial Instagram Berpengaruh Terhadap

Minat Beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen

(HIMME) Universitas Bina nusantara, Jakarta.

2.4 Kerangka Konsep

Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2005:12) konsep adalah abstraksi

yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang bersifat

khusus. Kerangka konsep ini berguna untuk menggambarkan hubungan

konsep khusus yang berbeda-beda dari variabel-variabel penelitian yang

akan diteliti. Kerangka konsep ini juga mendukung atau menjelaskan

latar belakang dan gambaran singkat dari penelitian ini.

Penelitian ini akan mencoba menjelaskan hubungan-hubungan

yang terdapat dalam variable yang akan diteliti. Variabel adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

atau ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009: 59)

Berikut adalah paparan beberapa konsep yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian.

2.4.1 Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

70

timbulnya variabel terikat (Variable dependent) (Sugiyono, 2009:59).

Pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram dalam hal ini

dijadikan sebagai variabel bebas (independent) atau variabel X.

Dalam hal ini dimensi yang akan digunakan adalah dimensi VIPS

terdiri dari Visibility, Identity dan Promise, serta singlemindedness:

a. Visibility

Mudah dilihat

Memikat perhatian

Alur cerita

Kata-kata

Gambar

warna

b. Warna Identitiy

Kemasan Produk

Nama Produk (Merk)

Logo

c. Promise

Manfaat produk

Spesifikasi Produk

d. Singlemindedness

Tagline Produk

71

2.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabele)

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah minat beli anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Managemen (HIMME) Bina Nusantara, Jakarta. Periklanan

sebagai proses komunikasi menimbulkan berbagai efek, diantaranya

adalah ketertarikan seseorang terhadap suatu produk yang

diiklankan atau biasa disebut minat beli. Dimana minat beli sebagai

variabel terikat dapat dihubungkan dengan beberapa dimensi terkait,

diantaranya adalah terdapatnya Awareness, Knowledge, Liking,

Preference, dan Conviction.

a. Awarness (kesadaran)

1. Menyadari adanya iklan

2. Menyadari keberadaan produk

b. Knowledge (pengetahuan)

1. Pengetahuan tentang iklan

2. Mengetahui informasi mengenai produk

3. Mengetahui keunggulan produk

4. Mengetahui kegunaan dan manfaat produk

c. Liking (menyukai)

1. Menyukai iklan yang ditayangkan

2. Menyukai produk yang ditawarkan

72

d. Preference (kecenderungan)

1. Membandingkan kualitas produk

2. Kualitas produk lebih unggul daripada produk lain

e. Conviction (keyakinan)

1. Keyakinan terhadap keunggulan produk

2. Rasa ingin memiliki

3. Keyakinan dalam menentukan pilihan

4. Indikasi untuk terciptanya pembelian produk

2.5 Operasionalisasi Konsep

Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2005: 12) konsep adalah abstraksi

yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang bersifat

khusus. Operasionalisasi konsep ini berguna untuk menggambarkan

hubungan konsep khusus yang berbeda-beda dari variabel-variabel

penelitian yang akan diteliti. Penelitian ini akan menjelaskan hubungan-

hubungan yang terdapat dalam variabel yang akan diteliti. Variabel

adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan atau penelitian

termasuk didalamnya faktor-faktor yang berpengaruh dan terpengaruh

dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Gambaran hubungan variabel penelitian dalam hal ini dapat

dibedakan sebagai berikut:

73

Tabel 2.3 Operasional Konsep

Variabel Bebas Variabel Terkait Pengaruh Iklan tas Jansport di media sosial

instagram Minat beli Himpunan mahasiswa ekonomi

menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara

Dimensi Indikator Dimensi Indikator

1. Visibility

2. Identity

3. Promise

4. Singlemindedness

Mudah dilihat

Memikat perhatian

Alur cerita

Kata-kata

Gambar

Warna

Kemasan produk

Nama produk

Logo produk

Manfaat produk

Spesifikasi produk

Keunggulan produk

Kualitas produk

Tagline Produk

1. Awarness 2. Knowledge

3. Liking 4. Preference 5. Conviction

Menyadari adanya iklan

Menyadari keberadaan produk

Pengetahuan tentang iklan

Mengetahui informasi mengenai produk

Mengetahui keunggulan produk

Mengetahui kegunaan dan manfaat produk

Menyukai iklan yang ditayangkan

Menyukai produk yang di tawarkan

Membandingkan kualitas produk

Kualitas produk lebih unggul dari pada produk lain

Keyakinan terhadap keunggulan produk

Rasa ingin memiliki

Keyakinan dalam menentukan pilihan

Indikasi untuk terciptanya pembelian produk

74

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:8), paradigma penelitian dapat diartikan

sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang

akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan

masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik

analisis statistik yang akan digunakan. Pada penelitian ini, paradigma

yang digunakan adalah paradigma positivistik, yang dilandasi pada suatu

gagasan bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan

antar gejala bersifat kausal (sebab-akibat).

Dalam paradigma positivistik ini, diperlukan adanya data untuk

melakukan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan kesahannya

demi tercapainya ketepatan data dan ketepatan penggunaan model

hubungan variabel bebas dan variabel tergantung (Suparlan,1997:95).

Dalam penelitian ini, variable bebas yang diteliti adalah pengaruh iklan

tas jansport di media sosial intagram, sedangkan variabel tergantungnya

adalah minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara.

58

75

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh social media instagram terhadap

minat beli konsumen berkaitan dengan pengembangan konsep atau teori

dalam ilmu komunikasi khususnya advertising. Penelitian ini dimulai

dengan suatu teori dan hipotesis untuk mendapatkan jawaban dari suatu

permasalahan. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2009: 14), metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivistik, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.

3.3 Jenis Format Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan disini ialah eksplanatif kuantitatif.

Yaitu penelitian yang berupa menjelaskan mengapa suatu fenomena

atau gejala sosial terjadi. Penelitian Eksplenatif ini sering

menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena yang lain (Martono,

2012 : 17)

Data yang dikumpulkan, dikelompok-kelompokkan, dan dijumlah

sehingga menghasilkan angka-angka atau berupa bilangan yang dalam

76

hal ini mencerminkan jumlah responden, setelah itu digambarkan dalam

bentuk analisa tabel tunggal. Dari hasil penghitungan data tersebut,

analisis dibuat untuk menjelaskan hubungan kausal (sebab- akibat)

antara suatu gejala sosial utama (variabel X) dengan sosial lainnya

(variabel Y), sekaligus menjawab mengapa itu terjadi melalui pengujian

hipotesis.

3.4 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian survei. Kerlinger (Sugiyono, 2009:11) menyatakan

bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

besar/kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil

dari populasi tersebut, sehingga ditemukan hubungan-hubungan antar

variabel sosiologis maupun psikologis. Dengan demikian, penelitian

survei umumnya melakukan pengambilan sampel namun dilakukan

generalisasi (data sampel berlaku untuk populasi).

Teknik dan metode pengambilan sampel merupakan faktor yang

sangat penting dalam penelitian survei. Penelitian jenis survei ini

digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan

untuk mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu

daerah. (Masyhuri, 2008:34).

77

3.5 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2009:115). Populasi pada penelitian ini adalah anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME), Universitas Bina

Nusantara, Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mahasiswa

Bina Nusantara, jakarta di dapat jumlah populasi sebesar 109 orang

yang mengetahui Instagram Jansport Indonesia dan telah melihat iklan

tas Jansport di instagram dari 152 orang yang tercatat menjadi anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara terhitung bulan April 2015.

3.6 Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:62). Penarikan sampel akan

diambil dengan sistem probability yaitu dengan menggunakan simple

random sampling, dimana setiap individu dalam populasi baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2007:76).

Metode penentuan responden menurut Arikunto (1993:114) dalam

bukunya Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, mengatakan

bahwa responden adalah orang yang merespon atau menjawab

78

pertanyaan baik yang tertulis maupun lisan. Didalam menetapkan

responden penelitian, ada kalanya peneliti menjadikan keseluruhan objek

untuk di teliti, ada kalanya juga hanya mengambil sebagian saja dari

seluruh objek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel dilakukan oleh

peneliti dengan cara diundi secara acak dengan memasukan 109 orang

anggota aktif himpunan mahasiswa ekonomi Menejemen (HIMME)

Universitas Bina Nusantara yang menjadi populasi yang diasumsikan

menggunakan instagram dan melihat akun Instagram Jansport

Indonesia.

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian digunakan

rumus Taro Yamane, yaitu:

Keterangan :

n = besaran sampel

N = besaran populasi

d = nilai kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan ditetapkan adalah

sebesar 10% (% kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

penarikan sampel).

79

109 n = 109(0,1)²+1 109 n = 1,09 + 1 109 n = = 52,153 2,09

= 52,153 responden

Jika dimasukkan ke dalam rumus dengan populasi 109 orang,

sampel yang dihasilkan sebesar 52,153 orang. Kemudian dilakukan

pembulatan keatas. Sampel yang dihasilkan untuk dijadikan penelitian

sebanyak 53 orang.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

“Menurut nana Syaodih Sukmadinata Kuesioner adalah suatu

teknik atau cara pengumpulan data secra tidak langsung (peneliti tidak

langsung bertanya-jawab dengan responden). Kuesioner berisikan

sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau di respon oleh responden”

(Sugiyono, 2011: 219).

Jadi dengan menyebarkan Kuesioner kepada responden, penulis

berharap dapat menghimpun data dan informasi. Untuk memberikan

kadar penilaian data jawaban responden, dipergunakan di pergunakan

skala Likert yang menurut Nana Syaodih Sukmadinata yang menyatakan

bahwa “model Likert tidak hanya digunakan untuk mengukur sikap tetapi

juga mengukur persepsi, minat, motivasi, kegiatan pelaksanaan, program

dan lain-lain” (Sugiyono,2011:242).

80

Jawaban pada setiap item instrument yang mengutamakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative,

yang dapat berupa kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif, maka

jawaban itu dapat diberi skor:

Table 3.1

No Kategori Skor

1. Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

2. Setuju/sering/positif 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2

5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1

Sumber: Sugiyono,. (2011). Metode Penelititan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: ALFABETA, Hal 94

3.7.1 Data Sekunder

“Nana Syaodih Sukmadinata juga mengatakan bahwa, studi

kepustakaan digunakan pada saat merumuskan masalah atau

memetakan variabel-variabel atau aspek-aspek yang berhubungan

dengan fokus masalah. Selain itu studi kepustakaan juga diperlukan

pada saat mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan hasil-

hasil penelitian terdahulu serta dokumen-dokumen yang berkenaan

dengan data atau informasi tentang pendidikan” (Sugiyono,

2011:277).

Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

dapat menunjang penelitian dan penulisan.

81

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2006:177), Uji validitas adalah suatu

langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (contact) dari suatu

instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang

digunakn dalam suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran

dalam melakuakn fungsi ukurnya.

Pengujian validitas digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan. Oleh karena itu pada uji validitas ini penulis

menggunakan rumus korelasi Pearson’s Product Moment sebagai

berikut :

2222 ...

..

yynxxn

yxxynrxy

Keterangan :

r xy : Korelasi product moment (untuk mengetahui nilai hubungan

yang terjadi dalam penelitian)

n : Besarnya sampel dalam penelitian

Σx : Jumlah variabel bebas

Σy : Jumlah variabel terikat

ΣX² :Jumlah total jawaban dari variabel bebas yang telaH

dikuadratkan

82

ΣY² : Jumlah total jawaban dari variabel terikat yang telah

dikuadratkan

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2009:348) reliabilitas menunjukkan

keakuratan suatu alat ukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen

dengan rentang skor 1-5 menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:

Keterangan:

α = Koefisien

Reliabilitas instrumen Alpha Cronbach

n = Jumlah butir pernyataan

S2 = Varian skor secara keseluruhan

Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai

varian tiap butir dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

S = Varian

X = Nilai skor yang dipilih

n = Jumlah sampel

83

Suatu instrumen alat ukur dikatakan reliabel dan bisa diproses

pada tahap selanjutnya jika nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Sekaran,

2006: 182). Jika instrumen alat ukur memiliki nilai Cronbach Alpha <

0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel.

3.8.3 Pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram (X)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PI1 65.90 283.886 .642 .964

PI2 66.27 269.513 .839 .961

PI3 65.90 286.645 .604 .964

PI4 66.10 275.955 .742 .962

PI5 66.03 276.378 .721 .963

PI6 66.37 275.275 .750 .962

PI7 66.17 267.454 .895 .960

PI8 65.80 285.062 .664 .963

PI9 66.20 273.890 .733 .963

PI10 66.00 275.379 .794 .962

PI11 66.37 278.171 .658 .964

PI12 66.10 274.093 .860 .961

PI13 66.27 269.513 .839 .961

PI14 66.10 274.093 .860 .961

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.964 14

84

3.8.4 Minat Beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

MB1 48.70 128.631 .665 .934

MB2 49.13 120.051 .857 .928

MB3 48.80 123.614 .752 .931

MB4 49.17 120.006 .792 .930

MB5 48.70 122.976 .747 .931

MB6 49.23 119.771 .780 .930

MB7 48.93 128.961 .594 .936

MB8 48.70 128.631 .665 .934

MB9 49.00 129.655 .595 .936

MB10 49.07 124.961 .643 .935

MB11 49.00 124.138 .666 .934

MB12 49.17 125.730 .660 .934

MB13 49.33 117.885 .799 .930

MB14 49.03 128.861 .524 .938

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.937 14

Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas instrumen, maka

dengan ini menimbulkan pernyataan-pernyataan yang di perlukan dan

tidak di perlukan. Pernyataan yang di perlukan yaitu pernyataan yang

85

nilai-nilai Croanbeach’s Alpha variabel X masing-masing pernyataan

lebih dari 0,964 dan nilai-nilai varibel Y masing-masing pernyataan

lebih dari 0,937.

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data: mengelompokkan data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

(Sugiyono, 2011:147).

3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya

tanpa bermaksud membuat keimpulan yang berlaku untuk umum dan

generalisasi. Analisis deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari

kuatnya hubungan antara variabel (sugiyono 2011: 147-148)

86

3.9.2 Uji Hipotesis

3.9.2.1 Rumus Uji Hubungan

Rumus Korelasi Pearson’s Product Moment yaitu :

2222 ...

..

yynxxn

yxxynrxy

Keterangan :

r x y : Koefisien Kolerasi

n : Jumlah subjek

X : Skor setiap item

Y : Skor total

(ΣX) 2 : Kuadrat Jumlah skor item

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor item

ΣY2 : Jumlah kuadrat skor total

(ΣY)2 : Kuadrat Jumlah skor total

Untuk memberikan penafsiran interpretasi koefisien

korelasi yang ditentukan besar atau kecil, maka berpedoman pada

ketentuan yang terdapat pada tabel berikut ini :

87

Tabel 3.2

Tabel Interval Koefisien

Interval koefisien Tingkatan hubungan

0,00 – 0,99 Sangat rendah

0,20 – 0, 399 Rendah

0,40 – 0, 599 Sedang

0, 60 – 0, 799 Kuat

0, 80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: (Sugiyono, P. D. (2011). Metode Penelititan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: ALFABETA, Hal 184)

3.9.2.2 Rumus Uji Signifikasi

Pengujian lanjutan, yaitu uji signifikasi yang berfungsi untuk

mencari makna hubungan variabel x terhadap y, maka hasil

korelasi PPm tersebut di uji signifikasinya dengan rumus:

r√n-2 t = √ 1-r²

Keterangan:

t = Uji signifikasi

r = Uji korelasi (koefesien korelasi)

n = Jumlah responden

Setelah didapatkan nilai t-hitung melalui rumus diatas, maka

untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai

berikut:

88

1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang

signifikan)

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima (tidak ada hubungan

yang signifikan). Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan

n-2 pada level of significance (α) sebesar 5% (tingkat

kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95.

Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5%

berarti variabel tersebut tidak signifikan.

3.9.2.3. Koefisiensi Determinasi (KD)

Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh

iklan tas Jansport di media sosial instagram (variabel X) terhadap

minat beli anggota himpunan mahasiswa ekonomi menejemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta (variabel Y). Hasil

dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas presentase dari

determinasi. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(Kd = r2 )

Keterangan : Kd = 0, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel

Y lemah. Kd = 1, berarti pengaruh variabel X terhadap Y kuat.

3.9.2.4. Rumus Uji Pengaruh (Regresi)

Untuk mengukur adanya pengaruh antara variabel bebas

dan terikat peneliti menggunakan regresi sederhana. Regresi

89

sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan

fungsional atau sebab akibat variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Persamaan regresi dirumuskan :

Ŷ = a + bx

Ŷ = subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X= variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

memprediksikan

A = nilai harga Y = X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.

3.10 Hipotesis statistic

1. Ho: ( thitung < ttabel)

Tidak ada pengaruh dari media sosial Instagram Jansport Indonesia

terhadap minat beli Tas Jansport di kalangan Mahasiswa HIMME

(Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen) Universitas Bina

Nusantara.

2. Ha : (thitung > ttabel)

Ada pengaruh dari media sosial Instagram Jansport Indonesia terhadap

minat beli Tas Jansport di kalangan Mahasiswa HIMME (Himpunan

Mahasiswa Ekonomi Menejemen) Universitas Bina Nusantara.

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran singkat Jansport

Jansport didirikan pada 1967 di Seattle, Washington, Amerika

Serikat oleh tiga sekawan murray platz, istrinya Janice Lewis dan skip

yowell. Nama Jansport bersala dari nama istrinya Janice “Jan” dan

Sport di ambil dari karma mereka sering melakukan kegiatan Mountain

Hiking bersama. Perusahaan Jansport berinovasi dengan panel

loading daypack, tidak seperti tradisional top loading kemasan.

Jansport merupakan merek tas yang berkualitas dan memiliki

makna seru dan petualangan. Perusahaan ini sekarang berbasis di

San Leandro, California. Jansport dikenal dengan garansi seumur

hidup pada produknya, Jansport adalah merek yang sangat popular di

kalangan mahasiswa saat ini. JanSport, Inc., adalah desainer

terkemuka dan pembuat ransel, tas bahu, koper, dan tas laptop.

Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari VF Corporation,

lebih dikenal untuk lini jins biru, termasuk Lee, Rustler, Wrangler, dan

Rider. JanSport juga menawarkan pakaian, yang dirancang oleh anak

perusahaan VF lain, San Francisco berbasis The North Face. Pakaian

luar dan aksesoris tradisional dan snowsports diluncurkan pada

musim gugur 2004, dengan rencana untuk menambah kantong tidur

dan tenda.

74

91

Pendiri perusahaan di Akhir 1960

JanSport tumbuh dari kontes desain yang disponsori oleh

perusahaan aluminium Alcoa. Seattle asli Murray Pletz memenangkan

persaingan dengan desain untuk aluminium fleksibel-frame ransel.

Menggunakan kemenangannya, ia bergabung dengan sepupunya,

Skip Yowell, untuk memulai sebuah perusahaan untuk membuat

ransel. Meskipun mereka berhasil menemukan rumah sementara

untuk bisnis di atas toko transmisi Seattle dimiliki oleh Pletz ayah,

pengusaha muda menghadapi masalah tambahan. Tak satu pun tahu

cara menjahit. Pletz meminta bantuan dari pacarnya, Jan Lewis, yang

tahu cara menjahit, dan membuat tawaran yang tidak biasa untuk

mendorong dia untuk bergabung dengan bisnis yang masih muda.

Tidak hanya akan dia nama perusahaan setelah dia, Pletz berjanji

untuk menikah Lewis. Akibatnya perusahaan ransel baru mengambil

nama JanSport, dan dua dari tiga pendiri perusahaan yang menikah.

pernikahan akan berakhir pada tahun 1970, tetapi perusahaan yang

dijalankan, dengan Pletz meninggalkan dan Lewis dan Yowell tinggal

untuk membantu JanSport untuk tumbuh menjadi perusahaan yang

sangat sukses.

Awal JanSport membuat tanda dengan panel-loading daypack,

menawarkan pendekatan yang berbeda untuk tradisional atas-loading

kemasan. Perusahaan menerima paten pertama pada desain ini pada

tahun 1970. Setahun kemudian Yowell lanjut menunjukkan

92

kemampuan kreatifnya dengan menerapkan konsep Eskimo Igloo

untuk membuat tenda dome pertama, konsep desain revolusioner

yang sayangnya dia tidak paten. inovasi utama lain dikreditkan ke

perusahaan selama periode ini adalah 1.972 pengenalan pertama D-2

pack teknis, dirancang untuk ekspedisi sebuah Himalaya ',

menampilkan lengan pinggul disesuaikan. Itu juga pada tahun 1972

bahwa kepemilikan JanSport berpindah tangan untuk pertama kalinya,

dengan bisnis dijual ke ski pembuat K2 Corporation.

K2 diluncurkan pada tahun 1967 oleh saudara William dan Don

Kirschner dan tumbuh dari sebuah perusahaan Seattle dimulai oleh

ayah mereka, Kirschner Manufacturing, yang pada tahun-tahun

setelah Perang Dunia II terlibat dalam membuat splints fiberglass

hewan dan, kemudian, mengunyah-bukti fiberglass anjing peti. Pada

akhir 1950-an William Kirschner memutuskan untuk menggunakan

fiberglass untuk membuat ski, yang baru saja lulus dari kayu hickory

sebagai bahan baku. Kirschner berhutang budi pada seorang insinyur-

penulis-berpaling-pesawat gagal bernama Howard Head, yang

memberi ski mencoba di pertengahan 1940-an. Faring buruk, Kepala

menyalahkan ski kayu, yang ia menyimpulkan terlalu mudah

kehilangan bentuk dan mengakibatkan naik tidak stabil. Dia

memutuskan untuk mengembangkan ski sendiri menggunakan logam

dan manufaktur pesawat teknik, sehingga dalam ski komposit

pertama, menggabungkan dua lapisan aluminium terikat dinding

93

samping kayu lapis. Pada pertengahan 1950-an Kepala adalah merek

terkemuka ski di Amerika Serikat dan Eropa, dan dalam beberapa

tahun lagi ski Hickory semua tapi lupa. Kirschner merevolusi industri

lebih lanjut dengan pengenalan ski fiberglass, yang Kirschner

Manufacturing pertama yang ditawarkan pada tahun 1964.

Permintaan untuk produk itu begitu kuat bahwa saudara Kirschner

membentuk perusahaan terpisah yang ditujukan untuk ski, K2, nama

untuk saudara-saudara pendiri serta gunung terbesar kedua di dunia.

Pada tahun 1970 perusahaan ini dijual ke berbasis Indiana Cummins

Perusahaan Mesin, yang pada saat itu bercabang di sejumlah arah,

termasuk barang-barang rekreasi. JanSport adalah salah satu akuisisi

dalam kategori ini. Enam tahun kemudian, bagaimanapun, William

Kirschner dan beberapa mitra kembali menguasai K2 Corporation, dan

bersamaan dengan itu JanSport. Tapi ketika hujan salju

mengecewakan di awal 1980-an merugikan bisnis, bisnis ski K2

menderita, memaksa perusahaan untuk menjual aset noncore,

akhirnya mengarah pada penjualan K2 untuk Anthony Industries.

Pertengahan 1970-an: A Periode Inovasi

Selama tahun-tahun K2, JanSport, kini berbasis di Everett,

Washington, membuat langkah pada sejumlah bidang. Pada tahun

1975 perusahaan memperkenalkan paket wisata convertible pertama,

sebuah konsep yang dari waktu ke depan dan hanya menemukan

94

pasar sekitar satu dekade kemudian. JanSport memperkenalkan

produk signature, daypack yang, pada tahun 1975. Ini menjadi klasik

seperti itu, yang digunakan oleh siswa yang tak terhitung jumlahnya

untuk mengangkut buku-buku dan pengikat dari rumah ke sekolah,

bahwa perusahaan tidak pernah merasa perlu untuk mengubah

desain. Juga dari catatan selama periode ini adalah 1.978 pendakian

K2 oleh pendaki gunung Jim Whittaker menggunakan paket JanSport

disebut Alpine phantom, yang Whittaker membantu untuk merancang.

usaha ini adalah sesuai dengan tradisi Yowell untuk pengujian

peralatan JanSport dalam kondisi melelahkan memanjat gunung.

Selain ransel, perusahaan saat ini manufaktur tenda dan kantong

tidur.

K2 dijual JanSport untuk berbasis Wisconsin Appleton,

Downers, sebuah perusahaan perguruan tinggi kaus pada bulan April

1982. Downers dimulai oleh seorang siswa SMA bernama Kim

Vanderhyden, yang membuat sablon T-shirt untuk teman-teman di

ruang bawah tanah rumah orang tuanya. Pada tahun 1967 ia

membentuk Downers - merujuk ke lokasi bawah tanah lain untuk

bisnis, ini di bawah sebuah bioskop Appleton. Pada tahun 1975 Dan

Spalding mengambil alih menjalankan bisnis, yang membuat T-shirt

dengan logo sekolah dijual ke toko barang olahraga dan toko buku

kuliah. Spalding mulai mailing katalog dan mengumpulkan staf

penjualan, dan hanya dalam waktu lima tahun ia peningkatan

penjualan dari kurang dari $ 200.000 sampai $ 20 juta. Akuisisi $ 5

95

juta JanSport merupakan langkah besar bagi Downers. Spalding,

dengan pengetahuan tentang pasar perguruan tinggi, ransel

JanSports didambakan ', yang ia tahu adalah sangat populer dengan

SMA dan mahasiswa. Dia menjatuhkan tenda dan tidur produk tas

garis dan mengalihkan fokus pemasaran dari toko olahraga barang ke

pedagang massa. Dia juga membawa sebuah biro iklan baru untuk

membuat upaya bersama untuk menargetkan demografis yang lebih

muda. Dia terpilih untuk mengambil keuntungan dari pengakuan

merek JanSport dan pada Desember 1982 Downers berubah nama

menjadi JanSport, Inc.

Kurang dari dua tahun setelah Spalding mengambil alih, pemilik

Namun, perusahaan kembali berubah, sebagai JanSport baru

diakuisisi oleh Jantzen, Inc, anak perusahaan pakaian renang Blue

Bell, Inc., pembuat Wrangler jeans, memakai Barat, seragam, dan

pakaian kerja. Harapannya adalah bahwa sumber Jantzen yang lebih

besar, baik dari segi uang dan kemampuan produksi, akan membantu

JanSport untuk mempercepat pertumbuhan, tetapi faktor utama dalam

menyetujui untuk menjual bisnis adalah bahwa Spalding menerima

tawaran bahwa ia merasa melebihi nilai dari perusahaan .

Sebenarnya, Blue Bell dibebani dengan utang karena ini dan akuisisi

lainnya, dan carousel kepemilikan JanSport terus. perusahaan lagi

berpindah tangan pada tahun 1986 ketika Blue Bell diakuisisi oleh VF

Corporation di sebuah kesepakatan senilai $ 775.000.000.

Akar tanggal VF kembali ke tahun 1899 dan berdirinya Glove

Membaca dan Mitten Manufacturing Company. Pada tahun 1919

96

perusahaan menambah pakaian untuk bauran produk dan mengambil

nama Vanity Fair Silk Mills. Perusahaan kemudian go public pada

tahun 1951, dan pada tahun 1969 mengakuisisi perusahaan jins

pertama, H.D. Lee Perusahaan, dan juga mengubah namanya

menjadi VF Corporation. Penambahan Blue Bell adalah penting

karena ukurannya perusahaan dua kali lipat dan memberikan VF

dengan pangsa pasar 25 persen di industri jins $ 6 miliar. Selain itu,

VF mencapai tingkat diversifikasi dengan menambahkan orang-orang

seperti Red Nap workwear, Jantzen pakaian renang, dan ransel

JanSport.

Meskipun perubahan kepemilikan, Spalding tinggal untuk

menjalankan JanSport. Pada tahun 1985 perusahaan mencapai

sepasang tonggak, menjual daypack juta dan mencapai penjualan

sebesar $ 25 juta untuk tahun ini. Spalding tinggal sampai 1988,

ketika dia keluar untuk mengambil alih bisnis lain Wisconsin, Lembah

Sekolah Supply, atas perintah ayahnya, yang merupakan bagian-

pemilik bisnis gagal pasokan sekolah. Spalding akan mencapai hasil

yang spektakuler, mengubah Lembah Sekolah Pasokan ke Khusus

Sekolah, Inc, sebuah perusahaan $ 1 miliar. Sebelum meninggalkan

JanSport, Spalding diselenggarakan perusahaan di bawah model unit

bisnis strategis, dimana penjualan terpisah dan tim pemasaran

diciptakan untuk berkonsentrasi pada pakaian dan ransel divisi.

Perusahaan juga meluncurkan program merchandise bernama JS

2000, dorong dari yang untuk lebih bergerak ransel dari departemen

berkemah pengecer 'dan lintas-barang mereka dengan produk

97

lainnya. Selama musim Back-To-School, misalnya, JanSport

mendesak pengecer untuk membuat ransel tersedia di mana orang

tua dan anak-anak membeli pakaian dan alas kaki. Selain itu, program

JS 2000 juga berusaha untuk membuat ransel yang tersedia di toko-

toko dan menunjukkan pengecer cara terbaik untuk menyajikan

produk. Akibatnya, penjualan JanSport mulai tumbuh pada kecepatan

tetap. Pada tahun 1987 perusahaan menguasai sekitar 5,2 persen

dari pasar daypack, nomor yang mencapai 10 persen setahun

kemudian. Penjualan didorong oleh pandai menggunakan iklan

televisi, dengan bintik-bintik berjalan pada MTV, ESPN, dan program

lainnya. Penjualan daypacks kemudian melonjak dengan awal 1990-

an, sehingga dengan 1.994 perusahaan yang dikendalikan 27 persen

dari pasar dan memiliki kunci virtual pada saluran perguruan toko

buku.

Dengan kepergian Spalding, JanSport dipimpin oleh Presiden

Dan Delorey, yang telah menjadi teman dengan Vanderhyden pada

tahun 1977. Sebuah utama psikologi, Delorey tidak memiliki ambisi

untuk karir bisnis, meskipun ia telah bekerja di sebuah toko buku di

Eastern Michigan University. Vanderhyden akhirnya meyakinkan

Delorey datang untuk bekerja untuk Downers, dan ia menerima,

mengambil alih perakitan perusahaan tenaga penjualan perguruan

tinggi pertama. Dia berhasil dilakukan apa yang telah dimulai

Spalding, meskipun perusahaan mengalami salah langkah pada tahun

1990 ketika harus menghentikan garis pakaian yang turun ke awal

yang buruk. Tapi setahun kemudian perusahaan meluncurkan

98

JanSport Pakaian, menawarkan celana, jeans, kaus, jaket, dan produk

lainnya sesuai dengan gambar di luar ruangan kasar. Selain

daypacks, JanSport juga sedang menikmati pertumbuhan yang kuat di

ransel dan tas divisi, yang mengarah ke ekspansi dalam produksi dan

distribusi kemampuan perusahaan. Pada bulan Desember 1993

perusahaan memindahkan kantor internasional dari Everett,

Wisconsin, ke fasilitas 212.000 kaki persegi baru di dekat Appleton,

dua kali lebih besar mantan tanaman Downers.

Pergeseran Strategi di Mid-1990

Selama bertahun-tahun JanSport berhasil terjual daypacks ke

pedagang massa, full-line, dan saluran khusus, tetapi pada

pertengahan 1990-an perusahaan harus meninjau kembali kebijakan

distribusi, yang telah miring terlalu banyak mendukung menjual ke

pedagang massa. Hal ini juga menghadapi meningkatnya kompetisi

dari Wolverine dan The North Face, yang keduanya dibuat tawaran

yang kuat dalam kategori daypack. Untuk melindungi nilai merek,

JanSport pada tahun 1995 meluncurkan merek pengganti untuk pasar

barang dagangan massal, Wolf Creek, dan mulai untuk membatasi

pengecer akan mampu membawa garis JanSport. Perusahaan juga

memasuki bisnis alas kaki kasar pada tahun 1995, tapi waktunya

terbukti miskin. Pasar untuk produk tersebut adalah lembut, dan

JanSport memutuskan bahwa walaupun memiliki produk yang

berkualitas untuk menjual itu lebih baik dilayani dengan membuat

99

cepat-cepat keluar dari bisnis dan tidak mencurahkan sumber daya

untuk daerah yang membutuhkan komitmen jangka panjang.

Di paruh kedua tahun 1990-an JanSport ditambahkan ke lini

kemasan, atau apa perusahaan disebut sebagai "tas kenyamanan,"

penjualan tumbuh ke kisaran $ 150 juta untuk $ 200 juta. Pada tahun

1996 ia memperkenalkan tahan air kemasan karet-bawah. Setahun

kemudian dibawa keluar garis peralatan teknis, menawarkan paket

khusus cocok untuk komputer laptop dan pemutar CD, serta tas yang

dirancang untuk bersepeda, hiking, skating, dan skateboard. Pada

tahun 1999 JanSport menemukan inovatif Airlift dan Loadlift ransel.

Perusahaan juga mulai menawarkan paket transparan dalam

menanggapi penembakan di Columbine High School dan kekerasan di

sekolah-sekolah lainnya.

Inovasi terus ke dalam abad baru. Pada tahun 2002 JanSport

memperkenalkan koleksi bisnis bagasi kasual, serta garis Lifestyle tas

bahu dan paket crossover. Setahun kemudian perusahaan membawa

keluar produk teknis pertama yang dirancang dengan wanita dalam

pikiran. Juga pada tahun 2002 itu menambahkan garis wisata Active

tas. Selain pertumbuhan internal, JanSport tumbuh dengan cara

akuisisi. Pada tahun 2000 itu dibeli pesaing terbesarnya, Eastpak,

yang memiliki pangsa pasar 6 persen, melakukan sekitar $ 90 juta

dalam penjualan, terutama di Eropa. Perusahaan ini dibentuk pada

tahun 1960 sebagai kanvas Timur Produk, pembuat tas ransel dan

100

ransel untuk Angkatan Darat AS. Pada tahun 1977 itu memasuki

pasar daypack bawah label Eastpak, menjual ke pasar perguruan

tinggi.

Pada akhir tahun 2001 Delorey, memilih untuk pensiun,

mengutip keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan

keluarganya dan untuk mengejar pekerjaan sukarela setelah berjam-

jam yang tak terhitung jumlahnya yang bekerja untuk JanSport. Ia

digantikan sebagai presiden oleh Michael P. Cisler, seorang veteran

24-tahun dari perusahaan yang telah dipelopori akuisisi Eastpak dan

juga akrab dengan hampir seluruh operasi, setelah memegang posisi

dalam operasi, sistem informasi, pemasaran, keuangan, dan strategis

perencanaan. Selama masa dua tahun sebagai presiden, Cisler

mengawasi peluncuran dari garis pakaian luar dan aksesoris, yang

akan dirancang oleh baru-baru ini akuisisi VF, The North Face. VF

membawa keahlian rantai pasokan dan sumber daya lainnya.

JanSport juga tampak membawa kembali beberapa produk aslinya,

tenda dan kantong tidur, dan mungkin membuat upaya lain untuk alas

kaki. Pada musim gugur 2004 JanSport memutuskan untuk pindah

divisi peralatan untuk Fasilitas North Face di San Francisco,

meninggalkan bisnis pakaian pelanggan - bisnis pakaian berlisensi

diciptakan oleh Downers untuk toko buku perguruan tinggi dan barang

olahraga toko - untuk tetap di Appleton. Beberapa minggu kemudian,

101

Cisler meninggalkan JanSport, digantikan oleh Mike Corvino, wakil

presiden penjualan dan merchandising di VF Imagewear.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh

responden sebanyak 60 orang anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Sesuai

permasalahan dalam skripsi ini, maka dari jumlah sampel yang

ditetapkan dimintai tanggapannya mengenai pengaruh iklan tas Jansport

sebagai variable bebas (X) dan minat beli anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta

sebagai variable terikat (Y). Hasil data yang berhasil terkumpul kemudian

disajikan dalam tabel frekuensi dengan tujuan mengelompokkan jawaban

responden sehingga diketahui lebih jelas tentang kriteria jawaban dari

masing-masing instrument yang diajukan. Untuk keperluan analisis data

kedua variable digunakan rumus Pearson Product Moment dengan

SPSS (Statistical Package For Social Science).

4.2.1 Identitas Responden

Identitas responden yang berhasil terkumpul meliputi jenis

kelamin, Usia, dan tingkat smester. Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta terdiri dari

laki-laki dan perempuan. Dari data yang terkumpul ternyata sebagian

102

besar adalah responden perempuan sebanyak 32 orang (53,3%) dan

laki-laki sebanyak 21 orang (46,7%). Untuk selengkapnya mengenai

jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin

n= 53

Frequency Percent

Valid LAKI-LAKI 21 46.7

PEREMPUAN 32 53.3

Total 53 100.0

Di ketahui untuk tingkat Usia 16-20 tahun sebanyak 14 orang

(23,3%), Usia 21-25 tahun sebanyak 38 orang (75,0%), dan usia 26-

30 tahun sebanyak 1 orang (1,7%) , untuk selengkapnya mengenai

usia responden dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 4.2 Usia Responden

Frequency Percent

Valid 16-20 TAHUN 14 23.3

21-25 TAHUN 38 75.0

26-30 TAHUN 1 1.7

Total 53 100.0

Untuk tingkat smester diketahui responden yang berada di

smester 1-2 sebanyak 14 orang(23,3%), responden yang berada di

smester 3-4 sebanyak 19 orang (35,8%), dan responden yang berada

di smester 5-6 sebanyak 20 orang (37,7%). Untuk selengkapnya

103

mengenai tingkat smester responden dapat di lihat pada table

dibawah ini:

Table 4.3

TINGKAT SMESTER RESPONDEN

Frequency Percent

Valid Semester 1-2 14 23.3

Semester 3-4 19 35.8

Semester 5-6 20 37.7

Total 53 100.0

4.2.2 Deskripsi Variabel

Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang

sedang diteliti, terlebih dahulu dilakukan pedoman analisa kategorisasi

terhadap skor tanggapan responden, sebagai berikut.

Pedoman Analisa Skor:

n = 53

Skor tertinggi = 53 x 5 x 1 = 265

Skor terendah = 53 x 1 x 1 = 53

Diagram Kontinum

Sumber: Sugiyono, 2008: 135

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

104

4.2.3 Variabel X ( pengaruh iklan tas jansport di media sosial

instagram)

1. Anda pernah melihat iklan tas Jansport di intragram

Tabel 4.4

Anda pernah melihat iklan tas Jansport di intagram

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 8 13.3 16

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 31 51.7 124

Sangat Setuju 9 16.9 45

Total 53 100.0 198

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan Setuju terhadap pernyataan bahwa anda pernah melihat

iklan tas jansport di instagram, yaitu sebanyak 31 responden dengan

persentase (51,7%) selanjutnya sebanyak 9 responden dengan

persentase (16,9%) menyatakan sangat setuju , 8 responden dengan

persentase (13,3%) menyatakan tidak setuju, 4 responden dengan

persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden dengan

persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

198

105

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 198, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “bahwa anda pernah melihat iklan tas jansport di

instagram” = ( 198 : 265) x 100 %= 74,7%.

2. Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik

Tabel 4.5

Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 4 6.7 8

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 23 43.3 92

Sangat Setuju 22 41.5 110

Total 53 100.0 222

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Iklan tas

Jansport di Instagram terlihat menarik, yaitu sebanyak 22 responden

dengan persentase (41,5%) selanjutnya sebanyak 23 responden

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

222

106

dengan persentase (43,3%) menyatakan setuju , 4 responden dengan

persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju, 4 responden dengan

persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 222, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “Iklan tas Jansport di Instagram terlihat menarik” = ( 222 :

265) x 100% = 83,7%.

3. Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram mudah di mengerti

Tabel 4.6

Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram

mudah di mengerti

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 5 8.3 15

Setuju 31 51.7 124

Sangat Setuju 16 30.1 80

Total 53 100.0 235

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

235

107

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Alur cerita pada iklan

tas jansport di instagram mudah di mengerti, yaitu sebanyak 31

responden dengan persentase (51,7%) selanjutnya sebanyak 16

responden dengan persentase (30,1%) menyatakan sangat setuju , 5

responden dengan persentase (8,3%) menyatakan ragu-ragu, 3

responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 235, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “Alur cerita pada iklan tas jansport di instagram mudah di

mengerti” = ( 235 : 265) x 100% = 88,6%.

4. Caption yang ada pada iklan Jansport di isntagram sesuai

dengan produk

Tabel 4.7

Caption yang ada pada iklan Jansport di instagram

sesuai dengan produk

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 6 10.0 12

Ragu-Ragu 6 10.0 18

Setuju 31 51.7 124

Sangat Setuju 12 22.6 60

Total 53 100.0 214

108

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan Caption yang ada pada iklan

Jansport di sesuai dengan produk, yaitu sebanyak 31 responden

dengan persentase (51,7%) selanjutnya sebanyak 12 responden

dengan persentase (22,6%) menyatakan sangat setuju , 6 responden

dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 6 responden

dengan persentase (10,0%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 214, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “Caption yang ada pada iklan Jansport di Instagram

sesuai dengan produk” = ( 214 : 265) x 100% = 80,75%.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

214

109

5. gambar yang di sajikan menggambarkan kehidupan anak muda

tabel 4.8

gambar yang di sajikan menggambarkan kehidupan

anak muda

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 4 6.7 8

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 22 36.7 88

Sangat Setuju 23 43.3 115

Total 53 100.0 223

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan gambar yang di sajikan

menggambarkan kehidupan anak muda, yaitu sebanyak 22 responden

dengan persentase (36,7%), selanjutnya sebanyak 23 responden

dengan persentase (43,3%) menyatakan sangat setuju , 4 responden

dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 4 responden

dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 258, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 240 sampai dengan 300 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

223

110

pernyataan “gambar yang di sajikan menggambarkan kehidupan anak

muda” = ( 223 : 265) x 100% = 84.15%.

6. Warna yang digunakan pada iklan tas jansport sangat beraneka

ragam

Tabel 4.9

Warna yang digunakan pada iklan tas jansport

sangat beraneka ragam

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 4 6.7 8

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 33 55.0 132

Sangat Setuju 14 26.4 70

Total 53 100.0 222

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan Warna yang digunakan pada

iklan tas jansport sangat beraneka ragam, yaitu sebanyak 33

responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 14

responden dengan persentase (26,4%) menyatakan sangat setuju , 4

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

222

111

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 4

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 222, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “Warna yang digunakan pada iklan tas jansport sangat

beraneka ragam” = ( 222: 265 ) x 100% = 83,77%.

7. Anda percaya dengan pesan iklan yang disampaikan di

instagram

Tabel 4.10

Anda percaya dengan pesan iklan yang disampaikan

di instagram

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 8 13.3 24

Setuju 33 55.0 132

Sangat Setuju 9 16.9 45

Total 53 100.0 207

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

207

112

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa anda percaya dengan

pesan iklan yang disampaikan di instagram, yaitu sebanyak 33

responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 9

responden dengan persentase (16,9%) menyatakan sangat setuju , 8

responden dengan persentase (13,3%) menyatakan ragu-ragu, 3

responden dengan persentase (5.0%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 207, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “” = ( 207 : 265) x 100% = 78,11%.

8. Keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di instagram

mengandung kata ajakan/ persuasi untuk menggunakan produk

tersebut

Tabel 4.11

keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di

instagram mengandung kata ajakan/ persuasi untuk

menggunakan produk tersebut

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 5 8.3 10

Ragu-Ragu 2 3.3 6

Setuju 24 40.0 96

Sangat Setuju 22 41.5 110

Total 53 100.0 222

113

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa keseluruhan isi pesan

dalam iklan tas jansport di instagram mengandung kata ajakan/

persuasi untuk menggunakan produk tersebut, yaitu sebanyak 24

responden dengan persentase (40,0%) selanjutnya sebanyak 22

responden dengan persentase (41,5%) menyatakan sangat setuju , 2

responden dengan persentase (3,3%) menyatakan ragu-ragu, 5

responden dengan persentase (8,3%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 222, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “bahwa keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di

instagram mengandung kata ajakan/ persuasi untuk menggunakan

produk tersebut” = ( 222 : 265) x 100% = 83,77%.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

222

114

9. Setelah melihat iklan jansport di instagram anda setuju produk tas

jansport high quality

Tabel 4.12

Setelah melihat iklan jansport di instagram anda setuju

produk tas jansport high quality

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 4 6.7 8

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 32 53.3 128

Sangat Setuju 12 22.6 60

Total 53 100.0 209

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa setelah melihat iklan

jansport di instagram anda setuju produk tas jansport high quality,

yaitu sebanyak 32 responden dengan persentase (53,3%) selanjutnya

sebanyak 12 responden dengan persentase (22,6%) menyatakan

sangat setuju , 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan

ragu-ragu, 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak

setuju, dan 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

209

115

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 209, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “setelah melihat iklan jansport di instagram anda setuju

produk tas jansport high quality” = ( 209 : 265) x 100% = 78,86%.

10. Iklan tas jansport di instagram menumbuhkan kesadaran anda

mengenai spesipikasi produk tas jansport

Tabel 4.13

iklan tas jansport di instagram menumbuhkan kesadaran

anda mengenai spesipikasi produk tas jansport

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 5 8.3 10

Ragu-Ragu 7 11.7 21

Setuju 27 45.0 108

Sangat Setuju 13 24.5 65

Total 53 100.0 205

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

205

116

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa iklan tas jansport di

instagram menumbuhkan kesadaran anda mengenai spesipikasi

produk tas jansport, yaitu sebanyak 27 responden dengan persentase

(45,0%) selanjutnya sebanyak 13 responden dengan persentase

(24,5%) menyatakan sangat setuju , 7 responden dengan persentase

(11,7%) menyatakan ragu-ragu, 5 responden dengan persentase

(8,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden dengan persentase

(1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 205, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan bahwa iklan tas jansport di instagram menumbuhkan

kesadaran anda mengenai spesipikasi produk tas jansport” = ( 205 :

265) x 100% = 77,35%.

117

11. Iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap kebutuhan

anda

Tabel 4.14

iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap

kebutuhan anda

Frequency Percent Valid Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 18 30.0 72

Sangat Setuju 27 50.9 135

Total 53 100.0 226

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa iklan tas jansport di

instagram berpengaruh terhadap kebutuhan anda, yaitu sebanyak 18

responden dengan persentase (30,0%) selanjutnya sebanyak 27

responden dengan persentase (50,9%) menyatakan sangat setuju , 4

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 3

responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak setuju, dan 1

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

226

118

responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak

setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 226, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap

kebutuhan anda” = ( 226: 265) x 100% = 85,28%.

12. Iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa ingin memiliki

Tabel 4.15 iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa ingin

memiliki

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 2 3.3 4

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 34 56.7 136

Sangat Setuju 12 22.6 60

Total 53 100.0 213

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

213

119

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa iklan tas jansport di

instagram menimbulkan rasa ingin memiliki, yaitu sebanyak 34

responden dengan persentase (56,7%) selanjutnya sebanyak 12

responden dengan persentase (22,6%) menyatakan sangat setuju , 4

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 2

responden dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1

responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak

setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 213, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “bahwa iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa

ingin memiliki” = ( 213: 265) x 100% = 80,37%

13. Anda mendapatkan informasi mengenai produk tas jansport di

instagram

Tabel 4.16 anda mendapatkan informasi mengenai produk tas

jansport di instagram

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 6 10.0 12

Ragu-Ragu 6 10.0 18

Setuju 33 55.0 132

Sangat Setuju 8 15.0 40

Total 53 100.0 202

120

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa anda mendapatkan

informasi mengenai produk tas jansport di instagram, yaitu sebanyak

33 responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 8

responden dengan persentase (15,0%) menyatakan sangat setuju , 6

responden dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 6

responden dengan persentase (10,0%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 202, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan bahwa “anda mendapatkan informasi mengenai produk

tas jansport di instagram” = ( 202 : 265) x 100% = 76,22%.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

202

121

14. Isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di pahami

Tabel 4. 17 isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di

pahami

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 2 3.3 4

Ragu-Ragu 5 8.3 15

Setuju 22 36.7 88

Sangat Setuju 23 43.3 115

Total 53 100.0 223

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa isi pesan iklan tas

jansport di instagram mudah di pahami, yaitu sebanyak 22 responden

dengan persentase (36,7%) selanjutnya sebanyak 23 responden

dengan persentase (43,3%) menyatakan sangat setuju , 5 responden

dengan persentase (8,3%) menyatakan ragu-ragu, 2 responden

dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden

dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 223, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

223

122

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan bahwa isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di

pahami” = ( 223 : 265) x 100% = 84,15%.

Berdasarkan dengan hasil analisia frekuensi jawaban

responden tersebut maka dapat dijelaskan bahwa Pengaruh iklan tas

jansport di media sosial instagram telah diterima oleh responden

dengan baik. Hal ini juga di dukung dengan hasil rekapitulasi

pengembangan indikator atau komponen pengukur variabel X

(pengaruh iklan tas jansport di media sosial instagram) berdasarkan

tabel tunggal:

Tabel 4.18

Tabel Akumulai Nilai Skor Variabel X

No. Pernyataan Skor

1 Anda pernah melihat iklan tas Jansport di instagram 198

2 Iklan tas jansport di instagram terlihat menarik 222

3 Alur cerita pada iklan tas Jansport di instagram mudah di mengerti

235

4 Caption yang ada pada iklan Jansport di Instagram sesui dengan produk

214

5 Gambar yang disajikan menggambarkan kehidupan anak muda

223

6 Warna yang digunakan pada iklan tas Jansport sangat beraneka ragam

222

7 Anda percaya dengan pesan iklan yang disampaikan di instagram

207

8 Keseluruhan isi pesan dalam iklan tas jansport di instagram mengandung kata ajakan/ atau persuasi untuk menggunakan produk tersebut

222

123

9 Setelah melihat iklan tas jansport di instagram, anda setuju produk jansport High Quality

209

10 Iklan tas jansport di instagram menumbuhkan kesadaran anda mengenai spesifikasi produk tas jansport

205

11 Iklan tas jansport di instagram berpengaruh terhadap kebutuhan anda

226

12 Iklan tas jansport di instagram menimbulkan rasa ingin memiliki

213

13 Anda mendapatan informasi mengenai produk tas jansport di instagram

202

14 Isi pesan iklan tas jansport di instagram mudah di pahami

223

Total Skor 3021

Hasil tabel akumulasi nilai Skor di atas indikator variabel X

(pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram ) tabel 4.4

sampai dengan tabel 4.17 menunjukan bahwa nilai rata-rata

tanggapan responden terhadap pengaruh iklan tas Jansport di media

buruk sedang baik

3021 (81,42%)

Sangat baik

Analisa Nilai Skor

n = 53

Skor Minimum : 1 x 14 x 53 = 742

Skor Maximum : 5 x 14 x 53 = 3710

Sangat buruk

0 742 1484 2226 2968 3710

124

sosial instagram memiliki skor 3021 dengan persentase (3021 : 3710

X 100% = 81,42%). bila di sesuaikan dengan kontinum nilai interval,

Skor 3021 berada pada nilai interval 2968 sampai dengan 3710 yang

termasuk dalam kategori Sangat baik.

4.2.4 Variabel Y (Minat beli anggota himpunan mahasiswa ekonomi

menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara)

1. Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di Instagram

menggambarkan identitas produk

TABEL 4.19

Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di

Instagram menggambarkan identitas produk

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 24 40.0 96

Sangat Setuju 22 41.5 110

Total 53 100.0 224

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

224

125

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Keseluruhan isi pesan

dan design tas jansport di Instagram menggambarkan identitas

produk, yaitu sebanyak 24 responden dengan persentase (40,0%)

selanjutnya sebanyak 22 responden dengan persentase (41.5%)

menyatakan sangat setuju , 4 responden dengan persentase (6,7%)

menyatakan ragu-ragu, 3 responden dengan persentase (5,0%)

menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 224, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “Keseluruhan isi pesan dan design tas jansport di

Instagram menggambarkan identitas produk” = ( 224 : 265) x 100% =

84,52%.

126

2. Anda menyadari bahwa produk tas jansport lebih baik dari

produk pesaing.

Tabel 4.20 Anda menyadari bahwa produk tas jansport lebih

baik dari produk pesaing

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 7 11.7 21

Setuju 31 51.7 124

Sangat Setuju 12 22.6 60

Total 53 100.0 211

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyadari

bahwa produk tas jansport lebih baik dari produk pesaing yaitu

sebanyak 31 responden dengan persentase (51,7%) selanjutnya

sebanyak 12 responden dengan persentase (22,6%) menyatakan

sangat setuju , 7 responden dengan persentase (11,7%) menyatakan

ragu-ragu, 3 responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak

setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

211

127

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 211, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap “Anda

menyadari bahwa produk tas jansport lebih baik dari produk pesaing”

= ( 211 : 265) x 100% = 79,62.

3. Anda mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport

Tabel 4.21 Anda mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 8 13.3 16

Ragu-Ragu 6 10.0 18

Setuju 26 43.3 104

Sangat Setuju 13 24.5 65

Total 53 100.0 203

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda mengetahui

keunggulan dari produk tas Jansport, yaitu sebanyak 26 responden

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

203

128

dengan persentase (43,3%) selanjutnya sebanyak 12 responden

dengan persentase (24,5%) menyatakan sangat setuju , 6 responden

dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 8 responden

dengan persentase (13,3%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 203, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap “Anda

mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport” = ( 203 :265) x

100% = 76,6%.

4. Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas jansport di

Instagram

Tabel 4.22 Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas

jansport di Instagram

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 1 1.7 2

Ragu-Ragu 6 10.0 18

Setuju 20 33.3 80

Sangat Setuju 25 47.1 125

Total 53 100.0 226

129

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda sangat

memperhatikan pesan dalam iklan tas jansport di Instagram, yaitu

sebanyak 20 responden dengan persentase (33,3%) selanjutnya

sebanyak 25 responden dengan persentase (47,1%) menyatakan

sangat setuju , 6 responden dengan persentase (10,0%) menyatakan

ragu-ragu, 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak

setuju, dan 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 226, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas

jansport di Instagram” = ( 226 : 265) x 100% = 85,28%.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

226

130

5. Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas jansport di

instagram

Tabel 4. 23

Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas

jansport di instagram

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 2 3.3 4

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 33 55.0 132

Sangat Setuju 14 26.4 70

Total 53 100.0 218

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda mengerti pesan

yang disampaikan iklan tas jansport di instagram yaitu sebanyak 33

responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 14

responden dengan persentase (26,4%) menyatakan sangat setuju , 4

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 2

responden dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

218

131

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 218, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

pernyataan “Anda mengerti pesan yang disampaikan iklan tas jansport

di instagram” = ( 218 : 265) x 100% = 82,26%.

6. Anda menyukai produk tas jansport karna memiliki high quality

TABEL 4.24

Anda menyukai produk tas jansport karna

memiliki high quality

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 7 11.7 2

Ragu-Ragu 6 10.0 18

Setuju 32 53.3 128

Sangat Setuju 8 15.0 40

Total 53 100.0 188

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

188

132

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyukai produk

tas jansport karna memiliki high quality, yaitu sebanyak 32 responden

dengan persentase (53,3%) selanjutnya sebanyak 8 responden

dengan persentase (15,0%) menyatakan sangat setuju , 6 responden

dengan persentase (10,0%) menyatakan ragu-ragu, 7 responden

dengan persentase (11,7%) menyatakan tidak setuju,

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 188 setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Anda menyukai produk tas jansport karna memiliki high

quality” = ( 188 : 265) x 100% = 70,94%.

133

7. Anda menyukai produk tas jansport karena iklanya yang

sangat menari perhatian

Tabel 4.25 Anda menyukai produk tas jansport karena iklanya

yang sangat menari perhatian

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 4 6.7 8

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 24 40.0 96

Sangat Setuju 21 39,6 105

Total 53 100.0 221

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyukai produk

tas jansport karena iklanya yang sangat menari perhatian, yaitu

sebanyak 24 responden dengan persentase (40,0%) selanjutnya

sebanyak 21 responden dengan persentase (39,6%) menyatakan

sangat setuju , 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan

ragu-ragu, 4 responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak

setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

221

134

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 221, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Anda menyukai produk tas jansport karena iklanya yang

sangat menari perhatian” = ( 221 : 265) x 100% = 83,39%.

8. Anda menyukai produk tas Jansport karna design dan type yang

unik

Tabel 4.26 Anda menyukai produk tas Jansport karna design dan

type yang unik

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 2 3.3 4

Ragu-Ragu 4 6.7 12

Setuju 33 55.0 132

Sangat Setuju 13 24.5 65

Total 53 100.0 214

Nilai Kontinum:

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

214

135

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda menyukai produk

tas Jansport karna design dan type yang unik, yaitu sebanyak 33

responden dengan persentase (55,0%) selanjutnya sebanyak 13

responden dengan persentase (24,5%) menyatakan sangat setuju , 4

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 2

responden dengan persentase (3,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1

responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak

setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 214, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Anda menyukai produk tas Jansport karna design dan type

yang unik” = ( 214 : 265) x 100% = 80,75%.

136

9. Anda menyukai produk tas Jansport karena testimony yang di

berikan orang lain tentang produk tas Jansport

Tabel 4.27 Anda menyukai produk tas Jansport karena testimony yang di berikan orang lain tentang produk tas Jansport

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 8 13.3 24

Setuju 32 53.3 128

Sangat Setuju 9 16.9 45

Total 53 100.0 204

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa anda menyukai produk

tas Jansport karena testimony yang di berikan orang lain tentang

produk tas Jansport, yaitu sebanyak 32 responden dengan persentase

(53,3%) selanjutnya sebanyak 9 responden dengan persentase

(16,9%) menyatakan sangat setuju , 8 responden dengan persentase

(13,3%) menyatakan ragu-ragu, 3 responden dengan persentase

(5,0%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden dengan persentase

(1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

204

137

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 204, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “bahwa anda menyukai produk tas Jansport karena

testimony yang di berikan orang lain tentang produk tas Jansport” =

(204 : 265) x 100% = 76,98%.

10. Timbul minat anda untuk mencari informasi mengenai produk

Tabel 4. 28

Timbul minat anda untuk mencari informasi

mengenai produk

Frequency Percent Score

Valid Tidak Setuju 4 6.7 8

Ragu-Ragu 3 5.0 9

Setuju 23 38.3 92

Sangat Setuju 23 43.3 115

Total 53 100.0 224

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Timbul minat anda

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

224

138

untuk mencari informasi mengenai produk, yaitu sebanyak 23

responden dengan persentase (43,3%) selanjutnya sebanyak 23

responden dengan persentase (43,3%) menyatakan sangat setuju , 3

responden dengan persentase (5,0%) menyatakan ragu-ragu, 4

responden dengan persentase (6,7%) menyatakan tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 224, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Timbul minat anda untuk mencari informasi mengenai

produk” = ( 224 : 265) x 100% = 84,52%.

11. Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan produk

tas Jansport

Tabel 4. 29

Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan

produk tas Jansport

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 1 1.7 2

Ragu-Ragu 5 8.3 15

Setuju 34 56.7 136

Sangat Setuju 12 22.6 60

Total 53 100.0 214

139

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda yakin informasi

yang disampaikan sesuai dengan produk tas Jansport, yaitu sebanyak

34 responden dengan persentase (56,7%) selanjutnya sebanyak 12

responden dengan persentase (22,6%) menyatakan sangat setuju , 5

responden dengan persentase (8,3%) menyatakan ragu-ragu, 1

responden dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak setuju, dan 1

responden dengan persentase (1,7%) menyatakan sangat tidak

setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 214, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan

produk tas Jansport” = ( 214 : 265) x 100% = 80,75%.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

214

140

12. Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas Jansport di

instagram

Tabel 4.30

Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas

Jansport di instagram

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1

Tidak Setuju 3 5.0 6

Ragu-Ragu 8 13.3 24

Setuju 32 53.3 128

Sangat Setuju 9 16.9 45

Total 53

100.0 204

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda mencari tahu

lebih banyak mengenai iklan tas Jansport di instagram, yaitu

sebanyak 32 responden dengan persentase (53,3%) selanjutnya

sebanyak 9 responden dengan persentase (16,9%) menyatakan

sangat setuju , 8 responden dengan persentase (13,3%) menyatakan

ragu-ragu, 3 responden dengan persentase (5,0%) menyatakan tidak

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

204

141

setuju, dan 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 204, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 265 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas

Jansport di instagram” = ( 204 : 265) x 100% = 76,98%.

13. Setelah mengetahui informasi mengenai produk tas Jansport di

instagram, anda tertarik untuk membeli produk tas Jansport

Tabel 4.31

Setelah mengetahui informasi mengenai produk tas

Jansport di instagram, anda tertarik untuk membeli

produk tas Jansport

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 2 3.3 2

Tidak Setuju 1 1.7 2

Ragu-Ragu 3 5.0 9

Setuju 23 43.3 92

Sangat Setuju 24 45.2 120

Total 53 100.0 223

142

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Setelah mengetahui

informasi mengenai produk tas Jansport di instagram, anda tertarik

untuk membeli produk tas Jansport, yaitu sebanyak 23 responden

dengan persentase (43.3%) selanjutnya sebanyak 24 responden

dengan persentase (45,2%) menyatakan sangat setuju , 3 responden

dengan persentase (5,0%) menyatakan ragu-ragu, 1 responden

dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak setuju, dan 2 responden

dengan persentase (3,3%) menyatakan sangat tidak setuju.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 223, setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 212 sampai dengan 265 yang kategorinya sangat setuju.

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Setelah mengetahui informasi mengenai produk tas

Jansport di instagram, anda tertarik untuk membeli produk tas

Jansport” = ( 223: 265) x 100% = 84,15%.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

223

143

14. Anda ingin beralih menggunakan tas Jansport setelah melihat

iklan tas Jansport di instagram

Tabel 4.32

Anda ingin beralih menggunakan tas Jansport setelah

melihat iklan tas Jansport di instagram

Frequency Percent Score

Valid Sangat Tidak Setuju 2 3.3 2

Tidak Setuju 1 1.7 2

Ragu-Ragu 6 10.0 18

Setuju 31 51.7 124

Sangat Setuju 13 24.5 65

Total 53 100.0 211

Nilai Kontinum:

Deskripsi tabel diatas menunjukan sebagian besar responden

menyatakan setuju terhdap pernyataan bahwa Anda ingin beralih

menggunakan tas Jansport setelah melihat iklan tas Jansport di

instagram, anda tertarik untuk membeli produk tas Jansport, yaitu

sebanyak 31 responden dengan persentase (51,7%) selanjutnya

sebanyak 13 responden dengan persentase (24,5%) menyatakan

sangat setuju , 6 responden dengan persentase (10,0%) menyatakan

ragu-ragu, 1 responden dengan persentase (1,7%) menyatakan tidak

setuju, dan 2 responden dengan persentase (3,3%) menyatakan

sangat tidak setuju.

0 53 106 159 212 265

STS

TS

RR

S

SS

211

144

Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa skor diperoleh

sebesar 211 , setelah dikonfirmasikan dalam kontinum nilai berada

pada interval 159 sampai dengan 212 yang kategorinya setuju. Jadi

berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap

peryataan “Anda ingin beralih menggunakan tas Jansport setelah

melihat iklan tas Jansport di instagram” = ( 211: 265 )x 100% =

79,62%.

Berikut ini adalah rekapitulasi pengembangan indikator atau

komponen pengukur variabel Y (mainat beli anggota himpunan

mahasiswa ekonomi menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara) berdasarkan data tabel tunggal:

Tabel 4.33 Tabel Akumulasi Nilai Skor Variabel Y

No. Pernyataan Skor

1. Anda mengetahui keunggulan dari produk tas Jansport 224

2 Disain gambar, warna, dan tulisan pada iklan tas Jansport di instagram sangat unik

211

3 Anda sangat memperhatikan pesan dalam iklan tas Jansport di instagram

203

4 Anda mengerti pesan yang di sampaikan iklan tas Jansport di instagram

226

5 Anda menyukai produk tas Jansport karena memiliki High quality

218

6 Anda tertarik untuk melihat iklan tas Jansport yang lainya 188

7 Anda menyukai produk tas Jansport karena iklanya yang sangat menarik perhatian

221

8 Anda menyukai produk tas jansport karma disain dan type yang unik

214

9 Anda menyukai produk tas Jansport karena testimoni yang diberikan orang lain tentang produk tas Jansport

204

10 Timbul minat anda untuk mencari informasi mengenai produk

224

11 Anda yakin informasi yang disampaikan sesuai dengan produk tas Jansport

214

12 Anda mencari tahu lebih banyak mengenai iklan tas 204

145

Jansport di instagram

13 Setelah mengetahu informasi mengenai produk tas Jansport di instagram anda tertarik untuk membeli produk tas jansport

223

14 Anda ingin beralih menggunakan tas jansport setelah melihat iklan tas jansport di instagram

211

Total Skor 2985

Interval Nilai Skor

Hasil tabel akumulasi nilai Skor di atas indikator variabel Y

(minat beli anggota Himpunan mahasiswa ekonomi menejemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta) pada tabel 4.19

sampai dengan tabel 4. 32 menunjukan bahwa nilai rata-rata

tanggapan responden terhadap minat beli anggota Himpunan

mahasiswa ekonomi menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta) memiliki skor 2985 dengan persentase (2985 :

Analisa Nilai Skor

n = 53

Skor Minimum : 1 x 14 x 53 = 742

Skor Maximum : 5 x 14 x 53 = 3710

Sangat buruk Buruk Biasa/ netral baik Sangat baik

0 742 1484 2226 2968 3710

2985 ( 80,45%)

146

3710 X 100% = 80,45%). bila di sesuaikan dengan kontinumnilai

interval, Skor 2985 berada pada nilai interval 2968 sampai dengan

3710 yang termasuk dalam kategori Sangat baik.

4.3 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklan tas

Jansport di media sosial Instagram terhadap minat beli anggota

himpunan mahasiswa ekonomi menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta. Untuk keperluan analisis kedua variabel digunakan

teknik Pearson Produk Moment dengan SPSS (Statistical Package for

Social Science). Hasil analisis data diperoleh nilai korelasi, koefisien

determinasi, nilai persamaan regresi linier sederhana seperti pada tabel

di bawah ini.

4.3.1 Uji korelasi

Untuk menguji kebenaran hasil dari perhitungan manual,

penulis menggunakan bantuan SPSS yang rinci dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.39

Correlations

PI MB

PI Pearson Correlation 1 .802**

Sig. (2-tailed) .000

N 53 53

MB Pearson Correlation .802** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 53 53

147

Tabel 4.39

Correlations

PI MB

PI Pearson Correlation 1 .802**

Sig. (2-tailed) .000

N 53 53

MB Pearson Correlation .802** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 53 53

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program

SPSS (Statistical Packages for Social Science) 17 pada tabel di atas,

maka dapat dijelaskan hasil analisisnya sebagai berikut: Adanya

korelasi antara kedua variabel tersebut, dimana nilai koefisien korelasi

(r) didapatkan sebesar 0,802. Koefisien korelasi sebesar 0,802. yang

berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut :

Tabel.4.40 Koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

148

Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel X

dengan variabel Y berada pada tingkat hubungan Sangat kuat yaitu

level 0,802 (terletak pada wiliayah antara (0,80 – 1,000) dan arah

hubungannya positif.

Ho : Tidak adanya pengaruh iklan tas Jansport di media sosial

instagram terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara,

Jakarta.

Ha : adanya pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram

terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai r hitung adalah

0,802 dengan r tabel pada n = 53 adalah 0,334 dengan demikian r

hitung 0,802> r tabel 0,334 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak atau adanya pengaruh adanya pengaruh iklan tas Jansport di

media sosial instagram terhadap minat beli anggota Himpunan

Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta.

Setelah mengetahui bahwa ternyata Adanya pengaruh iklan tas

Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta. selanjutnya penulis ingin mengetahui seberapa

besar hubungan diantara keduanya.

149

4.3.2 Uji Signifikansi

Uji Signifikansi dengan menggunkan Uji ( t ) dilakukan untuk

mengetahui pengaruh antara variabel bebas (X) terhdap variabel

terikat (Y) dengan menggunakan bantuan SPSS yang secara rinci

dapat dilihat pada tabel berikt ini:

Tabel 4.41 Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.176 4.452 2.960 .004

PI .574 .056 .802 10.233 .000

a. Dependent Variable: MB

Statistik

thitung > ttabel (Ho) ditolak dan (Ha) diterima

thitung < ttabel (Ho) diterima dan (Ha) ditolak

Hasil :

Nilai thitung 10,233 sedangkan ttabel sebesar 2,676 dengan demikian

thitung 10,233 > ttabel 2,676 sehingga (Ho) ditolak dan (Ha) diterima

artinya terdapat pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram

terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

150

4.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui variasi

yang bisa di jelaskan antara variabel X dan variabel Y

Tabel 4.42

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .802a .644 .637 5.482

a. Predictors: (Constant), TTL

Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan kontribusinya

Rsquare (R)2 sebesar 0,644. Nilai Rsquare dapat digunakan untuk

menganalisa hasil Koefisien Determinasi (KD). Dimana nilainya di

dapat dari rumus (KD = R2 ) 0,644 = 64,4%, artinya pengaruh iklan tas

Jansport di media sosial instagram mempunyai kontribusi sebesar

64,4% dalam upaya meningkatkan minat beli anggota Himpunan

Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara. Selebihnya 35,6% terbentuk akibat dari beberapa faktor

lainya di luar penelitian ini.

4.3.4 Persamaan Regresi

Regresi sederhana di dasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kasual satu variabel independen dan variabel dependen. Dari

analisa diatas dapat di prediksi besar angka minat beli melalui

persamaan regresi yaitu:

151

Tabel 4.43 Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.176 4.452 2.960 .004

PI .574 .056 .802 10.233 .000

a. Dependent Variable: MB

Untuk mendapatkan nilai Y maka nilai (a) dan nilai (b) yang

telah di ketahui hasilnya, disatukan kedalam rumus regresi linier

sederhana berikut ini:

Y = a +bx

Y = minat beli

X = pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram

a = 13, 176

b = 0,574

(Y) = 13,176 + 0,574

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel (X

= 0) maka variabel Y = 13,176. Setiap peningkatan pada variabel Perngaruh

iklan (x) sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada minat beli anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta (Y) sebesar 0,574 pada arah positif dengan konstanta

sebesar 13,176.

152

4.4 Pembahsan

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (

Pengaruh Iklan) dan variabel terikat ( Minat beli). Penelitian ini

menggunakan Teori S – O – R , VIPS dan model Hierarchy of effect.

sehingga memungkinkan peneliti untuk melihat bagaimana Pengaruh

iklan tas Jansport di media sosial instagram terhdap minat beli anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta.

Penelitian ini menggunakan eksplanatif kuantitatif, dengan

menggunakan survey sebagai metode pencarian data. Lokasi penelitian

dilakukan di pada anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Populasi dalam penelitian

ini sebanyak 109 orang dan sampel yang digunakan adalah 53

responden.

hasil uji korelasi menunjukan bahwa hubungan antara variabel X

dengan variabel Y berada pada tingkat hubungan Sangat kuat yaitu

0,802 Yang terletak pada wilayah interval antara (0,80-1,000) dengan

arah hubungan yang positif.

Secara emipirik berdasarkan hasil analisis data dengan uji

signifikan menunjukan bahwa maka di dapat hasil r square adalah 0,644.

Hal ini menunjukan pengertian bahwa ada pengaruh iklan tas Jansport di

media sosial instagram terhdap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara sebesar

153

64,4% sedangkan sisanya (100% - 64,4% = 33,7%) di pengaruhi oleh

sebab-sebab lain. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan

bahwa pengaruh iklan tas Jansport di media sosial instagram terhadap

minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME)

Universitas Bina Nusantara adalah kuat. Apabila hasil penelitian tersebut

dikaitkan dengan pendapat dari teori dan model di atas, maka dapat

dinyatakan bahwa hasil penelitian yang menyatakan pengaruh iklan tas

Jansport di media sosial instagram terhadap minat beli Himpunan

Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara,

Jakarta Sangat Tinggi.

Hasil Uji Regresi menunjukan bahwa setiap peningkatan variabel

X (Pengaruh iklan) sebesar satuan akan berpengaruh pada variabel Y

(minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta ) sebesar 0,574 pada arah

positif dengan konstanta sebesar 13,176.

154

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan hasil pengujian

hipotesis yang telah di uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka

kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pengujian hipotesis “Pengaruh

Iklan Tas Jansport di Media Sosial Instagram Terhadap Minat Beli

anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME)

Universitas Bina Nusantara, Jakarta”, yaitu sebagai berikut:

1. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui penilaian anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Menejemen (HIMME) Universitas bina

nusantara, Jakarta, terhadap daya tarik iklan tas Jansport di

instagram, maka penulis mencoba mengembangkanya kedalam

beberapa indikator dan hasilnya menunjukan bahwa penilaian

anggota terlihat cukup baik terhadap iklan tas jansport di instagram.

Hal ini dapat terlihat dari hasil analisa rata-rata jawaban responden

yang menunjukan gambaran kontinum nilai interval pengembangan

indikator variabel X ( pengaruh iklan), termasuk dalam kategori baik,

yaitu dengan nilai skor 3021 atau sebesar 81,42% jawaban responden

yang mendukung pernyataan bahwa daya tarik iklan tas Jansport di

media sosial instagram terlihat Baik oleh anggota Himpunan

136

155

Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta.

2. Tujuan berikutnya untuk mengetahui seberapa besar tingkat minat beli

anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME)

Universitas Bina Nusantara, Jakarta, terhadap produk tas Jansport.

Hasilnya menunjukan bahwa tingkat minat beli anggota Himpunan

Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta, telah terbentuk dengan tinggi akibat adanya iklan

tas Jansport di media sosial Instagram. Hal ini dapat terlihat dari hasil

analisa rata-rata jawaban responden yang menunjukan gambaran

kontinum nilai interval pengembangan indikator variabel Y (minat beli)

termasuk dalam kategori tinggi, yaitu dengan nilai skor 2985 atau

sebesar 80,45 % jawaban responden yang mendukung pernyataan

bahwa minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen

(HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta, terhadap produk tas

Jansport sudah tercipta dengan Tinggi.

3. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara iklan tas JanSport di media sosial Instagram

terhadap minat beli anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Manajemen (HIMME) Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Adapun

besarnya pengaruh iklan tas JanSport terhadap minat beli anggota

Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HIMME) Universitas Bina

Nusantara, Jakarta sebesar 0,644 dengan persentase 64,4% yang

156

dimana ditunjukan oleh tabel koefisien korelasi dengan tingkat

hubungan yang Kuat. Sedangkan sisanya sebesar 35,6% terbentuk

akibat dari beberapa faktor lainya di luar penelitian ini.

5.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut :

1. Sebaiknya didalam iklan tas Jansport di Instagram lebih meningkatkan

intensitas penayangan iklanya di media sosial Instagram. Dapat dilihat

pada variabel X dalam pernyataan Anda pernah melihat iklan tas

Jansport di instagram memiliki nilai tengah atau mean terendah

diantara pernyataan-pernyataan lainya, yaitu 198. dengan demikian

iklan tas Jansport di instagram lebih meningkatkan itensitasnya dalam

menayangkan iklanya di media sosial instagram, sehingga masyarakat

akan mudah mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai

produk tas Jansport.

2. Tampilan iklan tas Jansport di instagram harus lebih menarik lagi,

sehingga akan dengan mudah menarik perhatian masyarakat. Dapat

dilihat dalam variabel Y pada pernyataan Anda tertarik untuk melihat

iklan tas Jansport yang lainya memiliki nilai tengah atau mean

terendah dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan lain yaitu

sebesar 188. dengan demikian, sebaiknya iklan tas Jansport di media

sosial instagram di buat lebih menarik lagi dan lebih informatif lagi.