model pembelajaran problem based learning dalam mata pelajaran ips
TRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang masalah
Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang
berlangsung terus menerus dan berkesinambungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah secara umum, maupun
tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah.
UU No 20 th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan
menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan memperhatikan tujuan pendidikan tersebut
diatas, maka pembelajaran harus mampu mendorong siswa
agar memiliki karakter yang baik, cerdas, berakhlak
mulya dan berpengetahuan luas. Hal ini tentu bukan hal
yang dapat diperoleh secara instant melainkan memerlukan
waktu yang panjang dan pembelajaran dirancang secara
terencana dan menggunakan model belajar serta model-
model yang tepat.
Problem Based Learning Page 1
Pada kenyataan dilapangan, kegiatan pembelajaran
masih ditemukan proses belajar mengajar yang
menggunakan model konvensional, dimana guru menerangkan
lalu murid menulis. Aktivitas itu berlanjut hingga
selesai jam pelajaran. Hal ini tentu saja tidak
mencukupi kebutuhan pendidikan karena yang terjadi
adalah transfer ilmu pengetahuan yang bersifat satu
arah, guru sentries. Pendidikan modern, menginginkan
suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif dan mendorong siswa untuk mencari, memperoleh
ilmunya sendiri. Maka guru bukan lagi sebagai satu-
satunya sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
Pola pembelajaran yang bersifat hapalan seakan
menjadi sebuah tradisi dibanyak sekolah. Guru memberikan
banyak konsep ilmu pengetahuan untuk dihapalkan dan
diketahui para peserta didik tetapi lupa mendorong
peserta didik itu untuk mengaplikasikan konsep-konsep
yang dahapalkannya dalam kehidupan nyata. Akibanya
pembelajaran menjadi tidak efektif karena saat peserta
didik berhadapan langsung dengan kehidupan mereka,
mereka tidak dapat melakukan apa-apa.
Tuntutan dalam pembelajaran modern yang tanggap
terhadap perubahan jaman, pola tradisional sudah
seharusnya ditinggalkan. Peserta didik tidak hanya
diminta untuk menguasai konsep melainkan dengan
bimbingan guru, mereka dapat menggunakan konsep-konsep
ilmu pengetahuannya secara nyata. Banyak peristiwa atau
permasalahan yang ada disekeliling kehidupan siswa dapat
Problem Based Learning Page 2
diamati untuk dijadikan sumber belajar dan sebagai
sarana memanfaatkan konsep pengetahuan yang dimilikinya
untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka.
Melihat kebutuhan dan tuntutan pendidikan yang
semakin meningkat, maka para guru diharuskan untuk
terus-menerus mengembangkan wawasan, menambah
keterampilan dan keilmuan serta memahami seni dari
mengajar itu sendiri. Guru harus melakukan terobosan dan
inovasi-inovasi dalam model dan teknik mengajar. Hal ini
penting , karena teknik dan model mengajar yang tepat
dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai
materi pelajaran.
Kami, berpendapat bahwa materi pelajaran tidak
melulu hanya dikembangkan sesuai dengan apa yang ada
dibuku sehingga bersifat kaku. Materi pelajaran dapat
mengambhil tema dari lingkungan dan peristiwa
disekitarnya . Dalam mengupayakan pembelajaran efektif,
maka pembelajaran di kelas ada kesinambungan dan sangkut
paut dengan keadaan dan situasi dimana peserta didik
tinggal.
Peserta didik dapat dilibatkan dalam suatu proses
pembelajaran yang dimulai dengan mengamati permasalahan
yang timbul disekelilingnya kemudian mencari tahu
bagaimana cara memecahkan persoalan tersebut. Oleh
karena itu Pembelajaran dengan menggunakan model Problem
Based Learning dianggap sebagai model yang tepat untuk
digunakan sebagai model, karena menggiring siswa untuk
lebih kritis dan realistis.
Problem Based Learning Page 3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pembahasan
akan dirumuskan sebagai berikut :
a. Apaka pengertian model Problem Based Learning?
b. Bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran
dengan menggunkakan model Problem Based Learning?
c. Bagaimana pengelolaan kelas dalam pengajaran
Problem Based learning ?
d. Bagaimana evaluasi dalam model Problem Based
learning?
e. Bagaimana model Problem Based learning dalam
Praktek Pembelajaran
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
:
a. Mengetahui pengertian Problem Based learning
b. Memahami langkah-langkah /prosedur pelaksanaan
model Problem Based learning dalam proses belajar
mengajar
c. Mengetahui pengelolaan kelas yang baik dalam
proses pembelajran dengan model Problem Based Learning
d. Mengetahui model evaluasi yang tepat dalam model
Problem Based learning
e. Mengetahui bagaimana model Problem Based Learning
dalam Praktek pengajaran.
1.4. Sistematika Pembahasan
Problem Based Learning Page 4
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Sistematika Pembahasan
1.5. Bab II Pembahasan
2.1. Pengertian model Problem Based Learning
2.2. Langka-langah Pembelajaran
2.3. Pengelolaan Kelas
2.4. Model Evaluasi
2.5. Model Problem Based Learning dalam Praktek
Pembelajaran
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar Pustaka
.
Problem Based Learning Page 5
Bab II
Pembahasan
2.1. Pengertian Model Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah model belajar berbasis
masalah. Pembelajaran dimulai dengan adanya masalah yang
dipilih oleh siswa atau guru. Kemudian peserta didik
mendalami permasalahan tersebut dengan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya. Oleh karena itu pemilihan masalah yang
Problem Based Learning Page 6
akan dibahas harus permasalahan yang actual, menarik dan
bersinggungan dengan kehidupan nyata peserta didik.
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian Problem Based
learning diantaranya adalah :
a. Sudirman dkk (1991:146), menyatakan bahwa Problem
Solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan
untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari
pemecahan atau jawaban oleh siswa
b. Abdul Majid (2008:142), Model pemecahan masalah
adalah cara memberikan pengertian dengan menstimulasi
anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir
tentang sesuatu masalah untuk selanjutnya menganalisa
masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan
masalah
c. Menurut Muhammad Oemar (1980), Problem Solving adalah
jenis cara belajar Discovery dalam hal ini siswa, baik
secara individu maupun kelompok berusaha memecahkan
masalah/problem yang nyata. Menurutnya masalah pada
problem solving berbeda dengan inquiry/discovery walau
keduanya berdasarkan pada penemuan. Masalah pada
problem solving bersifat terbuka , yang artinya
permasalahan belum memiliki jawaban yang pasti
sehingga setiap siswa atau guru dapat mengembangkan
kemungkinan jawaban. Dengan demikian Problem Based
Learning memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data
secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Problem Based Learning Page 7
Sebagai model belajar, model ini sangat baik untuk
diterapkan karena menggiring siswa pada pola pikir,
bagaimana memecahkan suatu problem atau masalah dengan
disertai pola pikir yang ilmiah. Karakteristik Problem
Based Learning adalah sebagai berikut :
a. Belajar dimulai dengan mengangkat suatu masalah
b. Memastikan bahwa masalah yang diangkat adalah
masalah yang berhubungan dengan dunia peserta didik
Kelebihan Problem Based Learning dibanding model
pembelajaran lainnya adalah :
a. Mendorong adanya kerjasama dalam menyelesaikan
tugas
b. Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan dan
dialog dengan orang lain
c. Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan
d. Membantu peserta didik untuk belajar mandiri
e. Pembelajaran menjadi lebih realistic dengan
kehidupan nyata
Kekurangan atau kelemahan dari model Problem Based
Learning diantaranya adalah :
a.Kondisi sekolah yang tidak kondusif
b.Persiapan pembelajaran yang lebih kompleks
c.Memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dapat
melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam program
pengajaran
d.Model Problem Based Learning tidak mencakup semua
informasi atau pengetahuan dasar.
Problem Based Learning Page 8
Namun meski Problem Based Learning tidak mencakup semua
informasi atau pengetahuan dasar, dan pemahaman akan
mater pelajaran IPS tentang fakta, konsep, teori,
pendapat dan sebagainya tetap penting untuk dipelajari,
agar hal tersebut tidak sebatas sebagai materi keilmuan
semata , perolehan pemahaman yang mendalam dapat
diperoleh bila dihubungkan dengan berbagai peristiwa dan
permasalahn yang ada dan terjadi dilingkungan kehidupan
nyata peserta didik.
Prof. Dr. S. Hamid Hasan, M.A. menegemukakan dalam
Revitalisasi Pendidikan IPS dalam buku Inovasi Pembelajaran
IPS(2010 : 17-18), bahwa konten substantive berkenaan
dengan aspek materi pelajaran tradisional yang berupa
fakta, konsep, teori, pendapat dsb. Tetap penting namun
tidak hanya dikembangkan dari materi disiplin ilmu
semata melainkan juga dari berbagai permasalahan yang
ada dalam masyarakat disekitarnya, nasional, regional,
dan dunia. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat ; perbuatan merusak, tingkat toleransi yang
rendah, tingkat taat hokum yang rendah, harga diri,
kemiskinan, mental menerabas dsb. Dapat dikemas dan
dijadikan materi substantive.
Peristiwa kebakaran hutan, kemiskinan, dan ledakan
penduduk adalah contoh peristiwa lain yang dapat
diangkat dalam pembelajaran IPS. Para peserta didik
diajak untuk mengamati sebab-sebab yang terjadi dan
mencari solusi pemecahan masalah secara ilmiah dengan
teori dan konsep-konsep pengetahuan yang dimilikinya.
Problem Based Learning Page 9
2.2. Tujuan Pengajaran Problem Based Learning dalam
Pengajaran IPS
Menurut Trianto (2010:94) tujuan pengajaran
berbasis masalah adalah :
a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
dan keterampilan pemecahan masalah.
b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
c. Menjadi pembelajar yang mandiri
d. Sedangankan tujuan dari pembelajaran IPS itu
sendiri adalah
2.3. Langka-langkah Pembelajaran
Langkah pertama adalah kita harus menentukan masalah
apa yang akan dicari pemecahannyan. Dengan memperhatikan
syarat masalah yang baik diantaranya adalah :
a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun
isi pengertian yang berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki
dua pengertian yang dapat ditafsirkan berbeda-beda.
b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan
yang akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks.
c. Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus
bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya
pengalaman murid.
d. Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi murid. Masalah yang
dipecahkan tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus
sesuai dengan kapasitas pola pikir murid.
Problem Based Learning Page 10
e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Atau, problema itu diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari
lingkungan sekitar dimana murid itu berada
Langkah – langkah Penyelesaian masalah menurut
J.Dewey (Gulo.W. 2002:115) dapat dilakukan melalui
enam tahap yaitu :
Tahap – Tahap Kemampuan yang
diperlukan1. Merumuskan
masalah
Mengetahui dan
merumuskan masalah
secara jelas2. Menelaah
masalah
Menggunakan
pengetahuan untuk
memperinci
menganalisa masalah
dari berbagai sudut3. Merumuskan
hipotesis
Berimajinasi dan
menghayati ruang
lingkup, sebab –
akibat dan
alternative
penyelesaian4. Mengumpulkan
dan
mengelompokkan
data sebagai
Kecakapan mencari
dan menyusun data
menyajikan data
dalam bentuk
Problem Based Learning Page 11
bahan
pembuktian
hipotesis
diagram,gambar dan
tabel
5. Pembuktian
hipotesis
Kecakapan menelaah
dan membahas data,
kecakapan menghubung
– hubungkan dan
menghitung
Ketrampilan
mengambil keputusan
dan kesimpulan6. Menentukan
pilihan
penyelesaian
Kecakapan membuat
altenatif
penyelesaian
kecakapan dengan
memperhitungkan
akibat yang terjadi
pada setiap pilih
Menurut Made Pidarta (1990: 57-58), langkah-langkah
dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
a. Mengemukakan masalah yang berkaitan dengan materi
yang dibahas.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.
c. Salah seorang siswa ditunjuk untuk memecahkan
masalah.
d. Bila belum dapat menjawab dialihkan ke yang lain.
e. Jika siswa kesulitan memecahkan masalah guru
Problem Based Learning Page 12
membantu membentuk alternatif-alternatif jawaban
atas masalah lain sebagai contoh.atau membantu siswa
berfikir dengan alat peraga.
f. Jika jawaban siswa kurang tepat, menyuruh siswa
memperbaikinya dengan diberikan pertanyaan pancingan
Ada beberapa hal yang harus dikuasai guru dalam
menerapkan model Problem Based Learning dalam kegiatan
belajar mengajar, diantaranya :
Guru harus gemar mengikuti perkembangan /peristiwa-
peristiwa yang bersifat aktual.
Guru harus menguasi bahan yang akan diberikan kepada
siswa dan memilih materi mana yang tepat untuk
diajarjkan dengan menggunakan model problem solving.
Dengan demikian ada kesesuaian antara bahan ajar dan
model yang akan digunakan.
Guru memiliki kemampuan dalam hal mengelola kelas
sehingga tercipta proses belajar yang menyenangkan dan
tidak menegangkan.
Guru mampu menggiring siswa untuk dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan nyatanya setelah mereka
mengikuti proses belajar dengan model problem solving.
Guru memanfaatkan penggunaan model problem solving
sebagai bimbingan bagi siswa dalam persoalan
kehidupannya.
2.4. Pengelolaan Kelas dalam Model Problem Based Learning
Problem Based Learning Page 13
Dalam penataan ruangan kelas disesuaikan dengan
kondisi dan situasi kelas. Beberapa factor yang harus
diperhatikan adalah :
ukuran ruang kelas
jumah siswa
tingkat kedewasaan siswa
pengalan guru dan siswa dalam melaksanakan model
pembelajaran
2.5. Model Evaluasi
Tugas guru pada akhir pengajaran berdasarkan
pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan
keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Evaluasi
tidak cukup hanya dengan tes tertulis saja tetapi
berdasarkan penilaian atas pekerjaan yang dihasilkan
siswa yang berupa hasil penyelidikan (format terlampir)
2.6. Model Problem Based Learning dalam Praktek
Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Kebonpedes
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan
Aktivitas Penduduk IndonesiaProblem Based Learning Page 14
Pertemuan Ke : 1 dan 2
Alokasi waktu : 4 x 40 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah
menciptakan manusia dan lingkungannya
Problem Based Learning Page 15
2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,
peduli, aman, dan percaya diri sebagaima na
ditunjukan oleh tokoh tokoh pada masa Hindu Buddha
dan Islam dalam kehidupan sekarang
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar
ruang dan waktu dalam lingkup regional serta
perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia
(ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan politik)
4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-
bentuk dinamika interaksi manusia dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di
lingkungan masyarakat sekitar
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan pengertian konektivitas antar-ruang
dan waktu
2. Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari
aspek keruangan
3. Menjelaskan pengaruh keadaan alam
Indonesia terhadap aktivitas penduduk
Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau dan masa
kini).
4. Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk
Indonesia berdasarkan
potensi alam.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui aktivitas pembelajaran siswa dapat :
Problem Based Learning Page 16
1. Menjelaskan pengertian konektivitas antar ruang dan
waktu
2. Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari
aspek keruangan
3. Menjelaskan pengaruh keadaan alam
Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam
ruang dan waktu (Masa lampau dan masa kini).
4. Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk
Indonesia berdasarkan
potensi alam .
E. MATERI POKOK
1. Konektivitas antar ruang dan waktu
2. Keadaan alam Indonesia dari aspek keruangan
3. Pengaruh Keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas
penduduk Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau
dan masa kini)
4. Pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia
Rangkuman materi pelajaran :
Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara
keseluruhan maupun hanya sebagian (Sumaatmadja, 1981).
Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan
permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah
yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup
perairan yang ada di permukaan bumi (laut, sungai, dan
danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah) sampai
kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah
Problem Based Learning Page 17
dan batuan sampai pada lapisan tertentu yang menjadi
sumber daya bagi kehidupan. Berbagai organisme atau
makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan
demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan
unsur-unsur lainnya yang memengaruhi kehidupan di
permukaan bumi.
Setiap ruang dipermukaan bumi memiliki karateristik
atau ciri khas tertentu. Karateristik inilah yang
kemudian menciptakan keterkaitan antar ruang dipermukaan
bumi.Contoh dari keterkaitan antar ruang tersebut
misalnya :
1. Peristiwa banjir di Jakarta terjadi karena
kerusakan hutan di daerah Bogor. Air hujan yang
jatuh di daerah Bogor sebagian besar masuk ke
sungai. Hanya sebagian kecil air hujan yang
terserap oleh tanah di Bogor. Akibatnya, Jakarta
terkena banjir yang airnya sebagian berasal dari
wilayah Bogor.
2. Penduduk kota menghasilkan berbagai produk
industri, seperti pakaian, kendaraan, barang-barang
elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak
menghasilkan produk-produk tersebut sehingga mereka
pergi ke kota untuk memperoleh barang-barang
tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak
menghasilkan bahan pangan sehingga mereka
memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya, ada
aliran barang dari kota ke desa dan aliran bahan
makanan dari desa ke kota.
Problem Based Learning Page 18
3. Lapangan pekerjaan banyak tersedia di kota,
sedangkan di desa hanya terbatas pada sektor
pertanian. Akibatnya, banyak penduduk desa yang
bepergian ke kota untuk bekerja atau mencari
pekerjaan.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan adanya
keterkaitan peristiwa dan gejala antar-ruang. Suatu
gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri
sendiri, tetapi akan terkait dengan gejala atau
peristiwa pada ruang lainnya. Selain terikat oleh
ruang, suatu gejala atau peristiwa juga terikat oleh
waktu. Dalam sejarah, konsep waktu sangat penting untuk
mengetahui peristiwa masa lalu dan perkembangannya
hingga saat ini. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai
arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah
kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan
datang.
Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu
dikaitkan dengan ruang dan waktu. misalnya :
1. George dilahirkan di Manado pada tanggal 25 Juni
2002.
2. Pemilukada di Sumatra Selatan diselenggarakan 6
Juni 2013.
jika diperhatikan 2 contoh diatas terdiri dari
unsur yaitu tempat (ruang) dan tanggal (waktu). Demikian
Problem Based Learning Page 19
kita memahami tempat (ruang) dan waktu tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Konsep Interaksi Sosial dan Kelangkaan
Dalam kehidupannya manusia dituntut untuk bisa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, karena
secara kodratnya manusia dilahirkan sebagai mahluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dari sinilah
kemudian manusia menjalin hubungan dengan manusia
lainnya dalam suatu konteks interaksi sosial. Interaksi
sosial ini akan terjalin antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok
dengan kelompok.
Interaksi sosial ini juga dapat membawa dampak yang
positif (misalnya kerja sama) ataupun dampak yang
negative (misalnya persaingan dan pertentangan). Lebih
dari sekedar Interaksi sosial, manusia juga membutuhkan
orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
konteks pemenuhan kebutuhan, manusia disebut sebagai
mahluk ekonomi (homo economicus) yang selalu membutuhkan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan barang yang
dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhannya itu (sumber
daya yang ada) jumlahnya terbatas sehingga ada kebutuhan
yang pastinya tidak terpenuhi. Kondisi dimana terdapat
kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh karena alat pemuas
kebutuhan yang terbatas jumlahnya disebut kelangkaan.
Problem Based Learning Page 20
Oleh karena itu manusia harus bijak dalam membuat skala
prioritas untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu
manusia harus lebih bijaksana dalam memanfaatkan sumber
daya alam yang ada dengan memanfatkannya secara efektif
dan efisien atau dengan menerapkan prinsip ekonomi.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasiwaktu
Pertemuan ke 1Pendahuluan
Persiapan Kelas membukapelajaran dengan mengucapkansalam dan berdoa bersama
Memotivasi siswa dengan bertanyatentang keadaan alam sekitartempat tinggal siswa.
Guru menginformasikan tujuanyang ingin dicapai
10menit
Inti Siswa diminta membentuk kelompokyang anggotanya = 4 orang secaraheterogen (campuran menurutprestasi, jenis kelamin, suku,dll)
Guru menjelaskan materipelajaran secara ringkas
Guru memberi tugas kepadamasing-masing kelompok untukmencari dan memilih sebuah
60menit
Problem Based Learning Page 21
permasalahan yang terjadidisekitarnya ; pengangguran,banjir, kebakaran hutan,penguasaan kekayaan alamIndonesia oleh negara lain ataupermasalahan lain yangberhubungan dengan :
Ø Koknektivitas antar ruang danwaktu
Ø Keadaan alam dari aspekkeruangan
Setiap kelompok diberikan waktuuntuk berdiskusi mencari solusibagi permasalahan yangdipilihnya.
Guru memberi kesempatan kepadaperwakilan dari setiap kelompokuntuk mempresentasikan hasildiskusinya didepan kelas, berupapemecahan masalah daripermasalahan yang dipilihnya.
Memberikan kesempatan tanyajawab ; kelompok lain bertanyakepada kelompok penyaji
Guru memberikan penguatan untukpemecahan masalah yang baik danmemberikan pencerahan kepadakelompok yang pemecahanmasalahnya masih dianggap kurangtepat..
Penutup Guru dan siswa menyimpulkansecara bersama pokok bahasanyang telah dibahas
Menugaskan peserta didikmelakukan pengamatan tentangpengaruh kondisi alam terhadapmata pencaharian pendudukdisekitarnya.
Menutup pelajaran dengan berdoa
10menit
Problem Based Learning Page 22
sesuai dengan agama dankeyakinan masing-masing.
Pertemuan ke 2Pendahuluan
Persiapan psikis dnfisik membuka pelajaran denganmengucapkan salam danberdoa bersama
Tanya jawab tentang secarasingkat tentang pelajaran padapertemuan ke 1
Guru menginformasikan tujuanyang ingin dicapai
10menit
Inti Guru menyajikan materi pelajaransecara ringkas
Guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk mempresentasikanhasil pengamatan tentang pengaruhkondisi alam terhadap matapencaharian penduduk setempat.Sesuai dengan materi bahasan ::
Ø pengaruh keadaan alamIndonesia terhadap aktivitaspenduduk Indonesia dalam ruangdan waktu (masa lampau dan masakini).
Ø Pola aktivitas ekonomipenduduk Indonesia
Guru memberikan kesempatanbertanya jawab ; kelompok yanglain bertanya kepada kelompokpenyaji
Guru memberi penguatan danmemberikan kesempatan kepadasiswa untuk bertanya tentang halyang diangap mereka belum jelas.
60menit
Penutup Guru mengadakan post test secaralisan
Guru bersama siswa menyimpulkanmateri pelajaran secara bersama-
10menit
Problem Based Learning Page 23
sama Menutup pelajaran dengan berdoasesuai dengan agama dan keyakinanmasing-masing
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku : IPS Pegangan siswa Kelas VII,
Buku yang relevan dan artikel
2. Alat Peraga : Peta, Atlas, Gambar
I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Tes tertulis
2. Unjuk kerja
3. Proyek
4. Portofolio
Problem Based Learning Page 24
Bab III
Penutup
3.1. kesimpulan
Model Belajar adalah sebagai suatu cara yang
dilakukan guru dalam proses belajar mengajar dengan
maksud untuk mempermudah pengajaran dan menjadi cara
untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional
dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah
ditentukan.
IPS sebagai ilmu pengetahuan yang terintegrasi
dari beberapa ilmu pengetahuan. Para guru harus dapat
mengorganisir pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk
diajarakan sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didi.
Cara belajar tradisional , dimana guru
menerangkan dan murid mencatat harus segera
ditinggalkan. Guru tidak boleh hanya berusaha
membekali para pembelajar dengan konsep-konsep yang
berupa ilmu pengetahuan semata, melainkan mereka
harus berusaha membimbing para pembelajar untuk dapat
memecahkan masalah-masalah dirinya dan masala-masalahProblem Based Learning Page 25
social dengan baik. Oleh karena itu pemilihan model
Problema Based Learning dianggap tepat untuk pembelajaran
IPS.
Melalui model Problem Based Learning, diharapakan
proses pembelajaran lebih efektif karena mampu
melibatkan siswa secara totalitas. Model belajar ini
menggiring siswa untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya , mereka akan bekerja dan mengalami,
menemukan dan mendiskusikan masalah dan pengetahuan
bersama teman-temannya serta mencari solusi pemecahan
masalah dengan baik. Dengan demikian proses belajar
mengajar, tidak lagi bersifat guru sentries dan
transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik
saja melainkan peserta didik didorong untuk menemukan
pengetahuannya sendiri dibawah bimbingan para guru.
Pemilihan masalah yang akan dibahas didalam
kelas , memerlukan keterampilan dari para guru.
Masalah yang diangkat untuk dibahas didalam kelas
haruslah berupa masalah yang memang berhubungan
dengan siswa dan lingkungannya , benar-benar
kontekstual dan actual.
Hasil akhir atau out comes dari Problema Based
Learning adalah siswa pada akhirnya akan tergiring
untuk mengaplikasikan ilmunya dan menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan
dalam memecahkan masalah selain memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi
Problem Based Learning Page 26
pelajaran.
Pemikiran dengan mene’laah kasus-
kasus/permasalahan penting yang aktual dan benar-
benar terjadi dalam kehidupan nyata, lalu mencari
alternatif pemecahan masalah untuk kasus atau
permasalahan tersebut akan dapat meyakinkan siswa
bahwa perolehan ilmu pengetahuan di sekolah
bermanfaat bagi dirinya dimasa sekarang dan yang akan
datang.
Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang
berisi pengetahuan-pengetahuan dan keterampil hidup
yang dapat diaplikasikna dalam kehidupan nyata para
peserta didik.
3.2 saran.
Penulis menyarakan dalam pembelajaran dengan Model
Problem Based Learning, diantaranya adalah :
para guru hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup
tentang permasalahan yang akan diangkat dalam
pembelajaran.
Guru memilih sebuah kasus atau peristiwa dengan jeli.
Dalam artian kasus atau problem yang diangkat adalah
problem yang berhubungan dengan materi pelajaran dan
memang diperlukan untuk dibahas karena sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
Problem Based Learning Page 27
Memberikan kesempata kepada peserta didik untuk
menentukan kasus /masalah apa yang menarik bagi
dirinya untuk dicarikan solusi secara bersama.
Menciptakan ruang kelas yang demokratis. Proses
belajar mengajar berjalan dengan adanya penghargaan
antara guru dengan siswa, siswa dengan siwa lainnya.
Selama proses pemecahan masalah , guru memberikan
kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat
dan alasannya untuk kemudian bila cara pemecahan
masalah tersebut dianggap tidak tepat, maka guru
melakukan pembimbingan. Namun bila pemecahan masalah
yang dilakukan siswa adalah tepat dan benar , maka
guru memberikan reward dan penguatan.
Pembelajaran IPS agar menarik maka performance guru
juga sangat berpengaruh. Guru yang ramah lebih
disukai daripada guru yang angkuh.
Hasil pembelajaran IPS harus efektif dan benar-benar
dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Problem Based Learning Page 28
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku IPS kls 7 untuk SMP
2. Gulo.W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Grasindo.
3. Majid, Abdul (2008). Perencanaan Pembelajaran.
Bandung :PT. Remaja Rosda Karya.
4. Pidarta, Made (1990). Cara Belajar Mengajar di Universitas
Negara Maju. Jakarta : Bumi Aksara.
5. Oemar, Muhammad (1980). Enquiry Discovery Problem Solving
Dalam Pengajaran IPS. Jakarta : Depdiknas.Jakarta
Problem Based Learning Page 29
6. Somantri,Numan (2010). Inovasi Pembelajaran IPS :
Bandung : Rizqi Press
7. Sudirman dkk ( 1991). Ilmu Pendidikan. Bandung :PT.
Remaja Rosda Karya
8. Tianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovetive-
Progresive. Jakarta : Kharisma Putra Utama
9. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Problem Based Learning Page 30