let's see this :)
TRANSCRIPT
TUGAS PAPER
”KENDALI SUHU DENGAN IC LM35”Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Dasar Sistem Kontrol
Dosen : Dr. I Made Sudana, M.Pd.
Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh :
Nama : Alex Susanto
NIM : 5301413004
Rombel : I (Satu)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
A.
Kendali OtomatisEkspansi atau kontraksi padatan,cairan, atau gas,
perubahan resistansi listrik konduktor dan semikonduktor, ggl
termolistrik, dan perubahan arus pada sambungan dioda dan
transistor semikonduktor merupakan beberapa contoh sifat-sifat
bahan yang berubah apabila temperatur berubah, serta dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembuatan sensor
suhu/temperatur.
Ada berapa contoh sensor temperatur yang sering digunakan
seperti lempengan bimetal, cairan dalam thermometer gelas,
detektor temperatur resistansi (RTD, resistance temperature detector),
thermistor, termokopel, serta termodioda dan transistor. Dari
beberapa contoh tersebut yang akan dibahas lebih focus yaitu
mengenai sensor suhu menggunakan termodioda dan transistor.
Ketika temperatur dari suatu bahan semikonduktor yang
ditambahkan dengan zat tak murni (doped semiconduktor) berubah,
maka mobilitas pembawa muatannya berubah. Akibatnya, apabila
sebuah sambungan p-n memiliki beda potensial, maka arus yang
mengalir akan melewati sambungan merupakan fungsi dari
temperatur. Sambungan semacam ini bersama-sama dengan
rangkaian potensial sinyal,dipasok dalam bentuk IC, contohnya
LM3911 dapat digunakan sebagai sensor temperatur yang akan
menghasilkan tegangan keluaran yang berbanding lurus dengan
temperatur. Serupa pula, transistor dapat digunakan sebagai
sensor temperatur. Sensor temperatur IC yang menggunakan
transistor adalah LM35. Sensor ini memberikan keluaran yang
merupakan fungsi linier dari temperatur, 10 mV/°C jika dicatu
dengan tegangan 5 V.
LM 35 merupakan sensor temperatur yang menggunakan chip
Silikon sebagai
elemen pendeteksi. LM35 mempunyai variabel output tegangan.
Meskipun rentang
kerja terbatas dalam rentang suhu -55 oC sampai 1500C tetapi
keunggulannya yaitu
menghasilkan output yang linier. Kelebihannya antara lain:
perbandingan antara
suhu dengan tegangan output yang linier, range output tinggi, harga
murah.
Kelemahannya antara lain: maksimum temperature sensing 1000.
IC Analog to Digital Converter 0804 (ADC 0804)
Rangkain atau chip ADC (Analog to Digital Converter 0804) berfungsi
untuk
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Umumnya chip
ADC 8 bit digunakan
untuk mengubah rentang sinyal analog 0-5 V menjadi level
digital 0-225 untuk ADC
8 bit. ADC 0804 termasuk dalam keluarga ADC0804 yang IC CMOS
8-bit dengan
prinsip konversi successive-approximation. Pengubah Analog ke Digital
(A/D)
berfungsi untuk mengkonversikan besaran analog menjadi besaran
digital.
Tegangan analog yang tak diketahui dimasukkan ke dalam pengubah
A/D, dan akan
muncul keluaran biner yang bersangkutan. Keluaran biner
tersebut akan berbanding
lurus dengan masukan analog. Sebagai tambahan tegangan referensi
input dapat
di-adjust agar dapat menerjemahkan analog yang kecil sehingga
dapat dikontrol
dalam 8-bit resolution.
IC LM 7805
LM7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812
regulator
tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX misalnya
adalah 7905 dan
7912 yang berturut-turut adalah regulator dengan tegangan
negatif 5 volt dan 12
volt. IC LM7805 (Integrated Circuit LM7805 ) merupakan
regulator untuk mendapat
tegangan 5 Volt. Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan
pembatas arus
(current limilter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen
ini
memiliki 3 pin (kaki). Selain dari regulator tegangan tetap
ada juga IC regulator yang
tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-
amp yang
dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable
positif dan LM337
untuk regulator variabel negatif. Beda Resistor R1 dan R2 ada
di luar IC, sehingga
tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal
tersebut.
Relay
Relay merupakan suatu Komponen (rangkain) elektronika yang
bersifat
elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan,
dan poros besi. Cara
kerja Komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik
melalui koil, lalu
membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi
saklar yang ada
di dalam relay tersebut, sehingga menghasilkan aruslistrik
yang besar.
Mikrokontroller At89S51
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc prosesor) memiliki
arsitektur RISC 8
bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-
bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock,
berbeda dengan instruksi
MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu
terjadi karena kedua
jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang
berbeda. AVR berteknologi
RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS
51 berteknologi
CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR
dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga Attiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga
ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing –
masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Oleh karena itu,
dipergunakan salah satu
AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan
dan lebih murah
ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe
AVR ada 3 jenis yaitu
AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada
fasilitas dan I/O yang
tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain
sebagainya.
Software
Secara umum, sebuah robot digerakan dengan menggunakansebuah
program yang dimasukkan ke dalam mikrokontroller. Program yang
dijalankan oleh
mikro controller tersusun dari bahasa pemrograman tingkat
rendah (low level
language) atau disebut juga bahasa mesin. agar pembuatan program
lebih mudah
dipahami manusia, maka diperlukan bahasa pemrograman tingkat
itnggi (high level
language), salah satunya adalah bahasa pemrograman Basic. Bahasa
tingkat tinggi
tersebut kemudian decompile dengan menggunakan software
pendukung sehingga
mempunyai output yang dikenal oleh mesin.
B. Analitis Teoritis
IC LM35 adalah sensor suhu yang dirancang secara khusus
untuk menghasilkan tegangan
output sebesar 10 mV setiap perubahan 1 ºC. Perubahan output LM35
tersebut mempunyai tingkat kelinieran yang tinggi. Untuk
mendapatkan pembacaan suhu yang linier yaitu setiap perubahan
10 mV tegangan output LM35 akan memberikan pembacaan 1 ºC pada
display maka perlu dilakukan penyesuaian tegangan referensi pada
ADC 7107.
Apabila setiap perubahan output LM35 sudah mampu memberikan
perubahan suhu sebesar 1ºC maka sistem sudah mampu memberikan
pembacaan yang teliti meskipun tidak dikalibrasi. Besarnya
tegangan referensi dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai
berikut dengan menggunkan persamaan (2.38):
Vref = Vlm35x256
Vref = 10mVx256
Vref = 2,56 Volt
Untuk membuktikan kelinieran ouput LM35 terhadap setiap
perubahan suhu yang ditampilkan pada display maka dilakukanlah
sejumlah pengukuran seperti yang ditunjukkan pada tabel 1:
No Output LM35 Pembacaan Alat Pembacaan termo
(Volt) (°C) (°C)1 1,0 102 1,5 153 2,0 204 2,5 25 255 3,5 35 35,56 4,0 40 417 5,0 50 508 6,0 60 619 6,5 65 6610 7,0 70 7011 7,5 75 7512 8,0 80 80Berdasarkan pengukuran tersebut terlihat bahwa setiap
perubahan 10 mV akan menghasilkan perubahan suhu sebesar 1 ºC.
Hal ini tentu saja mengindikasikan bahwa output LM35 adalah
linier. Grafik hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini:
Untuk mementukan tegangana keluaran dari LM 35 terhadp suh
yang terbaca dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Jika
data suhu yang terbaca oleh alat 25°C sehingga tegangan
keluaraan LM35 dapat dihitung dengan persamaan
Tegangan _terukur = Temperatur x 10 ml
= 25 x 10
= 250 ml ≈ 2,5 Volt
Gb. Grafik Perubahan Output LM35 Terhadap Pembacaan Display
Analisis Kekuatan Pompa Untuk Memopa Air
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan kecepatan
pompa untuk memompa air
kedalam bak dengan spesifikasi pompa yang digunakan adalah
pompa dengan kekuatan tegangan 220 VAC dengan daya yang
digunakan 6 Watt Hmax:0,5 m dan FL:400L/h dihasilkan kekuatan
pompa untuk mengalirkan air per detiknya adalah 100 ml/detik.
Analisis Perolehan waktu
Berdasarkan hasil pungujian volume dan waktu yang telah di
tentukan, alat pemanas ini dapat diketahui berapakan waktu
yang dipelukan untuk memanaskan air dengan volume yang telah
ditentukan . Dibawah ini adalah perolehan waktu untuk
memanaskan air per 40°C.
No Volume/30°C (ml)
Waktu(menit
)
Volume/35°C(ml)
Waktu(menit
)
Volume/40°C (ml)
Waktu(menit
)1 500 1,36 500 2,25 500 2,372 1000 1,50 1000 3,17 1000 4,063 1500 2,05 1500 4,09 1500 5,054 2000 2,45 2000 5,01 2000 6,15
Gambar 16 Perbandingan Pengukuran Alat dengan
Menurut data percobaaan Pemanasan per 0C/ detik dapat dihitung
dengan
Pemanasan per 30 °C/ detik = Volume/ t
Untuk volume = 500 / 96 = 5.20 °C/det
Untuk volume = 1000/110 = 9.09 °C/det
Untuk seterusnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
diatas. Jadi rata-rata pemanasan yang terjadi per 30 °C tiap
detik mendapat perubahan suhu sekitar 8. 86 per °C/ detik.
Rata-rata pemanasan yang terjadi per 35 °C tiap detik mendapat
perubahan suhu sekitar 5.29 per °C/ detik. Rata-rata pemanasan
yang terjadi per 30 °C tiap detik mendapat perubahan suhu
sekitar 4.37 per °C/ detik.
Dari data dalam tabel diatas dapat diperoleh grafik
perbandingan perubahan pemanasan yang terjadi selama dalam
proses percobaan yang telah dilakukan dan dari hasil
perhitungan perbanbandingan data pemanasan yang terjadi
perdetik dapat digambarkan dalam grafik rata-rata perbandingan
pemanasan yang terjadi perdetik dari pemanasan masing-masing
suhu yang di ukur diantaranya pengukuran suhu 30 °C,35 °C dan
40 °C. dibawah ini adalah grafik dari percobaan dan
perhitungan analisis yang telah dilakukan.
Hal penting yang merupakan inti dari analisis yang dilakukan
adalah sebagai berikut ini,
1. Kepekaan dari sensor level air sangatlah berpengaruh dari
kepekaan relai untuk memutuskan saklar dalam keadaan normal
close.
2. Tegangan referensi merupakan faktor penting dalam memberikan
tegangan suplai pada konverter.
3. Batas pengukuran suhu dari alat pemanas otomatis ini adalah
150°C.
4. Tegangan catu daya yang stabil dapat diperoleh dengan IC
regulator. Dalam perancanagan ini IC regulator yang
digunakan adalah LM 7805 dan LM 7905 dengan input yang lebih
tinggi untuk menghindari hilangnya tegangan karena
penggunaan dioda bridge pada rangkaian catu daya.
5. Arus yang dibangkikan dapat tetap stabil dengan tegangan
yang stabil. Dalam rangkaian pembangkit arus, tegangan
stabil diperoleh dengan IC LM 7805. Selain itu tahanan yang
digunakan juga harus baik dan tidak mudah mengalami
perubahan nilai.
C.
Rangkaian Lengkap
Gambar Rangkaian lengkap Aplikasi LM 35
Gambar rangkaian skema comparator
Gambar rangkaian transduser
Gambar rangkaian power supply
D.
Cara Kerja AlatUntuk mempermudah memahami bagaimana cara kerja alat, maka
akan disajikan secara terperinci fungsi dari masing-masing
blok rangkaian seperti yang sudah tersaji pada gambar. Adapaun
masing-masing blok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian pendeteksi air.
2. Rangkaian 3 ½ digit converter
3. Rangkaian pengatur suhu
4. Rangkaian comparator
5. Rangkaian regulator / power supply
6. Rangkaian tranduser.
Rangakain Pendeteksi Level Air.
Rangakaian di bentuk oleh IC ULN2803 dengan 4 inputan
NAND.dengan andanya sensor yang dimasukan kedalam air maka
level air yang akan di kendalikan dapat terdeteksi berapa
ketinggian air yang di maksud tersebut. Saat sensor A dan B
saling terhubung di karenakan air yang masuk kedalam bak
penampungan maka sensor tesebut memberikan masukan ke dalam IC
4093 yang bermkasud memberikan sinyal masukan duakali untuk
mengaliarkan listrik yang diteruskan kedalam transistor
darlington yang lau di masukan kedalam lilitan relay untuk
membauat relay dalam keadaan normal close.
Rangkaian 3 ½ digit converter
Rangkaian 3 ½ digit A/D converter yang dibentuk dari IC L7107
adalah sederhana karena hanya memerlukan tambahan beberapa
komponen eksternal yang berfungsi sebagai auto zero, pengatur
tegangan referensi, pengatur intensitas cahaya seven segment,
osilator, dll.
Rangkaian pengatur suhu
Pengukuran suhu yang dilakukan pada rangkaian ini
menggunakan sensor suhu LM35. LM 35 mendapat catu sebesar 5
volt, sedangkan outputnya dihubungkan ke input analog positif
(pin 31).
Rangkaian comparator
Rangkaian ini berfungsi untuk membandingkan antara
tegangan referensi dengan tegangan sensor suhu. Pada bagian
ini pengendalian suhu dilakukan, yaitu dengan membandingkan
tegangan sensor dan tegangan referensi. Dengan mengatur nilai
tahanan R4 maka akan diperoleh tegangan referensi yang
diinginkan. Output dari comparator akan bernilai positif apabila
tegangan dari sensor lebih besar dari tegangan referensi, dan
output dari comparator akan bernilai negatif apabila tegangan
referensi lebih besar dari tegangan sensor. Apabila pada output
comparator dihubungkan dengan rangkaian pemanas dan pendingin,
maka pengaturan suhu dapat dilakukan.
Rangkaian regulator / power supply
Tegangan yang digunakan untuk 3 ½ digit A/D Converter dengan
IC L7107 adalah tegangan simetris dengan besar tegangan +5 V
dan -5 V. Untuk mendapatkan tegangan +5 Volt digunakan IC
LM7805, sedangkan untuk tegangan -5 volt digunakan IC LM7905.
Untuk menghasilkan tegangan simetris digunakan trafo jenis CT.
Rangkaian tranduser
Transduser yang digunakan adalah jenis LM35. LM35
merupakan transduser suhu yang memiliki keluaran yang linier
dan stabil dengan output sebesar 10 mV setiap perubahan 1 ºC.
Catu daya yang digunakan adalah sebesar 5 volt. Kapasitor 100
nF digunakan sebagai filter tegangan keluaran dari LM35.
E.
Aplikasi AlatDalam kehidupan sehari-hari ataupun dunia industry kendali
suhu dengan LM 35 seperti yang dijelaskan diatas dapat
diaplikasikan ke berbagai hal seperti:
1. Dalam dunia usaha dapat digunakan sebagai saklar otomatis/
otomatisasi pemanas air ditempat pemandian SPA.
2. Dalam dunia peternakan bisa juga digunakan untuk otomatisasi
penetas telur dimana intensitas temperature dalam ruangan
dapat dikendalikan dengan kendali suhu dan dengan saklar
otomatis, apabila suhu dalam ruangan telah melebihi batas
untuk suhu yang tepat dalam penetasan telur maka secara
otomatis akan memberikan tanda yang membuat lampu mati, suhu
menurun apabila sudah perlu suhu lebih lagi maka akan
menghidup secara otomatis lagi, begitu seterusnya.
3. Dapat diaplikasikan juga untuk otomatisasi pendeteksi suhu
ruangan.
4. Dalam dunia industri dapat difungsikan sebagai indicator
temperature terutama dalam industry minuman dalam proses
penyaluran produksi melalui pipa-pipa. Ada proses pemanasan
maupun pendinginnya. Untuk kendali suhu ini bisa difungsikan
sebagai pengaman apabila terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Bolton,W.2006.Sistem Instrumentasi dan Sistem
Kontrol.PT.Erlangga,Jakarta.
Malvino dan Hanapi, G. 1979. Prinsip-Prinsip Elektronika, PT. Erlangga,
Jakarta.
Thomas Sri Widodo, 2002, Elektronika Dasar, Penerbit Salemba
Teknika, Jakarta.
www.student.te.ugm.ac.id
(1 januari 2015)
www.alldatasheet.com/intersil/IC L 7107.html
(1 januari 2015)
http://www.teccor.com/datasheet/triac.html
(1 januari 2015)
http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_06.11.1300.pdf
(1 januari 2015)
http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-paper/
2008/jounaiddy_21145.pdf
(1 januari 2015)