kumpulan puisi dasar
TRANSCRIPT
001- PerempuanOleh : Ahmae De Ja
Mampu membuat semua bagai surgaMelampaui rintik-rintik pilu duniawiBerpadu-padan dengan gembira hatiBeranjak dan bersemi keharumannyaMenebarkan aroma penyejuk hakikiMenghirupnya menyatukan sanubariSedang melayang setiap merasakannyaSerbuk rindu yang tak mampu dipungkiri
Mampu membuat semua bagai surga,Menghujam pepiluan kesendirian rasaTerpendam dalam jurang persembunyianBersudut, menyiku sisi lain tuk bertahanTerampil, menyambungkan pertalianMeski kebisuan tetap menyitanyaMengambil detiknya jadi rahasia
Melampaui rintik-rintik pilu duniawi,Meneriakkan retakan tuk diam membisuBerhenti dan mulai memperbaikiRetakan pedih berasumsi masalahMenjadi pendar terang tiada garangSopan jadi idaman. Halus.
Berpadu-padan dengan gembira hati,Menyulut emosi enyah pergiDengan rerindangan candaan diriBulir keringat hanya bertepiMenyekanya bagai mudah dicapaiWalau telah lalu kelelahan menghantui
Beranjak dan bersemi keharumannya,Melaju meluncur kehidung dirasaHati bicara tiada bohong semataSeakan udara bergumul menyapaDecit-decit rindu wangi bungaHinggap seperti bunga raflesiaMenerkam mangsanya tanpa ibaMenjeratnya dengan buaian mesra
Menebarkan aroma penyejuk hakiki,Berkala dan pasti menyatroni iri dengkiSeberkas pengingat asmara birahi Menyindirnya tuk bertegur sapaKepada kematian yang menjelmaDiambang nyawa menghadap Rabbi
Menghirupnya menyatukan sanubari,Melerai oksigen dan karbon diogsidaBertukaran dalam paru-paru cintaBerhembus mengitari kerinduan Sebab senang bukan rasa dikataMelainkan setiap pertukaran itulahSenang tercipta dalam rumah bahagia
Sedang melayang setiap merasakannya,Melambai-lambai dalam balutan riangDiracun yang terekam ketamakanMembunuh pundi-pundi kemegahan Memiskinkan iman dengan godaanRayuan manja penuh hina diselubungnya
Serbuk rindu yang tak mampu dipungkiriMenggoda iman lemah tanpa belatiMengajaknya menemui birahi duniawiInilah racun pembunuh ketentramanMenyimak deretan kata berbalut riangHanya neraka yang mengizinkannyaBerpenghuni penggoda birahiSedang, surgawilah penikmatan hakikiMengizinkan perempuan berpenghuniSebagai peninggal penggodaan hatiSesempurna iman bernaungan suciMengajak mencari ridha ilahi
Cairo, 16 Juni 2015
002- MembacaOleh : Ahmae De Ja
Bagai kunci yang membuka segalanyaMemungkiri adalah jalan keliru menuju rumahTersesat itulah kira-kira disebutnya
Bagai kunci yang membuka segalanya,Dimana perumpamaan “buku jendela dunia”Pembukanya itu membaca namanyaKeterkaitan itulah hubungan mesraAntara kunci dan jendela
Meski generasi terus bergantiZaman pun tidak akan menggilasSebab baca memiliki tempat istimewaSeistimewa cinta dalam pembahasannya
Memungkiri adalah jalan keliru menuju rumah,Sedang rumah merupakan tempat kembali dari segalanyaTiada yang seindah rumah idaman yang nyamanSelain memegang kunci pembukanya
Memasukinya,Seindah ayat suci yang dibaca dengan tajwidnyaMerdu, tanpa bising resah menemani
Tersesat itulah kira-kira disebutnya,Seperti halnya pencuri yang mencari tempat sembunyiIa menjadikan penjara sebagai persembunyianPlang besar “Kantor Polisi” tiadalah bisa dibaca olehnyaSebodoh itulah mereka yang memungkiri
Betapa pentingnya membacaKunci pembuka jendela duniaPembuat jalan ketersesatan hengkang dari lajurnyaSebagaimana rumah idaman menunggu untuk ditempatiItulah balasannya
Cairo, 19 Juni 2015
003- PercayaOleh : Ahmae De Ja
Semegah panorama menghadirkan ketakjubanSebegitulah indah menghasilkan kesengsem rasaMenyatukan rintik hujan menjadi gelora pemikatnyaSebagaimana alam menarik kita peduli padanyaCukup,
Kita, tiada daya menyingkirkan penasaran Memanggil bulir embun bertebaranMenjelaskan ke elokan pagi menyambut mentariMenerka rompalnya kesempurnaan pagiPenghipnotis daya pikat imajiMampu,
Terik menodai kepekatan menjadi benderangMenampilkan bias kemesraan pandanganBersiulan resah, gelisah dan kepenatanDihiasi keceriaan, bahagia dan tertawaBerpadu,
Kini senja, malaikat bertemu Siapa siap mereka dapatSiapa tau berpendarDengan,
Gelap kesedihan bukan maksud malamTapi bulan membawa bekalMencekal,
Temaram menyimpulkan deru gerakMenyantap kesatria ke lumbung nestapaKetakutan,
Cairo, 22 Juni 2015
004- DuniaOleh : Ahmae De Ja
Pemberitaan,Mengubah kebangsatan dengan caranyaMengikis pori-pori kehitaman Dahaga moralitas pelepasnya
Pembangkangan,Memprotes rincian tak kunjung pembenaranBerkutat saja dengan kebohongan belakaBerpatrikan runcing kemauan
Pembaharuan,Menyangkal tiap retak sebagai perbaikanDerma bakti pemberi bukan penyelundupPenghias lentik-lentik jemari peguyuban
Penerima,Menolak itu tumpuan terpasungSedang tua adalah penikmatnyaRaja terampil penyokong bertapaItulah ideologinya
Cairo, 23 Juni 2015
005 - MemberiOleh : Ahmae De Ja
Sepagi ini, siang menanak rindunya Di belokan terik yang menerobosMencari liur-liur yang menetesSebegitulah kejujuran nirwanaMengungkapkan perasaannya
Embun hanya nyengir menyapaMenempati rerumputan yang berdermaMengajarkan pantang menyerahMeski angin menggodanya
Pagi ini, Santapan itu penentu Pilar-pilar kehidupan
Pak tani menerjang kantuk Mengais rezeki Limpah di pagiMenanam padi Memanjakan hatiPerindu candu
Ibu rumah tanggaMemasak keringat Jadi kelezatanBuat penikmat
Pemuda-pemudiBangun diri Cinta kasih yang dicari
Setumpuk mimpi Sukses hasilKreatif piawaiDapur rencana pagi
Cairo, 24 Juni 2015
006- PenikmatOleh : Ahmae De Ja
Seperti singa kelaparan mencari mangsaMengejar dan mengoyak tanpa bekasBelas kasihan bukan kiblatMelainkan laknat Pemercepat kematianRindu-rindu taring singaPada darah yang berbangkai
Menjadikan puas sebuah hasratBersemayam dan beringas
Lirik-lirik nyanyianMengiringi bulan bersenandungMendayu-dayukan gemerlap,Malam takluk dengan bulan
Bintang dan binatangJalang menikmati kecantikanPancaran rembulan matahari
Suatu kali,Bilangan puas singa terjungkirkanOleh rembulan pemikat malamSebab penikmat itu terlenyapkanHalangan belukar semakDengan pepohonan penguasaPenyembunyi mangsanya
Namun menyerah itu Bukan singa-singa rajaPenikmat paling lahapMenerima kepuasan hasrat
Cairo, 30 Juni 2015
007- RakyatOleh : Ahmae De Ja
Merasakan kegilaan penguasaDengan kebijakan terapannyaMembunyikan lonceng peringatanBerlagak riang-riangan senyum“Semua akan baik-baik saja”
-Dari, oleh, dan untuk rakyatJunjungan dahsyatBukankah itu intinya?
Sejahtera, selalu adaPada hati mereka tanpa paksaanSebab itu naluri Elok hati
SebagimanaPaksaan itu bagai perkosaanNafsu dan puas penyalurnyaTetapi,Rakyat tak pernah menuntut untuk ituCukup sejahtera jawabannya
-Pemuda pengguncang duniaPemberharu tersemangat,Singa-singa rakyat bertaringSelalu siap atas apapunTerutama pembelaan Tanah kesejahteraanRakyat,
Cairo, 30 Juni 2015
008- PenyeimbangOleh : Ahmae De Ja
Beberapa rindu memberikan rasa semangatBerdenyut seperti jantung habis berlariTerpompa dengan kecepatannya
Beberapa galau memberikan kebingungan belakaBerputar seperti meteor mengelilingi duniaBingung dengan kepusingannya
Rindu itu bagai kata yang bertemu setiap waktuTerpahat dalam diksi-diksi cinta romantikaDunia asmara hati penuh rasa
Galau itu bagai puting-puting angin perusakMenyeringai dalam jangkauan-jangkauan hentakBerikan suntikan pemalasan mental lembek
Sekalipun rindu berbantalkan cintaSekalipun galau berpelukan lamunSekalipun guling tak membenci bantalSekalipun bantal tak meronta gulingAsmara adalah sudra pemisah auraPenyeimbang,
Seperti air yang tenangIngat,Riak tanda tak dalam
Air menggenang penyeimbangHanyut dan tenggelamBerkisaran kisahDengan tragediHati-hati
Cairo, 1 Juli 2015
009- NusantaraOleh : Ahmae De Ja
Ada sejarahAda kisahAda haluan Ada kebakaranAda semangatAda niatAda rasaAda perbedaan Ada kesatuan“Bhineka tunggal ika”
Dengan lima “pancasila”Kesatuan itu merajut dalam benang-benang kainMenjadi kuat dengan perbedaan warna yang adaMelebur dalam Indonesia Raya
Desau kicau resah ketidakterimaanMewarnai jalanan ibu kotaGedung-gedung pemerintahanTempat-tempat jajaran berpangkatPara inspiran mencari sesuap nasiDengan mengajak masa bersatu daulatBerproses menggulir opini rakyatSuap-menyuap tak khayal berpaduMenjelma dalam putaran abuDemo,
Kemilau masih menghiasPariwisata penuh keindahanMenampilkan bias-bias penarik rindu
Masih banyak yang perlu dijejaliMasih banyak yang perlu dinikmatiMasih banyak yang harus diexporeMasih banyak yang harus dimanfaatkan
Keelokan membius pasang mataMengajukan saran tuk bersuaMenikmati dan meresapiBerjuntai cinta dan rasaSewarna pelangi sempurna
Suku dan budayaAgama dan rasBerprosa dalam kata satuBerbeda dan tak samaItulah dia,Nusantara
Cairo, 2 Juli 2015
010- SurgaOleh : Ahmae De Ja
Boleh kan aku berkata rindu untuk surgaMeski belum pernah singgah maupun mampir disanaBoleh kan aku melamunkan tinggal di sanaMeski bukan itu yang seharusnya ku lakukanBoleh kan aku berharap menetap di surgaMeski ridla Allah yang semestinya ku pintaBoleh kan aku titip rindu untuk masa depanku iniMeski aku jauh dari kata takwa itu sendiri
Andai dan kata jika,Masuk dunia khayalku nanjauh angkasanyaBerjubel rasa rindu akan nikmat zaidahBerharap ridla dan berkahMenemuiku dalam benak-benak rinduMaupun harapku di ujung waktuMeski waktu itu kekal abadiTiada kata akhir dan ujung di sana
Bicara pemandangan dan keindahan,Aku rasa tak perlu mempromokan pada kalianKalian lebih tau bagaimana idaman manusia akan hal ituDiskripsi jengkal demi jengkal sudutnyaDiskripsi panorama pemikat hati dan rasaDiskripsi akan kenikmatan tiada tara
Rindulah dan merinduIngat, bukan sekedar ituJalan memang sudah terlihatTapi, apakah kau akan terperosok?Tersesatkan godaan-godaanDan bermain ke warung-warung mulusJalan memang sudah terlihatTapi, kebutaan itu datang Meski mata tiada buta
Ingin aku mampu menapaki lurusnya mustaqimTapi, jauh dan menjauh selalu saja ku budayakanMengajakku berleha-leha meski usaha itu harus adaMengajakku bersantai meski kopi memompa jantungkuMengajakku lalai meski neraka adalah ketakutankuMengajakku maksiat meski laknat menghantuikuTobat, Tolong jangan terlambatTolong jangan bermaksiatTolak angin penyumbatBeragat meragati diriBersama ketulusan Juga prinsip keteguhanSebab surga menantikanTak cukup ku diamJemput dan menujunyaSurga-surga harapan
Cairo, 3 Juli 2015
011- AsmaraOleh : Ahmae De Ja
Cinta adalah pelangiCinta adalah musimCinta adalah bungaPelagi musim bungaIndah,
Rasa itu beragamRasa itu anekaRasa itu percayaBeragam aneka percayaMerajut,
Rasa dan cintaBersilaturrahmiAsmara jadi buktiLamaran langkah pastiNikah jalan suci
Bahagia sebagai penidur laraAsmara sebagai pembangunnyaSedang aku terdiam merasakannyaTenang, nyaman dan senyumanAsmara,
Cairo, 8 Juli 2015
012- Pujangga KaryaOleh : Ahmae De Ja
Materi yang selalu saja membuatnya menyatuBerpantaikan ombak, semilir angin sepoi pantaiMenyambut keindahan senja menuju belantaraLalu malam sebagai pelampiasannyaMengajarkan syair rindu pembawa ketenangan jiwa
Andai yang masih saja mengigaukan perasaanMelambai-lambai bergemericikan menuai takdirnyaMembasuh jengkal kebiasaan yang terbiaskan mentariDimana pelangi pun tahu ia harus datang melengkapinya
Cinta yang tetap saja mendramatisasikan kerinduanTerkantuk-kantuk menghipnotis perangai penikmatnyaPun cukup berpendar dalam dekapan penerangan gelapBerkesanlah sudah dalam mimpi malam tidurnya
Kritik yang akan saja menjadikan respons menguntungkanSebab demikianlah keindahan itu berduyun-duyun datangSeperti hujan yang dilambangkan sebagai kesedihanPadahal rahmatlah maksud adanya tiap rintik yang berjatuhan
Inspirasi yang siap saja menjemput ke permukaanMenanti hanyalah kebosanan yang ditepis Jadi, cepat dan semangat menyongsongnyaMerupakan jawaban kerinduan Tiap mimpimu yang menuai kenyataannya
Cairo, 8 Juli 2015
013- Katanya HujanOleh : Ahmae De Ja
Alam akan selalu ada dengan hujannyaBegitupun hujan,Akan selalu ada sedih yang menampilkannyaDalam melankolis kekata Ketika ditanyaKatanya hujan adalah perumpamaan untuk sedih Sudah benar begitu?Bukankah hujan itu rahmat?Bukankah kau mengerti,Bagaimana menempatkan sesuatu pada tempatnya?
Sekali-kali,Aku ingin mendengar pembacaan kebahagiaanHadir disetiap rintik hujan dan hujanYang digambarkan dalam kekataBiar rahmat yang dimaksudkan dalam hujanTidak musnah oleh kesedihan penggalauDalam bait pilu rapuh air matanya
Ingat,Kesedihan akan ada bersama kebahagiaanTapi menempatkan keduanya sesuai tempatAdalah sebijak-bijaknya manusiaTidakkah engkau mau begitu?Atau kau akan menikahkan sedih Dengan hujan yang resmi milik bahagiaMemaksakan sekali,Tak pernahkah kau tau perasaan bahagiaBila kau memaksakan hujan untuk selingkuh
Cairo, 12 Juli 2015
014- BilamanaOleh : Ahmae De Ja
Bilamana syair-syair sudah berkata, cermatilahBilamana mendengar lagu menghaningkan cipta, renungkanlahBilamana lagu Indonesia raya diperdengarkan, khidmatlahBilamana ceramah diucapkan, ingatlah
Syair-syair kuat dengan kataYangmana bila sudah berkata Keindahannya adalah rahmatMaka,Cermatilah bait-baitnyaSebab rahasia akan terungkapDan kau akan berpeka diri
Lagu diperdengarkanDengan maksudnya sendiriSeperti menghaningkan ciptaLagunya mengajarkan merenungiSupaya ingat dan belajarBahwa ada waktu untuk ituBerenung diri,
Indonesia rayaLagu yang menggetarkanbilamana diperdendangkanMaka, khidmah dan pahamilahSebab inspirasi itu adaDalam bait lagunya
Bilamana masih saja berandaikanTidakkah kau mau mengubahnyaMenjadi terapan kehidupanmu
Cairo, 12 Juli 2015
015- Saatnya Aku BerkataOleh : Ahmae De Ja
Dunia memang ibarat perhiasan yang menyilaukan Tetapi dunia mengajarkan pengalaman paling berhargaNafsu memang memberikan stimulun untuk menarik kemauanTetapi nafsu bisa diperdaya dengan usaha, do’a dan percayaPerhiasan memang membuat keindahan itu hadirTetapi perhiasan bukan jaminan ketenangan kehidupanKeindahan memang menampilkan hipnotis magisTetapi keindahan akan tamat dalam taraf kerusakan
Dunia menyediakan semuanya,Walaupun manusia bisa membuka tabirnya Ia akan berurusan dengan ruang dan waktuNafsu menyediakan kemauan,Walaupun manusia dapat meredamnyaIa akan berjumpa dengan uji dan percayaPerhiasan menyediakan keindahanWalau manusia dapat memakainyaIa akan meninggalkannya jugaKeindahan menyediakan hipnotisWalau manusia mampu mengelaknyaIa akan terbius dengan pilihannya
Saatnya aku berkata“Sehebat apapun dunia yang fana ini,Kau punyai pilihan terhadapnya,Meski kau sendiri mampu dijebaknya,Ingat modalmu adalah dirimu dan percaya,Sebab langkah terbaik dimulai darinya,Sedang usaha dan do’a adalah pelengkapnya”
Cairo, 14 Juli 2015
016- Sekarang Aku BerduaOleh : Ahmae De Ja
Berarti cinta akan selalu adaBersama dengan patah hati Keduanya,Jadi rival abadi pelengkap taliDari ikatan pedoman diri
Arti dari bersamaAdalah berdua bahkan lebihMengikat dalam ikatan hatiSebab kebetulan itu rekayasaDari takut untuk mengakui
Sekarang aku berduaBersama kehidupan iniMenjalin jengkal jadi rekatMenjalin musuh jadi sahabatMenjalin salah jadi taubatMenjalin laknat jadi nikmat
Dengan kehidupanAku temukan duniaDimana aku tenang dan bimbangDimana aku senang dan sedihDimana aku tertawa dan menangisDimana aku berharap dan gagalDimana aku diam dan tergangguDimana aku,Mampu percayaAku bisa lebih baik lagi
Kehidupan adalah keluargaku
Cairo, 14 Juli 2015
017- Selanjutnya Aku BergabungOleh : Ahmae De Ja
Memang sudah seharusnya begituAku berdua dan kalian bagian darinyaKeluarga yang selalu ada Walau terkadang lupa dan salahMasih dimaklumi sebab manusiaTetapi aku tidak mau itu lagiSebab itu adalah kebiasaan buruk Dan peninggalan yang tak boleh digaliBahkan diciptakan lagi
Keluarga manis dan harmonisAda disetiap pertengkaran yang redamAda disetiap masalah yang terseselaikanAda disetiap kebersamaan yang terciptaAda disetiap semua saling membutuhkanAda disetiap,Hati harus berkataKeluarga adalah kita
Aku, kehidupan dan keluargaBergabung dalam rotasiSaling melengkapi dan melukaiTapi, semua akan baik-baik sajaSebab aku tau dan mengertiPilihan terbaik itu ada
Cairo, 14 Juli 2015
018- Akhirnya Aku AdaOleh : Ahmae De Ja
Diantara untaian cerita,Semua memiliki pasangan mesraMeski rival itu namanya
Aku selalu yakinKepercayaan membawaku adaDisetiap cerita kehidupanDengan masa yang menampungnya,Lagi-lagi soal ruang dan waktu
Bedebah yang selalu saja adaPerendah yang selalu berjagaHarus berkutik dengan satu halCinta,
Cinta adalah akuHati dan juga rasaBerada dalam pelukanSedang kehidupan adalah keluargaDan dunia adalah tempatTetapi waktu adalah pusakaDimana aku berharapAku adalah aku
Cairo, 14 Juli 2015
019- LariOleh : Ahmae De Ja
Seribu langkah adalah perumpamaanUntuk kata lari maupun pelarianLalu, disitukah kau bersandarAtas masalah yang datangDan kau, Pecundang paling nyata tanpa beban
Engkau terpelajarTak pernah diajarkan menyerahBahkan kabur sebagai pecundangPula mengabaikan masalah
Sebesar itukah masalah mengkerdilkanmuSebesar itukah kau tertelan dalam pelarianmuSebesar itukah kau terpendam dalam menyerahmuSebesar itukah lari membawamu sebagai pecundang
Lari bukan penyelesaianmuMalahan kau tetap akan dikejar-kejarOleh masalah yang siap melahapmu
Hadapi dan kau adalah pemenangAtas jiwamu yang berlarianDan penyandang pecundang
Cairo, 20 Juli 2015
020- IntropeksiOleh : Ahmae De Ja
Sudah seharusnya manusia bisa sadar diriMenilai kekurangan untuk memperbaikinyaSupaya baik selalu berproses dalam hidupnyaMenjadi kebiasaan yang membawa berkahBukan sesal yang nantinya merekahDiakhir cerita yang menjadiakan laraSebab tiada niat untuk memperbaikiSerta intropeksi diri
Cukup dengan hilangkan gengsiLangkah pun menapakiJalan-jalan sepi Siap meneriakan reaksiDari bilik hatiNiat perbaiki diri
Mengaca dan lihatAkan tampakBetapa ia bergunaMembantu perubahanLebih baik tentunya
Aku cuma berkata“Berkacalah supaya tampan Selalu setia menemani rupawanBiar tidak hilang saat kencanBersama kekasih idaman”
Cintailah rasa perubahan
Cairo, 2 Agustus 2015