mikrokontroler at89s51™ sebagai pengendali pengiriman informasi kebakaran melalui telepon seluler

23
MIKROKONTROLER AT89S51™ SEBAGAI PENGENDALI PENGIRIMAN INFORMASI KEBAKARAN MELALUI TELEPON SELULER. Eri Prasetyo, Wahyu K.R. dan Riko Aprihadi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok email : [email protected] ABSTRAKSI Paper ini membahas mengenai sistem penyampaian informasi kebakaran melalui telepon seluler berbasis mikrokontroler. Sistem ini menggunakan beberapa perangkat utama dan tambahan, diantaranya adalah detektor asap sebagai pendeteksi asap jika terjadi kebakaran, mikrokontroler dan dua buah telepon seluler yang menggunakan jaringan GSM. Dengan sistem ini dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap diatas 50°C dan mengirimkan informasi data (SMS) yang berisi “kebakaran” kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram didalam mikrokontroler AT89S51. Dimana sistem ini dilengkapi dengan feed back untuk menyalakan buzzer dengan mengirimkan SMS balasan yang isinya berupa huruf “B”. Kata Kunci : Detektor Asap, Mikrokontoler AT89S51, Komunikasi Serial, GSM Pendahuluan Kemajuan teknologi yang semakin pesat, membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan praktis. Kemajuan teknologi tersebut salah satu diantaranya adalah teknologi mikrokontroler. Penggunaan mikrokontroler akhir-akhir ini telah meluas ke segala bidang. Penggunaannya tidak hanya pada bidang komputer saja, tetapi juga telah digunakan pada peralatan- peralatan elektronik lainnya, misalnya perangkat yang bisa kita lihat sehari-hari, seperti telepon seluler, televisi, mesin cuci bahkan sampai ke instrument ruang angkasa. Mikrokontroler itu sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang jika diberikan data masukan (input), memproses data masukan (input) tersebut, dan kemudian mengeluarkan hasil (output) dari data yang diproses tadi. Teknologi lainnya adalah media yang digunakan dalam suatu hubungan telekomunikasi. Teknologi komunikasi jarak jauh sekarang ini tidak hanya menggunakan suatu kabel sebagai medianya, tetapi teknologi tanpa kabel yang biasa disebut dengan wireless sudah menjadi hal umum. Contoh teknologi

Upload: independent

Post on 20-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MIKROKONTROLER AT89S51™ SEBAGAI PENGENDALI PENGIRIMANINFORMASI KEBAKARAN MELALUI TELEPON SELULER.

Eri Prasetyo, Wahyu K.R. dan Riko AprihadiUniversitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya 100 Depokemail : [email protected]

ABSTRAKSI

Paper ini membahas mengenai sistem penyampaian informasi kebakaran melalui teleponseluler berbasis mikrokontroler. Sistem ini menggunakan beberapa perangkat utama dantambahan, diantaranya adalah detektor asap sebagai pendeteksi asap jika terjadi kebakaran,mikrokontroler dan dua buah telepon seluler yang menggunakan jaringan GSM. Dengan sistemini dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap diatas 50°C dan mengirimkan informasi data(SMS) yang berisi “kebakaran” kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram didalammikrokontroler AT89S51. Dimana sistem ini dilengkapi dengan feed back untuk menyalakanbuzzer dengan mengirimkan SMS balasan yang isinya berupa huruf “B”.

Kata Kunci : Detektor Asap, Mikrokontoler AT89S51, Komunikasi Serial, GSM

Pendahuluan

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, membuat kehidupan manusia

menjadi lebih mudah dan praktis. Kemajuan teknologi tersebut salah satu

diantaranya adalah teknologi mikrokontroler. Penggunaan mikrokontroler

akhir-akhir ini telah meluas ke segala bidang. Penggunaannya tidak hanya

pada bidang komputer saja, tetapi juga telah digunakan pada peralatan-

peralatan elektronik lainnya, misalnya perangkat yang bisa kita lihat

sehari-hari, seperti telepon seluler, televisi, mesin cuci bahkan sampai ke

instrument ruang angkasa. Mikrokontroler itu sendiri merupakan suatu komponen

elektronika yang jika diberikan data masukan (input), memproses data

masukan (input) tersebut, dan kemudian mengeluarkan hasil (output) dari data

yang diproses tadi.

Teknologi lainnya adalah media yang digunakan dalam suatu hubungan

telekomunikasi. Teknologi komunikasi jarak jauh sekarang ini tidak hanya

menggunakan suatu kabel sebagai medianya, tetapi teknologi tanpa kabel yang

biasa disebut dengan wireless sudah menjadi hal umum. Contoh teknologi

tersebut adalah telepon seluler yang sudah berkembang sangat pesat, dimana

hampir setiap orang mengunakan telepon seluler dalam berkomunikasi.

Dampak kemajuan teknologi lain yang tak kalah penting adalah adanya

suatu alat yang dapat membantu dan meringankan manusia dalam mengurangi

korban jiwa dan kerugian secara materil jika terjadi kebakaran pada suatu

ruangan (rumah/gedung), yaitu dengan alat yang dapat mendeteksi asap (yang

mengindikasikan terjadinya kebakaran) dalam suatu ruangan. Penggunaan alat

ini semakin dibutuhkan, dengan semakin kompleksnya pekerjaan manusia dan

tingginya faktor terjadinya kebakaran.

Didalam paper ini dibahas bagaimana merancang suatu sistem pemantau

atau pendeteksi pada suatu ruangan (rumah/gedung) bila terdapat asap yang

mengindikasikan terjadinya suatu kebakaran dengan menggunakan

mikrokontroler. Mikrokontroler lewat telepon seluler didalam sistem

memberikan informasi kepada pemilik ruangan, melalui pesan pendek (SMS) ke

telepon seluler pemilik ruangan tersebut. Dan pemilik ruangan tersebut

dapat menyalakan alarm lewat sms balik.

Landasan Teori

Detektor Asap (Smoke Detector)

Detektor asap merupakan sebuah produk yang dirancang untuk suatu

bangunan (rumah atau gedung), yang bekerja untuk mendeteksi kumpulan-

kumpulan asap. Agar manusia dapat mengetahui lebih cepat jika terjadi suatu

kebakaran, sehingga dapat meminimalisir kerugian-kerugian yang diakibatkan

dari kebakaran tersebut.

Detektor asap ini mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah [4]:

1. Sangat sensitif terhadap asap.

2. Jika supply yang masuk salah polaritas, tidak akan rusak.

3. Dapat dihubungkan lebih dari satu detektor asap secara bersama-sama.

Pada gambar 2.1 menunjukkan salah satu bentuk dari beberapa jenis

detektor asap, yaitu Ionization Smoke Detector HC-202D.

Gambar 1 Ionization Smoke Detector HC-202D [4]

Detektor asap yang digunakan dalam alat yang dibuat adalah jenis

detektor yang banyak dijual dipasaran, yaitu Ionization Smoke Detector (model :

HC-202D). Spesifikasi dari detektor asap tersebut adalah seperti tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Smoke Detector [4]

Detektor seperti ini cocok untuk instalasi di tempat-tempat seperti

pintu masuk tangga rumah, koridor, aula/ruangan lift, ruang dalam rumah, dan

lain lain. Skema rangkaian dalam pemasangan lebih dari satu detektor asap

ditunjukkan pada gambar 2. yang terhubung pada adaptor.

Gambar 2. Pemasangan Kawat Dengan LED [4]

Model Ionization Smoke Detector HC-202D

Tegangan nominal 24 volt (DC)

Batasan tegangan masukan 18 volt s/d 28 volt (DC)

Suhu normal ruangan -15˚C s/d 50˚CUkuran 103 mm x 47 mmBerat 140 gram

Mikrokontroler AT89S51

Adapun mikrokontroler tipe AT89S51 yang kompatibel dengan produk MCS-

51, yang diproduksi oleh ATMEL dengan teknologi memori yang tidak dapat

hilang dan densitas tinggi, dimana penggunaannya cukup luas. AT89S51

memerlukan daya yang rendah dengan penampilan yang baik dengan menggunakan

pengisi sistem yang dapat diprogram dengan mudah melalui ISP Memory Flash.

Instruksi program dan model pin tidak beda dengan standar AT80C51. Komputer

dengan mikrokontroler dapat berhubungan secara langsung hanya dengan

menggunakan kabel antar muka (konektor paralel). Dengan ISP Memory Flash

mengijinkan program yang telah dibuat dapat diganti dengan program yang

baru dengan cara menghapus data yang ada pada mikrokontroler lalu mengisi

dengan program baru. Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ini

adalah sebagai berikut [5]:

1. 4 Kbytes ISP (In- System Programmable) Memory Flash.

2. 8 bit CPU

3. 32 jalur I/O (Input/Output) yang dapat diprogram.

4. Dua buah timer/counter 16 bit.

5. Full DuplexSerial Port UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter).

6. 128 x 8 bit RAM internal.

7. 4 Kbyte EPROM ( Erasable and Programmable ROM).

8. Chip Oscillator.

9. Enam sumber sistem interupsi.

10. Watchdog Timer.

11. Daerah operasi 4-5 Volt.

12. Daerah frekuensi 0-33 MHz.

13. Waktu pengisian program singkat.

14. Program ISP sangat fleksible.

Pada gambar 4. menunujukkan sebuah konfigurasi pin-pin dari

mikrokontroler AT89S51.

Gambar 4. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 [5]

Short Message Service Centre (SMSC)

Short Message Service merupakan salah satu fitur yang disediakan dalam

komunikasi seluler berupa pesan pendek, yang ditetapkan standart ETSI, pada

dokumentasi GSM 3.40 dan GSM 3.38.

Pada saat mengirim pesan melalui SMS dari pesawat telepon seluler,

pesan tersebut tidak akan langsung dikirim ke telepon seluler tujuan,

melainkan akan dikirim terlebih dahulu ke SMSC, yang secara fisik dapat

berwujud sebuah PC biasa. Setelah SMSC menerima pesan SMS dari pengirim,

maka SMSC akan langsung mengirimkan pesan SMS tersebut ke telepon seluler

yang dituju oleh pengirim, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Blok Diagram Cara Kerja SMS [2]

Pesan SMS yang dikirim apakah telah diterima oleh si penerima atau

gagal terkirim dapat kita ketahui karena adanya peralatan SMSC tersebut.

Pesan SMS tersebut akan dapat terkirim apabila telepon seluler yang dituju

dalam keadaan aktif, dan telepon seluler tersebut akan memberikan konfirmasi

kepada SMSC yang menyatakan bahwa pesan SMS tersebut telah diterima. Dan

SMSC pun akan mengirimkan status tersebut kepada telepon seluler pengirim.

Apabila telepon seluler si penerima dalam keadaan tidak aktif, maka pesan

SMS tersebut akan disimpan pada SMSC sampai period validity terpenuhi. Tabel 3.

menunjukkan nomor SMSC dari beberapa operator GSM.

Tabel 3. Daftar SMS Centre [2]Operator GSM No. SMSC

Telkomsel 6281100000

Satelindo 62816124

IM3 62855000000

Exelcomindo 62818445009

Mengirim SMS

Pada operasi mengirim dan menerima SMS, dapat digunakan dengan dua

mode yaitu mode teks dan mode PDU (Protocol data Unit).

Mode PDU (Protocol Data Unit) adalah format pesan dalam hexadecimal octet dan

semidecimal. Kelebihan menggunakan mode PDU adalah dapat melakukan encoding

sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM,

melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang

akan dikirim.

SMS Submit PDU (Mobile Originited)

SMS Submit PDU adalah pesan yang dikirim dari terminal ke SMS-Center

dalam format PDU. Gambar 6. menunjukkan sebuah skema format SMS Submit PDU.

Gambar 6. Skema Format SMS Submit PDU [2]

Pada tabel 4. dibawah ini merupakan sebuah format dari SMS Submit

PDU.

Tabel 4. Format SMS Submit PDU Pesan “kebakaran”

PDU0001000CA1803181828202000009EBB238BC0ECBC36E (21

octet)

SCA (Service Centre Address), memiliki tiga komponen utama yaitu : Len,

Type of Number dan BCD Digits, yang mana penjelasannya terdapat pada tabel 5.

Tabel 5. Penjelasan SCA (SMS Submit) [2]Octet Keterangan Nilai

Len Panjang informasi SMSC dalam

octet00

Type of number Type of address dari SMSC 81 h=

local format 91h = international format<none>

BCD Digits Nomor SMSC, jika panjangnya

ganjil, pada akhir karakter

tambahkan OF hexa<none>

Oleh karena panjang dari SMSC adalah 0, bagian-bagian yang lain dapat

diabaikan. SMSC yang digunakan adalah SMSC yang terdapat pada SIM Card

berdasarkan perintah “AT+CMGS”. Pada tabel 6. berikut merupakan contoh

penulisan nomor SMSC untuk masing-masing operator.

Tabel 6. Nomor SMSC Dalam Format PDU [2]Operator Nomor SMSC Format dalam PDU

Satelindo 62816124 05 91 26 18 16 42Exelcomindo 62818445009 07 91 26 18 48 54 00 F9Telkomsel 6281100000 06 91 26 18 01 00 00IM3 62855000000 05 91 26 58 05 00 00 F0

PDU (Protocol Data Unit) Type, nilai default dari PDU untuk SMS Submit

adalah 01h. Pada contoh di atas, PDU Type-nya adalah 11 yang memiliki

arti yang tersebut pada tabel 7.

Tabel 7. Nilai Default PDU [2]Bit no. 7 6 5 4 3 2 1 0Nama RP UDHI SRR VPF VPF RD MTI MTINilai 0 0 0 1 0 0 0 1

MR (Message Reference), nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi

bilangan hexa-nya 00. nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis

oleh telepon seluler/alat SMS gateway. Jadi pada contoh di atas MR adalah

00.

DA (Destination Address), penulisan format Destination Address sama dengan

original address. Pada tabel 8. merupakan penjelasan dari Destination Address.

Tabel 8. Penjelasan Destination Address

Octet Keterangan NilaiLen Panjang nomor destination address

0C

Type of number Tipe dari destination address 81 h =

local

91

91 h =international

BCD Digits

Nomor destination address. Jika

panjangnya ganjil, pada akhir

karakter tambahkan OF hexa

803181828202

PID (Protocol Identifier), nilai default dari PID, sebagai berikut :

0 = 00 = dikirim sebagai SMS.

1 = 01 = dikirim sebagai telex.

2 = 02 = dikirim sebagai fax.

Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja kita

memakai 00.

DCS (Data Coding Scheme), terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Skema 7 bit, ditandai dengan angka 0 sampai 00.

2. Skema 8 bit ditandai dengan angka lebih besar dari 0 diubah ke hexa.

Kebanyakan telepon seluler/SMS gateway yang ada dipasaran sekarang

menggunakan skema 7 bit, sehingga pada contoh diatas menggunakan DCS 00.

VP (Validity Period), merupakan jangka waktu sebelum SMS expired. Jika

bagian ini di skip, itu berarti kita tidak membatasi waktu berlakunya SMS.

Sedangkan jika kita isi dengan suatu bilangan integer yang kemudian diubah

kepasangan hexa tertentu, bilangan yang kita berikan tersebut akan mewakili

jumlah waktu validitas SMS tersebut. Pada contoh diatas, VP-nya adalah AA,

atau 170d, 170-166 = 4 hari. Rumus untuk menghitumg waktu validitas SMS

tersebut dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Validity Period [2]Nilai VP Nilai Validitas Periode

0-143 (VP+1)x45 menit (berarti : interval 5 menit s/d

12 jam)

144-167 12 jam+ (TP-VP-143)x 30 menit

168-196 (VP-166)x 1 hari197-255 (VP-192) x 1 minggu

Agar SMS pasti terkirim sampai ke telepon seluler penerima, sebaiknya

tidak memberikan batasan waktu valid-nya.

UDL (User Data Length), merupakan panjang isi SMS (jumlah huruf dari

isi). Pada contoh di atas, User Data Length-nya adalah 09 (9 angka).

UD (User Data), untuk telepon seluler/SMS gateway berskema encoding 7

bit, jika kita mengetikkan suatu huruf dari keypad-nya, berarti kita telah

membuat 7 angka 1/0 berurutan. Ada dua langkah yang dilakukan untuk

mengkonversikan isi SMS, yaitu :

1. Mengubah isi SMS menjadi kode 7 bit. Dimana pada contoh diatas isi

pesannya adalah “kebakaran”.

Bit 765 4321

k 110 1011

e 110 0101

b 110 0010

a 110 0001

k 110 1011

a 110 0001

r 111 0010

a 110 0001

n 110 1110

2. Mengubah kode 7 bit (septet) menjadi 8 bit (octet), yang mewakili pasangan

heksa. Pada setiap octet, jika jumlah bit kurang dari 8 , maka diambil

dari bit paling kanan pada septet selanjutnya dan digabungkan pada bagian

kiri septet sebelumnya. Seperti pada contoh dibawah ini, dimana nomor bit

yang dicetak tebal merupakan kode awal dari 7 bit.

E B

k 1110 1011

B 2

e 1011 0010 1

3 8

b 0011 1000 10

B C

a 1011 1100 001

0 E

k 0000 1110 1011

C B

a 1100 1011 00001

C 3

r 1100 0011 110010

6 E

a 0110 1110 1100001

n 0 110 1110

Dengan demikian konversi dari 7 bit menjadi 8 bit dari isi pesan

“kebakaran” tersebut adalah “EBB238BC0ECBC36E”.

AT Command

Di balik tampilan menu message pada sebuah telepon seluler sebenarnya

ada AT Command yang bertugas mengirim dan menerima data dari/ke SMS Centre.

AT Command dari setiap SMS device dapat berbeda-beda, walaupun pada dasarnya

sama.

AT Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal melalui serial

port pada komputer. Dengan AT Command, kita dapat mengetahui besarnya suatu

sinyal dari terminal, mengirim pesan, menambahakan item pada buku alamat,

mematikan terminal dan fungsi-fungsi lainnya. Setiap vendor biasanya

memberikan suatu referensi tentang daftar AT Command yang tersedia.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat desain sebuah

sistem baik secara hardware maupun software. Mengimplementasikan desain yang

telah dibuat tersebut, selanjutnya dilakukan beberapa uji coba sistem

tersebut secara keseluruhan dan mengambil data-data yang diperlukan.

Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. mendesain dan membuat perangkat keras yang dibutuhkan.

2. mendesain dan membuat perangkat lunak yang dibutuhkan.

3. menguji coba sistem keamanan yang dihasilkan dengan cara:

a. memasang sistem sensor yang dihasilkan di suatu ruangan

b. memasang sistem keamanan mikrokontroler di suatu ruangan

c. Membuat asap didalam ruangan

d. Mengamati fungsi sistem

Pembahasan

Perancangan sistem

Dalam perancangan alat ini meliputi dua bagian, yaitu perangkat keras dan

perangkat lunak. Perangkat keras, terdiri dari detektor asap,

mikrokontroler AT89S51, kabel konektor serial, dua buah pesawat telepon

seluler dan buzzer. Sedangkan perangkat lunak berisikan program komunikasi

antara mikrokontroler dengan telepon seluler, dimana program tersebut telah

diprogram dalam mikrokontroler AT89S51.

Prinsip kerja dari alat ini secara umum dapat dilihat pada gambar 7.

dibawah ini.

Gambar 7. Blok Diagram Alir Sistem

Perancangan Mikrokontroler

Mikrokontroler yang digunakan pada alat ini sudah dalam bentuk sistem

minimum, yang terdiri atas IC mikrokontroler, empat port I/O 10 kaki (8 bit

data beserta Vcc dan ground), satu port ISP (In-System Progamming), rangkaian

osilator (dengan frekuensi ±12 Mhz), port ALE dan PSEN dua kaki serta

tombol RESET. Dengan internal program memory sebesar 4 Kbyte dan internal data

memory sebesar 128 RAM.

Port 3.0 dan port 3.1 digunakan sebagai masukkan ke IC MAX 232, port

3.2 dari mikrokontroler terhubung ke detektor asap (terminal 4) yang

digunakan sebagai masukkan mikrokontroler. Port 2.0 yang terhubung ke

buzzer, digunakan untuk menyalakan alarm, seperti yang terlihat pada gambar

8.

Gambar 8. Perancangan Mikrokontroler AT89S51 [1]

RS-232

Komunikasi serial relatif lambat dan melibatkan interupsi untuk

mengetahui apakah pengiriman maupun penerimaan data telah selesai atau

belum. Alamat interupsi serial yang disediakan oleh MCS-51 adalah 23H.

Alamat ini tidak membedakan apakah interupsi yang terjadi adalah interupsi

setelah pengiriman data selesai atau interupsi oleh adanya penerimaan data.

MCS-51 menyediakan flag untuk membedakan asal interupsi tersebut. Flag R1 akan

di-set apabila ada data yang siap untuk dibaca berada pada register SBUF.

Sementara jika data yang berada pada SBUF telah selesai dikirim, flag TI akan

di-set.

Register SBUF adalah register tempat data serial akan dikirimkan,

atau tempat dimana data serial diterima. Secara fisik register ini ada dua,

tetapi memiliki alamat yang sama. Register yang satu hanya terlibat dalam

proses pengiriman data, sementara register yang lain hanya terlibat dalam

proses penerimaan data. Jadi, program assembly seperti:

mov SBUF, A

mov B, SBUF

tidak akan menghasilkan B sama dengan A. Perintah tersebut akan diartikan

sebagai pengiriman data pada register A melalui kabel serial, dan pengambilan

data yang diterima secara serial ke dalam register B.

Pengiriman data ke SBUF yang terlalu cepat akan mengakibatkan data

yang terkirim rusak dan tidak dapat dibaca oleh si penerima. Metode yang

paling aman untuk proses pengiriman dan penerimaan data serial adalah

dengan menyediakan buffer untuk kedua proses tersebut. Data yang dikirim

tidak langsung ke SBUF, melainkan ke buffer. Demikian juga sebaliknya dengan

pengambilan data.

Pada gambar 9. menunjukkan rangkaian RS 232 yang digunakan pada

perancangan sistem ini, dimana perangkat ini yang menjalankan komunikasi

antara mikrokontroler dengan telepon seluler.

Gambar 9. Rangkaian IC MAX 232 [3]

Hardware pada komunikasi serial port dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

Data Communication Equipment (DCE) dan Data Terminal Equipment (DTE). Contoh DCE

seperti modem, plotter, scanner, sedangkan contoh DTE seperti terminal di

komputer. Spesifikasi elektronik dari serial port merujuk pada Electronic

Industry Association (EIA) adalah sebagai berikut [3]:

1. “Space” (logika 0) adalah tegangan antara +3V hingga +25V.

2. “Mark” (logika 1) adalah tegangan antara -3V hingga -25V.

3. Daerah antara +3V hingga -3V tidak didefinisikan/tidak terpakai.

4. Tegangan open circuit tidak boleh melebihi 25V.

5. Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500 mA.

Telepon seluler

Dalam pembuatan alat ini, untuk dapat mengirimkan informasi data yang

berbentuk SMS maka memerlukan perangkat pendukung, yaitu telepon seluler

Siemens tipe C55, yang memiliki kabel data serial, dimana kabel tersebut

terhubung ke port DB9 dan telepon seluler.

Untuk dapat mengetahui isi SMS yang dikirim, maka diperlukan

perangkat tambahan satu buah telepon seluler jenis apa saja yang

menggunakan sistem jaringan GSM. Perangkat tambahan yang digunakan pada

perancangan alat ini adalah telepon seluler NOKIA tipe 6681. Telepon

seluler ini juga digunakan untuk membalas (reply) SMS yang telah diterima

tadi. Pada gambar 10. menunjukkan duah buah telepon seluler dan kabel data

yang digunakan.

Gambar 10. Siemens C55, Kabel Data Serial Dan Nokia 6681

Skema rangkaian dari perangkat keras secara keseluruhan dapat

terlihat pada gambar 11.

Gambar 11. Skema Rangkaian Perangkat Keras

Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau yang biasa disebut software adalah instruksi-

instruksi yang digunakan sebagai sistem suatu operasi agar dapat

mengendalikan perangkat keras (hardware). Perangkat lunak ini merupakan

suatu pendukung dari perangkat keras.

Untuk dapat mengendalikan sistem pada alat ini, digunakan

mikrokontroler AT89S51. Bahasa program yang digunakan adalah bahasa assembler

dengan sotfware program 8051 Editor, Assembler, Simulator IDE versi 1.18 produksi

AceBus, yang dapat dijalankan pada platform windows dan kompatibel dengan

produk MCS-51. Seperti nama softwarenya, kemampuannya adalah sebagai Editor

(meng-edit program yang sudah ada secara langsung), Assembler (mengkompilasi

program yang sudah ada untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak) dan

Simulator (mensimulasi hasil program yang telah jalan, sehingga mengetahui

secara jelas urutan deskripsi program yang telah dibuat). Sedangkan dalam

pengisian program ke mikrokontroler hanya menggunakan ISP flash memory dan

kabel antar muka ISP yang dihubungkan langsung ke komputer (PC) melalui

koneksi RS 232. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi (berupa

SMS) kepada nomor telepon seluler yang telah diprogram di mikrokontroler

AT89S51, dan menerima balasan SMS (apakah menyalakan buzzer atau tidak).

Program Mendeteksi Asap

Program ini merupakan program untuk mendeteksi adanya kumpulan-

kumpulan asap di daerah sekitar detektor asap. Script atau listing program

untuk mendeteksi asap ini dapat terlihat seperti dibawah ini:

mulai:

setb p2.0

jnb p3.2,main

sjmp mulai

Program Mengirim SMS

Program ini merupakan program untuk mengirimkan SMS kepada nomor

telepon seluler yang telah terprogram di mikrokontroler AT89S51 jika

detektor asap sudah dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap dan mengirimkan

sinyal alarm ke mikrokontroler. Listing program dari program mengirim SMS

yaitu seperti dibawah ini:

Main:

clr p2.5

Mov dptr,#Setting

acall send_call

acall delay_2s

setb p2.5

clr p2.1

mov dptr,#smsKirim

acall send_call

acall delay_2s

setb p2.1

clr p2.2

mov a,#26

acall send

acall delay_2s

acall delay_5S

setb p2.2

Isi SMS yang akan dikirim tersebut adalah “kebakaran”. Dan isi dari

SMS serta nomor telepon seluler yang dituju itu pun telah terprogram

didalam mikrokontroler AT89S51. Berikut merupakan listing program yang dari

isi SMS dan nomor tujuan:

smsKirim: db"0001000CA1803181828202000009EBB238BC0ECBC36E",0

Program Menerima SMS Dan Bunyi Buzzer

Program ini merupakan penerimaan SMS atau jawaban atas SMS atas

program sebelumnya, yaitu program mengirim SMS. Jawaban atau balasan dari

SMS tersebut diatas tidak harus dari nomor telepon seluler yang dikirimkan

SMS tadi (nomor tujuan yang telah terprogram dalam mikrokontroler AT89S51),

namun balasan SMS-nya dapat direspon dari nomor mana saja. Dan buzzer akan

berbunyi bersamaan dengan diterimanya SMS. Listing program untuk menerima

dan bunyi buzzer adalah sebagai berikut:

program_baca:

acall receive

acall send

cjne a,#'T',program_baca

acall receive

acall delay_1s

clr p2.7

baca_sms:

mov dptr,#cmgr

acall send_call

nop

nop

nop

setb p2.7

mov r6,#52

baca:

acall receive

djnz r6,baca

baca2:

acall receive

cjne a,#'4',baca2

acall receive

cjne a,#'2',baca2

alarm:

clr p2.0

acall delay_5s

acall delay_5s

Hasil Uji Coba

Pengujian Detektor Asap

Untuk pengujian ini digunakan detektor asap (HC-202D), yang merupakan

sebuah komponen yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya kumpulan-kumpulan

asap didalam suatu ruangan. Batas tegangan masukan yang diperbolehkan

antara 18 VDC s/d 28 VDC.

Detektor asap diberikan tegangan masukkan dari adaptor sebesar 24

volt DC, pada terminal 1 dari detektor asap terhubung ke bagian positif (+)

dari adaptor, sedangkan bagian negatif (-) dari adaptor terhubung pada

terminal 3 pada detektor asap. Pada terminal 2 dan terminal 4 dari detektor

asap, yang merupakan output dari detektor asap digunakan sebagai masukan

untuk mikrokontroler. Detektor asap ini diletakkan diatas sebuah plat besi

yang mempunyai ukuran 18cm X 18cm, dengan tinggi 50cm. Didekat detektor

asap diletakkan sebuah termometer untuk mengetahui keadaan suhu pada saat

percobaan. Pada gambar 12. merupakan cara pengukuran yang dilakukan pada

detektor asap.

Gambar 12. Pengukuran Detektor Asap

Sedangkan hasil dari pengukuran yang dilakukan terhadap detektor asap

dapat terlihat pada tabel 10.

Tabel 10. Pengukuran Suhu Detektor Asap

Percobaan Suhu Detektor asapVout

(DC)

1 35ºC Off 0 volt

2 40ºC Off 0 volt3 45ºC Off 0 volt4 48ºC Off 0 volt5 50ºC Off 0 volt6 52ºC On 5 volt7 55ºC On 5 volt

Pengujian Alat Keseluruhan

Pengujian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui bekerja atau

tidaknya alat secara keseluruhan, dengan cara memberikan tegangan dari

adaptor ke detektor asap sebesar 24 volt. Lalu dibuat kumpulan-kumpulan

asap dengan membakar kertas-kertas bekas hingga mencapai suhu diatas 50ºC.

Setelah detektor asap bekerja, maka akan mengirimkan alarm ke

mikrokontroler sebagai masukkan. Kemudian isi pesan (“kebakaran”) yang

telah diprogram di mikrokontroler akan dikirim ke nomor telepon seluler

dituju yang juga telah diprogram di dalam mikrokontroler. Setelah

mendapatkan balasan SMS yang berisikan huruf “B”, maka secara otomatis

buzzer akan berbunyi, bersamaan dengan diterimanya SMS tersebut. Pada gambar

13. merupakan sebuah skema rangkaian dari pengujian alat secara

keseluruhan.

Gambar 13. Skema Rangkaian Pengujian Alat

Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengujian ini adalah dengan

menggunakan sebuah tombol sebagai pengganti masukan dari detektor asap.

Dimana pada input ini diberikan masukan tegangan sebesar 12 volt DC. Dan

output dari port DB9 terhubung ke CPU melalui kabel serial. Sehingga jika

tombol pengganti tersebut ditekan, maka tampilan pada layar monitor akan

tampak pada gambar 14, yang menandakan bahwa simulasi pengiriman SMS telah

dikirim.

Gambar 14. Tampilan Program Pada Layar Monitor

Pada gambar 15. dibawah ini menunjukkan photo pengujian alat secara

keseluruhan.

Gambar 15. Photo Pengujian Alat

Penutup

Setelah alat yang dirancang terealisasi, dan dilakukan uji coba maka dapat

diambil beberapa kesimpulan dengan melihat dari proses pengukuran,

diantaranya adalah :

1. Komponen/bagian detektor asap akan bekerja pada suhu diatas 50ºC.

2. Rangkaian mikrokontroler akan bekerja jika terdapat tegangan masukan

sebesar ± 5 volt DC, sehingga dapat segera mengirimkan SMS yang telah

terprogram didalam mikrokontroler tersebut.

3. Buzzer akan menyala jika telepon seluler Siemens C55 mendapatkan balasan

SMS yang berisikan huruf “B”.

4. Alat ini dapat memberikan informasi jika terjadi kebakaran kepada

pemilik ruangan melalui telepon selulernya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Graha Ilmu, 2005.

2. Ir. Bustam Khang, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2002.

3. Widodo Budiharto S., Si., M.Kom., Elektronika Digital dan Mikroprosesor, Andi,

Yogyakarta, 2005.

4. http://www.smoke detector.com , Ionization Smoke Detector HC-202D.

5. http://www.atmel.com , Microcontroller AT89S51 ISP Flash Memory, Atmel

Corporation, 2001.