netralitas media massa terhadap pasangan - universitas

137
0 NETRALITAS MEDIA MASSA TERHADAP PASANGAN CALON GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 (Analisis Isi Berita Pasangan Calon Gubernur Jawa Tengah di Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas) Periode 11 April-26 Mei 2013 TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Megister Program Studi Ilmu Komunikasi Minat Utama Manajemen Komunikasi Oleh : SUPARTINAH NIM : S231202009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: khangminh22

Post on 08-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

NETRALITAS MEDIA MASSA TERHADAP PASANGAN

CALON GUBERNUR JAWA TENGAH 2013

(Analisis Isi Berita Pasangan Calon Gubernur Jawa Tengah di Harian

Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas)

Periode 11 April-26 Mei 2013

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Megister

Program Studi Ilmu Komunikasi

Minat Utama Manajemen Komunikasi

Oleh :

SUPARTINAH

NIM : S231202009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

NETRALITAS MEDIA MASSA TERHADAP PASANGAN

CALON GUBERNUR JAWA TENGAH 2013

(Analisis Isi Berita Pasangan Calon Gubernur Jawa Tengah di Harian

Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas)

Periode 11 April-26 Mei 2013

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Megister

Program Studi Ilmu Komunikasi

Minat Utama Manajemen Komunikasi

Oleh :

SUPARTINAH

NIM : S231202009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Supartinah

Nim : S231202009

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Minat Utama : Manajemen Komunikasi

Program Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul

“NETRALITAS MEDIA MASSA TERHADAP PASANGAN CALON

GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 (Analisis Isi Berita Pasangan Calon

Gubernur Jawa Tengah di Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas)

Periode 11 April-26 Mei 2013” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam tesis tersebut di beri tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang

saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Oktober 2014

Yang membuatpernyataan

Supartinah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini kupersembahkan teruntuk ibunda dan ayahanda tercinta yang

tiada henti selalu berdo’a untuk keberhasilan dan kesuksesanku.

Untuk kakakku dan kekasihku yang selalu memberiku semangat dan do’a.

Serta untuk almamater.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidaya-Nya, kemudian tak lupa shalawat dan salam

senantiasa mengiringi kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, sehingga

atas izin-Nya Tesis yang berjudul “Netralitas Media Massa Terhadap Pasangan

Calon Gubernur Jawa Tengah 2013 (Analisis Isi Berita Pasangan Calon Gubernur

Jawa Tengah di Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas) Periode

11 April-26 Mei 2013” dapat terselesaikan.

Penyusunan Tesis ini dapat terselesaikan, karena bantuan dari berbagai

pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materiil. Oleh karena itu

penulis menyampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan menerima untuk

menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana UNS.

2. Prof. Drs.TotokSarsito, SU, MA, Ph.D. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

selaku penguji tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dalam

penyempurnaan tesis ini.

3. Prof. Drs. Pawito, Ph.D dan bapak Sri Hastjarjo, S.Sos. Ph.D. Selaku

Pembimbing I dan II yang telah sabar memberikan bimbingan, pengarahan

dan masukan dalam penyusunan tugas akhir tesis ini.

4. Drs. Y. Slamet, M.Sc., Ph.D selaku penguji tesis ini. Terimakasih atas

masukan yang menginspiratif dalam penyempurnaan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sangat berjasa dalam memberikan

bekal ilmu, dan pengetahuan yang sangat luas selama ini.

6. Mbak Sari dan Pak Parno yang telah banyak membantu kelancaran penulisan

tesis ini dalam hal administratif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Karsono, Ibu Tuminah, dan kakakku, yang

tidak kenal lelah untuk selalu memberikan doa, dukungan, dan selalu

memberikan yang terbaik.

8. Mas Luthfil Hakim yang telah memberikan doa, semangat dan motivasinya

selama ini.

9. Keluargabesarku di Banjarnegara terimakasih atas kasih sayang, perhatian

dan motivasi yang telah kalian berikan.

10. Teman-teman senasib dan seperjuanganku (Wina, Rotu, mbak Erwin, mbak

Riza, mbak Dita, Rina, Tri) terimakasih atas semangat dan kenangan yang

indah.

11. Serta semua pihak yang tidak bisa di sebut satu persatu yang telah

mendukung dan mendoakan dalam segala hal kepada penulis.

Akhir kata, penyusun telah berusaha agar laporan dapat disusun dengan

sebaik-baiknya. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna

oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Dan

semoga laporan penelitian ini dapat berguna sebagaimana mestinya.

Surakarta, Oktober 2014

Penyusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB IITELAAH PUSTAKA

A. Media Masa ............................................................................................ 7

B. Pers dan Surat Kabar .............................................................................. 10

B.1 Fungsi Pers ....................................................................................... 10

B.2 Surat Kabar ...................................................................................... 11

C. Berita .................................................................................................... 13

C.1 Kebijakan Redaksi ........................................................................... 16

D. Objektivitas Media dan Netralitas Media ............................................... 17

D.1 Objektivitas Media ........................................................................... 17

D.2 Netralitas Media ............................................................................... 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

E. Ekonomi Politik Media Massa ................................................................ 26

F. Teori Tradisi Kritis ................................................................................. 28

G. Analisis Isi ............................................................................................ 29

H. Penelitin Terdahulu ................................................................................. 30

I. Kerangka Berpikir .................................................................................. 36

J. Hipotesis ................................................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 38

B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 40

D. Unit Analisis dan Kategori ..................................................................... 40

E. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................... 40

E.1 Definisi Konsep ................................................................................ 40

E.2 Definisi Operasional ......................................................................... 41

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 43

G. Reliabilitas .............................................................................................. 45

BAB IVGAMBARAN UMUM SURAT KABAR SOLOPOS, SUARA

MERDEKA, DAN RADAR BANYUMAS

A. Gambaran Umum Harian Solopos .......................................................... 47

B. Gambaran Umum Harian Suara Merdeka .............................................. 52

C. Gambaran Umum Harian Radar Banyumas ........................................... 62

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Penyajian Data ........................................................................................ 64

1. Berita Pasangan HP-Don di Harian Solopos, Suara Merdeka dan Radar

Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013 ......................................... 65

2. Berita Pasangan BISSA di Harian Solopos, Suara Merdeka dan Radar

Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013 ......................................... 73

3. Berita Pasangan GAGAH di Harian Solopos, Suara Merdeka dan Radar

Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013 ......................................... 82

B. Analisis Data ........................................................................................... 92

1. Uji Chi Square.................................................................................... 92

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 97

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 103

1. Harian Solopos.......................................................... ......................... 103

2. Harian Suara Merdeka.......................................... ............................. 104

3. Harian Radar Banyumas.............................................. ...................... 105

B. Implikasi Netralitas Media Massa Terhadap Pasangan Calon Gubernur

Jawa Tengah 2013 .................................................................................. 106

a. Implikasi Teoritis ............................................................................ 109

b. Implikasi Metodologis ..................................................................... 109

C. Saran ....................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 111

LAMPIRAN

A. Interiabilitas Rumus Holsti

B. Protokol Pengisian Lembar Coding

C. Lembar Coding

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Berita Harian Solopos tentang Pasangan HP-Don ............................. 65

Tabel 2. Berita Harian Suara Merdeka tentang Pasangan HP-Don ................. 67

Tabel 3. Berita Harian Radar Banyumas tentang Pasangan HP-Don .............. 72

Tabel 4. Berita Harian Solopos tentang Pasangan Bibit-Sudijono .................. 73

Tabel 5. Berita Harian Suara Merdeka tentang Pasangan Bibit-Sudijono ....... 75

Tabel 6. Berita Harian Radar Banyumas tentang Pasangan Bibit-Sudijono .... 80

Tabel 7. Berita Harian Solopos tentang Pasangan Ganjar-Heru ...................... 82

Tabel 8. Berita Harian Suara Merdeka tentang Pasangan Ganjar-Heru........... 85

Tabel 9. Berita Harian Radar Banyumas tentang Pasangan Ganjar-Heru ....... 90

Tabel 10. Frekuensi yang diamati (fo) Berita Pasangan HP-Don .................... 93

Tabel 11. Frekuensi yang diamati (fo) Berita Pasangan Bibit-Sudijono ......... 94

Tabel 12. Frekuensi yang diamati (fo) Berita Pasangan Ganjar-Heru ............. 96

Tabel 13. Frekuensi Berita di Harian Solopos ................................................. 98

Tabel 14. Frekuensi Berita di Harian Suara Merdeka ..................................... 100

Tabel 15. Frekuensi Berita di Harian Radar Banyumas ................................... 101

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRAK

Supartinah. S231202009. Netralitas Media Massa Terhadap Pasangan Calon

Gubernur Jawa Tengah 2013 (Analisis Isi Berita Pasangan Calon Gubernur

Jawa Tengah di Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas)

Periode 11 April-26 Mei 2013. Tesis. Pembimbing I: Prof. Pawito, Ph.D.

Pembimbing II: Sri Hastjarjo, S.Sos. Ph.D. Program Studi Ilmu Komunikasi.

Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Di tengah opini publik yang mempertanyakan keberpihakan media massa,

tentu ada hal menarik yang ditampilkan oleh media massaterutama dalam

pemberitaan seputar Pilgub Jateng 2013. Meskipun dalam setiap aktifitasnya pers

berprinsip pada obyektifitas, namun pada kenyataannya setiap institusi pers

memiliki seperangkat nilai yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan

beritanya. Sehingga dalam penyajiannya surat kabar satu memiliki kecenderungan

yang berbeda dengan surat kabar lainya.Netralitas media massa dalam

memberitakan seputar pilgub Jateng 2013 sangat di utamakan, dimana masyarakat

memiliki suara yang dapat diberikan pada salah satu pasangan, yang suaranya

sangat menentukan maju mundurnya suatu Daerah.

Penelitian ini ingin melihat bagaimana netralitas media massa terhadap

pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013. Penelitian ini dilakukan pada

Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas antara periode 11 April-26

Mei 2013 dengan menggunakan teknik analisis isi. Populasi dalam penelitian ini

yaitu seluruh pemberitaan dalam Harian Solopos, Suara Merdeka dan Radar

Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013 sejumlah 229 berita. Dalam penelitian

ini jumlah populasi tidak terlalu besar sehingga sensus dipilih dalam penelitian

ini.Untuk melihat apakah media (Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas)

netral atau tidak maka digunakan aspek netralitas oleh McQuail yaitu berdasarkan

kategori sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan linkage untuk

mengukurnya. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus Uji

Chi Square dan Uji Reliabilitas dengan rumus Holsty.

Hasil penelitian dengan Chi Square dan Reliabilitas menunjukkan Harian Solopos,

Suara Merdeka, dan Radar Banyumas belum sepenuhnya netral. meskipun dari

hasil penelitian yang telah dilakukan hanya beberapa berita yang memasukkan

kategori netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan

linkage) namun tetap menjadikan berita tersebut menjadi tidak netral.

Kata Kunci : Netralitas, Analisis Isi, Sensasionalisme, Stereotype, Juntaposition,

Linkage.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRACT

Supartinah. S231202009. Mass Media Neutrality to the Central Java

Governor Candidate Couple of2013 (A Content Analysis on the News of

Central Java Governor Candidate Couple in Solopos, Suara Merdeka, and

Rada Banyumas Dailies) in the period of April 11th

to May 26th

2013. Thesis.

First Counselor: Prof. Pawito, Ph. D, Second Counselor: Sri Hastjarjo, S.Sos.

Ph.D. Communication Science Study Program. Postgraduate Program.

Surakarta Sebelas Maret University.

Amid the public opinion questioning the mass media’s partiality, there is, of

course, an interesting thing to appear by the mass media, particularly in the news

about the Central Java Governor Election of 2013. Although in its all activities,

press relies on objectivity for its principle, in fact every press institution has a set

of value used to determine their news. Thus, in its presentation a daily has

different predisposition from another. The neutrality of mass media in reporting

about the Central Java Governor Election of 2013 is highly prioritized, in which

the society has a vote togive to one couple, the vote of which highly determines a

state’s or an area’s progress.

This research wanted to see the neutrality of mass media to the Central Java

Governor candidate couple of 2013. This study was conducted on Solopos, Suara

Merdeka, and Radar Banyumas dailies in the period of April 11th

to May 26th

2013 using content analysis technique. To see whether or not the media were

neutral, McQuail’s neutrality aspect was used based on sensationalism, stereotype,

juxtaposition, and linkage categories to measure it. To examine this technique’s

reliability and validity, Holsty formula was used; variance analysis was also used

with chi-square analysis.

The result of research showed that Solopos, Suara Merdeka, and Radar

Banyumas had not been completely neutral. Although from the result of research

conducted, only some news generated sensation, stereotype, juxtaposition, and

linkage,those aspects remained to make the news non-neutral. And the chi-square

test showed that there was no significant difference between Solopos, Suara

Merdeka, and Radar Banyumas dailies in presenting the news about the Central

Java Governor Election of 2013 for the news category containing sensation,

stereotype, juxtaposition, and linkage.

Keywords: Neutrality, Content Analysis, Sensationalism, Stereotype,

Juxtaposition, Linkage.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Jawa Tengah untuk kedua kalinya akan memilih pimpinan

tertinggi di Provinsi secara langsung pada 26 Mei 2013. Sementara itu dalam

konteks Pilgub, adanya pemilihan langsung menjadikan jarak pasangan calon

dengan pemilih menjadi semakin dekat. Nasib perolehan suara mereka sangat

tergantung dari pemilih. Dengan adanya kesibukan masing-masing calon maka

secara tidak langsung mereka tidak punya banyak waktu untuk

meyakinkanmasyarakat agar memilih mereka. Hasil survei yang dilaksanakan

oleh Serikat Penerbit Surat kabar (SPS) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa

tingkat pembaca surat kabar daerah di 15 kota besar se-Indonesia, termasuk

kota Semarang tergolong sangat tinggi. Dengan adanya hasil survei pembaca

surat kabar lokal yang tergolong tinggi tak heran jika para Calon Gubernur

dengan efektif menggunakan media untuk membangun citra diri se-positif

mungkin. Lebih dari (90%) masyarakat membaca surat kabar daerah. Adanya

surat kabar daerah masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk membaca

berita-berita lokal, termasuk berita seputar Pilgub Jateng.

Dengan adanya tingkat pembaca surat kabar daerah yang tergolong

tinggi ini maka media massa harus dapat menyajikan berita secara obyektif dan

tidak berpihak pada salah satu golongan untuk kepentingan individu yang dapat

menjadikan berita tidak netral. Dengan fungsi yang melekat pada media yakni

memberikan informasi, mendidik dan mempengaruhi sekaligus sebagai media

komunikasi politik, media berpeluang memainkan peran yang cukup penting.

Memberikan informasi yang benar dan berimbang terkait setiap pasangan calon

berarti memberikan peluang kompetisi yang sama kepada mereka. Bagi

pembaca, hal tersebut merupakan pendidikan politik yang baik guna membantu

menilai kualitas figur Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan dipilih.

Dari hasil penetapan KPU pada 11 April 2013 maka terpilih tiga

pasangan yang akan maju dalam Pilgub Jateng. Pasangan Hp-Don (Hadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Prabowo-Don Murdono), pasangan ini mendapatkan nomor urut 1. Hadi

Prabowo adalah Sekda Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2008 yang lalu.

Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro ini

pernah mengemban beberapa jabatan sebelumnya yaitu Asisten IV Sekda

(2005-2008) dan Kepala Biro Keuangan Sekda (2000-2005). Sedangkan Don

Murdono adalah Bupati Sumedang dua periode (2003-2008 dan 2008-2013).

Pria ini adalah alumni dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Pasangan

BISSA (Bibit-Sudijono) Bibit Waluyo, merupakan calon incumbent. Mantan

Panglima Kodam Jaya, dan Panglima Kostrad. Pangkat terakhirnya sebelum

pensiun adalah Letnan Jenderal TNI AD. Bibit adalah Gubernur Jawa Tengah

periode 2008-2013, yang berduet dengan Rustriningsih sebagai wakilnya.

Sementara itu Sudijono Sastroatmodjo adalah Profesor Ilmu Hukum dari

Universitas Negeri Semarang. Saat ini masih menjabat sebagai Rektor di

Universitas tersebut yang diemban sejak tahun 2006 lalu. Pasangan GAGAH

(Ganjar-Heru), Siapa yang tidak kenal dengan Bung Ganjar Pranowo. Salah

satu politikus muda PDIP yang sering muncul di layar televisi. Pria kelahiran

Karanganyar ini merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Sudah dua periode menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan sejak tahun

2004 sampai sekarang. Sedangkan Heru Sudjatmoko adalah Bupati

Purbalingga periode 2010-2015. Beberapa jabatan pernah diemban sebelumnya

adalah Wakil Bupati Purbalingga (2005-2010) dan Sekda Purbalingga (1998-

2005).

Di Jawa Tengah berita tentang Pilgub ini tentunya menarik perhatian

masyarakat karena menyangkut masa depan daerah. Akankah para pemimpin

politik yang terpilih nantinya dapat membawa propinsi Jawa Tengah pada

keadaan politik yang lebih stabil, ekonomi yang lebih baik dan kesejahteraan

yang semakin meningkat? Untuk memenuhi keingintahuan masyarakat maka

media massa seperti Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas

dengan intens meliput seputar Pilgub Jateng 2013.

Media massa surat kabar Harian Solopos, Harian Suara Merdeka dan

Harian Radar Banyumas secara khusus menyajikan berita-berita Pilgub Jateng,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

baik seputar aktivitas kandidat maupun tim sukses para kandidat. Harian

Solopos merupakan Harian yang ada di kota Solo, Harian ini sudah beroprasi

kurang lebih selama 17 tahun sehingga masyarakat tentunya tidak asing lagi

dengan Harian Solopos ini. Selain itu dalam Harian tersebut juga disisipkan

Soloraya yang terdiri dari beberapa rubrik. Halaman Soloraya yang memuat

kolom-kolom pemberitaan yang berasal dari Solo dan sekitarnya, yaitu seputar

kota Solo, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen dan Karanganyar.

Dengan demikian akses Harian Solopos dapat dikatakan cukup luas khususnya

untuk mewakili wilayah Jawa Tengah bagian timur. Sementara Harian Suara

Merdeka merupakan koran tertua di Jawa Tengah yang hingga kini masih eksis

dan dijadikan perekat bagi komunitas Jawa Tengah dan wilayah edarannya

yang luas mencakup semua wilayah Jawa Tengah. Dalam Harian Suara

Merdeka ini juga terdapat rubrik khusus seputar pilgub Jatang yang di kasih

nama dengan “Ayo Rame-Rame Milih Lurah Jateng”. Sedangkan Radar

Banyumas merupakan Harian umum terbesar di Barlingmascakep

(Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) dan sudah berdiri

kurang lebih selama 16 tahun. Harian tersebut beredar di daerah Purwokerto,

Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Kebumen dimana daerah

tersebut merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah bagian barat.

Dalam konteks politik, terutama dalam kesuksesan Pilgub. Peran

media diharapkan dapat melakukan pendidikan politik bagi rakyat. Setidaknya

berperan dalam penambahan informasi tentang Pilgub. Informasi tersebut bisa

mempengaruhi perilaku memilih. Sehingga akan berdampak pada sistem

politik yang berjalan. Selain itu, media dapat menjadi sarana sosialisasi. Bisa

menyampaikan program-program dari kandidat, kemudian media juga menjadi

sarana untuk memberitakan sepak terjang kandidiat. Informasi yang objektif

tentang masing-masing calon sangat penting agar pemilih bisa menentukan

pilihan dengan didukung informasi yang benar. Semua pasangan calon harus

memperoleh sorotan yang sama dari media, baik dari sisi positif maupun

negatif. Media diharapkan tidak menjadi instrumen propaganda dari pasangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

calon tertentu. Media massa diharapkan mampu mengedepankan prinsip

netralitasnya, sehingga netralitas bukan hanya sekedar jargon saja.

Media massa pada dasarnya tidak akan pernah bersikap netral ataupun

obyektif karena masing-masing mempunyai kepentingan tersendiri. Dennis

McQuail seorang pakar komunikasi massa bahkan menunjuk bahwa faktor

komersial sangat mempengaruhi industri pers. Wartawan baik reporter maupun

redaktur pastilah bersikap subyektif dalam menjalankan praktek-praktek

jurnalistik. Mereka tidak mungkin bisa obyektif dalam pemberitaanya,

meskipun telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa obyektif. Dalam

membuat suatu laporan, wartawan senantiasa terbentur keterbatasan

penguasaan bahasa yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh latar belakang

pengalamannya, lingkungannya, pendidikannya, serta masih banyak faktor-

faktor lainnya. Berita-berita ini tentu memiliki tingkat netralitas yang berbeda-

beda dalam setiap surat kabar. Masing-masing surat kabar memiliki kebijakan

redaksional yang berbeda satu sama lain, yang menyebabkan terjadinya

perbedaan menyangkut isi berita karena perbedaan penyediaan space atau

kebijakan redaksional.

Netralitas bagi media massa, dapat dilihat dalam perilaku media massa

yang memberikan informasi tanpa memihak atau dengan kata lain sikapnya

yang netral sebagai penengah. Media massa adalah pemberi pesan bagi

masyarakat yang berujung pada pembentukan opini di lingkungan masyarakat.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Han Soo Lee, menyebutkan bahwa

media dalam memuat sebuah berita mampu mempengaruhi opini publik.

penelitian ini berpendapat bahwa hubungan langsung antara presiden dan

masyarakat adalah tidak ada. Sebaliknya, presiden dan publik lebih langsung

berinteraksi dengan media berita.52

Demikian halnya jika melihat pemberitaan

mengenai Pilgub Jateng 2013, masyarakat lebih mudah mengenal atau

mengetahui tentang seluk beluk para calon dari media. Dengan keterbatasan

52

Han Soo Lee (2014) Analyzing the Multidirectional Relationships Between the

President, News Media, and the Public: Who Affects Whom?, Political Communication,

31:2, 259-281, hlm: 276

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dan kesibukan mereka tentu saja para calon Gubernur ini tidak dapat

menjangkau masyarakat Jawa Tengah secara keseluruhan, namun dengan

adanya media massa surat kabar ini masyarakat dapat mengetahui bagaimana

seluk beluk maupun apa saja yang dilakukan para Calon Gubernur tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan mencoba meneliti

tentang Netralitas Media Massa Terhadap Pasangan Calon Gubernur Jawa

Tengah 2013 (Analisis Isi Berita Pasangan Calon Gubernur di Harian

Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas) periode 11 April-26 Mei 2013.

B. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan yang dimiliki penulis, penelitian ini membatasi

kajian hanya pada berita-berita tentang Pilgub Jateng 2013 mulai dari 11 April

sampai 26 Mei 2013. Berita-berita tentang Pilgub Jateng 2013 diluar periode

tersebut maka tidak masuk dalam penelitian ini, adapun berita-berita yang ada

di dalamnya meliputi segala hal tentang sosok kandidat dan apa saja yang

dilakukan kandidat baik melalui tim sukses maupun para kandidat sendiri, dan

apa saja komentar para masyarakat tentang sosok kandidat tersebut. Foto

beserta capsen tidak termasuk dalam kajian penelitian ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan dalam Harian Solopos dalam menyajikan berita

seputar pasangan calon Gubernur Jateng 2013 dilihat dari kategori netralitas

oleh McQuail (sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage).

2. Apakah ada perbedaan dalam Harian Suara Merdeka dalam menyajikan

berita seputar pasangan calon Gubernur Jateng 2013 dilihat dari kategori

netralitas oleh McQuail (sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan

linkage).

3. Apakah ada perbedaan dalam Harian Radar Banyumas dalam menyajikan

berita seputar pasangan calon Gubernur Jateng 2013 dilihat dari kategori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

netralitas oleh McQuail (sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan

linkage).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat netralitas pada Harian Solopos dalam menyajikan

berita tentang pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013 dilihat dari

kategori sensasionalism, stereotype, junxtaposition, dan linkage.

2. Untuk mengetahui tingkat netralitas pada Harian Suara Merdeka dalam

menyajikan berita tentang pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013

dilihat dari kategori sensasionalism, stereotype, junxtaposition, dan linkage.

3. Untuk mengetahui tingkat netralitas pada Harian Radar Banyumas dalam

menyajikan berita tentang pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013

dilihat dari kategori sensasionalism, stereotype, junxtaposition, dan linkage.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Mengkaji atau memberikan penjelasan teoritik tentang keberpihakan media

terhadap realitas dalam konteks pasangan calon yang berlaga dalam pilihan

kepala daerah secara langsung, khususnya Pilgub Jateng 2013.

2. Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada khalayak tentang kepentingan media dalam

kegiatan mengkonstruksikan realitas yang ada di lapangan.

3. Manfaat sosial

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang sifat media yang

tidak bebas nilai. Termasuk kepentingan politik dan ekonomi yang akan

berpengaruh terhadap isi produk media.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Media Massa

Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang

signifikan sebagai bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Hampir pada

setiap aspek kegiatan manusia, baik yang dilakukan secara pribadi maupun

bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan aktivitas komunikasi

massa. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi

dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan tekhnologi

media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Komunikasi

massa merupakan proses dimana organisasi-organisasi media memproduksi

dan menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak dan proses dimana pesan-

pesan dicari, digunakan dipahami, dan dipengaruhi oleh khalayak.53

Definisi diatas menjelaskan komunikasi massa melalui media cetak

maupun elektronik bahwa proses penyampaian pesan dalam komunikasi

bertujuan agar komunikasi tersebut dimengerti oleh khalayak luas, sehingga

komunikasi yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan menjadi

komunikasi yang efektif.

Media massa baik cetak maupun elektronik tersebut, akan

menyebarluaskan pesan-pesannya, dengan pola mempengaruhi dan

mencerminkan sebuah kebudayaan suatu masyarakat. Informasi ini akan

mereka hadirkan serentak pada khalayak luas beragam dan berkesinambungan.

Faktor ini yang membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang

dipercaya oleh masyarakat. Media massa seperti surat kabar, majalah, buku,

radio, film, dan televisi pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

media cetak dan media elektronik. Nyaris tak ada peristiwa penting yang

menyangkut kepentingan publik yang luput dari perhatian media massa. Media

massa hadir pada setiap peristiwa penting, mengamati, mencatat, merekam, dan

53

Littlejohn. Stephen W, 2002, Theories of Human Communication, Belmon:Wadsword Puplising,

hlm: 303

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kemudian melaporkannya kepada publik dengan frame atau sudut pandang

tertentu.54

Media massa menurut Herman dan Chomsky terlibat dalam suatu

interaksi simbiosis (a symbiotic relationship), bahwa penyediaan informasi

media massa digerakkan oleh kebutuhan ekonomi (economic necessity) dan

pertukaran kepentingan (reciprocity of interest). Media membutuhkan

keberlangsungan media yang menjadi “bahan dagangannya”. Sumber berita

membutuhkan media massa guna memaparkan ide dan dirinya pada khalayak.

Sementara di sisi lain khalayak membutuhkan berita tentang kejadian

dilingkungan yang “mengitarinya”. Pada titik inilah wartawan menjadi

mediator utama sebagai penghubung a symbiotic relationship tersebut.55

Hal yang sama akan berlaku ketika surat kabar akan meliput

pemilihan Gubernur. Para Calon Pasangan Gubernur akan membutuhkan

media massa untuk menyampaikan ide-ide atau visi misinya kepada khalayak.

Di sisi yang lain media massa juga membutuhkan politikus sebagai sumber

berita yang akan menghiasi surat kabar atau media elektronik dan new media

yang berbasis internet tersebut. A symbiotic relationship ini akan berlangsung

secara berkesinambungan karena keduaya merasakan saling membutuhkan.

Dengan demikian kedua belah pihak juga akan berusaha agar hubungan yang

baik terus terjalin.

Fungsi media massa, mengidentifikasikan tiga fungsi pokok media:

pertama, the surveillance of the environment (pengawasan terhadap keadaan

lingkungan). Kedua, the correlation of the parts of society in responding to the

environment (menghubungkan bagian-bagian masyarakat dalam lingkungan).

Dan terakhir, the transmission of the social heritage from one generation to the

54

Pawito, 2009, Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan,

Yogyakarta&Bandung: Jalasutra, hlm:10. 55

Sulhan. Muhammad, 2006,Kisah Kelabu di Balik Maraknya Pers Lokal di Kalimantan,

Yogyakarta: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 9, Nomor 3, Maret 2006,

hlm: 330.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

next (mentransmisikan warisan sosial dari satu generasi ke generasi

berikutnya.56

Fungsi pengawasan merujuk pada aktivitas media massa dalam

mencermati dan melaporkan peristiwa-peristiwa penting kepada publik. Dari

sinilah, publik mengetahui dan kemudian memberikan respon peristiwa-

peristiwa tersebut. Dalam pengertian ini, fungsi pengawasan tidak sekedar

pemberitaan, akan tetapi mencakup upaya menyingkap ketidakberesan dalam

penyelenggaraan pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat.

Fungsi penghubung lebih berkenaan dengan kiprah media massa

dalam menyediakan diri sebagai forum untuk adanya diskusi, saling

memperdengarkan pendapat, tuntutan dan aspirasi-aspirasi bagi semua

kelompok masyarakat.

Fungsi media sebagai transmisi warisan sosial adalah peran media

massa dalam proses sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat luas. Isi dari

sosialisasi ini adalah nilai-nilai, norma-norma, dan kesepakatan-kesepakatan

yang berkembang di masyarakat demi keutuhan dan terpeliharanya aturan

sosial.

Kajian mengenai isi media dapat menimbulkan kerangka interpretasi

yang beragam. Pemberitaan media atas sejumlah isu memperlihatkan kembali

keberanian dan kejujuran dalam menentukan sikap dan pandangan. Media

dalam upaya mendefinisikan suatu realitas sosial tidak selalu melakukannya

secara eksplisit dan vulgar, melainkan melalui penyajian yang mengesankan

objektivitas, keseimbangan dan sikap non partisan. Memahami media bukan

hanya sebatas bagaimana menanggapi pesan yang di sampaikannya, melainkan

juga mengerti bagaimana cara mereka bekerja, bagaimana mereka berbeda

pengalaman secara personal, dan bagaimana mereka berbeda antara satu

dengan yang lain.

56

Pawito, Op.Cit, hlm: 92.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Pers dan Surat Kabar

B.1 Fungsi Pers

Pers adalah lembaga kemasyarakatan (social institution) yang

merupakan subsistem dari kemasyarakatan tempat ia beroprasi, bersama-sama

dengan subsistem lainnya. Dengan demikan, maka pers tidak hidup secara

mandiri tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga

kemasyarakatan lainnya.57

keberadaanya menjadi bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari masyarakat dalam segala bentuk proses komunikasi. Tetapi

berada dalam posisi pers sebagai media yang bebas dan independen.

Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan

fungsinya. Fungsi pers tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:

Fungsi menyiarkan informasi (to inform) merupakan fungsi pers yang

pertama dan utama. Khalayak membeli surat kabar karena memerlukan

informasi mengenai berbagai hal dibumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi,

gagasan dan pemikiran orang lain, apa yang dilakukan oleh orang lain,

dikatakan oleh orang lain, dan sebagainya.

Fungsi Mendidik (to educate) merupakan sarana pendidikan massa,

surat kabar dan majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan

sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya.

Fungsi Menghibur (to entertain) hal yang bersifat menghibur sering

dimuat surat kabar dan majalah untuk menyeimbangi berita-berita berat, dan

artikel yang berbobot. Hiburan tersebut bisa berbentuk cerita pendek, cerita

bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang

juga berita yang menarik insani (human interest), dan kadang tajuk rencana.

Fungsi Mempengaruhi (to influence) hal tersebut menyebabkan pers

memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Karena sudah tentu

surat kabar yang ditakuti ialah surat kabar yang Independent, yang bebas

menyatakan pendapat, dan bebas melakukan sosial kontrol.

57

Efendi. Onong Uchajana, 2008, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya,

hlm:62.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pers memiliki keterkaitan yang luas dengan dunia media dan

pemberitaan. Pers tidak hanya merujuk pada wartawan sebagai pihak yang

mengolah berita, tetapi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sebuah media

beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya, mulai dari proses mengumpulkan

bahan berita sampai menyebarkannya. Unsur-unsur di dalamnya meliputi

wartawan, editor, anggota redaksi, sampai kepada pemimpin redaksi.

B.2 Surat Kabar

Berbicara tentang media massa tak lepas dari aktivitas jurnalistik.

Jurnalistik atau journalisme adalah kegiatan penghimpunan berita, mencari

fakta, dan melaporkan peristiwa.58

Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai

kegiatan untuk menyiapkan mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah

dan berkala lainnya.

Bill Kovach dan Tom Rosensial menyebutkan sembilan prinsip atau

elemen jurnalisme yakni:59

a. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.

b. Loyalitas pertama jurnalisme kepada warga.

c. Intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi.

d. Para praktisinya harus menjaga independensi terhadap sumber berita.

e. Jurnalisme harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan.

f. Jurnalisme harus menyediakan forum publik untuk kritik maupun dukungan

warga.

g. Jurnalisme harus berupaya membuat hal penting, menarik dan relevan.

h. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional.

i. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti hati nurani mereka.

Kovach mengingatkan bahwa tujuan paling penting bagi jurnalisme

adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup

merdeka dan mengatur diri sendiri. Untuk itu independensi media sangatlah

58

Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat, 2006, Jurnalistik: Teori & Praktik,

Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm: 15. 59

Kovach & Rosenstial, 2003, Sembilan Elemen Jurnalisme, Jakarta : Yayasan Pantau dan

Kedutaan Besar AS, hlm: 67.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

penting. Independen dari otoritas politik, otoritas sosial atau bisnis, dan tidak

ada bias personal.

Dalam penelitian ini, media yang dipilih adalah surat kabar. Menurut

Harimurti Kridalaksana memberikan definisi surat kabar sebagai terbitan

berkala yang memuat berita, risalah, karangan, iklan dan sebagainya.60

Sebagai medium komunikasi, surat kabar memiliki tiga fungsi

mendasar, yaitu:61

a. Memberikan informasi yang objektif kepada pembaca mengenai apa yang

terjadi dalam lingkungannya, Negara dan apa yang terjadi di dunia.

b. Mengulas berita-beritanya dalam tajuk rencana dan membawa

perkembangannya menjadi fokus atau sorotan.

c. Menyediakan jalan bagi orang yang ingin menjual barang dan jasa untuk

memasang iklan.

Selain itu Edwin Emery menambahkan fungsi surat kabar sebagai

berikut:62

a. Memperjuangkan kepentingan masyarakat dan membantu meniadakan

kondisi yang tidak diinginkan.

b. Menyajikan hiburan kepada pembacanya dalam bentuk cerita bergambar,

cerita pendek, dan cerita bersambung.

c. Melayani pembaca dengan menyediakan penasehat, biro informasi dan

pembela hak-hak pembaca.

Karekteristik yang dimiliki surat kabar, yaitu:63

a. Publisitas, penyebaran pada publik dan khalayak.

b. Periodisasi, keteraturan terbit.

c. Universalitas, kesemestaan isinya, aneka ragam dari seluruh dunia yang

meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

d. Aktualitas, menunjuk pada kekinian atau terbaru dan “masih hangat”.

60

Muchlis.Yahya, 2000, Komunikasi Politik Dan Media Massa, Gunung Jati:Semarang,

hlm:102. 61

Ibid. 62

Ibid, hlm:103. 63

Winarni, 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Malang: UMM Pers, hlm: 32-33.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

C. Berita

Isi media massa adalah berita. Para wartawan atau jurnalis akan

mengumpulkan berbagai informasi tentang kejadian-kejadian yang berlangsung

dan menuliskannya dalam bentuk berita. Berita, menurut Siregar adalah cerita

tentang fakta sosial yang direkonstruksikan untuk kemudian diceritakan.64

Cerita tentang fakta sosial inilah yang kemudian ditampilkan di media massa.

Motif khalayak dalam menghadapi media massa khususnya media jurnalisme

pada dasarnya adalah untuk mendapatkan fakta sosial. Berita (newstory)

menurut Brook dapat dibicarakan dalam berbagai definisi bertolak dari nilai

suatu fakta. Rumusan inilah yang menjadi standar kelayakan berita (news-

worthy). Dalam pengertian ini nilai suatu berita bersifat intrinsik, terkandung

dalam fakta itu sendiri dan bersifat ekstrinsik sesuai dengan pemaknaan yang

dilakukan oleh khalayak. Menurut Siregar, suatu fakta terikat dalam ruang dan

waktu spesifik yang dianggap memiliki nilai lebih dari proses sosial yang

berlangsung. Nilai atau pemaknaan ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu

penting dan menarik. Fakta dianggap penting sebagai informasi karena

memenuhi kepentingan pragmatis sosial khalayak, membawa implikasi dalam

peran dan keberadaan sosial dari khalayak.65

Berita harus memperhatikan obyektivitas dari setiap peristiwa. Jhon

Zaller mengatakan news should provide citizens with the basic information

necessary to form and update opinions on all the major issues of the day,

including the performance of top public officials (berita harus mampu

menyediakan kebutuhan dasar bagi masyarat dengan informasi-informasi

mendasar serta mampu memberikan kebaruan informasi mengenai opini publik

tentang semua isu-isu penting dan utama yang terjadi di sepanjang hari,

termasuk mengenai opini publik).66

Selain itu Scholars, mengatakan bahwa

64 Siregar. Ashadi,2006,Pemberitaan Media Pers Indonesia: Paradigma, Epistimologi, Ruang

Publik dan Pendekatan Multikultural, Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, Volume 9, Nomor 3,

Maret 2006, 225-270, hlm: 250. 65

Ibid, hlm:264. 66

John Zaller, 2003, A New Standard Of News Quality, Buglar Alarms for the Monitorial Citizen,

Political Communication Journal, 20, 109-130, hlm: 237.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sumber berita juga bisa mempengaruhi berita. Oleh karena itu media harus

menerima informasi dari sumber-sumber berita penting. Misalnya, wartawan

sering perlu untuk memenuhi sumber berita mereka dengan membuat berita

yang menguntungkan bagi mereka.67

Media dalam membuat berita harus

mempertimbangkan apa kebutuhan publik untuk mengetahui tentang isu-isu

sosial dan menyarankan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah

sosial. Syarat-syarat untuk mencapai kualitas berita menurut Mitchell V.

Charnley dalam bukunya Reporting:

a. News is Accurate (Berita itu harus akurat, tepat, teliti, atau seksama)

Ketepatan atau ketelitian itu meliputi:

Ketelitian fakta itu sendiri artinya bahwa setiap pernyataan dalam

berita, nama orang, jabatan, gelar, tempat peristiwa, hari dan tanggal

peristiwa, setiap kata atau ekspresi atau kalimat definitif, setiap angka atau

data statistik, harus disajikan secara tepat dan tidak menimbulkan

kesalahpahaman, baik bagi orang-orang yang diberitakan, maupun bagi

khalayak pembaca.

Kesan ketelitian berita secara umum merupakan ketepatan atau

ketelitian berita di sini tidak hanya terbatas kepada ketelitian mengenai

rincian fakta yang spesifik tetapi ketelitian mengenai keseluruhan berita

secara umum, yaitu cara-cara ketelitian tersebut dikatakan bersama-sama

dan tekanan yang diberikan.

b. News is Balanced (Berita itu harus seimbang). Aspek keseimbangan di sini

meliputi:

Penekanan dan kelengkapan artinya bahwa setiap fakta umumnya

mempunyai hubungan yang erat dengan fakta-fakta lain dan membangun

hubungan yang penting dengan urutan peristiwa secara keseluruhan.

Kelengkapan yaitu bahwa kelengkapan pada umumnya adalah

masalah keseimbangan fakta-fakta terpilih dan menyuguhkan suatu

gambaran lengkap mengenai keseluruhan peristiwa yang dapat dimengerti

pembaca.

67

Han Soo Lee, Op.Cit, hlm:264.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Memilih dan menyusun artinya agar berita itu lengkap, reporter tidak

hanya meliput kesempatan akhir dari suatu peristiwa secara rinci, melainkan

reporter tersebut mampu memilih dan menyusun fakta-fakta sehingga ia

dapat memberikan suatu keseimbangan pandangan dari seluruh situasi

berita.

c. News is Objektive ( Berita itu harus objektif). Maksud objektif disini ialah:

Ditulis apa adanya artinya reporter dalam memilih dan menyusun

berita tidak memasukan prasangka-prasangka pribadinya atau pesan dari

pihak lain.

Berita harus jujur merupakan erat kaitannya dengan berita interpretasi.

Seringkali masalah yang diberitakan itu sangat kompleks, sehingga dengan

sendirinya memaksa reporter mengadakan interpretasi. Dalam berita atau

laporan interpretasi, reporter harus dapat mengungkapkan latar belakang

yang relevan untuk menjelaskan berita yang kompleks tersebut sehingga

dapat menolong pembaca untuk dapat lebih memahami suatu permasalahan

yang diberitakan.

Objektivitas, dalam kaitannya dengan peliputan berita sebetulnya

merupakan suatu variabel yang sulit di ukur, karena dua hal: Pertama,

karena reporter adalah manusia, dan manusia tidak pernah mampu

melepaskan diri secara keseluruhan dari pengaruh opini dan perasaan dari

emosi mereka. Kedua, karena dalam peristiwa yang kompleks, reporter

tidak mungkin bias melihat seluruh situasi kejadian secara keseluruhan.

Berita objektif ialah laporan mengenai suatu fakta yang mereka amati

tanpa pandangan berat sebelah (bias).

d. News is Concise and clear ( berita harus singkat dan jelas).

Penyajian berita pada hakekatnya harus sejalan dengan bentuk berita.

Berita harus merupakan satu kesatuan, singkat, jelas, dan sederhana. Sebuah

berita yang hambar, yang ngambang, tidak terorganisir, atau memiliki dua

makna dalam tujuan isinya, tidaklah memiliki kualitas berita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

e. News is Recent ( Berita itu harus baru).

Tekanan pada unsur waktu dari suatu berita adalah penting karena

pada masyarakat pada umumnya menyadari tentang eksistensi alam yang

bersifat sementara, segala hal selalu berubah, dan konsumen berita atau

pembaca biasanya menginginkan informasi paling baru, paling aktual,

mengenai pokok berita yang berhubungan dengan perubahan tersebut.68

Saat persiapan pemilu, partai-partai peserta pemilu melakukan

kampanye besar-besaran untuk menggaet suara pemilih. Redaksi surat kabar

akan menempatkan berita kampanye lebih banyak sebagai hardnews dari pada

features karena berita-berita tersebut yang menjadi daya tarik bagi khalayak

untuk membaca surat kabar. Pemilih yang terdidik akan memperhatikan isi

kampanye dengan seksama untuk mengetahui kebijakan partai sebelum mereka

memilih. Dan kelompok pemilih seperti ini akan menggunakan media massa

seperti surat kabar untuk membantunya menentukan pilihan.

Untuk menulis berita baik straight news, soft news maupun feature

menggunakan unsur pokok yang disebut dengan rumus 5 W + 1 H (what, who,

when, where, why, dan how). Apa yang terjadi, siapa yang terlibat, kapan

peristiwa itu terjadi, dimana fakta itu berlangsung, mengapa peristiwa itu bisa

terjadi dan bagaimana proses terjadinya.

C.1 Kebijakan Redaksi

Penyajian berita dalam media massa juga ditentukan oleh kebijakan

redaksi masing-masing media massa. Kebijakan redaksi dalam media massa

meliputi sikap “politik” media massa dan aturan keredaksian kewartawanan.69

Sikap “politik” media dalam pengertian disini artinya, setiap media

massa memiliki sikap yang berbeda dalam melihat satu permasalahan, sehingga

antara media yang satu dengan yang lain pasti memiliki sikap yang berbeda,

dan adakalanya setiap media memiliki kepentingan untuk golongan politik

68

Romli. Asep Syamsul M, 2003, Jurnalistik Terapan Dan Kepenulisan, Bandung: BATICPRESS,

hlm:35-38. 69

Abdullah. Aceng, 2000, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa, Bandung:

Remaja Rosdakarya, hlm: 20.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tertentu. Sikap “politik” media ini juga tidak hanya pada partai politik, akan

tetapi terhadap berbagai kepentingan lain yang berhubungan dengan

kepemilikan media, alasan ekonomis, misi media serta kepentingan lainnya.

Selain kepemilikan, karena faktor keterikatan sejarah maka tak sedikit media

yang harus menjaga hubungan antara lembaga yang ikut melahirkan media

tersebut, sehingga ketika memberitakan lembaga atau individu yang memiliki

kaitan sejarah itu pasti berbeda dengan media massa lainnya. Karna alasan

ekonomis perusahaan penerbitan sikap dan warna pemberitaan sebuah media

akan berbeda, misalnya sebuah media tidak akan memberitakan hal-hal negatif

terhadap lembaga atau perusahaan yang selalu memasang iklan besar di

dalamnya. Bukan hanya itu, karena misi yang diembannya maka sebuah media

akan membedakan sikap dan warna pemberitaannya. Misalnya, media yang

memiliki misi tertentu baik kesukuan, agama, maupun golongan pada

kelompok tertentu pasti akan memiliki sikap dan warna yang lain.

Selain memiliki sikap politik yang berbeda, antar media massa juga

memiliki aturan keredaksian dan kewartawanan yang berbeda pula. Ini

biasanya tergantung pada misi dan sifat media yang bersangkutan. Sebagai

media massa, Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas pasti akan

berusaha menampilkan berita yang dapat memuaskan kebutuhan informasi

pembacanya. Namun dalam usahanya tersebut media massa tidak dapat

terhindar dari apa yang disebut bias berita, karena media sesungguhnya berada

di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik dan

fakta yang beragam dan kompleks.

D. Objektivitas Media dan Netralitas Media

D.1 Objektivitas Media

Obyektivitas merupakan bentuk profesionalitas yang ideal untuk

mencapai sebuah tujuan, menghendaki skill yang merata, dimana segala usaha

tidak hanya dilakukan oleh perorangan, tetapi oleh keseluruhan organisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

media massa tersebut.70

Dengan kata lain, untuk mencapai penyajian informasi

yang berkualitas, insan media seperti wartawan tidak dapat melakukan upaya

tersebut sendirian, tetapi harus didukung oleh organisasi media seperti editor,

juga staf pimpinan media yang bersangkutan.

Obyektivitas sendiri merupakan bentuk khusus dari praktisi media dan

juga sikap khusus dari tugas pengumpulan, proses dan penyebaran informasi.

Yang utama adalah pengadopsian sebuah posisi tidak dipengaruhi siapapun dan

tidak memihak salah satu pihak yang menjadi obyek dalam pemberitaan. Hal

ini berarti sungguh lepas dari unsur subyektivitas atau adanya unsur individu

yang melingkupinya. Yang kedua adalah mengurangi partisanship, tidak

memihak atau tidak menunjukkkan bias. Ketiga, obyektivitas menghendaki

strict attachment agar akurat dan kriteria kebenaran yang lainnya (seperti

relevance dan completeness). Obyektivitas juga mengasumsikan sedikitnya

maksud tersembunyi atau melayani sebuah partai politik tertentu. Proses

pengamatan dan reporting sebaiknya tidak terkontaminasi oleh unsur

subyektivitas atau tidak terpengaruh oleh realitas yang dilaporkan.

Pada dasarnya apa yang disajikan media massa adalah akumulasi dari

pengaruh yang beragam. Pamela J. Shoemaker dan dan Stephen D. Reese di

kutip Agus Sudibyo, menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan diantaranya:71

a. Faktor individual. Berhubungan dengan latar belakang profesional dari

pengelola media. Level individual melihat bagaimana aspek-aspek personal

dari pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan

kepada khalayak. Latar belakang individu seperti jenis kelamin, umur,

agama, pendidikan, sedikit banyak mempengaruhi apa yang ditampilkan

media atau aspek personalitas dari wartawan akan mempengaruhi

pemberitaan.

70

McQuail. Denis, 1992, Media Performance Mass Communication and The Public Interest,

London: SAGE Publication, hlm: 184. 71

Agus. Sudibyo, 2001, Politik Media dan Pertarungan Wacana, LKIS: Yogyakarta, hlm: 7.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Level rutinitas media. Berhubungan dengan mekanisme dan proses

penentuan berita. Setiap media memiliki ukuran tersendiri tentang apa yang

disebut berita, ciri-ciri berita yang baik, kriteria kelayakan berita. Ukuran

tersebut adalah ritinitas yang berlangsung tiap hari dan menjadi prosedur

standar bagi pengelola media yang berada di dalamnya.72

Setiap media

memiliki kebijakan redaksional yang berbeda dalam menentukan mana yang

layak di muat dan mana yang tidak, mana yang perlu ditonjolkan sebagai

sajian utama (headline) dan mana saja yang dianggap tidak penting

sehingga ditulis singkat dan diletakkan pada halaman dalam, hal ini tidak

terlepas dari keinginan media untuk membangun citra jurnalismenya.73

Sebagai mekanisme yang menjelaskan bagaimana berita diproduksi,

rutinitas media karenanya mempengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah

berita.

c. Level organisasi berhubungan dengan struktur organisasi yang

mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media dan wartawan bukan orang

yang tunggal yang ada dalam organisasi berita, ia hanya bagian kecil dari

organisasi media itu sendiri. Masing-masing komponen dalam organisasi

media bisa jadi mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Di dalam organisasi

media, misalnya selain bagian redaksi ada juga bagian pemasaran, bagian

iklan, bagian sirkulasi, bagian umum, dan seterusnya. Masing-masing

bagian tersebut tidak selalu sejalan, mereka mempunyai tujuan dan target

masing-masing. Sekaligus strategi yang berbeda untuk mewujudkan target

tersebut.74

d. Level ekstramedia berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media.

Meskipun berada diluar organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak

kasus mempengaruhi pemberitaan media. Ada beberapa faktor yang

termasuk dalam lingkungan diluar media, diantaranya:

72

Ibid, hlm: 8. 73

Redi. Panuju, 2001,Komunikasi Organisasi, Dari Konseptual Teoritis ke Empiris,

Yogyakarta:Pustaka Pelajar, hlm:130. 74

Agus Sudibyo, Op.Cit, hlm: 9.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

a) Sumber berita. Kepentingan sumber berita ini seringkali tidak disadari

oleh media. Pengelola media tidak sadar, lewat teknik yang canggih,

sebetulnya orientasi pemberitaan telah diarahkan untuk menguntungkan

sumber berita. Media tidak sadar, telah menjadi corong dari sumber

berita untuk menyampaikan apa yang di rasakan oleh sumber berita

tersebut.75

b) Sumber penghasilan media. Masuknya faktor ekonomi ke dalam

pembuatan berita yang paling jelas ialah melalu kenyataan bahwa

organisasi berita adalah usaha ekonomi yang menghidupi diri terutama

melalui penjualan produk dan periklanan. Misalnya, media tertentu tidak

memberitakan kasus tertentu yang berhubungan dengan pengiklan. Pihak

pengiklan juga mempunyai strategi untuk memaksakan versinya pada

media. Pelanggan juga ikut mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu

yang menarik dan terbukti mendongkrak penjualan, akan terus-menerus

diliput oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum

peristiwa yang disenangi oleh khalayak.76

c) Sumber eksternal, seperti pemerintah dan dan lingkungan bisnis.

Pengaruh ini sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing

lingkungan eksternal media. Dalam negara otoriter misalnya, pengaruh

pemerintah menjadi faktor yang dominan dalam menentukan berita yang

akan disajikan. Media hanya menjadi alat bagi kekuasaan untuk

memperoleh apa yang di inginkan. Berbeda dengan negara demokratis

dan menganut liberalisme. Campur tangan negara praktis tidak ada, justru

pengaruh yang besar terletak pada lingkungan pasar dan bisnis.77

d) Level ideologi. Ideologi disini diartikan sebagai kerangka berfikir atau

kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat

realitas dan bagaimana menghadapinya. Berbeda dengan elemen

sebelumnya yang tampak konkrit, level ideologi ini abstrak. Ia

berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan 75

Ibid, hlm: 10. 76

Ibid, hlm: 11. 77

Redi Panuju, Op.Cit, hlm: 43.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

realitas. Pada level ideologi akan dilihat lebih kepada yang berkuasa di

masyarakat dan bagaimana media menentukan.78

Model yang paling mendekati obyektivitas yang ideal adalah model

yang dibuat oleh Westersthal, yang mengadopsi peraturan penyiaran di Swedia,

meski menghindari istilah obyektivitas yang menghendaki ketidakberpihakan.

Secara umum Rosenger membagi model tersebut kedalam dua dimensi, yakni

dimensi kognitif dan dimensi evaluatif. Garis besar model Westerthal adalah:

Gambar: Model Westerhal79

Yang meliputi dimensi kognitif adalah aspek faktuality, sementara

dimensi evaluatif adalah aspek impartiality.80

McQuail menjabarkan bahwa aspek kognitif berita sangat terkait

dengan faktualitas (factuality). Faktualitas diartikan sebagai kualitas informasi

yang dikandung oleh suatu berita, sedangkan kriteria kualitas informasi adalah

78

Agus Sudibyo, Op.Cit. hlm: 12. 79

McQuail, Op.Cit, hlm: 196.

80Ibid, hlm: 197.

OBYEKTIVITAS

FACTUALITY IMPARTIALITY

Truth Relevance Balance Neutrality

Informativeness

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

potensial bagi audiens untuk belajar tentang realitas. Faktualitas memiliki tiga

aspek utama yaitu truth (kebenaran), informativeness dan relevance. McQuail

membagi kebenaran menjadi tiga subaspek yaitu factualness, accurate dan

completeness.

Informativness berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat

mempengaruhi kualitas pemahaman dan pembelajaran tentang peristiwa yang

terjadi, manusia ataupun benda, sedangkan aspek relevance berkaitan dengan

standar kualitas proses seleksi berita. McQuail memberikan empat acuan untuk

menentukan standar aspek relevance yaitu teori normatif, praktik jurnalistik,

audience dan dunia nyata.

McQuail membedakan aspek evaluatif menjadi dua, yaitu balance dan

neutrality. Balance berhubungan dengan seleksi atau penghilangan fakta-fakta

yang mengandung nilai atau expression point of view. Sedangkan neutrality

berhubungan dengan presentasi fakta itu sendiri, yang dapat dievaluasi dari

penggunaan kata-kata, citra dan frame of reference yang bersifat evaluatif dan

juga penggunaan gaya presentasi yang berbeda.

Neutrality sering disamakan dengan ketidakberpihakan dalam

pemberitaan namun perbedaannya dengan balance, netralitas lebih berkaitan

dengan aspek presentasi penempatan suatu berita, keutamaan relatif,

headlining, dan pilihan kata. Secara umum obyektivitas mensyaratkan

pemberitaan yang tenang, dingin, terkendali dan berhati-hati. Dengan demikian

penggunaan kata-kata ambigu, emosional atau warna dalam presentasi hanya

akan menjauhkan netralitas dan obyektivitas.

Salah satu masalah jurnalisme berakar pada pemikiran tradisional

tentang objektivitas. Objektivitas adalah hal yang didasarkan pada asumsi yang

salah tentang jenis-jenis kebenaran bahwa jurnalisme dimaksudkan untuk

mengejar kelengkapan sebuah berita. Akibatnya, jurnalisme tersebut

mengandalkan sebuah metode karena waktu yang terbatas dan jurnalisme tidak

dapat menerapkan ilmu pengetahuan karena menghadapi tugas yang sangat

berbeda dengan yang dihadapi dalam perkuliahan atau menuntut ilmu. Christie

Blatchford dan Stephen Ward, Kedua praktisi dan teoretisi mengatakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

ketidaksempurnaan itu bukan alasan untuk subjektivitas yang tidak

bertanggung jawab. Wartawan harus tetap mendorong prinsip kebenaran.81

Ward juga berpendapat, bahwa reporter tidak bekerja sendiri atau secara

individu, misalnya ada rekan-rekan dikorannya atau outlet media terutama

editornya. Namun untuk menghindari bias yang dilakukan seorang wartawan

atau koran oleh industri yang besar maka dapat dilakukan pemantauan dengan

memberikan kesempatan pembaca dengan menyediakan banyak account dari

acara yang sama.82

D.2 Netralitas Media

Media massa dalam setiap pemberitaannya haruslah bersifat netral

terutama berita politik karena pemberitaan yang bersifat tidak netral akan

memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat, dimana masyarakat

memiliki suara yang dapat diberikan pada salah satu pasangan, yang suaranya

sangat menentukan maju mundurnya suatu Negara atau Daerah. Maka dalam

hal ini media harus bersifat netral dalam memuat berita tidak memihak pada

salah satu partai politik atau partai politik yang berkuasa sekalipun, dan tidak

mengarahkan masyarakat pembacanya untuk memilih pasangan tertentu

dengan maksud tertentu.Sehingga media lebih mengutamakan fungsinya

sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Berita yang netral adalah berita

yang tidak memihak.83

Netralitas lebih diorientasikan pada fakta. Yang

pertama, adalah kelengkapan fakta. Berita yang netral adalah berita yang

mengungkapkan peristiwa dengan fakta-fakta yang lengkap, tidak ada

penambahan atau pengurangan. Yang kedua, adalah akurasi fakta. Berita harus

bisa menggambarkan peristiwa dengan bahasa yang jelas.84

Ketika media massa berada dalam konteks sosial dan dikonsumsi oleh

khalayak. Maka pada saat itu media massa berhadapan dengan masalah etika.

81

Brian Turner. Judith Kearns, 2010, Pragmatic Objectivity in Practice: Reading The Globe and

Mail Columns of Christie Blatchford, Canadian Journal of Communication Vol 35 (2010)

63-83, hlm: 78. 82

Ibid, hlm: 79. 83

Mursito, 2012, Realitas Media, Solo:SmartMedia, hlm: 16. 84

Ibid, hlm: 17.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media massa pada dasarnya tidak

bebas nilai. Ujian terberat bagi media massa, yakni menyeimbangkan

kebebasan pers dalam memberikan informasi atau pemberitaan dengan porsi

tanggung jawab yang diembanya. Ia harus memposisikan netral. Keputusannya

tidak boleh mau diintervensi penguasa, walaupun disiram dengan imbalan.

Karena etika kebijaksanaan pers bertujuan melakukan pendidikan terhadap

rakyat. Maka pers tidak boleh tergoda oleh imbalan dan etika aturan moral.

Berasal dari sebuah situasi di mana seseorang bertindak dan mempengaruhi

tindakan orang atau kelompok lain. Definisi etika ini juga berlaku untuk

kelompok media sebagai subjek etis yang ada. Setiap arahan dan aturan moral

mempunyai nilai dan level kontekstualisasi. Bisa pada tingkat individu,

kelompok, komunitas atau sistem sosial yang ada. Dapat dikatakan bahwa etika

pada level tertentu sangat ditentukan oleh arahan sistem sosial yang disepakati.

Merujuk pada dimensi berita McQuail, maka netralitas berita berbeda

dengan keseimbangan berita. Namun keseimbangan dalam pemberitaan

(Balance) dan netralitas (neutrality) sering disamakan dengan

ketidakberpihakan. Keseimbangan berhubungan dengan seleksi dan substansi

sebuah berita, yakni seleksi fakta-fakta yang ingin ditampilkan wartawan

dalam berita. Keseimbangan dapat dilihat dari elemen keseimbangan

representasi sumber berita yang dikutip dalam liputan, kecenderungan

pernyataan yang berlebihan di dalam pemberitaan, melalui kalimat pujian atau

kritikan, dan keseimbangan dalam data dan fakta yang dibutuhkan dalam

menyampaikan berita.

Bila keseimbangan berita dapat dilihat jelas pada berita, maka aspek

netralitas dapat dipahami bila keseluruhan berita telah dimengerti, dan

seringkali netralitas tidak eksplisit. Pada dasarnya, netralitas menempatan

berita pada posisi yang seimbang dan tidak melebih-lebihkan fakta. Netralitas

dapat diamati dari empat elemen yakni sensasionalisme, stereotype,

juxtaposition, dan linkage.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar: Aspek Netralitas McQuail85

Netralitas dapat diukur berdasarkan empat hal yaitu sensasionalism,

stereotype, junxtaposition, linkage. Sensasionalisme diartikan sebagai suka

menimbulkan sensasi. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian orang lain.

Stereotype berarti pemberian atribut tertentu terhadap individu, kelompok atau

bangsa tertentu dalam menyajikan sebuah berita. Atribut bisa memiliki asosiasi

yang negatif ataupun positif, tetapi tidak pernah bersifat netral atau

berdasarkan pada kenyataan yang sebenarnya. Junxtaposition dapat diartikan

sebagai menyandingkan dua hal yang berbeda untuk menimbulkan efek kontras

yang akhirnya menambah kesan dramatis pada berita yang disajikan. Dengan

begitu junxtaposition dapat mengubah atau mengeser pemaknaan dua fakta

yang sebenarnya berbeda, menjadi berhubungan secara kontras. Linkages

berarti menyandingkan dua fakta yang berlainan dengan maksud untuk

memberikan efek asosiatif. Linkages biasanya digunakan untuk

menghubungkan dua fakta yang berbeda sehingga dianggap atau diasosiasikan

memiliki sebab akibat.86

Jika dalam suatu berita mengandung salah satu unsur diatas, dapat

menjadikan berita tersebut bernilai tidak netral. Maka jika ditemukan lebih dari

satu unsur, maka akan memperkuat penilaian ketidaknetralan berita.

85

McQuail, Op.Cit, hlm:199. 86

Dewan Pers,2006, hlm: 26.

Netralitas

Linkages Juxtaposition Stereotype Sensationalism

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

E. Ekonomi Politik Media Massa

Media massa memiliki dua wajah, sebagai institusi bisnis dan institusi

sosial. Sebagai institusi bisnis media massa sama halnya denga korporasi,

yaitu menjalankan operasinya dengan orientasi kedalam (inward looking),

untuk kepentingan sendiri. Sedang dalam menjalankan fungsi sebagai institusi

sosial, berorientasi keluar (outwardl ooking) untuk kepentingan masyarakat.

Teori ekonomi politik (political economy theory) adalah pendekatan

kritik sosial yang berfokus pada hubungan antara struktur ekonomi dan

dinamika industri media dan konten ideologis media.87

Dari sudut pandang ini,

lembaga media dianggap sebagai bagian dari sistem ekonomi dengan hubungan

erat kepada sistem politik. Teoritikus ekonomi politik telah menelaah

bagaimana batasan-batasan perekonomian menentukan atau membiaskan

bentuk budaya massa yang dihasilkan dan disebarkan melalui media.88

Media dalam era kapitalis liberal sarat konspirasi. Gejalanya terlihat

ketika bisnis media mulai diatur tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan politik

dan uang. Para elite kekuasaan dan bisnis berkolaborasi mengatur isi media.

Akibatnya, kebebasan pers yang dijiwai demokrasi dan liberalisme, tersusupi

propaganda segelintir orang. Dalam konteks ini, jiwa media melenceng dari

koridor idealisme. Dalam teori normatif, media menjalankan fungsi

pengawasan dan mencerdaskan publik.

Pada masa pascamodern, banyak partai politik memiliki media massa.

Tujuannya, sebagai strategi politik untuk membangun komunikasi politik

dengan konstituen (simpatisan). Yang terjadi kemudian adalah perang wacana,

adu argumentasi, dan pertarungan antarmedia. Media yang memiliki massa

kuat dan politik pencitraan yang bagus akan menguasai informasi. Sebaliknya,

pihak yang tak memiliki media massa semakin tekerdilkan dan terkalahkan

oleh daya ekspos berbagai media. Ada konspirasi para elite yang melakukan

kontrol pemberitaan dan informasi. Media menjadi alat kepentingan politik,

87

Mcquail. Denis, 2011, Teori Komunikasi Massa Mcquail, Jakarta: Salemba Humanika, hlm:105. 88

Baran. Stanley J, 2010, Teori Dasar, Komunikasi Pergolakan, Dan Masa Depan Massa, Jakarta:

Salemba Humanika, hlm:263.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ekonomi, dan kultur. Faktor seperti pemilik media, modal dan pendapatan

media dianggap lebih menentukan bagaimana wujud isi media. Faktor-faktor

inilah yang menentukan peristiwa apa saja yang bisa atau tidak bisa

ditampilkan dalam pemberitaan, serta ke arah mana kecenderungan

pemberitaan sebuah media hendak diarahkan.89

Satu-satunya patokan yang

dipakai adalah kebijakan redaksi (redactional concept) media masing-masing

yang sangat boleh jadi hal itu dipengaruhi oleh kepentingan idealis, ideologis,

politis, dan ekonomis.

Semakin kompleksnya kehidupan media sekarang ini membuat kinerja

media bisa dilihat dari beragam perspektif. Ditinjau dari perspektif ekonomi,

media dinilai sebagai bahan dagangan. Berdasarkan persepektif ini, kinerja

media berhubungan dengan kehandalannya dalam mendatangkan keuntungan

bagi perusahaan. Dalam kaitan ini kriteria kinerja media dapat diidentifikasikan

melalui jumlah oplah media, nilai pendapatan iklan, dan level rating. Oleh

karenanya ukuran-ukuran kuantitatif yang dikonversikan dengan nilai uang

menjadi tolok ukur kinerja media.90

Wujud lain dari faktor ekonomi, sebagai kekuatan eksternal lain yang

berpengaruh atas penampilan isi media, adalah khalayak dan pengiklan.91

Pelaporan sebuah peristiwa, tak terkecuali peristiwa politik, jelas harus

memperhitungkan pasar. Semakin baik kualitas pelaporan, akan semakin

banyak khalayak yang mengkonsumsi dan ini secara otomatis pengiklan pun

cenderung akan bertambah.

Sedangkan dalam perspektif ekonomi-politik kritis memiliki tiga

varian utama. Ketiga varian tersebuat dalah Instrumentalisme kulturalisme, dan

strukturalisme. Dalam kajian ini, varian yang digunakan Adalah perspektif

instrumentalisme. Perspektif ini memberikan penekanan pada determinisme

ekonomi, dimana segala sesuatu pada akhirnya akan dikaitkan secara langsung

89Agus Sudibyo, Op. Cit, hlm:2. 90

Rahayu (ed.), 2006, Menyingkap Profesionalisme Kinerja Surat Kabar di Indonesia, Jakarta:

Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, Dewan Pers, dan Departemen Komunikasi dan

Informasi, hlm: 4. 91

Ibnu Hamad, 2004, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta: Granit, hlm: 22.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dengan kekuatan-kekuatan ekonomi. Perspektif ini melihat media sebagai

instrumen darikelas yang mendominasi. Dalam hal ini kapitalis dilihat sebagai

pihak yang menggunakan kekuatan ekonominya untuk kepentingan apapun.

Dalam studi kajian budaya kritis juga menempatkan media sebagai

salah satu aktor budaya dalam melakukan imperialisme budaya. Aktor budaya

dalam konteks ini adalah konteks ideologi dominan, maka media menjadi

ideological apparatus. Studi resepsi kritis menempatkan bahwa kelompok

khalayak terbagi dalam klasifikasi status sosial dan ekonomi. Secara politis,

masyarakat terbagi dalam kelompok sosial yang mempunyai tingkat resepsi

yang berbeda-beda.

Runtuhnya institusi politik biasanya tidak dapat dipisahkan dari

krisis di media dan lembaga jurnalistik. Partai elit politik biasanya terkait erat

dengan konglomerat media yang besar. Tidak hanya melakukan berbagai latar

belakang sosial yang sama, dan kadang-kadang bahkan dekat secara ikatan

keluarga, tetapi mereka juga mempunyai hubungan timbal balik yang dapat

mengamankan kepentingan masing-masing.92

Meskipun beberapa klaim

mereka netral, namun pada dasarnya media dan lembaga jurnalistik adalah

aktor sosial yang berpengaruh terkait dengan kelas atas, elit sosial, atau

perusahaan yang kuat.

F. Teori Tradisi Kritis

Media merupakan organisasi kompleks yang membentuk institusi

sosial masyarakat. Media adalah pemain utama dalam perjuangan ideologis.

Teori dalam tradisi kritis melebihi penelitian tentang media karena implikasi

budayanya yang luas. Menurut McQuail ada lima cabang utama teori kritik

media, yaitu:93

92

Kitzberger. Philip, 2012, The Media Politics of Latin America’s Leftist Governments, in:Journal

of Politics in Latin America, 4, 3, 123-139. Hlm :133 93

LittlejohnStephen W, 2008, Theories of Human Communication tenth edition, Thomson Highei

Education, hlm:360.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Marxisme klasik, media dipandang sebagai alat bantu dari kelas yang

dominan dan sebuah cara untuk para kapitalis menunjukkan ketertarikan

mereka dalam menghasilkan keuntungan.

2. Media ekonomi politik, media ini merupakan komoditas untuk dijual

dipasaran, dan informasi yang disebarkan diatur oleh apa yang akan diambil

oleh pasar.

3. Frankfurt school, memandang media sebagai cara membangun budaya,

menempatkan lebih banyak penekanan pada pemikiran ketimbang pada

materi.

4. Teori hegemoni. Merupakan dominasi ideologi palsu atau cara pikir tentang

kondisi sebenarnya. Ideologi tidak disebabkan oleh sistem ekonomi saja

tetapi ditanamkan secara mendalam pada semua kegiatan masyarakat.

5. Penelitian budaya. Pemaknaan budaya tentang hasil media. Cara isi media

ditafsirkan, penafsiran dominan dan oposisional.Penelitian ini memandang

masyarakat sebagai sebuah bidang persaingan gagasan.

G. Analisis Isi

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat

pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam

media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang melopori

teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis,

kemudian diberi interpretasi. Banyak variasi para ahli dalam memberi

pengertian terhadap analisis isi (content analysis), secara umum diartikan

sebagai metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi

lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis

yang khusus. Berikut ini terdapat beberapa pengertian analisis isi yang

dideskripsikan oleh beberapa pakar, yaitu:

1. Barelson (1952: 18). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang

dilakukan secara objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari isi

komunikasi yang tampak (manifest).

2. Holsti (1969: 14). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat

inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari

karakteristik pesan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Krippendorff (1980: 21; 2006: 8). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian

untuk membuat inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan sahih datanya

dengan memerhatikan konteksnya.

4. Weber (1994: 9). Analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan

menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang falid

dari teks.

5. Neuendorf (2002: 10). Analisis isi adalah sebuah peringkasan

(summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah

(di antaranya objektif-intersubjektif, reliabel, valid, dapat digeneralisasikan,

dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak di batasi untuk jenis

variabel tertentu atau konteks dimana pesan dibentuk dan ditampilkan.94

Analisis isi merupakan suatu metode yang diterapkan dalam

komunikasi untuk menganalisis isi pesan (teks). Analisis isi bersifat objektif,

sistematis dan generalis. Objektif dalam artian menurut aturan atau prosedur

yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan

kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori

dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi

penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bias.Generalis artinya

penemuan data harus memiliki referensi teoritis.

Seperti halnya penelitian lain, dalam analisis isi juga terdapat dua

metode yaitu; analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Dari kedua

metode tersebut, terdapat hal yang sangat signifikansi yang menjadi ciri khas

perbedaan dalam menganalisis pesan (teks), walaupun kedua hal tersebut

sebenarnya saling mendukung dan melengkapi tergantung metode apa yang

dipakai oleh periset dalam menganalisis penelitiannya.

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang netralitas media pernah dilkukan oleh Nugrahati

Dwi Sulistyowati pada tahun 2007, dengan judul NETRALITAS MEDIA

DALAM KAMPANYE PILKADA (Studi Analisis Wacana Pemberitaan

Kampanye Pilkada Langsung Kabupaten Purworejo Di Surat Kabar Harian

Kedaulatan Rakyat Dan Suara Merdeka Periode 1 Agustus-1 September 2005).

94

Eriyanto, 2011, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-

Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, hlm: 15-16.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dalam penelitian ini Nugrahati ingin mengetahui bagaimana pemberitaan

kampanye pilkada langsung di Kabupaten Purworejo di surat kabar Harian

Kedaulatan Rakyat dan Suara Merdeka. Untuk mengetahui hal tersebut

Nugrahati menggunakan metode analisis wacana sebagai acuannya.

Dari hasil penelitiannya tersebut Nugrahati memperoleh kesimpulan

bahwa kedaulatan rakyat tidak dapat mempertahankan netralitasnya. Karena

dalam hal ini kedaulatan rakyat tidak menjalankan prinsip obyektivitas berita.

Kedaulatan Rakyat juga nampak tidak netral dalam massa kampanye pilkada

karena tidak menghadiri salah satu elemen parameter ketidaknetralan media,

dan dalam pemberitaannya Kedaulatan Rakyat memperlihatkan adanya

kecenderungan pada salah satu calon kepala daerah yang berkompetisi dalam

pilkada di Kabupaten Purworejo tersebut. Sedangkan Harian Suara Merdeka

dalam masa kampanye pilkada tidak netral karena dalam pemberitaannya

memunculkan unsur personalisasi, dan dalam pemberitaannya juga

memperlihatkan adanya kecenderungan pada dua calon kepala daerah yang

bertarung. Namun kedua surat kabar tersebut dapat dikatakan netral jika dilihat

melalui perspektif independensi visi media.

Penelitian tentang media massa terhadap tokoh politik juga pernah

dilakukan oleh Dhanurseto Hadi Prashada pada 2010 berjudul Pemberitaan

Media Cetak Dalam Kampanye Pemilu Presiden Tahun 2009 (Studi Analisis

Isi Pemberitaan Pemilu Presiden Pada Masa Kampanye di Media Cetak

Harian Jogja, Radar Jogja, dan Kedaulatan Rakyat Edisi Juni-Juli 2009).

Dalam penelitian ini Dhanurseto ingin mengetahui perbedaan liputan berita

antara kandidat incumbent dan non incumbent pada surat kabar Harian Jogja,

Radar Jogja, dan Kedaulatan Rakyat selama masa kampanye Presiden 2009 di

DI.Yogyakarta. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui redaksi surat kabar

Harian Jogja, Radar Jogja, dan Kedaulatan Rakyat dalam memilih liputan

berita yang akan diterbitkan selama masa kampanye Presiden 2009 di

DI.Yogyakarta.

Dari hasil penelitiannya Dhanurseto mengetahui bahwa surat kabar

Kedaulatan Rakyat memberikan porsi 25 liputan berita untuk kandidat No 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(non incumbent), 33 liputan berita untuk kandidat No 2 (incumbent), dan 24

liputan berita untuk kandidat No 3 (incumbent). Sementara Radar Jogja

memberikan porsi 32 liputan berita untuk kandidatNo 1 (non incumbent), 39

liputan berita untuk kandidat No 2 (incumbent), dan 56 liputan berita untuk

kandidat No 3 (incumbent). Dan Harian Jogja memberikan porsi 37 liputan

berita untuk kandidat No 1 (non incumbent), 43 liputan berita untuk kandidat

No 2 (incumbent), dan 34 liputan berita untuk kandidat no 3 (incumbent).

Berdasarkan teknik analisis “tema berita” ternyata mampu

menunjukan angka yang cukup segnifikan. Dengan hasil surat kabar

Kedaulatan Rakyat memberikan porsi 25 liputan berita untuk Kandidat No 1

(non incumbent) dengan frekuensi 14 berita positif, 9 berita netral dan 2 berita

negatif. Untuk Kandidat No 2 (incumbent) memberikan porsi 33 liputan berita

dengan frekuensi 20 berita positrif, 9 berita netral dan 4 berita negatif. Dan

Kandidat No 3 (incumbent) diberikan porsi 24 liputan berita dengan frekuensi

12 berita positif, 8 berita netral, dan 4 berita negatif. Sementara dalam Harian

Radar Jogja memberikan porsi 32 liputan berita untuk No 1 (non incumbent)

dengan frekuensi 17 berita positif, 5 berita netral dan 10 berita negatif.

Kandidat No 2 (incumbent) diberikan porsi 39 liputan berita dengan frekuensi

12 berita positif, 9 berita netral dan 18 berita negatif. Untuk kandidat No 3

(incumbent) memberikan porsi 56 liputan berita dengan frekuensi 37 berita

positif, 10 berita netral dan 9 berita negatif. Dan dalam Harian Jogja

memberikan porsi 29 liputan berita untuk Kandidat No 1 (non incumbent)

dengan frekuensi 11 berita positif, 13 berita netral dan 6 berita negatif. Untuk

kandidat No 2 (incumbent) memberikan porsi 39 liputan berita dengan

frekuensi 10 berita positif, 13 berita netral dan 16 berita negatif. Dan untuk

kandidat No 3 memberikan porsi 30 liputan berita dengan frekuensi 7 berita

positif, 14 berita netral, dan 9 berita negatif.

Penelitian oleh Ahmed K. Al-Rawi and Barrie Gunter. 2013. Political

Candidates’ Coverage in the 2010 Iraqi General Elections. Dalam penelitian

ini menyebutkan semua saluran TV menunjukkan ketidakseimbangan dan

terdapat pilih kasih dalam meliput kandidat politik baik dari sisi positif maupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

negatif. Furat dan Baghdad terlihat sekali adanya bias atau keberpihakan saat

meliput tentang kandidat politik. Sedangkan Iraqia TV mencoba untuk terlihat

bijaksana dalam meliput kandidat. Iraqia TV ini menunjukkan tidak ada bias

yang jelas dalam cakupan kandidat politik, meskipun ada sedikit bias dengan

mendukung salah satu pasangan. Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa

empat saluran TV terlihat menutupi kandidat dengan cara yang berbeda

terutama dalam kaitannya dengan atribut positif, namun ada perbedaan besar

kaitannya dengan nada netral. Adapun atribut negatif, tidak ada perbedaan

yang signifikan sama sekali di antara empat saluran. Empat saluran disajikan

partai politik diarah yang umumnya mencerminkan kebijakan sponsor saluran

dan bertentangan dengan janji objektivitas. Semua saluran kecuali Iraqia TV

memberikan perhatian yang sangat besar untuk kandidat politik mereka.

Dengan demikian dapat disimpulkan saluran-saluran TV tersebut terlihat bias

atau berpihak pada kandidat politik tertentu.

Penelitian Han Soo Lee. 2014. Analyzing the Multidirectional

Relationships Between the President, News Media, and the Public: Who Affects

Whom?. Dalam penelitian ini melihat hubungan antara media dengan presiden,

apakah media mempengaruhi presiden atau sebaliknya. Hasil uji statistik dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa media berita independen secara signifikan

mempengaruhi baik presiden maupun masyarakat. Pengaruh signifikan dari

media berita pada presiden dan publik menyiratkan bahwa cara media

membuat berita atau isu penting untuk memahami perubahan dalam opini

publik dan sikap isu presiden. Temuan ini mendukung argumen bahwa sumber

berita positif mempengaruhi berita. Media berita secara signifikan

mempengaruhi publik dan presiden. Pengaruh signifikan dari media berita

presiden dan opini publik menyiratkan bahwa media berita bisa mempengaruhi

politik. Dalam penelitian ini juga menyebutkan hubungan antara presiden

dengan masyarakat sebenarnya lemah, namun dengan adanya media maka

presiden mampu mempengaruhi opini publik. Dengan demikian peran media

sangat besar dalam mempengaruhi opini publik. Dengan ini tidak menutup

kemungkinan berita-berita seputar Pilgub Jateng 2013 juga dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mempengaruhi opini publik dalam menentukan pasangan mana yang akan

dipilih.

Wan Rohila Ganti bt Wan Abdul Ghapar. 2013. The Neutrality of

Sinar Harian Newspaper in Malaysian Politics, dalam penelitiannya

membahas tentang netralitas surat kabar Sinar Harian yang mengaku netral

pada masa kampanye pemilihan umum Malaysia 2013 dari 20 April 2013

sampai dengan 5 Mei 2013. Tulisan ini mencoba untuk mengukur netralitas

surat kabar Sinar Harian dalam melaporkan isu-isu pemilu selama masa

kampanye Pemilihan Umum. Surat kabar Sinar Harian berusa netral untuk

mendukung dan memberikan ruang kepada semua partai dan kandidat untuk

mempresentasikan gagasan, ide-ide dan visi mereka. Upaya tersebut diterima

baik oleh pembaca dengan adanya Sinar Harian online menjadi situs paling

banyak dikunjungi, dan meninggalkan media online yang tradisional lainnya.

Artikel-artikel ini meliput kegiatan calon selama masa kampanye.

Dalam hal ini surat kabar Sinar Harian mencoba untuk menyajikan

pemberitaan yang berimbang, dengan memberikan ruang bagi kedua belah

pihak untuk mempresentasikan ide-ide mereka. Penelitian ini menggunakanan

alisis isi sebagai metode penyelidikan. Dalam penelitian ini menemukan 33%

dari artikel untuk BN, 36% untuk PR, 24% dari artikel dianggap sebagai

laporan netral dan 6% dari artikel melaporkan kegiatan calon independen. Dari

hasil penelitian diperoleh angka-angka yang membuktikan bahwa Sinar Harian

adalah koran berisi, karena tidak ada perbedaan berarti dalam jumlah cerita BN

atau PR. Dengan ini berita utama dari Sinar Harian dapat dikatakan netral, dan

menempatkan berita pada halaman utama.

Surat kabar dalam menyajikan informasi dengan isi yang netral sangat

diperlukan. Banyak media tradisional mendukung pemerintah yang berkuasa

sejak partai yang berkuasa memegang saham. Ini telah memaksa editor untuk

menulis laporan positif tentang partai yang berkuasa dan mereka bertindak

seperti organ partai. Media online mengisi kesenjangan dengan menyediakan

lebih handal cakupan, akurat dan obyektif. Sinar Harian menjawab panggilan

dengan menerbitkan laporan netral, di bawah tagline Tulus Dan Tulus". Sinar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Harian bisa di kategorikan sebagai surat kabar yang netral. Hal ini sangat

penting bahwa surat kabar harus bebas dan tidak ada bias.

Dalam impartiality in journalism yang ditulis oleh David Brewer,

tidak memihak berarti tidak berprasangka terhadap sisi tertentu, bersikap adil

dan seimbang. Menurut David Brewer, ini adalah salah satu hal yang sulit.

Semua wartawan memiliki pandangan sendiri. Namun, untuk memberikan

cakupan yang komprehensif dan otoritatif berita, mereka harus menggunakan

perspektif pribadi mereka sendiri. Dengan mencerminkan sikap yang adil dan

akurat diharapkan dapat memberikan gambaran yang benar tentang apa yang

sebenarnya terjadi, hal ini terutama berlaku pada isu-isu kontroversial.

Ketidakberpihakan dalam berita di sini, khususnya untuk jurnalis dalam

mengambil berita harus akurat dan tidak memihak.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian diatas adalah,

dalam penelitian ini untuk melihat media massa apakah bersikap netral atau

tidak netral maka di gunakan aspek netralitas oleh McQuail (sensasionalisme,

stereotype, juntaposition, dan linkage). Sedangkan kesamaan penelitian ini

dengan penelitian-penelitian diatas adalah sama-sama ingin mengetahui

bagaimana media massa menyajikan pemberitaan mengenai masalah politik

khususnya dalam penelitian ini adalah berita yang berhubungan dengan

pemilihan Gubernur Jawa Tengah. Karena pada dasarnya berita itu haruslah

bersifat netral atau tidak ada keberpihakkan untuk tujuan tertentu. Untuk lebih

jelasnya berikut ini contoh berita yang bersifat netral:

Belum Tentu Semua Calon Lolos

Suara Merdeka - Belum tentu semua calon lolos menjadi peserta Pilgub

Jateng 2013. Bisa saja ada calon yang gugur jika tidak memenuhi syarat yang

ditentukan.

“Besok (hari ini-Red), pukul 12.00, kami umumkan secara resmi

pasangan mana saja yang berhak mengikuti Pilgub Jateng, 26 Mei mendatang,”

kata Nuswantoro Dwiwarno, anggota KPU. Untuk menetapkanya, lima

komisioner KPU Jateng menggelar sidang pleno, Rabu (10/4) kemarin. Sidang

membahas hasil penelitian tahap kedua terhadap berkas-berkas pendaftran tiga

pasangan bakal calon. Mereka adalah Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo

(Partai Demokrat, Golkar dan PAN), Hadi Prabowo-Don Murdono (PKS,

Gerindra, PKB, PPP, Hanura, dan PKNU) dan Ganjar Pranowo-Heru

Sudjatmoko (PDIP).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Nuswantoro melanjutkan, penetapan calon hari ini tidak harus dihadiri

oleh pasangan yang bersangkutan. Jika tidak mampu menghadiri, para calon

boleh mewakilkan pada pengurus partai atau tim suksesnya.

“Setelah ditetapkan, pasangan calon akan mengikuti pengundian nomor

urut pada 16 April mendatang,” katanya.

I. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dari penelitian ini pertama adalah media massa atau

surat kabar, dimana surat kabar ini merupakan bentuk komunikasi melalui

media massa yang ditujukan untuk massa atau khalayak luas. Surat kabar ini

mempunyai fungsi untuk memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan

mempengaruhi. Surat kabar akan dikonsumsi oleh masyarakat atau perusahaan

sebagai sarana informasi untuk mengetahui perkembangan yang ada di dunia

sekitarnya. Oleh karena itu obyektivitas dan netralitas perlu dikedepankan,

dalam arti tidak memihak pada kepentingan individu atau bias agar mencapai

penyajian informasi yang berkualitas.

Kerangka berpikir dari penelitian ini disajikan sebagai berikut:

Damapak(impact)

Media Massa (Surat Kabar)

Berita

Obyektivitas Masyarakat/

Perusahaan

Netralitas

Kualitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

J. Hipotesis

Hipotesis adalah salah suatu pernyataan tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih yang dapat diuji kebenarannya.95

Dengan demikian maka

hipotesis bukanlah pernyataan tentang pendapat, penilaian (value judgment),

atau pernyataan yang normatif, bukan pula kebijaksanaan (wishful thinking).

Hipotesis nul ( dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan dalam pemberitaan pasangan Hadi Prabowo dan Don

Murdono dalam Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas

dilihat dari aspek sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage.

2. Tidak ada perbedaan dalam pemberitaan pasangan Bibit Waluyo dan

Sudijono Sastroatmodjo dalam Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar

Banyumas dilihat dari aspek sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan

linkage.

3. Tidak ada perbedaan dalam pemberitaan pasangan Ganjar Pranowo dan

Heru Sudjatmoko dalam Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar

Banyumas dilihat dari aspek sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan

linkage.

95

Slamet. Yulius, 2013, Statistik Untuk Penelitian Analisis Hubungan Dua Variabel, Surakarta:

UNS Press, hlm: 3.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian analisis isi. Menurut

Budd, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan

dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi

perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.96

Prinsip analisis isi berdasarkan definisi di atas adalah:

a. Prinsip sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis.

b. Prinsip objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya.

Katergori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur

yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda.

c. Prinsip kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis

isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode

deduktif.

d. Prinsip isi yang nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna

yang dirasakan periset.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana netralitas media massa

dalam menyajikan pemberitaan mengenai pasangan calon Gubernur Jateng

pada Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas dari 11 April-26

Mei 2013. Oleh karena itu, metode analisis isi digunakan sebagai teknik riset

dalam kajian ini. Dengan menggunakan analisis isi diharapkan mampu

96

Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,

Public Reations, Advertising, Komunikasi organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta:

Kencana, hlm: 233.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media, mengetahui

fungsi dan efek media, dan mengetahui apakah ada bias media.97

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah anggota dari objek yang ingin kita ketahui

isinya.98

Pengertian populasi menurut Sugiyono yaitu sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian

ditarik suatu kesimpulan.99

Populasi adalah konsep yang abstrak. Karena itu,

populasi harus didefinisikan secara jelas agar anggota dari populasi dapat

ditentukan secara cermat. Dalam penelitian ini, populasinya yaitu seluruh

pemberitaan pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013 pada Harian

Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas mulai tanggal 11 April-26 Mei

2013 sejumlah 229 berita. Pertimbangan penulis mengambil populasi pada

masa tersebut karena pada masa tersebut mulai penetapan pasangan calon

Gubernur Jawa Tengah 2013 oleh KPU Jateng sampai dengan masa

pencoblosan yang ditetapkan oleh KPU Jateng, sehingga nantinya penelitian ini

dapat dijadikan pertimbangan atau evaluasi. Berita-berita mengenai Pilgub

Jateng diluar periode 11 April-26 Mei 2013 tidak termasuk dalam populasi

penelitian ini, selain itu berita yang diambil juga difokuskan pada berita-berita

mengenai pasangan calon seperti, aktivitas para calon dan apa saja yang

dilakukan para calon maupun para tim sukses para calon tersebut. Pada

penelitian ini tidak ada sampel, karena peneliti menggunakan sensus. Sensus

pada dasarnya sebuah riset survei di mana periset mengambil seluruh anggota

populasi sebagai respondennya.100

Dengan demikian sensus menggunakan total

sampling, artinya jumlah total populasi yang diriset. Sensus dilakukan dalam

penelitian ini karena anggota populasi tidak terlalu besar.

97

Ibid, hlm:233-234. 98

Eriyanto, Op.Cit, hlm:109. 99

Kriyantono, Op.Cit, hlm: 156. 100

Ibid, hlm:161.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan periset untuk mengumpulkan data.101

Dalam penelitian ini data

pertama diperoleh dari dokumentasi berita dalam Harian Solopos, Suara

Merdeka, dan Radar Banyumas selama 11 April-26 Mei 2013. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari buku, dokumen, situs internet, majalah atau artikel

tentang sejarah, sepak terjang media, profil perusahaan Solopos, Suara

Merdeka, dan Radar Banyumas yang berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilakukan.

D. Unit Analisis dan Kategori

Unit analisis dan kategori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel I.

Unit Analisis dan Kategori

Unit analisis Kategori

Berita Pilgub Jateng 2013 di Harian

Solopos, Suara Merdeka dan Radar

Banyumas

1. Sensasionalisme

2. Stereotype

3. Juntaposition

4. Linkage

5. Netral

Sumber: Data diolah Peneliti

E. Definisi Konsep dan Operasional

E.1 Definisi Konsep

1) Surat Kabar

Surat kabar adalah kumpulan berita, artikel, cerita yang dicetak pada

lembaran kertas berukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari

atau seminggu sekali.102

101

Kriyantono,Op.Cit, hlm:91. 102

Totok Djuroto, 2001, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Rosda Karya, hlm:11.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2) Berita

Berita merupakan laporan tentang fakta sosial yang direkonstruksikan

untuk kemudian diceritakan.103

Cerita tentang fakta sosial inilah yang

kemudian ditampilkan di media massa. Berita harus menggunakan 5 W +

1 H dalam pemberitaannya yaitu What, meliputi informasi mengenai

kejadian atau peristiwa apa yang terjadi, Who, siapa saja yang terlibat di

dalamnya, Where, yaitu dimana peristiwa itu terjadi, When, kapan

peristiwa itu terjadi, Why, mengapa peristiwa itu bisa terjadi dan How,

bagaimana tejadinya peristiwa itu. penelitian ini dibatasi hanya berita

yang bersifat naratif tidak termasuk foto dan capsen.

3) Netralitas

Netralitas berarti tidak berpihak (tidak ikut atau tidak membantu salah

satu pihak), sedangkan netralitas berarti keadaan dan sikap netral (tidak

memihak, bebas).104

Media massa dalam setiap pemberitaannya haruslah

bersifat netral dalam arti tidak memihak pada salah satu kelompok atau

golongan, dengan kata lain tidak ada bias.

E.2 Definisi Operasional

Dari unit analisis dan kategori maka definisi operasional penelitian

ini adalah:

Berita Pilgub Jateng 2013 pada Harian Solopos, Suara Merdeka,

dan Radar Banyumas merupakan berita seputar pasangan calon Gubernur

Jawa Tengah 2013 mulai 11 April-26 Mei 2013 yang didalamnya

terkandung kategori berikut ini:

a) Sensasionalisme

Sensasionalisme dapat diartikan sebagai sifat ingin menimbulkan sensasi.

Tujuannya sensasionalisme adalah untuk menarik perhatian orang lain.

Sensasionalisme dapat diketahui melalui tiga elemen yakni personalisasi,

emosionalisme, dramatisasi. Personalisasi merupakan pandangan yang

103

Siregar, Op.Cit, hlm:250. 104

Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan Ke 3, 2005, Jakarta: Balai Pustaka, hlm: 67.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

melihat individu tertentu sebagai aktor utama yang paling berpengaruh

dalam sebuah peristiwa. Emosionalisme dapat diartikan sebagai

penonjolan aspek emosi (suka, benci, sedih, gembira, marah, dan

sebagainya) dibandingkan aspek logis rasional dalam penyajian berita.

Dramatisasi dipahami sebagai bentuk penyajian atau penulisan berita

yang bersifat hiperbolik dan melebih-lebihkan sebuah fakta dengan

maksud menimbulkan efek dramatis bagi pembacanya.105

Sebagai

contoh: “pendukung pasangan Hp-Don melempari rumah warga hingga

hancur berkeping-keping”.

b) Stereotype

Stereotype berarti pemberian atribut tertentu terhadap individu,

kelompok bangsa tertentu dalam menyajikan sebuah berita. Stereotype

dapat menjadikan individu, kelompok atau bangsa tersebut memiliki

asosiasi yang negatif ataupun positif, tetapi tidak pernah netral pada

kenyataan yang sebenarnya. Penggunaan stereotype, baik yang bermakna

positif maupun negatif, dalam penyajian berita dapat mengandung

tuduhan keberpihakan wartawan atau media terhadap salah satu

kelompok yang ada dalam masyarakat.106

Sebagai contoh: “Ganjar

Pranowo yang diusung dari partai PDIP dan anggota DPR RI pasti akan

lebih mampu memimpin Jawa Tengah”.

c) Juxtaposition

Juxtaposition diartikansebagai menyandingkan dua hal yang berbeda

untuk menimbulkan efek kontras, yang akhirnya menambah kesan

dramatis pada berita yang disajikan. Dalam berita biasanya juxtaposition

terjadi karena latar belakang informasi yang tidak memadai, penarikan

kesimpulan yang terburu-buru oleh jurnalis, dan keinginan yang sangat

kuat untuk mendapatkan efek tertentu dalam pemberitaan sehingga

mengabaikan prinsip penghubungan dua fakta yang relevan.107

Sebagai

contoh: “untuk mengampanyakan pasangan Ganjar-Heru yang di usung

105

Rahayu (ed), Op.Cit, hlm:24-25. 106

Ibid, hlm:26 107

Ibid, hlm:76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

partai PDIP Jokowi ikut turun gunung, sementara ditempat yang berbeda

pasangan Bibit-Sudijono mendatangi sejumlah pasar yang ada di Kendal.

d) Linkage

Linkages adalah menyandingkan dua fakta yang berlainan dengan

maksud untuk menimbulkan efek assosiatif. Wartawan menggunakan

linkages untuk menghubungkan dua fakta yang sebenarnya berbeda

sehingga kedua fakta tersebut dianggap (diasosiasikan) memiliki

hubungan sebab akibat. Linkages mirip dengan juxtaposition, yakni

penarikan kesimpulan yang salah antara dua fakta atau lebih.

Perbedaannya, linkage terlihat lebih relevan untuk dihubungkan.

Penyebab linkage hampir sama dengan juxtaposition, hanya saja linkages

biasanya menghubungkan dua fakta yang relatif berkaitan.108

Sebagai

contoh: “hal yang serupa pernah dilakukan Jokowi, kini pasangan

Ganjar-Heru juga mendatangi para pedagang di pasar”.

e) Netral

Netral adalah tidak memihak atau bias. Dengan kata lain wartawan dalam

menuliskan berita tidak memasukkan unsur sensasionalisme, stereotype,

juntaposition, dan linkage. Sebagai contoh: “ketiga calon pasangan

Gubernur Jateng layak untuk menjadi pemimpin di Jawa Tengah”.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian tentang

netralitas media massa terhadap pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013

pertama berita-berita tentang pasangan calon di Harian Solopos, Suara

Merdeka dan Radar Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013 dianalisis

melalui metode kuantitatif dengan teknik analisis isi. Langkah pertama adalah

data dimasukkan ke dalam coding sheet yang di dalamnya memuat unit-unit

analisis dan kategori, coding merupakan proses data mentah yang disusun

secara sistematis. Selanjutnya data akan dianalisis menggunakan Uji Chi

Square dua kelompok atau lebih (tabel silang), yang berfungsi untuk menguji

108

Ibid, hlm:77.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perbedaan yang ada dalam sampel. Uji chi square adalah suatu teknik statistik

yang dimaksud untuk menguji perbedaan antara dua kelompok atau lebih.109

Chi Square ini pada dasarnya untuk mengetahui apakah perbedaan

frekuensi itu signifikan atau hanya terjadi secara kebetulan. Untuk uji Chi

Square dua kelompok atau lebih digunakan rumus berikut:

Dimana:

= Jumlah kasus yang diamati yang terkategori pada baris yang ke i di

dalam suatu kolom ke j.

=Jumlah kasus diharapkan di bawah hipotesis nul yang terkategorikan

pada baris yang ke i di dalam suatu kolom yang ke j.

Nilai yang di hasilkan dengan rumus di atas tersebar pada Chi

Square dengan:

df = (B-1) (K-1)

B = Banyaknya baris (atribut)

K = Banyaknya kolom (kategori)

Kegunaan bagi pengujian suatu hipotesis di dalam suatu sampel

(kelompok) menempatkan setiap individu atau objek yang diamati ke dalam

salah satu dari kategori-kategori yang ada. Kategori-kategori itu secara teknik

kita sebut sel, cell (petak). Jumlah keseluruhan individu yang diamati itu

haruslah N, yaitu jumlah kasus di dalam sampel kita. Dengan melihat besarnya

109

Slamet, Op.Cit, hlm:23.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

frekuensi pada masing-masing sel, dapat kita hitung besarnya nilai dengan cara

menggunakan rumus di atas.

Cara menguji signifikansi nilai yang diperoleh dapat dicocokkan pada

tabel uji nilai kritis . Dengan memperhatikan besarnya df, bila nilai yang

diperoleh melebihi atau sama dengan nilai yang ada pada tabel maka pada

taraf probabilitas tertentu ditolak. Sebaliknya bila tidak melebihi atau tidak

menyamai nilai kritis maka diterima.110

Syarat-syarat penggunaan Chi Square:111

1. Untuk tabel kontingensi 2x2 yang mengandung petak atau petak-petak

berfrekuensi kurang dari 5 maka harus pakai Koreksi Yates.

2. Untuk tabel kontingensi yang memiliki df > 1, chi square dapat dipakai

asal dapat memenuhi syarat-syarat yang dikemukakan Siegel.

3. Bilamana besarnya n antara 20 dan 40, uji chi square bisa digunakan bila

seluruh frekuensi-frekuensi yang diharapkan adalah 5 atau lebih. Bila ada

petak frekuensi yang diharapkan kurang dari 5, maka chi square tidak

dapat dipakai. Dan disarankan menggunakan uji Fisher.

4. Bilamana N < 20, gunakan uji Fisher untuk seluruh kasus.

G. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan syarat penting dalam penelitian ilmiah. Uji

reliabilitas berfungsi untuk menjaga reliabilitas masing-masing kategori. Hal

tersebut merupakan suatu cara untuk mencapai objektivitas penelitian. Untuk

memenuhi syarat obyektivitas, hasil penghitungan dari proses pengukuran unit

analisis perlu diuji kembali. Untuk menguji reliabilitas dan validitas teknik ini,

maka digunakan rumus Holsty sebagai berikut:112

2 M

R = ----------------

N1 + N2

110

Ibid, hlm: 21. 111

Ibid, hlm: 34-35. 112

Eriyanto, Op.Cit, hlm:290.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

R : Reliabilitas antar coder

M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder)

N1 : Jumlah coding yang dibuat oleh coder 1.

N2 : Jumlah coding yang dibuat oleh coder 2.

Proses uji reliabilitas dan validitas dilakukan dengan cara, peneliti

menunjuk dua orang pengkoding. Sebelum melakukan koding terhadap berita-

berita, keduanya harus membaca definisi operasional dari katagori yang sudah

ditentukan. Setelah memahaminya, pengkoding membaca berita dan mengisi

hasilnya di lembar koding. Hasil dari masing-masing penilaian di lembar

koding dimasukkan ke dalam sebuah tabel besar untuk dibandingkan hasilnya

pada judul berita yang sama hasil penilaian peneliti. Hasil penilaian dari

katagori yang cocok adalah M. Dalam formula Holsti, angka reliabilitas

minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%. Artinya, kalau hasil

perhitungan menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7 berarti alat ukur ini

benar-benar reliabel. Tetapi, jika di bawah angka 0,7 berarti alat ukur (coding

sheet) bukan alat yang reliabel.

Dalam melakukan uji reliabilitas, peneliti bertindak sebagai coder 1.

Bertindak sebagai coder 2 adalah Erwin Kartinawati yang berpengalaman di

bidang jurnalistik selama 9 tahun dan lulusan Magister di bidang Ilmu

Komunikasi, jadi selain paham soal pemberitaan secara teknis juga paham

secara teori.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM SURAT KABAR SOLOPOS, SUARA MERDEKA,

DAN RADAR BANYUMAS

A. Gambaran Umum Harian Solopos

A.1 Sejarah Surat Kabar Solopos

Harian umum Solopos pertama kali diluncurkan pada tanggal 19

September 1997, setelah sebelumnya dilakukan persiapan intensif selama 6

bulan. Persiapan tersebut meliputi persiapan dari Sumber Daya Manusia

(SDM) sampai persiapan mencetak koran. Persiapan penerbitan Solopos

dilakukan sejak tanggal 13 April 1997 dan intensifkan lagi setelah Surat Izin

Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) turun pada tanggal 12 Agustus 1997. Dalam

SIUPP disebutkan Solopos terbit 7 kali seminggu namun edisi minggu baru

terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1998.

Pada awalnya, gagasan menerbitkan koran di Solo adalah untuk

mendistribusikan dan meratakan informasi aktual mengenai peristiwa-peristiwa

yang terjadi, sehingga dapat diketahui masyarakat, baik di kota maupun di

daerah. Dalam perjalanannya, visi misi yang digagas oleh para pendiri surat

kabar HarianSolopos telah membawa surat kabar harian ini menjadi surat kabar

Harian yang terkemuka di wilayah eks-karisidenan Surakarta, meliputi

Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Keberadaan surat kabar harian Solopos dapat diperhitungkan, hal ini

dilihat dari sudut pandang jumlah oplah, aset serta persebaran koran. Catatan di

bagian sirkulasi mengungkapkan pada tahap pertama Solopos mencetak sekitar

10.000 eksemplar diedarkan di wilayah Surakarta dan sekitarnya serta

beberapa kota di Jateng. Dan pada tahun pertama Solopos telah dapat mencetak

koran 30.000-an eksemplar per hari.

Solo dikenal sebagai cikal bakal pertumbuhan pers nasional, namun

tidak ada satupun surat kabar Harian yang tersisa di kota Solo. Sehingga koran-

koran diluar kota saja, seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta

yang mengisi kekosongan pasar tertentu. Sehingga masyarakatnya

membutuhkan alternatif surat kabar baru yang berbasis dari kotanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Peluang itulah yang dilihat oleh kelompok penerbitan harian ekonomis

bisnis indonesia untuk melakukan pengembangan bisnis persnya di Solo.

Melalui kepemilikan saham di PT Aksara Solopos, perusahaan yang

menerbitkan Harian Solopos, akhirnya diperoleh izin penerbitan surat kabar

dari menteri penerangan, No. 315/SK/Menpen/SIUPP. Berbekal dengan SIUPP

itulah Solopos akhirnya terbit pertama kali dengan 19 halaman pada September

1997.

Surat kabar Harian Solopos berusaha menempatkan dirinya sebagai

koran yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Hal ini terbukti

dengan pengkonsepan surat kabar Harian Solopos untuk mengakomodasi

berbagai kepentingan yang ada,mulai dari sosial budaya, ekonomi, dan politik.

Pada tahap awal pengembangan pasar difokuskan di basis kota terbit, yang

dulu di kenal sebagai daerah karisidenan Surakarta.

A.2 Visi dan Misi Surat Kabar Solopos

Surat kabar Harian Solopos memiliki visi sebagai penyaji informasi

utama, terpercaya dengan pengelolaan usaha yang profesional. Adapun visi

tesebut direalisasikan ke dalam misi-misi surat kabar Harian Solopos, yakni:

a. Membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan bermoral

b. Selalu menyajikan informasi yang berimbang, akurat dan unggul, dan

c. Mensejahterakan stakeholder Solopos.

Visi dan misi penerbitan surat kabar Harian Solopos adalah untuk

membangun opini masyarakat Solo dan sekitarnya termotivasi bekerja keras

dan berkarya nyata dalam membangun kota Solo menjadi: kota budaya dan

pariwisata serta pusat perdagangan batik, tekstil, hasil industri dan dan

kerajinan rakyat yang di dukung oleh daerah kabupaten sekitar eks-karisidenan

Surakarta.

Surat kabar Harian Solopos dalam menampilkan berita-berita tampil

dengan dua sesi. Sesi pertama menampilkan isu-isu global dan sesi kedua

menampilakan informasi lokal yaitu masalah politik, ekonomi, sosial, budaya

berskala nasional selalu hadir pada sesi pertama. Pada sesi kedua informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

disajikan penuh keragaman, menarik dan lengkap. Surat kabar Harian Solopos

berusaha menyajikan informasi berita-berita dengan sentuhan gaya jurnalistik

yang inovatif dan tidak terlalu monoton. Misi ini terekam dan motto yang

dirumuskan oleh surat kabar Harian Solopos yakni “Meningkatkan Dinamika

Masyarakat”. Arti dari motto ini sendiri adalah surat kabar Harian Solopos

sebagai surat kabar berusaha untuk tampil lebih baik dan aspiratif atas

kebutuhan masyarakat.

Selain itu, dengan motto tersebut juga dimaksudkan agar masyarakat

pembacanya termotivasi untuk bertindak jujur, disiplin, bertanggung jawab,

kerja keras dan berprestasi yang optimal dan hasil prestasinya itu agar

bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, lingkungan hidup, dan

masyarakat banyak.

Secara garis besar, prinsip pokok yang dianut oleh Solopos dibangun

dengan memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: menyajikan berita dengan

lebih berani, pendekatan yang lebih memihak kepada kepentingan masyarakat

banyak, berusaha tampil selengkap mungkin dan bernuansa.

A.3 Kebijakan Redaksi Surat Kabar Solopos

Sejak awal berdiri surat kabar Harian Solopos menerapkan prinsip-

prinsip jurnalistik secara baik dan benar. Baik mengenai sikap wartawan dalam

menulis berita, dan mengenai pola penulisan di surat kabar Harian Solopos pun

dibuat seprofesional mungkin dengan menggunakan standar gaya penulisan,

dan menerapkan prinsip kejujuran dalam menulis berita.

Kebijakan redaksional surat kabar Harian Solopos terkait dengan

pemberitaan mencoba mengedepankan netralitas karena menyadari adanya

pluralisme dalam masyarakat Solo. Terkait kebijakan redaksi Solopos dalam

hal pemberitaan, dikenal konsep ABC yang memiliki 2 pengertian, yaitu

accurate (tepat, harus berdasarkan fakta), balance (adanya keseimbangan yang

melibatkan beberapa pihak), dan clear (tidak boleh menimbulkan persepsi yang

macam-macam), aktual (hangat), big (berita yang dibutuhkan masyarakat) and

complete (menyajikan berita yang lengkap).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dalam penulisan judul, surat kabar Harian Solopos menerapkan

prinsip harus ditulis semenarik, harus mencerminkan isi berita, tidak bombastis

dan tidak manipulatif. Selain itu surat kabar Harian Solopos juga menerapkan

standar tegas dalam menyebutan cara wartawan dalam memperoleh beritanya.

Apakah dengan menemui nara sumber secara langsung atau telepon,

narasumber yang menghubungi wartawan, atau memperolehnya melalui siaran/

konferensi pers. Wartawan surat kabar Harian Solopos juga menulis sumber

secara jelas agar informasinya dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam sistem redaksionalnya, surat kabar Harian Solopos memiliki

anggota-anggota yang memiliki tugas tertentu untuk saling bekerja sama

memproduksi berita-berita, yaitu:

a. Sekretaris Redaksi

Bagian ini bertugas membantu pelaksanaan fungsi kesektariatan redaksi

sebagai penghubung antar sektoral di dalam penerbitan dan luar perusahaan.

b. Fotografer

Adalah karyawan pers yang melakukan pekerjaan merekam gambar dan

menyajikan dalam bentuk foto berita.

c. Operator Lay Out dengan Macintosh

Merupakan unsur pendukung dalam persiapan pra cetak. Bagian ini

bertanggung jawab kepada bagian produksi dan kreatif.

d. Desain Grafis

Adalah karyawan pers yang membantu menyiapkan pengetikan naskah dari

redaktur atau naskah-naskah faximile dari luar kota yang akan dimuat di

surat kabar Harian.

e. Staf Perpustakaan

Adalah karyawan yang merupakan unsur penunjang dan unsur bantuan bagi

kelangsungan dan kelancaran di redaksi dan perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

A.4 Struktur Organisasi dan Profil Perusahaan Surat Kabar Solopos

Pengelola Harian Umum Solopos

Pemimpin Umum : Prof.Dr.Sukamdani S. Gitosardjono

Wakil Pemimpin Umum : Danie H.Soe’oed

Pemimpin Redaksi : Anditya Noviardi

Wakil Pemimpin Umum : Suwarmin

Pemimpin Perusahaan : Bambang Natur Rahadi

Redaktur Pelaksana : Anton Wahyu Prihantono

Manajer Sekretaris Redaksi : Sri Handayani

Manajer Litbang dan Posdok : Sholahudin

Penerbit PT Aksara SOLOPOS

Presiden komisaris : Prof. Dr.Sukamdani S. Gitosardjono

Wakil Presiden Komisaris : Soebronto Laras

Komisaris : Ir. Ciputra

Komisaris : Hariyadi Budi Santoso

Presiden Direktur : Lulu Terianto

Direktur Produksi dan Pemberitaan: Danie H. Soe’oed

Direktur Pemasaran dan Umum : Bambang Natur Rahadi

General Manager Iklan : Muryanti Setyandari

General Manager Keuangan : Tri Wahyudi

Manager Iklan : Wahyu Widodo

Manager Sirkulasi : Dwiwara Murdi Santoso

Manager Keuangan : Annisa Nur Aini

Manager SDM : Rina Yurini

Manager Umum : Frangky Simon

Asisten Manager Promosi Dan Humas: Intan Nurlaili

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Alamat Kantor

Griya Solopos

Jl. Adisucipto 190, solo 57145

Telp. 0272-724811

Homepage

http://www.solopos.com

B. Gambaran Umum Harian Suara Merdeka

B.1 Sejarah Surat Kabar Suara Merdeka

Harian Suara Merdeka adalah koran tertua di Jawa Tengah

yanghingga kini masih eksis. Harian Suara Merdeka berdiri pada tanggal 11

Februari 1950 di Semarang. Pendirinya adalah H. Hetami. Jabatan Komisaris

Utama dalam PT Suara Merdeka Press di pegang oleh Budi Santoso. Dan

untuk jabatan pemimpin utama dipegang oleh Kukrit Surya Wicaksana.

Harian Suara Merdeka terbit perdana empat halaman dengan oplah

10.000 eksemplar. Tersebar di kota-kota di Jawa Tengah, karena pada

umumnya masyarakat masih sangat terbelakang dan minat baca mereka sangat

rendah.

Di bawah kepemimpinan Budi Santoso yang merupakan menantu dari

Hetami, sejak 1982 harian ini yang tidak saja sukses menggarap pembaca

JawaTengah tetapi juga menerapkan teknologi canggih. Menurut Budi, kunci

kemajuanperusahaanya tersebut adalah pembinaan SDM. Sebab unsur manusia

merupakan75 persen keberhasilan suatu usaha, sedangkan soal teknis hanya 25

persen. Iajuga berorientasi ke sistem untuk menghadapi pertumbuhan Suara

Merdeka. Slogan Suara Merdeka juga berubah menjadi “Perekat Komunitas

Jawa Tengah”.Di tengah makin banyaknya koran-koran baru yang masuk

menjadi kompetitior Suara Merdeka di Jawa Tengah, Harian ini melakukan

strategi positioning yang membuat mereka tetap menjadi pemimpin pasar.

Selama ini positioning Suara Merdeka adalah korannya JawaTengah, koran

yang berbasis di wilayah propinsi bukan kabupaten atau kota.Posisi Suara

Merdeka tidak pas dengan semangat otonomi daerah yang berbasiskabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dan kota. Ia menambahkan, positioning sangat terkait dengan segmentasi dan

diferensiasi. Korannya Jawa Tengah itulah deferensiasi dan segmentasi Suara

Merdeka di tengah-tengah semangat otonomi daerah. Semboyan sebagai

perekat komunitas Jawa Tengah justru memperkuat bendera Suara Merdeka

ketika yang lain mengarah ke kabupaten dan kotamadya.

Harian Suara Merdeka mempunyai segmen pasar untuk daerah Jawa

Tengah dan DIY, jadi Harian Suara Merdeka bisa disebut koran daerah. Gaya

bahasa dan tata letak lay out serta penyajian berita dibuat sedemikian rupa,

sehingga bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat dengan menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami dalam penulisan artikelnya. Harian Suara

Merdeka juga berusaha memenuhi keinginan pembaca dari anak-anak hingga

dewasa dengan membuka rubrik-rubrik atau halaman khusus.

Dalam tiap edisi yang diterbitkannya, Harian Suara Merdeka memiliki

dua bagian, yaitu halaman Nasional dan halaman Komunitas. Halaman

Nasional adalah halaman yang berisi berita-berita yang isunya besar, berskala

Nasional, setiap edisinya Suara Merdeka memiliki halaman Nasional yang

sama untuk berbagai daerah. Halaman Komunitas adalah halaman yang berisi

berita daerah, halaman ini berbeda-beda untuk setiap edisinya, tergantung

dimana Suara Merdeka tersebut berada. Beberapa macam halaman komunitas

yang dimiliki Suara Merdeka yaitu:

a. Solo Metro

Halaman komunitas untuk wilayah Solo, meliputi Surakarta, Boyolali,

Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

b. Semarang Metro

Halaman komunitas untuk wilayah Semarang, Kendal, Demak, Ungaran,

dan Purwodadi.

d. Suara Muria

Halaman komunitas untuk wilayah Jepara, Kudus, Pati, Blora, dan

Rembang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

e. Suara Pantura

Halaman komunitas untuk wilayah Tegal, Slawi, Brebes, Kajen, Batang,

Pemalang, dan Pekalongan.

f. Suara Kedu

Halaman komunitas untuk wilayah Purworejo, Kebumen, Magelang,

Temanggung, Wonosobo, dan Jogja.

g. Suara Banyumas

Halaman komunitas untuk wilayah Banyumas, Purwokerto, Brebes,

Purbalingga, dan Banjarnegara.

Harian Suara Merdeka mengalami banyak perkembangan. Tidak

hanya menyajikan berita dalam bentuk media cetak, tetapi juga memanfaatkan

media internet. Hal ini terbukti dengan adanya SUARAMERDEKA.com, yaitu

situs online resmi dari Suara Merdeka yang berfungsi memberikan informasi

kepada masyarakat. Dalam SUARAMERDEKA.com terdapat banyak rubrik,

diantaranya Selebrita, Gaya, Games, Layar, Lelaki, Wanita, Otomotif,

Olahraga, Komunitas, Ekspresi, Kuliner, SM Cetak, ePaper, dan

SUARAMERDEKA.TV.

B.2 Visi, Misi dan Tata Nilai Surat Kabar Suara Merdeka

1. Visi

Menjadi perusahaan pelopor industri informasi yang diakui

masyarakat dan merupakan pilihan pelanggan katena bermutu serta menjadi

perekat komunitas Jawa Tengah.

2. Misi

a. Mengabdi kepada masyarakat dalam peningkatan kecerdasan bangsa

b. Memasarkan informasi yang akurat terkini, dan bertanggung jawab

melalui media cetak dan elektronik dengan memberikan layanan

pelangganan yang terbaik

c. Menghasilkan keuntungan yang optimal agar:

- Perusahaan makin tumbuh dan berkembang

- Kesejahteraan dan profesionalisme karyawan dapat ditingkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

- Berperan serta secara aktif di dalam arus utama (mainstream)

kehidupan sosial budaya.

Sehingga PT. Suara Merdeka Press memiliki keunggulan kompetitif

berkesinambungan.

3. Tata Nilai

a. Sahaja

Semua tindakan, sikap, dan penampilan selalu mengacu pada perilaku

kesehajaan, rendah hati, saling menghormati, mampu menempatkan diri

secara tepat, efisien dan efektif.

b. Etika

Menjadikan prinsip moral dan agama sebagai pegangan dalam kehidupan

sehari-hari baik kegiatan bisnis maupun masyarakat.

c. Mutu

Memastikan semua proses yang dikelola dan produk-produk yang

dihasilkan oleh perusahaan selalu mematuhi dan memenuhi standar mutu

yang tinggi.

d. Akuntabel

Melaksanakan tugas dan wewenang dengan sepenuh hati, dedikasi tinggi,

dan bertanggung jawab penuh atas proses itu sendiri maupun hasil-hasil

proses sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good

corporate governance).

e. Responsif

Cepat tanggap, proaktif dan segera dalam semua tindakan dengan

mengedepankan pertimbangan-pertimbangan bisnis.

B.3 Kebijakan Redaksi

Suara Merdeka memiliki suatu proses yang dijalankan oleh berbagai

pihak yang menjadi satu kesatuan dalam menghasilkan berita-berita yang

aktual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Proses ini dimulai dengan pencarian berita yang dilakukan oleh para

wartawan Suara Merdeka. Dalam hal ini konfirmasi adalah hal yang terpenting.

Suara Merdeka hanya akan menerbitkan berita yang sudah dikonfirmasi oleh

beberapa pihak.

Sesuai kebijakan redaksi, setiap wartawan diberikan deadline

pengumpulan berita. Untuk wartawan yang meliput berita untuk halaman

Komunitas memiliki batas maksimal pengumpulan berita pada pukul 17.00

WIB. Dan untuk wartawan yang meliput berita untuk halaman Nasional

memiliki batas maksimal pengumpulan berita pada pukul 22.00 WIB.

Berita-berita yang berhasil diliput dan ditulis wartawan kemudian

diserahkan kepada Desk Editor. Desk ini bertugas mengoreksi setiap tulisan

pada berita-berita yang sudah terkumpul. Setelah itu, berita yang sudah

dikoreksi oleh Desk Editor akan diserahkan kepada Layouter. Berita-berita ini

akan disusun, pengaturan tata letak foto dan tulisan berita pada halaman koran

agar dapat disajikan dengan sistematis dan rapi. Proses lay out ini dilakukan

pada pukul 17.30-19.30 WIB.

Berita yang sudah dilayout akan diprint dalam halaman ukuran besar

untuk diserahkan kepada redaktur pelaksana untuk kembali dikoreksi. Redaktur

pelaksana akan mengecek kembali berita-berita yang sudah tersusun pada

halaman tersebut, apakah berita tersebut sudah layak untuk diterbitkan.

Jika berita sudah disempurnakan, kemudian akan di acc oleh redaktur

pelaksana. Setelah itu berita akan diprint dalam halaman kecil sesuai ukuran

koran pada umumnya. Halaman yang sudah diprint dalam ukuran koran

kemudian akan diproses CTP atau cetak plat. Setelah itu dilakukan proses cetak

koran.

Dalam proses produksi koran sehari-hari, percetakan ini dilakukan

pada pukul 00.15 WIB. Dan pada pukul 22.00 WIB dilakukan proses

pendistribusian.

Setiap hari, redaksi melakukan rapat, yaitu pada pagi dan malam hari.

Hal ini dilakukan untuk membahas apakah yang akan menjadi headline pada

koran edisi esok hari dan untuk mengupdate berita yang ada, sehingga suara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

merdeka selalu menyajikan berita-berita yang aktual dan memiliki nilai berita

yang tinggi.

Selain itu, untuk menentukan kebijakan dan program kerja redaksi

juga melakukan dua jenis rapat yaitu rapat mingguan dan rapat bulanan.

B.4 Struktur Organisasi dan Profil Perusahaan Surat Kabar Suara

Merdeka

Struktur organisasi PT. Suara Merdeka Press dibagi menjadi dua

bagian utama, yaitu bagian redaksi yang bertanggung jawab terhadap terbitnya

koran dan bagian yang berkaitan dengan administrasi yang bertanggung jawab

terhadap jalannya perusahaan. Bagian redaksi dibawah kendali pimpinan

redaksi yang bertanggung jawab kepada pimpinan umum, sedangkan bagian

yang berkaitan dengan administrasi perusahaan di bawah kendali pimpinan

perusahaan yang berdasarkan struktur organisasi bertanggung jawab kepada

pimpinan umum.

Kemudian bagian riset dan Development serta personalia bertanggung

jawab kepada pimpinan umum. Kedua bagian tersebut tidak berada dalam

salah satu bagian utama, karena bagian riset dan Development serta Personalia

mempunyai fungsi secara umum, baik untuk kebutuhan yang berkaitan dengan

administrasi perusahaan maupun untuk bagian keredaksian. Bagian tertinggi

dalam struktur organisasi PT. Suara Merdeka Press adalah Komisaris.

Tugas tiap bagian dalam struktur organisasi tersebut sebagai berikut:

a. Komisaris

Bagian ini bertanggung jawab mengawasi jalannya perusahaan dan bertugas

sebagai penasehat umum.

b. Pemimpin umum

Bagian ini mempunyai tugas melakukan pengawasan kerja kepala bagian

dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari serta menentukan kebijakan

perusahaan baik ke dalam maupun keluar perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c. Sekretaris direktur

Bagian ini mempunyai tugas membantu pemimpin umum dalam

melaksanakan tugasnya sehari-hari.

d. Personalia

Bagian ini bertugas membantu pemimpin umum dalam menangani masalah

ketenagakerjaan, misalnya menerima dan menyeleksi tenaga kerja baru dan

bertugas sebagai penasehat direktur yang berkaitan dengan bagian yang di

tangani.

e. Riset dan Development

Bagian ini bertugas menilai produk yang dihasilkan perusahaan dan masalah

yang dihadapi perusahaan serta sebagai penasehat direktur dengan bagian

yang ditangani.

f. Pemimpin redaksi

Bagian ini bertanggung jawab atas terbitnya surat kabar serta mewakili

perusahaan dan bertanggung jawab apabila ada masalah yang harus

diselesaiklan di pengadilan. Bagian ini di bagi menjadi dua bagian yaitu

redaksi suara merdeka dan redaksi cempaka minggu ini. Tetapi kedua

redaksi tersebut mempunyai tugas yang sama dengan bagian-bagiannya:

- Nasional (NAS)

Menerima berita yang berasal dari dalam negeri

- Internasional (INT)

Menerima berita yang berasal dari luar negeri

- Olahraga (ORA)

Menerima berita yang berasal dari masalah olahraga

- Ekonomi (EKO)

Menerima berita yang berasal dari masalah ekonomi

- Hiburan dan Edukasi (H & E)

Menerima berita yang berasal dari masalah hiburan (selebrita) dan

pendidikan

- Edisi Minggu (EM)

Menerima berita yang berasal dari masalah halaman edisi minggu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

- Utama (UT)

Menerima berita yang berasal dari masalah fokus Jawa Tengah

- Karangan Khas (KHA)

Menerima berita yang berasal dari masalah opini, gagasan, dsb

- Artistik (ART)

Menerima berita yang berasal dari masalah grafis

- Pusdok (PSD)

Menerima berita yang berasal dari masalah foto

- Daerah (DAE)

Menerima berita yang berasal dari dalam dan luar kota Semarang

Profil Perusahaan Surat Kabar Suara Merdeka

Pendiri : H. Hetami

Komisaris Utama : Ir. Budi Santosa

Pemimpin Umum : Kukrit Suryo Wicaksono

Pemimpin Redaksi : Amir Macmud NS

Direktur Operasional : Hendro Basuki

Direktur Pemberitaan : Sasongko Tedjo

Direktur SDM : Sana Ariana Fiestri

Wakil Pemimpin Redaksi : Gunawan Permadi

Redaktur Senior : Sri Mulyani

Azaini Bisri

Heryanto Bagus Pratomo

Redaktur Pelaksana : Ananto Pradono

Murdiyat Moko

Triyanto Triwikromo

Koordinator liputan : Hartono

I Nengah Segara Seni

Sekretaris Redaksi : Eko Hari Mudjiharto

Litbang : Djurianto Prabowo

Pusat Data Analisis : Djito Patiatmodjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Personalia : Sri Mulyani

Redaktur Analisis : Putut Wahyu

Reporter Biro Semarang : Edi Indarto

Kepala Biro Jakarta : Hartono Hari Murti

Kepala Biro Surakarta : Budi Cahyono

Kepala Biro Pantura : Trias Purwadi

Kepala Biro Muria : Muhammadun Sanomae

Kepala Biro Kedu & DIY : Komper Wardopo

Manajer Pemasaran : Berkah Yulianto

Manajer Riset dan Pengembangan : Agus Widyanto

Manajer Tata Usaha : Amir AR

Manajer Keuangan : Dimas Satriyo W

Manajer Pembukuan : Kemad Suryadi

Manajer Logistik / Umum : Adi P

Manajer Produksi : Bimbang Chadar

C. Alamat Redaksi

Jl. Raya Kaligawe KM.5 Semarang 50188

Telp (024) 6580900, 6581925

Email

[email protected]

Homepage

http://www.suaramerdeka.com

m.suaramerdeka.com

epaper.suaramerdeka.com

D. GAMBARAN UMUM RADAR BANYUMAS

D.1 Sejarah Surat Kabar Radar Banyumas

Radar Banyumas adalah sebuah surat kabar atau koran Harian yang

terbit di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Surat kabar ini termasuk

dalam grup Jawa Pos. Kantor pusatnya terletak di Kota Purwokerto. Koran ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pertama kali terbit tahun 1998. Radar Banyumas merupakan Harian Umum

Terbesar di Barlingmascakeb (Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten

Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten

Kebumen).

Radar Banyumas selalu menyuguhkan berita-berita ter-update,

terhangat, dan berkualitas, baik berita lokal (barlingmascakeb), nasional,

maupun manca negara. Selain itu, ada juga berita-berita seputar olah raga yang

disuguhkan dalam halaman AllSport dan berita sepak bola dunia yang

disuguhkan di halaman WorldSoccer. Berita-berita tersebut dikemas dengan

rangkaian kata, kalimat, dan bahasa yang mudah dipahami sehingga pembaca

mampu menyerap semua isi berita dengan hanya satu kali baca. selain

menyuguhkan berbagai berita, Radar Banyumas juga menawarkan banyak fitur

yang mungkin sangat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya masyarakat

Barlingmascakeb. Fitur-fitur itu diantaranya adalah pemasangan iklan baris dan

gambar, opini, surat pembaca, dan lain-lain.

Banyak keunikan yang ada di koran Radar Banyumas, diantaranya

seperti halamam khusus iklan baris yang diberi nama “Gudril”. Dengan adanya

halaman ini diharapkan bisa membantu masyarakat Barlingmascakeb dalam hal

promosi, jual beli, lowongan pekerjaan, dan lain-lain.

Radar Banyumas terbit setiap hari, jumlah 16 halaman full colour,

tiras 20.000 eksemplar. Dengan tiras 44.000 dan terbit 24 halaman setiap hari,

Radar Banyumas merupakan bacaan wajib masyarakat Purwokerto, Banyumas,

Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen.

Dengan semakin lengkapnya fitur-fitur yang ditawarkan Radar

Banyumas, diharapkan Radar Banyumas akan menjadi koran populer di

kalangan masyarakat Barlingmascakeb. Dan semoga banyak manfaatnya untuk

warga.

D.2 Visi-Misi

Visi Dalam konteks ini peran yang ingin diambil adalah peran untuk

mendidik dan mencerdaskan khalayak pembaca sebagai komponen bangsa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

melalui sajian berita-berita dan ulasannya. Sedangkan misi adalah berkehendak

untuk menyajikan informasi kepada segenap masyarakat tanpa terkecuali,

Tidak ada misi khusus dari suatu golongan atau kepentingan tertentu.

D.3 Kebijakan Redaksi

Sementara itu, kebijakan redaksional adalah berupaya untuk menjadi

referensi utama bagi masyarakat. Tercermin bahwa standard penulisan

mengacu pada kelayakan jurnalistik secara umum. Seperti halnya, koran harian

lain, peristiwa-peristiwa aktual menjadi bidikan utama dalam mengisi halaman

korannya.

D.4 Sturktur Perusahaan Radar Banyumas

Penasehat : Lukaman Setiawan

Pembina Manajemen : Sudirwan

Komisaris Utama : Alwi Hamu

Komisaris : Dwi nurmawan, Suparno Wonokromo

Direktur Utama : Dra. Wiwik Kustiani

Direktur : Fauzia Mufti Fiti Feldi

General Manager : Fauzia Mufti Fiti Feldi

Wakil General Manager : Hary agus Triono

Pemimpin Redaksi : Yudhis Fajar Kurniawan

Wakil Pemimpin Redaksi : Asidi Waluyo

Pemimpin Perusahaan : Enggar Mulatsih

Redaktur : Syaifudin

Asisiten redaktur : Tangkas pamuji

Sekretaris Redaksi : Tanti Nuryantini

Redaksi : Daryanto, Hidayah, Ali, Bayu, Azizah, Laily,

Indri

Fotografer : Dimas

Keuangan : Enggar Mulatsih

Marketing Event : M. Hasbi, Helmi M

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Iklan : Dian, Ari, Uly, Deni, Firdaus, Aang, Imam,

Caskim

Sirkulasi dan Pemasaran : Yudi

D.5 Alamat Kantor

Jl. SupardjoRustam No.88 Sokaraja Barat,

Kabupaten Banyumas 53181

Telp: (0281) 6441168

Email:

www.radarbanyumas.co.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB V

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Penyajian Data

Dalam penelitian ini diamati netralitas media massa yaitu terkait

berita seputar pasangan calon Gubernur Jawa Tengah pada periode 11 April-26

Mei 2013, dimana pada tanggal 11 April merupakan penetapan calon Gubernur

Jawa Tengah oleh KPU Jawa Tengah dan pada tanggal 26 Mei berlangsungnya

pemilihan calon Gubernur Jawa Tengah yang di selenggarakan oleh

masyarakat Jawa Tengah secara keseluruhan sesui data yang telah ditetapkan

pada DPT oleh KPU. Berita-berita mengenai Pilgub maupun pasangan calon

Gubernur diluar periode 11 April-26 Mei 2013 tidak termasuk dalam penelitian

ini. Berita seputar Pilgub ini juga di fokuskan pada pemberitaan mengenai

pasangan calon atau kandidat, seperti apa saja yang di lakukan para kandidat

dan tim sukses para kandidat tersebut.Adapun jumlah total dari penelitian ini

229 berita yang ada dalam Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar

Banyumas.

Dalam Harian Solopos pemberitaan mengenai pasangan calon

Gubernur Jawa Tengah yang di ambil dalam periode 11 April-26 Mei 2013

sejumlah 66 berita, pada Harian Suara Merdeka sejumlah 147 berita, dan pada

Harian Radar Banyumas menyajikan berita mengenai pasangan calon Gubernur

Jawa Tengah yang di ambil dalam periode 11 April-26 Mei 2013 tebilang

cukup sedikit dengan jumlah 16 berita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Berita Pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono di Harian Solopos,

Suara Merdeka, dan Radar Banyumas Periode 11 April-26 Mei 2013

Tabel 1. Berita Harian Solopos tentang Pasangan HP-Don

No Berita Solopos Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Hadi nomor 1, Bibit

Nomor 2, Ganjar

Nomor 3

2 Hanura Yakin HP-

Don Menangi Pilgub

3 HNW: Calon

Petahana Rawan

Mobilisasi PNS

4 Kekayaan Hadi

Prabowo Rp14,5

Miliar

5 DPRD: Pencopotan

HP Politis!

6 Blusukan Pasar, HP

Tebar Janji

7 Calon Ikrarkan

Pilgub Bermartabat

8 HP Kritik Bibit di

Depan DPRD

9 HP Pakai Kartu, Bibit

Tuai Kritikan

10 “Para Cagub Tak

Paham Jateng”

11 Cegah Golput, Hadi

Prabowo Blusukan

Pasar

12 Relawan Targetkan

HP-Don Raup 50

Persen Suara

13 Cagub-cawagub

Langgar Kampanye

14 Marak, Spanduk

Rustri Dukung HP

15 Rustriningsih Bantah

Dukung HP-Don

16 HP-Don Catut Nama

Rustri, PDIP Tak

Gentar

17 Tim HP-Don Diduga

Serobot Jatah

Kampanye

18 Hp-Don ke Solo.

Bissa di Banyumas

Gagah Merahkan

Semarang

19 Massa Diduga Rusak

Rumah Anggota Tim

HP-Don

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

20 Kunjungi Klaten,

Don Dicurhati Warga

21 Pilgub Masuki Masa

Tenang

Jumlah 1 - 1 1 18

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita mengenai pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono dalam Harian

Solopos yang mengandung kategori sensasi sebagai berikut:

Berita dengan judul “Massa Diduga Rusak Rumah Anggota Tim Hp-

Don” pada Harian Solopos, Selasa 21 Mei 2013. Berita ini dinilai mengandung

sensasi karena wartawan dalam menulis berita tersebut terkesan melibih-

lebihkan dari fakta yang sebenarnya dan dapat menimbulkan efek dramatis

bagi pembacanya, kata hancur berkeping-keping merupakan kata yang

melebih-lebihkan karena dapat dibayangkan kalau atap genteng yang dilempari

tersebut hanya pecah, sebenarnya kata pecah lebih sesuai digunakan dan tidak

akan menimbulkan efek yang berlebihan bagi yang membacanya.

Berita mengenai pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono di Harian

Solopos yang memunculkan unsur kategori juntaposition yaitu:

Berita dengan judul “Tim Hp-Don Diduga Serobot Jatah Kampanye”

dalam Harian Solopos, Jum’at 17 Mei 2013. Dalam berita ini di tulis

berdasarkan surat pemberitahuan dari tim sukses HP-Don, mereka bakal

melakukan aksi sosial berupa pengobatan gratis di Pasar Nglano. Dalam

praktiknya, tim sukses HP-Don tidak menggelar pengobatan gratis melainkan

membagi-bagikan kartu program dan stiker bergambar HP-Don, dalam berita

ini menyandingkan dua hal yang bertentangan sehingga menimbulkan efek

yang kontras. Dengan pernyataan dan praktik yang tidak sama tentu akan

menimbulkan kesan kalau pasangan ini hanya melakukan omong kosong, disini

juga dapat menimbulkan pencitraan kalau HP-Don adalah sosok yang tak dapat

dipercaya.

Berita mengenai pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono di Harian

Solopos yang memunculkan unsur kategori linkage yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berita dengan judul “HNW: Calon Petahana Rawan Mobilisasi PNS”

dalam Harian Solopos, Senin 22 April 2013. Dalam berita ini menuliskan

tentang Partai Keadilan Sejahtera yang mewasdai mobilisasi PNS yang

dilakukan pasangan incumbent dalam Pilgub Jateng pada 26 Mei 2013, yang

tentunya hal ini ditujukan pada pasangan BISSA. Namun diahir kalimat

menuliskan, terpisah puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia menggelar aksi sebagai rasa kepedulian car free

daydengan memakai topeng tiga cagub Jateng. Dalam hal ini wartawan

menyadingkan dua hal yang berlainan untuk menimbulkan efek kontras.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral. Netralitas lebih diorientasikan pada fakta. Yang pertama,

adalah kelengkapan fakta. Berita yang netral adalah berita yang

mengungkapkan peristiwa dengan fakta-fakta yang lengkap, tidak ada

penambahan atau pengurangan. Yang kedua, adalah akurasi fakta. Berita harus

bisa menggambarkan peristiwa dengan bahasa yang jelas.113

Tabel 2. Berita Harian Suara Merdeka tentang Pasangan HP-Don

No Berita Suara

Merdeka

Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Hp-Don Bantu

Korban Banjir

2 HP Silaturahmi

Dengan Kiai

Kampung

3 HP Minta Mahasiswa

Reponsif Sikapi

Perubahan

4 HP Sambangi Warga

Nahdliyin Di Brebes

5 Bawaslu Selidiki

Surat HP Kepada

Sekjen Kemendagri

6 HP Tebar Janji Di

Selatan

7 HP-Don Diserahi

Tongkat Pemenangan

113

Mursito, Op.Cit, hlm: 17.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

8 HP-Don Abaikan

Survei LSI

9 HP 1, Bibit 2,

Ganjar 3

Cagub Optimis

Nomor Urut Bawa

Kemenangan

10 Hary Tanoe Minta

Hanura Solid

11 HP-Don Sosialisasi

Di LP Kedungpane

12 PKS Kerja Maksimal

13 HP Komitmen

Majukan Klaten

14 HP Minta Warga

Tidak Golput

15 Mega Bintang Minta

PNS Tidak Takut

16 Harta Kekayaan HP

Rp 13,15 Miliar

17 PWRI Apresiasi

Kehadiran HP

18 KH Chalwani Restui

Dan Doakan HP

Sukses

19 Hadi Minta PNS

Jangan Ditekan

20 Elang Hitam Dukung

HP

21 HP Ajak Perangi

Narkoba

22 Pendukung Diminta

Kerja Keras dan

Cerdas

23 Mardiyanto Restui

HP

24 Baliho HP-Don

Diturunkan

25 HP-Don Panen Padi

di Ambarawa

26 Hadi Prabowo

Terkaya

Bibit Waluyo Rp 13,1

M, Ganjar Rp 3 M

27 HP Berpantun di

Depan Pendukung

28 Komunitas Difabel

dan HP Teken

Kontrak Politik

29 Elektabilitas HP-Don

Tertinggi

30 “Dijelek-jelekkan,

Jangan Membalas...”

31 Pendukung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Soemarmo-Hendrar

Merapat ke HP-Don

32 Robot Cosplay

Sosialisasikan HP-

Don

33 HP Didoakan

Pedagang Pasar

34 Cagub Belum Paham

Akar Masalah Jateng

35 HP Komitmen

Sejahterakan Petani

36 HP Minta Parpol

Pendukung Jaga

Komitmen

37 HP Kunjungi

Kompleks Bojana

Kudus

38 Dicatut, Rustri Protes

39 HP Mengeluh

Posternya Kurang

Banyak

40 HP Bagikan Kartu

Jateng Sejahtera

41 Gambar Rustri Masih

Bermunculan

42 Ali Mufiz: Bismillah,

Restuku Padamu

43 HP Nonton Wayang

44 Sukmawati Ajak

Kaum Nasionalis

Pilih HP

45 HP Wayangan di

Pasar Pengging

46 Prabowo: 6 Partai

Akan Kejutkan

Jateng

47 Temui Nelayan, HP

Diantar Konvoi Jip

Jumlah 4 - - 1 42

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita mengenai pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono dalam Harian

Suara Merdeka yang mengandung kategori sensasi sebagai berikut:

Berita dengan judul “HP Ajak Perangi Narkoba” pada Harian Suara

Merdeka, Senin 29 April 2013. Dalam berita ini wartawan menulissudah

dikenal masyarakat Kendal, kata-kata tersebut terkesan berlebihan tidak sesuai

dengan fakta karena pada kenyataannya pasti masyarakat Kendal tidak

semuanya kenal dengan HP-Don mengingat masyarakat Kendal yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

jumlahnya banyak hingga di pelosok-pelosok desa, seharusnya untuk

menjauhkan dari unsur tidak netral cukup menggunakan kalimatsudah dikenal

sebagian masyarakat Kendal.

Berita dengan judul “HP-Don Panen Padi Di Ambarawa” pada

Harian Suara Merdeka, Kamis 2 Mei 2013. Dalam berita ini wartawan menilis

HP-Don larut dalam kebahagian, kalimat larut dalam kebahagian terkesan

hiperbolis. Karena faktanya yang bahagia itu adalah petani, HP-Don belum

tentu merasakan bahagia seperti yang dirasakan para petani tersebut.

Seharusnya cukup dengan menuliskan HP-Don ikut serta dalam panen raya

yang di gelar petani, tidak menonjolkan pada HP-Don sebagai aspek

personalisasi karena disini HP-Don sebagai salah satu pasangan calon

Gubernur pastinya ingin memberikan citra yang positif untuk masyarakat

khususnya para petani yang sedang panen tersebut agar para petani simpati

terhadap pasangan tersebut.

Berita dengan judul “HP Berpantun di Depan Pendukung” pada

Harian Suara Merdeka, Jum’at 3 Mei 2013. Dalam berita ini wartawan menulis

cagub yang berpasangan dengan cawagub Don Murdono ini membakar

semangat, kata-kata membakar semangat merupakan hiperbolis yang

menggambarkan semangat pendukung HP-DON ini berkobar-kobar seperti api.

Seharusnya cukup dengan menuliskan “memberikan semangat” agar terkesan

netral dan tidak berlebihan karena berita harus bersifat objektif.

Berita dengan judul “HP Bagikan Kartu Jateng Sejahtera” pada Harian

Suara Merdeka, Jum’at 17 Mei 2013.Dalam berita ini wartawan menulis kata

antusiasyang terkesan melebih-lebihkan dan juga menambahkan kata untuk

menuju lokasi ia juga harus melewati sungai kecil dan puluhan anak tangga,

kata-kata tersebut menggambarkan sesuatu yang berlebihan atau

hiperbolis.Seharusnya tak perlu menuliskan kata-kata seperti itu untuk menarik

simpati pembaca, cukup dengan Cagub yang diusung enam partai koalisi ini

mengunjungi makam Magribi di ujung desa itu terkesan lebih netral. Dengan

kata-kata yang ditulis dalam berita tersebut kelihatan sekali memiliki maksud

untuk memberikan citra yang positif untuk pasangan tersebut. Padahal faktanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

masyarakat umum merasakan hal yang biasa saja untuk menuju makam

magribi tersebut.

Berita-berita mengenai pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono di

HarianSuara Merdeka yang mengandung unsur kategori linkage yaitu:

Berita dengan judul “HP Komitmen Sejahterakan Petani” dalam

Harian Suara Merdeka, Minggu 12 Mei 2013. Memunculkan juntaposition

dengan dituliskanya untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuhnya selama

masa kampanye, Cagub kelahiran Klaten ini pun meminum jamu tradisional

yang dijajakan pedagang pasar, dalam hal ini memunculkan juntaposition

positif terhadap HP-Don, ada kesan memaksakan dari kalimat yang dibuat,

yakni dengan menyandingkan dua hal yang tidak ada kaitannya secara

signifikan. Yakni aspek kesehatan dengan minum jamu. Hanya dengan minum

jamu sekali saja ditempat pedagang keliling di pasar Sragen, apakah akan

langsung memberikan efek langsung bagi stamina atau kesehatan kandidat? Ini

memaksakan agar terbentuk citra calon adalah orang yang dekat dengan

rakyatnya dengan adanya mau minum jamu yang di produksi rakyat kecil, yang

di jajakan di pasar dimana biasanya orang yang mempunyai banyak duit

maupun pejabat biasanya enggan untuk mengunjunginya karena terkesan

kumuh dan bau.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral. Pada dasarnya berita itu harus objektif. Ditulis apa adanya

artinya reporter dalam memilih dan menyusun berita tidak memasukkan

prasangka-prasangka pribadinya atau pesan dari pihak lain. Dan bagi wartawan

berita objektif ialah laporan mengenai suatu fakta yang mereka amati tanpa

pandangan berat sebela (bias).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 3. Berita Harian Radar Banyumas tentang Pasangan HP-Don

No Berita Radar

Banyumas

Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Panwaslu Temukan

Pelanggaran HP-Don

2 HP-Don Fokus

Pembangunan Desa

3 Hadi Prabowo

Sambangi Banyumas

4 Tiga Paslon Curi

Start Kampanye

5 Aspal Ditulis HP-

Don

Jumlah - - - 1 4

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita-berita mengenai pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono di

HarianRadar Banyumas yang mengandung unsur kategori linkage yaitu:

Berita dengan judul “Bawaslu Temukan Pelanggaran HP-Don” pada

Harian Radar Banyumas, Senin 15 April 2013. Dalam berita ini ditulis belum

lagi selesai pengusutan mobilisasi PNS dan pembagian uang yang diduga

dilakukan oleh Tim HP di Kebumen, Bawaslu kembali mendapatkan bukti

pelanggaran. Disini wartawan menyandingkan dua hal yang berlainan

mengenai pelanggaran HP-Don agar menimbulkan efek yang kontras.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2. Berita Pasangan Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo di Harian

Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas Periode 11 April-26 Mei

2013

Tabel 4. Berita Harian Solopos tentang Pasangan Bibit-Sudijono

No Berita Solopos Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Bibit-Sudijono

Luncurkan

jatengbissa.com

2 Hasil Survei LSKP,

Bibit Ungguli Cagub

Lain

3 Bibit Bantah Tudingan

Mega

4 Bibit: Soloraya

Kantong Suara Saya

5 Permintaan Maaf Bibit

Dituding Kampanye

Terselubung

6 Bibit Copot HP dari

Bank Jateng

7 Bibit: Rakyat Tak Pilih

Saya, Kebangetan!

8 Bibit Waluyo Bantah

Zalimi HP

9 Bibit Tak Hadir, HP

Paling Tajir

10 Bibit Kampanye,

Anggota DPRD Bolos

Sidang

11 Bibit: Saya Sudah di

Hati Rakyat Jateng

12 Istri Bibit Dampingi

Sudijono Blusukan

Pasar

13 Raih Simpati Warga,

Sudijono Blusukan

Pasar

14 Dapat Jatah

Kampanye, Bibit Pilih

Kerja

15 Istri Bibit Jadi Jurkam

Bissa

16 Timses Bissa: Polemik

Saripetojo Tak

Berpengaruh

17 Spanduk Sudijono

Muncul di Pagar SMK

18 Dilaporkan ke KPK,

Bibit Santai

19 Tim Bissa Laporkan

Dugaan Black

Campaign

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

20 Kawal Suara, Tim

Bissa Maksimalkan IT

Jumlah 3 2 - - 15

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita-berita mengenai pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dalam Harian Solopos yang mengandung unsur kategori sensasi

yaitu:

Berita dengan judul “Bibit: Soloraya Kantong Suara Saya” pada

Harian Solopos, Sabtu 20 April 2013. Dalam berita ini ditulis seluruh wilayah

di Jateng adalah basis masa pendukungnya, dengan kata-kata seluruh berarti

sama halnya dengan semua. Padahal dalam faktanya banyak masa yang

mendukung pasangan cagub-cawagub lain. Tentu hal ini akan memiliki kesan

tersendiri oleh pembaca, dimana pembaca dapat menilai ungkapan tersebut

menggambarkan sifat yang sombong, arogan, dan sebagainya. Dengan

ditulisnya berita tersebut dapat menimbulkan sensasi yang negatif karena dapat

merugikan untuk pasangan tersebut dengan citra yang kurang baik.

Berita dengan judul “Permintaan Maaf Bibit Dituding Kampanye

Terselubung” pada Harian Solopos, Senin 22 April 2013. Dalam berita tersebut

terdapat tulisan kehilangan simpati kepada Bibit Waluyo kendati dia sudah

menyampaikan maaf, kata-kata kehilangan simpati tersebut dapat

menimbulkan sensasi negatif karena tidak menguntungkan untuk pasangan.

Dengan berita tersebut pembaca dapat memiliki pemikiran yang kurang baik

terhadap Bibit, padahal disisi lain Bibit selalu mengunggulkan kinerjanya

selama 5 tahun ini, namun pada kenyataanya ada masyarakat yang merasa

dikecewakan oleh kinerjanya sampai mengatakan kehilangan simpati kepada

Bibit.

Berita dengan judul “Bibit: Saya Sudah di Hati Rakyat Jateng” pada

Harian Solopos, Sabtu 11 Mei 2013. Dalam berita ini wartawan menuliskan

kata-kata sesumbar, dengan kata-kata tersebut dapat menimbulkan sensasi

yangnegatif. Kata sesumbar mengandung makna negatif seperti

menggambarkan sifat yang sombong atau arogan dan tentu saja masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

tidak simpati atau suka dengan sosok pemimpin yang sombong. Seharusnya

dalam berita cukup di tuliskan Bibit Waluyo mengatakan jadi lebih netral dan

tidak memberikan efek yang negatif untuk pasangan.

Berita-berita mengenai pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dalam Harian Solopos yang memunculkan kategori stereotype

yaitu:

Berita dengan judul “Bibit: Rakyat Tak Pilih Saya, Kebangetan!” pada

Harian Solopos Minggu 28 April 2013. Pada berita ini dituliskan kata-kata

orang nomor satu di Jateng. Seharusnya dalam masa-masa kampanye tidak

perlu menuliskan kata-kata diatas yang terkesan mempertegas status salah satu

pasangan dan menimbulkan adanya stereotype.

Berita dengan judul “Bibit Kampanye, Anggota DPRD Bolos Sidang”

pada Harian Solopos Sabtu 11 Mei 2013. Pada berita ini terdapat kata-kata

digelar kampanye tertutup Cagub Jawa Tengah yang berstatus incumbent.

Dalam hal ini terdapat adanya stereotype dengan adanya kata-kata untuk

mempertegas status dari salah satu pasangan.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

Tabel 5. Berita Harian Suara Merdeka tentang Pasangan Bibit-Sudijono

No Berita Suara

Merdeka

Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 33 Polisi Jaga Cagub-

cawagub

2 Debat Cagub untuk

Sosialisasikan Program

3 Jangan Mengintimidasi

4 Bibit Luncurkan

Website

5 Survei LSI Unggulkan

Bibit

6 Bibit Tak Pikirkan

Hasil Survei LSI

7 Bibit Tekankan

Modernisasi

8 Sinergikan Ponpes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dan Perguruan Tinggi

9 Bibit = Ojo Lali

Nomer Loro

10 Bibit Yakin Menang

Di Solo Raya

11 Tetap Jaga Ukhuwah

Di Bulan Politik

12 Bibit klaim

Kesuksesan Bali

Ndesa Mbangun Desa

13 Posdaya Solusi Atasi

Kemiskinan

14 Habib Lutfi “titip”

Bibit

15 Sudijono Sambangi

Korban Gempa Dieng

16 Kader BISSA Serap

Aspirasi

17 Golkar Jateng

Targetkan 20%

18 Bibit Ajukan Cuti

Kampanye

19 Sudijono Blusukan ke

Brebes dan Tegal

20 Bibit Waluyo

Sayangkan Sikap

Panwaslu

21 Sudijono Janji Benahi

Nasib Guru Swasta

22 Bibit Kepada SBY:

Saya Tak Punya Uang

Untuk Nyagub

23 Ibas: Bibit Sudah

Cocok

24 Bibit Anggap

Perubahan Kekayaan

Wajar

25 Bibit Janji Batang Jadi

Lumbung Pangan

26 Bibit dan Hadi Saling

Sindir, Ganjar Tampil

Tenang

27 Bali Desa Mbangun

Desa Akan

Dilanjutkan

28 Bibit Banyak

Kelebihan

29 Bibit: Hati-hati dengan

Bahasa Surga

30 Bibit Garap

Pekalongan, Sudijono

ke PPI Batang

31 Sudijono Prihatin

Elpiji Langka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

32 Bissa Optimis, HP-

Don Minta Partai

Bekerja Keras

33 Bibit Waspadai Isu

Money Politics

34 Kemenangan 70

Persen Bukan Hal

Mustahil

35 Aburizal Berharap Tak

Ada Intimidasi

36 Malam Nonton

Wayang, Siang

Bersalam Komando

37 Bibit-Ganjar Saling

Kejar dalam

Pemberitaan

38 Terapkan Subsidi

Silang Pendidikan

40 Arak-arakan

Pendukung Bibit

Dibubarkan

41 Kesehatan Sudijono

Menurun

42 Beras Gratis Berstiker

Bibit Beredar

Jumlah 2 4 2 - 34

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita-berita mengenai pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dalam Harian Suara Merdeka yang mengandung unsur kategori

sensasi yaitu:

Berita dengan judul “Ibas: Bibit Sudah Cocok” pada Harian Suara

Merdeka, Senin 6 Mei 2013. Dalam berita ini terdapat tulisan Bibit pamer

sejumlah keberhasilan di bidang pertanian dan kelautan, dalam berita ini

terdapat kata-kata pamer yang dapat menimbulkan perspektif negatif oleh

pembaca dan mengandung sensasi karena apa yang dipamerkan Bibit tersebut

belum tentu sama dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat secara umum.

Hasil survai dari lembaga media survei nasional (Median), dari evaluasi

terhadap kinerja Bibit Waluyo selama menjabat Gubernur Jateng ditemukan

hanya 40 persen saja publik Jateng yang puas, sedangkan 37 persen tidak puas,

dan sisanya tidak tahu. Survai dilakukan pada 23 Maret sampai 3 April 2013,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dengan melibatkan 1200 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.114

dengan demikian keberhasilan yang dirasakan oleh Bibit sebenarnya tidak

dirasakan oleh masyarakat Jateng.

Berita dengan judul “Kemenangan 70 Persen Bukan Hal Mustahil”

pada Harian Suara Merdeka, Jum’at 17 Mei 2013. Dalam berita ini terdapat

kata-kata sesumbar mengenai perolehan suara, memang dalam hasil survai

LSKP dan LSI untuk pasangan Bibit ini menduduki peringkat pertama dan

kemudian disusul oleh pasangan HP-Don dan Ganjar-Heru. Namun sebenarnya

kata sesumbar ini menimbulkan makna yang negatif dan dapat merugikan

untuk Bibit, karena dapat mempengaruhi persepsi pembaca dengan gambaran

sosok pribadi yang sombong dan tentu karakter tersebut tidak disukai oleh

masyarakat.

Berita-berita mengenai pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dalam Harian Suara Merdeka yang memunculkan kategori

stereotype yaitu:

Berita dengan judul “Bibit Luncurkan Website” pada HarianSuara

Merdeka, Sabtu 13 April 2013. Dalam berita ini wartawan menuliskan BISSA

meresmikan website www.jatengbissa.com. Mengapa dalam berita ini hanya

menuliskan tentang website yang diluncurkan pasangan BISSA saja. padahal

pada faktanya pasangan lain seperti HP-Don maupun Gagah juga sama-sama

memiliki website. Harusnya media memberikan porsi yang seimbang dalam

pemberitaan tersebut, apa karena Bibit Waluyo merupakan pasangan yang

incumbent? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

dalam ruang pemberitaan diantaranya yaitu level ekstramedia berhubungan

dengan faktor lingkungan di luar media seperti salah satunya yaitu level

ideologi. Level idiologi akan dilihat lebih kepada yang berkuasa di masyarakat

dan bagaimana media menentukan.115

Berita dengan judul “Bibit Janji Batang Jadi Lumbung Pangan” pada

HarianSuara Merdeka, Rabu 8 Mei 2013. Dalam berita ini wartawan

114

Hasil survai Median. 115

Agus Sudibyo, Op.Cit.hlm: 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

menuliskan berbagi cara telah di lakukan oleh Gubernur Bibit Waluyo,yang

menunjukkan ada keterwakilan Bibit sebagai Gubernur dalam berita tersebut,

seharusnya kalimat yang dibuat adalah Bibit mengaku sudah mengupayakan

berbagai cara. Memunculkan stereotype positif karena memberikan citra yang

baik terhadap salah satu pasangan yaitu Bibit, dengan kata berbagai cara telah

ini menunjukkan kalau Bibit sudah menggunakan semua cara, jadi apabila ada

kegagalan itu bukan kesalah Bibit.

Berita dengan judul “Bibit: Hati-Hati Dengan Bahasa Surga” pada

HarianSuara Merdeka, Minggu 12 Mei 2013. Dalam berita ini dituliskan

Gubernur yang akan habis masa jabatannya pada Agustus mendatang ini lebih

memilih realistis. Dia menyesuaikan antara anggaran, sumber daya manusia

dan peraturan yang ada.Dengan kalimat seperti yang di tulis dalam berita itu

menggambarkan kalau Bibit adalah sosok Gubernur yang teladan dan dapat

memimpin dengan baik.

Berita dengan judul “Terapkan Subsidi Silang Pendidikan” pada

Harian Suara Merdeka, Rabu 22 Mei 2013. Dalam berita ini di tuliskan dia

memilih tetap menjalankan tugasnya sebagai Gubernur, agar kewajibanya tidak

terganggu kampanye. Dalam hal ini memunculkan stereotype positif dengan

menunjukkan bahwa Bibit adalah sosok pemimpin atau Gubernur yang

bertanggung jawab yang lebih mementingkan kewajibannya sebagai Gubernur

daripada kampanye. Seharusnya tanpa ditulis juga pembaca akan dapat menilai

bagaimana kinerja Bibit sebagai Gubernur.

Berita-berita mengenai pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dalam Harian Suara Merdeka yang memunculkan kategori

juntaposition yaitu:

Berita dengan judul “Bibit Yakin Menang di Solo Raya” dalam

HarianSuara Merdeka, Sabtu 20 April 2013. Dalam berita ini wartawan

menyandingkan kalimat Bibit Waluyo optimis akan meraup suara mayoritas di

kawasan Solo Raya dalam Pilgub Jateng. Sementara kota Solo sekitarnya

merupakan wilayah yang menjadi basis massa Ganjar Pranowo dan Heru

Sudjatmoko yang di usung PDIP, disini memunculkan juntaposition dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

ditulisnya hal yang berlainan antara pernyataan dengan keadaan, disini seolah-

olah pembaca dipaksa untuk memberikan kesan negatif terhadap Bibit dengan

sikapnya tersebut. Dengan pernyataannya tersebut dapat memberikan kesan

kalau Bibit ini orang yang terlalu percaya diri bahkan mengarah ke sombong,

apalagi di berita yang lain Bibit sesumbar dengan kemenangan tersebut. Hal

tersebut memberikan citra yang kurang baik untuk pasangan tersebut.

Berita dengan judul “Bibit Ajukan Cuti Kampanye” dalam

HarianSuara Merdeka, Selasa 30 April 2013. Dalam berita ini wartawan

menyandingkan kalimat calon Gubernur petahana Bibit Waluyo, sudah

mengirimkan surat cuti kampanye kepada menteri dalam negeri Gamawan

Fauzi. Sebelumnya Bibit mengatakan, tidak perlu menggunakan waktu

kampanye yang ada, disini memunculkan juntaposition negatif dengan

menyandingkan dua hal yang berbeda antara peryataan dengan faktanya dan

menimbulkan sesuatu yang kontras. Dalam hal ini pembaca juga di paksa untuk

memberikan citra negatif terhadap Bibit yang secara langsung apa yang di

katakan tersebut tidak sesuai dengan yang dijalankan. Dan hal tersebut

merugikan untuk pasangan Bissa.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

Tabel 6. Berita Harian Radar Banyumas tentang Pasangan Bibit-Sudijono

No Berita Radar

Banyumas

Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Masih Belum

Tentukan Pilihan

2 Meriah, Kampanye

Dialog Cagub-

cawagub H. Bibit

Waluyo-H. Sudijono

SA (Bissa)

3 Bissa Percaya

Tekhnologi, Ganjar

Andalkan Roda

Jumlah 1 - - - 2

Sumber: Hasil Koding Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Berita-berita mengenai pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dalam Harian Radar Banyumas yang mengandung unsur sensasi

yaitu:

Berita dengan judul “Meriah, Kampanye Dialog cagub-cawagub H.

Bibit Waluyo-H. Sudijono S.A (Bissa)” pada Harian Radar Banyumas, Sabtu 18

Mei 2013. Dalam berita ini terdapat kata-kata antusias unsur sensasi yang

positif, dalam hal ini membuat gambaran situasi kampanye Bissa menjadi

sesuatu yang sangat meriah atau sangat ramai sekali dengan tepuk tangan dan

sorak sorai yang terdengar dengan riuhnya seperti yang di tulis dalam berita.

Dengan kata-kata yang disajikan tersebut mengandung makna hiperbolis atau

berlebihan. Selain itu juga terdapat kata-kata ternyata dan telah akrab di

masyarakat. Pada kenyataannya situasi kampanye dapat di bayangkan seperti

apa situasinya, jika kampanye tersebut dilakukan di muka para kader Bissa

dimaklumi situasinya akan sangat meriah dan antusias karena mereka satu visi

dan satu misi yaitu dengan harapan dapat memboyong Bissa ke kursi H 1.

Namun disini kampanye dilakukan di muka para buruh pabrik, apa situasinya

akan seheboh itu? sementara saat ini banyak warga termasuk para buruh yang

apatis dengan para kandidat menilik fakta selama ini ada perbedaan antara janji

dengan kenyataan setelah terpilih. Sensasi positif ini semakin terlihat dengan

penempatan berita yang menjadi headline dengan judul besar. Dengan

memunculkan sensasi positif dapat menjadi upaya menarik minat baca

pembaca agar membacanya karena dapat mengubah nilai berita yang dimuat

dari hal biasa menjadi hal yang luar biasa. Untuk menghilangkan kesan tidak

netral dalam suatu pemberitaan biasanya media akan memuat kampanye para

calon secara berimbang artinya memberikan porsi yang sama seperti contohnya

menjadikan berita kampanye seluruh calon dalam satu naskah. Namun dalam

berita ini hanya menyajikan berita kampanye Bissa yang cukup berlebihan.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

3. Berita Pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko di Harian Solopos,

Suara Merdeka, dan Radar Banyumas Periode 11 April-26 Mei 2013

Tabel 7. Berita Harian Solopos tentang Pasangan Ganjar-Heru

No Berita Solopos Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Megawati Hadiri

Deklarasi Ganjar-Heru

25.000 Kader PDIP

Siap Merahkan Solo

2 Hari ini, Deklarasi

Ganjar-Heru

3 9 Mobdin Warnai

Deklarasi Ganjar-Heru

4 KPU Lakukan Undian

Nomor Urut Cagub

Tim Sukses Cakub

Tanggapi Santai

Survei LSKP

5 PKS Protes Spanduk

Ganjar-Heru

6 Kader PDIP Wajib

Pilih Ganjar

7 Atribut Ganjar-Heru

Paling Banyak

Melanggar

8 Kubu Ganjar

Ultimatum Satpol PP

9 Cagub-Cawagub

Copoti Baliho di Pohon

10 Kader Demokrat

Dukung Ganjar-Heru

11 Dukung Ganjar-Heru, 8

Kader PDIP Keliling

Jateng

12 Panwaslu Soroti

Rencana Kehadiran

Ganjar

13 Rudy Ancang-ancang

Cuti Kampanye

14 Gagah Makmur, Bissa

Buncit

15 Jokowi Turun Gunung,

HP Blusukan Pasar

16 Kampanye Pilgub,

Rudy Pakai Mobil Tua

17 PDIP All Out,

Sudijono Inginkan Satu

Keluarga Satu Sarjana

18 Ganjar ke Gunung,

Bibit Pilih ke Pantai

19 Kampanyekan Ganjar,

Kader PDIP Blusukan

Pasar Mojosongo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

20 Kampanye Cagub-

cawagub Dinilai Tidak

Kreatif

21 Ketua KPPS Diduga

Bagikan Gambar

Ganjar-Heru

22 Sukarelawan

Pemenangan Ganjar

Klaim Ungguli DPC

PDIP

23 Wardoyo Pimpin

Kampanye PDIP

Keliling Sukoharjo

24 Sasaran Anak Muda,

Gagah Suguhkan

Music On The Truck

25 PDIP Siaga 1, HP

Berharap Tak Ada

Politik Uang

Jumlah - 2 1 1 21

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita-berita yang berkaitan dengan pasangan Ganjar Pranowo-Heru

Sudjatmoko di HarianSoloposyang memunculkan kategori stereotype yaitu:

Berita dengan judul “Cagub-Cawagub Copoti Baliho di Pohon” dalam

HarianSolopos, Jum’at 26 April 2013. Dalam berita ini di tulis Ganjar bahkan

mencopot sendiri baliho berukuran besar bergambar dirinya. Berita ini

memunculkan stereotype positif terhadap salah satu calon, dalam hal ini adalah

Ganjar. Dengan menggunakan kata bahkan dapat menimbulkan makna bahwa

apa yang dilakukan Ganjar adalah sesuatu yang luar biasa karena tidak

sungkan-sungkan untuk mencopot baliho bergambar dirinya sendiri tersebut

dan apa yang dilakukan oleh Ganjar tersebut patut di contoh. Disini juga ada

kesan tersendiri yang menunjukkan kalau Ganjar adalah sosok yang mematuhi

aturan kampanye dan tahu etika. Padahal apa yang dilakukan Ganjar ini juga

dilakukan oleh pasangan lain, yaitu dilakukan oleh Sudijono yang berpasangan

dengan Bibit Waluyo. Tanpa adanya tambahan kata “bahkan” mengesankan

apa yang dilakukan oleh Sudijono ini adalah hal yang biasa, dan mengesankan

hal tersebut memang seharusnya ia dilakukan. Selain itu penempatan berita

sudijono yang dibawah, dan penempatan berita Ganjar yang lebih pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

menguatkan kesan adanya stereotype positif tersebut, walaupun ada

kemungkinan wartawan tidak sengaja ataupun menyadari hal tersebut.

Berita dengan judul “Kampanye Pilgub, Rudy Pakai Mobil Tua”

dalam HarianSolopos, Sabtu 11 Mei 2013. Dalam berita ini memunculkan

stereotype positif bagi salah satu calon, dalam hal ini yaitu Ganjar. Bahwa apa

yang dilakukan oleh Rudy adalah bentuk pencitraan positif sebagai sosok yang

sederhana sebagai pemimpin yakni dengan menggunakan mobil tua. Dalam

berita ini di tuliskan dua kendaraan itu jauh dari kesan wah, sebuah sedan

Suzuki Forsa GLX keluaran 1989 dan Daihatsu Hiline MPV. Mengapa dalam

berita tersebut menggunakan kalimat seperti itu? tanpa menuliskan kalimat dua

kendaraan itu jauh dari kesan wah, orang sudah dapat memperkirakan seperti

apa kondisi mobil yang dipakai Rudy saat berkampanye. Seharusnya wartawan

membiarkan pembaca yang menilai sendiri tanpa harus memberikan kesan

semacam itu. Hal tersebut memang pencitraan positif terhadap Rudy namun

pada akhirnya juga memberikan nilai positif untuk Ganjar, karena disini Rudy

berkampanye untuk Ganjar yang sama-sama dari kader PDIP dan

menggambarkan bahwa pemimpin yang di usung dari partai PDIP ini adalah

sosok yang sederhana, merakyat, dan tidak suka menggunakan fasilitas negara

untuk kepentingan kampanye.

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianSolopos yang memunculkankategori juntaposition yaitu:

Berita dengan judul “KPU Lakukan Undian Nomor Urut Cagub Tim

Sukses Cagub Tanggapi Santai Survei LSKP” pada Harian Solopos Selasa 16

April 2013. Dalam berita ini menyandingkan dua hal yang berlainan tetapi

berkaitan dimana menuliskan tentang tim sukses Ganjar dan tim sukses HP

yang menanggapi hasil dari LSKP.

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianSolopos yang memunculkan kategori linkage yaitu:

Berita dengan judul “PDIP All Out, Sudijono Inginkan Satu Keluarga

Satu Sarjana” pada Harian Solopos Senin 13 Mei 2013. Dalam berita ini

wartawan menyandingkan dua hal yang berbeda dimana PDIP akan all out

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

untuk kemengan Ganjar-Heru dengan berbagai cara sedangkan dalam tempat

yang terpisah Sudijono menyatakan akan memajukan pendidikan di Jateng

yang selama ini belum maksimal. Dalam hal ini berbeda dimana kubu Ganjar

berusaha dengan berbagai cara untuk kemenangan sementara Sudijono hanya

menyampaikan programnya.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

Tabel 8. Berita Harian Suara Merdeka tentang Pasangan Ganjar-Heru

No Berita Suara

Merdeka

Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Rektor-Pakar UNDIP

Beri Masukan Ganjar

2 Hari Ini Pelantikan

Bupati Banyumas.

Bibit-Ganjar Diundang

3 Tolak Mobil Dinas

Baru

4 Ganjar Direstui Kiai

Sepuh PPP

5 Mega : Kader PDIP

Harus Full Power

6 Panwas Temukan 9

Mobil Dinas

7 Kader PDIP Merahkan

Manahan

8 Paguyupan Jateng

Dukung Ganjar

9 Kadin Antusias

Sambut Ganjar

10 Kader Diminta

Kampanye Getok

Tular

11 Ganjar Targetkan

Menang Di Grobokan

12 Ganjar Perhatikan

Pasar

13 Ganjar Kunjungi Pasar

Dan Makam Kartini

14 Ganjar Mujahadah

Bareng Kiai Kampung

15 Dari Baju Sampai

Rambut Serba Putih

16 Puan Ambil Alih Tim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sukses Ganjar-Heru

17 Pilgub Kurang

Diasosialisasikan

18 Calon Copot Atribut di

Pohon

19 Ganjar Janji

Pertahankan Pasar

Tradisional

20 Ganjar Nonton Film

Indie

21 Srikandi Garuda Sebar

Bunga

22 Penyambung Lidah

Pedagang

23 Teken Kontrak dengan

Buruh

24 Ganjar Diminta

Selesaikan Persoalan

Rusunawa

25 Rindu yang Baru Siap

Menangkan Ganjar-

Heru

26 Nguri-nguri Budaya

Bangkitkan Pariwisata

27 Ketua DPD Golkar

Purworejo Dukung

Ganjar

28 Ganjar Siap Hapus

Bansoss

29 Ganjar Janji Undang

Metallica

30 Ganjar Nimbrung

Jalan Sehat Hardiknas

31 Kampanye Jateng

Lucu, Ribuan

Pedagang Jepara

Mendukung

32 Ganjar Bentuk Satgas

Antipolitik Uang

33 “Butuh Lebih Banyak

Calon Seperti Ganjar“

34 Heru Belum Dapat Izin

Cuti Kampanye Pilgub

35 Program Cagub

Dikritik

36 Istri Ganjar Blusukan

37 Posko Relawan Ganjar

Diteror

38 Jokowi Kampanyekan

Ganjar-Heru

39 Megawati Minta Kader

Kerja Keras

40 Mega : Perusak Atribut

dan Mobil Kampungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

41 Kampanye Ganjar

Diisi Sepeda Sante

42 Menangis Terima

Tumpeng Dari Ganjar

43 Piknik PKK Disusupi

Kampanye Cagub

44 Ganjar-Heru Menang

Cerdas Cermat

45 Ganjar Disambati

Pengungsi Merapi

46 Tim Gagah Blusukan

ke Pasar

47 Ganjar Tebar “Virus”

Salam Metal

48 Mega Minta Penguasa

Tak Intervensi Pilgub

49 Ganjar Janjikan

Pembangunan JLSS

50 Puan Maharani :

Pertahankan

Kemenangan PDIP

51 Ribuan Kader PDIP

Keliling Sukoharjo

52 Mega Minta Waspadai

Kecurangan Lawan

Politik

53 Nelayan Datangi

Posko Ganjar-Heru

54 Gagah Gelar Music on

The Truck

55 Mega: Waspadai

Intimidasi

56 Ganjar Kuasai Data,

Bibit Paham Pertanian

57 Karokean, Berenang,

dan Santai di Posko

58 Ribuan Baliho Ganjar

Dicopot

Jumlah 2 2 - 1 53

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianSuara Merdeka yang mengandung unsur kategori sensasi yaitu:

Berita dengan judul “Kader Diminta Kampanye Getok Tular” pada

Harian Suara Merdeka, Kamis 18 April 2013. Dalam berita ini terdapat tulisan

bekas stasiun pengisinan SPBU itu pun menjadi lautan manusia, dapat

dibayangkan memang bekas stasiun tersebut ramai dengan para kader maupun

simpatisan dari pasangan Ganjar-Heru, namun dengan dituliskan kata menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

lautan manusia ini terkesan hiperbolis atau berlebihan. Karena pada dasarnya

lautan itu untuk air bukan manusia jadi penulisan tersebut sangat berlebihan.

Tentu hal tersebut dapat menimbulkan sensasi yang positif karena dapat

mempengaruhi minat pembaca. Untuk menghilangkan kesan tidak netral dalam

suatu pemberitaan seharusnya wartawan cukup menuliskan para kader

berkumpul di bekas stasiun pengisian SPBU.

Berita dengan judul “Ganjar Diminta Selesaikan Persoalan

Rusunawa” pada Harian Suara Merdeka, Kamis 2 Mei 2013. Dalam berita ini

terdapat kata-kata Ganjar langsung ditodong untuk meresmikan TPQ,

mengandung sensasi positif. Dengan ditulis kata ditodong itu menggambarkan

hal yang kriminal dan dipaksakan, namun dalam hal ini Ganjar di todong untuk

meresmikan TPQ, dimana hal tersebut merupakan hal yang positif. Kalimat

ditodong sebenarnya kurang pas digunakan dalam berita ini dan menimbulkan

kesan hiperbolis atau berlebihan namun tetap memberikan efek yang positif

untuk Ganjar.

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianSuara Merdeka yang memunculkan kategori stereotype yaitu:

Berita dengan judul “Ganjar Perhatikan Pasar” dalam Harian Suara

Merdeka, Sabtu 20 April 2013. Dalam berita ini terdapat kalimat Ganjar

Pranowo menaruh perhatian serius terhadap penataan dan pengembangan pasar

tradisional memunculkan stereotype positif karena menyertakan kata serius

dalam berita tersebut. Jika memang netral seharusnya kata tersebut bisa di

hilangkan dan biarkan pembaca mempunyai penilaian sendiri mengenai hal

tersebut.

Berita dengan judul “Rindu Yang Baru Siap Menangkan Ganjar-

Heru” dalam Harian Suara Merdeka, Kamis 2 Mei 2013. Dalam berita ini

dituliskan Ganjar yang juga anggota DPR RI adalah orang yang prasaja karena

selama ini dia dikenal tidak neka-neka dan tidak punya pikiran orang lain,

memang dalam berita ini awalnya adalah ungkapan dari Aris yang merupakan

sama-sama dari partai PDIP namun kata-kata tersebut dipertegas lagi oleh

wartawan yang memperlihatkan adanya kesan stereotype dalam pemberitaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

ini. Memunculkan stereotype positif karena menguntungkan salah satu calon

yaitu Ganjar, dengan kalimat seperti diatas menggambarkan kalau Ganjar

adalah sosok yang mampu memimpin karena dia juga anggota DPR RI dan

Ganjar adalah sosok yang baik atau ideal.

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianSuara Merdeka yang memunculkan kategori linkage yaitu:

Berita dengan judul “Tolak Mobil Dinas Baru” dalam Harian Suara

Merdeka, Jum’at 12 April 2013. Dalam berita ini wartawan menuliskan ketika

disapa warga, Ganjar pun menghampiri dan makan bersama mereka di sebuah

angkringan lesehan. Berita ini menimbulkan linkage positif karena di awal

berita menuliskan tentang Ganjar yang tidak akan membeli mobil baru jika

terpilih menjadi Gubernur. Dalam berita ini terkesan untuk menimbulkan citra

positif dengan menghubungkan antara pernyataan Ganjar yang tidak akan

membeli mobil dinas dengan sikap Ganjar yang mau ikut makan di angkringan.

Karena angkringan biasanya diminati oleh masyarakat kecil, namun disini

Ganjar juga mau ikut makan angkringan tersebut. Dengan demikian dapat

memberi kesan kalau Ganjar adalah sosok yang ramah dan sederhana.

Pencitraan tersebut tentu sangat menguntungkan untuk kandidat, terlebih dari

hasil survei median juga menemukan beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan publik dalam memilih kandidat yaitu faktor pertama adalah

sosok yang merakyat dengan dipilih 27,4 persen pemilih.116

Survei dilakukan

pada 23 Maret-3 April 2013, dengan melibatkan 1200 responden dengan

tingkat kepercayaan 95 persen.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

116

Hasil survei median.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 9. Berita Harian Radar Banyumas tentang Pasangan Ganjar-Heru

No Berita Radar

Banyumas

Sensasi Stereotype Juntaposition Linkage Netral

1 Heru Baru Cuti Jelang

Kampanye

2 Sama-sama Yakin

Bawa Keberuntungan

3 Panwaslu Temukan

Mobil Plat Merah

4 Panwaslu Panggil

Heru Sudjatmoko

5 Heru Penuhi Panggilan

Panwas

6 Heru Sudjatmoko

Aman

7 Ganjar Minta Pasukan

Khusus

8 TPS Heru dan Mertua

Ganjar Jadi Perhatian

Jumlah - 3 - 1 4

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianRadar Banyumas yang memunculkan kategori stereotype yaitu:

Berita dengan judul “Heru Baru Cuti Jelang Kampanye” dalam

Harian Radar Banyumas, Senin 15 April 2013. Dalam berita ini memunculkan

stereotype negatif dengan menuliskan panwas siap mencermati adanya

kegiatan mencuri strart kampanye yang mungkin dilakukan pasangan pilgub.

Terutama para pasangan yang sebelumnya menjabat sebagai pemimpin

maupun pejabat di institusi pemerintah, disini memang tidak menuliskan nama

Heru sebagai yang dimaksud namun dalam berita ini hanya memberitakan

tentang Heru dan kedudukan Heru sebagai pemimpin di Purbalingga jadi cukup

jelas kalimat tersebut ditujukan untuk Heru. Namun berita ini memunculkan

stereotype negatif karena merugikan untuk calon yaitu Heru sudjatmoko yang

menjadi pasangan dari Ganjar Pranowo.

Berita dengan judul “Panwaslu Panggil Heru Sudjatmoko” dalam

Harian Radar Banyumas, Selasa 14 Mei 2013. Memunculkan stereotype

negatif dengan di tulis Bupati Purbalingga yang sedang cuti itu terindikasi

menggunakan fasilitas Negara dalam sebuah acara pemkab, memunculkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

stereotype negatif karena berita ini menuliskan tentang pelanggaran Heru

Sudjatmoko yang menjadi pasangan Ganjar Pranowo. Dengan di tulisnya

kalimat seperti di atas, pembaca dapat menilai kalau pasangan Ganjar ini yang

juga menjadi bupati Purbalingga adalah sosok yang kurang baik dengan

menggunakan fasilitas Negara. Dalam hal ini berita dapat merugikan untuk

pasangan Ganjar-Heru.

Berita dengan judul “Heru Penuhi Panggilan Panwas” pada Harian

Radar Banyumas, Kamis 16 Mei 2013. Dalam berita tersebut terdapat kalimat

Bupati Purbalingga yang sedang cuti itu terindikasi menjadi temuan

panwaslukab menghadiri acara pemkab dan menggunakan fasilitas negara.

Memunculkan stereotype negatif karena dapat merugikan calon yaitu Heru

Sudjatmoko yang berpasangan dengan Ganjar, karena dalam berita ini

menuliskan mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh Heru yang juga

menjabat sebagai bupati Purbalingga dan ada kesan penegasan jabatan heru

yang masuk dalam stereotype.

Berita-berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

dalam HarianRadar Banyumas yang memunculkan kategori linkage yaitu:

Berita dengan judul “Sama-sama Yakin Bawa Keberuntungan” pada

Harian Radar Banyumas Rabu 17 April. Dalam hal ini berita menyandingkan

dua hal yang berlainan dimana yang pertama menuliskan mengenai nomor urut

yang diterima oleh masing-masing pasangan, namun dalam berita ini juga

menuliskan tentang Puan dan Rustri. Dua hal yang berbeda ini menimbulkan

sesuatu yang kontras.

Untuk berita netral yaitu: berita-berita yang ditulis tanpa memasukkan

unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan linkage. Jika dalam suatu berita

mengandung salah satu unsur tersebut, dapat menjadikan berita tersebut

bernilai tidak netral.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

B. Analisis Data

Analisis data dari netralitas media massa terhadap pasangan calon

Gubernur Jawa Tengah 2013 pada Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar

Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013, akan dilakukan analisis dan

interpretasi data yang telah dideskripsikan diatas yang merupakan data primer

hasil pengodingan pada ketiga surat kabar tersebut mengenai netralitas media

massa terhadap pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013 pada Harian

Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013.

Analisis data ini akan membandingkan antara data yang diperoleh

dari Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas terkait kategori

sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage. Dari analisis data inilah

yang nantinya dapat diketahui apakah terdapat perbedaan kecenderungan,

untuk mengetahui lebih jelas netralitas media dalam menyajikan berita

pasangan calon Gubernur Jawa Tengah 2013 pada Harian Solopos, Suara

Merdeka, dan Radar Banyumas periode 11 April-26 Mei 2013. Tolak ukur

yang digunakan untuk mengetahui netralitas tersebut adalah dengan melakukan

Uji Chi Square dan Uji Reliabilitas.

1. Uji Chi Square

Uji Chi Square adalah suatu teknik statistik yang dimaksud untuk

menguji perbedaan antara dua kelompok atau lebih. Metode untuk menghitung

untuk menguji perbedaan dua kelompok atau lebih maka harus menghitung

frekuensi-frekuensi ada di dalam suatu kategori tertentu yang sekaligus juga

termasuk ke dalam kategori tertentu yang lain. Frekuensi-frekuensi yang ada

pada setiap sel yang merupakan perpaduan antara berbagai kategori itulah yang

akan di bandingkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 10. Frekuensi yang diamati (fo) berita pasangan

Hadi Pranowo-Don Murdono

Kategori Solopos Suara

Merdeka

Radar

Banyumas

Total

Sensasionalisme 1 4 - 5

Stereotype - - - 0

Juntaposition 1 - - 1

Linkage 1 1 1 3

Netral 18 42 4 64

Total 21 47 5 73

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Dari tabel diatas dapat dilihat ada sejumlah petak-petak yang

berfrekuensi kurang dari lima. Dengan demikian maka hasil diatas tidak dapat

di uji dengan Chi Square.

Dari tabel diatas dapat dilihat adanya perbedaan dalam pemberitaan

seputar pasangan calon Gubernur baik di Harian Solopos, Suara Merdeka,

maupun Radar Banyumas untuk berita yang mengandung kategori

sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage. Berita mengenai

pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono dalam Harian Solopos dapat dilihat

untuk berita yang mengandung sensasionalisme sebanyak 1 berita, berita yang

memunculkan stereotype tidak ada, berita yang memunculkan juntaposition

sebanyak 1 berita, dan berita yang memunculkan linkage sebanyak 1 berita.

Sementara berita yang netral atau tidak memasukkan empat kategori tesebut

sejumlah 18 berita. Dari jumlah berita keseluruhan sejumlah 21 berita tentang

pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono maka Harian Solopos dapat

dikatakan netral namun tidak secara penuh, karena masih ditemukan beberapa

berita yang memasukkan empat kategori netralitas McQuail walaupun hanya

beberapa berita saja.

Berita mengenai pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono dalam

Harian Suara Merdeka untuk berita yang mengandung kategori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

sensasionalisme sebanyak 4 berita, untuk berita yang memunculkan stereotype

dan juntaposition tidak ada, dan berita yang memunculkan linkage sebanyak 1

berita. Sementara berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage sejumlah 42 berita. Dari

jumlah berita keseluruhan sejumlah 47 berita tentang Hadi Prabowo dan Don

Murdono maka Harian Suara Merdeka belum netral secara penuh. Hal ini

karena masih ditemukan beberapa berita yang memasukkan kategori netralitas

McQuail sehingga menjadikan berita tersebut bernilai tidak netral.

Sementara berita mengenai pasangan Hadi Prabowo dan Don

Murdono dalam Harian Radar Banyumas untuk berita yang mengandung

kategori sensasionalisme, stereotype, dan juntaposition tidak ada. Dan berita

yang memunculkan linkage sebanyak 1 berita. Untuk berita yang netral atau

tidak memasukkan kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan

linkage sebanyak 4 berita. Dari jumlah berita keseluruhan sejumlah 5 berita

maka Harian Radar Banyumas juga belum netral secara penuh, walaupun

hanya ditemukan satu berita yang mengandung kategori netralitas McQuail.

Tabel 11. Frekuensi yang diamati (fo) berita pasangan

Bibit Waluyo-Sudijono Sudjatmoko

Kategori Solopos Suara

Merdeka

Radar

Banyumas

Total

Sensasionalisme 3 2 1 4

Stereotype 2 4 - 8

Juntaposition - 2 - 2

Linkage - - - -

Netral 15 34 2 51

Total 20 42 3 65

Sumber: Hasil Koding Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Dari tabel diatas dapat dilihat ada sejumlah petak-petak yang

berfrekuensi kurang dari lima. Dengan demikian hasil diatas tidak dapat di uji

dengan Chi Square.

Dari tabel diatas dapat dilihat adanya perbedaan antara Harian

Solopos, Suara Merdeka dan Radar Banyumas dalam menyajikan berita

pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo.Dalam Harian Solopos

untuk berita yang mengandung sensasionalisme sebanyak 3 berita, dan berita

yang memunculkan stereotype sebanyak 2 berita, sementara berita yang

memunculkan juntaposition dan linkage tidak ada. Dan berita yang netral atau

tidak memasukkan kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan

linkage sebanyak 15 berita. Dari jumlah berita keseluruhan sejumlah 20 berita

mengenai pasangan calon Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo maka

Harian Solopos dikatakan belum netral secara penuh. Hal ini disebabkan masih

adanya beberapa berita yang memasukkan kategori netralitas McQuail

sehingga berita tersebut menjadi tidak netral.

Berita mengenai pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo

dalam Harian Suara Merdeka untuk berita yang mengandung sensasionalisme

sebanyak 2 berita, berita yang memunculkan stereotype sebanyak 4 berita,

berita yang memunculkan juntaposition sebanyak 1 berita, dan berita yang

memunculkan linkage tidak ada. Sementara berita yang netral atau tidak

memasukkan empat kategori tersebut sebanyak 34 berita. Dari jumlah

keseluruhan sejumlah 42 berita tentang pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono

Sastroatmodjo maka Harian Suara Merdeka juga belum sepenuhnya netral,

karena masih ditemukan beberapa berita yang memasukkan kategori netralitas

McQuail yang mengakibatkan berita tersebut bernilai tidak netral.

Berita mengenai pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo

dalam Harian Radar Banyumas untuk berita yang mengandung sensasionalisme

sebanyak 1 berita. Berita yang memunculkan stereotype, juntaposition dan

linkage tidak ada. Dan berita yang netral atau tidak memasukkan empat

kategori tersebut sebanyak 2 berita. Dengan ini maka Harian Radar Banyumas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

juga belum netral secara penuh walaupun hanya satu berita yang memasukkan

kategori netralitas McQuail.

Tabel 12. Frekuensi yang diamati (fo) berita pasangan

Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko

Kategori Solopos Suara

Merdeka

Radar

Banyumas

Total

Sensasionalisme - 2 - 2

Stereotype 2 2 3 7

Juntaposition 1 - - 2

Linkage 1 1 1 2

Netral 21 53 4 78

Total 25 58 8 91

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Dari tabel diatas dapat dilihat ada sejumlah petak-petak yang

berfrekuensi kurang dari lima. Dengan demikian maka hasil diatas tidak dapat

di uji dengan Chi Square.

Tabel diatas dapat dilihat adanya perbedaan dalam pemberitaan

mengenai pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko. Dalam Harian

Solopos untuk berita yang mengandung sensasionalisme tidak ada, berita yang

memunculkan stereotype sebanyak 2 berita, berita yang memunculkan

juntaposition sebanyak 1 berita, dan berita yang memunculkan linkage

sebanyak 1 berita. Sementara berita yang netral atau tidak memasukkan

kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage sebanyak 21

berita. Dari jumlah keseluruhan sejumlah 25 berita dalam Harian Solopos

mengenai pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko maka Harian

Solopos belum netral secara penuh. Hal ini dikarenakan masih terdapat

beberapa berita yang memasukkan kategori netralitas McQuail walaupun

dengan jumlah yang kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko

dalam Harian Suara Merdeka untuk berita yang mengandung kategori

sensasionalisme sebanyak 2 berita, yang memunculkan stereotype sebanyak 2

berita, yang memunculkan juntaposition tidak ada, dan memunculkan linkage

sebanyak 1 berita. Sedangkan berita yang netral atau tidak memasukkan

kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition, dan linkage sejumlah 53

berita. Dari jumlah keseluruhan sejumlah 58 berita mengenai pasangan Ganjar

Pranowo dan Heru Sudjatmoko dalam Harian Suara Merdeka maka dengan ini

Harian Suara Merdeka juga belum netral secara penuh. Hal ini disebabkan

masih adanya berita yang memasukkan kategori netralitas McQuail walaupun

dengan jumlah yang kecil.

Berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko

dalam Harian Radar Banyumas untuk berita yang mengandung sensasionalisme

tidak ada, yang memunculkan stereotype sebanyak 3 berita, yang

memunculkan juntaposition tidak ada, dan memunculkan linkage sebanyak 1

berita. Untuk berita netral atau tidak memasukkan kategori sensasionalisme,

stereotype, juntaposition, dan linkage sejumlah 4 berita. Dari jumlah

keseluruhan sejumlah 8 berita mengenai pasangan Ganjar Pranowo dan Heru

Sudjatmoko dalam Harian Radar Banyumas maka dengan ini Harian Radar

Banyumas belum netral secara penuh, karena masih adanya berita yang

memasukkan kategori netralitas McQuail walaupun jumlahnya kecil.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap lima kategori yaitu

sensasionalisme, stereotype, juntaposition, linkage dan netral. Uji reliabilitas

dilakukan karena penelitian dengan menggunakan metode analisis isi harus

bersifat obyektif. Artinya tidak boleh ada penafsiran antara coder satu dengan

coder yang lain. Dalam melakukan uji reliabilitas, peneliti bertindak sebagai

coder 1. Bertindak sebagai coder 2 adalah Erwin Kartinawati yang

berpengalaman di bidang jurnalistik selama 9 tahun dan lulusan magister di

bidang ilmu komunikasi, jadi selain paham soal pemberitaan secara teknis juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

paham secara teori. Dengan demikian hasil yang didapat bukan merupakan

penafsiran subyektif coder. Dengan uji ini akan didapat kesimpulan yang sama

antar coder. Inilah yang disebut dengan konsep reliabilitas yakni sejauh mana

alat ukur yang dipakai akan menghasilkan temuan yang sama, berapa kali pun

dipakai, dan oleh siapapun. Desain reliabilitas yang digunakan adalah jenis

reproduksibilitas atau intercoder reliability (reliabilitas antar pengkode).

Derajat sejauh mana alat ukur menghasilkan temuan sama dalam keadaan

berbeda, lokasi berbeda dan pengkode berbeda adalah desain reproduksibilitas.

Uji reliabilitas menggunakan rumus Holsti yakni jumlah kesepakatan

antar coder dikalikan dua kemudian dibagi dengan jumlah coding yang dibuat

coder 1 dan coder2 (R=2M/N1+N2). Untuk memastikan jika alat ukur yang

digunakan reliabel, hasil penghitungan harus menunjukkan angka minimum 0,7

atau 70%. Jika hasil yang didapat di bawah angka itu maka alat ukur yang

digunakan berarti tidak reliabel.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 229 berita, mulai dari berita

yang disajikan pada 11 April sampai dengan 26 Mei 2013. Berita tersebut dari

66 berita di Harian Solopos, 147 berita di Harian Suara Merdeka, dan 16

berita di Harian Radar Banyumas. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

sensus karena populasi tidak terlalu besar. Dalam sensus, peneliti meneliti dari

semua populasi.

1) Hasil Berita di Harian Solopos

Tabel 13. Frekuensi berita di Harian Solopos

No Nama

Pasangan

Calon

Berita

Sensasi

Berita

Stereotype

Berita

Juntaposition

Berita

Linkage

Berita

Netral

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

1 HP-Don 1 20 - - 1 50 1 50 18 33,97

2 BISSA 3 60 2 50 - - - - 15 28,30

3 GAGAH 1 20 2 50 1 50 1 50 20 37,73

Jumlah 5 100 4 100 2 100 2 100 53 100

Sumber: Hasil Koding Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan berita tentang pasangan Hadi

Prabowo dan Don Murdono dalam Harian Solopos untuk kategori berita yang

mengandung sensasionalisme sebesar 20% dengan frekuensi berita sebanyak 1

berita. Berita yang memunculkan stereotype tidak ada. Berita yang

memunculkan juntaposition sebesar 50% dengan frekuensi berita sebanyak 1

berita. Berita yang memunculkan linkage sebesar 50% dengan frekuensi berita

sebanyak 1 berita. Dan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

netralitas McQuail sebesar 33,97% dengan frekuensi berita sebanyak 18 berita.

Berita tentang pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo

dalam Harian Solopos untuk kategori berita yang mengandung sensasionalisme

sebesar 60% dengan frekuensi berita sebanyak 3 berita. Berita yang

memunculkan stereotype sebesar 50% dengan frekuensi berita sebanyak 2

berita. Berita yang memunculkan juntaposition dan linkage tidak ada. Dan

berita yang netral atau tidak memasukkan kategori netralitas McQuail sebesar

28,30% dengan frekuensi berita sebanyak 15 berita.

Untuk berita tentang pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko

dalam Harian Solopos untuk kategori berita yang mengandung sensasionalisme

sebesar 20% dengan frekuensi berita sebanyak 1 berita. Berita yang

memunculkan stereotype sebesar 50% dengan frekuensi berita sebanyak 2

berita. Berita yang memunculkan juntaposition sebesar 50% dengan frekuensi

berita sebanyak 1 berita. Berita yang memunculkan linkage sebesar 50%

dengan frekuensi berita sebanyak 1 berita. Dan berita yang netral atau tidak

memasukkan kategori netralitas McQuail sebesar 37,73% dengan frekuensi

berita sebanyak 20 berita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2) Hasil Berita di Harian Suara Merdeka

Tabel 14. Frekuensi berita di Harian Suara Merdeka

No Nama

Pasangan

Calon

Berita

Sensasi

Berita

Stereotype

Berita

Juntaposition

Berita

Linkage

Berita

Netral

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

1 HP-Don 4 50 - - - - 1 50 42 32,5

6

2 BISSA 2 25 4 66,67 2 100 - - 34 26,3

6

3 GAGAH 2 25 2 33,33 - - 1 50 53 41,0

8

Jumlah 8 100 6 100 2 100 2 100 129 100

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan berita tentang pasangan Hadi

Prabowo dan Don Murdono dalam Harian Suara Merdeka untuk kategori berita

yang mengandung sensasionalisme sebesar 50% dengan frekuensi berita

sebanyak 4 berita. Berita yang memunculkan stereotype dan juntaposition tidak

ada. Berita yang memunculkan linkage sebesar 50% dengan frekuensi berita

sebanyak 1 berita. Dan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

netralitas McQuail sebesar 33,56% dengan frekuensi berita sebanyak 42 berita.

Berita tentang pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo

dalam Harian Suara Merdeka untuk kategori berita yang mengandung

sensasionalisme sebesar 25% dengan frekuensi berita sebanyak 2 berita. Berita

yang memunculkan stereotype sebesar 66,67% dengan frekuensi berita

sebanyak 4 berita. Berita yang memunculkan juntaposition sebesar 100%

dengan frekuensi berita sebanyak 2 berita. Berita yang memunculkan linkage

tidak ada. Dan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori netralitas

McQuail sebesar 26,36% dengan frekuensi berita sebanyak 34 berita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Sementara berita tentang pasangan Ganjar Pranowo dan Heru

Sudjatmoko dalam Harian Suara Merdeka untuk kategori berita yang

mengandung sensasionalisme sebesar 25% dengan frekuensi berita sebanyak 2

berita. Berita yang memunculkan stereotype sebesar 33,33% dengan frekuensi

berita sebanyak 2 berita. Berita yang memunculkan juntaposition tidak ada.

Berita yang memunculkan linkage sebesar 50% dengan frekuensi berita

sebanyak 1 berita. Dan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

netralitas McQuail sebesar 41,08% dengan frekuensi berita sebanyak 53 berita.

3) Hasil Berita di Radar Banyumas

Tabel 15. Frekuensi berita di Harian Radar Banyumas

No Nama

Pasangan

Calon

Berita

Sensasi

Berita

Stereotype

Berita

Juntaposition

Berita

Linkage

Berita

Netral

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

F P

(%)

1 HP-Don - - - - - - 1 50 4 40

2 BISSA 1 100 - - - - - - 2 20

3 GAGAH - - 3 100 - - 1 50 4 40

Jumlah 1 100 3 100 - - 1 100 10 100

Sumber: Hasil Koding Peneliti

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan berita tentang pasangan Hadi

Prabowo dan Don Murdono dalam Harian Radar Banyumas untuk kategori

berita yang mengandung sensasionalisme, stereotype dan juntaposition tidak

ada. Berita yang memunculkan linkage sebesar 50% dengan frekuensi berita

sebanyak 1 berita. Dan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

netralitas McQuail sebesar 40% dengan frekuensi berita sebanyak 4 berita.

Berita tentang pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo

dalam Harian Radar Banymas untuk kategori berita yang mengandung

sensasionalisme sebesar 100% dengan frekuensi berita sebanyak 1 berita.

Berita yang memunculkan stereotype, juntaposition dan linkage tidak ada. Dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

berita yang netral atau tidak memasukkan kategori netralitas McQuail sebesar

20% dengan frekuensi berita sebanyak 2 berita.

Untuk berita tentang pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko

dalam Harian Radar Banyumas untuk kategori berita yang mengandung

sensasionalisme tidak ada. Berita yang memunculkan stereotype sebesar 100%

dengan frekuensi berita sebanyak 3 berita. Berita yang memunculkan

juntaposition tidak ada. Berita yang memunculkan linkage sebesar 50% dengan

frekuensi berita sebanyak 1 berita. Dan berita yang netral atau tidak

memasukkan kategori netralitas McQuail sebesar 40% dengan frekuensi berita

sebanyak 4 berita.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan judul

“NETRALITAS MEDIA MASSA TERHADAP PASANGAN CALON

GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 (Analisis Isi Berita Pasangan Calon

Gubernur Jawa Tengah di Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar

Banyumas Periode 11 April-26 Mei 2013)” maka diperoleh kesimpulan:

a. Harian Solopos

Harian Solopos dalam menyajikan berita pasangan calon Gubernur

Jateng 2013 untuk pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono sejumlah 21

berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas memperoleh hasil yang sama yaitu:

berita tentang pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono untuk berita yang

mengandung sensasionalisme sebanyak 1 berita, memunculkan stereotype

tidak ada, memunculkan juntaposition sebanyak 1 berita, dan memunculkan

linkage sebanyak 1 berita. Dan 18 berita menunjukkan berita yang netral

atau tidak memasukkan kategori netralitas McQuail (sensasionalism,

stereotype, juntaposition, dan linkage).

Berita tentang Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo dalam Harian

Solopos sejumlah 20 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas memperoleh

hasil yang sama yaitu: berita tentang pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo untuk berita yang mengandung sensasionalisme sebanyak 3

berita, memunculkan stereotype sejumlah 2 berita, memunculkan

juntaposition dan linkage tidak ada. Dan 15 berita menunjukkan berita yang

netral atau tidak memasukkan kategori netralitas McQuail (sensasionalism,

stereotype, juntaposition, dan linkage).

Berita tentang Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam Harian

Solopos sejumlah 25 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas memperoleh

hasil yang sama yaitu: berita tentang pasangan Ganjar Pranowo-Heru

Sudjatmoko untuk berita yang mengandung sensasionalisme tidak ada,

memunculkan stereotype sejumlah 2 berita, memunculkan juntaposition

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

sejumlah 1 berita, dan memunculkan linkage sejumlah 1 berita. Dan 21

berita menunjukkan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan linkage).

Dengan demikian Harian Solopos dalam menyajikan berita

pasangan Gubernur Jateng 2013 belum bersikap netral secara penuh. Karena

berita yang mengandung kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition,

dan linkage menjadikan berita tersebut bernilai tidak netral. Jika ditemukan

lebih dari satu unsur, maka akan memperkuat penilaian ketidaknetralan

berita.117

Dan berita-berita yang memasukkan empat kategori McQuail

tersebut paling banyak terdapat pada pasangan Bibit Waluyo-Sudijono

Sastroatmodjo dengan jumlah 5 berita.

b. Harian Suara Merdeka

Harian Suara Merdeka dalam menyajikan berita pasangan calon

Gubernur Jateng 2013 untuk pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono

sejumlah 47 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas memperoleh hasil

yang sama yaitu: berita tentang pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono

untuk berita yang mengandung sensasionalisme sebanyak 4 berita,

memunculkan stereotype dan juntaposition tidak ada, memunculkan linkage

sebanyak 1 berita. Dan 42 berita menunjukkan berita yang netral atau tidak

memasukkan kategori netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype,

juntaposition, dan linkage).

Berita tentang Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo dalam Harian

Suara Merdeka sejumlah 42 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas

memperoleh hasil yang sama yaitu: berita tentang pasangan Bibit Waluyo-

Sudijono Sastroatmodjo untuk berita yang mengandung sensasionalisme

sebanyak 2 berita, memunculkan stereotype sejumlah 4 berita,

memunculkan juntaposition sebanyak 2 berita, memunculkan linkage tidak

ada. Dan 34 berita menunjukkan berita yang netral atau tidak memasukkan

kategori netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan

linkage).

117

McQuail,Op.Cit, hlm:197.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Berita tentang Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam Harian

Suara Merdeka sejumlah 58 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas

memperoleh hasil yang sama yaitu: berita tentang pasangan Ganjar

Pranowo-Heru Sudjatmoko untuk berita yang mengandung sensasionalisme

sejumlah 2 berita, memunculkan stereotype sejumlah 2 berita,

memunculkan juntaposition tidak ada, memunculkan linkage sejumlah 1

berita. Dan 51 berita menunjukkan berita yang netral atau tidak

memasukkan kategori netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype,

juntaposition, dan linkage).

Dengan demikian Harian Suara Merdeka dalam menyajikan berita

pasangan Gubernur Jateng 2013 belum bersikap netral secara penuh. Karena

berita yang mengandung kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition,

dan linkage menjadikan berita tersebut bernilai tidak netral. Dan berita-

berita yang memasukkan empat kategori McQuail tersebut paling banyak

terdapat pada pasangan Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo dengan

jumlah 8 berita.

c. Harian Radar Banyumas

Harian Radar Banyumas dalam menyajikan berita pasangan calon

Gubernur Jateng 2013 untuk pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono

sejumlah 5 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas memperoleh hasil yang

sama yaitu: berita tentang pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono untuk

berita yang mengandung sensasionalisme, stereotype dan juntaposition tidak

ada, memunculkan linkage sebanyak 1 berita. Dan 4 berita menunjukkan

berita yang netral atau tidak memasukkan kategori netralitas McQuail

(sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan linkage).

Berita tentang Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo dalam Harian

Radar Banyumas sejumlah 3 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas

memperoleh hasil yang sama yaitu: berita tentang pasangan Bibit Waluyo-

Sudijono Sastroatmodjo untuk berita yang mengandung sensasionalisme

sebanyak 1 berita, memunculkan stereotype, juntaposition dan linkage tidak

ada. Dan 2 berita menunjukkan berita yang netral atau tidak memasukkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

kategori netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan

linkage).

Berita tentang Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam Harian

Radar Banyumas sejumlah 8 berita. Hasil Chi Square dan Reliabilitas

memperoleh hasil yang sama yaitu: berita tentang pasangan Ganjar

Pranowo-Heru Sudjatmoko untuk berita yang mengandung sensasionalisme

tidak ada, memunculkan stereotype sejumlah 3 berita, memunculkan

juntaposition sejumlah 1 berita, memunculkan linkage tidak ada. Dan 4

berita menunjukkan berita yang netral atau tidak memasukkan kategori

netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan linkage).

Dengan demikian Radar Banyumas dalam menyajikan berita

pasangan Gubernur Jateng 2013 belum bersikap netral secara penuh. Karena

berita yang mengandung kategori sensasionalisme, stereotype, juntaposition,

dan linkage menjadikan berita tersebut bernilai tidak netral. Dan berita-

berita yang memasukkan empat kategori McQuail tersebut paling banyak

terdapat pada pasangan Ganjar-Heru dengan jumlah 4 berita yang

memasukkan kategori netralitas McQuail.

B. Implikasinetralitas Media Massa Terhadap Pasangan Calon Gubernur

Jateng 2013

Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan Harian Solopos, Suara

Merdeka, dan Radar Banyumasdalam memberitakan pasangan calon Gubernur

Jawa Tengah antara periode 11 April-26 Mei 2013 belum sepenuhnya netral.

Setelah berita-berita tersebut diteliti menggunakan aspek netralitas oleh

McQuail (sensasionalisme, stereotype, juntaposition, linkage) terlihat ada

beberapa berita yang mengandung unsur sensasi, stereotype, juntaposition, dan

linkage yang menjadikan berita tersebut bersifat tidak netral.

Jika kita melihat netralitas media massa berdasarkan jumlah berita

maka akan terlihat adanya perbedaan pada masing-masing calon, dimana

Harian Solopos menyajikan 66 berita yang dibagi menjadi tiga yaitu: untuk

pasangan HP-Don sebanyak 21 berita, pasangan BISSA sebanyak 20 berita,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

dan untuk pasangan GAGAH 25 berita. Hal yang sama jika kita melihat berita

pada Harian Suara Merdeka. Harian ini menyajikan berita Pilgub periode 11

April-26 Mei 2013 sejumlah 147 yang dibagi menjadi tiga yaitu: untuk

pasangan HP-Don 47 berita, BISSA 42 berita dan GAGAH 58 berita. Untuk

Harian Radar Banyumas menyajikan berita yang terbilang sedikit hanya 16

berita yang dibagi menjadi tiga yaitu: untuk pasangan HP-Don sebanyak 5

berita, pasangan BISSA sebanyak 3 berita, dan pasangan GAGAH 8 berita.

Dengan ini nampak jelas adanya perbedaan jumlah berita pada masing-masing

calon. Dan ketiga media tesebut ternyata memberikan porsi berita terbanyak

pada pasangan GAGAH.

Jika dalam pembahasan diatas keberpihakan ada pada pasangan

BISSA untuk Harian Solopos dan Suara Merdeka dengan adanya jumlah

terbanyak untuk berita yang mengandung kategori netralitas McQuail, namun

dalam hal ini diungkapkan keberpihakan sebenarnya lebih mengarah pada

pasangan GAGAH. Jika diteliti secara detail berita-berita yang mengandung

unsur netralitas McQuail untuk pasangan BISSA ini, tidak semuanya bermakna

positif. Dari beberapa berita tersebut bermakna negatif yang dapat merugikan

untuk pasangan BISSA.Dalam hal ini, keberpihakan Solopos sebenarnya lebih

mengarah pada pasangan GAGAH dimana Solo merupakan basis masa terbesar

dari pasangan tersebut. Akibatnya, tidak mungkin Solopos sebagai Harian lokal

yang terbit di kota Solo berada pada posisi netral. Dan berita-berita untuk

pasangan GAGAH yang mengandung empat unsur tersebut bermakna positif

sehingga menguntungkan bagi pasangan tersebut.

Sementara Harian Suara Merdeka sebagai Harian tertua di Jawa

Tengah yang bersemboyan sebagai perekat Jawa Tengah ini juga didapati hal

yang serupa, dimana dengan adanya penelitian yang lebih detail berita-berita

yang memasukkan unsur netralitas McQuail pada berita pasangan BISSA ini

didapati berita yang bermakna negatif. Dengan ini keberpihakkan juga

mengarah pada pasangan GAGAH dimana pasangan ini juga memiliki porsi

berita terbanyak dibandingkan dua pasangan lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Demikian halnya pada Harian Radar Banyumas yang merupakan

Harian Umum terbesar di Barlingmascakep (Banjarnegara, Purbalingga,

Banyumas, Cilacap, Kebumen) dan Purbalingga merupakan asal dari Heru

Sudjatmoko yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo tentunya Harian ini

tidak dapat berada pada posisi yang netral dan keberpihakkan juga mengarah

pada pasangan GAGAH.

Dengan adanya porsi pemberitaan yang tidak sama untuk masing-

masing pasangan calon dan sifat media yang belum sepenuhnya netral, ternyata

pasangan Ganjar-Heru yang diusung PDI Perjuangan tersebut memperoleh

6.962.417 suara atau 48,82 persen. Pasangan ini unggul di 29 kabupaten/kota.

Ganjar hanya kalah di enam kabupaten, yakni Blora, Grobogan, Demak,

Kendal, Batang, dan Cilacap. Posisi kedua diperoleh calon incumbent Bibit

Waluyo yang berpasangan dengan Sudijono Sastroatmodjo dengan perolehan

4.314.813 suara atau 30,26 persen. Bibit yang diusung Partai Demokrat, Partai

Golkar, dan Partai Amanat Nasional hanya unggul di enam daerah, yakni

Blora, Grobogan Demak, Kendal, Batang dan Cilacap. Pasangan Hadi

Prabowo-Don Murdono hanya meraih 2.982.715 suara atau 20,92 persen.

Pasangan yang diusung koalisi Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra,

Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan

PKNU ini kalah di seluruh kabupaten atau kota.118

Adanya angka perolehan masing-masing calon yang sebanding

dengan jumlah porsi pemberitaan pasangan calon Gubernur pada Harian

Solopos, Suara Merdeka dan Radar Banyumas memberikan gambaran media

sangat berperan dan mampu mempengaruhi masyarakat untuk menentukan

pilihan. Dengan fungsi yang melekat pada media yakni memberikan informasi,

mendidik dan mempengaruhi sekaligus sebagai media komunikasi politik,

media berpeluang memainkan peran yang cukup penting. Bagi pembaca, hal

tersebut merupakan pendidikan politik yang baik guna membantu menilai

kualitas figur Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan dipilih. Informasi yang

118

Hasil KPU pada 4 Juni 2013.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

objektif tentang masing-masing calon sangat penting agar pemilih bisa

menentukan pilihan dengan didukung informasi yang benar.

a. Implikasi Teoritis

Penelitian ini memberikan implikasi teoritis bahwa kajian terhadap

netralitas media tidak lagi relevan jika hanya memperhatikan kategori

netralitas McQuail (sensasionalism, stereotype, juntaposition, dan

linkage). Menelaah netralitas media sebaiknya dilakukan secara

komprehensif dengan memperhitungkan segala aspek, baik yang secara

fisik terlihat dalam teks maupun realitas di belakang layar yang

mempengaruhi kinerja media. Jika tidak, kesimpulan atau gambaran

tentang media hanya bersifatparsial semata.

b. Implikasi Metodologis

Implikasi metodologis penelitian ini adalah bahwa metode Uji Chi

Square kurang tepat digunakan untuk menganalisis hasil penelitian netralitas

media massa yang dilihat dari kategori netralitas McQuail (sensasionalism,

stereotype, juntaposition, dan linkage). Oleh karena itu metode analisis

yang akan dipakai harus dipilih sesuai dengan kajian yang ada agar dapat

dilakukan Uji Signifikansi.

C. Saran

Perlu dipahami, bahwasanya antara kandidat dan media memiliki

hubungan yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya. Para kandidat

membutuhkan media guna mensosialisasikan segala bentuk kegiatan yang

menyangkut kampanye dan pemilihan umum. Sosialisasi ini bertujuan untuk

mengenalkan kepada masyarakat akan visi misi, program kerja dan kegiatan

sehari-hari serta profil dari para kandidat. Ada pun media sebagai perantara

antara para kandidat dengan para pemilih, bertujuan untuk memberitakan

segala bentuk kegiatan pelaksanaan dari pemilihan umum dan hingga pada saat

setelah pelaksanaan itu berlangsung (kontrol).

Media membutuhkan para kandidat sebagai bahan pemberitaannya.

Suatu pemberitaan yang dikemas sedemikian rupa yang dimana menghasilkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

nilai jual dan sumber kehidupan bagi keberlangsungan media. Dengan adanya

hal-hal tersebut, maka saran terkait dalam penelitian ini yaitu:

1) Netralitas dari Surat Kabar dalam memberitakan Pilgub masih perlu

ditingkatkan.

2) Media seharusnya bekerja dengan menggunakan standar jurnalistik agar

masyarakat memperoleh wawasan yang luas dan beragam terkait

pemberitaan pilgub.

3) Masyarakat sebagai pengguna media sebaiknya jangan terlalu mudah

terpancing akan pemberitaan yang dimuat oleh Surat Kabar. Hal ini

dikarenakan bahwa media cetak merupakan industri bisnis, yang tentunya

juga akan berfikir bisnis.

4) Masyarakat juga harus memiliki kesadaran politik dan menggunakannya

untuk menimbang isi pesan yang disampaikan oleh para kandidat dan Surat

Kabar tidak dapat dijadikan sebagai penentu sikap politik dari seseorang,

mengingat tidak semua yang diberitakan oleh Surat Kabar itu benar adanya

atau netral.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Aceng. 2000. Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media

Massa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Abrar, Ana Nadya. 1995. Penulisan Berita. Jogjakarta: Penerbitan Universitas

Atma Jaya Jogjakarta.

Agus Sudibyo. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. LKIS:Yogyakarta.

Ahmed K. Al-Rawi, Barrie Gunter. 2013.Political Candidates’ Coverage in the

2010Iraqi General Elections. Journal of Middle East Media, Vol 9, Issue 1.

Baran, Stanley J. 2010. Teori Dasar, Komunikasi Pergolakan, dan Masa Depan

Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Brian Turner, Judith Kearns. 2010. Pragmatic Objectivity in Practice: Reading

The Globe and Mail Columns of Christie Blatchford.Canadian Journal of

Communication Vol 35 (2010) 63-83.

Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Syaifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Blake, Reed H, dan Edwin O. Haroldsen. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi.

Surabaya: Papyrus.

Burns, Lynette Sherida. 2003. Understanding Journalism. New Delhi: Sage

Publications.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kuantitatif, Ancangan

Metodologi,Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa

dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora.

Bandung: Pustaka Setia.

David Brewer. 2012. Impartiality In Journalism. Media Helping Media.

Eriyanto. 2011. Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu

Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: kencana.

Efendi, Onong Uchajana, 2008, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta:

Granit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Han Soo Lee. 2014. Analyzing the Multidirectional Relationships Between the

President, News Media, and the Public: Who Affects Whom?. Political

Communication, 31:2, 259-281.

Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat. 2006. Jurnalistik:Teori &

Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

John Zaller. 2003.A New Standard Of News Quality. Buglar Alarms for the

Monitorial Citizen, Political Communication Journal, 20, 109-130.

Kitzberger, Philip. 2012.The Media Politics of Latin America’s Leftist

Governments. in: Journal of Politics in Latin America, 4, 3, 123-139.

Kovach, Bill & Tom Rosenstiel. 2003. Sembilan Elemen Jurnalisme (Edisi

Terjemahan oleh Yusi A Pareanom). Jakarta: Yayasan Pantau dan Kedutaan

Besar AS.

Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of Human Communication. Belmon:

Wadsword Publising.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

McQuail, Denis. 1992. Media Performance Mass Communication and The Public

Interest, London, SAGE Publication.

_________, 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail (Edisi Terjemahan oleh

Putri Iva Izzati). Jakarta: Salemba Humanika.

Muchlis Yahya. 2000. Komunikasi Politik dan Media Massa. Semarang: Gunung

Jati.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed, Edisi V(Revisi). Jogjakarta: Rake Sarasin.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mursito BM. 2012. Realitas Media. Solo: SmartMedia.

Nurudin. 2002. Komunikasi Propaganda. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________, 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Pawito. 2009. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan.

Yogyakarta & Bandung: Jalasutra.

Prajarto, Nunung dkk. (2006) Koverasi Lima Surat Kabar Terhadap

Pembangunan Kabupaten Sleman, Laporan Penelitian. Yogyakarta:

Bagian Humas Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Reations, Advertising, Komunikasi organisasi,

Komunikasi Pemasaran.Jakarta: Kencana.

Rahayu (ed.). 2006. Menyingkap Profesionalisme Kinerja Surat Kabar di

Indonesia. Jakarta: Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, Dewan Pers,

dan Departemen Komunikasi dan Informasi.

Redi Panuju. 2001. Komunikasi Organisasi, Dari Konseptual Teoritis ke Empiris.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Romli, Asep Syamsul M. 2003. Jurnalistik Terapan Dan Kepenulisan, Bandung:

BATIC PRESS.

Siregar, Ashadi. (2006). Pemberitaan Media Pers Indonesia: Paradigma,

Epistimologi, Ruang Publik dan Pendekatan Multikultural, Yogyakarta: Jurnal

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, FISIPOL, UGM, Volume 9, Nomor 3, 225-270.

Slamet, Yulius. 2013. Statistik Untuk Penelitian Analisis Hubungan Dua

Variabel. Surakarta: UNS Press.

Sulhan, Muhammad. (2006). Kisah Kelabu di Balik Maraknya Pers Lokal di

Kalimantan, Yogyakarta: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, FISIPOL,

UGM, Volume 9, Nomor 3, Maret 2006.

Totok Djuroto. 2001. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: Rosda Karya.

Wan Rohila Ganti bt Wan Abdul Ghapar. 2013. The Neutrality of Sinar Harian

Newspaper in Malaysian Politics. World Applied Sciences Journal 28 (11):

1481-1487.

Winarni. 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Malang:UMM Pers.

http://m.beritasatu.com/politik/106368-survei-kinerja-bibit-waluyo-tak-sepopuler-

namanya.html

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

A. Reliabilitas pada Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Radar Banyumas

Penilaian antar coder mengenai berita pada Harian Solopos

menunjukkan tingkat kesamaans ebagai berikut:

1.1 Berita di Harian Solopos

Hp-Don Bibit-Sudijono Ganjar-Heru

2M

R=

N1+N2

2 x 18

R=

21 + 21

36

R=

42

R= 0,86

2M

R=

N1+N2

2 x 16

R=

20 + 20

32

R=

40

R= 0,8

2M

R=

N1+N2

2 x 22

R=

25 + 25

44

R=

50

R= 0,88

Penilaian antar coder mengenai berita pada Harian Suara Merdeka

menunjukkan tingkat kesamaan sebagai berikut:

1.2 Berita di Harian Suara Merdeka

Hp-Don Bibit-Sudijono Ganjar-Heru

2M

R=

N1+N2

2 x 45

R=

47 + 47

90

R=

94

R= 0,96

2M

R=

N1+N2

2 x 35

R=

42 + 42

70

R=

84

R= 0,83

2M

R=

N1+N2

2 x 53

R=

58 + 58

106

R=

116

R= 0,91

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Penilaian antar coder mengenai berita pada Harian Radar Banyumas

menunjukkan tingkat kesamaan sebagai berikut:

1.3 Berita di Harian Radar Banyumas

Solopos Suara Merdeka Radar Banyumas

2M

R=

N1+N2

2 x 4

R=

5 + 5

8

R=

10

R= 0,8

2M

R=

N1+N2

2 x 3

R=

3 + 3

6

R=

6

R= 1

2M

R=

N1+N2

2 x 4

R=

4 + 4

8

R=

8

R= 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Interiabilitas Rumus Holsty

1. Berita Harian Solopos (Pasangan Hp-Don)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Netral Netral S

3 Linkage Netral TS

4 Netral Netral S

5 Netral Netral S

6 Netral Netral S

7 Netral Netral S

8 Netral Netral S

9 Netral Netral S

10 Netral Netral S

11 Netral Netral S

12 Netral Netral S

13 Netral Netral S

14 Netral Netral S

15 Netral Netral S

16 Netral Netral TS

17 Juntaposition Netral S

18 Netral Netral S

19 Sensasionalisme Netral TS

20 Netral Netral S

21 Netral Netral S

Jumlah Total: 21

S:18

TS:3

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X18/21+21=36/42=0,86

2. Berita Harian Solopos (Pasangan Bibit-Sudijono)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Netral Netral S

3 Netral Netral S

4 Sensasionalisme Netral TS

5 Sensasionalisme Netral TS

6 Netral Netral S

7 Stereotype Netral TS

8 Netral Netral S

9 Netral Netral S

10 Stereotype Netral TS

11 Sensasionalisme Sensasionalisme S

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

12 Netral Netral S

13 Netral Netral S

14 Netral Netral S

15 Netral Netral S

16 Netral Netral S

17 Netral Netral S

18 Netral Netral S

19 Netral Netral S

20 Netral Netral S

Jumlah Total:20

S: 16

TS: 4

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X16/20+20=32/40=0,8

3. Berita Solopos (Pasangan Ganjar-Heru)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Netral Netral S

3 Netral Netral S

4 Juntaposition Netral TS

5 Netral Netral S

6 Netral Netral S

7 Netral Netral S

8 Netral Netral S

9 Stereotype Stereotype S

10 Netral Netral S

11 Netral Netral S

12 Netral Netral S

13 Netral Netral S

14 Netral Netral S

15 Netral Netral S

16 Sensasionalisme Stereotype TS

17 Linkage Netral TS

18 Netral Netral S

19 Netral Netral S

20 Netral Netral S

21 Netral Netral S

22 Netral Netral S

23 Netral Netral S

24 Netral Netral S

25 Netral Netral S

Jumlah Total: 25

S: 22

TS: 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Reliabilitas (2M/N1+N2)=2X22/25+25=44/50=0,88

4. Berita Suara Merdeka (Pasangan Hp-Don)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Netral Netral S

3 Netral Netral S

4 Netral Netral S

5 Netral Netral S

6 Netral Netral S

7 Netral Netral S

8 Netral Netral S

9 Netral Netral S

10 Netral Netral S

11 Netral Netral S

12 Netral Netral S

13 Netral Netral S

14 Netral Netral S

15 Netral Netral S

16 Netral Netral S

17 Netral Netral S

18 Netral Netral S

19 Netral Netral S

20 Netral Netral S

21 Sensasionalisme Netral S

22 Netral Netral S

23 Netral Netral S

24 Netral Netral S

25 Sensasionalisme Sensasionalisme S

26 Netral Netral S

27 Sensasionalisme Netral S

28 Netral Netral S

29 Netral Netral S

30 Netral Netral S

31 Netral Netral S

32 Netral Netral S

33 Netral Netral S

34 Netral Netral S

35 Netral Linkage TS

36 Netral Netral S

37 Netral Netral S

38 Netral Netral S

39 Netral Netral S

40 Sensasionalisme Netral TS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

41 Netral Netral S

42 Netral Netral S

43 Netral Netral S

44 Netral Netral S

45 Netral Netral S

46 Netral Netral S

47 Netral Netral S

Jumlah Total :47

S :45

TS :2

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X45/47+47=90/94=0,96

5. Berita Suara Merdeka (Pasangan Bibit-Sudijono)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Netral Netral S

3 Netral Netral S

4 Stereotype Netral TS

5 Netral Netral S

6 Netral Netral S

7 Netral Netral S

8 Netral Netral S

9 Netral Netral S

10 Juntaposition Netral TS

11 Netral Netral S

12 Netral Netral S

13 Netral Netral S

14 Netral Netral S

15 Netral Netral S

16 Netral Netral S

17 Netral Netral S

18 Juntaposition Netral TS

19 Netral Netral S

20 Netral Netral S

21 Netral Netral S

22 Netral Netral S

23 Sensasionalisme Netral TS

24 Netral Netral S

25 Netral Stereotype TS

26 Netral Netral S

27 Netral Netral S

28 Netral Netral S

29 Netral Stereotype TS

30 Netral Netral S

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

31 Netral Netral S

32 Netral Netral S

33 Netral Netral S

34 Sensasionalisme Sensasionalisme S

35 Netral Netral S

36 Netral Netral S

37 Netral Netral S

38 Netral Stereotype TS

39 Netral Netral S

40 Netral Netral S

41 Netral Netral S

42 Netral Netral S

Jumlah Total: 42

S: 35

TS: 7

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X35/42+42=70/84=0,83

6. Berita Harian Suara Merdeka (Pasangan Ganjar-Heru)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Netral Netral S

3 Linkage Netral TS

4 Netral Netral S

5 Netral Netral S

6 Netral Netral S

7 Netral Netral S

8 Netral Netral S

9 Netral Netral S

10 Sensasionalisme Netral TS

11 Netral Netral S

12 Netral Stereotype TS

13 Netral Netral S

14 Netral Netral S

15 Netral Netral S

16 Netral Netral S

17 Netral Netral S

18 Netral Netral S

19 Netral Netral S

20 Netral Netral S

21 Netral Netral S

22 Netral Netral S

23 Netral Netral S

24 Sensasionalisme Netral TS

25 Stereotype Netral TS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

26 Netral Netral S

27 Netral Netral S

28 Netral Netral S

29 Netral Netral S

30 Netral Netral S

31 Netral Netral S

32 Netral Netral S

33 Netral Netral S

34 Netral Netral S

35 Netral Netral S

36 Netral Netral S

37 Netral Netral S

38 Netral Netral S

39 Netral Netral S

40 Netral Netral S

41 Netral Netral S

42 Netral Netral S

43 Netral Netral S

44 Netral Netral S

45 Netral Netral S

46 Netral Netral S

47 Netral Netral S

48 Netral Netral S

49 Netral Netral S

50 Netral Netral S

51 Netral Netral S

52 Netral Netral S

53 Netral Netral S

54 Netral Netral S

55 Netral Netral S

56 Netral Netral S

57 Netral Netral S

58 Netral Netral S

Jumlah Total:58

S: 53

TS: 5

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X53/58+58=106/116=0,91

7. Berita Harian Radar Banyumas (Pasangan Hp-Don)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Linkage Netral TS

2 Netral Netral S

3 Netral Netral S

4 Netral Netral S

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

5 Netral Netral S

Jumlah Total :5

S :4

TS :1

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X4/5+5=8/10=0,8

8. Berita Harian Radar Banyumas (Pasangan Bibit-Sudijono)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Netral Netral S

2 Sensasionalisme Sensasionalisme S

3 Netral Netral S

Jumlah Total: 3

S: 3

TS : 0

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X3/3+3=6/6=1

9. Berita Harian Radar Banyumas (Ganjar-Heru)

Berita Coder 1 Coder 2 Setuju/tidaksetuju

1 Stereotype Netral TS

2 Linkage Netral TS

3 Netral Netral S

4 Stereotype Netral TS

5 Stereotype Netral TS

6 Netral Netral S

7 Netral Netral S

8 Netral Netral S

Jumlah Total: 8

S: 4

TS: 4

Reliabilitas (2M/N1+N2) =2X4/4+4=8/8=1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user