menulis macam paragraf dan jenisnya

18
MENULIS PARAGRAF DAN JENIS-JENISNYA DISUSUN OLEH : NAMA : Nastu Sumaryadi Putra (061530330284) Khaidir Faturrachman (061530330278) KELAS : 1TB KELOMPOK : 3 DOSEN PENGAMPU : Edi Suryadi, M.Pd. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telepon:+620711353414 Fax:+62711355918 Web : http:// www.polsri.ac.id atau www.polsriwijaya.ac.id Email : [email protected]

Upload: polsri

Post on 16-Nov-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENULIS PARAGRAF DAN JENIS-JENISNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nastu Sumaryadi Putra (061530330284)

Khaidir Faturrachman (061530330278)

KELAS : 1TB

KELOMPOK : 3

DOSEN PENGAMPU : Edi Suryadi, M.Pd.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telepon:+620711353414

Fax:+62711355918 Web : http:// www.polsri.ac.id atau www.polsriwijaya.ac.id

Email : [email protected]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat beberapa kesulitan dalam membuat suatu karya tulis

ilmiah,salah satunya adalah mengungkapkan sebuah pikiran menjadi kalimat dalam

bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat, suatu kalimat

dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang

membentuk paragraph.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri

atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini

wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya

yang kurang ideal. Alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.

Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang

komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan

wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu

paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang

mewujudkan sebuah karangan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penulisan materi ini adalah sebagai berikut:

Apa yang dimaksud dengan paragraf

Syarat-syarat sebuah paragraf

Jenis-jenis paragraf dan klasifikasinya

1.3 Tujuan

Memahami definisi paragraf

Mengetahui jenis-jenis paragraf

Memahami pengembangan-pengembangan paragraf

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian paragraf

Ada begitu banyak pendapat tentang Definisi atau pengertian Paragraf itu

sendiri.Dalam Kamus Umum Bahasa Nndonesia karangan Purwadarminta tertera

penjelasan bahwa paragraf sering diartikan dengan baris baru atau ganti garis.

Pengertian lain tetapi sedikit ada persamaan dengan Penjelasan Purwadarminta

diberikan oleh Weaver,yaitu “Paragraph means something written beside

.

Pengertian yang lebih jelas diberikan oleh Barnett “ A paragraph is a group of a closely

related sentences arranged in a way that permits a central idea to be defined,developed,

and clarified’. Dari definisi barnett dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan

seperangkat kalimat berkaitan erat satu sama lainya .Kalimat kalimat tersebut disusun

menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapaat

dibatasi,dikembangkan dan diperjelas.

Menurut pengamatan ahli bahasa indonesia ada beberapa ciri atau karakteristik

paragraf yaitu :

1. Setiap paragraf mengandung makna,pesan,pikiran atau ide pokok yang relevan

dengan ide pokok keseluruhan karangan

2. Umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat

3. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran

4. Paragraf adalah satu kesatuan yang koharen dan padat

5. Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis dan sistematis

Berdasarkan penganalisaan dari beberapa sumber yang memberikan keterangan tentang

paragraf, maka bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa definisi paragraf sebagai berikut :

“ Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang

berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran”

2.2 Persyaratan Penyusunan Paragraf

2.2.1 Kesatuan

Kesatuan paragraf adalah keharusan paragraf tersebut

memperlihatkan dengan jelas suatu maksud tertentu.Kesatuan disini tidak boleh

diartikan bahwa ia hanya memuat satu hal saja.Sebuah paragraf yang memiliki

kesatuan biasa saja mengandung beberapa hal atau rincian

2.2.2 Koherensi

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf itu harus

mengandung koherensi atau kepaduan yang baik.Kepaduan yang baik terjadi

bila hubungan timbal balik antara kalimat yang membina suatu paragraf atau

alinea adalah baik,wajar dan mudah dipahami

Untuk memperoleh kepaduan yang baik antara kalimat dalam sebuah

paragraf,sebaiknya diperhatikan syarat berikut ini.

2.2.3. Masalah Kebahasaan

Repetisi

Repetisi adalah pengulangan kata kata kunci ,kata-kata yang dianggap

penting dalam sebuah paragraf.Kata-kata kunci tersebut mula-mula muncul

dalam kalimat pertama,lalu diulang dalam kalimat berikutnya

Contoh penggunaan repetisi :

Di dalam hidupnya, manusia membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang itu

dibutuhkan untuk menjaga harmoni hidup. Tanpa kasih sayang diantara sesama

manusia, hidup manusia akan seperti binatang belaka

Kata Ganti

Kata ganti dapat berfungsi untuk menjadi paduan yang baik dan teratur

antara klimat yang membina sebuah paragraf.

Contoh penggunaan kata ganti :

Lukman dan Rumi adalah dua kakak beradik. Mereka tinggal di sebuah komplek

perumahan di Bandung Timur. Keduanya hidup rukun, Mereka pergi ke sekolah

selalu bersama-sama. Orang tua mereka sangat bahagia melihat keduanya.

Kata Transisi

Fungsi sebuah kata transisi terletak antara kata ganti dan repetisi. Bila

repetisi mengendaki pengulangan kata-kata kunci, serta kata ganti tidak

menghendaki pengulangan sebuah kata benda, maka dalam masalah kata transisi

ditempuh jalan tengah.

Misalnya : Jam 5 pagi saya bangun. Sesudah itu saya ke kamar mandi, lalu saya

mandi. Sesudah itu saya berpakaian, sesudah berpakaian saya makan pagi.

Kemudian saya makan lagi.

Berikut ini beberapa macam arti kata transisi dalam fungsinya sebagai

penghubung kalimat dalam suatu paragraf.

a. Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu itulah disebut

sebelumnya, seperti lebih lagi, tambahan, tambahan pula, di samping

itu, dan lalu, seperti halnya, juga, lagipula, berikutnya, dan

sebagainya.

b. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah

disebut lebih dahulu, seperti tetapi, namun, bagaimana pun, walaupun

demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, meskipun, dan sebagainya.

c. Hubungan yang menyatakan perbandingan, seperti sama halnya,

seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana,

dan sebagainya.

d. Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, seperti sebab itu, oleh

karena itu, jadi, maka, akibatnya, dan sebagainya.

e. Hubungan yang menyatakan tujuan, seperti untuk maksud itu, untuk

itu, supaya, agar, dan sebagainya.

f. Hubungan yang menyatakan penyingkatan atau ringkasan, seperti

singkatnya, ringkasnya, dengan kata lain, seperti sudah disebutkan,

pendeknya, dan sebagainya.

g. Hubungan yang menyatakan tempat, seperti di sini, di sana,

berdekatan dengan berdampingan dengan, di seberang, dan

sebagainya.

h. Hubungan yang menyatakan waktu, seperti sementara itu, pada saat

itu, beberapa saat kemudian, sesudah itu, dan sebagainya.

2.3 Jenis Paragraf

Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis, yakni

paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. Sebuah paragraf akan

dikatakan baik bila memiliki kualifikasi yang baik pada tiga jenis paragraf yang

disebutkan di depan itu. Berikut ini adalah jenis-jenis paragraf tersebut.

2.3.1 Berdasarkan Fungsinya Dalam Karangan

a. Paragraf Pembuka

Dapat dikatakan sebagai pembuka karena tugas pokoknya adalah

untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki

paragraf-paragraf pengembang selanjutnya. Sebagai pembuka atau

pengantar, paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat

pembaca agar mau meneruskan kedalam paragraf-paragraf selanjutnya.

Paragraf pembuka yang pendek akan jauh lebih baik karena paragraf

yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.

b. Paragraf Pengembang

Paragraf ini mengembangkan ide pokok pembicaraanyang sudah

dirancang. Paragraf ini mengemukakan inti persoalan yang hendak

dikemukakan di dalam sebuah karangan. Jumlah paragraf pengembang

ini tidak ada batasan, yang menjadi ukuran atau pembatas adalah

ketuntasan pengungkapan pikiran/gagasan karangan secara keseluruhan.

- Menguraikan, mendeskripsikan, membandingkan, mengontraskan,

menjelaskan, memaparkan, menjelaskan ide pokok karangan.

- Mendukung konsep tertentu untuk menopang ide pokok karangan:

alasan, argumentasi, contoh, rincian, dukungan.

-

c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup ini merupakan kesimpulan pembicaraan yang

telah dipaparkan pada bagian-bagian selanjutnya. Paragraf penutup

mungkin hanya merupakan sebuah rangkuman, atau mungkin sebuah

penegasan ulang dari hal-hal pokok yang dipaparkan pada paragraf-

paragraf sebelumnya. Kalimat-kalimat reflektif, pertanyaan-pertanyaan

retoris sering kali dipakai untuk mengakhiri paragraf penutup untuk

meningkalkan bekas-bekas akhir yang tidak mudah dilupakan dan

menuntut pemikiran lanjutan. Berikut ini beberapa tips untuk membuat

kesan kuat untuk paragraf penutup.

- Menegaskan kembali ide pokok karangan dengan menggunakan kata-

kata yang berbeda.

- Meringkas atau merangkum hal-hal penting yang telah disampaikan

dalam karangan.

- Memberikan kesimpulan, saran atau proyeksi kedepan.

- Memberikan pertanyaan reflektif dan pertanyaan retoris yang tidak

menuntut jawaban sekarang.

Paragraf penutup dari sebuah tulisan terdiri dari satu paragraf

saja. Akan tetapi, sesungguhnya tidak selalu harus demikian. Dalam

sebuah karya ilmiah yang panjang, misalnya saja, bagian kesimpulan

dan saran itu merupakan penutup

2.3.2 Berdasarkan Kalimat Pokok Paragraf

 a. Paragraf Deduktif  (umum)

Paragraf deduktif adalah paragraf yang menempatkan

kalimat utama pada awal paragraf. Ciri paragraf deduktif dikenali

dari gagasan utamanya yang diletakkan di awal tersebut. . Paragraf deduktif disebut juga dengan paragraf umum-khusus.

Paragraf deduktif yaitu paragraf yang diawali dengan

menyebutkan masalah-masalah umum atau lebih luas, untuk

memperoleh suatu kesimpulan yang bersifat khusus atau lebih

spesifik.

Atau agar lebih mudah diingat, paragraf deduktif adalah paragraf

yang mempunyai  kalimat utama di awal paragraf.

Dan berikut adalah contoh-contoh paragraf deduktif:

Contoh 1

Kecelakaan berbagai jenis peralatan utama sistem

persenjataan milik TNI masih sering terjadi.

Sepanjang tahun 2010 saja, tercatat sudah 76 anggota TNI tewas

dalam berbagai kecelakaan. Korban jiwa tak hanya jatuh dari

pihak TNI, namun rakyat sipil pun kadang juga turut menjadi

korban. Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan semakin

menjatuhkan moral prajurit TNI.

Keterangan: Kalimat utama terletak di awal paragraf.

Contoh 2

Demam berdarah dengue masih menjadi ancaman di

seluruh belahan dunia. Asia menempati urutan pertama dalam

jumlah korban tiap tahun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh

curah hujan yang sangat tinggi terutama di daerah Asia Timur

dan Asia Selatan. Jumlah penderitanya setiap tahun selalu

mengalami peningkatan dan 95% penderitanya adalah anak-anak

di bawah 15 tahun.

Keterangan: Kalimat utama terletak pada awal paragraf

  b. Paragraf Induktif (khusus)

Paragraf induktif adalah paragraf yang menempatkan

kalimat utama pada akhir paragraf. Ciri paragraf induktif dikenali

dari gagasan utama yang diletakkan pada akhir bagian. Paragraf

induktif disebut juga paragraf khusus-umum. Yaitu paragraf yang

diawali dengan menyebutkan masalah-masalah khusus untuk

memperoleh suatu kesimpulan umum yang mencakup seluruh

peristiwa khusus sebelumnya. Dengan demikian paragraf induktif

ini ide pokok atau kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.

Berikut ini adalah contoh-contoh paragraf induktif:

Contoh 1

Dari kelok pertama sampai kelok ke-44, kami masih

menikmati panorama yang masih perawan. Sampai di tepi danau

Maninjau terlihat hamparan air yang dikelilingi bukit-bukit yang

menjulang. Tampak dari kejauhan nelayan dengan sampan

tradisional mencari ikan di tengah danau. Meskipun serasa di tepi

pantai, angin sejuk selalu menyapa dengan lembut. Sungguh

molek alam Minangkabau yang belum terjamah tangan-tangan

jahil ini.

Contoh 2

` Panas atau demam yang tinggi selama beberapa hari dapat

dicurigai sebagai demam berdarah. Seseorang yang menderita

demam berdarah juga mengalami pendarahan dari lubang hidung

atau mimisan. Selain itu, muncul bintik-bintik merah pada tubuh.

Semua gejala tersebut hendaknya diperhatikan sehingga jika

terjadi gejala-gejala tersebut, penderita bisa ditolong dan

ditangani dokter

    c. Paragraf Campuran

Paragraf Deduktif –induktif adalah paragraf yang

menempatkan kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Ciri

paragraf ini ditandai oleh berulang gagasan utama  pada awal

yang ditegaskan kembali di bagian akhir.

Contoh 1 :

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan dapat

hidup tanpa air. air merupakan sumber kehidupan bagi manusia,

bayangkan saja manusia bisa menahan lapar berhari-hari namun

manusia tidak bisa menahan kebutuhan akan air karena air

merupakan komponen utama dari tubuh, rata-rata tiap orang

memiliki 60% air dari berat tubuhnya. Semua sistem didalam

tubuh tergantung oleh air. Sebagai contoh, air akan membilas

racun dari organ vital, membawa nutrisi ke sel tubuh dan

menghasilkan kelembapan bagi jaringan telinga, hidung dan

tenggorokan. Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan

dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh kekurangan air

sehingga tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. setiap saat

Anda akan kehilangan air melalui pernafasan, keringat, urin dan

pergerakan usus. Agar tubuh berfungsi normal, maka air yang

hilang harus digantikan dengan mengkonsumsi makanan dan

minuman yang mengandung air.bayangkan saja apa yang akan

terjadi pada manusia jika persediaan air telah habis.Oleh karena

itu, kita sebagai Manusia harus peduli,menjaga dan melestarikan

lingkungan kita,agar kelak sumber air kita tidak habis dan tidak

akan terjadi krisis air bersih

2.3.3 Berdasarkan Isinya

Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima

macam, yaitu :

a.Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi merupakan paragraf mempromosikan

sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca.

Contoh Paragraf Persuasi :

Indonesia terkenal sebagai negara agragris yaitu negara

yang masyarakatnya pada umumnya berkerja di bidang pertanian.

Karena itu banyak sekali hasil dari pertanian yang terbesar ialah

padi . Namun tanpa kita sadari karena tingginya ketergantungan

terhadap padi sendiri membuat pertanian kita hanya bergantung

pada sektor tersebut. Sedangkan karena tingginya jumlah

konsumen nasi membuat kebutuhan akan padi semakin

meningkat hingga pada titik tertentu Indonesia harus impor beras.

Ini ialah hal yang sangat riskan karena negara agragris harus

meng impor beras. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan masyarakat

yang bergantung pada nasi. Padahal masih banyak makanan yang

bisa menggantikan padi. Oleh karena itu beralih lah ke makanan

lain pengganti nasi seperti jagung dan ubi-ubi an yang tidak

hanya mudah ditemukan dan tentunya lebih ekonomis dan dapat

menumbuhkan sektor pertanian yang lainnya.

b. Paragraf Argumentasi

Adalah paragraf yang isinya paragraf membahas satu

masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.

Contoh Paragraf Argumentasi :

Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis

yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering

menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat

Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan

dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan

meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah

tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa

penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai

Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan

kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya

kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam

tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para

masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,

juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga

banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu

berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering

banyak menimbulkan korban mati tenggelam.

c. Paragraf Narasi

Paragraf yang isinya menuturkan peristiwa atau keadaan

dalam bentuk cerita.

Contoh Paragraf Narasi

Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama

sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan

seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk

mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke

Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan

semua perbekalan yang nantinya diperlukan.

Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu

riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut.

Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan

senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi

favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku

untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya.

Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa

hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana,

aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk

mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-

jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan

perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini

akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

d. Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi  adalah merupakan paragraf yang

bertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca

seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.

Contoh  Paragraf Deskripsi :

` Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan

elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak bergulung-gulung

datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak

bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang

menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang

menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-

kiri, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang,

pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit

kapur di sebelah utara pantai.

Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas

kakiku dan terasa asin air itu ketika bibirku

Terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hampir

pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat

ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola,

bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi

yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis

manca negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik

delman. Seperti apa yang aku lihat, pantai ini memang sangat

ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.

e. Paragraf Eksposisi

Paragraf yang isinya memaparkan sesuatu fakta atau

kejadian tertentu.Paragraf ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan pembacanya

Contoh Paragaf Eksposisi :

Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari

sekian banyak propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa

Barat. Sebagai ibu kota Propinsi Kota Bandung juga amat

dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota tempat

berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota

Bandung pun memiliki banyak julukan, di antaranya

Sebagai Paris van Java.

2.4 Pengembangan Paragraf

Paragraf harus diuraikan dan dikembangkanoleh para penulis atau

pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu

model pengembang atau bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus.

Berikut adalah jenis-jenis pengembangan paragraf.

a. Pengembangan Alamiah

Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada

fakta dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan

tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam

dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan

waktu adalah bahwa pengembangan itu garus bermula dari titik waktu

tertentu dan berkembang terus sampai pada titik waktu yang selanjutnya.

Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang

lainnya, mengadopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.

b. Pengembangan Deduksi-Induksi

Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari

sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-

perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud

dengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah

pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus,

mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal sifatnya umum. Jadi, model-

model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sejalan

dengan alur berpikir yang pernah disampaikan pada bab-bab terdahulu,

yakni berpikir dalam kerangka deduktif, induktif, maupun abduktif.

c. Pengembangan Analogi

Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari

sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dienal oleh publik,

sesuatu yang belum banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan

sesuatu yang masih baru, sesuatuyang belum banyak dipahami publik.

Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan

menjadi lebih, mudah dalam memahami dan menangkap maksud dari

sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari

analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman

pembaca, sehingga sesuatu yang masih kabur, masih samar-samar,

bahkan mungkin sesuatu yang sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah

ditangkap dan gampang dipahami.

d. Pengembangan Klasifikasi

Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip

klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami

isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus

atau spesifik akan dapat ditemukan.

e. Pengembangan Sebab-Akibat

Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat

atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara

demikian ini juga lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya

rasional.

f. Pengembangan Komparatif dan Kontrastif

Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat

dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi

kesamaanya. Kesamaanya itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya,

bentuknya dan seterusnya.

g. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks

Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa

yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak

peristiwa yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di

puncak yang paling optimal tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paragraf merupakan bagian terkecil dari suatu teks panjang yang merupakan

suatu media pengantar dari seorang penulis kepada pembacanya dan berfungsi untuk

lebih memfokuskan ide utama yang akan disampaikan. Setiap paragraf hanya

mengandung satu ide utama yang kemudian ditunjang oleh kalimat penjelas lainnya.

3.2 Saran

Adapun saran saran yang dapat kami sampaikan yaitu pembaca dapat memahami

arti dari paragraf itu sendiri ,dan bisa menulis paragraf dengan baik dan benar .

Daftar Pustaka

Hayon,Josep. Membaca dan Menuulis wacana.Jakarta:Grasindo,2007 Rahardi, R. Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang –

Mengarang .Jakarta: Erlangga,2009 Rahardi, R. Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan tinggi. Jakarta: Erlangga

,2009 Tarigan, Djago.Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembanganya.

Bandung: Angkasa Bandung ,1981. Pantas .Bahasa Indonesia (Komunikasi Praktis). Pusat Pengembangan

Pendidikan Politeknik .Bandung: 1995 https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf