makanan dan kesenian khas riau

10
KAJIAN DAN APRESIASI BUDAYA MELAYU MAKANAN DAN KESENIAN KHAS KOTA PEKANBARU OLEH : NAMA : YULI HANDAYANI NIM : 1305114988 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 19

Upload: suri

Post on 31-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJIAN DAN APRESIASI BUDAYA MELAYUMAKANAN DAN KESENIAN KHAS

KOTA PEKANBARU

OLEH :

NAMA : YULI HANDAYANI

NIM : 1305114988

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU PENDIDIKAN

19

UNIVERSITAS RIAU

2014

MAKANAN DAN KESENIAN KHAS KOTA PEKANBARU, RIAU

1. MAKANAN KHAS KOTA PEKANBARU

Gulai Asam Pedas Ikan Patin

Gulai asam pedas ikan patin adalah makanan khas

dari kota Pekanbaru. Keberadaan kota Pekanbaru yang

diapit oleh 4 sungai Siak, sungai Rokan, sungai Kampar,

dan sungai Indragiri memungkinkan Pekanbaru mendapatkan

suplai ikan patin yang berlimpah. Kekhasan gulai asam

pedas ini terletak pada kuahnya dengan adanya potongan-

potongan ikan patin yang besar.

Bahan: 1 Kg ikan Patin

1 ons belimbing wuluh

1 sd teh garam

Penyedap rasa secukupnya

2 sd makan minyak goreng

1 buah tomat iris

1 lembar daun kunyit

3 lembar daun jeruk

1 ruas lengkuas memarkan

1 batang serai

air 2 gelas

Bumbu-Bumbu : 1 ons cabe merah

5 siung bawang merah

5 siung bawang putih

1 ruas jari jahe

Cara Membuat, Memasak Asam Pedas Ikan Patin Menggunakan

Resep diatas:

Semua resep, bumbu digiling halus lalu ditumis.

Kemudian masukkan daun-daun dalam kuali masak.

Selanjutnya curahkan air, setelah mendidih masukkan

ikan yang sudah dibersihkan, masukkan belimbing wuluh.

Setelah-agak matang kecilkan api beri penyedap rasa dan

masukkan tomat. Angkat

2. KESENIAN KHAS KOTA PEKANBARU

Tugu Kemilau Songket

Tugu Kemilau Songket Terpanjang Melayu

Pekanbaru yang terletak di persimpangan bundaran Jalan

SM Amin, menjadi ikon kebanggan Kota Pekanbaru yang

sarat akan nilai-nilai luhur bersama Tugu Ikan

Selais yang merupakan kenang-kenangan dari Wali Kota

Pekanbaru Drs Herman Abdullah, MM pada saat penghujung

berakhirnya jabatannya sebagai walikota pekanbaru.

Pembangunan tugu ini bermula disaat Evie Meiroza

mendapatkan hadiah Upakarti dari Presiden RI Soesilo

Bambang Yudhoyono tahun 2009 kemarin atas dedikasi dan

kirpahnya dalam mengembangkan kerajinan tenun songket.

Setelah menerima penghargaan itu, timbul suatu

keinginan untuk melestarikan songket ini dalam bentu

fisik yang diabadikan pada masyarakat Pekanbaru, kelak

jika tak menjadi istri pejabat Wali Kota. Niat dan

keinginan itu disampaikan pada Wali Kota Pekanbaru Drs

Herman Abdullah MM, dan mendapat respons positif.

Gayungpun bersambut, Herman langsung berdiskusi dengan

Sekko Yusman Amin membicarakan masalah itu. Setelah itu

dibawa dalam rapat bersama SKPD untuk menyampaikan

keinginan itu, dan ditunjuklah Kepala Dinas Pekerjaan

Umum Ir Dedi Gusriadi MT, untuk melaksanakan kegiatan

itu.

Tugu Songket dirancang dan dibangun dengan lambang-

lambang yang mengandung falsafah yang sarat dengan

nilai-nilai luhur, adapt dan budaya Melayu yang islami,

sesuai dengan ungkapan; ‘’Adat bersendikan syara, syara

bersendikan kitabullah’’.

Makna yang terkandung dalam Tugu Songket ini

adalah; Kubah yang mencerminkan bangunan lazim dipakai

dalam rtumah-rumah ibadah orang Melayu, terutama

Masjid. Kemudian kaligrafi, bertuliskan kalimat Allah

dan Muhammad merupakan cerminan dari orang-orang Melayu

yang kokoh menganut agama Islam, memuliakan Allah SWT

dan rasulnya serta menunjukkan perpaduan adapt serta

budidayannya dengan Islam.

Kemudian Payung bersegi 12, ini mencerminkan

pengayoman, perlindungan, perhatian, dan kepedulian

sepanjang (12 bulan) terhadap seluruh lapiisan

masyarakat agar terpelihara dari bala bencana, sehingga

dapat diwujdukan kehidupan yang aman dan damai

sejahtera lahiriah dan batiniahnya. Selain itu juga

Upakarti; yakni tanda penghargaan dari Presiden RI,

sebagai cerminan keberhasilan kerjasama antara pemimpin

dan rakyat dalam mewujudkan kota yang bersih, aman dan

nyaman dengan disiplin yang tinggi menganggkat harkat,

martabat, tuah marwah masyarakat yang berbilang kaum

dan suku bangsa di pekanbaru kota bertuah khasnya, Riau

pada umumnya.

Tiang utama segi delapan mencerminkan tuah dan

marwah Pekanbaru kota bertuah, sebagai ibukota provinsi

Riau yang memancar delapan penjuru mata angin. Kemudian

songket dengan motif-motif utamanya yang melilit tiang

utama, mencerminakan jati diri kemelayuan dengan

keberagaman nilai-nilai azas dan budaya Melayu, yang

menjadi pengawal, penjaga, pelindung dan pemelihara

Pekanbaru kota bertuah dari berbagai cabaran dan

tantangan.

Tiga unsur lilitan songket merupakan cerminan dari

tiga unsur yang mendukungnya; pemerintah, ulama dan

adapt, yag lazim disebut tali berpilin tiga atau tiga

tungku sejarangan.

Kelopak bunga terletak yang mengelilingi kaki tiang

utama; cerminan dari kesantunan, kelemahlembutan budi

pekerti, kehalusan dalam berbahasa, kesucian dan

kebersihan hati, keramahtamahan dalam pergaulan,

menjadi azas kemulian sifat, adan dan budaya Melayu

yang dapat mengharumkan namanya sepanjang zaman.

Kitab salawat badar dengan bingkai Asmaul Husna;

cerminan dari budya Melayu yang beraaskan Islam yang

menjadikan islam sebagai jati diri kemelayuannya. Makna

lain ialah, cerminan orang Melayu yang taat setia

mengabdi pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, serta

Muhammad SAW. Rasul penbutup yang menjadi teladan

sepanjang zaman, serta memberi rahmat bagi sekalian

alam.

"Tugu  Songket "  ini terdapat 8 (Delapan) motif

songket melayu, yaitu Motif Siku Keluang, Motif Siku

Awan, Motif Pucuk Rebung Kaluk Pakis Bertingkat, Motif

Pucuk Rebung Bertabur Bunga Ceremai, Motif  Siku

Tunggal, Motif Daun Tunggal Mata Panah Tabir Bintang,

Motif Wajik Sempurna, Motif Pucuk Rebung Penuh Bertali

Motif Songket Siku Awan

Motif Songket Pucuk Rebung Kaluk

Pakis Bertingkat

Motif  Songket Pucuk Rebung Bertabur

Bunga Ceremai