draft modul praktikum fisika komputasi dengan bahasa pemrograman pascal dan python
TRANSCRIPT
DRAFT
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI dengan Bahasa Pemrograman Pascal dan Python
Oleh: Ubaidillah
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2010
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 3
Konten
PRACTICE I PENDAHULUAN......................................................................... 5
1.1. Introduction.................................................................................................... 5 1.2. Perbedaan Kalkulasi Analitis dan Numerik................................................... 5 1.3. Kode Program Komputer............................................................................... 5
1.4. Requirement................................................................................................... 6 1.5. Perintah-perintah Dasar ................................................................................. 6
1.6. Compiling Kode Program ............................................................................ 13 5.1.1. Turbo Pascal for Windows (TPW) 1.5 ............................................ 13 5.1.2. Python 2.7x ...................................................................................... 15
5.1.3. MATLAB 7.0.1 ............................................................................... 17 1.7. Plotting Data ................................................................................................ 17
1.6.1. Plotting GNUPLOT ......................................................................... 18 1.6.2. Plotting Microsoft Excel .................................................................. 19
PRACTICE II ERROR PENDEKATAN............................................................ 23
PRACTICE III AKAR-AKAR POLINOMIAL ................................................... 29
PRACTICE IV SOLUSI MATRIKS PERSAMAAN LINIER ............................ 35
PRACTICE V GENERATE OF FUNCTION .................................................... 41
PRACTICE VI DIFERENSIASI NUMERIK ...................................................... 47
PRACTICE VII INTEGRASI NUMERIK ............................................................ 52
PRACTICE VIII INTERPOLASI ........................................................................... 56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 5
PRACTICE I PENDAHULUAN
1.1. Introduction
Fisika komputasi pada dasarnya adalah menyelesaikan problem-problem fisika
yang tidak dapat diselesaikan secara analitis dengan melakukan pendekatan numerik berdasarkan teori yang sudah ada. Pendekatan numerik tersebut umumnya dilakukan
dengan bantuan komputer dan menggunakan bahasa pemrograman tertentu, seperti Pascal, Python, C, C++, Fortran dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan tidak semua problem matematik dapat diselesaikan oleh komputer secara langsung.
Problem matematik yang rumit, perlu diubah terlebih dahulu ke bentuk operasi aritmatika ke penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sederhana agar
dapat dikalkulasi oleh komputer. Pengubahan/penurunan tersebut dikenal dengan sebutan pendekatan numerik, di mana hasil perhitungannya identik dengan adanya nilai error.
Problem matematik yang memerlukan penurunan dengan metode numerik oleh komputer antara lain: problem diferensiasi, integrasi, pencarian akar persamaan
polinomial orde tinggi, eigenvalue matrik, boundary value dan lain sebagainya.
1.2. Perbedaan Kalkulasi Analitis dan Numerik
Salah satu problem matematik yang oleh komputer diselesaikan dengan
kalkulasi numerik adalah problem diferensiasi. Dimisalkan terdapat suatu problem fisika dengan persamaan matematis y(x)=2x2-3x+1, yang secara analitis untuk x=5,
turunan pertamanya dapat diketahui secara secara langsung dengan penurunan y‟(x)=dy(x)/dx=4x-3, sehingga nilai diferensiai orde satu terhadap x adalah:
Sedangkan untuk perhitungan secara numerik, problem diferensiasi dapat diturunkan
dengan metode numerik beda maju (forward different) yang bentuk persamaannya:
(1)
dengan mengambil ∆x=0.1, didapatkan
=17.2
Dari kedua hasil tersebut dapat dibandingkan perbedaan penyelesaian antara
numerik dan analitis mempunyai selisih sebesar 0.2, di mana selisih 0.2 ini nantinya akan dikenal sebagai nilai error.
1.3. Kode Program Komputer
Salah satu teknik untuk melakukan komputasi numerik adalah dengan mengimplementasikannya ke bentuk kode program bahasa pemrograman komputer
tertentu. Dalam praktikum fisika komputasi ini disarankan untuk menggunakan bahasa pemrograman Pascal, Python dan Matlab. Dengan alasannya, karena Pascal
merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang sederhana dan mudah untuk
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
6 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
dipahami. Sedangkan Python termasuk dalam bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk keperluan “Scientific Programming” selain Matlab, yang mana
praktikan setelah melakukan paraktikum ini diharapkan dapat menguasai setidaknya satu atau ketiga dasar-dasar macam bahasa pemrograman tersebut sebagai bekal
untuk menyelesaikan problem fisika-matematik yang memerlukan penggunaan pendekatan numerik.
1.4. Requirement
Agar semua Kode program yang dituliskan dalam Modul ini dapat berjalan dengan baik, praktikum ini, menggunakan compiler-compiler yang antara lain:
1. Turbo Pascal for Windows (TPW) 2. Python 2.7 3. Matlab 7.0.1
1.5. Perintah-perintah Dasar
Perintah-perintah dasar dalam Pascal, Python dan Matlab yang akan sering
digunakan dalam praktikum ini antara lain: a. Write atau print
Perintah ini digunakan untuk menampilkan huruf atau nilai variabel hasil
kalkulasi dari running kode program. Contoh source code-nya:
Kode program 1. Hello world
Pascal
program hello; uses wincrt; begin write('Hello World!'); end.
Python
print “Hello World!”
Matlab
disp(„Hello World!‟)
Compiler yang digunakan dalam praktikum ini disarankan untuk menggunakan software Turbo Pascal for Windows (TPW) sebagai compiler bahasa
pemrograman Pascal, dan Python sebagai compiler bahasa Python. Sehingga dalam source code di atas, digunakan uses wincrt yang berarti source code dijalankan menggunakan TPW. Berbeda dengan Pascal yang harus mengikuti
prosedur dalam penulisan program, untuk menampilkan kata “Hello World!” Python menggunakan perintah “print” saja. Sedangkan untuk Matlab, kata
“Hello World” dapat dituliskan dengan perintah “disp”.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 7
b. Read atau Input Perintah ini digunakan untuk memasukkan suatu nilai atau karakter ke
variabel dalam kode program, Contoh source code-nya seperti:
Kode program 2. Input
Pascal
program input; uses wincrt; var i:integer; r:real; begin write('Masukkan bilangan bulat : '); readln(i); write('Masukkan bilangan asli/desimal: '); readln(r); writeln('Hasil'); writeln('Bilangan Bulat: ',i); writeln('Bilangan Asli: ',r:5:5); write('Press any key.. ');readln; end.
Python
i=input("Masukkan bilangan bulat : ") r=input("Masukkan bilangan asli/desimal : ") print "Hasil: " print "Bilangan bulat : ",i print "Bilangan asli : ",r input("Press any key..")
Matlab
i=input('Masukkan bilangan bulat : '); disp('Hasil: '); disp(sprintf('Bilangan Bulat : %d',i)); disp(sprintf('Bilangan Asli : %.7f',i)); input('Press any key..');
Dalam praktikum ini, kebanyakan data yang digunakan sebagai variabel input adalah berupa angka, di mana input angka di atas dapat berupa bilangan
bulat (integer) atau asli (real). Kode program Pascal di atas menunjukkan pemberian type data yang berbeda terhadap variabel yang digunakan sebagai variabel input, dan begitu juga cara menampilkannya. Sedangkan untuk Python,
teknik untuk membedakan antara bilangan bulat dan asli pada angka yang akan dimasukkan, caranya adalah dengan masukkannya dalam bentuk angka desimal.
Misalnya jika angka 2 adalah sebagai input bilangan asli, maka ketika di- input-kan ditulis dengan 2.0 yang secara otomatis Python akan menginisialisasikan angka 2 tersebut sebagai bilangan asli. Satu kelebihan Matlab, Matlab tidak
memerlukan inisialisasi variabel seperti di Pascal dan Python d i atas. Misalnya ketika bilangan bulat diperlukan menjadi bilangan asli secara otomatis bilangan
tersebut diinisialisasi menjadi bilangan asli oleh Matlab. Kode program input pada baris akhir diperlukan agar aplikasi tidak langsung tertutup saat program telah selesai menjalankan perintah-perintah utama, dan penempatan perintah
perintah input ini bersifat optional.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
8 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
c. Looping for atau while Pendekatan numerik sering kali melakukan perulangan dalam
perhitungannya. Perintah perulangan yang dapat digunakan adalah perintah for dan while. Perintah for digunakan jika tahap perulangannya berupa bilangan
bulat. Sedangkan perintah while digunakan jika tahap perulangannya berupa bilangan asli. Berikut contoh penggunaan perintah for dan while untuk menghitung xy dan mengetahui angka terkecil yang dapat dihitung oleh prosesor.
Perintah for:
Kode program 3. Perpangkatan
Pascal
program xpangkaty; uses wincrt; var x,y,i,hasil:integer; begin write('x = ');readln(x); write('y = ');readln(y); hasil:=1; for i:=1 to y do hasil:=hasil*x; write('x y = ',hasil); end.
Python
x=input('x = ') y=input('y = ') hasil=1 for i in range(y): hasil*=x print "x y = ",hasil
Matlab
x=input('x = '); y=input('y = '); hasil=1; for i=1:y hasil=hasil*x; end disp(sprintf('Hasil = %d',hasil));
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 9
Perintah while:
Kode program 4. Presisi mesin
Pascal program presisimesin; uses wincrt; var i:integer; angka,hasil:real; begin i:=1; angka:=2; hasil:=0; while hasil<>1 do begin angka:=angka/9; hasil:=1+angka; writeln(i:3,hasil:20:20); i:=i+1; end; end.
Python
i=1 angka=2.0 hasil=0 while hasil!=1 : angka/=9 hasil=1+angka print i,hasil i+=1
Matlab
i=1; angka=2; hasil=0; while (hasil~=1) angka=angka/9; hasil=1+angka; disp(sprintf('%3d %.16f',i,hasil)); i=i+1; end;
Kondisi “<>” dalam contoh perulangan while di atas, berfungsi menunjukkan keadaan bahwa selama hasil nilainya tidak sama dengan 1, maka perhitungan
nilai “angka” akan dilanjutkan ke nilai berikutnya. Selama ditambahkan dengan nilai “angka”, nilai hasil tidak sama dengan 1, p rosesor komputer masih dapat
membedakan nilai tersebut sebagai angka yang berbeda dengan selisih yang kecil. Sedangkan ketika nilainya telah dianggap sama, nilai “angka” sebelum perulangan berakhir, nilai “angka” tersebut merupakan nilai terkecil yang dapat
dihitung oleh prosesor. Kondisi “<>” di Python dituliskan dengan “!=” dan di Matlab dengan “~=”.
d. Kondisi if Ekspresi kondisi terdiri dari berbagai macam. Untuk bahasa pemrograman
yang berbeda, berbeda pula operator atematik yang digunakan meskipun
mempunyai fungsi yang sama. Perintah yang memerlukan kondisi ini adalah perintah if. Berikut contoh penggunaan perintah tersebut, yang digunakan untuk
mencari akar dari fungsi f(x)=x2-4*x-5.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
10 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Kode program 5. Akar fungsi
Pascal
program akarfungsi; uses wincrt; var x,x1,xp,y,p:real; i,n:integer; begin xp:=0;x1:=15;n:=20; p:=x*x-4*x-5; writeln('x':5,' ','y':10); for i:=0 to n do begin x:=0.5*(xp+x1); y:=x*x-4*x-5; writeln(x:8:7,' ',y:8:7); if (p*y)>0 then xp:=x; if (p*y)<0 then x1:=x; if p=y then i:=n; end; writeln; writeln('x mendekati ',x:6:5); end.
Python
xp=0 x1=15 n=20 p=xp*xp-4*xp-5 print "{0:10} {1:10}".format("x","y") for i in range(n): x=0.5*(xp+x1) y=x*x-4*x-5 print "{0:f} {1:f}".format(x,y) if (p*y)>0: xp=x if (p*y)<0: x1=x if (p==y): break print "x mendekati ",x
Matlab
xp=0; x1=15;n=50; p=xp*xp-4*xp-5; disp(sprintf('x y')); for i=0:n x=0.5*(xp+x1); y=x*x-4*x-5; disp(sprintf('%.10f %.10f',x,y)); if (p*y)>0 xp=x; end if (p*y)<0 x1=x; end if (p==y) break; end end disp(sprintf('x mendekati %.10f',x));
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 11
Metode numerik yang digunakan untuk mendekati nilai akar parsamaan y=x2-4x-5 di atas adalah metode setengah selisih. Metode ini akan dijelaskan
pada bab selanjutnya dan merupakan bagian pokok bahasan pencarian akar persamaan polinomial. Perintah if di atas digunakan untuk mengetahui apakah
kedua nilai p dan y berbeda tanda, apakah keduanya positif atau negatif. Sama seperti contoh program sebelumnya, Python memiliki kode program yang lebih sederhana dibandingkan Pascal. Bentuk "{0:f} {1:f}".format(x,y) digunakan untuk menampilkan nilai x dan y sebagai jenis bilangan float. Sedangkan perintah break, perintah yang digunakan untuk menghentikan perulangan perintah for. Sama dengan Python, namun kode program Matlab sedikit lebih panjang.
e. Membuat fungsi
Seringkali jika dilakukan perlakuan yang sama terhadap suatu data, lebih mudah untuk meringkasnya ke perintah-perintah yang diperlukan ke dalam suatu
fungsi. Contoh penggunaan fungsi tersebut adalah:
Kode program 6. Penggunaan fungsi
Pascal
program fungsi; uses wincrt; var bola1,bola2:real; function luasbola(r:real):real; begin luasbola:=(22/7)*r; end; begin bola1:=luasbola(5); bola2:=luasbola(0.5); writeln('Luas bola1 = ',bola1:8:7,' sat'); writeln('Luas bola2 = ',bola2:8:7,' sat'); end.
Python
def luasbola(r): return ((22/7)*r) bola1=luasbola(5) bola2=luasbola(0.5) print "Luas bola1 = {:f}".format(bola1) print "Luas bola2 = {:f}".format(bola2)
Matlab
luasbola=@(r)((22/7)*r); bola1=luasbola(5); bola2=luasbola(0.5); disp(sprintf('Luas bola1 = %.7f',bola1)); disp(sprintf('Luas bola2 = %.7f',bola2));
Namun di Matlab, jika diperlukan lebih dari satu command yang terdapat dalam fungsi, aturan pendeklarasiannya, fungsi tersebut harus disimpan dalam
file lain yang berada satu direktori dan disimpan dengan nama file yang sama dengan nama fungsi itu sendiri. Contoh:
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
12 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Matlab
%file luasbola.m function output=luasbola(r) output=((22/7)*r); end %file main.m bola1=luasbola(5); bola2=luasbola(0.5); disp(sprintf('Luas bola1 = %.7f',bola1)); disp(sprintf('Luas bola2 = %.7f',bola2));
f. Output to File Untuk memudahkan dalam menganalisa hasil program, data hasil
perhitungan biasanya disimpan dalam sebuah file. Selain itu, metode penyimpanan ini dapat digunakan jika diperlukan untuk memplot hasil perhitungan ke dalam bentuk grafik, di mana kompiler yang digunakan tidak
memiliki fungsi plotter-nya. Contoh kode program untuk penyimpanan data ini adalah:
Kode program 7. Output to file
Pascal
program kefile; uses wincrt; var x,y:real; fp:text; begin assign(fp,'data.txt'); rewrite(fp); x:=0; while x<50 do begin y:=x*x-4*x-5; writeln(fp,x:10:7,' ',y:10:7); x:=x+0.25; end; close(fp); write('Done..') end.
Python
fp=open("data.txt","w"); x=0 while x<50: y=x*x-4*x-5; fp.write("{:f} {:f}\n".format(x,y)) x+=0.25 fp.close()
print "Done.."
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 13
Matlab
fp=fopen('data.txt','w'); x=0; while (x<50) y=x*x-4*x-5; fprintf(fp,'%f %f\n',x,y); x=x+0.25; end fclose(fp); disp('Done..');
Kode program di atas digunakan untuk menghitung persamaan
dengan x mulai sama dengan 0 sampai <50 dengan ∆x=0.25. Hasil
perhitungannya disimpan dalam bentuk file „data.txt‟ seperti diilustrasikan Gambar 1.1.
Gambar 1.1 File data hasil perhitungan
1.6. Compiling Kode Program
5.1.1. Turbo Pascal for Windows (TPW) 1.5
Tampilan aplikasi compiler TPW adalah sebagaimana Gambar 1.1. Untuk menulis kode program, pilih menu FileNew. Maka akan ditampilkan sub form
baru yang digunakan untuk menuliskan kode program. Gambar 1.2 juga menunjukkan contoh kode program Pascal Kode program 7 digunakan sebagai kode
program yang akan di-compile.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
14 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Gambar 1.2 Tampilan Turbo Pascal for Windows (TPW )
Untuk meng-compile-nya, pilih menu CompileCompile. Di sini kode
program akan dicek apakah terdapat kesalahan dalam penulisan. Jika succesfully complete berarti tidak ada kesalahan dalam penulisan kode program, namun keadaan ini belum tentu menunjukkan tidak adanya error ketika program dijalankan.
Sedangkan untuk menjalankannya atau melihat hasil dari program yang kita buat, pilih menu RunRun, maka program akan berjalan sebagaimana ilustrasi Gambar
1.3. Jika ketika running program tidak terdapat error, dapat dipastikan aplikasi program yang kita buat dapat berjalan dengan baik.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 15
Gambar 1.3 Running program output ke file Pascal
5.1.2. Python 2.7x
Cara meng-compile program Python, untuk teknik seperti yang dilakukan pada kode program Pascal di atas adalah sebagaimana berikut: Buka aplikasi Python shell, kemudian pilih menu New Window, selanjutnya akan terbuka editor file untuk
membuat module yang baru. Dengan module ini memungkinkan agar kode program yang dibuat dapat disimpan dan tidak perlu mengulang kembali dari awal seperti jika
menggunakan Python Shell. Langkah- langkah tersebut diilustrasikan sebagaimana Gambar 1.4, yang mana menggunakan Kode program 7 Python sebagai kode program yang akan di compile.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
16 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Gambar 1.4 Tampilan editor Python shell
Untuk menjalankannya, kode program harus disimpan dahulu dengan memilih
menu save dan ditentukan sembarang nama pada module tersebut dengan ketentuan ber-extensi „.py‟. Setelah itu pilih menu Run-Run Module, maka program akan
dijalankan yang diilustrasikan sebagaimana Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Tampilan editor Python shell
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 17
5.1.3. MATLAB 7.0.1
Gambar 1.6 merupakan contoh tampilan interface Matlab 7.0.1 yang memiliki
Command Windows yang fungsinya hampir sama dengan Phython Shell pada compiler Python 2.7x. Agar dalam penulisan kode program lebih mudah untuk
dimodifikasi, kode program Matlab dapat ditulis terlebih dahulu ke file yang disebut dengan M-Files. Cara membuat M-File adalah dengan memilih menu FileNewM-File dan akan muncul kotak editor yang merupakan tempat yang
digunakan untuk menulis kode program Matlab. Gambar 1.6 juga mengilustrasikan Kode Program 7 sebagai kode program yang akan di-compile. Untuk
menjalankannya, klik kanan file yang berisi kode program yang akan dijalankan, pilih Run, dan hasil compilasinya akan ditampilkan di Command Windows.
Gambar 1.6 Tampilan user interface Mat lab 7.0.1
1.7. Plotting Data
Plotting data dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan fungsi yang telah disediakan dalam library compiler itu sendiri, baik
2D maupun 3D. Matlab telah memiliki fungsi plotter sendiri, sedangkan pada umumnya compiler Pascal dan Python tidak memilikinya. Di samping itu, plotting data dapat juga dengan menggunakan aplikasi plotter lain, seperti aplikasi khusus
pembuat plot, GNUPLOT. Karena dalam praktikum ini compiler Pascal yang digunakan tidak memiliki library untuk plotting sendiri, di sini akan ditunjukkan 2
teknik manual plotting grafik dengan aplikasi GNUPLOT dan Microsoft Excel, yang
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
18 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
mana dari kedua teknik tersebut diharapkan praktikan dapat mengetahui dasar-dasar dalam membuat grafik.
1.6.1. Plotting GNUPLOT
GNUPLOT merupakan aplikasi program interface yang digunakan untuk
membuat grafik dari suatu urutan data. Tampilan aplikasi ini seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7, yang cara menggunakannya hampir sama dengan Python shell. Contoh penggunaan GNUPLOT untuk membuat grafik 2D dari data hasil running
program adalah sebagaimana berikut: Jika data hasil perhitungan Gambar 1.1 diplotkan dengan GNUPLOT, perintah yang digunakan adalah:
Alamat „e:\data\master\lawas\tpw\data.txt‟ merupakan contoh alamat dari file „data.txt‟ yang dapat dilihat pada Address bar windows sebagaimana ilustrasi
Gambar 1.8, di mana plot grafik dari file tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.9.
Gambar 1.7 Aplikasi GNUPLOT
Gambar 1.8 Contoh alamat file „data.txt‟
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 19
Gambar 1.9 Tampilan hasil p lotting file „data.txt‟
1.6.2. Plotting Microsoft Excel
Untuk plotting file „data.txt‟ dengan Microsoft Excel, caranya adalah seperti membuat grafik pada data Excel biasanya. Perbedaannya adalah ketika membuka file „data.txt‟ terdapat beberapa langkah sebagaimana diuraikan berikut:
Buka aplikasi Microsoft Excel (di sini digunakan Ms. Excel 2007) Pilih menu Open, cari folder yang berisi file „data.txt‟ dan seleksi file dengan
memilih File Type: Text File. (Gambar 1.10)
Gambar 1.10 Kotak dialog open „data.txt‟
Klik open maka akan muncul kotak dialog Text Import Wizard seperti
ditunjukkan Gambar 1.11.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
20 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Gambar 1.11 Kotak dialog Text Import Wizard
file „data.txt ‟ step 1
Pilih radio option: Fixed width lalu tekan Next, dan pastikan pada Data Preview data telah terbagi menjadi dua
Gambar 1.12 Kotak dialog Text Import Wizard
file „data.txt ‟ step 2
Jika data telah terbagi seperti pada Gambar 1.12, selanjutnya dapat ditekan tombol Next atau langsung menekan tombol Finish jika tidak diperlukan untuk mengubah format data dari file „data.txt‟. Data masukan tersebut
secara otomatis akan diatur pada kolom-kolom yang telah tersedia oleh Microsoft Excel (Gambar 1.13).
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 21
Gambar 1.13 Tampilan hasil open file „data.txt‟
dengan Ms. Excel
Kemudian untuk memplotkan data-data yang telah dimasukkan diatas, seleksi semua data tersebut, pilih menu InsertScatterScatter with Smooth Lines (Gambar 1.14)
Gambar 1.14 Langkah-langkah plotting scatter
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
22 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Hasil tampilan plotting grafiknya adalah sebagaimana Gambar 1.15, dan selanjutnya grafik dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 1.15 Grafik hasil plotting „data.txt‟
Tugas
1. Jalankan kode program Kode program 1-7, atau buatlah program serupa dengan bahasa pemrograman yang anda kuasai, sampai dihasilkan plot grafik sebagaimana Gambar 1.9 atau 1.15!
2. Analisa output dari Kode program 4!
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 23
PRACTICE II ERROR PENDEKATAN
Teori
Deret Taylor dapat digunakan untuk melakukan pendekatan numerik dari suatu
fungsi f(x) berdasarkan nilai f(a) yang telah diketahui. Secara matematis deret Taylor dinotasikan:
(2)
Jika f(x)=ex, dengan deret Taylor di atas, nilai f(x) dapat didekati dengan deret
seperti ditunjukkan pada persamaan 3 dengan mengambil nilai a=0.
(3)
Begitu juga untuk sin x dan cos x, dengan mengambil nilai a=0, deret pendekatannya adalah:
(4)
(5)
Problem
Kemampuan komputer impossible untuk melakukan kalkulasi sampai deret tak hingga. Oleh karena itu solusi persamaan 3, 4, dan 5 adalah dengan memotong deret
pada nilai n tertentu yang mana nilai error hasil pendekatannya mendekati nol atau bergantung pada kemampuan maksimum komputer yang digunakan. Pertanyaannya
adalah berapakah nilai n dari masing-masing persamaan 3, 4, dan 5 agar nilai error pendekatannya mendekati atau sama dengan 0?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
24 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Project I
a. Tujuan
Mengetahui nilai error dari pendekatan numerik suatu deret tak hingga
berdasarkan model matematis dan kemampuan komputer yang digunakan.
b. Pseudocode
Pseudocode 1. Alur kode program eksponen
Input x, n e=1 for i=1 to n do
Hitung a=xi Hitung b=i! e= e+(a/b)
end for print e
a berfungsi sebagai pembilang dan b berkedudukan sebagai penyebut dari setiap suku deret yang dihitung.
c. Implementasi Kode Program
Kode program 8. Eksponen
Pascal
program exponen; uses wincrt; var e,a,x:real; i,n,b:integer; function pangkat(x:real;y:integer):real; var hasil:real; i:integer; begin hasil:=1; for i:=1 to y do hasil:=hasil*x; pangkat:=hasil; end;
function factorial(m:integer):integer; var i,hasil:integer; begin hasil:=1; for i:=1 to m do hasil:=hasil*i; factorial:=hasil; end; begin write('x = ');readln(x); write('n = ');readln(n); e:=1; for i:=1 to n do begin a:=pangkat(x,i); b:=factorial(i); e:=e+(a/b); writeln(i); end; writeln('e x = ',e:12:11); end.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 25
Python
def factorial(m): hasil=1 for j in range(1,(m+1)): hasil*=j return hasil x=input("x = ") n=input("n = ") e=1.0 for i in range(1,(n+1)): a=x**i; b=factorial(i) e+=(a/b) print "e x = {}".format(e)
Matlab
%file faktorial.m function output=faktorial(m) hasil=1; for j=1:m hasil=hasil*j; end output=hasil; end %file eksponen.m x=input('x = '); n=input('n = '); e=1; for i=1:n a=x^i; b=faktorial(i); e=e+(a/b); end disp(sprintf('e x = %.10f',e));
Fungsi matematika seperti perpangkatan dan factorial, sebenarnya telah disediakan dalam module math di Python dan di Matlab itu sendiri. Penjabaran
fungsi factorial sebagai fungsi di atas, dalam praktikum ini dimaksudkan untuk memberikan contoh bagaimana cara kerja sebenarnya yang dilakukan komputer
untuk menyelesaikan problem perpangkatan dan factorial tersebut. Perlu diperhatikan masukan untuk variabel x berupa bilangan asli.
d. Tugas
1. Salin dan compile kedua kode program, atau buat kode program sendiri sesuai Pseudocode 1 dengan bahasa pemrograman yang anda kuasai!
2. Tentukan nilai n terbaik dan bandingkan antara keduanya, dan juga dengan membandingkan dengan nilai ex dari literatur yang lain (mis. e1= 2.718281828459045), Sertakan juga spesifikasi komputer yang anda
digunakan (mis. AMD X2 4800+, P4 1800 MHz, dsb)! 3. Dari salah satu program di atas (sesuai yang anda kerjakan), tunjukkan yang
disebut dengan Truncate Error?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
26 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Project II
a. Tujuan
Mengetahui kelemahan dari model numerik deret tak hingga.
b. Pseudocode
Pseudocode 2. Alur kode program sinus
Input x, n s=x c=-1 for i=2 to n do
if (i mod 2)=1 then Hitung a=xi Hitung b=i! s= s+c*(a/b) c=-1*c
endif end for print s
variabel c digunakan sebagai pengubah untuk melakukan penambahan atau
pengurangan terhadap hasil penjumlahan nilai s sebelumnya. i mod 2 berfungsi agar
suku-suku deret yang diambil, hanyalah deret yang berindeks n/suku ganjil.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 27
c. Implementasi Kode Program
Kode program 9. Deret sinus
Pascal
program sinus; uses wincrt; var s,a,x,c:real; i,n,b:integer; function
pangkat(x:real;y:integer):real;
var hasil:real; i:integer; begin hasil:=1; for i:=1 to y do hasil:=hasil*x; pangkat:=hasil; end; function
factorial(m:integer):integer; var i,hasil:integer; begin hasil:=1; for i:=1 to m do hasil:=hasil*i; factorial:=hasil; end;
begin write('x = ');readln(x); write('n = ');readln(n); s:=x; c:=-1; for i:=2 to n do begin if ((i mod 2)=1) then begin a:=pangkat(x,i); b:=factorial(i); s:=s+c*(a/b); c:=-1*c; end; end; writeln('sin x = ',s:11:10); end.
Python
import math x=input("x = ") n=input("n = ") s=x c=-1 for i in range(2,(n+1)): if (i%2)==1: a=x**i; b=math.factorial(i) s+=c*(a/b) c*=-1
print "sin x = {}".format(s)
Matlab
%file sinus.m x=input('x = '); n=input('n = '); s=x; c=-1; for i=2:n if (mod(i,2)==1) a=x^i; b=factorial(i); s=s+c*(a/b); c=-1*c; end end disp(sprintf('sin x = %.10f',s));
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
28 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Kode program Python di atas, ditunjukkan bagaimana cara menghitung factorial menggunakan module math yang sudah ada pada compiler Python
umumnya. Sedangkan pada program Matlab di atas, langsung menggunakan fungsi factorial yang sudah ada pada Matlab.
d. Tugas
4. Bandingkan hasil pendekatan nilai sin x di atas dengan literatur yang anda ketahui (sebutkan sumbernya) dengan nilai x ≥ 1!
5. Bandingkan dan analisa hasil pendekatan kedua kode program di atas! Jika ada tunjukkan kelemahan dari pemodelan nilai sin x tersebut!
6. Buat pseudocode beserta kode program untuk menyelesaikan persamaan 5 (sesuai bahasa pemrograman yang anda kuasai)!
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 29
PRACTICE III AKAR-AKAR POLINOMIAL
Teori
Bentuk persamaan polinomial untuk orde ≤ n adalah:
(6)
dengan nilai koefisien a0, a1, …, an tertentu. Akar-akar persamaannya dapat diketahui dengan beberapa metode seperti metode setengah selisih (biseksi), metode Secant, Newton-Raphson, dan lain sebagainya.
Ide metode setengah selisih adalah mencari nilai x i+1 yang nilai f(x i) mendekati nol berdasarkan nilai f(xi) dan f(xi-1). Ilustrasi pendekatan ini seperti Gambar 3.1 dan
nilai xi dan xi-1-nya harus menghasilkan nilai f(x i) dan f(x i-1) yang berbeda tanda.
Gambar 3.1 Metode setengah selisih
Metode lain yang serupa dengan metode selisih setengah adalah metode
Secant. Tekniknya hampir sama dengan metode setengah selisih, namun metode ini mengambil perbandingan segitiga yang terbentuk dari x i dan xi-1. Ilustrasi pendekatan
ini sebagaimana Gambar 3.2.
xi-1 x
f(x)
xi x i+1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
30 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Gambar 3.2 Metode setengah selisih
Sedangkan untuk metode Newton, atau disebut juga metode Newton-Raphson
menggunakan pemotongan deret Taylor pada suku ketiga, yang mana untuk mendekati nilai xi+1 persamaan yang digunakan adalah:
(7)
Problem
Kode program 5 merupakan contoh pancarian akar dari persamaan polinomial
orde 2. Pencarian akar untuk orde <=2 dan akar-akarnya berupa bilangan bulat, mungkin tidak akan menjadi masalah jika dilakukan secara analitis, tetapi
bagaimana jika persamaan polinomialnya memiliki orde >2 atau akar-akarnya merupakan bilangan asli?
Project III
a. Tujuan
Menentukan akar-akar pada persamaan polinomial orde banyak.
b. Pseudocode
Pseudocode 3. Alur pencarian akar dengan metode setengah selisih
Input x0,x1, n for i=0 to n do
x2=0.5*( x0+x1) Hitung f(x2) if f(x2)<0 then x0=x2 else if f(x2)<0 then x1=x2 else break for
end for print x2
xi-1 x
f(x)
xi x i+1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 31
Pseudocode 4. Alur kode program pencarian akar dengan metode Secant
Input x0,x1, n f0=f(x0) f1=f(x1) for i=0 to n do
Hitung f2=f(x2) x0=x1, x1=x2
f0=f1, f1=f2 end for print x2
c. Implementasi Kode program
Dimisalkan terdapat persamaan polinomial:
(8)
Menggunakan metode Secant, implementasi kode program untuk mencari nilai akar-akar persamaannya adalah:
Kode program 10. Implemetasi metode Secant
Pascal
program secant; uses wincrt; var x0,x1,x2,f0,f1,f2:real; i,n:integer; function f(x:real):real; begin f:=x*x*x*x-31*x*x*x+230*x*x-452*x-144; end; begin write('x0 = ');readln(x0); write('x1 = ');readln(x1); write('n = ');readln(n); f0:=f(x0); f1:=f(x1); for i:=0 to n do begin if((f1-f0)<>0)then x2:=x1-(f1*(x1-x0))/(f1-f0) else begin writeln('Stoped..'); i:=n end; f2:=f(x2); x0:=x1;f0:=f1; x1:=x2;f1:=f2; writeln(i,' ',x2:11:10,' ',f2:11:10); end; end.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
32 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Python
def f(x): y=x*x*x*x-31*x*x*x+230*x*x-452*x-144 return y x0=input("x0 = ") x1=input("x1 = ") n=input("n = ") f0=f(x0) f1=f(x1) for i in range(n): if((f1-f0)!=0): x2=x1-(f1*(x1-x0))/(f1-f0) else: print "Break.." break f2=f(x2) x0,f0=x1,f1 x1,f1=x2,f2 print "{:.10f} {:.10f}".format(x2,f2);
Matlab
f=@(x)x*x*x*x-31*x*x*x+230*x*x-452*x-144;
x0=input('x0 = '); x1=input('x1 = '); n=input('n = '); f0=f(x0); f1=f(x1); for i=0:n if((f1-f0)~=0) x2=x1-(f1*(x1-x0))/(f1-f0); else disp('Break..'); break; end f2=f(x2); x0=x1;f0=f1; x1=x2;f1=f2; disp(sprintf('%f %f',x2,f2)); end
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 33
d. Tugas
1. Buatlah grafik hubungan f(x) dan x untuk persamaan 8, berdasarkan contoh
pembuatan grafik Gambar 1.9 atau 1.15!
2. Modifikasi Kode program 5, atau buat kode program sendiri sesuai bahasa pemrograman yang anda kuasai dan Pseudocode 3, untuk mencari akar-akar persamaan 8 dengan metode setengah selisih!
3. Bandingkan teknik penentuan nilai awal x0 dan x1 untuk mendekati salah satu
nilai akar antara metode setengah selisih dan metode Secant, serta bandingkan jumlah iterasi yang diperlukan antara kedua metode tersebut!
4. Apa yang dimaksud dengan Bracketing Method? Jelaskan apakah yang anda
lakukan pada soal no. 3 termasuk metode tersebut? 5. Tentukan nilai keempat akar-akar persamaan 8 dengan kode program yang
anda pakai atau yang anda buat, yang mengacu pada grafik soal no. 1! 6. Buatlah Pseudocode atau kode program sesuai bahasa pemrograman yang
anda kuasai untuk mencari akar-akar persamaan 8 dengan metode Newton
Rapshon! (optional)
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 35
PRACTICE IV SOLUSI MATRIKS PERSAMAAN LINIER
Teori
Data dalam bentuk matriks sering kali digunakan dalam perhitungan numerik.
Dalam persamaan linier, agar lebih mudah, sering kali persamaan-persamaan yang menjadi problem matematik digenerate dalam bentuk matriks untuk mencari solusi
penyelesaiannya. Contoh metode numerik yang berbasis matriks antara lain: decomposisi LU, eliminasi Gauss-Jordan, Tridiagonal matriks, dan lain sebagainya.
Penyelesaian eliminasi Gauss-Jordan, seperti dimisalkan terdapat problem
matematis dengan elemen-elemen matriks m x n sebagaimana Gambar 4.1, untuk mencari nilai x1, x2, x3, .., xm langkah- langkahnya adalah sebagaimana berikut:
Gambar 4.1 Operasi aritmat ika matriks m x n
Rubah matrik a dan b ke bentuk matrik c.
Modifikasi/eliminasi dilakukan pada matrik c ini yang ditujukan untuk
mencari matriks identitas dari a
Mengacu pada baris pertama:
Perbaharui nilai c11 dengan membagi semua, mulai kolom 1 sampai n+1 dengan c11 agar nilai c11 bernilai 1.
Untuk baris mulai 2 sampai m, perbaharui nilai mulai kolom 1 sampai n+1 dengan mengurangi c1n yang baru diperbaharui, yang dikalikan dengan cm1 agar nilai cm1 bernilai nol.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
36 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Dilanjutkan pada baris kedua: Karena pada kolom pertama telah bernilai 0, mulai baris kedua sampai
ke-m, maka kalkulasi dilakukan pada indeks matriks m≥2 dan n≥2,
dengan memperbaharui semua nilai pada baris kedua, dibagi dengan c22 sampai kolom ke n+1.
Untuk baris mulai 3 sampai m, perbaharui nilai mulai kolom 2 sampai
n+1 dengan mengurangi c2n yang baru diperbaharui, yang dikalikan dengan cm2 agar nilai cm2 bernilai nol.
Dilanjutkan pada baris ketiga dan seterusnya sampai m dengan cara yang sama, sampai didapatkan nilai diagonal matriknya bernilai 1 dan elemen matriks bagian bawah diagonalnya bernilai nol.
Setelah itu, teknik yang dilakukan pada baris satu sampai m di atas dibalik, namun hanya digunakan untuk menghitung agar nilai elemen matriks
bagian atas dari diagonal bernilai nol.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 37
Nilai c1n+1, c2n+1, c3n+1, …, cmn+1 merupakan solusi yang tidak lain adalah nilai x1, x2, x3, .., xm. Langkah- langkah di atas disederhanakan dalam
Pseudocode 5.
Problem
Aplikasi program interface seperti Matlab, Maple, Octave dan Enthought Python, memiliki notasi sendiri untuk mengenerate matriks, yang mana dengan
aturan notasi tersebut operasi aritmatika matriks seperti penambahan, pengurangan, perkalian, bahkan untuk mengetahui nilai invers-nya, telah disediakan dalam library
dan tinggal memanggilnya saja. Namun bagaimana jika perhitungan numerik membutuhkan operasi matematik atau implementasi numerik yang tidak disediakan dalam library aplikasi tersebut?
Project IV
a. Tujuan
Menentukan solusi numerik berdasarkan bentuk matriks suatu persamaan linier.
b. Pseudocode
Pseudocode 5. Alur kode program implementasi eliminasi Gauss-Jordan
Set matriks a,b Generate matriks c for k=1 to m do p=c[k,k] for j=k to (n+1) do c[k,j]=c[k,j]/p end for for i=k+1 to m do p=c[i,k] for j=k to (n+1) do c[i,j]=c[i,j]-c[k,j]*p end for end for end for for k=m downto 1 do for i=k-1 downto 1 do p=c[i,k] for j=(m+1) downto 1 do c[i,j]=c[i,j]-c[k,j]*p; end for end for end for print c,x
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
38 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
c. Implementasi Kode Program
Dimisalkan terdapat suatu persamaan linier yang disusun dalam bentuk matriks
sebagaimana berikut:
Gambar 4.2 Problem matriks 3 x 3
Untuk mencari nilai x1, x2, dan x3 dengan metode eliminasi Gauss-Jordan, berdasarkan Pseudocode 5, implementasi kode programnya adalah:
Kode program 11. Implemetasi untuk metode eliminasi Gauss-Jordan
Pascal
program GaussJordan; uses wincrt; const m=3; n=m; var a:Array[1..m,1..n] of real; b,d:Array[1..m] of real; c:Array[1..m,1..(n+1)] of real; k,i,j:integer; p:real; begin a[1,1]:=2;a[1,2]:=5;a[1,3]:=7; a[2,1]:=4;a[2,2]:=-5;a[2,3]:=3; a[3,1]:=8;a[3,2]:=3;a[3,3]:=-5; b[1]:=24;b[2]:=38;b[3]:=-18; {*inisialisai matriks c*} for i:=1 to m do for j:=1 to n do c[i,j]:=a[i,j]; for i:=1 to n do c[i,n+1]:=b[i]; {*Proses eliminasi*} for k:=1 to m do begin p:=c[k,k]; for j:=k to (n+1) do c[k,j]:=c[k,j]/p; for i:=k+1 to m do begin p:=c[i,k]; for j:=k to (n+1) do c[i,j]:=c[i,j]-c[k,j]*p; end; end;
for k:=m downto 1 do begin for i:=k-1 downto 1 do begin p:=c[i,k]; for j:=(m+1) downto 1 do c[i,j]:=c[i,j]-c[k,j]*p; end; end; {*tampilkan matriks c*} for i:=1 to m do begin for j:=1 to n+1 do write(c[i,j]:7:6,' '); writeln end; writeln; for j:=1 to n do writeln('x',j,' = ',c[j,n+1]:7:6,' ');
end.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 39
Python
m=3 n=m a=[[2.0,5.0,7.0],[4.0,-5.0,3.0],[8.0,3.0,-5.0]] b=[24.0,38.0,-18.0] c=[[0 for i in range(n+1)] for j in range(m)] #inisialisasi Matriks c for i in range(m): for j in range(n): c[i][j]=a[i][j] for i in range(m): c[i][n]=b[i] #proses eliminasi for k in range(m): p=c[k][k] for j in range(k,n+1): c[k][j]/=p for i in range(k+1,m): p=c[i][k] for j in range(k,n+1): c[i][j]-=c[k][j]*p for k in range(m-1,-1,-1): for i in range(k-1,-1,-1): p=c[i][k] for j in range(k,n+1): c[i][j]-=c[k][j]*p #tampilkan c for i in c: print i
Matlab
m=3;n=m; a=[2 5 7;4 -5 3;8 3 -5]; b=[24 38 -18]; c=[];
%inisialisasi Matriks c for i=1:m for j=1:n c(i,j)=a(i,j); end end for i=1:m c(i,n+1)=b(i); end
%proses eliminasi for k=1:m p=c(k,k); for j=k:(n+1) c(k,j)=c(k,j)/p; end for i=k+1:m p=c(i,k); for j=k:n+1 c(i,j)=c(i,j)-c(k,j)*p; end end end
for k=m:-1:1 for i=k-1:-1:1 p=c(i,k); for j=(m+1):-1:1 c(i,j)=c(i,j)-c(k,j)*p; end end end
%tampilkan matriks c disp(c);
for j=1:n disp(sprintf('x %d=%.10f',j,c(j,n+1))); end
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
40 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
d. Tugas
1. Analisa Pseudocode 5!
2. Buat program (berdasarkan Pseudocode 5), atau modifikasi Kode program 11, untuk mencari x1, x2, x3,..,x10 problem matriks Gambar 4.3 dengan metode
eliminasi Gauss-Jordan! Bandingkan dengan hasil perhitungan x1, x2, x3,..,x10
secara analitis!
3. Buatlah pseudocode dan kode program untuk menyelesaikan problem matriks
Gambar 4.3 dengan metode decomposisi LU! Bandingkan hasilnya dengan hasil implementasi Kode Program 11 di atas!
Gambar 4.3 Problem matriks 10 x 10
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 41
PRACTICE V GENERATE OF FUNCTION
Teori
Metode yang dapat digunakan untuk mengenerate fungsi dari suatu deret data
adalah metode iterasi Jacoby dan Gauss-Seidel. Metode iterasi ini dapat juga digunakan untuk menyelesaikan persamaan linier dan merupakan teknik pendekatan
dengan melakukan perulangan substitusi nilai variabel hasil kalkulasi suatu persamaan ke variabel yang sama pada persamaan lain yang segaris.
Iterasi Jacoby dan Gauss-Seidel memiliki bentuk implementasi yang hampir
sama, hanya saja yang membedakan adalah teknik substitusi yang dilakukan. Pada iterasi Jacoby obyek variabel yang akan dicari solusinya di kalkulasi terlebih dahulu
dan baru disubstitusi pada iterasi selanjutnya. Sedangkan pada iterasi Gauss-Seidel, nilai variabel kalkulasi obyek langsung disubstitusikan menjadi nilai variabel yang sama pada persamaan lain yang segaris.
Untuk berbagai problem matematis, iterasi Gauss-Seidel lebih compatible dibanding iterasi Jacoby. Begitu juga dengan jumlah iterasi yang diperlukan,
seringkali jumlah iterasi Gauss-Seidel lebih sedikit dibanding Jacoby. Namun meskipun demikian, untuk keperluan kalkulasi data yang bertautan dalam komputasi paralel, algoritma iterasi Jacoby lebih mudah diimplementasikan daripada Gauss-
Seidel. Untuk menggenerate fungsi dari suatu deret data, dapat dimisalkan terlebih
fungsi tersebut sebagai fungsi polinomial (persamaan 9) di mana koefisien-koefisien a0 sampai an adalah variabel yang akan dicari nilainya dengan pendekatan numerik (persamaan 10), yang mana indeks k menunjukkan untuk setiap pendekatan nilai ak
menggunakan nilai x yang berbeda pula.
(9)
(10)
Sedangkan nilai error (є) dari metode pendekatan ini disebut dengan RMSE(Root Mean Square Error) yang dirumuskan:
(11)
Problem
Iterasi Gauss-Seidel di atas berfungsi untuk menghasilkan suatu persamaan fungsi dari f(x), bagaimanakah nilai error fungsi hasil pendekatannya dibandingkan dengan fungsi yang sebenarnya?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
42 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Project V
a. Tujuan
Menentukan nilai error hasil pendekatan berdasarkan fungsi yang tergenerate.
b. Pseudocode
Pseudocode 6. Alur kode program iterasi Gauss-Seidel
Set m Inisialisasi f(x) dan x Inisialisasi n,k for l=0 to m do
for k=0 to n do hitung ak (persamaan 10)
end for end for hitung RMSE print f(x)
Dimana m menunjukkan jumlah iterasi, n jumlah orde polinomial perkiraan.
c. Implementasi Kode Program
Dimisalkan terdapat deret data sebagaimana berikut:
x 0 0.5π π 1.5π 2π
f(x) 0 1 0 -1 0
Untuk mengenerate fungsi yang melingkupinya, fungsi f(x) dimisalkan sebagai persamaan polinomial. Sehingga berdasarkan jumlah data, persamaan polinomial
pemisalannya adalah:
(12)
Implementasi kode programnya:
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 43
Kode program 12. Implemetasi metode iterasi Gauss-Seidel
Pascal
program generate; uses wincrt; const Pi=22/7; var x,f,a:array[0..5] of real; i,n,k,l,m:integer; jum,e:real; function pangkat(x:real;n:integer):real; var kali:real; begin kali:=1; for i:=1 to n do kali:=kali*x; pangkat:=kali; end; begin m:=1000;n:=4; x[0]:=0;x[1]:=0.5*Pi;x[2]:=Pi; x[3]:=1.5*Pi;x[4]:=2*Pi; f[0]:=0;f[1]:=1;f[2]:=0;f[3]:=-1;f[4]:=0; for k:=0 to n do a[k]:=0; for l:=0 to m do begin for k:=0 to n do begin jum:=0; for i:=0 to n do if i<>k then jum:=jum+a[i]*pangkat(x[k],i); a[k]:=(f[k]-jum)/pangkat(x[k],k); end; end; e:=0; for k:=0 to n do begin jum:=0; for i:=0 to n do jum:=jum+a[i]*pangkat(x[k],i); e:=e+pangkat((f[k]-jum),2); end; e:=sqrt(e/n); writeln('RMSE = ',e:11:10); write('f(x) = '); for k:=0 to n do begin write(a[k]:7:6,'*x^',k); if k<>n then write('+'); end; end.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
44 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Python
import math m=10 n=4 Pi=22/7 x=[0.0,0.5*Pi,Pi,1.5*Pi,2*Pi] f=[0.0,1.0,0.0,-1.0,0.0] a=[] for k in range(5): a.append(0.0) for l in range(m): for k in range(n): jum=0 for i in range(n): if i!=k: jum+=a[i]*x[k]**i a[k]=(f[k]-jum)/(x[k]**k) e=0 for k in range(n): jum=0 for i in range(n): jum+=a[i]*x[k]**i e+=(f[k]-jum)**2 e=math.sqrt(e/n) print "Error = {:f}".format(e) print "f(x)=", i=0 for k in a: print "{:f}*x^{}".format(k,i), if i!=n : print "+", i+=1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 45
Matlab
m=1000;n=5; Pi=22/7; x=[0 (0.5*Pi) Pi (1.5*Pi) (2*Pi)]; f=[0 1 0 -1 0]; a=[0 0 0 0 0]; for l=1:m for k=1:n jum=0; for i=1:n if i~=k jum=jum+a(i)*(x(k)^(i-1)); end a(k)=(f(k)-jum)/((x(k))^(k-1)); end end end e=0; %error for k=1:n jum=0; for i=1:n jum=jum+a(i)*(x(k)^(i-1)); end e=e+(f(k)-jum)^2; end e=sqrt(e/n); disp(sprintf('Error = %.10f',e)); disp(sprintf('a = '));
disp(sprintf(' %.10f ',a));
d. Tugas
1. Jalankan Kode program 12, atau buat kode program sendiri sesuai bahasa pemrograman yang anda kuasai untuk mengenerate fungsi problem di atas,
variasi nilai m dan tunjukkan pengaruhnya terhadap hasil fungsi yang tergenerate!
2. Buat grafik hubungan x dan f(x) berdasarkan fungsi polinomial yang tergenerate dari kode program Kode program 12, atau kode program sesuai yang anda kerjakan, dan buktikan bahwa fungsi f(x) sama dengan sin(x)!
3. Tunjukkan pengaruh/hubungan antara jumlah data dengan jumlah suku Polinomial yang diambil?
4. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai Trendline! Apa hubungannya dengan Practice V ini?
5. Cari literatur mengenai iterasi Jacoby dan buatlah pseudocode untuk
memodifikasi Kode program 12 dengan metode iterasi Jacoby!
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 47
PRACTICE VI DIFERENSIASI NUMERIK
Teori
Dalam fisika, penurunan problem diferensiasi numerik dapat menggunakan
metode finite difference. Metode ini terdiri dari metode beda maju (forward difference), beda mundur (backward difference) dan beda tengah (central difference)
yang persamaan-persamaannya antara lain: Beda maju
(13)
Beda mundur
(14)
Beda tengah
atau dapat dinotasikan (15)
Persamaan-persamaan di atas digunakan untuk penurunan numerik persamaan
diferensiasi orde satu. Sedangkan untuk persamaan diferensiasi orde dua, metode yang digunakan merupakan perpaduan dari metode beda maju, beda mundur dan
beda tengah di atas, yang bentuk persamaannya adalah:
(16)
Problem
Metode beda maju, beda mundur dan beda tengah memiliki ketepatan yang cukup tinggi jika fungsi yang akan didiferensiasikan termasuk persamaan linier.
Namun pendekatan akan cukup menyimpang jika fungsinya termasuk fungsi polinomial orde ≥ 2, bagaimanakah nilai error dari pendekatan suatu persamaan diferensiasi yang fungsinya termasuk fungsi polinomial orde ≥ 2?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
48 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Project VI
a. Tujuan
Menentukan nilai error dari masing-masing metode differensiasi numerik yang
berbeda.
b. Pseudocode
Pseudocode 7. Alur kode program perbandingan pendekatan beda maju, mundur dan tengah.
set x Set f(x)i, i=0..n for i=1 to n do bd(x)i=[f(x)i- f(x)i-1]/∆x ---> backward difference end for for i=0 to n-1 do fd(x)i=[f(x)i+1- f(x)i]/∆x ---> forward difference end for for i=1 to n-1 do cd(x)i=[f(x)i+1- f(x)i-1]/2∆x ---> central difference end for plot bd(x)i, fd(x)i, cd(x)i, i=0..n
Di mana n jumlah data.
c. Implementasi Kode Program
Dimisalkan terdapat deret data hasil pengamatan gerak bola kasti dalam t,
sumbu x dan sumbu y dengan ∆t=0.05 s adalah sebagai berikut:
t (s) 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
x (m) 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
y (m) 0.00 2.49 4.90 7.16 9.20 10.94 12.30 13.21 13.60 13.39
Gambar 6.1 Ilustrasi gerak bola kasti
Jika diplotkan berdasarkan letak posisi x dan y, akan didapatkan ilustrasi gerakan bola sebagaimana Gambar 6.1. Untuk mengetahui kecepatan setiap t untuk arah y
(vy) implementasi kode program untuk pendekatan nilai kecepatan dengan metode beda maju, beda mundur dan beda tengah adalah:
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 49
Kode program 13. Pendekatan deferensiasi orde satu dengan beda maju, mundur dan tengah
Pascal
program difference; uses wincrt; const n=9; var dt,t:real; i:integer; f,bd,fd,cd:array[0..n] of real; fp:text; begin assign(fp,'data.txt'); rewrite(fp); dt:=0.05; f[0]:=0;f[1]:=2.49;f[2]:=4.9; f[3]:=7.16;f[4]:=9.2;f[5]:=10.94; f[6]:=12.3;f[7]:=13.21;f[8]:=13.6; f[9]:=13.39; {inisialisasi awal} for i:=0 to n do begin bd[i]:=f[i];fd[i]:=f[i];cd[i]:=f[i]; end; {Backward difference} for i:=1 to n do bd[i]:=(f[i]-f[i-1])/dt; {Forward difference} for i:=0 to n-1 do fd[i]:=(f[i+1]-f[i])/dt; {Central difference} for i:=1 to n-1 do cd[i]:=(f[i+1]-f[i-1])/(2*dt); t:=0; writeln(fp,'t ':3,'BD':10,'FD':10,'CD':10); for i:=0 to n do begin writeln(fp,t:4:2,' ',bd[i]:10:7,' ',fd[i]:10:7,' ',cd[i]:10:7); t:=t+dt; end; close(fp); write('Done..') end.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
50 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Python
fp=open("data.txt","w"); n,dt=9,0.05 f=[0.0,2.49,4.9,7.16,9.2,10.94,12.3,13.21,13.6,13.39] bd,fd,cd=[],[],[] #inisialisasi awal for i in f: bd.append(i),fd.append(i),cd.append(i) #backward difference for i in range(1,n+1): bd[i]=(f[i]-f[i-1])/dt #forward difference for i in range(n): fd[i]=(f[i+1]-f[i])/dt #central difference for i in range(1,n): cd[i]=(f[i+1]-f[i-1])/(2*dt) t=0.0 fp.write(" {:10} {:10} {:10} {:10}\n".format("t","BD","FD","CD")) for i in range(n+1): fp.write("{:9f} {:9f} {:9f} {:9f}\n".format(t,bd[i],fd[i],cd[i])) t+=dt fp.close()
print "Done.."
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 51
Matlab
fp=fopen('data.txt','w'); n=10;dt=0.05; f=[0 2.49 4.9 7.16 9.2 10.94 12.3 13.21 13.6 13.39]; bd=[];fd=[];cd=[];
%inisialisasi awal bd=f;fd=f;cd=f;
%backward difference for i=2:n bd(i)=(f(i)-f(i-1))/dt; end
%forward difference for i=1:n-1 fd(i)=(f(i+1)-f(i))/dt; end
%central difference for i=2:n-1 cd(i)=(f(i+1)-f(i-1))/(2*dt); end
t=0; fprintf(fp,'t BD FD CD\n'); for i=1:n fprintf(fp,'%0.2f %2.7f %2.7f %2.7f\n',t,bd(i),fd(i),cd(i)); t=t+dt; end
fclose(fp); disp('Done..');
d. Tugas
1. Jalankan Kode program 13, atau buat kode program sesuai dengan kode
program yang anda kuasai berdasarkan Pseudocode 7 untuk mendapatkan data-data seperti yang terdapat pada file “data.txt”!
2. Hitung secara analitik kecepatan arah sumbu y (vy) pada t=0.0, 0.05, 0.10, 0.15,.., 0.90!
3. Plot “data txt” dan bandingkan nilai kecepatan hasil pendekatan metode beda
maju, mundur dan tengah, manakah hasilnya yang sesuai dengan perhitungan analitik?
4. Buatlah kode program (atau sesuai bahasa pemrogramanan yang anda kuasai) untuk menghitung percepatan arah y (menggunakan persamaan 16)! Buktikan percepatan tersebut adalah percepatan gravitasi!
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
52 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
PRACTICE VII INTEGRASI NUMERIK
Teori
Selain bentuk diferensiasi, problem matematik yang sering ditemui dalam
fisika adalah problem integrasi. Untuk pendekatan secara numerik terdapat berbagai metode seperti metode kotak, trapesium, Simpson dan Newton-Cotes. Namun di sini
akan dipelajari integrasi numerik dengan mengkhususkan pada metode trapesium. Secara umum integrasi dapat merupakan luasan yang berada di bawah fungsi.
Oleh karena itu dengan metode trapesium dapat diilustrasikan ide integrasi
numeriknya sebagaimana Gambar 7.1.
Gambar 7.1 Metode trapesium
Sehingga solusi persamaan integrasi numeriknya adalah:
, f(x)<f(x+∆x) (17)
Problem
Teknik untuk memperkecil nilai error untuk metode trapesium adalah dengan memperkecil ∆x, semakin kecil ∆x, nilai error yang diharapkan akan semakin kecil.
Dalam matematik, untuk menghitung luas suatu lingkaran dan karena lingkaran mempunyai jumlah sisi tak terhingga, nilai π hanya dapat dicari dengan pendekatan
numerik. Bagaimanakah pengaruh variasi ∆x terhadap nilai π?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 53
Project VII
a. Tujuan
Menggunakan integrasi numerik untuk memprediksi nilai suatu konstanta.
b. Pseudocode
Pseudocode 8. Alur kode program metode trapesium
Set a,b,n dx=(b-a)/n x=a f1=f(x) sum=0 while x<=b do
x=x+dx f2=f(x) sum=sum+0.5dx(f1+f2) f1=f2
end while print sum
di mana n jumlah trapesium, semakin banyak jumlah trapesium semakin kecil ∆x-
nya
c. Implementasi Kode Program
Kode program 14. Integrasi numerik dengan metode trapesium
Pascal
program nilaiPi; uses wincrt; var a,b,x,dx,sum,r,f1,f2:real; i,n:integer; function y(r:real;x:real):real; begin y:=sqrt(r*r-x*x); end; begin r:=5;b:=r;a:=0; n:=90; dx:=(b-a)/n; x:=a; f1:=y(r,x); sum:=0; for i:=1 to n do begin x:=x+dx; f2:=y(r,x); sum:=sum+0.5*dx*(f1+f2); f1:=f2; end; writeln('n = ',n); writeln('dx = ',dx:7:6); writeln('Luas O = ',(4*sum):7:6); writeln('Pi = ',((4*sum)/(r*r)):7:6); end.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
54 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Python
import math def y(r,x): return (math.sqrt(r*r-x*x)) r,n=5.0,1500 a,b=0.0,r dx=(b-a)/n x,jum=a,0 f1=y(r,x) for i in range(1,n+1): x+=dx f2=y(r,x) jum+=0.5*dx*(f1+f2) f1=f2 print "n = ",n print "dx = ",dx print "Luas O = ",(4*jum)
print "Pi = ",((4*jum)/(r*r))
Matlab
y=@(r,x)(sqrt(r*r-x*x));
r=5.0;n=1500; a=0;b=r; dx=(b-a)/n; x=a;jum=0; f1=y(r,x); for i=1:n+1 x=x+dx; f2=y(r,x); jum=jum+0.5*dx*(f1+f2); f1=f2; end disp(sprintf('n = %d',n)); disp(sprintf('dx = %.7f',dx)); disp(sprintf('Luas O = %.7f',(4*jum))); disp(sprintf('Pi = %.7f',(4*jum)/(r*r)));
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 55
d. Tugas
1. Jalankan Kode program 14, atau buatlah kode program sendiri sesuai bahasa
pemrograman yang anda kuasai berdasarkan Pseudocode 8 yang di modifikasi, untuk mendekati nilai π! Berapakah nilai π hasil pendekatan?
2. Analisa variasi ∆x terhadap pendekatan nilai π berdasarkan Kode program 14 atau berdasarkan kode program yang anda buat! Bandingkan dengan nilai π dari literatur lain (mis. π = 3.142857142857143)?
3. Gunakan metode numerik lain selain metode trapesium untuk mendekati nilai π! Bandingkan hasilnya?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
56 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
PRACTICE VIII INTERPOLASI
Teori
Secara garis besar, interpolasi adalah memprediksi nilai suatu titik berdasarkan
titik-titik terdekat yang sudah ada/diketahui nilainya. Salah satu contoh metode interpolasi yang mudah adalah metode interpolasi bilinier, dimana idenya adalah
mengambil nilai pendekatan berdasarkan asumsi persamaan gradien terhadap 4 titik terdekat yang sudah diketahui nilainya. Dengan syarat keempat titik tersebut berada membentuk persegi dan nilai titik yang didekati berada dalam 4 titik tersebut.
Ilustrasi keberadaan titik tersebut sebagaimana Gambar 8.1.
Gambar 8.1 Posisi titik obyek pada interpolasi bilin ier
Persamaan interpolasi bilinier untuk mendekati nilai u di atas adalah
sebagaimana persamaan 18.
] (18)
dengan u1, u2, u3, dan u4 yang sudah diketahui.
Problem
Permasalahan fisis dan matematis seperti apa yang dapat atau cocok digunakan
interpolasi bilinier, karena dimungkinkan dengan asumsi titik dalam gradien yang sama dapat memiliki nilai error pendekatan yang besar?
x x2 x1
y1
y
y2
u(x,y)
u1
u3
u2
u4
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 57
Project VIII
a. Tujuan
Menggunakan Interpolasi untuk mendekati suatu nilai berdasarkan dua sumbu
koordinat x dan y.
b. Tugas
Salah satu bentuk implementasi interpolasi Bilinier adalah digunakan untuk
mendekati nilai kecepatan suatu fluida pada suatu titik x dan y berdasarkan 4 titik yang telah diketahui. Dimisalkan keempat titik tersebut adalah sebagaimana tabel
berikut:
x y u(x,y)
1 1 2.75
5 1 3.4
1 3 -1.0
5 3 2.2
1. Buatlah Pseudocode beserta Kode program sesuai bahasa pemrograman yang
Anda kuasai untuk mendekati nilai u(2.5,1.5) dengan metode interpolasi Bilinier? 2. Analisa hasil pendekatan kecepatan yang Anda peroleh soal no. 1 di atas?
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
58 JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
SOAL UAP (Take home)
1. Simulasikan Gerak Jatuh Bebas suatu benda bermassa m, ke dalam grafik
hubungan h (ketinggian) dan t (waktu). Dari ketinggian awal h0, sampai benda tidak memantul kembali ke atas! (6)
2. Hampir sama dengan soal no. 1, simulasikan gerak bandul sederhana dalam
grafik hubungan x (simpangan) dan t (waktu) sampai simpangan bandul sama dengan 0! (6)
3. Buatlah pseudocode beserta kode program untuk menghitung dengan
pendekatan numerik dan n berupa pecahan desimal yang bernilai negatif?
4. Sebuah mobil bergerak berubah beraturan dengan kecepatan v tercatat di berbagai titik sepanjang jarak x sebagai berikut:
x (m) 0 4 8 12 16 20
v (m/s) 0 2 2.8 3.5 4 4.5
MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 59
Tentukan percepatan mobil tersebut dengan menggunakan pendekatan numerik? (6)
5. Suatu gerak projectile diilustrasikan sebagaimana gambar di bawah ini:
di mana sumbu x menunjukkan waktu (t), sedangkan sumbu y
menunjukkan ketinggian (h). Tentukan persamaan posisi
projectile sebagai fungsi dari waktu dengan menggunakan pendekatan numerik?
(2)
Ketentuan mengerjakan soal
Kerjakan minimal dua dari lima soal di atas dengan setiap soal terdiri:
1. Tinjauan soal/problem (persamaan/model matematis yang digunakan) 2. Penurunan numerik (Metode yang digunakan, diskritisasi model)
3. Pseudocode 4. Hasil dan Analisa (pembandingan dengan hasil analitis)
5. Kesimpulan 6. Lampiran (Kode program)
NB: penulisan 1, 2, 4 dan 5 diusahakan lebih ke bentuk paragraf