makalah islam kawasan: islam di filipina
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Azyumardi Azra, bahwa kawasan asia
tenggara terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan atas
pengaruh yang diterima wilayah tersebut.
Pertama, adalah wilayah Indianized Southeast Asia, Asia
Tenggara yang dipengaruhi India yang dalam hal ini
hindu dan budha. Kedua, Sinized South East Asia,
wilayah yang mendapatkan pengaruh China, adalah
Vietnam. Ketiga, yaitu wilayah Asia Tenggara yang
dispanyolkan, atau Hispainized South East Asia, yaitu
Philipina.
Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan
pengaruh Islam yang begitu besar di Asia Tenggara,
khususnya Philipina. Seperti tertulis bahwa Philipina
termasuk negara yang terpengaruhi oleh Spanyol. Hal itu
benar adanya, akan tetapi pranata kehidupan di
Philipina juga terpengaruhi oleh Islam pada masa
penjajahan amerika dan spanyol. Sedikit makalah dibawah
ini akan menyingkap dengan singkat tentang sejarah
masuknya Islam di Philipina.1 | Islam di Filipina
Islam di Asia menurut Dr. Hamid Dalam bukunya yang
berjudul Islam Sebagai Kekuatan International, Dr.
Hamid mencantumkan bahwa Islam di Philipina merupakan
salah satu kelompok minoritas diantara negara negara
yang lain. Dari statsitk demografi pada tahun 1977
Masyarakat Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa.
Sedangkan jumlah masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa.
Dengan prosentase 5,3% dengan unsur dominan komunitas
Mindanao dan mogondinao.1
Asia tenggara adalah sebutan untuk wialyah daratan
Asia bagian timur yang terdiri dari jazirah Indo-Cina
dan kepualauan yang banyak serta terilingkupi dalam
Negara Indonesia dan Philipina. Melihat sejarah masa
lalu, terlihat bahwa Islam bukanlah agama pertama yang
tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk ke lapisan
masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban,
budaya, dan agama.2
Dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba membahas
beberapa hal penting tentang Islam di Filipina. Antara
lain: Sejarah masuknya Islam di Filipina, faktor-
faktorIslam menjadi agama minoritas di Filipina, hukum
Islam di Filipina. Hal-hal tersebut menjadi pembahasan
pemakalah dalam tulisan ini, karena merupakan sebuah
1 http://wikipedia/islam_di_filipina,_2010/2 http://adha-coba-coba.blogspot.com/2012/01/islam-di-filipina.html2 | Islam di Filipina
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah masuknya islam ke Filipina?
2. Bagaimana perkembangan peradaban islam di
Filipina?
3. Bagaimana perkembangan peradaban islam di Filipina
pada masa kolonial spanyol?
4. Bagaimana perkembangan peradaban islam di Filipina
Masa Imperialisme Amerika Serikat?
5. Bagaimana perkembangan peradaban islam di Filipina
pada masa pasca kemerdekaan?
6. Siapa tokoh-tokoh pejuang Islam di Filipina?
7. Bagaimana wilayah Autonomi Islam Mindanao?
TUJUAN
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah masuknya islam ke
Filipina
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan peradaban
islam di fiilipina
3. Untuk mengetahui Untuk mengetahui bagaimana
perkembangan peradaban islam di Filipina pada masa
kolonial spanyol.
4 | Islam di Filipina
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban
islam di Filipina Masa Imperialisme Amerika
Serikat.
5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban
islam di Filipina pada masa peralihan.
6. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban
islam di Filipina pada masa pasca kemerdekaan.
7. Untuk mengetahui siapa tokoh-tokoh pejuang Islam
di Filipina.
8. Untuk mengetahui wilayah Autonomi Islam Mindanao.
5 | Islam di Filipina
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI FILIPINA
Sejarah masuknya Islam di Filipina tidak dapat
dilepaskan dari kondisi sosio-cultural wilayah tersebut
sebelum kedatangan Islam. Filipina adalah sebuah Negara
kepulauan yang terdiri dari 7107 pulau. Penduduknya
yang berjumlah 47 jiwa menggunakan 87 dialek bahasa
yang berbeda yang mencerminkan banyaknya suku dan
komunitas etnis. Sebelum kedatangan Islam, Filipina
adalah sebuah wilayah yang dikuasai oleh kerajaan-
kerajaan. Islam dapat masuk dan diterima dengan baik
oleh penduduk setempat setidaknya karena ajaran Islam
dapat mengakomodasi berbagai tradisi yang telah mereka
lakukan selama ini.
Para ahli sejarah menemukan bukti abad ke-16 dan
abad ke-17 dari sumber-sumber Spanyol tentang keyakinan
agama penduduk Asia Tenggara termasuk Luzon, yang
merupakan bagian dari Negara Filipina saat ini, sebelum
kedatangan Islam. Sumber-sumber tersebut memberikan
penjelasan bahwa sistem keyakinan agama yang sangat
dominan ketika Islam datang pada abad ke-14 dengan
syarat berbagai upacara pemujaan untuk orang yang sudah6 | Islam di Filipina
meninggal.
Hal ini jelas sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam
yang menentang keras penyembahan berhala dan
politeisme. Namun tampaknya Islam dapat memperlihatkan
kepada mereka bahwa agama ini memiliki cara tersendiri
yang menjamin arwah orang yang meninggal dunia berada
dalam keadaan tenang, yang ternyata dapat mereka
terima.3
Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya
kepulauan Sulu dan Mindanao pada tahun 1380 M. Seorang
tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja
Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang
menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut. Menurut
catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangeran
dari Minangkabau (Sumatra Barat).Ia tiba di kepulauan
Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan Islam
di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja
kerasnya juga, akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja
terkenal dari Manguindanao memeluk Islam.Dari sinilah
awal peradaban Islam di wilayah ini mulai
dirintis.Adapula pendapat yang lain mengenai masuknya
Islam datang kekepulaun Sulu. Bahwasannya Islam datang
ke Sulu pada abad ke-9 melalui perdagangan. Tapi itu
tidak menjadi faktor yang penting dalam sejarah Sulu,
sampai abad ke 13 ketika orang-orang menyebarkan Islam
3 http://poetrimawardi.blogspot.com/2012/04/ekonomi-islam.html 7 | Islam di Filipina
(da’i) mulai pertama kali tinggal di Buasna (Jolo)
kemudian di daerah-daerah lain kepulauan Sulu.
Islam di asia menurut Dr. Hamid mempunyai 3 bentuk
penyebaran. Pertama, penyebaran Islam melahirkan
mayoritas penduduk. Kedua, kelompok minoritas Islam.
Ketiga, kelompok negera negara Islam tertindas.4
Dalam bukunya yang berjudul Islam Sebagai Kekuatan
International, Dr. Hamidmencantumkan bahwa Islam di
Philipina merukan salah satu kelompok ninoritas
diantara negara negara yang lain. Dari statsitk
demografi pada tahun 1977, Masyarakat Philipina
berjumlah 44.300.000 jiwa.Sedangkan jumlah masyarakat
Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase 5,3% dengan
unsur dominan komunitas Mindanao dan mogondinao.5
Hal itu pastinya tidak lepas dari sejarah latar
belakang Islam di negeri philipina. Bahkan lebih dari
itu, bukan hanya penjajahan saja, akan tetapi konflik
internal yang masih berlanjut sampai saat ini.
Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Filipina
Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada
tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama
Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai
orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di
4 http://adha-coba-coba.blogspot.com/2012/01/islam-di-filipina.html5 Ahm Asy’ari, Akhwan Mukarrom dkk, Pengantar Studi Islam, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 20088 | Islam di Filipina
kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja
Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau
(Sumatra Barat).Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun
setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan
Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga,
akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari
Manguindanao memeluk Islam.Dari sinilah awal peradaban
Islam di wilayah ini mulai dirintis.Pada masa itu,
sudah dikenal sistem pemerintahan dan peraturan hukum
yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang
didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-
Intifa dan Mir-atu-Thullab.Manguindanao kemudian
menjadi seorang Datuk yang berkuasa di propinsi Davao
di bagian tenggara pulau Mindanao.Setelah itu, Islam
disebarkan ke pulau Lanao dan bagian utara Zamboanga
serta daerah pantai lainnya.Sepanjang garis pantai
kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan
pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk atau
Raja.Menurut ahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina
sekarang) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah
yang aman).Pendapat ini bisa jadi benar, mengingat
kalimat tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sub-
kontinen.6
B. KONDISI GEOGRAFIS FILIPINA
6 http://www.duiniaislam.com/sejarah_masuknya_islam_di_philipina/9 | Islam di Filipina
Filipina adalah sebuah negara Republik dengan luas
wilayah 114.830 mil dengan jumlah penduduk 49.139. 350
jiwa. Dilihat dari luas wilayahnya, maka Filipina
tidaklah termasuk negara padat penduduk. Mayoritas
penduduknya beragama Katolik yaitu, 85,8% dari
keseluruhan jumlah penduduk. Islam 4%, Protestan 3,1%,
Iglesiani Kristo 1,3%, Budhis 0,08%, dan lain-lain 20%.
Iklim daerah Filipina adalah tropis yang hampir sama
dengan semua yang terjadi di Asia Tenggara, namun
Filipina mempunyai temperatur panas yang tinggi dan
kurang berawan.
Sedangkan dalam bukunya yang berjudul Islam
Sebagai Kekuatan International, Dr. Hamid mencantumkan
bahwa Islam di Philipina merukan salah satu kelompok
ninoritas diantara negara negara yang lain. Dari
statsitik demografi pada tahun 1977, Masyarakat
Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa. Sedangkan jumlah
masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase
5,3% dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan
mogondinao.7
Kedaulatan Filipina di peroleh pada tanggal 4 Juli
1946 didasarkan Undang-Undang 1935. Bahasa Nasional
Filipina adalah “Philipino” yang pada dasarnya diambil
dari bahasa “Tagalog” yang banyak digunakan oleh
masyarakat di Manila dan sekitarnya. Ada 87 banyaknya7 http://cintailmoe.worpress.com/2008/04/07/sejarah-islam-di-filipina/10 | Islam di Filipina
dialek bahasa, hal ini mencerminkan banyaknya suku dan
etnis. Mata uangnya adalah Peso terdiri dari kertas dan
logam.
C. ASAL-USUL DAKWAH ISLAM DI FILIPINA
Sejarah masuknya Islam di Filipina dimulai pada
abad ke-14 melalui kepulauan Sulu. Disebutkan bahwa
orang yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam
pertama di kepulaan tersebut adalah Syarif Karim al-
Makhdum, ia adalah orang Arab yang datang ke Malaka dan
mengislamkan Sultan Muhammad Syah dan rakyat Malaka.
Setelah beberapa lama menetap, ia kemudian melanjutkan
perjalanan ke Timur dan tiba di Sulu sekitar tahun 1380
dan menetap di Bwansa, ibu kota Sulu yang lama, di sana
al-Makhdum bersama penduduk setempat membangun sebuah
masjid sebagai sentral kegiatan dakwah, hasil dari
usaha tersebut cukup menggembirakan karena banyak
pemimpin-pemimpin lokal yang tertarik menerima
ajarannya. Muballigh lainnya yang patut disebutkan
kerena jasanya dalam penyebaran Islam di Filipina yakni
Abu Bakar, ia juga seorang Arab yang memulai tugas
dakwahnya di Malaka, Palembang, Brunei dan akhirnya
sampai di Sulu sekitar tahun 1450.
Setelah tiba di Kepulaun tersebut dan merasa telah
cukup pengikutnyanya ia pun mendirikan masjid
sebagaimana pendahulunya sehingga kegitan dakwahnya
11 | Islam di Filipina
berkembang, puncak kesuksesannya ketika Raja Bwansa,
Raja Baginda menjadikannya menantu dan ahli waris
kerajaan. Abu Bakar pun kemudian menjadi Sultan dengan
gelar Sharif al-Hashim, ia dianggap peletak dasar
kesultanan Sulu dan cikal bakal dari sultan-sultan dan
datu-datu di kepulauan tersebut. Bersamaan dengan
datangnya Abu Bakar ke Sulu, di tempat lain juga telah
datang para muballigh yang berdarah Arab ke
Mangindanao, merekalah yang mula-mula yang membuntuk
tatanan masyarakat Islam di sana. Sementara abad ke-16,
datang Syarif Muhammad Kabungsuan yang konon adalah
seorang pangeran dari Johor bersama pengikutnya,
seperti halnya Abu Bakar, Kabungsuan tidak hanya
melanjutkan proses Islamisasi, tetapi lebih penting
adalah meletakkan dasar kesultanan Maguindanao. Ia
sering disebut dalam silsilah raja-raja sebagai orang
satu-satunya yang bertanggungjawab dalam Islamisasi
Mindanao.
Data historis tersebut di atas, menunjukkan
kuatnya pendapat yang mengatakan bahwa Islam datang ke
Asia Tenggara langsung dari Arab termasuk wilayah
Filipina, atau tepatnya dari Hadramaut. Dari seluruh
tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam di Filipina,
mereka adalah berasal dari Arab dengan gelar Syarif
atau Sayyid. Alasan lain yang memperkuat tesis yang
mengatakan Islam datang ke Asia Tenggara berasal dari
12 | Islam di Filipina
Hadramaut walau sifatnya lebih umum yaitu adanya
kesamaan mazhab yang dianut pada semua tempat di Asia
Tenggara yakni mazhab Syafi’i.
Dakwah Islam terus berlangsung sampai tersebar ke
hampir keseluruh Filipina termasuk di kota Manila,
hanya saja penyebarannya terhenti ketika orang-orang
Spanyol datang dibawah Agustin de Lagasapi sekitar
1565, maka sejak itu pula Filipina dijajah sekaligus
dijadikan lahan penyebarkan agama Kristen Katolik.
Namun penguasaan penjajah tersebut tidak berhasil
menduduki semua daerah dalam wilayah Filipina,
kesultanan Islam di Mindanau dan Sulu berhasil
mempertahankan diri dari serangan Portugis dari arah
Selatan. Tahun 1898, karena sesuatu hal Spanyol harus
menyerahkan kekuasaan kepada Amerika, Selama pendudukan
tersebut kesultanan Mindanao dan Sulu dapat disatukan
pada tahun 1903. Sedangkan secara administratif kedua
wilyah itu baru diakui oleh pemerintahan Filipina tahun
1914-1920. Suatu hal yang menarik disimak, masyarakat
muslim Filipina tidak banyak terpengaruh dengan
penetrasi kolonialisme, meskipun ia termasuk negara di
Asia Tenggara yang paling lama dijajah, bahwa umat
Islam Filipina tetap tidak pernah mengikuti keinginan
penjajah, dalam artian bahwa masyarakat muslim Filipina
sangat kuat memegang tradisinya, ulet dalam
13 | Islam di Filipina
memperjuangkan dan mempertahankan kebebasannya
(terkontekstualisasi pemikiran keagamaannya). 8
D. PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI FILIPINA
Kebangkitan Islam terus digaungkan oleh dua
kelompok yang sama-sama mengatasnamakan umat Islam
Filipina. Kelompok pertama yang berpandagan radikal,
dipegang oleh para anggota Moro National Liberation
Front (MNLF) yang merupakan minoritas di kalangan
penduduk muslim, sedangkan kedua yang berpandagan
moderat, dipegang oleh warga Muslim yang ingin
memprakarsai berbagai perubahan dalam masyarakat yang
lebih luas. Kelompok moderat yang didukung oleh
mayoritas penduduk berusaha mempertahankan diri sebagai
masyarakat Muslim. Mereka mau masuk ke dalam sistem
politik Filipina demi mencapai tujuan-tujuan mereka,
dengan menggunakan semua cara-cara legal dan
konstitusional yang ada, termasuk penyebarluasan ide-
ide pemikiran, mengorganisir kelompok-kelompok penekan
dan berpartisipasi dalam usaha-usaha pemerintah untuk
menemukan suatu penyelesaian yang damai adil terhadap
Moro. Sedangkan Moro National Liberation Front (MNLF)
menggunakan dua strategi yakni menarik perhatian
internasional, khususnya negara-negara Islam – tentang
8 http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-filipina.html14 | Islam di Filipina
nasib mereka yang tertindas; menjalankan perang gerilya
untuk melemahkan Pemerintah Filipina.
Suasana dan posisi umat Islam yang sedemikian
tersebut di atas mempengaruhi strategi dan
keberlangsungan kegiatan dakwah. Sebuah organisasi
Islam yang berskala Filipina adalah CONVISLAM atau
“Converst to Islam”, didirikan pada 1954 secara aktif
bergerak untuk kegiatan dakwah. Pada tahun 1981,
Convislam mempelopori sebuah organisasi dakwah yang
berskala nasional yang disebut Islamic Da’wah Council
of the Philippines, Inc (Majlis al-Da’wah al-Islamiyyah
al-Philipiniyyah) untuk menjadi payung semua gerakan
dan kegiatan dakwah. Kegiatan-kegiatannya antara lain
penerbitan buku-buku Islam, kunjungan ke cabang-cabang
provinsi, menyelenggarakan serangkaian kuliah umum,
membangun masjid, menghadiri konferensi-konferensi
internasional dan program-program pelatihan untuk usaha
dakwah Islam, menyelenggarakan sekolah minggu dan
kursus-kursus bahasa Arab, dan banyak lagi yang
lainnya. Di samping itu, terdapat banyak sekolah
madrasah yang didirikan oleh organisasi-organisasi
Muslim terutama di provinsi-provinsi bagian selatan.
Kemudian seorang tokoh terkenal Muslim Filipina,
Peter Gordon Gowing, juga menyebutkan kelompok dakwah
seperti tableegh Marawi City. Mereka ini adalah
Shubba’anol Muslimeen Tableegh of Philippenes, Jama’at
15 | Islam di Filipina
Tableegh, dan Islamic Tableegh of the Philippines.
Organisasi-organisasi ini sedikit yang dapat diketahui
karena kurangnya informasi yang lebih jauh mengenai
eksistensi dan kegiatannya, kendati dari sisi
distribusi keanggotaannya cukup luas. Hal yang tidak
dapat dilewatkan mengenai organisasi-organisasi yang
erat kaitannya dengan kebangkitan Islam di Filipina
walaupun sangat terkait dengan posisi tawar –menawar
antara umat Islam secara umum dengan pemerintah antara
lain lahirnya Peranan Kementerian Urusan Muslim, yang
di antara lain-lainnya, bertugas menyelenggarakan
ibadat haji. Demikian pula Bank Amanah, sebuah bank
Muslim yang berhubungan dengan kementerian, dan secra
khusus didirikan untuk melaksanakan ketentuan Islam
mengenai larangan riba. Didirikannya bank semacam ini
sungguh merupakan suatu prestasi.
Secara umum, gambaran Islam masuk di Philiphina
melalui beberapa fase, dari penjajahan sampai masa
modern.
a. Masa Kolonial Spanyol
Proses Islamisasi di seluruh Filipina secara
tiba-tiba terhenti akibat datangnya bangsa Spanyol
dari Utara sebagaimana yang disebutkan sebelumnya,
akibatnya Islam tidak dapat memiliki kesempatan
untuk berkembang secara penuh dan mendapatkan
akarnya di bagian-bagian lain negara kecuali
16 | Islam di Filipina
Filipina Selatan dan beberapa daerah pantai.
Keadaan ini terus berlanjut sampai Filipina
merdeka, kekuasaan baik secara politik, ekonomi
dan sosial didominasi oleh kalangan Non-Muslim
yang membuat warga muslim Filipina merasa terancam
di negara sendiri dengan kebijakan pemerintah yang
mengecilkan arti kelompok-kelompok minoritas.
Kondisi ini tidak membuat warga muslim
Filipina tinggal berdiam diri, mereka menyadari
keberadaannya sebagai bagian dari warga bangsa
yang mempunyai hak yang sama, maka mereka
melakukan kegiatan atau aktifitas yang dapat
menyadarkan kaum muslim.9
Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke
Filipina, pada 16 Maret 1521 M, penduduk pribumi
telah mencium adanya maksud lain dibalik
“ekspedisi ilmiah” Ferdinand de Magellans. Ketika
kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan
mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian
halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru
menemukan penduduk wilayah selatan melakukan
perlawanan sangat gigih, berani dan pantang
menyerah. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur
mati-matian kilometer demi kilometer untuk
mencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk9 http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-filipina.html17 | Islam di Filipina
pada tahun 1876 M).Menghabiskan lebih dari 375
tahun masa kolonialisme dengan perang
berkelanjutan melawan kaum Muslimin.
Walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah
dapat ditundukan secara total. Selama masa
kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and
rule (pecah belah dan kuasai) serta mision-sacre
(misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang
Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi
(julukan terhadap hal-hal yang buruk) sebagai
“Moor” (Moro). Artinya orang yang buta huruf,
jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang
bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada
orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina
Selatan tersebut. Tahun 1578 M terjadi perang
besar yang melibatkan orang Filipina sendiri.
Penduduk pribumi wilayah Utara yang telah
dikristenkan dilibatkan dalam ketentaraan kolonial
Spanyol, kemudian di adu domba dan disuruh
berperang melawan orang-orang Islam di selatan.
Sehingga terjadilah peperangan antar orang
Filipina sendiri dengan mengatasnamakan “misi
suci”. Dari sinilah kemudian timbul kebencian dan
rasa curiga orang-orang Kristen Filipina terhadap
Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Sejarah
mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen
18 | Islam di Filipina
akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol
ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu.
b. Masa Imperialisme Amerika Serikat
Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao
dan Sulu, Spanyol tetap menganggap kedua wilayah
itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara
tidak sah dan tak bermoral, Spanyol kemudian
menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga
US$ 20 juta pada tahun 1898 M melalui Traktat
Paris.
Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan
diri sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat
dipercaya. Dan inilah karakter musuh-musuh Islam
sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan
dengan ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus
1898 M) yang menjanjikan kebebasan beragama,
kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan
mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro. Namun
traktat tersebut hanya taktik mengambil hati
orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena
pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan
dengan pemberontakan kaum revolusioner Filipina
Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelah
kaum revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS
di Mindanao dan Sulu bergeser kepada sikap campur
tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun
19 | Islam di Filipina
kemudian (1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan
menjadi wilayah propinsi Moroland dengan alasan
untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao
dan Sulu.
Periode berikutnya tercatat pertempuran
antara kedua belah pihak. Teofisto Guingona, Sr.
mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata terjadi
19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923, terjadi 21
kali pertempuran. Patut dicatat bahwa selama
periode 1898-1902, AS ternyata telah menggunakan
waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan
di wilayah Moro untuk keperluan ekspansi para
kapitalis. Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS
untuk memerangi berbagai kelompok perlawanan
Bangsa Moro.10
Namun Amerika memandang peperangan tak cukup
efektif meredam perlawanan Bangsa Moro, Amerika
akhirnya menerapkan strategi penjajahan melalui
kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini
kemudian disempurnakan oleh orang-orang Amerika
sebagai ciri khas penjajahan mereka. Kebijakan
pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika
terbukti merupakan strategi yang sangat efektif
dalam meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai
hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan diantara10 http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-filipina.html20 | Islam di Filipina
masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis
budaya mulai diserang oleh norma-norma Barat.
Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan
keinginan Amerika memasukkan kaum Muslimin ke
dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara dan
mengasimilasi kaum Muslim ke dalam tradisi dan
kebiasaan orang-orang Kristen. Seiring dengan
berkurangnya kekuasaan politik para Sultan dan
berpindahnya kekuasaan secara bertahap ke Manila,
pendekatan ini sedikit demi sedikit mengancam
tradisi kemandirian.
c. Masa Peralihan
Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa
peralihan kekuasaan dari penjajah Amerika ke
pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk
menggabungkan ekonomi Moroland ke dalam sistem
kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukum tanah
warisan jajahan AS yang sangat kapitalistis
seperti Land Registration Act No. 496 (November
1902) yang menyatakan keharusan pendaftaran tanah
dalam bentuk tertulis, ditandatangani dan di bawah
sumpah.
Kemudian Philippine Commission Act No. 718 (4
April 1903) yang menyatakan hibah tanah dari para
Sultan, Datu, atau kepala Suku Non-Kristen sebagai
21 | Islam di Filipina
tidak sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang atau
izin dari pemerintah. Demikian juga Public Land
Act No. 296 (7 Oktober 1903) yang menyatakan semua
tanah yang tidak didaftarkan sesuai dengan Land
Registration Act No. 496 sebagai tanah negara, The
Mining Law of 1905 yang menyatakan semua tanah
negara di Filipina sebagai tanah yang bebas,
terbuka untuk eksplorasi, pemilikan dan pembelian
oleh WN Filipina dan AS, serta Cadastral Act of
1907 yang membolehkan penduduk setempat (Filipina)
yang berpendidikan, dan para spekulan tanah
Amerika, yang lebih paham dengan urusan birokrasi,
untuk melegalisasi klaim-klaim atas tanah. Pada
intinya ketentuan tentang hukum tanah ini
merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum
Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah
kolonial AS dan pemerintah Filipina di Utara yang
menguntungkan para kapitalis.
Pemberlakukan Quino-Recto Colonialization Act
No. 4197 pada 12 Februari 1935 menandai upaya
pemerintah Filipina yang lebih agresif untuk
membuka tanah dan menjajah Mindanao. Pemerintah
mula-mula berkonsentrasi pada pembangunan jalan
dan survei-survei tanah negara, sebelum membangun
koloni-koloni pertanian yang baru. NLSA – National
Land Settlement Administration – didirikan
22 | Islam di Filipina
berdasarkan Act No. 441 pada 1939.Di bawah NLSA,
tiga pemukiman besar yang menampung ribuan pemukim
dari Utara dibangun di propinsi Cotabato
Lama.Bahkan seorang senator Manuel L. Quezon pada
1936-1944 gigih mengkampanyekan program pemukiman
besar-besaran orang-orang Utara dengan tujuan
untuk menghancurkan keragaman (homogenity) dan
keunggulan jumlah Bangsa Moro di Mindanao serta
berusaha mengintegrasikan mereka ke dalam
masyarakat Filipina secara umum.11
Kepemilikan tanah yang begitu mudah dan
mendapat legalisasi dari pemerintah tersebut
mendorong migrasi dan pemukiman besar-besaran
orang-orang Utara ke Mindanao. Banyak pemukim yang
datang, seperti di Kidapawan, Manguindanao,
mengakui bahwa motif utama kedatangan mereka ke
Mindanao adalah untuk mendapatkan tanah. Untuk
menarik banyak pemukim dari utara ke Mindanao,
pemerintah membangun koloni-koloni yang disubsidi
lengkap dengan seluruh alat bantu yang diperlukan.
Konsep penjajahan melalui koloni ini diteruskan
oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari
negeri tersebut. Sehingga perlahan tapi pasti
orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah
mereka.
11 Hamka, Sejarah Umat Islam, Pustaka Hidayah, 200123 | Islam di Filipina
d. Masa Pasca Kemerdekaan hingga Sekarang
Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946 M)
dari Amerika Serikat ternyata tidak memiliki arti
khusus bagi Bangsa Moro. Hengkangnya penjajah
pertama (Amerika Serikat) dari Filipina ternyata
memunculkan penjajah lainnya (pemerintah
Filipina). Namun patut dicatat, pada masa ini
perjuangan Bangsa Moro memasuki babak baru dengan
dibentuknya front perlawanan yang lebih
terorganisir dan maju, seperti MIM, Anshar-el-
Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. Namun pada
saat yang sama juga sebagai masa terpecahnya
kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang
melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan.
Pada awal kemerdekaan, pemerintah Filipina
disibukkan dengan pemberontakan kaum komunis
Hukbalahab dan Hukbong Bayan Laban Sa Hapon.
Sehingga tekanan terhadap perlawanan Bangsa Moro
dikurangi. Gerombolan komunis Hukbalahab ini
awalnya merupakan gerakan rakyat anti penjajahan
Jepang. Setelah Jepang menyerah, mereka
mengarahkan perlawanannya ke pemerintah Filipina.
Pemberontakan ini baru bisa diatasi di masa Ramon
Magsaysay, menteri pertahanan pada masa
pemerintahan Eipidio Qurino (1948-1953). Tekanan
24 | Islam di Filipina
semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand
Marcos berkuasa (1965-1986).
Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua
presiden Filipina dari Jose Rizal sampai Fidel
Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos
merupakan masa pemerintahan paling represif bagi
Bangsa Moro. Pembentukan Muslim Independent
Movement (MIM) pada 1968 dan Moro Liberation Front
(MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap
politik Marcos yang lebih dikenal dengan
Presidential Proclamation No. 1081 itu.
Perkembangan berikutnya kita semua tahu.MLF
sebagai induk perjuangan Bangsa Moro akhirnya
terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front
(MNLF) pimpinan Nurulhaj Misuari yang
berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro
Islamic Liberation Front (MILF) pimpinan Salamat
Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni
berideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan
negara Islam di Filipina Selatan. Namun dalam
perjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari
mengalami perpecahan kembali menjadi kelompok
MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan
kelompok Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani
(1993).
25 | Islam di Filipina
Tentu saja perpecahan ini memperlemah perjuangan
Bangsa Moro secara keseluruhan dan memperkuat posisi
pemerintah Filipina dalam menghadapi Bangsa Moro.
Ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Nur
Misuari (ketua MNLF) dengan Fidel Ramos (Presiden
Filipina) pada 30 Agustus 1996 di Istana Merdeka
Jakarta lebih menunjukkan ketidaksepakatan Bangsa Moro
dalam menyelesaikan konflik yang telah memasuki 2
dasawarsa itu. Disatu pihak mereka menghendaki
diselesaikannya konflik dengan cara diplomatik
(diwakili oleh MNLF), sementara pihak lainnya
menghendaki perjuangan bersenjata/jihad (diwakili oleh
MILF). Semua pihak memandang caranyalah yang paling
tepat dan efektif.Namun agaknya Ramos telah memilih
salah satu diantara mereka walaupun dengan penuh
resiko.“Semua orang harus memilih, tidak mungkin
memuaskan semua pihak,” katanya.Dan jadilah bangsa Moro
seperti saat ini, minoritas di negeri sendiri.12
Seorang ilmuan Muslim, Asiri Abu Bakar,
menunjukkan faktor-faktor bangkitnya warga muslim
Filipina:
1. Bertambahnya hubungan ulama dan para pendatang
dengan muslim yang terpelajar dari dunia Arab;
2. Bertambahnya jumlah warga Moro yang pergi naik
haji; 12 Muzani Saiful, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara,Jakarta: LP3ES, 199326 | Islam di Filipina
3. Bertambahnya kesempatan kesempatan melakukan
studi di berbagai pusat Islam di seluruh dunia;
4. Partisipasi aktif dalam berbagai pertemuan;
5. Kembalinya ratusan pelajar Muslim dari luar
negeri;
6. Semakin banyaknya didirikan madrasah-madrasah
di daerah;
7. Kedatanagan para pejabat dari dunia Islam ke
Moro;
8. Banyaknya konferensi pers internasional dan
peliputan perang yang berlangsung di Mindanao
serta kekejaman beberapa personel meliter di
wilayah tersebut.
Kebangkitan tersebut dapat dilihat pula dari,
1. Dibayarkannya tunggakan perang Dunia II kepada
beberapa Muslim yang memungkinkan mereka naik haji
dan kemudian membangkitkan kesadaran Islam mereka;
2. Bertambahnya perkumpulan dan organisasi Islam yang
didukung oleh warga lokal maupun luar negeri;
3. Didirikannya sekolah-sekolah tinggi dan
universitas-universitas swasta dan negeri di
negara ini yang memberikan kuliah-kuliah dan
gelar-gelar dalam studi Islam;
27 | Islam di Filipina
4. Pemberontakan Moro, yang telah mengakibatkan
peningkatan kesadaran dan kewaspadaan Muslim.13
E. FAKTOR ISLAM MENJADI AGAMA MINORITAS DI FILIPINA
Mayoritas penduduk Filipina beragama Katolik,
walaupun katolik menjadi agama mayoritas, tetapi di
Filipina terdapat tiga ribu masjid, terutama di
selatan. Penduduk Filipina sekitar 85.236.900 juta pada
tahun 2006 dan setiap tahunnya pertumbuhan penduduknya
1,92% dengan luas wilayah 300.076 km terdiri dari 7.107
pulau. Penduduknya terdiri dari beberapa suku yaitu
suku Filipino 80%, Tionghoa 10%, Indo Arya 5%, Eropa
dan Amerika 2%, Arab 1%, suku lain 2%. Kota Marawi dan
Jolo dapat dianggap sebagai pusat keagamaan bagi
komunitas muslim. Kitab suci alQur’an telah
diterjemahkan oleh dr.Ahmad Domacao Alonto kedalaam
bahasa Maranao, bahasa yang paling utama dikalangan
muslim kebanyakan muslim di Moro adalah petani dan
nelayan. Dijabatan tinggi pemerintah Filipina tidak
berarti. Asosiasi islam yang paaling aktif adalah
Asosiasi Muslim Filipina (Manila), Ansar al Islam(Kota
Marawi), Masyarakat Islam Mualaf (Manila) dan yayasan
Islam Sulu (jolo) dan sebagainya. Tahun 1983, Dewan
Dakwah Islam Filipina telah dibentuk untuk13 Artikel Sejarah Masuknya Islam di Philipina. oleh Imam nugroho diwww.duiniaislam.com28 | Islam di Filipina
mempersatukan organisasi-organisasi Muslim di utara dan
selatan.14
Menurut Majul, ada tiga alasan yang menjadi
penyebab sulitnya bangsa Moro berintegerasi secara
penuh kepada republik Filipina. Pertama, bangsa Moro
sulit menghargai undang-undang Nasional, khususnya yang
mengenai hubungan pribadi daan keluarga, karena undang-
undang tersebut berasal daari Barat dan Katolik,
seperti larangan bercerai dan poligami yang sangat
bertentangan dengan hukum Islam yang
membolehkannya. Kedua, system sekolah yang menetapkan
kurikulum yang sama, bagi setiap anak Filipina disemua
daerah, tanpa membedakan perbedaan agama dan kultur,
membuat bangsa Moro malas untuk belajar disekolah yang
didirikan pemerintah. Mereka menghendaki dalam
kurikulum itu adanya perbedaan khusus bagi bangsa Moro,
karena adanya perbedaan agama dan kultur.Ketiga, bangsa
Moro masih trauma dan kebencian yang mendalam terhadap
program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh
pemerintah Filipina kewilayah mereka di Mindanao,
karena program ini telah mengubah posisi mereka dari
mayoritas menjadi minoritas hamper disegala bidang
kehidupan.15
14 Tebba Sudirman, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasinya, Bandung: Mizan,199315 Kettani M Ali, Minoritas Muslim di dewasa ini, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 200529 | Islam di Filipina
F. HUKUM ISLAM DI FILIPINA
Bangsa Moro adalah tanah muslim yang penduduknya
mengikuti madzhab Syafi’i. Selama periode pra-Islam,
yang Bangsa berbeda atau barangay (masyarakat) yang
burik kepulauan tidak memiliki hukum tertulis dan
dipimpin oleh datus (kepala suku) dengan hak atas tanah
leluhur. Menjelang akhir abad ke-13, pulau Sulu pemukim
Muslim terlindung dari Arab, Kalimantan, Sumatera, dan
Malaya yang bekerja sebagai pedagang dan misionaris,
beberapa di antaranya perempuan lokal menikah, berbagi
keyakinan agama mereka, dan menjalin aliansi politik.
Islam kemudian disebarkan di Filipina selatan pra-
kolonial melalui sarana ekonomi dan relasional sebagai
pengganti penaklukan, yang mengakibatkan integrasi
hukum adat baru dan yang sudah ada. Ketika datus masuk
Islam, kesultanan didirikan di Magindanao dan Sulu.
Ini, menurut Justin Holbrook (2009): "berfungsi
seperti" mini-negara ", dengan pemerintah memiliki
kekuatan baik dan peradilan administrasi ... Agama
pengadilan Moro diterapkan hukum adat, atau adat, serta
hukum syariah ..." ini didefinisikan sifat komprehensif
dari sistem hukum Islam (juga disebut sebagai Agama
Sara System) yang mencakup, sosio-politik, dan
hubungan-hubungan hukum sipil.16
16 http://www.blogger.com/blogger.g?islam_philipina/30 | Islam di Filipina
Holbrook catatan lebih lanjut bahwa Muslim awal
dilaksanakan "pluralisme hukum untuk menjalin hubungan
dengan orang-orang dari keyakinan yang berbeda ...",
menunjukkan bahwa mereka tinggal di ko-eksistensi damai
dengan dan tidak memaksakan iman mereka terhadap non-
Muslim.
Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan
dan peraturan hukum yaituManguindanao Code of Law atau
Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb,
Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab. Manguindanao
kemudian menjadi seorang Datuk yang berkuasa di
propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao.
Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian
utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang
garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah
kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk
atau Raja. Istilah luwaran, yang dipakaai oleh orang
Moro Mindanao dalam kitab hokum, berarti “pilihan”
ataau “terpilih”. Undang-undang yang terkandung didalam
kitab Luwaran merupakan pilihan dari hokum Arab lama
yang kemudian diterjemaahkan dan dikompilasikan untu
digunakan sebagai pegangan serta informasi bagi
para datu, hakim dan pandita di Mindanao yang tidak
mengerti bahasa Arab. Kitab luwaran dari Mindanao tidak
ada taanggalnya sama sekali, tak ada seorangpun yang
mengetahui kapan kitab ini di buat. Sebagian orang
31 | Islam di Filipina
berpendapat bahwa kitab Mindanao ini disusun beberapa
waktuyang lalu oleh para hakim di Mindanaao. Kitab
utama yang dirujuk oleh kitab luwaran adalah Minhaj Al
TThalibin karya ahli hokum mazhab Syafi’I Zakaria yahya
bin syaraf Al Nawawi.17
Daerah Filipina yang eksis dengan Islamnya yakni
Sulu dan Magindanao. Masing-masing pengasa Sulu dan
Magindanao memberlakukan kitab hukum Diwan Tousug dan
Luwara sa Maguindanao. Dua kitab hukum ini menegaskan
tentang kedudukan kedaulatan dalam masalah-masalah
yuridis. Kedua kitab ini berdasarkan pada kitab fikh
Islam mazhab Syafi’i.18
Pada tahap selanjutnya, masyarakat muslim Filipina
sebagaimana masyarakat muslim negara lain, menginginkan
adanya kodifikasi hukum Islam sebagai bentuk unifikasi
17 Tebba Sudirman, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasinya, Bandung: Mizan,1993
18 Kitab utama rujukan kitab Luwaran adalah Minhaj ath-Thalibin,Minhaj al-‘Arifin, Fathul Qarib, Mirah ath-Thullab. Kiatb Luwaran Lebihkonfrehensif dibandingkan kitab Diwan Taosug. Didalamnya terdapat85 pasal yang membahas masalah-masalah transaksi, kepemilikan,perkawinan dan perceraian, prosedur dan pembuktian, warisan sertapembagian harta. Kitab ini juga memuat persoalan tentang hukumanta’zir serta mengklasifikasikan diyat ke dalam 12 kategori. BacaMastura, Legislasi Islam dalam Hubungannya dengan Reformasi Hukum di Filipina,dalam kumpilan tulisan Sudirman Tebba, Perkembangan Mutakhir HukumIslam di Asia Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasiannya,(Bandung: Mizan, 1993), hlm. 148-149.32 | Islam di Filipina
hukum Islam masyarakat muslim Filipina. Ide kodifikasi
hukum ini telah muncul dalam akta No. 787 Komisi
Filipina tahun 1903. Hingga kurun waktu sampai tahun
1973, belum terdapat kodifikasi hukum Islam yang
mutlak, masih bersifat peraturan yang disahkan oleh
pemerintah dan selalu berubah-rubah.19
Pada akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1973,
dibentuklah Staf Riset untuk Kodifikasi UU Islam
Filipina. Staf tersebut bertugas menggali,
mengumpulkan, dan menyusun bahan penelitian tentang
Hukum Perseorang Muslim Filipina. Maka pada tanggal 23
Desember 1974, pemerintah mengeluarkan Perintah
Eksekutif No. 442 yang menetapkan “Komite UU
Kepresidenan untuk Mengkaji Kitab UU Muslim Filipina”.
Sebagai hasil dari kinerja komite ini, setelah diajukan
kepada Presiden Filipina saat itu yakni Presiden
Marcos, ditetapkan P.D. No. 1083 pada tanggal 4
Februari 1977 yang dikenal sebagai “Kitab UU
Perseorangan Muslim Filipina”.20 19 Ibid., hlm. 154-157.20 Ibid., hlm. 161.
33 | Islam di Filipina
Undang-undang ini disusun dalam lima buah buku
yang memuat 190 pasal yang meliputi perkara: ketentuan
umum, hubungan keluarga dan manusia, pewarisan,
penyelesaian pertikaian dan pendapat berkaitan undang-
undang, peruntukan jinayah dan peruntukan peralihan.
Terdapat tiga tujuan dasar dalam pembentukan
undang-undang untuk muslim Filipina. Pertama, sebagai
rujukan kepada budaya masyarakat Filipina. Hal ini
merujuk pada orang Filipina yang menganut agama selain
Kristen. Seperti diatur dalam akta republic No 1888
tanggal 22 Juni 1957 dalam pembentukan “Suruhanjaya
Perpaduan Negara” untuk memajukan masyarakat dalam
bidang moral, ekonomi dan politik. Dalam pembukaan
undang-undang Islam ditekankan tentang pemeliharaan
“adat, tradisi, kepercayaan” yang merupakan usaha baru
untuk memenuhi keinginan umat Islam yang kembali pada
sumber agamanya sendiri.
Kedua, sebagai rujukan terhadap pembuatan undang-
undang. Teks undang-undang Islam bukan mewujudkan
prinsip undang-undang tetapi membuat sesuatu yang baru.34 | Islam di Filipina
Pada dasarnya jika melihat penjelasan awal mengenai
kenyataan sosial umat islam, undang-undang untuk orang
Islam tidak mungkin dibentuk. Melihat kenyataan lain
bahwa undang-undang ini adalah yang pertama dibuat,
setiap pembentukan undang-undang sulit dilakukan.
Seperti dalam undang-undang ini, bukan sebagai bentuk
undang-undang yang ideal tapi sebagian besar isinya
merupakan ringkasan dari mazhab syafi’I yang berkaitan
dengan perkawinan, perceraian dan nafkah serta warisan.
Ketiga, dalam pembukaan undang-undang merujuk pada
persoalan pengelolaan undang-undang untuk orang Islam
dan aturan itu kemudian mengatur secara rinci tentang
pembentukan Mahkamah Syariah. Aturan ini menjadi
inovasi Mahkamah agung yang ada disetiap daerah tapi
kurang berfungsi bahkan tidak ada di beberapa daerah
lain. Bagaimanapun, mahkamah syari’ah tidak terpisah
dari system mahkamah sekuler secara keseluruhan.
Terdapat kesamaan dalam bidang perekrutan pegawai,
tugas, dan pembiayaan. Ini pertama kalinya pengelolaan
35 | Islam di Filipina
undang-undang untuk orang Islam yang tersusun rapi
dibentuk di Filipina.
Undang-undang Islam merupakan langkah percobaan
menyatukan orang Moro secara resmi menjadi masyarakat
modern Filipina. Undang-undang memberikan batas yang
jelas tentang prinsip-prinsip Islam dalam aturan Negara
sekuler. Penerapan ajaran Islam dalam bentuk Undang-
undang dan aturan khusus bagi mahkamah Negara untuk
Moro muslim ini menjadikan etika agama diserap oleh
aturan Negara. Perubahan dasar pada peraturan undang-
undang bagi muslim di Filipina ini meletakkan orang
islam Filipina setara dengan umat Islam lainnya di
Malaysia, Indonesia dan Singapura.21
A. Latar Belakang Terbitnya Dekrit Presiden Mengenai UU
Keluarga Islam
Negara Filipina diproklamasikan sebagai Republik
yang merdeka pada tanggal 4 Juli 1946. Banyak umat
Islam yang mendapatkan posisi-posisi lokal dan nasional
dalam administrasi yang baru. Orang-orang Islam21 M.B., Hooker, Undang-undang islam di Asia Tenggara, (Kuala
Lumpur, Ampang Press, 1992) , hlm. 278.36 | Islam di Filipina
mengikuti pemilihan-pemilihan, terjun di dunia politik
dan menghadapi masalah-masalah nasional. Meskipun
begitu, orang Islam tidak memili rasa identitas
nasional disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, orang-orang Islam merasa sulit untuk
menghargai undang-undang nasional, khususnya mengenai
hubungan-hubungan pribadi dan keluarga, karena undang-
undang itu jelas berasal dari nilai-nilai moral Barat
dan Katolik. Orang-orang Islam tidak dapat memahami
mengapa hukum nasional tidak memperbolehkan poligami
dan perceraian sedangkan hukum Islam yang suci
membolehkannya bagi orang-orang mukmin. Karena orang-
orang Islam tidak menerima undang-undang nasional yang
berasal dari bangsa lain, maka orang Islam membangun
keluarga mereka sendiri sesuai dengan tradisi mereka.
Sementara dalam perihal adat, mereka lebih cenderung
mengikuti adat mereka. Kedua, sistem sekolah umum
dibawah Republik tidak berbeda dengan yang
diperkenalkan oleh orang-orang Amerika dan telah
dikembangkan oleh persemakmuran. Orangtua dari murid-37 | Islam di Filipina
murid yang beragama Islam tidak mau menyekolahkan anak-
anaknya di tempat itu. Selain itu, kurikulum yang
digunakan pun sama disetiap daerah tanpa menghiraukan
perbedaan agama atau kultural. Hal ini menjadikan anak-
anak umat Islam filipina tidak mengenal wilayah dan
negara mereka karena dalam sekolah madrasah, mereka
tidak diajarkan untuk itu. Ketiga, mengenai
ketidakmampuan orang-orang Islam untuk menganggap diri
mereka sendiri sebagai warga negara Republik adalah
kebenciannya yang mendalam dan kemudian menjadi reaksi
kekerasan terhadap gelombang kaum penetap yang terus
menerus ke bagian-bagian Mindanao. Di banyak daerah
tradisional mereka, penduduk muslim hampir lenyap pada
tahun 1960-an dan terjadi pergeseran penduduk di bagian
utara Lanao.22
Pada tahun 1960-an timbul persaingan di kalangan
kaum politisi Islam pada tingkat-tingkat nasional dan
lokal karena perbedaan etno-linguistik dan penyerapan
beberapa pemimpin Islam ke dalam struktur nasional.22 Caesar A. Majul, Dinamika Islam Filipina, (Jakarta: LP3ES,
1989), hlm. 23-26.38 | Islam di Filipina
Rakyat mencoba memelihara dan meningkatkan agama dan
kultur mereka, meskipun ada semacam rintangan berupa
undang-undang nasional yang bertentangan dengan hukum
Islam dan sistem pendidikan nasional yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip agama dan identitas etnik
mereka.23
Pada tahun 1970an, Presiden Marcos yang saat
menjabat, mengakui kesalahan-kesalahan yang kronis dari
pemerintahan yang lalu, dan menyatakan bahwa negara itu
tidak pernah benar-benar menjembatani jurang kultural
antara orang-orang Filipina dan saudara-saudaranya yang
muslim dan sekarang saatnya untuk menjembatani mereka.
Presiden Marcos mulai menyadari bahwa perlunya
merekonstruksi masyarakat Filipina, maka aspirasi-
aspirasi Islam dan harapan-harapannya harus
diaplikasikan secara luas sehingga orang-orang Islam
akan mulai merasakan diri mereka sebagai warga negara.
Mereka pun memulai memprakarsai proses perbaikan
kondisi-kondisi ekonomi pada tahun 1972.24
23 Ibid., hlm. 33,24 Ibid., hlm. 81
39 | Islam di Filipina
Ada banyak hal yang kemudian diubah dan diatur
oleh presiden Marcos untuk umat Islam. Seperti tidak
mencabut hak tanah yang merupakan warisan nenek moyang
umat Islam, membangun kembali dan merekonstruksi
daerah-daerah yang sudah hancur, membangun Islamic
Centre di Metro, Manila Desa Maharlika dan asrama bagi
mahasiswa dan mahasiswi Islam.25
Meskipun Republik ini adalah negara sekuler,
pemerintah mulai mengeluarkan undang-undang dan dekrit-
dekrti dan menciptakan lembaga-lembaga yang dapat
memelihara dan memperkuat Islam di negara itu. Selain
itu, presiden juga menyadari bahwa orang-orang Islam
tidak hanya tertarik dengan hasil-hasil ekonomi tetapi
juga memiliki aspirasi-aspirasi pendidikan dan
kultural. Pemerintah lalu memberikan otorisasi untuk
menggunakan bahasa Arab di sekolah-sekolah yang mungkin
menghendakinya. Lembaga studi Islam didirikan di
universitas Filipina dan memberikan beasiswa bagi
mahasiswa berpestasi.26
25 Ibid., hlm. 81-8326 Ibid., hlm. 83
40 | Islam di Filipina
Persetujuan presiden mengenai Kode Udang-Undang
Pribadi Islam pada tanggal 4 Februari 1977 merupakan
hal yang sangat penting. Pada tanggal 1 agustus 1973
presiden memberikan otorisasi pembentukan staf riset
bagi kodifikasi undang-undang pribadi Islam. Staf yang
dibentuk itu kemudian melaporkan hasil risetnya pada
tanggal 4 april 1974 yang kemudian di tanggal 23
Desember ditinjau oleh komisi presiden yang termasuk di
dalamnya ahli hukum Islam dan Ulama. Hasil kerja komisi
kemudian disempurnakan pada tanggal 29 Agustus tahun
1975.27
Kode yang disetujui berupa ketetapan-ketetapan
Islam yang paling penting adalah mengenai Perkawinan,
Perceraian dan warisan. Kode itu menyediakan sistem
peradilan Syari’ah yang secara harmonis dan struktural
diintegrasikan kedalam sistem peradilan nasional, yang
penasehat hukumnya diangkat oleh presiden. Persetujuan
kode menunjukkan bahwa pemerintah mengakui Undang-
undang Pribadi Islam sebagai bagian dari undang-undang
27 Ibid., hlm. 8441 | Islam di Filipina
nasional meskipun undang-undang tersebut hanya berlaku
untuk orang Islam.28
Berlakunya kode ini selanjutnya digunakan untuk
mendidik orang Islam dalam aspek hukum agama mereka dan
pada saatnya mengurangi pengaruh-pengaruh yang kuat
dari adat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun
terlihat masih ada beberapa dalam ketentuan waris yang
dipengaruhi oleh hukum adat tradisional Filipina.29
B. Undang-Undang Waris dan Wasiat Muslim Moro Filipina.
Aturan mengenai waris terdapat dalam Dekrit
Presiden No. 1083 tanggal 4 Februari 1977 buku tiga
yang terdiri empat judul (pasal 89-136). Judul I
mengenai ketentuan umum, Judul II mengenai Pewaris dan
wasiat, Judul III mengenai Pewarisan menurut Undang-
undang, judul IV tentang penyelesaian persoalan
pembagian harta pusaka. Secara garis besar, peraturan
pembagianwaris bagi muslim Filipina sama dengan
peraturan waris di Indonesia karena menganut mazhab
yang sama yaitu Syafi’i.28 Ibid.29 Ibid.
42 | Islam di Filipina
Apa itu Waris ?
Waris adalah satu aturan pembagian apabila harta
pusaka dipindahkan kepada pewaris menurut undang-undang
ini. (Pasal 89)
Syarat Waris
Kematian orang yang meninggal dipastikan
Ahli waris masih hidup pada saat kematian orang
yang meninggal.
Penggantinya tidak didiskualifikasi untuk
mewarisi. (Pasal 91)
Apa yang dapat diwariskan?
Warisan (Harta Pusaka) adalah harta yang dimilik
secara turun temurun atau dihasilkan sendiri dan harta
tersebutr bergerak atau tidak bergerak dan semua hak
serta tanggung jawab yang boleh dipindahkan saat
pewaris meninggal. (Pasal 92).
Mereka yang terhalang mewarisi
Mereka yang sengaja menjadi sebab langsung atau
tidak langsung kematian pewaris
Mereka yang berlainan agama dengan pewaris43 | Islam di Filipina
Mereka yang berada dalam kondisi bahwa mereka
tidak dapat mewarisi bawah hukum Islam. (Art.93)
Waris bagi anak tidak sah
Seorang anak yang menjadi penyebab perceraian ibu
dengan Li'an memiliki hak saling mewarisi hanya dengan
ibu dan kerabatnya. (Pasal 95)
Waris Bagi mereka yang telah bercerai
Suami yang menceraikan istrinya harus memiliki hak
saling waris dengan dia selama berada dalam masa
'iddah-nya. Setelah berakhirnya 'iddah, tidak akan ada
hak saling mewarisi di antara mereka. (Pasal 96.1)
Suami yang berada dalam kondisi kematian-penyakit,
menceraikan istrinya tidak akan mendapat bagian
darinya, tapi dia berhak untuk menggantikannya bahkan
setelah berakhirnya 'iddah-nya. (Pasal 96.2)
Urutan pewarisan diantara Ahli waris
Ahli waris pewaris akan mewarisi dalam urutan
sebagai berikut:
Sharers (ashab-ul-furud) berhak atas bagian yang
telah ditetapkan44 | Islam di Filipina
Penerima Ashobah berhak atas sisa harta setelah
pembagian
Dzawil arham yang memiliki hubungan darah tetapi
tidak termasuk pada ashabul furudh dan penerima
ashobah.
Jika tidak ada tiga golongan di atas maka kerabat
yang diketahui sebera jauh pun, atau diberikan
kepada baitul mal (Pasal 99)
Apa yang dimaksud dengan wasiat ?
Surat wasiat didefinisikan sebaga suatu ketetapan
untuk seseorang yang diizinkan dengan aturan melalui
hukum ntuk mengontrol pembagian tersebut setelah
kematiannya yang tidak lebih dari 1/3 hartanya, jika
ada ahli waris. Atau keseluruhan hartanya jika tidak
ada ahli waris atau keluarga jauh. (Pasal 101)
Siapa saja yang termasuk dalam golongan ashabul
furudh ?
Orang-orang berikut berhak warisan sebagai ashabul
furudh adalah:
Sang suami, istri45 | Islam di Filipina
Sang ayah, ibu, kakek, nenek
Putri dan putri anak dalam garis langsung
Adik penuh, adik kerabat, adik rahim dan saudara
rahim. (Pasal 110)
Faktor mereka yang tidak termasuk dalam waris sebab
faktor berikut:
Dalam keturunan yang sama, saudara yang lebih
dekat menghalangi saudara yang jauh, saudara
sekandung menghalangi saudara sebapa atau suadara
seibu.
Kerabat kecuali karena memiliki hubungan pertalian
darah dan rahim.
Siapa pun yang berkaitan dengan pewaris melalui
setiap orang tidak akan mendapatkan warisan
sedangkan yang kedua adalah hidup, kecuali dalam
kasus seorang ibu bersepakat dengan anak-anaknya.
Ahli waris yang, dalam kasus tertentu, tidak
berhasil dengan alasan terhijab atas dasar apa pun
tidak akan menghijabi orang lain. (Pasal 123).30
30 Asian Institute Of Journalism And Communication (Aijc), aPrimer on Code of Muslim Personal Laws of The Philippines.46 | Islam di Filipina
Dari uraian singkat mengenai inti dalam aturan
waris dalam peraturan muslim Filipina dapat dilihat
bahwa secara garis besar, aturan ini sama dengan yang
diterapkan di Indonesia. Menariknya, dalam peraturan
Muslim Filipina dalam pasal 107 membahas mengenai
ketentuan pemberian wasiat melalui pelaksanaan undang-
undang. “Jika pewasiat meninggal dunia tanpa membuat
surat wasiat untuk anak kepada anak laki-lakinya yang
meninggal lebih dulu, anak itu berhak mendapatkan 1/3
dari bagian ibu bapaknya. Ibu bapak, atau suami atau
istri yang tidak berhak menerima warisan (karena
terhalangi sebab mewarisi) berhak mendapat 1/3 dari
yang seharusnya diterimanya jika ia tidak terhalangi.
Hal ini memang mengurangi kuasa dan seolah-olah diatur
untuk kondisi jika ibu atau bapak atau suami atau istri
bukan orang Islam melainkan non muslim.31
Dalam article 138 diatur bahwa peraturan ini hanya
berlaku di lima distrik di Filipina yaitu; Sulu, tawi-
tawi, basilan, lanao del norte dan Maguindanao. Hal ini
31 Ibid., hlm. 27347 | Islam di Filipina
disebabkan karena daerah inilah yang ditempati oleh
muslim minoritas di Filipina. Sejalan dengan tujuan
pembentukan pertaturan ini memang hanya diperuntukkan
kepada umat Islam.
Walaupun sebagian besar isi dari undang-undang ini
bersumber dari mazhab syafi’i, nyatanya tidak semuanya
merupakan hasil dari mazhab syafii. Terbukti pada
article 98 yang mengatur warisan untuk mafqud (orang
hilang) yang tetap disimpan hingga: dia datang dan
memintanya, dia sudah meninggal secara hakiki dan atau
diputuskan pengadilan setelah mafqud 10 tahun lebih. Di
poin terakhir tidak menunjukkan hasil mazhab syafi’i.
Menurut Syafi’i, batas waktu orang yang hilang adalah
sembilan puluh tahun, yakni dengan emlihat umur orang-
orang yang sebaya di wilayahnya. Namun, pendapat yang
paling shahih menurut anggapan Syafi’i adalah bahwa
batas waktu tertentu tidak ditentukan atau
dipastikan.32 Dari sini terbukti beberapa pasal yang
32 Waryani Fajar Riyanto, Sistem Kewarisan Islam: Klasik,Modern dan Postmodern (Perspektif Filsafat Sistem), (Pekalongan:STAIN Press, 2012), hlm. 339-340.48 | Islam di Filipina
mengatur waris merujuk pada hukum adat Filipina yang
penulis tidak menemukan referensi mengenai pembagian
waris menurut adat Filipina sehingga tidak dapat
menguraikan lebih jauh mengenai hal dimaksud.
G. TOKOH-TOKOH ISLAM DI FILIPINA
Tokoh-tokoh pejuang Islam di Fillipina
1. Prof. Dr. H. Nur Misuari
Nur Misuari atau Nurallaj Misuari merupakan
pengasas Pergerakan Pembebasan Mindanao yang
merupakan kumpulan anti kerajaan Filipinasecara
kekerasan. Nur Misuari dipenjara atas tuduhan
melakukan pemberontakan pada 2006. Nur Misuari
ditahan di Pulau Jampiras, Sabah 24 November 2001
kerana memasuki Malaysia tanpa dokumen perjalanan
sah. Kerajaan Filipina mendesak Malaysia
menyerahkan Nur Misuari tetapi Malaysia terus
melindungi Nur Misuari. Nur Misuari pernah
berlindung di Libya awal tahun 1980-an.Nur Misuari
merupakan Bekas Gabenor Wilayah Autonomi Islam
Mindanao (ARMM) . Beliau berusia 65 tahun dan
menjadi buruan Manilakerana mengetuai
pemberontakan 19 November 2001 sebelum melarikan
diri.
2. Abu Sayaf49 | Islam di Filipina
Kelompok Abu Sayyaf, juga dikenal sebagai Al
Harakat Al Islamiyya, adalah sebuah kelompok
separatis yang terdiri dari terorisMuslim yang
berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina,
antara lain Jolo, Basilan, dan
Mindanao. Khadaffi Janjalani dinamakan sebagai
pemimpin kelompok ini oleh Angkatan Bersenjata
Filipina.Dilaporkan bahwa akhir-akhir ini mereka
sedang memperluaskan jaringannya ke Malaysia dan
Indonesia. Kelompok ini bertanggung jawab
terhadap aksi-aksi pemboman, pembunuhan,
penculikan, dan pemerasan dalam upaya mendirikan
negara Muslim di sebelah barat Mindanao dan
Kepulauan Sulu serta menciptakan suasana yang
kondusif bagi terciptanya negara besar yang Pan-
Islami di Semenanjung Melayu(Indonesia dan
Malaysia) di Asia Tenggara. Nama kelompok ini
adalah bahasa Arab untuk Pemegang (Abu) Pedang
(Sayyaf). Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok
separatis terkecil dan kemungkinan paling
berbahaya[rujukan?] di Mindanao. Beberapa
anggotanya pernah belajar atau bekerja di Arab
Saudi dan mengembangkan hubungan dengan
mujahidin ketika bertempur dan berlatih di
Afganistan dan Pakistan.33
33 Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV. RosdaBandung 1985.50 | Islam di Filipina
H. WILAYAH AUTONOMI ISLAM MINDANAO
Ibu kota Cotabato dengan Gabernor Zaldy Ampatuan.
Jumlah penduduk 2.803.805 – Kepadatan 220,9/km 2,
keluasan 12.695,0 km2.
Bahasa Maguindanao, Maranao, Tausug, Yakan, Sama,
Wilayah Autonomi Islam Mindanao ialah sebuah wilayah di
Filipina yang terdiri daripada provinsi-provinsi Islam
di negara itu, iaitu: Basilan, Lanao del Sur,
Maguindanao, Shariff Kabunsuan, Sulu dan Tawi-Tawi, dan
juga sebuah bandar yang didiami oleh majoriti penduduk
Islam, Marawi. Wilayah autonomi ini merupakan satu-
satunya kawasan di Filipina yang memiliki kerajaan
sendiri. Ibu kota wilayah ini ialah Cotabato.
Wilayah ini terbaagi kepada dua kawasan geografi
- tanah besar Mindanao dan Kepulauan Sulu. Lanao del
Sur, Maguindanao dan Shariff Kabunsuan terletak di
tanah besar Mindanao, sementara Basilan, Sulu dan
Tawi-Tawi di Kepulauan Sulu.34 (Laman ini diubah buat
kali terakhir pada 20:39, 5 Mac 2010 Wikipedia)
34 Ref: http://www.wikipedia.com/ dengan beberapa perubahan51 | Islam di Filipina
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Filipina
Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada
tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama
Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai
orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di
kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja
Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau
(Sumatra Barat).Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun
setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan
Zamboanga dan Basilan.
Filipina merupakan salah satu Negara yang terdapat
di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama
Katolik.Islam menjadi agama minoritas.Meskipun Islam
menjadi minoritas, terdapat wilayah yang yang
menjadikan Islam sebagai agama mayoritas yaitu di
Filipina bagian Selatan.Perlu perjuangan untuk
menjadikan Islam sebagai agama mayoritas disana.Banyak
Negara yang menjajah negera itu seperti Spanyol dan
Amerika, selain menajah mereka juga sebagai misionaris
yang mempersulit untuk berkembangnya agama Islam.Dengan52 | Islam di Filipina
perjuangan dan persatuan yang tinggi membuat Negara
Filipina wilayah selatan penduduknya merdeka dari
penjajah dan misionaris.
Proses islamisasi di Filipina pada masa awal
adalah melalui tiga hal, yaitu perdagangan, perkawinan
dan politik. Diterimanya Islam oleh orang-orang
Mindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai
kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam
yang dibawa oleh para pedagang tersebut dapat
mengakomodasi tradisi lokal.Umat Islam Filipina yang
kemudian dikenal dengan bangsa Moro, pada akhirnya
menghadapi berbagai hambatan baik pada masa kolonial
maupun pasca kemerdekaan. Bila direntang ke belakang,
perjuangan bangsa Moro dapat dibagi menjadi tiga fase:
1. Moro berjuang melawan penguasa Spanyol
selamalebih dari 375 tahun (1521-1898).
2. Moro berusaha bebas dari kolonialismeAmerika
selama 47 tahun (1898-1946).
3. Moro melawan pemerintah Filipina (1970-
sekarang).
Minimal ada tiga alasan yang menjadi penyebab
sulitnya bangsa Moro berintegrasi secara penuh
kepada pemerintah Republik Filipina.
a. Bangsa Moro sulit menerima Undang-Undang
Nasional karena jelas undang-undangtersebut
53 | Islam di Filipina
berasal dari Barat dan Katolik dan
bertentangan dengan ajaran Islam.
b. Sistem sekolah yang menetapkan kurikulum yang
sama tanpa membedakan perbedaan agama dan
kultur membuat bangsa Moro malas untuk
belajar di sekolah yang didirikan oleh
pemerintah.
Adanya trauma dan kebencian yang mendalam pada
bangsa Moro atas program perpindahan penduduk yang
dilakukan oleh pemerintah Filipina ke wilayah mereka di
Mindanao, karena program ini telah mengubah mereka dari
mayoritas menjadi minoritas di segala bidang kehidupan.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan kita khusus tentang islam di Filipina.
Penulis berharap dengan makalah ini kita sebagai kaum
muslim agar lebih giat lagi beribadah kepada Allah SWT.
54 | Islam di Filipina
DAFTAR PUSTAKA
Ahm Asy’ari, Akhwan Mukarrom dkk, Pengantar Studi Islam,
Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2008
Kettani M Ali, Minoritas Muslim di dewasa ini, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005
Muzani Saiful, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara, Jakarta: LP3ES, 1993
Tebba Sudirman, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia
Tenggara: Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasinya,
Bandung: Mizan,1993
Siti Maryam dkk Sejarah Peradaban Islam, Lkis, 2004
Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV.
Rosda Bandung 1985
Hamka, Sejarah Umat Islam, Pustaka Hidayah, 2001
Artikel Sejarah Masuknya Islam di Philipina. oleh Imam nugroho
diwww.duiniaislam.com
http://www.wikipedia.com/
http://adha-coba-coba.blogspot.com/2012/01/islam-di-
filipina.html
http://www.blogger.com/blogger.g?islam_philipina/
http://dorokabuju.blogspot.com/2007/10/dakwah-islam-di-
filipina.html
http://www.duiniaislam.com/
sejarah_masuknya_islam_di_philipina/
http://poetrimawardi.blogspot.com/2012/04/ekonomi-
55 | Islam di Filipina
islam.html
http://wikipedia/islam_di_filipina_2010/
http://cintailmoe.worpress.com/2008/04/07/sejarah-
islam-di-filipina/
56 | Islam di Filipina