makalah teori penilaian program

22
TEORI-TEORI MODEL PENILAIAN ATAU EVALUASI PENILAIAN PROGRAM BK MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penilaian Program BK Dosen Pengampu: Drs. Eko Nusantoro, M.Pd.Kons dan Zaki Nurul Amin, S.Pd. Oleh : Fachrunnisa Yunitasari 1301411080 Alif Gema Adzani 1301411000 Cempaka Wuryani Kusuma 1301411098 Arafi Taufiq Pambudi 1301411111

Upload: unnes

Post on 23-Jan-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEORI-TEORI MODEL PENILAIAN ATAU EVALUASI PENILAIAN PROGRAM BK

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah PenilaianProgram BK

Dosen Pengampu: Drs. Eko Nusantoro, M.Pd.Kons dan ZakiNurul Amin, S.Pd.

Oleh :

Fachrunnisa Yunitasari 1301411080

Alif Gema Adzani 1301411000

Cempaka Wuryani Kusuma 1301411098

Arafi Taufiq Pambudi 1301411111

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penilaian program bimbingan dan konseling merupakan

bagian integral dalam manajemen bimbingan dan

konseling. Melalui penilaian yang akurat akan dapat

memberikan : (a) umpan balik bagi konselor yang

selanjutnya dipakai sebagai upaya memperbaiki dan

mengembangkan program bimbingan dan konseling tahun

berikutnya, (b) informasi kepada pihak pimpinan

sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua tentang

perkembangan sikap dan perilaku serta pencapaian tugas

perkembangan pada setiap peserta didik.

Namun pada kenyataannya bahwa kriteria Evaluasi

Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah,

belum ada penetapan kriteria yang bisa dijadikan

sebagai patokan dalam evaluasi program bimbingan dan

konseling, hal tersebut sudah lama menjadi persoalan

yang belum terpecahkan secara tuntas. Kriteria sebagai

patokan untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan

program bimbingan dan konseling di sekolah adalah

mengacu pada terpenuhi tidaknya kebutuhan-kebutuhan

peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik secara

langsung maupun tidak langsung, berperan membantu

peserta didik memperoleh perubahan perilaku ke arah

yang lebih baik.( Sukardi, 1990: 48).

Model-model dalam evaluasi yang digunakan dalam

evaluasi bimbingan adalah goal attainment oleh Tyler

yang merupakan proses menentukan seberapa jauh tujuan

program yang telah tercapai. Tyler merupakan seorang

yang dianggap sebagai bapak evaluasi, karena pada tahun

1950 telah memberikan sumbangannya dalam memberikan

definisi pada evaluasi. Tyler dalam Brinkerhoff

memandang evaluasi sebagai bagian proses penentuan arah

mengaktualisasi tujuan yang dapat dicapai. Dapat

disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian

penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan suatu

program yang dilakukan melalui pengumpulan data,

pengolahan data, serta analisis data yang akan

dijadikan dasar untuk membuat keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan

masalah dalam makalah ini menitik beratkan pada

bagaimana teori-teori model penilaian atau evaluasi

penilaian program Bimbingan dan Konseling?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini yang membahasa

mengenai teori-teori model penilaian atau evaluasi

penilaian program Bimbingan dan Konseling yaitu agar

nantinya akan manmpu menerapkan sistem penilaian

program yang akan digunakan sesuai teori-teori yang

ada.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penilaian Program BK

Evaluasi atau Penilaian merupakan langkah penting

dalam menejemen program bimbingan. Tanpa evaluasi

tidak mungkin kita akan mengetahui dan

mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program

bimbingan yang telah kita rencanakan. Evaluasi juga

dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi

untuk mengetahui evektifitas kegiatan-kegiatan yang

telah dilakukan dalam upaya mengambil keputusan.

Konsep evaluasi bimbingan konseling merupakan

kegiatan yang berkesinambungan dan terkait satu sama

lainnya meliputi kegiatan dalam perencanaan,

pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut. Asesment

dalam setiap kegiatan itu akan memberikan berbagai

informasi sebagai tujuan dalam berbagai alternative

keputusan. Evaluasi dalam keterkaitan bimbingan

konseling yang akan melahirkan berbagai keputusan

baik terhadap bimbingan konseling, guru pembimbing,

maupun terhadap program kerja dan layanan itu

sendiri

Kriteria Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan

Dan Konseling di Sekolah, dalam hal penetapan

kriteria sebagai patokan dalam evaluasi program

bimbingan dan konseling sudah lama merupakan

persoalan yang belum terpecahkan secara tuntas.

Kriteria sebagai patokan untuk mengevaluasi

keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan

konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi

tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan

pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung, berperan membantu peserta

didik memperoleh perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik.( Sukardi, 1990: 48).

B. Perbedaan dan Persamaan Evaluasi Program BK dan

Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran

Terdapat perbedaan antara evaluasi program

Bimbingan dan Konseling dengan evaluasi hasil

belajar mata pelajaran, yaitu:

a. Evaluasi Program

1. Karakteristik Evaluasi program BK

2. Aspek yang dievaluasi Perencanaan (tujuan,

strategi yang digunakan), proses, serta

hasil

3. Pemberian nilai (judgement) Kepada program

Kepada siswa, Bentuk nilai Tidak harus skor

4. Instrumen yang digunakan Multi instrument

(angket, inventori, pedoman wawancara,

pedoman observasi, dll)

5. Keputusan yang diambil Program

efektif/kurang, efektif/tidak efektif/perlu

diperbaiki, dsb.

b. Evaluasi Hasil Belajar

1. Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran

2. Aspek yang di evaluasi Hasil

3. Pemberian nilai Harus skor,

4. Instrumen yang digunakan Tunggal (tes hasil

belajar)

5. Keputusan yang diambil Lulus/remedial

Persamaan anatara evaluasi program Bimbingan

dan Konseling dengan evaluasi hasil belajar mata

pelajaran, yaitu:

1. Karakteristik Evaluasi program BK Evaluasi

hasil belajar pada mata pelajaran

2. Tahapan evaluasi Pengumpulan data,

3. penmgolahan data,

4. analisis data,

5. serta pengambilan keputusan Pengumpulan data

evaluator Guru BK dan Guru mata pelajaran.

C. Model Penilaian Program BK

a. Model Menurut Stufflebeam

Menurut Stufflebeam, pada tahun 1970-an

terdapat sekitar lima puluh model evaluasi

(Stufflebeam & Shienkfield, 1985:49). Evaluasi yang

sering digunakan untuk program Bimbingan dan

Konseling, adalah evaluasi model planning,

programming, budgeting system (PPBS) yang memberikan

tekanannya pada menetapkan tujuan yang khusus,

objektif, dan criteria dalam evaluasi. Kriteria yang

digunakan dalam model ini adalah referensi criteria

bukan referensi norma. model CIPP yang memfokuskan

pada kekuatan dan kelemahan desain program.

Model-model dalam evaluasi yang digunakan dalam

evaluasi bimbingan adalah goal attainment oleh Tyler

yang merupakan proses menentukan seberapa jauh

tujuan program yang telah tercapai. Tyler merupakan

seorang yang dianggap sebagai bapak evaluasi, karena

pada tahun 1950 telah memberikan sumbangannya dalam

memberikan definisi pada evaluasi. Tyler dalam

Brinkerhoff memandang evaluasi sebagai bagian proses

penentuan arah menaktualisasi tujuan yang dapat

dicapai. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan

proses pemberian penilaian terhadap keberhargaan dan

keberhasilan suatu program yang dilakukan melalui

pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis

data yang akan dijadikan dasar untuk membuat

keputusan.

b. Model Menurut Michael Scrive

Michael Scrive mengembangkan model evaluasi

formatif dan sumatif. model ini menunjukkan adanya

tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu

evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih

berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program

sudah selesai atau berakhir (evaluasi sumatif).

Model evaluasi formatif dan sumatif ketika

melaksanakan evaluasi, evaluator tidak dapat

melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi

formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi

sumatif. Dengan demikian, model yang dikemukakan

oleh Michael Scrive ini menunjukakan “apa, kapan,

dan tujuan” evaluasi tersebut dilaksanakan.

Hampir setiap bulan guru-guru melaksanakan

evaluasi formatif dalam bentuk ulangan harian.

Evaluasi tersebut dilaksanakan untuk mengetahui

sampai berapa tinggi tingkat keberhasilan atau

ketercapaian tujuan untuk masing-masing pokok

bahasan. Dikarenakan luas atau sempitnya materi yang

tercakup didalam pokok bahasan setiap mata pelajaran

tidak sama, maka tidak dapat ditentukan dengan pasti

kapan eveluasi formatif dilaksanakan dan berapa kali

untuk masing-masing mata pelajaran.

1. Evaluasi Formatif

Menurut Scriven (1991) dalam diktat teori dan

praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip

Badrujaman, 2009), evaluasi formatif adalah suatu

evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu produk

atau program tertentu sedang dikembangkan dan

biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan

untuk melakukan perbaikan.

Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari

umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar

bagi guru maupun peserta didik. Evaluasi formatif

secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan

ketika program masih berlangsung atau ketika program

masih dekat dengan permulaan kegiatan. Misalnya,

selama pengembangan program paket kurikulum,

evaluais formatif akan melibatkan pemeriksaan konten

oleh ahli, pilot tes terhadap sejumlah siswa, tes

lapangan terhadap siswa yang lebih banyak dan dengan

guru di beberapa sekolah, dan lain sebagainya. Pada

evaluasi formatif, audiensinya personalia program,

mereka yang bertanggung jawab atas pengembangan

kurikulum. Evaluasi formatif harus mengarah kepada

keputusan tentang perkembangan program termasuk

perbaikan, revisi, dan semacamnya.

Evaluasi formatif (kadang-kadang disebut sebagai

internal) adalah sebuah metode untuk menilai layak

program sementara kegiatan program

sedang membentuk (dalam proses). Ini bagian dari

evaluasi berfokus pada proses. Dengan demikian,

evaluasi formatif pada dasarnya dilakukan dengan

cepat. Mereka mengizinkan desainer, peserta didik,

dan instruktur untuk memantau seberapa baik tujuan

instruksional dan tujuan telah terpenuhi. Evaluasi

Formatif juga berguna dalam menganalisis materi

pembelajaran, dan prestasi belajar siswa, dan

efektifitas guru Evaluasi Formatif terutama suatu

proses pembangunan yang menumpuk serangkaian

komponen bahan baru, keterampilan, dan masalah

menjadi keseluruhan yang berarti utama. - Wally

Guyot (1978)

1.1. Tujuan Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah mengetahui sejauh

mana program yang dirancang dapat berlangsung,

sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan

diketahui hambatan dan hal-hal yang

menyebabkan program tidak lancar, pengambilan

keputusan secara dini dapat mengadakan

perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian

tujuan program.

Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat

tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu

produk atau program.

1.2. Fungsi Evaluasi Formatif

Sebagai balikan bagi siswa dan guru tentang

kemajuan belajar.

Untuk memperoleh informasi yang dapat

membantu memperbaikai proyek, kurikulum, atau

lokakarya.

1.3. Teknik Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif terdiri dari beragam

bentuk. Menurut Martin Tessmer (1996) dalam diktat

teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling

(Aip Badrujaman, 2009) evaluasi formatif dapat

dilakukan sebagai berikut :

1.3.1. Review ahli (expert review)

Evaluasi dimana ahli yang mengkaji ulang

program layanan dengan atau tanpa kehadiran

evaluator. Ahli bisa ahli materi, ahli teknis,

perancang, atau instruktur. Evaluasi ini dilakukan

terhadap program muatan layanan yang masih kasar

atau masih dalam rancangan (draft) untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahannya.

1.3.2. Kelebihan dari review ahli adalah :

a. Review menghasilkan tipe informasi yang berbeda

jika dibandingkan dengan informasi yang diperoleh

dari evaluasi orang per orang, kelompok kecil,

atau uji lapangan.

b. Kadang-kadang ahli yang dibutuhkan telah ada dan

dibayar dengan murah.

1.3.3. Sedangkan kelemahannya adalah :

a. Review ahli tidak memberikan pandangan atau

pendapat dari sudut pandang siswa.

b. Review ahli membutuhkan biaya tinggi jika orang

ahli harus didatangkan dari wilayah yang jauh.

c)      Informasi yang dapat digali dari pelaksanaan

review ahli antara lain :

a. Informasi yang berkaitan dengan content (materi),

seperti kelengkapan, akurasi, kepentingan, serta

kedalaman.

b. Informasi yang berkaitan dengan disain

instruksional, seperti kesesuain dengan

karakteristik, dan tugas perkembangan siswa,

kesesuaian antara tujuan-materi-evaluasi, ketepatan

pemilihan media, dan ketertarikkan bagi siswa.

c. Informasi yang berkaitan dengan implementasi,

seperti kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan

lingkungan belajar sebenarnya, kesesuaian dengan

lingkungan.

d. Informasi kualitas teknis, seperti kualitas layout,

grafis, audio, visual, dll.

2.      Evaluasi orang per orang (one-to-one evaluation)

Evaluasi ini dilakukan dengan wawancara yang

dilakukan secara perorangan oleh evaluator terhadap

beberapa siswa dimana secara satu persatu siswa diminta

untuk memberikan komentarnya mengenai program layanan

yang sedang dikembangkan. Selain itu siswa juga

biasanya diminta untuk menyelesaikan pre dan post test

untuk mengukur efektifitas program layanan.

Keuntungan dari evaluasi ini adalah evaluasi ini

memberikan informasi dari sudut pandang siswa, serta

evaluasi ini dapat dilakukan dengan mudah, cepat,

murah, dan produktif.

Informasi yang dapat diperoleh dari evaluasi ini

meliputi beberapa aspek, antara lain:

a. Materi (content)

b. Seperti tingkat kesulitan, kejelasan, kemenarikan,

serta kekinian materi.

c. Disain instruksional

d. Seperti kejelasan tujuan, kelogisan sistematika

penyampaian materi.

e. Implementasi

f. Seperti tingkat kesulitan penggunaan, tingkat

kemudahan dana, kemungkinan kesulitan yang

dihadapi.

g. Kualitas teknis

h. Seperti kualitas animasi, video, serta layout.

i. Menurut Tessmer (1996) dalam diktat teori dan praktek

evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman,

2009) untuk memilih subyek dalam evaluasi satu per

satu, ada beberapa karakteristik yang bisa

dijadikan patokan, yakni:

j. Pengetahuan siswa: meliputi seberapa jauh mereka

dapat mengetahui tentang materi yang akan

diberikan (pre test).

k. Kemampuan siswa: apakah siswa mempunyai kemampuan

intelektual dan strategi yang menunjukkan bahwa

dirinya sebagai siswa dapat belajar cepat atau

lambat.

l. Minat siswa: meliputi apakah mereka akan

menunjukkan motivasi yang kuat untuk mempelajari

dan mereview program layanan yang sedang

dikembangkan.

m. Keterwakilan siswa: seberapa jumlah siswa dari

populasi yang memiliki kemampuan, keterampilan,

dan motivasi.

n. Kepribadian siswa: apakah cukup percaya diri dan

terbuka untuk mengekspresikan kritiknya selama

evaluasi.

3.      Evaluasi kelompok kecil (small group).

Evaluasi di mana evaluator mengujicobakan suatu

program layanan pada suatu kelompok siswa dan mencatat

performance dan komentar-komentarnya.

4.      Uji lapangan (field test)

Evaluasi di mana evaluator mengobservasi program

layanan yang diujicobakan kepada sekelompok siswa

tertentu dalam suatu situasi nyata. Evaluasi ini

dilakukan terhadap suatu program layanan yang sudah

selesai dikembangkan, tapi masih membutuhkan atau

memungkinkan untuk direvisi akhir.

Salah satu kelebihan dari uji lapangan adalah bahwa

dengan evaluasi ini akan diperoleh informasi apakah

program layanan dengan menggunakan menggunakan metode

tertentu akan benar-benar berjalan sesuai dengan apa

yang diharapkan.

Menurut Tessmer (1996) dalam diktat teori dan praktek

evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman,

2009) beberapa fokus penggalian informasi yang perlu

dijadikan patokan dalam uji lapangan adalah :

a) Kemampuan untuk dilaksanakan

b) Kesinambungan

c) Efektifitas

d) Kecocokan dengan lingkungan

e) Digunakan dalam beberapa variasi lingkungan.

d.      Manfaat data penilaian hasil belajar formatif

Data hasil belajar formatif dapat diperoleh guru

secara langsung pada akhir proses belajar mengajar

berupa hasil skor pasca tes. data ini disamping

menggambarkan penguasaan tujuan instruksi oleh para

siswa, juga memberi petujuk kepada guru tentang

keberhasilan dirinya dalam mengajar. oleh sebab itu

data itu sangat bermanfaat bagi guru dalam upaya

memperbaiki tindakan mengajar selanjutnya. dari kajian

hasil penilaian ini guru dapat memetik mafaat dalam :

a. Memperbaiki program pengajaran atau suatu

pelajaran dimasa mendatang terutama dalam

merumuskan tujuan instruksional, organisasi bahan,

kegiatan belajar mengajar, dan pertanyaan

penilaian.

b. Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan

mengajarnya dalam memilih dan menggunakan metode

mengajar, mengembangkan kegiatan belajar siswa,

bimbingan belajar, tugas dan latihan para siswa,

dll.

c. Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum di

kuasai oleh siswa sebelum melanjutkan dengan bahan

baru, atau memberi penugasan kepada siswa untuk

memperdalam bahan yag belum dikuasainya.

d. Melakukan diagnosis kesulitan belajar para siswa

sehingga dapat di temukan faktor penyebab

kegagalan siswa dalam menguasai tujuan

instruksional.

B.     Evaluasi Sumatif.

Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau

menilai sampai dimana pencapaian peserta didik terhadap

bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya

untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan

peserta didik yang bersagkutan. Evaluasi sumatif

dilakukan pada akhir program untuk memberi informasi

kepada konsumen yang potensial tentang manfaat atau

kegunaan program. Misalnya, setelah paket kurikulum

dikembangkan, evaluasi sumatif mungkin dilaksanakan

untuk menentukan efektifitas paket tersebut pada

tingkat nasional atau sampel sekolah khusus, guru, dan

siswa pada tingkat perkembangan tertentu. Pada evaluasi

sumatif, audiensinya termasuk konsumen yang potensial

seperti siswa, guru, dan lain-lain yang terlibat dalam

program. Evaluasi sumatif mengarah ke arah keputusan

tentang kelanjutan program, berhenti atau program

diteruskan, pengadopsian dan selanjutnya. Evaluasi

sumatif biasanya kuantitatif, dengan menggunakan skor

numerik atau nilai surat untuk menilai prestasi peserta

didik.

Sebuah evaluasi sumatif (kadang-kadang disebut

sebagai eksternal) adalah metode menilai nilai suatu

program pada akhir kegiatan program

(penjumlahan). Fokusnya adalah pada hasil.

Semua penilaian dapat sumatif (yaitu, memiliki

potensi untuk melayani fungsi sumatif), tetapi hanya

beberapa memiliki kemampuan tambahan untuk melayani

fungsi formatif. - Scriven (1967)

Berbagai instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah kuesioner, survei, wawancara,

observasi, dan pengujian. Model atau metodologi yang

digunakan untuk mengumpulkan data harus prosedur

langkah-demi-langkah tertentu. Ini harus hati-hati

dirancang dan dilaksanakan untuk memastikan data akurat

dan valid.

a) Tujuan Evaluasi sumatif

a. Untuk mengukur ketercapaian program.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh kurikulum yang

telah disusun sebelumnya memberikan hasil pada

siswa antara lain mencakup aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.

b) Fungsi Evaluasi Sumatif  

a.Menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan, pada

akhir program atau pengajaran.

b.Sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau

kedudukan individu di dalam kelompoknya.

c) Manfaat Evaluasi Sumatif

a.Mereka bisa, jika dirancang dengan tepat,

menyediakan bukti untuk sebuah hubungan sebab-

akibat.

b.Menilai hubungan jangka panjang.

c.Menyediakan data mengenai dampak program.

    C.     Contoh Evaluasi Formatif dan Sumatif

Contoh mudah dalam memahami evaluasi formatif dan

sumatif. evaluasi formatif ibaratnya proses dalam

pembuatan masakan, dimana ada proses pemasakan, proses

pemotongan sayur dan proses pemberian bumbu. sedangkan

evaluasi sumatif adalah proses ketika masakan itu telah

disajikan dan bagaimana tiap individu menikmati masakan

tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teori Formatif Sumatif Evaluasi (Scriven) dibagi

menjadi dua yaiitu: Menurut Scriven (1991) dalam

diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling

(Aip Badrujaman, 2009), yaitu evaluasi yang digunakan

untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses

belajar mengajar bagi guru maupun peserta didik.

Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi

yang dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau

ketika program masih dekat dengan permulaan kegiatan.

Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang digunakan

untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaian

peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah

diajarkan, dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan

tingkat atau kelulusan peserta didik yang bersagkutan.

Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk

memberi informasi kepada konsumen yang potensial

tentang manfaat atau kegunaan program.

DAFTAR PUSTAKA

M. Bahri Mustofa,M.Pd.I, Bimbingan Konseling DIsekolah,

(Surabaya: PT. Putra

Media Nusantara),2004.

Aip Badrujaman, M.pd,Teori dan Aplikasi evaluasi

program Bimbingan dan

Konseling, ( Jakarta :PT. Indeks,2010)hal 20.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta:Bumi Aksara, 2008.