optimalisasi support sistem - osf
TRANSCRIPT
OPTIMALISASI
SUPPORT SISTEM
| Murwani Ujihanti | Ulfah Mey Lida | Nurmalina | | Fakhrur Rozy | Mansur S | Anita Tri Widiyawati | | Nurlia Latipah | Ibnu Muttaqin | Kurroti A’yun |
| Muhammad Syahrial Razali Ibrahim | Firma Andrian | | Selvi Fauziyah | Yuliatun | Ari Dyah Sinta Tri Astuti |
| Rora Rizky Wandini | Heri Budianto | Rahma Nurzianti | | Reni Kumalasari | Sutrisno | Puji Ratno | Aris Dwi Nugroho |
| Jonni Siahaan | Juhanis | Jonni Mardizal | Indra Kasih | | Ari Subarkah | Dahlan | Fahrial Amiq| Ika Novitaria Marani |
| Efraldo Yudistira | Mesnan |
Editor: Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO.
Maria Marietta Bali Larasati, M.Hum Dr. Silvy Juditya, M.Pd
Ahmad Syaifuddin, S.Pd
Pengantar: Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag.
Direktur Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
ii
OPTIMALISASI SUPPORT SISTEM
Copyright © Murwani Ujihanti, dkk, 2022.
Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved Editor: Adi Wijayanto, dkk Layout: Kowim Sabilillah
Desain cover: Diky M. Fauzi
viii+ 237 hlm: 14 x 21 cm Cetakan Pertama, April 2022
ISBN: 978-623-6364-98-7
Anggota IKAPI
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Diterbitkan oleh:
Akademia Pustaka
Perum. BMW Madani Kavling 16, Tulungagung
Telp: 081216178398
Email: [email protected]
Website: akademiapustaka.com
iii
KATA PENGANTAR
uji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNYA buku
yang berjudul “Optimalisasi Support Sistem” dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya atas pemikiran dari
penulis dan beberapa pihak yang membantu dalam
penulisan.
Membangun kondisi dan sistem pendukung dalam
kehidupan untuk lebih semangat lagi dalam menjalaninya di
masa pasca pandemi tentulah tidak mudah, oleh karena
bagaimanapun proses kehidupan selama ini sedikit
banyaknya telah memengaruhi kaharakter individu sebagai
makhluk sosial dalam untuk mau menjalani proses
kehidupan yang semakin berkualitas.
Bagaimana eksistensi setiap individu sebagai makhluk
sosial dalam era millenial sangat perlu dibahas dari
berbagai sudut pandang ditengah pemikiran antara pesimis
dan optimis bahwa kehidupan di tengah kondisi pandemi
covid-19 akan mengalami berbagai kendala dan kesulitan.
Masyarakat Indonesia secara umum saat ini sedang
menghadapi wabah Virus Corona yang berdampak tidak
hanya di dunia kesehatan saja namun merambah ke semua
lini kehidupan. Banyak permasalahan - permasalahan yang
timbul sehingga perlu solusi untuk pemecahan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan.
Dengan hadirnya buku Optimalisasi Support Sistem ini
sangatlah tepat di tengah kondisi pandemi Covid-19 varian
baru. Semoga tulisan ringan dengan berbagai topik yang
P
iv
menarik disampaikan penulis, memberi manfaat bagi para
pembaca, pemangku kebijakan dan masyarakat umum
secara luas. Meskipun kehidupan pasca pandemi belum
optimal dilaksanakan di masyarakat, tetapi berbagai
pemikiran dalam Buku Bunga Rampai sudah ada dan ini
menunjukkan bahwa pemikiran para penulis lebih maju
dalam mensikapi suatu kondisi di masa akan datang.
Selamat menikmati buku ini dengan membacanya secara
seksama,
Tulungagung, 2 Maret 2022
Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag.
Direktur Pascasarjana UIN SATU
(Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................... v
BAB I SUPPORT SISTEM KOMPETENSI PROFESIONAL
Memperkenalkan Academic Writing Kepada Pemula: Suatu Konsep Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (Murwani Ujihanti) .............................................................................. 3
“Sekolah Artikel” Sebagai Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Bagi Guru SMKN 1 Kudus (Ulfah Mey Lida) ................................................................................ 11
Pelatihan Kompetensi Professional Guru (Nurmalina) ........................................................................................ 17
Pendampingan Penyusunan Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Untuk Siswa MA/SMA Sederajat Di MA Bilingual Muslimat NU Sidoarjo (Fakhrur Rozy) .................................................................................. 23
Penggunaan Pendekatan Dan Model Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik (Mansur S) ........................................................................................... 27
Workshop Pendampingan Akreditasi Perpustakaan Melalui Pengembangan Koleksi Digital Di SMPN 6 Kota Malang (Anita Tri Widiyawati) ..................................................................... 33
Pelatihan Pengembangan LKPD IPA Untuk Guru Madrasah Ibtidaiyah (Nurlia Latipah) ................................................................................. 41
Sudah Saatnya Baitul Maal wat Tamwil Terstandar Internasional (Ibnu Muttaqin) ................................................................................. 47
vi
BAB II SUPPORT SISTEM SPIRITUAL KEAGAMAAN
Penerapan Integrasi Iman Dan Takwa Pada Mata Pelajaran Sains (Kurroti A’yun) .................................................................................. 57
Gerakan Jamaah Subuh Sebagai Wadah Pemersatu Masyarakat Kota Lhokseumawe (Muhammad Syahrial Razali Ibrahim) ........................................ 65
Peranan Organisasi Remaja Islam Masjid (RISMA) Dalam Menurunkan Angka Kenakalan Remaja (Firma Andrian) ................................................................................ 73
Upaya Pemulihan Trauma Pandemi Covid-19 Perspektif Keagamaan Bagi Masyarakat Di Desa Bandungan Pakong Pamekasan (Selvi Fauziyah) ................................................................................. 81
Semangat Ngaji Morning Mengawal Karakter Dan Jiwa Moderasi Anak Di Raudhatul Athfal (Yuliatun) ............................................................................................ 89
“GERMUDAYA” Gerakan Mualaf Berdaya Sebagai Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Mualaf Di Yogyakarta (Ari Dyah Sinta Tri Astuti) .............................................................. 97
Modernisasi Pendidikan Islam: Landasan Teologis-Filosofis (Rora Rizky Wandini) .................................................................... 105
Gerakan Iqra’ Pergunu Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (Heri Budianto)................................................................................ 113
Perkembangan Halal Value Chain Dalam Masyarakat Aceh (Rahma Nurzianti) .......................................................................... 121
Program 1000 Hafiz Sebagai Upaya Mewujudkan Generasi Islamis Di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh (Reni Kumalasari) ........................................................................... 129
manusia Adalah Makhluk Agama (Sutrisno) .......................................................................................... 137
vii
Menghidupkan Jiwa Entrepreneur Santri Melalui Pengelolaan Kegiatan Outbound Di Pondok Pesantren (Puji Ratno) ....................................................................................... 145
Pembinaan Manajemen Pesantren Pada Pondok Pesantren Ainul Yaqin Kota Jambi (Aris Dwi Nugroho) ......................................................................... 153
BAB III SUPPORT SISTEM PENGKONDISIAN FISIK SERTA PENINGKATAN PRESTASI ATLET
Optimalisasi Peran Pelatih Membangun Prestasi Olahraga (Jonni Siahaan) ................................................................................ 161
PKM Aktivitas Fisik Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Pada Masyarakat Kab. Barru Di Masa Pandemi Covid-19 (Juhanis) ............................................................................................ 169
Manajemen Organisasi Olahraga Profesional Mempercepat Terwujudkan Papua Sebagai Provinsi Olahraga (Jonni Mardizal)............................................................................... 177
Peran Serta Perguruan Tinggi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Indrakasih)...................................................................................... 185
Penyegaran Perwasitan Bulutangkis Di Daerah Kel Cipayung Jakarta Timur (Ari Subarkah) ................................................................................. 193
Pelatihan Weight Training Pliometik Atlet Anggar Dan Atlet Karate Koni Sulawesi Selatan (Dahlan) ............................................................................................. 199
Pendampingan Peningkatan Kondisi Fisik Tim NZR Sumbersari Dalam Mengikuti Kompetisi Liga 3 Nasional (Fahrial Amiq) .................................................................................. 207
Penyegaran Tentang LTAD (Long Term Athlete Development) Untuk Pelatih Olahraga Di Jakarta Barat (Ika Novitaria Marani) ................................................................... 215
viii
Pelatihan Dan Screening Atlet Hapkido Lampung Persiapan PON Papua-XX (Efraldo Yudistira) .......................................................................... 223
Pendampingan Sc Dalam Membangun Kondisi Fisik Atlet Sumatera Utara PELATDA Jangka Panjang PON XXI/2024 Aceh-Sumut (Mesnan) ............................................................................................ 231
MEMPERKENALKAN ACADEMIC WRITING
KEPADA PEMULA:
SUATU KONSEP PELAKSANAAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
Dra. Murwani Ujihanti, M.Pd1
Politeknik Negeri Sriwijaya
“Para Pemula yang Berani Menulis Karya Ilmiah Berhak
Mendapat Apresiasi dari Pendidik untuk Memunculkan Sikap
Optimis di dalam Jiwa”
eningkatkan kemampuan diri adalah kebutuhan dasar
manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan hidup
terus berkembang sehingga manusia berusaha “senantiasa
mengisi diri untuk belajar baik dari pengalaman
sebelumnya maupun melalui orang lain atau mengikuti
pendidikan dan latihan” (Sudarmanto dkk., 2020).
Meningkatkan kemampuan diri dapat yang dilakukan
dengan secara mandiri atau dengan bantuan orang lain.
Salah satu fungsi pendidik adalah sebagai akselerator para
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan diri. Untuk
dapat menjalankan fungsinya, para guru berusaha mencari
cara yang paling sederhana sehingga materi yang diajarkan
1Penulis lahir di Semarang, 17 Februari 1959, penulis merupakan
Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya dalam bidang ilmu Bahasa Inggris, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Diponegoro (1985), gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris diselesaikan di Universitas Sriwijaya (2003).
M
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
4
mudah dipahami dan dapat dikerjakan oleh para peserta
didik.
Pada kenyataannya banyak pemula mengalami
kebingungan dalam memahami suatu konsep. Kemampuan
yang didapat dari hasil belajar belum mampu memecahkan
permasalahan yang dihadapinya. Salah satu permasalahan
para pemula adalah kemampuan menulis karya ilmiah
“Academic Writing”. Bayangan rumitnya penulisan karya-
karya ilmiah inilah yang menyebabkan para pemula
mempunyai perasaan enggan untuk melakukannya. Dilain
sisi, kemampuan menulis karya ilmiah adalah tuntutan yang
harus dipenuhi oleh semua peserta didik di semua tingkat
pendidikan. Maka dari itu, sebagai Langkah pertama adalah
memperkenalkan Academic Writing sebagai hal menarik,
mempunyai susunan yang baku, dan sederhana.
Menulis karya ilmiah atau Academic Writing adalah
menarik. Para pemula perlu ditanamkan pengertian bahwa
selama menulis karya ilmiah perlu bersikap santai dan tidak
usah menghiraukan kesalahan ejaan, karena “kesalahan
ketik adalah hal yang biasa dan pasti ada, tetapi
menghentikan pikiran yang ada di otak kita hanya karena
kesalahan ketik tampaknya tidak perlu dilakukan pada saat
proses menulis” (Subasman dan Kuningan, 2021).
Pemahaman ini penting supaya penulis pemula dapat
dengan santai mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk
Essay dasar. Biasanya essay dasar ini ditulis dalam 5
paragraph. Tujuan pemahaman ini adalah untuk mendorong
semangat yang memungkinkan otak bekerja dengan baik.
Akibatnya adalah aliran ide atau pemikiran berjalan lancar
tanpa hambatan. Sehingga perlu diciptakan kondisi yang
bebas dari rasa takut salah tulis dan khawatir akan hasil
essay yang ditulisnya.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
5
Memulai Menulis Melalui Perencanaan yang Sistematis
Rasa takut salah atau khawatir merupakan masalah
yang banyak dialami oleh para pemula, terutama pada sa’at
menulis essay. Perasaan khawatir ini dapat menghambat
kreatifitas, sehingga aliran ide yg dituangkan dalam karya
ilmiah tersebut akan tersendat-sendat. Maka, perlu
diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana
“belajar yang menyenangkan merupakan hal penting bagi
seorang pendidik” untuk mendorong peserta didiknya
berkreasi secara maksimal Usaha pertama yang dilakukan
guru, pada umumnya, adalah membuat “perencanaan
dengan menyusun perangkat pembelajaran” (Idhayani dkk.,
2020). Perencanaan pembelajaran merupakan rencana
langkah-langkah yang akan dilakukan pada sa’at melakukan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Jadi
perencanaan pembelajaran berdampak pada keberhasilan
belajar dengan memanfa’atkan alat bantu belajar yang ada
sehingga proses belajar berlangsung secara terarah dan
dapat mencapai perubahan yang diinginkan (Ananda,
2019).
Setelah pendidik berhasil menciptakan suasana belajar
yang nyaman karena dilaksanakan dengan perencanaan
yang baik, selanjutnya para pemula perlu mengetahui
bahwa Academic Writing mempunyai susunan yang baku.
Bentuk paling sederhana yaitu essay dengan lima paragrap.
Essay dasar ini terdiri dari 1 paragrap pembukaan, 3
paragrap isi, dan 1 paragrap kesimpulan. Paragrap
pembukaan berisi penjelasan informasi tentang topik essay.
Isinya antara lain penjelasan singkat garis besar dari
permasalahan yang terkandung dalam topik. Pada akhir
paragrap satu ditutup dengan thesis statement.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
6
Thesis statement adalah kalimat yang paling penting
pada essay karena merupakan intisari dari essay. Pendapat
atau intisari ini merupakan tujuan penulisan essay. Segala
sesuatu yang tertulis dalam essay menjelaskan isi thesis
statement. Bentuk dari thesis statement adalah satu kalimat
dengan satu ide pokok. Kalimat ini adalah kalimat yang
jelas, singkat, dan tepat sasaran. Jadi kalimat tersebut tidak
menimbulkan multi tafsir, sehingga pembaca dapat
langsung mengetahui maknanya tanpa memerlukan
penjelasan lebih lanjut. Fungsi dari thesis statement adalah
membantu penulis supaya focus pada pemikiran yang ingin
disampaikan kepada pembaca (Whitaker, 2009). Terakhir
adalah bagaimana cara menuliskan thesis statement. Cara
paling sederhana adalah menuliskan topik dari essay
kemudian pikirkan pendapat penulis dalam tiga kata.
Kemudian gabungkan antara topik dengan pendapat
penulis. Contohnya: Topik [Karakteristik orangtua]
sedangkan pendapat penulis [sifat orangtua adalah
penyayang, sabar, dan ikhlas]. Maka thesis statement-nya
adalah Topik ditambah (+) pendapat penulis. Jadi thesis
statement-nya adalah ‘Karakteristik orangtua yang baik
adalah penyayang, sabar, dan ikhlas.’ Kalimat ini ditulis
pada akhir paragraph satu kemudian diikuti dengan
penjelasan ‘penyayang’ pada paragrap dua, ‘sabar’ pada
paragraph tiga, dan ‘ikhlas’ pada paragraph empat.
Tujuan Perancangan dalam Karya Ilmiah
Paragraph 2–4 adalah isi atau biasanya disebut body of
the essay. Ketiga paragraph ini berisi penjelasan point-point
yang ada pada thesis statement. Sebagai contoh: pada thesis
statement tertulis ‘Rasa percaya diri dalam mengoperasikan
Microsoft Office Programs tumbuh karena kemampuan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
7
mengetik dengan 10 jari, mengoperasikan rumus-rumus
dasar pada Microsoft Excel, dan merancang slide Power
Point yang menarik’. Pada thesis statement ini terdapat 3
poin yang merupakan pendapat penulis. Maka pada
paragraph 2 berisi penjelasan bahwa kemampuan mengetik
dengan 10 jari mendukung lancarnya pengoperasian
Microsoft Office Programs. Paragrap 3 berisi penjelasan
bahwa menguasai rumus-rumus dasar Microsoft Excel
menyebabkan pekerjaan memproses data menjadi jauh
lebih mudah. Paragrap 4 berisi uraian tentang perancangan
slide PowerPoint yang berguna untuk membantu
pelaksanaan presentasi. Terakhir adalah paragraph 5 yaitu
paragraph kesimpulan. Paragrap ini tidak memberikan
informasi baru, tetapi mengungkapkan kembali thesis
statement dengan kata-kata atau phrase yang lain tanpa
merubah makna. Jadi paragraph ini merupakan ringkasan
dari poin-poin yang dijelaskan pada bagian isi atau body of
the essay. Penting dicatat disini adalah paragrap kesimpulan
murni hasil pemikiran penulis dengan menghindari kutipan
dari sumber manapun.
Bahasa yang dipakai dalam Academic Writing adalah
sederhana. Bahasa pada academic writing adalah Bahasa
tulis yang baku. Ciri-ciri Bahasa tulis baku adalah bersifat
baku sesuai standard bahasa ilmiah resmi, alur
penuturannya teratur dan logis, dan ditulis sesuai kaidah
penulisan ilmiah (Jamilah, 2017). Standard Bahasa ilmiah
resmi adalah Bahasa yang sederhana struktur kalimatnya
dan langsung kesasaran (to the point). Bahasa tulis baku
untuk karya tulis ilmiah mempunyai alur logika yang runtut.
Hal ini memungkinkan pembaca dapat memahami isi karya
tulis dengan cepat dan mudah.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
8
Kesimpulan
Essay lima paragrap adalah bentuk essay dasar yang
penting diperkenalkan kepada para pemula. Dalam
pelaksanaan pelatihan menulis karya ilmiah seyogyanya
ditanamkan rasa optimis bahwa para pemula mampu
menulis karya ilmiah. Sebagai awal latihan adalah menulis
dalam bentuk essay lima paragraph. Pengenalan kaidah-
kaidah penulisan karya tulis ilmiah perlu dilakukan. Untuk
mendapatkan kemampuan menulis karya tulis ilmiah
memerlukan proses latihan yang panjang, maka kesalahan-
kesalahan selama proses latihan adalah hal yang wajar dan
terjadi pada siapapun. Latihan adalah hal yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis karya
ilmiah. Jadi para pendidik memberikan kaidah-kaidah
penulisan yang harus dipatuhi. Selanjutnya membiarkan
para pemula berlatih dan mempunyai pengalaman
membuat kesalahan dalam menulis tanpa ‘harus dihukum’
tetapi dibimbing dan diberi kesempatan memperbaikinya
dalam suasana yang nyaman. Terakhir, setiap kemajuan
yang dibuat oleh para pemula layak mendapat apresiasi dan
pendidik dan kawan-kawannya.
Daftar Pustaka
Ananda, Rusydi. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI). Cetakan Pertama.
Idhayani, N., Nasir, N. dan Jaya, H. N. (2020). Manajemen Pembelajaran untuk Menciptakan Suasana Belajar Menyangkan di Masa New Normal. Universitas Kendari: OBSESI (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini). 5(2). 1555-1566.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
9
Jamilah. (2017). Penggunaan Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah Mahasiswa. UIN Antasari Banjarmasin: TARBIYAH (Jurnal Ilmiah Kependidikan). 6(2). 41-52.
Subasman, I., dan Kuningan, U. I. A. (2021). ACADEMIC WRITING Academic Writing (Buku Pendamping Pelatihan 20 Hari Menulis 5 Paragraf Ilmiah). Pusat Studi Pengembangan Mutu Pendidikan (PUSPAMDIK).
Sudarmanto, E., Revida, E., Zaman, N., Simarmata, M. M., Sukarman, P., Syafrizal, Bachtiar, E., Faried, A. I., Nasrullah, Marzuki, I., Hastuti, P., Jamaludini., Kurniawan, I., Mastutie, F., dan Susilawaty, A. (2020). Konsep Dasar Pengabdian Kepada Masyarakat: Pembangunan dan Pemberdayaan (Issue Desember). Penerbit Yayasan Kita Menulis. Cetakan Pertama.
Whitaker, A. (2009). City University of Seattle. Academic Writing Guide: A Step-by-Step Guide to Writing Academic Papers. 12. 0-28.
“SEKOLAH ARTIKEL”
SEBAGAI PENDAMPINGAN PENULISAN
ARTIKEL ILMIAH BAGI
GURU SMK N 1 KUDUS
Ulfah Mey Lida, M.Pd2
IAIN Kudus
“Pelatihan penulisan artikel ilmiah ini merupakan salah satu
upaya untuk menjawab tantangan dan masalah yang
dihadapi guru terkait Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya”
uru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Presiden RI,
2005). Seorang guru yang profesional harus memiliki
kualifikasi akademik minimal jenjang Sarjana (S1) atau
Diploma Empat (D4), menguasai kompetensi (pedagogik,
profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
2Penulis lahir di Demak, 05 Mei 1992, penulis merupakan Dosen
IAIN Kudus dalam bidang Pendidikan Bahasa Indonesia. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang (2013). Adapun gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia diselesaikan juga di Universitas Negeri Semarang (2017).
G
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
12
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
(Rosyidi, 2015:1).
Sebagai seorang pendidik di sekolah, guru tentu
memahami situasi dan kondisi pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dijadikan sumber
data untuk menghasilkan suatu karya. Karya yang paling
sederhana yaitu tulisan. Melalui tulisan, guru dapat
menganalisis akar masalah dan gagasan untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Dengan demikian, guru
tidak hanya menghasilkan karya untuk mengembangkan
profesinya, tetapi juga dapat lebih memahami kegiatan
pembelajaran dan sekolahnya. Mengembangkan ilmu
pengetahuan tidak lengkap jika hanya berpikir saja, tetapi
juga perlu menulis ide-ide, gagasan-gagasan, dan pemikiran
tersebut (Gunawan dkk., 2018).
Produktivitas Guru Melalui Artikel Ilmiah
Pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk
menjawab tantangan dan masalah yang dihadapi guru
terkait berlakunya Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa
syarat kenaikan pangkat guru salah satunya harus memiliki
publikasi ilmiah. Pemahaman guru terhadap menulis artikel
ilmiah kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi
tentang kepenulisan dan lemahnya budaya menulis di
kalangan guru (Gunawan dkk., 2018). Berdasarkan hasil
temuan inilah, pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru
Program Studi Perbankan Syariah di SMK Negeri 1 Kudus
menjadi hal yang krusial dan mendesak untuk dilakukan.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
13
Menulis menjadi salah satu kegiatan
mendokumentasikan suatu kejadian yang dikemas dengan
susunan bahasa yang apik. Melalui bahasa, kita dapat
mempelajari konteks kebudayaan msyarakat (Lida, 2019).
Pada dasarnya, bahan tulisan yang dimiliki guru Perbankan
Syariah di SMK N 1 Kudus sudah cukup matang untuk
dijadikan sebuah artikel ilmiah. Mulai dari inovasi dalam
media pembelajaran, pengembangan model pembelajaran,
hingga kreativitas dalam memberikan evaluasi.
Keberagaman topik yang dipilih ini menunjukkan bahwa
guru Perbankan Syariah di SMK N 1 Kudus memiliki
kompetensi yang cukup mumpuni pada bidang yang mereka
tekuni. Eksistensi guru yang berperan sebagai pendidik
profesional memang diidealkan mampu menjadi agen
pembelajaran yang edukatif dengan harapan terbentuknya
sumber daya manusia yang berkualitas (Mundiri dan
Bariroh, 2018).
Fasilitas dalam Memulai Menulis
Pelatihan penulisan artikel ilmiah ini diikuti oleh
delapan guru yang berasal dari beberapa mata pelajaran.
Dari delapan peserta pelatihan, terdapat tiga guru dari mata
pelajaran umum, yakni mata pelajaran Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia, dan Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pelatihan ini
dikhususkan bagi guru Perbankan Syariah, tetapi tidak
menyurutkan ketertarikan dan semangat mengikuti
pelatihan bagi guru di luar Prodi tersebut. Adapun lima
peserta lainnya berasal dari guru produktif Perbankan
Syariah, yang terdiri atas guru mata pelajaran Akuntansi
Dasar, Ekonomi Bisnis, Pendidikan Ekonomi, dan
Pendidikan Akuntansi.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
14
Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama lima belas
hari yang dikemas dengan istilah “Sekolah Artikel”. Dalam
Sekolah Artikel ini, peserta mengikuti tiga kali synchronous
dan delapan kali asynchronous. Kegiatan synchronous yang
pertama dan kedua berupa pemaparan materi dari tim
pengabdian yang memberikan wawasan tentang
pengembangan ide dan kerangka artikel ilmiah serta gaya
selingkung jurnal. Pada synchronous yang terakhir, peserta
memaparkan artikel ilmiah yang ditulisnya lalu diberikan
masukan secara langsung oleh tim pengabdian. Adapun
pada delapan kegiatan asynchronous, peserta melakukan
konsultasi proses penulisan artikel ilmiahnya. Selama
konsultasi daring tersebut, peserta bertanya hingga
mengirimkan draft artikelnya kepada tim pengabdian. Hal
ini dilakukan untuk memfasilitasi peserta dalam proses
penulisannya. Selain itu, setiap sesi asynchronous tim
pengabdian juga memberikan motivasi agar peserta dapat
konsisten melanjutkan tulisannya.
Setelah mengikuti seluruh rangkaian dalam Sekolah
Artikel, peserta mengaku sangat terbantu dalam memilah
ide dan gagasan yang dapat dijadikan sebuah artikel ilmiah.
Pada mulanya, guru-guru tersebut sekadar melakukan
kewajibannya untuk mengajar dan memberikan penilaian
kepada peserta didik. Setelah mengikuti pelatihan ini,
mereka menjadi lebih memahami bahwa kewajiban itu
dapat menjadi media dalam pengambilan data penelitian.
Data ini kemudian dapat mereka manfaat menjadi bahan
tulisan, entah artikel ilmiah maupun Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
15
Kesimpulan
Sebagian besar peserta merasa puas,karena setelah
mengikuti pelatihan ini, pengetahuan dan wawasan mereka
mengenai artikel ilmiah dan jurnal bereputasi menjadi
meningkat. Sebelumnya, mereka masih awam dengan
jurnal-jurnal bereputasi sebagai tujuan mengirimkan artikel
ilmiah. Dalam pelatihan ini, tim pengabdian memberikan
informasi berkaitan dengan gaya selingkung jurnal yang
harus diikuti, bahkan tautan-tautan jurnal yang dapat
mereka submit. Luaran dari pelatihan ini merupakan draft
artikel ilmiah mulai dari bagian pendahuluan hingga
metodologi penelitian. Meskipun luaran yang dihasilkan ini
belum berupa naskah yang siap disubmit, namun untuk
ukuran penulis pemula, draft artikel ilmiah yang dihasilkan
peserta ini sudah cukup memuaskan. Untuk itulah, perlu
diadakan tindak lanjut berupa pelatihan serupa yang
memfasilitasi peserta hingga pada tahap submit ke jurnal
bereputasi.
Daftar Pustaka
Gunawan, I., Triwiyanto, T., dan Kusumaningrum, D. E. (2018). Pendampingan Penulisan Artikel Bagi Guru Sekolah Menengah Pertama. Universitas Negeri Malang: ABDIMAS PEDAGOGI (Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat). 1(2). 128-135.
Lida, Ulfah Mei. (2019). Strukturalisme Dalam Lirik Lagu “Not Like The Movie” Katty Pery. Univeresitas Muria Kudus: DISASTRA (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(1). 28.
Mundiri, Akmal dan Bariroh, Afidatul. 2018. Amplifikasi Profesi Guru DALAM Proses Pendidikan Transformatif Perspektif Al-Ghazali. Universitas Nurul Jadid Probolinggo: Jurnal Ilmiah Islam Futura. 18(1). 159-184.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
16
Presiden Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tentang Guru dan Dosen. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). 2.
PELATIHAN KOMPETENSI
PROFESSIONAL GURU
Nurmalina, M.Pd3
IAIN Takengon
“Menerapkan kompetensi professional diperlukan
kewenangan pimpinan dalam mengembangkan
keprofesionalisme pendidik, baik melalui pembinaan maupun
melalui pelatihan”
roses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan
maupun belajar mandiri sangat diperlukan orang yang
bisa mengarahkan pelajaran yang kita pelajari. Walaupun
pada saat ini, pengetahuan bisa kita dapatkan dimana-mana
dengan cepat, akan tetapi apabila pengetahuan tanpa ada
yang mengarahkan dengan tepat, maka dikhawatirkan akan
salah dalam penggunaan ilmu pengetahuan yang didapat
nantinya. Karena itu maka semua yang belajar memerlukan
guru yang mendampinginya selama proses pembelajaran.
Menjadi guru bukanlah hal yang mudah, selain mengikuti
pendidikan guru juga harus berjiwa mendidik, yang bisa
membimbing, mengarahkan, sabar terhadap peserta
didiknya dan juga mempunyai kepribadian yang baik serta
3Penulis lahir di Aceh Besar dan sekarang menjadi Dosen Tetap di
IAIN Takengon Aceh Tengah dalam bidang ilmu Manajemen Pendidikan Islam, penulis menyelesaikan gelar Sarjana di Institut Agama Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh, sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Program Studi Administrasi Pendidikan (2013)
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
18
dapat berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Seorang
guru harus mempunyai keahlian-keahlian tersebut untuk
mencapai tujuan pendidikan yang maksimal yaitu peserta
didik yang berilmu pengetahuan dan juga berakhlak mulia.
Sebagaimana tujuan pendidikan nasional menurut undang-
undang nomor 20 tahun 2003 yaitu untuk mengembangkan
potensi yang ada pada peserta didik supaya menjadi orang
yang beriman serta bertakwa kepada yang Tuhan Maha Esa,
mempunyai akhlak mulia, sehat, mempunyai ilmu, cerdas,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Kerja Cerdas oleh Pendidik yang Profesional
Kompetensi professional merupakan keahlian yang
harus ada pada setiap guru, dimana semua kompetensi
tersebut harus dipahami dan diterapkan oleh guru dalam
menjalankan tugasnya. Indikator keberhasilan seorang
pendidik dikatakan professional terdiri dari:
1. Pendidik menguasai materi pelajaran yang
diajarkannya,
2. Pendidik menguasai standar kompetensi beserta
kompetensi dasarnya
3. Pendidik dapat mengembangkan pembelajaran
dengan kreatif
4. Pendidik mampu melaksanakan tindakan reflektif
5. Pendidik dapat menguasai tekhnologi informasi
untuk melakukan komunikasi (Utami, 2019:121).
Seorang pendidik mempunyai indikator ketercapaian
untuk menjadi guru professional, artinya untuk menjadi
guru professional harus memiliki kemampuan terhadap
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
19
materi pelajaran, kreatif dalam mengambangkan
pembelajaran, memiliki kemampuan dalam mengambil
tindakan, dan mampu menguasai perkembangan tekhnologi.
Kemampuan pendidik dalam menyampaikan pelajaran
sangat menentukan minat belajar siswa. Kompetensi
profesional guru merupakan faktor determinan dan juga
signifikan terhadap minat belajar peserta didik (Nurutami
dan Adman, 2016: 119).
Seorang pendidik professional harus menguasai
berbagai kompetensi seperti menguasai materi pelajaran
yang diajarkannya, menjadi anggota aktif profesi guru,
berkomunikasi dengan sesama guru, membaca jurnal
professional, mengembangkan metodologi, dan mampu
membina siswa, mampu memahami proses pembelajaran,
mampu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki,
melaksanakan model pembelajaran yang disukai peserta
didik, dapat menerima perubahan, menerima konsekuensi
serta bertanggung jawab, mampu untuk tidak memilih kasih
peserta didik, mampu membuat perencanaan pembelajaran,
mampu berkomunikasi efektif, mampu mengambil
keputusan, mampu meningkatkan strategi pembelajaran,
mempunyai kepedulian terhadap kesehatan dan
keselamatan peserta didik, mampu mengembangkan
suasana belajar yang kondusif, mampu menjadikan peserta
didik percaya diri dalam belajar, mampu adil dalam
memberi penilaian peserta didik, mampu memberi
perhatian yang kontinu kepada peserta didik, memiliki
hubungan yang baik dengan orang tua/wali siswa, sesama
pendidik dan tenaga kependidikan, memperhatikan bakat
dan minat peserta didik, mampu memberikan humor yang
baik, mampu mengenali peserta didik yang membutuhkan
perhatian khusus, mampu mengaitkan materi pelajaran
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
20
dengan kehidupan sehari-hari dan dapat dipercayai dalam
menepati janji dan kesepakatan(Zahroh, 2015: 85).
Peraturan untuk Sebuah Kemajuan
Kompetensi professional guru dalam kurikulum 2013
meliputi pemahaman Standar Nasional Pendidikan,
pengembangan kurikulum 2013, menguasai materi,
pengelolaan program pembelajaran, mampu mengelola
kelas, dapat menggunakan media dan sumber
pembelajaran, menguasai landasan-landasan kependidikan,
memperhatikan Pengembangan peserta didik,
melaksanakan administrasi sekolah, melakukan penelitian
tindakan kelas, mampu menjadi teladan bagi peserta didik,
dapat mengembangkan teori kependidikan yang dibutuhkan
peserta didik dan melakukan konsep pembelajaran individu
(Susanto, 2016: 148). Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
kompetensi professional guru yang terdapat pada pasal 28
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi professional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 juga
menyatakan bahwa kompetensi guru mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Kemudian dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan
berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi
profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
21
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Pada umumnya pendidik sudah menguasai
kompetensi-kompetensi yang dijelaskan oleh kebijakan
pemerintah tersebut, namun dalam penerapannya masih
belum maksimal. Untuk menerapkan kompetensi
professional diperlukan kewenangan pimpinan dalam
mengembangkan keprofesionalisme pendidik, baik melalui
pembinaan maupun melalui pelatihan. Sehingga tujuan yang
diinginkan oleh sekolah terkait mutu pendidikan sekolah
dalam tercapai secara efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Daryanto. (2013). Administrasi dan Manajemen Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Nurutami, Rizkiana dan Adman. (2016). Kompetensi profesional guru sebagai determinan terhadap minat belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 1(1). 119-127. https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/ article/view/3345
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Susanto, A. (2016). Konsep, Strategi, dan Implementasi Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, Jakarta: Kencana. 148.
Presiden Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tentang Guru dan Dosen. DPR RI.
Utami, I.H., Hasanah, A. (2019). Kompetensi Profesional Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik di SD Negeri Maguwoharjo 1 Yogyakarta.UIN Sunan Kalijaga
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
22
Yogyakarta: Pionir Jurnal Pendidikan. 8(2). 121-138. Doi: http://dx.doi.org/10.22373/pjp.v8i2.6232
Zahroh, A. (2015). Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru, Bandung: Yrama Widya
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN BUKU
PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK SISWA MA/SMA SEDERAJAT
DI MA BILINGUAL MUSLIMAT NU SIDOARJO
Fakhrur Rozy, S.Or., M.Pd., AIFO4
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
“Perlunya Pendampingan Menulis Karya Tulis Ilmiah untuk
Menghasilkan Generasi yang Berkualitas dan Bermutu”
A Bilingual Muslimat NU Sidoarjo adalah lembaga
pendidikan swasta di bawah naungan yayasan Bina
Bhakti Wanita milik PC Muslimat NU Sidoarjo, salah satau
badan otonom PC NU Sidoarjo. Sekolah yang terletak di
jalan raya Buduran Sidoarjo ini mempunyai visi yaitu
Menjadi pioner smart school berbasis adab ahlussunnah
waljamaah dan salah satu misinya adalah Melatih
kompetensi pendidik untuk bisa menjadi pembimbing tugas
proyek dengan baik.
Berangkat dari visi dan misi tersebut, MA Bilingual
Muslimat NU ingin menjadi sekolah berbasis riset atau
sekolah berbasis penelitian. Untuk mewujudkan visi misi
tersebut, maka MA Bilingual Muslimat NU merencanakan
4Penulis kelahiran Pamekasan, 16 Juli 1986. Berdomisili di
Sidoarjo. Menyelesaikan Pendidikan SD-SMA di Pamekasan, dilanjutkan S1 dan S2 di Universitas Negeri Surabaya. Saat ini sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo. Korespondensi: [email protected].
M
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
24
akan membuat buku pedoman penulisan karya tulis ilmiah
untuk siswa sebagai pegangan untuk standarisasi penulisan
ilmiah. Penyusunan buku tersebut, pihak sekolah meminta
pendampingan dari kami agar terjadi sinergi diantara
lembaga pendidikan yang notabene sama-sama masih di
bawah naungan PC NU Sidoarjo. Selain itu guru-guru MA
Bilingual masih bingung menentukan langkah awal ataupun
konsep dalam menyusun buku tersebut.
Sosialisasi Menuju Karya Tulis yang Bermutu
Adapun beberapa langkah yang dilakukan dalam
melakukan pendampingan yaitu pertama melakukan
pertemuan dengan pihak kepala sekolah dan guru-guru
untuk menyamakan persepsi tentang maksud dari
penyusunan buku pedoman penulisan karya tulis ilmiah ini.
Setelah itu dilanjutkan dengan membentuk tim penyusun
dari pihak guru MA Bilingual Muslimat NU Sidoarjo yang
terdiri dari Ibu Umayatul Azizah, SS sebagai wakil kepala
bidang kurikulum sebagai ketua tim dan beranggotakan
bapak Haris Syarifudin Pradana, S.Pd dan Ibu Nela Akmalia,
S.Pd.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan diskusi secara
inten bersama tim penyusun yang dimulai dengan
merancang tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis
ilmiah yaitu membangkitkan rasa ingin tahu terhadap
peristiwa sosial serta fenomena alam yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Meningkatkan
kemampuan berpikir terhadap berbagai fenomena alam.
Meningkatkan kreativitas dalam menumbuhkan
kemampuan berkreasi dan mempunyai daya kritis.
Sedangkan masalah yang diangkat dalam Karya Tulis Ilmiah
(KTI) meliputi ruang lingkup Sosial (Struktur sosial,
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
25
diferensiasi sosial, penyimpangan sosial, stratifikasi sosial,
dsb.). Sains (Kimia, Fisika, Biologi, Ilmu Bumi, dsb) Masalah
penelitian tersebut berdasarkan pada fakta yang berasal
dari data atau informasi yang ditemukan di lapangan dan
berasal dari sumber terpercaya.
Mengesampingkan Ideologi Pribadi untuk Karya
Bersama
Setelah mengetahui tujuan dari program ini maka tim
mulai merancang kerangka buku panduan yang
direncanakan terdiri dari 4 bab yaitu bab I yang berisi
tentang sistematika penulisan proposal karya ilmiah, bab II
sistematika penulisan karya ilmiah, bab III tata cara
penulisan, bab IV referensi atau sitasi. Setelah dua bulan
mulai Desember 2021 sampai Januari 2022 dengan
beberapa kali diskusi baik tatap muka maupun lewat online
dan beberapa kali revisi maka buku Pedoman Penulisan
Karya Tulis ilmiah untuk siswa MA/SMA sederajat rampung.
Adapun faktor pendukung terselesainya buku ini yaitu
Antusiasme guru yang tergabung dalam tim penyusun yang
sangat tinggi, dukungan kepala sekolah dalam kegiatan
penyusunan buku ini dan membantu tim
mengorganisasikan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan. Sedangkan faktor penghambat dalam penyusunan
buku ini yaitu tim penyusun yang belum pengalaman, serta
keterbatasan waktu yang ada mengingat tim penyusun juga
mempunyai kewajiban untuk mengajar dengan jadwal yang
cukup padat. Berikut ini merupakan karya dari penelitian
ini:
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
26
Gambar 1. Cover dan Daftar isi Buku
Kesimpulan
Akhirnya dengan segala kendala yang ada, target
penyusunan buku ini selesai seperti yang telah
direncanakan sebelumnya. Secara keseluruhan kegiatan
pendampingan Penyusunan Buku Pedoman Penulisan Karya
Tulis ilmiah untuk siswa MA/SMA sederajat dapat
dikatakan berhasil. Keberhasilan ini bisa dilihat dari
terselesaikannya penyusunan buku tersebut. Manfaat yang
diperoleh guru adalah dapat menyusun buku pedoman
Penulisan Karya Tulis ilmiah dan juga me-refresh kembali
tentang alur penelitian ilmiah sehingga diharapkan dapat
membimbing peserta didiknya untuk melakukan penelitian
ilmiah dengan baik sesuai dengan visi dan misi yang telah di
tetapkan oleh MA Bilingual Muslimat NU Sidoarjo.
Kedepannya mungkin bisa dilakukan lagi pendampingan
penulisan karya tulis ilmiah agar bisa terbit jurnal.
PENGGUNAAN PENDEKATAN DAN MODEL
PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK
Mansur S, S.Pd.,M.Pd5
Universitas Nusa Nipa
“Discovery learning ini bisa memacu hasil belajar siswa
dengan cara mengikuti sintaks atau urutan pembelajaran
pada model tersebut”
erkembangan zaman di dalam dunia pendidikan yang
terus berubah denga signifikan membuat pola pikir
menjadi berubah-ubah, dari pola pikir yang umum menjadi
pola pikir yang khusus. Menyikapi hal tersebut maka perlu
diterapakn beberapa pendekatan dan model pembelajaran
yang sesuai dengan karakter peserta didik untuk
mendongkrak prestasi peserta didik di dalam dunia
pendidikan. Sesui dengan tujuan pendidikan yaitu
menciptakan seorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga mempunyai pandangan yang luas ke depan untuk
mencapai cita-cita.
5Penulis Lahir di Dusun Selojan, Desa Mas-Mas Kecamatan
Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 22 Oktober 1988, Merupakan Dosen Universitas Nusa Nipa dalam bidang ilmu pendidikan Biologi, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan IPA (Biologi) di UIN Mataram (2013), sedangkan gelar Magister Pendidikan IPA (biologi) diselesaikan di Universitas Negeri Semarang (2015).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
28
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) sebagai strategi
pembelajaran yang melibatkan unsur ilmu atau sains
(Mulyana dkk, 2008). Pendekatan JAS tidak mengharuskan
peserta didik menghapal informasi melainkan
mengembangkan informasi (Sudarmin & Widiatmoko,
2012). Penggunaan pendekatan jelajah Alam Sekitar
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada
materi klasifikasi makhluk hidup dilihat dari perbedaan
hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (S,
2018) (S dan Xaverius, 2020). Pendekatan JAS mampu
mempengaruhi prestasi dan motivasi belajar siswa menjadi
lebih baik.
Unsur Penting pada Proses Pembelajaran
Selain pendekatan yang digunakan dalam proses
pembelajaran juga terdapat model-model pembelajaran
yang bisa meningkatkan hasil dan motivasi belajar peserta
didik. Model pembelajaran merupakan unsur penting dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam model pembelajaran terdapat beberapa langkah-
langkah pembelajar yang harus disesuaikan dengan mata
pelajaran. Dimana guru dituntut untuk mengikuti langkah-
langkah yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan. Kegiatan belajar mengajar merupakan
suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan (Djamarah
dan Zain, 2010). Guru menciptakan kegiatan pembelajaran
guna mempelajarkan peserta didik (Hamalik, 2015).
Ciri-ciri model pembelajaran adalah (a) berdasarkan
teori pendidikan dan dan teori belajar (b) mempunyai misi
dan tujuan tertentu (c) menjadi pedoman untuk
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas (d) memliki
bagian-bagian yang diutamakan seperti, langkah-langkah,
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
29
prinsip-prinsip reaksi, system sosial, dan system pendukung
(e) memliki dampak sebagai terapan dari model
pembelajaran (Rusman, 2012).
Hakikat Belajar
Pengembangan Model-model Pembelajaran merupakan
suatu keniscayaan yang harus dipersiapkan dan dilakukan
guru dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2012). Hal ini
dikarenakan setiap siswa memiliki tipe interest yang
berbeda-beda dalam menerima materi pelajaran yang
disampaikan guru. Siswa ada yang memiliki tipe auditif,
yaitu senang mendengarkan penjelasan dari guru,
tipe visual yaitu senang belajar melalui melihat dengan
perantara media pembelajaran, dan ada siswa yang
tipe kinestetik, yaitu senang belajar melalui pengalaman
langsung. Oleh karena itu guru harus mampu
mengembangkan model-model pembelajaran secara
bervariasi agar menyentuh semua interest individu siswa.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara klasikal,
tetapi sentuhan guru harus tetap individual. Tugas guru
bukan semata-mata mengajar (teacher centered), tetapi
lebih pada membelajarkan siswa (children centered). Belajar
pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu siswa (Rusman, 2012).
Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada
pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman belajar yang dipersiapkan dan dilakukan guru.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
30
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran guru melakukan
pembelajaran dengan sintaks atau urutan-urutan yang ada
di dalam model pembelajaran tersebut. Salah satu model
pembelajaran yaitu model pembelajaran Discoveri Learning.
Penggunaan model discovery Learning dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan perubahan
dan pelestarian lingkungan hidup (S dan Bare, 2019).
Dengan demikian discovery learning ini bisa memacu hasil
belajar siswa dengan cara mengikuti sintaks atau urutan
pembelajaran pada model tersebut. Selain hasil penelitian di
atas, terdapat model pembelajaran Picture and Picture.
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan
model pembelajaran yang kooperatif atau mengutamakan
adanya kelompok-kelompok dengan media gambar yang
dipasangkan atau diurutkan dengan logis (Kurniasih dan
Sani, 2015).
Daftar Pustaka
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Kurniasih, I., dan Sani. B. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta Kata Pena.
Mulyana, S., Marianti, A., Kartijono, N. E., Widianti, T., Saptono, S., Pukan, K. K., & Bintari, H. (2008). Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pendekatan Pembelajaran Biologi. Semarang: Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Press.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
31
Sudarmin, & Widiyatmoko, A. (2012). Pengembangan Modul Pembelajaran Konservasi Mata Pelajaran IPA untuk Menumbuhkan Karaktek Peserta didik yang Cinta Alam. Prosiding Seminar Nasional MIPA UNNES. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
S, M. (2018). Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Klasifikasi Mahluk Hidup di SMPK Binawirawan Maumere. BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi & Sains. 2 (1), 74-80. Doi: https://doi.org/10.29405/j.bes/2174-801314
S, M., & Bare, Y. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup dengan Model Discovery Learning di SMAS Katolik ST Gabriel Maumere. BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 3(2), 84–89. https://doi.org/10.29405/j.bes/3284-893298
S, M., & Xaverius, A, P. F. (2020). Discovery dan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada Pembelajaran Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup. Journal of Biology Education. 3 (1), 44-53, Doi: http://dx.doi.org/10.21043/jobe.v3i1.71
WORKSHOP PENDAMPINGAN AKREDITASI
PERPUSTAKAAN MELALUI
PENGEMBANGAN KOLEKSI DIGITAL
DI SMPN 6 KOTA MALANG
Anita Tri Widiyawati, S.S.,M.A6
Universitas Brawijaya Malang
“Sejak Pandemi Covid-19 Keinginan untuk memanfaatkan
Buku Elektronik Menjadi Sangat Dibutuhkan”
erpustakaan sekolah merupakan titik tengah atau
sebagai pusat informasi di sekolah, khususnya di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)/SLTP. Kegiatan
pembelajaran baik guru maupun siswa sangat
membutuhkan dukungan informasi dalam bentuk koleksi
atau bahan pustaka yang disediakan oleh perpustakaan.
Sebelum bencana Pandemi Covid-19 datang, siswa dan guru
melaksanakan kegiatan atau proses belajar-mengajar tatap
muka. Sehingga koleksi cetak atau versi printed di
perpustakaan pemanfaatannya sangat tinggi. Akan tetapi
setelah Pandemi Covid-19 melanda, perpustakaan sekolah
6Anita Tri Widiyawati lahir di Jember pada 22 Maret 1986. Penulis
merupakan Dosen tetap sejak 2013 pada Program Studi Ilmu Perpustakaan, Jurusan Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Sastra Indonesia di Universitas Jember (2008) dan menyelesaikan gelar Magister Kajian Budaya dan Media Minat Manajemen Informasi dan Perpustakaan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2011).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
34
membutuhkan penyesuaian/adaptasi terhadap situasi yang
ada.
Pengabdian Berbentuk Workshop
Bergesernya metode pembelajaran daring setelah masa
pandemi covid-19 membutuhkan resiliensi yang sangat
cepat pada layanan yang diberikan oleh perpustakaan
sekolah, khususnya ketersediaan koleksi digital/elektronik.
Hal ini menjadi sangat penting demi terselenggaranya
proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6
Kota Malang mempunyai kendala terkait ketersediaan
koleksi digital/elektronik. Kurangnya koleksi e-book
menjadi perhatian khusus pengelola perpustakaan.
Sehingga membutuhkan pengadaan koleksi/bahan pustaka
e-book yang terstandarisasi berdasar pada standar
akreditasi Perpustakaan SMP. Selain itu, Perpustakaan
SMPN 6 Kota Malang juga akan mengajukan akreditasi
perpustakaan. Berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di
Perpustakaan SMPN 6 Kota Malang, maka pengabdian
berbentuk workshop ini dilaksanakan. Berikut kerangka
problem solving kegiatan pengabdian ini.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
35
Kendala Perpustakaan SMPN 6 Kota Malang dalam Pengembangan Koleksi Digital: 1. Terkendala dalam melakukan
penambahan, pemilihan, dan pemilahan koleksi digital.
2. Minimnya keterampilan dan pengetahuan dalam mengembangkan koleksi digital.
Workshop pendampingan akreditasi perpustakaan SMP mengenai pengembangan koleksi digital.
Penyediaan: 1. Diagnosis kondisi koleksi di
Perpustakaan SMPN 6 Kota Malang berdasarkan instrumen akreditasi perpustakaan SMP.
2. Pelaksanaan workshop. 3. Pemberian bantuan untuk
mencarikan e-book gratis yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru SMP.
Pengelola perpustakaan sekolah menjadi: 1. Lebih menguasai dan memahami
dalam pengembangan koleksi digital (e-book) pada perpustakaan.
2. Lebih memahami dalam mengelola koleksi digital (e-book).
Peserta workshop: Guru sekaligus selaku Pengelola Perpustakaan SMPN 6 Kota Malang.
Gambar 1. Kerangka Problem Solving Pelaksanaan Workshop
Pelaksanaan dan Hasil Pengembangan Workshop
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui zoom
meeting dikarenakan masih dalam masa pandemi covid-19.
Sebelum dilaksanakan workshop melalui zoom meeting,
pengabdi berkoordinasi dengan pengelola perpustakaan
yang terdiri atas beberapa guru untuk mendiagnosis kondisi
koleksi yang ada di perpustakaan berdasarkan Peraturan
Perpusnas RI No. 8 Th. 2018 tentang Instrumen Akreditasi
Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah. Tujuan diagnosis ini adalah untuk mengetahui
hal-hal yang masih kurang dan harus dipenuhi agar
mendapatkan nilai yang maksimal.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
36
Workshop ini dihadiri oleh 8 (delapan) orang guru yang
sekaligus merangkap menjadi pengelola perpustakaan.
Pengabdi menyampaikan materi terkait pengembangan koleksi
baik cetak maupun digital. Karena pada dasarnya dua jenis
koleksi tersebut sangat penting untuk dikembangkan di
perpustakaan. Pengabdi juga menyampaikan pentingnya
lisensi untuk perlindungan hak kekayaan intelektual agar
perpustakaan tidak mengalami masalah di kemudian hari
dalam pengembangan koleksi digital. Selain itu, pengabdi juga
memberikan informasi terkait koleksi e-book yang bisa
didownload dan diakses secara gratis jika perpustakaan tidak
mempunyai cukup dana untuk membeli ataupun berlangganan.
Berikut tabel hasil diagnosis tersebut.
Tabel. Hasil Diagnosis Kondisi Koleksi di Perpustakaan SMPN 6
Kota Malang
N
O.
KOMPONEN
AKREDITASI
SYARAT
TERPENU
HI
HASIL
DIAGNOSI
S
HAL YANG
HARUS
DILAKUKAN
AGAR
TERPENUHI
1. Jumlah jenis
dan koleksi
buku
elektronik (e-
books) yang
dimiliki
(dalam judul)
300
Judul atau
lebih
21 judul Menambah 279
Judul
2. Persentase
koleksi
nonfiksi dari
keseluruhan
koleksi
65% –
75%
60% Menambah 5%
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
37
3. Pengolahan
buku atau
monograf
Inventaris
asi,
klasifikasi,
pengatalo
gan,
labelling,
secara
otomasi
dan
memiliki
cadangan
data
tercetak
Terpenuhi
tetapi
DDC yang
digunakan
adalah e-
DDC
E-DDC adalah
versi ringkas.
Sebaiknya
ditambahkan
dengan
menggunakan
versi
lengkapnya
(DDC dalam
bentuk
tercetak).
4. Kelengkapan
buku
Kartu
buku,
kantong
buku, slip
tanggal
kembali,
label
buku,
stempel,
barcode/c
hip/RFID
(sebagai
perangkat
otomasi)
Kartu
buku,
kantong
buku,slip
tanggal
kembali,
label
buku,
stempel
Menambah
barcode atau
chip dan RFID
(sebagai
perangkat
otomasi)
Setelah diagnosis dan workshop selesai dilakukan,
pengabdi juga membantu untuk mencarikan e-book yang
sesuai dengan kebutuhan siswa SMP dari kelas XII, XIII, IX
dan juga guru untuk dijadikan koleksi perpustakaan dalam
rangka penambahan koleksi e-book atau digital agar dapat
memenuhi komponen akreditasi perpustakaan SMP. Berikut
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
38
ini merupakan bukti dari adanya sosialisasi pencapaian
komponen tersebut:
Gambar 2. Foto (Hasil Screenshot melalui Zoom Meeting)
Perpustakaan sekolah mempunyai peran yang sangat
penting sebagai unit informasi, sehingga membutuhkan
pengelolaan yang baik (Lasa Hs., 2009:17). Pengelolaan ini
terkait dengan penataan kegiatan. Salah satu kegiatan yang
sangat krusial adalah kegiatan pengembangan koleksi
perpustakaan baik dalam bentuk tercetak maupun
elektronik. Pengembangan koleksi merupakan kegiatan
untuk menjaga kualitas koleksi dengan cara dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan pemustaka (Widiyawati dan
Adiono, 2020:35). Tonggak utama dari layanan
perpustakaan SMP adalah ketersediaan koleksi yang sesuai
dengan kebutuhan siswa sebagai pemustaka. Kualitas atau
mutu dari perpustakaan SMP adalah dengan terpenuhinya
unsur-unsur atau komponen-komponen yang dirinci di
dalam peraturan akreditasi Perpustakaan SMP.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
39
Kesimpulan
Selama ini Perpustakaan SMPN 6 Kota Malang lebih
konsen pada ketersediaan koleksi tercetak. Akan tetapi
sejak pandemi Covid-19 melanda, kebutuhan akan koleksi
elektronik menjadi sangat terasa. Dalam rangka pengajuan
akreditasi perpustakaan sekolah dan kebutuhan koleksi
elektronik yang terus meningkat, maka Perpustakaan SMPN
6 Kota Malang merasa perlu untuk menambah koleksi
elektronik (e-book). Hal inilah yang melatarbelakangi para
guru sebagai pengelola perpustakaan membutuhkan
pelatihan atau workshop terkait pengembangan koleksi
elektronik atau digital. Terdapat empat kriteria dalam
melakukan seleksi koleksi digital (e-book), yakni: biaya,
kesesuaian, kualitas, serta aspek teknis dan estetis
(Holleman, 2000). Hal ini menjadi dasar untuk melakukan
pemilihan, pemilahan, dan penambahan koleksi e-book.
Sehingga dalam melakukan pengadaan koleksi digital (e-
book) harus dilakukan secara profesional (Andayani,
2014:14). Dengan demikian perpustakaan sekolah dapat
menyediakan koleksi atau informasi yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan guru dalam mendukung proses
belajar-mengajar di SMP.
Daftar Pustaka
Andayani, Ulpah. (2014). Manajemen Sumber-sumber Informasi Elektronik (e-resources) di Perpustakaan Akademik. Al-Maktabah. 13(1). 8-19.
Holleman, Curt. (2000). Electronic Resources: Are basic Criteria for the Selection of Materials Changing?. Library Trends. 48(4).
Lasa, Hs. (2009). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
40
Peraturan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Instrumen Akreditasi Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Widiyawati, Anita Tri dan Adiono, Romula. (2020). Manajemen Koleksi: Collection Management. Malang: UB Press.
PELATIHAN PENGEMBANGAN LKPD IPA
UNTUK GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
Nurlia Latipah, M.Pd.Si7
UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
“LKPD Berguna Bagi Banyak Pihak Agar Bisa Menghasilkan
Produk Serta Mendapatkan Pengalaman Belajar yang Baik”
truktur kelemahan buku ajar antara lain tidak adanya
komponen panduan pembelajaran, informasi
pendukung dan langkah kerja penyelesaian masalah yang
tidak jelas, dan penggunaan buku ajar hanya
memungkinkan satu cara komunikasi sehingga kesempatan
siswa untuk mengembangkan pola berpikir dan
pembentukan konsep berkurang (Depdiknas,2008). Hal ini
tentunya dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang diajarkan (Wati dan Zulfah,
2020). Oleh karena itu diperlukan bahan ajar pendukung
untuk menutupi kelemahan buku ajar yang digunakan.
LKS Fisika Berorientasi Al-Qur'an dengan strategi
Inkuiri Terbimbing pada Materi Keseimbangan dan
Dinamika Rotasi Siswa Kelas XI SMA/MA praktis dan efektif
dalam meningkatkan kompetensi siswa (Chanda dkk, 2020).
7Penulis yang lahir di Kota Bogor pada tanggal 12 Agustus 1983,
merupakan dosen pada Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Gelar Sarjana Pendidikan didapatkan oleh penulis pada Tahun 2005 di Universitas Bengkulu, sedangkan gelar Magister Pendidikan Sains didapatkan oleh penulis pada tahun 2017 juga dari Universitas Bengkulu.
S
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
42
Selain itu, penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan
Lembar Kerja Siswa (LKS) menimbulkan semangat siswa
untuk belajar lebih aktif, mau bekerja sama selama
percobaan, dan tugas kelompok, serta rasa ingin tahu yang
tinggi yang ditunjukkan siswa selama kegiatan belajar
mengajar. Era globalisasi dikenal sebagai era pembelajaran
yang lebih menitikberatkan pada siswa (Amelia dkk, 2020).
Untuk itu, pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
menjadi salah satu penunjang agar pembelajaran terfokus
pada siswa.
Belajar Daring di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia dan khususnya
wilayah kota Bengkulu telah membuat kegiatan belajar
berpindah tempat dari belajar di sekolah menjadi belajar di
rumah serta menuntut kemandirian siswa dalam belajar.
Perubahan tempat kegiatan belajar mengakibatkan
perubahan pola belajar. Di sekolah, guru memberikan
pembelajaran tatap muka dengan berbagai metode
pembelajaran mulai dari ceramah, tanya jawab, inkuiri, dan
sebagainya. Pelaksanaan kegiatan belajar di rumah akibat
pandemi ini tentunya tidak bisa dilakukan seperti di
sekolah. Menghadapi pembelajaran di rumah, para guru MI
Plus Ja alHaq menyiapkan lembar kegiatan siswa atau biasa
disingkat LKPD. Pembelajaran menggunakan LKPD di MI
Plus Ja alHaq sudah dimulai sejak Juli 2020. Dari hasil
evaluasi LKPD yang telah dikembangkan oleh guru MI Plus
Ja alHaq ditemukan bahwa sebagian LKPD yang dibuat guru
belum sesuai dengan silabus, LKPD yang dibuat kurang
bervariasi, dan penampilan LKPD kurang menarik dan
kurang rapi.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
43
Melihat kekurangan pada LKPD di Mi Plus Ja-alhaq,
maka penulis berinisiatif untuk memberikan pendampingan
kepada guru-guru MI Plus Ja-alhaq untuk membuat LKPD
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan di MI Plus Ja-alhaq.
LKPD ideal adalah LKPD yang sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran,
sehingga LKPD diharapkan efektif, berhasil, memuaskan,
dan bermakna (Sari dkk, 2020). Penelitian ini juga
menyebutkan bahwa siswa membutuhkan LKPD pada
proses pembelajaran.
LKPD adalah panduan bagi peserta didik yang
digunakan untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan
masalah (Noviyanti dkk, 2020). keterampilan peserta didik
dalam memecahkan masalah merupakan faktor penting
untuk menghadapi persaingan dengan dunia. Kegiatan
pembelajaran yang terintegrasi dengan kegiatan pemecahan
masalah akan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengeksplorasi ide secara mandiri,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, menguji
hipotesis dan mencari solusi terhadap suatu masalah
sehingga pembelajaran akan lebih bermanfaat bagi peserta
didik (Noviyanti dkk, 2020).
Pelatihan pembuatan LKPD yang dilaksanakan untuk
guru-guru pada MI Plus Ja-alHaq ini merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk memberikan kompetensi
kepada guru-guru tersebut dalam membuat LKPD. Pelatihan
ini terdiri atas 3 tahap yakni tahap pemberian materi, tahap
pembuatan LKPD dan bimbingan, serta tahap finalisasi
produk. Pelatihan ini diawali dengan pemberian materi
tentang Pengertian LKPD, kaidah penulisan soal, macam-
macam bentuk soal. Materi tersebut diberikan dengan
tujuan agar guru memahami tujuan pembuatan LKPD,
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
44
unsur-unsur yang harus ada pada LKPD, cara membuat soal
pada LKPD. Pembuatan LKPD di MI Plus Ja-alHaq
merupakan suatu bentuk media yang digunakan dalam
pembelajaran selama masa pandemi. LKPD yang
dikembangkan ini terdiri atas identitas mata pelajaran,
petunjuk belajar, petunjuk mengerjakan soal, contoh soal,
dan contoh. LKPD ini dikembangkan berdasarkan buku
pegangan siswa. Soal-soal pada LKPD merupakan
pengembangan dari materi yang terdapat pada buku siswa.
Beberapa kegiatan LKPD melibatkan buku pegangan siswa.
Siswa membaca buku pegangan siswa kemudian
mengerjakan soal pada LKPD. Contoh soal dibuat untuk
memberikan pemahaman secara tertulis kepada siswa
tentang cara mengerjakan soal dengan baik.
Student Center sebagai Solusi Permasalahan Pendidikan
Masa Kini
Permasalahan yang dialami guru pada pelatihan ini
adalah kurangnya variasi soal, tampilan LKPD yang kurang
menarik, penggunaan kata tanya yang kurang tepat,
penggunaan tanda tanya yang tidak tepat. Untuk mengatasi
permasalahan yang dialami oleh guru dalam membuat
LKPD, maka dilakukan pendampingan lanjutan. Fungsi
pembimbingan lanjutan dari narasumber pada kegiatan ini
adalah memberi masukan kepada peserta pelatihan untuk
dapat menambah variasi soal dan memberi masukan
tentang tampilan LKPD yang baik. Kegiatan yang dilakukan
selama 6 hari ini mampu menghasilkan LKPD untuk semua
mata pelajaran mulai dari tematik, matematika, Akidah
Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Inggris,
Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Waktu yang
disediakan pada kegiatan ini hanya dapat menghasilkan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
45
LKPD untuk semester ganjil mulai dari kelas 1 hingga kelas
6.
LKPD yang dibuat oleh guru MI Plus Ja-alHaq diarahkan
agar siswa membaca dan mencari sendiri jawaban atas
pertanyaan yang diberikan sehingga pembelajaran tidak
berpusat pada guru. Materi yang disampaikan pada LKPD
berdasarkan buku pegangan siswa sehingga memudahkan
siswa dalam memahami materi yang diberikan.
Pengembangan lembar kegiatan peserta didik (LKPD)
berbasis preview, question, read, reflect, recite, review
(PQ4R) (Khoirunnisa dkk, 2019). Penelitian ini
menyebutkan bahwa LKPD sebaiknya dikembangkan
dengan memberikan materi pada LKPD dengan kalimat
yang jelas, terstruktur, dan tidak menimbulkan makna
ganda. Penyampaian materi juga harus sesuai dengan
kemampuan peserta didik sebelumnya sehingga
memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang
disampaikan. LKPD juga harus memberikan pembelajaran
yang tidak berpusat pada guru.
Kesimpulan
LKPD sebaiknya didesain dengan tampilan atau bagian-
bagian yang bervariasi dengan tujuan agar peserta didik
tidak pasif, menimbulkan kegairahan dalam belajar, dan
dapat belajar mandiri sesuai minatnya (Chanda dkk, 2020).
Era globalisasi dikenal dengan era pembelajaran lebih
berfokus kepada siswa. Keunggulan LKPD adalah mampu
mengembangkan kemampuan peserta didik, menjadi
penguat terhadap materi yang diberikan oleh guru,
mengaktifkan peserta didik, dan membantu peserta didik
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar secara sistematis, dan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
46
meningkatkan hasil belajar (Amelia dkk, 2020). Sehingga
guru perlu dibekali wawasan atau informasi tentang cara
pengembangan LKPD agar mampu menghasilkan produk
LKPD yang dapat membantu siswa dalam mendapatkan
pengalaman belajar yang baik dan meningkatkan
kemandirian para siswa.
Daftar Pustaka
Amelia dkk. (2020). Pengembangan LKPD Berorientasi Metakognisi di SD Muhammadiyah 5 Bumiaji. Jurnal Inovasi Pembelajaran. 6(1). E-ISSN 2460-0873
Chanda dkk. (2020). Desain LKPD Fisika Berorientasi Al-Qur’an Dengan Strategi Inkuiri Terbimbing Terhadap Pencapaian Kompetensi Peserta Didik SMA/MA. Saintek: Jurnal Sains dan Teknologi. 12(1). ISSN: 2580-278X.
Khairunnisa dkk. (2019). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Ion dan pH Larutan Garam. Jurnal Pembelajaran Kimia. 4(2).
Noviyanti dkk. (2020) Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Ion dan pH Larutan Penyangga. Jurnal Pembelajaran Kimia. 5(1).
Sari dkk. (2020). Analisis Kebutuhan Pengembangan LKPD Berbasis POE Berbantuan Augmented Reality untuk Melatihkan Keterampilan Proses Dasar Pada Konsep Fluida Statis. Pandipa Journal of Science Education. 4(2). ISSN 2086-9363.
Wati, Jamila,. Zulfah. (2020). Tahap Preliminary Research Pengembangan LKPD Berbasis PBL Materi Peluang Kejadian Majemuk. Jurnal Inovasi Matematika. 1(2). E-ISSN 2656-7245.
SUDAH SAATNYA BAITUL MAAL WAT
TAMWIL TERSTANDAR INTERNASIONAL
Ibnu Muttaqin, M.E8
IAIN Kudus
“Teruslah Maju BMT Indonesia, Demi Mencapai Sentra
Keuangan Syariah di Seluruh Dunia”
engelolaan lembaga apapun bentuk lembaga tersebut
tidak terlepas dari manajerial. Tujuan utama dari
manajemen perusahaan tentu untuk mendapatkan mutu
yang terbaik sehinnga customer equitybenar-benar dapat
direngkuh sebaik mungkin. Jika lembaga nirlaba sekalipun
membentuk lembaganya sedemikian rupa sehingga
terbentuk sistem mutu yang diinginkan, apalagi lembaga
yang berorientasi pada profit, termasuk dalam hal ini adalah
lembaga keuangan hingga Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
sebagai salah satu ejawantah dari lembaga keuangan
syariah.
Industri perbankan syariah semakin menghadapi
banyak tantanganakibat bergabungnya sejumlah institusi,
kolaborasi inter-organisasi,pengembangan berbagai produk
dan jasa, serta perbaikan mutu. Untukmerespon dengan
8KelahiranBanyumas, 04 Oktober 1986. Penulis merupakan dosen
IAIN Kudus dalam bidang Perbankan Syariah, Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Tahun 2010, Sedangkan gelar Magister Perbankan Syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disandang pada Tahun 2019.
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
48
efektif berbagai tantangan ini, penciptaan sistem
yangmemenuhi level “quality” yang sesuai dengan konsep
syariah menjadi isu vital nyata yang menantang (Murniati,
2016).
Pentingnya Manajemen Mutu
Dalam era sekarang ini, tantangan tidak datang hanya
dari satu negara atau regional saja, gerakan pasar bebas
tentu menjadi tantangan global yang pasti dihadapi oleh
lembaga profit oriented termasuk di dalamnya lembaga
keuangan, tantangan sesama lembaga keuangan syariah,
tantangan sesama lembaga keuangan baik konvensional dan
syariah, hingga tantangan dengan industri-industri
keuangan digital yang menjamur saat ini. Tingkat
karakteristik yang melekat pada produk/jasa yang
mencukupi persyaratan atau keinginan. Maksud
derajat/tingkat berarti selalu ada peningkatan setiap saat
(Suardi, 2004). Sedangkan karakteristik berarti hal-hal yang
dimiliki produk/jasa, yang terdiri dari karakteristik fisik,
karakteristik perilaku dan karakteristik sensori.
Indonesia sendiri mengenal konsep TQM (total quality
management) pada tahun 1980-an hingga saat ini sudah
sangat populer dan masuk dalam mata kuliah rumpun
bisnis di perguruan tinggi, dan bagi lembaga swasta
ataupun pemerintahan, saat ini lebih mengenal dengan
sistem manajemen mutu ISO 9001. Jika ISO sendiri
merupakan sistem standar untuk internasional, di Indonesia
sendiri mengadopsi sistem tersebut menjadi SNI (standar
nasional Indonesia) sebagai standar mutu nasional bagi
produk/jasa di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite
Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis) dan ditetapkan
oleh BSN (Badan Standardisasi Nasional). Standar mutu
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
49
baik nasional maupun internasional biasanya direspon
serius oleh perusahaan yang mengeluarkan produk berupa
barang. Hal ini disebabkan mereka bisa menaruh logo
standar tersebut di produk mereka atau memang tuntutan
dari customer secara langsung.
Kesan yang ada jika suatu produk sudah terstandar,
maka konsumen akan percaya jika produk tersebut sudah
berkualitas baik. Untuk perusahaan dengan produk berupa
jasa, jika perusahaan tersebut adalah vendor dari
perusahaan yang lain biasanya juga dituntut untuk
terstandar, akan tetapi spesial untuk lembaga keuangan,
standar mutu lebih ditekankan pada pelayanan yang prima,
karena hal ini yang langsung diterima oleh nasabah,
sedangkan manajemen mutu yang sebenarnya penting,
tidak terlalu menjadi poin penting bagi mereka. Lembaga
keuangan besar baik konvensional maupun syariah, bisa
jadi cukup besar dalam memberikan perhatian terhadap
sistem manajemen mutu, mereka paham dengan benefit
yang akan didapatkan, salah satunya adalah efisiensi
pengelolaan perusahaan baik dari segi material maupun
non material.Akan tetapi, untuk lembaga keuangan dengan
skala menengah ke bawah, mereka acapkali
mempertimbangkan outcome terlebih dahulu, apakah
sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk
mendapatkan sertifikasi standar mutu internasional, dalam
hal ini ISO 9001.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
50
Mutu Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia dan
Dunia
Tercatat berdasarkan statistik perbankan Oktober
2021 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah bank umum
di Indonesia sebanyak 107 bank turun dari semula di tahun
2018 sebanyak 115, tahun 2019 110, dan tahun 2020 109,
untuk jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1.468 bank,
turun dari tahun 2020 1.506 bank. Sedangkan statistik
perbankan syariah dengan periode yang sama Oktober 2021
tercatat 12, turun dari tahun 2020 14. Hal ini disebabkan
adanya mergertiga bank umum syariah milik BUMN, yaitu
Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI
Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Untuk Unit
Usaha Syariah (UUS) sendiri tercatat ada 20 bank
konvensional yang memiliki UUS. Bank dengan kapasitas
aset besar, katakanlah BCA, Mandiri, BNI, dan BRI tentu
sudah menyandang terstdandar internasional dengan
mengantongi sertifikat ISO 9001 bahkan sertifikasi
ISO 27001 tahun 2013 sebagai standar mutu dalam hal
keamanan informasi yang sangat dibutuhkan pada era
sekarang pun mereka sandang. Sedangkan bank umum
syariah sendiri katakanlah ext. Bank Mandiri Syariah pun
telah menyandang sertifikasi internasional tersebut.
Sedangkan lembaga keuangan mikro seperti BMT tentu
perlu untuk menata manajemen mutu mereka, dengan
menerapkan standar mutu baik nasional terlebih
internasional untuk menjawab tantangan global.
Spesial Baitul Maal Wa Tamwil tidak termasuk dalam
statistik perbankan, meskipun corak usahanya mirip dengan
perbankan, akan tetapi payung hukum yang menaungi
adalah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Mikro. Jika
merujuk pada lama website OJK, BMT masuk dalam IKNB
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
51
(industri keuangan non bank) kategori Lembaga Kauangan
Mikro. LKM tersebut di definisikan sebagai lembaga
keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa
pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik
melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro
kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan,
maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha
yang tidak semata-mata mencari keuntungan (OJK, 2022).
Total lembaga keuangan mikro yang terdaftar pada OJK
sebanyak 35 unit, sedangkan unit syariah sebanyak 8 unit,
angka ini jelas jauh dari aktual di lapangan bahwa BMT
lebih dari 8 perusahaan di Indonesia. Ilegal dalam kacamata
OJK belum tentu ilegal dalam kacamata Kementerian
Koperasi dan UKM, karena BMT didominasi terdaftar di
Kementerian dan UKM tanpa terdaftar pada OJK, bahkan
BMT UGT Nusantara sebagai penyandang gelar BMT
terbesar di Indonesia dengan aset sebesar 1,4 triliyun pun
hanya terdaftar di bawah naungan Kementerian Koperasi
dan UKM, sehingga proses pengawasan BMT memang lebih
di bawah Kementerian Koperasi dan UKM bukan oleh OJK,
Sementara BMT yang sudahberbadan hukum PT baru di
bawah pengawasan atau menjadi kewenangan OJK.
Adanya dualisme naungan tersebut pengawasan BMT
belum bisa dikatakan optimal. Jika lembaga keuangan
lainnya diawasi langsung oleh OJK dan Dewan Pengawas
Syariah untuk lembaga keuangan syariah, maka BMT yang
berbadan hukum koperasi, hanya diawasi oleh Kementerian
Koperasi dan UKM. Dalam sebuah kesempatan, hal ini
pernah disinggung oleh Wakil Presiden Indonesia Bapak K.
H. Ma’ruf Amin pada acara Web Seminar (Webinar)
BMT Summit 2020. “Seperti diketahui, badan usaha yang
digunakan BMT pada umumnya adalah koperasi. Biasanya
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
52
untuk suatu lembaga simpan pinjam, seperti juga
perbankan, dibutuhkan lembaga pengawas dan lembaga
penjamin simpanan. Tetapi kita belum memiliki lembaga
pengawas dan lembaga penjaminan untuk koperasi. Untuk
itu saya meminta agar dalam summit ini juga dibicarakan
opsi-opsi untuk dapat mewujudkan berdirinya lembaga
pengawas dan lembaga penjamin simpanan bagi BMT ini,”
ungkap Wapres (Sekertaris Negara, 2020). Ironis memang,
di sini lain BMT kita bandingkan dengan perbankan besar,
namun di sisi lain, mengingat naungan badan hukum yang
berbeda, sehingga tuntutan standardisasi BMT tersebut
tidak bisa terwujud dengan mudah.
Implementasi Standar Mutu Internasional di BMT
Latar belakang masalah tidak harus disikapi psimistik.
Apapun bentuk badan hukumnya, tentu standardisasi mutu
lembaga keuangan syariah dalam hal ini BMT tetap harus
diperjuangkan. Kita nukil saja pandangan dari Bapak Wakil
Presiden. Wapres menilai bahwa keberlangsungan BMT
tidak dapat dipisahkan dari kualitas pelaku usaha mikro.
Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas
pelaku usaha mikro tersebut. “Salah satu yang perlu
diupayakan adalah dengan membangun pusat-pusat
inkubasi usaha halal di berbagai daerah sebagai pusat
pembinaan dan penyemaian. Selain itu, perlu pula dibangun
pusat-pusat bisnis syariah (Sharia Business Center) yang
didukung oleh infrastruktur digital sebagai sarana interaksi
dan sarana transaksi antar pelaku bisnis syariah”
(Sekertaris Negara, 2020).
Lembaga keuangan syariah bisa setara dengan
Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah,
sehingga Pegadaian Syariah diawasi langsung oleh OJK
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
53
dalam hal hukum positif dan keuangan dan DPS (Dewan
Pengawas Syariah) dari DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-
Majelis Ulama Indonesia) dalam hal kepatuhan terhadap
implementasi unsur syariah Islam, maka tidak serharusnya
BMT tidak diawasi. Hal paling memungkinkan dan relevan
adalah melalui lembaga yang sama yakni OJK dan DPS
bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Jika
proses pengawasan dapat dilakukan lebih optimal maka
mutu BMT akan terjada layaknya lembaga keuangan yang
lain.
Kemudian, demi menyetarakan mutu BMT, saya kira
jajaran manajerial BMT, terutama BMT yang telah memiliki
aset besar dan puluhan bahkan ratusan cabang yang
tersebar perlu untuk mengajukan sertifikasi ISO 9001
sebagai standar mutu internasional. BMT yang besar, sudah
mampu untuk mengorbankan biaya dan lainnya untuk
mendapatkan sertifikasi tersebut dan tentunya outcome
yang didapatkan justru lebih besar dari pengorbanan yang
digelontorkan, baik efisiensi dalam hal biaya, tentu efisiensi
dalam hal non biaya, seperti waktu dan tata kelola
perusahaan yang lebih baik. Jika efisiensi tersebut tercapai,
jelas benefit yang akan dirasakan jauh lebih dari
pengorbanan yang dikeluarkan.
Kesimpulan
Standar internasional memanglah sebuah pilihan,
apakah memang perusahaan menginginkan yang terbaik
bagi lembaganya atau menganggap standarisasi bukan hal
wajib yang perlu dipenuhi. Ada baiknya, bagi lembaga
keuangan mikro mulai mempelajari mengenai standar
manajemen mutu, baik melalui kajian-kajian literatur dan
penelitian yang mudah diakses, tentang pengaruh
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
54
manajemen mutu terhadap kemajuan perusahaan dan
terhadap profitabilitas lembaga keuangan, ataupun
melakukan benchmarking kepada lembaga keuangan yang
berskala besar katakanlah bank umum syariah. Sehingga,
dapat memahami seberapa pentingnya standarisasi
manajemen mutu bagi perusahaan.
Maju terus lembaga keuangan mikro syariah bernuansa
BMT di Indonesia, maju BMT, sektor riil menggeliat, dan
sejahtera masyarakat Indonesia, buat Dunia melihat
Indonesia sebagai sentra keuangan syariah yang terstandar
internasional. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
_______.(2020). Informasi Umum Lembaga Keuangan Mikro. [Database]. https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-Keuangan-Micro.aspx.
Murniati, Sri. (2016). Implementasi TQM Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Bank Syariah. IAIN Purwokerto. 74.
_______.(2020). Perkuat Ekonomi Umat Melalui Penguatan BMT. [Campaign Website]. https://www.setneg.go.id/baca/index/perkuat_ekonomi_umat_melalui_penguatan_bmt.
Suardi, R. (2004). Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya Untuk Mencapai TQM. Jakarta: PPM.
PENERAPAN INTEGRASI IMAN DAN TAKWA
PADA MATA PELAJARAN SAINS
Dr. Kurroti A’yun, S.T., M.Si9
STIT-UW Jombang
“STIT-UW Jombang Sebagai Lembaga Formal Berhasil
Mengintegrasikan Iman dan Takwa Secara Baik”
ata iman dan takwa identik dengan perilaku ibadah
keagamaan, sehingga terasa asing apabila digabungkan
penjelasannya pada mata pelajaran selain keagamaan
seperti sains yang identik dengan ilmu alam. Iman dalam
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah percaya,
sedangkan takwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap
taat melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala
laranganNya. Adapun di dalam al Qur’an yang merupakan
petunjukNya yang agung, antara iman dan takwa itu saling
berkaitan terutama dalam firmanNya dalam Q.S al Baqarah
ayat 2-3 yang artinya “Kitab (al Quran) ini tidak ada
9Penulis lahir di Surabaya dan saat ini aktif menjabat sebagai
Waket (Wakil Ketua) 3 sekaligus Dosen STIT-UW Jombang yang ahli dalam bidang Pendidikan terutama dalam hal Reduksi Miskonsepsi secara Andragogik, penulis menyelesaikan gelar Sarjana di ITS (2004), kemudian mengabdi sebagai pendidik dan mendapatkan beasiswa dari Kemenag RI untuk menyelesaikan studi di ITS dengan gelar master sains (2009), gelar terakhir yaitu Doktor dalam Bidang Pendidikan diselesaikan dengan beasiswa dari LPDP yang diselenggaranan oleh Kemenkeu RI di Universitas Negeri Surabaya (2018). Selain itu, penulis juga bertugas sehari-hari untuk mendidik santri di PPUW Jombang dalam hal iman dan amal sholeh bersama Pembina PPUW Jombang sekaligus aktif sebagai seorang Tutor Tutorial Online di Universitas Terbuka di Indonesia tahun 2021.
K
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
58
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rejeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka.”
Takwa itu iman atau percaya pada yang ghaib sekaligus
menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Menciptakan, Yang
Maha Ghaib. Maka dari itu, dua kata antara iman dan takwa
itu sering kali digunakan beriringan menjadi kata iman dan
takwa. Orang yang beriman dan bertakwa yang mau
melaksanakan sholat dan zakat berarti juga telah memeluk
agama Islam, sebab sholat dan zakat itu bagian dari rukun
Islam atau syaratnya orang memeluk agama Islam. Orang
yang memeluk agama Islam disebut dengan muslim yaitu
kelompok atau golongan orang beragama paling cepat
berkembang di dunia (Lipka dan Hackett, 2017).
Agama dalam Kontes Sosial
Agama Islam merupakan agama yang paling cepat
mempengaruhi populasi. Tetapi, perlu dipastikan, apakah
dengan berkembangnya populasi pemeluk agama Islam
tersebut dapat mempengaruhi karakter anggota populasi,
yaitu individu atau manusia yang memeluk agama Islam
sehingga menjadikan dirinya benar-benar beriman dan
bertakwa dengan menjalankan petunjukNya yang paling
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya yaitu al
Qur’an, ataukah sama saja atau bahkan mungkin lebih
buruk. Hal ini didukung dengan hasil penelitiannya dalam
grafik berikut:
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
59
Gambar 1. Grafik Estimasi Persentase Perubahan Populasi
Berdasar Agama
Berdasar grafik pada Gambar 1 di atas, Pertanyaan
yang meragukan semakin berkembangnya pemeluk agama
Islam akan berpengaruh pada karakter yang baik karena
sesuai dengan petunjukNya atau mungkin tak berpengaruh
bahkan malah berpengaruh buruk ini tak seharusnya
terjadi. Namun kenyataannya hal ini terjadi dan hal ini
terjadi karena ada Islamofobia yang berasal dari sentimen
negatif pada muslim (pemeluk agama Islam) yang dilakukan
oleh kebanyakan penduduk Eropa Barat dan United States
(US) terutama saat berlangsungnya pesta politik, sebaliknya
muslim mempengaruhi dunia dengan misi kedamaian yang
diusung berdasarkan petunjuk Tuhan (Al-Kraisha dkk,
2020). Meskipun demikian, masih ada saja sisa-sisa muslim
yang belum benar-benar taat pada petunjuk Tuhan yang
dibuktikan dengan masih adanya tindak kriminalitas di
negara yang penduduknya mayoritas muslim, bahkan
merupakan muslim terbesar di dunia yaitu Indonesia. Hal
ini merujuk pada data statistik kriminal tahun 2021 yang
dipaparkan penulis yakni:
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
60
Tabel 1. Jumlah Kejahatan menurut Jenis Kejahatan
(Direktorat Statistik Ketahanan Sosial, 2021)
Karakter muslim yang sampelnya berjumlah 334 guru
tingkat sekolah menengah pertama di Yaman menyatakan
bahwa dari 28 item dalam instrumen penelitiannya,
sebanyak 88% guru memiliki karakter khas muslim yang
terbagi menjadi 8 karakter sesuai ketentuanNya, yaitu dapat
bekerja bersama (berjamaah), memiliki semangat juang
(jihad), damai (rukun), suka berdonasi (infak), jujur (sidik),
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
61
menepati janji, mudah memaafkan (al-‘afw), dan mampu
menahan diri (sabar) (Al-Ammar dkk, 2012). Tidak semua
muslim yang diteliti memiliki karakter khas muslim dan
tidak semua karakter khas muslim telah diterapkan. Maka
dari itu, perlu dilakukan penerapan integrasi pada seluruh
bahasan dalam kehidupan sehari-hari utamanya bahasan
mata pelajaran umum atau selain agama (khususnya Islam)
agar karakter baik yang telah ditunjukkanNya dalam al
Qur’an dan telah dicontohkan RasulNya selama hidupnya
menjadi karakternya muslim pada umumnya dan
semaksimal mungkin sampai mendekati 100%.
Perlakuan Seseorang saat Melakukan Kesalahan
Integrasi iman dan takwa dengan mata pelajaran umum
telah diterapkan di STIT-UW Jombang dan di lembaga
formal yang ada di bawah yayasan yang menaungi STIT-UW
Jombang juga telah diupayakan penerapannya sejak tahun
2006. Adapun yang memiliki ide integrasi mata pelajaran
iman dan takwa dengan mata pelajaran umum ini adalah
pendiri STIT-UW Jombang sekaligus Pembina yayasan yang
menaungi STIT-UW Jombang, yaitu Abah KH. M. Qoyim
Ya’qub. Integrasi juga dicetuskan oleh dua ahli lain, yang
sebelumnya telah memiliki ide integrasi mata pelajaran atau
pengetahuan atau keilmuan yang paling masyhur adalah
Robin Fogarty yang idenya dipublikasikan tahun 1991 dan
Susan M. Drake dan Rebecca C. Burns yang idenya tentang
integrasi telah dipublikasi sejak tahun 2004. Pada tulisan
ini, penulis sengaja membuat judul Penerapan Integrasi
Iman dan Takwa pada Mata Pelajaran Sains, tidak
Penerapan Integrasi Iman dan Takwa pada Mata Pelajaran
Umum, sebab sains dalam filsafat ilmu termasuk berbagai
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
62
keilmuan yang berarti mencakup seluruh mata pelajaran
selain agama (Suriasumantri, 2013).
Penerapan integrasi iman dan takwa pada mata
pelajaran sains yang diterapkan di STIT-UW Jombang dan di
lembaga formal yang ada di bawah naungan yayasan yang
menaungi STIT-UW Jombang, salah satunya MTs-UW
Jombang membawa perubahan yang signifikan pada peserta
didik yang sampelnya diambil sejumlah 33 orang dari
peserta didik MTs-UW sekaligus santri PP-UW Jombang dan
29 mahasiswi STIT-UW Jombang yang juga sekaligus santri
PP-UW Jombang. Dari 62 orang sampel tersebut, 100%
memiliki upaya berkarakter seperti yang telah
ditunjukkanNya dalam al Qur’an. Namun, adakalanya 62
orang sampel tersebut melakukan kesalahan atau
melakukan perilaku yang dilarangNya seperti mendekati
zina (pacaran), dll, namun 62 orang sampel tersebut telah
terbiasa menyadari yang dilakukan salah jika tidak sesuai
dengan aturanNya, sehingga mereka segera bertaubat
dengan kejujurannya. Ada yang dalam rangka taubat,
mengaku dan meminta hukuman dari pendidik atau
pengurus PP-UW Jombang, kemudian mereka menjalani
hukuman dengan jujur dan sukarela. Hukuman yang
diberikan dimulai dari baca istigfar, diikat di pohon atau
diikat di cagak bangunan pondok (yang tentu saja jika putri
maka dihukumnya di wilayah PP-UW putri), dan yang paling
berat adalah hukum cambuk bagi yang melakukan
pelanggaran berat seperti berzina, minum minuman keras
atau lainnya sesuai ketentuanNya dalam al Qur’an. Dengan
demikian, perilaku manusia utamanya dimulai dari peserta
didik yang ada di lingkungan PP-UW, STIT-UW, MTs-UW,
dan lembaga lainnya di bawah yayasan yang menaungi
dapat beracuan pada ketentuan Illahi dalam berkarakter
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
63
selama hidup di dunia, sehingga dapat terhindar dari
tindakan asusila seperti tindakan kriminal yang dipaparkan
pada Tabel 1 atau tindakan lain yang dapat merusak moral
bangsa maupun individu itu sendiri.
Kesimpulan
Penerapan integrasi iman dan takwa pada mata
pelajaran sains ini tidak hanya dilakukan ketika berada di
dalam proses pembelajaran formal, namun juga di dalam
pembelajaran nonformal ketika kegiatan pondok di PP-UW
Jombang. Berikut dipaparkan gambar kegiatan nonformal
yang mengintegrasikan iman dan takwa dengan
permasalahan umum dalam kehidupan sehari-hari di PP-
UW Jombang yang dilakukan di salah satu majelis kajian di
antara 20 majelis yang ada di PP-UW putri:
Gambar 2. Kegiatan Pembelajaran Nonformal di PP-UW Putri
Jombang
Adapun contoh salah satu kalimat integrasi yang
diajarkan di STIT-UW Jombang sebagai lembaga formal
yang berada pada yayasan yang sama yang menaungi PP-
UW Jombang.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
64
Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan terjemahan. Add-Ins Microsoft Word. Quran in Word Indonesia Versi 1.3.
Al-Ammar, Fawziah K., Ahmed, Ismael H., Nordin, Mohamad Sahari. (2012). Moral character of muslim personality: scale validation. Journal of Education and Practice, 3 (16) 118-128. ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online).
Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. (2021). Statistik Kriminal 2021. Jakarta: Badan Pusat Statistik. ISSN: 2089-5291.
Al-Kraisha, Lamya, Elqabbany, Moustafa, Asfour, Zeinab, Chahine, Noora, and Nasreddin, M. AbdulJaleal. (2020). The Muslim 500: The World’s 500 Most Influential Muslims. Dabuq, Syria: Jordan National Library. ISBN: 978-9957-635-56-5.
Lipka, Michael and Hackett, Conrad. (2017). Why muslims are the world’s fastest growing religious group. Pew Research Center, April 6. http://pewrsr.ch/2nOPNXY.
Suriasumantri, Jujun. (2013). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popoler. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
GERAKAN JAMAAH SUBUH SEBAGAI
WADAH PEMERSATU MASYARAKAT
KOTA LHOKSEUMAWE
Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, MA, PhD10
IAIN Lhokseumawe
“Bersatu dalam Perbedaan (harmonis), Berjuang dalam
Kebaikan dan Peduli Kepada Masyarakat Merupakan Sikap
Sosial yang Harus Dijunjung Tinggi”
alah satu ciri makhluk hidup adalah kemajemukan dan
keberagaman. Tidak hanya manusia yang tampil dengan
berbagai perbedaan tetapi juga pada hewan dan alam
sekitar.Keberagaman yang meliputi perbedaan suku, agama,
ras dan golongan merupakan realitas sosial dan takdir
hidup yang tak bisa dielakkan oleh siapapun, baik untuk
kalangan masyarakat moderen maupun tradisional. Ini
semacam ujian Tuhan buat manusia, bagaimana harusnya
mereka mengelola keberagaman. Karenanya tidak jarang
realitas sosial ini justru menuai berbagai problem sosial
seperti konflik dan disintegrasi.Namun apabila dikelola
dengan baik dan benar justru akan menjadi ajang
pemberdayaan dan demokrasi (Nugroho, 1997:6-7).
Sejatinya, keberadaan masyarakat yang majemuk dan
beragam tidak boleh dilihat sebagai ancaman sosial, tetapi
10Penulis lahir di Aceh, 10 Januari 1976, menyelesaikan S1 di Al-
Azhar University tahun 2000, S2 UKM Malaysia tahun 2004, dan S3 dari IIUM Malaysia tahun 2016 bidang tafsir al-Quran. Aktif sebagai dosen di Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe sejak 2004 hingga sekarang.
S
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
66
sebaliknya justru menjadi potensi besar terbentuknya iklim
kehidupan bermasyarakat yang dinamis dan harmoni
(Ismardi dan Arisman, 2014:201).
Dalam konteks Islam, keberadaan mazhab dan aliran
pemikiran yang beragam semuanya berpotensi melahirkan
konflik internal-horizontal sesama muslim. Oleh sebab itu
mengutip Cak Nur, masyarakat harus menyadari
bahwapluralitas adalah keniscayaan sosiologis, maka perlu
adanyapeningkatan kedewasaan dalam menerima
perbedaan dan memperluas wawasan keagamaan, agar
perbedaan yang ada bukannya menambah potensi konflik
melainkan menjadi aset budaya dan politik (Baso, 1999:23-
24). Karena itu perlu adanya kesadaran dan upaya untuk
membangun masyarakat yang demokratis, toleran dan
harmonis serta menekan potensi konflik agar tidak muncul
ke permukaan.
Untuk konteks Kota Lhokseumawe, meski secara lahir
terlihat aman nyaman, tetapi ibarat api dalam sekam, riak-
riak konflik itu sebenarnya ada. Teranyar, muzakarah ulama
yang digelar oleh Yayasan Assaudiyah Alawaliyyah
Alkhalidiyah Kota Lhokseumawe pada tanggal 22 – 23
Januari 2022, di Mesjid Islamic Center Kota Lhokseumawe,
menghasilkan 10 rekomendasi. Salah satunya dan ada di
urutan pertama adalah, mempersoalkan tauhid uluhiyah,
rububiyah dan asma wassifat. Rekomendasi itu menegaskan
bahwa Ahlussunnah Waljama’ah tidak menggunakan 3
istilah tersebut (Aceh.tribunews). Arah rekomendasi ini
jelas, meskipun tidak menyalahkan, tapi mempersoalkan
keyakinan sebagian umat Islam Indonesia, yang pastinya
mereka juga ada di Aceh secara umum dan di Kota
Lhokseumawe secara khusus. Riak-riak itu juga terlihat
pada rekomendasi no 4 dan no 5 tentang zikir secara jahar
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
67
(terang), haul kematian dan tawassul. Beberapa
persoalankhilafiyah klasik yang sebenarnya tak perlu
dipertikaikan.
Hal lain yang lebih mencolok adalah “terbelahnya”
masyarakat dalam praktik ibadah. Bagi yang berafiliasi
kepada Muhammadiyah,“Salafi-Wahabi”, atau merasa diri
sebagai “modernis”,mereka terpusat padabeberapa mesjid
di luar mainstream. Mesjid-mesjid ini ditandai dengan
praktik shalat Subuh tanpa bacaan qunut oleh imam, serta
tidak berzikir secara jahar dan terpimpin setelah shalat lima
waktu. Keberadaan mesjid-mesjid ini dan jamaahnya jelas
“kurang disukai” oleh sebagian warga yang berafiliasi
kepada Syafi’iyah-Asya’irah (Salafiah Dayah), karena
dianggap melawan arus dan tidak sepaham. Kondisi
initelahmeresahkan sebagian kalangan,dandiyakini akan
berujung konflik jika tidak ada upaya harmonisasi. Di sinilah
kemudian muncul satu gerakan yang berikhtiar menyatu
padukan dua kelompok ini dalam satu kegiatan sholat
Subuh berjamaah yang dilakukan secara bergilir di semua
mesjid se-Kota Lhokseumawe.
Profil Gerakan SMS
Tulisan ini merupakan wawancara penulis dengan
pengurus SMS selama partisipasi penulis dalam beberapa
kesempatan mengisi kajian dan ceramah di komunitas SMS
Kota Lhokseumawe. SMS sendiri adalah singkatan dari
Syi’ar Muhibah Subuh yang merupakan nama dari
komunitas jamaah shalat Subuh lintas mesjid yang ada
dalam wilayah Pemerintahan Kota Lhokseumawe.
Komunitas ini pada mulanya tercetus begitu saja secara
alamiah dari salah seorang pengurus inti SMS. Penulis
sendiri sempat menjadi teman diskusi pengurus sebelum
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
68
komunitas ini kemudian terbentuk. Salah seorang pentolan
SMS, H. Ali Basyah Ibrahim, saat itu kerap wara wiri
Lhokseumawe - Banda Aceh. Dalam perjalanan itu, saat
mampir shalat subuh di salah satu mesjid wilayah kota
Banda Aceh terlihat jumlah jamaah yang tidak biasa, hampir
seperti suasana shalat Jumat. Peristiwa yang bersifat
spontanitas itu membuatnya bertekad mengajak beberapa
teman dekat yang kemudian menjadi pengurus inti SMS
untuk menggerakkan hal serupa dengan apa yang dilihatnya
di Banda Aceh.
Didukung oleh beberapa teman dekat dan jamaah yang
sempat haji bersamanya di tahun 2008 dan 2013, maka
pada hari Ahad, 14 Mei 2014 Syiar Muhibah Subuh (SMS)
se-Kota Lhokseumawe resmi digerakkan. Sejumlah nama
sebagai penggerak awal yang bisa disebut di sini antaranya
adalah; (1) H. Asnawi Abdullah, Imam besar mesjid Islamic
Center Kota Lhokseumawe,(2) H. Misran Fuadi, Kadis Dinas
Syariat Islam Kota Lhokseumawe sekarang, (3) H Abdu Syafi
Alwi, Imam besar mesjid Mon Geudong, (4) H. Abdurahman
Yusuf, anggota DPRK Lhokseumawe periode 2019 – 2024,
(5) H. Muhammad, pensiunan pegawai SUCOFINDO, (6) H.
Sulaiman Daud, dosen senior Fakultas Hukum UNIMAL, dan
(7) H. Amin Mahmud, saat ini menjabat sebagai staf ahli
Wali Kota Lhokseumawe.
Walaupun bukan badan pemerintahan (NGO),
komunitas ini tetap memiliki struktur organisasi layaknya
institusi atau lembaga resmi lainnya.Memang tidak terlalu
banyak yang duduk di kepengurusan, mengingat kegiatan
forum atau komunitas ini tidak formal, dan juga tidak
banyak, walaupun sebenarnya melibatkan orang banyak.
Sikap sukarela dan ikhlas beramal yang begitu menonjol
dalam komunitas ini menjadi alasan lain mengapa struktur
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
69
organisasinya tidak gemuk. Pengurusnya terdiri dari tiga
unsur utama, yaitu; (1) Pembina yang dianggotai oleh H.
Asnawi Abdullah dan H. Misran Fuadi, (2) Pengarah,
dianggotai oleh H. Abdu Syafi dan H. Abdurahman Yusuf, (3)
Khadim (koordinator) dimotori oleh H. Ali Basyah Ibrahim,
H. M. Amin Mahmud, dan H. Sulaiman Daud.
Salah satu misi utama gerakan ini adalah mempererat
ukhuwwah dan keakraban (harmonisasi) antara jamaah
mesjid yang ada di wilayah Kota Lhokseumawe. Filosofinya
sederhana, jika masyarakat awam yang berkelahi masih
dipandang wajar, tapi merasa aib jika yang bertikai itu
jamaah mesjid, apalagi orang yang rutin ke mesjid. Jamaah
Subuh adalah “para penunggu mesjid”yang menjadi simbol
ketaatan tertinggi dalam masyarakat. Artinya, jika sudah
rutin berjamaah Subuh, untuk yang lain tak perlu diragukan
lagi (Sunan Tirmizi, 590). Hal ini juga menunjukkan bahwa
mereka adalah orang-orang yang rutin ikut kajian Magrib
dan Subuh, yang dilaksanakan di hampir seluruh mesjid
wilayah Kota Lhokseumawe. Mereka pada akhirnya menjadi
simbol orang-orang yang agamis dan berwawasan, atau
“kaum terpelajar”. Maka menjadi miris dan sangat
memprihatinkan jika kelompok ini bertikai antara sesama,
hanya gara-gara jumlah rakaat tarawih, atau soal ulang
khutbah Jumat.
Rutinitas dan Dakwah SMS
Salah satu rutinitas SMS adalah melakukan jamaah
sholat Subuh terpusat di mesjid-mesjid yang sudah terpilih
secara terjadwal, dengan mengajak semua warga Kota
Lhokseumawe, terutama para jamaah tetap sholat Subuh.
Kegiatan ini diikuti oleh jamaah yang meskipun jumlahnya
fluktuatif, tetapi tidak kurang dari 600-an orang, laki-laki
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
70
dan perempuan. Penentuan atau pemilihan mesjid sebagai
tempat kegiatan dilakukan setelah berkoordinasi dengan
pihak pengurus mesjid, yang sampai saat ini belum ada
kendala apapun yang prinsipil. Artinya, walaupun ada
penolakan, kegiatan tetap bisa dilaksanakan. Biasanya
penolakan terjadi karena ada pengurus yang kurang
sepaham dengan calon penceramah atau imam yang
disodorkan olehkoordinator SMS.
Kegiatan SMS ini selalunya terdiri dari tiga rangkaian
utama, pertama shalat Subuh secara berjamaah, setelah itu
diadakan tausiyah atau ceramah, kemudian terakhir acara
ramah tamah sesama jamaah (silaturahmi) dan makan
bersama. Khusus untuk ibadah sholat, protapnya adalah
mengikuti tradisi mesjid yang dikunjung, berqunut atau
tidak. Jamaah selalau dihimbau dan diajak untuk
menghormati serta mengikuti keyakinan mesjid tempat
acara berlangsung. Untuk penceramah sendiri ditentukan
oleh pengurus SMS berkoordinasi dengan pengurus mesjid.
Terkait dengan konten ceramah, biasanya berkisar pada
persoalan ‘ibadah, mu’amalah dan ukhuwwah. Walaupun
ada materi fiqh tetapi para penceramah diingatkan agar
tidak terjebak pada hal-hal khilafiyah yang bisa
mengeruhkan kebersamaan para jamaah. Secara umum,
materi fiqnya merujuk kepada mazhab Syafi’i. Para
penceramah sendiri berasal dari berbagai komunitas, ada
akademisi kampus, alumni dayah salafiyah, aktifis dakwah,
imam mesjid, dan lain-lain. Acara diakhiri dengan foto
bersama dan makan-makan yang merupakan donasi dari
para jamaah sendiri.
Kegiatan SMS yang berjalan hampir delapan tahun
lamanya, telah melahirkan gerakan sayap (underbow) yang
diberi nama GPS (Gerakan Pemuda Subuh). Sedikit berbeda
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
71
dengan SMS yang menyasar semua usia, GPS fokus pada
anak-anak muda Kota Lhokseumawe, baik jamaahnya,
imamnya maupun penceramahnya. Hingga saat ini GPS
sudah berusia lebih kurang 5 tahun. Aktifitas SMS, di
samping fokus pada sholat Subuh berjamaah secara massal,
juga melakukan gerakan sosial sebagai wujud nyata dari
implementasi makna sholat berjamaah, yaitu kebersamaan
dan kepedulian. Kegiatan ini diberi nama SMI (Syiar
Membangun Istana), yang bertujuan membangun rumah
layak huni bagi kaum duafa yang tersebar di wilayah Kota
Lhokseumawe. Hingga saat ini setidaknya sudah dibangun
10 unit rumah sangat sederhana dengan biaya yang variatif
untuk setiap unitnya, mulai dari 23 jutaan hingga 39 jutaan
rupiah. Semua dana itu merupakan infaq jamaah SMS yang
terkumpul hampir 300 juta Rupiah.
Kesimpulan
Konsistensi yang ditunjukkan oleh gerakan SMS hingga
hari ini yang umurnya hampir 8 tahun menjadi salah satu
bukti adanya kebersamaan dan jalinan silaturahim yang
tidak terputus antar jamaah mesjid di Kota Lhokseumawe.
Ini sebuah angin segar dan harapan bahwa mereka dapat
bersatu dalam perbedaan (harmonis), bisa bersama-sama
dalam kebaikan, dan peduli kepada orang-orang di luar
komunitas mereka, terutama kaum lemah. Sepertinya
sejumlah ayat al-Quran seperti Ali ‘Imran 103, al-Hujurat 10
- 13, dan al-Maidah ayat 2 menjadi landasan teologis dan
spirit utama bagi gerakan SMS. Walaupun tidak dipungkiri
bahwa riak-riak fanatisme dan ekslusifisme masih terus
menghantui kehidupan beragama masyarakat Kota
Lhokseumawe,terutama di kalangan jamaah mesjid. Hal ini
karena tidak semua masyarakat ikut kegiatan ini, di
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
72
samping masih ada konten-konten provokatif terselip dalam
ceramah SMS yang sulit diproteksi dan di luar prediksi
pengurus. Ini tentu menjadi PR dan kelemahan yang harus
dibenahi agar menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Al-Tirmizi, Muhammad bin ‘Isa bin Saurat. Tth. Sunan Al-Tirmizi. Riyadh: Maktabah Al Ma’arif.
Arisman dan Ismardi. (2014). Meredam Konflik Dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama. Toleransi: Media Komunikasi Antar Umat Beragama. 6(2).
Baso, Ahmad. (1999). Civil Society Versus Masyarakat Madani. Bandung: Pustaka Hidayah. https://aceh.tribunnews.com/2022/01/24/ini-10-rekomendasi-hasil muzakarah-ulama-dilhokseumawe
Nugroho, Heru. (1997). Dekonstruksi Wacana SAR Negara dan Implikasinya Terhadap Kemajemukan Masyarakat Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik. 1(2).
Syahrial Razali. (2022). “Perjalanan dan visi Syiar Muhibah Subuh Kota Lhokseumawe”. Hasil Wawancara Pribadi. Lhokseumawe.
PERANAN ORGANISASI REMAJA ISLAM
MASJID (RISMA) DALAM MENURUNKAN
ANGKA KENAKALAN REMAJA
Firma Andrian, M.Pd11
IAIN Metro Lampung
“Jika Kenakalan Remaja Tidak Dihentikan, Maka Nasib
Bangsa Tidak Memiliki Arah”
embentukan Organisasi Remaja Islam Masjid atau biasa
disebut dengan akronim RISMA di lingkungan tempat
tinggal saya yaitu Dusun III Raman Aji Kecamatan Raman
Utara Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2019 bermula
dari keresahan saya terhadap berbagai kenakalan remaja
yang terjadi di lingkungan saya. Remaja merupakan masa
dimana seseorang beralih dari masa anak-anak menuju
dewasa yang terjadi pada rentang usia 12-15 tahun, pada
masa ini seseorang mengalami berbagai perubahan baik
dalam aspek biologis, psikologis dan sosial (Een dkk, 2020:
33). Kenakalan remaja merupakan suatu hal yang wajar
akibat perubahan-perubahan tersebut sehingga remaja
cenderung resisten terhadap segala peraturan yang mereka
11Penulis lahir di Tulung Agung, 02 Juli 1993, penulis merupakan
Dosen IAIN Metro Lampung Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah diperoleh di STAIN Metro Lampung (2015), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Lampung Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar (2018).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
74
anggap mengganggu kebebasannya (Utami dan Rahardjo,
2021: 6).
Meskipun hal ini adalah sesuatu yang wajar, kenakalan
remaja terkadang tidak dapat ditolerir oleh masyarakat.
Kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial yang
dilakukan remaja disebabkan oleh bentuk pengabaian
norma-norma yang berlaku di masyarakat sehingga tidak
dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat
(Mannuhung, 2019:10). Jadi, dapat dipahami bahwa remaja
adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa yang terjadi pada usia 12 sampai 21 tahun, akibat
dari perubahan dalam berbagai aspek yaitu biologis,
psikologis dan sosial remaja membutuhkan kebebasan yang
lebih dibandingkan pada masa anak-anak, namun kontrol
diri yang belum matang menyebabkan kenakalan remaja
yang tidak dapat diterima oleh masyarakat yang berbentuk
pelanggaran norma atau aturan.
Pencarian Jati Diri Sebelum Dewasa
Jenis-jenis kenakalan remaja yakni kebut-kebutan di
jalan yang mengganggu ketertiban lalu lintas dan
membahayakan jiwa diri sendiri maupun orang lain,
perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan yang
mengacaukan ketentraman lingkungan sekitarnya,
perkelahian antara geng, kelompok, sekolah serta suku
(tawuran) yang tak jarang menimbulkan korban jiwa,
membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan
atau bersembunyi di tempat-tempat kecil sambil melakukan
eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tindak
asusila, berpesta pora sambil bermabuk-mabukan,
melakukan hubungan seks bebas yang mengganggu
lingkungan sekitar, kecanduan atau ketagihan bahan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
75
narkotika yang erat yang erat bergandengan dengan
tindakan kejahatan, perjudian dan bentuk permainan lain
dengan taruhan sehingga mengakibatkan akses kriminalitas,
komersialisasi seks, pengguguran janin dan pembunuhan
janin akibat seks bebas, tindakan radikal dan ekstrim
dengan cara kekerasan, penculikan dan pembunuhan yang
dilakukan oleh remaja, berbagai macam tindak pencurian
dan tindakan immoral seksual secara terang-terangan tanpa
rasa malu dengan cara kasar(Een dkk, 2020: 34).
Adapun jenis-jenis kenakalan remaja di lingkungan
saya adalah mengganggu kenyamanan, pencurian, merokok
di bawah umur, bermabuk-mabukan, dan seksbebas.
Menggangu kenyamanan dalam hal ini adalah menyanyi
sambil bermain gitar, berteriak-teriak sampai larut malam
atau di atas jam tidur. Pencurian yang dilakukan oleh
remaja adalah mencuri di warung-warung sekitar, adapun
barang yang dicuri berupa uang, rokok dan makanan ringan.
Pada tahun 2019 terdapat 68 remaja, laki-laki sebanyak 33
dan perempuan sebanyak 35. Berikut ini disajikan tabel
data kenakalan remaja di lingkungan kami.
Tabel 1.Data KenakalanRemaja Tahun 2019
No Jenis KenakalanR emaja Jumlah
Pelaku
Persentase
1 Mengganggukenyamanan 31 93%*
2 Merokok di bawahumur 28 84%*
3 Pencurian 15 45%*
4 Minum miras 25 75%*
5 Seks bebas 12 18%
Rata-rata 63%
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
76
Hasil persentase merupakan perbandingan dari jumlah
remaja laki-laki saja Berdasarkan data di atas dapat dilihat
rata-rata persentasenya sebesar 63% yang menandakan
kenakalan remaja tergolong tinggi. Organisasi RISMA
dipilihuntukmengatasikenakalanremaja yang terjadidi
lingkungansayakarena RISMA merupakan organisasi
berlandaskan ajaran agama Islam dimana di dalamnya
mengandung nilai-nilai religius yang membentuk akhlakul
karimah. RISMA adalah salah satulembaga non formal yang
berperandalammemperbaikiakhlakremaja. Oleh karenaitu,
dengan berdirinya organisasi RISMA di lingkungan kami,
harapan utamanya dapat mengurangi angka kenakalan
remaja (Amrizal dkk, 2020: 127).
Pembentukan organisasi RISMA saya awali dengan
mengumpulkan tokoh pemuda yang saya nilai peduli
terhadap lingkungan dan mempunyai pendidikan mumpuni
dalam bidang keagamaan yaitu Afrian Eka Putra, Aisyah
Fitri Handayani dan Sinta Aryanita. Kami bersama-sama
merekrut remaja di lingkungan kami dengan cara
mengundang seluruh remaja dalam acara karaoke. Karaoke
dipilih karena remaja di lingkungan kami suka menyanyi.
Pada acara tersebut, kami menawarkan para remaja untuk
bergabung dalam kegiatan qosidah hadroh. Sesuai dengan
karakter mereka yang suka bermain alat musik. Jadi, RISMA
di lingkungan kami diawali dengan kegiatan qosidah hadroh
untuk menumbuhkan minat remaja bergabung dalam
organisasi RISMA. Grup Qosidah kami berjalan cukup
lancardengan agenda kegiatan latihan 3 kali dalam
seminggu, kami juga mengikuti berbagai festival dan
perlombaan hingga mendapatkan berbagai penghargaan.
Kegiatan qosidah ini juga membuat remaja tidak pernah lagi
mengganggu ketentraman masyarakat, mereka tidak pernah
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
77
lagi nongkrong sampai larut malam, bermain gitar
mengganggu kenyamanan warga.
Perkembangan Pola Berfikir Remaja
Setelah 6 bulan kegiatan qosidah berlangsung, kami
menawarkan kepada kader RISMA untuk menambah
kegiatan baca tulis qur’an karena banyak kader yang belum
lancar membaca Al-Qur’a, rutinitas mengaji di Taman
Pendidikan Qur’an (TPQ) terputus ketika mereka masuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP) padahal baca tulis qur’an
mereka banyak yang belum lancar. Kegiatan ini juga
dilakukan 3 kali dalam seminggu dan diselipkan kajian atau
ceramah oleh para tokoh agama di lingkungan kami. Melalui
kegiatan ini selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 angka kenakalan remaja
berangsur-angsur menurun. Berikut ini disajikan data
Persentase Kenakalan Remaja Dusun III Desa Raman Aji
Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun
2019-2021.
Tabel 2. Data Persentase Kenakalan Remaja Tahun 2019 -2021
No JenisKenakalanRemaja Tahun
2019 2020 2021
1 Mengganggukenyamanan 93%* 0% 0%
2 Merokok di bawahumur 84%* 65% 43%
3 Pencurian 45%* 42% 0%
4 Minummiras 75%* 0% 0%
5 Seksbebas 18% 11% 3%
Rata-rata 63% 39% 9%
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
78
Berdasarkan tabel tersebut dapat kita lihat angka
kenakalan remaja dari tahun ketahun mengalami
penurunan yang sangat drastis. Tahun 2019 persentase
remaja yang mengganggu kenyaman sebesar 93%, pada
tahun 2020 sudah tidak adalagi remaja yang mengganggu
kenyamanan karena kegiatan remaja sudah dialihkan pada
kegiatan qosidah hadroh. Pada tahun 2021 pun demikian,
sudah tidak adalagi remaja yang menggangu kenyamanan
warga. Remaja di bawah umur yang merokok juga
mengalami penurunan karena adanya ceramah dari tokoh
agama. Pada tahun 2019 persentase remaja yang merokok
di bawah umur sebesar 84%, menurun di tahun 2020
menjadi 65% dan tahun 2021 menjadi 43%. Meskipun
penurunannya tidak signifikan karenanya tanya banyak
remaja di bawah umur yang merokok sembunyi-sembunyi.
Pada tahun 2019 kasus pencurian yang dilakukan remaja
persentasenya sebesar 45%, akan tetapi pada tahun 2020
jumlahnya kian menurun menjadi 12%, dan pada tahun
2021 sudah tidak adalagi pencurian yang dilakukan remaja.
Perilaku minum minuman keras yang tadinya marak
dilakukan oleh remaja terutama pada saat mereka
nongkrong sambil bernyanyi hingga larut malam
mengganggu kenyamanan warga sudah tidak adalagi di
tahun 2021. Kasus seks bebas hingga hamil di luar nikah
pada tahun 2019 sebanyak 18%, tahun 2020 menjadi 11%
dan tahun 2021 turun menjadi 3%. Perbandingan kenakalan
remaja dari tahun ketahun dapat kita lihat dari rata-rata
persentasenya, tahun 2019 sebesar 63%, tahun 2020
sebesar 39% dan tahun 2021 sebesar 9%. Jadi, organisasi
RISMA bisa dikatakan sangat efektif untuk mengurangi
angka kenakalan remaja asalkan dilakukan dengan
konsisten dan penuh semangat.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
79
Kesimpulan
Semoga salah satu pengabdian masyarakat yang saya
lakukan dapat menjadi inspirasi bagi kawan-kawan
semuanya dalam menurunkan angka kenakalan remaja di
lingkungannya. Remaja merupakan aset bangsa dimana
sepuluh atau dua puluh tahun kedepan merekalah yang
akan memegang estafet kepemimpinan. Jika kenakalan
mereka tidak dihentikan, nasib bangsa ini tidak akan
memiliki arah. Harapan saya, di tahun 2022 ini kenakalan
remaja yang belum terselesaikan, yaitu merokok di bawah
umur dan seks bebas dapat terselesaikan dan tidak akan
muncul kenakalan remaja jenis lainnya supaya terwujud
masyarakat tentram dan religius.
Daftar Pustaka
Amrizal, Subandi, Fadillah, M. Kharis. (2020). Effektivitas Taklim Remaja Islam Masjid dalam Membentuk Karakter Remaja di Era Industri 4.0 di Masjid Riyadus Sholihin. Attractive : Innovative Education Journal. 2(1). ISSN : 2685-6085.
Een, Tagela, Umbu, Irawan, Sapto. (2020). Jenis-Jenis Kenakalan Remajadan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Desa Merak Rejo Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan. 4(1). 2020. ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092.
Mannuhung, Suparman. (2019). Penanggulangan Tingkat Kenakalan Remaja dengan Bimbingan Agama Islam. TO MAEGA Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume 2 Nomor 1. P-ISSN: 2622-6332 & E-ISSN: 2622-6340.
Utami, Adristinindya Citra Nur, Raharjo, Santoso Tri. (2021). Pola Asuh Orang Tuadan Kenakalan Remaja. Jurnal Pekerjaan Sosial. 4(1). e ISSN: 2620-3367
UPAYA PEMULIHAN TRAUMA PANDEMI
COVID-19 PERSPEKTIF KEAGAMAAN BAGI
MASYARAKAT DI DESA BANDUNGAN
PAKONG PAMEKASAN
Selvi Fauziyah, M.Pd12
IAIN Madura
“Kegiatan Keagamaan Oleh Masyarakat Sebagai Bentuk
Pemulihan Trauma pada Pandemi Covid-19 dari Perspektif
Keagamaan”
ejak desember 2019, dunia dihebohkan dengan
munculnya virus yang membuat resah seluruh lapisan
masyarakat. Virus tersebut dikenal dengan sebutan virus
corona atau covid-19, pertama kali muncul di Wuhan
Tiongkok (Yuliana, 2020:187). Kemunculan virus covid-19
menarik perhatian global, tanggal 30 Januari WHO
menyatakan bahwa covid-19 termasuk darurat kesehatan
masyarakat yang menyita perhatian internasional (Dong
dkk, 2020:2). Indonesia sebagai negara berkembang dan
terpadat keempat di dunia tak luput dari serangan virus
covid-19. Virus covid-19 mulai menyebar di Indonesia pada
minggu teakhir di bulan februari 2020. Sejak saat itu,
12 Penulis lahir di Pamekasan, 16 September 1991, penulis
merupakan Dosen IAIN Madura dalam bidang ilmu Fisika Dasar, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Islam Madura (2014), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Surabaya Program Studi Pendidikan Sains (2018).
S
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
82
seluruh aspek kehidupan di Indonesia berubah drastis
mulai dari sektor kesehatan, perekonomian, hingga sektor
pendidikan. Berbagai dampak akibat covid-19 ini begitu
meresahkan, salah satu dampaknya adalah kehilangan
nyawa, sektor ekonomi menurun, serta menyebabkan
aktivitas pendidikan dan sosial terkendala. Dampak yang
paling mengkhawatirkan dari covid-19 ini adalah dampak
psikologi dan perubahan prilaku masyarakat (Aslamiyah
dan Nurhayati, 2021: 56).
Darurat Kesehatan Bisa Terjadi Kapanpun
Seluruh media pemberitaan fokus memberitakan
tentang penyebaran covid-19. Banyaknya kasus kematian
dan tindakan isolasi berpengaruh terhadap kesehatan
mental masyarakat. Angka kematian yang tinggi dan
perpanjangan isolasi memicu timbulnya rasa cemas,
depresi, dan rasa takut yang berlebihan. Di Cina, kasus
covid-19 menyebabkan peningkatan emosi yang negatif
seperti rasa cemas dan stress, sedangkan emosi positif
seperti kebahagiaan dan kepuasan hidup mengalami
penurunan (Li dkk, 2020 : 7). Hal ini terjadi juga pada
masyarakat di desa Bandungan kecamatan Pakong. Desa
yang terletak dipinggiran kota yang kurang terbiasa dengan
kehidupan digital. Sehingga ketika kepala pemerintahan
mengumumkan darurat kesehatan sehingga diwajibkan
physicall distancing atau yang dikenal dengan “jarak fisik”
untuk mencegah virus covid-19 semakin menyebar, mulai
timbul kekhawatiran, rasa takut berlebih, dan kecemasan
yang dirasakan oleh masyarakat desa Bandungan.
Kekhawatiran, rasa takut berlebih, dan kecemasan yang
dirasakan masyarakat desa Bandungan semakin meningkat
ketika kasus kematian meningkat, proses pembelajaran
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
83
harus dilaksanakan secara daring/online, selalu memakai
masker, dilarang bepergian ke luar kota bahkan hingga
dilarang adanya kerumunan seperti pesta nikahan, tahlilan,
aqiqahan, ngelayat orang meninggal, jenguk orang sakit, dan
acara lain yang mengundang banyak orang. Susahnya sinyal
dan biaya paket data internet yang mahal menyebabkan
orang tua kebingungan dan khawatir anak mereka tidak
bisa mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan
baik. Selain menyebabkan emosi negatif meningkat,
penyebaran covid-19 yang terus meningkat juga mengubah
perilaku sosial masyarakat. Yang awalnya saling perduli tapi
sejak adanya covid-19, mulai muncul rasa kurang perduli
dahkan diskriminasi terhadap orang yang bergejala terkena
covid-19 seperti orang sakit flu dan batuk, orang yang baru
datang bepergian, bahkan yang biasanya berjabat tangan
setiap bertemu mulai takut untuk berjabat tangan lagi,
masjid-masjid mulai sepi dari para jama’ah.
Bahkan ketika pemerintah mengeluarkan peraturan
tentang vaksin, muncul stigma negatif di kalangan
masyarakat desa Bandungan. Ada yang berstigma bahwa
vaksin itu haram karena dari babi dan banyak orang
meinggal setelah divaksin. Belum pasti dari mana
munculnya stigma negatif tersebut, tetapi stigma tersebut
juga menambah kekhawatiran, rasa takut yang berlebih,
serta kecemasan masyarakat desa Bandungan sehingga
menjadi trauma terhadap covid-19. Jika tidak segera
ditangani, dikhawatirkan rasa trauma akibat covid-19 akan
menimbulkan dampak yang lebih membahayakan bagi
kehidupan masyarakat di desa Bandungan. Oleh karena itu,
perlu adanya tindakan sebagai upaya pemulihan trauma
pandemi covid-19 salah satunya dari perspektif keagamaan.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
84
Pandemi Covid 19 Dengan Segala Dampaknya
Trauma diartikan sebagai luka berat pengalaman yang
menyebabkan organisme menderita kerusakan fisika
ataupun psikologi (Kamus Psikologi). Trauma adalah
menghadapi atau merasakan suatu kejadian yang
membahayakan baik secara fisik ataupun secara psikologis
seseorang, yang membuatnya sulit merasa aman, membuat
dirinya merasa tidak berdaya dan peka dalam menghadapi
dan mengatasi bahaya (A.Mendatu). Trauma yang terjadi
akibat covid-19 akan memberikan respons secara
emosional, kognitif, perilaku, dan psikologis. Kemungkinan
respons secara emosional yang akan terjadi, antara lain:
kesulitan mengontrol emosi, lebih mudah tersinggung dan
marah, mudah dipanas-panasi, mood gampang berubah,
panik, cemas, gugup, dan tertekan. Secara kognitif, antara
lain: mimpi buruk, mudah merasa bingung, menyalahkan
diri sendiri atau mengambing hitamkan orang lain, ingin
menyembunyikan diri, berpikir untuk bunuh diri, merasa
tanpa harapan, merasa lemah tek berdaya, dan kehilangan
minat. Secara perilaku, antara lain: kesulitan mengontrol
tindakan, lebih banyak berkonflik dengan orang lain,
menghindari kebiasaan lama, menghindari orang, tempat,
atau sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa
traumatik, dan enggan membicarakannya, serta kesulitan
melakukan aktifitas sehari-hari. Secara psikologis, antara
lain: sakit kepala, nyeri, sakit dada atau dada sesak, sulit
bernafas, sakit perut, berkeringat berlebihan, gemetar,
lemah, lesu, letih, otot tegang atau kulit dingin, serta hilang
keseimbangan tubuh.
Respon diatas yang muncul akibat adanya trauma yang
dirasakan seseorang harus segera ditangani dengan benar
dan tepat. Salah satunya dari segi keagamaan. Agama
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
85
berperan penting dalam kehidupan seseorang. Kata “agama”
berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “a” yang bermakna
“tidak” dan “gama” bermakna “kacau”. Sehingga arti kata
“agama” ialah “tidak kacau”. Seseorang yang kuat agamanya
“imannya” maka kehidupannya akan penuh dengan
kedamaian dan ketentraman. Bahkan emosinya dipenuhi
dengan emosi positif, sehingga jarang bahkan tidak pernah
merasakan kekhawatiran, rasa takut yang berlebih, serta
kecemasan.
Kegiatan Positif di Tengah Wabah Negatif
Agama hadir untuk membantu menyeimbangkan
kehidupan manusia terutama dari segi psikologinya.
Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan seperti
sholat, dzikir, dan amalan lainnya, bisa membawa
kedamaian, ketentraman, dan ketenangan jiwa seseorang.
Oleh karena itu, kegiatan keagamaan mampu membantu
memulihkan trauma yang dialami akibat covid-19. Beberapa
kegiatan keagamaan yang dilakukan sebagai upaya
pemulihan trauma pandemi covid-19 bagi masyarakat di
desa Bandungan dengan bersholawat keliling membaca
burdah yang dilakukan oleh masyarakat desa Bandungan
dengan harapan memdapat syafa’at Nabi Muhammad SAW.
Sehingga masyarakat desa Bandungan dapat dijauhkan dari
segala bahaya terutama virus covid-19. Sholawat keliling ini
dilaksanakan rutin tiap malam dengan cara berkeliling ke
seluruh desa Bandunga. Kegiatan ini dilakukan dengan
sistem sukarela, tidak ada paksaan bagi siapapun yang mau
ikut ataupun tidak.
Biasanya masyarakat yang tidak ikut keliling, mereka
akan menyiapkan minuman atau makanan ringan untuk
diberikan kepada masyarakat yang ikut sholawat keliling.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
86
Siapapun boleh mengambil minuman dan makanan yang
telah disediakan, kemudian bersedekah karena sangat
banyak manfaat seperti menolak berbagai bentuk musibah
bagi siapapun, sekalipun mereka dari golongan orang
zdalim, bahkan orang kafir sekalipun. Rasulullah SAW
bersabda, “sedekah dapat menyelamatkan manusia dari
kematian yang buruk”. Berdasarkan hadist Rasulullah SAW
tentang manfaat sedekah, masyarakat desa Bandungan
semakin giat dalam bersedekah terutama ketika pandemi
covid-19. Salah satunya dengan cara menyembelih ayam,
kemudian dimakan bersama keluarga dan dibagikan kepada
orang yang kurang mampu. Sedekah ini dilakukan dengan
penuh harapan dapat dijauhkan dari covid-19 dan pandemi
covid-19 segera selesai dari muka bumi ini serta mengaji
bersama.
Kesimpulan
Sejak terjadinya pandemi covid-19, banyak aktivitas
yang harus dilakukan secara daring, seperti pekerjaan
kantor dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Sehingga
waktu bersama keluarga semakin banyak. Oleh karena itu,
masyarakat desa Bandungan juga lebih banyak waktu
bersama seperti mengaji. Masyarakat desa Bandungan
semakin giat sholat berjama’ah terutama pada waktu
maghrib dan subuh. Kemudian setelah sholat subuh, mereka
ngaji surat al-waqi’ah bersama-sama. Karena berdasarkan
hadist Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Waqi’ah, maka ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran
selamanya”. Masyarakat desa Bandungan membaca surat
Al-Waqi’ah bersama dengan harapan, Allah SAW.
menjauhkan mereka dari segala kefakiran, baik kefakiran
materi, iman, maupun kesehatan.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
87
Itulah beberapa kegiatan keagamaan yang sudah
dilakukan masyarakat desa Bandungan sebagai bentuk
upaya pemulihan trauma pandemi covid-19 dari perspektif
keagamaan. Penulis dan seluruh masyarakat desa
Bandungan berharap pandemi covid-19 ini segera berakhir.
Daftar Pustaka
Aslamiyah, Suaibatul., Nurhayati. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap Perubahan Psikologis, Sosial, dan Ekonomi Pasien Covid-19 di Kelurahan Dendang, Langkat, Sumatera Utara. Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat. 1 (1): 56-69
Dong, L., Bouey, J. (2020). Public Mental Health Crisis During Covid-19 Pandemic, China. Emerging Infection Diseases. 7, 2326.
Mendatu, Achmanto., Yoni, Asep. 2010. pemulihan trauma: strategi penyembuhan trauma untuk diri sendiri, anak, dan, orang lain di sekitar kita. Yogyakarta: Panduan.
Tim Widyatamma. (2010). Kamus psikologi. Jakarta: Widyatamma.
Li, Z,, Wang, YI, Xue, JIE ,Zhao, N & Zhu, T 1. (2020).The Impact of COVID-19 Epidemic Declaration on Psychological Consequences: A Study on Active Weibo Users International. Journal of Environment Research and Public Health. 17, 2032; doi:10.3390/ijerph17062032
Yuliana. (2020). Corona Virus Disease (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness and Healthy Magazine, 2(1), 187-192.
SEMANGAT NGAJI MORNING MENGAWAL
KARAKTER DAN JIWA MODERASI ANAK
DI RAUDHATUL ATHFAL
Yuliatun,S.Pd.I,M.S.I13
RA Masyitoh Magelang
“Kreatifitas Pendidik dalam Mengemas Kegiatan
Pembelajaran Harus Dikembangkan Agar Tercipta Karakter
Moderasi yang Semakin Mulia”
ndonesia adalah negara dengan kekayaan yang sangat
beragam, baik hasil bumi, budaya, ragam sosial, ragam
kultural, adat istiadat, kesenian, agama, karya cipta, suku
bangsa, maupun pulau yang indah besar dan kecil, hal ini
sangat mempengaruhi juga akan lajunya moderasi dan
munculnya karakter yang terus akan membanjir
iperkembangan setiap generasi baik dari jajaran anak PAUD
sampai ke jenjang yang semakin tinggi.
Moderasi beragama dalam sebuah madrasah
khususnya RA (Raudhatul Athfal) menduduki posisi yang
sangat penting dan mempengaruhi lajunya moderasi
beragama dan pembentukan karakter ini benar–benar
13Penulis lahir di Magelang, 22 Juli 1974, penulis merupakan guru
RA dan tugas tambahan sebagai Kepala RA Masyithoh 6 Kota Magelang, menjadi dosen PAI di AKATIRTA Kota Magelang, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Universitas Muhammadiyah Magelang (2009), gelar Sarjana Pendidikan Islam, dan menyelesaikan gelar magister di UII Yogyakarta (2016) dengan gelar Magister Pendidikan Islam.
I
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
90
harus diberikan tempat dan ruang yang luas agar
perkembangan karakter bisa mekar meluas dan mematri
dalam jiwa anak–anak RA (Raudhatul Athfal) . Penanaman
karakter dan jiwa moderasi bagi anak–anak RA dapat di
wujudkan melalui perbagai kegiatan pengembangan yang di
kelola oleh kepala RA (Raudhatul Athfal) dan diciptakan
dalam sebuah program baik itu program jangka Panjang ,
pendek maupun menengah. Sentuhan Pendidikan karakter
bagi anak RA akan terus berkembang bilamana semua
kegiatan dibiasakan dan terus di motivasi baik oleh guru,
orang tua maupun orang dewasa disekitar anak tinggal. Hal
ini akan menjadi sebuah kegiatan yang bersifat universal
dan berkelanjutan tanpa pernah terputus.
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia
melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan
pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap
masyarakat tertentu. Para perintis kemerdekaan telah
menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor yang
sangat vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa serta membebaskannya dari belenggu penjajahan.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa disamping
melalui organisasi politik, perjuangan kearah kemerdekaan
perlu dilakukan melalui jalur pendidikan.
Bentuk Moderasi Beragama Dan Karakter Bagi Anak RA
Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
91
yang demokraris serta bertanggung jawab terhadap dirinya,
dan Allah serta kepada sesamanya seiring terus
perkembangan hidupnya.
Nilai moderasi dan karakter anak RA yang ditanamkan
ini agar dapat terpatri pada jiwa anak RA tentunya
mendapat perhatian khusus untuk mengawal impian
tersebut, hal–hal yang dilakukan dalam menggunakan
media pendidikan tentunya senantiasa mengedepankan
adanya pembiasaan yang berkesinambungan, sehingga
pendidikan yang menjadi sebuah tujuan dalam diri anak RA
akan dapat terwujud. Pendidikan memegang peranan
penting dalam memajukan suatu bangsa, sejak zaman
perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta
perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan
merupakan faktor yang sangat vital dalam usaha untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya
dari belenggu penjajahan. Pendidikan dijadikan media
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokraris serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Keberadaan manusia pada zaman ini seringkali diukur
dari “to have” (apa saja materi yang dimilikinya) dan “to do”
(apa saja yang dilakukannya) daripada pribadi yang
bersangkutan (“to be” atau “being”nya). Sehingga salah satu
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
92
bentuk layanan Pendidikan yang bisa di tampilkan Lembaga
RA adalah dengan membiasakan ngaji morning atau ngaji
pagi. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan
diatas pada dasarnya penulisan makalah ini dihadirkan
sebagai analisis kritis terhadap kondisi pendidikan karakter
dan moderasianak RA karena sangat memiliki peranan
besar dalam kemajuan Pendidikan dan keamanan negara
kedepan maka penulis angkat judul “Semangat Ngaji
Morning Mengawal Karakter Dan Jiwa Moderasi Anak
Raudhatul Athfal”.
Orang yang moderat adalah orang yang bersikap wajar
atau biasa saja dan tidak ekstrem atau berlebihan (Lukman
Hakim Saifuddin). Moderasi beragama dapat dipahami
sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku beragama
tertentu itu tergolong moderat atau ekstrem. Menurut isi
keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam No 1891
tahun 2021 bahwa moderasi beragama adalah cara
pandang, sikap, praktek beragama dalam kehidupan
bersama esensi ajaran agama yang melindungi martabat
kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum,
berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati
konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. Penanaman dan
penguatan moderasi beragama merupakan upaya yang
dilakukan secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan
untuk mewujudkan moderasi beragama. Indikator
ketercapaian moderasi di Raudhatul Athfal memiliki
beberapa hal diantaranya meliputi: a. visi rahmatanlil
‘alamin yang meliputi kemaslahatan umum, ahlakkarimah
dan kesholihan sosial. b. Komitmen kebangsaan meliputi
:realita keragaman, prinsip kemajemukan dan empat pilar
kebangsaan. C. Adil terhadap sesama meliputi :kesetaraan,
anti korupsi dan ramah linngkungan. d. Persaudaraan yang
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
93
meliputi: ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan
ukhuwahbasyariyah. e. Akomodasi budaya local meliputi
:etos kerja leluhur, melestarikan kesenian dan melestarikan
nilai sastra leluhur. f. Santun dan bijakmeliputi: berperilaku
santun , dakwah santun dan kepemimpinan yang bijaksana,
g. Inovatif, kreatif dan mandiri meliputi: berpikir terbuka,
bernalar kritis dan berjiwa kompetitif
Pemahaman akan keragaman islam wasthiyah serta
praktik amaliyah keragaman islam dalam Lembaga RA
(Raudhatul Athfal) memiliki beberapa karakter diantaranya:
tawassuth (moderat ), tawazun (berkeseimbangan), ‘itidal
(lurus dan dan tegas), tasamuh (toleransi), musawah
(egaliter dan non diskriminasi), aulawiyah
(mendahulukanyang prioritas), tahaddur (keberadaan) dan
tathawwur walibkar (dinamis, kreatif, dan inovatif).
Model Pelaksanaan Moderasi Beragama di RA
(Raudhatul Athfal)
Model yang dapat di terapkan bagi madrasah RA
(Raudhatul Athfal) dalam rangka melaksanakan dan
menerapkan nilai-nilai moderasi memiliki dua model yang
selalu mempedomani hal-hal penting yang di terapkan oleh
madrasah RA (Raudhatul Athfal) seperti ekstrakurikuler,
kegiatan intra kurikuler serta kegiatan pembiasaan yang
semuanya sudah di atur dalam kemasan RA yang lebih
menarik dan memilikimaknakreatifserta mengedepankan
nilai-nilai positif dari kearifan lokal madrasah RA
(Raudhatul Athfal). Berdasarkan karakteristik kurikulum
RA yang sangat menarik dan luar biasa ini ,maka KTSP RA
selalu mengakomodir beberapa nilai dasar seperti moderasi
beragama, pendidikan literasi, madrasah ramah anak,
pendidikan karakter dan pendidikan Anti korupsi
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
94
Pelaksanaan moderasi beragama di RA secara
konseptual adalah melalui pelaksanaan penanaman dan
penguatan karakter moderasi ini dilakukan secara konsep
yang merupakan upaya baik dan secara internalisasi
sebagai suatu pandangan hidup maupun cara memandang
yang dilakukan oleh Lembaga madrasah RA, adapun hal
yang paling mendasar untuk ditanamkan pada anak–anak
adalah pembiasaan dan keteladanan yang bisa membuat
anak tambah kuat rasa untuk mematri dirinya dengan sikap
saling menghormati dan menghargai sejak dini. Sikap dan
praktik beragama di Lembaga RA dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti mengeja makna dan esensi dari nilai
ajaran agama yang dapat melindungi martabat kemanusian
dan membangun kemaslahatan serta ukhuwah umat.
Penanaman dan penguatan moderasi beragama ini
dilakukan secara teratur, terencana, sistematis dan
berkelanjutan sehingga upaya untuk menciptakan karakter
bagi anak RA benar-benar harus diberi kesempatan yang
lebih besar dalam praktik pembiasaannya.
Banyaknya nilai dalam Pendidikan karakter pada
kurikulum 2013 dijabarkan menjadi beberapa karakter
yaitu religius, jujur, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri,
demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai preastasi, bersahabat atau
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Kesimpulan
Penyelenggaraan Pendidikan Moderasi beragama dan
penanaman karakter memiliki bagian-bagian khusus yang
dapat di kembangkan sejak dini oleh karenanya variasi
kegiatan yang menjadi unggulan maupun kekayaan local
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
95
yang ada harus dikemas dalam rangka terwujudnya
karakter dan jiwa moderasi yang semakin mulia.
Daftar Pustaka
Abbudin Nata, Ilmi Pendidikan Islam,Jakarta : Kencana 2010
Marhumah, Ema. (2013). Takhrij Hadis HadisTarbawi,Yogyakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Https://m.gomuslim.co.id
“GERMUDAYA” GERAKAN MUALAF
BERDAYA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN MUALAF DI YOGYAKARTA
Ari Dyah Sinta Tri Astuti, S.Sos.,MA14
STISIP Kartika Bangsa Yogyakarta
“Mayoritas pendampingan Untuk Mualaf Berbentuk Akidah
Awal Dalam Beragama Dan Belum Ada Bentuk
Pendampingan Pada Aspek Ekonomi”
khir-akhir ini, citra Islam di mata sebagian kalangan
terlihat memburuk karena aksi terorisme dan
radikalisme.Namun demikian, di tengah isu negatif yang
dialami umat Islam, ketertarikan sebagian masyarakat
nonmuslim terhadap agama Islam tetap bertambah. Di
dalam kehidupan manusia, termasuk kalangan mualaf selalu
ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun, tidak semua
manusia memiliki kemampuan atau keberdayaan untuk
memenuhi kebutuhannya. Jangankan memenuhi kebuthan,
kadangkala merumuskan dan memprediksi kebutuhannya
oun tidak mampu. Apalagi seorang mualaf yang kondisi nya
serba terbatas dan berada pada masa transisi. Untuk itu
kehadiran pihak lain sangat dibutuhkan dalam upaya
pendampingan dan pembinaan agar mualaf tidak berjuang
sendirian, sehingga mualaf tidak kembali pada agama asal.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka, usulan
pengabdian ini, difokuskan pada pelatihan pemberdayaan
14Penulis pernah belajar di STISIP Kartika Bangsa Yogyakarta
A
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
98
bagi mualaf yang tidak hanya berhenti pada bentuk
pemberdayaan ”Do” atau pelakasanaan, namun
pemberdayaan yang sampai pada tahap monitoring, dan
evaluasi serta hasil evaluasi dijadikan dasar untuk
meningkatkan atau memperbaikki bentuk model
pemberdayaan masyarakat yang sudah ada. Dengan
diberikannya pemberdayaan mualaf melalui pendampingan
mualaf yang berkelanjutan maka mualaf dapat terbekali
tidak hanya pada aspek keagamaan, melainkan pada aspek
ekonomi.
Analisis Situasi
Akhir-akhir ini, citra Islam di mata sebagian kalangan
terlihat memburuk karena aksi terorisme dan
radikalisme.Namun demikian, di tengah isu negatif yang
dialami umat Islam, ketertarikan sebagian masyarakat
nonmuslim terhadap agama Islam tetap bertambah. Hal ini
ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah mualaf yang
melakukan syahadat di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta,
dan tempat-tempat lain di Indonesia. Mualaf adalah bagian
dari masyarakat yang membutuhkan pembinan dan
pendampingan karena rata-rata mualaf mengalami
konsekuensi yang tidak mudah. Berbagai masalah dialami
oleh mualaf ketika sudah bersyahadat. Misalnya, mualaf
harus kehilanagan teman-teman dan sahabat, mualaf
mendapatkan cemoohan dari warga sekitar, mualaf harus
kehilangan pekerjaan, dan bahkan ada mualaf yang harus
dicoret dari silsilah keluarga mereka karena melakukan
konversi agama. Hal ini tentu tidak mudah bagi mualaf. Ia
harus berjuang untuk mempelajari ajaran-ajaran Islam yang
dapat dikatakan masih baruatau sedang dalam masa
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
99
tramsisi. Selain itu, mualaf juga harus bertahan hidup
dengan berbagai konsekuensi yang Ia terima.
Di dalam kehidupan manusia, termasuk kalangan
mualaf selalu ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun,
tidak semua manusia memiliki kemampuan atau
keberdayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Jangankan
memenuhi kebuthan, kadangkala merumuskan dan
memprediksi kebutuhannya oun tidak mampu. Apalagi
seorang mualaf yang kondisi nya serba terbatas dan berada
pada masa transisi. Untuk itu kehadiran pihak lain sangat
dibutuhkan dalam upaya pendampingan dan pembinaan
agar mualaf tidak berjuang sendirian, sehingga mualaf tidak
kembali pada agama asal.
Kehadiran MCY (Mualaf Center Yogyakarta),
merupakan salah satu jawaban atas kebutuhan para mualaf
untuk membantu para mualaf agar memiliki keberdayaan
dalam mengatasi problema hidup dari aspek keagamaan.
Namun, pendampingan pada aspek agama tidak cukup,
perlu ada pendampingan tehadap mualaf dalam bidang
ekonomi agar mualaf dapat menjadi kelompok masyarakat
yang berdaya pada aspek agama dan berdaya pada aspek
ekonomi. Adapun ciri masyarakat berdaya menurut Totok
(2013), masyarakat berdaya adalah masyarakat yang
mampu memahami masalah yang dihadapi, mampu
mengatasi masalah yang dihadapi, serta mampu
menemukan peluang-peluang yang bisa dikembangkan.
Pro dan Kontra dalam Kehidupan
Permasalahan pada mualaf telah di ungkapkan pada
bagian analisis situasi diatas, dapat diuraikan yakni
Permasalahan yang dihadapi mualaf setelah mereka
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
100
bersyahadat cukup banyak mulai dari kehilangan pekerjaan,
tidak diakui kembali dalam keluarga dan dikucilkan, mualaf
adalah masyarakat yang berada pada proses transisi atau
perpindahan sehingga, membutuhkan pendampingan dan
pembinaan, keberagaman kondisi mualaf yang tidak semua
mualaf dapat berdaya setlah menjadi mualaf, belum adanya
bentuk pendampingan mualaf pada aspek ekonomi yang
bersifat berkelanjutan, jika ada bentuk pendampingan
hanya berupa suntikan dana tidak jelas keberlanjutannya,
belum adanya LSM yang memberikan pemberdayaan
melalui pendampingan secara berkelanjutan dan berprinsip
pada Perencanaan,Pelaksanaan, Monitoring,evaluasi dan
perumusan model pemberdayaan yang sesuai.
Solusi permasalahannya yakni dengan tahap
perencanaan atau identifikasi permasalahan mualaf yang
tergabung dalam Mualaf Center Yogyakarta (MCY),
pemilihan ketua kelompok Germudaya, mengunjungi Mualaf
Center Yogyakarta untuk mengetahui akar permasalahan
yang dihadapi mualaf, menentukan strategi pelatihan
pemecahan masalah yang dihadapi mualaf, melaksanakan
pemberdayaan, memberikan pengetahuan melalui
sosialisasi dan stimulus program kerja Germudaya dan
melaksanakan pelatihan dengan sosialisasi dan contoh
mengidentifikasi masalah dan menanggulangi
permasalahan.
Monitoring dan Evaluasi dilakukan dengan melakukan
monitoring on going progres pada proses yang diberikan,
melakukan evaluasi dari hasil pelatihan dan evaluasi tersbut
dijadikan untuk bahan pertimbangan dalam merumuskan
model pemberdayaan masyarakat agar terbentuk model
pemberdayaan terpadu melalui “GERMUDAYA”. Solusi ini
ditawarkan untuk membentuk mualaf menjadi kelompok
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
101
masyarakat yang berdaya, dalam bidang agama dan berdaya
dalam bidang ekonomi, serta mampu menciptakan,
menangkap, mengelola peluang-peluang yang ada disekitar
mereka.
Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,
pada dasarnya merupakan kegiatan memberikan sosialisasi
dan pelatihan kewirausahaan dimulai dari pelatihan dan
sosialisasi cara dalam menangkap peluang usaha saat ini
(Sosiolog), pelatihan dan sosialisasi terkait ijin usaha dan
PIRT (Narasumbernya berasal dari Dinas Koperasi Usaha
Kecil dan Perindustrian DI Yogyakarta, pelatihan dan
praktek pembuatan produk yang laku dipasaran seperti (ice
cream singkong, ice cream singkong, lempeng telo dan
emping singkong), pelatihan dan praktek terkait
pengemasan produk yang dihasilkan agar menarik dan
berdaya saing sehingga laku dipasaran. (sosiologi),
pelatihan dan praktek tentang bagaimana mencari target
pemasaran atau jaringan dan relasi dalam pemasaran serta
model pemasarannya baik secara konvensional atau pun
digitalisasi (mengundang pembuat Aplikasi TitipKU),
pelatihan dan sosialisasi tentang bagaimana cara mengelola
atau management keuangan dari hasil penjualan. (Pakar
Ekonomi) dan pelatihan dan sosialisasi terkait evaluasi dan
monitoirng kebaharuan produk agar bisa update sesuai
dengan kondisi pasar (pakar ekonomi)
Maksud dan tujuan utama diadakannya beberapa
pelatihan dan sosialiasasi, agar mualaf mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha secara
menyeluruh dan berkelanjutan. Sehingga harapannya
mualaf terbekali dengan kemampuan berwirausaha seara
menyeluruh dan tidak hanya mendapatkan modal saja. Dari
modal usaha itu mualaf dapat menentukan produk apa yang
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
102
akan dihasilkan, bagaimanan menangkap peluang pasar,
mengurus ijin, pemasaran baik konvensional maupun
digital, menejeman jaringan pemasaran, menejeman
pengelolaan uang atau hasil penjualan, dan strategi
kebaharuan produk sesuai dengan permintaan pasar.
Lokasi utama kegiatan pengabdian ini adalah para
mualaf yang tergabung dalam lembaga Mualaf Center
Yogyakarta. Sasaran darikegiatan PKM ini adalah para
mualaf yang berjumlah 15 orang dengan karakteristik
mualaf yang mengikuti pelatihan adalah mualaf yang
berstatus sebagai mahasiswa, ibu rumah tangga dan mualaf
yang belum mempunyai pekerjaan.
Kesimpulan
Karakteristik khalayak sasaran dengan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh tim pengusul
menggambarkan bahwa, rata-rata pendampingan yag
diberikan kepada mualaf adalah dalam bentuk
pendampingan dalam bidang akidah atau agama dan belum
ada bentuk pendampingan mualaf dalam aspek ekonomi.
Jika pun ada maka bentuk pendampingan mualaf pada
aspek ekonomi hanya pada pemberian modal usaha, tanpa
dibekali dengan berbagai pengalaman kewirausahaan
seperti pengelolaan, pemasaran dan lain-lain. Sehingga
dengan adanya “Germadaya” mualaf dapat semakin berdaya
dalam bidang agama maupun ekonominya.
Daftar Pustaka
Latief, Hilman. (2012). Islamic Charities and Social Activism. Jurnal Utrecht University.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
103
Latief, Hilman. (2012). ISLAMIC CHARITIES AND DAKWAH MOVEMENTS IN A MUSLIM MINORITY ISLAND. Junal Islam Indonesia.
Lateif, Hilman. (2016). Filantropi Dan Pendidikan Islam Di Indonesia. Jurnal UMY.
Mahardika, Totok. (2013). Pemberdayaan Masyarakat oleh Perusahaan. Surakarta. UNS Press.
MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM:
LANDASAN TEOLOGIS-FILOSOFIS
Rora Rizky Wandini, M.Pd.I.15
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
“Pendidikan Islam Bersifat Progresif dan Tidak Stagnan.
Perubahan kehidupan dan kemajuan peradaban manusia
harus dimulai dan diupayakan oleh kita manusia tanpa
menunggu takdir Allah swt”
lquran mendeskripsikan pendidikan dengan output
ilmu sebagai pionir dalam pelaksanaan ibadah. Seperti
yang allah historikan dalam keluarga Luqman. Bagaimana
luqman memberi pengajaran kepada putranya. Kesadaran
luqman dalam membekali putranya dengan ilmu,
merupakan terobosan yang baik dalam pengenalan
kewajiban berilmu pada masanya. kewajiban menuntut juga
allah jelaskan dalam Q.S Az-Zummar ayat 9, bahwa ada
perbedaan orang yang mengetahui dan orang yang tidak
mengetahui. Banyak lagi pembuktian kebenaran informasi
pengetahuan dalam alquran yang sudah dinikmatin
kebenarannya pada masa sekarang.
Proses modernisasi yang berlangsung dimasyarakat ini
ada yang berkembang dengan baik ada juga yang mendapat
15Rora Rizky Wandini lahir pada tanggal 25 september 1990,
pendidikan SD, SMP diselesaikan di sekolah Alwashliyah Medan Krio, SMA diselesaikan di MAN 1 Medan, S1 di IAIN Sumatera Utara Medan, S2 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan sedang menyelesaikan program doktor di prodi PEDI UIN Sumtera Utara Medan.
A
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
106
penolakkan. Kebanyakan masyarakat Indonesia khususnya
menganggap modernisasi ini merupakan westrinisasi yang
dibawa oleh dunia barat, yang akan membawa dampak
kebarat-baratan dan menghilangkan cikal bakal kebudayaan
atau ajaran agama pada masyarakat Indonesia yang dikenal
dengan masyarakat yang beragama. ide program
modernisasi pendidikan Islam bermula dari “modernisasi”
pemikiran dan institusi Islam pada umumnya. Dengan kata
lain, “modernisasi pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan
dari gagasan dan program modernisasi Islam.
Ayat-Ayat Alquran yang Mendukung Perlunya
Pendidikan Modern
Secara epistemologis, teori modernisasi bermula
sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat sebagai bentuk
respon intelektual terhadap Perang Dunia II yang berujung
pada munculnya negara-negara Dunia Kedua. Teori ini
didasarkan pada dikotomi antara yang disebut cutting
edge dan yang disebut tradisional. Di sisi lain, masyarakat
arus utama adalah masyarakat terbelakang yang ditandai
dengan pola berpikir yang tidak rasional dan pola kerja
yang tidak efisien. Modernisasi secara historis merupakan
proses perkembangan bertahap institusi yang beradaptasi
dengan fungsi yang berubah dengan cepat dan mengarah
pada peningkatan pengetahuan manusia yang belum pernah
terjadi sebelumnya (Black).
Modernisasi adalah penggunaan ukuran rasio antara
sumber energi, semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi
kemungkinan modernisasi (Marion Levy). Selain upaya,
modernisasi juga berarti suatu proses yang melibatkan
langkah-langkah dan waktu tertentu serta dapat diukur.
Pembaharuan pemikiran dalam Islam dikaitkan dengan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
107
pendidikan, yang merupakan sarana terpenting, bukan
hanya sarana pelestarian, dengan makna sebagai wadah
untuk memelihara, melestarikan dan mewarisi nilai-nilai
dan tradisi suatu masyarakat. Penjelasan di atas juga
tersirat dalam Q.S. Al-Hajj : 11
على حرف فإن أصابه خير اطمأن ومن الناس من يعبد للا
لك نيا والخرة ذ به وإن أصابته فتنة انقلب على وجهه خسر الد
لخسران المبين ا هو
Artinya: Dan di antara manusia ada orang yang
menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia
memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan
jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke
belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian
itu adalah kerugian yang nyata.
Dengan tafsir Jalalyn sebagai berikut: (Dan di antara
manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada
di tepi) ia ragu di dalam ibadahnya itu. Keadaannya
diserupakan dengan seseorang yang berada di tepi bukit,
yakni ia tidak dapat berdiri dengan tetap dan mantap (maka
jika ia memperoleh kebaikan) maksudnya kesehatan dan
kesejahteraan pada diri dan harta bendanya (tetaplah ia
dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana)
cobaan pada hartanya dan penyakit pada dirinya
(berbaliklah ia ke belakang) ia kembali menjadi kafir.
(Rugilah ia di dunia) disebabkan terlepasnya semua apa
yang ia harapkan dari dunia (dan di akhirat) disebabkan
kekafirannya itu. (Yang demikian itu adalah kerugian yang
nyata) jelas ruginya. Perubahan haruslah dimulai dari diri
sendiri:
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
108
إن له معق بات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من أمر للا
ل يغي ر ما بقوم حتى يغي روا ما بأنف للا بقوم سهم وإذا أراد للا
ه من وال وما لهم من دون سوءا فل مرد له
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali
tak ada pelindung bagi mereka selain Dia
(https://tafsirweb.com/3971-quran-surat-ar-rad-ayat-
11.html).
Adapun tafsir nya sebagai berikut معق بت Bagi) لهۥ
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran) Mereka adalah para malaikat penjaga yang
datang secara bergiliran. خلفهۦ ومن يديه بين ن di muka dan di)م
belakangnya) Yakni para malaikat penjaga itu menjaga
manusia dari segala sisi. للا أمر من mereka) يحفظونهۥ
menjaganya atas perintah Allah) Yakni mereka menjaga
sesuai dengan perintah Allah, dan mereka tidak dapat
mencegah takdir Allah. Dikatakan bahwa mereka menjaga
manusia dari jin. Dikatakan pula bahwa mereka menjaga
manusia dari ketetapan Allah dengan perintah-Nya, dan
apabila telah datang takdir Allah maka mereka akan
menyingkir. بقوم ما يغي ر ل للا Sesungguhnya Allah tidak)إن
merubah keadaan sesuatu kaum) Dari keadaan penuh
nikmat dan kesehatan. بأنفسهم ما يغي روا sehingga mereka)حتى
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri)
Dengan ketaatan kepada Allah. Maka Allah tidak mencabut
kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya sampai
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
109
seseorang itu merubah kebaikan dan amal shalih mereka
menjadi keburukan. سوءا بقوم للا أراد Dan apabila Allah)وإذآ
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum) Yakni
kebinasaan dan siksaan. فل مرد لهۥ(maka tak ada yang dapat
menolaknya) Maka tidak akan dapat ditolak. Terdapat
pendapat mengatakan maknanya adalah apabila Allah
menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Allah akan
membutakan hati mereka sehingga mereka memilih sesuatu
yang mendatangkan musibah. و من دونهۦ ن م لهم ال وما (dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia) Yang
mengatur urusan mereka dan menjadi pelindung beri
mereka, yang mencegah siksaan yang turun kepada kaum
itu.
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa
berfikir merupakan urgensi penting bagi manusia untuk
memahami sesuatu, karena manusia merupakan makhluk
yang telah diberikan potensi/fitrah seperti tersirat dalam
hadist berikut:
عن ابى هريرة رضي للا عنه قال : قال رسول للا صلى
دانه او للا عليه وسلم : ك ل مولود يولد على الفطرة فابواه يهو
سنه )رواه البخارى ومسلم ( رنه او يمج ينص
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah
dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau
Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim). sehingga berbeda
dengan makhluk lainnya, dan allah juga telah memberikan
aset sarana dan prasaran dimuka bumi ini seperti
penglihatan, pendengaran, agar manusia dapat mengakses
fitur-fitur yang telah allah siapkan. Hal demikian tersirat
dalam q.s. an-nahl ayat 78:
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
110
هاتكم ل تعلمون شيئا وجعل لكم أخرجكم من بطون أم وللا
السمع والبصار والفئدة لعلكم تشكرون
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi
Arabia (https://tafsirweb.com/4426-quran-surat-an-nahl-
ayat-78.html). Dari ayat tersebut dapat kita yakini bahwa
pembaharuan akan selalu ada, maka kita sebagai umat islam
harus dapat memahami modernisasi ini dengan eksplisit,
dan mengambil peran didalamnya, nilai-nilai modernisasi
ini juga merupakan aktualisasi yang terkandung dalam
alquran dan hadist.
Fungsi Islam Sebagai Pedoman Hidup
Apa yang disebut nilai-nilai modern saat ini terkandung
dalam ajaran Islam. Lebih jauh, Islam juga menolak
pendekatan negatif dan patologis terhadap kehidupan
masyarakat industri modern yang menyimpang atas nama
modernitas otentik. Nilai-nilai seperti kerja keras,
menghargai waktu, sikap kompeten (menghargai)
pentingnya kompetensi teknis dan profesional), pendidikan,
demokrasi dan lain-lain termasuk nilai-nilai Nilai kehidupan
modern yang terkandung dalam ajaran Islam, misalnya,
Usaha mengembalikan jilbab sebagai busana muslimah,
dalam hal ini disebut tajdid. Jadi tajdid itu adalah usaha
untuk mengembalikan sesuatu kepada keadaannya ketika
pertama kali “bada’i” atau pertama kali muncul. Selanjutnya,
dalam pembaharuan ada yang mengacu kepada pemahaman
reconstruction dalam pengertian barat dari pada
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
111
pemahaman tajdid (renewel) dalam pengerian Islamiyah.
(Sofyan sinaga, 2019: 128).
Modernisasi dalam pendidikan islam akan terasa
signifikan jika dikoneksikan dengan fungsi islam sebagai
pedoman hidup manusia disegala zaman dan tempat untuk
mencapai tujuan kebahagian dunia dan akhirat. Jika kita
membaca Alquran, maka kita akan mendapati banyak sekali
ayat-ayat yang mendukung perlunya pendidikan advanced.
Diantaranya adalah banyaknya ayat-ayat Alquran yang
menyebutkan tentang akal dan perintah penggunaannya.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, modernisasi
pendidikan Islam adalah sesuatu yang baik dan didukung
oleh Al-Qur'an. Perubahan kehidupan dan kemajuan
peradaban manusia harus dimulai dan diupayakan oleh kita
manusia tanpa menunggu takdir Allah swt. Oleh karena itu,
pendidikan Islam perlu selalu ditingkatkan dan ditingkatkan
mutu dan kualitasnya. Pertimbangan-pertimbangan
Rasional tentang Perlunya Modernisasi Pendidikan Islam
Inilah sebabnya meskipun Imam Syafii mengajar Imam
Malik, dia tidak mendapatkan cukup dari apa yang dia
dapatkan dari gurunya. Imam Syafii mengembangkan ilmu
yang didapatnya dari Imam Malik sehingga mendapat
kegilaannya sendiri dari pembimbingnya. Demikian juga
Imam Ahmad, Anda mengajar Imam Syafii, tetapi itu tidak
cukup untuk apa yang diajarkan guru Anda, yaitu Imam
Syafii. Pembaharuan tradisi keilmuan yang ada tidak
menimbulkan perpecahan di antara para ulama atau bahkan
antar bangsa; Oleh karena itu, kami menemukan bahwa
pendidikan Islam bersifat progresif dan tidak stagnan.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
112
Daftar Pustaka
Asari, Hasan. (2007). Modernisasi Islam, Tokoh, Gagasan dan Gerakan. Bandung. Cipta pustaka Media. as-Sijistani.
Abu Dawud Sulaiman Ibn al-‘Asy’aṡ Ibn Ishak ibn Basyir Ibn Syaddad ibn Amr al-Azdari, Sunan Abi Dawud, Beirut: al- Maktabah al- ‘Asriyah, tt. at-Tabrani, Sulaiman Ibn Ahmad Ibn Ayyub Ibn Mutir al-Lakhmi as-Syami Abu Qasim, al-Mu‟zam al-AusatQahirah: Maktabah Ibn Taimiyah, tt Azra,
Azyumardi. (1999). Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.
Bruinessen,MartinVan. (1994). NU:Tradisi,Relasi-relasiKuasadanPencarian Wacana Baru,Yogyakarta. LKIS.
Binder,Leonard. (1988).IslamicLiberalism: Acritique of Development Ideologies. Oxford: Oxford University.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Donohue, John J. (1993). Islam dan Pembaharuan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Fatah, Rohadi Abdul dan Sudarsono. (1987). Ilmu, Iman dan Teknologi. Jakarta. Kalam Mulia.
Harahap, Syahrin. (2015). Islam dan Modernitas Dari Teori Modernisasi Hingga Penegakan Kesalehan Modern. Jakarta. Prenadamedia Group.
https://tafsirweb.com/4426-quran-surat-an-nahl-ayat-78.html
https://tafsirweb.com/3971-quran-surat-ar-rad-ayat-11.html.
Sopian, Sinaga. 2019. MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM Landasan Teologis-Filosofis-Historis. Jurnal WARAQAT. IV(1). Januari-Jun.
GERAKAN IQRA’ PERGUNU DALAM
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA
Heri Budianto, M.A.P16
MAN Sumenep
“Kesabaran Pendidik Dalam Menjadi Fasilitator Dapat
Memberi Kesempatan Bagi Peserta Didik Untuk
Berpartisipasi Mengembangkan Potensi Yang Dimiliki”
emajuan dunia digital mengharuskan muncul berbagai
inovasi baru dalam tatanan kehidupan civil society.
Persiapan skill tambahan dalam menjawab retorika
kehidupan digital yang makin hari semakin update dan
menyeluruh di segala kehidupan sehari-hari. Pun juga di
dunia pendidikan diperlukan adanya upaya pembaruan
media pembelajaran berbasis daring yang mampu
menjawab tantangan zaman. Dalam kemajuan era digital
saat ini, perlu dibarengi dengan gerak cepat instansi
pendidikan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia
16Penulis lahir di Surabaya, 11 Maret 1981, penulis merupakan
tenaga pendidik bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di MAN Sumenep, menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik di Universitas Islam Malang (2004), sedangkan gelar Magister Ilmu Administrasi ditempuh dan selesai di Universitas Islam Malang (2019), pernah menjabat sebagai Ketua MGMP PPKn Kabupaten Sumenep (2016). Serta koordinator semua mata pelajaran MGMP jenjang Madrasah Aliyah se-Kabupaten Sumenep (2016).
K
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
114
handal berbekal skill ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.
Kecepatan laju cepat digitalisasi di segala lini harus
dibarengi gerak cepat semua instansi pendidikan dalam
penataan infrastruktur hardware dan software serta tenaga
pendidik. Oleh karena itu, seyogyanya segala lini pendidikan
segera menyiapkan peningkatan kualitas tenaga pendidik
dari segi kompetensi, kualifikasi, dan skill keahlian dalam
memanfaatkan kecanggihan teknologi. Teknologi bukan
sesuatu nilai tambah yang hanya sekedar melengkapi,
melainkan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari sebuah
keniscayaan selalu berdampingan dengan segala aktivitas,
situasi, dan kondisi.
Pemanfaatan Aplikasi Modern Sebagai Sarana Syi’ar
dan Dakwah
Strategi belajar mengajar dewasa ini menunjukkan
peran informasi dan teknologi memegang peranan penting
dalam menunjang keberlangsungan pendidikan. Maka dari
itu, para pemangku kebijakan di bidang pendidikan mencari
berbagai macam alternatif cara guna menginternalisasi
teknologi modern ke dalam kegiatan belajar mengajar di
banyak tingkatan pendidikan. Teknologi sudah menjadi
kebutuhan khalayak umum, hidup berdampingan
melengkapi dan mempermudah segala aktivitas keseharian.
Bahkan sampai sekarang hampir di setiap rumah penduduk
tersedia spot wifi untuk memudahkan mendapatkan
kebutuhan informasi teknologi. Jaringan internet sudah
mampu memasuki wilayah terpencil meski masih belum
merata.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
115
Berkaca dari permasalahan diatas, mengadakan
gerakan iqra’ Persatuan Guru Nahdlatul Ulama dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui
pembekalan pelatihan guru dan mentransfer sesuatu yang
baru kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar dalam
jaringan yang sudah pasti akan dilakukan.
Tersedia berbagai macam aplikasi agar dapat
dimanfaatkan guru dalam membantu mempermudah
aktivitas belajar mengajar online untuk mendapatkan esensi
pembelajaran yang efekif dan efisien, antara lain : skype,
webex, dan zoom. Dalam memanfaatkan berbagai macam
aplikasi tersebut tadi, membutuhkan layanan jaringan
internet dan kemampuan guru untuk cakap menggunakan
atau mengoperasikan perangkat android, gadget, laptop,
komputer, dan perangkat lainnya yang terkait. Oleh karena
itu, gerakan iqra’ Persatuan Guru Nahdlatul Ulama melalui
workshop pelatihan penggunaan aplikasi belajar mengajar
yang menggunakan akses jaringan internet diperuntukkan
bagi guru. Kegiatan ini sebagai pengejawantahan dasar
kesadaran bahwa ssetiap manusia hanya bisa memenuhi
kebutuhannya bila bersedia hidup bermasyarakat, manusia
berusaha mewujudkan kebahagiaan, dan menolak bahaya
terhadapnya. Persatuan, ikatan batin, saling bantu
membantu dan keseiya-sekataan merupakan prasyarat dari
tumbuhnya persaudaraan yang menjadi landasan bagi
terciptanya tata kemasyarakatan yang baik dan harmonis.
Kegiatan ini sebagai bagian dari pengabdian masyarakat
dierminkan dalam tingkah laku oraganisasi Persatuan Guru
Nahdlatul Ulama Sumenep dalam gerakan iqra’ untuk ikut
membangun mengembangkan insan yang bertakwa kepada
Allah Subhannahu Wa Ta’ala, cerdas, terampil, dan
berakhlak mulia.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
116
Penyesuaian Tujuan Pembelajaran dengan
Perkembangan Zaman
Pendidik Nahdlatul Ulama di seluruh Kabupaten
Sumenep diharapkan bisa menggunakan proses belajar
mengajar dalam jaringan dengan menerapkan aplikasi
pembelajaran berbasis daring. Setelah kembali ke lembaga
masing-masing dapat menyalurkan ilmunya kepada teman-
teman sejawat guru. Hasil dari gerakan iqra’ Persatuan Guru
Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumenep ialah tranformasi
perubahan kegiatan belajar mengajar dengan segala
keterkaitan tiap bagian pembelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran sesuai yang ditentukan. Langkah ini
dilakukan tentunya untuk menjawab tantangan zaman dan
gerak cepat keberlangsungan belajar mengajar yang disana
terdapat interaksi guru dan murid supaya senantiasa
terjaga, makin erat, dan mudah mencapai target tujuan
pembelajaran. Apapun kondisinya belajar harus terus
berjalan tidak boleh berhenti. Gerakan iqra’ ini
dilaksanakan dengan memberikan sebuah solusi berupa
aplikasi pembelajaran berbasis daring agar kualitas sumber
daya manusia semakin hari semakin meningkat.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diadakan di Hotel
Asmi Sumenep dengan jumlah 100 guru yang tergabung
dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama yang tersebar di
semua kecamatan Kabupaten Sumenep. Gerakan Iqra’
Pergunu merupakan upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui peningkatan kualitas pendidik, karena
pendidik sebagai salah satu komponen pendidikan yang
sentral dalam pembelajaran. Pembelajaran di kelas
jantungnya ada di kualitas pendidik, seperti kotak hitam
dalam pesawat terbang menyimpan berbagai informasi
penting. Pendidik yang berkualitas akan mampu menyajikan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
117
proses pendidikan yang bermutu. Meningkatnya martabat
peran pendidik sebagai agen pembelajaran tentunya akan
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Potensi peserta
didik juga akan berkembang dalam pencapaian menjadi
manusia yang berilmu sesuai dengan amanat Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 alinea keempat “mencerdaskan
kehidupan bangsa.” Kompetensi profesional pendidik
menjadi titik tuju gerakan iqra’ ini senantiasa mampu
menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
Memahami materi, struktur, konsep, metode, dan keilmuan
yang menaungi. Membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi bidang studi. Dan yang terpenting
adalah menerapkan teknologi informasi komunikasi dalam
pembelajaran sehari-hari.
Dinamakan gerakan iqra’ disini ialah sebuah laju
perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, khususnya
penggunaan sistem informasi dan teknologi yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Mengajar
sebenarnya bermaksud menyampaikan ilmu pengetahuan,
maklumat, membimbing, dan menanamkan nilai-nilai luhur
pada peserta didik. Ia bukan sekedar menyampaikan
maklumat atau bahan pengajaran dalam sebuah kelas.
Proses belajar mengajar mempunyai konsep yang sangat
luas, ia bertujuan untuk menjadikan seseorang individu
lebih bertanggung jawab. Ini hanya akan dicapai sekiranya
proses pengajaran mampu menghadirkan sesuatu berkesan
bagi peserta didik.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
118
Pelatihan Penggunaan Aplikasi yang Efektif dan Efisien
Orang yang mengajar dikenal sebagai pendidik.
Perkataan pendidik adalah hasil dua suku kata yaitu GU dan
RU. Dalam bahasa Jawa, GU sama dengan digugu bermakna
boleh dipercayai manakala RU berarti tiru yang bermaksud
boleh diteladani dan dicontoh. Oleh karena itu, Guru atau
pendidik seseorang yang boleh ditiru perkataan dan
perbuatannya. Setiap pendidik memiliki peranan secara
terperinci jika ingin berusaha melakukan dan menghasilkan
pengajaran yang berkesan. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia pendidik Nahdlatul Ulama melalui gerakan
iqra’ berupa pelatihan penggunaan aplikasi pembelajaran
berbasis online dalam menerapkan pembelajaran digital
akan mampu menghasilkan pembelajaran yang efisien dan
efektif. Pelatihan ini, selain memberikan pengetahuan juga
mendapatkan pengalaman mengoperasikan beberapa
aplikasi pembelajaran online salah satunya zoom.
Sebagai kegiatan berbentuk pengabdian masyarakat
Pergunu bereksplorasi menyediakan tempat, konsumsi,
pemateri, dan mengundang pemangku kabijakan
pendidikan Kabupaten Sumenep. Antara lain : Bupati
Sumenep, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kementerian
Agama Kabupaten Sumenep, Kasi. Pendma, dan penguru
Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumenep. Para pemangku
kebijakan di Kabupaten Sumenep menyambut baik dan
mendukung kegiatan ini agar pendidik bisa berdampingan
dengan teknologi dalam akivitas pembelajaran sehari-hari,
kemudian menyalurkan ilmunya kepada teman-teman
sejawat di lembaganya masing-masing. Pendidik yang telah
mengikuti substansi gerakan iqra’ ini juga bisa
menggunakan bahan ajar bermedia power point. Manfaat
pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas pendidik dalam
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
119
mempersiapkan peserta didik untuk melaksanakan
kebebasannya dalam mengembangkan visi apa yang baik
secara konkrit dengan penuh rasa tanggung jawab di tengah
kehidupan masyarakat. Sehingga pada akhirnya akan
terbentuk peserta didik dengan tipikal sense of good.
Kesimpulan
Komitmen pendidik dalam mengajar guna pencapaian
tujuan mengajar dalam sebuah interaksi dengan peserta
didik berlangsung dengan baik dan terdapat feel yang kuat.
Pembelajaran yang melibatkan peserta didik akan lebih
bermakna karena peserta didik diberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas pembelajaran,
sementara pendidik berperan sebagai fasilitator. Maju terus
pendidik negeriku, tercapai cita-cita anak didikku, dan
jayalah Indonesiaku.
PERKEMBANGAN HALAL VALUE CHAIN
DALAM MASYARAKAT ACEH
Rahma Nurzianti, SE, M.Si17
IAIN Takengon
“Perlu Adanya Dukungan Digitalisasi dari Banyak Pihak
dalam Mengembangkan Ekosistem Halal Value Chain untuk
Mengembangkan Teknologi Indutris 5.0.”
erkembangan ekonomi syariah nasioanl saat ini
semakin meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya
dimulai dari industri halal. Konsumen pasar halal di
Indonesia menunjukan trend yang positif, beberapa
pendapat menyatakan konsumen pasar halal di Indonesia
diprediksi akan tumbuh sebesar USD 235 miliyar atau
setara dengan Rp 3.400 Triliun di 2024. Global islamic
report 2021 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi
peringkat ke 4 dalam Halal Indikator. Adapun kategori
indikator tersebut dibidang Halal Food, Halal Cosmetics,
Modest Fashion, Muslim- Friendly Travel, Media and
Recreation, dan Halal Pharmaceuticals.
Berkembanganya industri halal global meningkatkan
urgensi atas pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
nasional. Perlu peran serta banyak pihak dan regulasi dalam
17Penulis lahir di Banda Aceh, 14 Maret 1986, penulis merupakan
Dosen IAIN Takengon dalam bidang ilmu Akuntansi, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Syiah Kuala (2009), sedangkan gelar Magister Ilmu Akuntansi diselesaikan di Universitas Syiah Kuala Program Studi Akuntansi (2011).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
122
mengembangkan industri halal global, salah satunya peran
dari Bank Indonesia serta stakeholder dan otoritas lainnya
bersinergi membuat kebijakan nasional dalam KNEKS
(Komita Nasioan Ekonomi dan Keuangan Syariah).
Terciptanya blue print dalam menunjang visi Indonesia
maju 2045 yang berisi tiga pilar pengembagan yang saling
terkait,pilar pertama ialah pemberdayaan Ekonomi Syariah
dalam strategi utama pengembangan ekosistem Halal Value
Chain (HVC), Pilar kedua ialah pendalaman pasar keuangan
syariah, yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
sumber pembiayaan syariah untuk perekonomian, dan pilar
ketiga ialah penguatan riset, asesmen dan edukasi yang
bertujuan meningkatkan literasi dan pemahaman
masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah.
Halal Value Chain adalah serangkaian kegiatan yang
menghasilkan nilai tambah pada setiap proses bagian
produksi, distribusi dan pemasaran akan barang atau jasa
agar sampai ke konsumen serta terpenuhinya aspek
kepatuhan berdasarkan nilai dan prinsip syariah. Halal
value chain ini berkembang dalam lima sektor prioritas,
yaitu Sektor Pertanian terintegrasi, Sektor industri
makanan halal, Sektor fashion, sektor pariwisata ramah
muslim atau rekreasi halal, dan sektor energi halal. Tujuan
dari halal value chain adalah untuk menjaga dan
mempertahankan kehalalan produk sampai ke tangan
konsumen atau pembeli.
Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia
yang menetapkan syariat Islam secara formal sudah
seharusnya menjadikan ekonomi halal sebagai branding
dari pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dengan
regulasi yang cukup untuk menompang pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah dalam bentuk Undang-
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
123
undang dan qanun. Qanun aceh No 8/2016 berisikan terkait
sistem jaminan produk halal, jaminan halal ini bermakna
penyediaan bahan baku, pengolahan, penyimpanan,
pengemasan, pendistribusian, penjualan dan penyajian
produk. Dengan adanya Qanun tersebut beriringan dengan
masterpalan ekonomi syariah yang mana penguatan rantai
nilai halal (halal value chain) dan penguatan keuangan
syariah.
Klaster Unggulan yang Potensial
Penguatan rantai nilai halal (halal value chain) ini
merupakan inti dari pengembangan industri halal. Provinsi
Aceh telah mendirikan halal hub atau pusat industri halal
terintegrasi yang berbasis pada komoditas/produk/jasa
unggulan. Aceh telah meresmikan pada tahun 2018
Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, kawasan industri ini
diharapkan dapa dijadikan halal hub. Klaster unggulan yang
potensial di Aceh dalan halal hub adalah industri makanan
dan minuman, pariwisata, obat-obatan dan kosmetik. Semua
bahan baku dari klaster tersebut tersedia dia Aceh seperti
produk pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan,
keindahan alam dan budaya, minyak atsiri, minyak serei
serta komoditas obat lainnya.
Pengembangan halal value chain di provinsi Aceh,
pemerintah Aceh telah melakukan beberapa hal seperti
kampanye gaya hidup halal, sosialisasi untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat Aceh akan persyaratan halal untuk
barang dan jasa yang dikonsumsi akan meningkatkan
permintaan terdapat barang dan jasa halal serta
menumbuhkan industri halal. Untuk itu perlu ada sinergi
antara pemerintah Aceh, ulama, da’i, akademisi dan praktisi
dalam melakukan kampanya atau dakwah terkait produk
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
124
halal. Hal ini dilakukan untuk menjaga pelaksanaan syariah
secara kaffah serta akan meningkatkan ekonomi secara
berkah.
Pemerintah Aceh telah merencanakan perluasan dan
peningkatan daya saing komoditas/produk/jasa halal
tujuan ekspor dengan mempersiapkan pengembangan
standar halal yang diakui oleh lembaga penjamin halal
internasional. Selain itu penguatan sumber daya manusia
dan infrastruktur seperti sistem informasi, laboratorium
dan pusat riset dan pengembangan halal peru
dikembangkan guna meningkatkan industri halal. Dari sisi
penawaran pemerintah Aceh merencanakan dan
melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan bagi
industri/usaha mikro kecil dan menengah untuk dapat
berpartisipasi dalam halal value chain, yang dimulai dari
bahan baku, produksi, distribusi dan promosi serta
transpormasi digital. Serta perlu adanya penyediaan insentif
bagi investor dalam upaya peningkatan minat dan realisasi
investasi halal. Adanya kebijakan provinsi Aceh sebagai
Provinsi Syariah sangat menguntungkan dalam terciptanya
rantai nilai halal (halal value chain).
Pemerintah Aceh terus berupaya secara bertahap,
holistik dan terintegrasi dalam mewujukan industri halal.
Perlu nya tata kelola atau institusi baik bersifat adhoc
ataupun permanen untuk memastikan proses industrialisasi
halal di Aceh dapat berjalan dengan baik. Baik akdemisi dan
praktisi perlu membantu dalam mewujukan halal value
chain di Aceh. Salah satu tempat potensial lainnya untuk
menggerakan industri halal adalah Mesjid dan pesantren
atau dayah. Mesjid dan pesantren atau Dayah memiliki
potensi sebagai pengerak ekonomi masyarakat, baik itu
sebagai tempat edukasi, hingga praktek pemberdayaan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
125
ekonomi. Namun mesjid dan pesantren atau dayah ini masih
sedikit dalam mengambil peran sebagai pengerak halal
value chain. Untuk itu perlu adanya edukasi dalam
penerapan prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, serta
peningkatan motivasi untuk menjadi petani yang unggul,
pedagang yang jujur dan pelaku usaha yang amanah.
Sinergi Bersama Pondok Pesantren
Para akademisi juga perlu mensosialisasikan kepada
masyarakat gerakan halal value chain, sehigga membantu
program pemerintah dan juga membantu masyarakat untuk
aware akan konsep halal. Rantai nila halal (halal value
chain) menjadi suatu hal yang baik dalam perkembangan
ekonomi syariah. Untuk itu perlu program pengabdian
kepada masyarakat yang dapat dilakukan akademisi.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada 6 sektor yaitu
sektor pertanian terintegrasi, sektor industri makanan halal,
sektor Fashion, sektor Pariwisata ramah muslim dan sektor
energi terbarukan. Dalam sektor pertanian contohnya
tanaman kopi di kabupaten Aceh Tengah mengalami
pertumbuhan positif dari tahun 2020 sempat mengalami
penurunan karena pademic covid 19 dan di tahun 2021
mulai berumbuh ke arah yang positif. Begitu juga tanaman
padi di provinsi Aceh dapat melakukan panen raya padi
pada triwulan I tahun 2020, sumber data dari Badan
statistik dan Bank Indonesia. Untuk provinsi Aceh perlu
adanya membangun sinergi dengan pesantren atau Dayah
yang berkerjasama dengan akademisi guna terwujudnya
sektor pertanian terintegrasi sehingga dalam tercipta halal
value chain. Contoh sektor pertanian terintegrasi yang
sudah berhasil dipulau sumatera ada diwilayah Lampung
yaitu jenis teknologinya berupa Greenhouse hortikultura.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
126
Pemberdayaan ekonomi syariah berbasis masjid
maupun pesantren merupakan langkah baik dalam
pengembangan ekosistem halal value chain. Data yang di
dapat dari Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Dayah
Provinsi Aceh, terdapat sekitar 4.065 masjid, 6.855 musala,
335 Madrasah Aliyah, 48 Madrasah Tsanawiyah, 594
Madrasah Ibtidaiyah, dan sekitar 1.177 pesantren dengan
175.530 santri. Dan terdapat juga 4.049 balai pengajian
yang tersebar diberbagai kota/kabupaten. Dengan jumlah
tersebut menjadi potensi besar untuk pengembangan
ekosistem halal value chain (HVC). Dibeberapa masjid
tingkat kota/kabupaten di Aceh memiliki sumbangan yang
cukup besar. Dari sumbangan tersebut seharus bisa
diwacanakan untuk membuat blue print ekonomi kreatif
dan produktif. Contohnya misalnya, kawasan masjid raya
Baiturrahman menjadi objek wisata yang cukup terkenal
memiliki lokasi yang strategis, pedagang-pedagang disekitar
masjid bisa diwacanakan untuk mendapatkan modal usaha
dari lembaga keuangan syariah yang bisa dibentuk di masjid
tersebut. Contoh lainnya, lahan kosong yang belum
dioptimalkan di beberapa kota/kabupaten seputaran masjid
atau pesantren secara produktif.
Kesimpulan
Beberapa program halal value chain yang telah
dijalankan oleh Bank Indonesia Provinsi Aceh adalah
pemberdayaan Masjid Lampriet dengan membangun Hotel
untuk mengembangkan sektor pariwisata ramah Muslim,
tidak hanya masjid lampriet, masjid Raya Baiturahman,
masjid Baiturrahim Ulehee Lheue dan Masjid Rahmatullah
Lampuuk. Dikembangkan sektor industri makanan halal di
seputaran/ kawasan masjid tersebut. Tidak hanya itu di
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
127
provinsi Aceh juga perkembangan fashion muslimah sangat
berkembang, design baju-baju muslimah oleh penjahit-
penjahit lokal dan dengan kearifan lokal, contoh baju
dengan kain kerawang yang terkenal di kabupaten Aceh
Tengah menjadikan kain kerawang sebagai pusat souvenir
terkenal dikalangan wisatawan. Untuk itu perlu peran
banyak pihak dalam mengembangkan ekosistem halal value
chain. Diperlukan juga dukungan digitalisasi dalam
pengembangan tersebut, sehingga ekosistem halal value
chain dapat berkembang dengan teknologi indutris 5.0.
Daftar Pustaka
Bank Indonesia. (2020). Bersinergi Membangun Ekonomi & Keuangan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia. https://bappeda.acehprov.go.id/berita/detail/135-meraih-kesejahteraan-melalui-pengembangan-industri-halal/
Julistian, Cut Ernita, dkk. (2021). Analisis ekosistem halal value chain Pada umkm di kota medan, Al-Muaddib :Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman. 6(2). Doi : http://dx.doi.org/10.31604/muaddib.v5i1.247-255
Subianto, Pratiwi. (2018). Rantai nilai dan perspektif kesadaran masyarakat muslim akan makanan halal, CIMAE (Conference on islamic management accounting and economics. 1.
PROGRAM 1000 HAFIZ SEBAGAI UPAYA
MEWUJUDKAN GENERASI ISLAMIS
DI KABUPATEN GAYO LUES,
PROVINSI ACEH
Reni Kumalasari, MA18
STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh
“Mengajar Al Quran Adalah Tindakan yang Efektif dalam
Menanamkan Karakter yang Bernilai Religius Bagi Anak”
erosotnya kereligiusan di masyarakat, terutama di
kalangan remaja menjadi permasalahan serius di
kabupaten Gayo Lues. Tribunnews.com (2021)
memberitakan tentang penangkapaan seorang yang
menjadi agen judi online yang menjual chip di salah satu
desa yang berada Kecamatan Kuta Panjang Kabupaten Gayo
Lues. Agen tersebut mengaku dalam sehari dapat
menghasilkan omset jutaan dari penjualan chip tersebut.
Hasil omset yang fantastis tersebut menunjukkan bahwa
permainan judi online tengah marak diminati masyarakat
Gayo Lues saat ini. Kasus lainnya yang juga dapat
menggambarkan bagaimana merosotnya akhlak generasi
muda yang ditunjukkan oleh sebuah penelitian yang
18Penulis lahir di Aceh Tenggara, 08 Juli 1990. Penulis merupakan
Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dalam bidang pengembangan masyarakat Islam. Penulis menyelesaikan gelar sarjana tafsir hadis di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh (2012), sedangkan gelar master diraih di UIN Ar-Raniry prodi Ilmu Agama Agama Islam konsentrasi pemikiran dalam Islam (2016)..
M
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
130
dilakukan oleh Faisal Yahya dan Nidaul Fadhila (2020),
penelitian ini menemukan fakta bahwa di Kecamatan
Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues anak-anak marak
melakukan penyalahgunaan terhadap zat adiktif, salah satu
bahan yang memiliki sifat adiksi yang sering kali digunakan
ialah lem cap kambing dan/atau lem fox. Lem fox/cap
kambing disalahgunakan dengan cara menghirup uapnya.
Terbentuknya masyarakat yang religius yang
menjunjung nilai-nilai keislaman tentunya harapan bagi
semua pihak. Termasuk pemerintah Kabupaten Gayo Lues,
sebagai salah satu upaya untuk melahirkan generasi islamis
diPemerintah Kabupaten Gayo Lues di bawah
kepemimpinan H.M. Amru sebagai Bupati dan Wakil bupati
H.Said Sani mencetuskan program 1000 hafiz. Program
1000 hafiz merupakan visi misi pemerintah daerah
Kabupaten Gayo Lues. Program ini menjadi julukan baru
bagi kabupaten tersebut yaitu negri 1000 hafiz
berdampingan dengan julukan negri 1000 bukit yang sudah
ada sebelumnya. Tulisan besar negri 1000 hafiz ini menjadi
penyambut ketika memasuki ibu Kota kabupaten Gayo Lues
yaitu Blang Kejren dan dijadikan oleh sebagai tempat
instagramable untuk berpoto ria bagi warga setempat dan
orang luar yang berkunjung ke kabupaten Gayo Lues.
Adanya tulisan besar ini menunjukkan adanya harapan
besar dari pemkab agar program 1000 hafiz ini dapat
tercapai secara maksimal.
Gambar 1. Banner 1000 Hafiz di Kabupaten Gayo Lues
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
131
Secara bahasa, istilah hafiz Al-Qur’an berasal dari dua
kata, yaitu kata hafiz dan kata Al-Qur’an. Baik Kata hafiz
berasal dari Bahasa Arab, kata hafiz berarti penghafal,
pemelihara dan penjaga (Yunus, 1990:105) . Program 1000
hafiz meruapakan sebuah program yang berupaya mendidik
generasi muda untuk mampu menghafal ayat-ayat Al-Quran
sehingga melahirkan kader penghafal Al-Quran sebanyak
1000 hafiz. Dalam mewujudkan program 1000 hafiz,
pemerintah Kabupaten Gayo Lues menggait pesantren
sebagai patner dalam menyukseskan program ini. Sebagai
institusi pendidikan pondok pesantren memiliki komitmen
untuk berupaya untuk melahirkan generasi muslim yang
berkualitas dalam pengetahun ilmu agama dan pengamalan
syariat Islam (Depag, 2010:10).
Pembiasaan Tahfidz di Awal Pembelajaran
Implementasi dari program 1000 hafiz tersebut mulai
dilakukan pada tahun 2019 yang merupakan gelombang
pertama karantina calon 1000 hafiz. Karantina ini diikuti
sebanyak 2417 santri putra putri Gayo Lues yang berasal
dari 17 pesantren yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues.
Karantina ini dilakukan selama 90 hari atau terhitung dari
tanggal 3 September hingga 1 Desember yang berlangsung
di Pesantren yang berada di beberapa kecamatan yang
berada di kabupaten Gayo Lues. Menurut Kepala Dinas
Syariat Islam pada saat itu, Husin M, S.Ag, kegiatan
karantina ini bertujuan untuk memotivasi calon hafiz dan
membiasakan santri menghafal Al-Qur’an untuk
selanjutnya. Selama proses karantina ini akan dilakukan
pengawasan dari Pemkab secara rutin. Karantina ini
menggunakan sistem gugur bagi santri yang tidak mampu
mengikuti kegiatan ini dengan baik (Serambinews, 2019).
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
132
Setelah mengikuti karantina tahfiz selama tiga bulan,
para santri kembali ke pesantren yang memiliki program
tahfiz untuk untuk melanjutkan hafalan Quran. Pesantren
tujuan santri dalam menghafal quran sebagian berasal dari
pesantren mitra pemerintah kabupaten yang berada di luar
Kabupaten Gayo Lues, seperti beberapa pesantren yang
berada di Kabupaten Aceh Tenggara. Pesantren yang dipilih
menjadi mitra adalah pesantren yang memiliki program
unggulan tahfiz qur’an dan memiliki tenaga pendidik atau
ustad yang berkualifikasi seorang hafiz qur’an.
Kontribusi Pemerintah Pada Program Tahfidz
Calon hafiz mendapatkan biaya pendidikan di
pesantren secara gratis (ditanggung oleh pemkab) dan uang
pembinaan sebanyak Rp. 800.000,- yang kesemuanya itu
berasal dari dana APBK-DOKA Kabupaten Gayo Lues.
Adapun mengenai jumlah hafalan para calon hafiz, menurut
Dr. Andi selaku Kabid PSDI Dinas Syariat Islam Kabupaten
Gayo Lues, bahwa para calon hafiz tidak disayaratkan harus
menghafal 30 juz ayat Al-Qur’an, indikator capaiannya
adalah para peserta program tersebut dapat menjadi kader
hafiz di Kabupaten Gayo Lues. Dalam menentukan capaian
dari program 1000 hafiz ialah melalui lomba tahfiz yang
diadakan oleh berbagai instansi. Salah satunya adalah
Musabaqah Hifzil Quran tingkat MI/SD, MTs/SMP dan
MA/SMA yang diadakan oleh KanKemenag Kabupaten Gayo
Lues. Saat ini program tahfiz qur’an sangat popular dan
tengah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia,
antuisme masyarakat sangat tinggi untuk menghafal Al-
Qur’an atau menjadikan anak mereka sebaga penghafal Al-
Qur’an. Oleh sebab itu, program Pemkab Gayo Lues dalam
mewujudkan1000 Hafiz mendapat banyak sambutan baik
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
133
dari masyarakat di kabupaten tersebut. Program ini dinilai
banyak berkontribusi positif bagi masyarakat.
Program ini mendidik dan melatih anak-anak untuk
terbiasa berinteraksi dengan Al-Quran, sehingga
pembiasaan ini dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, program ini akan
membetuk karakter yang baik bagi diri anak. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2019), hafalan Al-
Qur’an dapat berpengaruh dalam pembentukan karakter
sebesar 36,5%, selebih sebesar 63,5% berasal dari faktor
lainnya seperti faktor keluarga, pendidikan, dan
lingkungan.Khalid (2019:19) juga menjelaskan, bahwa
menghafal Al-Qur’an dapat melindungi seseorang dari hal-
hal yang buruk dan mendapat kemudahan dalam
menghadapi berbagai persoalan hidup.Sebuah penelitian
juga menghasilkan temuan bahwa program tahfiz Qur’an
berkontribusi positif dalam meningkatkan tanggungjawab
dan kedisiplinan (Az Zaini, 2021). Penelitian lainnya juga
menegaskan bahwa program tahfizul Qura’n merupakan
tindakan yang efektif dalam menanamkan karakter yang
bernilai Al-Qur’an bagi anak (Sulastini dan Zamili, 2019).
Kesimpulan
Kontribusi positif dari program 1000 hafiz juga
dirasakan oleh para orangtua anak didik yang mengikuti
program ini. Kekhawatiran orangtua terhadap kebiasan
buruk anak seperti aktivitas menggunakan addicted
gadget/smartphonemenjadi berkurang. Orangtua bangga
melihat aktivitas anaknya bersama Al-Qur’an, sehingga
aktivitas bermain berkurang. Selain itu, orangtua juga akan
mendapat pahala jika memiliki putra/putri yang mampu
menghafal Al-Qur’an dengan baik, dalam sebuah hadis yang
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
134
diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa di hari kiamat nanti
anak yang hafiz akan memakaikan mahkota yang bercahay
kepada orang tuanya. Untuk itu, orangtua di kabupaten
tersebut terus membimbing dan memotivasi anaknya agar
teguh dan konsisten dalam mengikuti program ini.
Dengan adanya program 1000 hafiz ini dapat
meningkatkan sisi ke-sholeh-an masyarakat Gayo Lues.
Sebagai pengembangan budaya religius program ini
diharapkan dapat melahirkan para penghafal Al-Qur’an
yang di masa depan akan menjadi generasi penerus yang
islamis. Sehingga nilai-nilai Al-Qur’an dapat membumi dan
hidup di tengah-tengah masyarakat kota maupun desa, demi
terealisasinya Gayo Lues sebagai kabupaten yang
berkarakter islami, aman dan sejahtera.
Daftar Pustaka
Az Zaini, Muhammad Husnurridlo.(2021). Kontribusi program Tahfizul Quran dalam Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab dan Disiplin Santri diAsrama Putra Pondok Pesantren Al Islam Joresan,Skripsi. Ponorogo: IAIN Ponorogo.
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. (2003). Pondok Pesantern dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembanganya. Jakarta: Depag RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Khalid. (2009). Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara
Sulatini, Fenti dan Zamili,Moh. (2019). Efektivitas Program Tahfizul Quran dalam Mengembangkn Karakter Qurani. Jurnal Pendidikan Islm Indonesia, Volume 4, Nomor 1.
Ulum. Nanang Najibul. (2019). Pengaruh Menghafal al-Quran Terhadap Pembentukan Karakter Santri di Pondok Pesantren Putri Hajar Aswad GunungKidul, Yogyakarta: UII.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
135
Wahyuni, Ajeng danSyahid, Ahmad. (2019). Tren Program Tahfiz Quran Sebagai Metode Pendidikan Anak.Elementary: Jurnal Pendidikan Dasar Anak, Vol. 5, No. 1.
Yahya, Faisal dan Fadhila, Nidhaul. (2020). Penyalahgunaan Zat Adiktif Oleh Anak Di Bawah (Studi Kasus di Kecamatan Blangkejren Kabupaten Gayo Lues).Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Hukum, Vol. 9, No.1.
Yunus, Mahmud. (1990). Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.
MANUSIA ADALAH MAKHLUK AGAMA
Sutrisno, S. Hum., M.Pd.I19
MA Al Hikmah Bluto
“Semoga kita sekalian memiliki kualitas keagamaan yang
kuat dan mampu menjadi rahmat untuk diri, keluarga dan
sesame”
alam tradisi pemikiran Islam, kontruksi agama
dimengerti sebagai keutuhan konsep yang mampu
dikomunikasikan dan berdialog dengan setiap realitas
apapun; ruang dan waktu. Artinya agama adalah sumber
pokok utama yang berperan mengatur, memuat segala
petunjuk, menyampaikan pesan-pesan kebenaran dan
tuntunan moral yang berlaku universal bagi kehidupan dan
aktifitas kamanusiaan di dunia. Agama bagi penganutnya
berarti nilai-nilai obyektifitas yang dilandaskan kepada
kebenaran profetik tuhan; konsep kebenaran yang (dalam
Islam) sepenuhnya tertuang dalam dua sumber pokok
ajarannya; al-Qurān dan al-Sunnah. Agama pada
kemudiannya juga melesensi seperangkat aturan yang
mengakomodasi semua kepentingan ummatnya.
19Tenaga Pendidik di MA. Al-Hikmah Bluto dan INKADHA Gapura
Sumenep. Bernama lengkap Sutrisno, penulis bertempat tinggal di Desa Aengbaja Kenek Kec. Bluto Kab. Sumenep. Kegiatan penulis sehari-hari adalah sebagai pendidik di MA. Al-Hikmah Ds. Aengdake Bluto Sumenep dan Institut Kariman Wirayudha Gapura Sumenep. Selain tersebut penulis juga aktif di kegiatan-kegiatan sosial, misal; penulis menginisiasi berdirinya organisasi yang menfusikan kekuatan pemuda dalam rangka pemberdayaan dan pengabdian masyarakat di desa.
D
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
138
Maka praktik beragama sesungguhnya adalah bentuk
final yang meniscayakan hakikat kemanusiaan sebagai
mahluk yang serba memiliki keterbatasan dan
ketergantungannya terhadap imanensi dzat tuhan.
Hubungan manusia dengan agama seharusnya juga tidak
sekedar menjadi hubungan biasa yang simbolis tanpa
histori. Keduanya adalah fakta dari manifesto ayat-ayat
Tuhan, bahwa agama berperan memberikan layanan iman
kepada manusia, dan manusia senantiasa berkewajiban
menyatakan keimanannya dalam perilaku beragama, dalam
al-Quran surat al-Syurā ayat 13 Allah Swt. telah membekali
tuntunan agama bagi para Nabi sekaligus para pengikutnya,
Allah berfirman;
ى به ين ما وص نوحا والذي أوحينا إليك وما شرع لكم من الد
قوا ين ول تتفر ينا به إبراهيم وموسى وعيسى أن أقيموا الد وص
يجتبي إليه من يشاء فيه كبر على المشركين ما تدعوهم إليه للا
ليه من ينيب ويهدي إ
Artinya; “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang
agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa
yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama
yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-
Nya)”.
Ibarat sebuah tulisan buku, agama adalah insklopedi
maha besar yang memuat cerita lengkap sejarah kehidupan
manusia, dari sebelum ia lahir ke dunia sampai
meninggalkan kehidupan dunia. Karenanya struktur agama
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
139
tentu jauh sekali mendahului struktur kehidupan manusia
di dunia. Agama adalah master plan yang mengonsepsikan
perencanaan terbaiknya bagi manusia dalam mengelola
kehidupan di dunia, artinya motifasi insting manusia yang
ada sesungguhnya tidak cukup tangguh menaklukkan
lingkungannya dalam memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia ini, pada suatu proses yang tertentu sekali manusia
mengalami kelemahan dan segala kehinaan pada dirinya,
dan adalah dogma agama yang kemudian mampu
membebaskannya dan memahami hakikat kehidupan
dirinya di dunia. Dalam surat Āli ‘Imran ayat 112 Allah Swt.
Berfirman;
لة أين ما ثقفوا وحبل من ضربت عليهم الذ إل بحبل من للا
لك بأنهم وضربت عليهم المسكنة ذ الناس وباءوا بغضب من للا
لك بما ذ ويقتلون النبياء بغير حق كانوا يكفرون بآيات للا
ا يعتدون عصوا وكانو
Artinya;”Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang
benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas”.
Manusia Sebagai Resligious Society
Tak ayal hakikat manusia yang diliputi segenap
keterbatasannya ini mendiskripsikan beragam definisi
tentang dirinya; manusia sebagai mahluk sosial, manusia
sebagai mahluk animal (hayawān al-nātiq), manusia sebagai
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
140
kaum cerdik pandai dan lain-lain, dan yang sangat tertentu
dalam konteks ini adalah manusia sebagai mahluk agama
(religious society), yang menegaskan bahwa keberadaan
dirinya di dunia diatur oleh suatu sistim tata nilai positif
yang tertuang dalam konsepsi agama, serta keberadaan
dirinya yang tidak bisa dihindarkan dari intervensi kuasa
tuhan, dan hanya kepada-Nyalah kemudian manusia
menyatakan penghambaannya, bergantung dan
menyembah. Dalam surat al-Dzāriāt ayat 56 Allah Swt.
Berfirman:
نس إل ليعبدون وما خلقت الجن وال
Artinya;“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Agama menjadi bentuk paling mapan yang senantiasa
pantas sekali dirujuk dan dijadikan rujukan oleh manusia
untuk memahami hakikat kehidupan dunia. Agama adalah
dokumentasi paling sempurna yang memuat berbagai
macam pengetahuan tentang seluk beluk dinamika
kehidupan dunia. Karenanya Islam sebagai agama yang
merahmati seluruh alam, konsepsi ajarannya mampu
merepresentasikan berbagai bidang aktifitas kemanusiaan
di dunia ini, mulai dari urusan pendidikan, hukum, politik,
ekonomi dan lain sebagainya yang kemudian menghasilkan
model dan karakter pendidikan Islam, hukum Islam, politik
Islam, ekonomi Islam dan seterusnya, yang berlandaskan
dan mengutamakan rahmat untuk kemakmuran seluruh
alam.
Inilah fenomena mengagumkan dari Islam sebagai
suatu agama besar yang merilis lengkap semua realitas di
dunia. Konsep rahmatan li al-‘ālamīn membuktikan bahwa
Islam adalah agama yang tidak sekedar bicara hal-hal kecil
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
141
dari suatu konteks tertentu saja tetapi meliputi berbagai
obyek berkenaan dengan khazanah pemikiran dan fakta
kehidupan manusia di dunia. Agama (Islam) tidak melulu
mendefinisikan suatu pengertian; agama sebagai urusan
manusia dengan tuhannya saja, (melainkan) agama (Islam)
juga mengatur hukum mu’āmalāt membina keseimbangan
nilai-nilai sosial yang harmoni dalam kehidupan antar
sesama.Beragama tentu sekali lagi merupakan kebutuhan
(bukan suatu keterpaksaan yang memberatkan) bagi setiap
ummat manusia. Dan beragama yang dimaksudkan
bukanlah praktik simbolik yang sekedar mengutamakan
pengakuan verbal belaka melainkan pengahayatan
mendalam atas agamanya disertai pengamalannya yang
nyata.
Ayat Al-Qur’an Tentang Manusia
Manusia tidak perlu risih dan alergi ketika berdialog
soal agama, tidak perlu merasa tersinggung ketika bertegur
sapa soal perspektif dan komitmen keagamannya masing-
masing. Pada surat al-Dzāriāt ayat 55 Allah Swt. Berfirman;
كرى تنفع المؤمنين ر فإن الذ وذك
Artinya; “Dan tetaplah memberi peringatan, karena
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang
yang beriman”. Dan dalam surat al-‘Asr ayat 1-3 Allah
berfirman:
نسان لفي خسر . إل الذين آمنوا وعملوا والعصر . إن ال
بر الحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالص الص
Artinya; “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-
benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
142
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran”.
Sebaiknya pula dengan beragama kita bisa menghargai
setiap perbedaan dari setiap ragam ekspresi keagamaan
yang terjadi, selama hal tersebut tidak menyalahi norma
yang berlaku, tidak merusak sistim kerukunan yang ada dan
disampaikannya dalam batas kewajaran, menggunakan
moral agama serta meninggalkan cara-cara anarkistik.
Bahkan tidak semestinya pula terjadi “sekularisasi”, antara
agama dengan kehidupan manusia di dunia. Ajaran agama
(Islam) mampu adaptif dengan perkembangan masa, dan
sesuatunya tersebut menjadi tanggung jawab bersama
dengan senantiasa menginternalisasikan seluruh pesan
moral agama dalam perilaku praksis aktifitas kemanusiaan.
Selanjutnya, beragama tentu tidak semata ditunjukkan
dalam simbolisasi kesalehan personal seorang manusia
kepada tuhannya, atau membangun militansi jahat yang
cenderung tidak menghargai orang selain dirinya, dimana
agama diprivatisasi dan dibajak untuk kepentingan
kelompok atau urusan yang sangat pribadi, atau melakukan
politisasi agama, menjadikannya komoditas untuk
memperoleh keuntungan dan lain sebagainya yang terbukti
menciderai kemaha-luhuran agama, tetapi selayaknya
bekerja terus menerus menebar rahmat agama untuk
kehidupan sosial yang lebih luas, dengan meninggalkan
arogansi yang menelikung dan atau bentuk keintiman
spiritual semata. Islam sebagai agama, mendidik ummatnya
memperhatikan pola keseimbangan, antara melakukan
ibadah personal dan sosial, memenuhi tuntunan normatif
dan pandai menjaga prinsip harga diri, memenuhi hajat
duniawi dan melaksanakan kepentingan ukhrawi dan
urusan-urusan lainnya. Sebaliknya, Islam tidak
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
143
menganjurkan ummatnya kepada semata-mata melakukan
ibadah ansich dengan melupakan kewajibannya hidup di
dunia. Prinsip keseimbangan ini disinyalir dalam firman
Allah Swt. surat al-Jumu’ah Ayat 10 yang berbunyi;
لة فانتشروا في الرض وابتغوا م ن فضل فإذا قضيت الص
كثيرا لعلكم تفلحون واذكروا للا للا
Artinya; “Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung”.Islam pun mengajarkan agar kita senantiasa
memohon kebaikan kepada Alah Swt. dengan adanya
keseimbangan dimaksud, yaitu selamat di dunia dan
selamat di akhirat, firman Allah Swt. Dalam surat al-Baqarah
ayat 201 yang berbunyi:
نيا حسنة وفي الخرة حسنة ومنهم من يقول ربنا آتنا في الد
وقنا عذاب النار
Artinya; “Dan di antara mereka ada orang yang bendoa:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Kesimpulan
Untuk itu, pilihan tidak beragama atau misalnya tidak
memiliki perspektif keagamaan yang jelas adalah praktik
bunuh diri yang sangat merugikan. Perilaku seperti ini
merupakan kesombongan maha besar, kealiman yang sama
sekali tidak menghargai hakikat keberadaan dirinya yang
lemah. Allah Swt melawan keras pribadi seperti ini, dalam
firmanNya, Allah Swt. bahkan menggunakan terminologi
qātilū untuk menunjukkan murka-Nya. Firman Allah dalam
surat al-Taubah ayat 29:
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
144
مون ما ول باليوم الخر ول يحر قاتلوا الذين ل يؤمنون بالل
من الذين أوت ورسوله ول يدينون دين الحق م للا وا الكتاب حر
حتى يعطوا الجزية عن يد وهم صاغرون
Artinya;“Perangilah orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan
mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh
Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang
benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-
Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”.
Semoga kita sekalian memiliki kualitas keagamaan
yang kuat dan mampu menjadi rahmat untuk diri, keluarga
dan sesama. Sehingga dengan beragama yang benar, negeri
ini akan dijauhkan dari bencana, musibah, menjadi negeri
yang aman, makmur dan sejahtera. Āmīn yā Mujība al-Sāīlīn.
MENGHIDUPKAN JIWA ENTREPRENEUR
SANTRI MELALUI PENGELOLAAN KEGIATAN
OUTBOUND DI PONDOK PESANTREN
Puji Ratno, S.Si, M.Pd20
Universitas Negeri Medan
“Pelatihan out bound sebagai satu proses pembentukan
kualitas dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan harian seseorang.”
utbound adalah kegiatan di alam terbuka yang menjadi
sarana penambah wawasan pengetahuan yang didapat
dari serangkaian pengalaman berpetualang, sehingga dapat
memacu semangat dan kreativitas seseorang. Kegiatan
outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana
seperti bermain. Bermain juga membuat setiap anak merasa
senang, dan bahagia. Dengan bermain anak dapat belajar
menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu
serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu,
bermain merupakan fitrah yang dialami setiap anak. Hal ini
dalam rangka menambah dan mengembangkan
pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi, tidak
menutup kemungkinan siapapun berhak bermain baik
anak-anak, remaja, orang dewasa ataupun orang tua. Karena
20Penulis lahir di Dolok Masihul, 17 Juli 1982, penulis merupakan
Dosen Universitas Negeri Medan dalam bidang Olahraga Rekreasi, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Medan (2006), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Olahraga (2012).
O
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
146
belajar dari sebuah pengalaman dalam aktivitas bermain
dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan
yang dapat dilakukan di ruangan terbuka atau tertutup.
Oleh karena itu out bound dipandang perlu untuk
pengembangan model pembinaan siswa yang sistematik
dan berkelanjutan. Dalam kaitan ini diartikan bahwa
melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut
terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup
dalam. Pelatihan out bound sebagai satu proses
pembentukan kualitas dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula
penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor,
kognitif, dan afektif.
Outbound secara history adalah berasal karena adanya
terintegrasi dengan kepentingan hidup sehari-hari.
Outbound Training merupakan kegiatan pelatihan sekaligus
rekreasi yang dilakukan di alam terbuka, yang terdiri dari
serangkaian permainan (games) dan tantangan (challenge).
Masing-masing permainan memiliki tujuan tertentu.
Outbound training atau dikenal juga dengan istilah outbound
training didasarkan pada metode: Experiental Learning,
Quantum Learning, Process Oriented, Participatory Approach,
Observation & Processing. Tujuan obyektif dari pelatihan ini
diantaranya membantu meningkatkan karakter
intrapersonal dan interpersonal, kreatifitas, bekerjasama,
komunikasi, dan kepemimpinan, serta menciptakan suasana
gembira dan penuh motivasi.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
147
Cara Mengetahui Nilai Karakter Pada Diri Anak
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai proses
penanaman nilai esensial pada diri anak melalui
serangkaian kegiatan pembelajaran dan pendampingan
sehingga para siswa sebagai individu mampu memahami,
mengalami, dan mengintegrasikan nilai yang menjadi nilai
inti (core values) dalam pendidikan yang dijalaninya ke
dalam kepribadiannya. Praktik pendidikan di Indonesia
cenderung lebih berorentasi pada pendidikan berbasis hard
skill (keterampilan teknis) yang lebih bersifat
mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun kurang
mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam
emotional intelligence (EQ), dan spiritual intelligence (SQ).
Pembelajaran diberbagai sekolah bahkan perguruan tinggi
lebih menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan
maupun nilai hasil ujian. Banyak guru yang memiliki
persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi
yang baik adalah memiliki nilai hasil ulangan ujian yang
tinggi.
Seiring perkembangan zaman, pendidikan yang hanya
berbasiskan hard skill yaitu menghasilkan lulusan yang
hanya memiliki prestasi dalam akademis, harus mulai
dibenahi. Pendidikan soft skill bertumpu pada pembinaan
mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri
dengan realitas kehidupan. Kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
keterampilan teknis (hard skill)saja, tetapi juga oleh
keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
148
Kontribusi Pondok Pesantren di Masyarakat
Dalam historis pendidikan di Indonesia, pesantren
termasuk lembaga pendidikan tertua, bahkan dalam sejarah
perjuangan dan pembangunanbangsa, pesantren sudah
banyak memberikan kontribusi nyata dalam
melahirkanpemimpin yang berkarakter kuat, militan, penuh
integritas, gigih, visioner,pantang menyerah dan ikhlas
dalam berjuang. Kontribusi tersebut tidak berhenti pada
masa perjuangan bangsa, melainkan hingga dewasa ini,
pimpinan institusi tertinggi negara banyak yang dipimpin
oleh tokoh nasional dengan latar belakang pesantren.
Pondok pesantren sebagai satuan pendidikan luar sekolah
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sistem
pendidikan mengandung beberapa subsistem yang saling
berkaitan dengan tujuannya. Begitu pula pondok pesantren
apabila dijadikan sebagai sistem pendidikan, maka harus
memiliki subsistem tersebut. Di wilayah Sumatera Utara
terdapat begitu banyak lembaga pendidikan pensantren,
yang memiliki lahan yang belum dimanfaatkan untuk
membuat fasilitas out bound, yang dapat digunakan untuk
proses pembelajaran sekaligus rekreasi. Dengan adanya
fasilitas outbound yang tersedia di pondok pesantren, maka
pesantren akan dapat mengembangkannya menjadi salah
satu alternatif sumber pemasukan bagi pesantren itu
sendiri.
Pesantren Salman Alfarisi adalah salah satu pesantren
yang terletak di desa Tanjung Harap, Kecamatan Serba Jadi
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
Kecamatan Serba Jadi merupakan kecamatan yang baru di
bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sergai no.
6 tahun 2006 tentang Perubahan Nomenklatur Kecamatan
Bangun Purba Menjadi Kecamatan Silinda dan kecamatan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
149
Galang menjadi Kecamatan Serba Jadi. Wilayah kecamatan
Serba Jadi semula merupakan sebahagian dari Kecamatan
Galang yang terletak di sebelah timur Sei Ular Kabupaten
Deli Serdang yang wilayahnya meliputi 9 desa dan I desa
dari kecamatan Dolok Masihul.
Dalam pelaksanaan kegiatan Outbound training ini
pengasuh podok pesantren, dan guru dan pondok akan
terlibat dalam pelatihan penggunaan alat-alat out bound
yang tersedia, sekaligus mereka dilatih untuk menjadi
fasilitator (instruktur) dalam kegiatan kegiatan outbound
yang akan dilaksanakan di pesantren tersebut. Dalam
program outbound training ini, program yang akan kami
tawarkan adalah penyediaan fasilitas outbound, pelatihan
instruktur, manajemen perawatan alat dan fasilitas
outbound. Dengan adanya fasilitas outbound serta instruktur
yang profesional maka diharapkan kedepan pesantren
Salman Al-Farisi akan menjadi salah satu objek pendidikan
rekreasi bagi sekolah sekolah yang ada di wilayah sekitar
pondok.
Permainan Seru Menumbuhkan Karakter Religius di
Era Modernisasi
Pengamatan langsung dilapangan di pondok pesantren
Salman Al-Farisi memiliki luas lahan yang cukup luas,
dengan luas lahan dan banyaknya pepohanan yang besar
sangat memungkinkan untuk dipasang fasilitas outbound,
serta kondisi permukaan tanah yang bergelombang sangat
menarik untuk kemudian dikembangkan menjadi salah satu
objek pendidikan karakter siswa melalui kegiatan outbound
training bagi sekolah sekitarnya. Dengan adanya fasilitas
dan instruktur outbound yang berpengalaman di pondok
pesantren maka, akan sangat membantu dalam proses
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
150
pembelajaran bagi santri-santri yang ada di pondok
pesantren sendiri, namun juga dapat dijadikan salah satu
sarana usaha bagi pondok untuk mendatang penghasilan
tambahan, dengan menawarkan program outbound training
bagi sekolah-sekolah sekitarnya.
Hal ini juga akan berdampak langsung bagi promosi
pesantren untuk masyarakat luas, sekaligus akan
memberikan nilai tambah yang baik, sekaligus memberikan
pengalaman langsung basi santri dalam pengelolaan
kegiatan outbound di pondok pesantren. Kegiatan ini telah
menghasilkan fasilitas outbound yang diberikan telah
terpasang dan terdiri dari fasilitas Two lines bridge, Flying
Fox, landing Net, Trust fall, Spider net, Bomb box, dan games
low impact (dragon shopping, cross amazon river, what ever).
Gambar 1. Trust Fall dan GameSpider Net
Dalam kegiatan pengabdian ini dititik beratkan pada
manajemen kegiatan outbound yang dilakukan didalam
ruangan, kegiatan ini dirancang untuk peserta agar dapat
mengetahui bagaimana cara mengelola kegiatan outbound
dengan baik dan benar, sesuai dengan tujuan kegiatan yang
diinginkan. Setelah kegiatan dilakukan maka diadakan
simulasi kegiatan outbound dengan memanfaatkan fasilitas
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
151
outbound yang telah terpasang dan diuji coba terlebih
dahulu. Sehingga alat dapat berfungsi dengan baik.
Kesimpulan
Guru menjadi instruktur outbound untuk seluruh
permainan yang dimainkan, dan siswa pondok pesantren
menjadi peserta dalam kegiatan ini. Kami dari tim
pengabdian hanya menjadi supervisor untuk melihat secara
langsung bagaimana kemampuan para guru dalam
mengelola kegiatan outbound yang sebenarnya. Setelah
kegiatan usai kami melakukan evaluasi kegiatan yang
tujuannya adalah untuk memberikan beberapa masukan
dan perbaikan-perbaikan dalam tatalaksana kegiatan
outbound yang telah dilakasanakan. Harapan kami para
guru dapat menjadi lebih baik dalam mengelola kegiatan
sejenis diwaktu yang akan datang.
Daftar Pustaka
Management training. Aplikasi Ilmu dan Pengembangan Manajemen. Yogyakarta. Pusat outbound Yogyakarta. Read UII. http://www.peloporadventure.co.id/
Muchlisin dkk. (2009). Fun Outbound (Merancang Kegiatan Outbound yang efektif). Yogyakarta. Diva Press
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk membentuk daya saing dan Karakter Bangsa. Jakarta.
PEMBINAAN MANAJEMEN PESANTREN
PADA PONDOK PESANTREN
AINUL YAQIN KOTA JAMBI
Aris Dwi Nugroho, M.Pd.I21
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
“Perlu Adanya Pengabdian yang Sistematis untuk
mempraktikkan Teori dalam bentuk Pelatihan Manajemen
Pengelolaan Pondok Pesantren”
ondok Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan
yang mana didalamnya sarat dengan nilai-nilai ajaran
agama Islam. Perkembangan pesantren dewasa ini
sangatlah pesat, ditandai dengan banyaknya lembaga
pesantren yang tumbuh dan berkembang. Kepercayaan
masyarakat terhadap pondok pesantren pun semakin
meningkat, salah satu indikatornya adalah banyaknya orang
tua yang mulai mempercayakan pendidikan anak-anaknya
pada lembaga pendidikan pesantren.
Berkembang pesatnya perkembangan Teknologi dan
ilmu pengetahuan sangat berdampak pada berbagai aspek
kehidupan di masyarakat, khususnya pada aspek
pendidikan secara umum, dan tidak terkecuali pendidikan
21Penulis adalah dosen tetap pada Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Menyelesaikan pendidikan Strata I di Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon, dan lulus pada tahun 2015. Melanjutkan jenjang pendidikan Strata II pada jurusan pendidikan Islam di IAIN Syekh Nurjati Cirebon lulus pada tahun 2018.
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
154
di pesantren. Dengan adanya Tuntutan dari masyarakat
terhadap pendidikan yang Profesional menjadi tantangan
tersendiri bagi lembaga pendidikan. Sebagai sebuah
lembaga pendidikan berbasis Islami, keberadaan Pondok
Pesantren memegang peran dan tanggung jawab yang berat,
karena harus dapat menyelaraskan pendidikan umum dan
pendidikan Agama .Oleh karena itu pesantren mulai
membekali para santrinya dengan pelajaran diluar mata
pelajaran agama dan dilengkapi juga dengan banyak
keterampilan yang bisa digunakan oleh santri untuk dapat
bersaing di dunia kerja dan berguna bagi pengembagan diri
bagi santri setelah nanti kembali ke masyarakat.
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan
haruslah dapat mengadakan perubahan yang
berkesinambungan demi menghadapi tantangan dan
tuntutan dari masyarakat. Dalam rangka meningkatkan
mutu dari pesantren haruslah adanya perbaikan
manajemen pesantren. Proses Manajemen mengarahkan
berjalannya sebuah organisasi pesantren. Sebagai sebuah
organisasi lainnya lembaga Pesantren membutuhkan
manajemen dalam mengembangkan dan mengarahkan
pesantren.
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu
management yang dikembangan dari kata “to manage”, yang
maksudnya adalah mengatur atau mengelola. Mary Parker
Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
dapat diartikan bahwa seorang manajer mempunyai tugas
untuk mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan dari organisasi.
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
155
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien (Ricky W. Griffin). Manajemen sebagai proses yang
khas yang terdiri dari aktivitas : perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang
dilaksanakan dalam upaya untuk mengarahkan dan menuju
tujuan organisasi yang telah disepakati lewat kegiatan
pemberdayaan sumber daya manusia serta sumber daya
lainnya (George R. Terry).
Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan
Tradisional
Istilah Pondok Pesantren mengandung makna dalam
bahasa Indonesia yang bearti juga kamar, gubug, rumah
kecil dengan menekankan pada kesederhanaan bangunan
atau pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang
berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau
mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu.
Pondok pesantren mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dan
fokus pada pendidikan moral keagamaan yang dijadikan
sebagai panduan dalam bertingkah laku dalam keseharian.
Dari berbagai definisi yang ada, sehingga bisa dikatakan
bahwa pondok pesantren adalah sebuah lembaga
pendidikan Islam bisa secara tradisional maupun modern
yang didalamnya mempelajari ilmu agama (tafaqquh fi al-
dîn) dengan penekanan pada pembentukan sikap moral
santri agar bisa mengamalkannya dalam kehidupanya
sehari-hari dimana pesantren menjadikan pembelajaran
kitab kuning sebagai sumber primer dan menjadikan masjid
sebagai pusat kegiatan.
Manajemen Pengelolaan pesantren pada dasarnya
merupakan pengelolaan lembaga pesantren dengan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
156
melibatkan berbagai sumber daya pesantren didalamnya,
baik itu pengurus, guru/ustad/ustadzah, santri dan seluruh
civitas akedemika pesantren, dimana semuanya mempunyai
kewajiban untuk mencapai tujuan bersama . Dari hal itu
terlihat bahwa pembinaan manajemen yang ada dalam
pesantren setidaknya meliputi manajemen guru,
manajemen santri/siswa, manajemen pengelolaan lembaga,
manajemen perpustakaan. Hal tersebut harus dalam
pembinaan dengan melibatkan semua sumber daya secara
efektif dan efisien agar tujuan lembaga dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.
Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada
Pondok Pesantren Madarasah Ainul Yaqin Kota Jambi. Tema
yang diangkat adalah “Pembinaan Manajemen Pesantreen di
Pondok Pesantren Ainul Yaqin Kota Jambi. Pembinaan
manajemen yang dimaksud adalah meliputi pembinaan
manajemen pengelolaan lembaga, meliputi pendampingan
penyusunan Renstra (rencana Strategis), program kerja dan
pendampingan akreditasi madrasah. Selanjutnya
pembinaan kompetensi guru yaitu berupa pelatihan-
pelatihan penunjang kemampuan operasional guru, seperti
pelatihan pembuatan media pembelajaran, pengembangan
kurikulum, dan strategi dan metode pembelajaran,
selajuntnya manajemen kesiswaan dan manajemen
perpustakaan.
Pengelolaan Manajemen Pesantren
Adapun yang menjadi sasaran pengabdian pada
masyarakat ini adalah pengelola lembaga pesantren, majelis
guru dan siswa. dimana pengetahuan mereka tentang
manajemen pengelolaan pondok pesantren sangatlah
minim. Oleh karena itu, diharapkan dengan kegiatan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
157
pembinaan manajemen pengelolaan Pesantren ini,
pengelola lembaga pesantren, majelis guru/
ustadz/ustadzah dan santri/siswa bertambah wawasan dan
pemahaman mereka sehingga mereka mampu
melaksanakan pengelolaan manajemen Pesantren dengan
baik sesuai yang diharapkan. Selanjutnya kegiatan
Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk
tatap muka (off line) terbatas, dikarenakan masih dalam
masa pemulihan Pandemi Covid 19. Metode pelatihan yang
digunakan adalah dengan metode pelatihan, dan metode
pendampingan. Metode pelatihan diterapkan pada
manajemen guru berupa pelatihan peningkatan kompetensi
guru, manajemen siswa berupa pelatihan manajemen
organisasi siswa dan pengembangan diri. Kemudian metode
pelatihan dan metode pendampingan diterapkan pada
manajemen pengelolaan lembaga dan manajemen
perpustakaan.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah
berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan Novermber
2021 bertempat di Pondok Pesantren Ainul Yaqin Jambi.
Seluruh peserta pada setiap sesi materi pelatihan dan
pendampingan terlihat sangat antusias dalam mengikuti
berbagai kegiatan yang dilaksanakan hal ini terlihat dari
semangat mereka mengikuti berbagai tahapan Pembinaan
Manajemen Pesantren di Pondok Pesantren Ainul Yaqin ini.
Kesimpulan
Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini telah
memberikan pengetahuan kepada pengelola lembaga
pesantren, majelis guru/ ustadz/ustadzah dan siswa/santri
tentang manajemen pengelolaan pesantren dengan tujuan
agar mereka dapat menerapkan pada Pondok Pesantren
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
158
Ainul Yaqin tempat mereka mengabdi. Selanjutnya Perlu
adanya kegiatan pengabdian lanjutan, guna memfollow up
dan mempraktekan pengetahuan yang telah mereka peroleh
dalam bentuk Pelatihan dan Praktek manajemen
pengelolaan pondok pesantren.
Daftar Pustaka
Amin, Haedari. (2005). Masa Depan Pesantren dalam Modernitas. Jakarta : IRD Press.
Haedari, Amin dkk. (2004). Masa Depan Pesantren. Jakarta : IRD PRESS.
Faiqoh, (2003). Agen Perubahan di Pesantren. Jakarta Pusat: Kucica
Manullang, M. (1996). Dasar dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.
YAPPI, MU. (2008). Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta: Media Nusantara.
Masyhud, Sulthon. (2003). Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka.
OPTIMALISASI PERAN PELATIH
MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA
Prof. Dr. Jonni Siahaan.,M.Kes.,AIFO22
Guru Besar Universitas Cenderawasih Papua
“Kompetensi Pelatih Unggul Erat kaitannya Dengan
Terciptanya Atlet Berprestasi Tinggi”
encapaian prestasi olahraga yang setinggi-tinginya dari
atlet yang berbakat tinggi menjadi incaran atau target
para pelatih cabor melalui program latihan yang disusun
secara sistematis, terstruktur dan berkesinambungan,
dalam waktu yang relatif lama berkisar 8-10 tahun.
Pembinaan olahraga prestasi sebaiknya berjenjang mulai
dari tahap multilateral development, specialized training dan
high performance (Bompa, 2000). Tahap multilateral
development bertujuan untuk membangun pondasi fisik,
psikis dan kharakter sebagai atlet yang kokoh yang di mulai
sejak dari usia 5-13 tahun yaitu dari usia dini hingga remaja
dan dewasa muda umur 13-17 tahun (tahap specific
training) dan tahap high performance umur diatas 18 tahun
Setiap tahapan diatas tentu memiliki metode atau
kharakteristik sendiri dalam hal materi program latihan,
22Jonni Siahaan lahir di Martubung (Medan), 13 Nopember 1965.
Beliau merupakan Guru Besar/ Profesor dalam bidang ilmu pendidikan olahraga. Pendidikan strata 3 Pendidikan olahraga Pasacasarjana Universitas Negeri Semarang (2008). Pendidikan strata 2 Gizi Masyarakat Pascasarjana Universitas Airlangga/Unair Surabaya (1999). Pendidikan strata 1 Pendidikan Kepelatihan FPOK IKIP/Unimed Medan (1990) dan Tammat SMA N 3 Medan (1984).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
162
kondisi riil atlet dan target hasil latihanyang sebaiknya
dapat diwujudkan baik harian maupun mingguan. Kondisi
riil yang dimiliki atlet menjadi penentu materi latihan
seperti apa yang akan diberikan kepada atlet tersebut.
Kebanyakan para pelatih cabor di Indonesia terutama di
daerah Kabupaten/Kota/Provinsi belum mampu
mensinergiskan antara kondisi riil atlet dengan beban
latihan yang akan dilaksanakan para atlet. Meskipun hal ini
secara kasat mata tidak terlalu terlihat dalam praktek di
lapangan. Tetapi ketika tidak ada ukuran yang jelas target
hasil latihan yang hendak dicapai antara atlet yang satu
dengan atlet lainnya dalam orang beregu maupun
perorangan, menjadi terlihat bahwa program latihan belum
didisain berdasarkan kharakter dari setiap atlet.
Membangun prestasi atlet yang gemilang tentu dimulai
dari kemampuan pelatih menyusun periodesasi latihan,
Program latihan mingguan dan unit latihan harian yang
saling terkoneksi dan semua ini disusun/didisain pelatih
bertujuan untuk meningkatkan penampilan gerak atau skill
atlet yang tentunya dicapai atlet secara bertahap. Program
latihan dapat diartikan sebagai metode yang digunakan
untuk melaksanakan materi latihan secara efektif dan
efisien dengan harapan dapat menggapai target yang
diinginkan setiap atlet. Program latihan itu berisikan
berbagai macammateri latihan yangakan dilakukan sesuai
dengan yang direncanakan. Untuk dapat mewujudkan
semuanya diperlukan proses latihan yang sistematis,
terstruktur dan bersinergis mulai dari materi latihan yang
ada di periodesasi latihan sampai ke program latihan
harian. Dalam periodesasi latihan terdapat 4 fase yaitu fase
pendahuluan, fase khusus, prakompetisi, kompetisi dan
recovery (pemulihan) sehabis berkompetisi.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
163
Keterampilan sebagai Aktualisasi Teori di Masa Depan
Fase pendahuluan. Pelatih meletakkan pondasi yang
kuat baik fisik, psikis (mental), teknik yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) yang akan dikuasai atlet yang
menurut Jonni Siahaan dalam disertasinya yang berjudul
pengembangan keterampilan pukulan tensi meja melalui
metode belajar, umpan balik dan kelincahan, harus melalui
proses latihan jangka panjang secara bertahap mulai dari
tahap kognitif (menguasai keterampilan secara teori), lanjut
ke tahap psikomotor yakni menguasai keterampilan secara
bertahap mengikuti teori yang sudah dikuasai oleh atlet.
Setelah tahapan ini lanjut ke tahap otonomi (mahir) dimana
keterampilan yang dikuasai sejalan dengan teorinya
dikuasai sampai terampil (mahir). Magill menjelaskan
bahwa menguasai keterampilan olahraga sampai mahir
dapat diukur dari dua indikator yaitu penampilan gerak
yang sudah dapat dikuasai atlet dan kualitas penampilan
yang dapat dilakukan secara konsisten (valid dan reliabel).
Fase khusus. Pelatih meletakkan dasar yang kuat untuk
komponen kondisi fisik penunjang secara langsung atau
tidak langsung terhadap penampilan gerak atlet. Pelatih
mempertajam latihan yang bersifat khusus ke teknik
kecabangan yang diperlukan atlet agar dapat menampilan
skill secara konsisten (mahir). Para pakar olahraga
merekomendasikan dalam kerangka mewujudkan
keterampilan (skill) yang tinggi dibutuhkan proporsional
latihan 60-70% penujang skill dan sekitar 30-40%
penguasaan keterampilan (teknik, taktik, strategi atau taktik
yang berkaitan dengan skill yang dikuasai atlet sampai ke
tingkat mahir.
Fase pra kompetisi. Pelatih pada fase ini mencari lawan
tanding baik yang setara, setingkat dibawah maupun
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
164
setingkat diatas kemampuan atlet hasil binaan pelatih.
Dalam konteks ini berarti sangat menguasai setiap skill
yang sudah dikuasai setiap atlet baik perorangan maupun
dalam tim. Lawan tanding atlet bisa tidak jauh dari arena
latihan dan bisa juga jauh dari arena latihan selain untuk uji
keterampilan yang sudah dikuasai atlet, juga sebagai
momen untuk rekreasi dalam rangka mengeliminasi rasa
bosan akibat latihan yang rutinitas di lapangan.
Fase kompetisi. Pelatih pada tahap ini diuji
kompetensinya melalui hasil latihan yang sudah dikuasai
atletnya. Menang atau kalah sudah harus dapat diterima
pelatih secara fairplay. Kegagalan atlet harus menjadi
tanggungjawab pelatih dan segera mungkin melakukan
introspeksi/koreksi atas kesalahan yang dilakukan atlet.
Jika atlet menang dalam suatu event, harus dijadikan
sebagai soko guru dan terus berupaya meningkatkan
kompetensinya. Jangan langsung berpuas diri karena atlet
yang kalah akan mempelajari teknik, taktik, strategi dari
lawannya yang menang tersebut.
Fase recovery (pemulihan). Pelatih pada tahap ini
memberi kesempatan kepada atlet untuk menikmati hasil
latihannya dan hasil kompetisinya baik menang ataupun
kalah dengan beristirahat dalam beberapa haei lamanya
sebelum masuk ke dalam periodesasi latihan berikutnya.
Setiap satu musim kompetisi sebaiknya disusun periodesasi
latihannya dan diakhir dengan recovery atau pemulihan
agar ketika akan memulai periodesasi latihan yang baru,
dapat lebih fresh (segar baik fisik, psikis atau mentalnya).
Semua fase diatas yang tersusun sistematis dalam
periodesasi latihan sebaiknya dapat diwujudkan dengan
baik dan terukur hasilnya. Apabila pada fase kompetisi, atlet
berada di puncak penampilan atau prestasi. Memang para
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
165
pakar olahraga mengemukakan bahwa puncak prestasi
sangat jarang dapat dicapai 100 persen, olehkarena tubuh
manusia bukan mesin atau robot yang bisa dipaksanakan
hingga mencapai target 100 persen tersebut. Perkiraaan
capaian target hasil latihan pada fase puncak berkisar 80-85
persen. Prosentase ini tentative dan tidak sama setiap atlet.
Kondisi riil atlet lah yang menjadi parameter yang kuat
mewujudkan target latihan.
Pengalaman Membuat Seseorang Semakin Berkembang
Apabila mengacu pada target hasil latihan yang tinggi
pada fase kompetisi maka peran pelatih berkualitas tinggi
menjadi sangat penting. Pelatih tidak boleh lagi hanya
mengandalkan pengalaman sewaktu jadi atlet meskipun
pelatih pernah menjadi bintang di klub nasional atau
bahkan Internasional. Pengalaman sebagai atlet akan
memperkaya pemikiran ketika menjalakan program latihan
yang didisain dengan pendekatan ilmiah atau Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang olahraga yang
saat ini lebih di kenal dengan istilah sport science.
Sport science dalam definisi bebasnya adalah
pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dalam mendisain
penampilan olahragawan (atlet) dan menggunakan
pendekatan penelitian (research) untuk memahami
olahragawan mulai dari proses awal latihan hingga
berakhirnya suatu sesi latihan atau periode waktu latihan
tersebut. Yang dimaksud dengan latihan, bagi atlet adalah
proses yang sistematis dan terstruktur yang dapat merubah
atlet mulai dari kondisi fisik, teknik, taktik atau strategi dan
mentalnya. Dalam proses latihan tersebut dilakukan dengan
berulang-ulang dengan intensitas dan volume latihan yang
proporsional dengan kondisi riilatlet.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
166
Penambahan beban latihan atlet tidak boleh
sembarangan atau sesuka hati atlet atau pelatih, dengan
alasan agar target latihan dapat terwujud dengan cepat.
Adaftasi fisiologi tubuh manusia terhadap beban latihan
yang didalamnya ada ukuran intensitas, volume dan repetisi
yang harus diperhitungkan dengan benar sebaiknya
dianalisa dengan parameter yang terukur dan berdasarkan
kemampuan Repetisi Maksimal (RM) atlet dalam melakukan
suatu beban latihan sebelum beban latihan tersebut
digunakan sebagai materi latihan.
Pelatih dalam memberikan beban latihan pada atlet
sangat diharapkan sudah memiliki data tentang pondasi
atlet terkait kematangan fisik, psikis (mental) atlet sebelum
menjalankan program latihan harian. Kadangkala apa yang
sudah disusun dalam program latihan harian belum tentu
dapat dilakukan sepenuhnya oleh atlet. Proses latihan yang
benar harus terjadi pada setiap atlet dan parameternya
adalah adanya perubahan pada atlet dengan
membandingkan data sebelum latihan dengan sesudah
latihan. Olehkarena itu pelatih harus selalu berbasis data,
apapun yang dilakukan pada atlet baik berupa narasi atau
numerik (angka) sebagai ukuran.
Retorika Pembelajaran Antara Pelatih dan Atlet
Kebanyakan pemikiran pelatih yang juga disetujui oleh
atlet itu sendiri adalah bagaimana dengan sesegera
mungkin dapat memperoleh prestasi olahraga yang tinggi,
bahkan setingi-tinginya, tanpa harus melalui proses latihan
yang terstruktur dalam periodesasi latihan jangka panjang.
Jika bisa dicapai dalam jangka pendek, mengapa harus
melalui proses jangka panjang. Hal ini adalah pemikiran
yang salah. Dari pendekatan adaftasi faal tubuh manusia
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
167
sangat tidak dianjurkan atlet mencapai penampilan gerak
yang tinggi dengan cara atau metode instan karena akan
merusak kondisi fisik, psikis dan kharakter atlet itu sendiri
dikemudian hari.
Pelatih harus sanggup meluangkan waktunya lebih
lama bersama atlet di tempat latihan dan jangan sekali kali
berasumsi bahwa proses latihan yang terstruktur,
sistematis tidak menjadi keharusan untuk dijalankan atlet.
Hal ini masih terjadi dikebanyakan klub-klub olahraga
prestasi di Indonesia. Kemampuan fisik dan psikis atlet usia
dini dan remaja seringkali disamakan dengan atlet yang
sudah dewasa muda bahkan dewasa. Hal ini dibuktikan
dengan bergabungnya atlet muda dengan dewasa dalam
suatu formasi latihan. Lebih ironis lagi diadakannya
kejuaraan dimana ada kontingen yang boleh memasukkan
atlet remaja dengan dewasa dalam satu tim. Dengan alasan
ketentuan pertandingan memperbolehkan.
Lebih ekstrim lagi ada filosopi yang dibangun pelatih
bahwa harus bisa menang dalam suatu kejuaraan atau
kompetisi apapun caranya dan resikonya (winning is
everything), sehingga lengkaplah penderitaan yang dialami
calon atlet bahkan setelah menjadi atlet. Kesalahan yang
dilakukan pelatih pada atlet jika berbuah manis maka
dianggap menjadi suatu kebenaran. Tetapi bila sebaliknya,
maka atletlah yang menjadi kambing hitamnya. Pelatih ada
yang berasumsi bahwa kegagalan atlet bukan disebabkan
kesalahan pelatih tetapi olehkarena atlet itu sendiri,
olehkarena dengan kelengahannya menjadi kalah dalam
suatu kompetisi.Optimalisasi peranan pelatih menjadi
sangat penting diwujudkan secara profesional agar hasil
latihan dapat maksimal dan prestasi gemilang akan dapat
dicapai atlet secara bertahap dalam waktu jangka panjang
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
168
mengikuti proses tumbuh kembang dan adaftasi anatomi-
fisiologi atlet.
Pelatih menurut Pate dan Rotellaadalah seorang
profesional yang mampu memperbaiki dan meningkatkan
penampilan atlet baik secara perorangan maupun dalam
tim.Prestasi atlet yang mendisain adalah pelatih, seperti apa
wujud disainnya semua tanggungjawab pelatih, sehingga
sangat wajar jika atlet gagal dalam suatu kompetisi menjadi
tanggungjawab pelatih. Olehkarena itu pelatih harus terus
melakukan improvisasi diri dan berusaha tanpa hentinya
melengkapi diri dengan pengetahuan kepelatihan yang
cukup agar dapat memperbaiki segala kekurangan atlet.
Kesimpulan
Pelatih adalah sosok manusia yang selalu ditiru oleh
atlet. Pelatih yang hebat secara sadar akan mencetak atlet
yang hebat. Ada relasi yang signifikan antara pelatih hebat
dengan munculnya atlet hebat. Pelatih dan atlet bila dikaji
dari hasil latihan berupa penampilan gerak (skill) atlet
dapat dianalogikan dalam hipotesis sebagai hubungan
timbal balik, ibarat mata uang. Demikianlah yang dapat
disampaikan betapa perlunya diwujudkan optimalisasi
kompetensi pelatih untuk mencetak atlet-atlet Indonesia
yang dapat berprestasi tinggi se-level Sea games, Asaian
Games, Olimpiade sebagaimana harapan Presiden RI Bapak
Ir. H. Joko Widodo bersama Menpora RI Bapak Zainudin
Amali yang memiliki cita-cita, bangsa Indonesia masuk 10
besar Olimpiade tahun 2032 dan masuk 5 besar pada
Olimpiade tahun 2045 saat Indonesia merayakan Hari
Kemerdekaan Emas pada tanggal 17 Agustus 2045.
PKM AKTIVITAS FISIK UNTUK
MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH PADA
MASYARAKAT KAB. BARRU DI MASA
PANDEMI COVID-19
Dr. Juhanis, S.Pd., M.Pd23
Universitas Negeri Makassar
“Kegiatan ini akan menambah pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan gerakan-gerakan latihan
kebugaran yang penggunaanya dapat diterapkan pada
semua siswa dan masyarakat di Kabupaten Baru”
rogram Kegiatan Masyarakat yang dilakukan di masa
pandemi covid 19 ini bertujuan untuk meningkatkan
imunitas masyarakat dengan melakukan aktivitas fisik salah
satunya dengan berolahraga secara sederhana namun
bermanfaat yang dapat dilakukan dirumah. Olahraga
merupakan hal yang penting dan dapat dilakukan terutama
pada era COVID-19 walaupun dengan pembatasan “physical
distancing”. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan
memaksimalkan penggunaan sosial media untuk pertemuan
virtual dengan komunitas olahraga secara daring. Home
23Penulis lahir di Dawi-Dawi, 09 Juli 1976, penulis merupakan
Dosen Penjaskesrek FIK UNM dalam bidang ilmu Pendidikan Olahraga, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Makassar (2001), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Makassar Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga (2005), dan akhirnya Doktor Ilmu Keolahragaan diselesaikan di Universitas Negeri Jakarta pada Program studi Pendidikan Olahraga (2017).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
170
exercise program merupakan salah satu pilihan olahraga
karena dalam pelaksanaannya aman, mudah dan murah.
Program ini termasuk aerobik (misalnya: berjalan di rumah
atau sekitarnya), pelatihan kekuatan otot (strengthening),
latihan peregangan (stretching) dan keseimbangan
(balance) atau kombinasi.
Saat ini masyarakat tengah dihimbau untuk melakukan
pembatasan fisik maupun sosial (physical distancing)
dengan melakukan karantina mandiri, demi meminimalisir
persebaran virus Corona (COVID-19). Adanya pandemi
Covid-19, semua kegiatan pembelajaran diliburkan, siswa
diharuskan belajar dari rumah. Segala bentuk kegiatan,
seperti belajar dan bekerja pun, dilakukan secara daring di
rumah. Berada di rumah dengan menghabiskan banyak
waktu untuk duduk, berbaring, atau sekadar bermain
dengan gawai masing-masing, tak dipungkir idapat
memperburuk kondisi Kesehatan kronis. Namun kebijakan
ini berpotensi meningkatkan pola hidup sedenter
akibatmenurunnya aktivitas fisik dan kebiasaan
berolahraga. Padahal, selain untuk mencegah penyakit
kronis, berolah raga rutin dapat berperan meningkatkan
sistem imun tubuh sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan pertahanan tubuh terhadap COVID-19.
Menjaga daya tahan tubuh diyakini bisa menghalau
infeksi virus corona (Covid-19). Bisa dipastikan, salah satu
yang perlu dilakukan agar daya tahan tubuh terjaga adalah
olahraga atau aktivitas fisik. Olahraga memiliki pengaruh
terhadap fungsi biologis baik berupa pengaruh positif yaitu
memperbaiki fungsi tubuh maupun pengaruh negatif yaitu
menghambat atau merusak fungsi biologis tubuh.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
171
Penyampaian materi kegiatan
Oleh karena itu sebagai bentuk kepedulian perguruan
tinggi terhadap permasalahan yang dijabarkan di atas, maka
sebagai solusi awal kami ingin melaksanakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat latihan kebugaran untuk
meningkatkan imunitas di era pandemi covid-19 bagi guru
penjaskes di Kabupaten Baru. Diharapkan melalui kegiatan
ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan gerakan-gerakan latihan kebugaran yang
penggunaanya dapat diterapkan pada semua siswa dan
masyarakat di Kabupaten Baru. Output lain yang
diharapkan dari pilot project ini adalah agar guru penjaskes
dapat mengantisipasi dan dapat menjaga kebugaran dan
kesehatan di era pandemi covid-19. Salah satu yang bisa
menangkal serangan penyakit pada tubuh kita di era
pandemi Covid-19 salah satunya adalah sistem imunitas
tubuh.
Aktivitas fisik outdoor pada era COVID-19 masih
diperbolehkan di beberapa negara termasuk di Indonesia
walau dengan tetap mengutamakan“physical distancing”.
Jarak minimal “physical distancing” pada latihan fisik
outdoor jarak 1.5 meter banyak direkomendasikan karena
umumnya droplet akan jatuh dan terevaporasi sebelum
mencapai jarak 1.5 meter. Namun yang perlu diingat, jarak
ini tidak mempertimbangkan potensi efeka erodinamik dari
pergerakan seorang individu pada saat berjalan cepat,
berlariatau bersepeda. Dengan demikian, walaupun dengan
membatasi jarak minimal 1.5 meter dengan individu lain,
masih memungkinan adanya risiko penularan akibat
droplet yang terbawa angin atau udara saat berlari ataupun
bersepeda di outdoor.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
172
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru
penjasorkes tentang latihan kebugaran untuk meningkatkan
imunitas di era pandemi Covid-19, maka progam
pengabdian ini menawarkan solusi pemecahan masalah
dapat dilakukan dengan cara memberikan pembinaan
berupa aplikasi langsung di lapangan yang diselingi dengan
teori-teori yang mendukung gerakan yang dilakukan, yang
pada hakekatnya tidak terlepas dari teori yang sudah diakui
keabsahannya melalui suatu pengkajian ilmiah, maka
progam pengabdian ini menawarkan solusi sebagai berikut:
1) Pembentukan kelompok guru-guru Penjasorkes di
Kabupaten Barru; 2) Sosialisasi latihan kebugaran untuk
meningkatkan imunitas di era pandemi Covid-19 di
Kabupaten Barru; 3) Pelatihan gerakan latihan kebugaran
untuk meningkatkan imunitas di era pandemi Covid-19 dari
pemanasan, inti dan pendinginan; 4) Meningkatkan
semangat latihan, khususnya penerapan program latihan
kebugaran untuk meningkatkan imunitas di era pandemi
Covid-19 dengan cara kontinyu untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dengan baik.
Memberikan materi tentang pengetahuan teoritis di
ruanganuntuk mensosialisasikan dan menyakinkan para
peserta akan pentingnya kegiatan ini. Metode yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah penyaji memaparkan
materi dan kajiannnya dilanjutkan diskusi, dialog, tanya
jawab dan praktik di lapangan. Pada saat praktik di
lapangan setiap peserta diwajibkan mengikuti praktik
secara langsung dan diadakan simulasi untuk mengetahui
kemampuan peserta dalam mengikuti pelatihan, sehingga
setiap peserta dapat mengetahui kemampuannya dan nilai
yang di dapat sebagai hasil akhir dari proses pelatihan yang
diikutinya. Pada kegiatan ini dibantu mahasiswa sebanyak 3
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
173
orang yang membantu dalam penyiapan alat praktik dan
menyiapkan buku panduan buat peserta serta membantu
dalam menyiapkan daftar hadir peserta.
Pemberian materi secara teori diberikan pemahaman
tentang pentingnya imunitas di Era Pandemi Covid-19.
Respon imun terhadap latihan fisik dependen terhadap
intensitas dan durasi olahraga. Pada olahraga intensitas
sedang, dengan durasi kurang dari 60 menit, terjadi
peningkatan immuno surveillance dari sub tipe sel imun
yang memiliki efek terapeutik dan preventif. Respon akut
dari latihan fisik sedang ialah peningkatan aktivitas
antipatogen dari makrofag yang timbul bersamaan dengan
peningkatan resirkulasi immuno globulin, sitokin anti-
inflamasi, neutrophil, sel natural-killer (NK), sel T sitotoksik,
dan sel B, dimana seluruhnya berperan penting sebagai
imun pertahanan tubuh. Apabila latihan fisik terus
dilakukan secara reguler, maka peningkatan limfosit yang
awalnya bersifat sementara atau transien ini, akan
meningkatkan immuno surveillance dan menurunkan
inflamasisistemik. Studi lain juga mendukung bahwa latihan
fisik rutin selain mampu memperbaiki regulasi sistem imun,
juga dapat menunda onset dari immunosen escence
Kebugaran fisik (physicall fitness) adalah kesanggupan
dan kemampuan dalam melakukan penyesuaian terhadap
pembebanan fisik yang diberikan tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan. Semua bentuk kegiatan manusia
selalu memerlukan dukungan kebugaran secara fisik, untuk
melakukan pekerjaan sehari- hari dengan bertenaga dan
penuh kesiagaan, cukup energi dan tanpa kelelahan yang
berlebihan. Kebugaran fisik antara lain dipengaruhi oleh
latihan fisik yang dilakukan secara rutin (Mukti, 2014).
Sesorang akan memiliki tingkat kebugaran kuat dengan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
174
melakukan latihan fisik sejak dini secara reguler dengan
intensitas, durasi, jenis, dan frekuensi yang tepat tanpa
kelelahan yang berlebihan sehingga dapat menjaga dan
memelihara kesehatan individu tersebut. Latihan fisik sejak
dini juga memberikan dampak dapat mengurangi risiko
untuk terjadinya penyakit kronik lebih awal dan menjaga
daya tahan tubuh. Kesegaran jasmani yang diperoleh dari
latihan fisik pada remaja bertujuan untuk menunjang
kapasitas kerja fisik khususnya dan diharapkan dapat
meningkatkan daya tahan tubuh serta prestasi remaja
(Giriwijoyo dan Sidik, 2013).
Adapun jumlah guru penjas di Kabupaten Baru yang
menerima materi praktik tentang latihan kebugaran
jasmani yang efektif dalam meningkatkan imunitas di era
pandemi covid-19 adalah sebanyak 20 orang. Pemateri
berjumlah 2 orang. Pemanasan berhubungan dengan proses
pemanjangan otot (elongation). Latihan peregangan dapat
dilakukan dalam berbagai macam cara tergantung pada
tujuan yang ingin di capai, kemampuan kita, dan keadaan
atau kondisi tubuh.
Kesimpulan
Terdapat lima teknik pemanasan atau peregangan
dasar, yaitu: static, ballistic, assive, active, dan teknik
proprioceptive. Latihan yang berhubungan dengan
kondisifisik, dibutuhkan ketika Anda ingin meningkatkan
kebugaran jasmani. Berbagai latihan tersebut beragam,
sesuai dengan unsur kebugaran jasmani sendiri. Unsur
kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
adalah kekuatan, daya tahan dan kelenturan. Sedangkan
unsur kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan olahraga adalah kecepatan.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
175
Daftar Pustaka
Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran yang Efektif dan Aman. Yogyakarta: Lukman Offset.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19. (2020). Jakarta: Badan Nasional Penangulangan Bencana
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman pencegahan dan pengendalian corona virus disease (covid 19) revisi ke-4. Jakarta : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Kresno SB. 1996. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Setyawan S. 1995.Pengaruh Latihan FisikAerobik dan Anaerobik terhadap Pola Respon Ketahanan Tubuh. Desertasi. Universitas Airlangga. Surabaya
Suharjana. (2013). Kebugaran jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media
MANAJEMEN ORGANISASI OLAHRAGA
PROFESIONAL MEMPERCEPAT
TERWUJUDKAN PAPUA SEBAGAI
PROVINSI OLAHRAGA
Dr. Jonni Mardizal.,MM24
Dosen Universitas Negeri Padang
“Manajemen Cabor Profesional akan mampu bersinergis
dengan semua pihak Untuk membangun Papua sebagai
Provinsi Olahraga”
erhelatan akbar PON XX Papua 2021 menjadi catatan
bersejarah di Indonesia ditengah kondisi relatif
kekurangan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang
keolahragaan secara khusus dalam olahraga prestasi dan
keterbatasan sarana pra sarana olahraga berstandar
Internasional di tanah Papua. Meskipun dengan segala
kekurangan yang ada, segala daya upaya,semua persyaratan
secara bertahap dapat dipenuhi sampai pada acara
pembukaan PON Papua tanggal 2 Oktober 2021dan
penutupan tanggal 15 Oktober 2021 di Stadion Lukas
Enembe Kabupaten Jayapura Papua, meskipun sejak tanggal
24Penulis Dr. Jonni Mardizal.,MM, Lahir di Sungai PenuhKerinci 24
Maret 1962. Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) RI dan Dosen Universitas Negeri Padang (UNP). Tamat SMA Negeri 1 Sungai penuh (1981). Tamat Strata 1 pada FakultasPendidikan Teknologi dan Kejuruan Teknik Bangunan Pascasarjana IKIP Padang (1985). Tamat Strata 2 Fakultas Ekonomi Manajemen Pemasaran PascaSarjana Universitas Jambi (2005) dan Strata 3 Manajemen Pendidikan PascaSarjana Universitas Negeri Jakarta (2016).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
178
22 September 2021 sudah di mulai pertandingan atau
perlombaan cabang olahraga (cabor) eksebisi dan cabor
untuk memperoleh medali (emas, perak dan perunggu).
Momentum Kebangkitan Olahraga di Tanah Papua
Segala keterbatasan yang dimiliki Papua untuk layak
sebagai tuan rumah PON XX Papua 2021 menjadi tekad
yang kuat bagi masyarakat dan Pemerintah daerah (Pemda)
se-Papua untuk bersama mensukseskan PON Papua dan
sekaligus menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan
dunia Internasionalbahwa Papua sudahterbuktimampu
menjadi tuan rumah PON dan dijadikan sebagai momentum
kebangkitan kemajuan dan kesejahteraan tanah Papua.
Keinginan ini sejalan dengan empat sukses yang ditetapkan
Pemda Papua melalui PON XX Papua 2021 yaitu sukses
pembangunan sarana dan prasarana (sport venues)
berstandar Internasional, sukses dalam penyelenggaraan,
sukses peningkatan prestasi dan sukses peningkatan
ekonomi masyarakat yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat di tanah Papua.
Prestasi olahraga harus didesain bukan nemu disaat
perlu, tetapi melalui proses jangkap anjang,
secaraberjenjangmenuju level tertentu. Untuk mendesain
prestasi olahraga Pemerintah RI bersama Kemenpora RI
mencanangkan sport science sebagai salah satu upaya
mendesain atlet. Puncak peringatan Hari Olahraga Nasional
(Haornas) tanggal 9 September 2020 mengambil tema “
sport science, sport industry dan sport tourism.
Peringatan Haornas 2020 menjadi momentum bahwa
sport science harus digunakan untuk mendesain atlet. Dalam
konteks ini manajemen organisasi cabor harus dapat
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
179
menjadikan sport science sebagai ilmu dasar dalam
pembinaan dan pengembanganprestasi para atlet sekaligus
juga sebagai indikator mengukur kemajuan prestasi atlet
dan menjadi dasar pertimbangan untuk mengikutsertakan
atlet pada suatu iven olahraga baik level daerah, nasional
dan internasional.
Indonesia berpenduduk sekitar 260 juta yang bercita-
cita bisa mencapai ranking 10 dunia pada Olympiade 2032
dan ranking 5 dunia pada Olimpiade 2045 adalah suatu
keniscayaan apabila manajemen organisasi cabor apat
menjalankan fungsinya secara professional. Oleh karena itu
pembenahan manajemen organisasi olahraga setiap cabor
secara profesional menjadi keharusan. Organisasi olahraga
menurut Undang-Undang RI Nomor3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) adalah sekumpulan
orang yang menjalin kerjasama dengan membentuk
organisasi untuk penyelenggaraan olahraga.
Manajemen menurut Henry Fayol adalahsebuah proses
perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan terhadap
sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan yang efektif
dan efisien. Apabila merujuk pada pendapat ahli ini, maka
manajemen organisasi cabor wajib menggunakan unsur-
unsur manajemen dalam melaksanakan roda organisasi
cabor termasuk juga organisasi di level nasionalseperti
PP/PB cabor, yang bersinergis dengan KONIDA (Provinsi,
Kabupaten/Kota) yang ada di seluruh daerah di Indonesia.
Kesuksesan suatu organisasi olahraga dalam
melaksanakan pembinaan dan pengembangan cabor masuk
dalam lingkup jawaban atas permasalahan yang menjadi
dasar disusunnya Disain Besar Olahraga Nasional (DBON)
yang disahkan oleh Presiden RI Bapak Ir. H. Joko Widodo
dengan Peraturan Presiden RI (PERPRES No. 86/2021)
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
180
pada puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas)
tanggal 9 September 2021. Permasalahan yang dimuat
dalam DBON menjadi pekerjaan rumah organisasi olahraga
bersama stake holders dalam membangun olahraga prestasi
yang bersinergis dengan olahraga pendidikan dan rekreasi
(masyarakat).
Peran Pemerintah Di Tanah Papua
Permasalahan yang menjadi dasar disusunnya DBON
ada tiga belas yaitu; 1)Partisipasi dan kebugaran jasmani
masyarakat berolahraga masih rendah. 2) Prasarana dan
sarana olahragamasihterbatas, dan belum memenuhi
standar internasional. 3) Sistem pembinaan olahraga
prestasi belum dikembangkan dan dilakukan secara
sitstematis, terencana, berjenjang dan berkelanjutan. 4)
Manajemen kompetisi belum berjenjang, rutin,
berkelanjutan dan tidak sesuai dengan kelompok usia serta
karateristik cabang olahraga. 5) Tenaga keolahragaan
belum memenuhi secara kuntitas dan kulitas, dan masih
sedikit yang federasi internasional. 6)Sport science belum
dijadikan sebagai faktor utama untuk mendukung prestasi
olahraga. 7) Dukung ananggaran masih sangat terbatas. 8)
Manajemen organisasi keolahragaan belum dijalankan
secara professional. 9) Profesi sebagai olahragawan belum
menjadi pilihan dan tidak ada jaminan masa depan purna
prestasi. 10) Kurikulum khusus atlet belum ada.
11)Database sistem informasi dan analisis data olahraga
belum dilakukan. 12)Belum optimalnya peran Kementerian
lembaga BUMN dan Pemerintah Daerah dalam mendukung
atlet berprestasi. 13) Dunia usaha belum dioptimalkan
mendukung kegiatan olahraga nasional.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
181
Pemerintah RI Bapak Ir. Joko Widodo sangat mencintai
seluruh rakyat Papua secara khusus orang asli Papua,
terbukti beberapa kali per tahun Presiden RI datang ke
Papua, sampai ke pelosok atau pedalaman Papua, hanya
ingin melihat secara langsung kondisi riil anak bangsa di
Papua. Kecintaan Presiden RI akan tanah Papua semakin
lengkap, selain menjadikan Papua sebagai tuan ruman PON
20 Tahun 2021, juga menjadikan Papua sebagai Provinsi
Olahraga. Ini adalah hadiah terbesar dari Pemerintah untuk
membangun tanah Papua sehingga kelak sejajar dengan
daerah lain di luar Papua.
Keinginan Pemerintah RI menjadikan Papua sebagai
Provinsi olahraga terungkap dalam sambutan Presiden RI
Bapak Joko Widodo ketika membuka perhelatan akbar PON
XX Papua Tahun 2021 tanggal 2 Oktober 2021 di Stadion
Lukas Enembe di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.
Stadion Lukas Enembe ini adalah ikonnya Papua dan
kebanggaan seluruh rakyat Indonesia Dditanah Papua dan
sangat layak dijadikan sebagai salah satu Stadion Bola Piala
Dunia. Selainstadion bola ini ada 36 cabor lain yang sarana
dan prasarananya berstandar internasional dan sangat
layak juga untuk perhelatan akbar
pertandingan/perlombaan cabor negara-negara Asia Pasifik
di sekitar wilayah Papua.
Berawal Dari Potensi Yang Berubah Menjadi Prestasi
Papua yang dijuluki sebagai raksasa yang tertidur dan
didalamnya ada banyak sumber daya manusia dalam bidang
keolahragaan secara khusus calon atlet yang berpotens
untuk berprestasi di level dunia. Kondisi alam Papua dari
sudah pandang Topografis dan letak Geografis Papua dan
kondisi sosialnya yang merupakan cermin dari kearifan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
182
lokal masyarakat Papua, berpotensi untuk dikembangkan
menjadi atlet berbakat dalam berbagai cabor tertentu.
Misalnya sudah terbukti cabor Dayung, Angkat Berat,
Atletik, sudah mampu berbicara di level Sean games, Asian
games bahkan Olimpiade. Masih banyak cabor lain yang
belum terbina dengan baik. Semua ini sangat dekat dengan
pola hidup masyarakat Papua baik di Pesisir Pantai maupun
pegunungan.
Kondisi riil tanah Papua dan tersedianya sarana dan
prasarana olahraga yang berstandar Internasional, sangat
tepat bila Bapak Jokowi menghadiahkan Papua sebagai
Provinsi Olahraga. Tentu ini menjadi tantangan bagi
organisasi olahraga, mulai dari tingkat pusat sampai daerah,
secarakhusus yang berada di Papua. Pemerintah RI tentu
berharap banyak dengan dijadikannya Papua menjadi
Provinsi Olahraga, akan lahir dari tanah Papua atlet-atlet
Nasional level Olimpiade.
Manajemen organisasi cabor mulai dari level KONIDA
Provinsi/Kabupaten/Kota se-tanah Papua harus terus
mengalami pembenahan dan bersinergis PP/PB Cabor dan
KONI Pusat. Dari sisiPemda Papua tentusangat diharapkan
mendukung anggaran yang relatif cukup untuk proses
pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi secara
berjenjang, selain anggaran untuk merawat sport venues
pasca PON XX Papua 2021.
Kesimpulan
Sport venues pasca PON XX Papua iniharus terawatt
denganbaik dan selalu ada iven olahraga akbar apakah itu
Kejurda, Kejurwil, Porda, Kejurnas, Iven Internasional
dengan negara di sekitar Papua juga harus selalu terjadi
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
183
sehingga pemanfaatan sport venues tersebut dapat optimal
untuk memaksimalkan Papua sebagai Provinsi Olahraga.
Peran manajemen organisasi cabor, KONIDA, Pemda Papua
dari sisi anggaran, para stake holder yang berada di tanah
Papua harus bersinergis, saling bahu membahu menjadikan
Papua sebagai Provinsi Olahraga, tetapi sebagai motor
penggeraknya adalah Manajemen Organisasi olahraga. Oleh
karena itu manajemen cabor harus berupaya dilaksanakan
secara profesional, dan dengan harapan dapat mempercepat
terwujudnya Papua sebagai Provinsi Olahraga
PERAN SERTA PERGURUAN TINGGI DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Dr. Indrakasih. S.Pd., M.Or25
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
“Metode Pelaksanaan Pendampingan Pelatihan Dalam
Meningkatkan Kebugaran Jasmani Bagi Anak Tunagrahita
Diterapkan Dengan Berbagai Variasi Yang Menarik”
endidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Masa
sekolah anak harus mendapat bermacam keterampilan
gerak dan itu dapat diperoleh melalui pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang
25Penulis lahir di Kota Padang Sidimpuan 23 Juni 1977 Kota
padang Sidimpuan Propinsi Sumatera Utara, penulis merupakan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan dalam bidang Pendidikan Jasmani Adapted dan Bola Voli. Penulis memperoleh gelar SarjanaIlmu Keolahragaan di UniversitasNegeri Medan (2002), Sedangkan gelar Magestir Olahraga (2007) di Universitas Sebelas Maret Solo dan Gelar Doktor Pendidikan Olahraga diraih tahun 2015 di Universitas Negeri Medan.
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
186
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal
fisik, mental serta emosional.
Dunia pendidikan tidak lepas dari berbagai kelebihan
dan kekurangan seseorang, dimana intelektual dan fisik
menjadi patokan sesorang dalam melakukan suatu aktifitas.
Seseorang yang normal fisik dan intelektualnya akan
menjalani pendidikan yang umum sesuai peraturan yang
telah dibuat pemerintah, sedangkan anak yang memiliki
kekurangan dalam intelektual dan fisik terkadang masih
dipandang sebelah mata oleh orang lain. Dalam istilah
pendidikan disebut juga sebagai anak disabilitas atau anak
berkebutuhan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus adalah
anak yang keadaan dan pertumbuhannya mengalami
penyimpangan dari segi fisik, mental, sosial, dan emosinya.
Anak berkebutuhan khusus dikategorikan menjadi dua
kelompok besar yaitu ABK yang bersifat sementara dan ABK
yang bersifat(Meimulyani, Yani & Tiswara, 2013) anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kebutuhan
khusus yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan
tertentu dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat
temporer akibat kesulitan dalam menyesuaikan diri, akibat
trauma kerusuhan, dan kesulitan konsentrasi karena sering
diperlakukan dengan kasar atau tidak bisa membaca karena
kekeliruan mengajar.
Anak Penyandang Disabilitas diberikan kesempatan
dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan inklusif
dan/atau pendidikan khusus (Depdikbud RI, 2003). Anak
tunagrahita mengalami beberapa permasalahan dalam
perkembangan motoriknya, sehingga mereka kesulitan
dalam bergerak seperti berjalan, melempar, melompat,
meloncat dan berlari.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
187
Proses pengembangan keterampilan motorik anak juga
didapatkan melalui pembelajaran di sekolah dan lembaga
lainnya. Proses pembelajaran tentu harus menggunakan
kreatifitas dari seorang guru atau pendamping agar anak-
anak mau dan mengikuti pembelajaran tersebut. Disinilah
guru dan pendamping dituntut untuk selalu mengerti apa
yang diinginkan seorang siswa dan menggunakan kreatifitas
semaksimal mungkin agar membawa siswa ke arah
perubahan yang lebih baik dan maksimal.
Kemampuan Motorik
Pengertian Kemampuan Motorik Aktivitas gerak
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang, karena dengan bergerak maka akan
mendapatkan apa yang mereka ingin dapatkan dan
didampingi dengan usaha yang sungguh-sungguh dan juga
niat yang kuat (Atmaja, 2017). Perkembangan kemampuan
motorik terdapat 2 faktor yang sangat penting yaitu faktor
pertumbuhan dan faktor perkembangan. Faktor
pertumbuhan dapat diukur atau dilihat dari kuantitatif
seperti tinggi badan berat badan dan semua yang bisa
diukur dengan satuan isi.
Sedangkan faktor perkembangan dapat dilihat dari
kualitatif atau proses kemampuan kerja dari organ-organ
tubuh manusia sesuai fungsionalnya. Motorik kasar adalah
kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot
besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik
kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang,
berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sukamti, 2007).
Kemampuan motorik mempunyai pengertian yang
sama dengan kemampuan gerak. Gerak dasar merupakan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
188
gerak yang berkembang sejalan dengan pertumbuahan dan
tingkat kematangan pada anak. Gerakan ini pada dasarnya
berkembang menyertai gerakan reflek yang telah dimiliki
dan disempurnakan melaui proses berlatih yang dilakukan
secara berulang-ulang. Pada dasarnya kemampuan gerak
dasar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu
lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif.
Kemampuan Motorik Kemampuan motorik setiap anak
pasti berbeda, ada anak yang memiliki kemampuan motorik
baik sejak dini dan ada yang kurang, perkembangan
kemampuan motorik yang baik tergantung bagaimana anak
mampu melatih dan mengembangkan macam-macam
gerakan itu. Beberapa unsur-unsur dalam kemampuan
motorik. Unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan,
daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi,
ketepatan dan keseimbangan. Gerakan yang 9 timbul dan
terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi
dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh, dan
memerlukan tenaga yang cukup besar. (Sujiono dkk, 2014).
Penggunaan Gerak Koordinasi yang Tepat
Unsur Kemampuan motorik adalah sebagai berikut: a.
Kekuatan adalah kemampuan sekolompok otot untuk
menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot
harus dipunyai oleh anak sejak dini. Apabila anak tidak
mempunyai kekuatan otot tentu dia tidak dapat melakukan
aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan,
berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan
mendorong. b. Koordinasi adalah kemampuan untuk
mempersatukan atau memisahkan dalam suatu tugas kerja
yang kompleks. Ketentuan bahwa gerakan koordinasi
meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan sistem saraf.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
189
Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi
seluru anggota tubuh yang terlihat. Anak dikatakan baik
koordinasi gerakannya apabila ia mampu bergerak dengan
mudah dan lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya
terkontrol. c. Kecepatan adalah sebagai kemampuan yang
berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu.
Setiap waktu yang ditempuh semakin kecil maka semakin
bagus. d. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang
untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi.
Keseimbangan dibagi dalam dua bentuk yaitu:
keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis
menunjuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika
berdiri di suatu tempat, keseimbangan dinamis adalah
kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh berpindah
dari satu tempat ke tempat lain. e. Kelincahan adalah
kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada suatu
titik lain, dalam lari zig-zag, semakin cepat waktu yang
ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya (Aditama dan
Gusril, 2004).
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa anak
berkebutuhan khusus harus mendapatkan pengajaran dan
pendampingan dalam kemampuan motorik kasarnya
melalui beberapa solusidiantaranya adalah:
Table.1 Jenis Sarana Untuk Anak ABK
No Jenis Kegunaan 1 Sepeda
statistunggal Untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki
2 Sepedastatisganda
Untuk meningkatkan kemampuan gerak kakidankelenturantubuh
3 Sepeda stasis untuk tangan
Untuk meningkatkan kemampuan gerak tangan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
190
Bentuk circuit sepedastatis
Perpaduandalammeningkatkanmotorikhalusdankasar
Tahapan persiapan untuk penyiapan fasilitas
peningkatan kemampuan motorik bagi anak tuna grahita
adalah meliputi inventarisasi peralatan yang akan
digunakan dan perancangannya serta dianalisa seluruh
aspek yang diperlukan untuk keamanan pelaksanaan
kegiatan. Pelaksanaan kegitan yang dimaksud meliputi
kegiatan yang dimulai dari tahapan
Tabel 2. Rencana Kegiatan
No Bentuk Kegiatan Peran Pendampingan
Sasaran
1 Observasi Kemempuan motorik kasar peserta didik
Pemetaan kemampuan motorik
Guru dan tenaga sukarelawan
2 Pembuatan alat bantu meningkat motorik kasar untuk anak anak tunagrahita
Menciptakan alat sesuai kebutuhan peserta didik
Guru sebagai sasaran pelatihan
3 Pelatihahan pembuatan program latihan
Menyiapkan program latihan
Guru mendapatkan pemahaman tetang program latihan
4 Praktek pelaksanaan alat sepeda statis
Pemberian pelatihan penggunaan alat
Guru sebagai peserta kegiatan
5 Evaluasi kegiatan Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
Persta yang dievaluasi
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
191
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa komponen pelaksanaan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa metode pelaksanaan
pendampingan pelatihan dalam meningkatkan kebugaran
jasmani bagi anak tunagrahita dilakukan dengan
menerapkan beberapa metode pelaksanaan yang dimulai
dari observasi, pembuatan alat, pemahaman tentang
program latihan,peraktek pelaksanaan serta evaluasi
pelaksanaan dalam akhir pendampingan.
Daftar Pustaka
Aditama Toho Cholik Mutohir dan Gusril. (2004). Psikologi Anak Luar Biasa.
Atmaja, J. R. (2017). No Title (L. P. S. P. dan P. P. (LPSP3) (ed.)). PT Remaja Rosdakarya Aulia Azmi.
Depdikbud RI. (2003). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-Anak. In Sistem Pendidikan Nasional.
Meimulyani, Yani & Tiswara, A. (2013). Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Sujiono, Bambang and Sumantri, M.S and Aisyah, Siti and Tatminingsih, Sri and Amini, Mukti and Suroso, A. S. (2014). Metode Pengembangan Fisik. In: Hakikat Perkembangan Motorik Anak (Universitas Terbuka (ed.)). Jakarta.
Sukamti, E. R. (2007). Perkembangan Motorik. Yogyakarta.
PENYEGARAN PERWASITAN BULUTANGKIS
DI DAERAH KEL CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
Ari Subarkah, M.Pd26
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universtasi Negeri Jakarta
“Penyegaran Perwasitan Sangat Perlu Dilakukan Apalagi Jika
Terdapat Perubahan Peraturan Dalam Permainan Seperti
Pada Cabang Bulutangkis”
ulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang
diprioritaskan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
cabang olahraga ini mempunyai beberapa alasan untuk
menjadi prioritas, diantaranya adalah permainan yang
mudah dilakukan dimana saja, alat yang digunakan juga
ringan dan mudah dicari, dan dapat dimainkan oleh siapa
saja mulai dari orang tua maupun anak–anak, wanita
maupun laki–laki. Bulutangkis merupakan olahraga yang
dimainkan oleh dua buah tim, dimana satu tim bisa terdiri
dari satu orang atau berpasangan.
Salah satu indikator cabang olahraga memiliki prestasi
yang optimal adalah dengan adanya pertandingan yang
sering diikuti. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pertandingan olahraga menjadi bagian integral dari upaya
26Penulis lahir di Klaten, 02 April 1974, penulis merupakan Dosen
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta dalam bidang Kepelatihan Olahraga. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Universitas Negeri Jakarta (2003), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Olahraga (2009). Penulis saat ini sebagai pelatih fisik di Pelatnas PBSI Cipayung.
B
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
194
pembinaan olahraga. Karena dengan adanya pertandingan,
akan ada bahan untuk para pemangku kepentingan untuk
melakukan evaluasi terhadap pembinaan yang telah
dilakukan secara keseluruhan. Pada setiap pertandingan
bulutagnkis, para atlet akan bersaing untuk menjadi yang
terbaik dengan cara yang sportif dimana setiap atlet akan
mematuhi setiap norma atau kaidah yang berlaku dalam
pertandingan tersebut.
Perangkat Untuk Pertandingan Olahraga
Pada setiap kegiatan pertandingan, tentunya akan
memerlukan banyak perangkat, diantaranya adalah wasit.
Wasit adalah orang yang bisa mengatur dan menjalankan
peraturan permainan dalam suatu pertandingan.
Keberadaan wasit dalam suatu pertandingan sangat
penting, karena wasit merupakan ujung tombak untuk
mensukseskan pertandingan tersebut. Oleh karena itu,
seorang wasit harus dibekali pengetahuan tentang
peraturan permainan yang berlaku, mempunyai suara yang
jelas, dan mampu bersikap netral.
Wasit adalah seseorang yang bertugas untuk
memimpin jalannya pertandingan (Dewa, 2015). Wasit
mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah
pertandingan karena wasit mempunyai peran untuk
menentukan kualitas sebuah pertandingan dan jalannya
pertandingan menjadi tontonan yang dapat dinikmati oleh
penonton serta tidak merugikan pemain yang sedang
bertanding. Sehingga diharapkan seorang wasit mampu
menjalankan fungsinya secara baik dan benar dengan
menjunjung tinggi rasa keadilan dan tanggung jawab
terhadap terselenggaranya pertandingan. Agar seorang
wasit bulutangkis dapat memberikan keputusan yang adil
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
195
bagi kedua pemain, maka seorang wasit harus memiliki
pengetahuan tentang peraturan permaingan bulutangkis.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat
penting bagi wasit bulutangkis. Dimana pengambilan
keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir
dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan
(Desmita, 2008). Pengambilan keputusan merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wasit
dengan memahami peraturan permainan bulutangkis
sehingga tidak menjadi bahan permasalahan dan merugikan
bagi para pemain yang sedang bertanding. Dalam
pertandingan bulutangkis, wasit merupakan salah satu
pimpinan utama yang memimpin pertandingan. Wasit
dalam pertandingan bulutangkis terdiri dari 8 orang yang
dibagi menjadi: 1 (satu) wasit utama yang bertugas sebagai
pemimpin dalam segala keputusan di lapangan, 1 (satu)
service judge yang bertugas melihat salah atau benar pemain
melakukan service dan 6 orang linesman (hamik garis) yang
bertugas untuk membantu wasit utama dalam menentukan
jatuhnya shuttlecock di dalam atau di luar lapangan.
Oleh karena itu, wasit bulutangkis haruslah mengerti
seluruh peraturan bulutangkis yang diatur dalam peraturan
permainan dan pertandingan bulutangkis yang telah
ditetapkan oleh BWF. Apalagi peraturan permainan kerap
kali terjadi perubahan. Misalnya saja terjadi perubahan
pada sistem penilaian (scoring system) dimana scoring
system yang digunakan dalam permainan bulutangkis
mengalami perubahan di tahun 2005 (Ming, Keong, &
Ghosh, 2008). Berdasarkan aturan lama, maka scoring
system yang digunakan adalah 11 poin (hanya untuk tunggal
putri) dan 15 point (untuk empat sector lainnya yaitu
tunggal putra, ganda putra, ganda putri dan ganda
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
196
campuran). Selain itu, pemain atau pasangan pemain akan
mendapatkan point jika mereka memenangkan permainan
(game). Pemain atau pasangan akan bisa mendapatkan
point jika mereka memenangkan reli yang dimulai dari
servis yang dilakukan oleh mereka sendiri. Dan untuk
pasangan ganda, mereka memiliki dua kali servis per
siklusnya.
Pada bulan Desember 2005, IBF melakukan
eksperimen untuk membuat permainan lebih cepat dan
lebih menarik dengan merubah sistem penilaian menjadi
2/3 set x 21 poin. Aturan baru terhadap scoring system
mulai diberlakukan setelah tahun 2006, dimana pemain
(tunggal putra dan tunggal putri) atau pasangan (ganda
putra, ganda putri ataupun ganda campuran) yang dapat
memperoleh angka/point 21 lebih dahulu (untuk semua
event) maka dapat memenangkan permainan tersebut.
Pemain atau pasangan bisa mendapatkan point jika mereka
memenangkan reli pada salah satu servis yang dilakukan
pada permainan tersebut (baik yang dilakukan oleh pemain
atau pasangan itu sendiri atau dari lawan). Dan untuk sector
ganda (baik putra, putri maupun campuran), pukulan servis
hanya dapat dilakukan satu kali per siklus permainan. Point
bertambah untuk orang yang memenangkan reli pada suatu
permainan baik pukulan servis itu dilakukan oleh pemain
itu sendiri atau dilakukan oleh lawan dan lawan melakukan
kesalahan sehingga shuttlecock berpindah dan memberikan
point kepada lawannya (Percy, 2009).
Perubahan peraturan permainan bulutangkis kembali
terjadi, dimana IBF mengeluarkan aturan baru terkait
dengan pelaksanaan pukulan service. Aturan baru tersebut
adalah adanya penetapan batasan tinggi saat pertemuan
shuttlecock dan kepala raket (pada saat impact) saat
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
197
melakukan service untuk semua pemain tidak boleh lebih
tinggi dari 115 centimeter. Dimana peraturan sebelumnya,
ketinggian saat melakukan service disesuaikan dengan
antropometri tubuh masing – masing pemain, yaitu di rusuk
terbawah. Aturan ini mulai diujicobakan pada kejuaraan All
England 2018. Tentu saja perubahan peraturan permainan
terkait ketinggian saat melakukan service (saat pertemuan
shuttlecock dan kepala raket (pada saat impact) tersebut
menimbulkan masalah baru.
Kesimpulan
Berdasarkan tulisan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyrakat
seperti yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu penyegaran
perwasitan sangat perlu dilakukan apalagi jika terdapat
perubahan peraturan dalam permainan seperti pada cabang
bulutangkis. Hal ini diharapkan agar peserta terutama bagi
para pecinta olahraga bulutangkis dan ingin membuat suatu
pertandingan bulutangkis. Sehingga, mereka dapat menjadi
seorang wasit yang baik karena telah mengetahui peraturan
permainan pada cabang bulutangkis.
Daftar Pustaka
Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.
Dewa, R. T. (2015). Penyusunan Norma Kebugaran Aerobik Untuk Wasit Taekwondo Daerah Istemewa . Yoyakarta: Tim Penerbit Universitas Negeri Yogyakarta.
Ming, C. L., Keong, C. C., & Ghosh, A. K. (2008). Time Motion and Notational Analysis of 21 Point and 15 Point Badminton Match Play. International Journal of Sports Science and Engineering, 2(4), 216–222.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
198
Percy, D. F. (2009). A mathematical analysis of badminton scoring systems. Journal of the Operational Research Society, 60(1), 63–71. https://doi.org/10.1057/palgrave.jors.2602528.
PELATIHAN WEIGHT TRAINING PLIOMETIK
ATLET ANGGAR DAN ATLET KARATE KONI
SULAWESI SELATAN
Dahlan S.Pd.,M.Pd27
UniversitasNegeri Makassar
“Cabang Olahraga Anggar Dan Karate Agar Menerapkan
Program Latihan Plyometrik Dengan Benar Untuk Mencapai
Prestasi Maksimal”
abang olahraga anggar dan cabang olahraga karate
merupakan cabang olahraga yang berkembang olahraga
di Indonesia sebagai olahraga yang menjadi warisan dunia.
Menurut sejarah, dahulu anggar adalah olahraga beladiri
yang menggunakan pedang. Bangsa-bangsa yang sering
mempertandingkan anggar dengan menggunakan pedang
adalah bangsa Persi, Yunani, Romawi, dan Babilonia. Pada
abad ke-15, di Eropa didirikan sekolah anggar yang
melahirkan atlet anggar seperti Marxbruder dari Frankfurt.
Pada abad ke-17, terjadi, perubahan pakaian yaitu semasa
Louis XIV beliau menggunakan model pakaian dari sutera
satin, jas panjang brokat dan celana sampai lutut (breches)
dengan kaos kaki panjang dari sutera dan sepatu bertumit
27Dahlan lahir di cinnong, 07 juni 1979. Penulis merupakan Dosen
Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM dalam bidang ilmu Pendidikan kepelatihan Olahraga, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Makassar (2005), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Makassar Program Studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga (2009).
C
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
200
tinggi. Sedangkan penemuan topeng kira-kira pada tahun
1780 oleh seorang master Perancis, La Boessiere.
Pertandingan Anggar dipertandingkan sejak Olympiade
pertama tahun 1986 dan pada tahun 1924 nomor puteri
juga dipertandingkan.
Sejarah Olahraga Anggar Di Indonesia masuk ke
Indonesia di bawa oleh bangsa Belanda pada jaman
penjajah. Olahraga anggar dipertandingkan pertama kali
yaitupada pekan olahraga yang pertama tahun 1948 di Solo,
Jawa Tengah. Perkumpulan anggar di ibukota kita, Jakarta,
didirikan oleh Kasimin Atmosoewirjo, Soekarno, dan Drh.
Singgih. Di awal tahun 1950, Kasimin Atmosoewirjo mulai
mengembangkan olahraga anggar di Jakarta bersama
dengan puteranya yang bernama Suratmin. Sedangkan Asal
usul Lahirnya karate sebagai seni beladiri diketahui pada
abad ke 19 adalah Matsumara Shukon seorang prajurit
samurai. Menurut sejarah sebelum menjadi bagian dari
jepang, Okinawa adalah suatu wilayah berbentuk kerajaan
yang bebas merdeka.
Analisis Situasi
Salah satu pulau tetangga yang menjalin hubungan kuat
adalah Cina. Cina dengan latar belakang yang berbeda-beda
datang ke Okinawa mengajarkan beladirinya pada orang-
orang setempat. Gichin Funakoshi sebagai instruktur
pertama ditunjuk mengadakan demonstrasi karate di luar
Okinawa bagi orang-orang Jepang. Gichin Funakoshi sebagai
Bapak Karate dunia dilahirkan di Shuri, Okinawa, padata
hun 1868. Gichin Funakoshis belajar karate pada Azato dan
Itosu.Pada tahun 1916 Gitchin Funakoshi di undang ke
Jepang untuk mengadakan demonstrasi di Butokukai.
Selanjutnya pada tahun 1921, Putra Mahkota datang ke
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
201
Okinawa dan meminta Gichin Funakoshi untuk demonstrasi
karate. Nama Shotokan diperolehnya sejak kegemarannya
mendaki gunung Torao (yang berarti ekor harimau).
Terinspirasi oleh hal itu Gichin funakoshi menulis sebuah
nama “Shoto” sebuah nama yang berarti kumpulan cemara
yang bergerak dan “Kan” yang berarti ruang tempat
berlatih. Simbol harimau yang digunakan karate shotokan
yang dilukis oleh Hoan Kosugi yang mempunyai makna
bahwa “Harimau tidak pernah tidur”. Dalam karate
Shotokan bermakna kewaspadaan dari harimau yang
sedang terjaga. Selanjutnya Gicin Funakoshi menjelaskan
makna kata “kara” pada karate mengarah kepada sifat
kejujuran, rendah hati dari dengan sifat kesatria. Akhirnya
kata “Do” pada Karate do memiliki makna jalan atau arah.
Permasalahan dan Solusi yan Ditawarkan
Cabang olahraga anggar dan cabang olahraga karate
adalah cabang olahraga unggulan propinsi sulawesi selatan.
Salah satu kendala adalah bentuk latihan yang sesuai
spesifikasi dari kedua cabang tersebut. Keadaan ini menjadi
beban pemikiran yang perlu dibenahi dalam
mempersiapkan fisik yang matang, karena tanpa latihan
yang baik dengan dukungan persiapan fisik yang prima
sangat mustahil untuk mencapai prestasi maksimal.
Menanggapi keadaan tersebut salah satu solusi yang
ditawarkan pada cabang olahraga anggar dan cabang
olahraga karate adalah dengan memberikan pelatihan Fisik
Plyometrik. Pelatihan Plyometrics secara Etimologi
berasaldaribahasalatin “plyo”+“metrics” yang berarti
“measurable increases” ataupeningkatan yang terukur (Chu,
1992:1). Polimetric adalah untuk meningkatkan unsur fisik
daya ledak atlet, latihan ini merupakan perpaduan latihan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
202
kecepatan dan kekuatan (Chu, 1992:1). Mekanisme
pelaksanaan adalah Pemberian materi dengan polace
ramadan Melalui metode teori praktik (TP).
Ilmu faal akan banyak memberikan informasi mengenai
pernafasan, pencernaan, peredaran darah, tekanan darah,
perubahan-perubahan dalam organisme tubuh yang
disebabkan karena latihan, sebab timbulnya lelah dan
akibatnya, metabolisme, refleks, mekanisme
berkembangnya kekuatan, daya tahan, kelincahan,
kecepatan, perubahan-perubahan kimiawi di dalam otot,
gejala-gejala “second-wind”, 02-debt, maximum oxygen
uptake, HB, kontraksi otot, konsumsi O2, semua hal yang
sangat erat hubungannya dengan training dan coaching.
Ilmu urai atau anatomi adalahpengetahuan tentang
tubuh manusia, tentang susunan dan fungsi syaraf, tulang-
tulang serta otot-otot. Ada 2 type otot kerangka, yaitu (a)
otot-otot putih yang spesial untuk kecepatan, dan (b) otot-
otot merah untuk melakukan kontraksi otot yang kuat
danberlangsung lama. Pengetahuan ini penting untuk
merencanakan dan menyusun bentuk-bentuk latihan.
Prinsip-prinsip penggunaan tuas, garis gerak suatu force,
ayunan pendulum dan daya momentum menentukan
gerakan yang efisien seperti peragaan kata pada cabang
karate misalnya, langkah-langkah atau kuda dengan titik
sudut yang teratur, loncat ringan pada cabang olahraga
anggar dengan tungkai ayun yang agak bengkok
membentuk titik sudut, semua ini adalah aplikasi dari
prinsip-prinsip mekanika tersebut adalah cara-cara untuk
mengubah momentum titik berat tubuh kearah gerak yang
lebih flesibel dan efisien.
Adapun materi praktik weight training plyometric pada
atlet cabang olahraga anggar dan atlet cabang olahraga
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
203
karate meliputi; upright rows, Incline leg presses, bench
press, dumbells guats, Push up, barbell lunges,
trungkrotation Lying leg curls, dumbell lunges dan incline
bench sit ups
Kegiatan pelatihan plyometrik ini adalah untuk atlet
anggar dana atlet karate dalam program sulawesi selatan
maju mendapatkan suatu jawaban yaitu menerapkan
plyometric. Hal-hal yang telah dicapai pelatihan plyometric
yaitu:
1. Seluruh peserta memiliki pengetahuan yang cukup
tentang pentingnya pengetahuan fisiologi olahraga
dalam mendukun pelatihan plyometric.
2. Seluruh peserta memiliki pengetahuan tentang
bentuk gerakan plyometrik yang terkait dengan atlet
cabang olahraga anggar dan atlet cabang olahraga
karate.
3. Seluruh peserta memiliki pengetahuan tentang
teknik gerakan plyometrik yang memanfaatkan
bentuk latihan beban.
Sebagai hasil akhir dalam kegiatan pelatihan adalah
sebagai berikut: Evaluasi pengetahuan, evaluasi ini
dilakukan dengan tanya-jawab seputar fisiologi olahraga
yang terkait dengan plyometrik. Evaluasi keterampilan,
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan melalui praktik
tercapai dengan baik dan atlet karate beserta dapat
mengaplikasikan pengetahuan latihan plyometrik secara
langsung.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
204
Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pelatihan
plyometrik pada atlet cabang olahraga anggar dan atlet
karate Propinsi Sulawesi Selatan yaitu peserta menyadari
bahwa materi yang diberikan sangat penting dengan
keinginan yang tinggi pelatihan terlaksana dengan baik,
peserta sebagai atlet sangat membutuhkan pengetahuan
weight training plyometrik untuk meningkatkan kapasitas
fisik, materi yang disampaikan diterima dan dipahami oleh
para peserta dalam waktu yang singkat, peserta pelatihan
sangat antusias dalam mengikuti materi baik praktik
maupun teori.
Diharapkan untuk atlet dan pelatih khususnya cabang
olahraga anggar dan cabang olahraga karate agar senantiasa
menerapkan program latihan plyometrik dengan benar
untuk mencapai prestasi maksimal. Melalui pelatihan
weight training plyometri kini atlet ataupun pelatih dapat
mengatasi permasalahan unsur fisik daya ledak.
Daftar Pustaka
mari-berkawand.blogspot.com/2014/06/pengertian–plyometrik dan ..SalinanPrinsip Latihan Plyometrik Latihan plyometrik merupakan bagian dari latihan olahraga, khususya latihan fisik secara umum.
Www. karate pondsel. wap. sh/ converted. html asal usul karate berasal dari seni beladiri tinju Cina diciptakan oleh Darma , guru .....Karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga.
Www.olahragakesehatanjasmani.com/.../sejarah-asal-usul-olahraga-angga ...19 Des 2014 - Menurut sejarah, dahulu anggar adalah olahraga beladiri yang menggunakan pedang. Pada masa itu pedanglah yang dipakaiuntuk ...
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
205
www.duniafitnes.com>training>latihan ... 19 desember 2014- plyometrik atau latihan dengan intensitas tinggi yang dirancang untuk mempercepat
PENDAMPINGAN PENINGKATAN KONDISI
FISIK TIM NZR SUMBERSARI DALAM
MENGIKUTI KOMPETISI
LIGA 3 NASIONAL
Fahrial Amiq, S.Or, M.Pd28
Universitas Negeri Malang
“Bertanding Dengan Tim Lawan Bertujuan Untuk
Mengetahui Kekurangan Kelompok Yang Harus Diperbaiki
Pada Saat Latihan di Lapangan”
ondisi fisik seseorang sangat berpengaruh pada
kegiatan manusia sehari-hari. Keadaan kondisi fisik
yang baik akan mempengaruhi aspek-aspek kejiwaan
seperti peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa
percaya diri, ketelitian, dan lain sebagainya. Di dalam
konteks yang lebih khusus yaitu dalam kegiatan olahraga,
maka kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi
28Penulis merupakan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang, jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Malang pada tahun 2006, sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Olahraga konsentrasi Manajemen Olahraga pada tahun 2008. Pada tahun 2021, penulis melanjutkan kuliah S3 di Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya. Penulis tergabung dalam Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI) dengan memiliki lisensi kepelatihan B AFC (Asian Football Confederation) pada tahun 2019. Pada awal tahun 2021, penulis bergabung di Tim Arema FC Woman sebagai Fitness Coach, dan sekarang bergabung di Tim NZR Sumbersari yang akan berlaga di kompetisi Liga 3 Nasional.
K
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
208
bahkan menentukan gerak penampilannya. Seperti yang
dikemukakan oleh Harsono (2015), bahwa kondisi fisik
yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem
organisme tubuh antara lain: (1) Akan ada peningkatan
dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, (2)
Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina
dan komponen kondisi fisik lainnya, (3) Akan ada ekonomi
gerak yang lebih baik pada waktu latihan, (4) Akan ada
pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh
setelah latihan, (5)Akan ada respons yang cepat dari
organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons
demikian diperlukan. Untuk itu maka program latihan
kondisi fisik harus ditata, dirancang dan dilakukan secara
baik dan sistematis agar bisa meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan biomotorik yang dibutuhkan.
Proses latihan kondisi fisik juga harus dapat
membangkitkan reaksi-reaksi yang positif dalam organisme
tubuh kita, yaitu kemajuan dalam organisme neurofisiologis
dan kemajuan dalam penyesuaian perubahan-perubahan
dalam jaringan tubuh. Ahli-ahli olahraga berpendapat
bahwa atlet yang melakukan program latihan kondisi fisik
secara intensif selama 6-10 minggu, akan memiliki
kekuatan, daya tahan dan stamina yang lebih baik
dibandingkan dengan atlet yang memulai program
kondisinya hanya 1-2 minggu saja sebelum permulaan
musim latihan. Latihan kondisi fisik ini juga harus berlanjut
untuk tahap-tahap latihan berikutnya meskipun tidak se-
intensif seperti pada latihan tahap sebelumnya.Hal ini untuk
menjaga agar kondisi fisik yang baik tetap dapat
dipertahankan, karena kondisi fisik akan mengalami
penurunan yang lebih cepat dibanding peningkatannya bila
tidak diberikan latihan sama sekali.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
209
Usaha Atlet dalam Meningkatkan Kebugaran Jasmani
Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat
penting dalam suatu program latihan. Program latihan
kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan
sistematis, ditujukan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh
sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk
mencapai prestasi yang lebih baik. Jika kondisi fisik baik,
maka akan meningkatkan kemampuan sistem sirkulasi dan
kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan,
stamina, kecepatan dan komponen kondisi fisik lainnya.
Kondisi fisikadalah satu kesatuan utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik
peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di
dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh
komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-
sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau
status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan
atau status yang dibutuhkan tersebut.Pada permainan
sepakbola, kondisi fisik memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan prestasi. Kondisi fisik
diperlukan oleh pemain sepakbola agar bisa bermain dalam
waktu 2x45 menit dengan tempo dan intensitas yang tinggi
tanpa mengalami kelelahan, salah satunya pada tim NZR
Sumbersari.
Tahun 2021 merupakan tonggak bersejarah bagi tim
NZR Sumbersari dalam keikutsertaannya pada Kompetisi
Liga 3 Jatim sejak berdiri tahun 2018, dimana tim NZR
Sumbersari akhirnya lolos ke babak nasional yang akan
dilaksanakan pada tahun 2022, serta mampu menjadi yang
terbaik di Jatim dengan mengalahkan Persedikab
Kabupaten Kediri di babak final Liga 3 Jatim MS Glow for
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
210
Men. Tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang
dalam menghadapi putaran nasional, mengingat lawan-
lawan yang akan dihadapi nantinya adalah tim-tim juara
yang berasal dari seluruh pelosok tanah air mulai dari
Sabang sampai Merauke. Seperti yang diketahui bersama
bahwa tim NZR Sumbersari dinahkodai oleh mantan pemain
Timnas, Arema dan Sriwijaya FC, Charis Yulianto. Kebetulan
tugas penulis disini membantu pelatih kepala dalam
meningkatkan kondisi fisik pemain tim NZR Sumbersari.
Langkah awal persiapan yang dilakukan oleh tim
pelatih dalam menghadapi kompetisi Liga 3 Nasional adalah
dengan kembali mengadakan Training Center (TC) selama 1
minggu di Hotel Agrokusuma Batu, Jawa Timur. Kegiatan ini
difokuskan untuk meningkatkan kembali kondisi fisik
pemain agar mampu bersaing melawan tim-tim dari seluruh
Indonesia. Latihan diikuti oleh semua pemain, baik itu
pemain lama maupun 7 pemain baru yang didatangkan
manajemen untuk menambah kekuatan tim NZR
Sumbersari. 7 pemain tersebut berasal dari beberapa tim
Liga 3 di jatim yang tidak lolos ke babak nasional seperti
Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persekabpas
Pasuruan dan Persepon Ponorogo. Materi latihan fisik yang
diberikan meliputi latihan biomotorik dasar (daya tahan,
kekuatan dan kecepatan), kelincahan, dan power. Latihan
daya tahan diberikan lebih menekankan pada daya tahan
kecepatan (speed endurance), mengingat materi daya tahan
umum (basic endurance) sudah diberikan pada saat
persiapan tim pada bulan Agustus 2021 tahun kemarin.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
211
Pasca Training Center
Latihan dilaksanakan pada pagi, siang dan sore. Latihan
pagi hari menitikberatkan pada peningkatan kondisi fisik
baik dengan bola maupun tanpa bola, latihan pada siang
hari dilaksanakan di Gym untuk menambah massa otot,
sedangkan latihan yang dilaksanakan pada waktu sore hari
menitikberatkan pada taktik dan strategi. Beratnya materi
latihan selama 1 minggu tentunya diimbangi dengan asupan
gizi yang baik yang sudah disiapkan oleh pihak hotel, yaitu
diet rendah lemak dan konsumsi makanan dengan tinggi
protein.Pemain NZR Sumbersari FC cukup antusias dalam
melaksanakan latihan fisik selama TC di Hotel Agrokusuma
Batu yang dilaksanakan selama 1 minggu, karena metode
latihan yang diberikan oleh pelatih cukup menarik dan tidak
membosankan karena berbeda-beda materi setiap harinya
dan materi latihan dianggap mampu untuk meningkatkan
kondisi fisik pemain.
Setelah melaksanakan kegiatan Training Center selama
1 minggu, tim NZR Sumbersari tetap menjalankan aktifitas
latihan setiap hari di Stadion Universitas Muhammadiyah
Malang sebagai upaya mematangkan persiapan menghadapi
putaran babak nasional. Materi latihan setelah pelaksanaan
TC ini lebih fokus pada penerapan taktik dan strategi baik
itu pada saat bertahan, menyerang dan transisi, sedangkan
materi fisik tetap ada meskipun digunakan hanya untuk
maintenance saja. Kegiatan maintenance fisik ini dilakukan
untuk menjaga agar kondisi fisik pemain tidak turun sampai
nanti mendekati pertandingan. Untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan kondisi fisik pemain tim NZR Sumbersari
selama mengikuti kegiatan TC, tim pelatih melakukan
serangkaian tes fisik berupa tes daya tahan, tes kelincahan,
tes kelentukan, tes kecepatan dan tes power. Hasil dari tes
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
212
fisik yang dilakukan oleh tim pelatih menjadi acuan dalam
menentukan siapa pemain yang memiliki kondisi fisik yang
prima dan siap untuk dimainkan dalam waktu 2x45 menit.
Persiapan Menghadapi Berbagai Kompetisi
Selain melakukan rangkaian tes fisik, tim pelatih juga
mencoba mencarikan lawan tanding dalam upaya untuk
mengetahui perkembangan tim baik secara teknis maupun
non teknis. Tim pertama yang dihadapi dalam pertandingan
uji coba yang dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan Malang
adalah Malang Selection (kumpulan pemain-pemain asli
Malang yang bermain di Liga 2 dan Liga 3), dengan hasil
akhir 2-0 untuk kemenangan tim NZR Sumbersari. Dilihat
dari segi permainan masih belum memuaskan karena
sebagian besar kondisi pemain masih dalam kelelahan
setelah TC selama 1 minggu, dan pergerakan masih terasa
kaku. Ujicoba kedua dilaksanakan di Stadion Cakrawala
Universitas Negeri Malang melawan Arema U-20, dengan
hasil akhir 2-1 untuk kemenangan tim NZR Sumbersari.
Ujicoba ketiga melawan tim sesama liga 3 nasional yaitu
Gresik United yang dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan
Malang dengan hasil akhir 1-1, yang menjadi bahan evaluasi
pada pertandingan uji coba kali ini adalah kontrol emosi,
mengingat sebagian besar pemain tim NZR Sumbersari
kurang bisa mengontrol emosinya pada saat menghadapi
lawan yang seimbang, sehingga pola permainan menjadi
kacau dan strategi tidak berjalan dengan maksimal.
Pada kegiatan uji coba yang keempat, tim NZR
Sumbersari melawan PS. Porma (tim lokal) dengan hasil
akhir 4-3 untuk kemenangan tim NZR Sumbersari. Tim
pelatih memberikan evaluasi kepada pemain karena ada
beberapa pemain yang terlalu meremehkan kemampuan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
213
lawan, tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi tim
pelatih dan pemain, sebelum nanti benar-benar terjun
dalam kompetisi resmi liga 3 nasional. Uji coba yang kelima,
tim NZR Sumbersari bertolak menuju Sidoarjo untuk
melawan sesama tim liga 3 nasional yaitu Persida Sidoarjo
yang dilaksanakan di Stadion Gelora Delta. Pertandingan
berakhir 1-0 untuk kemenangan tim NZR Sumbersari,
meskipun hanya menang tipis namun pola permainan dan
kerjasama tim mulai rapi dan berkembang. Ini menjadi
modal yang sangat penting dalam menghadapi kompetisi
yang sebenarnya. Uji coba terakhir dilaksanakan di Stadion
Gajayana sekaligus mencoba lapangan yang nanti akan
digunakan untuk pertandingan resmi kompetisi liga 3
nasional, lawan yang dihadapi adalah tim Arema U17
dengan hasil akhir 6-0 untuk kemenangan tim NZR
Sumbersari.
Kesimpulan
Beberapa agenda uji coba yang dilakukan oleh tim NZR
Sumbersari baik melawan tim yang seimbang maupun tim
yang lebih lemah adalah bertujuan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan tim yang nanti akan diperbaiki
kembali pada saat latihan rutin di lapangan. Pada kompetisi
liga 3 nasional, tim NZR Sumbersari berada satu grup
dengan tim Batavia FC (juara 1 zona DKI), tim Farmel FC
(runner up zona Banten), dan tim Serpong City (juara 3
zona Banten). Pertandingan akan dilaksanakan di Stadion
Gajayana Malang. Berdasarkan hasil uji coba, dilihat secara
fisik bahwa tim NZR Sumbersari sudah siap untuk
mengarungi kerasnya kompetisi Liga 3 Nasional yang akan
dibagi menjadi 16 grup (64 besar) dengan sistem setengah
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
214
kompetisi, dengan target utama adalah promosi ke Liga 2
Nasional.
Daftar Rujukan
Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga (Teori dan Metodologi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
PENYEGARAN TENTANG LTAD
(LONG TERM ATHLETE DEVELOPMENT)
UNTUK PELATIH OLAHRAGA
DI JAKARTA BARAT
Dr. Ika Novitaria Marani, S.Pd, SE., M.Si29
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universtasi Negeri Jakarta
“Pelatih Di Setiap Cabang Olahraga Dapat Menerapkan
Sistem Pembinaan LTAD Sehingga Dapat Menciptakan Atlet
Yang Berprestasi”
enjadikan seorang atlet yang berprestasi secara
optimal bukan hal semudah membalikkan telapak
tangan, namun memerlukan persiapan yang panjang,
terstruktur, sistematis dan berkesinambungan. Tanpa
memiliki persiapan yang panjang, struktur dan sistematis
yang baik dan tidak dilakukan secara berkesinambungan
maka tidak akan menghasilkan atlet yang memiliki prestasi
yang maksimal terutama hingga level dunia. Dan sudah
banyak sistem pembinaan yang telah dilakukan di berbagai
negara seperti di Indonesia, yang menggunakan sistem
29Penulis lahir di Jakarta, 09 November 1979, penulis merupakan
Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta dalam bidang ilmu Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Jakarta (2003), gelar Sarjana Manajemen diselesaikan di Universitas Nasional (2005), sedangkan gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Indonesia Program Studi Manajemen Komunikasi (2009), dan akhirnya Gelar Doktor Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Jakarta (2012).
M
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
216
dengan persiapan yang berorientasi pada event atau yang
sering disebut Training Centre (TC). Lalu, adakah cara yang
efektif untuk seorang atlet untuk dapat meraih prestasi di
masa depan? Bagaimana kita dapat menciptakan sutau
lingkungan dimana atlet bisa berkembang, kemudian
menikmati dan akhirnya bisa menjadi atlet handal dan
memiliki prestasi yang maksimal baik di event individu
ataupun multievent di tingkat nasional, regional hingga
internasional hingga akhirnya mereka akan tetap aktif
secara fisik selama hidup mereka.
Salah satu model pembinaan yang saat ini sedang ramai
dibicarakan adalah model LTAD (Long Term Athlete
Development). Sistem pembinaan LTAD merupakan hasil
pemikiran dari Dr.Istvan Balyi, Dr. Istyan Balyi merupakan
seorang pakar dalam bidang perencanaan, periodisasi dan
peningkatan prestasi melalui program latihan jangka
pendek dan jangka panjang (Nurjaya, 2012). Sistem
pembinaan LTAD telah dikembangkan dan diterapkan di
British Columbia dan Canada. Sistem LTAD ini memiliki
template yang dapat digunakan untuk semua cabang
olahraga dengan menggunakan prinsip late specialization.
Model LTAD dikembangkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan para kelompok ahli LTAD pusat olahraga di
Kanada. Prinsip-prinsip dalam penelitian ini diadopsi oleh
pembinaan olahraga Kanada sebagai kerangka kerja untuk
manajemen yang tepat dari proses perkembangan dan
pertumbuhan anak-anak dan remaja dan prisnip ini dapat
mengidentifikasi periode kritis dari adaptasi latihan yang
dipercepat (Page dkk, 2015). Model LTAD akan membantu
untuk menghasilkan atlet yang berprestasi dan dapat
membantu pengembangan keterlibatan seseorang terhadap
aktivitas fisik seumur hidupnya. Sehingga dapat
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
217
disimpulkan bahwa LTAD merupakan kerangka
pembangunan olahraga yang bertumpu pada pertumbuhan
dan perkembangan manusia.
Pengembangan Atlet Jangka Panjang (Long Term
Athlete Development/LTAD) adalah tentang pencapaian
seorang atlet melalui proses latihan, kompetisi dan
pemulihan yang optimal sepanjang karirnya, terutama
dalam kaitannya dengan tahun-tahun perkembangan yang
penting dari anak-anak hingga dewasa (Gordon, 2004).
Tujuan utama LTAD adalah menyediakan kerangka kerja
untuk memastikan latihan, kompetisi dan pemulihan sesuai
untuk seorang atlet yang berdasarkan pada tahap
perkembangan dan pertumbuhan mereka. LTAD berusaha
untuk menekankan komponen kunci dari literasi fisik yang
merupakan dasar untuk gaya hidup sehat dan aktif, dan
karir dalam olahraga kompetitif (Ford dkk, 2011). Model
LTAD umumnya dipecah menjadi 5 fase berbeda
berdasarkan usia kronologis atlet (Demiral, 2018). Masing-
masing fase ini diringkas di bawah ini.
Fundamentals – (Laki-laki 6 – 9 tahun, Wanita 6 – 8 tahun)
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengajarkan atlet
tentang keterampilan gerakan dasar seperti lari, lompat,
jongkok, merangkak, melempar, menangkap, dan ABC
(kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan) dengan
cara yang menyenangkan. Selama fase ini, latihan kekuatan
juga diperkenalkan dengan focus pada penguasaan gerakan
berat badan dengan latihan menggunakan medicine ball. Jika
si atlet memiliki olahraga pilihan, maka tingkat partisipasi
yang dianjurkan adalah dua kali per minggu. Sedangkan
partisipasi dalam olahraga lain tiga sampai empat kali per
minggu dianggap penting karena untuk mempersiapkan
keunggulan masa depan. Pada masa ini, belum ada
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
218
kompetisi yang terjadi, tetapi atlet dapat diperkenalkan
dengan aturan permainan olahraga yang sederhana dan
etika olahraga.
Learning to Train (Belajar Berlatih)
Pada fase ini (Pria 9 – 12 tahun, wanita 8 - 11 tahun)
yang harus dikembangkan lebih lanjut adalah keterampilan
gerakan dasar dan keterampilan gerakan khusus (yaitu
keterampilan olahraga0. Atlet dalam kelompok usia ini
dianggap paling reseptif untuk belajar keterampilan
motoric. Karena, jika keterampilan motoric dasar tidak
dikembangkan dengan tepat dalam kelompok usia ini, maka
kemampuan atlet untuk dapat mencapai potensi penuh
mereka tidak dapat dikompromikan.
Selain itu, pada fase ini latihan kekuatan juga terus
dikembangkan dengan menggunakan medicine ball dan
menggunakan berat badan mereka sendiri. Sementara
untuk membangun daya tahan dapat dilakukan melalui
permainan dan estafet. Pada fase ini juga, fleksibilitas dasar
diperkenalkan. Semengara kecepatan, kelincahan dan
perubahan arah dikembangkan melalui aktivitas khusus
yang dilakukan selama pemanasan. Rasio latihan dengan
kompetisi yang direkomendasikan adalah 70:30. Dan
latihan harus mulai mengadopsi pendekatan ‘berkala’.
Training to Train Phase (Fase Berlatih ke latihan)
Tujuan dari fase ini (Pria 12 – 16 tahun, Wanita 11 - 15
tahun) adalah atlet mulai melakukan konsolidasi dan
pengembangan keterampilan lebih lanjut dan taktik khusus
olahraga dasar. Pada fase ini, atlet harus mengalami
percepatan pertumbuhan dan hal ini terkait dengan latihan
aerobic yang optimal. Setelah percepatan pertumbuhan
terjadi maka latihan aerobic dan fleksibilitas harus
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
219
diprioritaskan. Sementara kekuatan, kecepatan dan
keterampilan harus dipertahankan atau dikembangkan
lebih lanjut. Rasio latihan terhadap kompetisi meningkat
60:40 dan atlet harus terlibat dalam latihan kompetitif
setiap hari. “Bermain untuk menang’ mulai di dorong,
walaupun tetap focus utama latihan masih mempelajari
dasar-dasarnya.
Training to Compete (Berlatih Untuk Berkompetisi)
Pada fase ini (Pria 16 – 18 tahun, Wanita 15 - 17 years)
lakukan pengoptimalan kebugaran fisik secara keseluruhan
dan pengembangan ketrampilan dengan menekankan pada
keterampilan khusus individu dan disiplin. Latihan menjadi
lebih bersifat individual untuk focus pada kekuatan dan
kelemahan spesifik seorang atlet. Pada fase ini juga, latihan
kekuatan dengan menggunakan beban seperti free weight
mulai diperkenalkan. Rasio latihan terhadap kompetisi
sekarang meningkat menjadi 50:50.
Training to Win
Fase ini (male 18+, female 17+ years) merupakan faset
terakhir dari persiapan atlet untuk berprestasi. Dan
penekanan pada fase ini bergeser ke spesialisasi dan
peningkatan kinerja. Walaupun LTAD merupakan sistem
pembinaan yang dapat menciptakan atlet yang berprestasi,
namun dalam pelaksanaannya akan ditemui beberapa
rintangan. Adapun rintangan yang akan dihadapi yaitu
terjadinya campur aduk antara jadwal kompetisi dan latihan
untuk atlet dewasa dan atlet junior serta terjadinya
program latihan yang bercampur antara program latihan
untuk atlet pria dan atlet wanita, terjadinya dominasi pada
latihan maupun kompetisi untuk usia 11 – 16 tahun dengan
mendasarkan pada usia kronologis dibandingkan
berdasarkan pada tingkat kematangan atau kedewasaan,
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
220
ketika mencapai tahap belajar untuk berlatih, pelatih gagal
menggunakan periode waktu yang kritikal atau sensitive
untuk mempercepat penyesuaian terhadap latihan, karena
pelatih tidak mengerti prinsip-prinsip latihan yang
sesungguhnya untuk mengembangkan unsur-unsur fisik
secara optimal seperti kecepatan, daya tahan, ketrampilan,
kekuatan dan fleksibilitas. Pelatih yang handal kebanyakan
bekerja untuk atlet dengan tingkat keterampilan yang tinggi
dan bukan pada hal-hal yang bersifat fundamental seperti
pada tahap belajar untuk berlatih (learning to train). Pelatih
kurang mendapatkan ilmu kepelatihan secara mendalam
terkait isu-isu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
pengembangan kedewasaan atau kematangan, terutama
pelatih yang menangani anak-anak kelompok usia 6 – 10
tahun dan 10 – 16 tahun. Adanya kendala keuangan, karena
model LTAD merupakan program pembinaan yang bersifat
jangka panjang.
Kesimpulan
Sangatlah penting untuk melakukan penyegaran terkait
pembinaan prestasi olahraga terutama pembinaan Long
Term Athlete Development (LTAD). Dimana harapannya agar
pelatih di setiap cabang olahraga dapat menerapkan sistem
pembinaan LTAD dengan baik dan benar sehingga dapat
menciptakan atlet yang berprestasi baik di tingkat nasional,
regional maupun internasional sehingga dapat membawa
harum nama Indonesia.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
221
Daftar Pustaka
Demiral, S. (2018). LTAD Model Active Beginning Stage Adaptation in Judo Basic Education Program (Ukemi, Tchiwaza dan Newaza Basic Drills) for 4-6 Aged Kids. Journal of Education and Training Studies. 6(12a). 1. https://doi.org/10.11114/jets.v6i12a.3715
Ford, P., de Ste Croix, M., Lloyd, R., Meyers, R., Moosavi, M., Oliver, J., Williams, C. (2011). The Long-Term Athlete Development mmodel: Physiological evidence and application. Journal of Sports Sciences. 29(4). 389-402. https://doi.org/10.10.1080/02640414.2010.536849
Gordon, R. (2004). A Short Guide to Long Term Athlete Development (LTAD). Amateur Swimming Association. 1-7.
Nurjaya, D. R. (2012). Tahapan Pembinaan Atlet Jangka Panjang. Jurnal Kepelatihan Olahraga. 4(2). 108-123.
Page, C., Wills-ibarra, N., Hutchison, C., Gudgeon, a., Guide, B. M., Robson, P., dan F. A. H. (2015). Athletics Canada; Long Term Athlete Development. Chelsea.
PELATIHAN DAN SCREENING ATLET
HAPKIDO LAMPUNG PERSIAPAN
PON PAPUA-XX
Efraldo Yudistira, S.Ft, M.Fis30
Universitas Muhammadiyah Metro
“Pembuatan Program Latihan Khusus Pada Atlet Sesuai Data
Pemeriksaan Berhasil Memperoleh Juara di Tingkat
Nasional”
edera adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh
manusia tiba-tiba mengalami penurunan energi dalam
jumlah yang melebihi ambang batas toleransi fisiologis atau
akibat dari kurangnya satu atau lebih elemen penting.
Mengatasi cidera olahraga mengembalikan fungsi secara
fisiologis dengan menggunakan metode terapi dan latihan
yang efisien dan terukur. Penentuan metode terapi dan
latihan yang efisien dan terukur perlu di dasari dengan
pengukuran atau pemeriksaan (screening) musculoskeletal
secara khusus pada tiap altel atau pelaku olahraga.
Pemeriksaan muskuloskeletal adalah proses sistematis
melihat beberapa gerakan persendian seorang atlet dilihat
30Penulis lahir di Metro, 16 Mei 1991, penulis merupakan Dosen
Universitas Muhammadiyah Metro pada Prodi D3 Fisioterapi yang berfokus kepada anatomi fisologi dan cidera, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Fisioterapi di Universitas Esa Unggul (2014), sedangkan gelar Magister Fisiologi Olahraga konsentrasi Fisioterapi diselesaikan di Universitas Udayana (2017),
C
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
224
dari gerakan, fleksibilitas, kekuatan, proprioceptif dan
keseimbangan (Mottram, 2008).
Ahli fisioterapi biasanya mengidentifikasi gerakan
fungsional sebagai komponen utama dari pemeriksaan
mereka dalam menilai performa seorang atlet. Ahli
fisioterapi menggunakan tes gerakan fungsional dan
khususnya Functional Movement Screen (FMS) sebagai alat
pemeriksaan dalam olahraga (Cook, 2014). Pemusatan
latihan pada atlet Hapkido Lampung saat ini di lakukan
dengan pelatihan fisik yang general kepada setiap atlet,
belum adanya pemusatan khusus dan pemeriksaan
mendetail terhadap perorangan atlet sehingga dalam
penanggulangan atau pemantauan terperinci terhadap
cidera atlet dan pencegahan cidera belum maksimal
dilakukan. Dimana saat ini terdapat beberapa atlet yang
mengalami cidera baik dalam kondisi akut maupun kronis.
Penyembuhan Atlet Pasca Cedera
Data-data screening atlet akan dilakukan dalam
program persiapan atlet menghadapi kejuaraan eksebisi
PON Papua yang akan di gunakan untuk menidentifikasi
kemungkinan resiko cidera yang akan di alami oleh atlet
serta menggali informasi untuk perihal peningkatan potensi
atlet dan peningkatan performa. Data tersebut pula dapat
membantu dalam kondisi dimana atlet pasca cidera dapat
memaksimalkan kembali performa guna kembali ke cabang
olahraga setelah cedera dan untuk mengembangkan profil
karakteristik atlet yang berpartisipasi dalam olahraga
(Warren, 2018) .
Hapkido merupakan olahraga beladiri yang berasal dari
Korea Selatan dimana gerakan basis dasar memanfaatkan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
225
tendangan, pukulan, dan kuncian, namun dalam
pertandingan resmi metode kuncian sangat jarang
dilakukan diakrenakan efektifitas dalam penilaian lebih
menguntungkan pada gerakan serangan tendangan dan
pukulan, terdapat beberapa jenis tendangan dan pukulan
dari hapkido diantara lain adalah Cha-gi, Ap-Chi-Gi, Yop-Chi-
Gi, Ohl Ligi dan lainnya yang merupakan teknik serangan
dengan beberapa cara dan target yang berbeda. Tendangan
berfokus dengan targeting pada bagian tengah tubuh ke
bawah, tangkisan dengan menggunakan kuda kuda yang
kuat dan fokus pada posisi lengan baik posisi terbuka atau
tertutup untuk menghalau serangan dengan posisi
menyilang ke depan. Serta pukulan fokus pada area dada
dan perut lawan. Dasar beladiri hapkido menggunakan
kekuatan lawan untuk melumpuhkannya dimana terdapat 3
prinsip dalam beadiri ini yaitu keseimbangan, fleksibilitas,
koordinasi gerakan (Rowe, 2001).
Kesesuaian Tekhnik Untuk Hasil Yang Maksimal
Keseimbangan merupakan bagian yang mutlak dalam
melakukan kegiatan manusia terutama dalam berolahraga,
pada tehnik beladiri keseimbangan dapat mengkontrol
kondisi tubuh baik pada saat menyerang dan bertahan akan
menghasilkan gerakan teknik yang maksimal,
keseimbangan dipengaruhi oleh sistem proprioceptive dan
kekuatan otot-otot stabilisasi tubuh manusia, screening
keseimbangan dapat dilakukan pengecekan pada latihan
keseimbangan part sendi dan kemampuan otot-otot core
atau core stability.
Core Stability memiliki prinsip penguatan pada batang
tubuh dengan memaksimalkan kemampuan otot daerah
trunk, lumbal, spine, pelvic, hip, abdominal, dan otot-otot
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
226
sepanjang tulang belakang. Otot-otot tersebut bekerja untuk
menjaga posisi thorax dan spine sesuai dengan aligment
tubuh yang simetris agar stabil. Ketika thorax dan spine
memiliki kemampuan yang kuat dan stabil maka akan
memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan
efisien, sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya
cedera Core stability menggambarkan kemampuan untuk
mengontrol atau mengendalian 5 posisi dan gerak sentral
pada tubuh diantaranya, aligment kepala dan leher kepala,
tulang belakang, stabilitas/mobilitas dari pelvic, serta posisi
ankle dan hip yang tepat (Karren, 2008).
Pada sektor fleksibilitas merupakan kemampuan otot
untuk melakukan gerakan dengan mudah, tanpa
keterbatasan serta bebas dari rasa nyeri dalam lingkup
gerak sendinya. Fleksibilitas berkaitan dengan pemanjangan
musculotendinous unit yang baik (Kisner dan Colby, 2007).
Fleksibilitas otot adalah aspek penting dari fungsional
manusia secara normal. Fleksibilitas yang terbatas telah
dibuktikan mempengaruhi cedera musculoskeletal dan
secara signifikan mempengaruhi fungsional seseorang.
Pengukuran tingkat fleksibilitas otot dilakukan dengan
mengukur kemempuan otot terkait mengulur secara
maksimal guna mengumpulkan data-data untuk
menentukan kondisi fleksibilitas otot atlet secara khusus,
dimana pada pertandingan hapkido ini menggunakan
pergerakan kaki yang sangat besar dalam melakukan force
dan jangkauan tendangan serta kuda kuda dan koordinasi
gerakan kaki dengan tingkat agility yang tinggi dan apabila
otot tidak dapat mengulur dengan maksimal akibat
tightness atau ketegangan otot yang tinggi akan
mengakibatkan resiko cidera otot yang besar bahkan lebih
buruk lagi dapat berdampak pada lingkup sendi yang
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
227
bergerak menjadikan cidera sendi bahkan ligament. Muscle
tightness diakui sebagai faktor resiko intrinsic terhadap
kejadian cedera otot, ketegangan otot ini dapat terjadi
dikarenakan beberapa alasan yaitu overuse, imbalance
muscle, dan inactivity (Page dkk, 2010).
Berdasarkan analisis situasi tersebut maka kami akan
mengadakan pelatihan dan screening pada atlet hapkido
lampung dalam persiapannya untuk menghadapi kejuaraan
eksebisi pada ajang PON Papua dengan mengumpulkan data
kemampuan atlet dan merumuskan potensi cidera, agar
baik fisioterapis dan tim kepelatihan dapat merumuskan
latihan khusus pada atlet dalam sector penanggulangan dan
penurunan resiko cidera.
Kegiatan dimulai pada tanggal 25 Mei 2021. Hari
pertama kegiatan pengabdian, dilaksanakan kegiatan
Pemeriksaan terhadap 5 atlet yang menjadi atlet utama
dalam kegitan PON dan pemeriksaan pada atlet lainnya
dilaksanakan pada hari berikutnya. Setelah kegiatan
pemeriksaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan
identifikasi klinis para atlet inti yang dijelaskan kepada
pelatih terhadap kondisi atletnya tentang kemampuan,
kelemahan dan resiko cidera para atlet.
Kesimpulan
Pembuatan program latihan khusus pada atlet sesuai
data pemeriksaan yang ada yang akan di lakukan
pemusatan selama 2 bulan kedepan yang kemudin akan di
lakukan evaluasi terhadap performa. Pada tanggal 30 Mei
dilaksanakan Sosialisasi kepada Pelatih dan jajaran terkait
serta beberapa guru olahraga yang ikut serta dalam
kegiatan terhadap cidera dan penanganan pertama cidera.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
228
Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam 2 bulan
pemusatan latihan para atlet sebelum terbang ke kejuaraan
eksebisi PON Papua dan pada bulan September 5 atlet yang
di kirim pada kejuaraan eksebisi Hapkido PON Papua
berhasil mendapatkan 5 medali diantaranya 4 medali Emas
dan 1 medali Perak.
Daftar Pustaka
Cook, Gray., Burton, Lee., Hoogenboom, Barbara J., Voight, Michael. (2014). Functional movement screening: the use of fundamental movements as an assessment of function - part 1. Int J Sports Phys Ther. 2014 May;9(3):396-409. PMID: 24944860; PMCID: PMC4060319.
Cook, Gray., Burton, Lee., Hoogenboom, Barbara J., Voight, Michael. (2014). Functional movement screening: the use of fundamental movements as an assessment of function - part 2. int J Sports Phys Ther. 2014 Aug; 9 (4):549-63. PMID: 25133083; PMCID: PMC4127517.
Karren, Saunders., Chabut, Lareine., 2008. Core Strength For Dummies, Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
Kisner, Carolyn., Colby, Lynn. (2007). Therapeutic Exercise: Foundations and Techniques. 5th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. PP: 2
Meghan, Warren., Monica R, Lininger., Nicole J, Chimera., and Craig A, Smith. (2018). Utility of FMS to understand injury incidence in sports: current perspectives. Open Access J Sports Med. 2018; 9: 171–182. Doi: 10.2147/OAJSM.S149139
Michael, Rowe. (2001). Introduction to Combat Hapkido The Science of Self-Defense. Omaha: Dan Il Press.
Mottram, Sarah., Comerford, Mark. (2008). A new perspective on risk assessment. Physical therapy in sport : official journal of the Association of Chartered Physiotherapists in Sports Medicine,Mar (9): 40-51. Doi: 10.1016/j.ptsp.2007.11.003.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
229
Page, Phil., Frank, Clare., Lardner, Robert. (2010). Assessment and Treatment of Muscle Imbalance: The Janda Approach. Champaign IL: Human Kinetics.
PENDAMPINGAN SC DALAM MEMBANGUN
KONDISI FISIK ATLET SUMATERA UTARA
PELATDA JANGKA PANJANG PON XXI/2024
ACEH-SUMUT
Dr. Mesnan, M.Kes, AIFO31
FIK Universitas Negeri Medan Prodi Ilmu Keolahragaan
“Penekanan terhadap latihan Fisik, Teknik, Taktik dan
Strategi serta pelaksanaan try in, try out, training camp pada
periode sasi Latihan dapat meraih prestasi yang diinginkan”
rovinsi Sumatera Utara dan Aceh terpilih sebagai calon
tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX
Tahun 2024 lewat musyawarah Olahraga Nasional Luar
Biasa (Musornaslub) di Hotel Bidakara Jakarta pada tanggal
24 April 2018. Berdasarkan Musornaslub tersebut
pemerintah secara resmi menetapkan Aceh-Sumut menjadi
Tuan Rumah Bersama berdasarkan Keputusan Menteri
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2020. Menyikapi Provinsi Sumut-Aceh sebagai tuan rumah
PON ke XXI tahun 2024, maka KONI Sumutsebagai ujung
tombak pembinaan di Sumatera Utara harus memiliki
31Penulis lahir di Balimbingan Tanah Jawa Simalungun, 02 Juni
1966, penulis merupakan Dosen FIK Universitas Negeri Medan Prodi Ilmu Keolahragaan, penulis menyelesaikan gelar Sarjana Kesehatan Rekreasi di IKIP Negeri Medan (1992), gelar Magister Ilmu Kedokteran Dasar Kajian Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga diselesaikan di Universitas Padjajaran Bandung (2000), dan gelar Doktor Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Medan Program Studi Manajemen Pendidikan (2021).
P
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
232
program yang mampu menempah atlet yang siap
bertanding di PON XXI. Sebagai tuan rumah penyelenggara
harus sukses dalam menyelenggarakan PON juga sukses
prestasi.
Banyak variabel yang mempengaruhi sukses suatu
prestasi di event olahraga, salah satunya adalah pembinaan
yang benar dan tepat sasaran dengan menerapkan IPTEK
sebagai lintasan percepatan pembinaan. Program
Pemusatan Latihan Daerah (PELATDA) Jangka Panjang yang
dijalankan KONI Sumatera Utara adalah salah satu bentuk
program pembinaan yang terencana, terukur dan
dilaksanakan sesuai kaidah ilmu kepelatihan serta
dievaluasi secara bertahap dan berkelanjutan, manajemen
olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang
berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan evaluasi
dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama
berkaitan dengan olahraga(Janet B Park, 1998). Nahkoda di
lapangan yang menjalankan dan menghadapi latihan atlet
adalah para pelatih. Bagaimana seorang pelatih dituntut
untuk mampu meningkatkan keterampilan, startegi
permainan, mental serta kondisi fisik atlet. Kondisi fisik
atlet akan sangat berperan dalam memberikan kontribusi
dalam membentuk keterampilan ataupun skill yang harus
dimiliki seorang atlet. Pelatih Pelatda Jangka Panjang adalah
pelatih yang dihunjuk oleh masing-masing Pengprov Cabang
Olahraga. Pelatih yang diutus ini merupakan pelatih yang
memahami sepenuhnya bagimana meningkatkan skill atau
keterampilan sesuai cabang olahraga yang dibinanya, akan
tetapi kurang memahami bagaimana membangun kondisi
fisik yang baik.
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
233
Meraih Prestasi Dengan Fisik Yang Sehat
Kondisi fisik atlet memegang peranan penting dalam
menjalankan program latihannya. Program latihan kondisi
fisik haruslah direncanakan secara baik, sitematis dan
ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dapat
menimbulkan atlet mencapai prestasi yang lebih baik sesuai
harapan, Kondisi fisik adalah salah satu syarat yang sangat
diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi atlet,
bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu
awalan prestasi (M. Sajoto, 1988). Kondisi fisik merupakan
satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan, baik
peningkatannya maupun pemeliharaannya, dengar arti
bahwa setiap usaha peningkatan kondisi fisik, maka harus
mengembangkan semua komponen tersebut walaupun
perlu dilakukan dengan prioritas.
Berdasarkan asumsi di atas, maka peran seorang SC
(Strength Conditioning) atau yang biasa disebut Pelatih Fisik
sangatlah penting. Seorang SC akan mampu membangun
kondisi fisik yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
sistem energi dan kebutuhan gerakan otot yang disesuaikan
cabang olahraga yang digeluti para atlet. KONI Sumatera
Utara memiliki program unggulan sebagai pembinaan atlet
yang dipersiapan untuk mengikuti PON XXI/2024 yang
disebut dengan PELATDA Jangka Panjang PON XXI/2024
Aceh-Sumut. Pelatda Jangka Panjang PON XXI/2024 Aceh-
Sumut telah dimulai bulan September 2021 lalu. Atlet yang
mengikuti Pelatda Jangka Panjang sebanyak 311 orang yang
berasal dari 25 cabang olahraga. Prioritas cabang olahraga
yang masuk Program Jangka Panjang Tahun 2021 dan
Tahun 2022 adalah cabang olahraga individu atau
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
234
perorangan. Cabang olahraga Beregu (Tim) akan dimulai
pada Tahun 2023.
Atlet yang masuk program Pelatda Jangka Panjang
KONI Sumut sebagai persiapan PON XXI/2024 Aceh-Sumut
diwajibkan melakukan sesi latihan perminggunya sebanyak
10 kali sesi. Untuk mendukung pelatih dan atlet dapat
melakukan 10 kali sesi latihan setiap minggu, KONI Sumut
memberikan bantuan uang saku atau extra foodingsetiap
bulannya. Harapannya, agar status kondisi fisik atlet rata-
rata mencapai 75 % dalam kategori “Baik”. Namun, dari Tes
Kondisi Fisik Tahap II yang dilakukan di bulan Desember
2021 menunjukkan status kondisi fisik atlet belum
mencapai kondisi fisik yang diharapkan masih berada 58%.
Ini berarti target KONI Sumut dengan latihan selama 3
bulan penuh belum tercapai kondisi fisik yang diharapkan.
Mencermati kenyataan kondisi fisik atlet yang belum
mencapai harapan, maka perlunya ada pendampingan
pelatih yang memahami secara khusus bagaimana kondisi
fisik dibangun sesuai karakteristik cabang olahraga. Pelatih
khusus Kondisi Fisik yang biasa disebut “Strength
Conditioning” atau SC menjadi sangatlah penting untuk
mendampingi pelatih teknik di dalam menyiapkan dan
membangun kondisi fisik atlet sebagai modal untuk
mendukung latihan teknik atau skill para
atlet.Keberadaannya sangatlah penting dalam membangun
kondisi fisik atlet dengan memegang teguh prinsip-prinsip
latihan sesuai IPTEK. Diawali KONI Sumut melakukan
seleksi dalam merekrut SC untuk mendampingi pelatih
teknik. Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati
bagi pelatih SC. Pelatih SC dalam menerapkan Pelatda
Jangka Panjang mengadopsi prinsip-prinsip latihan yang
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
235
disampaikan oleh beberapa pakar program latihan
(Sukadiyanto, 2011);(Harsono, 2015);(Bompa, 1994).
Penerapan Intensitas Latihan
Prinsip kesiapan yang harus diterapkan pelatih Pelatda
Jangka Panjang PON XXI/2024 Aceh-Sumut adalah
pemberian materi dan dosis latihan harus disesuaikan
dengan usia atlet. Atlet yang dibina di Pelatda Jangka
Panjang ini adalah pilihan yang terbaik yang ada di
Sumatera Utara. Mereka merupakan atlet yang sudah
memiliki kesiapan baik kondisi secara fisiologis maupun
secara psikologis. Atlet Jangka Panjang PON XXI/2024
merupakan atlet pilihan dan terbaik disetiap nomor
lombanya. Namun, prinsip individual tetap diberlakukan.
Latihan harus dirancang dan disesuaikan pada diri atlet
agar menghasilkan hasil yang terbaik. Faktor-faktor yang
harus diperhitungkan oleh pelatih Pelatda antara lain:
karaktersitik jenis cabang olahraganya, Nomor Lomba atau
Kelas Pertandingan.
Jenis Cabang Olahraga yang ada di Pelatda Jangka
Panjang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bagian, yaitu :
(1) Olahraga Permainan, (2) Olahraga Beladiri, (3) Olahraga
Akurasi, dan (4) Olahraga Terukur. Pelatih Fisik (SC) harus
memperhatikan kebutuhan kondisi fisik sesuai jenis
olahraganya. Pelatih Fisik harus juga mampu memberi
pembinaan kondisi fisik sesuai spesifikasi kecabangan
olahraganya. Pelatih SC harus tetap memperhatikan prinsip
beban lebih. Peningkatan beban yang dilakukan haruslah
lebih berat dari latihan sebelumnya pada batas ambang
rangsang kepekaannya thereshold of sensitivity. Penerapan
sistem peningkatan beban yang terus menerus, hal ini
disebut dengan istilah progressive overloading. Penerapan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
236
sistem overload yang digunakan adalah The Step Type
Approach atau sistem tangga dengan prinsip penambahan
beban latihan tiap minggunya secara bertahap.
Perubahan fisiologis dan psikologis yang meningkat
adalah akibat dilatih berlandaskan latihan intensif. Cabang
olahraga yang memerlukan kebugaran jasmani yang baik
pada Pelatda Jangka Panjang PON XXI/2024 ini harus
menerapkan intensitas latihan dengan capaian denyut nadi
latihan dalam pembinaan olahraga prestasi, yaitu : sesuai
Teori Katch dan Meardle dengan penerapandengan rumus:
Denyut Nadi Maksimal (DNM) =220- Umur. Dengan takaran
yang harus dicapai dalam latihan adalah 80-90 persen DNM.
Pengelola Program Pelatda KONI Sumut menetapkan 10 sesi
latihan setiap minggunya dan minimal 1 (satu) sesi latihan
berdurasi 2 (dua) jam efektif, namun durasi ini juga harus
mempertimbangkan kualitas suatu latihan atau berat
ringannya setiap sesi latihan.
Pelatda Jangka Panjang PON XXI/2024 akan
dilaksanakan dengan waktu 4 (empat) tahun, oleh sebab itu
untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebosanan dalam
berlatih, maka pelatih SC harus kreatif mencari dan
menerapkan variasi-variasi latihan. Penanggung jawab
Pelatda juga akan membuat suatu games seperti out bond
dengan tujuan kejenuhan latihan dapat di atasi dan menjalin
keakraban atlet yang diluar cabang olahraga yang
digelutinya.
Kesimpulan
Harapannya dengan pendampingan yang dilakukan
Pelatih Fisik (SC) akan memberi arah yang tepat dalam
proses latihan, yang diawali dengan pembuatan rancangan
Optimistis Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat...
237
program latihanbersama pelatih teknik, menjalankan
program latihan sesuai IPTEK dan adanya evaluasi setiap
progres latihan perminggunya yang berkelanjutan.
Penekanan terhadap latihan Fisik, Teknik, Taktik dan
Strategi serta pelaksanaan try in, try out, training camp
berpedoman pada tahapan program latihan (periode sasi
latihan). Dengan demikian lintasan progres pembinaan
prestasi atlet dapat dicapai dengan baik dan maksimal,
sehingga besar harapan atlet Sumut akan menoreh prestasi
di PON XXI/2024 Aceh-Sumut.
Daftar Pustaka
Bompa, T. O. (1994). Theory and methodology of training: the key to athletic performance: Kendall hunt publishing company.
Fox, E. L., Bowers, R. W., & Foss, M. L. (1993). The physiological basis for exercise and sport: Brown & Benchmark.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.
Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud.
Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori dan Metodologi dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. RI. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
Janet B Park and Jerome Quarterman. (1998). Contemporary Sport Management. USA: Human Kinetics.