makalah islam kawasan: islam di filipina

56
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Azyumardi Azra, bahwa kawasan asia tenggara terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan atas pengaruh yang diterima wilayah tersebut. Pertama, adalah wilayah Indianized Southeast Asia, Asia Tenggara yang dipengaruhi India yang dalam hal ini hindu dan budha. Kedua, Sinized South East Asia, wilayah yang mendapatkan pengaruh China, adalah Vietnam. Ketiga, yaitu wilayah Asia Tenggara yang dispanyolkan, atau Hispainized South East Asia, yaitu Philipina. Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan pengaruh Islam yang begitu besar di Asia Tenggara, khususnya Philipina. Seperti tertulis bahwa Philipina termasuk negara yang terpengaruhi oleh Spanyol. Hal itu benar adanya, akan tetapi pranata kehidupan di Philipina juga terpengaruhi oleh Islam pada masa penjajahan amerika dan spanyol. Sedikit makalah dibawah ini akan menyingkap dengan singkat tentang sejarah masuknya Islam di Philipina. 1 | Islam di Filipina

Upload: uinsby

Post on 22-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Azyumardi Azra, bahwa kawasan asia

tenggara terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan atas

pengaruh yang diterima wilayah tersebut.

Pertama, adalah wilayah Indianized Southeast Asia, Asia

Tenggara yang dipengaruhi India yang dalam hal ini

hindu dan budha. Kedua, Sinized South East Asia,

wilayah yang mendapatkan pengaruh China, adalah

Vietnam. Ketiga, yaitu wilayah Asia Tenggara yang

dispanyolkan, atau Hispainized South East Asia, yaitu

Philipina.

Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan

pengaruh Islam yang begitu besar di Asia Tenggara,

khususnya Philipina. Seperti tertulis bahwa Philipina

termasuk negara yang terpengaruhi oleh Spanyol. Hal itu

benar adanya, akan tetapi pranata kehidupan di

Philipina juga terpengaruhi oleh Islam pada masa

penjajahan amerika dan spanyol. Sedikit makalah dibawah

ini akan menyingkap dengan singkat tentang sejarah

masuknya Islam di Philipina.1 | Islam di Filipina

Islam di Asia menurut Dr. Hamid Dalam bukunya yang

berjudul Islam Sebagai Kekuatan International, Dr.

Hamid mencantumkan bahwa Islam di Philipina merupakan

salah satu kelompok minoritas diantara negara negara

yang lain. Dari statsitk demografi pada tahun 1977

Masyarakat Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa.

Sedangkan jumlah masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa.

Dengan prosentase 5,3% dengan unsur dominan komunitas

Mindanao dan mogondinao.1

Asia tenggara adalah sebutan untuk wialyah daratan

Asia bagian timur yang terdiri dari jazirah Indo-Cina

dan kepualauan yang banyak serta terilingkupi dalam

Negara Indonesia dan Philipina. Melihat sejarah masa

lalu, terlihat bahwa Islam bukanlah agama pertama yang

tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk ke lapisan

masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban,

budaya, dan agama.2

Dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba membahas

beberapa hal penting tentang Islam di Filipina. Antara

lain: Sejarah masuknya Islam di Filipina, faktor-

faktorIslam menjadi agama minoritas di Filipina, hukum

Islam di Filipina. Hal-hal tersebut menjadi pembahasan

pemakalah dalam tulisan ini, karena merupakan sebuah

1 http://wikipedia/islam_di_filipina,_2010/2 http://adha-coba-coba.blogspot.com/2012/01/islam-di-filipina.html2 | Islam di Filipina

upaya besar dalam mengangkat dan menyebarkan agama

Islam.

3 | Islam di Filipina

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah masuknya islam ke Filipina?

2. Bagaimana perkembangan peradaban islam di

Filipina?

3. Bagaimana perkembangan peradaban islam di Filipina

pada masa kolonial spanyol?

4. Bagaimana perkembangan peradaban islam di Filipina

Masa Imperialisme Amerika Serikat?

5. Bagaimana perkembangan peradaban islam di Filipina

pada masa pasca kemerdekaan?

6. Siapa tokoh-tokoh pejuang Islam di Filipina?

7. Bagaimana wilayah Autonomi Islam Mindanao?

TUJUAN

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejarah masuknya islam ke

Filipina

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan peradaban

islam di fiilipina

3. Untuk mengetahui Untuk mengetahui bagaimana

perkembangan peradaban islam di Filipina pada masa

kolonial spanyol.

4 | Islam di Filipina

4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban

islam di Filipina Masa Imperialisme Amerika

Serikat.

5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban

islam di Filipina pada masa peralihan.

6. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban

islam di Filipina pada masa pasca kemerdekaan.

7. Untuk mengetahui siapa tokoh-tokoh pejuang Islam

di Filipina.

8. Untuk mengetahui wilayah Autonomi Islam Mindanao.

5 | Islam di Filipina

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI FILIPINA

Sejarah masuknya Islam di Filipina tidak dapat

dilepaskan dari kondisi sosio-cultural wilayah tersebut

sebelum kedatangan Islam. Filipina adalah sebuah Negara

kepulauan yang terdiri dari 7107 pulau. Penduduknya

yang berjumlah 47 jiwa menggunakan 87 dialek bahasa

yang berbeda yang mencerminkan banyaknya suku dan

komunitas etnis. Sebelum kedatangan Islam, Filipina

adalah sebuah wilayah yang dikuasai oleh kerajaan-

kerajaan. Islam dapat masuk dan diterima dengan baik

oleh penduduk setempat setidaknya karena ajaran Islam

dapat mengakomodasi berbagai tradisi yang telah mereka

lakukan selama ini.

Para ahli sejarah menemukan bukti abad ke-16 dan

abad ke-17 dari sumber-sumber Spanyol tentang keyakinan

agama penduduk Asia Tenggara termasuk Luzon, yang

merupakan bagian dari Negara Filipina saat ini, sebelum

kedatangan Islam. Sumber-sumber tersebut memberikan

penjelasan bahwa sistem keyakinan agama yang sangat

dominan ketika Islam datang pada abad ke-14 dengan

syarat berbagai upacara pemujaan untuk orang yang sudah6 | Islam di Filipina

meninggal.

Hal ini jelas sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam

yang menentang keras penyembahan berhala dan

politeisme. Namun tampaknya Islam dapat memperlihatkan

kepada mereka bahwa agama ini memiliki cara tersendiri

yang menjamin arwah orang yang meninggal dunia berada

dalam keadaan tenang, yang ternyata dapat mereka

terima.3

Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya

kepulauan Sulu dan Mindanao pada tahun 1380 M. Seorang

tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja

Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang

menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut. Menurut

catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangeran

dari Minangkabau (Sumatra Barat).Ia tiba di kepulauan

Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan Islam

di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja

kerasnya juga, akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja

terkenal dari Manguindanao memeluk Islam.Dari sinilah

awal peradaban Islam di wilayah ini mulai

dirintis.Adapula pendapat yang lain mengenai masuknya

Islam datang kekepulaun Sulu. Bahwasannya Islam datang

ke Sulu pada abad ke-9 melalui perdagangan. Tapi itu

tidak menjadi faktor yang penting dalam sejarah Sulu,

sampai abad ke 13 ketika orang-orang menyebarkan Islam

3 http://poetrimawardi.blogspot.com/2012/04/ekonomi-islam.html 7 | Islam di Filipina

(da’i) mulai pertama kali tinggal di Buasna (Jolo)

kemudian di daerah-daerah lain kepulauan Sulu.

Islam di asia menurut Dr. Hamid mempunyai 3 bentuk

penyebaran. Pertama, penyebaran Islam melahirkan

mayoritas penduduk. Kedua, kelompok minoritas Islam.

Ketiga, kelompok negera negara Islam tertindas.4

Dalam bukunya yang berjudul Islam Sebagai Kekuatan

International, Dr. Hamidmencantumkan bahwa Islam di

Philipina merukan salah satu kelompok ninoritas

diantara negara negara yang lain. Dari statsitk

demografi pada tahun 1977, Masyarakat Philipina

berjumlah 44.300.000 jiwa.Sedangkan jumlah masyarakat

Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase 5,3% dengan

unsur dominan komunitas Mindanao dan mogondinao.5

Hal itu pastinya tidak lepas dari sejarah latar

belakang Islam di negeri philipina. Bahkan lebih dari

itu, bukan hanya penjajahan saja, akan tetapi konflik

internal yang masih berlanjut sampai saat ini.

Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Filipina

Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada

tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama

Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai

orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di

4 http://adha-coba-coba.blogspot.com/2012/01/islam-di-filipina.html5 Ahm Asy’ari, Akhwan Mukarrom dkk, Pengantar Studi Islam, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 20088 | Islam di Filipina

kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja

Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau

(Sumatra Barat).Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun

setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan

Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga,

akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari

Manguindanao memeluk Islam.Dari sinilah awal peradaban

Islam di wilayah ini mulai dirintis.Pada masa itu,

sudah dikenal sistem pemerintahan dan peraturan hukum

yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang

didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-

Intifa dan Mir-atu-Thullab.Manguindanao kemudian

menjadi seorang Datuk yang berkuasa di propinsi Davao

di bagian tenggara pulau Mindanao.Setelah itu, Islam

disebarkan ke pulau Lanao dan bagian utara Zamboanga

serta daerah pantai lainnya.Sepanjang garis pantai

kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan

pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk atau

Raja.Menurut ahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina

sekarang) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah

yang aman).Pendapat ini bisa jadi benar, mengingat

kalimat tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sub-

kontinen.6

B. KONDISI GEOGRAFIS FILIPINA

6 http://www.duiniaislam.com/sejarah_masuknya_islam_di_philipina/9 | Islam di Filipina

Filipina adalah sebuah negara Republik dengan luas

wilayah 114.830 mil dengan jumlah penduduk 49.139. 350

jiwa. Dilihat dari luas wilayahnya, maka Filipina

tidaklah termasuk negara padat penduduk. Mayoritas

penduduknya beragama Katolik yaitu, 85,8% dari

keseluruhan jumlah penduduk. Islam 4%, Protestan 3,1%,

Iglesiani Kristo 1,3%, Budhis 0,08%, dan lain-lain 20%.

Iklim daerah Filipina adalah tropis yang hampir sama

dengan semua yang terjadi di Asia Tenggara, namun

Filipina mempunyai temperatur panas yang tinggi dan

kurang berawan. 

Sedangkan dalam bukunya yang berjudul Islam

Sebagai Kekuatan International, Dr. Hamid mencantumkan

bahwa Islam di Philipina merukan salah satu kelompok

ninoritas diantara negara negara yang lain. Dari

statsitik demografi pada tahun 1977, Masyarakat

Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa. Sedangkan jumlah

masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase

5,3% dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan

mogondinao.7

Kedaulatan Filipina di peroleh pada tanggal 4 Juli

1946 didasarkan Undang-Undang 1935. Bahasa Nasional

Filipina adalah “Philipino” yang pada dasarnya diambil

dari bahasa “Tagalog” yang banyak digunakan oleh

masyarakat di Manila dan sekitarnya. Ada 87 banyaknya7 http://cintailmoe.worpress.com/2008/04/07/sejarah-islam-di-filipina/10 | Islam di Filipina

dialek bahasa, hal ini mencerminkan banyaknya suku dan

etnis. Mata uangnya adalah Peso terdiri dari kertas dan

logam. 

C. ASAL-USUL DAKWAH ISLAM DI FILIPINA

Sejarah masuknya Islam di Filipina dimulai pada

abad ke-14 melalui kepulauan Sulu. Disebutkan bahwa

orang yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam

pertama di kepulaan tersebut adalah Syarif Karim al-

Makhdum, ia adalah orang Arab yang datang ke Malaka dan

mengislamkan Sultan Muhammad Syah dan rakyat Malaka.

Setelah beberapa lama menetap, ia kemudian melanjutkan

perjalanan ke Timur dan tiba di Sulu sekitar tahun 1380

dan menetap di Bwansa, ibu kota Sulu yang lama, di sana

al-Makhdum bersama penduduk setempat membangun sebuah

masjid sebagai sentral kegiatan dakwah, hasil dari

usaha tersebut cukup menggembirakan karena banyak

pemimpin-pemimpin lokal yang tertarik menerima

ajarannya. Muballigh lainnya yang patut disebutkan

kerena jasanya dalam penyebaran Islam di Filipina yakni

Abu Bakar, ia juga seorang Arab yang memulai tugas

dakwahnya di Malaka, Palembang, Brunei dan akhirnya

sampai di Sulu sekitar tahun 1450.

Setelah tiba di Kepulaun tersebut dan merasa telah

cukup pengikutnyanya ia pun mendirikan masjid

sebagaimana pendahulunya sehingga kegitan dakwahnya

11 | Islam di Filipina

berkembang, puncak kesuksesannya ketika Raja Bwansa,

Raja Baginda menjadikannya menantu dan ahli waris

kerajaan. Abu Bakar pun kemudian menjadi Sultan dengan

gelar Sharif al-Hashim, ia dianggap peletak dasar

kesultanan Sulu dan cikal bakal dari sultan-sultan dan

datu-datu di kepulauan tersebut. Bersamaan dengan

datangnya Abu Bakar ke Sulu, di tempat lain juga telah

datang para muballigh yang berdarah Arab ke

Mangindanao, merekalah yang mula-mula yang membuntuk

tatanan masyarakat Islam di sana. Sementara abad ke-16,

datang Syarif Muhammad Kabungsuan yang konon adalah

seorang pangeran dari Johor bersama pengikutnya,

seperti halnya Abu Bakar, Kabungsuan tidak hanya

melanjutkan proses Islamisasi, tetapi lebih penting

adalah meletakkan dasar kesultanan Maguindanao. Ia

sering disebut dalam silsilah raja-raja sebagai orang

satu-satunya yang bertanggungjawab dalam Islamisasi

Mindanao. 

Data historis tersebut di atas, menunjukkan

kuatnya pendapat yang mengatakan bahwa Islam datang ke

Asia Tenggara langsung dari Arab termasuk wilayah

Filipina, atau tepatnya dari Hadramaut. Dari seluruh

tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam di Filipina,

mereka adalah berasal dari Arab dengan gelar Syarif

atau Sayyid. Alasan lain yang memperkuat tesis yang

mengatakan Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari

12 | Islam di Filipina

Hadramaut walau sifatnya lebih umum yaitu adanya

kesamaan mazhab yang dianut pada semua tempat di Asia

Tenggara yakni mazhab Syafi’i. 

Dakwah Islam terus berlangsung sampai tersebar ke

hampir keseluruh Filipina termasuk di kota Manila,

hanya saja penyebarannya terhenti ketika orang-orang

Spanyol datang dibawah Agustin de Lagasapi sekitar

1565, maka sejak itu pula Filipina dijajah sekaligus

dijadikan lahan penyebarkan agama Kristen Katolik.

Namun penguasaan penjajah tersebut tidak berhasil

menduduki semua daerah dalam wilayah Filipina,

kesultanan Islam di Mindanau dan Sulu berhasil

mempertahankan diri dari serangan Portugis dari arah

Selatan. Tahun 1898, karena sesuatu hal Spanyol harus

menyerahkan kekuasaan kepada Amerika, Selama pendudukan

tersebut kesultanan Mindanao dan Sulu dapat disatukan

pada tahun 1903. Sedangkan secara administratif kedua

wilyah itu baru diakui oleh pemerintahan Filipina tahun

1914-1920. Suatu hal yang menarik disimak, masyarakat

muslim Filipina tidak banyak terpengaruh dengan

penetrasi kolonialisme, meskipun ia termasuk negara di

Asia Tenggara yang paling lama dijajah, bahwa umat

Islam Filipina tetap tidak pernah mengikuti keinginan

penjajah, dalam artian bahwa masyarakat muslim Filipina

sangat kuat memegang tradisinya, ulet dalam

13 | Islam di Filipina

memperjuangkan dan mempertahankan kebebasannya

(terkontekstualisasi pemikiran keagamaannya). 8

D. PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI FILIPINA

Kebangkitan Islam terus digaungkan oleh dua

kelompok yang sama-sama mengatasnamakan umat Islam

Filipina. Kelompok pertama yang berpandagan radikal,

dipegang oleh para anggota Moro National Liberation

Front (MNLF) yang merupakan minoritas di kalangan

penduduk muslim, sedangkan kedua yang berpandagan

moderat, dipegang oleh warga Muslim yang ingin

memprakarsai berbagai perubahan dalam masyarakat yang

lebih luas. Kelompok moderat yang didukung oleh

mayoritas penduduk berusaha mempertahankan diri sebagai

masyarakat Muslim. Mereka mau masuk ke dalam sistem

politik Filipina demi mencapai tujuan-tujuan mereka,

dengan menggunakan semua cara-cara legal dan

konstitusional yang ada, termasuk penyebarluasan ide-

ide pemikiran, mengorganisir kelompok-kelompok penekan

dan berpartisipasi dalam usaha-usaha pemerintah untuk

menemukan suatu penyelesaian yang damai adil terhadap

Moro. Sedangkan Moro National Liberation Front (MNLF)

menggunakan dua strategi yakni menarik perhatian

internasional, khususnya negara-negara Islam – tentang

8 http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-filipina.html14 | Islam di Filipina

nasib mereka yang tertindas; menjalankan perang gerilya

untuk melemahkan Pemerintah Filipina.

Suasana dan posisi umat Islam yang sedemikian

tersebut di atas mempengaruhi strategi dan

keberlangsungan kegiatan dakwah. Sebuah organisasi

Islam yang berskala Filipina adalah CONVISLAM atau

“Converst to Islam”, didirikan pada 1954 secara aktif

bergerak untuk kegiatan dakwah. Pada tahun 1981,

Convislam mempelopori sebuah organisasi dakwah yang

berskala nasional yang disebut Islamic Da’wah Council

of the Philippines, Inc (Majlis al-Da’wah al-Islamiyyah

al-Philipiniyyah) untuk menjadi payung semua gerakan

dan kegiatan dakwah. Kegiatan-kegiatannya antara lain

penerbitan buku-buku Islam, kunjungan ke cabang-cabang

provinsi, menyelenggarakan serangkaian kuliah umum,

membangun masjid, menghadiri konferensi-konferensi

internasional dan program-program pelatihan untuk usaha

dakwah Islam, menyelenggarakan sekolah minggu dan

kursus-kursus bahasa Arab, dan banyak lagi yang

lainnya. Di samping itu, terdapat banyak sekolah

madrasah yang didirikan oleh organisasi-organisasi

Muslim terutama di provinsi-provinsi bagian selatan. 

Kemudian seorang tokoh terkenal Muslim Filipina,

Peter Gordon Gowing, juga menyebutkan kelompok dakwah

seperti tableegh Marawi City. Mereka ini adalah

Shubba’anol Muslimeen Tableegh of Philippenes, Jama’at

15 | Islam di Filipina

Tableegh, dan Islamic Tableegh of the Philippines.

Organisasi-organisasi ini sedikit yang dapat diketahui

karena kurangnya informasi yang lebih jauh mengenai

eksistensi dan kegiatannya, kendati dari sisi

distribusi keanggotaannya cukup luas. Hal yang tidak

dapat dilewatkan mengenai organisasi-organisasi yang

erat kaitannya dengan kebangkitan Islam di Filipina

walaupun sangat terkait dengan posisi tawar –menawar

antara umat Islam secara umum dengan pemerintah antara

lain lahirnya Peranan Kementerian Urusan Muslim, yang

di antara lain-lainnya, bertugas menyelenggarakan

ibadat haji. Demikian pula Bank Amanah, sebuah bank

Muslim yang berhubungan dengan kementerian, dan secra

khusus didirikan untuk melaksanakan ketentuan Islam

mengenai larangan riba. Didirikannya bank semacam ini

sungguh merupakan suatu prestasi. 

Secara umum, gambaran Islam masuk di Philiphina

melalui beberapa fase, dari penjajahan sampai masa

modern.

a. Masa Kolonial Spanyol

Proses Islamisasi di seluruh Filipina secara

tiba-tiba terhenti akibat datangnya bangsa Spanyol

dari Utara sebagaimana yang disebutkan sebelumnya,

akibatnya Islam tidak dapat memiliki kesempatan

untuk berkembang secara penuh dan mendapatkan

akarnya di bagian-bagian lain negara kecuali

16 | Islam di Filipina

Filipina Selatan dan beberapa daerah pantai.

Keadaan ini terus berlanjut sampai Filipina

merdeka, kekuasaan baik secara politik, ekonomi

dan sosial didominasi oleh kalangan Non-Muslim

yang membuat warga muslim Filipina merasa terancam

di negara sendiri dengan kebijakan pemerintah yang

mengecilkan arti kelompok-kelompok minoritas.

Kondisi ini tidak membuat warga muslim

Filipina tinggal berdiam diri, mereka menyadari

keberadaannya sebagai bagian dari warga bangsa

yang mempunyai hak yang sama, maka mereka

melakukan kegiatan atau aktifitas yang dapat

menyadarkan kaum muslim.9

Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke

Filipina, pada 16 Maret 1521 M, penduduk pribumi

telah mencium adanya maksud lain dibalik

“ekspedisi ilmiah” Ferdinand de Magellans. Ketika

kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan

mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian

halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru

menemukan penduduk wilayah selatan melakukan

perlawanan sangat gigih, berani dan pantang

menyerah. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur

mati-matian kilometer demi kilometer untuk

mencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk9 http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-filipina.html17 | Islam di Filipina

pada tahun 1876 M).Menghabiskan lebih dari 375

tahun masa kolonialisme dengan perang

berkelanjutan melawan kaum Muslimin.

Walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah

dapat ditundukan secara total. Selama masa

kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and

rule (pecah belah dan kuasai) serta mision-sacre

(misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang

Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi

(julukan terhadap hal-hal yang buruk) sebagai

“Moor” (Moro). Artinya orang yang buta huruf,

jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang

bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada

orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina

Selatan tersebut. Tahun 1578 M terjadi perang

besar yang melibatkan orang Filipina sendiri.

Penduduk pribumi wilayah Utara yang telah

dikristenkan dilibatkan dalam ketentaraan kolonial

Spanyol, kemudian di adu domba dan disuruh

berperang melawan orang-orang Islam di selatan.

Sehingga terjadilah peperangan antar orang

Filipina sendiri dengan mengatasnamakan “misi

suci”. Dari sinilah kemudian timbul kebencian dan

rasa curiga orang-orang Kristen Filipina terhadap

Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Sejarah

mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen

18 | Islam di Filipina

akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol

ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu.

b. Masa Imperialisme Amerika Serikat

Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao

dan Sulu, Spanyol tetap menganggap kedua wilayah

itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara

tidak sah dan tak bermoral, Spanyol kemudian

menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga

US$ 20 juta pada tahun 1898 M melalui Traktat

Paris.

Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan

diri sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat

dipercaya. Dan inilah karakter musuh-musuh Islam

sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan

dengan ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus

1898 M) yang menjanjikan kebebasan beragama,

kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan

mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro. Namun

traktat tersebut hanya taktik mengambil hati

orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena

pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan

dengan pemberontakan kaum revolusioner Filipina

Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelah

kaum revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS

di Mindanao dan Sulu bergeser kepada sikap campur

tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun

19 | Islam di Filipina

kemudian (1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan

menjadi wilayah propinsi Moroland dengan alasan

untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao

dan Sulu.

Periode berikutnya tercatat pertempuran

antara kedua belah pihak. Teofisto Guingona, Sr.

mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata terjadi

19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923, terjadi 21

kali pertempuran. Patut dicatat bahwa selama

periode 1898-1902, AS ternyata telah menggunakan

waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan

di wilayah Moro untuk keperluan ekspansi para

kapitalis. Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS

untuk memerangi berbagai kelompok perlawanan

Bangsa Moro.10

Namun Amerika memandang peperangan tak cukup

efektif meredam perlawanan Bangsa Moro, Amerika

akhirnya menerapkan strategi penjajahan melalui

kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini

kemudian disempurnakan oleh orang-orang Amerika

sebagai ciri khas penjajahan mereka. Kebijakan

pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika

terbukti merupakan strategi yang sangat efektif

dalam meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai

hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan diantara10 http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-filipina.html20 | Islam di Filipina

masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis

budaya mulai diserang oleh norma-norma Barat.

Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan

keinginan Amerika memasukkan kaum Muslimin ke

dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara dan

mengasimilasi kaum Muslim ke dalam tradisi dan

kebiasaan orang-orang Kristen. Seiring dengan

berkurangnya kekuasaan politik para Sultan dan

berpindahnya kekuasaan secara bertahap ke Manila,

pendekatan ini sedikit demi sedikit mengancam

tradisi kemandirian.

c. Masa Peralihan

Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa

peralihan kekuasaan dari penjajah Amerika ke

pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk

menggabungkan ekonomi Moroland ke dalam sistem

kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukum tanah

warisan jajahan AS yang sangat kapitalistis

seperti Land Registration Act No. 496 (November

1902) yang menyatakan keharusan pendaftaran tanah

dalam bentuk tertulis, ditandatangani dan di bawah

sumpah.

Kemudian Philippine Commission Act No. 718 (4

April 1903) yang menyatakan hibah tanah dari para

Sultan, Datu, atau kepala Suku Non-Kristen sebagai

21 | Islam di Filipina

tidak sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang atau

izin dari pemerintah. Demikian juga Public Land

Act No. 296 (7 Oktober 1903) yang menyatakan semua

tanah yang tidak didaftarkan sesuai dengan Land

Registration Act No. 496 sebagai tanah negara, The

Mining Law of 1905 yang menyatakan semua tanah

negara di Filipina sebagai tanah yang bebas,

terbuka untuk eksplorasi, pemilikan dan pembelian

oleh WN Filipina dan AS, serta Cadastral Act of

1907 yang membolehkan penduduk setempat (Filipina)

yang berpendidikan, dan para spekulan tanah

Amerika, yang lebih paham dengan urusan birokrasi,

untuk melegalisasi klaim-klaim atas tanah. Pada

intinya ketentuan tentang hukum tanah ini

merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum

Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah

kolonial AS dan pemerintah Filipina di Utara yang

menguntungkan para kapitalis.

Pemberlakukan Quino-Recto Colonialization Act

No. 4197 pada 12 Februari 1935 menandai upaya

pemerintah Filipina yang lebih agresif untuk

membuka tanah dan menjajah Mindanao. Pemerintah

mula-mula berkonsentrasi pada pembangunan jalan

dan survei-survei tanah negara, sebelum membangun

koloni-koloni pertanian yang baru. NLSA – National

Land Settlement Administration – didirikan

22 | Islam di Filipina

berdasarkan Act No. 441 pada 1939.Di bawah NLSA,

tiga pemukiman besar yang menampung ribuan pemukim

dari Utara dibangun di propinsi Cotabato

Lama.Bahkan seorang senator Manuel L. Quezon pada

1936-1944 gigih mengkampanyekan program pemukiman

besar-besaran orang-orang Utara dengan tujuan

untuk menghancurkan keragaman (homogenity) dan

keunggulan jumlah Bangsa Moro di Mindanao serta

berusaha mengintegrasikan mereka ke dalam

masyarakat Filipina secara umum.11

Kepemilikan tanah yang begitu mudah dan

mendapat legalisasi dari pemerintah tersebut

mendorong migrasi dan pemukiman besar-besaran

orang-orang Utara ke Mindanao. Banyak pemukim yang

datang, seperti di Kidapawan, Manguindanao,

mengakui bahwa motif utama kedatangan mereka ke

Mindanao adalah untuk mendapatkan tanah. Untuk

menarik banyak pemukim dari utara ke Mindanao,

pemerintah membangun koloni-koloni yang disubsidi

lengkap dengan seluruh alat bantu yang diperlukan.

Konsep penjajahan melalui koloni ini diteruskan

oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari

negeri tersebut. Sehingga perlahan tapi pasti

orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah

mereka.

11 Hamka, Sejarah Umat Islam, Pustaka Hidayah, 200123 | Islam di Filipina

d. Masa Pasca Kemerdekaan hingga Sekarang

Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946 M)

dari Amerika Serikat ternyata tidak memiliki arti

khusus bagi Bangsa Moro. Hengkangnya penjajah

pertama (Amerika Serikat) dari Filipina ternyata

memunculkan penjajah lainnya (pemerintah

Filipina). Namun patut dicatat, pada masa ini

perjuangan Bangsa Moro memasuki babak baru dengan

dibentuknya front perlawanan yang lebih

terorganisir dan maju, seperti MIM, Anshar-el-

Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. Namun pada

saat yang sama juga sebagai masa terpecahnya

kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang

melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan.

Pada awal kemerdekaan, pemerintah Filipina

disibukkan dengan pemberontakan kaum komunis

Hukbalahab dan Hukbong Bayan Laban Sa Hapon.

Sehingga tekanan terhadap perlawanan Bangsa Moro

dikurangi. Gerombolan komunis Hukbalahab ini

awalnya merupakan gerakan rakyat anti penjajahan

Jepang. Setelah Jepang menyerah, mereka

mengarahkan perlawanannya ke pemerintah Filipina.

Pemberontakan ini baru bisa diatasi di masa Ramon

Magsaysay, menteri pertahanan pada masa

pemerintahan Eipidio Qurino (1948-1953). Tekanan

24 | Islam di Filipina

semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand

Marcos berkuasa (1965-1986).

Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua

presiden Filipina dari Jose Rizal sampai Fidel

Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos

merupakan masa pemerintahan paling represif bagi

Bangsa Moro. Pembentukan Muslim Independent

Movement (MIM) pada 1968 dan Moro Liberation Front

(MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap

politik Marcos yang lebih dikenal dengan

Presidential Proclamation No. 1081 itu.

Perkembangan berikutnya kita semua tahu.MLF

sebagai induk perjuangan Bangsa Moro akhirnya

terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front

(MNLF) pimpinan Nurulhaj Misuari yang

berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro

Islamic Liberation Front (MILF) pimpinan Salamat

Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni

berideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan

negara Islam di Filipina Selatan. Namun dalam

perjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari

mengalami perpecahan kembali menjadi kelompok

MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan

kelompok Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani

(1993).

25 | Islam di Filipina

Tentu saja perpecahan ini memperlemah perjuangan

Bangsa Moro secara keseluruhan dan memperkuat posisi

pemerintah Filipina dalam menghadapi Bangsa Moro.

Ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Nur

Misuari (ketua MNLF) dengan Fidel Ramos (Presiden

Filipina) pada 30 Agustus 1996 di Istana Merdeka

Jakarta lebih menunjukkan ketidaksepakatan Bangsa Moro

dalam menyelesaikan konflik yang telah memasuki 2

dasawarsa itu. Disatu pihak mereka menghendaki

diselesaikannya konflik dengan cara diplomatik

(diwakili oleh MNLF), sementara pihak lainnya

menghendaki perjuangan bersenjata/jihad (diwakili oleh

MILF). Semua pihak memandang caranyalah yang paling

tepat dan efektif.Namun agaknya Ramos telah memilih

salah satu diantara mereka walaupun dengan penuh

resiko.“Semua orang harus memilih, tidak mungkin

memuaskan semua pihak,” katanya.Dan jadilah bangsa Moro

seperti saat ini, minoritas di negeri sendiri.12

Seorang ilmuan Muslim, Asiri Abu Bakar,

menunjukkan faktor-faktor bangkitnya warga muslim

Filipina:

1. Bertambahnya hubungan ulama dan para pendatang

dengan muslim yang terpelajar dari dunia Arab;

2. Bertambahnya jumlah warga Moro yang pergi naik

haji; 12 Muzani Saiful, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara,Jakarta: LP3ES, 199326 | Islam di Filipina

3. Bertambahnya kesempatan kesempatan melakukan

studi di berbagai pusat Islam di seluruh dunia;

4. Partisipasi aktif dalam berbagai pertemuan;

5. Kembalinya ratusan pelajar Muslim dari luar

negeri;

6. Semakin banyaknya didirikan madrasah-madrasah

di daerah;

7. Kedatanagan para pejabat dari dunia Islam ke

Moro;

8. Banyaknya konferensi pers internasional dan

peliputan perang yang berlangsung di Mindanao

serta kekejaman beberapa personel meliter di

wilayah tersebut. 

Kebangkitan tersebut dapat dilihat pula dari,

1. Dibayarkannya tunggakan perang Dunia II kepada

beberapa Muslim yang memungkinkan mereka naik haji

dan kemudian membangkitkan kesadaran Islam mereka;

2. Bertambahnya perkumpulan dan organisasi Islam yang

didukung oleh warga lokal maupun luar negeri;

3. Didirikannya sekolah-sekolah tinggi dan

universitas-universitas swasta dan negeri di

negara ini yang memberikan kuliah-kuliah dan

gelar-gelar dalam studi Islam;

27 | Islam di Filipina

4. Pemberontakan Moro, yang telah mengakibatkan

peningkatan kesadaran dan kewaspadaan Muslim.13

E. FAKTOR ISLAM MENJADI AGAMA MINORITAS DI FILIPINA

Mayoritas penduduk Filipina beragama Katolik,

walaupun katolik menjadi agama mayoritas, tetapi di

Filipina terdapat tiga ribu masjid, terutama di

selatan. Penduduk Filipina sekitar 85.236.900 juta pada

tahun 2006 dan setiap tahunnya pertumbuhan penduduknya

1,92% dengan luas wilayah 300.076 km terdiri dari 7.107

pulau. Penduduknya terdiri dari beberapa suku yaitu

suku Filipino 80%, Tionghoa 10%, Indo Arya 5%, Eropa

dan Amerika 2%, Arab 1%, suku lain 2%. Kota Marawi dan

Jolo dapat dianggap sebagai pusat keagamaan bagi

komunitas muslim. Kitab suci alQur’an telah

diterjemahkan oleh dr.Ahmad Domacao Alonto kedalaam

bahasa Maranao, bahasa yang paling utama dikalangan

muslim kebanyakan muslim di Moro adalah petani dan

nelayan. Dijabatan tinggi pemerintah Filipina tidak

berarti. Asosiasi islam yang paaling aktif adalah

Asosiasi Muslim Filipina (Manila), Ansar al Islam(Kota

Marawi), Masyarakat Islam Mualaf (Manila) dan yayasan

Islam Sulu (jolo) dan sebagainya. Tahun 1983, Dewan

Dakwah Islam Filipina telah dibentuk untuk13 Artikel Sejarah Masuknya Islam di Philipina. oleh Imam nugroho diwww.duiniaislam.com28 | Islam di Filipina

mempersatukan organisasi-organisasi Muslim di utara dan

selatan.14

Menurut Majul, ada tiga alasan yang menjadi

penyebab sulitnya bangsa Moro berintegerasi secara

penuh kepada republik Filipina. Pertama, bangsa Moro

sulit menghargai undang-undang Nasional, khususnya yang

mengenai hubungan pribadi daan keluarga, karena undang-

undang tersebut berasal daari Barat dan Katolik,

seperti larangan bercerai dan poligami yang sangat

bertentangan dengan hukum Islam yang

membolehkannya. Kedua, system sekolah yang menetapkan

kurikulum yang sama, bagi setiap anak Filipina disemua

daerah, tanpa membedakan perbedaan agama dan kultur,

membuat bangsa Moro malas untuk belajar disekolah yang

didirikan pemerintah. Mereka menghendaki dalam

kurikulum itu adanya perbedaan khusus bagi bangsa Moro,

karena adanya perbedaan agama dan kultur.Ketiga, bangsa

Moro masih trauma dan kebencian yang mendalam terhadap

program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh

pemerintah Filipina kewilayah mereka di Mindanao,

karena program ini telah mengubah posisi mereka dari

mayoritas menjadi minoritas hamper disegala bidang

kehidupan.15

14 Tebba Sudirman, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasinya, Bandung: Mizan,199315 Kettani M Ali, Minoritas Muslim di dewasa ini, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 200529 | Islam di Filipina

F. HUKUM ISLAM DI FILIPINA

Bangsa Moro adalah tanah muslim yang penduduknya

mengikuti madzhab Syafi’i. Selama periode pra-Islam,

yang Bangsa berbeda atau barangay (masyarakat) yang

burik kepulauan tidak memiliki hukum tertulis dan

dipimpin oleh datus (kepala suku) dengan hak atas tanah

leluhur. Menjelang akhir abad ke-13, pulau Sulu pemukim

Muslim terlindung dari Arab, Kalimantan, Sumatera, dan

Malaya yang bekerja sebagai pedagang dan misionaris,

beberapa di antaranya perempuan lokal menikah, berbagi

keyakinan agama mereka, dan menjalin aliansi politik.

Islam kemudian disebarkan di Filipina selatan pra-

kolonial melalui sarana ekonomi dan relasional sebagai

pengganti penaklukan, yang mengakibatkan integrasi

hukum adat baru dan yang sudah ada. Ketika datus masuk

Islam, kesultanan didirikan di Magindanao dan Sulu.

Ini, menurut Justin Holbrook (2009): "berfungsi

seperti" mini-negara ", dengan pemerintah memiliki

kekuatan baik dan peradilan administrasi ... Agama

pengadilan Moro diterapkan hukum adat, atau adat, serta

hukum syariah ..." ini didefinisikan sifat komprehensif

dari sistem hukum Islam (juga disebut sebagai Agama

Sara System) yang mencakup, sosio-politik, dan

hubungan-hubungan hukum sipil.16

16 http://www.blogger.com/blogger.g?islam_philipina/30 | Islam di Filipina

Holbrook catatan lebih lanjut bahwa Muslim awal

dilaksanakan "pluralisme hukum untuk menjalin hubungan

dengan orang-orang dari keyakinan yang berbeda ...",

menunjukkan bahwa mereka tinggal di ko-eksistensi damai

dengan dan tidak memaksakan iman mereka terhadap non-

Muslim.

Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan

dan peraturan hukum yaituManguindanao Code of Law atau

Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb,

Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab. Manguindanao

kemudian menjadi seorang Datuk yang berkuasa di

propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao.

Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian

utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang

garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah

kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk

atau Raja. Istilah luwaran, yang dipakaai oleh orang

Moro Mindanao dalam kitab hokum, berarti “pilihan”

ataau “terpilih”. Undang-undang yang terkandung didalam

kitab Luwaran merupakan pilihan dari hokum Arab lama

yang kemudian diterjemaahkan dan dikompilasikan untu

digunakan sebagai pegangan serta informasi bagi

para datu, hakim dan pandita di Mindanao yang tidak

mengerti bahasa Arab. Kitab luwaran dari Mindanao tidak

ada taanggalnya sama sekali, tak ada seorangpun yang

mengetahui kapan kitab ini di buat. Sebagian orang

31 | Islam di Filipina

berpendapat bahwa kitab Mindanao ini disusun beberapa

waktuyang lalu oleh para hakim di Mindanaao. Kitab

utama yang dirujuk oleh kitab luwaran adalah Minhaj Al

TThalibin karya ahli hokum mazhab Syafi’I Zakaria yahya

bin syaraf Al Nawawi.17

Daerah Filipina yang eksis dengan Islamnya yakni

Sulu dan Magindanao. Masing-masing pengasa Sulu dan

Magindanao memberlakukan kitab hukum Diwan Tousug dan

Luwara sa Maguindanao. Dua kitab hukum ini menegaskan

tentang kedudukan kedaulatan dalam masalah-masalah

yuridis. Kedua kitab ini berdasarkan pada kitab fikh

Islam mazhab Syafi’i.18

Pada tahap selanjutnya, masyarakat muslim Filipina

sebagaimana masyarakat muslim negara lain, menginginkan

adanya kodifikasi hukum Islam sebagai bentuk unifikasi

17 Tebba Sudirman, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasinya, Bandung: Mizan,1993

18 Kitab utama rujukan kitab Luwaran adalah Minhaj ath-Thalibin,Minhaj al-‘Arifin, Fathul Qarib, Mirah ath-Thullab. Kiatb Luwaran Lebihkonfrehensif dibandingkan kitab Diwan Taosug. Didalamnya terdapat85 pasal yang membahas masalah-masalah transaksi, kepemilikan,perkawinan dan perceraian, prosedur dan pembuktian, warisan sertapembagian harta. Kitab ini juga memuat persoalan tentang hukumanta’zir serta mengklasifikasikan diyat ke dalam 12 kategori. BacaMastura, Legislasi Islam dalam Hubungannya dengan Reformasi Hukum di Filipina,dalam kumpilan tulisan Sudirman Tebba, Perkembangan Mutakhir HukumIslam di Asia Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasiannya,(Bandung: Mizan, 1993), hlm. 148-149.32 | Islam di Filipina

hukum Islam masyarakat muslim Filipina. Ide kodifikasi

hukum ini telah muncul dalam akta No. 787 Komisi

Filipina tahun 1903. Hingga kurun waktu sampai tahun

1973, belum terdapat kodifikasi hukum Islam yang

mutlak, masih bersifat peraturan yang disahkan oleh

pemerintah dan selalu berubah-rubah.19

Pada akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1973,

dibentuklah Staf Riset untuk Kodifikasi UU Islam

Filipina. Staf tersebut bertugas menggali,

mengumpulkan, dan menyusun bahan penelitian tentang

Hukum Perseorang Muslim Filipina. Maka pada tanggal 23

Desember 1974, pemerintah mengeluarkan Perintah

Eksekutif No. 442 yang menetapkan “Komite UU

Kepresidenan untuk Mengkaji Kitab UU Muslim Filipina”.

Sebagai hasil dari kinerja komite ini, setelah diajukan

kepada Presiden Filipina saat itu yakni Presiden

Marcos, ditetapkan P.D. No. 1083 pada tanggal 4

Februari 1977 yang dikenal sebagai “Kitab UU

Perseorangan Muslim Filipina”.20 19 Ibid., hlm. 154-157.20 Ibid., hlm. 161.

33 | Islam di Filipina

Undang-undang ini disusun dalam lima buah buku

yang memuat 190 pasal yang meliputi perkara: ketentuan

umum, hubungan keluarga dan manusia, pewarisan,

penyelesaian pertikaian dan pendapat berkaitan undang-

undang, peruntukan jinayah dan peruntukan peralihan.

Terdapat tiga tujuan dasar dalam pembentukan

undang-undang untuk muslim Filipina. Pertama, sebagai

rujukan kepada budaya masyarakat Filipina. Hal ini

merujuk pada orang Filipina yang menganut agama selain

Kristen. Seperti diatur dalam akta republic No 1888

tanggal 22 Juni 1957 dalam pembentukan “Suruhanjaya

Perpaduan Negara” untuk memajukan masyarakat dalam

bidang moral, ekonomi dan politik. Dalam pembukaan

undang-undang Islam ditekankan tentang pemeliharaan

“adat, tradisi, kepercayaan” yang merupakan usaha baru

untuk memenuhi keinginan umat Islam yang kembali pada

sumber agamanya sendiri.

Kedua, sebagai rujukan terhadap pembuatan undang-

undang. Teks undang-undang Islam bukan mewujudkan

prinsip undang-undang tetapi membuat sesuatu yang baru.34 | Islam di Filipina

Pada dasarnya jika melihat penjelasan awal mengenai

kenyataan sosial umat islam, undang-undang untuk orang

Islam tidak mungkin dibentuk. Melihat kenyataan lain

bahwa undang-undang ini adalah yang pertama dibuat,

setiap pembentukan undang-undang sulit dilakukan.

Seperti dalam undang-undang ini, bukan sebagai bentuk

undang-undang yang ideal tapi sebagian besar isinya

merupakan ringkasan dari mazhab syafi’I yang berkaitan

dengan perkawinan, perceraian dan nafkah serta warisan.

Ketiga, dalam pembukaan undang-undang merujuk pada

persoalan pengelolaan undang-undang untuk orang Islam

dan aturan itu kemudian mengatur secara rinci tentang

pembentukan Mahkamah Syariah. Aturan ini menjadi

inovasi Mahkamah agung yang ada disetiap daerah tapi

kurang berfungsi bahkan tidak ada di beberapa daerah

lain. Bagaimanapun, mahkamah syari’ah tidak terpisah

dari system mahkamah sekuler secara keseluruhan.

Terdapat kesamaan dalam bidang perekrutan pegawai,

tugas, dan pembiayaan. Ini pertama kalinya pengelolaan

35 | Islam di Filipina

undang-undang untuk orang Islam yang tersusun rapi

dibentuk di Filipina.

Undang-undang Islam merupakan langkah percobaan

menyatukan orang Moro secara resmi menjadi masyarakat

modern Filipina. Undang-undang memberikan batas yang

jelas tentang prinsip-prinsip Islam dalam aturan Negara

sekuler. Penerapan ajaran Islam dalam bentuk Undang-

undang dan aturan khusus bagi mahkamah Negara untuk

Moro muslim ini menjadikan etika agama diserap oleh

aturan Negara. Perubahan dasar pada peraturan undang-

undang bagi muslim di Filipina ini meletakkan orang

islam Filipina setara dengan umat Islam lainnya di

Malaysia, Indonesia dan Singapura.21

A. Latar Belakang Terbitnya Dekrit Presiden Mengenai UU

Keluarga Islam

Negara Filipina diproklamasikan sebagai Republik

yang merdeka pada tanggal 4 Juli 1946. Banyak umat

Islam yang mendapatkan posisi-posisi lokal dan nasional

dalam administrasi yang baru. Orang-orang Islam21 M.B., Hooker, Undang-undang islam di Asia Tenggara, (Kuala

Lumpur, Ampang Press, 1992) , hlm. 278.36 | Islam di Filipina

mengikuti pemilihan-pemilihan, terjun di dunia politik

dan menghadapi masalah-masalah nasional. Meskipun

begitu, orang Islam tidak memili rasa identitas

nasional disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, orang-orang Islam merasa sulit untuk

menghargai undang-undang nasional, khususnya mengenai

hubungan-hubungan pribadi dan keluarga, karena undang-

undang itu jelas berasal dari nilai-nilai moral Barat

dan Katolik. Orang-orang Islam tidak dapat memahami

mengapa hukum nasional tidak memperbolehkan poligami

dan perceraian sedangkan hukum Islam yang suci

membolehkannya bagi orang-orang mukmin. Karena orang-

orang Islam tidak menerima undang-undang nasional yang

berasal dari bangsa lain, maka orang Islam membangun

keluarga mereka sendiri sesuai dengan tradisi mereka.

Sementara dalam perihal adat, mereka lebih cenderung

mengikuti adat mereka. Kedua, sistem sekolah umum

dibawah Republik tidak berbeda dengan yang

diperkenalkan oleh orang-orang Amerika dan telah

dikembangkan oleh persemakmuran. Orangtua dari murid-37 | Islam di Filipina

murid yang beragama Islam tidak mau menyekolahkan anak-

anaknya di tempat itu. Selain itu, kurikulum yang

digunakan pun sama disetiap daerah tanpa menghiraukan

perbedaan agama atau kultural. Hal ini menjadikan anak-

anak umat Islam filipina tidak mengenal wilayah dan

negara mereka karena dalam sekolah madrasah, mereka

tidak diajarkan untuk itu. Ketiga, mengenai

ketidakmampuan orang-orang Islam untuk menganggap diri

mereka sendiri sebagai warga negara Republik adalah

kebenciannya yang mendalam dan kemudian menjadi reaksi

kekerasan terhadap gelombang kaum penetap yang terus

menerus ke bagian-bagian Mindanao. Di banyak daerah

tradisional mereka, penduduk muslim hampir lenyap pada

tahun 1960-an dan terjadi pergeseran penduduk di bagian

utara Lanao.22

Pada tahun 1960-an timbul persaingan di kalangan

kaum politisi Islam pada tingkat-tingkat nasional dan

lokal karena perbedaan etno-linguistik dan penyerapan

beberapa pemimpin Islam ke dalam struktur nasional.22 Caesar A. Majul, Dinamika Islam Filipina, (Jakarta: LP3ES,

1989), hlm. 23-26.38 | Islam di Filipina

Rakyat mencoba memelihara dan meningkatkan agama dan

kultur mereka, meskipun ada semacam rintangan berupa

undang-undang nasional yang bertentangan dengan hukum

Islam dan sistem pendidikan nasional yang bertentangan

dengan prinsip-prinsip agama dan identitas etnik

mereka.23

Pada tahun 1970an, Presiden Marcos yang saat

menjabat, mengakui kesalahan-kesalahan yang kronis dari

pemerintahan yang lalu, dan menyatakan bahwa negara itu

tidak pernah benar-benar menjembatani jurang kultural

antara orang-orang Filipina dan saudara-saudaranya yang

muslim dan sekarang saatnya untuk menjembatani mereka.

Presiden Marcos mulai menyadari bahwa perlunya

merekonstruksi masyarakat Filipina, maka aspirasi-

aspirasi Islam dan harapan-harapannya harus

diaplikasikan secara luas sehingga orang-orang Islam

akan mulai merasakan diri mereka sebagai warga negara.

Mereka pun memulai memprakarsai proses perbaikan

kondisi-kondisi ekonomi pada tahun 1972.24

23 Ibid., hlm. 33,24 Ibid., hlm. 81

39 | Islam di Filipina

Ada banyak hal yang kemudian diubah dan diatur

oleh presiden Marcos untuk umat Islam. Seperti tidak

mencabut hak tanah yang merupakan warisan nenek moyang

umat Islam, membangun kembali dan merekonstruksi

daerah-daerah yang sudah hancur, membangun Islamic

Centre di Metro, Manila Desa Maharlika dan asrama bagi

mahasiswa dan mahasiswi Islam.25

Meskipun Republik ini adalah negara sekuler,

pemerintah mulai mengeluarkan undang-undang dan dekrit-

dekrti dan menciptakan lembaga-lembaga yang dapat

memelihara dan memperkuat Islam di negara itu. Selain

itu, presiden juga menyadari bahwa orang-orang Islam

tidak hanya tertarik dengan hasil-hasil ekonomi tetapi

juga memiliki aspirasi-aspirasi pendidikan dan

kultural. Pemerintah lalu memberikan otorisasi untuk

menggunakan bahasa Arab di sekolah-sekolah yang mungkin

menghendakinya. Lembaga studi Islam didirikan di

universitas Filipina dan memberikan beasiswa bagi

mahasiswa berpestasi.26

25 Ibid., hlm. 81-8326 Ibid., hlm. 83

40 | Islam di Filipina

Persetujuan presiden mengenai Kode Udang-Undang

Pribadi Islam pada tanggal 4 Februari 1977 merupakan

hal yang sangat penting. Pada tanggal 1 agustus 1973

presiden memberikan otorisasi pembentukan staf riset

bagi kodifikasi undang-undang pribadi Islam. Staf yang

dibentuk itu kemudian melaporkan hasil risetnya pada

tanggal 4 april 1974 yang kemudian di tanggal 23

Desember ditinjau oleh komisi presiden yang termasuk di

dalamnya ahli hukum Islam dan Ulama. Hasil kerja komisi

kemudian disempurnakan pada tanggal 29 Agustus tahun

1975.27

Kode yang disetujui berupa ketetapan-ketetapan

Islam yang paling penting adalah mengenai Perkawinan,

Perceraian dan warisan. Kode itu menyediakan sistem

peradilan Syari’ah yang secara harmonis dan struktural

diintegrasikan kedalam sistem peradilan nasional, yang

penasehat hukumnya diangkat oleh presiden. Persetujuan

kode menunjukkan bahwa pemerintah mengakui Undang-

undang Pribadi Islam sebagai bagian dari undang-undang

27 Ibid., hlm. 8441 | Islam di Filipina

nasional meskipun undang-undang tersebut hanya berlaku

untuk orang Islam.28

Berlakunya kode ini selanjutnya digunakan untuk

mendidik orang Islam dalam aspek hukum agama mereka dan

pada saatnya mengurangi pengaruh-pengaruh yang kuat

dari adat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun

terlihat masih ada beberapa dalam ketentuan waris yang

dipengaruhi oleh hukum adat tradisional Filipina.29

B. Undang-Undang Waris dan Wasiat Muslim Moro Filipina.

Aturan mengenai waris terdapat dalam Dekrit

Presiden No. 1083 tanggal 4 Februari 1977 buku tiga

yang terdiri empat judul (pasal 89-136). Judul I

mengenai ketentuan umum, Judul II mengenai Pewaris dan

wasiat, Judul III mengenai Pewarisan menurut Undang-

undang, judul IV tentang penyelesaian persoalan

pembagian harta pusaka. Secara garis besar, peraturan

pembagianwaris bagi muslim Filipina sama dengan

peraturan waris di Indonesia karena menganut mazhab

yang sama yaitu Syafi’i.28 Ibid.29 Ibid.

42 | Islam di Filipina

Apa itu Waris ?

Waris adalah satu aturan pembagian apabila harta

pusaka dipindahkan kepada pewaris menurut undang-undang

ini. (Pasal 89)

Syarat Waris

Kematian orang yang meninggal dipastikan

Ahli waris masih hidup pada saat kematian orang

yang meninggal.

Penggantinya tidak didiskualifikasi untuk

mewarisi. (Pasal 91)

Apa yang dapat diwariskan?

Warisan (Harta Pusaka) adalah harta yang dimilik

secara turun temurun atau dihasilkan sendiri dan harta

tersebutr bergerak atau tidak bergerak dan semua hak

serta tanggung jawab yang boleh dipindahkan saat

pewaris meninggal. (Pasal 92).

Mereka yang terhalang mewarisi

Mereka yang sengaja menjadi sebab langsung atau

tidak langsung kematian pewaris

Mereka yang berlainan agama dengan pewaris43 | Islam di Filipina

Mereka yang berada dalam kondisi bahwa mereka

tidak dapat mewarisi bawah hukum Islam. (Art.93)

Waris bagi anak tidak sah

Seorang anak yang menjadi penyebab perceraian ibu

dengan Li'an memiliki hak saling mewarisi hanya dengan

ibu dan kerabatnya. (Pasal 95)

Waris Bagi mereka yang telah bercerai

Suami yang menceraikan istrinya harus memiliki hak

saling waris dengan dia selama berada dalam masa

'iddah-nya. Setelah berakhirnya 'iddah, tidak akan ada

hak saling mewarisi di antara mereka. (Pasal 96.1)

Suami yang berada dalam kondisi kematian-penyakit,

menceraikan istrinya tidak akan mendapat bagian

darinya, tapi dia berhak untuk menggantikannya bahkan

setelah berakhirnya 'iddah-nya. (Pasal 96.2)

Urutan pewarisan diantara Ahli waris

Ahli waris pewaris akan mewarisi dalam urutan

sebagai berikut:

Sharers (ashab-ul-furud) berhak atas bagian yang

telah ditetapkan44 | Islam di Filipina

Penerima Ashobah berhak atas sisa harta setelah

pembagian

Dzawil arham yang memiliki hubungan darah tetapi

tidak termasuk pada ashabul furudh dan penerima

ashobah.

Jika tidak ada tiga golongan di atas maka kerabat

yang diketahui sebera jauh pun, atau diberikan

kepada baitul mal (Pasal 99)

Apa yang dimaksud dengan wasiat ?

Surat wasiat didefinisikan sebaga suatu ketetapan

untuk seseorang yang diizinkan dengan aturan melalui

hukum ntuk mengontrol pembagian tersebut setelah

kematiannya yang tidak lebih dari 1/3 hartanya, jika

ada ahli waris. Atau keseluruhan hartanya jika tidak

ada ahli waris atau keluarga jauh. (Pasal 101)

Siapa saja yang termasuk dalam golongan ashabul

furudh ?

Orang-orang berikut berhak warisan sebagai ashabul

furudh adalah:

Sang suami, istri45 | Islam di Filipina

Sang ayah, ibu, kakek, nenek

Putri dan putri anak dalam garis langsung

Adik penuh, adik kerabat, adik rahim dan saudara

rahim. (Pasal 110)

Faktor mereka yang tidak termasuk dalam waris sebab

faktor berikut:

Dalam keturunan yang sama, saudara yang lebih

dekat menghalangi saudara yang jauh, saudara

sekandung menghalangi saudara sebapa atau suadara

seibu.

Kerabat kecuali karena memiliki hubungan pertalian

darah dan rahim.

Siapa pun yang berkaitan dengan pewaris melalui

setiap orang tidak akan mendapatkan warisan

sedangkan yang kedua adalah hidup, kecuali dalam

kasus seorang ibu bersepakat dengan anak-anaknya.

Ahli waris yang, dalam kasus tertentu, tidak

berhasil dengan alasan terhijab atas dasar apa pun

tidak akan menghijabi orang lain. (Pasal 123).30

30 Asian Institute Of Journalism And Communication (Aijc), aPrimer on Code of Muslim Personal Laws of The Philippines.46 | Islam di Filipina

Dari uraian singkat mengenai inti dalam aturan

waris dalam peraturan muslim Filipina dapat dilihat

bahwa secara garis besar, aturan ini sama dengan yang

diterapkan di Indonesia. Menariknya, dalam peraturan

Muslim Filipina dalam pasal 107 membahas mengenai

ketentuan pemberian wasiat melalui pelaksanaan undang-

undang. “Jika pewasiat meninggal dunia tanpa membuat

surat wasiat untuk anak kepada anak laki-lakinya yang

meninggal lebih dulu, anak itu berhak mendapatkan 1/3

dari bagian ibu bapaknya. Ibu bapak, atau suami atau

istri yang tidak berhak menerima warisan (karena

terhalangi sebab mewarisi) berhak mendapat 1/3 dari

yang seharusnya diterimanya jika ia tidak terhalangi.

Hal ini memang mengurangi kuasa dan seolah-olah diatur

untuk kondisi jika ibu atau bapak atau suami atau istri

bukan orang Islam melainkan non muslim.31

Dalam article 138 diatur bahwa peraturan ini hanya

berlaku di lima distrik di Filipina yaitu; Sulu, tawi-

tawi, basilan, lanao del norte dan Maguindanao. Hal ini

31 Ibid., hlm. 27347 | Islam di Filipina

disebabkan karena daerah inilah yang ditempati oleh

muslim minoritas di Filipina. Sejalan dengan tujuan

pembentukan pertaturan ini memang hanya diperuntukkan

kepada umat Islam.

Walaupun sebagian besar isi dari undang-undang ini

bersumber dari mazhab syafi’i, nyatanya tidak semuanya

merupakan hasil dari mazhab syafii. Terbukti pada

article 98 yang mengatur warisan untuk mafqud (orang

hilang) yang tetap disimpan hingga: dia datang dan

memintanya, dia sudah meninggal secara hakiki dan atau

diputuskan pengadilan setelah mafqud 10 tahun lebih. Di

poin terakhir tidak menunjukkan hasil mazhab syafi’i.

Menurut Syafi’i, batas waktu orang yang hilang adalah

sembilan puluh tahun, yakni dengan emlihat umur orang-

orang yang sebaya di wilayahnya. Namun, pendapat yang

paling shahih menurut anggapan Syafi’i adalah bahwa

batas waktu tertentu tidak ditentukan atau

dipastikan.32 Dari sini terbukti beberapa pasal yang

32 Waryani Fajar Riyanto, Sistem Kewarisan Islam: Klasik,Modern dan Postmodern (Perspektif Filsafat Sistem), (Pekalongan:STAIN Press, 2012), hlm. 339-340.48 | Islam di Filipina

mengatur waris merujuk pada hukum adat Filipina yang

penulis tidak menemukan referensi mengenai pembagian

waris menurut adat Filipina sehingga tidak dapat

menguraikan lebih jauh mengenai hal dimaksud.

G. TOKOH-TOKOH ISLAM DI FILIPINA

Tokoh-tokoh pejuang Islam di Fillipina

1. Prof. Dr. H. Nur Misuari

Nur Misuari atau Nurallaj Misuari merupakan

pengasas Pergerakan Pembebasan Mindanao yang

merupakan kumpulan anti kerajaan Filipinasecara

kekerasan. Nur Misuari dipenjara atas tuduhan

melakukan pemberontakan pada 2006. Nur Misuari

ditahan di Pulau Jampiras, Sabah 24 November 2001

kerana memasuki Malaysia tanpa dokumen perjalanan

sah. Kerajaan Filipina mendesak Malaysia

menyerahkan Nur Misuari tetapi Malaysia terus

melindungi Nur Misuari. Nur Misuari pernah

berlindung di Libya awal tahun 1980-an.Nur Misuari

merupakan Bekas Gabenor Wilayah Autonomi Islam

Mindanao (ARMM) . Beliau berusia 65 tahun dan

menjadi buruan Manilakerana mengetuai

pemberontakan 19 November 2001 sebelum melarikan

diri.

2. Abu Sayaf49 | Islam di Filipina

Kelompok Abu Sayyaf, juga dikenal sebagai Al

Harakat Al Islamiyya, adalah sebuah kelompok

separatis yang terdiri dari terorisMuslim yang

berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina,

antara lain Jolo, Basilan, dan

Mindanao. Khadaffi Janjalani dinamakan sebagai

pemimpin kelompok ini oleh Angkatan Bersenjata

Filipina.Dilaporkan bahwa akhir-akhir ini mereka

sedang memperluaskan jaringannya ke Malaysia dan

Indonesia. Kelompok ini bertanggung jawab

terhadap aksi-aksi pemboman, pembunuhan,

penculikan, dan pemerasan dalam upaya mendirikan

negara Muslim di sebelah barat Mindanao dan

Kepulauan Sulu serta menciptakan suasana yang

kondusif bagi terciptanya negara besar yang Pan-

Islami di Semenanjung Melayu(Indonesia dan

Malaysia) di Asia Tenggara. Nama kelompok ini

adalah bahasa Arab untuk Pemegang (Abu) Pedang

(Sayyaf). Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok

separatis terkecil dan kemungkinan paling

berbahaya[rujukan?] di Mindanao. Beberapa

anggotanya pernah belajar atau bekerja di Arab

Saudi dan mengembangkan hubungan dengan

mujahidin ketika bertempur dan berlatih di

Afganistan dan Pakistan.33

33 Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV. RosdaBandung 1985.50 | Islam di Filipina

H. WILAYAH AUTONOMI ISLAM MINDANAO

Ibu kota Cotabato dengan Gabernor Zaldy Ampatuan.

Jumlah penduduk 2.803.805 – Kepadatan 220,9/km 2,

keluasan 12.695,0 km2.

Bahasa Maguindanao, Maranao, Tausug, Yakan, Sama,

Wilayah Autonomi Islam Mindanao ialah sebuah wilayah di

Filipina yang terdiri daripada provinsi-provinsi Islam

di negara itu, iaitu: Basilan, Lanao del Sur,

Maguindanao, Shariff Kabunsuan, Sulu dan Tawi-Tawi, dan

juga sebuah bandar yang didiami oleh majoriti penduduk

Islam, Marawi. Wilayah autonomi ini merupakan satu-

satunya kawasan di Filipina yang memiliki kerajaan

sendiri. Ibu kota wilayah ini ialah Cotabato.

Wilayah ini terbaagi kepada dua kawasan geografi

- tanah besar Mindanao dan Kepulauan Sulu. Lanao del

Sur, Maguindanao dan Shariff Kabunsuan terletak di

tanah besar Mindanao, sementara Basilan, Sulu dan

Tawi-Tawi di Kepulauan Sulu.34 (Laman ini diubah buat

kali terakhir pada 20:39, 5 Mac 2010 Wikipedia)

34 Ref: http://www.wikipedia.com/ dengan beberapa perubahan51 | Islam di Filipina

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Filipina

Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada

tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama

Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai

orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di

kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja

Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau

(Sumatra Barat).Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun

setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan

Zamboanga dan Basilan.

Filipina merupakan salah satu Negara yang terdapat

di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama

Katolik.Islam menjadi agama minoritas.Meskipun Islam

menjadi minoritas, terdapat wilayah yang yang

menjadikan Islam sebagai agama mayoritas yaitu di

Filipina bagian Selatan.Perlu perjuangan untuk

menjadikan Islam sebagai agama mayoritas disana.Banyak

Negara yang menjajah negera itu seperti Spanyol dan

Amerika, selain menajah mereka juga sebagai misionaris

yang mempersulit untuk berkembangnya agama Islam.Dengan52 | Islam di Filipina

perjuangan dan persatuan yang tinggi membuat Negara

Filipina wilayah selatan penduduknya merdeka dari

penjajah dan misionaris.

Proses islamisasi di Filipina pada masa awal

adalah melalui tiga hal, yaitu perdagangan, perkawinan

dan politik. Diterimanya Islam oleh orang-orang

Mindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai

kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam

yang dibawa oleh para pedagang tersebut dapat

mengakomodasi tradisi lokal.Umat Islam Filipina yang

kemudian dikenal dengan bangsa Moro, pada akhirnya

menghadapi berbagai hambatan baik pada masa kolonial

maupun pasca kemerdekaan. Bila direntang ke belakang,

perjuangan bangsa Moro dapat dibagi menjadi tiga fase:

1. Moro berjuang melawan penguasa Spanyol

selamalebih dari 375 tahun (1521-1898).

2. Moro berusaha bebas dari kolonialismeAmerika

selama 47 tahun (1898-1946).

3. Moro melawan pemerintah Filipina (1970-

sekarang).

Minimal ada tiga alasan yang menjadi penyebab

sulitnya bangsa Moro berintegrasi secara penuh

kepada pemerintah Republik Filipina.

a. Bangsa Moro sulit menerima Undang-Undang

Nasional karena jelas undang-undangtersebut

53 | Islam di Filipina

berasal dari Barat dan Katolik dan

bertentangan dengan ajaran Islam.

b. Sistem sekolah yang menetapkan kurikulum yang

sama tanpa membedakan perbedaan agama dan

kultur membuat bangsa Moro malas untuk

belajar di sekolah yang didirikan oleh

pemerintah.

Adanya trauma dan kebencian yang mendalam pada

bangsa Moro atas program perpindahan penduduk yang

dilakukan oleh pemerintah Filipina ke wilayah mereka di

Mindanao, karena program ini telah mengubah mereka dari

mayoritas menjadi minoritas di segala bidang kehidupan.

B. SARAN

Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan kita khusus tentang islam di Filipina.

Penulis berharap dengan makalah ini kita sebagai kaum

muslim agar lebih giat lagi beribadah kepada Allah SWT.

54 | Islam di Filipina

DAFTAR PUSTAKA

Ahm Asy’ari, Akhwan Mukarrom dkk, Pengantar Studi Islam,

Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2008

Kettani M Ali, Minoritas Muslim di dewasa ini, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2005

Muzani Saiful, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara, Jakarta: LP3ES, 1993

Tebba Sudirman, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia

Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasinya,

Bandung: Mizan,1993

Siti Maryam dkk Sejarah Peradaban Islam, Lkis, 2004

Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV.

Rosda Bandung 1985

Hamka, Sejarah Umat Islam, Pustaka Hidayah, 2001

Artikel Sejarah Masuknya Islam di Philipina. oleh Imam nugroho

diwww.duiniaislam.com

http://www.wikipedia.com/

http://adha-coba-coba.blogspot.com/2012/01/islam-di-

filipina.html

http://www.blogger.com/blogger.g?islam_philipina/

http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-

filipina.html

http://www.duiniaislam.com/

sejarah_masuknya_islam_di_philipina/

http://poetrimawardi.blogspot.com/2012/04/ekonomi-

55 | Islam di Filipina

islam.html

http://wikipedia/islam_di_filipina_2010/

http://cintailmoe.worpress.com/2008/04/07/sejarah-

islam-di-filipina/

56 | Islam di Filipina