model pembelajaran problem based learning dalam mata pelajaran ips

30
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang masalah Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara umum, maupun tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah. UU No 20 th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan memperhatikan tujuan pendidikan tersebut diatas, maka pembelajaran harus mampu mendorong siswa agar memiliki karakter yang baik, cerdas, berakhlak mulya dan berpengetahuan luas. Hal ini tentu bukan hal yang dapat diperoleh secara instant melainkan memerlukan waktu yang panjang dan pembelajaran dirancang secara terencana dan menggunakan model belajar serta model- model yang tepat. Problem Based Learning Page 1

Upload: stkippasundan

Post on 06-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang masalah

Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang

berlangsung terus menerus dan berkesinambungan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah secara umum, maupun

tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah.

UU No 20 th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dan

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan

menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan memperhatikan tujuan pendidikan tersebut

diatas, maka pembelajaran harus mampu mendorong siswa

agar memiliki karakter yang baik, cerdas, berakhlak

mulya dan berpengetahuan luas. Hal ini tentu bukan hal

yang dapat diperoleh secara instant melainkan memerlukan

waktu yang panjang dan pembelajaran dirancang secara

terencana dan menggunakan model belajar serta model-

model yang tepat.

Problem Based Learning Page 1

Pada kenyataan dilapangan, kegiatan pembelajaran

masih ditemukan proses belajar mengajar yang

menggunakan model konvensional, dimana guru menerangkan

lalu murid menulis. Aktivitas itu berlanjut hingga

selesai jam pelajaran. Hal ini tentu saja tidak

mencukupi kebutuhan pendidikan karena yang terjadi

adalah transfer ilmu pengetahuan yang bersifat satu

arah, guru sentries. Pendidikan modern, menginginkan

suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif dan mendorong siswa untuk mencari, memperoleh

ilmunya sendiri. Maka guru bukan lagi sebagai satu-

satunya sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik.

Pola pembelajaran yang bersifat hapalan seakan

menjadi sebuah tradisi dibanyak sekolah. Guru memberikan

banyak konsep ilmu pengetahuan untuk dihapalkan dan

diketahui para peserta didik tetapi lupa mendorong

peserta didik itu untuk mengaplikasikan konsep-konsep

yang dahapalkannya dalam kehidupan nyata. Akibanya

pembelajaran menjadi tidak efektif karena saat peserta

didik berhadapan langsung dengan kehidupan mereka,

mereka tidak dapat melakukan apa-apa.

Tuntutan dalam pembelajaran modern yang tanggap

terhadap perubahan jaman, pola tradisional sudah

seharusnya ditinggalkan. Peserta didik tidak hanya

diminta untuk menguasai konsep melainkan dengan

bimbingan guru, mereka dapat menggunakan konsep-konsep

ilmu pengetahuannya secara nyata. Banyak peristiwa atau

permasalahan yang ada disekeliling kehidupan siswa dapat

Problem Based Learning Page 2

diamati untuk dijadikan sumber belajar dan sebagai

sarana memanfaatkan konsep pengetahuan yang dimilikinya

untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka.

Melihat kebutuhan dan tuntutan pendidikan yang

semakin meningkat, maka para guru diharuskan untuk

terus-menerus mengembangkan wawasan, menambah

keterampilan dan keilmuan serta memahami seni dari

mengajar itu sendiri. Guru harus melakukan terobosan dan

inovasi-inovasi dalam model dan teknik mengajar. Hal ini

penting , karena teknik dan model mengajar yang tepat

dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai

materi pelajaran.

Kami, berpendapat bahwa materi pelajaran tidak

melulu hanya dikembangkan sesuai dengan apa yang ada

dibuku sehingga bersifat kaku. Materi pelajaran dapat

mengambhil tema dari lingkungan dan peristiwa

disekitarnya . Dalam mengupayakan pembelajaran efektif,

maka pembelajaran di kelas ada kesinambungan dan sangkut

paut dengan keadaan dan situasi dimana peserta didik

tinggal.

Peserta didik dapat dilibatkan dalam suatu proses

pembelajaran yang dimulai dengan mengamati permasalahan

yang timbul disekelilingnya kemudian mencari tahu

bagaimana cara memecahkan persoalan tersebut. Oleh

karena itu Pembelajaran dengan menggunakan model Problem

Based Learning dianggap sebagai model yang tepat untuk

digunakan sebagai model, karena menggiring siswa untuk

lebih kritis dan realistis.

Problem Based Learning Page 3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pembahasan

akan dirumuskan sebagai berikut :

a. Apaka pengertian model Problem Based Learning?

b. Bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran

dengan menggunkakan model Problem Based Learning?

c. Bagaimana pengelolaan kelas dalam pengajaran

Problem Based learning ?

d. Bagaimana evaluasi dalam model Problem Based

learning?

e. Bagaimana model Problem Based learning dalam

Praktek Pembelajaran

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

:

a. Mengetahui pengertian Problem Based learning

b. Memahami langkah-langkah /prosedur pelaksanaan

model Problem Based learning dalam proses belajar

mengajar

c. Mengetahui pengelolaan kelas yang baik dalam

proses pembelajran dengan model Problem Based Learning

d. Mengetahui model evaluasi yang tepat dalam model

Problem Based learning

e. Mengetahui bagaimana model Problem Based Learning

dalam Praktek pengajaran.

1.4. Sistematika Pembahasan

Problem Based Learning Page 4

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan

1.4. Sistematika Pembahasan

1.5. Bab II Pembahasan

2.1. Pengertian model Problem Based Learning

2.2. Langka-langah Pembelajaran

2.3. Pengelolaan Kelas

2.4. Model Evaluasi

2.5. Model Problem Based Learning dalam Praktek

Pembelajaran

Bab III Penutup

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Daftar Pustaka

.

Problem Based Learning Page 5

Bab II

Pembahasan

2.1. Pengertian Model Problem Based Learning

Problem Based Learning adalah model belajar berbasis

masalah. Pembelajaran dimulai dengan adanya masalah yang

dipilih oleh siswa atau guru. Kemudian peserta didik

mendalami permasalahan tersebut dengan ilmu pengetahuan

yang dimilikinya. Oleh karena itu pemilihan masalah yang

Problem Based Learning Page 6

akan dibahas harus permasalahan yang actual, menarik dan

bersinggungan dengan kehidupan nyata peserta didik.

Beberapa ahli mendefinisikan pengertian Problem Based

learning diantaranya adalah :

a. Sudirman dkk (1991:146), menyatakan bahwa Problem

Solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan

untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari

pemecahan atau jawaban oleh siswa

b. Abdul Majid (2008:142), Model pemecahan masalah

adalah cara memberikan pengertian dengan menstimulasi

anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir

tentang sesuatu masalah untuk selanjutnya menganalisa

masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan

masalah

c. Menurut Muhammad Oemar (1980), Problem Solving adalah

jenis cara belajar Discovery dalam hal ini siswa, baik

secara individu maupun kelompok berusaha memecahkan

masalah/problem yang nyata. Menurutnya masalah pada

problem solving berbeda dengan inquiry/discovery walau

keduanya berdasarkan pada penemuan. Masalah pada

problem solving bersifat terbuka , yang artinya

permasalahan belum memiliki jawaban yang pasti

sehingga setiap siswa atau guru dapat mengembangkan

kemungkinan jawaban. Dengan demikian Problem Based

Learning memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data

secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Problem Based Learning Page 7

Sebagai model belajar, model ini sangat baik untuk

diterapkan karena menggiring siswa pada pola pikir,

bagaimana memecahkan suatu problem atau masalah dengan

disertai pola pikir yang ilmiah. Karakteristik Problem

Based Learning adalah sebagai berikut :

a. Belajar dimulai dengan mengangkat suatu masalah

b. Memastikan bahwa masalah yang diangkat adalah

masalah yang berhubungan dengan dunia peserta didik

Kelebihan Problem Based Learning dibanding model

pembelajaran lainnya adalah :

a. Mendorong adanya kerjasama dalam menyelesaikan

tugas

b. Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan dan

dialog dengan orang lain

c. Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan

d. Membantu peserta didik untuk belajar mandiri

e. Pembelajaran menjadi lebih realistic dengan

kehidupan nyata

Kekurangan atau kelemahan dari model Problem Based

Learning diantaranya adalah :

a.Kondisi sekolah yang tidak kondusif

b.Persiapan pembelajaran yang lebih kompleks

c.Memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dapat

melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam program

pengajaran

d.Model Problem Based Learning tidak mencakup semua

informasi atau pengetahuan dasar.

Problem Based Learning Page 8

Namun meski Problem Based Learning tidak mencakup semua

informasi atau pengetahuan dasar, dan pemahaman akan

mater pelajaran IPS tentang fakta, konsep, teori,

pendapat dan sebagainya tetap penting untuk dipelajari,

agar hal tersebut tidak sebatas sebagai materi keilmuan

semata , perolehan pemahaman yang mendalam dapat

diperoleh bila dihubungkan dengan berbagai peristiwa dan

permasalahn yang ada dan terjadi dilingkungan kehidupan

nyata peserta didik.

Prof. Dr. S. Hamid Hasan, M.A. menegemukakan dalam

Revitalisasi Pendidikan IPS dalam buku Inovasi Pembelajaran

IPS(2010 : 17-18), bahwa konten substantive berkenaan

dengan aspek materi pelajaran tradisional yang berupa

fakta, konsep, teori, pendapat dsb. Tetap penting namun

tidak hanya dikembangkan dari materi disiplin ilmu

semata melainkan juga dari berbagai permasalahan yang

ada dalam masyarakat disekitarnya, nasional, regional,

dan dunia. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam

masyarakat ; perbuatan merusak, tingkat toleransi yang

rendah, tingkat taat hokum yang rendah, harga diri,

kemiskinan, mental menerabas dsb. Dapat dikemas dan

dijadikan materi substantive.

Peristiwa kebakaran hutan, kemiskinan, dan ledakan

penduduk adalah contoh peristiwa lain yang dapat

diangkat dalam pembelajaran IPS. Para peserta didik

diajak untuk mengamati sebab-sebab yang terjadi dan

mencari solusi pemecahan masalah secara ilmiah dengan

teori dan konsep-konsep pengetahuan yang dimilikinya.

Problem Based Learning Page 9

2.2. Tujuan Pengajaran Problem Based Learning dalam

Pengajaran IPS

Menurut Trianto (2010:94) tujuan pengajaran

berbasis masalah adalah :

a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir

dan keterampilan pemecahan masalah.

b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

c. Menjadi pembelajar yang mandiri

d. Sedangankan tujuan dari pembelajaran IPS itu

sendiri adalah

2.3. Langka-langkah Pembelajaran

Langkah pertama adalah kita harus menentukan masalah

apa yang akan dicari pemecahannyan. Dengan memperhatikan

syarat masalah yang baik diantaranya adalah :

a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun

isi pengertian yang berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki

dua pengertian yang dapat ditafsirkan berbeda-beda. 

b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan

yang akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks. 

c. Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus

bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya

pengalaman murid.

d. Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi murid. Masalah yang

dipecahkan tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus

sesuai dengan kapasitas pola pikir murid. 

Problem Based Learning Page 10

e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Atau, problema itu diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari

lingkungan sekitar dimana murid itu berada

Langkah – langkah Penyelesaian masalah menurut

J.Dewey (Gulo.W. 2002:115) dapat dilakukan melalui

enam tahap yaitu :

Tahap – Tahap Kemampuan yang

diperlukan1. Merumuskan

masalah

Mengetahui dan

merumuskan masalah

secara jelas2.   Menelaah

masalah

Menggunakan

pengetahuan untuk

memperinci

menganalisa masalah

dari berbagai sudut3. Merumuskan

hipotesis

Berimajinasi dan

menghayati ruang

lingkup, sebab –

akibat dan

alternative

penyelesaian4. Mengumpulkan

dan

mengelompokkan

data sebagai

Kecakapan mencari

dan menyusun data

menyajikan data

dalam bentuk

Problem Based Learning Page 11

bahan

pembuktian

hipotesis

diagram,gambar dan

tabel

5. Pembuktian

hipotesis

Kecakapan menelaah

dan membahas data,

kecakapan menghubung

– hubungkan dan

menghitung

Ketrampilan

mengambil keputusan

dan kesimpulan6. Menentukan

pilihan

penyelesaian

Kecakapan membuat

altenatif

penyelesaian

kecakapan dengan

memperhitungkan

akibat yang terjadi

pada setiap pilih

Menurut Made Pidarta (1990: 57-58), langkah-langkah

dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

a. Mengemukakan masalah yang berkaitan dengan materi

yang dibahas.

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.

c. Salah seorang siswa ditunjuk untuk memecahkan

masalah.

d. Bila belum dapat menjawab dialihkan ke yang lain.

e. Jika siswa kesulitan memecahkan masalah guru

Problem Based Learning Page 12

membantu membentuk alternatif-alternatif jawaban

atas masalah lain sebagai contoh.atau membantu siswa

berfikir dengan alat peraga.

f. Jika jawaban siswa kurang tepat, menyuruh siswa

memperbaikinya dengan diberikan pertanyaan pancingan

Ada beberapa hal yang harus dikuasai guru dalam

menerapkan model Problem Based Learning dalam kegiatan

belajar mengajar, diantaranya :

Guru harus gemar mengikuti perkembangan /peristiwa-

peristiwa yang bersifat aktual.

Guru harus menguasi bahan yang akan diberikan kepada

siswa dan memilih materi mana yang tepat untuk

diajarjkan dengan menggunakan model problem solving.

Dengan demikian ada kesesuaian antara bahan ajar dan

model yang akan digunakan.

Guru memiliki kemampuan dalam hal mengelola kelas

sehingga tercipta proses belajar yang menyenangkan dan

tidak menegangkan.

Guru mampu menggiring siswa untuk dapat memecahkan

masalah dalam kehidupan nyatanya setelah mereka

mengikuti proses belajar dengan model problem solving.

Guru memanfaatkan penggunaan model problem solving

sebagai bimbingan bagi siswa dalam persoalan

kehidupannya.

2.4. Pengelolaan Kelas dalam Model Problem Based Learning

Problem Based Learning Page 13

Dalam penataan ruangan kelas disesuaikan dengan

kondisi dan situasi kelas. Beberapa factor yang harus

diperhatikan adalah :

ukuran ruang kelas

jumah siswa

tingkat kedewasaan siswa

pengalan guru dan siswa dalam melaksanakan model

pembelajaran

2.5. Model Evaluasi

Tugas guru pada akhir pengajaran berdasarkan

pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan

keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Evaluasi

tidak cukup hanya dengan tes tertulis saja tetapi

berdasarkan penilaian atas pekerjaan yang dihasilkan

siswa yang berupa hasil penyelidikan (format terlampir)

2.6. Model Problem Based Learning dalam Praktek

Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan       : SMP Negeri 1 Kebonpedes

Kelas/Semester           : VII/1

Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

Tema                           : Keadaan Alam dan

Aktivitas Penduduk IndonesiaProblem Based Learning Page 14

Pertemuan Ke              : 1 dan 2

Alokasi waktu             : 4 x 40 Menit

A.    KOMPETENSI INTI

1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata

4.   Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori

B.   KOMPETENSI DASAR

1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah

menciptakan manusia dan lingkungannya

Problem Based Learning Page 15

2.1  Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,

peduli, aman, dan percaya diri sebagaima na

ditunjukan oleh tokoh tokoh pada masa Hindu Buddha

dan Islam dalam kehidupan sekarang

3.1  Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar

ruang dan waktu dalam lingkup regional serta

perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia

(ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan politik)

4.3  Mengobservasi dan menyajikan bentuk-

bentuk  dinamika interaksi manusia dengan

lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di

lingkungan masyarakat sekitar

C.   INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.    Menjelaskan pengertian konektivitas antar-ruang

dan waktu

2.    Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari

aspek keruangan

3.    Menjelaskan pengaruh keadaan alam

Indonesia terhadap aktivitas penduduk

Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau dan masa

kini).

4.    Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk

Indonesia berdasarkan

potensi alam.

D.   TUJUAN PEMBELAJARAN

 Melalui aktivitas pembelajaran siswa dapat :

Problem Based Learning Page 16

1.   Menjelaskan pengertian konektivitas antar ruang dan

waktu

2.   Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari

aspek keruangan

3.   Menjelaskan pengaruh keadaan alam

Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam

ruang dan waktu (Masa lampau dan masa kini).

4.   Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk

Indonesia berdasarkan

potensi alam .

E.    MATERI POKOK

1. Konektivitas antar ruang dan waktu

2. Keadaan alam Indonesia dari aspek keruangan

3. Pengaruh Keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas

penduduk Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau

dan masa kini)

4. Pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia

Rangkuman materi pelajaran :

Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara

keseluruhan maupun hanya sebagian (Sumaatmadja, 1981).

Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan

permukaan bumi, tetapi juga lapisan  atmosfer terbawah

yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup

perairan yang ada di permukaan bumi (laut, sungai, dan

danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah) sampai

kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan  tanah

Problem Based Learning Page 17

dan batuan sampai pada lapisan tertentu yang menjadi

sumber daya bagi kehidupan. Berbagai organisme atau

makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan

demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan

unsur-unsur lainnya yang memengaruhi kehidupan di

permukaan bumi.

Setiap ruang dipermukaan bumi memiliki karateristik

atau ciri khas tertentu. Karateristik inilah yang

kemudian menciptakan keterkaitan antar ruang dipermukaan

bumi.Contoh dari keterkaitan antar ruang tersebut

misalnya :

1. Peristiwa  banjir di Jakarta terjadi karena

kerusakan hutan di daerah Bogor. Air hujan yang

jatuh di daerah Bogor sebagian besar masuk ke

sungai. Hanya sebagian kecil air hujan yang

terserap oleh  tanah di Bogor. Akibatnya, Jakarta

terkena  banjir yang airnya sebagian berasal dari

wilayah Bogor.

2. Penduduk kota menghasilkan berbagai produk

industri, seperti pakaian, kendaraan, barang-barang

elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak

menghasilkan produk-produk tersebut sehingga mereka

pergi ke  kota untuk memperoleh barang-barang

tersebut. Sebaliknya, penduduk  kota tidak

menghasilkan bahan  pangan sehingga mereka

memperolehnya dari penduduk  desa. Akibatnya, ada

aliran barang dari  kota ke  desa dan aliran bahan

makanan dari desa ke  kota.

Problem Based Learning Page 18

3. Lapangan pekerjaan banyak tersedia di  kota,

sedangkan di  desa hanya terbatas pada sektor

pertanian. Akibatnya, banyak penduduk desa yang

bepergian ke kota untuk bekerja atau mencari

pekerjaan.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan adanya

keterkaitan peristiwa dan gejala antar-ruang. Suatu

gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri

sendiri, tetapi akan terkait dengan gejala atau

peristiwa pada  ruang lainnya. Selain terikat oleh 

ruang, suatu gejala atau peristiwa juga terikat oleh 

waktu. Dalam sejarah, konsep waktu sangat penting untuk

mengetahui peristiwa masa lalu dan perkembangannya

hingga saat ini. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai

arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah

kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan

datang.

Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu

dikaitkan dengan ruang dan waktu. misalnya :

1. George dilahirkan di Manado pada tanggal 25 Juni

2002.

2. Pemilukada di Sumatra Selatan diselenggarakan 6

Juni 2013.

jika diperhatikan 2 contoh diatas terdiri dari

unsur yaitu tempat (ruang) dan tanggal (waktu). Demikian

Problem Based Learning Page 19

kita memahami tempat (ruang) dan waktu tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan manusia.

Konsep Interaksi Sosial dan Kelangkaan

Dalam kehidupannya manusia dituntut untuk bisa

bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, karena

secara kodratnya manusia dilahirkan sebagai mahluk

sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dari sinilah

kemudian manusia menjalin hubungan dengan manusia

lainnya dalam suatu konteks interaksi sosial. Interaksi

sosial ini akan terjalin antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok

dengan kelompok.

Interaksi sosial ini juga dapat membawa dampak yang

positif (misalnya kerja sama) ataupun dampak yang

negative (misalnya persaingan dan pertentangan). Lebih

dari sekedar Interaksi sosial, manusia juga membutuhkan

orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam

konteks pemenuhan kebutuhan, manusia disebut sebagai

mahluk ekonomi (homo economicus) yang selalu membutuhkan

orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam hal memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan barang yang

dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhannya itu (sumber

daya yang ada) jumlahnya terbatas sehingga ada kebutuhan

yang pastinya tidak terpenuhi. Kondisi dimana terdapat

kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh karena alat pemuas

kebutuhan yang terbatas jumlahnya disebut kelangkaan.

Problem Based Learning Page 20

Oleh karena itu manusia harus bijak dalam membuat skala

prioritas untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu

manusia harus lebih bijaksana dalam memanfaatkan sumber

daya alam yang ada dengan memanfatkannya secara efektif

dan efisien atau dengan menerapkan prinsip ekonomi.

F.    METODE PEMBELAJARAN

1.   Pendekatan  : Scientific

2.   Metode          : Diskusi kelompok dan tanya jawab

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

G.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasiwaktu

Pertemuan ke 1Pendahuluan

Persiapan Kelas membukapelajaran dengan mengucapkansalam dan berdoa bersama

Memotivasi siswa dengan bertanyatentang keadaan alam sekitartempat tinggal siswa.

Guru menginformasikan tujuanyang ingin dicapai 

10menit

Inti Siswa diminta membentuk kelompokyang anggotanya = 4 orang secaraheterogen (campuran menurutprestasi, jenis kelamin, suku,dll)

Guru menjelaskan materipelajaran secara ringkas

Guru memberi tugas kepadamasing-masing kelompok untukmencari dan memilih sebuah

60menit

Problem Based Learning Page 21

permasalahan yang terjadidisekitarnya ; pengangguran,banjir, kebakaran hutan,penguasaan kekayaan alamIndonesia oleh negara lain ataupermasalahan lain yangberhubungan dengan :

Ø  Koknektivitas antar ruang danwaktu

Ø  Keadaan alam dari aspekkeruangan

Setiap kelompok diberikan waktuuntuk berdiskusi mencari solusibagi permasalahan yangdipilihnya.

Guru memberi kesempatan kepadaperwakilan dari setiap kelompokuntuk mempresentasikan hasildiskusinya didepan kelas, berupapemecahan masalah daripermasalahan yang dipilihnya.

Memberikan kesempatan tanyajawab ; kelompok lain bertanyakepada kelompok penyaji

Guru memberikan penguatan untukpemecahan masalah yang baik danmemberikan pencerahan kepadakelompok yang pemecahanmasalahnya masih dianggap kurangtepat..

Penutup Guru dan siswa menyimpulkansecara bersama pokok bahasanyang telah dibahas

Menugaskan peserta didikmelakukan pengamatan tentangpengaruh kondisi alam terhadapmata pencaharian pendudukdisekitarnya.

Menutup pelajaran dengan berdoa

10menit

Problem Based Learning Page 22

sesuai dengan agama dankeyakinan masing-masing.

Pertemuan ke 2Pendahuluan

Persiapan psikis dnfisik  membuka pelajaran denganmengucapkan salam danberdoa bersama

Tanya jawab tentang secarasingkat tentang pelajaran padapertemuan ke 1

Guru menginformasikan tujuanyang ingin dicapai 

10menit

Inti Guru menyajikan materi pelajaransecara ringkas

Guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk mempresentasikanhasil pengamatan tentang pengaruhkondisi alam terhadap matapencaharian penduduk setempat.Sesuai dengan materi bahasan ::

Ø  pengaruh keadaan alamIndonesia terhadap aktivitaspenduduk Indonesia dalam ruangdan waktu (masa lampau dan masakini).

Ø  Pola aktivitas ekonomipenduduk Indonesia

Guru memberikan kesempatanbertanya jawab ; kelompok yanglain bertanya kepada kelompokpenyaji

Guru memberi penguatan danmemberikan kesempatan kepadasiswa untuk bertanya tentang halyang diangap mereka belum jelas.

60menit

Penutup Guru mengadakan post test secaralisan

Guru bersama siswa menyimpulkanmateri pelajaran secara bersama-

10menit

Problem Based Learning Page 23

sama Menutup pelajaran dengan berdoasesuai dengan agama dan keyakinanmasing-masing

H.   SUMBER BELAJAR

1.    Buku              : IPS Pegangan siswa Kelas VII,

Buku yang relevan dan artikel

2.    Alat Peraga  : Peta, Atlas, Gambar

 I.      PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

1.   Tes tertulis

2.   Unjuk kerja

3.   Proyek

4.   Portofolio

Problem Based Learning Page 24

Bab III

Penutup

3.1. kesimpulan

Model Belajar adalah sebagai suatu cara yang

dilakukan guru dalam proses belajar mengajar dengan

maksud untuk mempermudah pengajaran dan menjadi cara

untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional

dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah

ditentukan.

IPS sebagai ilmu pengetahuan yang terintegrasi

dari beberapa ilmu pengetahuan. Para guru harus dapat

mengorganisir pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk

diajarakan sesuai dengan tahap perkembangan peserta

didi.

Cara belajar tradisional , dimana guru

menerangkan dan murid mencatat harus segera

ditinggalkan. Guru tidak boleh hanya berusaha

membekali para pembelajar dengan konsep-konsep yang

berupa ilmu pengetahuan semata, melainkan mereka

harus berusaha membimbing para pembelajar untuk dapat

memecahkan masalah-masalah dirinya dan masala-masalahProblem Based Learning Page 25

social dengan baik. Oleh karena itu pemilihan model

Problema Based Learning dianggap tepat untuk pembelajaran

IPS.

Melalui model Problem Based Learning, diharapakan

proses pembelajaran lebih efektif karena mampu

melibatkan siswa secara totalitas. Model belajar ini

menggiring siswa untuk mengembangkan potensi yang

dimilikinya , mereka akan bekerja dan mengalami,

menemukan dan mendiskusikan masalah dan pengetahuan

bersama teman-temannya serta mencari solusi pemecahan

masalah dengan baik. Dengan demikian proses belajar

mengajar, tidak lagi bersifat guru sentries dan

transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik

saja melainkan peserta didik didorong untuk menemukan

pengetahuannya sendiri dibawah bimbingan para guru.

Pemilihan masalah yang akan dibahas didalam

kelas , memerlukan keterampilan dari para guru.

Masalah yang diangkat untuk dibahas didalam kelas

haruslah berupa masalah yang memang berhubungan

dengan siswa dan lingkungannya , benar-benar

kontekstual dan actual.

Hasil akhir atau out comes dari Problema Based

Learning adalah siswa pada akhirnya akan tergiring

untuk mengaplikasikan ilmunya dan menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan

dalam memecahkan masalah selain memperoleh

pengetahuan dan konsep esensial dari materi

Problem Based Learning Page 26

pelajaran.

Pemikiran dengan mene’laah kasus-

kasus/permasalahan penting yang aktual dan benar-

benar terjadi dalam kehidupan nyata, lalu mencari

alternatif pemecahan masalah untuk kasus atau

permasalahan tersebut akan dapat meyakinkan siswa

bahwa perolehan ilmu pengetahuan di sekolah

bermanfaat bagi dirinya dimasa sekarang dan yang akan

datang.

Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang

berisi pengetahuan-pengetahuan dan keterampil hidup

yang dapat diaplikasikna dalam kehidupan nyata para

peserta didik.

3.2 saran.

Penulis menyarakan dalam pembelajaran dengan Model

Problem Based Learning, diantaranya adalah :

para guru hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup

tentang permasalahan yang akan diangkat dalam

pembelajaran.

Guru memilih sebuah kasus atau peristiwa dengan jeli.

Dalam artian kasus atau problem yang diangkat adalah

problem yang berhubungan dengan materi pelajaran dan

memang diperlukan untuk dibahas karena sesuai dengan

kebutuhan peserta didik

Problem Based Learning Page 27

Memberikan kesempata kepada peserta didik untuk

menentukan kasus /masalah apa yang menarik bagi

dirinya untuk dicarikan solusi secara bersama.

Menciptakan ruang kelas yang demokratis. Proses

belajar mengajar berjalan dengan adanya penghargaan

antara guru dengan siswa, siswa dengan siwa lainnya.

Selama proses pemecahan masalah , guru memberikan

kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat

dan alasannya untuk kemudian bila cara pemecahan

masalah tersebut dianggap tidak tepat, maka guru

melakukan pembimbingan. Namun bila pemecahan masalah

yang dilakukan siswa adalah tepat dan benar , maka

guru memberikan reward dan penguatan.

Pembelajaran IPS agar menarik maka performance guru

juga sangat berpengaruh. Guru yang ramah lebih

disukai daripada guru yang angkuh.

Hasil pembelajaran IPS harus efektif dan benar-benar

dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Problem Based Learning Page 28

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku IPS kls 7 untuk SMP

2. Gulo.W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.

Grasindo.

3. Majid, Abdul (2008). Perencanaan Pembelajaran.

Bandung :PT. Remaja Rosda Karya.

4. Pidarta, Made (1990). Cara Belajar Mengajar di Universitas

Negara Maju. Jakarta : Bumi Aksara.

5. Oemar, Muhammad (1980). Enquiry Discovery Problem Solving

Dalam Pengajaran IPS. Jakarta : Depdiknas.Jakarta

Problem Based Learning Page 29

6. Somantri,Numan (2010). Inovasi Pembelajaran IPS :

Bandung : Rizqi Press

7. Sudirman dkk ( 1991). Ilmu Pendidikan. Bandung :PT.

Remaja Rosda Karya

8. Tianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovetive-

Progresive. Jakarta : Kharisma Putra Utama

9. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Problem Based Learning Page 30