hubungan tingkat pengetahuan komplikasi
TRANSCRIPT
439
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN
TINDAKAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
Siti Eka Yanti*, Ahmad Asyrofi, Triana Arisdiani
Program Studi Sarjana Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Jln Laut 31A Kendal, Jawa
Tengah, Indonesia 51311
ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi penyebab utama mortalitas di
dunia dan menjadi risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. Komplikasi hipertensi dapat
sangat berbahaya karena tidak disertai gejala apapun, sehingga perlu adanya pengetahuan penderita
hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi. penelitian ini menggunakan metode cross sectional
dengan jumlah sampel sebanyak 71 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan rata-rata umur
responden 57,8 tahun, mayoritas jenis kelamin perempuan 50,7%, pendidikan terakhir SD/Sederajat
56,3%, pekerjaan wiraswasta 38,0%, menderita hipertensi rata-rata selama 3 tahun, komorbiditas
penyakit adalah diabetes mellitus 62,0%, tingkat pengetahuan rendah 73,2% dan tindakan pencegahan
buruk 64,8%. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan komplikasi hipertensi dengan
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi (p=0,0001).
Kata kunci: tingkat pengetahuan; tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
RELATIONSHIP OF LEVEL OF KNIP COMPLICATIONS KNOWLEDGE WITH
COMPLICATIONS PREVENTION MEASURES
ABSTRACT Hypertension is a cardiovascular disease which is the main cause of mortality in the world and is a
risk of heart attack, stroke and heart failure. Complications of hypertension can be very dangerous
because they are not accompanied by any symptoms, so there is a need for knowledge of hypertension
sufferers to prevent complications. This study used a cross sectional method with a total sample of 71
people. The sampling technique uses consecutive sampling. Data analysis using chi square test. The
results obtained an average age of respondents 57.8 years, the majority of female sex 50.7%, the last
education elementary / equivalent 56.3%, 38.0% of self-employed, suffer from hypertension for an
average of 3 years, comorbidity diabetes mellitus was 62.0%, low knowledge level 73.2% and bad
prevention measures 64.8%. There was a significant relationship between the level of knowledge of
hypertension complications and prevention of hypertension complications (p = 0.0001).
Keywords: knowledge level; prevention of hypertension complications
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit
kardiovaskuler yang menjadi penyebab
utama mortalitas baik di dunia khususnya di
negara-negara berkembang (Kemenkes RI,
2018). Prevalensi hipertensi di dunia
mencapai 972 juta orang atau 26,4% orang
di seluruh dunia mengidap hipertensi,
angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di
negara maju dan 639 sisanya berada di
negara berkembang, termasuk Indonesia
(World Health Organization, 2016). Secara
nasional prevalensi hipertensi di Jawa
Tengah sebesar 34,1% (Dinkes Provinsi
Jawa Tengah, 2019). Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal tahun 2019
menyebutkan prevalensi hipertensi
mengalami peningkatan dari tahun 2017
sebesar 26,90% menjadi 36,40 % di tahun
2018.
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 3, Hal 439 - 448, September 2020 p-ISSN 2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
440
Terdapat tujuh wilayah di Kabupaten
Kendal yang memiliki prevalensi hipertensi
tertinggi antara lain Pageruyung dengan
jumlah penderita hipertensi 1828 (16,07%)
orang, Cepiring dengan jumlah penderita
hipertensi 1267 (12,92%) orang, Rowosari
dengan jumlah penderita hipertensi 1471
(11,84%) orang, Patebon dengan jumlah
penderita hipertensi 820 (11,50%) orang,
Weleri dengan jumlah penderita hipertensi
1273 (11,15%) orang, Brangsong dengan
jumlah penderita hipertensi 672 (10,49%)
orang dan Boja dengan jumlah pasien
hipertensi 1703 (10,49%) orang (Dinkes
Kendal, 2019).
Hipertensi dikenal sebagai silent killer
karena gejalanya tanpa keluhan dan nanti
diketahui saat sudah terjadi komplikasi.
Hipertensi berkaitan dengan peningkatan
tekanan darah. Semakin tinggi tekanan
darah, maka semakin besar risiko terjadi
komplikasi. Komplikasi dari hipertensi
adalah stroke, penyakit jantung, infark
miokard, gagal ginjal dan kebutaan
(Kemenkes RI, 2018). Hasil riset Institute
for Health Metrics and Evaluation tahun
2017, stroke merupakan penyebab kematian
pertama di Indonesia, diikuti dengan
penyakit jantung iskemik, diabetes,
tuberkulosa, sirosis, diare, PPOK,
alzheimer, infeksi saluran napas bawah dan
gangguan neonatal serta kecelakaan lalu
lintas (IHME, 2017).
Stroke dapat dicegah dengan pengetahuan
tentang komplikasi hipertensi. Pengetahuan
dapat meningkatkan penderita hipertensi
untuk mencegah terjadinya stroke dengan
perawatan hipertensi. Pengetahuan menjadi
kebutuhan mendasar dalam upaya
meningkatkan perilaku pencegahan
komplikasi hipertensi. Kurangnya
pengetahuan tentang komplikasi hipertensi
dapat mempengaruhi perilaku pencegahan
komplikasi hipertensi yang diakibatkan
oleh perubahan gaya hidup, mengkonsumsi
makanan tinggi lemak, kolesterol, merokok
dan stress yang tinggi (Susanti, 2019). Hasil
penelitian Setiarini, (2018), tentang
perilaku pencegahan dan pengendalian
hipertensi menunjukkan bahwa mayoritas
wanita pasca menopause yang normotensi
dan hipertensi berumur 55 tahun dan
pendidikan SMA, sebagian besar memiliki
pengetahuan dan sikap yang baik dalam
pencegahan dan pengontrolan tekanan
darah, tetapi masih kurang dalam
prakteknya. Sejalan dengan penelitian
Damanik (2018), tentang hubungan
pemahaman penderita hipertensi tentang
komplikasi salah satunya stroke
menunjukkan penderita hipertensi tentang
stroke mayoritas buruk yaitu 71,4% dengan
perilaku pencegahan komplikasi kategori
buruk yaitu 42,9%.
Komplikasi hipertensi dapat dicegah
melalui edukasi atau pendidikan kesehatan,
penerapan pola hidup sehat, dan
penggunaan terapi secara farmakologi serta
nonfarmakologi. Penelitian Masruroh,
Roifah, & Yuniarti (2019), menunjukkan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media animasi
terhadap pengetahuan tentang pencegahan
komplikasi pada penderita hipertensi.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
Puskesmas Cepiring yang di ambil dari
input data jumlah pasien hipertensi yang
berobat secara teratur sampai bulan Agustus
2019 berjumlah 1948. Sejumlah 976 kasus
terjadi komplikasi diabetes mellitus (Rekam
medis Puskesmas Cepiring, 2019).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang komplikasi hipertensi
dengan tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi”. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi karakteristik responden
meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, lama menderita hipertensi, dan
komorbiditas penyakit penyerta hipertensi,
mengidentifikasi tingkat pengetahuan
penderita hipertensi tentang pencegahan
komplikasi hipertens, mengidentifikasi
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
dan menganalisis hubungan tingkat
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
441
pengetahuan tentang pencegahan
komplikasi dengan tindakan pencegahan
komplikasi hipertensi.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain deskriptif
korelasi. Rancangan penelitian
menggunakan cross sectional. Penelitian ini
menggunakan kuesioner karakteristik
responden, tingkat pengetahuan tentang
komplikasi hipertensi dan tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi.
Kuesioner yag digunakan merupakan
kuesioner yang sudah diuji validitas dan
reliabilitas oleh peneliti sebelumnya. Uji
validitas pada skala tingkat pengetahuan
tentang komplikasi hipertensi dari 18 item,
didapatkan hasil 12 item valid dan sisanya
tidak valid (hasil terlampir). Uji validitas
pada tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi didapatkan hasil dari 37
pernyataan terdapat pernyataan tidak valid
karena r hitung (0,087) < r yaitu
pernyataan nomer 2 dan r hitung (0,102) < r
tabel (0,444) pernyataan nomer 3, sehingga
hasil akhirnya kuesioner terdiri dari 35 item
pernyataan yang digunakan untuk
penelitian. Setelah dilakukan uji reliabilitas
didapatkan nilai r alpha untuk instrument
skala tingkat pengetahuan tentang
komplikasi hipertensi didapatkan nilai a = >
0,06 yang berarti reliabel. Uji reliabilitas
untuk kuesioner tindakan pencegahan
komplikasi hipertensi sebesar 0,756
mendekati 1 sehingga dapat disimpulkan
pernyataan dalam kuesioner tersebut
reliabel untuk dijadikan pengumpulan data.
Penelitian ini dengan jumlah 71 responden
yang diambil melalui teknik consecutive
sampling. Populasi dan sampel pada
penelitian ini adalah semua penderita
hipertensi di Puskesmas Cepiring. Alat ukur
dilaksanakan pada bulan September 2019 -
Februari 2020. Tempat penelitian di
Puskesmas Cepiring. Analisis data
menggunakan uji chi square guna
mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan komplikasi hipertensi dengan
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
nilai alpha sebesar 5 % (0,05).
HASIL
Hasil penelitian meliputi distribusi
frekuensi dan presentase karakateristik
responden, variabel penelitian serta tabulasi
silang dari hubungan variabel independent
tingkat pengetahuan komplikasi hipertensi
dengan variabel dependent yaitu tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi
dipaparkan sebagai berikut :
Tabel 1 hasil penelitian tentang
karakteristik penderita hipertensi
berdasarkan umur rerata menunjukkan 57,8
tahun dengan ± 8,3. Hasil pada variabel
lama menderita hipertensi rerata
menunjukkan 2.9 tahun dengan ± 1,5. Tabel
2 menunjukkan mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan dengan
presentase 50,7%, sedangkan tingkat
pendidikan mayoritas responden lulusan SD
sebanyak 56,3% responden. Klasifikasi
pekerjaan mayoritas bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 38,0%. Komorbiditas
penyakit penyerta hipertensi adalah diabetes
mellitus sebanyak 60,2%
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pengetahuan
yang rendah yaitu 73,2%. Berdasarkan
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
sebagian besar responden memiliki
tindakan pencegahan buruk yaitu 64,8%.\
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan pasien hipertensi tentang
komplikasi hipertensi kategori rendah
berdasarkan umur rata-rata berusia 58,8
tahun, sedangkan lama menderita hipertensi
rata-rata selama 3 tahun. Tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi kategori
buruk berdasarkan umur rata-rata berumur
57,4 tahun, sedangkan lama menderita
hipertensi kategori buruk rata-rata
menderita.
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
442
Tabel 1.
Deskripsi Umur dan Lama Menderita Hipertensi (n=71)
Tabel 2.
Deskripsi Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan dan Komorbiditas (n=71)
Variabel f %
Jenis kelamin
Laki-laki
35
49,3
Perempuan 36 50,7
Pendidikan
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Diploma/Perguruan Tinggi
40
7
18
6
56,3
9,9
25,4
8,5
Pekerjaan
Tidak bekerja
TNI/POLRI/PNS
Wiraswasta
Buruh
21
4
27
19
29,6
5,6
38,0
26,8
Komorbiditas
Stroke
Infark miokard
Diabetes mellitus
22
5
44
31,0
7,0
60,2
Tabel 3.
Deskripsi Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi (n=71)
Tabel 4.
Deskripsi tingkat pengetahuan dan tindakan pencegahan komplikasi berdasarkan karakteristik
responden meliputi umur dan lama menderita hipertensi (n=71)
Variabel Pengetahuan Tindakan
Rendah Tinggi Buruk Baik
f (%) f (%) f (%) f (%)
Umur
Mean
Standar deviasi
58,81
8,93
55,05
5,4
57,46
7,12
58,44
10,2
Lama Menderita Hipertensi
Median
Min – maks
3
1-10
3
1-6
3
1-5
3
1-10
Variabel Mean Standar deviasi Median Min-mak CI 95%
Umur responden (tahun) 57,80 8,278 57,0 43-95 55,84-59,76
Lama Hipertensi (tahun) 2,96 1,535 3,0 1-10 2,59-3,32
Variabel f %
Tingkat pengetahuan
Rendah
52
73.2
Tinggi 19 26,8
Tindakan pencegahan
Buruk
Baik
46
25
64,8
35,2
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
443
Tabel 5.
Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi dengan Pola Hidup, Pola Olahraga/aktivitas,
Manajemen stress dan Pola istirahat (n=71)
Variabel f %
Pola hidup
Kurang
49
69,0
Baik 22 31,0
Pola olahraga/aktivitas
Kurang
Baik
46
25
64,8
35,2
Manajemen stress
Kurang
Baik
29
42
40,8
59,2
Pola istirahat
Kurang
Baik
26
45
36,6
63,4
Tabel 6.
Deskripsi Tingkat pengetahuan dan tindakan pencegahan komplikasi berdasarkan
karakteristik responden (n=71)
Variabel Tingkat Pengetahuan Tindakan Pencegahan
Rendah
f (%)
Tinggi
f (%)
Buruk
f (%)
Baik
f (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 25 (71,4) 10 (28,6) 22 (62,9) 13 (37,1)
Perempuan 27 (75,0) 9 (25,0) 24 (66,7) 12 (33,3)
Pendidikan
SD/Sederajat 35 (87,5) 5 (12,5) 30 (75,0) 10 (25,0)
SMP/Sederajat 7 (100,0) - 4 (57,1) 3 (42,9)
SMA/Sederajat 10 (55,6) 8 (44,4) 10 (55,6) 8 (44,4)
Diploma/Perguruan
Tinggi
- 6 (100,0) 2 (33,3) 4 (66,7)
Pekerjaan
Tidak bekerja
TNI/POLRI/PNS
Wiraswasta
Buruh
19 (90,5)
2 (50,0)
16 (59,3)
15 (78,9)
2 (9,5)
2 (50,0)
11 (40,7)
4 (21,1)
16 (76,2)
2 (50,0)
14 (51,9)
14 (73,7)
5 (23,8)
2 (50,0)
13 (48,1)
5 (26,3)
Komorbiditas
Stroke
Infark miokard
Diabetes mellitus
15 (68,2)
4 (80,0)
33 (75,0)
7 (31,8)
1 (20,0)
11 (25,0)
13 (59,1)
3 (60,0)
30 (68,2)
9 (40,9)
2 (40,0)
14 (31,8)
Tabel 7.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Komplikasi Hipertensi (n=71)
Tingkat Pengetahuan Tindakan Pencegahan Total
P OR
Kurang Baik
f % f % f %
Rendah 41 78,8 11 21.2 52 100,0 0,000 10,
4
Tinggi 5 26,3 14 73,7 19 100,0
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
444
Tabel 5 didapatkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tindakan pencegahan
pola hidup yang kurang dengan presentase
69,0%, sedangkan responden yang
memiliki tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi dengan Pola olahraga/aktivitas
kurang dengan presentase 64,8%,
sedangkan sebagian besar responden
memiliki tindakan pencegahan manajemen
stres yang baik dengan presentase 59,2%
dan sebagian besar responden memiliki
tindakan pencegahan pola istirahat yang
baik dengan presentase 63,4%.
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan tentang komplikasi hipertensi
kategori rendah berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan mayoritas perempuan
berpengetahuan rendah dengan presentase
75%, berdasarkan pendidikan mayoritas
responden yang berpengetahuan rendah
mayoritas berpendidikan SMP/Sederajat
dengan presentase 100%, berdasarkan
pekerjaan mayoritas responden yang
berpengetahuan rendah mayoritas
responden yang tidak bekerja dengan
presentase 90% dan berdasarkan
komorbiditas penyakit penyerta mayoritas
responden yang berpengetahuan rendah
adalah dengan infark miokard dengan
presentase 80%. Tindakan pencegahan
komplikasi hipertensi kategori buruk
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
laki-laki dengan tindakan pencegahan
komplikasi buruk sebanyak 63% sedangkan
perempuan sebanyak 69%, berdasarkan
tingkat pendidikan mayoritas responden
dengan tindakan pencegahan kategori buruk
menunjukkan responden dengan tingkat
pendidikan SD/Sederajat dengan presentase
75%, berdasarkan kategori pekerjaan
responden dengan tindakan pencegahan
kategori buruk mayoritas tidak bekerja
dengan presentase 76% dan berdasarkan
kategori komorbiditas penyakit penyerta
mayoritas responden dengan tindakan
pencegahan buruk yaitu diabetes mellitus
sebanyak 66%.
Tabel 7 hasil analisa bivariat menunjukkan
penderita hipertensi yang berpengetahuan
rendah dan tindakan pencegahannya kurang
sebesar 78,8%, sedangkan penderita
hipertensi dengan pengetahuan tinggi dan
tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
baik sebesar 73,3%. Hasil uji chi-square
diperoleh nilai p=0,0001, karena p ≤ 0,05
maka H0 ditolak yang berarti terdapat
hubungan tindakan pencegahan komplikasi
hipertensi antara penderita yang
berpengetahuan rendah dan tinggi. Hasil uji
juga diperoleh OR=10,4, artinya penderita
hipertensi yang berpengetahuan tinggi
berpeluang sebesar 10,4 kali untuk
melakukan tindakan pencegahan
komplikasi hipertensi dibandingkan dengan
penderita yang berpengetahuan rendah.
PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata umur responden yang mengalami
hipertensi adalah 57,8 tahun. Hal ini
ditemukan juga dalam penelitian Gerungan
(2016) bahwa diperoleh hasil ada hubungan
yang bermakna antara umur dengan
kejadian hipertensi, umur ≥ 40 tahun
memiliki risiko terkena hipertensi sebesar
11,71 kali dibandingkan dengan umur < 40
Tahun. Hal ini terjadi karena semakin
bertambahnya usia elastisitas pembuluh
darah akan mengecil menyebabkan aliran
darah ke tubuh semakin sedikit sehingga
jantung harus bekerja keras untuk
memenuhi aliran darah sehingga berdampak
pada hipertensi (Aidha & Tarigan, 2019).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 50,7%. Sejalan
dengan hasil penelitian Aristoteles (2018)
yang menunjukkan ada hubungan jenis
kelamin dengan penyakit hipertensi. Hasil
penelitian Aidha & Tarigan (2019)
mendapatkan hasil 56,6% perempuan dan
43,4% laki-laki menderita hipertensi.
Perempuan lebih banyak menderita
hipertensi setelah menopause, hal tersebut
terjadi karena adanya penurunan hormon
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
445
yang menyebabkan penurunan homeostatis
tubuh, setelah usia 45 tahun perempuan
lebih berisiko terkena hipertensi karena
produksi hormon estrogen yang
mempengaruhi kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Perubahan hormon
tersebut dapat menyebabkan hipertensi dan
penebalan pembuluh darah atau
aterosklerosis (Chen, Lo, Chang, dan Kuo,
2014).
Hasil penelitian mayoritas responden
dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar
(SD) yaitu sebanyak 56,3%. Distribusi
tingkat pendidikan responden menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki
tingkat pendidikan yang kurang. Hasil
Penelitian Wijayanto & Satyabakti (2014),
menunjukkan terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan
angka kejadian hipertensi pada lansia di
Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya.
Pendidikan merupakan indikator tingkat
kemampuan manusia dalam memahami
akses informasi yang diperoleh dari luar,
dalam hal ini kaitnnya dengan informasi
dari kesehatan berkaitan dengan kesadaran
untuk mau memeriksakan diri serta
mengetahui komplikasi-komplikasi lanjutan
dari hipertensi termasuk mengetahui gejala-
gejala awal dari hipertensi (Ferreira et al,
2015).
Hasil distribusi frekuensi menunjukkan
jenis pekerjaan terbanyak sebagai
wiraswasta dengan presentase 38,0%.
Sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Damanik (2018) menunjukkan
pekerjaan responden mayoritas wiraswasta
yaitu 34,3%. Sesuai dengan hasil penelitian
Hasil penelitian Mara, Sari, & Suhatri
(2019) menunjukkan bahwa 38 orang
(33,3%) responden yang bekerja menderita
hipertensi. sebanyak 44 orang (73,3%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas responden menderita hipertensi
rata-rata adalah 3 tahun. Lama responden
menderita hipertensi minimun adalah 1
tahun, sedangkan lama responden yang
menderita hipertensi maksimum pada
penelitian ini adalah 10 tahun. Hasil
penelitian ini sama dengan responden
dalam penelitian Violita, Thaha & Dwinta
(2015) bahwa lama menderita hipertensi
responden sebagian besar telah menderita
hipertensi selama 1-3 tahun yaitu sebanyak
63 orang (47,0%) bahwa terdapat hubungan
antara riwayat lama menderita hipertensi
dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian
Khansa & Partiningrum (2018)
menunjukkan bahwa belum terbukti bahwa
lama hipertensi mempengaruhi kejadian
gambaran EKG HVKi (hipertrofi ventrikel
kiri) dan infark miokard lama. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lama
menderita hipertensi bukan menjadi faktor
utama yang mempengaruhi tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi. Hal ini
bertentangan dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa membiarkan hipertensi
lebih lama akan menyebabkan gangguan
pada organ lain seperti stroke, infark
miokard, gagal ginjal, enselopati, gangguan
penglihatan dan diabetes mellitus (Smeltzer
& Bare, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan komorbiditas
penyakit penyerta hipertensi pada
responden sebagian besar adalah diabetes
mellitus dengan presentase 62,0%. Sejalan
dengan hasil penelitian Sami'un, Pertiwi &
Rahmawati (2018) didapatkan jumlah 93
pasien dengan hipertensi komplikasi pasien
penderita diabetes sebanyak 85 pasien,
penderita komplikasi jantung sebanyak 5
pasien, penderita komplikasi stroke
sebanyak 3 pasien. Penelitian Fitria,
Christianti & Santoso (2018) menunjukkan
bahwa pasien hipertensi didominasi oleh
perempuan usia 60 tahun ke atas dengan
tekanan darah 120-129 mmHg dan
komorbiditas terbesar untuk kasus stroke
atau Cedera Cerebrovascular (CVA).
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Komplikasi Hipertensi dengan Tindakan
Pencegahan Komplikasi Hipertensi
Hasil analisa statistik menggunakan chi-
square, didapatkan nilai p = 0,0001 yang
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
446
berarti signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan tentang komplikasi
hipertensi dengan tindakan pencegahan
komplikasi hpertensi, hal tersebut dapat
dimaknai terdapat perbedaan penderita
hipertensi yang berpengetahuan rendah dan
tinggi. Terdapat perbedaan tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi antara
penderita yang berpengetahuan rendah dan
tinggi.
Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mujiran,
Setiyawan & Rizqie (2019) menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan
responden tentang penyakit hipertensi
dengan sikap pencegahan komplikasi
hipertensi pada lansia peserta prolanis pada
UPT Puskesmas Jenawi Kabupaten
Karanganyar. Hasil penelitian Eriyani &
Shalahuddin (2019), menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan pasien hipertensi tentang
upaya pencegahan stroke dengan cara terapi
non-farmakologi di Poli Dalam RSU dr.
Slamet Garut. Sejalan dengan penelitian
Damanik (2018), tentang hubungan
pemahaman penderita hipertensi tentang
komplikasi salah satunya stroke
menunjukkan bahwa pemahaman penderita
hipertensi tentang stroke mayoritas buruk
yaitu 71,4% dengan perilaku pencegahan
komplikasi kategori buruk yaitu 42,9%.
Pengetahuan yang tinggi tentang
komplikasi hipertensi dan bagaimana
tindakan pencegahannya dapat
mempengaruhi perilaku penderita hipertensi
dalam mengontrol pola hidup hidup, pola
olahraga/aktivitas, manajemen stress, dan
pola istirahat yang dapat memicu
peningkatan tekanan darah dan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi
hipertensi. Aspek pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang. Dimana
semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang akan dapat mempengaruhi pola
pikir dan sikap terhadap sesuatu hal yang
akhirnya akan mempengaruhi terjadinya
perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2012).
SIMPULAN
Responden rata-rata berusia 57,8 tahun,
mayoritas berjenis kelamin perempuan
sebanyak 50,7%, berpendidikan
SD/Sederajat 56,3%, pekerjaan wiraswasta
38,0%, lama menderita hipertensi rata-rata
3 tahun, komorbiditas penyakit penyerta
hipertensi adalah diabetes mellitus
sebanyak 60,2%. Sebagian besar (73,2%)
penderita hipertensi berpengetahuan rendah
tentang komplikasi dan tindakan
pencegahan sebagian buruk (64,8%)
meliputi tindakan pencegahan pola hidup
yang kurang (69,0%), tindakan pencegahan
pola aktivitas/aktivitas yang kurang
(64,8%), tindakan pencegahan manajemen
stres yang baik (59,2%), tindakan
pencegahan pola istirahat yang baik
(63,4%).
Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =
0,0001, karena p ≤ 0,05 maka H0 ditolak
yang berarti terdapat hubungan tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi antara
penderita yang berpengetahuan rendah dan
tinggi. Penderita hipertensi yang
berpengetahuan tinggi berpeluang sebesar
10,4 kali untuk melakukan tindakan
pencegahan komplikasi hipertensi
dibandingkan dengan penderita yang
berpengetahuan rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Almira Khansa & Dwi Lestari
Partiningrum. (2018). Hubungan
Antara Lama Hipertensi Dan
Gambaran Elektrokardiogram
Hipertrofi Ventrikel Kiri Dan Infark
Miokard Lama. Jurnal Kedokteran
Diponegoro Volume 7, Nomor 2
Aprillya M.T. Gerungan, Angela F.C.
Kalesaran, & Rahayu H. Akili.
(2016). Hubungan antara Umur,
Aktivitas Fisik dan Stress Dengan
Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Kawangkoan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
447
Ratulangi
Aristoteles. (2018). Korelasi Umur Dan
Jenis Kelamin Dengan Penyakit
Hipertensi Di Emergency Center Unit
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang 2017. Indonesia Jurnal
Perawat Vol.3 No.1
Chen, K., Chiou, C.F., Plauschinat, C.A.,
Frech, F., Harer, A. & Dubois, R..
(2014). Patient Satisfaction with
Antihypertensive Therapy, Journal of
Human Hypertension
Dahroni, Triana Arisdiani, Yuni Puji
Widiastuti. (2017). Hubungan Antara
Stres Emosi Dengan Kualitas Tidur
Lansia. Jurnal Keperawatan Jiwa
Volume 5 No 2 .
DOI:https://doi.org/10.26714/jkj.5.2.2
017.68-71
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
(2019). Buku Saku Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
(2019). Profil Kesehatan Kabupaten
Kendal DKK Kendal
Eriyani & Shalahuddin (2019).
Pengetahuan Pasien Tentang Upaya
Pencegahan Stroke Dengan Terapi
Non-Farmakologi Di Poli Dalam
Rsu Dr. Slamet Garut. Jurnal Ilmiah
Ibnu Sina,
4(1)DOI:https://doi.org/10.36387/jiis.
v4i1.197.
Ida Lailatul Fitria, Debby Christianti, &
Arif Santoso. (2018). Profil
Penggunaan Antihipertensi Pasien
Rawat Jalan Dengan Atau Tanpa
Komorbiditas Di Rumah Sakit Era
Medka Periode Januari-Maret 2018.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra
Bangsa Vol. 1 , No.1
Nascimento-Ferreira, M. V. et al. (2015).
Prevalence Of Cardiovascular Risk
Factors, The Association With
Socioeconomic Variables In
Adolescents From Low-Income
Region doi:
10.3305/nh.2015.31.1.7511.
Hamonangan Damanik. (2018). Hubungan
Pengetahuan Penderita Hipertensi
tentang Stroke dengan Perilaku
Pencegahan Stroke di Puskesmas
Helvetia Medan. Jurnal Keperawatan
Priority, Vol 1, No. 1
Institute For Health Metrics And Evaluation
(2017). Findings from the Global
Burden of Disease Study
Kementrian Kesehatan, RI. (2018).
Hipertensi Membunuh Diam-diam,
Ketahui Tekanan Darah Anda.
https://www.depkes.go.id/
article/view/18051600004/ hipertensi-
membunuh-diam-diam-ketahui-
tekanan-darah-anda.html
Masruroh, Roifah, & Yuniarti. (2019).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Menggunakan Media Animasi
Terhadap Pengetahuan tentang
Pencegahan Komplikasi pada
Penderita Hipertensi URI:
http://hdl.handle.net/123456789/633
Mujiran, Setiyawan & Noerma Shovie
Rizqie. (2019). Hipertensi Pada
Lansia Peserta Prolanis UPT
Puskesmas Jenawi Karanganyar.
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan
Aplikasinya, Vol.7(2)
DOI:https://doi.org/10.20961/placent
um.v7i2.29734
Samiun, Ajeng Dian Pertiwi & Sri
Rahmawati (2018). Evaluasi
Ketepatan Obat Anti Hipertensipada
Pasien Rawat Jalan Dengan
Hipertensi Komplikasi. Jurnal
Farmasetis Volume 7 No 1. DOI:
https://doi.org/10.32583/farmasetis.v7
i1.308
Smeltzer, Suzanne. C. (2012). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Bruner
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 439 - 448, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
448
and Suddart. Edisi 8. Jakarta : EGC
Setiarini, S. (2018). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Danguang.
LPPM UMSB
Soekidjo Notoatmodjo. (2010). Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Soekidjo Notoatmodjo. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.
Jakarta : Rineka Cipta
Susanti. (2019). Kepatuhan Diet dengan
Kejadian Komplikasi pada Penderita
Hipertensi di Puskesmas Sidotopo
Wetan Surabaya. Adi Husada
Nursing Journal, Vol. 5, No.1
Wijayanto, W., & Satyabhakti, P. (2014).
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Komplikasi Hipertensi dengan
Keteraturan Kunjungan Penderita
Hipertensi Usia 45 Tahun Ke Atas.
Jurnal Berkala Epidemiologi DOI:
10.20473/jbe.v2i1.2014.24-33
Violetta Vincentia, Nurhasanah, & Iklas
Sanubary. (2019). Deteksi Awal
Retinopati Hipertensi Menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan pada Citra
Fundus Mata. Jurnal Fisika 9 (1)
DOI:
https://doi.org/10.15294/jf.v9i1.18508
World Health Organisation (WHO). (2016).
World Health
Statistics.http://www.who.int /topics
/world health statistics.en./
World Health Organization. (2016).
Cerebrovaskuler Accident.
http://www.who.int /topics
/cerebrovaskuler_accident/en
Zuhrina Aidha, Azhari Akmal Tarigan.
(2018). Survey Hipertensi Dan
Pencegahan Komplikasinya Di
Wilayah Pesisir Kecamatan Percut
Sei Tuan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Uinsu Medan. DOI:
http://dx.doi.org/10.30829/jumantik.v
4i1.4128