laporan perekonomian - bank indonesia
TRANSCRIPT
FEBRUARI2022
Laporan Perekonomian Provinsi Kalim
antan Selatan - Februari 2022
Provinsi Kalimantan Selatan
LaporanPerekonomian
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Jl. Lambung Mangkurat No. 15Banjarmasin 70111Telp. (0511) 4368182, Fax (0511) 3354678
Ebook dapat diunduh di:http://bit.ly/LPP-Kalselatau pindai kode di samping dengan aplikasi QR atau barcode scanner
Laporan Perekonomian Kalsel
II LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Visi Bank Indonesia
Nilai-nilai StrategisOrganisasi Bank Indonesia
Misi Bank Indonesia
Menjadi Bank Sentral Digital Terdepan yang Berkontribusi Nyata Terhadap Perekonomian Nasional dan Terbaik di antara Negara Emerging Markets untuk Indonesia Maju
1. Kejujuran dan integritas (trust and integrity);
2. Profesionalisme (professionalism);
3. Keunggulan (excellence);
4. Mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan
5. Koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendorong pembiayaan ekonomi nasional.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif.
Visi, Misi, & Nilai-nilai Strategis
IIILAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Visi Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan
Misi Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan
Menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang kredibel dalam mendukung kebijakan Bank Indonesia dan berkontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
Visi & Misi
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan
IV LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat-Nya Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan dapat mempublikasikan Laporan Perekonomian
Provinsi (LPP) Kalimantan Selatan triwulan IV 2021, sebagai perwujudan dari komitmen kami untuk
memperkuat akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia di daerah, sebagaimana diamanatkan oleh
UU Bank Indonesia. LPP dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia Provinsi setelah Rapat
Dewan Gubernur (RDG) yang membahas Ekonomi dan Keuangan Daerah.
Laporan ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu: (i) merupakan pandangan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan terhadap dinamika perekonomian di Kalimantan Selatan; (ii)
menyajikan informasi terkini mengenai kondisi makroekonomi, keuangan Pemerintah Daerah (Pemda),
stabilitas sistem keuangan, inflasi, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan serta
prospek perekonomian Kalimantan Selatan ke depan untuk mendukung pembentukan ekspektasi
masyarakat yang menjadi pertimbangan penting dalam perumusan berbagai kebijakan di Bank
Indonesia; (iii) sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Perwakilan Bank
Indonesia di Kalimantan Selatan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai
berbagai pertimbangan yang melandasi keputusan kebijakan moneter, makroprudensial dan
sistem pembayaran yang ditempuh Bank Indonesia; dan (iv) menjadi referensi penting bagi seluruh
stakeholders dalam melakukan perumusan kebijakan dan keputusan ekonominya.
Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami perbaikan, dan melanjutkan pertumbuhan
positif di triwulan IV 2021. Perekonomian tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III
2021 yang tumbuh sebesar 4,88% (yoy). Dari sisi penawaran, perbaikan antara lain didorong oleh
peningkatan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, Akomodasi Makan dan Minum, Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, Jasa
Perusahaan, serta Informasi dan Komunikasi. Dari sisi pengeluaran, terutama didorong oleh konsumsi
rumah tangga (RT) dan pemerintah, serta investasi sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus
berlanjut, peningkatan aktivitas usaha dan mobilitas masyarakat ditengah pandemi COVID-19
yang sedikit melandai di periode tersebut. Untuk keseluruhan tahun 2022, pertumbuhan ekonomi
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Peningkatan perekonomian tersebut ditopang
oleh perbaikan ekonomi global dan domestik yang berlangsung secara gradual, seiring berlanjutnya
program vaksinasi COVID-19.
VLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kata Pengantar
Banjarmasin, Februari 2022KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Imam SubarkahDirektur
Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55% (yoy),
relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy), terutama didorong oleh kelompok makanan,
minuman, dan tembakau, diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta
kelompok pakaian dan alas kaki. Sementara itu, Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan terhadap perekonomian karena
pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2, serta booster yang mulai dilaksanakan ditengah peningkatan
penyebaran varian Omicron pada Februari-awal Maret 2022. Inflasi diprakirakan meningkat didorong
oleh Perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Imlek dan Isra Mi’raj, dan meningkatnya harga
sejumlah komoditas utama Kalimantan yang mendorong kenaikan pendapatan masyarakat antara
lain batubara, migas, dan CPO. Untuk keseluruhan tahun 2022, inflasi diperkirakan lebih tinggi dari
tahun 2021, namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy). Peningkatan
inflasi terutama didorong prakiraan kondisi ekonomi yang semakin membaik didukung program
vaksinasi yang terus berlanjut serta kenaikan harga komoditas internasional dan perbaikan daya beli
masyarakat.
Selanjutnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan ini. Kami berharap hubungan kemitraan strategis yang terjalin baik selama
ini dapat terus dan bahkan lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga senantiasa
mengharapkan kritikan, masukan dan saran dalam rangka peningkatan kualitas laporan ini, sehingga
dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kesuksesan kepada kita
semua dalam upaya mengembangkan ekonomi Kalimantan Selatan guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat menuju Indonesia maju.
.
TTD
VI LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Visi, Misi, & Nilai Strategis II
Visi dan Misi KPw Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan III
Kata Pengantar IV
Daftar Isi VI
Daftar Grafik VIII
Daftar Tabel X
Cakupan Pembahasan XII
Infografik Perekonomian XIII
Tabel Indikator XIV
Ringkasan Eksekutif XVII
Lampiran 79
Daftar Istilah 81
Tim Penyusun 83
1.1 Sisi Penawaran: Sektor Utama Ekonomi 4
1.1.1 LU Pertanian 4
1.1.2 LU Pertambangan 6
1.1.3 LU Industri Pengolahan 7
1.1.4 LU Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) 9
1.2 Sisi Permintaan 10
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga (RT) 10
1.2.2 Konsumsi Pemerintah 11
1.2.3 Investasi (Pembentukan Modal TetapBruto/PMTB) 11
1.2.4 Ekspor 13
1.2.5 Impor 15
BOKS 1 Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional 17
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
Bab I 1
Daftar Isi
2.1 Realisasi Pendapatan Daerah 23
2.2 Realisasi Belanja Daerah 25
Keuangan PemerintahBab II 21
3.1 Perkembangan Inflasi 31
3.2 Inflasi Tahunan (YOY) 32
3.3 Arah Perkembangan Inflasi Triwulan I 2022 33
3.4 Pengendalian Inflasi Daerah 36BOKS 2 Penelitian Komoditas/Produk/Jenis
Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021
39
Perkembangan Inflasi DaerahBab III 29
VIILAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
5.1 Perkembangan Transaksi Melalui RTGS, SKN, dan APMK 59
5.2 Elektronifikasi Transaksi Keuangan 60
5.3 Pengelolaan Uang Rupiah 62
5.3.1 Aliran Uang Kartal 62
5.3.2 Kegiatan Layanan Sistem Pembayaran 62
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan PengelolaanUang Rupiah
Bab V 57
4.1 Pembiayaan Daerah 45
4.1.1 Pembiayaan Rumah Tangga 45
4.1.2 Pembiayaan Korporasi 17
4.1.3 Total Aset dan Intermediasi Perbankan 50
4.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM 53
4.2.1 Rasio Kredit UMKM 53
4.2.2 Penyaluran Kredit UMKM 53
4.2.3 Peningkatan Akses Keuangan UMKM 55
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Bab IV 43
6.1 Ketenagakerjaan 67
6.2 Kesejahteraan 69
6.2.1 Daya Beli Masyarakat 69
6.2.2 Nilai Tukar Petani 69
6.2.3 Indeks Pembangunan Manusia 71
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Bab VI 65
7.1 Prakiraan Kondisi Makro Ekonomi 75
7.2 Prakiraan Inflasi 76
Prospek PerekonomianBab VII 73
VIII LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Daftar Grafik
Grafik 1.1Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional 3
Grafik 1.2Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Sisi Sektoral 3
Grafik 1.3
Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Sektor Pertambangan dan Non Pertambangan 3
Grafik 1.4 Produksi Padi Triwulan IV 2021 5
Grafik 1.5 Luas Panen Padi Triwulan IV 2021 5
Grafik 1.6 Luas Tanam Padi Triwulan IV 2021 5
Grafik 1.7 Produksi Karet Triwulan IV 2021 5
Grafik 1.8Penjualan Domestik Karet Triwulan IV 2021 5
Grafik 1.9Penjualan Ekspor Karet Triwulan IV 2021 6
Grafik 1.10Produksi Batubara Kalimantan Selatan 6
Grafik 1.11Perkembangan Volume Ekspor Batubara 6
Grafik 1.12Negara Tujuan Ekspor Batubara Berdasarkan Volume 7
Grafik 1.13 Pasokan Batubara Tiongkok 7
Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor CPO 7
Grafik 1.15Perkembangan Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan 8
Grafik 1.16
Perkembangan Harga Komoditas Industri Pengolahan Kalimantan Selatan 8
Grafik 1.17 Perkembangan Harga Minyak Nabati 8
Grafik 1.18Perkembangan Indeks Penjualan Eceran 9
Grafik 1.19Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang 9
Grafik 1.20 Perkembangan Penumpang Udara 9
Grafik 1.21 Survei Konsumen 10
Grafik 1.22
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, Penghasilan Konsumen, dan Konsumsi Durable Goods 10
Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Konsumsi 11
Grafik 1.24Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Industri 12
Grafik 1.25Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri 13
Grafik 1.26Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Batubara 13
Grafik 1.27Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri CPO 13
Grafik 1.28Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Karet Alam & Olahan 14
Grafik 1.29Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Komoditas 14
Grafik 1.30Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Negara Tujuan 14
Grafik 1.31Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 14
Grafik 1.32Pertumbuhan Volume Impor Luar Negeri 15
Grafik 2.1Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Triwulan IV 2021 24
Grafik 2.2Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Triwulan IV 2021 26
Grafik 2.3Realisasi Belanja APBD se-Kalimantan Selatan per Sektor 27
Grafik 3.1Komposisi Inflasi Kalimantan Selatan Tahunan (yoy) menurut Kelompoknya 31
Grafik 3.2Perbandingan Inflasi se-Kalimantan Triwulan IV 2021 31
Grafik 3.3Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan (qtq) 31
Grafik 4.1 Distribusi Kredit Konsumsi 45
Grafik 4.2Pertumbuhan Kredit Konsumsi Berdasarkan Jenisnya 45
Grafik 4.3Pertumbuhan dan NPL Kredit Konsumsi 46
Grafik 4.4Persentase Penggunaan Penghasilan RT 46
IXLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Daftar Grafik
Grafik 4.5Indeks Penghasilan Konsumen & Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini 47
Grafik 4.6 Komposisi Kredit Korporasi 47
Grafik 4.7Pertumbuhan Kredit Lapangan usaha Ekonomi Utama 47
Grafik 4.8NPL Kredit Lapangan Usaha Ekonomi Utama 48
Grafik 4.9Asset T/O dan Inventory T/O Korporasi 49
Grafik 4.10Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) 49
Grafik 4.11Debt to Equity Ratio (DER) dan TA/TL Rasio 49
Grafik 4.12 Current Ratio (CR) Korporasi 50
Grafik 4.13 Pertumbuhan Aset, DPK dan Kredit 50
Grafik 4.14 Pertumbuhan DPK 50
Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit 51
Grafik 4.16 Pertumbuhan dan NPL Kredit 53
Grafik 4.17Rasio Kredit UMKM terhadap Total Kredit 53
Grafik 4.18Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha 53
Grafik 4.19Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan 54
Grafik 4.20Distribusi Kredit UMKM berdasarkan Lapangan Usaha 54
Grafik 4.21Pertumbuhan Kredit UMKM Lapangan Usaha Utama 54
Grafik 4.22 Pertumbuhan dan NPL Kredit UMKM 54
Grafik 4.23Penyaluran KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Triwulan IV 2021 55
Grafik 4.24Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomi s.d Triwulan IV 2021 55
Grafik 5.1 Transaksi RTGS 59
Grafik 5.2 Transaksi SKNBI 59
Grafik 5.3Proporsi Metode Pembayaran pada E-Commerce 61
Grafik 5.4Proporsi Merchant QRIS Per 31 Desember 2021 61
Grafik 5.5 Aliran Masuk dan Keluar Perkasan 62
Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja 67
Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 67
Grafik 6.3Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 67
Grafik 6.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 68
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Konsumen 69
Grafik 6.6 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 69
Grafik 6.7IPM Provinsi di Kalimantan dan Nasional 70
Grafik 7.1Kondisi Negara Mitra Dagang Tahun 2021 dan Prospek 2022 76
X LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (17 Lapangan Usaha) 4
Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan 10
Tabel 1.3 Proyek Investasi di Kalimantan Selatan 12
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Agregat (Provinsi, Kabupaten dan Kota) Kalimantan Selatan 23
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan 23
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan 24
Tabel 2.4 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan 25
Tabel 2.5 Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan 25
Tabel 2.6 Realisasi Belanja APBD Kabupaten dan Kota Kalimantan Selatan 26
Tabel 2.7 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan 27
Tabel 2.8 Realisasi Program PEN Triwulan IV 2021 28
Tabel 3.1 Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan Per Kelompok 31
Tabel 3.2 Inflasi Kalimantan Selatan Menurut Kelompok 32
Tabel 3.3 Andil inflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021 32
Tabel 3.4 Andil Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021 33
Tabel 3.5 Inflasi Kalimantan Selatan Januari 2022 Menurut Kelompok 34
Tabel 3.6 Inflasi Tahunan Kelompok Pengeluaran 34
Tabel 3.7 Andil Inflasi (mtm) Terbesar Januari 2022 34
Tabel 3.8 Andil Deflasi (mtm) Terbesar Januari 2022 35
Tabel 4.1 Perubahan Tingkat Pendapatan RT 47
Tabel 4.2 Perkembangan DPK di Kalimantan Selatan Secara Spasial 51
Tabel 4.3 Perkembangan Kredit di Kalimantan Selatan Secara Spasial 52
Tabel 4.4 Akses Keuangan Klaster Binaan Bank Indonesia 55
Tabel 4.5 Sebaran Debitur KUR berdasarkan Kabupaten/Kota Triwulan I-2021 56
Tabel 5.1 Data Triwulanan Kas Titipan Triwulan IV 2021 62
Tabel 5.2 Data Triwulanan Penukaran Uang Kartal Triwulan IV 2021 63
Tabel 6.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan 68
Tabel 6.2 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Sektoral 68
Tabel 6.3 Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja 69
Tabel 6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) 70
Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71
Tabel 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy) 78
Tabel 7.2 Prospek Inflasi (%,yoy) 78
XII LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Cakupan Pembahasan
Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan
Selatan pada triwulan terakhir sesuai rilis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Badan Pusat Statistik (BPS) dan
tracking triwulan berjalan pada bulan penerbitan buku ini. Setiap bagian asesmen disertai oleh data dan informasi
penjelas antara lain hasil survei, prompt indicators, hasil liaison, focus group discussion (FGD), informasi anekdotal
dan data-data lain yang relevan.
Bab I Asesmen ringkas terkait evaluasi realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan terakhir mencakup analisis
evaluasi realisasi perkembangan masing-masing komponen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
serta arah pertumbuhan ekonomi triwulan berjalan secara tahunan (yoy), baik dari sisi permintaan
maupun lapangan usaha
Bab II Asesmen perkembangan terkini realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan
APBD Kabupaten/Kota, dengan membandingkan realisasi periode terakhir, berjalan dan keseluruhan
tahun terhadap periode yang sama tahun lalu, disertai faktor-faktor yang memengaruhinya. Serta
perkembangan penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan Selatan.
Bab III Asesmen terkait evaluasi realisasi inflasi triwulan terakhir dan arah perkembangan inflasi triwulan
berjalan berdasarkan realisasi inflasi bulan terakhir, dilengkapi dengan faktor-faktor yang menjadi sumber
penyebab terjadinya inflasi dengan mengedepankan aspek dinamika pasokan, produksi dan distribusi
daerah serta implikasi adanya kebijakan daerah yang berdampak kepada harga-harga. Informasi
mengenai pelaksanaan program pengendalian inflasi daerah juga disajikan dalam Bab ini.
Bab IV Asesmen pembiayaan daerah serta pengembangan akses keuangan dan usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) yang dilengkapi dengan informasi perkembangan intermediasi perbankan termasuk ketahanan
korporasi dan kredit UMKM pada triwulan laporan.
Bab V Asesmen perkembangan penyelenggaraan layanan sistem pembayaran dan pengelolaan uang di Bank
Indonesia dalam rangka menjaga kelancaran transaksi sistem pembayaran, pengembangan layanan
keuangan nontunai, elektronifikasi, penyediaan uang layak edar dan upaya menekan peredaran uang
palsu.
Bab VI Asesmen ketenagakerjaan menggambarkan perkembangan angkatan kerja dan pengangguran serta
asesmen kesejahteraan antara lain mencakup Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
berdasarkan data rilis resmi.
Bab VII Prospek perekonomian daerah mencakup prakiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi satu triwulan
kedepan dan secara tahunan (yoy) untuk keseluruhan tahun berjalan
XIIILAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
InfografikPerekonomian
3,41%
Realisasi BelanjaTriwulan IV 2021
Realisasi PendapatanTriwulan IV 2021
Realisasi pendapatan dan belanja Pemerintah �Provinsi Kalimantan Selatan lebih baik dan sesuai target.
KEUANGAN DAERAH
Pemprov Pemkab/PemkotSatuan dalam Triliun Rupiah
5,60
11,64 6,4
9 18,33
5,93 16,33
12,126,6
0 19,92
7,30
20182017 2019 2020 2021
7,04
18,88
5,66
10,285,8
710
,39 6,63 18
,475,7
3 17,49
20182017 2019 2020 2021
Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi RT dan investasi. Dari sisi sektoral, peningkatan didorong oleh peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan dan LU PHR.
Inflasi Kalimantan Selatan tetap terkendali dan stabil.
PERTUMBUHAN EKONOMI
INFLASI
OUTLOOK PEREKONOMIAN
INFLASI IHK 2,56%(yoy)
2022 2021
Peningkatan konsumsi RT didorong perbaikan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat seiring kasus �COVID-19 yang mulai melandai.
Ind. pengolahan yang meningkat terutama bersumber dari perbaikan permintaan domestik, yaitu biodiesel didukung operasional pabrik B30 di Kab. Tanah Bumbu.
Konsumsi RT Ind. Pengolahan
Tw III2021 2,55%
(yoy)
Tw IV2021
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
Kelancaran sistem pembayaran tetap terjaga, baik tunai maupun non tunai.
SISTEM PEMBAYARAN & PUR
10,51% Rp 8,26(yoy) Triliun
KLIRING
42,48% Rp 43,60(yoy) Triliun
RTGS
APMK
KARTU KREDIT
Volume TransaksiTunai
Volume TransaksiOnline
11,15 Ribu 104,06 Ribu
JumlahKartu
NominalTransaksi
3,88 Juta Rp 846,32 M
ATM DEBIT
Kondisi kesejahteraan dan ketenagakerjaan relatif terjaga.KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan(6 Bulan Mendatang)
131,47 115,00TW III 2020 TW IV 2021
Indeks Penghasilan Konsumen(6 Bulan Mendatang)
149,83 125,42TW III 2020 TW IV 2021
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
70,91 71,282020 2021
Tingkat Pengangguran Terbuka
4,74 4,95Ags 2020 Ags 2021
Nilai Tukar Petani(NTP)
107,89 110,80TW III 2020 TW IV 2021
Investasi meningkat didorong oleh realisasi PMA dan PMDN yang lebih tinggi sejalan dengan proses pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Kinerja PHR meningkat sejalan dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas yang membaik pasca pelonggaran level PPKM seiring kasus COVID-19 yang mulai melandai.
Investasi PHR
4,39% - 5,19%
P E N D O RO N GP E N A H A N
Minyak Goreng
Pepaya
Nasi Dengan Lauk
(yoy)37,79%
(yoy)182,42%
(yoy)7,06%
Angkutan Udara
Daging Ayam Ras
Bawang Merah
(yoy)-10,78%
(yoy)-5,50%
(yoy)-29,00%
3,0 ± 1%
(yoy)
(yoy)1,06 (yoy)15,65%
(yoy)5,49%(yoy)
Fungsi intermediasi perbankan mengalami peningkatan.
SISTEM KEUANGAN DI DAERAH
Aset Kredit DPK NPL
Tw III2021
Tw IV2021
Tw III2021
Tw IV2021
Tw III2021
Tw IV2021
Tw III2021
Tw IV2021
6,69%
13,47
%
1,50%
9,11%
13,80
%
16,30
%
2,96%
2,08%
RISIKO• Pemulihan ekonomi negara mitra terbatas.
• Peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron.
• Faktor cuaca dan kendala logistik.
• Ketidakpastian ekonomi global.
92,10% 80,44%
Rp 0,65 Triliun
Net Intflow
Rp 2,91 Triliun
Outflow
Rp 2,26 Triliun
Inflow
Pengelolaan Uang Rupiah
Tw I 2020 Tw II 2020 Tw IV 2020 Tw I 2021Tw III 2020 Tw II 2021 Tw III 2021 Tw IV 2021
4,09
-2,864,93
-2,94 -1,18
4,58 4,88 5,55
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan melanjutkan tren peningkatan hingga triwulan IV 2021. Dari sisi pengeluaran terutama bersumber dari konsumsi RT serta investasi dan dari sisi lapangan usaha terutama didorong LU Industri Pengolahan dan LU PHR. Sementara itu inflasi tetap terkendali diikuti dengan stabilitas keuangan yang membaik, serta kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai.
XIV LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Tabel Indikator
INDIKATOR2020 2021
2019 2020 2021
Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV
Pertumbuhan PDRB Harga Konstan (%,yoy)
-1,81% 3,48% 4,28% 4,19% 4,02% 3,85% 4,06% -2,92% -4,99% -2,93% -1,22% 4,55% 4,92% 5,55%
PDRB Harga Konstan 130.866 135.413 31.039 33.195 35.015 34.069 32.301 32.227 33.266 33.072 31.907 33.693 34.902 34.910
Pertanian 18.391 18.607 3.687 5.113 5.719 4.086 3.850 4.998 5.482 4.061 3.815 5.045 5.613 4.134
Pertambangan dan Penggalian 31.920 33.295 8.197 8.135 8.425 8.658 8.208 7.676 7.655 8.381 7.807 8.133 8.518 8.837
Industri Pengolahan 16.299 17.314 3.993 4.042 4.324 4.509 4.211 3.933 3.973 4.182 4.230 4.060 4.187 4.836
Listrik, Gas, dan Air Bersih 737 773 167 173 178 179 175 181 187 192 183 189 196 206
Bangunan 10.075 10.364 2.350 2.465 2.672 2.719 2.441 2.450 2.551 2.634 2.404 2.504 2.709 2.747
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 14.601 14.924 3.461 3.698 3.918 3.987 3.676 3.551 3.668 3.706 3.605 3.737 3.673 3.910
Pengangkutan dan Komunikasi 13.284 13.823 3.143 3.301 3.411 3.484 3.357 3.203 3.322 3.402 3.377 3.405 3.472 3.569
Keuangan, Persewaan, dan Jasa 8.267 8.514 1.979 2.004 2.050 2.075 2.089 2.017 2.070 2.090 2.105 2.128 2.157 2.124
Jasa 17.292 17.799 4.061 4.263 4.318 4.371 4.293 4.218 4.358 4.423 4.381 4.493 4.379 4.546
Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku(%, yoy)
-0,88% 7,49% 5,37% 5,43% 4,39% 5,93% 6,05% -2,57% -4,35% -1,92% 0,61% 8,45% 9,28% 11,49%
PDRB Harga Berlaku 179.151 192.577 41.773 45.020 47.575 46.369 44.301 43.864 45.507 45.479 44.571 47.569 49.733 50.704
Pertanian 25.786 26.828 5.121 7.110 7.981 5.741 5.428 6.917 7.665 5.777 5.463 7.249 8.048 6.068
Pertambangan dan Penggalian
32.760 37.309 8.417 8.269 8.456 8.666 8.618 7.822 7.750 8.569 8.262 8.854 9.698 10.494
Industri Pengolahan 24.215 26.863 5.801 5.884 6.328 6.623 6.264 5.796 5.867 6.289 6.430 6.241 6.495 7.696
Listrik, Gas, dan Air Bersih
1.081 1.150 241 251 258 261 256 266 276 283 272 280 291 307
Bangunan 14.803 15.742 3.419 3.596 3.904 3.991 3.569 3.589 3.748 3.897 3.591 3.775 4.132 4.243
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
22.578 23.804 5.225 5.639 6.003 6.129 5.645 5.467 5.663 5.804 5.705 5.955 5.871 6.273
Pengangkutan dan Komunikasi
18.829 19.703 4.471 4.740 4.901 5.036 4.802 4.503 4.697 4.827 4.775 4.860 4.952 5.116
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
12.232 12.989 2.881 2.930 3.006 3.062 3.097 2.971 3.053 3.110 3.166 3.233 3.302 3.288
Jasa 26.867 28.188 6.196 6.601 6.739 6.858 6.622 6.534 6.788 6.923 6.907 7.121 6.942 7.218
IHK Kalimantan Selatan
106,77 109,49 135,79 138,67 138,63 139,92 105,12 105,33 104,98 106,77 107,24 107,63 107,67 109,49
Inflasi Kalimantan Selatan (%, yoy) 1,68 2,55 3,08 4,01 4,05 4,01 2,81 1,14 1,04 1,68 2,02 2,19 2,56 2,55
IHK Banjarmasin 106,70 109,41 135,92 138,87 138,95 140,15 104,87 105,11 104,80 106,70 107,09 107,44 107,45 109,41
Inflasi Banjarmasin (%, yoy) 1,67 2,54 3,19 4,17 4,29 4,15 2,51 0,87 0,87 1,67 2,12 2,22 2,52 2,54
IHK Tanjung 106,78 109,38 134,13 135,95 134,37 136,80 105,91 106,16 105,30 106,78 107,38 108,03 108,13 109,38
Inflasi Tanjung (%, yoy) 2,06 2,43 1,68 1,71 0,98 2,15 3,91 2,85 2,47 2,06 1,39 1,76 2,69 2,43
IHK Kotabaru 107,41 110,29 - - - - 106,78 106,69 106,40 107,41 108,51 109,04 109,32 110,29
Inflasi Kotabaru(%, yoy) 1,43 2,68 - - - - 4,76 2,26 1,51 1,43 1,62 2,20 2,74 2,68
Sumber: BPS Kalsel (diolah)
I. Inflasi dan PDRBDalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain
XVLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Tabel Indikator
Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain
INDIKATOR2019 2020 2021
2019 2020 2021
Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV
Transaksi RTGS 141.315 117.679 171.016 32.616 31.012 42.862 34.824 29.974 25.099 32.003 30.603 34.961 43.561 48.891 43.602
Pertumbuhan RTGS (%) 48,02 -16,73 45,32 15,87 -2,71 49,89 4,45 -8,10 -19,07 -25,33 -12,12 16,64 73,56 52,77 42,48
Transaksi Kliring 26.590 27.700 28.358 5.938 5.916 6.905 7.831 7.016 6.344 6.863 7.478 6.432 6.732 6.931 8.264
Pertumbuhan Kliring (%) 1,66 4,17 2,37 -6,10 -8,83 -3,80 10,99 18,14 7,23 -0,61 -4,51 -8,33 6,12 0,99 10,51
Aliran Uang Masuk 14.461 11.753 12.904 3.812 4.195 3.638 2.816 3.988 2.777 2.806 2.182 4.155 3.544 2.941 2.263
Aliran Uang Keluar 9.227 8.218 8.634 1.294 3.487 1.930 2.516 1.311 2.433 1.727 2.748 951 3.041 1.728 2.914
Aliran Uang Masuk Neto 5.234 3.534 4.270 2.517 708 1.708 300 2.677 344 1.079 -566 3.204 503 1.214 -651
III. Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Sumber: Bank Indonesia
INDIKATOR2019 2020 2021
Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV
Total Asset(Rp Miliar) 69.339 72.204 74.138 71.335 68.883 70.183 71.943 70.552 72.481 74.313 76.754 80.056
(%, yoy) 5,44 8,65 9,84 2,91 (0,66) (2,80) (2,96) (1,10) 5,22 5,89 6,69 13,47
DPK(Rp Miliar) 50.940 52.741 54.057 51.219 52.785 54.205 55.961 54.529 56.413 57.671 63.685 63.416
(%, yoy) 8,07 10,62 10,64 2,08 3,62 2,78 3,52 6,46 6,87 6,39 13,80 16,30
Giro(Rp Miliar) 10.052 10.314 10.740 9.442 9.560 10.311 11.029 9.833 11.646 11.221 14.579 13.026
(%, yoy) 16,84 22,05 13,90 4,00 -4,89 -0,04 2,70 4,15 21,83 8,83 32,18 32,47
Tabungan(Rp Miliar) 26.327 27.319 27.830 28.987 28.032 28.505 28.991 30.550 29.812 31.475 33.407 34.236
(%, yoy) 3,66 5,08 5,78 4,80 6,48 4,34 4,17 5,39 6,35 10,42 15,23 12,07
Deposito(Rp Miliar) 14.561 15.107 15.487 12.795 15.198 15.396 15.941 14.146 14.872 14.975 15.689 16.154
(%, yoy) 10,86 14,21 18,03 -4,78 4,37 1,91 2,93 10,56 -1,59 -2,74 -1,58 14,19
Kredit (L. Proyek)
(Rp Miliar) 64.941 66.159 67.991 68.830 67.896 64.279 66.097 65.964 67.274 69.395 67.086 71.971
(%, yoy) 7,73 6,18 5,02 4,98 4,55 (2,84) (2,78) (4,16) (0,92) 7,96 1,50 9,11
Modal Kerja(Rp Miliar) 23.288 23.816 25.004 23.945 22.641 21.563 22.644 22.229 23.854 25.034 24.282 28.075
(%, yoy) 5,76 1,78 4,46 -1,39 -2,78 -9,46 -9,44 -7,17 5,36 16,10 7,23 26,30
Investasi(Rp Miliar) 18.894 19.311 19.603 20.858 21.593 18.988 19.577 19.809 19.492 20.296 18.582 19.381
(%, yoy) 12,56 12,63 4,82 12,40 14,28 -1,67 -0,14 -5,03 -9,73 6,89 -5,08 -2,16
Konsumsi (Rp Miliar) 22.759 23.031 23.383 24.027 23.661 23.728 23.877 23.926 23.929 24.065 24.222 24.515
(%, yoy) 5,98 5,82 5,80 5,71 3,96 3,02 2,11 -0,42 1,13 1,42 1,45 2,46
LDR - Lokasi Proyek
127,5% 125,4% 125,8% 134,4% 128,6% 118,6% 118,1% 121,0% 119,3% 120,3% 105,4% 113,5%
NPL (gross) 3,03% 2,93% 3,78% 2,88% 3,26% 3,62% 3,44% 3,25% 3,28% 3,10% 2,96% 2,08%
II. Stabilitas Sistem Keuangan Daerah
Sumber: LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral
Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain
XVI LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Ringkasan Umum
Ringkasan Eksekutif
Foto : Tambang Batubara, Kalimantan Selatan
XVII
Ringkasan Eksekutif
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATANPertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan kembali melanjutkan pertumbuhan
positif pada triwulan IV 2021. Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021
yang tumbuh 4,88% (yoy). Dari sisi penawaran, perbaikan ekonomi terutama
didorong oleh peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan
dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Dari sisi permintaan, pertumbuhan
ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi RT, konsumsi Pemerintah, dan investasi.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHSecara agregat, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan baik secara
nominal maupun persentase dibanding realisasi triwulan IV 2020. Penurunan
ini terutama dipicu oleh penurunan realisasi pendapatan transfer yang terjadi di
level provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan refocusing anggaran guna
penanganan COVID-19. Dari sisi belanja, realisasi belanja Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat
juga mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen belanja, seperti belanja
operasional, belanja modal, belanja tak terduga, dan dana transfer Pemerintah
Daerah (Pemda) khususnya di level kabupaten/kota.
PERKEMBANGAN INFLASISecara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga
sebesar 2,55% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy).
Sementara itu, secara triwulanan, pada triwulan IV 2021, Kalimantan Selatan
mengalami inflasi sebesar 1,69% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan III 2021
yang mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021
terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pakaian
dan alas kaki.
Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
IV 2021 sejalan dengan perbaikan mobilitas dan keyakinan masyarakat terhadap
kondisi perekonomian. Hal ini didukung pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2
serta booster yang mulai dilaksanakan di tengah peningkatan varian Omicron
pada Februari dan awal Maret 2022. Inflasi diprakirakan meningkat didorong oleh
Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj) dan kenaikan harga sejumlah komoditas
utama Kalimantan Selatan yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat.
.
XVIII LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Ringkasan Eksekutif
PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
Pada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perbaikan.
Penyaluran kredit melanjutkan pertumbuhan positif, didukung dengan kualitas kredit
yang meningkat. Hal ini didorong oleh peningkatan kinerja kredit pada seluruh
jenis penggunaan sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis yang membaik pasca
pelonggaran PPKM di tengah kasus COVID-19 yang mulai melandai. Kredit konsumsi
tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,45%
(yoy), terutama bersumber dari peningkatan kinerja kredit Multiguna dan perbaikan
kontraksi Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sejalan dengan perpanjangan stimulus
kredit otomotif hingga akhir tahun 2021. Selain itu, penyaluran kredit korporasi juga
meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kredit di lapangan usaha utama, yaitu
LU Pertambangan dan LU Pertanian yang masing-masing tumbuh 44,67% (yoy) dan
14,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 26,82%
(yoy) dan –5,22% (yoy). Perbaikan kinerja intermediasi perbankan juga ditopang oleh
kualitas kredit yang membaik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang
menurun, dari 2,96% menjadi 2,08%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, kredit
UMKM juga mengalami pertumbuhan positif diikuti kualitas kredit yang meningkat.
Bank Indonesia juga terus mendukung pengembangan UMKM baik dari sisi peningkatan
produksi, pemasaran, dan akses keuangan, melalui berbagai penyelenggaraan program
UMKM bekerja sama dengan stakeholders terkait.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHTransaksi melalui Sistem Kliring Nasional (SKNBI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 baik secara volume dan nominal meningkat dibanding triwulan
sebelumnya, namun dari sisi transaksi melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) terjadi
penurunan. Di sisi lain, transaksi dengan menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK) dan transaksi online mengalami peningkatan sejalan dengan kebijakan Bank
Indonesia untuk mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah terutama di
masa pandemi. Peningkatan transaksi non tunai juga didukung oleh peningkatan jumlah
merchant dan pengguna Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Kalimantan
Selatan, serta peningkatan transaksi melalui e-commerce dengan dominasi metode
pembayaran melalui uang elektronik. Sementara itu, aliran uang kartal pada triwulan
IV 2021 mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow) didorong oleh peningkatan
kebutuhan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan
Tahun Baru. Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah di wilayah Kalimantan Selatan
terus berupaya mendorong imlplementasi elektronifikasi transaksi pemerintah di daerah
untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas serta peningkatan pendapatan
daerah melalui penyusunan rencana kerja Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah
(TP2DD).
XIXLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Ringkasan Eksekutif
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 mengalami perbaikan dibandingkan
periode yang sama tahun 2020. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia
menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja mengalami perbaikan, sejalan dengan
peningkatan Indeks Penghasilan pada Survei Konsumen Bank Indonesia. Pada triwulan
IV 2021, Indeks Penghasilan meningkat menjadi 107,50 dari 73,30 pada triwulan IV
2020. Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional oleh BPS, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan pada semester II 2021 mengalami
penurunan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan peningkatan
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan
Selatan pada triwulan IV tercatat sebesar 110,80 meningkat secara tahunan 6,81% (yoy)
atau 2,70% (qtq). Peningkatan NTP secara tahunan didorong oleh peningkatan indeks
harga yang diterima petani (IT) yang lebih tinggi dibanding indeks harga yang diterima
petani (IB), masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05% (yoy). Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 71,28
meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan
bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) dan
pengetahuan terkait Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di
tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita) yang sedikit menurun.
PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATANSecara keseluruhan 2022, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan diprakirakan lebih
tinggi dibandingkan tahun 2021. Hal ini didukung oleh perbaikan ekonomi global dan
domestik secara gradual, seiring program vaksinasi COVID-19 yang terus berlanjut.
Investasi diprakirakan meningkat baik investasi bangunan maupun nonbangunan
didorong realisasi beberapa proyek investasi existing dan proyek konstruksi baru. Ekspor
diprakirakan meningkat, didorong peningkatan permintaan komoditas utama, terutama
batubara dan crude palm oil (CPO), sejalan dengan pemulihan ekonomi negara mitra
dagang utama. Perbaikan perekonomian global dan domestik serta peningkatan kinerja
ekspor tersebut diprakirakan akan meningkatkan kinerja kinerja LU utama, yaitu LU
Pertanian, LU Pertambangan, dan LU Industri Pengolahan. Sejalan dengan prospek
perbaikan perekonomian tersebut, inflasi Kalimantan Selatan pada 2022 diprakirakan
lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, namun masih berada pada rentang sasaran inflasi
nasional sebesar 3±1% (yoy). Peningkatan inflasi sejalan dengan pemulihan ekonomi
yang didorong oleh vaksinasi yang diprakirakan semakin meningkat dan kasus COVID-19
yang diprakirakan semakin melandai sehingga berdampak pada peningkatan konsumsi
dan perbaikan iklim usaha. Ke depan, sinergi Bank Indonesia dan Pemerintah serta
instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Kalimantan
Selatan akan terus diperkuat guna memastikan pencapaian inflasi dalam rentang sasaran
yang mendukung proses perbaikan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pada triwulan IV 2021, perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 4,88% (yoy). Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami perbaikan, dan melanjutkan pertumbuhan positif di triwulan IV 2021. Perekonomian tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 4,88% (yoy).
Dari sisi penawaran, perbaikan terutama didorong oleh peningkatan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, Akomodasi Makan dan Minum, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, Jasa Perusahaan, serta Informasi dan Komunikasi
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
BAB I
BAB I
2
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Dari sisi pengeluaran, terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga dan pemerintah, serta investasi sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, peningkatan aktivitas usaha dan mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang sedikit melandai di periode tersebut
Untuk keseluruhan 2022, pertumbuhan ekonomi diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Peningkatan perekonomian tersebut ditopang oleh perbaikan ekonomi global dan domestik yang berlangsung secara gradual, seiring program vaksinasi COVID-19 yang masih terus berlanjut.
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
3 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pada triwulan IV 2021, perekonomian Provinsi
Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,55% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang
tumbuh 4,88% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi wilayah
Kalimantan dan Nasional (Grafik 1.1). Perekonomian
wilayah Kalimantan di triwulan IV 2021 tumbuh
4,31% (yoy) melambat dibandingkan dengan 4,54%
(yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara itu,
perekonomian nasional mengalami peningkatan
menjadi 5,02% (yoy) dari 3,51% (yoy) pada triwulan
sebelumnya.
Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan
ekonomi bersumber dari kinerja LU Industri
Pengolahan dan LU Perdagangan, Hotel, dan
Restoran (PHR) ditengah perlambatan kinerja
LU Pertanian dan Pertambangan. Perbaikan
kinerja LU Industri Pengolahan didorong peningkatan
produksi biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu dalam
upaya pemenuhan realisasi target produksi biodiesel
di tahun 2021. Perbaikan kinerja LU PHR didorong
oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas
ekonomi menjelang HKBN Nataru. Sementara itu,
LU Pertanian mengalami perlambatan dipengaruhi
oleh penurunan produksi padi pasca puncak panen
pada triwulan III 2021 dan produksi TBS yang relatif
stagnan. Kinerja LU Pertambangan juga lebih rendah
dari triwulan sebelumnya didorong oleh penurunan
produksi dan realisasi ekspor batubara di tengah
stok dan produksi domestik negara mitra utama
yaitu Tiongkok dan India yang masih mencukupi
untuk pemenuhan aktivitas industri dalam negerinya,
sehingga mengurangi permintaan (impor) batubara
dari Indonesia pada triwulan IV 2021.
Dari sisi permintaan, peningkatan didorong
oleh perbaikan kinerja Konsumsi Rumah
Tangga, Konsumsi Pemerintah, dan Investasi.
Kinerja Konsumsi Rumah Tangga pada triwulan IV
2021 mengalami peningkatan didorong aktivitas
dan mobilitas masyarakat yang membaik pasca
pelonggaran level PPKM seiring kasus COVID-19
yang melandai pada periode tersebut. Kondisi ini
turut mendorong perbaikan consumer confidence di
masyarakat, terutama dalam menyambut perayaan
HBKN Natal dan Tahun Baru. Peningkatan kinerja
Konsumsi Pemerintah didorong oleh realisasi belanja
modal seiring peningkatan pembangunan beberapa
proyek infrastruktur dan berbagai kebijakan/insentif
dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Kinerja
Investasi mengalami peningkatan didorong realisasi
�8
�6
�4
�2
0
2
4
6
8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021
% YOY
NASIONAL KALSEL KALIMANTAN
NASIONALKALSEL
KALIMANTAN
3,514,884,54
5,025,554,31
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional
�10
�5
0
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOY
PDRB TAMBANG INDUSTRI PERTANIAN PHR KONSTRUKSI
PDRBTAMBANG
INDUSTRI
5,555,46
15,65
4,8811,155,39
Tw III2021
Tw IV2021
PERTANIANPHR
KONSTRUKSI
1,785,494,33
2,380,156,19
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Sisi Sektoral
�10
�5
0
5
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOY
PDRBTAMBANG
NON TAMBANG
5,555,465,58
4,8811,153,01
Tw III2021
Tw IV2021
PDRB TAMBANGAN NON TAMBANG
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.3 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Sektor Pertambangan dan Non Pertambangan
BAB I
4
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PMA dan PMDN yang lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini juga
tercermin dari impor barang modal yang membaik
meskipun masih mengalami kontraksi. Namun kinerja
ekspor mengalami perlambatan terutama batubara
dan CPO akibat kendala sisi produksi. Hal ini sejalan
dengan melambatnya impor mesin dan peralatan,
terutama material untuk alat berat.
Secara keseluruhan 2021, perekonomian
Provinsi Kalimantan Selatan tumbuh 3,48%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2020
yang terkontraksi 1,82% (yoy) (tabel 1.1). Hal
ini didukung oleh perbaikan ekonomi global dan
domestik secara gradual, seiring penanganan pandemi
COVID-19 yang mendorong perbaikan permintaan
global dan domestik. Kinerja Investasi meningkat baik
investasi bangunan maupun nonbangunan didorong
realisasi beberapa proyek investasi existing dan proyek
konstruksi baru seiring implementasi Undang-Undang
Cipta Kerja (UUCK)1 dan Online Single Submission 1 Berdasarkan amar putusan MK, menyatakan bahwa UUCK
inkonstitusional bersyarat dan memberikan tenggat waktu 2 (dua) tahun bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan.
Risk-Based Approach (OSS RBA) yang mendukung
kemudahan dalam proses perizinan kepada investor.
Kinerja ekspor meningkat didorong permintaan
komoditas utama yang lebih tinggi dibandingkan
tahun 2020, khususnya batubara dan CPO, sejalan
dengan pemulihan ekonomi negara mitra dagang
utama.
1.1 SISI PENAWARAN: SEKTOR UTAMA EKONOMI
Dari sisi penawaran, peningkatan ekonomi
Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV
2021 antara lain didorong oleh peningkatan LU
Industri Pengolahan, dan LU Perdagangan, Hotel,
dan Restoran (PHR).
1.1.1 LU PertanianLU Pertanian pada triwulan IV 2021 tumbuh
1,78% (yoy), melambat dibandingkan triwulan
III 2021 yang tumbuh 2,38% (yoy). Perlambatan
Kategori Lapangan Usaha 2017 2018 2019 2020Tw.III-2021 Tw.IV-2021
2021% (yoy) % (yoy) Pangsa (%) SOG
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,09 3,73 3,59 -0,95 2,38 1,78 12,3% 0,22 1,16
B Pertambangan dan Penggalian 4,09 4,11 1,36 -4,44 11,15 5,46 25,3% 1,38 4,35
C Industri Pengolahan 5,69 4,34 1,72 -3,63 5,39 15,65 12,6% 1,98 6,23
D Pengadaan Listrik dan Gas 3,60 7,58 4,72 4,74 2,35 12,28 0,1% 0,02 4,66
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,74 6,83 5,59 5,83 4,91 5,72 0,5% 0,03 5,03
F Konstruksi 5,78 5,89 6,08 -1,29 6,19 4,33 8,0% 0,34 2,87
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,80 7,54 7,42 -3,38 0,41 4,95 9,2% 0,46 2,20
H Transportasi dan Pergudangan 6,86 6,97 5,92 -5,32 2,54 2,86 6,0% 0,17 1,81
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,84 7,01 7,41 -2,02 -1,07 8,00 2,0% 0,16 2,30
J Informasi dan Komunikasi 7,94 6,89 7,33 7,36 7,24 7,72 4,3% 0,33 7,22
K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,00 4,24 1,66 1,37 2,58 -2,22 3,3% -0,07 1,19
L Real Estate 5,14 5,01 5,95 3,88 5,53 5,40 2,4% 0,13 5,29
M,N Jasa Perusahaan 7,14 7,67 7,29 -1,99 7,28 7,32 0,6% 0,04 3,62
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,39 3,77 6,54 0,73 -2,87 0,02 5,4% 0,00 1,49
P Jasa Pendidikan 6,61 7,02 7,54 1,62 -1,43 1,28 4,8% 0,06 1,54
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,56 5,94 5,89 7,51 14,08 13,68 2,0% 0,28 10,89
R,S,T,U Jasa lainnya 6,59 7,38 7,08 -1,46 -0,65 1,71 1,1% 0,02 1,16
Total PDRB 5,28 5,08 4,09 -1,82 4,88 5,55 100% 5,55 3,48
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (17 Lapangan Usaha)
Sumber: BPS Kalsel (diolah), % yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = source of growth
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
5 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LU Pertanian terutama bersumber dari penurunan
produksi padi. Produksi padi pada triwulan IV 2021
terkontraksi 11,70% (yoy), lebih dalam dibanding
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,86%
(yoy) sejalan dengan normalisasi pasca panen pada
triwulan III 2021 (Grafik 1.4). Hal ini sejalan dengan
kontraksi luas panen padi yang lebih dalam pada
triwulan IV 2021 yaitu sebesar 13,68% dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,76% (yoy) (Grafik
1.5). Sementara itu, luas tanam padi terkontraksi
37,11% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan III
2021 yang terkontraksi 6,55% (yoy) (Grafik 1.6).
Perlambatan LU Pertanian tertahan oleh perbaikan
produksi karet dari sebelumnya terkontraksi 3,36%
(yoy) pada triwulan III 2021 menjadi terkontraksi 2,99%
(yoy) pada triwulan IV 2021 (Grafik 1.7). Perbaikan
tersebut didorong harga karet yang lebih baik dan
adanya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB)
yang membuat daya tawar ke pabrik menjadi lebih
kompetitif sehingga petani lebih bergairah dalam
melakukan penyadapan getah karet ditengah curah
hujan yang tinggi. Penjualan domestik karet triwulan
IV 2021 juga tumbuh 24,53% (yoy) lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 4,51%
(yoy) (Grafik 1.8). Sementara itu, volume ekspor karet
-0,86
-11,70
�50
�25
0
25
50
75
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYJUTA TON
PRODUKSI PADI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI �SB. KANAN�
Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)
Grafik 1.4 Produksi Padi Triwulan IV 2021
7,76
-13,68
�50
�25
0
25
50
75
0
50
100
150
200
250
300
I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYRIBU HA
LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN LUAS PANEN PADI �SB. KANAN�
Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)
Grafik 1.5 Luas Panen Padi Triwulan IV 2021
-6,55
-37,11 �50
�25
0
25
50
0
50
100
150
200
250
300
I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYRIBU HA
LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN LUAS TANAM PADI �SB. KANAN�
Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)
Grafik 1.6 Luas Tanam Padi Triwulan IV 2021
-3,36
-2,99
�40
�20
0
20
40
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYRIBU TON
VOLUME PRODUKSI KARET PERTUMBUHAN VOLUME PRODUKSI KARET �SB. KANAN�
Sumber : Gapkindo Kalselteng (diolah)
Grafik 1.7 Produksi Karet Triwulan IV 2021
4,51
24,53
�40
�20
0
20
40
60
80
0
5
10
15
20
25
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
RIBU TON
VOLUME PENJUALAN KARET DOMESTIKPERTUMBUHAN VOLUME PENJUALAN KARET DOMESTIK �SB. KANAN�
Sumber : Gapkindo Kalselteng (diolah)
Grafik 1.8 Penjualan Domestik Karet Triwulan IV 2021
BAB I
6
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
terkontraksi 20,71% (yoy) lebih dalam dibandingkan
triwulan III 2021 yang terkontraksi 17,10%(yoy)
(Grafik 1.9).
Secara keseluruhan 2021, LU Pertanian tumbuh
1,16% (yoy), meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang terkontraksi 0,95% (yoy).
Peningkatan tersebut terutama bersumber dari
peningkatan produksi TBS di tahun 2021 yang lebih
tinggi dari tahun 2020. Hal ini didorong oleh naiknya
permintaan untuk bahan baku biodiesel di Kabupaten
Tanah Bumbu yang pabriknya diresmikan pada bulan
Oktober oleh Presiden Jokowi.
Pada triwulan I 2022, LU pertanian diprakirakan
meningkat didorong oleh produksi TBS dan karet
yang diperkirakan membaik. Perbaikan tersebut
dipengaruhi oleh adanya insentif harga TBS dan getah
karet yang lebih tinggi sejalan dengan permintaan
global dan domestik untuk kebutuhan bahan baku
konsumsi minyak goreng dan biodiesel.
1.1.2 LU PertambanganLU Pertambangan pada triwulan IV 2021 tumbuh
5,46% (yoy), melambat dibandingkan dengan
triwulan III 2021 yang tumbuh 11,15% (yoy).
Perlambatan tersebut dipengaruhi pertumbuhan
produksi batubara yang terkontraksi 5,04% (yoy),
lebih rendah dari pertumbuhan triwulan III 2021
sebesar 9,07% (yoy) (Grafik 1.10). Hal ini dipengaruhi
oleh kendala produksi seperti curah hujan yang tinggi
serta kelangkaan alat berat.
Penurunan produksi batubara berdampak
pada pertumbuhan volume ekspor batubara
yang terkontraksi 1,60% pada triwulan IV 2021
(Grafik 1.11). Pertumbuhan volume ekspor ini lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 37,40% (yoy). Selain faktor dalam negeri,
dari sisi eksternal hal ini dipengaruhi oleh penurunan
permintaan batubara dari Tiongkok dan India. Volume
ekspor batubara ke Tiongkok tumbuh 30,67% (yoy)
pada triwulan IV 2021, lebih rendah dibandingkan
triwulan III 2021 yang tumbuh 172,66% (yoy).
Sementara itu, volume ekspor batubara ke India
pada triwulan IV 2021 terkontraksi 45,92% (yoy)
lebih dalam dibandingkan triwulan III 2021 yang
-17,10
-20,71
�100
�50
0
50
100
150
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYRIBU TON
VOLUME PENJUALAN KARET EKSPORPERTUMBUHAN VOLUME PENJUALAN KARET EKSPOR �SB. KANAN�
Sumber : Gapkindo Kalselteng (diolah)
Grafik 1.9 Penjualan Ekspor Karet Triwulan IV 2021
9,07
-5,04�20
�10
0
10
20
30
40
50
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
RIBU TON
PRODUKSI BATUBARAPERTUMBUHAN PRODUKSI �SB. KANAN�
Sumber : McCloskey, Dirjen Minerba (diolah)
Grafik 1.10 Produksi Batubara Kalimantan Selatan
37,40
-1,60
�40
�20
0
20
40
60
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYJUTA TON
VOLUME EKSPOR BATUBARAPERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR BATUBARA �SB. KANAN�
Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)
Grafik 1.11 Perkembangan Volume Ekspor Batubara
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
7 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
terkontraksi 37,76% (yoy) (Grafik 1.12). Penurunan
volume ekspor batubara didorong oleh peningkatan
pertumbuhan persediaan batubara Tiongkok yang
terkontraksi 9,42% (yoy) pada triwulan IV 2021, lebih
baik dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya
yang terkontraksi 18,06% (yoy) (Grafik 1.13).
Peningkatan produksi domestik Tiongkok dipengaruhi
oleh kebutuhan Industri material dan persiapan stok
batubara dalam menghadapi musim dingin.
Secara keseluruhan 2021, LU Pertambangan
tumbuh 4,35% (yoy), meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya yang terkontraksi 4,44%
(yoy). Peningkatan tersebut terutama bersumber dari
peningkatan produksi batubara yang cukup tinggi
pada triwulan III 2021 sejalan dengan permintaan
global dari mitra ekspor utama yaitu Tiongkok dan
India.
Pada triwulan I 2022, LU pertambangan
diprakirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan
sebelumnya sebagai dampak dari larangan ekspor
selama 10 hari pada awal bulan Januari 2022,
disamping pengaruh faktor cuaca, dan kelangkaan
alat berat. Hal ini sejalan dengan realisasi produksi
dan ekspor batubara yang cukup rendah dibandingkan
dengan data historisnya serta banyaknya perusahaan
batubara yang belum memenuhi DMO dan dicabut
izinnya oleh kementerian ESDM. Namun demikian,
mulai 1 Februari 2022, Pemerintah memutuskan untuk
membuka kembali ekspor batubara bagi perusahaan
yang telah memenuhi kewajiban DMO dan/atau telah
menyampaikan Surat Pernyataan bersedia membayar
denda atau dana kompensasi atas kekurangan DMO
tahun 2021 sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor
13.K/HK.021/MEM.B/2022.
1.1.3 LU Industri PengolahanLU Industri Pengolahan pada triwulan IV 2021
tumbuh sebesar 15,65% (yoy), meningkat
dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2021
sebesar 5,39% (yoy). Peningkatan LU Industri
Pengolahan lebih didorong oleh penyerapan
TBS pada pasar domestik untuk produksi pabrik
biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu yang telah
beroperasi penuh. Pabrik tersebut membutuhkan
biodiesel sebesar 50.000 KL di triwulan IV 2021
sehingga memberikan kontribusi yang signifikan
bagi pertumbuhan sektor LU Industri Pengolahan di
Kalimantan Selatan. Hal ini sejalan dengan mandat
dan komitmen dari Pemerintah untuk meningkatkan
produksi biodiesel nasional.
-18,06
-9,42
�60
�40
�20
0
20
40
60
80
100
0
5
10
15
20
25
30
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYJUTA MT
CHINA PORT STOCKPERTUMBUHAN CHINA PORT STOCK �SB. KANAN�
Sumber : HIS McCloskey (diolah) *)data s.d Maret 2021
Grafik 1.13 Pasokan Batubara Tiongkok
-1,60
-28,26
-45,92
-15,56
30,67
�100
�50
0
50
100
150
200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOY
ASEAN INDIA JEPANG TIONGKOKDUNIA
Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)
Grafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor Batubara Berdasarkan Volume
116,49
-37,74
�100
�50
0
50
100
150
0
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
%YOYRIBU TON
VOLUME EKSPOR CPOPERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR CPO �SB. KANAN�
Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)
Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor CPO
BAB I
8
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Namun peningkatan kinerja industri pengolahan
tidak tercermin pada kinerja ekspor CPO yang
melambat sejalan penurunan permintaan global.
Volume ekspor CPO terkontraksi 37,74% (yoy),
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh 116,49% (yoy) (Grafik 1.14). Hal ini
didorong penurunan permintaan dari Tiongkok dan
India. Volume ekspor CPO ke Tiongkok terkontraksi
18,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 359,65% (yoy). Selain itu
volume ekspor CPO ke India terkontraksi 65,34%
(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh 276,42% (yoy) (Grafik 1.15).
Perbaikan kinerja industri pengolahan, khususnya
CPO, juga ditopang oleh peningkatan harga.
Harga CPO global triwulan IV 2021 meningkat ke
USD1.307/MT, dibandingkan harga pada triwulan III
2021 yang sebesar USD1.129/MT (Grafik 1.16). Selain
itu, peningkatan kinerja CPO juga didorong perbedaan
harga antara CPO dan subsitusinya yaitu minyak
kedelai. Harga minyak kedelai tercatat USD1.446/MT
(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar USD 1.434/MT (yoy) (Grafik 1.17). Oleh
karena itu, perbedaan harga yang cukup tinggi antara
minyak kedelai dan CPO mendorong peningkatan
permintaan CPO.
Secara keseluruhan 2021, LU Industri Pengolahan
tumbuh 6,23% (yoy), meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya yang terkontraksi 3,63%
(yoy). Peningkatan tersebut terutama bersumber dari
peningkatan produksi CPO dan realisasi ekspor yang
cukup tinggi pada triwulan III 2021, sejalan dengan
permintaan global dari mitra ekspor utama yaitu
Tiongkok dan India. Hal ini juga dipengaruhi oleh harga
CPO yang terus meningkat selama tahun 2021 dan
harga komoditas substitusi yang relatif lebih tinggi.
Adanya komitmen Pemerintah RI untuk meningkatkan
produksi biodiesel juga menjadi insentif bagi pelaku
usaha biodiesel untuk mendorong produksi pada
triwulan IV 2021.
Pada triwulan I 2022, kinerja LU Industri
pengolahan diprakirakan tumbuh positif sejalan
dengan penambahan kontribusi dari biodiesel.
Namun, pertumbuhan ini diprakirakan tidak setinggi
pada triwulan sebelumnya akibat tertahannya
mobilitas masyarakat seiring meningkatnya kasus
varian Omicron sejak 15 Februari 2022. Peningkatan
level PPKM juga akan berdampak pada penurunan
permintaan biodiesel untuk kebutuhan bahan bakar
kendaraan masyarakat.
-37,74
-65,34
-18,94
�200
�100
0
100
200
300
400
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOY
INDIA TIONGKOKDUNIA
Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan
735,2
1.307
1,73
0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
RUBBER �$/KG�
SAWNWOOD PALM OIL RUBBER TSR20
CPO �$/MT�SAWNWOOD �$/CUBIC METER�
Sumber : World Bank (diolah)
Grafik 1.16 Perkembangan Harga Komoditas Industri Pengolahan Kalimantan Selatan
1.446
1.307
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
$/MT
PALM OILSOYBEAN OIL
Sumber : World Bank (diolah)
Grafik 1.17 Perkembangan Harga Minyak Nabati
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
9 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1.1.4 LU Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Pada triwulan IV 2021, LU PHR tumbuh 5,49%
(yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021
yang tumbuh 0,15% (yoy). Kinerja PHR Kalimantan
Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami peningkatan
pada sub LU perdagangan besar dan eceran serta
reparasi mobil dan sepeda motor maupun penyediaan
akomodasi dan makan minum. Sub LU perdagangan
besar dan eceran tumbuh 4,95% (yoy) pada
triwulan IV 2021, meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 0,41% (yoy). Sementara
itu, Indeks Penjualan Eceran (IPE) meningkat secara
triwulanan meski mengalami pertumbuhan yang
terkontraksi 14,71% (yoy), lebih dalam dibandingkan
triwulan III 2021 yang terkontraksi 9,15%(yoy) (Grafik
1.18) seiring respon masyarakat dalam memitigasi
ledakan gelombang ketiga pandemi COVID-19 varian
Omicron.
Sub LU penyedia akomodasi dan makan minum
tumbuh 8,00% (yoy) setelah terkontraksi 1,07%
(yoy) pada triwulan sebelumnya, didorong daya beli
masyarakat yang meningkat di tengah pelonggaran
PPKM dan momentum perayaan HBKN Natal dan
Tahun Baru. Hal ini tercermin dari Tingkat Penghunian
Kamar (TPK) Hotel Berbintang yang tumbuh 5,31%
(yoy) pada triwulan IV 2021, lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi 13,95%
(yoy) (Grafik 1.19). Sementara itu, pelonggaran
PPKM juga berpengaruh pada mobilitas masyarakat
yang tercermin dari penumpang angkutan udara di
wilayah Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021
yang meningkat 8,80% (yoy) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi 41,72% (yoy) (Grafik
1.20).
Secara keseluruhan 2021, LU Perdagangan,
Hotel, dan Restoran (PHR) tumbuh 2,22% (yoy),
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya
yang terkontraksi 3,14% (yoy). Peningkatan
tersebut terutama bersumber dari peningkatan
aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat
setelah pelonggaran PPKM. Hal ini sejalan dengan
pertumbuhan tingkat penghunian kamar hotel
berbintang dan penumpang angkutan udara yang
tumbuh relatif tinggi pada triwulan II dan triwulan IV
2021.
Pada triwulan I 2022, LU Perdagangan, Hotel,
dan Restoran (PHR) diprakirakan tumbuh lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal
ini dipengaruhi oleh penetapan PPKM level 3 sejak
IPE PERTUMBUHAN IPE
74,33
82
,18
-9,15
-14,71
�60
�40
�20
0
20
40
60
80
0
20
40
60
80
100
120
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021
INDEKS
Sumber : Survei Penjualan Eceran
Grafik 1.18 Perkembangan Indeks Penjualan Eceran
-13,95
5,31
�100
�50
0
50
100
150
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% OKUPANSI %YOY
TPK HOTEL BERBINTANG PERTUMBUHAN TPK
Sumber : BPS Kalsel (diolah)
Grafik 1.19 Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang
-41,72
8,80
�200
�100
0
100
200
300
400
0
200
400
600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYRIBU ORANG
PENUMPANG ANGKUTAN UDARAPERTUMBUHAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA �SB. KANAN�
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 1.20 Perkembangan Penumpang Udara
BAB I
10
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
15 Februari 2022 yang membatasi aktivitas ekonomi
dan mobilitas masyarakat. Penurunan kinerja LU PHR
juga didorong oleh normalisasi permintaan pasca libur
akhir tahun dan tidak terlaksananya acara Haul Guru
Sekumpul yang biasanya menjadi momentum untuk
mendatangkan wisatawan religi baik dari domestik
maupun luar negeri.
1.2 SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 didorong oleh peningkatan
kinerja konsumsi RT, konsumsi pemerintah, dan
investasi. Di sisi lain, kinerja ekspor cenderung
tertahan.
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga (RT)Pada triwulan IV 2021, konsumsi RT tumbuh
1,06% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III
2021 yang terkontraksi 0,89% (yoy). Peningkatan
kinerja konsumsi sejalan dengan aktivitas dan mobilitas
masyarakat yang membaik pasca pelonggaran level
PPKM seiring melandainya kasus COVID-19 di periode
tersebut. Kondisi ini turut mendorong perbaikan
consumer confidence di masyarakat, terutama
dalam menyambut momen HBKN Natal dan Tahun
Baru. Peningkatan konsumsi RT juga tercermin dari
peningkatan Indeks keyakinan Konsumen (IKK),
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), dan Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) (Grafik 1.21). Selanjutnya, peningkatan
kinerja konsumsi RT juga didorong oleh perbaikan
penghasilan masyarakat di tengah ketersediaan
lapangan kerja yang juga membaik seiring aktivitas
ekonomi yang mulai meningkat. Hal ini terindikasi
dari peningkatan Indeks Penghasilan Konsumen dan
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (Grafik1.22).
Sejalan dengan aktivitas perekonomian
masyarakat yang meningkat, penyaluran
pembiayaan perbankan juga melanjutkan
pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari
IKK IEKIKE
0
20
40
60
80
100
120
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021
INDEKS
Sumber : Survei Konsumen KPwBI Kalsel
Grafik 1.21 Survei Konsumen
INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJAINDEKS KONSUMSI DURABLE GOODS
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021
INDEKS
Sumber : Survei Konsumen KPwBI Kalsel
Grafik 1.22 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, Penghasilan Konsumen, dan Konsumsi Durable Goods
Permintaan 2018 2019 2020Tw.III-2021 Tw.IV-2021
2021% (yoy) % (yoy) Pangsa SOG
Konsumsi Rumah Tangga 5,03 4,01 -0,26 -0,89 1,06 0,47 -0,47 0,79
Konsumsi LNPRT 8,74 7,97 -2,40 0,18 0,57 0,01 0,00 1,10
Konsumsi Pemerintah 2,53 2,91 -2,57 2,22 5,23 0,11 0,23 3,56
Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,01 6,37 -1,49 2,07 3,41 0,22 0,13 0,83
Ekspor Barang dan Jasa 5,97 2,16 -10,83 48,65 28,85 0,76 36,99 19,02
Impor Barang dan Jasa 7,84 1,57 -13,15 59,23 24,50 0,56 32,62 21,01
PDRB 5,08 4,09 -1,82 4,88 5,55 1,00 4,82 3,48
Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan
Sumber: BPS Kalsel (diolah), % yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = source of growth
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
11 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
peningkatan kinerja kredit konsumsi pada triwulan
IV 2021 yang tumbuh 2,46% (yoy), dibandingkan
1,45% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.23).
Peningkatan kredit konsumsi terutama bersumber dari
peningkatan kredit multiguna, didorong perbaikan
aktivitas usaha dan perbaikan Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB) sejalan dengan perpanjangan relaksasi
Pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM) hingga 31 Desember 2021.
Secara keseluruhan 2021, konsumsi RT tumbuh
0,79% (yoy), meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang terkontraksi 0,26% (yoy).
Peningkatan tersebut terutama bersumber dari
aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang
semakin baik di sepanjang tahun 2021 seiring proses
pemulihan yang terus berlangsung. Meski demikian,
penerapan PPKM sebagai upaya untuk menekan
penyebaran kasus COVID-19 varian Delta, menahan
konsumsi RT untuk tumbuh lebih tinggi pada tahun
2021.
Pada triwulan I 2022, konsumsi RT diprakirakan
akan melanjutkan pertumbuhan positif didorong
oleh berlanjutnya program vaksinasi dan stimulus
fiskal. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
juga mengalami peningkatan, dari 106,74 pada
Desember 2021 menjadi 111,94 pada Januari 2022.
Namun demikian, peningkatan konsumsi yang lebih
tinggi diprakirakan tertahan oleh peningkatan kasus
COVID-19 varian Omicron yang diprakirakan akan
mencapai puncaknya pada akhir Februari-awal Maret
2022.
1.2.2 Konsumsi PemerintahKonsumsi Pemerintah pada triwulan IV 2021
tumbuh 5,23% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar
2,22% (yoy). Peningkatan kinerja konsumsi
Pemerintah didorong oleh distribusi belanja yang lebih
baik di sepanjang tahun 2021. Hal ini tercermin dari
realisasi belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan
hingga triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp23,22
triliun atau 92,73% dari pagu APBD Perubahan 2021,
lebih tinggi dibandingkan capaian realisasi triwulan IV
2020 sebesar 91,5% dari pagu APBD Perubahan 20202.
Selain itu, realisasi belanja APBN Provinsi Kalimantan
Selatan sepanjang tahun 2021 juga mengalami
peningkatan, dari Rp25,81 triliun atau 97% dari
pagu 2020 menjadi Rp26,41 triliun atau 102% dari
pagu 2021. Peningkatan tersebut terutama didorong
oleh realisasi belanja modal seiring peningkatan
pembangunan beberapa proyek infrastruktur sebagai
respon Pemerintah dalam menanggulangi pandemi
COVID-19. Pencapaian tertinggi belanja modal pada
program infrastruktur konektivitas sebesar Rp1,23
triliun atau 97,68% terhadap pagu Rp1,25 triliun.
Konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022
diprakirakan tumbuh melambat. Perlambatan
tersebut sejalan dengan pola musiman awal tahun
belanja pemerintah yang masih terbatas. Realisasi
serapan APBD Provinsi Kalimantan Selatan hingga 22
Februari 2022 tercatat sebesar Rp814,58 Miliar atau
3,18% dari pagu 2022.
1.2.3 Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB)
Kinerja investasi pada triwulan IV 2021 tumbuh
sebesar 3,41% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 2,07%
(yoy). Peningkatan investasi didorong oleh realisasi
PMA dan PMDN yang masing-masing tercatat
sebesar USD50,3 Juta dan Rp2.545,4 Miliar, lebih
2 Data bersumber dari Kajian Fiskal Regional Tahun 2021 oleh Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Selatan.
KREDIT MULTIGUNA PERTUMBUHAN KREDIT �RHS�
-2,67
6,21
�4
�2
0
2
4
6
8
10
12
14
0
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
RP TRILIUN % YOY
Sumber : Laporan Bank Umum, KPw BI Prov Kalsel (data diolah)
Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Konsumsi
BAB I
12
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
tinggi dibandingkan USD34,1 Juta dan Rp1.467,8
pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini
sejalan dengan proses pemulihan ekonomi yang terus
berlanjut termasuk membaiknya kinerja korporasi
sehingga mendorong pengerjaan proyek investasi,
baik Pemerintah maupun swasta. Beberapa realisasi
proyek investasi di Kalimantan Selatan pada triwulan
IV 2021 antara lain pembangunan pabrik biodiesel
di Kab. Tanah Bumbu, perbaikan jalan di Kota
Banjarbaru, dan berbagai pembangunan infrastruktur
lainnya, seperti puskesmas dan kantor pemerintahan.
Berbagai proyek investasi multiyears Pemerintah
dan swasta masih akan berlanjut hingga tahun
2022 (Tabel 1.3). Pada kategori proyek Pemerintah,
antara lain terdapat pembangunan fasilitas dan gedung
perkantoran pemerintahan di Kota Banjarmasin,
pembangunan perpustakaan, perbaikan jalan akses
di beberapa Kab/Kota, pembangunan fasilitas rumah
sakit di Kab. Tabalong dan Kab. Hulu Sungai Utara,
serta pengerjaan dukungan infrastruktur lainnya. Di
luar proyek yang dibiayai oleh APBD/APBN, terdapat
pula sejumlah pengerjaan proyek swasta yang masih
berlangsung, antara lain pembangungan real estate/
perumahan, perluasan pabrik di Kab. Kotabaru, dan
pembangunan storage tank di sektor minyak bumi
dan gas (Tabel 1.3).
Peningkatan kinerja investasi juga tercermin dari
impor barang modal yang membaik meskipun
masih mengalami kontraksi. Pada triwulan IV
2021, nilai impor barang modal industri terkontraksi
sebesar 46,25% (yoy), membaik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar 79,94%
(yoy) (Grafik 1.24). Perbaikan kontraksi sejalan dengan
mobilitas dan kinerja industri dan korporasi yang
membaik pasca pelonggaran level PPKM di tengah
kasus COVID-19 yang melandai.
Secara keseluruhan 2021, investasi tercatat
tumbuh 0,83% (yoy), meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya yang terkontraksi 1,49%
(yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan realisasi
investasi sepanjang tahun 2021 yang tercatat
sebesar Rp12,68 Triliun, atau tumbuh 61,42% (yoy)
dibandingkan dengan realisasi investasi pada tahun
2020 yang sebesar Rp7,86 Triliun. Selain itu, proses
pemulihan ekonomi yang terus berlangsung sepanjang
tahun 2021 diikuti optimalisasi Izin Operasional
dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) juga turut
mendorong peningkatan investasi pada tahun 2021.
Kinerja investasi Kalimantan Selatan pada
triwulan I 2022 diprakirakan tumbuh melambat.
Perlambatan ini sesuai dengan pola investasi awal
tahun yang cenderung masih terbatas. Selain itu,
peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron yang
cukup signifikan sejak akhir Januari 2022 diprakirakan
mempengaruhi rencana investasi seiring pembatasan
mobilitas yang dilakukan oleh Pemerintah, meski tidak
Tipe Kepemilikan KategoriJumlah Proyek
Konsumsi Rumah Tangga
HOUSESPLANTFACTORYWAREHOUSEWORKSHOPOIL & GAS PRODUCTIONHOSPITALFASHION OUTLET
241111111
Government
WAREHOUSE FOR GOV' OFFICESGOVERNMENT OFFICESLIBRARYINPATIENT CARE UNITHOSPITALMOSQUERECREATION PARKHEALTH CENTREWHARFROADREHABILITATION CENTRESPORT CENTREWATER SUPPLY
1221212211112
Tabel 1.3 Proyek Investasi di Kalimantan Selatan
Sumber: Building & Construction Interchange, BCI (diolah)
-79,94
-46,25
�200
�100
0
100
200
300
400
500
0
5
10
15
20
25
30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYRIBU TON
VOLUME IMPOR BARANG MODAL INDUSTRIPERTUMBUHAN VOLUME IMPOR BARANG MODAL INDUSTRI �SB. KANAN�
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Industri
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
13 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
seketat pada saat penyebaran varian Delta. Sementara
itu, berbagai proyek multiyears yang masih berlanjut di
tahun 2022 diprakirakan akan menahan perlambatan
kinerja investasi yang lebih dalam.
1.2.4 EksporPada triwulan IV 2021, ekspor tumbuh 28,85%
(yoy), melambat dibandingkan triwulan III 2021
yang tumbuh sebesar 48,65% (yoy). Perlambatan
ekspor terutama bersumber dari kinerja ekspor
komoditas utama Kalimantan Selatan, yaitu Batubara
dan CPO yang terbatas akibat kendala sisi produksi.
Perlambatan tersebut juga tercermin pada data nilai
ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar 117,44%
(yoy), lebih rendah dibandingkan 150,03% (yoy) pada
triwulan sebelumnya (Grafik 1.25). Meski demikian,
tren penguatan harga komoditas di pasar global
yang terus berlanjut hingga triwulan IV 2021 mampu
menjaga nilai ekspor luar negeri tetap berada di level
yang tinggi, yaitu USD3,09 Miliar.
Sementara itu, nilai ekspor batubara triwulan
IV 2021 tercatat tumbuh 169,69% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan
III 2021 yang sebesar 163,38% (yoy) (Grafik
1.26). Kinerja nilai ekspor batubara yang meningkat
terutama didorong oleh tren peningkatan Harga
Batubara Acuan (HBA) yang menyentuh level rata-rata
tertinggi dalam satu dekade terakhir, yaitu sebesar
USD178,81/MT, naik dibandingkan rata-rata harga
pada triwulan III 2021 yang sebesar USD132,12/MT.
Sementara itu, curah hujan yang cukup tinggi hingga
akhir tahun 2021 dan ketersediaan alat berat yang
terbatas membuat aktivitas operasional pertambangan
menjadi kurang optimal. Hal ini tercermin dari volume
ekspor batubara Kalimantan Selatan pada triwulan IV
2021 yang terkontraksi sebesar 1,60% (yoy), menurun
dibandingkan 37,40% (yoy) pada triwulan III 2021.
Pertumbuhan nilai ekspor CPO pada triwulan
IV 2021 juga mengalami kontraksi sebesar
4,54% (yoy), menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 241,81% (yoy) (Grafik
1.27). Kinerja ekspor CPO yang menurun dipengaruhi
oleh produksi yang terbatas akibat lagging effect3 dari
cuaca kering dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
pada tahun 2019. Pasokan CPO yang terbatas juga
terjadi di level Nasional sehingga berdampak pada
ketatnya pasokan CPO global yang mendorong
peningkatan harga komoditas CPO, tercermin dari
harga rata-rata Malaysia Palm Oil Council (MPOC)
yang tercatat sebesar RM 5.154/ton, lebih tinggi
3 Lagging effect adalah jeda waktu antara satu peristiwa dengan peristiwa lain yang terkait, yang mempengaruhi kinerja output.
150,03
117,44
�100
�50
0
50
100
150
200
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
%YOYUSD MILIAR
NILAI TOTAL EKSPORPERTUMBUHAN NILAI TOTAL EKSPOR �SB. KANAN�
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.25 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri
163,38169,69
�100
�50
0
50
100
150
200
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
% YOYUSD MILIAR
NILAI EKSPOR BATU BARAPERTUMBUHAN NILAI EKSPOR BATU BARA �SB. KANAN�
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.26 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Batubara
241,81
-4,54
�100
�50
0
50
100
150
200
250
300
0
50
100
150
200
250
300
350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
%YOYUSD MILIAR
NILAI EKSPOR CPOPERTUMBUHAN NILAI EKSPOR CPO �SB. KANAN�
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri CPO
BAB I
14
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
dibandingkan harga rata-rata triwulan III 2021 yang
sebesar RM 4.413/ton.
Pertumbuhan nilai ekspor karet alam dan olahan
Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 juga
mengalami perlambatan. Pada triwulan IV 2021,
nilai ekspor karet tumbuh 9,75% (yoy), melambat
dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 53,82%
(yoy) (Grafik 1.28). Perlambatan ini dipengaruhi
produksi karet yang menurun akibat curah hujan
tinggi sehingga menghambat proses penyadapan
getah karet.
Komposisi nilai ekspor berdasarkan komoditas
sampai dengan triwulan IV 2021 masih didominasi
oleh komoditas batubara. Dominasi batubara
dalam struktur ekspor Kalimantan Selatan tercermin
dari pangsa yang sangat besar, yaitu 83,70% dari
total ekspor Kalimantan Selatan. Selanjutnya, CPO
53,82
9,75
�60
�40
�20
0
20
40
60
80
100
120
140
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
USD MILIAR %YOY
NILAI EKSPOR KARET ALAM & OLAHANPERTUMBUHAN NILAI EKSPOR KARET ALAM OLAHAN �SB. KANAN�
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.28 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Karet Alam & Olahan
merupakan komoditas ekspor terbesar kedua dengan
pangsa sebesar 8,39%, diikuti kayu lapis sebesar
4,14% dan karet sebesar 1,28%. (Grafik 1.29).
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Kalimantan
Selatan pada triwulan IV 2021 tertinggi ke
Tiongkok (50,30%), India (10,41%), ASEAN
(15,23%), dan Jepang (6,29%) (Grafik 1.30).
Namun demikian, pertumbuhan nilai ekspor ke
Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan pada
triwulan IV 2021 mengalami perlambatan, di tengah
peningkatan ekspor ke ASEAN.
Secara keseluruhan 2021, ekspor tercatat tumbuh
19,02% (yoy), meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang terkontraksi 10,83% (yoy).
Peningkatan ini didorong oleh perbaikan ekspor
batubara dan CPO seiring kenaikan permintaan dari
negara mitra dagang didukung proses pemulihan
OTHER ASIA
TIONGKOK
INDIA
JEPANG
KOREA SELATAN
ASEAN
US
EROPA50,30%10,14%
6,29%
5,25%
15,23%
2,46% 2,73%
6,90%
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.30 Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Negara Tujuan
1,28%KARET
2,49%LAINNYA
4,14%KAYULAPIS
83,70%BATUBARA
8,39%CPO
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.29 Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Komoditas
�100
0
100
200
300
400
500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
%YOY
INDIA TIONGKOKOTHER ASIA ASEAN KOREA SELATANJEPANG
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.31 Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan
BAB I
Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan
15 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Secara keseluruhan 2021, impor tercatat tumbuh
21,01% (yoy), meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang terkontraksi 13,15% (yoy).
Kinerja impor yang meningkat sejalan dengan aktivitas
ekonomi dan industri yang lebih baik di tahun 2021
seiring proses pemulihan ekonomi yang terus
berlanjut. Selain itu, pengerjaan kembali berbagai
proyek investasi turut mendorong peningkatan impor
barang modal pada semester II 2021.
Pada triwulan I 2022, impor Kalimantan Selatan
diprakirakan tumbuh melambat terutama dari
impor barang modal sejalan dengan aktivitas
investasi yang masih terbatas sesuai pola awal tahun.
Selain itu, penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron
juga diprakirakan mempengaruhi kinerja impor seiring
pembatasan kembali mobilitas masyarakat dan
perekonomian.
ekonomi global yang mulai membaik. Pada tahun
2021, ekspor batubara dan CPO masing-masing
tumbuh sebesar 81,99% (yoy) dan 51,93% (yoy),
meningkat dibandingkan -28,95% (yoy) dan -2,38%
(yoy) pada tahun 2020.
Kinerja ekspor Kalimantan Selatan pada triwulan I
2022 diprakirakan tumbuh melambat. Perlambatan
terutama dipengaruhi oleh ekspor batubara yang
tertahan akibat pelarangan ekspor batubara pada
awal Januari 2022 oleh Pemerintah dalam rangka
mendorong pemenuhan Domestic Market Obligation
(DMO) untuk pemenuhan kebutuhan sektor kelistrikan
dalam negeri. Selain itu, pemberlakuan kebijakan
DMO untuk komoditas CPO yang dimulai pada akhir
Januari 2022 diprakirakan juga akan menahan kinerja
ekspor CPO Kalimantan Selatan. Data BPS per Januari
2022 menunjukkan adanya perlambatan pada kinerja
ekspor Kalimantan Selatan.
1.2.5 ImporImpor Kalimantan Selatan pada triwulan IV
2021 tumbuh sebesar 24,50% (yoy), melambat
dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang
tumbuh 59,23% (yoy). Perlambatan impor pada
triwulan IV 2021 tercermin dari data volume impor luar
negeri yang terkontraksi 32,02% (yoy), lebih dalam
dibandingkan kontraksi pada triwulan III 2021 yang
sebesar 0,28%(yoy) (Grafik 1.32). Hal ini dipengaruhi
oleh penurunan impor mesin dan peralatan, terutama
material untuk alat berat.
-0,28
-32,02
�80
�60
�40
�20
0
20
40
60
80
100
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
%YOYUSD JUTA
VOLUME TOTAL IMPOR GROWTH �%,YOY�
Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)
Grafik 1.32 Pertumbuhan Volume Impor Luar Negeri
17 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional
BOKS 1
Boks 1. Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional
18LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah
produsen minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/
CPO), dengan kontribusi sebesar 8,28%1 dari total
produksi sawit wilayah Kalimantan. Produktivitas sawit
Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan
dari 3,81 ton/ha/tahun pada tahun 2020 menjadi
3,86 ton/ha/tahun pada tahun 2021. Sejalan dengan
produksi yang terus meningkat, CPO menjadi salah
satu komoditas ekspor utama yang turut menopang
perekonomian Kalimantan Selatan. Hal ini tercermin
dari kontribusi sektor industri pengolahan yang cukup
tinggi mencapai 13,52%, sementara sektor pertanian
yang menghasilkan sawit sebagai bahan baku CPO
menyumbang 14,39%, setelah sektor pertambangan
sebesar 18,29%2.
1 Didasarkan pada Buku Statistik Perkebunan Indonesia 2019-2021, Kementerian Pertanian RI
2 Dihitung berdasarkan PDRB ADHB Harga Berlaku Tahun 2020
Boks 1. Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional
19 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Grafik B1.3 Kinerja Ekspor CPO Kalimantan Selatan
0
200
400
600
800
1.000
1.200
�20%
�10%
�0%
10%
20%
30%
40%
50%
2017 2018 2019 2020 2021
USD JUTA %, YOY
-10,94%-16,27%
-2,42%
37,56%
EKSPOR CPO g EKSPOR CPO
Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah (data s.d. November 2021)
Grafik B1.1 Struktur Ekonomi Kalimantan Selatan
PERTANIAN14%
PERTAMBANGAN18%
INDUSTRI PENGOLAHAN14%
LISTRIK, GAS, AIR1%
KOSNTRUKSI8%
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN13%
TRANSPORTASI & KOMUNIKASI10%
JASA KEUANGAN7%
JASA LAINNYA15%
Sumber : BPS, diolah
Grafik B1.2 Produksi CPO Kalimantan Selatan
0
200
400
600
800
1.200
1.400
1.600
1.000
1.800
�25%
�15%
�10%
�20%
�5%
0%
5%
10%
15%
20%
2017 2018 2019 2020 2021
RIBU TON %, YOY
17,80%
-22,28%
3,92%
-6,26%
3,02%
PRODUKSI g PRODUKSI
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Peningkatan produksi CPO turut mendorong
peningkatan utilisasi perusahaan. Berdasarkan
data Kementerian Pertanian (Kementan), produksi
CPO Kalimantan Selatan tahun 2021 tercatat sebesar
1,61 juta ton atau tumbuh 3,02% (yoy), meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi
6,26% (yoy). Peningkatan ini sejalan dengan
permintaan yang terus membaik di tengah proses
pemulihan ekonomi sehingga lebih lanjut mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas utilisasi.
Hasil liaison KPwBI Kalimantan Selatan pada triwulan
IV 2021 menunjukkan kapasitas utilisasi oleh
perusahaan CPO telah mencapai 75%, lebih tinggi
dibandingkan rata-rata tiga tahun yang sebesar
70%. Peningkatan utilisasi terutama didorong oleh
peningkatan permintaan ekspor mitra dagang.
Ekspor CPO Kalimantan Selatan sepanjang tahun
2021 tumbuh meningkat ditopang pemulihan
ekonomi di negara mitra dagang. Hingga
Desember 2021, ekspor CPO di Kalimantan Selatan
tercatat sebesar USD1,01 miliar atau tumbuh 51,93
(yoy). Peningkatan tersebut terutama bersumber dari
kenaikan permintaan dari Tiongkok dan India seiring
kondisi ekonomi dan aktivitas industri di kedua negara
yang berangsur pulih. Insentif berupa penurunan pajak
impor India dari 15% menjadi 10% untuk minyak
kelapa sawit/CPO turut menjadi faktor pendorong
peningkatan ekspor CPO ke India. Selain itu, harga
CPO global yang terus berada dalam tren penguatan
juga menjadi pendorong penguatan ekspor CPO.
Sepanjang tahun 2021, harga rata-rata CPO berada
diatas USD1.000/MT, bahkan mencapai puncak
tertinggi yaitu USD1.300/MT pada Oktober 2021.
Selain ekspor, perbaikan permintaan CPO
juga bersumber dari aktivitas domestik seiring
mobilitas masyarakat yang mulai pulih. Kondisi
ini mendorong peningkatan penggunaan biodiesel di
masyarakat, tercermin dari realisasi produksi biodiesel
hingga 14 Desember 2021 yang tercatat sebesar
8,66 juta KL, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020
yang sebesar 7,96 juta KL. Realisasi produksi tersebut
mencapai 92,01% dari target alokasi yang ditetapkan
Pemerintah yaitu 9,4 juta KL sebagaimana tertuang
dalam Kepmen ESDM Nomor 149.K/EK.05/DJE/2021
tanggal 30 November 2021. Keputusan tersebut
juga menetapkan penambahan alokasi pengadaan
biodiesel tahun 2021 dari yang semula hanya sebesar
9,2 juta KL dan dialokasikan kepada 22 Badan Usaha
Bahan Bakar Nabati (BU-BBN) dan 20 Badan Usaha
Bahan Bakar Minyak (BU-BBM). Selain itu, kapasitas
terpasang biodiesel nasional pada tahun 2021 juga
mengalami peningkatan, dari 13,43 juta KL menjadi
17,14 juta KL didukung oleh penambahan kapasitas
dari pabrik biodiesel existing maupun investasi baru.
20LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Boks 1. Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional
Penambahan alokasi biodiesel tahun 2021 salah
satunya bersumber dari mulai beroperasinya
pabrik biodiesel baru di Kalimantan Selatan.
Pada Oktober 2021, Presiden RI telah meresmikan
pabrik biodiesel yang berlokasi di Kabupaten Tanah
Bumbu. Operasionalisasi pabrik tersebut mampu
mendorong pertumbuhan LU industri pengolahan
Kalimantan Selatan hingga mencapai 15,65% (yoy) di
triwulan IV 2021. Pabrik ini berdiri di lahan seluas 6
Ha dan memiliki kapasitas produksi mencapai 1.500
ton/hari, dengan nilai investasi sebesar Rp2,0 triliun.
Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, maka
pembangunan pabrik biodiesel ini akan mampu
meningkatkan serapan Tandan Buah Segar (TBS)
Sawit dari petani rakyat. Kebutuhan terhadap TBS
diprakirakan sebanyak 1.600 ton/hari, dimana 30%
akan bersumber dari petani lokal dan 70% sisanya
dipasok dari luar daerah. Seiring dengan aktivitas
operasional pabrik yang telah berjalan, pabrik
biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu juga telah
mengikuti pengadaan biodiesel tahun 2021 dan 2022
dengan total alokasi masing-masing sebesar 50.000
KL dan 302.998 KL. Peningkatan alokasi pada tahun
2022 sejalan dengan penetapan alokasi biodiesel oleh
Pemerintah yang juga meningkat, menjadi 10,1 juta
KL.
Implementasi kebijakan biodiesel mampu
mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan
dan mendorong serapan tenaga kerja. Saat
ini, terdapat dua pabrik pengolahan CPO menjadi
biodiesel di Kalimantan Selatan dengan total alokasi
pada tahun 2022 sebesar 688.399 KL. Alokasi tersebut
diprakirakan mampu menghemat impor solar sebesar
USD292,27 juta dan mendorong peningkatan nilai
tambah produk CPO sebesar USD58,51 juta. Dari sisi
tenaga kerja, implementasi biodiesel akan mendorong
serapan tenaga kerja, baik on farm maupun off farm,
masing-masing sebanyak 86.050 orang dan 649
orang.
Ke depan, Pemerintah akan terus melanjutkan
program biodiesel melalui program B40 untuk
mendukung ketahanan energi nasional.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) saat ini terus melakukan persiapan rencana
pelaksanaan program B40 setelah sempat tertunda
pada tahun 2021 akibat konsumsi bahan bakar yang
masih rendah seiring mobilitas yang terbatas akibat
penerapan PPKM. Kajian teknis terkait program B40
telah dilakukan, dan saat ini sedang dalam proses uji
lab pemanfaatan B40 dengan tiga komposisi. Pertama,
B40 dengan pemanfaatan FAME (Fatty Acid Methyl
Ester). Kedua, komposisi 30% FAME ditambah 10%
DPME (Distilled Palm Oil Methyl Ester). Ketiga, uji coba
30% FAME ditambah HVO (Hydrogenated Vegetable
Oil). Ketiga komposisi tersebut juga akan melalui uji
karakteristik fisika kimia untuk memastikan kesesuaian
aspek kinerja, lingkungan/emisi, dan kebersihan/filter
plugging untuk mengurangi efek negatif pada mesin
kendaraan. Uji jalan pada kendaraan direncanakan
mulai berlangsung pada awal Februari 2022, yang
hasilnya akan menjadi rujukan sebelum memulai
implementasi B40.
BAB II
KeuanganPemerintah
21 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Secara agregat, baik secara nominal maupun persentase, realisasi pendapatan provinsi, kabupaten, dan kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan dibandingkan realisasi triwulan IV 2020
KeuanganPemerintah
BAB II
Penurunan ini terutama dipicu oleh menurunnya realisasi pendapatan transfer yang terjadi di level provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan refocusing anggaran guna penanganan COVID-19 di daerah.
Dari sisi belanja, realisasi belanja Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat juga mengalami penurunan dibanding realisasi pada triwulan IV 2020.
BAB II
22
KeuanganPemerintah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen belanja, seperti belanja operasional, belanja modal, belanja tak terduga, dan dana transfer pemda khususnya di level kabupaten/kota.
Foto : Jembatan Sei Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan
BAB II
KeuanganPemerintah
23 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
2.1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH
Secara agregat, baik secara nominal maupun
persentase, realisasi pendapatan provinsi,
kabupaten, dan kota di Kalimantan Selatan
pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan
dibanding realisasi triwulan IV 2020 (Tabel
2.1). Penurunan ini terutama dipicu oleh penurunan
realisasi pendapatan transfer yang terjadi di level
provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan
dana transfer yang lebih rendah ditambah refocusing
anggaran guna penanganan COVID-19 di daerah.
Realisasi pendapatan lain-lain pendapatan yang sah
juga menurun, terutama didorong oleh pendapatan
di level kabupaten dan kota yang rendah. Di sisi
lain, pendapatan asli daerah (PAD) secara persentase
mengalami penurunan, meskipun secara nominal
masih lebih tinggi dari pendapatan di periode yang
sama tahun 2020 sejalan dengan target pagu yang
lebih tinggi pada tahun 2021.
2.1.1 Realisasi Pendapatan ProvinsiRealisasi total pendapatan daerah Provinsi
Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021
mengalami penurunan dibandingkan realisasi
triwulan IV 2020 baik secara nominal maupun
persentase. Penurunan tersebut bersumber
dari penurunan pendapatan transfer (Tabel 2.2).
Sedangkan PAD dan pos lain-lain pendapatan yang sah
justru mengalami peningkatan yang mencerminkan
peningkatan geliat ekonomi masyarakat Kalimantan
Selatan seperti terlihat dari penerimaan pajak serta
retribusi daerah yang meningkat.
Uraian Pos APBD APBD Revisi Pagu APBD Realisasi s.d. Triwulan IV % Realisasi s.d. Triwulan IV
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Pendapatan Daerah 25.432,75 23.699,27 24.396,11 24.173,09 24.819,60 22.264,36 101,74% 92,10%
Pendapatan Asli Daerah 5.876,59 5.689,57 4.982,91 5.689,57 5.097,73 5.612,03 102,30% 98,64%
Dana Perimbangan 15.579,16 17.430,82 18.186,92 17.685,11 18.764,18 16.215,03 103,17% 91,69%
Lain-Lain Pendapatan yang Sah 3.977,01 578,88 1.226,28 798,42 957,68 437,30 78,10% 54,77%
Belanja Daerah 27.921,63 26.761,32 29.374,48 28.866,20 25.101,25 23.219,80 85,45% 80,44%
Belanja Operasional 18.666,51 18.337,08 18.119,55 18.549,00 16.416,42 15.583,05 90,60% 84,01%
Belanja Modal 5.277,67 4.547,28 4.408,03 4.649,81 4.126,63 4.099,92 93,62% 88,17%
Belanja Tak Terduga 50,19 324,57 1.714,45 489,78 955,72 264,51 55,75% 54,01%
Dana Transfer Pemda 3.927,27 3.552,39 5.132,46 5.177,61 3.602,48 3.272,32 70,19% 63,20%
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Agregat (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan
Uraian Pos APBDPagu APBD Revisi Pagu APBD Realisasi s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Pendapatan Asli Daerah 3.824,03 3.568,77 3.124,11 3.568,77 2.940,40 3.569,88 94,12% 100,03%
Hasil Pajak Daerah 3.113,50 2.810,09 2.525,36 2.810,09 2.214,72 2.631,76 87,70% 93,65%
Hasil Retribusi Daerah 37,08 42,37 26,88 42,37 22,08 38,36 82,12% 90,54%
Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 51,60 51,60 35,78 51,60 34,86 42,46 97,44% 82,28%
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 621,85 664,70 536,09 664,70 668,74 857,30 124,74% 128,97%
Pendapatan Transfer 3.323,47 2.908,71 3.466,81 2.908,71 3.462,61 2.275,93 99,88% 78,25%
Transfer Pemerintah Pusat 3.323,47 2.908,71 3.466,81 2.908,71 3.462,61 2.275,93 99,88% 78,25%
Transfer Antar Daerah - - - - - - 0,00% -
Lain-lain Pendapatan yang Sah 83,40 75,18 98,69 75,18 84,74 86,00 85,86% 114,38%
Total Pendapatan Daerah 7.230,91 6.552,66 6.689,61 6.552,66 6.487,76 5.931,80 96,98% 90,53%
BAB II
24
KeuanganPemerintah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pada triwulan IV 2021, realisasi PAD tercatat
sebesar Rp3,57 triliun atau 100,03% melebihi
target APBD Perubahan 2021, lebih tinggi
dibandingkan capaian pada triwulan IV 2020
sebesar Rp2,94 triliun atau 94,12% dari target
APBD Perubahan 2020 (Tabel 2.2). Peningkatan
PAD turut mendongkrak rasio kemandirian daerah
baik di level provinsi maupun Kabupaten/Kota yang
meningkat masing-masing menjadi 60,18% dan
12,50%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu
sebesar 45,32% dan 11,77%. Hal ini menunjukkan
bahwa pada 2021 kemampuan Provinsi Kalimantan
Selatan semakin meningkat dalam membiayai
kebutuhan pembiayaan daerahnya, khususnya pada
tingkat provinsi (Grafik 2.1).
2.1.2 Realisasi Pendapatan Kabupaten dan Kota
Realisasi total pendapatan Kabupaten dan Kota
di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 juga
mengalami penurunan dibandingkan realisasi
triwulan IV 2020, baik secara nominal maupun
persentase (Tabel 2.3). Kondisi ini didorong oleh
penurunan seluruh komponen, baik PAD, pendapatan
transfer dan lain-lain pendapatan yang sah dibanding
periode yang sama tahun 2020 akibat kendala
penyerapan karena refocusing anggaran (Tabel 2.3).
Pada triwulan IV 2021, realisasi PAD tercatat
sebesar Rp2,04 triliun atau 96,29% dari target
APBD Perubahan 2021, secara nominal lebih
rendah dibanding triwulan IV 2020 yang sebesar
Rp2,16 triliun atau 116,06% dari target APBD
Perubahan 2020. Peningkatan target pagu PAD yang
ditetapkan menyebabkan persentase capaian tidak
mencapai 100%, ditengah kondisi perekonomian
yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi
COVID-19. Meskipun secara persentase capaian lebih
rendah, rasio kemandirian fiskal
Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan
triwulan IV 2021 meningkat menjadi 12,50%,
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang sebesar 11,77%, sejalan dengan peningkatan
kemandirian fiskal di tingkat Provinsi (Grafik 2.1).
Realisasi pendapatan tertinggi tercatat di Kabupaten
Tanah Bumbu yakni sebesar Rp 1,66 triliun atau
20,54%25,21%
45,32%
60,18%
11,77% 12,50%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
2020 2021 2020 2021 2020 2021AGREGAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Sumber : DJPb Provinsi Kalimantan Selatan *)Data realisasi triwulan IV 2021
Grafik 2.1 Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Triwulan IV 2021
Uraian Pos APBDPagu APBD Revisi Pagu APBD Realisasi s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Pendapatan Asli Daerah 2.052,55 2.120,80 1.858,80 2.120,80 2.157,33 2.042,15 116,06% 96,29%
Hasil Pajak Daerah 736,42 702,12 639,38 702,12 677,98 620,25 106,04% 88,34%
Hasil Retribusi Daerah 164,02 146,65 149,01 146,65 133,86 105,98 89,83% 72,27%
Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 142,33 134,33 131,37 134,33 95,32 117,53 72,56% 87,49%
lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1.009,78 1.137,70 939,05 1.137,70 1.250,16 1.198,38 133,13% 105,33%
Pendapatan Transfer 12.255,68 14.522,11 14.720,11 14.776,40 15.301,57 13.939,10 103,95% 94,33%
Transfer Pemerintah Pusat 11.097,22 13.198,21 13.563,58 13.322,92 14.056,34 12.823,66 103,63% 96,25%
Transfer Antar Daerah 1.158,47 1.323,90 1.156,53 1.453,47 1.245,23 1.115,44 107,67% 76,74%
Lain-lain Pendapatan yang Sah 3.893,61 503,70 1.127,59 723,23 872,94 351,30 77,42% 48,57%
Total Pendapatan Daerah 18.201,85 17.146,61 17.706,50 17.620,43 18.331,84 16.332,56 103,53% 92,69%
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan
BAB II
KeuanganPemerintah
25 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
119,04% dari target, sedangkan realisasi terendah
ada di Kabupaten Banjar, sebesar Rp 1,67 triliun atau
62,81% dari target (Tabel 2.4).
2.2 REALISASI BELANJA DAERAHSecara agregat, baik secara nominal maupun
persentase, realisasi belanja provinsi, kabupaten,
dan kota di Kalimantan Selatan pada triwulan
IV 2021 mengalami penurunan dibandingkan
realisasi pada triwulan IV 2020 (Tabel 2.1).
Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen
belanja, seperti belanja operasional, belanja modal,
belanja tak terduga, dan dana transfer pemda
khususnya di level kabupaten/kota.
2.2.1 Realisasi Belanja ProvinsiRealisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat
turun dibandingkan realisasi triwulan IV 2020
(Tabel 2.5). Realisasi belanja daerah tercatat sebesar
Rp 5,73 triliun atau 86,12% dari pagu APBD Perubahan
2021, lebih rendah dibandingkan serapan belanja
periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp 6,63
triliun atau 93,24% dari pagu APBD Perubahan 2020.
Penurunan belanja ini terutama didorong oleh belanja
operasional, belanja tak terduga, dan transfer pemda
yang mengalami penurunan serapan dibanding
triwulan yang sama tahun sebelumnya, di tengah
belanja modal yang masih meningkat secara nominal.
Realisasi belanja operasional pada triwulan IV
2021 tercatat sebesar Rp 3,49 triliun atau 79,75%
dari pagu APBD Perubahan 2021, lebih rendah
dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar
Rp 4,30 triliun atau 92,76% dari pagu APBD
Perubahan 2020. Penurunan tersebut didorong oleh
realisasi pos belanja hibah sebesar Rp 154,89 miliar
atau 22,56% dari pagu APBD Perubahan 2021, lebih
rendah dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar Rp
940,90 miliar atau 97,34% dari pagu APBD Perubahan
2020. Selain itu, realisasi pos belanja pegawai tercatat
sebesar Rp1,55 triliun, lebih rendah secara nominal
dibanding realisasi pada periode yang sama tahun
No Kota/Kab Pagu 2021 Revisi Pagu 2021
Realisasi s.d.
Tw IV 2021
% Realisasi
s.d. Tw IV 2021
1 Kab. Banjar 1.744,88 1.860,34 1.168,53 62,81%
2 Kab. Barito Kuala 1.235,39 1.235,89 1.272,46 102,96%
3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.152,65 1.152,65 1.342,59 116,48%
4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.159,26 1.181,51 1.106,14 93,62%
5 Kab. Hulu Sungai Utara 1.160,10 1.187,53 1.061,71 89,41%
6 Kab. Kotabaru 1.567,04 1.604,42 1.283,43 79,99%
7 Kab. Tabalong 1.435,64 1.465,73 1.352,99 92,31%
8 Kab. Tanah Laut 1.381,79 1.902,83 1.522,81 80,03%
9 Kab. Tapin 982,67 1.021,53 1.139,62 111,56%
10 Kota Banjarbaru 1.029,44 1.047,38 794,58 75,86%
11 Kota Banjarmasin 1.583,73 1.690,92 1.578,70 93,36%
12 Kab. Balangan 1.132,64 1.177,66 1.044,32 88,68%
13 Kab. Tanah Bumbu 1.581,37 1.398,42 1.664,67 119,04%
Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan (Rp miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 2.4
Tabel 2.5 Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan
Uraian Pos APBDAPBD Revisi Pagu APBD REALISASI s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Belanja Operasional 4.857,21 4.374,20 4.632,24 4.374,20 4.296,77 3.488,45 92,76% 79,75%
Belanja Pegawai 2.138,99 1.720,67 2.073,94 1.720,66 1.647,21 1.552,12 79,42% 90,20%
Belanja Barang dan Jasa 1.803,08 1.966,50 1.591,68 1.966,85 1.708,65 1.781,44 107,35% 90,57%
Hibah 915,13 687,03 966,61 686,69 940,90 154,89 97,34% 22,56%
Belanja Modal 1.333,05 974,58 828,30 974,58 778,10 910,96 93,94% 93,47%
Belanja Tak Terduga 10,00 91,79 381,24 91,79 309,99 141,83 81,31% 154,51%
Transfer Pemda 1.380,64 1.210,57 1.269,50 1.210,57 1.245,87 1.186,75 98,14% 98,03%
Transfer Bagi Hasil 1.380,64 1.207,07 1.269,50 1.207,07 1.243,58 1.183,25 97,96% 98,03%
Transfer Bantuan Keuangan - 3,50 - 3,50 2,28 3,50 - 100,00%
Total Belanja Daerah 7.580,91 6.651,14 7.111,27 6.651,14 6.630,73 5.727,99 93,24% 86,12%
BAB II
26
KeuanganPemerintah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun meskipun secara
persentase capaian belanja meningkat menjadi
90,20% akibat penyesuaian pagu belanja pegawai
yang juga menurun. Sementara pos belanja barang
dan jasa pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar Rp 1,78
triliun atau 90,57% dari pagu APBD Perubahan 2021,
meningkat secara nominal dibandingkan triwulan
yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,71
triliun meski secara persentase capaian mengalami
penurunan dari sebelumnya sebesar 107,35% dari
pagu APBD Perubahan 2020. (tabel 2.5).
Belanja modal pada triwulan IV 2021 tercatat
sebesar Rp 910,96 miliar atau 93,47% dari
pagu APBD Perubahan 2021, lebih tinggi secara
nominal dibandingkan triwulan IV 2020 yang
sebesar Rp778,10 miliar atau 93,94% dari pagu
APBD Perubahan 2020. Sejalan dengan penyerapan
belanja modal yang mengalami peningkatan secara
nominal, rasio belanja modal terhadap total belanja
Provinsi meningkat menjadi 15,90% dibandingkan
triwulan IV 2020, yang sebesar 11,73% (Grafik 2.2).
Sementara itu, pada triwulan IV 2021 realisasi transfer
Pemerintah Daerah, tercatat sebesar Rp 1,19 triliun,
lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2020 yang
sebesar Rp 1,25 triliun. Adanya kendala administrasi
berdampak pada tertahannya realisasi transfer Pemda.
2.2.2 Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten dan Kota
Realisasi belanja Pemerintah Kabupaten/Kota
di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021
menurun dibandingkan realisasi triwulan IV 2020
baik secara nominal maupun persentase (Tabel
2.6). Realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp17,49
triliun atau 78,74% dari pagu APBD Perubahan 2021,
lebih rendah dibandingkan serapan belanja periode
yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp18,47 triliun
atau 82,96% dari pagu APBD Perubahan 2020.
Penurunan persentase serapan belanja Kabupaten
dan Kota di wilayah Kalimantan Selatan terjadi pada
seluruh komponen belanja, khususnya belanja tak
terduga dan transfer pemda.
Realisasi belanja operasional pada triwulan
IV 2021 tercatat sebesar Rp 12,09 triliun atau
85,32% dari pagu APBD 2021, sedikit lebih rendah
dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar
16,44%17,66%
11,73%
15,90%18,13% 18,23%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
18%
20%
2020 2021 2020 2021 2020 2021AGREGAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Sumber : DJPb Provinsi Kalimantan Selatan *)Data realisasi triwulan IV 2021
Grafik 2.2 Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Triwulan IV 2021
Tabel 2.6 Realisasi Belanja APBD Kabupaten dan Kota Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan
Uraian Pos APBDAPBD Revisi Pagu APBD REALISASI s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Belanja Operasional 13.809,30 13.962,88 13.487,31 14.174,80 12.119,65 12.094,60 89,86% 85,32%
Belanja Pegawai 7.948,39 7.747,75 7.149,70 7.538,00 6.444,88 6.445,84 90,14% 85,51%
Belanja Barang dan Jasa 5.313,60 5.732,83 5.639,48 5.778,84 4.855,84 5.086,99 86,10% 88,03%
Hibah 547,31 482,31 698,13 857,95 704,97 439,84 100,98% 51,27%
Belanja Modal 3.944,61 3.572,70 3.579,73 3.675,22 3.348,52 3.188,96 93,54% 86,77%
Belanja Tak Terduga 40,19 232,78 1.333,21 397,99 645,73 122,69 48,43% 30,83%
Transfer Pemda 2.546,63 2.341,82 3.862,96 3.967,04 2.356,62 2.085,57 61,01% 52,57%
Transfer Bagi Hasil 39,80 49,35 267,68 504,02 35,34 46,51 13,20% 9,23%
Transfer Bantuan Keuangan 2.506,83 2.292,47 3.595,27 3.463,02 2.321,28 2.039,06 64,56% 58,88%
Total Belanja Daerah 20.340,73 20.110,18 22.263,21 22.215,06 18.470,52 17.491,81 82,96% 78,74%
BAB II
KeuanganPemerintah
27 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Rp12,12 triliun atau 89,86% dari pagu APBD
Perubahan 2020. Realisasi pos belanja hibah turun
menjadi Rp 439,84 miliar atau 51,27% dari pagu
APBD Perubahan 2021, lebih rendah dibandingkan
realisasi triwulan IV 2020 yang sebesar Rp 704,97
miliar atau 100,98% dari pagu APBD Perubahan
2020. Sementara itu, realisasi pos belanja pegawai
sebesar Rp 6,45 triliun atau 85,51%, relatif stabil
dengan kecenderungan meningkat dibanding realisasi
periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 6,44 triliun
meskipun secara persentase jauh lebih tinggi yaitu
sebesar 90,14% akibat peningkatan pagu anggaran di
tahun 2021. Selain itu, realisasi pos belanja barang dan
jasa tercatat sebesar Rp 5,09 triliun atau 88,03% dari
pagu APBD Perubahan 2021, lebih tinggi baik secara
nominal maupun persentase dibandingkan triwulan
yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,86
triliun atau 86,10% dari pagu APBD Perubahan 2020
(Tabel 2.6).
Belanja modal pada triwulan IV 2021 tercatat
sebesar Rp 3,19 triliun atau 86,77% dari pagu
APBD Perubahan 2021, lebih rendah dibandingkan
realisasi triwulan IV 2020 yang sebesar Rp 3,35
triliun atau 93,54% dari pagu APBD Perubahan
2020. Meskipun realisasi belanja modal mengalami
penurunan, namun rasio belanja modal terhadap total
belanja cenderung meningkat dibandingkan triwulan
IV 2020, yaitu dari 18,13% menjadi sebesar 18,23%
seiring total belanja yang juga mengalami penurunan
(Grafik 2.2). Dari 13 kabupaten/kota, capaian realisasi
belanja tertinggi adalah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan yaitu sebesar Rp 1,42 triliun atau 105,39%
dan terendah di Kabupaten Banjar sebesar Rp 1,20
triliun atau 64,62% (Tabel 2.7).
Berdasarkan pos APBD (Grafik 2.3), pangsa belanja
provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Selatan
pada triwulan IV 2021 mayoritas dialokasikan untuk
belanja pelayanan umum sebesar 27,63%, belanja
pendidikan 26,82%, dan belanja kesehatan 19,37%.
Sementara itu, serapan terendah terdapat pada pos
pariwisata dan kebudayaan 0,39%, perlindungan
sosial 1,46%, serta ketertiban dan keamanan 1,47%.
Pada triwulan IV 2021, realisasi program PEN
di Kalimantan Selatan sebesar Rp3,80 triliun.
Realisasi tertinggi di klaster perlindungan sosial
sebesar Rp1,89 triliun dengan total 3,52 juta
keluarga penerima manfaat, 130,62 ribu orang
penerima kartu pra kerja, serta 721,44 ribu
pelanggan listrik. Serapan pada klaster ini mayoritas
adalah Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
senilai Rp 533,22 miliar (28,27%), Program Kartu Pra
Kerja senilai Rp 463,69 miliar (24,58%), serta Program
Bansos Sembako senilai Rp274,25 miliar (15,71%).
PELAYANAN UMUM
KETERTIBAN DAN KEAMANAN
EKONOMI
LINGKUNGAN HIDUP
PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM
KESEHATAN
PARIWISATA DAN BUDAYA
PENDIDIKAN
PERLINDUNGAN SOSIAL
28%
1,47%6%
3%15%19%
27%
0.39%
1,46%
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 2.3 Realisasi Belanja APBD se-Kalimantan Selatan per Sektor
No Kota/Kab Pagu 2021 Revisi Pagu 2021
Realisasi s.d.
Tw IV 2021
% Realisasi
s.d. Tw IV 2021
1 Kab. Banjar 1.948,61 1.860,34 1.202,12 64,62%
2 Kab. Barito Kuala 1.260,39 1.260,89 1.254,87 99,52%
3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.348,12 1.348,12 1.420,80 105,39%
4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.295,73 1.316,18 1.147,10 87,15%
5 Kab. Hulu Sungai Utara 1.634,35 1.589,01 1.181,09 74,33%
6 Kab. Kotabaru 1.616,51 1.723,86 1.373,78 79,69%
7 Kab. Tabalong 1.603,14 1.716,37 1.442,22 84,03%
8 Kab. Tanah Laut 2.120,05 2.095,08 1.893,88 90,40%
9 Kab. Tapin 1.416,37 1.416,37 1.450,37 102,40%
10 Kota Banjarbaru 1.059,08 1.059,08 741,22 69,99%
11 Kota Banjarmasin 1.774,74 2.218,93 1.631,95 73,55%
12 Kab. Balangan 1.249,02 1.316,89 953,47 72,40%
13 Kab. Tanah Bumbu 1.947,54 2.153,02 1.798,95 83,55%
Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan (Rp miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 2.7
BAB II
28
KeuanganPemerintah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Adapun subsidi kuota internet senilai Rp 22,660
miliar telah disalurkan untuk PAUD, SD, SMP, SMA
di Kalimantan Selatan kepada 25.982 Guru, 38.794
Mahasiswa, dan 3.373 Mahasiswa Vokasi.
Sementara itu, realisasi program terendah
terdapat pada klaster perlindungan usaha dan
UMKM. Program Banpres Produktif Usaha Mikro
(BPUM) diberikan kepada 192 ribu PUM dengan
total penyaluran Rp230,71 miliar. Selain itu, guna
meningkatkan likuiditas dan kinerja BPD di tengah
pandemi, Pemerintah Daerah menempatkan dana
penyertaan pada BPD Kalimantan Selatan sebesar
Rp200 miliar dengan dua kali leverage (Tabel 2.8)
No Uraian Realisasi Keterangan
I Kluster Perlindungan Sosial 1.886,47
Program Keluarga Harapan (PKH) 154,76 224.147 KPM
Bansos Sembako 274,25 149.735 KPM
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 180,82 904.117 KPM
Bansos Tunai (BST) 138,85 462.832 KPM
Kartu Pra Kerja 463,69 130.617 orang
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa 533,22 1.777.416 KPM
Subsidi Kuota Internet 22,66
Diskon Listrik 118,22 721.444 Pelanggan
II Kluster Kesehatan 936,93
Klaim Pasien 890,75 7.084 Pasien di 30 RS
Insentif Nakes 46,18 5665 Nakes di 53 Faskes
III Kluster Sektoral K/L Pemda 542,27
Padat Karya PUPR 375,38 19.477 Orang
Padat Karya Perhub 58,64 1.207 Orang
Padat Karya Kementan 9,09 2.092 Orang
Food Estate Kementan 99,16
IV Kluster Perlindungan Usaha / UMKM 230,71
BPUM 230,71 192.261 PUM
V Penempatan Dana di BPD Kalsel 200,00 dengan 2x leverage
TOTAL 3.796,38
Realisasi Program PEN Triwulan IV 2021 (Rp miliar kecuali disebutkan lain)
Sumber : DJPb Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 2.8
BAB III
PerkembanganInflasi Daerah
29 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PerkembanganInflasi Daerah
BAB III
Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy). Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pakaian dan alas kaki.
Secara triwulanan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 1,69% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq).
BAB III
30
PerkembanganInflasi Daerah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan terhadap perekonomian karena pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2, serta booster yang mulai dilaksanakan di tengah peningkatan varian Omicron. Inflasi diprakirakan meningkat didorong oleh Perayaan HBKN Imlek dan Isra Mi’raj meski tebatas dan meningkatnya harga sejumlah komoditas utama Kalimantan yang mendorong kenaikan pendapatan masyarakat.
BAB III
PerkembanganInflasi Daerah
31 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
3.1 PERKEMBANGAN INFLASISecara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55%
(yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III
2021 (2,56% yoy). Angka inflasi tersebut lebih tinggi
dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar
1,87% (yoy) maupun inflasi regional Kalimantan
yang sebesar 2,26% (yoy). Inflasi Kalimantan Selatan
dibandingkan provinsi lain di Kalimantan cukup
moderat, lebih rendah dari Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Utara serta lebih tinggi dari Kalimantan
Timur dan Kalimantan Barat (Grafik 3.2).
Tekanan inflasi tahunan di Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 terutama bersumber dari empat
kelompok utama pembentuk inflasi, yaitu kelompok
makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki
bobot 29,2%; kelompok perumahan, air, listrik, dan
bahan bakar rumah tangga yang memiliki bobot
18,2%; kelompok transportasi dengan bobot 10,9%;
kelompok penyediaan makanan dan minuman/
restoran yang memiliki bobot 10,8%; (Grafik 3.1).
Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021 terutama
bersumber dari inflasi kelompok makanan, minuman,
dan tembakau, diikuti oleh kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran, serta kelompok
pakaian dan alas kaki (Tabel 3.2).
Secara triwulanan, pada triwulan IV 2021, Kalimantan
Selatan mengalami inflasi sebesar 1,69% (qtq),
meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang
mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq) (Grafik 3.3).
Inflasi terutama bersumber dari kelompok makanan,
minuman, dan tembakau dengan komoditas minyak
goreng, cabai rawit, dan cabai merah sebagai
pendorong utama serta kelompok transportasi dengan
tarif angkutan udara sebagai pendorong utama, di
MAKANAN, MINUMAN DANTEMBAKAU
PAKAIAN DAN ALAS KAKI
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHANBAKAR RUMAH TANGGAPERLENGKAPAN, PERALATAN DANPEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGAKESEHATAN
TRANSPORTASI
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASAKEUANGAN
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA
PENDIDIKAN
PENYEDIAAN MAKANAN DANMINUMAN/RESTORAN
PERAWATAN PRIBADI DAN JASALAINNYA
29,2%
6,2%
18,2%
10,9%
5,2%
10,8%6,4%
1,7%3%
5%3,2%
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 3.1 Komposisi Inflasi Kalimantan Selatan Tahunan (yoy) menurut Kelompoknya
KALSEL KALBAR KALTENGKALTIM KALTARA KALIMANTAN0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,5
3,0
% YOY
Sumber : Berita Resmi Statistik Inflasi, BPS
Grafik 3.2 Perbandingan Inflasi se-Kalimantan Triwulan IV 2021
0,03
1,69
�0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
I II III VI I II III VI I II III VI I II III VI2018 2019 2020 2021
%QTQ
Sumber : BPS Kalsel, diolah
Grafik 3.3 Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan (qtq)
No Kelompok Inflasi(% qtq)
Andil (% qtq)
1 Makanan, minuman dan tembakau 2,95 0,85
2 Pakaian dan alas kaki 1,47 0,09
3 Perumahan, air, listrik, dan BBRT 0,61 0,11
4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin RT 1,41 0,07
5 Kesehatan -0,18 -0,01
6 Transportasi 4,19 0,45
7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,26 -0,01
8 Rekreasi, olahraga dan budaya 2,19 0,04
9 Pendidikan 0,00 0,00
10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,79 0,09
11 Perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,35 0,02
Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan Per Kelompok (yoy)
Tabel 3.1
Sumber: BPS, diolah
BAB III
32
PerkembanganInflasi Daerah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
tengah deflasi kelompok kesehatan serta kelompok
informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (Tabel
3.1). Kelompok makanan, minuman, dan tembakau
mencatat inflasi sebesar 2,95% (qtq) dan menjadi
kelompok dengan andil pendorong inflasi tertinggi
di triwulan laporan yaitu sebesar 0,85% (qtq).
Perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan
harga minyak goreng berlanjut dan curah hujan tinggi
yang menyebabkan panen aneka cabai berkurang di
tengah permintaan yang naik pada momen HBKN
Natal dan Tahun Baru.
Secara spasial, inflasi di Kalimantan Selatan diukur
dari inflasi pada tiga kota pembentuk inflasi, yaitu
kota Banjarmasin, Kota Tanjung, dan Kabupaten
Kotabaru. Inflasi tertinggi pada triwulan IV 2021
terjadi di Kotabaru sebesar 2,68% (yoy) atau 0,89%
(qtq). Sementara itu inflasi di Banjarmasin dan Tanjung
masing-masing tercatat sebesar 2,54% (yoy) atau
1,83% (qtq) dan sebesar 2,43% (yoy) atau 1,16%
(qtq).
Secara tahunan, inflasi triwulan I 2022
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan
terhadap perekonomian karena pelaksanaan
vaksinasi tahap 1 dan 2, serta booster yang
mulai dilaksanakan ditengah peningkatan varian
Omicron. Inflasi diprakirakan meningkat didorong
oleh Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj) dan
meningkatnya harga sejumlah komoditas utama.
3.2 INFLASI TAHUNAN (YOY)Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada
triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55%
(yoy), relatif stabil dibandingkan inflasi triwulan
III 2021 yang sebesar 2,56% (yoy). Inflasi Kalimantan
Selatan tersebut relatif moderat dibandingkan
provinsi lain di wilayah Kalimantan, dan lebih tinggi
dari inflasi nasional, namun masih berada dalam
sasaran inflasi nasional tahun 2021 yang sebesar 3%
± 1%. Inflasi tahunan terutama bersumber dari inflasi
kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti
oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/
restoran, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
bakar rumah tangga serta kelompok pakaian dan alas
kaki.
Pada triwulan IV 2021, inflasi kelompok makanan,
minuman, dan tembakau tercatat sebesar 4,30%
(yoy) dengan andil 1,26% (yoy), terutama didorong
oleh minyak goreng, pepaya, dan mangga (Tabel 3.3).
Harga minyak goreng mengalami kenaikan sebesar
37,79% (yoy) seiring dengan peningkatan harga crude
palm oil (CPO) yang terus berlanjut sejak triwulan III
No Kelompok Inflasi(% yoy)
Andil (% yoy)
1 Makanan, minuman dan tembakau 4,40 1,26
2 Pakaian dan alas kaki 3,17 0,19
3 Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,05 0,19
4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 3,74 0,17
5 Kesehatan 2,51 0,08
6 Transportasi -0,62 -0,07
7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,52 0,03
8 Rekreasi, olahraga dan budaya 6,29 0,10
9 Pendidikan 1,87 0,06
10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 3,11 0,34
11 Perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,75 0,18
Inflasi Kalimantan Selatan Menurut Kelompok (yoy)
Tabel 3.2
Sumber: BPS, diolah
No Komoditi Komponen Inflasi(% yoy)
Andil (% yoy)
1 Minyak Goreng makanan, minuman dan tembakau 37,79 0,38
2 Pepaya makanan, minuman dan tembakau 182,42 0,27
3 Nasi Dengan Lauk penyediaan makanan dan minuman/restoran 7,06 0,11
4 Mangga makanan, minuman dan tembakau 63,47 0,09
5 Cabai Rawit makanan, minuman dan tembakau 40,53 0,07
6 Bubur penyediaan makanan dan minuman/restoran 9,16 0,07
7 Bahan Bakar Rumah Tangga
perumahan, air, listrik, dan bbrt 3,62 0,07
8 Rokok Kretek Filter makanan, minuman dan tembakau 2,81 0,06
9 Baju Muslim Wanita pakaian dan alas kaki 6,08 0,06
10 Mie Kering Instant makanan, minuman dan tembakau 9,75 0,05
Andil inflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021Tabel 3.3
Sumber: BPS, diolah
BAB III
PerkembanganInflasi Daerah
33 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
2020 di tengah perbaikan permintaan CPO dan produk
turunannya. Inflasi pepaya sebesar 182,42% terjadi
akibat normalisasi harga sejalan dengan pengurangan
pasokan oleh petani yang beralih ke komoditas lain
setelah terdeflasi hingga 41,37% (yoy) pada Desember
2021. Hal serupa juga terjadi pada komoditas mangga
setelah secara tahunan terdeflasi sepanjang tahun
2020 sehingga terdapat base effect berupa inflasi
pada tahun berikutnya di samping pasokan yang
berkurang di tengah peningkatan permintaan.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/
restoran juga menjadi pendorong inflasi sebesar
2,59% (yoy) dengan andil 0,28% (yoy). Peningkatan
terutama didorong oleh kenaikan harga nasi dengan
lauk dan bubur sebagai dampak dari kenaikan harga
bahan makanan seperti minyak goreng, ikan peda,
ikan gabus, dan daging ayam ras. Selain itu, aktivitas
perekonomian yang semakin membaik sejalan dengan
program vaksinasi juga meningkatkan permintaan,
sejalan dengan pelonggaran PPKM pada periode
akhir tahun.
Laju inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh kelompok
transportasi khususnya angkutan udara (Tabel 3.4).
Permintaan angkutan udara yang mulai pulih dan
kapasitas pesawat yang diizinkan hingga 100%
menurunkan harga tiket pesawat. Surat Edaran
Kemenhub Nomor 88 Tahun 2021 tentang petunjuk
pelaksanaan perjalanan orang dalam negeri yang
ditetapkan pada 21 Oktober 2021 mengatur bahwa
untuk daerah dengan kategori PPKM level 3 dan
4, diterapkan pembatasan jumlah penumpang
transportasi darat maksimal 70 persen, sedangkan
untuk daerah dengan kategori PPKM level 1-2
kapasitas maksimal dapat mencapai 100 persen.
3.3 ARAH PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULAN I 2022
Secara tahunan, inflasi triwulan I 2022
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan IV 2021. Peningkatan mobilitas masyarakat
diprediksi menjadi sumber tekanan utama didukung
oleh level PPKM yang diprakirakan terus menurun
sejalan dengan perluasan vaksinasi dan pemahaman
yang baik dalam penanganan COVID-19 khususnya
varian Omicron. Hal tersebut juga memungkinkan
pelaksanaan perayaan beberapa hari besar seperti
Imlek, Isra Miraj, dan Nyepi meskipun masih terbatas.
Selain itu, terdapat rencana Pemerintah untuk
menaikkan beberapa tarif seperti cukai tembakau
serta gas LPG non subsidi. Sementara inflasi kelompok
makanan bergejolak diprakirakan menurun sejalan
dengan La Nina yang mereda sehingga mendukung
produksi dan distribusi bahan makanan.
Pada Januari 2022, Kalimantan Selatan
mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm), lebih
tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami
inflasi sebesar 0,76% (mtm). Secara umum, inflasi
didorong oleh permintaan yang masih tinggi pasca
HBKN Natal dan Tahun Baru di tengah pasokan
yang masih terbatas serta pemberlakuan kebijakan
No Komoditi Komponen Inflasi(% yoy)
Andil (% yoy)
1 Angkutan Udara transportasi -10,78 -0,20
2 Daging Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau -5,50 -0,11
3 Bawang Merah makanan, minuman dan tembakau -29,00 -0,09
4 Telur Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau -8,42 -0,09
5 Parfum perawatan pribadi dan jasa lainnya -4,73 -0,03
6 Ikan Gabus makanan, minuman dan tembakau -2,29 -0,02
7 Ikan Peda makanan, minuman dan tembakau -4,69 -0,02
8 Telepon Seluler informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -2,09 -0,02
9 Baju Muslim Pria pakaian dan alas kaki -3,99 -0,01
10 Ikan Saluang makanan, minuman dan tembakau -13,28 -0,01
Andil Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021Tabel 3.4
Sumber: BPS, diolah
BAB III
34
PerkembanganInflasi Daerah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pemerintah yang baru seperti kenaikan Cukai Harga
Tembakau (CHT) dan harga LPG nonsubsidi. Realisasi
inflasi tersebut lebih tinggi dari rata-rata inflasi Januari
tiga tahun terakhir yang sebesar 0,31% (mtm) (Tabel
3.5).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau
menjadi kelompok pendorong utama inflasi,
yaitu sebesar 1,52% (mtm) dengan andil 0,44%
(mtm), meningkat dari sebesar 1,15% (mtm)
pada bulan sebelumnya dengan andil 0,34%
(mtm) (Tabel 3.5). Inflasi terutama didorong oleh
peningkatan harga komoditas daging ayam dan telur
ayam ras sejalan dengan kenaikan harga pakan serta
berlanjutnya upaya pemerintah menyeimbangkan
produksi. Peningkatan ini diperkirakan juga sebagai
dampak dari peningkatan implementasi kebijakan
culling dan cutting hatched egg yang dilakukan
Pemerintah untuk mengendalikan produksi berlebih.
Tingkat pengendalian yang lebih tinggi di Januari
2022 dibandingkan dengan rata-rata mengakibatkan
penurunan pasokan sehingga mendorong peningkatan
harga daging ayam. Selain itu, minyak goreng juga
masih menjadi pendorong inflasi (2,62% mtm) sejalan
dengan peningkatan harga CPO. Meskipun demikian,
inflasi tersebut sudah lebih landai dibandingkan
dengan dua bulan sebelumnya yaitu masing-masing
di bulan November 2021 dan Desember 2021 sebesar
8,75% dan 7,44% (mtm). Penurunan tersebut terjadi
seiring kebijakan pemerintah yang mewajibkan
Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng
Rp14.000 per liter. Selisih HET dengan Harga Acuan
Keekonomian disubsidi oleh Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kenaikan Cukai
Harga Tembakau (CHT) dengan rerata tertimbang
sebesar 12% meningkatkan harga tembakau, rokok
kretek, rokok kretek filter, serta rokok putih dengan
peningkatan tertinggi pada rokok kretek filter yang
sebesar 6,85% (mtm) (Tabel 3.7).
Kelompok transportasi juga masih menjadi
pendorong inflasi sebesar 1,39% (mtm) dengan
andil 0,15% (mtm) meskipun lebih rendah
dari bulan sebelumnya sebesar 2,52% (mtm)
No Kelompok Inflasi(% mtm)
Andil (% mtm)
1 Makanan, minuman dan tembakau 1,52 0,44
2 Pakaian dan alas kaki 0,65 0,04
3 Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,27 0,05
4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,76 0,04
5 Kesehatan 0,04 0,00
6 Transportasi 1,39 0,15
7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,22 -0,01
8 Rekreasi, olahraga dan budaya 1,04 0,02
9 Pendidikan 0,84 0,03
10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,52 0,16
11 Perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,93 0,06
Inflasi Kalimantan Selatan Januari 2022 Menurut Kelompok (mtm)
Tabel 3.5
Sumber: BPS, diolah
KelompokInflasi (% yoy)
Oct-21 Nov-21 Dec-21 Jan-22
Makanan, minuman dan tembakau 4,45 4,40 4,40 5,59
Pakaian dan alas kaki 3,99 2,80 3,17 3,83
Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,87 0,55 1,05 1,31
Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 3,00 3,49 3,74 4,50
Kesehatan 3,91 2,36 2,51 1,85
Transportasi 1,60 1,43 -0,62 4,91
Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,96 0,61 0,52 0,26
Rekreasi, olahraga dan budaya 3,05 3,76 6,29 6,93
Pendidikan 1,87 1,87 1,87 2,72
Penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,69 3,07 3,11 3,88
Perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,65 2,32 2,75 3,00
Inflasi Tahunan Kelompok PengeluaranTabel 3.6
Sumber: BPS, diolah
No Komoditi Komponen Inflasi(% mtm)
Andil (%mtm)
1 Rokok Kretek Filter makanan, minuman dan tembakau 6,85 0,15
2 Angkutan Udara transportasi 6,31 0,10
3 Ikan Bakar pendidikan 9,08 0,09
4 Daging Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau 4,43 0,08
5 Telur Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau 6,37 0,06
6 Bahan Bakar Rumah perumahan, air, listrik, dan bbrt 2,43 0,04
7 Ayam Bakar pendidikan 7,39 0,04
8 Minyak Goreng makanan, minuman dan tembakau 2,62 0,04
9 Mobil transportasi 1,80 0,03
10 Bimbingan Belajar transportasi 7,63 0,03
Andil Inflasi (mtm) Terbesar Januari 2022Tabel 3.7
Sumber: BPS, diolah
BAB III
PerkembanganInflasi Daerah
35 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
dengan andil 0,27% (mtm) (tabel 3.5). Angkutan
udara menjadi pendorong utama inflasi kelompok
tersebut sejalan dengan permintaan yang masih tinggi
dipengaruhi arus balik dari Nataru serta peningkatan
mobilitas masyarakat menjelang Imlek. Inflasi
angkutan udara pada Januari 2022 sebesar 6,31%
(mtm), lebih rendah dari Desember 2021 yang sebesar
18,69% (mtm). Secara tahunan, inflasi angkutan
udara berubah arah dari deflasi 10,78% (yoy) menjadi
inflasi 24,80% (yoy). Perubahan arah tersebut sejalan
dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan
perluasan vaksinasi, meskipun terjadi peningkatan
kasus COVID-19 varian Omicron sejak akhir Januari
2022.
Inflasi juga didorong oleh kelompok Perumahan,
Air, Listrik, Dan Bahan Bakar Rumah Tangga
dengan inflasi sebesar 0,27% (mtm) dan andil
0,05% (mtm). Bahan bakar rumah tangga (BBRT)
menjadi pendorong utama inflasi kelompok tersebut.
Kenaikan harga gas LPG 3kg berasal dari tingginya
permintaan masyarakat yang tidak memiliki kartu
kendali gas LPG 3kg di tengah pasokan yang sudah
diprioritaskan untuk pemegang kartu kendali.
Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan
pada periode laporan tercatat sebesar 3,73%,
meningkat dari 2,55% (yoy) pada bulan Desember
2021. Peningkatan inflasi tahunan terutama bersumber
dari peningkatan inflasi pada kelompok makanan,
minuman, dan tembakau didorong oleh peningkatan
inflasi minyak goreng, sejalan dengan kenaikan harga
CPO. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
bakar rumah tangga serta kelompok transportasi turut
mendorong inflasi tahunan. Sementara itu, kelompok
perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami
penurunan inflasi secara tahunan dibandingkan
dengan bulan sebelumnya sejalan dengan harga emas
perhiasan yang semakin rendah (Tabel 3.2).
Secara tahunan, inflasi triwulan I 2022
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan
terhadap perekonomian karena pelaksanaan
vaksinasi tahap 1 dan 2, serta booster yang
mulai dilaksanakan ditengah peningkatan
varian Omicron. Peningkatan inflasi diprakirakan
didorong oleh Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj)
dan meningkatnya harga sejumlah komoditas utama
Kalimantan yang mendorong kenaikan pendapatan
masyarakat.
Peningkatan inflasi kelompok transportasi
diprakirakan didorong oleh peningkatan permintaan
angkutan udara pada HBKN selama triwulan I 2022.
Tekanan inflasi juga berasal dari kenaikan cukai harga
tembakau sebesar 12% dan kenaikan harga LPG non
subsidi sejalan dengan peningkatan harga Contract
Price Aramco (CPA) LPG.
Tekanan inflasi kelompok makanan, minuman, dan
tembakau diprakirakan mulai mereda meski musim
hujan diprakirakan masih berlangsung hingga Juni
2022, sehingga mendukung produksi dan distribusi
tanaman pangan dan hortikultura dan masuknya
masa panen kecil aneka cabai. Sementara itu, inflasi
diprakirakan tertahan oleh rencana pemberian subsidi
minyak goreng oleh pemerintah hingga bulan Juli
2022 dan meningkatnya pasokan ikan layang sejalan
dengan kondisi cuaca yang lebih kondusif. Selain
itu, gula pasir diprakirakan mengalami inflasi sejalan
dengan pasokan yang menipis menjelang musim
giling.
No Komoditi Komponen Inflasi(% mtm)
Andil (%mtm)
1 Pepaya makanan, minuman dan tembakau -7,10 -0,03
2 Cabai Merah makanan, minuman dan tembakau -11,52 -0,02
3 Ikan Peda makanan, minuman dan tembakau -6,10 -0,02
4 Ikan Tongkol/ Ikan Ambu
makanan, minuman dan tembakau -3,66 -0,01
5 Ketimun makanan, minuman dan tembakau -13,83 -0,01
6 Biaya Administrasi Transfer Uang
makanan, minuman dan tembakau -27,60 -0,01
7 Ikan Gabus makanan, minuman dan tembakau -0,64 0,00
8 Televisi Berwarna Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -3,20 0,00
9 Terong makanan, minuman dan tembakau -2,47 0,00
10 Kemeja Pendek Anak pakaian dan alas kaki -9,97 0,00
Andil Deflasi (mtm) Terbesar Januari 2022Tabel 3.8
Sumber: BPS, diolah
BAB III
36
PerkembanganInflasi Daerah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Potensi tekanan inflasi pada triwulan I 2022
diprakirakan juga berasal dari komoditas tembakau.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 192/PMK.010/2021, Pemerintah secara resmi
telah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau
cukai rokok dengan rata-rata 12 persen yang berlaku
per 1 Januari 2022. Kenaikan tarif cukai tersebut
diprakirakan akan tertransmisi ke harga jual eceran
komoditas rokok kretek filter, rokok kretek, dan rokok
putih. Pada Januari 2022, komoditas rokok kretek filter
terpantau mengalami inflasi sebesar 6,85% (mtm)
atau 9,85% (yoy) dan kenaikakn harga diprakirakan
masih akan tertransmisi secara bertahap hingga akhir
tahun, sehingga dorongan inflasi dari kenaikan CHT
tersebut diprakirakan akan berlanjut sampai dengan
akhir tahun 2022.
3.4 PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
3.4.1 Upaya Pengendalian InflasiUntuk melakukan pengendalian inflasi, berbagai upaya
telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) se-Kalimantan Selatan, baik pada level provinsi
maupun kabupaten/kota. Langkah pengendalian
inflasi secara rutin dilakukan antara lain melalui
rapat koordinasi (rakor) dan program lapangan.
Beberapa langkah strategis juga telah ditempuh TPID
dalam pengendalian inflasi daerah melalui kerangka
4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,
kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif) antara
lain dengan mendorong kerjasama antar daerah.
Berikut beberapa rangkuman kegiatan TPID di
Kalimantan Selatan:
Keterjangkauan HargaDinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
TPH Provinsi Kalsel didukung oleh Produsen Minyak
Goreng Alif Indonesia, Bulog Kalsel dan pelaku usaha
distributor dan pelaku usaha lainnya menggelar Pasar
Murah di kabupaten/kota menjelang Natal dan Tahun
Baru, dengan berbagai produk antara lain, minyak
goreng, gula, beras, teh, ayam, telur, sayur mayur
dan berbagai barang keperluan dapur lainnya, bahkan
hingga pakaian, cemilan dan lain-lain. Kegiatan juga
dirangkai dengan program vaksinasi COVID-19 bagi
masyarakat pengunjung.
Ketersediaan PasokanRakor Tindak Lanjut Harga Telur Ayam Ras
Rapat Koordinasi Bersama antara Kepala Bulog Divre
Kalsel, Badan Karantina Pertanian Banjarmasin,
Disbunak Kalsel PINSAR dan peternak ayam petelur
untuk menyikapi anjloknya harga telur ayam ras.
Telah disepakati beberapa hal yang akan dilakukan
oleh masing-masing pihak sesuai tugas dan fungsinya
masing.
Kelancaran Distribusia. Pasar Bauntung Banjarbaru Menuju Pasar
Rakyat Ber-SNI Pertama Di Kalsel
Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel bersama dengan
Kementerian Perdagangan RI mensosialisasikan
penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar
Rakyat di Pasar Bauntung, Banjarbaru. SNI Pasar
Rakyat mensyaratkan tiga hal, yakni persyaratan
umum, teknis, dan pengelolaan.
b. Soft launching Pasar Agribisnis di
Desa Kembang Kuning, Kecamatan
Haruai, Kabupaten Tabalong.
Peresmian Pasar Agribisnis sebagai pusat grosir
produk hortikultura oleh Bupati Tabalong yang
juga diramaikan oleh berbagai kegiatan antara
lain bazar UMKM, pameran batik, perpustakaan
keliling, dan lainnya. Kegiatan tersebut juga
mendatangkan perbankan untuk membantu
pelaku usaha memperoleh akses permodalan.
Komunikasi Efektifa. Rapat Koordinasi dan Identifikasi Ketersediaan
Bahan Pokok Menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru
2022 dalam rangka melakukan pemetaan terhadap
ketersediaan bahan pokok guna mengidentifikasi
secara kuantitatif agar bisa dilakukan antisipasi
dini jika terjadi kekurangan Bapok. Rapat juga
melakukan pemetaan pengamanan jalur distribusi
dari ibu kota, ke kecamatan hingga ke desa, guna
mengantisipasi cuaca ekstrim dan bencana banjir
yang berpotensi menghambat lalu lintas barang.
BAB III
PerkembanganInflasi Daerah
37 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
b. Forum Kerjasama Perdagangan Kalsel-Kaltim
Kadisdag Kalsel dan Kadis Perindagkop & UKM
Kaltim menandatangani komitmen bersama kedua
daerah Government to Government. Pertemuan
tersebut dilakukan sebagai wujud tekad bersama
untuk saling membantu dalam upaya pemenuhan
kebutuhan bahan pokok maupun barang lainnya
serta upaya untuk membantu kelancaran distribusi
lalu lintas barang antara kedua daerah sehingga
bisa membantu pelaku usaha untuk kelancaran
pengiriman barang dan stabilitas ketersediaan
barang. Kegiatan ini juga mempertemukan pelaku
usaha Kalsel dengan Kaltim secara Business
to Business (B2B) yang berhasil mendorong
terjadinya transaksi senilai Rp. 13.770.942.000.
Beberapa komoditas yang ditransaksikan antara
lain komoditas pertanian, seperti cabe, jahe,
ikan kering, kunyit, kemiri, ayam, garam, produk
kerajinan dan asesoris lainnya.
c. Temu Bisnis dan Misi Dagang Pemerintah
Provinsi Kalsel dengan Pemerintah Provinsi
Kalteng. Kerja sama Perdagangan dilaksanakan
antara Kalsel dan Kaltim dengan hasil transaksi
dari pertemuan tersebut lebih dari Rp299,5 miliar.
Beberapa komoditi/produk Kalsel seperti cabe
beserta produk turunannya, produk Sarigading,
ayam ras dan telur ayam ras. Komoditi lainnya yaitu
produk perdagangan dengan distributor berasal
dari Kalsel yang pasarnya ekspansi ke Kalteng,
seperti bawang merah, gula pasir, minyak goreng
dan lain- lain. Disamping itu, beberapa komoditi
dan produk Kalteng yang menjadi kebutuhan
pengusaha asal Kalsel, yaitu damar, teh bajakah,
abon ikan dan lainnya.
39 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021
BOKS 2
Boks 2. Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021
40LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
UMKM memiliki peranan penting bagi
perekonomian. Berdasarkan data Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2019, jumlah UMKM
mencapai 65,46 juta atau 99,9% dari total unit usaha.
Sektor UMKM mampu menyerap 119,56 juta tenaga
kerja atau 96,92% dari total penduduk yang bekerja.
Selain itu, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB
dan ekspor non migas juga cukup signifikan, masing-
masing sebesar 60,51% dan 15,65%. Menyadari peran
UMKM yang cukup sentral dalam perekonomian, Bank
Indonesia telah merumuskan strategi pengembangan
UMKM yang diarahkan untuk mendorong UMKM
agar mampu meningkatkan kelayakan dan kapabilitas
usaha sehingga menjadi bankable dan naik kelas.
Boks 2. Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021
41 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Identifikasi keunggulan UMKM didasarkan
pada pengembangan potensi ekonomi daerah.
Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan
penelitian Baseline Economic Survei (BLS) untuk
mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah
yang bertujuan memberikan informasi potensi
ekonomi suatu daerah. Informasi tersebut dapat
digunakan oleh stakeholders tentang komoditas/
produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial menjadi
unggulan daerah untuk dikembangkan. KPJU
Unggulan dalam penelitian ini dirumuskan untuk
menggambarkan posisi KPJU existing yang memenuhi
kriteria tertentu dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan
daya saing di masa mendatang. Penelitian KPJU
Unggulan UMKM menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) yang dikombinasikan dengan
metode Borda dan Bayes atau juga disebut dengan
modified AHP. Pemetaan KPJU Unggulan UMKM juga
diarahkan untuk mendukung peran Bank Indonesia
dalam pengendalian inflasi, melalui analisis KPJU
terkait kontribusi KPJU Unggulan atau komoditas
pembentuknya terhadap inflasi maupun pendalaman
terhadap komoditas-komoditas pembentuk inflasi di
masing-masing daerah.
Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat 10 KPJU
Unggulan lintas sektoral di setiap kabupaten/
kota yang kemudian akan menghasilkan 10
KPJU Unggulan tingkat Provinsi. Sepuluh (10)
KPJU Unggulan tingkat Provinsi Kalimantan Selatan
yang diperoleh dari penilaian kembali terhadap KPJU
Unggulan di tingkat kab/kota adalah padi, ikan nila,
kain sasirangan, karet, kerajinan anyaman, warung
makan (campur), kue tradisional, ikan patin, penjualan
hasil perikanan, dan kelapa sawit. Identifikasi 10
komoditas tersebut sejalan dengan struktur ekonomi
Kalimantan Selatan yang salah satunya didominasi
oleh sektor pertanian. Luas panen produk pertanian di
Kalimantan Selatan pada tahun 2020 tercatat 292,03
ribu Ha dengan produksi utama, yaitu padi. Dari sektor
perkebunan, produksi kelapa sawit dan karet pada
tahun 2020 masing-masing tercatat sebesar 1,12
juta ton dan 0,21 juta ton. Sementara itu, produksi
perikanan di Kalimantan Selatan terutama bersumber
dari perairan umum daratan yang tersebar di seluruh
kab/kota, dengan total produksi sebesar 62,96 ribu
ton. Selanjutnya, jenis usaha kreatif pendukung
pariwisata yang banyak berkembang di masyarakat
adalah kain sasirangan, terutama di Kab. Barito Kuala,
Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Tapin, Kota Banjarbaru,
dan Kota Banjarmasin.
Pemetaan KPJU Unggulan UMKM Provinsi
Kalimantan Selatan diharapkan dapat menjadi
acuan dalam mendukung pengembangan UMKM
ke depan, namun sinergi dan kolaborasi antar
instansi perlu terus didorong. Peran strategis dari
masing-masing stakeholders terkait menjadi penting
dalam pengembangan KPJU Unggulan Lintas Sektor
di Provinsi Kalimantan Selatan. Beberapa rekomendasi
PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN
TENAGA KERJA
119,56 JT(96,2% dari total angkakerja)
PDB
6.694 T(60,51% dari PDB)
EKSPOR NON MIGAS
339,19 T(15,65% dari total ekspor non migas)
INVESTASI
2,62 T(60,03% dari total investasi)
JUMLAH UMKM
65,64 JT(99,9% dari total usaha)
Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2019
Gambar B2.1 Kontribusi UMKM dalam Perekonomian
Rank KPJU Unggulan (Sektor Usaha) Nilai KPJU
1 Padi (Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan, dan Kegiatan ybdi) 0,0669
2 Ikan Nila (Perikanan) 0,0425
3 Kain Sasirangan (Industri Pengolahan) 0,0293
4 Karet (Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan, dan Kegiatan ybdi) 0,0291
5 Kerajinan Anyaman (Industri Pengolahan) 0,0264
6 Warung Makan Campur (Penyedia Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum) 0,0262
7 Kue Tradisional (Industri Pengolahan) 0,0248
8 Ikan Patin (Perikanan) 0,0210
9Penjualan Hasil Perikanan (Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor)
0,0210
10 Kelapa Sawit (Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan dan Kegiatan ybdi) 0,0196
Tabel B2.1 Shortlist 10 KPJU Unggulan Provinsi Kalimantan Selatan
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
42LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Boks 2. Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021
yang dapat dilakukan oleh Pemerintah, pelaku/asosiasi
pengusaha UMKM, perbankan, dan stakeholders
lainnya antara lain:
1. Pemerintah: Penciptaan iklim investasi dan
penguatan investasi untuk hilirisasi komoditas
perkebunan maupun perikanan dengan dukungan
kebijakan integral dan aturan yang kondusif, serta
penyediaan dan peningkatan sarana prasarana
produksi diikuti penguatan teknologi digital.
2. Pelaku/Asosiasi Pengusaha UMKM: Peningkatan
kapasitas dan kompetensi kewirausahaan, aktif
bekerja sama dengan unit profesional untuk
peningkatan daya saing, dukungan program
pemberdayaan, dan perluasan akses pasar.
3. Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian,
dan LSM: Pengembangan teknologi, program
pendampingan, dan pengkajian model-model
pengembangan alternatif untuk UMKM dan
penyediaan database UMKM.
4. Perbankan: Identifikasi permasalahan
dan kebutuhan kredit/pembiayaan, serta
pengembangan produk pembiayaan untuk
kemudahan akses keuangan.
Selain dukungan kebijakan dari stakeholders,
pengembangan KPJU Unggulan UMKM juga
perlu didukung dengan perbaikan sisi produksi
dari masing-masing komoditas terpilih. Dengan
mempertimbangkan berbagai peluang dan tantangan
dari masing-masing komoditas terpilih, maka
direkomendasikan sejumlah rencana aksi sebagai
berikut:
1. Padi: Peningkatan produktivitas melalui optimalisasi
lahan, penggunaan benih bermutu, optimalisasi
pengadaan dan distribusi sarana produksi, dan
peningkatan kompetensi SDM petani.
2. Ikan Nila: Pengembangan industri pakan ikan,
peningkatan sarana dan prasarana budidaya yang
memadai, serta pengembangan jaringan distribusi
pemasaran dan peningkatan kemitraan usaha
perikanan budidaya.
3. Kain Sasirangan: Pengembangan teknologi dalam
penyediaan bahan baku, peningkatan pemanfaatan
teknologi informasi, dan fasilitas promosi.
4. Karet: Penyediaan sarana produksi yang memadai,
penggunaan benih unggul, bermutu, dan
bersertifikat, serta penguatan efisiensi pemasaran
yang didukung dengan akses dan fasilitas
transportasi yang menunjang.
5. Kerajinan Anyaman: Peningkatan pemanfaatan
teknologi informasi untuk promosi dan pemasaran,
peningkatan inovasi desain dan kreativitas produk,
serta fasilitasi promosi dalam berbagai event.
6. Warung Makan (Campur): Pemanfaatan teknologi
informasi dalam menjaring pemasok bahan baku,
dan peningkatan alternatif pasokan bahan baku
yang segar
7. Kue Tradisional: Peningkatan kualitas produk
pemilihan bahan baku, pengadaan dan
pemanfaatan teknologi produksi, dan peningkatan
kemudahan akses dalam proses sertifikasi.
8. Ikan Patin: Peningkatan jangkauan pemasaran dan
saluran distribusi, penguatan kompetensi SDM
perikanan dan investasi unit pengolahan ikan,
serta peningkatan kualitas ikan patin yang sesuai
standar mutu.
9. Penjualan Hasil Perikanan: Peningkatan sarana
prasarana penyimpanan ikan dan logistik,
penguatan kompetensi SDM, serta pengembangan
sistem pemasaran dan pembangunan fasilitas
pemasaran yang memadai.
10. Kelapa Sawit: Penguatan investasi pada
hilirisasi produk kelapa sawit dengan dukungan
insentif fiskal, peningkatan klaster kelapa sawit
dengan jaringan infrastruktur yang terintegrasi,
pengembangan layanan penunjang agribisnis
kelapa sawit, dan penguatan diversifikasi integrasi
kebun sawit dengan komoditas pertanian.
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
43 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
BAB IV
Pada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi perbankan terus menunjukkan perbaikan. Penyaluran kredit melanjutkan pertumbuhan positif, didukung dengan kualitas kredit yang meningkat. Hal ini didorong oleh peningkatan kinerja penyaluran kredit pada seluruh jenis penggunaan, sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis yang membaik pasca pelonggaran level PPKM. Kredit konsumsi tercatat tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (1,45%, yoy) terutama bersumber dari peningkatan penyaluran kredit Multiguna dan perbaikan kontraksi KKB sejalan dengan perpanjangan stimulus kredit otomotif hingga akhir tahun 2021. Dari sisi kualitas, kinerja kredit yang membaik juga ditopang oleh kualitas kredit yang meningkat, tercermin dari penurunan rasio non performing loan (NPL), dari 2,96% menjadi 2,08%.
BAB IV
44
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Penyaluran kredit korporasi juga meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kinerja kredit di LU utama yaitu LU Pertambangan dan LU Pertanian yang masing-masing tumbuh sebesar 44,67% (yoy) dan 14,46% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,82% (yoy) dan -5,22% (yoy). Sejalan dengan itu, kinerja keuangan korporasi Kalimantan Selatan juga meningkat seperti terlihat dari peningkatan rasio likuiditas dan profitabilitas.
Sejalan dengan penyaluran kredit yang meningkat, kredit UMKM di Kalimantan Selatan juga mengalami pertumbuhan yang positif didukung kualitas kredit yang meningkat. Bank Indonesia terus mendukung pengembangan UMKM melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas dan pembiayaan, melalui penyelenggaraan berbagai program UMKM bekerjasama dengan stakeholders terkait.
Foto : Pameran UMKM, Kalimantan Selatan
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
45 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
4.1 PEMBIAYAAN DAERAHPada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi
perbankan menunjukkan perbaikan sejalan
dengan aktivitas perekonomian yang membaik.
Penyaluran kredit perbankan tumbuh 9,11% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan III 2021 diikuti
dengan kualitas kredit yang semakin baik. Peningkatan
pertumbuhan kredit terutama bersumber dari kinerja
penyaluran kredit LU utama Kalimantan Selatan
yang juga meningkat. Berdasarkan penggunaan,
peningkatan penyaluran kredit didorong oleh
peningkatan kredit pada seluruh jenis penggunaan.
Hal ini sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis
yang membaik pasca pelonggaran level PPKM di
tengah kasus COVID-19 yang mulai melandai.
Adapun kredit konsumsi tumbuh meningkat terutama
bersumber dari peningkatan penyaluran kredit
multiguna dan perbaikan kinerja Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB). Penyaluran kredit korporasi juga
mengalami peningkatan sejalan dengan aktivitas
operasional perusahaan yang meningkat didorong
pemulihan permintaan di tengah proses pemulihan
ekonomi yang terus berlanjut. Sementara itu, kredit
investasi dan modal kerja masing-masing tumbuh
sebesar 26,30% (yoy) dan -2,16% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
7,23% (yoy) dan -5,08% (yoy).
4.1.1 Pembiayaan Rumah Tangga (RT)Kredit konsumsi pada triwulan IV 2021 tercatat
sebesar Rp24,52 triliun atau tumbuh 2,46%
(yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021
yang tumbuh sebesar 1,45% (yoy). Peningkatan
pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan IV 2021
terutama bersumber dari peningkatan penyaluran
kredit Multiguna yang memiliki pangsa cukup besar,
yaitu 45,47% terhadap total kredit konsumsi yang
disalurkan (Grafik 4.1), serta perbaikan kontraksi KKB.
Peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang lebih
tinggi tertahan oleh perlambatan penyaluran Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) yang memiliki pangsa 42,96%
terhadap total kredit konsumsi.
Pada triwulan IV 2021, penyaluran kredit multiguna
tumbuh 6,21% (yoy), meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sebesar 3,63% (yoy)
(Grafik 4.2). Peningkatan penyaluran kredit Multiguna
terutama dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi
yang membaik sejalan dengan pelonggaran level
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) di tengah kasus COVID-19 yang mulai
melandai. Kondisi tersebut mendorong pelaku usaha
untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga
membutuhkan pembiayaan dari perbankan.
Sementara itu, penyaluran KKB pada triwulan IV 2021
terus mengalami perbaikan kontraksi, dari -19,46%
(yoy) pada triwulan III 2021 menjadi -10,29% (yoy).
Perbaikan kontraksi tersebut bersumber dari perbaikan
penyaluran kredit kepemilikan mobil. Penyaluran
kredit kepemilikan mobil terkontraksi 3,59% (yoy),
lebih baik dibandingkan triwulan III 2021 yang
terkontraksi 12,81% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan
perpanjangan relaksasi pembebasan pajak penjualan
KPR42,96%
KKB5,85%
MULTIGUNA45,47%
LAINNYA5,73%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.1 Distribusi Kredit Konsumsi
�40%
�30%
�20%
�10%
0%
10%
20%
30%
40%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
MULTIGUNATOTAL KONSUMSI
KPRKKB
3,63%1,45%5,22%
-19,46%
6,21%2,46%3,30%
-10,29%
Tw III2021
Tw IV2021
MULTIGUNA TOTAL KONSUMSI KPR KKB
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.2 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Berdasarkan Jenisnya
BAB IV
46
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
atas barang mewah (PPnBM) oleh Pemerintah sampai
dengan Desember 2021. Kebijakan Pemerintah terkini
yaitu perpanjangan insentif PPnBM hingga akhir tahun
2022. Selain itu, meskipun terkontraksi 45,38% (yoy),
penyaluran kredit kepemilikan sepeda bermotor
jauh lebih baik dibandingkan triwulan III 2021 yang
terkontraksi 52,63% (yoy).
Di sisi lain, penyaluran KPR pada triwulan IV 2021
tumbuh 3,30% (yoy), melambat dibandingkan triwulan
III 2021 yang tumbuh 5,22% (yoy). Perlambatan
penyaluran kredit KPR terutama bersumber dari
perlambatan penyaluran KPR untuk rumah tipe
20 sampai dengan 70 yang tumbuh 4,79% (yoy),
menurun dibandingkan 6,74% (yoy) pada triwulan
sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan Survei Harga
Properti Residensial (SHPR) yang menunjukkan terjadi
penurunan pembangunan unit rumah tipe menengah,
dari 36 unit pada triwulan III 2021 menjadi 14 unit
pada triwulan IV 2021 atau menurun sebesar 61,1%
(qtq). Kondisi ini juga berdampak pada penurunan
rumah yang terjual, yaitu 114 unit rumah, lebih
rendah dibandingkan 228 unit rumah pada triwulan
sebelumnya.
Pada triwulan IV 2021, kualitas kredit konsumsi
tetap terjaga dibawah ambang batas (threshold)
5%, tercermin dari NPL sebesar 1,82%, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang sebesar
1,94% (Grafik 4.3). Penurunan NPL kredit konsumsi
terjadi pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB). NPL KPR dan KKB masing
– masing tercatat sebesar 2,61% dan 1,06%, lebih
rendah dibandingkan dengan 2,77% dan 1,52%
pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, NPL kredit
multiguna relatif stabil yaitu sebesar 1,03%, sedikit
lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang sebesar
1,04%.
Secara umum, alokasi pengeluaran RT masih
didominasi untuk konsumsi yaitu sebesar 80,73%.
Persentase tersebut cenderung menurun dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
81,93%. Sementara itu, kewajiban pembayaran
dari RT mengalami peningkatan. Survei Konsumen
Bank Indonesia pada triwulan IV 2021 menunjukkan
bahwa persentase penggunaan penghasilan RT
untuk membayar pinjaman tercatat sebesar 7,93%,
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
sebesar 6,53%, sejalan dengan kredit konsumsi yang
juga mengalami peningkatan (Grafik 4.4).
Peningkatan penyaluran kredit dan pembayaran
cicilan di masyarakat juga sejalan dengan hasil Survei
Konsumen Kalimantan Selatan yang meningkat. Indeks
Penghasilan Konsumen pada triwulan IV 2021 tercatat
sebesar 99,58, lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang sebesar 75,56 (Grafik 4.5). Tingkat
penghasilan konsumen yang meningkat didorong
oleh aktivitas ekonomi dan operasional usaha yang
membaik pasca pelonggaran level PPKM seiring kasus
COVID-19 yang mulai melandai. Lebih lanjut, Indeks
1,45%
2,46%0,63%
1,94%
1,82%
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
2,5%
3,0%
�5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
PERTUMBUHAN KREDIT KONSUMSI NPL KREDIT �SB.KANAN�
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.3 Pertumbuhan dan NPL Kredit KonsumsiCICILANKONSUMSI TABUNGAN
TW III 2021 TW IV 2021
81,93% 80,73%
11,35%
7,93%
11,54%
6,53%
Sumber : Survei Konsumen (diolah)
Grafik 4.4 Persentase Penggunaan Penghasilan RT
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
47 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Keyakinan Konsumen dan Indeks Kondisi Ekonomi
pada triwulan IV 2021 juga mencatat peningkatan,
masing-masing sebesar 106,39 dan 87,78 lebih tinggi
dibandingkan 78,15 dan 65,09 pada triwulan III 2021.
Sementara itu, ketersediaan lapangan kerja juga
menunjukkan perbaikan seiring pelonggaran level
PPKM yang mendorong peningkatan kapasitas
usaha. Kondisi tersebut juga tercermin dari Indeks
Ketersediaan Lapangan Kerja pada triwulan IV 2021
yang sebesar 79,17, meningkat dibandingkan 42,78
pada triwulan sebelumnya (Grafik 4.5). Perbaikan
ketersediaan lapangan kerja turut mendorong
peningkatan penghasilan masyarakat sebagaimana
hasil Survey Konsumen pada triwulan IV 2021
yang menunjukkan peningkatan penghasilan yang
dilaporkan oleh responden survei (Tabel 4.1).
4.1.2 Pembiayaan KorporasiPenyaluran kredit korporasi pada triwulan
IV 2021 mengalami peningkatan, terutama
bersumber dari peningkatan kinerja penyaluran
kredit korporasi di LU utama Kalimantan Selatan.
Kredit korporasi yang diberikan berdasarkan lokasi
proyek, mayoritas disalurkan pada lapangan usaha
utama (Grafik 4.6), yaitu LU Perdagangan, Hotel, dan
Restoran (25,26%), LU Pertambangan (25,13%), dan
LU Pertanian (22,94%).
Pada triwulan IV 2021, kredit LU Pertambangan
tumbuh sebesar 44,67% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan III 2021 sebesar 26,82%
(yoy). Selain itu, kredit LU pertanian juga mengalami
peningkatan, yaitu tumbuh 14,48% (yoy) dari
triwulan sebelumnya yang terkontraksi 5,22% (yoy).
Kredit LU perdagangan tumbuh sebesar 6,10% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
sebesar 4,24% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit
LU industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan
positif sebesar 15,31% (yoy), meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,16%
(yoy) (Grafik 4.7).
75,56
99
,58
42,78
79,17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021
INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJAINDEKS PENGHASILAN KONSUMEN
Sumber : Survei Konsumen (diolah)
Grafik 4.5 Indeks Penghasilan Konsumen & Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini
Kondisi Penghasilan RT TW I'21 TW II'21 TW III'21 TW IV'21
Meningkat cukup banyak 1,25% 1,11% 0,83% 0,97%
Sedikit meningkat 17,78% 18,61% 12,50% 25,42%
Sama 40,00% 47,36% 49,44% 46,81%
Sedikit menurun 31,39% 27,50% 30,83% 22,36%
Menurun cukup banyak 9,58% 5,42% 6,67% 4,44%
Tabel 4.1 Perubahan Tingkat Pendapatan RT
Sumber: Survei Konsumen (data diolah)
TAMBANGPERTANIAN
INDUSTRILISTRIK, GAS, AIRINDUSTRI
PHRTRANSPORTASI KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN
JASA SOSIAL
2,00%
2,90%
25,13%
6,89%3,74%
25,26%
6,48%4,65%
22,94%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.6 Komposisi Kredit Korporasi
�40%
�20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
PERTAMBANGAN PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN
PERTAMBANGANPERTANIAN
INDUSTRI PENGOLAHANPERDAGANGAN
26,82%-5,22%-4,16%4,24%
44,67%14,48%15,31%6,10%
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.7 Pertumbuhan Kredit Lapangan usaha Ekonomi Utama
BAB IV
48
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Peningkatan pertumbuhan kredit di LU Pertambangan
terutama didorong oleh sub LU Pertambangan
batubara yang meningkat cukup signifikan.
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh optimalisasi
aktivitas operasional oleh perusahaan batubara melalui
penambahan sumber pembiayaan untuk pembelian
dan sewa alat berat. Optimalisasi operasional tambang
juga dilakukan dalam rangka memenuhi permintaan
batubara di pasar domestik, terutama yang bersumber
dari sektor kelistrikan maupun industri semen. Hasil
liaison kepada perusahaan batubara di Kalimantan
Selatan menyebutkan bahwa volume penjualan
batubara domestik pada triwulan IV 2021 tercatat
sebesar 1,49 juta Metric Ton (MT), lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang sebesar 1,39 juta MT.
Sementara itu, peningkatan kredit LU Pertanian
terutama bersumber dari penyaluran kredit pada sub
LU perkebunan kelapa sawit yang tumbuh sebesar
9,86% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar 15,45%
(yoy). Peningkatan kredit dipengaruhi oleh perbaikan
aktivitas operasional perkebunan sawit, terindikasi
dari kapasitas utilisasi yang mencapai 75%, lebih
tinggi dibandingkan rata-rata 3 (tiga) tahun terakhir
yang sebesar 70%. Hal ini didorong oleh ketersediaan
bahan baku yang memadai dan kenaikan harga CPO
dunia yang menjadi insentif bagi perusahaan untuk
meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi
peningkatan permintaan ekspor maupun domestik
sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut.
Penyaluran kredit LU Perdagangan pada triwulan IV
2021 mengalami peningkatan terutama didorong
oleh perbaikan kontraksi penyaluran kredit pada sub
LU penjualan mobil, dari -18,02% (yoy) pada triwulan
III 2021, menjadi -4,88% (yoy). Kondisi ini sejalan
dengan mobilitas masyarakat yang membaik pasca
pelonggaran level PPKM seiring kasus COVID-19 yang
melandai. Selain itu, momen HBKN Natal dan Tahun
Baru serta perpanjangan insentif Pajak Pertambahan
Nilai Barang Mewah (PPnBM) diprakirakan turut
mendorong minat pembelian kendaraan bermotor di
masyarakat.
Sejalan dengan kinerja kredit yang meningkat, kualitas
penyaluran kredit kepada korporasi pada triwulan IV
2021 menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari
penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) menjadi
sebesar 2,08%, lebih rendah dibandingkan triwulan
III 2021 yang sebesar 2,96%. Berdasarkan LU, rasio
kredit bermasalah (NPL) korporasi di LU Pertanian dan
LU Pertambangan mengalami penurunan, masing-
masing menjadi sebesar 0,67% dan 1,82%, lebih
rendah dibandingkan dengan 4,45% dan 2,11%
pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, NPL LU
Perdagangan tercatat sebesar 4,15%, lebih rendah
dibandingkan 4,66% pada triwulan III 2021. Di sisi
lain, kualitas kredit LU Industri Pengolahan mengalami
penurunan, tercermin dari NPL yang meningkat dari
1,15% menjadi 1,52% (Grafik 4.8).
Kinerja keuangan korporasi Kalimantan Selatan pada
triwulan III 2021 mengalami peningkatan. Rasio
likuiditas dan profitabilitas korporasi meningkat
sejalan peningkatan penjualan ke negara mitra dagang
dan domestik, seiring pemulihan ekonomi yang terus
berlanjut. Di samping itu, tingkat ketahanan korporasi
juga tetap terjaga terlihat dari rasio solvabilitas yang
masih berada dibawah 1.
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
PERTANIAN PERDAGANGAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
PERTANIANPERDAGANGAN
PERTAMBANGANINDUSTRI PENGOLAHAN
4,45%4,66%2,11%1,15%
0,67%4,15%1,82%1,52%
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.8 NPL Kredit Lapangan Usaha Ekonomi Utama
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
49 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Rasio ProduktivitasProduktivitas korporasi di Kalimantan Selatan pada
triwulan III 2021 mengalami peningkatan, tercermin
dari indikator inventory turn over yang meningkat
dari 7,34 menjadi 7,80 (Grafik 4.9). Peningkatan ini
sejalan dengan perbaikan permintaan dari masyarakat
seiring aktivitas ekonomi yang berangsur pulih pasca
penyesuaian level PPKM, didukung penerapan IOMKI
(Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri) yang
membantu industri untuk tetap beroperasi di tengah
penerapan PPKM. Kondisi ini lebih lanjut mendorong
peningkatan kegiatan operasional perusahaan sejalan
dengan peningkatan kapasitas dan jam operasional
usaha. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam
mengoptimalkan penggunaan aset juga mengalami
peningkatan, tercermin dari indikator asset turn
over pada triwulan III 2021 yang sebesar 0,62, lebih
tinggi dibandingkan 0,60 pada triwulan sebelumnya.
Secara sektoral, kinerja produktivitas yang terjaga
didorong oleh kegiatan dari LU utama Kalsel, yaitu
pertambangan, pertanian, dan perdagangan.
Rasio ProfitabilitasPada triwulan III 2021, profitabilitas korporasi di
Kalimantan Selatan terus menunjukkan peningkatan.
Indikator Return on Asset (ROA) dan Return to
Equity (ROE) masing-masing tercatat sebesar 4,88%
dan 11,16%, meningkat dari triwulan sebelumnya
masing-masing sebesar 3,91% dan 9,03% (Grafik
4.10). Peningkatan profitabilitas terutama didorong
perbaikan permintaan, baik domestik maupun ekspor
di tengah harga komoditas global (batubara dan CPO)
yang terus mengalami kenaikan. Secara sektoral,
peningkatan profitabilitas terjadi di beberapa LU
utama di Kalimantan Selatan, seperti pertambangan,
pertanian, dan perdagangan.
Rasio SolvabilitasTingkat ketahanan korporasi di Kalimantan Selatan
pada triwulan III 2021 mengalami perbaikan. Kondisi
ini tercermin dari indikator rasio hutang Debt to Equity
Ratio (DER) yang menurun, dari 0,71 menjadi 0,68
(Grafik 4.11), diikuti dengan rasio solvabilitas Total
Asset (TA) / Total Liabilities (TL) yang relatif terjaga.
Penurunan DER terutama bersumber dari penurunan
liabilitas lancar perusahaan karena pembayaran
pinjaman bank dan penurunan utang royalti. Selain itu,
beberapa pinjaman bank lainnya juga telah mendekati
masa jatuh tempo. Secara sektoral, tingkat solvabilitas
yang membaik bersumber dari LU pertanian, industri
pengolahan, dan perdagangan.
0,60 0,62
7,34 7,80
4
5
6
7
8
9
10
11
0,50
0,55
0,60
0,65
0,70
0,75
0,80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021
ASSET T/O INVENTORY T/O
Sumber : Bloomberg (diolah)
Grafik 4.9 Asset T/O dan Inventory T/O Korporasi
3,91%
4,88%
9,03%
11,16%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021
RETURN ON ASSET �ROA� RETURN ON EQUITY �ROE�
Sumber : Bloomberg (diolah)
Grafik 4.10 Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
0,71
0,68
1,76
1,79
1,60
1,65
1,70
1,75
1,80
1,85
1,90
1,95
2,00
2,05
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021
DEBT TO EQUITY RATIO �DER� TA/TL RASIO
Sumber : Bloomberg (diolah)
Grafik 4.11 Debt to Equity Ratio (DER) dan TA/TL Rasio
BAB IV
50
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Rasio LikuiditasSecara umum, likuiditas korporasi di Kalimantan
Selatan pada triwulan III 2021 mengalami
peningkatan. Pada triwulan III 2021, Current Ratio
(CR) tercatat sebesar 1,28, lebih tinggi dibandingkan
1,22 pada triwulan sebelumnya (Grafik 4.12). CR
yang lebih tinggi mengindikasikan kemampuan
perusahaan yang semakin baik dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya. Secara sektoral,
peningkatan CR bersumber dari seluruh LU utama,
yaitu pertanian, pertambangan, industri pengolahan,
dan perdagangan.
4.1.3 Total Aset dan Intermediasi Perbankan
Pada triwulan IV 2021, total aset perbankan di Provinsi
Kalimantan Selatan tercatat sebesar Rp80,06 triliun,
atau tumbuh 13,47% (yoy), meningkat dibandingkan
triwulan III 2021 yang tumbuh 6,69% (yoy) (Grafik
4.13). DPK pada periode yang sama tercatat sebesar
Rp63,42 triliun atau tumbuh 16,30% (yoy), meningkat
dibanding triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar
13,80% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit
tercatat sebesar Rp71,97 triliun atau tumbuh positif
sebesar 9,11% (yoy), meningkat dibandingkan 1,50%
(yoy) pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan juga
mengalami peningkatan. Rasio LDR tercatat sebesar
113,49%, lebih tinggi dibandingkan triwulan III
2021 yang sebesar 105,34%. Peningkatan tersebut
didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang
cukup tinggi ditengah peningkatan DPK yang relatif
terbatas.
Peningkatan DPK terutama bersumber dari peningkatan
jenis simpanan komponen deposito dan giro (Grafik
4.14). Deposito, tumbuh 14,19% (yoy), lebih tinggi
dari triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar 1,58%
(yoy). Peningkatan pertumbuhan deposito terutama
bersumber dari peningkatan pertumbuhan deposito
sektor Pemerintah, yaitu Pemerintah Daerah (Pemda).
Pada triwulan IV 2021, deposito Pemda tumbuh 1,92%
(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang terkontraksi 38,51% (yoy). Peningkatan tersebut
sejalan dengan realisasi serapan APBD pada tahun
2021 yang relatif terbatas yaitu 92,73% dari pagu,
atau menurun 7,50% (yoy). Sementara itu, giro
pada triwulan IV 2021 tumbuh 32,47% (yoy), sedikit
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 32,18% (yoy). Peningkatan giro terutama
bersumber dari perbaikan kontraksi giro perseorangan,
1,22
1,28
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021
CURRENT RATIO �CR�
Sumber : Bloomberg (diolah)
Grafik 4.12 Current Ratio (CR) Korporasi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
�10%
�5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35% %YOY
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
DPK KREDIT ASET LDR
DPKKREDIT
ASETLDR
13,80%1,50%6,69%
105,36%
16,30%9,11%
13,47%113,49%
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.13 Pertumbuhan Aset, DPK dan Kredit
�30%
�20%
�10%
0%
10%
20%
30%
40% YOY
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
TABUNGAN TOTAL DPK DEPOSITO GIRO
TABUNGANTOTAL DPKDEPOSITO
GIRO
15,23%13,78%-1,58%32,18%
12,07%16,30%14,19%32,47%
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.14 Pertumbuhan DPK
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
51 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
dari -11,81% (yoy) menjadi 7,97% (yoy) pada triwulan
IV 2021. Di sisi lain, komponen tabungan mengalami
perlambatan, menjadi 12,07% (yoy), lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 15,23% (yoy). Perlambatan tabungan
tersebut mengindikasikan consumer confidence
yang mulai meningkat seiring aktivitas dan mobilitas
yang membaik, sehingga mendorong peningkatan
spending dalam kegiatan sehari-hari.
Secara spasial, pangsa DPK terbesar berada di kota
Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah
Bumbu (Tabel 4.2). Dari sisi pertumbuhan tahunan,
pertumbuhan DPK terbesar pada triwulan IV 2021
terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu yang tumbuh
73,43% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan DPK
terendah berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
yang terkontraksi sebesar 13,84% (yoy).
Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan pada triwulan
IV 2021 tercatat sebesar Rp71,97 triliun atau tumbuh
sebesar 9,11% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 1,50%% (yoy).
Peningkatan penyaluran kredit terutama bersumber
dari peningkatan kinerja kredit pada seluruh jenis
penggunaan (Grafik 4.15). Kondisi ini mengindikasikan
aktivitas ekonomi dan bisnis yang berangsur pulih
pasca pelonggaran PPKM di masyarakat seiring kasus
aktif COVID-19 yang mulai melandai.
Berdasarkan jenis penggunaan, pada triwulan IV
2021, kredit modal kerja tumbuh 26,30% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh 7,23% (yoy). Peningkatan kredit
modal kerja terutama didorong oleh peningkatan
penyaluran kredit pada LU Pertambangan dan
LU Industri Pengolahan. Pada triwulan IV 2021,
kredit modal kerja pada LU Pertambangan tumbuh
47,90% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya (8,18%, yoy) sejalan dengan upaya
DPK Tw.IV - 2021 Pertumbuhan
No Kabupaten/KotaRp. (miliar) Tw.III - 2021
(yoy)Tw.IV - 2021
(yoy)
1 Kab. Banjar 3.429,37 2,12% 5,09%
2 Kab. Tanah Laut 2.710,79 3,75% -5,24%
3 Kab. Tapin 2.138,20 -5,36% 15,03%
4 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.310,19 -3,07% -13,84%
5 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.216,05 -12,47% -1,96%
6 Kab. Hulu Sungai Utara 1.429,93 -18,33% -8,01%
7 Kab. Barito Kuala 1.161,70 3,83% 17,52%
8 Kab. Kota Baru 3.176,21 12,45% 12,08%
9 Kab. Tabalong 5.141,37 70,49% -1,20%
10 Kab. Tanah Bumbu 4.916,39 27,51% 73,43%
11 Kab. Balangan 944,83 -14,14% 8,78%
12 Kota Banjarmasin 30.890,50 14,51% 17,83%
13 Kota Banjarbaru 5.219,51 19,88% 16,42%
Prov. Kalimantan Selatan 63.685,03 13,79% 16,28%
Tabel 4.2 Perkembangan DPK di Kalimantan Selatan Secara Spasial
Sumber: Laporan Bank Umum KPw BI Prov. Kalsel, lokasi proyek
�30%
�20%
�10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
KONSUMSI INVESTASI TOTAL KREDIT MODAL KERJA
KONSUMSIINVESTASI
TOTAL KREDITMODAL KERJA
1,45%-5,08%1,50%7,23%
2,46%-2,16%9,11%
26,30%
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit
BAB IV
52
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
perusahaan pertambangan dalam mengoptimalkan
aktivitas operasional tambang, antara lain melalui
penambahan dan sewa alat berat1. Sementara itu,
penyaluran kredit LU Industri Pengolahan tumbuh
25,86% (yoy), meningkat dibandingkan 0,95%
(yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan antara
lain didorong oleh operasional pabrik minyak kelapa
sawit (CPO) yang meningkat, terindikasi dari kapasitas
utilisasi perusahaan yang mencapai 75%, lebih tinggi
dibandingkan rata-rata kapasitas utilisasi tiga tahun
terakhir yang sebesar 70%. Kondisi ini sejalan dengan
peningkatan permintaan ekspor dari mitra dagang
dan ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS) Sawit
yang lebih banyak, sehingga menjadi insentif bagi
perusahaan untuk memaksimalkan kinerja ditengah
tren penguatan harga CPO di pasar global.
Pada triwulan IV 2021, kinerja kredit investasi
mengalami perbaikan kontraksi, dari -5,08% (yoy)
menjadi -2,16% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit
investasi tersebut bersumber dari penyaluran kredit
LU Pertanian dan LU Perdagangan. Penyaluran kredit
investasi LU Pertanian terkontraksi 7,99% (yoy),
lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang
terkontraksi 13,50% (yoy), didorong pembelian mesin,
1 Hasil liaison bersama perusahaan sektor pertambangan batubara
tangki penyimpanan, dan pembangunan plant baru
untuk meningkatkan produksi perusahaan. Sementara
itu, kredit investasi di LU Perdagangan juga mengalami
perbaikan kontraksi, dari -20,75% (yoy) pada triwulan
III 2021 menjadi -12,33% (yoy) pada triwulan IV 2021.
Kondisi ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang
membaik pasca pelonggaran level PPKM.
Sementara itu, kredit konsumsi pada triwulan IV
2021 juga mengalami peningkatan. Kredit konsumsi
tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan triwulan III 2021 yang tumbuh 1,45%
(yoy). Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi
oleh peningkatan penyaluran kredit multiguna dan
perbaikan kontraksi kredit kendaraan bermotor
(KKB) sejalan dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas
masyarakat yang berangsur membaik.
Secara spasial, pangsa kredit terbesar adalah di Kota
Banjarmasin, Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten
Banjar (Tabel 4.3). Dari sisi pertumbuhan tahunan,
pertumbuhan kredit tertinggi pada triwulan IV 2021
berada di Kabupaten Tabalong yang mencapai
76,53% (yoy) seiring program Kredit Gerbang
Emas yang diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten
KREDIT Tw.IV - 2021 Pertumbuhan
No Kabupaten/Kota Rp. (miliar) Tw.III - 2021 (yoy)
Tw.IV - 2021 (yoy)
1 Kab. Banjar 7.782,70 7,50% 3,63%
2 Kab. Tanah Laut 4.129,31 -22,99% 3,00%
3 Kab. Tapin 5.516,88 -31,29% 0,31%
4 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.219,16 15,42% 13,27%
5 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.488,38 7,89% 7,52%
6 Kab. Hulu Sungai Utara 1.438,78 7,57% 3,90%
7 Kab. Barito Kuala 3.939,56 -19,26% 1,68%
8 Kab. Kota Baru 5.159,60 -7,80% 4,47%
9 Kab. Tabalong 8.798,33 70,32% 76,53%
10 Kab.Tanah Bumbu 6.113,55 -3,98% 1,16%
11 Kab. Balangan 1.178,59 0,94% -2,42%
12 Kota Banjarmasin 19.748,42 -1,88% 5,19%
13 Kota Banjarbaru 5.457,68 16,43% 3,42%
Prov. Kalimantan Selatan 71.970,93 1,50% 9,11%
Tabel 4.3 Perkembangan Kredit di Kalimantan Selatan Secara Spasial
Sumber: Laporan Bank Umum KPw BI Prov. Kalsel, lokasi proyek
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
53 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Tabalong. Sementara itu, penyaluran kredit di
Kabupaten Balangan mencatatkan pertumbuhan yang
paling rendah, yaitu terkontraksi sebesar 2,42% (yoy).
Dari sisi kualitas kredit, NPL pada triwulan IV 2021
tercatat sebesar 2,08%, lebih rendah dari 2,96% pada
triwulan III 2021, didorong oleh perbaikan kualitas
kredit pada seluruh komponen (Grafik 4.16). NPL
kredit investasi tercatat sebesar 1,95%, lebih rendah
dibandingkan 2,79% pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, NPL kredit modal kerja dan kredit
konsumsi masing-masing tercatat sebesar 2,39% dan
1,82%, lebih rendah dibandingkan 4,09% dan 1,94%
pada triwulan sebelumnya.
4.2 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
4.2.1 Rasio Kredit UMKMSejalan dengan penyaluran kredit yang meningkat,
kredit UMKM di Kalimantan Selatan juga menunjukkan
perbaikan kinerja yang diikuti peningkatan kualitas
penyaluran kredit. Kontribusi kredit UMKM pada
triwulan IV 2021 juga terus mengalami peningkatan.
Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit tercatat
sebesar 23,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan 22,71% (yoy) pada triwulan III 2021 (Grafik
4.17).
4.2.2 Penyaluran Kredit UMKMPada triwulan IV 2021, kredit UMKM tumbuh sebesar
14,92% (yoy) menjadi Rp16,69 triliun, meningkat
dibandingkan dengan 5,49% (yoy) pada triwulan III
2021 (Grafik 4.18).
Peningkatan penyaluran kredit UMKM terutama
bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit skala
usaha mikro dan usaha kecil. Pada triwulan IV 2021,
kredit usaha mikro tumbuh meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya, dari -18,01% (yoy)% menjadi
69,36% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan
kegiatan perbankan yang mulai berfokus pada
pembiayaan UMKM melalui berbagai inovasi produk
dan layanan. Sementara itu, kredit usaha kecil tumbuh
34,15% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 24,35% (yoy). Di sisi lain,
kredit usaha menengah tercatat mengalami kontraksi
sebesar 30,07% (yoy), menurun dibandingkan triwulan
1,50%
9,11%
2,96%
2,08%
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
2,5%
3,0%
3,5%
4,0%
�10%
�5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
PERTUMBUHAN KREDIT NPL KREDIT �SB. KANAN�
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.16 Pertumbuhan dan NPL Kredit
22,46
%24
,51%
23,39
%23
,55%
23,43
%22
,58%
22,83
%21
,34%
21,21
%21
,53%
21,26
%21
,62%
22,26
%23
,12%
21,69
%20
,89%
22,00
%22
,21%
21,85
%22
,02%
21,43
%21
,93%
22,71
%23
,19%
77,54
%75
,49%
76,61
%76
,45%
76,57
%77
,42%
77,17
%78
,66%
78,79
%78
,47%
78,74
%78
,38%
77,74
%76
,88%
78,31
%79
,11%
78,00
%77
,79%
78,15
%77
,98%
78,57
%78
,07%
77,29
%76
,81%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021
SHARE
% KREDIT UMKM % KREDIT NON�UMKMSumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.17 Rasio Kredit UMKM terhadap Total Kredit
�60%
�40%
�20%
0%
20%
40%
60%
80%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
USAHA MENENGAH USAHA KECIL KREDIT UMKM USAHA MIKRO
USAHA MENENGAHUSAHA KECIL
KREDIT UMKMUSAHA MIKRO
3,98%24,35%
5,49%-18,01%
-30,07%34,15%14,92%69,36%
Tw III2021
Tw IV2021
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha
BAB IV
54
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
sebelumnya (3,98%, yoy). Perbankan cenderung lebih
berhati-hati dalam penyaluran kredit pada usaha
menengah sebagai upaya memperbaiki kualitas kredit
yang telah melewati ambang batas (threshold). NPL
kredit usaha menengah pada triwulan IV 2021 tercatat
sebesar 5,15%, meningkat dibandingkan 4.32% pada
triwulan sebelumnya.
Penyaluran kredit UMKM berdasarkan jenis
penggunaan mayoritas adalah Kredit Modal Kerja
(KMK) dengan pangsa sebesar 74,65%, diikuti Kredit
Investasi (KI) sebesar 25,35%. Pada triwulan IV 2021,
KMK tumbuh sebesar 29,16% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang tumbuh
12,14% (yoy). Di sisi lain, kinerja pertumbuhan KI
mengalami kontraksi sebesar 13,32% (yoy), lebih
dalam dibandingkan triwulan III 2021 yang terkontraksi
7,59% (yoy) (Grafik 4.19).
Dari sisi sektor ekonomi, LU Perdagangan merupakan
lapangan usaha dengan pangsa kredit terbesar, yaitu
49,4% dari total kredit (Grafik 4.20). Pertumbuhan
kredit LU Perdagangan tumbuh sebesar 14,85%
(yoy), meningkat dibandingkan dengan 5,05% (yoy)
pada triwulan III 2021. Sementara itu, kredit pada LU
Pertanian yang merupakan pangsa terbesar kedua
terhadap kredit UMKM tumbuh sebesar 11,25%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan 6,75% (yoy)
pada triwulan III 2021 (Grafik 4.21).
Dari sisi kualitas, risiko kredit UMKM mengalami
penurunan tercermin dari NPL triwulan III 2021 yang
sebesar 3,87%, lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya (5,42%) (Grafik 4.22).
12,14%
29,16%
-7,59%-13,32%
�60%
�40%
�20%
0%
20%
40%
60%
80%
�5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan
PERTANIAN21,7%
TAMBANG4,0%
INDUSTRIPENGOLAHAN
5,1%
LISTRIK, GASDAN AIR
0,1%
KONSTRUKSI3,4%
PERDAGANGAN49,4%
PENGANGKUTAN5,7%
JASA DUNIA USAHA3,6%
JASA SOSIALMASYARAKAT
7,0%
LAIN�LAIN0,0%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.20 Distribusi Kredit UMKM berdasarkan Lapangan Usaha
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
PERTANIANKREDIT UMKM
PERDAGANGANKONSTRUKSI
6,75%5,54%5,05%1,32%
11,25%14,97%14,85%
-12,18%
Tw III2021
Tw IV2021 YOY
�20%
�10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
PERTANIAN KREDIT UMKM PERDAGANGAN KONSTRUKSI
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.21 Pertumbuhan Kredit UMKM Lapangan Usaha Utama
5,49%
14,92%
3,87%3,33%
�10%
�5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
YOY
PERTUMBUHAN KREDIT UMKM NPL KREDIT UMKM
Sumber : LBU Bank Indonesia
Grafik 4.22 Pertumbuhan dan NPL Kredit UMKM
BAB IV
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
55 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
4.2.3 Peningkatan Akses Keuangan UMKM
Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM
baik dari sisi peningkatan produksi, pemasaran, dan
akses keuangan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan
program klaster binaan. Sampai dengan triwulan III
2021, terdapat 5 (lima) klaster binaan yang mendapat
pendampingan dari Bank Indonesia yaitu klaster padi
unggul organik di Kabupaten Tanah Bumbu, klaster
bawang merah di kabupaten Tapin, klaster ampulung
di kabupaten Hulu Sungai Utara, klaster budidaya ikan
air tawar di kabupaten Hulu Sungai Tengah dan klaster
budidaya udang di Kabupaten Kotabaru. Tiga dari lima
klaster tersebut, telah mendapatkan pinjaman dari
perbankan dengan status pinjaman lancar (Tabel 4.4).
Dalam rangka mendukung penguatan UMKM di
Kalimantan Selatan, pemerintah berperan dalam
penyaluran pembiayaan mikro dan ultra mikro oleh
4,25%10,10%
5,99%4,81% 4,95% 5,28%
8,35% 6,86%
12,26%9,18%
4,84%
6,30%
16,84%
0%
5%
10%
15%
20%
0
100
200
300
400
500
600
700
800 RP MILIAR
KOTA
BAN
JARM
ASIN
KAB.
TAN
AH B
UM
BU
KAB.
TAN
AH L
AUT
KAB.
BAN
JAR
KAB.
TAB
ALO
NG
KAB.
KO
TABA
RU
KOTA
BAN
JARB
ARU
KAB.
HU
LUSU
NG
AI U
TARA
KAB.
BAR
ITO
KU
ALA
KAB.
TAP
IN
KAB.
HU
LUSU
NG
AI T
ENG
AH
KAB.
BAL
ANG
AN
KAB.
HU
LUSU
NG
AI S
ELAT
AN
NOMINAL SHARE �SB.KANAN�
187,1
3
444,7
2
263,6
8
212,0
1
217,8
8
232,4
1
367,5
6
302,0
2
539,9
2
404,2
7
213,1
8
277,5
1
741,6
2
Sumber : DJPB Provinsi Kalimantan Selatan
Grafik 4.23 Penyaluran KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Triwulan IV 2021
4,67% 7,88%0,20% 0,01% 0,19%
2,51%
47,33%
2,78%0,01%
31,66%
0,78%1,97%
�10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
500
1000
1500
2000
2500 RP MILIAR
INDU
STRI
PEN
GO
LAH
AN
JASA
PEN
DIDI
KAN
KON
STRU
KSI
PERI
KAN
AN
PERT
AMBA
NG
ANDA
N P
ENG
GAL
IAN
PERT
ANIA
N,
PERB
URU
ANDA
N K
EHU
TAN
AN
JASA
KEM
ASYA
RAKA
TAN
,SO
SIAL
BU
DAYA
, HIB
URA
NDA
N P
ERO
RAN
GAN
LAI
NN
YA
PEN
YEDI
AAN
AKO
MO
DASI
DAN
PEN
YEDI
AAN
MAK
AN M
INU
M
TRAN
SPO
RTAS
I,PE
RGU
DAN
GAN
DAN
KO
MU
NIK
ASI
REAL
EST
ATE,
USA
HA
PERS
EWAA
N,
DAN
JASA
PER
USA
HAA
N
JASA
KES
EHAT
ANDA
N K
EGIA
TAN
SO
SIAL
PERT
AMBA
NG
ANDA
N P
ENG
GAL
IAN
NOMINAL SHARE �SB.KANAN�
Sumber : DJPB Provinsi Kalimantan Selatan
Grafik 4.24 Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomi s.d Triwulan IV 2021
perbankan, melalui subsidi bunga pada program Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro
(Umi). Pada tahun 2021, Pemerintah memutuskan
menaikkan plafon KUR tanpa jaminan menjadi Rp100
juta dan memberikan tambahan subsidi bunga KUR
sebesar 3% hingga Desember 2021. Pemerintah juga
meningkatkan plafon KUR di 2021 menjadi sebesar
Rp253 triliun, lebih tinggi dibandingkan plafon yang
telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar Rp220
triliun. KUR yang disalurkan di Kalimantan Selatan
sampai dengan triwulan IV 2021 tercatat sebesar
Rp4,40 triliun. Berdasarkan kota/kabupaten, realisasi
KUR tertinggi adalah di Kota Banjarmasin yang
mencapai 16,84%, diikuti Kabupaten Tanah Bumbu
(12,26%) dan Kabupaten Banjar (10,10%) (Grafik
4.23).
Total debitur yang menerima manfaat KUR di
Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV 2021
mencapai 111,54 ribu debitur dengan sebaran debitur
No Klaster WilayahJumlah Pelaku Usaha
(UMKM) Pinjaman (Rp000)Keterangan
Tw.III-2021 Tw.IV-2021 Tw.III-2021 Tw.IV-2021
1 Klaster Padi Unggul Kab. Tanah Bumbu - - - - -
Kom.Padi (Utama) Kab. Tanah Bumbu 97 97 17.500 145.000 Perbankan
Kom.Sapi (Ternak) Kab. Tanah Bumbu 46 46 - - -
2 Klaster Bawang Merah Kab. Tapin 69 22 - - -
3 Klaster Ampulung Kab. HSU 40 40 60.000 47.500 Perbankan
4 Klaster Ikan Lokal Kab. HST 75 75 89.700 65.000 Perbankan
5 Klaster Udang Kab. Kotabaru 11 11 - - -
Tabel 4.4 Akses Keuangan Klaster Binaan Bank Indonesia
Sumber: Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan
BAB IV
56
Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
terbanyak di kota Banjarmasin mencapai 18,68 ribu
debitur (16,75%) dan Kabupaten Banjar mencapai
13,95 ribu debitur (12,50%) (Tabel 4.5). Sektor utama
penerima KUR adalah LU Perdagangan besar dan
eceran mencapai 47,33% dan LU Pertanian mencapai
31,66% dari total KUR yang disalurkan (Grafik 4.24).
Sektor ekonomi penerima KUR lainnya adalah LU jasa
kemasyarakatan (7,88%), dan industri pengolahan
(4,67%).
Tabel 4.5 Sebaran Debitur KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Triwulan IV 2021
Kota / Kabupaten Debitur Share %
Kab. Balangan 4.811 4,31%
Kab. Banjar 13.946 12,50%
Kab. Barito Kuala 8.256 7,40%
Kab. Hulu Sungai Selatan 7.407 6,64%
Kab. Hulu Sungai Tengah 6.612 5,93%
Kab. Hulu Sungai Utara 5.808 5,21%
Kab. Kotabaru 8.300 7,44%
Kab. Tabalong 7.295 6,54%
Kab. Tanah Bumbu 9.442 8,47%
Kab. Tanah Laut 9.663 8,66%
Kab. Tapin 5.679 5,09%
Kota Banjarbaru 5.634 5,05%
Kota Banjarmasin 18.682 16,75%
TOTAL 111.535 100,00%Sumber: DJPB Provinsi Kalimantan Selatan
BAB V
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
57 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PenyelenggaraanSistem Pembayaran danPengelolaan Uang Rupiah
BAB V
Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKNBI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara nominal mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun secara pertumbuhan mengalami penurunan seiring pemberlakukan PPKM. Sementara itu, transaksi dengan menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan kartu (APMK) dan transaksi online juga mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah terutama di masa pandemi.
BAB V
58
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Transaksi uang kartal yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan selama triwulan IV 2021 mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow) didorong oleh peningkatan kebutuhan masyarakat menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru
Foto : Festival Baimbai, Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah
BAB V
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
59 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI MELALUI RTGS, SKN, DAN APMK
Pada triwulan IV 2021, volume transaksi Real
Time Gross Settlement (RTGS) di Kalimantan
Selatan turun menjadi Rp43,60 triliun, dari Rp
48,89 triliun pada triwulan sebelumnya. Secara
tahunan, transaksi RTGS tumbuh 42,48% (yoy),
menurun dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh
52,77% (yoy) (Grafik 5.1). Sementara itu, secara
nominal transaksi melalui Sistem Kliring Nasional
(SKN) mengalami peningkatan menjadi Rp8,26 triliun
dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar Rp
6,93 triliun. Secara tahunan, nominal transaksi SKN
tersebut tumbuh sebesar 10,51% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 0,98% (yoy) (Grafik 5.2). Peningkatan
transaksi tersebut didorong oleh membaiknya kinerja
konsumsi masyarakat menjelang Hari Raya Natal dan
Tahun Baru.
Perkembangan Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK) dan transaksi online pada triwulan
IV 2021 menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan periode sebelumnya, sejalan dengan
upaya Bank Indonesia dalam mendorong
perluasan elektronifikasi pembayaran. Transaksi
belanja menggunakan kartu Anjungan Tunai
Mandiri (ATM) debet tercatat sebesar Rp 846,32
miliar meningkat dibandingkan periode sebelumnya
yang sebesar Rp 525,97 miliar. Penarikan tunai
menggunakan kartu ATM tercatat sebesar Rp11,12
triliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan III
2021 yang sebesar Rp11,03 triliun. Jumlah kartu ATM
debet tercatat sejumlah 3.882.154, meningkat 36,8%
dibandingkan periode sebelumnya, dengan jumlah
mesin ATM yang tersebar sebanyak 1.276 unit.
Penggunaan transaksi tunai kartu kredit
menunjukkan peningkatan dibandingkan
periode sebelumnya. Volume transaksi tercatat
sebesar 11.149 meningkat 0,94% dibandingkan
periode sebelumnya. Sementara volume transaksi
online kartu kredit juga mengalami peningkatan
menjadi sebesar 104.055 atau meningkat 14,98%
dibanding periode sebelumnya.
Volume belanja dengan transaksi Uang Elektronik
(UE) tercatat sebesar 7,6 juta, meningkat 11,53%
dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan
juga terjadi pada volume tarik tunai dengan
menggunakan UE, menjadi sebesar 719.519 atau
meningkat 25,39% dibandingkan triwulan III 2021,
dengan jumlah mesin reader sebanyak 3.799 unit.
PERTUMBUHAN YOY �RHS�LEVEL
RP TRILIUN % YOY
48,89 43,60
52,77
42,48
�40
�20
0
20
40
60
80
0
20
40
60
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Bank Indonesia, Transaksi RTGS
Grafik 5.1 Transaksi RTGS
PERTUMBUHAN YOY �RHS�LEVEL
RP TRILIUN % YOY
6,93
8,26
0,98
10,51
�40
�20
0
20
40
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Bank Indonesia, SKNBI
Grafik 5.2 Transaksi SKNBI
BAB V
60
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
5.2 ELEKTRONIFIKASI TRANSAKSI KEUANGAN
5.2.1 Perkembangan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah
Bank Indonesia terus bersinergi dengan
Pemerintah Daerah dalam mendukung
terciptanya ekosistem Ekonomi Keuangan Digital
(EKD) di daerah. Sinergi dengan 100% pembentukan
Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)
atau 14 TP2DD baik tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Selatan yang
menandakan komitmen Pemerintah Daerah akan
dukungan terhadap inovasi, percepatan dan perluasan
pelaksanaan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP)
di daerah. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 56
tahun 2021 tentang Tim Percepatan dan Perluasan
Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi dan Kabupaten/
Kota serta Tata Cara Implementasi Elektronifikasi
Transaksi Pemerintah Daerah dapat menjadi pedoman
bagi Pemerintah daerah dalam mewujudkan akselerasi
dan transformasi ekonomi digital yang dituangkan
dalam sebuah rencana kerja TP2DD.
Secara umum tahap implementasi ETP di wilayah
Kalimantan Selatan berjalan dengan baik, seluruh
Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan telah
melakukan koordinasi dalam penyusunan rencana
kerja TP2DD sehingga dapat mewujudkan efisiensi,
efektifitas, transparansi, dan tata kelola keuangan
yang terintegrasi. Berbagai upaya juga dilakukan oleh
Pemerintah Daerah dalam akselerasi dan perluasan
akseptasi masyarakat akan penggunaan transaksi
digital melalui implementasi kanal pembayaran non
tunai seperti QRIS dalam transaksi pendapatan daerah
seperti pembayaran pajak maupun retribusi dan
melakukan sosialisasi secara berkala kepada wajib
pajak dan masyarakat luas.
5.2.2 Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Implementasi elektronifikasi turut disinergikan
dalam program penyaluran bantuan sosial.
Penyaluran Program Bantuan Sosial Non Tunai di
wilayah Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021
secara umum berjalan dengan baik. Walaupun terjadi
penurunan pada penyerapan Program Sembako baik
jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) maupun
nominal dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,
dengan persentase penyerapan masing-masing
sebesar 82,28% dan 88,99%. Namun terdapat
tahap tambahan yang dilaksanakan pada triwulan
IV 2021, yang merupakan langkah Pemerintah
untuk mengantisipasi jumlah KPM yang terdampak
COVID-19, dengan persentase penyerapan tahap
tambahan terdiri dari 84,09% untuk jumlah KPM dan
87,94% untuk nominal penyaluran.
Sementara penyerapan Program Keluarga Harapan
(PKH) mengalami peningkatan secara persentase dari
sebelumnya 97,41% pada triwulan III 2021 menjadi
99,20% pada triwulan IV 2021. Persentase penyerapan
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan persentase
Nasional. Selanjutnya dalam rangka mendukung
kelancaran proses penyaluran Program Bantuan
Sosial Non Tunai di wilayah Kalimantan Selatan,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Selatan turut berkoordinasi dengan Dinas Sosial baik
tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta Bank
Himbara dalam hal memfasilitasi penyelesaian kendala
penyaluran di lapangan, termasuk melaksanakan
monitoring penyaluran Program Bantuan Sosial Non
Tunai melalui KPM sebagai bentuk evaluasi dalam
pelaksanaan program sehingga dapat mewujudkan
prinsip 6T (Tepat Waktu, Tepat Sasaran, Tepat Jumlah,
Tepat Kualitas, Tepat Harga, dan Tepat Administrasi)
dalam penyaluran bantuan.
5.2.3 Perkembangan Transaksi Melalui E-Commerce
Transaksi e-commerce di wilayah Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan seiring dengan
pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat. Pada
triwulan IV 2021 transaksi e-commerce tercatat
mengalami peningkatan baik dari sisi volume maupun
nominal dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Jumlah transaksi pembelian melalui e-commerce
pada triwulan IV 2021 tercatat sebanyak 9.457.862
BAB V
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
61 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
transaksi, atau meningkat 25,2% dibandingkan
triwulan III 2021 yang sebanyak 7.553.228 transaksi.
Secara nominal, transaksi melalui e-commerce
mengalami peningkatan sebesar 16,97% dari sekitar
Rp 1.137 miliar pada triwulan III 2021 menjadi Rp
1.330 miliar pada triwulan IV 2021. Peningkatan
tersebut juga didorong oleh peningkatan konsumsi
masyarakat seiring adanya perayaan HKBN Natal dan
Tahun Baru 2022. Adapun metode pembayaran yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam
bertransaksi melalui e-commerce adalah dengan
menggunakan uang elektronik yang mencapai
28%, diikuti oleh transfer bank sebesar 26%, dan
pembayaran dengan sistem Cash on Delivery (CoD)
sebesar 20%.
5.2.4 Implementasi QRIS di Wilayah Kalimantan Selatan
Akseptasi masyarakat akan penggunaan transaksi
berbasis digital di Kalimantan Selatan terus meningkat
ditandai dengan perkembangan jumlah merchant
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di
daerah. Jumlah merchant QRIS di wilayah Kalimantan
Selatan tercatat mengalami peningkatan sekitar
28,8% atau tumbuh dari 134.761 merchant di
triwulan III 2021 menjadi sebanyak 173.624 merchant
di triwulan IV 2021. Kontribusi Provinsi Kalimantan
Selatan terhadap jumlah merchant QRIS di wilayah
Kalimantan adalah sebesar 24,85% dari total 698.698
merchant QRIS di Kalimantan. Merchant QRIS di
wilayah Kalimantan Selatan didominasi oleh usaha
mikro dan usaha kecil dengan proporsi masing-masing
sebesar 66,8% dan 27,2%. Hal tersebut sejalan
dengan upaya Bank Indonesia dalam mendukung
elektronifikasi transaksi retail.
Selanjutnya, untuk mendukung pemulihan ekonomi,
Bank Indonesia telah memberlakukan perpanjangan
kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar
0% untuk usaha mikro dari sebelumnya berakhir
sampai 31 Desember 2021 menjadi sampai dengan
30 Juni 2022. Melalui kerja sama dengan Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia, turut diluncurkan
program Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai (S.I.A.P)
QRIS, yang bertujuan sebagai bentuk dukungan akan
perluasan transaksi digital pada pusat perbelanjaan
tradisional maupun modern melalui penyediaan QRIS
sebagai salah satu kanal pembayaran digital pada para
pelaku usaha dan diharapkan dapat mengakselerasi
terbentuknya ekosistem ekonomi dan keuangan
digital di daerah.
COD / TUNAI
e�MONEY
KARTU KREDIT / DEBIT ONLINE
KIOS / MINIMARKET
KREDIT TANPA KARTU
LAINNYA
TRANSFER BANK
20%
28%
3%4%
17%
5%
23%
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.3 Proporsi Metode Pembayaran pada E-Commerce
USAHA MIKRO
USAHA KECIL
USAHA MENENGAH
USAHA BESAR
DONASI
LAYANAN PUBLIK
66,8%
27,2%
3% 2% 0,1%
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.4 Proporsi Merchant QRIS Per 31 Desember 2021
BAB V
62
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
5.3 PENGELOLAAN UANG RUPIAH5.3.1 Aliran Uang KartalTransaksi uang kartal Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Kalimantan Selatan selama triwulan IV 2021
mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow)
sebesar Rp0,65 triliun, berbeda dibanding triwulan
III 2021 yang mengalami aliran dana masuk bersih
(net inflow) sebesar Rp1,21 triliun. Aliran dana
keluar bersih tersebut didorong oleh peningkatan
kebutuhan masyarakat menjelang HBKN Natal dan
Tahun Baru (Grafik 5.5). Aliran uang masuk (inflow)
tercatat sebesar Rp2,26 triliun, sedangkan aliran uang
keluar (outflow) sebesar Rp2,91 triliun.
5.3.2 Kegiatan Layanan Sistem Pembayaran
Terobosan terus dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan
untuk meningkatkan layanan sistem pembayaran
tunai. Sejumlah terobosan antara lain melakukan
kerja sama penukaran uang pecahan kecil dengan
perbankan, optimalisasi kas titipan dan kas keliling
dan melakukan supervisi terhadap Kegiatan Usaha
Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan
ketersediaan uang kartal di masyarakat, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Selatan terus berkomitmen melaksanakan
program-program pelayanan perkasan yang
lebih baik. Salah satu diantaranya melalui program
kas keliling yang bertujuan menyerap langsung
uang tidak layak edar di masyarakat. Namun
demikian, sejalan dengan arahan Pemerintah
untuk mengurangi pertemuan secara fisik selama
pandemi COVID-19, Bank Indonesia Kalimantan
Selatan telah menghentikan sementara kegiatan kas
keliling. Walaupun demikian, untuk tetap memenuhi
kebutuhan uang kartal masyarakat di masa pandemi,
maka kegiatan penukaran dioptimalkan melalui
perbankan. Penukaran uang yang sebelumnya
dilakukan secara langsung di loket Kantor Perwakilan
Bank Indonesia baik untuk penukaran uang lusuh
dan uang rusak oleh masyarakat dioptimalkan untuk
dilakukan melalui perbankan sebagai kepanjangan
tangan Bank Indonesia.
Sebagai bentuk upaya Bank Indonesia dalam
menjaga ketersediaan uang rupiah di seluruh
wilayah Kalimantan Selatan, saat ini terdapat
2 (dua) lokasi kas titipan untuk menjangkau
wilayah yang jauh dari Kantor Bank Indonesia
yang berlokasi di Banjarmasin yaitu di
Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu
dan di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong.
Total distribusi uang ke Kas Titipan selama triwulan
IV 2021 sebesar Rp904,65 miliar , meningkat 39,3%
dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar Rp649,43
miliar (Tabel 5.1). Sementara itu, total penukaran uang
INFLOW OUTFLOW NETFLOW
RP TRILIUN
�4
�3
�2
�1
0
1
2
3
4
5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42017 2018 2019 2020 2021
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.5 Aliran Masuk dan Keluar Perkasan
BLNPECAHAN UANG KERTAS PECAHAN UANG LOGAM
Grand Total 100.000 75.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
Okt 163.400,00 92.750,00 3.620,00 2.200,00 1.265,00 688,00 274,00 60,00 80,00 24,00 14,00 - 264.375,00
Nov 201.000,00 119.000,00 2.240,00 1.490,00 693,00 527,00 115,00 65,00 45,00 18,00 7,00 - 325.200,00
Des 174.750,00 135.100,00 2.580,00 1.330,00 830,00 240,00 185,00 30,00 25,00 4,00 5,00 - 315.079,00
Tw IV 539.150,00 346.850,00 8.440,00 5.020,00 2.788,00 1.455,00 574,00 155,00 150,00 46,00 26,00 - - 904.654,00
Tabel 5.1 Data Triwulanan Kas Titipan Triwulan IV 2021 (Rp juta, kecuali disebutkan lain)
Sumber: Unit Distribusi Uang Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan
BAB V
Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah
63 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
oleh perbankan di loket Bank Indonesia pada triwulan
IV 2021 sebesar Rp3,96 triliun, meningkat 46,86%
dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar Rp2,70
triliun (Tabel 5.2). Peningkatan total penukaran
uang pada periode ini didorong oleh meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal dalam
rangka menyambut HBKN Natal dan Tahun Baru.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Selatan terus melakukan pengawasan rutin secara
langsung (on-site inspection) maupun tidak langsung
(off-site inspection) terhadap Kegiatan Usaha
Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank sebagai
upaya menanggulangi risiko Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)
dalam transaksi valuta asing. Sampai dengan triwulan
IV 2021, terdapat 1 KUPVA BB terdaftar di wilayah
Kalimantan Selatan.
BulanPECAHAN UANG KERTAS PECAHAN UANG LOGAM
Grand Total100.000 75.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50
Okt 100,00 - 120,00 102,00 122,00 86,00 45,00 18,40 22,00 6,50 2,60 1,80 - 626,30
Nov 740,40 - 356,60 132,93 176,00 112,68 60,20 25,92 14,00 6,75 0,80 1,80 - 1.628,07
Des 882,00 312,65 158,00 144,00 108,96 50,60 23,07 18,00 13,75 2,20 0,30 - 1.713,53
Tw IV 1.722,40 - 789,25 392,93 442,00 307,64 155,80 67,39 54,00 27,00 5,60 3,90 - 3.967,90
Tabel 5.2 Data Triwulanan Penukaran Uang Kartal Triwulan IV 2021 (Rp juta, kecuali disebutkan lain)
Sumber: Unit Distribusi Uang Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan
BAB VI
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
65 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
BAB VI
Pada triwulan IV 2021, kondisi ketenagakerjaan mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Berdasarkan hasil SKDU Bank Indonesia, serapan tenaga kerja mengalami perbaikan, sejalan dengan peningkatan Indeks Penghasilan pada Survei Konsumen menjadi 107,50 pada triwulan IV 2021 dari 73,30 pada triwulan IV 2020.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional oleh BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan pada semester II 2021 mengalami penurunan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
BAB VI
66
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 110,80 meningkat secara tahunan 6,81% (yoy) atau 2,70% (qtq). Peningkatan NTP tersebut secara tahunan didorong oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani yang meningkat lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani, masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05% (yoy).
Foto : UMKM Kalimantan Selatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan pada 2021 tercatat sebesar 71,28 atau meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) dan pengetahuan (HLS dan RLS) di tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita) yang sedikit menurun.
BAB VI
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
67 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
6.1 KETENAGAKERJAANPada triwulan IV 2021, kondisi ketenagakerjaan
di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami
perbaikan dibandingkan periode yang sama
pada tahun sebelumnya. Berdasar hasil Survei
Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, kondisi
ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 mengalami
perbaikan kontraksi sebesar 1,71% (yoy) dibandingkan
periode yang sama pada tahun sebelumnya yang
terkontraksi sebesar 2,23% (yoy). Kondisi ini juga
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang
kontraksi sebesar 3,89% (yoy). Perbaikan kondisi
ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 terutama
terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan
sebesar 0,40% (grafik 6.1).
Perbaikan kondisi ketenagakerjaan tersebut juga
didukung oleh data indeks ketersediaan lapangan kerja.
Berdasarkan hasil survei konsumen Bank Indonesia,
terjadi penguatan indeks ketersediaan lapangan kerja
yang signifikan menjadi 81,25, meningkat dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar
53,63. Sementara itu, indikator ekspektasi masyarakat
terhadap ekonomi 6 bulan ke depan menunjukkan
penurunan, khususnya terkait indeks ketersediaan
lapangan kerja menjadi 115,00 turun dari periode
yang sama tahun 2020 sebesar 123,98.
Di sisi lain, tingkat partisipasi angkatan kerja di
Kalimantan Selatan mengalami penurunan. Hasil
Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,26%,
sedikit lebih rendah dibandingkan semester yang
sama tahun 2020 yang sebesar 69,33%. Hal tersebut
berbeda arah dengan angka TPAK Nasional yang naik
tipis menjadi 67,80% dari periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 67,77%. Hanya satu wilayah di
Kalimantan yang mengalami peningkatan TPAK searah
dengan Nasional, yaitu Kalimantan Tengah sebesar
68,67%, meningkat dari periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 68,40%, sedangkan daerah lain di
Kalimantan juga mengalami penurunan TPAK (Grafik
6.3). Berdasarkan hasil survei, Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) semester II 2021 di Provinsi Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 4,95% meningkat dari periode
yang sama di tahun 2020 sebesar 4,74%. Provinsi
lain di Kalimantan yang juga mengalami peningkatan
TPT adalah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 5,82%,
sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya 5,81%. Kalimantan Timur menjadi
satu-satunya provinsi di Kalimantan yang memiliki
angka TPT di atas nasional sebesar 6,83%, namun
TOTAL
PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTAMBANGAN & PENGGALIAN
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI MOBIL DAN MOTORKONSTRUKSI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
INDUSTRI PENGOLAHANJASA KESEHATAN DAN KEGIATAN LAINNYA
3,52%
3,94%
9,67%
2,34%
-0,04
%
-15,9
1% -12,4
1%
-2,23
%
-6,13
%
-4,91
%
-3,89
%
-1,71
%
�20%
�15%
�10%
�5%
0%
5%
10%
15%
Q1'19 Q2'19 Q3'19 Q4'19 Q1'20 Q2'20 Q3'20 Q4'20 Q1'21 Q2'21 Q3'21 Q4'21
Sumber: SKDU Bank Indonesia, Februari 2022
Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja
TW�IV 2020 TW�IV 2021 TW�IV 2020 TW�IV 2021INDEKS KETERSEDIAAN LAP. KERJA INDEKS KETERSEDIAAN LAP. KERJA
�6 BULAN MENDATANG�
53,63
123,98
81,25
115,00
0
20
40
60
80
100
120
140
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, Februari 2022
Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja
68,30
69,68
69,41
66,44
66,28
67,49
68,83
68,40
69,33
65,50
66,51
67,7768
,5 68,67 69
,26
65,49 66
,24
67,80
63
64
65
66
67
68
69
70 %
KALIMANTANBARAT
KALIMANTANTENGAH
KALIMANTANSELATAN
KALIMANTANTIMUR
KALIMANTANUTARA
NASIONAL
SEM�II 2019 SEM�II 2020 SEM�II 2021
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Februari 2022 (diolah)
Grafik 6.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
BAB VI
68
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
mengalami penurunan dari periode yang sama tahun
2020 sebesar 6,87% (Grafik 6.4).
Jumlah penduduk angkatan kerja di Kalimantan
Selatan pada semester II 2021 mengalami peningkatan
1,07% atau sebesar 2,22 juta jiwa, lebih tinggi dari
periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar
2,19 juta jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja tercatat
sebesar 2,11 juta jiwa, naik sebanyak 26,11 ribu jiwa
dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan angkatan kerja
yang lebih tinggi dibandingkan penduduk yang bekerja
mengakibatkan penggangguran mencapai 109,97
ribu jiwa (tumbuh 15,75%), sehingga mendorong
kenaikan TPT Kalimantan Selatan (Tabel 6.1).
Dari sisi penyerapan lapangan pekerjaan, LU
Pertanian menjadi LU yang paling banyak
menyerap tenaga kerja di Kalimantan Selatan
yaitu sebanyak 31,87%, meskipun turun
1,46% dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya. LU kedua yaitu sektor Perdagangan,
Rumah Makan, dan Akomodasi memiliki serapan
tenaga kerja sebanyak 27,16%, meningkat 0,51%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lapangan usaha yang juga mengalami peningkatan
pangsa penyerapan tenaga kerja adalah (1) LU Industri
Pengolahan (0,36%); (2) LU Listrik, Gas dan Air
Minum (0,02%); (3) LU Transportasi, Pergudangan,
dan Komunikasi (0,30%); (4) LU Jasa Kemasyarakatan,
Sosial, dan Perorangan (0,64%). Sementara itu,
tujuh lapangan usaha lainnya mengalami penurunan
penyerapan tenaga kerja yaitu LU Pertambangan,
Konstruksi, dan Lembaga Keuangan, Real Estate,
Usaha Persewaan dan Jasa.
Indikator ketenagakerjaan terus menunjukkan
perbaikan setelah hampir dua tahun pandemi
COVID-19 melanda (tabel 6.3). Dari penduduk usia
kerja yang mencapai 3,20 juta jiwa, terdapat 298,15
ribu orang yang terdampak COVID-19 atau mengalami
penurunan sebesar 101,89 ribu jiwa dibanding periode
semester kedua tahun 2020. Pengurangan jam kerja
karena COVID-19 masih menjadi penyebab yang paling
dominan dirasakan penduduk usia kerja, yaitu 244,62
ribu orang atau mengalami penurunan sebesar 87,97
ribu jiwa dari posisi semester II 2020. Sementara itu,
pengangguran karena dampak COVID-19 berjumlah
4,45
4,10 4,31
6,09
4,40 5,2
85,81
4,58 4,74
6,87
4,97
7,07
5,82
4,53 4,9
5
6,83
4,58
6,49
0
1
2
3
4
5
6
7
8
KALIMANTANBARAT
KALIMANTANTENGAH
KALIMANTANSELATAN
KALIMANTANTIMUR
KALIMANTANUTARA
NASIONAL
%
SEM�II 2019 SEM�II 2020 SEM�II 2021
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Februari 2022 (diolah)
Grafik 6.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
UraianSem-II’20 Sem-II’21 Perubahan
Ribu Jiwa Ribu Jiwa Ribu Jiwa Persen
Penduduk Usia Kerja 3.154,40 3.204,52 50,12 0,81
1. Penduduk Angkatan Kerja 2.186,97 2.219,40 32,43 1,07
a. Bekerja 2.083,32 2.109,43 26,11 0,41
b. Pengangguran 103,65 109,97 6,32 15,75
2. Penduduk Bukan Angkatan Kerja 967,43 985,12 17,69 0,22
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,74 4,95 - 0,21
Laki-Laki (%) 5,13 5,29 - 0,16
Perempuan (%) 4,15 4,44 - 0,29
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,33 69,26 - -0,07
Laki-Laki (%) 82,91 83,55 - 0,64
Perempuan (%) 55,50 54,72 - -0,78
Tabel 6.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan (dalam ribu jiwa, kecuali disebutkan lain)
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Agustus 2021 (diolah)
Lapangan Pekerjaan Utama Sem-II’20 Sem-II’21 Perubahan
Pertanian 33,33 31,87 -1,46
Pertambangan 3,39 3,33 -0,06
Industri 8,79 9,15 0,36
Listrik, Gas dan Air Minum 0,47 0,49 0,02
Konstruksi 5,23 4,98 -0,25
Perdagangan, Rumah Makan dan Akomodasi 26,65 27,16 0,51
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 4,60 4,90 0,30
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa 1,88 1,84 -0,04
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 15,65 16,29 0,64
Total 100,00 100,00
Tabel 6.2 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Sektoral
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Agustus 2021 (diolah)
BAB VI
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
69 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
24,86 ribu jiwa atau mengalami penurunan sebesar
2,86 ribu jiwa. Perbaikan kondisi ini tidak lepas dari
berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah
melalui program Penanganan Ekonomi Nasional (PEN)
khususnya program padat karya sehingga dapat
membantu menopang perekonomian masyarakat di
tengah pandemi yang sedang melanda.
6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 Daya Beli MasyarakatSejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha dan indeks ketersediaan lapangan kerja,
daya beli masyarakat pada triwulan IV 2021
mengalami peningkatan dibanding triwulan IV
2020. Peningkatan daya beli masyarakat tercermin
dari indeks penghasilan konsumen yang meningkat
menjadi 107,50 pada triwulan IV 2021 dari 73,30 pada
triwulan yang sama tahun sebelumnya. Meskipun
demikian, optimisme peningkatan penghasilan sedikit
tertahan oleh indeks ketersediaan lapangan kerja 6
bulan mendatang yang cenderung menurun menjadi
125,42 dari sebelumnya sebesar 131,54.
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2022
juga mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap
kondisi ekonomi masih berada pada zona optimis,
didorong oleh penguatan persepsi terhadap kondisi
ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan (Grafik 6.6).
Proyeksi laju inflasi akan kembali ke kisaran target
3±1% pada 2022 juga mengindikasikan bahwa daya
beli dan kesejahteraan masyarakat akan membaik
pada tahun 2022.
6.2.2 Nilai Tukar Petani Pada triwulan IV 2021, Nilai Tukar Petani (NTP)
Kalimantan Selatan tercatat sebesar 110,80
meningkat 6,81% (yoy) atau 2,70% (qtq).
Peningkatan NTP secara tahunan didorong oleh
peningkatan indeks harga yang diterima petani yang
lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani,
masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05%
(yoy). Peningkatan NTP didorong oleh peningkatan
subsektor tanaman perkebunan rakyat, hortikultura,
dan perikanan. Secara tahunan, subsektor tanaman
perkebunan rakyat menduduki peringkat pertama
dengan persentase peningkatan NTP 31,75% (yoy)
pada level 128,77, meningkat dari triwulan II 2021
sebesar 120,39. Kenaikan ini terutama didorong oleh
Tabel 6.3
Komponen
Sem-II’20 Sem-II’21 Perubahan Sem-II’20 s.d Sem-II’21
Ribu Orang
Ribu Orang Ribu Orang Persen
Pengangguran karena Covid-19 27,72 24,86 -2,86 -10,32
Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 11,34 6,82 -4,52 -39,86
Sementara Tidak Bekerja karena Covid-19 28,41 21,86 -6,54 -23,04
Penduduk Bekerja yang Mengalami Pengurakan Jam Kerja karena Covid-19
332,59 244,62 -87,97 -26,45
Total 400,05 298,15 -101,89 -25,47
Penduduk Usia Kerja (PUK) 3.154,40 3204,52 50,12 1,59
Persentase terhadap PUK (%) 12,68 9,30 -3,38
Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Agustus 2021 (diolah)
TW�IV 2020 TW�IV 2021 TW�IV 2020 TW�IV 2021INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN
�6 BULAN MENDATANG�
73,30
131,54
107,50125,42
0
20
40
60
80
100
120
140
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, Februari 2022
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Konsumen
84,6569,86
80,0095,14
123,82 130,34
112,54 106,39
TW�I'20 TW�II'20 TW�III'20 TW�IV'20 TW�I'21 TW�II'21 TW�III'21 TW�IV'21
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, November 2021
Grafik 6.6 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
BAB VI
70
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
kenaikan harga kelapa sawit, karet, dan beberapa
komoditas lain sehingga meningkatkan penerimaan
petani.
NTP subsektor hortikultura pada periode ini tercatat
sebesar 96,50 meningkat 2,03% (yoy) meskipun
secara triwulanan mengalami penurunan (-2,09%).
Penurunan ini dipicu oleh penurunan indeks yang
diterima petani untuk kelompok sayur-sayuran
sebesar 2,76% khususnya komoditas cabai merah,
cabai rawit, dan beberapa komoditas lain. Ditambah
dengan penurunan indeks yang diterima petani untuk
kelompok tanaman obat sebesar 2,25% karena
turunnya harga kencur, jahe, dan lengkuas.
Kelompok lain yang juga mengalami peningkatan NTP
adalah subsektor perikanan yang meningkat sebesar
0,34% (yoy) pada level 100,38 atau secara triwulanan
meningkat 1,17% (qtq). Peningkatan indeks yang
diterima petani didorong oleh naiknya harga berbagai
komoditas perikanan tangkap secara rata-rata sebesar
1,68%, khususnya komoditas ikan tembang, layang,
tongkol, saluang, dan sepat. Selain itu, kenaikan
harga juga terjadi pada komoditas perikanan budidaya
sebesar 0,33% khususnya komoditas udang, bandeng,
dan lele.
Sementara itu, subsektor yang mengalami penurunan
adalah subsektor tanaman pangan dengan NTP
sebesar 97,40, turun secara triwulanan maupun
tahunan masing-masing sebesar 3,91% (yoy) dan
2,63% (qtq). Penurunan ini dipicu oleh penurunan
indeks yang diterima petani akibat telah berakhirnya
masa panen di beberapa kabupaten penghasil gabah
unggul. Di samping itu, penurunan juga didorong
masih banyaknya transaksi padi lokal yang berasal dari
padi usang atau gabah hasil panen tahun sebelumnya.
Penurunan juga terjadi pada indeks diterima petani
untuk kelompok palawija khususnya komoditas ubi
kayu.
67,90
71,25 71,28
76,88
71,19 71,7072,92
62
64
66
68
70
72
74
76
78
KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA KALIMANTAN NASIONAL
Sumber : Badan Pusat Statistik, Februari 2022 (diolah)
Grafik 6.7 IPM Provinsi di Kalimantan dan Nasional
Tabel 6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)
Sumber: BPS Kalsel (diolah)
Sektor, Kelompok dan Subkelompok2019 2020 2021 Perubahan
I II III IV I II III IV I II III IV %qtq %yoy
Nilai Tukar Petani
Tanaman Pangan 94,52 92,88 93,09 94,24 102,24 101,37 101,36 102,40 104,07 100,03 97,4 96,93 -0,48% -5,34%
Holtikultura 102,70 104,81 106,59 107,03 99,35 99,59 96,54 95,44 105,62 100,60 98,50 109,89 11,56% 15,14%
Tanaman Perkebunan Rakyat 78,92 81,49 79,08 79,71 102,16 93,77 97,74 108,91 118,20 120,39 128,77 135,81 5,47% 24,70%
Peternakan 110,15 108,81 108,59 108,18 100,47 98,59 100,65 100,19 101,08 102,65 100,13 101,29 1,16% 1,10%
Perikanan 111,49 110,40 110,21 109,62 101,56 98,82 100,04 99,04 96,50 99,22 100,38 103,00 2,61% 4,00%
Gabungan
Nilai Tukar Petani 95,35 95,32 95,00 95,57 101,90 98,49 99,81 103,74 107,97 106,71 107,89 110,80 2,70% 6,81%
Indeks Harga yang diterima petani (%) 123,23 125,17 124,80 126,16 107,10 103,94 104,61 108,99 114,91 114,34 115,59 119,95 3,77% 10,06%
Indeks Harga yang dibayar petani (%) 129,23 131,31 131,36 132,00 105,10 105,54 104,81 105,06 106,43 107,15 107,14 108,26 1,05% 3,05%
a. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,37 136,05 135,91 136,67 105,85 106,30 105,14 105,36 106,91 107,69 107,41 108,51 1,02% 2,99%
b. Indeks BPPBM 119,08 119,61 120,19 120,52 103,32 103,74 104,19 104,48 105,35 105,88 106,56 107,91 1,27% 3,28%
BAB VI
Ketenagakerjaan DanKesejahteraan
71 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
6.2.3 Indeks Pembangunan ManusiaPada tahun 2021, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat
sebesar 71,28 meningkat dari tahun 2020 yang
sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan
bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang
dan hidup sehat (UHH) dan pengetahuan (HLS dan RLS)
di tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita)
yang sedikit menurun. Secara umum, IPM Kalimantan
Selatan telah menunjukkan kemajuan yang cukup
baik dan berstatus “tinggi” dengan capaian IPM di
atas 701 meski masih berada di bawah Kaltim untuk
wilayah Kalimantan. Selama periode 2010-2020, IPM
Kalimantan Selatan rata-rata tumbuh sebesar 0,84%
per tahun dan berada di atas nilai 70 semenjak tahun
2018 (Grafik 6.5)
1 Status IPM: sangat tinggi IPM ≥ 80, tinggi 70≤IPM<80, sedang 60≤IPM<70, dan rendah IPM<60.
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Pergerakan
Umur harapan hidup sat lahir (UHH) Tahun 66,65 66,88 67,11 67,35 67,47 67,80 67,92 68,02 68,23 68,49 68,66 68,83
Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 10,86 11,14 11,54 11,67 11,96 12,21 12,29 12,46 12,50 12,52 12,68 12,81
Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 7,25 7,37 7,48 7,59 7,60 7,76 7,89 7,99 8,00 8,20 8,29 8,34
Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp. 000 10.304 10.437 10.553 10.655 10.748 10.891 11.307 11.600 12.062 12.253 12.032 12.143
IPM 65,20 65,89 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69,65 70,17 70,72 70,91 71,28
Pertumbuhan IPM % yoy 1,06 1,20 0,73 0,68 1,11 0,98 0,87 0,75 0,78 0,27 0,52
Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sumber: BPS Kalsel (diolah)
BAB VII
ProspekPerekonomian
73 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
ProspekPerekonomian
BAB VII
Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada 2022 diperkirakan meningkat, lebih tinggi dibandingkan 2021, didukung perbaikan seluruh LU utama.
Di sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama didukung perbaikan kinerja LU Pertanian, Pertambangan, Industri Pengolahan, PHR dan Konstruksi. Perbaikan LU utama didorong oleh pulihnya negara mitra dagang utama dan meningkatnya permintaan impor komoditas utama seperti Batubara dan CPO serta aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat Kalimantan Selatan.
BAB VII
74
ProspekPerekonomian
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Di sisi permintaan, perbaikan ekonomi didukung oleh Konsumsi RT, Konsumsi Pemerintah, Investasi dan Ekspor. Perbaikan agregat permintaan didukung oleh membaiknya pendapatan masyarakat dan optimisme atas kondisi ekonomi dengan ekspansi program vaksinasi booster dan stimulus fiskal. Selain itu, belanja pemerintah yang meningkat pada alokasi pembiayaan infrastruktur akan mendorong iklim investasi yang lebih baik ke depan bagi investor domestik maupun luar negeri.
Foto : Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Inflasi IHK tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari inflasi 2021 yang sebesar 2,55% (yoy), namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy)
BAB VII
ProspekPerekonomian
75 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
7.1 PRAKIRAAN KONDISI MAKRO EKONOMI
Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi
dibandingkan 2021. Perekonomian Kalimantan
Selatan diperkirakan tumbuh pada rentang 4,39%
(yoy) – 5,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 2021
yang tumbuh 3,48% (yoy).
Dari sisi penawaran, kinerja LU Pertambangan,
Industri Pengolahan, Pertanian, dan PHR
diprakirakan meningkat. Perbaikan kinerja LU
Pertambangan ditopang oleh perbaikan ekonomi
dan meningkatnya permintaan global dari mitra
dagang utama yaitu Tiongkok dan India. Produksi
batubara diperkirakan tumbuh lebih tinggi didorong
pemanfaatan peningkatan harga global, upaya
pemenuhan DMO, dan target produksi nasional
Kementrian ESDM sebesar 663 juta ton di tahun 2022.
Selain itu, industri batubara sebagai sektor energi
termasuk ke dalam sektor kritikal serta secara natural
tidak terlalu terdampak oleh pandemi COVID-19,
sehingga produksi batubara tetap dapat berjalan penuh
di tengah peningkatan kasus varian Omicron sejak awal
tahun 2022. Di sisi lain, kinerja LU Industri Pengolahan
diprakirakan meningkat sejalan dengan peningkatan
permintaan CPO dari negara mitra dagang dan dari
domestik di tengah program B30 nasional yang terus
berlanjut serta rencana implementasi program B40
sebagai dukungan terhadap upaya Pemerintah RI
dalam menargetkan Indonesia bebas impor bahan
bakar minyak (BBM) pada tahun 2027. Selain itu,
pabrik B30 baru di Kabupaten Tanah Bumbu yang
telah diresmikan sejak Oktober 2021 diperkirakan
mampu mendorong kinerja industri pengolahan lebih
tinggi dengan target produksi di tahun 2022 sebesar
302.998 KL. Harga CPO yang diprakirakan relatif
stabil diatas USD1000/MT akan menjadi insentif bagi
pelaku usaha CPO untuk meningkatkan produksinya.
Kinerja LU Pertanian diprakirakan meningkat sejalan
dengan kebutuhan produksi CPO dan biodiesel yang
akan mendorong produksi TBS menjadi lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja LU PHR
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021
didorong peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas
masyarakat setelah optimisme melewati gelombang
ketiga varian Omicron yang terjadi pada awal tahun
2022. Hal ini juga didorong oleh ekspektasi positif
akan kesuksesan program vaksinasi booster COVID-19
yang tengah berlangsung dan pembukaan kembali
tempat pariwisata baik untuk wisman maupun wisnus.
Kebijakan Pemerintah terkait perpanjangan subsidi
pajak PPnBM pada semester I 2022 dan subsidi listrik
diprakirakan dapat menjadi pendorong kinerja PHR
pada tahun berjalan.
Dari sisi permintaan, peningkatan terutama
dipengaruhi oleh perbaikan kinerja konsumsi
RT, Konsumsi Pemerintah, investasi, dan ekspor.
Peningkatan kinerja konsumsi RT sejalan dengan
peningkatan daya beli masyarakat yang didorong
oleh peningkatan penghasilan, kenaikan UMP, dan
berlanjutnya bantuan sosial dari Pemerintah. Pandemi
diperkirakan secara perlahan mulai terkendali dan
pemahaman yang baik terhadap penanganan kasus
COVID-19 khususnya Omicron akan meningkatkan
aktivitas masyarakat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya
program vaksinasi COVID-19 pada tahun 2022.
Sementara itu, konsumsi Pemerintah diprakirakan
meningkat sejalan dengan APBD 2022 yang lebih
tinggi dari APBD Penyesuaian tahun 2021. Hal ini juga
didorong peningkatan pagu alokasi program stimulus
fiskal yang diharapkan dapat menopang daya beli
masyarakat dan mendorong belanja Pemerintah.
Investasi diprakirakan meningkat didorong
oleh peningkatan kinerja investasi bangunan.
Hal ini ditunjukkan oleh berlanjutnya pengerjaan
berbagai proyek multiyears baik pembangunan
infrastruktur oleh Pemerintah maupun swasta, antara
lain perbaikan jalan, pembangunan bendungan,
jembatan, irigasi, rumah susun, politeknik, rumah
sakit, revitalisasi kawasan wisata religi, gudang, serta
pengembangan tambang batubara di Kalimantan
Selatan. Target capaian investasi pada 2022 juga
diprakirakan meningkat didorong implementasi OSS
RBA yang diyakini akan mengakselerasi kemudahan
proses perizinan bagi investor.
BAB VII
76
ProspekPerekonomian
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Ekspor diprakirakan meningkat ditopang
peningkatan permintaan sejalan dengan
perbaikan ekonomi negara mitra dagang utama
dan kenaikan harga komoditas global. Hal ini
sejalan dengan target optimis produksi batubara
sebesar 663 juta ton secara nasional yang akan
mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan
produksi batubara sesuai kapasitasnya secara
optimal. Impor batubara Tiongkok pun diperkirakan
meningkat didorong pasokan batubara domestik
yang rendah akibat banjir dan permintaan batubara
yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan
industri pengolahan di Tiongkok. Di sisi lain, ekspor
CPO diprakirakan meningkat di tengah peningkatan
harga minyak nabati alternatif dan minyak mentah
dunia, penurunan tarif pungutan ekspor, penurunan
tarif impor India dan pembukaan keran impor India
terhadap beberapa produk turunan CPO.
Seiring dengan pandemi COVID-19 yang
diprakirakan semakin terkendali, pertumbuhan
ekonomi negara mitra dagang utama
diprakirakan mulai mengalami peningkatan.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok, India, dan Negara
ASEAN yang membaik diharapkan dapat mendorong
kinerja ekspor komoditas utama Kalimantan Selatan,
khususnya batubara dan CPO. Permintaan batubara
dari pasar ASEAN diprakirakan akan meningkat,
didorong oleh permintaan Vietnam yang diprakirakan
lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Permintaan
batubara dari Vietnam merupakan dampak dari
beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
yang mengindikasikan bahwa kebutuhan Vietnam
akan batubara masih akan terus berlangsung
setidaknya hingga 10 tahun mendatang.
7.2 PRAKIRAAN INFLASISecara keseluruhan 2022, inflasi Kalimantan
Selatan diprakirakan lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2021, namun tetap berada
dalam rentang sasaran inflasi nasional (3% ±
1%). Prakiraan inflasi tahun 2022 yang lebih tinggi
didorong oleh inflasi pada seluruh kelompok, dengan
kelompok makanan, minuman, dan tembakau
berpotensi memberikan tekanan inflasi yang cukup
signifikan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya
aktivitas ekonomi dan perbaikan daya beli masyarakat
yang dapat meningkatkan permintaan domestik.
Permintaan yang meningkat tanpa diimbangi pasokan
yang memadai berpotensi mendorong kenaikan
harga komoditas pangan di tengah pola panen padi
yang hanya berlangsung sekali dalam setahun dan
risiko gangguan produksi akibat anomali curah hujan.
Sementara itu, kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau
(CHT) diprakirakan akan tertransmisi ke harga jual
eceran untuk komoditas rokok kretek filter, rokok
kretek, dan rokok putih, sehingga memberikan
tekanan terhadap inflasi komoditas tembakau pada
tahun 2022.
Perbaikan mobilitas masyarakat yang didukung oleh
program vaksinasi COVID-19 diprakirakan akan
mendorong penyesuaian tarif transportasi, terutama
angkutan udara, dan permintaan di LU Perdagangan,
Hotel, dan Restoran (PHR). Kenaikan permintaan di
LU PHR tersebut diperkirakan akan tertransmisikan
kepada kenaikan permintaan kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran. Meskipun belum
akan pulih sepenuhnya, namun permintaan bahan
pangan dari sektor hotel, restoran, dan catering
(horeca) diprakirakan lebih tinggi dibanding tahun
2022.
6,6 6,12,3
8,14,8
6,14,2
-7,3
9,0 9,00,3 0,7
-4,7
1,63,3
1,81,3
-6,5
5,23,9
5,34,2
-4,1
3,15,6
18 19 20 21 22F 18 19 20 21 22F 18 19 20 21 22F 18 19 20 21 22F 18 19 20F 21 22FTIONGKOK INDIA JEPANG EROPA ASEAN�5
% YOY
Sumber : Consensus Forecast f) proyeksi
Grafik 7.1 Kondisi Negara Mitra Dagang Tahun 2021 dan Prospek 2022
BAB VII
ProspekPerekonomian
77 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Potensi tekanan inflasi diprakirakan juga bersumber
dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
bakar rumah tangga (BBRT). Inflasi pada kelompok
ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga BBRT,
khususnya LPG 3kg bersubsidi, disamping adanya
kendala distribusi dan hambatan pasokan, serta
penggunaan LPG 3kg bersubsidi yang belum tepat
sasaran. Adaptasi awal dari pemberlakuan kartu
kendali gas LPG 3kg juga belum berjalan sesuai
harapan sejalan dengan perluasan yang masih
terus berlangsung di seluruh Kalimantan Selatan.
Tren peningkatan harga energi juga berpotensi
meningkatkan inflasi pada tahun 2022.
Inflasi Kalimantan Selatan pada 2022
diprakirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya
sejalan dengan perbaikan kondisi pandemi
COVID-19 yang berdampak pada peningkatan
mobilitas dan konsumsi serta perbaikan iklim
usaha. Perluasan vaksin dan penurunan kasus positif
COVID-19 diprakirakan mendorong pelonggaran
pembatasan kegiatan masyarakat dan memungkinkan
dilakukannya kegiatan masal pada HBKN dan kegiatan
lainnya meskipun masih terbatas.
Sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat,
permintaan angkutan udara juga diprakirakan
meningkat didukung oleh penggunaan tes antigen
sebagai syarat perjalanan bagi masyarakat yang
telah 2 kali vaksin dengan harga jauh lebih murah
dibanding PCR. Vaksinasi yang semakin merata
juga meningkatkan jumlah masyarakat yang dapat
memenuhi persyaratan penerbangan berupa sertifikat
vaksin. Perizinan untuk event besar juga mulai
dilonggarkan dengan tetap memerhatikan protokol
COVID-19 sehingga semakin mendukung peningkat
mobilitas masyarakat.
Faktor cuaca juga mendukung terjaganya produksi dan
distribusi bahan pangan. La Nina sejak Oktober 2021
hingga awal tahun 2022 diprakirakan menggeser masa
tanam padi namun tidak berpengaruh pada produksi
dan bencana banjir diperkirakan tidak akan terjadi/
separah seperti tahun sebelumnya sehingga pasokan
masih terjaga. Selain itu, pandemi diprakirakan lebih
terkendali sehingga tidak terjadi fluktuasi tajam akibat
pembatasan kegiatan masyarakat.
Di sisi lain, harga beberapa komoditas pendorong
inflasi utama pada 2021 diprakirakan lebih
termoderasi pada 2022, antara lain komoditas
minyak goreng. Dalam rangka mengantisipasi
kenaikan harga yang turut mendorong inflasi,
pemerintah berupaya untuk melakukan intervensi
harga melalui harga eceran tertinggi (HET) dalam
Permendag No. 3 Tahun 2022 yang selanjutnya
disempurnakan melalui Permendag No. 6 Tahun
2022. Berdasarkan Permendag yang berlaku per 1
Februari 2022 tersebut, HET minyak goreng curah
ditetapkan sebesar Rp11.500 per liter, minyak
goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan
minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.
Selain HET, pengendalian harga juga dilakukan dari
sisi hilir produksi minyak goreng, yaitu penetapan
kebijakan Domestic Market Obligation dan Domestic
Price Obligation kepada seluruh produsen minyak
goreng sawit untuk memenuhi HET tersebut. Seluruh
eksportir yang mengeskpor wajib memasok dengan
mengalokasikan 20% dari volume ekspornya dalam
bentuk CPO dan RBD Palm Olein ke pasar domestik
dengan harga Rp9.300/kg untuk CPO dan Rp 10.300/
kg untuk RBD Palm Olein.
Dalam rangka menjaga inflasi Kalimantan
Selatan pada 2022 tetap dapat terkendali pada
level yang rendah dan stabil sehingga dapat
mendukung percepatan proses pemulihan
ekonomi, maka sinergi antar TPID dan antara
TPID dengan para pemangku kepentingan yang
lain perlu terus diperkuat. Dari sisi penawaran, perlu
dilakukan intensifikasi pertanian untuk meningkatkan
produktivitas terutama di Kalimantan Selatan yang
masih cukup tergantung pada provinsi lain dalam
pemenuhan pasokan bahan pangannya untuk
mencapai kemandirian pangan. Selain itu, masih
terdapat berbagai kendala, antara lain kondisi alam
tanah rawa yang kurang mendukung, keterbatasan
kemampuan petani dalam mengelola lahan, serta
BAB VII
78
ProspekPerekonomian
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
akses terhadap modal yang relatif rendah. TPID
Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan berbagai
upaya, antara lain perbaikan sarana dan prasarana,
mekanisasi pertanian, penyediaan pupuk bersubsidi,
peningkatan penggunaan benih bersertifikat, dan
menggunakan sistem tanam tumpang sari. Selain
upaya yang sudah dilakukan di atas, dukungan
kemajuan teknologi sensor, artificial intelligence,
dan machine learning memiliki peluang yang sangat
besar untuk dapat diterapkan dalam meningkatkan
produktivitas pertanian. Selain di sisi hulu, penerapan
teknologi digital juga dapat dilakukan sampai sisi
hilir antara lain penerapan teknologi penyimpanan di
gudang agar hasil panen dapat lebih awet, dan proses
distribusi hingga penjualan melalui marketplace.
Pemenuhan kebutuhan secara mandiri melalui
intensifikasi pertanian perlu terus dilakukan.
Sementara terkait komoditas yang tidak bisa dihasilkan
di Kalimantan Selatan dapat dipenuhi dari luar daerah
melalui kerja sama antardaerah (KAD), sehingga
fluktuasi pasokan dari luar daerah dapat lebih terjaga,
baik dari sisi jumlah maupun harganya. Strategi
pengendalian inflasi di daerah melalui KAD dan
optimalisasi perusahaan umum milik daerah menjadi
bagian penting untuk menyelesaikan permasalahan
struktural disparitas harga antar wilayah dan antar
waktu, serta inefisiensi tata niaga pangan. Sebagai
provinsi dengan defisit bahan pokok cukup tinggi,
ketidakpastian pasokan dari sentra produksi saat ini
menjadi salah satu pemicu utama fluktuasi harga di
Kalimantan Selatan. Saat ini kendala logistik dan
transportasi masih menjadi kendala utama untuk
menjalankan KAD secara lebih efisien, terutama pada
masa pandemi COVID-19 saat ini. Oleh karena itu,
pembentukan KAD secara formal perlu didorong, baik
untuk meningkatkan kepastian pasokan di Kalimantan
Selatan sebagai pembeli maupun meningkatkan
kepastian penyerapan pasokan di sentra produksi.
2017 2018 20192020
20202021
2021 2022FI II III IV I II III IV
PERTUMBUHANPDRB, % YOY
5,28 5,08 4,09 4,08 -2,86 -4,93 -2,99 -1,82 -1,18 4,58 4,88 5,55 3,48 4,39%(yoy) - 5,19%(yoy)
Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)Tabel 7.1
Sumber : BPS (diolah) proyeksi BI
2017 2018 20192020 2021
2022-FI II III IV I II III IV
PERUBAHAN IHK % YOY 3,73 2,63 4,01 2,81 1,14 1,04 1,68 2,02 2,19 2,56 2,55 3,00±1%
Prospek Inflasi (%, yoy)Tabel 7.2
Sumber : BPS (diolah) proyeksi BI
Daftar Istilah
81 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Administered Price (AP)Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.
Andil inflasiSumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
APBDAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
BI 7 Days Reverse Repo RateSuku bunga referensi kebijkan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap bulannya.
BI RTGSBank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan penyelesaian kewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara online atau seketika untuk setiap intruksi transfer dana.
Bobot inflasiBesaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.
Dana PerimbanganSumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana masyarakat (berupa tabungan, deposito, giro, dll) yang disimpan di suatu bank.
Ekspor dan ImporDalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi.
Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank konvensional.
Indeks Ekspektasi KonsumenSalah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1–100.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Indeks Kondisi EkonomiSalah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1–100.
Daftar Istilah
82LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1–100.
Inflasi IntiKomponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang), serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
InflowUang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.
InvestasiKegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan Produksi.
LiaisonKegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan.
MTMMonth to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.
Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)Ratio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.
OutflowAliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.
PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
QTQQuarter to quarter. Perbandingan antara data suatu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitunganya diselesaikan pada waktu tertentu.
Volatile Food (VF)Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.
YOYYear on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
Tim Penyusun
83 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan
Penanggung JawabImam Subarkah
Bimo Epyanto
EditorDadi Esa Cipta
Riza Putera
Tim PenyusunAngsoka Yorintha Paundralingga
Annisa Elma Nabila
Arina Dinana
Ratih Dewi Setiawan
Muhammad Darda Musasyah
Sheby Sara Sandi
Risty Mayang Sari
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan SelatanKelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi
Jl. Lambung Mangkurat No.15 BanjarmasinTelp. +62 511 3352027Fax. +62 511 3354678
FEBRUARI2022
Laporan Perekonomian Provinsi Kalim
antan Selatan - Februari 2022
Provinsi Kalimantan Selatan
LaporanPerekonomian
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Jl. Lambung Mangkurat No. 15Banjarmasin 70111Telp. (0511) 4368182, Fax (0511) 3354678
Ebook dapat diunduh di:http://bit.ly/LPP-Kalselatau pindai kode di samping dengan aplikasi QR atau barcode scanner
Laporan Perekonomian Kalsel