analisis komoditi unggulan yang berdaya saing fakultas ekonomi unimed

38
ANALISIS KOMODITI UNGGULAN YANG BERDAYA SAING KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Regional Analisis Komoditi Unggulan dengan Metode LQ Dosen Pembimbing Dr.H.Muhammad Yusuf, M.Si Oleh Riszkyana NIM. 7123141123 Suci Lestari NIM. 7123141139 Kelas : B Reguler, Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unimed Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan 2013

Upload: independent

Post on 26-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KOMODITI UNGGULAN YANG BERDAYA SAING

KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN

Ditujukan untuk Memenuhi TugasEkonomi Regional Analisis Komoditi Unggulan dengan Metode LQ

Dosen PembimbingDr.H.Muhammad Yusuf, M.Si

Oleh

Riszkyana NIM. 7123141123

Suci Lestari NIM. 7123141139

Kelas : B Reguler, Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi Unimed Pendidikan Ekonomi

Universitas Negeri Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) yang beribukota di Kota Pinang, Kota

Pinang adalah kabupaten yang baru dimekarkan dariKabupaten Labuhanbatu sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008 pada 24 Juni 2008 tentang Pembentukan

Kabupaten Labuhanbatu Selatan, semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono.

Pembangunan di Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara yang

berlangsung secara menyeluruh dan berkesinambungan telah meningkatkan perekonomian

masyarakat. Pencapaian hasil-hasil pembangunan yang sangat dirasakan masyarakat yang

tidak terlepas dari usaha keras secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.

Potensi daerah dan kekayaan alam dapat dilihat sebagai keunggulan komparatif bagi daerah,

namun di sisi lain berbagai kendala seperti sumber daya manusia dan sumber modal untuk

memanfaatkan potensi tersebut masih dihadapi oleh penentu kebijakan baik di tingkat

Provinsi maupun di tingkat daerah kabupaten/kota. Akibatnya kondisi perekonomian

masyarakat secara umum belum mencapai tingkat pemerataan pendapatan yang sama dan

masih ditemui kekurangan, diantaranya kesenjangan antar wilayah kabupaten/ kota dalam

pencapaian tingkat perekonomian.

1). Keadaan Geografi

Secara geografis Kabupaten labuhanbatu selatan berada pada 1°26’0’’ – 2°12’55” Lintang

Utara, 99°40’0’’ – 100°26’00’’ Bujur Timur, dengan ketinggian  0-700 m di atas permukaan

laut. Kabupaten Labuhanbatu selatan menempati area seluas 3116,00 Ha yang terdiri dari 5

Kecamatan,yang terdiri dari 52 desa,2 kelurahan, 25 lingkungan, dan 422 dusun.

Kecamatan yang ada dilabuhanbatu selatan:

1.     Kota Pinang

2.     Kampung Rakyat

3.     Torgamba

4.     Sei Kanan

5.     Silangkitang

1

Wilayah kabupaten labuhanbatu selatan berbatasan dengan:

         Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten labuhanbatu

         Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten padang lawas

         Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten padang lawas utara

         Sebelah timur berbatasan dengan provinsi riau

2). Iklim

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten

Labuhanbatu selatan juga termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan

sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

3). Penduduk

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Labuhanbatu Selatan

sementara adalah 277.673 orang, yang terdiri atas 141.765 laki-laki dan 135.908 perempuan.

Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Labuhanbatu Selatan

masih bertumpu di kecamatan Torgamba yakni sebesar 36,47 persen, kemudian diikuti oleh Kota

Pinang sebesar 15,54 persen, sedangkan kecamatan lainnya di bawah 19 persen.

Torgamba, Kota Pinang, dan Kampung Rakyat adalah 3 kecamatan dengan urutan teratas yang

memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 99.010 orang, 53.954

orang, dan 51.020 orang. Sedangkan Kecamatan Silangkitang merupakan kecamatan yang paling

sedikit penduduknya, yakni sebanyak 28.282 orang.

4).Ketenagakerjaan

Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Labuhanbatu selatan ada sebanyak 63,80. Jumlah

penduduk labuhanbatu selatan yang merupakan angkatan kerja pada tahun 2010  adalah

sebanyak 126 211 ribu jiwa, yang terdiri dari 119 271 ribu jiwa yang bekerja dan sebesar 6 940

ribu jiwa yang tidak bekerja (pengangguran)

  Penduduk labuhanbatu selatan  yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor

pertanian,kehutanan, perburuan, dan kelautan sebanyak 84 968 ribu jiwa. Sektor kedua terbesar

2

dalam menyerap tenaga kerja dilabuhanbatu selatan adalah sektor perdagangan besar,

eceran,rumah makan dan hotel sebanyak 15 510 ribu jiwa. Sektor lain yang cukup besar

peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa

5).Pendidikan

Pendidikan sangat dibutuhkan/diperlukan untuk kebutuhan kelak,karena itu diharapkan

penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah dan kualitas pendidikan masyarakat. Pada tahun

2010 terdapat,.

Untuk  sekolah dasar negeri (SDN) terdapat 169 sekolah dengan jumlah murid 36 212 orang, dan

guru 1 384 orang.

Untuk  tingkat Sekolah Pertama( SMP) N terdapat 17 sekolah, dengan 5 636 orang murid dan

372 orang guru.

Untuk SMA N terdapat 6 sekolah, dengan 2 466 orang murid, dan 188 orang guru.

6).Kesehatan dan Keluarga Berencana

Banyaknya fasilitas kesehatan di kabupaten labuhanbatu selatan tahun 2010 berupa posyandu

sebanyak 287, puskesmas ada sebayak 11,dan rumah sakit ada 3.sedangkan sarana pelayanan

kesehatan seperti dokter umum yang ada sebanyak 47 orang,dokter gigi sebanyak 12 orang, dan

dokter spesialisi hanya 1 orang. Begitu juga jumlah bidan dan perawat swasta maupun negeri

sebanyak 323 orang.

7).Agama

Banyak nya tempat peribadatan di abupaten labuhanbatu selatan seperti mesjid sebanyak 367

unit,musholla sebanyak 252 unit,sedangkan gereja 125 unit, dan pura hanya 2 unit.

8). Perkebunan

Kabupaten labuhanbatu selatan  merupakan sentra  perkebunan di Provinsi Sumatera Utara, dan

bahkan Provinsi Sumatera Utara menjadi penghasil kelapa sawit utama di Indonesia. Selain

kelapa sawit dan karet, hal  penting lainnya adalah kelapa,pinang dan kakao ( coklat ) dan

kelapa.

3

Adapun perkebunan kelapa sawit yang terluas di kabupaten labuhanbatu selatan terdapat di

kecamatan  torgamba seluas 11 150 Ha, kemudian kampung rakyat seluas 10314 Ha, dan luas

yang terendah ada dikecamatan silangkitang seluas 3037 Ha.lain hal nya dengan perkebunan

karet, perkebunan karet yang terluas dikabupaten ini terdapat di kecamatan sungai kanan seluas

10437 Ha,kemudian torgamba seluas 7391 Ha, dan luas yang paling terkecil berada di kota

pinang yaitu seluas 2298 Ha.jadi, total seluruh luas tanaman kelapa sawit di kabupaten

labuhanbatu selatan adalah seluas 37 784 Ha,sedangkan tanaman karet seluas 26 271 Ha

 Begitu juga dengan hasil produksi tanaman perkebunan kelapa sawit terbanayak berada

dikecamatan torgamba sebanyak 169 500 ton,kampung rakyat sebanyak 130 258 ton,dan yang

terendah  dikecamatan silangkitang sebanyak 40 074 ton.hasil produksi tanaman perkebunan

karet terbanyak berada di kecamatan sungai kanan sebanyak 10 538 ton, torgamba sebanyak 6

115 ton, dan yang paling sedikit berproduksi ada dikecamatan kota pinang sebanyak 1 989

ton.jadi jumlah seluruh hasil produksi tanaman perkebunan sawit  di kabupaten labuhanbatu

selatan sebanyak 509 213 ton, hasil tanaman karet sebanyak 24 632 ton.

9). Pariwisata

Banyak potensi yang ada dilabuhanbatu selatan yang harus dikembangkan, karena objek wisata

di daerah ini layak untuk di kembangkan. Lokasi pariwisata yang ada di Kabupaten Labuhanbatu

Selatan meliputi Wisata Alam air terjun Pandayangan Indah di Desa Ulu Mahuam Kecamatan

Silangkitang dan Wisata Alam /  pusat Pelatihan Gajah di Hutan Lindung (Holiday Resort)  di

Desa Padang Ri Kecamatan Kotapinang, Taman Rekreasi Kolam Renang Cikampak dan Obyek

Wisata Bumi Perkemahan PT. Asam Jawa di Kecamatan Torgamba, Pemandian alam Sampuran,

yang terletak di  Desa Perkebunan Normark, Kecamatan Kota Pinang,Danau buatan Simatahari

terletak di  Desa Padangri, Kecamatan Kota Pinang, Danau Seberang di antara Desa Teluk

Pinang dan Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba.

Luas panen padi sawah dikabupaten labuhanbatu selatan terluas berada di kecamatan sungai

kanan yaitu seluas 1 544 Ha, dengan produksi 6 884 ton, dan yang tidak memiliki luas ada di

kecamatan silangkitang dan torgamba. Sedangkan padi ladang terluas ada di kecamatan sungai

4

kanan juga dengan luas 45 Ha, dan produksi nya sebanyak 124 ton, dan yang tidak memiliki ada

di kecamatan silangkitang.

10). Perindustrian

Industri yang menonjol di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah industri hulu yang mengolah

hasil perkebunan, yaitu pabrik kelapa sawit sebanyak 21 unit dan pabrik getah (Crumb Rubber) 1

unit. Selain itu terdapat 600 perusahaan industri kecil atau rumah tangga.

19). Transportasi

Arus lalu lintas barang dan jasa dari dan ke ibukota kabupaten (kota pinang) sudah cukup lancar.

Prasarana perhubungan di Kabupaten labuhanbatu selatan sudah cukup memadai.      Untuk

panjang jalan kabupaten tahun 2010 sebagian besar permukaannya adalah tanah yaitu sepanjang

217,65 km, diaspal sepanjang 160,95 km, dan kerikil sepanjang 141,71

1.2 Tujuan Khusus

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk menentukan dan menghitung komoditi unggulan seluruh sektor dari sektor pertanian

kabupaten Labuhan batu Selatan.

1.3 Pentingnya Atau Keutamaan Rencana Penelitian ini

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi masalah spasial kesenjangan

komoditi antar kecamatan kabupaten Labuhan batu selatan. Bagi Pemerintah; Penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam

menanggulangi kesenjangan komoditi antar daerah, sehingga kebijakan pemerintah dapat

meningkatkan kesejahteraan penduduk kabupaten Labuhan batu Selatan.

5

BAB II. STUDI PUSTAKA

2.1. Kesenjangan antar daerah

Dalam analisa regional kadang terdapat ketidak samaan pengertian daerah yang dikenal

dalam pemakaian sehari-hari. Sebagian besar para peneliti di bidang ekonomi regional tentang

apa yang dikatakan daerah tersebut . sukar menentukan batas-batas suatu daerah secara ekonomi,

karena banyak kriteria yang menentukan . konsep daerah homogen (homogeneous region)

didasarkan kepada geografis, karena daerah-daerah tersebut adalah homogen . azas homogen ini

dapat didasarkan kepada karakteristik ekonomi seperti struktur penduduk, produksi ataupun pola

konsumsi yang sama. Di pihak lain, dalam menentukan daerah dapat menggunakan konsep

pendapatan regional (export base theory) , atau konsep penggelompokan (nodal region) yang

lebih memperhatikan faktor keterkaitan dan yang lebih sederhana berdasarkan kompromi.

Disamping itu, di dalam ekonomi regional yang banyak didiskusikan adalah teori lokasi

(location theory) dan teori pusat pengembangan (growth pole theory) , namun focus

pembicaraan dalam menentukan daerah adalah masalah tata ruang (spacial problem). Diantara

kedua konsep yang terakhir ini sering dilaksanakan secara bersamaan. Kebijaksaan yang

ditempuh sering tidak konsisten , karena keduanya dapat dilakukan di tingkat nasional maupun

regional. Namun dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan tersebut hanya bersifat dari pada

konsep yang mau dilaksanakan.

Kenyataan seperti ini sering terjadi dalam praktek pelaksanaan pembangunan, dimana

disatu pihak mengiginkan pertumbuhan ekonomi dan dipihak lain ada keinginan menciptakan

pemerataan pembangunan.Untuk melihat sampai seberapa jauh pemerataan pembangunan antar

daerah, sering dipakai peralatan sebagai berikut

6

2.2. Analisis komoditi unggulan

Untuk menentukan arah dan sasaran pembangunan yang ditetapkan berdasarkan tujuan

diperlukan kebijaksanaan semaksimal mungkin. Dalam hubungan itu, potensi daerah adalah

merupakan dasar pertimbangan utama. Kecepatan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi

setiap daerah dalam hubungan ini adalah Provinsi sangat ditentukan oleh potensi yang ada. Oleh

karena potensi daerah sangat bervariasi , maka permasalahan sudah barang tentu berbeda ,

sehingga sasaran setiap daerah haruslah berbeda pula.

Cara yang paling sederhana dalam ekonomi regional adalah dengan menggunakan koefisien

lokasi (location Quotient). Melalui koefisien lokasi diperoleh suatu kesimpulan analisa bahwa

daerah X lebih berpotensi untuk dikembangkan dari daerah Y. Walaupun analisa melalui

koefisien lokasi masih banyak mengandung kelemahan, namun dengan melihat variabel utama

sebagai pertimbangan cara ini cukup memadai sebagai landasan mengatakan, mengapa daerah X

yang dikembangkan mengapa tidak daerah Y.

Apabila angka koefisien lokasi diperoleh lebih besar dari satu berarti maka kegiatan

tersebut merupakan potensi pembangunan yang cukup untuk dikembangkan. Sebaliknya apabila

daerah kecil dari satu dianggap kurang berpotensi.

Location Quotient tersebut dapat dihitung melalui rumusan sebagai berikut:

LQij =

dimana : LQ = Indeks mengukur spesialisasi suatu sektor

yri = Total nilai tambah sektor i di kabupaten/kota

y r = Total nilai tambah kabupaten/kota

7

Yri/∑

i=1

n

Y r

∑j=i

m

Yni /∑

i=1

n

∑j=1

m

Y n

yni = Total nilai tambah sektor i di Provinsi

yn = Total nilai tambah di Provinsi

LQ merupakan indikator awal untuk menentukan posisi surplus/deficit suatu daerah

dalam hal konsumsi tertentu. Angka LQ > 1 untuk sektor tertentu menunjukkan keadaan

surplus, yaitu proporsi sektor yang bersangkutan melebihi proporsi sektor yang sama di

nasional, atau menunjukkan keunggulan komperatif sektor tersebut.

Apabila kita menggunakan data employment, maka formula LQ adalah :

LQ =

Dimana :

EiR = jumlah tenaga kerja pada sektor I di daerah R

ER = jumlah tenaga kerja di daerah R

ENi = jumlah tenaga pada sektor I di daerah referensi N

EN = jumlah tenaga kerja di daerah referensi N

2.3 Concentration Index (CI)

Alat yang sangat berhubungan dengan LQ disebut indeks konsentrasi yang mengacu pada

rasio antara angkatan kerja dan jumlah penduduk sebagaimana tampak pada formula

berikut :

8

CI =

Dimana P adalah jumlah penduduk

Perbedaan antara LQ dan CI adalah bahwa apabila semua LQ untuk setiap sektor

dijumlahkan dan kemudian membaginya dengan jumlah sektor, maka hasil yang akan

didapatkan akan mendekati 1, sebab semua sektor secara keseluruhan menimbulkan

seluruh kesempatan kerja. Untuk CI belum tentu benar, karena total angkatan kerja tidak

sama jumlahnya dengan total penduduk, dan proporsi antara jumlah angkatan kerja

dengan jumlah penduduk dapat berbeda antara daerah yang diamati dengan negara

keseluruhan.

2.4 Localization Index (LI)

Indeks lain yang menggunakan model indeks konsentrasi (CI) adalah indeks

lokalisasi (LI). Walaupun demikian, LI tidak berfokus pada satu daerah, tetapi pada satu

sektor dan persebarannya di antara daerah-daerah yang berbeda dalam satu negara.

Distribusi angkatan kerja dalam sebuah sektor untuk daerah-daerah yang berbeda

diperbandingkan dengan distribusinya di seluruh daerah “variabel referensi”. Misalnya

total angkatan disektor manufaktur atau sektor apapun yang dianggap relevan sebagai

variabel referensi. Keduanya harus dinyatakan dalam persen. Kemudian untuk setiap

daerah, dihitung perbedaan antara masing-masing persentase.

2.5 Revealed Comparative Advantage (RCA)

Revealed Compatative Advantage (RCA) adalah angka yang menunjukkan

tingkat keunggulan komparatif suatu komoditas ekspor dari negara tertentu dibandingkan

9

dengan konoditas yang sama dari seluruh negara lainnya dunia. Angka RCA berkisar dari

0 sampai dengan positif tak terhingga. Angka RCA yang kurang dari 1 berarti bahwa

komoditas ekspor tidak memiliki keunggulan komparatif. Angka RCA sama dengan 1

mengindikasikan bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang sama

dengan rata-rata semua negara didunia. Dengan angka RCA lebih besar dari 1 memiliki

makna bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi

dibandingkan dengan keunggulan komparatif negara-negara lainnya. Rumus menghitung

RCA adalah :

RCA =

Dimana :

XiN = nilai ekspor komoditas i dari negara N

XN = nilai ekspor semua komoditas dari negara N

XiW = nilai ekspor komoditas I dari seluruh negara (dunia)

XN = nilai eksopor semua komoditas dari seluruh negara (dunia)

2.6.Indeks Konsentrasi Pasar

Angka Indeks Konsentrasi Pasar (IKP) adalah sebuah ukuran untuk mengetahui derajat

kestabilan penerimaan ekspor suatu komoditas. Analisis ini mengukur besarnya dampak

yang diakibatkan oleh gangguan terhadap penerimaan ekspor. Suatu komoditas dianggap

rentan jika sangat tergantung atau terkonsentrasi kepada satu atau beberapa pasar tertentu,

10

karena dengan adanya gangguan yang relative kecil saja akan sangat mempengaruhi

volume maupun nilai ekspor.

IPK dirumuskan sebagai berikut :

IKPi = 2

Dimana :

IKPi = indeks konsentrasi pasar komoditas ke –i

Xij = ekspor komoditas i ke negara tujuan j

Xi = total ekspor komoditas

Koefisien tertinggi yang dapat dicapai adalah satu, berarti bahwa ekspor komoditas I

hanya tertuju ke satu negara tujuan. Semakin kecil nilai keofisien yang diperoleh,

menunjukkan semakin banyak negara tujuan ekspor komoditas tersebut, yang berarti

semakin baik. Angka terendah terjadi kalu pangsa pasar setiap negara tujuan persis sama,

sehingga angkanya 1 / , dimana N adalah banyaknya negara tujuan ekspor. Untuk

kenyamanan dalam melakukan analisis, biasanya angka koefisian dikalikan dengan 100.

Untuk melihat keunggulan DOB maka dilakukan dengan pendekatan Loqation Quotion

(LQ) untuk setiap sektor ekonomi atau sub-sektor ekonomi. Dan untuk melihat dampak

DOB terhadap perekonomian daerah digunakan analisis regresi dengan variabel bebas

investasi pemerintah dan peningkatan investasi swasta, Dengan penggunakan persamaan

regresi diatas dapat digunakan peramalan prospek ekonomi DOB ke depan. Penggunaan

analisis ini dikaitkan dengan SWOT analisis untuk memperkuat dan mengeliminir

kelemahan-kelemahan dari model analisis jangka panjang akan yang digunakan.

11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komoditi unggulan serta untuk melihat

sejauh mana daya saing dari komoditi unggulan tersebut. Data penelitian ini dari data skunder

dari BPS, Dinas-dinas dan 5 Kecamatan Se-Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Lokasi penelitian adalah 5 Kecamatan pada Kabupaten Labuhan Batu Selatan yaitu :

1 Kota pinang2 Kampung Rakyat3 Torgamba4 Sei kanan5 Silangkitang

3.2. Jenis dan Sumber Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini data yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik (BPS), Dinas-dinas serta data primer dengan mengobservasi pada objek penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini bukan berdasarkan pada data-data statistik semata,

tetapi juga dari hasil survei langsung dilapangan terhadap responden pada lokasi penelitian

sehingga data kuantiatif yang dihasilkan dan data sekunder dapat dilengkapi dengan data

kualitatif dari hasil analisis survey tersebut.

12

Untuk pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif tersebut, pengumpulannya dilakukan

dengan menggunakan teknik berikut ini:

- Observasi (pengamatan langsung di lapangan) yang komprehensif terhadap daerah

otonom yang akan dimekarkan dengan mengandalkan pengamatan dan analisis peneliti.

- Studi dokumentasi/kepustakaan yang terdiri dari berbagai literatur yang berkaitan dengan

kebutuhan data sesuai kriteria, indikator dan sub indikator yang telah ditetapkan, seperti

data masing-masing Kecamatan pada Kabupaten dalam Angka tahun 2007-20012

- Interview atau wawancara dan analisis mendalam dengan unit organisasi, yaitu institusi

yang berasal dari 9 Kecamatan.

- Angket atau daftar pertanyaan yang disebarkan kepada setiap responden.

3.4. Model Analisis

Untuk melihat komoditi unggulan kabupaten Labuhan Batu digunakan rumus Location

Quotient (LQ) sebagai berikut :

LQ =

Yri/∑

i=1

n

Y r

∑j=i

m

Yni /∑

i=1

n

∑j=1

m

Y n

dimana : LQ = Indeks mengukur spesialisasi suatu komoditi

yri = Total nilai tambah sektor i di kabupaten

y r = Total nilai tambah kabupaten

yni = Total nilai tambah sektor i di Provinsi

yn = Total nilai tambah di Provinsi

13

Concentration Indeks Alat yang sangat berhubungan dengan LQ disebut indeks

konsentrasi yang mengacu pada rasio antara angkatan kerja dan jumlah penduduk

sebagaimana tampak pada formula berikut :

CI =

Dimana P adalah jumlah penduduk

Indeks lain yang menggunakan model indeks konsentrasi (CI) adalah Indeks

Lokalisasi (LI). Walaupun demikian, LI tidak berfokus pada satu daerah, tetapi pada satu

sektor dan persebarannya di antara daerah-daerah yang berbeda dalam satu negara.

Sedangkan Untuk melihat komoditi unggulan yang berdaya saing maka digunakan

formula :

RCA =

Dimana :

XiN = nilai ekspor komoditas i dari Kabupaten N

XN = nilai ekspor semua komoditas dari Kabupaten N

XiW = nilai ekspor komoditas I dari Propinsi

XN = nilai eksopor semua komoditas dari Propinsi.

Sedangkan untuk meanalisis penguasaan pasar dari setiap komoditas digunakan rumus :

14

IKPi = 2

Dimana :

IKPi = indeks konsentrasi pasar komoditas ke –i

Xij = ekspor komoditas i ke Kabupaten tujuan j

Xi = total ekspor komoditas i

Penggunaan analisis ini dikaitkan dengan SWOT analisis untuk memperkuat dan

mengeliminir kelemahan-kelemahan dari model analisis jangka panjang akan yang digunakan.

3.4. Definisi Operasional

a. PDRB adalah produk domestik regional bruto berdasarkan harga konstan 2000 dalam

milyar rupiah.

b. PDRB perkapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk berdasarkan harga

konstan tahun 2000 dalam rupiah.

c. PDRB sektor adalah PDRB 9 sektor berdasarkan harga konstan tahun 2000 dalam

milyar rupiah.

d. Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan nilai tambah setiap tahun berdasarkan

harga konstan.

e. Kesenjangan (Disparitas) adalah perbedaan tingkat pendapatan antar wilayah yang

dinyatakan dalam rupiah.

f. LQ adalah indeks mengukur spesialisasi suatu sektor dengan nilai antara 0 dan 1.

15

BAB IV

DATA KOMODITI UNGGULAN

Produksi Tanaman Pangan Sumatera Utara

(Ton)

2009-2011

16

a. Komoditi di Sumatera Utara

Jenis Tanaman(Type of Plant)

PRODUKSI

2009 2010 2011

('1) 2 3 4Padi Sawah 3.189.758 3.382.066 3.422.264Padi Ladang 151.036 145.833 160.038Jagung 1.098.969 1.166.548 1.377.718Kacang Kedelai 11.647 14.206 9.438Kacang Tanah 19.316 16.771 16.449Kacang Hijau 5.493 4.426 3.344Ubi Kayu 736.771 1.007.284 905.571Ubi Jalar 114.187 140.138 179.388

Produksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara(Ton)

2009-2011Jenis Tanaman(Type of Plant)

PRODUKSI2009 2010 2011

('1) 2 3 4Karet 244404.73 254650.07 264927.75Kelapa sawit 5070760.73 1119487.37 1118516.7Kopi Robusta 8573.32 8238.61 7844.94Kopi Arabika 45351.99 45482.81 47755.11Kelapa 96823.5 93087.64 103606.06Kakao 36042.11 38249.11 36289.78Cengkeh 438.33 288.59 479.78Kemenyan 5179.6 4661.62 4730.38Kulit Manis 3767.29 3686.16 3711.75Nilam 728.75 834.55 347.76Kemiri 13305.4 13305.4 12687.51Aren 3066.14 2115.05 2989.68Pinang 2.783.76 3938.48 2969.44Vanili 30.54 55.6 27.8Tembakau 119.06 294.98 439.09Tebu 2746.31 7326.99 844.55Pala 29.76 22.04 22.68Lada 96.86 83.32 87.77Kapuk 266.41 208.3 108.6Gambir 1558.12 1860.58 1876.59Kapulaga 10.48 7.18 7.74

17

Jambu Mente - - -

18

Produksi Tanaman Pangan Labuhan Batu Selatan(TON)

2009-2011

19

Komoditi di Labuhan Batu Selatan

Produksi Tanaman Perkebunan(TON)

2009-2011Jenis Tanaman(Type of Plant)

PRODUKSI2009 2010 2011

('1) 2 3 4Karet 24.632,00 24.632 24.622Kelapa sawit 5070760 509.213 593.092Kopi Robusta - - -Kopi Arabika - - -Kelapa 68,40 68.40 48,50Coklat 73,30 73,30 75,65Pinang 580 5,9 5,25

Produksi Daging menurut Jenis Unggas Labuhan Batu Selatan(Ton)

2009-2011

20

Jenis Tanaman(Type of Plant)

PRODUKSI

2009 2010 2011

('1) 2 3 4Padi Sawah 9.104 8.317 2.945Padi Ladang 600 407 102Jagung 518 319 4.129Kacang Kedelai 80 23 35Kacang Tanah 68 39 11,42Kacang Hijau 44 23 52Ubi Kayu 431 657 2.414Ubi Jalar 294 149 246

Jenis Unggas Produksi2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)Ayam Ras*petelor 25.997 - 18.909,00*Pedaging 5.227 6.962 45.400,50Ayam kampong - 80.371 282.856,00Itik Manila 9.134 143 14.333,00

Produksi Ikan Menurut Hasi Tangkapan Labuhan Batu Selatan(Ton)

2009-2011Asal Tangkapan 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)Laut - - -Perairan Umum - 11,50 11,90Darat*budidaya 153,30 - -*budidaya air payau*budidaya air laut

Produksi Daging Mnurut Jenis Ternak(ton)

2009-2011Jenis Ternak Produksi

2009 2010 2011(1) (2) (3) (4)

Sapi 2.506 Tidak ada data 245.750Kerbau 71 Tidak ada data 9.350Kuda - Tidak ada data 200Kambing 6.308 Tidak ada data 234.375Domba 3.063 Tidak ada data 41.625Babi 258 Tidak ada data 28.180

21

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2009 - 2011

Kabupaten/Kota

Regency/City2009 2010*) 2011**)

(1) (2) (3) (4)

      Kabupaten/Regency      

 1. N i a s 478,51 510,79 545,56

 2. Mandailing Natal 1 909,49 2 031,96 2 162,58

 3. Tapanuli Selatan 1 697,91 1 783,88 1 877,66

 4. Tapanuli Tengah 1 128,83 1 198,51 1 273,67

 5.  Tapanuli Utara 1 529,40 1 614,37 1 703,75

 6. Toba Samosir 1 670,06 1 761,93 1 854,52

 7. Labuhanbatu 3 101,70 3 261,57 3 448,18

 8. Asahan 5 134,42 5 389,83 5 679,51

 9. Simalungun 5 299,69 5 571,10 5 894,59

10. D a i r i 1 952,59 2 050,67 2 158,86

11. K  a  r  o 3 175,60 3 367,19 3 589,13

12. Deli Serdang 13 698,06 14 516,73 15 389,01

13. Langkat 6 819,23 7 210,56 7 627,55

14. Nias Selatan 1 182,90 1 231,58 1 286,52

15. Humbang Hasundutan 954,55 1 006,56 1 066,36

16. Pakpak Bharat 154,42 164,88 174,74

17. Samosir 1 002,46 1 058,49 1 121,62

18. Serdang Bedagai 4 287,25 4 550,68 4 822,99

19. Batubara 7 066,22 7 394,49 7 772,10

20.  Padang Lawas Utara 734,28 783,76 837,15

21.  Padang Lawas 710,76 750,29 798,26

22.  Labuhanbatu Selatan 2 685,09 2 835,77 3 009,51

22

23.  Labuhanbatu Utara 2 993,33 3 163,22 3 359,75

24.  Nias Utara 459,23 490,12 523,87

25.  Nias Barat 239,04 254,10 271,27

       Kota/City      

71.  Sibolga 697,92 740,04 777,48

72. Tanjungbalai 1 333,34 1 396,97 1 468,33

73. Pematangsiantar 1 926,30 2 038,92 2 161,59

74. Tebing Tinggi 1 099,24 1 165,58 1 243,37

75. M  e  d  a  n 33 430,05 35 822,22 38 576,23

76. B i n j a i 1 905,18 2 020,90 2 147,82

77. Padangsidimpuan 884,66 936,05 992,13

78.   Gunungsitoli 817,03 867,23 924,06

 Sumatera Utara 111 559,22 118 640,90 126 450,62

Sumber/Source   :  BPS Provinsi Sumatera Utara/BPS – Statistics of Sumatera Utara Province

Keterangan/Note :   PDRB Sumatera Utara bukan merupakan penjumlahan dari  PDRB

Kabupaten/Kota.

PDRB Sumatera Utara dan PDRB Kabupaten/Kota masing-masing dihitung secara

terpisah.

23

BAB V MENGHITUNG KOMODITI UNGGULAN DARI SEKTOR PERTANIAN

Metode LQ

Dimana merupakan indictor awal untuk menentukan posisi surplus/deficit suatu daerah dalam hal konsumsi tertentu. Angka LQ > 1 untuk sector tertentu menunjukkan keadaan surplus, yaitu proporsi sector yang bersangkutan melebihi proporsi sector yang sama di nasional, atau menunjukkan keunggulan komparatif sector tersebut. Demikian pula sebaliknya. Rumus umum dari LQ adalah sebagai berikut :

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)Diamana :LQ = nilai LQ sector ekonomi I di daerah rX i

r = nilai tambah sector I di daerah r

X r = PDRB daerah rX n = total PDRB

PDRB Labusel dan Sumatera Utara 2009-2011 Atas Dasar Harga Konstan

2009 2010 2011Labusel 2.685,09 2.835,77 3.009,51Sumatera Utara

111.559,22 118.640,90 126.450,62

1. Komoditi Padi Sawah tahun 2009-2011a. 2009

24

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 9 .104/2 .685 , 09

3.189 .758 /111 .559 , 22

= 3 ,3928 , 5

= 0,11 b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 8 . 317/2. 835 , 77

3. 382 ,066/118. 640 ,90

= 2, 9328 ,5

= 0,10c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 2. 945 /3 .009 , 51

3. 422 .264/126 . 450 ,62

= 0 ,9727 ,0

= 0,032. Komoditi Padi Ladang tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 600/2 .685 ,09151 .036 /111 .559 , 22

25

= 0,2

1,35

= 0,14b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 407 /2. 835 , 77145 . 833/118.640 , 90

= 0 ,141 ,22

= 0,11c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 102/3 .009 , 51160 . 038/126. 450 ,62

= 0 ,031 ,26

= 0,023. Komoditi Jagung tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 518/2 .685 , 091. 098 .969/111.559 , 22

= 0 ,199,8

= 0,01b. 2010

26

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 319/2 .835 ,771. 166 .548 /118 . 640 ,90

= 0 ,119 ,83

= 0,01c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 4 .129 /3 .009 , 51

1.377 .718 /126 . 450 ,62

= 1,37

10 ,89

= 0,124. Komoditi Ubi Kayu tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 431 /2 . 685 ,09736 .771 /111 .559 , 22

= 0 ,166,6

= 0,02b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 657 /2 .853 ,771.007 .284 /118.640 ,90

27

= 0 ,238 ,49

= 0,02c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 2. 414 /3. 009 ,51

905 . 571/126 . 450 , 62

= 0 ,807 ,16

= 0,115. Komoditi Ubi Jalar tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 294 /2. 685 ,09114 .187 /111 .559 , 22

= 0 ,101 ,02

= 0,09b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 149/2 .835 , 77140 .138 /118 .640 ,90

= 0 ,051 ,18

= 0,04c. 2011

28

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 246 /3 . 009 ,51179 .388 /126 . 450 , 62

= 0 ,081 ,41

= 0,056. Komoditi Kacang Tanah tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 68/2 .685 ,095.493 /111 .559 ,22

= 0 , 020 , 04

= 0,5b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 39/2 .835 , 7716 . 771/118. 640 , 90

= 0 , 010 ,14

= 0,07c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 11 , 42/3 . 009 ,5116 . 449/126 .450 , 62

29

= 0 , 0030 , 13

= 0,037. Komoditi Kedelai 2009-2011a. 2009

= 80 /2 . 685 ,0911. 647/111. 559 ,22

= 0 , 020 , 01

= 0,2

b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 23/2 .835 ,7714 . 206/118.640 , 90

= 0 , 008

0,1

= 0,08c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 35/3 . 009 ,519 .438/126 . 450 ,62

= 0 ,010 ,07

30

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 0,148. Komoditi Kacang Hijau 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 44 /2 .685 , 095.493 /111 .559 ,22

= 0 , 010 , 04

= 0,25b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 23/2 . 835 ,774 .426 /118.640 , 90

= 0 , 0080 , 03

= 0,26c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 52/3 .009 , 513. 344 /126 . 450 ,62

= 0 , 010 , 02

= 0,59. Komoditi Kelapa 2009-2011

a. 2009

31

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 68 , 40 /2 .685 ,0996 . 823 ,5/111.559 ,22

= 0 , 020 , 86

= 0,02b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 68 , 40 /2 . 835 ,7793 . 087 ,64/118 . 640 ,90

= 0 , 020 ,78

= 0,02c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 48 ,50/3 .009 ,51103 .606 ,06 /126. 450 ,62

= 0 , 010 , 81

= 0,0110.Komoditi Karet tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 24 . 632 ,00 /2. 685 , 09244 .404 ,73 /111 .559 ,22

32

= 9 ,172 ,19

= 4,18b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 24 . 632/2. 835 , 77254 . 650 , 07/118. 640 , 90

= 8 ,682 ,14

= 4,05c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 24 . 622/3 .009 , 51264 . 927 ,75/126 . 450 ,62

= 8 ,182 ,09

= 3,9111.Komoditi Kelapa Sawit tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 509 .213 , 00 /2 .685 ,095. 070 .760 , 73/111.559 ,22

= 189 ,645 , 4

= 4,17b. 2010

33

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 509 .213 /2 .835 ,771. 119.487 , 37/118. 640 , 90

= 179 , 56

9 , 43

= 19c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 593 . 092/3 . 009 ,511. 118.516 ,7 /126 . 450 ,62

= 1978 , 84

= 22,212.Komoditi Coklat tahun 2009-2011

a. 2009

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 73 , 30/2. 685 , 0936 . 042 ,11/111 .559 , 22

= 0 , 020 , 32

= 0,06b. 2010

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 73 , 30/2. 835 ,7738 .249 ,11 /118.640 , 90

34

= 0 , 020 , 32

= 0,06c. 2011

LQ=( X i

r /Xr)( X i

n /Xn)

= 76 , 65/3 . 009 ,5136 . 289 ,78 /126 .450 , 62

= 0 , 0250 , 28

= 0,08Nilai LQ Komoditi Unggulan di Labusel dari tahun 2009-2011No.

Komoditi 2009 2010 2011

1. Padi Sawah 0,11 0,10 0,032. Padi Ladang 0,14 0,11 0,023. Jagung 0,01 0,01 0,124. Ubi Kayu 0,02 0,02 0,115. Ubi Jalar 0,09 0,04 0,056. Kacang

Tanah 0,5 0,07 0,03

7. Kedelai 0,2 0,08 0,148. Kacang Hijau 0,25 0,26 0,59. Kelapa 0,02 0,02 0,0110.

Karet 4,18 4,05 3,91

11.

Kelapa Sawit 4,17 19 22,2

12.

Coklat 0,06 0,06 0,08

35

Analisa LQ, dimana :1. Jika LQ > 1, maka sector tersebut secara relative direpresentasikan di

atas representasi (overrepresented) di daerah tersebut, atau daerah tersebut relative terspesialisasi secara berlebihan (overspecialized) pada aktivitas ekonomi (sector) tersebut.

2. Jika LQ = 1, maka daerah tersebut tidak terspesialisasi secara berlebihan atau kurang dari aktivitas ekonomi yang dimaksud.

3. Jika LQ < 1, maka sector tersebut secara relative kurang terepresentasikan di daerah tersebut, atau daerah tersebut relative kurang terspesialisasi pada aktivitas ekonomi yang dimaksud.

Bab VI KesimpulanDari penganalisaan data komoditi unggulan dengan menggunakan metode LQ, maka dapat diketahui beberapa komoditas unggulan di kabupaten Labuhan Batu Selatan dimana komoditi unggulannya adalah kelapa sawit dan karet dengan analisa LQ > 1,yaitu :

Komoditi Unggulan

2009 2010 2011

Karet 4,18 4,05 3,91Kelapa Sawit 4,17 19 22,2

Maka dapat dikatakan bahwa abupaten Labuhan Batu Selatan ini terspesialisasi secara berlebihan (overspecialized) pada aktivitas ekonomi pada subsector pertanian berupa perkebunan yang terindikasi pada karet dan sawit. Sehingga kabupaten Labusel unggul sebagai pemasok sawit.

36

Kemudian dapat diambil kesimpulan juga bahwasanya di sector produksi tanaman pangan LQ yang dicapai adalah < 1, sehingga kabupaten Labusel tidak terspesialisasi di sector ini dan memperolehnya (tanaman pangan) dari luar kabupaten atau dari kabupaten yang memiliki LQ > untuk sector pertanian di tanaman pangan.

37