meningkatkan keaktifan belajar semester 2 dalam mata kuliah kes.mas dengan menggunakan metode...

22
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SEMESTER 2 DALAM MATA KULIAH KES.MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Mahasiswa Semester II saat pembelajaran konsep dasar kesehatan masyarakat sering mengantuk, mengobrol sendiri, pasif karena materi tersebut hanya sekedar teori sehingga sulit memahami dan membosankan. Melihat fenomena tersebut maka dosen pengampu mata kuliah kesehatan masyarakat mengkaji dan memilih metode mana yang lebih efektif untuk proses pembelajaran yang bisa menimbulkan minat belajar mahasiswa dan aktif dalam proses belajar. Mengingat pengertian belajar itu sendiri adalah menggali pengetahuan diri sendiri berdasarkan pengalaman dan kematangan individu, sehingga metode yang dirasa sesuai adalah metode diskusi kelompok. Menurut Subroto (2002) tentang metode diskusi kenapa sesuai dengan permasalahan yang ada, karena metode ini melibatkan mahasiswa langsung dalam proses belajar mengajar, mahasiswa dapat menguji pengetahuan, dan mengembangkan cara berpikir ilmiah pada diri sendiri. 2. Rumusan masalah

Upload: splashurl

Post on 08-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SEMESTER 2

DALAM MATA KULIAH KES.MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI

KELOMPOK

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Mahasiswa Semester II saat pembelajaran konsep dasar

kesehatan masyarakat sering mengantuk, mengobrol sendiri,

pasif karena materi tersebut hanya sekedar teori sehingga

sulit memahami dan membosankan. Melihat fenomena tersebut

maka dosen pengampu mata kuliah kesehatan masyarakat mengkaji

dan memilih metode mana yang lebih efektif untuk proses

pembelajaran yang bisa menimbulkan minat belajar mahasiswa

dan aktif dalam proses belajar.

Mengingat pengertian belajar itu sendiri adalah

menggali pengetahuan diri sendiri berdasarkan pengalaman dan

kematangan individu, sehingga metode yang dirasa sesuai

adalah metode diskusi kelompok.

Menurut Subroto (2002) tentang metode diskusi kenapa

sesuai dengan permasalahan yang ada, karena metode ini

melibatkan mahasiswa langsung dalam proses belajar mengajar,

mahasiswa dapat menguji pengetahuan, dan mengembangkan cara

berpikir ilmiah pada diri sendiri.

2. Rumusan masalah

“Bagaimanakah cara meningkatkan keaktifan belajar

semester 2 dalam mata kuliah Kesehatan Masyarakat dengan

menggunkan metode diskusi kelompok di Akbid Delima Persada

Gresik ? ”.

3. Tujuan Penelitian

1.1 Tujuan Umum :

Meningkatkan keaktifan belajar semester 2 dalam mata

kuliah Kesehatan Masyarakat dengan menggunkan metode

diskusi kelompok di Akbid Delima Persada Gresik.

1.2 Tujuan Khusus :

1) Meningkatkan turut serta mahasiswa dan melaksanakan

tugas belajar mahasiswa semester 2 dalam mata kuliah

Kesehatan Masyarakat dengan metode diskusi kelompok di

AKBID Delima Persada Gresik.

2) Meningkatkan keterlibatan dan pemecahan masalah

keaktifan belajar semester 2 dalam mata kuliah

Kesehatan Masyarakat dengan menggunakan metode diskusi

kelompok di AKBID Delima Persada Gresik.

3) Bertanya pada siswa lain/guru jika menghadapi persoalan

keaktifan belajar semester 2 dalam mata kuliah

Kesehatan Masyarakat dengan menggunakan metode diskusi

kelompok di AKBID Delima Persada Gresik.

4) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk

pada semester 2 dalam mata kuliah Kesehatan Masyarakat

dengan menggunakan metode diskusi kelompok di AKBID

Delima Persada Gresik.

4. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Alat

Ukur

Skala

Keaktifan

belajar

mahasiswa

smstr II

dalam mata

ajar kesh

masy dg

metode

diskusi

kelompok

Mengkonstru

ksi diri

sendiri

dalam

mengembangk

an

pemahaman

atas

persoalan

dan proses

pembelajara

n diskusi

1. Mahasiswa turut serta

dalam melaksanakan

tugas belajar

2. Keterlibatan

mahasiswa dalam

pemecahan masalah

3. Mahasiswa Bertanya

pada siswa lain/ guru

dalam mengahadapi

persoalan

4. Melaksanakan diskusi

kelompok sesuai

dengan petunjuk

Check

List

Nomin

al

Metode

Diskusi

Penyampaian

bahan

pelajaran

dimana

dosen

memberikan

kesempatan

pada

mahasiswa

mengadakan

pembicaraan

1. Metode problem

2. Metode Open Ended

Meeting

3. Educational Diagnosis

meeting

Chek

list

Rasio

ilmiah guna

membuat

kesimpulan

dan

menyusun

pemecahan

suatu

masalah

yang

dipelajari

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

1. Konsep Teori keaktifan

1) Pengertian Keaktifan

Adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental,

yang berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang

tidak dapat dipisahkan (Sudirman, 2001).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa aktif

berarti giat (bekerja/ berusaha).

2) Penilaian keaktifan belajar

a. Mahasiswa turut serta dalam melaksanakan tugas

belajar

b. Keterlibatan mahasiswa dalam pemecahan masalah

c. Mahasiswa Bertanya pada siswa lain/ guru dalam

mengahadapi persoalan

d. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk

3) Klasifikasi Keaktifan

a. Visual Activities : membaca, memperhatiakn, percobaan

b. Oral Activities : menyatakan, bertanya, merumuskan,

saran, berpendapat, diskusi, wawancara

c. Listening Activities ; mendengarkan percakapan, musik, dll

d. Writing Activities : menulis cerita, karangan, laporan,

angket, dll

e. Drawing Activities : melukis, membuat grafik, desain,

diagram, peta

f. Motor Activities : bermain, membuat konstruksi, kegiatan

sehari-hari

g. Mental Activities : menganalisa, mengingat, mengambil

keputusan

h. Emotional Activities : sedih, senang, marah, bosan, dll

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar

a. Memberi motivasi

b. Menjelaskan tujuan instruktional

c. Mengingatkan kompetensi yang akan diraih

d. Memberikan stimulus tentang topik yang dipelajari

e. Memberikan petunjuk cara mempelajari

f. Memunculkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan

belajar-megajar

g. Melakukan tes-tes yang meransang siswa untuk meraih

nilai yang baik

h. Menyimpulkan materi yang disampaikan

2. Konsep Teori Metode Diskusi

2.1 Definisi

Metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara

penyajian/ penyampaian bahan pelajaran di mana guru

memberi kesempatan kepada siswa/ kelompok siswa yang

mengadkan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan

pendapat. Membuat kesimpulan atau menyusun berbagai

alternatif pemecahan atas suatu masalah (Subroto,

2002).

2.2 Bentuk-bentuk Diskusi

1) The Social problem meeting

Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah

sosial di kelas dengan harapan mereka terpanggil

untuk mempelajari kaidah yang berlaku untuk

memecahkan masalah yang dipelajari.

2) The open endet meeting

Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa

saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka

sehari-hari untuk memecahlan masalah kaitannya

dengan hal yang dipelajari.

3) The educational diagnosis meeting

Para siswa berbincang-bincang dikelas mengenai

pelajaran dan saling mengoreksi agar masing-masing

anggota memperoleh pemahaman yang baik dengan

menggunakan literatur yang ada.

2.3 Langkah-langkah Diskusi

1) Guru mengemukan masalah yang akan didiskusikan dan

memebrikan arahan akan jalnnya diskusi

2) Guru menugaskan untuk siswa membentuk kelompok,

ketua kelompok, mengatur tempat duduk, sarana dan

prasarana yang diperlukan

3) Para siswa berdiskusi dengan alokasi waktu yang

ditentukan, sedangkan guru sebagai fasilitator, dan

mengamati anggota kelompok dalam keseriusan

berdiskusi

4) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi, yang

dutanggapi oleh siswa / kelopmpok lain dan guru

menjadi narasumber.

2.4 Peranan Guru Dalam memimpin diskusi

1) Penunjuk jalan

Merumuskan jalannya diskusi

2) Pengatur lalu lintas diskusi

Guru menjadi pengarah jakannya diskusi agar diskusi

bisa merata tanpa ada dominasi siswa tertentu

3) Dinding penangkis

Hanya menjawab pertanyaan diskusi yang tidak

terjawab dengan baik

2.5 Manfaat Metode Diskusi

1) Membantu murid dalam pengambilan keputusan yang baik

karena sumbangan pikiran dan sudut pandang peserta

diskusi lainnya

2) Mereka tidak terjebak dalam pola pikir sendiri yang

belum tentu benar selalu

3) Kegiatan belajar mendapat dukungan bersama seluruh

siswa

4) Mendekatkan hubungan anatar anggota kelas

5) Merupakan cara merangsang siswa berani berpendapat,

demokratis, dan cara belajar yang menyenangkan

2.6 Keuntungan Metode diskusi

1) Diskusi melibatkan peran siswa langsung

2) Setiap siswa dapat menguji pengetahuannya dalam

penguasaan pelajaran

3) Menumbuhkan cara berpikir ilmiah

4) Mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam

diskusi diharapkan para siswa menjadi percaya diri

5) Mengembangkan sikap terbuka dan demokratis

2.7 Kelemahan Metode Diskusi

1) Setiap diskusi tidak bisa diramalkan hasilnya

2) Diskuis perlu ketrampilsn yng perlu dipelajari

sebelumnya

3) Jalannya diskusi bisa didominasi siswa yang menonjol

4) Tidak semua topik dapat didiskusikan

5) Diskusi perlu waktu yang banyak

6) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak

seingga dengan batasan waktu maka ada perasaan

dibatasi

7) Kadang diskusi jika tidka di management dengan baik

akan terlalu luas dan tidak fokus

3. Konsep teori Kesehatan Masyarkat

Pengertian Pencatatan Dan Pelaporan

Pencatatan adalah kegiatan atau proses

pendokumentasian suatu aktifitas dalam bentuk tulisan.

Pencatatan dilakukan di atas kertas, disket, pita nam,

pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik,

gambar dan suara. Selanjutnya untuk melengkapi pencatatan

setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan pembuatan

laporan.

 Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi

tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan ke

pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan

tertentu

.Pencatatan (recording) dan pelaporan(reporting)

berpedoman kepada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu

puskesmas (SP2TP).

Beberapa  pengertian dasar dari SP2T4P menurut DepKes.

Ri (1992) adalah sebagai berikut:

1.  Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas

adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,

sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatn di

puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang

ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan

RI no.63/Menkes/SK/II/1981

2. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas

beberapa komponen yang saling berkaitan, berintegrasi

dan mempunyai tujuan tertentu

3. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas, untuk

menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang

dapat memperberat beban kerja petugas puskesmas.

4. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap

kegiatan bagi tenaga kesehatan adalah melakukan

pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi

tenaga kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada

instansi yang berwenang berupa laporan lengkap

pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang

di tetapkan.

5. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap

triwulan adalah melakukan pencatatan data pada semua

kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan

data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan

triwulanan kepada instansi yang berwenang dengan

menggunakan format yang di tetapkan

6. Pencatatn dan pelapopran rekapitulasi kegiatan yang

di selenggarakan setiap triwulan dan tiap tahun

adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam

satu triwulan dan satu tahun berjalan, serta

melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi

kegiatan triwulanan dan tahunan kepada instansi yang

berwenang dengan menggunakan format yang telah di

tetapkan.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) didalam pelaksanaannya masih terbatas pada data

yang merupakan hasil dari interaksi antara masyarakat

dengan fasilitas kesehatan. SP2TP/SIMPUS dapat juga

membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di

puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti

yang harapkan, bahkan kehadiran  sistem pencatatan dan

pelaporan di puskesmas dilihat sebagai suatu hal yang

cukup membebani petugas puskesmas.

Evaluasi dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem

pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, menemukan masalah-

masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan non

teknis.

2.2 Manfaat Pencatatan dan Pelaporan

1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di

tingkat pusat,provinsi,dan kab/kota

2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan

dalam rangka pengembangan tenaga kesehatan

3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan

4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil

2.3 Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan

Tujuan umum:

Sistem pencatatan dan pelaporan bertujuan agar semua hasil

kegiatan puskesmas(di dalam dan di luar gedung) dapat di

catat serta di laporkan ke jenjangselanjutnyasesuia dengan

kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur, guna

menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.

Tujuan Khusus

1.      Tercatatanya semua data hasil kegiatan puskesmas

sesuai kebutuhan secara benar, berkelanjutan , dan

teratur.

2.      Terlaporkannya data ke jenjang administrasi

berikutnya sesuai kebutuhan dengan menggunakan format yang

telah di tetapkan secara benar, berkelanjutan dan teratur.

3.      Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien

sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan kesenjangan.

2.4 Metode Penelitian Dalam Pencatan Dan Pelaporan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan

rancangan studi kasus dengan menggunakan metode

kualitatif, maksudnya adalah untuk menggali informasi

sebanyak-banyaknya dan secara detail pada proses

pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas.

2.5 Hasil Penelitian Dalam Pencatatan Dan Pelaporan

Proses pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan Kabupaten

Timor Tengah Selatan, mengalami berbagai hambatan,

khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku

para pengelola dan pengguna data, yang kurang mendukung

terhadap keberhasilan SP2TP. Kualitas aspek teknis yakni

penguasaan tentang SP2TP, proses datanya, sarananya serta

kapasitas SDM belum memadai dan mendapat perhatian

sebagaimana mestinya. Aspek sistem dalam konteks

organisasional yang berkaitan dengan aspek perilaku

khususnya menyangkut dengan peran, tugas dan tanggung

jawab yang diwujudkan lewat sikap, motivasi dan tindakan

nyata dalam pelaksanaan SP2TP dan pemanfaatan data secara

konsisten belum nampak.

2.6 Ruang lingkup

SP2TP di lakukan oleh semua puskesmas termasuk

puskesmas pembantu dan puskesmas keliling

Pencatatan dan pelaporan tercakup:  data umum dan

data demografi wilayah kerja puskesmas, data

ketenagaan dipuskesmas, data sarana yang dimiliki

puskesmas dan data kegiatan pokok puskesmas meliputi

18 upaya pokok puskesmas baik di dalam atau di luar

gedung

Pelaporan dilakukan secara periodik

(bulanan,tribulanan, semester dan tahunan.

2.7 Macam-macam Pencatatan

Model naratif atau narasi.

Sering di sebut tekhnik pencatatan yang berorientasi pada

sumber data.

Keuntungan:

1.      Sudah di kenal

2.      Udah di kombinasikan dengan cara dokumentasi lain

3.      Jika di tulis dengan tepat bisa mencakup seluruh

keadaan pasien

4.      Mudah di tulis

Kekurangan

1.      tidak terstruktur dan simpang siur datanya.

2.      Perlu banyak waktu

3.      Terbatas dengan kemampuan pelayanan kesehatan

4.      Informasi sulit untuk jangka panjang

Naratif adalah model lama, tradisional yang paling

fleksible. Sistem pencatatan naratif cara penulisannya

mengikuti dengan ketat urutan kejadian atau kronologis.

Dengan cara naratif ini tiap institusi mempunyai kebijakan

sendiri dalam sistem pencatatan.

2.8 Pengelolaan Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan

Semua kegiatan pokok baik di dalam gedung maupun di luar

gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan di desa

harus di catat. Untuk memudahkan dapat menggunakan

formulir standar yang telah di tetapkan SP2TP. Jenis

formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah

sebagi berikut.

1.      Rekam Kesehatan  Keluarga(RKK)

Kegunaan untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran

penyakit di suatu keluarga. Penggunaan dalam anggota

keluarga yang mengindap salah satu penyakit misalnya

penderita TBC paru,Kusta, keluarga resiko tinggi yaitu ibu

hamil resiko tinggi.

2.      Kartu rawat jalan

Merupakan kartu untuk pencatatan identitas dan status

pasien rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas.

3.      Kartu indeks penyakit

Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pasien ,

riwayat dan perkembangan penyakit

4.      Kartu Ibu

Merupakan  alat bantu untuk mengetahui identitas, status

kesehatan dan riwayat kehamilan sampai kelahiran

5.      Kartu anak

Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, status

kesehatan, pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan

rehabilitative yang di berikan kepada balita dan anak pra

sekolah

6.      KMS balita, anak sekolah

Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pelayanan 

dan pertumbuhan yang di peroleh balita dan sekolah.

7.      KMS ibu hamil

Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat

perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan

yang di terima ibu hamil.

8.      KMS usia lanjut(USILA)

Merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara

pribadi baik fisik maupun psikososial dan di gunakan untuk

memantau kesehatan, deteksi dini penyakit, dan evaluasi

kemajuan kesehatan USILA.

9.      Register

Merupakan formulir untuk mencatat dan merekap data

kegiatan baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas,

yang telah di catat di kartu dan catatan lainnya

Ada beberapa jenis register sebagai berikut:

1.nomor indeks pengunjung puskesmas

2. rawat jalan

3. register kunjungan

4 register rawat inap

5.register KIA dan KB

6. register kohort ibu dan balita

7. register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi

8. register penimbangan balita

9. register imunisasi

10. register gizi

11.Register kapsul beryodium

12. register anak sekolah

13 sensus harian kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi , dan

penyakit.

Pelaporan

            Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal

Pembinaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/INFO/V/96,

pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari

bulan februari sampai dengan desember dalam tahun yang

sama

2.2 Kerangka Konsep

Metode Diskusi :1. metode problem2. Metode Open

Ended Meeting3. Educational

Diagnosis

Keaktifan belajarmahasiswa smstr II dalam mata ajar kesh masy dgmetode diskusi

Meningkat

Tidak meningkat

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

1. Rancangan penelitian

PTK

2. Metode Pengumpulan Data

a. Populasi : Mahasiswa Semester 2 Akbid Delima Persada

b. Sampel : Mahasiswa semester 2 A Akbid Delima Persada

c. Tehnik sampel Total Populasi

3. Pengenbangan Instrumen :

Cheklist lembar penialaian

4. Validitas dan Reliabilitas

SPSS

5. Analisis Data

a. Coding

b. Scoring

c. Tabulating

d. Disajikan distribusi frekuensi

e. Uji statistik : Uji Korelasi Pearson

Lampiran 1

CHECK LIST KEAKTIFAN MAHASISWA

( Di isi oleh Dosen pengampu Mata Kuliah)

NO PENILAIAN KEAKTIFAN YA TIDAK

1 Mahasiswa turut serta dalam

melaksanakan tugas belajar2 Keterlibatan mahasiswa dalam pemecahan

masalah3 Mahasiswa Bertanya pada siswa lain/

guru dalam mengahadapi persoalan4 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai

dengan petunjuk

Lampiran 2

CHECK LIST METODE DISKUSI KELOMPOK

( Di isi oleh Dosen pengampu mata kuliah )

NO BENTUK DISKUSI YA TIDAK

1 Metode problem

2 Metode Open Ended Meeting

3 Educational Diagnosis meeting

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar (2001), Ilmu Kesehatan Masyarakat

Budioro, (2006) Pengantar Ilmu Kesehatan masyarakat. FKMUndip, Semarang

Blomm, Aqil Zainal. (2007). Model Mengajar. Bandung : CV.Diponegoro

Surakhmad, wanarno.( 2009). Pengantar Interaksi Belajarmengajar. Jakarta. DepDikNas

Subroto, surya. (2002). Proses Belajar mengajar di sekolah.Jakarta: PT. Ardi Mahatya

Sudirman. (2001).

Sadirman. (1998).

Sudjana. (2004).

Sukidjo Notoadmodjo, (2001) .Ilmu Kesehatan Masyarakat