laporan perekonomian - bank indonesia

105
FEBRUARI 2022 Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Perekonomian

Upload: khangminh22

Post on 10-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FEBRUARI2022

Laporan Perekonomian Provinsi Kalim

antan Selatan - Februari 2022

Provinsi Kalimantan Selatan

LaporanPerekonomian

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Jl. Lambung Mangkurat No. 15Banjarmasin 70111Telp. (0511) 4368182, Fax (0511) 3354678

Ebook dapat diunduh di:http://bit.ly/LPP-Kalselatau pindai kode di samping dengan aplikasi QR atau barcode scanner

Laporan Perekonomian Kalsel

Laporan PerekonomianProvinsi Kalimantan Selatan

Februari 2022

II LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Visi Bank Indonesia

Nilai-nilai StrategisOrganisasi Bank Indonesia

Misi Bank Indonesia

Menjadi Bank Sentral Digital Terdepan yang Berkontribusi Nyata Terhadap Perekonomian Nasional dan Terbaik di antara Negara Emerging Markets untuk Indonesia Maju

1. Kejujuran dan integritas (trust and integrity);

2. Profesionalisme (professionalism);

3. Keunggulan (excellence);

4. Mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan

5. Koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendorong pembiayaan ekonomi nasional.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif.

Visi, Misi, & Nilai-nilai Strategis

IIILAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Visi Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Misi Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang kredibel dalam mendukung kebijakan Bank Indonesia dan berkontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Visi & Misi

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

IV LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat-Nya Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan dapat mempublikasikan Laporan Perekonomian

Provinsi (LPP) Kalimantan Selatan triwulan IV 2021, sebagai perwujudan dari komitmen kami untuk

memperkuat akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia di daerah, sebagaimana diamanatkan oleh

UU Bank Indonesia. LPP dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia Provinsi setelah Rapat

Dewan Gubernur (RDG) yang membahas Ekonomi dan Keuangan Daerah.

Laporan ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu: (i) merupakan pandangan Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan terhadap dinamika perekonomian di Kalimantan Selatan; (ii)

menyajikan informasi terkini mengenai kondisi makroekonomi, keuangan Pemerintah Daerah (Pemda),

stabilitas sistem keuangan, inflasi, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan serta

prospek perekonomian Kalimantan Selatan ke depan untuk mendukung pembentukan ekspektasi

masyarakat yang menjadi pertimbangan penting dalam perumusan berbagai kebijakan di Bank

Indonesia; (iii) sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia dan Kepala Perwakilan Bank

Indonesia di Kalimantan Selatan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai

berbagai pertimbangan yang melandasi keputusan kebijakan moneter, makroprudensial dan

sistem pembayaran yang ditempuh Bank Indonesia; dan (iv) menjadi referensi penting bagi seluruh

stakeholders dalam melakukan perumusan kebijakan dan keputusan ekonominya.

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami perbaikan, dan melanjutkan pertumbuhan

positif di triwulan IV 2021. Perekonomian tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III

2021 yang tumbuh sebesar 4,88% (yoy). Dari sisi penawaran, perbaikan antara lain didorong oleh

peningkatan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, Akomodasi Makan dan Minum, Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, Jasa

Perusahaan, serta Informasi dan Komunikasi. Dari sisi pengeluaran, terutama didorong oleh konsumsi

rumah tangga (RT) dan pemerintah, serta investasi sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus

berlanjut, peningkatan aktivitas usaha dan mobilitas masyarakat ditengah pandemi COVID-19

yang sedikit melandai di periode tersebut. Untuk keseluruhan tahun 2022, pertumbuhan ekonomi

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Peningkatan perekonomian tersebut ditopang

oleh perbaikan ekonomi global dan domestik yang berlangsung secara gradual, seiring berlanjutnya

program vaksinasi COVID-19.

VLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kata Pengantar

Banjarmasin, Februari 2022KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Imam SubarkahDirektur

Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55% (yoy),

relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy), terutama didorong oleh kelompok makanan,

minuman, dan tembakau, diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta

kelompok pakaian dan alas kaki. Sementara itu, Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan terhadap perekonomian karena

pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2, serta booster yang mulai dilaksanakan ditengah peningkatan

penyebaran varian Omicron pada Februari-awal Maret 2022. Inflasi diprakirakan meningkat didorong

oleh Perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Imlek dan Isra Mi’raj, dan meningkatnya harga

sejumlah komoditas utama Kalimantan yang mendorong kenaikan pendapatan masyarakat antara

lain batubara, migas, dan CPO. Untuk keseluruhan tahun 2022, inflasi diperkirakan lebih tinggi dari

tahun 2021, namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy). Peningkatan

inflasi terutama didorong prakiraan kondisi ekonomi yang semakin membaik didukung program

vaksinasi yang terus berlanjut serta kenaikan harga komoditas internasional dan perbaikan daya beli

masyarakat.

Selanjutnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan laporan ini. Kami berharap hubungan kemitraan strategis yang terjalin baik selama

ini dapat terus dan bahkan lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga senantiasa

mengharapkan kritikan, masukan dan saran dalam rangka peningkatan kualitas laporan ini, sehingga

dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kesuksesan kepada kita

semua dalam upaya mengembangkan ekonomi Kalimantan Selatan guna mewujudkan kesejahteraan

masyarakat menuju Indonesia maju.

.

TTD

VI LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Visi, Misi, & Nilai Strategis II

Visi dan Misi KPw Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan III

Kata Pengantar IV

Daftar Isi VI

Daftar Grafik VIII

Daftar Tabel X

Cakupan Pembahasan XII

Infografik Perekonomian XIII

Tabel Indikator XIV

Ringkasan Eksekutif XVII

Lampiran 79

Daftar Istilah 81

Tim Penyusun 83

1.1 Sisi Penawaran: Sektor Utama Ekonomi 4

1.1.1 LU Pertanian 4

1.1.2 LU Pertambangan 6

1.1.3 LU Industri Pengolahan 7

1.1.4 LU Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) 9

1.2 Sisi Permintaan 10

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga (RT) 10

1.2.2 Konsumsi Pemerintah 11

1.2.3 Investasi (Pembentukan Modal TetapBruto/PMTB) 11

1.2.4 Ekspor 13

1.2.5 Impor 15

BOKS 1 Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional 17

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

Bab I 1

Daftar Isi

2.1 Realisasi Pendapatan Daerah 23

2.2 Realisasi Belanja Daerah 25

Keuangan PemerintahBab II 21

3.1 Perkembangan Inflasi 31

3.2 Inflasi Tahunan (YOY) 32

3.3 Arah Perkembangan Inflasi Triwulan I 2022 33

3.4 Pengendalian Inflasi Daerah 36BOKS 2 Penelitian Komoditas/Produk/Jenis

Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021

39

Perkembangan Inflasi DaerahBab III 29

VIILAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

5.1 Perkembangan Transaksi Melalui RTGS, SKN, dan APMK 59

5.2 Elektronifikasi Transaksi Keuangan 60

5.3 Pengelolaan Uang Rupiah 62

5.3.1 Aliran Uang Kartal 62

5.3.2 Kegiatan Layanan Sistem Pembayaran 62

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan PengelolaanUang Rupiah

Bab V 57

4.1 Pembiayaan Daerah 45

4.1.1 Pembiayaan Rumah Tangga 45

4.1.2 Pembiayaan Korporasi 17

4.1.3 Total Aset dan Intermediasi Perbankan 50

4.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM 53

4.2.1 Rasio Kredit UMKM 53

4.2.2 Penyaluran Kredit UMKM 53

4.2.3 Peningkatan Akses Keuangan UMKM 55

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Bab IV 43

6.1 Ketenagakerjaan 67

6.2 Kesejahteraan 69

6.2.1 Daya Beli Masyarakat 69

6.2.2 Nilai Tukar Petani 69

6.2.3 Indeks Pembangunan Manusia 71

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Bab VI 65

7.1 Prakiraan Kondisi Makro Ekonomi 75

7.2 Prakiraan Inflasi 76

Prospek PerekonomianBab VII 73

VIII LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Daftar Grafik

Grafik 1.1Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional 3

Grafik 1.2Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Sisi Sektoral 3

Grafik 1.3

Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Sektor Pertambangan dan Non Pertambangan 3

Grafik 1.4 Produksi Padi Triwulan IV 2021 5

Grafik 1.5 Luas Panen Padi Triwulan IV 2021 5

Grafik 1.6 Luas Tanam Padi Triwulan IV 2021 5

Grafik 1.7 Produksi Karet Triwulan IV 2021 5

Grafik 1.8Penjualan Domestik Karet Triwulan IV 2021 5

Grafik 1.9Penjualan Ekspor Karet Triwulan IV 2021 6

Grafik 1.10Produksi Batubara Kalimantan Selatan 6

Grafik 1.11Perkembangan Volume Ekspor Batubara 6

Grafik 1.12Negara Tujuan Ekspor Batubara Berdasarkan Volume 7

Grafik 1.13 Pasokan Batubara Tiongkok 7

Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor CPO 7

Grafik 1.15Perkembangan Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan 8

Grafik 1.16

Perkembangan Harga Komoditas Industri Pengolahan Kalimantan Selatan 8

Grafik 1.17 Perkembangan Harga Minyak Nabati 8

Grafik 1.18Perkembangan Indeks Penjualan Eceran 9

Grafik 1.19Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang 9

Grafik 1.20 Perkembangan Penumpang Udara 9

Grafik 1.21 Survei Konsumen 10

Grafik 1.22

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, Penghasilan Konsumen, dan Konsumsi Durable Goods 10

Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Konsumsi 11

Grafik 1.24Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Industri 12

Grafik 1.25Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri 13

Grafik 1.26Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Batubara 13

Grafik 1.27Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri CPO 13

Grafik 1.28Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Karet Alam & Olahan 14

Grafik 1.29Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Komoditas 14

Grafik 1.30Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Negara Tujuan 14

Grafik 1.31Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 14

Grafik 1.32Pertumbuhan Volume Impor Luar Negeri 15

Grafik 2.1Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Triwulan IV 2021 24

Grafik 2.2Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Triwulan IV 2021 26

Grafik 2.3Realisasi Belanja APBD se-Kalimantan Selatan per Sektor 27

Grafik 3.1Komposisi Inflasi Kalimantan Selatan Tahunan (yoy) menurut Kelompoknya 31

Grafik 3.2Perbandingan Inflasi se-Kalimantan Triwulan IV 2021 31

Grafik 3.3Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan (qtq) 31

Grafik 4.1 Distribusi Kredit Konsumsi 45

Grafik 4.2Pertumbuhan Kredit Konsumsi Berdasarkan Jenisnya 45

Grafik 4.3Pertumbuhan dan NPL Kredit Konsumsi 46

Grafik 4.4Persentase Penggunaan Penghasilan RT 46

IXLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Daftar Grafik

Grafik 4.5Indeks Penghasilan Konsumen & Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini 47

Grafik 4.6 Komposisi Kredit Korporasi 47

Grafik 4.7Pertumbuhan Kredit Lapangan usaha Ekonomi Utama 47

Grafik 4.8NPL Kredit Lapangan Usaha Ekonomi Utama 48

Grafik 4.9Asset T/O dan Inventory T/O Korporasi 49

Grafik 4.10Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) 49

Grafik 4.11Debt to Equity Ratio (DER) dan TA/TL Rasio 49

Grafik 4.12 Current Ratio (CR) Korporasi 50

Grafik 4.13 Pertumbuhan Aset, DPK dan Kredit 50

Grafik 4.14 Pertumbuhan DPK 50

Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit 51

Grafik 4.16 Pertumbuhan dan NPL Kredit 53

Grafik 4.17Rasio Kredit UMKM terhadap Total Kredit 53

Grafik 4.18Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha 53

Grafik 4.19Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan 54

Grafik 4.20Distribusi Kredit UMKM berdasarkan Lapangan Usaha 54

Grafik 4.21Pertumbuhan Kredit UMKM Lapangan Usaha Utama 54

Grafik 4.22 Pertumbuhan dan NPL Kredit UMKM 54

Grafik 4.23Penyaluran KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Triwulan IV 2021 55

Grafik 4.24Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomi s.d Triwulan IV 2021 55

Grafik 5.1 Transaksi RTGS 59

Grafik 5.2 Transaksi SKNBI 59

Grafik 5.3Proporsi Metode Pembayaran pada E-Commerce 61

Grafik 5.4Proporsi Merchant QRIS Per 31 Desember 2021 61

Grafik 5.5 Aliran Masuk dan Keluar Perkasan 62

Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja 67

Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 67

Grafik 6.3Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 67

Grafik 6.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 68

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Konsumen 69

Grafik 6.6 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 69

Grafik 6.7IPM Provinsi di Kalimantan dan Nasional 70

Grafik 7.1Kondisi Negara Mitra Dagang Tahun 2021 dan Prospek 2022 76

X LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (17 Lapangan Usaha) 4

Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan 10

Tabel 1.3 Proyek Investasi di Kalimantan Selatan 12

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Agregat (Provinsi, Kabupaten dan Kota) Kalimantan Selatan 23

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan 23

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan 24

Tabel 2.4 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan 25

Tabel 2.5 Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan 25

Tabel 2.6 Realisasi Belanja APBD Kabupaten dan Kota Kalimantan Selatan 26

Tabel 2.7 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan 27

Tabel 2.8 Realisasi Program PEN Triwulan IV 2021 28

Tabel 3.1 Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan Per Kelompok 31

Tabel 3.2 Inflasi Kalimantan Selatan Menurut Kelompok 32

Tabel 3.3 Andil inflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021 32

Tabel 3.4 Andil Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021 33

Tabel 3.5 Inflasi Kalimantan Selatan Januari 2022 Menurut Kelompok 34

Tabel 3.6 Inflasi Tahunan Kelompok Pengeluaran 34

Tabel 3.7 Andil Inflasi (mtm) Terbesar Januari 2022 34

Tabel 3.8 Andil Deflasi (mtm) Terbesar Januari 2022 35

Tabel 4.1 Perubahan Tingkat Pendapatan RT 47

Tabel 4.2 Perkembangan DPK di Kalimantan Selatan Secara Spasial 51

Tabel 4.3 Perkembangan Kredit di Kalimantan Selatan Secara Spasial 52

Tabel 4.4 Akses Keuangan Klaster Binaan Bank Indonesia 55

Tabel 4.5 Sebaran Debitur KUR berdasarkan Kabupaten/Kota Triwulan I-2021 56

Tabel 5.1 Data Triwulanan Kas Titipan Triwulan IV 2021 62

Tabel 5.2 Data Triwulanan Penukaran Uang Kartal Triwulan IV 2021 63

Tabel 6.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan 68

Tabel 6.2 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Sektoral 68

Tabel 6.3 Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja 69

Tabel 6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) 70

Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71

Tabel 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy) 78

Tabel 7.2 Prospek Inflasi (%,yoy) 78

Halaman ini sengaja dikosongkan

XII LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Cakupan Pembahasan

Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan

Selatan pada triwulan terakhir sesuai rilis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Badan Pusat Statistik (BPS) dan

tracking triwulan berjalan pada bulan penerbitan buku ini. Setiap bagian asesmen disertai oleh data dan informasi

penjelas antara lain hasil survei, prompt indicators, hasil liaison, focus group discussion (FGD), informasi anekdotal

dan data-data lain yang relevan.

Bab I Asesmen ringkas terkait evaluasi realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan terakhir mencakup analisis

evaluasi realisasi perkembangan masing-masing komponen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

serta arah pertumbuhan ekonomi triwulan berjalan secara tahunan (yoy), baik dari sisi permintaan

maupun lapangan usaha

Bab II Asesmen perkembangan terkini realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan

APBD Kabupaten/Kota, dengan membandingkan realisasi periode terakhir, berjalan dan keseluruhan

tahun terhadap periode yang sama tahun lalu, disertai faktor-faktor yang memengaruhinya. Serta

perkembangan penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan Selatan.

Bab III Asesmen terkait evaluasi realisasi inflasi triwulan terakhir dan arah perkembangan inflasi triwulan

berjalan berdasarkan realisasi inflasi bulan terakhir, dilengkapi dengan faktor-faktor yang menjadi sumber

penyebab terjadinya inflasi dengan mengedepankan aspek dinamika pasokan, produksi dan distribusi

daerah serta implikasi adanya kebijakan daerah yang berdampak kepada harga-harga. Informasi

mengenai pelaksanaan program pengendalian inflasi daerah juga disajikan dalam Bab ini.

Bab IV Asesmen pembiayaan daerah serta pengembangan akses keuangan dan usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) yang dilengkapi dengan informasi perkembangan intermediasi perbankan termasuk ketahanan

korporasi dan kredit UMKM pada triwulan laporan.

Bab V Asesmen perkembangan penyelenggaraan layanan sistem pembayaran dan pengelolaan uang di Bank

Indonesia dalam rangka menjaga kelancaran transaksi sistem pembayaran, pengembangan layanan

keuangan nontunai, elektronifikasi, penyediaan uang layak edar dan upaya menekan peredaran uang

palsu.

Bab VI Asesmen ketenagakerjaan menggambarkan perkembangan angkatan kerja dan pengangguran serta

asesmen kesejahteraan antara lain mencakup Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

berdasarkan data rilis resmi.

Bab VII Prospek perekonomian daerah mencakup prakiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi satu triwulan

kedepan dan secara tahunan (yoy) untuk keseluruhan tahun berjalan

XIIILAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

InfografikPerekonomian

3,41%

Realisasi BelanjaTriwulan IV 2021

Realisasi PendapatanTriwulan IV 2021

Realisasi pendapatan dan belanja Pemerintah �Provinsi Kalimantan Selatan lebih baik dan sesuai target.

KEUANGAN DAERAH

Pemprov Pemkab/PemkotSatuan dalam Triliun Rupiah

5,60

11,64 6,4

9 18,33

5,93 16,33

12,126,6

0 19,92

7,30

20182017 2019 2020 2021

7,04

18,88

5,66

10,285,8

710

,39 6,63 18

,475,7

3 17,49

20182017 2019 2020 2021

Kinerja perekonomian Kalimantan Selatan meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi RT dan investasi. Dari sisi sektoral, peningkatan didorong oleh peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan dan LU PHR.

Inflasi Kalimantan Selatan tetap terkendali dan stabil.

PERTUMBUHAN EKONOMI

INFLASI

OUTLOOK PEREKONOMIAN

INFLASI IHK 2,56%(yoy)

2022 2021

Peningkatan konsumsi RT didorong perbaikan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat seiring kasus �COVID-19 yang mulai melandai.

Ind. pengolahan yang meningkat terutama bersumber dari perbaikan permintaan domestik, yaitu biodiesel didukung operasional pabrik B30 di Kab. Tanah Bumbu.

Konsumsi RT Ind. Pengolahan

Tw III2021 2,55%

(yoy)

Tw IV2021

Pertumbuhan Ekonomi Inflasi

Kelancaran sistem pembayaran tetap terjaga, baik tunai maupun non tunai.

SISTEM PEMBAYARAN & PUR

10,51% Rp 8,26(yoy) Triliun

KLIRING

42,48% Rp 43,60(yoy) Triliun

RTGS

APMK

KARTU KREDIT

Volume TransaksiTunai

Volume TransaksiOnline

11,15 Ribu 104,06 Ribu

JumlahKartu

NominalTransaksi

3,88 Juta Rp 846,32 M

ATM DEBIT

Kondisi kesejahteraan dan ketenagakerjaan relatif terjaga.KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan(6 Bulan Mendatang)

131,47 115,00TW III 2020 TW IV 2021

Indeks Penghasilan Konsumen(6 Bulan Mendatang)

149,83 125,42TW III 2020 TW IV 2021

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

70,91 71,282020 2021

Tingkat Pengangguran Terbuka

4,74 4,95Ags 2020 Ags 2021

Nilai Tukar Petani(NTP)

107,89 110,80TW III 2020 TW IV 2021

Investasi meningkat didorong oleh realisasi PMA dan PMDN yang lebih tinggi sejalan dengan proses pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.

Kinerja PHR meningkat sejalan dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas yang membaik pasca pelonggaran level PPKM seiring kasus COVID-19 yang mulai melandai.

Investasi PHR

4,39% - 5,19%

P E N D O RO N GP E N A H A N

Minyak Goreng

Pepaya

Nasi Dengan Lauk

(yoy)37,79%

(yoy)182,42%

(yoy)7,06%

Angkutan Udara

Daging Ayam Ras

Bawang Merah

(yoy)-10,78%

(yoy)-5,50%

(yoy)-29,00%

3,0 ± 1%

(yoy)

(yoy)1,06 (yoy)15,65%

(yoy)5,49%(yoy)

Fungsi intermediasi perbankan mengalami peningkatan.

SISTEM KEUANGAN DI DAERAH

Aset Kredit DPK NPL

Tw III2021

Tw IV2021

Tw III2021

Tw IV2021

Tw III2021

Tw IV2021

Tw III2021

Tw IV2021

6,69%

13,47

%

1,50%

9,11%

13,80

%

16,30

%

2,96%

2,08%

RISIKO• Pemulihan ekonomi negara mitra terbatas.

• Peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron.

• Faktor cuaca dan kendala logistik.

• Ketidakpastian ekonomi global.

92,10% 80,44%

Rp 0,65 Triliun

Net Intflow

Rp 2,91 Triliun

Outflow

Rp 2,26 Triliun

Inflow

Pengelolaan Uang Rupiah

Tw I 2020 Tw II 2020 Tw IV 2020 Tw I 2021Tw III 2020 Tw II 2021 Tw III 2021 Tw IV 2021

4,09

-2,864,93

-2,94 -1,18

4,58 4,88 5,55

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan melanjutkan tren peningkatan hingga triwulan IV 2021. Dari sisi pengeluaran terutama bersumber dari konsumsi RT serta investasi dan dari sisi lapangan usaha terutama didorong LU Industri Pengolahan dan LU PHR. Sementara itu inflasi tetap terkendali diikuti dengan stabilitas keuangan yang membaik, serta kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai.

XIV LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Tabel Indikator

INDIKATOR2020 2021

2019 2020 2021

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV

Pertumbuhan PDRB Harga Konstan (%,yoy)

-1,81% 3,48% 4,28% 4,19% 4,02% 3,85% 4,06% -2,92% -4,99% -2,93% -1,22% 4,55% 4,92% 5,55%

PDRB Harga Konstan 130.866 135.413 31.039 33.195 35.015 34.069 32.301 32.227 33.266 33.072 31.907 33.693 34.902 34.910

Pertanian 18.391 18.607 3.687 5.113 5.719 4.086 3.850 4.998 5.482 4.061 3.815 5.045 5.613 4.134

Pertambangan dan Penggalian 31.920 33.295 8.197 8.135 8.425 8.658 8.208 7.676 7.655 8.381 7.807 8.133 8.518 8.837

Industri Pengolahan 16.299 17.314 3.993 4.042 4.324 4.509 4.211 3.933 3.973 4.182 4.230 4.060 4.187 4.836

Listrik, Gas, dan Air Bersih 737 773 167 173 178 179 175 181 187 192 183 189 196 206

Bangunan 10.075 10.364 2.350 2.465 2.672 2.719 2.441 2.450 2.551 2.634 2.404 2.504 2.709 2.747

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 14.601 14.924 3.461 3.698 3.918 3.987 3.676 3.551 3.668 3.706 3.605 3.737 3.673 3.910

Pengangkutan dan Komunikasi 13.284 13.823 3.143 3.301 3.411 3.484 3.357 3.203 3.322 3.402 3.377 3.405 3.472 3.569

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 8.267 8.514 1.979 2.004 2.050 2.075 2.089 2.017 2.070 2.090 2.105 2.128 2.157 2.124

Jasa 17.292 17.799 4.061 4.263 4.318 4.371 4.293 4.218 4.358 4.423 4.381 4.493 4.379 4.546

Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku(%, yoy)

-0,88% 7,49% 5,37% 5,43% 4,39% 5,93% 6,05% -2,57% -4,35% -1,92% 0,61% 8,45% 9,28% 11,49%

PDRB Harga Berlaku 179.151 192.577 41.773 45.020 47.575 46.369 44.301 43.864 45.507 45.479 44.571 47.569 49.733 50.704

Pertanian 25.786 26.828 5.121 7.110 7.981 5.741 5.428 6.917 7.665 5.777 5.463 7.249 8.048 6.068

Pertambangan dan Penggalian

32.760 37.309 8.417 8.269 8.456 8.666 8.618 7.822 7.750 8.569 8.262 8.854 9.698 10.494

Industri Pengolahan 24.215 26.863 5.801 5.884 6.328 6.623 6.264 5.796 5.867 6.289 6.430 6.241 6.495 7.696

Listrik, Gas, dan Air Bersih

1.081 1.150 241 251 258 261 256 266 276 283 272 280 291 307

Bangunan 14.803 15.742 3.419 3.596 3.904 3.991 3.569 3.589 3.748 3.897 3.591 3.775 4.132 4.243

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

22.578 23.804 5.225 5.639 6.003 6.129 5.645 5.467 5.663 5.804 5.705 5.955 5.871 6.273

Pengangkutan dan Komunikasi

18.829 19.703 4.471 4.740 4.901 5.036 4.802 4.503 4.697 4.827 4.775 4.860 4.952 5.116

Keuangan, Persewaan, dan Jasa

12.232 12.989 2.881 2.930 3.006 3.062 3.097 2.971 3.053 3.110 3.166 3.233 3.302 3.288

Jasa 26.867 28.188 6.196 6.601 6.739 6.858 6.622 6.534 6.788 6.923 6.907 7.121 6.942 7.218

IHK Kalimantan Selatan

106,77 109,49 135,79 138,67 138,63 139,92 105,12 105,33 104,98 106,77 107,24 107,63 107,67 109,49

Inflasi Kalimantan Selatan (%, yoy) 1,68 2,55 3,08 4,01 4,05 4,01 2,81 1,14 1,04 1,68 2,02 2,19 2,56 2,55

IHK Banjarmasin 106,70 109,41 135,92 138,87 138,95 140,15 104,87 105,11 104,80 106,70 107,09 107,44 107,45 109,41

Inflasi Banjarmasin (%, yoy) 1,67 2,54 3,19 4,17 4,29 4,15 2,51 0,87 0,87 1,67 2,12 2,22 2,52 2,54

IHK Tanjung 106,78 109,38 134,13 135,95 134,37 136,80 105,91 106,16 105,30 106,78 107,38 108,03 108,13 109,38

Inflasi Tanjung (%, yoy) 2,06 2,43 1,68 1,71 0,98 2,15 3,91 2,85 2,47 2,06 1,39 1,76 2,69 2,43

IHK Kotabaru 107,41 110,29 - - - - 106,78 106,69 106,40 107,41 108,51 109,04 109,32 110,29

Inflasi Kotabaru(%, yoy) 1,43 2,68 - - - - 4,76 2,26 1,51 1,43 1,62 2,20 2,74 2,68

Sumber: BPS Kalsel (diolah)

I. Inflasi dan PDRBDalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain

XVLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Tabel Indikator

Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain

INDIKATOR2019 2020 2021

2019 2020 2021

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV

Transaksi RTGS 141.315 117.679 171.016 32.616 31.012 42.862 34.824 29.974 25.099 32.003 30.603 34.961 43.561 48.891 43.602

Pertumbuhan RTGS (%) 48,02 -16,73 45,32 15,87 -2,71 49,89 4,45 -8,10 -19,07 -25,33 -12,12 16,64 73,56 52,77 42,48

Transaksi Kliring 26.590 27.700 28.358 5.938 5.916 6.905 7.831 7.016 6.344 6.863 7.478 6.432 6.732 6.931 8.264

Pertumbuhan Kliring (%) 1,66 4,17 2,37 -6,10 -8,83 -3,80 10,99 18,14 7,23 -0,61 -4,51 -8,33 6,12 0,99 10,51

Aliran Uang Masuk 14.461 11.753 12.904 3.812 4.195 3.638 2.816 3.988 2.777 2.806 2.182 4.155 3.544 2.941 2.263

Aliran Uang Keluar 9.227 8.218 8.634 1.294 3.487 1.930 2.516 1.311 2.433 1.727 2.748 951 3.041 1.728 2.914

Aliran Uang Masuk Neto 5.234 3.534 4.270 2.517 708 1.708 300 2.677 344 1.079 -566 3.204 503 1.214 -651

III. Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Sumber: Bank Indonesia

INDIKATOR2019 2020 2021

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV

Total Asset(Rp Miliar) 69.339 72.204 74.138 71.335 68.883 70.183 71.943 70.552 72.481 74.313 76.754 80.056

(%, yoy) 5,44 8,65 9,84 2,91 (0,66) (2,80) (2,96) (1,10) 5,22 5,89 6,69 13,47

DPK(Rp Miliar) 50.940 52.741 54.057 51.219 52.785 54.205 55.961 54.529 56.413 57.671 63.685 63.416

(%, yoy) 8,07 10,62 10,64 2,08 3,62 2,78 3,52 6,46 6,87 6,39 13,80 16,30

Giro(Rp Miliar) 10.052 10.314 10.740 9.442 9.560 10.311 11.029 9.833 11.646 11.221 14.579 13.026

(%, yoy) 16,84 22,05 13,90 4,00 -4,89 -0,04 2,70 4,15 21,83 8,83 32,18 32,47

Tabungan(Rp Miliar) 26.327 27.319 27.830 28.987 28.032 28.505 28.991 30.550 29.812 31.475 33.407 34.236

(%, yoy) 3,66 5,08 5,78 4,80 6,48 4,34 4,17 5,39 6,35 10,42 15,23 12,07

Deposito(Rp Miliar) 14.561 15.107 15.487 12.795 15.198 15.396 15.941 14.146 14.872 14.975 15.689 16.154

(%, yoy) 10,86 14,21 18,03 -4,78 4,37 1,91 2,93 10,56 -1,59 -2,74 -1,58 14,19

Kredit (L. Proyek)

(Rp Miliar) 64.941 66.159 67.991 68.830 67.896 64.279 66.097 65.964 67.274 69.395 67.086 71.971

(%, yoy) 7,73 6,18 5,02 4,98 4,55 (2,84) (2,78) (4,16) (0,92) 7,96 1,50 9,11

Modal Kerja(Rp Miliar) 23.288 23.816 25.004 23.945 22.641 21.563 22.644 22.229 23.854 25.034 24.282 28.075

(%, yoy) 5,76 1,78 4,46 -1,39 -2,78 -9,46 -9,44 -7,17 5,36 16,10 7,23 26,30

Investasi(Rp Miliar) 18.894 19.311 19.603 20.858 21.593 18.988 19.577 19.809 19.492 20.296 18.582 19.381

(%, yoy) 12,56 12,63 4,82 12,40 14,28 -1,67 -0,14 -5,03 -9,73 6,89 -5,08 -2,16

Konsumsi (Rp Miliar) 22.759 23.031 23.383 24.027 23.661 23.728 23.877 23.926 23.929 24.065 24.222 24.515

(%, yoy) 5,98 5,82 5,80 5,71 3,96 3,02 2,11 -0,42 1,13 1,42 1,45 2,46

LDR - Lokasi Proyek

127,5% 125,4% 125,8% 134,4% 128,6% 118,6% 118,1% 121,0% 119,3% 120,3% 105,4% 113,5%

NPL (gross) 3,03% 2,93% 3,78% 2,88% 3,26% 3,62% 3,44% 3,25% 3,28% 3,10% 2,96% 2,08%

II. Stabilitas Sistem Keuangan Daerah

Sumber: LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain

XVI LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Ringkasan Umum

Ringkasan Eksekutif

Foto : Tambang Batubara, Kalimantan Selatan

XVII

Ringkasan Eksekutif

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATANPertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan kembali melanjutkan pertumbuhan

positif pada triwulan IV 2021. Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2021 tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021

yang tumbuh 4,88% (yoy). Dari sisi penawaran, perbaikan ekonomi terutama

didorong oleh peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan

dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Dari sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi RT, konsumsi Pemerintah, dan investasi.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHSecara agregat, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan baik secara

nominal maupun persentase dibanding realisasi triwulan IV 2020. Penurunan

ini terutama dipicu oleh penurunan realisasi pendapatan transfer yang terjadi di

level provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan refocusing anggaran guna

penanganan COVID-19. Dari sisi belanja, realisasi belanja Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat

juga mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen belanja, seperti belanja

operasional, belanja modal, belanja tak terduga, dan dana transfer Pemerintah

Daerah (Pemda) khususnya di level kabupaten/kota.

PERKEMBANGAN INFLASISecara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga

sebesar 2,55% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy).

Sementara itu, secara triwulanan, pada triwulan IV 2021, Kalimantan Selatan

mengalami inflasi sebesar 1,69% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan III 2021

yang mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021

terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh

kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pakaian

dan alas kaki.

Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

IV 2021 sejalan dengan perbaikan mobilitas dan keyakinan masyarakat terhadap

kondisi perekonomian. Hal ini didukung pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2

serta booster yang mulai dilaksanakan di tengah peningkatan varian Omicron

pada Februari dan awal Maret 2022. Inflasi diprakirakan meningkat didorong oleh

Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj) dan kenaikan harga sejumlah komoditas

utama Kalimantan Selatan yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat.

.

XVIII LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Ringkasan Eksekutif

PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN

USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

Pada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perbaikan.

Penyaluran kredit melanjutkan pertumbuhan positif, didukung dengan kualitas kredit

yang meningkat. Hal ini didorong oleh peningkatan kinerja kredit pada seluruh

jenis penggunaan sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis yang membaik pasca

pelonggaran PPKM di tengah kasus COVID-19 yang mulai melandai. Kredit konsumsi

tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,45%

(yoy), terutama bersumber dari peningkatan kinerja kredit Multiguna dan perbaikan

kontraksi Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sejalan dengan perpanjangan stimulus

kredit otomotif hingga akhir tahun 2021. Selain itu, penyaluran kredit korporasi juga

meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kredit di lapangan usaha utama, yaitu

LU Pertambangan dan LU Pertanian yang masing-masing tumbuh 44,67% (yoy) dan

14,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 26,82%

(yoy) dan –5,22% (yoy). Perbaikan kinerja intermediasi perbankan juga ditopang oleh

kualitas kredit yang membaik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang

menurun, dari 2,96% menjadi 2,08%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, kredit

UMKM juga mengalami pertumbuhan positif diikuti kualitas kredit yang meningkat.

Bank Indonesia juga terus mendukung pengembangan UMKM baik dari sisi peningkatan

produksi, pemasaran, dan akses keuangan, melalui berbagai penyelenggaraan program

UMKM bekerja sama dengan stakeholders terkait.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHTransaksi melalui Sistem Kliring Nasional (SKNBI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2021 baik secara volume dan nominal meningkat dibanding triwulan

sebelumnya, namun dari sisi transaksi melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) terjadi

penurunan. Di sisi lain, transaksi dengan menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan

Kartu (APMK) dan transaksi online mengalami peningkatan sejalan dengan kebijakan Bank

Indonesia untuk mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah terutama di

masa pandemi. Peningkatan transaksi non tunai juga didukung oleh peningkatan jumlah

merchant dan pengguna Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Kalimantan

Selatan, serta peningkatan transaksi melalui e-commerce dengan dominasi metode

pembayaran melalui uang elektronik. Sementara itu, aliran uang kartal pada triwulan

IV 2021 mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow) didorong oleh peningkatan

kebutuhan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan

Tahun Baru. Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah di wilayah Kalimantan Selatan

terus berupaya mendorong imlplementasi elektronifikasi transaksi pemerintah di daerah

untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas serta peningkatan pendapatan

daerah melalui penyusunan rencana kerja Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah

(TP2DD).

XIXLAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Ringkasan Eksekutif

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 mengalami perbaikan dibandingkan

periode yang sama tahun 2020. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia

menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja mengalami perbaikan, sejalan dengan

peningkatan Indeks Penghasilan pada Survei Konsumen Bank Indonesia. Pada triwulan

IV 2021, Indeks Penghasilan meningkat menjadi 107,50 dari 73,30 pada triwulan IV

2020. Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional oleh BPS, Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan pada semester II 2021 mengalami

penurunan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan peningkatan

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan

Selatan pada triwulan IV tercatat sebesar 110,80 meningkat secara tahunan 6,81% (yoy)

atau 2,70% (qtq). Peningkatan NTP secara tahunan didorong oleh peningkatan indeks

harga yang diterima petani (IT) yang lebih tinggi dibanding indeks harga yang diterima

petani (IB), masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05% (yoy). Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 71,28

meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan

bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) dan

pengetahuan terkait Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di

tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita) yang sedikit menurun.

PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATANSecara keseluruhan 2022, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan diprakirakan lebih

tinggi dibandingkan tahun 2021. Hal ini didukung oleh perbaikan ekonomi global dan

domestik secara gradual, seiring program vaksinasi COVID-19 yang terus berlanjut.

Investasi diprakirakan meningkat baik investasi bangunan maupun nonbangunan

didorong realisasi beberapa proyek investasi existing dan proyek konstruksi baru. Ekspor

diprakirakan meningkat, didorong peningkatan permintaan komoditas utama, terutama

batubara dan crude palm oil (CPO), sejalan dengan pemulihan ekonomi negara mitra

dagang utama. Perbaikan perekonomian global dan domestik serta peningkatan kinerja

ekspor tersebut diprakirakan akan meningkatkan kinerja kinerja LU utama, yaitu LU

Pertanian, LU Pertambangan, dan LU Industri Pengolahan. Sejalan dengan prospek

perbaikan perekonomian tersebut, inflasi Kalimantan Selatan pada 2022 diprakirakan

lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, namun masih berada pada rentang sasaran inflasi

nasional sebesar 3±1% (yoy). Peningkatan inflasi sejalan dengan pemulihan ekonomi

yang didorong oleh vaksinasi yang diprakirakan semakin meningkat dan kasus COVID-19

yang diprakirakan semakin melandai sehingga berdampak pada peningkatan konsumsi

dan perbaikan iklim usaha. Ke depan, sinergi Bank Indonesia dan Pemerintah serta

instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Kalimantan

Selatan akan terus diperkuat guna memastikan pencapaian inflasi dalam rentang sasaran

yang mendukung proses perbaikan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pada triwulan IV 2021, perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 4,88% (yoy). Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami perbaikan, dan melanjutkan pertumbuhan positif di triwulan IV 2021. Perekonomian tumbuh 5,55% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 4,88% (yoy).

Dari sisi penawaran, perbaikan terutama didorong oleh peningkatan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, Akomodasi Makan dan Minum, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, Jasa Perusahaan, serta Informasi dan Komunikasi

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I

BAB I

2

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Dari sisi pengeluaran, terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga dan pemerintah, serta investasi sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, peningkatan aktivitas usaha dan mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang sedikit melandai di periode tersebut

Untuk keseluruhan 2022, pertumbuhan ekonomi diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Peningkatan perekonomian tersebut ditopang oleh perbaikan ekonomi global dan domestik yang berlangsung secara gradual, seiring program vaksinasi COVID-19 yang masih terus berlanjut.

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

3 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pada triwulan IV 2021, perekonomian Provinsi

Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,55% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang

tumbuh 4,88% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi wilayah

Kalimantan dan Nasional (Grafik 1.1). Perekonomian

wilayah Kalimantan di triwulan IV 2021 tumbuh

4,31% (yoy) melambat dibandingkan dengan 4,54%

(yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara itu,

perekonomian nasional mengalami peningkatan

menjadi 5,02% (yoy) dari 3,51% (yoy) pada triwulan

sebelumnya.

Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan

ekonomi bersumber dari kinerja LU Industri

Pengolahan dan LU Perdagangan, Hotel, dan

Restoran (PHR) ditengah perlambatan kinerja

LU Pertanian dan Pertambangan. Perbaikan

kinerja LU Industri Pengolahan didorong peningkatan

produksi biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu dalam

upaya pemenuhan realisasi target produksi biodiesel

di tahun 2021. Perbaikan kinerja LU PHR didorong

oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas

ekonomi menjelang HKBN Nataru. Sementara itu,

LU Pertanian mengalami perlambatan dipengaruhi

oleh penurunan produksi padi pasca puncak panen

pada triwulan III 2021 dan produksi TBS yang relatif

stagnan. Kinerja LU Pertambangan juga lebih rendah

dari triwulan sebelumnya didorong oleh penurunan

produksi dan realisasi ekspor batubara di tengah

stok dan produksi domestik negara mitra utama

yaitu Tiongkok dan India yang masih mencukupi

untuk pemenuhan aktivitas industri dalam negerinya,

sehingga mengurangi permintaan (impor) batubara

dari Indonesia pada triwulan IV 2021.

Dari sisi permintaan, peningkatan didorong

oleh perbaikan kinerja Konsumsi Rumah

Tangga, Konsumsi Pemerintah, dan Investasi.

Kinerja Konsumsi Rumah Tangga pada triwulan IV

2021 mengalami peningkatan didorong aktivitas

dan mobilitas masyarakat yang membaik pasca

pelonggaran level PPKM seiring kasus COVID-19

yang melandai pada periode tersebut. Kondisi ini

turut mendorong perbaikan consumer confidence di

masyarakat, terutama dalam menyambut perayaan

HBKN Natal dan Tahun Baru. Peningkatan kinerja

Konsumsi Pemerintah didorong oleh realisasi belanja

modal seiring peningkatan pembangunan beberapa

proyek infrastruktur dan berbagai kebijakan/insentif

dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Kinerja

Investasi mengalami peningkatan didorong realisasi

�8

�6

�4

�2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021

% YOY

NASIONAL KALSEL KALIMANTAN

NASIONALKALSEL

KALIMANTAN

3,514,884,54

5,025,554,31

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional

�10

�5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOY

PDRB TAMBANG INDUSTRI PERTANIAN PHR KONSTRUKSI

PDRBTAMBANG

INDUSTRI

5,555,46

15,65

4,8811,155,39

Tw III2021

Tw IV2021

PERTANIANPHR

KONSTRUKSI

1,785,494,33

2,380,156,19

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Sisi Sektoral

�10

�5

0

5

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOY

PDRBTAMBANG

NON TAMBANG

5,555,465,58

4,8811,153,01

Tw III2021

Tw IV2021

PDRB TAMBANGAN NON TAMBANG

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.3 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Sektor Pertambangan dan Non Pertambangan

BAB I

4

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PMA dan PMDN yang lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini juga

tercermin dari impor barang modal yang membaik

meskipun masih mengalami kontraksi. Namun kinerja

ekspor mengalami perlambatan terutama batubara

dan CPO akibat kendala sisi produksi. Hal ini sejalan

dengan melambatnya impor mesin dan peralatan,

terutama material untuk alat berat.

Secara keseluruhan 2021, perekonomian

Provinsi Kalimantan Selatan tumbuh 3,48%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2020

yang terkontraksi 1,82% (yoy) (tabel 1.1). Hal

ini didukung oleh perbaikan ekonomi global dan

domestik secara gradual, seiring penanganan pandemi

COVID-19 yang mendorong perbaikan permintaan

global dan domestik. Kinerja Investasi meningkat baik

investasi bangunan maupun nonbangunan didorong

realisasi beberapa proyek investasi existing dan proyek

konstruksi baru seiring implementasi Undang-Undang

Cipta Kerja (UUCK)1 dan Online Single Submission 1 Berdasarkan amar putusan MK, menyatakan bahwa UUCK

inkonstitusional bersyarat dan memberikan tenggat waktu 2 (dua) tahun bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan.

Risk-Based Approach (OSS RBA) yang mendukung

kemudahan dalam proses perizinan kepada investor.

Kinerja ekspor meningkat didorong permintaan

komoditas utama yang lebih tinggi dibandingkan

tahun 2020, khususnya batubara dan CPO, sejalan

dengan pemulihan ekonomi negara mitra dagang

utama.

1.1 SISI PENAWARAN: SEKTOR UTAMA EKONOMI

Dari sisi penawaran, peningkatan ekonomi

Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV

2021 antara lain didorong oleh peningkatan LU

Industri Pengolahan, dan LU Perdagangan, Hotel,

dan Restoran (PHR).

1.1.1 LU PertanianLU Pertanian pada triwulan IV 2021 tumbuh

1,78% (yoy), melambat dibandingkan triwulan

III 2021 yang tumbuh 2,38% (yoy). Perlambatan

Kategori Lapangan Usaha 2017 2018 2019 2020Tw.III-2021 Tw.IV-2021

2021% (yoy) % (yoy) Pangsa (%) SOG

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,09 3,73 3,59 -0,95 2,38 1,78 12,3% 0,22 1,16

B Pertambangan dan Penggalian 4,09 4,11 1,36 -4,44 11,15 5,46 25,3% 1,38 4,35

C Industri Pengolahan 5,69 4,34 1,72 -3,63 5,39 15,65 12,6% 1,98 6,23

D Pengadaan Listrik dan Gas 3,60 7,58 4,72 4,74 2,35 12,28 0,1% 0,02 4,66

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,74 6,83 5,59 5,83 4,91 5,72 0,5% 0,03 5,03

F Konstruksi 5,78 5,89 6,08 -1,29 6,19 4,33 8,0% 0,34 2,87

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,80 7,54 7,42 -3,38 0,41 4,95 9,2% 0,46 2,20

H Transportasi dan Pergudangan 6,86 6,97 5,92 -5,32 2,54 2,86 6,0% 0,17 1,81

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,84 7,01 7,41 -2,02 -1,07 8,00 2,0% 0,16 2,30

J Informasi dan Komunikasi 7,94 6,89 7,33 7,36 7,24 7,72 4,3% 0,33 7,22

K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,00 4,24 1,66 1,37 2,58 -2,22 3,3% -0,07 1,19

L Real Estate 5,14 5,01 5,95 3,88 5,53 5,40 2,4% 0,13 5,29

M,N Jasa Perusahaan 7,14 7,67 7,29 -1,99 7,28 7,32 0,6% 0,04 3,62

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,39 3,77 6,54 0,73 -2,87 0,02 5,4% 0,00 1,49

P Jasa Pendidikan 6,61 7,02 7,54 1,62 -1,43 1,28 4,8% 0,06 1,54

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,56 5,94 5,89 7,51 14,08 13,68 2,0% 0,28 10,89

R,S,T,U Jasa lainnya 6,59 7,38 7,08 -1,46 -0,65 1,71 1,1% 0,02 1,16

Total PDRB 5,28 5,08 4,09 -1,82 4,88 5,55 100% 5,55 3,48

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (17 Lapangan Usaha)

Sumber: BPS Kalsel (diolah), % yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = source of growth

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

5 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LU Pertanian terutama bersumber dari penurunan

produksi padi. Produksi padi pada triwulan IV 2021

terkontraksi 11,70% (yoy), lebih dalam dibanding

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,86%

(yoy) sejalan dengan normalisasi pasca panen pada

triwulan III 2021 (Grafik 1.4). Hal ini sejalan dengan

kontraksi luas panen padi yang lebih dalam pada

triwulan IV 2021 yaitu sebesar 13,68% dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,76% (yoy) (Grafik

1.5). Sementara itu, luas tanam padi terkontraksi

37,11% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan III

2021 yang terkontraksi 6,55% (yoy) (Grafik 1.6).

Perlambatan LU Pertanian tertahan oleh perbaikan

produksi karet dari sebelumnya terkontraksi 3,36%

(yoy) pada triwulan III 2021 menjadi terkontraksi 2,99%

(yoy) pada triwulan IV 2021 (Grafik 1.7). Perbaikan

tersebut didorong harga karet yang lebih baik dan

adanya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB)

yang membuat daya tawar ke pabrik menjadi lebih

kompetitif sehingga petani lebih bergairah dalam

melakukan penyadapan getah karet ditengah curah

hujan yang tinggi. Penjualan domestik karet triwulan

IV 2021 juga tumbuh 24,53% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 4,51%

(yoy) (Grafik 1.8). Sementara itu, volume ekspor karet

-0,86

-11,70

�50

�25

0

25

50

75

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYJUTA TON

PRODUKSI PADI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI �SB. KANAN�

Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)

Grafik 1.4 Produksi Padi Triwulan IV 2021

7,76

-13,68

�50

�25

0

25

50

75

0

50

100

150

200

250

300

I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYRIBU HA

LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN LUAS PANEN PADI �SB. KANAN�

Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)

Grafik 1.5 Luas Panen Padi Triwulan IV 2021

-6,55

-37,11 �50

�25

0

25

50

0

50

100

150

200

250

300

I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYRIBU HA

LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN LUAS TANAM PADI �SB. KANAN�

Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)

Grafik 1.6 Luas Tanam Padi Triwulan IV 2021

-3,36

-2,99

�40

�20

0

20

40

60

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYRIBU TON

VOLUME PRODUKSI KARET PERTUMBUHAN VOLUME PRODUKSI KARET �SB. KANAN�

Sumber : Gapkindo Kalselteng (diolah)

Grafik 1.7 Produksi Karet Triwulan IV 2021

4,51

24,53

�40

�20

0

20

40

60

80

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

RIBU TON

VOLUME PENJUALAN KARET DOMESTIKPERTUMBUHAN VOLUME PENJUALAN KARET DOMESTIK �SB. KANAN�

Sumber : Gapkindo Kalselteng (diolah)

Grafik 1.8 Penjualan Domestik Karet Triwulan IV 2021

BAB I

6

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

terkontraksi 20,71% (yoy) lebih dalam dibandingkan

triwulan III 2021 yang terkontraksi 17,10%(yoy)

(Grafik 1.9).

Secara keseluruhan 2021, LU Pertanian tumbuh

1,16% (yoy), meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya yang terkontraksi 0,95% (yoy).

Peningkatan tersebut terutama bersumber dari

peningkatan produksi TBS di tahun 2021 yang lebih

tinggi dari tahun 2020. Hal ini didorong oleh naiknya

permintaan untuk bahan baku biodiesel di Kabupaten

Tanah Bumbu yang pabriknya diresmikan pada bulan

Oktober oleh Presiden Jokowi.

Pada triwulan I 2022, LU pertanian diprakirakan

meningkat didorong oleh produksi TBS dan karet

yang diperkirakan membaik. Perbaikan tersebut

dipengaruhi oleh adanya insentif harga TBS dan getah

karet yang lebih tinggi sejalan dengan permintaan

global dan domestik untuk kebutuhan bahan baku

konsumsi minyak goreng dan biodiesel.

1.1.2 LU PertambanganLU Pertambangan pada triwulan IV 2021 tumbuh

5,46% (yoy), melambat dibandingkan dengan

triwulan III 2021 yang tumbuh 11,15% (yoy).

Perlambatan tersebut dipengaruhi pertumbuhan

produksi batubara yang terkontraksi 5,04% (yoy),

lebih rendah dari pertumbuhan triwulan III 2021

sebesar 9,07% (yoy) (Grafik 1.10). Hal ini dipengaruhi

oleh kendala produksi seperti curah hujan yang tinggi

serta kelangkaan alat berat.

Penurunan produksi batubara berdampak

pada pertumbuhan volume ekspor batubara

yang terkontraksi 1,60% pada triwulan IV 2021

(Grafik 1.11). Pertumbuhan volume ekspor ini lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 37,40% (yoy). Selain faktor dalam negeri,

dari sisi eksternal hal ini dipengaruhi oleh penurunan

permintaan batubara dari Tiongkok dan India. Volume

ekspor batubara ke Tiongkok tumbuh 30,67% (yoy)

pada triwulan IV 2021, lebih rendah dibandingkan

triwulan III 2021 yang tumbuh 172,66% (yoy).

Sementara itu, volume ekspor batubara ke India

pada triwulan IV 2021 terkontraksi 45,92% (yoy)

lebih dalam dibandingkan triwulan III 2021 yang

-17,10

-20,71

�100

�50

0

50

100

150

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYRIBU TON

VOLUME PENJUALAN KARET EKSPORPERTUMBUHAN VOLUME PENJUALAN KARET EKSPOR �SB. KANAN�

Sumber : Gapkindo Kalselteng (diolah)

Grafik 1.9 Penjualan Ekspor Karet Triwulan IV 2021

9,07

-5,04�20

�10

0

10

20

30

40

50

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

RIBU TON

PRODUKSI BATUBARAPERTUMBUHAN PRODUKSI �SB. KANAN�

Sumber : McCloskey, Dirjen Minerba (diolah)

Grafik 1.10 Produksi Batubara Kalimantan Selatan

37,40

-1,60

�40

�20

0

20

40

60

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYJUTA TON

VOLUME EKSPOR BATUBARAPERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR BATUBARA �SB. KANAN�

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)

Grafik 1.11 Perkembangan Volume Ekspor Batubara

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

7 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

terkontraksi 37,76% (yoy) (Grafik 1.12). Penurunan

volume ekspor batubara didorong oleh peningkatan

pertumbuhan persediaan batubara Tiongkok yang

terkontraksi 9,42% (yoy) pada triwulan IV 2021, lebih

baik dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi 18,06% (yoy) (Grafik 1.13).

Peningkatan produksi domestik Tiongkok dipengaruhi

oleh kebutuhan Industri material dan persiapan stok

batubara dalam menghadapi musim dingin.

Secara keseluruhan 2021, LU Pertambangan

tumbuh 4,35% (yoy), meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya yang terkontraksi 4,44%

(yoy). Peningkatan tersebut terutama bersumber dari

peningkatan produksi batubara yang cukup tinggi

pada triwulan III 2021 sejalan dengan permintaan

global dari mitra ekspor utama yaitu Tiongkok dan

India.

Pada triwulan I 2022, LU pertambangan

diprakirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan

sebelumnya sebagai dampak dari larangan ekspor

selama 10 hari pada awal bulan Januari 2022,

disamping pengaruh faktor cuaca, dan kelangkaan

alat berat. Hal ini sejalan dengan realisasi produksi

dan ekspor batubara yang cukup rendah dibandingkan

dengan data historisnya serta banyaknya perusahaan

batubara yang belum memenuhi DMO dan dicabut

izinnya oleh kementerian ESDM. Namun demikian,

mulai 1 Februari 2022, Pemerintah memutuskan untuk

membuka kembali ekspor batubara bagi perusahaan

yang telah memenuhi kewajiban DMO dan/atau telah

menyampaikan Surat Pernyataan bersedia membayar

denda atau dana kompensasi atas kekurangan DMO

tahun 2021 sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor

13.K/HK.021/MEM.B/2022.

1.1.3 LU Industri PengolahanLU Industri Pengolahan pada triwulan IV 2021

tumbuh sebesar 15,65% (yoy), meningkat

dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2021

sebesar 5,39% (yoy). Peningkatan LU Industri

Pengolahan lebih didorong oleh penyerapan

TBS pada pasar domestik untuk produksi pabrik

biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu yang telah

beroperasi penuh. Pabrik tersebut membutuhkan

biodiesel sebesar 50.000 KL di triwulan IV 2021

sehingga memberikan kontribusi yang signifikan

bagi pertumbuhan sektor LU Industri Pengolahan di

Kalimantan Selatan. Hal ini sejalan dengan mandat

dan komitmen dari Pemerintah untuk meningkatkan

produksi biodiesel nasional.

-18,06

-9,42

�60

�40

�20

0

20

40

60

80

100

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYJUTA MT

CHINA PORT STOCKPERTUMBUHAN CHINA PORT STOCK �SB. KANAN�

Sumber : HIS McCloskey (diolah) *)data s.d Maret 2021

Grafik 1.13 Pasokan Batubara Tiongkok

-1,60

-28,26

-45,92

-15,56

30,67

�100

�50

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOY

ASEAN INDIA JEPANG TIONGKOKDUNIA

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)

Grafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor Batubara Berdasarkan Volume

116,49

-37,74

�100

�50

0

50

100

150

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

%YOYRIBU TON

VOLUME EKSPOR CPOPERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR CPO �SB. KANAN�

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)

Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor CPO

BAB I

8

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Namun peningkatan kinerja industri pengolahan

tidak tercermin pada kinerja ekspor CPO yang

melambat sejalan penurunan permintaan global.

Volume ekspor CPO terkontraksi 37,74% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh 116,49% (yoy) (Grafik 1.14). Hal ini

didorong penurunan permintaan dari Tiongkok dan

India. Volume ekspor CPO ke Tiongkok terkontraksi

18,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 359,65% (yoy). Selain itu

volume ekspor CPO ke India terkontraksi 65,34%

(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh 276,42% (yoy) (Grafik 1.15).

Perbaikan kinerja industri pengolahan, khususnya

CPO, juga ditopang oleh peningkatan harga.

Harga CPO global triwulan IV 2021 meningkat ke

USD1.307/MT, dibandingkan harga pada triwulan III

2021 yang sebesar USD1.129/MT (Grafik 1.16). Selain

itu, peningkatan kinerja CPO juga didorong perbedaan

harga antara CPO dan subsitusinya yaitu minyak

kedelai. Harga minyak kedelai tercatat USD1.446/MT

(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar USD 1.434/MT (yoy) (Grafik 1.17). Oleh

karena itu, perbedaan harga yang cukup tinggi antara

minyak kedelai dan CPO mendorong peningkatan

permintaan CPO.

Secara keseluruhan 2021, LU Industri Pengolahan

tumbuh 6,23% (yoy), meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya yang terkontraksi 3,63%

(yoy). Peningkatan tersebut terutama bersumber dari

peningkatan produksi CPO dan realisasi ekspor yang

cukup tinggi pada triwulan III 2021, sejalan dengan

permintaan global dari mitra ekspor utama yaitu

Tiongkok dan India. Hal ini juga dipengaruhi oleh harga

CPO yang terus meningkat selama tahun 2021 dan

harga komoditas substitusi yang relatif lebih tinggi.

Adanya komitmen Pemerintah RI untuk meningkatkan

produksi biodiesel juga menjadi insentif bagi pelaku

usaha biodiesel untuk mendorong produksi pada

triwulan IV 2021.

Pada triwulan I 2022, kinerja LU Industri

pengolahan diprakirakan tumbuh positif sejalan

dengan penambahan kontribusi dari biodiesel.

Namun, pertumbuhan ini diprakirakan tidak setinggi

pada triwulan sebelumnya akibat tertahannya

mobilitas masyarakat seiring meningkatnya kasus

varian Omicron sejak 15 Februari 2022. Peningkatan

level PPKM juga akan berdampak pada penurunan

permintaan biodiesel untuk kebutuhan bahan bakar

kendaraan masyarakat.

-37,74

-65,34

-18,94

�200

�100

0

100

200

300

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOY

INDIA TIONGKOKDUNIA

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (diolah)

Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan

735,2

1.307

1,73

0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

RUBBER �$/KG�

SAWNWOOD PALM OIL RUBBER TSR20

CPO �$/MT�SAWNWOOD �$/CUBIC METER�

Sumber : World Bank (diolah)

Grafik 1.16 Perkembangan Harga Komoditas Industri Pengolahan Kalimantan Selatan

1.446

1.307

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

$/MT

PALM OILSOYBEAN OIL

Sumber : World Bank (diolah)

Grafik 1.17 Perkembangan Harga Minyak Nabati

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

9 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

1.1.4 LU Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Pada triwulan IV 2021, LU PHR tumbuh 5,49%

(yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021

yang tumbuh 0,15% (yoy). Kinerja PHR Kalimantan

Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami peningkatan

pada sub LU perdagangan besar dan eceran serta

reparasi mobil dan sepeda motor maupun penyediaan

akomodasi dan makan minum. Sub LU perdagangan

besar dan eceran tumbuh 4,95% (yoy) pada

triwulan IV 2021, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 0,41% (yoy). Sementara

itu, Indeks Penjualan Eceran (IPE) meningkat secara

triwulanan meski mengalami pertumbuhan yang

terkontraksi 14,71% (yoy), lebih dalam dibandingkan

triwulan III 2021 yang terkontraksi 9,15%(yoy) (Grafik

1.18) seiring respon masyarakat dalam memitigasi

ledakan gelombang ketiga pandemi COVID-19 varian

Omicron.

Sub LU penyedia akomodasi dan makan minum

tumbuh 8,00% (yoy) setelah terkontraksi 1,07%

(yoy) pada triwulan sebelumnya, didorong daya beli

masyarakat yang meningkat di tengah pelonggaran

PPKM dan momentum perayaan HBKN Natal dan

Tahun Baru. Hal ini tercermin dari Tingkat Penghunian

Kamar (TPK) Hotel Berbintang yang tumbuh 5,31%

(yoy) pada triwulan IV 2021, lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi 13,95%

(yoy) (Grafik 1.19). Sementara itu, pelonggaran

PPKM juga berpengaruh pada mobilitas masyarakat

yang tercermin dari penumpang angkutan udara di

wilayah Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021

yang meningkat 8,80% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 41,72% (yoy) (Grafik

1.20).

Secara keseluruhan 2021, LU Perdagangan,

Hotel, dan Restoran (PHR) tumbuh 2,22% (yoy),

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

yang terkontraksi 3,14% (yoy). Peningkatan

tersebut terutama bersumber dari peningkatan

aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat

setelah pelonggaran PPKM. Hal ini sejalan dengan

pertumbuhan tingkat penghunian kamar hotel

berbintang dan penumpang angkutan udara yang

tumbuh relatif tinggi pada triwulan II dan triwulan IV

2021.

Pada triwulan I 2022, LU Perdagangan, Hotel,

dan Restoran (PHR) diprakirakan tumbuh lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal

ini dipengaruhi oleh penetapan PPKM level 3 sejak

IPE PERTUMBUHAN IPE

74,33

82

,18

-9,15

-14,71

�60

�40

�20

0

20

40

60

80

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021

INDEKS

Sumber : Survei Penjualan Eceran

Grafik 1.18 Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

-13,95

5,31

�100

�50

0

50

100

150

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% OKUPANSI %YOY

TPK HOTEL BERBINTANG PERTUMBUHAN TPK

Sumber : BPS Kalsel (diolah)

Grafik 1.19 Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang

-41,72

8,80

�200

�100

0

100

200

300

400

0

200

400

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYRIBU ORANG

PENUMPANG ANGKUTAN UDARAPERTUMBUHAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA �SB. KANAN�

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.20 Perkembangan Penumpang Udara

BAB I

10

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

15 Februari 2022 yang membatasi aktivitas ekonomi

dan mobilitas masyarakat. Penurunan kinerja LU PHR

juga didorong oleh normalisasi permintaan pasca libur

akhir tahun dan tidak terlaksananya acara Haul Guru

Sekumpul yang biasanya menjadi momentum untuk

mendatangkan wisatawan religi baik dari domestik

maupun luar negeri.

1.2 SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan

ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2021 didorong oleh peningkatan

kinerja konsumsi RT, konsumsi pemerintah, dan

investasi. Di sisi lain, kinerja ekspor cenderung

tertahan.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga (RT)Pada triwulan IV 2021, konsumsi RT tumbuh

1,06% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III

2021 yang terkontraksi 0,89% (yoy). Peningkatan

kinerja konsumsi sejalan dengan aktivitas dan mobilitas

masyarakat yang membaik pasca pelonggaran level

PPKM seiring melandainya kasus COVID-19 di periode

tersebut. Kondisi ini turut mendorong perbaikan

consumer confidence di masyarakat, terutama

dalam menyambut momen HBKN Natal dan Tahun

Baru. Peningkatan konsumsi RT juga tercermin dari

peningkatan Indeks keyakinan Konsumen (IKK),

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), dan Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) (Grafik 1.21). Selanjutnya, peningkatan

kinerja konsumsi RT juga didorong oleh perbaikan

penghasilan masyarakat di tengah ketersediaan

lapangan kerja yang juga membaik seiring aktivitas

ekonomi yang mulai meningkat. Hal ini terindikasi

dari peningkatan Indeks Penghasilan Konsumen dan

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (Grafik1.22).

Sejalan dengan aktivitas perekonomian

masyarakat yang meningkat, penyaluran

pembiayaan perbankan juga melanjutkan

pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari

IKK IEKIKE

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021

INDEKS

Sumber : Survei Konsumen KPwBI Kalsel

Grafik 1.21 Survei Konsumen

INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJAINDEKS KONSUMSI DURABLE GOODS

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021

INDEKS

Sumber : Survei Konsumen KPwBI Kalsel

Grafik 1.22 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, Penghasilan Konsumen, dan Konsumsi Durable Goods

Permintaan 2018 2019 2020Tw.III-2021 Tw.IV-2021

2021% (yoy) % (yoy) Pangsa SOG

Konsumsi Rumah Tangga 5,03 4,01 -0,26 -0,89 1,06 0,47 -0,47 0,79

Konsumsi LNPRT 8,74 7,97 -2,40 0,18 0,57 0,01 0,00 1,10

Konsumsi Pemerintah 2,53 2,91 -2,57 2,22 5,23 0,11 0,23 3,56

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,01 6,37 -1,49 2,07 3,41 0,22 0,13 0,83

Ekspor Barang dan Jasa 5,97 2,16 -10,83 48,65 28,85 0,76 36,99 19,02

Impor Barang dan Jasa 7,84 1,57 -13,15 59,23 24,50 0,56 32,62 21,01

PDRB 5,08 4,09 -1,82 4,88 5,55 1,00 4,82 3,48

Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan

Sumber: BPS Kalsel (diolah), % yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = source of growth

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

11 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

peningkatan kinerja kredit konsumsi pada triwulan

IV 2021 yang tumbuh 2,46% (yoy), dibandingkan

1,45% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.23).

Peningkatan kredit konsumsi terutama bersumber dari

peningkatan kredit multiguna, didorong perbaikan

aktivitas usaha dan perbaikan Kredit Kendaraan

Bermotor (KKB) sejalan dengan perpanjangan relaksasi

Pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM) hingga 31 Desember 2021.

Secara keseluruhan 2021, konsumsi RT tumbuh

0,79% (yoy), meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya yang terkontraksi 0,26% (yoy).

Peningkatan tersebut terutama bersumber dari

aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang

semakin baik di sepanjang tahun 2021 seiring proses

pemulihan yang terus berlangsung. Meski demikian,

penerapan PPKM sebagai upaya untuk menekan

penyebaran kasus COVID-19 varian Delta, menahan

konsumsi RT untuk tumbuh lebih tinggi pada tahun

2021.

Pada triwulan I 2022, konsumsi RT diprakirakan

akan melanjutkan pertumbuhan positif didorong

oleh berlanjutnya program vaksinasi dan stimulus

fiskal. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

juga mengalami peningkatan, dari 106,74 pada

Desember 2021 menjadi 111,94 pada Januari 2022.

Namun demikian, peningkatan konsumsi yang lebih

tinggi diprakirakan tertahan oleh peningkatan kasus

COVID-19 varian Omicron yang diprakirakan akan

mencapai puncaknya pada akhir Februari-awal Maret

2022.

1.2.2 Konsumsi PemerintahKonsumsi Pemerintah pada triwulan IV 2021

tumbuh 5,23% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar

2,22% (yoy). Peningkatan kinerja konsumsi

Pemerintah didorong oleh distribusi belanja yang lebih

baik di sepanjang tahun 2021. Hal ini tercermin dari

realisasi belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan

hingga triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp23,22

triliun atau 92,73% dari pagu APBD Perubahan 2021,

lebih tinggi dibandingkan capaian realisasi triwulan IV

2020 sebesar 91,5% dari pagu APBD Perubahan 20202.

Selain itu, realisasi belanja APBN Provinsi Kalimantan

Selatan sepanjang tahun 2021 juga mengalami

peningkatan, dari Rp25,81 triliun atau 97% dari

pagu 2020 menjadi Rp26,41 triliun atau 102% dari

pagu 2021. Peningkatan tersebut terutama didorong

oleh realisasi belanja modal seiring peningkatan

pembangunan beberapa proyek infrastruktur sebagai

respon Pemerintah dalam menanggulangi pandemi

COVID-19. Pencapaian tertinggi belanja modal pada

program infrastruktur konektivitas sebesar Rp1,23

triliun atau 97,68% terhadap pagu Rp1,25 triliun.

Konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022

diprakirakan tumbuh melambat. Perlambatan

tersebut sejalan dengan pola musiman awal tahun

belanja pemerintah yang masih terbatas. Realisasi

serapan APBD Provinsi Kalimantan Selatan hingga 22

Februari 2022 tercatat sebesar Rp814,58 Miliar atau

3,18% dari pagu 2022.

1.2.3 Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB)

Kinerja investasi pada triwulan IV 2021 tumbuh

sebesar 3,41% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 2,07%

(yoy). Peningkatan investasi didorong oleh realisasi

PMA dan PMDN yang masing-masing tercatat

sebesar USD50,3 Juta dan Rp2.545,4 Miliar, lebih

2 Data bersumber dari Kajian Fiskal Regional Tahun 2021 oleh Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Selatan.

KREDIT MULTIGUNA PERTUMBUHAN KREDIT �RHS�

-2,67

6,21

�4

�2

0

2

4

6

8

10

12

14

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

RP TRILIUN % YOY

Sumber : Laporan Bank Umum, KPw BI Prov Kalsel (data diolah)

Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Konsumsi

BAB I

12

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

tinggi dibandingkan USD34,1 Juta dan Rp1.467,8

pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini

sejalan dengan proses pemulihan ekonomi yang terus

berlanjut termasuk membaiknya kinerja korporasi

sehingga mendorong pengerjaan proyek investasi,

baik Pemerintah maupun swasta. Beberapa realisasi

proyek investasi di Kalimantan Selatan pada triwulan

IV 2021 antara lain pembangunan pabrik biodiesel

di Kab. Tanah Bumbu, perbaikan jalan di Kota

Banjarbaru, dan berbagai pembangunan infrastruktur

lainnya, seperti puskesmas dan kantor pemerintahan.

Berbagai proyek investasi multiyears Pemerintah

dan swasta masih akan berlanjut hingga tahun

2022 (Tabel 1.3). Pada kategori proyek Pemerintah,

antara lain terdapat pembangunan fasilitas dan gedung

perkantoran pemerintahan di Kota Banjarmasin,

pembangunan perpustakaan, perbaikan jalan akses

di beberapa Kab/Kota, pembangunan fasilitas rumah

sakit di Kab. Tabalong dan Kab. Hulu Sungai Utara,

serta pengerjaan dukungan infrastruktur lainnya. Di

luar proyek yang dibiayai oleh APBD/APBN, terdapat

pula sejumlah pengerjaan proyek swasta yang masih

berlangsung, antara lain pembangungan real estate/

perumahan, perluasan pabrik di Kab. Kotabaru, dan

pembangunan storage tank di sektor minyak bumi

dan gas (Tabel 1.3).

Peningkatan kinerja investasi juga tercermin dari

impor barang modal yang membaik meskipun

masih mengalami kontraksi. Pada triwulan IV

2021, nilai impor barang modal industri terkontraksi

sebesar 46,25% (yoy), membaik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar 79,94%

(yoy) (Grafik 1.24). Perbaikan kontraksi sejalan dengan

mobilitas dan kinerja industri dan korporasi yang

membaik pasca pelonggaran level PPKM di tengah

kasus COVID-19 yang melandai.

Secara keseluruhan 2021, investasi tercatat

tumbuh 0,83% (yoy), meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya yang terkontraksi 1,49%

(yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan realisasi

investasi sepanjang tahun 2021 yang tercatat

sebesar Rp12,68 Triliun, atau tumbuh 61,42% (yoy)

dibandingkan dengan realisasi investasi pada tahun

2020 yang sebesar Rp7,86 Triliun. Selain itu, proses

pemulihan ekonomi yang terus berlangsung sepanjang

tahun 2021 diikuti optimalisasi Izin Operasional

dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) juga turut

mendorong peningkatan investasi pada tahun 2021.

Kinerja investasi Kalimantan Selatan pada

triwulan I 2022 diprakirakan tumbuh melambat.

Perlambatan ini sesuai dengan pola investasi awal

tahun yang cenderung masih terbatas. Selain itu,

peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron yang

cukup signifikan sejak akhir Januari 2022 diprakirakan

mempengaruhi rencana investasi seiring pembatasan

mobilitas yang dilakukan oleh Pemerintah, meski tidak

Tipe Kepemilikan KategoriJumlah Proyek

Konsumsi Rumah Tangga

HOUSESPLANTFACTORYWAREHOUSEWORKSHOPOIL & GAS PRODUCTIONHOSPITALFASHION OUTLET

241111111

Government

WAREHOUSE FOR GOV' OFFICESGOVERNMENT OFFICESLIBRARYINPATIENT CARE UNITHOSPITALMOSQUERECREATION PARKHEALTH CENTREWHARFROADREHABILITATION CENTRESPORT CENTREWATER SUPPLY

1221212211112

Tabel 1.3 Proyek Investasi di Kalimantan Selatan

Sumber: Building & Construction Interchange, BCI (diolah)

-79,94

-46,25

�200

�100

0

100

200

300

400

500

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYRIBU TON

VOLUME IMPOR BARANG MODAL INDUSTRIPERTUMBUHAN VOLUME IMPOR BARANG MODAL INDUSTRI �SB. KANAN�

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Industri

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

13 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

seketat pada saat penyebaran varian Delta. Sementara

itu, berbagai proyek multiyears yang masih berlanjut di

tahun 2022 diprakirakan akan menahan perlambatan

kinerja investasi yang lebih dalam.

1.2.4 EksporPada triwulan IV 2021, ekspor tumbuh 28,85%

(yoy), melambat dibandingkan triwulan III 2021

yang tumbuh sebesar 48,65% (yoy). Perlambatan

ekspor terutama bersumber dari kinerja ekspor

komoditas utama Kalimantan Selatan, yaitu Batubara

dan CPO yang terbatas akibat kendala sisi produksi.

Perlambatan tersebut juga tercermin pada data nilai

ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar 117,44%

(yoy), lebih rendah dibandingkan 150,03% (yoy) pada

triwulan sebelumnya (Grafik 1.25). Meski demikian,

tren penguatan harga komoditas di pasar global

yang terus berlanjut hingga triwulan IV 2021 mampu

menjaga nilai ekspor luar negeri tetap berada di level

yang tinggi, yaitu USD3,09 Miliar.

Sementara itu, nilai ekspor batubara triwulan

IV 2021 tercatat tumbuh 169,69% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan

III 2021 yang sebesar 163,38% (yoy) (Grafik

1.26). Kinerja nilai ekspor batubara yang meningkat

terutama didorong oleh tren peningkatan Harga

Batubara Acuan (HBA) yang menyentuh level rata-rata

tertinggi dalam satu dekade terakhir, yaitu sebesar

USD178,81/MT, naik dibandingkan rata-rata harga

pada triwulan III 2021 yang sebesar USD132,12/MT.

Sementara itu, curah hujan yang cukup tinggi hingga

akhir tahun 2021 dan ketersediaan alat berat yang

terbatas membuat aktivitas operasional pertambangan

menjadi kurang optimal. Hal ini tercermin dari volume

ekspor batubara Kalimantan Selatan pada triwulan IV

2021 yang terkontraksi sebesar 1,60% (yoy), menurun

dibandingkan 37,40% (yoy) pada triwulan III 2021.

Pertumbuhan nilai ekspor CPO pada triwulan

IV 2021 juga mengalami kontraksi sebesar

4,54% (yoy), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 241,81% (yoy) (Grafik

1.27). Kinerja ekspor CPO yang menurun dipengaruhi

oleh produksi yang terbatas akibat lagging effect3 dari

cuaca kering dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla)

pada tahun 2019. Pasokan CPO yang terbatas juga

terjadi di level Nasional sehingga berdampak pada

ketatnya pasokan CPO global yang mendorong

peningkatan harga komoditas CPO, tercermin dari

harga rata-rata Malaysia Palm Oil Council (MPOC)

yang tercatat sebesar RM 5.154/ton, lebih tinggi

3 Lagging effect adalah jeda waktu antara satu peristiwa dengan peristiwa lain yang terkait, yang mempengaruhi kinerja output.

150,03

117,44

�100

�50

0

50

100

150

200

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

%YOYUSD MILIAR

NILAI TOTAL EKSPORPERTUMBUHAN NILAI TOTAL EKSPOR �SB. KANAN�

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.25 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri

163,38169,69

�100

�50

0

50

100

150

200

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

% YOYUSD MILIAR

NILAI EKSPOR BATU BARAPERTUMBUHAN NILAI EKSPOR BATU BARA �SB. KANAN�

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.26 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Batubara

241,81

-4,54

�100

�50

0

50

100

150

200

250

300

0

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

%YOYUSD MILIAR

NILAI EKSPOR CPOPERTUMBUHAN NILAI EKSPOR CPO �SB. KANAN�

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri CPO

BAB I

14

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dibandingkan harga rata-rata triwulan III 2021 yang

sebesar RM 4.413/ton.

Pertumbuhan nilai ekspor karet alam dan olahan

Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 juga

mengalami perlambatan. Pada triwulan IV 2021,

nilai ekspor karet tumbuh 9,75% (yoy), melambat

dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh 53,82%

(yoy) (Grafik 1.28). Perlambatan ini dipengaruhi

produksi karet yang menurun akibat curah hujan

tinggi sehingga menghambat proses penyadapan

getah karet.

Komposisi nilai ekspor berdasarkan komoditas

sampai dengan triwulan IV 2021 masih didominasi

oleh komoditas batubara. Dominasi batubara

dalam struktur ekspor Kalimantan Selatan tercermin

dari pangsa yang sangat besar, yaitu 83,70% dari

total ekspor Kalimantan Selatan. Selanjutnya, CPO

53,82

9,75

�60

�40

�20

0

20

40

60

80

100

120

140

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

USD MILIAR %YOY

NILAI EKSPOR KARET ALAM & OLAHANPERTUMBUHAN NILAI EKSPOR KARET ALAM OLAHAN �SB. KANAN�

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.28 Pertumbuhan Nilai Ekspor Luar Negeri Karet Alam & Olahan

merupakan komoditas ekspor terbesar kedua dengan

pangsa sebesar 8,39%, diikuti kayu lapis sebesar

4,14% dan karet sebesar 1,28%. (Grafik 1.29).

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Kalimantan

Selatan pada triwulan IV 2021 tertinggi ke

Tiongkok (50,30%), India (10,41%), ASEAN

(15,23%), dan Jepang (6,29%) (Grafik 1.30).

Namun demikian, pertumbuhan nilai ekspor ke

Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan pada

triwulan IV 2021 mengalami perlambatan, di tengah

peningkatan ekspor ke ASEAN.

Secara keseluruhan 2021, ekspor tercatat tumbuh

19,02% (yoy), meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya yang terkontraksi 10,83% (yoy).

Peningkatan ini didorong oleh perbaikan ekspor

batubara dan CPO seiring kenaikan permintaan dari

negara mitra dagang didukung proses pemulihan

OTHER ASIA

TIONGKOK

INDIA

JEPANG

KOREA SELATAN

ASEAN

US

EROPA50,30%10,14%

6,29%

5,25%

15,23%

2,46% 2,73%

6,90%

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.30 Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Negara Tujuan

1,28%KARET

2,49%LAINNYA

4,14%KAYULAPIS

83,70%BATUBARA

8,39%CPO

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.29 Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2021 Berdasarkan Komoditas

�100

0

100

200

300

400

500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

%YOY

INDIA TIONGKOKOTHER ASIA ASEAN KOREA SELATANJEPANG

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.31 Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan

BAB I

Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

15 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Secara keseluruhan 2021, impor tercatat tumbuh

21,01% (yoy), meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya yang terkontraksi 13,15% (yoy).

Kinerja impor yang meningkat sejalan dengan aktivitas

ekonomi dan industri yang lebih baik di tahun 2021

seiring proses pemulihan ekonomi yang terus

berlanjut. Selain itu, pengerjaan kembali berbagai

proyek investasi turut mendorong peningkatan impor

barang modal pada semester II 2021.

Pada triwulan I 2022, impor Kalimantan Selatan

diprakirakan tumbuh melambat terutama dari

impor barang modal sejalan dengan aktivitas

investasi yang masih terbatas sesuai pola awal tahun.

Selain itu, penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron

juga diprakirakan mempengaruhi kinerja impor seiring

pembatasan kembali mobilitas masyarakat dan

perekonomian.

ekonomi global yang mulai membaik. Pada tahun

2021, ekspor batubara dan CPO masing-masing

tumbuh sebesar 81,99% (yoy) dan 51,93% (yoy),

meningkat dibandingkan -28,95% (yoy) dan -2,38%

(yoy) pada tahun 2020.

Kinerja ekspor Kalimantan Selatan pada triwulan I

2022 diprakirakan tumbuh melambat. Perlambatan

terutama dipengaruhi oleh ekspor batubara yang

tertahan akibat pelarangan ekspor batubara pada

awal Januari 2022 oleh Pemerintah dalam rangka

mendorong pemenuhan Domestic Market Obligation

(DMO) untuk pemenuhan kebutuhan sektor kelistrikan

dalam negeri. Selain itu, pemberlakuan kebijakan

DMO untuk komoditas CPO yang dimulai pada akhir

Januari 2022 diprakirakan juga akan menahan kinerja

ekspor CPO Kalimantan Selatan. Data BPS per Januari

2022 menunjukkan adanya perlambatan pada kinerja

ekspor Kalimantan Selatan.

1.2.5 ImporImpor Kalimantan Selatan pada triwulan IV

2021 tumbuh sebesar 24,50% (yoy), melambat

dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang

tumbuh 59,23% (yoy). Perlambatan impor pada

triwulan IV 2021 tercermin dari data volume impor luar

negeri yang terkontraksi 32,02% (yoy), lebih dalam

dibandingkan kontraksi pada triwulan III 2021 yang

sebesar 0,28%(yoy) (Grafik 1.32). Hal ini dipengaruhi

oleh penurunan impor mesin dan peralatan, terutama

material untuk alat berat.

-0,28

-32,02

�80

�60

�40

�20

0

20

40

60

80

100

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

%YOYUSD JUTA

VOLUME TOTAL IMPOR GROWTH �%,YOY�

Sumber : Data Ekspor Impor Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.32 Pertumbuhan Volume Impor Luar Negeri

Halaman ini sengaja dikosongkan

17 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional

BOKS 1

Boks 1. Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional

18LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah

produsen minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/

CPO), dengan kontribusi sebesar 8,28%1 dari total

produksi sawit wilayah Kalimantan. Produktivitas sawit

Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan

dari 3,81 ton/ha/tahun pada tahun 2020 menjadi

3,86 ton/ha/tahun pada tahun 2021. Sejalan dengan

produksi yang terus meningkat, CPO menjadi salah

satu komoditas ekspor utama yang turut menopang

perekonomian Kalimantan Selatan. Hal ini tercermin

dari kontribusi sektor industri pengolahan yang cukup

tinggi mencapai 13,52%, sementara sektor pertanian

yang menghasilkan sawit sebagai bahan baku CPO

menyumbang 14,39%, setelah sektor pertambangan

sebesar 18,29%2.

1 Didasarkan pada Buku Statistik Perkebunan Indonesia 2019-2021, Kementerian Pertanian RI

2 Dihitung berdasarkan PDRB ADHB Harga Berlaku Tahun 2020

Boks 1. Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional

19 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Grafik B1.3 Kinerja Ekspor CPO Kalimantan Selatan

0

200

400

600

800

1.000

1.200

�20%

�10%

�0%

10%

20%

30%

40%

50%

2017 2018 2019 2020 2021

USD JUTA %, YOY

-10,94%-16,27%

-2,42%

37,56%

EKSPOR CPO g EKSPOR CPO

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah (data s.d. November 2021)

Grafik B1.1 Struktur Ekonomi Kalimantan Selatan

PERTANIAN14%

PERTAMBANGAN18%

INDUSTRI PENGOLAHAN14%

LISTRIK, GAS, AIR1%

KOSNTRUKSI8%

PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN13%

TRANSPORTASI & KOMUNIKASI10%

JASA KEUANGAN7%

JASA LAINNYA15%

Sumber : BPS, diolah

Grafik B1.2 Produksi CPO Kalimantan Selatan

0

200

400

600

800

1.200

1.400

1.600

1.000

1.800

�25%

�15%

�10%

�20%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

2017 2018 2019 2020 2021

RIBU TON %, YOY

17,80%

-22,28%

3,92%

-6,26%

3,02%

PRODUKSI g PRODUKSI

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Peningkatan produksi CPO turut mendorong

peningkatan utilisasi perusahaan. Berdasarkan

data Kementerian Pertanian (Kementan), produksi

CPO Kalimantan Selatan tahun 2021 tercatat sebesar

1,61 juta ton atau tumbuh 3,02% (yoy), meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi

6,26% (yoy). Peningkatan ini sejalan dengan

permintaan yang terus membaik di tengah proses

pemulihan ekonomi sehingga lebih lanjut mendorong

perusahaan untuk meningkatkan kapasitas utilisasi.

Hasil liaison KPwBI Kalimantan Selatan pada triwulan

IV 2021 menunjukkan kapasitas utilisasi oleh

perusahaan CPO telah mencapai 75%, lebih tinggi

dibandingkan rata-rata tiga tahun yang sebesar

70%. Peningkatan utilisasi terutama didorong oleh

peningkatan permintaan ekspor mitra dagang.

Ekspor CPO Kalimantan Selatan sepanjang tahun

2021 tumbuh meningkat ditopang pemulihan

ekonomi di negara mitra dagang. Hingga

Desember 2021, ekspor CPO di Kalimantan Selatan

tercatat sebesar USD1,01 miliar atau tumbuh 51,93

(yoy). Peningkatan tersebut terutama bersumber dari

kenaikan permintaan dari Tiongkok dan India seiring

kondisi ekonomi dan aktivitas industri di kedua negara

yang berangsur pulih. Insentif berupa penurunan pajak

impor India dari 15% menjadi 10% untuk minyak

kelapa sawit/CPO turut menjadi faktor pendorong

peningkatan ekspor CPO ke India. Selain itu, harga

CPO global yang terus berada dalam tren penguatan

juga menjadi pendorong penguatan ekspor CPO.

Sepanjang tahun 2021, harga rata-rata CPO berada

diatas USD1.000/MT, bahkan mencapai puncak

tertinggi yaitu USD1.300/MT pada Oktober 2021.

Selain ekspor, perbaikan permintaan CPO

juga bersumber dari aktivitas domestik seiring

mobilitas masyarakat yang mulai pulih. Kondisi

ini mendorong peningkatan penggunaan biodiesel di

masyarakat, tercermin dari realisasi produksi biodiesel

hingga 14 Desember 2021 yang tercatat sebesar

8,66 juta KL, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020

yang sebesar 7,96 juta KL. Realisasi produksi tersebut

mencapai 92,01% dari target alokasi yang ditetapkan

Pemerintah yaitu 9,4 juta KL sebagaimana tertuang

dalam Kepmen ESDM Nomor 149.K/EK.05/DJE/2021

tanggal 30 November 2021. Keputusan tersebut

juga menetapkan penambahan alokasi pengadaan

biodiesel tahun 2021 dari yang semula hanya sebesar

9,2 juta KL dan dialokasikan kepada 22 Badan Usaha

Bahan Bakar Nabati (BU-BBN) dan 20 Badan Usaha

Bahan Bakar Minyak (BU-BBM). Selain itu, kapasitas

terpasang biodiesel nasional pada tahun 2021 juga

mengalami peningkatan, dari 13,43 juta KL menjadi

17,14 juta KL didukung oleh penambahan kapasitas

dari pabrik biodiesel existing maupun investasi baru.

20LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Boks 1. Prospek Minyak Kelapa Sawit Kalimantan Selatan Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Pengembangan Biofuel Nasional

Penambahan alokasi biodiesel tahun 2021 salah

satunya bersumber dari mulai beroperasinya

pabrik biodiesel baru di Kalimantan Selatan.

Pada Oktober 2021, Presiden RI telah meresmikan

pabrik biodiesel yang berlokasi di Kabupaten Tanah

Bumbu. Operasionalisasi pabrik tersebut mampu

mendorong pertumbuhan LU industri pengolahan

Kalimantan Selatan hingga mencapai 15,65% (yoy) di

triwulan IV 2021. Pabrik ini berdiri di lahan seluas 6

Ha dan memiliki kapasitas produksi mencapai 1.500

ton/hari, dengan nilai investasi sebesar Rp2,0 triliun.

Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, maka

pembangunan pabrik biodiesel ini akan mampu

meningkatkan serapan Tandan Buah Segar (TBS)

Sawit dari petani rakyat. Kebutuhan terhadap TBS

diprakirakan sebanyak 1.600 ton/hari, dimana 30%

akan bersumber dari petani lokal dan 70% sisanya

dipasok dari luar daerah. Seiring dengan aktivitas

operasional pabrik yang telah berjalan, pabrik

biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu juga telah

mengikuti pengadaan biodiesel tahun 2021 dan 2022

dengan total alokasi masing-masing sebesar 50.000

KL dan 302.998 KL. Peningkatan alokasi pada tahun

2022 sejalan dengan penetapan alokasi biodiesel oleh

Pemerintah yang juga meningkat, menjadi 10,1 juta

KL.

Implementasi kebijakan biodiesel mampu

mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan

dan mendorong serapan tenaga kerja. Saat

ini, terdapat dua pabrik pengolahan CPO menjadi

biodiesel di Kalimantan Selatan dengan total alokasi

pada tahun 2022 sebesar 688.399 KL. Alokasi tersebut

diprakirakan mampu menghemat impor solar sebesar

USD292,27 juta dan mendorong peningkatan nilai

tambah produk CPO sebesar USD58,51 juta. Dari sisi

tenaga kerja, implementasi biodiesel akan mendorong

serapan tenaga kerja, baik on farm maupun off farm,

masing-masing sebanyak 86.050 orang dan 649

orang.

Ke depan, Pemerintah akan terus melanjutkan

program biodiesel melalui program B40 untuk

mendukung ketahanan energi nasional.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM) saat ini terus melakukan persiapan rencana

pelaksanaan program B40 setelah sempat tertunda

pada tahun 2021 akibat konsumsi bahan bakar yang

masih rendah seiring mobilitas yang terbatas akibat

penerapan PPKM. Kajian teknis terkait program B40

telah dilakukan, dan saat ini sedang dalam proses uji

lab pemanfaatan B40 dengan tiga komposisi. Pertama,

B40 dengan pemanfaatan FAME (Fatty Acid Methyl

Ester). Kedua, komposisi 30% FAME ditambah 10%

DPME (Distilled Palm Oil Methyl Ester). Ketiga, uji coba

30% FAME ditambah HVO (Hydrogenated Vegetable

Oil). Ketiga komposisi tersebut juga akan melalui uji

karakteristik fisika kimia untuk memastikan kesesuaian

aspek kinerja, lingkungan/emisi, dan kebersihan/filter

plugging untuk mengurangi efek negatif pada mesin

kendaraan. Uji jalan pada kendaraan direncanakan

mulai berlangsung pada awal Februari 2022, yang

hasilnya akan menjadi rujukan sebelum memulai

implementasi B40.

BAB II

KeuanganPemerintah

21 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Secara agregat, baik secara nominal maupun persentase, realisasi pendapatan provinsi, kabupaten, dan kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan dibandingkan realisasi triwulan IV 2020

KeuanganPemerintah

BAB II

Penurunan ini terutama dipicu oleh menurunnya realisasi pendapatan transfer yang terjadi di level provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan refocusing anggaran guna penanganan COVID-19 di daerah.

Dari sisi belanja, realisasi belanja Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat juga mengalami penurunan dibanding realisasi pada triwulan IV 2020.

BAB II

22

KeuanganPemerintah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen belanja, seperti belanja operasional, belanja modal, belanja tak terduga, dan dana transfer pemda khususnya di level kabupaten/kota.

Foto : Jembatan Sei Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan

BAB II

KeuanganPemerintah

23 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2.1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH

Secara agregat, baik secara nominal maupun

persentase, realisasi pendapatan provinsi,

kabupaten, dan kota di Kalimantan Selatan

pada triwulan IV 2021 mengalami penurunan

dibanding realisasi triwulan IV 2020 (Tabel

2.1). Penurunan ini terutama dipicu oleh penurunan

realisasi pendapatan transfer yang terjadi di level

provinsi maupun kabupaten/kota sejalan dengan

dana transfer yang lebih rendah ditambah refocusing

anggaran guna penanganan COVID-19 di daerah.

Realisasi pendapatan lain-lain pendapatan yang sah

juga menurun, terutama didorong oleh pendapatan

di level kabupaten dan kota yang rendah. Di sisi

lain, pendapatan asli daerah (PAD) secara persentase

mengalami penurunan, meskipun secara nominal

masih lebih tinggi dari pendapatan di periode yang

sama tahun 2020 sejalan dengan target pagu yang

lebih tinggi pada tahun 2021.

2.1.1 Realisasi Pendapatan ProvinsiRealisasi total pendapatan daerah Provinsi

Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021

mengalami penurunan dibandingkan realisasi

triwulan IV 2020 baik secara nominal maupun

persentase. Penurunan tersebut bersumber

dari penurunan pendapatan transfer (Tabel 2.2).

Sedangkan PAD dan pos lain-lain pendapatan yang sah

justru mengalami peningkatan yang mencerminkan

peningkatan geliat ekonomi masyarakat Kalimantan

Selatan seperti terlihat dari penerimaan pajak serta

retribusi daerah yang meningkat.

Uraian Pos APBD APBD Revisi Pagu APBD Realisasi s.d. Triwulan IV % Realisasi s.d. Triwulan IV

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021

Pendapatan Daerah 25.432,75 23.699,27 24.396,11 24.173,09 24.819,60 22.264,36 101,74% 92,10%

Pendapatan Asli Daerah 5.876,59 5.689,57 4.982,91 5.689,57 5.097,73 5.612,03 102,30% 98,64%

Dana Perimbangan 15.579,16 17.430,82 18.186,92 17.685,11 18.764,18 16.215,03 103,17% 91,69%

Lain-Lain Pendapatan yang Sah 3.977,01 578,88 1.226,28 798,42 957,68 437,30 78,10% 54,77%

Belanja Daerah 27.921,63 26.761,32 29.374,48 28.866,20 25.101,25 23.219,80 85,45% 80,44%

Belanja Operasional 18.666,51 18.337,08 18.119,55 18.549,00 16.416,42 15.583,05 90,60% 84,01%

Belanja Modal 5.277,67 4.547,28 4.408,03 4.649,81 4.126,63 4.099,92 93,62% 88,17%

Belanja Tak Terduga 50,19 324,57 1.714,45 489,78 955,72 264,51 55,75% 54,01%

Dana Transfer Pemda 3.927,27 3.552,39 5.132,46 5.177,61 3.602,48 3.272,32 70,19% 63,20%

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Agregat (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

Uraian Pos APBDPagu APBD Revisi Pagu APBD Realisasi s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021

Pendapatan Asli Daerah 3.824,03 3.568,77 3.124,11 3.568,77 2.940,40 3.569,88 94,12% 100,03%

Hasil Pajak Daerah 3.113,50 2.810,09 2.525,36 2.810,09 2.214,72 2.631,76 87,70% 93,65%

Hasil Retribusi Daerah 37,08 42,37 26,88 42,37 22,08 38,36 82,12% 90,54%

Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 51,60 51,60 35,78 51,60 34,86 42,46 97,44% 82,28%

lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 621,85 664,70 536,09 664,70 668,74 857,30 124,74% 128,97%

Pendapatan Transfer 3.323,47 2.908,71 3.466,81 2.908,71 3.462,61 2.275,93 99,88% 78,25%

Transfer Pemerintah Pusat 3.323,47 2.908,71 3.466,81 2.908,71 3.462,61 2.275,93 99,88% 78,25%

Transfer Antar Daerah - - - - - - 0,00% -

Lain-lain Pendapatan yang Sah 83,40 75,18 98,69 75,18 84,74 86,00 85,86% 114,38%

Total Pendapatan Daerah 7.230,91 6.552,66 6.689,61 6.552,66 6.487,76 5.931,80 96,98% 90,53%

BAB II

24

KeuanganPemerintah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pada triwulan IV 2021, realisasi PAD tercatat

sebesar Rp3,57 triliun atau 100,03% melebihi

target APBD Perubahan 2021, lebih tinggi

dibandingkan capaian pada triwulan IV 2020

sebesar Rp2,94 triliun atau 94,12% dari target

APBD Perubahan 2020 (Tabel 2.2). Peningkatan

PAD turut mendongkrak rasio kemandirian daerah

baik di level provinsi maupun Kabupaten/Kota yang

meningkat masing-masing menjadi 60,18% dan

12,50%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu

sebesar 45,32% dan 11,77%. Hal ini menunjukkan

bahwa pada 2021 kemampuan Provinsi Kalimantan

Selatan semakin meningkat dalam membiayai

kebutuhan pembiayaan daerahnya, khususnya pada

tingkat provinsi (Grafik 2.1).

2.1.2 Realisasi Pendapatan Kabupaten dan Kota

Realisasi total pendapatan Kabupaten dan Kota

di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 juga

mengalami penurunan dibandingkan realisasi

triwulan IV 2020, baik secara nominal maupun

persentase (Tabel 2.3). Kondisi ini didorong oleh

penurunan seluruh komponen, baik PAD, pendapatan

transfer dan lain-lain pendapatan yang sah dibanding

periode yang sama tahun 2020 akibat kendala

penyerapan karena refocusing anggaran (Tabel 2.3).

Pada triwulan IV 2021, realisasi PAD tercatat

sebesar Rp2,04 triliun atau 96,29% dari target

APBD Perubahan 2021, secara nominal lebih

rendah dibanding triwulan IV 2020 yang sebesar

Rp2,16 triliun atau 116,06% dari target APBD

Perubahan 2020. Peningkatan target pagu PAD yang

ditetapkan menyebabkan persentase capaian tidak

mencapai 100%, ditengah kondisi perekonomian

yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi

COVID-19. Meskipun secara persentase capaian lebih

rendah, rasio kemandirian fiskal

Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan

triwulan IV 2021 meningkat menjadi 12,50%,

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

yang sebesar 11,77%, sejalan dengan peningkatan

kemandirian fiskal di tingkat Provinsi (Grafik 2.1).

Realisasi pendapatan tertinggi tercatat di Kabupaten

Tanah Bumbu yakni sebesar Rp 1,66 triliun atau

20,54%25,21%

45,32%

60,18%

11,77% 12,50%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

2020 2021 2020 2021 2020 2021AGREGAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Sumber : DJPb Provinsi Kalimantan Selatan *)Data realisasi triwulan IV 2021

Grafik 2.1 Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Triwulan IV 2021

Uraian Pos APBDPagu APBD Revisi Pagu APBD Realisasi s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021

Pendapatan Asli Daerah 2.052,55 2.120,80 1.858,80 2.120,80 2.157,33 2.042,15 116,06% 96,29%

Hasil Pajak Daerah 736,42 702,12 639,38 702,12 677,98 620,25 106,04% 88,34%

Hasil Retribusi Daerah 164,02 146,65 149,01 146,65 133,86 105,98 89,83% 72,27%

Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 142,33 134,33 131,37 134,33 95,32 117,53 72,56% 87,49%

lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1.009,78 1.137,70 939,05 1.137,70 1.250,16 1.198,38 133,13% 105,33%

Pendapatan Transfer 12.255,68 14.522,11 14.720,11 14.776,40 15.301,57 13.939,10 103,95% 94,33%

Transfer Pemerintah Pusat 11.097,22 13.198,21 13.563,58 13.322,92 14.056,34 12.823,66 103,63% 96,25%

Transfer Antar Daerah 1.158,47 1.323,90 1.156,53 1.453,47 1.245,23 1.115,44 107,67% 76,74%

Lain-lain Pendapatan yang Sah 3.893,61 503,70 1.127,59 723,23 872,94 351,30 77,42% 48,57%

Total Pendapatan Daerah 18.201,85 17.146,61 17.706,50 17.620,43 18.331,84 16.332,56 103,53% 92,69%

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

BAB II

KeuanganPemerintah

25 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

119,04% dari target, sedangkan realisasi terendah

ada di Kabupaten Banjar, sebesar Rp 1,67 triliun atau

62,81% dari target (Tabel 2.4).

2.2 REALISASI BELANJA DAERAHSecara agregat, baik secara nominal maupun

persentase, realisasi belanja provinsi, kabupaten,

dan kota di Kalimantan Selatan pada triwulan

IV 2021 mengalami penurunan dibandingkan

realisasi pada triwulan IV 2020 (Tabel 2.1).

Penurunan ini disebabkan oleh seluruh komponen

belanja, seperti belanja operasional, belanja modal,

belanja tak terduga, dan dana transfer pemda

khususnya di level kabupaten/kota.

2.2.1 Realisasi Belanja ProvinsiRealisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan pada triwulan IV 2021 secara agregat

turun dibandingkan realisasi triwulan IV 2020

(Tabel 2.5). Realisasi belanja daerah tercatat sebesar

Rp 5,73 triliun atau 86,12% dari pagu APBD Perubahan

2021, lebih rendah dibandingkan serapan belanja

periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp 6,63

triliun atau 93,24% dari pagu APBD Perubahan 2020.

Penurunan belanja ini terutama didorong oleh belanja

operasional, belanja tak terduga, dan transfer pemda

yang mengalami penurunan serapan dibanding

triwulan yang sama tahun sebelumnya, di tengah

belanja modal yang masih meningkat secara nominal.

Realisasi belanja operasional pada triwulan IV

2021 tercatat sebesar Rp 3,49 triliun atau 79,75%

dari pagu APBD Perubahan 2021, lebih rendah

dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar

Rp 4,30 triliun atau 92,76% dari pagu APBD

Perubahan 2020. Penurunan tersebut didorong oleh

realisasi pos belanja hibah sebesar Rp 154,89 miliar

atau 22,56% dari pagu APBD Perubahan 2021, lebih

rendah dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar Rp

940,90 miliar atau 97,34% dari pagu APBD Perubahan

2020. Selain itu, realisasi pos belanja pegawai tercatat

sebesar Rp1,55 triliun, lebih rendah secara nominal

dibanding realisasi pada periode yang sama tahun

No Kota/Kab Pagu 2021 Revisi Pagu 2021

Realisasi s.d.

Tw IV 2021

% Realisasi

s.d. Tw IV 2021

1 Kab. Banjar 1.744,88 1.860,34 1.168,53 62,81%

2 Kab. Barito Kuala 1.235,39 1.235,89 1.272,46 102,96%

3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.152,65 1.152,65 1.342,59 116,48%

4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.159,26 1.181,51 1.106,14 93,62%

5 Kab. Hulu Sungai Utara 1.160,10 1.187,53 1.061,71 89,41%

6 Kab. Kotabaru 1.567,04 1.604,42 1.283,43 79,99%

7 Kab. Tabalong 1.435,64 1.465,73 1.352,99 92,31%

8 Kab. Tanah Laut 1.381,79 1.902,83 1.522,81 80,03%

9 Kab. Tapin 982,67 1.021,53 1.139,62 111,56%

10 Kota Banjarbaru 1.029,44 1.047,38 794,58 75,86%

11 Kota Banjarmasin 1.583,73 1.690,92 1.578,70 93,36%

12 Kab. Balangan 1.132,64 1.177,66 1.044,32 88,68%

13 Kab. Tanah Bumbu 1.581,37 1.398,42 1.664,67 119,04%

Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan (Rp miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 2.4

Tabel 2.5 Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

Uraian Pos APBDAPBD Revisi Pagu APBD REALISASI s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021

Belanja Operasional 4.857,21 4.374,20 4.632,24 4.374,20 4.296,77 3.488,45 92,76% 79,75%

Belanja Pegawai 2.138,99 1.720,67 2.073,94 1.720,66 1.647,21 1.552,12 79,42% 90,20%

Belanja Barang dan Jasa 1.803,08 1.966,50 1.591,68 1.966,85 1.708,65 1.781,44 107,35% 90,57%

Hibah 915,13 687,03 966,61 686,69 940,90 154,89 97,34% 22,56%

Belanja Modal 1.333,05 974,58 828,30 974,58 778,10 910,96 93,94% 93,47%

Belanja Tak Terduga 10,00 91,79 381,24 91,79 309,99 141,83 81,31% 154,51%

Transfer Pemda 1.380,64 1.210,57 1.269,50 1.210,57 1.245,87 1.186,75 98,14% 98,03%

Transfer Bagi Hasil 1.380,64 1.207,07 1.269,50 1.207,07 1.243,58 1.183,25 97,96% 98,03%

Transfer Bantuan Keuangan - 3,50 - 3,50 2,28 3,50 - 100,00%

Total Belanja Daerah 7.580,91 6.651,14 7.111,27 6.651,14 6.630,73 5.727,99 93,24% 86,12%

BAB II

26

KeuanganPemerintah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun meskipun secara

persentase capaian belanja meningkat menjadi

90,20% akibat penyesuaian pagu belanja pegawai

yang juga menurun. Sementara pos belanja barang

dan jasa pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar Rp 1,78

triliun atau 90,57% dari pagu APBD Perubahan 2021,

meningkat secara nominal dibandingkan triwulan

yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,71

triliun meski secara persentase capaian mengalami

penurunan dari sebelumnya sebesar 107,35% dari

pagu APBD Perubahan 2020. (tabel 2.5).

Belanja modal pada triwulan IV 2021 tercatat

sebesar Rp 910,96 miliar atau 93,47% dari

pagu APBD Perubahan 2021, lebih tinggi secara

nominal dibandingkan triwulan IV 2020 yang

sebesar Rp778,10 miliar atau 93,94% dari pagu

APBD Perubahan 2020. Sejalan dengan penyerapan

belanja modal yang mengalami peningkatan secara

nominal, rasio belanja modal terhadap total belanja

Provinsi meningkat menjadi 15,90% dibandingkan

triwulan IV 2020, yang sebesar 11,73% (Grafik 2.2).

Sementara itu, pada triwulan IV 2021 realisasi transfer

Pemerintah Daerah, tercatat sebesar Rp 1,19 triliun,

lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2020 yang

sebesar Rp 1,25 triliun. Adanya kendala administrasi

berdampak pada tertahannya realisasi transfer Pemda.

2.2.2 Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten dan Kota

Realisasi belanja Pemerintah Kabupaten/Kota

di Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021

menurun dibandingkan realisasi triwulan IV 2020

baik secara nominal maupun persentase (Tabel

2.6). Realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp17,49

triliun atau 78,74% dari pagu APBD Perubahan 2021,

lebih rendah dibandingkan serapan belanja periode

yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp18,47 triliun

atau 82,96% dari pagu APBD Perubahan 2020.

Penurunan persentase serapan belanja Kabupaten

dan Kota di wilayah Kalimantan Selatan terjadi pada

seluruh komponen belanja, khususnya belanja tak

terduga dan transfer pemda.

Realisasi belanja operasional pada triwulan

IV 2021 tercatat sebesar Rp 12,09 triliun atau

85,32% dari pagu APBD 2021, sedikit lebih rendah

dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar

16,44%17,66%

11,73%

15,90%18,13% 18,23%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

2020 2021 2020 2021 2020 2021AGREGAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Sumber : DJPb Provinsi Kalimantan Selatan *)Data realisasi triwulan IV 2021

Grafik 2.2 Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Triwulan IV 2021

Tabel 2.6 Realisasi Belanja APBD Kabupaten dan Kota Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

Uraian Pos APBDAPBD Revisi Pagu APBD REALISASI s.d. Triwulan IV % REALISASI s.d. Triwulan IV

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021

Belanja Operasional 13.809,30 13.962,88 13.487,31 14.174,80 12.119,65 12.094,60 89,86% 85,32%

Belanja Pegawai 7.948,39 7.747,75 7.149,70 7.538,00 6.444,88 6.445,84 90,14% 85,51%

Belanja Barang dan Jasa 5.313,60 5.732,83 5.639,48 5.778,84 4.855,84 5.086,99 86,10% 88,03%

Hibah 547,31 482,31 698,13 857,95 704,97 439,84 100,98% 51,27%

Belanja Modal 3.944,61 3.572,70 3.579,73 3.675,22 3.348,52 3.188,96 93,54% 86,77%

Belanja Tak Terduga 40,19 232,78 1.333,21 397,99 645,73 122,69 48,43% 30,83%

Transfer Pemda 2.546,63 2.341,82 3.862,96 3.967,04 2.356,62 2.085,57 61,01% 52,57%

Transfer Bagi Hasil 39,80 49,35 267,68 504,02 35,34 46,51 13,20% 9,23%

Transfer Bantuan Keuangan 2.506,83 2.292,47 3.595,27 3.463,02 2.321,28 2.039,06 64,56% 58,88%

Total Belanja Daerah 20.340,73 20.110,18 22.263,21 22.215,06 18.470,52 17.491,81 82,96% 78,74%

BAB II

KeuanganPemerintah

27 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Rp12,12 triliun atau 89,86% dari pagu APBD

Perubahan 2020. Realisasi pos belanja hibah turun

menjadi Rp 439,84 miliar atau 51,27% dari pagu

APBD Perubahan 2021, lebih rendah dibandingkan

realisasi triwulan IV 2020 yang sebesar Rp 704,97

miliar atau 100,98% dari pagu APBD Perubahan

2020. Sementara itu, realisasi pos belanja pegawai

sebesar Rp 6,45 triliun atau 85,51%, relatif stabil

dengan kecenderungan meningkat dibanding realisasi

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 6,44 triliun

meskipun secara persentase jauh lebih tinggi yaitu

sebesar 90,14% akibat peningkatan pagu anggaran di

tahun 2021. Selain itu, realisasi pos belanja barang dan

jasa tercatat sebesar Rp 5,09 triliun atau 88,03% dari

pagu APBD Perubahan 2021, lebih tinggi baik secara

nominal maupun persentase dibandingkan triwulan

yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,86

triliun atau 86,10% dari pagu APBD Perubahan 2020

(Tabel 2.6).

Belanja modal pada triwulan IV 2021 tercatat

sebesar Rp 3,19 triliun atau 86,77% dari pagu

APBD Perubahan 2021, lebih rendah dibandingkan

realisasi triwulan IV 2020 yang sebesar Rp 3,35

triliun atau 93,54% dari pagu APBD Perubahan

2020. Meskipun realisasi belanja modal mengalami

penurunan, namun rasio belanja modal terhadap total

belanja cenderung meningkat dibandingkan triwulan

IV 2020, yaitu dari 18,13% menjadi sebesar 18,23%

seiring total belanja yang juga mengalami penurunan

(Grafik 2.2). Dari 13 kabupaten/kota, capaian realisasi

belanja tertinggi adalah Kabupaten Hulu Sungai

Selatan yaitu sebesar Rp 1,42 triliun atau 105,39%

dan terendah di Kabupaten Banjar sebesar Rp 1,20

triliun atau 64,62% (Tabel 2.7).

Berdasarkan pos APBD (Grafik 2.3), pangsa belanja

provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Selatan

pada triwulan IV 2021 mayoritas dialokasikan untuk

belanja pelayanan umum sebesar 27,63%, belanja

pendidikan 26,82%, dan belanja kesehatan 19,37%.

Sementara itu, serapan terendah terdapat pada pos

pariwisata dan kebudayaan 0,39%, perlindungan

sosial 1,46%, serta ketertiban dan keamanan 1,47%.

Pada triwulan IV 2021, realisasi program PEN

di Kalimantan Selatan sebesar Rp3,80 triliun.

Realisasi tertinggi di klaster perlindungan sosial

sebesar Rp1,89 triliun dengan total 3,52 juta

keluarga penerima manfaat, 130,62 ribu orang

penerima kartu pra kerja, serta 721,44 ribu

pelanggan listrik. Serapan pada klaster ini mayoritas

adalah Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

senilai Rp 533,22 miliar (28,27%), Program Kartu Pra

Kerja senilai Rp 463,69 miliar (24,58%), serta Program

Bansos Sembako senilai Rp274,25 miliar (15,71%).

PELAYANAN UMUM

KETERTIBAN DAN KEAMANAN

EKONOMI

LINGKUNGAN HIDUP

PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM

KESEHATAN

PARIWISATA DAN BUDAYA

PENDIDIKAN

PERLINDUNGAN SOSIAL

28%

1,47%6%

3%15%19%

27%

0.39%

1,46%

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2.3 Realisasi Belanja APBD se-Kalimantan Selatan per Sektor

No Kota/Kab Pagu 2021 Revisi Pagu 2021

Realisasi s.d.

Tw IV 2021

% Realisasi

s.d. Tw IV 2021

1 Kab. Banjar 1.948,61 1.860,34 1.202,12 64,62%

2 Kab. Barito Kuala 1.260,39 1.260,89 1.254,87 99,52%

3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.348,12 1.348,12 1.420,80 105,39%

4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.295,73 1.316,18 1.147,10 87,15%

5 Kab. Hulu Sungai Utara 1.634,35 1.589,01 1.181,09 74,33%

6 Kab. Kotabaru 1.616,51 1.723,86 1.373,78 79,69%

7 Kab. Tabalong 1.603,14 1.716,37 1.442,22 84,03%

8 Kab. Tanah Laut 2.120,05 2.095,08 1.893,88 90,40%

9 Kab. Tapin 1.416,37 1.416,37 1.450,37 102,40%

10 Kota Banjarbaru 1.059,08 1.059,08 741,22 69,99%

11 Kota Banjarmasin 1.774,74 2.218,93 1.631,95 73,55%

12 Kab. Balangan 1.249,02 1.316,89 953,47 72,40%

13 Kab. Tanah Bumbu 1.947,54 2.153,02 1.798,95 83,55%

Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan (Rp miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 2.7

BAB II

28

KeuanganPemerintah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Adapun subsidi kuota internet senilai Rp 22,660

miliar telah disalurkan untuk PAUD, SD, SMP, SMA

di Kalimantan Selatan kepada 25.982 Guru, 38.794

Mahasiswa, dan 3.373 Mahasiswa Vokasi.

Sementara itu, realisasi program terendah

terdapat pada klaster perlindungan usaha dan

UMKM. Program Banpres Produktif Usaha Mikro

(BPUM) diberikan kepada 192 ribu PUM dengan

total penyaluran Rp230,71 miliar. Selain itu, guna

meningkatkan likuiditas dan kinerja BPD di tengah

pandemi, Pemerintah Daerah menempatkan dana

penyertaan pada BPD Kalimantan Selatan sebesar

Rp200 miliar dengan dua kali leverage (Tabel 2.8)

No Uraian Realisasi Keterangan

I Kluster Perlindungan Sosial 1.886,47

Program Keluarga Harapan (PKH) 154,76 224.147 KPM

Bansos Sembako 274,25 149.735 KPM

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 180,82 904.117 KPM

Bansos Tunai (BST) 138,85 462.832 KPM

Kartu Pra Kerja 463,69 130.617 orang

Bantuan Langsung Tunai Dana Desa 533,22 1.777.416 KPM

Subsidi Kuota Internet 22,66

Diskon Listrik 118,22 721.444 Pelanggan

II Kluster Kesehatan 936,93

Klaim Pasien 890,75 7.084 Pasien di 30 RS

Insentif Nakes 46,18 5665 Nakes di 53 Faskes

III Kluster Sektoral K/L Pemda 542,27

Padat Karya PUPR 375,38 19.477 Orang

Padat Karya Perhub 58,64 1.207 Orang

Padat Karya Kementan 9,09 2.092 Orang

Food Estate Kementan 99,16

IV Kluster Perlindungan Usaha / UMKM 230,71

BPUM 230,71 192.261 PUM

V Penempatan Dana di BPD Kalsel 200,00 dengan 2x leverage

TOTAL 3.796,38

Realisasi Program PEN Triwulan IV 2021 (Rp miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber : DJPb Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 2.8

BAB III

PerkembanganInflasi Daerah

29 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PerkembanganInflasi Daerah

BAB III

Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III 2021 (2,56% yoy). Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pakaian dan alas kaki.

Secara triwulanan, inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 1,69% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq).

BAB III

30

PerkembanganInflasi Daerah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Inflasi triwulan I 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan terhadap perekonomian karena pelaksanaan vaksinasi tahap 1 dan 2, serta booster yang mulai dilaksanakan di tengah peningkatan varian Omicron. Inflasi diprakirakan meningkat didorong oleh Perayaan HBKN Imlek dan Isra Mi’raj meski tebatas dan meningkatnya harga sejumlah komoditas utama Kalimantan yang mendorong kenaikan pendapatan masyarakat.

BAB III

PerkembanganInflasi Daerah

31 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

3.1 PERKEMBANGAN INFLASISecara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55%

(yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III

2021 (2,56% yoy). Angka inflasi tersebut lebih tinggi

dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar

1,87% (yoy) maupun inflasi regional Kalimantan

yang sebesar 2,26% (yoy). Inflasi Kalimantan Selatan

dibandingkan provinsi lain di Kalimantan cukup

moderat, lebih rendah dari Kalimantan Tengah dan

Kalimantan Utara serta lebih tinggi dari Kalimantan

Timur dan Kalimantan Barat (Grafik 3.2).

Tekanan inflasi tahunan di Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2021 terutama bersumber dari empat

kelompok utama pembentuk inflasi, yaitu kelompok

makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki

bobot 29,2%; kelompok perumahan, air, listrik, dan

bahan bakar rumah tangga yang memiliki bobot

18,2%; kelompok transportasi dengan bobot 10,9%;

kelompok penyediaan makanan dan minuman/

restoran yang memiliki bobot 10,8%; (Grafik 3.1).

Inflasi tahunan pada triwulan IV 2021 terutama

bersumber dari inflasi kelompok makanan, minuman,

dan tembakau, diikuti oleh kelompok penyediaan

makanan dan minuman/restoran, serta kelompok

pakaian dan alas kaki (Tabel 3.2).

Secara triwulanan, pada triwulan IV 2021, Kalimantan

Selatan mengalami inflasi sebesar 1,69% (qtq),

meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang

mengalami inflasi sebesar 0,03% (qtq) (Grafik 3.3).

Inflasi terutama bersumber dari kelompok makanan,

minuman, dan tembakau dengan komoditas minyak

goreng, cabai rawit, dan cabai merah sebagai

pendorong utama serta kelompok transportasi dengan

tarif angkutan udara sebagai pendorong utama, di

MAKANAN, MINUMAN DANTEMBAKAU

PAKAIAN DAN ALAS KAKI

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHANBAKAR RUMAH TANGGAPERLENGKAPAN, PERALATAN DANPEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGAKESEHATAN

TRANSPORTASI

INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASAKEUANGAN

REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA

PENDIDIKAN

PENYEDIAAN MAKANAN DANMINUMAN/RESTORAN

PERAWATAN PRIBADI DAN JASALAINNYA

29,2%

6,2%

18,2%

10,9%

5,2%

10,8%6,4%

1,7%3%

5%3,2%

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 3.1 Komposisi Inflasi Kalimantan Selatan Tahunan (yoy) menurut Kelompoknya

KALSEL KALBAR KALTENGKALTIM KALTARA KALIMANTAN0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,5

3,0

% YOY

Sumber : Berita Resmi Statistik Inflasi, BPS

Grafik 3.2 Perbandingan Inflasi se-Kalimantan Triwulan IV 2021

0,03

1,69

�0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

I II III VI I II III VI I II III VI I II III VI2018 2019 2020 2021

%QTQ

Sumber : BPS Kalsel, diolah

Grafik 3.3 Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan (qtq)

No Kelompok Inflasi(% qtq)

Andil (% qtq)

1 Makanan, minuman dan tembakau 2,95 0,85

2 Pakaian dan alas kaki 1,47 0,09

3 Perumahan, air, listrik, dan BBRT 0,61 0,11

4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin RT 1,41 0,07

5 Kesehatan -0,18 -0,01

6 Transportasi 4,19 0,45

7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,26 -0,01

8 Rekreasi, olahraga dan budaya 2,19 0,04

9 Pendidikan 0,00 0,00

10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,79 0,09

11 Perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,35 0,02

Inflasi Kalimantan Selatan Triwulanan Per Kelompok (yoy)

Tabel 3.1

Sumber: BPS, diolah

BAB III

32

PerkembanganInflasi Daerah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

tengah deflasi kelompok kesehatan serta kelompok

informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (Tabel

3.1). Kelompok makanan, minuman, dan tembakau

mencatat inflasi sebesar 2,95% (qtq) dan menjadi

kelompok dengan andil pendorong inflasi tertinggi

di triwulan laporan yaitu sebesar 0,85% (qtq).

Perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan

harga minyak goreng berlanjut dan curah hujan tinggi

yang menyebabkan panen aneka cabai berkurang di

tengah permintaan yang naik pada momen HBKN

Natal dan Tahun Baru.

Secara spasial, inflasi di Kalimantan Selatan diukur

dari inflasi pada tiga kota pembentuk inflasi, yaitu

kota Banjarmasin, Kota Tanjung, dan Kabupaten

Kotabaru. Inflasi tertinggi pada triwulan IV 2021

terjadi di Kotabaru sebesar 2,68% (yoy) atau 0,89%

(qtq). Sementara itu inflasi di Banjarmasin dan Tanjung

masing-masing tercatat sebesar 2,54% (yoy) atau

1,83% (qtq) dan sebesar 2,43% (yoy) atau 1,16%

(qtq).

Secara tahunan, inflasi triwulan I 2022

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan

terhadap perekonomian karena pelaksanaan

vaksinasi tahap 1 dan 2, serta  booster yang

mulai dilaksanakan ditengah peningkatan varian

Omicron. Inflasi diprakirakan meningkat didorong

oleh Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj) dan

meningkatnya harga sejumlah komoditas utama.

3.2 INFLASI TAHUNAN (YOY)Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2021 tetap terjaga sebesar 2,55%

(yoy), relatif stabil dibandingkan inflasi triwulan

III 2021 yang sebesar 2,56% (yoy). Inflasi Kalimantan

Selatan tersebut relatif moderat dibandingkan

provinsi lain di wilayah Kalimantan, dan lebih tinggi

dari inflasi nasional, namun masih berada dalam

sasaran inflasi nasional tahun 2021 yang sebesar 3%

± 1%. Inflasi tahunan terutama bersumber dari inflasi

kelompok makanan, minuman, dan tembakau, diikuti

oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/

restoran, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan

bakar rumah tangga serta kelompok pakaian dan alas

kaki.

Pada triwulan IV 2021, inflasi kelompok makanan,

minuman, dan tembakau tercatat sebesar 4,30%

(yoy) dengan andil 1,26% (yoy), terutama didorong

oleh minyak goreng, pepaya, dan mangga (Tabel 3.3).

Harga minyak goreng mengalami kenaikan sebesar

37,79% (yoy) seiring dengan peningkatan harga crude

palm oil (CPO) yang terus berlanjut sejak triwulan III

No Kelompok Inflasi(% yoy)

Andil (% yoy)

1 Makanan, minuman dan tembakau 4,40 1,26

2 Pakaian dan alas kaki 3,17 0,19

3 Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,05 0,19

4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 3,74 0,17

5 Kesehatan 2,51 0,08

6 Transportasi -0,62 -0,07

7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,52 0,03

8 Rekreasi, olahraga dan budaya 6,29 0,10

9 Pendidikan 1,87 0,06

10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 3,11 0,34

11 Perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,75 0,18

Inflasi Kalimantan Selatan Menurut Kelompok (yoy)

Tabel 3.2

Sumber: BPS, diolah

No Komoditi Komponen Inflasi(% yoy)

Andil (% yoy)

1 Minyak Goreng makanan, minuman dan tembakau 37,79 0,38

2 Pepaya makanan, minuman dan tembakau 182,42 0,27

3 Nasi Dengan Lauk penyediaan makanan dan minuman/restoran 7,06 0,11

4 Mangga makanan, minuman dan tembakau 63,47 0,09

5 Cabai Rawit makanan, minuman dan tembakau 40,53 0,07

6 Bubur penyediaan makanan dan minuman/restoran 9,16 0,07

7 Bahan Bakar Rumah Tangga

perumahan, air, listrik, dan bbrt 3,62 0,07

8 Rokok Kretek Filter makanan, minuman dan tembakau 2,81 0,06

9 Baju Muslim Wanita pakaian dan alas kaki 6,08 0,06

10 Mie Kering Instant makanan, minuman dan tembakau 9,75 0,05

Andil inflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021Tabel 3.3

Sumber: BPS, diolah

BAB III

PerkembanganInflasi Daerah

33 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2020 di tengah perbaikan permintaan CPO dan produk

turunannya. Inflasi pepaya sebesar 182,42% terjadi

akibat normalisasi harga sejalan dengan pengurangan

pasokan oleh petani yang beralih ke komoditas lain

setelah terdeflasi hingga 41,37% (yoy) pada Desember

2021. Hal serupa juga terjadi pada komoditas mangga

setelah secara tahunan terdeflasi sepanjang tahun

2020 sehingga terdapat base effect berupa inflasi

pada tahun berikutnya di samping pasokan yang

berkurang di tengah peningkatan permintaan.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/

restoran juga menjadi pendorong inflasi sebesar

2,59% (yoy) dengan andil 0,28% (yoy). Peningkatan

terutama didorong oleh kenaikan harga nasi dengan

lauk dan bubur sebagai dampak dari kenaikan harga

bahan makanan seperti minyak goreng, ikan peda,

ikan gabus, dan daging ayam ras. Selain itu, aktivitas

perekonomian yang semakin membaik sejalan dengan

program vaksinasi juga meningkatkan permintaan,

sejalan dengan pelonggaran PPKM pada periode

akhir tahun.

Laju inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh kelompok

transportasi khususnya angkutan udara (Tabel 3.4).

Permintaan angkutan udara yang mulai pulih dan

kapasitas pesawat yang diizinkan hingga 100%

menurunkan harga tiket pesawat. Surat Edaran

Kemenhub Nomor 88 Tahun 2021 tentang petunjuk

pelaksanaan perjalanan orang dalam negeri yang

ditetapkan pada 21 Oktober 2021 mengatur bahwa

untuk daerah dengan kategori PPKM level 3 dan

4, diterapkan pembatasan jumlah penumpang

transportasi darat maksimal 70 persen, sedangkan

untuk daerah dengan kategori PPKM level 1-2

kapasitas maksimal dapat mencapai 100 persen.

3.3 ARAH PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULAN I 2022

Secara tahunan, inflasi triwulan I 2022

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan IV 2021. Peningkatan mobilitas masyarakat

diprediksi menjadi sumber tekanan utama didukung

oleh level PPKM yang diprakirakan terus menurun

sejalan dengan perluasan vaksinasi dan pemahaman

yang baik dalam penanganan COVID-19 khususnya

varian Omicron. Hal tersebut juga memungkinkan

pelaksanaan perayaan beberapa hari besar seperti

Imlek, Isra Miraj, dan Nyepi meskipun masih terbatas.

Selain itu, terdapat rencana Pemerintah untuk

menaikkan beberapa tarif seperti cukai tembakau

serta gas LPG non subsidi. Sementara inflasi kelompok

makanan bergejolak diprakirakan menurun sejalan

dengan La Nina yang mereda sehingga mendukung

produksi dan distribusi bahan makanan.

Pada Januari 2022, Kalimantan Selatan

mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm), lebih

tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami

inflasi sebesar 0,76% (mtm). Secara umum, inflasi

didorong oleh permintaan yang masih tinggi pasca

HBKN Natal dan Tahun Baru di tengah pasokan

yang masih terbatas serta pemberlakuan kebijakan

No Komoditi Komponen Inflasi(% yoy)

Andil (% yoy)

1 Angkutan Udara transportasi -10,78 -0,20

2 Daging Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau -5,50 -0,11

3 Bawang Merah makanan, minuman dan tembakau -29,00 -0,09

4 Telur Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau -8,42 -0,09

5 Parfum perawatan pribadi dan jasa lainnya -4,73 -0,03

6 Ikan Gabus makanan, minuman dan tembakau -2,29 -0,02

7 Ikan Peda makanan, minuman dan tembakau -4,69 -0,02

8 Telepon Seluler informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -2,09 -0,02

9 Baju Muslim Pria pakaian dan alas kaki -3,99 -0,01

10 Ikan Saluang makanan, minuman dan tembakau -13,28 -0,01

Andil Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan IV 2021Tabel 3.4

Sumber: BPS, diolah

BAB III

34

PerkembanganInflasi Daerah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pemerintah yang baru seperti kenaikan Cukai Harga

Tembakau (CHT) dan harga LPG nonsubsidi. Realisasi

inflasi tersebut lebih tinggi dari rata-rata inflasi Januari

tiga tahun terakhir yang sebesar 0,31% (mtm) (Tabel

3.5).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau

menjadi kelompok pendorong utama inflasi,

yaitu sebesar 1,52% (mtm) dengan andil 0,44%

(mtm), meningkat dari sebesar 1,15% (mtm)

pada bulan sebelumnya dengan andil 0,34%

(mtm) (Tabel 3.5). Inflasi terutama didorong oleh

peningkatan harga komoditas daging ayam dan telur

ayam ras sejalan dengan kenaikan harga pakan serta

berlanjutnya upaya pemerintah menyeimbangkan

produksi. Peningkatan ini diperkirakan juga sebagai

dampak dari peningkatan implementasi kebijakan

culling dan cutting hatched egg yang dilakukan

Pemerintah untuk mengendalikan produksi berlebih.

Tingkat pengendalian yang lebih tinggi di Januari

2022 dibandingkan dengan rata-rata mengakibatkan

penurunan pasokan sehingga mendorong peningkatan

harga daging ayam. Selain itu, minyak goreng juga

masih menjadi pendorong inflasi (2,62% mtm) sejalan

dengan peningkatan harga CPO. Meskipun demikian,

inflasi tersebut sudah lebih landai dibandingkan

dengan dua bulan sebelumnya yaitu masing-masing

di bulan November 2021 dan Desember 2021 sebesar

8,75% dan 7,44% (mtm). Penurunan tersebut terjadi

seiring kebijakan pemerintah yang mewajibkan

Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng

Rp14.000 per liter. Selisih HET dengan Harga Acuan

Keekonomian disubsidi oleh Badan Pengelola Dana

Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kenaikan Cukai

Harga Tembakau (CHT) dengan rerata tertimbang

sebesar 12% meningkatkan harga tembakau, rokok

kretek, rokok kretek filter, serta rokok putih dengan

peningkatan tertinggi pada rokok kretek filter yang

sebesar 6,85% (mtm) (Tabel 3.7).

Kelompok transportasi juga masih menjadi

pendorong inflasi sebesar 1,39% (mtm) dengan

andil 0,15% (mtm) meskipun lebih rendah

dari bulan sebelumnya sebesar 2,52% (mtm)

No Kelompok Inflasi(% mtm)

Andil (% mtm)

1 Makanan, minuman dan tembakau 1,52 0,44

2 Pakaian dan alas kaki 0,65 0,04

3 Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,27 0,05

4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,76 0,04

5 Kesehatan 0,04 0,00

6 Transportasi 1,39 0,15

7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,22 -0,01

8 Rekreasi, olahraga dan budaya 1,04 0,02

9 Pendidikan 0,84 0,03

10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,52 0,16

11 Perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,93 0,06

Inflasi Kalimantan Selatan Januari 2022 Menurut Kelompok (mtm)

Tabel 3.5

Sumber: BPS, diolah

KelompokInflasi (% yoy)

Oct-21 Nov-21 Dec-21 Jan-22

Makanan, minuman dan tembakau 4,45 4,40 4,40 5,59

Pakaian dan alas kaki 3,99 2,80 3,17 3,83

Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,87 0,55 1,05 1,31

Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 3,00 3,49 3,74 4,50

Kesehatan 3,91 2,36 2,51 1,85

Transportasi 1,60 1,43 -0,62 4,91

Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,96 0,61 0,52 0,26

Rekreasi, olahraga dan budaya 3,05 3,76 6,29 6,93

Pendidikan 1,87 1,87 1,87 2,72

Penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,69 3,07 3,11 3,88

Perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,65 2,32 2,75 3,00

Inflasi Tahunan Kelompok PengeluaranTabel 3.6

Sumber: BPS, diolah

No Komoditi Komponen Inflasi(% mtm)

Andil (%mtm)

1 Rokok Kretek Filter makanan, minuman dan tembakau 6,85 0,15

2 Angkutan Udara transportasi 6,31 0,10

3 Ikan Bakar pendidikan 9,08 0,09

4 Daging Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau 4,43 0,08

5 Telur Ayam Ras makanan, minuman dan tembakau 6,37 0,06

6 Bahan Bakar Rumah perumahan, air, listrik, dan bbrt 2,43 0,04

7 Ayam Bakar pendidikan 7,39 0,04

8 Minyak Goreng makanan, minuman dan tembakau 2,62 0,04

9 Mobil transportasi 1,80 0,03

10 Bimbingan Belajar transportasi 7,63 0,03

Andil Inflasi (mtm) Terbesar Januari 2022Tabel 3.7

Sumber: BPS, diolah

BAB III

PerkembanganInflasi Daerah

35 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dengan andil 0,27% (mtm) (tabel 3.5). Angkutan

udara menjadi pendorong utama inflasi kelompok

tersebut sejalan dengan permintaan yang masih tinggi

dipengaruhi arus balik dari Nataru serta peningkatan

mobilitas masyarakat menjelang Imlek. Inflasi

angkutan udara pada Januari 2022 sebesar 6,31%

(mtm), lebih rendah dari Desember 2021 yang sebesar

18,69% (mtm). Secara tahunan, inflasi angkutan

udara berubah arah dari deflasi 10,78% (yoy) menjadi

inflasi 24,80% (yoy). Perubahan arah tersebut sejalan

dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan

perluasan vaksinasi, meskipun terjadi peningkatan

kasus COVID-19 varian Omicron sejak akhir Januari

2022.

Inflasi juga didorong oleh kelompok Perumahan,

Air, Listrik, Dan Bahan Bakar Rumah Tangga

dengan inflasi sebesar 0,27% (mtm) dan andil

0,05% (mtm). Bahan bakar rumah tangga (BBRT)

menjadi pendorong utama inflasi kelompok tersebut.

Kenaikan harga gas LPG 3kg berasal dari tingginya

permintaan masyarakat yang tidak memiliki kartu

kendali gas LPG 3kg di tengah pasokan yang sudah

diprioritaskan untuk pemegang kartu kendali.

Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan

pada periode laporan tercatat sebesar 3,73%,

meningkat dari 2,55% (yoy) pada bulan Desember

2021. Peningkatan inflasi tahunan terutama bersumber

dari peningkatan inflasi pada kelompok makanan,

minuman, dan tembakau didorong oleh peningkatan

inflasi minyak goreng, sejalan dengan kenaikan harga

CPO. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan

bakar rumah tangga serta kelompok transportasi turut

mendorong inflasi tahunan. Sementara itu, kelompok

perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami

penurunan inflasi secara tahunan dibandingkan

dengan bulan sebelumnya sejalan dengan harga emas

perhiasan yang semakin rendah (Tabel 3.2).

Secara tahunan, inflasi triwulan I 2022

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan IV 2021 seiring peningkatan keyakinan

terhadap perekonomian karena pelaksanaan

vaksinasi tahap 1 dan 2, serta  booster yang

mulai dilaksanakan  ditengah peningkatan

varian Omicron. Peningkatan inflasi diprakirakan

didorong oleh Perayaan HBKN (Imlek dan Isra Mi’raj)

dan meningkatnya harga sejumlah komoditas utama

Kalimantan yang mendorong kenaikan pendapatan

masyarakat.

Peningkatan inflasi kelompok transportasi

diprakirakan didorong oleh peningkatan permintaan

angkutan udara pada HBKN selama triwulan I 2022.

Tekanan inflasi juga berasal dari kenaikan cukai harga

tembakau sebesar 12% dan kenaikan harga LPG non

subsidi sejalan dengan peningkatan harga Contract

Price Aramco (CPA) LPG.

Tekanan inflasi kelompok makanan, minuman, dan

tembakau diprakirakan mulai mereda meski musim

hujan diprakirakan masih berlangsung hingga Juni

2022, sehingga mendukung produksi dan distribusi

tanaman pangan dan hortikultura dan masuknya

masa panen kecil aneka cabai. Sementara itu, inflasi

diprakirakan tertahan oleh rencana pemberian subsidi

minyak goreng oleh pemerintah hingga bulan Juli

2022 dan meningkatnya pasokan ikan layang sejalan

dengan kondisi cuaca yang lebih kondusif. Selain

itu, gula pasir diprakirakan mengalami inflasi sejalan

dengan pasokan yang menipis menjelang musim

giling.

No Komoditi Komponen Inflasi(% mtm)

Andil (%mtm)

1 Pepaya makanan, minuman dan tembakau -7,10 -0,03

2 Cabai Merah makanan, minuman dan tembakau -11,52 -0,02

3 Ikan Peda makanan, minuman dan tembakau -6,10 -0,02

4 Ikan Tongkol/ Ikan Ambu

makanan, minuman dan tembakau -3,66 -0,01

5 Ketimun makanan, minuman dan tembakau -13,83 -0,01

6 Biaya Administrasi Transfer Uang

makanan, minuman dan tembakau -27,60 -0,01

7 Ikan Gabus makanan, minuman dan tembakau -0,64 0,00

8 Televisi Berwarna Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -3,20 0,00

9 Terong makanan, minuman dan tembakau -2,47 0,00

10 Kemeja Pendek Anak pakaian dan alas kaki -9,97 0,00

Andil Deflasi (mtm) Terbesar Januari 2022Tabel 3.8

Sumber: BPS, diolah

BAB III

36

PerkembanganInflasi Daerah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Potensi tekanan inflasi pada triwulan I 2022

diprakirakan juga berasal dari komoditas tembakau.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

Nomor 192/PMK.010/2021, Pemerintah secara resmi

telah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau

cukai rokok dengan rata-rata 12 persen yang berlaku

per 1 Januari 2022. Kenaikan tarif cukai tersebut

diprakirakan akan tertransmisi ke harga jual eceran

komoditas rokok kretek filter, rokok kretek, dan rokok

putih. Pada Januari 2022, komoditas rokok kretek filter

terpantau mengalami inflasi sebesar 6,85% (mtm)

atau 9,85% (yoy) dan kenaikakn harga diprakirakan

masih akan tertransmisi secara bertahap hingga akhir

tahun, sehingga dorongan inflasi dari kenaikan CHT

tersebut diprakirakan akan berlanjut sampai dengan

akhir tahun 2022.

3.4 PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

3.4.1 Upaya Pengendalian InflasiUntuk melakukan pengendalian inflasi, berbagai upaya

telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) se-Kalimantan Selatan, baik pada level provinsi

maupun kabupaten/kota. Langkah pengendalian

inflasi secara rutin dilakukan antara lain melalui

rapat koordinasi (rakor) dan program lapangan.

Beberapa langkah strategis juga telah ditempuh TPID

dalam pengendalian inflasi daerah melalui kerangka

4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,

kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif) antara

lain dengan mendorong kerjasama antar daerah.

Berikut beberapa rangkuman kegiatan TPID di

Kalimantan Selatan:

Keterjangkauan HargaDinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas

TPH Provinsi Kalsel didukung oleh Produsen Minyak

Goreng Alif Indonesia, Bulog Kalsel dan pelaku usaha

distributor dan pelaku usaha lainnya menggelar Pasar

Murah di kabupaten/kota menjelang Natal dan Tahun

Baru, dengan berbagai produk antara lain, minyak

goreng, gula, beras, teh, ayam, telur, sayur mayur

dan berbagai barang keperluan dapur lainnya, bahkan

hingga pakaian, cemilan dan lain-lain. Kegiatan juga

dirangkai dengan  program vaksinasi COVID-19 bagi

masyarakat pengunjung.

Ketersediaan PasokanRakor Tindak Lanjut Harga Telur Ayam Ras

Rapat Koordinasi Bersama antara Kepala Bulog Divre

Kalsel, Badan Karantina Pertanian Banjarmasin,

Disbunak Kalsel PINSAR dan peternak ayam petelur

untuk menyikapi anjloknya harga telur ayam ras.

Telah disepakati beberapa hal yang akan dilakukan

oleh masing-masing pihak sesuai tugas dan fungsinya

masing.

Kelancaran Distribusia. Pasar Bauntung Banjarbaru Menuju Pasar

Rakyat Ber-SNI Pertama Di Kalsel

Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel bersama dengan

Kementerian Perdagangan RI mensosialisasikan

penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar

Rakyat di Pasar Bauntung, Banjarbaru. SNI Pasar

Rakyat mensyaratkan tiga hal, yakni persyaratan

umum, teknis, dan pengelolaan.

b. Soft launching Pasar Agribisnis di

Desa Kembang Kuning, Kecamatan

Haruai, Kabupaten Tabalong.

Peresmian Pasar Agribisnis sebagai pusat grosir

produk hortikultura oleh Bupati Tabalong yang

juga diramaikan oleh berbagai kegiatan antara

lain bazar UMKM, pameran batik, perpustakaan

keliling, dan lainnya. Kegiatan tersebut juga

mendatangkan perbankan untuk membantu

pelaku usaha memperoleh akses permodalan.

Komunikasi Efektifa. Rapat Koordinasi dan Identifikasi Ketersediaan

Bahan Pokok Menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru

2022 dalam rangka melakukan pemetaan terhadap

ketersediaan bahan pokok guna mengidentifikasi

secara kuantitatif agar bisa dilakukan antisipasi

dini jika terjadi kekurangan  Bapok. Rapat juga

melakukan pemetaan pengamanan jalur distribusi

dari ibu kota, ke kecamatan hingga ke desa, guna

mengantisipasi cuaca ekstrim dan bencana banjir

yang berpotensi menghambat lalu lintas barang.

BAB III

PerkembanganInflasi Daerah

37 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

b. Forum Kerjasama Perdagangan Kalsel-Kaltim

Kadisdag Kalsel dan Kadis Perindagkop & UKM

Kaltim menandatangani komitmen bersama kedua

daerah Government to Government. Pertemuan

tersebut dilakukan sebagai wujud tekad bersama

untuk saling membantu dalam upaya pemenuhan

kebutuhan bahan pokok maupun barang lainnya

serta upaya untuk membantu kelancaran distribusi

lalu lintas barang antara kedua daerah sehingga

bisa membantu pelaku usaha untuk kelancaran

pengiriman barang dan stabilitas ketersediaan

barang. Kegiatan ini juga mempertemukan pelaku

usaha Kalsel dengan Kaltim secara Business

to Business (B2B) yang berhasil mendorong

terjadinya transaksi senilai Rp. 13.770.942.000.

Beberapa komoditas yang ditransaksikan antara

lain komoditas pertanian, seperti cabe, jahe,

ikan kering, kunyit, kemiri, ayam, garam, produk

kerajinan dan asesoris lainnya.

c. Temu Bisnis dan Misi Dagang Pemerintah

Provinsi Kalsel dengan Pemerintah Provinsi

Kalteng. Kerja sama Perdagangan dilaksanakan

antara Kalsel dan Kaltim dengan hasil transaksi

dari pertemuan tersebut lebih dari Rp299,5 miliar.

Beberapa komoditi/produk Kalsel seperti cabe

beserta produk turunannya, produk Sarigading,

ayam ras dan telur ayam ras. Komoditi lainnya yaitu

produk perdagangan dengan distributor berasal

dari Kalsel yang pasarnya ekspansi ke Kalteng,

seperti bawang merah, gula pasir, minyak goreng

dan lain- lain. Disamping itu, beberapa komoditi

dan produk Kalteng yang menjadi kebutuhan

pengusaha asal Kalsel, yaitu damar, teh bajakah,

abon ikan dan lainnya. 

Halaman ini sengaja dikosongkan

39 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021

BOKS 2

Boks 2. Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021

40LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

UMKM memiliki peranan penting bagi

perekonomian. Berdasarkan data Kementerian

Koperasi dan UKM tahun 2019, jumlah UMKM

mencapai 65,46 juta atau 99,9% dari total unit usaha.

Sektor UMKM mampu menyerap 119,56 juta tenaga

kerja atau 96,92% dari total penduduk yang bekerja.

Selain itu, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB

dan ekspor non migas juga cukup signifikan, masing-

masing sebesar 60,51% dan 15,65%. Menyadari peran

UMKM yang cukup sentral dalam perekonomian, Bank

Indonesia telah merumuskan strategi pengembangan

UMKM yang diarahkan untuk mendorong UMKM

agar mampu meningkatkan kelayakan dan kapabilitas

usaha sehingga menjadi bankable dan naik kelas.

Boks 2. Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021

41 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Identifikasi keunggulan UMKM didasarkan

pada pengembangan potensi ekonomi daerah.

Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan

penelitian Baseline Economic Survei (BLS) untuk

mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah

yang bertujuan memberikan informasi potensi

ekonomi suatu daerah. Informasi tersebut dapat

digunakan oleh stakeholders tentang komoditas/

produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial menjadi

unggulan daerah untuk dikembangkan. KPJU

Unggulan dalam penelitian ini dirumuskan untuk

menggambarkan posisi KPJU existing yang memenuhi

kriteria tertentu dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan

daya saing di masa mendatang. Penelitian KPJU

Unggulan UMKM menggunakan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) yang dikombinasikan dengan

metode Borda dan Bayes atau juga disebut dengan

modified AHP. Pemetaan KPJU Unggulan UMKM juga

diarahkan untuk mendukung peran Bank Indonesia

dalam pengendalian inflasi, melalui analisis KPJU

terkait kontribusi KPJU Unggulan atau komoditas

pembentuknya terhadap inflasi maupun pendalaman

terhadap komoditas-komoditas pembentuk inflasi di

masing-masing daerah.

Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat 10 KPJU

Unggulan lintas sektoral di setiap kabupaten/

kota yang kemudian akan menghasilkan 10

KPJU Unggulan tingkat Provinsi. Sepuluh (10)

KPJU Unggulan tingkat Provinsi Kalimantan Selatan

yang diperoleh dari penilaian kembali terhadap KPJU

Unggulan di tingkat kab/kota adalah padi, ikan nila,

kain sasirangan, karet, kerajinan anyaman, warung

makan (campur), kue tradisional, ikan patin, penjualan

hasil perikanan, dan kelapa sawit. Identifikasi 10

komoditas tersebut sejalan dengan struktur ekonomi

Kalimantan Selatan yang salah satunya didominasi

oleh sektor pertanian. Luas panen produk pertanian di

Kalimantan Selatan pada tahun 2020 tercatat 292,03

ribu Ha dengan produksi utama, yaitu padi. Dari sektor

perkebunan, produksi kelapa sawit dan karet pada

tahun 2020 masing-masing tercatat sebesar 1,12

juta ton dan 0,21 juta ton. Sementara itu, produksi

perikanan di Kalimantan Selatan terutama bersumber

dari perairan umum daratan yang tersebar di seluruh

kab/kota, dengan total produksi sebesar 62,96 ribu

ton. Selanjutnya, jenis usaha kreatif pendukung

pariwisata yang banyak berkembang di masyarakat

adalah kain sasirangan, terutama di Kab. Barito Kuala,

Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Tapin, Kota Banjarbaru,

dan Kota Banjarmasin.

Pemetaan KPJU Unggulan UMKM Provinsi

Kalimantan Selatan diharapkan dapat menjadi

acuan dalam mendukung pengembangan UMKM

ke depan, namun sinergi dan kolaborasi antar

instansi perlu terus didorong. Peran strategis dari

masing-masing stakeholders terkait menjadi penting

dalam pengembangan KPJU Unggulan Lintas Sektor

di Provinsi Kalimantan Selatan. Beberapa rekomendasi

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

TENAGA KERJA

119,56 JT(96,2% dari total angkakerja)

PDB

6.694 T(60,51% dari PDB)

EKSPOR NON MIGAS

339,19 T(15,65% dari total ekspor non migas)

INVESTASI

2,62 T(60,03% dari total investasi)

JUMLAH UMKM

65,64 JT(99,9% dari total usaha)

Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2019

Gambar B2.1 Kontribusi UMKM dalam Perekonomian

Rank KPJU Unggulan (Sektor Usaha) Nilai KPJU

1 Padi (Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan, dan Kegiatan ybdi) 0,0669

2 Ikan Nila (Perikanan) 0,0425

3 Kain Sasirangan (Industri Pengolahan) 0,0293

4 Karet (Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan, dan Kegiatan ybdi) 0,0291

5 Kerajinan Anyaman (Industri Pengolahan) 0,0264

6 Warung Makan Campur (Penyedia Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum) 0,0262

7 Kue Tradisional (Industri Pengolahan) 0,0248

8 Ikan Patin (Perikanan) 0,0210

9Penjualan Hasil Perikanan (Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor)

0,0210

10 Kelapa Sawit (Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan dan Kegiatan ybdi) 0,0196

Tabel B2.1 Shortlist 10 KPJU Unggulan Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

42LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Boks 2. Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021

yang dapat dilakukan oleh Pemerintah, pelaku/asosiasi

pengusaha UMKM, perbankan, dan stakeholders

lainnya antara lain:

1. Pemerintah: Penciptaan iklim investasi dan

penguatan investasi untuk hilirisasi komoditas

perkebunan maupun perikanan dengan dukungan

kebijakan integral dan aturan yang kondusif, serta

penyediaan dan peningkatan sarana prasarana

produksi diikuti penguatan teknologi digital.

2. Pelaku/Asosiasi Pengusaha UMKM: Peningkatan

kapasitas dan kompetensi kewirausahaan, aktif

bekerja sama dengan unit profesional untuk

peningkatan daya saing, dukungan program

pemberdayaan, dan perluasan akses pasar.

3. Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian,

dan LSM: Pengembangan teknologi, program

pendampingan, dan pengkajian model-model

pengembangan alternatif untuk UMKM dan

penyediaan database UMKM.

4. Perbankan: Identifikasi permasalahan

dan kebutuhan kredit/pembiayaan, serta

pengembangan produk pembiayaan untuk

kemudahan akses keuangan.

Selain dukungan kebijakan dari stakeholders,

pengembangan KPJU Unggulan UMKM juga

perlu didukung dengan perbaikan sisi produksi

dari masing-masing komoditas terpilih. Dengan

mempertimbangkan berbagai peluang dan tantangan

dari masing-masing komoditas terpilih, maka

direkomendasikan sejumlah rencana aksi sebagai

berikut:

1. Padi: Peningkatan produktivitas melalui optimalisasi

lahan, penggunaan benih bermutu, optimalisasi

pengadaan dan distribusi sarana produksi, dan

peningkatan kompetensi SDM petani.

2. Ikan Nila: Pengembangan industri pakan ikan,

peningkatan sarana dan prasarana budidaya yang

memadai, serta pengembangan jaringan distribusi

pemasaran dan peningkatan kemitraan usaha

perikanan budidaya.

3. Kain Sasirangan: Pengembangan teknologi dalam

penyediaan bahan baku, peningkatan pemanfaatan

teknologi informasi, dan fasilitas promosi.

4. Karet: Penyediaan sarana produksi yang memadai,

penggunaan benih unggul, bermutu, dan

bersertifikat, serta penguatan efisiensi pemasaran

yang didukung dengan akses dan fasilitas

transportasi yang menunjang.

5. Kerajinan Anyaman: Peningkatan pemanfaatan

teknologi informasi untuk promosi dan pemasaran,

peningkatan inovasi desain dan kreativitas produk,

serta fasilitasi promosi dalam berbagai event.

6. Warung Makan (Campur): Pemanfaatan teknologi

informasi dalam menjaring pemasok bahan baku,

dan peningkatan alternatif pasokan bahan baku

yang segar

7. Kue Tradisional: Peningkatan kualitas produk

pemilihan bahan baku, pengadaan dan

pemanfaatan teknologi produksi, dan peningkatan

kemudahan akses dalam proses sertifikasi.

8. Ikan Patin: Peningkatan jangkauan pemasaran dan

saluran distribusi, penguatan kompetensi SDM

perikanan dan investasi unit pengolahan ikan,

serta peningkatan kualitas ikan patin yang sesuai

standar mutu.

9. Penjualan Hasil Perikanan: Peningkatan sarana

prasarana penyimpanan ikan dan logistik,

penguatan kompetensi SDM, serta pengembangan

sistem pemasaran dan pembangunan fasilitas

pemasaran yang memadai.

10. Kelapa Sawit: Penguatan investasi pada

hilirisasi produk kelapa sawit dengan dukungan

insentif fiskal, peningkatan klaster kelapa sawit

dengan jaringan infrastruktur yang terintegrasi,

pengembangan layanan penunjang agribisnis

kelapa sawit, dan penguatan diversifikasi integrasi

kebun sawit dengan komoditas pertanian.

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

43 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

BAB IV

Pada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi perbankan terus menunjukkan perbaikan. Penyaluran kredit melanjutkan pertumbuhan positif, didukung dengan kualitas kredit yang meningkat. Hal ini didorong oleh peningkatan kinerja penyaluran kredit pada seluruh jenis penggunaan, sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis yang membaik pasca pelonggaran level PPKM. Kredit konsumsi tercatat tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (1,45%, yoy) terutama bersumber dari peningkatan penyaluran kredit Multiguna dan perbaikan kontraksi KKB sejalan dengan perpanjangan stimulus kredit otomotif hingga akhir tahun 2021. Dari sisi kualitas, kinerja kredit yang membaik juga ditopang oleh kualitas kredit yang meningkat, tercermin dari penurunan rasio non performing loan (NPL), dari 2,96% menjadi 2,08%.

BAB IV

44

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Penyaluran kredit korporasi juga meningkat, terutama bersumber dari peningkatan kinerja kredit di LU utama yaitu LU Pertambangan dan LU Pertanian yang masing-masing tumbuh sebesar 44,67% (yoy) dan 14,46% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,82% (yoy) dan -5,22% (yoy). Sejalan dengan itu, kinerja keuangan korporasi Kalimantan Selatan juga meningkat seperti terlihat dari peningkatan rasio likuiditas dan profitabilitas.

Sejalan dengan penyaluran kredit yang meningkat, kredit UMKM di Kalimantan Selatan juga mengalami pertumbuhan yang positif didukung kualitas kredit yang meningkat. Bank Indonesia terus mendukung pengembangan UMKM melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas dan pembiayaan, melalui penyelenggaraan berbagai program UMKM bekerjasama dengan stakeholders terkait.

Foto : Pameran UMKM, Kalimantan Selatan

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

45 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

4.1 PEMBIAYAAN DAERAHPada triwulan IV 2021, fungsi intermediasi

perbankan menunjukkan perbaikan sejalan

dengan aktivitas perekonomian yang membaik.

Penyaluran kredit perbankan tumbuh 9,11% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan III 2021 diikuti

dengan kualitas kredit yang semakin baik. Peningkatan

pertumbuhan kredit terutama bersumber dari kinerja

penyaluran kredit LU utama Kalimantan Selatan

yang juga meningkat. Berdasarkan penggunaan,

peningkatan penyaluran kredit didorong oleh

peningkatan kredit pada seluruh jenis penggunaan.

Hal ini sejalan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis

yang membaik pasca pelonggaran level PPKM di

tengah kasus COVID-19 yang mulai melandai.

Adapun kredit konsumsi tumbuh meningkat terutama

bersumber dari peningkatan penyaluran kredit

multiguna dan perbaikan kinerja Kredit Kendaraan

Bermotor (KKB). Penyaluran kredit korporasi juga

mengalami peningkatan sejalan dengan aktivitas

operasional perusahaan yang meningkat didorong

pemulihan permintaan di tengah proses pemulihan

ekonomi yang terus berlanjut. Sementara itu, kredit

investasi dan modal kerja masing-masing tumbuh

sebesar 26,30% (yoy) dan -2,16% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

7,23% (yoy) dan -5,08% (yoy).

4.1.1 Pembiayaan Rumah Tangga (RT)Kredit konsumsi pada triwulan IV 2021 tercatat

sebesar Rp24,52 triliun atau tumbuh 2,46%

(yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021

yang tumbuh sebesar 1,45% (yoy). Peningkatan

pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan IV 2021

terutama bersumber dari peningkatan penyaluran

kredit Multiguna yang memiliki pangsa cukup besar,

yaitu 45,47% terhadap total kredit konsumsi yang

disalurkan (Grafik 4.1), serta perbaikan kontraksi KKB.

Peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang lebih

tinggi tertahan oleh perlambatan penyaluran Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) yang memiliki pangsa 42,96%

terhadap total kredit konsumsi.

Pada triwulan IV 2021, penyaluran kredit multiguna

tumbuh 6,21% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 3,63% (yoy)

(Grafik 4.2). Peningkatan penyaluran kredit Multiguna

terutama dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi

yang membaik sejalan dengan pelonggaran level

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

(PPKM) di tengah kasus COVID-19 yang mulai

melandai. Kondisi tersebut mendorong pelaku usaha

untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga

membutuhkan pembiayaan dari perbankan.

Sementara itu, penyaluran KKB pada triwulan IV 2021

terus mengalami perbaikan kontraksi, dari -19,46%

(yoy) pada triwulan III 2021 menjadi -10,29% (yoy).

Perbaikan kontraksi tersebut bersumber dari perbaikan

penyaluran kredit kepemilikan mobil. Penyaluran

kredit kepemilikan mobil terkontraksi 3,59% (yoy),

lebih baik dibandingkan triwulan III 2021 yang

terkontraksi 12,81% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan

perpanjangan relaksasi pembebasan pajak penjualan

KPR42,96%

KKB5,85%

MULTIGUNA45,47%

LAINNYA5,73%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.1 Distribusi Kredit Konsumsi

�40%

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

MULTIGUNATOTAL KONSUMSI

KPRKKB

3,63%1,45%5,22%

-19,46%

6,21%2,46%3,30%

-10,29%

Tw III2021

Tw IV2021

MULTIGUNA TOTAL KONSUMSI KPR KKB

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.2 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Berdasarkan Jenisnya

BAB IV

46

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

atas barang mewah (PPnBM) oleh Pemerintah sampai

dengan Desember 2021. Kebijakan Pemerintah terkini

yaitu perpanjangan insentif PPnBM hingga akhir tahun

2022. Selain itu, meskipun terkontraksi 45,38% (yoy),

penyaluran kredit kepemilikan sepeda bermotor

jauh lebih baik dibandingkan triwulan III 2021 yang

terkontraksi 52,63% (yoy).

Di sisi lain, penyaluran KPR pada triwulan IV 2021

tumbuh 3,30% (yoy), melambat dibandingkan triwulan

III 2021 yang tumbuh 5,22% (yoy). Perlambatan

penyaluran kredit KPR terutama bersumber dari

perlambatan penyaluran KPR untuk rumah tipe

20 sampai dengan 70 yang tumbuh 4,79% (yoy),

menurun dibandingkan 6,74% (yoy) pada triwulan

sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan Survei Harga

Properti Residensial (SHPR) yang menunjukkan terjadi

penurunan pembangunan unit rumah tipe menengah,

dari 36 unit pada triwulan III 2021 menjadi 14 unit

pada triwulan IV 2021 atau menurun sebesar 61,1%

(qtq). Kondisi ini juga berdampak pada penurunan

rumah yang terjual, yaitu 114 unit rumah, lebih

rendah dibandingkan 228 unit rumah pada triwulan

sebelumnya.

Pada triwulan IV 2021, kualitas kredit konsumsi

tetap terjaga dibawah ambang batas (threshold)

5%, tercermin dari NPL sebesar 1,82%, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang sebesar

1,94% (Grafik 4.3). Penurunan NPL kredit konsumsi

terjadi pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit

Kendaraan Bermotor (KKB). NPL KPR dan KKB masing

– masing tercatat sebesar 2,61% dan 1,06%, lebih

rendah dibandingkan dengan 2,77% dan 1,52%

pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, NPL kredit

multiguna relatif stabil yaitu sebesar 1,03%, sedikit

lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang sebesar

1,04%.

Secara umum, alokasi pengeluaran RT masih

didominasi untuk konsumsi yaitu sebesar 80,73%.

Persentase tersebut cenderung menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

81,93%. Sementara itu, kewajiban pembayaran

dari RT mengalami peningkatan. Survei Konsumen

Bank Indonesia pada triwulan IV 2021 menunjukkan

bahwa persentase penggunaan penghasilan RT

untuk membayar pinjaman tercatat sebesar 7,93%,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 6,53%, sejalan dengan kredit konsumsi yang

juga mengalami peningkatan (Grafik 4.4).

Peningkatan penyaluran kredit dan pembayaran

cicilan di masyarakat juga sejalan dengan hasil Survei

Konsumen Kalimantan Selatan yang meningkat. Indeks

Penghasilan Konsumen pada triwulan IV 2021 tercatat

sebesar 99,58, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 75,56 (Grafik 4.5). Tingkat

penghasilan konsumen yang meningkat didorong

oleh aktivitas ekonomi dan operasional usaha yang

membaik pasca pelonggaran level PPKM seiring kasus

COVID-19 yang mulai melandai. Lebih lanjut, Indeks

1,45%

2,46%0,63%

1,94%

1,82%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

PERTUMBUHAN KREDIT KONSUMSI NPL KREDIT �SB.KANAN�

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.3 Pertumbuhan dan NPL Kredit KonsumsiCICILANKONSUMSI TABUNGAN

TW III 2021 TW IV 2021

81,93% 80,73%

11,35%

7,93%

11,54%

6,53%

Sumber : Survei Konsumen (diolah)

Grafik 4.4 Persentase Penggunaan Penghasilan RT

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

47 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Keyakinan Konsumen dan Indeks Kondisi Ekonomi

pada triwulan IV 2021 juga mencatat peningkatan,

masing-masing sebesar 106,39 dan 87,78 lebih tinggi

dibandingkan 78,15 dan 65,09 pada triwulan III 2021.

Sementara itu, ketersediaan lapangan kerja juga

menunjukkan perbaikan seiring pelonggaran level

PPKM yang mendorong peningkatan kapasitas

usaha. Kondisi tersebut juga tercermin dari Indeks

Ketersediaan Lapangan Kerja pada triwulan IV 2021

yang sebesar 79,17, meningkat dibandingkan 42,78

pada triwulan sebelumnya (Grafik 4.5). Perbaikan

ketersediaan lapangan kerja turut mendorong

peningkatan penghasilan masyarakat sebagaimana

hasil Survey Konsumen pada triwulan IV 2021

yang menunjukkan peningkatan penghasilan yang

dilaporkan oleh responden survei (Tabel 4.1).

4.1.2 Pembiayaan KorporasiPenyaluran kredit korporasi pada triwulan

IV 2021 mengalami peningkatan, terutama

bersumber dari peningkatan kinerja penyaluran

kredit korporasi di LU utama Kalimantan Selatan.

Kredit korporasi yang diberikan berdasarkan lokasi

proyek, mayoritas disalurkan pada lapangan usaha

utama (Grafik 4.6), yaitu LU Perdagangan, Hotel, dan

Restoran (25,26%), LU Pertambangan (25,13%), dan

LU Pertanian (22,94%).

Pada triwulan IV 2021, kredit LU Pertambangan

tumbuh sebesar 44,67% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan III 2021 sebesar 26,82%

(yoy). Selain itu, kredit LU pertanian juga mengalami

peningkatan, yaitu tumbuh 14,48% (yoy) dari

triwulan sebelumnya yang terkontraksi 5,22% (yoy).

Kredit LU perdagangan tumbuh sebesar 6,10% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

sebesar 4,24% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit

LU industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan

positif sebesar 15,31% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,16%

(yoy) (Grafik 4.7).

75,56

99

,58

42,78

79,17

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2017 2018 2019 2020 2021

INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJAINDEKS PENGHASILAN KONSUMEN

Sumber : Survei Konsumen (diolah)

Grafik 4.5 Indeks Penghasilan Konsumen & Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini

Kondisi Penghasilan RT TW I'21 TW II'21 TW III'21 TW IV'21

Meningkat cukup banyak 1,25% 1,11% 0,83% 0,97%

Sedikit meningkat 17,78% 18,61% 12,50% 25,42%

Sama 40,00% 47,36% 49,44% 46,81%

Sedikit menurun 31,39% 27,50% 30,83% 22,36%

Menurun cukup banyak 9,58% 5,42% 6,67% 4,44%

Tabel 4.1 Perubahan Tingkat Pendapatan RT

Sumber: Survei Konsumen (data diolah)

TAMBANGPERTANIAN

INDUSTRILISTRIK, GAS, AIRINDUSTRI

PHRTRANSPORTASI KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN

JASA SOSIAL

2,00%

2,90%

25,13%

6,89%3,74%

25,26%

6,48%4,65%

22,94%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.6 Komposisi Kredit Korporasi

�40%

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

PERTAMBANGAN PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN

PERTAMBANGANPERTANIAN

INDUSTRI PENGOLAHANPERDAGANGAN

26,82%-5,22%-4,16%4,24%

44,67%14,48%15,31%6,10%

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.7 Pertumbuhan Kredit Lapangan usaha Ekonomi Utama

BAB IV

48

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Peningkatan pertumbuhan kredit di LU Pertambangan

terutama didorong oleh sub LU Pertambangan

batubara yang meningkat cukup signifikan.

Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh optimalisasi

aktivitas operasional oleh perusahaan batubara melalui

penambahan sumber pembiayaan untuk pembelian

dan sewa alat berat. Optimalisasi operasional tambang

juga dilakukan dalam rangka memenuhi permintaan

batubara di pasar domestik, terutama yang bersumber

dari sektor kelistrikan maupun industri semen. Hasil

liaison kepada perusahaan batubara di Kalimantan

Selatan menyebutkan bahwa volume penjualan

batubara domestik pada triwulan IV 2021 tercatat

sebesar 1,49 juta Metric Ton (MT), lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

yang sebesar 1,39 juta MT.

Sementara itu, peningkatan kredit LU Pertanian

terutama bersumber dari penyaluran kredit pada sub

LU perkebunan kelapa sawit yang tumbuh sebesar

9,86% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar 15,45%

(yoy). Peningkatan kredit dipengaruhi oleh perbaikan

aktivitas operasional perkebunan sawit, terindikasi

dari kapasitas utilisasi yang mencapai 75%, lebih

tinggi dibandingkan rata-rata 3 (tiga) tahun terakhir

yang sebesar 70%. Hal ini didorong oleh ketersediaan

bahan baku yang memadai dan kenaikan harga CPO

dunia yang menjadi insentif bagi perusahaan untuk

meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi

peningkatan permintaan ekspor maupun domestik

sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut.

Penyaluran kredit LU Perdagangan pada triwulan IV

2021 mengalami peningkatan terutama didorong

oleh perbaikan kontraksi penyaluran kredit pada sub

LU penjualan mobil, dari -18,02% (yoy) pada triwulan

III 2021, menjadi -4,88% (yoy). Kondisi ini sejalan

dengan mobilitas masyarakat yang membaik pasca

pelonggaran level PPKM seiring kasus COVID-19 yang

melandai. Selain itu, momen HBKN Natal dan Tahun

Baru serta perpanjangan insentif Pajak Pertambahan

Nilai Barang Mewah (PPnBM) diprakirakan turut

mendorong minat pembelian kendaraan bermotor di

masyarakat.

Sejalan dengan kinerja kredit yang meningkat, kualitas

penyaluran kredit kepada korporasi pada triwulan IV

2021 menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari

penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) menjadi

sebesar 2,08%, lebih rendah dibandingkan triwulan

III 2021 yang sebesar 2,96%. Berdasarkan LU, rasio

kredit bermasalah (NPL) korporasi di LU Pertanian dan

LU Pertambangan mengalami penurunan, masing-

masing menjadi sebesar 0,67% dan 1,82%, lebih

rendah dibandingkan dengan 4,45% dan 2,11%

pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, NPL LU

Perdagangan tercatat sebesar 4,15%, lebih rendah

dibandingkan 4,66% pada triwulan III 2021. Di sisi

lain, kualitas kredit LU Industri Pengolahan mengalami

penurunan, tercermin dari NPL yang meningkat dari

1,15% menjadi 1,52% (Grafik 4.8).

Kinerja keuangan korporasi Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2021 mengalami peningkatan. Rasio

likuiditas dan profitabilitas korporasi meningkat

sejalan peningkatan penjualan ke negara mitra dagang

dan domestik, seiring pemulihan ekonomi yang terus

berlanjut. Di samping itu, tingkat ketahanan korporasi

juga tetap terjaga terlihat dari rasio solvabilitas yang

masih berada dibawah 1.

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

PERTANIAN PERDAGANGAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN

PERTANIANPERDAGANGAN

PERTAMBANGANINDUSTRI PENGOLAHAN

4,45%4,66%2,11%1,15%

0,67%4,15%1,82%1,52%

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.8 NPL Kredit Lapangan Usaha Ekonomi Utama

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

49 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Rasio ProduktivitasProduktivitas korporasi di Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2021 mengalami peningkatan, tercermin

dari indikator inventory turn over yang meningkat

dari 7,34 menjadi 7,80 (Grafik 4.9). Peningkatan ini

sejalan dengan perbaikan permintaan dari masyarakat

seiring aktivitas ekonomi yang berangsur pulih pasca

penyesuaian level PPKM, didukung penerapan IOMKI

(Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri) yang

membantu industri untuk tetap beroperasi di tengah

penerapan PPKM. Kondisi ini lebih lanjut mendorong

peningkatan kegiatan operasional perusahaan sejalan

dengan peningkatan kapasitas dan jam operasional

usaha. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam

mengoptimalkan penggunaan aset juga mengalami

peningkatan, tercermin dari indikator asset turn

over pada triwulan III 2021 yang sebesar 0,62, lebih

tinggi dibandingkan 0,60 pada triwulan sebelumnya.

Secara sektoral, kinerja produktivitas yang terjaga

didorong oleh kegiatan dari LU utama Kalsel, yaitu

pertambangan, pertanian, dan perdagangan.

Rasio ProfitabilitasPada triwulan III 2021, profitabilitas korporasi di

Kalimantan Selatan terus menunjukkan peningkatan.

Indikator Return on Asset (ROA) dan Return to

Equity (ROE) masing-masing tercatat sebesar 4,88%

dan 11,16%, meningkat dari triwulan sebelumnya

masing-masing sebesar 3,91% dan 9,03% (Grafik

4.10). Peningkatan profitabilitas terutama didorong

perbaikan permintaan, baik domestik maupun ekspor

di tengah harga komoditas global (batubara dan CPO)

yang terus mengalami kenaikan. Secara sektoral,

peningkatan profitabilitas terjadi di beberapa LU

utama di Kalimantan Selatan, seperti pertambangan,

pertanian, dan perdagangan.

Rasio SolvabilitasTingkat ketahanan korporasi di Kalimantan Selatan

pada triwulan III 2021 mengalami perbaikan. Kondisi

ini tercermin dari indikator rasio hutang Debt to Equity

Ratio (DER) yang menurun, dari 0,71 menjadi 0,68

(Grafik 4.11), diikuti dengan rasio solvabilitas Total

Asset (TA) / Total Liabilities (TL) yang relatif terjaga.

Penurunan DER terutama bersumber dari penurunan

liabilitas lancar perusahaan karena pembayaran

pinjaman bank dan penurunan utang royalti. Selain itu,

beberapa pinjaman bank lainnya juga telah mendekati

masa jatuh tempo. Secara sektoral, tingkat solvabilitas

yang membaik bersumber dari LU pertanian, industri

pengolahan, dan perdagangan.

0,60 0,62

7,34 7,80

4

5

6

7

8

9

10

11

0,50

0,55

0,60

0,65

0,70

0,75

0,80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021

ASSET T/O INVENTORY T/O

Sumber : Bloomberg (diolah)

Grafik 4.9 Asset T/O dan Inventory T/O Korporasi

3,91%

4,88%

9,03%

11,16%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021

RETURN ON ASSET �ROA� RETURN ON EQUITY �ROE�

Sumber : Bloomberg (diolah)

Grafik 4.10 Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)

0,71

0,68

1,76

1,79

1,60

1,65

1,70

1,75

1,80

1,85

1,90

1,95

2,00

2,05

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021

DEBT TO EQUITY RATIO �DER� TA/TL RASIO

Sumber : Bloomberg (diolah)

Grafik 4.11 Debt to Equity Ratio (DER) dan TA/TL Rasio

BAB IV

50

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Rasio LikuiditasSecara umum, likuiditas korporasi di Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2021 mengalami

peningkatan. Pada triwulan III 2021, Current Ratio

(CR) tercatat sebesar 1,28, lebih tinggi dibandingkan

1,22 pada triwulan sebelumnya (Grafik 4.12). CR

yang lebih tinggi mengindikasikan kemampuan

perusahaan yang semakin baik dalam membayar

kewajiban jangka pendeknya. Secara sektoral,

peningkatan CR bersumber dari seluruh LU utama,

yaitu pertanian, pertambangan, industri pengolahan,

dan perdagangan.

4.1.3 Total Aset dan Intermediasi Perbankan

Pada triwulan IV 2021, total aset perbankan di Provinsi

Kalimantan Selatan tercatat sebesar Rp80,06 triliun,

atau tumbuh 13,47% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan III 2021 yang tumbuh 6,69% (yoy) (Grafik

4.13). DPK pada periode yang sama tercatat sebesar

Rp63,42 triliun atau tumbuh 16,30% (yoy), meningkat

dibanding triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar

13,80% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit

tercatat sebesar Rp71,97 triliun atau tumbuh positif

sebesar 9,11% (yoy), meningkat dibandingkan 1,50%

(yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan juga

mengalami peningkatan. Rasio LDR tercatat sebesar

113,49%, lebih tinggi dibandingkan triwulan III

2021 yang sebesar 105,34%. Peningkatan tersebut

didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang

cukup tinggi ditengah peningkatan DPK yang relatif

terbatas.

Peningkatan DPK terutama bersumber dari peningkatan

jenis simpanan komponen deposito dan giro (Grafik

4.14). Deposito, tumbuh 14,19% (yoy), lebih tinggi

dari triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar 1,58%

(yoy). Peningkatan pertumbuhan deposito terutama

bersumber dari peningkatan pertumbuhan deposito

sektor Pemerintah, yaitu Pemerintah Daerah (Pemda).

Pada triwulan IV 2021, deposito Pemda tumbuh 1,92%

(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi 38,51% (yoy). Peningkatan tersebut

sejalan dengan realisasi serapan APBD pada tahun

2021 yang relatif terbatas yaitu 92,73% dari pagu,

atau menurun 7,50% (yoy). Sementara itu, giro

pada triwulan IV 2021 tumbuh 32,47% (yoy), sedikit

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 32,18% (yoy). Peningkatan giro terutama

bersumber dari perbaikan kontraksi giro perseorangan,

1,22

1,28

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020 2021

CURRENT RATIO �CR�

Sumber : Bloomberg (diolah)

Grafik 4.12 Current Ratio (CR) Korporasi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35% %YOY

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

DPK KREDIT ASET LDR

DPKKREDIT

ASETLDR

13,80%1,50%6,69%

105,36%

16,30%9,11%

13,47%113,49%

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.13 Pertumbuhan Aset, DPK dan Kredit

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40% YOY

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

TABUNGAN TOTAL DPK DEPOSITO GIRO

TABUNGANTOTAL DPKDEPOSITO

GIRO

15,23%13,78%-1,58%32,18%

12,07%16,30%14,19%32,47%

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.14 Pertumbuhan DPK

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

51 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dari -11,81% (yoy) menjadi 7,97% (yoy) pada triwulan

IV 2021. Di sisi lain, komponen tabungan mengalami

perlambatan, menjadi 12,07% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 15,23% (yoy). Perlambatan tabungan

tersebut mengindikasikan consumer confidence

yang mulai meningkat seiring aktivitas dan mobilitas

yang membaik, sehingga mendorong peningkatan

spending dalam kegiatan sehari-hari.

Secara spasial, pangsa DPK terbesar berada di kota

Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah

Bumbu (Tabel 4.2). Dari sisi pertumbuhan tahunan,

pertumbuhan DPK terbesar pada triwulan IV 2021

terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu yang tumbuh

73,43% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan DPK

terendah berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

yang terkontraksi sebesar 13,84% (yoy).

Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan pada triwulan

IV 2021 tercatat sebesar Rp71,97 triliun atau tumbuh

sebesar 9,11% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 1,50%% (yoy).

Peningkatan penyaluran kredit terutama bersumber

dari peningkatan kinerja kredit pada seluruh jenis

penggunaan (Grafik 4.15). Kondisi ini mengindikasikan

aktivitas ekonomi dan bisnis yang berangsur pulih

pasca pelonggaran PPKM di masyarakat seiring kasus

aktif COVID-19 yang mulai melandai.

Berdasarkan jenis penggunaan, pada triwulan IV

2021, kredit modal kerja tumbuh 26,30% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh 7,23% (yoy). Peningkatan kredit

modal kerja terutama didorong oleh peningkatan

penyaluran kredit pada LU Pertambangan dan

LU Industri Pengolahan. Pada triwulan IV 2021,

kredit modal kerja pada LU Pertambangan tumbuh

47,90% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (8,18%, yoy) sejalan dengan upaya

DPK Tw.IV - 2021 Pertumbuhan

No Kabupaten/KotaRp. (miliar) Tw.III - 2021

(yoy)Tw.IV - 2021

(yoy)

1 Kab. Banjar 3.429,37 2,12% 5,09%

2 Kab. Tanah Laut 2.710,79 3,75% -5,24%

3 Kab. Tapin 2.138,20 -5,36% 15,03%

4 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.310,19 -3,07% -13,84%

5 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.216,05 -12,47% -1,96%

6 Kab. Hulu Sungai Utara 1.429,93 -18,33% -8,01%

7 Kab. Barito Kuala 1.161,70 3,83% 17,52%

8 Kab. Kota Baru 3.176,21 12,45% 12,08%

9 Kab. Tabalong 5.141,37 70,49% -1,20%

10 Kab. Tanah Bumbu 4.916,39 27,51% 73,43%

11 Kab. Balangan 944,83 -14,14% 8,78%

12 Kota Banjarmasin 30.890,50 14,51% 17,83%

13 Kota Banjarbaru 5.219,51 19,88% 16,42%

Prov. Kalimantan Selatan 63.685,03 13,79% 16,28%

Tabel 4.2 Perkembangan DPK di Kalimantan Selatan Secara Spasial

Sumber: Laporan Bank Umum KPw BI Prov. Kalsel, lokasi proyek

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

KONSUMSI INVESTASI TOTAL KREDIT MODAL KERJA

KONSUMSIINVESTASI

TOTAL KREDITMODAL KERJA

1,45%-5,08%1,50%7,23%

2,46%-2,16%9,11%

26,30%

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit

BAB IV

52

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

perusahaan pertambangan dalam mengoptimalkan

aktivitas operasional tambang, antara lain melalui

penambahan dan sewa alat berat1. Sementara itu,

penyaluran kredit LU Industri Pengolahan tumbuh

25,86% (yoy), meningkat dibandingkan 0,95%

(yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan antara

lain didorong oleh operasional pabrik minyak kelapa

sawit (CPO) yang meningkat, terindikasi dari kapasitas

utilisasi perusahaan yang mencapai 75%, lebih tinggi

dibandingkan rata-rata kapasitas utilisasi tiga tahun

terakhir yang sebesar 70%. Kondisi ini sejalan dengan

peningkatan permintaan ekspor dari mitra dagang

dan ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS) Sawit

yang lebih banyak, sehingga menjadi insentif bagi

perusahaan untuk memaksimalkan kinerja ditengah

tren penguatan harga CPO di pasar global.

Pada triwulan IV 2021, kinerja kredit investasi

mengalami perbaikan kontraksi, dari -5,08% (yoy)

menjadi -2,16% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit

investasi tersebut bersumber dari penyaluran kredit

LU Pertanian dan LU Perdagangan. Penyaluran kredit

investasi LU Pertanian terkontraksi 7,99% (yoy),

lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi 13,50% (yoy), didorong pembelian mesin,

1 Hasil liaison bersama perusahaan sektor pertambangan batubara

tangki penyimpanan, dan pembangunan plant baru

untuk meningkatkan produksi perusahaan. Sementara

itu, kredit investasi di LU Perdagangan juga mengalami

perbaikan kontraksi, dari -20,75% (yoy) pada triwulan

III 2021 menjadi -12,33% (yoy) pada triwulan IV 2021.

Kondisi ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang

membaik pasca pelonggaran level PPKM.

Sementara itu, kredit konsumsi pada triwulan IV

2021 juga mengalami peningkatan. Kredit konsumsi

tumbuh 2,46% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan triwulan III 2021 yang tumbuh 1,45%

(yoy). Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi

oleh peningkatan penyaluran kredit multiguna dan

perbaikan kontraksi kredit kendaraan bermotor

(KKB) sejalan dengan aktivitas ekonomi dan mobilitas

masyarakat yang berangsur membaik.

Secara spasial, pangsa kredit terbesar adalah di Kota

Banjarmasin, Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten

Banjar (Tabel 4.3). Dari sisi pertumbuhan tahunan,

pertumbuhan kredit tertinggi pada triwulan IV 2021

berada di Kabupaten Tabalong yang mencapai

76,53% (yoy) seiring program Kredit Gerbang

Emas yang diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten

KREDIT Tw.IV - 2021 Pertumbuhan

No Kabupaten/Kota Rp. (miliar) Tw.III - 2021 (yoy)

Tw.IV - 2021 (yoy)

1 Kab. Banjar 7.782,70 7,50% 3,63%

2 Kab. Tanah Laut 4.129,31 -22,99% 3,00%

3 Kab. Tapin 5.516,88 -31,29% 0,31%

4 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.219,16 15,42% 13,27%

5 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.488,38 7,89% 7,52%

6 Kab. Hulu Sungai Utara 1.438,78 7,57% 3,90%

7 Kab. Barito Kuala 3.939,56 -19,26% 1,68%

8 Kab. Kota Baru 5.159,60 -7,80% 4,47%

9 Kab. Tabalong 8.798,33 70,32% 76,53%

10 Kab.Tanah Bumbu 6.113,55 -3,98% 1,16%

11 Kab. Balangan 1.178,59 0,94% -2,42%

12 Kota Banjarmasin 19.748,42 -1,88% 5,19%

13 Kota Banjarbaru 5.457,68 16,43% 3,42%

Prov. Kalimantan Selatan 71.970,93 1,50% 9,11%

Tabel 4.3 Perkembangan Kredit di Kalimantan Selatan Secara Spasial

Sumber: Laporan Bank Umum KPw BI Prov. Kalsel, lokasi proyek

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

53 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Tabalong. Sementara itu, penyaluran kredit di

Kabupaten Balangan mencatatkan pertumbuhan yang

paling rendah, yaitu terkontraksi sebesar 2,42% (yoy).

Dari sisi kualitas kredit, NPL pada triwulan IV 2021

tercatat sebesar 2,08%, lebih rendah dari 2,96% pada

triwulan III 2021, didorong oleh perbaikan kualitas

kredit pada seluruh komponen (Grafik 4.16). NPL

kredit investasi tercatat sebesar 1,95%, lebih rendah

dibandingkan 2,79% pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, NPL kredit modal kerja dan kredit

konsumsi masing-masing tercatat sebesar 2,39% dan

1,82%, lebih rendah dibandingkan 4,09% dan 1,94%

pada triwulan sebelumnya.

4.2 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

4.2.1 Rasio Kredit UMKMSejalan dengan penyaluran kredit yang meningkat,

kredit UMKM di Kalimantan Selatan juga menunjukkan

perbaikan kinerja yang diikuti peningkatan kualitas

penyaluran kredit. Kontribusi kredit UMKM pada

triwulan IV 2021 juga terus mengalami peningkatan.

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit tercatat

sebesar 23,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan 22,71% (yoy) pada triwulan III 2021 (Grafik

4.17).

4.2.2 Penyaluran Kredit UMKMPada triwulan IV 2021, kredit UMKM tumbuh sebesar

14,92% (yoy) menjadi Rp16,69 triliun, meningkat

dibandingkan dengan 5,49% (yoy) pada triwulan III

2021 (Grafik 4.18).

Peningkatan penyaluran kredit UMKM terutama

bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit skala

usaha mikro dan usaha kecil. Pada triwulan IV 2021,

kredit usaha mikro tumbuh meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya, dari -18,01% (yoy)% menjadi

69,36% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan

kegiatan perbankan yang mulai berfokus pada

pembiayaan UMKM melalui berbagai inovasi produk

dan layanan. Sementara itu, kredit usaha kecil tumbuh

34,15% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 24,35% (yoy). Di sisi lain,

kredit usaha menengah tercatat mengalami kontraksi

sebesar 30,07% (yoy), menurun dibandingkan triwulan

1,50%

9,11%

2,96%

2,08%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

3,5%

4,0%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

PERTUMBUHAN KREDIT NPL KREDIT �SB. KANAN�

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.16 Pertumbuhan dan NPL Kredit

22,46

%24

,51%

23,39

%23

,55%

23,43

%22

,58%

22,83

%21

,34%

21,21

%21

,53%

21,26

%21

,62%

22,26

%23

,12%

21,69

%20

,89%

22,00

%22

,21%

21,85

%22

,02%

21,43

%21

,93%

22,71

%23

,19%

77,54

%75

,49%

76,61

%76

,45%

76,57

%77

,42%

77,17

%78

,66%

78,79

%78

,47%

78,74

%78

,38%

77,74

%76

,88%

78,31

%79

,11%

78,00

%77

,79%

78,15

%77

,98%

78,57

%78

,07%

77,29

%76

,81%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2016 2017 2018 2019 2020 2021

SHARE

% KREDIT UMKM % KREDIT NON�UMKMSumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.17 Rasio Kredit UMKM terhadap Total Kredit

�60%

�40%

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

USAHA MENENGAH USAHA KECIL KREDIT UMKM USAHA MIKRO

USAHA MENENGAHUSAHA KECIL

KREDIT UMKMUSAHA MIKRO

3,98%24,35%

5,49%-18,01%

-30,07%34,15%14,92%69,36%

Tw III2021

Tw IV2021

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha

BAB IV

54

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

sebelumnya (3,98%, yoy). Perbankan cenderung lebih

berhati-hati dalam penyaluran kredit pada usaha

menengah sebagai upaya memperbaiki kualitas kredit

yang telah melewati ambang batas (threshold). NPL

kredit usaha menengah pada triwulan IV 2021 tercatat

sebesar 5,15%, meningkat dibandingkan 4.32% pada

triwulan sebelumnya.

Penyaluran kredit UMKM berdasarkan jenis

penggunaan mayoritas adalah Kredit Modal Kerja

(KMK) dengan pangsa sebesar 74,65%, diikuti Kredit

Investasi (KI) sebesar 25,35%. Pada triwulan IV 2021,

KMK tumbuh sebesar 29,16% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang tumbuh

12,14% (yoy). Di sisi lain, kinerja pertumbuhan KI

mengalami kontraksi sebesar 13,32% (yoy), lebih

dalam dibandingkan triwulan III 2021 yang terkontraksi

7,59% (yoy) (Grafik 4.19).

Dari sisi sektor ekonomi, LU Perdagangan merupakan

lapangan usaha dengan pangsa kredit terbesar, yaitu

49,4% dari total kredit (Grafik 4.20). Pertumbuhan

kredit LU Perdagangan tumbuh sebesar 14,85%

(yoy), meningkat dibandingkan dengan 5,05% (yoy)

pada triwulan III 2021. Sementara itu, kredit pada LU

Pertanian yang merupakan pangsa terbesar kedua

terhadap kredit UMKM tumbuh sebesar 11,25%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan 6,75% (yoy)

pada triwulan III 2021 (Grafik 4.21).

Dari sisi kualitas, risiko kredit UMKM mengalami

penurunan tercermin dari NPL triwulan III 2021 yang

sebesar 3,87%, lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya (5,42%) (Grafik 4.22).

12,14%

29,16%

-7,59%-13,32%

�60%

�40%

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan

PERTANIAN21,7%

TAMBANG4,0%

INDUSTRIPENGOLAHAN

5,1%

LISTRIK, GASDAN AIR

0,1%

KONSTRUKSI3,4%

PERDAGANGAN49,4%

PENGANGKUTAN5,7%

JASA DUNIA USAHA3,6%

JASA SOSIALMASYARAKAT

7,0%

LAIN�LAIN0,0%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.20 Distribusi Kredit UMKM berdasarkan Lapangan Usaha

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

PERTANIANKREDIT UMKM

PERDAGANGANKONSTRUKSI

6,75%5,54%5,05%1,32%

11,25%14,97%14,85%

-12,18%

Tw III2021

Tw IV2021 YOY

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

PERTANIAN KREDIT UMKM PERDAGANGAN KONSTRUKSI

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.21 Pertumbuhan Kredit UMKM Lapangan Usaha Utama

5,49%

14,92%

3,87%3,33%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

YOY

PERTUMBUHAN KREDIT UMKM NPL KREDIT UMKM

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 4.22 Pertumbuhan dan NPL Kredit UMKM

BAB IV

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

55 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

4.2.3 Peningkatan Akses Keuangan UMKM

Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM

baik dari sisi peningkatan produksi, pemasaran, dan

akses keuangan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan

program klaster binaan. Sampai dengan triwulan III

2021, terdapat 5 (lima) klaster binaan yang mendapat

pendampingan dari Bank Indonesia yaitu klaster padi

unggul organik di Kabupaten Tanah Bumbu, klaster

bawang merah di kabupaten Tapin, klaster ampulung

di kabupaten Hulu Sungai Utara, klaster budidaya ikan

air tawar di kabupaten Hulu Sungai Tengah dan klaster

budidaya udang di Kabupaten Kotabaru. Tiga dari lima

klaster tersebut, telah mendapatkan pinjaman dari

perbankan dengan status pinjaman lancar (Tabel 4.4).

Dalam rangka mendukung penguatan UMKM di

Kalimantan Selatan, pemerintah berperan dalam

penyaluran pembiayaan mikro dan ultra mikro oleh

4,25%10,10%

5,99%4,81% 4,95% 5,28%

8,35% 6,86%

12,26%9,18%

4,84%

6,30%

16,84%

0%

5%

10%

15%

20%

0

100

200

300

400

500

600

700

800 RP MILIAR

KOTA

BAN

JARM

ASIN

KAB.

TAN

AH B

UM

BU

KAB.

TAN

AH L

AUT

KAB.

BAN

JAR

KAB.

TAB

ALO

NG

KAB.

KO

TABA

RU

KOTA

BAN

JARB

ARU

KAB.

HU

LUSU

NG

AI U

TARA

KAB.

BAR

ITO

KU

ALA

KAB.

TAP

IN

KAB.

HU

LUSU

NG

AI T

ENG

AH

KAB.

BAL

ANG

AN

KAB.

HU

LUSU

NG

AI S

ELAT

AN

NOMINAL SHARE �SB.KANAN�

187,1

3

444,7

2

263,6

8

212,0

1

217,8

8

232,4

1

367,5

6

302,0

2

539,9

2

404,2

7

213,1

8

277,5

1

741,6

2

Sumber : DJPB Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik 4.23 Penyaluran KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Triwulan IV 2021

4,67% 7,88%0,20% 0,01% 0,19%

2,51%

47,33%

2,78%0,01%

31,66%

0,78%1,97%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

500

1000

1500

2000

2500 RP MILIAR

INDU

STRI

PEN

GO

LAH

AN

JASA

PEN

DIDI

KAN

KON

STRU

KSI

PERI

KAN

AN

PERT

AMBA

NG

ANDA

N P

ENG

GAL

IAN

PERT

ANIA

N,

PERB

URU

ANDA

N K

EHU

TAN

AN

JASA

KEM

ASYA

RAKA

TAN

,SO

SIAL

BU

DAYA

, HIB

URA

NDA

N P

ERO

RAN

GAN

LAI

NN

YA

PEN

YEDI

AAN

AKO

MO

DASI

DAN

PEN

YEDI

AAN

MAK

AN M

INU

M

TRAN

SPO

RTAS

I,PE

RGU

DAN

GAN

DAN

KO

MU

NIK

ASI

REAL

EST

ATE,

USA

HA

PERS

EWAA

N,

DAN

JASA

PER

USA

HAA

N

JASA

KES

EHAT

ANDA

N K

EGIA

TAN

SO

SIAL

PERT

AMBA

NG

ANDA

N P

ENG

GAL

IAN

NOMINAL SHARE �SB.KANAN�

Sumber : DJPB Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik 4.24 Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomi s.d Triwulan IV 2021

perbankan, melalui subsidi bunga pada program Kredit

Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro

(Umi). Pada tahun 2021, Pemerintah memutuskan

menaikkan plafon KUR tanpa jaminan menjadi Rp100

juta dan memberikan tambahan subsidi bunga KUR

sebesar 3% hingga Desember 2021. Pemerintah juga

meningkatkan plafon KUR di 2021 menjadi sebesar

Rp253 triliun, lebih tinggi dibandingkan plafon yang

telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar Rp220

triliun. KUR yang disalurkan di Kalimantan Selatan

sampai dengan triwulan IV 2021 tercatat sebesar

Rp4,40 triliun. Berdasarkan kota/kabupaten, realisasi

KUR tertinggi adalah di Kota Banjarmasin yang

mencapai 16,84%, diikuti Kabupaten Tanah Bumbu

(12,26%) dan Kabupaten Banjar (10,10%) (Grafik

4.23).

Total debitur yang menerima manfaat KUR di

Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV 2021

mencapai 111,54 ribu debitur dengan sebaran debitur

No Klaster WilayahJumlah Pelaku Usaha

(UMKM) Pinjaman (Rp000)Keterangan

Tw.III-2021 Tw.IV-2021 Tw.III-2021 Tw.IV-2021

1 Klaster Padi Unggul Kab. Tanah Bumbu - - - - -

Kom.Padi (Utama) Kab. Tanah Bumbu 97 97 17.500 145.000 Perbankan

Kom.Sapi (Ternak) Kab. Tanah Bumbu 46 46 - - -

2 Klaster Bawang Merah Kab. Tapin 69 22 - - -

3 Klaster Ampulung Kab. HSU 40 40 60.000 47.500 Perbankan

4 Klaster Ikan Lokal Kab. HST 75 75 89.700 65.000 Perbankan

5 Klaster Udang Kab. Kotabaru 11 11 - - -

Tabel 4.4 Akses Keuangan Klaster Binaan Bank Indonesia

Sumber: Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

BAB IV

56

Pembiayaan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

terbanyak di kota Banjarmasin mencapai 18,68 ribu

debitur (16,75%) dan Kabupaten Banjar mencapai

13,95 ribu debitur (12,50%) (Tabel 4.5). Sektor utama

penerima KUR adalah LU Perdagangan besar dan

eceran mencapai 47,33% dan LU Pertanian mencapai

31,66% dari total KUR yang disalurkan (Grafik 4.24).

Sektor ekonomi penerima KUR lainnya adalah LU jasa

kemasyarakatan (7,88%), dan industri pengolahan

(4,67%).

Tabel 4.5 Sebaran Debitur KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Triwulan IV 2021

Kota / Kabupaten Debitur Share %

Kab. Balangan 4.811 4,31%

Kab. Banjar 13.946 12,50%

Kab. Barito Kuala 8.256 7,40%

Kab. Hulu Sungai Selatan 7.407 6,64%

Kab. Hulu Sungai Tengah 6.612 5,93%

Kab. Hulu Sungai Utara 5.808 5,21%

Kab. Kotabaru 8.300 7,44%

Kab. Tabalong 7.295 6,54%

Kab. Tanah Bumbu 9.442 8,47%

Kab. Tanah Laut 9.663 8,66%

Kab. Tapin 5.679 5,09%

Kota Banjarbaru 5.634 5,05%

Kota Banjarmasin 18.682 16,75%

TOTAL 111.535 100,00%Sumber: DJPB Provinsi Kalimantan Selatan

BAB V

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

57 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PenyelenggaraanSistem Pembayaran danPengelolaan Uang Rupiah

BAB V

Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKNBI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 secara nominal mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun secara pertumbuhan mengalami penurunan seiring pemberlakukan PPKM. Sementara itu, transaksi dengan menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan kartu (APMK) dan transaksi online juga mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah terutama di masa pandemi.

BAB V

58

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Transaksi uang kartal yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan selama triwulan IV 2021 mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow) didorong oleh peningkatan kebutuhan masyarakat menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru

Foto : Festival Baimbai, Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah

BAB V

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

59 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI MELALUI RTGS, SKN, DAN APMK

Pada triwulan IV 2021, volume transaksi Real

Time Gross Settlement (RTGS) di Kalimantan

Selatan turun menjadi Rp43,60 triliun, dari Rp

48,89 triliun pada triwulan sebelumnya. Secara

tahunan, transaksi RTGS tumbuh 42,48% (yoy),

menurun dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh

52,77% (yoy) (Grafik 5.1). Sementara itu, secara

nominal transaksi melalui Sistem Kliring Nasional

(SKN) mengalami peningkatan menjadi Rp8,26 triliun

dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar Rp

6,93 triliun. Secara tahunan, nominal transaksi SKN

tersebut tumbuh sebesar 10,51% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 0,98% (yoy) (Grafik 5.2). Peningkatan

transaksi tersebut didorong oleh membaiknya kinerja

konsumsi masyarakat menjelang Hari Raya Natal dan

Tahun Baru.

Perkembangan Alat Pembayaran Menggunakan

Kartu (APMK) dan transaksi online pada triwulan

IV 2021 menunjukkan peningkatan dibandingkan

dengan periode sebelumnya, sejalan dengan

upaya Bank Indonesia dalam mendorong

perluasan elektronifikasi pembayaran. Transaksi

belanja menggunakan kartu Anjungan Tunai

Mandiri (ATM) debet tercatat sebesar Rp 846,32

miliar meningkat dibandingkan periode sebelumnya

yang sebesar Rp 525,97 miliar. Penarikan tunai

menggunakan kartu ATM tercatat sebesar Rp11,12

triliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan III

2021 yang sebesar Rp11,03 triliun. Jumlah kartu ATM

debet tercatat sejumlah 3.882.154, meningkat 36,8%

dibandingkan periode sebelumnya, dengan jumlah

mesin ATM yang tersebar sebanyak 1.276 unit.

Penggunaan transaksi tunai kartu kredit

menunjukkan peningkatan dibandingkan

periode sebelumnya. Volume transaksi tercatat

sebesar 11.149 meningkat 0,94% dibandingkan

periode sebelumnya. Sementara volume transaksi

online kartu kredit juga mengalami peningkatan

menjadi sebesar 104.055 atau meningkat 14,98%

dibanding periode sebelumnya.

Volume belanja dengan transaksi Uang Elektronik

(UE) tercatat sebesar 7,6 juta, meningkat 11,53%

dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan

juga terjadi pada volume tarik tunai dengan

menggunakan UE, menjadi sebesar 719.519 atau

meningkat 25,39% dibandingkan triwulan III 2021,

dengan jumlah mesin reader sebanyak 3.799 unit.

PERTUMBUHAN YOY �RHS�LEVEL

RP TRILIUN % YOY

48,89 43,60

52,77

42,48

�40

�20

0

20

40

60

80

0

20

40

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Bank Indonesia, Transaksi RTGS

Grafik 5.1 Transaksi RTGS

PERTUMBUHAN YOY �RHS�LEVEL

RP TRILIUN % YOY

6,93

8,26

0,98

10,51

�40

�20

0

20

40

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Bank Indonesia, SKNBI

Grafik 5.2 Transaksi SKNBI

BAB V

60

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

5.2 ELEKTRONIFIKASI TRANSAKSI KEUANGAN

5.2.1 Perkembangan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah

Bank Indonesia terus bersinergi dengan

Pemerintah Daerah dalam mendukung

terciptanya ekosistem Ekonomi Keuangan Digital

(EKD) di daerah. Sinergi dengan 100% pembentukan

Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)

atau 14 TP2DD baik tingkat Provinsi maupun

Kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Selatan yang

menandakan komitmen Pemerintah Daerah akan

dukungan terhadap inovasi, percepatan dan perluasan

pelaksanaan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah (ETP)

di daerah. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 56

tahun 2021 tentang Tim Percepatan dan Perluasan

Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi dan Kabupaten/

Kota serta Tata Cara Implementasi Elektronifikasi

Transaksi Pemerintah Daerah dapat menjadi pedoman

bagi Pemerintah daerah dalam mewujudkan akselerasi

dan transformasi ekonomi digital yang dituangkan

dalam sebuah rencana kerja TP2DD.

Secara umum tahap implementasi ETP di wilayah

Kalimantan Selatan berjalan dengan baik, seluruh

Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan telah

melakukan koordinasi dalam penyusunan rencana

kerja TP2DD sehingga dapat mewujudkan efisiensi,

efektifitas, transparansi, dan tata kelola keuangan

yang terintegrasi. Berbagai upaya juga dilakukan oleh

Pemerintah Daerah dalam akselerasi dan perluasan

akseptasi masyarakat akan penggunaan transaksi

digital melalui implementasi kanal pembayaran non

tunai seperti QRIS dalam transaksi pendapatan daerah

seperti pembayaran pajak maupun retribusi dan

melakukan sosialisasi secara berkala kepada wajib

pajak dan masyarakat luas.

5.2.2 Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Implementasi elektronifikasi turut disinergikan

dalam program penyaluran bantuan sosial.

Penyaluran Program Bantuan Sosial Non Tunai di

wilayah Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021

secara umum berjalan dengan baik. Walaupun terjadi

penurunan pada penyerapan Program Sembako baik

jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) maupun

nominal dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

dengan persentase penyerapan masing-masing

sebesar 82,28% dan 88,99%. Namun terdapat

tahap tambahan yang dilaksanakan pada triwulan

IV 2021, yang merupakan langkah Pemerintah

untuk mengantisipasi jumlah KPM yang terdampak

COVID-19, dengan persentase penyerapan tahap

tambahan terdiri dari 84,09% untuk jumlah KPM dan

87,94% untuk nominal penyaluran.

Sementara penyerapan Program Keluarga Harapan

(PKH) mengalami peningkatan secara persentase dari

sebelumnya 97,41% pada triwulan III 2021 menjadi

99,20% pada triwulan IV 2021. Persentase penyerapan

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan persentase

Nasional. Selanjutnya dalam rangka mendukung

kelancaran proses penyaluran Program Bantuan

Sosial Non Tunai di wilayah Kalimantan Selatan,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Selatan turut berkoordinasi dengan Dinas Sosial baik

tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta Bank

Himbara dalam hal memfasilitasi penyelesaian kendala

penyaluran di lapangan, termasuk melaksanakan

monitoring penyaluran Program Bantuan Sosial Non

Tunai melalui KPM sebagai bentuk evaluasi dalam

pelaksanaan program sehingga dapat mewujudkan

prinsip 6T (Tepat Waktu, Tepat Sasaran, Tepat Jumlah,

Tepat Kualitas, Tepat Harga, dan Tepat Administrasi)

dalam penyaluran bantuan.

5.2.3 Perkembangan Transaksi Melalui E-Commerce

Transaksi e-commerce di wilayah Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan seiring dengan

pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat. Pada

triwulan IV 2021 transaksi e-commerce tercatat

mengalami peningkatan baik dari sisi volume maupun

nominal dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Jumlah transaksi pembelian melalui e-commerce

pada triwulan IV 2021 tercatat sebanyak 9.457.862

BAB V

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

61 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

transaksi, atau meningkat 25,2% dibandingkan

triwulan III 2021 yang sebanyak 7.553.228 transaksi.

Secara nominal, transaksi melalui e-commerce

mengalami peningkatan sebesar 16,97% dari sekitar

Rp 1.137 miliar pada triwulan III 2021 menjadi Rp

1.330 miliar pada triwulan IV 2021. Peningkatan

tersebut juga didorong oleh peningkatan konsumsi

masyarakat seiring adanya perayaan HKBN Natal dan

Tahun Baru 2022. Adapun metode pembayaran yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam

bertransaksi melalui e-commerce adalah dengan

menggunakan uang elektronik yang mencapai

28%, diikuti oleh transfer bank sebesar 26%, dan

pembayaran dengan sistem Cash on Delivery (CoD)

sebesar 20%.

5.2.4 Implementasi QRIS di Wilayah Kalimantan Selatan

Akseptasi masyarakat akan penggunaan transaksi

berbasis digital di Kalimantan Selatan terus meningkat

ditandai dengan perkembangan jumlah merchant

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di

daerah. Jumlah merchant QRIS di wilayah Kalimantan

Selatan tercatat mengalami peningkatan sekitar

28,8% atau tumbuh dari 134.761 merchant di

triwulan III 2021 menjadi sebanyak 173.624 merchant

di triwulan IV 2021. Kontribusi Provinsi Kalimantan

Selatan terhadap jumlah merchant QRIS di wilayah

Kalimantan adalah sebesar 24,85% dari total 698.698

merchant QRIS di Kalimantan. Merchant QRIS di

wilayah Kalimantan Selatan didominasi oleh usaha

mikro dan usaha kecil dengan proporsi masing-masing

sebesar 66,8% dan 27,2%. Hal tersebut sejalan

dengan upaya Bank Indonesia dalam mendukung

elektronifikasi transaksi retail.

Selanjutnya, untuk mendukung pemulihan ekonomi,

Bank Indonesia telah memberlakukan perpanjangan

kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar

0% untuk usaha mikro dari sebelumnya berakhir

sampai 31 Desember 2021 menjadi sampai dengan

30 Juni 2022. Melalui kerja sama dengan Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia, turut diluncurkan

program Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai (S.I.A.P)

QRIS, yang bertujuan sebagai bentuk dukungan akan

perluasan transaksi digital pada pusat perbelanjaan

tradisional maupun modern melalui penyediaan QRIS

sebagai salah satu kanal pembayaran digital pada para

pelaku usaha dan diharapkan dapat mengakselerasi

terbentuknya ekosistem ekonomi dan keuangan

digital di daerah.

COD / TUNAI

e�MONEY

KARTU KREDIT / DEBIT ONLINE

KIOS / MINIMARKET

KREDIT TANPA KARTU

LAINNYA

TRANSFER BANK

20%

28%

3%4%

17%

5%

23%

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 5.3 Proporsi Metode Pembayaran pada E-Commerce

USAHA MIKRO

USAHA KECIL

USAHA MENENGAH

USAHA BESAR

DONASI

LAYANAN PUBLIK

66,8%

27,2%

3% 2% 0,1%

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 5.4 Proporsi Merchant QRIS Per 31 Desember 2021

BAB V

62

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

5.3 PENGELOLAAN UANG RUPIAH5.3.1 Aliran Uang KartalTransaksi uang kartal Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Kalimantan Selatan selama triwulan IV 2021

mengalami aliran dana keluar bersih (net outflow)

sebesar Rp0,65 triliun, berbeda dibanding triwulan

III 2021 yang mengalami aliran dana masuk bersih

(net inflow) sebesar Rp1,21 triliun. Aliran dana

keluar bersih tersebut didorong oleh peningkatan

kebutuhan masyarakat menjelang HBKN Natal dan

Tahun Baru (Grafik 5.5). Aliran uang masuk (inflow)

tercatat sebesar Rp2,26 triliun, sedangkan aliran uang

keluar (outflow) sebesar Rp2,91 triliun.

5.3.2 Kegiatan Layanan Sistem Pembayaran

Terobosan terus dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan

untuk meningkatkan layanan sistem pembayaran

tunai. Sejumlah terobosan antara lain melakukan

kerja sama penukaran uang pecahan kecil dengan

perbankan, optimalisasi kas titipan dan kas keliling

dan melakukan supervisi terhadap Kegiatan Usaha

Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan

ketersediaan uang kartal di masyarakat, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Selatan terus berkomitmen melaksanakan

program-program pelayanan perkasan yang

lebih baik. Salah satu diantaranya melalui program

kas keliling yang bertujuan menyerap langsung

uang tidak layak edar di masyarakat. Namun

demikian, sejalan dengan arahan Pemerintah

untuk mengurangi pertemuan secara fisik selama

pandemi COVID-19, Bank Indonesia Kalimantan

Selatan telah menghentikan sementara kegiatan kas

keliling. Walaupun demikian, untuk tetap memenuhi

kebutuhan uang kartal masyarakat di masa pandemi,

maka kegiatan penukaran dioptimalkan melalui

perbankan. Penukaran uang yang sebelumnya

dilakukan secara langsung di loket Kantor Perwakilan

Bank Indonesia baik untuk penukaran uang lusuh

dan uang rusak oleh masyarakat dioptimalkan untuk

dilakukan melalui perbankan sebagai kepanjangan

tangan Bank Indonesia.

Sebagai bentuk upaya Bank Indonesia dalam

menjaga ketersediaan uang rupiah di seluruh

wilayah Kalimantan Selatan, saat ini terdapat

2 (dua) lokasi kas titipan untuk menjangkau

wilayah yang jauh dari Kantor Bank Indonesia

yang berlokasi di Banjarmasin yaitu di

Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu

dan di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong.

Total distribusi uang ke Kas Titipan selama triwulan

IV 2021 sebesar Rp904,65 miliar , meningkat 39,3%

dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar Rp649,43

miliar (Tabel 5.1). Sementara itu, total penukaran uang

INFLOW OUTFLOW NETFLOW

RP TRILIUN

�4

�3

�2

�1

0

1

2

3

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 5.5 Aliran Masuk dan Keluar Perkasan

BLNPECAHAN UANG KERTAS PECAHAN UANG LOGAM

Grand Total 100.000 75.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25

Okt 163.400,00 92.750,00 3.620,00 2.200,00 1.265,00 688,00 274,00 60,00 80,00 24,00 14,00 - 264.375,00

Nov 201.000,00 119.000,00 2.240,00 1.490,00 693,00 527,00 115,00 65,00 45,00 18,00 7,00 - 325.200,00

Des 174.750,00 135.100,00 2.580,00 1.330,00 830,00 240,00 185,00 30,00 25,00 4,00 5,00 - 315.079,00

Tw IV 539.150,00 346.850,00 8.440,00 5.020,00 2.788,00 1.455,00 574,00 155,00 150,00 46,00 26,00 - - 904.654,00

Tabel 5.1 Data Triwulanan Kas Titipan Triwulan IV 2021 (Rp juta, kecuali disebutkan lain)

Sumber: Unit Distribusi Uang Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

BAB V

Penyelenggaraan Sistem PembayaranDan Pengelolaan Uang Rupiah

63 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

oleh perbankan di loket Bank Indonesia pada triwulan

IV 2021 sebesar Rp3,96 triliun, meningkat 46,86%

dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar Rp2,70

triliun (Tabel 5.2). Peningkatan total penukaran

uang pada periode ini didorong oleh meningkatnya

kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal dalam

rangka menyambut HBKN Natal dan Tahun Baru.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Selatan terus melakukan pengawasan rutin secara

langsung (on-site inspection) maupun tidak langsung

(off-site inspection) terhadap Kegiatan Usaha

Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank sebagai

upaya menanggulangi risiko Anti Pencucian Uang

dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)

dalam transaksi valuta asing. Sampai dengan triwulan

IV 2021, terdapat 1 KUPVA BB terdaftar di wilayah

Kalimantan Selatan.

BulanPECAHAN UANG KERTAS PECAHAN UANG LOGAM

Grand Total100.000 75.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50

Okt 100,00 - 120,00 102,00 122,00 86,00 45,00 18,40 22,00 6,50 2,60 1,80 - 626,30

Nov 740,40 - 356,60 132,93 176,00 112,68 60,20 25,92 14,00 6,75 0,80 1,80 - 1.628,07

Des 882,00 312,65 158,00 144,00 108,96 50,60 23,07 18,00 13,75 2,20 0,30 - 1.713,53

Tw IV 1.722,40 - 789,25 392,93 442,00 307,64 155,80 67,39 54,00 27,00 5,60 3,90 - 3.967,90

Tabel 5.2 Data Triwulanan Penukaran Uang Kartal Triwulan IV 2021 (Rp juta, kecuali disebutkan lain)

Sumber: Unit Distribusi Uang Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB VI

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

65 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

BAB VI

Pada triwulan IV 2021, kondisi ketenagakerjaan mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Berdasarkan hasil SKDU Bank Indonesia, serapan tenaga kerja mengalami perbaikan, sejalan dengan peningkatan Indeks Penghasilan pada Survei Konsumen menjadi 107,50 pada triwulan IV 2021 dari 73,30 pada triwulan IV 2020.

Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional oleh BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan pada semester II 2021 mengalami penurunan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

BAB VI

66

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 110,80 meningkat secara tahunan 6,81% (yoy) atau 2,70% (qtq). Peningkatan NTP tersebut secara tahunan didorong oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani yang meningkat lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani, masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05% (yoy).

Foto : UMKM Kalimantan Selatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan pada 2021 tercatat sebesar 71,28 atau meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) dan pengetahuan (HLS dan RLS) di tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita) yang sedikit menurun.

BAB VI

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

67 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

6.1 KETENAGAKERJAANPada triwulan IV 2021, kondisi ketenagakerjaan

di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami

perbaikan dibandingkan periode yang sama

pada tahun sebelumnya. Berdasar hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, kondisi

ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 mengalami

perbaikan kontraksi sebesar 1,71% (yoy) dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 2,23% (yoy). Kondisi ini juga

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang

kontraksi sebesar 3,89% (yoy). Perbaikan kondisi

ketenagakerjaan pada triwulan IV 2021 terutama

terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan

sebesar 0,40% (grafik 6.1).

Perbaikan kondisi ketenagakerjaan tersebut juga

didukung oleh data indeks ketersediaan lapangan kerja.

Berdasarkan hasil survei konsumen Bank Indonesia,

terjadi penguatan indeks ketersediaan lapangan kerja

yang signifikan menjadi 81,25, meningkat dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar

53,63. Sementara itu, indikator ekspektasi masyarakat

terhadap ekonomi 6 bulan ke depan menunjukkan

penurunan, khususnya terkait indeks ketersediaan

lapangan kerja menjadi 115,00 turun dari periode

yang sama tahun 2020 sebesar 123,98.

Di sisi lain, tingkat partisipasi angkatan kerja di

Kalimantan Selatan mengalami penurunan. Hasil

Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,26%,

sedikit lebih rendah dibandingkan semester yang

sama tahun 2020 yang sebesar 69,33%. Hal tersebut

berbeda arah dengan angka TPAK Nasional yang naik

tipis menjadi 67,80% dari periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 67,77%. Hanya satu wilayah di

Kalimantan yang mengalami peningkatan TPAK searah

dengan Nasional, yaitu Kalimantan Tengah sebesar

68,67%, meningkat dari periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 68,40%, sedangkan daerah lain di

Kalimantan juga mengalami penurunan TPAK (Grafik

6.3). Berdasarkan hasil survei, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) semester II 2021 di Provinsi Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 4,95% meningkat dari periode

yang sama di tahun 2020 sebesar 4,74%. Provinsi

lain di Kalimantan yang juga mengalami peningkatan

TPT adalah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 5,82%,

sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya 5,81%. Kalimantan Timur menjadi

satu-satunya provinsi di Kalimantan yang memiliki

angka TPT di atas nasional sebesar 6,83%, namun

TOTAL

PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTAMBANGAN & PENGGALIAN

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI MOBIL DAN MOTORKONSTRUKSI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

INDUSTRI PENGOLAHANJASA KESEHATAN DAN KEGIATAN LAINNYA

3,52%

3,94%

9,67%

2,34%

-0,04

%

-15,9

1% -12,4

1%

-2,23

%

-6,13

%

-4,91

%

-3,89

%

-1,71

%

�20%

�15%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

Q1'19 Q2'19 Q3'19 Q4'19 Q1'20 Q2'20 Q3'20 Q4'20 Q1'21 Q2'21 Q3'21 Q4'21

Sumber: SKDU Bank Indonesia, Februari 2022

Grafik 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja

TW�IV 2020 TW�IV 2021 TW�IV 2020 TW�IV 2021INDEKS KETERSEDIAAN LAP. KERJA INDEKS KETERSEDIAAN LAP. KERJA

�6 BULAN MENDATANG�

53,63

123,98

81,25

115,00

0

20

40

60

80

100

120

140

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, Februari 2022

Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

68,30

69,68

69,41

66,44

66,28

67,49

68,83

68,40

69,33

65,50

66,51

67,7768

,5 68,67 69

,26

65,49 66

,24

67,80

63

64

65

66

67

68

69

70 %

KALIMANTANBARAT

KALIMANTANTENGAH

KALIMANTANSELATAN

KALIMANTANTIMUR

KALIMANTANUTARA

NASIONAL

SEM�II 2019 SEM�II 2020 SEM�II 2021

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Februari 2022 (diolah)

Grafik 6.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

BAB VI

68

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

mengalami penurunan dari periode yang sama tahun

2020 sebesar 6,87% (Grafik 6.4).

Jumlah penduduk angkatan kerja di Kalimantan

Selatan pada semester II 2021 mengalami peningkatan

1,07% atau sebesar 2,22 juta jiwa, lebih tinggi dari

periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar

2,19 juta jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja tercatat

sebesar 2,11 juta jiwa, naik sebanyak 26,11 ribu jiwa

dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan angkatan kerja

yang lebih tinggi dibandingkan penduduk yang bekerja

mengakibatkan penggangguran mencapai 109,97

ribu jiwa (tumbuh 15,75%), sehingga mendorong

kenaikan TPT Kalimantan Selatan (Tabel 6.1).

Dari sisi penyerapan lapangan pekerjaan, LU

Pertanian menjadi LU yang paling banyak

menyerap tenaga kerja di Kalimantan Selatan

yaitu sebanyak 31,87%, meskipun turun

1,46% dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya. LU kedua yaitu sektor Perdagangan,

Rumah Makan, dan Akomodasi memiliki serapan

tenaga kerja sebanyak 27,16%, meningkat 0,51%

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Lapangan usaha yang juga mengalami peningkatan

pangsa penyerapan tenaga kerja adalah (1) LU Industri

Pengolahan (0,36%); (2) LU Listrik, Gas dan Air

Minum (0,02%); (3) LU Transportasi, Pergudangan,

dan Komunikasi (0,30%); (4) LU Jasa Kemasyarakatan,

Sosial, dan Perorangan (0,64%). Sementara itu,

tujuh lapangan usaha lainnya mengalami penurunan

penyerapan tenaga kerja yaitu LU Pertambangan,

Konstruksi, dan Lembaga Keuangan, Real Estate,

Usaha Persewaan dan Jasa.

Indikator ketenagakerjaan terus menunjukkan

perbaikan setelah hampir dua tahun pandemi

COVID-19 melanda (tabel 6.3). Dari penduduk usia

kerja yang mencapai 3,20 juta jiwa, terdapat 298,15

ribu orang yang terdampak COVID-19 atau mengalami

penurunan sebesar 101,89 ribu jiwa dibanding periode

semester kedua tahun 2020. Pengurangan jam kerja

karena COVID-19 masih menjadi penyebab yang paling

dominan dirasakan penduduk usia kerja, yaitu 244,62

ribu orang atau mengalami penurunan sebesar 87,97

ribu jiwa dari posisi semester II 2020. Sementara itu,

pengangguran karena dampak COVID-19 berjumlah

4,45

4,10 4,31

6,09

4,40 5,2

85,81

4,58 4,74

6,87

4,97

7,07

5,82

4,53 4,9

5

6,83

4,58

6,49

0

1

2

3

4

5

6

7

8

KALIMANTANBARAT

KALIMANTANTENGAH

KALIMANTANSELATAN

KALIMANTANTIMUR

KALIMANTANUTARA

NASIONAL

%

SEM�II 2019 SEM�II 2020 SEM�II 2021

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Februari 2022 (diolah)

Grafik 6.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

UraianSem-II’20 Sem-II’21 Perubahan

Ribu Jiwa Ribu Jiwa Ribu Jiwa Persen

Penduduk Usia Kerja 3.154,40 3.204,52 50,12 0,81

1. Penduduk Angkatan Kerja 2.186,97 2.219,40 32,43 1,07

a. Bekerja 2.083,32 2.109,43 26,11 0,41

b. Pengangguran 103,65 109,97 6,32 15,75

2. Penduduk Bukan Angkatan Kerja 967,43 985,12 17,69 0,22

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,74 4,95 - 0,21

Laki-Laki (%) 5,13 5,29 - 0,16

Perempuan (%) 4,15 4,44 - 0,29

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,33 69,26 - -0,07

Laki-Laki (%) 82,91 83,55 - 0,64

Perempuan (%) 55,50 54,72 - -0,78

Tabel 6.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan (dalam ribu jiwa, kecuali disebutkan lain)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Agustus 2021 (diolah)

Lapangan Pekerjaan Utama Sem-II’20 Sem-II’21 Perubahan

Pertanian 33,33 31,87 -1,46

Pertambangan 3,39 3,33 -0,06

Industri 8,79 9,15 0,36

Listrik, Gas dan Air Minum 0,47 0,49 0,02

Konstruksi 5,23 4,98 -0,25

Perdagangan, Rumah Makan dan Akomodasi 26,65 27,16 0,51

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 4,60 4,90 0,30

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa 1,88 1,84 -0,04

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 15,65 16,29 0,64

Total 100,00 100,00

Tabel 6.2 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Sektoral

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Agustus 2021 (diolah)

BAB VI

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

69 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

24,86 ribu jiwa atau mengalami penurunan sebesar

2,86 ribu jiwa. Perbaikan kondisi ini tidak lepas dari

berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah

melalui program Penanganan Ekonomi Nasional (PEN)

khususnya program padat karya sehingga dapat

membantu menopang perekonomian masyarakat di

tengah pandemi yang sedang melanda.

6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 Daya Beli MasyarakatSejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha dan indeks ketersediaan lapangan kerja,

daya beli masyarakat pada triwulan IV 2021

mengalami peningkatan dibanding triwulan IV

2020. Peningkatan daya beli masyarakat tercermin

dari indeks penghasilan konsumen yang meningkat

menjadi 107,50 pada triwulan IV 2021 dari 73,30 pada

triwulan yang sama tahun sebelumnya. Meskipun

demikian, optimisme peningkatan penghasilan sedikit

tertahan oleh indeks ketersediaan lapangan kerja 6

bulan mendatang yang cenderung menurun menjadi

125,42 dari sebelumnya sebesar 131,54.

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2022

juga mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi masih berada pada zona optimis,

didorong oleh penguatan persepsi terhadap kondisi

ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan (Grafik 6.6).

Proyeksi laju inflasi akan kembali ke kisaran target

3±1% pada 2022 juga mengindikasikan bahwa daya

beli dan kesejahteraan masyarakat akan membaik

pada tahun 2022.

6.2.2 Nilai Tukar Petani Pada triwulan IV 2021, Nilai Tukar Petani (NTP)

Kalimantan Selatan tercatat sebesar 110,80

meningkat 6,81% (yoy) atau 2,70% (qtq).

Peningkatan NTP secara tahunan didorong oleh

peningkatan indeks harga yang diterima petani yang

lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani,

masing-masing sebesar 10,06% (yoy) dan 3,05%

(yoy). Peningkatan NTP didorong oleh peningkatan

subsektor tanaman perkebunan rakyat, hortikultura,

dan perikanan. Secara tahunan, subsektor tanaman

perkebunan rakyat menduduki peringkat pertama

dengan persentase peningkatan NTP 31,75% (yoy)

pada level 128,77, meningkat dari triwulan II 2021

sebesar 120,39. Kenaikan ini terutama didorong oleh

Tabel 6.3

Komponen

Sem-II’20 Sem-II’21 Perubahan Sem-II’20 s.d Sem-II’21

Ribu Orang

Ribu Orang Ribu Orang Persen

Pengangguran karena Covid-19 27,72 24,86 -2,86 -10,32

Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 11,34 6,82 -4,52 -39,86

Sementara Tidak Bekerja karena Covid-19 28,41 21,86 -6,54 -23,04

Penduduk Bekerja yang Mengalami Pengurakan Jam Kerja karena Covid-19

332,59 244,62 -87,97 -26,45

Total 400,05 298,15 -101,89 -25,47

Penduduk Usia Kerja (PUK) 3.154,40 3204,52 50,12 1,59

Persentase terhadap PUK (%) 12,68 9,30 -3,38

Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Agustus 2021 (diolah)

TW�IV 2020 TW�IV 2021 TW�IV 2020 TW�IV 2021INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN

�6 BULAN MENDATANG�

73,30

131,54

107,50125,42

0

20

40

60

80

100

120

140

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, Februari 2022

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Konsumen

84,6569,86

80,0095,14

123,82 130,34

112,54 106,39

TW�I'20 TW�II'20 TW�III'20 TW�IV'20 TW�I'21 TW�II'21 TW�III'21 TW�IV'21

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, November 2021

Grafik 6.6 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

BAB VI

70

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

kenaikan harga kelapa sawit, karet, dan beberapa

komoditas lain sehingga meningkatkan penerimaan

petani.

NTP subsektor hortikultura pada periode ini tercatat

sebesar 96,50 meningkat 2,03% (yoy) meskipun

secara triwulanan mengalami penurunan (-2,09%).

Penurunan ini dipicu oleh penurunan indeks yang

diterima petani untuk kelompok sayur-sayuran

sebesar 2,76% khususnya komoditas cabai merah,

cabai rawit, dan beberapa komoditas lain. Ditambah

dengan penurunan indeks yang diterima petani untuk

kelompok tanaman obat sebesar 2,25% karena

turunnya harga kencur, jahe, dan lengkuas.

Kelompok lain yang juga mengalami peningkatan NTP

adalah subsektor perikanan yang meningkat sebesar

0,34% (yoy) pada level 100,38 atau secara triwulanan

meningkat 1,17% (qtq). Peningkatan indeks yang

diterima petani didorong oleh naiknya harga berbagai

komoditas perikanan tangkap secara rata-rata sebesar

1,68%, khususnya komoditas ikan tembang, layang,

tongkol, saluang, dan sepat. Selain itu, kenaikan

harga juga terjadi pada komoditas perikanan budidaya

sebesar 0,33% khususnya komoditas udang, bandeng,

dan lele.

Sementara itu, subsektor yang mengalami penurunan

adalah subsektor tanaman pangan dengan NTP

sebesar 97,40, turun secara triwulanan maupun

tahunan masing-masing sebesar 3,91% (yoy) dan

2,63% (qtq). Penurunan ini dipicu oleh penurunan

indeks yang diterima petani akibat telah berakhirnya

masa panen di beberapa kabupaten penghasil gabah

unggul. Di samping itu, penurunan juga didorong

masih banyaknya transaksi padi lokal yang berasal dari

padi usang atau gabah hasil panen tahun sebelumnya.

Penurunan juga terjadi pada indeks diterima petani

untuk kelompok palawija khususnya komoditas ubi

kayu.

67,90

71,25 71,28

76,88

71,19 71,7072,92

62

64

66

68

70

72

74

76

78

KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA KALIMANTAN NASIONAL

Sumber : Badan Pusat Statistik, Februari 2022 (diolah)

Grafik 6.7 IPM Provinsi di Kalimantan dan Nasional

Tabel 6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sumber: BPS Kalsel (diolah)

Sektor, Kelompok dan Subkelompok2019 2020 2021 Perubahan

I II III IV I II III IV I II III IV %qtq %yoy

Nilai Tukar Petani

Tanaman Pangan 94,52 92,88 93,09 94,24 102,24 101,37 101,36 102,40 104,07 100,03 97,4 96,93 -0,48% -5,34%

Holtikultura 102,70 104,81 106,59 107,03 99,35 99,59 96,54 95,44 105,62 100,60 98,50 109,89 11,56% 15,14%

Tanaman Perkebunan Rakyat 78,92 81,49 79,08 79,71 102,16 93,77 97,74 108,91 118,20 120,39 128,77 135,81 5,47% 24,70%

Peternakan 110,15 108,81 108,59 108,18 100,47 98,59 100,65 100,19 101,08 102,65 100,13 101,29 1,16% 1,10%

Perikanan 111,49 110,40 110,21 109,62 101,56 98,82 100,04 99,04 96,50 99,22 100,38 103,00 2,61% 4,00%

Gabungan

Nilai Tukar Petani 95,35 95,32 95,00 95,57 101,90 98,49 99,81 103,74 107,97 106,71 107,89 110,80 2,70% 6,81%

Indeks Harga yang diterima petani (%) 123,23 125,17 124,80 126,16 107,10 103,94 104,61 108,99 114,91 114,34 115,59 119,95 3,77% 10,06%

Indeks Harga yang dibayar petani (%) 129,23 131,31 131,36 132,00 105,10 105,54 104,81 105,06 106,43 107,15 107,14 108,26 1,05% 3,05%

a. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,37 136,05 135,91 136,67 105,85 106,30 105,14 105,36 106,91 107,69 107,41 108,51 1,02% 2,99%

b. Indeks BPPBM 119,08 119,61 120,19 120,52 103,32 103,74 104,19 104,48 105,35 105,88 106,56 107,91 1,27% 3,28%

BAB VI

Ketenagakerjaan DanKesejahteraan

71 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

6.2.3 Indeks Pembangunan ManusiaPada tahun 2021, Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat

sebesar 71,28 meningkat dari tahun 2020 yang

sebesar 70,91. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan

bersumber dari peningkatan dimensi umur panjang

dan hidup sehat (UHH) dan pengetahuan (HLS dan RLS)

di tengah standar hidup layak (pengeluaran per kapita)

yang sedikit menurun. Secara umum, IPM Kalimantan

Selatan telah menunjukkan kemajuan yang cukup

baik dan berstatus “tinggi” dengan capaian IPM di

atas 701 meski masih berada di bawah Kaltim untuk

wilayah Kalimantan. Selama periode 2010-2020, IPM

Kalimantan Selatan rata-rata tumbuh sebesar 0,84%

per tahun dan berada di atas nilai 70 semenjak tahun

2018 (Grafik 6.5)

1 Status IPM: sangat tinggi IPM ≥ 80, tinggi 70≤IPM<80, sedang 60≤IPM<70, dan rendah IPM<60.

Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Pergerakan

Umur harapan hidup sat lahir (UHH) Tahun 66,65 66,88 67,11 67,35 67,47 67,80 67,92 68,02 68,23 68,49 68,66 68,83

Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 10,86 11,14 11,54 11,67 11,96 12,21 12,29 12,46 12,50 12,52 12,68 12,81

Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 7,25 7,37 7,48 7,59 7,60 7,76 7,89 7,99 8,00 8,20 8,29 8,34

Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp. 000 10.304 10.437 10.553 10.655 10.748 10.891 11.307 11.600 12.062 12.253 12.032 12.143

IPM 65,20 65,89 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69,65 70,17 70,72 70,91 71,28

Pertumbuhan IPM % yoy 1,06 1,20 0,73 0,68 1,11 0,98 0,87 0,75 0,78 0,27 0,52

Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Sumber: BPS Kalsel (diolah)

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB VII

ProspekPerekonomian

73 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ProspekPerekonomian

BAB VII

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada 2022 diperkirakan meningkat, lebih tinggi dibandingkan 2021, didukung perbaikan seluruh LU utama.

Di sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama didukung perbaikan kinerja LU Pertanian, Pertambangan, Industri Pengolahan, PHR dan Konstruksi. Perbaikan LU utama didorong oleh pulihnya negara mitra dagang utama dan meningkatnya permintaan impor komoditas utama seperti Batubara dan CPO serta aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat Kalimantan Selatan.

BAB VII

74

ProspekPerekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Di sisi permintaan, perbaikan ekonomi didukung oleh Konsumsi RT, Konsumsi Pemerintah, Investasi dan Ekspor. Perbaikan agregat permintaan didukung oleh membaiknya pendapatan masyarakat dan optimisme atas kondisi ekonomi dengan ekspansi program vaksinasi booster dan stimulus fiskal. Selain itu, belanja pemerintah yang meningkat pada alokasi pembiayaan infrastruktur akan mendorong iklim investasi yang lebih baik ke depan bagi investor domestik maupun luar negeri.

Foto : Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Inflasi IHK tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari inflasi 2021 yang sebesar 2,55% (yoy), namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy)

BAB VII

ProspekPerekonomian

75 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

7.1 PRAKIRAAN KONDISI MAKRO EKONOMI

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan 2021. Perekonomian Kalimantan

Selatan diperkirakan tumbuh pada rentang 4,39%

(yoy) – 5,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 2021

yang tumbuh 3,48% (yoy).

Dari sisi penawaran, kinerja LU Pertambangan,

Industri Pengolahan, Pertanian, dan PHR

diprakirakan meningkat. Perbaikan kinerja LU

Pertambangan ditopang oleh perbaikan ekonomi

dan meningkatnya permintaan global dari mitra

dagang utama yaitu Tiongkok dan India. Produksi

batubara diperkirakan tumbuh lebih tinggi didorong

pemanfaatan peningkatan harga global, upaya

pemenuhan DMO, dan target produksi nasional

Kementrian ESDM sebesar 663 juta ton di tahun 2022.

Selain itu, industri batubara sebagai sektor energi

termasuk ke dalam sektor kritikal serta secara natural

tidak terlalu terdampak oleh pandemi COVID-19,

sehingga produksi batubara tetap dapat berjalan penuh

di tengah peningkatan kasus varian Omicron sejak awal

tahun 2022. Di sisi lain, kinerja LU Industri Pengolahan

diprakirakan meningkat sejalan dengan peningkatan

permintaan CPO dari negara mitra dagang dan dari

domestik di tengah program B30 nasional yang terus

berlanjut serta rencana implementasi program B40

sebagai dukungan terhadap upaya Pemerintah RI

dalam menargetkan Indonesia bebas impor bahan

bakar minyak (BBM) pada tahun 2027. Selain itu,

pabrik B30 baru di Kabupaten Tanah Bumbu yang

telah diresmikan sejak Oktober 2021 diperkirakan

mampu mendorong kinerja industri pengolahan lebih

tinggi dengan target produksi di tahun 2022 sebesar

302.998 KL. Harga CPO yang diprakirakan relatif

stabil diatas USD1000/MT akan menjadi insentif bagi

pelaku usaha CPO untuk meningkatkan produksinya.

Kinerja LU Pertanian diprakirakan meningkat sejalan

dengan kebutuhan produksi CPO dan biodiesel yang

akan mendorong produksi TBS menjadi lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja LU PHR

diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021

didorong peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas

masyarakat setelah optimisme melewati gelombang

ketiga varian Omicron yang terjadi pada awal tahun

2022. Hal ini juga didorong oleh ekspektasi positif

akan kesuksesan program vaksinasi booster COVID-19

yang tengah berlangsung dan pembukaan kembali

tempat pariwisata baik untuk wisman maupun wisnus.

Kebijakan Pemerintah terkait perpanjangan subsidi

pajak PPnBM pada semester I 2022 dan subsidi listrik

diprakirakan dapat menjadi pendorong kinerja PHR

pada tahun berjalan.

Dari sisi permintaan, peningkatan terutama

dipengaruhi oleh perbaikan kinerja konsumsi

RT, Konsumsi Pemerintah, investasi, dan ekspor.

Peningkatan kinerja konsumsi RT sejalan dengan

peningkatan daya beli masyarakat yang didorong

oleh peningkatan penghasilan, kenaikan UMP, dan

berlanjutnya bantuan sosial dari Pemerintah. Pandemi

diperkirakan secara perlahan mulai terkendali dan

pemahaman yang baik terhadap penanganan kasus

COVID-19 khususnya Omicron akan meningkatkan

aktivitas masyarakat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya

program vaksinasi COVID-19 pada tahun 2022.

Sementara itu, konsumsi Pemerintah diprakirakan

meningkat sejalan dengan APBD 2022 yang lebih

tinggi dari APBD Penyesuaian tahun 2021. Hal ini juga

didorong peningkatan pagu alokasi program stimulus

fiskal yang diharapkan dapat menopang daya beli

masyarakat dan mendorong belanja Pemerintah.

Investasi diprakirakan meningkat didorong

oleh peningkatan kinerja investasi bangunan.

Hal ini ditunjukkan oleh berlanjutnya pengerjaan

berbagai proyek multiyears baik pembangunan

infrastruktur oleh Pemerintah maupun swasta, antara

lain perbaikan jalan, pembangunan bendungan,

jembatan, irigasi, rumah susun, politeknik, rumah

sakit, revitalisasi kawasan wisata religi, gudang, serta

pengembangan tambang batubara di Kalimantan

Selatan. Target capaian investasi pada 2022 juga

diprakirakan meningkat didorong implementasi OSS

RBA yang diyakini akan mengakselerasi kemudahan

proses perizinan bagi investor.

BAB VII

76

ProspekPerekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Ekspor diprakirakan meningkat ditopang

peningkatan permintaan sejalan dengan

perbaikan ekonomi negara mitra dagang utama

dan kenaikan harga komoditas global. Hal ini

sejalan dengan target optimis produksi batubara

sebesar 663 juta ton secara nasional yang akan

mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan

produksi batubara sesuai kapasitasnya secara

optimal. Impor batubara Tiongkok pun diperkirakan

meningkat didorong pasokan batubara domestik

yang rendah akibat banjir dan permintaan batubara

yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan

industri pengolahan di Tiongkok. Di sisi lain, ekspor

CPO diprakirakan meningkat di tengah peningkatan

harga minyak nabati alternatif dan minyak mentah

dunia, penurunan tarif pungutan ekspor, penurunan

tarif impor India dan pembukaan keran impor India

terhadap beberapa produk turunan CPO.

Seiring dengan pandemi COVID-19 yang

diprakirakan semakin terkendali, pertumbuhan

ekonomi negara mitra dagang utama

diprakirakan mulai mengalami peningkatan.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok, India, dan Negara

ASEAN yang membaik diharapkan dapat mendorong

kinerja ekspor komoditas utama Kalimantan Selatan,

khususnya batubara dan CPO. Permintaan batubara

dari pasar ASEAN diprakirakan akan meningkat,

didorong oleh permintaan Vietnam yang diprakirakan

lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Permintaan

batubara dari Vietnam merupakan dampak dari

beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

yang mengindikasikan bahwa kebutuhan Vietnam

akan batubara masih akan terus berlangsung

setidaknya hingga 10 tahun mendatang.

7.2 PRAKIRAAN INFLASISecara keseluruhan 2022, inflasi Kalimantan

Selatan diprakirakan lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2021, namun tetap berada

dalam rentang sasaran inflasi nasional (3% ±

1%). Prakiraan inflasi tahun 2022 yang lebih tinggi

didorong oleh inflasi pada seluruh kelompok, dengan

kelompok makanan, minuman, dan tembakau

berpotensi memberikan tekanan inflasi yang cukup

signifikan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya

aktivitas ekonomi dan perbaikan daya beli masyarakat

yang dapat meningkatkan permintaan domestik.

Permintaan yang meningkat tanpa diimbangi pasokan

yang memadai berpotensi mendorong kenaikan

harga komoditas pangan di tengah pola panen padi

yang hanya berlangsung sekali dalam setahun dan

risiko gangguan produksi akibat anomali curah hujan.

Sementara itu, kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau

(CHT) diprakirakan akan tertransmisi ke harga jual

eceran untuk komoditas rokok kretek filter, rokok

kretek, dan rokok putih, sehingga memberikan

tekanan terhadap inflasi komoditas tembakau pada

tahun 2022.

Perbaikan mobilitas masyarakat yang didukung oleh

program vaksinasi COVID-19 diprakirakan akan

mendorong penyesuaian tarif transportasi, terutama

angkutan udara, dan permintaan di LU Perdagangan,

Hotel, dan Restoran (PHR). Kenaikan permintaan di

LU PHR tersebut diperkirakan akan tertransmisikan

kepada kenaikan permintaan kelompok penyediaan

makanan dan minuman/restoran. Meskipun belum

akan pulih sepenuhnya, namun permintaan bahan

pangan dari sektor hotel, restoran, dan catering

(horeca) diprakirakan lebih tinggi dibanding tahun

2022.

6,6 6,12,3

8,14,8

6,14,2

-7,3

9,0 9,00,3 0,7

-4,7

1,63,3

1,81,3

-6,5

5,23,9

5,34,2

-4,1

3,15,6

18 19 20 21 22F 18 19 20 21 22F 18 19 20 21 22F 18 19 20 21 22F 18 19 20F 21 22FTIONGKOK INDIA JEPANG EROPA ASEAN�5

% YOY

Sumber : Consensus Forecast f) proyeksi

Grafik 7.1 Kondisi Negara Mitra Dagang Tahun 2021 dan Prospek 2022

BAB VII

ProspekPerekonomian

77 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Potensi tekanan inflasi diprakirakan juga bersumber

dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan

bakar rumah tangga (BBRT). Inflasi pada kelompok

ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga BBRT,

khususnya LPG 3kg bersubsidi, disamping adanya

kendala distribusi dan hambatan pasokan, serta

penggunaan LPG 3kg bersubsidi yang belum tepat

sasaran. Adaptasi awal dari pemberlakuan kartu

kendali gas LPG 3kg juga belum berjalan sesuai

harapan sejalan dengan perluasan yang masih

terus berlangsung di seluruh Kalimantan Selatan.

Tren peningkatan harga energi juga berpotensi

meningkatkan inflasi pada tahun 2022.

Inflasi Kalimantan Selatan pada 2022

diprakirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya

sejalan dengan perbaikan kondisi pandemi

COVID-19 yang berdampak pada peningkatan

mobilitas dan konsumsi serta perbaikan iklim

usaha. Perluasan vaksin dan penurunan kasus positif

COVID-19 diprakirakan mendorong pelonggaran

pembatasan kegiatan masyarakat dan memungkinkan

dilakukannya kegiatan masal pada HBKN dan kegiatan

lainnya meskipun masih terbatas.

Sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat,

permintaan angkutan udara juga diprakirakan

meningkat didukung oleh penggunaan tes antigen

sebagai syarat perjalanan bagi masyarakat yang

telah 2 kali vaksin dengan harga jauh lebih murah

dibanding PCR. Vaksinasi yang semakin merata

juga meningkatkan jumlah masyarakat yang dapat

memenuhi persyaratan penerbangan berupa sertifikat

vaksin. Perizinan untuk event besar juga mulai

dilonggarkan dengan tetap memerhatikan protokol

COVID-19 sehingga semakin mendukung peningkat

mobilitas masyarakat.

Faktor cuaca juga mendukung terjaganya produksi dan

distribusi bahan pangan. La Nina sejak Oktober 2021

hingga awal tahun 2022 diprakirakan menggeser masa

tanam padi namun tidak berpengaruh pada produksi

dan bencana banjir diperkirakan tidak akan terjadi/

separah seperti tahun sebelumnya sehingga pasokan

masih terjaga. Selain itu, pandemi diprakirakan lebih

terkendali sehingga tidak terjadi fluktuasi tajam akibat

pembatasan kegiatan masyarakat.

Di sisi lain, harga beberapa komoditas pendorong

inflasi utama pada 2021 diprakirakan lebih

termoderasi pada 2022, antara lain komoditas

minyak goreng. Dalam rangka mengantisipasi

kenaikan harga yang turut mendorong inflasi,

pemerintah berupaya untuk melakukan intervensi

harga melalui harga eceran tertinggi (HET) dalam

Permendag No. 3 Tahun 2022 yang selanjutnya

disempurnakan melalui Permendag No. 6 Tahun

2022. Berdasarkan Permendag yang berlaku per 1

Februari 2022 tersebut, HET minyak goreng curah

ditetapkan sebesar Rp11.500 per liter, minyak

goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan

minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

Selain HET, pengendalian harga juga dilakukan dari

sisi hilir produksi minyak goreng, yaitu penetapan

kebijakan Domestic Market Obligation dan Domestic

Price Obligation kepada seluruh produsen minyak

goreng sawit untuk memenuhi HET tersebut. Seluruh

eksportir yang mengeskpor wajib memasok dengan

mengalokasikan 20% dari volume ekspornya dalam

bentuk CPO dan RBD Palm Olein ke pasar domestik

dengan harga Rp9.300/kg untuk CPO dan Rp 10.300/

kg untuk RBD Palm Olein.

Dalam rangka menjaga inflasi Kalimantan

Selatan pada 2022 tetap dapat terkendali pada

level yang rendah dan stabil sehingga dapat

mendukung percepatan proses pemulihan

ekonomi, maka sinergi antar TPID dan antara

TPID dengan para pemangku kepentingan yang

lain perlu terus diperkuat. Dari sisi penawaran, perlu

dilakukan intensifikasi pertanian untuk meningkatkan

produktivitas terutama di Kalimantan Selatan yang

masih cukup tergantung pada provinsi lain dalam

pemenuhan pasokan bahan pangannya untuk

mencapai kemandirian pangan. Selain itu, masih

terdapat berbagai kendala, antara lain kondisi alam

tanah rawa yang kurang mendukung, keterbatasan

kemampuan petani dalam mengelola lahan, serta

BAB VII

78

ProspekPerekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

akses terhadap modal yang relatif rendah. TPID

Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan berbagai

upaya, antara lain perbaikan sarana dan prasarana,

mekanisasi pertanian, penyediaan pupuk bersubsidi,

peningkatan penggunaan benih bersertifikat, dan

menggunakan sistem tanam tumpang sari. Selain

upaya yang sudah dilakukan di atas, dukungan

kemajuan teknologi sensor, artificial intelligence,

dan machine learning memiliki peluang yang sangat

besar untuk dapat diterapkan dalam meningkatkan

produktivitas pertanian. Selain di sisi hulu, penerapan

teknologi digital juga dapat dilakukan sampai sisi

hilir antara lain penerapan teknologi penyimpanan di

gudang agar hasil panen dapat lebih awet, dan proses

distribusi hingga penjualan melalui marketplace.

Pemenuhan kebutuhan secara mandiri melalui

intensifikasi pertanian perlu terus dilakukan.

Sementara terkait komoditas yang tidak bisa dihasilkan

di Kalimantan Selatan dapat dipenuhi dari luar daerah

melalui kerja sama antardaerah (KAD), sehingga

fluktuasi pasokan dari luar daerah dapat lebih terjaga,

baik dari sisi jumlah maupun harganya. Strategi

pengendalian inflasi di daerah melalui KAD dan

optimalisasi perusahaan umum milik daerah menjadi

bagian penting untuk menyelesaikan permasalahan

struktural disparitas harga antar wilayah dan antar

waktu, serta inefisiensi tata niaga pangan. Sebagai

provinsi dengan defisit bahan pokok cukup tinggi,

ketidakpastian pasokan dari sentra produksi saat ini

menjadi salah satu pemicu utama fluktuasi harga di

Kalimantan Selatan. Saat ini kendala logistik dan

transportasi masih menjadi kendala utama untuk

menjalankan KAD secara lebih efisien, terutama pada

masa pandemi COVID-19 saat ini. Oleh karena itu,

pembentukan KAD secara formal perlu didorong, baik

untuk meningkatkan kepastian pasokan di Kalimantan

Selatan sebagai pembeli maupun meningkatkan

kepastian penyerapan pasokan di sentra produksi.

2017 2018 20192020

20202021

2021 2022FI II III IV I II III IV

PERTUMBUHANPDRB, % YOY

5,28 5,08 4,09 4,08 -2,86 -4,93 -2,99 -1,82 -1,18 4,58 4,88 5,55 3,48 4,39%(yoy) - 5,19%(yoy)

Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)Tabel 7.1

Sumber : BPS (diolah) proyeksi BI

2017 2018 20192020 2021

2022-FI II III IV I II III IV

PERUBAHAN IHK % YOY 3,73 2,63 4,01 2,81 1,14 1,04 1,68 2,02 2,19 2,56 2,55 3,00±1%

Prospek Inflasi (%, yoy)Tabel 7.2

Sumber : BPS (diolah) proyeksi BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

LAMPIRAN

Daftar Istilah

81 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Administered Price (AP)Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

Andil inflasiSumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

APBDAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.

BI 7 Days Reverse Repo RateSuku bunga referensi kebijkan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap bulannya.

BI RTGSBank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan penyelesaian kewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara online atau seketika untuk setiap intruksi transfer dana.

Bobot inflasiBesaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.

Dana PerimbanganSumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana masyarakat (berupa tabungan, deposito, giro, dll) yang disimpan di suatu bank.

Ekspor dan ImporDalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank konvensional.

Indeks Ekspektasi KonsumenSalah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1–100.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi EkonomiSalah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1–100.

Daftar Istilah

82LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1–100.

Inflasi IntiKomponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang), serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

InflowUang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

InvestasiKegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan Produksi.

LiaisonKegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan.

MTMMonth to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)Ratio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.

OutflowAliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

QTQQuarter to quarter. Perbandingan antara data suatu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitunganya diselesaikan pada waktu tertentu.

Volatile Food (VF)Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

YOYYear on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Tim Penyusun

83 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Penanggung JawabImam Subarkah

Bimo Epyanto

EditorDadi Esa Cipta

Riza Putera

Tim PenyusunAngsoka Yorintha Paundralingga

Annisa Elma Nabila

Arina Dinana

Ratih Dewi Setiawan

Muhammad Darda Musasyah

Sheby Sara Sandi

Risty Mayang Sari

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan SelatanKelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi

Jl. Lambung Mangkurat No.15 BanjarmasinTelp. +62 511 3352027Fax. +62 511 3354678

Email: [email protected][email protected]

Halaman ini sengaja dikosongkan

FEBRUARI2022

Laporan Perekonomian Provinsi Kalim

antan Selatan - Februari 2022

Provinsi Kalimantan Selatan

LaporanPerekonomian

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Jl. Lambung Mangkurat No. 15Banjarmasin 70111Telp. (0511) 4368182, Fax (0511) 3354678

Ebook dapat diunduh di:http://bit.ly/LPP-Kalselatau pindai kode di samping dengan aplikasi QR atau barcode scanner

Laporan Perekonomian Kalsel