model ketahanan keluarga pekerja migran indonesia (pmi
TRANSCRIPT
i
PROPOSAL
PENELITIAN BERBASIS MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
UNIVERSITAS LAMPUNG
HALAMAN SAMPUL
Model Ketahanan Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) Melalui Pendekatan
Berpikir Sistem Di Kabupaten Lampung Timur
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULITAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3. State Of The Art dan Kebaruan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Tujuan Khusus ...................................................................................................................... 3
1.5. Keutamaan Penelitian........................................................................................................... 3
BAB II TINJUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5
2.1. Landasan State of The Art .................................................................................................... 5
2.2. Analisis Kebijakan ................................................................................................................ 8
2.3. Implementasi Kebijakan ...................................................................................................... 9
2.4. Konsep Kebijakan Pembangunan Ketahanan Keluarga .................................................. 9
2.5. Roadmap Penelitian ............................................................................................................. 12
2.6. Kontribusi Penelitian .......................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................................... 14
3.1. Kerangka Operasional Penelitian ...................................................................................... 14
3.2. Jenis Penelitian .................................................................................................................... 15
3.3. Fokus Penelitian .................................................................................................................. 15
3.4. Lokasi Penelitian ................................................................................................................. 15
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................ 15
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 15
3.7. Indikator Capaian Terukur ............................................................................................... 16
3.8. Tahapan penelitian dan Tanggung Jawab ........................................................................ 17
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ........................................................................... 18
4.1. Anggaran Biaya ................................................................................................................... 18
4.2. Jadwal Penelitian ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 22
iii
RINGKASAN
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Provinsi Lampung pada tahun 2017-2020
terbanyak dari Kabupaten Lampung Timur dan didominasi oleh PMI perempuan. Tingginya
jumlah PMI disebabkan oleh kondisi ekonomi. PMI memberikan dampak negatif bagi
keluarga yang ditinggalkan. Penelitian ini mengkaji secara sistematik model ketahanan
keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan berpikir sistem.
Tujuan Penelitian yaitu a) Mengidentifikasi permasalahan keluarga PMI di Desa Sumbergede
Kabupaten Lampung Timur. b) Mengidentifikasi dan menganalisis peran stakeholder yang
terlibat mengatasi permasalahan keluarga PMI. c) Membangun model ketahanan keluarga
PMI dengan pendekatan berpikir sistem.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Tahapan diawali dengan menganalisis problematika
keluarga PMI di Desa Sumbergede Kabupaten Lampung Timur. Kemudian dilakukan
pengambilan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi di lokasi penelitian. Selanjutnya kompilasi teori dan data. Teori
yang dikompilaasi meliputi teori analisis kebijakan, teori implementasi kebijakan dan
ketahanan keluarga. Tahap selanjutnya menganalisis dengan Soft System Methodology dan
FGD hingga terbangun “Model Ketahanan Keluarga PMI melalui pendekatan Berpikir
Sistem”.
Tahapan SSM yaitu a) Mengenali situasi permasalahan. b) Mengungkapkan situasi
permasalahan. Tahap ini menghasilkan rich picture. c) Pembuatan definisi sistem
permasalahan. d) Membangun Model konseptual. e) Perbandingan antara model konseptual
dengan situasi permasalahan. f) Perubahan model yang diinginkan. g) Tindakan perbaikan/
penerapan model (Tahap ini tidak dilakukan).
Luaran yang ditargetkan adalah a) Laporan akhir dan laporan keuangan penelitian. b) Hasil
penelitian akan dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 “Governance” dan
Publikasi Internasional. c) Artikel ilmiah yang akan dipresentasikan pada konferensi
internasional yang diselenggarakan LPPM UNILA.
Kata Kunci: Model, Ketahanan Keluarga PMI, SSM
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesejahteraan keluarga pada era modern saat ini tidak terlepas dari peran perempuan
yang memiliki peran ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga juga sebagai pencari nafkah,
apalagi ketika perempuan menjadi kepala keluarga. Sebagai pencari nafkah, peran ibu di
arena publik mencakup semua aktivitas dan keterlibatannya baik dalam kegiatan sosial
maupun peningkatan karier untuk menopang perekonomian keluarga. Sehubungan dengan
peranan ibu rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan keluarga dan mandiri dengan cara
memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dalam menanggulangi kemiskinan.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Provinsi Lampung secara dominan
berasal dari Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Tanggamus,
dan Pesawaran. Dalam kurun waktu empat tahun mulai dari tahun 2017-2020, PMI masih
didominisi dari Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten Lampung Timur dapat dikatakan
menjadi kantong PMI di Provinsi Lampung.
Gambar 1. Data Jumlah PMI asal Provinsi Lampung Berdasarkan
Kabupaten/Kota Tahun 2017-2020
Sumber: Data BP2MI, 2020
Tabel 1 menyatakan angka PMI di Provinsi Lampung pada periode tahun 2017
sampai dengan tahun 2020 masih didominasi oleh PMI perempuan.
Tabel 1 Data PMI Provinsi Lampung Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017-
2020
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
2017 2018 2019 2020
Lampung Timur
Lampung Tengah
Lampung Selatan
Tanggamus
Pesawaran
2
No
Jenis
Kelamin 2017 2018 2019 2020
1 Laki-laki 3.586 5.033 5.216 1.856
2. Perempuan 11.785 13.810 16.249 7.336
Total 15.371 18.843 21.465 9.192
Sumber: Data BP2MI, 2020
Berdasarkan hasil pra riset, wawancara dengan salah satu perangkat Desa
Sumbergede Kabupaten Lampung Timur, melonjaknya jumlah PMI asal Lampung Timur
disebabkan oleh himpitan ekonomi. Negara yang menjadi tujuan utama PMI Lampung Timur
adalah Taiwan dan Singapore karena menawarkan upah yang cukup tinggi sekitar 8-10jt/bln.
(kupastuntas.co. 2019). Tingginya antusias yang terjadi, khususnya bagi masyarakat di
Kabupaten Lampung Timur untuk bekerja ke luar negeri pada akhirnya memberikan sebuah
dampak negatif bagi keluarga seperti perceraian, anak putus sekolah.
Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga pasal 47 mewajibkan pemerintah dan pemerintah daerah melakukan
pembinaan, ketahanan kesejahteraan keluarga antara lain dengan cara pemberdayaan keluarga
dan peningkatan kualitas anak. Ainsworth dan Berger (2014), berdasarkan hasil penelitiannya
bahwa para profesional dan orang tua yang tergabung dalam Family Inclusion Network (FIN)
dan Family Inclusion Network Australia (FINA) menyatakan pemberi perlindungan terbaik
bagi anak adalah orang tua itu sendiri. Mereka harus ikut serta mendukung program dan
hukum negara dalam memberikan perlindungan terhadap anak. Negara dan lembaga yang
memberikan layanan perlindungan hanyalah fasilitas pembantu saja, yang utama tetaplah dari
orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian Nijnatten et.all, (2014), perlindungan anak menjadi objek
permanen yang menjadi kritik publik. Alasannya, setelah berkembangnya paham sekuler,
pengetahuan cara didik mengalami penurunan. Selanjutnya, sistem perlindungan anak juga
mengalami kegagalan karena tidak adanya jaminan di bawah pengawasan yang ketat.
Ahmad, et.all, (2012), Carter (2014) gap implementation terjadi karena kurangnya
kontinuitas dalam kebijakan, korupsi, alokasi keuangan minim, kurangnya pelatihan sumber
daya manusia, kurangnya kepemimpinan visioner, kurangnya kemauan politik dari pihak
3
pemerintah, tindak lanjut yang buruk, sistem pemantauan buruk, evaluasi kebijakan buruk,
pendekatan sentralistik dalam implementasi, kurangnya stabilitas politik dan disiplin
institusional yang buruk. Aminuzzaman (2013), faktor yang memengaruhi keberhasilan
implementasi adalah partisipasi masyarakat dan stakeholder; adanya perspektif jangka
panjang dan visi; keberlanjutan pemerintah; peraturan yang mendukung; sinergi antara
aturan. Dari uraian tersebut, kesamaan visi dan kolaborasi sangat diperlukan dalam
implementasi kebijakan. Deskripsi berbagai permasalahan keluarga PMI dan gap
implementasi menjadi alasan penting untuk mengkaji bagaimana model implementasi
ketahanan keluarga PMI di Kabupaten Lampung Timur.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah identifikasi permasalahan keluarga PMI di Desa Sumbergede
Kabupaten Lampung Timur?
b. Bagaimanakah peran stakeholder yang terlibat dalam mengatasi permasalahan
keluarga PMI?
c. Bagaimanakah model ketahanan keluarga PMI dengan pendekatan berpikir sistem?
1.3. State Of The Art dan Kebaruan Penelitian
Kebaruan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan
keluraga PMI, peran stakeholder serta membangun model implementasi ketahanan
keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan pendekatan berpikir sistem.
1.4. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan keluarga PMI di Desa
Sumbergede Kabupaten Lampung Timur.
b. Mengidentifikasi dan menganalisis peran stakeholder yang terlibat dalam
mengatasi permasalahan keluarga PMI.
c. Membangun model ketahanan keluarga PMI dengan pendekatan berpikir sistem.
1.5. Keutamaan Penelitian
1. Melakukan identifikasi dan analisis problematika keluarga Pekerja Migran Indonesia
di Desa Sumbergede Kabupaten Lampung Timur.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis peran stakeholder yang terlibat dalam mengatasi
permasalahan keluarga PMI.
3. Terbentuknya model ketahanan keluarga PMI dengan pendekatan Soft System
4
Methodology.
4. Hasil penelitian akan dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi sinta 2
“Governance” dan jurnal internasional.
5. Artikel ilmiah akan dipresentasikan pada konferensi internasional yang
diselenggarakan LPPM UNILA.
5
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1. Landasan State of The Art
Landasan state of the art merupakan beberapa contoh penelitian terdahulu yang berfungsi
untuk analisis dan memperkaya pembahasan penelitian serta membedakannya dengan penelitian yang
pernah dilakukan. Dalam penelitian ini disertakan beberapa judul jurnal penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan konsep ketahanan keluarga PMI.
Tabel 2. State of the art
No Judul Jurnal dan Penelitian
Hasil Penelitian
1 Pengaruh Profesi Tenaga Keja
Indonesia (TKI) Terhadap
Tingginya Perceraian di
Kabupaten Malang
(Sulthon, 2016)
Tingginya tingkat perceraian disebabkan oleh
masalah komunikasi antara TKI dengan pasanganya
yang tidak dilakukan secara konsisten
2. Peran Dewan Pimpinan Cabang
Serikat Buruh Migran Indonesia
Malang Terhadap Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia Purna
di Kabupaten Malang
(Susanti dan Arinto, 2018)
perlindungan bagi PMI purna yang telah dilakukan
oleh SBMI Malang yaitu penyelesaian kasus dan
pemberdayaan pengetahuan ekonomi, namun belum
menerapkan mekanisme pelaksanaan pemberdayaan
yang terstruktur dan sistematis. Kendala yang
dihadapi DPC SBMI Malang dalam melakukan
pemberdayaan, yaitu izin dari keluarga, anggaran
dana yang belum mencukupi, dan sarana prasarana
yang belum memadai.
3. Pola Pengasuhan Anak Pada
Keluarga TKW di Kecamatan
Srengat Kabupaten Blitar
(Sutiana, dkk., 2018)
pola asuh otoriter, demokratis, maupun permisif.
Pada dasarnya pola asuh tersebut lebih bersifat
campuran. Hal ini ditinjau dari perlakuan wali
terhadap anak meliputi pengelolaan keuangan,
pemenuhan pendidikan, dan pemenuhan hak anak
dalam berkomunikasi dengan orangtua.
4. Paradigma BaruModel
Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia dalam Prespektif
Undang-undang RI Nomor 18
Tahun 2017
(Widiyahseno, dkk., 2018)
secara yuridis dan administratif ada perubahan yang
signifikan terhadap pelindungan para Pekerja
Migran Indonesia. Namun secara praksis belum
bisa dipastikan memberikan dampak yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari indikasi bahwa
sampai sekarang Pemerintah belum menerbitkan
Peraturan Pemerintahnya, begitu juga belum ada
daerah yang menindaklanjutinya dengan
mengeluarkan Peraturan Daerah tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di masing-
masing wilayahnya.
6
5. Pemberdayaan Mantan Pekerja
Migran Indonesia Melalui
Program Desmigratif (Studi di
Desa Arjowilangun Kecamatan
Kalipare Kabupaten Malang)
(Mindarti dan Putri, 2019)
Proses pemberdayaan mantan pmi melalui program
Desmigratif. Kendala dalam pembedayaan mantan
PMI yaitu minimnya pengetahuan mantan PMI dan
minat.
6. Pemenuhan Hak-hak Pekerja
Migran Asal Sulawesi Selatan di
Malaysia dalam Prespektif
Ekonomi Politik
(Zulfikar, 2019)
Pelaksanaan pemenuhan hak-hak migran pada masa
pra penempatan dan masa penempatan yang
dilaksanakan dengan benar akan signifikan bagi
peningkatan ekonomi TKI/PMI. Semakin tinggi
tingkat pemahaman seseorang terkait prosedur yang
legal, semakin berkurang TKI/PMI yang
menempuh jalur ilegal/ non prosedural.
7. Strategi Implementasi
Perlindungan Anak Keluarga
Tenaga Kerja Indonesia di
Kabupaten Lampung Timur dalam
Prespektif Good Governance
(Indriyati, dkk., 2019)
Dalam perlindungan anak keluarga TKI dibutuhkan
data pendukung, kolaborasi antar stakeholder dan
dukungan publik.
8. Problematika Pendidikan di
Perbatasan: Studi Kasus
Pendidikan Dasar bagi Anak
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
di Negara Bahagian Sarawak,
Malysia
(Handoyo dan Reza, 2020)
Melalui kerjasama antar aktor dalam memberikan
bantuan pemenuhan pendidikan dasar kepada anak
PMI yang berda di Sarawak, Malaysia. Bentuk
kerjasama ini tidaklah permanen sehingga
kedepannya harus muncul gagasan dan kebijakan
yang baru.
9. Pelindungan Keluarga Pekerja
Migran Indonesia (PMI) Pasca
Berlakunya Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia
(Erizal, dkk., 2020)
Secara keseluruhan subjek pelindungan yang diatur
hanya sebatas CPMI/PMI. Adapun mengenai
standar pelindungan keluarga PMI dalam konvensi
ILO 1990 meliputi, Perlindungan hak sipil, politik,
ekonomi, sosial dan budaya. Stndar tersebut belum
diadopsi secara komperhensif dalam UUPPMI.
10. Potret Pergeseran Relasi Gender
dan Dampaknya Bagi Keluarga
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
(Zuhriyah, dkk., 2020)
Dalam kasus ini, konsep patriarki tidak berlaku lagi.
Suami mulai berperan di sektor domestik;
memasak, mengurus anak, dan mengerjakan segala
hal ihwal rumah tangga. Sedangkan istri, hanya
berperan untuk memenuhi nafkah keluarga, entah
sebagai pembantu rumah tangga, mengurus orang
tua jompo maupun di sektor lainnya di luar negeri.
Hal demikian tidak hanya berimplikasi kepada
faktor material-ekonomi saja melainkan juga secara
psikologis dan sosiologis; terjadi kompleksitas
problem keluarga yang dampaknya bisa sampai
pada rusaknya hubungan rumah tangga dan
pendidikan anakanaknya.
7
11. Diplomasi Indonesia dalam
Menangani Masalah Pendidikan
Anak TKI di Sabah Malysia
(Hartati dan Rofi’atul, 2020)
Ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dalam menangani permasalahan anak
anak PMI di Sabah Malaysia ini antara lain,
membentuk SIKK, Community Learning Center
(CLC), mengirimkan guru bina, dan membantu
pengadaan dokumen kependudukan
12. Penenmpatan dan Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia dalam
Prespektif Hak Asasi Manusia
(Suatu Penelitian di Banda Aceh)
(Anwar,2020)
penerapan penempatan dan perlindungan Hak Asasi
Manusia (HAM) PMI Aceh oleh BP3TKI belum
maksimal, dikarenakan banyaknya PMI Aceh yang
berangkat ke luar negeri secara illegal sehingga data
PMI tidak tercatat secara resmi. Upaya yang
dilakukan oleh BP3TKI adalah dengan memberi
sosialisasi pentingnya menjadi PMI yang resmi dan
memberikan pembekalan dan pemahaman kepada
CPMI
13. Pelaksanaan Program Demigratif
Sebagai Upaya Pengurangan
Jumlah Pekerja Migran Indonesia
Non Prosedural
(Putri dan Arinto, 2020)
Pelaksanaan program Desmigratif dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan program Desmigratif di Desa
Arjowilangun sudah berjalan dengan baik, namun
terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat
pelaksanaan program Desmigratif, yang kemudian
disiasati dengan upaya-upaya yang akan dilakukan
demi mengurangi kendala tersebut.
14. Analisis Tingkat Literasi
Keuangan Syariah Keluarga
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
dalam Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDGs) di
Kecamatan Ngatru Kabupaten
Tulungagung
(Umami, 2020
Peran keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI)
dalam meningkatkan literasi keuangan syariah di
Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan analisis komponen-komponen literasi
keuangan syariah yang mana menghasilkan 28,6%
dari informan mempunyai tingkat literasi keuangan
syariah yang masih tergolong rendah atau less
literate, sedangkan 71,4% dari informan tidak
mempunyai literasi keuangan syariah atau not
literate.
15. Gerakan Edukasi Perkembangan
Anak Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Melalui Metode Parenting
(Adawiyah, dkk., 2020)
melalui program gerakan edukasi parenting telah
mengintegrasikan program dengan
mensosialisasikan bahwa metode parenting sebagai
penguat keluarga dikala kehadiran orang tua tidak
lengkap pada saat melakukan pengasuhan. Dengan
menggunakan metode ini beberapa produk yang
dihasilkan diantaranya adalah Games Therapy
Sentra Seni Anak Pameran Family Fun Day
Edukasi parenting.
16. Analisis Pemanfaatan Remitansi
dan Tingkat Konsumsi Keluarga
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
dalam Perspektif Ekonomi Islam
di Desa Suruhan Lor Kecamatan
Bandung Tulungagung
(Pramesti, 2020)
Terdapat perbedaan keluarga pekerja migran Desa
Suruhan Lor dalam pemanfaatan remitansi yang
dikirim oleh keluarganya yang berada diluar negri.
Remitansi tersebut dimanfaatkan sebagai kebutuhan
konsumtif dan produktif. Keluarga migran Desa
Suruhan Lor cenderung bersifat konsumtif yang
kadang disalah artikan oleh keluarga pekerja
8
migran untuk memeperlihatkan hasil kerja keluarga
mereka untuk ajang persaingan. Adapun pola
Konsumsi dalam ekonomi Islam yaitu meskipun
banyak yang bersifat konsumtif para keluarga
pekerja migran Indonesia tersebut selalu
memperhatikan prinsip konsumsi dalam Islam. Kata
Kunci: pemanafaatan remitansi, Tingkat konsumsi,
ekonomi Islam
17. Peran Kementerian
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia dalam Mengatasi
Masalah Pekerja Migran
Indonesia di Taiwan
(Ndarujati, 2021)
Indonesia mendirikan KantorPerdagangan Republik
Indonesia (IETO) yang merupakan lembaga
ekonomi non-pemerintah bertujuan untuk
meningkatkan kerjasama ekonomi Indonesia dan
Taiwan. Peran lembaga tersebut dalam mengatasi
masalah pekerja migran Indonesia terdiri dari
perumusan kebijakan dan melakukan pengawasan ,
menjamin pemenuhan hak calon pegawai,
membangun dan mengembangkan sistem informasi,
untuk penempatan calon pegawai imigran.
18. Peran Guru pada Pengasuh Anak
dari Keluarga Tenaga Kerja
Indonesia
(Rahmaningrum dan Pujiyanti,
2021)
pola pengasuhan permisif merupakan yang
mayoritas diterapkan kepada anak yang berdampak
pada aspek sosial emosional, bahasa, dan kognitif.
Peran serta guru pada pengasuhan adalah dengan
memberikan pendekatan dan edukasi terhadap
pengasuh dan juga anak. Terdapat perubahan secara
perlahan ke arah positif terhadap pengasuhan.
Terdapat perubahan secara perlahan terhadap
perkembangan anak.
19. Pemenuhan Hak Anak Oleh
Orang Tua Pekerja Migran dalam
Perspektif Fiqih Hadhanah (Studi
Kasus Blitar)
(Ayesta, 2021)
Pemenuhan hak anak oleh orang tua pekerja migran
di blitar dalam dalam hal pengasuhan dan hal
finansial sudah berjalan secara baik, walaupun
orang tua bekerja diluar negeri namun peran
pengganti mampu menggantikan peran ibu kandung
secara maksimal. Berbeda dalam hal pendidikan
anak, kurangnya edukasi yang didapatkan oleh anak
yang mengakibatkan pendidikan anak tidak berjalan
dengan baik.
Sumber: Diolah Peneliti, 2022
2.2. Analisis Kebijakan
Menurut Dunn (2003) analisis kebijakan diambil dari bermacam disiplin ilmu dan
profesi dengan tujuan yang bersifat deskriptif, evaluatif dan preskriptif. Harapannya adalah
dapat menghasilkan informasi dan argumen-argumen yang masuk akal terkait tiga pertanyaan
yaitu nilai yang pencapaiannya merupakan tolok ukur utama untuk melihat apakah masalah
9
dapat teratasi; fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian
nilai-nilai; tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai. Untuk
menghasilkan informasi dan argumen yang masuk akal mengenai tiga pertanyaan tersebut,
dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan, yaitu: empiris, valuatif dan normatif.
Analisis kebijakan dapat dilaksanakan dengan beberapa bentuk (Dunn, 2003) yaitu:
(a) prospektif: mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan sebelum
kebijakan diterapkan; (b) retrospektif: dilakukan terhadap akibat-akibat kebijakan setelah
suatu kebijakan diimplementasikan, biasa disebut model valuatif; (c) integratif, bentuk
perpaduan antara analisis kebijakan prospektif dan retrospektif
2.3. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan salah satu tahap kebijakan publik, antara
pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang
dipengaruhinya (Edward III,1980). Dunsire (1978) dalam Ahmad (2012) membahas
mengenai beberapa gejala tentang implementasi dan menamakannya sebagai implementation
gap, yaitu suatu keadaan dalam proses kebijakan selalu akan terbuka kemungkinan terjadinya
perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dengan apa yang dicapai.
Perbedaan tersebut sedikit banyak akan tergantung pada aktor kelompok organisasi sebagai
implementor (Williams, 1971;1975 dalam Ahmad, 2012).
Menurut Mazmanian dan Sabatier (1981) dalam Agustino (2019) dukungan publik
sangat berperan dalam implementasi, bisa berasal dari media massa, pejabat daerah atau
kelompok kepentingan. Keberhasilan implementasi kebijakan membutuhkan dukungan dari
instansi- instansi atasan, perhatian publik dan perhatian media
2.4. Konsep Kebijakan Pembangunan Ketahanan Keluarga
Kajian tentang keluarga dimulai sejak tahun 1800-an dengan tujuan kebutuhan untuk
memperbaiki dan menyelesaikan masalah-masalah sosial. Perubahan sosial yang berlangsung
cepat, industrialisasi, dan urbanisasi dipandang sebagai faktor yang dapat
menyebabkan disorganisasi keluarga (Thomas dan Wicox dalam Sussman dan Steinmetz
dalam Sunarti, 2006).
Pandangan lain mengatakan, keluarga merupakan pranata sosial yang sangat penting
bagi kehidupan sosial dimanapun. Keluarga merupakan wadah sejak dini bagi masyarakat
untuk dapat melakukan peranan-peranannya pada masa yang akan datang. Goode dalam
10
Sjafari (2014) menyatakan bahwa dalam era perubahan global, struktur keluarga dalam
masyarakat juga mengalami perubahan menjadi bentuk conjugal, yaitu, keluarga menjadi
semakin mandiri melakukan peran-perannya lebih terlepas dari hubungan kerabat-kerabat
luas baik dari pihak suami maupun istri. Secara ekonomi, keluarga conjugal itu berdiri
sendiri, tempat tinggal juga tersendiri, tidak bersatu dengan keluarga luas.
Keluarga menjadi basis terpenting dalam perkembangan kehidupan manusia.
Keluarga merupakan lingkungan hidup primer dan fundamental tempat terbentuknya
kepribadian kehidupan manusia. Persemaian nilai-nilai agama, kemanusiaan, kebangsaan,
keadilan sosial dan nilai-nilai moral secara praktis akan berproses dan ditentukan oleh
keluarga. Keluarga juga merupakan pranata sosial pertama dan utama yang mengemban
fungsi strategis dalam membekali nilai-nilai kehidupan bagi manusia.
Keluarga merupakan sebuah sistem, Walker dan Crocker dalam Sunarti (2006)
menyatakan keluarga yang juga merupakan sebuah sistem, diartikan sebagai unit sosial
dimana individu terlibat secara intim di dalamnya, dibatasi oleh aturan keluarga, terdapat
hubungan timbal balik dan saling memengaruhi antar anggota keluarga setiap waktu.
Sedangkan Kreppner dan Lerner (1989) menyatakan bahwa terdapat beberapa perbedaan
perspektif mengenai pandangan keluarga sebagai sistem, yaitu: (1) suatu sistem interaksi
umum anggota keluarga, (2) suatu seri interaksi yang dilakukan dua pihak (diadic), (3)
sejumlah interaksi antara seluruh sub-kelompok keluarga: diadic, triadic, dan tetradic, serta
(4) sistem hubungan internal keluarga sebagai reaksi terhadap sistem sosial yang lebih luas
(Klein dan White dalam Sunarti, 2006).
Departemen Sosial dalam Sjafari (2014) menyatakan bahwa keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ibu
dan anaknya. Struktur internal keluarga terdiri dari: (1) Status sosial, (2) Peran sosial, dan (3)
Norma sosial. Bila dilihat menurut fungsinya, keluarga jelas memiliki peran dalam
melaksanakan proses sosialisasi. Zanden (1986) menyatakan bahwa fungsi keluarga sebagai
wahana terjadinya sosialisasi antara individu dengan warga yang lebih besar.
Menurut Blood dalam Sjafari (2014), bentuk sosialisasi dan transfer nilai dalam
lingkungan internal keluarga bisa bermacam-macam di antaranya:
a. Keluarga relatif memiliki keteraturan dalam bersikap akan mengembangkan
sikap sosial yang baik dan kebiasaan berperilaku kepada anggota keluarga.
11
b. Akan terbentuk pola hubungan antar anggota keluarga berbentuk penyesuaian
nilai sebagai dasar bagi hubungan sosial dan interaksi yang lebih luas.
c. Adanya interaksi internal yang dapat melahirkan ikatan keluarga yang
akrab dan hangat, sehingga anak akan memperoleh pengertian tentang hak,
kewajiban, tanggung jawab yang diharapkan.
d. Penyelaman terhadap kehidupan sehari-hari yang berupa peristiwa-peristiwa
yang menyenangkan, menyedihkan, penolakan, belas kasihan, dan
frustasi akan berpengaruh terhadap sikap mental anggota keluarga (anak)
menjadi lebih berpikir dewasa karena belajar dari pengalaman
(reinforcement).
Sedangkan untuk fungsi keluarga itu sendiri, secara detail Departemen Sosial dalam
Sjafari (2014) mengemukakan ada 10 fungsi keluarga secara umum, yaitu fungsi produksi,
afeksi, perlindungan, pendidikan, keagamaan, sosial budaya, sosialisasi, pengembangan
lingkungan, ekonomi, rekreatif, kontrol sosial. Sedangkan menurut Mclntyre dalam Sunarti
(2006), fungsi diartikan sebagai kontribusi atau sumbangan di mana suatu item atau elemen
memelihara secara keseluruhan. Kajian terhadap fungsi keluarga yang dirumuskan berbagai
pakar dan institusi yang menangani keluarga menunjukkan variasi baik dari sistem kategori
maupun jumlahnya. Keluarga berfungsi untuk mengelola sumber daya yang dimiliki (fungsi
ekonomi) melalui prokreasi, sosialisasi (termasuk penetapan peran sosial), dukungan dan
perkembangan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi (cinta kasih, ikatan
suami istri), perkembangan, termasuk moral (agama), loyalitas dan sosialisasi.
Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam mengelola sumberdaya yang
dimiliki serta menanggulangi masalah yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan fisik
maupun psikososial keluarga. Membentuk ketahanan keluarga, memerlukan transformasi
nilai, struktural, dan kultural. Hal ini sejalan dengan pemikiran Saptandari (2014) yang juga
mengacu pada pemikiran Sutrisno (2005) mengenai transformasi. Selanjutnya, diperlukan
perubahan sistematis dalam pembangunan keluarga demi mewujudkan ketahanan,
kesejahteraan, serta peningkatan kualitas pola pengasuhan di dalam keluarga. Sehingga untuk
mewujudkannya diperlukan perubahan sistemis, struktural dan kultural secara bersama-sama.
Konstruksi seperti ini dilakukan demi keseimbangan ketahanan keluarga mengingat peran
dan fungsi di dalam keluarga telah banyak mengalami pergeseran di tengah arus
modernitas.
12
2.5. Roadmap Penelitian
Berikut roadmap yang digunakan dalam penelitian ini
Gambar 2. 1
Roadmap Penelitian
Keterangan:
Kajian penelitian terdahulu
Rencana Penelitian 2022
Judul: Pola Pengasuhan Anak
Pada Keluarga TKW di
Kecamatan Srengat Kabupaten
Blitar
Penulis: Mega Andhika
Sutiana, Rika Putri
Nandatia, Qurrota A’yun,
Ary Rusdianto Prayogi, Ali
Imron
Judul: Strategi Implementasi
Perlindungan Anak Keluarga
Tenaga Kerja Indonesia di
Kabupaten Lampung Timur
dalam Prespektif Good
Governance
Penulis: Susana Indriyati,
Ani Agus Puspawati,
Halfa Nur Faizah
Judul: Gerakan Edukasi
Perkembangan Anak Tenaga
Kerja Indonesia (TKI)
Melalui Metode Parenting
Penulis: Baiq Rabiatul
Adawiyah, Bq Ainul Azmi,
Mega Puspandini, Dinia
Yupita Sari, Utari Rahayu,
Abdullah Muzakkar
Judul: Problematika
Pendidikan di Perbatasan:
Studi Kasus Pendidikan
Dasar bagi Anak Pekerja
Migran Indonesia (PMI) di
Negara Bahagian Sarawak,
Malysia
Penulis: Budi Sulistya
Handoyo, Reza Triarda
Judul: Potret Pergeseran
Relasi Gender dan
Dampaknya Bagi Keluarga
Pekerja Migran Indonesia
(PMI)
Penulis: Lailatuzz
Zuhriyah, Saiful Mustofa,
Ghinanjar Ahmad
Syamsudin
Judul: Pelindungan Keluarga
Pekerja Migran Indonesia
(PMI) Pasca Berlakunya
Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2017 Tentang
Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia
Penulis: Ahmad Erizal,
Agusmidah, dan Suria
Ningsih
Judul: Diplomasi Indonesia
dalam Menangani Masalah
Pendidikan Anak TKI di Sabah
Malysia
Penulis: Anna Yulia Hartati
dan Rofi’atul Andawiyah
Judul: Analisis Tingkat Literasi
Keuangan Syariah Keluarga
Pekerja Migran Indonesia
(PMI) dalam Mewujudkan
Sustainable Development Goals
(SDGs) di Kecamatan Ngatru
Kabupaten Tulungagung
Penulis: Ayistina Nur
Umami
Judul: Peran Guru pada
Pengasuh Anak dari Keluarga
Tenaga Kerja Indonesia
Penulis: Afifah
Rahmaningrum, Pujiyanti
Fauziah
Judul: Pemenuhan Hak
Anak Oleh Orang Tua
Pekerja Migran dalam
Perspektif Fiqih
Hadhanah (Studi Kasus
Blitar)
Penulis: Ester Ayesta
Model implementasi
Ketahanan Keluarga
Pekerja Migran
Indonesia (PMI)
melalui pendekatan
berpikir sistem di
Kaupaten Lampung
Timur
13
2.6. Kontribusi Penelitian
a. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu
mengembangkan konsep dan teori kebijakan publik khususnya pada tahap
implementasi, serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Kontribusi bagi Pemerintah Daerah, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak
sebagai salah satu pelaksana kebijakan terkait keluarga PMI. Selain itu, diharapkan
memberi kontribusi bagi NGO, swasta dan masyarakat agar dapat berkolaborasi
dalam mewujudkan ketahanan keluarga PMI.
c. Kontribusi dalam pengembangan metodologi penelitian yang berbasis kebijakan
“Ketahanan Keluarga Pekerja Migran Indonesia” dengan berpikir sistem
14
ANALISIS DATA
Soft System Methodology
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model Ketahanan Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI)
Melalui Pendekatan Berpikir Sistem di Kabupaten Lampung Timur
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Operasional Penelitian
Gambar 3 Kerangka Operasional Penelitian
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2022
Berdasarkan bagan alur di atas, penelitian dengan judul “Model Ketahanan Keluarga Pekerja
Migran Indonesia (PMI) Melalui Pendekatan Berpikir Sistem di Kabupaten Lampung Timur”
diawali dengan mengkaji permasalahan keluarga pekerja migran Indonesia (PMI) di Desa
Sumbergede Kabupaten Lampung Timur. Kemudian dilakukan pengambilan data primer dan
data sekunder melalui wawancara, observasi dan dokumentasi ke lokasi penelitian.
Selanjutnya kompilasi teori dan data. Teori yang dikompilasi meliputi teori analisis
kebijakan, teori implementasi kebijakan dan kebijakan ketahanan keluarga. Tahap
Mulai Permasalahan Keluarga Pekerja Migran
Indonesia (PMI) di Kabupaten Lampung Timur
KOMPILASI TEORI
DAN DATA
Data Primer
(wawancara,
observasi)
Data Sekunder
(dokumentasi)
TINJAUAN
PUSTAKA/TEORI:
1. Analisis Kebijakan
Publik
2. Implementasi
Kebijakan Publik
3. Kebijakan Ketahanan
Keluarga
DESAIN PENELITIAN:
Pengambilan data
15
selanjutnya menganalisis dengan SSM hingga terbangun “Model Ketahanan Keluarga
Pekerja Migran Indonesia di Kabupaten Lampung Timur”
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2016), penelitian
kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh
sebagian besar orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
3.3. Fokus Penelitian
a. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan keluarga PMI di Desa Sumbergede
Kabupaten Lampung Timur.
b. Mengidentifikasi dan menganalisis peran stakeholder yang terlibat dalam mengatasi
permasalahan keluarga PMI.
c. Membangun model ketahanan keluarga PMI dengan pendekatan berpikir sistem.
3.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sumbergede, Kabupaten Lampung Timur.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan Teknik pengumpulan data menurut Emzir (2011):
a. Observasi akan dilakukan pada stakeholder yang terlibat dalam ketahanan
keluarga Pekerja Migran Indonesia.
b. Wawancara. Wawancara akan dilakukan kepada seluruh stakeholder.
c. Dokumen.
3.6.Teknik Analisis Data
Menurut Checkland dan Scholes (1990), SSM merupakan metode yang berbasis pada
berpikir sistem. SSM merupakan pendekatan iteratif untuk menggambarkan masalah soft.
Masalah soft merupakan masalah yang melibatkan elemen sosial dan politis yang membuat
identifikasi dan penyelesaian masalah menjadi kabur.
16
Berikut pola pikir SSM:
Sumber: Checkland, Peter B. and Scholes, J., 1990
Tahapan SSM :
1. Mengenali situasi Permasalahan.
2. Mengungkapkan Situasi Permasalahan. Tahap ini menghasilkan rich picture.
3. Pembuatan Definisi Sistem Permasalahan. Tahap ini dikenal dengan naming, and
selecting relevant systems dan bisa kita formulasikan dengan CATWOE (costumer,
actor, transformation process, worldview, owners dan environmental constraint).
4. Membangun Model Konseptual.
5. Perbandingan antara model konseptual dengan situasi permasalahan.
6. Perubahan model yang diinginkan. Pendefinisian perubahan yang diinginkan dan
yang akan dilakukan (desirable and feasible changes) setelah melalui proses debat.
7. Tindakan Perbaikan (Tahap ini tidak dilakukan).
3.7. Indikator Capaian Terukur
1. Indikator capaian terukur adalah a) Teridentifikasi permasalahan keluarga PMI di
Kabupaten Lampung Timur. b) Teridentifikasi peran stakeholder dalam mewujudkan
1. Problem
situation:
considered
Gambar 4: Pola Pikir SSM
7. Action to
improve the problem
situation
6. Changes:
systemically
desirable
culturallyfeasible 2.Problem
situation:expressed 5. Comparison of
models and real world
Real Word
4. Conceptual
models of the
System about
thinking real
world
3. Root
definitions
ofrelevant
systems . named in
the root definitions
17
ketahanan keluarga PMI. c) Selanjutnya dengan berpikir sistem membuat skenario
model implementasi ketahanan keluarga PMI.
2. Mahasiswa yang terlibat lebih terampil dalam kegiatan riset.
3.8.Tahapan penelitian dan Tanggung Jawab
Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Tahapan Penelitian
Tahap Kegiatan Petugas
1 • Melakukan kajian ketahanan keluarga
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
• Pengumpulan data primer dan sekunder melalui wawancara, observasi dan dokumentasi
• Ketua dan
anggota
• Mahasiswa
2 • Menganalisis permasalahan keluarga PMI di Kabupaten Lampung Timur.
• Observasi serta wawancara tambahan
untuk pemantapan hasil.
• Mengidentifikasi model dan FGD
• Ketua
• Mahasiswa
• Ketua dan
anggota
3 Membangun model konseptual Pandu Keluarga
Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten
Lampung Timur
• Ketua dan tim
18
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Di bawah adalah perincian anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan
penelitian ini:
Tabel 5. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
NO Komponen Biaya Biaya yang Diusulkan
1 Pengadaan alat dan bahan Rp 6.371.500,00
2 Biaya perjalanan Rp 21.000.000,00
3 Alat tulis kantor/ bahan habis pakai Rp 14.628.500,00
4 Laporan/Diseminasi/Publikasi Rp 8.000.000,00
TOTAL Rp 50.000.000,00
4.2.Jadwal Penelitian
Penelitian ini dijadwalkan untuk dapat dilaksanakan seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Kerangka Operasional Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
A Perizinan dan administrasi surat
menyurat
√
B Penelusuran data sekunder dan
pembuatan proposal
√ √
C Penyusunan/ pemetaan masalah √
2 Pelaksanaan
A Identifikasi kondisi riil dan
pemetaan masalah
√
B Observasi dan wawancara
mendalam
√ √
C Pengolahan hasil lapangan √ √
D Analisis data √ √ √
E Penulisan luaran (Artikel nasional
dan internasional)
√ √ √
19
3 Penyusunan Proposal
A Penyusunan laporan kemajuan √
B Penyusunan laporan akhir √ √
C Pelaksanaan seminar nasional dan
internasional
√
20
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, L. (2019). Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi) (Edisi Revi). Alfabeta.
Ahmad, Iqbal et.all,. (2012). Implementation Gaps in Educational Policies of Pakistan:
Critical Analysis of Problems and Way Forward. International Journal of Humanities
and Social Science Vol. 2 No. 21.
Ainsworth, Frank, dan John Berger. 2014. Family Inclusive Child Protection Practice: The
History of The Family Inclusion Network and Beyond. Australia: Journal of The
Children Australia Vol. 39 No. 2, doi: 10.1017/cha 2014.1, Pp. 60-64.
Aminuzzaman, Salahuddin M. (2013). Dynamics of Public Policy: Determinants of
Policymaking and Implementation in Bangladesh. Public Organiz Rev (2013) 13:443–
458.
Checkland, Peter B. and Scholes, J. (1990). Soft Systems Methodology in Action. England:
John Wiley & Sons Ltd.
Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan
Campuran (Edisi 4). Pustaka Pelajar.
Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Gadjah Mada
University Press.
Edward III, George C. (1980). Implementing Public Policy. Washington: Congressional
Quarterly Press.
Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Nijnatten, Carolus Van, Marit Hopman, dan Trudie Knijn. 2014. Child Protection Victims
and The ‘Evil Institution’. Netherlands: www.mdpi .com/journal/ socsci, Soc. Sci.
2014, 3, 726-741; doi: 10.3390/socsci3040726.
Saptandari, Pinky. 2014. Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan
dan Kesejahteraan Keluarga. Surabaya: Jurnal Biokultur Vol. III No. 1, Januari-Juni
2014, Hal. 230-250.
21
Undang-Undang Republik Indonesia No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGUSULAN PROPOSAL PENELITIAN BERBASIS MERDEKA BELAJAR
KAMPUS MERDEKA (MBKM)
Topi/Judul : Model Ketahanan Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI)
Melalui Pendekatan Berpikir Sistem di Kabupaten Lampung
Timur
Mata Kuliah : Pengarus Utamaan Gender
Komak/SMT : ANE616316/6
Lokasi Penelitian : Kabupaten Lampung Timur
Mitra : Desa Sumbergede Kabupaten Lampung Timur
Anggota Tim Dosen : 2 orang dosen (PJ Mata kuliah dan Dosen Mata Kuliah Relevan)
Disetujui sebagai salah satu usulan penelitian dalam skema penelitian Berbasis Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM) Tahun Anggaran 2022 dan telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana
tercantum dalam skema tersebut.
Melalui skema ini, diharapkan membantu jurusan/program studi dalam merealisasikan minat dan
keinginan mahasiswa yang bercita-cita sebagai peneliti/periset.
Ketua Peneliti
Dr. Ani Agus Puspawati, S.AP., M.AP.
NIP. 198308152010122002
Ketua Jurusan
Ilmu Administrasi Negara
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Pengarus Utamaan Gender
Meiliyana, S.IP., M.A Dr. Susana Indriyati C., S.IP., M.Si
NIP. 197405202001122002 NIP. 197009142006042001