idn 2015 : digitalisasi indonesia, sebuah keniscayaan menuju indonesia berdaya saing global
TRANSCRIPT
IDN 2015 : Digitalisasi Indonesia, Sebuah Keniscayaan Menuju Indonesia Berdaya Saing Global
I. PENDAHULUAN
Tidak lama lagi kita akan sampai di tahun 2015, dan apa yang bakal terjadi di
tahun itu? Di tahun 2015, di Indonesia saat itu pengganti Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono baru setahun bekerja tetapi Presiden Indonesia tersebut
sudah akan menghadapi tantangan yang besar. Beliau harus memimpin
Masyarakat Indonesia yang tergabung dalam persaingan di kawasan Asia Pacific
bahkan dunia dan ada hal penting yang akan terjadi ini, di 2015 Indonesia akan
ikut serta dalam Komunitas ASEAN 2015 dan AFTA (Asean Free Trade), sebuah
kompetisi yang akan masuk kedalam segala aspek kehidupan kita.
Indonesia harus bersiap dan menjadikan ini sebuah peluang yang baik,
Indonesia harus menjadi lebih kompetitif di kawasan Asia, terutama di Asia
Tenggara (Komunitas ASEAN 2015) dan di Asia Pacifik dengan
keikutsertaannya dalam APEC, Indonesia seharusnya mampu mengangkat dan
menjual potensi-potensinya. Apa yang harus di persiapkan serta dilakukan oleh
masyarakat Indonesia guna menyongsong persaiangan di kawasan Asia bahkan
dunia? Persaingan ini akan melibatkan masyarakat sebagai faktor utamanya,
people-centered dimana aktifitas akan lebih dominan di lakukan oleh masyarakat
menggantikan state-centric yang selama ini aktifitas-aktifitas dilakukan oleh
perwakilan negara. Dan salah satu faktor penting dalam menghadapi
persaiangan global di masa depan, masyarakat Indonesia harus menguasai dan
unggul dalam pemanfaatan teknologi informasi. Telkom sendiri telah
mempersiapkan dan berkontribusi sejak lama dengan program-program
mendigitalkan Indonesia.
Seperti kita ketahui bahwa buruknya infrastruktur di Indonesia mengakibatkan
daya saing bangsa secara global masih rendah. Berdasarkan The Global
Competitiveness Report 2012-2013 oleh World Economic Forum, daya saing
Indonesia berada di peringkat 50 dari 144 negara yang dinilai. Posisi ini menurun
dua tingkat dibanding 2011-2012 dan enam tingkat dibanding 2010-2011.
Infrastruktur berada di posisi ketiga sebagai masalah utama yang mengganggu
kemudahan berbisnis (doing business). Birokrasi yang tak efisien dan korupsi
masih menjadi dua penghambat utama.
Hasilnya terlihat dalam survei WEF kategori infrastruktur yang mengalami
peningkatan dari peringkat 91 (2012) ke 82 (2013).Secara spesifik, infrastruktur
jalan meningkat dari peringkat 90 (2012) ke 78 (2013), perkeretaapian (51 ke
44), pelabuhan laut (104 ke 89), bandar udara (89 ke 68) dan elektrivikasi (98 ke
89). Infrastruktur Indonesia yang bercokol di peringkat 82 masih kalah dibanding
Cina (74), Thailand (61) dan Malaysia (25). Indonesia pun tertinggal jauh dari
negeri jiran lainnya yakni Singapura yang berada di peringkat kelima.
Daya saing global merupakan wacana yang vital bagi sebuah bangsa, karena
daya saing bangsa akan menentukan citra bangsa di mata dunia. Ketika daya
saing sebuah bangsa lemah di mata dunia, maka dunia akan memandang
adanya ketidakmampuan bangsa tersebut dalam mengelola sumberdaya dan
potensi yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Sebaliknya, ketika daya saing bangsa
kuat di mata dunia, maka hal itu merefleksikan kemampuan kemampuan sebuah
bangsa dalam menyejahterakan penduduknya melalui pengelolaan segenap
potensi dan sumberdaya yang dimiliki.
Arslan dan Tathdil (2012) mengutip pendapat Haque (1995) bahwa daya saing
bangsa merupakan "the ability of a country to produce goods and services that
meet the test of the international markets and simultaneously to maintain and
expand the real income and also rise the welfare level of its citizens". (daya saing
merupakan kemampuan sebuah negara untuk menghasilkan barang dan jasa
yang bisa memenuhi kebutuhan pasar internasional dan secara simultan akan
mempertahankan dan menambah pendapatan bangsa dan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan penduduknya).
Besarnya sumberdaya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saat ini
masih belum sepenuhnya mendukung bangsa Indonesia untuk memiliki daya
saing global. Hal ini ditunjukkan dari fakta peringkat Global Competitiveness
Indox (GCI) yang diraih oleh Indonesia pada tahun 2012-2013 yang berada di
peringkat 50 dengan skor 4,40 (skor 1-7). Jika dibandingkan dengan posisi GCI
Indonesia pada tahun 2011-2012 yang mampu mencapai peringkat 46, posisi ini
mengalami penurunan sampai empat peringkat. Penurunan GCI ini salah
satunya adalah disebabkan oleh masih lemahnya kesiapan negara Indonesia
dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yang meraih skor
3,56 (skor 1-7) dan berada pada peringkat 85 dari 144 negara yang dijadikan
sampel.
II. PERMASALAHAN.
Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-20125, dengan
tujuan mewujudkan masyarakat yang mandiri, maju, adil dan makmur dengan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berimbang dan berkelanjutan.
Sejalan dengan ini, upaya pengembangan jaringan broadband dengan sasaran
perwujudan jaringan broadband nasional yang mampu mencakup 30% dari
rumah tangga (household) di Indonesia pada 2015 untuk melayani 20 juta
pelanggan, jelas merupakan salah satu pilar untuk memberhasilkan MP3EI
2011-2015.
Sehubungan keseriusannya untuk mewujudkan digitalisasi Indonesia sebagai
salah satu pilar dari memberhasilkan MP3EI 2011-2015 itu pula, Telkom
menggelar Indonesia program Indonesia Digital Network (IDN) 2015 merupakan
visi pengembangan infrastruktur “true broadband” Telkom secara end to end
(user terminal, akses, transport dan service) yang akan dicapai melalui
pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digitas Access (ID
Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID
Convergence).
Melalui ID Access yang merupakan pengembangan infrastruktur jaringan akses
menjadi high speed broadband access via serat optik dan Wifi, Telkom
melakukan penyediaan 15 juta akses broadband ke rumah-rumah serta satu juta
akses WiFi.
Sedangkan ID Ring merupakan pengembangan infrastruktur jaringan transport
menuju IP based and optical backbone network dan hal ini bisa dilihat pada
peran Telkom dalam proyek Palapa Ring dari pemerintah yang menghubungkan
seluruh jaringan backbone berbasis serat optik. ID Convergence, meliputi
Indonesia Digital Society (IndiSo) dan Indonesia Digital Ecosystem (IndiCo).
Lewat IndiSo, Telkom berinisiatif menyediakan layanan dan akses komunikasi
bagi komunitas. Sementara dalam IndiCo, melalui ekosistem business-to-
business diimplementasikan solusi-solusi dengan penggelaran infrastruktur,
manage application services, manage IT services dan value added services yang
saling terintegrasi.
Bisa dipahami, pembangunan ketiga infrastruktur utama pencapaian IDN 2015
yang terdiri dari ID Access, ID Ring dan ID Convergence itu oleh Telkom didasari
pemikiran seluruh masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk
mengakses informasi dan diyakni kemudahan masyarakat dalam mengakses
informasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan demikian jelaslah, digitalisasi Indonesia merupakan sebuah keniscayaan
untuk meningkatkan daya saing global sebagai kekuatan vital yang harus
dipunyai, jika tak ingin terpuruk dalam persaingan di era globaliasi.
Sejalan dengan landasan pikir Telkom dalam membangun ID Access, ID Ring
dan ID Convergence sebagai tiga infrastruktur utama pencapaian IDN 2015,
kemampuan memiliki daya saing global tentunya tak cukup jika hanya dipunyai
pemerintah. Segenap masyarakat Indonesia juga harus -- setidaknya mulai
berupaya -- memiliki daya saing global.
Perlu dicamkan, daya saing global vital bagi sebuah bangsa karena akan sangat
menentukan bagaimana respons dunia terhadap bangsa bersangkutan.
Demikian juga halnya bagi masyarakat bangsa Indonesia, anggapan positif atau
negatif dunia terhadap kita tergantung berhasil atau tidak kita sebagai sebuah
bangsa mengelola sumber daya dan potensi yang kita miliki. Kepemilikan
terhadap daya saing global menjadi penentu dan untuk ini Telkom telah
berkomitmen mewujudkan digitalisasi Indonesia.
III. PEMBAHASAN
Di era teknologi yang berkembang sangat pesat ini, Indonesia harus mampu
menghadapi setiap titik perubahan teknologi agar tidak lagi ketinggalan dari
negara-negara lain di dunia. Wie (2005) menjelaskan bahwa dalam rangka
meningkatkan daya saing, maka kebijakan makroekonomi yang ditetapkan
pemerintah harus didukung dengan adanya upaya perbaikan penggunaan TIK
yang diiringi dengan: (1) peningkatan kemampuan sumberdaya manusia agar
lebih siap dalam menerima perkembangan teknologi yang pesat; (2)
meningkatkan akses terhadap perkembangan teknologi di luar negeri; dan (3)
menyediakan layanan yang mendukung pengembangan teknologi.
Ketiga hal tersebut menjadi krusial, karena meskipun selama tiga dekade
terakhir pertumbuhan industri di Indonesia telah diiringi dengan peningkatan
penggunaan teknologi, namun penggunaan TIK di Indonesia masih tertinggal jika
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Thailand, dan Philipina. Apalagi jika dibandingkan dengan Macan Asia seperti
Korea, China, danTaipei (Wie, 2005).
Bahkan, Simatupang dkk (2012) menyebutkan bahwa jika dibandingkan dengan
anggota negara ASEAN seperti Thailand, Indonesia tidak mampu menyerap
investasi asing akibat inovasi dan kreativitas yang masih lemah, yang
merupakan dampak dari masih kurang siapnya masyarakat Indonesia dalam
menggunakan teknologi.
Di sisi lain, Simatupang dkk (2012) menjelaskan bahwa kemampuan sebuah
bangsa untuk mampu bersaing di pasar global adalah kesiapannya dalam
menggunakan teknologi digital dan membangun global networking (jaringan
global), karena penggunaan teknologi digital dan pengembangan jaringan global
tersebut akan mengantar bangsa untuk melakukan inovasi dan kreasi dengan
lebih cepat.
Oleh karena itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), sebagai penyedia
layanan di sektor teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesa
mengeluarkan layanan Indonesia Digital Network (IDN) sebagai upaya untuk
mendukung program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia) 2011-2025, sebuah program yang
dicanangkan oleh Negara Indonesia untuk meningkatkan produktivitas Nasional.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sebagai perusahaan berbasis
TIMES (Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services)
terbesar di Indonesia tampak serius terhadap komitmennya untuk mewujudkan
masyarakat digital Indonesia dan harus diakui komitmen itu tak cuma wacana
yang digadang-gadangkan.
Upaya Telkom mengembangkan jaringan broadband dengan menghadirkan
akses informasi dan komunikasi tanpa batas bagi seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia (digital inclusion), jelas merupakan bagian dari komitmen Telkom
untuk mewujudkan masyarakat digital Indonesia, yang tidak bisa tidak harus ada
dalam bagian digitalisasi Indonesia.
Program dengan nama Indonesia Digital Network (IDN) akan menjadi indikator
kemajuan bangsa dari kondisi penetrasi internet. Indonesia memang jauh
tertinggal dan memiliki kesenjangan digital yang sangat tinggi. Sebagai contoh di
sebuah negara berkembang akan naik 1,38 persen jika tingkat penetrasi
broadbandnya naik hingga 10 persen.
Program Indonesia Digital Network (IDN) oleh Telkom ini telah diwujudkan dalam
program-program antara lain :
1. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) di wilayah-wilayah
terpencil, khususnya di kawasan timur Indonesia. Program MPLIK
merupakan bentuk kepedulian Telkom dalam mendukung upaya
pemerintah mewujudkan Indonesia Connected, yakni dengan memberikan
akses internet yang mudah, murah dan aman bagi masyarakat di wilayah-
wilayah terpencil Indonesia.
2. Dalam penyelenggaraan MPLIK, Telkom menggelar sebanyak 6 paket
pekerjaan, antara lain:
• Paket 4 (Jambi, Riau, Kepulauan Riau)
• Paket 12 (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo)
• Paket 13 (Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara)
• Paket 14 (Sulawesi Selatan), Paket 17 (Kalimantan Tengah)
• Paket 20 (Papua dan Irian Jaya Barat) (Telkom Indonesia, 2013c).
Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS)
3. Pengembangan Maluku Cable System (MCS) yang merupakan bagian dari
program pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi
Maluku Papua Cable System (SMPCS). SMPCS merupakan kelanjutan
dari pembangunan Mega Proyek Palapa Ring dan menjadi salah satu
program Telkom dalam mewujudkan Indonesia Digital Network (IDN).
Diharapkan pada akhir Agustus 2014 MCS dengan kecepatan data hingga
100 gigabit per detik, sistem ini juga memberikan kapasitas tertinggi
hingga sebesar 16 terabit per detik. Sebelumnya pada tahun 2011,
Telkom berhasil menggelar Mataram Kupang Cable System. Komunikasi
Kabel Laut SMPCS mencakup penggelaran Kabel Laut sepanjang 5.444
km dan Kabel Darat sepanjang 655 km.
Secara Network Design, SMPCS terdiri dari 3 jalur utama dan 13 cabang.
3 Jalur utama tersebut meliputi:
• Manado – Ambon – Fakfak – Timika
• Manado – Sorong – Biak – Jayapura
• Ambon – Kendari
Sementara itu, 13 cabang tersebut meliputi: Jailolo, Ternate, Labuha,
Sorong, Mangole, Sanana, Namlea, Masohi, Banda Neira, Bula,
Manokwari, Sarmi, dan Kaimana.
4. Pembangunan kabel serat optik di Tanah Papua yang ditandai dengan
peletakkan batu pertama (ground breaking) proyek pembangunan serat
optik yang dikenal dengan nama Papua Cable System (PCS). Jaringan
infrastruktur serat optic ini akan dibangun sepanjang 2.000 Km meliputi
kabel darat dan laut.
Proyek PCS terdiri dari dua bagian, yaitu pembangunan serat optik di
kawasan Papua Bagian Utara dengan rute Sorong-Manokwari- Biak dan
Jayapura, sementara kawasan Papua Bagian Selatan meliputi rute Fak-
Fak-Kaimana hingga Timika, dengan nilai investasi sebesar USD 71.1
juta. Pembangunan serat optik PCS ditargetkan selesai dan segera
beroperasi pada November-Desember 2014 mendatang.
5. Selain pengembangan jaringan serat optik, Melalui IDN, Telkom siap
membangun 15 juta homepass dan 1 juta wifi pada tahun 2015 untuk
mewujudkan salah satu pilar utama MP3EI yaitu konektivitas akses
internet tanpa kabel (WiFi) di seluruh Indonesia untuk merealisasikan
program digitalisasi.
FTTH (Fiber To The Home)
5. Ekspansi bisnis di tingkat regional dan dunia melalui transformasi dan
perubahan dengan visi misinya kedepan, The World In Your Hand.
Telkom kini ingin menjadi pemain utama di industri Telecommunication,
Information, Media, Edutaiment & Services (TIMES) baik di tingkat
regional maupun global. Saat ini Telkom telah melakukan ekspansi dan
beroperasi di 4 negara yaitu Timor Leste, Singapura, Hong Kong, dan
Australia. Telkom berhasil memenangkan tender pengelolaan IP-Transit di
Myanmar, dan melalui Telkom Indonesia International, Pte. Ltd (Telin)
siap memperluas ekspansinya ke 10 negara diantaranya Myanmar,
Malayasia, Taiwan, Macau, Arab Saudi, dan Amerika Serikat. Telkom
telah mempersiapkan ekspansi bisnis go international tersebut dengan
baik, kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas internasional siap
dilahirkan melalui Telkom Corporate University (CorpU) yang telah
diresmikan oleh Mendiknas pada akhir Agustus 2013 lalu. Guna
memennuhi global standar, Telkom juga meluncurkan Global Talent
Program yang akan memberikan international exposure & international
experience agar para SDM mampu memahami kondisi dan perilaku bisnis
internasional. Telkom Corporate University (CorpU) akan menghasilkan
para lulusan yang memiliki kompetensi beragam, mulai dari bidang
information technology sampai international marketing yang akan
menduduki posisi-posisi penting pada pengembangan bisnis di masa
depan.
IV. PENUTUP
Sebagai penutup bahwa melalui Program Indonesia Digital Netwok (IDN) 2015
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tersedia elemen-elemen pembentuk daya saing di pasar global, di
antaranya data dan informasi yang tepat, layanan yang memuaskan, dan
peningkatan efisiensi
2. Kualitas dan diseminasi informasi di segala sektor dan jangkauan jaringan
informasi bisa diakses di seluruh wilayah Republik Indonesia.
3. Penyampaian layanan yang memuaskan (Service Excellence) dan
terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan stabilitas.
Teknologi digital yang kompleks tetapi sederhana dan fleksibel.
4. Telkom memberikan solusi dalam mendukung digital lifestyle untuk
masyarakat Indonesia secara luas dengan varian paket konten yang tak
terbatas agar masyarakat Indonesia diharapkan sudah masuk dalam
kategori masyarakat Indonesia yang lebih maju dan modern.
5. Telkom ingin menjadi the Best TIMES Player in the Region. Strategi Quick
Wins H1/2013 telah dijalankan yaitu dengan masuknya Telin ke Malaysia,
Taiwan, dan Makau.
Referensi :
1. Rakornas Bidang Kominfo Tahun 2013 “Menuju Era Broadband Ekonomi”
Kemenkominfo via
http://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2013/10/rakornas-2013.pdf
2. Arslan, Neslihan dan Hüseyin Tathdil. (2012). Defining and Measuring
Competitiveness: A Comparative Analysis of Turkey With 11 Potential
Rivals. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS
Vol: 12 No: 02, pp. 31-43. © April 2012 IJENS.
3. Atkinson, Robert D. (August 2013). Competitiveness, Innovation and
Productivity: Clearing Up the Confusion. Paper. The Information
Technology and Innovation Foundation (ITIF), Washington, D.C.
4. Badan Pusat Statistik. (2012). Perkembangan Beberapa Indikator Utama
Sosial-Ekonomi Indonesia. Katalog BPS: 3101015. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
5. Schwab, Klaus dan Xavier Sala-i-Martín. (2012). The Global
Competitiveness Report 2012–2013. Insight Report. Geneva: World
Economic Forum.
6. Simatupang, Togar M., Sony Rustiadi dan Dohar Bob M. Situmorang.
(2012). ‘Enhancing the Competitiveness of the Creative Services Sectors
in Indonesia’ in Tullao, T. S. and H. H. Lim (eds.), Developing ASEAN
Economic Community (AEC) into A Global Services Hub, ERIA Research
Project Report 2011-1, Jakarta: ERIA, pp.173-270.
7. Telkom Indonesia. (2013a). Serat Optik Sepanjang 6000 KM Siap
Membentang Menyatukan Kawasan Timur Indonesia. Siaran Pers Telkom
Indonesia, 28 Mei 2013, via http://www.telkom.co.id/serat-optik-sepanjang-
6000-km-siap-membentang-menyatukan-kawasan-timur-indonesia.html.
8. Telkom Indonesia. (2013c). Membangun Masyarakat Digital Di Kawasan
Terpencil Indonesia Dengan MPLIK. Siaran Pers Telkom Indonesia, 28
Mei 2013, dipetik melalui http://www.telkom.co.id/membangun-
masyarakat-digital-di-kawasan-terpencil-indonesia-dengan-mplik-2.html.
9. http://indonesiarayanews.com/read/2013/05/28/67006/news-ekbis-05-28-
2013-20-23-2015-layanan-broadband-indonesia-timur-meningkat