geografi pertanian

68
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agro industri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri). Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai

Upload: independent

Post on 26-Apr-2023

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak,

serta produk-produk agro industri dengan cara memanfaatkan sumber

daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama

berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk

ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus  yang sering

dianggap bagian dari pertanian dapat berarti ekstraksi semata,

seperti penangkapan ikan atau

eksploitasi hutan (bukan agroforestri). Usaha pertanian memiliki

dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar

dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua

ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup

dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk

kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi.

Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga,

hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi

sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan

kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun

hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan

usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”.

Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai

peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam

perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat

dalam pertanian.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam

bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya

menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan dataBPS tahun 2002,

bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi

sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3%

dari total pendapatan domestik bruto.

     

BAB II

PENGANTAR GEOGRAFI PERTANIAN

1.      Pengertian Geografi Pertanian

Etimologis istilah "geografi pertanian" memiliki akar Yunani

dan Latin. Kata 'geografi' berasal dari kata Yunani 'Geographia'

yang berasal dari dua kata, nama! Y. 'geografis' yang berarti bumi

dan 'Graphia' makna untuk menjelaskan. Kata "pertanian" berasal

dari istilah Latin 'Agercultura' yang mempunyai asal dalam kata-

kata 'mengubah' yang berarti ladang dan 'culturd' makna budaya

atau memupuk. Pertanian dalam arti sempit berkaitan dengan usaha

bercocok tanam, sedangkan dalam atian luas sebagai kajian ilmiah.

Pertanian merupakan sumber kehidupan manusia melalui penggunaan

lahan untuk bercocok tanam dan menghasilkan bahan pangan lainnya.

Geografi pertanian adalah cabang geografi yang berhubungan

dengan bidang budidaya tanah dan pengaruh budidaya seperti pada

lanskap fisik. Geografi pertanian Studi pola spasial dalam

kegiatan pertanian. tema utama termasuk variasi dalam kegiatan

pertanian dalam biomes utama, penetapan batas wilayah pertanian,

studi pertanian sebagai suatu sistem, dan klasifikasi sistem

pertanian, biasanya dengan mengacu pada istilah: intensif /

ekstensif; komersial / subsisten; pergeseran / menetap dan

pastoral / subur / campuran. Beberapa ahli geografi pertanian

prihatin dengan cara di mana perubahan sistem pertanian dengan

tingkat perkembangan.

Salah satu sektor perekonomian adalah pertanian, yang

merupakan penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian

proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga

lebih bermanfaat bagi manusia. Tanaman dapat diibaratkan sebagai

pabrik primer karena dengan memakai bahan dasar langsung dari

a1am dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi

manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Geografi Pertanian mempelajari mengenai konsep dan

lingkungan geografi pertanian, klasifikasi sistem pertanian,

faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian,

studi perkembangan pertanian, pembangunan pertanian dan

penelitian sistem pertanian.

Terdapat beberapa definisi:

         Ahli geografi tidak memandang Geografi Pertanian sebagai satu

bagian besar dalam geografi, tetapi mereka mengkelaskan Geografi

Pertanian adalah sebagai bagian daripada Geografi Ekonomi. 

         Kebanyakan ahli geografi menerima Geografi Pertanian sebagai

sebahagian daripada Geografi Manusia. 

         Geografi Pertanian adalah lebih sesuai dipanggil dengan

geografi "pembiak-baik" manusia terhadap tanah (man's husbandary

of lands), yaitu aktivitas memanfaatkan tanaman dan ternakan

untuk kegunaan sendiri atau untuk faedah ekonomi. 

         Longman Watson Modern inggris Kamus (1976) mendefinisikan

kata pertanian sebagai "ilmu pengetahuan atau seni atau praktik

skala besar tanah budidaya 'dalam rangka untuk menghasilkan

tanaman. 

         Menurut A.T  Mosher (1966), pertanian adalah suatu bentuk

proses produksi yang sudah khas yangdidasarkan pada proses 

pertumbuhan dari pada hewan  dan tumbuhan

         Menurut Sri Setyati Harjadi (1975), pertanian adlah usaha

untuk mencapai hasil maksimum dgn mengelola factor tanaman dan

lingkungan.

Jadi, Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji

pertanian di berbagai belahan bumi sebagai hasil interaksi

manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-pola dari kegiatan

pertanian yang bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala

kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian.

2.      Asal Usul Pertanian

Dari penelitian arkeologi didapati manusia telah menggunakan

tanah beribu-ribu tahun, ketika itu kumpulan-kumpulan manusia di

atas muka bumi ini berada di dalam satu kumpulan kecil yang

terdiri dari jumlah 20 orang (sedikit). Manusia ketika itu hanya

menjalankan aktiviti pra-pertanian seperti memburu, menangkap

ikan , memungut tanaman-tanaman hutan dan madu. Pra-pertanian

diperingkat asal ini dikenali sebagai masyarakat "Pemburu dan

Pengumpul" (hunting and gathering society).  Bentuk pertanian

pada peringkat awal adalah primitif dan lalu berubah mulai

membiakkan tumbuhan melalui proses pemilihan, beternak hewan

(dahulunya liar), dan membentuk komunitas/kelompok-kelompok

pertanian yang lebih besar . Banyak jenis-jenis tanaman yang

telah berubah dari proses pemilihan dan penanaman sebelum

selanjutnya tanaman tersebut dipindahkan ke tempat-tempat lain di

dunia ini.  Iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman telah

menyebabkan sebaran spesies-spesies tanaman tersebar luas di

dunia. Kawasan Asia Barat yang berhampiran lengkungan Lembangan

Sungai Tigris adalah merupakan kawasan pertanian yang dapat

dikembangkan sejak tahun 6,000 SM. Tanaman barli, kurma, buah

lai, buah delima, bawang, dan kacang telah ditanam di kawasan

yang subur ini. Tanaman epal juga pada awalnya ditemui di

keliling Lautan Hitam dan Kaspian

Pertanian merupakan aktivitas ekonomi dunia yang paling

penting. dimana pada prakteknya kegiatan ini menggunakan

sepertiga dari permukaan bumi dan terdapat sekitar 45% dari

seluruh jumlah penduduk dunia yang bekerja dan terlibat dengan

aktivitas pertanian. Pertanian tidak lagi boleh dipandang sebelah

mata bagi kehidupan manusia di muka bumi apabila manusia yang

semakin ramai dan mempunyai belbagai kebutuhan. Sesuai sejarah

pada mulanya manusia yang bergantung kepada aktivitas memburu dan

mengumpulkan makanan tidak berkembang baik oleh karena kurangnya

kemampuan untuk menyediakan sumber makanan yang mencukupi. Lain

halnya dengan masyarakat modern yang jumlahnya cukup besar,

aktivitas pertanian yang baik dan produktif menjadi penting untuk

menghasilkan sumber makanan yang banyak. kegiatan beternak hewan

merupakan titik permulaan bagi pertanian modern yang diamalkan

sekarang. Aktiviti-aktiviti ini memerlukan tenaga kerja dan

penjagaan yang baik dan memadai. Tanaman dan ternak tidak boleh

dibiarkan sendirian untuk hidup seperti keadaan masa silam. 

Sebagai contohnya tanaman padi, memerlukan kerja-kerja

penyemaian, pembajakan, pembasmian serangga dan penyakit,

perawatan dan penuaian. Keperluan untuk peralatan, pupuk,

pestisida, pengairan, perlindungan area/pagar, dan modal untuk

membeli bibit juga turut meningkat dengan berkembangnya sistem

pertanian yang banyak tertumpu kepada peningkatan hasil dan mutu

pengeluaran pertanian.  Pertanian moden adalah bercirikan pada

peningkatan hasil dan penurunan dalam penggunaan tenaga buruh.

Petani-petani tidak lagi seharian berada di ladang. sehingga

waktu tidak terbuang, banyak aktiviti-aktiviti lain yang bisa

dilakukan oleh para petani seperti kegiatan pemasaran, aktivitas

sosial. maupunaktivitas lainnya.

3.      Perkembangan Pertanian

Perkembangan setiap masyarakat secara sinambungan bersendi

ketersediaan suatu sumber pangan yang cukup. Pada masyarakat

primitif yang bersendi pada pengumpulan pangan atau pemburuan,

setiap individu harus terlibat secara total dengan urgensi

kepastian sumber pangan.  Pertanian secara relatif merupakan

inovasi yang belum lama berselang bila dibandingkan dengan

sejarah manusia, karena manusia semula dalam masa yang lama hanya

bertindak sebagai pengumpulan makanan.

Perkembangan pertanian secara lambat laun membawa

keberuntungan dan surplus pangan yang meyakinkan. Keadaan surplus

demikian dapat membebaskan beberapa orang yang terampil dengan

keahlian lain dari tugas memproduksi pangan.  Perkembangan

keahlian baru hanyalah mungkin bila kenaikan keefisienan

pertanian mengijinkan penggunaan waktu-waktu senggang yang baru

diperoleh. Contoh:

1.      Primitif masih dengan sistem berburu dengan mengumpulkan hasil

hutan.

2.      Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya didapatkannya api

berpengaruh  terhadap perkembangan pertanian.

3.      Setelah mengenal manajemen sederhana, juga berpengaruh dalam

usaha peningkatan kualitas tanaman dan hewan, dimulai dari

penjinakan, seleksi dan sampai ke adaptasi.

Ilmu-ilmu pertanian utama adalah (i) tanaman-ilmu (seperti,

agronomi, hortikultura, pemuliaan tanaman) yang berhubungan

dengan praktek-praktek agronomi, perbaikan tanaman melalui

seleksi, di-breeding, hibridisasi; (ii) ilmu-ilmu tanah (seperti.

Tanah kesuburan, konservasi tanah, pengelolaan tanah, teknologi

tanah, reklamasi tanah, fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah)

yang berjuang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan

tanah, (iii) ilmu-ilmu perlindungan tanaman (seperti, entomologi,

phytopathology) yang mempelajari dampaklingkungan terhadap

tanaman dengan maksud untuk menghapuskan penyakit dan gangguan

pada tumbuhan; (iv) Ilmu Hewan, yang berhubungan dengan budidaya

ternak, memberi makan, pengelolaan dan pengendalian penyakit, dan

(v) teknik pertanian, teknik yang menyediakan mengolah,

fertillting, mengairi , menabur, menanam, memelihara anakan,

panen, dll disiplin ini memecahkan masalah di bidang pertanian

dan tujuan pada kehidupan pedesaan yang lebih baik melalui

pertanian yang lebih baik kembali. Petani 'standar hidup yang

semakin meningkat dan ada peningkatan dalam keseluruhan

pendapatan per kapita.)

4.      Ruang Lingkup Geografi Pertanian

Ruang lingkup dan makna geografi pertanian memang unik dan

luas. Pertanian selalu mendominasi lanskap budaya dan telah

mengklaim sebagian besar jam kerja manusia selama beberapa ribu

tahun. Awal geografi pertanian sebagai bidang studi yang berbeda

adalah perkembangan yang sangat baru sejak sebelum pembangunan di

sektor pertanian sangat lambat. Studi yang menjadi keharusan di

belakang ledakan penduduk, memaksa pria untuk memahami distribusi

yang ada, konsentrasi, perbedaan regional, ketidakseimbangan,

kesenjangan dan hubungan geografis dalam pola-pola

pertanian. Oleh karena itu, secara luas diakui sebagai subjek

kuno tetapi bidang baru. Lebih jauh, dalam bidang umum geografi

ekonomi, studi pertanian adalah yang pertama untuk menarik

perhatian sejumlah ahli geografi profesional karena 98% dari

makanan yang dikonsumsi ditanam di tanah.

Pengkajian dalam Geografi Pertanian ialah mengkaji aktivitas

pertanian dalam konteks ruangan. 

- lokasi secara keseluruhan 

- kandungan aktivitas-aktivitas

- Tanaman dan Ternakan > Benih, ladang , buruh, jentera,

dll. 

- Pola ruangan

- fenomena atau hubungan manusia dan alam sekitar fizikal. 

Tugas utama dari setiap penyelidikan dalam geografi

pertanian adalah:

a.       untuk mengukur karakteristik pertanian (untuk menjalin

hubungan melalui metode statistik), dan

b.      untuk memetakan distribusi spasial mereka, yaitu, tingkat

konsentrasi dan diversifikasi. 

Geografi pertanian meliputi cakupan kegiatan pertanian dan

variasi dalam waktu dan ruang. Perhatian utama Geografi pertanian

adalah dengan variasi spasial dalam distribusi entitas pertanian

dan penyebab variasi. Dengan kata lain, perhatian utamanya adalah

untuk menunjukkan distribusi penyebab, efek distribusi, dan

distribusi hubungan sebab-akibat. 

Geografi Pertanian adalah salah satu yang paling sangat

berkembang cabang-cabang geografi abad kedua puluh. Beberapa

dekade yang lalu, itu hampir pada tahap primitif 

perkembangannya. Dalam beberapa tahun terakhir, hal itu telah

membuat banyak kemajuan menuju kedewasaan sebagai geografer

pertanian telah mulai memperlakukan data, konsep dan interpretasi

kuantitatif. Sekarang sepenuhnya hidup dengan perubahan ekonomi,

sosial dan politik yang mengakibatkan fenomena dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. studi yang dianggap penting untuk

manusia yang tak tertahankan memenuhi keinginan untuk mengetahui,

memahami dan menyelidiki pengaturan spatio-temporal dan

distribusi fenomena pertanian. Selain itu, munculnya geografi

pertanian sebagai independen, berbeda dan cabang terkemuka

geografi modern menjadi peristiwa penting dalam penggunaan lahan

pertanian perencanaan dan pembangunan.

Tujuan utama studi geografi pertanian adalah

a)      untuk menjelaskan bagaimana berbagai jenis pertanian

didistribusikan di atas bumi dan bagaimana mereka berfungsi dalam

tata ruang,

b)      untuk memahami bagaimana jenis pertanian tertentu telah

dikembangkan di daerah-daerah tertentu dan bagaimana mereka

serupa atau berbeda dari pertanian di daerah-daerah lain,

c)      untuk menganalisis pengoperasian sistem pertanian dan

perubahan yang mereka mengalami,

d)     untuk menyorot ke arah mana dan dalam apa perubahan volume di

bidang pertanian sedang terjadi,

e)      untuk membatasi produksi tanaman-tanaman daerah atau wilayah

atau kombinasi-usaha pertanian daerah,

f)       untuk mengukur dan memeriksa tingkat perbedaan antara daerah,

g)       untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang lebih lemah dalam

hal produktivitas pertanian, dan

h)      untuk membatasi stagnasi bidang pertanian, transisi dan

dinamisme. Semua ini termasuk dalam ruang lingkup geografi

pertanian.

i)        tujuan utama pertanian adalah analisis geografi dari daerah

agraris terstruktur dan alami mereka, ekonomi, dan hubungan

sosial dan organisasi seperti tercermin spasial.

Pertanian seperti studi geografi diperlukan untuk setiap

kegiatan mengubah manusia, terutama untuk tujuan perencanaan dan

pembangunan. Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu

memberikan bantuan dan panduan untuk para pengambil keputusan:

pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian;

makanan ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan;

insinyur irigasi, yang berencana untuk memperkenalkan skema

irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari lokasi yang

paling menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur

transportasi, yang harus meletakkan rel baru jalur jalan;

demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas,

dan banyak spesialis lainnya.

Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu

memberikan bantuan dan panduan untuk para pengambil keputusan:

pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian;

makanan ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan;

insinyur irigasi, yang berencana untuk memperkenalkan skema

irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari lokasi yang

paling menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur

transportasi, yang harus meletakkan rel baru jalur jalan;

demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas,

dan banyak spesialis lainnya.

5.      Bentuk-Bentuk Pertanian

a.       Sawah

Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan

banyak air dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal

kegiatan penanaman.

Macam-macam sawah di Indonesia :

         Sawah Irigasi, adalah sawah dengan pengairan yang teratur

         Sawah Lebak, adalah sawah yang terletak pada dataran banjir

         Sawah Tadah hujan, adalah sawah yang pengairannya dari air

hujan

Sawah Pasang Surut, adalah sawah yang terletak di muara

sungai/tepi pantai.

b.      Tegalan

Tegalan adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman

musiman atau tahunan, seperti padi ladang, palawija, dan

holtikultura. Tegalan letaknya terpisah dengan halaman sekitar

rumah. Tegalan sangat tergantung pada turunnya air hujan. Tegalan

biasanya diusahakan pada  daerah yang belum  mengenal sistem

irigasi atau daerah yang tidak memungkinkan dibangun saluran

irigasi. Permukaan tanah tegalan tidak selalu datar. Pada musim

kemarau keadaan tanahnya terlalu kering sehingga tidak ditanami.

Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon,

kedelai, kacang tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayur.

Tanaman padi yang ditanam pada tegalan hanya panen sekali dalam

satu tahun dan disebut padi gogo. Selain itu tanah tegalan dapat

ditanami kelapa, buah-buahan, bambu, dan pohon untuk kayu bakar.

Cara bertani di lahan tegalan menggunakan sistem tumpangsari,

yaitu dalam sebidang lahan pertanian ditanami bermacam-macam

tanaman. Sistem tumpangsari sangat menguntungkan karena dapat

mencegah terjadinya kegagalan panen.

c.       Ladang Berpindah

Ladang Berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan

dengan cara berpindah-pindah tempat. Ladang dibuat dengan cara

membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau semak yang telah

ditebang/dibabat setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan

tiba, ladang kemudian ditanami dan ditunggu sampai panen tiba.

Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian ditinggalkan karena

sudah tidak subur lagi.

Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu

10 -  20 tahun, para petani ladang kembali lagi ke ladang yang

pertama kali mereka buka.

Sistem ladang berpindah ini dapat mengakibatkan dampak

negatif, diantaranya :

         Mengurangi luas hutan

         Kerusakan hutan,

         Tanah menjadi tandus / lahan kritis

         Tanah mudah tererosi,

         Kebakaran hutan,

         Pencemaran udara.

         Banjir

d.      Pekarangan

Pekarangan adalah bentuk pertanian dengan memanfaatkan

pekarangan/ halaman sekitar rumah. Biasanya lahan pertanian

pekarangan diberi batas/pagar. Jenis tanaman yang diusahakan pada

lahan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, sayur-

sayuran, kelapa dan buah-buahan.

6.      Sistem Pertanian di Indonesia

           Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan,

ada beberapa sistem :

1.      Sistem ladang

Merupakan yang paling belum berkembang, suatu pengalihan dari

tahap pengumpulan ke tahap penanaman. Pengolahan tanah minimum

sekali, produktivitas berdasarkan pada lapisan humus yang

berbentuk dari sistem hutan. Sistem ini hanya akan bertahan di

daerah yang berpenduduk jarang, dan sumber tanah yang terbatas.

Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, baik padi, jagung

maupun umbi-umbian.

2.      Sistem tegal pekarangan

Berkembang di tanah-tanah kering, yan g jauh dari sumber-sumber

air yang sinambung. Sistem ini diusahakan setelah menetap lama,

tetapi tingkatan pengusahaan juga rendah; untuk tegal umumnya

tenaga kurang intensif dan pada keduanya tenaga hewan jarang

digunakan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman-

tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.

3.      Sistem Sawah

Merupakan tehnik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan

tanah dan pengolahan air, sehingga tercapai stabilitas biologi

yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini

dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang

lambat. Sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik

padi maupun palawija; dibeberapa daerah tanaman tebu dan tembakau

sangat bergantung padanya.

4.      Sistem perkebunan

Baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar ( estate) yang

dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan

Negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai

dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, the, dan cokelat

yang merupakan hasil utama. Akan tetapi dibandingkan dengan

kemajuan di dunia berkembang, masih jauh ketinggalan.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji

pertanian di berbagai belahan bumi sebagai hasil interaksi

manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-pola dari kegiatan

pertanian yang bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala

kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian. Pentingnya

geografi pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan

panduan untuk para pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang

ingin memperbaiki struktur pertanian; makanan ekonom, yang ingin

meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi, yang

berencana untuk memperkenalkan skema irigasi baru; perencana

daerah, yang sedang mencari lokasi yang paling menguntungkan

untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang harus

meletakkan rel baru jalur jalan; demografis perencana, yang

rencana layanan publik dan utilitas, dan banyak spesialis

lainnya. Pertanian meliputi semua tumbuhan, burung dan hewan

unggas produk untuk konsumsi langsung atau tidak langsung oleh

manusia. Selain dari makanan, pertanian memenuhi banyak kebutuhan

manusia lain dari budidaya tanaman untuk pemeliharaan binatang. 

 TIPE– TIPE PERTANIAN YANG MELIPUTI KONSEP, METODELOGI DAN

DASAR PERTANIAN

A.    Perkembangan Konsep Pertanian

Ada 2 konsep dalam perkembangan pertanian sebagai jembatan

perkembangan pertanian modern, antara lain :

1.      Sejak Awal

Pada awal dikembangkannya pertanian di bumi ini, konsep

pertamanya adalah pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Dicarilah

berbagai cara agar supaya pangan yang ada di dunia ini tetap

lestari dan tidak habis. Kehidupan purba memulainya dengan

ditandainya perubahan pola hidup dari berladang dan berpindah

menjadi menetap di suatu daerah. Pada konsep awal ini, pertanian

menjadi sektor dasar yang merupakan pijakan dari sektor-sektor

lain karena ini memang suatu ‘fitrah’ dari sektor berbasis sumber

daya seperti pertanian. Hal ini menyebabkan pertanian

terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Oleh

karena itu, pada tataran konsep dasar ini, pertanian bisa

berkembang pesat.

2.      Pengembangan Varietas Unggul

Dalam perkembangan pertanian semakin mengalami kemajuan, 

yaitu konsep pertanian sudah mengarah pada pemuliaan spesies

pertanian yang mencari varietas-varietas yang memiliki keunggulan

tersendiri dan lebih menguntungkan manusia. Konsep ini muncul

sebagai bagian dari peningkatan kualitas setelah adanya

peningkatan kuantitas dari konsep pertama. Didapatlah varietas-

varietas dengan keunggulan tertentu.

Kedua konsep ini dapat dikatakan sebagai konsep dasar

pertanian yang walau berubah seperti apapun kehidupan di muka

bumi ini, kedua konsep akan terus dipakai.

Kini, konsep pertanian modern bukan hanya membahas usaha untuk

pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan spesies

pertanian, tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara optimalisasi

usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Di dalamnya juga termasuk usaha

peningkatan teknologi pertanian agar pertanian berjalan lebih

efektif dan efisien. Inilah perkembangan konsep pertanian

selanjutnya. Konsep ini merupakan penggabungan dari dua konsep

awal yang terkesan berjalan sendiri-sendiri. 

B.     Metodologi

Untuk klasifikasi atau karakteristik pertanian ke jenis pada

tingkat mikro-unit terbaik penyelidikan adalah memegang

operasional yang telah ditetapkan sebagai satu-satunya unit

operasi pertanian. Dan untuk studi tingkat makro, data unit

tersebut dapat dikumpulkan dan di rata-ratakan. Tapi saat

melakukan sehingga data tidak harus mengacu pada unit daerah dan

tidak boleh secara absolut; jika tiba pada kesimpulan kemungkinan

akan keliru.

Jenis pertanian harus diidentifikasi berdasarkan internal

(melekat atau endogen) atribut pertanian. Di sini orang tidak

boleh menggunakan eksternal (eksogen) atribut sebagai dasar untuk

tipologi pertanian, meskipun ini mungkin bisa menjelaskan mengapa

di daerah tertentu dan waktu, masing-masing jenis pertanian telah

berkembang, karena dalam praktiknya, peran atribut eksternal

tidak dapat diukur atau ditimbang oleh satuan yang sama seperti

yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan internal dan eksternal pada

pembentukan jenis pertanian.

Dampak ini bisa lebih baik dibuktikan dengan menganalisis

secara terpisah keterkaitan antara tipe pertanian. Dampak ini

bisa lebih baik dibuktikan dengan menganalisis secara terpisah

keterkaitan antara jenis pertanian kondisi pembangunan mereka.

Teknik yang tidak menjamin seperti keterbandingan tidak dapat

direkomendasikan, namun halus dan kuantitatif mereka berada.

Sejumlah metode telah diterapkan untuk pengelompokan fitur multi

unit, yaitu bentuk sederhana ke yang paling rumit. Upaya-upaya

juga telah dilakukan untuk mengembangkan metode baru dan asli

untuk memenuhi persyaratan untuk studi tipologis. Karena data

yang tersedia dan metode pengolahan berbeda dalam berbeda dalam

setiap bagian dari kata. Penerapan metode tipologis tersebut

menjadi semakin penting bagi studi mengenai tata ruang pertanian

dan perubahan di dalamnya. Sebagai hasil hipotesis pembangunan

pertanian masa depan dapat berhasil.

C.    Tipe-Tipe Pertanian

Pada masa yang lampau karakteristik yang ada didalam pertanian

telah menarik perhatian para sarjana. Baik yang di bahas dalam

lingkup nasional, regional maupun dunia internasional.

Hasil dari studi yang membahas tentang hal tersebut tidak

bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Karena fakta bahwa

prinsip – prinsip dan metode yang diterapkan di berbagai

pertanian di daerah – daerah tidak sama karena terpengaruh oleh

karakteristik alam didaerah pertanian yang bersangakutan.

Banyak dari kelompok outhors mengunakan metode yang berbeda,

generalisasi yang di peroleh dari studi tersebut sering tidak

efektif dan cenderung gagal sebagai hasil karena hasil mereka

tidak sesuai dengan apa yang ada.

Klasifikasi tipe pertanian (tipologi pertanian) adalah sebagai

dasar penting dalam perencanaan pertanian. Karena didalam

klasifikasi pertanian dibedakan berbagai macam pertanian yang ada

baik berdasarkan tanaman yang ditanam, lahan yang digunakan dan

pengolahan lahan tersebut. Geografi pertanian sebagai sutau

disiplin ilmu dan penerapan prktisn untuk memecahkan masalah yang

ada didalam pembanguna pertanian tersebut di mana di perlukan

pengetahuan mengenai keadaan yang ada di daerah yang akan di

kembangan sebagai pertanian baik dalam skala nasional, regional

maupun dunia internasional dimana kesaman dan perbedaan antara

berbagai pertanian dalam ruang dan waktu dapat di pahami dengan

baik. Tujuan ini tidak akan tercapai jika individu aspek atau

karakteristik dari pertanian merupakan studi secara terpisah

(Kostrowicki, 1977): itu bisa, bagaimanapun, dapat dicapai dengan

studi terkoordinasi sosio-ekonomi, operasional, produksi dan

pertanian karakteristik struktural dari suatu daerah.

Skema awal dari tipologi pertanian yang lebih baik guna

memperoleh pengetahuan tentang pertanian yang melekat dari

karakteristik dan kecenderungan dalam perubahan organisasi

spasial pertanian pertama kali dibuat di Polandia. Hal ini

didasarkan pada diskusi yang luas dari prinsip-prinsip, kriteria,

teknik dan metode tipologi pertanian. Hal itu disampaikan oleh

Uni geografis internasional (IGU) Komisi Pertanian tipologi ke

IGU Regional Conference diadakan di Hungaria pada tahun 1971

(Kostrowicki, 1971), dan kemudian ke XXIII geografis Kongres

Internasional Kanada (Kostrowicki, 1971). Baru, versi perbaikan

dari skema, di mana diskusi di Komisi ke-5 pertemuan yang

berlangsung di Hamilton, Kanada (Reeds, 1975), adalah

diperhitungkan, itu dijabarkan dan diterbitkan pada tahun 1974

(Kostrowicki, 1974). Diskusi di komisi-7 pertemuan di Fontenay-

aux-Roses (Perancis), menyebabkan elaborasi dari versi perbaikan

lebih lanjut dari skema dunia jenis pertanian, yang diterbitkan

pada tahun 1976 (Kostrowicki, 1976). Hasil aplikasi dari versi

yang di beberapa negara telah dipaparkan dan didiskusikan pada

pertemuan ke-8 Komisi diadakan di Odessa di 1976 (Kostrowicki dan

Tyszkiewics, 1979).

1.      Tujuan Pengolongan Pertanian

Penggolongan ini di lakukan oleh IGU yakni :

a.       Mengeksplorasi prinsip dan kriteria dan untuk mengembangkan

teknik dan metode untuk mengidentifikasi jenis pertanian;

b.      Mengidentifikasi jenis pertanian maupun transformasi sehingga

mereka yan digunakan untuk mengidentifikasi perubahan yang

terjadi dalam pola pertanian dengan tujuan untuk menerapkan hasil

yang diperoleh untuk perencanaan dan / atau untuk peramalan

perkembangan pertanian selanjutnya.

Dilihat dari tujuan pengolangan pertanian tersebut dimaksudkan

untuk mempermudah di dalam mengidentifikasi jenis pertanian

dengan karakteristik tertentu, dan pada bagian ke dua selain utuk

mengidentifikasi pertanian juga mengantar mereka pada perubahan

yang terjadi dalam pola pertanian dengan tujuan untuk menerapkan

hasil perencanaan yang di peroleh. Jadi, pada bagain kedua

tersebut hanya di gunakan untuk mengembangakan atau melanjutkan

perencanan yang telah di buat dan untuk meramlakan pertanian di

masa yang akan datang.

Untuk pemahaman tentang jenis pertanian untuk tujuan ilmiah,

faktor-faktor berikut harus diperhitungkan :

a.       Pertanian secara keseluruhan bukanlah penjumlahan komponen

sederhana, namun sistem yang sangat kompleks yang saling

berkaitan dan saling tergantung pada fenomena yang telah

dikembangkan, baik kondisi alam maupun hasil dari proses sosio-

ekonomi tertentu.

b.      Konsep pengolongan pertanian adalah taksonomi sistematis atau

karakter. Jenis didefinisikan sebagai hasil dari hubungan timbal

balik dari semua fitur khas pertanian, seperti sosial,

operasional, produksi dan struktural. Eksternal (atau eksogen)

kondisi (baik alam dan pesanan/permintaan), di mana lanskap

pertanian berkembang, yang diperhitungkan agar dapat menjelaskan

mengapa tipe tertentu telah muncul di daerah tertentu dan pada

waktu tertentu.

c.       Gagasan tipe pertanian mungkin akan disusun dalam karakter

ciri – ciri tertentu karena jenis pertanian mungkin disusun

karena ada perintah. Perintah semacam tipologi dapat dibedakan

sebagai mereka berkisar dari pertanian individu pertanian

(memegang operasional), melalui unit-unit administratif seperti

desa-desa, jenis pertanian global dan lain – lain.

d.      Konsep tipe pertanian juga dinamis sifatnya. Dengan pengaruh

perubahan kondisi eksternal, fitur khusus pertanian terikat untuk

berubah. Akhirnya, lama jenis pertanian cenderung menghilang dan

baru secara simultan mengembangkan dan memperluas atas kedua

wilayah lama dan baru.

e.       Akhirnya, untuk membuat studi pengelompokan yang  efektif,

sebanding, memadai dan konsisten pilihan variabel yang mewakili

fitur pertanian harus dilakukan. Perawatan harus diambil untuk

memastikan bahwa variabel diadopsi untuk tujuan diagnostik

mencakup semua aspek pertanian setepat dan selengkap mungkin.

Geografis berpikir, model matematika, dan teknik kartografi pada

akhirnya akan membuka jalan bagi penyusunan regional, nasional

atau rencana global untuk pembangunan ekonomi pertanian yang

didasarkan pada pengalaman masa lalu dan masa kini.

2.      Dasar – dasar pengelompokan pertanian

Hasil pembahasan komisi IGU, berhasil menyusun tipe-tipe

pertanian dengan karakteristik yang ada didalamnya. Ini dapat

diklasifikasikan ke dalam lima kelompok utama, yaitu, sosial dan

kepemilikan, ukuran memegang, organisasi dan teknis

(operasional), produksi, dan karakteristik struktural pertanian.

Masing-masing kelompok ini terdiri dari sejumlah variabel

pertanian. Variabel ini sangat membantu dalam mendapatkan yang

lebih mendasar dan komprehensif penjelasan tentang organisasi

spasial pertanian.

Ketika seorang peneliti mencoba untuk bekerja di luar

tipologi pertanian urutan apapun yang dia temui dua masalah

metodologis yang penting: pertama, pilihan cukup banyak atribut

yang menjadi ciri pertanian, dan kedua, pilihan membandingkan

teknik dan pengelompokkan karakteristik pertanian yang melekat

sesuai dengan jumlah dikelola atribut pertanian sintetis seperti

menutupi sebagian besar aspek pertanian.  Nilai absolut atribut

pertanian akan dikonversi ke nilai-nilai relatif yang dinyatakan

dalam berbagai unit konvensional, satuan berat, persentase, dan

lain – lain, dalam rangka untuk membuat perbandingan. Normalisasi

data turunan dipengaruhi oleh relatif mengganti setiap nilai

atribut yang dipilih pertanian dengan menempatkan atau rating

dengan memanfaatkan rentang kelas dunia atribut individu (Tabel

7. 1).

Tabel Peringkat Dunia Pengelompokan Petani

No Kelas dan Tingkat1 2 3 4 5

Sangatkurang

Kurang

Sedang

Tinggi

Sangattinggi

A. Sosial1 Tingkat persentase

lahan pertanian yang

dimiliki, dikuasai

atau dimiliki bersama

<20 20-40 40-60 60-80 > 80

oleh sekelompok orang

di bawah hak-hak adat

tradisional

kepemilikan2 Tingkat persentase

lahan pertanian

dioperasikan di bawah

buruh atau berbagi

sewa-menyewa, atau

lain dari yang

mendarat perbudakan.

< 20 20-40 40-60 60-80 > 80

3 Tingkat persentase

lahan pertanian yang

dimiliki atau

dilaksanakan di

ownerlike kepemilikan

sebagai seorang

individu, sendi atau

perusahaan milik

pribadi

< 20 20-40 40-60 60-80 > 80

4 Tingkat persentase

lahan pertanian

dioperasikan oleh

direncanakan secara

sadar kolektif atau

perusahaan negara.

<r

20

20-40 40-60 60-80 >80

5 Ukuran dalam hal

kepemilikan sejumlah

dipekerjakan secara

aktif orang per satu

memegang pertanian.

< 2 2-8 8-50 50-

200

> 200

6. Ukuran kepemilikan

dalam dari total

jumlah lahan

pertanian di bawah

sementara dan tanaman

keras, dibudidayakan

dan kasar padang

rumput, lahan bera di

hektar per satu

memegang.

> 5 5-20 20-

100

100-

1000

>1000

7. Ukuran dalam hal

memegang bruto hasil

pertanian

konvensional unit *

per satu memegang

<

100

100-

1000

1000-

10000

10000

-

10000

0

>10000

0

B. pengoperasional 8 Input tenaga kerja

dalam hal jumlah

orang yang aktif

bekerja di pertanian

per 100 hektar lahan

<r 3 3-15 15-40 40-

150

>150

pertanian9 Input daya hewan

dalam hal jumlah kuda

konvensional / dam

unit. **

<2 2-8 8-15 15-30 >30

10 Input dari kekuatan

mekanik dalam hal

jumlah HP traktor dan

mesin yg bergerak

otomatis /

menggabungkan, dll

per 100 hektar tanah

pertanian / cropland,

taman, padang rumput

dan padang rumput

dibudidayakan

<6 6-15 15-35 35-90 > 90

11 Pemupukan kimia dalam

hal jumlah dalam

kilogram pupuk kimia

yang digunakan per

satu hektar tanah

pertanian tingkat

< 10 10 –

30

30 –

80

80 –

200

> 200

12 Irigasi diukur dengan

tingkat persentase

lahan beririgasi dari

semua sistem irigasi

< 10 10-25 25 –

50

50 –

80

>80

untuk tanah pertanian

total.13 Intensitas penggunaan

cropland dalam hal

tingkat persentase

dipanen terhadap

total tanah yang

subur

< 10 10-30 30-70 70-

130

>130

14 Populasi ternak dalam

jumlah konvensional /

besar / hewan unit

per 100 hektar lahan

pertanian

<10 10-30 30-80 80-

160

>160

C Produksi 15 Produktivitas lahan

dalam hal bruto hasil

pertanian di

conventiona unit per

satu hektar lahan

pertanian

< 5 5 –

2-

20 –

45

45 –

100

> 100

16 Produktivitas tanah

pertanian dalam arti

bruto hasil pertanian

dari tanah pertanian

per satu hektar tanah

pertanian sebenarnya.

< 5 5 –

20

20 –

45

45 –

100

> 100

17 Produktivitas tenaga

kerja dalam hal bruto

hasil pertanian

konvensional unit per

satu orang yang aktif

bekerja di pertanian.

< 40 40 –

100

100 –

250

250 –

800

>800

18 Komersial

produktivitas tenaga

kerja dalam hal

komersial / dijual

atau dikirim dari

produktivitas

pertanian dalam arti

komersial / dijual

atau dikirim dari

produksi pertanian

konvensional unit per

satu orang yang aktif

bekerja di pertanian.

< 20 20 –

60

60 –

180

180-

600

>600

19 Tingkat

komersialisasi

sebagai tingkat

persentase komersial

untuk kotor hasil

pertanian.

<20 20-40 40-60 60-80 >80

20 Produksi komersial < 3 3-12 12-30 30-80 > 80

tanah sebagai jumlah

komersial memegang

sebuah pertanian

terkonsentrasi pada

sedikitnya jumlah

item.21 Tingkat spesialisasi

yang dinyatakan

sebagai koefisien

sejauh mana bagian

komersial produksi

pertanian memegang

pertanian

terkonsentrasi di

sedikitnya jumlah

item.

<0.1 0.1-

0.2

0.2-

0.4

0.4-

0.8

> 0.8

D Struktural22 Tanah di bawah pohon

abadi, semak, tanaman

merambat dan semi-

tanaman keras yang

menutupi tanah tanpa

rotasi selama

beberapa tahun

sebagai persentase

dari total lahan

< 10 10-20 20-40 40-60 >60

pertanian.23 Permanen leys ***

padang rumput

termasuk lapangan

rumput dalam sistem

dan Fallows saat ini

jika digunakan untuk

merumput sebagai

tingkat persentase

produk-produk hewani

terhadap total

produksi komersial

pertanian di unit

konvensional.

< 20 20-40 40-60 60-80 >80

24 Tanah di bawah

tanaman pangan

utama / dimakan biji-

bijian, umbi, akar

dan umbi tanaman,

sayuran, buah-buahan

sebagai persentase

dari total lahan

pertanian.

<20 20-40 40-60 60-80 > 80

25 Produksi kotor umum

penekanan / orientasi

sebagai tingkat

< 20 20-40 40-60 60-80 > 80

persentase produk

hewani dalam total

pertanian26 Umum komersial

penekanan / orientasi

sebagai tingkat

persentase komersial

produk-produk hewani

terhadap total

produksi komersial

pertanian di unit

konvensional.

< 20 20-40 40-60 60-80 > 80

27 Produksi tanaman

industri untuk

digunakan hanya atau

terutama setelah

industri pengolahan

sebagai persentase

sebagai persentase

berat hasil pertanian

di unit konvensional

<20 20-40 40-60 60-80   80

         * 100 kilogram gandum diterima sebagai salah satu unit

konvensional

         ** di hosepower

         *** sementara di bawah tanah rumput

Pengambilan kelas atau peringkatan luas dari indeks akan di

gunakan di negara – negara dimana data tidak lengkap sehingga

dari pengelompokan dalam table tersebut dapat di gunakan untuk

mengkelompokan individu dengan multi unit daerah masing – masing.

            Pembandingan dan pengelompokan petani menjadi

berbagai kelompok harus mencakup Derek poin, teknik yang di

gunakan didalam pengelompokan pertanian yang tidak menjamin

seperti keterbandingan tidak perlu di rekomendasikan karena

terlalu lemah.  Sejumlah metode telah diterapkan untuk

pengelompokan fitur multi unit, yaitu bentuk sederhana ke yang

paling rumit. Upaya-upaya juga telah dilakukan untuk

mengembangkan metode baru dan asli untuk memenuhi persyaratan

untuk studi tipologis. Karena data yang tersedia dan metode

pengolahan berbeda dalam berbeda dalam setiap bagian dari kata.

Penerapan metode tipologis tersebut menjadi semakin penting

bagi studi mengenai tata ruang pertanian dan perubahan di

dalamnya. Sebagai hasil hipotesis pembangunan pertanian masa

depan dapat berhasil dan produksi, sebagian diairi dengan

maksimal dan / atau diairi dengan sedikit air saja, hal ini

berpengaruh pada  pertanian produktivitas.

 Geografi PertanianAlam pertanian atau domain. investigasi geografis lingkungan

fisik relevansi-pertanian sangat diperlukan alat cocok dilibatkan

dalam mengidentifikasi perbedaan regional dasar dalam pembentukan

asosiasi pertanian dan geografis. Selanjutnya, hal itu merupakan

persyaratan penting dalam memahami jenis pertanian yang

dihasilkan. variasi spasial kompleks pertanian dalam konteks

formasi pertanian yang tidak biasa di negara besar seperti India

sejak bantuan masing-masing, wilayah iklim atau tanah memiliki

karakteristik sendiri yang khas daerah atau lanskap

pertanian. Biasanya, memang agak sulit untuk menilai relief,

iklim atau karakter tanah di suatu negara secara

keseluruhan. India, misalnya, terdiri dari sejumlah fitur relief,

ratterns menyeimbangkan kelembaban dan jenis tanah, semua yang

cukup unik

itu sangat berpengaruh signifikan bagi mereka yang telah

membuat India menjadi sebuah negara dengan daerah memiliki

asosiasi tanaman produksi yang berbeda, namun pertanian gandum

tradisional intensif berlaku. Pertanian Namun, tidak banyak

melebihi tingkat subsistensi. Bahkan, ini telah berkembang selama

periode yang cukup lama dibandingkan dengan orang-orang AmerikaSerikat, Kanada dan Australia. Tanah India itu sendiri bervariasi

nyata dari tempat ke tempat lain dalam hal kesesuaian untuk

pertanian: Dalam utara-selatan

banyak arah variasi dalam fitur yang baik . Sebuah ucapan

kontras diucapkan sehubungan dengan keberpihakan hal tersebut

dapat dilihat langsung dari Kashmir sampai ke Kanyakumari. Saksi

Himalaya besar, dataran rendah berbaring luas, bukit-bukit yang

relatif tinggi dan dataran tinggi besar. Jadi, bukannya menarik

kesimpulan dari deskripsi pertanian saja, itu diinginkan untuk

mempertimbangkan peran-ciri fisik di berbagai daerah pertanian.

Oleh karena itu, pola pertanian sekarang dan rencana

perkembangan masa depan, harus dipahami dan dirumuskan dengan 

melihat kondisi alam dan sosial yang berlaku. Selain itu, seorang

pengamat lingkungan alam harus dilakukan oleh ahli geografi

pertanian dalam rangka memahami pola pertanian dengan tujuan

untuk mempersiapkan keadaan yang seimbang sesuai rencana

pembangunan pertanian. argumen ini didasarkan pada tiga hal :

(i) survei lingkungan alam menyediakan kerangka kerja yang cocok

di mana analisis sistematis pola tanam dan memelihara ternak

dapat dibangun; (ii) memberikan bagian dari dasar dimana suatu

kebijakan secara keseluruhan dapat dirumuskan,- Dan (iii)

dilaksanakan dengan baik langkah-langkah tersebut untuk membantu

perencanaan di kantor dan pelaksanaan di lapangan

Pertanian bukan hanya pertumbuhan tanaman, melainkan lebih

merupakan bentuk ekologi diterapkan. Kedua meningkatkan tanaman

dan peternakan tergantung pada lingkungan alam yang memiliki

keterbatasan. Hal ini dimungkinkan untuk mengubah ekosistem alam

di wilayah kering dan semi kering, tetapi hal ini dapat dilakukan

hanya dengan biaya sangat berat. Awalnya sistem pertanian yang

diatur oleh kondisi fisik yang terkait sampai yang terakhir

dimodifikasi. Setiap bagian dari dunia yang kontras atribut

daerah pertanian sebagian besar mencerminkan perbedaan dalam

lingkungan. Tugas pertama dari geografi pertanian karena itu

untuk memeriksa lingkungan, untuk, bersama-sama mereka merupakan

faktor utama dalam menggambarkan dan menginterpretasikan  pola

praktek pertanian. Pada saat yang sama, ada situasi tertentu di

mana faktor-faktor fisik baik penting semua atau tidak signifikan

ketika lingkungan telah mengalami perubahan buatan manusia. Di

India. misalnya, budidaya kapas, tebu dan beras dibatasi oleh

faktor fisik sampai mereka diubah, sedangkan jowar (Sorghum

vulgare) dan kelompok kacang(biji-bijian atau tanaman pakan

ternak) dapat tumbuh hampir di mana-mana. Namun, hubungan antara

penggunaan lahan untuk pertanian dan kondisi fisik belum diteliti

secara sistematis dan menyeluruh di berbagai wilayah

dunia. Sumber yang tersedia pada subjek berisi informasi yang

sangat sedikit tentang geografi tanaman ekologi. Sebuah studi

tentang cara di mana kondisi fisik mempengaruhi pola penggunaan

lahan pertanian, Oleh karena itu diperlukan. Ini harus luas dalam

bentuk penjelasan aspek temporal spatio-variabel fisik yang

tampak dari relevansi pertanian.

Dalam area yang tetap, fisik dan lingkungan non-fisik tidak

dapat terkotak. Ini adalah fakta universal yang banyak saat ini

pola penggunaan lahan pertanian adalah produk dari aktivitas

manusia masa lalu dan modifikasi yang berbeda-beda kondisi fisik

mana manusia telah diperkenalkan dengan bantuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Namun faktor fisik dasar mempengaruhi pertanian

medan, iklim, tanah, dan sumber air-tetap sama dan saling

terkait. Iklim dimodifikasi oleh ketinggian dan aspek lereng,

tanah dengan hujan dll. Peran mereka secara individual atau

kolektif dalam variasi pertanian tidak pernah bisa dihilangkan.

Medan

            Detail mencakup daerah baik oleh unsur-unsur relatif

relief, kemiringan rata-rata dan indeks diseksi (Vijay Sharma,

1968). Deskripsi kuantitatif variasi regional dalam besarnya

elemen-elemen ini akan memperkuat analisis penggunaan

lahan. Banyak ahli geografi pertanian telah menganalisis pengaruh

medan pada sektor pertanian dan itu memang memainkan peran

penting dalam penggunaan lahan ¬ variasi. Jadi, ia memiliki

pengaruh paling kuat pada penggunaan lahan dan pertumbuhan dan

distribusi tanaman. Terutama aspek yang berpengaruh terdiri dari

bentang alam daerah beragam dan litologi. Dalam kasus-kasus

seperti geografi pertanian dimulai dengan morfologi daerah

tersebut. Aspek yang paling signifikan dari tiga daerah, yaitu,

ketinggian, kemiringan dan pola drainase, latihan baik langsung

dan pengaruh tidak langsung terhadap penggunaan lahan

pertanian. Dampak langsung dari daerah beroperasi khususnya

melalui elevasi, relief kasar, dan kemiringan. Ketiga faktor

menentukan kecepatan dan mekanisasi budidaya pertanian dan

tingkat aksesibilitas dan banjir pada tingkat yang lebih

rendah. pengaruh tidak langsung adalah jelas dalam pertanian

dengan memodifikasi iklim dan perubahan konsekuensial di dalam

tanah dan pola erosi.

pengaruh ketinggian pada pertanian

Urutan ketinggian adalah penurunan tekanan udara dengan

peningkatan ketinggian. onal kasus-seperti di negara India-

Himalaya fenomena ini telah di amati sejak efek penurunan tekanan

diamati umumnya hanya berada di atas ketinggian h di mana iklim

kontrol tersebut pada temperature, curah hujan, dll. membatasi

pemanfaatan lahan pertanian. Pada saat yang sama, pada ketinggian

3.500 m dan di atas tekanan atmosfer menurun menyebabkan mual dan

kegiatan pertanian tidak dapat dilakukan meskipun banyak yang

menguntungkan untuk tanaman peliharaan. Biasanya udara

dijernihkan dari kenaikan tingkat tinggi gunung berpengaruh pada

transpirasi tanaman, yang sayangnya membatasi pertumbuhan.

Di daerah tropis, ketinggian signifikan khusus untuk

pemanfaatan lahan untuk pertanian. suhu dan tidak jarang dalam

kondisi kelembaban yang terkait dengan peningkatan elevasi

membuat daerah-daerah tersebut dihuni (Klages, 1958) untuk

pertanian masyarakat. menekankan bahwa ada batas atas ke lokasi

tanah yang menguntungkan untuk nits dan yang sangat sering tidak

terjadi pada elevasi tetap di mana-mana. Pada ujungnya ketinggian

bervariasi dengan kondisi ekonomi. pada saat harga depresi

pertanian tinggi dan biaya produksi relatif rendah. Atau mungkin

mencerminkan kolonisasi iltural panjang margin dataran

tinggi. Secara luas, lokasi yang bervariasi ed tanah dengan

ukuran massa dataran tinggi, dengan garis lintang, dan dengan

PEDY nya, konsekuensi sekunder penting dari elevasi meningkat,

baik. ekonomis yang signifikan, busur: fi) mengalami penurunan

suhu, (ii) meningkatcurah hujan, (iii) meningkatkan kecepatan

angin, dan (iv) tanah yang buruk. 

Ketinggian dan Suhu

Tidak ada deskripsi lingkungan fisiologis selesai tanpa

komentar pada kondisi temperatur ada. Suhu menurun dengan

ketinggian karena ke udara dijernihkan dengan  memiliki isi yang

rendah karbon dioksida, kelembaban dan partikel eter. Akibatnya

sinar matahari melewati udara dengan efek pemanasan kurang dan

proporsi tinggi radiasi matahari mencapai permukaan tanah di

puncak gunung yang dengan cepat memanas. Hal ini pada gilirannya

dapat menyebabkan pengeringan tanah ekstrim. Sebaliknya,

permukaan tanah cepat kehilangan panas dalam radiasi bebas di

malam hari. Oleh karena itu, menyebabkan tanah di dataran tinggi

sering kering serta beku, sehingga membuat bahaya untuk kegiatan

pertanian. Selanjutnya, efek dari peningkatan ketinggian tidak

sama dengan garis lintang tinggi. Pada kasus terakhir, sinar

matahari selalu jatuh pada sudut miring ke permukaan

tanah. Mereka harus menembus selimut tebal atmosfer dan tersebar

di permukaan yang relatif lebih besar. Namun, lintang tinggi

memiliki beberapa kompensasi dari hari-hari panjang selama musim

panas. Hal ini menyebabkan beberapa kesamaan dalam kehidupan

tanaman di kerucut garis lintang dan ketinggian yang

berbeda. Misalnya, di permukaan laut di daerah beriklim dingin,

seperti juga di 4.575-6.100 m di beberapa daerah khatulistiwa,

jenis konifera pohon berdaun jarum tidak jarang diberikan faktor-

faktor lingkungan lainnya  yang menguntungkan. Perlu dicatat

bahwa dalam zona ini garis lintang dan ketinggian, zat hara di

temukan.

Di sini sudut kemiringan dan arah adalah variabel yang

signifikan. Tingkat selang yang normal karena itu sangat

bervariasi dan suhu di permukaan tanah akan bervariasi masih

lebih luas sesuai dengan kemiringan lereng dan exposirre

tergantung pada penutup tanah

Ketinggian dan Pengendapan

Peningkatan curah hujan dengan ketinggian mungkin menjadi

salah satu yang penting bagi pertanian selain penurunan

suhu. Karena kapasitas untuk menahan kelembaban udara bervariasi

secara langsung dengan suhu. Di tempat lain terjadinya kombinasi

ketinggian tinggi dan hasil uap air yang cukup dalam hujan salju

yang membuat kegiatan pertanian sangat sulit selain itu juga

suhu rendah dan curah hujan yang rendah juga membuat kesulitan

pada pertanian.

Ketinggian yang lebih tinggi juga menyebabkan variasi dalam

distribusi curah hujan baik pada skala lokal dan regional. Di

atas angin lereng curah hujan biasanya kuat atau berat dan di

sisi bawah angin itu jauh lebih kecil. Oleh karena itu, telah

menyebabkan variasi regional dalam kegiatan pertanian dan pola

tanam.

Ketinggian dan gerakan

Faktual dan informasi yang tepat terhadap gaya angin pada

ketinggian tinggi adalah jarang dilakukan karena bahaya. dan

tingginya biaya instrumen ilmiah yang diperlukan untuk

pengumpulan data. Namun, diketahui bahwa angin kecepatan

bervariasi dari satu daerah pegunungan yang lain, dari lembah ke

lembah dan bahkan dari lereng ke lereng. Semuanya tergantung pada

alam serta penutup kawasan

Ketinggian dan  tanah

Tanah merupakan hasil disintegrasi dari batuan yang

mendasari namun lebih karena dari pengaruh iklim, vegetasi dan

topografi pada produk cuaca maka terbentuk lah tanah. Di daerah

pegunungan, tanah tidak mendapatkan begitu baik akibat adanya

gerakan massa moderat, erosi fluvial yang kuat, gerakan angin

yang kuat dan suhu rendah. Semuanya bersama-sama mereka

menghambat. Mekanisme lereng tanah yang mengalami erosi tinggi

nyaris membuat tanah rusak. Namun, pada tekstur tanah halus

terkikis terjadi pada teras sungai, dataran banjir

Kasar Relief dan Budidaya

Relief Kasar suatu wilayah menentukan nilai dari daerah

untuk lahan pertanian subur. Ini adalah efek dari penilaian

komparatif zona ketinggian, relief absolut, relatif relief , dll

suatu daerah. Tidak seperti zona ketinggian, daerah relief mutlak

diperoleh dengan bergabung puncak individu dan rentang, yaitu

poin tertinggi, mungkin karena itu disimpulkan bahwa kekasaran

akan meningkatkan potensi penurunan pertanian.

Pengaruh dari Lereng

Kemiringan lahan juga merupakan salah satu aspek penting

yang mempengaruhi fisiogafik penggunaan lahan pertanian suatu

daerah. Efek dari lereng pada pertanian mungkin baik langsung dan

tidak langsung. Pengaruh langsung paling jelas dari lereng adalah

dalam bentuk pembatasan pada budidaya dan aksesibilitas. Pengaruh

tidak langsung dari lereng memanifestasikan dirinya dalam

modifikasi pedological dan iklim.

Iklim Sejumlah besar variasi iklim di bumi telah mengakibatkan

terutama dari rotasi dan revolusi. tidak sama distribusi tanah

dan air, dan ketidakrataan permukaannya. Dari semua pengaruh

geografis yang dikenakan manusia, iklim tampaknya yang paling

potensial. Ini merupakan pengaruh yang tidak ada individu atau

ras bisa lepas. Di darat atau laut, di dataran atau pegunungan,

di  masyarakat primitif atau beradab, manusia harus menghadapi

iklim hampir pada istilah sendiri.Dalam sebuah, ukuran besar,

iklim yang menentukan di mana orang dapat hidup dan berkembang,

apa tanaman ia mungkin meningkatkan, apa jenis rumah dia tepat

dapat membangun, apa jenis pakaian yang mungkin mengenakan, dan

apa hama dan penyakit, ia harus memerangi (Whitbeek, 19.321.

Kemampuan memproduksi tanaman-potensi daerah tertentu terutama

tergantung pada kondisi iklim dan tanah yang ada. Karena faktor

iklim mengerahkan terutama pengaruh regional terhadap kehidupan

tanaman, perbedaan dalam perilaku dari tanaman atau sekelompok

tanaman lebih luas daerah, sebagai dalam keadaan tertentu atau

sekelompok negara, dapat dianggap sebagai terutama karena

perbedaan dalam climatic daripada kondisi tanah (Klages, 1958). 

Suhu 

            Kondisi Suhu telah jauh lebih tidak menentu dari

tahun ke tahun dibandingkan kondisi curah hujan di setiap wilayah

pertanian. Namun, rentang tahunan besar mungkin sangat signifikan

di zona yang berbeda menimbulkan dua atau lebih musim

tanam. Untuk alasan ini, khususnya di India, berbagai

tanaman. yang. tropis. sub-tropis dan subtropis yang

tumbuh. Tanpa kondisi suhu yang tepat, perkecambahan benih dan

pertumbuhan tanaman yang terbelakang. Tempefature mengatur semua

proses fisik kimia dan metabolisme tanaman.Proses metabolik mulai

dari suhu minimum tertentu dan meningkat dengan meningkatnya suhu

hingga mencapai maksimum pada suhu yang disebut

optimal. Selanjutnya, dengan kenaikan suhu di atas tingkat

optimal kegiatan metabolisme melambat sampai berhenti pada suhu

yang disebut maksimal. Setiap spesies memiliki sendiri minimum

dan maksimum yang di luar aktivitas hidupnya berhenti (Kochhar,

1967). Ini adalah pengetahuan umum bahwa suhu atmosfer secara

bertahap menurun dari khatulistiwa menuju kutub. Jadi, dari sabuk

khatulistiwa ke lingkaran Arktik berbagai tanaman dibangkitkan

karena mereka membutuhkan untuk pertumbuhan kondisi suhu

aitierent. 

Tekanan Sistem 

Sistem Tekanan berarti sistem sirkulasi individu atmosfer

tekanan tinggi atau rendah. efek Terhadap cuaca selalu tidak

langsung. Grafik sinoptik mengungkapkan bahwa tekanan seluruh

vriries dunia mencolok dari tempat ke tempat. Tekanan tidak

statis baik vertikal atau horisontal.Biasanya, menurun upwai

dengan udara dijernihkan. Pada elevasi lebih tinggi khususnya

atas masalah fisiologis 3.050 m seperti mual, sakit, respirasi

sulit. dll dihasilkan dari tekanan udara rendah mencegah petani

untuk membudidayakan tanah pada ketinggian tersebut. 

Apalagi, tekanan udara sangat erat terkait dengan elemen

lainnya cuaca. Bahkan, itu adalah fenomena sebab-efek, yang jelas

dari Charts sinoptik. Dalam bulan Desember dan Januari, misalnya,

sebuah sel tekanan tinggi umumnya mapan atas bagian barat laut

benua India tetapi dengan utara gerakan matahari, naik suhu dan

sel tekanan tinggi cenderung mendisipasi.Tekanan minimum tercapai

pada bulan Juni dan Juli saat suhu di puncaknya. tekanan Air

tetap rendah selama bulan Juni, Juli dan Agustus. Pada tekanan

September mulai membangun karena penurunan suhu dengan ayunan

selatan matahari Dari November ke area Januar 'tetap terutama

bawah kontrol ekstensi tekanan tinggi. Irama musiman di tekanan

menimbulkan pengembangan massa udara dan sistem angin yang pada

gilirannya membawa tentang banyak perubahan dalam kondisi

cuaca. Misalnya, dengan intensifikasi tekanan selama kondisi

Desember anticyclonic lengkap ditetapkan dan massa udara

subsident menjadi urutan hari. 

Massa Udara dan Angin 

Massa udara dapat menempuh jarak yang sangat jauh tergantung

pada kekuatan mereka, lagu, dll. Mereka-membawa-karakteristik

asli mereka meskipun selama proses-ini bisa secara bertahap

diubah. Atas dasar suhu massa udara ditandai sebagai 'kutub' atau

'tropis', dan berdasarkan kelembaban, sebagai 'maritim' atau

'benua'. Menjadi lembab ini setelah mereka menyeberangi

lautan. Namun, ketika mereka berasal dari benua itu, mereka

becbmecontinental dan karena itu kering. Dengan demikian, menjadi

banyak jenis dan memiliki karakteristik yang khas, massa udara

menyebabkan perbedaan dalam kegiatan pertanian di wilayah di mana

mereka mengganggu. 

Selama musim dingin ekstensi dingin, kering, utara, massa

udara ekstra-tropis benua yang lebih tinggi dari garis lintang

dan ketinggian tinggi sebelah adalah fitur umum di India barat

laut.Mereka menyebabkan luas kondisi suhu rendah mempengaruhi

tanaman musim dingin seperti yang kadang-kadang disertai oleh es,

hujan es, dll.

Angin memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung banyak

tanaman. Dampak langsung dari angin yang kuat adalah sepenuhnya

alam mekanik, yaitu dalam bentuk tanaman mencabut dan

penebangan. Pada lereng terkena angin kencang juga dapat

memberikan penampilan asimetris untuk tanaman (khususnya untuk

tanaman hortikultura) dengan meninggalkan sedikit atau tidak ada

cabang dan daun di sisi angin bertiup. Rendah tanaman seperti

kacang tanah. kentang dan kacang-kacangan dan bahkan mereka yang

berkembang dengan baik rimpang kurang rentan terhadap angin. Di

beberapa bagian dunia, sehingga angin menjadi turbulen yang

dimuat dengan debu. Kadang-kadang badai tersebut begitu kuat

sehingga mereka mencabut tanaman dan menerbangkan tanaman dipanen

dari ladang. Jenis fenomena yang paling umum di barat laut India

selama bulan Mei dan Juni. Gangguan ini kadang-kadang dalam

jangka waktu pendek, tapi kekerasan di alam dan sering mengambil

bentuk badai debu tebal. 

Salju

Secara umum, ada dua tempat utama di mana salju turun, yaitu

pada ketinggian yang lebih tinggi dari garis lintang rendah dan

pada ketinggian lintang rendah lebih tinggi. Salju menutupi

sementara dan intermiten mana jatuh untuk waktu yang singkat di

musim dingin. Tapi di negara-negara di mana musim dingin yang

panjang, menutupi salju tetap utuh selama berbulan-bulan bersama-

sama. Lokasi tutupan salju abadi, Namun, bervariasi dari tempat

ke tempat di permukaan bumi. Dekat khatulistiwa ini adalah

tentang 1,880-6,100 m di atas permukaan laut, di pegunungan

Himalaya di atas 4.575 m, di Pegunungan Alpen dan Pyrenees antara

2,440 dan 3.050 m; dan di Skandinavia utara sekitar 1.220 m. Di

lintang kutub yang lebih tinggi turun ke permukaan laut.

            Derasnya hujan salju di musim dingin akhir adalah

sama berbahaya karena dapat menyebabkan kematian sejumlah besar

anak domba yang baru lahir. Apakah gembala biasanya bermigrasi ke

lereng bersama dengan kawanan mereka ketika salju mengancam dan

transhumance adalah fitur umum di bawah kondisi seperti

itu. Selain itu, karena beratnya musim dingin semua jenis ternak

busur bertempat di lintang yang lebih tinggi.

Ketika hujan salju terjadi di lintang yang lebih tinggi, membaca,

trek bagal dan jalan setapak. Ini menghambat aksesibilitas ke

ladang dan pasar. Secara umum, slackens semua aktivitas

agriculturai kawasan. Pertanian adalah kegiatan dilanjutkan

dengan munculnya musim panas.Sayangnya, kerugian besar sering

terjadi di sepanjang sungai banjir mendadak yang disebabkan oleh

massa besar salju mencair.

Kelembaban

            Kelembaban merupakan salah satu unsur utama UIE

cuaca-dari sudut pandang petani dan memainkan peran penting dalam

perubahan kondisi agroklimatnya dari satu tempat ke tempat.Oleh

karena itu, diatur terpisah dari unsur lainnya iklim. Kelembaban,

sebenarnya, adalah keadaan atmosfer terhadap bentuk gas H2O,

yaitu uap air di dalamnya. 

            Dari banyak pengaruh yang mungkin bermanfaat

kelembaban atmosfer tinggi terhadap pertumbuhan tanaman dua

adalah yang paling penting. Pertama tanaman, banyak dapat

menyerap kelembaban udara langsung dari undersaturated kelembaban

tinggi. Kedua, kelembaban mempengaruhi fotosintesis di dalam daun

tanaman. Kebanyakan tanaman tumbuh dengan baik pada kondisi

kelembaban udara tinggi, karena sangat sering jenuh udara benar-

benar berhenti transpirasi. Fortanier (1957) menemukan bahwa

tingkat berbunga kacang tanah meningkat dengan meningkatnya

kelembaban. Kelembaban tinggi di malam hari dianggap paling

menguntungkan bagi tanaman. Breazeale dan McGeorge (1953) telah

membuktikan bahwa jagung dan tanaman tomat yang ditanam di bawah

kondisi kelembaban tinggi tidak hanya bertambah berat badan lebih

tetapi mengembangkan sistem akar yang lebih baik.Selama musim

panas kering, tanaman sering menunjukkan respon pertumbuhan jelas

berbeda dengan hujan yang accompanier 'dengan kelembaban rendah

(Chang, 1968). Jadi dapat disimpulkan bahwa thines lainnya sama,

efisiensi penggunaan air akan meningkat dengan kelembaban yang

lebih di udara.

Dew dan Hoar-Embun Beku             Sumber utama air untuk tanaman di daerah pertanian

yang paling hujan atau irigasi. Di banyak bagian dunia,

bagaimanapun, tidak hujan atau air tanah tampaknya cukup untuk

pengembangan vegetasi. Di daerah tersebut kita harus mencari

sumber lain dari air. seperti embun, embun beku-es, kabut dan

kabut dan mungkin kontribusi mereka terhadap pertumbuhan

tanaman.Sementara komputasi keseimbangan air, curah hujan harian

sama dengan atau lebih dari 0,254 mm diperhitungkan. Namun,

embun, embun beku-es, kabut dan kabut biasanya diabaikan karena

tidak signifikan kontribusi mereka untuk anggaran air. 

            Embun-embun beku dan embun beku memiliki tiga efek

yang berbeda dari sifat murah hati terhadap pertumbuhan

tanaman. Pertama, mereka mencapai tanah saat air mengalir dari

daun, dan dengan demikian membuat diri mereka tersedia untuk

tanaman, pengisi dalam proses kelembaban tanah untuk tingkat

tertentu. Kedua, air diserap oleh permukaan daun yang mengembun,

dan digunakan langsung oleh tanaman karena penyerapan cepat

dengan daun muda. Ketiga, mereka meningkatkan pertumbuhan tanaman

bydelaying kenaikan suhu daun pada pagi hari berikutnya, sehingga

mengurangi laju evapotranspirasi. Sejak zaman kuno, embun telah

terakumulasi di kolam embun di daerah gersang mungkin untuk

keperluan pertanian (Boyko, 1955).

Kabut dan Mist             Kabut, itu adalah kabut yang sangat tebal, benar-

benar sangat mirip dengan awan rendah menggantung dan tampak

sebagai massa padat tetes wrier kecil di lapisan bawah

atmosfer. Ini dapat terbentuk baik oleh penguapan air hangat di

udara cukup dingin atau oy pendingin udara sedangkan dalam kontak

dengan tanah. Kabut disebabkan oleh kondensasi uap air di

udara.Kondisi yang menghasilkan kabut dan kabut tidak jauh

berbeda dari orang-orang yang menghasilkan embun.

            Sinar matahari merupakan faktor penting fisiologis

besar untuk tanaman karena membantu dalam pembentukan klorofil

dan mempercepat proses fotosintesis. Proses fotosintesis

melibatkan produksi khusus, zat gula berbasis menjaga tanaman

hidup. Ini adalah tindakan yang dihasilkan oleh sinar matahari

pada masalah hijau (klorofil) di daun. Ini menjelaskan

ketergantungan tanaman pada cahaya matahari untuk makanan dan

pertumbuhan.  Sumber sinar matahari adalah matahari dan atribut

yang tergantung pada sinar matahari.Jumlah cahaya yang jatuh di

bumi bervariasi dari satu tempat ke tempat, namun intensitas,

kuantitas dan durasi bergantung pada garis lintang, ketinggian,

musim dan kondisi atmosfer di suatu tempat tertentu. Pada semua

tempat di khatulistiwa, matahari bersinar selama 12 jam sehari

sepanjang tahun. Namun, jauh dari equator: menuju kutub hari-hari

menjadi semakin lebih lama selama musim panas. Reverse adalah

kasus selama musim dingin saat hari relatif lebih pendek. Hal ini

tampaknya untuk memperhitungkan fakta bahwa tanaman musim panas

yang jatuh tempo cepat daripada yang musim dingin sejak mantan

bisa mendapatkan cahaya yang diperlukan dan sinar matahari pada

periode minimum yang mungkin. 

Curah Hujan

Curah hujan sebagai parameter ekologi utama IRA menciptakan

berbagai usaha pertanian, jenis atau sistem di dunia. Ini adalah

unsur cuaca dominan yang mempengaruhi intensitas dan lokasi dari

sistem pertanian dan pilihan petani perusahaan. Hal ini juga

menjadi bahaya iklim untuk pertanian bila ditandai dengan

kejarangan, konsentrasi, intensitas, variabilitas, dan bisa

diandalkan. Di India, misalnya, di mana pun hujan adalah padi

berlimpah adalah populer juga sebagai tanaman umum; di mana

kekeringan sementara memaksakan memeriksa pertumbuhan tanaman,

pilihan petani jatuh pada budidaya sorgum, dan kondisi umum yang

membatasi perusahaan terutama untuk pertumbuhan dari millet

bulrush. Jadi, variasi karakteristik curah hujan mempengaruhi

pertanian secara keseluruhan, dan oleh karena itu, ada kebutuhan

untuk mengetahui secara rinci. Mereka menjadi lebih halus ketika

tanaman tersebut. dipengaruhi oleh kondisi kelembaban di menabur,

perkecambahan, menembak, menguntit dan pos dan pada jatuh tempo,

pemanenan dan pengirik. Air memang merupakan faktor dasar dalam

semua bidang tanaman-produksi. Ini semua lebih penting di daerah

minimal, dimana curah hujan rata-rata atau normal pada umumnya

diperlukan untuk produksi tanaman sukses. Di daerah seperti

sistem produksi tanaman harus lebih atau kurang berkorelasi

dengan faktor kelembaban (Klages, 1958).

Efektivitas Curah Hujan

            Curah hujan efektivitas biasanya dinyatakan sebagai

jumlah aktual: ainfall minus mungkin penguapan total (Monkhouse

dan Wilkinson, 1967). Ukuran hujan yang jatuh dalam waktu singkat

mantra biasanya jauh lebih signifikan dari total rata-rata aktual

atau dalam jangka waktu lama. Yang penting adalah, konsentrasi,

intensitas dan kehandalan curah hujan dan evapotranspirasi. Ini

menentukan efektivitas curah hujan-baik secara kolektif maupun

individu.

            Kuantum curah hujan dan jumlah hari hujan mungkin cukup

memadai untuk memenuhi kebutuhan produksi tanaman tahunan yang

sukses, asalkan mereka begitu alami tersebar bahwa hujan diterima

pada waktu diperlukan. Namun, tidak demikian sejauh intensitas

curah hujan, kehandalan, dll prihatin. Sebagai ekspresi,

intensitas curah hujan adalah kecepatan di mana hujan turun dalam

waktu 24 jam. Hal ini penting karena mempengaruhi intensitas

erosi tanah oleh hujan dan manfaat air hujan untuk

pertanian. Intensitas rata-rata (i) curah hujan dapat dihitung

sebagai I=  (Monkhouse dan V.Rilkinson, 1971), di mana A

adalah total curah hujan selama periode tertentu dan n adalah

jumlah jam hujan atau jumlah hari hujan.

Curah Hujan Keandalan

            Curah hujan adalah variabel iklim yang paling penting

menanamkan perintah kehendak atas penggunaan lahan

pertanian. Jika curah hujan dianggap dalam hal tahunan, total

bulanan dan mingguan, itu dapat menimbulkan kesan salah. Ini

adalah penyimpangan curah hujan depan angka berarti bahwa benar-

benar penting, khususnya di bidang pertanian tropis dan

subtropis.Hal ini dapat juga berlaku untuk area pertanian yang

menjanjikan lainnya lintang rendah. Tidak ada penilaian hujan

dapat berarti tanpa penghargaan terhadap variabilitas dalam

jumlah dari musim ke musim dan tahun ke tahun. Kecuali dalam

beberapa sektor global, curah hujan terbatas di hampir semua

distribusi musiman tersebut. Ini adalah fakta menyedihkan bahwa

salah satu karakteristik curah hujan adalah lokalisasi ekstrem.

            Variasi jumlah curah hujan dari satu periode ke lain

adalah akun tidak kecuali ini terkait dengan kebutuhan air

tanaman, yang dapat secara tepat dan techinically didefinisikan

sebagai 'konsumtif digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan

memperkirakan probabilitas dari jumlah yang ditentukan 'hujan

dapat diperoleh dalam waktu satu tahun orduring tanaman-

musim.Sebuah metode statistik standar probabilitas digunakan

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya curah hujan di atas nilai

kritis kelembaban, yaitu penggunaan-konsumtif dari tanaman

penting. Batas-batas curah hujan kritis (nilai kritis) untuk

berbagai tanaman (gandum, barley, gram, tebu, beras, dll) bisa

diperbaiki dengan memperhatikan penggunaan-konsumtif dari air

dalam mm per hari. Kemungkinan terjadinya nilai kritis tertentu

dapat dikerjakan oleh persamaan:

d=

Dimana x adalah nilai kritis yang ditetapkan, x adalah nilai

rata-rata dan s adalah standar deviasi. Hasil yang diperoleh

demikian, d diperlukan untuk mengacu pada tabel Fungsi Distribusi

Normal, yang memberikan probabilitas dalam persentase. Dengan

demikian, laporan yang dihasilkan probabiiity sebenarnya akan

menjadi estimasi risiko tanaman jangka panjang dan merupakan

ekspresi dari kebutuhan untuk mengembangkan fasilitas irigasi

pada wilayah yang dinyatakan cocok untuk budidaya tanaman yang

paling menguntungkan.

Evapotranspirasi Potensial

            Dari perbandingan curah hujan bulanan dengan

evapotranspirasi potensial untuk berbagai stasiun suatu daerah,

sangat mungkin untuk memperoleh gambaran tentang distribusi

spasial dan periode pasokan air, dan defisiensi (air pola

keseimbangan) dalam hubungannya dengan curah hujan

bulanan . Dengan demikian ada kemungkinan bahwa setiap perhatian

penyidik akan difokuskan pada sifat dari masalah air dan

persyaratan di suatu daerah untuk peternakan tanaman sukses.

            Thornthwaite dan Mather (1955) mendefinisikan PE

sebagai jumlah air yang akan hilang dari permukaan vegetasi

completelycovered.with jika ada. Metode neraca air adalah suatu

penelitian dari jumlah air bergerak melalui ycle-hidrologi, atau

kontinuitas aliran air. Untuk situasi apa pun, keseimbangan air

mungkin didefinisikan oleh parameter berikut:

Ppt - (PE-D) ± 5 ± Sc, di mana Ppc adalah curah hujan

tersebut; FE adalah evapotranspirasi potensial; D adalah defisit;

S adalah surplus dan Sc perubahan penyimpanan. Moisture masukan

hanyalah sebuah fungsi dari karakteristik spasial dan temporal

curah hujan.Jika jumlah curah hujan lebih besar dari PE dan tanah

berada pada kapasitas lapangan, surplus air akan terjadi. Tanah

dan karakteristik vegetasi bersama-sama mempengaruhi penyimpanan

kelembaban tanah. Perubahan penyimpanan adalah ekspresi dari

perbedaan kelembaban membawa overs dari satu tahun ke tahun

berikutnya karena jumlah yang berbeda dari kelembaban tanah yang

digunakan setiap tahun. Moisture defisit adalah ekspresi

kuantitatif dari jumlah air yang tidak tersedia baik oleh curah

hujan atau irigasi untuk mengimbangi kebutuhan air atau PE. Dasar

(1948) klasifikasi iklim Thornthwaite adalah indeks kelembaban

berasal dari hubungan nilai tahunan dari surplus kelembaban,

defisit kelembaban dan evapotranspirasi potensial.

Moisture Index (I.,) diberikan sebagai :     

Nilai-nilai negatif dari Im menunjukkan kering dan nilai-

nilai positif menunjukkan iklim basah.untuk menurunkan berat

badan lebih rumus di atas diberikan kepada surplus daripada

defisit.Mather (1963) benar menunjukkan bahwa lebih,. Veightage

faktor surplus tidak dibenarkan mengisi ulang kelembaban tanah

dalam satu musim sejak membaca dengan surplus air tidak dapat

mengkompensasi defisit pada musim lain.

Oleh karena itu, Moisture Indeks dapat diberikan sebagai:

            Dengan menerapkan formula adonan di atas, yang

diperoleh Mois; Indeks ure untuk banyak stasiun yang baik suatu

wilayah dapat dipetakan dan daerah dibagi menjadi iklim

dikenali. 

            Secara keseluruhan., Curah hujan tetap merupakan

faktor utama membatasi potensi pertanian dan peternakan di

daerah-daerah pertanian utama di dunia. Dengan menekan potensi

irigasi, lahan kering marjinal, kegiatan pertanian di dalamnya

dapat diperpanjang. Variasi luas dalam jumlah curah hujan,

probabilitas menguntungkan diabaikan dan defisit kelembaban tanah

akut membuat semua aspek konservasi air dan bijaksana perencanaan

sumber daya air sangat penting. perencanaan seperti itu akan

menjadi nilai imnrense baik untuk individu petani dan bangsa

secara keseluruhan. karena mempercepat laju ekonomi pertanian

secara keseluruhan. 

Tanah

            Tidak seperti iklim, tanah tidak harus dianggap

sebagai bagian dari anugerah alam sebuah aria.Bahkan, itu adalah

pertanian yang mengubah tanah, kecuali tanah perawan tertentu

yang mobil, menyimpan karakteristik asli mereka. Secara

keseluruhan, tanah merupakan dasar fisik untuk perusahaan

pertanian. Pertanian adalah usaha dan tanah yang baik adalah

bagian dari-saham perdagangan petani-. tanah yang baik adalah

baik apabila orang yang menggunakan bijaksana dari mereka. Kami

standar hidup yang bergantung pada pertanian terutama sering

ditentukan oleh kombinasi dari fisik, kimia dan biologi tanah,

dan tanaman dan ternak mengangkat pada mereka. Jadi, tanah

diberkahi dengan kombinasi yang tepat dari tekstur, garam dan

humus menghasilkan hasil yang baik. Peradaban besar hampir selalu

berkembang pada tanah yang baik, aluvial pada khususnya. Selain

itu, peradaban aluvial kebesaran mereka hanya ditahan selama

mereka benar dieksploitasi dan menempatkan mereka untuk

menggunakan tanah yang baik. Dalam eksploitasi India bijaksana

dan penyalahgunaan tanah telah sangat dirugikan beberapa dari

mereka. Ketat tindakan untuk melindungi dan meningkatkan

sumberdaya lahan berharga ini disebut foi.

Pertumbuhan tanaman ditentukan hingga batas tertentu dengan

jumlah nutrisi dalam tanah.Ketiga nutrisi, yaitu, nitrogen,

fosfor dan potasium, berkontribusi untuk kesuburan tanah. Ini

harus dipelajari secara mendalam. Selain itu, situs tanah juga

harus dipertimbangkan. untuk itu tergantung pada kedalaman,

kematangan, dan drainase. Tanah di lembah, waduk dan pada tingkat

dataran yang lebih dalam dan mencapai keadaan lebih dewasa dari

tanah di lereng. Oleh karena itu. yang pertama adalah dari

fecundit jauh lebih besar. daripada yang kedua.

Sumber daya tanah sangat penting, dan ini harus hati-hati

menghemat, sehingga mereka dilestarikan dan tidak

dieksploitasi. Eksploitasi bisa mendatangkan membangunkan tanah

yang perusakan dan penipisan melalui erosi dan

penyalahgunaan. Tanah kelelahan dan deplesi adalah fenomena biasa

dalam iklim banyak hingga batas tertentu. Tapi secara ilmiah dan

teknis, kandungan kimia tanah seperti kalsium karbonat materi,

organik, nitrogen, nilai pH, konduktivitas listrik, garam

terlarut dan tukar, dll bertanggung jawab untuk dimodifikasi dan

tidak lebih faktor pembatas menghalangi pencapaian hasil tinggi.

Klasifikasi tanah dengan Referensi Pertanian            Selama zaman kuno di India, tanah dikelompokkan dalam

dua jenis, yaitu, Urvara dan, Anurvara atau Usar. Pada abad

keenam belas lahan pertanian diklasifikasikan berdasarkan

kesesuaian tanah untuk tanaman yang ditentukan oleh sumber

irigasi. Itu Barani, Nehri, Sah'abi dan Abi.Kemudian, pada abad

kesembilan belas beberapa negara bagian di India dibagi ke dalam

lingkaran penilaian. Divisi ini khusus sesuai dengan tekstur

permukaan tanah dan ketersediaan air dan sumber irigasi, yang

collectivily menentukan produktivitas tanah dan pola

pertanian.Berdasarkan informasi tersebut lahan tersebut

dikelompokkan ke dalam Barani, Nehri, Khaddar, Bhangar,

Chhachhra. Naili, Rohi, Rangoi, Bagar. Tibba, Tal, Bet, dan

sejenisnya. Namun demikian, klasifikasi tanah pada jalur ilmiah

dilakukan hanya pada pertengahan abad kesembilan belas ketika

Survei Geologi India didirikan (1846). Per investigasi awal,

Voelkar (1893) dan Leather (1898) diakui lima kelompok utama

berkaitan dengan tanah kompleks regional iklim dan regolith,

yaitu, tanah aluvial, tanah yang berpasir, tanah hitam, yang

laterit tanah dan ted tanah. Kemudian, kepentingan ilmiah dalam

penyelidikan rinci dan komprehensif tanah di Punjab dahulu,

berdasarkan properti dari permukaan tanah, dinyalakan oleh Lander

(1929) yang menerbitkan sebuah risalah panjang tentang subyek

dalam tahun yang sama Profil studi tentang tanah dimulai pada

tiga puluhan ketika Taylor et al. (1936) menganalisis beberapa

profil tanah biasa dan menerbitkan sebuah account yang panjang di

tahun yang sama. Salah satu upaya penting untuk

mengklasifikasikan tanah di Punjab komposit dengan mengikuti

sistem baru klasifikasi tanah Amerika Serikat, Aproksimasi 7

yaitu dengan suplemen terbaru (1967).

Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah salah satu, karakteristik penting

fundamental dan permanen karena sebagian besar pengaruh struktur,

porositas, adhesi dan konsistensi tanah. Pentingnya juga mewujud

dalam pengaruhnya terhadap kegiatan mikrobiologi dan perilaku

fisikokimia tanah.Selain itu,. tekstur sangat penting karena

sangat menentukan retensi air dan transmisi sifat dlm jaring-

jaring. Pasir dapat menguras terlalu cepat; dalam tanah lempung

inclividu;: 0,1 port juga kecil untuk drainase yang

memadai. Lempung lanau mana proporsi tinggi, penetrasi akar.

Secara umum, tekstur tanah liat yang terbaik untuk pertumbuhan

tanaman.

struktur tanah mengacu pada cara di mana soifparticies, baik

primer dan secoadary, dikelompokkan bersama menjadi potongan-

potongan yang lebih besar. Ini diselenggarakan bersama oleh

koloid tanah. Fenomena ini:. N diakui sebagai salah satu

karakteristik yang penting dari massa tanah karena pengaruh tanah

yang berkaitan dengan aerasi, kelembaban, temperatur,

permeabilitas dan kapasitas menahan air.

            Karena pertumbuhan tanaman dan produksi adalah fungsi

utama dari tanah ditanami, kriteria klasifikasi mereka harus

agronomi, yaitu, berdasarkan pada tekstur atau fisik-kimia make-

up.Klasifikasi tanah untuk tujuan perencanaan harus lebih

didasarkan pada kemampuan pertanian mereka daripada on-

karakteristik genetik mereka. Klasifikasi agronomi dan umum tanah

di India enam kategori utama.

Klasifikasi agronomi dan umum tanah di India adapun karakteristik

kategori utama sebagai berikut:

1. Tanah aluvial (Aluvial sungai yaitu aluvium pantai, aluvium

delta, garam dan alkali tanah, tanah aluvial berkapur dan tanah

pedocal cokelat) di India memiliki kesuburan alam yang

besar.Tanah ini, secara keseluruhan, terdiri dari 23,40 persen

dari total tanah penutup. Ini adalah oleh tar tanah terbesar dan

yang paling penting, memberikan kontribusi terbesar untuk pangsa

pertanian kekayaan negara. Tanah ini sangat cocok untuk budidaya

berbagai tanaman, seperti gandum, beras, tebu, dll, namun, di

beberapa tempat, gram, barley, jagung, dll ditemukan tanaman umum

yang paling 'mengangkat atas tanah.

2. Tate tanah berpasir (tanah padang pasir dan tanah yaitu cokelat

abu-abu) terdiri dari pasir acolian (90-95 persen) dan tanah liat

(5 hingga 10 persen). Tanah ini sangat ringan dan terdiri dari

sekitar 8,46 persen dari nasional tanah penutup. Ini cocok untuk

tanaman toleran garam tinggi, seperti barley, pemerkosaan dan

kapas,dan juga media tanaman toleran garam seperti gandum,

millets, jagung dan kacang-kacangan.

3. Tanah hitam (yaitu tanah hitam pekat, hitam tanah menengah,

hitam tanah dangkal, tanah merah dan hitam dicampur) ditemukan

pada berbagai batuan, seperti basait dan gneisses

schists. Berkenaan dengan kesuburan, tanah ini lebih lanjut dapat

diklasifikasikan sebagai tanah hitam pekat, hitam tanah menengah,

hitam tanah dangkal dan miskin tanah merah dan hitam dicampur. Di

kategori ini bersama-sama menutupi seluruh 24,12 per penyewaan

total tanah penutup country_ The saluran intensif dibudidayakan

di mana terjadi curah hujan yang memadai sesuai bertengger untuk

kapas, gandum dan jowar. Tapi di mana fasilitas irigasi yang

telah dibuat beras tersedia dan tanaman tebu juga sama

pentingnya.

4. Tanah merah biasanya yang mencakup batu cuaca yang mendasari

berbagai jenis.Berdasarkan kapasitas produksi mereka ini dapat

dikategorikan sebagai tanah liat merah.  merah-serak tanah dan

tanah liat merah-kuning. Mereka, bagaimanapun, secara kolektif

merupakan 29,08 persen dari total tanah coven. Mereka umumnya

kekurangan nitrogen, fosfor dan humus, dan juga sangat berbeda

dalam kedalaman dan kesuburan. nilai pertanian mereka, karena

itu, sangat tergantung pada sejauh mana irigasi dan

pemupukan. Berbagai besar tanaman, seperti padi, jowar, ragi dan

kapas, yang tumbuh di bawah irigasi tetapi tanaman seperti

millets, pulsa dan bahkan gram yang dibesarkan dalam kondisi

hujan-makan.

5. Tanah laterit ini terbentuk dari pelapukan atmosfer beberapa

jenis sisa-batuan, laterit khususnya, di bawah iklim, sesekali

panas lembab. Pencucian dan mencuci dari nutrisi tanaman karena

pelapukan kimia tidak biasa. Bagian keseluruhan tanah tersebut

adalah 4,30 persen dari eovea tanah nasional Mereka dukungan

teh. kopi, karet, dan perkebunan kelapa ketika manured dan

irigasi. Pada tempat-tempat, di mana laterit dialihkan ke tingkat

yang lebih rendah dengan aksi aliran qourishes padi.

6. Selain itu, kelompok tanah lainnya yang terdiri dari tanah

bukit, tanah sub-montana atau podsolik, gunung tanah padang

rumput, tarai tanah, dan tanah tulang, gletser dan tutupan salju

permanen dapat juga diperhitungkan. Mereka mencakup 10,64 persen

dari total tanah penutup

yang memiliki berbagai tekstur tanah, warna, bantuan dearrie

profil pembangunan. Mereka biasanya kekurangan nitrogen, fosfor

dan humus Ini I3 cukup sulit untuk mengembalikan nitrogen dan

bahan organik tingkat perawan tc di tanah ini. Tapi dengan

aplikasi liberal residu tanaman, pupuk hijau, pupuk pertanian,

dan kacang di rotasi, nitrogen dan kadar organik dari tanah dapat

dipertahankan. Hutan tanah cocok untuk kebun tanaman, pohon-pohon

hutan, jagung, dan gandum. Mereka dapat digunakan untuk padi dan

tanaman perkebunan setelah terasering. 

Masalah Tanah Mempengaruhi Pertanian

Hampir semua jenis tanah memiliki masalah meskipun intensitas

derajat mereka mungkin berbeda dari tanah ke tanah dan dari

tempat ke tempat lain. Namun, masalah yang paling umum yang

mempengaruhi tanah pertanian potensial adalah:

  keasaman salinitas--alkalinitas, menyebabkan kekurangan nutrisi

kimia-biologis;

  pengambilan air dalam tanah menyebabkan penurunan tanah dan

perubahan pola tanam,

  tanah kekurangan air, dan

  erosi tanah

Semua masalah ini mempengaruhi di atas semua hasil cror, dan

menghambat   kesejahteraan pertanian secara umum.

Masalah-salinitas-keasaman tanah alkalinitas telah menjadi

hal penting Masalahnya adalah membatasi pemanfaatan ekonomi

sumberdaya lahan yang tersedia, dan terkait dengan pertanian,

ilmu bumi dan air  serta pengaturan lingkungan. Salinitas-

alkalinitas merupakan faktor pembatas dalam hal kesuburan,

khususnya pada kondisi irigasi negara-negara berkembang daerah

semi-gersang dan gersang. Selanjutnya, salinitas dan alkalinitas

tanah dan air yang membahayakan kondisi biosfer yang sangat

diperlukan bagi tanaman. hewan dan manusia. 

Masalahnya adalah luas-tersebar di banyak negara di dunia,

terutama di India, Amerika Serikat, Uni Soviet, Australia,

Hongaria, Rumania, Yugoslavia, Cekoslowakia, Afrika beberapa:

negara, Mesir, Pakistan, Iran, Irak, orang Israel, Turki, Cina ,

dan Mexico Saline daerah adalah AISC ditemui pada daerah pesisir

Britania, Belanda, Jerman, Denmark, Italia, Prancis, Nora Afrika

dan daerah lainnya (Yadav, 1977). Reaksi tanah atau pH tanah

merupakan ciri penting dalam analisa sampel tanah pada rekening

di berbagai tahapan penting dalam pembangunan tanah, secara

langsung pada dampak kegiatan mikro-biologis, hal: peran dalam

menentukan ketersediaan dan serapan hara berbagai tanaman, dan

akhirnya perusahaan relationshir dekat dengan konstituennya tanah

lainnya.Tanah reaksi dinyatakan dalam hal nilai pH, yaitu, timah

konsentrasi ion hidrogen (H) dalam larutan tanah, sehubungan

dengan ion negatif chargee hidroksil (OH). Itu adalah ukuran

keasaman tanah atau alkalinitas. Hya'roger ion bermuatan positif

di dalam tanah, niake olution untuk kondisi asam. 

Salinitas berarti keunggulan klorida dan natrium sulfat,

kalsium dan magnesium dalam tanah dalam jumlah yang cukup untuk

dapat serius mengganggu pertumbuhan tanaman yang paling.tanah

semacam itu termasuk di antara orang-orang yang ditunjuk oleh

Hilgard (1911) tanah putih sebagai 'alkali sejak pengerakan

permukaan, jika ada, adalah terang dalam warna.Telah banyak

dilakukan untuk merebut kembali tanah pertanian yang baik di

bagian barat laut India. Garam cukup tinggi di daerah yang

terkena salinitas.Alkalinitas menyiratkan dominasi garam natrium,

Karbonat khususnya Meskipun garam dari tanah alkali yang agak

berbeda dalam sifat kimia garam dari tanah garam, baik tanah

terjadi di wilayah yang sama. Permukaan tanah alkali yang berubah

warna oleh humus terdispersi dilakukan ke atas oleh kapiler

alkali nama air-maka hitam yang sering digunakan. Tanah ini

sering berada di daerah kecil yang disebut tempat licin

dikelilingi oleh tanah yang produktif. Alkali tanah menempati

daerah drainase agak lebih baik dari tanah garam dan mungkin

berasal dari kedua oleh penghilangan garam terlarut lebih. Pada

tanaman ini tahan alkali tanah ditemukan. Dengan perbaikan

drainase-oleh intervensi manusia, atau oleh alam-stline procecses

atau alkali tanah yang diubah oleh pencucian garam ke dalam tanah

sedikit asam. Salinitas dipengaruhi oleh garam terjadi secara

luas di daerah-daerah pertanian dikembangkan meliputi sekitar

952.060.000 hektar seperti yang diperkirakan oleh Szabolcs

(1917). Juga telah diperkirakan bahwa sekitar tujuh juta hektar

tanah yang terkena garam ditemukan di India (Abrol dan Bhumbla,

1971). saluran ini terutama terbatas di utara dan barat laut,

khususnya di Bihar, Uttar Pradesh, Punjab, Haryana, Rajastnar

Pengalaman ilmuwan tanah tentang irigasi sebagai barikut:

Sen(1958) dan Abrol dan Bhumbla (1973) pada khususnya. Pengalaman

menunjukkan bahwa dengan adanya saluran irigasi, ketika delta

besar irigasi yang diterapkan pada interval yang bervariasi,

garam cenderung menyebar ke atas dan mengganggu pertumbuhan

tanaman Atau, dengan intensifikasi di saluran irigasi, air naik

secara signifikan dan setelah itu dalam waktu dua meter, ia

cenderung untuk bertindak sebagai sumber garam terus menerus

larut dalam profil tanah. Garam larut umumnya menumpuk di

beberapa daerah, tetapi di daerah di mana irigasi belum dikelola

dengan baik, akumulasi garam permukaan adalah fitur umum. Garam

pokok dalam tanah termasuk klorida dan sulfat natrium dan kalsium

dan ke tingkat yang jauh lebih rendah karbonat. Alih-alih,

menjadi seorang agen untuk menciptakan pembangunan pertanian yang

baru, irigasi, pada tahap ini.

Dalam setiap skema drainase, persyaratan pertanian yang

sampai sekarang kurang menerima perhatian Karena itu, harus

diambil sebagai titik awal, dimana pengeringan yang tepat waktu

dari jumlah kelebihan air (drainase koefisien sebagai fungsi dari

iklim dan agro- parameter DAS) tanpa menyebabkan kerusakan pada

tanaman yang menjadi pertimbangan utama. Sistem drainase dan

jarak saluran drainase juga mungkin diperlukan untuk melakukan

tugas menjaga air tanah yang dibutuhkan dan juga sebagai

penyimpanan untuk memasok air ke tanaman selama periode kering

atau musim kering.

Metode dasar mengeluarkan kelebihan air dari tanah terendam air

adalah drainase permukaan, dan drainase vertikal.

Drainase Permukaan

            Drainase permukaan adalah pembuangan air hujan

selisih lebih dari permukaan tanah melalui sistem drainase yang

terbuka dengan outlet yang memadai. drainase permukaan sangat

membantu dimana tanah dalam dengan tingkat infiltrasi

rendah,intensitas curah hujan tinggi.

Drainase Vertikal

            Keberhasilan drainase vertikal tergantung pada

keberadaan akuifer yang menguntungkan dan air permukaan untuk

mengangkat tanah di dasar Dan kualitas air yang baik dapat

digunakan kembali untuk tujuan irigasi. Prinsip drainase vertikal

pertama kali digunakan pada tahun 1919 selama pengembangan

irigasi di lembah sungai Garam dari Arizona di Amerika

Serikat. Selanjutnya, di daerah irigasi Murray di Australia,

sistem ini telah berhasil mencoba untuk reklamasi garam dan air

tertinggal daerah. kondisi serupa ada di dataran Indo-Gangga di

bagian utara India.Dalam dataran Punjab Haryana air permukaan

telah berhasil diturunkan melalui pemompaan sumur bor. 

Singkatnya, pola tanam di berbagai bagian India telah mengalami

perubahan yang cepat karena situasi yang dibuat oleh perusakan

air. Sebagai contoh, pada tanaman Haryana seperti gram dan Bajra

telah kehilangan tanah, dan budidaya gandum, tebu dan jowar juga

menjadi sulit karena stagnasi hujan dan air banjir selama

beberapa bulan.

Daftar Fustaka:

         http://fp.uns.ac.id/~hamasains/BAB%20IIdasgro.htm

         http://tumpalsinambela.wordpress.com/tag/pengertian-

pertanian/

         http://wiki.answers.com/Q/What_is_Agricultural_Geography

         Harjadi, Sri Styati. Pengantar Agronomi. 1984. PT Gramedia.

Jakarta

http://www.geografi.web.id/2010/02/geografi-pertanian.htmlSumber : http://herodigeo.blogspot.com/2010/08/geo-geografi-

pertanian.html