pemberian susu kambing etawa terhadap peningkatan berat badan pada penderita tb bta (+)di rawat inap...

12
JTJFB;\IAT* f fl:f:t:f { {' fssrv 2314"s8s2 T{, I'J VOLUME ' NOMOR I, SEPTEMEftr . OE.{TMBER 2A' 3 $ffi& <t- IJ

Upload: dytoshare

Post on 28-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JTJFB;\IAT*

f fl:f:t:f { {'fssrv 2314"s8s2

T{, I'JVOLUME

' NOMOR I, SEPTEMEftr . OE.{TMBER 2A' 3

$ffi&

<t-

IJ

PENGTIOI.A n,rt.I, rEr M{r{TJURUSAN I.,sm^TaIr - mr.Ee ilmr JEMBER

PENANGGI'Irc,AWAT

h. Hcri Wesito, Mp

PEIVTIMPIN REDAIGISustin Farlinda, S. Kom, MT

REDAKSI PELAKSANA

Puspito Arur4 S. Ga M. GiziDevi Ermawati, S. Gz, M. Gizi

Feby Erawantini, S. Km, M. KesAndri Permana Wicalaono, S.ST

ADMINISTRASI:

Poppy C. Dewantari, A. Md

MITRA BESTARI (PEER REVIEWBR)Etik Sulistyowati, SST, S. Gz, M. Kes

drg. Arief Setyohargo, M. Kes

Jurusan Kesehatan - potiteknik wegerilOerJl. Mastrip poBox tocJemierTelp.0331- 333s32 (Ext. 205)Email : [email protected]

Daftar Isi

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diit Pada pasien

Diebetes Melifus Tipe 2 di RSUD dr. Abdoer Rahem SitubondoHeri Warsitor , Agustina Endah Wr, Faridlotul Luthfianal ......... I - 8

Kajian Sifat Sensoris dan Indeks Glikemik Beras Tiruan Berbasis UmbiLokaIAdhiningsih Yuliantir, Heri Warsitor, Diajeng Sindu Eka putrir ........... ...........g - 23

Pemberian Susu Kambing Etawa Terhadap Peningkatan Berat Badanpada Penderita TB TBA (+) di Rawat Inap Rumah Sakit paru JemberRindainir, Faiqatul Hikmahr, Arif Rakhman Guntartor.. ..............24 - 32

Tekanan Darah Penderita Hipertensi Primer di Unit Rawat JalanPuskesmas Silo I Kabupaten JemberAdhiningsih Yuliantir, Rindianit, yualeny Valensiar ..................33 - 4g

Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Kepatuhan Diet pada penderitaDiabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Kaliwates JemberArisanty Nur S. R.r, Agustina"Endah.W.r, Ayu Febriyatnal ................. ............49 - 60

Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Praktik Kader Posyandu DalamUpaya Penanganan Ibu Hamil Kurang Energi KronisSA. Nugraheni2 , M. Zen Rahfiludin2, Dahlia Indah Amaretal ................ ........61 - jl

Correlation Of Completeness Diagnostic With Accuration ObstetricsPatients Diagnostic Codes In Rsu Kaliwates Jemberdr. Dian Damayantil, dr. Novita Nurainil, Siti Nurhidayahl ............... 72 - Bl

Perbedaan Ketengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis PasienAsuransi Dengan Non Asuransi Rawat Inap Rumah Sakit Paru JemberPeriode Oktober Tahun 20llSustin Farlindar, Rinda Nurul Karimahl, Laili Zulvi Yunita ........82 - 93

Analisis dan Desain Formulir Petunjuk Keluar (Outguide) Pada BagianFilling Unit Rekam Medis RS PTPN X JemberNovita Nurainil, Sustin Farlindal, Deffry Fauzul Asy'Ari1...... ....g4 - lO7

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Duplikasi Nomor Rekam Medis diRumah Sakit Daerah Balung Jember Periode 2012Faiqatul Hikmahr, Dian Damayantir, Lilis Fitrianingsih 108 - 123

PEMBBRIAN SUSU KAMBING ETAWA TBRIIADAPPENINGKATAN BERAT BADAN PADA PENDERITA TB BTA (+)DIRAWAT.INAP RUMAII SAKIT PARUJEMBERRindainir, au,llql Hikmahr, Arif Rakhman Guntartor' potrteknik Negeri Jember

Penyakit rB .1,1_1 io","n:iilff menular yans disebabkan olehmikrobakterium tuberkurori., yang aufiJi''rJ"ny"bautun marnut-risi. Sarah satu carayang dapat digunakan untuk meniar"li."lrr"isi pada penderita TB paru adarahmengkonsumsi susu kambing

""*".- p"r"rirar. iri bJrj*;';; mengetahuipengaruh pemberian susu kambing "tu*u"t".t udap peningkatan berat badanpenderita tuberkurosis paru_BTA 1*j ai nr-uh sakit paru J-ember.peneritian inimengunakan desain True Exp"rii"ilatt o^',i^ dengan l4 subyek peneritian dandata dianalisis menggunakan uji pairecl i_pemberian rr.u kurii.

Hff *i::,:"ffi .B:iir,;lmgmi;i"r:;fi#[rT{"i":J##lKATA KUNCI : TB paru, Susu Kambing Etawa, Berat Badan

titse

ulpchIGflEGri5tI_aill

I5IdlxF5H-t$rHfil*Hh-IHfrIEfiIITIHh

PENDAIIULUANTuberkulosis merupakan

q:ryryr infeksi yang tetah lamaorkenal. penyakit ini menjadimasalah yang cukup U"ru. Uugikesehatan masyarakat terutama di

l:g"T yang sedang berkembang.I uberkulosis merupakan p"ny"baiytqu kematian di antara beibagaiinfeksi yang dilapo.tun. p"nvu?Jirm sangat menular dan menyerangsemua umur. Indonesia di antaritiga juta penduduk yang suspektuberkulosis, 2ZO.OOO d"d;sputum BTA positif atau 2,4ler::ll, penduduk (Murwani aun\uhana,200l).

Hasil Survei KesehatanRumah Tangga (SKRT) tahun1995 di lndonesia menunjukkanbahwa TB merupakan penyebab

kematian nomor tiga setelahkardiovaskuler dan penyakitsaluran pernafasan pada semuagolongan usia, dan nomor satu darigolongan penyakit infeksi. OatL_pola penyakit' TB ."n"*pu,i1rytan ketujuh dengan prevalensi4,2/|OOO penduduk. Survei Iainmenunjukkan bahwa prevalensiTB paru

-dengan BTA p..i;fsebesar 2,5%o yaitu suatu angkayTg cukup tinggi karena diseluruh dunia pravelensi TB parut"?"r1 0,01o/o (Misnadiarly, iggqdalam Murniasih, 2007).

Bebenpa pene\itian te\ahmencoba efektivitas susu kambingetawa terhadap mencit. Dari hasilpenelitian didapatkan bahwamencit yang diberi susu kambingmempunyai bioavaibilita, yurg

24 I Jurnar Kesehatan vor. 1. No. 1. september-Desember 2013

tinggi terhadap tembaga, seng, dan

selenium dibandingkan dengan

mencit yang diberi susu sapi dan

penelitiannya juga menyebutkanbahwa susu kambing memilikirespon alergi yang minimaldibandingkan dengan susu sapi,

susu kambing sedikit merangsangsensitivitas sel limfoit sehinggatejadi penurunan secara signifikanterhadap sel limfoit yang

mengalami proliferasi ( Larra

,2004 dalam Moeljanto, dkk.2002).

Susu kambing etawamemiliki nutrisi yang mirip dengan

susu sapi tetapi susu kambingmemiliki lemak yang lebih kecilsehingga mudah dicerna.Dilaporkan bahwa sekitar 40%pasien yang alergi terhadap proteinsusu sapi memiliki toleransi yang

baik terhadap susu kambing. Diduga protein susu (laktoglobulin)yang paling bertanggung jawab

terhadap kejadian alergi proteinsusu. Dari hasil penelitian Macktahun 1953 disimpulkan bahwakelompok anak yang diberi susu

kambing memiliki berat badan,

mineralisasi kerangka, kepadatantulang, vitamin plasma rendah,

kalsium, tiamin, riboflavin, niacindan konsentrasi hemoglobinnyayang lebih tinggi jikadibandingkan dengan ketompokanak yang diberi susu sapi.

Disamping itu, susu kambingmemiliki kapasitas buffer yang

lebih baik sehingga bermanfaatbagi penderita gangguan

pencernaan (Moeljanto, dkk.2002).

Pada tahun 2000,pemanfaatan susu kambing dalamprogram terapi pasien TB di poliinduk kesehatan daerah militer IIISiliwangi Jawa Barat memperolehhasil yang signifikan. Rata-ratasetelah 1 bulan pemberian obatanti TB yang disertai denganperubahan pola makan danpemberian susu kambing 200 ccperhari tingkat kesehatan penderitamengalami perubahan. Hal iniditandai dengan nafsu makan yang

membaik, batuk dan sesak nafasberkurang serta muka tidak tampakpucat lagi (Moeljianto, 2002).

Menurut data laporan "

kunjung rawat inap di RumahSakit Paru Jember pada tahun 2010jumlah penderita tuberkulosis paruyang dirawat inap sebesar 1976pasien. Pada tahun 20ll dari data

laporan kunjung rawat inap diRumah Sakit Paru Jember untukjumlah penderita tuberkulosis paruyang dirawat inap mengalamipeningkatan terhitung sebesar

2192 pasien, hingga tahun 2012kemungkinan jumlah penderita TBterus meningkat.

Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruhpemberian susu kambing etawa

terhadap peningkatan berat badanpenderita tuberkulosis paru BTA(+) di Rumah Sakit Paru Jember.

Jurnal Kesehatan Vol. 1. No. 1. September-Desember 2013 I 25

METODEJenis penelitian

Penelitian ini menggunakanmetode Kuantitatif dengan bentukTrue ExperimentalDesigns dalamdesain ini terdapat dua kelompokyang masing-masing dipilih secararandom (R). Setengah kelompokuntuk eksperimen (diberikanperlakuan susu kambing etawa)dan setengah untuk kelompokkontrol (yang tidak diberiperlakuan).

Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilaksanakan di

Rumah Sakit Paru Jember yangterletak di Jalan NuSa Indah No. 28Jember dan waktu penelitian inidilaksanakan mulai bulan Oktober201I hingga bulan Juli 2012.

Alat Dan BahanAlat yang digunakan dalam

penelitian iri meliputitimbangandigital, alat tulis, lemari pendingin,panci, gelas ukur, dan kompor,sedangkan bahan yang digunakanuntuk penelitian adalah susukambing etawa

Konsep Pemberian MakananSelingan

Dalam konsep pemberiansusu kambing etawa, diberikanselama pasien dirawat inap yaituselama 5 hari. Setiap satu haridiberikan dua kali yaitu pada menuselingan pagi diberikan pada pukul09.00 dan menu selingan siangdiberikan pukul 14.00. Pada manu

selingan pagi dan selingan siangsebanyak 200 cc setiap satu kalipemberian.

Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukandengan cara:l. Mengambil data awal pasien

dengan cara mengukur Beratbadan.

2. Melakukan Penimbanganberat badan (BB) selamapasien dirawat inap danpenimbangan dilakukansetelah pemberian susukambing etawa.

3. Pada saat pasien keluarrumah sakit dilakukanpehgukuran berat badankembali.

Analisa DataSugiono (20r l)

menyatakan bahwa uji yang sesuaidengan penelitian inimenggunakan uji Paired t-testDependen (berpasangan) karenadalam menguji menggunakan duavariabel. Tabel yang digunakanuntuk membandingkan statistik ujidan statistik hitung adalah tabel tuntuk mengetahui pengaruhsebelum dan sesudah pemberiansusu kambing etawa terhadappeningkatan Berat badan padapenderita Tuberkulosis parukategori I. Uji yang digunakanadalah Paired t-test Dependen(berpasangan) dibantumenggunakan program SPSSStatistics 17,0 dengan hasil uji

26 I Jurnal Kesehatan Vol. i.. No. 1. September-Desember 2013

bermakna apabila didapatkan nilaisignifikan P < 0,05 (u : 5%)

berarti jika P > 0,05 Ho diterimadan jika P < 0,05 Ho ditolak danHl diterima. Uji ini jugamenggunakan statistik Spearman'srank correlation dengan

confidence interval 95o/o untukmengetahui hubungan antarvariabel (Nursalam, 2003).

Tabel 1 menunjukan rata-rata usia responden di rumah sakitParu Jember antara usia 20-40tahun ke atas yang tergolong usiaproduktif. Hasil penelitianmenemukan kejadian TB Parusebagian besar (78,57%) terJadipada golongan umur 40 tahun ke

atas.

Penyakit tuberkulosis paru palingsering ditemukan pada usia mudaatau usia produktif, yaitu sekitar 20

- 40 tahun ke atas. Dewasa ini,dengan terjadinya transisi

TIASIL DAN PEMBAHASANGambaran Umum Responden1. Umur

Jumlah subyek penelitianadalahsebanyak 14 sampel , dengan

kisaran usia antara 20 sampai> 40 tahun seperti tertera pada

Tabel I

demografi, menyebabkan usiaharapan hidup lansia menjaditinggi. Pada usia lanjut sistemimunologis seseorang menurun,sehingga sangat rentan terhadapberbagai penyakit, termasukpenyakit tuberkulosis paru (Naga,

20t2).Jenis kelamin

Gambaran umum pasienmenurut jenis kelamin respondendapat diperlihatkan pada

Tabel2 berikut ini

Tabel2. Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki l0 71,42 0

2. Wanita 4 28,58 yo

Tabel 1. Gambaran Responden Menurut Umur

No Umur Jumlah Prosentase

I 20-25tahun I 7,140

2 26-30tahun 0

J 31 -35tahun 2 14,29 0/o

4 36 - 40 tahun 0

5 >40 tahun t1 78,57 0/o

Total t00%

Jurnal Kesehatan Vol. 1. No. 1. September-Desember 2013 I 27

Pada Tabel 2, menunjukkan

bahwa rata-rata responden lakilakilebih banyak 7 7,42o/o dibandingkandengan wanita Yaitu 28,58Yo-

Menurut WHO, sedikitnYa dalam

periode setahun ada sekitar 1 juta

perempuan yang meninggal akibat

luberkulosis paru. Dari fakta ini,

dapat disimPulkan bahwa kaum

perempuan lebih rentan terhadaP

kematian akibat serangan

akibat proses kehamilan dan

persalinan. Pada lakilaki, penyakit

ini lebih tinggi karena rokok dan

minuman alkohol daPat

menurunkan sistem Pertahanantubuh. Sehingga, wajar jikaperokok dan Peminum beralkohol

iering disebut sebagai agen dari

penyakit tuberkulosis Paru (Naga,

2012).

Awal Masuk R h Sakit Paru Jember

tuberkulosis Paru dibandingakan

Analisa Status GiziTohel 1 Sfatrrs izi R wa uma

Responden

Berat

Badan

(Ke)

Tinggi

BadanIMT Status Gizi

I 47 163 17,7 Kekurangan BB tingkat ringan

2 48,8 150 21,6 Normal

3 28,8 t46 13,7 kekurangan BB tingkat berat

4 36 156 l5 kekurangan BB tingkat berat

5 28,3 153 12,2 kekurangan BB tingkat berat

6 39,4 155 16,4 kekurangan BB tingkat berat

7 48,9 150 21,73 Normal

8 57 163 21,9 Normal

9 44,2 160 17,26 Kekurangan BB tingkat ringan

10 45,2 160 17,6 Kekurangan BB tingkat ringan

ll 42 163 t6,1s kekurangan BB tingkat berat

t2 37,6 160 14,6 kekurangan BB tingkat berat

13 44 161 17,6 Kekurangan BB tingkat ringan

t4 56 t67 20,7 Normal

, 556,2 226,97

23 I Jurnal Kesehatan Vol. 1. No. 1' September-Desember 2013

43,08571 77,4763

3,15329

Tabel 3 menunjukkan bahwa

42,85Yo responden mempunyai

status gizi kekurangan BB tingkat

berat, hal ini ditujukan dengan

IMT kurang dari l7,O kd^',sedangkan 28,57oh responden

mempunyai status gizi kekurangan

BB tingkat ringan dan 28,57o/o

mempunyai status gizi normal.

Rendahnya status gizi ini

menunjukkan bahwa penyakit TB

Paru sangat berbahaya karena

dapat mempengaruhi penurunan

berat badan dalam jangka waktu

singkat

Tabel 4. Status Gizi Responden Setelah keluar Rumah Sakit

Responden

Berat

Badan

(Kg)

Tinggi

BadanIMT Status Gizi

I 48,3 163 18,22 Normal

2 49,5 150 22,13 Normal

3 28,8 146 13,7 kekurangan BB tingkat berat

4 37,2 156 15,3 kekurangan BB tingkat berat

5 28,2 153 t2,2 kekurangan BB tingkat berat

6 39,8 155 16,59 kekurangan BB tingkat berat

7 50,0 150 )) )) Normal

8 57 163 21,9 Normal

9 45 160 17,57

Kekurangan BB tingkat

ringan

l0 44,9 160 17,53

Kekurangan BB tingkat

ringan

Jurnal Kesehatan Vol. 1". No. 1. September-Desember 2013 129

11 42 163 16,15 kekurangan BB tingkat berat12 37 160 14,6 kekurangan BB tingkat berat

l3 43,8 l6l 17,5

Kekurangan BB tingkat

ringan

l4 56 r67 20,7 Normal

s 607,7 246,3

x 43,39296 17,59296

SD 8,73539 3,1 99533

TERENDAH 28,2 12,2

TERTINGGI 57 )) ))

Tabel 4 menunjukan bahwate{adi peningkatan status gizi.yaitu 35,7lyo ."rpord"r,mempunyai status gizi Normal, halini ditujukan adanya peningkatanberat badan. 2l,4Tyo resptndenmempunyai status gizi kekuranganBB tingkat ringan dan 42,g4%responden mempunyai status gizikekurangan BB tingkat berat,

-hal

ini.ditujukan dengan IMT kurangdari 17,0 kg/m'. Rendahnya statulgizi ini menunjukkan bahwapenyakit TB paru sangatberbahaya karena dapatmempengaruhi penurunan beratbadan dalam jangka waktu singkat.

Semakin rendahnya statusekonomi penduduk, kurangnyakepedulian masyarakat t".fruAuppenderita malnutrisi dan tingginyaangka kemiskinan di ,"guruberkembang semakin ."rn--u"utimbulnya penyakit kronis yangberat

. contohnya penyakit pu.,

seperti TB. Malnutrisi

menyebabkan berat badanberkurang, kekuatan ototpernafasan berkurang, menurunnyakapasitas ventilasi danberkurangnya pertahanan parusehingga memperburuk kondisipasien (Lisdiana, l99g dalamHandayani, 2009).

Keadaan malnutrisi ataukekurangan kalori, protein,vitamin, zat besi danlain- lain,akan mempengaruhi daya tahantubuh seseorang sehingga rentanterhadap penyakit termasuk TB"Paru. Keadaan ini merupakanfaktor penting yangberpengaruhdinegara miskin, baifpada orang dewasa maupun anak_anak (Naga, 2012).

Susu Kambing memilikibanyak menfaat kesehatan karenamengandung lebih banyak mineral,protein, dan enzim pencernaandindingkan susu sapi. Susukambing juga dengan struktur susumanusia, yang membuatnya lebih

30 I Jurnar Kesehatan Vor. 1. No. 1. september-Desember 2013

mudah bagi manusia untukdicerna, bahkan jika mereka tidaktoleran laktosa' atau yang memilikimasalah pernafasan. Minum susukambing memiliki beberapadampak pada peningkatanimmunitas seseorang ketikadiminum secara teratur, tetapibeberapa studi ilmiahmembuktikan bahwa susu kambigakan meningkatkan kekebalansecara keseluruhan (Wibowo,2010).

KESIMPT'LAI\ DAN SARANKesimpulanl. Terdapat

perbedaanpeningkatan beratbadan antara respondenyang diberi susu kambingetawa dan pasien kontrol.Pada responden yang diberisusu kambingetaw a,7 l,4Yorespondenmengalami peningkatanberat badan, sedangkan padapasien kontrol, l4,2Yoresponden mengalamipeningkatan berat badan..

2. Terdapat pengaruhpemberian susu kambingetawa terhadap peningkatanberat badan penderitatuberkulosis paru BTA (+)di Rumah Sakit ParuJember. Rata - rata beratbadan meningkat sebesar 0,6kg setelah pemberian susukambing etawa

Saranl. Perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut tentangpengaruh susu kambingterhadap BTA (+) padapenderita tuberkulosis ataupenelitian lebih lanjuttentang pengaruh susukambing denganmenggunakan susu sapisebagai kontrol.

DAFTAR PUSTAKAAlmatsier, S. 2007. Penuntun Diet

Edisi Baru. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S. 2009. Prinsip DasarILMU GVI. Jakata: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Courtney, MM. 1997. Terapi DietDan Nutrisi Edisi II.Jakarta: Hipokrates.

Handayani, B- 2009. GambaranAsupan Zat Gizi Makrodan Status Gizi PadaPenderita TuberkulosisParu Rawat lnap Di RSUDDr.MoewardiSurakartarepositoriperpustakaan UMS.

Hartono, A. 2000. Asuhan NutrisiRumah Sakit. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Moeljanto, D dan WirantaBernardinus, T. 2002.Khasiat Dan manfaat SusuKambing. Jakarta: YT.Agromedia Pustaka.

Muarif , S. 2010.Faktor YangBerhubungan AntaraKesembuhan PengobatanTB Paru Dengan OAT

Jurnal Kesehatan Vol. 1-. No. 1. September-Desember 20i.3 I 31

Strategi DOTS dipuskesmas BurnehBangkalan. repositoriperpustakaan LINAIR

Naga, S. 2012. Buku PanduanLengkap Ilmu PenyakitDalam. Jogf akarta: DivaPrees

Notoatmodjo, S. 2005. MetodologiPenelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. KonsepPenerapan MetodologiPenelitian IlmuKeperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.Sodiq, A dan Abidin, Z. 2002.

Kambing Peranakan

Etawa. Jakarta: PT.. Agromedia Pustaka.

Sugiyono. 2011. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif danR&D. Bandung :

ALFABETA.IJsman, S. 2O08.Konversi BTA

Pada penderita TB Paru Kategori IDengan Berat Badan Rendah

Dibandingkan Berat Badan

"Normal Yang Mendapatkan Terapi

Intensif.http ://repository.usu. ac. id./

bitstream/ 1 2 34567 89 / 62361 I I 047 0

270l0.pdf .Unduh l8 Oktober

2011

32 I Jurnal Kesehatan Vol. 1. No. 1. September-Desember 20i_3