caring with passion to serve - mainsaham.id

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

www.garuda-indonesia.com

Investor RelationsManagement Building, Garuda CitySoekarno-Hatta International AirportCengkareng 19120, IndonesiaPh : (+6221) 2560 1201Fax : (+6221) 5591 5673Email : [email protected]

Laporan Tahunan 20

15

Annual Report

Caring withPassion to ServeLaporan Tahunan 2015 Annual Report

Caring w

ith Passion to Serve

Perjalanan TemaTheme Journey

Annual Report 2013

Connecting DiversityTema “Connecting Diversity” mencerminkan keberagaman sumber daya manusia yang dimiliki oleh Garuda Indonesia, baik dalam hal latar belakang profesi dan unit kerja. Keberagaman sumber daya tersebut bekerja sama untuk dapat memberikan pelayanan terbaik untuk penumpang Garuda Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang, usia, profesi, budaya, dan asal negara.

The theme of “Connecting Diversity” reflects the diversity in human resources of Garuda Indonesia, in terms of professional backgroundsas well as work units. This diversity synergizes together in order to bring excellent service for our passengers that come from various backgrounds, professions, cultures, and countries.

Annual Report 2014

Elevating Value of JourneyDalam perjalanannya, Garuda Indonesia berpegang teguh pada semngat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi negara. Pada tahun ini, semangat tersebut terwujud dengan nyata. Garuda Indonesia Secara resmi dinobatkan sebagai salah satu maskapai bintang lima di dunia, serta menerima penghargaan awak kabin terbaik. Penghargaan ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di industri penerbangan internasional.

In it’s journey, Garuda Indonesia upholds the spirit to always provide the best for the country. This year, Garuda Indonesia is officially acknowledge as one of the World’s 5-Star Airlines and received the award for the best cabin crew. These accomplishments serve as the proof of Indonesia’s competitiveness in international airline

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - 2015 Annual Report 1

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibility

INFORMASI TAMBAHANAuxiliary Information

Bagi Garuda Indonesia, tahun 2015 adalah tahun yang kondusif di mana strategi akselerasi pertumbuhan melalui keunggulan layanan (service excellence) sekali lagi mengantarkan Garuda Indonesia melangkah maju di tengah tantangan.

Pada tahun ini, Garuda Indonesia kembali menerima penghargaan sebagai “The World’s Best Cabin Crew” dan menjadi salah satu dari “Top Ten Airlines” dari Skytrax. Rangkaian pencapaian ini menjadikan Garuda Indonesia selangkah lebih dekat menuju perusahaan penerbangan yang berbasis teknologi tinggi dan menawarkan layanan unggul dengan unsur human touch bagi pelanggannya (Caring with Passion to Serve).

For Garuda Indonesia, year 2015 has been a year of accomplishments. Growth acceleration strategy through service excellence once again allowed Garuda Indonesia to march forward in challenging times.

This year, Garuda Indonesia won another “The World’s Best Cabin Crew” and one of the “Top Ten Airlines” from Skytrax. The positive accomplishments has in fact, brought Garuda Indonesia closer towards becoming a high technology airline company and to offer superior services with an element of human touch to its customers (Caring with Passion to Serve)

2015 untuk Garuda Indonesia2015 for Garuda Indonesia

TINJAUAN UNIT PENDUKUNG BISNIS

Ikhtisar Keuangan

Grafik Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Operasional

Ikhtisar Saham

Ikhtisar Obligasi

Testimoni Pelanggan dan Mitra Bisnis

Penghargaan dan Sertifikasi

Financial Highlights

Financial Highlights Graphic

Operational Highlights

Share Highlights

Bond Highlights

Testimony from Customer and Business Partners

Awards and Certification

06

08

08

09

12

13

14

48 Profil PerusahaanCompany Profile18 Laporan Manajemen

Management Report04 Kilas Kinerja Performance Highlights

Table of Contents

KILAS KINERJA Performance Highlights

LAPORAN MANAJEMENManagement Report

PROFIL PERUSAHAANCompany Profile


DAFTAR ISI

Identitas Perseroan

Visi, Misi, dan Kerangka Nilai

Sekilas Perseroan

Jejak Langkah

Bidang Usaha

Produk dan Jasa

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal

Perkembangan Armada

Profil Armada

Destinasi Penerbangan Domestik

Destinasi Penerbangan Internasional

Struktur Organisasi

Struktur Grup

Peristiwa Penting 2015

Corporate Identity

Vision, Mission, and Core Values

Company at a Glance

Milestones

Line of Business

Products and Services

Capital Market Supporting Professions and Institutions

Fleet Development

Fleet Profiles

Domestic Flight Destination

International Flight Destination

Organizational Structure

Group Structure

2015 Significant Events

50

52

54

58

60

62

63

64

66

68

70

72

74

76

Laporan Dewan Komisaris

Profil Dewan Komisaris

Laporan Direksi

Profil Direksi

Board of Commissioners Report

Board of Commissioners Profile

Board of Directors Report

Board of Directors Profile

20

28

32

44

Tinjauan Makro Ekonomi

Tinjauan Industri

Tinjauan Bisnis

Tinjauan Operasi per Segmen Usaha

Tinjauan Keuangan

Kinerja Entitas Anak

Aspek Pemasaran

Prospek Bisnis dan Strategi 2016

Macro Economics Overview

Industry Overview

Business Review

Operational Review Based on Business Segment

Financial Review

Performance of Subsidiaries

Marketing Aspect

2016 Business Prospect and Strategy

118

120

125

134

147

175

192

195

Business Supporting Unit Review

Sumber Daya Manusia

Teknologi Informasi

Pengadaan

Human Capital

Information Technology

Procurement

81

101

106

344 Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility

198 Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance116 Analisis dan Pembahasan

ManajemenManagement Discussion and Analysis


Landasan Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Penilaian Tata Kelola Perusahaan

Realisasi Program Tata KelolaPerusahaan Tahun 2015

Rencana Tata Kelola Perusahaan Tahun 2016

Struktur Tata Kelola Perusahaan

Rapat Umum Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Sekretaris Dewan Komisaris

Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris

Direksi

Sekretaris Perusahaan

Foundation of Corporate Governance Implementation

Corporate Governance Implementation

Good Corporate Governance Assessment

Realization of 2015 GCG Program

2016 GCG Plan

Good Corporate Governance Structure

General Meeting of Shareholders

Board of Commissioners

The Secretary to the Board of Commissioners

Committees Under the Board of Commissioners

Board of Directors

Corporate Secretary

200

206

209

214

214

215

216

228

255

256

275

299


Audit Internal

Audit Eksternal

Manajemen Risiko

Sistem Pengendalian Internal

Perkara Penting dan Sanksi Administratif

Kode Etik dan Budaya Perusahaan

Sistem Pelaporan Pelanggaran

Keterbukaan Informasi

309

316

318

323

326

328

332

336


Pejabat Senior

Entitas Anak

Entitas Asosiasi

Program Kerja Sama

Kantor Cabang

Senior Management

Subsidiaries

Associate Entities

Partnership Program

Branch Office

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN TAHUNAN 2015Accountability Statement of Annual Report 2015

LAPORAN KEUANGANFinancial Statements

378

380

382

384

387

Landasan Penerapan CSR dan PKBL

Tanggung Jawab dalam Bidang Lingkungan

Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tanggung Jawab PengembanganSosial dan Kemasyarakatan

Tanggung Jawab Produk dan Konsumen

Legal Reference for CSR and PKBL

Environmental Responsibility

Labour, Health and Occupational Safety Responsibility

Social And Community Development Responsibility

Product and Consumer Responsibility

346

354

358

363

371

REFERENSI KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2015Reference of Annual Report Award 2015 Criteria

Internal Audit

External Audit

Risk Management

Internal Control System

Legal Disputes and Administrative Sanctions

Code of Conduct and Corporate Culture

Whistleblowing System

Information Disclosure


Ikhtisar Keuangan

Grafik Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Operasional

Ikhtisar Saham

Ikhtisar Obligasi

Testimoni Pelanggan dan Mitra Bisnis

Penghargaan dan Sertifikasi

Financial Highlights

Financial Highlights Graphic

Operational Highlights

Share Highlights

Bond Highlights

Testimony from Customer and Business Partners

Awards and Certification

06

08

08

09

12

13

14

6 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Laporan Tahunan 2015




TINJAUAN UNIT PENDUKUNG BISNIS Business Supporting UnitReview

IKHTISAR KEUANGANFinancial Highlights

2013*2014*2015Keterangan

3.814.989.745

3.731.785.485

(85.541.181)

168.745.441

106.660.147

(28.685.986)

77.974.161

71.255.594

76.480.236

1.493.925

77.974.161

70.022.788

1.232.806

71.255.594

0,00296

Jumlah Pendapatan Usaha

Jumlah Beban Usaha

Beban (Pendapatan) Usaha Lainnya

Laba (Rugi) Usaha

Laba (Rugi) Sebelum Pajak

Manfaat (Beban) Pajak

Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan

Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif Lain-lain

Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif

Laba (Rugi) yang Dapat Diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk

Kepentingan non pengendali


Jumlah Laba (Rug) Komprehensif yang Dapat

Diatribusikan:




Laba (Rugi) Per Saham Dasar

Total Operating Revenues

Total Operating Expenses

Other Operating (Income) Charges Net

Profit (Loss) From Operations

Profit (Loss) Before Tax

Tax Benefits (Expense)

Profit (Loss) for the Current Year

Total Other Comprehensive Income (Loss)

Total Comprehensive Income (Loss)

Profit (Loss) Attributable to:

Owners of the Company

Non controlling interest

Net Income (Loss) for the Year


Atriibutable to:




Earning (Loss) Per Share - Basic

3.933.530.272

4.292.344.955

36.413.438

(395.228.121)

(456.453.104)

87.541.825

(368.911.279)

(339.571.157)

(370.045.839)

1.134.560

(368.911.279)

(338.439.946)

(1.131.211)

(339.571.157)

(0,01480)

3.759.450.237

3.744.967.163

(61.723.498)

76.206.572

26.918.220

(3.386.833)

23.531.387

18.555.775

20.497.950

3.033.437

23.531.387

20.841.690

(2.285.915)

18.555.775

0,00091

Description

(dalam US$ penuh kecuali dinyatakan lain)(In full amount of US$, except stated otherwise)

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain KonsolidasianConsolidated Statements of Prof it or Loss and Other Comprehensive Income

*Disajikan kembali* Restated







1.007.848.005

2.302.162.981

3.310.010.986

1.195.849.121

1.163.438.680

Jumlah Aset Lancar

Jumlah Aset Tidak Lancar

Jumlah Aset

Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas Jangka Panjang

Total Current Assets

Total Non Current Assets

Total Assets

Total Current Liabilities

Total Non Current Liabilities

810.514.943

2.302.564.372

3.113.079.315

1.219.365.356

1.014.246.368

836.522.314

2.161.116.242

2.997.638.556

999.099.449

904.405.513

Description


Laporan Posisi Keuangan KonsolidasianConsolidated Statements of Financial Position

Aset dan Liabilitas Assets and Liabilities

Ekuitas Equity

1.309.433.569

(33.948.489)

2.770.970

6.081.861

(220.046.387)

(130.770.768)

933.520.756

17.202.429

950.723.185

3.310.010.986

399.772

Modal ditempatkan dan disetor

Tambahan modal disetor

Opsi saham

Saldo laba dicadangkan

Saldo laba yang belum dicadangkan

Pendapatan komprehensif lainnya

Ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik


Jumlah Ekuitas

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas

Jumlah Investasi pada Entitas Asosiasi dan

Ventura Bersama

Issued and paid-up capital

Additional paid-in capital

Stock Option

Retained Earnings - Appropriated

Retained Earnings - Unappropriated

Other comprehensive income

Equity attributable to owners


Total Equity

Total Liabilities and Equity

Total Investments in Associates

and Joint Ventures

1.309.433.569

(33.948.489)

2.770.970

6.081.861

(293.955.127)

(126.884.816)

863.497.968

15.969.623

879.467.591

3.113.079.315

545.647

1.146.031.889

4.548.037

2.770.970

5.529.919

83.242.722

165.090.777

1.077.032.760

17.100.834

1.094.133.594

2.997.638.556

972.087


2,36

8,20

84,28

1,43

0,41

4,42

2,04

32,73

Imbal Hasil Rata-rata Aset

Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas

Rasio Lancar

Rasio Total Utang Finansial Terhadap Ekuitas

Rasio Total Utang Finansial Terhadap Aset

Marjin Laba Usaha

Marjin Laba Bersih

Marjin EBITDAR

ROA

ROE

Current Ratio

Total Debt Financial to Total Equity Ratio

Total Debt Financial to Total Asset

Operating Income Margin

Net Income Margin

EBITDAR Margin

(11,85)

(41,95)

66,47

1,33

0,38

(10,05)

(9,38)

13,98

0,78

2,15

83,73

0,92

0,34

2,03

0,63

21,91

Description

(dalam persen kecuali dinyatakan lain)(In percentage except stated otherwise)

Rasio KeuanganFinancial Ratio

*Disajikan kembali* Restated

*Disajikan kembali*Restated







32.961,0

40.049,1

51.868,9

77,2

351,47

88,0

187

4,3

Jumlah Penumpang (ribu)

Penumpang Kilometer Diangkut (dalam miliar)

Tempat Duduk Kilometer Tersedia (dalam miliar)

Tingkat Isian Penumpang (%)

Kargo (juta kilogram)

Tingkat Ketepatan Waktu (%)

Jumlah Armada (unit)

Usia Rata-rata Pesawat (tahun)

Total Passengers (in thousand)

Revenue Passenger Kilometer (in billion)

Available Seat Kilometer (in billion)

Passenger Load Factor (%)

Cargo (million kilogram)

On-Time Performance (%)

Total Fleet (unit)

Fleet Age (year)

29.139,2

35.997,2

50.154,9

71,8

403,9

88,8

169

4,5

24.965,2

31.950,0

43.133,0

74,1

345,9

83,8

140

5,0

Description

GRAFIKIKHTISAR KEUANGANFinancial Highlights Graphic

IKHTISAR OPERASIONALOperational Highlights

Laba (Rugi) Bersih Tahun BerjalanProfit (Loss) for the Current Year

Jumlah Pendapatan UsahaTotal Operating Revenues

Marjin EBIITDAREBITDAR Margin

Jumlah EkuitasTotal Equity

77,972015

(368,91)2014

23,532013

3,813,812015

3,932014

3,752013

32,73

950,72

32,73

950,72

2015

2015

13,98

879,46

2014

2014

21,91

1.094,13

2013

2013

77,97(dalam jutaan US$ / In million US$) (dalam miliar US$ / In billion US$)

Jumlah AsetTotal Assets

2,362,362015

2,232014

1,902013

(dalam miliar US$ / In billion US$)

Jumlah LiabilitasTotal Liabilities

3,313,312015

3,112014

3,002013

(dalam miliar US$ / In billion US$)

(dalam persen / in percentage)

(dalam jutaan US$ / In million US$)






Informasi Pergerakan Saham TriwulananQuar ter ly Share Per formance

20142015

650

476

492

649.431.000

25.689

10.216

12.727.511

Harga Saham – Tertinggi (Rupiah)

Harga Saham – Terendah (Rupiah)

Harga Saham – Penutupan (Rupiah)

Volume Saham (Lembar Saham)

Total Saham (Jutaan Saham)

Jumlah Saham Beredar (Jutaan Saham)

Kapitalisasi Pasar (Jutaan Rupiah)

Highest Share Price (Rupiah)

Lowest Share Price (Rupiah)

Closing Share Price (Rupiah)

Share Volume (Shares)

Total Shares (Million Shares)

Outstanding Shares (Million Shares)

Market Capitalization (Million Rupiah)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

600

438

445

524.953.700

25.689

10.216

11.511.672

650

476

492

649.431.000

25.689

10.216

12.727.511

360

290

309

1.722.562.700

25.689

10.216

7.993.498

501

456

493

392.848.256

22.640

6.987

11.252.575

493

413

422

150.887.489

25.689

10.216

10.916.687

450

415

415

157.292.100

25.689

10.216

10.735.604

625

413

555

695.740.000

25.689

10.216

14.357.254

(dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain)(In IDR except stated otherwise)

Sumber: Bloomberg dan Data PerseroanSource: Bloomberg and Company Data

IKHTISAR SAHAMShare Highlights

Kinerja Saham Tahun 2014-2015Share Per formance in 2014-2015

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

2014 2015

300

400

500

600

700

200M

150M

100M

50M

GIAA IJ Equity - Last Price (R1) 304

GIAA IJ Equity - Volume (R2) 3.866M

KeteranganDescription

(dalam lembar saham,kecuali dinyatakan lain)(In share amount, except stated otherwise)

Kronologis Pencatatan SahamShare Listing Chronology

22.640.996.000

25.868.926.633

Initial Public Offering (IPO)

Rights Issue

Penawaran Umum Perdana sebanyak 6.335.738.000 lembar saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode ‘GIAA’.Initial Public Offering for 6,335,738,00 shares in Indonesia Stock Exchange with ticker symbol of ‘GIAA’.

Penawaran Umum Terbatas atas 3.227.930.633 lembar saham kepada pemegang saham melalui Rights Issue.Limited Public Offering of 3,227,930,663 shares to shareholders through Rights Issue.

Jumlah Saham Total Shares

11 Februari 2011February 11, 2011

21 Maret 2014March 21, 2014

Aksi KorporasiCorporate Action

TanggalDate

Keterangan:1. Pada 2015, tidak terjadi pemecahan saham (stock split), penggabungan saham

(reverse stock), dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai nominal saham dalam tiga tahun terakhir.

2. Tidak terjadi penghentian sementara perdagangan saham Perseroan selama 2015

Notes:1. In 2015, there was no stock split, reverse stock, share dividend, bonus share, and a

decrease in nominal share value in the past three years.

2. There was no temporary halt of share trade of the Company during 2015.






IKHTISAR SAHAMShare Highlights

NamaName

Kepemilikan Saham oleh Dewan Komisaris dan Direksi per 31 Desember 2015Share Ownership of the Board of Commissioners and the Board of Directors as of December 31, 2015

-

-

-

-

-

-

148.120

123.816

181.829

-

-

-

373.893

Jusman Sjafii Djamal

Hasan M. Soedjono

Isa Rachmatarwata

Muzaffar Ismail

Dony Oskaria

Chairal Tanjung

M. Arif Wibowo

Novianto Herupratomo

Heriyanto Agung Putra

Iwan Joeniarto

I G. N. Askhara Danadiputra

Handayani

Nicodemus P. Lampe

-

-

-

-

-

-

0,0005726

0,0004786

0,0007029

-

-

-

0,0014453


Komisaris Utama dan Komisaris Independen

President Commissioner and Independent Commissioner

Komisaris Commissioner





Direktur UtamaPresident Director

Direktur Director

Direktur Director

Direktur Director

Direktur Director

Direktur Director

Direktur Director

Persentase Saham (%)Share Percentage (%)

JabatanPosition

Struktur Pemegang SahamShareholders Structure

PT Aerowisata

PT Aero Systems Indonesia

PT Garuda Maintenance Facility

Aero AsiaPT Citilink Indonesia

PT Abacus Distribution

Systems Indonesia

PT Gapura Angkasa GIH France S.A.S

24,6%


Credit Suisse AG Singapore TR AC CL - PT Trans Airways

Pemerintah Republik Indonesia Publik

60,5% 14,9%

99,9%

51,0% 99,0% 94,3% 95,0% 58,8% 100,0%






Nama Pemegang Saham

15.653.128.000

6.370.697.372

Negara Republik Indonesia

Credit Suisse AG Singapore TR AC CL - PT Trans Airways

60,51

24,63

Pemerintah Government

Perseroan TerbatasLimited Liability Company

Shareholder Name

(dalam lembar saham,kecuali dinyatakan lain)(In share amount, except stated otherwise)

Komposisi Pemegang SahamShareholders Composition

635.739.990

298.036.000

295.088.500

244.725.900

94.239.700

70.250.000

53.687.900

42.586.100

38.516.149

38.516.149

34.271.881

29.258.000

25.569.500

21.487.000

19.952.702

17.386.100

17.268.500

17.138.500

Credit Suisse AG SG Trust A/C CL - Finegol

Talent Center Limited

BPJS Ketenagakerjaan JHT

PT Mega Asset Management

PT Gaya Hiup Masa Kini

PT Barbizone Bau Resort

Pratama Saham - 994244000

Dana Pensiun Perkebunan

Citibank New York S/A The Emerging Market

Credit Suisse AG Singapore TRUST A/C CLI

Citibank New York S/S Dimensional Emergi

Dana Pensiun Bank Mandiri Satu

PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya - CAR

Reksa Dana Pratama Syariah 886904000

PT Indolife Pensiontama

Reksa Dana Sucorinvest Maxi Fund

Dana Pensiun Semen Padang

PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya

2,46

1,15

1,14

0,95

0,36

0,27

0,21

0,16

0,15

0,14

0,13

0,11

0,10

0,08

0,08

0,07

0,07

0,07


Pemegang Saham Mayoritas (kepemilikan saham lebih dari 5%)Majority Shareholders (share ownership more than 5%)

Pemegang Saham Minoritas (kepemilikan saham kurang dari 5%)Minority Shareholders (share ownership less than 5%)

Badan Usaha AsingForeign Company






Reksadana Mutual Fund

Dana Pensiun Pension Fund




Dana PensiunPension Fund

Asuransi Insurance


Asuransi Insurance


Dana Pensiun Pension Fund

Asuransi Insurance

Persentase Saham (%)Share Percentage (%)

StatusStatus






IKHTISAR OBLIGASIBond Highlights

Kronologis Pencatatan ObligasiBond Listing Chronology


Rp2.000.000.000.000

US$500.000.000

Obligasi Berkelanjutan IGaruda Indonesia Tahap I Tahun 2013

Continuous Bond I Garuda Indonesia Phase I Year 2013

Sukuk Global Global Sukuk

A (idn) PT Fitch RatingsIndonesia

A- (idn) PT Fitch RatingsIndonesia

BBB+ (idn) PT Fitch Ratings Indonesia

Tidak diperingkatUnrated

Jumlah Obligasi yang Beredar

Total Outstanding Bond

8 Juli 2013July 8, 2013

8 April 2014April 8, 2014


4 Juni 2014June 4, 2014

PeringkatRating

Tanggal PencatatanListing Date

5 Juli 2018July 5, 2018

3 Juni 2020June 3, 2020

Tanggal Jatuh Tempo

Maturity Date

9.25% p.a/5 tahun9,25% p.a/5 years

5.95% p.a/5 tahun5,95% p.a/5 years

Bunga/Jangka Waktu

Interest/Term

Keterangan

Pembayaran Bunga Obligasi Berkelanjutan 1 Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 Hingga 31 Desember 2015Coupon Payment of Garuda Indonesia Phase I Year 2013 until December 31, 2015

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

46.250.000.000

Pembayaran Bunga ke-1









Jumlah (Rp) Total (Rp)

5 Oktober 2013October 5, 2013

5 Januari 2014January 5, 2014


5 Juli 2014July 5, 2014




5 Juli 2015July 5, 2015


Tanggal PembayaranPayment Date

Description

1st Coupon Payment

2nd Coupon Payment

3rd Coupon Payment

4th Coupon Payment

5th Coupon Payment

6th Coupon Payment

7th Coupon Payment

8th Coupon Payment

9th Coupon Payment

Keterangan

Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Garuda Indonesia Hingga 31 Desember 2015Prof it Distr ibution of Garuda Indonesia until December 31, 2015

US$14.875.000 Pembayaran Imbal hasil ke-1

Jumlah (Rp) Total (Rp)

3 Desember 2015December 3, 2015

Tanggal PembayaranPayment Date

Description

1st Dividend Payment






TESTIMONI PELANGGAN DAN MITRA BISNISTestimony from Customer and Business Par tners

Leng Ceng,

Penumpang GA 894 Jakarta-Shanghai, 29 Januari 2015Passenger of GA 894 Jakarta-Shanghai, January 29, 2015

Saya sangat menghargai layanan yang diberikan Garuda Indonesia. Dengan Garuda Indonesia, saya merasakan pengalaman maskapai bintang lima yang sangat mengesankan. Semoga dapat terbang bersama Garuda Indonesia kembali.

Thank you for your services. Really impressive to experience a 5 star class airlines service to provide by Garuda Indonesia. Look forward to fly again with Garuda Indonesia.

Haryono,

Anggota GarudaMiles No. 830306212GarudaMiles member No. 830306212

Garuda telah berkembang dengan baik dan menjadi maskapai nasional terbaik di Indonesia. Customer service merupakan kunci kemajuan Garuda di masa mendatang.

Garuda has turned out so well and become the best national carrier in Indonesia. Customer service holds the most crucial key in Garuda Indonesia’s progress in the future.

Anthony Lukmawijaya,

Analyst PT Maybank Kim Eng SecuritiesAnalyst PT Maybank Kim Eng Securities

Garuda Indonesia adalah pemain utama dalam pasar penerbangan domestik. Garuda Indonesia terus memecahkan rekor dalam aspek jumlah penumpang dan tingkat isian pesawat. Kami meyakini bahwa kinerja Garuda Indonesia akan terus membaik meski berada di bawah tekanan seiring dengan pulihnya stabilitas nilai tukar dan kemampuan manajemen untuk meningkatkan harga tiket sebesar 10%. Garuda Indonesia akan sangat diuntungkan dengan harga bahan bakar yang rendah mengingat bahan bakar menyumbang 40% dari total biaya operasional. Menurut pendapat kami, harga minyak dunia tidak akan banyak bergejolak dalam waktu dekat. Sentimen positif lainnya mungkin datang dari penurunan harga avtur oleh Pertamina.

Garuda Indonesia is a dominant player in the domestic airline market. Passenger and load factor (SLF) kept breaking records in 2015. We expect yield, having been under presure, to recover in 2016 as currency stability and management’s ability to increase domestic ticket price by 10% comes in to play. Garuda Indonesia is a big beneficiary of low oil price as fuel accounts for 47% of total cost. We don’t expect oil price to substantially increase in the near future. Further upside will come from gains from the cut in jet fuel by Pertamina.

PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI

Pada tahun 2015, Garuda Indonesia memperoleh 49 penghargaan tingkat nasional, 15 penghargaan tingkat internasional, dan satu sertifikasi nasional.

In 2015, Garuda Indonesia received 49 awards from national authorities and 15 awards from international authorities as well as a national certification.






Awards and Cer tif ication


23 Februari 2015

25 Februari 2015

26 Maret 2015

25 Maret 2015

9 April 2015

15 April 2015

15 April 2015

16 April 2015

22 April 2015

23 April 2015

23 April 2015

26 Mei 2015

4 Juni 2015

4 Juni 2015

11 Juni 2015

16 Juni 2015

16 Juni 2015

16 Juni 2015

1-2

3

4-7

8

9-10

11

12

13

14

15

16

17

18-23

24

25

26

27

28

Cellars in the Sky Award 2014

Net Promoter Leader Customer Loyalty Award 2015

Indonesia Human Capital Award 2015

Schiphol Aviation Awards

Contact Center Service Excellence Award 2015

Most Admired Companies in 2015

Roy Morgan Customer Satisfaction Award

Pax Intl. Magazine Readership Award

Incheon International Airport Cooperation Awards

Top Airline by Absolute Growth in Passenger Carriage

Indikator BUMN Award

Asia’s Best Companies 2015

The Best Indonesia Green Awards 2015

Indonesia Middle-Class Brand Champion 2015 Consumers Choice

The Best Contact Center Indonesia Awards 2015

Penganugerahan CEO Pilihan Bisnis Indonesia

Skytrax Awards 2015

Top Ten Airlines of 2015

London Business Traveller

Net Promoter, SWA, Hachiko

Economic Review, NBO Indonesia, Business Review

Schiphol Amsterdam Airport

Service Excellence, Carre

Warta Ekonomi

Roy Morgan Research

PAX International Magazine Canada

Incheon International Airport Cooperation

Changi Airport Group (CAG)

BUMN Track, INDEF

FinanceAsia

The La Tofi School of CSR

SWA, Middle Class Institute (MCI), ivent.ure

Indonesia Contact Center Association (ICCA)

Bisnis Indonesia

Skytrax

Skytrax

February 23, 2015

February 25, 2015

March 26, 2015

March 25, 2015

April 9, 2015

April 15, 2015

April 15, 2015

April 16, 2015

April 22, 2015

April 23, 2015

April 23, 2015

May 26, 2015

June 4, 2015

June 4, 205

June 11, 2015

June 16, 2015

June 16, 2015

June 16, 2015

• GoldMedalfor“TheBestFirstClass White“

• BronzeMedalfor“theBestBusiness Class Fortified / Dessert”

The Net Promoter Score (NPS) Leader forAirlines

• 1stinHumanResourcesTechnology

• 2ndinHumanCapitalStrategy• 2ndBestofTheBest“Human

Capital” 2015 Top 10 Companies Indonesia Human Capital Award 2015

WinnerPassenger Airline of the Year Award 2014 – Intercontinental

• GarudaCallCenter,Airlinecategory, “EXCELLENCE” Service Performance

• FacebookCustomerService,inthe category of Airline. “GOOD” Service Performance

Indonesia Most Admired Companies in 2015

Domestic Airline of the Year 2014

“Outstanding Food Service in Asia”

“The Best Airline of The Year 2014 Award Group D”

Southeast Asia Year 2014

BUMN Terbuka, 2nd PlaceTransparency Category

1s place in Best Mid-Cap

• PreservationofWaterResources• DevelopmentofNewand

Renewable Energy• DevelopmentofBiodiversity• PioneeringPollutionPrevention• DevelopmentofIntegratedWaste

Full Service Flight

The Best Contact Center Indonesia Awards 2015 - Runner Up #7

Presented to President Director of Garuda Indonesia, Arif Wibowo

“The World’s Best Cabin Crew”

8th place

TanggalNoDate

Penghargaan/SertifikasiAward/Certifications

Kategori Category

Lembaga PemberiPresented by

PENGHARGAANAWARD










16 Juni 2015

6 Agustus 2015

13 Agustus 2015

19 Agustus 2015

Agustus 2015

25 Agustus 2015

26 Agustus 2015

26 Agustus 2015

5 September 2015

8 September 2015

10 September 2015

10 September 2015

29 September 2015

30 September 2015

1 Oktober 2015

2 Oktober 2015

6 Oktober 2015

11 November 2015

11 November 2015

16 November 2015

TanggalDate


Kategori Category


PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASIAwards and Cer tif ication

June 16, 2015

August 6, 2015

August 13, 2015

August 19, 2015

August 2015

August 25, 2015

August 26, 2015

August 26, 2015

September 5, 2015

September 8, 2015

September 10, 2015

September 10, 2015

September 29, 2015

September 30, 2015

October 1, 2015

October 2, 2015

October 6, 2015

November 11, 2015

November 11, 2015

November 16, 2015

Airlines with the Cleanest Aircraft Cabins

Forbes Indonesia Awards 2015

Word of Mouth Marketing Most #1 Recommended Brand 2015

The Brandz Top 50 Most Valuable Indonesian Brand

Best In Travel Poll 2015Best Cabin Service

Social Innovation Business Awards 2015

Indonesia Good Corporate Governance Award 2015 (1st IGCGA 2015)

Indonesia Original Brands Appreciation 2015

BUMN MarketeersAwards 2015

PATA Gold Awards 2015

Indonesia Best eMark Award 2015

Gold Champion of Indonesia “WOW” Brand 2015

Indonesia Most Favorite Netizen Brand 2015

Indonesia Best Brand Award Best Brand Platinum 2015

PR Program & People of the Year 2015 “Indonesia Spokesperson of the Year 2015”

Bubu Awards v.09

BUMN Web Awards 2015

The Best Performance Foreign Airlines Haji Operation 2015

Indonesian Customer Satisfaction Award 2015

The 7th IICD Corporate Governance Conference and Award

6th place

“20 Rising Global Stars”

First Winner In Flight/Airline Service Category

Most Differentiated Brand

The Sixth Best Airline for Cabin Service and cited as a Top Ten Airline for Business Class Worldwide

Transportation

Industry Transportation Sector Infrastructure, Utilities & TransportationScore: A (Excellent)

• “IndonesiaOriginalBrand2015“–in the category of “Full Services Airline”,

• “IndonesiaLivingLegendBrands2015” – in the category of “The Indonesia Living Legend Brand 66 Years Old”.

• TheBestNewWaveMarketing• SilverAwardforTacticalMarketing• GoldAwardforStrategic

Marketing• The6BestChiefMarketing

Officer

Colours, the magazine of Garuda Indonesia, in the “Travel Journalism – Travel Photography”

Top 20 Transportation and Logistics

Airlines

Airline

Airline Service


Winner of Web Award – Product/Consumer Goods

• TheBestSOEWebof2015• TheBestSOEWebof2015

Transactional Category

The Best Performance Foreign Airlines Haji Operation 2015

Airline

• “Top50PublicListedCompanies”

• “TheBestRightofShareholders”

Skytrax

Forbes Indonesia

SWA, onbee

WPP

SmartTravelAsia.com readers

Warta Ekonomi

Economic Review

SWA Magazine and Business Digest

BUMN Insight,MarkPlus Inc.

Pacific Asia Travel Association (PATA)

Telkom University, SWA

MarkPlus, Inc.

Marketeers,MarkPlus Insight

SWA, MARS

MIX Marketing Communications

Bubu Kreasi Perdana (bubu.com)

BeritaSatu.com

Airport Authority of Prince Muhammad bin Abdul Azis International Airport Madinah

Frontier Consulting Group, SWA

Indonesian Institute for Corporate Directorship

No

29

30

31

32

33

34

35

36-37

38-41

42

43

44

45

46

47

48

49-50

51

52

53-54






TanggalDate


Kategori Category


SERTIFIKASICERTIFICATIONS

30 November 2015

30 November 2015

1 Desember 2015

2 Desember 2015

4 Desember 2015

8 Desember 2015

10 Desember 2015

14 Desember 2015

17 Desember 2015

22 Desember 2015

November 30, 2015

November 30, 2015

December 1, 2015

December 2, 2015

December 4, 2015

December 8, 2015

December 10, 2015

December 14, 2015

December 17, 2015

December 22, 2015

The Winner of 2015 SPEX2 Awards

The Winner of 2015 SPEX2 Awards

12th Kuala Lumpur Islamic Financial Forum (KLIFF) 2015 – AwardsMost Outstanding Islamic Finance Product

Indonesia MICE Award 2015

Investor Relations Magazine Awards South East Asia 2015

Indonesia Most Admired CEO 2015

Indonesia Marketing Champion 2015

Indonesia Travel & Tourism Awards (ITTA) 2015/16

Good Corporate Governance Award 2015Indonesia Most Trusted Companies

Transportation Safety Award (TSA) 2015

The Best in Innovation Excellence Across All Industries

The Best in Air Transportation Industry

Most Outstanding Sukuk Issuance

The Most Popular Full Service Carrier Airlines

Best Investor Relations Company – Small Capital


Transportation

“Indonesia Airline of The Year”

“Trusted Company Based on Investors and Analysts Assessment Survey”

Unggulan Pertama dalam Penilaian Keselamatan Transportasi

GML Performance Consulting, TEMPO Media Group

GML Performance Consulting, TEMPO Media Group

Kuala Lumpur Islamic Financial Forum (KLIFF)

VENUE

IR Magazine South East Asia

Majalah Warta Ekonomi

Markplus. Inc, IMA

ITTA Foundation

SWA, IICG

Menteri Perhubungan Republik Indonesia

15 Desember 2015 – 15 Desember 2018December 15, 2015 – December 15, 2018

Certificate of Registration Quality Management System – ISO 9001: 2015

Proses delay management untuk semua layanan penerbangan domestik Garuda Indonesia

Delay management process for domestic flight of Garuda Indonesia airline services

British Standard Institute Indonesia

No

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64


Laporan Dewan Komisaris

Profil Dewan Komisaris

Laporan Direksi

Profil Direksi

Board of Commissioners Report

Board of Commissioners Profile

Board of Directors Report

Board of Directors Profile

20

28

32

44






LAPORANDEWAN KOMISARISBoard of Commissioners Repor t

Jusman Syafii DjamalKomisaris Utama President Commissioner






Meski mengalami penurunan kinerja pada tahun 2014, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan sejumlah prestasi positif di tahun 2015.After a less favorable performance in 2014, Garuda Indonesia managed to reverse the condition and made several positive accomplishments.

Pemegang saham dan pemangku kepentingan

yang terhormat,

Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur pada Tuhan yang Maha Kuasa atas pencapaian positif PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di tahun 2015. Dewan Komisaris bersyukur bahwa Perseroan telah sukses melalui tahun 2015 dengan baik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan nasional. Merupakan kehormatan bagi saya dapat mewakili Dewan Komisaris Garuda Indonesia untuk menyampaikan Laporan Tahunan 2015.

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

INDONESIA

Perkembangan ekonomi global di tahun 2015 juga diwarnai oleh beberapa tantangan yang juga berpengaruh pada melambatnya pertumbuhan, diantaranya adalah berlanjutnya tren penurunan harga minyak dan komoditas, serta meningkatnya gejolak di pasar keuangan global. Rendahnya harga minyak juga menyebabkan inflasi yang rendah, bahkan deflasi, yang semakin melemahkan kinerja perekonomian.

Secara khusus, tahun 2015 bukanlah merupakan tahun yang kondusif bagi industri penerbangan nasional. Industri penerbangan dilanda gejolak sepanjang tahun dan dampak penurunan harga avtur tidak memiliki dampak sesignifikan yang diharapkan. Di samping itu, pembatalan penerbangan akibat salah satu bencana erupsi gunung berapi dan kabut asap terburuk sepanjang sejarah Indonesia juga sangat berpengaruh pada kinerja maskapai-maskapai tanah air.

Dear values shareholders and stakeholders,

To begin, allows us to bestow praise to God Almighty for positive performance of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk in 2015. The Board of Commissioners is grateful that the Company has successfully passed 2015 considering the less stable economic conditions of both global and domestic. It is an honor for me representing the Board of Commissioners of Garuda Indonesia in presenting the Annual Report 2015.

GlobAl AND INDoNESIA ECoNoMIC DEvEloPMENTGlobal economy in 2015 also took a hit from various challenges which similarly toned down growth. Among the challenges were collapsing oil and commodity prices as well as turmoil in global financial market. In addition, the lower oil pricesalso created a drop in inflation, even deflation, which consequently worsened economic performance.

For Indonesia’s national carrier, 2015 has been a year to forget. The airline industry in general was volatile throughout the year and drop in fuel price was not as much boon as expected. Furthermore, flight cancellations due to one of the worst forest fires and volcano eruptions during the country’s history have also significantly disrupted national carriers’

performance.






LAPORAN DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners Report

PENILAIAN KINERJA DIREKSI

Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja Direksi berdasarkan pencapaian KPI (Key Performance Indicator), target yang telah ditetapkan, serta tingkat kesehatan Perseroan pada tahun 2015, dan Dewan Komisaris menilai kinerja Direksi pada tahun 2015 cukup menggembirakan.

Penetapan dan pelaksanaan langkah-langkah strategis Quick Wins serta inisiatif yang dilakukan Direksi dan manajemen yakni diantaranya restrukturisasi “cost driver” dan kegiatan “reprofiling” fasilitas pembiayaan komersial terbukti berhasil membuat Perseroan memperoleh laba usaha di tahun 2015 sebesar USD 168,7 juta serta laba bersih sebesar USD 77,97 juta.

Namun demikian, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan tersendiri terhadap kinerja Direksi, diantaranya perlunya dilakukan upaya yang berkesinambungan dalam memaksimalkan kinerja secara keseluruhan, khususnya peningkatan pendapatan usaha Perseroan dan kinerja rute internasional serta kinerja sebagian anak perusahaan yang belum terlalu baik.

Selain itu, Penyusunan Grand Plan termasuk di dalamnya perencanaan armada (Fleet Plan) harus dilakukan dengan saksama dan segera untuk memastikan sustainability Perseroan melalui growth in profit pada tahun-tahun mendatang.

Dewan Komisaris menilai Direksi telah berupaya menyikapi berbagai tantangan internal dan eksternal melalui langkah-langkah strategis dan bijaksana, namun masih perlu perbaikan-perbaikan terutama dalam penajaman program sinergi Grup Perusahaan agar Perseroan dapat jauh lebih siap guna menyiasati situasi ekonomi nasional dan global yang semakin penuh tantangan serta persaingan

PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Dewan Komisaris senantiasa mendorong dan memastikan implementasi penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko secara berkesinambungan melakukan pengawasan dan memberikan rekomendasi serta bekerja sama dengan unit kerja terkait untuk meningkatkan standar tata kelola.

ASSESSMENT oN THE boARD of DIRECToRS’ PERfoRMANCEThe Board of Commissioners conducted assessment on the Board of Directors’ performance based on KPI (Key Performance Indicator) and targets achievement. Based on financial and non-financial KPI as well as the Company’s soundness level in 2015, the Board of Commissioners believes that the Board of Directors deserve great credit for putting together such a good performance in 2015. Formulation and implementation of strategic measures of Quick Wins as well as initiatives by the Board of Directors and management which include “cost driver” restructuring and commercial financing facility “reprofiling”, led the Company to turn in profit of US$168.7 million net profit of US$77.97 million.

However, there are several notes for the Board of Directors’ performance. Among others are the need for continuous effort in maximizing the overall performance, particularly improvement of the Company’s operating revenue and international route performance as well as the less favorable performance of some subsidiaries.

In addition, Grand Plan Formulation including Fleet Plan has to be carried out carefully and immediately in order to ensure the Company’s sustainability through growth in profit in the future years.

The Board of Commissioners considers that the Board of Directors has cope with various internal and external challenges through strategic and wise measures. However, the Board of Commissioners also saw a room for improvement in sharpening the Company’s Group synergy program so that the Company can better deal with the increasingly challenging and competitive national and global economy.

IMPlEMENTATIoN of GooD CoRPoRATE GovERNANCEThe Board of Commissioners continue to promote and ensure implementation of Good Corporate Governance. The Audit Committee, and Business Development and Risk Oversight Committee constantly oversees and provide recommendation while also collaborating with related work units to improve governance standards.






Hasil Penilaian Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) untuk Garuda Indonesia pada tahun 2015 memperoleh skor 92,53, yang merupakan penilaian independen tahunan atas kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dewan Komisaris senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas pengawasan terhadap jalannya Perseroan, serta bekerja sama secara harmonis dengan jajaran Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyatakan bahwa pada tahun 2015 tidak terjadi perubahan komposisi Dewan Komisaris.

KINERJA KOMITE-KOMITE DI BAWAH DEWAN

KOMISARIS

Dalam pelaksanaan tugasnya terkait fungsi pengawasan, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko.

Sepanjang tahun 2015, Komite Audit telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan membantu Dewan Komisaris mendorong operasional Perseroan yang akuntabel dan efektif. Pelaksanaan tugas Komite Audit antara lain melakukan tinjauan atas aspek kepatuhan, proses pelaporan keuangan, sistem pengendalian internal, nominasi dan remunerasi, serta tinjauan dan informasi penting lain yang dapat dijadikan masukan bagi Dewan Komisaris untuk memberikan rekomendasi bagi pengelolaan Perseroan oleh Direksi sesuai prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG).

Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko juga telah memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan Perseroan di tahun 2015. Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko telah membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawab pengawasannya untuk memastikan terwujudnya pertumbuhan bisnis dan peluang usaha yang optimal, sesuai dengan target rencana strategis dan usaha yang berkelanjutan dalam batas-batas peraturan dan kehati-hatian yang berlaku.

Garuda Indonesia’s score for Good Corporate Governance (GCG) assessment in 2015 was 92.53, which was an annual independent benchmarking exercise for all State-Owned Enterprises (SOEs)

In performing the duties, the Board of Commissioners consistently strives to improve quality of its oversight function over the Company’s operation while collaborating harmoniously with the Board of Directors as regulated in the Company’s Article of Association and applicable regulation.

On this occasion, we would like to inform that there was no changes in the Board of Commissioners’ composition in 2015.

PERfoRMANCE of THE CoMMITTEES uNDER THE boARD of CoMMISSIoNERSIn performing its duties in relation to oversight function, the Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee and Business Development and Risk Management.

Throughout 2015, the Audit Committee has performed its duties well by assisting the Board of Commissioners in fostering an accountable and effective operation. Among the duties implementation included reviewing compliance aspects, financial reporting process, internal control, nomination and remuneration as well as other important review and information as feedbacks for the Board of Commissioners to provide recommendation on the Company’s management by the Board of Directors in accordance with the Good Corporate Governance (GCG) principles.

The Business Development and Risk Oversight Committee has given their best contribution to the Company’s development in 2015. The Business Development and Risk Oversight Committee has also helped the Board of Commissioners in performing its oversight function to ensure business growth and optimal business opportunities, in line with the strategic plan target and sustainable efforts within the applicable regulation and prudential principles.






PROSPEK USAHA

Pemerintah berharap tahun 2016 akan menjadi tahun titik balik pemulihan ekonomi nasional mengingat hal-hal yang bersifat mendasar telah disiapkan sepanjang tahun 2015. Bank Indonesia (BI) juga meyakini nilai tukar Rupiah tidak akan terdepresiasi tajam sepanjang 2016 karena meredanya tekanan ekonomi eksternal dan prospek positif dari berlanjutnya pemulihan ekonomi dalam negeri.

Profitabilitas yang membaik di tengah rendahnya harga avtur dan inisiatif efisiensi biaya yang dilakukan Perseroan menjadi faktor utama yang melandasi positifnya prospek Perseroan di mata dunia usaha global maupun nasional.

Tahun 2016 diharapkan akan memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan industri penerbangan nasional. Dewan Komisaris mendukung dan meyakini rencana kerja dan strategi yang telah disusun Direksi akan mengantarkan Perseroan mencapai pertumbuhan yang optimal.

REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS

Prospek usaha dalam industri penerbangan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, namun berbagai tantangan akan terus terjadi, oleh karenanya Dewan Komisaris senantiasa mengamanatkan Direksi untuk selalu siap sedia menghadapi berbagai tantangan, baik dalam skala global maupun secara nasional.

Direksi harus memastikan dilakukannya perbaikan yang konstruktif untuk perolehan revenue dan efisiensi biaya guna menjamin stabilitas operasi di tahun 2016, dan sustainability Perseroan di masa depan.

Dalam rangka memenuhi prinsip transparansi GCG, Direksi diharapkan melakukan keterbukaan informasi secara lebih efektif guna memberikan gambaran tentang prospek sekaligus risiko yang dihadapi oleh Perseroan di masa mendatang, serta secara proaktif melakukan upaya untuk memperoleh informasi atas reaksi atau feedback baik dari Otoritas dan Regulator maupun pasar atas keterbukaan informasi tersebut.

APRESIASI DAN PENUTUP

Sebagai penutup, mewakili seluruh anggota Dewan Komisaris, saya mengucapkan terima kasih kepada Direksi, jajaran manajemen, serta seluruh karyawan

buSINESS ouTlooK The government expects 2016 to be a turnaround for national economy recovery since the vital foundation has been set up throughout 2015. Bank Indonesia (BI) also believes that Rupiah will not fall sharply in 2016 because of the eased external economic pressures and positive outlook from continued recovery of national economy.

The improving profitability amid lower fuel prices and cost-efficiency measures the Company implemented last year becomes the main factor that contributes to the Company’s positive outlook in the eyes of both national and global business landscape.

Year 2016 is expected to turn the tide for economic growth and national aviation industry. The Board of Commissioners supports and believe that work plan and strategy prepared by the Board of Directors shall propel the Company forward toward sustainable growth.

boARD of CoMMISSIoNERS’ RECoMMENDATIoNAviation business outlook is projected to grow positively while various challenges will continue to arise. As such, the Board of Commissioners will always advise the Board of Directors to be always ready in meeting both global and national challenges.

The Board of Directors shall ensure the implementation of constructive improvement for revenue and cost efficiency in order to maintain operation stability in 2016 and the Company’s sustainability in the future.

Pursuant to GCG transparency principle, the Board of Commissioners is expected to disclose information more effectively to give an overview of outlook and risks await the Company in the future, while also proctively strive to gain information or feedbacks, both from the authorities and regulator as well as market on the information disclosure.

APPRECIATIoN AND CloSING REMARKSTo conclude, on the Board of Commissioners’ behalf, we would like to thank the Board of Directors, management, and all employees for their dedication,

LAPORAN DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners Report






atas dedikasi, komitmen, dan kontribusinya dalam mewujudkan pencapaian dan kinerja Perseroan yang positif. Apresiasi juga kami tujukan pada kepada pemegang saham, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya atas dukungannya dalam bersama-sama mengembangkan industri penerbangan di Indonesia dan sehingga kami dapat melaksanakan fungsi pengawasan dan penasihatan serta memastikan bahwa GCG diterapkan dengan baik di Perseroan.

Terakhir, kami ingin menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pelanggan dan penumpang atas kepercayaannya kepada Garuda Indonesia. Kami berkomitmen akan terus melakukan berbagai perbaikan, menciptakan inovasi untuk selalu memenuhi kebutuhan pelanggan dan menjadi maskapai kebanggaan bangsa.

commitment, and contribution in realizing the Company’s positive accomplishments and performance. Highest appreciation also goes to all shareholders, business partners, and other stakeholders for their support in developing Indonesia aviation industry and so that we can perform oversight and advisory function while also ensuring that GCG is well implemented in the Company.

Lastly, we would like to express our gratitude to all customers and passengers for their trust to Garuda Indonesia. We committed to continue making improvement, create innovation to always accommodate customers’ needs and become the national flag carrier.

Jusman Syafii DjamalKomisaris Utama dan Komisaris Independen


Atas nama Dewan Komisaris,On the behalf of the Board of Commissioners,








TINJAUAN PENDUKUNG OPERASIONALOperational Supporting Review

DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners

Chairal TanjungKomisaris

Commissioner

Dony OskariaKomisaris

Commissioner










Jusman Syafii DjamalKomisaris Utama

dan Komisaris IndependenPresident Commissioner

and Independent Commissioner

Hasan M. SoedjonoKomisaris Independen

Independent Commissioner

Isa RachmatarwataKomisaris

Commissioner

Muzaffar IsmailKomisaris

Commissioner







Chairal TanjungKomisarisCommissioner

Kewarganegaraan / CitizenshipIndonesia / Indonesian

Usia / Age49 tahun / 49 years old

Domisili / DomicileJakarta, Indonesia / Jakarta, Indonesia

Jusman Syafii DjamalKomisaris Utama dan Komisaris IndependenPresident Commissioner and Independent Commissioner




Dasar Hukum Pengangkatan / Legal Basis of AppointmentRUPSLB 12 Desember 2014 / EGM, December 12, 2014

Direktur Helikopter, Sistem Senjata dan Antariksa PT IPT

Direktur SDM PT IPTN

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia

Menteri Perhubungan

Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

Director of Helicopter, Weapon System and Outer Space of PT IPTN

Director of Human Resources of PT IPTN

President Director of PT Dirgantara Indonesia

Minister of Transportation

Commissioner of PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

Market Trends & Impact di Jakarta

Capacity, Capability, and Profitability of A330 & A350 di Jakarta

Market Trends & Impact in Jakarta

Capacity, Capability, and Profitability of A330 & A350 in Jakarta

Sarjana Teknik Mesin bidang Aeronautical Engineering, Institut Teknologi BandungBachelor in Mechanical Engineering majoring in Aeronautical Engineering at Bandung Institute of Technology

Pengalaman Kerja / Work Experience1996 – 1999

1999 – 2000

2000 – 2002

2007 – 2009

2010 – 2014

Jun 2015

Jun 2015

1963

Latar Belakang Pendidikan / Educational Background

Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi / Training and Competence Development Experience


Auditor BPKP

Finance Manager CT Corp

Direktur CT Corp

1987 – 1992

1992 – 2000

2000 – Present

BPKP Auditor

Finance Manager CT Corp

Director of CT Corp

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)

Sarjana Ekonomi, Universitas Indonesia

Pascasarjana Ekonomi, Universitas Indonesia

1987

1997

2006

Indonesia State College of Accountancy (STAN)

Bachelor of Economics, University of Indonesia

Master in Economics, University of Indonesia


Pengalaman Kerja / Work Experience

PROFILDEWAN KOMISARISBoard of Commissioners Prof ile





Jun 2015

Jun 2015







Dony OskariaKomisarisCommissioner





Corporate Secretary & Service Development Div. Head of Bank Mega

Regional Manager Bandung of Bank Mega

West Indonesia Business Director of Bank Mega

Funding Director of Bank Mega

CEO Kawasan Terpadu Trans Studio

2007– 2009

2009 – 2012

2012 – 2013

2013 – 2014

2014 – Present

Corporate Secretary & Service Development Div. Head of Bank Mega

Regional Manager Bandung of Bank Mega

West Indonesia Business Director of Bank Mega

Funding Director of Bank Mega

CEO of Integrated Area of Trans Studio

Sarjana Hubungan Internasional, Universitas Padjajaran

MBA, Asian Institute of Management Philippine

1994

2009

Bachelor in International Relations, Padjajaran University

MBA, Asian Institute of Management Philippine







Jun 2015

Jun 2015







PROFILDEWAN KOMISARISBoard of Commissioners Prof ile




Dasar Hukum Pengangkatan / Legal Basis of AppointmentRUPST 28 April 2014 / AGM, April 28, 2014

Pegawai Tinggi pada Badan Kebijakan Fiskal dan Kepala Biro Perasuransian di Kementerian Keuangan

Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal di Kementerian Keuangan

Top Management in the Fiscal Policy Agency and Head of Insurance Bureau at the Ministry of Finance

Expert Staff in Policy and Regulations of Financial Services and Capital Market at the Ministry of Finance





Sarjana di bidang Matematika, Institut Teknologi Bandung

Master di bidang Matematika (Actuarial Science), University of Waterloo, Kanada

Bachelor of Science degree in Mathematics, Bandung Institute of Technology

Master of Mathematics in Actuarial Science, University of Waterloo, Canada

Pengalaman Kerja / Work Experience2013

Nov 2013 – Present

Jun 2015

Jun 2015

1990

1994



Isa RachmatarwataKomisarisCommissioner

Hasan M. SoedjonoKomisaris IndependenIndependent Commissioner





Chairman PT Sumarno – Pabottingi Associates

SE Asia Representatives Aircraft Portfolio Management Pte. Ltd

Chairman PT Naviga Tech Asia

Direktur Utama Aerostratos Pte. Ltd

Chairman of The Board Flight Focus Pte. Ltd

1984 – Present

1997 – Present

2007 – Present

2011 – Present

2013 – Present

Chairman PT Sumarno – Pabottingi Associates

SE Asia Representatives Aircraft Portfolio Management Pte. Ltd

Chairman PT Naviga Tech Asia

CEO of Aerostratos Pte. Ltd

Chairman of The Board Flight Focus Pte. Ltd



Power Talk Khazanah Nasional: Transformation of Government Llinked Companies di Jakarta

Jun 2015

Jun 2015

Oct 2015



Power Talk Khazanah Nasional: Transformation of Government Llinked Companies in Jakarta

Bachelor of Science (BSc) Double Degree, Systems Engineering & Chemical Engineering, King Fahd University of Petroleum & Minerals, Dhahran, Saudi Arabia

MBA, Business Adm, Harvard Business School

1975

1977

Bachelor of Science (BSc) Double Degree, Systems Engineering & Chemical Engineering, King Fahd University of Petroleum & Minerals, Dhahran, Saudi Arabia

MBA, Business Adm, Harvard Business School













Kepala Sub Direktorat Perawatan Kementerian Perhubungan

Direktur Kelayakan Udara & Pengoperasian Pesawat Kementerian Perhubungan

2008 – 2013

2013 – Present

Head of Sub-Directorate of Handling at the Ministry of Transportation

Director of Air Worthiness and Operation of the Aircraft at the Ministry of Transportation

Sarjana Teknik Perkapalan di ITS Surabaya

Master in Administration Public, STIAMI

1982

2005

Bachelor in Shipyard Engineering at Sepuluh November Institute of Technology

Master in Administration Public, STIAMI







Jun 2015

Jun 2015


Muzaffar IsmailKomisarisCommissioner






LAPORAN DIREKSIBoard of Directors Repor t

M. Arif WibowoDirektur Utama President Director & CEO






Guna mengakselerasi pertumbuhan positif, Garuda Indonesia menerapkan strategi Quick Wins untuk melangkah maju di tengah tantangan.In order to accelerate positive growth, Garuda Indonesia have implemented the Quick Wins strategy to move forward in the midst of challenges.

Para pemangku kepentingan yang terhormat,

Selama hampir tujuh dekade, Garuda Indonesia telah menjadi saksi pasang surut industri penerbangan nasional Indonesia dan terus berkembang dengan memanfaatkan peluang bisnis berbasis sinergi yang luas dengan pihak eksternal maupun internal dalam perannya mendukung penciptaan konektivitas ekonomi. Dalam rentang waktu tersebut, Garuda Indonesia terus mencatatkan hasil positif dan prestasi bisnis yang cukup membanggakan.

Memasuki tahun 2015, kami fokus pada penenerapan strategi jangka pendek Quick Wins untuk rebound di tengah kondisi industri penerbangan nasional yang sedang didera turbulensi akibat pelemahan ekonomi global maupun domestik.

Atas upaya dan komitmen kami yang kuat, Garuda Indonesia menghasilkan realisasi efisiensi yang berdampak penurunan biaya operasi sebesar 15,77% pada tahun 2015, atau menurun sebesar US$682,5 juta dibandingkan tahun lalu. Penurunan biaya operasi ini merupakan dampak dari penurunan harga avtur dan program efisiensi yang dilakukan Perseroan. Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari berkah Tuhan yang Maha Kuasa dan kontribusi serta dedikasi yang telah diberikan oleh seluruh individu Garuda Indonesia. Kami dengan senang hati berbagi dengan para pemegang saham dan pelanggan bahwa kami berhasil melalui tahun 2015 dengan baik.

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

INDONESIA

Perkembangan ekonomi global sepanjang tahun 2015 diwarnai oleh pelemahan pertumbuhan baik di kelompok negara maju maupun di kelompok negara berkembang.

Dear valued stakeholders,

For nearly seven decades, Garuda Indonesia has witnessed the ups and downs of the national aviation industry and continues to thrive by taking advantage of vast synergy-based business opportunities together with external as well as internal parties in their role in supporting the creation of economic connectivity. During the course, Garuda Indonesia continues to turn in positive results and impressive business performance.

In 2015, we focused on the implementation of Quick Wins short-term strategy in order to rebound in the midst of shaken national aviation industry caused by the weakening of the global and domestic economy.

As a result of our strong effort and commitment, Garuda Indonesia has been able to realize US$205 million efficiency which led to the cut in operating cost by 15.77% in 2015, or dropped by US$682.5 million than last year. The success was indeed attributable to the blessings of God Almighty as well as contribution and dedication of every individual within Garuda Indonesia. We are happy to share with our shareholders and customers that 2015 was another good year for us.

GlobAl ECoNoMIC DEvEloPMENTS AND INDoNESIA The development of the global economy throughout 2015 has been characterized by the lethargic growth in developed as well as developing countries.






LAPORAN DIREKSIBoard of Directors Report

Perekonomian nasional menghadapi tantangan dan ujian yang cukup berat. Berbagai tekanan terhadap stabilitas ekonomi nasional di tahun ini muncul dari sejumlah indikator utama, antara lain penurunan harga komoditas dunia, devaluasi Renmibi, dan penurunan arus modal asing ke negara berkembang termasuk Indonesia yang mengakibatkan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Secara kumulatif, semua tekanan tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi terkoreksi cukup dalam di bawah 5%.

Dari sisi industri penerbangan, jumlah penumpang tahun 2015 mencapai 82,44 juta orang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014. Jumlah penumpang angkutan udara domestik, mencapai 68,78 juta orang atau meningkat 16,74%. Sementara itu, jumlah penumpang internasional mencapai 13,65 juta orang atau naik 0,27% dibanding periode yang sama tahun 2014.

Penurunan harga avtur dan langkah aktif pemerintah dalam membangun dan memperbaiki infrastruktur transportasi udara telah membawa angin segar terhadap operasional maskapai nasional. Peningkatan efisiensi operasional maskapai dalam negeri juga terbantu dengan adanya paket kebijakan ekonomi yang membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) impor alat angkutan pesawat udara dan suku cadang karena dapat menekan biaya operasional dan perawatan pesawat. Sebaliknya, pelemahan nilai tukar Rupiah juga dapat memberikan manfaat bagi Indonesia dari turis asing yang menilai Indonesia sebagai destinasi yang lebih terjangkau.

ANALISIS KINERJA TAHUN 2015

Dampak gejolak ekonomi dan kemelut industri penerbangan nasional turut dirasakan Garuda Indonesia di tahun 2015. Namun, banyaknya tantangan operasional dan strategis yang dihadapi tidak menahan langkah

The national economy had to cope with severe obstacles and challenges. Pressure on the national economic stability this year has emerged from a number of main indicators, including the decline in the world commodity prices, Renminbi devaluation, and the decline in the foreign capital inflows to developing countries, including Indonesia, which has resulted in the depreciation of the Rupiah against the US Dollar. Cumulatively, all these pressures have caused economic growth to slip down further below 5%.

From aviation industry perspective, total passengers in 2015 was 82.44 million compared to the same period in 2014. Total domestic flight passengers, stood at 68.78 million, which represented a 16.74% growth. That aside, internal flight passengers also saw a 0.27% increase at 13.65 million compared to the same period in 2014.

The decline in the aviation fuel price and government’s active steps in developing and improving air transportation infrastructure seemed to turn the tide for the national airline’s operations. The improvement in the national airline’s operational efficiency has also been stimulated by the government’s economic policy package that allows for the exemption of value added tax (VAT) for imports of aircraft equipment and spareparts as it can reduce the operational and maintenance cost of an aircraft. On the other hand, the weakening of the Rupiah can also benefit Indonesia as foreign tourists considers Indonesia as a more affordable travel destination.

2015 PERfoRMANCE ANAlYSIS The economic turmoil and the upheavel of the national airline industry also affected Garuda Indonesia in 2015. However, numerous operational and strategic challenges faced did not withstand Garuda Indonesia to

Perseroan berhasil membukukan laba sebesar US$ 78,00 juta, atau meningkat 121,14% dibandingkan tahun 2014.

Company has successfully booked net profit US$ 78,00 million, or increased 121.14% compare to 2014.

78,00mio

US$






Garuda Indonesia untuk terus berkembang di segala bidang.

Dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan Garuda Indonesia baik secara finansial dan non-finansial, Direksi menerapakan strategi Quick Wins yang meliputi tiga strategi inti untuk membawa Garuda Indonesia melangkah maju di tengah tantangan dan ujian. Sejalan dengan dilaksanakannya strategi tersebut, Garuda Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan positif dalam kinerjanya pada akhir tahun 2015. Selama tahun 2015, frekuensi penerbangan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 9,53% menjadi 250.088 penerbangan dari sebanyak 228.329 penerbangan pada tahun 2014. Jumlah penumpang yang diangkut juga tumbuh sebesar 13,12% menjadi 32,96 juta penumpangdibandingkan periode yang sama pada tahun 2014, sebanyak 29,14 juta penumpang.

Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan kapasitas produksi (Availability Seat Kilometer/ASK) sebesar 3,42%, dari 50,15 juta pada tahun 2014 menjadi 51,87 juta pada tahun 2015. Rata-rata tingkat isian penumpang (seat load factor) sepanjang tahun 2015 juga meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu menjadi 77,21% dari 71,77% pada tahun 2014.

Sementara itu, jumlah angkutan kargo diangkut pada tahun tercatat sebesar 351,74 ton, menurun 12,93% dari tahun 2014. Penurunan kargo diangkut disebabkan karena pertumbuhan penumpang yang masih cukup tinggi pada tahun 2015. Bisnis kargo masih bersifat ‘belly’ pada pesawat Garuda Indonesia Group, sehingga pada saat kapasitas penumpang meningkat menyebabkan kapasitas kargo menurun.

Adapun tingkat ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) pada tahun 2015 mencapai 88,0%, sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 88,8%. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh terjadinya force majeure seperti erupsi gunung berapi dan kabut asap akibat kebakaran hutan sepanjang tahun 2015 yang menyebabkan pembatalan penerbangan dari dan ke sejumlah bandara di Jawa dan Bali

Selama tahun 2015, Garuda Indonesia Group juga melakukan penambahan kapasitas dengan mendatangkan 22 pesawat baru yang terdiri dari 7 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Boeing 777-300ER, 2 pesawat Airbus A330-300, 3 pesawat CRJ 1000 NextGen, dan 3 pesawat ATR 72-600 termasuk

continue to improve in all aspects.

In order to accelerate Garuda Indonesia’s growth financially and non-financially, the Board of Directors have implemented the Quick Wins strategy which includes three core strategies bring Garuda Indonesia to move forward in the midst of opportunities and challenges. Along with the implementation of those strategies, Garuda Indonesia managed to record positive growth in its performance at the end of 2015. In 2015, Garuda Indonesia’s domestic and international flight frequency improved by 9.53% to 250,088 flights from 228,329 flights in 2014. Number of passengers also grew by 13.12% to 32.96 million passengerscompared to the same period in 2014 at 29,14 million passengers.

The Company also posted 3,42% growth in production capacity (availability seat kilometer / ASK) from 50.15 million in 2014 to 51,87 million in 2015. Average passenger load factor (seat load factor) in 2015 also increased compared to the same period in the previous year to 77.21% from 71,77% in 2014.

Meanwhile, cargo this year stood at 351.74 tonnes, down by 12.93% in 2014. The declining cargo performance was mainly driven by the relatively high passenger growth in 2015. Cargo business still depends very much aircrafts of Garuda Indonesia Group, in which increasing passenger capacity shall lead to the declining cargo capacity

On-Time Performance (OTP) in 2015 reached 88.0%, slightly declined compared to the previous year at 88.8%. Among the aspects that contributed to the moderated OTP was force majeure such as volcanic eruptions and forest fires smokes in 2015 that caused flight cancellations in several airports in Java and Bali

In 2015, Garuda Indonesia Group also increased its capacity by acquiring 22 new aircrafts consisting of 7 Boeing 737-800NG, 3 Boeing 777-300ER, 2 Airbus A330-300, 3 CRJ 1000 NextGen and 3 ATR 72-600 including 4 A330-200 for Citilink. The total number of aircrafts in operation in 2015 was therefore 187 units,






4 pesawat A330-200 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2015 adalah sebanyak 187 pesawat dengan rata-rata usia pesawat 4,3 tahun.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang dan kapasitas produksi, pada tahun 2015, Perseroan berhasil laba bersih sebesar US$77,97 juta setelah sempat merugi pada tahun sebelumnya. Peningkatan kinerja ini antara lain didorong oleh kesuksesan program efisiensi yang dilakukan oleh manajemen dalam menurunkan biaya operasi.

Kinerja menggembirakan Garuda Indonesia juga tidak lepas dari andil entitas anak dan SBU. Dari aspek operasi penerbangan, Citilink yang menyandang predikat Low Cost Carrier (LCC) berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$470,03 juta, meningkat sebesar 16,48% dari tahun sebelumnya yaitu US$403,54 juta. Peningkatan ini berhasil dicapai berkat pertumbuhan penumpang di pasar penerbangan LCC mengalami pertumbuhan yang signifikan, atau meningkat 24,16% di tahun 2015. Di lain pihak, GMFAA berhasil meraih pendapatan usaha sebesar US$305,59 juta, meningkat sebesar 15,73% dari tahun 2014. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan produksi GMFAA. Peningkatan jumlah armada pesawat dan frekuensi penerbangan dari Garuda Indonesia dan Citilink juga berkontribusi terhadap peningkatan kinerja operasional dan finansial GMFAA.

Secara keseluruhan, Perseroan berhasil memenuhi target finansial dan non-operasionalnya kecuali untuk utilisasi pesawat yang tidak maksimum akibat bencana alam di beberapa daerah di Indonesia yang menyebabkan pembatalan perjalanan dalam jumlah yang cukup signifikan. Di samping itu, Persero juga melakukan penutupan rute yang merugi di tahun 2015 dan meningkatkan utilisasi pesawat dari rute tersebut ke penerbangan charter.

Membaiknya kinerja Perseroan pada tahun 2015 tersebut juga diimbangi dengan beragam pencapaian prestasi di ranah nasional dan internasional seperti “The World Best Cabin Crew” dan “Top Ten Airlines of 2015 dari Skytrax.

Berbagai pencapaian tersebut juga turut memperkuat fondasi Garuda Indonesia dalam bersaing di level internasional khususnya di tengah kondisi ekonomi global yang semakin cepat berubah, iklim industri yang semakin kompetitif, dan siklus bisnis yang semakin pendek.

with an average fleet age of 4.3 years.

Following the increase in the number of passengers and production capacity, the Company recorded a net profit of US$77.97 million after recording a loss in the previous year. The performance improvement has been supported by the success of efficiency program by the management in cutting down operational cost.

Garuda Indonesia’s decent performance was also part of the contribution of the SBU and subsidiaries. From the flight operational aspects, Citilink as low-cost carrier managed to record arevenue of US$470.03 million, an increase of 16,48% from the previous year at US$403.54 million. The improvement was achieved thanks to the climb in number of passengers in Low Cost Carrier (LCC) market which registered a significant growrt by 24.16% in 2015. On the other hand, GMFAA managed to posted revenue of US$305.59 million, an increase or 15.73% from 2014. The improvement has been supported by the increased production capacity of GMFAA. The growing number of fleet and flight frequency of Garuda Indonesia and Citilink will also contribute to the increased of GMFAA’s operational and financial performance.

Overall, the Company managed to achieve its financial and non-operational target except for aircraft utilization which fell behind expectation due to natural disasters in several regions in Indonesia because of flight cancellations in a great amount. In addition, the Company also closed down routes which suffered from loss in 2015 and strived to improve utilization of aircrafts from the route to charter flights.

The Company’s improved performance in 2015 was also appreciated through various national and international achievements such as “The World Best Cabin Crew” and “Top Ten Airlines of 2015” from Skytrax.

The various achievements also helped strengthen Garuda Indonesia’s foundation in competing at an international level, particularly in the midst of fast-changing global economic conditions, an increasingly competitive industry environment, and shorter business cycle.







TANTANGAN DAN KEBIJAKAN STRATEGIS 2015

Pada tahun 2015, Garuda Indonesia mengambil kebijakan strategis untuk melakukan usaha efisiensi yang lebih agresif namun dengan tetap mengedepankan service excellence.

Upaya efisiensi tersebut dilakukan melalui penerapan strategi jangka pendek Quick Wins Program yang terdiri dari tiga strategi utama, yaitu: peningkatan “revenue generator”, restrukturisasi “cost driver”, dan kegiatan “reprofiling debt”.

• Peningkatan“RevenueGenerator”

Salah satu faktor kunci untuk mendorong kinerja finansial dan non-finansial yang positif adalah memaksimalkan seluruh potensi yang dapat meningkatkan pendapatan Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan berupaya fokus untuk memperbaiki aspek-aspek terkait pendapatan di antaranya jaringan penerbangan dan channel distribution. Pada tahun 2015 khususnya, Perseroan mendorong penempatan pesawat pada pasar yang lebih tepat dan melakukan restrukturisasi jaringan penerbangan dalam rangka pemanfaatan sumber daya secara tepat guna. Restrukturisasi jaringan penerbangan dilakukan dengan pengurangan rute yang kurang menguntungkan, menunda pembukaan rute baru, dan melakukan penyesuaian ke beberapa rute di Australia dan Jepang.

Selain itu, Garuda Indonesia juga terus melakukan pengembangan rute Tiongkok di luar tiga kota yang telah diterbanginya saat ini (Beijing, Shanghai, Guangzhou), dengan melakukan penerbangan-penerbangan charter ke kota-kota lain di Tiongkok seperti Chengdu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang dan Chengzhou dari dan menuju Denpasar serta Manado. Pada saat yang sama, Perseroan juga terus menggali dan menggarap pasar lain seperti Timur Tengah, khususnya untuk peningkatan pasar umroh.

• RestrukturisasiCostDriver

Dalam rangka mendorong efisiensi biaya yang tinggi tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan, Garuda Indonesia fokus melakukan perubahan mendasar dari hulu ke hilir termasuk meningkatkan utilisasi pesawat pada pasar yang tepat. Perseroan juga telah melakukan rotasi pesawat, mengoptimalkan utilisasi kru kabin, dan menekan inventory cost untuk in-flight services serta inisiatif kunci lainnya yang berorientasi pada efisiensi biaya dan operasional yang lebih efektif.

2015 CHAllENGES AND STRATEGIC PolICIES In 2015, Garuda Indonesia took a series of strategic measures to ensure more aggressive efficiency initiatives while promoting service excellence.

The efficiency initiatives were made through implementation of short-term strategy Quck Wins Program which consisted of three core strategies: “revenue generator” improvement, “cost driver” restructuring, and “reprofiling debt”.

• Improvement of “Revenue Generator” One of the key factors to encourage positive

financial and non-financial performance is to maximize all potentials that can lead to the higher revenue. Therefore, the Company seeks to focus on improving revenue related aspects including aviation network and channel distribution. Particularly in 2015, the Company encouraged fleet deployment on more specific market and restructured its network in order to better utilize resources. Flight network restructuring was done by reducing less profitable routes, postponing the opening of new routes, and adjusting some routes in Australia and Japan.

Additionally, Garuda Indonesia also continues to develop its routes to China outside the three cities that have been covered today (Beijing, Shanghai, Guangzhou), by implementing charter flights to other cities in China such as Chengdu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang and Chengzhou to and from Denpasar as well as Manado. At the same time, the Company continued to explore on other markets such as the Middle East, in particular to increase the pilgrimage (umroh) market.

• RestructuringofCostDriver In order to promote cost efficiency without reducing

the quality of the services provided, Garuda Indonesia focused on performing fundamental changes from upstream to downstream, including the improvement of aircraft utilization in the right market. The Company has also conducted aircraft rotation, optimized cabin crew’s utilization, and reduced inventory cost for in-flight services as well as other key initiatives oriented towards cost efficiency and more effective operations. The






Perseroan menghasilkan realisasi efisiensi yang berdampak penurunan biaya operasi sebesar 15,8% pada tahun 2015, atau menurun sebesar US$682.5 juta dibandingkan tahun lalu. Di samping itu, Perseroan juga secara konsisten memperbaiki dan mengoptimalkan lini e-commerce dan layanan kantor perwakilan yang dimiliki agar dapat memantau dan meningkatkan kinerja penjualan.

• “ReprofilingDebt”

Dalam rangka strategi Quick Wins, Garuda Indonesia melakukan reprofiling terhadap semua fasilitas pembiayaan komersial dengan melunasi fasilitas kredit jangka pendek dan mengubahnya menjadi fasiitas kredit jangka panjang, melakukan relaksasi beberapa syarat, serta meningkatkan arus kas positif perusahaan. Sebagai bagian dari strategi tersebut, Perseroan telah melakukan kerja sama dengan National Bank of Abu Dhabi dan Dubai Islamic Bank, senilai US$400 juta, serta proses akhir kerja sama dengan BII-Maybank sebesar US$100 juta, berupa pembiayaan talangan yang merupakan bagian dari rencana pembiayaan dan pengembangan ke depan melalui penerbitan Obligasi Sukuk International sebesar US$500 juta.

Lebih lanjut, Perseroan juga menggandeng 4 bank swasta dalam kemitraan lindung nilai alias hedging dalam bentuk Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp2 triliun. Keempat bank tersebut yaitu PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Mega Tbk, ANZ Indonesia dan Standard Chartered Indonesia. Efisiensi dari transaksi CCS, tahap dua masa tenor 3 tahun 3 bulan diperkirakan mencapai US$35,5 juta. Dengan dipatoknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, maka pembayaran untuk biaya operasi dalam Dollar menjadi stabil dan kegiatan operasional Perseroan dapat lebih konsisten.

Melalui penerapan strategi mitigasi keuangan yang mendukung pengembangan investasi perusahaan tersebut, Garuda Indonesia berhasil kembali rebound di tengah iklim industri yang kian ketat dan terus berubah. Akan tetapi, sejumlah tantangan masih membayangi kebangkitan Perseroan. Di antaranya adalah percepatan antisipasi pasar di mana Perseroan harus dapat berinovasi untuk membuat revenue generator bergerak lebih cepat sesuai yang diharapkan.

Perseroan dihadapkan pada tantangan untuk memperkuat penetrasi pasar dari channel distribution

Company achieved efficiency which cut down the operational cost to15.8% in 2015, or decreased by US$682.5 million than last year. Additionally, the Company also consistently improved and optimized its e-commerce line of business and branch office services in order to monitor and improve sales performance.

• “ReprofilingDebt” In line with the Quick Wins strategy, Garuda

Indonesia has performed reprofiling of all of its commercial financing facilities by repaying its short-term loan facilities and converted them into long-term loan facilities, relaxing some requirements, as well as improving the Company’s positive cash flow. As part of those strategies, the Company has entered into an agreementwith the National Bank of Abu Dhabi and Dubai Islamic Bank valued at US$400 million, and is in the final stage of agreement with BII-Maybank valued at US$100 million, in the form of bridge financing as part of the Company’s financing and development forward plan through the issuance of Global Sukuk Bond amounting to US$500 million.

Additionally, the Company has engaged 4 private banks in hedging partnership in the form of Cross Currency Swap (CCS) amounting to Rp2 trillion. The four banks include PT Bank International Indonesia Tbk, PT Bank Mega Tbk, ANZ Indonesia and Standard Chartered Indonesia. The efficiency of Cross Currency Swap transaction, phase two with a tenor of 3 years 3 months is expected to reach US$35.5 million. By pegging the Rupiah against the US Dollar, payments of US Dollar-denominated operational costs will be more stable and the Company’s operational performance will be more consistent.

Through the implementation of the financial mitigation strategies that promoted the Company’s investment development, Garuda Indonesia successfully rebounded in the midst of increasingly stringent and constantly changing industry environment. Nevertheless, a number of challenges continued to hinder the Company’s revival. Amongst others, is the acceleration of market’s anticipation on which the Company has to continuously innovate in order to produce revenue generator that moves faster than what has been expected.

The Company is challenged to strengthen market penetration through its distribution channels, primarily







yang dimiliki terutama e-commerce yang sedianya menjadi jantung operasional negara-negara maju. Sejauh ini, e-commerce baru memberikan kontribusi sekitar 18% dan oleh karena itu harus terus ditingkatkan guna memperkuat landasan operasional Perseroan di masa mendatang.

Perseroan juga harus terus menggiatkan pengembangkan penerapan dan integrasi teknologi informasi dalam operasional layanannya. Perseroan akan berusaha untuk bertransformasi menjadi perusahaan penerbangan yang berbasis teknologi tinggi dan menawarkan layanan unggul yang memiliki unsur human touch bagi pelanggannya. Terakhir, Perseroan juga akan terus berupaya untuk meningkatkan value for money sebagai full service airlines.

PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Dalam kondisi perekonomian apapun, Garuda Indonesia tetap menjunjung tinggi komitmennya untuk senantiasa menjaga agar usahanya tetap dijalankan dalam prinsip kehati-hatian dan kewajaran, diimbangi dengan penciptaan iklim berbisnis yang sehat dan bertanggungjawab melalui penerapan praktik tata kelola terbaik. Oleh karena itu, Direksi terus berupaya mendorong setiap individu Garuda Indonesia untuk menghayati prinsip tata kelola perusahaan dan mengimplementasikannya secara mandiri dan penuh kesadaran.

Langkah yang mempertegas komitmen Perseroan terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada tahun 2015 adalah dengan melakukan penyempurnaan pengungkapan GCG pada situs Perseroan, self-assessment GCG, pembaharuan Etika Bisnis dan Etika Kerja, pembaharuan Ketentuan Program Whistleblowing System (WBS), dan penerapan program-program GCG pada enitas anak Perseroan.

Dalam tahun-tahun mendatang, Perseroan akan terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan terhadap organ dan perangkat-perangkat GCG dan menerapkan langkah-langkah strategis dalam rangka peningkatan implementasi GCG pada segenap organisasi termasuk anak perusahaannya.

PERUBAHAN KOMPOSISI DIREKSI

Pada tahun 2015 telah terjadi perubahan dalam komposisi anggota Direksi Perseroan yang ditetapkan

e-commerce, which becomes the center of operations for developed countries. So far, e-commerce has only contributed approximately 18% and therefore must be improved in order to solidify the Company’s operations in the future.

The Company must also continue to intensify its implementation development and technology integration in the operation of its services. The Company has yet to take a long and winded road in order to become a high technology airline company and to offer superior services with an element of human touch to its customers. Lastly, the Company will continue to strive to improve its value for money as a full service airline.

IMPlEMENTATIoN of GooD CoRPoRATE GovERNANCE In any economic conditions, Garuda Indonesia continue to uphold its commitment to always run its business in prudent and reasonableness, compensated by the creation of healthy business environment and responsibilities by applying the best good corporate governance practices. Therefore, the Board of Directors continues to encourage every Garuda Indonesia’s individuals to live up to the principles of Good Corporate Governance and to implement them independently and conscientiously.

Several measures that reinforce the Company’s commitment towards the implementation of Good Corporate Governance in 2015 include improving the disclosures of GCG on the Company’s website, GCG self-assessment, Business Ethics and Work Ethics renewal, renewal of the Whistleblowing System (WBS) Program Provisions and the implementation of GCG programs in the Company’s subsidiaries.

In the coming years, the Company will continue to develop and improve the GCG’s organs and apparatus, and implementing strategic measures to improve the implementation of GCG in the entire organization including its subsidiaries.

CHANGES IN THE boARD of DIRECToRS In 2015 there has been a change in the Board of Directors as etablished by the Annual General Meetings






berdasarkan keputusan RUPS Tahunan 2015 pada tanggal 15 Mei 2015, susunan anggota Direksi Garuda Indonesia hingga akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut: • M.ArifWibowosebagaiDirekturUtama• HandayanisebagaiDirekturNiaga• HeriyantoAgungPutrasebagaiDirekturSDM&

Umum• IGustiNgurahAskharaDanadiputrasebagaiDirektur

Keuangan & Manajemen Risiko• IwanJoeniartosebagaiDirekturTeknik&Teknologi

Informasi• NicodemusP.LampesebagaiDirekturLayanan• NoviantoHerupratomosebagaiDirekturOperasi

PROSPEK USAHA 2016

International Air Transport Association (IATA) memproyeksikan total jumlah penumpang angkutan udara seluruh dunia tahun 2016 mencapai 3,8 miliar dengan perjalanan lebih dari 54 ribu rute, dan angka permintaan jasa perjalanan udara diperkirakan tumbuh 6,9%. Sementara itu, pertumbuhan kapasitas penumpang diperkirakan sebesar 7,1%. Di kawasan Asia Pasifik pertumbuhan kapasitas penumpang diperkirakan lebih tinggi dari pertumbuhan global, yang naik dari 6% pada 2015 menjadi 8,4% pada 2016.

IATA juga memprediksi pertumbuhan laba bersih industri penerbangan global di 2016 sebesar 5,1% menjadi US$36,3 miliar dan menaikkan prediksi laba bersih industri pada 2015 menjadi U$ 33 miliar atau naik 4,6%. Penguatan kinerja industri penerbangan global tahun depan dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, yakni rendahnya harga minyak dunia, kenaikan permintaan jasa perjalanan, menguatnya perekonomian di beberapa wilayah kunci, serta keberhasilan upaya efisiensi.

Di tengah ketidakpastian yang diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2016, kondisi perekonomian global maupun Indonesia diprediksi akan menjadi lebih baik daripada tahun 2015. Pemulihan ekonomi global juga diyakini akan berlangsung lambat. Namun demikian, ekonomi global dipercaya dapat tetap mempertahankan keseimbangan meski masih dibayangi dampak krisis keuangan global yang menahan laju pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara-negara di dunia dan juga menekan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5,0%-5,2%.

of Shareholders (AGMS) 2015 on May 15, 2015. Garuda Indonesia’s Board of Directors by the end of 2015 consisted of:

• M.ArifWibowoasPresidentDirectorandCEO• HandayaniasDirectorofCommercial• HeriyantoAgungPutraasDirectorofHumanCapital

and Corporate Affairs• IGustiNgurahAskharaDanadiputraasDirectorof

Financial and Risk Management• IwanJoeniartoasDirectorofMaintenanceand

Information Technology• NicodemusP.LampeasEVPServices• NoviantoHerupratomoasDirectorofOperations

2016 buSINESS PRoSPECT International Air Transport Association (IATA) has projected the total number of airline passengers worldwide in 2016 to reach 3.8 billion with more than 54 thousand routes, and demand for air travel services is expected to grow 6.9%. Meanwhile, passenger capacity growth is estimated to be slightly above passenger demand at 7.1%. Passenger capacity growth in Asia Pacific is expected to be above the global growth, which increased from 6% in 2015 to 8.4% in 2016.

IATA also estimated global aviation industry’s net profit growth in 2016 to reach 5.1% to US$36.3 billion and raised the industry’s net profit forecast in 2015 to US$33 billion which represents a 4.6% increase. The strengthening of the global aviation industry’s performance next year has been led by a combination of several factors, namely low world oil prices, rise in the demand of travel services, the strengthening of the economy in several key regions, as well as the success in efficiency initiatives.

In the midst of uncertainty that is expected to continue in 2016, global as well as Indonesia’s economic conditions are likely to improve compared to 2015. Global economic recovery is also expected to remain sluggish. Nevertheless, the global economy is believed to still maintain a balance, even though still shadowed by the impact of the global financial crisis that has put a halt to the economies in most of the world’s countries and dampened Indonesia’s economic growth in the range of 5.0%-5.2%.







Selain itu, kinerja industri penerbangan nasional pada tahun 2016 akan turut dipengaruhi oleh pemberlakuan ASEAN Open Sky 2016. ASEAN Open Sky adalah kebijakan membuka wilayah udara antar-sesama anggota negara ASEAN yang akan dilaksanakan tahun 2016. Dalam menghadapi ASEAN Open Sky 2016, Garuda Indonesia telah menyiapkan tiga strategi utama. Strategi pertama yang diterapkan adalah dengan memperluas jaringan rute penerbangan di wilayah ASEAN dengan melakukan penerbangan langsung ke semua ibu kota negara-negara anggota ASEAN.

Strategi kedua adalah membangun hub transit baru yang dapat meningkatkan lalu lintas penerbangan di ASEAN dan selanjutnya dapat menjadi konektivitas penerbangan menuju Eropa dan Amerika Serikat. Sementara strategi yang ketiga berupa pembukaan rute-rute penerbangan baru menuju kota-kota penting maupun kota-kota sekunder di wilayah ASEAN.

Untuk mengantisipasi tren penerbangan tahun 2016 dan jangka panjang, Garuda Indonesia juga telah merancang strategi jangka panjang barunya yakni ‘Sky Beyond’.

APRESIASI DAN PENUTUP

Direksi menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada para karyawan dan seluruh mitra kerja atas kerja keras dan ketulusan untuk membawa Garuda Indonesia menjadi aset kebanggaan bangsa. Terima kasih juga kami sampaikan kepada pelanggan, Pemerintah dan pihak regulator serta masyarakat luas atas segala dukungan mendorong kemajuan Garuda Indonesia.

Pada tahun 2016, Perseroan akan terus berupaya untuk mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan di masa mendatang bagi seluruh pemegang saham, pemangku kepentingan bagi dan Negara Republik Indonesia.

In addition, national aviation industry’s performance in 2016 will also be affected by the implementation of the 2016 ASEAN Open Sky. ASEAN Open Sky is a policy designed for an open airspace between fellow ASEAN member countries to be implemented at the end of 2016. In anticipating the 2016 ASEAN Open Sky, Garuda Indonesia has implemented three core strategies. The first strategy is to expand its network routes in the ASEAN region by providing direct flights to all of the ASEAN member countries’ capital cities.

The second strategy is to develop new hub transit that will improve airline traffic in ASEAN to improve flight connectivity services to Europe and the United States. The third strategy, on the other hand, will be the opening of the new flight routes to the key cities as well as secondary cities in ASEAN region.

To anticipate flight trends in 2016 and in the long-term, Garuda Indonesia has also designed a new long-term strategy of ‘Sky Beyond’.

CloSING AND APPRECIATIoNThe Board of Directors would like to thank and give utmost appreciation to the employees and all business partners for their hard work and sincerity to bring Garuda Indonesia as the pride of the nation. Highest gratitud also goes to all customers, the Government and the regulators as well as the general public for their support in promoting Garuda Indonesia’s development.

In 2016, the Company will continue its efforts to realize sustainable performance growth in the future for all shareholders, stakeholders and the Republic of Indonesia.

Muhammad Arif WibowoDirektur Utama

President Director & CEO

Atas Nama Direksi,On the behalf of the Board of Directors,

DIREKSIBoard of Directors

Iwan JoeniartoDirektur Teknik & Teknologi Informasi

Director of Maintenance & Information Technology

I Gusti Ngurah Askhara DanadiputraDirektur Keuangan dan Manajemen RisikoDirector of Finance and Risk Management

HandayaniDirektur Niaga

Director of Commercial






Novianto HerupratomoDirektur Operasi

Director of Operations

Nicodemus Panurung LampeDirektur LayananDirector of Service

Heriyanto Agung PutraDirektur Sumber Daya Manusia & UmumDirector Human Capital & Corporate Affairs

M. Arif WibowoDirektur Utama












PROFIL DIREKSIBoard of Directors Prof ile

HandayaniDirektur NiagaDirector of Commercial





Vice President Department Head – Cards Business Development PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Senior Vice President Group Head – Consumer Cards Group, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Director of Marketing & Alternate Distribution, PT. AXA Mandiri Financial Services, Jakarta

2003 – 2004

2004 – 2013

2013 – 2014

Vice President Department Head – Cards Business Development of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Senior Vice President Group Head – Consumer Cards Group of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Director of Marketing & Alternate Distribution of PT AXA Mandiri Financial Services, Jakarta

ASIA E-Commerce Conference di Kuala Lumpur

Workshop AEPP, LN Consulting di Jakarta

May 2015

Jun 2015

ASIA E-Commerce Conference in Kuala Lumpur

Workshop AEPP, LN Consulting in Jakarta

Sarjana Kedokteran Gigi dari Universitas Airlangga

Magister Manajemen dari Universitas Padjajaran

1989

2011

Bachelor of Dentistry majoring at Airlangga University

Master Management at Padjajaran University




M. Arif WibowoDirektur UtamaPresident Director & CEO





EVP Marketing dan Sales PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Direktur Utama PT Citilink Indonesia

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

2012

2012 – 2014

2014 - Present

EVP Marketing and Sales of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

President Director of PT Citilink Indonesia

President Director of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

International Conference on Industrial Engineering and Service Science (IESS) 2015 di Yogyakarta

Indonesia Airport & Aviation Business Forum 2015 yang diadakan sebagai bagian dari Indonesia Infrastructure Week 2015 di Jakarta

Seminar Reshaping, Sharpening & BUMN Outlook 2016 di Jakarta

Sep 2015

Nov 2015

Dec 2015

International Conference on Industrial Engineering and Service Science (IESS) 2015 in Yogyakarta

Indonesia Airport & Aviation Business Forum 2015 held in conjunction with Indonesia Infrastructure Week 2015 in Jakarta

Seminar Reshaping, Sharpening & BUMN Outlook 2016 in Jakarta

Sarjana Teknik Mesin dari ITS Surabaya

Magister Manajemen Transportasi Udara dari Universitas Indonesia

1989

1995

Bachelor in Mechanical Engineering at Sepuluh November Institute of Technology

Master Management of Air Transportation at University of Indonesia









Heriyanto Agung PutraDirektur Sumber Daya Manusia & UmumDirector Human Capital & Corporate Affairs





Komisaris GMF AeroAsia

Sekretaris Jenderal Forum Human Capital Indonesia (FHCI)

Ketua Pengawas Yayasan Kesehatan Garuda Indonesia

2012 – Present

2013 – Present

2013 – Present

Commissioner of GMF AeroAsia

Secretary General of Forum Human Capital Indonesia (FHCI)

Head of Supervisor of Garuda Indonesia Health Foundation

Seminar Optimalisasi Peran Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab Dekom BUMN dan Anak Perusahaan di Bandung

Seminar Penerapan Aksi Korporasi dan Pencegahan Korupsi pada BUMN dan Corporate Forum BNI Securities di Jakarta

Sinergi BUMN untuk Transformasi Indonesia di Jakarta

Mar 2015

May 2015

Dec 2015

Seminar on Optimizing the Role of Duties, Authorities and Responsibilities BOC in SOEs and Subsidiaries in Bandung

Seminar on Implementation of Corporate Actions and Prevention of Corruption Act in SOEs and Corporate Forum BNI Securities in Jakarta

SOEs Synergy for Indonesia Transformation in Jakarta

Sarjana Manajemen Keuangan dari STIM YPLG, Jakarta

Magister Kebijakan Bisnis dari Universitas Indonesia

1991

2002

Bachelor in Financial Management at STIM YPLG, Jakarta

Master Business Policies at University of Indonesia









Director of Barclays Capital

Director Standard Chartered Singapore

Head of Natural Resources Group and SOE – Executive Director PT ANZ Bank Indonesia

Direktur Keuangan PT Pelindo III

Director of Barclays Capital

Director of Standard Chartered Singapore

Head of Natural Resources Group and SOE – Executive Director of PT ANZ Bank Indonesia

Director of Finance of PT Pelindo III

Citi-INSEAD Treasury Leadership Forum 2015 di Singapura

2nd ASEAN Fixed Income Summit (AFIS) di Manila

Workshop Cost Leadership for Operation di Jakarta

Citi-INSEAD Treasury Leadership Forum 2015 in Singapore

2nd ASEAN Fixed Income Summit (AFIS) in Manila

Workshop Cost Leadership for Operation in Jakarta

Sarjana Ekonomi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Magister Manajemen Administrasi Bisnis dari Universitas Indonesia

Bachelor in Economy at Gajah Mada University, Yogyakarta

Master Management of Business Administration at University of Indonesia

Pengalaman Kerja / Work Experience2007 – 2008

2008 – 2011

2012

2014

Apr 2015

Sep 2015

Oct 2015

1994

2001








Nicodemus Panurung LampeDirektur LayananDirector of Service




Dasar Hukum Pengangkatan / Legal Basis of AppointmentRUPST 15 Mei 2015 / AGM, May 15, 2015

Vice President Customer Loyalty PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Vice President Asia Region (ASEAN and South Asia) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Vice President Domestic Region 2 (Jakarta, West Java and Banten) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Komisaris Utama PT Aerofood Indonesia

2011 – 2012

2012 – 2013

2013 – 2015

2015 - Present

Vice President Customer Loyalty of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Vice President Asia Region (ASEAN and South Asia) of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Vice President Domestic Region 2 (Jakarta, West Java and Banten) of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

President Commissioner of PT Aerofood Indonesia

Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) Tahun 2015 di Jakarta

Dec 2015

National Conference on Corruption Eradication (KNPK) 2015 in Jakarta

Sarjana Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret, Solo

Magister Manajemen Transportasi Udara dari Universitas Indonesia-MIT

1985

1997

Bachelor in Economy at Sebelas Maret University, Solo

Master Management of Air Transportation at University of Indonesia-MIT




Iwan JoeniartoDirektur Teknik & Teknologi InformasiDirector of Maintenance & Information Technology





Sarjana Teknik Industri dari ITS Surabaya1992Bachelor in Industrial Engineering at Sepuluh November Institute of Technology



PROFIL DIREKSIBoard of Directors Profile

EVP Line Operation PT GMF AeroAsia

Direktur Teknik & Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

2012 – 2013

2014

EVP Line Operation of PT GMF AeroAsia

Director of Maintenance and Fleet Management of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk






Novianto HerupratomoDirektur OperasiDirector of Operations





General Manager Incident Investigation in Safety Department PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Vice President Corporate Quality, Safety & Environment Management PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Executive Vice President Operations PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

2003 – 2005

2005 – 2012

2012 – Present

General Manager Incident Investigation in Safety Department of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Vice President Corporate Quality, Safety & Environment Management of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Executive Vice President Operations of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Bio Energy Week di Medan

Airport Community Platform di Jakarta

2nd International Green Aviation Conference 2015 di Bali

May 2015

Jun 2015

Aug 2015

Bio Energy Week in Medan

Airport Community Platform in Jakarta

2nd International Green Aviation Conference 2015 in Bali

D3 Penerbang dari LPPU Curug1981Diploma in Aviation at LPPU Curug





Identitas Perseroan

Visi, Misi, dan Kerangka Nilai

Sekilas Perseroan

Jejak Langkah

Bidang Usaha

Produk dan Jasa

Lembaga dan Profesi Penunjang

Pasar Modal

Perkembangan Armada

Corporate Identity

Vision, Mission, and Core Values

Company at a Glance

Milestones

Line of Business

Products and Services

Capital Market Supporting

Professions and Institutions

Fleet Development

50

52

54

58

60

62

63

64

Profil Armada

Destinasi Penerbangan Domestik

Destinasi Penerbangan Internasional

Struktur Organisasi

Struktur Grup

Peristiwa Penting 2015

Fleet Profiles

Domestic Flight Destination

International Flight Destination

Organizational Structure

Group Structure

2015 Significant Events

66

68

70

72

74

76






IDENTITAS PERSEROAN Corporate Identity

Nama Perusahaan

Bidang Usaha

Status Perusahaan

Kepemilikan

Tanggal Pendirian:

Landasan Hukum Pendirian

Modal Dasar


Jasa Transportasi

(Transportation Service)

Perseroan Terbuka

(Public Company)

• PemerintahNegaraRepublikIndonesia/Government of the

Republic of Indonesia: 60,5%

• CreditSuisseAGSingaporeTCARCLPTTransAirways:24,6%

• Masyarakat(kepemilikandibawah2%)/Public (with ownership

of less than 2%): 14,9%

31 Maret 1950

(March 31, 1950)

Akta Pendirian No. 8 tanggal 4 Maret 1975 sebagaimana diubah

dengan Akta Perubahan No. 42 tanggal 21 April 1975, dan kemudian

diubah dengan Akta Perubahan No. 24 tanggal 12 Juni 1975,

ketiganya dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris

di Jakarta yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A. 5/225/8

tertanggal 23 Juni 1975 (“Akta Pendirian”).

Deed of Establishment No. 8 dated March 4, 1975, which was set

forth in the Deed of Amendment No. 42 dated April 21, 1975 that

later changed to Deed of Amendment No. 24 dated June 12, 1975,

three of which were drawn up before Soeleman Ardjasasmita, S.H.,

Notary in Jakarta, and has obtained approval from the Minister of

Justice of the Republic of Indonesia in a Letter No. Y.A. 5/225/8

dated June 23, 1975 (“Deed of Establishment”).

30.000.000.000 saham dengan nilai nominal total

Rp13.770.000.000.000 atau masing-masing bernilai Rp459

30,000,000,000 shares with total par value of Rp13,770,000,000,000

or Rp459 each

Company Name

line of business

Company Status

ownership

Date of Establishment

legal basis of Establishment

Authorized Capital






Modal Disetor

Pencatatan Saham

Kode Saham

Jenis Saham

Jumlah Armada

Jumlah Karyawan

Alamat

Paid-up Capital

Share listing

Ticker Code

Share Type

Total fleet

Number of Employees

Address

25.868.926.633 saham dengan nilai nominal total

Rp11.873.837.324.547

25,868,926,633 shares total par value of Rp11,873,837,324,547

Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada

11 Februari 2011

The Company listed its shares at Indonesia Stock Exchange on

February 11, 2011

GIAA

Saham Seri A Dwiwarna dan Saham Seri B

Series A Dwiwarna Shares and Series B Shares

187 armada per 31 Desember 2015

187 fleets as of December 31, 2015

8.248

Registered Office

Jl. Kebon Sirih No. 44

Jakarta 10110, Indonesia

Contact Address

Investor Relations

Management Building 2nd Floor

Garuda City

Soekarno-Hatta International Airport

Cengkareng 19120

Indonesia

T. (+62 21) 2560 1201

F. (+62 21) 5591 5673

E. [email protected]







VISI DAN MISI

KERANGKA NILAI

Vision and Mission

Core Values

VISIVision

A strong distinguished airline through providing quality services to serve people and goods around the world with Indonesian hospitality.

MISI MissionSebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

The flag carrier of Indonesia that promotes Indonesia to the world, supporting national economic development by delivering professional air travel services.

Visi & Misi Perseroan telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 23 April 2009 serta dievaluasi oleh Dewan Komisaris secara periodik setiap 3 (tiga) tahun.The Company’s Vision and Mission have been approved by the the Board of Commissioners and the Board of Directors on April 23, 2009 while also being evaluated periodically by the Board of Commissioners every 3 (three) years.

Efficient and Effective

Bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu guna memberikan hasil yang berkualitas.

Loyalty

Menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.

Customer Centricity

Melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Honesty and Openness

Menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan.

Integrity

Menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Efficient and Effective

Work in an accurate, efficient, and timely manner to produce high-quality result.

Loyalty

Carry out duties with full dedication and responsibility.

Customer Centricity

Serve with sincerity and focus on customer satisfaction.

Honesty and Openness

Maintain dignity and refrain from improper conduct that may damage Company’s image and profession.

Integrity

Uphold honesty, sincerity, openness and caution.

Menjadi perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.






Perusahaan Penerbangan yang Andal

Garuda Indonesia mengimplementasikan strategi yang tepat untuk selalu berhasil membukukan keuntungan, dengan operating profit margin yang lebih baik dari rata-rata industri, sekaligus memiliki reputasi yang baik, terpandang dan disegani. Untuk memperoleh reputasi itu, safety and quality record haruslah mengesankan (tercapai kecelakaan nihil).

Layanan Berkualitas

Garuda Indonesia mengimplementasikan strategi untuk memberikan layanan yang memuaskan.

Masyarakat Dunia

Garuda Indonesia mengimplementasikan strategi untuk mengembangkan jaringan rute yang menjangkau lima benua di seluruh dunia, baik penerbangan langsung maupun melalui kerja sama aliansi strategis dengan maskapai lain.

Keramahan Indonesia

Garuda Indonesia mengimplementasikan strategi pelayanan yang unik, yang membedakan dari maskapai penerbangan lain. Pada setiap rute yang dilayani Garuda Indonesia, penumpang akan menemukan nuansa keramahan Indonesia sebagai sesuatu yang khas sehingga perjalanan terbang bersama Garuda Indonesia menjadi sebuah pengalaman yang spesial.

Reliable Airline Company

Garuda Indonesia implements appropriate strategies to always record profit with better operating margin than that of the average industry and gain reputable and respected reputation. In order to achieve such reputation, safety and quality record should be impressive (zero accident).

Quality Service

Garuda Indonesia implements strategy to provide satisfying services.

People Around the World

Garuda Indonesia implements strategy to develop route network to five continents around the world, both direct flight and through strategic alliance with other airlines.

Indonesia’s Hospitality

Garuda Indonesia implements a unique service strategy, different from other airlines. In every flight route that Garuda Indonesia serves, passenger can feel the ambience of Indonesia’s hospitality as a unique experience, thus the flight with Garuda Indonesia could become a special experience.

Makna Visi dan Misi Garuda IndonesiaMeaning of vision and Mission of Garuda Indonesia






PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (yang selanjutnya disebut sebagai “Perseroan”) didirikan berdasarkan akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari notaris Raden Kadiman. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Serikat No. 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No. 136.

Perusahaan yang awalnya berbentuk Perusahaan Negara, berubah menjadi Persero berdasarkan Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H., sebagai realisasi Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1971. Perubahan ini telah diumumkan dalam Berita

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (herein after referred as “the Company”) was established based on Notarial Deed No. 137 dated March 31, 1950 of Raden Kadiman. The deed was approved by the Minister of Law of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. J.A.5/12/10 dated March 31, 1950 and published in the StateGazette of the Republic of Indonesia No. 30 dated May 12, 1950, Supplement No. 136.

The Company was previously a State Company, based on Deed No. 8 dated March 4, 1975 of Notary Soeleman Ardjasasmita, S.H., and has changed into a state-owned limited liability company pursuant to Government Regulation No. 67 in 1971. This change was published in the


SEKILAS PERSEROAN Company at a Glance

Garuda Indonesia dinobatkan menjadi maskapai penerbangan dengan awak kabin terbaik di dunia dan salah satu dari tujuh maskapai bintang lima di dunia sejak tahun 2014. Garuda Indonesia was named airline with The World’s Best Cabin Crew and one of the seven 5-Star Airline since 2014.







Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 26 Agustus 1975, tambahan No. 434.

Selama kurun waktu tersebut hingga saat ini, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 3 tanggal 15 Mei 2015 dari Aulia Taufani, S.H., notaris di Kabupaten Tangerang, mengenai perubahan Pasal 5 ayat 2a dan Pasal 15 ayat 2.b.4 sehubungan dengan hak-hak istimewa Saham Seri A Dwiwarna dan kewajiban Dewan Komisaris. Perubahan ini telah diterima dan dicatat Kementerian Hukum dan Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-10385.40.21.2014 tanggal 30 Desember 2014.

Seiring waktu dan perkembangan usahanya, armada Perseroan terus berkembang, di mana untuk pertama kalinya maskapai tanah air tersebut mulai membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956 dan kemudian memasuki kawasan Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Dua dekade berikutnya menandai titik penting dalam sejarah Perseroan di mana terjadi revitalisasi dan restrukturisasi terhadap seluruh struktur Perseroan dan kegiatan operasional guna memasuki era persaingan terbuka industri penerbangan baik di kalangan nasional maupun internasional. Dalam proses ini, Perseroan fokus pada pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawannya melalui pendirian sebuah pusat pelatihan karyawan, yaitu Garuda Indonesia Training Center (GITC) yang berlokasi di Jakarta Barat. Selain itu, Garuda Indonesia juga mendirikan Pusat Perawatan Pesawat, Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFAA) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada rentang waktu yang sama.

Setelahnya, era 90-an dan awal milenium juga menjadi babak penting bagi Perseroan dalam aspek pertumbuhan bisnis. Kedua era tersebut dijadikan Garuda Indonesia sebagai tahun-tahun perencanaan di mana maskapai tersebut mulai menyusun strategi jangka panjang dan membentuk manajemen baru. Oleh karena itu, tahun-tahun tersebut banyak diwarnai langkah strategis, evaluasi, peningkatan efisiensi, dan pembaharuan.

State Gazette of the Republic of Indonesia No. 68 dated August 26, 1975, supplement No. 434.

As of today, the Company’s Articles of Association has been amended several times, with the latest amendment based on Deed No. 3 dated May 15, 2015 of Notary Aulia Taufani, S.H., in Tangerang, regarding the amendment of Article 5 paragraph 2a and Article 15 paragraph 2.b.4 on the priviledge right of Series A Dwiwarna Shares and obligation of the Board of Commissioners. The amendment has been approved and registered by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through its Decision Letter No. AHU-10385.40.21.2014 dated December 30, 2014.

Over the course of time and its business development, the Company’s fleet continued to expand in which the airline had its first hajj flight to Mecca in1956 and then expanded its scheduled flight to Europe in 1965 with Amsterdam being the final destination.

The next two decades marked a significant point in the history of the Company in which it underwent revitalization and restructuring across the Company’s structure and operational activities so as to enter the open competition era in both national and international aviation industry. In this process, the Company focused on training and competence development of its employees through the establishment of employee training center, namely Garuda Indonesia Training Center (GITC) located in West Jakarta. In addition, Garuda Indonesia also established Aircraft Maintenance Center, Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFAA) at the Soekarno-Hatta International Airport in the same time frame.

Later, the era of ‘90s and early millennium has also become an important chapter for the Company in terms of business growth. Both era served as Garuda Indonesia’s years of planning in which the airline began to draw up a long-term strategy and form a new management. Therefore, these years were filled with strategic measures, evaluation, efficiency improvement, and renewal.






Dalam perjalanannya sebagai maskapai kebanggaan bangsa, Garuda Indonesia juga tidak henti-hentinya mengasah keunggulan dan menyempurnakan diri, di antaranya dengan secara konsisten berusaha mencapai standar keamanan dan keselamatan terbaik. Atas usahanya tersebut, Garuda Indonesia menjadi satu-satunya maskapai Indonesia yang memperoleh sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator pada tahun 2008.

Tiga tahun berselang, pada usianya yang semakin matang, Garuda Indonesia membuka lembaran baru dengan melenggang sebagai perusahaan publik setelah melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering) atas 6.335.738.000 saham Garuda Indonesia kepada masyarakat pada 11 Februari 2011. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Momen pencatatan saham ke publik merupakan salah satu tonggak sejarah penting bagi Garuda Indonesia setelah berhasil menyelesaikan transformasi bisnisnya melalui kerja keras serta dedikasi berbagai pihak.

Seiring dengan kinerja yang semakin gemilang dan eksistensi yang semakin kuat di industri penerbangan nasional dan global, Garuda Indonesia meraih beragam apresiasi dan penghargaan nasional dan internasional.

Pada tahun 2013, Garuda Indonesia memperoleh penghargaan “The World’s Best Economy Class” dan “Best Economy Class Airline Seat”, serta dinobatkan pada peringkat ke-7 dalam jajaran “The World’s Top 10 Airlines” dan “Airline Terbaik di Kawasan Asia dan Australasia” (“Best in Region: Asia and Australasia”) pada “Passenger Choice Award 2013”. Garuda Indonesia dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh maskapai bintang lima di dunia pada tahun 2014. Pada tahun 2015 Garuda Indonesia memperoleh penghargaan “The World’s Best Cabin Crew” selama dua tahun berturut-turut.

Di samping prestasi yang gemilang, langkah Garuda Indonesia di ranah penerbangan internasional juga semakin mantap sejak bergabung dengan aliansi penerbangan sebagai bagian dari program pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan bergabungnya Garuda Indonesia dalam SkyTeam, pengguna jasa Garuda Indonesia dapat terhubung ke 1.064 destinasi di 178 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai penerbangan anggota SkyTeam dengan total lebih dari 15.700 penerbangan per hari. Selain itu, para

As the nation’s flag carrier, Garuda Indonesia never ceased in honing excellence and self-improvement, among others by consistently trying to achieve the best security and safety standards. Upon this commitment, Garuda Indonesia became the only Indonesian airline which obtained certification of IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator in 2008.

Three years later, as the Company getting mature, Garuda Indonesia has opened a new chapter by waltzing as a public company after holding Initial Public Offering of 6,335,738,000 shares to the public on February 11, 2011. The shares were listed on Indonesia Stock Exchange on February 11, 2011 with the ticker code GIAA. The moment of shares listing was an important milestone for Garuda Indonesia after successfully completing its business transformation through hard work and dedication of all parties.

Along with the increasing performance and growing existence in national and global aviation industry, Garuda Indonesia has received several national and international awards.

In 2013, Garuda Indonesia was awarded “The World’s Best Economy Class” and “Best Economy Class Airline Seat”, and was ranked 7th in “The World’s Top 10 Airlines” and “Best Airline in Central Asia and Australasia” (“Best in Region: Asia and Australasia”) on “Passenger Choice Award 2013”. Garuda Indonesia was crowned as one of seven five-star airline in the world in 2014. In 2015, Garuda Indonesia was awarded as “The World’s Best Cabin Crew” for two consecutive years.

In addition to the glorious achievement, Garuda Indonesia’s steps in the realm of international flights were also increasingly steadily since joining the airline alliance as part of its international network expansion program. Upon joining the SkyTeam, Garuda Indonesia’s service users could connect to 1,064 destinations in 178 countries served by all SkyTeam member airlines with a total of more than 15,700 flights per day. In addition, service users of Garuda Indonesia also provided with direct access to the best 564 SkyTeam

SEKILAS PERSEROAN Company at a Glance






pengguna jasa Garuda Indonesia juga mendapatkan akses langsung ke 564 lounges SkyTeam terbaik di seluruh dunia. Selain itu, Garuda Indonesia juga melakukan perjanjian codeshare dengan 21 maskapai internasional di Asia Timur, Asia Tenggara, Saudi Arabia, Eropa, dan Amerika.

Memasuki tahun ke 70 di industri penerbangan, Garuda Indonesia telah menempuh perjalanan jauh untuk pertama kalinya di tahun 1949. Dalam perjalanan panjangnya sebagai maskapai milik pemerintah, Garuda Indonesia terus bertransformasi dari sebuah maskapai nasional pertama menjadi salah satu maskapai kelas dunia kebanggaan Indonesia yang melayani berbagai destinasi pilihan di lingkup domestik maupun internasional.

Hingga 2015, Garuda Indonesia memiliki 7 (tujuh) entitas anak yang berfokus pada produk/jasa pendukung bisnis perusahaan induk, yaitu PT Aero Wisata, PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, PT Citilink Indonesia, PT Gapura Angkasa, dan Garuda Indonesia (GIH) France. Dalam kegiatan kesehariannya, Garuda Indonesia didukung oleh 8.248 orang karyawan, termasuk 177 orang siswa yang tersebar di kantor pusat dan kantor cabang.

lounges around the world. In addition, Garuda Indonesia also has codeshare agreement with 21 international airlines in East Asia, Southeast Asia, Saudi Arabia, Europe, and the United States.

Entering the 70th year in the aviation industry, Garuda Indonesia has come a long way since 1949. In its lengthy journey as a state-owned airline, Garuda Indonesia continues to transform from the first national carrier to become one of the world-class airline that provides various domestic and international flight.

As of 2015, Garuda Indonesia has 7 (seven) subsidiaries which focus on business supporting products/services, namely PT Aero Wisata, PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, PT Citilink Indonesia, PT Gapura Angkasa, and Garuda Indonesia (GIH) France. In its daily operations, Garuda Indonesia is supported by 8,248 employees, including 177 students across head office and branch offices.






1949Penerbangan perdanaGaruda Indonesia.

JEJAK LANGKAHMilestones

The inaugural flight of Garuda Indonesia.

1985Garuda Indonesia mulai menggunakan logo ‘Modern Bird Symbol’ yang masih digunakan hingga saat ini.

Garuda Indonesia beginsusing the ‘Modern Bird Symbol’ logo that is stillused today.

2008Garuda Indonesia menerima sertifikasi IATA Operational SafetyAudit (IOSA), sertifikasi keamanan dan keselamatan penerbangan yang diakui secara internasional.

Garuda Indonesia receivesIATA Operational SafetyAudit (IOSA) certification,an internationallyaccredited globalcertification for flightsafety and security.

2011Garuda Indonesia menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Garuda Indonesia becomesa public company, registeringits shares on the IndonesianStock Exchange (IDX).

2010Garuda Indonesia dinobatkan menjadi ‘4-Star Airline’ dan ‘The World’s Most Improved Airline’ oleh Skytrax.

Garuda Indonesia isrecognised as a ‘4-StarAirline’ and ‘The World’sMost Improved Airline’by Skytrax.






March 5, 2014Garuda Indonesia bergabung dengan SkyTeam Global Alliance.

Garuda Indonesia joins theSkyTeam Global Alliance.

July 15, 2014Garuda Indonesia menerima penghargaan ‘The World’s Best Cabin Crew’ dari Skytrax.

Garuda Indonesia receives‘The World’s Best Cabin Crew’ award from Skytrax.

December 2014Garuda Indonesia memperoleh kehormatan tertinggi untuk menjadi satu dari tujuh 5-Star Airline di dunia, yang diakui oleh Skytrax.

Garuda Indonesia attains thehighest honour of becoming one of only seven 5-Star Airlines in the world, as recognised by Skytrax.

June 16, 2015Garuda Indonesia menerima penghargaan ‘The World’s Best Cabin Crew’ dari Skytrax selama dua tahun berturut-turut.

Garuda Indonesia receives ‘The World’s Best Cabin Crew’ award from Skytrax for the second consecutive year.






BIDANG USAHA Line of Business

Merujuk pada pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termuat dalam Akta tanggal 15 Mei 2015 No. 5, ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan mencakup kegiatan usaha utama sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti dijabarkan berikut ini:

KEGIATAN USAHA UTAMA

1. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

2. Jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

3. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

4. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi katering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

In pursuant to the article 3 of Company’s Articles of Association as set forth in the Deed dated May 15, 2015 No. 3, the scope of Company’s business activities covering main business lines in accordance with prevailing regulations comprised as follows:

MAIN buSINESS lINES1. Undertaking scheduled commercial air

transportation of domestic and international passengers, cargoes and mails;

2. Undertaking non-scheduled commercial air transportation of domestic and international passengers, cargoes and mails;

3. Providing aircraft repair and maintenance to satisfy own needs and the needs of third party;

4. Rendering support services for commercial air transportation operation, such as catering services and ground handling services, to satisfy own needs and the needs of third party;






5. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

6. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;

7. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

8. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga.

Selain itu, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, maka dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang yakni pergudangan, perkantoran, fasilitas pariwisata, dan penyewaan dan pengusahaan sarana dan prasarana yang terkait industri penerbangan.

Saat ini, Perseroan telah menjalankan seluruh ruang lingkup kegiatannya kecuali jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan.

5. Providing information systems services relating to aviation industry, to satisfy own needs and the needs of third party;

6. Providing consultating services relating to aviation industry;

7. Providing education and training services relating to aviation industry, to satisfy own needs and the needs of third party;

8. Providing health care services for aircrew to satisfy own needs and the needs of third party.

In addition, in accordance with the Articles of Association, in order to optimize the utilization of available resources, the Company could provide supporting business activities namely warehousing, offices, tourism facilities, and leasing and operation of facilities and infrastructure associated with aviation industry.

Currently, the Company has run the entire scope of activity except for consulting services related to the aviation industry.

Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang yang terkait industri penerbangan.

In order to optimize the utilization of available resources, the Company could provide supporting business associated with aviation industry.






PRODUK DAN JASA Products and Services

Dalam menyediakan produk dan jasanya, Perseroan mengusung konsep Garuda Indonesia Experience, yaitu menciptakan pengalaman terbang terpadu yang meliputi pelayanan pre-flight, in-flight dan post-flight melalui 5 (lima) panca indera yaitu:

In providing its products and services, the Company brought the concept of Garuda Indonesia Experience, which is to create an integrated flying experience which includes the pre-flight, in-flight and post-flight services through 5 (five) senses namely:

Pengalaman visual yang memanjakan mata penumpang.Visual experience which feast the eyes of passengers.

Sight

Menghadirkan Garuda Indonesia Experience melalui perangkat mutakhir Audio & Video On Demand (AVOD).

Presenting Garuda Indonesia Experience through the advanced Audio & Video On Demand (AVOD) system.

Sound

Membawa aroma yang menyegarkan sekaligus menenangkan di kantor penjualan dan lounge.Create a refreshing and soothing aroma in sales offices and lounges.

Scent

Menyuguhkan cita rasa makanan dan minuman khas nusantara.Presenting the taste of Indonesian food and beverages .

Taste

Menghadirkan konsep touch yang tercermin dalam layanan tulus dan bersahabat.Presenting the concept of touch that is reflected in the sincere and friendly service.

Touch






LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Capital Market Suppor ting Profession and Institution

Pencatatan SahamShare listing

PT Bursa Efek Indonesia

Indonesia Stock ExchangeBursa Efek Indonesia Building 1st Tower,Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 - Jakarta 12190Phone : (+62 21) 5150 515Fax : (+62 21) 5154 153Email : [email protected] Website : www.idx.co.id

Biro Administrasi EfekShare Registrar

PT Datindo Entrycom

Wisma Diners Club AnnexJl. Jend. Sudirman Kav. 34Jakarta 10220Tel. (62 21) 570 9009Fax. (62 21) 570 9026E-mail. [email protected]

Kantor Akuntan PublikPublic Accounting firm

Osman Bing Satrio & Eny

(anggota / a member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited)The Plaza Office Tower 32nd FloorJl. M. H. Thamrin Kav 28-30Jakarta 10530, IndonesiaTel. (62 21) 2992 3100Fax. (62 21) 2992 8200 / 8300Email. [email protected]

NotarisNotary

Fathiah Helmi, SH

Graha Irama Lt. 6Jl. HR. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1&2Kuningan, Jakarta Selatan 12950Tel. +(62-21) 5290 7304-6Fax. +(62-21) 526 1136






PERKEMBANGAN ARMADA Fleet Development

Dioperasikan pada 1949

Operated in 1949

DC 3 DAKOTADioperasikan pada 1950-1956

Operated in 1950-1956

DH HERONDioperasikan pada 1950-1966


CV-340

Dioperasikan pada 1969-1989


DC 9Dioperasikan pada 1976-2004


DC 10



BOEING 747-200Dioperasikan pada 1965

Operated in 1965

DC 8Dioperasikan pada 1969

Operated in 1969

FOKKER 27Dioperasikan pada 1971-2001


FOKKER 28



AIRBUS A300-B4



CV-440

Dioperasikan pada 1961

Operated in 1961

LOCKHEED L -118 ELECTRADioperasikan pada 1963

Operated in 1963

CONVAIR 990 A

Dioperasikan sejak

1989-sekarang*

Operated in 1989-sekarang*

BOEING 737-300Dioperasikan pada 1989-2011


BOEING 737-400Dioperasikan pada 1991-1998


MD 11






Dioperasikan sejak

1989-sekarang*

Operated in 1989-present*

BOEING 737-500Dioperasikan pada 1994-sekarang

Operated in 1994-present

BOEING 747-400

Dioperasikan sejak 2013-sekarang


ATR72-600



AIRBUS A330-300Dioperasikan sejak 2005-sekarang


BOEING 737-800NG



BOMBARDIER CRJ1000 Next Gen Dioperasikan sejak 2013-sekarang


BOEING 777-300ERDioperasikan sejak 2009-sekarang


AIRBUS A330-200



AIRBUS A320-200 Citilink

* Sejak 2015 dioperasikan oleh Citilink* Since 2015 operated by Citilink






Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum

Maximum Cruising Speed :

Jangkauan / Range :

Kapasitas Kursi / Seat Capacity :

Kru / Crew :

AIRBUS A330-300

13 Pesawat / Aircraft

RR Trent 772

880 kph

7.242 km

36** + 215*** = 251

2 kokpit dan 12 kabin

2 cockpit and 12 cabin

Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

AIRBUS A330-200


RR Trent 772

880 kph

12.500 km

36* + 186** = 222



PROFIL ARMADAFleet Prof iles

Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

BOEING 777-300ER


GE 90-115B

944 Kph

14.490 Km

8*+ 38**+ 268*** = 314



Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

BOEING 747-400


GE CF6-80C2B1F

990 kph

14.180 km

42** + 386*** = 428



Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

BOEING 737-800 NG


CFM56-7B

853 kph

5.425 km

12** + 150*** = 162



Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

BOMBARDIER CRJ1000 NextGen


GE CF34-8C5A1

871 kph

2.639 km

12** + 84*** = 96








Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

ATR72-600


PW127M

508 Kph

926 Km

70***



Jumlah / Amount :

Mesin / Engine

:

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

AIRBUS A320-200


IAE V2527-A5 dan CFM56-5B/4 /

IAE V2527-A5 and CFM56-5B/4

871 kph

6.150 km

180***



Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

BOEING 737-300


CFM56-3C1

840 kph

3.515 km

142***



Keterangan Description:*) First Class

**) Kelas Bisnis Business Class***) Kelas Ekonomi Economy Class

Jumlah / Amount :

Mesin / Engine :

Kecepatan Maksimum


Jangkauan / Range :


Kru / Crew :

BOEING 737-500


CFM56-3C1

840 kph

2.515 km

12** + 84*** = 96








DESTINASI PENERBANGAN DOMESTIK Domestic Flight Destination

Destinasi LamaExisting Destination

Destinasi BaruNew Destination

Balikpapan

Banda Aceh

Bandar Lampung

Bandung

Banjarmasin

Banyuwangi

Batam

Bengkulu

Berau

BimaDenpasar

Jakarta

Jambi

Jember

Ketapang

Lhokseumawe

LombokMalang

Medan

Nias

PadangPalangkaraya

Palembang

Pangkal Pinang

Pangkalan Bun

Pekanbaru

Pontianak Putussibau

Sabang

Semarang

Sibolga

Solo

Sumbawa Besar

Surabaya

Tanjung Pandan

Tanjung Pinang

Tarakan

Yogyakarta






Ambon

Bau Bau

Biak

Ende

Gorontalo

Jayapura

Kendari

Kupang

Labuan Bajo

Langgur

Luwuk

Makassar

Mamuju

Manado

Manokwari

Merauke

Palu

Saumlaki

Sorong

Tambolaka

Ternate

Timika






DESTINASI PENERBANGAN INTERNASIONAL International Flight Destination






Amsterdam

Bangkok

Beijing

Guangzhou

Hong Kong

Jeddah

Kuala Lumpur

London

MelbournePerth

Tokyo (Haneda & Narita)

SeoulShanghai

Sydney

Osaka

Singapore






STRUKTUR ORGANISASI Organizational Structure

Berikut adalah struktur organisasi Garuda Indonesia per 12 Desember 2014 sebelum RUPS Luar Biasa diselenggarakan. Struktur ini disahkan melalui Surat Keputusan No. JKTDZ/SKEP/50012/14 tentang Perubahan Organisasi Induk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada 8 April 2014.

The organization structure of Garuda Indonesia as of December 12, 2014 before Extraordinary GMS was held. The structure is ratified through Decision Letter No. JKTDZ/SKEP/50012/14 on Parent Organization of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk on April 8, 2014.

DIREKTUR UTAMAPresident Director & CEO

M. Arif Wibowo

DIREKTUR SDM & UMUMDirector of Human Capital &

Corporate Affairs


DIREKTUR KEUANGAN & MANAJEMEN RISIKO

Director of Finance & Risk Management

I G.N. Askhara Danadiputra

DIREKTUR OPERASIDirector of Operations


• BUSINESS STRATEGY & DEVELOPMENT

• ACQUISITION & AIRCRAFT MANAGEMENT

• CORPORATE QUALITY, SAFETY & ENVIRONMENT MANAGEMENT

• CORPORATE COMMUNICATION

• INTERNAL AUDIT

• CORPORATE SECURITY

Puji Nur Handayani

Jaka Ari Triyoga

Tony Ariskamto Rahardjo

Benny Siga Butarbutar

Sri Mulyati

Muhamad Nur

• HUMAN CAPITAL MANAGEMENT

• BUSINESS SUPPORT & GENERAL AFFAIRS

• LEARNING & DEVELOPMENT

• SBU GARUDA SENTRA MEDIKA

Hendra Sutara

Mukhammad Iksan

Martinus Kayadu

Taufik Pasya Litaay

• FINANCIAL ANALYSIS

• TREASURY MANAGEMENT

• FINANCIAL ACCOUNTING

• CORPORATE SECRETARY, LEGAL & INVESTOR RELATIONS

• ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

I Nyoman Sunia Sanjaya

Fuad Rizal

Pandu Fajar Wisudha

Heri Akhyar

Boedi Soeharto

• FLIGHT OPERATIONS

• OPERATION PLANNING & CONTROL

• OPERATION SUPPORT

• HAJJ & VVIP

Gregorius Sudjatmiko

Triyanto Moeharsono

Rosdi M. Abdullah

Hady Syahrean






DIREKTUR TEKNIK & TEKNOLOGI INFORMASIDirector of Maintenance &


Iwan Joeniarto

DIREKTUR LAYANANDirector of Services

Nicodemus P. Lampe

DIREKTUR NIAGADirector of Commercial

Handayani

• AIRCRAFT MAINTENANCE MANAGEMENT

• AIRWORTHINESS MANAGEMENT

• IT STRATEGY

• SBU GARUDA CARGO

Mukhtaris

Purnomo

Denny Permana

Hari Agung Saputra

• GROUND SERVICES

• INFLIGHT SERVICES

• CABIN SERVICES

Pikri Ilham Kuniansyah

Vindex Valentione Tengker

Sarah Iridina

• MARKETING

• REVENUE MANAGEMENT

• CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT

• ALLIANCE & PARTNERSHIP MANAGEMENT

Selfie Dewiyanti

Agus Irianto

Wibawa Prasetyawan

Heriyanto

• SUMATERA REGION

• JAKARTA RAYA REGION

• JAWA, BALI & NUSA TENGGARA REGION

• KALIMANTAN, SULAWESI & PAPUA REGION

• ASIA REGION

• JAPAN & KOREA REGION

• CHINA REGION

• SOUTH WEST PACIFIC REGION

• DIGITAL BUSINESS

COORDINATOR SALES & DISTRIBUTION

DIREKSIENTITAS ANAK

Board of Directors Subsidiaries

STRUKTUR ORGANISASIPT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk

Moh. Rizal Pahlevi

Dony Widojoko

Flora Izza

Rosyinah

Sentot Mujiono

Fikdanel Thaufik

I Wayan Subagia

Uun Setiawan

(Plh) Wibawa Prasetyawan

(Plh) Grace Purukan






STRUKTUR GRUPGroup Structure


PT Aerowisata


PT Garuda Maintenance

Facility Aero Asia

PT Citilink Indonesia

Garuda Orient Holidays – Australia Pty, Ltd.

Garuda Orient Holidays – Korea Pty, Ltd.

Garuda Orient Holidays – Japan Pty, Ltd.

PT Belitung Inti Permai

PT Mirtasari Hotel Development

PT Senggigi Pratama International

PT Aerofood Indonesia

PT Aerotrans Services Indonesia

PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi

PT Aerojasa Perkasa

PT Bina Inti Dinamika

PT Aeronurti

PT Aeroprima

PT Bumi Minang Padang

PT Nusa Dua Graha Internasional (*)

PT Arthaloka Indonesia

PT Aerohotel Management

PT Merpati Nusantara Airlines

PT Aerojasa Cargo

PT Citra Lintas Angkasa

Kepemilikan MayoritasMajority Ownership

100%

99,99%

99,99%

99,99%

99,99%

99,99%

99,99%

99,87% 99,99%

100%

60%

60%

60%

99%51% 94,27%

3,03%

61,89%

45%

40%

10,10%

6,0%

2,58%

90% 10%






Airlines

Hotel, Catering, Transportation Services, Tour and Travel

Information and Technology Services

Aircraft Maintenance, Repair, and Overhaul

Global Distribution System

Ground Handling Services

Agency Tour and Travel

Hotel

Catering

Transportation Services

Consultation Services & Information Technology Engineeering

Hotel Management

Cargo Service

Healthcare Provider

PT Sabre Travel Network Indonesia

PT Gapura Angkasa GIH France S.A.S

Everest Investment Holdings Ltd

Papas Limited

SBU Garuda Sentra MedikaSBU Cargo

Note :

• PTSabreTravelNetworkIndonesiaformerlyknownas

PT Abacus Disribution System Indonesia

• EverestInvestmentHoldingsformerlyknown

as Abacus International Holding

100%95% 58,75%

17,65% 2,06%

Kepemilikan MinoritasMinority Ownership

Keterangan :

• PTSabreTravelNetworkIndonesiasebelumnyadikenal

dengan nama PT Abacus Disribution System Indonesia

• EverestInvestmentHoldingssebelumnya dikenal dengan

nam Abacus International Holding






Kesuksesan Garuda Indonesia dalam penerbitan Un-rated Global Sukuk Pertama di Asia Pasifik.

Garuda Indonesia’s Success in Issuing the first Un-Rated Global Sukuk in Asia Pacific.

MAY 29

PERISTIWA PENTING 2015 2015 Signif icant Events

Garuda Indonesia melaksanakan Program Quick Wins untuk meningkatkan kinerja.

Garuda Indonesia implemented Quick Wins Program to enhance performance.

JAN 07

Garuda Indonesia melayani penerbangan ke Sabang sehingga kini menghubungkan Sabang Sampai Merauke.Garuda Indonesia provided flight to Sabang, hence connecting Sabang to Merauke.

FEB 02

Garuda Indonesia meluncurkan layanan “Mobile Apps” terbaru dan meresmikan “Garuda Indonesia Online Fair”.Garuda Indonesia launched new Mobile Apps and Inaugurated “Garuda Indonesia Online Fair”.

APR 29

Garuda Indonesia dan Boeing mengumumkan penandatanganan pengadaan 30 pesawat B787-900 dan hingga 30 pesawat B737 MAX 8.

Garuda Indonesia and Boeing announced the signing of 30 Aircrafts B787-900 and 30 Aircrafts B737 MAX 8 procurement.

JUN 15

Garuda Indonesia dan BNI kembali menggelar GATF 2015.

Garuda Indonesia and BNI held GATF 2015.

MAR 24






Garuda Indonesia dan Standard Chartered Bank menandatangani kerja sama Corporate Sales.

Garuda Indonesia and Standard Chartered Bank signed agreement of Corporate Sales.

AUG 03

Garuda Indonesia menyambut kedatangan armada baru Boeing B777 – 300 ER dengan livery Skyteam.

Garuda Indonesia welcomed new fleet of Boeing B777 – 300 ER with Skyteam livery.

OCT 29

Dalam upaya mendukung pengembangan dunia pendidikan nasional, Garuda Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan.In order to support the development of national education, Garuda Indonesia collaborated with the Ministry of Education.

JUL 31

Menteri BUMN RI meresmikan hangar terbesar di dunia.

Minister of State-Owned Enterprise of the Republic of Indonesia Inaugurated the world’s largest hangar.

SEP 28

Dalam rangka perluasan pangsa pasar Tiongkok, Garuda Indonesia meresmikan penerbangan Denpasar – Guangzhou.

In order to expand China’s market share, Garuda Indonesia inaugurated Denpasar – Guangzhou flight.

NOV 23

Garuda Indonesia menerima ISO Delay Management.Garuda Indonesia earned ISO Delay Management.

DEC 15

TINJAUAN UNIT PENDUKUNG BISNISBusiness Supporting Unit Review

Sumber Daya Manusia

Teknologi Informasi

Pengadaan

Human Capital


Procurement

Aspek Keselamatan dan Keamanan

Safety and Security Aspect

81

101

106

111






Perseroan menyadari sepenuhnya bahwa kemajuan yang diraih selama ini tidak terlepas dari dukungan perkembangan teknologi informasi, perangkat sumber daya manusia yang andal dan sistem pengadaan yang efektif dan efisien.

Pada tahun 2015, Perseroan fokus untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam industri penerbangan. Perseroan juga melakukan penyesuaian organisasi yang diarahkan agar Perseroan tetap mampu bersaing dan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan. Selain itu, Perseroan juga menaruh perhatian besar pada peningkatan infrastruktur TI, penyempurnaan proses bisnis, dan pengembangan sistem TI yang lebih dinamis dan fleksibel. Dalam upayanya mendorong efisiensi dari segi pengadaan, Perseroan juga secara konsisten mendorong efisiensi proses pengadaan dan melakukan renegosiasi atas beberapa kontrak kerjasama.

The Company is well aware that information technology development, superior team of professionals, and effective and efficient procurement system have always been central to its progressive growth.

In 2015, the Company focused on creating quality Human Capital (HC) which possess competence and skills required in the aviation industry. The Company also emphasized on organization revamp in order to become more competitive and yield good results on the long run. In addition, improvement of IT infrastructure, business process enhancement, and development of dynamic and versatile IT system, are among the top priorities for the Company. In order to foster a more efficient procurement, the Company has also consistently promoted a seamless procurement process and renegotiation over several contracts and agreements.

Pada tahun 2015, Perseroan fokus untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam industri penerbangan.In 2015, the Company focused on creating quality Human Capital (HC) which possess competence and skills required in the aviation industry.






SUMBER DAYA MANUSIAHuman Capital

SDM merupakan aset utama yang memegang peran bagi pencapaian rencana Perseroan secara berkelanjutan dan kinerja yang baik. Oleh karena itu, fokus utama dalam strategi sumber daya manusia Perseroan adalah peningkatan kompetensi SDM yang selaras dengan perkembangan usaha untuk memastikan ketersediaan SDM yang kompeten, berintegritas, dan mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan usaha.

STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN 2015

Dalam rangka mempertahankan pencapaian maskapai bintang 5 dan juga layanan awak kabin terbaik tingkat dunia, strategi pengelolaan SDM tetap fokus pada tiga pilar utama, yakni: pengelolaan talent (talent management)¸ penguatan budaya Perseroan, dan pengembangan People Manager.

Pengembangan Organisasi

Di tengah dinamika industri penerbangan dan persaingan yang semakin kompetitif, Perseroan dituntut untuk tidak hanya selalu menciptakan pertumbuhan pendapatan namun sekaligus juga harus mampu untuk beroperasi secara efisien guna menunjang kesinambungan keuntungan bisnis di masa mendatang. Sejalan dengan dicanangkannya strategi jangka pendek “Quick Wins” di awal tahun 2015 yang meliputi: revenue generator, cost efficiency dan reprofiling debt, maka telah dilakukan evaluasi dan upaya-upaya penyesuaian organisasi, yang diarahkan agar Perseroan tetap mampu bersaing dan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan.

Perseroan melakukan pengembangan organisasi dalam mengeksekusi strategi agar pencapaian target lebih efektif. Evaluasi dan penetapan unit-unit organisasi baik di kantor pusat maupun kantor cabang ditujukan untuk membangun struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien.

Penyesuaian organisasi yang dilakukan pada tahun 2015 diantaranya termasuk penguatan fungsi penjualan dan distribusi dengan membentuk unit Coordinator Sales & Distribution yang mengkoordinasikan aktivitas bisnis yang tersebar di seluruh wilayah baik di lingkup domestik maupun internasional, baik melalui saluran distribusi konvensional (agency & sales office) maupun daring (online/digital). Di kantor cabang, perubahan struktur organisasi diarahkan untuk mendukung penjualan pada seluruh rute dan saluran distribusi serta pasar potensial yang menguntungkan.

Human Capital is among the most vital assets in achieving the Company’s business goals and good performance in the long term. As such, the key focus on the Company’s HC strategy lies on improvement of human resources skill accordingly to business development to ensure a skillful team of people which has integrity and is able to make the best contribution to overall business growth.

HumAn CApitAl StRAtegy in 2015In order to maintain 5-star Airline and “The World’s Best Cabin Crew” achievement, human resources management was focused on three main pillars: talent management, corporate culture intensification, and People Manager development.

Organization DevelopmentAmidst aviation industry dynamics and increasingly tight competition, it is very essential for the Company to not only create revenue growth but also operate efficiently in order to support sustainable business profits in the future. In addition to short-term strategy “Quick Wins” early in 2015 which included revenue generator, cost efficiency, and reprofiling debt, there had been evaluation and organization revamp in order to allow the Company to compete and create a sustainable value.

The Company revamped organization in executing strategies so as to drive a more effective goals achievement. Evaluation and establishment of organization units in both head office and branch offices are expected to help streamlining organization structure.

Among the organization revamps in 2015 were strengthening of sales and distribution function by establishing Coordinator Sales & Distribution units which serves to coordinated business activities across all regions inside and outside the country, through conventional as well digital channels. In branch offices, organization restructuring are meant to support sales on all routes and distribution channels as well as profitable potential market.






Di kantor pusat, struktur organisasi diarahkan untuk memperkuat daya saing bisnis Perseroan dengan tetap menjaga keselarasannya dengan strategi bisnis, di antaranya pemasaran, pengembangan produk, branding, layanan, serta pricing, implementasi konsep Centralised Flight Dispatch (CFD) yang berdampak pada efisiensi struktur organisasi dan jumlah tenaga Flight Operation Officer (FOO).

Pemenuhan Sumber Daya Manusia

Perseroan memiliki komitmen tinggi dalam hal kesetaraan gender dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, Perseroan memberikan kesempatan yang sama kepada para calon berbakat masyarakat Indonesia untuk bergabung menjadi karyawan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) dan jenis kelamin sesuai dengan persyaratan jabatan yang akan dituju baik untuk lulusan baru maupun yang berpengalaman. Proses rekrutmen dilaksanakan secara transparan dan independen melalui situs karir Perseroan di alamat http://career.garuda-indonesia.com. Perseroan juga menerapkan kebijakan upper age yaitu mempekerjakan kembali para pensiunan khusus bagi profesi tertentu untuk jangka waktu terbatas karena sangat terbatasnya sumber daya di luar Perseroan.

Sesuai dengan tujuan perencanaan SDM dan peta arah pengembangan SDM, Perseroan memenuhi kebutuhan karyawannya melalui rekrutmen internal dan eksternal serta rotasi karyawan dan program Management Trainee.

Perencanaan pemenuhan SDM disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan tahun 2015 dalam rangka ekspansi armada maupun produksi. Pelaksanaan rekrutmen diakukan untuk awak pesawat yaitu penerbang, awak kabin dan juga pegawai darat (ground staff) khususnya untuk management trainee. Selama tahun 2015, Perseroan telah merekrut 85 penerbang, 279 awak kabin reguler dan 29 Management Trainee.

Pengembangan Karir

Perseroan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk dapat mencapai jenjang tertentu sesuai dengan kinerja dan potensinya. Perseroan melaksanakan program pengembangan karir untuk menyiapkan proses suksesi dengan memprioritaskan karyawan yang

In the head office, organization restructuring aims to boost the Company’s business competitiveness by maintaining balance with business strategies including marketing, product development, branding, services, pricing, and implementation of Centralized Flight Dispatch (CFD) which affects efficiency of organization structure and the number of Flight Operation Officer (FOO).

RecruitmentThe Company has a high commitment to gender equality and job opportunities. As such, the Company gives equal opportunities to every talent in Indonesia to join as employees regardless of ethnicity, religion, race, and inter-group relation (SARA) and gender in accordance with the job requirements for both fresh graduates and experienced professionals. Recruitment is conducted in a transparent and independent way through the Company’s career website at http://career.garuda-indonesia.com. The Company also implements upper age policy which is to re-hire particular retirees for certain job for a limited term of office on the account of limited resources outside the Company.

In line with the HC planning and HC development roadmap, the Company fulfills its human resources need through internal and external recruitment as well as job rotation and Management Trainee program.

Recruitment is conducted in accordance with the Company’s requirement in 2015 for fleet expansion and production. Recruitment was conducted for pilots, cabin crews, and ground staffs particularly for management trainee. In 2015, the Company hired 85 pilots, 279 regular cabin crews, and 29 Management Trainees.

Career DevelopmentThe Company gives equal opportunities to all employees to be promoted to certain levels in line with their performance and talents. The Company conducts career development program to prepare succession process by prioritizing highly talented employees. Career







memiliki potensi tinggi. Program pengembangan karir dilaksanakan melalui pemberian penugasan yang menantang, coaching dan mentoring serta melalui pembelajaran baik di kelas maupun e-learning. Perseroan melaksanakan sistem rotasi jabatan baik di dalam maupun di luar organisasi (entitas anak). Mekanisme rotasi jabatan berupa mutasi, promosi ataupun penempatan di luar Perseroan dilakukan melalui proses talent review oleh Komite Sumber Daya Manusia (KSDM).

Perseroan mengeluarkan kebijakan dalam rangka percepatan pemenuhan kebutuhan pilot untuk armada ATR melalui program upgrading untuk FO dengan minimal masa kerja profesi 3 (tiga) tahun serta melalui program penilaian dan pelatihan kompetensi (assessment and coaching). Perseroan juga melaksanakan pemenuhan kebutuhan instruktur awak kabin dalam rangka memenuhi jumlah yang disyaratkan oleh regulasi dan juga merupakan jenjang karir bagi awak kabin.

development program is conducted through challenging assignment, coaching and mentoring as well as through classroom learning and e-learning. The Company carries out job rotation both inside the and outside the organization (subsidiaries). Job rotation which includes mutation, promotion, or placement outside the Company is conducted through talent review by Human Capital Committee (KSDM).

The Company has issued policies in order to accelerate pilot recruitment for ATR fleet through upgrading program for Flight Officer (FO) with three-year term of office at minimum and undergo assessment and coaching program. The Company also recruits cabin crew instructor to meet the number required by the regulation and at the same time, provide promotion opportunities for cabin crews.

Perseroan memiliki komitmen tinggi dalam hal kesetaraan gender dan kesempatan kerja.

The Company has a high commitment to gender equality and job opportunities.






Pelatihan Dan Pengembangan Kompetensi

Setiap karyawan Perseroan memperoleh kesempatan yang sama dalam pengembangan karir maupun kompetensi. Perseroan secara berkesinambungan mendorong setiap personel dalam semua unit kerja untuk mengikuti program pelatihan dan pengembangan kompetensi dalam rangka pengembangan diri maupun persiapan untuk menghadapi tantangan bisnis di masa kini dan masa mendatang.

Rangkaian program pelatihan dan pengembangan kompetensi diselenggarakan untuk seluruh fungsi dan lapisan organisasi dengan pengajar internal maupun eksternal melalui 7 (tujuh) akademi dengan skema Corporate University. Adapun penyelenggaraan dan materi pelatihan dan pengembangan kompetensi dilaksanakan secara bervariasi berdasarkan jenis akademi dan peruntukan fungsi kerja.

Pengelolaan Kinerja

Perseroan senantiasa berupaya meningkatkan komitmen segenap karyawan dalam membangun budaya pengelolaan kinerja melalui implementasi Performance Management System (PMS). Implementasi PMS yang ditujukan untuk mengoptimalkan pengelolaan kinerja individu karyawan diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap pencapaian strategi dan sasaran Perseroan.

Saat ini, PMS di Perseroan telah dikelompokkan berdasarkan karakteristik dan ruang lingkup pekerjaan masing-masing rumpun jabatan dengan penerapan yang berbeda untuk Penerbang, Awak Kabin, dan Pegawai Head Office - Branch Office (HOBO). PMS bagi Penerbang lebih difokuskan pada kepatuhan Penerbang terhadap ketentuan dan aturan penerbangan, disiplin, dan komitmen terhadap Perseroan. PMS bagi Awak Kabin difokuskan pada kepatuhan Awak Kabin menjalankan prosedur-prosedur pelayanan (service) dan kedisiplinan Awak Kabin. Sementara untuk Pegawai HOBO, PMS difokuskan terhadap pencapaian KPI dan target individu yang dikelola melalui siklus PMS.

People Manager di HOBO dapat mengelola kinerja pegawai di jajarannya dengan mengimplementasikan siklus PMS yang terdiri tahapan perencanaan Employee Performance Planning (EPP) dan Employee Development Planning (EDP), Employee Performance Tracking (EPT-1 dan EPT-2), dan Employee Performance Review (EPR).

Training and Competence DevelopmentEvery employee in the Company has equal opportunities for career and competence development. The Company constantly encourages every personnel across all work units to join training and competence development programs for self-development and preparation to meet business challenges in the present and future.

Series of training and competence development program have been held for all functions at all levels with internal and external instructors through 7 (seven) academies within Corporate University. Organization and training materials vary from one to each other based on different academy type and work function.

Performance ManagementThe Company continues to elevate commitment of all employees to build performance management culture through implementation of Performance Management System (PMS). PMS implementation which is aimed to optimize performance management of every employee, is expected to positively affect achievement of the Company’s strategy and goals.

Currently, PMS in the Company is grouped based on characteristics and scope of work for each position group with different implementation for Pilots, Cabin Crews, and Head office – Branch Office (HOBO) staffs. PMS for Pilots is more focused on pilots’ compliance with aviation provision and regulation, discipline, and commitment to the Company. PMS for Cabin Crews is focused on Cabin Crews’ adherence to service procedures and discipline. As for HOBO staffs, PMS emphasizes on achievement of KPI and individual target which is managed through PMS cycle.

People Manager in HOBO can manage staff performance at all levels by implementing PMS cycle which consists of Employee Performance Planning (EPP) and Employee Development Planning (EDP), Employee Performance Tracking (EPT-1 and EPT-2), and Employee Performance Review (EPR).







Pengelolaan kinerja tersebut dimulai dengan penyusunan rencana target dan KPI individu yang selaras dengan target dan KPI Perseroan serta melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karyawan agar dapat ditentukan rencana pengembangan karyawan ke depannya. Rencana target individu dan pengembangan karyawan yang terdokumentasikan dalam EPP dan EDP tersebut kemudian menjadi pedoman bagi People Manager dalam melakukan pemantauan (tracking) dan pembinaan (coaching) terhadap pencapaian target individu karyawan. Di akhir siklus PMS, People Manager pun dapat melakukan penilaian (review) atas kinerja individu karyawan. Keseluruhan tahapan tersebut dimaksudkan untuk mendukung terwujudnya efektivitas pencapaian target Perseroan secara optimal.

Setiap tahun, PMS terus dievaluasi dan disempurnakan agar dapat lebih efektif mendukung People Manager dalam mengelola kinerja karyawan.

Strategi Remunerasi

Jumlah dan besaran remunerasi ditetapkan berdasarkan posisi, kompetensi dan akuntabilitas dengan menciptakan internal equity yang didasarkan pada kriteria yang bersifat obyektif serta memperhatikan external competitiveness (harga pasar) sesuai dengan kemampuan Perseroan. Gaji di Perseroan dikelompokan berdasarkan profesi penerbang, awak kabin dan pegawai Head Office – Branch Office (HOBO) yang komponennya terbagi atas fixed pay dan variable pay. Peninjauan terhadap penggajian yang diberikan kepada seluruh karyawan dilakukan pada pertengahan tahun sesuai dengan PKB dengan mempertimbangkan inflasi, kemampuan finansial Perseroan dan pencapaian kinerja karyawan.

Strategi remunerasi yang mencakup kompensasi dan penghargaan disusun dengan mempertimbangkan 3 (tiga) hal yaitu MMC (Market, Meritocracy dan Company Capability). Selain itu, Perseroan juga mempertimbangkan kinerja dan produktivitas dalam menetapkan penghargaan yang diberikan kepada karyawan dengan tetap mempertimbangkan kemampuan Perseroan baik di tahun berjalan ataupun di masa mendatang. Beberapa hal yang telah dilakukan terkait dengan strategi remunerasi adalah menetapkan strategi

The performance management begins with formulation of individual targets and KPI in accordance with the Company’s target and KPI while also identifying strengths and weaknesses of employees. It is particularly essential to define their future development plan. The individual target and employee development encapsulated in EPP and EDP serves as guideline for People Manager to perform tracking and coaching on individual employee target achievement. By the end of PMS cycle, People Manager can also review individual employee performance. The overall stage is intended to support effectiveness of the Company’s target achievement.

PMS has been evaluated and improved every year so as to be more effective in supporting People Manager in managing employee performance.

Remuneration StrategyThe number and amount of remuneration are established based on the position, competence, and accountability by creating internal equity on objective criteria while also taking into account external competitiveness (market price) according to the Company’s capability. Salary in the Company is categorized based on the position of pilots, cabin crews, and Head Office – Branch Office (HO-BO) which comprises of fixed pay and variable pay. Review on remuneration provided to all employee is conducted in the middle of the year in line with the agreement by taking into consideration of inflation, the Company’s financial capability, and employee performance achievement.

Remuneration strategy which consists of compensation and reward, is formulated by considering 3 (three) aspects namely MMC (market, meritocracy and company capability). Moreover, the Company also takes into account of performance and productivity in establishing reward given to the employees in regard to the Company’s capability in the current year and future.

Several measures taken in relation to remuneration strategy are establishing different remuneration






remunerasi yang berbeda berdasarkan jenis pekerjaan, menerapkan ketentuan baru mengenai dana pensiun bagi karyawan baru untuk mengurangi beban Perseroan di masa mendatang dan penetapan exit management bagi karyawan tertentu.

Pada tahun 2015, tinjauan remunerasi karyawan meliputi besaran gaji, tunjangan dan nilai FATA (Flight Allowance & Travel Allowance) untuk Penerbang dan Awak Kabin. Perseroan juga melakukan tinjauan terhadap kebijakan shift dan lembur, fasilitas pegawai yang ditempatkan di kantor cabang.

Kesejahteraan Karyawan

Sebagai salah satu bentuk komitmen atas kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan, maka Perseroan menerapkan sistem pengelolaan penghargaan (reward management) guna memberikan imbal jasa dan manfaat yang sepadan untuk seluruh karyawannya. Pengelolaan reward berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan strategi dan kebijakan yang dapat menarik dan mempertahankan karyawan sehingga karyawan mencapai tingkat kepuasan yang optimal dan memberikan kinerja yang terbaik. Perseroan menggunakan 4 (empat) komponen dalam mengelola total reward yaitu Compensation, Benefits & Perk, Work Environment, dan Learning & Development. Dua komponen pertama memiliki wujud (tangible) sedangkan dua komponen terakhir merupakan relational reward yang tidak berwujud (intangible). People manager mempunyai peran penting dalam pengelolaan relational reward.

Perseroan melalui unit Human Capital Management meningkatkan layanan kepada karyawan antara lain dengan menyediakan layanan karyawan (employee services) dengan jam layanan pada hari Sabtu di gedung Garuda Sentra Operasi (GSO) maupun layanan permintaan konsesi secara online.

Talent Management

Dalam rangka menjaga kesinambungan rantai kepemimpinan jangka panjang Perseroan sesuai dengan perkembangan bisnisnya, strategi pengelolaan sumber daya manusia sudah dimulai sejak proses pencarian kader potensial. Perseroan telah menyusun kriteria talenta sesuai dengan talenta yang dibutuhkan di masa depan, profil sukses kepemimpinan Perseroan, serta memetakan karyawan potensial yang diidentifikasi sebagai calon pimpinan Perseroan di masa yang akan datang.

strategy for every job type, implementing new provisions on pension fund for new employees to moderate the Company’s expenses in the future and set exit management for certain employees.

In 2015, employee remuneration review encompassed amount of salary, allowance, and FATA benefits (Flight Allowance & Travel Allowance) for Pilots and Cabin Crews. The Company also conducted reviews on shift and overtime policy, as well as facilities provided for employees in branch offices.

Employee WelfareAs one of the commitment to demonstrate its concern to employee welfare, the Company has implemented reward management system in order to provide its employees with equivalent compensation and benefits for all of its employees. Reward management is related to formulation and implementation of strategy and policies which can attract and retain employees so that employees can achieve best satisfaction. The Company uses 4 (four) components in managing total reward, namely Compensation in managing total reward which are Compensation, Benefits & Perk, Work Environment, and Learning & Development. The former two components are tangible while the latter are intangible. People Manager takes central role in managing relational reward.

Through Human Capital Management unit, the Company strives to elevate services to employees, among other by providing employee services with operation hours on Saturday in Garuda Sentra Operasi (GSO) building as well as online concession request.

Talent ManagementTo maintain the continuity of company leadership on the long run in line with the development of its businesses, the human capital management strategy starts with the process of locating leadership potentials. The Company has established a set of talent criteria in alignment with the required talents in the future, the success profile of the Company’s leadership, and a mapping of potential employees that have been identified as potential future leaders of the Company.







Proses pengelolaan talenta menjadi sangat penting karena bertujuan untuk mempertahankan karyawan, mendukung perubahan, mengembangkan tim unggulan terbaik, memperoleh calon pengganti untuk posisi-posisi utama, memenuhi persyaratan keahlian masa depan, membantu perencanaan sumber daya organisasi, memastikan adanya peluang bagi karyawan berpotensi tinggi, serta membangun budaya yang mendorong pencapaian kinerja yang maksimal.

Proses yang Perseroan lakukan diantaranya mencakup penetapan kriteria utama dari suatu jabatan yang dibutuhkan oleh Perseroan berdasarkan kepada:

• Identifikasikebutuhantalentayangselarasdenganstrategi Perseroan;

• Seleksitalentadenganmempertimbangkanaspekkinerja dan potensi utama dari suatu jabatan yang dibutuhkan Perseroan. Dalam menetapkan talenta, hal yang menjadi perhatian adalah ketersediaan talenta internal. melalui proses review dan evaluasi, maupun ketersediaan talenta eksternal dengan mencari kandidat dari luar Perseroan melalui proses rekrutmen untuk posisi yang utama seperti posisi middle management dan excecutive management;

• Pengembangantalenta,mencakup3(tiga)aspekyaitu assignment, mentoring, dan leadership development. Salah satu program yang telah dilaksanakan adalah melakukan kerja sama dengan General Electric (GE). Sebagai tindak lanjut dari MoU antara GA dengan GE, di tahun 2011 sudah dilakukan 1 batch training Change Acceleration Program oleh GE di Garuda Indonesia Training Center. Batch 2 dilaksanakan pada bulan Maret 2012. Pengembangan dari MoU awal tersebut, GA dan GE sepakat untuk melembagakan kesepakatan pengembangan leadership dan management ini menjadi sebuah “GA-GE Institute”. Beberapa program usulan dari Garuda sebagai bagian dari GA-GE Institute yang sudah disepakati pihak GE diantaranya adalah pemberian latihan kepemimpinan dan program pengembangan praktikal berupa mini internship di GE bagi para talenta potensial terpilih dari Garuda;

• Mempertahankantalentayangadadenganmetodedan mekanisme penilaian karyawan “talent review” (kinerja vs potensi), memastikan tersedianya

The process of talent management is very important in view of its ultimate objectives in employee retention, supporting change management, developing the best team, acquiring replacements of people in key positions, fulfilling future skills set requirements, helping with employee planning in the organization, ensuring growth opportunities for high potential employees, and promoting the development of a work culture that strives for maximum performance.

The process undertaken by the Company involves the development of a set of main criteria for eachparticular position required by the Company, based on:

• Identificationoftheneededtalentsinlinewiththecorporate strategy;

• Talentselection,takingintoconsiderationtheperformance and potential of a particular position as needed by the Company. In talent selection, emphasis is made on the availability of internal company talents sourced through review and evaluation processes, as well as the sourcing of external company talents through professional hire recruitment for key positions such as middle management and executive management positions;

• Talentdevelopment,involving3(three)aspectsof assignment, mentoring and leadership development. A program that has already been initiated involves the cooperation with General Electric (GE). Following up on the MoU between Garuda Indonesia and GE, in 2011 the Company undertook one batch of training in Change Acceleration Program by GE at the Garuda Indonesia Training Center (GITC). A second batch of training will be held in March 2012. Based on the initial MoU, Garuda Indonesia and GE has agreed to further develop this cooperation in leadership and management development into a formal “GA-GE Institute”. A number of programs proposed by Garuda Indonesia as part of the GA-GE Institute initiative that has been agreed to by GE include leadership training programs and practical development program in the form of mini internship at GE for selected potential talents from Garuda Indonesia;

• Talentretentionthroughthemechanismofemployee talent review (performance vs potential), ensuring the availability of talents for key positions






sumber daya manusia untuk posisi-posisi utama melalui strategi dan metode “talent management” yang terintegrasi dengan strategi perencanaan dan target Perseroan jangka panjang serta sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, dan tersedianya strategi acceleration development program yang selaras dengan strategi Perseroan.

• Untukmendukungpengelolaandanpengembangantalenta, Perseroan juga mendorong pengelolaan talenta dilakukan secara sistematis menggunakan sumber data yang terintegrasi dan komprehensif.

Internalisasi Budaya Perusahaan

Dalam konteks organisasi, transformasi budaya Perseroan melalui implementasi nilai-nilai FLY HI ditujukan untuk menjadikan Perseroan sebuah organisasi yang “Goal Oriented Culture” dan “Innovative Culture”.

Organisasi yang memiliki “Goal Oriented Culture” digambarkan memiliki iklim kompetisi yang tinggi, sehingga setiap individu senantiasa berusaha menghasilkan yang terbaik dan berorientasi pada pencapaian target kinerja. Sedangkan “Innovative Culture” menggambarkan bahwa organisasi tersebut memiliki daya kreativitas dan ide-ide yang digagas karyawan agar Perseroan menjadi lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Hasil survei budaya yang telah dilakukan menunjukkan dengan intensifnya aktivitas budaya termasuk innovation award dan kuatnya kesadaran karyawan mengenai inovasi, Perseroan sudah mengarah kepada innovative culture. Yang selanjutnya perlu terus diupayakan adalah lebih mendorong Perseroan menuju goal-oriented culture, salah satunya melalui penguatan program disiplin eksekusi secara konsisten agar dapat memantau pencapaian target utama unit-unit kerja.

Kegiatan RATING (rencanakan dan eksekusi target dengan memperkuat monitoring) adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat disiplin eksekusi prioritas utama unit-unit kerja. Rating terdiri dari 4 tahapan:1. Tentukan tiga prioritas utama2. Tentukan cara mencapai3. Update status di scoreboard4. Teratur dan terbiasa

Pertemuan RATING dilaksanakan secara rutin setiap hari senin pukul 08.00 – 08.30 di masing-masing unit kerja.

through the method and strategy of talent management that is also integrated with the long-term planning and targets of the Company as well as in compliance with relevant regulations, and the availability of a strategy for accelerated development in line with the Company’s overall strategies.

• Insupportoftalentdevelopmentandmanagement,the Company also engaged in systematic talent management using integrated and comprehensive data bases.

Corporate Culture InternalizationWithin organization context, the culture transformation through implementation of FLY HI values aims to build the Company as “Goal-Oriented Culture” and “Innovative Culture” organization.

Organization which possesses “Goal-Oriented Culture” is defined to have a highly competitive environment, so that every individual always strive to give their best and focus on achieving business goals. Meanwhile, “Innovative Culture” describes that the organization has creativity and ideas inspired by the employees so that the Company can grow more competitive.

Results of culture survey conducted indicated that intensive culture activities including innovation award and the strong employee awareness of innovation, the Company is on the right track to the innovative culture. The next step to do is to further encourage the Company to build goal-oriented culture. Among the efforts to do that include consistent enforcement of execution discipline so as to monitor main target achievement of work units.

RATING (rencanakan dan eksekusi target dengan memperkuat monitoring) activity is activities which aim to boost discipline in executing main priorities of work units. Rating consists of 4 (four) stages as follow:1. Define three main priorities2. Define how to achieve3. Updates status in scoreboard4. In order and familiar

RATING meetings are held regularly every Monday at 08.00 – 08.30 in respective work units. The objective of







Sesi RATING bertujuan untuk memantau kemajuan pencapaian dari setiap target yang telah dicanangkan. RATING merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan goal-oriented culture, dimana pencapaian target adalah salah satu indikatornya. Pencapaian target ini akan membangun iklim kompetitif dari karyawan, yang kemudian akan mendorong karyawan menjadi adaptif, mau terus belajar, dan pada akhirnya menghasilkan inovasi-inovasi untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pekerjaannya.

Perseroan melakukan program Innovation Award dengan tujuan untuk mendorong tumbuhnya ide-ide dan inovasi dari karyawan untuk menemukan solusi yang berdampak terhadap kinerja Perseroan, lebih meningkatkan kualitas dan produktivitas, menciptakan hal-hal yang berbeda, cepat atau lebih tepat waktu, dan mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam pekerjaan. Ide inovasi bisa lahir dari individu maupun kelompok. Innovation Awards tahun 2014-2015 ini ditujukan untuk memperkuat implementasi, sehingga lebih mengedepankan inovasi kelompok. Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan innovation culture index. Adanya inovasi yang terus didorong akan meningkatkan kapasitas bersaing karyawan dan Perseroan untuk menghadapi perubahan di lingkungan bisnis.

PENGELOLAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Garuda Indonesia memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun bersama dengan serikat pekerja dan ditinjau secara berkala setiap dua tahun. Setelah ditandatanganinya PKB pada tahun 2012, Perseroan mulai mengelola hubungan industrial sesuai dengan hal-hal yang tercantum dalam PKB tersebut serta terus meningkatkan hubungan komunikasi di antara Serikat Pekerja dan Manajemen melalui Lembaga Kerja sama Bipartit (LKS Bipartit).

LKS Bipartit dilandasi dengan pemahaman akan peran, tugas serta tanggung jawab masing-masing, yang merupakan harapan setiap perusahaan dan karyawan. LKS Bipartit terdiri dari unsur manajemen dan unsur perwakilan serikat pekerja yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), dan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG).

LKS Bipartit merupakan komite karyawan dan manajemen yang dibentuk secara sukarela bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang menjadi kepentingan bersama yang umumnya tidak

RATING session is to monitor progress on achievement of every target set. RATING is among the initiatives to improve goal-oriented culture in which target accomplishments are one of the indicators. The target accomplishments will build a competitive climate among employees, which will then drive the employees to be adaptive, willing to learn, and finally deliver innovations to solve various issues in their jobs.

The Company organizes Innovation Award program to foster growth of ideas and innovation to find solution that will impact the Company’s performance, lift up quality and productivity, and create various different things, faster, or more timely, and able to solve existing issues in the jobs. Innovation can be born from both individuals and groups. Innovation Awards of 2014-2015 is directed toward strengthening implementation, thus upholding group innovation, The activity is one of the methods to leverage innovation culture index. By promoting innovation, the Company expects to raise up employees’ competitiveness and prepare to embrace changes in the business environment.

induStRiAl RelAtionS mAnAgementGaruda Indonesia has a Collective Labor Agreement (CLA) which is formulated collectively with labor trade union and being reviewed every two years. After CLA was signed in 2012, the Company starts to manage industrial relations in correspondence to the matters regulated in the agreement while also keep improving communication between Labor Union and Management through Bipartite Cooperation Institutions (BCI).

BCI is founded on the understanding of respective roles, duties, and responsibilities, which are expected by every company and employee. BCI consists of Management and Labor Union representatives from Garuda Indonesia Labor Union (Sekaraga), Garuda Indonesia Cabin Crew Association (IKAGI), and Garuda Indonesia Pilot Association (APG).

BCI is an employee-management committee which is voluntarily established to identify and resolve issues pertaining to collective interest and not generally discussed in negotiation. BCI provides a forum for






didiskusikan dalam perundingan. LKS Bipartit memberi ruang bagi manajemen dan karyawan untuk membangun komitmen dalam ruang dialog yang egaliter dan dinamis menuju hubungan industrial yang harmonis.

LKS Bipartit juga berupaya untuk menumbuhkan komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan, dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja dan produktivitas, sehingga bisa mencapai target dan tujuan bersama. Sepanjang tahun 2015, LKS Bipartit juga banyak membahas mengenai kesejahteraan karyawan, hingga masukan-masukan karyawan terkait operasional Perseroan. Semuanya menjadi masukan untuk meningkatnya kinerja dan produktivitas Perseroan secara menyeluruh.

PROFIL KARYAWAN

Per 31 Desember 2015, jumlah karyawan Perseroan dan entitas anak tercatat sebanyak 8.248 orang termasuk karyawan kontrak, calon pegawai, dan siswa.

TINGKAT PERPUTARAN

KARYAWAN

Selama tahun 2015, tingkat perputaran karyawan (turnover) Perseroan sejumlah 644 orang (8%) terdiri dari 213 pegawai darat, 80 pilot dan 351 awak kabin. Secara umum, tingkat perputaran karyawan tertinggi masih didominasi oleh awak kabin yang mencatatkan turnover hingga 9,99%, kembali naik dari 8,08% pada tahun sebelumnya. Meski mengalami peningkatan, Perseroan senantiasa berupaya untuk menjaga tingkat perputaran karyawan tetap seimbang melalui efisiensi sistem rekrutmen dan rotasi karyawan.

management and employee to build commitment in an equal and dynamic dialog space towards a harmonious industrial relations.

BCI also strives to build a good communication between the management and employees to bring positive impacts to improved performance and productivity, so as to achieve targets and collective goals. Throughout 2015, BCI also often discussed employee welfare and employee feedbacks on the Company’s operation. Every feedbacks has been taken into consideration to elevate the Company’s overall performance and productivity.

employee pRofileAs of December 31, 2015, the Company and it subsidiaries have a total of 8,248 employees including contract employees, prospective employees, and students.

employee tuRnoveR

In 2015, the Company’s employee turnover stood at 644 employees (8%), comprised of 213 ground staffs, 80 pilots, and 351 cabin crews. In general, the highest employee turnover still belonged to cabin crews which recorded a 9.99% turnover, a little higher than 8.08% in the previous year. While the turnover rate increased, the Company has consistently strived to maintain a balanced employee turnover through efficient recruitment and job rotation.

Per 31 Desember 2015, jumlah karyawan Perseroan dan entitas anak tercatat sebanyak 8.248 orang

As of December 31, 2015, the Company and it subsidiaries have a total of 8,248 employees including contract employees

8.248 KaryawanEmployees







Jenis Kelamin 2015 (%)2014 Gender

Usia 2015 (%)2014 Age

Jenjang Pendidikan 2015 (%)2014 Education Level

Jenjang Kepangkatan 2015 (%)2014 Organization Level

Direksi

Vice President

Senior Manager

Manager

Staf

Jumlah

7

38

216

441

7.546

8.248

Board of Directors

Vice President

Senior Manager

Manager

Staff

Total

6

45

223

416

7.798

8488

16,67%

15,56%

-3,14%

6,01%

-3,23%)

-2,83%

Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenjang KepangkatanNumber of Employee Based on Organization Level

S3

S2

S1

Sarjana Muda

SMA

Jumlah

2

290

2.825

1.680

3.451

8.248

PhD

Master

Bachelor

Diploma

High School

Total

2

302

3.105

1.569

3.510

8.488

0,00%

3,97%

9,02%

7,07%

-1,68%

-2,83%

Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenjang PendidikanNumber of Employee Based on Education Level

> 50

41 - 50

31 - 40

21 - 30

< 21

Jumlah

1.185

2.387

851

3.551

274

8.248

> 50

41 - 50

31 - 40

21 - 30

< 21

Total

1.111

2.485

852

3.584

439

8488

6,66%

-3,94%

-0,11%

-11,83%

-37,59%

2,83%

Jumlah Karyawan Berdasarkan UsiaNumber of Employee Based on Age

Status Kepegawaian 2015 (%)2014 Employement Status

Karyawan Tetap

Calon Karyawan

Karyawan Kontrak

Siswa

Jumlah

5.960

2

2.109

177

8.248

Employees

Employees Candidate

Employees

Students

Total

5.403

1

2.597

487

8488

10,31%

100,00%

-18,79%

-63,66%

2,83%

Jumlah Karyawan Berdasarkan Status KepegawaianNumber of Employee Based on Status

Pria

Wanita

Jumlah

4.076

4.172

8.248

Male

Female

Total

4.225

4.263

8488

-7.14%

9.38%

2,83%

Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis KelaminNumber of Employee Based on Gender






PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Sejak tahun 2012, divisi Learning & Development Perseroan telah menerapkan pendekatan model Corporate University sebagai dasar pengembangan SDM yang telah diimplementasikan mulai tahun 2014. Dengan mengusung konsep Corporate University, Perseroan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran terpadu yang dilandasi oleh inisiatif bisnis. Pembelajaran diciptakan sebagai suatu kegiatan proaktif, dengan tujuan yang sudah jelas dan rencana strategis jangka panjang.

Dengan pemahaman tersebut, Perseroan kemudian mendirikan 7 (tujuh) akademi yaitu: Pilot Academy, Flight Attendant Academy, Sales & Marketing Academy, Engineering & Maintenance Academy, Cargo Academy, Finance Academy, dan Ground Service Academy. Beberapa akademi lain yang sedang dikembangkan yaitu: Leadership Academy, Ground Operation Academy, Hospitality Academy, dan IT Academy. Diperuntukkan sebagai lembaga yang mampu memberikan solusi pembelajaran serta menghasilkan karyawan yang memiliki kinerja tinggi, seluruh akademi dalam Corporate University ini diharapkan dapat turut berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Garuda Indonesia.

Setiap akademi memiliki sistem pembelajaran yang terstruktur dan berjenjang serta diimplementasikan melalui 4 (empat) tahapan Learning Value Chain:

tRAiningS And CompetenCe developmentSince 2012, the Company’s Learning & Development division has applied Corporate University approach as the foundation for HC development which has been implemented starting 2014. Featuring Corporate University concept, the Company holds integrated learning activities based on business initiatives. Learning is organized as a proactive activity with a clear objective and long-terms strategies.

With that understanding on mind, the Company then established 7 (seven) academies: Pilot Academy, Flight Attendant Academy, Sales & Marketing Academy, Engineering & Maintenance Academy, Cargo Academy, Finance Academy, and Ground Service Academy. Some other academies which is being developed include: Leadership Academy, Ground Operation Academy, Hospitality Academy, dan IT Academy. Designed as an institution which can produce learning solution and high-performance employees, all academies in this Corporate University are expected to contribute to the business growth of Garuda Indonesia.

Every academy has a structured learning system with multiple levels which is implemented through 4 (four) Learning Value Chain stages:


Adapun pengembangan dan konten dari masing-masing akademi dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan semua aspek master yang dibutuhkan Perseroan yakni leadership mastery, functional mastery, personal mastery dan business mastery sehingga dapat meningkatkan profesionalisme karyawan dengan wawasan yang menyeluruh dan komprehensif dalam industri penerbangan.

Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti program pelatihan dan pengembangan kompetensi sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing. Perseroan juga senantiasa menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan kompetensi

Development and content of each academy is designed by taking into consideration of balance in all mastery aspects required by the Company: leadership mastery, functional mastery, personal mastery and business mastery so as to escalate employee professionalism through comprehensive knowledge of aviation industry.

Every employee has an equal opportunity to join the training and competence development program in accordance with respective job and functions. The Company also consistently organizes business needs and strategies through an effective Training Need

Learning Impact and Measurement

Learning Delivery and Deployment

Learning Design and Development

Learning Need Diagnosis






sesuai dengan kebutuhan dan strategi bisnisnya melalui proses Training Need Analysis (TNA) yang efektif dengan melibatkan People Manager.

Biaya Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

Perseroan selalu mengedepankan peningkatan kualitas SDM-nya melalui program-program pengembangan untuk menunjang penerapan strategi usaha dan pencapaian sasaran bisnisnya. Pada tahun 2015, Perseroan telah menginvestasikan dana pelatihan dan pengembangan kompetensi sebesar Rp21,2 juta/karyawan dengan jumlah jam pelatihan (student hours) mencapi 657.933 jam baik untuk pelatihan yang bersifat mandatory (licensing) maupun non mandatory (development). Bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp20,2 juta/karyawan dengan jumlah jam pelatihan sebesar 1.095.707, terjadi peningkatan dana pengembangan dan pelatihan SDM sebesar 4,72%.

Analysis (TNA) process by engaging People Manager.

Training and Competence Development FeeThe Company always upholds quality improvement of its human resources through development program to support the implementation of business strategies and achievement of business goals. In 2015, the Company has invested Rp21.2 million/employee for training and competence development program with total student hours of 657,933 hours for both mandatory (licensing) and non-mandatory (development) trainings. If compared to 2014 at Rp20.2 million/employee with total 1,095,7070 student hours, there has been increasing fund allocated for HC training and competence development by 4.72%.

Grafik Jumlah Peserta Pelatihan (dalam ribuan)Char t of Total Training Par ticipants (in thousands)

200

Flight Operation on Training

400

600800

1.000

20142015 57,33 33,07 452,47

218,40 45,16 609,19115,04222,94

657,931.095,70

Flight Operation on Officer Training

Flight Attendant Training

Airline Business Training

Total

Program Pelatihan

Selama tahun 2015, sebanyak 19.051 karyawan telah mengikuti program pelatihan, bila dibandingkan dengan jumlah pegawai sebanyak kurang lebih 8.248 orang, mengindikasikan bahwa setiap karyawan rata-rata mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan sebanyak 2-3 kali setiap tahunnya.

Training ProgramsThroughout 2015, there was a total 19,051 employee who enrolled in the trainings programs, as compared to the total employees amounting to 8,248 employee. It indicated that every employee has an average of 2-3 times of opportunity to join the training programs every year.

35

40

Jam Pelatihan (dalam ribuan)Training Hours (in thousands)

5

Flight Operation on Training

10

152025

30

20142015 3,88 1,50 9,57

16,77 2,45 9,464,088,85

19,0537,50

Flight Operation on Officer Training

Flight Attendant Training

Airline Business Training

Total






Secara garis besar, program pelatihan Perseroan terbagi dalam 4 kategori, yaitu: Airline Business Training, Flight Operation Training, Flight Attendant Training, dan Flight Operation Officer Training.

• Airline Business Training

Airline Business Training merupakan unit penyelenggara pelatihan terkait bisnis maskapai secara umum dan antara lain mencakup jenis-jenis pelatihan sebagai berikut:1. Menyediakan kebutuhan pelatihan untuk

pengembangan personel di semua direktorat dengan ruang lingkup pelatihan meliputi :• Pelatihankeniagaan(pre journey service,

pre-flight service, post flight service dan post journey service)

• Pelatihanperkargoan• Pelatihanmanajemendankeuangan• Pelatihanumum

2. Pelatihan sinergi dengan Garuda Indonesia Group/pemenuhan pelatihan personel Garuda Indonesia Group

3. Menyediakan pelatihan untuk biro perjalanan dan agen kargo atau pun institusi lain yang terkait dengan bisnis Perseroan (dangerous goods, basic cargo, fare & ticketing serta GSE untuk aircraft refueling)

Ruang lingkup pelatihan yang diselenggarakan dikategorikan sesuai dengan sifat kebutuhan pelatihan tersebut dengan pengelompokan sebagai berikut:1. Pelatihan Wajib (Mandatory) oleh regulator dan

Persyaratan IOSA2. Pelatihan Wajib oleh Perseroan (Mandatory by

Company).3. Pelatihan Wajib yang dipersyaratkan oleh aliansi

SkyTeam dan lembaga pemeringkat Skytrax. 4. Optional Training/Elective Training5. Pelatihan sesuai permintaan (training on demand)

Berdasarkan pengelompokan tersebut Airline Business Training membawahi 4 (empat) akademi yaitu: Marketing & Sales Academy, Cargo Academy, Ground Service Academy dan Finance Academy.

• Flight Operation Training

Flight Operation Training adalah unit kerja yang bertanggungjawab dalam penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi para awak kokpit. Selain mengacu pada kebutuhan dan strategi

In general, Garuda Indonesia’s training program is categorized into 4 (four) categories, namely Airline Business, Flight Operation, Flight Attendant, and Flight Operation Officer.

• Airline Business training Airline Business is a unit that organizes training with

the scope of main functions as follows:

1. Provide needs for trainings for the development of personnel in all directorates with the scope of the training that include:• Trainingoncommerce(pre-journeyservice, preflight service, post-flight and post-journey service)• Trainingoncargo• Trainingonfinanceandmanagement• Generaltraining

2. Training synergy with Garuda Indonesia Group/fulfillment of personnel training of Garuda Indonesia Group

3. Provide training for travel agent and cargo agent or other institutions related to business of Garuda Indonesia (dangerous goods, basic cargo, fare & ticketing as well as GSE for refueling for the needs of Garuda Indonesia’s fleet)

The scope of the workshop held is categorized according to the nature of the training with the following category:

1. Mandatory training by the regulators and the requirements of the IOSA

2. Mandatory trainings by the Company

3. Mandatory trainings required by SkyTeam alliances and Skytrax rating agency

4. Optional/not-mandatory training5. Training based on the needs and requests

Based on these groupings, Airline Business supervises 4 (four) academy, namely Marketing & Sales, Cargo, Ground Service and Finance.

• flight operation training Flight Operation Training is a work unit responsible

for preparation, development, and implementation of training and learning for the cockpit crew. In addition to consider the Company’s needs and business strategy, training programs for the cockpit







bisnis Perseroan, penyelenggaraan program program pelatihan dan pengembangan kompetensi awak kokpit juga telah sejalan dengan Civil Aviation Safety Regulation (CASR), standar IOSA (IATA Operation Safety Audit) dan standar internasional lainnya, Basic Operation Manual dan Flight Crew Training Manual yang menjadi materi pembelajaran dalam Pilot Academy.

Dalam rangka mengembangkan perangkat pilot yang profesional, aspek pelatihan dan pembelajaran bagi awak kokpit tidak hanya mengedepankan aspek kepatuhan pada peraturan, keamanan dan keselamatan, namun juga pengetahuan tentang aspek bisnis, personal, dan kepemimpinan di industri penerbangan. Pada tahun 2015, Unit Flight Operation Training telah menyelenggarakan pelatihan untuk 1.431 awak kokpit yang terbagi dalam 56 jenis program pelatihan dapat dilihat pada Tabel Pelatihan Untuk Awak Kokpit 2015

crew are also organized by referring to the Civil Aviation Safety Regulations (CASR), IOSA standards and other international standards, Basic Operation Manual and Flight Crew Training Manual grouped into Pilot Academy.

In order to have a professional pilot, the learning process for the cockpit crew is not only aimed to equipped them with regulatory aspects, safety and security, but also the knowledge of the aspects of business, personal, and leadership in the aviation industry. In 2015, the Flight Operation Training has conducted trainings for 1,431 cockpit crew, divided into 56 training programs can be seen at Trainings for Pilots In 2015 Tabel.

Pelatihan / Training

A330 Ground Recurrent Training

A330 Ground Transition Training

A330-200 F/S Transition Training

A330-200 Integrated Procedure Trainer

A330-200 TR/PC Simulator Training

ATPL e-Learning

Aviation Security Training

B737 F/S Initial New Hire Training

B737 Ground Re-qualification Training

B737-3/4/5 F/S Training (Dry-Sess. 1)

B737-3/4/5 Ground Recurrent Training

B737-3/4/5 Ground Refreshing Training

B737-300/400 TR/PC Simulator Training

B737-800 F/S Initial Equipment Training

B737-800 Ground Initial New Equipment

B737-800 Ground Initial New Hire

B737-800 Ground Recurrent Training

B737-800 Integrated Procedure Trainer

B737-800 TQ Pilot Training

B737-800 TR/PC Simulator Training

B737-800#2 Initial New Equipmemt

B737-800#2 Initial New Hire Training

B737-800#2 TR/PC Simulator Training

B747-400 Ground Recurrent Training

B747-400 Ground Transition Training

B737-300/400/500 Bridging Course

B737-800 Differences Ground Training

B737-800 Ground Requalification Training

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Pelatihan Untuk Awak Kokpit 2015Trainings for cockpit crew In 2015

No. Pelatihan / Training

B777-300ER Ground Recurrent Training

B777-300ER Ground Transition Training

Basic Indoctrination Training

Basic Instructor Course

Bridging Course

C.R.M Training

CAT II/III

Coaching ICAO Language Prof. for Pilot

Command Training

Course Cross Qualification

CRJ-1000 Ground Initial New HireTraining

CRJ-1000 Ground Recurrent Training

Dangerous Goods Training

Emergency Procedure Training

ETOPS Training

GPWS / EGPWS, CFIT

Ground Adverse Weather / De-icing

ICAO Language Proficiency Test For Pilot

Initial UPSET Recovery Training

Low Visibility Operations Training

Managing Professional Atittude

Rec. ICAO Language Prof. Test For Pilot

Recurrent CRM Training

Recurrent Emergency Procedure Training

Recurrent Ground Aviation Security

RVSM, RNP, MNPS & PRM

TCAS

Windshear

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

No.






• Flight Attendant Training

Melanjutkan program Quantum Leap pada tahun sebelumnya, Perseroan juga secara konsisten melaksanakan program pelatihan dan pengembangan untuk peningkatan kualitas awak kabin guna mendukung pencapaian “Best World Cabin Crew” dan “5-Star Airline”.

Melalui Flight Attendant Academy, Unit Flight Attendant Training telah melaksanakan serangkaian program pelatihan guna membangun tim Awak Kabin yang andal dan profesional. Program pelatihan dan pengembangan tersebut dirancang dan diselenggarakan dengan mengacu kepada kebutuhan dan strategi Perseroan yang harus dipenuhi dimana semua materi pelatihan harus sesuai dengan “Mandatory by Regulator” serta “Mandatory by Company”. Selain itu, pelatihan flight attendant juga difokuskan pada materi penguatan-penguatan soft skill khususnya service skill yang diperlukan untuk membentuk sikap mental yang positif dan kualitas layanan.

• flight Attendant training In line with the Quantum Leap program, the needs

for more cabin crew increases in line with the number of aircraft that is operated. Through the achievement of “World’s Best Cabin Crew 2015” and 5-Star Airline.

Through Flight Attendant Academy, Flight Attendant Training Unit has conducted a series of teaching and learning process in order to bring its graduates to become reliable and professional cabin crew. The learning process refers to the needs and strategies of the Company that have to be met where all learning material should be in accordance with the “Mandatory by Regulators” and “Mandatory by the Company”. In addition, the flight attendant trainings are also focused on strengthening of the soft skills, especially the service skills are also required to establish positive mental attitude and quality of service.


Pelatihan / TrainingNo. Pelatihan / TrainingNo.

B777 Transition EPT& CP

Instructor Performance Monitoring

A 330 Transition for F/A

A 330, B 744 & B777 Transition EPT& CP

A330,B744 Rec. Safety & Service Hajj

All Type Recurrent EPT for GA F/A

Arabic for F/A

ATR 72-600 & CRJ Transition EPT for F/A

ATR 72-600 Recurrent EPT for F/A

Aviation Security Training for F/A 480

B747-400 Type Rating

B777 Transition EPT for F/A

Briefing First & Business New Service

Cabin Checker for SEP Instructor FA

Competency Check/Door Drill ATR 72-600

Competency Check/Door Drill B-777 DKUPPU

CRJ-1000 SEP Transition Training

CRM for Flight Attendant

Dangerous Goods Training for F/A

Development Training Progr (New Concept)

Development Uplifting Training

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Extra English for F/A

FA 1

FA 1 ATR

FA 1 CRJ

Flight Checker New Service Training

Flight Checker Training for FA

Flight Service Manager

Food & Beverage for MEA

Initial F/A Training for GA

J Class for FA

New Service Concept for J Class

Rec. CRM Training for F/A

Recurrent Emergency Drill

Recurrent EPT for VVIP Flight

Requalification All Type EPT for GA F/A

Training for Trainer EPT F/A

Training for Trainer Social Grace F/A

Transition for Seasonal MEA kelas A

Visit Aircraft for Transition

Y (economy) Class for FA

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

Pelatihan Flight Attendant 2015Flight Attendant 2015 Training






• Flight Operations Officer Training

Pelatihan Flight Operations Officer (FOO) khususnya program recurrent terutama diselenggarakan untuk memenuhi maupun memperbaharui lisensi kompetensi dan lisensi rating jenis pesawat yang dipersyaratkan oleh regulator nasional dan internasional. Mayoritas pelatihan FOO ini merupakan pelatihan wajib (mandatory training) dan diperuntukkan bagi karyawan Perseroan maupun yang berasal dari Garuda Group dan pihak eksternal. Di samping mempertahankan lisensi, program pelatihan FOO juga dimaksudkan untuk memenuhi standar kualitas dan kuantitas Flight Operations Officer di Perseroan.

• flight operations officer training Flight Operations Officer (FOO) Training particularly

recurrent programs are held to meet and renew a competence license and rating of type of planes required by national and international regulators. Most of the FOO trainings is mandatory training tailored for the Company’s employees from Garuda Indonesia Group and external parties. In addition to maintain license, FOO training programs are also conducted in order to fulfill the qualification and quantity of Flight Operations Officer in the Company.

Pelatihan / TrainingNo. Pelatihan / TrainingNo.

Aviation Security

CAT II/III Low Visibility Operations

Comp. Check Preparation FOO_MT

Dispatch Resources Management

FOO A330 - 300/200 TRQ (Comp. Check)

FOO A330-300/200 (Chomp Check)

FOO ATR 72-600 (Chomp. Check)

FOO ATR 72-600 Transition

FOO B 737- 800 Type Rating

FOO B 777-300ER (Chomp. Check)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

FOO Bombardier CRJ-1000 (Comp. Check)

FOO Competency Check - MT

FOO Differences B737-800 NG

FOO Initial

FOO OJT & FAM FLT B737-800 NG

FOO Recurrent & Competency Check 2014

Navtech Flight Plan (NFP) System Training

On The Job Training FOO Initial - MT

Training for Crew Controller

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Pelatihan Flight Operations Officer 2015Flight Operations Off icer 2015 Training






• Knowledge Management

Knowlege Management adalah suatu upaya pengelolaan pengetahuan perusahaan yang dilakukan melalui proses menyerap (capture), berbagi (share), menggunakan (use) dan mengembangkan (enrich) yang ditujukan untuk mempermudah penemuan informasi bernilai untuk kemudian ditransformasikan menjadi pengetahuan kritis sebagai referensi dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, salah satu kunci utama bagi sebuah organisasi untuk berkembang adalah menerapkan knowledge management untuk mendorong inovasi.

Beberapa aktivitas knowledge management yang telah dilakukan Perseroan adalah knowledge sharing yang saat ini sudah dilakukan oleh hampir seluruh unit kerja, dengan berbagi pengalaman dan pengetahuannya kepada karyawan lainnya. Pengalaman dan pengetahuan tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk knowledge document untuk didistribusikan kepada seluruh karyawan melalui email blast maupun informasi Perseroan dalam bentuk Knowledge Bulletin. Melalui program ini, diharapkan pengalaman dan pengetahuan tersebut dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh karyawan untuk kemudian diimplementasikan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Selain pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki selama masa kerja, seorang karyawan dapat membagikan pengetahuannya yang diperoleh dari kegiatan seminar, benchmarking, workshop, maupun training.

Learning Point System adalah salah satu upaya mendokumentasikan semua aktivitas knowlege management dalam sebuah sistem, sehingga kelima aktivitas knowledge management dapat terlaksana dengan baik. Selain dokumentasi melalui Learning Point System, saat ini Perseroan juga telah menerapkan Knowledge Management System (KMS). KMS adalah aplikasi teknologi informasi yang ditujukan untuk mengakuisi pengetahuan karyawan secara online dan memudahkan karyawan dengan waktu kerja yang cukup padat untuk memperoleh dan membagikan pengetahuannya.

• E Learning

Perseroan menerapkan metode self-learning melalui metode pembelajaran e-learning. Sistem ini dapat membantu menciptakan budaya pembelajaran yang lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan Perseroan

• Knowledge management Knowledge Management is a method to manage

a company’s knowledge through capture, share, use, and enrich which is aimed to facilitate valuable information discovery to be then transformed into critical knowledge in decision-making. As such, one of the main key for an organization to grow is to apply knowledge management to promote innovation.

Some of the Knowledge Management activities undertaken by the Company is knowledge sharing, which has been currently implemented in almost all units, in order to share experience and knowledge to other employees. The experience and knowledge is then documented in the form of Knowledge Document to be distributed to all employees via email blast and corporate information in the form of Knowledge Bulletin. Through this program, the experience and knowledge can be identified and understood by all employees to be further implemented in daily work activities. In addition to the experience and knowledge during employment, an employee can share its knowledge obtained from seminars, benchmarking, workshops, and training.

Learning Point System is an effort to document all activities of Knowledge Management in a system to enable well documentation of five Knowledge Management activities, namely capture, documented, distribute, utilize and enrich knowledge. In addition to documentation through Learning Point System, the Company also currently implements Knowledge Management System (KMS). KMS is an information technology application designed to acquire the knowledge of employees online so that an employee with tight work time can easily capture and share knowledge

• e learning The Company implements the self-learning method

through e-learning method. This system can help create a learning culture that is more flexible to cater to the Company and employees’ needs to further







dan karyawan saat ini serta mendorong pembelajaran yang efektif dan efisien. Sistem ini juga dapat meningkatkan daya saing antar karyawan dan kompetensi SDM tanpa harus meninggalkan tugas yang diembannya. Sekitar 70% karyawan Perseroan mempunyai tingkat mobilitas yang sangat tinggi seperti pilot, awak kabin dan pegawai darat (ground staff) yang berada di lapangan (frontliner). Oleh karena itu, karyawan dituntut untuk dapat melakukan metode self-learning dengan e-learning dalam meningkatkan kompetensinya.

Adapun penerapan e-learning juga ditunjang oleh konten atau materi e-learning yang biasa disebut modul e-learning. Meski berbeda dengan modul kelas konvensional, modul e-learning harus memiliki kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan modul yang ada di dalam metode kelas konvensional sehingga kualitas peserta pelatihan tetap terjaga dan memiliki pengetahuan yang luas. Perseroan terus mengembangkan modul e-learning yang dibutuhkan oleh karyawan. Berdasarkan kebutuhan Perseroan pada tahun 2015, Garuda Indonesia Training Center (GITC) telah mengembangkan 184 modul e-learning yang terdiri dari 100 modul wajib (mandatory module) dan 84 modul non wajib (non mandatory).

• Fasilitas Pelatihan

Sejalan dengan perkembangan program pelatihan di Unit Learning And Development, GITC telah dilengkapi sejumlah sarana dan prasarana penunjang agar seluruh kegiatan pelatihan dapat berjalan sesuai dengan harapan Perseroan.

Berangkat dari pemahaman tersebut, Unit Learning And Development menerapkan konsep pembelajaran experiental learning, sehingga sejak tahun 2012 seluruh fasilitas penunjang mengacu pada konsep experiental learning.

Dalam mendukung penerapan konsep experiental learning, dibutuhkan sejumlah fasilitas pendukung. Pada tahun 2015, Perseroan telah melakukan investasi tambahan atas beberapa fasilitas pendukung yang terdiri dari Flight Simulator ATR72-600 dan Cabin Service B777-300ER

Hingga saat ini, fasilitas pelatihan yang dimiliki Garuda Indonesia Training Center adalah:

create effective and efficient learning method. The system can also increase the competitiveness among employees and their competences without having to leave their task assignment. Approximately 70.0% of the Company’s employees, such as pilots, cabin crews and ground staffs, and frontliner. Therefore, employees are required to be able to do a self-learning with e-learning method to improve their competence.

The implementation of e-learning process is integral from the content or the e-learning material called e-learning module. While different from conventional classroom, the e-learning module shall have the same quality, and even better, compared with the module used in the classroom in order to maintain the quality of each participant and keep them broad-minded. The Company continues to develop e-learning module required by employees. Based on the Company’s needs in 2015, Garuda Indonesia Training Center (GITC) has developed 184 e-learning modules comprising of 100 mandatory module and 84 mandatory module.

• training facilities In line with the development of training programs in

Learning and Development Unit, optimum supporting facilities and infrastructure optimal are needed to ensure that the trainings can live up to the expectation.

Therefore, Learning and Development applied the concept of experiential learning and thus, the entire supporting facilities have referred to experiential learning concept since 2012.

In order to support implementation of experiential learning concept. In 2015, the Company has made additional investments in the form of media training consisting of Flight Simulator ATR72-600 and Cabin Service B777-300ER

Currently, Garuda Indonesia Training Center has the following training facilities:






1. 7 Flight Simulator type: A330-200, A320-200, B737 NG (2 Unit), B737 300/400/500 dan CRJ-1000, ATR 72-600.

2. 3 Integrated Procedure Training (IPT) yang terdiri dari: B737 NG, A330-200, dan A320-200.

3. 3 cabin service mock up serta 2 Safety Training mock up masing-masing untuk type: B737, B747 dan B777

4. 7 door trainer type: ATR 72-600, CRJ-1000, B777, A330, B747, B747-400 UD dan B737 NG OWE.

STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN 2016

Strategi dan perencanaan sumber daya manusia di masa mendatang akan tetap mengacu kepada strategi korporasi. Pencapaian Perseroan menjadi maskapai bintang 5 dan juga layanan awak kabin terbaik di dunia menjadi standar yang harus tetap dipertahankan. Di samping itu, sistem pengelolaan sumber daya manusia akan lebih diarahkan untuk dapat mendorong pencapaian target pendapatan dan pada saat yang sama, mengelola investasi sumber daya manusia secara lebih efisien.

Pengelolaan SDM pada tahun 2016 diarahkan mendukung tema Perseroan untuk tetap meningkatkan layanan kepada pelanggan (service elevation). Pengembangan SDM khususnya para front liner ditujukan untuk lebih meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan. Selain itu pengeloaan SDM diarahkan agar pola pikir dan pola tindak karyawan dalam melakukan aktivitas selalu dihubungkan dengan manfaat bagi Perseroan.

Perseroan akan melakukan kaji ulang model kompetensi dan menyiapkan para senior, mid level manager untuk proses regenerasi dan juga agar menjadi global talent. Dalam hal pengembangan organisasi secara korporasi, Perseroan menyiapkan pembentukan holding company yang akan menjadi induk seluruh lini usaha. Pembentukan tersebut akan menciptakan sinergi usaha yang optimal.

1. 7 Flight Simulator type: A330-200, A320-200, B737 NG (2 Unit), B737 300/400/500 and CRJ-1000, ATR 72-600.

2. 3 Integrated Procedure Training (IPT) yang terdiri dari: B737 NG, A330-200, and A320-200.

3. 3 cabin service mock up serta 2 Safety Training mock up for type: B737, B747 and B777

4. 7 door trainer type: ATR 72-600, CRJ-1000, B777, A330, B747, B747-400 UD dan B737 NG OWE.OWE

HumAn CApitAl StRAtegy foR 2016Future human resources strategy and planning will still refers to corporate strategies. The Company’s achievement as a 5-star airline and “world best cabin crew” become standards that should be maintained. In addition, human resources management system will be directed to boost revenue target achievement, and at the same time, manage human resources investment more efficiently.

HC management in 2016 will focus on supporting the Company’s service elevation highlight. HC development particularly the frontliners is aimed to lift up quality of service to passengers. Moreover, HC management will lead the employees’ perspective and behavior in doing activities toward the Company’s benefits.

The Company will review competence models and prepare senior, mid-level managers for regeneration process and so as to become global talent. In organization development as a corporation, the Company will prepare establishment of holding company which will parent all of its business lines.


Secara garis besar, program pelatihan Perseroan terbagi dalam 4 kategori, yaitu: Airline Business Training, Flight Operation Training,

Flight Attendant Training, dan Flight Operation Officer Training.

In general, Garuda Indonesia’s training program is categorized into 4 (four) categories, namely Airline Business, Flight Operation,

Flight Attendant, and Flight Operation Officer.






TEKNOLOGI INFORMASIInformation Technology

Perseroan telah menyusun dan menerapkan Master Plan Teknologi Informasi (TI) melalui inisiatif-inisiatif strategis, serta pemilihan teknologi yang realistis dan pragmatis sejalan dengan strategi bisnis untuk mendukung meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Berbagai program pengembangan teknologi informasi yang telah dilakukan sepanjang tahun 2015 pada dasarnya diarahkan untuk mendukung strategi bisnis yang dijalankannya serta dalam rangka menyongsong rencana jangka panjang Perseroan tahun 2016 - 2020.

STRATEGI TEKNOLOGI

INFORMASI TAHUN 2015

Penciptaan teknologi informasi sebagai mesin penggerak bagi peningkatan dan pertumbuhan bisnis Perseroan dibangun di atas 8 (delapan) prinsip yang seluruhnya ditujukan untuk mendukung pencapaian target Perseroan, yaitu:1. Memilih sistem standar

industri penerbangan, dan menerapkannya untuk fungsi-fungsi yang memiliki keuntungan kompetitif.

2. Memilih sistem TI yang dinamis dan mempunyai kemampuan yang terbaik di kelasnya untuk digunakan pada fungsi-fungsi yang membutuhkan kemampuan diferensiasi kompetitif, sedangkan fungsi lainnya menggunakan sistem terintegrasi melalui platform yang telah terbukti andal dan tidak memerlukan kustomisasi.

The Company has formulated and implemented Information Technology (IT) Master Plan through strategic initiatives, as well as selection of a realistic and pragmatic technologies in accordance with business strategies to support service quality to all customer and a sustainable business growth.

Various information technology development programs that took place throughout 2015, was generally aimed to support business strategy whom the Company executed and embracing long-term plan for 2016 - 2020.

infoRmAtion teCHnology StRAtegy in 2015Creation of information technology as a driver to improvement and growth of the Company’s business is founded on 8 (eight) principles which is tailored to support the Company’s target achievement:

1. Select aviation industry standard system and implement it for functions with competitive edges.

2. Select a dynamic IT system with the best-in class capability to be applied in functions that require competitive differentiation ability while other functions uses integrated system through a platform that has been proven reliable and requires no customization.

Inisiatif IT yang diimpelementasikan pada tahun 2015 mengacu pada Information Technology Project Portofolio (ITPP) 2015.

IT initiatives implemented in 2015 refers to Information Technology Project Portfolio (ITPP) 2015.






3. Mengembangkan arsitektur TI yang fleksibel dan dapat digunakan kembali, serta memberikan kemudahan akses bagi calon penumpang.

4. Mengembangkan arsitektur TI yang dapat menjamin kerahasiaan data Perseroan, dengan menerapkan protokol, proses dan perangkat keamanan yang sesuai.

5. Menerapkan proses dan praktik terbaik, serta konsisten dengan penggunaan sistem yang terbaik.

6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem.

7. Memanfaatkan infrastruktur yang memiliki bandwidth, tingkat keamanan, dan kontinuitas bisnis terjamin.

8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan TI yang sesuai standar industri dengan dukungan mitra TI terpercaya untuk menjamin ketepatan waktu dan efektivitas.

ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI

Pengembangan pada organisasi bertujuan untuk membangun sistem yang mendukung aktivitas organisasi yang dinamis dan efisien dalam menghadapi persaingan saat ini dan di masa depan. Untuk itu, dilakukan pemutakhiran terhadap aturan dan pengelolaan TI berupa Manual Teknologi Informasi (IT Governance) dan melakukan rancang bangun sistem alur kerja yang disesuaikan dengan praktik umum dan pemenuhan kebutuhan Perseroan. Pengembangan yang dilakukan pada sisi organisasi adalah:1. Pembentukan IT Program Management

Memastikan tersedianya pengelolaan dan monitoring implementasi IT Project Portofolio sesuai dengan standar Project Management dan Software Development Life Cycle dalam setiap pelaksanaan proyek dan transisi implementasi TI sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).

2. Pembentukan IT Service Delivery

Memastikan ketersediaan layanan TI dengan evaluasi kinerja yang menyeluruh serta memastikan penyelesaian setiap permasalahan yang terjadi dan memantau Service Level Agreement (SLA) pihak ketiga, guna mendukung pencapaian target bisnis Perseroan sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Untuk memastikan layanan operasional TI yang optimal, IT Service Delivery melakukan koordinasi dengan PT Aero System Indonesia (ASYST) sebagai IT Operation Support untuk Perseroan.

3. Build a flexible IT architecture which can be reused and grant easy access to prospective passengers.

4. Design IT architecture which can ensure confidentiality of the Company’s data by applying appropriate protocols, process, and safety tools.

5. Implements best process and practices while consistently uses the best system.

6. Integrate information to improve system efficiency and effectiveness.

7. Leverage on infrastructure which has bandwidth, security level, and certain business continuity.

8. Conduct projects and provide IT services in pursuant to industry standards with trusted IT partners to ensure timeliness and effectiveness.

infoRmAtion teCHnology oRgAnizAtionThe objective of organization development is to build a system which supports dynamic and efficient organization activities in standing up to the current and future competition. As such, there has been updates of IT regulation and management through IT Governance Manual and design of work flow system which is tuned up to best practice and the Company’s need. Development in terms of organization includes:

1. IT Program Management Ensure the availability of IT Project Portfolio in line

with Project Management standard and Software Development Life Cycle in every IT project implementation and transition in accordance the Good Corporate Governance.

2. IT Service Delivery Ensure the availability of IT services with

comprehensive performance evaluation and ensure settlement of every issues occurred and monitor Service Level Agreement (SLA), in order to support the Company’s business target achievement in line the Good Corporate Governance. To ensure optimal IT operational service, IT Service Delivery coordinates with PT Aero Systems Indonesia (ASYST) as IT Operation Support for the Company.







IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI TAHUN 2015

Inisiatif IT yang diimpelementasikan pada tahun 2015 mengacu pada Information Technology Project Portofolio (ITPP) 2015. Beberapa inisiatif yang dilaksanakan antara lain meliputi:1. New Message Switching

Pemutakhiran sistem message switching yang lebih efisien dengan fitur baru sehingga dapat terintegrasi dengan sistem lain serta memiliki fleksibilitas dan kinerja yang lebih baik.

2. ESB & ODS Enhancement

Enterprise Service Bus (ESB) dan ODS (Operational Data Store) dapat mempercepat implementasi integrasi antar aplikasi yang lebih mulus aman dan efisien, memperhatikan kebutuhan integrasi antar aplikasi yang terus berkembang serta menyediakan sumber data tunggal yang lengkap dan akurat untuk kebutuhan analisis dan pelaporan.

3. Website Accelerator

Meningkatkan kinerja aplikasi-aplikasi inti E-Commerce Perseroan melalui teknologi yang andal dan aman sehingga dapat mencegah terjadinya tidak berfungsinya sistem (down) dan mendukung peningkatan layanan kepada pelanggan.

4. Internet Consolidation

Meningkatkan keandalan dan ketersediaan serta penambahan fitur keamanan untuk layanan Internet yang memberikan manfaat sebagai berikut :• Fleksibilitasdalampengaturanbandwidth• Ketersediaanyangtinggi(high availability) untuk

tautan (link) internet• Kemudahandalammengelolaperangkatdan

tautan• PeningkatankeamananjaringanInternetmelalui

fitur Intrusion Prevention System (IPS) dan Advance Malware Protection (AMP)

• MemisahkanfungsiVPNConcentratordiperangkat ASA terpisah (redundant)

• Peningkatanbandwdith internet menjadi 90 Mbps

5. Amadeus Loyalty Management System (ALMS)

Menerapkan sistem loyalty management baru yang lebih andal dan akurat untuk meningkatkan kualitas layanan kepada setiap anggota dan mendorong kontribusi anggota yang lebih tinggi terhadap GarudaMiles.

6. Pengembangan Backup Infrastruktur Jaringan

Bandara

Menyiapkan backup infrastruktur Jaringan untuk beberapa bandara domestik, untuk meningkatkan keandalan infrastruktur saat terjadi bencana agar operasional di bandara tidak terganggu.

implementAtion of infoRmAtion teCHnology in 2015IT initiatives implemented in 2015 refers to Information Technology Project Portfolio (ITPP) 2015. Among the initiatives carried out are:

1. New Message Switching Upgrade of message switching system to be

more efficient with new features so that it can be integrated with other system and has better flexibility and performance.

2. ESB & ODS Enhancement Enterprise Service Bus (ESB) and ODS (Operational

Data Store) can foster a more seamless, safe, and efficient integration among applications, take into account of integration among the growing applications, and provide a complete and accurate single data source for analysis and reporting purpose.

3. Website Accelerator Enhance performance of the Company’s

E-Commerce core applications through reliable and safe technology so as to prevent system from breaking down and support improved service to customers.

4. Internet Consolidation Improve reliability and availability as well as

addition of safety features for internet services which can provide the following benefits:• Flexibilityinbandwidthconfiguration• Highavailabilityforinternetlink

• Easiermanagementofdevicesandlinks

• ImprovementofinternetnetworksafetythroughIntrusion Prevention System (IPS) and Advance Malware Protection (AMP)

• SplitVPNConcentratorinredundantASAdevices

• Improvementofinternetbandwidthto90Mbps

5. Amadeus Loyalty Management System (ALMS) Apply a new loyalty management system which is

more reliable and accurate to improve quality of service to all members and drive higher member contribution to GarudaMiles.

6. Development of Airport Network Infrastructure Backup

Prepare backup for network infrastructure in several local airports to improve infrastructure reliability in times of disasters so that airport operation is not disrupted.






7. New UI Internet Booking Engine (IBE)

Merancang ulang IBE dan Mobile Application untuk peningkatan layanan dan kemampuan sistem. Selain itu, Perseroan juga memberikan pengalaman yang berbeda kepada pelanggan dalam mendapatkan informasi tentang pemesanan tiket hingga melakukan transaksi.

8. New Payment Landing Page

Pemutakhiran Landing Payment Page IBE untuk meningkatkan keandalan dan keamanan dari proses E-Commerce sehingga dapat mendorong pertumbuhan penjualan E-Commerce.

9. Pemutakhiran IOCS Netline Crew dan Netline

Ops

Pemutakhiran teknologi IOCS melalui upgrade rilis Netline Crew dari versi 9.1.8 ke 2014.3 dan Netline Ops dari versi 8.3.0.2.0 ke 8.4.0.35 untuk meningkatkan fitur dan keunggulan operasional (operational excellence).

10. New Mobile Application

Pemutakhiran aplikasi mobile Garuda Indonesia dalam rangka penyempurnaan layanan kepada pelanggan dengan meningkatkan kemudahan bertransaksi sehingga mendorong peningkatan penjualan.

11. Mobile Executive Dashboard

Mengembangkan Aplikasi Executive Mobile Dashboard yang dapat memberikan informasi tentang On Time Performance (OTP), Sales & Revenue, Flight Status, dan Route Result (RR) secara real-time sehingga dapat membantu Direksi dalam mengambil keputusan yang taktis dan strategis dengan cepat.

RENCANA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

INFORMASI TAHUN 2016

Sejalan dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan untuk lima tahun ke depan “Sky Beyond”, pengembangan dan penerapan TI diharapkan mampu memenuhi kebutuhan unit bisnis secara cepat, menerapkan efisiensi terhadap biaya dan proses bisnis serta memberikan layanan yang optimal dalam menjaga operasional TI.

Pada tahun 2016, inisiatif TI fokus kepada pemenuhan kebutuhan sesuai dengan strategi utama Perseroan, yaitu:

7. New UI Internet Booking Engine (IBE) Redesign IBE and Mobile Application to improve

service and system capability. In addition, the Company also creates different experience for all customers to get information on ticket reservation and do transactions.

8. New Payment Landing Page IBE Landing Payment Page upgrade to enhance

reliability and safety of E-Commerce proses so as to promote higher growth of E-Commerce sales.

9. Update of IOCS Netline Crew and Netline Ops IOCS technology update through release upgrade

Netline Crew from 9.1.8 version to 2014.3 and Netline Ops from 8.3.0.20.0 to 8.4.0.35 version to improve features and operational excellence.

10. New Mobile Application Update Garuda Indonesia mobile application

to refine services to customer by facilitating transactions so as to drive higher sales.

11. Mobile Executive Dashboard Develop Executive Mobile Dashboard application

which can provide information of On Time Performance (OTP), Sales & Revenue, Flight Status, and Route Result (RR) in real time so as to help the Board of Directors in making tactical and strategic decisions quickly.

infoRmAtion teCHnology development plAn in 2016In line with the business strategies set for the next five years “Sky Beyond”, development and implementation of IT are expected to meet the needs of business units quickly, apply efficiency in cost and business process while also provide best services in maintaining IT operation.

In 2016, IT initiatives are emphasized on meeting the needs in line with the Company’s main strategy as follows:







1. Dedicated T3 : IT Infrastructure untuk Terminal 3

Ultimate

Memastikan tersedianya infrastruktur yang diharapkan untuk mendukung setiap proses bisnis yang berjalan pada Terminal 3.

2. E-Commerce: One Stop Service e-Travel

Memberikan pengalaman baru kepada pelanggan dengan “One Stop Service Traveling Experience”, dengan mengintegrasikan layanan yang dapat ditawarkan oleh Garuda Indonesia Group untuk pelanggan.

3. CRM & Customer Database

Menyediakan sistem yang terintegrasi antara penjualan, pemasaran, dan layanan (sales, marketing, dan service) sebagai upaya meningkatkan pemahaman terhadap pelanggan. Inisiatif ini diawali dengan penyusunan roadmap yang baik untuk implementasi Customer Relationship Management (CRM) secara menyeluruh.

4. New IOCS (Operational, Crew Management and

Optimizer)

Pemutakhiran IOCS untuk meningkatkan keunggulan operasional yang meliputi rotasi penerbangan dan pengelolaan penjadwalan awak kabin pesawat.

5. Bukti Timbang Barang (BTB) Online untuk Cargo Pemutakhiran sistem timbang barang untuk

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan mendukung pertumbuhan bisnis kargo.

6. Automatic Baggage Weigher

Mengintegrasikan alat penimbang bagasi dengan sistem Departure Control System (DCS) saat proses check-in.

Pertumbuhan bisnis Perseroan melalui program Sky Beyond memerlukan dukungan penuh TI untuk dapat menjalankan proses bisnis dengan cepat, tepat dan akurat. Inisiatif-inisiatif tersebut akan disusun ke dalam update dokumen IT Master Plan tahun 2016 sesuai dengan standar kerangka kerja IT dalam melaksanakan tata kelola TI (IT Governance) untuk menjadi maskapai berbasis TI (IT-based Airline).

1. Dedicated T3: IT Infrastructure for Terminal 3 Ultimate

Ensure the availability of infrastructures expected to support every business process running in Terminal 3.

2. E-Commerce: One Stop Service e-Travel Provide New experience to customers with “One Stop

Service Travelling Experience”, by integrating services which can be offered by Garuda Indonesia Group for customers.

3. CRM & Customer Database Provide system which integrate sales, marketing,

and service in order to enhance understanding about customers. The initiative starts with formulation of a good roadmap for a comprehensive implementation of Customer Relationship Management.

4. New IOCS (Operational, Crew Management and Optimizer)

IOC update to improve operational excellence which encompass flight rotation and management of cabin crew scheduling.

5. Online Weight of Evidence for Cargo Update on goods weighing system to enhance

service to customer and support cargo business growth.

6. Automatic Baggage Weigher Integrating automatic baggage weigher with

Depatuure Control System (DCS) in check-in process.

The Company’s business growth through Sky Beyond program requires IT full support to run business process quickly and accurately. The initiatives will be updated into IT Master Plan document for 2016 in accordance with IT framework standard to apply IT Governance towards becoming IT-based airline.






PENGADAANProcurement

Perseroan menjalankan strategi pengadaan secara konsisten sebagai serangkaian proses pengembangan sistem pengadaan sesuai dengan Garuda Indonesia Procurement Roadmap.

Pada fase pertama, proses pengadaan di Perseroan berada di dalam fase “Basic Buying”, dimana pengadaan dilakukan secara desentralisasi, parsial dan on the spot sesuai kebutuhan. Fase basic buying kemudian bergerak menuju fase kedua“Strategic Buying”, dengan karakteristik pembelian secara konsolidasi (volume korporasi), kontrak jangka panjang, dan penerapan klasifikasi supplier berdasarkan kompetensinya.

Pada fase ketiga, Perseroan mulai berkembang menuju fase “Partnership”, dimana fokus Perseroan beralih dari upaya efisiensi dan jangka pendek ke arah efisiensi biaya dari sisi supplier dengan strategi kerja sama jangka panjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas supplier. Selain itu, Perseroan juga mengembangkan sistem value chain untuk mencapai efisiensi serta efektivitas proses pengadaan melalui pendekatan IT.

Pada fase keempat yakni “Procurement Excellence”, salah satu program Procurement Excellence adalah “buyer focuses on own core competencies”, dimana Perseroan telah mewujudkannya dalam beberapa program kerja sama yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi Perseroan maupun supplier. Fase “Procurement Excellence” juga dapat diterjemahkan sebagai implementasi atas Supply Chain Management secara menyeluruh yang terus dikembangkan sampai dengan saat ini.

Setelah melewati fase “Procurement Excellence” yang ditandai dengan penguatan daya saing Perseroan dan sinergi yang lebih baik dengan mitra-mitra strategisnya, pengadaan kini memiliki tantangan untuk terus mengembangkan perannya sebagai salah satu faktor pendorong strategi dan kinerja Perseroan.

STRATEGI PENGADAAN TAHUN 2015

Dimulai sejak tahun 2014, Perseroan telah mengembangkan diri menuju “Word Class Procurement” dengan tujuan bahwa pengadaan untuk selanjutnya akan berkembang menjadi salah satu faktor kunci pendorong daya saing Perseroan. Sejalan dengan tujuan tersebut, beberapa strategi yang telah diterapkan pada tahun 2015 antara lain adalah:

The Company consistently implements procurement strategy through a series of process to develop procurement system in accordance with Garuda Indonesia Procurement Roadmap.

On the first phase, the Company’s procurement process starts on “Basic Buying” phase in which procurement is conducted by means of decentralization, partial, and on the sport in accordance with needs. Basis buying phase then movers to the second phase, “Strategic Buying” with consolidated purchase (corporation volume), long-term contract, and classification of supplier based on their competence.

On the third phase, the Company starts to move towards the phase “Partnership”, in which the Company’s focus shift from the efficiency and short-term to the supplier cost efficiency through long-term agreement strategy intended to increase the productivity of suppliers. In addition, the Company is also developing a value chain system to achieve efficient and effective procurement process through IT approach.

On the fourth phase of the “Procurement Excellence”, one of the Procurement Excellence program is a “buyer focuses on own core competencies”, in which the Company has realized it in several cooperation programs that aim to increase the added value for the Company and suppliers. “Procurement Excellence” phase can also be translated as a comprehensive implementation of Supply Chain Management which is constantly being developed until present time.

After going through “Procurement Excellence” which is indicated by the Company’s stronger competitiveness and better synergy with its strategic partners, procurement currently has to face the challenge to expand its role as one of the key driver for the Company’s strategies and performance.

pRoCuRement StRAtegy in 2015Started since 2014, the Company has progressing toward “World Class Procurement” with the vision that procurement will evolve into one of the key driver to the Company’s competitiveness later. In line with the vision, some strategies applied in 2015 included:






1. Sourcing Strategy

Sourcing Strategy ditetapkan berdasarkan orientasi pada bisnis, pelayanan yang prima dan juga peningkatan efisiensi dan daya saing Perseroan. Secara konsisten, Perseroan terus mengembangkan kerja sama bernilai tambah (value added partnership) dengan memfokuskan diri pada aspek strategis sebagaimana dijelaskan dalam gambar dibawah ini:

1. Sourcing Strategy Sourcing strategy is set with reference to business,

excellent service, and increasing efficiency as well as the Company’s competitiveness. In fact, the Company consistently develop value-added partnerships by focusing on strategic aspects as follow:

Operational Excellence

Operational Excellence

Supporting(Automation Focus)

Engine & Maintenance

FuelInflightService

GroundHandling

OpertionCharges

IT & Com

Str

ate

gy

Focu

s

Rencana Strategis Berdasarkan Pareto Investment & ExpenseStrategic Plan Based on Pareto Investment & Expense

Perseroan juga memperkuat sinergi dengan entitas anak dan Garuda Indonesia Group sebagai mitra sesuai dengan core business masing-masing entitas anak. Di samping itu, Perseroan juga membangun hubungan strategis dengan komunitas profesional di bidang pengadaan dan merintis terbentuknya “marketplace”sebagai bagian dari “Sourcing Strategy”.

2. Organisasi Pengadaan

Pada tahun 2015, Perseroan telah mengimplementasikan “Procurement Business Partner” sebagai fungsi dalam organisasi pengadaan yang berperan sebagai partner bisnis yang dapat memberikan solusi end-to-end dan komprehensif atas strategi pemenuhan kebutuhan barang/jasa. Implementasi partner bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan percepatan proses pemenuhan kebutuhan barang/jasa sesuai strategi Perseroan.

The Company also strengthen synergy with subsidiaries and Garuda Indonesia Group as partners in line with the core business of respective subsidiaries. In addition, the Company also builds a strategic relationship with procurement professionals and pioneers the establishment of “marketplace” as part of “sourcing strategy”.

2. Procurement Organization In 2015, the Company has implemented

“Procurement Business Partner” as function on procurement organization with takes the role of business partner which can provide end-to-end and comprehensive solutions on strategy to fulfill goods/service’s needs. The objective of “Business Partner” implementation is to improve effectiveness and accelerate fulfillment of goods/services needs in line with the Company’s strategies.






3. Sistem Pengadaan

Procurement System dibangun dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektivitas serta sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Procurement System meliputi ketentuan dan bisnis proses pengadaan, serta sistem berbasis TI. Procurement System ditinjau secara berkala dan dikembangkan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis Perseroan.

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan pengembangan atas sistem pemantauan kinerja supplier, yang diarahkan untuk dapat meningkatkan kinerja supplier atas pelaksanaan pekerjaan dan mendorong terciptanya “join continuous program” antara Perseroan dengan supplier.

Selain itu, sistem berbasis TI juga sedang dibangun dimana sistem tersebut dirancang secara terintegrasi untuk menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan terkait pengadaan, sebagaimana konsep pengembangan Sistem Pengadaan berbasis TI yang ditetapkan yaitu sebagai berikut:

3. Procurement System Procurement System is built by taking into account

of efficiency and effectiveness in accordance with the Good Corporate Governance principles. Procurement System entails provisions and procurement business process as well IT-based system. Procurement System is regularly reviewed and constantly developed in accordance with the Company’s needs and business development.

In 2015, the Company developed supplier performance monitoring system, which is intended to enhance supplier performance on carrying out jobs and promote “join continuous program” between the Company and supplier.

In addition, IT-based system is also being built in which the system is designed in an integrated manner to become one of the foundation for decision-making related to procurement, as well as the concept to develop IT-based procurement system defined as follows:


Sistem Informasi PengadaanProcurement Information System

Support Business Processes and Options

Support Business Decision Making

Support Strategies for Competitive Advantage

Executive Information System (EIS)

Decision Support System (DSS)

Transaction Processing System (TPS)

Strategic Planning

Management Control

Operational Control






IMPLEMENTASI PENGADAAN TAHUN 2015

Sepanjang tahun 2015, unit pengadaan melakukan sebanyak 1.007 proses pengadaan. Rata-rata produktivitas personel pengadaan mencapai 59 pengadaan per personel. Adapun kontribusi efisiensi yang cukup signifikan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengadaan Asuransi Pesawat memberikan

penghematan sebesar US$7.489.913 atau senilai Rp104.858.782.000 (kurs Rp14.000) untuk periode 2015/2016, atau setara dengan penghematan 36% dari biaya tahun sebelumnya.

2. Pengadaan inflight catering di Hong Kong memberikan penghematan sebesar Rp3.718.287.624 per tahun

Selain itu, strategi lain yang ditetapkan Perseroan dalam upaya mendorong efisiensi dari segi pengadaan adalah dengan melakukan renegosiasi atas beberapa kontrak kerjasama antara lain :1. Renegosiasi Polis Asuransi Tanggung Jawab

Pengangkut Angkutan Udara memberikan estimasi penghematan sebesar Rp2.296.574.910 per tahun

2. Renegosiasi dalam rangka Perpanjangan Perawatan Perangkat Inflight Entertainment memberikan estimasi penghematan sebesar US$1.811.960 atau senilai Rp25.367.450.275 (kurs Rp14.000) per tahun

3. Renegosiasi dalam rangka Perpanjangan Layanan Jaringan Infrastruktur Domestik memberikan estimasi penghematan sebesar Rp5.946.711.192 per tahun

4. Renegosiasi inflight catering di Amsterdam memberikan estimasi penghematan sebesar Rp1.824.769.406 per tahun

Pada tahun 2015, Perseroan juga menjalankan Joint Purchasing Program bersama dengan entitas anak untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan baik dari sisi proses maupun output yang dihasilkan. Joint Purchasing Program ini juga merupakan bagian dari strategi peningkatan sinergi dengan entitas anak.

Selain itu, Perseroan secara berkala melaksanakan “Supplier Feedback Survey” dengan responden supplier guna mendapatkan persepsi supplier atas pengadaan yang dilakukan serta masukan (feedback) dari supplier untuk peningkatan pengadaan ke depan.

implementAtion of pRoCuRement in 2015Throughout 2015, Procurement unit has conducted 1,007 procurement process. Each procurement staff can perform 59 procurement process as the average rate of their productivity. The significant efficiency sources from:1. Procurement of Aircraft Insurance which saves

US$7.489.913 or amounting to Rp104.858.782.000 (exchange rate of Rp14,000) for 2015/2016, or equivalent to cost0saving by 36% from the cost of previous year.

2. Procurement of inflight catering in Hong Kong saves Rp3.718.287.624 per year.

In addition, other strategies set by the Company to gain efficiency in terms of procurement are renegotiating prevailed contracts with supplier among others:

1. Renegotiation of Insurance Policy Liability of Air Transport Carrier provides estimated saving of Rp2.296.574.910 per year

2. Renegotiation of Extended Maintenance for Inflight Entertainment Devices provides an estimated saving of US$ 1,811,960 or equivalent to Rp25.367.450.275 (exchange rate of Rp14,000) per year

3. Renegotiation of Extension for Domestic Network Service Infrastructure provides estimated saving of Rp5.946.711.192 per year

4. Renegotiation inflight catering in Amsterdam to give an estimated saving of Rp1.824.769.406per year

In 2015, the Company also applies Joint Purchasing Program together with subsidiaries to improve efficiency and effectiveness of procurement both in terms of process and outputs. The Joint Purchasing Program is also part of the strategy to build better synergy with subsidiaries.

In addition, the Company also held “Supplier Feedback Survey” regularly with supplier respondents to obtain supplier opinion on the existing procurement as wells as supplier feedbacks for the future improvement.







Adapun hasil “Supplier Feedback Survey” selama tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

The results of Supplier Feedback Survey for the last three can be found as follows:


2015

25,42%

65,00%

6,67%2,92%

2014

36,36%

54,17%

7,55%1,92%

2013

33.66%

54,79%

8,58%2,97%

Sangat PuasVery Satisfied

PuasSatisfied

Tidak PuasDissatisfied

Sangat Tidak PuasVery Dissatisfied

Persepsi supplier terhadap sistem pengadaan di Perseroan pada tahun 2015 memperoleh pencapaian sama dengan tahun 2014, yaitu menunjukkan tingkat kepuasan sebesar 90%. Meskipun secara garis besar tingkat kepuasan supplier cukup baik, Perseroan tetap secara konsisten melakukan upaya perbaikan berdasarkan masukan (feedback) dari supplier agar tercipta sinergi yang harmonis antara supplier dan Perseroan.

RENCANA PENGEMBANGAN PENGADAAN TAHUN

2016

Sejalan dengan strategi Perseroan yang akan berkembang menjadi perusahaan holding, pada tahun 2016, Pengadaan akan mulai menjalankan sejumlah insiatif strategi untuk mendukung kesiapan Perseroan dalam strategi tersebut, termasuk di antaranya:1. Menetapkan rantai pasokan Garuda Indonesia

Group dengan mempertimbangkan kapabilitas dan juga daya saing Perseroan.

2. Memperkuat efektivitas organisasi pengadaan dan sistem pengadaan yang andal dan terintegrasi.

3. Memperkuat kemitraan bernilai tambah dengan world-wide IT provider untuk mendukung strategi Perseroan menjadi maskapai berbasis TI.

4. Revitalisasi Pengadaan Berbasis TI (IT-Based Procurement) dengan tujuan lebih meningkatkan transparansi dari pengadaan yang dijalankan, mendukung penentuan strategi yang tepat serta sistem pelaporan yang andal untuk ruang lingkup Garuda Indonesia Group.

The supplier’s perception on the Company’s procurement in 2015 yielded the same score as 2014, which indicated 90% of customer satisfaction. While customer satisfaction index is generally goo, the Company consistently make improvements based on the feedbacks from suppliers so as to create a harmonious synergy between the supplier and the Company.

pRoCuRement development plAn in 2016

In line with the Company’s strategies which will grow into holding company, in 2016, the Company will run some initiatives to support the Company’s readiness in the strategy including:

1. Set supply of chain for Garuda Indonesia Group by considering the Company’s capability and competitiveness.

2. Strengthen effectiveness of procurement organization and procurement system which is reliable and integrated.

3. Intensify value-added partnerships with world-wide IT provider to support the Company’s strategy to become IT-based airline.

4. Revitalize IT-based procurement to elevate procurement transparency, supports the determination of appropriate strategies and a reliable reporting system for Garuda Indonesia Group scope.






Perseroan bertekad menjaga reputasinya di industri penerbangan melalui investasi yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan. Selera risiko Perseroan pada aspek keselamatan dan keamanan penerbangan berada pada tingkat averse, tidak dapat mentolerir risiko sekecil apapun (zero risk tolerance) yang berpotensi membahayakan operasional penerbangan.

Salah satu mitigasi atas risiko tersebut adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan atau Safety Management System (SMS) Perseroan. SMS adalah pendekatan sistematis dan komprehensif untuk mengelola keselamatan di Perseroan. Sebagaimana semua sistem manajemen, SMS Perseroan menetapkan tujuan dan target, melakukan perencanaan, membuat program, melakukan pengawasan, hingga pengukuran kinerja atau performa keselamatan. SMS Perseroan merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang dibutuhkan untuk mengkaji, mengembangkan, menerapkan, mencapai, dan memelihara keselamatan dan kesehatan kerja seluruh karyawan secara khusus, dan seluruh personel di luar organisasi yang terlibat dalam aktivitas usaha secara umum, dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktivitas kerja guna terciptanya lingkungan kerja yang aman dan mendukung pencapaian kerja yang efisien dan produktif.

SMS Perseroan dibangun berlandaskan kebijakan keselamatan yang ditetapkan oleh pimpinan tertinggi Perseroan (CEO). CEO Perseroan melalui Corporate Safety Policy menyatakan komitmen tertinggi manajemen organisasi terhadap keselamatan sebagai core element business yang mengharapkan seluruh karyawan, mitra kerja, kontraktor, dan seluruh pihak ikut berpartisipasi dalam pencapaian SMS yang efektif.

Selanjutnya, komitmen ini juga memperlihatkan dukungan penuh CEO yang sekaligus sebagai Accountable Executive untuk menyediakan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai target-target keselamatan yang diinginkan, mendorong seluruh karyawan untuk melaporkan potensi bahaya dan isu-isu keselamatan, pembentukan standar jelas untuk tingkah laku yang dapat diterima maupun tindakan terhadap pelanggaran, komitmen Perseroan untuk menetapkan target spesifik, pengukuran terhadap indikator-indikator kinerja keselamatan, serta melakukan tinjauan secara

The Company is determined to maintain its reputation in the aviation industry through continuous investment while maintaining the aspects of safety and security of flight. Garuda Indonesia put the level of risk associated with safety and security that potentially endanger the flight operation on the acceptable level.

One of the mitigation to such risks is to implement a Safety Management System (SMS). SMS is a systematic and comprehensive approach to manage safety in the Company. Similar to all management systems, the Company’s SMS has set targets and objectives, planning, created programs, conducted monitoring and measurement of safety performance. SMS is part of the Company’s overall management system which is necessary to assess, develop, implement, achieve and maintain health and safety for employees in particular and all personnels outside organization which is engaged in business activities in general, to manage risks related to business activities in order to create a safe workplace and support efficient and productive work achievement.

The Company’s SMS is designed based on safety policy set by the highest lead (CEO). The Company’s CEO through safety policy declares that the highest commitment of organization management to safety as core element business which expects all employees, business partner, and contractor as well as other parties takes part in creating an effective SMS.

Furthermore, the commitment also demonstrates full support of CEO which also serves as Accountable Executive to provide all resources required to achieve the predefined safety targets, drive all employees to report potential hazard and safety issues, establish clear standards for acceptable behavior and action toward violation, the Company’s commitment to set specific targets, measure safety performance indicators, and conduct review regularly. Corporate Safety Policy which explicitly demonstrates management commitment, is delivered to be known

ASPEK KESELAMATAN DAN KEAMANANSafety And Secur ity Aspect






periodik. Corporate Safety Policy sebagai wujud eksplisit komitmen manajemen disampaikan untuk diketahui oleh seluruh karyawan Perseroan di seluruh lini organisasi, ditinjau dan diperbaharui sedikitnya setiap 2 tahun sekali.

Perseroan memastikan implementasi SMS secara efektif di seluruh lini organisasi, secara khusus di aktivitas operasional penerbangan, dengan mengacu pada rencana pelaksanaan SMS yang telah disusun antara lain meliputi:1. Melakukan pengelolaan risiko proaktif dari potensi

bahaya yang ditemukenali melalui setiap laporan potensi bahaya atau hazard report (Operational Hazard Report/Air Safety Report) yang diterima dan melakukan analisis terhadap rekam-data-pesawat yang diunduh dari black box dalam program Flight Data Monitoring (FDM).

2. Melakukan pengelolaan risiko prediktif dari potensi bahaya yang teridentifikasi dalam kokpit pesawat melalui program LOAS (Line Operations Assessment System) di mana seorang observer dengan kualifikasi tertentu dijadwalkan duduk di dalam kokpit pesawat di penerbangan tertentu, mengamati perilaku kedua awak kokpit pesawat terkait human factors, menuliskan hasil pengamatan dalam checklist item yang tersedia, dan melaporkan hasil pengamatan untuk dianalisa, serta identifikasi potensi bahaya dan pengelolaan risiko untuk proses/alat kerja/sistem baru atau manajemen perubahan yang akan diimplementasikan di Perseroan dalam kaitannya dengan aspek keselamatan.

3. Melakukan pengelolaan risiko reaktif dari potensi bahaya yang teridentifikasi dari kejadian incident (kecelakaan) maupun serious incident (kecelakaan serius) melalui investigasi, pelaporan, hingga memberikan rekomendasi untuk menemukenali akar masalah/penyebab untuk menghindari kejadian serupa terulang kembali di kemudian hari.

4. Melaksanakan SMS records and documentation dengan mengembangkan dan memelihara sistem pelaporan terintegrasi basis data keselamatan Perseroan atau Integrated Electronic Safety Database (IESD) untuk menyimpan setiap identifikasi potensi bahaya dan pengelolaan risiko, menganalisa, memonitor tren, dan menghasilkan pelaporan kinerja keselamatan secara periodik.

5. Melakukan pengawasan pelaksanaan keselamatan dalam rangka memelihara jaminan keselamatan dan juga sebagai upaya pengelolaan risiko proaktif melalui pelaksanaan dan pengelolaan

by all of the Company’s employees across across organization, and being evaluated and renewed at least every two years.

The Company ensures effective SMS implementation across the organization, particularly in flight operation, by referring to SMS implementation plan which includes:

1. Manage proactive risks from any identified potential dangers through every Operational Hazard Report/Air Safety Report) received and analyze aircraft record downloaded from black box in Flght Data Monitoring (FDM).

2. Manage predictive risks from identified hazard in plane cockpit through LOAS (Line Operations Assessment System) in which an obeserver with certain qualification is scheduled to sit in the plane cockpit in certain flights, observe behavior of both cockpit crews related to human factors, write down observation results in the available checklist item, and report the observation results for analysis, and identify hazard potential and risk management for new process/tools/system or change management which will be implemented in the Company in regard to safety aspect.

3. Manage reactive risk management from identified hazard potential from incidents, serious incidents through investigation, reporting, to provide recommendation for finding out the root cause to prevent similar insidents from repeating in the future.

4. Record and document SMS by developing and maintaining an integrated reporting system on the Company;s safety database or Integrated Electronic Safety Database (IESD) to store every identification of hazard potential and risk management, anaylze, monitor trend, and produce regular safety performance reporting.

5. Monitor safetu implementation in maintaining safety assurance and also proactive risk manaement through safety audit conduct and management in department or operational work







audit keselamatan di departemen atau unit kerja operasional yang terkait langsung dan seluruh kantor cabang operasional Perseroan dalam maupun luar negeri.

6. Meningkatkan dan memelihara kesadaran keselamatan (safety awareness) seluruh karyawan Perseroan maupun pihak luar yang terlibat dalam aktivitas operasional melalui program komunikasi, pelatihan, dan edukasi keselamatan.

7. Mengelola CSC (Corporate Safety Committe) Review dan JSB (Joint Safety Board) Review sebagai bentuk management review terhadap pelaksanaan SMS yang dilakukan secara periodik. CSC dan JSB merupakan alat kontrol manajemen tertinggi yang memfasilitasi evaluasi terhadap pelaksanaan SMS Perseroan secara berkala, seperti menetapkan target tingkat keselamatan setiap tahun, melakukan review atas efisiensi dan efektivitas, isu-isu terbaru, kemungkin pencapaian target, kebutuhan tambahan sumber daya, dsb. CSC terdiri atas CEO sebagai pimpinan umum (chairman), Vice President (VP) CQSEM sebagai sekretaris, dan seluruh Direktur Perusahaan sebagai anggota. Sedangkan JSB terdiri atas VP CQSEM sebagai pimpinan umum (chairman), Senior Manager (SM) Occupational Safety, Health & Environment Management sebagai sekretaris, dan beberapa pejabat setingkat VP yang terkait langsung dengan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.

8. Melakukan pengelolaan risiko reaktif dari kejadian kecelakaan fatal (accident) dan/atau kejadian darurat melalui perencanaan penanganan tanggap darurat atau Emergency Response Planning (ERP) berupa ERP drill/exercise secara berkala untuk memastikan kesiapan seluruh personil dan unit kerja terkait jika accident dan/atau kejadian darurat terjadi. Perencanaan pengelolaan situasi darurat ini dimaksudkan untuk meminimasi risiko yang mungkin timbul saat accident yang tidak diharapkan terjadi, sementara Perseroan tetap harus melanjutkan bisnis dan aktivitas operasional secara aman di saat yang bersamaan.

Tingkat insiden merupakan salah satu indikator kinerja keselamatan penerbangan yang menunjukkan tingkat keselamatan yang dicapai oleh penerbangan komersial. Tingkat insiden per 1.000 keberangkatan di tahun 2015 adalah 0,43 atau lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat insiden di tahun 2014 yang sebesar 0,29. Kesadaran akan keselamatan di kalangan karyawan

unit directly related and all of the Company’s operational branch offices inside and outside the country.

6. Improve and maintain safety awareness of the Company’s employees and external parties engaged in operational activities through communication, trainings, and safety education program.

7. Manage CSC (Corporate Safety) Review and JSB (Joint Safety Board) as part of management review on regular SMS implementation. CSC and JCB is the highest management control which facilitate evaluation on the Company’s SMS implementation regularly, such as establishing target of safety rate every year, reviewing efficiency and effectiveness, the newest issues, target achievement probability, need for additional resources. CSC consists of CEO as chairman, Vice President CQSEM as secretary and all of the Company’s Diectors as members. Meanwhile, JSB consists of VP CQSEM as chairman, Senior Manager (SM), Occupational Safety, Health & Environment Management as secretary, and several VP-levels officials which are directly related to flight safety and security.

8. Manage reactive risks from accident and/or emergencies through Emergency Response Planning (ERP) through regular ERP drill/exercise to ensure readiness of all personnels and related work unit if accident and/or emergencies occur The emergency management planning is intended to minimize any potentals risks in unexpected accidents, while the Company has to continue business and operational activities securely at the same time.

Incident rate is one of the indicators of flight safety performance which can indicated safety level of commercial flight. Incident rate per 1,000 departures in 2015 stood at 0.43 or higher than the incident rate in 2014 at 0.29. Safety awareness among employees indicated positive progress as reflected from the increasing number of safety report in 2015 which






menunjukkan perkembangan positif sebagaimana tercermin dari peningkatan jumlah laporan keselamatan di periode 2015 yang mencerminkan budaya pemberitahuan dan pelaporan yang telah terbentuk dengan baik di Garuda Indonesia.

Airworthiness Management

Mengacu pada visi Perseroan yaitu menjadi perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan pelayanan berkualitas kepada masyarakat dunia dengan menggunakan keramahan Indonesia, maka Airworthiness Management sebagai bagian dari Direktorat Teknik dan Teknologi Informasi bertanggung jawab dalam memastikan armada Perseroan senantiasa laik udara dan memenuhi standar keselamatan dunia. Standar yang baik diharapkan dapat mendukung operasional penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional.

Aircraft Maintenance Management memastikan bahwa pengaturan serta pemeliharaan pesawat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan Company Maintenance Manual (CMM) serta Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP) yang telah disahkan oleh regulator, serta persyaratan keselamatan dan kelaikan udara lainnya untuk masing-masing tipe pesawat.

Keandalan Keberangkatan (Dispatch Reliability)

Armada

Pentingnya kehandalan keberangkatan (dispatch reliability) adalah jelas di bisnis aviasi. Terganggunya operasional pesawat dikarenakan dispatch reliability yang buruk akan diterjemahkan ke dalam biaya yang signifikan bagi operator karena biaya-biaya tambahan akan muncul.

Dispatch Reliability di tahun 2015 adalah 99,47% atau lebih tinggi dibandingkan dengan Dispatch Reliability di tahun 2014 yang sebesar 99,37%.

Rencana Tahun 2016

Perseroan bertekad menjaga reputasinya di industri penerbangan melalui investasi yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan sebagaimana Standar IOSA. Program IOSA ini dirancang oleh IATA sebagai standar acuan dalam mengevaluasi kepatuhan maskapai penerbangan

demonstrates a good notice and reporting culture in Garuda Indonesia

Airworthiness ManagementWith reference to the Company’s vision to become a strong distinguished airline through providing quality services to serve people and goods around the world with Indonesian hospitality, Airworthiness as part of Maintenance and Information Technology Directorate is responsible to ensure the Company’s fleet is air worthy and meet the world safety standards. A good standard is expected to support Garuda Indonesia’s flight operational inside and outside the country.

Aircraft Maintenance Management ensures that aircraft configuration and maintenance is carried out in accordance with Company Maintenance Manual (CMM) and Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP) ratified by the regulators as well as requirement of safety and other airworthiness for each type of aircrafts

Fleet Dispatch Reliability

In aviation business, dispatch reliability is very essential. Disruption of aircraft operation due to poor dispatch reliability will translate into significant costs for operators due to the additional costs arise.

Dispatch Reliability in 2015 stood at 99.47% or higher than Dispatch Reliability in 2014 at 99.37%.

2016 PlanThe Company is committed to maintain its reputation in aviation industry through continuous investment by taking into consideration of safety aspects as regulated in IOSA Standard. IOSA Program is tailored by IATA as benchmark to evaluate airlines’ compliance with quality of flight and safety standards. IOSA Programs reflected







terhadap kualitas penerbangan dan standar keamanan. Program IOSA mencerminkan komitmen anggota IATA terhadap aspek keselamatan dan menunjukkan kualitas para anggota IATA. Perseroan juga akan terus memenuhi persyaratan untuk memperpanjang status sebagai Operator IOSA yang akan berakhir tanggal 8 September 2016, serta mempertahankan keanggotaan IATA.

Pada tahun 2016, Perseroan akan terus mengurangi tingkat insiden melalui penerapan Safety Management System, meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan meningkatkan kinerja perawatan pesawat melalui perbaikan kualitas pelatihan.

the commitment of IATA members to safety aspect and demonstrate quality of IATA members. The Company will continue to meet the requirements to extend its status as IOSA Operator which will end by September 8, 2016, while also maintaining IATA membership.

In 2015, the Company will consistently minimize incident rate through implementation of Safety Management System, increasing the awareness of safety and enhancing aircraft maintenance by refining training quality.


Tinjauan Makro Ekonomi

Tinjauan Industri

Tinjauan Bisnis

Tinjauan Operasi per Segmen Usaha

Tinjauan Keuangan

Kinerja Entitas Anak

Aspek Pemasaran

Prospek Bisnis dan Strategi 2016

Macro Economics Overview

Industry Overview

Business Review

Operational Review Based On Business Segment

Financial Review

Performance of Subsidiaries

Marketing Aspect

2016 Business Prospect and Strategy

118

120

125

134

147

175

192

195






TINJAUAN MAKRO EKONOMIMacro economic Overview

MENINJAU KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL

Berdasarkan data Bank Dunia, tingkat pertumbuhan ekonomi global tahun 2015 sebesar 2,4%, pertumbuhan ekonomi tersebut disokong oleh pemulihan ekonomi di negara-negara maju. Namun laju perekonomian dunia tersebut mengalami perlambatan sebagai dampak dari penurunan laju ekonomi yang terjadi di negara-negara berkembang.

Konflik yang terjadi di Timur Tengah masih terus menghantui pelaku pasar sehingga mereka terus menyimpan aset dalam Dollar AS. Para pelaku pasar merasa lebih aman untuk menyimpan aset dalam dollar AS di saat kondisi keuangan dunia yang masih tidak stabil. Hal membuat permintaan terhadap mata uang tersebut meningkat dan berdampak apresiasi nilai tukar Dollar AS. Di sisi lain, kondisi Tiongkok juga terus mengalami penurunan dan berdampak cukup besar terhadap perekonomian dunia tidak terkecuali Indonesia. Tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat ke level terendah dalam 25 tahun. Pertumbuhan ekonomi China tercatat 6,9% pada 2015. Pada kuartal IV 2015, ekonomi Tiongkok tumbuh 6,8%. Angka pertumbuhan ekonomi itu masih sesuai dengan perkiraan. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang juga merasakan dampak yang salah satunya yaitu penurunan nilai tukar Rupiah ini terutama didorong oleh risiko dari ketegangan global.

Di tengah kondisi depresiasi mata uang di negara-negara yang sedang berkembang, maskapai penerbangan di kawasan Asia-Pasifik masih mengalami pertumbuhan kinerja operasional yang baik. Hal tersebut yang menjadikan kawasan Asia-Pasifik masih menjadi pasar terbesar bagi industri transportasi udara dunia. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan

REvIEwING GlobAl ECoNoMIC CoNDITIoNThe growth rate of the global economy during 2015 according to the World Bank was 2.4% in line with the economic recovery in developed countries. However, the economic slowdown in developing countries may affect the growth of the world economy.

Conflict in the Middle East still continued to haunt the market participants so that they continue to pile up US Dollars. Market clearly feels more secure to save USD-denominated assets in the face of instable global financial conditions. It caused demand for the currency increased and resulted in US Dollars appreciation. Beyond that, China condition also continued to worsen that will provide significant impact to the world economy and no exception to Indonesia. The decline in the exchange rate was primarily driven by the risk of global tensions. China’s economic growth rate slowed to its lowest level in 25 years. China’s economic growth was recorded at 6.9% in 2015. In the fourth quarter of 2015, China’s economy grew 6.8%. The economic growth rate was in line with the expectation. Indonesia as one of the emerging countries was also impacted, among others, Rupiah depreciation, particularly driven by the risks from global tensions.

Despite the depreciation of currencies in emerging countries, the airlines in Asia-Pacific region still register a favorable operational performance. As such, Asia Pacific region remains the largest market for the world air transport industry. This was shown by the growth in the number of passengers and the improving financial performance of the airlines in 2015. These airlines






jumlah penumpang serta membaiknya kinerja keuangan maskapai penerbangan pada tahun 2015. Maskapai mulai mencatatkan kinerja laba setelah merugi cukup besar pada tahun 2014 di mana saat itu kondisi perekonomian dunia sedang mengalami penurunan yang dalam. Setiap tahun 3,3 miliar orang melakukan perjalanan udara. Sepertiganya diangkut oleh maskapai penerbangan di Asia. Sepuluh rute internasional tersibuk di dunia berada di kawasan Asia-Pasifik. Maskapai penerbangan di kawasan Asia Pasifik terus mengalami pertumbuhan yang kuat di tengah persaingan yang semakin kompetitif industri penerbangan dunia selama 12 bulan terakhir ini. Persaingan antar pelaku industri penerbangan tersebut kian kompetitif dengan semakin beragamnya produk dan layanan jasa yang ditawarkan masing-masing maskapai penerbangan.

MENINJAU KONDISI PEREKONOMIAN NASIONAL

Perekonomian Indonesia pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 4,8%, melambat dibandingkan 2014 sebesar 5,0%. Pertumbuhan ekonomi tersebut dipangaruhi oleh beberapa aspek usaha seperti administrasi pemerintahan, pertahanan, jaminan sosial wajib serta informasi dan Komunikasi. Pertumbuhan ekonomi ini tergolong cukup tinggi karena disokong oleh anggaran dari pemerintah yang meningkat.

Sektor pertanian menyumbang pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disebabkan fenomena el nino, di mana membawa dampak signifikan terhadap keberhasilan di sektor pertanian di tanah air.

Pada tahun 2015, tingkat inflasi Indonesia mencapai 3,4% (yoy). Angka ini mengalami penurunan yang cukup besar jika dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2014 yaitu 8,4%. Angka tersebut di bawah ekspektasi Bank Indonesia yang memprediksi inflasi tahun ini sebesar 4%. Karakteristik tingkat inflasi yang tidak stabil di Indonesia menyebabkan deviasi yang lebih besar dibandingkan proyeksi inflasi tahunan oleh Bank Indonesia. Akibat dari ketidakjelasan inflasi ini adalah terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti tingkat bunga pinjaman yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Saat target inflasi tahunan tercapai maka kredibilitas kebijakan moneter yang lebih besar akan mengikutinya. Tingkat inflasi yang tidak stabil tersebut terutama disebabkan oleh penyesuaian harga bahan bakar bersubsidi, yang diprediksi akan menimbulkan deviasi antara target awal dan realisasi inflasi ke depan.

began to record profits after suffering from significant loss in 2014 at the time of global economic slowdown. Each year, 3.3 billion people is travelling by air. One-third were transported by Asian airlines. Even ten of the world’s busiest international routes were in the Asia-Pacific region. Airlines in the Asia Pacific region continued to experience strong growth in the middle of the increasingly competitive global aviation industry over the last 12 months. Competition among the airline industry is increasingly competitive with the growing variety of products and services offered by each airline.

REvIEwING NATIoNAl ECoNoMIC CoNDITIoNIndonesia’s economy in 2015 grew by 4.8%, slower than in 2014 which was 5.0%. On the production side, from quarter to quarter, there were three business that provide impact. First, government administration, compulsory social defense and insurance as well as Information and Communication. These figures were quite high due to the increasing government’s budget.

The agricultural sector accounted for the weakening of economic growth in Indonesia caused by the phenomenon of el nino, which provided significant impact on the success in the national agricultural sector.

In 2015, Indonesia’s inflation rate reached 3.4% (yoy). This figure has decreased by about 5.0% when compared to December 2014 of 8.4%. This figure was slightly below the Bank Indonesia forecast of 4%. The characteristics of unstable inflation rate in Indonesia caused greater deviations than the usual annual inflation projection by Bank Indonesia. As a result of this kind of inflation obscurity was the creation of economic costs, such as higher loan costs in the country as compared to other developing countries. When a good track record on achieving an annual inflation target is made, higher credibility of monetary policy will follow. However, since inflation was unstable mainly due to the subsidized fuel price adjustment, we predict that there will be fewer deviations between the original target and actual inflation.






TINJAUAN INDUSTRIIndustry Overview

Secara keseluruhan, kesuksesan kinerja industri penerbangan sangat bergantung pada faktor-faktor internal dan eksternal. Pada tahun 2015, beragam tantangan dihadapi oleh industri penerbangan, sehingga kinerja industri penerbangan nasional dapat dikatakan menghadapi perlambatan pertumbuhan.

PASAR BISNIS PENUMPANG

Seiring dengan pemulihan ekonomi di negara-negara maju yang memberikan dampak mulai bangkitnya pertumbuhan ekonomi global, pasar penerbangan kawasan Asia Pasifik masih menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan pertumbuhan trafik penumpang yang tinggi, serta beragam inovasi produk layanan penerbangan yang ditawarkan. Hal tersebut menjadikan Asia Pasifik menjadi kawasan industri penerbangan dengan tingkat kompetisi yang tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah trafik penumpang di Indonesia selama tahun 2015 mencapai 82,44 juta orang, atau meningkat 13,65% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 72,54 juta orang. Jumlah trafik penumpang angkutan udara domestik pada tahun 2015 mencapai 68,78 juta orang atau meningkat 16,74% dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebanyak 58,92 juta orang. Sementara itu, jumlah trafik penumpang internasional pada tahun 2015 mencapai 13,66 juta orang atau naik 0,27% dibanding periode tahun lalu yang tercatat sebanyak 13,62 juta orang.

Overall, the strength of the aviation industry depends on internal and external factors. In 2015, various challenges hit the entire aviation industry, both internally and externally, thus the performance of national aviation industry could be said to stay stagnant.

PASSENGER MARKETIn line with the economic recovery in developed countries which trigger the improvement of global economy, Asia Pacific aviation market still indicated a good growth, with high passenger traffic, as well as a variety of innovative products that offer flight services. It makes Asia Pacific region as an area of the aviation industry with a high level of competition.

Based on the data from the Statistics Indonesia (BPS), total passenger traffic in Indonesia during 2015 reached 82.44 million, an increase of 13.65% compared to the same period in 2014 amounted to 72.54 million people. The number of domestic air transport passenger traffic, in 2015 reached 68.78 million, an increase of 16.74% compared with last year, which was 58.92 million people. Meanwhile, the number of international passenger traffic in 2015 reached 13.66 million, increased by 0.27% compared with last year, which stood at 13.62 million people.

Bisnis penerbangan internasional dunia mengalami pertumbuhan RevenuePassenger Kilometers (RPK) sebesar 6,50%, sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA.

The world’s international aviation business experienced traffic growth of Revenue Passenger Kilometers (RPK) by 6.50%, as reported by IATA.






Tingginya pertumbuhan ekonomi yang ditopang jumlah masyarakat kelas menengah yang terus meningkat, sangat berpotensi meningkatkan penggunaan jasa transportasi udara. Apalagi pasar industri jasa penerbangan di Indonesia tumbuh pesat seiring dengan maraknya penerbangan murah, Low Cost Carrier (LCC).Kementerian Perindustrian memperkirakan

The high economic growth bolstered by the number of middle class population continues to increase, which has the potential to drive the use of air transport services. Moreover, the industrial market of aviation services in Indonesia is growing rapidly along with the rise of Low Cost Carrier (LCC).The Ministry of Industry estimates that the national

industri penerbangan nasional akan berkembang semakin pesawat dan padat di masa depan. Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) memperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada 2020. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin marak dan mendapat perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan pelayanan, harga dan promosi yang ditawarkan berbagai maskapai penerbangan. Ini menunjukkan daya tarik industri penerbangan memang cukup besar dan menjanjikan.

Bisnis penerbangan internasional dunia mengalami pertumbuhan Revenue Passenger Kilometers (RPK) sebesar 6,50%, sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Pemulihan trafik ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan ditopang oleh penambahan kapasitas Available Seat Kilometers (ASK) sebesar 5,60%. Seat Load Factor (SLF) rata-rata penerbangan internasional tercatat sebesar 80,30%, meningkat dibandingkan periode tahun lalu sebesar 79,70%. Trafik penumpang penerbangan internasional Asia Pasifik - sebagaimana yang dilaporkan oleh maskapai penerbangan anggota AAPA – mencapai 276,34 juta orang pada 2015, mengalami peningkatan sebesar 7,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, RPK juga meningkat 8,17% menjadi 1.000,5 miliar pada 2015. Peningkatan ini mencerminkan kuatnya permintaan pada rute-rute regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik dan penambahan kapasitas ASK sebesar 6,27%. SLF rata-rata penerbangan internasional Asia Pasifik tercatat sebesar 78,41%.

aviation industry will be growing more rapidly and solid in the future. International Air Transport Association (IATA) estimates that Indonesia will enter the top 10 world aviation market in 2020. The development of airline services from year to year is getting more and more prevalent and received wide public attention. It could be seen from the intense competition of services, pricing and promotions offered by various airlines. It shows that the attractiveness of the aviation industry is quite large and promising.

The world’s international aviation business experienced traffic growth of Revenue Passenger Kilometers (RPK) by 6.50%, as reported by IATA. The traffic recovery is in line with the global economic recovery and supported by the additional of Available Seat Kilometers (ASK) by 5.60%. The average Seat Load Factor (SLF) of international flights stood at 80.30%, higher than the same period last year amounted to 79.70%. Asia Pacific international airline passenger traffic - as reported by the airlines member of AAPA – reached 276.34 million people in 2015, an increase of 7.87% compared to the previous year. In addition, RPK also increased 8.17% to 1,000.5 billion in 2015. This increase reflected strong demand on regional routes that were triggered by economic growth in Asia Pacific and the addition of ASK capacity by 6.27%. The average SLF of Asia Pacific international flights stood at 78.41%.

Perkembangan Pasar PenumpangDevelopment of Passenger Market 2015

68,78

13,66

(dalam jutaan, kecuali dinyatakan lain)(In milion, except stated otherwise)

Tabel Perkembangan Pasar PenumpangTabel of Development of Passenger Market

Pertumbuhan (%)Growth (%)

58,92

13,62

2014

16,74%

0,27%

Trafik Penumpang Domestik / Traffic of Domestic Passengers

Trafik Penumpang Internasional / Traffic of International Passengers






PASAR BISNIS KARGO UDARA

Bisnis penerbangan kargo udara global mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan kenaikan Freight Tonne Kilometer (FTK) sebesar 2,20% dan Available Freight Tonne Kilometer (AFTK) sebesar 6,10% sebagaimana yang dilaporkan oleh IATA. Sementara itu, tingkat isian kargo rata-rata penerbangan global tercatat sebesar 44,10%. Peningkatan FTK global terjadi secara kurang seimbang bila dibandingkan dengan 90,00% peningkatan yang terjadi di Asia Pasifik dan Timur Tengah, yaitu masing-masing sebesar 5,40% dan 10,70%.

Pertumbuhan ekonomi Asia selama 6 (enam) bulan terakhir dapat menjadi cerminan perkembangan ekonomi dunia. Hal ini berdampak positif terhadap maskapai penerbangan di kawasan ini. Namun dengan penurunan harga minyak dunia, harga pengiriman kargo turut melemah. Selama kuartal pertama tahun 2015, volume freight dan perdagangan dunia secara keseluruhan mengalami akselerasi, didukung oleh pengembangan dalam perdagangan lintas area selama 6 (enam) bulan terakhir, sementara pertumbuhan produksi industri domestik masih stabil.

Perkembangan paling signifikan terjadi pada akhir tahun 2014 yang memberikan efek baik untuk market kargo udara. Kargo udara sering dikaitkan dengan perdagangan dunia, karena sepertiga total komoditas didistribusikan melalui udara dan pasar ini mulai mengalami pertumbuhan sejak tahun 2011 untuk sektor domestik.

INDUSTRI JASA PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN

PESAWAT TERBANG

Pesatnya pertumbuhan industri penerbangan nasional saat ini dinilai menjadi momen yang tepat menumbuhkan industri jasa, perawatan dan perbaikan pesawat terbang di dalam negeri. Industri jasa perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang atau perusahaan Maintenance Repair and Overhaul (MRO) merupakan salah satu elemen kunci untuk mendukung industri penerbangan nasional.

Perkembangan industri MRO nasional dinilai mampu memberikan manfaat yang cukup signifikan termasuk meningkatkan tingkat “safety” (keamanan) penerbangan, membantu meringankan beban

AIR CARGo MARKETAs reported by IATA, global air cargo traffic recorded an increase in Freight Tonne Kilometer (FTK) by 2,20% and Available Freight Tonne Kilometer (AFTK) by 6,10% as reported by IATA. Meanwhile, the average cargo load factor in global flights was 44,10%. The increase in global FTK was not balanced if compared with 90.00% of the increased occured in Asia Pacific and Middle East, each of which was 5.40% and 10.70%.

The economic growth in Asia for the past 6 (six) years is a reflection to the world’s economic development. This creates positive impact on the airline in this region. However, with the decline in the global oil price, the cargo delivery price weakened. During the first quarter of 2015, the freight volume and global trade overall experienced an acceleration, supported by the development in trans-island trade for the past 6 (six) months, while the production growth of domestic industry remained stable.

The most significant development occurred at the end of 2014, which was marked by positive impact on air cargo business. Air cargo was frequently related to the global trade, as one third of the total commodities is distributed through air, and this market started to experience growth since 2011 for domestic sector.

AIRCRAfT MAINTENANCE SERvICES INDuSTRY

The rapid growth of the national aviation industry is currently considered to be the appropriate moment to develop domestic aircraft maintenance and repair services industry. Aircraft maintenance service industry or Maintenance Repair and Overhaul (MRO) company is one of the key elements to support the national aviation industry.

The development of national MRO industry is considered capable of providing significant benefits including increasing levels of flight safety, relieve the burden on the economy of the national carrier since the







perekonomian maskapai nasional karena perawatan dilakukan di dalam negeri, serta menyelamatkan devisa agar tidak keluar. Selain itu, pertumbuhan industri MRO yang sehat juga diyakini dapat membantu menambah lapangan pekerjaan.

Pesatnya perkembangan industri MRO nasional juga dipercaya dapat menumbuhkembangkan kawasan terpadu Aerospace Park untuk mendorong sinergi antar MRO. Keberadaan Aerospace Park dan sinergi antar MRO diharapkan dapat memberikan dukungan yang optimal bagi maskapai domestik dalam keselamatan penerbangan, ketepatan waktu, biaya perawatan yang efektif, kemudahan akses mendapatkan suku cadang yang pada akhirnya meningkatkan daya saing MRO nasional.

Saat ini, jumlah perusahaan MRO yang terdaftar dalam Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan sebanyak 29 perusahaan di antaranya merupakan anggota Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA).

treatment is carried out in the country, and efficiency of currency outflow. In addition, the growth of a healthy MRO industry is also believed to increase employment.

The rapid development of the national MRO industry is also believed to develop integrated area of Aerospace Park to promote synergies between the MRO. The existence of Aerospace Park and synergy among MRO are expected to provide optimal support for domestic airlines in flight safety, timeliness, effective maintenance cost, ease of access to get the spare parts that ultimately improve the competitiveness of national MRO.

Currently, the number of MRO companies registered in the Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation (DKUPPU) of the Ministry of Transportation amounted to 29 of which are members of Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA).






Nilai perawatan pesawat di Indonesia pada 2015 diperkirakan mencapai US$900 juta, naik jika dibandingkan pada 2014, yakni US$850 juta. Pada tahun 2020, angkanya diprediksi mencapai US$2 miliar. Namun demikian, industri MRO nasional terbukti masih kalah bersaing dengan industri MRO asing mengingat para maskapai penerbangan lokal masih menggunakan jasa MRO asing. Tantangan utama lain yang juga turut menghambat tumbuh kembang industri MRO nasional selama ini adalah bea masuk suku cadang penerbangan pesawat yang masih tinggi, serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk industri MRO.

Menindaklanjuti masalah tersebut, pemerintah telah mengambil tindakan dengan menerbitkan kebijakan terbaru yang merevisi besaran bea masuk untuk 21 pos tarif terkait Daftar Barang dan Bahan Guna Perbaikan dan/atau Pemeliharaan Pesawat Udara. Pemerintah mengubah lampiran Permenkeu No. 132/PMK.010/2015 tentang Perubahan ke-3 atas Permenkeu No. 213/PMK.011/2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor.

Dengan diberikannya insentif tersebut, diharapkan dunia usaha penerbangan nasional bisa mendapatkan kepastian dalam pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang. Pemerintah juga tetap terus berusaha mendorong dan mengakselerasi tumbuhnya industri suku cadang dan komponen pesawat terbang di dalam negeri serta membuka ruang kebijakan bagi hadirnya pengembangan kawasan usaha pemeliharaan pesawat terbang.

The value of aircraft maintenance in Indonesia in 2015 was estimated to reach US$900 million, an increase when compared to 2014, totaling US$850 million. In 2020, the figure is predicted to reach US$2 billion. Nevertheless, the national MRO industry is still proven unable to compete with foreign MRO industry since the local airlines are still using foreign MRO services. Another major challenge that also inhibits the growth of national MRO industry is the high import duty of aircraft spareparts and the development of human resources (HR) for the MRO industry.

Following up on the issue, the government has taken action by issuing new policies to revise the amount of custom duty on 21 tariff lines related to the List of Goods and Materials for the Repair and/or Maintenance of Aircraft. The government revised the attachment of the Minister of Finance Regulation No. 132/PMK.010/2015 on the Third Amendment the Minister of Finance Regulation No. 213/PMK.011/2015 on Classification System of Goods and Imposition of Import Duty on Imported Goods.

Given these incentives, it is expected that the the national airlines business could get certainty in the aircraft maintenance and repair. The government also still continues to encourage and accelerate the growth of domestic aircraft spareparts and components industry as well as open space for the presence of aircraft maintenance business development.







TINJAUAN BISNISBusiness Review

GARUDAMILES

GarudaMiles adalah program loyalitas pelanggan berupa kartu keanggotaan dari Garuda Indonesia yang ditujukan sebagai bentuk penghargaan kepada penumpang setia. Merupakan penyempurnaan dari program Garuda Frequent Flyer (GFF) yang telah ada sebelumnya, program ini dirancang dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dengan memberikan nilai tambah yang berbeda dari maskapai lainnya.

Salah satu bentuk nilai tambah yang dihadirkan Garuda Indonesia melalui GarudaMiles adalah keuntungan dan keistimewaan eksklusif bagi penumpangnya, seperti: konter check-in khusus di bandara, kuota bagasi tambahan, prioritas baggage handling, prioritas waiting-list untuk reservasi tiket, akses untuk airport lounge Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari mitra Garuda Indonesia di seluruh dunia.

Pada akhir tahun 2015, jumlah anggota pengguna GarudaMiles tercatat sebanyak 1,55 juta orang atau tumbuh sebesar 38,00% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun peningkatan akuisisi keanggotaan GarudaMiles pada tahun 2015 berasal dari akuisisi dari Kantor Cabang/Ticketing Office dan e-Channel. Pertumbuhan positif juga ditopang oleh penerapan strategi peningkatan kualitas anggota GarudaMiles yang meliputi peningkatan potensi member dari nasabah mitra perbankan dan frequent flyer dari FFP lain.

GARuDAMIlESGarudaMiles is a customer loyalty program in the form of a membership card of Garuda Indonesia, which is intended as a form of appreciation to loyal passengers. GarudaMiles is a refinement of Garuda Frequent Flyer (GFF) program which is existed previously, the program is designed to improve the quality of service by providing added value that is different from other airlines.

One form of added value presented by Garuda Indonesia with GarudaMiles is the advantage and exclusive privilege for passengers, such as special check-in counters in airports, extra baggage quota, baggage handling priority, waiting-list priority for ticket reservation, and access to airport lounge of Garuda Indonesia, and great deals from Garuda Indonesia’s partners worldwide.

By the end of 2015, total members of GarudaMiles amounted to 1.55 million people or an increase of 38.00% compared to the previous year. The increase in membership acquisition of GarudaMiles in 2015 was from the acquisition of the Branch Office/Ticketing Office and e-Channel. This positive growth was also supported by the implementation of GarudaMiles’ members quality improvement strategy which include the increase of potential members of banking customers and frequent flyer partners from other FFP.

2015

2014

2013

2012

2011

1,550,000

1,126,089

919,607

715,646

568,629

38%

Jumlah dan Pertumbuhan Anggota GarudaMilesTotal and Growth of GarudaMiles Members






Kinerja GarudaMiles 2015

Selain melakukan rebranding, tahun ini Garuda Indonesia memperkenalkan produk “e-Card GarudaMiles” sebagai pengganti kartu fisik. E-Card GarudaMiles dihadirkan dalam bentuk fitur digital card pada menu Garuda Indonesia Mobile Apps.

Sejak diluncurkan, mobile apps Garuda Indonesia telah diunduh hampir 600.000 kali dan mendongkrak akuisisi pengguna e-Card GarudaMiles menjadi 200.000 anggota.

Selama tahun 2015, Garuda Indonesia mencetak peningkatan akuisisi anggota GarudaMiles melalui program co-brand kartu kredit yaitu Garuda Indonesia Citi Card dan GARUDA BNI Credit Card. Garuda Indonesia Citi Card mengalami peningkatan jumlah anggota hingga 31% dan GARUDA BNI Credit Card mencatatkan kenaikan jumlah pengguna hingga 3,6x.

Pada tahun 2015, Garuda Indonesia juga menggulirkan sejumlah inovasi dalam rangka mendukung peningkatan pasar dan implementasi layanan baru. Inovasi-inovasi tersebut di antaranya berupa pengembangan layanan redemption tiket penerbangan via Garuda Indonesia Contact Center. Dengan adanya layanan ini, anggota GarudaMiles dapat dengan mudah melakukan penukaran miles ke rute-rute yang diinginkan.

Rencana GarudaMiles 2016

Ke depannya, Garuda Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan loyalitas pelanggan melalui berbagai inisiatif yang ditujukan untuk menyempurnakan pengalaman dan kepuasan pelanggan serta memaksimalkan seluruh potensi yang dapat meningkatkan pendapatan Garuda

2015 GarudaMiles PerformanceIn addition to rebranding, Garuda Indonesia this year introduced “e-Card GarudaMiles” in lieu of a physical card. E-Card GarudaMiles was presented as digital card features on the Garuda Indonesia Mobile Apps menu.

Since its launch, Garuda Indonesia mobile apps has been downloaded nearly 600,000 times and boost the acquisitions of e-Card GarudaMiles owner to 200,000 members.

During 2015, Garuda Indonesia recorded an increase in acquisition of GarudaMiles members through credit cards co-brand program, which are Garuda Indonesia Citi Card and GARUDA BNI Credit Card.The number of Garuda Indonesia Citi Card users increased by 31% and GARUDA BNI Credit Card registered a climb of 3.6x.

In 2015, Garuda Indonesia also implemented a number of innovations in order to support market growth and the implementation of new services. Among the innovations were the development of ticket redemption service via Garuda Indonesia Contact Center. With this service, Garuda Miles members could easily make miles redemption to the prefered routes.

GarudaMiles 2016 PlanGoing forward, Garuda Indonesia is committed to continuously improve customer loyalty through various initiatives aimed to enhance customer experience and satisfaction and optimize the full potential that could increase Garuda Indonesia revenue. In 2016, Garuda Indonesia plans to expand

Sejak diluncurkan, mobile apps

Garuda Indonesia telah diunduh hampir

600.000 kali

Since its launch, Garuda

Indonesia mobile apps

has been downloaded

nearly 600,000 times

600,000







Indonesia. Pada tahun 2016, Garuda Indonesia berencana memperluas program kerja sama dengan meluncurkan co-branding untuk kartu debit. Selain itu, Garuda Indonesia juga akan memperkenalkan Customer Relationship Manager (CRM) System untuk menciptakan layanan terbaik bagi pelanggan. Upaya peningkatan lain yang menjadi fokus Garuda Indonesia pada tahun 2016 adalah penyempurnaan aplikasi mobile dan web GarudaMiles termasuk fitur online redemption serta mengembangkan kerja sama dalam beragam sektor industri.

GROUND SERVICES

Untuk menjadi perusahaan penerbangan yang unggul dan terkemuka, Garuda Indonesia memiliki misi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan bukan hanya di dalam pesawat tetapi juga di bandara melalui layanan-layanan kelas satu.

Dalam rangka menciptakan Garuda Indonesia Experience yang sesungguhnya, ground services yang diberikan mencakup beragam touch point yang disesuaikan dengan kebutuhan penumpang meliputi layanan pre-post flight, pre-post journey, dan layanan global contact center. Garuda Indonesia Contact Center (GACC) adalah layanan informasi penerbangan yang tersedia selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu melalui International Toll Free Srevice (ITFS) di 08041807807 dan 021-23519999 dari seluruh penjuru dunia.

GACC melayani beragam permintaan informasi dari proses reservasi, check-in, dan layanan permintaan khusus seperti permintaan menu vegetarian dan kursi roda untuk penumpang berkebutuhan khusus.

Kinerja Ground Services 2015

Pada tahun 2015, perbaikan layanan oleh staf darat (ground services) oleh Perseroan difokuskan pada pelatihan peningkatan layanan untuk Kantor Penjualan (Sales Office) yang dilakukan secara berkala.

Selain itu, Perseroan juga memulai implementasi layanan SkyTransfer serta memperluas keberadaan layanan SkyPriority di semua touchpoint. SkyTransfer adalah layanan transfer khusus yang diperuntukkan bagi penumpang yang melakukan transfer penerbangan antara maskapai anggota aliansi SkyTeam. Sementara itu, SkyPriority adalah layanan untuk semua pelanggan istimewa anggota aliansi berupa layanan karpet merah

cooperation program by launching a co-branding debit card. In addition, Garuda Indonesia will also introduce a Customer Relationship Manager (CRM) System to create the best possible service to customers. Other attempt to increase the focus of Garuda Indonesia in 2016 is the improvement of GarudaMiles mobile applications and web including online redemption feature and develop cooperation with different industrial sectors.

GRouND SERvICESTo be a leading and excellent airlines company, Garuda Indonesia has a mission to improve the quality of service not only in aircraft but also at the airport through first-class services.

In order to create the real Garuda Indonesia Experience, ground services include a variety of touch point in line with the needs of passengers comprising of pre-post flight, pre-post journey, and global contact center services. Garuda Indonesia Contact Center (GACC) is a flight information service which is available 24 hours a day and 7 days a week through the International Toll Free Srevice (ITFS) at 0804-807807 and 021-23519999 from all over the world.

GACC serves a variety of requests for information from the reservation process, check-in, dan special request such as vegetarian menu and wheelchair for disabled passengers.

Ground Services Performance 2015In 2015, the improvement of ground services by the Company was focused on the improvement of training services for Sales Office which conducted periodically.

In addition, the Company has also begun the implementation of Sky Transfer services as well as expanding the presence of SkyPriority services at all touchpoints. SkyTransfer is a transfer service specially designed for passengers to transfer flights between the airline members of the SkyTeam alliance. Meanwhile, SkyPriority is a special customer service for all members of the alliance in the form of a red carpet






yang meliputi prioritas area check-in, prioritas drop off bagasi, dan priority boarding, yang dapat dinikmati oleh penumpang Elite Plus, First Class dan Business Class. SkyPriority sengaja dipersiapkan untuk memastikan konsistensi kualitas layanan bandara utama seluruh anggota aliansi.

Terakhir, Perseroan juga menerapkan layanan kios check-in berupa mesin check-in yang beroperasi 24 jam mempermudah penumpang agar tidak terkena antrian panjang di konter check-in di bandara Schiphol, Amsterdam.

Rencana Ground Services 2016

Dalam rangka peningkatan kualitas layanan sebagai 5-star airline, Perseroan berkomitmen untuk terus melakukan peningkatan dan pengembangan kompetensi karyawannya baik di kantor maupun lapangan. Pada tahun 2016, peningkatan dan pengembangan kompetensi akan dititikberatkan untuk staf bandara, kantor penjualan, dan contact center.

Pada tahun 2016, Perseroan akan mulai memindahkan operasional penerbangannya ke Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno Hatta pada bulan Mei 2016. Adapun maskapai yang akan beroperasi di Terminal 3 adalah Garuda Indonesia dan anggota aliansi dari Sky Team.

Lebih lanjut, implementasi kiosk check-in akan diperluas di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Bandara Kuala Namu, dan bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II.

IN FLIGHT SERVICES

Untuk menghadirkan kualitas layanan terbaik di dalam pesawat (onboard), Garuda Indonesia telah melengkapi pesawatnya dengan rangkaian fasilitas yang dirancang untuk memastikan kenyamanan penumpang sepanjang perjalanan.

Di antaranya adalah kabin yang elegan dengan fasilitas lengkap termasuk kursi ergonomis nyaman dan berbagai menu lezat untuk pengalaman kuliner yang berbeda. Selain itu, penumpang juga dapat menikmati ragam pilihan hiburan Audio and Video on Demand (AVOD) dengan LCD TV layar sentuh selama penerbangan.

Untuk menunjang mobilitas penumpang, tersedia juga layanan on-board shopping dan In Flight Connectivity yakni akses internet di dalam pesawat untuk menjaga

service that includes check-in priority area, the baggage drop off priority and priority boarding, which could be enjoyed by passengers of Elite Plus, First Class and Business Class. SkyPriority is deliberately prepared to ensure consistency of quality across the member alliance’s main airport.

Lastly, the Company is implementing kiosk check-in services which is a check-in machine that operates 24 hours, enables passengers from being exposed to long queues at check-in counters at Schiphol airport, Amsterdam.

Ground Services 2016 PlanIn order to improve the service quality as a 5-star airline, the Company is committed to continuously upgrade and develop competence of employees both in the office and field. In 2016, the improvement and development of competencies will be focused on airport staff, sales offices, and contact center.

In 2016, the Company will also begin to relocate its flights to Terminal 3 Soekarno Hatta International Airport. The relocation of Garuda Indonesia to Terminal 3 Ultimate of Soekarno-Hatta International Airport in May 2016. The airlines that will depart from Terminal 3 are Garuda Indonesia and members of the Sky Team alliance.Furthermore, the implementation of kiosk check-in will be expanded in Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport, Kuala Namu Airport, and several airports managed by Angkasa Pura II.

IN flIGHT SERvICESTo deliver the best quality services in aircraft (onboard), Garuda Indonesia has equipped the aircraft with a range of facilities designed to ensure the comfort of passengers throughout the journey.

Among them is an elegant cabin with full facilities including a comfortable ergonomic chair and a variety of delicious menu for different culinary experience. In addition, passengers could also enjoy a variety of entertainment through Audio and Video on Demand (AVOD) with a touch screen LCD TV during flight.

To support the mobility of people, there is also on-board shopping service and In Flight Connectivity which is internet access in the aircraft to keep passengers







penumpang tetap terhubung dengan keluarga, teman, atau rekan bisnisnya. Layanan ini tersedia untuk seluruh kelas penerbangan, dan gratis untuk seluruh penumpang First Class.

connected with family, friends, or business associates. This service is available to the entire class flights and is free for all First Class passengers.

• Cabin Seat Comfort• Cabin Comfort Amenities• Cabin Ambience• Cabin Cleanlines • Lavatory• Inflight Sales• Cabin Service• On Board Catering• In Flight Entertainment• Reading Material

IN FLIGHT• Ticket Sales Airport• Customer Service (One

Stop Service)• Check-In Service • Executive Lounge• Boarding Gate• Kios K

PRE-FLIGHT

• Website• Call Center• Sales Officer• Social Media

PRE-JOURNEY

28 Touch Points

• Gesture, Greeting, Announcement

• Delay Management

• Service Recovery

SPECIFIC FOCUS

• Customer Loyalty

POST-JOURNEY

• Arrival assistance• Baggage Delivery• Baggage Service• Transfer Service Desk

POST-FLIGHT






Secara keseluruhan, In Flight Services dirancang untuk memberikan Garuda Indonesia Experience melalui kenyamanan kursi kabin, perlengkapan kabin, suasana kabin, kebersihan kabin, kamar kecil, penjualan onboard, layanan kabin, hidangan onboard, hiburan in flight, dan bahan bacaan.

Kinerja In Flight Services 2015

Pada bulan Juni 2015, telah diluncurkan sebuah layanan baru yang menyentuh aspek anak anak dan balita yaitu berupa peremajaan desain mainan anak-anak. Desain mainan anak anak yang mengambil konsep hewan-hewan nasional Indonesia yang diwujudkan dalam sebuah boneka. Pada awal tahun 2016, layanan baru ini sudah dapat dinikmati pada seluruh penerbangan domestik maupun internasional.

Berdasarkan penilaian Skytrax untuk aspek layanan di dalam pesawat, Garuda Indonesia memiliki standar di atas rata rata. Ini terlihat dari hasil penilaian atas aspek kursi penumpang dan sajian makanan selama penerbangan untuk first class, kelas bisnis, dan kelas ekonomi.

Overall, In Flight Services is designed to provide Garuda Indonesia Experience through the convenience of cabin seat, cabin equipment, cabin ambience, cleanliness of the cabins, restroom, onboard sales, cabin service, onboard dish, in flight entertainment, and reading materials.

In Flight Services Performances 2015In June 2015, a new service that touched the aspects of children and infants has been launched in the form of design rejuvenation of children’s toys. Design of kids toys took the concept of Indonesia domestic animals which is realized in the form of doll. In early 2016, this new service could be enjoyed on all domestic and international flights.

Based on the Skytrax ratings for in flights services aspect, Garuda Indonesia has a standard above the average. This is shown from the assessment results on the aspects of aircraft seat and in flight meals for first class, business class, and economy class.

Aircraft Seat

Hidangan Dalam Pesawat

Aircraft Seat

In flight Meals

First Class Business Class Economy Class

Pilihan Bahasa (Language Choice)

Pilihan film, saluran TV, dan Hiburan Lain di

Dalam Pesawat (IFE Entertainment)

On Board WiFiKonsistensi Hiburan Di Dalam Pesawat

(Consistency of IFE)

Hiburan Dalam Pesawat In Flight Entertainment


Rencana In Flight Services 2016

Dalam rangka meningkatkan pelayanan di seluruh kelas, Garuda Indonesia akan terus melakukan upaya penyempurnaan aspek layanan melalui pembaharuan, salah satunya pada pesawat Airbus A330-300 yang memiliki fitur terbaru untuk para penumpang Business Class. Di antara rangkaian fitur baru tersebut adalah New Business Class Seat yang nyaman dan fasilitas mini bar. Di samping itu, Garuda Indonesia juga akan menambahkan lebih banyak konten audio dan video untuk mengoptimalkan hiburan dan konektivitas selama penerbangan.

In Flight Services 2016 PlanIn order to improve services in the whole class, Garuda Indonesia will continue to make improvement on services by the renewal, among others to Airbus A330-300 which features the latest on the Business Class passengers. Among the new features are comfortable New Business Class Seat and mini bar facility. In addition, Garuda Indonesia will also be adding more in flight audio and video content to optimize entertainment and connectivity during flight.






Aspek lain yang menjadi fokus pengembangan Garuda Indonesia pada tahun 2016 adalah hidangan dan minuman dalam penerbangan. Pada tahun 2016, Garuda Indonesia akan menghadirkan Star Chef yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri untuk menyiapkan menu makanan khas Indonesia dan Internasional dalam beberapa penerbangan internasional.

E-CoMMERCELayanan transaksional digital berbasis e-commerce merupakan bagian dari upaya Garuda Indonesia untuk terus meningkatkan layanannya kepada pengguna jasa akhir (end customer) maupun pelanggan korporasi dan online agent, khususnya dalam hal kemudahan berinteraksi dan bertransaksi dalam layanan digital.

Pengelolaan e-commerce Garuda Indonesia meliputi 5 (lima) saluran distribusi yaitu Business to Customers melalui situs www.garuda-indonesia.com; Business to Travel Agent Non-IATA (Garuda Online Sales – GOS) melalui situs www.gosga.garuda-indonesia.com dan Business to Travel Agent – Online Sales Partner (OSP) melalui website masing masing partner OSP; Business to Business (Corporate Online Sales – COS) melalui situs www.corga.garuda-indonesia.com; aplikasi mobile m.garuda-indonesia.com dan contact center di telp. 0804 1 807 807 dan 021 2351 9999.

Another aspect which become the focus of Garuda Indonesia development in 2016 is in flight food and beverages. In 2016, Garuda Indonesia will have domestic and international Star Chef to serve Indonesia and international culinary menu in several international flights.

E-CoMMERCEE-commerce based digital transactional service is part of Garuda Indonesia’s attempt to improve its services to end customers including corporate customer and sub agent, particularly in terms of convenience in interaction and transaction in digital services.

Garuda Indonesia e-commerce management includes 5 (five) distribution channels namely Business to Customers through website www.garuda-indonesia.com, Business to Travel Agent Non-IATA (Garuda Online Sales – GOS) through website www.gosga.garuda-indonesia.com and Business to Travel Agent – Online Sales Partner (OSP) through website respective partner OSP; Business to Business (Corporate Online Sales – COS) through website www.corga.garuda-indonesia.com; mobile application m.garuda-indonesia.com and contact center 0804 1 807 807 and 021 2351 999.






Kinerja E-Commerce 2015

Total penjualan e-commerce selama tahun 2015 tercatat sebesar US$583,93 juta, meningkat sebesar 25% dibandingkan 2014 yaitu sebesar US$467,98 juta. Peningkatan ini antara lain didukung oleh pertumbuhan kinerja seluruh saluran distribusi online dan beberapa perbaikan infrastruktur penunjang sistem penjualan online.

Di sisi lain, total penumpang dari jalur distribusi ini mencapai 13.760.202 penumpang di tahun 2015, atau menyumbang sekitar 29% dari total penumpang Garuda Indonesia. Pada tahun 2015, Garuda Indonesia secara konsisten mendorong peningkatan penjualan dari seluruh saluran penjualan e-commerce, untuk pelanggan akhir (end customer), mitra online/Agent, maupun korporasi. Bahkan melalui Business to Travel Agent – OSP, Garuda Indonesia telah menggandeng 14 Online Sales Partner (OSP) untuk mendongkrak penjualan tiket dan layanan melalui platform digital.

Berkat upaya yang dilakukan secara intensif tersebut, jumlah anggota GOS mengalami kenaikan sebesar 21,38% menjadi 6.381 orang pada tahun 2015. Pada saat yang sama, jumlah korporasi online (COS) juga mengalami pertumbuhan sebesar 26,81% dibandingkan tahun sebelumnya, dari 235 anggota menjadi 298 anggota. Masih dalam kaitannya dengan e-commerce, pengunjung situs Garuda Indonesia yaitu www.garudaindonesia.com mengalami peningkatan dari 26.734.283 orang pada tahun sebelumnya menjadi 28.497.492 orang.

E-Commerce Performance 2015Total E-Commerce sales during 2015 recorded at US$583.93 million, an increase of 25% compared to 2014 amounted to US$467.98 million. The increase, among others, was contributed by the growth of distribution channel of online travel agent and some improvement in the supporting infrastructure of online sales system.

On the other hand, passenger traffic from this distribution channel reached 13,760,202 passengers in 2015, or accounted for 29% of total Garuda Indonesia passengers. In 2015, Garuda Indonesia consistently drove the sales increase from e-commerce distribution channel namely Garuda Online System (GOS) which addressed for consumer segment and Corporate Online System (COS) which addressed for corporate customer. In addition, Garuda Indonesia also cooperating with 14 Online Sales Partner (OSP) to boost ticket sales and services through digital platform.

Thanks to the intensive efforts, the number of GOS members increased by 21.38% to 6,381 in 2015. At the same time, the amount of online distribution partners under COS also grew by 26.81% compared to the previous year, from 235 to 298 members. Still in the context of e-commerce, Garuda Indonesia website visitors (www.garuda-indonesia.com) has increased from 26,734,283 people in the previous year to 28,497,492 people.

Grafik Pertumbuhan Penjualan E-commerce 2014 dan 2015 (dalam ribuan US$)Graph of E-commerce Sales Growth in 2014 and 2015 (in thousand US$)

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

29,965

42,021

2014

2015

32,421

38,694

35,170

48,945

35,310

50,563

40,324

58,017

43,138

58,326

38,557

47,834

40,324

48,163

39,823

46,387

43,816

46,383

43,912

49,266

45,218

49,328







Rencana E-Commerce 2016

Sebagai bentuk peningkatan pelayanan dalam bidang e-Commerce, Garuda Indonesia telah menyiapkan rencana pengembangan layanan termasuk memperbarui sistem dan saluran distribusinya serta penambahan beberapa insiatif peningkatan lainnya seperti dijabarkan berikut ini:1. Implementasi eRetail Mobile New Booking Engine2. Implementasi New GOS COS3. Implementasi cross sell dan ancillary produk lainnya

seperti layanan sewa kendaraan, reservasi hotel, dan layanan kereta api bandara, oxygen bottle, seat selection, wheel chair, dll

4. Penambahan opsi pembayaran baru seperti, BCA Klikpay, UATP, China Union Pay, Diners, Deposit Top Up dengan rekan bank baru, pilihan mata uang pembayaran

5. Kerja sama dengan bank terbaik di Indonesia berupa cicilan 0% dan cicilan bunga ringan yang dibebankan kepada pelanggan

6. Kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi berupa pemanfaatan big data telekomunikasi

7. Penambahan dan perbaikan fitur dan fungsi baru seperti web revamp, SAAS (Anclllary Services), Promo Code, Electronic Miscellaneous Document (EMD), Payment page new UI, Localize web revamp, award shopper, affinity shopper, shopping basket, localize web revamp, Automatic Ticket Changer, Clear DB Mobile (HA /DC/DRC New Structure), Mobile New Apps Refining, voucher management

E-Commerce 2016 PlanAs a service improvement in the field of e-Commerce, Garuda Indonesia has prepared a development plan, including updating the system and distribution channel as well as the addition of some other improvement initiatives as described below:

1. Implementation of eRetail Mobile New Booking Engine2. Implementation New GOS COS3. Implementation of cross sell and ancillary other products

such as car rental car, hotel reservation, and airport train, oxygen bottle, seat selection, wheel chair, etc

4. Addition of payment option of BCA Klikpay, UATP, China Union Pay, Diners, Deposit Top Up with new banking partners, choice of payment currency

5. Cooperation with the best bank in Indonesia with 0% installment and low interest installment charged to customers

6. Cooperation with telco company through big data telecommunication

7. Acquisition and improvement of new features and functions such as web revamp, SAAS (ancillary services), Promo Code, Electronic Miscellaneous Document (EMD), a new payment page interface, website localization, award shopper, affinity shopper, shopping basket, Automatic Ticket Changer, Clear DB Mobile (HA/DC/DRC New Structure), Mobile New Apps Refining, voucher management






TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHAOperational Review Based on Business Segment

SEGMEN OPERASI PENERBANGAN

Penjelasan Segmen Operasi Penerbangan

Segmen operasi penerbangan Garuda Indonesia terdiri dari penerbangan penumpang dan kargo. Untuk penerbangan penumpang, Garuda Indonesia menyediakan layanan penerbangan berjadwal dan penerbangan tidak berjadwal. Penerbangan berjadwal menempuh rute penerbangan berdasarkan jadwal waktu, kota tujuan maupun kota-kota persinggahan yang tetap sedangkan penerbangan tidak berjadwal melakukan penerbangan dengan waktu, rute, maupun kota-kota tujuan dan persinggahan sesuai kebutuhan dan permintaan pihak penyewa.

Adapun penerbangan berjadwal yang disediakan oleh Garuda Indonesia mencakup penerbangan komersial dengan rute domestik dan internasional sedangkan penerbangan tidak berjadwal terdiri dari penerbangan charter, penerbangan haji, dan penerbangan VVIP. Tujuan yang disinggahi penerbangan tidak berjadwal Garuda Indonesia antara lain meliputi Jeddah di Saudi Arabia, Kathamandu di Nepal, Brunei Darussalam, sejumlah kota di Tiongkok, sejumlah kota di kepulauan Sulawesi, Kalimantan, dan Irian Jaya.

Saat ini, Garuda Indonesia mengoperasikan 187 armada pesawat untuk melayani 60 tujuan domestik dan 17 tujuan internasional.

flIGHT oPERATIoNS SEGMENT

Description of Flight Operations SegmentGaruda Indonesia flight operations segment consists of passenger and cargo flights. For passenger flights, Garuda Indonesia provides scheduled and non-scheduled flight service. Shceduled flight service operates within a fixed time schedule, destination or stopover cities while the non-scheduled flight service operates on time, route, destination cities and transits as required and based on the customer demand.

The scheduled flight services provided by Garuda Indonesia include commercial flights for local and international routes while non-scheduled flight service comprises of charter flight, hajj flight, and VVIP flight. Among the destinations to whom Garuda Indonesia fly to. As for the destinations served by Garuda Indonesia’s non-scheduled airline services, it includes Jeddah in UEA, Kathamandu di Nepal, Brunei Darussalam, a number of cities in China, a number of cities in Sulawesi, Kalimantan, and Irian Jaya.

Currently, Garuda Indonesia operates 187 fleet of aircrafts which serves 60 domestic destinations and 17 international destinations.






Selain penerbangan penumpang, Garuda Indonesia juga menyediakan layanan kargo. SBU Cargo menangani pelayanan jasa angkutan barang melalui transportasi udara menggunakan belly space pesawat yang dimiliki oleh Perseroan. Bekerjasama dengan para mitra, yaitu agen, Freight Forwarder, GSSA, dan penyedia Road Feeder Service (RFS), SBU Cargo memberikan pelayanan pengiriman barang baik untuk tujuan domestik maupun internasional.

SBU Cargo juga telah mengembangkan kerjasama dengan maskapai – maskapai asing seperti Korean Air, China Airlines, Delta Cargo, Hongkong Airlines, dan KLM, guna memperluas layanan pengiriman barang ke beberapa destinasi mancanegara. Pada bulan Juni 2015, Perseroan telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Cardig Air dalam hal kerja sama pengelolaan dan pengembangan kargo udara. Melalui penandatanganan ini diharapkan dapat dibentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara SBU Cargo dengan Cardig Air.

SBU Cargo telah mengembangkan 69 Cargo Service Center (CSC) di beberapa kota di Indonesia, di mana 26 CSC berada di tengah kota, dan 43 di area bandara. Dengan telah dikembangkannya CSC ini, pelanggan dapat melakukan pengiriman barang langsung dari kantor penjualan Garuda Indonesia (Direct Selling) untuk pengiriman yang sifatnya City to Port, City to City, ataupun City to Door. Selain itu pelanggan dapat melakukan pengiriman Door to Door dengan mengakses Contact Center Garuda Indonesia Cargo. Melalui layanan ini, pelanggan dapat melakukan pengiriman di mana barang akan dijemput dari tempat pemilik barang dan diantar langsung ke tujuan penerima barang. Layanan Door to Door ini dikembangkan melalui kerjasama dengan pihak ketiga, yaitu dengan Pandu Logistic.

Selain itu SBU Cargo juga melakukan self-handled warehouse operation di Gudang Cengkareng, Soekarno Hatta International Airport. Sementara untuk gudang–gudang di beberapa kota di Indonesia, kegiatan pergudangan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Sejalan dengan kenaikan lalu lintas barang di bandara Cengkareng, SBU Cargo telah bekerja sama dengan pengelola pergudangan lainnya, yaitu PT Gapura Angkasa dan PT Pos Logistik, dengan tujuan memperluas area pengelolaan pergudangan khususnya untuk pengiriman domestik.

In addition to passenger flights, Garuda Indonesia provides cargo service. SBU Cargo manage cargo shipping through air transport using aircraft belly space of the Company. Collaborating with partners: agents, Freight Forwarder, GSSA, and Road Feder Service (RFS), SBU Cargo provides shipping services for domestic and international destinations.

SBU Cargo has also developed partnerships with foreign airlines such as Korean Air, China Airlines, Delta Cargo, Hongkong Airlines, and KLM, in order to expand shipping service to overseas. On June 2015, the Company has signed Memorandum of Understanding (MoU) with Cardig Air related to management and development of air cargo. The signing is expected to create a mutually beneficial partnership between SBU Cargo and Cardig Air.

SBU Cargo has established 69 Cargo Service Center (CSC) in several cities in Indonesia in which 26 of which is in the city center while another 43 in the airport premise. Through the CSC, customers can ship goods directly (Direct Selling) from Garuda Indonesia sales office for City to Port, City to City, or City to Door shipping. In addition, the customers Door to Door by accessing Contact Center Garuda Indonesia Cargo. Through the service, customer can ship in which the goods will be picked up from goods owner place and delivered directly to the destination consignee. Service Door to Door was developed through collaboration with third parties, namely by Pandu Logistic.

In addition, SBU Cargo also self-handled warehouse operation in Cengkareng warehouse, Soekarno Hatta International Airport. Meanwhile, for warehouses in several cities in Indonesia, warehousing is managed through partnership with third parties. In line with the increasing goods traffic in Cengkareng airport, SBU Cargo has collaborated with other warehousing management, which is PT Gapura Angkasa and PT Pos Logistik, in order to expand warehousing management particularly for domestic shipping.






Kinerja Segmen Operasi Penerbangan

Penerbangan Berjadwal

Pada tahun 2015, frekuensi penerbangan Perseroan tercatat mencapai 250.088 dengan frekuensi penerbangan domestik dan internasional masing-masing mencapai 222.618 penerbangan dan 27.470 penerbangan. Dari segi penerbangan berjadwal, angka On-Time Performance (OTP) yang dicapai oleh Perseroan adalah 88,00%. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 88,80% mengingat adanya aspek force majeure seperti bencana kabut asap dan letusan gunung berapi.

Dari sisi penumpang, Perseroan melayani 28,78 juta penumpang di 60 destinasi domestik, serta 4,17 juta penumpang di 17 destinasi internasional. Tingkat keterisian penumpang tahun 2015 untuk penerbangan domestik dan internasional sebesar 77,21% atau meningkat 5,44% dibandingkan tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja operasional Perseroan mengalami peningkatan di tahun 2015.

Penerbangan Tidak Berjadwal

• Penerbangan Charter Pada tahun 2015, Garuda Indonesia mulai semakin

serius menggarap lini bisnis penerbangan tidak berjadwal (charter flight). Potensi kunjungan wisatawan mancanegara yang besar, khususnya turis Tiongkok, menjadi pertimbangan Perseroan memperbesar sayap usaha sewa pesawat. Menindaklanjuti potensi tersebut, Garuda Indonesia resmi membuka layanan pesawat charter ke sejumlah kota besar di Tiongkok pada bulan Februari 2015 melalui kerja sama dengan beberapa biro pariwisata di sana.

Untuk layanan penerbangan charter dalam rangka liburan Tahun Baru Tiongkok yakni periode 14 Februari hingga 6 Maret 2015, Garuda Indonesia mengoperasikan armada Boeing 747-400 untuk terbang dari Nanjing, Chengdu, Chongqin, Ningbo dan Kunming dengan tujuan Bali. Sedangkan charter flight untuk liburan musim panas yang berlangsung dari 15 Juli hingga 15 Agustus 2015, Garuda Indonesia menggunakan armada Airbus A-330, dari Jinan, Harbin, Xi’an, Shenyang dan Chengzhou ke Bali.

Di sisi lain, kegiatan penerbangan charter juga melayani penerbangan umroh oleh beberapa agen perjalanan domestik.

Performance of Flight Operations SegmentScheduled Airline ServicesIn 2015, Garuda Indonesia’s flight frequency stood at 250.088 with domestic and international flight frequency stood at 222,618 and 27,470 times respectively. In terms of scheduled airline services, Garuda Indonesia’s On-Time Performance (OTP) set on 88.00%. The figure decreased slightly from the previous year at 88.0% due to force majeure aspects such as haze and volcanic eruptions.

In terms of passengers, Garuda Indonesia serves 28.78 million passengers in 60 domestic destinations as well as 4,17 million passengers in 17 international destination. The passenger load factor in 2015 for domestic and international flights topped a 77.21% or grew by 5.44% than in 2014. It indicated that the Company’s operatiomal performance improved in 2015.

Non-scheduled Airline Services• Charter Flight In 2015, Garuda Indonesia started to dig depper into

the non-scheduled flight/charter flight. The huge potential of foreign tourists, especially Chinese tourists, becomes one of the Company’s driver to expand its leasing business. With that in mind, Garuda Indonesia officially opened chartered services to several big cities in China on February 2015 through partnership with some agent travels there.

For chartered services during the holiday season of Chinese New Year 2015, from February 14, 2015 to March 6, 2015, Garuda Indonesia operates Boeing 747-400 to fly from Nanjing, Chengdu, Chongqin, Ningbo and Kunming to Bali. Whereas, for charter flight on summer from July 15 to August 15, 2015, Garuda Indonesia uses Airbus A-330 to fly tourists from Jinan, Harbin, Xi’an, Shenyang and Chengzhou to Bali.

On the other hand, charter flights also serves umrah flight by several local travel agents.







• Penerbangan Haji Pada musim Haji 2015/1436H, Garuda Indonesia

telah menerbangkan sebanyak 82.883 jemaah Indonesia yang tergabung dalam 210 kelompok terbang (kloter) dari 9 (sembilan) embarkasi. Sebagai perbandingan, pada tahun 2014/1435H lalu, Garuda Indonesia mengangkut sebanyak 82.961 jemaah Haji yang tergabung dalam 206 kelompok terbang dari 10 embarkasi. Pada tahun ini, jumlah kuota jemaah haji masih terjadi pengurangan kuota sebanyak 20%, dan hal ini diberlakukan oleh pemerintah Saudi Arabia kepada setiap negara termasuk Indonesia, dikarenakan saat ini Masjidil Haram Mekah masih dalam proses renovasi dan perluasan.

Pelaksanaan fase pertama (keberangkatan) penerbangan haji tahun 2015/1436H ini dimulai pada 21 Agustus hingga 17 September 2015, sementara fase kedua (pemulangan) dilaksanakan pada tanggal 28 September hingga 26 Oktober 2015.

• Hajj Flight During Hajj season 2015/1436H, Garuda Indonesia

took 82,883 Indonesia pilgrims in 210 groups and 9 (nine) embarkation points. To compare, Garuda Indonesia transported 82,961 pilgrims, in 206 groups from 10 embarkation points. This year, total quota of hajj pilgrimshas been cut down by 20% in accordance with UEA government regulation to every country including Indonesia because Masjidil Haram Mecca still undergoes renovation and expansion.

The implementation of first phase (departure) of hajj flight in 2015/1436H started on August 21 to September 17, 2015 while the second phase (arrival) was conducted on September 28 to October 26, 2015.

Embarkasi / Embarkation

Banda Aceh

Medan

Padang

Jakarta

Solo

Banjarmasin

Balikpapan

Makassar

Lombok

Jumlah / Total

3.185

6.582

4.937

17.714

26.482

4.167

4.241

11.923

3.644

82.875

Jemaah Haji / Haji Pilgrim Provinsi / Province

Banda Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Barat, sebagian Jambi, Bengkulu

DKI Jakarta, Lampung

Jawa Tengah, DI Yogyakarta

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat,

Gorontalo, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat

Nusa Tenggara Barat

Kinerja Charter Tahun 2013, 2014 dan 2015 (dalam juta US$)Char ter Per formance in Year 2013, 2014 and 2015 (in million US$)

20142015

Profit Margin

Revenue

2013

Marjin Laba

Pendapatan

52.924.705 11.671.849 20.704.0418.581.358 2.700.376 6.497.906






Dalam pelaksanaan penerbangan Haji tahun 2015/1436H ini, untuk fase I (keberangkatan), tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance-OTP) sebesar 92,38% sementara tingkat ketepatan penerbangan untuk fase II (kepulangan) mencapai 74,29%, dengan rata-rata keseluruhan untuk tingkat ketepatan penerbangan pada fase I dan II adalah sebesar 83,34%.

Adapun penerbangan haji pada tahun 2015/1436H ini dilaksanakan dengan pengoperasian Garuda Indonesia mengoperasikan 11 pesawat yang terdiri dari 6 pesawat A330-300 (kapasitas 360 kursi), 4 pesawat B747-400 (kapasitas 455 kursi) dan 1 pesawat B777-300 (kapasitas 393 kursi). Pesawat-pesawat tersebut rata-rata berusia muda dan di antaranya diproduksi pada tahun 2015. Proses tender pesawat tersebut dilaksanakan secara terbuka dan transparan, dan diumumkan di media cetak nasional dan internasional.

Garuda Indonesia juga menyiapkan sebanyak 484 orang awak kabin yang 70% di antaranya merupakan awak kabin yang berasal dari daerah-daerah embarkasi. Perekrutan awak kabin dari daerah-daerah embarkasi tersebut terutama ditujukan sebagai bagian dari pelayanan Garuda Indonesia kepada para Jemaah, khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi bahasa, mengingat sebagian jemaah hanya mampu berbahasa daerah.

• Penerbangan VVIP Pada tahun 2015, kegiatan penerbangan VVIP yang

telah dilaksanakan Garuda Indonesia adalah sebanyak 1 (satu) kali penerbangan khusus (PENSUS) dengan tujuan Bandung dari bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta yang mengangkut delegasi berbagai negara anggota Konferensi Asia Afrika (KAA).

Seiring dengan intensifikasi dan optimalisasi penerbangan charter pada tahun 2015, penerbangan tidak berjadwal berhasil membukukan pendapatan sebesar US$261,90 juta atau meningkat 28,44% dibandingkan tahun 2014.

• Bisnis Kargo Pada tahun 2015, Freight Tonne Carried SBU

Cargo mencapai 351.741 ton, turun sebesar 12,93% dibandingkan tahun 2014 sebesar 403.994

In Hajj flight 2015/1436H, On-Time Performance-OTP for phase I (departure) stood at 92.38% while On-Time Performance-OTP for phase II (arrival) was 74.29% with overall average OTP on phase I and II was recorded at 83.34%.

For hajj flight in 2015/1436H, Garuda Indonesia operated 11 aircarfts comprising of 6 units of A330-300 (360 seats), 4 units of B747-400 (455 seats), and 1 unit of B777-300 (393 seats). Most of the aircrafts was young including those produced in 2015. The aircraft tender was conducted openly and transparently, and announces in both national and international print media.

Garuda Indonesia has also prepared 484 cabin crews, 70% of which is cabin crews from embarkation points. The recruitment of cabin crews from embarkation points is especially aimed as part of Garuda Indonesia’s service to the pilgrims, in order to solve language issues since partly of pilgrims can only speak local languages.

• VVIP Flight In 2015, Garuda Indonesia’s VVIP flight conducted

1 (one) special flight (PENSUS) to Bandung from Halim Perdana Kusuma airport, Jakarta, which carried delegation from various countries for Asian African Conference (AAC).

In line with the intensification and optimalization of charter flights in 2015, non-scheduled airline services turned in revenue of US$261.90 million, or grew 28.44% compared to 2014 at US$203.90 million.

• Cargo Business In 2015, Freight Tonne Carried by SBU Cargo stood

at 351,741 tonnes, down by 12.93% than 2014 at 403,994 tonnes. The declining performance was







ton. Penurunan tersebut diakibatkan penurunan kapasitas cargo yang disebabkan oleh pertumbuhan penumpang. Bisnis kargo Perseroan masih bersifat belly space pada pesawat-pesawat Perseroan, sehingga pada saat jumlah penumpang bertambah maka akan berdampak pada penurunan kapasitas kargo.

Pengelolaan Jaringan Penerbangan

• Rute Penerbangan Tahun 2015, Garuda Indonesia mendatangkan

beberapa pesawat seperti ATR 72-600, CRJ-1000, B737-800NG, A330-300, dan B777-300ER. Penambahan armada ini ditujukan untuk membuka beberapa rute dan destinasi baru baik di domestik maupun internasional.

Domestik Penambahan rute domestik di tahun 2015 adalah

sebanyak 14 rute, sehingga jumlah total rute domestik yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia adalah sebanyak 99 rute. Penambahan 14 rute tersebut adalah sebagai berikut:1. Medan – Lhokseumawe2. Medan – Sabang3. Palembang – Bengkulu4. Palembang – Jambi5. Palembang – Pangkal Pinang – Tanjung Pandan6. Palembang – Bandar Lampung7. Semarang – Surabaya – Lombok8. Makassar – Surabaya – Semarang9. Ambon – Sorong10. Denpasar – Manado11. Pontianak – Ketapang – Pangkalanbun12. Pontianak – Ketapang13. Semarang – Pangkalanbun14. Surabaya - Yogyakarta

Dari 14 rute baru tersebut, terdapat 4 destinasi baru dan 2 destinasi yang tidak lagi diterbangi sehingga jumlah destinasi domestik Garuda Indonesia di tahun 2015 adalah 60 destinasi. Keempat destinasi baru tersebut adalah:1. Lhokseumawe2. Sabang3. Ketapang, dan4. Pangkalanbun

mainly driven by the reduced cargo capacity due to growing passengers. The Company’’s cargo business is still belly space to its aircrafts, so that when the number of passenger grew, cargo capacity decrease.

Management of flight Network• Flight Routes In 2015, Garuda Indonesia bought several aircrafts

such as ATR 72-600, CRJ-1000, B737-800NG, A330-300, and B777-300ER. The fleet expansion was aimed to open new routes and destination both in domestic and international scope.

Domestic Garuda Indonesia added 14 new domestic routes,

thus bringing a total of 99 domestic routes in operation. The 14 new routes were as follow:

1. Medan – Lhokseumawe2. Medan – Sabang3. Palembang – Bengkulu4. Palembang – Jambi5. Palembang – Pangkal Pinang – Tanjung Pandan6. Palembang – Bandar Lampung7. Semarang – Surabaya – Lombok8. Makassar – Surabaya – Semarang9. Ambon – Sorong10. Denpasar – Manado11. Pontianak – Ketapang – Pangkalanbun12. Pontianak – Ketapang13. Semarang – Pangkalanbun14. Surabaya - Yogyakarta

Out of 14 new routes, there was 4 new destinations and 2 destinations which were closed down, thus total Garuda Indonesia’s domestic destination was 60 destinations. The four new destinations were:

1. Lhokseumawe2. Sabang3. Ketapang, and4. Pangkalanbun






Sementara, 2 destinasi yang tidak lagi diterbangi adalah:1. Meulaboh2. Pomala

Internasional

Untuk internasional, penambahan rute di tahun 2015 adalah 4 rute, sehingga jumlah total rute internasional yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia adalah sebanyak 30 rute. Penambahan 4 rute tersebut adalah sebagai berikut:1. Makassar – Medan – Jeddah2. Jakarta – Singapore – Amsterdam – Jakarta3. Denpasar – Ghuangzhou4. Balikpapan – Medan – Jeddah

Dari ke-empat rute baru tersebut, tidak terdapat penambahan destinasi internasional di tahun 2015. Sepanjang 2015, terdapat 2 destinasi internasional yang tidak lagi diterbangi, yaitu Brisbane dan Dili, sehingga total destinasi internasional Garuda Indonesia tetap sebanyak 17 destinasi.

Selama tahun 2015, total frekuensi penerbangan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 9,5% menjadi 250.088 penerbangan, yang terdiri dari 185.489 penerbangan main brand dan 64.599 penerbangan Citilink yang masing-masing tumbuh 5,5% dan 22,8% dari total frekuensi penerbangan keseluruhan Perseroan. Peningkatan frekuensi ini merupakan hasil kajian Perseroan atas permintaan terhadap sarana transportasi udara. Perseroan senantiasa melakukan studi kelayakan sebelum membuka rute baru atau meningkatkan frekuensi untuk memastikan bahwa penambahan rute dan peningkatan frekuensi ini akan berdampak positif terhadap kinerja operasional.

• Armada Sarana produksi atau pesawat yang digunakan

sampai dengan Desember 2015 berjumlah 187 pesawat (143 dioperasikan Garuda Indonesia dan 44 dioperasikan Citilink). Selama tahun 2015, Garuda Indonesia mendatangkan 22 pesawat baru yaitu yang terdiri dari 7 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Boeing 777-300ER, 2 pesawat Airbus A330-300, 3 pesawat CRJ 1000 NextGen, dan 3 pesawat ATR 72-600 termasuk 4 pesawat A330-

Meanwhile, 2 destinations which were closed down are:1. Meulaboh2. Pomala

International Garuda Indonesia also added 4 new international

routes, thus bringing a total of 30 domestic routes in operation. The 4 new routes were as follow:

1. Makassar – Medan – Jeddah2. Jakarta – Singapore – Amsterdam – Jakarta3. Denpasar – Ghuangzhou4. Balikpapan – Medan – Jeddah

Out of the four routes, there was no new international destinations in 2015. Throughout 2015, there is 2 destinations which was closed down, which was Brisbane and Dili, thus total Garuda Indonesia’s international destination was 17 destinations.

In 2015, the Company’s total frequency increased by 9.5% to 250,088 flights, which comprised of 185,489 main brand flights and 64,599 Citilink flights which grew 5.5% and 22.8% respectively out of the Company’s overall frequency. The increased frequency is the result of the Company’s review on demand for air transportation. The Company also conduct feasibility study before opening new routes or increase frequency to ensure that adding routes and increase frequency will positively impact operational performance.

• Fleet Total aircrafts used by the end of December 2015

was amounted to 187 aircrafts (143 units operated by Garuda Indonesia and 44 units operated by Citilink. In 2015, Garuda Indonesia bought 22 new aircrafts, comprising of 7 units of Boeing 737-800NG, 3 units of Boeing 777-300ER, 2 units of Airbus A330-300, 3 units of CRJ 1000 NextGen, and 3 units of ATR 72-600 including 4 units of A330-200 for Citilink. In addition, the Company also managed to obtain







200 untuk Citilink. Di samping itu, Perseroan juga berhasil memperoleh kepemilikan atas 18 pesawat yang sebelumnya berstatus financial lease. Secara keseluruhan, dari 187 pesawat yang dioperasikan, 159 pesawat di antaranya memiliki status operating lease, 6 pesawat financial lease, dan 22 sisanya dimiliki oleh Perseroan.

Seiring dengan peremajaan jajaran armadanya, Perseroan juga telah mengembalikan 4 pesawat operating lease yaitu 2 (dua) A330-200, 1 (satu) B737-800, dan 1 (satu) B737-500. Dengan demikian, usia pesawat Perseroan menjadi semakin muda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu rata-rata 4,3 tahun pada 2015.

the ownership of 18 aircrafts that were previously were of financial lease. Overall, of the 187 aircrafts operated, 159 of which obtained operating lease status, 6 financial lease aircraft, and the remaining 22 was owned by the Company.

In line with the fleet revitalization, the Company has returned 4 operating lease aircrafts, comprising of 2 (two) A330-200, 1 (one) B737-800, dan 1 (one) B737-500. As such, the Company’s fleet average age became younger which was 4.3 years in 2015.


B747-400

B777-300ER

A330-200

A330-300

-

3

-

2

Penambahan Armada di 2015Adddition of Fleet in 2015

Per 31 Desember 2015As of December 31, 2015

2

9

9

13

Jumlah Armada Garuda IndonesiaGaruda Indonesia Total Fleet

CRJ-1000

ATR72-600

B737-800NG

B737-300

B737-500

A320-200

Total

Citilink

Narrow Body

Wide Body

3

3

7

-

-

4

22

18

11

81

5

3

36

187

Aircraft Maintenance Management

Fungsi utama Aircraft Maintenance Management adalah untuk memastikan bahwa pengaturan serta pemeliharaan pesawat dilakukan dan dilaksanakan dengan mengacu pada rencana penerbangan unit Operasi dan Niaga, baik rute domestik maupun internasional. Perawatan dan pemeliharaan pesawat Perseroan juga telah dilaksanakan sesuai dengan Company Maintenance Manual (CMM) serta Continuous Airworthiness Maintenance Program (CAMP) yang telah disahkan oleh Otoritas serta persyaratan keselamatan dan kelayakan udara lainnya untuk masing-masing

Aircraft Maintenance ManagementAircraft Maintenance primarily serves to ensure that the aircraft management and maintenance are aligned with flight plan from Operation and Commercial unit, both for domestic and international routes. The Company’s maintenance is also conducted with reference to the Company Maintenance Manual (CMM) and the Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP) that is approved by the Authority, as well as flight safety and other airworthiness requirements for each aircraft. Through well-planned and managed aircraft maintenance, the Company continues to promote






tipe pesawat. Melalui perawatan dan pemeliharaan pesawat yang sistematis dan efektif, Perseroan terus berupaya untuk mendorong tercapainya target ketepatan penerbangan dengan meminimalkan keterlambatan jadwal penerbangan yang disebabkan oleh kerusakan pesawat atau penyebab teknis lainnya.

Pencapaian Aircraft Maintenance Management pada tahun 2015 meliputi pemenuhan pesawat (aircraft availability), fungsional kabin (cabin functionality), penampilan interior kabin dan eksterior (cabin interior and exterior appearance) dan kontribusi keterlambatan karena teknik (contribution of technical delay).

Pemenuhan Pesawat

Pemenuhan jumlah dan tipe pesawat yang serviceable di tahun 2015 mencapai 98,60%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 97,08%. Kenaikan ini disebabkan adanya pengurangan jumlah unscheduled maintenance days di sebagian besar tipe pesawat.

Fungsionalitas Kabin

Pencapaian rata-rata Cabin Functionality pada tahun 2015 tercatat sebesar 99,85% mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 99,66%. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya perbaikan dan penambahan stok material, percepatan proses warranty claim dan perpindahan posisi stok di Apron dalam rangka mempercepat proses rectification.

Penampilan Interior dan Eksterior Kabin

Rata-rata pencapaian indikator penampilan interior kabin di tahun 2015 adalah sebesar 96,72%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 96,76%. Hal ini dikarenakan keterbatasan stok untuk karpet karena adanya peralihan vendor.

Sedangkan penampilan eksterior berhasil membukukan pencapaian sebesar 95,21%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 92,25%. Peningkatan ini disebabkan oleh implementasi Aircraft Washing yang berjalan lebih baik dan dimulainya program implementasi Aircraft Polishing pada pesawat yang berumur lebih dari 2 tahun.

Kontribusi Keterlambatan Teknis

Pencapaian Contribution of Technical Delay di tahun 2015 adalah sebesar 0,94%, lebih baik dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 1,27%. Perbaikan pencapaian tahun ini disebabkan oleh perbaikan dalam

accurate flight target by minimizing flight delay due to aircraft breakdown or other technical issues.

The achievement of the Aircraft Maintenance unit in general included aircraft availability, cabin functionality, cabin interior appearance and aircraft exterior and contribution of technical delay.

Aircraft AvailabilityThe aircraft availability in terms of number and type of serviceable aircrafts in 2015 reached 99.27%, lower than in 2013 at 97.08%. This decline was driven by reduction of unscheduled maintenance days in most type of aircrafts.

Cabin FunctionalityThe average achievement of Cabin Functionality in 2015 stood at 99.85%, increased from 2014 at 99.66%. The increase was due to the improvement and extra material stocks, acceleration of warranty claim process, and Apron displacement in the stock position in order to accelerate the rectification process.

Cabin Interior and Exterior AppearanceThe average achievement of cabin interior appearance indicators in 2015 was 96.72%, an increase compared with 2014 at 96.76%. This was due to carpet stock limitation because of vendor replacement.

Meanwhile, exterior appearance indicator was recorded at 95.21%, increased by 92.25% compared to 2014. The improvement was mainly due to the implementation of Aircraft Washing which run better and Aircraft Polishing commencing its implementation to aircrafts older than 2 years.

Contribution of Technical DelayThe achievement of contribution of technical delay in 2015 was recorded at 0.94% better than 2013 at 1.27%. The improvement of this achievement is caused by improvement in the availability of spare part, the







process of handling of AOG Recovery, Hold Item List (HIL) and Repetitive Problem.

Safety PerformanceThe Company’s safety performance is measured through two main indicators which are lead measure as proactive method and lag measure as reactive method.

In 2015, Garuda Indonesia successfully recorded incident rate at 0.42 per 1,000 departures, it is far below from the allowable maximum target of 0.72 per 1,000 departures but higher than previous year. Meanwhile, number of OHR collected is 3,661 reports, far exceeded the set target at 1,320 reports and higher than the previous year at 2,683 reports. It indicated that reporting culture and hazard identification have improved.

Profitability of Flight Operations Segmentoperating Revenue - Scheduled Airline ServicesRevenue of scheduled airline services in 2015 stood at US$3,208.5 million or down by 5.19% from 2014 at US$3,384.3 million. The declining passenger and cargo performance was mainly driven by the airline industry which has been under pressure from the slowdown in global and national economy and US Dollar appreciation against Rupiah. It is further worsened by volcanic eruptions and haze which results in the less optimum production plan because of flight cancellation in several routes.

hal penyediaan Spare Part, proses troubleshooting dan penanganan AOG Recovery dan Repetitive Problem.

Kinerja Keselamatan

Kinerja keselamatan Perseroan diukur melalui dua indikator utama yakni lead measure yang merupakan metode pengukuran secara proaktif dan lag measure yang merupakan metode pengukuran secara reaktif.

Pada tahun 2015, tingkat insiden per 1000 keberangkatan tercatat sebesar 0,42. Angka ini masih berada jauh dari batas maksimal yang ditetapkan Perseroan sebesar 0,72 per 1.000 keberangkatan.Sementara itu, jumlah Operational Hazard Report (OHR) yang terkumpul adalah sebanyak 3.661 laporan, jauh melampaui target yang ditetapkan sebanyak 1.320 laporan dan lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 2.683 laporan. Hal tersebut menandakan bahwa budaya pelaporan dan pengidentifikasian bahaya semakin meningkat.

Profitabilitas Segmen Operasi Jasa Penerbangan

Pendapatan Usaha - Penerbangan Berjadwal

Pendapatan dari penerbangan berjadwal tahun 2015 sebesar US$3.208,5 juta atau turun sebesar 5,19% dari tahun 2014 yang sebesar US$3.384,3 juta. Penurunan pendapatan penumpang dan kargo ini terjadi akibat kondisi industri penerbangan yang sedang mengalami tekanan dampak dari kecenderungan pertumbuhan perekonomian dunia dan nasional yang melambat dan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Hal ini diperparah pula dengan bencana alam erupsi gunung berapi dan gangguan asap yang mengakibatkan tidak dapat direalisasikan rencana produksi secara maksimal karena tidak beroperasinya penerbangan di beberapa rute tertentu.

Penerbangan BerjadwalScheduled Airline Services 2015

Penumpang / Passengers

Kargo / Cargo

Kelebihan bagasi / Excess Baggage

Surat dan dokumen / Mail and Document

Jumlah / Total

3.002.777.941

187.861.891

9.810.315

8.019.586

3.208,469.733

(dalam US$, kecuali dinyatakan lain)(In US$, except stated otherwise)

Tabel Pendapatan Penerbangan Berjadwal Table of Operating Revenue - Scheduled Air line Services

Persentase (%)Percentage (%)

3.147.243.028

218.462.668

10.172.649

8.377.041

3.384.255.386

2014

(4,59)

(14,01)

(3,56)

(4,27)

(5,19)






Pendapatan Usaha – Penerbangan Tidak Berjadwal

Pendapatan penerbangan tidak berjadwal mengalami peningkatan sebesar 28,44% pada tahun 2015 menjadi sebesar US$261,9 juta dari US$203,9 juta di tahun 2014. Peningkatan tersebut terutama akibat peningkatan pendapatan dari penerbangan charter yang meningkat sebesar 280,51% menjadi sebesar US$83,1 juta pada tahun 2015. Peningkatan pendapatan ini seiring dengan kenaikan pendapatan charter dari pasar Tiongkok dan Timur Tengah (umroh).

SEGMEN OPERASI PEMELIHARAAN PESAWAT

Penjelasan Segmen Operasi Pemeliharaan Pesawat

Segmen operasi pemeliharaan pesawat oleh Perseroan dikelola oleh entitas anaknya yakni PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) yang didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi

operating Revenue – Non-Scheduled Airline ServicesOperating revenue from Non-Scheduled Airline Services grew 28.44% in 2015 to U$261.9 million from US$203.90 million in 2014. The increase was particularly due to the growing revenue from charter flight which was up by 280.51% to US$83.1 million in 2015. The increased revenue is in line with the growing charter revenue from China and Middle East (umrah) market.

AIRCRAfT MAINTENANCE SERvICES SEGMENT

Description of Aircraft Maintenance Services SegmentThe Company’s aircraft maintenance services segment is managed by its subsidiaries PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) which is establish to implement and support the Company’s policies and program related to the national economy

Penerbangan Tidak BerjadwalNon-Scheduled Airline Services 2015

Haji / Hajj

Charter / Charter

Jumlah / Total

178.795.362

83.103.776

261.899.138


Tabel Pendapatan Penerbangan Tidak Berjadwal Table of Operating Revenue - Non-Scheduled Air line Services


182.062.387

21.840.111

203.902.498

2014

(1,79)

280,51

28,44

Operasi PenerbanganFlight Operations 2015

Penerbangan Berjadwal

Penerbangan Tidak Berjadwal

Jumlah / Total

Scheduled Airline Services

Non-Scheduled Airline Services

3.208.469.733

261.899.138

3.470.368.871


3.384.255.386

203.902.498

3.588.157.884

2014

(5,19)

28,44

(3,28)

Sementara itu, pendapatan dari penerbangan haji mengalami penurunan sebesar 1,79% di tahun 2015 menjadi sebesar US$178,8 juta. Penurunan ini terkait penurunan kuota haji karena pembangunan masjid di Mekah.

Dengan demikian, segmen operasi penerbangan berhasil memperoleh pendapatan operasional sebesar US$3,47 miliar dan berkontribusi sebesar 90,97% dalam pendapatan keseluruhan Perseroan pada tahun 2015 yang sebesar US$3,81 miliar.

In the meantime, revenue from hajj flights declined by 1.79% in 2015 to US$178.8 million. The decline was related to the quota reduction oh Hajj pilgrims.

As such, the flight operation segment managed to turn in operating revenue of US$3.47 billion and contributed 90.97% of the Company’s overall revenue in 2015 which was amounted to US$3.81 billion.







dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang. Saat ini, GMF didukung oleh 8 (delapan) unit produksi yang tersebar di 18 kantor perwakilan domestik dan 3 kantor perwakilan internasional dengan pembagian sebagai berikut:1. Line Maintenance2. Base Maintenance3. Engine & APU Maintenance4. Component Maintenance5. Engineering Services6. Asset Management & Material Services7. Learning Services8. Jasa perawatan Industrial Gas Turbin Engine (IGTE)

serta perawatan Industrial Generator Overhaul

Profitabilitas Segmen Operasi Jasa Pemeliharaan

Pesawat

Pada tahun 2015, pendapatan segmen operasi jasa pemeliharaan pesawat dikelompokkan dalam pendapatan lain-lain dengan kontribusi sebesar US$78,63 juta atau 22,82% dari total keseluruhan pendapatan lain-lain Perseroan sebesar US$344,62 juta. Adapun hasil segmen operasi jasa pemeliharaan pesawat 2015 Perseroan tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,76% dari tahun 2014.

and development particularly aircraft maintenance and repair. Currently, GMF is supported by 8 (eight) production units in 18 local representative office and 3 international representative office with the following division:

1. Line Maintenance2. Base Maintenance3. Engine & APU Maintenance4. Component Maintenance5. Engineering Services6. Asset Management & Material Services7. Learning Services8. Maintenance services for Industrial Gas Turbin

Engine (IGTE) and services for Industrial Generator Overhaul

Profitability of Aircraft Maintenance Services SegmentIn 2015, profitability of aircraft maintenance services segment is grouped into other revenues with contribution of US$78.63 million or 22.82% of the Company’s overall other revenues of US$344.62 million. The Company’s aircraft maintenance services grew by 10.76% from 2014.

Pendapatan Lain-LainOther Revenues 2015

Pemerliharaan dan perbaikan pesawatAircraft Maintenance and Overhaul 78.627.738


70.989.413

2014

10,76

SEGMEN OPERASI LAIN-LAIN

Penjelasan Segmen Operasi Lain-lain

Segmen usaha lain didefinisikan sebagai segmen usaha yang secara individu tidak melebihi 10% dari pendapatan usaha Perseroan. Adapun segmen lain-lain Perseroan terdiri dari pelayanan penerbangan, biro perjalanan, jasa boga, groundhandling, fasilitas, hotel, teknologi informasi, kesehatan, pelatihan, dan lain-lain yang bersumber dari kegiatan usaha yang dijalankan oleh entitas-entitas anak milik Perseroan. Kinerja entitas anak secara rinci dapat ditemukan dalam bahasan Kinerja Entitas Anak di Laporan Tahunan ini.

Profitabilitas Segmen Operasi Lain-lain

Profitabilitas segmen operasi lain-lain dihitung dari pendapatan usaha lainnya tanpa pemeliharaan dan

oTHERS oPERATING SEGMENTDescription of Others Operating SegmentOthers is defined as business segments that individually do not exceed 10% of the Company’s operating revenues. The Company’s others operating segment consists of flight services, travel agent, catering, groundhandling, facility, hotel, information technology, health, training, and other which are derived from the business activities of the Company’s subsidiaries. The detailed performance of subsidiaries can be found in the Performance of Subsidiaries section in this Annual Report.

Profitability of Others Operating SegmentProfitability of others operating segment is calculated from other operating revenue without aircraft






perbaikan pesawat yang merupakan segmen operasi tersendiri. Dengan demikian, pendapatan segmen operasi lain-lain tercatat sebesar US$265,99 juta atau 77,18% dari total pendapatan lain-lain. Adapun hasil segmen operasi jasa pemeliharaan pesawat 2015 Perseroan tercatat mengalami penurunan sebesar 3,06% dari tahun 2014 yang mencapai US$274,38 juta.

Perseroan mengambil kebijakan strategis untuk mengatasi dampak penurunan pedapatan usaha tersebut dengan menerapkan strategi jangka pendek yaitu peningkatan revenue generator yang merupakan bagian dari strategi jangka pendek Quick Wins, salah satunya dengan melakukan restrukturisasi jaringan, yang bertujuan agar jaringan penerbangan kita lebih ‘concise’ dan ‘solid’. Dalam pelaksanaannya antara lain dengan mengurangi rute penerbangan yang merugi, menunda pembukaan rute-rute baru, dan menyesuaikan frekuensi penerbangan ke beberapa kota tujuan di Australia dan Jepang. Selanjutnya, Perseroan memaksimalkan sumber daya dari penyesuaian tersebut dan memfokuskannya untuk pengembangan rute penerbangan ke Tiongkok dan Timur Tengah.

maintenance and repair which was treated as an individual segment. As such, others operating segment stoof at US$265.99 million or 77.18% of other revenue. The Company’s Others Operating Segment in 2015 declined by 3.06% from US$274.38 million in 2014.

The Company took strategic measures to cope with the impact of declining operating revenue by applying short-term strategy through improvement of revenue generator which is the part of short-term strategy Quick Wins. Among others, by network restructuring, which aims to foster a more ‘concise’ and ‘solid’. Among the measures were to cut down the losing routes, delay opening of new routes, and adjust flight frequency to several destinations in Australia and Japan. Furthermore, the Company optimizes resources from the adjustment to expand China and Middle East routes.

Pendapatan Lain-LainOthers Revenues 2015

Pelayanan penerbangan / Airline related

Biro perjalanan / Travel Agent

Jasa boga / Catering

Groundhandling / Groundhandling

Fasilitas / Facilities

Hotel / Hotel

Teknologi informasi / Information Technology

Transportasi / Transportation

Kesehatan / Healthcare Services

Pelatihan / Training Services

Lain-lain / Others

Jumlah / Total

64.882.612

59.013.456

52.930.165

36.364.751

20.288.685

17.722.908

7.126.702

3.860.963

2.210.056

1.009.149

583.689

265.993.136


Tabel Pendapatan Usaha Lainnya Table of Other Operating Revenues


48.800.950

67.041.690

57.113.910

36.512.163

19.963.821

19.819.838

5.780.117

4.592.232

2.480.238

912.637

11.365.379

274.382.975

2014

32,95

(11,97)

(7,33)

(0,40)

1,63

(10,58)

23,30

(15,92)

(10,89)

10,58

(94,86)

(3,06)







TINJAUAN KEUANGANFinancial Review

TINJAUAN KINERJA KEUANGAN

Analisis dan pembahasan kinerja keuangan Perseroan berikut ini disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berakhir pada 31 Desember 2015 sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Laporan tersebut diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) yang ditunjuk Perseroan dan memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian dalam semua hal yang material.

Pembahasan dan analisis terperinci tentang kinerja keuangan Perseroan akan disajikan dalam tiga bagian: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian, dan Laporan Arus Kas Konsolidasian.

Pada tahun 2015, kinerja keuangan Perseroan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini terjadi di tengah berbagai gejolak finansial yang mempengaruhi perekominan dunia serta beberapa kondisi force majeure seperti erupsi gunung berapi dan gangguan asap yang menyebabkan tidak beroperasinya penerbangan di beberapa rute tertentu.

Pencapaian Perseroan pada tahun 2015 dapat lebih optimal apabila tidak ada situasi force majeure yang mengakibatkan lebih dari 270.000 penumpang tidak terangkut.

Strategi pengembangan bisnis yang dilakukan Perseroan melalui program Quick Wins serta keberhasilan Perseroan melakukan restrukturisasi cost driver (efficiency) merupakan faktor penting sehingga pada tahun 2015 Perseroan mampu membukukan Laba Bersih Setelah Pajak dan Laba Komprehensif masing-masing sebesar US$77,97 juta dan 71,26 juta meningkat 121,14% dan 120,98% dari tahun 2014 yang negatif sebesar US$368,91 juta dan US$339,57 juta.

fINANCIAl PERfoRMANCE REvIEwThe following analysis and discussion of Company’s financial performance is based on information obtained from the financial statements of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, which ended on December 31, 2015 in accordance with Indonesia Financial Accounting Standards.

The financial statements was audited by Public Accounting Firm (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) appointed by the Company and obtain an unqualified opinion in all material aspects.

Discussion and detailed analysis of the Company’s financial performance will be presented in three sections: Consolidated Statement of Financial Position, Consolidated Statement of Comprehensive Income, and Consolidated Statement of Cash Flows.

In 2015, the Company’s financial performance showed encouraging progress over the previous year. This occured in the midst of financial turmoil affecting the global economy as well as some force majeure conditions such as volcanic eruptions and disruptions of smoke that cancelled flights on some particular route.

Achievement of the Company in 2015 could be optimized if there was no force majeure circumstances that resulted in more than 270,000 passengers not transported.

Business development strategy carried out by the Company through the Quick Wins program and the success of the Company’s cost driver (efficiency) restructuring were the important factor so that in 2015 the Company was able to record Net Income After Tax and Comprehensive Income respectively amounted to US$77.97 million and 71.26 million increased by 121.14% and 120.98% from 2014 which was at US$368.91 million and US$339.57 million loss.






Jumlah / Total20142015Keterangan Description

%

Pertumbuhan / Growth

3.208.469.733

261.899.138

344.620.874

3.814.989.745

Penerbangan berjadwal

Penerbangan tidak berjadwal

Lainnya


Scheduled airline services

Non-scheduled airline services

Others


3.384.255.386

203.902.498

345.372.388

3.933.530.272

(175.785.653)

57.996.640

(751.514)

(118.540.527)

Laporan Laba Rugi Komprehensif KonsolidasianConsolidated Statements of Comprehensive Income

Pendapatan Usaha / Operating Revenues

(5,19)

28,44

(0,22)

(3,01)


Beban Usaha / Operating Expenses

2.190.607.282

376.500.961

309.608.281

301.880.822

270.750.084

224.907.111

29.698.564

17.528.744

10.303.636

3.731.785.485

Operasional penerbangan

Pemeliharaan dan perbaikan

Tiket, penjualan dan promosi

Bandara

Pelayanan penumpang

Administrasi dan Umum

Operasional hotel

Operasional transportasi

Operasional jaringan

Jumlah Beban Usaha

Flight operations

Maintenance and overhaul

Ticketing, sales and promotion

User charges and station

Passenger services

General and administrative

Hotel operation

Transportation operations

Network operation


2.562.179.370

419.536.774

354.822.396

339.756.096

302.908.137

244.510.498

34.077.718

17.798.905

1 6.755.061

4.292.344.955

(371.572.088)

(43.035.813)

(45.214.115)

(37.875.274)

(32.158.053)

(19.603.387)

(4.379.154)

(270.161)

(6.451.425)

(560.559.470)

(14,50)

(10,26)

(12,74)

(11,15)

(10,62)

(8,02)

(12,85)

(1,52)

(38,50)

(13,06)

Beban (Pendapatan) Usaha Lainnya / Other Operating (Income) Charges

(15.213.543)

(70.327.638)

(85.541.181)

168.745.441

(98.259)

6.597.482

(68.584.517)

106.660.147

(28.685.986)

77.974.161

Keuntungan selisih kurs

Lain-lain

Bersih

Laba (Rugi) Usaha

Bagian laba (rugi) bersih asosiasi

Pendapatan keuangan

Beban keuangan




Gain on foreign exchange

Others

Net

Income (Loss) From Operations

Equity in net income (loss) of associates

Finance income

Finance cost



Profit (Loss) for the Current Year

(8.896.197)

45.309.635

36.413.438

(395.228.121)

4.193

12.091.904

(73.321.080)

(456.453.104)

87.541.825

(368.911.279)

(6.317.346)

(115.637.273)

(121.954.619)

563.973.562

(102.452)

(5.494.422)

4.736.563

563.113.251

(116.227.811)

446.885.440

71,01

255,22

334,92

142,70

(2.443,41)

(45,44)

(6,46)

123,37

132,77

121,14

26.847.140

(3.428.663)

( 1.079.565)

22.338.912

Peningkatan revaluasi aset tetap – bersih

Pengukuran kembali kewajiban imbalan pasti

Pajak penghasilan terkait item yang tidak direfklasifikasi

Subjumlah

Gain on revaluation of propertyand equipment - net

Remeasurement of defined benefit obligation

Income tax relating to items that will not be classified

Subtotal

53.298.802

(11.874.958)

(3.637.751)

37.786.093

(26.451.662)

8.446.295

2.558.186

(15.447.181)

Penghasilan Komprehensif Lain / Other Comprehensive Income

(49,63)

71,13

70,32

(40,88)

Pos-pos yang Tidak Direklasifikasikan ke Laba Rugi

Other Comprehensive Income Item that Will Not be Reclassified

Subsequently to Profit or Loss








%



(10.708.281)

(18.349.198)

(29.057.479)

(6.718.567)

71.255.594

76.480.236

1.493.925

77.974.161

70.022.788

1.232.806

71.255.594

0,00296

Kerugian belum direalisasi atas transaksi lindung nilai arus kas

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

Subjumlah

Jumlah penghasilan komprehensif lain

Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif Pada Tahun Berjalan

Laba (Rugi) yang Dapat Diatribusikan kepada:




Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif yang Dapat Diatribusikan kepada:



Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan

Laba (Rugi) Per Saham Dasar

Unrealized loss on cash flows hedge transaction

Exchange differences on

translating foreign operations

Subtotal

Total other comprehensive income

Total Comprehensive Income (loss) for the Current Year

Profit (Loss) Attributable to:



Net Profit (Loss) for the Year

Total Comprehensive Income (Loss) Attributable to:



Total Comprehensive Profit (Loss)for the Current Year

Earning (Loss) Per Share - Basic

(29.770)

(8.416.201)

(8.445.971)

29.340.122

(339.571.157)

(370.045.839)

1.134.560

(368.911.279)

(338.439.946)

(1.131.211)

(339.571.157)

(0,0148)

(10.678.511)

(9.932.997)

(20.611.508)

(36.058.689)

410.826.751

446.526.075

359.365

446.885.40

408.462.734

2.364.017

410.826.751

0,02

(35.870,04)

(118,02)

(244,04)

(122,90)

120,98

120,67

31,67

121,14

120,69

208,98

120,98

120,00

Pos-pos yang Tidak Mungkin Direklasifikasikan ke Laba Rugi

Item that May Be Reclassified Subsequently to Profit or Loss

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha Perseroan di tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 3,01% dari US$3,93 miliar di tahun 2014 menjadi US$3,81 miliar di tahun 2015. Penurunan ini dipicu oleh turunnya penerbangan penerbangan berjadwal sebesar 5,19% menjadi US$3,21 miliar. Di sisi lain, penerbangan tidak berjadwal tumbuh positif sebesar 28,44% menjadi US$261,90 juta sedangkan pendapatan lainnya turun tipis 0,22% menjadi US$344,62 juta.

Pendapatan Usaha - Penerbangan Berjadwal

Pendapatan dari penerbangan berjadwal tahun 2015 sebesar US$3,21 miliar atau turun sebesar 5,19% dari tahun 2014 yang sebesar US$3,38 miliar. Penurunan pendapatan penumpang dan kargo ini terjadi akibat kondisi industri penerbangan yang sedang mengalami tekanan dampak dari kecenderungan pertumbuhan perekonomian dunia dan nasional yang melambat, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan perubahan harga bahan bakar minyak dunia. Hal ini

Operating RevenuesThe Company’s operating revenues in 2015 decreased by 3.01% from US$3.93 billion in 2015 to US$3.81 billion in 2015. The decrease was triggered by a decline in scheduled airline services of 5.19% to US$3.21 billion. On the other hand, non-scheduled airline services grew positively by 28.44% to US$261.90 million, while other revenues decreased slightly by 0.22% to US$344.62 million.

operating Revenues – Scheduled Airline ServicesRevenue from scheduled airline services in 2015 amounted to US$3.21 billion or a decrease of 5.19% from 2014 of US$3.38 billion. The decline in passenger and cargo revenue was due to the condition of the airline industry that was under pressure from the impact of global and national economic growth slowing trend, the movement of the Rupiah exchange rate against the US dollar, and the change in the price of global fuel. This was also compounded by the natural







%


3.208.469.733

261.899.138

344.620.874

3.814.989.745

Penerbangan berjadwal

Penerbangan tidak berjadwal

Lainnya


Scheduled airline services

Non-scheduled airline services

Others


3.384.255.386

203.902.498

345.372.388

3.933.530.272

(175.785.653)

57.996.640

(751.514)

(118.540.527)

Pendapatan UsahaOperating Revenues

(5,19)

28,44

(0,22)

(3,01)


diperparah pula dengan bencana alam erupsi gunung berapi dan gangguan asap yang mengakibatkan tidak dapat direalisasikan rencana produksi secara maksimal karena tidak beroperasinya penerbangan di beberapa rute tertentu. Secara keseluruhan, pendapatan usaha penerbangan berjadwal masih didominasi oleh penumpang diikuti kargo, kelebihan bagasi, dan surat dan dokumen.

Pendapatan Usaha - Penerbangan Tidak Berjadwal

Pendapatan penerbangan tidak berjadwal mengalami peningkatan sebesar 28,44% pada tahun 2015 menjadi sebesar US$261,90 juta dari US$203,90 juta di tahun 2014. Peningkatan tersebut terutama akibat peningkatan pendapatan dari penerbangan charter yang meningkat sebesar 280,51% menjadi sebesar US$83,10 juta pada tahun 2015 dari US$21,84 juta pada tahun 2014. Peningkatan pendapatan ini seiring meningkatan pendapatan charter dari pasar Tiongkok dan Timur Tengah (umroh).

Sementara itu pendapatan dari penerbangan haji mengalami penurunan sebesar 1,79% di tahun 2015 menjadi sebesar US$178,80 juta dari 182,06 juta di tahun 2014. Penurunan disebabkan oleh penurunan jumlah jemaah haji ditahun 2015 sebesar 82.883 jemaah dibandingkan tahun 2014 sebesar 82.961 jemaah. Penurunan jumlah jemaah haji tersebut dikarena proses pembangunan mesjid di tanah suci.

Pada tahun 2015, penerbangan haji masih memberikan kontribusi terhadap pendapatan keseluruhan penerbangan tidak berjadwal dengan rasio pendapatan 68,27% dibandingkan 31,73% untuk penerbangan charter.

disaster of volcanic eruption and smoke disaster resulting production plan could not be realized to the fullest because there was no flight in some specific route. Overall, the operating revenues of scheduled airline services was still dominated by passengers followed by cargo, excess baggage, and letters and documents.

operating Revenues – Non-Scheduled Airline ServicesNon-scheduled airline services revenue increased by 28.44% in 2015 to US$261.90 million from US$203.90 million in 2014. The increase was primarily due to increased revenues from charter flights increased by 280.51% to US$83.10 million in 2015 from US$21.84 million in 2014. the increase in revenues was in line with the increase in charter revenue from the Chinese market and the Middle East (umrah).

Meanwhile, the revenue from hajj flights decreased by 1.79% in 2015 to US$178.80 million from 182.06 million in 2014. The decrease was caused by a decrease in the number of pilgrims in the year 2015 amounted to 82,883 pilgrims compared to 2014 amounted to 82,961 pilgrims, The decrease in the number of pilgrims was due to the process of mosque building in the holy land.

In 2015, hajj flights still contributed to the overall revenue of non-scheduled airline services with the earnings ratio of 68.27% compared to 31.73% for charter flights.








%


Beban Usaha

Beban usaha Perseroan di tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 13,06% dari US$4,29 miliar di tahun 2014 menjadi US$3,73 miliar di tahun 2015. Penurunan ini antara lain terjadi akibat penurunan harga bahan bakar pada tahun 2015 dan juga merupakan dampak dari usaha seluruh personel Garuda Indonesia dalam mensukseskan program-program konsolidasi di tahun 2015 yang salah satunya adalah restrukturisasi cost driver (efficiency), di mana Perseroan melakukan penataan struktur biaya sehingga dapat mencapai efisiensi yang tinggi. Adapun kunci sukses efisiensi adalah dikendalikan langsung oleh Direksi dan adanya tracking serta pemantauan yang dilaksanakan secara rutin.

Operating ExpensesCompany’s operating expenses in 2015 decreased by 13.06% from US$4.29 billion in 2014 to US$3.73 billion in 2015. The decrease was partly caused by the decline of fuel prices in the 2015 and also the impact of the efforts of all Garuda Indonesia personnels in the success of consolidation programs in 2015 that one of them was the cost driver (efficiency) restructuring, in which the Company carried out cost structuring so as to achieve high efficiency. The key to success of efficiency was controlled directly by the Board of Directors and their tracking and monitoring were carried out routinely.


2.190.607.282

376.500.961

309.608.281

301.880.822

270.750.084

Operasional penerbangan

Pemeliharaan dan perbaikan

Tiket, penjualan dan promosi

Bandara

Pelayanan penumpang

Flight operations

Maintenance and overhaul

Ticketing, sales and promotion

User charges and station

Passenger services

2.562.179.370

419.536.774

354.822.396

339.756.096

302.908.137

(371.572.088)

(43.035.813)

(45.214.115)

(37.875.274)

(32.158.053)

(14,50)

(10,26)

(12,74)

(11,15)

(10,62)

Beban UsahaOperating Expenses

224.907.111

29.698.564

17.528.744

10.303.636

3.731.785.485

Administrasi dan Umum

Operasional hotel

Operasional transportasi

Operasional jaringan

Jumlah Beban Usaha

General and administrative

Hotel operation

Transportation operations

Network operation


244.510.498

34.077.718

17.798.905

1 6.755.061

4.292.344.955

(19.603.387)

(4.379.154)

(270.161)

(6.451.425)

(560.559.470)

(8,02)

(12,85)

(1,52)

(38,50)

(13,06)


Pada tahun 2015, Perseroan mencatat Beban (Pendapatan) Usaha Lainnya sebesar US$85,54 juta, atau naik 334,92% dari pendapatan usaha lainnya sebesar US$36,41 juta pada tahun 2014. Kenaikan ini terutama didorong oleh keuntungan selisih kurs yang diperoleh dari depresiasi Rupiah yang terjadi pada tahun 2015 sebesar ±12% sehingga menurunkan beban usaha Rupiah saat dikonversi menjadi Dollar AS. Selain itu juga meningkatnya Beban (Pendapatan) Usaha Lainnya disebabkan oleh kenaikan keuntungan jual dan sewa balik menjadi US$29,10 juta, revaluasi aset menjadi US$28,67 juta, pendapatan deviden menjadi US$10,79 juta dan lain-lain menjadi US$2,98 juta.

Other Operating (Income) ChargesIn 2015, the Company recorded Other Operating (Income) Charges amounted to US $85.54 million, increase 334.92% from other operating income amounted to US$36.41 million in 2014. The increase was mainly driven by foreign exchange gains derived from Rupiah depreciation that occurred in 2015 amounted to ±12% thereby reducing the amount of operating expenses when converted to US dollars. It also increased Other Operating (Income) Charges due to higher sale and leaseback profits to US$29.10 million, the revaluation of assets to US$28.67 million, dividend income to US$10.79 million and others to US$2.98 million.







%



%


3.814.989.745

3.731.785.485

(85.541.181)

168.745.441

Pendapatan Usaha

Beban Usaha


Laba (Rugi) Usaha



Other Operating (Income) Charges

Income (Loss) from Operations

3.933.530.272

4.292.344.955

36.413.438

(395.228.121)

(118.540.527)

(560.559.470)

(121.954.619)

563.973.562

Laba (Rugi) UsahaIncome (Loss) from Operations

(3,01)

(13,06)

(334,92)

(142,70)


Laba (Rugi) Usaha

Pada tahun 2015, Perseroan membukukan Laba Usaha sebesar US$168,75 juta, atau naik 142,70% dari rugi US$395,23 juta pada tahun 2014. Peningkatan ini terutama didorong oleh kesuksesan Perseroan melakukan program efisiensi pada tahun 2015 selain itu juga Perseroan menerima keuntungan dari momen penurunan harga avtur pada tahun 2015. Kedua hal tersebut menyebabkan unit cost Perseroan mengalami penurunan yang signifikan walaupun pendapatan usaha mengalami penurunan.

Income (Loss) from OperationsIn 2015, the Company recorded Operating Income of US$168.75 million, increased by 142.70% from a loss of US$395.23 million in 2014. This increase was primarily driven by the success of the Company’s efficiency program in 2015 and in addition the Company also took advantage from the moment of the fall in aviation fuel prices in 2015. Both of these caused the Company’s unit cost to decrease significantly despite declining revenues.


Pada tahun 2015, Laba Sebelum Pajak Perseroan tercatat mengalami peningkatan sebesar 123,37% dari rugi sebelum pajak US$456,45 juta di tahun 2014 menjadi US$106,66 juta. Peningkatan ini terutama didorong oleh meningkatnya kinerja keuangan dan operasional Perseroan di tahun 2015.

Income (Loss) Before TaxIn 2015, Company’s Income Before Tax recorded an increase of 123.37% compared to the loss before tax of US$456.45 million in 2014 to become US$106.66 million. This increase was mainly driven by the increase in financial and operational performance of the Company in 2015.

Beban (Pendapatan) Usaha LainnyaOther Operating (Income) Charges


(15.213.543)

(70.327.638)

(85.541.181)

Keuntungan selisih kurs

Lain-lain

Bersih

Gain on foreign exchange

Others

Net

(8.896.197)

45.309.635

36.413.438

(6.317.346)

(115.637.273)

(121.954.619)

71,01

255,22

334,92








%



%


168.745.441

(98.259)

6.597.482

(68.584.517)

106.660.147

Laba (Rugi) Usaha

Bagian laba (rugi)bersih asosiasi

Pendapatan keuangan

Beban keuangan


Profit (Loss) from Operations

Equity in net income (loss) of associates

Finance income

Finance cost

Income (Loss) Before Tax

(395.228.121)

4.193

12.091.904

(73.321.080)

(456.453.104)

563.973.562

(102.452)

(5.494.422)

4.736.563

563.113.251

Laba (Rugi) Sebelum PajakProf it (Loss) Before Tax

142,70

(2.443,41)

(45,44)

(6,46)

123,37



Pada tahun 2015, Beban Pajak Penghasilan Perseroan tercatat mengalami peningkatan sebesar 132,77% dari sebelum mendapat manfaat pajak sebesar US$87,54 juta di tahun 2014 menjadi beban pajak US$28,69 juta. Peningkatan ini terutama didorong oleh meningkatnya kinerja keuangan Perseroan ditahun 2015 sehingga meningkatkan Beban Pajak Penghasilan Perseroan.


Pada tahun 2015, Perseroan membukukan kenaikan dalam Laba Bersih Tahun Berjalan sebesar 121,14% dari rugi bersih US$368,91 juta di tahun 2014 menjadi US$77,97 juta. Peningkatan ini terutama didorong oleh kesuksesan Perseroan melakukan program efisiensi pada tahun 2015, selain itu juga Perseroan menerima keuntungan dari momen penurunan harga avtur pada tahun 2015. Kedua hal tersebut menyebabkan unit cost perseroan mengalami penurunan yang signifikan walaupun pendapatan usaha mengalami penurunan.

Tax Benefits (Expense)In 2015, Company’s Tax Benefits (Expense) recorded an increase of 132.77% from the benefit before tax of US$87.54 million in 2014 to US$28.69 million. This increase was mainly driven by the Company’s financial performance in the year 2015, thus increasing the Company’s Income Tax Expense.

Net Income (Loss) for the Current YearIn 2015, the Company recorded an increase in Net Income for the Current Year amounted to 121.14% from a net loss of US$368.91 million in 2014 to become US$77.97 million. This increase was primarilydriven by the success of the Company’s efficiencyprogram in 2015 and in addition the Company also tookadvantage from the moment of the fall in aviation fuelprices in 2015. Both of these caused the Company’sunit cost to decrease significantly despite declining.

106.660.147

(28.685.986)

77.974.161




Income (Loss) Before Tax


Net Income (Loss) for the Current Year

(456.453.104)

87.541.825

(368.911.279)

563.113.251

(116.227.811)

446.885.440

Laba (Rugi) Bersih Tahun BerjalanNet Income (Loss) for the Current Year

123,37

132,77

121,14







Penghasilan Komprehensif Lain

Pada tahun 2015, Perseroan mencatat penghasilan komprehensif lain sebesar (US$6,72) juta turun dibandingkan tahun 2014 yang tercatat sebesar US$29,34 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya kurs Rupiah terhadap dolar AS sehingga menyebabkan kerugian karena penjabaran laporan keuangan.

Other Comprehensive IncomeIn 2015, the Company recorded other comprehensive income amounted to (US$6.72) million, a decline compared to 2014 which were recorded at US$29.34 million. This decline was driven by the weakening of the Rupiah against the US dollar, causing losses from translation of financial

20142015Keterangan Description%

Penghasilan Komprehensif LainOther Comprehensive Income

26.847.140

(3.428.663)

( 1.079.565)

22.338.912

Peningkatan revaluasi aset tetap – bersih

Pengukuran kembali kewajiban imbalan pasti

Pajak penghasilan terkait item yang tidak direfklasifikasi

Subjumlah

Gain on revaluation of propertyand equipment - net

Remeasurement of defined benefit obligation

Income tax relating to items that will not be classified

Subtotal

53.298.802

(11.874.958)

(3.637.751)

37.786.093

(26.451.662)

8.446.295

2.558.186

(15.447.181)

(49,63)

71,13

70,32

(40,88)


Pos-pos yang Tidak Direklasifikasikan ke Laba Rugi

Other Comprehensive Income Item that Will Not be Reclassified

Subsequently to Profit or Loss

(10.708.281)

(18.349.198)

(29.057.479)

(6.718.567)

Kerugian belum direalisasi atas transaksi lindung nilai arus kas

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

Subjumlah

Jumlah penghasilan komprehensif lain

Unrealized loss on cash flows hedge transaction

Exchange differences on

translating foreign operations

Subtotal

Total other comprehensive income

(29.770)

(8.416.201)

(8.445.971)

29.340.122

(10.678.511)

(9.932.997)

(20.611.508)

(36.058.689)

(35.870,04)

(118,02)

(244,04)

(122,90)

Pos-pos yang Tidak Mungkin Direklasifikasikan ke Laba Rugi

Item that May Be Reclassified Subsequently to Profit or Loss

Jumlah / Total


Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif Pada Tahun

Berjalan

Jumlah Laba Komprehensif pada tahun berjalan mengalami kenaikan sebesar 120,98% dari jumlah rugi komprehensif US$339,57 juta di tahun 2014 menjadi laba US$71,26 juta di tahun 2015. Kenaikan ini terutama didorong oleh meningkatnya kinerja keuangan Perseroan ditahun 2015 sehingga meningkatkan jumlah Laba Komprehensif.

Laba (Rugi) per Saham Dasar

Laba (Rugi) per Saham Dasar Perseroan mengalami kenaikan sebesar 120,00% dari (0,0148) pada tahun sebelumnya menjadi 0,00296 di tahun 2015. Kenaikan ini terutama didorong oleh meningkatnya kinerja keuangan Perseroan ditahun 2015 sehingga meningkatkan Laba (Rugi) per Saham Dasar Perseroan.

Total Comprehensive Income (Loss) for the Current YearTotal Comprehensive Income for the Current Year increased by 120.98% from total comprehensive loss of US$339.57 million in 2014 to become profit US$71.26 million in 2015. This increase was primarily driven by the Company’s financial performance in the year 2015, thus increasing the amount of Comprehensive Income.

Earning (Loss) per Basic ShareEarnings (Loss) per Basic Share of the Company increased by 120.00% from 0.0148 in the previous year to 0.00296 in 2015. This increase was primarily driven by the Company’s financial performance in 2015 thereby increasing Company’s Earnings (Loss) per Basic Share.







Jumlah / Total20142015Keterangan

519.972.655

2.318.588

119.209.053

17.581.553

91.631.231

177.104.409

80.030.516

1.007.848.005

Kas dan setara kas

Piutang usaha

Pihak berelasi

Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar US$5.487.220 pada Desember 2015US$6.599.637 pada 31 Desember 2014US$2.844.443 pada 1 Januari 2014

Piutang lain-lain

Persediaan - bersih

Uang muka dan biaya dibayar dimuka

Pajak dibayar dimuka

Jumlah Aset Lancar

Cash and cash equivalent

Trade accounts receivables

Related parties

Third parties - net of allowance for impairment loss of

US$5,487,220 in December 31, 2015

US$6,599,637 in December 31, 2014

US$2,844,443 in January 1, 2014

Other receivables

Inventories – net

Advances and prepaid expenses

Prepaid taxes


434.327.498

2.747.485

117.876.342

8.349.932

85.204.399

134.765.800

27.243.487

810.514.943

85.645.157

(428.897)

1.332.711

9.231.621

6.426.832

42.338.609

52.787.029

197.333.062

Description

Laporan Posisi Keuangan KonsolidasianConsolidated Statements of Financial Position

Aset / Assets

19,72

(15,61)

1,13

110,56

7,54

31,42

193,76

24,35

%



Aset Lancar Current Assets

Aset Tidak Lancar Non Current Assets

1.012.753.651

204.469.384

399.772

104.990.625

867.089.209

55.390.166

4.648.523

2.193.585

50.228.066

2.302.162.981

3.310.010.986

Dana perawatan pesawat danuang jaminan

Uang muka pembelian pesawat

Investasi pada entitas asosiasi

Aset pajak tangguhan

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar US$1.284.968.050 pada 31Desember 2015US$1.188.605.633 pada 31Desember 2014US$1.058,880.732 pada 31 Desember 2013

Properti investasi

Aset tak berwujud - bersih

Beban tangguhan - bersih

Aset lain-lain - bersih


Jumlah Aset

Maintenance reserve fund andsecurity deposits

Advances for purchase of aircraft

Investments in associates

Deferred tax assets

Property and equipment - net ofaccumulated depreciation of

US$1.284.968.050 in 31December 2015

US$1.188.605.633 in 31December 2014

US$1.058,880.732 in 31 Desember 2013

Investment properties

Intangible assets – net

Deferred charges – net

Other assets – net

Total Non Current Assets

Total Assets

786.933.317

388.883.491

545.647

119.650.511

922.994.362

26.818.510

6.047.329

5.411.785

45.279.420

2.302.564.372

3.113.079.315

225.820.334

(184.414.107)

(145.875)

(14.659.886)

(55.905.153)

28.571.656

(1.398.806)

(3.218.200)

4.948.646

(401.391)

196.931.671

28,70

(47,42)

(26,73)

(12,25)

(6,06)

106,54

(23,13)

(59,47)

10,93

(0,02)

6,33







%



361.254.270

44.963.436

104.392.331

49.901.950

80.997.046

181.042.507

176.531.019

24.549.496

103.936.071

15.125.233

53.155.762

1.195.849.121

Utang bank dan lembaga keuangan

Utang usaha

Pihak-pihak berelasi

Pihak ketiga

Utang lain-lain

Utang pajak

Beban akrual

Pendapatan diterima di muka

Uang muka diterima

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman jangka panjang

Liabilitas sewa pembiayaan

Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

Loan from banks and financial institution

Trade accounts payables

Related parties

Third parties

Other payables

Taxes payable

Accrued expenses

Unearned revenues

Advances received

Current maturities oflong term liabilities:

Long-term loans

Lease liabilities

Estimated liability for aircraft return and maintenance cost


75.312.110

111.563.071

104.026.360

24.196.608

18.458.721

224.597.949

210.488.910

29.581.017

368.945.183

12.933.174

39.262.253

1.219.365.356

285.942.160

(66.599.635)

365.971

25.705.342

62.538.325

(43.555.442)

(33.957.891)

(5.031.521)

(265.009.112)

2.192.059

13.893.509

(23.516.235)

Liabilitas dan Ekuitas / Liabilities and Equity

379,68

(59,70)

0,35

106,24

338,80

(19,39)

(16,13)

(17,01)

(71,83)

16,95

35,39

(1,93)

Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities

133.022.468

106.055.960

69.448.854

635.947.442

1.661.989

177.519.224

39.782.743

1.163.438.680

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman jangka panjang

Liabilitas sewa pembiayaan

Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat

Utang obligasi

Liabilitas pajak tangguhan

Liabilitas imbalan kerja

Liabilitas tidak lancar lainnya

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

Non current maturities oflong term liabilities:

Current maturities oflong term liabilities:

Lease liabilities

Estimated liability for aircraft return and maintenance cost

Bonds Payable

Deferred Tax Liabilities

Employment benefits obligation

Other non current liabilities


446.699.347

105.965.183

73.526.187

159.758.003

2.531.137

190.327.180

35.439.331

1.014.246.368

(313.676.879)

90.777

(4.077.333)

476.189.439

(869.148)

(12.807.956)

4.343.412

149.192.312

(70,22)

0,09

(5,55)

298,07

(34,34)

(6,73)

12,26

14,71

Liabilitas Jangka Panjang Non Current Liabilities








%



1.309.433.569

(33.948.489)

2.770.970

6.081.861

(220.046.387)

(130.770.768)

933.520.756

17.202.429

950.723.185

3.310.010.986

Modal saham – Nilai nominal Rp459 per saham masing-masing untuk saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B

Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna dan 29.999.999.999 saham Seri B

Modal ditempatkan dan disetor – 1 saham Seri A Dwiwarna dan 25.868.926.632 saham Seri B pada 31 Desember 2015 dan 2014 dan 22.640.995.999 pada 1 Januari 2014


Opsi Saham

Saldo LabaDefisit sebesar USS1.385.459.977pada tanggal 1 Januari 2012 telahdieliminasi dalam rangka kuasi-reorganisasi (Catatan 54)

- Dicadangkan

- Belum dicadangkan

Pendapatan komprehensif lainnya

Ekuitas yang dapat diatribusikankepada pemilik


Jumlah Ekuitas


Capital stock - Rp 459 par value per share for

Series A Dwiwarna shares and Series B

Authorized - 1 of Series A Dwiwarna share and

29,999,999,999 Series B shares

Issued and paid-up capital - 1Series A Dwiwarna shares and

Series B share of 25,868,926,632at December 31, 2015 and 2014 and 22.640.995.999 at January

1, 2014

Additional paid-in capital

Stock Option

Retained EarningsDeficit amounting US$

1,385,459,977 as of January 1, 2012 was eliminated

in connection with quasi reorganization (Notes 54)

- Appropriated

- Unappropriated

Other comprehensive income

Equity attributable to owners of the company


Total Equity


1.309.433.569

(33.948.489)

2.770.970

6.081.861

(293.955.127)

(126.884.816)

863.497.968

15.969.623

879.467.591

3.113.079.315

0

0 0

0

73.908.740

(3.885.952)

70.022.788

1.232.806

71.255.594

196.931.671

0,00

0,00

0,00

0,00

(25,14)

3,06

8,11

7,72

8,10

6,33

Ekuitas Equity

Aset

Total Aset Perseroan pada tahun 2015 tumbuh sebesar 6,33% menjadi US$3,31 miliar dari US$3,11 miliar pada akhir 2014. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan Aset Lancar yang mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2014.

Aset Lancar

Aset lancar Perseroan di tahun 2015 tercatat sebesar US$1,01 miliar meningkat US$197,33 juta atau 24,35% dibandingkan dengan aset lancar tahun 2014 yaitu sebesar US$810,51 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh:• Peningkatankasdansetarakassebesar19,72%

menjadi US$519,97 juta di tahun 2015 dari US$434,33 juta di tahun 2014, terutama disebabkan oleh peningkatan kas bersih dari aktivitas operasi dan investasi di tahun 2015.

• Peningkatanuangmukadanbiayadibayardimukadi tahun 2015 sebesar 31,42% menjadi US$177,10 juta dari US$134,77 juta di tahun 2014 seiring peningkatan sewa dibayar di muka serta uang muka terkait sewa pesawat dan perawatan pesawat.

AssetsTotal Assets of the Company in 2015 grew by 6.33% to US$3.31 billion from $3.11 billion at the end of 2014. The increase was mainly due to an increase in Current Assets compared to 2014.

Current AssetsCurrent assets of the Company in 2015 recorded at US$1.01 billion, an increase of US$197.33 million or 24.35% compared to current assets in 2014 amounting US$810.51 million. This increase was mainly due to:

• Theincreaseincashandcashequivalentsamounted to 19.72% to become US$519.97 million in 2015 from US$434.33 million in 2014, mainly due to the increase in net cash from operating and investing activities in 2015.

• Theincreaseinadvancesandprepaidexpensesin2015 amounted to 31.42% to become US$177.10 million from US$134.77 million in 2014 in line with

the increase prepaid rent and aircraft rental and aircraft maintenance.






Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar Perseroan di tahun 2015 tercatat relatif stabil US$2,30 miliar dengan penurunan tipis sebesar 0,02%. Adapun komponen aset tidak lancar yang mengalami penurunan di tahun 2015, antara lain:• Uangmukapesawatyangmengalamipenurunan

sebesar 47,42%, dari US$388,88 juta di tahun 2014 menjadi US$204,47%. Penurunan ini terkait peningkatan penerimaan dari reimbursement uang muka pesawat seiring jumlah pesawat yang datang pada tahun 2015.

• AsetPajakTangguhantahun2015sebesarUS$104,99juta turun 12,25% dari tahun 2014 yang sebesar US$119,65 juta. Penurunan ini terkait keuntungan Perseroan di tahun 2015.

Liabilitas

Perseroan mencatat peningkatan dalam jumlah liabilitas sebesar 5,63% dari US$2,23 miliar pada akhir tahun 2014 menjadi US$2,36 miliar pada tahun 2015. Peningkatan tersebut terutama didorong kenaikan jumlah liabilitas jangka panjang.


Perseroan membukukan liabilitas jangka pendek tahun 2015 sebesar US$1,20 miliar atau turun tipis sebesar US$23,52 juta yang setara dengan 1,93% dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek tahun 2014 yang berjumlah US$1,22 miliar. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh:• Penurunanutangusahasebesar30,72%ditahun

2015 menjadi US$149,35 juta dari US$215,59 juta di tahun 2014, terutama akibat penurunan utang kepada PT Pertamina.

• Penurunanliabilitasjangkapanjangyangjatuhtempodalam satu tahun sebesar 59,11%, dari US$421,14 juta di tahun 2014 menjadi US$172,22 juta di tahun 2015. Penurunan tersebut terutama akibat penurunan sebesar 71,83% pada pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun terkait pelunasan utang kepada kreditor seperti Bank Permata, BRI, BII, Standard Chartered Bank, dan BCA.


Perseroan membukukan liabilitas jangka panjang tahun 2015 sebesar US$1,16 miliar atau naik sebesar US$149,19 juta yang setara dengan 14,71% dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah US$1,01 miliar yang terutama dipicu oleh kenaikan utang obligasi seiring penerbitan sukuk. Perseroan menerbitkan sukuk

Non Current AssetsNon-current assets of the Company in 2015 was relatively stable at US$2.30 billion, with a slight decrease of 0.02%. The components of non-current assets that declined in 2015, among others:• Advancesforpurchaseofaircraft,whichdeclinedby

47.42%, from US$388.88 million in 2014 to become US$204.47. The decline was related to the increase

in refund of advances for purchase of aircraft, aligned with additional fleets in 2015

• Deferredtaxassetsin2015amountedtoUS$104.99million, declined by 12.25% from the year 2014 which amounted to US$119.65 million. This decrease was related to the acquisition of Company’s profit in 2015.

LiabilitiesThe Company recorded an increase in total liabilities amounted to 5.63% from US$2.23 billion in 2014 to become US$2.36 billion in 2015. The increase was primarily driven by the increase in non-current liabilities.

Current liabilitiesThe Company recorded current liabilities in 2015 amounted to US$1.20 billion, slightly declined by US$23.52 million which was equivalent to 1.93% compared with current liabilities in 2014 which amounted to US$1.22 billion. This decrease was partly due to:• Decreaseintradeaccountspayablesamountedto

30.72% in 2015 to become US$149.35 million from US$215.59 million in 2014, primarily due to the decline in debt to PT Pertamina.

• Thedeclineinnoncurrentliabilitiesmaturingwithinone year amounted to 59.11%, from US$421.14 million in 2014 to US$172.22 million in 2015. The decrease was primarily due to a decrease of 71.83% on long-term loans due within one year related to repayment of debts to creditors such as Bank Permata, BRI, BII, Standard Chartered Bank, and BCA.

Non Current liabilitiesThe Company recorded non current liabilities in 2015 amounted to US$1.16 billion, an increase of US$149.19 million which was equivalent to 14.71% compared to 2014 which totaled US$1.01 billion, which was mainly driven by the increase of sukuk issuance. The Company issued a sukuk denominated in US$ dollars in the first







dalam denominasi Dollar AS pada semester pertama tahun 2015 sebesar US$500,00 juta sebagian dari program Quick Wins untuk me-reprofile utang yang akan jatuh tempo tahun 2015 dan 2016.

Ekuitas

Ekuitas mengalami kenaikan sebesar 8,10% menjadi US$950,72 juta dibandingkan tahun 2014 yang sebesar US$879,47 juta. Kenaikan ini terutama terkait dengan keuntungan Perseroan di tahun 2015.

Arus Kas

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

AktivitasOperasi

Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 sebesar US$179,40 juta, mengalami kenaikan sebesar 431,28% dibandingkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi pada tahun 2014 sebesar US$54,15 juta. Kenaikan yang terjadi karena penerimaan kas dari pelanggan (sebesar US$3,77 miliar) lebih besar dibandingkan pengeluaran kas kepada pemasok (sebesar US$3,10 miliar). KasBersihDigunakanuntukAktivitasInvestasi

Arus kas yang dgunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 mencapai US$199,95 juta, atau turun sebesar 21,83% dibandingkan arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2014 sebesar USS$255,78 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pembayaran uang muka pembelian pesawat sebesar 58,40%, dari US$168,9 juta di tahun 2014 menjadi US$70,3 juta di tahun 2015.

KasBersihDiperolehdariAktivitasPendanaan

Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 mencapai US$181,39 juta, atau turun sebesar 28,28% dibandingkan pada tahun 2014 sebesar US$252,92 juta. Penerimaan untuk aktivitas pendanaan diperoleh dari penerimaan pinjaman jangka panjang sebesar US$78,2 juta, penerimaan utang bank & lembaga keuangan sebesar US$1.173,2 juta, serta penerimaan sukuk sebesar US$496,28 juta. Sampai dengan 31 Desember 2015, Perseroan telah melakukan pembayaran pinjaman jangka panjang sebesar US$676,55 juta dan pembayaran utang bank dan lembaga keuangan sebesar US$892,53 juta.

half of 2015 amounted to US$500.00 million as part of the Quick Wins program to reprofile the debt that will mature in 2015 and 2016.

EquityEquity increased by 8.10% to US$950.72 million compared to 2014 which amounted to US$879.47 million. This increase was primarily related to the acquisition of profit of the Company in 2015.

Cash FlowNet Cash Provided by (used in) operating Activities

Cash flows provide from activities for the year ended on December 31, 2015 stood at US$179.40 million, increased by 431.28% compared to cash flow used in operating activities in 2014 at US$54.15 million. The increase was driven by cash receipts from customers (US$3.77 billion) which was greater than the cash paid to suppliers (US$3.10 billion).

Net Cash used in Investing ActivitiesCash flows used in investing activities for the year ended on December 31, 2015 stood at US$199.95 million, or dropped by 21.83% compared to cash flows used in investing activities in 2014 at USS$255.78 million. This decrease was mainly due to lower advance payments of the aircraft purchase of 58.40%, from US$168.9 million in 2014 to US$70.3 million in 2015.

Net Cash Provide from financing Activities Cash flows from financing activities for the year ended on December 31, 2015 stood at US$181.39 million, or decreased by 28.28% compared to 2014 at US$252.92 million. Cash for financing activities was derived from proceeds of the long-term loan amounting to US$78.2 million, proceeds of bank loan and financial institution amounted to US$1,173.2 million, and the proceeds of sukuk amounting to US$496.28 million. As of December 31, 2015, the Company has paid the long-term loan of US$676.55 million and banks loan and financial institution amounted to US$892.53 million.






Selama tahun 2015, perseroan melakukan pelunasan dipercepat atas pinjaman kepada Standard Chartered Bank, BCA, NBAD dan BII Bridging Loan, dan BII dengan total pelunasan dipercepat sebesar US$957,8 juta. Hal ini sesuai dengan Quick Wins program yaitu reprofiling utang.

Throughout 2015, the Company made early repayment to Standard Chartered Bank, BCA, NBAD and Bridging Loan BII and BII with a total repayment of US$957.8 million. It was in accordance with the Quick Wins program namely debt reprofiling.

INFORMASI KEUANGAN LAINNYA

Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat

Kolektibilitas Piutang

Sebagai indikator untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam memenuhi utangnya, digunakan debt financial to equity ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam melunasi utang finansialnya berlandaskan total ekuitas yang dimiliki.

Per 31 Desember 2015, angka Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan tercatat sebesar 1,43x, meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 1,33x. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah utang finansial (debt financial) terkait terkait ekspansi bisnis Perseroan. Hingga saat ini, pembayaran utang Perseroan masih dikategorikan lancar.

Tingkat solvensi Perseroan mengalami peningkatan sebesar 24,24%, dari negatif 9,66% di tahun 2014 menjadi 14,58% di tahun 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan laba bersih yang signifikan di tahun 2015.

oTHER fINANCIAl INfoRMATIoN

Solvency and Collectibility

Among the indicators used to measure the Company’s solvency is the debt financial to equity ratio which serves to measure the Company’s solvency based on the total equity.

As of December 31, 2015, the Company posted a clim of 1,43x in Debt to Equity Ratio (DER) compared to 2014 at 1,33x. This was due to the increasing debt financial in relation to the Company’s business expansion. Currently, the Company still maintains a good solvency.

The Company’s solvency ratio increased by 24.24%, from negative 9.66% in 2014 to 14.58% in 2015. This increase was mainly due to a significant rise in net profit in 2015.


%


179.399.348

(199.952.498)

181.386.979

160.833.829

434.327.498

(75.188.672)

519.972.655

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas, Awal Tahun

Efek perubahan kurs mata uang asing

Kas dan Setara Kas, Akhir Tahun

Cash Flows from Operating Activities

Cash Flows from Investment Activities

Cash Flows from Financing Activities

Net Increase (Decrease) in Cash and Cash Equivalent

Cash and Cash Equivalents, at the Beginning of the Year

Effect on foreign exchange rate changes

Cash and Cash Equivalents, at the End of the Year

(54.152.784)

(255.779.988)

252.919.439

(57.013.333)

480.429.053

10.911.778

434.327.498

233.552.132

55.827.490

(71.532.460)

217.847.162

(46.101.555)

(86.100.450)

85.645.157

431,28

(21,83)

(28,28)

382,10

(9,60)

(789,06)

19,72


Arus Kas Cash Flow







Kolektibilitas Piutang

Kolektibilitas piutang adalah pengukuran piutang yang dapat ditagih oleh Perseroan kepada konsumen/debitur sebagai akibat dari transaksi penjualan secara kredit dan atau bentuk kerjasama lainnya di mana penyelesaian kewajiban debitur ditentukan dengan jangka waktu jatuh tempo tertentu sesuai kesepakatan.

Penggolongan piutang berdasarkan kolektibilitas sebagai aktiva produktif adalah klasifikasi piutang berdasarkan kelancaran atau ketidaklancaran penyelesaian piutang, dengan penggolongan kolektibilitas sebagai berikut:

1. Lancar, piutang belum jatuh tempo dan tidak terdapat tunggakan;

2. Kurang Lancar, piutang telah jatuh tempo melampaui 6 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat tunggakan. Upaya penyelesaian piutang masih dilakukan melalui proses negosiasi dengan debitur;

3. Macet, piutang telah jatuh tempo melampaui jangka waktu 12 bulan dan belum ada pelunasan serta terdapat tunggakan. Upaya penyelesaian diserahkan kepada pihak pengadilan negeri (pihak berwajib lainnya) atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi.

Tingkat kolektibilitas piutang Perseroan menunjukkan sedikit penurunan dalam periode perputaran piutang dari tahun sebelumnya. Kolektibilitas piutang di tahun 2015 sebesar 12 hari, sedangkan di tahun 2014 sebesar 11 hari.

Collectibility of Account ReceivablesCollectibility is a measurement of account receivables that can be collected from the customer/debtor as a result of the credit sales transaction and/or other form of partnership whereby the settlement of debtor’s liabilities was set at certain maturity date according to the agreement.

Classification of account receivables based on its collectibility as productive assets was a classification of account receivables based on current or non current payment of the account receivables, with classification as follows:1. Current, payment of receivables is not yet due and

there is no arrears;2. Non Current, payment of receivables has been due

for more than 6 months and there is no payment made as well as there is arrear. Settlement is conducted through negotiation process with the debtor.

3. Bad Debt, payment of receivables has been due for more than 12 months and there is no payment made as well as there is arrear. Settlement is conducted through national court (or other relevant parties) or making a claim to insurance company.

The Company’s collectibility of account receivables indicated a slight decrease in receivable turnover from the previous year. The collectibility of account receivables in 2015 was amounted to 12 days, whereas in 2014 amounted to 11 days.

20142015Keterangan

1.355.341.444

950.723.185

1,43

344.026.156.79

2.359.287.801

14,58%

Utang Finansial

Ekuitas

Rasio Utang Finansial terhadap Ekuitas

EBITDA

Jumlah Liabilitas

Rasio EBITDA terhadap Total Liabilitas

Financial Debt

Equity

Financial Debt to Equity Ratio

EBITDA

Total Liabilities

EBITDA to Total Liability Ratio

1.169.613.000

879.467.591

1,33

(215.797.963.45)

2.233.611.724

-9,66%

185.728,444

71.255.594

0,10%

559.824.120

125.676.077

24,24%

Description

15,88%

8,10%

7,19%

-259,42%

5,63%

-

∆%


Tabel Rasio Kemampuan Membayar UtangTable of Solvency Ratio

∆






Fasilitas Utang Jangka Panjang Selama 2015

Pada 2015, Perseroan melaksanakan loan refinancing dengan menerbitkan global Sukuk sebesar US$500,00 juta dengan tenor 5 tahun. Penerbitan Sukuk ini didahului oleh fasilitas unsecured bridging loan dengan total US$500,00 juta yang dilunasi pada saat Sukuk diterbitkan. Seluruh dana hasil penerbitan Sukuk ini digunakan untuk melakukan pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo di tahun 2015 & semester I tahun 2016. Kesuksesan menerbitkan Sukuk di tahun 2015 memitigasi risiko cashflow Perseroan atas pembayaran pinjaman, di mana pada akhir Desember 2014 terdapat kewajiban sebesar US$500,00 juta yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 18 bulan.

Atas upaya tersebut, seluruh pembayaran bunga dan pokok utang Perseroan kepada tiap kreditur pada tahun 2015 telah terlaksana tepat waktu. Komposisi utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan finance lease Perseroan tahun 2015 menjadi 34,32% dan 56,74% dan 8,94%

Selain penerbitan Sukuk, pada akhir Desember 2015, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Central Asia senilai Rp1.093.500.000.000 dengan jangka waktu 36 bulan. Fasilitas pinjaman ini juga digunakan untuk refinancing pinjaman yang akan jatuh tempo pada kuartal I tahun 2017 senilai US$81.000.000.

Struktur Permodalan dan Kebijakan Manajemen atas

Struktur Permodalan

Perseroan berupaya mempertahankan rasio modal yang sehat dan peringkat kredit yang kuat untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam mencapai tujuan usaha, termasuk, guna memaksimalkan nilai pemegang saham dan kelangsungan usaha Perseroan.

long Term loan facility Throughout 2015In 2015, the Company performed loan refinancing with the issuance of Global Sukuk of US$500.00 million with a tenor of 5 years. This Sukuk issuance is preceded by unsecured bridging loan facility of US$500.00 million which were paid at the time of the Sukuk issuance. The entire proceeds from the issuance of this Sukuk was used to refinance maturing loan in 2015 and the first half of 2016. The Sukuk issuance in 2015 is to mitigate the risk of company cashflow on paying the loans, in which at the end of December 2014, there were liabilities amounted to US$500.00 million, which will mature in less than 18 months.

Through this effort, the entire interest and principal payments to each creditor of the Company’s debt in 2015 was settled on time. The composition of short-term debt, long-term debt and finance lease of the Company in 2015 has become 34.32% and 56.74% and 8.94%

In addition to the issuance of Sukuk, as of the end of December 2015, the Company obtained a credit facility from Bank Central Asia amounted to Rp1,093,500,000,000 with a period of 36 months. This loan facility is also used for the refinancing of maturing loans in the first quarter of 2017 amounting to US$81,000,000.

Capital Structure and Management Policy on Capital StructureThe Company strives to maintain healthy capital structure and strong credit rating to build optimal capital structure in achieving business objective, including to maximize value for shareholders and the Company’s business continuity.

20142015Keterangan

121,527,641

3,814,989,745

12

Piutang Usaha Pendapatan Usaha x 365 hari

Rata-rata Kolektibilitas Piutang

Account Receivables

Operating Revenues x 365 days

Average Receivables Turnover

120,623,827

3,933,530,272

11

903,814

(118,540,527)

43.43%

Description

0.75%

-3.01%

3.88%

∆%


Tabel Kolektibilitas PiutangTable of Collectibility of Account Receivables

∆







20142015Keterangan

2.359.287.801

1.195.849.121

1.163.438.680

950.723.185

3.310.010.986

Liabilitas



Ekuitas


Liabilities

Current Liabilities

Non Current Liabilities

Equity


2.233.611.724

1.219.365.356

1.014.246.368

879.467.591

3.113.079.315

71,28%

50,69%

49,31%

28,72%

100,00%

Description

71,75%

54,59%

45,41%

28,25%

100,00%

∆%


Tabel Struktur Permodalan Table of Capital Structure

∆%

20142015Keterangan

1.355.341.444

950.723.185

1,43

Utang Finansial

Ekuitas

Rasio Utang Finansial terhadap Ekuitas

Debt Financial

Equity

Debt to Equity Ratio

1.169.613.000

879.467.591

1,33

185.728.444

71.255.594

9,57%

Description

15,88%

8,10%

7,19%

∆%


Tabel Rasio Utang Finansial Table of Debt Financial Ratio

∆

Komposisi struktur modal tahun 2015 yang dimiliki oleh Perseroan adalah 71,28% berasal dari Liabilitas dan 28,72% berupa ekuitas. Komposisi ini mengalami sedikit perubahan dibandingkan tahun 2014. Komposisi struktur modal yang berasal dari liabilitas mengalami penurunan sebesar 5,63% sedangkan modal dari ekuitas meningkat sebesar 8,10%. Dengan demikian, secara keseluruhan total modal yang diinvestasikan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 6,33%.

Selama tahun 2015, Perseroan menerapkan strategi mempertahankan rasio utang finansial terhadap modal maksimum sebesar 2,5:1

The Company’s composition of capital structure in 2015 was 71.28% derived from liabilities and 28.72% of equity. This composition changed slightly compared to 2014. The composition of the capital structure derived from liabilities decreased by 5.63% while the capital from equity increased by 8.10%. Thus, the Company’s overall total invested capital increased by 6.33%.

Throughout 2015, the Company implemented a strategy to maintain the financial debt to equity ratio maximum of 2.5: 1.

Struktur modal Perseroan terdiri dari pinjaman seperti diungkapkan dalam Catatan 18, 23, 24 dan 26, kas dan setara kas, dan ekuitas yang terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, laba ditahan (defisit) dan kepentingan non pengendali. Kebijakan Perseroan terkait komposisi struktur modal telah mempertimbangkan tingkat risiko usaha.

Kebijakan Dividen

Perseroan menetapkan jumlah dividen yang dibayarkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan). Penentuan jumlah dan pembayaran dividen tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan

The Company’s capital structure comprised of loans as disclosed in Notes 18, 23, 24 and 26, cash and cash equivalents and equity comprising share capital, additional paid-in capital, retained earnings (deficit) and non-controlling interests. The Company’s policy related to the composition of the capital structure has considered the level of business risk.

Dividend PolicyThe Company sets the amount of dividends paid through the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS). The determination of the dividend amount and payment of dividends is carried out by considering






beberapa faktor yang terkait dengan kinerja dan kecukupan modal Perseroan. Pada tahun 2015, Perseroan melalui RUPS Tahunan yang diadakan pada 15 Mei 2015, menyetujui untuk tidak melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham dikarenakan kerugian yang dialami pada tahun 2014.

Pada tahun 2016, Garuda Indonesia masih belum dapat melakukan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Hal ini mengingat masih adanya mekanisme prioritas pembayaran ke kreditur lama (terkait restrukturisasi utang yang dilakukan oleh Garuda Indonesia sebelumnya) sebelum melakukan pembagian dividen. Selain itu, Garuda Indonesia sedang berada dalam masa konsolidasi/turnaround. Dalam kondisi ini, Garuda Indonesia membutuhkan pendanaan yang besar untuk menyerap pertumbuhan pasar yang sangat pesat.

Perbandingan antara Target dan Realisasi Tahun 2015

Serta Target Tahun 2016

Kinerja keuangan Perseroan tahun 2015 berhasil melampaui target yang ditetapkan. Hal tersebut tercermin dari perolehan laba usaha sebesar US$168,75 juta atau 160,09% dari target tahun 2015 dan EBITDAR sebesar US$1,248.80 juta atau 101,42% target tahun 2015.

Walaupun pertumbuhan pendapatan usaha cenderung menurun, beban operasi Perseroan mengalami peunurunan yang signifikan disebabkan karena penurunan harga avtur dan program efisiensi yang dilakukan oleh Perseroan. Harga bahan bakar avtur tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan hingga turun mencapai kisaran 30,00%. Di sisi lain pencapaian pendapatan usaha hanya sebesar US$3.814,99 juta atau 80,84% dari target tahun 2015 hal ini disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan apresiasi Dollar AS terhadap Rupiah, serta bencana alam seperti asap dan letusan gunung berapi. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS mengalami peningkatan, dari target 1 US$ = Rp13.000 realisasinya menjadi 1 US$ = Rp13.365. Setelah memperhitungkan laba diluar usaha dan beban pajak, maka pada tahun 2015, Perseroan mampu memperoleh laba bersih sebesar US$77,97 juta atau 556,31% dari target tahun 2015 yang sebesar US$14,02 juta.

Kinerja operasional juga mengalami peningkatan yang cukup baik. Tingkat keterisian penumpang tercatat sebesar 77,21% atau 102,32% dari target tahun 2015 namun target frekuensi, Available Seat Km (ASK), Revenue Passenger Km (RPK), dan jumlah penumpang

several factors associated with the Company’s performance and capital adequacy. In 2015, the Company through the Annual General Meeting of Shareholders held on May 15, 2015, agreed not to distribute dividend to shareholders due to loss in 2014.

In 2016, Garuda Indonesia did not distribute dividend to shareholders. This is because the Company needed to prioritize payment to current creditors (related to debt restructuring conducted by Garuda Indonesia) before distributing dividend. In addition, Garuda Indonesia is still in the consolidation/turnaround phase, which requires substantial funding to take benefit from the rapid growth in the markets.

Comparison between Targets and Actual Results in 2015 and Projections For 2016The Company’s financial performance in 2015 has exceeded the target. This was reflected in profit from operations which was amounted to US$168.75 million or 160.09% of the 2015’s target and EBITDAR amounted to US$1.248,80 million or 101.42% of 2015 target.

Although the operationg revenue growth tends to decline, the Company’s operating expenses experienced a significant decrease due to the drop in the jet fuel price and efficiency program conducted by the Company. The price of jet fuel in 2015 decreased significantly by around 30.00%. On the other hand, the operating revenue only stood ad US$3,814.99 million or 80.84% of the target in 2015. This was due to the economic slowdown and the appreciation of the US dollar against Rupiah, as well as natural disasters such as haze and volcanic eruptions. The Rupiah exchange against the US dollar has increased from the target of US$1 = Rp13,000 to 1 US$ = Rp13,365 in actual result. After taking into account of income from others and tax expenses, then in 2015, the Company managed to obtain net profit of US$77.97 million, or 556.31% from the target in 2015 at US$14.02 million.

The operational performance also saw a positive improvement. Passenger load factors stood at 77.21%, or 102.32% of the target in 2015, but the target frequency, Available Seat Km (ASK), Revenue Passenger Km (RPK), and the number of passengers







tidak tercapai karena bencana alam yang terjadi di Indonesia seperti asap dan letusan gunung berapi. Meski demikian, kinerja masih mengalami pertumbuhan yang signifikan.

fell behind the target because of natural disasters that occurred in Indonesia like haze and volcanic eruptions. Nevertheless, overall performance still grew.

BudgetUnitKinerja 2015

US$, mio

US$, mio

US$, mio

US$, mio

US$, mio

US$, mio

US$, mio

US$, mio

%

%

flight

mio

%

USc/L

thousand

mio

%

IDR/US$

EBITDAR

Operating revenues

Fuel expenses

Other operating expenses

Total operating expenses

EBIT

EBT

Net income

Operating margin

Net margin

Frequency

Available Seat Km (ASK)

OTP

Average fuel price

Passenger carried

Revenue Passenger Km (RPK)

Seat Load Factor (SLF)

US$IDR

1.231,29

4.719,17

1.653,41

2.960,36

4.613,76

105,41

32,73

14,00

2,23

0,30

289.957

58.831

85,00

74,62

37.150,00

44.397

75,47

13.000

1.248,80

3.814,99

1.049.82

2.596,42

3.646,24

168,75

106,66

77,97

4,42

2,04

250.088

51.868

88,00

52,38

32.961,03

40.049

77,21

13.365

Performance 2015

101,42%

80,84%

63,49%

87,71%

79,03%

160,09%

325,91%

556,96%

198,21%

680,00%

86,25%

88,16%

103,53%

70,20%

88,72%

90,21%

102,31%

102,81%


Tabel Pencapaian Target Kinerja Keuangan Perseroan Tahun 2015 Table of The Company’s Financial Per formance Target in 2015 (in US$ million)

AchievementActual

Revenue

Cost

Income

Operating

Target Kinerja Operasional Perseroan Tahun 2016

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk 2016 dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi eksternal dan internal yang sangat mempengaruhi perkembangan bisnis Perseroan di tahun 2016. Seperti yang disampaikan oleh IMF (International Monetary Fund) bahwa perekonomian dunia masih akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Beberapa hal yang mendorong melemahnya pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi pada negara-negara emerging markets, khususnya Tiongkok yang masih lemah. Sedangkan pulihnya perekonomian di negara maju seperti Amerika Serikat masih belum kuat. Pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat masih rentan yang ditunjukkan dari masih lemahnya indikator ketenagakerjaan.

Berdasarkan data IMF, pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun 2016 akan berada pada kisaran 5,10%, meningkat dibandingkan perkiraan pencapaian pertumbuhan perekonomian tahun 2015 yang berada pada kisaran 4,70%. Faktor penting lain dari

The Company’s operational Performance Target in 2016Preparation of Work Plan and Budget of the Company (RKAP) for 2016 has taken into consideration of the external and internal conditions which influences the development of the Company’s business in 2016. As stated by the IMF (International Monetary Fund) that the world economy will still experience slowdown in economic growth. Several factors that drive the economic growth weakening are the economic growth in emerging markets countries, especially China which is still weak. Meanwhile, the economic recovery in developed countries like the United States is also not strong enough. The economic growth in the United States is still vulnerable as shown by the weakness of employment indicators.

Based on the IMF data, Indonesia’s economic growth in 2016 will be in the range of 5.10%, or increases compared to the projected economic growth in 2015 is in the range of 4.70%. Another important factor of the economy is the fluctutation of foreign exchange rates.






perekonomian adalah pergerakan nilai tukar valuta asing. Perkiraan rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS di tahun 2016 dapat berada pada kisaran Rp15.000 per Dollar AS. Harga avtur yang diperkirakan cenderung menurun juga merupakan katalis yang baik bagi bisnis penerbangan.

Pertumbuhan jumlah wisatawan asing juga diharapkan meningkat di tahun 2016 sebagai dampak kebijakan pemerintah yang memberlakukan kebijakan free visa untuk meningkat daya tarik investor asing. Di samping itu juga, pemerintah sedang fokus untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia seperti airport. Perbaikan dari infrastruktur juga menjadi katalisator yang baik bagi bisnis penerbangan Indonesia di tahun 2016.

Sejalan dengan indikator tersebut di atas, maka target operasional dan keuangan yang ditetapkan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Estimates of the average Rupiah value against the US dollar in 2016 could be in the range of Rp15,000 per US dollar. Downward trend of jet fuel prices also serves as a good catalyst for the airline business.

Growth in the number of foreign tourists is also expected to increase in 2016 as the impact of government policy that imposes a free visa policy to attarct foreign investors. In addition, the government is focusing on infrastructure development acceleration in Indonesia such as the airport. Improvement of the infrastructure is also a good catalyst for Indonesia aviation business in 2016.

In line with the aforementioned indicators, the financial and operational targets set in 2016 are as follows:

TargetUnitBudget 2016

Production

Traffic

Financial

Fleets

Assumption

Frequency

Available Seat Km (ASK)

OTP

Passenger Carried

Revenue Passenger Km (RPK)

SLF

Top Line

Operating Margin

Net Margin

Number Fleets

Average Age Fleets

Average Fuel Price

USDIDR

∆%

∆%

%

∆%

∆%

%

∆%

%

%

1

Year

USc/L

IDR/US$

15 - 20

15 -20

> 85

15 - 20

15 -20

77.7

15 -20

5 - 10

2 - 4

194

4 - 5

47.70

15.000

Tabel Target Kinerja Operasional dan Keuangan Perseroan Tahun 2016Table of Operational and Financial Per formance Target in 2016

Program Kompensasi Manajemen dan Karyawan

Berbasis Saham (MESOP)

Perseroan menyediakan program opsi saham untuk anggota manajemen serta karyawan tetap (MESOP). Program ini terdiri dari program opsi saham bahwa setelah diselesaikan melalui penerbitan saham (pengaturan pembayaran saham yang diselesaikan dengan instrument ekuitas) dicatat sebagai transaksi ekuitas.

Pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas kepada karyawan dan layanan sejenis lainnya diukur pada nilai wajar instrumen ekuitas pada

Management and Employee Stock Option Program(MESOP)The Company provides stock option program to its members of management and eligible employees (MESOP). The program consists of stock option plan that upon exercise is settled through issuance of shares (equity-settled share based payment arrangement) which is accounted as equity transaction.

Equity-settled share-based payments to employees and others providing similar services are measured at the fair value of the equity instruments at the grant







tanggal pemberian opsi. Nilai wajar yang ditentukan pada tanggal pemberian opsi pembayaran saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas dicatat sebagai beban dengan metode garis lurus sepanjang periode vesting, berdasarkan estimasi instrumen ekuitas Perseroan yang akhirnya akan diberikan, dengan peningkatan yang sesuai pada ekuitas.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan mengubah estimasi dari jumlah instrumen ekuitas yang diharapkan akan diberikan. Dampak dari perubahan atas estimasi awal, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai biaya kumulatif yang mencerminkan perubahan estimasi, dengan penyesuaian berdasarkan cadangan imbalan kerja yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas.

Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai opsi saham dalam bagian ekuitas per 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar US$2.770.970.

Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

Pencatatan Saham Perseroan pada Bursa Efek Indonesia dilaksanakan pada 11 Februari 2011 dan berhasil memperoleh dana hasil bersih Penawaran Umum Perdana (IPO) sebesar Rp3.187.020.395.046.

Adapun penggunaan dana hasil IPO tersebut terbagi untuk pendanaan pengembangan armada baru dan belanja modal dengan proporsi masing-masing sebesar 80% dan 20%Hingga akhir tahun 2015, sebesar 80,0% dana IPO atau setara dengan Rp2.549.616.316.037 telah digunakan untuk pengembangan armada baru yaitu mendanai PreDelivery Payment (PDP), security deposit dan biaya lain terkait pengembangan armada.

Sedangkan 20,0% dana dari hasil bersih yaitu Rp637.404.079.009 atau setara dengan Rp466.124.579.009 dimanfaatkan sebagai belanja modal Garuda Indonesia dan entitas anaknya. Per 31Desember 2015, dana IPO yang belum terpakai adalah sebesar Rp171.279.500.000.

Adapun dana hasil bersih Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) yang dilaksanakan pada April 2014 telah dipergunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk pengembangan armada baru, pembayaran PDP pesawat, security deposit pesawat yang disewa, final payment pembelian pesawat baru, maupun belanja modal lain yang diperlukan dalam rangka pengembangan armada, seperti sparepart, komponen pesawat, serta persediaan engine/mesin pesawat.

date. The fair value determined at the grant date of the equity-settled share-based payments is expensed on a straight-line basis over the vesting period, based on the Company’s estimate of equity instruments that will eventually vest, with a corresponding increase in equity.

At the end of each reporting period, the Company revises its estimate of the number of equity instruments expected to vest. The impact of the revision of the original estimates, if any, is recognised in consolidated statements of comprehensive income such that the cumulative expense reflects the revised estimate, with a corresponding adjustment to the equity-settled employee benefits reserve.

The accumulated costs are recognized as stock options in equity as of December 31, 2015 and 2014 was amounted to US$2,770,970.

Use of Proceed from Public OfferingThe Company’s share listing in the Indonesian Stock Exchange was conducted on February 11, 2011 and managed to obtain net proceed from Initial Public Offering (IPO) of Rp3,187,020,395,046.

The IPO fund was divided for funding the development of new fleet and capital expenditures with respective proportions of 80% and 20%. By the end of 2015, 80.0% of IPO funds equivalent to Rp2,549,616,316,037, has been used for the development of new fleet which is to fund the PreDelivery Payment (PDP), security deposits and other costs related to the development of the fleet.

While 20.0% of the net fund which is amounted to Rp637,404,079,009 or equivalent to Rp466,124,579,009 was used as the the capital for the Company and its subsidiaries. As of December 31, 2015, the remaining proceed of IPO funds was amounted Rp171,279,500,000.

The net fund of Limited Public Offering I (PUT I) held in April 2014 was fully used by the Company to develop new fleet, PDP of aircraft, security deposit of aircraft for lease, final payment for the new aircraft purchase, as well as capital expenditures needed to develop the fleet, such as spare parts, aircraft components, as well as inventories of engine/aircraft engines.






INFORMASI MATERIAL

Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal

Per 31 Desember 2015, Perseroan memiliki ikatan yang material terkait uang muka pembelian pesawat dari perusahaan manufaktur The Boeing Company, Airbus, dan Avions de Transport Regional (ATR) sebagaimana diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian nomor 49 - Ikatan.

Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal

Laporan Akuntan

Tidak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.

Investasi Barang Modal yang Direalisasikan pada Tahun

Buku Terakhir

Investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku 2015 adalah penambahan aset tetap sebesar US$110,77 juta yang terdiri atas US$73,16 juta aset pesawat dan US$37,61 juta aset non pesawat.

Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi,

Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi,

atau Restrukturisasi Utang/Modal

Pada tahun 2015, Perseroan tidak memiliki/memiliki transaksi atau aktivitas yang material terkait investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, atau restrukturisasi utang/modal.

Sifat Hubungan dan Transaksi dengan Pihak Berelasi

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, Perseroan telah melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi secara wajar.

Pencatatan transaksi berelasi Perseroan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.7 (revisi tahun 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” agar dapat memberikan laporan keuangan yang wajar. Transaksi material dengan pihak berelasi yang dilakukan Perseroan selama tahun 2015 selengkapnya terdapat pada catatan 45 atas Laporan Keuangan Konsolidasian.

Perubahan Peraturan Perundang-undangan dan

Dampaknya bagi Perseroan

Pada tahun 2015, Pemerintah, Menteri Keuangan, Kementerian Perhubungan dan Bank Indonesia telah menerbitkan sejumlah peraturan yang memiliki dampak signifikan bagi Perseroan seperti dijabarkan berikut ini:

MATERIAl INfoRMATIoN

Material Commitment for Capital Goods InvestmentAs of December 31, 2015, the Company had a material commitment from advances for purchase of aircrafts from The Boeing Company, Airbus, and Avions de Transport (ATR) as detailed in the Notes to Consolidated Financial Statements No. 49 - Commitments.

Material Information and Facts subsequent to the Date of Accountant’s ReportThere were no material information and facts subsequent to the date of accountant’s report.

Capital Goods Investment Implemented at the End of the YearCapital goods investment implemented in 2015 was the addition of fixed assets of US$110.77 million comprising of US$73.16 million of aircraft assets and US$37.61 million of non-aircraft assets.

Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Acquisition or Restructuring of Debts and CapitalIn 2015, the Company had/did not had material information on investment, expansion, divestment, acquisition or restructuring of debts and capital.

Nature of Relationship and Transactions with Related PartiesThe Company conducted transactions with parties that have ownership and/or management relation. All transactions with related parties have been carried out in compliance with policies and requirements agreed by both parties. Therefore, the Company’s transactions with related parties have been conducted appropriately.

Disclosure of the Company’s transactions with related parties follow SFAS No. 7 (revised 2010) on “Disclosure of Related Parties” in order to provide appropriate financial statements. The Company’s material transactions with related parties in 2015 are presented under Note 45 of Audited Consolidated Financial Statements.

Changes in the Regulation and Impact on the CompanyIn 2015, the Government, the Minister of Finance, the Ministry of Transportation and Bank Indonesia has issued a number of regulations that have significant impact to the Company as described below:







PeraturanRegulation

1. PMK No. 191/PMK.010/2015

Isi PeraturanRegulation Content

Dampak terhadap PerseroanImpact toward the CompanyNo.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 191/PMK.010/2015 tanggal 15 Oktober 2015 yang telah diubah dengan PMK No. 233/PMK.03/2015 tanggal 21 Desember 2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan bagi Permohonan yang Diajukan pada Tahun 2015 dan Tahun 2016. Permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan yang diajukan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, akan mendapatkan perlakuan khusus berupa penurunan tarif pajak penghasilan yang bersifat final menjadi sebesar 3%.

The Ministry of Finance Regulation Minister of Finance Regulation No. 107/PMK.010/2015 dated October 15, 2015 which has been amended by PMK No. 233/PMK.03/2015 dated December 21, 2015 on Revaluation of Fixed Assets for Fiscal Purpose for Application Submitted in 2015 and 2016. Application for fixed asset revaluation submitted until December 31, 2015, will receive special treatment through a reduction of the final income tax rate by 3%.

Pada tanggal 22 Desember 2015, Perseroan mengajukan permohonan penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan sehingga mendapatkan perlakuan khusus berupa penurunan tarif pajak penghasilan yang bersifat final menjadi sebesar 3%.

On December 22, 2015, the Company applied for fixed assets revaluation for tax purposes to get special treatment in the form of reduced income tax rate to 3%.

Finansial / Financial

2. PP No. 69 tahun 2015

Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 tahun 2015 pengganti PP No. 38 tahun 2003 dan PP No. 146 tahun 2000, tentang impor suku cadang pesawat yang akan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Government Regulation (PP) No. 69 year 2015 which replaces PP No. 38 year 2003 on import spareparts which will be used by Commercial Airline is exempted from Value Added Tax (VAT)

Hal ini berdampak pada tidak dipungutnya PPN pada impor suku cadang pesawat yang dilakukan Perseroan sebagai Grup terhitung sejak berlakunya PP No. 69 tahun 2015.

It impacts on the exemption of VAT on import spareparts by the Company as a group since PP No. 69 69 year 2015 took effect.

3. PBI No. 17/3/PBI/2015

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/3/PBI/2015 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 17/11/DKSP dan tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perjanjian yang dibuat sebelum tanggal 1 Juli 2015, diselesaikan dalam mata uang yang dinyatakan dalam perjanjian. Perjanjian yang merupakan turunan atau

Perseroan tunduk pada PBI No. 17/3/PBI/2015 dan Surat Edaran BI No. 17/11/DKSP yang mengatur kewajiban penggunaan Rupiah di NKRI sehingga semua perjanjian terhitung tanggal 1 Juli 2015 dinyatakan dan diselesaikan dalam mata uang Rupiah.






PeraturanPeraturan

Isi PeraturanIsi Peraturan

Dampak terhadap PerseroanDampak terhadap PerseroanNo.

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay Management) Pada Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal di Indonesia

Peraturan ini sebagai pedoman bagi badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri di Indonesia untuk memberikan pelayanan terkait penanganan keterlambatan penerbangan kepada penumpang.

The regulation serves a guideline for scheduled commercial air transport in Indonesia to provide passenger service in relation to flight delays

Perseroan memberikan kompensasi dan ganti rugi kepada penumpang dalam hal terjadi keterlambatan penerbangan yang disebabkan oleh faktor kesalahan manajemen Garuda, kecuali hal-hal yang disebabkan oleh force majeure.

The Company gives compensation and damage fee to passenger in the case of flight delay cause by management’s mistakes except for force majeures.

pelaksanaan dari perjanjian induk, atau merupakan perpanjangan perjanjian yang dibuat sejak tanggal 1 Juli 2015, dinyatakan dan diselesaikan dalam mata uang Rupiah

Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 17/3/PBI/2015 and Bank Indonesia Circular Letter No. 17/11/DKSP on Mandatory Use of Rupiah within the Unified State of Repulic of Indonesia (NKRI).

Any written agreements made prior to July 1, 2015, is settled using the currency defined in the agreement. Any written agreements that is a derivative or implementation agreement to a master agreement made after 1 July 2015 and is treated as an independent agreement shall be subjected to the mandatory use of Rupiah within the territory of the Republic of Indonesia.

1.

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri

Peraturan ini sebagai pedoman bagi badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dalam menyesuaikan Standar Operation Procedure (SOP). Peraturan ini juga mengatur khusus ketentuan mengenai bentuk dan besaran pengembalian biaya tiket (refund) dari badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kepada penumpang dalam hal terjadi pembatalan penerbangan (Cancel), baik itu disebabkan oleh permintaan penumpang, force majeure dan kesalahan Manajemen.

Perseroan memberikan standar pelayanan kelas ekonomi kepada penumpang, baik itu penumpang pada umumnya sampai dengan penumpang dengan kebutuhan khusus, sejak sebelum penerbangan sampai dengan setelah penerbangan

Perseroan memiliki kebijakan mengenai bentuk dan besaran pengembalian biaya tiket (refund) dari badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kepada penumpang dalam hal terjadi pembatalan penerbangan (Cancel), baik itu disebabkan oleh permintaan penumpang, force majeure dan kesalahan Manajemen Garuda.

2.

Operasional / Operational

The Company complies with PBI No. 17/3/PBI/2015 and Bank Indonesia Circular Letter No. 17/11/DKSP on Mandatory Use of Rupiah within the Unified State of Repulic of Indonesia (NKRI) so that any written agreements made prior to July 1, 2015, is settled in Rupiah.







PeraturanPeraturan

Isi PeraturanIsi Peraturan

Dampak terhadap PerseroanDampak terhadap PerseroanNo.

Peraturan ini bertujuan dalam rangka memberikan perlindungan kepada penumpang dan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dari persaingan usaha tidak sehat, sehingga perlu ditetapkan tarif batas atas dan tarif batas bawah.

Dalam hal badan usaha angkutan udara menetapkan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi terendah, maka penetapan tarifnya serendah-rendahnya 30% dari tarif batas atas sesuai kelompok pelayanan yang diberikan

The regulation aims to provide protection and scheduled commercial air transport from unfair competition, so the upper limit and lower limit tariff should be established.

In case air transport set the lowest tariff for the economy class service, it should be 30% of the upper limit tariff at the minimum in accordance with the service group provided.

Perseroan menyesuaikan mekanisme komponen tarif dan formula perhitungan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam peraturan ini. Selain itu, Perseroan wajib menetapkan besaran tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi dan tarif yang tidak melebihi melebihi tarif jarak tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri dan sesuai kelompok pelayanan yang diberikan.

The Company adjusts mechanism of tariff and formula to calculate tariff for economy-class passengers in scheduled domestic commercial air transport in accordance with the applicable provisions in this regulation. In addition, the Company shall determine the amount of economy-class passenger tariff and tariff which does not exceed the upper limit tariff set by the Minister and in line with the service provided.

The regulation serves as guideline for scheduled domestic commercial air transport in adjusting Standard Operating Procedures (SOP).

The regulation also particularly regulates form and amount of refund from scheduled domestic commercial air transport to passengers in the case of flight cancellation, both when cause by passengers’ demand, force majeure, and Management’s mistakes.

The Company provides standard economy class service to passengers, for both passengers in general and passengers with disabilities prior and after the flight.

The Company has regulation on form and amount of refund from scheduled domestic commercial air transport to passengers in the case of flight cancellation, both when cause by passengers’ demand, force majeure, and Management’s mistakes.

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 126 Tahun 2015 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri

3.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan standar dan interpretasi baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015.• PSAK1(revisi2013),PenyajianLaporanKeuangan

• PSAK15(revisi2013),InvestasipadaEntitasAsosiasidan Ventura Bersama

Changes in Accounting PoliciesIn the current year, the Group has applied new standards and interpretations and revisions issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to its operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2015.• PSAK1(revised2013),PresentationofFinancial

Statements• PSAK15(revised2013),InvestmentsinAssociates

and Joint Ventures






• PSAK15(revisi2009),“InvestasipadaEntitasAsosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”.

• PSAK24(revisi2013),ImbalanKerja• PSAK46(revisi2014),PajakPenghasilan• PSAK48(revisi2014),PenurunanNilaiAset• PSAK50(revisi2014),InstrumenKeuangan:

Penyajian• PSAK55(revisi2014),InstrumenKeuangan:

Pengakuan dan Pengukuran• PSAK60(revisi2014),InstrumenKeuangan:

Pengungkapan• PSAK65,LaporanKeuanganKonsolidasian• PSAK67,PengungkapanKepentingandalamEntitas

Lain• PSAK68,PengukuranNilaiWajar

Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:

Standar

• PSAK110(revisi2015):AkuntansiSukuk

• PSAK5:SegmenOperasi,• PSAK7:PengungkapanPihak-pihakBerelasi,• PSAK13:PropertiInvestasi,• PSAK16:AsetTetap,• PSAK19:AsetTakberwujud,• PSAK22:KombinasiBisnis,• PSAK25:KebijakanAkuntansi,PerubahanEstimasi

Akuntansi dan Kesalahan,• PSAK53:PembayaranBerbasisSaham,dan• PSAK68:PengukuranNilaiWajar.

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu:• PSAK4:LaporanKeuanganTersendiritentang

Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri,• PSAK15:InvestasiPadaEntitasAsosiasidanVentura

Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

• PSAK24:ImbalanKerjatentangProgramImbalanPasti: Iuran Pekerja,

• PSAK65:LaporanKeuanganKonsolidasiantentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

• PSAK15(revised2009),“InvestmentsinAssociates”has been renamed PSAK 15 (revised 2013), “Investments in Associate and Joint Ventures”.

• PSAK24(revised2013),EmployeeBenefits• PSAK46(revised2014),IncomeTaxes• PSAK48(revised2014),ImpairmentofAssets• PSAK50(revised2014),FinancialInstruments:

Presentation• PSAK55(revised2014),FinancialInstruments:

Recognition and Measurement• PSAK60(revised2014),FinancialInstruments:

Disclosures• PSAK65,ConsolidatedFinancialStatements• PSAK67,DisclosuresofInterestsinOtherEntities

• PSAK68,FairValueMeasurement

Standards and the following standards adjustment is effective for periods beginning on or after January 1, 2016, with earlier application permitted, namely:

Standard• PSAK110(revised2015):Outstandingbond

Accounting• PSAK5:OperationalSegment,• PSAK7:AffiliatedPartiesDisclosure• PSAK13:InvestmentProperty,• PSAK16:FixedAssets,• PSAK19:IntangibleAssets,• PSAK22:BusinessCombination,• PSAK25:AccountingPolicy,ChangesinAccounting

and Mistake Estimation• PSAK53:Equity-settledshare-basedpayment,dan• PSAK68:FairValueMeasurement.

The following standard amendment and interpretation is effective for periods beginning on or after January 1, 2016, with retrospective application, namely:• PSAK4:SeparateFinancialStatementsregardingthe

Equity Methods in Separate Financial Statements • PSAK15:InvestmentinAssociatesandJoint

Ventures regarding the Investment Entity: Applying the Consolidation Exceptions

• PSAK24:EmployeeBenefitsregardingtheDefinedBenefit Plans: Employee Contribution,

• PSAK65:ConsolidatedFinancialStatementregarding the Investing Entity: Applying the Consolidation Exceptions,







• PSAK67:PengungkapanKepentinganDalamEntitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, dan

• ISAK30:Pungutan. Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif

untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan secara prospektif yaitu:

• PSAK16:AsetTetaptentangKlarifikasiMetodeyangDiterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,

• PSAK19:AsetTakberwujudtentangKlarifikasiMetode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi dan

• PSAK66:PengaturanBersamatentangAkuntansiAkuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama.

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu amandemen PSAK Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa, Pengungkapan dan ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi.

Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK 69: Agrikultur dan amandemen PSAK 16: Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.

Informasi Kelangsungan Usaha

Dinamika pergerakan pasar merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol oleh Perseroan. Pasar terus bergerak sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi tanpa adanya campur tangan Perseroan untuk menentukan arah pergerakan tersebut. Sebagai suatu faktor eksternal dalam lingkup maskapai, Perseroan mengartikan bahwa pergerakan nilai tukar mata uang asing, pergerakan harga avtur dan pergerakan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kinerjanya secara signifikan.

Sepanjang tahun 2015, Perseroan melihat pergerakan pasar yang cukup signifikan yang dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Hal tersebut ditandai dengan pelemahan nilai tukar Rupiah serta peningkatan volatilitas harga avtur. Manajemen Perseroan terus mengawasi perubahan tersebut dengan melihat perubahan faktor fundamental maupun teknikal

• PSAK67:DisclosureofInterestsinOtherEntities regarding Investing Entity: Applying the Consolidation Exceptions, and

• ISAK30:Collection. The following standard amendments and

interpretations effective for periods beginning on or after January 1, 2016, with the prospective implementation, namely:

• PSAK16:FixedAssetsontheAcceptedClassification Method for Depreciation and Amortization,

• PSAK19:IntangibleassetsontheAcceptedClassification Methods Accepted for Depreciation and Amortization and

• PSAK66:JointarrangementsonAcquisitionofInterests Accounting in Joint Operations.

The following amendment standards and interpretations are effective for periods beginning on or after January 1, 2017, with earlier application permitted, namely an amendment of PSAK Financial Statements of the Initiative, Disclosure and ISAK 31: Interpretation of the Scope of PSAK 13: Investment Property.

The following standards and amendments are effective for periods beginning on or after January 1, 2018, with earlier application permitted, namely PSAK 69: Agriculture and amendments of PSAK 16: Fixed Assets on Agriculture: Productive Plant.

Business Continuity InformationThe market dynamics is a factor that is beyond the Company’s control. The market continues to fluctuate in accordance with the circumstances and conditions that occcurs without the intervention by the Company to determine movement. As an external factor in the scope of airline, the Company defines that the fluctuation of foreign currency exchange rates, aviation fuel price movements and interest rates fluctuations may affect the Company’s performance significantly.

Throughout 2015, the Company saw significant market fluctuation that may affect the Company’s performance. It is characterized by the weakening of Rupiah exchange rate as well as increased volatility of jet fuel prices. The Company’s management continues to oversee the change by observing the change in fundamental and technical factors that drive the market. Through the






penggerak pasar. Melalui analisa sensitivitas dan perhitungan stress testing, Perseroan dapat mentoleransi peningkatan harga avtur sampai dengan US$100/bbl dan tingkat toleransi level nilai mata uang asing sampai dengan level Rp16.000 per Dollar AS.

Lebih lanjut, Perseroan melakukan mitigasi pergerakan harga avtur dengan volume sebesar 24% dari konsumsi avtur selama tahun 2015 di mana atas aktifitas tersebut, harga maksimum avtur yang akan dibayar oleh Perseroan sampai dengan US$72/barel, 28% di bawah anggaran Perseroan untuk avtur pada tahun 2015. Selain itu, Perseroan melakukan transaksi lindung mata uang asing yang juga bertujuan untuk menjaga nilai atas pendapatan Rupiah Perseroan mengingat pergerakan nilai tukar Rupiah cenderung mengalami pelemahan sepanjang tahun 2015. Untuk aktifitas lindung nilai mata uang asing, Perseroan mampu menjaga nilai rata-rata di level Rp13.600. Di samping itu, guna menjaga besaran biaya suku bunga dan juga atas fluktuasi nilai tukar yang mempengaruhi nilai buku, Perseroan melakukan transaksi cross currency swap.

Upaya-upaya terus dilakukan oleh Perseroan setiap tahunnya atas pergerakan nilai tukar mata uang asing, avtur dan tingkat suku bunga. Dalam hal ini, manajemen Perseroan terus melihat pergerakan pasar sebagai tantangan dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang ada di pasar sehingga kinerja Perseroan tetap terjaga.

sensitivity analysis and stress testing calculations, the Company could tolerate an increase in jet fuel prices up to US$100/bbl and the tolerance level of foreign currency exchange rate up to the level of Rp16,000 per US Dollar.

Furthermore, the Company mitigated the movement of jet fuel by volume of 24% of the total jet fuel consumption throughout 2015 in which through these activities, the maximum jet fuel price that will be paid by the Company up to US$72/barrel, was 28% below the Company’s budget in 2015. In addition, the Company applied foreign currency hedging transaction, which also aimed to keep the value of the Company’s Rupiah revenue considering that the movement of the Rupiah exchange rate tends to weaken throughout 2015. For foreign currency hedging activities, the Company managed to maintain the average value at the level Rp13,600. In addition, in order to keep the amount of interest costs and also on the exchange rate fluctuations that affect the book value, the Company has conducted cross currency swap transaction.

The Company implements these efforts in each year on the fluctuation of foreign currency exchange rates, jet fuel and interest rates. In this circumstances, the Company’s management continues to view the market fluctuation as a challenge and an opportunity to capitalize on the market opportunities, thus maintaining the Company’s performance.







KINERJA ENTITAS ANAKPer formance of Subsidiar ies

PROFIL PERUSAHAAN

PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata. Untuk mendukung misi ini, Aerowisata juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan agen perjalanan, di antaranya adalah Aerowisata Food Services, Aerowisata Hotels & Resorts Services, Aerowisata Travel & Leisure Services, dan Aerowisata Transportation Services.

Alamat Perusahaan

Kantor PusatAerowisata BuildingJalan Prapatan No.32Jakarta Pusat 10410Telp: +62 21 231 0002Fax: +62 21 231 0003

Susunan Pengurus Aerowisata

Dewan KomisarisKomisaris Utama: IG.N. Askhara DanadiputraKomisaris: HandayaniKomisaris: Arfiyanti SamadKomisaris: Zainal Rahman, SHKomisaris: Sharmila

DireksiDirektur: Gatot Satriawan

CoMPANY PRofIlEPT Aero wisata was established in Jakarta on June 30, 1973 with the mission to develop the business services related to the tourism industry. To support this mission, Aerowisata also established several subsidiaries which are engaged in the field of hospitality, catering, land transportation and travel agent, among others, Aerowisata food Services, Aerowisata Hotels & Resorts Services, Aerowisata Travel & leisure Services, and Aerowisata Transportation Services.

Company’s AddressHead OfficeAerowisata BuildingJalan Prapatan No.32Central Jakarta 10410Phone: +62 21 231 0002Fax: +62 21 231 0003

Aerowisata Management Board of CommissionersPresident Commissioner: IG.N. Askhara DanadiputraCommissioner: HandayaniCommissioner: Arfiyanti SamadCommissioner: Zainal Rahman, SHCommissioner: Sharmila

Board of DirectorsDirector: Gatot Satriawan

PT AERO WISATA






KINERJA PERUSAHAAN 2015

Pada tahun 2015, PT Aero Wisata membukukan laba sebesar Rp114,57 miliar, atau meningkat 64.64% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp69,59 miliar. Kenaikan yang cukup signifikan tersebut terutama dikarenakan adanya pencatatan atas insentif yang diterima Aerofood ACS dari Garuda Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah aset mengalami kenaikan sebesar 6,90% menjadi Rp2.924,31 miliar pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 sebesar US$2.735,44 miliar dikarenakan adanya pengakuan surplus revaluasi aset tahun 2015.

Di sisi lain, pendapatan 2015 mengalami penurunan sebesar 2.47% menjadi Rp3.088,44 miliar dibandingkan tahun 2014 sebesar US$3.166,80 miliar. Hal ini dikarenakan adanya penurunan occupancy rate hotel dan penurunan jumlah travel pax terutama dari GOH Australia & New Zealand, Aerotravel, dan GIH Indonesia.

Sampai dengan akhir tahun 2015, Aerowisata telah memiliki 7.966 karyawan yang tersebar di 10 area di seluruh Indonesia, yaitu Jakarta, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Medan, Yogyakarta, Bandung, Lombok, Pekanbaru dan Papua serta terdapat di tiga negara lain yaitu Australia, Jepang dan Korea. Hal ini juga didukung oleh komitmen manajemen dalam menjalankan program kerja Perusahaan dan implementasi sinergi Aerowisata Group dalam menjalankan bisnis hospitality.

CoMPANY’S PERfoRMANCE IN 2015In 2015, PT Aero Wisata registered a profit of Rp114.57 billion, or increased by 64.64% compared to 2014 at Rp69.59 billion. This significant increase was mainly due to the recording on the incentives received by Aerofood ACS from Garuda Indonesia in Others in Non-Operating Result account. In line with this, total assets increased by 6.90% to Rp2,924.31 billion in 2015 compared to 2014 at US$2,735.44 billion due to the recognition of assets revaluation surplus in 2015, which was amounted to Rp91.58 million.

On the other hand, the revenue in 2015 is projected to decline by 1.08% to Rp2.81 billion, compared with the revenue in the same period in 2014 which amounted to Rp3.17 billion. This was due to the decrease in hotel occupancy rate and the decrease in the number of travel pax, mainly from GOH Australia and New Zealand, Aerotravel, and GIH Indonesia.

By the end of 2015, Aerowisata has had 7,966 employees in 10 areas throughout Indonesia, namely Jakarta, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Medan, Yogyakarta, Bandung, Lombok, Pekanbaru and Papua as well as in the three other countries, namely Australia, Japan and Korea. This is also supported by the commitment of the management in running the Company’s and work program and the implementation of Aerowisata Group synergy in conducting hospitality business.

Tabel Kinerja Keuangan PT AerowisataTable of Financial Per formance PT Aerowisata

FY2014 FY2015 ∆ % YoY

Pendapatan Operasional / Operating Revenue 3.166,80 3.088,44 (2,47)

Pendapatan Usaha / Operating Income 119,26 124,31 4,23

Laba Bersih / Net Income 69,59 114,57 64,64

EBITDA / EBITDA 210,57 209,11 (0,69)

Dec14 Dec15 ∆ % YoY

Aset / Asset 2.735,44 2.924,31 6,90

Liabilitas / Liability 937,19 921,32 (1,69)

Ekuitas / Equity 1.798,25 2.002,99 11,39

(dalam miliar Rupiah)(in billion Rupiah)

KINERJA ENTITAS ANAKPerformance of Subsidiaries






PROFIL PERUSAHAAN

PT Abacus Distribution Systems Indonesia atau juga dikenal dengan Abacus Indonesia resmi terbentuk pada tanggal 1 Maret 1995. Pada Desember 2015, Sabre sebagai perusahaan penyedia teknologi untuk perjalanan dan industri pariwisata global terkemuka di dunia melakukan akuisisi atas Abacus, dengan demikian mengubah nama Abacus Indonesia menjadi Sabre Travel Network Indonesia atau Sabre Indonesia.

Kegiatan usaha Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam sistem pemesanan tiket terkomputerisasi (Computerized Reservation Systems/CRS) untuk agen-agen perjalanan. Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) berkedudukan di Jakarta dan mengoperasikan tiga kantor cabang di Medan, Surabaya dan Denpasar.

Alamat Perusahaan

Jl. Mampang Prapatan Raya No. 93Jakarta 12790, IndonesiaTelepon: +62 21 27535399Fax: +62 21 27535335

Susunan Pengurus Abacus

Indonesia (Sabre Travel Network

Indonesia)

Komisaris Utama: HandayaniKomisaris: Boedi SoehartoKomisaris: Hans BellePLH Direktur: Denny Fajar Arianto

CoMPANY PRofIlEPT Abacus Distribution Systems Indonesia or also known as Abacus Indonesia was officially established on March 1, 1995. In December 2015, Sabre as a provider of technology for travel and tourism industry in the world acquired Abacus, thereby changed the name of Abacus Indonesia into Sabre Travel Network Indonesia or Sabre Indonesia.

The business activities of Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) covering computerized service reservation system, computer equipment used by travel agents leasing, providing employees training facilities for travel agents as well as providing technical assistance in computerized ticket booking system (computerized reservation systems/CRS) for travel agents. Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) domiciled in Jakarta and operates three branches at Medan, Surabaya and Denpasar.

Company’s AddressJl. Mampang Prapatan Raya No. 93Jakarta 12790, IndonesiaPhone: +62 21 27535399Fax: +62 21 27535335

The Management of Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia)President Commissioner: HandayaniCommissioner: Boedi SoehartoCommissioner: Hans BelleActing Director: Denny Fajar Arianto

PT ABACUS DISTRIBUTION SYSTEMS INDONESIA (SABRE TRAVEL NETWORK INDONESIA)







Pada tahun 2015, Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) berhasil menutup tahun 2015 secara memuaskan dengan mencapai target finansial dan operasional. Perusahaan mencatatkan laba usaha sebesar US$765.212 atau naik 99,69% dari US$383.200 pada tahun 2014. Peningkatan laba usaha tersebut antara lain disebabkan oleh peningkatan bisnis utama serta penurunan beban usaha.

Selain itu, Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) juga berhasil membukukan peningkatan pendapatan usaha dan ekuitas masing-masing sebesar 9,33% dan 10,52% menjadi US$3.321.032 dan US$6.587.955 pada tahun 2015 seiring dengan pencapaian laba bersih sebesar US$602.659 atau naik 71,85 % dari US$350.691 pada tahun 2014.

Pencapaian tersebut sejalan dengan pengembangan sistem Online Travel Agent (OTA) serta program efisiensi. Sampai dengan akhir tahun 2015, Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) telah memiliki 114 karyawan yang tersebar di lima area di seluruh Indonesia. Hal ini juga didukung dengan adanya peningkatan pelayanan menjadi 7 hari/24 jam serta pembinaan sumber daya manusia yang andal didalam industri pariwisata.

CoMPANY’S PERfoRMANCE IN 2015In 2015, Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) successfully closed year 2015 by achieving the financial and operational targets. The Company turned in operating profit of US$765,212, or increased by 99.69% from US$383,200 in 2014. The increase in operating income was due to the increase in the main business as well as the decrease in operating expenses from 2014.

In addition, Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) also recorded an increase in operating revenues and equity respectively of 9.33% and 10.52% to US$3,321,032 and US$6,587,955 in 2015 as net profit stood at US$602,659, or increased by 71.85% from US$350,691 in 2014.

The achievement is in line with the development of Online Travel Agents (OTA) systems as well as the efficiency program. By of the end of 2015, Abacus Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia) has had 114 employees in five areas throughout Indonesia. This is also supported by improving service to be around the clock as well as the development of human resources in the tourism industry.

Tabel Kinerja Keuangan PT Abacus Distribution Systems IndonesiaTable of Financial Per formance PT Abacus Distr ibution Systems Indonesia

FY2014 FY2015 ∆ % YoY

Pendapatan Operasional / Operating Revenue 3.037,51 3.321,03 9,33



EBITDA / EBITDA 593,86 919,32 54,80


Aset / Asset 6.644,62 7.743,00 16,53

Liabilitas / Liability 683,71 1.155,05 68,94

Ekuitas / Equity 5.960,90 6.587,95 10,52

(dalam ribuan US$)(in thousand US$)







PROFIL PERUSAHAAN

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) didirikan berdasarkan akta No. 93 tanggal 26 April 2002 sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002. Pendirian GMF ini dimaksudkan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa perawatan pesawat terbang, perawatan komponen dan kalibrasi, perawatan mesin untuk pesawat dan industri, pembuatan dan perawatan sarana pendukung, jasa engineering, jasa layanan material, logistik, pergudangan dan konsinyasi serta jasa konsultan, pelatihan dan penyediaan tenaga ahli di bidang perawatan pesawat, komponen dan mesin.

Alamat Perusahaan

Kantor PusatGedung Managemen GMF Lt. 3 Bandara Soekarno-Hatta CengkarengTel. +62 21 550 8802Fax. +62 21 550 2441

Susunan Pengurus GMF

Dewan KomisarisKomisaris Utama: Iwan Joeniarto

Komisaris: IG.N. Askhara DanadiputraKomisaris: Heriyanto Agung PutraKomisaris: Mohammad Alwi

DireksiDirektur Utama: Richard BudihadiantoDirektur Keuangan: Insan Nur CahyoDirektur Human Capital & Corporate Affairs: Harkandri M. DahlerDirektur Line Operation: Juliandra NurtjahjoDirektur Base Operation: I Wayan Susena

CoMPANY PRofIlEPT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) was established by deed No. 93 dated April 26, 2002 as published in the Supplement to State Gazette of Republic of Indonesia No. 78 dated September 27, 2002. The establishment of GMF is intended to implement and support the government policies and programs in national economy and development in general, especially in the field of aircraft maintenance services, component maintenance and calibration, maintenance for aircraft and industrial engines, manufacture and supporting facilities maintenance, engineering services, material services, logistics, warehousing and consignment, as well as consulting services, training and provision of experts in aircraft maintenance, component and engine.

Company’s addressHead OfficeGMF Management Building 3rd FloorSoekarno-Hatta Airport, CengkarengPhone. +62 21 550 8802Fax. +62 21 550 2441

The Management of GMFBoard of CommissionersPresident Commissioner: Iwan Joeniarto Commissioner: IG.N. Askhara DanadiputraCommissioner: Heriyanto Agung PutraCommissioner: Mohammad Alwi

Board of DirectorsPresident Director: Richard BudihadiantoEVP Finance: Insan Nur Cahyo EVP Human Capital & Corporate Affairs: Harkandri M. DahlerEVP Line Operation: Juliandra NurtjahjoEVP Base Operation: I Wayan Susena

PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA







Pada tahun 2015, GMF membukukan laba usaha dan pendapatan usaha yang mengalami peningkatan positif masing-masing sebesar 99,25% dan 15,73% menjadi US$36,18 juta dan US$305,59 juta pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya. Sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian positif ini adalah peningkatan pendapatan baik dari Garuda Group maupun dari pihak ketiga yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah armada pesawat Garuda serta customer pihak ketiga yang mengakibatkan peningkatan pada laba tahun berjalan. Selain itu, ekuitas GMF juga tercatat naik 36,14% menjadi US$122,79 juta dari tahun 2014 seiring perbaikan kinerja perusahaan.

Sampai dengan akhir tahun 2015, GMF telah memiliki 4.184 karyawan yang tersebar di 25 area di seluruhIndonesia dan 5 area di luar Indonesia. Hal ini juga didukung dengan fasilitas berupa empat buah hanggar. Hanggar 4 merupakan hanggar terbaru yang diresmikan pada bulan September 2015. Hanggar 4 yang merupakan hanggar narrow body terbesar di dunia memiliki kapasitas 16 line narrow body dan 5 line wide body.

CoMPANY’S PERfoRMANCE IN 2015In 2015, GMF posted income from operations and operating revenues increased positively, or respectively by 99.25% and 15.73% to US$36.18 million and US$305.59 million in 2015 compared to previous year. A number of factors that contribute to this positive achievement are the revenues increase both from Garuda Group and the third party due to the increasing number of Garuda aircraft and third-party customer which increased the profit for the year. In addition, GMF equity also increased by 36.14% to US$122.79 million from 2014 in line with the company’s improved performance.

By the end of 2015, GMF has had 4,184 employees in 25 areas throughout Indonesia and 5 areas outside Indonesia. It is also supported with facilities of four hangars. Hangar 4 is the latest hangar which is inaugurated in September 2015. Hangar 4 which is the biggest narrow body hangar in the world, has a capacity of 16 line narrow body and 5 line wide body

Tabel Kinerja Keuangan PT Garuda Maintenance Facilities Aero AsiaTable of Financial Per formance PT Garuda Maintenance Facilit ies Aero Asia

FY2014 FY2015 ∆ % YoY


Pendapatan Usaha / Operating Income 24.955,03 44,801,16 79,53

Laba Bersih / Net Income 18.160,47 36,184,97 99,25

EBITDA / EBITDA 31.461,55 53.709,48 70,71


Aset / Asset 256.151,43 312.994,60 22,19

Liabilitas / Liability 165.957,98 190.202,73 14,61

Ekuitas / Equity 90.193,45 122.791,86 36,14








PROFIL PERUSAHAAN

PT Aero Systems Indonesia (ASYST), sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems Indonesia, didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2005. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya.

Alamat Perusahaan

Gedung Garuda Lt.1Jl. Gunung Sahari Raya No.52Kel. Gunung Sahari SelatanKec. KemayoranKota Administrasi Jakarta PusatTelepon: +62 21 29356070Fax: +62 21 29356071

Susunan Pengurus ASYST

Dewan KomisarisKomisaris Utama: Iwan Joeniarto

Komisaris: IG.N. Askhara Danadiputra

DireksiDirektur Utama: Tulus DanardonoDirektur: Krisna NugrahaDirektur: Amrulloh Hakiem


Pada tahun 2015, pendapatan usaha ASYST mengalami penurunan sebesar 27,92% menjadi US$12,94 juta pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$17,95 juta.

Penurunan pendapatan usaha ASYST antara lain didorong oleh krisis ekonomi global yang mendorong penurunan permintaan atas usaha ASYST. Di sisi lain, laba bersih yang diraih pada tahun 2015 mencapai US$30,56 ribu dibandingkan tahun 2014 rugi US$1,37 juta.

CoMPANY PRofIlEPT Aero Systems Indonesia (ASYST), formerly known as PT Lufthansa Systems Indonesia, was established in Jakarta on June 9, 2005. The ASYST activities including consulting services and information technology systems as well as aviation maintenance services and other industries.

Company’s AddressGaruda Building 1st FloorJl. Gunung Sahari Raya 52Kel. Gunung Sahari SelatanKec. KemayoranCentral Jakarta Administration CityPhone: +62 21 29356070Fax: +62 21 29356071

ASYST ManagementBoard of CommissionersPresident Commissioner: Iwan JoeniartoCommissioner: IG.N. Askhara Danadiputra

Board of DirectorsPresident Director: Tulus DanardonoDirector: Krisna NugrahaDirector: Amrulloh Hakiem

CoMPANY’S PERfoRMANCE IN 2015In 2015, ASYST’s operating revenues decreased by 27.92% to US$12.94 million in 2015 compared to previous year at US$17.95 million.

The decrease in ASYST operating revenues was partly due to the global economic crisis which led to the decrease in demand for ASYST business. On the other hand, net profit in 2015 stood at US$30.56 thousand, compared to net loss of US$1.37 million in 2014.

PT AERO SYSTEMS INDONESIA






Sampai dengan akhir tahun 2015, ASYST telah memiliki 262 karyawan yang memiliki kompetensi dan sertifikasi di berbagai bidang keahlian seperti SAP, TIBCO, Java, Oracle, Network dan lain-lain. Hal ini juga didukung dengan adanya strategic partner yang akan meningkatkan kemampuan ASYST dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya.

By of the end of 2015, ASYST already has 262 employees with competence and certification in various areas of expertise such as SAP, TIBCO, Java, Oracle, Network, etc. It is also supported by the strategic partner that will improve the ASYST ability in meeting the needs of its customers.

Tabel Kinerja Keuangan PT Aero Systems Indonesia (ASYST)Table of Financial Per formance PT Aero Systems Indonesia (ASYST)

FY2014 FY2015 ∆ % YoY

Pendapatan Operasional / Operating Revenue 17.949,64 12.938,09 (27,92)

Pendapatan Usaha / Operating Income (1.244,67) 158,01 112,69

Laba Bersih / Net Income (1.372,67) 30,56 102,23

EBITDA / EBITDA 1.408,03 2.298,79 63,26


Aset / Asset 28.769,08 29.455,93 2,39


Ekuitas / Equity 11.645,96 11.844,05 1,70








PROFIL PERUSAHAAN

PT Citilink Indonesia (disingkat “Citilink”) berdiri pada tanggal 6 Januari 2009 berdasarkan Akta Notaris Arikanti Nata Kusumah No.01 tanggal 6 Januari 2009 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU_14555. AH.01.01 tahun 2009 tanggal 22 April 2009. Berdasarkan ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 tanggal 27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 tanggal 22 Juni 2012, Citilink mulai beroperasi secara independen mulai tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code “QG”, ICAO designation “CTV”, dan call sign “Supergreen”.

Sebelum beroperasi secara independen, Citilink merupakan Unit Bisnis Strategis (SBU) yang difungsikan sebagai merek dari penerbangan Garuda Indonesia yang dirancang sebagai penerbangan “no frill” yang menyasar segmen pelanggan penumpang yang sensitif terhadap harga. Saat ini, Citilink beroperasi dengan 17 pesawat dengan logo, tanda panggil dan seragam baru. Bandara penghubung utama maskapai ini adalah Bandar Udara Internasional Juanda di Surabaya.

Alamat Perusahaan

Menara Citicon, Lantai 16Jl. S. Parman Kav. 72 SlipiJakarta Barat 11410, IndonesiaContact Center 24 jam: 08041080808/+6231-2931100Fax: 021-6258151Email: [email protected]

CoMPANY PRofIlEPT Citilink Indonesia (abbreviated “Citilink”) was established on January 6, 2009 based on Notarial Deed Arikanti Nata Kusuma No.01 dated January 6, 2009 and approved by the Minister of Law and Human Rights No.AHU_14555. AH.01.01 2009 dated April 22, 2009. Based on the business license of airline business SIUAU/NB-027 dated January 27, 2012, and the certificate of airline of AOC 121-046 dated June 22, 2012, Citilink started operating independently on July 30, 2012 with IATA flight code “QG”, ICAO designation “CTV”, and the call sign “Supergreen”.

Before operating independently, Citilink is a Strategic Business Unit (SBU), serving as a brand of Garuda Indonesia, which is designed as “no frill” flight which targets price-sensitive customer segment. Currently, Citilink operates with 17 aircrafts with a logo, call sign and new uniform. The main hubs of this airline is Juanda International Airport in Surabaya.

Company’s AddressCiticon Tower, 16th floorJl. S. Parman Kav. 72 SlipiWest Jakarta 11410, IndonesiaContact Center 24 hours: 08041080808/+6231-2931100Fax: 021-6258151Email: [email protected]

PT CITILINK INDONESIA






Susunan Pengurus Citilink

Dewan KomisarisKomisaris Utama: Arif WibowoKomisaris: Marsekal Madya (Purn) DaryatmoKomisaris: Herbert Timbo Siahaan

DireksiDirektur Utama: Albert BurhanDirektur Operasional: Hadinoto SoedignoDirektur Komersial: Hans NugrohoDirektur Keuangan: Mega Satria

PENGELOLAAN ARMADA PESAWAT

Citilink menggunakan armada pesawat udara Airbus A320-200 untuk melayani pelanggan dalam pasar short-haul domestik dan pesawat Boeing 737-300/500 untuk rute-rute tertentu. Pada tahun 2015 Citilink menambah 8 unit pesawat untuk mendukung ekspansi dan penetrasi pasar, yang terdiri 4 unit A320-200 yang disewa dan 4 unit Boeing 737-300/500 dengan status milik sebagai hasil investasi aset non tunai (inbreng) dari Garuda Indonesia.

Pada akhir tahun 2015, pesawat A320-200 yang dikelola mencapai 36 unit dan pesawat Boeing 737-300 5 unit serta Boeing 737-500 3 unit. Semua pesawat A320-200 diperoleh dengan skema operating lease, termasuk 3 unit yang berpeluang memenuhi ketentuan kepemilikan pesawat udara sebagaimana yang diatur Peraturan Menteri Perhubungan No. 97/2015.

Sedangkan 8 unit Boeing 737-300/500 merupakan pesawat milik Citilink, 5 unit di antaranya (3 unit B737-500 dan 2 unit B737-300) serviceable. Dengan mencermati kondisi permintaan, persaingan, engine dan cost related, armada pesawat Boeing ini digunakan secara terbatas.

RUTE DAN MEREK

Pada tahun 2015 Citilink menambah 13 rute baru, menambah kota yang dilayani sebanyak 3 kota dan meningkatkan frekuensi penerbangan. Dengan demikian jaringan rute penerbangan berjadwal Citilink melayani sebanyak 54 rute dan 27 kota (termasuk Jakarta yang dilayani melalui bandara Cengkareng dan Halim Perdana Kusuma) dan 234 penerbangan per hari pada Desember 2015.

Management of CitilinkBoard of CommissionersPresident Commissioner: Arif WibowoCommissioner: Air Marshal (retired) DaryatmoCommissioner: Herbert Timbo Siahaan

Board of DirectorsPresident Director: Albert BurhanChief Operation Officer: Hadinoto SoedignoChief Commercial Offices: Hans NugrohoChief Financial Officer: Mega Satria

AIRCRAfT MANAGEMENTCitilink uses the Airbus A320-200 to serve customers in the short-haul domestic market and Boeing 737-300/500 for certain routes. In 2015, Citilink added 8 aircraft units to support the expansion and market penetration, which consists of 4 units of leased A320-200 and 4 units of Boeing 737-300/500 with owned status as non-cash asset investment (inbreng) from Garuda Indonesia.

By of the end of 2015, Citilink manages 36 units of A320-200, 5 units of Boeing 737-300, and 3 units of Boeing 737-500. All A320-200 aircrafts were obtained through the operating lease scheme, including 3 units most likely to meet the requirements of aircraft ownership as stipulated by the Regulation of the Minister of Transportation No. 97/2015.

Meanwhile, 8 units of Boeing 737-300/500 are the aircraft ownd by Citilink, 5 units of which (3 units of B737-500 and 2 units of B737-300) is serviceable. By observing the demand conditions, competition, engine and costs related, these Boeing aircraft are used on a limited basis.

ROUTE AND BRANDIn 2015, Citilink added 13 new routes, added 3 served cities and increased the flights frequency. Thus the scheduled flights route network of Citilink serves as many as 54 routes and 27 cities (including Jakarta which is served by the Cengkareng and Halim Perdana Kusuma airport) and 234 flights per day in December 2015.







Jaringan Rute Citilink 2015Citilink Route Network in 2015

Pekanbaru

Medan

Batam

Padang

Bengkulu

Jambi

Palembang

Pangkal Pinang

Tanjung Pandan

Solo

Jakarta

Palangkaraya

Tarakan

Balikpapan

Banjarmasin

Palu

Manado

Makassar

Bandung

Yogyakarta

SemarangSurabaya

Denpasar

Lombok

Kupang

Malang

Pekanbaru

20142015Keterangan

44

35

1.336

54

27

54,8

1.504

11.758

9.618

816

108

9.465

7.717

13.6

55

759

Jumlah pesawat

Rata-rata jumlah pesawat

Jumlah pegawai - 31 Des.

Jumlah rute

Jumlah kota yang dilayani

Harga avtur per liter Frekuensi mingguan - Desember

Kursi yang tersedia

Tempat duduk-kilometer tersedia (ASK)

Rata-rata jarak segmen penerbangan

Jam terbang

Jumlah penumpang diangkut

Jumlah penumpang-kilometer diangkut (RPK)

Pangsa pasar penumpang

Tonase kargo diangkut

Tonase-kilometer diangkut (RTK)

Total Aircraft

Total Aircraft Average

31 Dec. Total Employees

Total Routes

Total Served Cities

Jet Fuel Price per LiterFrekuensi Frequency

December Weekly Frequency

Available Seats

Available Seats Kilometer (ASK)

Average Flight Segment Distance

Flight Hours

Number of Carried Passengers

Number of Carried Kilometer Passengers

Passenger Market Share

Carried Cargo Tonne

Freight Tonne Kilometer

36

27

1.151

42

24

86,4

1.206

9.481

7.341

771

84

7.574

5.843

12.8

105

640

1

1

1

1

1

USCent 1

(‘000)

(juta)

km

(‘000)

(‘000)

(juta)

%

(000 ton)

(juta)

Description

22,2

28,5

16,1

28,6

12,5

-36,6

24,7

24,0

31,0

5,9

28,2

25,0

32,1

0,8pp.

-47,3

18,5

∆%

Ringkasan Kinerja OperasionalOperational Per formance Highlight

Unit






20142015Keterangan

470.034

459.479

10.555

(4.009)

6.546

(2.985)

3.562

1.360

4.921


Jumlah Beban Usaha

Laba (Rugi) Usaha

Beban keuangan



Laba (Rugi) Bersih Periode Berjalan

Penghasilan (Beban) Komprehensif Lain


Total Operating Revenue


Profit (Loss) from Operations

Finance Expense



Net Profit (Loss) of the Current Year

Other Comprehensive Income (Expenses)

Total Comprehensive Profit (Loss)

403.544

417.087

(13.543)

(5.542)

(19.085)

4.195

(14.890)

(2.786)

(17.677)

Description

16

10

178

-28

134

N/A

124

149

128

∆%


Ringkasan Kinerja KeuanganFinancial Per formance Highlight

Laba Rugi / Profit and Loss

Arus Kas / Cash Flow

29.403

(62.703)

59.290

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan) untuk Aktivitas Operasi

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

Net Cash Provided from (Used in) Operating Activities

Net Cash Used in Investing Activities

Net Cash Provided Form Financing Activities

13.931

(51.788)

59.290

111

21

62

69.673

175.789

245.462

115.663

112.246

101.537

(4.452)

3.116

(82.647)

17.554

245.462

Jumlah Aset Lancar


Jumlah Aset

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

Modal saham


Komponen ekuitas lainnya

Saldo laba (defisit)

Jumlah Ekuitas



Total Non-Current Assets

Total Assets



Share Capital

Additional paid-up capital

Other equity components

Retained Earnings (deficit)

Total Equity


34.613

132.171

166.785

92.393

117.049

44.901

(3.104)

1.756

(86.210)

(42.657)

166.785

101

33

47

25

-4

126

43

77

-4

141,15

47

Posisi Keuangan / Posisi Keuangan







STRATEGI USAHA

Adapun sasaran-sasaran usaha yang dituju oleh Citilink adalah sebagai berikut: 1. Melayani segmen penumpang yang ingin berhemat

dan angkutan kargo2. Mengambil pangsa pasar short-haul yang cukup

besar3. Menyokong Garuda Indonesia agar dapat

mempertahankan dominasinya di semua segmen4. Mengembangkan pasar domestik Indonesia dan

kawasan regional5. Menyongsong IPO untuk menjamin pertumbuhan di

masa mendatang.

Sementara itu, strategi usaha yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tersebut meliputi:1. Menjamin ketersediaan armada pesawat melalui

komitmen dengan pabrik pesawat terbang.2. Penambahan armada melalui cara sewa.3. Mengembangkan hub-hub penerbangan domestik,

baik pada medium-high density market maupun secondary market.

4. Ekspansi di pasar penerbangan regional dan penerbangan charter China dan Timur Tengah.

5. Penetrasi brand di pasar budget traveler.6. Mengembangkan layanan non-penerbangan untuk

mendapat ancillary income.7. Penambahan dan peningkatan sumber daya manusia

dan infrastruktur.8. Menjalankan beragam inisiatif untuk menurunkan unit

cost secara berkelanjutan.

Pengelolaan strategi Citilink menggunakan corporate scorecard yang meliputi perspektif keuangan, pelanggan, proses-proses intern dan belajar & berkembang. Perspektif keuangan menggunakan operating margin sebagai Key Performance Indicator (KPI) untuk meraih pertumbuhan berkelanjutan. Perspektif pelanggan menggunakan customer satisfaction index sebagai KPI. Perspektif proses-proses intern menggunakan sejumlah KPI yang dapat dikelompokkan sebagai operational excellence, product quality enhancement dan revenue enhancement. Perspektif belajar dan berkembang menggunakan competence coverage, employee engagement result dan revenue per employee sebagai KPI.

buSINESS STRATEGIESThe objectives pursued by Citilink are as follows:

1. Serving segment of budget passengers and cargo transport

2. Taking the share large enough short-haul market

3. Supports Garuda Indonesia to maintain its dominance in all segments

4. Developing the domestic market in Indonesia and the region

5. Embracing IPO to ensure growth in the future.

Meanwhile, the business strategies that will be used to achieve these goals are:1. Ensure the availability of the aircraft through the

commitment with aircraft manufacturer.2. Expand the fleet through leasing.3. Develop domestic flights hubs, both on medium-high

density market or secondary market.

4. Expand in the regional aviation market and flights charter in China and Middle East.

5. Penetrate the brand in budget traveler market.6. Develop non-flight service to receive ancillary

income.7. Add and improve human resources and

infrastructure.8. Run sustainable various initiatives to reduce the unit

cost.

The management of Citilink strategy uses corporate scorecard that includes financial perspective, customer, internal processes and learning & growing. Financial perspective uses operating margin as a key performance indicator (KPI) to achieve sustainable growth. Perspective customers use the customer satisfaction index as a KPI. Internal process perspectives use a number of KPI that can be classified as operational excellence, product quality enhancement and revenue enhancement. Learning and growing perspectives use the competence coverage, employee engagement result and revenue per employee result as a KPI.






PROFIL PERUSAHAAN

PT Gapura Angkasa adalah perusahaan di bidang jasa ground handling yang didirikan pada tanggal 26 Januari 1998 atas perjanjian kerja sama antara tiga BUMN, yaitu PT (Persero) Garuda Indonesia (“GA”), PT (Persero) Angkasa Pura I (“AP-I”), dan PT (Persero) Angkasa Pura II (“AP-II”). Saat ini, Gapura Angkasa beroperasi di 49 Bandara di Indonesia yang terdiri dari 30 Kantor Cabang (termasuk Kantor Cabang Pergudangan di Bandara Soekarno Hatta) dan 20 Kantor Perwakilan.

Alamat Perusahaan

Kantor PusatGedung DAPENRA Lantai 1, 2 dan 3, Blok B-12 Kav. 8, Kota Baru Bandar KemayoranJakarta 10610, IndonesiaTelepon: +62 21 6545410Fax: +62 21 6545408

Susunan Pengurus Gapura

Angkasa

Dewan KomisarisKomisaris Utama: Capt. Novianto HerupratomoAnggota Komisaris: Ituk HerarindriAnggota Komisaris: Drs. Yushan Sayuti S,EAnggota Komisaris: Bintang HidayatAnggota Komisaris: Ir. IGN. Bambang Tjahjono CES

DireksiDirektur Utama: Agus PriyantoDirektur Operasi: SuciptoDirektur Strategi & SDM: Eko DiantoroDirektur Keuangan: Ester Siahaan

CoMPANY PRofIlEPT Gapura Angkasa is a ground handling service provider which was established on January 26, 1998 on a cooperation agreement between three SOEs, namely PT (Persero) Garuda Indonesia (“GA”), PT (Persero) Angkasa Pura I (“AP-I”), and PT (Persero) Angkasa Pura II (“AP-II”). Currently, Gapura Angkasa operates in 49 Airports in Indonesia which consists of 30 branch offices (including branch office Warehousing at Soekarno Hatta) and 20 representative offices.

Company’s Address

Head OfficeDAPENRA Building Floor 1, 2 and 3, Block B-12 Kav. 8, Kota Baru Bandar KemayoranJakarta 10610, IndonesiaPhone: +62 21 6545410Fax: +62 21 6545408

Management of Gapura Angkasa

Board of CommissionersPresident Commissioner: Capt. Novianto HerupratomoCommissioner: Ituk HerarindriCommissioner: Drs. Yushan Sayuti S,ECommissioner: Bintang HidayatCommissioner: Ir. IGN. Bambang Tjahjono CES

Board of DirectorsPresident Director: Agus PriyantoEVP Operation Service: SuciptoEVP Strategy & Human Capital Services: Eko DiantoroEVP Finance Services: Esther Siahaan

PT GAPURA ANGKASA








Pada tahun 2015, Gapura Angkasa mencatatkan laba usaha sebesar Rp53,80 miliar atau naik drastis hingga 52,87% dari Rp35,19 miliar pada tahun 2014. Selain itu, Gapura Angkasa juga berhasil meraih peningkatan pendapatan usaha sebesar 8,95% menjadi Rp1.32 triliun ditahun 2015 dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp1.21 triliun.

Peningkatan kinerja antara lain didorong oleh peningkatan pendapatan ground handling sejalan dengan peningkatan produksi Ground Handling. Sampai dengan akhir tahun 2015, Gapura Angkasa telah memiliki 11.069 karyawan (tetap, PKWT dan outsourcing) yang tersebar di 50 area di seluruh Indonesia. Hal ini juga didukung dengan armada GSE Motorized sebanyak 946 unit.

CoMPANY’S PERfoRMANCE IN 2015In 2015, Gapura Angkasa recorded an operating profit of Rp53.80 billion, or increased drastically by 52.87% from Rp35,19 billion in 2014. In addition, Gapura Angkasa also managed to increase operating revenues and assets respectively amounted to 8.95% to Rp1.32 trillion than 2014 at Rp1.21 trillion.

This improved performance was in line with increased Ground Handling production. By the end of 2015, Gapura Angkasa has had 11,069 employees (permanent, PKWT and outsourcing) across 50 areas throughout Indonesia. This is also supported by GSE Motorized aircraft as many as 946 units.

Tabel Kinerja Keuangan PT Gapura AngkasaTable of Financial Per formance PT Gapura Angkasa

FY2014 FY2015 ∆ % YoY




EBITDA / EBITDA 54,04 131,90 144,08


Aset / Asset 796,20 1.004,77 26,20

Liabilitas / Liability 458,77 604,80 31,83

Ekuitas / Equity 337,43 399,97 18,53

(dalam miliar Rupiah)(in billion Rupiah)






PROFIL PERUSAHAAN

Garuda Indonesia Holiday France (GIHF) resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2013 sebagai Unit Bisnis Strategis (SBU) dengan misi untuk menyediakan ragam pilihan liburan terbaik dari berbagai penyedia layanan wisata terpilih untuk wisatawan dan korporasi yang berdomisili di Paris, Perancis.

GIHF resmi terdaftar dan dapat beroperasi di Perancis pada tanggal 26 Januari 2014 dengan bernomorkan 799 887 765 RCS Paris. Jenis usaha GIHF yang terdaftar meliputi agen wisata, penjualan tiket pesawat, sewa menyewa pesawat dan mesin.

Alamat Perusahaan

255 Rue Saint Honore, 75001 Paris, France Telepon:(+33) 01 86 21 52 23Fax:(+33) 01 42 61 04 54Email: [email protected]

Susunan Pengurus Garuda

Indonesia Holiday France

DireksiPresident/CEO: Harold Rudolph Tobing

CoMPANY PRofIlEGaruda Indonesia Holiday France (GIF) was officially established on December 23, 2013 as a Strategic Business Unit (SBU) with the mission to provide wide selection of the best holiday’s choice from selected various travel service providers for tourists and corporations domiciled in Paris, France.

GIHF is officially registered and commences operation in France on January 26, 2014 with number 799 887 765 RCS Paris. GIHF’s registered type of business includes travel agents, airline ticket sales, leasing aircraft and engines.

Company’s Address255 Rue Saint Honore, 75001 Paris, FrancePhone: (+ 33) 01 86 21 52 23Fax: (+ 33) 01 42 61 04 54Email: [email protected]

Management of Garuda Indonesia Holiday FranceBoard of DirectorPresident/CEO: Harold Rudolph Tobing

GARUDA INDONESIA HOLIDAY FRANCE








Pada tahun 2015, GIHF berhasil menutup tahun secara memuaskan dengan memenuhi target finansial dan operasional. Laba bersih usaha Garuda Indonesia Holiday France mengalami peningkatan sebesar 12.645,90% menjadi US$1,13 juta pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$8,90 ribu. Selain itu, pendapatan usaha, ekuitas, dan aset GIHF juga tercatat naik masing-masing sebesar 348,26%, 163,57%, dan 182,21% dibandingkan tahun 2014. Adapun faktor yang menyebabkan peningkatan kinerja tersebut adalah bertambahnya jumlah pesawat yang disewa oleh Garuda dan Citilink melalui GIHF. Selain itu, GIHF baru mulai beroperasi pada bulan Mei 2014 sehingga kinerja pada tahun 2014 hanya mencakup 8 bulan operasi saja.

THE CoMPANY’S PERfoRMANCE IN 2015In 2015, GIHF managed to conclude the year and met the financial and operational targets. Net income from operations of Garuda Indonesia Holiday France increased by 12.645,90% to US$1.13 million in 2015 compared to previous year at US$8.90 thousand. In addition, operating revenues, equity, and asset of GIHF also increased respectively by 348.26%, 163.57% and 182.21% compared to 2014. The factors that led to the performance improvement is the increase in the number of aircraft chartered by Garuda and Citilink through GIHF. In addition, GIHF started to operate in May 2014 and thus the performance in 2014 only covers 8 months of operations.

Tabel Kinerja Keuangan PT Garuda Indonesia Holiday FranceTable of Financial Per formance PT Garuda Indonesia Holiday France

FY2014 FY2015 ∆ % YoY


Pendapatan Usaha / Operating Income 107,30 1.183,21 1.002,67

Laba Bersih / Net Income 8,90 1.134,64 12.645,90

EBITDA / EBITDA 107,82 1.184,86 998,92


Aset / Asset 67.941,99 191.737,54 182,21


Ekuitas / Equity 693,63 1.828,23 163,57







ASPEK PEMASARANMarketing Aspect

INDUSTRI DAN PANGSA PASAR

Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pada akhir 2015, maskapai penerbangan asing yang masuk ke bandara Soekarno Hatta tercatat berjumlah 34 perusahaan penerbangan. Penambahan armada baik Garuda Indonesia maupun pesaing ikut mendorong semakin meningkatnya penumpang dengan semakin banyaknya rute dan frekuensi yang ditawarkan. Garuda Indonesia dan pesaing sama-sama aktif melakukan ekspansi ke rute-rute baru dan penambahan frekuensi seiring dengan terus bertambahnya armada yang dimiliki.

Pangsa pasar domestik Garuda Indonesia selama tahun 2015 tercatat sebesar 33,23% atau naik 3,74% dari tahun 2014. Total penumpang Garuda Indonesia untuk rute domestik pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,27% menjadi 19,41 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 seiring dengan peningkatan frekuensi dan kapasitas penerbangan.

Sementara itu, pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar internasional tercatat sebesar 27,05% selama tahun 2015, meningkat 3,66% dari tahun 2014. Pertumbuhan pasar terbesar di mana Garuda Indonesia beroperasi,

INDuSTRY AND MARKET SHAREThe aviation industry growth rises sharply in one last decade in Indonesia. Several fleets competed tightly to seize the domestic and regional markets. By the end of 2015, foreign airlines which entered Soekarno Hatta airport was amounted to 34 airlines. The expansion of both Garuda Indonesia’s fleet as well as competitors also contributes to the increasing number of passengers with a growing number of offered routes and frequencies. Both Garuda Indonesia and competitors actively expands to new routes and increase frequencies in line with the continued fleet addition.

Garuda Indonesia domestic market share in 2015 was recorded at 33.23%, or grew 3.74% from the previous year. Total passengers of Garuda Indonesia for domestic service in 2015 increased by 10.27% to 19.41 million compared to the same period in 2014 in line with the increase in the frequency and flights capacity.

Meanwhile, Garuda Indonesia’s market share in the international market was recorded at 27.05% in 2015, increased 3.66% from 2014. The highest market growth enjoyed by Japan Korea region (+16.00%), Europe






dinikmati oleh wilayah Jepang Korea (+16,00%), Eropa (+10,57%), Pasifik Barat Laut (4,61%), disusul China (5,02%). Sementara itu pasar Asia mengalami penurunan sebesar -8,78% dibandingkan tahun 2014 dan pasar Timur Tengah yang cenderung stabil. Total penumpang Garuda Indonesia di rute internasional pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,75% menjadi 4,17 juta penumpang dibandingkan tahun 2014.

STRATEGI PEMASARAN 2015

Dalam memperkuat branding dan reputasi, Garuda Indonesia menggunakan beberapa media dalam mencapai strategi pemasaran, seperti:

Garuda Indonesia Travel Fair (GATF)

Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) adalah acara tahunan yang diselenggarakan Garuda Indonesia dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Selain itu, masyarakat juga memiliki kesempatan untuk berwisata ke luar negeri dengan harga tiket yang terjangkau dan paket tur yang menarik. GATF diselenggarakan 2 (dua) kali dalam setahun khususnya pertengahan tahun (April) dan akhir tahun (September), dengan pertimbangan bahwa pada masa-masa tersebut angka travelling tergolong tinggi.

Dalam acara GATF 2015, Garuda Indonesia menghadirkan 98 biro perjalanan, 8 NTO, 68 hotel and ritel, 92 rekan media, dan 1 PKBL. Total pengunjung yang hadir pada GATF 2015 ini mencapai lebih dari 117 ribu pengnjung, meningkat 4% dibanding tahun lalu. Seiring dengan pertumbuhan jumlah pengunjung, juga berdampak pada peningkatan penjualan sebesar 7%.

STRATEGI PEMASARAN 2016

Semakin ketatnya persaingan pada industri penerbangan mendorong Garuda Indonesia fokus melakukan beberapa strategi di bidang pemasaran, antara lain:1. The Most Caring Airlines - Menciptakan citra Garuda

Indonesia sebagai The Most Caring Airline, dengan menawarkan keramahan dan kepedulian dalam layanan yang mencerminkan Garuda Indonesia sebagai maskapai kelas dunia.

2. Domination on Domestic Market – Memperkuat posisi Garuda Indonesia di dalam negeri sebagai pemimpin pasar domestik melalui layanan awak kabin terbaik dunia, serta keunggulan dalam hal keselamatan dan ketepatan waktu.

(+10.57%), the Pacific Northwest (4.61%), followed by China (5.02%). While, the Asian markets decreased by -8.78% compared to 2014. Total passengers of Garuda Indonesia in international route in 2015 increased by 4.75% to 4.17 million passengers compared to 2014.

MARKETING STRATEGY IN 2015In strengthening the brand and reputation, Garuda Indonesia utilized several medias to achieve marketing strategies, such as:

Garuda Indonesia Travel Fair (GATF)Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) is an annual event organized by Garuda Indonesia in supporting the Government’s program to promote Indonesia toward foreign tourists. In addition, the public also have the opportunity to travel abroad with affordable ticket price and attractive tour packages. GATF was conducted two (2) times a year, especially in the mid-year (April) and in the end of the year (September), considering the peak season of travelling.

In 2015 GATF event, Garuda Indonesia presented 98 travel agents, 8 NTO, 68 hotels and retail, 92 media partners, and 1 PKBL. GATF 2015 was attended by more than 117 thousand visitors, increased by 4% compared to the previous year. The growth in visitors’ number also increased the sales by 7%.

2016 MARKETING STRATEGYThe more competitive aviation industry has encouraged Garuda Indonesia to focus on implementing several marketing strategies, among others:1. The Most Caring Airlines Creating the image of Garuda Indonesia as The Most

Caring Airline, offering hospitality and caring in services that reflects Garuda Indonesia as a world-class airline.

2. Domination on Domestic Market Strengthening Garuda Indonesia’s position in the country as the domestic market leader through the world’s best cabin crew service, and excellence in terms of safety and timeliness.






3. Being Recognized Brand in Europe and China – Meningkatkan posisi Garuda Indonesia pada pasar Eropa dan Tiongkok, dengan menawarkan pengalaman terbang terbaik dengan Garuda Indonesia serta keindahan destinasi liburan Indonesia.

Implementasi strategi-strategi tersebut djuga akan didukung melalui taktik-taktik yang akurat dan tepat sasaran, seperti:1. Menampilkan layanan dan produk terbaik Garuda

Indonesia melalui layanan pramugari terbaik dunia, menu makanan dan minuman yang berkualitas, pesawat baru, serta layanan eksklusif pada first class dan kelas bisnis.

2. Menawarkan destinasi liburan terbaik khas Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata melalui produk Travel Pass Garuda Indonesia pada beberapa destinasi dengan tema destinasi bawah laut, budaya, serta petualangan.

3. Membangun brand awareness dan conciderations to use Brand serta mengkomunikasikan destinasi Indonesia dan layanan terbang kelas dunia bersama Garuda Indonesia melalui aktivitas kampanye di Eropa dan Tiongkok.

4. Memperkuat aktivasi media digital demi mempermudah akses pelanggan berinteraksi dengan Garuda Indonesia.

3. Being Recognized Brand in Europe and China Enhance the Garuda Indonesia’s position at the

European and Chinese markets, by offering the best flying experience with Garuda Indonesia as well as the beauty of Indonesia holiday destination.

Implementation of these strategies will also be supported by accurate and appropriate tactics, such as:

1. Present Garuda Indonesia’s best service and products through the best flight attendant, food and drink menu quality, new aircraft, as well as exclusive service in first class and business class.

2. Offer the best vacation destinations in Indonesia in cooperation with the Ministry of Tourism through Travel Pass product on several destinations with underwater destinations, culture, and adventure themes.

3. Build brand awareness and conciderations to use Brand and communicate Indonesian destinations and world-class fly services with Garuda Indonesia through a campaign activity in Europe and China.

4. Strengthen the activation of digital media to facilitate the customers’ access to interact with Garuda Indonesia.

ASPEK PEMASARANMarketing Aspect






PROSPEK BISNIS DAN STRATEGI 20162016 Business Prospect and Strategy

Perekonomian global diperkirakan akan lebih kuat pada tahun 2016. Meski kondisi perekonomian secara umum diharapkan akan menjadi lebih baik, prospek ekonomi untuk negara maju maupun berkembang cenderung tetap lemah dengan potensi gangguan yang mungkin muncul seiring kenaikan suku bunga di AS dan pelemahan Tiongkok yang berlanjut akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan gejolak pasar keuangan.

Sejumlah prediksi dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), the International Monetary Fund (IMF), the World Bank, dan Asian Development Bank (ADB) sama-sama berpendapat bahwa perekonomian global terjebak dalam pola yang persisten. Ekonomi negara-negara maju diproyeksikan akan mulai menguat sedangkan ekonomi negara-negara berkembang akan kembali melemah secara berturut-turut selama lima tahun.

IMF memperkirakan perekonomian global akan tumbuh sebesar 3,6% pada tahun 2016. Bank Dunia meyakini bahwa negara berkembang dan maju hanya akan membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% secara kolektif pada tahun 2016. Bagi negara-negara maju Asia termasuk Tiongkok sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, ADB memprediksi bahwa kondisi akan menjadi semakin sulit mengingat konsumsi Tiongkok yang menurun atas energi, besi, dan komoditas lainnya mungkin akan berdampak pada negara-negara penghasil komoditas termasuk Indonesia.

Tahun 2016 akan cukup menantang bagi Indonesia seiring ketidakpastian ekonomi global dari AS hingga Tiongkok. Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berangsur menguat tahun depan dan mencapai 5,5% pada tahun 2017. Dari sisi positif, rancangan APBN memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2016 akan mencapai 5,5%. Meski masih berada di bawah 5,7% yang sebelumnya dianggarkan pada rancangan APBN 2015 tapi target tersebut dinilai cukup optimis dibandingkan prospek yang disusun pemerintah untuk tahun ini yakni sekitar 5-5,2%. Rancangan APBN itu juga mematok nilai tukar Rupiah pada Rp13.400 per Dollar AS, jauh lebih lemah daripada perkiraan tahun 2015 di angka Rp12.500.

Di sisi lain, industri penerbangan nasional diyakini masih menyimpan potensi yang sangat besar. Berdasarkan data IATA, saat ini trafik transportasi udara tersebar

The global economy is expected to be stronger in 2016. Despite the general economic conditions are expected to be better, the economic outlook for developing countries are likely to remain weak with the potential problems that may arise with the increase in the US interest rates and continued China weakening that will cause economic uncertainty and financial market turmoil.

Several predictions from the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), the International Monetary Fund (IMF), the World Bank, and Asian Development Bank (ADB) equally argues that the global economy is stuck in a persistent pattern. Developed countries economics are projected to strengthen while developing countries will weaken consecutively for five years.

The IMF predicted that the global economy will grow by 3.6% in 2016. The World Bank believes that developing and developed countries will only record 4.5% economic growth collectively by 2016. For developed countries in Asia, including China as the second largest economy in the world, the ADB predicts that the condition will be more difficult considering that the declining consumption of China on energy, iron, and other commodities may have an impact on commodity-producing countries, including Indonesia.

Year 2016 will be challenging for Indonesia along with global economic uncertainty from the US to China. According to the IMF, economic growth is expected to gradually strengthen in next year and reach 5.5% in 2017. On the positive side, the State Budget plan estimates the national economic growth in 2016 will reach 5.5%. Although still under 5.7% as previously budgeted in the draft of 2015 APBN but this target is considered quite optimistic than the prospect prepared for this year which is about 5 to 5.2%. The State Budget draft also set the Rupiah exchange rate on Rp13,400 per US dollar, lower than expected in 2015 at Rp12,500.

On the other hand, the national aviation industry is believed to still hold enormous potential. Based on the data stated by IATA, the current air transport traffic






hampir sama rata di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik. Namun di tahun 2030, komposisi ini diprediksi berubah menjadi 25% di Amerika Utara, 25% di Eropa, dan 50% di Asia Pasifik.

Menurut Maskapai Penerbangan Asia Pasifik atau Association of Asia Pasific Airlines (AAPA), kondisi ini merupakan peluang yang amat menjanjikan bagi para pelaku industri transportasi udara, termasuk Indonesia. Jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari 45 juta saat ini menjadi 135 juta pada tahun 2030. Pertumbuhan kelas menengah dan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan akan menjadikan transportasi udara semakin dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah. Hal ini juga ditunjang dengan masih sangat rendahnya rasio antara pengguna jasa transportasi udara dengan jumlah penduduk Indonesia dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik, seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Australia. Indonesia memiliki jumlah penduduk 250 juta, tetapi trafik penumpang pesawat baru mencapai 80 juta.

Semakin dekatnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) termasuk di dalamnya implementasi kebijakan ASEAN Open Sky di bidang penerbangan pada akhir 2015, diharapkan pemerintah dan seluruh pelaku bisnis aviasi segera mengambil ancang-ancang dan bersiap mendorong bisnis aviasi agar dapat bersaing di tingkat regional ASEAN, tak terkecuali di bidang penerbangan charter.

Menurut INACA, potensi pasar penerbangan charter masih cukup luas karena kontribusinya baru mencapai 5% dari total seluruh nilai penjualan penerbangan nasional. Dari sisi utilisasi atau rata-rata jam terbang pesawat charter Indonesia juga masih di bawah 100 jam dibandingkan Eropa yang rata-rata sudah di atas 100 jam, bahkan di atas 200 jam di Timur Tengah.

Jumlah armada yang dialokasikan untuk penerbangan charter komersial yang hanya sekitar 11% atau sebanyak 65 pesawat (di luar helikopter) dari seluruh armada Perseroan penerbangan komersial yang berjumlah sekitar 575 pesawat (di luar helikopter) juga masih minim. Akan tetapi, data INACA menunjukkan bahwa total pesawat charter, baik yang komersial maupun non-komersial, tercatat sebesar 253 pesawat. Hal ini mengindikasikan bahwa kisaran jumlah pesawat charter non-komersial dan pribadi lebih banyak atau sekitar 70% dibanding pesawat charter komersial.

is almost equal with North America, Europe, and Asia Pacific. But in 2030, this composition is predicted to change into 25% in North America, 25% in Europe and 50% in Asia Pacific.

According to the Asia-Pacific Airlines or the Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), this condition is a very promising opportunity for the air transportation industry player, including Indonesia. The number of middle-class society Indonesia is expected to grow from 45 million in the present to 135 million in 2030. The growth of the middle class and geographical condition of Indonesia as an archipelago country will increase the needs of air transportation to improve inter-regional connectivity. This is also supported by the low ratio between the air transportation services users against Indonesia’s population compared to other countries in Asia Pacific region, such as Singapore, Malaysia, Hong Kong, and Australia. Indonesia has 250 million population, but the new aircraft passengers reached 80 million.

The approaching ASEAN Economic Community (AEC) era which includes the implementation of ASEAN Open Sky Policy in the field of aviation at the end of 2015, it is expected that the government and all players in the aviation business get ready to promote the aviation business in order to compete in the ASEAN regional level, including the player charter flights field.

According to INACA, the charter flights market potential is still quite large as it just contributed 5% of the total the national airline sales value. In terms of utilization or the average flight hours of Indonesia’s charter flights is still below 100 hours compared to the European average which has reached above 100 hours, even over 200 hours in the Middle East.

Total fleet allocated for commercial charter flights only about 11% or as much as 65 aircrafts (outside the helicopter) of the Company’s entire commercial flights which reached 575 aircraft (outside the helicopter) is still minimal. However, the INACA data showed that total charter flights, whether commercial or non-commercial, recorded at 253 aircraft. This indicates that the number of the commercial or non-commercial aircraft charter is bigger than commercial charter aircraft at 70%.

PROSPEK BISNIS DAN STRATEGI 20162016 Business Prospect and Strategy






Meski tahun-tahun mendatang menyimpan potensi yang sangat besar, industri penerbangan nasional juga tetap harus mewaspadai berbagai tantangan cukup sulit mulai dari lambatnya pengembangan infrastruktur transportasi udara nasional yang berdampak pada inefisiensi operasional penerbangan hingga pertumbuhan makro ekonomi Indonesia yang tidak sesuai ekspektasi.

Selain itu, melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dollar AS juga berpengaruh terhadap meningkatnya beban maskapai, mengingat hampir 70% pengeluaran Perseroan, mulai dari biaya operasi, perawatan, leasing, hingga asuransi pesawat dibayarkan dalam mata uang Dollar AS, sementara pendapatan didapat dalam mata uang Rupiah.

Industri penerbangan nasional saat ini juga masih dibayangi oleh kondisi force majeure, seperti dampak asap kebakaran lahan dan erupsi gunung berapi di beberapa wilayah Indonesia, yang berpengaruh pada hilangnya potensi pendapatan maskapai akibat ribuan pembatalan operasional penerbangan.

Melalui strategi Quantum Leap, Garuda Indonesia telah berhasil memperoleh berbagai capaian dan keberhasilan pada periode waktu tahun 2011 hingga 2015. Beralih ke tahun 2016, Garuda Indonesia merumuskan “Sky Beyond” yang merupakan kelanjutan strategi dari Quantum Leap 2011-2015.

Adapun rumusan prospek usaha dan strategi yang disusun oleh Perseroan telah mempertimbangkan pengaruh kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2016 terhadap industri penerbangan nasional secara umum dan Garuda Indonesia secara khusus. Di samping itu, prospek usaha juga telah mempertimbangkan tren industri penerbangan nasional dengan mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang relevan seperti kebijakan batasan usia pesawat, refund tiket, bea masuk dan PPN untuk impor spare parts pesawat serta perkiraan pertumbuhan industri penerbangan nasional secara umum dan Garuda Indonesia secara khusus, antara lain dari aspek jumlah penumpang.

Although the upcoming years has the huge potential, the national aviation industry needs to be aware of various challenges starting from the slow development of national air transportation infrastructure which affects the operational flights inefficiencies to the Indonesia’s macro economic growth which does not meet the expectations.

Moreover, the weakening Rupiah against the US dollar also leads to the increasing airline burden, considering that nearly 70% of the Company’s expenditure, from the operating cost, maintenance, leasing, to aircraft insurance, are paid in the US dollar, while the income obtained is in Rupiah.

National aviation industry today was also still shadowed by the force majeure conditions, such as the impact of forest fire and volcanic eruptions in several areas of Indonesia, which affects the loss of potential aircraft revenue due to thousand flight cancellations.

Through the Quantum Leap strategy, Garuda Indonesia managed to make various achievements and success in the period of 2011 to 2015. Turning to 2016, Garuda Indonesia formulated the “Sky Beyond” which is a continuation of the Quantum Leap strategy 2011-2015.

The business outlook and strategy formulation developed by the Company has considered the effect of Indonesia economic conditions in 2016 toward the national aviation industry in general, and Garuda Indonesia in particular. In addition, the business outlook also takes into account of the national aviation industry trend by considering the policy and relevant legislation such as the aircraft age limit policy, tickets refund, import duty and VAT on imported aircraft spare parts and the expected growth of the national aviation industry in general, and Garuda Indonesia in particular, among other from the aspects of the passengers number.

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

Landasan Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Penilaian Tata Kelola Perusahaan

Realisasi Program Tata KelolaPerusahaan Tahun 2015

Rencana Tata Kelola Perusahaan Tahun 2016

Struktur Tata Kelola Perusahaan

Rapat Umum Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Sekretaris Dewan Komisaris

Foundation of Corporate Governance Implementation



Realization of 2015 GCG Program

2016 GCG Plan

Good Corporate Governance Structure

General Meeting of Shareholders

Board of Commissioners

The Secretary to the Board of Commissioners

200

206

209

214

214

215

216

228

255

Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris

Direksi


Audit Internal

Audit Eksternal

Manajemen Risiko

Sistem Pengendalian Internal

Perkara Penting dan Sanksi Administratif

Kode Etik dan Budaya Perusahaan

Sistem Pelaporan Pelanggaran

Keterbukaan Informasi

256

275

299

309

316

318

323

326

328

332

336

Committees Under the Board of Commissioners

Board of Directors

Corporate Secretary

Internal Audit

External Audit

Risk Management

Internal Control System

Legal Disputes and Administrative Sanctions

Code of Conduct and Corporate Culture

Whistleblowing System

Information Disclosure






LANDASAN PENERAPANTATA KELOLA PERUSAHAANFoundation Of Corporate Governance Implementation

Garuda Indonesia (“Perseroan”) senantiasa berkomitmen penuh untuk melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) dalam kegiatan usahanya, guna mewujudkan Perseroan yang dapat dipercaya dari para pemangku kepentingan, berkinerja unggul dan Perseroan yang dapat tumbuh secara berkesinambungan. Dengan berpegang pada komitmen tersebut, Perseroan terus mengikuti perkembangan praktik tata kelola terbaik, baik di ranah nasional, regional, maupun internasional yang relevan dan sesuai denggan kebutuhannya. Ini adalah bagian dari upaya Perseroan untuk mendorong terwujudnya Perseroan yang kokoh dan independen.

Dasar Acuan Penerapan GCG

Dalam rangka mencapai penerapan GCG yang komprehensif, Perseroan secara konsisten berpedoman pada standar terbaik yang berlaku di dunia usaha internasional dan berbagai peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah, UU Republik Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai berikut:1. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.

PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012;

2. Undang-Undang RI No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

3. Undang-Undang RI No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT);

4. Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Tahun 2006;

5. Principles of Corporate Governance oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD);

6. ASEAN Corporate Governance Scorecard Tahun 2012; dan

7. Peta Arah Tata Kelola Perusahaan Indonesia (Roadmap Good Corporate Governance) yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2014.

Tujuan GCG

Merujuk pada Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006 dan

Garuda Indonesia (“the Company”) is always fully committed to implement the principles of Good Corporate Governance (GCG) in its course of business, in order to build a trustworthy, excellent and sustainable company to its stakeholders. By adhering to this commitment, the Company continues to follow the development of good corporate governance practices, both in the realm of national, regional, as well as international that is relevant and appropriate according to its needs. It is part of the Company’s effort to promote the establishment of a robust and independent company.

GCG Implementation Basic ReferenceIn order to achieve a comprehensive GCG implementation, the Company consistently adheres to the best standards that are applicable in the international business world and various regulations set by the Government, the Law of the Republic of Indonesia, and the Financial Services Authority (OJK) as follow:1. Minister of SOEs Regulation No. PER-01/MBU/2011

dated August 1, 2011 on the Implementation of Good Corporate Governance in State Owned Enterprises, as amended by Minister of SOE Regulation No. PER-09/MBU/2012 dated July 6, 2012;

2. Law of the Republic of Indonesia No 19 of 2003 on State Owned Enterprises;

3. Law of the Republic of Indonesia No 40 of 2007 on Limited Liability Company;

4. Guidelines on Indonesia’s Good Corporate Governance issued by the National Committee on Governance (KNKG) in 2006;

5. Principles of Corporate Governance issued by the Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD);

6. 2012 ASEAN Corporate Governance Scorecard; and

7. Good Corporate Governance Roadmap issued by the Financial Services Authority in 2014.

Objectives of the GCGReferring to the Guidelines on Indonesia’s Good Corporate Governance issued by the National Committee on Governance (KNKG) in 2006 and the






peraturan perundang-undangan untuk BUMN dan Perusahaan Terbuka, Perseroan menetapkan tujuan utama penerapan GCG adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan nilai Perseroan agar Perseroan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan;

2. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, efisien, dan efektif serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perseroan;

3. Mendorong agar organ Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN;

4. Meningkatkan kontribusi Perseroan dalam perekonomian nasional; dan;

5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional

Selain peraturan perundang-undangan, pelaksanaan GCG Perseroan juga mempertimbangkan aspek-aspek pokok praktik GCG yang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu 3P (profit, planet, dan people) atau Triple Bottom Line. Ketiga aspek ini berkembang secara selaras dan berkesinambungan sesuai dengan pertumbuhan bisnis Perseroan.

Dalam aspek profit, Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi biaya dalam rangka memberikan manfaat ekonomis bagi para pemangku kepentingan. Di sisi lain, Perseroan juga melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung kelestarian alam melalui program-program tanggung jawab sosial perusahaan sebagai wujud kepatuhan tata kelola lingkungan dalam aspek planet.

Aspek people atau aspek sumber daya manusia merupakan elemen penting lain dalam praktik tata kelola Perseroan. Guna mencapai pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan dan memberikan hasil yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan, Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dari waktu ke waktu.

Laws on State Owned Enterprises and Limited Liability Company, the Company has established the main objectives of GCG implementation to be as follow:

1. To optimize the Company’s value in order to have a strong competitiveness, both at national and international level, so that it can maintain its existence and sustainability as well as achieving its goals and objectives;

2. To promote a professional, efficient and effective management, while also empowering the function and enhance the independence of the Company’s organ;

3. To encourage the Company’s organ to make decisions and to take actions based on high moral values and compliance with laws and regulations, as well as awareness of social responsibility towards its stakeholders, and environmental sustainability;

4. To promote the Company’s contributions to national economy; and

5. To promote conducive climate for national investment.

On top of the laws, the Company’s GCG implementation also considers the main aspects of GCG practice which comprises of 3 (three) matters, namely 3P (profit, planet, and people) or Triple Bottom Line. These three aspects develop continuously and harmoniously according to the Company’s business growth.

In terms of profit aspect, the Company strives to continuously increase its income and cost efficiency in order to provide economic benefit to all of its stakeholders. On the other hand, the Company also conducts activities to support the preservation of nature through corporate social responsibility programs as a form of compliance with the planet aspects of the environment governance.

People aspect or human resouces is another important element in the Company’s corporate governance practice. In order to achieve sustainable performance growth and the best return to all of its stakeholders, the Company continues to strive to improve the quality of its Human Resources from time to time.






PRINSIP-PRINSIP GCG

Dalam pelaksanaan kaidah-kaidah praktik GCG yang baik, Perseroan mengedepankan penciptaan nilai tambah dan perbaikan yang konsisten dengan memastikan penerapan kelima prinsip utama GCG secara benar dan sesuai dengan Peta Arah Tata Kelola Perusahaan yang ditetapkan OJK serta praktik global terbaik berikut ini:

GCG PRINCIPLESIn implementing the principles of good corporate governance practice, the Company prioritizes the creation of added value and consistent improvement by ensuring precise implementation of the five GCG key principles and in accordance to the Corporate Governance Roadmap issued by the Financial Services Authority as well as the best global practices as follow:

Prinsip GCG GCG Principle

Transparansi / Transparency


ImplementasiImplementation

Menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Perseroan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

Mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

To preserve and maintain the objectivity in practicing business, the Company shall provide material and relevant information that are easily accessible and understandable by stakeholders. To take the initiative to disclose not only the issues mandated by laws and regulations, but also other information deemed necessary by shareholders, creditors and other stakeholders to form a decision.

1. Penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.

2. Pengungkapan informasi yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi Perseroan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam Perseroan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi Perseroan.

3. Pemenuhan ketentuan kerahasiaan Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

4. Kebijakan perusahaan tertulis yang secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

1. Disclosure of information in timely, appropriate, clear, accurate and comparable manner in which they are accessible to stakeholders in accordance with their rights

2. Disclosure of information which include but not limited to the Company’s vision, mission, business targets and strategy, financial condition, composition and compensation of the management, controlling shareholders, shares owned by members of the Board of Directors










and the Board of Commissioners and its family members in a company and other companies, risk management system, oversight and internal control system, GCG structure and mechanism and its level of compliance, and important events that may affect the condition of the Company

3. Fulfillment of provisions on confidentiality in accordance with laws and regulations, professional confidentiality, and personal rights

4. Formal written policies which are proportionally communicated to stakeholders

Akuntabilitas / Accountability

Mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.

Mengelola bisnis secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perseroan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.

To account for its performance transparently and fairly. To manage business in a proper and measurable manner, in such that it is aligned with the interest of the Company by also considering the interest of shareholders and other stakeholders. Accountability is a prerequisite to achieve sustainable performance.

1. Rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ Perseroan dan semua karyawan yang jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai Perseroan (corporate values), dan strategi Perseroan.

2. Kepastian berjalannya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan Perseroan.

3. Penetapan ukuran kinerja untuk semua jajaran Perseroan yang konsisten dengan sasaran usaha Perseroan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).

4. Kepastian bahwa setiap organ Perseroan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

1. Clear definition of the job description and responsibilities of each organ and all employees that are in line with the Company’s vision, mission, values, and strategy

2. Assurance that all of the Company’s organs and all employees shall have the qualifications that fit its duty, responsibility, and role in GCG implementation

3. Assurance of the existence of an effective internal control system within the Company

4. Establishment of performance indicators









Tanggung Jawab / Responsibility

Mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

To abide by laws and regulations and fulfill its responsibility to the comunities and environment for the purpose of maintaining long term sustainability of the business and to be recognized as a good corporate citizen.

1. Kepastian bahwa seluruh organ Perseroan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan Perseroan (by-laws).

2. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perseroan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai

1. Assurance that all the Company’s organs apply prudent Companying principles and comply with laws and regulations, its articles of association and bylaws

2. Fulfillment of social responsibility by having, inter alia, an awareness of the environmental and societal interests of the communities in which the Company operates through an appropriate planning and implementation to address the issues

Independensi / Independence

Mendorong penerapan prinsip GCG yang berkelanjutan dengan melalui kegiatan operasional yang independen dengan kuasa yang seimbang sehingga masing-masing organ Perseroan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

To accelerate the implementation of the GCG principles by operating independently with an appropriate balance of power, in such a manner that no single organ shall dominate the other and that no intervention from other party shall exist.

1. Kepastian bahwa masing-masing organ Perseroan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (confict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.

2. Kepastian bahwa masing-masing organ Perseroan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

for all members of the Board of Directors and the Board of Commissioners as well as the employees that are consistent with the company’s objectives, and have a reward and punishment system

5. Assurance that each organ of the Company and all employees shall uphold to the business ethics and an agreed upon code of conduct in executing its duty and responsibility.










1. Assurance that each of the Company’s organ shall avoid the occurrence of domination by any party, shall not be influenced by any certain interest, avoid conflict of interests and any influence or pressure, so that the decision making can be carried out objectively

2. Assurance that each of the Company’s organ shall exercise its function and duties in accordance with the Articles of Association and rules and regulations, not dominating each other and or shifting the responsibility from one to the other.

Kewajaran dan Kesetaraan / Fairness

Senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dalam menjalankan bisnis.

Always consider the interests of shareholders and other stakeholders based on a fairness principle in conducting business activities.

1. Kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Perseroan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.

2. Perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada Perseroan.

3. Kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

1. Opportunities for stakeholders to give input and opinions in the interest of the Company, and establish access to the Company’s information in accordance with the transparency principle and within the scope of their respective capacities

2. A fair and equitable treatment to stakeholders in accordance with benefit and contribution given to the Company

3. Equal opportunity in recruitment of employees, in career development and for employees to carry out their duty professionally






PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Sebagai wujud implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perseroan telah menetapkan dan mengesahkan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, yang merupakan pedoman kebijakan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan; Board Manual, yang merupakan pedoman dalam bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; Etika Kerja & Etika Bisnis, yang merupakan pedoman perilaku kerja bagi Insan Perseroan dan pedoman bagi Insan Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha Perseroan dengan pihak pemangku kepentingan. Perseroan juga telah menetapkan dan memperbaharui secara terus-menerus prosedur-prosedur operasional dan manual-manual teknis pada seluruh lini organisasi sehingga setiap fungsi organisasi dalam melaksanakan tugasnya berpedoman dan tunduk kepada aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.

As a form of the implementation of Good Corporate Governance, the Company has established and ratified the Corporate Governance Policy, which represents guidelines on the implementation of Corporate Governance; Board Manual, which represents guidelines for the Board of Directors and the Board of Commissioners in carrying out their duties and responsibilities; Work Ethics & Business Ethics, which represents guidelines for every Garuda Indonesia’s individual on the code of conduct and in implementing the Company’s business activities with the stakeholders. The Company has also determined and continuously improved the operational procedures and technical manuals on all lines of the organization so that each function of the organization is being guided by and subject to the rules and policies that have been determined in carrying out its duties.


Bagan Struktur Tata Kelola Perusahaan Per 31 Desember 2015Structure of Corporate Governance As of December 31, 2015

Tata Kelola Perusahaan Garuda IndonesiaGaruda Indonesia

Corporate Governance

Anggaran DasarArticles of Association

Code of Conduct

Piagam Komite AuditAudit Committee Charter

Kebijakan Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance Policies

Board Manual

Manual Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary Manual

Manual dan System Operating Procedure lainnya

Manuals and other System Operating Procedures

Piagam Internal AuditInternal Audit Charter

Kebijakan Dan Komitmen GCG

Sebagaimana dituangkan dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, kebijakan penerapan GCG di Perseroan dirumuskan dan diterapkan berpusat pada penciptaan nilai tambah dan keseimbangan manfaat bagi seluruh kepentingan.

Perseroan juga secara konsisten menggunakan penilai independen untuk mengetahui penerapan praktik terbaik GCG yang berlaku dan senantiasa

Policy And Commitment Of GCGAs set forth in the Corporate Governance Policy, the Company’s GCG implementation policy is formulated and implemented by emphasizing on added value creation and the balanced benefits for all parties.

The Company also consistently uses an independent appraiser to determine the application of the best practices of corporate governance that are applicable






menindaklanjuti rekomendasi penerapan GCG dari penilai independen. Pengkajian dan pengkinian atas kebijakan GCG yang berlaku dilakukan secara berkala dengan mempertimbangkan kesesuaian dan relevansinya dengan kondisi terkini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan juga mempublikasikan dan mensosialisasikan kebijakan pada saluran komunikasi internal untuk memperkuat budaya kepatuhan dan pemberlakuan nilai-nilai dan norma etika di seluruh unit bisnis dan kegiatan operasionalnya.

Tahapan GCG

Perseroan menyadari pentingnya penerapan GCG secara terarah dan terencana. Oleh karena itu, implementasi GCG Perseroan juga berlandaskan pada roadmap GCG yang telah disusun dan disepakati oleh seluruh manajemen Perseroan untuk mencapai GCG Excellence. Adapun roadmap GCG Perseroan disusun sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2016 dengan pembagian tahapan yang terdiri dari “Good Governed Garuda”, “Good Corporate Citizen” serta “Sustainability dan Garuda Group Governance”.

Dua tahapan telah diselesaikan dengan berbagai pencapaian positif Perseroan sampai dengan tahun 2013. Tahapan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik selanjutnya adalah tahap “Sustainability dan Garuda Group Governance”, yang merupakan bagian dari roadmap Tata Kelola Perusahaan yang Baik Perseroan dalam rentang waktu antara tahun 2014 hingga 2016.

Pada tahapan ini, Perseroan senantiasa berupaya untuk mempertahankan pencapaian Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan meningkatkan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam setiap kegiatan usaha dan bisnisnya. Selain itu, fokus pada tahapan ini adalah untuk menerapkan dan membentuk perangkat Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Anak Perusahaan Perseroan sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia Group untuk menjunjung tinggi integritas dan menegakkan budaya bersih dari praktik-praktik anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Diharapkan dalam pelaksanaannya, tahapan ini mampu membawa Garuda Indonesia beserta Anak Perusahaannya secara group senantiasa menerapkan dan menjadi panutan bagi terselenggaranya prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam setiap kegiatan usaha dan bisnisnya.

and to always follow the recommendations of the independent appraisal on the implementation of GCG. The assessment and update of the corporate governance policies are being conducted periodically to consider the suitability and relevancy to current conditions and applicable rules and legislations. The Company also publishes and disseminate policies on internal communication channel to strengthen compliance culture and to enforce of the values and ethical norms in all of its business units and operational activities.

Stages Of GCGThe Company realizes the importance of directed and planned implementation of the GCG. Therefore, the implementation of the Company’s GCG is also based on the GCG roadmap that has been developed and agreed by all of the company’s management in order to achieve GCG Excellence. The Company’s GCG roadmap has been compiled since 2005 to 2016 with the division of the stages consisting of “Good Governed Garuda”, “Good Corporate Ctizen” as well as “Sustainability and Garuda Group Governance”.

Two phases have been completed with various Garuda Indonesia’s positive achievements up to 2013. The next phase of the Good Corporate Governance implementation is the “Sustainability and Garuda Group Governance” stage, which is part of the Garuda Indonesia’s Good Corporate Governance roadmap from 2014 to 2016.

At this phase, the Company continuously strive to maintain the achievement of Good Corporate Governance and to improve the implementation of Good Corporate Goernance in each of its business activity and business. Additionally, the focus at this stage is to apply and to establish Good Corporate Governance apparatus in the Company’s subsidiaries in line with Garuda Indonesia’s Group commitment to uphold the integrity and to enforce a culture that is free from corruption, collusion, and nepotism practices.

Through the implementation, it is expected that this phase would bring the Company and its subsidiaries as a group to always apply and become a role model on the implementation of Good Corporate Governance principles in each of its business activity and business.






2005-2008 Good Garuda Governance

• KomitmenBersamaDireksi,DewanKomisaris, dan Pegawai terhadap GCG

• StrukturdanMekanismeOrganUtama Perseroan

TahunYear

Tahapan GCGGCG Stage GCG Implementation

2009-2010 Good Governed Garuda

IPO Legal Due Diligence

2011-2013 Good Garuda Citizen

• EtikaBisnis&EtikaKerja• AnggaranDasar• BoardManual• SistemPelaporanPelanggaran• ProgramAntiGratifikasi• PengelolaanSistemPelaporan

Pelanggaran• SistemOnlineLaporanGratifikasi• LaporanHartaKekayaan

Penyelenggara Negara (LHKPN)• EnterpriseRiskManagement

(ERM)

2014-2016 Garuda Group Governance

• PenyempurnaanKebijakandanManual

• PenerapanGCGpadaGarudaGroup

• GCGHoldingOrganization• AdoptedGCGRoadmapOJK• PenyempurnaanGCGdiwebGA• GovernanceRiskCompliance

(GRC)

• MutualcommitmentoftheBoardofDirectors, Board of Commissioners, and employees to the GCG

• StructureandtheCompany’sMajorOrganMechanism

IPO Legal Due Diligence

• BusinessEthics&WorkEthics• ArticlesofAssociation• BoardManual• WhistleblowingSystem• AntiGratificationProgram• Whistleblowing System Management

• GratificationReportOnlineSystem• StateWealthReport(LHKPN)

• EnterpriseRiskManagement(ERM)

• Improvement of Policies and Manual• Board of Director Policy Manual• GCG Implementation within Garuda

Indonesia Group• GCG Holding Organization• Adoption of OJK’s GCG Roadmap• GCG Improvement on GA’s web• Governance Risk Compliance (GRC)

Implementasi GCG

Good Garuda Governance

Pada tahap ini, Perseroan berkomitmen untuk mengimplementasikan aspek kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Sikap kepatuhan diyakini menjadi salah satu akar penerapan praktik GCG yang baik. Tahapan ini telah sesuai dengan roadmap GCG yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yaitu Corporate Governance Commitment.

Good Governed Garuda

Merujuk pada kesesuaian dengan roadmap GCG KNKG yaitu Good Governed Company, pada tahap ini Perseroan melakukan proses internalisasi tata nilai dan budaya kerja yang dikenal sebagai “FLY-HI”. Setelah beranjak dari aspek kepatuhan, Perseroan berupaya untuk menyeragamkan tujuan dan persepsi setiap individu, sehingga setiap individu mampu bersikap dan bertingkah laku yang mencerminkan karakter Insan Perseroan

Good Garuda GovernanceIn this phase, the Company is committed in implementing the aspect of compliance with the applicable laws and regulations. Compliance is believed to be one of the foundations of the implementation of GCG practice. This phase is in line with GCG roadmap issued by the National Committee on Corporate Governance (KNKG), namely Corporate Governance Committee.

Good Governed GarudaBased on the conformity with KNKG’s GCG roadmap, namely Good Governed Company, the Company internalizes corporate values and working culture known as “FLY-HI” in this stage. After this stage, the Company seeks to align the objective and perception of each individual, thus each individual is expected to take action that reflects the character of the Company.

PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Implementation






Good Garuda Citizen

Pada tahap ini, Perseroan mewujudkan praktik bisnis yang bersih, beretika, dan bermartabat di semua lapisan organisasi dengan menerbitkan buku Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja beserta Panduan Whistleblowing System (WBS). Sesuai dengan roadmap GCG KNKG yaitu Good Corporate Citizen, tahap ini bertujuan untuk membangun budaya GCG melalui pendekatan pada 3 (tiga) aspek penting yaitu “Leadership, Systems dan Members”

Garuda Group Governance

Pada tahap ini, Perseroan berupaya untuk mendorong pelaksanaan GCG pada Entias Anak menuju sebuah perusahaan yang kokoh dan independen. Tahapan ini difokuskan untuk membentuk dan mengimplementasikan perangkat serta program-program terkait dengan pelaksanaan GCG pada Entitas Anak agar sejalan dengan pelaksanaan GCG pada Entitas Perseroan. Di antaranya adalah pelaksanaan GCG Assessment, pelaksanaan program WBS, dan pelaporan Harta Kekayaan.

Good Garuda CitizenIn this stage, the Company implements clean, ethical, and dignified business practice in all layers of the organization by publishing guidelines on Business Ethics and Working Ethics, as well as the guideline on Whistleblowing System (WBS). According to KNKG’s GCG roadmap, namely Good Corporate Citizen, this stage aims to build GCG culture through an approach that on 3 (three) important aspects namely “Leadership, Systems, and Members”.

Garuda Group GovernanceIn this stage, the Company seeks to encourage the implementation of GCG on its subsidiaries that will bring the Company to be a strong and independent company. This stage is focused on shaping and implementing tools and programs in relation to GCG implementation of its subsidiaries to be in line with the Company’s GCG implementation. Among others are GCG Asessment, WBS program execution, and Wealth Reporting.

PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penetapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perseroan melakukan pengukuran penerapan GCG melalui penilaian (assessment) penerapan GCG yang dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun dan evaluasi (review) yang dilakukan sendiri (self-asssessment) untuk mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG di Perseroan yang dilakukan tahun berikutnya.

As part of its commitment to comply with the Minister of SOE Regulation No. PER-01/MBU/2011 as amended by the Regulation of the Minister of SOE No. PER-09/MBU/2012 dated July 6, 2012 regarding the Implementation of Good Corporate Governance on State Owned Enterprises, the Company has measured GCG implementation through GCG assessment that is carried out periodically every 2 (two) years, and self-assessment evaluation (review) to determine follow-up and GCG initiatives that will be applied the following year.







Adapun tujuan penilaian/evaluasi penerapan GCG oleh Perseroan adalah:1. Mengukur kualitas penerapan GCG di BUMN melalui

penilaian/evaluasi tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang diterapkan di BUMN melalui pemberian skor/nilai atas penerapan GCG dan kategori kualitas penerapan GCG-nya;

2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG di BUMN serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi celah (gap) antara kriteria GCG dengan penerapan GCG di BUMN yng bersangkutan; dan

3. Memantau konsistensi penerapan GCG di BUMN dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan corporate governance di lingkungan BUMN.

Pada tahun 2015, pelaksanaan penilaian (assessment) atas penerapan GCG oleh Perseroan dilakukan dengan mengacu pada keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Paramerter penilaian dan evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara yang meliputi 6 (enam) aspek pokok pengukuran sebagai berikut:• Komitmenterhadappenerapantatakelola

perusahaan yang baik secara berkelanjutan• PemegangsahamdanRUPS/pemilikmodal• DewanKomisaris/DewanPengawas• Direksi• Pengungkapaninformasidantransparansi• Aspeklainnya

Penilaian atas penerapan GCG di Perseroan dilaksanakan sebagai wujud komitmen untuk melakukan langkah perbaikan dan pemutakhiran struktural maupun operasional dalam rangka menciptakan kinerja usaha yang tidak hanya berkualitas tapi juga mendukung perkembangan usaha yang sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika bisnis, dan praktik bisnis terbaik.

KRITERIA PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Penilaian (assessment) dan evaluasi (review) atas penerapan GCG dilakukan dengan mengacu kepada Indikator/Parameter GCG yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara BUMN melalui Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-

The purpose of the assessment/evaluation of GCG implementation by the Company is:1. To measure the quality of GCG implementation

on State Owned Enterprises through assessment/evaluation of the level of compliance of the GCG criterias with the real condition that are being implemented in SOEs through the provision of scores and category;

2. To identify the strengths and weaknesses of GCG implementation on SOEs as well as to propose recommendations for improvement to reduce the gap between the GCG criterias with the GCG implementation on relevant SOE;

3. To monitor the consistent of GCG implementation on SOEs and obtain feedbacks for improvement and development on corporate governance policies in SOEs.

In 2015, the Company’s GCG assessment of the implementation was carried out in correspondence to the Decree of the Secretary of the Ministry of SOE No. SK-16/S.MBU/2012 on Indicators/ Parameters of Assessment and Evaluation on the Implementation of Good Corporate Governance at the State Owned Enterprises which include 6 (six) measurements of the following key aspects:

• Commitmenttotheimplementationofgoodcorporate governance on an ongoing basis

• ShareholdersandGMS/Investors• BoardofCommissioners/SupervisoryBoard• BoardofDirectors• Disclosureofinformationandtransparency• Otheraspects

The assessment of GCG implementation in the Company was held as a form of commitment to take on improvement measures and structural as well as operational update in order to create quality business performance and also to support business development that is in line with the prevailing legislations, business ethics and good business practices.

CORPORATE GOVERNANCE ASSESSMENT CRITERIAAssessment and review of the GCG implementation was carried out by referring to the Indicators/Parameters of GCG as stipulated by the Secretary to the Minister of SOE by virtue of Decision Letter of the Secretary of the Minister of SOE No. SK-

PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance Assessment






16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Indikator dan parameter penilaian tersebut dijabarkan dari beberapa aspek dan memiliki bobot sebagai berikut:

16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012 concerning the Indicators/Parameters of the Assessment and Evaluation on the Implementation of Good Corporate Governance in State Owned Enterprises. The assessment indicators and parameters are elaborated on several aspects and are being weighted as follow:

Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan

Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

Direksi

Pengungkapan Informasi dan Transparansi

Aspek Lainnya

Skor Keseluruhan

Aspek PengujianAssessment Aspect

BobotPoint

Commitment to Sustainable Corporate Governance Implementation

Shareholders and GMS/Investors

Board of Commissioners/Supervisory Board

Board of Directors

Disclosure of Information and Transparency

Other Aspects

Total Score

7,00

9,00

35,00

35,00

9,00

5,00

100,00

METODE PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Penilaian/evaluasi GCG oleh Perseroan dilakukan dengan mengacu kepada indikator dan parameter dalam SK-16/S.MBU/2012 dan dilaksanakan dengan melalui empat tahapan yakni (1) mempelajari dan memahami aspek/indikator/parameter; dan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya (2) menyusun analisis kecukupan pelaksanaan GCG; (3) mengambil kesimpulan melalui penetapan tingkat pemenuhan setiap parameter/sub-indikator beserta penjelasannya dengan berpedoman pada Faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya; dan menyusun hasil akhir penilaian/evaluasi.

Metode pendekatan yang digunakan oleh Perseroan dalam penilaian dan evaluasi atas penerapan GCG dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu review dokumen, wawancara, dan kuesioner.

PIHAK YANG MENILAI

Pelaksanaan self assessment GCG untuk tahun buku 2014 dilaksanakan oleh Perseroan dengan asistensi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sedangkan penilaian (assessment) GCG tahun

CORPORATE GOVERNANCE ASSESSMENT METHODGCG assessment/evaluation was carried out based on the indicators and parameters stated in SK-16/S.MBU/2012 and was implemented through four phases namely (1) to study and understand the aspects/indicators/parameters; and the factors that are being tested for the application suitability (2) to prepare analysis of the GCG implementation adequacy; (3) to conclude through the establishment of compliance level of every parameter/sub-indicator including the explanations based on the factors that are tested for the application suitability; and to constitute the final assessment/evaluation.

The methods that were used by the Company in the assessment and evaluation of GCG implementation were conducted in several stages namely documents review, interviews, and questionnaires.

CORPORATE GOVERNANCE ASSESSORThe GCG self-assessment for 2014 financial year was carried out with the assistance of the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP). Whereas, the assessment for 2015 financial year was conducted






buku 2015 dilakukan oleh penilai independen yang diperoleh dari proses pengadaan, yaitu Mitra Utama Indojasa (MUC Consulting).

HASIL PENILAIAN

Pada tahun 2015, Perseroan telah melaksanakan penilaian GCG untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2014 dengan melakukan self-assessment dengan asistensi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Selanjutnya, Perseroan juga melaksanakan penilaian pada tahun 2016 untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2015 yang dilakukan oleh MUC Consulting. Penilaian dilakukan dengan mengacu kepada Indikator/Parameter GCG yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara BUMN melalui Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara.

Hasil assessment atas penerapan GCG Perseroan tahun buku 2015 adalah sebagai berikut.

by an independent appraiser hired through the procurement process, namely Mitra Utama Indojasa (MUC Consulting).

ASSESSMENT RESULTSIn 2015, the Company had performed its GCG implementation for the financial year ending in December 31, 2014 by performing self-assessment with the assistance of the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP). Next, the Company also conduct assessment in 2016 for financial year that ended on December 31, 2015 with MUC Consulting as assesor. The assessment was conducted by referring to the GCG Indicators/Parameters set by the Secretary of the Minister of SOEs by Decree by virtue of Decission Letter of the Secretary to the Minister of SOE No. SK-16/S.MBU/2012 dated 6 June 2012 concerning the Indicators/Parameters of the Assessment and Evaluation of Good Corporate Governance (GCG) in State Owned Enterprises.

Assessment result of the Company’s GCG implementation in financial year 2015 was as follows:

Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan

Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

Direksi

Pengungkapan Informasi dan Transparansi

Aspek Lainnya

Skor Keseluruhan

Aspek PengujianAssessment Aspect

BobotPoint

Commitment to Sustainable Corporate Governance Implementation

Shareholders and GMS/Investors

Board of Commissioners/Supervisory Board

Board of Directors

Disclosure of Information and Transparency

Other Aspects

Total Score

7,000

9,000

35,000

35,000

9,000

5,000

100,000

NilaiScore

% Pencapaian% Achievement

Capaian Tahun 2014Achievement in 2014

6,398

8,337

30,967

32,524

8,142

5,000

91,367

91,395

92,631

88,478

92,925

90,462

100,000

91,367

Kualifikasi Kualitas Penerapan GCGGCG Implementation Quality Qualification

Sangat BaikExcellent

NilaiScore

% Pencapaian% Achievement

Capaian Tahun 2015Achievement in 2015

6,600

8,834

31,104

33,088

7,985

5,000

92,611

94,292

98,158

88,867

94,537

88,721

100,000

92,611

Sangat BaikExcellent

PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance Assessment






Ke depannya, Perseroan akan senantiasa melakukan peningkatan penerapan GCG di seluruh sendi usahanya melalui beberapa peningkatan operasional untuk mendukung pengelolaan Perusahaan yang sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, pengoptimalan fungsi Komite-komite pendukung Tugas Dewan Komisaris dan Direksi, perluasan internalisasi Pakta Integritas ke seluruh insan Perseroan, pengembangan sistem fraud risk management yang diikuti assessment berkala dan pembentukan Komite Pemantau Risiko, serta penerapan kebijakan sumber daya manusia dan intensifikasi pelaksanaan keselamatan, kesehatan kerja dan pengelolaan lingkungan.

HASIL PENILAIAN LAINNYA

ASEAN GCG Scorecard

GCG Asean Scorecard merupakan inisiatif dari ASEAN Capital Market Forum (ACMF) untuk melakukan penilaian penerapan GCG dengan mengacu pada prinsip-prinsip GCG yang dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), yaitu mencakup:1. Hak-hak Pemegang Saham/Rights of Shareholders2. Perlakuan yang setara terhadap Pemegang Saham3. Peran Pemangku Kepentingan 4. Pengungkapan dan Transparansi 5. Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi

Terdapat 2 (dua) level penilaian dalam ASEAN GCG Scorecard. Level 1 penilaian berada pada aspek hak-hak pemegang saham, kesetaraan perlakuan untuk pemegang saham, peran pemegang saham, pengungkapan dan transparansi, serta tanggung jawab Manajemen. Level 2 berada pada aspek tantiem dan penalti. Tantiem akan diberikan kepada perusahaan yang mempraktikkan GCG melebihi standar minimum dan penalti berupa pengurangan skor diberikan pada perusahaan yang mempraktikkan bad governance. Jumlah total parameter pada level 1 sebanyak 196 dan untuk level 2 sebanyak 9 parameter.

Scorecard ini telah digunakan untuk menilai praktek GCG perusahaan terbuka di negara ASEAN lainnya seperti Filipina, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. The Indonesian Institute for Corporate

Going forward, the Company will continue to improve its GCG implementation on all of its business aspects through series of operational improvements to support company management that is in accordance to the Good Corporate Governance, optimization of the functions of the Committees under the Board of Commissioners and the Board of Directors, further internalization of the Integrity Pact to all individuals within the Company, development of the fraud risk management system followed by periodic assessment and establishment of the Risk Oversight Committee, as well as the implementation of human resources policies and intensification on work safety, health and environmental management implementation.

OTHER ASSESSMENT RESULTS

ASEAN GCG ScorecardThe ASEAN GCG Scorecard is an initiative of the ASEAN Capital Market Forum (ACMF) to assess the GCG implementation by referring to GCG principles that are developed by the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), which includes:

1. Rights of the Shareholders2. Equitable Treatment of Shareholders3. Role of Stakeholders4. Disclosure and Transparency5. Responsibilities of the Board

There are 2 (two) levels of assessment within the ASEAN GCG Scorecard. Level 1 assesses the aspects of rights of shareholders, equitable treatment of shareholders, role of stakeholders, disclosure and transparency, and the responsibilities of the boards. Level 2 assesses the aspects of bonus and penalty. Bonus will be given for companies who practice GCG beyond the minimum standard and score penalty will be given for companies who practice bad governance. Total parameter for level 1 are 196 and for level 2 are 9 parameters.

The scorecard has been used to assess the GCG practice of public companies in other ASEAN countries such as the Philippine, Singapore, Thailand, Malaysia, and Vietnam. The Indonesian Institute for Corporate






Directorship (IICD) merupakan lembaga independen yang menilai praktik GCG pada perusahaan publik di Indonesia dengan menggunakan ASEAN GCG Scorecard.

Adapun hasil penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard bagi Perseroan adalah perolehan award untuk kategori Best Rights of Shareholders dengan skor 72,29.

Directorship (IICD) is an independent institution that assesses GCG practices in public companies in Indonesia by using the ASEAN GCG Scorecard.

Garuda Indonesia’s result of the ASEAN Corporate Governance Scorecard is the acquisition of Best Rights Shareholders category award with a score of 72.29.

REALISASI PROGRAM TATA KELOLA PERUSAHAAN TAHUN 2015

Pada tahun 2015, Perseroan melakukan sejumlah langkah strategis sebagai wujud implementasi program GCG yang telah direncanakan sebagai berikut:1. Penyempurnaan Pengungkapan GCG pada Situs

Perseroan2. Pelaksanaan Self Assessment GCG3. Pembaharuan Etika Bisnis dan Etika Kerja4. Pembaharuan Ketentuan Program WBS5. Penerapan Program-Program GCG pada Anak

Perusahaan Perseroan

In 2015, the Company had taken strategic measures as part of the GCG program implementation which had been planned as follow:1. Improvement of GCG Disclosures on the Company’s

website2. Execution of GCG Self Assessment3. Renewal of Business Ethics and Working Ethics4. Renewal of the WBS Program Provisions5. Implementation of the GCG Programs on the

Company’s subsidiaries

Realization Of 2015 GCG Program

RENCANA TATA KELOLA PERUSAHAAN TAHUN 2016

Dalam rangka meningkatkan penerapan GCG pada tahun 2016, Perseroan telah menyusun dan menyiapkan sejumlah rencana kerja terkait penerapan GCG sebagai berikut:1. Pembaharuan Board Manual2. Pembaharuan Ketentuan Pengendalian Gratifikasi3. Pelaksanaan Assessment GCG4. Penyusunan ketentuan Benturan Kepentingan5. Penerapan program-program GCG pada Anak

Perusahaan Perseroan

In order to improve GCG implementation in 2016, the Company has developed and organized a set of working plan in relation to the implementation of GCG as follows:1. Renewal of the Board Manual2. Renewal of the Gratification Control Provisions3. GCG Assessment Implementation4. Formation of the Conflict of Interest Provisions5. Implementation of GCG Programs on the Company’s

subsidiaries

2016 GCG Plan






STRUKTUR TATA KELOLA PERSEROANGood Corporate Governance Structure

Merujuk pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, struktur organ utama GCG Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Organ Perseroan tersebut memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Selain itu, Perseroan juga telah membentuk organ-organ pendukung GCG di bawah Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko, dan Sekretaris Dewan Komisaris serta organ pendukung GCG di bawah Direksi yang terdiri dari Sekretaris Perusahaan dan Satuan Pengawas Internal (SPI).

Dalam pelaksanaannya, masing-masing organ Perseroan tersebut menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya secara independen untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan lain yang berlaku.

Referring to Law No. 40 of 2007 regarding Limited Liability Company, the Company’s GCG main organ structure consists of General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors. The Company’s organ plays a key role in the success of GCG implementation. Additionally, the Company has also established supporting GCG organs under the Commissioners, namely the Audit Committee, Business Development and Risk Oversight Committee, and Secretary to the Board of Commissioners as well as supporting GCG organs under the Board of Directors consisting of the Corporate Secretary and the Internal Audit Unit (IAU).

Each of the Company’s organ performs its duties, functions and responsibilities independently in the interest of the Company in accordance with the statutory provisions, the Articles of Association and other applicable provisions.

Bagan Struktur Tata Kelola Perusahaan Per 31 Desember 2015Corporate Governance Structure as of Desember 31, 2015

Pemegang SahamShareholders

Komite-KomiteCommittees


Corporate Secretary

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

DireksiBoard of Directors

Audit InternalInternal Audit

Departemen Lainnya

Other Functional Department

Manajemen Risiko

Risk Management

Manajer SeniorSenior Managers

ManajerManagers

Staf / KaryawanStaff / Employees






RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAMGeneral Meeting Of Shareholders

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi sebagai Organ Perseroan dan memiliki wewenang yang tidak dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Sesuai Anggaran Dasar (AD) Perseroan, wewenang tersebut antara lain termasuk mengambil keputusan terkait perubahan Anggaran Dasar Perseroan, mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan hal-hal lain terkait penggabungan, peleburan, pengambilalihan, kepailitan, dan pembubaran Perseroan.

Rapat Umum Pemegang Saham berhak memperoleh seluruh informasi tentang jalannya Perseroan dan meminta pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris dan Direksi atas pengelolaan Perseroan.

1. RUPS Perseroan terdiri dari:a. RUPS Tahunanb. RUPS Luar Biasa.

2. RUPS Tahunan diadakan tiap-tiap tahun untuk menyetujui diantaranya Laporan Tahunan, penggunaan laba, atau penetapan Kantor Akuntan Publik.

3. RUPS Tahunan mengenai laporan tahunan diadakan paling lambat enam bulan setelah tahun penutupan buku yang bersangkutan.

4. RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu sesuai dengan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.

Wewenang RUPS

1. Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris.

2. Menetapkan Kantor Akuntan Publik berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris.

3. Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi.

4. Menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi.

5. Wewenang lainnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.

PELAKSANAAN RUPS

Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, RUPS dalam Perseroan adalah RUPS Tahunan (“RUPST”) dan RUPS Luar Biasa (“RUPSLB”).

General Meeting of Shareholders (GMS) represents the highest authority within the Company’s management structure and has the authority that is not owned by the Board of Commissioners and the Board of Directors. Based on the Company’s Articles of Association, the authorities include taking decisions in relation to the amendments of the Company’s Articles of Association, the appointment and dismissal of members of the Board of Directors and the Board of Commissioners, the decision on the roles and responsibilities of the management of the Directors and other matters in relation to mergers, consolidations, acquisitions, and dissolutions of the Company.

The General Meeting of Shareholders is entitled to obtain all information regarding the course of the Company and to have the Board of Commissioners and the Board of Directors being held accountable on the Company’s management. 1. The Company’s GMS consists of:

a. Annual GMS (AGMS)b. Extraordinary GMS (EGMS)

2. AGM is held every year to approve the Annual Report, the utilization of profits, or the appointment of Public Accounting Firm.

3. AGM regarding the annual report is to be held no later than six months after the closing of the book in question

4. Extraordinary GMS can be held at any time in accordance with the needs for the Company’s interests.

Authority of the GMS1. To appoint and discharge members of the Board of

Directors and the Board of Commissioners2. To appoint a Public Accounting Firm based on the

proposals of the Board of Commissioners.3. To determine the remunerations of the Board of

Commissioners and the Board of Directors.4. To establish the roles and responsibilities of

members of the Board of Directors5. Other authorities as stipulated in the Articles of

Association and the legislation.

HOLDING OF GMSAccording to the Company’s Articles of Association, the Company’s General Meetings of Shareholders (GMS) consists of Annual GMS and Extraordinary GMS.






RUPS Tahunan (RUPST)

RUPST diselenggarakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah akhir tahun buku. Selama rapat berlangsung, para Pemegang Saham membahas agenda yang telah ditetapkan dan hal lain yang memerlukan persetujuan RUPS untuk kepentingan Perseroan dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

RUPS Luar Biasa (RUPSLB)

RUPSLB dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. Penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan atas permintaan 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

Rencana dan Penyelenggaraan RUPS

RUPST dan RUPSLB diselenggarakan dengan didahului perencanaan yang matang dan tetap mematuhi panduan prosedur sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan RUPS yang menggantikan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-60/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham yang sudah tidak berlaku. Dalam peraturan tersebut, penyelenggaran RUPS oleh Perseroan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pemberitahuan penyelenggaraan RUPS, pengumuman RUPS, pemanggilan RUPS, dan penyelenggaraan RUPS.

Perseroan telah mematuhi prosedur RUPS terkini dan menyelenggarakan RUPS dengan tahapan berikut:

1. Perseroan menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) perihal rencana penyelenggaraan RUPS selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum pengumuman RUPS, dengan tanpa memperhitungkan tanggal pengumuman RUPS

2. Perseroan melakukan pengumuman RUPS kepada para pemegang saham melalui surat kabar berperedaran nasional, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs web Perseroan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan pemanggilan RUPS

3. Perseroan melakukan pemanggillan RUPS melalui surat kabar berperedaran nasional, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs web Perseroan paling

Annual GMS The Annual General Meeting of Shareholders is to be held no later than 6 (six) months after the end of the financial year. During the meeting, the shareholders discuss the preset agenda and other matters that require the approval of the GMS on the interest of the Company with regard to the Company’s Articles of Association.

Extraordinary GMSExtraordinary General Meeting of Shareholders can be held at any time in accordance with the needs of the Company’s interests. The execution of the GMS can be held at the request of 1 (one) or more shareholders who together present 1/10 (one tenth) or more of the total voting rights shares.

GMS Plan and ImplementationAnnual and Extraordinary GMS are organized through careful planning and compliance with the procedures as stipulated in the Articles of Association and the Financial Services Authority Regulation No. 32/POJK.04/2014 dated December 8, 2014 concerning Plan and Convening of the General Meeting of Shareholders which replaces the terminated Decisions of the Chairman of the Indonesian Capital Market Regulatory Authority No: KEP-60/PM/1996 dated January 17, 1996 concerning the Plan and Execution of te General Meeting of Shareholders. In the regulation, the Company’s GMS holding consists of several stages ranging from the notification of the organization of GMS, the GMS announcement, the GMS invitation, and the establishment of GMS. The Company has complied with the latest GMS procedures and organized the GMS based on the following procedures:1. The Company notifies the plan to hold GMS to the

Financial Services Authority (OJK) no later than 5 (five) working days prior to the announcement of the GMS, without taking into account the announcement date.

2. The Company announces the plan of GMS to the shareholders through national newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website no later than 14 (fourteen) days before the GMS invitation without taking into account the date of the announcement and the date of the invitation.

3. The Company carries out the GMS plan through national newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website no later than 21 (twenty one)






lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS

4. Perseroan mennyampaikan bukti pengumuman dan pemanggilan RUPS kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah penerbitan pengumuman dan pemanggilan tersebut

5. Perseroan mengumumkan ringkasan risalah RUPS melalui surat kabar berperedaran nasional, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs web Perseroan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah RUPS dan menyampaikan bukti pengumumannya kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diumumkan.

Pemungutan Suara

Sesuai dengan Pasal 25 ayat 14 Anggaran Dasar Perseroan, tata cara pemungutan suara yang dilakukan dalam pelaksanaan RUPS adalah secara lisan kecuali apabila Pimpinan Rapat menentukan lain. Pemungutan suara secara lisan dilakukan dengan “Mengangkat Tangan” dengan prosedur sebagai berikut:a. Mereka yang memberikan suara tidak setuju akan

diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu suaranya.

b. Mereka yang tidak memberikan suara (abstain) diminta untuk mengangkat tangan dan menyerahkan kartu suaranya.1. Sesuai dengan Pasal 25 ayat 12 Anggaran Dasar

Perseroan, suara abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas Pemegang Saham yang mengeluarkan suara.

2. Selanjutnya jumlah suara yang tidak setuju akan diperhitungkan dengan suara yang sah dan selisihnya merupakan jumlah suara yang setuju.

Apabila terdapat peserta rapat yang kehadirannya telah diperhitungkan dalam menentukan kuorum, namun tidak berada di ruangan rapat pada saat pemungutan suara dilakukan, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui segala keputusan yang diambil dalam rapat. Perseroan memberikan hak yang setara kepada seluruh pemegang saham, tanpa membedakan jumlah, jenis, dan kelas saham yang dimiliki.

RUPS dipimpin oleh salah satu anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris dan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia. RUPS dimulai dengan terlebih dahulu membacakan tata tertib RUPS. Pada pembukaan RUPS, Pimpinan RUPS

days before the GMS without taking into account the date of the invitation and the date of GMS.

4. The Company presents their evidence of GMS announcement and invitation to the FSA no latter than 2 (two) working days after the publication of the announcement and the invitation.

5. The Company publishes the summary of the GMS minutes through national newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website no later than 2 (two) working days after the GMS and submit the announcement evidence to the FSA no later than 2 (two) working days after the publication.

VotingAccording to Article 25 paragraph 14 of the Company’s Articles of Association, voting procedures at the GMS is conducted orally, unless the Chairman determines otherwise. The oral voting procedures are conducted on a “Show of Hands” with the following procedures:

a. Those who opposed the motion are required to show their hand over the voting card.

b. Those who abstain from voting are required to show their hands and hand over the voting card.

1. According to Article 25 paragraph 12 of the Company’s Articles of Association, an abstain vote counts as the majority vote of the shareholders who cast their vote.

2. Furthermore, the number of “Against” vote is calculated on the basis of valid notes, and the difference represents the number of “Yes” votes.

If there is a meeting participant whose presence has been taken into account to establish the meeting quorum, but is unable to attend the meeting at the time of the voting procedure, thus the said participant is assumed to be in agreement with all the decisions taken during the meeting. The Company grants equal voting rights to all of its shareholders, regardless of the number, type, and the class of shares owned.

The GMS is led by one of the members of the Board of Commissioners appointed by the Board of Commissioners and is being held in the Indonesian language. The GMS begins by first reciting the code of conduct of the GMS. At the opening of the GMS, the







akan menyampaikan kondisi Perseroan mekanisme pengambilan keputusan untuk mata acara rapat dan prosedur untuk menggunakan hak suara pemegang saham dalam mengajukan pertanyaan dan/atau komentar.

Pada akhir pembahasan setiap mata acara RUPS, Pimpinan RUPS memberikan kesempatan kepada pemegang saham atau kuasanya untuk mengajukan pertanyaan/ tanggapan dan/atau usulan pada setiap agenda rapat. Pimpinan RUPS atau Direktur yang ditunjuk oleh ketua rapat, menjawab atau menanggapi pertanyaan/ catatan pemegang saham yang hadir.

Setelah semua pertanyaan dijawab dan ditanggapi selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan akan dilaksanakan melalui pemungutan suara. Pemungutan suara diselenggarakan secara lisan dan hanya pemegang saham atau kuasanya yang sah yang berhak untuk mengeluarkan suara. Setiap satu saham memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara. Perseroan telah menunjuk pihak independen yaitu Notaris dalam melakukan penghitungan dan/atau memvalidasi suara dan membuat risalah rapat RUPS.

Pada tahun 2015, Perseroan telah melaksanakan RUPS sebanyak 2 (dua) kali, yaitu RUPS Tahunan Tahun Buku 2014 dan RUPS Luar Biasa, yang mana keduanya diselenggarakan pada tanggal 15 Mei 2015.

GMS Leader will deliver the Company’s guidelines on the decision-making mechanism for the meeting agenda and the procedures to use the shareholder’s voting rights in proposing questions and/or comments.

At the end of the discussions of each GMS’ agenda item, the GMS Chairman provides an opportunity to the shareholders or their proxies to submit questions/comments and/or suggestions on each meeting agenda. The GMS Chairman or the Board of Director appointed by the chairman of the meeting, answers or responds to the questions/notes of the shareholders who are present.

Once all questions have been answered and responded, a deliberation and consensus decision is subsequently made. In the event that a consensus decision is not reached, the decision will be implemented through a voting process. Voting is held orally and only shareholders or their proxies delegates are entitled to make a vote. Each share entitles its holder to case one vote. The Company has appointed an independent party which is the Notary in calculating and/or validating the votes and to make the minutes of meetings of the GMS.

In 2015, Garuda Indonesia had conducted 2 (two) GMS, which was the 2014 Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders, both of which were held on 15 May 2015.






Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 09.00 WIB di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Cengkareng

Dipimpin oleh Jusman Syafii Djamal selaku Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen berdasarkan penunjukkan oleh Dewan Komisaris Perseroan

AGM was held on May 15, 2015 at 09.00am Indonesian Western Standard Time (WIB) at the Auditorium of Garuda Indonesia’s Management Building, Cengkareng.

The GMS was led by Jusman Syafii Djamal as the President Commissioner as well as the Independent Commissioner based on the appointment of the Company’s Board of Commissioners.

Rapat Umum Pemegang Saham TahunanAnnual General Meeting of Shareholders

Penyampaian Rencana Penyelenggaraan RUPST kepada OJK melalui surat Perseroan Nomor GARUDA/JKTDF/20114/15 tanggal 25 Maret 2015, Nomor GARUDA/JKTDF/20121/15 tanggal 30 Maret 2015, dan Nomor GARUDA/JKTDF/20127/15 tanggal 31 Maret 2015

Submission of AGM Plan to the Financial Services Authority through Company’s letter No. GARUDA/JKTDF/20114/15 dated March 25, 2015, No. GARUDA/JKTDF/20121/15 dated March 30, 2015, and No. GARUDA/JKTDF/20127/15 dated March 31, 2015

Pemberitahuan pada Regulator

Notice to the Regulators

Pengumuman RUPSTAGM Announcement

Pemanggilan RUPSTAGM Invitation

Penyelenggaraan RUPST

AGM Execution

Hasil RUPSTAGM Result

Pengumuman RUPST pada tanggal 8 April 2015 melalui iklan di surat kabar harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs Perseroan

AGM Announcement on April 8, 2015 through an advertisement in Bisnis Indonesia and Investor’s Daily newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website.

Pemanggilan RUPST pada tanggal 23 April 2015 melalui iklan di surat kabar harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs Perseroan

AGM Invitation on April 23, 2015 through an advertisement in Bisnis Indonesia and Investor’s Daily newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website.

Pengumuman hasil RUPST pada tanggal 18 Mei 2015 melalui iklan di surat kabar harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs Perseroan

Announcement of AGM Results on May 18, 2015 thorugh an advertisement in Bisnis Indonesia and Investor’s Daily newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website.







1.

No.Mata AcaraAgenda Item

KeputusanDecisions

Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2014 termasuk di dalamnya Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014

Approval and ratification of the Company’s 2014 Annual Report, including the Company’s Financial Statements and the Financial Statements of the Partnership Program and Community Development as well as Report on the Implementation of Supervisory Duties of the Board of Commissioners for the year ended December 31, 2014.

1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan selama Tahun Buku 2014 termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun Buku 2014.a. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku

yang berakhir pada 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi (Delloitte) sebagaimana termuat dalam laporannya No. GA115 0149 GIA FAN tanggal 18 Maret 2015 dengan pendapat Wajar dalam semua hal yang material, sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2014 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana atau tidak melanggar ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku dan tercermin di dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan.

b. Menyetujui penyajian kembali (restatement) Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 dan 2012 sebagaimana yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Rekan (Delloitte) sebagaimana termuat dalam laporannya No. GA115 0149 GIA FAN tanggal 18 Maret 2015.

2. Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang disusun berdasarkan Laporan Keuangan PKBL yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi (Deloitte) sebagaimana dimuat dalam laporannya Nomor GA 115 0495 PKBLGIA FAN tanggal 28 April 2015 sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2014, sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana atau tidak melanggar ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku dan tercermin di dalam Laporan tersebut.

1. Approved of the Company’s 2014 Annual Report including the Report on the Implementation of Supervisory Duties of the Board of Commissioners for Financial Year 2014.a. Ratified the Company’s Financial Statements for the financial

year ending in December 31, 2014, which have been audited by Public Accounting Firm of Osman Bing Satrio & Associates (Deloitte) as stated in the report No. GA115 0149 GIA FAN dated 18 March 2015 with unqualified opinion in all material aspects, while providing full release and discharge (acquit de charge) to the Board of Directors and Board of Commissioners for the management and supervisory actions that have been taken in Financial Year 2014 to the extent that such actions do not represent criminal actions or violate the provisions and procedures of the applicable laws and are reflected in the Company’s Annual Report and the Financial Statements.

b. Approved the restatement of the Company’s Financial Statements for Financial Year 2013 and 2012 which have been audited by Public Accounting Firm of Osman Bing Satrio & Associates, member of Deloitte Touche Tohmatsu as stated in the report No. GA115 0149 GIA FAN dated March 18, 2015.







KeputusanDecisions

2. Ratified the Partnership Program and Community Development Annual Report for Financial Year ending in December 31, 2014 as compiled based on PKBL’s Financial Statements which have been audited by Public Accounting Firm of Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) as stated in the report No. GA 115 0495 PKBLGIA FAN dated April 28, 2015 while providing full release and discharge (acquit de charge) to the Board of Directors and Board of Commissioners for PKBL management and supervisions for the Financial Year ending in 31 December 2014, to the extent that such actions do not represent criminal actions or violate the provisions and procedures of the applicable laws and are reflected in the Report.

2. Penetapan remunerasi untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2015

Determination of the remuneration for the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners for Financial Year 2015.

Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2014 serta menetapkan gaji, honorarium, tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2015.

Delegation of authority to the Board of Commissioners by obtaining prior approval from the series A Dwiwarna shareholders to determine the amount of tantiem of the Board of Directors and the Board of Commissioners for Financial Year 2014 as well as to determine the salary, honorarium, remuneration and benefits for the Board of Directors and the Board of Commissioners for Financial Year 2015.

3. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik

(KAP) untuk mengaudit Laporan

Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015

dan Laporan Keuangan Pelaksanaan

Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan Perseroan Tahun Buku

2015

The appointment of Public Accounting

Firm to audit the Company’s Financial

statements for Financial Year 2015

and the Partnership Program and

Community Development Financial

Statements for Financial Year 2015

1. Menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang akan berakhir pada 31 Desember 2015 dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2015;

2. Melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran imbalan jasa audit dan persyaratan penunjukkan lainnya yang wajar bagi KAP tersebut, serta menetapkan KAP pengganti dalam hal KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) karena sebab apapun tidak dapat melaksanakan audit atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

1. Appointed of Public Accounting Firm of Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) to audit the Company’s Financial Statements for Financial Year ending in December 31, 2015 and the Partnership Program and Community Development Financial Statements for Financial Year ending in December 31, 2015.

2. Delegation of authority to the Board of Commissioners to determine the reasonable amount of audit fees and other terms and conditions for the Public Accounting Firm, as well as to appoint a replacement of the Public Accounting Firm in case Public Accounting Firm of Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) for any reasons is unable to peform the audit of the Company’s Financial Statements and the Partnership Program and Community Development Financial Statements for the year ending in December 31, 2015.








KeputusanDecisions

4. Pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan Program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP)

Delegation of Authority to the Board of Commissioners to increase the amount of issued and paid-up capital of the Company in conjunction with the implementation of the Management and Employees Stock Option Plan (MESOP)

Menyetujui Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk Melaksanakan Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan dalam rangka Pelaksanaan Program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP).

Approved the Delegation of Authority to the Board of Commissioners in Increasing the amount of Issued and Paid-up Capital of the Company in conjunction with the implementation of the Management and Employees Stock Option Plan (MESOP).

5. Perubahan Anggaran Dasar

Amendments of the Articles of Association

1. Menyetujui perubahan dan penyajian kembali seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014.

2. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan dalam akta pernyataan keputusan Rapat tersendiri dalam rangka perubahan Anggaran Dasar ini (akta otentik) serta melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk memperoleh pengesahan atas perubahan Anggaran Dasar ini.

1. Approved the amendment and the restatement of all of the Company’s Articles of Association in complying with the Financial Services Authority Regulations No. 32/POJK.04/2014 and No. 33/POJK.04/2014.

2. Authorized the Company’s Board of Directors to declare in the deed of declaration of the meeting decisions of its own in order to change the Articles of Association (the authentic act) as well as to do all necessary actions to obtain the endorsement of the amendments of the Articles of Association.

6. Laporan Penggunaan Dana Penawaran Umum Saham Perdana dan Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Report on the Use of Fund from the Initial Public Offering (IPO) and from the Rights Issue with Preemptive Rights (HMETD)

-







KeputusanDecisions

7. Perubahan Susunan Pengurus Perseroan

Changes in the Composition of the Company’s Management

1. Mengangkat Saudara Nicodemus Panarung Lampe sebagai Direktur, dengan masa jabatan terhitung sejak tanggal penutupan RUPS Tahunan ini sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang kelima setelah tanggal pengangkatannya, namun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan yang bersangkutan sewaktu-waktu.

Dengan demikian susunan Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menjadi:a. Saudara M. Arif Wibowo sebagai Direktur Utama;b. Saudara Novianto Herupratomo sebagai Direktur;c. Saudara Heriyanto Agung Putra sebagai Direktur;d. Saudara Iwan Joeniarto sebagai Direktur;e. Saudara I.G.N. Askhara Danadiputra sebagai Direktur Independen;f. Saudari Handayani sebagai Direktur;g. Saudara Nicodemus Panarung Lampe sebagai Direktur.

2. Pembagian tugas dan wewenang selanjutnya bagi setiap anggota Direksi beserta penetapan nomenklatur bagi setiap anggota Direksi di luar Direktur Utama ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

3. Memberi kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., untuk menyatakan kembali keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dalam akta notaris dan selanjutnya memberitahukan perubahan susunan anggota Direksi tersebut kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

1. Appointed of Nicodemus Panarung Lampe as Director, for the period commencing from the date of closing of the Annual GMS until the closing of the fifth Annual GMS after the date of the appointment, but without prejudice to the rights of the GMS to dismiss the member concerned at any time.

Thus the Board of Directors of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. become: a. M. Arif Wibowo as President Director;b. Novianto Herupratomo as Director;c. Heriyanto Agung Putra as Director;d. Iwan Joeniarto as Director;e. IG. N. Askhara Danadiputra as Independent Director;f. Handayani as Director;g. Nicodemus Panarung Lampe as Director.

2. The division of tasks and authority for each member of the Board of Directors along with the determination of the nomenclature for each member of the Board of Directors other than the President Director is determined by the Board’s decision.

3. Authorized the Board of Directors of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk through the right of substitution, to restate the decision of the Annual General Meeting of Shareholders in the notarial deed and further notify the change in the composition of the Board of Directors to the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia.

Pengambilan Keputusan dan Realisasi Keputusan

RUPS Tahunan

Seluruh keputusan RUPS Tahunan Perseroan sebagaimana tertera di atas disetujui secara musyarawah dan mufakat dan seluruh keputusan telah direalisasikan sebagai berikut:

Decision and Realization of AGM’s Decision

All of the decisions of the Annual General Meeting of Shareholders as set out above were approved based on concensus decision and all of the decisions have been realized as follow:







1. Penetapan remunerasi untuk anggota Direksi dan

Dewan Komisaris Tahun Buku 2015

Sebagai tindak lanjut atas Penetapan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. S-329/D4/06/2015 tanggal 24 Juni 2015, telah ditetapkan Tantiem Tahun 2014, Gaji, Honorarium, Tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris Tahun Buku 2015 dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/069/2015 tanggal 6 Juli 2015.

2. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk

mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Tahun

Buku 2015 dan Laporan Keuangan Pelaksanaan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Perseroan Tahun Buku 2015.

Melalui surat Dewan Komisaris nomor No. GARUDA/DEKOM-079/2015 tanggal 28 September 2015 perihal Penugasan Kantor Akuntan Publik (“KAP”) telah ditetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte).

3. Pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris

untuk melaksanakan peningkatan modal

ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka

pelaksanaan Program Management and Employee

Stock Option Plan (MESOP)

Keputusan ini memperpanjang pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan realisasi peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan Program Management and Employees Stock Option Plan (MESOP) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 15 Nopember 2010 (“Keputusan RUPS 15 November 2010”) dan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 26 Januari 2011 (“Keputusan Pemegang Saham 26 Januari 2011”), untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak ditutupnya Rapat ini.

4. Perubahan Anggaran Dasar

Perseroan telah menindaklanjuti keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 3 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani SH, Notaris di Kabupaten Tangerang telah diterima pemberitahuan perubahannya oleh Menteri Hukum dan HAM sesuai suratnya No. AHU-AH.01.03-0939814 tanggal 11 Juni 2015.

1. Remuneration Policy for the Board of Directors and the Board of Commissioners for Financial year 2015

As a follow-up action to the Determination of Series A Dwiwarna Shareholders outside of the General Meeting of Shareholders No. S-329/D4/06/2015 dated June 24, 2015, the amount of tantiem for Financial Year 2014, remuneration, honorarium, benefits and facilities of the Board of Directors and the Board of Commissioners for Financial Year 2015 based on BOC Decree No. JKTDW/SKEP/069/2015 dated July 6, 2015.

2. The appointment of Public Accounting Firm to audit the Company’s Financial statements for Financial Year 2015 and the Partnership Program and Community Development Financial Statements for Financial Year 2015.

Based on the Decree of the Board of Commissioners No. GARUDA/DEKOM-079/2015 dated September 28, 2015 concerning the appointment of Public Accounting Firm the honorarium and other qualifications have been set for Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte).

3. Delegation of Authority to the Board of Commissioners to increase the amount of issued and paid-up capital of the Company in conjunction with the implementation of the Management and Employees Stock Option Plan (MESOP)

The decision extends the delegation of authority to the Company’s Board of Commissioners to declare the realization of the increase in the Company’s issued and paid-up capital in conjunction with the implementation of the Management and Employees Stock Option Plan (MESOP) as has been approved in the General Meeting of Shareholders on November 15, 2010 (“GMS Decision November 15, 2010”) and Shareholders Circular Resolution as a replacement of the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company dated January 26, 2011 (“Shareholders Decision January 26, 2011”), for a period of 1 (one) year after the closing of this Meeting.

4. Amendment to the Articles of Association

The Company has followed up on the decision regarding the amendment of the Articles of Association through Deed No. 3 dated May 15, 2015 of Aulia Taufani SH, Notary in the Tangerang District and the notice of the amendments have been received by the Minister of Law and Human Rights in accordance to the letter No. AHU-AH.01.03-0939814 dated 11 June 2015.






5. Perubahan Susunan Pengurus Perseroan

Perseroan telah menindaklanjuti keputusan mengenai perubahan susunan anggota Direksi dengan akta No. 4 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani SH, Notaris di Kabupaten Tangerang dan telah diterima pemberitahuan perubahannya oleh Menteri Hukum dan HAM sesuai suratnya No. AHU-AH.01.03-0934459 tanggal 25 Mei 2015.

Kehadiran RUPS Tahunan 2015

RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015 dihadiri oleh 91,00% atau seluruhnya berjumlah 23.539.873.025 (dua puluh tiga miliar lima ratus tiga puluh Sembilan juta delapan ratus tujuh puluh tiga ribu dua puluh lima) saham dari seluruh Pemegang Saham. Lebih dari 50% atau ½ bagian dari jumlah seluruh saham telah hadir sehingga telah memenuhi persyaratan kuorum RUPS Tahunan serta sah dan berhak untuk mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

5. Changes in the Composition of the Company’s

Management

The Company has followed up on the decision on changes in the composition of the Board of Directors through deed no. 4 dated 15 May 2015 of Aulia Taufani SH, Notary in the Tangerang District and the notice of the amendments has been received by the Minister of Law and Human Rights in accordance to the letter No. AHU-AH.01.03-0934459 dated May 25, 2015.

2015 GMS AttendanceThe Annual GMS held on May 15, 2015 was attended by 91.00% or representing 23,539,873,025 (twenty three billion five hundred thirty nine million eight hundred seventy three thousand and twenty five) shares out of the total issues shares. More than 50% or ½ of the total shares were present so that the Annual GMS quorum requirements have been met as well as legitimate and entitled to make valid and binding decisions.

RUPSLB diselenggarakan pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 11.02 WIB di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Cengkareng

Dipimpin oleh Jusman Syafii Djamal selaku Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen berdasarkan penunjukkan oleh Dewan Komisaris Perseroan

EGMS was held on May 15, 2015 at 11.02am Indonesian Western Standard Time at the Auditorium of Garuda Indonesia’s Management Building,Cengkareng.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar BiasaExtraordinary General Meeting of Shareholders

Penyampaian Rencana Penyelenggaraan RUPSLB kepada OJK melalui surat Perseroan Nomor GARUDA/JKTDF/20114/15 tanggal 25 Maret 2015, Nomor GARUDA/JKTDF/20121/15 tanggal 30 Maret 2015, dan Nomor GARUDA/JKTDF/20127/15 tanggal 31 Maret 2015

Submission of EGMS Plan to the Financial Services Authority through Company’s letter No. GARUDA/JKTDF/20114/15 dated March 25, 2015, No. GARUDA/JKTDF/20121/15 dated March 30, 2015, and No. GARUDA/JKTDF/20127/15 dated 31 March 2015



Pengumuman RUPSLBEGM Announcement

Pemanggilan RUPSLBEGM Invitation

Penyelenggaraan RUPSLB

EGM Execution

Hasil RUPSLBEGM Result

Pengumuman RUPSLB pada tanggal 8 April 2015 melalui iklan di surat kabar harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs web Perseroan

EGMS Announcement on April 8, 2015 through an advertisement in Bisnis Indonesia and Investor’s Daily newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website.

Pemanggilan RUPSLB pada tanggal 23 April 2015 melalui iklan di surat kabar harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs Perseroan

EGMS Invitation on April 23 2015 through an advertisement in Bisnis Indonesia and Investor’s Daily newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website.

Pengumuman hasil RUPSLB pada tanggal 18 Mei 2015 melalui iklan di surat kabar harian Bisnis Indonesia dan Investor Daily, situs web Bursa Efek Indonesia, dan situs Perseroan

Announcement of EGMS Results on May 18, 2015 thorugh an advertisement in Bisnis Indonesia and Investor’s Daily newspapers, the Indonesian Stock Exchange’s website, and the Company’s website.









Pengumuman RUPSTAGM Announcement

Pemanggilan RUPSTAGM Invitation

Penyelenggaraan RUPST

AGM Execution

Hasil RUPSTAGM Result

The RUPSLB was led by Jusman Syafii Djamal as the President Commissioner as well as the Independent Commissioner based on the appointment of the Company’s Board of Commissioners.

No. Mata Acara / Agenda Item Keputusan / Decisions

1. Persetujuan atas Rencana Transaksi yang merupakan Transaksi Material yaitu Penerbitan Sukuk dengan jumlah maksimum USD500.000.000 (lima ratus juta Dollar Amerika Serikat).

Approval on the Proposed Material Transaction which is the Sukuk Issuance with a maximum total of USD500,000,000 (five hundred million US Dollars).

1. Menyetujui keseluruhan rencana transaksi serta hal-hal yang telah diungkapkan dan diinformasikan oleh Perseroan kepada Para Pemegang Saham Perseroan dalam Keterbukaan Informasi Kepada Pemegang Saham dalam rangka pemenuhan ketentuan Peraturan IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama yang merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.2 yaitu penerbitan Sukuk oleh Perseroan dengan jumlah maksimum USD500.000.000 (lima ratus juta Dollar Amerika) yang akan dilakukan melalui perusahaan penerbit yang akan didirikan dalam rangka penerbitan sukuk secara private placement di luar maupun di dalam wilayah Republik Indonesia, dengan tujuan untuk keperluan membiayai kegiatan Perseroan secara umum (general corporate purpose), termasuk pembiayaan kembali hutang Perseroan yang ada saat ini (“Rencana Transaksi”).

2. Menyetujui untuk memberikan kewenangan kepada Direksi Perseroan atau pihak yang ditunjuk oleh Direksi Perseroan untuk melaksanakan setiap tindakan yang diperlukan, dianggap perlu dan dipersyaratkan (termasuk setiap perubahan, perpanjangan, perbaikan dan/atau penambahannya) dan dokumen-dokumen terkait dengannya dalam rangka Rencana Transaksi tersebut.

1. Approved the overall plan of the proposed transaction as well as on the matters that have been expressed and informed by the Company to the Shareholders in the Disclosures to Shareholders in order to meet the provisions of Regulation IX.E.2 regarding Material Transactions and the Amendment of the Company’s Core Business which is a material transaction as referred to in Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2 on the issuance of Sukuk by the Company with a maximum total of USD 500,000,000 (five hundred million US Dollars) which will be implemented through an issuing company to be established in relation to the issuance of sukuk through a private placement whether outside or within the territory of the Republic of Indonesia, with the aim to finance the general corporate purpose of the Company, including the refinancing of the Company’s existing loan (the “Proposed Transaction”).

2. Approved on the delegation of authority to the Board of Directors or to a party appointed by the Board of Directors to carry out the necessary actions, as deemed out necessary and required (including any amendment, extension, repair and/or the addition) and the associated documents in relation to the Proposed Transaction.






Pengambilan Keputusan dan Tindak lanjut

Keputusan RUPS Luar Biasa

Seluruh keputusan RUPS Luar Biasa Perseroan sebagaimana tertera di atas disetujui secara musyarawah dan mufakat dan seluruh keputusan telah direalisasikan.

Kehadiran RUPS Luar Biasa 2015

RUPS keputusan Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015 dihadiri oleh 91,06% atau seluruhnya berjumlah 23.557.308.084 (dua puluh tiga miliar lima ratus lima puluh tujuh juta tiga ratus delapan ribu delapan puluh empat) saham dari seluruh Pemegang Saham. Lebih dari 50% atau ½ bagian dari jumlah seluruh saham telah hadir sehingga telah memenuhi persyaratan kuorum RUPS Luar Biasa serta sah dan berhak untuk mengambil yang sah dan mengikat kehadiran RUPS.

Decision and Realization of EGMS’ Decision

All of the decisions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders as set out above were approved based on concensus decision and all of the decisions have been realized.

2015 EGMS AttendanceThe Extraordinary GMS held on May 15, 2015 was attended by 91.06% or representing 23,557,308,084 (twenty three billion five hundred fifty seven million three hundred eight thousand and eighty four) shares out of the total issues shares. More than 50% or ½ of the total shares were present so that the Extraordinary GMS quorum requirements have been met as well as legitimate and entitled to make valid decisions and bind the attendance of GMS.

DEWAN KOMISARISBoard Of Commissioners

Dewan Komisaris, sesuai dengan fungsi dan kewenangannya yang tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan, bertanggungjawab untuk mengawasi pelaksanaan strategi dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi, serta memberikan rekomendasi pada Direksiguna memastikan kesinambungan aktivitas Perseroan.Selain itu, Dewan Komisaris juga melakukan pemantauan atas pelaksanaan dan efektivitas penerapan GCG oleh Perseroan termasuk di dalamnya memberikan saran konstruktif untuk penyempurnaan implementasi GCG oleh Perseroan.

KRITERIA DAN PROSEDUR PENUNJUKAN ANGGOTA

DEWAN KOMISARIS

Kriteria Penunjukan

Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 berikut dengan perubahannya serta PP No. 45 tahun 2005 serta Peraturan OJK No. 33/POJK.04.2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik,

According to the functions and authority as set out in the Company’s Articles of Association, the Board of Directors is responsible in overseeing the Company’s implementation of strategy and management by the Board of Directors as well as in providing recommendations to the Board of Directors to ensure the sustainability of the business activities. In addition, the Board of Directors is also expected to monitor GCG implementation and effectiveness which include providing constructive suggestions for the improvement of GCG implementation by the Company.

CRITERIA AND PROCEDURES FOR APPOINTMENT OF MEMBER OF BOARD OF COMMISSIONERS

Appointment CriteriaIn pursuant to the Regulation of the Minister of SOEs No. PER-02/MBU/02/2015 including its amendments as well as Presidential Regulation No. 45 of 2005 and the Financial Services Authority Regulations No. 33/POJK.04.2014 on the Board of Directors and the






kandidat anggota Dewan Komisaris Perseroan harus memenuhi sejumlah kriteria pengangkatan formal, materiil, dan lainnya sebagaimana dijabarkan sebagai berikut:

Persyaratan Formal

1. Orang perseorangan; 2. Cakap melakukan perbuatan hukum; 3. Tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima)

tahun sebelum pencalonan; 4. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota

Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan/Perum dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan;

5. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan

Persyaratan Materiil

1. Integritas; 2. Dedikasi; 3. Memahami masalah-masalah manajemen perusahaan

yang berkaitan dengan salah satu fungsi Manajemen; 4. Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang

usaha Persero/Perum dimana yang bersangkutan dicalonkan; dan

5. Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya

Persyaratan Lainnya

1. Bukan pengurus Partai Politik dan/atau calon anggota legislatif dan/atau anggota legislatif;Calon anggota legislatif atau anggota legislatif terdiri dan calon/anggota DPR, DPD, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II;

2. Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah dan/atau Kepala/Wakil Kepala Daerah;

3. Tidak menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan selama 2 (dua) periode berturut-turut;

4. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas), yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari Dokter;

5. Bagi bakal calon dari Kementerian Teknis atau

Board of Commissioners of the Issuer or the Public Company, a candidate member of the Company’s Board of Commissioners must meet a number of formal, material, and other appointment requirements as described below:

Formal Requirements1. An individual;2. Legally competent;3. Has never been declared as Bankrupt within 5 (five)

years prior to the nomination;4. Has never been a member of the Board of Directors

or the Board of Commissioners or the Supervisory Board who were responsible for causing a Company/Perum to be declared Bankrupt within 5 (five) years prior to the nomination;

5. Has never been sentenced for a criminal offense that is detrimental to the country’s financial and/or related to the financial within 5 (five) years prior to the nomination

Material Requirements1. Integrity;2. Dedication;3. understands the company’s management issues

relating to one of the functions Management;4. Possesses adequate knowledge in the business field

of the Company/Perum in which the individual is being nominated; and

5. Able to provide sufficient time to perform their duties

Other Requirements 1. Is not a Political Party official and/or prospective

member of the legislative and/or member of the legislative; prospective member of the legislative or member of the legislative and candidate/member of the DPR, DPD, DPRD Level I, and DPRP Level II;

2. Is not a candidate for the Head/Deputy Head and/or Head/Deputy Head;

3. Has not served as a member of the Board of Commissioners / Supervisory Board of the State Owned Enterprise in question for a period of 2 (two) consecutive terms;

4. Is physically and mentally healthy (is not suffering from a disease that can hinder the execution of duties as a member of the Board of Commissioners/Supervisory Board), as evidenced by a health reference from a Doctor;

5. For candidates from the Technical Ministry or






Instansi Pemerintah lain, harus berdasarkan surat usulan dan instansi yang bersangkutan.

Prosedur Penunjukan

Calon anggota Dewan Komisaris diangkat jika mereka telah memenuhi persyaratan formal, persyaratan materiil, dan persyaratan lain dengan prosedur berikut ini:1. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS.

2. Bagi BUMN tertentu yang berdasarkan peraturan perundang-undangan pengangkatan anggota Dewan Komisaris memerlukan penilaian oleh regulator,

3. Anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Lembaga Profesional yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Direksi

4. Anggota Dewan Komisaris mulai menjabat secara efektif terhitung sejak tanggal penyerahan keputusan atau tanggal yang ditetapkan dalam keputusan Menteri/RUPS/seluruh pemegang saham secara sirkuler

5. Pengangkatan kembali anggota Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan penilaian Deputi Teknis dan Sekretaris atas kemampuan yang bersangkutan melaksanakan tugasnya dengan baik selama masa jabatannya. Penyajian hasil penilaian dilakukan dalam bentuk narasi kualitatif.

6. Anggota Dewan Komisaris yang jabatannya berakhir dapat diangkat kembali, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku termasuk penilaian atas kemampuan yang bersangkutan melaksanakan tugasnya dengan baik selama masa jabatannya.

Prosedur Pemberhentian

Anggota Dewan Komisaris diberhentikan sewaktu-waktu oleh keputusan Menteri atau RUPS dengan keadaan sebagai berikut:1. Tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;2. Melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau

peraturan perundang-undangan;3. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMN dan/

atau negara;4. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/

atau kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Dewan Komisaris BUMN;

other government agencies, must be based on the proposal letters and the related agency.

Appointment ProceduresCandidates of the Board of Commissioners shall be appointed if they have met the formal, material, and other requirements based on the following procedures:

1. Members of the Board of Commissioners are appointed through the GMS

2. The appointment of members of the Board of Commissioners might require an assessment by the regulator for certain SOEs based on the prevailing regulations,

3. Members of the Board of Commissioners must attend a fit and proper test conducted by a Professional Institute appointed by the Minister to conduct the fit and proper test to the candidates of the Board of Directors

4. Members of the Board of Commissioners will effectively serve the Board as of the date of the decision or the date specified in the decision of the Minister/GMS/all shareholders circularly

5. The members of the Board of Directors are reappointed based on the assessment of the Technical and Secretary Deputy upon their ability of to perform their duties well during their tenure. The presentation of the results of the assessment will be carried out in the form of qualitative narrative.

6. Members of the Board of Commissioners whose terms expire may be reappointed, with regard to the applicable provisions including an assessment of their capacities to carry out their duties in a well manner during his tenure.

Dismissal ProceduresMember of the Board of Commissioners may be terminated at any time based on the decision of the Minister or the GMS with the following conditions:1. Unable to perform his/her duties well;2. Violate the provisions of the Articles of Association

and/or the prevailing legislations;3. Involved in actions that harm the state owned

enterprise and/or the country;4. Involved in actions that violate the ethics and/or

conformities which should be honored as a member of the Board of Commissioners of SOEs;







5. Dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau;

6. Mengundurkan diri.

Selain itu, jabatan anggota Dewan Komisaris Perseroan juga dapat berakhir apabila:1. Meninggal dunia; 2. Masa jabatannya berakhir; 3. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota

Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Menteri/RUPS

Masa Jabatan Dewan Komisaris

Perseroan menetapkan masa jabatan keanggotaan Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS. Namun demikian, juga tidak tertutup kemungkinan bagi RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum masa jabatannya berakhir.

JUMLAH, KOMPOSISI, DAN STRUKTUR DEWAN

KOMISARIS

Komposisi dan jumlah anggota Dewan Komisaris ditentukan dengan mempertimbangkan visi, misi, dan rencana strategis Perseroan untuk mewadahi pengambilan keputusan yang lebih efektif, akurat, dan cepat serta independen.

Dewan Komisaris Perseroan diangkat dan diberhentikan melalui mekanisme RUPS. Per 31 Desember 2015, susunan Dewan Komisaris terdiri dari 6 (enam) anggota yakni 2 (dua) orang Komisaris Independen, yang mana salah satunya merangkap sebagai Komisaris Utama dan 4 (empat) orang Komisaris. Jumlah tersebut tidak melebihi jumlah anggota Direksi yaitu 6 (enam) orang. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Permen BUMN.

Susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan per 31 Desember 2015 tetap sama seperti pada akhir tahun 2014 lalu, yaitu sebagai berikut:

5. Declared guilty by a court decision which constitutes permanent legal course; or;

6. Step down from his/her position.

In addition, the position of the member of the Board of Commissioners may be terminated if:1. Pass away;2. The term of office expires;3. No longer qualifies as a member of the Board

of Commissioners based on the provisions in the Articles of Association and the prevailing legislations;

4. Terminated based on the decision of the Minister/GMS.

Term of Office of the Board of CommissionersThe term of office for members of the Board of Commissioners is 5 (five) years from the date of appointment by the General Meeting of Shareholders (GMS) and ends at the closing of the GMS, without limiting the right of the GMS to dismiss the members of the Board of Commissioners at any time prior to the end of their term of office.

TOTAL AND COMPOSITION OF THE BOARD OF COMMISSIONERSThe composition and number of the members of the Board of Commissioners are determined by considering the Company’s vision, mission, and strategic planning to facilitate effective, accurate, prompt and independent decision-making.

Board of Commissioners are appointed and dismissed through the GMS mechanism with a tenure of three years and may be reappointed for 1 (one) term. As of December 31, 2015, the Board of Commissioners consists of 6 (six) members namely 2 (two) Independent Commissioners, one of whom concurrently serves as President Commissioner and 4 (four) Commissioners. The amount does not exceed the number of 6 (six) members of the Board of Directors.

Composition of the Company’s Board of Commissioners as of December 31, 2015 has remained the same to 2014, which is as follows:






RUPSLB 12 Desember 2014





RUPST 28 April 2014

Struktur Dewan Komisaris per 31 Desember 2015Board of Commissioner’s Structure as of Desember 31, 2015

Jusman Syafii Djamal

Hasan M. Soedjono

Muzaffar Ismail

Dony Oskaria

Chairal Tanjung

Isa Rachmatarwata

NamaName

PosisiPosition

Dasar PengangkatanBasis of Appointment

Masa JabatanTerms of Office

Komisaris Utama dan Komisaris Independen

Komisaris Independen

Komisaris

Komisaris

Komisaris

Komisaris



Commissioner

Commissioner

Commissioner

Commissioner

RUPST 2019

RUPST 2019

RUPST 2019

RUPST 2019

RUPST 2019

RUPST 2019

AGM 2019

AGM 2019

AGM 2019

AGM 2019

AGM 2019

AGM 2019

EGM Desember 12, 2014





AGM April 28, 282014

KEBERAGAMAN DALAM KOMPOSISI ANGGOTA

DEWAN KOMISARIS

Komposisi Dewan Komisaris yang ada telah mencerminkan keberagaman dalam keahlian, pengalaman, dan latar belakang pendidikan, yang sangat diperlukan untuk terwujudnya efektivitas pelayanan tugas pengawasan Dewan Komisaris. Bauran dan keseimbangan keahlian dan pengalaman anggota Dewan Komisaris mencakup industri mesin pesawat, penerbangan, akuntansi, keuangan, ekonomi, administrasi bisnis, manajemen strategis, SDM, entrepreneurship, jasa keuangan dan pasar modal.

Rincian latar belakang pendidikan, keahlian dan pengalaman setiap anggota Dewan Komisaris dapat ditemukan pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 28-30. Semua anggota Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan pengangkatan formal, materiil, dan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS

Peraturan OJK No. 33/POJK.04.2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik menetapkan bahwa Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak memiliki

DIVERSITY IN THE COMPOSITION OF MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERSThe current composition of the Board of Commissioners has reflected the diversity of skills, experiences, and educational backgrounds necessary to the effectiveness of the Board of Commissioners’ supervisory duties. Diversed and balanced skills and experiences of the members of the Board of Commissioners has included aircraft engines, aviation, accounting, finance, economy, business administration, strategic management, HR, enterpreneurship, financial services, and capital market. ties.

Detailed explanation/disclosure on the background and experiences of each member of the Board of Commissioners can be found in the Board of Commissioners’ Profile section of this Annual Report page 28-30. All members of the Board of Commissioners have met the formal, material, and other requirements based on the prevailing regulations.

INDEPENDENCE OF BOARD OF COMMISSIONERSThe Financial Services Authority Regulation No. 33/POJK.04.2014 concerning the Board of Directors and the Board of Commissioners of a Public Company has stiputaled that an Independent Commissioner is a member of the Board of Commissioners who originates







hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen dan telah memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Per 31 Desember 2015, pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 Desember 2014, telah mengangkat 2 (dua) Komisaris Independen dari 6 (enam) anggota Dewan Komisaris atau berjumlah 33,33% yang berarti telah sesuai dengan ketentuan peraturan OJK yaitu paling kurang 30% dari jumlah anggota Dewan Komisaris.

Semua anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham utama atau pemegang saham pengendali dan Direksi Perseroan sebagaimana diatur dalam Pasal 108 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 AD, Pasal 12 Permen BUMN No. 01/2011. Sepanjang tahun 2015, anggota Dewan Komisaris tidak mengalami potensi benturan kepentingan dalam pengambilan keputusannya, sehingga dapat menjalankan tugasnya secara independen

Semua Komisaris Independen Perseroan telah memenuhi persyaratan berikut ini:1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau

mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai Komisaris Independen Perseroan pada periode berikutnya;

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perseroan;

3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau pemegang saham utama Perseroan; dan

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan utama Perseroan.

from outside of the Public Company who does not have any financial, management, share ownership, and/or family relationships with the other members of the Board of Commissioners, Board of Directors and/or the Controlling Shareholders or any relations that may affect his ability to act independently and has met the requirements as an Independent Commissioner based on the prevailing regulations.

As of December 31, 2015, the shareholders have, through the Extraordinary General Meeting of Shareholders on December 12, 2014, appointed 2 (two) Independent Commissioners and 6 (six) members of the Board of Commissioners or 33.33% which is in accordance with the provisions of the Financial Services Authority of at least 30% of the total members of the Board of Commissioners.

Members of the Board of Commissioners do not have any affiliations to the major shareholders on the controlling shareholders and the Company’s Board of Directors as stipulated in Article 108 of Law on Limited Liability Company, Article 31 of Law on SOEs, Article 15 of Articles of Association, and Article 12 of Miniter of SOEs Regulation No. 01/2011. Throughout 2015, members of the Board of Commissioners did not have any potential conflics interest in their decision-making, and thus performed their duties independently.

All of the Independent Commissioners of the Company has met the following requirements:1. Is not a person who works or has the authority and

responsibility to plan, direct, control, or supervise the Public Company’s activities within the past 6 (six) months, except in the case of reappointment as the Company’s Independent Commissioner in subsequent periods;

2. Does not own shares, directly or indirectly in the Company;

3. Does not have any affiliation to the Public Company, members of the Board of Commissioners, members of the Board of Directors, or the major shareholders of the Company; and

4. Does not have any business relationship whether directly or indirectly in relation to the main activities of the Company.






Pernyataan Independensi Dewan KomisarisStatement of Independence of the Board of Commissioners

Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai Komisaris Independen Perseroan pada periode berikutnyaDoes not work or have the authority and responsibility to plan, lead, control, or supervisoe the Public Company’s activities within the past 6 (six) months, except in the case of reappointment as the Company’s Independent Commissioner in subsequent periods

Pernyataan Independensi Independence Statement


Hasan M. Soedjono

Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada PerseroanDoes not own share ownership, directly or inderictly of the Company

Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau pemegang saham utama PerseroanDoes not have any affiliation to the Public Company, members of the Board of Commissioners, members of the Board of Directors, or the key shareholders of the Company

Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan utama PerseroanDoes not have any business relationship whether directly or indirectly in relation to the main activities of the Company

Memenuhi kriteria independensi sebagaimana telah diatur dalam ketentuan yang berlakuHave met the independent criterias as stipulated within the prevailing regulations

√

√

√

√

√

Muzaffar Ismail

Dony Oskaria

Chairal Tanjung

Isa Rachmatarwata

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√

√







HUBUNGAN AFILIASI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

DENGAN DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM UTAMA

DAN/ATAU PENGENDALI

Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang memiliki hubungan keluarga hingga derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali. Selain itu, mayoritas Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keuangan dengan pemegang saham pengendali; dan pada saat yang sama, semua anggota Dewan Komisaris juga tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan anggota Direksi.

Dengan status tersebut, anggota Dewan Komisaris Perseroan dapat bertindak independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

AFFILIATION OF MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS WITH THE BOARD OF DIRECTORS AND MAJOR AND/OR CONTROLLING SHAREHOLDERSThere is no member of the Board of Commissioners who has family relationship until the second degree with the other members of the Board of Commissioners, Board of Directors, the Key Shareholders and/or the Controlling Shareholders. Additionally, the majority of the Board of Commissioners do not have any financial relationship with the controlling shareholders; and at the same time, all of the members of the Board of Commissioners do not have financial relationship with the other members of the Board of Commissioners and the Board of Directors.

With such status, members of the Board of Commissioners of the Company can act independently in carrying out his duties and responsibilities.

NamaName


Hasan M. Soedjono

Muzaffar Ismail

Dony Oskaria

Chairal Tanjung

Isa Rachmatarwata

Dewan Komisaris Board of

Commissioners


Pemegang Saham Pengendali Controlling

Shareholders

Dewan Komisaris Board of

Commissioners


Pemegang Saham Pengendali Controlling

Shareholders

Hubungan Keluarga dengan Family Relation with

Hubungan Keuangan denganFinancial Relation with

√

√

√

√

√

√

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

-

-

-

-

-

-

√

√

√

√

√

√

-

-

-

-

-

-

√

√

√

√

√

√

-

-

-

-

-

-

√

√

√

√

√

√

-

-

-

-

-

-

√

√

√

√

√

√

-

-

-

-

-

-

√

√

√

√

√

√

-

-

-

-

-

-

KEPEMILIKAN SAHAM OLEH DEWAN KOMISARIS

Perseroan secara berkala melakukan pemantauan, pencatatan, dan pembaharuan atas kepemilikan saham Dewan Komisaris dan anggota keluarganya dalam Daftar Khusus Kepemilikan Saham. Berdasarkan laporan bulanan Biro Administrasi Efek Perseroan yang bertugas untuk melaksanakan pencatatan pemilik efek, selama tahun 2015 tidak terdapat kepemilikan saham Perseroan oleh anggota Dewan Komisaris Perseroan secara pribadi.

SHARE OWNERSHIP BY BOARD OF COMMISSIONERSThe Company regularly monitors, records, and updates the share ownerships of the Board of Commissioners and their family members in the Special Register of Shareholdings. Based on the monthly report of the Company’s Share Registrar, which is responsible in registering the shares ownership, during 2015 there are no share ownership of the Company by the Board of Commissioners personally.






RANGKAP JABATAN DEWAN KOMISARIS

Semua anggota Dewan Komisaris tidak memiliki rangkap jabatan yang menyalahi ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki jabatan rangkap pada entitas anak Garuda Indonesia. Jabatan lain Dewan Komisaris di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

CONCURRENT POSITION OF BOARD OF COMMISSIONERSAll of the members of the Board of Commissioners do not have concurrent position that violates the provisions of the Minister of SOEs Regulation No. PER-02/MBU/02/2015 concerning the Terms and Procedures of the Appointment and Dismissal of Members of the Board of Commissioners and the Board of Trustees of State Owned Enterprises.

All of the members of the Board of Commissioners do not have concurrent position within Garuda Indonesia’s subsidiaries. Others position of the Board of Commissioners outside Garuda Indonesia is described based on the following table:

NamaName

Posisi di Garuda IndonesiaPosition in Garuda Indonesia

Posisi di Institusi LainPosition in Other Institution

Perusahaan/Badan UsahaCompany/Organization

Bidang UsahaField of Business

Jusman Syafii Djamal Komisaris Utama/ Komisaris IndependenPresident Commissioner / Independent Commissioner

Komisaris Utama President Commissioner

PT Toba Bara Sejahtera Pertambangan (Batu Bara)Mining

ChairmanChairman

Matsushita Gobel Foundation

Lembaga NirlabaNonprofits Organization

Isa Rachmatarwata Komisaris Commissioner Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal Expert Staff on the Policy and Regulation of Financial Service and Capital Markets

Kementerian KeuanganMinistry of Finance

PemerintahGovernment

Hasan M. Soedjono Komisaris IndependenIndependent Commissioner

ChairmanChairman

The Board Flight Focus Pte. Ltd.

Teknologi Informasi Information Technology

CEOCEO

Aerostratos Pte. Ltd. Industri Jasa Service Industry

ChairmanChairman

PT Naviga Tech Asia Industri Navigasi Navigation Industry

SE Asia RepresentativesSE Asia Representatives

Aircraft Portfolio Management Pte. Ltd.

LeasingLeasing

ChairmanChairman

PT Sumarno – Pabottingi Associates

Konsultan Consultant

Muzaffar Ismail Komisaris Commissioner Direktur Kelayakan Udara & Pengoperasian Pesawat Director of Air Worthiness & Aircraft Operations

Kementerian PerhubunganMinistry of Transportation

Pemerintah Government

Dony Oskaria Komisaris Commissioner CEOCEO

Kawasan Terpadu Trans Studio

Hiburan Entertainment

Chairal Tanjung Komisaris Commissioner DirekturDirector

CT Corp Multi CompanyMulti Company







HUBUNGAN KERJA ANTARA DEWAN KOMISARIS

DAN DIREKSI

Pengelolaan Perseroan Terbatas di Indonesia mengacupada Undang‐Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan UU tersebut Indonesiamenganut sistem dual board (two‐tier board) yaituadanya pemisahan fungsi antara Dewan Komisaris (pengawas) dan Direksi (pelaksana). Dewan Komisaris dan Direksi menjalankan kewajibannya sesuai dengan yang diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang‐undangan yang berlaku. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki kesamaan visi, misi, nilai‐nilai (values) dan strategi perusahaan.

Hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hal yang sangat penting. Dalam tahun 2015 untuk menjaga hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris dengan Direksitelah diterapkan prinsip‐prinsip sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris menghormati fungsi dan peranan Direksi dalam mengurus Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang‐undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan.

2. Direksi menghormati fungsi dan peranan Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengurusan Perusahaan.

3. Surat menyurat antara Direksi dan Dewan Komisaris telah menjelaskan maksud dan tujuan atas surat tersebut.

4. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan formal, sehingga senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Hubungan kerja yang bersifat informal juga telah dilakukan oleh masing‐masing Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi, namun tidak dipakai sebagai kebijakan formal sebelum melalui mekanisme atau korespondensi yang dapat

dipertanggungjawabkan.6. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris

dengan Direksi merupakan hubungan kelembagaan dalam arti bahwa Dewan Komisaris dan Direksi sebagai jabatan kolektif yang merepresentasikan keseluruhan anggotanya sehingga setiap hubungan kerja antara Anggota Dewan Komisaris dengan

RELATIONSHIP BETWEEN BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORSThe management of a Limited Liability Company in Indonesia refers to the Act No. 40 of 2007 regarding Limited Liability Company. Based on that regulation, Indonesia adopts a dual board (two-tier board) systemnamely the separation of functions between the Board of Commissioners and the Board of Directors. The Board of Commissioners and the Board of Directors perform their responsibilities based on the guidelines of the Articles of Association and the prevailing regulations. The Board of Commissioners and the Board of Directors have common vision, mission, values and strategy.

A good working relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors represent one the most important aspects. In 2015, to maintain a good working relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors, the following principles are applied:1. The Board of Commissioners honour the function

and roles of the Board of Directors in managing the Company as stipulated within the prevailing regulations as well as the Articles of Association of the Company.

2. The Board of Directors honour the function and roles of the Board of Commissioners to supervise and advise on the Company’s management policy.

3. In correspondences between the Board of Directors and the Board of Commissioners, the intent and purpose of the letter must be explained.

4. Each of the working relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors is a formal relationship, in the sense that it is always based on a standard mechanism or correspondence which could be accounted for.

5. Each of the informal working relationship has been done by each member of the Board of Commissioners and the Board of Directors, but is not used as a formal policy before going through a mechanism or correspondence which could be accounted for.

6. Each of the working relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors represents an institutional relationship in the sense that the Board of Commissioners and the Board of Directors as a whole presents a collective positions of its members so that each of the working






Anggota Direksi diketahui oleh Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi lainnya.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN

KOMISARIS

Perseroan telah memiliki Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (KTKP) yang memuat kebijakan utama dan kebijakan induk yang berlaku di lingkungan Perseroan serta merupakan dokumen kebijakan Perseroan yang dikaji secara periodik guna disesuaikan dengan perkembangan dan isu-isu internal maupun eksternal Perseroan. KTKP menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan di Perseroan, sekaligus menjadi pedoman GCG bagi Perseroan.

Mengacu kepada KTKP, Perseroan telah merevisi dan mengesahkan pedoman kerja (Board Manual) bagi Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 8 Desember 2014.

Board Manual merupakan panduan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi untuk kepentingan Perseroan. Board Manual secara garis besar memuat pedoman dan ketentuan yang mencakup 3 bidang, yaitu:1. Organ Perseroan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan

Pemegang Saham

2. Aksi Perseroan (corporate action) tertentu3. Hubungan antara Perseroan dengan pemegang

saham dan lembaga pemerintah.

Dewan Komisaris berpedoman pada Board Manual dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yaitu dalam pengawasan perusahaan yang efisien,efektif, transparan, kompeten, independen, dan dapatdipertanggungjawabkan, sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Terkait dengan tugas dan penugasan Dewan Komisaris, Board Manual antara lain mengatur:1. Komposisi, Pengangkatan, Pemberhentian serta

masa jabatan Dewan Komisaris;2. Nominasi dan Persyaratan Keanggotaan Dewan

Komisaris;3. Program pengenalan anggota Dewan Komisaris;4. Tugas, tanggung jawab, wewenang dan

pendelegasian wewenang Dewan Komisaris;

relationship between the Board of Commissioners and the Board of Directors should be known by the Board of Commissioners of other members of the Board of Directors.

BOARD OF COMMISSIONERS CHARTER

The Company has Corporate Governance Policy in place which contains the main and holding policies applicable within the Company and represents the Company’s policy documents that is observed periodically in order to adapt to developments and internal as well as external issues within the Company. The Corporate Governance Policy becomes a reference in carrying out the activities within the Company, as well as the Company’s GCG guidelines.

Referring to the Corporate Governance Policy, the Company has revised and ratified the Board Manual of the Board of Commissioners and the Board of Directors on 8 December 2014.

Board Manual is a guidelines to the execution of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and the Board of Directors for the interest of the Company. The Board Manual contains guidelines and provisions concerning 3 areas, namely:1. The Company’s organs, namely the Board of

Directors, Board of Commissioners, and the Shareholders

2. Certain types of corporate actions3. Relationship between the Company and the

Shareholders and other Government Institutions.

The Board of Commisioners refers to Board Manual in carrying out their duties and responsibilities in the supervision of the Company in an efficient, effective, transparent, competent, independent, and accountable, in accordance with the prevailing regulations.

In relation to the duties of the Board of Commissioners, Board Manual among others regulates:1. Composition, Appointment, Dismissal as well as the

term of office of the Board of Commissioners;2. Nomination and the Membership Terms of the Board

of Commissioners;3. Induction program for the Board of Commissioners;4. Duties, responsibilities, authority and delegation of

authority of the Board of Commissioners;







5. Etika Bisnis dan kebijakan Anti Korupsi6. Komite Penunjang Dewan Komisaris;

7. Remunerasi dan pendidikan berkelanjutan bagi Dewan Komisaris;

8. Mekanisme dan tata tertib rapat Dewan Komisaris;

9. Hubungan Kerja Antara Dewan Komisaris dengan Organ Perseroan Lainnya

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN

KOMISARIS

Sebagaimana disebutkan di awal, tugas Dewan Komisaris adalah dengan itikad baik dan tanggung jawab penuh melakukan pengawasan dan memberikan nasihat dan pendapat kepada Direksi dalam rangka memastikan Perseroan dikelola sesuai dengan maksud dan tujuan kegiatan usaha Perseroan. Tugas khusus dapat didistribusikan kepada Komisaris Independen. Dewan Komisaris membuat pembagian tugas yang diatur oleh anggota Dewan Komisaris itu sendiri.

Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab utama sepanjangan tahun 2015, Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar telah:1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam

melaksanakan pengurusan Perseroan;2. Memberikan pendapat dan persetujuan Rencana

Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan, serta rencana lainnya, yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

3. Mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;

4. Mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;

5. Meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;

6. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;

7. Membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;

8. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;

5. Business Ethics and Anti Corruption policies;6. Supporting Committee of the Board of

Commissioners;7. Remuneration and continuous education of the

Board of Commissioners;8. Mechanisms and the code of conduct of the Board

Meetings;9. Working relationships between the Board of

Commissioners and other organs of the Company.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF BOARD OF COMMISSIONERSAs mentioned earlier, the duty of the Board of Commissioners is to perform in good faith and fully responsible in overseeing and providing advice and opinions to the Board of Directors in order to ensure that the Company is managed in accordance to the purposes and objectives of the Company’s business activities. Special tasks can be distributed to the Independent Commissioners. The Board of the Commissioners creates a division of tasks as regulated by the Board of Commissioners.

In fulfilling its main duties and responsibilities in 2015, the Board of Commissioners in accordance with Articles of Association has: 1. Provide advice to the Board of Directors in carrying

out the Company’s management;2. Provide opinions and approval of the Company’s

Long-Term Plan (RJPP) and Annual Work Plan and Budget (RKAP) of the Company, and any other plans, prepared by the Board of Directors, in accordance with the provisions of the Articles of Associations;

3. Follow, supervise the development of the Company’s activities, providing opinions and advice to the GMS on any matter of importantce to the Company’s management;

4. Propose to the GMS regarding the appointment of Public Accountant to audit the books of the Company;

5. Research and review, as well as provide feedback on the newsletter and annual report prepared by the Board of Directors and also the signing of the Annual Report;

6. Provide explanations, opinions and advice to the GMS regarding the Annual Report;

7. Make the minutes of the Board of Commissioners Meeting and save a copy of it;

8. Report to the Company regarding of its ownership and/or their families’ ownership in the Company and other companies;






9. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS;

10. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan, peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS;

11. Dewan Komisaris memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta pemegang saham Seri A Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan yang berlaku di bidang pasar modal.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris telah mematuhi beberapa kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 116 UUPT, Pasal 31 UU BUMN, Pasal 15 (2b) AD Perseroan, Pasal 12 dan 15 Peraturan Menteri No. 01/2011 yang mencakup fungsi pengawasan, tanggapan atas laporan tahunan Direksi, rapat Dewan Komisaris dan risalahnya, keterbukaan kepemilikan saham, persetujuan RKAP dan RJPP, usulan akuntan publik, RKAP Tahunan Dewan Komisaris dan penilaian kinerja direksi, persetujuan atas pendayagunaan aktiva tetap Perseroan, melakukan pelaporan kepada RUPS, memantau pelaksanaan GCG, melakukan evaluasi terhadap sekretariat Dewan Komisaris, mengkaji visi dan misi Perseroan, dan memastikan tindak lanjut atas temuan WBS seperti dijabarkan berikut ini:

9. Provide a report on the monitoring tasks that has been carried out during the past financial year to the GMS;

10. Perform other obligations regarding the supervisory and advisory function as long as it is in line with the provisions, laws and regulations, the Articles of Association, the decision of the GMS;

11. Board of Commissioners provides an explanation of all things asked or requested by Series a Dwiwarna shareholders, with particular attention to the applicable laws and regulations in the capital market.

In performing their duties, the Board of Commissioners has meet the obligations as stipulated by Article 116 of Law on Limited Liability Company, Article 31 of Law on SOEs, Article 15 (2b) of the Articles of Association, and Article 12 and 15 of Minister of SOEs Regulation No. 01/2011 concerning the supervisory function, feedbacks on the annual report, the Board of Commissioners meetings and minutes, disclosure on shares ownership, approval on RKAP and RJPP, proposal on public accountant, Annual RKAP of the Board of Commissioners and performance assessment of the Board of Directors, approval on the utilization of the Company’s fixed asset, reporting to the GMS, monitoring the implementation of the GCG, evaluating the Secretariat of the Board of the Commissioners, reviewing the Company’s vision and mission, and ensuring follow-up on Whistleblowing System findings as further described below:

PengawasanSupervision

Mengawasi perkembangan kegiatan dan kinerja kepengurusan Perseroan termasuk menyediakan laporan pendapat dan saran untuk RUPS sehubungan dengan seluruh tugas pengawasan dan tindakan yang dilakukan selama tahun buku sebelumnya. Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan nasihat yang diberikan dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu.Supervise the Company’s activities and management performance, including preparing opinion and recommendations for the GMS relating the the supervisory duties and actions from the previous year. The Board of Commissioners has supervised the management policies, the management of the Company in general, related to the Company and its business, and to advise the Board of Directors. Supervision and advice given are conducted for the interest of the Company, in line with the Company’s objectives and purposes and are not intended for the benefit of a particular party or group.







Tanggapan atas LaporanTahunan DireksiFeedback on the Annual Report

Meneliti dan memberikan tanggapan kepada RUPS atas laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi dan memastikan bahwa Direksi bertanggung jawab terhadap Laporan Keuangan dengan memberikan sertifikasi terhadap Laporan Keuangan sesuai dengan peraturan OJK (Bapepam-LK) dan menandatangani Laporan Tahunan tersebut. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa dalam Laporan Tahunan Perseroan memuat informasi mengenai identitas Direksi, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perseroan.Reviewing and providing feedback to the GPS on periodical and Annual Report prepared by the Board of Directors and ensuring that the Board of Directors is accountable for the financial statements by certifying the financial statements in accordance to the regulations of OJK (Bapepam-LK) and signed the Annual Report. The Board of the Commissioners has ensured that the annual report of the Company contained the information with regards to the identity of the Directors, main duties, Commissioners’ positins in other companies, and meetings during the financial year (internal and joint meetings with the Board of Directors), as well as the honorarium, facilities, and/or allowance received from the Company.

Rapat Dewan Komisaris dan RisalahnyaThe Board of Commissioners Meetings and Minutes

Menyelenggarakan rapat bulanan Dewan Komisaris dan menyiapkan risalah rapat Dewan Komisaris dan memegang salinan risalah tersebut. Seluruh anggota Dewan Komisaris menandatangani risalah Rapat Dewan Komisaris paling lambat 7 hari kerja setelah dilakukannya Rapat Dewan Komisaris.To convene monthly Board of Commissioners meeting and prepared the minutes of the Board of Commissioners meeting and keep a copy of the minutes. All members of the Board of Commissioners put their signatures on the minutes of Board of Commissioners meeting no later than 7 work days as of the date of the Board of Commissioners meeting.

Keterbukaan kepemilikkan SahamDisclosure on Share Ownership

Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan saham mereka dan keluarga mereka di Perseroan atau Perusahaan lain. Peraturan Pasal Modal mewajibkan Dewan Komisaris untuk melaporkan kepemilikan sahamnya di dalam Perseroan dalam waktu 10 hari sejak terjadinya transaksi.To report to the Company with regards to their and their family’s ownership in the Company or other Companies. The Capital Market regulation requires the Board of Commissioners to report their share ownership in the Company within 10 days after such transaction occurs.

Persetujuan RKAP dan RJPPApproval on RKAP and RJPP

Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap RJPP dan RKAP yang disusun Direksi. Dengan disetujuinya RJPP dan RKAP oleh Dewan Komisaris, maka Direksi melaksanakan dan mengimplementasikan pelaksanaan RJPP dan RKAP selama periode tahun anggaran tersebut.To provide opinions and approval on Long Term Corporate Plan (RJPP) and Work Plan and Budjet (RKAP) prepared by the Board of Directors. Upon the Board of Commissioners’ approval on RJPP and RKAP, the Board of Directors execute and implement the RJPP and RKAP during the financial year.

Usulan Akuntan PublikProposing Public Accountant

Mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan baik entitas induk maupun entitas anak.To propose to the GMS with regards to the appointment of Certified Public Accountants that will aduit the books of the Company and the Company’s subsidiaries.

RKAP Tahunan Dewan Komisaris dan Penilaian Kinerja KomisarisThe Board of Commissioners’ RKAP and Performance Assessment

Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan. Dewan Komisaris dapat memberikan usulan mengenai Indikator Pencapaian Kinerja/Key Performance Indicator (KPI) yang merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris, kepada RUPS. To prepare the Board of Commissioners’ annual work plan and budget which is an integral part of the Company’s Annual Work Plan and Budget (RKAP). The Board of Commissioners may provide suggestions regarding the Key Performance Indicators (KPI), which is a performance measurement in evaluating the level of Board of Commissioners’ success in carrying out the oversight and advisory duties and responsibility to the GMS.

Penilaian Kinerja DireksiAssessment on the Performance of the Board of Directors

Dewan Komisaris memberikan penilaian dan evaluasi mengenai kinerja Direksi berdasarkan KPI yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, baik secara perseorangan maupun kolektif.The Board of Commissioners provides assessment and evaluation on the performance of the Board of Directors based on the KPIs set forth by the Board of Commissioners, either individually or collectively.

Persetujuan atasPendayagunaan Aktiva TetapPerseroanApproval on the Utilization of the Company’s Fixed Asset

Dewan Komisaris memberikan persetujuan atau penolakan selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah menerima permohonan dari Direksi atas Pendayagunaan Aktiva Tetap. Dalam hal Pendayagunaan Aktiva Tetap disetujui oleh RUPS, maka Dewan Komisaris juga memberikan tanggapan tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari, yang ditujukan kepada Direksi setelah menerima permohonan dari Direksi mengenai pendayagunaan tersebut. Pendayagunaan Aktiva Tetap (Pasal 32 dan 33 Permen BUMN No. 06/2011).The Board of Commissioners give their approval or rejection no later than 30 (thirty) days upon receiving the request from the Board of Directors with regards to the Utilization of the Company’s Fixed Asset. The Utilization of the Company’s Fixed Asset approved by the GMS, therefore the Board of Commissioners provide their written approvals no later than 30 (thirty) days to the Board of Directors regarding the matter. Utilization of Fixed Asset (Article 32 and 33 Minsiter of SOEs Regulation No. 06/2011).

Melakukan Pelaporan kepada RUPSReporting to the GMS

Dewan Komisaris telah menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPSThe Board of Commissioners has submitted report on the monitoring duties carried out during the last financial year to the GMS.

Memantau Pelaksanaan GCGMoniroting the Implementation of Good Corporate Governance

Pemantauan atas penerapan GCG dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa GCG di Perseroan telah berjalan secara efektif dan berkelanjutan.Monitoring the implementation of good corporate governance is conducted by the Board of Commissioners to ensure that good corporate governance in the Company was conducted effectively and continuously.






Melakukan Evaluasi Terhadap Sekretariat Dewan KomisarisEvaluation on the Secretariat of the Board of Commissioners

Dewan Komisaris melakukan evaluasi atas kinerja Sekretariat Dewan Komisaris setiap 1 tahun dengan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.The Board of Commissioners evaluate on the performance of the Secretariat of the Board of Commissioners annually by using the method that is determined by the Board of Commissioners.

Memastikan Tindak Lanjut Atas Temuan WBSEnsure Follow-up on Findings of the Whitleblowing Systems

Dewan Komisaris memastikan bahwa setiap laporan yang masuk melalui WBS telah ditindaklanjuti oleh Direksi Perseroan. Indepedensi dari tindak lanjut laporan tersebut juga merupakan bagian dari fungsi Dewan Komisaris terkait dengan program WBS.The Board of Commissioners must ensure that every report of the Whistleblowing System has been followed up by the Board of Directors. Independency of the follow up to the report is also part of the Board of Directors’ function in relation to the WBS program.

Dalam kaitannya dengan fungsi Pengawasan dan Pengendalian Internal, Dewan Komisaris juga telah menjalankan tanggungjawabnya untuk memastikan dipatuhinya prosedur pengendalian internal oleh setiap unit bisnis, termasuk unit-unit pendukung, audit internal, audit eksternal, serta fungsi asuransi dan manajemen risiko. Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian internal, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit.

Kewenangan Dewan Komisaris

Dalam melakukan tindakan pengawasan atas tindakan pengurusan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris berwenang untuk1. Memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan

barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

2. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan;

3. Meminta keterangan/penjelasan dari Direksi atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus memberikan semua keterangan/penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris;

4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris;

6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris;

7. Memberhentikan sementara anggota Direksi;

8. Membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan komite lainnya jika dianggap perlu;

In relation to their Supervisory and Internal Control function, the Board of Commissioners has also meet its responsibilities to ensure that each of the business unit, including the supporting units, internal audit, external audit, as well as the insurance and risk management function. In the implementation of surveillance and management, the Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee.

Authority of the Board of CommissionersIn supervising the management of the Company undertaken by the Board of Directors, the Board of Commissioners is authorized to:1. Examine accounts, letters of evidence, inventories,

to review cash flows and other securities, and to have all information on every action that has been carried out by the Board of Directors;

2. Enter any buildings, offices or premises used or owned by the Company;

3. Request for explanations from the Board of Directors and/or other officials on any matters relating to the Company, and each member of the Board of Directors is oblidged to provide such required information for the Board of Commissioners;

4. To be informed on all policies and actions that have and will be done by the Board of Directors;

5. Request the Board of Directors and/or other officials under the Board of Directors, with permission from the Board of Directors to attend the Board of Commissioners meeting;

6. To appoint and dismiss the Board of Commissioners Secretary;

7. To temporarily dismiss member of the Board of Director;

8. To establish the Audit Committee, Remuneration and Nomination Committee, Risk Oversight Committee and other committtees as deemed necessary;







9. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal yang dibicarakan;

10. Melakukan tindakan pengawasan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan AD.

PELAKSANAAN TUGAS DEWAN KOMISARIS TAHUN

2015

Sepanjang tahun 2015, Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan terkait kegiatan operasional perusahaan termasuk memberikan persetujuan kontrak-kontrak, rekomendasi atas hasil evaluasi audit dan rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal Dewan Komisaris, rapat Komite dan rapat Gabungan dengan Direksi). Dengan demikian, pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris di tahun 2015 dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Memantau pelaksanaan RJPP 2011-2015 dan RKAP 2015;

2. Memantau implementasi Capital Expenditure (Capex);

3. Memantau pelaksanaan Enterprise Risk Management (ERM);

4. Memantau pelaksanaan program implementasi GCG;5. Memantau pelaksanaan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan;6. Memantau pelaksanaan audit internal dan eksternal

perusahaan, serta tindak lanjutnya;

7. Memberikan pendapat terhadap RKAP 2016, RJPP 2016-2020.

Rekomendasi Dewan Komisaris

Pada tahun 2015, nasihat dan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi antara lain mengenai:1. Perubahan Struktur Organisasi Induk Perseroan;

2. Pengangkatan anggota Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan;

3. Penunjukan KAP, serta penetapan honorarium dan ruang lingkup kerja KAP;

4. Penetapan batasan wewenang yang diberikan kepada Direksi;

5. Penuntasan Permasalahan Utama Perseroan;6. Pemberian Pinjaman ke Anak Perusahaan;

9. To attend the Board of Directors meeting and to offer opinion on the matters discussed;

10. To exercise the authority to supervise on other matters, provided that it does not violate the regulations and the Articles of Association.

DUTIES IMPLEMENTATION OF BOARD OF COMMISSIONERSDuring 2015, the Board of Commissioners has performed their duties and responsibilities on the supervision relating to the operational activities of the Company which include providing approvals on contracts, recommendation on audit evaluation results and meetings performed during the financial year (Board of Commissioners Internal Meeting, Committee Meeting and joint meeting with the Board of Directors). Therefore, the supervisory duties of the Board of Commissioners in 2015 shall be described as follow:

1. Monitored the implementation of 2011-2015 RJPP and 2015 RKAP;

2. Monitored the implementation of Capital Expenditure (Capex);

3. Monitored the implementation of Enterprise Risk Management (ERM);

4. Monitored the implementation of GCG programs;5. Monitored the compliance with the prevailing laws

and regulations;6. Monitored the implementation of internal and

external audit of the company, and the related follow up actions;

7. Provided opinions on 2016 RKAP and 2016-2020 RJPP.

Board of Commissioners RecommendationsIn 2015, the Board of Commissioners had provided advice and opinions to the Board of Directors which include:1. Change in the Organization Structure of the Parent

Company;2. Appointment of the Board of Directors and Board of

Commissioners of the Company’s Subsidiaries;3. Appointment of Certified Public Accountants (CPA),

as well as determination of honorarium and scope of work of the CPA;

4. Limitation on the authority granted to the Board of Directors;

5. Solution to the Company’s key Issues;6. Lending to Subsidiaries;






7. Penetapan Rencana Jangka Panjang Perusahaan;8. Peningkatan kinerja Sales on Board;9. Peningkatan Pengelolaan Haji dan Umroh.

Program Pengenalan Komisaris Baru

Dalam tahun 2015 tidak ada anggota Komisaris baru. Namun program pengenalan Komisaris terus dilanjutkan di tahun 2015, karena Komisaris baru diangkat di akhir tahun 2014. Perseroan mengadakan program pengenalan bagi Komisaris dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah menyampaikan dokumen-dokumen Perseroan yang relevan untuk diketahui dan dipahami oleh Komisaris baru sebagai referensi dan tinjauan aktivitas bisnis Perseroan sehingga dapat mendukungnya dalam menjalankan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Komisaris baru kemudian diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan melakukan diskusi dengan Direksi dan Manajemen Perseroan, serta memberi jawaban atas pertanyaan atau memberi penjelasan apabila diminta. Tahap berikutnya adalah dengan langsung terlibat dalam aktivitas maupun dalam rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi, juga rapat-rapat pengenalan dengan Direksi anak perusahaan dan pemegang fungsi internal auditnya.

Program Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

Dewan Komisaris berpartisipasi dalam program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan anggota Dewan Komisaris tentang perkembangan industri Perseroan dan pengetahuan lainnya yang terkait penerapan tugas dan tanggung jawabnya Dewan Komisaris. Rangkaian program pelatihan yang diikuti Dewan Komisaris pada tahun 2015 termasuk:

7. Establishement of Company’s Long-Term Plan;8. Increase in Sales performance on Board;9. Management of Hajj and Umrah.

New Commissioner Introduction ProgramIn 2015, there was no new Commissioners. However, induction program was continued in 2015 because of new Commissioners appointed in 2014. The Company has an induction program for new Commissioners in several phases. In the first phase, the Company provides relevant documents that requires attention of the Company’s Board of Commissioners as a reference and review of the Company’s business activities in order to support them in performing their supervisory functions as the Board of Commissioners. New Commissioners also have the opportunity to ask questions and answer to questions or provide explanations if required. The next phase is to allow them to participate in the Board of Directors and Board of Commissioners’ meetings as well as induction meetings with Directors od subsidiaries and their audit internal functions.

Training and Competency Development ProgramThe Board of Commissioners should participate in the training program in order to improve their knowledge regarding the Company’s industry development and other knowledges related to the tasks implementation and the Board of Commissioners’ responsibilities. A series of training programs have been undertaken by the Board of Commissioners in 2015, including:

NamaName

JabatanPosition

TanggalDate

ProgramProgram

TempatPlace


Komisaris Utama dan Komisaris IndependenPresident Commissioner andIndependent Commissioner

4 Juni 2015June 4, 2015

Market Trends & Impact Kantor PT Garuda IndonesiaPT Garuda Indonesia’s office

29 Juni 2015June 29, 2015

Capacity, Capability, and Profitability of A330 & A350

Kantor PT Garuda IndonesiaPT Garuda Indonesia’s office

Hasan M. Soedjono

Komisaris IndependenIndependent Commissioner

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015




Power Talk Khazanah Nasional: Transformation of Government Llinked Companies

IPMI InternationalBusiness School

Muzaffar Ismail KomisarisCommissioner

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015









PENILAIAN KINERJA DEWAN KOMISARIS

Pada setiap akhir tahun dan awal tahun buku, Direksi membuat dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang dilengkapi dengan Ukuran Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI) dan target yang harus dicapai. RKAP, KPI dan target perusahaan, disahkan dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan.

Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja manajemen berdasarkan pencapaian KPI dan target serta berdasarkan indikator yang digunakan oleh Dewan Komisaris. Hasil penilaian Dewan Komisaris atas kinerja manajemen selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk membuat usulan pemberian remunerasi dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN, selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna.

Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan sekali dalam 1 (satu) tahun, dengan menggunakan metode self assessment. Pengukuran keberhasilan kinerja Dewan Komisaris merupakan hasil kerja kolegial dari seluruh Dewan Komisaris yang tercermin dalam satu kesatuan pada realisasi Rencana Bisnis Perseroan. Pengukuran keberhasilan kinerja Dewan Komisaris dilakukan terhadap pencapaian target kinerja utama (KPI) yang meliputi empat aspek yakni Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perseroan, Pelaksanaan pengawasan oleh Komite Audit, Pengawasan oleh KPU-PR, dan Pendidikan dan Pelatihan.

EVALUATION ON BOARD OF COMMISSIONERS PERFORMANCEAt the end of every year and the beginning of the financial year, the Board of Directors formulates and delivers the Work Plan and Budget (RKAP) equipped with Key Performance Indicators (KPI) and targets that must be achieved. RKAP, KPI and the Company’s target are authorized and signed by the Board of Directors and the Board of Commissioners.

The Board of Commissioners evaluates the management’s performance based on the KPIs and targets and based on the indicators used by the Board of Commissioners. The result of the Board of Commissioners’ evaluation on the management’s performance is then used as a basis to generate recommendations on the remunerations and tantiem of the Board of Directors and the Board of Commissioners to the Minister of SOEs, as the holder of Series A Dwiwarna share.

Evaluation of the Board of Commissioners’ performance is completed within 1 (one) year, by using the self assessment method. Measurements on the level of success of the Board of Commissioners’ performance represents the result of a collegial performance of the whole Board of Commissioners as reflected collectively on the realization of the Company’s Business Plan. The measurement of the level of success of the Board of Commissioners’ performance is made towards the achievement of Key Performance Indicators (KPI) covering four aspects of the implementation of the duties and responsibility of the Board of Commissioners to oversee and advise in accordance to the Company’s Articles of Association, Supervision of the Audit Committee, Supervision of the KPU-PR, and Education and Training.

Dony Oskaria KomisarisCommissioner

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015



Chairal Tanjung KomisarisCommissioner

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015



Isa Rachmatarwata

KomisarisCommissioner

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015


Kantor PT Garuda Indonesia PT Garuda Indonesia’s office

NamaName

JabatanPosition

TanggalDate

ProgramProgram

TempatPlace






Selain melalui self-assessment, penilaian Dewan Komisaris dilakukan pada saat pertanggungjawaban laporan tahunan pada saat RUPS. Pelaksanaan RUPS pertanggungjawaban laporan tahun buku mengenai keadaan jalannya perusahaan dan hasil yang telah dicapai selama tahun 2015. Selanjutnya menyatakan serta memberikan pembebasan sepenuhnya pertanggungjawaban (acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk operasional tahun buku 2015.

Proses Pelaksanaan Penilaian

Proses penilaian (asesmen) atas kinerja Komisaris dilaksanakan setiap tahun melalui mekanisme RUPS. RUPS adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi untuk memenuhi ketentuan atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atau dari seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

Kriteria/Indikator Kinerja

Kriteria untuk menilai kinerja Dewan Komisaris adalah pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kebijakan pengurusan jalannya Perusahaan, dan memberi nasihat kepada Direksi untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta pelaksanaan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar dan/ atau berdasarkan keputusan RUPS dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sementara indikator kinerja yang dipakai sebagai tolak ukur kinerja Dewan Komisaris mencakup:1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan

dan pemberian nasihat Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perseroan

2. Pelaksanaan pengawasan oleh Komite Audit3. Pengawasan oleh KPU-PR4. Pendidikan dan Pelatihan

In addition to self-assessment, the assessment on the Board of Commissioners is made on the annual accountability report at the time of the GMS. Implementation of the financial year’s GMS accountability report cover the company’s condition and the results that have been achieved during 2015. Furthermore it stated and provided full release and discharge (acquit et decharge) to the Board of Commissioners of the Company for 2015 financial year.

Assessment ImplementationThe assessment process on the performance of the Board of Commissioners is performed every year through the GMS mechanism. GMS is a meeting that is held by the Board of Directors in order to comply with the requirements or based on written notification by one or more of the members of the Board of Commissioners or one or more of the shareholders who collectively represents 1/10 or more of the total voting rights share ownership.

Criteria/Key Performance IndicatorsThe performance evaluation criterias of the Board of Commissioners are task implementation and the responsibility of the Board of Commissioners in performing their supervisory function on the the Company’s operational policies, and to advise the Board of Directors on the purposes and objectives of the Company as well as the implementation of tasks that are specially granted to him under the Articles of Association and/or based on the decisions of the GMS within the prevailing legislations.

The performance indicators that are used as a measure of the Board of Commissioners’ performance include: 1. Duties and responsibilities of overseeing and

advising the Board of Commissioners in accordance to the Articles of Association of the Company

2. Supervision by the Audit Committee3. Supervision by KPU-PR4. Education and Training







No.No.

IndikatorIndicators

SatuanUnit

PelaksanaanImplementation

Aspek Proses Pengawasan & Pemberian NasihatAspect of Supervisory and Advisory Provision Process

Bobot / Score: 70,0%

Dewan Komisaris / Board of Commissioners

1. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris untuk membahas tugas-tugas utamanya.Board of Commissioners organizes meetings regarding its main duties.

Jumlah rapat per tahunTotal meetings per year

6

2. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat dengan Direksi dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihatBoard of Commissioners organizes meetings with the Board of Directors to implement supervisory and advisory function


37

3. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat dengan organ pendukung Dewan Komisaris untuk membahas perkembangan tugas-tugas masing-masing organ pendukungBoard of Commissioners organizes meetings with the supporting organs of the Board of Commissioners to discuss the duties of each supporting organ


3

4. Dewan Komisaris secara teratur memberikan nasihat kepada DireksiBoard of Commissioners regularly provides inputs to the Board of Directors

Jumlah nasihat formalTotal formal advice

4

5. Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja DireksiBoard of Commissioners assesses the performance of the Board of Directors

KegiatanActivity

2

6. Dewan Komisaris menyampaikan laporan pengawasan Dewan Komisaris kepada RUPSBoard of Commissioners submits report on the Supervision of the Board of Commissioners to the GMS

Jumlah kegiatanTotal activities

Berdasarkan KPI yang ditandatangani di RKAPBased on the KPI agreed under the RKAP

7. Rapat-rapat Dewan Komisaris dilaksanakan dengan dinamika dan interaksi yang sehat di antara Komisaris, di mana Dewan Komisaris berargumentasi dan menyampaikan sudut pandang yang berbeda sebelum mengambil keputusanMeetings of the Board of Commissioners are conducted with healthy and dynamic interactions among the Commissioners, in which the Board of Commissioners argues and shares their different perspectives before making a decision

Self-Assessment oleh Dewan KomisarisSelf-Assessment by the Board of Commissioners

TerlaksanaOccurred

Pengawasan oleh Komite AuditSupervision by Audit Committee

1. Menelaah ketaatan akuntansi, penyusunan laporan keuangan, proses audit eksternalSupervision on the accounting, preparation of financial statements, external audit process

KegiatanActivity

4

2. Memberikan rekomendasi penunjukan KAPMake recommendations on the KAP appointment

KegiatanActivity

1

3. Menelaah efektivitas dan memonitor pelaksanaan program kerja SPI terkait teknologi informasi, pengadaan barang dan jasa, mutu dan layanan, umroh, kargo, dan lain-lainEvaluate on the effectiveness and monitor the implementation of the SPI work program in relation to information technology, procurement and services, quality and service, umrah, cargo, and others

KegiatanActivity

11

4. Menelaah pengelolaan SDM dan remunerasi nominasi Direksi dan Komisaris serta memberikan rekomendasi penunjukan Direksi dan Komisaris Anak PerusahaanEvaluate on human resources management and remuneration and nomination of the Board of Directors and the Board of Commissioners as well as provide recommendations on the appointment of the Board of Directors and the Board of Commissioners of the Company’s subsidiaries

Kegiatan Activity

TerlaksanaOccured

8. Penelaahan pada kepatuhan Perseroan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat dengan pihak ketigaEvaluation on company’s adherence to all agreements and commitments made with third parties

Jumlah rapat/pembahasanTotal number of meetings/discussions

3






Pihak yang Melaksanakan Penilaian

Pihak yang melakukan asesmen terhadap kinerja Dewan Komisaris adalah RUPS, sedangkan penilaian terhadap kinerja Direksi adalah Dewan Komisaris dan RUPS. Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi, Dewan Komisaris mengacu kepada indikator KPI Direksi sebagaimana uraian di atas. Dewan Komisaris dan Direksi mempertanggungjawabkan pencapaian kinerja mereka pada tahun 2015, secara formal dalam RUPS yang diselenggarakan pada tahun 2016.

AssessorThe GMS performs the assessment towards the performance of the Board of Commissioners, whereas the Board of Commissioners and the GMS perform the assessment on the performance of the Board of Directors. In assessing the performance of the Board of Directors, the Board of Commissioners refers to the Board of Directors KPI indicators as previously described. The Board of Commissioners and the Board of Directors are responsible towards their performance achievements in financial year 2015, including the implementation of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and the Board of Directors in the GMS that will be held in 2016.

9, Pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan I atau perusahaan patunganMonitoring and providing advice on the policy management of its subsidiaries or joint ventures

KegiatanActivity

2

10. Melakukan kunjungan ke Regional OperationsVisits the regional operations

Jumlah unit kerja/cabang/regionalTotal number of working units/branch/regional

2

Pengawasan oleh KPU-PRSupervision by KPU-PR

1. Monitoring dalam penyusunan RKAPMonitoring on the RKAP preparation

KegiatanActivity

2

2. Monitoring dalam pendanaan PerseroanMonitoring on the Company’s funding

KegiatanActivity

8

3 Monitoring peningkatan kinerja Route Result (RR)Monitoring on the improvement of the Route Result (RR) performance

KegiatanActivity

14

4. Pemantauan perkembangan usaha anak perusahaanMonitoring on the business development of the Company’s subsidiaries

KegiatanActivity

10

5. Pemantauan dan evaluasi implementasi Sistem Manajemen Risiko PerseroanMonitoring and evaluation on the implementation of Risk Management System of the Company

KegiatanActivity

8

6. Pemantauan Corporate Risk ProfileMonitoring on the Corporate Risk Profile

KegiatanActivity

6

7. Melakukan kunjungan ke Regional Operations untuk melihat realisasi pengelolaan perusahaan di lapanganVisits the Regional Operations to see the implementation result of the corporate management in the field

KegiatanActivity

7

Pendidikan dan PelatihanEducation and Trainings

Bobot / Score: 10,0%

1. Mengikuti seminar/workshop untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam industri penerbanganAttend seminars/workshops to improve the knowledge and insights on airline industry

SeminarWorkshop

2

2. Mengikuti seminar/workshop untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam GCG, Risk Management serta fungsi-fungsi Dewan Komisaris lainnyaAttend seminars/workshops to improve the knowledge and insights on GCG, Risk Management and other functions of the Board of Commissioners

SeminarWorkshop

Tidak ada kegiatanNo activities

No.No.

IndikatorIndicators

SatuanUnit

PelaksanaanImplementation







KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENETAPAN

REMUNERASI DEWAN KOMISARIS

Kebijakan dan prosedur penetapan remunerasi bagi Dewan Komisaris terdiri dari beberapa tahapan yang mencakup proses penyusunan, analisa, pengajuan, dan penetapan. Penyusunan kebijakan dan usulanremunerasi dilaksanakan oleh Komite Audit yang juga menjalankan fungsi komite remunerasi Perseroan. Rekomendasi atas remunerasi tersebut kemudian diteruskan kepada Dewan Komisaris untuk dibahas dan dianalisa. Pada tahap terakhir, rekomendasi remunerasi diajukan dalam RUPS tahunan.

Penetapan Penghasilan yang berupa Gaji atau Honorarium, Tunjangan, dan Fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, faktor kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan dan faktor-faktor lain yang relevan serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

Penetapan Penghasilan yang berupa Tantiem/Insentif Kinerja yang bersifat variabel (merit rating) dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kinerja perusahaan serta faktor-faktor lain yang relevan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, komponen penghasilan Dewan Komisaris terdiri dari:1. Honorarium;2. Tunjangan3. Fasilitas4. Tantiem

Struktur dan besaran remunerasi Dewan Komisaris Perseroan pada tahun 2015 merujuk pada Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor S-329/MBU/D4/06/2015 tentang Penetapan Gaji/Honorarium, Tunjangan dan Fasilitas Tahun 2015 tanggal 24 Juni 2015 sebagai berikut:

POLICY AND PROCEDURE OF BOARD OF COMMISSIONERS REMUNERATION SYSTEMPolicies and procedures in relation to the determination of the remuneration for the Board of Commissioners consist of several stages which include the creation, analysis, submission, and determination. The policies and remuneration proposals are formulated by Audit Committee which also performs remuneration committee function. The remuneration recommendations are then forwarded to the Board of Commissioners to be discussed and analyzed. On the final stage, the remuneration recommendations are proposed to the GMS.

Determination of salary, honorarium, allowances, and facilities that are fixed in nature is being carried out by considering the business scale factor, complexity factor of the business, inflation, financial condition and competency of the company and other factors relevant and not in contrary to the prevailing regulations.

Determination of salary in the form of Tantiem/Insentive that is variable in nature (merit rating) is being carried out by considering the company’s performance factor as well as other relevant factors.

Based on the Minister of SOEs Regulation No. Per-04/MBU/2014 concerning the Remuneration Guidelines for the Board of Directors, Commissioners and Supervisory Board of State Owned Enterprises, the salary component of the Board of Commissioners consists of:1. Honoraroum;2. Allowances;3. Facilities;4. Tantiem

The structure and the amount of the Company’s Board of Commissioners’ remunerations in 2015 is based on the Letter of the Minister of SOEs Republic of Indonesia No. S329/MBU/D4/06/2015 concerning the Determination of Salary/Honorarium, Allowances and Facilities of 2015 dated June 24, 2015 as follows:

Jabatan Position

Jenis RemunerasiType of Remuneration

Jumlah (dalam Rupiah)Amount (in Rupiah)

Jumlah OrangNumber of People

Juta RupiahMillion Rupiah


Honorarium / Honorarium 6 4.306,50

Tunjangan / Allowance 6 2.296,80

Tantiem / Tantiem 6 0*

Jumlah / Total 6 6.603,30

*Tantiem tahun 2015 diumumkan pada saat RUPST 2015 / * Tantiem for 2015 will be pronounce in 2015 EGMS






HUBUNGAN ANTARA REMUNERASI DAN KINERJA

PERSEROAN

Penetapan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan mengacu kepada ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, prinsip penetapan penghasilan bagi Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015 telah menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2014 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris serta tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris pada 2015. Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris dapat terdiri dari:

1. Honorarium;2. Tunjangan3. Fasilitas4. Tantiem

Sedangkan, penetapan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris dapat diberikan berdasarkan penetapan RUPS/ Menteri dalam pengesahan Laporan Tahunan apabila:a. Realisasi tingkat kesehatan paling rendah dengan nilai 70; ataub. Target tingkat kesehatan dalam RKAP tercapai meskipun nilainya dibawah 70%. Komposisi besarnya

tantiem ditetapkan sebagai berikut:

•DirekturUtama:100,0%•AnggotaDireksi:90,0%dariDirekturUtama

•KomisarisUtama:45,0%dariDirekturUtama

•AnggotaDewanKomisaris:90,0%dariKomisaris Utama

RAPAT DEWAN KOMISARIS

Sesuai ketentuan Pasal 16 ayat 7 Anggaran Dasar Perseroan, Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan sebagai berikut:

CORRELATION BETWEEN REMUNERATION AND COMPANY’S PERFORMANCERemuneration for the Company’s Board of Directors and the Board of Commissioners is established with reference to the policies in the Minister of SOEs Regulation No. Per-04/MBU/2014 concerning the Remuneration Guidelines for the Board of Directors, Commissioners and Supervisory Board of State Owned Enterprises. Based on the Minister Regulations, the principles on the remuneration for Board of Directors and the Board of Commissioners are established based on the General Meeting of Shareholders (GMS). Annual GMS that was completed in May 15, 2015 had determined the amount of tantiem of the Board of Directors and the Board of Commissioners for financial year 2014 as well as the amount of salaries for the Board of Commissioners, the honorarium of the Board of Commissioners as well as allowances and facilities of the Board of Directors and the Board of Commissioners in 2015. The salary of the Board of Directors and the Board of Commissioners consists of:1. Honoraroum;2. Allowances;3. Facilities;4. Tantiem

Whereas the determination of tantiem for the Board of Directors and the Board of Commissioners may be provided based on the determination of the GMS/Minister under the ratification in the Annual Report if: a. Realization of the lowest level of soundness with the

score of 70; orb. The soundness target level within RKAP has been

achieved despite the score is under the 70%. Composition of the amount of tantiem is determined as follow:

•President Director: 100.0% •Member of the Board of Directors: 90.0% of

President Director •President Commissioner: 45.0% of President

Director •Member of the Board of Commissioners: 90.0% of

President Commissioner

MEETINGS OF BOARD OF COMMISSIONERSPursuant to the Article 16 paragraph 7 of the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners Meetings should be regularly conducted in accordance with the prevailing regulation, based on the following conditions:







1. Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali;

2. Dalam Rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi;

3. Materi-materi pembahasan yang diagendakan dalam rapat Dewan Komisaris pada umumnya berpusat pada kinerja dan pengembangan Perseroan, baik secara finansial dan operasional; dan

4. Rapat ini juga berfungsi sebagai sebuah forum di mana setiap anggota berhak mengutarakan pendapatnya untuk mencapai sebuah keputusan yang kolektif.

Kebijakan Perseroan Tentang Frekuensi Rapat Dewan

Komisaris

Sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang sejalan dengan Peraturan Menteri negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 14 Ayat (1), pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan dan rapat gabungan dengan Direksi minimal satu kali setiap bulan dan dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi.

Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan kapanpun sebagaimana dimintakan secara tertulis oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham yang mewakili setidaknya 10,0% jumlah saham dengan hak suara, dengan pemberitahuan yang disertai dengan agenda rapat.

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Dewan

Komisaris

Sepanjang tahun 2015, Dewan Komisaris telah melakukan rapat Dewan Komisaris sebanyak 6 (enam) kali dan rapat gabungan dengan Direksi sebanyak 14 (empat belas) kali dari target 12 (dua belas) kali. Selain kedua rapat tersebut, Dewan Komisaris berinisiatif mengundang rapat Direksi terkait untuk membahas masalah-masalah tertentu sebanyak 23 (dua puluh tiga) kali.

Adapun frekuensi dan tingkat kehadiran pada Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Gabungan dengan Direksi sebagai berikut:

1. The Board of Commissioners should hold a meeting at least once a month;

2. In the meeting, the Board of Commissioners may invite the Board of Directors;

3. The scheduled materials of discussion in the Board of Commissioners Meeting generally focus on the performance and the Company’s financial and operational development; and

4. The meeting also serves as a forum where every member has the right to express his/her opinion in order to achieve a collective decision.

Company Policy on the Frequency of Board of Commissioners’ MeetingsBased on the provisions set forth by the Board of Commissioners and the Board of Directors Charter that is in line with the Minister of SOEs Regulation No: PER-09/MBU/2012 dated July 6, 2012 concerning the Implementation of Good Corporate Governance on State Owned Enterprises Articles 14 Paragraph (1), regular holding of the Board of Commissioners/the Board of Trustees Meetings and joint meetings with the Board of Directors should be held at least once every month and the Board of Commissioners may invite the Board of Directors to the meetings

The Board of Commissioners Meeting may be held at any time as stated in writing by the members of the Board of Commissioners, the Board of Directors of the Shareholders who represent at least 10.0% of the total number of voting rights shares, through a notification accompanied by the meeting agenda. Frequency of Board of Commissioners’ Meetings and Attendance RecordThroughout 2015, the Board of Commissioners had conducted 6 (six) Board of Commissioners Meetings and 14 (fourteen) out of 12 (twelve) targeted joint meetings with the Board of Directors. In addition to those meetings, the Board of Commissioners took the initiative to invite related Board of Directors in order to discuss specific issues as many as 23 (twenty three) times.

The frequencies and numbers of attendance during the Board of Commissioners Meeting and joint meetings with the Board of Directors are as follow:






Risalah Rapat

Keputusan rapat dicatat dan didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat dan salah seorang anggota Dewan Komisaris. Risalah tersebut didistribusikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris, baik yang menghadiri rapat maupun yang tidak. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat, hal tersebut turut dicantumkan dalam risalah rapat disertai dengan alasan di balik perbedaan pendapat.

Minutes of MeetingsMeeting resolutions are recorded and documented in the minutes of meetings that are signed by the chairman of the meeting and one of the member of the Board of Commissioners. The paper is distributed to all members of the Board of Commissioners, both present and absent. In the event of disagreement, it is also included in the minutes of the meeting along with the reasons behind the differences in opinions.

NamaName

JabatanPosition

Jumlah KehadiranAttendance

% Kehadiran% Attendance

Jusman Syafii Djamal Komisaris Utama dan Komisaris Independen President Commissioner and Independent Commissioner 4 66,67%

Hasan M. Soedjono Komisaris Independen / Independent Commissioner 6 100,00%

Muzaffar Ismail Komisaris / Commissioner 3 50,00%

Dony Oskaria Komisaris / Commissioner 5 83,33%

Chairal Tanjung Komisaris / Commissioner 6 100,00%

Isa Rachmatarwata Komisaris / Commissioner 2 33,33%

Rapat Internal Dewan KomisarisBoard of Commissioners Internal Meeting

NamaName

JabatanPosition


% Kehadiran% Attendance

Jusman Syafii Djamal Komisaris Utama dan Komisaris Independen President Commissioner and Independent Commissioner 13 92,86%

Hasan M. Soedjono Komisaris Independen / Independent Commissioner 14 100,00%

Muzaffar Ismail Komisaris / Commissioner 12 85,71%

Dony Oskaria Komisaris / Commissioner 13 92,86%

Chairal Tanjung Komisaris / Commissioner 12 85,71%

Isa Rachmatarwata Komisaris / Commissioner 11 78,57%

Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris Joint Meetings of the Board of Directors and the Board of Commissioners

No. Tanggal Rapat Mata Acara Rapat Meeting Agenda

1. January 15, 2015 Persiapan Materi Pembahasan dengan DireksiRencana & Mekanisme Kerja Dewan Komisaris beserta Organ Pendukung

Preparation on discussion materials with the Board of DirectorsPlan & Work Mechanism of the Board of Commissioners and the Supporting Organs

2. January 26, 2015 Pembahasan Permintaan Persetujuan Direksi kepada Dewan Komisaris perihal,Perubahan Organisasi Induk,Direksi & Dewan Komisaris Citilink,Pembukaan Kantor Cabang Baru,Perpanjangan Masa Jabatan Presiden GIH,Permohonan IjinPenambahan Lingkup Pekerjaan KAP,Pembahasan Hasil rapat tanggal 19 Januari 2015

Discussion on the Approval Request from the Board of Directors to the Board of Commissioners regarding: Changes in the Parent Organization,Board of Directors and Board of Commissioners of Citilink,Establishment of a new Branch Office,Extension of the GIH President’s term of office,Permit applicationInterpolation of the scope of work of the CPA,Discussion on the result of meeting dated January 19, 2015

Mata Acara Rapat Internal Dewan KomisarisAgenda of the Board of Commissioners’ Internal Meetings







Mata Acara Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan DireksiAgenda of the Board of Commissioners’ Joint Meetings with the Board of Directors

No. Tanggal Rapat Agenda Rapat Meeting Agenda

1. January 19, 2015 Proyeksi Profitabilitas Q1 2015Kinerja Desember 2014Cost EfficiencyRencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)/Fleet Plan

Q1 2015 Profitability ProjectionsDecember 2014 PerformanceCost EfficiencyThe Company’s Long Term Plan (RJPP)/Fleet Plan

2. February 2, 2015 HRD & OrganisasiDana Pensiun

HRD & OrganizationPension Benefit Plan

3. February 5, 2015 Financing Cost Structure

4. February 16, 2015 Persiapan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)Cost Structure

Preparation on the General Meeting of Obligation HoldersCost Structure

5. February 26, 2015 Rute Profitability Internasional & Domestik Record 3 Tahun TerakhirRekonfigurasi B-738Kajian Alternative Early Termination A330-200IT Arsitektur IT GA ke depan

Domestic & International Profitability Route Record for the past 3 years Reconfiguration of the B-738Alternative Early Termination A330-200 StudyIT Architects and IT GA going forward

6. March 16, 2015 Antisipasi Kedatangan PesawatLaporan Kinerja Bulan Februari 2015 khusus GA Induk, Citilink dan GMF

Anticipation on Aircraft ArrivalFebruary 2015 Performance Report for GA Holding, Citilink and GMF particularly

7. April 2, 2015 Sinergi Garuda Group (Garuda) sebagai Holding CompanyBatasan Wewenang Direksi

Garuda Group’s Synergy as a Holding Company

Limitation on the Authority of the Board of Directors

8. April 6, 2015 Presentasi & Pemaparan Unit Kerja Operasi Operational Work Unit Presentation & Disclosure

9. April 13, 2015 Presentasi & Pemaparan Unit Cargo Cargo Unit Presentation & Disclosure

10. April 27, 2015 Laporan Kinerja Perseroan bulan Maret 2015RJPP dan Fleet PlanBatasan Wewenang Direksi

March 2015 Company’s Performance ReportRJPP dan Fleet PlanLimitation on the Authority of the Board of Directors

11. May 4, 2015 Aviation Security & Safety Aviation Security & Safety

12. May 11, 2015 Pengadaaan IT IOCSIT Road Map

IT IOCS procurementIT Road Map

13. May 18, 2015 Presentasi Service Strategy Planning & Discussion Service Strategy Planning & Discussion Presentation

14. May 21, 2015 Presentasi Bussiness Strategy PlanningPresentasi Sales Achivement Q1 AM & Future Plan Q2, Q3, Q4Presentasi RZMeningkatkan Average Fair

Bussiness Strategy Planning PresentationSales Achivement Q1 AM & Future Plan of Q2, Q3, Q4 PresentationRZ PresentationImprovement on Average Fair

3. March 9, 2015 Batas Kewenangan Direksi Penambahan Hasil Kunjungan Kerja ke Anak Perusahaan dan Kantor Cabang Jakarta Raya

Limit of Authority of the Board of DirectorsAdditional Results on the Working Visits to the Company’s Subsidiaries and Branch Office of Jakarta Raya

4. March 30, 2015 Wawancara Kandidat Direksi & Dewan Komisaris Anak Perusahaan

Interview with the Candidates of the Board of Directors and the Board of Commissioners of the Company’s Subsidiary

5. June 2, 2015 Review dan Rencana Kerja Dewan Komisaris ke Depan Review and Work Plan of the Board of Commissioners going forward

6. October 12, 2015 Grand Plan Garuda GroupRKAP 2016Evaluasi Organ Pendukung Dewan Komisaris

Garuda Group’s Grand Plan 2016 RKAPEvaluation on the Board of Commissioners’ Supporting Organs

7. November 9, 2015 Persiapan Pembahasan RKAP 2016 dengan Direksi Preparation on 2016 RKAP Discussion with the Board of Directors

8. December 21, 2015 RKAP 2016RJPP 2016-2020

2016 RKAP 2016-2020 RJPP







15. June 1, 2015 Laporan Kinerja AprilPresentasi atas Asurasnsi di AirlinesPresentasi tentang Lessor yang memiliki jenis pesawat yang dioperasikan

April Performance ReportAirlines Insurance PresentationPresentation of the Lessor who possesses the type of operated aircraft

16. June 8, 2015 Presentasi Kebijakan di Corporate Human Capital Corporate Human Capital Policy Presentation

17. June 11, 2015 Lanjutan Presentasi Kebijakan di Corporate Human Capital

Continuation on Corporate Human Capital Policy Presentation

18. June 25, 2015 Laporan Kinerja Perseroan Garuda Group Bulan Mei 2015Laporan Tindak Lanjut Implementasi IT Masterplan (Pengadaan Optimiser dll)Laporan Pelaksanaan Penandatanganan LOI Pembelian PesawatPending Matters yaitu Hasil Kajian Kebijakan Pembukaan Branch Office

Garuda Group’s Performance Report of May 2015 Follow Up Report on the IT Masterplan Implementation (Optimizer Procurement etc)Implementation Report on the LOI Signing for Aircraft PurchasePending Matters namely Results of Policy Studies on the Opening of Branch Office

19. July 2, 2015 Pemaparan Program Kerja Work Program Disclosure

20. July 6, 2015 Presentasi PT Aero Wisata Group PT Aero Wisata Group Presentation

21. July 10, 2015 Ancaman Pemogok PilotGrand StrategyLaporan Kinerja Bulan Juni 2015Laporan Insiden/Musibah Kebakaran di Bandara Soekarno-Hatta

Pilot Strike ThreatGrand StrategyPerformance Report of June 2015Incident Report/Fire Accident in Soekarno-Hatta Airport

22. August 13,2015 Laporan Kinerja Keuangan Garuda Indonesia Group Bulan Juli 2015Nominasi & Promosi di Lingkungan Pejabat PT GA terkait Struktur Organisasi Baru

Garuda Indonesia Group Financial Performance Reportof July 2015 Nomination and Promotion of PT GA’s officials in relation to the New Ogranization Structure

23. August 27, 2015 Laporan Kinerja Keuangan Garuda Indonesia Group Bulan Juli 2015Nominasi & Promosi di Lingkungan Pejabat PT. GA terkait Struktur Organisasi BaruLaporan dan Hasil Evaluasi terjadap Beberapa Insiden Pendaratan Pesawat Garuda Indonesia dan Citilink

Garuda Indonesia Group Financial Performance ReportJuly 2015 Nomination and Promotion of PT GA’s officials in relation to the New Ogranization StructureReport and Evaluation Results regarding Several Incidents of Garuda Indonesia and Citilink Aircraft Landing

24. September 14, 2015 Laporan Kinerja Perseroan Bulan Agustus 2015Fleet Plan

Monthly Performance Report of August 2015Fleet Plan

25. September 21, 2015 Laporan Kinerja Perseroan Bulan Agustus 2015Fleet PlanOptimalisasi

Monthly Performance Report of August 2015Fleet PlanOptimalization

26. October 1, 2015 Asuransi Insurance

27. October 15, 2015 Laporan Kinerja September Garuda GroupLaporan Asuransi Aviasi

Garuda Group’s September Monthly Performance ReportAviation Insurance Report

28. October 15, 2015 Route Result dalam rangka Laporan Kinerja PT GA Route Result in relation to the Performance Result of PT GA

29. October 19, 2015 E-commerce E-commerce

30. November 16, 2015 Laporan Kinerja Bulan Oktober Garuda GroupStrategy Corporate Communication Garuda GroupKebijakan Aliansi Garuda Group

Garuda Group’s October Monthly Performance Report Garuda Group’s Strategy Corporate Communication Garuda Group’s Alliance Policy

31. 23 November 2015 Presentasi Aliansi dan SkyTeam Alliance and SkyTeam Presentation

32. November 30, 2015 Presentasi GMF GMF Presentation

33. December 7, 2015 Performance dan Service PT. Gapura Angkasa Performance and Service of PT Gapura Angkasa

34. December 17, 2015 Laporan Kinerja Bulan November 2015Progress Penyusunan RKAP & RJPP

Monthly Performance Report of November 2015Progress on the RKAP & RJPP establishment

No.No.

Tanggal Rapat Meeting Date Agenda Rapat Meeting Agenda

DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners






SEKRETARIS DEWAN KOMISARISThe Secretary to the Board of Commissioners

Dewan Komisaris telah menunjuk seorang Sekretaris Dewan Komisaris untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun, dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, sesuai ketentuan Pasal 15 ayat 2.a.6 Anggaran Dasar, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/053/2012.

PROFIL SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS

Achmad Jaka Santos Adiwijaya

Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Beliau diangkat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris pada tanggal 1 Juni 2015 dan disahkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor: GARUDA/SKEP-059/2015.

Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran pada tahun 1993, Master of Laws di Corporate and Commercial Law, Law School dari The University of Technology Sydney, Australia pada tahun 1997, dan Doktor di bidang Hukum, dari Universitas Padjajaran pada tahun 2012.

Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau pernah menempati sejumlah posisi di berbagai perusahaan dan institusi, antara lain Komisaris Utama PT Tjahaja Elektrik (2013-2014), Dosen Tamu Fakultas Teknik Sipil Magister Infrastruktur, Universitas Indonesia (2012 – Sekarang), dan Dosen Fakultas Hukum Magister Hukum, Universitas Djuanda (2012 – Sekarang).

Pada tahun 2015, beliau mengikuti berbagai program pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi yang mencakup industry penerbangan dan GCG.

The Board of Commissioners has appointed a Secretary to the Board of Commissioners for a term of 3 (three) years in order to facilitate the tasks of the Board of Commissioners, pursuant to Article 15 paragraph 2.a.6 of the Articles of Association, by virtue of the Decision Letter of the Board of Commissioners No. JKTDW/SKEP/053/2012.

PROFILE OF SECRETARY TO THE BOARD OF COMMISSIONERSAchmad Jaka Santos AdiwijayaIndonesian citizen, 46 years old. He was appointed as Secretary of the Board of Commissioners on June 1, 2015 and was ratified by the Decree of the Board of Commissioners no: GARUDA/SKEP-059/2015.

He obtained a Bachelor of Law from the Padjadjaran University in 1993, Master of Laws in Corporate and Commercial Law, Law School of The University of Technology Sydney, Australia in 1997, and a Doctorate in Law from Padjadjaran University in 2012.

Prior to joining Garuda Indonesia, he has occupied a number of roles in various companies and institutions, such as, the President Commissioner of PT Tjahaja Elektrik (2013-2014), Guest Lecturer of the Faculty of Civil Engineering, Master of Infrastructure, University of Indonesia (2012 – present), and the Faculty of Law, Master of Law, University of Juanda (2012 - Present).

In 2015, he participated in various training programs in order to increase the competence which include the aviation industry and the GCG.






KOMITE-KOMITE DI BAWAH DEWAN KOMISARISCommitees under the Board of Commissioners

Dalam rangka mendukung penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya Dewan Komisaris, Dewan Komisaris dibantu oleh 2 (dua) Komite yakni Komite Audit (merangkap fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi), dan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko, yang semuanya bekerja secara independen.

Komite-komite ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris dan anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

Setiap Komite wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan mengacu pada Piagam Komite yang disusun dan ditinjau secara berkala berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia.

KOMITE AUDIT

Dasar Pembentukan Komite Audit

Komite Audit dibentuk berdasarkan PeraturanMenteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, yang menyebutkan bahwa Dewan Pengawas/Dewan Komisaris hanya boleh memiliki Komite Audit dan dapat memiliki 1 (satu) komite lainnya dengan keanggotaan masing-masing Komite berasal dari luar Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara BUMN tersebut, Dewan Komisaris Perseroan melakukan perampingan jumlah Komite Komisaris dari yang sebelumnya 3 Komite Komisaris menjadi 2 Komite Komisaris, yaitu Komite Audit dan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko. Komite Nominasi Remunerasi dan Tata Kelola Perusahaan yang baik yang sebelumnya menjadi salah satu Komite yang membantu tugas Dewan Komisaris, dilebur tugas-tugasnya ke dalam Komite Audit. Perubahan Komite Komisaris tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/SKEP/063/2013 tentang Perubahan Atas Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDW/ SKEP/038/2012 Tentang Pembentukan Organ Pendukung Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Periode jabatan anggota komite yang

In order to support the implementation pf good corporate governance and the execution of duties and responsibilities of the Board of Comissioners, 2 (two) Committees namely the Audit Committee (concurrently serves as Nomination and Remuneration Committee), and Risk Oversight and Business Development and Risk Oversight Committee, which all of whom work independently.

These committees were established based the decisions of the Board of Commissioners and its members were appointed and dismissed by the Board of Directors.

Each committee shall perform their duties and responsibilities by adhering to the Committee Charter which was compiled and reviewed periodically based on the prevailing rules in Indonesia.

AUDIT COMMITTEE

Legal Reference for Audit Committee EstablishmentThe Audit Committee is established based on the Minister of SOEs Regulation No. PER-12/MBU/2012 concerning the Supporting Organ of the Board of Commissioners / Board of Trustees of State Owned Enterprises, which stipulates that the Board of Trustees/Board of Commissioners may only have an Audit Committee and 1 (one) other committee of which members of each of the committee are from outside of the Board of Commissioners/Board of Trustees.

Following up on the Minister of SOE Regulation, the Board of Commissioners downsizes the number of Commissioners Committee from three Commissioners Committee previously into two Commissioners Committees, namely the Audit Committee and the Business Development and Risk Monitoring Committee. The Nomination and Remuneration and Good Corporate Governance Committee of which had previously been one of the committees who assisted the Board of Commissioners, were merged into the Audit Committee. The change in the Board of Commissioners Committee was determined by the Decision Letter of the Board of Commissioners No. JKTDW/SKEP/062/2013 regarding the Second Amendment to the Decision Letter of the Board of Commissioners No. JKTDW/SKEP/037/2012 concerning the Establishment






bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris Perseroan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan selama 2 (dua) tahun, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

Komite Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. merupakan Komite yang memantau pelaksanaan prinsip-prinsip GCG secara konsisten. Prinsip-prinsip tersebut adalah transparan, akuntabel, patuh pada perundangan-undangan dan peraturan, independen dalam rangka menghindari benturan kepentingan dan memperlakukan para stakeholder-nya secara setara. Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional dan independen sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam rangka membantu Dewan Komisaris menjalankan tugas dan fungsi pengawasan (oversight) atas akuntansi dan proses pelaporan keuangan, pelaksanaan audit, pengendalian internal, dan terjaminnya penerapan prinsip-prinsip Corporate Governance yang dijalankan oleh Direksi dan seluruh stakeholder untuk tercapainya sustainability Perseroan.

Penunjukan Komite Audit

Kriteria Pengangkatan Komite Audit mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara adalah sebagai berikut:

1. Ketua dan Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris;

2. Ketua Komite Audit adalah anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang merupakan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Independen atau anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang dapat bertindak independen;

3. Anggota Komite Audit dapat berasal dari anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas atau dari luar Perseroan;

4. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang pengawasan/pemeriksaan;

of Supporting Organ to the Board of Commissioners of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. The term of office for the committee members who do not come from the Board of Commissioners is no longer than 3 (three) years and may be reappointed for one more term of 2 (two) years, without prejudice to the rights of the Board of Commissioners to dismiss them at any time.

The Audit Comittee of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk is a Committee which consistently oversees implementation of GCG principles. The principles are transparent, accountable, compliance with regulations, independent to prevent conflict of interest and treat all stakeholders equally.The Company’s Audit Committee performs their duties and responsibilities professionally and independently in accordance to the prevailing provisions in order to assist the Board of Commissioners in performing the duties and supervisory functions over accounting and financial reporting process, audit, internal control, and ensuring the implementation of the principles of corporate governance as implemented by the Board of Directors and all stakeholders for the achievement of company’s sustainability.

Appointment of Audit CommitteeThe Appointment Criteria of the Company’s Audit Committee which refers to the Minister of SOE Regulation No. PER-12/MBU/2012 concerning the Supporting Organ of the Board of Commissioners/ the Board of Trustees of State Owned Enterprises are as follows:1. The Chairman and the Member of the Audit

Committee are appointed and dismissed by the Board of Commissioners;

2. The Chairman of the Audit Committee is a member of the Board of Commissioners/Board of Trustees who is a member of the Board of Commissioners/the Independent Monitoring Board or the Board of Commissioners/Board of Trustees who acts independently;

3. The Audit Committee members may come from members of the Board of Commissioners/Board of Trustees or from outside of the Company;

4. Have a good integrity and knowledge with sufficient working experience in the field of supervision/inspection;






5. Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan terhadap Perseroan;

6. Mampu berkomunikasi secara efektif;7. Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk

menyelesaikan tugasnya;8. Persyaratan lain yang ditetapkan dalam Piagam

Komite Audit, jika diperlukan; dan9. Salah seorang dari anggota Komite Audit harus

memiliki latar belakang pendidikan atau memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan dan salah seorang harus memahami industri/bisnis Perseroan.

Selain itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan juga merujuk pada kriteria yang tertuang di dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit sebagai berikut:1. Anggota komite audit diangkat dan diberhentikan

oleh Dewan Komisaris;2. Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang

anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan pihak dari luar Perseroan;

3. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen;

Struktur dan Komposisi Komite Audit

Komite Audit Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang anggota dan bertanggungjawab langsung pada Dewan Komisaris. Komposisi keanggotaan Komite Audit Perseroan adalah 1 (satu) orang anggota merupakan Komisaris yang menjabat sebagai Ketua Komite sementara 2 (dua) orang sebagai anggota.

Rangkap jabatan Komite Audit telah memperhatikan kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku.

Pada tahun 2015, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor JKTDW/SKEP/001/2015 Tentang Perubahan Kelima Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor JKTDW/SKEP/038/2012 tentang Penetapan Komite Audit Sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris Perseroan, susunan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut:

5. Do not have personal interests that may induce negative impacts or collision on the Company’s interest;

6. Able to communicate effectively;7. Able to allocate sufficient time to complete their

tasks;8. Other requirements set out in the Audit Committee

Charter, if required; and9. One of the Company’s Audit Committee members

shall have the educational background or expertise in the field of accounting or finance and must understand the industry/business of the Company.

In addition, as a public company, the Company also refers to the criterias as stipulated in the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution No. IX.I.5 on the Establishment and Implementation Guidelines of the Audit Committee as follow:1. Members of the Audit Committee shall be appointed

and dismissed by the Board of Commissioners;2. The Company’s Audit Committee must consist of

at least 3 (three) members from the Independent Commissioner and the parties outside of the company;

3. The Audit Committee is led by an Independent Commissioner;

Structure and Composition of Audit CommitteeThe Company’s Audit Committee consists of 3 (three) members and is directly responsible to the Board of Commissioners. The Company’s Audit Committee is 1 (one) Commissioner member who serves as Chairman of the Committee while 2 (two) people as members.

The concurring role of the Audit Committee has considered the competence, independence criteria, confidentiality, code of conduct and the implementation of the duties and responsibilities of each member in accordance with the prevailing regulations.

In 2015, based on Decree of Board of Commissioners No. JKTDW/SKEP/001/2015 concerning the Fifth Amendment to Decree of Board of Commissioners No. JKTDW/SKEP/038/2012 regarding the Establishment of Audit Committee as the Board of Commissioners’ supporting organ, the membership structure of the Audit Committee is as follows:

KOMITE-KOMITE DI BAWAH DEWAN KOMISARISCommitees Under The Board Of Commissioners






Profil Komite Audit

Hasan M. Soedjono - Ketua

Profil Hasan M. Soedjono telah disajikan pada bagian profil Dewan Komisaris dalam Laporan Tahunan ini.

Prasetyo Suhardi - Anggota

Warga negara Indonesia, 64 tahun. Beliau diangkat sebagai anggota Komite Audit sejak tanggal 1 Januari 2013 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor JKTDW/SKEP/089/2012 tanggal 14 Desember 2012.

Meraih gelar sarjana di bidang Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung pada tahun 1975 dan mengikuti Business Management Process Program yang diselenggarakan oleh Asian Institute Management pada 1985.

Selama lebih dari 31 tahun, beliau telah berkarier secara profesional di bidang konsultan manajemen bersama SGV Utomo, Andersen Consulting, PwC Consulting, dan TASS Consulting. Pada tahun 2015, beliau dipercaya sebagai Anggota Dewan Audit di Institut Teknologi Bandung.

Regina J. Arsjah - Anggota

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Beliau diangkat sebagai anggota Komite Audit melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor JKTDW/SKEP/051/2014 tanggal 2 September 2014.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi pada tahun 1986, gelar Magister Sains (M. Si) di bidang Akuntansi pada tahun 2002, dan gelar Doktor pada tahun 2005 dalam bidang Management Science dengan kekhususan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Beliau juga memegang gelar Certified Accountant Negara.

Audit Committee ProfileHasan M. Soedjono – ChairmanHasan M. Soedjono’s Profile is disclosed on the Bord of Commissioners’ Profile Section in this year’s Annual Report.

Prasetyo Suhardi – MemberIndonesian citizen, 64 years old. He was appointed as a member of the Audit Committee since January 1, 2013 through Decree of of Board of Commissioners No.JKTDW/SKEP/089/2012 dated December 14, 2012.

He obtained a degree in Industrial Engineering, Bandung Institute of Technology in 1975 then joined the Business Process Management program organized by the Asian Institute of Management in 1985.

For more than 31 years, he has been working professionally in the field of management consulting along with SGV Utomo, Andersen Consulting, PwC Consulting and TASS Consulting. In 2015, he was appointed as a member of the Board of Audit of Bandung Institute of Technology.

Regina J. Arsjah – MemberIndonesian citizen, 54 years old. She was appointed asa member of the Audit Committee through Decree of of Board of Commissioners No. JKTDW/SKEP/051/2014 dated September 2, 2014.

She obtained a Bachelor’s of Economics in Accounting in 1986, a degree of Master of Science (M. Si) in Accounting in 2002, and a PhD in 2005 in the field of Management Science with a specialty in Accounting at the University of Indonesia. She also holds the Certified Public Accountant degree.

Struktur Komite Audit per 31 Desember 2015Audit Committee Structure as of 31 December 2015

NamaName

JabatanPosition

Dasar PenunjukanLegal Basis of Appointment

Hasan M. Soedjono Ketua Komite AuditChairman of Audit Committee

Surat Keputusan No. JKTDW/SKEP/001/2015 Decision Letter No. JKTDW/SKEP/001/2015

Prasetyo Suhardi Anggota / Member Surat Keputusan Nomor JKTDW/SKEP/089/2012Decision Letter No. JKTDW/SKEP/089/2012

Regina Jansen Arsjah Anggota / Member Surat Keputusan Nomor JKTDW/SKEP/051/2014 Decision Letter No. JKTDW/SKEP/051/2014






Beliau memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di berbagai jenis penugasan antara lain, praktisi audit dan akuntan, consultant, trainer, assessor Corporate Governance, juga sebagai certified senior lecturer untuk program undergraduate sampai program Doktoral di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Universitas Bakrie, dan Universitas Trisakti, Jakarta. Sejak tahun 2012, beliau menjabat sebagai Managing Director PT Citra Bakti Indonesia, Jakarta.

Independensi Komite Audit

Komite Audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen, dengan anggota dua orang profesional yang berasal dari luar Perseroan dan salah satunya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Ketua dan anggota Komite Audit tidak memiliki usaha atau memiliki saham pada perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis dengan Perseroan. Ketua dan Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan yang terafiliasi dengan pihak KAP pelaksana audit atas Laporan Keuangan Perseroan.

Hubungan Afiliasi Komite Audit dengan Dewan

Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Utama

dan/atau Pengendali

Semua anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Komisaris, Direksi, anggota komite lainnya serta pemegang saham pengendali. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugasnya, anggota Komite Audit tidak memiliki benturan kepentingan yang mungkin terjadi dan dapat menjamin independensi tertinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

She has more than 20 years of experience in various types of assignments including, among others, the practitioner audit and accountant, consultant, trainer, Corporate Governance assessor, as well as a certified senior lecturer for undergraduate programs up to the doctoral program at the Faculty of Economics, University of Indonesia, Bakrie University, and the University of Trisakti, Jakarta. Since 2012, she has served as the Managing Director of PT Citra Bakti Indonesia, Jakarta.

Independence of Audit CommitteeThe Audit Committee carries out their duties andresponsibilities professionally and independently.The Audit Committee is chaired by an IndependentCommissioner, with members of two professionalpeople who come from outside of the Company andone of them has the ability in the fields of accountingand finance. Audit Committee members should nothave business or own shares in a company that hasa business relationship with the Company. Chairmanand Members of the Audit Committee should nothave a relationship that is affiliated with the CertifiedPublic Accountant (CPA) on the Company’s financialstatements.

Affiliation of Members of the Audit Committee with the Board of Directors and Major and/or Controlling ShareholdersAll members of the Audit Committee should not have any affiliation with the Board of Commissioners, the Board of Directors, other committee members and the controlling shareholders. Thus, in carrying out their duties, members of the Audit Committee do not have a conflict of interest that may occur and can ensure the highest level independence in carrying out their duties and responsibilities.

NamaName

Hubungan AfiliasiAffiliated Relationship

Anggota Komite LainOther Committee

Member

Dewan KomisarisBoard of

Commissioners


Pemegang Saham PengendaliControlling Shareholders

YaYes

TidakNo

Ya Yes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

Hasan M. Soedjono - √ - √ - √ - √

Prasetyo Suhardi - √ - √ - √ - √

Regina Jansen Arsjah - √ - √ - √ - √







Piagam Komite Audit

Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit baru pada tahun 2013 sebagai bentuk kepatuhan pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-103/MBU/2002 tentang pembentukan Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris menandatangani Piagam Komite Audit yang baru dan berlaku mulai tanggal 25 Juni 2013. Dalam rangka menerapkan peraturan Kementerian Negara BUMN, maka ruang lingkup tugas Komite Audit diperluas dengan tugas terkait Nominasi dan Remunerasi per 23 September 2013.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan adalah dalam rangka membantu Dewan Komisaris menjalankan tugas dan fungsi pengawasan, dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tugas pokok sebagai berikut:1. Tugas terkait Audit dan Tata Kelola Perusahaan Tugas terkait Audit dan Tata Kelola Perusahaan antara

lain meliputi namun tidak terbatas pada membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektifitas serta memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan sistem pengendalian internal, sistem pengendalian manajemen dan sistem GCG; menilai pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal; memberikan rekomendasi dalam penunjukkan Kantor Akuntan Publik; memastikan adanya prosedur evaluasi atas informasi yang dikeluarkan Perseroan dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

2. Tugas terkait Nominasi Terkait dengan Nominasi, Komite Audit bertugas

untuk melakukan penelaahan dan pemantauan mengenai strategi dan kebijakan nominasi Perseroan, memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris perihal calon anggota Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan dan memastikan bahwa proses seleksi dan nominasinya telah sesuai dengan peraturan dan mekanisme yang berlaku.

3. Tugas terkait Remunerasi Tugas Komite Audit terkait Remunerasi antara lain

meliputi namun tidak terbatas pada memastikan Perseroan telah memiliki sistem remunerasi yang transparan dan sesuai peraturan perundang-undangan

Audit Committee CharterThe Audit Committee has established a new Audit Committee Charter in 2013 as a form of compliance to the Minister of SOEs Regulation No: PER-05/MBU/2006 concerning the Audit Committee of State Owned Enterprises and Minister of SOEs Decisions No: KEP-103/MBU/2002 concerning the establishment of Committee Audit on State Owned Enterprises and the prevailing regulations. The Board of Commissioners has signed the new Audit Committee Charter which is valid since 25 June 2013. In order to comply with the policies of the Minister of SOEs Regulations, the scope of duities of the Audit Committee was expanded with tasks related to the Nomination and Remuneration per 23 September 2013.

Duties and Responsibilities of Audit CommitteeThe duties and responsibilities of the Audit Committeeas set forth by the Company’s Audit Committee Charteris to assist the Board of Commissioners in performingtheir duties and supervisory functions, and are dividedinto 3 (three) main tasks as follow:1. Tasks related to Audit and Corporate Governance The tasks related to the Company’s Audit and

Corporate Governance include, but not limited to, to assist the Board of Commissioners in ensuring effectivity as well as to provide recommendations on the improvement of internal control system, management control system, and the GCG system; to evaluate the execution of duties of internal and external auditor; to provide recommendations in the appointment of Certified Public Accountant; to ensure the presence of evaluation procedure on information issued by the Company and compliance with the prevailing regulations.

2. Taks related to Nomination With regards to Nomination, the Audit Committee’s

duty is to study and monitor the Company’s strategy and nomination policy, to provide recommendations to the Board of Commissioners regarding the candidate member of the Board of Commissioners of the Company’s Subsidiary and to ensure that the selection and the nomination process has been in accordance to the prevailing regulations and mechanisms.

3. Tasks related to Remuneration The tasks of the Audit Committee in relation to

Remuneration include, among others, ensuring that the Company possesses a remuneration system that is transparent and based on the prevailing






yang berlaku berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat variabel bagi Dewan Komisaris dan Direksi, membantu Dewan Komisaris dalam merumuskan dan menentukan kebijakan remunerasi, serta memberikan rekomendasi tentang sistem dan tingkat remunerasi Perseroan dengan disesuaikan dengan perusahaan sejenis.

Tanggung Jawab dari Komite Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. meliputi bidang pengendalian internal, laporan keuangan, audit internal, audit eksternal, peraturan dan perundangan, kode etik Perseroan, pelaporan, serta bidang lain sesuai penugasan dari Dewan Komisaris.

Rapat Komite Audit

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diamanatkan dalam Piagam Komite Audit, Rapat Komite Audit diselenggarakan dengan ketentuan sesuai yang tercantum dalam Piagam Komite Audit tahun 2013 sebagai berikut:1. Komite Audit wajib mengadakan rapat sekurang-

kurangnya sekali dalam sebulan.2. Rapat Komite Audit sekurang-kurangnya dihadiri oleh

½ dari jumlah anggota.3. Pengambilan keputusan harus disetujui oleh lebih dari

½ jumlah anggota komite yang hadir.

4. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Audit atau anggota Komite Audit yang paling senior apabila Ketua Komite Audit berhalangan hadir.

5. Dalam beberapa rapat yang dilaksanakan sekurang-kurangnya mencakup membahasan tentang rencana kerja Komite Audit, pelaksanaan, dan hasil kerja Komite Audit, penyusunan laporan Komite Audit, serta masalah-masalah yang sekiranya perlu untuk mendapatkan perhatian dan perlu disampaikan kepada Dewan Komisaris.

6. Hasil rapat unit finansial harus dituangkan dalam risalah rapat Komite Audit, ditandatangani dan tersedia kepada seluruh peserta rapat.

7. Risalah rapat disampaikan secara tertulis oleh Komite Audit kepada Dewan Komisaris.

regulations in the form of salary or honorarium, allowance and facilities that is variable in nature to the Board of Commissioners and the Board of Directors, assisting the Board of Commissioners in formulating and determining the remuneration poicy, as well as providing recommendations regading the Company’s system and remuneration level adjusted to similar companies.

The responsibilities of the Audit Committee of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. cover the areas of internal control, financial statements, internal audit, external audit, rules and regulations, codes of conduct, reporting, and other areas as assigned by the Board of Commissioners.

Meetings of the Audit CommitteeIn order to support the implementation of tasks and responsibilities as mandated in the Audit Committee Charter, the Audit Committee Meeting is held in accordance to the provisions listed on 2013 Audit Committee Charter as follow:1. The Audit Committee shall hold meetings at least

once a month.

2. The Audit Committee Meeting shall be attended by at least ½ of its members.

3. Decision-making must be approved by at least ½ of the number of committee members who are present.

4. The meeting is led by the Chairman of the Audit Committee or the most senior Audit Committee member when the Audit Committee Chairman is unable to attend.

5. The meeting must at least include a discussion on the Committee Audit’s working plan, the implementation, and the Committee Audit’s work result, preparation of the Committee Audit report, as well as issues which may require attention and need to be delivered to the Board of Commissioners.

6. The outcome of financial unit meeting shall be recorded in the Audit Committee minutes of meetings, signed and provided to all participants of the meeting.

7. The minutes of meetings should be submitted in writing by the Audit Committee to the Board of Commissioners.







Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya seperti diamanatkan dalam Piagam Komite Audit, Komite Audit menyelenggarakan rapat internal maupun rapat dengan Internal Audit, Accounting, Unit SDM, unit terkait lainnya dan KAP. Pada tahun 2015, Komite Audit menyelenggarakan Rapat Komite Audit sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.

Audit Committee Meetings and Attendance RecordTo support the execution of their duties andresponsibilities as mandated by the Audit CommitteeCharter, the Audit Committee holds internal meetings as well as meetings with the Internal Audit, Accounting, HR unit, other related units and the CPA. In 2015, the Audit Committee held as many as 25 (twenty five) Audit Committee meetings.

NamaName

JabatanPosition

Tingkat Kehadiran RapatAttendance Record

Target Frekuensi Rapat

Meeting Attendance

Target

Rapat Internal Audit, F Acctg, KAP / Internal Audit, F Acctg, and KAP

MeetingMeetings with

Audit, F Acctg, KAP / Internal Audit, F Acctg, and KAP

Meeting

Rapat LainOther Meetings


Hasan M. Soedjono Ketua Komite AuditAudit Committee Chairman

13 11 24 12

Prasetyo Suhardi Anggota / Member 13 12 25 12

Regina Jansen Arsjah Anggota / Member 13 11 24 12

Rapat dan Mata Acara Rapat Komite Audit

Adapun mata acara yang dibahas selama Rapat Komite Audit sepanjang tahun 2015 yaitu sebagai berikut:1. Evaluasi implementasi kebijakan akuntansi dan

penyusunan Laporan Keuangan.

2. Evaluasi rencana dan pelaksanaan program kegiatan Satuan Pengendalian Internal.

3. Evaluasi kinerja KAP atas audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2014, rekomendasi untuk penunjukan dan penugasan KAP untuk audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2015.

4. Penelaahan atas penerapan GCG, termasuk whistle blower system dan kepatuhan terhadap peraturan/perundangan.

5. Penelaahan pelaksanaan rekomendasi dari auditor internal dan eksternal oleh Manajemen Perseroan.

6. Penelaahan atas usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan.

7. Penelaahan atas kebijakan pemberian fasilitas untuk Direksi Perseroan dan usulan calon Direktur dan Komisaris Anak Perusahaan.

8. Penelaahan atas kebijakan dan penetapan struktur organisasi dan pengelolaan SDM, terutama yang

The Meetings and Agenda of the Meetings of Audit CommitteeThe agenda items to be discussed in the meeting of the Audit Committee throughout 2015 are as follow:1. Evaluation on the implementation of accounting

policies and financial statements2. Evaluation on the implementation of Internal Control

Unit program plans and activities 3. Evaluation on Ceritified Public Accountant’s

performance on the Company’s 2014 Audit Report, recommendations on the appointment and assignment of a CPA to audit the Company’s Financial Statements for 2015 financial year.

4. Review on the implementation of GCG, including whistle-blower system and compliance to the regulations/legislation.

5. Review on the implementation of the recommendations from internal and external auditors by the Company’s Management.

6. Review of the proposed company’s Work Plan and Budget.

7. Review on the policies regarding the Board of Directors’ facilities and recommendations on candidates for the Board of Directors and the Board of Commissioners of the Company’s Subsidiary.

8. Review on the organizational structure and human resource management policies and determination,






terkait dengan komunikasi/relasi eksternal dan charter.

9. Penelaahan internal control dalam implementasi atas kebijakan dan proses Pengadaan Barang dan Jasa.

10.Pelaksanaan penugasan lainnya dari Dewan Komisaris.

Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Sepanjang tahun 2015, Komite Audit telah melakukan berbagai aktivitas untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan atas aktivitas dan operasi Perseroan. Aktivitas Komite Audit didasarkan pada program kerja yang disusun sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi yang tercantum dalam Piagam Komite Audit. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit berkoordinasi dengan bagian internal audit (SPI) untuk mendapatkan bahan masukan berdasarkan hasil audit SPI untuk dikaji dan dilaporkan ke Dewan Komisaris. Komite Audit juga menerima masukan (data dan informasi) dari audit eksternal (KAP) yang ditunjuk Perseroan. Komite Audit juga bersinergi dengan KPUPR dalam membahas dan mengkaji isu-isu yang terkait dengan pengembangan usaha dan risiko Perseroan.

Adapun pelaksanaan program kerja Komite Audit pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:1. Terkait Pelaporan Komite Audit melaporkan kegiatan Komite Audit per

Triwulan dan kegiatan Tahunan ke Dewan Komisaris.2. Terkait Pengendalian Internal Komite Audit melakukan kajian dan melaporkan

kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengendalian proses dan bisnis anak perusahaan. Sepanjang tahun 2015 mencakup: • KajianterkaitusulanPerubahanStruktur

Organisasi Perseroan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

• EvaluasitentangRenenueManagementdanevaluasi keputusan strategis tentang flight operations.

3. Terkait Laporan Keuangan Komite Audit menyampaikan tanggapan dan

rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap:• LaporanKeuanganKonsolidasianPTGaruda

Indonesia (Persero) Tbk. tahun buku 2014 dan 2013, serta rekomendasi audit untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014;

• LaporanKeuanganKonsolidasianPTGarudaIndonesia (Persero) Tbk., untuk periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2015 dan 2014;

particularly in relation to communications/external relations and charters.

9. Internal control review in the implementation of policies for Procurement and Services.

10. Implementation of other assignments from the Board of Commissioners.

Duties Implementation of Audit CommitteeThroughout 2015, the Audit Committee has conductedvarious activities to assist the Board of Commissionersin carrying out their supervisory functions overCompany’s operational activities. The Audit Committee’s activities are based on the work programs formulated in accordance to the responsibilities and functions that are included in the Audit Committee Charter. In the execution of its duties, the Audit Committee also worked with Internal Audit (SPI) to get feedbacks based on SPI audit results to be reviewed and reported to the Board of Commissioners. The Audit Committee also received feedbacks (data and information) from the External Audit (KAP) appointed by the Company. The Audit Committee also worked in sync with KPUPR in discussing and reviewing various issues related to the Company’s business development and risk oversight.

The implementation of the work program of the Audit Committee in 2015 were as follows:1. Reporting Related The Audit Committee reports its Quarterly and

Annual activities to the Board of Commissioners.2. Internal Control Related The Audit Committee reviews and reports to

the Board of Commissioners in relation to the subsidiaries’ business process and control. In 2015, it included:• reviewrelatedtoproposaloftheCompany’s

Organization Restructuring• evaluationonRevenueManagement

andevaluation on strategic decisions on flight operations.

3. Financial Statements Related The Audit Committee provides feedbacks and

recommendations to Board of Commissioners on:• ConsolidatedFinancialStatementsofPT

Garuda Indonesia (Persero) Tbk. for the financial year of 2014 and 2013, as well as the audit recommendations for the year ending in 31 December 2014;

• ConsolidatedFinancialStatementsofPTGarudaIndonesia (Persero) Tbk., for a period of six months ending in 30 June 2015 and the entire year of 2014;







• LaporanKeuanganKonsolidasianPTGarudaIndonesia (Persero) Tbk., untuk periode Sembilan Bulan yang Berakhir 30 September 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit).

4. Terkait Pelaksanaan Progam Audit Internal, pertemuan Komite Audit setiap bulan dengan SPI untuk memonitor pelaksanaan dan tindak lanjut hasil audit internal sesuai dengan program kerja SPI tahun 2015, diantaranya;• PemeriksaanUmrohdanCharter• PemeriksaanpengadaandiACS• Pemeriksaankargo• PemeriksaanOTP• PemeriksaanIT

5. Terkait Auditor Eksternal Komite Audit:

• Menelaahruanglingkupaudit• Menilaikualitaskinerjaauditor• Mengusulkanjangkawaktujadwalkerjadan

program audit • MenyetujuiimbalanjasaProfesionalAuditLaporan

Keuangan (Honorarium) bagi Kantor Akuntan Publik.

• Mendapatkanpenjelasantentangfokusareaauditdan hal-hal yang perlu mendapat perhatian terkait kualitas Laporan Keuangan keseluruhan.

6. Terkait Peraturan dan Perundangan Komite Audit telah memonitor seluruh tindak lanjut

atas rekomendasi Badan Pemeriksaan Keuangan yang dilakukan oleh Perseroan. Komite Audit juga melakukan kordinasi dengan unit Corporate Secretary untuk membahas penanganan WBS dan metode kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

7. Terkait Pengembangan Pengetahuan Komite Audit mengikuti Seminar Internal mengenai

Market Trends and Impact, serta Seminar Internal mengenai A330 & A350: Capacity, Capability and Profitability.

8. Terkait Nominasi dan Remunerasia. Nominasi Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan Telaah terkait Nominasi Dewan Komisaris dan

Direksi Anak Perusahaan telah dilakukan terhadap:

• UsulanPerwakilanPerseroandiPanAsiaPacific Aviation Service Limited (“PAPAS”);

• UsulanAnggotaDireksipadaPTGMFAeroasia;

• ConsolidatedFinancialStatementsofPTGarudaIndonesia (Persero) Tbk., for the period of nine months ending in 30 September 2015 and the entire year of 2014 (Unaudited).

4. Related to Internal Audit Program, the Audit Committee conduct monthly meetings with IA to monitor the implementation and follow up of the internal audit result in accordance to IA’s work program for 2015, among others;• AuditofUmrahdanCharter• Audit of procurement in IACS• Audit of cargo• Audit of OTP• Audit of IT

5. External Auditor Related The Audit Committee:

• Review audit scope of work• Assess quality of auditor performance• Propose term of work schedule and audit program

• Approve Professional Audit on Financial Statements service fee for Public Accounting Office

• Obtain explanation on audit focus and matters that requires attention related to the overall quality of Financial Statements

6. Rules and Regulations Related The Audit Committee monitors the entire follow-

up that has been done by the Company. The Audit Committee has coordinated with Corporate Secretary to discuss WBS handling and method of compliance with law and regulations.

7. Research and Development Related The Audit Committee attends seminars on Market

Trends and Impact, as well as A330 & A350: Capacity, Capability and Profitability.

8. Nomination and Remuneration Relateda. Nominations of the Board of Commissioners and

Board of Directors of the Company’s Subsidiaries The study related to the nomination of Board

of Commissioners and Board of Directors of the Company’s Subsidiaries has been made in accordance to:• ProposalfromPanAsiaPacificAviationService

Limited (“PAPAS”)’s representative;• ProposalfromtheBoardofDirectorsofPT

GMF Aeroasia;






• UsulanAnggotaDireksipadaPTGapuraAngkasa dan PT Aero System Indonesia.

b. Remunerasi Telaah terkait Remunerasi telah dilakukan

terhadap Fasilitas Kendaraan Direksi & Konsesi Terbang untuk Direksi dan Dewan Komisaris.

Pelatihan Komite Audit

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, anggota Komite mengikuti dan melaksanakan program seminar, pelatihan/pembelajaran, yang diselenggarakan oleh Perseroan pada tahun 2015 sebagai berikut:

• ProposalfromtheBoardofDirectorsofPT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia.

b. Remuneration Related research has been done on the

Remuneration of the Board of Directors’ Facilities and Flight Concession to the Board of Directors and Board of Commissioners.

Trainings of Audit CommitteeIn order to improve the competency in performing itsduties and responsibilities, the Committee membersfollow and implement the seminar programs, education/trainings, held by the Company in 2015 as follow:

NamaName

JabatanPosition

TanggalDate

ProgramProgram

TempatVenue

Hasan M. Soedjono Ketua Komite AuditChairman of the Audit Committee

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015




Power Talk Khazanah Nasional: Transformation of Government Llinked Companies

IPMI International Business School

Prasetyo Suhardi AnggotaMember

4 Juni 2015June 4 ,2015


29 Juni 2015June 29, 2015



Regina Jansen Arsjah AnggotaMember

4 Juni 2015June 4, 2015


29 Juni 2015June 29, 2015



FUNGSI KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

Hingga tahun 2015, Perseroan tidak secara spesifik membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi. Adapun tugas dan tanggung jawab yang Komite Nominasi dan Remunerasi pada umumnya, telah dilakukan oleh Komite Audit.

KOMITE PENGEMBANGAN USAHA DAN

PEMANTAUAN RISIKO

Dasar Pembentukan Komite Pengembangan Usaha

dan Pemantauan Risiko

Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris

NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE’S FUNCTIONUntil 2015, Garuda Indonesia does not specifically establish the Nomination and Remuneration Committee. The duties and responsibilities carried out by the Nomination and Remuneration Committee in general, have been merged into the duties and responsibilitie of the Audit Committee.

BUSINESS DEVELOPMENT AND Risk Oversight Committee

Legal Reference for Business Development and Risk Oversight Committee EstablishmentThe Business Development and Risk Oversight Committee was established based on the Board of







No. JKTDU/SKEP/062/2012 tanggal 4 Agustus 2012 tentang Pembentukan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko (KPUPR).

Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko terutama dibentuk dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris untuk menjalankan fungsi pemantauan risiko yang diperlukan atas pelaksanaan tugas Direksi terkait pengelolaan Perseroan dan penerapan GCG.

Penunjukan Komite Pengembangan Usaha dan

Pemantauan Risiko

Dalam kaitannya dengan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait penerapan dan pengawasan manajemen risiko pada Perseroan, pengangkatan dan pemberhentian Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko dilakukan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS.

Pengangkatan anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko telah melalui proses penilaian sesuai ketentuan yang berlaku sehingga dapat menjalankan peran dengan sebaik-baiknya dalam struktur organisasi. Pemberhentian anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko dapat dilakukan apabila masa jabatannya telah berakhir dan diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.

Struktur dan Komposisi Komite Pengembangan

Usaha dan Pemantauan Risiko

Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko terdiri dari 5 (lima) anggota dan bertanggungjawab langsung kepada Dewan Komisaris. Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko terdiri dari 1 (satu) Komisaris yang bertindak sebagai Ketua Komite, 2 (dua) Komisaris sebagai Wakil Ketua, dan 2 (dua) anggota. Seluruh anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko adalah pihak independen yang memiliki profesionalisme yang memadai untuk menelaah, mengukur, dan mengevaluasi risiko dan upaya Perseroan untuk memitigasi risiko.

Rangkap posisi Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko telah mempertimbangkan

Commissioners Decree No. JKTDU/SKEP/062/2012 dated 4 August 2012 on Formation of Business Development and Risk Oversight Committee (KPUPR).

The Business Development and Risk Monitoring Committtee was mainly formed in order to support the effective implementation of the tasks and responsibilities of the Board of Commissioners to run the risk monitoring function required for the implementation of the Board of Directors’ tasks related to managing the Company and the implementation of GCG.

Appointment of for Business Development and Risk Oversight CommitteeIn relation to their function to support the implementation of the duties and responsibilities of the Board of Commissioners in relation to the implementation and risk management supervision of the Company, the appointment and dismissal of the Business Development and Risk Oversight Committee is conducted by the Board of Commissioners and is reported to the GMS.

The appointment of the members of the Business Development and Risk Oversight Committee has been through an evaluation process based on the prevailing regulations so that they can perform their best roles within the organization structure. The dismissal of the members of the Business Development and Risk Oversight Committee can be done one the term has expired and dismissed based on the decision of the Board of Commissioners.

Structure and Composition of Business Development and Risk Oversight CommitteeThe Business Development and Risk Oversight Committee consist of 5 (five) members and is directly responsible to the Board of Commissioners. The Business Development and Risk Oversight Committee consists of 1 (one) Commissioner who acts as the Chairman of the Committee, 2 (two) Commissioners who act as Deputy Chairmans, and 2 (two) members. All of the members of the Business Development and Risk Oversight Committee are independent parties who possess adequate professionalism to assess, measure, and evaluate the risks and effforts of the Company to mitigate risks.

The concurring role of the Business Development and Risk Oversight Committee has considered the






kompetensi, independensi, kebijakan, dan kode etik serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko pada 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

competency, independency, policies and the code of conduct as well as the duties and responsibilities based on the prevailing regulations.

The members of the Business Development and Risk Oversight Committee as of 31 December 2015 are as follow:

NamaName

JabatanPosition

Dasar PenunjukanLegal Basis of Appointment

Dony Oskaria Ketua Komite Pengembangan Usaha dan Pemantuan RisikoChairman of the Business Development and Risk Oversight Committee

Surat Keputusan Nomor: JKTDW/SKEP/002/2015Decision Letter No: JKTDW/SKEP/002/2015

Isa Rachmatarwata Wakil KetuaDeputy Chairman


Muzaffar Ismail Wakil KetuaDeputy Chairman


Asril Fitri Syamas AnggotaMember


Ahmad Ridwan Dalimunthe* AnggotaMember


Faldo Maldini** AnggotaMember


Profil Komite Pengembangan Usaha dan

Pemantauan Risiko

Dony Oskaria – Ketua

Profil Dony Oskaria telah disajikan pada bagian profil Dewan Komisaris dalam Laporan Tahunan ini.

Isa Rachmatarwata - Wakil Ketua

Profil Isa Rachmatarwata telah disajikan pada bagian profil Dewan Komisaris dalam Laporan Tahunan ini.

Muzaffar Ismail - Wakil Ketua

Profil Muzaffar Ismail telah disajikan pada bagian profil Dewan Komisaris dalam Laporan Tahunan ini.

Asril Fitri Syamas - Anggota

Warga negara Indonesia, 58 tahun. Beliau diangkat sebagai anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko melalui Surat Keputusan Nomor: JKTDW/SKEP/065/2012 pada tanggal 1 Agustus 2012.

Meraih gelar Sarjana di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Indonesia pada tahun 1982 serta gelar Master of Science di bidang Technological Economics, University of Stirling, Skotlandia, UK.

Profiles of Business Development and Risk Oversight CommitteeDony Oskaria – ChairmanProfile of Dony Oskaria can be seen on this Annual Report of the Board of Commissioners.

Isa Rachmatarwata – Deputy ChairmanProfile of Isa Rachmatarwata can be seen on this Annual Report of the Board of Commissioners.

Muzaffar Ismail – Deputy ChairmanProfile of Muzaffar Ismail can be seen on this Annual Report of the Board of Commissioners.

Asril Fitri Syamas – MemberIndonesian citizen, age 58. He was appointed as the member of the Business Development and Risk Oversight Committee through Decision Letter No. JKTDW/SKEP/065/2012 dated 1 August 2012.

He holds a degree in the Faculty of Engineering, Department of Electrical Engineering, University of Indonesia in 1982 and a Master of Science Degree in Technical Economics, University of Stirling, Scotlandia, UK.

*Masa jabatan berakhir pada tanggal 30 September 2015 / *The tenure expired on September 30, 2015**Mulai menjabat tanggal tanggal 7 September 2015 / **The tenure commenced on September 7, 2015







Karir profesional beliau di sektor industri sudah dimulai sejak tahun 1983. Pada tahun 1994, beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT IPTN (Indonesian Aircraft Industry). Kemudian, beliau sempat menempati sejumlah jabatan antara lain President Commissioner IPTN Europe Gmbh, Hamburg, Jerman (1994-2000), Board of Directors/Chairman of Board of Directors IPTN North America Inc. Seattle, USA (1994), President Commissioners PT Nusantara System Internasional (1995 - 2002), Commissioners PT IPTN (1998), Advisor to Balai Inkubator Teknologi (BIT), BPPT (2003), Chairman of Association of Indonesian Business Incubators, AIBI (2010 - sekarang).

Faldo Maldini - Anggota

Warga Negara Indonesia, 26 tahun. Beliau diangkat sebagai anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko melalui Surat Keputusan Nomor: JKTDW/SKEP/104/2015 pada tanggal 7 Desember 2015.

Meraih gelar Sarjana Sains di Fakultas Matematika dan IPA, Jurusan Fisika, Universitas Indonesia pada tahun 2013.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau langsung melanjutkan studi pascasarjana di Imperial College London, UK dan memperoleh gerlar MRes pada jurusan Plastic Electronics Material. Beliau memulai karir dengan menjadi peneliti di Inggris pada tahun 2014. Pada tahun 2015, kembali ke Indonesia dan membangun grup perusahaan bernama Langgar. Salah satu unit bisnis yang sedang dikembangkan adalah perusahaan manufaktur bahan material dan beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan pada PT. Langgar Nanotek Indonesia. Di samping itu, beliau juga menjadi Staf Khusus Ketua MPR RI dari 2014-sekarang.

Independensi Komite Pengembangan Usaha dan

Pemantauan Risiko

Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan wakil ketua oleh salah seorang Komisaris, dengan dua anggota yang profesional yang berasal dari luar perusahaan yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengelolaan perusahaan serta pengetahuan tentang manajemen risiko. Masa jabatan komite adalah 3 (tiga) tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali.

His track record in the industrial sector has been started since 1983. In 1994, he was appointed as the Vice President of Finance PT IPTN (Indonesian Aircraft Industry), President Commissioner of IPTN Europe Gmbh, Hamburg, Germany (1994 – 2000), Board of Directors/Chairman of the Board of Directors of IPTN North America Inc. Seattle, USA (1994), President Commissioner of PT Nusantara System International (1995 – 2002), Commissioners of PT IPTN (1998), Advisor to Balai Inkubator Teknologi (BIT), BPPT (2003), Chairman of Association of Indonesian Business Incubators, AIBI (2010 – present).

Faldo Maldini – MemberIndonesian citizen, 26 years old. He was appointed as the member of the Business Development and Risk Oversight Committee through the Decision Letter No. JKTDW/SKEP/104/2015 on 7 December 2015.

He holds a Bachelor of Science Degree in Mathematics and Science, Department of Physics, University of Indonesia in 2013.

After completing his education, he immediately pursued graduate study at the Imperial College London, UK and obtained the MRes Degree in the Department of Plastic Electronics Material. He started his career by becoming a researcher in England in 2014. In 2015, he returned to Indonesia and established a group of companies named Langgar. One of the business unit that is being developed is a material manufacturing company and he is trusted as the Director of Finance of PT. Langgar Nanotek Indonesia. Additionally, he is also the Special Staff of the Chairman of the People’s Consultative Assembly (MPR) Republic Indonesia from 2014-present.

Independence of Business Development and Risk Oversight CommitteeThe Business Development and Risk Oversight Committee is chaired by an Independent Commissioner and vice chairman from one of the Commissioners, and two professional members from outside of the company with expertise and experience in the field of corporate management and possess the knowledge of risk management. The tenure of of the member of the committee is 3 (three) years and may only be extended once.






Hubungan Afiliasi Komite Pengembangan Usaha dan

Pemantauan Risiko dengan Dewan Komisaris, Direksi

dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali

Semua anggota Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Komisaris, Direksi, anggota komite lainnya serta pemegang saham pengendali. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugasnya, anggota Komite Pengembangan Usaha Dan Pemantauan Risiko tidak memiliki benturan kepentingan yang mungkin terjadi dan dapat menjamin independensi tertinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Affiliation of Members of the Business Development and Risk Oversight Committee with the Board of Directors and Major and/or Controlling ShareholdersAll of the members of the Business Development andRisk Oversight Committee do not have any affiliatedrelationship with the Board of Commissioners, otherCommittee members as well as the controllingshareholders. Therefore, in performing their duties,the members of the Business Development and RiskMonitoring Committee do not have any conflict ofinterest that may occur and can ensure the highestlevel of independence in performing their duties andresponsibilities.

NamaName

Hubungan Afiliasi /Affiliated Relationship

Anggota Komite LainOther Committee

Members


Commissioner


Pemegang Saham Pengendali

Controlling Shareholders

Ya / Yes Tidak / No Ya / Yes Tidak / No Ya / Yes Tidak / No Ya / Yes Tidak / No

Dony Oskaria - √ - √ - √ - √

Isa Rachmatarwata - √ - √ - √ - √

Muzaffar Ismail - √ - √ - √ - √

Asril Fitri Syamas - √ - √ - √ - √

Ahmad Ridwan Dalimunthe* - √ - √ - √ - √

Faldo Maldini - √ - √ - √ - √

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pengembangan

Usaha dan Pemantauan Risiko

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. JKTDU/SKEP/062/2012 tanggal 4 Agustus 2012 tentang Pembentukan Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko, KPUPR mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk:A. Tugas terkait dengan Pengembangan Usaha:

1. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap realisasi rencana bisnis Perseroan.

2. Membantu Dewan Komisaris dalam mengevaluasi rencana pengembangan/ ekspansi bisnis Perseroan.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Tugas terkait dengan Pemantauan Risiko:1. Mendapatkan pemahaman atas manajemen risiko

Perseroan yang mencakup berbagai risiko yang dihadapi Perseroan, strategi, sistem dan kebijakan manajemen risiko Perseroan, pengendalian intern

Duties and Responsibilities of Business Development and Risk Oversight CommitteeBased on the Board of Commissioners Decree No. JKTDU/SKEP/062/2012 dated 4 August 2012 on Formation of the Business Development and Risk Oversight Committee, KPUPR have the duties and responsibilities to:A. Duties related to Business Development:

1. Assist the Board of Commissioners in monitoring and evaluating the realization of the Company’s business plan.

2. Asisst the Board of Commissioners in evaluating the Company’s development plan/business expansion.

3. Perform other duties as mandated by the Board of Commissioners based on the prevailing regulations.

B. Duties related to Risk Monitoring:1. Gaining an understanding of the risk management

covering a variety of risks faced by the Company, strategy, systems, and risk management policies of the Company, the Company’s internal

*Masa jabatan berakhir pada tanggal 30 September 2015 / *The tenure expired on September 30, 2015







Perseroan, termasuk kebijakan, metodologi dan infrastruktur.

2. Melakukan evaluasi terhadap berbagai model pengukuran risiko yang digunakan Perseroan dan memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih lanjut.

3. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan dan memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi Perseroan.

4. Mengevaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko Perseroan.

5. Melakukan koordinasi implementasi dan pengawasan keberadaan dan tingkat efektivitas masing-masing komponen dan Enterprise Risk Management (ERM) dalam Perseroan.

6. Mengukur efektivitas masing-masing komponen dari ERM yang telah diterapkan di Perseroan.

7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rapat Komite Pengembangan Usaha dan

Pemantauan Risiko

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-12/MBU/2012 dan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor JKTDU/SKEP/062/2012.

Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Komite

Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko

Sepanjang tahun 2015, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan rapat selama 34 kali. Tabel berikut menunjukan frekuensi kehadiran setiap anggota Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko dalam rapat.

control, including policies, methodologies, and infrastructures.

2. Evaluating various risk assessment models used by the Company and making recommendations for further refinement.

3. Monitoring compatibility of policies and implementation of the Company’s risk management and monitoring the various potential risks faced by the Company.

4. Evaluating the Company’s risk management policy.

5. Coordinating the implementation and supervision of the effectiveness of each component and Enterprise Risk Management (ERM) in the Company.

6. Measuring the effectiveness of each component of the ERM which have been implemented by the Company.

7. Carrying out other tasks from the Board of Commissioners based on the applicable regulations.

Meetings of Business Development and Risk Oversight CommitteeIn order to support the implementation of duties and responsibilities the Business Development and Risk Oversight Committee Meeting is held in accordance to the Minister of SOEs Regulation No. PER-12/MBU/2012 and the Board of Commissioners Decree No. JKTDU/SKEP/062/2012.

Business Development and Risk Oversight Committee Meetings Attendance RecordThroughout 2015, the Risk Oversight Committee has organized 34 meetings. The following table described the frequency of attendance of each member of the Business Development and Risk Oversight Committee in the meetings.






Mata Acara Rapat Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko Agenda of the Meetings of Business Development and Risk Oversight Committee


1 January 5, 2015 Program Kerja KPUPR KPUPR Work Program

2 January 8, 2015 Langkah-langkah Implementasi RKAP 2015 2015 RKAP Implementation Steps

3 January 12, 2015 PT. Aero WisataPT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsiaPT. Gapura Angkasa

PT. Aero WisataPT. Garuda Maintenance Fasility AeroAsiaPT. Gapura Angkasa

4 February 2, 2015 Evaluasi Rencana Rekonfigurasi Pesawat Evaluation on Aircraft Reconfiguration Plan

5 February 23, 2015 Pembahasan Persetujuan Fuel Hedging Discussion on Fuel Hedging Approval

6 March 9, 2015 Risk Profile 2015 2015 Risk Profile

7 March 11, 2015 Fuel Hedging Fuel Hedging

8 March 16, 2015 Risk Profile 2015 (lanjutan) 2015 Risk Profile (continuation)

9 March 18, 2015 Kinerja CRJ 1000 1000 CRJ Performance

10 April 2, 2015 Risk Profile Of Fuel Hedging Risk Profile Of Fuel Hedging

11 April 6, 2015 Pemaparan Pemberian Pinjaman PT Aero Wisata PT Aero Wisata Loan Disclosure

12 April 9, 2015 Pembahasan Rencana Pemberian (“inbreng”) pesawat kepada Citilink

Discusiion on the Allocation Plan (“inbreng”) of aircrafts to Citilink

13 April 23,2015 Pendalaman Materi SBU Cargo Business Review Development of SBY Cargo Business Review Material

14 May 7, 2015 Pembahasan Aviation Safety Discussion on Aviation Safety

15 May 28, 2015 Monitoring Implementasi Enterprise Risk Management (ERM)Monitoring Fuel Hedging

Enterprise Risk Management (EHM) Implementation MonitoringFuel Heding Monitoring

16 June 4, 2015 Restrukturisasi AWS AWS Restructuring

17 June 15, 2015 Proyeksi Biaya-biaya Terkait Kedatangan Pesawat Baru

Cost Projection Related to New Aircraft Arrival

18 June 25, 2015 Deployment Program Pesawat Baru Tahun 2015-2020 2015-2020 New Aircraft Deployment Program

19 29 Juni 201529 June 2015

Monitoring Implementasi Fuel Hedging Monitoring Implementasi Enterprise Risk Management (ERM)

Fuel Heding Monitoring Enterprise Risk Management (EHM) Implementation Monitoring

NamaName

JabatanPosition

Tingkat Kehadiran Rapat / Attendance Record

Rapat dengan Dewan

KomisarisBOC

Meetings

Rapat InternalInternal

Meetings

Rapat Pemantauan dengan Unit ManajemenMonitoring Committee

with Management

Unit

Rapat Koordinasi

antar KomiteCoordination

Meetings among

Commitees

Rapat lainnyaOther

Meetings

Jumlah Kehadiran

Attendance

% Kehadiran %

Attendance

Dony Oskaria Ketua / Chairman - 2 14 - - 16 47,1%

Isa Rachmatarwata

Wakil KetuaDeputy Chairman

- - 2 - - 2 5,9%

Muzzafar Ismail Wakil KetuaDeputy Chairman

- - 2 - - 2 5,9%

Asril Fitri Syamas Anggota / Member - 2 31 - - 33 97,1%

A. Ridwan Dalimunthe*

Anggota / Member - 2 22 - - 24 64,7%

Faldo Maldini** Anggota / Member - - 3 - - 3 8,8%

*Masa jabatan berakhir pada tanggal 30 September 2015 / *The tenure expired on September 30, 2015**Mulai menjabat tanggal tanggal 7 September 2015 / **The tenure commenced on September 7, 2015







20 July 6, 2015 Evaluasi Masalah Utama PerseroanPenyusunan Rekomendasi

Evaluation on the Main Issues of the CompanyDevelopment of Recommendations

21 August 10, 2015 Review Kinerja Semester I 2015Rencana Kerja Semester II 2015

Semester I 2015 Performance ReviewSemester II 2015 Performance Review

22 August 10, 2015 Review Corporate Risk Profile Related To Achievement in Semester I 2015Corporate Risk Profile Semester II 2015

Review of Corporate Risk Profile Related to Achievement in Semester I 2015Semester II 2015 Corporate Risk Profile

23 August 18, 2015 Workshop Aerotravel Business Review Workshop Aerotravel Business Review

24 September 21, 2015 Review Draft RJPP 2016-2020Sales On Board (SOB)

2016-2020 RJPP Draft ReviewSales on Board (SOB)

25 October 1, 2015 Aerotrans Business Review Aerotrans Business Review

26 October 22, 2015 Follow Up Aerotravel Business Review Follow Up Aerotravel Business Review

27 October 22, 2015 Klarifikasi Rencana Penjualan Pesawat B 737-500 MSN 28730 PK-GGF

Clarifications on the Sale Plan of B 737-500 MSN 28730 PK-GGF Aircraft

28 October 29, 2015 Perencanaan Pesawat Periode Tahun Berjalan dan Tahun Yang Akan Datang

Aircraft Planning for the Current Year and the Years to Come

29 November 16, 2015 Weekly Report Tim Differential Pricing Differential Pricing Weekly Report Team

30 November 30, 2015 Weekly Report Tim Differential Pricing Differential Pricing Weekly Report Team

31 December 3, 2015 Pembahasan Permohonan Persetujuan Penerimaan Fasilitas Pinjaman dan Pemberian Jaminan BCA untuk Reprofiling Pinjaman BII-MayCompany

Discussion on the Approval Application of Acceptance to Loan Facilities and Provision for BCA Company Guarantee for Reprofiling of BII-MayCompany Loan

32 December 7, 2015 Weekly Report Tim Differential Pricing Differential Pricing Weekly Report Team

33 December 10, 2015 Umroh Business Review Umroh Business Review

34 December 18, 2015 Follow Up Umroh Business Review Follow Up Umroh Business Review


Pelaksanaan Tugas Komite Pengembangan Usaha

dan Pemantauan Risiko

Sepanjang tahun 2015, Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko telah melaksanakan sejumlah aktivitas berdasarkan Rencana Kerja yang telah disusun dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris terkait pengawasan atas aktivitas dan operasional Perseroan. Pelaksanaan tugas Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko pada tahun 2015 sebagai berikut:1. Melakukan pembahasan atas Laporan Kegiatan

KPUPR dengan Dewan Komisaris.2. Melaksanakan telaahan atas RKAP 2015, khususnya

pada faktor-faktor yang memiliki kontribusi signifikan dalam pencapaian kinerja Perseroan pada tahun 2015, pendanaan dan corporate risk profile 2015.

3. Melakukan pembahasan atas langkah-langkah implementasi RKAP 2015 dengan Dewan Komisaris.

4. Melakukan Kunjungan Kerja ke entitas anak PT Aerowisata, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, Garuda Indonesia Training Center (Unit Learning & Development/JKTVZ) dan PT Gapura Angkasa.

5. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas rencana Rekonfigurasi Pesawat.

Implementation of Duties of Business Development and Risk Oversight CommitteeThroughout 2015, the Business Development and Risk Oversight Committee has performed several activities based on the Work Plan compiled in supporting the Board of Commissioners in performing their duties in relation to the supervision of activities and operations of the Company. The implementation of tasks of the Business Development and Risk Oversight Committee in 2015 is as follows:1. Discuss KPUPR Activity Report with the Board of

Commissioners.2. Perform review on the 2015 RKAP, especially factors

that have significant contribution in the Company’s performance achievement in 2015, 2015 financing and corporate risk profile.

3. Discuss on 2015 RKAP with Board of Commissioners.

4. Conduct Site Visits to the subsidiaries of PT Aerowisata, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, Garuda Indonesia Training Center (Unit Learning & Development / JKTVZ) and PT Gapura Space.

5. Conduct research and provide recommendations on Aircraft reconfiguration plan.






6. Melakukan telaahan atas implementasi Enterprise Risk Management (ERM) guna peningkatan efektifitas implementasi Manajemen Risiko di Perseroan, khususnya terkait dengan revisi Manual ERM.

7. Melakukan koordinasi dengan Unit ERM dalam melaksanakan review atas Corporate Risk Profile 2015 dan memantau implementasi mitigasi risiko.

8. Melakukan koordinasi dengan Unit Financial Treasury dalam melaksanakan tinjauan atas rencana pelaksanaan Fuel Hedging untuk periode tahun 2015 dan memantau realisasinya.

9. Melakukan evaluasi atas kinerja pesawat CRJ-1000 NextGen bersama dengan Unit Business Strategy & Development, BO MESAM dan BO UPGAM.

10. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas rencana pemindahtanganan Aktiva Tetap/Inbreng 4 pesawat kepada Citilink.

11. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas rencana pemberian pinjaman kepada PT Aerowisata.

12. Melakukan koordinasi dengan SBU Cargo dalam melaksanakan telaahan atas strategi bisnis dan kinerja Cargo.

13. Melakukan koordinasi dengan Unit Aviation Safety Cargo dalam melaksanakan tinjauan atas prosedur dan kinerja Safety.

14. Melakukan telaahan beban biaya atas pesawat yang akan diterima pada periode 2016-2020.

15. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas permasalahan utama yang dihadapi oleh Perseroan.

16. Melakukan pemantauan kinerja Aerowisata & Aerotravel sebagai entitas anak, dan memberikan rekomendasi strategi bisnis secara menyeluruh.

17. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas kinerja layanan .

18. Melakukan pemantauan kinerja Aerotrans sebagai entitas anak.

19. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas penjualan pesawat B 737-500 PK-GGF.

20. Melakukan telaahan dan rekomendasi atas rencana penerimaan fasilitas pinjaman dan pemberian jaminan BCA untuk reprofiling pinjaman BII-MayCompany.

21. Melakukan koordinasi dengan Unit ERM, Unit Business Strategy & Development, Unit Revenue Management dan Unit Marketing dalam melaksanakan tinjauan atas strategi pricing.

22. Melakukan koordinasi dengan Unit Umroh dalam melaksanakan tinjauan atas strategi bisnis dan kinerja Umroh.

6. Conduct research on the implementation of Enterprise Risk Management (ERM) in order to increase the effectiveness of Risk Management implementation in the Company, in particular in relation to the ERM manual revision.

7. Coordinate with ERM Unit in conducting review of the 2015 Corporate Risk Profile and monitor the implementation of Risk Mitgation.

8. Coordinate with the Treasury Financial Unit in carrying out the review of the implementation of Fuel Hedging plan for the period 2015 and monitor its realization.

9. Evaluate the performance of the aircraft CRJ-1000 NextGen along with Business Strategy & Development Unit, BO BO MESAM and UPGAM.

10. Conduct research and provide recommendations on the plan alienation of fixed assets/inbreng of 4 aircrafts to Citilink.

11. Conduct research and provide recommendations on the plan for granting loans to PT. Aerowisata.

12. Coordinate with Cargo SBU in conducting research on Cargo business strategy and performance.

13. Coordinate with the Cargo Aviation Safety Unit in conducting a review on Safety procedures and performance.

14. Conduct research on the operational costs of aircraft to be received in the period 2016-2020.

15. Conduct research and provide recommendations on the major issues faced by the Company.

16. Monitor the performance of Aerowisata & Aerotravel as subsidiaries, and provide recommendations on overall business strategy.

17. Conduct research and provide recommendations on the performance of Sales On Board service.

18. Monitor the performance of Aerotrans as a subsidiary.

19. Conduct research and provide recommendations on the best sales of B 737-500 PK-GGF.

20. Conduct research and provide recommendations on the acceptance of loan and the provision of Company guarantees to BCA for reprofiling of BII-MayCompany loan.

21. Coordinate with the ERM Unit, Business Strategy & Development Unit, Revenue Management and Marketing Unit in carrying out a review of the pricing strategy.

22. Coordinate with Umrah Unit in reviewing the Umrah business strategy and performance.







DIREKSIBoard of Directors

Direksi merupakan organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan terbaik Perseroan, sesuai maksud dan tujuannya, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan, memastikan agar Perseroan melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan AD Perseroan dan Board Manual, Direksi berperan sebagai pengambil keputusan, di mana untuk hal-hal tertentu, dalam mengambil keputusan Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan/atau RUPS. Selain melaksanakan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan, Direksi juga bertindak selaku pimpinan serta mengurus dan memelihara kekayaan Perseroan.

Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsi untuk melakukan pengurusan dan pengelolaan Perseroan. Sesuai dengan AD Perseroan, dalam hal pembagian tugas dan fungsi Direksi tidak ditentukan oleh RUPS, maka pembagian tugas dan fungsi Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi. Oleh karenanya setiap anggota Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan, maka Direksi juga bertindak mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan sebagaimana ditentukan dalam AD Perseroan.

Direksi berwenang untuk menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan UUPT dan/atau AD Perseroan. Dari ketentuan UUPT tersebut terkandung konsep fiduciary duty. Fiduciary duty adalah suatu doktrin yang menunjukkan jalinan hubungan yang terjadi antara Direksi dan perseroan terbatas.

KRITERIA DAN PROSEDUR PENGANGKATAN

ANGGOTA DIREKSI

Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 berikut dengan perubahannya, PP No. 45 tahun 2005 serta Peraturan

The Board of Directors is the Company’s organ who is authorized and is responsible to perform the day-to-day management of the Company for the best interest of the Company, in accordance to the Company’s purposes and objectives, as well as to represent the Company both inside and outside of the court, ensuring that the Company fulfills its social responsibility and pays attention to the stakeholders’ interest, in accordance with the rules and regulations.

Based on the Company’s Articles of Association and the Board Manual, the Board of Directors has the role of a decision-maker, whereas for certain matters, in taking a decision, the Directors shall gain approval from the Board of Commissioners and/or the GMS. Besides executing the management of the Company for the interest and objectives of the Company, the Board of Directors also acts as the leader, as well as managing and maintaining the Company’s assets.

The Board of Directors is responsible upon the duties and function of managing the Company. According to the Articles of Association of the Company, in the event that the segregation of duties of the Board of Directors is not determined by the GMS, then such segregation of duties of the Board of Directors shall be determined in the Board of Directors meeting. Each member of the Board of Directors is responsible for exercising their respective duties and function. In exercising their duties related to the management of the Company, the Board of Directors also represents the Company in and out of the court regarding all matters and under limitation set forth in the Articles of Association of the Company.

The Board of Directors is authorized to conduct the management of the Company in accordance with the policies, within the limit set forth in Law on Limited Liability Company and/or the Articles of Association of the Company. The Law on Limited Liability Company contains the concept of fiduciary duty, a doctrine of the relationship between the Board of Directors and the limited liability company.

CRITERIA AND PROCEDURES FOR THE APPOINTMENT OF MEMBERS OF BOARD OF DIRECTORSIn referring to the policies under the Minister of SOEs Regulation No. PER-03/MBU/02/2015 including its amendment, Presidential Regulation No. 45 of 2005 as






OJK No. 33/POJK.04.2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik, kandidat anggota Direksi Perseroan harus memenuhi sejumlah kriteria pengangkatan formal, materiil, dan lainnya sebagaimana dijabarkan sebagai berikut:

Persyaratan Formal

1. Orang perseorangan; 2. Cakap melakukan perbuatan hukum; 3. Tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima)

tahun sebelum pencalonan; 4. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota

Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan/Perum dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan;

5. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara

dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan

Persyaratan Materiil

1. Keahlian2. Integritas; 3. Kepimpinan;4. Pengalaman5. Jujur; 6. Perilaku yang baik; dan 7. Dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan

mengembangkan Perseroan

Persyaratan Lainnya

1. Bukan pengurus Partai Politik dan/atau calon anggota legislatif dan/atau anggota legislative; Calon anggota legislatif atau anggota legislatif terdiri dan calon/anggota DPR, DPD, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II;

2. Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah dan/atau Kepala/Wakil Kepala Daerah;

3. Tidak menjabat sebagai Direksi pada BUMN yang bersangkutan selama 2 (dua) periode berturut-turut;

4. Memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk melakukan tugasnya; dan

5. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas), yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari Dokter;

well as the Financial Services Authority Regulation No. 33/POJK.04.2014 concerning Public Company’s Board of Directors and Board of Commissioners, candidates of the Company’s Board of Directors must meet a certain number of formal, material, and other appointment criterias as described below:

Formal Requirements1. An individual;2. Legally competent;3. Has never been declared as bankrupt within 5 (five)

years prior to the nomination;4. Has never been a member of the Board of Directors

or the Board of Commissioners or the Supervisory Board who were responsible for causing a Company/Perum to be declared bankrupt within 5 (five) years prior to the nomination;

5. Has never been sentenced for a criminal offense that is detrimental to the country’s financial and/or related to the financial within 5 (five) years prior to the nomination

Material Requirements1. Skills;2. Integrity;3. Leadership;4. Experience;5. Honesty;6. Good behavior;7. High level of dedication to develop the Company

Other Requirements 1. Is not a Political Party official and/or prospective

member of the legislative and/or member of the legislative; prospective member of the legislative or member of the legislative and candidate/member of the DPR, DPD, DPRD Level I, and DPRP Level II;

2. Is not a candidate for the Head/Deputy Head and/or Head/Deputy Head;

3. Has not served as a member of the Board of Commissioners / Supervisory Board of the State Owned Enterprise in question for a period of 2 (two) consecutive terms;

4. Possesses dedication and allocates adequate time to perform its duties; and

5. Is physically and mentally healthy (is not suffering from a disease that can hinder the execution of duties as a member of the Board of Commissioners/Supervisory Board), as evidenced by a health reference from a Doctor;

DIREKSIBoard Of Directors






Prosedur Penunjukan

Calon anggota Direksi diangkat jika mereka telah memenuhi persyaratan formal, persyaratan materiil, dan persyaratan lain dengan prosedur antara lain sebagai berikut:

1. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS.2. Anggota Direksi wajib mengikuti uji kelayakan dan

kepatutan yang dilakukan oleh Lembaga Profesional yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Direksi

3. Anggota Direksi mulai menjabat secara efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam keputusan RUPS

4. Anggota Direksi yang jabatannya berakhir dapat diangkat kembali, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku termasuk penilaian atas kemampuan yang bersangkutan melaksanakan tugasnya dengan baik selama masa jabatannya.

Prosedur Pemberhentian

Anggota Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh RUPS dengan keadaan antara lain sebagai berikut:

1. Tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;2. Melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau

peraturan perundang-undangan;3. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan

dan/atau negara;4. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/

atau kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Direksi BUMN;

5. Dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

6. Mengundurkan diri.

Selain itu, jabatan anggota Direksi Perseroan dengan sendirinya berakhir, diantaranya, apabila:1. Meninggal dunia; 2. Masa jabatannya berakhir; 3. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota

Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Pengunduran dirinya efektif berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan

Masa Jabatan Direksi

Masa jabatan keanggotaan Direksi adalah terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam RUPS

Appointment ProceduresCandidates of the Board of Directors shall be appointed if they have met the formal, material, and other requirements based on the following procedures:

1. Members of the Board of Directors are appointed through the GMS

2. Members of the Board of Directors must attend a fit and proper test conducted by a Professional Institute appointed by the Minister to conduct the fit and proper test to the candidates of the Board of Directors

3. Members of the Board of Directors will effectively serve the Board as of the date of the decision or the date specified in GMS

4. Members of the Board of Commissioners whose terms expire may be reappointed, with regard to the applicable provisions including an assessment of their capacities to carry out their duties in a well manner during his tenure.

Dismissal ProceduresMember of the Board of Directors may be terminated at any time based on the decision of the GMS with the following conditions:1. Unable to perform his/her duties in a well manner;2. Violating the provisions of the Articles of Association

and/or the prevailing legislations;3. Involved in actions that harm the state owned

enterprise and/or the country;4. Involved in actions that violate the ethics and/or

comformities which should be honored as a member of the Board of Commissioners of SOEs;

5. Declared guilty by a court decision which constitutes permanent legal course; or;

6. Step down from his/her position.

In addition, the position of the member of the Board of Commissioners may by itself terminates if:1. Deceases;2. The term of office expires;3. No longer qualifies as a member of the Board

of Commissioners based on the provisions in the Articles of Association and the prevailing legislations;

4. The resignation is effective based on the provisions in the Company’s Articles of Association.

Term of Office of the Board of DirectorsThe term of office of members of the Board of Directors commences since the date that has been determined






pengangkatannya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya, namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhir.

JUMLAH, KOMPOSISI, DAN STRUKTUR DIREKSI

Direksi Perseroan diangkat dan diberhentikan melalui mekanisme RUPS dengan masa jabatan anggota selama lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Susunan Direksi Perseroan terdiri dari 7 (tujuh) anggota, yaitu: 1 (satu) orang Direktur Utama, dan 6 (enam) orang Direktur yang masing-masing membawahi fungsi Niaga, SDM & Umum, Keuangan dan Manajemen Risiko, Teknik & Teknologi Informasi, Layanan, dan Operasi.

Jumlah anggota Direksi Perseroan juga ditetapkan secara proporsional dengan mempertimbangkan besarnya penyertaan saham ke dalam Perseroan dan bertindak secara profesional sesuai dengan kepentingan Pemegang Saham. Selain itu, komposisi Direksi Perseroan juga mencerminkan keselarasan dengan visi, misi, dan rencana strategis Perseroan untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak secara independen.

Pada tahun 2015, terjadi perubahan komposisi dalam Direksi berdasarkan RUPST tanggal 15 Mei 2015. Dengan demikian susunan anggota Direksi Perseroan per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

by the appointing GMS and ceases on the closing of the fifth Annual GMS after the date of his appointment, without limiting the right of the GMS to dismiss the members of the Board of Directors at any time prior to the end of their term of office.

TOTAL, COMPOSITION, AND STRUCTURE OF BOARD OF DIRECTORSBoard of Directors are appointed and dismissed through the GMS mechanism with a tenure of five years and may be reappointed for 1 (one) term. The composition of the Board of Directors consists of 7 (seven) members namely 1 (one) President Director and 6 (six) Dierectors each of which oversees the functions of Commerce, Human Resources & General, Finance and Risk Management, Engineering & Information Technology, Service, and Operations.

The number of members of the Board of Directors is also proportionally determined by considering the number of shares within the Company and professionally acts based on the best interest of the Shareholders. Additionally, the composition of the Company’s Board of Directors also reflects the alignment with the Company’s vision, mission, and strategic planning to enable effective, accurate, prompt and indendent decision-making.

In 2015, there has been a change in the composition of he Board of Directors based on the GMS dated 15 May 2015. Therefore, the composition of the Company’s Board of Directors as of 31 December 2015 is as follows:

DIREKTUR UTAMAPresident & Ceo

DIREKTUR SDM & UMUM

Director Of Human Capital & Corporate

Affairs

DIREKTUR KEUANGAN &

MANAJEMEN RISIKO

Director Of Finance & Risk Management

DIREKTUR KEUANGAN &

MANAJEMEN RISIKO

Director Of Finance & Risk Management

DIREKTUR OPERASIDirector Of Operations

DIREKTUR TEKNIK & TEKNOLOGI INFORMASI

Director Of Maintenance & Information Technology

DIREKTUR NIAGADirector Of Commercial

Struktur Direksi per 31 Desember 2015Structure of the Board of Directors as of 31 December 2015







NamaName

JabatanPosition

Pengangkatan PertamaFirst Appointment

Masa Jabatan Terms of Office

M. Arif Wibowo Direktur Utama President & CEO

RUPSLB, 12 Desember 2014EGMS, December 12, 2014

12 Desember 2014 sampai dengan penutupan RUPS Tahunan kelima setelah pengangkatanDecember 12, 2014 up until the closing of 5th Annual GMS after the appointment date

Handayani Direktur NiagaDirector of Commercial



Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & UmumDirector of Human Capital & Corporate Affairs

RUPST, 27 April 2012AGMS, April 27, 2012

27 April 2012 sampai dengan penutupan RUPS Tahunan kelima setelah pengangkatan April 27, 2012 up until the closing of 5th Annual GMS after the appointment date

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra

Direktur Keuangan dan Manajemen RisikoDirector of Finance & Risk Management



Iwan Joeniarto Direktur Teknik & Teknologi InformasiDirector of Maintenance & Information Technology



Nicodemus P. Lampe Direktur LayananDirector of Services

RUPST, 15 Mei 2015AGMS, May 15, 2015

15 Mei 2015 sampai dengan penutupan RUPS Tahunan kelima setelah pengangkatanMay 15, 2015 up until the closing of 5th Annual GMS after the appointment date

Novianto Herupratomo Direktur OperasiDirector of Operations

RUPST, 27 April 2012AGMS, April 27, 2012

27 April 2012 sampai dengan penutupan RUPS Tahunan kelima setelah pengangkatanApril 27, 2012 up until the closing of 5th Annual GMS after the appointment date

Semua anggota Direksi telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan, memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang baik.

KEBERAGAMAN KOMPOSISI ANGGOTA DIREKSI

Komposisi Direksi Perseroan ditentukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Perseroan dan dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Secara umum, komposisi didasarkan pada pengetahuan Perseroan, kapabilitas, pengalaman professional dan pengalaman dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Direksi.

IINDEPENDENSI DIREKSI

Direktur Independen

Sesuai dengan Peraturan Bursa Efek Indonesia, Perseroan wajib memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Direktur Independen yang memenuhi kriteria berikut ini:

All of the members of the Board of Directors have passed the Fit and Proper test, in accordance to the prevailing regulations, and possess integrity, competency, and good financial reputation.

DIVERSITY IN THE COMPOSITION OF MEMBERS OF THE BOARD OF DIRECTORSThe Company’s Board of Directors composition is determined by considering the needs and complexity of the Company and in supporting the effectiveness of the Board of Commissioners in performing their duties. Generally, the composition is based on the Company’s knowledge, capability, professional experience and experience in supporting the effectiveness of the Board of Directors in performing their duties.

INDEPENDENCE OF BOARD OF DIRECTORS

Independent DirectorBased on the Indonesian Stock Exchange Regulation, the Company is required to own at least 1 (one) Independent Director who has met the following criterias:






1. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pengendali Perseroan paling kurang selama 6 (enam) bulan sebelum penunjukan sebagai Direktur Independen

2. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Komisaris atau Direktur Perseroan.

3. Tidak bekerja rangkap sebagai Direksi pada perusahaan lain

4. Tidak menjadi orang dalam pada lembaga atau Profesi Penunjang Pasar Modal yang jasanya digunakan oleh Perseroan selama 6 (enam) bulan sebelum penunjukan sebagai Direktur.

Masa jabatan Direktur Independen paling banyak 2 (dua) periode berturut-turut. Dalam hal terjadi kekosongan posisi Direktur Independen, maka Perseroan harus mengisi posisi yang lowong tersebut paling lambat dalam RUPS berikutnya atau dalam waktu 6 (enam) bulan sejak kekosongan tersebut terjadi. Pengangkatan Direktur Independen berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi yang disetujui oleh Dewan Komisaris dan diangkat oleh RUPS.

RUPLSB yang diselenggarakan pada tanggal 12 Desember 2014 menyetujui pengangkatan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sebagai Direktur Independen Perseroan. Pengangkatan tersebut mulai efektif sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 12 Desember 2014 hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kelima setelah pengangkatannya dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

HUBUNGAN AFILIASI ANGGOTA DIREKSI DENGAN

DEWAN KOMISARIS DAN PEMEGANG SAHAM

UTAMA DAN/ATAU PENGENDALI

Semua anggota Direksi independen dalam arti tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan keluarga dengan anggota Direksi lainnya, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Pengendali. Semua anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif di Perseroan atau institusi lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan penerapan tata kelola perusahaan bagi Perseroan Umum.

1. Does not have any affiliation to the controlling shareholders of the Company for at least 6 (six) months prior to the appointment as an Independent Director;

2. Does not have any affiliated relationship with the Board of Commissioners or the Board of Directors of the Company;

3. Does not concurrently work as a Director in another company;

4. Is not an insider in an institution or the Capital Market Supporting Profession whose service is utilized by the Company for 6 (six) months prior to the appointment as a Director.

The tenure of the Independent Director is for a maximum of 2 (two) consecutive periods. In the case that there is a vacancy in the Independent Director’s position, the Company has to fulfill the vacant position at the latest within the next GMS or within 6 (six) months since the vacancy occurs. The appointment of the Independent Director is based on the recommendations of the Nomination and Remuneration Committee as approved by the Board of Commissioners and as appointed by the GMS.

EGMS that was held on 12 December 2014 approved the appointment of I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra as the Company’s Independent Director. The appointment was deemed effective since the closure of the Company’s Extraordinary General Meeting of Shareholders on 12 December 2014 since the closing of the fifth Annual General Meeting of Shareholders after the appointment without prejudice to the GMS to dismiss him at any time.

AFFILIATION OF MEMBERS OF THE BOARD OF DIRECTORS WITH THE BOARD OF COMMISSIONERS AND MAJOR AND/OR CONTROLLING SHAREHOLDERSAll of the members of the Board of Directors are independent in a sense that they do not have any financial, management, share ownership, and family relationship with the other member of the Board of Directors, the Board of Commissioners and the Controlling Shareholders. All of the members of the Board of Directors do not have concurrent position as a member of the Board of Commissioners, the Board of Directors, or Executive Officials in the Company or other institutions as stipulated based on the corporate governance implementation regulations for Publicly Listed Companies.







Hubungan keluarga dan hubungan keuangan secara detil dapat dilihat pada tabel berikut:

Family and financial relationships are described in detail in the following table:

NamaName

Hubungan Keluarga denganFamily Relationship with

Hubungan Keuangan denganFinancial Relationship with



Commissioners

Pemegang Saham

PengendaliControlling

Shareholders



Commissioners

Pemegang Saham

PengendaliControlling

Shareholders

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

M. Arif Wibowo - √ - √ - √ - √ - √ - √

Handayani - √ - √ - √ - √ - √ - √


- √ - √ - √ - √ - √ - √


- √ - √ - √ - √ - √ - √

Iwan Joeniarto - √ - √ - √ - √ - √ - √

Nicodemus P. Lampe - √ - √ - √ - √ - √ - √


- √ - √ - √ - √ - √ - √

KEPEMILIKAN SAHAM OLEH DIREKSI

Perseroan secara berkala melakukan pemantauan, pencatatan, dan pembaharuan atas kepemilikan saham Direksi dan anggota keluarganya dalam Daftar Khusus Kepemilikan Saham. Berdasarkan laporan bulanan Biro Administrasi Efek Perseroan yang bertugas untuk melaksanakan pencatatan pemilik efek, selama tahun 2015 tidak terdapat adanya perubahan kepemilikan saham Perseroan yang dimiliki Direksi. Adapun Daftar Khusus kepemilikan saham anggota Direksi Perseroan per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

SHARE OWNERSHIP BY BOARD OF DIRECTORSThe Company periodically monitors, records, and updates the share ownerships of the Board of Directors and their family members in the Special List of Shareholdings. Based on the monthly report of the Share Registrar of the Company who is responsible in registering the shares ownership, during 2015 there was no change in the shareholding composition of the Company that is owned by the Board of Directors. The Special List of the Shareholdings of the Board of Directors of the Company as of 31 December 2015 is as follows:

No.No.

Nama Name

JabatanPosition

Jumlah Saham (Lembar Saham)

No of Shares

Persentase Saham (%)

% of Shares

1. M. Arif Wibowo Direktur Utama / President Director 148.120 0,0005726

2. Novianto Herupratomo Direktur / Director 123.816 0,0004786

3. Heriyanto Agung Putra Direktur / Director 181.829 0,0007029

4. Iwan Joeniarto Direktur / Director - -

5. I G. N. Askhara Danadiputra Direktur / Director - -

6. Handayani Direktur / Director - -

7. Nicodemus P. Lampe Direktur / Director 373.893 0,0014453






RANGKAP POSISI DIREKSI

Semua anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan yang menyalahi ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara.

Beberapa anggota Direksi menjabat sebagai Komisaris di anak perusahaan Perseroan. Jabatan rangkap Direksi di luar Garuda Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

CONCURRENT POSITION OF BOARD OF DIRECTORSAll of the members of the Board of Directors do not have concurrent position that violates the provisions of the Minister of SOEs Regulation No. PER-03/MBU/02/2015 concerning the Terms and Procedures of the Appointment and Dismissal of Members of the Board of Directors of State Owned Enterprises.

Some of the members of the Board of Directors act as Commissioners in Garuda Indonesia’s subsidiaries. Concurrent position of the Board of Directors outside of Garuda Indonesia is described based on the following table:

Rangkap Jabatan Direksi per 31 Desember 2015Concurrent Position of Board of Directors as of 31 December 2015

NamaName

Posisi di Garuda IndonesiaPosition in Garuda Indonesia

Posisi di Institusi LainPosition in Other

Institution

Perusahaan/Badan UsahaCompany/Organization

Bidang UsahaField of Business

M. Arif Wibowo - Ketua UmumChairman

INACA Transportasi UdaraAir Transportation

Handayani - - - -

Heriyanto Agung Putra - - - -


- - - -

Iwan Joeniarto - - - -

Nicodemus P. Lampe - - - -

Novianto Herupratomo - - - -

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Perseroan telah memiliki Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (KTKP) yang secara umum memuat kebijakan utama dan kebijakan induk yang berlaku di lingkungan Perseroan serta merupakan dokumen kebijakan Perseroan yang dikaji secara periodik guna disesuaikan dengan perkembangan dan isu-isu internal maupun eksternal Perseroan. KTKP wajib menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan di Perseroan, sekaligus menjadi pedoman GCG bagi Perseroan.

Mengacu kepada KTKP, Perseroan telah merevisi dan mengesahkan Pedoman Kerja (Board Manual) bagi Dewan Komisaris dan Direksi padatanggal 8 Desember 2014.

Ditujukan sebagai panduan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi untuk kepentingan bagi Perseroan, Board Manual secara garis besar memuat pedoman dan ketentuan mencakup 3 bidang, yaitu:

BOARD OF DIRECTORS CHARTERThe Company has a Board Manual in place which generally contains the main and holding policies applicable within the Company and represents the Company’s policy documents that is observed periodically in order to adap to developments and internal as well as external issues within the company. The Board Manual shall be used as a reference in carrying out the activities within the Company, as well as the Company’s GCG guidelines.

Referring to the Board Manual, the Company has revised and ratified the Board Manual of the Board of Commissioners and the Board of Directors on 8 December 2014.

Intended as a guidelines to the execution of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and the Board of Directors for the interest of the Company, the Board Manual contains guidelines and stipulations concerning 3 areas, namely:







1. Organ Perseroan yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

2. Tindakan Perseroan (corporate action) tertentu3. Hubungan antara Perseroan dengan pemegang

saham dan lembaga pemerintah.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam pengawasan Perseroan secara efisien, efektif, transparan, kompeten, independen, dan dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Direksi berpegang pada Board Manual yang antara lain mengatur:

1. Komposisi, Pengangkatan, Pemberhentian serta masa jabatan Direksi;

2. Nominasi dan Persyaratan Keanggotaan Direksi;

3. Program pengenalan anggota Direksi;4. Tugas, tanggung jawab, wewenang dan

pendelegasian wewenang Direksi;5. Etika Bisnis dan kebijakan Anti Korupsi6. Mekanisme dan tata tertib rapat Direksi;

7. Hubungan Kerja Antara Direksi dengan Organ Perseroan Lainnya

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Masing-masing Direksi bertanggung jawab atas tugas dan fungsinya sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. Selama tahun 2015, terdapat beberapa kali perubahan bidang kerja Direksi untuk penyesuaian terhadap perubahan organisasi induk Perseroan dan jumlah Direksi.

1. The Company’s organs, namely the Board of Directors, Board of Commissioners, and the Shareholders

2. Certain types of corporate actions3. Relationship between the Company and the

Shareholders and other Government Institutions.

In carrying out their duties and responsibilities in the supervision of the Company in an efficient, effective, transparent, competent, independent, and accountable, in accordance with the prevailing regulations, the Board of Directors refers to the Board Manual which among other things regulate:

1. Composition, Appointment, Dismissal as well as the term of office of the Board of Directors;

2. Nomination and the Membership Terms of the Board of Directors;

3. Familiarization program of the Board of Directors;4. Duties, responsibilities, authority and delegation of

authority of the Board of Directors;5. Business Ethics and Anti Corruption policies;6. Mechanisms and the code of conduct of the Board

of Directors Meetings;7. Working Relationships between the Board of

Directors and other organs of the Company.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF BOARD OF DIRECTORSEach member of the Board of Directors is responsible to perform their duties and functions in accordance with their respective field of work. Throughout 2015, there were several changes on the field of work of the Board of Directors to adjust to the change in the Company’s holding organization and the number of the Board of Directors member.

Direktur UtamaPresident Director

Direktur Keuangan & Manajemen RisikoEVP Finance & Risk Management

Mengendalikan dan menjamin keberlangsungan bisnis Perseroan yan efektif dan efisien berdasarkan aturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.Controlling and ensuring sustainability of the Company’s business effectively and efficiently based on the prevailing rules and principles of Good Corporate Governance.

Melaksanakan kepengurusan di bidang/Direktorat Keuangan dan Manajemen Risiko, bertanggung jawab terhadap penerapan dan pemantauan GCG Perseroan serta pengelolaan Anak Perusahaan, termasuk menyetujui dan memutuskan segala hal yang terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan di bidang/Direktorat Keuangan dan manajemen risiko, GCG serta pengelolaan Anak Perusahaan.To manage the field/Directorate of Finance and Risk Management, is responsible to the implementation and monitoring of the Company’s GCG as well as the management of the Company’s subsidiaries, including the approvals and decisions on all matters in relation to the responsibilities and authority in the field/Directorate of Finance and Risk Management, GCG as well as the management of the Company’s subsidiaries

Lingkup dan Pembagian Tugas DireksiScope and Table of Division of Labor of Board of Directors






WEWENANG DIREKSI

Dalam menjalankan tugasnya, selain adanya kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan, Direksi juga memiliki kewenangan dalam melaksanakan tanggung jawab kepengurusan Perseroan sebagaimana Pasal 12 ayat 2 huruf a Anggaran Dasar Perseroan, sebagai berikut:1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.

2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seseorang atau beberapa orang anggota Direksi yang ditunjuk atau kepada seseorang atau beberapa orang pegawai Perseroan atau kepada orang lain dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan kepada Kepala Cabang atau kepala perwakilan di dalam maupun di luar negeri.

3. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan, termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan,

AUTHORITY OF BOARD OF DIRECTORSIn performing its duties, besides the obligations, the Board of Directors also has the authority to carry out the responsibilities of managing the Company acoording to Article 12 paragraph 2 letter a of the Company’s Articles of Association as follows:1. To establish the management policies of the

Company.2. To arrange for the Board of Directors’ authority

transfer to represent the Company in and out of court to one or several members of the Board of Directors specifically appointed for this purpose, or to one of several employees of the Company; to arrange for the transfer of the Board of Directors’ authority to head of branch office or chief or representative within or outside the country.

3. To set the terms of employment of the Company, including the determination of salary, pension or retirement benefits and other income for the employees of the Company based on the applicale

Direktur Teknik & Teknologi Informasi:EVP Maintenance & Information Technology

Direktur OperasiEVP Operations

Melaksanakan kepengurusan di bidang/Direktorat Teknik dan Teknologi Informasi serta kepengurusan Strategic Business Unit (SBU) Cargo, termasuk menyetujui dan memutuskan segala hal yang terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan di bidang/Direktorat Teknik dan Teknologi Informasi serta kepengurusan SBU CargoTo manage the field/Directorate of Maintenance & Information Technology as well as the management of the Cargo Strategic Business Unit (SBU), including the approvals and decisions on all maters in relation to the responsibilities and authority in the field/Directorate of Maintenance & Information Technology as well as the management of the Cargo SBU

Melaksanakan kepengurusan di bidang/Direktorat Operasi termasuk menyetujui dan memutuskan segala hal yang terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan di bidang/Direktorat OperasiTo manage the field/Directorate of Operations including the approvals and decisions on all matters in relation to the responsibilities and authority in the field/Directorate of Operations

Direktur SDM & UmumEVP Human Capital & Corporate Affairs

Direktur LayananEVP Services

Melaksanakan kepengurusan di bidang/Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum serta kepengurusan SBU Garuda Sentra Medika, termasuk menyetujui dan memutuskan segala hal yang terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan di bidang/Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum serta kepengurusan SBU Garuda Sentra Medika.To manage the field/Directorate of Human Resources & Corporate Affairs as well as the management of Garuda Sentra Medika SBU including in this case the management of Ground, Inflight and Cabin Services, including the approvals and decisions on all matters in relation to the responsibilities and authority in the field/Directorate of Human Resources & Corporate Affairs as well as the management of Garuda Sentra Medika SBU

Melaksanakan kepengurusan di bidang/Direktorat Layanan termasuk dalam hal ini kepengurusan di bidang Ground, Inflight dan Cabin Services, termasuk menyetujui dan memutuskan segala hal yang terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan di bidang/Direktorat Layanan, termasuk dalam hal ini kepengurusan di bidang Ground, Inflight dan Cabin Services.To manage the field/Directorate of Service including in this case the management of Ground, Inflight and Cabin Services, including the approvals and decisions on all matters in relation to the responsibilities and authority in the field/Directorate of Service

Direktur NiagaEVP Commerce Melaksanakan kepengurusan di bidang/direktorat niaga, termasuk menyetujui dan memutuskan segala hal yang terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan di bidang/direktorat niagaTo manage the field/Directorate of Commerce, including the approvals and decisions on all matters in relation to the responsibilities and authority in the field/Directorate of Commerce







dengan ketentuan apabila penetapannya melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundangan maka harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan.

5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan.

6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lain mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada optimalisasi pemanfaatan asset Perseroan, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam perundangan-undangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.

Batasan Kewenangan Direksi

Sesuai Anggaran Dasar Garuda Indonesia, Pasal 12 ayat 7, terdapat batasan atas perbuatan-perbuatan Direksi yang perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut, Dewan Komisaris menerbitkan surat keputusan dengan No. JKTDW/SKEP/055/2015 tanggal 15 Mei 2015 mengenai batasan wewenang yang diberikan kepada Direksi untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu menurut Pasal 12 ayat 7 Anggaran Dasar Perseroan. Direksi wajib meminta persetujuan Dewan Komisaris sebelum melaksanakan hal-hal sebagai berikut:1. Memindahtangankan dan menghapuskan aktiva

tetap milik Perseroan yang melebihi batas nilai yang telah ditetapkan Dewan Komisaris;

2. Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain dalam bentuk kerja sama operasi, kontrak manajemen, kerja sama lisensi Bangun Guna Serah (Build, Operate, Transfer/BOT), Bangun Guna Milik (Build, Operate and Own/BOO) dan bentuk perjanjian lain yang memiliki sifat yang sama yang jangka waktu atau nilainya melebihi dari yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

3. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan atau tanpa jaminan, kecuali pinjaman utang atau piutang yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada entitas Anak Perseroan Perseroan hanya perlu dilaporkan kepada Dewan Komisaris;

rules and regulation, with the provision that if the appointment is beyond the responsibilities as set forth under the prevailing regulations thefore an approval from the Board of Commissioners is required.

4. To appoint and dismiss the employment of the Company under the rules of employment and legislation.

5. To appoint and dismiss the Corporate Secretary.

6. To conduct all other measures and actions related to the management and ownership of the Company’s assets, binding the Company to other parties and/or other parties to the Company, including but not limited to optimizing asset utilization, within the limit governed by the Company’s Articles of Association and/or the decisions of the GMS.

Limitation of the Board of Directors AuthorityPursuant to Article 12 paragraph 7 of the Articles of Association of Garuda Indonesia, there are limitations of the Board of Directors actions that required to be further defined by the Board of Commissioners. Therefore the Board of Commissioners issued a Decree No. JKTDW/SKEP/055/2015 dated 15 May 2015 regarding the limites of authority granted to the Board of Directors in performing certain actions in accordance with Article 12 paragraph 7 of the Company’s Articles of Association. Directors shall request approval from the Board of Commissioners prior to carrying out the following matters:1. Sign or write-off the Company’s fixed asset

exceeding the limit of values determined by the Board of Commissioners;

2. Enter into an agreement with other companies or parties, in the form of joint venture, management contract, Build, Operate, Transfer (BOT), Build, Operate and Own (BOO) and such similar agreements on which the period or value exceeds the limitation determined by the Board of Commissioners;

3. Obtain or grant medium/long term loans, which exceed a certain amount that is from time to time determined by the Board of Commissioners, with or without collateral, except payables or receivables incurred from business transaction and loans provided to subsidiaries with the provision that it will only require to be reported to the Board of Commissioners;






4. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati, dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

5. Menetapkan struktur organisasi sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi;

6. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak finansial bagi Perseroan;

7. Membebankan biaya Perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan.

8. Mengusulkan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada entitas anak Perseroan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

9. Tidak lagi menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan dalam nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

10. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan. 11. Melakukan penyertaan modal dalam perusahaan

lain dalam nilai yang melebihi batas dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris, sepanjang penyertaan modal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan pasar modal.

12. Mendirikan entitas anak, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal.

13. Melepaskan penyertaan modal pada entitas anak, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal. Bahwa pelepasan penyertaan modal pada entitas anak termasuk terdilusinya presentase kepemilikan saham Perseroan.

14. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran entitas anak, sepanjang hal tersebut tidak memerlukan persetujuan RUPS sesuai dengan peraturan Pasar Modal.

15. Menetapkan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan.

4. Write-off of non-performing receivables and dead stocks, exceeding a certain amount that is determined from time to time by the Board of Commissioners;

5. Determine the organization structure up to one level under the Board of Directors;

6. Establish a foundation, organization and/or association directly or indirectly related to the Company which may affect the Company’s finance;

7. Routinely charge the Company for the activities of the foundation, organization and/or association directly or indirectly related to the Company

8. Propose Company’s representative as candidate for the Board of Directors or the Board of Commissioners of the Company’s subsidiaries, who contribute significantly to the Company and/or has strategic value as determined by the Board of Commissioners;

9. No to collect non-performing receivables which have been written-off which exceed a certain amount determined from time to time by the Board of Commissioners;

10. Determine and change the Company’s logo;11. Acquire shares in another company in which amount

exceeds the limit determined from time to time by the Board of Commissioners, on the condition that such investment does not require the GMS approval and is in accordance with the Capital Market regulations;

12. Establish a subsidiary, on the condition that such action does not require the approval of GMS and is in accordance with the Capital Market regulations;

13. Dispose the shares in subsidiaries, on the condition that such action does not require the approval of GMS and is in accordance with the Capital Market regulations. Such disposal of shares include dilution of the Company’s share ownership percentage.

14. Undertake mergers, consolidations, acquisitions, separations and dissolutions of the subsidiaries, on the condition that such action does not require the approval of GMS and is in accordance with the Capital Market regulations.

15. Determine the salary, pension or post-retirement benefit and other income for the employees of the Company which exceed the obligations set by the rules and regulations.







16. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) yang mempunyai akibat keuangan yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

17. Memberikan jaminan atas aktiva Perseroan dengan nilai yang melebihi batas yang dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

PELAKSANAAN TUGAS DIREKSI

Sepanjang tahun 2015, Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya unttuk kepentingan Perseroan sesuai dengan sasaran dan tujuannya. Di antaranya, Direksi telah membuat keputusan-keputusan strategis dan mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk hal-hal berikut ini:

1. Menyusun Rencana Bisnis Perseroan untuk 2015-2017

2. Menyusun peta strategi Perseroan3. Menyusun kebijakan strategis dalam pengelolaan

sumber daya manusia4. Menyusun kebijakan strategis untuk pendanaan dan

penyaluran kredit

Program Pengenalan Direksi Baru

Program pengenalan anggota Direksi baru wajib diberikan kepada anggota Direksi yang diangkat untuk pertama kalinya. Program pengenalan dilakukan dengan tujuan agar anggota Direksi tersebut memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Direksi, proses bisnis Perseroan serta dapat bekerja selaras dengan organ Perseroan lainnya.

Program pengenalan dapat dilakukan berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke Perseroan dan pengkajian dokumen atau program lainnya sesuai kebutuhan Perseroan. Program pengenalan dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pengangkatan Direktur bersangkutan dan pelaksanaannya merupakan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan. Kebijakan program pengenalan anggota Direksi yang baru tertuang dalam Board Manual Perseroan

Program Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

Kebijakan tentang program pelatihan Direksi tertuang dalam Board Manual Perseroan, dimana Perseroan mendorong Direksi untuk mengikuti program pengembangan diri sesuai kebutuhan melalui alokasi

16. Bind the Company as a guarantor (borg or avalist) which has financial consequences exceeding the specified limit set by the Board of Commissioners.

17. Provide guarantee on the Company’s assets with a value that exeeds the limit determined from time to time by the Board of Commissioners.

DUTIES IMPLEMENTATION OF BOARD OF DIRECTORSDuring 2015, the Board of Directors has performed their duties and responsibilities in the best interest of the Company according to its goals and objectives. The Board of Directors has, amongst others, made the strategic decisions and take the actions required for the following matters:1. Develop the Company’s 2015-2017 Business Plan

2. Develop the Company’s Strategic Map3. Develop Strategic Policy in the management of

Human Resources4. Develop Strategic Policy for the funding and lending

New Director Introduction ProgramNew Director Introduction program must be given to the members of the Board of Directors who are appointed for the first time. The introduction program is implemented with the aim so that the members of the Board of Directors understand their duties and responsibilities as members of the Board of Directors, the business process of the Company and can work in harmony with the rest of the Company’s organs.

The introduction program may be done through presentations, meetings, visits to the company and assessment of documents or other programs based on the needs of the Company. The introduction program shall be completed within 3 (three) months after the appointment of the relevant Director at the latest and the implementation represents the responsibility of the Corporate Secretary. The new policies of the introduction program of the Board of Directors are set forth in the Company’s Board Manual.

Training and Competency Development ProgramThe policies with regards to the training program of the Board of Directors are set forth in the Company’s Board Manual, where the Company encourages the Directors to participate in the self development program based






NamaName

JabatanPosition

TanggalDate

ProgramProgram

TempatPlace

M. Arif Wibowo Direktur Utama President & CEO

2 September 2015September 2, 2015

Pembicara Utama pada International Conference on Industrial Engineering and Service Science (IESS) 2015Keynote Speaker at International Conference on Industrial Engineering and Service Science (IESS) 2015

Yogyakarta

5 November 2015November 5, 2015

Pembicara pada Indonesia Airport & Aviation Business Forum 2015 held in conjucntion with Indonesia Infrastructure Week 2015Speaker at the 2015 Indonesian Airport & Aviation Business Forum held in conjunction with the 2015 Indonesia Infrastructure Week

Jakarta


Pembicara KIN Asean Forum, TopiCustomer Experience for GrowthSpeaker at the KIN Asean Forum on Customer Experience for Growth

Jakarta


Pembicara di Mark Plus Conference Topic : Market TransformationSpeaker at the Mark Plus Conference on Market Transformation

Jakarta


Pembicara pada Seminar Reshaping, Sharpening & BUMN Outlook 2016Speaker at the 2016 Reshaping, Sharpening & SOEs Outlook Seminar

Jakarta

Handayani Direktur NiagaDirector of Commercial

26 Juni 2015June 26, 2015

Program Workshop AEPP, LN ConsultingAEPP, LN Consulting Workshop Program

Jakarta

27 Mei 2015May 27, 2015

ASIA E-Commerce Conference Kuala Lumpur

Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & UmumDirector of Human Capital & Corporate Affairs

Maret 2015March 2015

Seminar Optimalisasi Peran Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab Dekom BUMN dan Anak PerusahaanOptimizing the Role Duties Authority and Responsibilities of SOEs Dekom and Subsidiaries Seminar

Bandung

anggaran pelatihan yang ditetapkan setiap tahunnya guna meningkatkan keahliannya.

Selain berpartisipasi dalam program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang perkembangan industri Perseroan dan pengetahuan lainnya yang terkait penerapan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi juga berpartisipasi di berbagai acara sebagai pembicara/narasumber. Rekapitulasi program pelatihan dan kegiatan lain yang diikuti Direksi tahun 2015 termasuk:

on their needs through the allocation of training budget that is assigned annually in order to improve their skills.

In addition to participating in the training programs to improve their knowledge with regards to the development of the Company’s industry and other knowledge in relation to the duties and responsibilities, the Board of Directors also participates in various events as speakers. Recapitulation of the training programs and other activities that have been undertaken by the Board of Directors in 2015 include:







Mei 2015May 2015

Seminar Penerapan Aksi Korporasi dan Pencegahan Korupsi pada BUMN, ParticipantImplementation of Corporate Actions and Prevention of Corruption in SOEs Seminar, Participant

Jakarta

Agustus 2015August 2015

Global Leader BUMNSOE Global Leader

Tangerang

November 2015November 2015

Workshop FHCI ke-3 2015 “Modelling BUMN Executive Remuneration”

2015 3rd FHCI Workshop on “Modelling SOE Executive Remuneration”

Bandung

Desember 2015December 2015

Sinergi BUMN untuk Transformasi Indonesia

SOEs Synergy for Indonesia’s Transformation

Jakarta


Direktur Keuangan dan Manajemen RisikoDirector of Finance & Risk Management

23 April 2015April 23, 2015

Citi-INSEAD Treasury Leadership Forum 2015

2015 Citi-INSEAD Treasury Leadership Forum

Singapura


Speaker Keynote pada 2nd ASEAN Fixed Income Summit (AFIS)

Keynote Speaker on 2nd ASEAN Fixed Income Summit (AFIS)

Manila


Speaker Keynote pada Workshop Cost Leadership for Operation

Keynote Speaker on the Cost Leadership for Operation Workshop

Jakarta

Iwan Joeniarto Direktur Teknik & Teknologi InformasiDirector of Maintenance & Information Technology

Tidak ada program pelatihan dan kegiatan lain selama 2015There is no training program and other activity for 2015

Nicodemus P. Lampe Direktur LayananDirector of Services


Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) Tahun 2015

2015 National Eradication on Corruption (KNPK)

Jakarta

Novianto Herupratomo Direktur OperasiDirector of Operations


Airport & Airlines Business Seminar

Jakarta


Civil Aviation Indonesia Congress 2015 “ Operational Challenges to Airlines in an Increasingly Busy and Competitive Market “

Jakarta

11-12 Februari 2015February 11-12, 2015

Aviation Security Awareness Workshop with The Australian Federal Police (AFP) & Department of Immigration and Border Protection

Balikpapan

5 Maret 2015March 5, 2015

IATA Partnership for Quality Jakarta

12 Maret 2015March 12, 2015

IATA Aviation Day “ Aviation Safety ”

Jakarta

NamaName

JabatanPosition

TanggalDate

ProgramProgram

TempatPlace






28 Mei 2015May 28, 2015

Bio Energy Week Medan

18 Juni 2015June 18, 2015

Airport Community Platform Jakarta

19-20 Agustus 2015August 19-20, 2015

2nd International Green Aviation Conference 2015

Bali


Airport & Airlines Business Seminar

Jakarta

PENILAIAN KINERJA DIREKSI

Penilaian kinerja anggota Direksi dilakukan dengan cara melaksanakan self-assessment dan ditinjau oleh Dewan Komisaris. Secara garis besar, hal-hal yang menjadi dasar penilaian terhadap anggota Direksi adalah pelaksanaan Direksi dalam mengimplementasikan visi dan misi Perseroan dalam program kerja di tahun berjalan serta pelaksanaan implementasi GCG. Lebih jauh lagi, Dewan Komisaris mengawasi Direksi dalam hal pemenuhan target yang telah dicanangkan oleh Perseroan terutama yang mencakup pelaksanaan Rencana Jangka Panjang, serta Rencana Bisnis dan keputusan RUPS.

Penilaian terhadap anggota Direksi juga dibantu dengan saran dari Komite Nominasi dan Remunerasi terkait dengan kriteria penilaian yang telah disusun yang berkaitan dengan remunerasi anggota Direksi baik secara kolegial ataupun perorangan. Dewan Komisaris mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya sebagai bahan pertimbangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang kemudian akan diputuskan oleh para Pemegang Saham.

KEBIJAKAN SUKSESI DIREKSI

Sebagai upaya mempersiapkan regenerasi kepemimpinan di masa yang akan datang, Perseroan telah memiliki Sistem Talent Management. Dalam program ini, kandidat akan mengikuti pelatihan atau aktivitas di bidang manajemen, perencanaan strategis, analisis kinerja keuangan, dan risiko bisnis serta berbagai program lainnya.

ASSESSMENT ON THE BOARD OF DIRECTORS PERFORMANCEAssessment of the Board of Directors’ performance is completed by using the self-assessment method and is reviewed by the Board of Commissioners. Broadly speaking, the matters that become the basis of assessment to the Board of Directors would be the Board of Directors’ implementation of the Company’s vision and mission within the current year’s working plan as well as the implementation of the GCG. Furthermore, the Board of Commissioners oversees the Board of Directors in fulfilling the target that has been declared by the Company particularly the implementation of the Long Term Plan, as well as the Business Plan and the decision of the GMS.

Assessment of the Board of Directors was also assisted by advices from the Nomination and Remuneration Committee through evaluation criteries which have been set forth in accordance to the remuneration of the members of the Board of Directors collegially as well as individually. The Board of Commissioners is responsible to the results of the assessment as a form of consideration in the General Meeting of Shareholders which will then be decided by the Shareholders.

POLICY CONCERNING THE SUCCESSION OF THE BOARD OF DIRECTORSIn an effort to prepare the regeneration of the leadership in the future, the Company has a Talent Management System. In this program, candidates will attend trainings or activities in the field of management, strategic planning, financial performance analysis, and business risks as well as various other programs.

NamaName

JabatanPosition

TanggalDate

ProgramProgram

TempatPlace







Kebijakan suksesi Direksi merupakan kewenangan dari Pemegang Saham. Anggota Direksi diangkat dari calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham. Kualifikasi dan persyaratan Direksi telah diatur dalam Board Manual dengan masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan. Adapun pengangkatan dan pemberhentian Direksi ditetapkan oleh RUPS.

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENETAPAN

REMUNERASI DIREKSI

Kebijakan dan prosedur penetapan remunerasi bagi Dewan Direksi terdiri dari beberapa tahapan yang mencakup proses penyusunan, analisa, pengajuan, dan penetapan. Penyusunan kebijakan dan usulan remunerasi yang dilaksanakan oleh Komite Remunerasi menggunakan jasa konsultan independen. Rekomendasi remunerasi tersebut kemudian diteruskan pada Dewan Komisaris untuk dibahas dan dianalisa. Pada tahapan terakhir, rekomendasi remunerasi diajukan dalam RUPS Pemegang Saham.

Penetapan Penghasilan yang berupa Gaji atau Honorarium, Tunjangan, dan Fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor skala usaha, faktor kompleksitas usaha, tingkat inflasi, kondisi dan kemampuan keuangan Perseroan dan faktor-faktor lain yang relevan serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Penetapan Penghasilan yang berupa Tantiem/Insentif Kinerja yang bersifat variabel (merit rating) dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kinerja Perseroan serta faktor-faktor lain yang relevan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-04/MBU/2014 dan tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara, penghasilan Direksi terdiri dari:1. Gaji;2. Tunjangan3. Fasilitas4. Tantiem

The policy concerning the succession of the Board of Directors is under the authority of the shareholders. Members of the Board of Directors are appointed from candidates proposed by the Shareholders. Qualifications and requirements of the Board of Directors have been governed by the Board Manual with a term of 5 years and may be reappointed for one more term. Whereas the appointment and dismissal of the Board of Directors is determined by the GMS.

POLICY AND PROCEDURE OF BOARD OF DIRECTORS REMUNERATION SYSTEMPolicies and procedures in relation to the determination of the remuneration for the Board of Directors consist of several stages which include the creation, analysis, submission, and determination. The formulation of the policies and remuneration proposals that are implemented by the Remuneration Committee is through an independent consultant service. The remuneration recommendations are then forwarded to the Board of Commissioners to be discussed and analyzed. On the final stage, the remuneration recommendations are proposed to the GMS.

Determination of salary, honorarium, allowances, and facilities that are fixed in nature is being carried out by considering the business scale factor, complexity factor of the business, inflation level, financial condition and competency of the company and other factors relevant and not in contrary to the prevailing regulations.

Determination of salary in the form of Tantiem/Insentive that is variable in nature (merit rating) is being carried out by considering the company’s performance factor as well as other relevant factors.

Based on the Minister of SOEs Regulation No. Per-04/MBU/2014 concerning the Remuneration Guidelines for the Board of Directors, Commissioners and Supervisory Board of State Owned Enterprises, the salary component of the Board of Commissioners consists of:1. Salary;2. Allowances;3. Facilities;4. Tantiem






Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja manajemen berdasarkan pencapaian KPI, target serta indikator yang digunakan oleh Dewan Komisaris. Hasil penilaian Dewan Komisaris atas kinerja manajemen selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk membuat usulan pemberian remunerasi dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN, selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka struktur dan besaran remunerasi Direksi Perseroan pada tahun 2015 menggunakan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor S-329/MBU/D4/06/2015 tentang Penetapan Gaji/Honorarium, Tunjangan dan Fasilitas Tahun 2015 tanggal 24 Juni 2015 sebagai berikut:

The Board of Commissioners performs an evaluation of the management’s performance based on the KPI, target, as well as indicators used by the Board of Commissioners. The evaluation results of the Board of Commissioners on the management’s performance is then used as a basis to provide recommendations on remunerations and tantiem to the Board of Directors and the Board of Commissioners to the Minister of SOEs, as the owner of Series A Dwiwarna share.

Based on the above considerations, the structure and amount of the Board of Directors’ remunerations in 2015 was determined through the Minister of SOEs Letter No. @-329/MBU/D4/06/2015 concerning the Determination of Salary/Honorarium, Allowance and Facilities in 2015 dated 24 June 2015 as follows:

Jabatan Position

Jenis RemunerasiType of Remuneration

Jumlah (dalam Rupiah)Amount (in Rupiah)

Jumlah OrangNumber of People

Juta RupiahMillion Rupiah


GajiSalary

7 10,555

TunjanganAllowance

7 7,484.2

TantiemTantiem

7 0*

JumlahTotal

7 18,039.2

HUBUNGAN ANTARA REMUNERASI DAN KINERJA

PERSEROAN

Kebijakan dan prosedur penetapan remunerasi bagi Direksi terdiri dari beberapa tahapan yang mencakup proses penyusunan, analisa, pengajuan, dan penetapan. Penyusunan kebijakan dan usulan remunerasi dilaksanakan oleh Komite Remunerasi Perseroan dengan bantuan kajian remunerasi dari konsultan independen. Rekomendasi remunerasi tersebut kemudian diteruskan pada Dewan Komisaris untuk dibahas dan dianalisa. Pada tahapan terakhir, rekomendasi remunerasi diajukan dalam RUPS Tahunan yang berwenang mengambil keputusan akhir penetapan remunerasi Direksi.

Komitmen Direksi dalam mencapai KPI 2015 dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disetujui oleh Dewan Komisaris. Hal-hal yang menjadi

CORRELATION BETWEEN REMUNERATION AND COMPANY’S PERFORMANCEPolicies and procedures in relation to the determination of the remuneration for the Board of Directors consist of several stages which include the creation, analysis, submission, and determination. The formulation of the policies and remuneration proposals that are implemented by the Remuneration Committee is through an independent consultant service. The remuneration recommendations are then forwarded to the Board of Commissioners to be discussed and analyzed. On the final stage, the remuneration recommendations are proposed to the Annual GMS who has the authority to make the final decision on the Board of Director’s remuneration.

The Board of Directors’ commitment in achieving the 2015 KPI is described in the Work Plan and Budget (RKAP) that has been agreed by the Board of







tolok ukur pencapaian KPI berfungsi sebagai target Perseroan yang diupayakan untuk direalisasikan secara optimal. Oleh karena itu, informasi mengenai pencapaian KPI tersajikan dalam bab Analisis Pembahasan dan Manajemen dalam bab Perbandingan Proyeksi dan Realisasi Tahun 2015 di Laporan Tahunan ini.

Penetapan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan mengacu kepada ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Per-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, prinsip penetapan penghasilan bagi Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015 telah menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2014 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris serta tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris pada 2015. Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris dapat terdiri dari:

a. Gaji;b. Tunjanganc. Fasilitasd. Tantiem

Sedangkan, penetapan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris dapat diberikan berdasarkan penetapan RUPS/ Menteri dalam pengesahan Laporan Tahunan apabila:a. Realisasi tingkat kesehatan paling rendah dengan

nilai 70; ataub. Target tingkat kesehatan dalam RKAP tercapai

meskipun nilainya dibawah 70Komposisi besarnya tantiem ditetapkan sebagai berikut:

• DirekturUtama:100,0%• AnggotaDireksi:90,0%dariDirekturUtama

• KomisarisUtama:45,0%dariDirekturUtama

• AnggotaDewanKomisaris:90,0%dariDirekturUtama

Commissioners. The measurements that are used as benchmark in order to achieve the KPI serve as the Company’s target sought to be realized optimally. Therefore, the information regarding the achievement of KPI is presented in the Management Discussion and Analysis section in the 2015 Comparison of Projected and Realization chapter of this Annual Report.

The determination of remuneration for the Company’s Board of Directors and the Board of Commissioners refers to the policies in the Minister of SOEs Regulation No. Per-04/MBU/2014 concerning the Remuneration Guidelines for the Board of Directors, Commissioners and Supervisory Board of State Owned Enterprises. Based on the Minister Regulations, the determination principles on the remuneration for Board of Directors and the Board of Commissioners are being determined based on the General Meeting of Shareholders (GMS). Annual GMS that was completed in 15 May 2015 had determined the amount of tantiem of the Board of Directors and the Board of Commissioners for financial year 2014 as well as the amount of salaries to the Board of Commissioners, the honorarium of the Board of Commissioners as well as allowances and facilities of the Board of Directors and the Board of Commissiers in 2015. The salary of the Board of Directors and the Board of Commissioners consists of:1. Salary;2. Allowances;3. Facilities;4. Tantiem

Whereas the determination of tantiem for the Board of Directors and the Board of Commissioners may be provided based on the determination of the GMS/Minister under the ratification in the Annual Report if: a. Realization of the lowest level of financial health

with the score of 70; orb. The financial health target level within RKAP has

been achieved despite the score is under the 70. Composition of the amount of tantiem is determined as follow:• PresidentDirector:100.0%• MemberoftheBoardofDirectors:90.0%of

President Director• IndependentCommissioner:45.0%ofPresident

Director• MemberoftheBoardofCommissioner:90.0%

of President Director






RAPAT DIREKSI

Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurangnya sekali dalam setiap bulan, yang juga dapat mengundang Dewan Komisaris. Rapat Direksi juga dapat terselenggara jika dan ketika dianggap perlu, dimintakan secara tertulis oleh satu atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau dimintakan secara tertulis oleh satu atau lebih pemegang saham dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

Rapat Direksi dilaksanakan di tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan. Jika tidak, maka Rapat Direksi hanya dianggap sah jika dilangsungkan di dalam wilayah Republik Indonesia dan dihadiri oleh setiap anggota Direksi atau wakilnya yang sah.

Kebijakan Perseroan Tentang Frekuensi Rapat Direksi

Sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan yang sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, pelaksanaan Rapat Direksi secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan dan juga dapat mengundang Dewan Komisaris.

Frekuensi dan Kehadiran Rapat Direksi

Sepanjang tahun 2015, Direksi telah melakukan rapat Direksi dan rapat gabungan dengan Dewan Komisaris, dan masing-masing sebanyak 47 (empat puluh tujuh) kali dan 14 (empat belas) kali dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

MEETINGS OF BOARD OF DIRECTORSThe Board of Directors Meeting is held regularly at least once in a month, which can also invite the Board of Commissioners. The Board of Directors Meeting may also be held if and when deemed necessary, be requested in writing by one or more members of the Board of Commissioners, or requested in writing by one or more of the shareholders of the total shares with voting rights.

The Board of Directors Meeting is held in the domicile or principal place of business of the Company. If not, then the Board of Directors meeting is considered valid only if held in the territory of Republic of Indonesia and attended by each member of the Board of Directors or his authorized representative.

Company Policy on the Frequency of Board of Directors’ MeetingsBased on the provisions set forth by the Company’s Articles of Association that is in line with the Minister of SOEs Regulation No: PER-09/MBU/2012 dated July 6, 2012 concerning the Implementation of Good Corporate Governance on State Owned Enterprises and the Financial Services Authority Regulation No. 33/POJK.04/2014 concering the Board of Directors and the Board of Commissioners of Publicly Listed Companies, the periodic execution of the Board of Directors should be held at least once every month and the Board of Commissioners may also be invited.

Attendance on Board of Directors’ MeetingsThroughout 2015, the Board of Directors had conducted joint meetings with the Board of Commissioners, each for as many as 47 (fourthy seven) times and 14 (fourteen) times with the frequencies and numbers of attendance as described below:

NamaName

Jabatan Position


% Kehadiran % Attendance

M. Arif Wibowo Direktur Utama President & CEO 43 91%

Handayani Direktur NiagaDirector of Commercial 34 72%

Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & UmumDirector of Human Capital & Corporate Affairs 40 85%

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra Direktur Keuangan dan Manajemen RisikoDirector of Finance & Risk Management 40 85%

Rapat Internal DireksiBoard of Directors Internal Meeting







Iwan Joeniarto Direktur Teknik & Teknologi InformasiDirector of Maintenance & Information Technology 45 96%

Nicodemus P. Lampe Direktur LayananDirector of Services 17 37%

Novianto Herupratomo Direktur OperasiDirector of Operations 42 89%

NamaName

Jabatan Position



NamaName

Jabatan Position



M. Arif Wibowo Direktur Utama President & CEO 14 100%

Handayani Direktur NiagaDirector of Commercial 14 100%

Heriyanto Agung Putra Direktur SDM & UmumDirector of Human Capital & Corporate Affairs 12 86%

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra Direktur Keuangan dan Manajemen RisikoDirector of Finance & Risk Management 11 79%

Iwan Joeniarto Direktur Teknik & Teknologi InformasiDirector of Maintenance & Information Technology 13 93%

Nicodemus P. Lampe Direktur LayananDirector of Services 8 57%

Novianto Herupratomo Direktur OperasiDirector of Operations 9 64%

Rapat Gabungan Direksi dan Dewan Komisaris Joint Meetings of the Board of Directors and the Board of Commissioners

Risalah Rapat

Keputusan rapat dicatat dan didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat dan salah seorang anggota Direksi. Risalah tersebut didistribusikan kepada seluruh anggota Direksi, baik yang menghadiri rapat maupun yang tidak. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat, hal tersebut turut dicantumkan dalam risalah rapat disertai dengan alasan di balik perbedaan pendapat.

Minutes of MeetingsMeeting decisions are recorded and documented in the minutes of meetings that are signed by the chairman of the meeting and one of the member of the Board of Directors. The minute is then distributed to all members of the Board of Commissioners, both present and absent. Disagreement in the meeting is also included in the minutes of the meeting along with the resons behind the differences in opinions.

No. Tanggal Rapat Meeting Date Mata Acara Rapat Meeting Agenda


1. Service2. Operasi3. Pengiriman pesawat4. In Flight Service5. Keuangan6. Pemasaran

1. Service2. Operation3. Aircraft delivery4. In Flight Service5. Financial6. Marketing


1. Pembiayaan2. Keuangan3. Rencana Armada 2016-20254. Pengiriman ulang pesawat5. Lain-lain

1. Financing2. Financial3. 2016-2025 Armada Plan4. Aircraft re-delivery5. Others

Rapat DireksiThe Meetings of the Board of Directors







1. Rencana Armada 2016-20252. Dasar-dasar Asumsi Penyusunan RJPP 2016-20203. Pesawat4. Pengiriman ulang pesawat

1. 2016-2025 Armada Planning2. Assumptions on the Formulation of 2016-2020 RJPP3. Aircrafts4. Aircraft re-delivery


1. Services2. information Technology3. Entitas Anak

1. Services2. information Technology3. Subsidiaries


Layanan Services


1. Keselamatan2. Risiko3. Lain-lain4. Keuangan

1. Safety2. Risks3. Others4. Financial


1. Tinjauan Pasar dan Industri2. Prinsip Keterbukaan Informasi3. Bisnis

1. Market and Industry Overview2. Principles of Disclosures3. Business


1. Tinjauan Pasar dan Industri2. Pesawat3. Konfigurasi4. Lain-lain5. RKAP 2015 Entitas Anak

1. Market and Industry Overview2. Aircrafts3. Configuration4. Others5. 2015 RKAP for Subsidiary

17 Februari 2015 February 17, 2015

1. Pesawat2. Finance Project Bound3. Layanan

1. Aircrafts2. Finance Project Bound3. Services

3 Maret 2015March 3, 2015

1. Entitas Anak2. Keuangan

1. Subsidiaries2. Financial

13 Maret 2015March 13, 2015

1. Kinerja Februari 20152. Laporan Keuangan Audited 20143. Perencanaan Armada4. Pembiayaan

1. February 2015 Performance2. 2014 Audited Financial Statements3. Fleet Planning4. Financing

24 Maret 2015March 24, 2015

1. Operasional2. Perencanaan Armada 2016-20253. Pesawat4. Entitas Anak5. Kantor Cabang6. Lain-lain

1. Operasional2. 2016-2025 Armada Planning3. Aircrafts4. Subsidiaries5. Branch Office6. Others

31 Maret 2015, March 31, 2015

1. Pesawat2. Konfigurasi Tempat Duduk3. Keuangan4. Entitas Anak5. Pengadaan6. Update KAA

1. Aircrafts2. Seat Configuration3. Financial4. Subsidiaries5. Procurement6. KAA Update


1. Entitas Anak2. Rencanan Bisnis3. Pemasaran4. Kargo SkyTeam5. Perencanaan TI6. Perencanaan Armada 2016-2025

1. Subsidiaries2. Business Plan3. Marketing4. SkyTeam Cargo5. IT Plan 6. 2016-2025 Fleet Planning

15 April 2015April 15, 2015

1. Operasional2. Kinerja Operasional dan Keuangan Maret & YTD

20153. Keuangan4. Perencanaan Armada 2016-2025

1. Operational2. March & YTD 2015 Operasional dan Finance

Performance3 Financial4. 2016-2025 Fleet Planning

21 April 2015April 21, 2015

1. Layanan2. Studi Feasbility

1. Services2. Feasbility Study

28 April 2015April 28, 2015

1. Entitas Anak2. Proyek Keuangan

1. Subsidiaries2. Financial Projections

5 Juni 2015June 5, 2015

1. Pemasaran2. Proyeksi3. Kinerja Mei 20164. Penjualan5. Asosiasi Pilot Garuda6. Teknologi Informasi7. Iklan TV Liburan dan brand guideline

1. Marketing2. Projections3. May 2016 Performance 4. Sales5. Garuda Pilot Association6. Information Technology7. Vacation TV Ads dan brand guideline








23 Juni 2015June 23, 2015

1. Strategi Bisnis2. Safety Recovery Action3. Laporan Kinerja Perseroan Mei 20154. Laporan Tindak Lanjut IT Masterplan5. Pesawat6. Kantor Cabang7. Entitas Anak

1. Business Strategy2. Safety Recovery Action3. May 2015 Company Performance Report4. IT Masterplan Follow Up Report 5. Aircraft6. Branch Office7. Subsidiaries

30 Juni 2015June 30, 2015

1. Pesawat2. Pembaharuan Kemitraan Liverpool FC3. Layanan4. Tracking Lokal periode Maret – Mei 2016 dan

Tracking Internasional – Semester I 5. Proyeksi Kinerja Operasional dan Finansial

1. Aircrafts2. Liverpool FC Partnership Renewal3. Services4. March – May 2016 Local Tracking and Semster I

International Tracking5. Operational and Financial Performance Projections

8 Juli 2015July 8, 2015

Persiapan Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi Tanggal 10 Juli 2015

Preparation on the Board of Commissioners joint meeting with the Board of Directors dated 10 July 2015

15 Juli 2015July 15, 2015

1. Pesawat2. Operasional

1. Aircrafts2. Operational

22 Juli 2015July 22, 2015

1. Entitas Anak2. Teknologi Informasi

1. Subsidiaries2. Information Technology

30 Juli 2015July 30, 2015

1. Entitas Anak2. Operasional

1. Subsidiaries2. Operational

5 Agustus 2015 August 5, 2015

Haji Tahun 2015 – 1436 H 2015 – 1436 H Hajj

8 Agustus 2015August 8, 2015

1. Laporan Manajemen2. Perkembangan KPI

1. Management Report2. KPI Development


1. Strategi Jangka Panjang Check Point 22. Perencanaan Armada 2016-2025

1. Check Point 2 of the Long Term Strategy 2. 2016-2025 Fleet Planning


1. RJPP2. Proyeksi Operasional dan Keuangan 2015-20253. Keamanan4. Tinjauan Kinerja Keselamatan5. Pemasaran

1. RJPP2. 2015-2025 Operational and Financial Projections 3. Security4. Safety Performance Review 5. Marketing


Tanggapan Konsep Temuan BPK-RI BPK-RI Finding Concept Responses


Optimalisasi Pesawat Aircraft Optimalization


1. Pelaksanaan Haji Khusus 20152. Strategi Jangka Panjang3. Pengadaan4. Rencana Kerja Pengadaan Konsultan Planning

Armada 2016-2025

1. 2015 Special Hajj Implementation 2. Long Term Strategy 3. Procurement4. 2016-2025 Fleet Planning Consultant Procurement

Work Plan

23 Sept 2015September 23, 2015

1. Peresmian hanggar 42. Layanan3. Kebijakan Komersial4. Rencana Bisnis Kargo5. Teknologi Informasi6. Strategi Jangka Panjang

1. Hangar 4 Formal Ceremony2. Services3. Commercial Policy4. Cargo Business Planning5. Information Technology6. Long Term Strategy

30 Sept 2015September 30, 2015

Teknologi Informasi Information Technology


1. Konsultan Perencanaan Armada2. Pembaharuan Studi Feasibility

1. Fleet Planning Consultant2. Feasibility Study Renewal


1. Pengadaan2. Persiapan Audit Skytrax 20153. Strategi Jangka Panjang

1. Procurement2. 2015 Skytrac Audit Preparation 3. Long Term Strategy


1. Pembiayaan2. Laporan Kinerja Perseroan September 2015

1. Financing2. September 2015 Company Performance Report


1. Organisasi2. RKAP 2016-02-19 Konfigurasi Tempat Duduk

1. Organization 2. 2016-02-19 Seat Configuration RKAP


Pesawat Aircrafts








RKAP 2016 2016 RKAP


1. Perencanaan Armada2. Pembaharuan Kerja Sama dengan Pihak Ketiga3. Pembaharuan Kerja Sama Liverpool

1. Fleet Planning2. Third Party Partnership Agreement Renewal3. Liverpool Partnership Renewal


Perencanaan Armada Fleet Planning


1. Pesawat2. Tinjauan Kebijakan3. Armada4. Kebutuhan Awak Kabin5. Haji dan Umroh

1. Aircrafts 2. Policy Review3. Fleets4. Cabin Crew Necessities 5. Hajj and Umrah


1. Kemajuan Paket Umroh2. Deployment Armada

1. Umrah Package Development2. Fleet Deployment


1. Operasional2. Keselamatan3. Kantor Cabang4. Fleet Plan5. Komposisi Awak Layanan6. Pemasaran

1. Operational2. Safety3. Branch Office4. Fleet Plan5. Service Crew Composition 6. Marketing


1. Umroh/Haji/Charter2. Joint Venture3. Kantor Cabang

1. Umroh/Hajj/Charter2. Joint Venture3. Branch Office


1. Pesawat2. Kemajuan RJPP & RKAP

1. Aircrafts 2. RJPP & RKAP Development








SEKRETARIS PERUSAHAANCorporate Secretary

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN, STRUKTUR, DAN

POSISI SEKRETARIS PERUSAHAAN

Pembentukan Sekretaris Perusahaan merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 pada Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.

LEGAL BASIS OF THE ESTABLISHMENT , STRUCTURE, POSITION OF CORPORATE SECRETARYThe formation of the Corporate Secretary refers to the Financial Services Authority No. 35/POJK.04/2014 dated 8 December 2014 concerning Corporate Secretary of Publicly Listed Companies.

Struktur Organisasi Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary Organizational Structure

DIREKTUR KEUANGANFinancial Director

SENIOR MANAGER

Corporate Contract

VICE PRESIDENTCorporate Secretary, Legal &

Investor Relations

SENIOR MANAGER

Litigation & Regulatory

SENIOR MANAGER

Corporate Secretary, Corporate Governance & Government Relations

SENIOR MANAGER

Investor Relations

MANAGER Aircraft Contract

MANAGER Technical

OperationContract

MANAGER Commercial Contract

MANAGER Litigation

MANAGER Regulatory

MANAGER Corporate Secretary & Corporate Compliance

MANAGER Corporate Social

Responsibility & PKBL

MANAGER Protocoler &

Government Relations

MANAGER Investor Relations

PENGANGKATAN DAN PROFIL SEKRETARIS

PERUSAHAAN

Peraturan Pasar Modal mewajibkan Perseroan sebagai perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan dan menyediakan akses terhadap seluruh informasi material tentang perseroan terbuka terkait dengan prinsip keterbukaan informasi dan transparansi.

Kewajiban membentuk Sekretaris Perusahaan juga berlaku bagi Perseroan sebagai BUMN sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) pada BUMN.

APPOINTMENT AND PROFILE OF CORPORATE SECRETARYCapital Market Regulations require a Public Company that is listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX) to appoint a Corporate Secretary Officer and to provide access to all material information of a publicly listed company in relation to the principle of information disclosure and transparency.

The responsibility to form the Corporate Secretary also applies to the Company as a State Owned Enterprise as set forth in the Minister of SOEs Regulation No. PER-09/MBU/2012 dated 6 July 2012 concerning the Implementation of Good Corporate Governance in SOEs.






Dalam hal terjadi kekosongan Sekretaris Perusahaan, Perseroan wajib menunjuk penggantinya dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya kekosongan Sekretaris Perusahaan. Selama terjadi kekosongan, Sekretaris Perusahaan dirangkap oleh seorang anggota Direksi atau orang perseorangan yang ditunjuk sebagai Sekretaris Perusahaan sementara, tanpa memperhatikan persyaratan Sekretaris Perusahaan.

Kualifikasi Sekretaris Perusahaan adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik adalah sebagai berikut:

1. Cakap melakukan perbuatan hukum 2. Memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang

hukum, keuangan, dan tata kelola perusahaan.3. Memahami kegiatan usaha Perseroan 4. Dapat berkomunikasi dengan baik 5. Berdomisili di indonesia

Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris (Pasal 29 (3) Permen BUMN No. 01/2011). Organisasi Sekretaris Perusahaan dibentuk melalui Surat Keputusan Direksi. Masa jabatan Sekretaris Perusahaan dibatasi selama-lamanya 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama-lamanya 3 (tiga) tahun.

Profil Sekretaris Perusahaan

Heri Akhyar

Warga Negara Indonesia, 46 tahun. Beliau menjabat sebagai VP Corporate Secretary, Legal & Investor Relations sejak 1 Agustus 2015 berdasarkan Surat No. GARUDA/JKTIDH-21046/15. Meraih gelar Sarjana di bidang Accounting dari Sydney Institute of Technology NSW, Australia, tahun 1995 dan Sarjana di bidang Finance dari Amsterdam Institute of Finance, Holland, tahun 1997.

Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau pernah menempati posisi sebagai Head of Investor Relations & Corporate Planning di PT AKR Corporindo Tbk pada tahun 2012.

In the event that there is a vacancy in the Corporate Secretary position, the Company is responsible to appoint a successor within 60 (sixty) days after the occurrence of the vacancy. During the vacancy, the Corporate Secretary position must be concurrently held by one of the members of the Board of Directors or another individual appointed as the temporary Corporate Secretary, without considering the requirements of a Corporate Secretary.

The qualifications of a Corporate Secretary have been set forth in the Financial Services Authority Regulation No. 35/POJK.04/2014 concerning Corporate Secretary of a Publicly Listed Company as described below:

1. Proficient in conducting legal actions2. Have the sufficient knowledge or understanding in

the field of law, finance and corporate governance3. Understand the Company’s business activities4. Able to communicate well5. Domiciled in Indonesia.

The Corporate Secretary may be appointed and dismissed by the President Director based on the Company’s internal mechanism under the approval of the Board of Commissioners (Minister of SOEs Regulation No. 01/2011 Article 29 (3)). The Corporate Secretary’s Organization is formed through the Board of Directors Decree. The tenure of the Corporate Secretary is limited to a maximum period of 5 (five) years and may be extended for a maximum period of 3 (three) years.

Profile of Corporate SecretaryHeri Akhyar Indonesian citizen, 46 years old. He has been the VP of Corporate Secretary, Legal & Investor Relations since 1 August 2015 based on the Letter No. GARUDA/JKTIDH-21046/15. He obtained a Bachelor Degree in Accounting from the Sydney Institute of Technology, NSW, Australia, in 1995 and a Bachelor Degree in Finance from the Amsterdam Institute of Finance, Holland, in 1997.

Prior to joining Garuda Indonesia, he was the Head of Investor Relations & Corporate Planning in PT AKR Corporindo Tbk in 2012.







TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIS

PERUSAHAAN

Secara umum, Sekretaris Perusahaan mengemban fungsi untuk memastikan kepatuhan perusahaan terbuka terhadap seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. Sekretaris Perusahaan bertugas untuk memberikan pendapat kepada Direksi Perseroan dalam memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Dalam rangka melakukan tugas tersebut, Sekretaris Perusahaan wajib terus mengikuti setiap perkembangan hukum, khususnya dalam sektor Pasar Modal (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 35 /POJK.04/2014 Tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik). Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan wajib juga bertindak sebagai penghubung antara Perusahaan Terbuka, OJK dan masyarakat pemodal atau investor. Selain itu, Sekretaris Perusahaan wajib menyediakan seluruh informasi sehubungan dengan status dan kondisi Perseroan yang diperlukan oleh investor. Untuk tujuan ini, Peraturan BEI No. I-A mewajibkan perusahaan terbuka yang terdaftar pada papan bursa BEI untuk mengangkat Sekretaris Perusahaan dan menyediakan akses terhadap seluruh informasi material tentang perusahaan terbuka terkait sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi dan transparansi.

Untuk maksud dan tujuan yang sama, kewajiban untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan ini juga berlaku bagi Perseroan sebagai BUMN sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri BUMN No. 09/2012. Fungsi tersebut adalah untuk menjamin bahwa penyelenggaraan administrasi dan tindakan korporasi yang dilakukan Perseroan telah mematuhi ketentuan dan perundangan yang berlaku dan sesuai dengan prinsip GCG, melindungi Perseroan dari sisi hukum, membina relasi dengan lembaga pemerintahan terkait serta memastikan pengelolaan dokumen Perseroan. Peranan dan tanggung jawab ini tidak hanya berlaku bagi Perseroan tetapi juga bagi seluruh entitas anaknya.

Tanggung jawab Sekretaris Perusahaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik serta Permen BUMN adalah:1. Memastikan Perseroan mematuhi peraturan tentang

persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF CORPORATE SECRETARYGenerally, the Corporate Secretary’s function is to ensure the Public Company’s compliance to all prevailing rules and regulations which are applicable and relevant to the Company’s business. The Corporate Secretary is in charge to provide advices to the Company’s Board of Directors in ensuring the compliance to the capital market rules and regulations.

In performing these duties, the Corporate Secretary shall stay up to date on every development in legislation, especially in the capital market sector (Financial Services Authority Regulation No. 35/POJK.04/2014 concerning Corporate Secretary of Publicly Listed Company). On the other hand, the Corporate Secretary shall act as a liaison between the public company, OJK and public investors or investors. In addition, the Corporate Secretary shall provide all material information in relation with the status and condition of the Company required by the investors. To this end, Indonesia Stock Exchange (IDX) Regulation No. I-A requires the IDX listed companies to appoint a Corporate Secretary and to provide access to all material information about the relevant public company to conform with the principles of information disclosure and transparency.

For the same intention and objective, the obligation to establish the Corporate Secretary function also applies to the Company as SOE, as governed in the Minister of SOEs Regulation No. 09/2012. That function is to ensure that the administration and corporate actions conducted by the Company has compiled with the provisions and regulations in force and in accordance with the principles of GCG, to protect the Company from a legal standpoint, to build relationships with relevant government agencies and ensuring the management of corporate documents. Those roles and responsibilities are applicable not only to the Company but also its subsidiaries.

The responsibilities of the Corporate Secretary as set forth in the Financial Services Authority Regulation (POJK) No. 35/POJK.04/2014 dated 8 December 2014 concerning Corporate Secretary of Publicly Listed Company and State Owned Enterprise include:1. To ensure that the company complies with the

regulations concerning the disclosure requirements in line with the implementation of corporate governance principles.






2. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di Pasar Modal.

3. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan/masyarakat yang berkaitan dengan kondisi Perseroan.

4. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka mematuhi ketentuan Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

5. Menjadi penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Perseroan dengan masyarakat.

6. Menyiapkan Daftar Khusus yang berkaitan dengan Direksi, Komisaris, dan keluarganya dalam Perseroan yang mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peran lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

7. Menyimpan daftar pemegang saham Perseroan. 8. Menghadiri rapat Direksi dan membuat risalah

rapatnya. 9. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS

Perseroan. 10. Menatausahakan dan menyimpan dokumen

Perseroan

Fungsi Sekretaris Perusahaan sesuai ketetapan Perseroan adalah menjamin bahwa penyelenggaraan administrasi dan tindakan korporasi yang dilakukan Perseroan telah mematuhi ketentuan dan perundangan yang berlaku dan sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, melindungi Perseroan dari sisi hukum, membina relasi dengan lembaga Pemerintahan terkait serta memastikan pengelolaan dokumen Perseroan.

PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sepanjang tahun 2015, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya antara lain mencakup:1. Memastikan Perseroan mematuhi peraturan tentang

persyaratan keterbukaan informasi sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG.

Perubahan Pasal-pasal Anggaran Dasar Dalam kaitannya dengan kedudukan Perseroan

sebagai perusahaan publik dan adanya ketentuan baru dari Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan Direksi dan Dewan Komisaris dan penyelenggaraan RUPS, maka diperlukan penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

2. To follow the development of capital markets in particular the rules and regulations applicable in the Capital Market.

3. To provide information to stakeholders/the community regarding the condition of the Company.

4. To provide feedback to the Board of Directors in order to comply with the provisions of the Capital Market and its implementing regulations.

5. To be a liaison between the Company and the Financial Services Authority (FSA) and the Company with the community.

6. To set up a Special Register relating to the Directors, Commissioners, and their family in the company which includes shares ownership, business relationship, and other roles that may give rise to a conflict of interest.

7. To keep the list of shareholders of the Company.8. To attend Board of Directors Meetings and to make

the Minutes of the Meeting.9. To be responsible for the GMS of the Company.

10. To administer and to store company’s documents.

The function of the Corporate Secretary in accordance to the Company’s provisions is to ensure that the implementation of administration and corporate actions conducted by the Company have been in compliance to the prevailing laws and regulations and is in accordance to the Good Corporate Governance (GCG) principles, to protect the Company from a legal standpoint, to build relationships with relevant Government agencies as well as to ensure the management of Company’s documents.

DUTIES IMPLEMENTATION OF CORPORATE SECRETARYThroughout 2015, the Corporate Secretary has performed his duties and responsibilities including:1. Ensuring that the company complies with regulations

concerning disclosure requiements in line with the implementation of the GCG principles.

Amendment of Articles of Association In relation to the Company’s position as a publicly

listed company and the new provisions of the Financial Services Authority related to the Board of Directors and the Board of Commissioners and the holding of the GMS, necessary adjustments are required to some of the provisions in the Articles of Association.







Terkait dengan hal tersebut, Perseroan telah

melakukan perubahan pada beberapa pasal dalam Anggaran Dasar dan selanjutnya perubahan tersebut beserta seluruh ketentuan Anggaran Dasar dituangkan dalam Akta Nomor 3 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Aulia Taufani SH.

2. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di Pasar Modal.

Sekretaris Perusahaan menyediakan kajian dan pertimbangan terkini dari aspek hukum kepada Direksi yang berkaitan dengan operasional Perseroan dan pengembangan usaha Perseroan serta memberikan masukan bagi Direksi dalam merumuskan suatu peraturan atau kebijakan Perseroan.

3. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan/ masyarakat yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. a. Laporan-laporan Sekretaris Perusahaan telah membuat dan

menyampaikan laporan keterbukaan informasi kepada OJK dan kepada BEI selaku regulator yang bergerak di bidang Pasar Modal.

b. Disclosure Sekretaris Perusahaan telah melakukan disclosure

kepada publik atas informasi material yang dibutuhkan melalui web IDX dan media cetak dalam rangka kepatuhan terhadap pasar modal sesuai dengan batas waktu yang dipersyaratkan. Disclosure kepada publik atas informasi material yang dibutuhkan melalui web IDX telah dibuat oleh Sekretaris Perusahaan baik melalui laporan tertulis maupun melalui media cetak.

4. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka mematuhi ketentuan Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. a. Surat Keputusan Direksi Sekretaris Perusahaan harus memastikan

bahwa penerbitan Surat Keputusan Direksi telah dilakukan sesuai dengan mekanisme Perusahaan serta memastikan bahwa materi/isi keputusan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Sebelum ditandatangani oleh Direksi, Sekretaris Perusahaan memeriksa dan melegalisasi Surat Keputusan.

b. Surat Kuasa Sekretaris Perusahaan memastikan bahwa

penerbitan Surat Kuasa Direksi kepada yang

In relation to the above matter, the Company has made changes to some of the provisions in its Articles of Association and subsequently these changes and all of the provisions in the Articles of Association are set forth in the Notarial Deed No 3 dated 15 May 2015 made before Aulia Taufani SH Notary.

2. Follow the development of Capital Market in particular the rules and regulations in the Capital Market.

Corporate Secretary provides the latest studies and consideration of the legal aspects related to the Board of Directors of the company’s operations and company’s business development as well as provides input to the Board of Directors in formulating a rule or policy of the company.

3. Provide information to stakeholders/community regarding the condition of the company.

a. Reports Corporate Secretary has made and submits a

report about information disclosure to GSA and IDX as the regulator operating in the capital market.

b. Disclosure Corporate Secretary has made disclosure to the

public of material information required through through the IDX’s website and printed media in the context of compliance with the capital market in accordance with the time limites required. Disclosure to the public of the material information required through the IDX’s website has been made by the Corporate Secretary, either through written reports or through printed media.

4. Provide input to the Board of Directors in order to comply with the Capital Market regulations and its implementation rules.a. Board of Directors Decree Corporate Secretary has to ensure that the

issuance of the Board of Directors Decree has been done in accordance with the Company’s mechanism as well as ensuring that the material/content of the decision is in accordance with the prevailing rules and regulation.s Before being signed by the Board of Directors, Corporate Secretary checks and legalizes the Decree.

b. Power of Attorney Corporate Secretary ensures that the issuance of

Power of Attorney of the Board of Directors given






diberi wewenang telah dilakukan sesuai dengan mekanisme Perseroan serta memastikan bahwa materi/isi Surat Kuasa telah sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Sebelum ditandatangani oleh Direksi, Sekretaris Perusahaan memeriksa dan melegalisasi Surat Kuasa.

5. Menjadi penghubung antara Perseroan dengan OJK dan Perseroan dengan masyarakat.a. Membangun relasi dengan para pemangku

kepentingan dan regulator Sekretaris Perusahaan berperan menjadi

penghubung antara Perseroan dengan Regulator (OJK, Kem. BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan dll), dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris Perusahaan juga membina hubungan yang baik dengan Kementerian BUMN (sebagai Pemegang Saham Seri A Dwiwarna), Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kepala Kecamatan Gambir dan Kepala Kelurahan Gambir.

b. Mengelola Laporan Gratifikasi dan Laporan Harta Kekayaan Pegawai dan Pejabat Perseroan

Sekretaris Perusahaan berperan menjadi penghubung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam hal penyampaian dan pengelolaan laporan gratifikasi dan laporan harta kekayaan yang disampaikan oleh Pegawai dan Pejabat Perseroan.

6. Menyiapkan Daftar Khusus yang berkaitan dengan Direksi dan Dewan Komisaris, dan keluarganya dalam Perseroan yang mencakup kepemilikan saham.

Sekretaris Perusahaan telah menyiapkan daftar khusus kepemilikan saham Direksi dan Dewan Komisaris, serta anggota keluarganya dan daftar khusus dimaksud telah ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Komisaris dan Unit Sekretaris Perusahaan menyimpan aslinya. Direksi dan Dewan Komisaris telah menandatangani surat pernyataan tidak ada benturan kepentingan dan tidak rangkap jabatan. Asli surat pernyataan tersebut disimpan di Sekretaris Perusahaan.

7. Membuat daftar pemegang saham Perseroan. Daftar pemegang saham Perseroan dikelola oleh

PT Datindo Entrycom selaku perusahaan yang ditunjuk untuk mengelola daftar pemegang saham perusahaan, PT Datindo Entrycom menyampaikan

to the authorized party has been carried out in accordance with the Company’s mechanism and to ensure that the material/content of the Power of Attorney has been in accordance with the prevailing laws and regulations. Before being signed by the Board of Directors, Corporate Secretary checks and legalizes the Power of Attorney.

5. Being a liaison between the company and the FSA and the Company with the community.a. Build relationships with the stakeholders and the

regulators Corporate secretary plays the role of a liaison

between the company and the regulators (FSA, Ministry of SOEs, Ministry of Transportation, Ministry of Finance, etc.), with the public and the other stakeholders. Corporate Secretary also maintains good relations with the Ministry of SOEs (as Shareholders of Series A Dwiwarna), Ministry of Transportation, Ministry of Finance, Ministry of Commerce, Directorate General of Customers and Excise, Sub-district Head of Gambir and Gambir Village Chief.

b. Management of Gratification and Employees Wealth Report and Officials of Garuda Indonesia

Corporate Secretary plays the role of being a liaison with the Corruption Eradication Commission (KPK) in terms of delivery and management reports gratification and wealth report submitted by Employees and Officials of Garuda Indonesia.

6. Set up a Special Register related to the Board of Directors and the Board of Commissioners, and its family in the company which includes shares ownership. Corporate Secretary has prepared a special list of shareholdings of the Board of Directors and the Board of Commissioners, as well as family members and the referred special list has been signed by the Board of Directors and the Board of Commissioners and the Corporate Secretary keeps the original copy. The Board of Directors and the Board of Commissioners have signed a statement of no conflict of interest and no concurrent positions. The original letter of the said statement is kept by the Corporate Secretary.

7. Create a list of the Company’s shareholders The list of the Company’s shareholders is managed

by PT Datindo Entrycom as the appointed company to manage the list of shareholders of the Company, PT Datindo Entrycom submits the list of Company’s







laporan daftar pemegang saham Perseroan secara rutin setiap bulan kepada Sekretaris Perusahaan dan jika diminta Perseroan.

8. Menghadiri rapat Direksi dan membuat risalah rapat. Dalam setiap pelaksanaan rapat Direksi, Sekretaris

Perusahaan selalu hadir dan membuat risalah rapat Direksi. Sekretaris Perusahaan juga membuat keputusan Direksi di luar rapat Direksi sesuai kebutuhan.

9. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS Perseroan. a. RUPSLB Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan

dan mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang dilaksanakan tanggal 15 Mei 2015. Pelaksanaan RUPSLB telah dilakukan sesuai dengan Peraturan pasar modal dan Anggaran Dasar Perusahaan. Jalannya RUPSLB dimuat dalam Berita Acara RUPSLB nomor 2 yang dibuat dihadapan Notaris.

b. RUPS Tahunan tahun buku 2014 Sekretaris Perusahaan telah mempersiapkan

dan mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Perseroan yang dilaksanakan tanggal 15 Mei 2015. Pelaksanaan RUPST telah dilakukan sesuai dengan Peraturan pasar modal dan Anggaran Dasar Perusahaan. Jalannya RUPS Tahunan tanggal dimuat di dalam Berita Acara RUPS nomor 1 tanggal 15 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Notaris.

10.Penugasan khusus lainnyaa. Litigasi Atas persetujuan Direksi, Sekretaris Perusahaan

mewakili Perseroan dalam rangka menyelesaikan perselisihan hukum dengan pihak lain di dalam maupun di luar pengadilan. Kasus yang ditangani Perseroan ada di Komisi Pengawas Persaingan Usaha, pada pengadilan tingkat pertama, di tingkat banding dan pada tingkat Kasasi/Peninjauan Kembali.

b. Perjanjian Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab pula

untuk melakukan review seluruh perjanjian Perseroan yang diterima oleh Sekretaris Perusahaan dan melakukan legalisasi atas perjanjian-perjanjian Perseroan. Untuk perjanjian-perjanjian tertentu, Sekretaris Perusahaan

shareholders on a regular basis every month to the Corporate Secretary and if requested by the Company.

8. Attend the Board of Directors meetings and create the minutes of meetings

In each of the Board of Directors meeting, the Corporate Secretary is always present and makes the minutes of the Board of Directors meeting. The Corporate Secretary also makes the Board of Directors’ decisions outside the meeting of the Board of Directors as needed.

9. Responsible for organizing the Company’s GMSa. EGMS Corporate Secretary has prepared and

coordinated the implementation of the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) of the Company held on 15 May 2015. The implementation of the EGMS has been conducted in accordance with the Capital Market regulations and the Articles of Association of the Company. The implementation of the EGMS was pubslihed in the Minutes of the EGMS No. 2 made before the Notary.

b. Annual General Meeting of 2014 Financial Year The Corporate Secretary has prepared

and coordinated the implementation of the Company’s Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) on 15 May 2015. The implementation of the AGMS has been conducted in accordance with the capital market regulations and the Articles of Association of the Company. The implementation of the AGMS was published in the Minutes of the AGM No. 1 dated May 15, 2015 made before the Notary.

10. Other Special Assignmentsa. Litigation Upon approval from the Board of Directors, the

Corporate Secretary represents the company in resolving legal disputes with the other parties inside and outside the court. Cases handled by the company available in the Business Competitions Supervisory Commission, at first instance, on appeal and at the level of Cassation/Reconsideration.

b. Agreement The Corporate Secretary is also responsible

to conduct a review of the entire Corporate agreements received by the Corporate Secretary and to perform legalization on the Company’s agreements. To certain agreements, the Corporate Secretary has provided draft






telah menyediakan draft template perjanjian, sehingga unit-unit tertentu, seperti Branch Office dapat menggunakan draft template perjanjian tersebut dengan melengkapi bagian-bagian mengenai kesepakatan komersial/operasional dan mengeksekusinya tanpa perlu mendapatkan legalisasi Sekretaris Perusahaan.

c. Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)1. Training, seminar dan workshop Untuk meningkatkan kompetensi SDM di

Unit Sekretaris Perusahaan, pada tahun 2015, pegawai unit Sekretaris Perusahaan telah mengikuti berbagai training/seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh pihak ketiga baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Topik dan materi training/seminar atau workshop adalah pada aspek governance, legal, contract atau pengelolaan dokumen.

2. Sosialisasi / sharing kepada Unit Kerja Sekretaris Perusahaan telah melakukan

serangkaian sosialisasi / sharing kepada Unit Kerja terkait agar memiliki kesadaran (awareness) pada aspek hukum, governance, contract dan pengelolaan dokumen. Pada tahun 2015, sosialisasi yang telah dilakukan diantaranya adalah sosialisasi mengenai pengendalian gratifikasi dan whistleblowing system melalui media intra.

d. Koordinasi pengurusan ijin-ijin usaha Perseroan. Sekretaris Perusahaan membuat, mengurus dan

memperpanjang ijin usaha Perseroan antara lain Surat Ijin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal dan Tidak Berjadwal, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Identitas Kepabeanan (NIK), Angka Pengenal Importir-Produsen (API-P), Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP), Hak Cipta/Paten, Akta Kantor Cabang, Sertifikat KADIN, dan Ijin Gangguan.

e. Pengelolaan Manual Perusahaan1. Membuat manual untuk keperluan Sekretaris

Perusahaan dan unit-unit yang terkait dengan Sekretaris Perusahaan yaitu: Corporate Secretary Manual (CSM) , yang memuat bisnis proses yang ada di Sekretaris Perusahaan

2. Membuat manual yang berlaku secara korporasi maupun untuk kepentingan manajemen antara lain :

agreement templates, so that certain business units, such as the branch offices can use the draft templates of the agreements by completing parts on commercial agreements/operations and executes it without getting the legalization from the Corporate Secretary.

c. Human Resources Training and Development

1. Training, seminar and workshop In order to improve human capital

competencies in the Corporate Secretary Unit, in 2015, the Corporate Secretary unit employees have attended various trainings/seminars or workshops held by third parties both domestically and abroad. Topics and training materials/seminar or workshop is on the aspects of governance, legal, contract or document management.

2. Sozialization/sharing to the Working Units The Corporate Secretary has conducted a

series of sozializations/sharing to the Work Units in order to have an awareness on the aspects of legal, governance, contract and document management. In 2015, the socializations that have been conducted, among others, are socialization regarding gratification control and whistleblowing system through intra media.

d. Coordination of the Company’s Business Licenses Application

The Corporate Secretary creates, manages and extends the Company’s business licenses including, among others, Business License on Scheduled and Non-Scheduled Commercial Air Transport, Company Registration Number (TDP), Company Identification Number (NIK), Supplier-Manufacturer Identification Number (API-P), Company’s Certificate of Domicile (SKDP), Copyright/Patent, Deeds of the Branch Offices, Chamber of Commerce Certificate and Disturbance Permit.

e. Company Manual Management1. Create a Manual for the purpose of the

Corporate Secretary and the units related to the Corporate Secretary, namely: Corporate Secretary Manual (CSM), that contains the business processes within the Corporate Secretary.

2. Creates an applicable manual in a corporate way or for the benefit of the management including, among others:







• KebijakanTataKelolaPerusahaan(KTKP),yang memuat kebijakan utama dan kebijakan induk yang berlaku di lingkungan Perusahaan,

• PedomanPengelolaanDokumenKualitas(PPDK), yang memuat standarisasi pengelolaan manual perusahaan

• SistemAdministrasiPerkantoran(SAP), yang memuat standarisasi kegiatan administrasi perkantoran meliputi seluruh aktifitas pencatatan dokumen, pendistribusian hingga proses penyimpanan (arsip)

• BoardManual,yangmemuatpedomankerja Direksi dan Komisaris dalam rangka memenuhi kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, yang terdiri dari pegawai, pelanggan, masyarakat dan regulator sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

3. Mengkoordinasikan identifikasi/penomoran manual-manual di Perseroan.

f. Mengkoordinir pengelolaan laporan dugaan kecurangan yang masuk melalui media whistlebowing System (WBS)

Laporan dugaan kecurangan yang dilakukan oleh oknum Perseroan yang dilaporkan melalui media WBS dikelola oleh pihak independen sebagai WBS Officer. Apabila diperlukan, dapat dilakukan investigasi lebih lanjut atas laporan dugaan kecurangan yang diterima oleh WBS Officer yang selanjutnya dilakukan oleh investigator eksternal yang independen yang telah ditunjuk Perseroan. Secara periodik, WBS Officer menyampaikan rekapitulasi laporan WBS yang masuk melalui media pelaporan WBS baik melalui website maupun sarana pelaporan lain kepada Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur GCG dan Dewan Komisaris.

Laporan yang terkait dengan dugaan kecurangan

ditindaklanjuti dengan permintaan data atau informasi tambahan dari pelapor, dan apabila dianggap perlu akan dilanjutkan dengan proses investigasi oleh investigator eksternal independen yang telah ditunjuk.

• CorporateGovernancePolicy(PTKP),whichcontains main policies applicable in the Company’s environment;

• QualityDocumentManagementGuidelines(PPDK), which contains the standardization or the Company’s manual management;

• OfficeAdministrativeSystem(SAP),whichincludes the standardization of the office administration activities covering all the activities of documents recording, the distribution up to the storage process (archive);

• BoardManual,whichcontainsguidelinesof the Board of Directors and the Board of Commissioners in order to fulfill the interests of shareholders and the stakeholders, consisting of the employees, customers, communities and the regulators in accordance with the principles of good corporate governance

3. Coordinate identification/numbering of manuals in the Company.

f. Coordinate the management of suspected fraud reports coming through the Whistlebowing System (WBS)

Reports of alleged fraud committed by unscrupulous company individual that is reported through the WBS is managed by an independent party who acts as the WBS Officer. If necessary, further investigation may be conducted on the alleged fraud reports received by the WBS Officer who subsequently is being carried out by an independent external investigator who has been appointed by the Company. Periodically, the WBS Officer conveys recapitulation on the WBS reports that come through the WBS reporting media either through the website or other means of reporting to the Company through the Corporate Secretary to be further submitted to the Director of GCG and the Board of Commissioners.

Reports related to alleged fraud is being followed up with data requests or additional information from the complainant, and if considered necessary, will be subsequently followed with an investigation process by an appointed external independent investigator.






No.No.

TanggalDate

Pelatihan/SeminarTraining/Seminar

Penyelenggara Organizer

1. 30 April 2015April 30, 2015

Workshop of Indonesian Corporate Secretary Association (ICSA), “Business Transformation Through GCG-based Leadership”

ICSA

2. 5 Juni 2015June 5, 2015

Workshop of Indonesian Corporate Secretary Association (ICSA), “Understanding Inside Information as the Based of the Transpar-ency Principle of GCG”

ICSA

3. 17 November 2015November 17, 2015

Risk & Governance Summit 2015 OJK

4. 8 Desember 2015December 8, 2015

Seminar Nasional Kearsipan “Peran Strategis Tatakelola Doku-men Elektronik”National Archives Seminar on “the Strategic Role of Electronic Document Governance”

Company Indonesia

5. 10 Desember 2015December 10, 2015

Forum Dialog Nasional Manajemen Pengendalian Gratifikasi (UPG Recharging)National Dialogue Forum on Gratuity Control Management (UPG Recharging)

KPKCorruption Eradication Commission

g. Mengkoordinir pelaksanaan assessment dan review/evaluasi penerapan GCG

Assessment penerapan GCG dilakukan setiap 2 tahun sekali dan review/evaluasi penerapan GCG juga dilakukan setiap 2 tahun sekali. Hasil dari GCG assessment dan review/evaluasi penerapan GCG ini merupakan salah satu KPI Perseroan yang dimulai tahun buku 2013. Sekretaris Perusahaan harus memastikan bahwa hasil assessment dan review/evaluasi penerapan GCG sudah diperoleh sebelum RUPS Tahunan.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEKRETARIS

PERUSAHAAN

Agar dapat terus mengikuti perkembangan terkini dan mendukung pelaksanaan fungsi dan peran Sekretaris Perusahaan yang efektif, Perseroan telah memfasilitasi karyawan di lingkungan Sekretaris Perusahaan untuk mengikuti berbagai pelatihan. Selama tahun 2015, Sekretaris Perusahaan telah mengikuti:

g. Coordinate the implementation of assessment and review the implementation of GCG

Assessment of GCG implementation is conducted every 2 (two) years and review/evaluation of the implementation of GCG is also conducted every 2 (two) years. Results of the GCG assessment and review/evaluation of the GCG implementation is one of the Company’s KPI that was started in 2013. The Corporate Secretary shall ensure that the assessment and review/evaluation of the GCG implementation has been obtained prior to the Annual GMS.

DEVELOPMENT OF SEKRETARIS PERUSAHAAN COMPETENCEIn order to keep abreast of the current development and to support the implementation of the functions and the effective role of the Corporate Secretary, the Company has facilitated the employees within the Corporate Secretary environment to attend various trainings. In 2015, the Corporate Secretary has attended:







AUDIT INTERNAL Internal Audit

Audit Internal dibentuk berdasarkan pasal 67 Undang-Undang No. 19 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-496/BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, yang dimaksud dengan Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses tata kelola perusahaan.

Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 28, bahwa Direksi BUMN wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang dilakukan dengan:a. Membentuk Satuan Pengawasan Intern;b. Membuat Piagam Pengawasan Intern Fungsi pengawasan intern sebagaimana dimaksud butir a di atas, antara lain meliputi:a. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian

intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, pengamanan aset Perseroan, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.

STRUKTUR, KEDUDUKAN, DAN INDEPENDENSI

INTERNAL AUDIT

Berdasarkan ketentuan Peraturan BUMN dan juga Peraturan Bapepam-LK, Unit Internal Audit dipimpin oleh seorang Kepala Unit Internal Audit (Vice President Internal Audit) yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris, dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Setiap pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian VP Internal Audit harus segera diberitahukan kepada OJK (d/h Bapepam-LK).

The Internal Audit was established pursuant to Article 67 of Law No. 19 dated 19 June 2003 concerning the State Owned Enterprises and the Attachment of the Decision of the Chairman of Bapepam-LK No. Kep-496/BL/2008 on the Formation of and Guidance in Preparing the Internal Audit Charter, whereas an Internal Audit is an independent and objective assurance and consultation activity, designed to add value and improve the operations of the Company, through a systematic methodology by evaluating and improving the effectiveness of risk management, internal control, and corporate governance process.

Pursuant to Article 28 of the Minister of SOEs Regulation No: PER-01/MBU/2011 on the Implementation of Good Corporate Governance in State Owned Enterprises, the Board of Directors shall perform internal control activities by:

a. Forming an Internal Control Unit;b. Preparing an Internal Control Charter

The internal control function as referred in the item a above, shall include the following:a. Evaluation on the effectiveness of internal control,

risk management, and corporate governance processes, in accordance with the prevailing legislations and the company policy.

b. Examination and assessment on the efficiency and effectiveness in finance, operation, human resources, information technology, and other activities.

INTERNAL AUDIT STRUCTURE, POSITION, AND INDEPENDENCEUnder the provisions set forth by the SOEs Regulation and the Bapepam-LK Regulation, the Internal Audit Unit is led by a Head of Internal Audit who is appointed and dismissed by the President Director through the approval of the Board of Commissioners, and is responsible to the President Director. Each of the appointment, replacement, or dismissal of the VP Internal Audit must be immediately notified to the OJK (previously the Bapepam-LK).






Unit Internal Audit terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Unit Internal Audit, 5 (lima) orang pejabat Senior Manager dan 30 (tiga puluh) orang auditor serta 2 (dua) orang pegawai sekretariat. Dengan demikian, jumlah keseluruhan pegawai internal audit dalam struktur organisasi adalah 38 (tiga puluh delapan) orang pegawai.

Semua anggota adalah professional berpengalaman yang memenuhi kriteria independensi dan kompetensi lainnya, yang tersusun pada peraturan yang berlaku. Divisi Audit Internal bertanggung jawab langsung terhadap Direktur Utama dan dibagi dalam beberapa fungsi yakni: Planning, Analysis, Evaluation & Investigasi; Production & Financial Audit; Commercial & General Audit; SBU & Subsidiary Audit; dan SM IT & ERM Audit.

Dalam menjalankan tugasnya, Unit Internal Audit juga berkoordinasi dengan berbagai pihak terutama dengan Komite Audit dan auditor eksternal. Dengan demikian struktur dan komposisi Internal Audit pada akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut:

The Internal Audit Unit consist of 1 (one) Head of Internal Audit, 5 (five) Senior Manager Officials and 30 (thirty) auditors as well as 2 (two) secretary employees. Therefore, the total number of all internal audit employees within the organization structure is 38 (thirty eight) employees.

All members are experienced profesionals who meet the independent criterias and other competencies, that is in accordance with the prevailing regulations. The Internal Audit Division is directly responsible to the President Director and is divided into several functions namely: Planning, Analysis, Evaluation & Investigation; Production & Financial Audit; Commercial & General Audit; SBU & Subsidiary Audit; and SM IT & ERM Audit.

In performing their duities, the Internal Audit Unit also coordinates with several parties particularly with the Audit Committee and the external auditor. Therefore the structure and composition of the Internal Audit Unit at the end of 2014 is as follows:

DIREKTUR UTAMAPresident & Ceo

SENIOR MANAGER

Planning, Analysis,

Evaluation & Investigasi

INTERNAL AUDITVice President

SENIOR MANAGER

Production &

Financial Audit

SENIOR MANAGER

Commercial &

General Audit

SENIOR MANAGER

SBU & Subsidiary

Audit

SENIOR MANAGER

SM IT & ERM Audit

Bagan Struktur dan Kedudukan Unit Internal Audit per 31 Desember 2015Structure of the Internal Audit Unit per December 31, 2015

PENUNJUKAN DAN PROFIL KETUA AUDIT INTERNAL

Pengangkatan dan pemberhentian Kepala internal Audit diatur dalam Piagam Internal Audit dengan ketentuan sebagai berikut:

HEAD OF INTERNAL AUDIT PROFILEThe appointment and dismissal of the Head of Internal Audit is regulated under the Internal Audit Charter based on the following requirements:

AUDIT INTERNALInternal Audit






1. Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.

2. Direktur Utama dapat memberhentikan kepala Unit Audit Internal, setelah mendapat persetujuan dewan komisaris, jika kepala Unit Audit Internal tidak memenuhi persyaratan sebagai auditor Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas.

3. Setiap Pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian kepala Unit Audit Internal diberitahukan kepada OJK.

Profil Kepala Unit Internal Audit

Penunjukan Sri Mulyati sebagai VP Internal Audit didasari oleh Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Sri Mulyati dengan nomor perjanjian Garuda/JKTID/91698/DA/UP-3/14 tanggal 3 Juni 2014.

Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Beliau diangkat sebagai Kepala Auditor sejak 3 Juni 2014 berdasarkan nomor perjanjian Garuda/JKTID/91698/DA/UP-3/14 tanggal 3 Juni 2014. Mendapatkan gelar Sarjana dalam bidang Ekonomi Akuntansi, Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1982.

Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau menjabat sebagai Kepala Seksi Pengawasan Kontraktor Minyak Asing Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) (1984- 2000) dan VP Internal Audit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) (2000-2016)

Pada tahun 2015, beliau mengikuti beberapa program pengembangan kompetensi, antara lain Seminar Internal Audit oleh OJK, Seminar Risk & Governance.

KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI INTERNAL AUDIT

Dalam rangka meningkatkan keahlian profesi auditor internal agar selaras dengan lingkungan Perseroan sebagai global player, saat ini seluruh auditor internal Perseroan telah memiliki sertifikasi profesi audit bertaraf nasional yaitu Qualified Internal Auditor (QIA) dan beberapa sertifikasi profesi audit bertaraf Internasional seperti Certified Fraud Examiners (CFE), Certified Information Systems Auditor (CISA), Certified Internal Auditor (CIA).

1. The Head of Internal Audit is appointed and dismissed by the President Director upon approval from the Board of Commissioners.

2. The President Director may at any time dismiss the Head of Internal Audit, upon approval from the Board of Commissioners, in the event that the Head of Internal Audit fails to fulfill the requirements as an auditor of the Internal Audit Unit as stipulated in this provision and or failed or uncapable in performing his duties.

3. Every appointment, replacement, or dismissal of the Head of Internal Audit must be informed to the OJK.

Profile of Head of Internal Audit UnitThe appointment of Sri Mulyati as the Head of Internal Audit was based on the Certain Time Employment Agreement between PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk with Sri Mulyati under the agreement No. Garuda/JKTID/91698/DA/UP-3/14 dated 3 June 2014.

Indonesian citizen, 59 years old. She was appointed as the Head of Auditor on 3 June 2014 based on the agreement No. Garuda/JKTID/91698/DA/UP-3/14 dated 3 June 2014. She obtained a Bachelor Degree in Economic Accounting, from the University of Airlangga, Surabaya, in 1982.

Before joining the Company, she was the Head of Foreign Oil Contractor Supervisory Section from State Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) (1984-2000) and the VP Internal Audit of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (2000-2016).

In 2015, she participated in several competency development programs including, among others, the OJK Internal Audit Seminar, Risk & Governance Seminar.

INTERNAL AUDIT QUALIFICATION AND CERTIFICATIONIn order to enhance the professional skills of internal auditor in order to align with the Company’s environment as a global player, all internal auditors of the Company have currently possess national-standard audit profession certificate, namely the Qualified Internal Auditor (QIA) and several international-standard audit profession certificates suc as the Certified Fraud Examiners (CFE), Certified Information Systems Auditor (CISA), Certified Internal Auditor (CIA).






Secara bertahap, auditor internal yang ada diwajibkan mengikuti pelatihan profesi audit bertaraf internasional dan seminar-seminar yang menunjang profesi auditor dalam lingkup internal maupun eksternal. Pada tahun 2015, rekapitulasi kualifikasi dan sertifikasi Unit Internal Audit adalah sebagai berikut:

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDIT

Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Intern yang menjalankan fungsi Internal Audit sebagaimana tercantum dalam Pedoman Satuan Pengawas Internal yang ditetapkan dalam Piagam Internal Audit adalah sebagai berikut:1. Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa

pengendalian internal, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan telah berjalan & sesuai dengan aturan yang berlaku;

2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, pengamanan aset, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;

3. Berfungsi sebagai konsultan, fasilitator dan katalisator untuk membantu Manajemen dan Auditee dalam mencapai tujuan Perseroan sekaligus menjadi mitra kerja bagi Eksternal Auditor (BPK, BPKP, KAP) dan Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan;

4. Memberikan saran perbaikan yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa, membuat laporan hasil pemeriksaan dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris/Komite Audit.

PIAGAM INTERNAL AUDIT

Piagam Internal Audit Perseroan memuat struktur, kedudukan, tugas,lingkup, wewenang, tanggung jawab, ketentuan kerja, persyaratan auditor, pertanggungjawaban, pengendalian mutu, kode etik, dan hubungan kelembagaan antara Internal Audit dengan Komite Audit dan Auditor Eksternal sebagaimana ditetapkan dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama.

Adapun penyusunan piagam internal audit telah mengacu pada International Standard for The Profesional Practice Of Internal Auditing dan definisi Unit Internal Audit menurut Kode Etik dan Standar.

Gradually, the existing internal auditor is required to attend international-standard audit profession trainings and seminars that support the auditor’s internal as well as external profession. In 2015, the recapitulation of the qualifications and certifications of the Internal Audit Unit is as follows:

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF INTERNAL AUDITThe duties and responsibilities of the Internal Audit Unit who performs the Internal Audit functions as stated in the Guidelines of Internal Audit Unit as set forth by the Internal Audit Charter are as follow:

1. Perform examination to ensure that the internal control, risk management, and corporate governance process have been implemented & are in accordance with the prevailing legislations;

2. Perform examination and assessment on the efficiency and effectiveness in finance, accounting, operationals, human resources, marketing, asset security, information technology, and other activities;

3. Serve as the consultant, facilitator and catalyst in assisting the Management and Auditee in achieving the Company’s objectives as well as a partner for the External Auditors (BPK, BPKP, KAP) and the Audit Committee in performing the oversight function;

4. Provide objective suggestions for improvement on the activities being examined, prepare examination report and submit the report to the President Director and the Board of Commissioners/Audit Committee.

INTERNAL AUDIT CHARTERThe Company’s Internal Audit Charter contains the structure, position, duties, scope, responsibilities, work conditions, auditor requirements, accountability, quality control, code of conduct, and institutional relationship between the Internal Audit and the Audit Committee and the External Auditor as set forth and signed by the President Director and the President Commissioner.

The establishment of the internal audit charter refers to the International Standard for the Professional Practice of Internal Auditing and the definitions of the Internal Audit Unit based on the Code of Conduct and Standards.







PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT INTERNAL AUDIT

Setiap tahun, VP Internal Audit menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Perusahaan dan Anggaran Pemeriksaan Tahunan. Dalam melaksanakan tugasnya, VP Internal Audit memiliki akses untuk memeriksa dokumen, pencatatan, personal, dan fisik kekayaan Perseroan di seluruh unit kerja guna mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit. Di samping itu, VP Internal Audit juga berkewajiban menerapkan nilai-nilai budaya Perseroan dalam setiap aktivitas di lingkungan kerjanya dan konsisten melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap implementasinya pada seluruh SDM di unit kerjanya.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Unit Internal Audit memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu, Unit Internal Audit berupaya untuk memberikan nilai tambah bagi Perseroan dengan cara membantu manajemen dan auditee dalam mencapai tujuan Perseroan sekaligus menjadi mitra kerja untuk Komite Audit dan auditor eksternal dalam rangka memperlancar proses pemeriksaan termasuk menindaklanjuti adanya laporan/pengaduan masyarakat.

Selama tahun 2015 Internal Audit Perusahaan telah merealisasikan Program Kerja Pengawasan tahunan (PKPT) sebanyak 37 program pemeriksaan dan 6 pemeriksaan non progran dalam rangka menindaklanjuti laporan pengaduan yang berasal dari Whistleblowing System (WBS) dan media laporan lainnya yang merupakan sarana yang disediakan Perseroan untuk menerima laporan dan pengaduan baik yang berasal dari karyawan maupun masyarakat.

1. Aplikasi IT• EvaluasiAplikasiE-Retail• EvaluasiAplikasiSkychain• EvaluasiImplementasiESB&MQseries

• EvaluasiAplikasiSMILE• EvaluasiImplementasiAncillaryRevenue

• EvaluasiImplementasigroupbooking

• EvaluasiAplikasiNaviter(Citilink)• EvaluasiAplikasiZeroOcta

INTERNAL AUDIT ACTIVITIESEvery year, The Head of Internal Audit Unit establishes the Annual Audit Work Program (PKPT) of the Company and Annual Audit Budget. In performing his duties, the Head of Internal Audit has the access to inspect Company’s documents, records, personal, and physical properties in all units in order to obtain data and information related to the implementation of the audit duty. In addition, the Head of Internal Audit is also obliged to implement corporate values in each activity in its office environment and consistently develop and supervise its implementation on all human resouces in his working unit.

In order to carry out his duties and responsibilities, the Internal Audit Unit ensure that internal control, risk management, and the corporate governance processes are in accordance with the applicable rules. In addition, the Internal Audit Unit seeks to provide added value to the Company by way of helping the management and auditees in achiving the Company’s goals as well as a partner to the Audit Committee and the External Auditors in order to expedite the examination process, including following-up the reports/complaints.

During 2015, the Company’s Internal Audit has realized the Annual Audit Work Program (PKPT) by conducting 37 audit programs and 6 non-program audits in order to follow up on complaints from the Whitle Blowing System (WBS) and other reporting medias which constitute the facilities provided by the Company to receive reports and complaints from both the employees and the community.

1. IT Application• EvaluationonE-Retailapplication• EvaluationofSkycahinapplication• EvaluationontheimplementationofESB&MQ

Series• EvaluationonSMILEapplication• EvaluationontheimplementationofAncillary

Revenue• Evaluationontheimplementationofgroup

booking• EvaluationonNaviter(Citilink)application• EvaluationonZeroOctaapplication






2. Operasi • PemeriksaanUtilisasiPesawatCRJ• PemeriksaanPengelolaanCROPA• PemeriksaanOptimalisasiUtilisasiPesawat777

• pemeriksaanOTP• PemeriksaanPengadaanpesawat&GiveAway

Haji• EvaluasiataspencapaianFleetPlan&RKAP

2015• PemeriksaanRedelivery Pesawat sewa

3. Teknik• PemeriksaanMaintenanceReserved(MR)Claim• PemeriksaanRepair&MaintenanceEngine• EvaluasiKontrakMaintenaceRepairOverhaul

(MRO)4. Komersial

• PemeriksaanPengelolaanChannelDistribution• PemeriksaanPenerbanganCharter&Umroh• PemeriksaanRevenueManagement• PemeriksaanOperasionalBOJKT• PemeriksaanPengelolaanPromosi&Marketing

Program• EvaluasiImplementasikebijakantiketdiskon

• PemeriksaanPengelolaanCorpAccount• PemeriksaanPengelolaanGarudaMiles• EvaluasiSkyTeam

5. Keuangan• PemeriksaanBiayaGDS• PemeriksaanBiayaIT• PemeriksaanFinancingPesawat

6. Internal Control• AssessmentInternalControlCorporate

7. SBU & Entitas Anak• PemeriksaanPengelolaanISTSPTACS• PemeriksaanPengelolaanPTASYST• PemeriksaanPengelolaanPTAWS• PemeriksaanPTCITILINK• PemeriksaanSBUGSM• PemeriksaanSBUCARGO

8. Pemeriksan dengan tujuan tertentu (pemeriksaan Khusus) sebanyak 6 (enam) pemeriksaan

Disamping menjalankan program kerja pemeriksaan tersebut, unit audit internal juga melaksanakan program kerja lainnya, meliputi kegiatan sebagai berikut:1. Melaksanakan sharing session atas pengalaman

yang didapat selama proses pelaksanaan audit

2. Operations• AuditontheutilizationofCRJAircraftusage• AuditonCROPAmanagement• Auditontheoptimizationofthe777Aircraft

utilization• OTPAudit• AuditonAircraftProcurement&HajjGiveAway

• EvaluationonFleetPlan&2015RKAPAchievement

• AuditonrentedAircraftredelivery3. Technical

• AuditonMaintenanceReserved(MR)Claim• AuditonRepair&MaintenanceEngine• EvaluationonMaintenanceRepairOverhaul

(MRO) Contract4. Commercial

• AuditonChannelDistributionManagement• AuditonCharter&UmraFlights• AuditonRevenueManagement• AuditonBOJKTOperationals• AuditonPromotion&MarketingProgram

Management• Evaluationontheimplementationofticket

discounts policy• AuditonCorporateAccountManagement• AuditonGarudaMilesManagement• EvaluationofSkyTeam

5. Financial• AuditonGDScosts• AuditonITcosts• AuditonFleetFinancing

6. Internal Control• CorporateInternalControlAssessment

7. SBU & Subsidiaries• AuditonISTSPTACSManagement• AuditonPTASYSTManagement• AuditonPTAWSManagement• AuditonPTCitilink• AuditonGSMSBU• AuditonCARGOSBU

8. Audit with specific purpose (special examination) that amounted to 6 (six) audits

Aside of conducting such audit work programs, the Internal Audit Unit also prepares other work programs, which include the following:1. Conducting sharing sessions on the experience

during the audit process and on the knowledge







maupun pengetahuan yang didapat selama mengikuti pendidikan/pelatihan, selama tahun 2015 telah dilakukan sebanyak 14 sharing session meliputi ;a. 12 sharing session dilaksanakan terkait hasil audit

yang dilakukan unit internal audit

b. 2 sharing session terkait pengelolaan Aerologistic, pengelolaan Citilink

2. Melakukan penelaaahan terhadap SOP Internal Audit sesuai standar dokumen Perseroan.

3. Berkoordinasi secara rutin dengan Komite Audit dalam rangka menyelaraskan program kerja, mengevaluasi pelaksanaannya termasuk membahas masalah yang berkembang di Perseroan saat ini serta membahas laporan kinerja Perseroan.

4. Merealisasikan program pendidikan berkelanjutan (PPL) dan program sertifikasi auditor baik lingkup Nasional (QIA) maupun Internasional (CISA, CFE) serta beberapa workshop & diklat lainnya.

5. Sebagai mitra auditor eksternal yaitu KAP, BPK dan BPKP dalam rangka membantu kelancaran pemeriksaan yang dilakukan.

6. Melakukan koordinasi secara rutin dengan unit kerja di Perseroan dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi atas hasil audit eksternal auditor dan audit internal (SPI).

TEMUAN AUDIT

Hasil pemeriksaan yang dilakukan Unit Internal Audit pada tahun 2015 menghasilkan sebanyak 82 rekomendasi dan telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 66 rekomendasi sehingga status open per 31 Desember 2015 sebanyak 16 (20 %) rekomendasi.

Sedang hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor ( Eksternal BPKRI ) dari 121 rekomendasi BPKRI seluruh rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti (100%) dan hasil audit KAP dari 6 rekomendasi dan telah selesai ditidaklanjuti sebanyak 4 rekomendasi.

gained from trainings/workshops. In 2015, 14 sharing sessions were conducted which cover:

a. 12 sharing sessions were implemented in relation to the audit results performed by the Internal Audit Unit

b. 2 sharing sessions in relation to the Aerologistic and Citilink management

2. Reviewing the Internal Audit SOP based in accordance with the corporate document standards.

3. Coordinating with the Audit Committee on a regular basis in aligning the work program, evaluating its execution including discussing current issues in the company and discussing the Company’s performance.

4. Implementation of the continuous education program (PPL) and auditor certification program at national level (QIA) as well as international level (CISA, CFE) and a number of workshops and other trainings.

5. As a partner of the external auditor, namely the KAP, BPK and BPKP in order to expedite the audit process.

6. Coordinating on a regular basis with the working units to follow up on external audit and internal audit (SPI) reports.

AUDIT FINDINGSThe audit that has been performed by the Internal Audit Unit in 2015 resulted in as many as 82 recommendations and 66 recommendations have been followed up so that as of 31 December 2015 there are as many as 16 (20%) open recommendations.

All of the 121 recommendations out of the examination conducted by the Auditor (BPKRI External) have been followed up (100%) and 4 recommendations have been followed up out of the 6 recommendation results of the CPA audit.






AUDIT EKSTERNALExternal Audit

Perseroan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Perseroan Indonesia dalam melakukan bisnis dan operasionalnya. Selain itu, laporan keuangan Perseroan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.

PENUNJUKAN AUDITOR EKSTERNAL

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RUPS dan memperhatikan rekomendasi Komite Audit serta peraturan perundangan yang berlaku, Dewan Komisaris telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), sebagai auditor eksternal untuk melakukan pemeriksaan independen atas laporan keuangan PT Perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015. Proses audit yang dilakukan Akuntan Publik yang ditunjuk juga telah mengacu standar profesional akuntan sesuai dengan kontrak kerja dalam ruang lingkup audit yang akan diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Pelaksanaan pemeriksaan juga telah memenuhi kriteria objektivitas mengenai kewajaran dan kesesuaian dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Individu yang ditugaskan untuk melakukan audit bernama Muhammad Irfan, menjabat sebagai auditor dengan nomor registrasi AP0565. Beliau telah bekerja untuk KAP Osman Bing Satrio & Eny sejak 1994 dan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham, Dewan Komisaris, dan Direksi Perseroan.

JUMLAH PERIODE AUDIT LAPORAN KEUANGAN

TAHUNAN OLEH AKUNTAN

KAP Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), telah melakukan audit atas Laporan Keuangan PT Perseroan sebanyak 4 periode tahun buku berturut-turut yaitu tahun buku 2012, 2013, 2014 dan 2015. Tahun 2015 merupakan tahun ke-4 bagi auditor eksternal yang ditunjuk untuk melakukan audit laporan keuangan tahunan Perseroan.

The Company is being supervised by the Financial Services Authority and the Indonesian Company in conducting its businesses and operations. In addition, the Company’s financial statements are audited by a Certified Public Accountant.

APPOINTMENT OF EXTERNAL AUDITORPursuant to the authorities granted by the GMS and considering the recommendations of the Audit Committee as well as the applicable laws and regulations, The Board of Commissioners has appointed Public Accounting Firm Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), as the external auditor to perform an independent audit of the financial statements of the Company for the period ending in 31 December 2015. The audit process conducted by the appointed Public Accountant refers to the professional standards of accounting based on the working contract within the scope of audit to be completed within a certain time frame. The audit implementation has also fulfilled the objevtivity criterias in relation to the fairness and compliance of the Indonesian Financial Accounting Standards.

The individual assigned to conduct the audit was Muhammad Irfan, who serves as an auditor with registration number AP0565. He has worked for the Public Accounting Firm Osman Bing Satrio & Eny since 1994 and has no affiliation with the shareholders, the Board of Commissioners, and the Board of Directors of Garuda Indonesia.

NUMBER OF ANNUAL REPORT AUDIT FISCAL YEAR BY EXTERNAL ACCOUNTANT AND PUBLICPublic Accountant Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), has performed the audit on the Company’s Financial Statement for 4 consecutive financial years 2012, 2013, 2014 and 2015. The year 2015 was the 4th year for the appointed external auditor to perform audit on the Company’s annual financial statements.






BIAYA AUDIT

Total biaya audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2015 adalah sebesar Rp4.559.400.000.

HASIL AUDIT DAN JASA LAINNYA

Hasil audit tahun buku 2015 atas Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan menyatakan bahwa laporan keuangan Perseroan telah disajikan secara wajar tanpa pengecualian dan bebas dari salah saji material berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Selain jasa audit keuangan, KAP Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) tidak memberikan jasa lain kepada Perseroan.

AUDIT FEEThe total audit fee for the Company’s Consolidated Financial Statement for Financial Year 2015 was amounted to Rp4,559,400,000.

OTHER SERVICESThe audit result for the Company’s Consolidated Financial Statements for Financial Year 2015 states that the Company’s financial statements have been presented faily without any exceptions and free of any material misstatements based on the generally accepted accounting principles in Indonesia. In addition to the financial audit services, Public Accountant Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) does not provide any other services to the Company.

Financial YearTahun Buku

Public Accountant FirmKantor Akuntan Publik

Accountant’s NameNama Akuntan

2015 Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) Muhammad Irfan



2012 Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) Drs. Osman Sitorus






MANAJEMEN RISIKORisk Management

Rentannya industri penerbangan terhadap faktor-faktor eksternal seperti kondisi makroekonomi, fluktuasi harga bahan bakar, fluktuasi mata uang asing dan keterbatasan infrastruktur memberikan tekanan tersendiri di dalam bisnis Perseroan. Selain itu, banyaknya pesaing baik di pasar domestik maupun internasional menjadi salah satu faktor penentu daya saing Perseroan di dalam industri. Adanya ketidakpastian terhadap faktor-faktor tersebut mengakibatkan semakin tingginya risiko di dalam industri penerbangan.

KONSEP MANAJEMEN RISIKO

Implementasi sistem manajemen risiko Perseroan dilakukan berdasarkan mekanisme ERM proses, yaitu sebagai berikut:

The vulnerability of the airline industry against external factors such as the macroeconomic conditions, fluctuations in fuel prices, foreign currency fluctuations and lack of infrastructures provides its own pressure on the Company’s business. In addition, the number of competitors in both the domestic and international market becomes one of the determining factors of the Company’s competitiveness in the industry. The uncertainty of these factors leads to the increasing risks in the aviation industry.

RISK MANAGEMENT CONCEPTThe implementation of the Company’s risk management system is being carried out in the ERM mechanism process, which is as follows:

RISK MONITORING & REPORTING

RISK IDENTIFICATION

RISK ASSESMENT

RISK TREATMENT

Mekanisme pengelolaan risiko menggunakan ERM proses dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat menghambat pencapaian target Perseroan. ERM proses dimulai dengan identifikasi risiko, pengukuran risiko, mitigasi dan pemantauan dari jalannya mitigasi tersebut.

Perseroan secara rutin melakukan pemantauan terhadap Corporate Risk Profile (CRP). Selain itu, ERM proses juga terintegrasi dengan corporate strategy yang dimiliki oleh Perseroan, sehingga setiap pengambilan keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan dan menanggapi ketidakpastian dalam bisnis.

The risk management mechanism utilizes the ERM process that is conducted on a regular basis to identify risks that may hinder the Company in achieving its targets. The ERM process starts with risk identification, followed by risk measurement, mitigation and monitoring throughout the course of the mitigation.

The Company regularly monitors the Corporate Risk Profile (CRP). In addition, the ERM process is also integrated with the Company’s corporate strategy, so that every decision is made by considering and responding to the uncertainties in the business.






Setiap tahun, Perseroan melakukan pengukuran efektivitas penerapan manajemen risiko melalui Enterprise Risk Management (ERM) Maturity Assessment. Penilaian terhadap tingkat kematangan ERM dilakukan terhadap enam pilar utama, yaitu:

Every year, the Company performs effectivity measurements of the risk management implementation through the Enterprise Risk Management (ERM) Maturity Assessment. Evaluation on the level of maturity of the ERM is performed to six main pillars, namely:

Governance and OrganizationA

Risk Management StrategyB

Risk Management ActivityC

Reporting and CommunicationD

Tools and TechnologyE

Culture and CapabilitiesF

Level of Priority

Hasil dari penilaian tingkat maturitas tersebut akan dijadikan salah satu acuan dalam menyusun program kerja implementasi manajemen risiko di Perseroan. Hal tersebut dimaksudkan agar terdapat perbaikan dalam efektivitas manajemen risiko.

JENIS RISIKO DAN PENGELOLAAN RISIKO

Saat ini, Perseroan memiliki lima besaran kategori risiko yaitu risiko yang berhubungan dengan strategik, operasional, keamanan dan keselamatan penerbangan, finansial, dan risiko kepatuhan. Kelima besaran risiko ini memiliki kriteria tersendiri untuk dilakukan pengelolaan. Pengelolaan tersebut tentunya didasarkan pada tingkat prioritas risiko yang dinilai berdasarkan besarnya eksposur risiko. Berikut adalah gambaran risiko-risiko utama Perseroan yang telah diidentifikasi di tahun 2015:

1. Tantangan dalam Mencapai Target Pendapatan Akibat dari sifat industri penerbangan yang rentan

terhadap siklus ekonomi, politik dan sosial dapat secara negatif mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan. Selain itu, pada tahun 2015 faktor eksternal berupa bencana alam memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pencapaian pendapatan Perseroan seperti erupsi gunung berapi, bencana kabut asap dan lainnya. Sebagai dampak dari letusan gunung berapi pada tahun 2015, terjadi penutupan bandara di Denpasar dan Surabaya yang berdampak pada pembatalan penerbangan.

The assessment result on the level of maturity will be used as a reference in compiling the work program on the implementation of risk management in the Company. It is intended to improve the effectivity of risk management within the Company.

RISKS AND MITIGATION MEASURESThe Company has five risk classification categories of the risks associated with the strategic, operational, flight safety and security, financial, and compliance. These five risks have its own criterias in terms of its management. The management is be based on the risk priority level that is assessed based on the amount of risk exposures. The overview of the Company’s key risks that have been identified in 2015 is described below:

1. Challenges in Achieving the Revenue Target As a result of the nature of the airline industry

that is vulnerable to economic, political and social cycles which may negatively impact the financial condition and the operational result of the Company. In addition, external factors in the form of natural disasters have posed significant impacts towards the achievement of the Company’s revenue in 2015 such as volcanic eruptions, smog disasters and other natural disasters. As a result of the volcanic eruptions in 2015, there were closures in Denpasar and Surabaya airports that have led to flight cancellations.






Untuk meminimalisir dampak dari risiko tersebut, Perseroan mengambil langkah-langkah strategis dalam melakukan mitigasi risiko diantararanya :a. Penguatan strategi harga dan rencana pemasaran

b. Pengembangan program Ancillary Revenuec. Optimalisasi pendapatan melalui aliansi d. Meningkatkan kompetensi dan program retensi

dari sales force

2. Tekanan Likuiditas Dapat Mempengaruhi Kemampuan Perseroan Dalam Memenuhi Kewajiban Jatuh Tempo

Adanya faktor eksternal yang mempengaruhi hasil usaha mengakibatkan Perseroan mengalami tekanan likuiditas. Kemampuan Perseroan dalam mengatur pembayaran hutang dan kewajiban tetap lainnya akan bergantung pada kinerja operasional dan arus kas, dimana pada akhirnya akan bergantung kepada kondisi ekonomi dan politik saat ini, faktor-faktor keuangan, persaingan, peraturan, bisnis, natural disaster dan lainnya, dimana banyak dari faktor-faktor tersebut berada di luar kendali Perseroan.

Adapun mitigasi yang telah dilakukan Perseroan dalam menghadapi risiko tersebut meliputi:a. Mendorong efisiensi biaya b. Mencari alternatif pendanaan seperti penawaran

umum terbatas (right issue) dan obligasic. Merancang program ancillary revenue

3. Keterbatasan Kapasitas dan Fasilitas Bandara di Indonesia

Walaupun infrastruktur penerbangan komersial Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini, sumber daya dari beberapa segmen pada industri penerbangan termasuk fasilitas bandara dan sistem pemandy lalu lintas udara, penggunaannya telah melampaui kapasitas maksimum sebagai akibat dari peningkatan yang signifikan pada pertumbuhan penumpang dan penambahan jumlah armada. Akibat hal tersebut, kemampuan Perseroan dalam melakukan peningkatan OTP, penghematan fuel, memberikan kenyamanan penumpang dan pengembangan jaringan (network) menjadi terganggu.

Perseroan telah melakukan inisiatif-inisiatif untuk mengatasi keterbatasan tersebut melalui:a. Penggunaan wide body untuk rute-rute yang

padat

In order to minimize the impacts of such risks, the Company has undertaken strategic steps to mitigate the risk including, among others:a. Strengthening the pricing strategy and marketing

planb. Development of the Ancillary Revenue programc. Optimalization of revenue through alliancesd. Increase the level of competency and retention

programs of the sales force

2. Liquidity Pressures May Affect the Company’s Ability in Fulfilling its Matured Obligations

The existence of external factors that affect the Company’s results of operations have resulted in liquidity pressures in the Company. The Company’s ability to arrange its loan payments and other liabilities depends on its operational performance and its cash flow, which in turn depends on the current economic and political condition, financial factors, competition, regulatory, business, natural disasters and others, where many of these factors are beyond the Company’s control.

Mitigations that have been conducted by the Company in facing these risks include:a. To encourage cost efficiencyb. To find alternative source of funding such as

public offering (rights issue) and bondsc. To design the ancillary revenue program

3. Limitation of Airport Facilities and Capacities in Indonesia

Although the infrastructure of Indonesian commercial flights has experienced significant improvements in the past few years, the resources of some aviation industry segments including airport facilities and the air traffic control system, on which the usage has exceeded the maximum capacity as a result of a significant increase in passenger growth and the addition of the number of fleets. As a result of this factor, the Company’s ability to increase its OTP, fuel savings, and to provide comfort to its passengers and develop its network is disrupted.

The Company has conducted a series of attempts to mitigate this risk, such as:a. The use of wide body aircraft for congested routes







b. Membuat dedicated terminalc. Membuat lounge yang nyaman untuk penumpang

4. Keterbatasan Crew Pesawat yang Memenuhi Kualifikasi

Terdapat kekurangan personel kunci, yaitu kru pesawat di industri penerbangan baik di lingkungan nasional maupun global. Perseroan memandang bahwa kekurangan tenaga kerja ini akan meningkat karena perusahaan dan pesaing lainnya, khususnya di industri penerbangan Indonesia, berusaha meningkatkan jumlah armada pesawatnya. Untuk memenuhi jumlah kebutuhan tersebut, Perseroan juga perlu untuk meningkatkan usaha pelatihan. Keterbatasan Perseroan dalam merekrut, melatih, mempertahankan dan memotivasi kru dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan.

Keterbatasan Perseroan dalam merekrut, melatih, mempertahankan dan memotivasi kru pesawat ini dapat diatasi dengan beberapa cara seperti:a. Melakukan rekrutmen pilot baru dan pilot yang

sudah memiliki sertifikasib. Melakukan kerjasama dengan sekolah

penerbanganc. Memperbaiki sistem renumerasi untuk kru

pesawatd. Penambahan simulator baru

5. Keberlangsungan Rute-rute yang Tidak Menguntungkan

Salah satu strategi pertumbuhan Perseroan adalah dengan menambah jumlah armada, menambah frekuensi dan membuka rute baru. Dalam melakukan ekspansi tersebut dibutuhkan waktu untuk memperoleh keuntungan sehingga dalam proses pembukaan rute baru Perseroan akan menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan. Hal ini terkait dengan investasi awal yang harus dikeluarkan oleh Perseroan. Kondisi ini juga memiliki ketergantungan dengan ketidakpastian ekonomi, bencana alam, kompetisi dan lainnya.

Adapun Perseroan melakukan inisiatif-inisiatif untuk mengatasi keterbatasan tersebut melalui :a. Optimalisasi pendapatan melalui aliansib. Optimalisasi penjualan melalui channel

distribution yang lebih efisien (E-Commerce)c. Meningkatkan marketing promotion

b. Establishment of a dedicated terminalc. Establishment of comfortable waiting lounges for

passengers

4. Limitation of Qualified Air Crew There has been a shortage in the number of key

personnels, namely the flight crew of the aviation industry in both the national as well as global environments. The Company estimates that this labor shortage is expected to increase as other companies and competitors, particularly in the Indonesian aviation industry, are trying to increase the number of their fleets. To meet the required amount, the Company must also increase its training efforts. The Company’s limitations to recruit, train, retain and motivate the crew could have negative impacts to the Company’s business activities, financial condition and the result of the Company’s operations.

The Company’s limitations to recruit, train, retain and motivate the crew can be handled in several ways such as:a. Recruiting new pilots and certified pilots

b. Cooperation with the aeronautical school

c. Fixing the remuneration system of the air crew

d. Addition on new simulators

5. Sustainability of Non-Profitable Routes One of the Company’s growth strategies is to

increase the number of its fleets, increasing the frequencies of routes and opening of new routes. However, in conducting the expansion it takes a certain time to gain an advantage so that in the process of opening new routes, the Company will be faced with certain unfavorable conditions in association with the amount of initial investment that must be issued by the Company. This condition also has dependencies with the economic uncertainty, the natural disasters, and other competitions.

The Company conducts initiatives to overcome these

limitations through:a. Optimalization of revenue through alliancesb. Optimalization of sales through more efficient

distribution channels (E-Commerce)c. Improvement of marketing promotions






d. Memperbaiki proses bisnis yang terkait dengan penjualan (sales)

e. Meningkatkan kompetensi personel yang ditempatkan di kantor-kantor cabang

Quick Win Dalam Pengelolaan Risiko

Dalam mendukung program rebound Perseroan di tahun 2015, terdapat beberapa program Quick Wins yang dilaksanakan oleh manajemen, yaitu revenue generator, cost driver dan reprofiling. Dalam pengelolaan risiko di tahun 2015, sejumlah inisiatif yang diimplementasikan sebagai bagian dari program Quick Wins untuk program rebound Perseroan mencakup antara lain:

a. Pembentukan tim pricing committeeb. Efisiensi biayac. Program pembiayaan (financing) sukuk dengan suku

bunga yang rendahd. Program lindung nilai (hedging).

EVALUASI ATAS EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO

Efektivitas pengelolaan risiko telah ditinjaun dan dievaluasi secara berkala setiap triwulan. Adaoun tinjauan dan evaluasi ini dilakukan dengan kontribusi dari berbagai lini Perseroan melalui workshop PRO Team (Performance and Risk Officer Team), focus group discussion, maupun sharing session. Implementasi ERM terintegrasi dengan corporate strategy yang dimiliki oleh Perseroan. Sehingga setiap pengambilan keputusan Perseroan mempertimbangkan dan menanggapi ketidakpastian dalam bisnis. Implementasi tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga tindakan mitigasi terhadap risiko tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebagai upaya untuk menjaga pencapaian sasaran yang diharapkan oleh Perseroan.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan risiko, Perseroan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Setiap tahunnya, Perseroan melakukan assessment terhadap tingkat maturitas dari implementasi roadmap ERM. Selain itu, sebagai upaya untuk meningkatkan risk awareness seluruh SDM di Perseroan, terdapat beberapa upaya yang sudah dilakukan. Upaya tersebut seperti workshop, forum manajemen risiko dengan entitas anak, pembuatan banner, sertifikasi PRO Team dan brosur.

d. Fixing the business process in relation to sales

e. Enhance personnels’ competence who are stationed in the branch offices

Quick Win Within The Risk Management ImplementationIn order to support the Company’s 2015 rebound program, there are some Quick Wins programs that are implemented by the management, namely the revenue generator, cost drivers and reprofiling. In the management of risks in 2015, several initiatives that were implemented as part of the Quick Wins programs for the Company’s rebound programs include, among others:a. The formation of the pricing committee teamb. Cost efficiencyc. Bonds financing program with low interest rates

d. Hedging program

EVALUATION ON RISK MANAGEMENT EFFECTIVENESSThe effectiveness of the risk management has been reviewed and evaluated periodically every quarter. The review and evaluation is carried out through the contributions of the various business lines of the Company through the PRO Team workshop (Performance and Risk Officer Team), focus group discussions, as well as sharing sessions. The ERM implementation is integrated with the corporate strategy of the Company so that every decision-making process of the Company considers and responds to the uncertainties in the business. The implementation is done with the aim of providing an overview of the risks that may occur so that the mitigation against those risks can be well implemented as an attempt to maintain the achievement of targets that are expected by the Company.

To improve the effectiveness and efficiency of the risk management, the Company has performed continuous improvements. Every year, the Company peforms assessment of the maturity level of the ERM roadmap implementation. In addition, in an effort to improve the risk awareness throughout the Company’s human resources, there are several efforts that have been made by the Company. Such efforts include workshops, risk management forums with the subsidiaries, making banners, PRO Team certifications, and brochures.







Perseroan menilai implementasi sistem manajemen risiko yang telah ada di tahun 2015 sudah efektif dan memadai dengan turut mencakup mekanisme yang sistematis dan langkah antisipatif terhadap kondisi internal dan eksternal sesuai kapabilitas Perseroan. Untuk meningkatkan keakuratan pengukuran risikonya, Perseroan juga melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas sistem manajemen risikonya. Fungsi ini dijalankan oleh Unit Internal Audit sebagai salah satu perangkat utama dalam Sistem Pengendalian Internal Perseroan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko.

The Company assesses that the risk management system implementation existed in 2015 has been effective and adequate while also covers the systematic mechanism and anticipatory measures to the internal and external conditions based on the capabilities of the Company. To improve the accuracy of the risk measurements, the Company also conducts periodic evaluations of the effectiveness of its risk management system. This function is being carried out by the Internal Audit Unit as one of the main devices in the Company’s Internal Control System to improve the effectiveness of its risk management.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNALInternal Control System

Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 26 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 perihal Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN, Sistem Pengendalian Internal dirancang untuk menunjang organ Komite Audit, Internal Audit dan Audit Eksternal dalam pelaksanaan fungsi pengawasan aktivitas dan pengelolaan Perseroan.

Pembentukan Sistem Pengendalian Internal juga dimaksudkan untuk mewujudkan komitmen Perseroan sebagai warga perusahaan yang baik yang tunduk dan patuh terhadap prinsip penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Upaya pengendalian internal ini secara khusus diterapkan dalam aspek-aspek penting seperti aspek operasional, keuangan, SDM, dan juga kepatuhan terhadap perundang-undangan. Selain itu, sistem pengendalian internal juga dimaksudkan untuk menekan potensi risiko usaha mau pun praktik penyimpangan etika bisnis yang berdampak negatif pada kinerja Perseroan.

PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang dan dijalankan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan anggota manajemen lainnya serta seluruh insan Perseroan yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) atas tercapainya (1) efektivitas

As set forth in Article 26 of the Regulation of the State Minister for State Owned Enterprises No PER-09/MBU/2012 dated 24 August 2012 concerning the Implementation of Good Corporate Governance Practice on SOEs, the Internal Control System is designed to support the Audit Committee organ, the Internal Audit and the External Audit in doing their supervisory functions and the Company’s management.

The establishment of the Internal Control System is also intended to realize the Company’s commitment as a good corporate citizen that is submissive and obedient to the application principles of Good Corporate Governance. This internal control efforts specifically apply in important aspects such as the operational, finance, and human resources aspects and also compliance with the regulations. In addition, the internal control system is also intended to minimize the potential business risks as well as any deviations in the business ethic practices that may have adverse impacts to the Company’s performance.

INTERNAL CONTROL SYSTEM IMPLEMENTATIONThe internal control system is a process that is designed and run by the Board of Commissioners, the Board of Directors and other members of the management as well as all individuals with the Company that is aimed to provide reasonable assurance






dan efisiensi operasi; (2) keandalan pelaporan keuangan; serta (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Di sisi lain, pengendalian internal dalam pelaporan keuangan (internal control over financial reporting/ICOFR) adalah proses yang dirancang dan dijalankan oleh manajemen Perseroan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan pelaporan keuangan dan penyiapan laporan keuangan yang ditujukan untuk keperluan eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh Perseroan senantiasa memperhatikan kepentingan-kepentingan Perseroan, Pemegang Saham dan pemangku kepentingan sesuai dengan kerangka yang digariskan dalam visi, misi dan tujuan Perseroan. Pengawasan dan pengendalian intern pada tingkat Komisaris dibantu oleh Komite Audit. Fungsi pengawasan dan pengendalian juga mencakup fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat pada setiap unit bisnis termasuk unit-unit pendukung (embedded internal control), Audit Internal dan Manajemen Risiko.

Secara umum, sistem pengendalian internal Perseroan dikembangkan sebagain bagian integral proses manajemen dan mencakup lima komponen yakni:1. Lingkungan pengendalian (control environment); Keseluruhan tindakan, kebijakan dan prosedur yang

merefleksikan seluruh sikap Manajemen Eksekutiif, Dewan Komisaris dan Pemilik Entitas

2. Penilaian Risiko; Identifikasi dan analisa organisasi terhadap risiko

umum dan risiko bawaan yang relevan dalam pencapaian tujuannya;

3. Aktivitas Pengendalian; Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin

bahwa arahan manajemen dilaksanakan untuk menghadapi risiko

4. Informasi dan Komunikasi; dan Informasi meliputi pemilihan sistem informasi yang

relevan dan kualitas informasi yang dihasilkan, sedangkan Komunikasi mencakup pemahaman peran dan tanggung jawab invidual berkenaan dengan pengendalian internal.

on the achievement of (1) operational effectivity and efficiency; (2) financial reporting reliability; as well as (3) compliance with the prevailing laws and regulations.

On the other hand, internal control over financial reporting (ICOFR) is a process designed and run by the Company’s management in order to provide reasonable assurance on financial reporting reliability and the financial statement preparation intended for external parties based on the applicable accounting principles.

The internal control system implemented by the Company constantly considers the interests of the Company, the Shareholders and the Stakeholders in accordance with the framework outlined in the vision, mission, and objectives of the Company. Supervision and internal control at the level of the Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee. The monitoring and controlling functions also include the monitoring and controlling functions inherent in each business unit including the supporting units (embedded internal control), Internal Audit and Risk Management.

In general, the Company’s internal control system was developed as an integral part of the management process and covers five components namely:1. Control Environment: The overall actions, policies and procedures

that reflect all of the attitudes of the Executive Management, the Board of Commissioners and the Business Entities;

2. Risk Assessment: Organization identification and analysis of the

general risks and inherent risks relevant in the achievement of its objectives;

3. Control Activities: Policies and procedures that help to ensure that the

management’s directives are implemented to face potential risks;

4. Information and Communication Information refers to the selection of relevant

information system and the quality of information that is produced, whereas Communication refers to the understanding of the roles and responsibilities of individuals in respect to internal control;

SISTEM PENGENDALIAN INTERNALInternal Control System






5. Monitoring Proses yang menentukan kualitas kinerja

pengendalian internal sepanjang waktu. Aktivitas pemantauan dilakukan terus menerus dan terdapat kegiatan evaluasi secara terpisah.

EVALUASI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL

Pada tahun 2015, Perseroan telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan efektifitas pengendalian intern Perseroan dan operasionalnya dengan penjelasan sebagai berkut:1. Perseroan telah melaksanakan penegakan integritas

(pakta integritas), penerapan nilai-nilai budaya Perseroan (FLYHI) dan Etika Bisnis & Etika Kerja.

2. Pembentukan struktur organisasi Perseroan beserta penjabarannya disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan.

3. Adanya pembagian tugas dan wewenang pada tingkat Direksi, unsur pelaksana, unsur pendukung dan Strategi Bisnis Unit termasuk implementasi standard operating procedure (SOP) pada setiap proses bisnis Perseroan.

4. Perseroan telah menetapkan sistem Manajemen Kinerja dengan menetapkan KPI Perseroan (Corporate), KPI unit kerja dan KPI individu.

5. Perseroan telah mengimplementasikan ERM.6. Penggunaan sistem Teknologi Informasi untuk

menunjang kegiatan operasional Perseroan dan Perseroan juga telah memiliki Policy terkait IT diantaranya IT Governance dll.

7. Perseroan telah menjalankan sistim keterbukaan informasi kepada pelanggan maupun karyawan diantaranya melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System (WBS)) dan pelaporan Gratifikasi.

8. Pelaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

9. Rekrutmen karyawan dilakukan secara online dan melibatkan konsultan independen

10. Komunikasi terhadap kebijakan Perseroan disampaikan melalui web intranet, secara tertulis, secara langsung melalui pimpinan dan juga melalui pedoman tata tertib kerja. Sedangkan komunikasi bagi pihak eksternal seperti pengaduan dan lainnya melalui web yang disediakan Perseroan.

5. Monitoring The process that determines the quality of the

internal control performance over time. Activity monitoring is conducted continuously and there is a separate evaluation activity.

EVALUATION ON INTERNAL CONTROL SYSTEM EFFECTIVENESSIn 2015, the Company has evaluated the effectiveness of the Company’s internal control and its operations with the following explanations:

1. The Company has carried out the integrity enforcement (integrity pact), the implementation of the values of corporate culture (FLYHI) and Business Ethics and Work Ethics.

2. The establishment of the Company’s organizational structure and its formulation is adapted according to the needs of the Company.

3. The divisions of roles and responsibilities at the level of the Board of Directors, executive elements, supporting elements and Business Unit Strategy, including the implementation of the standard operating procedures (SOP) in every business process of the company.

4. The Company has established a Performance Management System by stipulating the Corporate KPI, the working unit KPI and the individual KPI.

5. The Company has implemented the ERM.6. Usage of Information Technology System to support

the Company’s operational activities and the company has also possesses IT Policy including IT Governance etc.

7. The Company has performed the information disclosure system to customers and employees through the Whistleblowing System (WBS) and Gratification reporting.

8. The implementation of a Collective Labour Agreement (PKB).

9. Recruitment of employees is being carried out online and involving an independent consultant.

10. Communication of the Company’s policy is delivered through an intranet web, in writing, directly through the leader and through the working code of conduct. While communication for the external parties such as complaints and others are done through company-provided website.






11. Pemantauan dan evaluasi terhadap efektitifitas pelaksanaan pengendalian intern dilakukan baik pada tingkat Komisaris, Direksi, Pimpinan dan unit pelaksanaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas kegiatan operasional Perseroan sepanjang tahun 2015, diperoleh kesimpulan bahwa sistem pengendalian internal Perseroan telah dilakukan secara memadai dan konsisten. Perseroan memandang bahwa sistem pengendalian internal secara umum sudah berjalan dengan baik, efektif dan efisien namun masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan dalam aspek sistem maupun kebijakan seperti yang telah dijabarkan dalam laporan hasil audit dan rekomendasi yang dibuat oleh SPI selama tahun 2015.

11. Monitoring and evaluation of the effectiveness of internal control implementation that is done both at the level of the Board of Commissioners, the Board of Directors, Chairman and the execution unit.

Based on the results of the Company’s operational activities throughout 2015, it can be concluded that the Company’s internal control system has been carried out adequately and consistently. The Company views that the internal control system in general has been running well, effectively and efficiently although improvements on the aspects of the system as well as the policies are still needed, as have been described in the audit report and the recommendations made by the SPI in 2015.

PERKARA PENTING DAN SANKSI ADMINISTRATIFLegal Disputes And Administrative Sanctions

Selama periode tahun 2015 tidak ada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang sedang menjabat memiliki permasalahan hukum, baik perdata maupun pidana. Namun Perseroan selaku entitas bisnis sedang menghadapi 2 (dua) permasalahan hukum yang material termasuk yang dihadapi oleh salah satu anak perusahaan Perseroan dan sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian.

Sepanjang tahun 2015, Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris, tidak menghadapi gugatan atau kasus hukum di pengadilan dan/atau lembaga arbitrase atau kasus signifikan, baik dalam pidana, perdata, perpajakan, arbitrase, hubungan industrial, lembaga administrasi negara yang menghadapi kebangkrutan pengadilan Indonesia, yang berdampak material pada kelangsungan bisnis Perseroan bersama dengan asetnya. Di bawah ini adalah kasus hukum yang dihadapi oleh Perseroan pada tahun 2015:

During the period of 2015 there is no incumbent member of the Board of Directors and the Board of Commissioners of Garuda Indonesia who has any legal or criminal issues. However, Garuda Indonesia as a business entity is currently faced with 2 (two) material legal issues including the one faced by one of Garuda Indonesia’s subsidiaries and is still in the process of completion.

Throughout 2015, the Company, the Board of Directors and the Board of Commissioners did not face any lawsuits or legal cases in court and/or any arbitration institutions or any significant cases, whether in criminal, civil, taxation, arbitration, labor relations, the country’s administrative institution facing the Indonesian Bankruptcy court, which have material impacts to the Company’s continuity along with its assets. The following table describes the legal cases that are faced by the Company in 2015:






PERKARA PENTING YANG SEDANG DIHADAPI

DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS YANG SEDANG

MENJABAT

Selama tahun 2015, tidak terdapat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang sedang menjabat memiliki permasalahan hukum, baik perdata maupun pidana.

PERMASALAHAN HUKUM

Permasalahan hukum yang dihadapi Perseroan terkait dengan operasional untuk periode tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

MATERIAL CASES INVOLVING SERVING DIRECTORS AND COMMISSIONERS

Throughout 2015, there is no incumbent member of the Board of Directors or the Board of Commissioners who is faced with any civil or criminal legal issues.

LEGAL DISPUTESThe legal disputes that were faced by the Company in relation to its operations for the period of 2015 are laid out in the following table:

Perkara Hukum / Legal DisputesKeterangan / Description

Perdata / Civil Pidana / Criminal

Selesai (Telah memiliki kekuatan hukum) / Completed (Has Legal Standing) 0 0

Dalam proses penyelesaian / In the Process of Settlement/Ongoing 4 0

Jumlah / Total 4 0

Pada tahun 2015, Perseroan memiliki jumlah permasalahan hukum perdata sebanyak 14 perkara dengan 3 perkara telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan 11 perkara dalam proses penyelesaian di Pengadilan. Sedangkan jumlah permasalahan hukum pidana sebanyak 1 perkara dalam proses penyelesaian. Sebagian besar permasalahan hukum yang dihadapi Perseroan antara lain perselisihan terkait keluhan penumpang.

SANKSI ADMINISTRATIF

Pada tahun 2015, tidak ada sanksi administratif yang dijatuhkan terhadap pihak mana pun sejuah terkait dengan penanganan perkara oleh Perseroan.

Tidak terdapat juga sanksi administratif yang signifikan dari Otoritas Jasa Keuangan yang mempengaruhi kesinambungan usaha Perseroan. Selain itu, tidak terdapat sanksi administratif yang dijatuhkan terhadap Direksi atau Dewan Komisaris Perseroan.

In 2015, the Company had as many as 14 cases of civil legal cases with 3 of these cases had already have permanent legal standings and 11 of these cases were still in the settlement process in court. Whereas the number of criminal legal cases was 1 case and was in the process of completion. Most of the legal issues faced by the Company were disputes in relation to passenger complaints.

ADMINISTRATIVE SANCTIONSIn 2015, there was no administrative sanctions imposed against any party in so far related to the handling of cases by the Company.

There was also no significant administrative sanction from the Financial Services Authority that may affect the Company’s business continuity. Additionally, there was no administrative sanction imposed against the Board of Directors or the Board of Commissioners of the Company.

Perkara Hukum / Legal DisputesKeterangan / Description

Perdata / Civil Pidana / Criminal

Selesai (Telah memiliki kekuatan hukum) / Completed (Has Legal Standing) 3 -

Dalam proses penyelesaian / In the Process of Settlement/Ongoing 11 1

Jumlah / Total 14 1






DAMPAK TERHADAP PERSEROAN

Permasalahan hukum perdata dan pidana selama tahun laporan dan telah diajukan melalui proses hukum, pengaruhnya terhadap Perseroan tidak signifikan karena telah melalui proses mitigasi. Selain itu tidak ada sanksi administratif yang dijatuhkan terhadap Emiten, Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris sejauh dengan penanganan perkara.

Permasalahan hukum yang dihadapi Perseroan selama tahun buku tidak memiliki dampak signifikan karena telah dilakukannya upaya mitigasi.

IMPACT TO THE COMPANYCivil and criminal legal issues that occurred during the reporting year have been filed through the legal process, have no significant impact on the Company as they have been through the mitigation process. Moreover there was no administrative sanction imposed to the Company, the members of the Board of Directors and the members of the Board of Commissioners as far as the handling of the cases.

The legal cases faced by the Company throughout the financial year did not have any significant impact as the mitigation processes had been implemented.

KODE ETIK DAN BUDAYA PERUSAHAANCode Of Conducts and Corporate Culture

Dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan praktikf GCG, Perseroan telah merumuskan kebijakan terkait kode etik berupa Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang berperan sebagai pedoman standar sikap dan perilaku dalam pelaksanaan segenap aktivitas bisnis sekaligus pencapaian visi dan misi Perseroan.

Sebagai pedoman sikap dan perilaku, Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja mengacu pada praktik industri terbaik dengan memperhatikan kesesuaian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Melalui penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang menyeluruh untuk seluruh insan Perseroan tanpa terkecuali, Perseroan juga berharap mampu meningkatkan kesadaran dan mengarahkan pola pikir, sikap, dan perilaku segenap karyawan pada pengelolaan usaha yang baik sesuai prinsip-prinsip GCG dan hubungan yang selaras dengan pemangku kepentingan dalam jangka waktu panjang.

UNIVERSALITAS KODE ETIK

Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku secara universal yang berarti bahwa semua nilai dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku bagi setiap level organisasi di

In relation to the development and improvement of the GCG practices, the Company has formulated a code of ethics-related policies in the form of Code of Business Ethics and Work Ethics that serves as the standard guidelines towards the attitudes and behaviors in the execution of all business activities and at the same time in achieving the vision and mission of the Company.

As a guideline towards the attitudes and behaviors, the Code of Business Ethics and Work Ethics refer to the best industry practices by paying attention to the comformity of the prevailing laws and regulations in Indonesia. Through the full implementation of the Code of Business Ethics and Work Ethics on all individuals within the Company, without exception, the Company also expects to increase the level of awareness and to direct the mindsets, attitudes, and behaviors of all employees towards good business management that is in accordance to the GCG principles and harmonious relationships with the stakeholders in the long term.

UNIVERSALITY OF CODE OF CONDUCTThe Business Ethics and Work Ethics are applicable universally, in a sense that all values within the Businss Ethics and Work Ethics apply to every levels






Perseroan mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, pejabat struktural dan seluruh staf non struktural. Etika Bisnis dan Etika Kerja disosialisasikan kepada seluruh level organisasi melalui acara tatap muka secara langsung, tulisan-tulisan pada media intra pegawai dan situs resmi Perseroan.

POKOK-POKOK KODE ETIK

Kode Etik Perseroan dituangkan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., yang diresmikan pada 10 Februari 2011 ditandai dengan penandatanganan Komitmen oleh Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Vice President, dan GM Kantor Cabang. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan telah disahkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan pada 11 Maret 2011 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan tanggal 7 Oktober 2015.

Etika Bisnis dan Etika Kerja berisi:• JatiDiriPerseroan,yangberisimengenaiVisidan

Misi Perseroan, Tata Nilai Perseroan serta Perilaku Utama yang harus ditampilkan oleh pegawai Perseroan

• PerilakuTerpujiyangmenjelaskanmengenaihubungan dengan Perseroan, hubungan dengan pelanggan, hubungan dengan mitra kerja, hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan kreditur, dan hubungan dengan pesaing

• Kepatuhandalambekerjayangmenjelaskanmengenai bagaimana transparansi komunikasi dan informasi keuangan, penanganan benturan kepentingan, pengendalian gratifikasi, perlindungan terhadap aset Perseroan dan perlindungan terhadap rahasia Perseroan.

• TanggungjawabinsanPerseroanyangmenjelaskanmengenai tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada pemerintah dan tanggung jawab kepada lingkungan,

• PenegakanEtikaBisnisdanEtikaKerjayangmenjelaskan mengenai pelaporan pelanggaran whistleblowing system (WBS), sanksi atas pelanggaran, sosialisasi Etika Bisnis dan Etika Kerja, penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh insan Perseroan.

of the organization in the Company from the Board of Commissioners, the Board of Directors, structural officers and the entire non-structural staffs. The Business Ethics and Work Ethics are socialized to all levels of the organization through direct face-to-face events, writings on personnel’s intra media and the official website of the Company.

CODE OF CONDUCTS CORE VALUESThe Company’s Code of Ethics are set forth within the Business Ethics and Work Ethics of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, which were inaugurated on 10 February 2011 and were marked by the signing of commitment by the Board of Directors, the Board of Commissioners, Vice President Officials, and GM of the Branch Offices. The Book of Business Ethics and Work Ethics of the Company was ratified by the President Director Decree on 11 March 2011 and was amended by the President Director Decree dated 7 October 2015.

Business Ethics and Work Ethics provides:• CorporateIdentity,whichcontainstheCompany’s

Vision and Mission, and Corporate Values, Key Behaviors to be upheld by the employees

• CommendableBehaviour,describingrelationshipswith the Company, customers, business partners, shareholders, creditors and competitors.

• Adherenceintheworksthatdescribethetransparency in communication and financial information, the handling of conflict of interests, the control of gratuities, the protection of company’s assets and the protection of the Company’s confidential matters.

• TheresponsibilitiesoftheCompany’spersonnelsthat explain their responsibilities to society, to the government and to the environment.

• EnforcementoftheBusinessEthicsandWorkEthicsdescribes violations in the whistleblowing reporting system (WBS), sanctions for violations, socialization of the Business Ethics and Work Ethics, signing of the Integrity Pact by all of the Company’s personnel.






SOSIALISASI DAN PENEGAKAN KODE ETIK TAHUN

2015

Nilai-nilai budaya Perseroan FLY-HI menjadi akar dari penerapan dan penegakan etika bisnis dan etika kerja di Perseroan. Perseroan melakukan upaya sosialisasi, internalisasi, dan pemantauan secara konsisten agar Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja benar-benar mendasari sikap dan perilaku kerja pegawai sehari-hari.

People Manager berperan sebagai teladan dalam penegakan dan penerapan kode etik. Sebagai wujud komitmen Insan Perseroan terhadap penerapan dan penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja, maka setiap tahunnya seluruh Insan Perseroan diwajibkan untuk menandatangani Pakta Integritas yang termuat di dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja. Penandatanganan Pakta Intergitas yang dilakukan oleh seluruh Insan Perseroan merupakan bagian dari indikator/parameter bagi penilaian penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Di sisi lain, sistem pelaporan dalam penegakan etika bisnis dan etika kerja juga dibangun agar Insan Perseroan selalu menghindarkan diri dari hal-hal yang terkait gratifikasi dan pelanggaran etika melalui penerapan Whistleblowing System.

Untuk mendukung penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja secara penuh, Perseroan aktif melaksanakan sosialisasi dan publikasi etika tersebut serta tata cara penerapan, pelaporan, pemantauan, dan evaluasinya.

Di antara upaya sosialisasi dan penegakan penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja tersebut adalah penyusunan dan penandatanganan pernyataan komitmen terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) oleh Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh Insan Perseroan. Selain itu, Perseroan juga bekerjasama dengan pihak eksternal untuk memupuk integritas dan kepatuhan seluruh insan Perseroan pada peraturan perundang-undangan. Antara lain melalui sosialisasi identifikasi dan pencegahan praktik kecurangan bisnis termasuk suap, korupsi, dan gratifikasi oleh KPK.

CODE OF CONDUCTS SOCIALIZATION AND ENFORCEMENT IN 2015The Company’s FLY-HI cultural values is at the root of the application and enforcement of the business ethics and work ethics of the Company. The Company has been engaged in consistent sozialization, internalization and monitoring efforts so that the Code of Business Ethics and Work Ethics really underlie the daily working attitudes and behaviors of the employees.

People Manager act as a role model in the enforcement and implementation of the code of conduct. As a form of commitment of Garuda Indonesia’s personnels towards the implementation and the enforcement of the Business Ethics and the Work Ethics, accordingly every Garuda Indonesia’s personnel is required to sign an Integrity Pact contained in the Business Ethics and Work Ethics. The signing of the Integrity Pact by all of Garuda Indonesia’s personnels represents part of the indicators/parameters towards the assessment of good corporate governance implementation.

On the other hand, the reporting system in enforcing the business ethics and work ethics is also established so that all of Garuda Indonesia’s personnel stays away from all matters related to gratifications and ethic violations at any time through the implementation of the Whistleblowing System.

To support the full implementation of the Code of Business Ethics and Work Ethics, the Company actively implements ethics socializations and publications and the procedures of the implementation, reporting, monitoring and the evaluations.

Among the socializations and the enforcements of the Code of Business Ethics and Work Ethics effort implementation is the preparation and signing of a commitment to the Business Ethics and Work Ethics (Code of Conduct) by the Board of Commissioners and the Board of Directors and all of Garuda Indonesia’s personnels. Additionally, the Company also works with external parties to foster integrity and compliance of all of Garuda Indonesia’s personnels to the prevailing regulations. Including, among others, through the identification socialization by the KPK and prevention of fraudulent business practices which include briberies, corruptions, and gratifications.

KODE ETIK DAN BUDAYA PERUSAHAANCode Of Conducts And Corporate Culture






BUDAYA PERUSAHAAN

Secara umum, Budaya Perusahaan dibentuk dari nilai-nilai utama Perseroan yang menjadi landasan pelaksanaan kegiatan manajemen dan seluruh jajaran unit kerjanya. Namun pada penerapannya, Budaya Perusahaan juga diharapkan menjadi panduan bagi seluruh insan Perseroan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam usahanya mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan.

Pokok-pokok nilai utama Perseroan yang diharapkan akan menjadi budaya Perusahaan tersebut disebut sebagai ‘FLY-HI’ yang terdiri dari eFficient & effective, Loyalty, Customer CentricitY; Honesty & openness, dan Integrity.

CORPORATE CULTUREGenerally, the Company’s culture is formed based on the Company’s core values that underlie the implementation of management activities and the whole range of its business units. But in practice, the Corporate Culture is also expected to be a guideline for all of the Company’s personnels in carrying out their duties and responsibilities in achieving the strategic objectives that have been set.

The main points of the Company’s core values that are expected to become the Company’s culture is referred to as “FLY-HI” which consist of eFficient & effective, Loyalty, Customer centricitY; Honesty & openness, and Integrity






SISTEM PELAPORAN PELANGGARANWhistleblowing System

Sejak tahun 2010, Perseroan telah membangun sistem pelaporan pelanggaran berbasis web yang dikenal dengan nama WBS (Whistleblowing System). Penerapan WBS Perseroan disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama Perseroan tanggal 13 Agustus 2012 yang terakhir kali diubah dengan Surat Keputusan Direktur Utama pada tanggal 10 November 2015.

WBS (Whistleblowing System) merupakan penyempurnaan dari sistem penanganan laporan dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dijalankan sejak 2006 dan disesuaikan dengan Pedoman WBS yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Pengembangan WBS merupakan salah satu upaya Perseroan untuk menegakkan etika bisnis, etika kerja, serta upaya pemberantasan KKN. Sistem WBS memungkinkan seluruh insan Garuda Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyampaikan laporan dugaan tindakan pelanggaran dan kecurangan (fraud) dan bentuk pelanggaran etika lainnya yang terjadi di Perseroan.

Pelapor dapat melaporkan secara online melalui sistem berbasis web dengan alamat www.ga-whistleblower.com. Dalam penerapan WBS, Perseroan memiliki kebijakan yang menjamin perlindungan atas identitas dari pelapor dan akan menggunakan berbagai cara untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelaporan pelanggaran yang terjadi di Perseroan dan menjamin keamanan pelapor maupun keluarganya.

TUJUAN DAN KEBIJAKAN PELAPORAN

PELANGGARAN

Ruang Lingkup Sistem Pelaporan PelanggaranSistem ini berlaku secara universal dan setara untuk seluruh individu Perseroan, pada seluruh jenjang kepegawaian termasuk Direksi, Dewan Komisaris dan anggota-anggota Komite di bawah Dewan Komisaris, pelaksana sistem pelaporan pelanggaran itu sendiri serta pihak eksternal yang dapat memberikan informasi terkait tindakan pelanggaran yang terjadi.

Ketentuan Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran

1. Yang diklasifikasikan sebagai Pelapor adalah pihak internal dan eksternal. Pihak internal adalah Insan Perseroan yang meliputi karyawan (tetap, masa percobaan, kontrak dan outsource), Manajemen

Since 2010, the Company has built a web-based whistleblowing system known as the WBS. The implementation of the Company’s WBS was ratified based on the Decree of the President Director dated 13 August 2012 which was last amended through the Decree of the President Director dated 10 November 2015.

WBS (Whistleblowing System) is an improvement of the handling system of the report on the alleged corruption, collution, and nepotism (KKN) implemented since 2006 and adjusted with the WBS Guidelines issued by the National Committee on Governance Policy (KNKG). The development of WBS is one of Garuda Indonesia’s efforts to uphold business ethics, working ethics, and efforts of KKN eradication. The WBS system enables all of Garuda Indonesia individuals and other stakeholders to submit report on the alleged violations and frauds and any other violations to ethics that occur within the Company.

Reporter can report the case online through web-based system through the address www.ga-whistleblower.com. In the implementation of WBS, Garuda Indonesia has the policy to ensure the protection of the reporter’s identity and will use various ways to maintain the confidentiality of the reporter’s identity. This aims to encourage the reporting culture on any violations occur within Garuda Indonesia and to ensure the security of the reporter and his family.

WHISTLEBLOWING OBJECTIVES AND POLICY

Scope of the Whistleblowing SystemThis system applies universally and equally to all individuals within the Company, at all levels of employment, including the Board of Directors, the Board of Commissioners and members of the Committee under the Board of Commissioners, the manager of the reporting system himself as well as external parties who may provide related information of any violations that occur.

General Guidelines of the Whistleblowing System1. What classify as reporters are internal and external

parties. Internal parties are Garuda Indonesia’s individuals which include employees (permanent, in probation, contract and outsourced), management






(termasuk Direksi) dan Dewan Komisaris. Pihak eksternal adalah seluruh pihak diluar pihak internal yang memiliki informasi dan bukti atas adanya perilaku pelanggaran yang dilakukan oleh Insan Perseroan. Pihak internal maupun eksternal dapat melaporkan kejadian pelanggaran dengan menyertakan bukti yang benar dan valid (dalam bentuk rekaman, gambar, dan lain-lain) sebagai petunjuk adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Terlapor.

2. Yang diklasifikasikan sebagai Terlapor adalah insan Perseroan yang diduga atau patut diduga melakukan tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum, perbuatan tidak etis atau tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan Perseroan secara finansial dan non-finansial.

3. Fraud atau tindakan pelanggaran adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja dan sadar dengan maksud mengambil keuntungan pribadi dan pihak berkepentingan lain. Tindakan fraud melanggar peraturan, nilai dan budaya internal dan eksternal sehingga mengakibatkan kerugian bagi Perseroan secara finansial dan non-finansial.

MEKANISME PELAPORAN PELANGGARAN

Dalam proses pelaporan, pelapor harus menjaga kebenaran dan akurasi informasi yang disampaikan serta memberikan informasi yang cukup untuk kelanjutan investigasi, antara lain identitas pelaku, kronologi pelaporan dan tindakan pelanggaran yang dilakukan, serta bukti lainnya.

Laporan pelanggaran dapat disampaikan melalui:1. www.ga-whistleblower.com2. [email protected] Alur pelaporan melalui WBS adalah sebagai berikut:

(including the Directors) and the Board of Commissioners. External parties are all of the parties outside of the internal parties who possess information and evidence on any violation behaviors committed by a Garuda Indonesia’s individual. Internal as well as external parties may report the incidents of violations by submitting a correct and valid evidence (in the form of recordings, pictures, and others) as an indication of violations committed by the Reported.

2. What classifies as the Reported is any Garuda Indonesia’s individual who is suspected or reasonably suspected of committing offenses or unlawful, unethical, or immoral or any other actions that may adversely impact the Company financially and non-financially.

3. Fraud or infringement is an act done willfully and knowingly with the intent to take advantage of personal and other interested parties. The action of a fraud is in violation of the applicable rules, values and internal as well as external cultures which causes damages to the Company financially or non-financially.

WHISTLEBLOWING MECHANISMIn the reporting process, the Reporting must maintain the truth and accuracy of the information submitted and provide adequate information for further investigations, including the identity of the perpetrator, the chronology of the reporting and the act of the violations that was committed, as well as other evidences. Violation reports may be submitted via:1. www.ga-whistleblower.com2. [email protected]

The reporting processes through the WBS system are as follow:

Laporan Masuk melalui:• Website• email

The report comes through:• Website• email

Analisa dan Rekomendasi oleh WBS OfficerAnalysis and Recommendations by the WBS Officer

Dugaan PelanggaranAlleged Violation

Non PelanggaranNon Violation






PERLINDUNGAN PELAPOR

Dalam penerapan Whistleblowing System, Perseroan memiliki kebijakan yang menjamin perlindungan atas identitas dari pelapor dan akan menggunakan berbagai cara untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Perlindungan kerahasiaan ini tertuang secara resmi dalam Surat Keputusan Direktur Utama tentang Whistleblowing System. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelaporan pelanggaran yang terjadi di Perseroan dan menjamin keamanan pelapor maupun keluarganya.

PENANGANAN PENGADUAN DAN PELAPORAN

PELANGGARAN

Pengelolaan sistem WBS di Perseroan dilakukan sesuai tata cara dan prosedur pelaporan yang telah ditetapkan. Pengelolaan WBS meliputi kegiatan penanganan laporan, investigasi laporan, hingga penindakan terhadap terlapor apabila terbukti terjadi pelanggaran etika bisnis dan etika kerja. Sejak tahun 2013, pihak yang melakukan pengelolaan WBS dilakukan oleh pihak independen. Laporan-laporan yang masuk ke website WBS ditangani oleh WBS Officer yang akan melakukan analisis mengenai ada atau tidaknya indikasi pelanggaran etika bisnis maupun etika kerja. Bila laporan tersebut memiliki indikasi terjadi pelanggaran, maka selanjutnya akan dilakukan investigasi atas laporan tersebut. Namun apabila tidak ada, maka WBS Officer akan menyampaikan laporan tersebut kepada unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan keluhan pelanggan.

JUMLAH PELAPORAN PELANGGARAN

Selama tahun 2015, terdapat 129 (seratus dua puluh sembilan) laporan yang masuk ke media pelaporan WBS yaitu situs dan email. Laporan tersebut disampaikan oleh berbagai pihak, di antaranya oleh karyawan, pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Laporan yang masuk ke situs WBS tersebut selanjutnya dianalisis untuk menentukan ada atau tidaknya indikasi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku. Dari hasil analisis tersebut, pada tahun 2015 laporan yang masuk dapat dikategorikan sebagai berikut:1. 91% laporan di antaranya tidak memuat indikasi

pelanggaran termasuk laporan pelanggaran yang tidak dapat ditindaklanjuti melalui mekanisme WBS

WHISTLEBLOWER PROTECTIONIn the implementation of the Whistleblowing System, the Company has a policy that guarantees the protection of the identity of the Reporter and will use various means to maintain the confidentiality of the identity of the Reporter. The protection of confidentiality is formally stated in the Decree of the President Director of the Whistleblowing System. It is intended to encourage reporting of violations that occurr in the Company and to ensure the safety of the Reporter and his family.

COMPLAINT HANDLING AND WHISTLEBLOWING REPORTTINGThe WBS management system in Garuda Indonesia is being carried out in accordance with the procedures and the reporting procedures that have been determined. The WBS management activities include handling of the report, investigation of the report, up to the prosecution of the Reported if it is proven that a violation in the business ethics and work ethics has occurred. Since 2013, the party who performs the management of WBS is an independent party. Reports that come through the WBS website are handled by the WBS Officer who will conduct an analysis of whether there is an indication of violations of business ethics or work ethic. If the report contains an indication of violations, then an investigation into the report will then be performed. However if there is no indication of violations, then the WBS Officer will submit the report to the units responsible in handling the customer complaints.

NUMBERS OF WHISTLEBLOWING REPORTThroughout 2014, there were 129 (one hundred and twenty-nine) reports that came into the WBS websites namely through the WBS website and emails. The reports were presented by various parties, including the employees, customers and other stakeholders.

The reports that came into the WBS website were then analyzed to determine on whether there was an indication of violations to the prevailing provisions. Based on the analysis, in 2015 the incoming reports were categorized as follow:1. 91% of the report did not include any indications

on violations, including reports on violations that cannot be further implemented through the WBS

SISTEM PELAPORAN PELANGGARANWhistleblowing System






dan laporan terkait keluhan pelayanan/operasional (tidak terkait pelanggaran)

2. 9% laporan terindikasi pelanggaran

Selanjutnya, terhadap total laporan yang terindikasi pelanggaran, 55% laporan tersebut disertai dengan bukti pendukung.

mechanisms and reports related to the complaints on services/operations (not related to violations)

2. 9% of the reports were indicated as violations.

Subsequently, 55% out of the total reports that were indicated as violations were accompanied by supporting evidences.

No. Jenis Laporan / Type of Report 2015 2014

1. Laporan Kosong (testing)/tidak terkait WBS / Blank Report (Testing)/not related to WBS 91% 83%

2. Laporan Terkait WBS / WBS Related Reports 9%* 17%*

a. Laporan terkait WBS yang terbukti / Proven WBS Report - -

b. Laporan terkait WBS yang tidak terbukti / Unproven WBS Report - -

Total Laporan Masuk / Total Received Reports 129 100

*) sebagai besar laporan masih dalam proses investigasi*) majority of the reports are still under the investigation process

EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM PELAPORAN

PELANGGARAN

Perseroan terus berupaya untuk membenahi dan memperbaiki sistem WBS agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Berbagai metode sosialisasi terus digaungkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran setiap individu. Upaya ini dilakukan dengan menyempurnakan peraturan, bekerja sama dengan pihak independen serta memastikan sistem informasi teknologi yang digunakan untuk WBS berjalan dengan lancar.

Dari tahun ke tahun, jumlah laporan yang tercatat masuk mengalami tren peningkatan. Pada 2015, jumlah laporan yang masuk sejumlah 129 laporan, meningkat sebesar 29% dibandingkan dengan tahun 2014. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran baik dari pihak internal maupun eksternal Perseroan atas terdapatnya sistem WBS di Perseroan yang semakin baik. Hal tersebut seiring dengan dilakukannya upaya-upaya yang konsisten dan berkesinambungan sosialisasi terhadap WBS tersebut melalui berbagai media di antaranya dengan pemasangan banner di tempat-tempat umum dan sosialisasi dalam acara Hari Anti Korupsi KPK. Selain itu peningkatan laporan tersebut juga dapat berarti bahwa pihak eksternal dan internal Perseroan semakin mempercayai kredibilitas dan independensi pengelolaan sistem WBS Perseroan.

EVALUATION ON WHISTLEBLOWING SYSTEM

The Company continues to strive to improve the WBS system in order for the system to be able to work effectively and efficiently. Various methods of socialization continues to be echoed in order to increase the understanding and awareness of each individual. The efforts are made by enhancing the provisions, through cooperation with independent parties as well as ensuring that the information technology used for the WBS runs smoothly.

Every year, the number of recorded incoming reports experiences an increasing trend. In 2015, the number of incoming reports received was 129 reports, an increase of 29% compared to 2014. This increase is due to the increase in awareness of both internal and external parties of the Company on the presence of the WBS system in the Company that is getting better. This has been in line with the consistent and continuous efforts to socialize the WBS through various media including the installment of banners in several public places and socialization through KPK Anti Corruption Day event. Additionally, the increase in the number of reports can also mean that the Company’s external and internal parties are increasingly trusting the credibility and independence of the Company’s WBS management system.






KETERBUKAAN INFORMASIInformation Disclosure

Sebagai perusahaan terbuka yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan wajib untuk menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. X.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-86/Pm/1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. Sampai dengan akhir Desember 2015, Direksi telah menyampaikan 69 (enam puluh Sembilan) Laporan Keterbukaan Informasi kepada BEI.

As a Public Company that has listed its shares on the Indonesian Stock Exchange (IDX), Garuda Indonesia is oblidged to submit Disclosure of Information to the Public, as stipulated in the Bapepam Regulation No. X.K.1 Attachment to the Decree of the Bapepam Chairman No. Kep-86/Pm/1996 on Disclosure of Information for Public and the Board of Directors of Jakarta Stock Exchange Decree No. I-E on the Obligation to Submit Information. As of the end of December 2015, the Board of Directors has submitted 69 (sixty nine) information disclosures to the IDX.

No. No. Surat /Letter No. Tanggal /Date Perihal /Subject

1. GARUDA/JKTDS/IDX-20001/2015 8 Januari 2015 Perubahan Komite Audit

2. GARUDA/JKTDS/IDX-20002/2015 9 Januari 2015 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

3. GARUDA/IDX/JKTDS-20003/2015 15 Januari 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Penawaran Umum dengan HMETD PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. periode April - Juni 2014 (KOREKSI)

4. GARUDA/IDX/JKTDS-20004/2015 15 Januari 2015 Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (KOREKSI)

5. GARUDA/JKTDS/IDX-20005/2015 15 Januari 2015 Rencana Transaksi Afiliasi

6. GARUDA/IDX/JKTDS-20006/2015 15 Januari 2015 Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

7. GARUDA/IDX/JKTDS-20007/2015 22 Januari 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

8. GARUDA/JKTDS/IDX-20008/2015 22 Januari 2015 Penyampaian Laporan Keuangan Interim

9. GARUDA/JKTDS/IDX-20009/2015 30 Januari 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

10. GARUDA/JKTDS/IDX-20010/2015 2 Februari 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

11. GARUDA/JKTDS/IDX-20011/2015 5 februari 2015 Pemberitahuan RENCANA RUPO Garuda Indonesia (Persero) Tbk

12. GARUDA/JKTDS/IDX-20012/2015 10 Februari 2015 Laporan Hasil Pemeringkatan TAHUNAN

13. GARUDA/JKTDS/IDX-20013/2015 11 Februari 2015 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

14. GARUDA/JKTDS/IDX-20014/2015 18 Februari 2015 Pemberitahuan PANGGILAN RUPO Garuda Indonesia (Persero) Tbk

15. GARUDA/JKTDS/IDX-20015/2015 23 Februari 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik - Penandatanganan Komit-men Awal Terkait Rencana Penerimaan Fasilitas Bridging Financing

16. GARUDA/JKTDS/IDX-20016/2015 24 Februari 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

17. GARUDA/JKTDS/IDX-20017/2015 9 Maret 2015 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

18. GARUDA/JKTDS/IDX-20018/2015 10 Maret 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik - Transaksi Afiliasi dengan PT Citilink Indonesia

19. GARUDA/JKTDS/IDX-20019/2015 10 Maret 2015 Pemberitahuan HASIL RUPO Garuda Indonesia (Persero) Tbk

20. GARUDA/JKTDS/IDX-20020/2015 20 Maret 2015 Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan

21. GARUDA/JKTDS/IDX-20021/2015 21 Maret 2015 Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan (KOREKSI)

22. GARUDA/JKTDS/IDX-20022/2015 23 Maret 2015 Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Tahunan

23. GARUDA/JKTDS/IDX-20023/2015 23 Maret 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik - Penandatanganan Perjanjian Pemberian Line Fasilitas Pembiayaan iB dengan PT Company Internasional Indonesia Tbk.

24. GARUDA/JKTDS/IDX-20024/2015 1 April 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik - Transaksi Afiliasi Peningka-tan Penyertaan Modal Akibat Konversi Pinjaman PT Citilink Indonesia

25. GARUDA/JKTDS/IDX-20025/2015 8 April 2015 Rencana Transaksi Afiliasi






26. GARUDA/JKTDS/IDX-20026/2015 8 April 2015 Pemberitahuan Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

27. GARUDA/JKTDS/IDX-20027/2015 8 April 2015 Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan RUPS

28. GARUDA/JKTDS/IDX-20028/2015 8 April 2015 Transaksi Material

29. GARUDA/JKTDS/IDX-20030/2015 10 April 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

30. GARUDA/JKTDS/IDX-20029/2015 8 April 2015 Penyampaian Bukti Iklan Informasi Rencana Transaksi Material/Perubahan Bidang Usaha/Transaksi Benturan Kepentingan

31. GARUDA/JKTDS/IDX-20031/2015 15 April 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik - Siaran Pers sehubungan dengan Kerjasama Kemitraan Lindung Nilai dengan BII, Company Mega, ANZ Indonesia dan SCB Indonesia.

32. GARUDA/JKTDS/IDX-20032/2015 20 April 2015 Perubahan Corporate Secretary

33. GARUDA/JKTDS/IDX-20033/2015 23 April 2015 Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

34. GARUDA/JKTDS/IDX-20034/2015 23 April 2015 Penyampaian Bukti Iklan Panggilan RUPS

35. GARUDA/JKTDS/IDX-20035/2015 27 April 2015 Penyampaian laporan tahunan

36. GARUDA/JKTDS/IDX-20036/2015 30 April 2015 Rencana Penyelenggaraan Public Expose - Tahunan

37. GARUDA/JKTDS/IDX-20037/2015 30 April 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Berita Pers - Garuda Indonesia Laksanakan Kerja Sama Cash Management Bersama BRI, BII, Standard Chartered Company dan CitiCompany N.A

38. GARUDA/JKTDS/IDX-20038/2015 30 April 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Pemberitahuan Penyampaian Laporan Keuangan Interim Yang Berakhir 31 Maret 2015 Dengan Penelaahan Terbatas (limited review)

39. GARUDA/JKTDS/IDX-20039/2015 30 April 2015 Perubahan Corporate Secretary

40. GARUDA/JKTDS/IDX-20041/2015 8 Mei 2015 Penyampaian Bukti Iklan Lainnya

41. GARUDA/JKTDS/IDX-20040/2015 8 Mei 2015 Transaksi Material

42. GARUDA/JKTDS/IDX-20042/2015 8 Mei 2015 Penyampaian Laporan Keuangan Interim

43. GARUDA/JKTDS/IDX-20043/2015 11 Mei 2015 Penyampaian Materi Public Expose - Tahunan

44. GARUDA/JKTDS/IDX-20044/2015 18 Mei 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Transaksi Afiliasi Tambahan Penyertaan Modal dalam PT Citilink Indonesia

45. GARUDA/JKTDS/IDX-20045/2015 18 Mei 2015 Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

46. GARUDA/JKTDS/IDX-20046/2015 18 Mei 2015 Penyampaian Bukti Iklan Hasil RUPS

47. GARUDA/JKTDS/IDX-20047/2015 18 Mei 2015 Laporan Hasil Public Expose - Tahunan

48. GARUDA/JKTDS/IDX-20049/2015 8 Juni 2015 Transaksi Material

49. GARUDA/JKTDS/IDX-20048/2015 8 Juni 2015 Penyampaian Bukti Iklan Lainnya

50. GARUDA/JKTDS/IDX-20050/2015 12 Juni 2015 Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

51. GARUDA/JKTDS/IDX-20051/2015 15 Juni 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penandatanganan Perjanjian Kerjasama GARUDAMILES Mileage Redemption antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan PT Trans Fashion Indonesia

52. GARUDA/JKTDS/IDX-20052/2015 1 Juli 2015 Perubahan Corporate Secretary

53. GARUDA/JKTDS/IDX-20053/2015 6 Juli 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penandatanganan Perjanjian Fuel Hedging antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dengan PT Citilink Indonesia

54. GARUDAJKTDSIDX-20054/2015 14 Juli 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Real-isasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

55. GARUDAJKTDSIDX-20055/2015 24 Juli 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

56. GARUDAJKTDSIDX-20056/2015 29 Juli 2015 Penyampaian Laporan Keuangan Interim

57. GARUDAJKTDSIDX-20057/2015 30 Juli 2015 Penyampaian Bukti Iklan Informasi Laporan Keuangan Interim








58. GARUDA/JKTDS/IDX-20058/2015 21 Agustus 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Keterbukaan Informasi Atas Transaksi Afiliasi Pengalihan sebagian fasilitas kredit Perseroan kepada PT Citilink Indonesia senilai USD6Juta

59. GARUDA/JKTDS/IDX-20059/2015 16 September 2015

Penjelasan atas Volatilitas

60. GARUDA/JKTDS/IDX-20060/2015 28 September 2015

Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penandatangan Perjanjian Pinjaman antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan PT Aero Systems Indonesia

61. GARUDA/JKTDS/IDX-20061/2015 12 Oktober 2015 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek

62. GARUDA/JKTDS/IDX-20062/2015 12 Oktober 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

63. GARUDA/JKTDS/IDX-20063/2015 15 Oktober 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

64. GARUDA/JKTDS/IDX-20064/2015 16 Oktober 2015 Keterbukaan Informasi Yang Perlu Diketahui Publik Transaksi Afiliasi berupa pemberian pinjaman kepada PT Aero Wisata sebesar Rp.130Milyar

65. GARUDA/JKTDS/IDX-20065/2015 23 Oktober 2015 Penyampaian Laporan Keuangan Interim



68. GARUDA/JKTDS/IDX-20068/2015 2 Desember 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

69. GARUDA/JKTDS/IDX-20069/2015 7 Desember 2015 Penjelasan atas Pemberitaan Media Massa

Dalam rangka memudahkan komunikasi dan akses para pemangku kepentingan termasuk atas untuk informasi terbaru terbaru mengenai laporan kondisi keuangan, non-keuangan, dan data Perseroan lainnya yang terkait dengan pertanggungjawaban transparansi serta akuntabilitas Perseroan, Perseroan senantiasa melakukan pembaharuan (updating) sarana dan prasarana penunjang penyampaian informasi. Selain itu, Perseroan juga terus berupaya memperkuat platform teknologiinformasi untuk menjaga dan meningkatkan kehandalan dalam penyediaan informasi secara terintegrasi, tepat waktu dan tepat sasaran melalui surel (email), penyebaran buku, bulletin, poster, rilis pers, laman (website), maupun media lain.

INVESTOR RELATIONS (IR)

Dalam upaya membangun kredibilitas setelah IPO melalui keterbukaan informasi yang berimbang, konsisten dan tepat waktu, Perseroan membentuk Unit Hubungan Investor (Investor Relations/IR) pada Maret 2011. Aktivitas utama IR adalah menjadi jembatan antara manajemen Perseroan dengan investor dan analis.

Secara proaktif, IR melakukan komunikasi dengan paraanalis dan investor yang ingin memperoleh informasi yang komprehensif tentang Perseroan. Penyampaian dan keterbukaan informasi dilakukan

In order to facilitate ease of communications and stakeholders’ access for the latest information related to the financial condition, non-financial, and other company data in accordance to the transparency accountability and the accountability of the Company, the Company continuously renew (update) the supporting facilities and infrastructure for the delivery of information. Additionally, the Company also continues to strengthen the information technology platform to maintain and improve the reliability in providing the information in an integrated, timely and accurate manner via e-mails, dissemination of books, bulletins, posters, press releases, websites, as well as other medias.

INVESTOR RELATIONS (IR)In an effort to establish post-IPO credibility through a balanced, consistent and timely information disclosure, the Company has established an Investor Relations Units in March 2011. The main activity of the IR is as a bridging facility between Garuda Indonesia’s management and investors and analysts.

Proactively, the IR engages in building communication with the analysts and investors who wish to acquire comprehensive information of Garuda Indonesia. Information submissions and disclosures are







dengan seimbang, konsisten dan tepat waktu, melalui berbagai sarana komunikasi, seperti email, situs perseroan, serta conference call. Selain itu, IR juga menghadiri berbagai pertemuan langsung dengan analis dan investor melalui sarana paparan publik (Public Expose), temu analis reguler secara triwulanan, kunjungan analis, kunjungan lapangan, serta partisipasi dalam berbagai konferensi di dalam dan luar negeri serta melakukan non-deal roadshow.

Dalam rangka memfasilitasi komunikasi dan akses oleh seluruh pemangku kepentingan terhadap informasi terkini seputar keuangan, non-keuangan, dan laporan lainnya yang terkait transparansi dan akuntabilitas, Perseroan juga secara konsisten memperbaharui fasilitas penyampaian informasinya. Selain itu, Perseroan juga terus berupaya untuk meningkatkan teknologi informasinya untuk menjaga dan mendorong keandalan dalam menyediakan informasi secara terpadu, tepat waktu, dan akurat melalui paparan publik, siaran pers, situs, dan media lainnya. Berikut adalah ikhtisar pengungkapan informasi yang dilaksanakan oleh Perseroan pada tahun 2015.

performed in a balanced, consistent and timely manner, through various communication facilities, such as emails, company’s website, as well as conference calls. Additionally the IR attends meetings with the analysts and investors through Public Exposes, quarterly meetings with the analysts, site visits, and participations in various domestic and international conferences as well as performing non-deal roadshows.

In order to facilitate ease of communication and stakeholders’ access for the latest information related to the financial condition, non-financial, and other company data in accordance to the transparency accountability and the accountability of the Company, the Company continuously renew (update) the facilities for the delivery of information. Additionally, the Company also continues to strengthen the information technology platform to maintain and improve the reliability in providing the information in an integrated, timely and accurate manner via public exposes, press releases, websites, and other medias. The following is an overview of the disclosure of information performed by the Company in 2015.


JumlahTotal

Non-Deal Roadshow dan Conference / Non-Deal Roadshow and Conference 11

Rapat bersama Analis / Meeting with Analyst 98

Conference Call / Conference Call 36

Site Visit / Site Visit 6

RUPS / GMS 2

Paparan Publik / Public Expose 1

Siaran Pers / Press Release -

Laporan Tahunan / Annual Report 1

Laporan Berkelanjutan / Sustainability Report 1

Paparan Publik 2015

Merujuk pada Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-E tanggal 19 Juli 2004 tentang Kewajiban Penyampaian Indonesia, Perseroan telah mengadakan kegiatan paparan public tahunan pada tanggal 15 Mei 2015 di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Garuda City, Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam paparan publik tersebut, Perseroan menyampaikan profil usaha dan informasi penting lainnya termasuk jejak langkah, struktur pemegang saham, visi dan misi, jaringan kantor, produk dan

2015 Public ExposeReferring to the Indonesian Stock Exchange Regulation No. I-E dated 19 July 2004 concerning the Indonesian Obligation to Submit, the Company has held the Annual Public Expose on 15 May 2015 in the Auditorium of Garuda Indonesia’s Management Building, Garuda City, Soekarno-Hatta International Airport. In the Public Expose, the Company delivered its business profile and other important information including the footsteps, shareholding structure, vision and mission, office networks, products and services, awards, corporate






layanan, penghargaan, aksi korporasi, peristiwa penting, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi terkini serta kinerja Perseroan pada triwulan I 2015.

Siaran Pers 2015

Dampak Siaran Pers

Dalam rangka menyempurnakan implementasi prinsip transparansi mengenai informasi perusahaan, Perseroan mengeluarkan sebanyak 136 siaran pers selama tahun 2015. Siaran-siaran tersebut dimuat di dalam media cetak dan elektronik serta disiarkan secara nasional.

Berdasarkan kegiatan media monitoring yang dilakukan secara rutin dan intensif, Perseroan memandang bahwa tidak ada siaran pers yang berpotensi membawa dampak negatif baik dari segi finansial dan non-finansial selama 2014. Seluruh pemberitaan tersebut diterima dan direspon dengan baik, serta dimitigasi dan diklarifikasi dengan data dan fakta yang valid bila diperlukan.

Media-media yang melakukan pemberitaan menyiarkan perkembangan terbaru mengenai aktivitas Perseroan dengan izin dan sepengetahuan Perseroan. Ada pun siaran-siaran pers tersebut memberikan respon serta masukan yang positif dan membangun kepada Perseroan sehingga Perseroan dapat meningkatkan kinerjanya dengan lebih baik.

actions, important events, latest composition of the Board of Commissioners and the Board of Directors as well as the Company’s performance for the first quarter of 2015.

2015 Press ReleaseImpact of Press ReleasesIn order to enhance the implementation of the principles of transparency regarding the company’s information, Garuda Indonesia issued 136 press releases throughout 2015. The press releases were published in prints and electronic medias and were broadcasted nationwide.

Based on the media monitoring activities that are performed regularly and intensively, Garuda Indonesia considers that there are no press release that could potentially adversely impact the Company in terms of both financial and non-financial throughout 2015. All press releases were received and responsed well, as well as mitigated and clarified with valid data and facts when needed.

Medias broadcast the news informing the latest development in relation to the company’s activities with the permission and acknowledgement of Garuda Indonesia. The press releases provided positive response and input and constructive so that Garuda Indonesia is able to continue to build its performance to be much better in the future.

Daftar Siaran Pers yang Diterbitkan Tahun 2015List of Press Release Issued in 2015

No Bulan / Month Tanggal / Date Judul Release / Release Title

1. JanuariJanuary

7 Garuda Indonesia Laksanakan Program Quick Wins untuk Tingkatkan KinerjaGaruda Indonesia Implements the Quick Wins Program for Peformance Improvement

15 Garuda Indonesia Luncurkan “Garuda Indonesia New Digital Experience”Garuda Indonesia Releases the “Garuda Indonesia New Digital Experience”

2. FebruariFebruary

2 Layani Penerbangan ke Sabang, Kini Garuda Indonesia Hubungkan Sabang Sampai MeraukeServing the Flights to Sabang, Garuda Indonesia Now Connects from Sabang to Merauke

27Garuda Indonesia Laksanakan Penandatangan MOU Kerjasama Komersial Bersama Czech AirlinesGaruda Indonesia Signed the Commercial Agreement MOU with the Czech Airlines

3. MaretMarch

24Garuda Indonesia dan BNI Kembali Gelar GATF 2015Garuda Indonesia and BNI Reestablish the 2015 GATF

28Dukung “Earth Hour 2015”, Garuda Indonesia Group Kembali Menargetkan Penghematan Listrik Sebesar 12 juta wattIn Supporting the “2015 Eart Hour”, Garuda Indonesia Group Retargets Electricity Savings Amounted to 12 million Watts







4. AprilApril

14

Garuda Indonesia Perluas Kemitraan Lindung Nilai dengan Company Internasional Indonesia, Company Mega, ANZ Indonesia dan Standard Chartered Company IndonesiaGaruda Indonesia Expands Hedging Partnership with Company International Indonesia, Company Mega, ANZ Indonesia and Standard Chartered Company Indonesia

29Garuda Indonesia Luncurkan Layanan “Mobile Apps” Terbaru Dan Resmikan “Garuda Indonesia Online Fair”Garuda Indonesia Launches the Latest “Mobile Apps” and Inaugurates “Garuda Indonesia Online Fair”

5. MeiMay

18 Garuda Indonesia dan PHRI Kerja Sama Promosi BersamaGaruda Indonesia and PHRI Cooperate on Joint Promotion

29 Kesuksesan Garuda Indonesia dalam Penerbitan Un-Rated Global Sukuk Pertama di Asia PasifikGaruda Indonesia’s Success in Unrated Global Sukuk Issuance in Asia Pacific

6. JuniJune

15

Garuda Indonesia dan Boeing Umumkan Penandatanganan Pengadaan 30 Pesawat B 787-900 dan hingga 30 Pesawat B 737 MAX 8Garuda Indoensia and Boeng Announce the Signing of 30 B 787-900 Aircraft and up to 30 B 737 MAX 8 Aircraft Procurement

16 Awak Kabin Garuda Indonesia Kembali Raih Predikat Sebagai Awak Kabin Terbaik Dunia 2015Garuda Indonesia’s Cabin Crew Reachieve the Predicate as 2015 Best World Cabin Crew

7. JuliJuly

2

Tingkatkan Sinergi Dalam Pemanfaatan Jasa Angkutan Udara, Kemendag Jalin Kerja Sama dengan Garuda IndonesiaIncreasing Synergy in the Use of Air Transport Services, Kemendag Establishes Cooperation with Garuda Indonesia

31

Dukung Pengembangan Dunia Pendidikan Nasional, Garuda Indonesia Laksanakan Kerjasama dengan Kementerian PendidikanSupporting the Nasional Education World Development, Garuda Indonesia Implements Cooperation with the Ministry of Education

8. AgustusAugust

3Garuda Indonesia dan Standard Chartered Company Tandatangani Kerja Sama Corporate SalesGaruda Indonesia and Standard Chartered Company Sign Corporate Sales Cooperation

31 Garuda Indonesia Menerima Penghargaan Sebagai Social Innovation Business Award 2015Garuda Indonesia Receives 2015 Social Innovation Business Award

9. September September

3 Tingkatkan Pariwisata Kedua Negara, Garuda Indonesia Dan Tourism Australia Jalin Kerjasama Promosi Increasing Tourism for Both Countries, Garuda Indonesia and The Australian Tourism Cooperate on Promotions

28 Menteri BUMN RI Resmikan Hngar Terbesar Di DuniaMiniter of SOEs RI Inaugurates World’s Largest Hangar

10. OktoberOctober

8 BCA – Garuda Indonesia Kerja Sama Pelayanan Pembayaran Tiket OnlineBCA – Garuda Indonesia Cooperate on Online Ticket Payment Service

29Garuda Indonesia Sambut Kedatangan Armada Baru Boeing B777 – 300 ER denganliverySkyteamGaruda Indonesia Welcomes New Boeing B777-300 ER Aircraft Arrival with Skyteam Delivery

11. NovemberNovember

23 Perluas Pangsa Pasar Tiongkok Resmikan Penerbangan Denspasar – GuangzhouExpanding the China Market Share by Inaugurating Denpasar-Guangzhou Flights

30 GA Tuan Rumah AAPAGA Hosts the AAPA

12. DesemberDecember

15 Garuda Indonesia Terima ISO Delay ManagementGaruda Indonesia Receives the Delay Management ISO

22 Garuda Indonesia Berhasil Raih Transportation Safety Award 2015Garuda Indonesia Successfully Achieves 2015 Transportation Safety Award

No Bulan / Month Tanggal / Date Judul Release / Release Title






KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL

Komunikasi karyawan diselenggarakan melalui penerapan strategi komunikasi internal yang efektif guna meningkatkan produktivitas karyawan, citra dan reputasi Perseroan sesuai prinsip GCG. Tanggung jawab komunikasi karyawan adalah memastikan bahwa media internal berfungsi secara efektif dan efisien untuk kepentingan Perseroan. Dengan demikian, pemahaman karyawan dan produktivitas karyawan diharapkan akan meningkat. Akses informasi internal dan data Perseroan diselenggarakan dalam format:

1. Internal Portal “Tell Us About Us” Portal informasi yang menjadi media komunikasi dan

berbagi di antara kalangan karyawan

2. Email Blast “Corporate Information” Email berisi informasi yang disampaikan pada

segenap karyawan Indonesia terkait peristiwa dan pencapaian operasional Perseroan

3. Internal Magazine “View” Majalah khusus internal yang memuat informasi

seputar organisasi mulai dari strategi umum, pengembangan kompetensi, budaya perusahaan, hingga update operasional

4. Poster

Selain media internal, Perseroan juga memastikan bahwa komunikasi eksternal berjalan dengan efektif dan tepat sasaran guna meningkatkan reputasi dan kepercayaan publik terhadap Perseroan. Akses informasi dan data mengenai Perseroan dapat diakses publik melalui medium sebagai berikut:

1. Deployment Press Release Informasi tertulis yang disampaikan kepada media

berkaitan dengan perkembangan terbaru atas kinerja, aksi dan rencana Perseroan.

2. Landing Page “Press Release” di laman Garuda Indonesia

Halaman khusus di situs Garuda Indonesia yang memuat dengan perkembangan terbaru atas kinerja, aksi dan rencana bisnisnya.

INTERNAL AND EXTERNAL COMMUNICATIONEmployee communications are conducted through the effective internal communication implementation strategy in order to improve employee productivity, image and reputation of Garuda Indonesia according to the GCG principles. The employee communication responsibility is to ensure that the internal media functions effectively and efficiently for the benefit of the Company. Thus, understanding of employees and employee productivity is expected to increase. Access to internal information and Garuda Indonesia data is held in the following format:1. “Tell Us About Us” Internal Portal Information portal as a media of communications and

sharings between the employees

2. “Corporate Information” Email Blast Email consisting the information submitted to

all employees in relation to the events and the operational achievements of Garuda Indonesia

3. “View” Internal Magazine Special internal magazine that covers information in

relation to the organization from general strategy, competency development, company culture, to operational update.

4. Posters

Aside from the internal media, the Company also ensures that external communications are operating effectively and accurately in order to enhance the reputation and public confidence in Garuda Indonesia. Access to information and data about the Company are publicly accessible via the medium as follows:

1. Deployment Press Release Written information presented to the media in

relation to the latest development of the company’s performance, actions and plans.

2. “Press Release” Landing Page in Garuda Indonesia A special page on the website of Garuda Indonesia,

which contains the latest developments on the company’s performance, action and business plan.







3. Akun Media Sosial• Twitter(www.twitter.com/IndonesiaGaruda)• Facebook(www.facebook.com/

PT.GarudaIndonesia)• YouTube

4. Inflight Magazine “Colour” Majalah khusus yang didistribusikan di seluruh

penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional.

3. Social Medias• Twitter(www.twitter.com/IndonesiaGaruda)• Facebook(www.facebook.com/

PT.GarudaIndonesia)• YouTube

4. “Colour” Inflight Magazine Specialized magazines that are distributed

throughout Garuda Indonesia’s domestic and international flights

TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibility

Landasan Penerapan CSR dan PKBL

Tanggung Jawab dalam Bidang Lingkungan

Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tanggung Jawab Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan

Tanggung Jawab Produk dan Konsumen

Legal Reference for CSR and PKBL

Environmental Responsibility

Labour, Health and Occupational Safety Responsibility

Social And Community Development Responsibility

Product and Consumer Responsibility

346

354

358

363

371






LANDASAN PENERAPANCSR DAN PKBLLegal Reference For CSR And PkBL

Sebagai maskapai penerbangan terdepan di Indonesia, Perseroan memastikan bahwa bisnisnya berpegang teguh kepada prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan. Berangkat dari pemahaman tersebut, Perseroan memaknai tanggung jawab sosial atau juga dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud kepedulian secara berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, penghormatan terhadap hak asasi manusia, kewajiban untuk menyediakan tempat yang nyaman dan hubungan kerja yang baik dengan karyawan, mengutamakan terjaganya kesehatan dan keselamatan kerja dan ikut serta mengembangkan ekonomi dan komunitas lokal.

Di sisi lain, dalam kaitannya dengan perannya sebagai BUMN, Perseroan juga melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

As the leading national airline in Indonesia, the Company ensures that its business adhere to sustainable business principles. Based on that understanding, Garuda Indonesia defines Corporate Social Responsibility (CSR) as a form of continuous awareness towards the environment, respect for human rights, the obligation to provide a comfortable workplace and good working relationship with the employees, prioritizing the preservation of health and safety at work while also took part in developing the economy and local communities.

On the other hand, in relation to its role as a state-owned enterprises (SOEs), the Company also implements the Partnership and Community Development Program (PKBL) as

Fokus utama Green Strategy perseroan terdiri dari Green Campaign (People), Green Action (Planet), dan Green Responsibility (Profit). The main focus of the Grand Strategy Garuda Indonesia consists of Green Campaign (People), Green Action (Planet), and Green Responsibility (Profit).






(Permen) BUMN No. PER-O5/MBU/2007 dan Permen BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

PKBL adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat melalui partisipasi aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. PKBL merupakan Program Kemitraan Usaha Kecil dan Pembinaan Lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Tujuan program Kemitraan adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengusaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus pemberdayaan kondisi sosial masyarakat.

LANDASAN PENERAPAN CSR DAN PKBL

Dalam pelaksanaan CSR dan PKBL, Perseroan senantiasa berpedoman pada ketentuan dalam berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku berikut ini:1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 mengenai

Perusahaan Terbatas2. Undang-undang No. 8 Tahun 1999 mengenai

Perlindungan Konsumen3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengenai

Ketenagakerjaan4. Permen BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3

Juli 20155. Permen BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27

April 20076. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77

Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara

Selain itu, Perseroan juga merumuskan dan menjalankan aktivitas CSR-nya dengan mengacu pada standar ISO 26000 yang berisi tentang panduan praktik-praktik tanggung jawab sosial dalam aspek akuntabilitas, transparansi, perilaku etis, penghormatan kepada kepentingan pemangku kepentingan, kepatuhan pada hukum, penghormatan pada norma perilaku internasional, dan penegakan hak asasi manusia.

regulated in the Regulation of the State Minister of SOE No. PER-05/MBU/2007 and the Regulation of the Minister of SOEs No. PER-09/MBU/07/2015 regarding SOEs’ Partnership Program with Small Businesses and Community Development Program.

PKBL is a form of SOE’s responsibility to the community through active participation in providing guidance and assistance to enterpreneurs in weak economic group, cooperatives and the community. SOEs’ Partnership Program with Small Businesses, hereinafter referred to as Partnership Program, is a program aimed to improve the ability of small businesses to be resilient and self-sufficient through the use of funds from SOEs’ profits. The objective of Partnership Program is to improve the ability of small businesses to be resilient and self-sufficient as well as empowering the social condition of the community.

lEGAl REfERENCE foR CSR AND PKblIn implementing the CSR and PKBL, the Company continues to adhere to provisions in the various prevailing laws and regulations as described below:1. Law No. 40 of 2007 regarding Limited Liability

Companies2. Law No. 8 of 1999 regarding Consumer Protection

3. Labor Law No. 13 of 2003

4. Minister of SOEs Regulation No. PER-09/MBU/07/2016 dated July 3, 2015

5. Minister of SOEs Regulation No. PER-05/MBU/2007 dated April 27, 2007

6. Minister of Transportation Regulation No. PM 77 of 2011 regarding the Responsibilities of Airline Companies

Additionally, Company also formulates and implements its CSR activities by referring to ISO 26000 standards which provides guidance on social responsibility practices in the aspect of accountability, transparency, ethical conduct, respect to stakeholders’ interests, adherence to the prevailing laws, respect for international norms and the enforcement of human rights.






VISI DAN MISI CSRCSR Vision And Mission

Komitmen Perseroan untuk terus mewujudkan tumbuh kembang yang berkualitas dan memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan sebagaimana digambarkan dalam rumusan visi dan misi berikut ini.

The Company’s commitment to continuously realize quality growth and to meet the expectations of all stakeholders is embodied in the following vision and mission statement:

VISI vision

Menjadi pengelola Corporate Social Responsibility yang efektif dan tepat guna sehingga memberikan dampak positif terhadap masyarakat, lingkungan, dan perusahaan.

Managing an effective and appropriate Corporate Social Responsibility program so as to provide positive impact on the society, environment and the Company.

MISI Mission

Berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di Indonesia melalui program berkelanjutan yang inovatif.

Committed to economic, social, and environmental community empowerment in Indonesia through innovatif sustainable programs.

Melalui pencanangan visi dan misi untuk pelaksanaan CSR & PKBL tersebut, Garuda Indonesia yakin dapat meraih keberhasilan kinerja yang diimbangi dengan keberhasilan menjaga lingkungan hidup dan keberhasilan memajukan kehidupan masyarakat di daerah sekitar operasional.

Through the pursuit of the vision and mission for the implementation of CSR & PKBL, the Company is confident to deliver good performance that is offset by successfully maintaining the environment and improving the lives of general public in the vicinity of its operations.






ROADMAP CSRCSR Roadmap

Dalam pelaksanaannya, kegiatan CSR dan PKBL di Garuda Indonesia mengikuti arahan roadmap yang telah ditentukan sebelumnya dengan sasaran dan fokus berbeda terkait kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan dan budaya, dan hal lainnya.

Saat ini, Garuda Indonesia berada pada tahap Ekspansi yang merupakan bagian terakhir dari Roadmap CSR & PKBL yang dicanangkan sejak tahun 2011. Dengan tajuk ekspansi, pelaksanaan kegiatan CSR dan PKBL Garuda Indonesia pada tahun 2015 difokuskan pada pemerataan aktivitas CSR & PKBL di penjuru Indonesia yang belum terjangkau. Selain itu, Garuda Indonesia juga mengedepankan implementasi program CSR & PKBL yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat secara umum. Terakhir, Garuda Indonesia juga telah mencanangkan Desa Ekopariwisata yang ditujukan untuk membangun perekonomian dan mendorong pemberdayaan masyarakat daerah secara umum.

Roadmap CSR & PKBL yang dilaksanakan dari tahun 2011 hingga tahun 2015 serta fokus yang diusung setiap tahunnya dapat dilihat berikut ini:

The implementation of the CSR and PKBL program within the Company follows a predetermined roadmap that consists of various targets and focuses in relation to the society welfare, the environmental and cultural preservation and others.

Currently, the Company is in its Expansion stage that represents the final stage of the CSR & PKBL Roadmap designed since 2011. Featuring Expansion as the main subject, the implementation of the Company’s CSR and PKBL activities was focused on equitable CSR & PKBL activities across different unexposed region of Indonesia. The Company also prioritizes the implementation of CSR & PKBL program that was oriented towards poverty alleviation and improving the community’s standard of living. Lastly, the Company has also designed Village Tourism program designated to develop local economy and to encourage the empowerment of local communities in general.

CSR & PKBL Roadmap that have been implemented from 2011 to 2015 as well as the focus that has been carried out each year are as follow:

Roadmap CSR & PKBL Tahun 2011-2015CSR & PkBL Roadmap in Year 2011-2015

Program Sinergi

2011

• Peningkatan Program

CSR & PKBL

• Sinergi BUMN

berorientasi pada

Ketahanan Pangan

• Kerjasama Lembaga

Penyalur yang potensial

Program Kesejahteraan Masyarakat

• Peningkatan Skor PKBL

• Sinergi BUMN

berorientasi pada usaha

kecil dan Ketahanan

Pangan

• Fokus pada pendidikan,

kesehatan, dan

lingkungan

• Memperluas pasar

Mitra Binaan

• Program Pemberdayaan

Perempuan

• Melestarikan Warisan

Budaya Bangsa

• Bekerjasama dengan

mitra strategis yang

memiliki leverage dan

reputasi

• Program Pengentasan

Kemiskinan

• Pemerataan Program

di provinsi-provinsi di

Indonesia yang belum

tersentuh

• Program Pengentasan

Kemiskinan

• Desa Ekopariwisata

Program Pelestarian Lingkungan dan Budaya

Program Ekspansi

2012 2013 2014-2015






LINGKUP KEGIATAN CSRCSR Scope of Activities

Pelaksanaan tanggung jawab perusahaan oleh Garuda Indonesia pada dasarnya melibatkan interaksi pemangku kepentingan dengan setiap aspek operasional Garuda Indonesia. Uraian lengkap yang menggambarkan interaksi tersebut disajikan dalam Laporan Keberlanjutan Garuda Indonesia. Laporan tersebut berisi penjelasan mengenai peran Garuda Indonesia dalam berpartisipasi pada upaya menjaga keberlanjutan bumi beserta seluruh isinya melalui pelaksanaan berbagai program dengan tujuan menjaga keseimbangan kinerja di bidang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, termasuk menghormati hak pekerja dan penerapan tata kelola terbaik dalam mencapai tujuan tersebut.

Sesuai butir-butir ketentuan Bapepam-LK Nomor: KEP-431/BL/2012 tertanggal 1 Agustus 2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, pada uraian berikut Garuda Indonesia menyampaikan laporan tanggung jawab perusahaan berupa pelaksanaan kegiatan yang mencakup empat topik laporan, yakni tanggung jawab perusahaan terhadap: (1) Lingkungan Hidup (2) Praktik Ketenagakerjaan (3) Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan (4) Tanggung Jawab Produk dan Konsumen.

The implementation of corporate responsibility by Garuda Indonesia basically involves stakeholders’ interactions with all of its operational aspect. A complete description of the interactions is presented in Garuda Indonesia’s Sustainability Report. The report contains an explanation of the Company’s role in maintaining the sustainability of the earth and all of its contents through the implementation of various programs with the objective of maintaining the balance in economic performance, social and community, including the respect for employees’ rights and the implementation of good corporate governance in achieving the goal.

In accordance to the provisions in Bapepam-LK No: KEP-431/BL/2012 dated August 1, 2012 regarding the Submission of Issuer or Public Companies Annual Report, the following excerpts describe the Company’s corporate responsibility report in the form of activities implementation that covers the following four topics, which is the responsibility towards: (1) Environment (2) Labor Practices (3) Social and Community Development (4) Product and Consumer Responsibility.






PENGELOLAAN DANACSR DAN PKBLCSR and PkBL Fund Management

ALOKASI DAN REALISASI BIAYA PROGRAM CSR DAN

PKBL TAHUN 2015

Garuda Indonesia memandang CSR dan PKBL sebagai bagian tidak terpisahkan dari kesinambungan usahanya. Oleh karena itu, Garuda Indonesia selalu berupaya untuk memastikan kelancaran realisasi semua program CSR & PKBL serta pencapaian targetnya, yakni dengan mengatur alokasi dana atau anggaran khusus untuk kegiatan CSR dan PKBL.

Pada tahun 2015, Garuda Indonesia tidak mengalokasikan dana PKBL yang berasal dari penyisihan keuntungan tahun 2014 karena mengalami rugi pada tahun 2014. Seluruh kegiatan PKBL pada tahun 2015 menggunakan sisa dana yang belum terpakai dari tahun 2014 ditambah dengan dana pengembalian pinjaman, pendapatan jasa administrasi, serta pendapatan jasa giro.

Realisasi penyaluran dana PKBL kepada masyarakat pada tahun 2015 mencapai Rp1,12 miliar untuk Program Kemitraan dan Rp103 juta untuk Program Bina Lingkungan. Untuk alokasi dana CSR, Garuda Indonesia menganggarkan sebesar Rp2,00 miliar. Hingga Akhir Desember 2015, penggunaan dana CSR mencapai Rp2,03 miliar (termasuk pencadangan biaya sebesar Rp 91 juta yang belum terealisasikan). Total penyaluran realisasi penyaluran dana CSR dan PKBL pada tahun 2015 adalah sebesar Rp3,26 miliar.

AlloCATIoN AND REAlIzATIoN of CSR AND PKbl fuND IN 2015For the Company, CSR and PKBL are integral to the business continuity. Therefore, the Company always seeks to ensure smooth realization of the CSR & PKBL programs and achieving its goals, namely by regulating the allocation of fund or specific CSR and PKBL budget.

In 2015, the Company did not allocate PKBL fund from its 2014 profit’s allowance as it experienced a loss in 2014. All of the PKBL programs in 2015 were funded with the remaining unused funds in 2014, coupled with the loan repayment, administration service revenue, as well as income from current accounts.

The actual PKBL fund disbursement to the community in 2015 stood at Rp1.12 billion for Partnership Program and Rp103 million for Environmental Development Program. For CSR fund allocation, the Company has budgeted Rp2.00 billion. As of the end of December 2015, the use of CSR fund reached Rp2.03 billion (including unrealized provisioning fee of Rp91 million). Total actual PKBL and CSR fund distribution in 2015 stood at Rp3.26 billion.

Kegiatan “Garuda Indonesia Peduli”Activities in “Garuda Indonesia

Peduli”2015 Akumulasi s.d. 2015

Accumulated up to 20152014

CSR

Pinjaman Kemitraan

Pembinaan Kemitraan

Bina Lingkungan BUMN Pembina

Bina Lingkungan “BUMN Peduli”

Jumlah

2.028.198.333

200.000.000

925.507.950

103.099.300

-

3.256.805.583

CSR

Partnership Loan

Partnership Fostering

SOEs Foster Community Development

“BUMN Peduli” Community Development

Total

9.374.683.380

6.730.000.000

808.852.350

2.037.438.957

-

18.950.974.687

38.433.184.267

57.756.788.543

14.241.963.465

32.004.357.663

4.458.289.860

146.894.583.798

(dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)(In IDR, except stated otherwise)

Tabel Realisasi Program CSR dan PKBL 20152015 CSR and PkBL Program Realization Table






SUMBER DANA PROGRAM CSR DAN PKBL TAHUN

2015

Adapun penetapan dan penggunaan dana PKBL Garuda Indonesia sudah sesuai dengan ketentuan dengan Permen BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 bahwa Sumber Dana Program Kemitraan dan Program BL sebagai berikut: 1. Penyisihan laba bersih setelah pajak yang

ditetapkan dalam RUPS/Menteri pengesahan Laporan Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya;

2. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil dari Program Kemitraan;

3. Hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan dan Program BL yang ditempatkan; dan

4. Sumber lain yang sah; dan 5. Sisa dana Program Kemitraan dan Program BL

tahun buku sebelumnya

Sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba Garuda Indonesia, dana pengembalian pinjaman, pendapatan bunga serta pendapatan jasa giro. Namun, sumber dana PKBL pada tahun 2015 hanya berasal dari dana pengembalian pinjaman, pendapatan bunga dan pendapatan jasa giro mengingat Garuda Indonesia mengalami kerugian pada tahun 2014.

Sumber dana program CSR dari Garuda Indonesia adalah sebesar Rp2,00 miliar yang dibiayai sendiri.

CSR AND PKbl fuND IN 2015

The establishments and usage of the Company’s PKBL funds has been in conformity with Minister of SOEs Regulation No. PER-09/MBU/07/2015 regarding the Partnership Program Sources of Fund and BL Program as follow:1. Allocation of net earnings after tax as set by

General Meeting of Shareholders/ratification of Minister of SOEs Annual Report Trustees at a maximum of 4% (four percent) of profit after tax from the previous year;

2. Loan administration service/margin/ profit sharing from Partnership Program;

3. Issued interest income and/or current account of Partnership Program and BL Program;

4. Other legitimate sources; and5. Remaining funds from the Partnership Program and

BL Program from the previous financial year

Source of fund for PKBL are derived from the the Company profit allowance, loan repayment fund, interest income as well as income from current accounts. Nevertheless, source of PKBL fund in 2015 only came from loan repayment fund, interest income and income from current accounts considering the Company experienced a loss in 2014.

Source of fund for the Company’s CSR program amounted to Rp 2.00 billion which has been self-funded.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 2015Available Funds for Partnership Community Development Program in 2015

Program KemitraanPartnership Program

Penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS/Menteri

Jasa administrasi pinjaman Program Kemitraan

Hasil Bunga Deposito dan/atau jasa giro dana PKBL yang ditempatkan

Sumber lain:

a. Saldo Awal 1 Januari 2015

b. Pengembalian Pokok Pinjaman

c. Pendapatan lain-lain

Jumlah

Allocation of net earnings after tax as set by General Meeting of Shareholders/Minister

Partnership Program loan administration service

Issued interest income and/or current account of PKBL funds

Other sources:

a. Opening Balance January 1, 2015

b. Loan Principal Repayment

c. Other Income

Total

-

Rp240.191.805

Rp16.191.210

Rp377.199.660

Rp1.898.744.642

Rp697.396.961

Rp3.229.724.278

(dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)(In IDR, except stated otherwise)

Tabel Dana Tersedia Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 2015 (Data unaudited)Available Funds for Par tnership Community Development Program in 2015 (unaudited)

Program Bina LingkunganCommunity Development Program

-

-

Rp2.691.576

Rp274.609.654

-

Rp15.346.400

Rp292.647.630

PENGELOLAAN DANACSR DAN PKBLCSR and PKBL Fund Management






METODE PENGELOLAAN DANA CSR

Merujuk pada Surat Keputusan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/15 tanggal 13 November 2015, pengelolaan dana PKBL dilaksanakan oleh unit CSR PKBL di bawah naungan Corporate Secretary, Legal & Investor Relations. Dana PKBL yang tersedia dikelola sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No: PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dana Program Kemitraan disalurkan kepada mitra binaan Garuda Indonesia dalam bentuk pinjaman modal dan program-program pembinaan. Dana Bina Lingkungan disalurkan dalam bentuk program-program sosial lingkungan sesuai dengan sektor yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri BUMN.

MANAGEMENT of CSR fuNDBased on PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Decree No. JKTDZ/SKEP/50023/15 dated November 13, 2015, PKBL fund management sould be implemented by CSR PKBL work unit under the supervision of the Corporate Secretary, Legal & Investor Relations. The available PKBL funds should be managed based on Minister of SOEs Regulation No: PER-09/MBU/07/2015 regarding the Partnership Community Development Program. Partnership Program’s funds should be disbursed to Garuda Indonesia’s partners in the form of capital loan and training programs. Community Development Program’s funds should be disbursed in the form of social environment programs based on the sectors that have been appointed by the Minister of SOEs Regulation.






TANGGUNG JAWABDALAM BIDANG LINGKUNGANEnvironmental Responsibility

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN

LINGKUNGAN

Kegiatan operasional Garuda Indonesia melibatkan proses pembuangan bahan bakar dan proses lainnya terkait pemeliharaan pesawat yang memberi dampak langsung terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Garuda Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk terus menjalankan kewajiban lingkungannya mencegah atau meminimalkan dampak yang ditimbulkan kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan sesuai ketentuan yang telah digariskan dalam dokumen AMDAL. Komitmen tersebut terutama diwujudkan melalui upaya aktif membantu gerakan penghijauan, sponsorship bagi penyelenggaraan acara yang berkaitan dengan lingkungan hidup, pemberian bantuan langsung dalam skema Bina Lingkungan pada kegiatan lingkungan hidup serta membangun Garuda Indonesia sebagai Green Airline.

AKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN

LINGKUNGAN

Perkembangan terbaru dalam strategi Garuda Indonesia terkait pengelolaan lingkungan di tahun 2015 difokuskan pada upaya untuk meminimalkan dampak aktivitas bisnis terhadap kelestarian lingkungan hidup termasuk mendukung mitigasi dampak perubahan iklim dan menunjukkan praktik-praktik terbaik untuk mewujudkan kelestarian.

Garuda Indonesia aktif berpartisipasi dalam setiap langkah IATA mengembangkan Aviation Environment di dunia penerbangan serta berkeinginan menjadi pelopor/inisiator Green Aviation di Indonesia. Adapun program-program yang dijalankan Perseroan telah sejalan dengan IATA Four Pillar Strategy (Improved Technology, Effective Operations, Efficient Infrastructure, Positive Economic Meaures).

PolICIES oN ENvIRoNMENTAl MANAGEMENT AND PRESERvATIoNThe Company’s operational activities involves fuel disposal process and other processes involving fleet maintenance that have direct impacts on the surrounding environment. Therefore, the Company is highly committed to continue to meet its environmental obligations to prevent or minimize the impact of its business activities toward the environment based on the provisions outlined in the AMDAL. Those commitments are mainly manifested through active efforts in supporting the green movement, sponsorship for environmental event organizations, direct Community Development assistance in environmental activities as well as to shape Garuda Indonesia as a Green Airline.

ACTIvITIES oN ENvIRoNMENTAl MANAGEMENT AND PRESERvATIoNRecent development in the Company’s strategies related to environmental management in 2015 were focused on initiatives to tone down the impact of its business activities towards environmental preservation including to support the mitigation of climate change impacts and to demonstrate best practices towards achieving sustainability.

The Company actively participates in every IATA step in developing the Aviation Environment in the aviation industry as well as aspires to be the pioneer of Green Aviation in Indonesia. The Company has been in line with IATA’s Four Pillar Strategy (Improved Technology, Effective Operations, Efficient Infrastructure, Positive Economic Measures).

Fokus utama Green Strategy Garuda Indonesia terdiri dari Green Campaign (People), Green

Action (Planet), dan Green Responsibility (Profit).

The main focus of the Grand Strategy Garuda Indonesia consists of Green Campaign (People), Green Action

(Planet), and Green Responsibility (Profit).






Sejalan dengan konsep Green Economy, fokus utama Green Strategy Perseroan terdiri dari Green Campaign (People), Green Action (Planet), dan Green Responsibility (Profit). Upaya tersebut dilakukan melalui pengoperasian pesawat berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat emisi dan limbah serta menghemat penggunaan energi serta sumber daya alam lainnya. Komitmen operasional Garuda Indonesia yang ramah lingkungan terwujud melalui program-program Garuda Indonesia Peduli Lingkungan yang mencakup:

Earth Hour

Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2015, perseroan bekerja sama dengan WWF Indonesia berpartisipasi dalam Eath Hour melakukan penghematan listrik dengan mematikan lampu setiap hari Sabtu di bulan Maret setiap tahunnya.

Pada tahun ke-7 di Indonesia, Earth Hour 2015 diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 2015, pukul 20.30-21.30

Kampanye Penyelamatan Hou #SOSharks

Perseroan bekerja sama dengan WWF Indonesia dalam kampanye #SOSharks (Save Our Sharks) yang merupakan kampanye untuk menghentikan penjualan hiu di pasar swalayan, toko online, dan restoran serta menghentikan promosi kuliner hiu di media massa.

In line with the Green Economy concept, the Company’s Green Strategy main focus consists of Green Campaign (People), Green Action (Planet), and Green Responsibility (Profit). These efforts are made through operation of environmentally friendly aircraft designed to reduce emission and hazardous waste as well as to conserve energy and other natural resources.

The Company’s operational environmental friendly commitments are realized through Garuda Indonesia’s Environmental Care programs which included:

Earth HourFrom 2009 to 2015, the Company collaborated with WWF Indonesia to participate in the Earth Hour program in conserving electricity by switching off lights for one hour every Saturday in the last week of March each year.

In its 7th year in Indonesia, 2015 Earth Hour was held on March 28, 2015, at 20.30-21.30.

Sharks Conservation Campaign #SOSharksThe Company has been collaborating with WWF Indonesia in the #SOSharks (Save Our Sharks) campaign which is a campaign held with the intention to stop shark fin sales in supermarkets, online shops, and restaurants as well as to ban shark fin’s culinary promotion in the media.

• Fleet Renewal

• Bio Fuels

• Radical New

Engine Advances

IMPROVED TECHNOLOGY

• Improved

operational

practices

• Efficien aircraft

operations

EFFECTIVE OPERATIONS

• Implementation

of ATM (Air Traffic

Management)

• Airport

Infrastructure

EFFICIENT INFRASTRUCTURE

• Carbon Offset &

Trading

• Carbon Incentives

POSITIVE ECONOMIC MEASURES

IATAFOUR PILLAR STRATEGY






2nd Internation Green Aviation Conference 2015

2nd International Green Aviation Conference 2015 diselenggarakan Menteri Perhubungan Republik Indonesia dalam rangka memfasilitasi pertukaran informasi maupun pengalaman terbaik di antara para pemegang kepentingan di sektor penerbangan dan energi. Konferensi ini fokus pada tiga program aksi yakni implementasi bahan bakar berbasis nabati untuk pesawat udara, implementasi skema perdagangan karbon, serta peningkatan prosedur operasi penerbangan.

Konservasi Energi

Dalam rangka mencapai penghematan listrik telah diilakukan berbagai upaya terutama pengaturan penggunaan peralatan:1. Mengurangi penggunaan cahaya lampu dengan

pemasangan dinding kaca2. Penataan lampu sesuai dengan letak untuk

mendapatkan pencahayaan yang optimal3. Mematikan pendingin ruangan, lampu, komputer,

dan peralatan listrik lainnya bila sudah tidak digunakan

4. Penandatanganan komitmen penggantian lampu LED untuk perkantoran secara bertahap.

Fleet Rejuvenation

Perseroan tengah melakuakn program pengembangan armada melalui penyederhanaan dan peremajaan pesawat (fleet revitalization) secara signifikan dengan armada-armada baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi biaya operasi, menurunkan tingkat emisi, serta mengurangi tingkat kebisingan (noise reduction) yang ditimbulkan oleh penerbangan

Melalui kegiatan operasi berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat emisi dan limbah serta menghemat penggunaan energi dan sumber daya alam lainnya, Garuda Indonesia berharap dapat meminimalkan dampak aktivitas bisnisnya terhadap kelestarian lingkungan hidup. Komitmen ini juga sejalan dengan visi International Air Transport Association (IATA) yang menargetkan efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 1,5% setiap tahun mulai 2009 hingga 2020, pertumbuhan 0% karbon pada tahun 2020, dan penurunan tingkat emisi hingga 50% pada tahun 2050.

2015 2nd International Green Aviation Conference2015 2nd International Green Aviation Conference was held in collaboration with the Ministry of Transportation of Republic Indonesia in order to facilitate exchange on information as well as stakeholders’ best experience in the aviation and energy sector. The conference was focused on three programs which included plant-based fuel implementation on aircrafts, carbon trading scheme implementation, as well as improvements in flight operational procedures.

Energy ConservationIn order to achieve electricity conservation, several measures have been taken especially in the regulation of equipment usage: 1. Reducing the use of light bulbs by installing glass

walls2. Arranging the lamp position in order to achieve

optimal lighting3. Turning off air conditioners, lights, computers and

other electrical equipment when not used

4. Signing the LED replacement commitment for offices gradually

Fleet RejuvenationThe Company has been significantly implementing fleet development programs through fleet revitalization on new aircrafts. The measure has been taken in order to improve service quality, drive higher operational cost efficiency, lower emissions, as well as to achieve flight’s noise reduction.

Through environmental operational activities that are designed to reduce emission and hazardous waste as well as to conserve on the usage of energy and other natural resources, the Company hopes that it can reduce the environmental impacts from its business activities. These commitments are also in line with the vision of International Air Transport Association (IATA) that targets fuel efficiency usage of 1.5% every year starting from 2009 to 2020, growth of 0% carbon in 2020, and reduction in emission level by 50% in 2050.

TANGGUNG JAWABDALAM BIDANG LINGKUNGANEnvironmental Responsibility






Di samping inisiatif aktif untuk mendorong pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan, Garuda Indonesia juga menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan mengurangi dampak negatif kegiatan operasional terhadap lingkungan. Berbagai kebijakan yang dilakukan, selain memberi dampak positif terhadap kelestarian lingkungan, juga memberi dampak pada berlangsungnya kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien. Kebijakan-kebijakan operasional yang menunjukkan wujud tanggung jawab Garuda Indonesia terhadap lingkungan mencakup:1. Paperless system dalam proses administrasi,

yang bertujuan mengurangi konsumsi kertas dengan dukungan sistem teknologi informasi yang terintegrasi;

2. Kebijakan penghematan penggunaan listrik, meliputi pemakaian lampu hemat energi maupun pengaturan dan pemakaian pendingin udara yang wajar;

3. Kebijakan uji petik kendaraan operasional untuk menekan emisi; dan

4. Penetapan kebijakan efisiensi dan konservasi penggunaan air.

Atas upaya pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan yang konsisten tersebut, Garuda Indonesia meraih The Best Indonesia Green Awards 2015 untuk kategori (1) Penyelamatan Sumber Daya Air; (2) Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan; (3) Pengembangan Keanekaragaman Hayati; (4) Pelopor Pencegahan Polusi; dan (5) Pengembangan Pengolahan Sampah Terpadu yang diberikan oleh The La Tofi School of CSR pada tanggal 4 Juni 2015.

Aside from the active initiatives to promote the management and presevation of the environment, the Company has also implemented several policies aimed to reduce the operational activities’ environmental negative impacts. Several policies that have been in effect, in addition to the environmental positive impact, also have an impact on the ongoing operational activities in that the operation becomes more effective and efficient. Operational policies that indicates the Company’s environmental responsibilities include:

1. Paperless system in the administration process, aimed to reduce paper consumption by the implementation of integrated information technology;

2. Policies on the reduction of electricity usage, which involves the usage of low energy lamps as well as reasonable usage of air conditioners;

3. Operational vehicles spot-check policy in order to reduce emission; and

4. Conservation and water efficiency policy.

The consistent environmental management and maintenance has allowed Garuda Indonesia to won The Best Indonesia Green Awards 2015 for several categories: (1) Water Resource Saving; (2) Development of New and Renewable Energy; (3) Biodiversity Development; (4) Pioneer of Pollution Prevention; and (5) Integrated Waste Management Development, from the La Tofi School of CSR on June 4, 2015.






TANGGUNG JAWAB KETENAGAKERJAAN, KESELAMATAN, DAN KESEHATAN KERJALabor, Health, And Occupational Safety Responsibility

KEBIJAKAN MENGENAI KETENAGAKERJAAN,

KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA

Garuda Indonesia memberi perhatian besar pada kualitas sumber daya manusianya. Pada saat yang sama, Garuda Indonesia juga senantiasa berupaya mendorong tingkat produktivitas dan efisiensi yang optimal. Untuk mencapai hal tersebut, penciptaan iklim kerja yang kondusif yang membuat karyawan merasa nyaman di tempat kerja dan mampu mencurahkan kemampuan terbaiknya menjadi aspek vital. Salah satu cara yang ditempuh Garuda Indonesia adalah dengan membangun suatu sistem pengelolaan kinerja SDM yang berorientasi pada pencapaian produktivitas, yang diterapkan bagi individu, unit dan karyawan.

Kesetaraan dalam Aktivitas yang Berhubungan

dengan Ketenagakerjaan, Keselamatan, dan

Kesehatan Kerja

Garuda Indonesia memberikan kesempatan pengembangan kompetensi dan pengembangan karir yang sama bagi seluruh karyawannya tanpa membedakan gender, ras, warna kulit, agama, kondisi fisik, atau asal negara mereka. Proses seleksi karyawan untuk pengembangan kompetensi dan pengembangan karir dilakukan melalui talent review pada setiap jenjang, dengan mempertimbangkan kemampuan, pengetahuan, perilaku, kinerja serta potensi dari setiap karyawan.

PolICIES oN lAboR, HEAlTH, AND oCCuPATIoNAl SAfETY The Company put a serious attention to the quality of its human resources. At the same time, the Company also strives to lift up productivity level and achieve optimum efficiency. As such, creating a conducive workplace where employees feel comfortable in the workplace and are able to devote their best ability, becomes essential. Among the Company’s strategy is by developing a Human Resource (HR) performance system management oriented towards the achievement of productivity, which is applied to every individual, unit and employee.

Equality in Activities Related to Employment, Safety, and Health at WorkGaruda Indonesia provides competence and career development opportunities for every employee regardless of gender, race, skin color, religion, physical condition, or their country of origin. The recruitment process for competence and career development is conducted through talent review at every career level, taking into account the skills, knowledge, behavior, performance, and the potential of every employee.

Total dana yang dialokasikan oleh Garuda Indonesia untuk kegiatan terkait pelaksanaan tanggung ketenagakerjaan,

kesehatan, dan keselamatan kerja.

The total funds allocated by Garuda Indonesia for activities related to the

implementation of the responsibilities of employment, health, and safety.

Rp177,06M






AKTIVITAS KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN, DAN

KESELAMATAN KERJA

Hubungan Industrial

Garuda Indonesia menyadari bahwa manajemen sumber daya manusia yang baik senantiasa diawali dari hubungan baik antara karyawan dengan atasan. Oleh karena itu, Garuda Indonesia terus berupaya memperkuat kebersamaan di luar tempat kerja dengan memberikan kesempatan pada seluruh karyawannya untuk mengembangkan kompetensi dan mengaktualisasikan bakat dan minat di luar pekerjaannya. Untuk mendukung hal tersebut, Garuda Indonesia telah membangun sport dan art center bagi peminat olah raga dan kesenian, mendukung perkumpulan atau komunitas di lingkungan kantor, seperti komunitas fotografi, karawitan, kolintang, dan lain sebagainya.

Dalam hal komunikasi antar karyawan dan dengan Garuda Indonesia, disediakan saluran komunikasi berupa employee services (saluran telepon) layanan konseling untuk karyawan yang ingin menyampaikan keluhan atau keresahan seputar pekerjaan dan situasi pekerjaan.

Masih dalam aspek ketenagakerjaan, Garuda Indonesia berusaha untuk mematuhi semua peraturan dan ketetapan yang berhubungan dengan tenaga kerja untuk meminimalisir pelanggaran hak asasi manusia dan hubungan kerja.

• KebebasanBerasosiasi Sesuai amanat yang tertuang pada Undang- Undang

No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep 255/Men/2003 tentang Tatacara Pembentukan dan Susunan Keanggotaan LKS Bipartit, Garuda Indonesia telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun bersama dengan serikat pekerja dan ditinjau secara berkala setiap dua tahun. Setelah ditandatanganinya PKB pada tahun 2012, maka pada tahun 2013 adalah melaksanakan hal-hal yang tercantum dalam PKB tersebut serta terus meningkatkan hubungan komunikasi di antara Serikat Pekerja dan Manajemen melalui Lembaga Kerja sama Bipartit (LKS Bipartit).

ACTIvITIES oN lAboR, HEAlTH, AND oCCuPATIoNAl SAfETY

Industrial RelationsThe Company realizes that a good human resources management always begins from the good relationships between the employees and their superiors. Therefore, the Company continuously strive to strengthen togetherness outside the workplace by providing opportunities for all of its employees to develop competences and to realize their talents and interests outside the workplace. To support that, the Company has built a sport and art center for sports and arts enthusiasts, to support associations or communities in the workplace such as the photography community, musicians, kolintang, and so forth.

In terms of communication between employees and Garuda Indonesia, the Company provides a channel of communication in the form of employee counseling service (telephone line) for those employees who wish to submit complaints or concerns in relation to their jobs or the workplace

The Company also strives to comply with all the rules and regulations in relation to the labor force to minimize violations to human rights and the working relationship.

• FreedomofAssociation According to the mandate contained in the Labor

Law No. 13 of 2003, and the Decision Letter from Minister of Manpower and Transmigration No. Kep 255/Men/2003 regarding the Procedures for the Establishment and Member Composition of LKS Bipartit, Garuda Indonesia has had a Collective Labour Agreement (CLA) prepared together with Garuda Indonesia Joint Trade Unions that is reviewed periodically every two years. Upon the signing of CLA in 2012, the year 2013 saw the implementation of the items listed in the CLA, as well as the continuation of communication improvement between the labor unions and the management through bipartite institute (LKS Bipartit).






LKS Bipartit dilandasi dengan pemahaman akan peran, tugas serta tanggung jawab masing-masing, yang merupakan harapan setiap perusahaan dan karyawan. LKS Bipartit terdiri dari unsur manajemen dan unsur perwakilan serikat pekerja yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), dan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG).

• JamKerja Untuk menghindari eksploitasi tenaga kerja secara

berlebihan, Garuda Indonesia telah menetapkan batasan waktu kerja bagi karyawan. Waktu kerja disesuaikan dengan daerah kerja serta sifat pekerjaan. Dalam hal karyawan menjalankan pekerjaan melebihi waktu kerja yang ditentukan, maka kepada karyawan diberikan kompensasi berupa upah lembur sesuai ketentuan perundang-undangan.

• HariLiburdanCuti Sebagai tambahan dari ketetapan mengenai waktu

istirahat selama hari kerja, dan cuti tahunan, Garuda Indonesia juga memberikan cuti berbayar untuk kegiatan ibadah haji, cuti haid dan hamil untuk karyawan wanita.

• Remunerasi Garuda Indonesia juga menyediakan program

kompensasi dan manfaat yang kompetitif, yang mencakup fasilitas kesehatan yang komprehensif, baik preventif maupun kuratif, antara lain fasilitas rawat inap, rawat jalan, persalinan, kacamata, perawatan gigi, pemeriksaan laboratorium hingga medical check up dan lain sebagainya, dengan menggunakan pihak ketiga. Khusus pengawasan kesehatan kru pesawat (baik Penerbang maupun Awak Kabin), Garuda Indonesia menyediakan dokter khusus penerbangan agar kesehatan kru pesawat dapat dikelola dengan baik. Di samping itu, Garuda Indonesia juga menyelenggarakan program iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sebagai salah satu bentuk komitmen atas kepedulian terhadap kesejahteraan karyawannya, maka Garuda Indonesia menerapkan beberapa program terkait dengan

LKS Bipartit was established based on the understanding of the roles, duties and responsibilities of each party, which is the hope of the Company and all employees. LKS Bipartit is composed of management and employee representative elements, consisting of Garuda Indonesia Joint Trade Unions (SEKARGA), Garuda Indonesia Cabin Crew Association (IKAGI), and the Garuda Indonesia Pilots Association (APG).

• WorkingHour To avoid excessive labor exploitation, the Company

has set a working time frame for every employee. Working time is being adapted based on working area and the nature of the work. Overtime payment is given to employees who work beyond the specified working hour in accordance with the law.

• HolidaysandLeaves In addition to the provisions regarding resting

period during the working day and annual leave, the Company also provides paid leaves for Hajj activities, as well as menstruation and maternity leaves for female employees.

• Remunerations The Company also provides compensation

programs and competitive benefits, which include comprehensive health facilities, both preventive and curative, including inpatient facilities, outpatient facilities, confinement, eyeglasses, dental care, laboratory and medical check up and so forth, by cooperating with a third party. Specifically for health surveillance of airline crews (Pilots as well as cabin crews), the Company provides specialized flight doctors in order to better manage the health of the crew. Additionally, the Company also established a defined contribution pension plan for all of their permanent employees. The pension program is managed by Dana Pensiun Garuda Indonesia (DPGA).

Health and Occupational SafetyAs part of its commitment to the welfare of its employees, the Company has implemented a number of programs in relation to the health and occupational







kesehatan dan perlindungan pegawai antara lain:1. Program pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up)

untuk seluruh pegawai yang dilakukan setahun sekali.2. Program kepesertaan asuransi kesehatan yang

memberikan jaminan kesehatan kepada pegawai dan keluarga yang mencakup layanan rawat jalan, rawat inap, penggantian biaya kacamata dan alat bantu dengar, infertility primer, bantuan Special Need Children (SNC), protesa anggota gerak, protesa gigi, implan, alat kesehatan dan ambulan.

3. Program Jaminan Sosial dengan mendaftarkan seluruh pegawai yang memenuhi persyaratan sebagai peserta BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Pensiun (JP).

4. Program Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan, dengan menyediakan fasilitas dan alat proteksi/pelindung diri, pembentukan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan penyediaan perlengkapan kerja.

5. Program Asuransi Personnel Accident (PA) bagi Penerbang dan Awak Kabin.

Beberapa kegiatan telah dilakukan Garuda Indonesia untuk mendukung program di atas antara lain:

a. Sosialisasi dan Seminar Kesehatan yang diadakan secara berkala sebagai program preventif dan mendorong pegawai untuk memiliki kualitas hidup yang baik.

b. Sosialisasi program jaminan melalui situs internal agar pegawai mengetahui dengan jelas hak atas perlindungan kerja dirinya.

c. Pengurusan hak pegawai yang mengalami kecelakaan kerja.

Dalam rangka mengupayakan tempat kerja dan komunitas yang sehat, aman, dan berwawasan lingkungan secara berkesinambungan, sejak tahun 2012 Garuda Indonesia juga telah memberlakukan Occupational Safety, Health, and Environment Management System (OSH&EMS). OSH&EMS Manual memuat satu set ekspektasi dan persyaratan yang harus dipatuhi atau dijadikan persyaratan minimum oleh semua insan Garuda Indonesia, para rekan bisnis, para kontraktor, para pemasok, dan semua pihak lain yang terlibat dalam proses bisnis Garuda Indonesia.

safety of its employees, including among others:1. Medical Check Up for every employees held every

year2. Health insurance participation program that

provides health insurance to employees and their families covering outpatient facilities, inpatient facilities, reimbursement for eyeglasses and hearing aids, infertility primer, Special Need Children (SNC) assistance, prosthetic limbs, dentures, implants, health instruments and ambulance.

3. Social Security Program by enrolling every employee who are qualified to participate as a member of BPJS Kesehatan and BPJS Ketengakerjaan for Old Age Security (OAS), Work-Related Accident Benefit (JKK), Death Benefit (JKM) and Pension Plan (JP).

4. Occupational Health, Safety and Environment program, by providing facilities and protection equipment/self protection, establishment of the Occupational Safety and Health Development Committee, and provision of work equipment.

5. Personnel Accident (PA) Insurance Program for Pilots and Cabin Crews.

Several activities that have been carried out by Garuda Indonesia to support the aforementioned programs, among others included:a. Socialization and Health Seminars that are

held regularly as a preventive measures and to encourage employees to have a good quality of life.

b. Socialization of assurance program through internal websites so that employees clearly know their rights to work protection.

c. Maintenance of employees rights who are injured at work.

In order to create a healthy, safe and environmentally sustainable workplace and community, the Company has also imposed Occupational Safety, Health, and Environment Management System (OSH & EMS) since 2012. OSH&EMS Manual contains a set of expectations and requirements that must be adhered or used as a minimum requirement for every Garuda Indonesia’s individual, business partner, contractor, supplier and all other parties who are involved in Garuda Indonesia’s business process.






Lebih lanjut, Garuda Indonesia juga mulai mengadakan pelatihan dasar tanggap darurat untuk petugas evakuasi darurat atau Emergency Response Team (ERT), yang terdiri dari petugas Floor Warden, Fire Warden, dan First Aider. Pelatihan ini mulai diselenggarakan sejak tahun 2013 dan bertujuan untuk membekali ERT dengan pengetahuan dan keterampilan terkait prosedur tanggap darurat di perkantoran Garuda Indonesia. Pelatihan ini kemudian dilanjutkan dengan Emergency Evacuation Drill yang bertujuan agar seluruh karyawan gedung, para tamu, dan ERT memahami prosedur dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga apabila terjadi satu kondisi darurat, evakuasi darurat dapat dijalankan dengan sebagaimana mestinya.

DAMPAK KEUANGAN KETENAGAKERJAAN,

KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA

Total dana yang dialokasikan untuk kegiatan terkait pelaksanaan tanggung ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja oleh Garuda Indonesia mencapai Rp177,06 miliar.

Furthermore, the Company also began to conduct a basic emergency response training session for emergency evacuation officer or Emergency Response Team (ERT), consisting of Floor Warden, Fire Warden, and First Aider. The training has been held since 2013 and is aimed to equip ERT with the knowledge and skills related to emergency response procedures at Garuda Indonesia’s offices. The training was followed by the Emergency Evacuation Drill intended for all employees of the building, guests, and ERT to understand the procedures and respective responsibilities so that in case of emergency, the emergency evacuation can be performed properly.

fINANCIAl IMPACTS fRoM lAboR, HEAlTH, AND oCCuPATIoNAl SAfETYThe total funds allocated for activities related to the implementation of the employment responsibilities, health and safety by Garuda Indonesia was Rp177.06 billion.







TANGGUNG JAWAB PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATANSocial And Community Development Responsibility

KEBIJAKAN MENGENAI PENGEMBANGAN SOSIAL

DAN KEMASYARAKATAN

Dalam menegakkan tanggung jawab di bidang sosial, pendekatan yang dilakukan Garuda Indonesia berfokus pada pemberdayaan sosial kemasyarakatan melalui program kemitraan dan bina lingkungan untuk masyarakat secara umum dan komunitas di daerah operasionalnya secara khusus. Adapun pelaksanaan tanggung jawab Garuda Indonesia terkait pemberdayaan sosial kemasyarakatan dilakukan dengan merujuk pada ketentuan berikut sebagai berikut:

• Menyalurkandanakemitraandanbinalingkungansesuai dengan Peraturan Mentri BUMN No. PER/09/MBU/07/2015 serta SOP PKBL Garuda Indonesia;

• MenjalinkerjasamadenganPemerintahPusat,PemdaTingkat I, Tingkat II, Koordinator BUMN Pembina, BUMN lain, Institusi, dan Lembaga Sosial Masyarakat dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan;

• KegiatanMonitoringdanPenagihankepadamitrabinaan yang dikategorikan macet lebih ditingkatkan dan monitoring bantuan bina lingkungan;

• Program-programPKBLdanCSRfokuspadawilayahyang berada di daerah operasional sebagai bentuk tanggung jawab Garuda Indonesia terhadap dampak dari bisnis yang dijalankannya;

• MeningkatkanperanBranch Office Garuda dalam pelaksanaan program PKBL dan CSR, karena memiliki kearifan lokal tentang wilayah masing-masing

AKTIFITAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN

Inisiatif pengembangan sosial dan kemasyarakatan yang dilaksanakan Garuda Indonesia pada tahun 2015 memiliki cakupan yang luas mulai dari pengembangan kearifan lokal, peningkatan kualitas pendidikan, pemberian bantuan kesehatan, dan peningkatan sarana umum. Program-program yang dijalankan dinaungi dalam sebuah konsep utama yakni Program Garuda Indonesia Peduli yang meliputi Lingkungan, Perekonomian Masyarakat, dan Pembinaan Masyarakat dan Lingkungan.

PolICIES oN SoCIAl AND CoMMuNITY DEvEloPMENTIn enforcing its social sector’s responsibilities, the Company’s approach focuses on the empowerment of civil society through partnership programs and community development programs for society in general and communities in its operational area in particular. The implementation of Garuda Indonesia’s responsibilities in relation to social empowerment was carried out according to the following provisions:

• Disbursepartnershipandcommunitydevelopmentfunds in accordance with the Regulation of the State Minister of SOE No. PER/09/MBU/07/2015 as well as SOP PKBL Garuda Indonesia;

• CollaboratewiththeCentralGovernment,LocalGovernment Level I, Level II, SOE Coordinator of Trustees, other state-owned enterprises, institutions and Social Institutions in the implementation of the Partnership and Community Development Program

• EnhancedActivityMonitoringandBillingtopartnerswho are categorized as default and monitoring of environmental development assistance;

• CSRandPKBLprogramsthatarefocusesontheoperational area territory as a form of Garuda Indonesia’s responsibility to the impact of the business that it is running;

• ToimproveGarudaIndonesia’sBranchOffice’srolein the implementation of PKBL and CSR program, as they have the local knowledge regarding each area.

ACTIvITIES oN SoCIAl AND CoMMuNITY DEvEloPMENTThe Company’s social and community development initiatives in 2015 ranged from the development of local knowledge, improvement of education quality, provision of health assistance, and improvement of public facilities. These programs are carried out under one main concept namely Garuda Indonesia Care Program which covers Environmental, Community Economy, and the Community and Environment Development.






Garuda Indonesia Peduli

Melalui konsep “Garuda Indonesia Peduli”, Garuda Indonesia mewujudkan komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab sosial yang dapat mendukung perkembangan masyarakat dan pembangunan. Program-program yang dijalankan disinergikan dengan program Pemerintah dan institusi lainnya.

1. Program Garuda Peduli Perekonomian Masyarakat

Garuda Indonesia sejak tahun 1992 mulai melaksanakan Program Kemitraan, yakni program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Sektor-sektor Program Kemitraan antara lain Pertanian, Industri, Jasa, Perkebunan, Perdagangan, Peternakan, Perikanan.

Hingga tahun 2015, Garuda telah memiliki 5.155 mitra binaan, dengan rincian sebagai berikut:

Garuda Indonesia PeduliThrough “Garuda Indonesia Peduli” concept, the Company is committed to fulfill its social responsibilities to support the society growth and development. The programs are synergized with governmental programs and other institutions.

1. Garuda Indonesia and Community Economy Program

Since 1992, Garuda Indonesia has implemented Partnership Program, which is a program designed to enhance the bility of small businesses capability in order to be strong and independent. Among the sectors covered in the Partnership Program include Agriculture, Industry, Services, Plantation, Trade, Livestocks, and Fisheries.

As of 2015, the Company has 5,155 fostered partners, with the following details:


Mitra BinaanFostered Partner

Bali

Banten

DI Yogyakarta

DKI Jakarta

Gorontalo

Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kalimantan Barat

Kalimantan Selatan

Aceh

NTB

NTT

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Utara

Sumatera Barat

Timor Timur*

JUMLAH / TOTAL

Tabel Mitra Binaan sampai dengan Tahun 2015Tabel of fostered par tners as of 2015

ProvinsiProvince

155

146

129

15

2542

245

164

476

372

5

30

422

23

25

3

153

247

3

5.155

*) Sudah tidak aktif sejak tahun 1999*) Not active since 1999






Program Kemitraan dilaksanakan melalui dua kegiatan utama, yaitu Penyaluran Dana Pinjaman Kemitraan kepada mitra binaan dan Pembinaan mitra binaan. Pada tahun 2015, Garuda menyalurkan dana pinjaman sebesar Rp200 juta kepada 4 (empat) mitra binaan, yang terdiri atas 3 (tiga) mitra binaan perajin tenun (Kalimantan Barat), dan 1 (satu) mitra binaan industri makanan (DKI Jakarta).

Kegiatan pembinaan melalui pelatihan diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kapasitas mitra binaan, dalam bidang manajemen dan produksi. Selain itu pembinaan juga dilaksanakan melalui kegiatan pameran, yang bertujuan untuk meningkatkan exposure produk mitra binaan kepada target pasar yang potensial. Kegaitan pembinaan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 di antaranya:• PelatihanCapacityBuildinguntukpeternakikan,

industri tahu tempe, petani kopi dan industri patung di wilayah Jawa Barat dan Bali dengan sinergi BUMN PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

• PameranAdiwastra2015yangmenampilkanproduk-produk mitra binaan di industri Batik (Malang, Sidoarjo, Solo, Yogya) Tenun Songket Bali, Songket Sambas, dan Kerajinan Mutiara Lombok.

• PameranIIPBUMNyangmenampilkanproduk-produk mitra binaan Industri Perak Yogya, Tenun songket Bali dan Sambas.

• PameranTumpahanSalokSambas2015,menampilkan produk tenun Sambas.

• PameranDariPerempuanUntukBangsa2015,menampilkan produk songket Lombok, dan aksesoris Yogya.

• PameranGarudaIndonesiaTravelFair2015,menampilkan produk mitra binaan industri kerajinan Vinyl Yogya, Kerajinan Kayu Yogya, Kerajinan Batu alam, dan Batik Cirebon.

Pada tahun 2015, tidak terdapat penyaluran pinjaman kemitraan melalui Sinergi BUMN/lembaga penyalur lainnya pada tahun 2015. Hal ini antara lain didorong oleh kinerja Perseroan yang tidak optimal pada tahun sebelumnya di mana Perseroan lebih fokus untuk memperbaiki kinerja terlebih dahulu.

The Partnership Program was implemented through two main activities, namely the Partnership Loan Distribution to the fostered partners and Fostering of the partners. In 2015, the Company disbursed loan of Rp200 million to 4 (four) fostered partners, consisting of 3 (three) weaving artisans fostered partners (West Kalimantan), and 1 (one) food industry fostered partner (DKI Jakarta).

Development activities through trainings were organized in order to increase the management and production skills of the fostered partners. Additionally, the training was also carried out through exhibitions, aimed to increase fostered partners’ product exposure to potential target market. Development activities that have been implemented in 2015 include:

• CapacityBuildingTrainingforfishery,tofuandtempeindustry, coffee farmers and sculpture industry in West Java and Bali with the synergy of SOE PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

• 2015AdiwastraExhibitionthatfeaturedfosteredpartners’ products in the Batik industry (Malang, Sidoarjo, Solo, Yogya), Bali Songket Weaving, Sambas Songket, and Mutiara Lombok Crafts.

• IIPSOEExhibitionthatfeaturedfosteredpartners’products in Yogya’s Silver Industry, Bali and Sambas Songket Weaving.

• 2015SalokSambasSpillExhibition,featuredSambas’ woven products.

• 2015WomenfortheNationExhibition,featuredLombok’s songket products and Yogya’s accessories.

• 2015GarudaIndonesiaTravelFair,featuredfosteredpartners’ products in Yogya’s Vinyl Craft industry, Yogya’s Wooden Crafts, Natural Stone Crafts and Cirebon’s Batik.

In 2015, there was no partnership loan disbursement through SOE Synergy/other institutions due to the unfavorable Company’s performance during the previous year in which the Company was more focused in improving their performance.






2. Program Garuda Indonesia

Peduli Pembinaan Masyarakat

dan Lingkungan

Garuda Indonesia menyadari betul pentingnya membina hubungan dengan masyarakat sekitar dalam menjaga keberlangsungan aktivitas operasionalnya. Sebagai wujud kepedulian dan komitmen Perusahaan terhadap masyarakat, Garuda Indonesia melaksanakan beberapa program dan kegiatan pemberdaaan masyarakat melaui Bina Lingkungan maupun CSR, di antaranya sebagai berikut:

Bidang Pendidikan dan

Pelatihan

• ProgramPelatihandanPengembangan Masyarakat Perajin Tenun

Melanjutkan program yang telah dirintis oleh sejak tahun 2009 bersama dengan Cita Tenun Indonesia, pada tahun 2015 Garuda Indonesia melaksanakan program kedua di Nagari Halaban, Sumatera Barat dan program pertama di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Total peserta yang mengikuti pelatihan tenun pada tahun 2015 berjumlah 23 perajin dari Sumatera Barat dan 21 perajin dari Labuan Bajo, yang menerima pelatihan teknik pewarnaan natural, teknik pengembangan pola atau motif modern, pendidikan manajemen dan pemasaran, teknik pengendalian mutu, serta pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

• GarudaIndonesiaPeduliPendidikan Anak Bangsa di Saumlaki, Maluku Tenggara

Pendidikan dasar usia sekolah

2. Garuda Indonesia Community and Environment Development Program

Garuda Indonesia is well aware of the importance of building relationships with the local community in maintaining the sustainability of its operational activities. As a form of concern and its commitment to the community, the Company has carried out several community development activities and programs through the Community Development and CSR, which among others included:

Education and Training

• CraftWeavingCommunityTraining and Development Program

Continuing the program that has been initiated since 2009 together with Cita Tenun Indonesia, in 2015 the Company implemented the second program in Nagari Halaban, West Sumatera and the first program in Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Total attendants of the loom training program in 2015 was amounted to 23 craftsmen from West Sumatera and 21 craftsmen from Labuan Bajo, who received natural coloring technical training, pattern or modern pattern development techniques, management and marketing education, quality control techniques, as well as environmentally friendly waste management.

• GarudaIndonesiaChildrenof the Nation Education in Saumlaki, Southeast Maluku

Basic education is the key


Hingga tahun 2015, Garuda telah

memiliki 5.155 mitra binaan

Until 2015, Garuda has had 5,155

trained partners

5.155 Mitra Binaan






merupakan kunci dari kualitas anak bangsa. Garuda Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap kualitas pendidikan melalui program Peduli Pendidikan di SDNK & SMPNK Yos Sudarso Sangliat Dol, Saumlaki, di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Program ini didukung penuh oleh kantor cabang Saumlaki Garuda Indonesia dan mencakup kegiatan kelas inspirasi, bantuan peralatan belajar mengajar dan perpustakaan, bantuan Unit Kesehatan Sekolah, bantuan peralatan olahraga dan kesenian, dan bantuan buku tulis daur ulang sebanyak 1.000 buku.

• GarudaIndonesiaPeduliPeningkatanKualitasPendidikan di Kalimantan Timur

Garuda Indonesia melaksanakan program bantuan pengembangan fasilitas pendidikan di 17 SMK di wilayah Kalimantan Timur. Kegiatan penyerahan bantuan tersebut dilaksanakan secara simbolik di Sekolah Kejuruan Olahraga Indonesia (SKOI) di Samarinda. Melalui program tersebut, dilakukan pengembangan fasilitas pendidikan baik berupa pengembangan laboratorium maupun fasilitas kegiatan belajar mengajar lainnya agar nantinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan anak didik SMK di Kalimantan Timur.

• PenyaluranBukuDaurUlangkesekolah-sekolah Pada tahun 2015, Garuda Indonesia mengirimkan

puluhan ribu buku tulis daur ulang ke berbagai sekolah dasar dan sekolah menengah di pelosok negeri, di antaranya ke Lhokseumawe-NAD, Mamuju-Sulawesi Barat, Banjarmasin-Kalimantan Selatan, Kendari-Sulawesi Tenggara, Bogor-Jawa Barat, Banten, dan Saumlaki-Maluku. Buku-buku daur ulang ini merupakan buah hasil dari program “Recycle Paper” Garuda Indonesia yang dirintis sejak tahun 2011 dan telah menghasilkan produk turunan berupa buku tulis dan memopad sejumlah 1.500.000 buku dari bahan dasar kertas bekas operasional.

Bidang Kesehatan

• PeningkatanGiziMasyarakatmelaluiProgramGaruda Indonesia Peduli Sembako Murah di enam kota: Tangerang, Jember, Jambi, Samarinda, Balikpapan dan Ambon.

Dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat di wilayah Tangerang, Jember, Jambi, Samarinda, Balikpapan dan Ambon, Garuda Indonesia

of the quality of the nation’s children. Garuda Indonesia demonstrates its commitment to the quality of education through the Education Care program in SDNK & SMPNK Yos Sudarso Sangliat Dol, Saumlaki, in West Southeast Maluku district. The program was fully supported by Garuda Indonesia’s Saumlaki’s branch office and covered classroom activities inspiration, learning and teaching equipment assistance, a library, School Health Unit assistance, sports and art equipment aid, and recycled notebooks assistance amounted to 1,000 books.

• GarudaIndonesiaEducationQualityImprovementCare in East Kalimantan

The Company has implemented educational facilities development assistance program in 17 SMKs in the East Kalimantan region. The aid were given symbolically in Sekolah Kejuruan Olahraga Indonesia (SKOI) in Samarinda. Through the program, the schools has built educational facilities including laboratory development as well as other learning and teaching amenities that will improve the quality of education and vocational school students in East Kalimantan.

• DistributionofRecycledBookstoSchools In 2015, the Company distributed tens of

thousands of recycled notebooks to various primary and secondary schools around the country, including to Lhokseumawe-NAD, Mamuju-West Sulawesi, Banjarmasin-South Kalimantan, Kendari-Southeast Sulawesi, Bogor-West Java, Banten, and Saumlaki-Maluku. These recycled books represent the results of Garuda Indonesia’s “Recycle Paper” program which was started in 2011 and has produced 1,500,000 notebooks and memopads made from used operational papers.

Health Sector• PublicNutritionImprovementthroughGaruda

Indonesia Nine Kinds of Basic Needs (Sembako) Care Program in six cities: Tangerang, Jember, Jambi, Samarinda, Balikpapan and Ambon.

In order to improve nutrition level of the community in Tangerang, Jember, Jambi, Samarinda, Balikpapan and Ambon, the Company






melaksanakan kegiatan sembako murah yang berisi paket sembako dan makanan bergizi, sebanyak 8.000 paket untuk masyarakat.

Bidang Peningkatan Pra-Sarana dan Sarana

Umum serta Sarana Ibadah

• ProgramMudikBersamaGarudaIndonesia Dalam rangka mendukung pemerintah

meminimalisir jumlah pemudik sepeda motor dan mengurangi angka kecelakaan mudik, Garuda Indonesia melaksanakan Program Mudik Bersama yang diikuti oleh 1.058 pemudik dengan rute mudik Jakarta-Solo, Jakarta-Purwokerto, Jakarta-Cilacap-Wonosobo, Jakarta-Pekalongan-Semarang, Jakarta-Yogyakarta dan Jakarta-Bandar Lampung.

• Program“BUMNuntukNegeri”BedahRumahVeteran

Sejalan dengan rangkaian program “BUMN Hadir Untuk Negeri”, Garuda Indonesia turut melaksanakan program “Bedah Rumah” yang dilaksanakan terhadap rumah-rumah veteran RI di Kalimantan Timur yang akan dilaksanakan kurang lebih dalam periode satu tahun. Program ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-70 secara serentak di 34 propinsi yang dilaksanakan oleh BUMN.

DAMPAK KEUANGAN PENGEMBANGAN SOSIAL

DAN KEMASYARAKATAN

Dana Program Kemitraan

Pada tahun 2015, Garuda menyalurkan dana pinjaman sebesar Rp200 juta kepada 4 (empat) mitra binaan, yang terdiri atas 3 (tiga) mitra binaan perajin tenun (Kalimantan Barat), dan 1 (satu) mitra binaan industri makanan (DKI Jakarta).

has held cheap “sembako” activities that contain sembako package and nutritional food, amounting to 8,000 packets for the community.

Infrastructure and Public Utilities Improvement aswell as House of Worship• MudikwithGarudaIndonesiaProgram

In order to support the government in minimizing the number of motorcycle travellers and in reducing the number of accidents, the Company has implemented Program Mudik Bersama participated by 1,058 travellers with the following routes: Jakarta-Solo, Jakarta-Purwokerto, Jakarta-Cilacap-Wonosobo, Jakarta-Pekalongan-Semarang, Jakarta-Yogyakarta and Jakarta-Bandar Lampung.

• “SOEsfortheNation”VeteransHomeImprovement Program

In line with the “SOEs for the Nation” series program, the Company has also implemented “Bedah Rumah” programs that were conducted in a number of Indonesian veteran homes in East Kalimantan, which will be implemented over a period of approximately one year. The program is part of a series of commemorative activities for the 70th Anniversary of Republic of Indonesia that were simultaneously conducted in 34 provinces by state-owned enterprises.

fINANCIAl IMPACTS fRoM SoCIAl AND CoMMuNITY DEvEloPMENT

Partnership Fund ProgramIn 2015, Garuda has disbursed loan amounting to Rp200 million to 4 (four) fostered partners, consisting of 3 (three) weaving artisans fostered partner (West Kalimantan), and 1 (one) food industry fostered partner (DKI Jakarta).

Komposisi (%)Composition (%)

Industri

Total

Tabel 4. Penyaluran Dana Pinjaman Kemitraan tahun 2015Table 4. 2015 Par tnership Loan Disbursement

Sektor BisnisBusiness Sector

Rp200.000.000

Rp200.000.000

RealisasiRealization

100

100






Hingga tahun 2015, Garuda Indonesia secara akumulatif telah menyalurkan dana pinjaman kemitraan sebesar Rp57,7 miliar, yang dilaksanakan melalui penyaluran langsung maupun sinergi dengan BUMN/Lembaga Penyalur.

Since 2015, the Company has cummulatively disbursed partnership loan amounting tp Rp57.7 billion, that was implemented through direct distribution as well as SOEs synergy/Distributors.


Sektor Industri

Sektor Perdagangan

Sektor Pertanian (Tanaman Pangan)

Sektor Perkebunan

Sektor Peternakan

Sektor Perikanan

Sektor Jasa-jasa

Jumlah

Tabel 5. Akumulasi Penyaluran Pinjaman Kemitraan Berdasarkan Sektor Hingga Tahun 2015Table 5. Accumulated Par tnership Loan Disbursement by Sector up to 2015

26%

7%

54%

5%

1%

4%

3%

100%

Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lainIn IDR, unless state otherwise

JumlahAmount

15.202.225.000

4.081.500.000

31.114.383.543

3.030.000.000

687.180.000

1.940.000.000

1.701.500.000

57.756.788.543

Sektor Program KemitraanPartnership Program Sector

Dalam rangka mengukur kinerja Program Kemitraan, Garuda Indonesia senantiasa melakukan pemantauan dan supervisi terhadap perkembangan mitra binaan sebagai salah satu upaya mempertahankan kualitas usaha mitra binaan. Tingkat efektivitas penyaluran dana PKBL Garuda Indonesia tahun sebesar 44,2% atau skor 0 dan kinerja kolektabilitas piutang pinjaman mitra binaan mencapai 30% atau skor 1 pada 2015.

In order to measure the performance of the Partnership Program, the Company continues to monitor and supervise the development of the partners as an effort to maintain the quality of the business of its partners. The effectiveness of Garuda Indonesia’s PKBL funds distribution was 44,2% or a score of 0 and the performance of the collectibility of loans reached 78.3% or a score of 3 in 2015.

Industry Sector

Trade Sector

Agriculture Sector

Plantation Sector

Livestock Sector

Fisheries Sector

Services Sector

Total

Efektifitas Penyaluran Program Kemitraan 2012-2015 (Prognosa) beserta skor pencapaian2012 – 2015 Par tnership Program Funds Disbursement (prognosis) and its achievement scores

2012 2013 2014 2015

33 3

0

92,77%20,09% 44,2%

96%

Skor EfektifitasEfectivity Score

Efektifitas Penyaluran DanaFund Disbursement Efectivity







Kolektibilitas Pinjaman 2012-2015 (Prognosa) beserta skor pencapaian2012-2015 loan collectability (prognosis) and its achievement scores

Skor KolektibilitasCollectability Score

Kolektibilitas Pengembalian PinjamanLoan Collectability Payment

2012 2013 2014 2015

33 3

80,35% 77,98%30%

76,00%

1

Dana Program Bina Lingkungan dan CSR

Pada tahun 2015, Garuda Indonesia telah menyalurkan Rp103 juta dari dana bina lingkungan untuk masing-masing sektor pendidikan dan pelatihan, prasarana dan sarana umum, serta sarana ibadah.

CSR and Community Development Program FundIn 2015, the Company has disbursed Rp103 million of its community development program fund for each education and training sector, facilities and infrastructure, as well as house of worship.


Bantuan Korban Bencana Alam

Pendidikan dan Pelatihan

Peningkatan Kesehatan

Prasarana & Sarana Umum

Bantuan Sarana Ibadah

Pelestarian Alam

Jumlah

Tabel 5. Akumulasi Penyaluran Program Bina Lingkungan Berdasarkan Sektor Hingga Tahun 2015Table 5. 2015 Community Development Fund and Accumulated Distr ibution up to 2015

8

43

15

9

11

15

100

Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lainIn IDR, unless state otherwise

-

45.500.300

57.599.000

-

-

-

103.099.300

Sektor Sector

Natural Disaster Victims Assistance

Education and Training

Health Improvement

Facilities and Infrastructure

Religious Facilities Assistance

Nature Conservation

Total

Realisasi 20152015 Realization

Akumulasi s.d. 2015Accumulated up to 2015

2.445.222.457

13.793.274.093

4.647.842.537

2.745.218.500

3.621.627.099

4.751.172.917

32.004.357.663

Sementara itu, Garuda juga telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp2,03 miliar yang diserap untuk berbagai program sosial kemasyarakatan dan lingkungan, di antaranya; Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun di Labuan Bajo dan Sumatera Barat, Program “BUMN Hadir Untuk Negeri” di Kalimantan Timur, Program Peduli Sembako Murah, Program Mudik Bersama, dan Program Sembako di enam kota: Tangerang, Samarinda, Balikpapan, Jember, Jambi, dan Ambon.

At the same time, the Company has also disbursed CSR fund amounting to Rp2,03 billion for various social and environmental programs, including: Weaving Training and Development Program in Labuan Bajo and West Sumatera, “SOEs for the Nation” program in East Kalimantan, Cheap Sembako Care Program, Mudik Together Program, and Sembako Program in six cities: Tangerang, Samarinda, Balikpapan, Jember, Jambi and Ambon.






TANGGUNG JAWAB PRODUK DAN KONSUMENProduct And Consumer Responsibility

KEBIJAKAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB

PRODUK DAN KONSUMEN

Konsumen atau pelanggan merupakan salah satu pemangku kepentingan yang berperan paling besar dalam menjamin keberlangsungan usaha Garuda Indonesia dalam jangka panjang. Dengan perannya yang sentral dalam menjamin pertumbuhan usaha Garuda Indonesia dalam bidang jasa penerbangan, maka kepercayaan serta kepuasan pelanggan merupakan elemen yang harus dikelola dengan baik.

Untuk mengelola kepercayaan dan kepuasan pelanggan tersebut, Garuda Indonesia telah menerapkan berbagai program, mencakup penyediaan ragam produk dan layanan jasa penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan, berkualitas, layanan pendukung yang juga beragam, kemudahan akses melalui penyedian jaringan layanan konvesional maupun e-channel, layanan real time online disertai penyediaan layanan pelanggan.

Untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan, Garuda Indonesia telah mengoptimalkan fasilitas Global Contact Center pada tahun 2014. Fungsi utama Global Contact Center adalah untuk memudahkan pelanggan yang berada di dalam negeri maupun luar negeri untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik, termasuk layanan untuk media sosial hingga menangani keluhan dan menjawab pertanyaan pelanggan. Layanan ini tersedia sepanjang waktu di nomor 0 804 1 807 807 atau 021 2351 9999. Lebih lanjut lagi, Garuda Indonesia telah membentuk dan menerapkan mekanisme lain yang berhubungan dengan perlindungan konsumen seperti tindak lanjut terhadap keluhan, survei kepuasan pelanggan, dan program peningkatan pelayanan pelanggan.

Bentuk komitmen lain terhadap penjaminan kualitas pelayanan kepada para pelanggan oleh Garuda Indonesia juga direfleksikan dalam perolehan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO9001: 2008 Pelayanan Haji di mana setiap proses layanan dilakukan melalui serangkaian audit kualitas oleh badan sertifikasi SGS dengan mengacu kepada standar manajemen mutu yang ditetapkan.

PolICIES oN PRoDuCT AND CoNSuMER RESPoNSIbIlITYConsumers or customers represent one of the stakeholders that contribute most to ensure the Company’s business continuity in the long term. With a central role in ensuring the growth of the Company’s business in the field of aviation service, trust and customer’s satisfaction is an element that must be managed properly.

In order to manage customer’s trust and satisfaction, the Company has implemented a variety or programs, that include the provision of a range of products and aviation services according to the needs, quality, diverse supporting services, ease of access through the provision of conventional network as well as e-channel, real time online service coupled with customer service.

To improve customer’s satisfaction and trust, the Company has optimized its Global Contact Center facility in 2014. Global Contact Center’s main function is to facilitate customers in the country and abroad to get better services, including social media services to handle complaints and to answer customer’s questions. The service is available 24/7 through 0 804 1 807 807 or 021 2351 9999. Moreover, the Company has established and implemented other measures in relation to consumer protection such as follow-up to complaints, customer satisfaction survey, and customer service improvement programs.

The Company’s commitment towards ensuring the quality of service to its customer was also reflected in the acquisition of Quality Management System certificate ISO9001: 2008 Hajj Service where each process is done through a series of quality audit by SGS certification institution with reference to the established management quality standard.






AKTIFITAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TANGGUNG JAWAB PRODUK DAN NASABAH

Edukasi Konsumen

Dalam upaya edukasi pengetahuan mengenai kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan konsumen yang menggunakan produk maupun layanan Garuda Indonesia, pada tahun 2015 dilaksanakan sosialisasi kepada penumpang, biro perjalanan, dan pelanggan yang dilakukan antara lain:1. Sosialisasi pada saat penumpang di dalam pesawat

sebelum, selama, dan setelah penerbangan;2. Sosialisasi pada penumpang, biro perjalanan, dan

pelanggan di kantor penjualan dan kantor perwakilan;

3. Sosialisasi pada konsumen pada penyelenggaraan travel fair ataupun pameran perjalanan; dan

4. Sosialisasi melalui flyer, brosur, billboard, televisi, radio, situs, media sosial, dan media-media iklan lainnya.

Terkait aspek keselamatan dan kesehatan konsumen, Garuda Indonesia telah memiliki langkah mitigasi khusus melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (SMS - Safety Management System) sesuai praktik terbaik industri penerbangan. SMS merupakan pendekatan sistematis dan komprehensif untuk mengelola keselamatan di Garuda Indonesia. Selain itu, Garuda Indonesia juga memiliki kebijakan keselamatan (Safety Policy) untuk mendorong seluruh karyawan untuk aktif melaporkan potensi bahaya dan kejadian terkait aspek keselamatan dengan tetap menjunjung asas kepatutan. Pembahasan lebih rinci perihal pengelolaan risiko keselamatan termasuk aspek keselamatan dan kesehatan konsumen dapat ditemukan pada bagian Pengelolaan Risiko Keselamatan di Laporan Tahunan ini.

Informasi Produk dan Layanan

Dalam rangka mempermudah pelayanan dan akses kepada pelanggan, Garuda Indonesia juga melakukan sosialisasi mengenai produk dan layanan termasuk penawaran terbaru melalui:1. Website www. garuda-indonesia.com2. Garuda Indonesia Mobile App yang tersedia di Apple

Store dan Google Play.3. Akun media sosial seperti YouTube, Facebook,

Twitter, Instagram, LinkedIn, dan lainnya

ACTIvITIES oN PRoDuCT AND CoNSuMER RESPoNSIbIlITY

Consumer’s EducationIn order to educate the knowledge with regards to comfort, health, and safety of consumers who use Garuda Indonesia’s products and services, the Company conducted socialization to passengers, travel agencies, and customers in 2015; which included:

1. Socialization when passengers prior to flight, onboard and after the flight;

2. Socialization on passengers, travel agencies, and customers in sales offices and representative offices;

3. Socialization on consumers at the travel fair or exhibition; and

4. Socialization through flyers, brochures, billboards, television, radios, websites, social media, and other advertising media.

In relation to health and safety aspect of the consumers, the Company has had a special mitigation measures through the implementation of Safety Management System (SMS) based on the appropriate aviation industry’s practices. SMS is a systematic and comprehensive approach to manage safety in Garuda Indonesia. In addition, the Company has also formulated Safety Policy to encourage employees to actively report potential hazards and safety aspects while still upholding the proper principles. A more detailed discussion regarding the safety risk management, including the consumer’s safety and health aspect can be found on the Safety Risk Management section in this Annual Report.

Products and Services InformationIn order to facilitate service and access to customers, the Company has also conducted product and services awareness including latest offers via:

1. www.garuda-indonesia.com website2. Garuda Indonesia’s Mobile App that is available via

Apple Store and Google Play.3. Social media such as YouTube, Facebook, Twitter,

Instagram, LinkedIn, and others.







Layanan Pengaduan Pelanggan

Garuda Indonesia memiliki berbagai macam akses yang digunakan untuk memudahkan pelanggan dalam menyampaikan pengaduan, di antaranya: Call Center, Email, Website, Facebook, Twitter, Suggestion Form, Customer Service di bandara dan di Kantor Penjualan. Guna menjawab kebutuhan pelanggan mengenai informasi yang cepat dan akurat, Global Contact Center Garuda Indonesia beroperasi selama 24 jam, Pelanggan dapat dengan mudah dan cepat memperoleh layanan sesuai kebutuhan mereka mulai dari informasi terkait produk dan layanan penerbangan hingga penanganan atas keluhan layanan penerbangan.

Pada tahun 2015, jumlah customer feedback yang masuk ke Customer Care terdiri dari 68% compliment, 17% suggestion, dan 15% complaint. Semua customer feedback telah ditangani sesuai dengan Tingkat Layanan (Service Level Agreement atau SLA) yang ditentukan oleh Garuda Indonesia dan pelanggan telah memperoleh tanggapan yang akurat dan cepat sesuai dengan yang diharapkan.

Guna memastikan kualitas pelayanan pada Layanan Pengaduan Pelanggan, setiap akses senantiasa dimonitor dan terintegrasi dalam satu aplikasi berbasis Cloud. Dengan demikian, komunikasi dan koordinasi antar unit kerja dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga berdampak pada peningkatan kualitas layanan pada Layanan Pengaduan Pelanggan.

Customer Complaints ServiceGaruda Indonesia has a wide range of acces that is used to enable customers to submit their complaints, including: Call Center, Email, Website, Facebook, Twitter, Suggestion Form, Customer Service at the airports and sales offices. In order to respond to customer’s needs with regards to quick and accurate information, Garuda Indonesia’s Global Contact Center operates 24 hours. Customers can easily and quickly obtain services according to their needs ranging from product and flight services information to the handling of flight service complaints.

In 2015, the number of customer feedbacks that received by Customer Care consisted of 68% compliment, 17% suggestion, and 15% complaint. All of customer’s feedbacks was handled based on the Service Level Agreement (SLA) established by the Company and customers have obtained fast and accurate responses based on their expectation.

To ensure the service quality at the Customer Complaints Service, every access was constantly monitored and was integrated into a Cloud-based application. Thus, communication and coordination between the business units can be performed effectively and efficiently so as to positively improve the quality of services at the Customer Complaints Service.

Pada tahun 2015, jumlah customer

feedback yang masuk ke Customer

Care terdiri dari 68% compliment, 17% suggestion,

dan 15% complaint.

In 2015, the number of customer

feedbacks that received by Customer

Care consisted of 68% compliment,

17% suggestion, and 15% complaint.

68%






Pengelolaan Suara Pelanggan (Compliment,

Suggestion, Complaint)

Dalam mengelola suara pelanggan, Garuda Indonesia menggunakan sistem yang terintegrasi, Customer Voice Management System (CVoMS) yang digunakan untuk meningkatkan kualitas penanganan keluhan pelanggan, penerapan service recovery secara efektif, dan peningkatan kemampuan pemetaan titik layanan yang kritikal. Sistem ini berperan membantu Garuda Indonesia dalam melakukan optimalisasi Customer Feedback Management sehingga mampu melakukan langkah perbaikan yang strategis dan tepat.

Peningkatan Layanan melalui Kantor Perwakilan

Dalam rangka peningkatan layanan dan akses pelanggan, Perseroan memiliki kantor perwakilan sebagai bagian dari jaringan penjualan yang strategis. Pada tahun 2015, total kantor cabang Perseroan yang meliputi kantor cabang domestik dan internasional adalah 68 unit kantor. Garuda Indonesia juga secara konsisten mendorong peningkatan penjualan melalui channel distribution penjualan barunya yakni Online Sales Partner (OSP) yang baru diperkenalkan tahun sebelumnya. OSP adalah pola kerjasama yang mencakup proses reservasi, inventory dan ticketing yang terintegrasi dengan sistem Garuda Indonesia melalui fasilitas Application Programming Interface (API).

Customer’s Voice Management (Compliment, Suggestion, Complaint)In managing the customer feedbacks, the Company utilizes an integrated system, Customer Voice Management System (VCMS) which is used to improve the quality of customer complaints handling, the implementation of service recovery effectively, and the improvement of critical service points mapping capabilities. The system helps the Company in optimizing its Customer Feedback Management so as to take strategic and accurate improvement steps.

Service Improvement through Representative OfficeIn order to improve service and customer’s access, the Company has representative offices as part of its strategic sales network. In 2015, the Company’s total domestic and international branch offices are 68 units. The Company also consistently promotes sales improvement through a new sales distribution channel which is the Online Sales Partner (OSP) that was recently introduced in the previous year. OSP is a form of cooperation that covers reservation process, inventory and ticketing that is integrated with Garuda Indonesia’s system through the Application Programming Interface (API) facility.







Survei Kepuasan Pelanggan

Survei Kepuasan Pelanggan merupakan salah satu parameter yang digunakan Garuda Indonesia untuk mengukur tingkat keberhasilan berbagai program layanan. Survei Kepuasan Pelanggan di dalam pesawat dan hasilnya disajikan dalam in-flight magazine. Melalui survei ini, penumpang memberikan penilaian terhadap kinerja layanan pada 28 Customer Touch Points.

Berdasarkan hasil pengukuran sepanjang tahun 2015, tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction index atau CSI) mencapai 85,3 (Satisfied). Peningkatan sebesar 1,3 poin dalam indeksi kepuasan pelanggan ini mencerminkan bahwa konsistensi Garuda Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan membuahkan hasil positif yakni pelanggan yang merasa puas. Adapun Indeks Kepuasan Pelanggan ini juga digunakan sebagai tolak ukur untuk menetapkan fokus pengembangan dan strategi Garuda Indonesia ke depannya.

Customer’s Satisfaction SurveyCustomer’s Satisfaction Survey is one of the parameters used by Garuda Indonesia to measure the level of sucees of its various service program. Customer’s Satisfaction Survey is available inside the aircraft and the results are presented in the in-flight magazine. Through this survey, passengers provide an assessment towards the service performance on 28 Customer Touch Points.

Based on the measurements undertaken throughout 2015, customer satisfaction index (CSI) reached 85.3 (Satisfied). An increase of 1.3 points in the customer satisfaction index indicated that Garuda Indonesia’s consistence in improving the service quality has yielded positive results, as reflected in satisfied customers. The Customer Satisfaction Index was also used as a benchmark to determine development focus and the Company’s strategy in the future.


Pejabat Senior

Entitas Anak

Entitas Asosiasi

Program Kerja sama

Kantor Cabang

Senior Management

Subsidiaries

Associate Entities

Partnership Program

Branch Office

378

380

382

384

387






PEJABAT SENIORSenior Management

NamaName

Agus Irianto

Andi Rivai

Benny Siga Butarbutar

Boedi Soeharto

Denny Permana

Dony Widojoko

Fikdanel Thaufik

Flora Izza

Fuad Rizal

Gregorius Sudjatmiko

Hady Syahrean

Hari Agung Saputra

Hendra Sutara

Heri Akhyar

Heriyanto

I Nyoman Sunia Sanjaya

I Wayan Subagia

Jaka Ari Triyoga

Martinus Kayadu

Moh.rizal Pahlevi

Muhammad Nur

Mukhammad Iksan

Mukhtaris

Pandu Fajar Wisudha

Pikri Ilham Kurniansyah

Puji Nur Handayani

Purnomo

Rosdi M.abdullah

Rosyinah

Sarah Iridina

Selfie Dewiyanti

Sentot Mujiono

Sri Mulyati

Taufik Pasya Litaay

Tony Ariskamto Rahardjo

Triyanto Moeharsono

Uun Setiawan

Vindex Valentino Tengker

Wibawa Prasetyawan

JabatanPosition

VP Revenue Management

EPM Proyek Dedicated Terminal

VP Corporate Communication

VP Enterprise Risk Management

Pjs. VP IT Strategy

VP Jakarta Raya Region

Pjs. VP Japan & Korea Region

VP Jawa, Bali & Nusa Tenggara Region

VP Treasury Management

VP Flight Operation

VP Hajj & VVIP

Pjs. VP SBU Garuda Cargo

VP Human Capital Management

VP Corp. Secretary, Legal & Investor Relations

VP Alliance & Partnership Management

Pjs. VP Financial Analysis

VP China Region

VP Acquisition & Aircraft Management

Pjs. VP Learning & Development

VP Sumatera Region

VP Corporate Security

VP Business Support & General Affairs

Pjs. VP Aircraft Maintenance Management

Pjs. VP Financial Accounting

Pjs. VP Ground Services

VP Business Strategy & Development

Pjs. VP Airworthiness Management

Pjs. VP Operation Support

VP Kalimantan, Sulawesi & Papua Region

VP Cabin Services

VP Marketing

VP Asia Region

VP Internal Audit

Pjs. VP SBU Garuda Sentra Medika

Pjs. VP Corporate Quality, Safety & Environment Management

VP Operation Planning & Control

VP South West Pacific Region

VP Inflight Services

VP Customer Relationship Management






Gatot SatriawanPT Aero Wisata

Boedi Soeharto (Plh. Direktur)PT Abacus Distribution

Systems Indonesia (Sabre Travel Network Indonesia)

Richard BudihadiantoPT GMF Aero Asia

Tulus DanardonoPT Aero Systems Indonesia

Albert BurhanPT Citilink Indonesia

Agus PriyantoPT Gapura Angkasa

Harold Rudolph TobingGaruda Indonesia Holiday

France S.A.S.

Heri AkhyarVP Corporate Secretary,

Legal and Investor Relations

Sri MulyatiVP Internal Audit

Achmad JakaSantos Adiwijaya

Secretary to the Board of Commissioners

Prasetyo SuhardiMember of Audit Committee

Regina J. ArsjahMember of Audit Committee

Asril Fitri SyamasMember of KPUPR

Faldo MaldiniMember of KPUPR






ENTITAS ANAKSubsidiar ies

Entitas AnakSubsidiary

PT Aerowisata

PT Abacus Distribution Systems Indonesia

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia


PT Citilink Indonesia

PT Gapura Angkasa

Garuda Indonesia Holiday France

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

DomisiliDomicile

Bidang UsahaLine of Business

Persentase KepemilikanOwnership Percentage

Tahun OperasiOperation Year

StatusStatus

Perhotelan, jasa bogadan penjualan tiket

Hotel, catering,ticketing service

Penyedia jasa sistemkomputerisasi reservasi

Computerize reservationsystem services provider

Perbaikan danpemeliharaan pesawat

Penyedia jasa teknologi informasi

Information technology services

Angkutan udara niaga

Air transportation services

Jasa pengelolaan groundhandling

Ground handling services

Biro perjalanan wisata, penjualan tiket, dan jasa penyewaan pesawat

Travel agent, ticketing serviceand aircraft rental service

99,9% kepemilikan langsung

99.9% direct ownership



• 99,0%kepemilikanlangsung• 1,0%kepemilikantidak

langsung melalui Aerowisata

• 99.0%directownership• 1.0%indirectownership

through Aerowisata




through Aerowisata




through Aerowisata

• 58,8%kepemilikanlangsung• 31,3%kepemilikanolehPT

Angkasa Pura II

• 58.8%directownership• 31.3%ownershipbyPT

Angkasa Pura II



1989

1995

2002

2005

2009

2012

2014

Sudah beroperasiActive







PT Aero Globe Indonesia (d/h) PT BiroPerjalanan Wisata Satriavi

PT Mirtasari HotelDevelopment

Garuda Orient Holidays Pty. Limited

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Biro perjalananwisata

Travel agent

Hotel

Hotel

Biro perjalanan wisata

Travel agent







1974

1979

1981




KEPEMILIKAN LANGSUNGDirect Ownership

KEPEMILIKAN TIDAK LANGSUNGIndirect Ownership







DomisiliDomicile




StatusStatus

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Jepang

Indonesia

Indonesia

Jasa boga pesawat

Aircraft catering services

Hotel

Hotel

Jasa transportasi

Transportation services

Hotel

Hotel

Hotel

Hotel

Penjualan tiket

Ticketing

Jasa kargo

Cargo services


Travel agent


Travel agent

Manajemen hotel

Hotel management


Travel agent

99,9% kepemilikan tidaklangsung melalui Aerowisata

99.9% indirect ownership through Aerowisata

61,9% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata








99.9% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata


99.9% kepemilikan tidak langsung melalui Aerowisata






• 90.0%kepemilikantidaklangsung melalui Aerowisata

• 10.0%kepemilikanolehPTMirtasari Hotel Development

• 90.0%indirectownershipthrough Aerowisata

• 10.0%ownershipbyPTMirtasari Hotel Development



1982

1987

1988

1992

1997

1998

2003

2008

2009

2019

2012












PT Aerofood Indonesia(d/h) PT Angkasa Citra Sarana Catering Service

PT Bina Inti Dinamika

PT Aerotrans ServicesIndonesia (d/h) PT Mandira Erajasa Wahana

PT Belitung Intipermai

PT Senggigi Pratama Internasional

PT Aerojasa Perkasa

PT Aerojasa Cargo

Garuda Orient HolidaysKorea Co. Ltd

Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd

PT Aero HotelManagement

PT GIH Indonesia






ENTITAS ASOSIASIAssociates


PT Merpati NusantaraAirlines

PT Aeroprima

PT Nusa Dua GrahaInternasional

PT Arthaloka Indonesia

PT Bumi Minang Padang

PT Aeronurti

Abacus International Holding Ltd

PT Gapura Angkasa

Pan Asia Pacific AviationServices Ltd.

PT Aerojasa Cargo

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

DomisiliDomicile




StatusStatus

Penerbangan

Airline

Jasa boga pesawat

Aircraft catering services

Jasa akomodasi

Accomodation

Jasa pengelolaan properti

Propery management service

Jasa akomodasi

Accomodation

Jasa akomodasi

Accomodation

Sistem informatika

Information System

Pengelolaan tataoperasi darat dan penunjang usahapenerbangan

Ground handling

Pengelolaan tataoperasi darat dan penunjang usahapenerbangan

Ground handling

Jasa pengurusantransportasi

Transportation management services





















1978

1982

1988

1988

1989

1996

1997

1998

1998

2003

















DomisiliDomicile




StatusStatus

Garuda Orient HolidaysKorea Co. Ltd

Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd

PT Aero HotelManagement

PT GIH Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia


Travel agent


Travel agent

Manajemen hotel

Hotel management


Travel agent





• 90.0%kepemilikantidaklangsung melalui aerowisata

• 10.0%kepemilikanolehPTMirtasari Hotel Development





2008

2009

2009

2012










PROGRAM KERJA SAMAPar tnership Program

SkyTeam

SkyTeam adalah salah satu dari tiga Aliansi Global di dunia yang terdiri dari 20 anggota maskapai yang menerbangkan hamper 16.000 lebih penerbangan dalam sehari dan mengangkut hingga 612 juta penumpang tiap tahun ke 1.052 destinasi di 177 negara. Garuda resmi bergabung dengan aliansi SkyTeam pada tahun 2014 dengan tujuan untuk memperluas jaringan penerbangan internasional Garuda Indonesia, menawarkan layanan “Garuda Indonesia Experience” kepada konsumen global sekaligus menempatkan Indonesia dalam peta industri penerbangan dunia. Pada saat yang sama, penumpang dari maskapai penerbangan anggota aliansi SkyTeam dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman untuk bepergian ke berbagai destinasi domestik Garuda Indonesia. Hal ini membuka kesempatan bagi Garuda Indonesia untuk mengangkut lebih banyak penumpang dari luar negeri.

Selama tahun 2015, Garuda Indonesia melakukan peningkatan kinerja melalui kerjasama codeshare dengan 24 maskapai, 11 di antaranya adalah anggota SkyTeam dan 13 dengan anggota Non SkyTeam hingga ke 54 destinasi baru yang tidak dioperasikan oleh Garuda Indonesia. Adapun untuk memenuhi kebutuhan penumpang ke destinasi di mana Garuda Indonesia tidak terbang secara langsung, kerjasama interline BITA/MITA dan SPA dengan 74 maskapai diharapkan dapat

SkyTeam is one of the world’s three Global Airline Alliances consisting of 20 airlines. SkyTeam has nearly 16,000 daily flights and carried up to 612 million passengers every year to 1,052 destinations in 177 countries. Garuda officially joined SkyTeam in 2014 as an effort to broaden Garuda’s international flight networks, offer the “Garuda Indonesia Experience” for global customers and better position Indonesia in the world aviation industry. On the other hand, passengers from other airlines in the SkyTeam alliance will be able to fly to Garuda Indonesia’s wide domestic networks. This will open the opportunity for Garuda Indonesia to carry more passengers from the overseas origins.

In 2015, Garuda Indonesia set up codeshare agreement with 24 airlines, 11 of which are SkyTeam partners and 13 Non SkyTeam partners to 54 new destinations not operated by Garuda Indonesia. In order to meet customer needs to destinations to where Garuda has no direct flights. Moreover, BITA/MITA and SPA interline agreement with 74 airlines cover up to 410 additional destinations. Through interline agreement, Garuda Indonesia will be able to offer more options in terms of






menjangkau hingga 410 destinasi tambahan. Melalui kerja sama interline, diharapkan penumpang memiliki opsi tambahan atas jaringan penerbangan Garuda Indonesia yang mana tidak dapat dilayani sendiri oleh Garuda Indonesia menggunakan armada yang kita miliki.

Pada tahun 2015, Garuda Indonesia berpartisipasi untuk pertama kalinya Garuda Travel Fair (GATF) yang diadakan di kota-kota besar di Indonesia untuk memasarkan produk interline. Pada kesempatan yang sama pula, SkyTeam Travel Passes mulai dipasarkan ke publik; yang mencakup Round The World, Go Round Asia and Southwest Pacific, Go Europe, Go USA and Canada, Go Greater China, Go Mexico, Go Africa, dan Go Russia yang mana memberikan kesempatan kepada calon penumpang untuk melakukan perjalanan keliling dunia atau antar benua menggunakan maskapai SkyTeam dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan pembelian tiket secara satuan per rute.

Hingga tahun 2015, Garuda Indonesia memiliki 35 SkyTeam Corporate Agreements yang mengatur kerjasama korporasi global antara anggota SkyTeam dengan klien korporat.

Pada tahun 2016 yang akan datang, Garuda Indonesia akan terus fokus untuk melakukan perbaikan kesiapan infrastruktur. Adapun program kerja tersebut meliputi:1. Memperkuat kerjasama dengan airline partners2. Pengadaan sistem yang dapat diandalkan untuk

melakukan sinkronisasi jadwal penerbangan kerjasama dengan airline partners

3. Menyiapkan sales dan marketing program yang lebih baik dan lebih fokus

4. Peningkatan customer experience melalui SkyPriority dan SkyTransfer projects untuk

mengakomodasi seamless travel penumpang5. Adanya koordinasi dan dukungan untuk aplikasi dan

infrastuktur SkyTeam IT6. Berkoordinasi antar unit Direktorat Niaga untuk

meningkatkan SkyTeam Corporate Agreement dan SkyTeam Global Meetings

7. Review branding layanan SkyTeam 8. Mengoptimalkan fasilitas yang didapatkan dari

SkyTeam melalui staff travel dan SkyTeam9. Rebooking untuk meningkatkan efisiensi10. Penetapan kebijakan standar Global Contract

untuk peningkatan performa penjualan dari Global Corporate.

the network coverage which is currently not possible due to limited number of Garuda Indonesia’s fleets.

In 2015, Garuda Indonesia participated in Garuda Travel Fair (GATF) held in a number of cities in Indonesia for the first time started to promote interline products. In the same event, Garuda Indonesia started to promote SkyTeam Travel Passes; which include Round The World, Go Round Asia and Southwest Pacific, Go Europe, Go USA and Canada, Go Greater China, Go Mexico, Go Africa, and Go Russia, allowing prospective customers to travel around the world or within continents using SkyTeam airlines at a more competitive rate than if using separate single journey tickets.

In 2015, Garuda Indonesia has 35 SkyTeam Corporate Agreements which represent global corporation agreement between SkyTeam members and corporate clients.

In 2016, Garuda Indonesia will continue to focus on improving infrastructure readiness. Among the programs include:1. Strengthen alliance with airline partners2. Build a system that facilitate synchronization of

schedules for codeshare flights

3. Design better and more focused sales and marketing program

4. Enhance customer experience through SkyPriority and SkyTransfer projects to accommodate passengers’ seamless travel

5. Provide supports for SkyTeam IT application and infrastructure

6. Coordinate with Commercial units to improve of SkyTeam Corporate Agreement and SkyTeam Global Meetings

7. Review of SkyTeam service Branding 8. Optimize SkyTeam facilities in staff travel and

SkyTeam rebooking to enhance efficiency9. Rebooking to improve efficiency10. Implementation of Global Contract standardized

policy to enhance sales performance of Global Corporate






Sejak 2012, Garuda Indonesia secara resmi menjalin hubungan kemitraan dengan klub sepakbola internasional asal Inggris, yaitu Liverpool selama tiga musim hingga Mei 2016. Adapun tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan awareness Garuda Indonesia di pasar Internasional khususnya negara-negara yang dilayani penerbangan Garuda Indonesia dengan menjadikan Garuda Indonesia sebagai maskapai resmi global Liverpool dalam rangkaian perjalanan tur ke Asia dan Australia. Perjanjian ini juga memberikan kesempatan bagi Garuda Indonesia untuk melakukan marketing communication dengan menggunakan berbagai saluran yang disediakan klub. Berbagai promosi yang bisa digunakan Garuda Indonesia adalah “Light Emitting Diode/LED”. Selain itu, Garuda Indonesia juga diberi akses pada akun resmi Facebook Liverpool FC yang memiliki lebih dari 10,2 juta penggemar, dan akun Twitter Liverpool FC yang memiliki 1,1 juta followers.

Khususnya di tahun 2015, kemitraan tersebut telah menghasilkan sejumlah program termasuk online campaign #MyFirstLFCGame yang dilaksanakan bersamaan dengan LFC Tour 2015. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan euforia dari LFC Tour 2015 sehingga meningkatkan brand awareness Garuda Indonesia di pasar internasional khususnya di Australia, Thailand dan Malaysia. Program #MyFirstLFCGame sendiri merupakan kompetisi yang dilakukan melalui media sosial dengan melakukan posting foto di account Twitter dan mention @LFC dan @IndonesiaGaruda, dengan hadiah tiket menonton LFC Tour 2015.

Since 2015, Garuda Indonesia has officially signed a multi-year deal with UK-based international football club, Liverpool, for three seasons until May 2016. Through the agreement, Garuda Indonesia aims to improve Garuda Indonesia awareness in international market particularly its destination countries in which Garuda Indonesia serves as Liverpool global office airline in their tours to Asia and Australia. The deal also allows Garuda Indonesia to roll out marketing communication initiatives by using various channels provided by the club. Among the advertising spots provided for Garuda Indonesia are “Light Emitting Diode/LED”. In addition, Garuda Indonesia was also granted access to official Facebook account of Liverpool FC which has more than 102, million fans as well as Twitter account of Liverpool FC which has 1,1 million followers.

Particularly in 2015, there has been several activities in light of the program including online campaign #MyFirstLFCGame which was held on the same occasion of LFC Tour 2015. Aiming to leverage on euphoria from LFC Tour 2015, Garuda Indonesia expected to enhance its brand awareness in international market especially Australia, Thailand, and Malaysia. #MyFirstLFCGame is a social media-based competition held by posting photos in LFC’s Twitter account, @LFC, and mentioning them as well as @IndonesiaGaruda too win a ticket to watch LFC Tour 2015.

Liverpool Football Club

PROGRAM KERJA SAMAPar tnership Program






Ambon The Orchid Hotel, Lt Dasar, Jl. Raya Pattimura No. 5, Ambon

(62-911) 355796/355517

Mall Ambon City Center lt. 2, Jl. Woltermongensidi, Baguala

(62-911) 361465

Hotel Suita, Jl Sudirman No. 99 Ohoijang, Tual, Maluku Tenggara

(62-916) 23086

Pattimura Airport, Jl. Dr. Leimana Laha, Ambon (62-911) 322999Jl. Philip Latumahina, Ruko Pardeis, Ambon 97127

(62-911) 355796, (62-911) 355517

Balikpapan Komplek Balikpapan, Permai Blok H 1 No. 23-24, Balikpapan 76114

(62-542) 422300/1

Sepinggan International Airport, Jl. Marsma R. Iswahyudi

(62-542) 766844

Hotel Novotel, Jl. Brigjen Ery Suparjan No. 2 Balikpapan 76112

(62-542) 422300

Jl. Mulawarman No. 03A RT 04-Batakan, Balikpapan Timur

(62-542)-7036200

Banda Aceh Jl. Teuku Imum Lueng Bata No. 78 Banda Aceh (62-651) 33666Bandara Sultan Iskandar Muda (62-651) 21419/51419

Bandung Gd. Annex, Graha Bumiputera, Jl. Asia Afrika No. 141-149

(62-22) 4209468 / 4217747

Bandara Husein Sastranegara, Jl. Pajajaran No. 156 Bandung

(62-22) 6047182

Gedung Bedding Solution, LG 1, Lot 3 Home Living Center, Kota Baru

(62-81) 28128111

Parahyangan, Bandung BaratMall Citylink Bandung, Jl. Peta No. 241 Bandung,

Banjarmasin Jl. MH Hasanuddin No. 31 (62-511) 3366747/58747

Bandara Syamsudin Noor (62-511) 4705277 ext. 610

Banyuwangi Jl. PB. Soedirman No. 39, Banyuwangi (62-333) 410999, 415888

Bandara Belimbing Sari, Jl Agung Wilis Kec Rogojampi, Banyuwangi

(62-333) 630777, 632999

Batam I-Hotel Jl. Teuku Umar, Bukit Nagoya (62-778) 6000737Hang Nadim Int’l Airport (62-778) 761502Marketing Gallery Orchard Boulevard Batam Centre, Batam

(62-778) 7049222

Bau Bau Betoambai Square, Jl. Betoambari Kav 8, Baubau, Sulawesi Tengah

(62-402) 2823444

Bandar Udara Betoambari, Jl. Dayan Ikhsannudin Betoambari, BauBau Sulawesi Tengah

Bengkulu Splash Hotel, Jl. Jend, Sudirman No. 48 Pintu Batu- Bengkulu

(62-736) 345678/347208

Bandara Fatmawati Soekarno, Jl. Padang Kemiling

(62-736) 5500990

Berau Hotel Derawan Indah, Jl. Panglima Batur No. 396,Tanjung Redeb Berau KaltimBandara Kalimarau Berau Jl. Silo, Tanjung Redeb (62-554) 8811116

Biak Jl. Jend. Sudirman No. 3 Biak (62-981) 25737/47Bandara Frans Kaisepo, Jl.Muh.Yamin No. 2 Biak – Papua

(62-981) 25767

Bima Jl. Soekarno Hatta No. 58, Bima, NTB (62-374) 646007Jl. Soekarno Hatta No. 1 F, Bima, NTB (62-374) 42027Bandara Sultan M. Salahuddin no.22 Bima, NTB (62-374) 81333Jl. Sultan Hasanuddin No. 48, Karijawa, Dompu (62-373) 22226

Bitung Jalan Wolter Monginsidi, Kel. Girian Bawah, Kec. Girian, Bitung,Sulawesi Utara

Bojonegoro Hotel Aston, Jl. MH Thamrin No. 100 Bojonegoro,

(62-353) 571707

Bone Hotel Novena, Jalan Ahmad Yani, Kotamadya Watampone, KabupatenBone, Sulawesi Selatan

Bukitinggi Hotel Grand Rocky, Jl. Yos Sudarso No. 29, Bukit Tinggi

(62-752) 627737

Bulukumba Jl. Gajah Mada No. 13B Bulukumba 92511 (62-413) 84146Buntok Jl. Panglima Batur, Buntok, Kabupaten Barito

Selatan,(62-525) 22542

Kalimantan TengahCirebon Hotel Grand Tryas, Jl. Tentara Pelajar No. 103 –

107, Cirebon (62-231) 238811

Denpasar Jl. Sugianyar No. 5, Denpasar (62-361) 232400Rukan Golf Arcade Sanur, Jl. By Pass Ngurah Rai No. 126

(62-361) 287915/270370

Kuta Paradiso Hotel, level 1, Jln Kartika Plaza, Kuta

(62-361) 761414 Ext. 7807

Bali Collection Nusa Dua Bali (62-361) 770747Domestic Arrival Terminal, Ngurah Rai Airport (62-361) 9351011 Ext.

5216Benoa Square, Jl. By Pass Ngurah Rai No. 21AA, Kedonganan

(62-361) 8342777

Swiss-Bell In Hotel, Jl. Sunset No. 885, Seminyak

(62-361) 8468392 / 739888 Ext. 7509

Dobo Jl. Cendrawasih Puncak Dobo - Kepulauan Aru (62) 81270707905Dompu Jl. Sultan Hasanuddin No. 48 (62-373) 22226Ende Jl. Jend. Gatot Subroto No. 100, Ende (62-381) 23600/22020

Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende (62-381) 23500Gorontalo Gorontalo Business Park, Jl. Sultan Botutihe

blok A-9(62-435) 830444

Airport Office, Djalaluddin Airport , terminal (62-435) 890333Jl. A.A Wahab (Komplek Menara Limboto), Limboto,

(62-435)-880089

Kabupaten GorontaloGunung Sitoli Jl. Lagundri No 1B, Gunung Sitoli, Pulau Nias (639) 2266

(62) 82304362266/ 81399071866

Jakarta Sales Office Kota Kasablanka Mall, Jl. Casablanca Raya Kav 88

(62-21) 29475157

Lantai 1 Unit 159, Jakarta Selatan 12870 (62-21) 29475156Panin Tower (Senayan City) Lt. 7, Jl. Asia Afrika Lot. 19

(62-21) 29242020

Gd. Kementerian BUMN, Jl. Merdeka Selatan No. 13

(62-21) 2310082

Gdg. Garuda Indonesia, Jl. Gunung Sahari Raya No. 52

(62-21) 4223721

Intiland Tower, Jl. Jendral Sudirman Kav.32 (62-21) 2512288Graha Rekso Building, Ground Floor, Jl. Boulevard Artha Gading Kav. A1, Artha Gading

(62-21) 45856233

Hotel Borobudur Jakarta, Jl. Lapangan Banteng Selatan

(021) 3440645

Botani Square, Ground Floor No. 12, Jl.Raya Pajajaran Bogor 32, Bogor 16717

(62-251) 8324259

Hotel Horison Jl.KH Nur Ali, Bekasi (62-21) 8866928Dharmawangsa Square, The City Walk, Ground Floor,

(62-21) 7278 8364

Blok 57, Jl. Darmawangsa VI & IX No. 64Menara Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Kav.70-73, Pancoran

(62-21) 83700820

Puskopal Mabes AL, Jl. Raya Hankam Cilangkap (62-21) 8723899Emporium Pluit Mall No. UG-36 dan UG-37,Jl. Pluit

(62-21) 66676644

Selatan RayaMargo City, Ground Floor 12 C, Jl. Margonda Raya No. 358, Depok

(62-21) 7887 0957

Panin Tower (Senayan City) Lantai 2, Jl. Asia Afrika Lot. 19

(62-21) 29241000/1001

Puri Indah Mall Lt.Dasar Unit KC 10 Jl. Puri Agung

(62-21) 5822748

Pondok Indah Mall I, Jl. Metro Duta Niaga Blok V, Lt.Dasar 60 B,

(62-21) 7506880

Pondok IndahLe Dian Hotel Jl.Jend. Sudirman No. 88, Serang (62-21) 210777Bandara Halim Perdana Kusuma Lt.1 (62-21) 8088 5207Soekarno Hatta Airport, Lt. 2, Terminal 2E/2F (62-21) 5506575Living World Alam Sutera Lt. 1, Unit I - 02, Jalan Alam Sutera Boulevard

(62-21) 29211509/29211533

Kav.21, Tangerang SelatanHotel Sheraton, Bandara Soekarno Hatta Cengkareng

(62-21) 29475157, (62-21)

Jambi Abadi Suite Hotel & Tower, Jl. Prof. HMO Bafadhal No. 111

(62-741) 7550888/0868

Bandara Sultan Thaha (62-741) 573377Jayapura Kompleks Ruko Pasifik Permai Blok G11-12

Matoa Square Lt. 2, Jl.(62-967) 522222

AbepuraBandara Sentani, Jayapura (62-967) 592305

Jember Jl. Gajah Mada No. 295 RT. 4 RW 2, Jember (62-331) 4350500/4350222

Bandara Notohadinegoro, Jember (62-331) 4355555/4355109

Kendari Ahmad Yani Square, Jl. Ahmad Yani, Kendari (62-401) 3129777Haluoleo Airport (62-401) 3126107

Kudus Griptha Hotel Lt 2, Jl. AKBP R. Agil Kusumadya, Kudus

(62-291) 443747/737, 442848

Jl. Suprapto No. 135B, Ketapang, Kalimantan Barat

(62-534) 35222

Ketapang Jl. Suprapto No. 135B, Ketapang, Kalimantan Barat

(62-534) 35222

Kuala Kapuas Jl. Ahmad Yani, Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas,

(62) 81349083909

Kalimantan TengahKupang Jl. WJ. Lalamentik No. 75E, Kupang - Nusa

Tenggara Timur(62-0380) 827333

Jl. Adi Sucipto, Bandara El Tari Kupang (62-380) 881878Jl. WR. Monginsidi, Komp. Ruko Lontar Permai, (62-380) 833999Blok B No. 37, Kupang

Klaten Hotel Grand Tjokro, Jl. Pemuda selatan No. 42 Klaten, 57412

(62-272) 333388

Labuanbajo L Bajo Hotel, Jl. Kasimo No. 99, Labuan Bajo, Manggarai Barat NTT

(62-385) 41399

Bandara Komodo, Labuan Bajo (62-385) 41064Lampung Jl. Jend. Sudirman No. 17 A-B, Bandar Lampung (62-721)

260264/242737Bandara Raden Inten II Jl.Branti Raya Tromol Pos No. 1, Tanjung

(62-721) 7697250

KarangLhokseumawe Jl. Medan-Banda Aceh, Uteunkot, Muara Dua,

Lhokseumawe (62-645) 48666

Luwuk Jl. Jenderal Sudirman No 6 Luwuk, Sulawesi Tengah.

(62-461) 327111

Madiun Sun City Mall lantai 1, Jl. S. Parman No 8, Madiun,

(62-351) 4472130

Magelang Hotel Grand Artos, Jl. Mayjend Bambang Sugeng No. 1

(62-293) 3218888

Maros Jl. Poros Makassar - Maros Km. 21 No. 6 Bulu-Bulu, Maros Sulawesi

(62-411) 555158

SelatanMalang Hotel Savana, Jl. Let. Jend. Sutoyo No. 32–34

Malang(62-341) 419494/402215/419656/402213

Bandara Abdurrahman Saleh, Jl. Lettu Suwoto (62-341) 2993366/2993388

Bj. Perdana Hotel, Jl. Sultan Agung No. 21, Pasuruan

(62-343) 415766/410659

Lippo Mall. Jl. Diponegoro No. 1 Batu (62-341) - 2991258/2991258

Batu Town Square, Jl. Diponegoro No. 1 Malang (62-342)-2991258

Kantor Garuda IndonesiaGaruda Indonesia Offices


KANTOR CABANGBranch Off ice






KANTOR CABANGBranch Off ice



City of Tomorrow GE 3, Jl. Achmad Yani 288, Bundaran Waru

(62-31) 58251400

Juanda International Airport (62-31) 8688666Service Center Surabaya, Mall Ciputra World 1st floor Unit 15-16, Jl.

(62-31) 51200373

Mayjend Sungkono No. 89 SurabayaHotel Grand Surya, Jl. Dhoho No. 95 Kediri (62-354 ) 4674567Hotel Crown Victoria, Jl. Supriadi No. 41, Tulungagung

(62-355) 325999

Hotel Aston, Jl. MH. Thamrin No. 100, Bojonegoro

(62-353) 571707

Sun City Mall Unit B. 20, Jl. S. Parman No. 8, Madiun

(62-325) 611065

Sragen Ruko Pilang Sari Bendungan, Jl. Raya Timur Km. 4,5

(62-271) 8825293

Ngrampal, SragenSolo Jl. Veteran No. 190, Tipes, Serengan, Surakarta

57154(62-271) 737500

Bandara Adi Sumarno, Jl. Bandara Adisumarmo, Surakarta 57108

(62-271) 781018

Sorong Jl. Srigunting Kompleks Ruko City View Hotel, Papua Barat

(62-951) 333951 /334285

Bandara Domine Eduard Osok, Jl. Basuki Rachmat Km 8, Papua Barat

(62-951) 3160265

Jl. Klamono Km 19 Kota Baru Aimas Kabupaten Sorong

(62) 85354431488/ 85244697246

Sumbawa Besar

Jl. Garuda No. 41 (62-371) 2628377

Sumbawa Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III, (62-0371) 21792Jl. Garuda No. 41, SumbawaHotel Tambora, Jl. Kebayan No. 1, Sumbawa Besar

(62-0371) 21792

Tambolaka Jl. Radamata, Waitabula, Tambolaka, Sumba Barat

(62-0387) 2524080/2524081/82236782194

Terminal Keberangkatan Bandara Tambolaka (62-0387) 2524083/82236782195

Tanjung Pandan

Billiton Hotel & Club, Jl. Depati Gegedek, Tanjung Pandan,

(62-719)23408/23390

Belitung 33411 (62-719) 233371Bandara H.A.S. Hananjudin

Tanjung Pinang Jl. Ahmad Yani Ruko Bisnis Metro No. 6, Sungai Jang, Bukit Bestari

(61-771) 27000/28330/29737

Bandara Raja Ali Haji Fisabilllah (61-771) 7335577/7335537

Tarakan Jl. Mulawarman no 21, Grand Paradise Hotel (62-551) 23823Bandar Udara Internasional Juwata, Jl. Mulawarman No. 1

(62-551) 31154

Tasikmalaya Ruko Tasik Indah Plaza, Jl. HZ Mustofa No. 345 Tasikmalaya

(62-265) 344953/345038

Ternate Ruko Jatiland Business Center, Jl. Boelevard Raya No. 43, Ternate

(62-921) 3128030/3123707

Bandara Sultan Babullah (62-921) 3125654Jl. Ar. Nada, Desa Gosoma, Ternate Kab halmahera Utara

(62-924) 2622261

Timika JL. Budi Utomo No. 652–653, Inauga, Mimika Baru

(62-901) 324200/3126780

Mosses Kilangin Airport Jl.Freeport Timikia (62-901) 323757/767Tobelo Jl. Ar. Nada, Desa Gosoma, Tobelo, Kab

Halmahera Utara (62-924) 2622261

Tual/Ibra Hotel Suita, Jalan Sudirman 99, Ohoijang, (62-916) 23086/23096Langgur Tual, Maluku TenggaraUjung Pandang Jl. Slamet Riyadi No. 6 (62-411) 3654747

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (62-411) 3656061Gedung Baruga, Telkomsel Lt. 1, Jl. AP. Pettarani No. 3 A Makassar

(62-411) 8120845

Mall Trans Studio MakassarWamena Jl. Safri Darwin No. 2, Wamena (62-0969)

32900/32600Yogyakarta Royal Ambarukmo Hotel Lt. 1, Jl. Laksda Adi

Sucipto No. 81(62-274) 488488

Hotel Inna Garuda, Jl. Malioboro No.60 (62-274) 558470Bandara Adi Sudjipto, Jl. Solo Km 9 (62-274) 484261

Ext. 32

AUSTRALIA www.garuda-indonesia.net.au 1 300 365331/1 300 365330

Brisbane Level 1, G73, Brisbane International Terminal, Mailbox 69,

(61 7) 3622 6888

Brisbane Airport QLD 4007, AustraliaDarwin 1A/10 Mc Lachlan Street, Darwin NT 0800, 1 300 365 330,

(61-8) 89811103Melbourne Level 1, 30 Collins Street Melbourne VIC 3000, 1 300 365 331, (61-3)

8663 0222Perth Ground Floor, 16 St Georges Terrace, Perth

WA 6000,1 300 365 331, (61-8) 9214 5100

PO.Box Z5240, Pert WA 6831,Sydney Level 6,55 Hunter Street Sydney NSW 2000

GPO,1 300 365331, (61-2) 9334 9900

PO.Box 3836 Sydney NSW 2001

BELGIUM AVIAREPS BVBABelgium J.E. Mommaertslaan 18B, 1831 Diegem,

Belgium(32) 27120584/(0)27258392

BRUNEI DARUSSALAMBandar SeriBegawan

No. 1 Lot 20171, Jl. Laksamana Abdul Razak, Km. 2, Jl. Totong, Bandar

(673 )2227965/66

Seri Begawan

Mamuju Jl. Yos Sudarso No. 4 Mamuju, Sulawesi Barat (62-426) 2326321Bandar Udara Tampa Padang Jl. Poros Mamuju KalukuKM, 31 Mamuju

Manado Jl. Sam Ratulangi No. 212 (62-431) 814355, 877717/37/47

Bandara Sam Ratulangi (62-431) 814355Manokwari Lingkungan Kampung Bugis Ruko Blok D-2,

Manokwari, West Papua(62-986) 211444/214400

Rendani Airport, Jln Trikora Manokwari, West Papua

(62-986) 211112/892

Martapura Jln A. Yani Km 38,500 Ruko No. 6 Kel/desa Jawa, Kecamatan Martapura,

(62) 81320023003

Kabupaten Banjar, KalselMataram JL Majapahit No. 2 Ampenan, Lombok (62-370)

642303/649100Lombok International Airport,Area Perkantoran Airline Lt. Dasar, Praya,

(62-370) 6157200/ 6157111

Lombok TengahMedan Jl. Dr. Wolter Monginsidi No. 34 A (62-61)

4516084/4556777 Ext. 127

Departure Hall Kualanamo Int’l Airport (62-61) 91172757Jl. Stasiun Kereta Api No. 1 Medan

Merauke Jl. Raya Mandala No. 17A Merauke, PapuaBandara Mopah, Jln PGT No. 1 Desa Rimba Jaya Kec. Merauke, PapuaJl. Pemuda, Kelurahan Kelapa Lima, Distrik Merauke- Papua

(62-971)-324038

Nabire Jl. Pemuda No. 16 Nabire, Papua (62-984)-26027(62) 81230285588

Padang Jl. Jend. Sudirman No. 343 (62-751) 30737 Ext. 11/13

Bandara Int’l Minangkabau, Lantai Dasar (62-751) 319122Palangkaraya Palangkaraya Mall, Jl. Kinibalu No. 1 Blok D1-D2 (62-536) 30737 Ext.

11/13Tjilik Riwut Airport, Palangkaraya (62-536)3232900

Palembang Jl. Kapten A. Rivai No. 35 (62-711) 315333 Ext. 110/105

Bandar Udara Int’l Sultan Mahmud Badaruddin II (62-711) 385047Palu Jl. Moh. Hatta No. 6 (62-451)

428135/454888Bandara Mutiara, Jl.Abdul Rahman Saleh Palu (62-451) 486886

Palopo City Market Palopo, Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 78 Palopo

(62-471) 327110

Pamekasan Jl. Tjokroatmojo No. 2 Pamekasan (62-324)-611065Pangkal Pinang Hotel Novotel, Jl. Soekarno Hatta Km 5, Pangkal

Pinang(62-717) 438737

Departure Hall Depati Amir Airport Pangkal Pinang

(62-717) 434509, 439357

Pangkep Kantor Pusat PT. Semen Tonasa Lt. Dasar Minasatene, Pangkep

(62-410) 310106

Pare-pare Jl. Lahalede Pare-Pare (62-421) 22888Pekalongan Dafam Hotel, Jl. Urip Simoharjo No. 53

Pekalongan (62-285) 420777/436737

Pekanbaru Jl. Jend. Sudirman No. 343, Pekanbaru (62-761) 29115/116, 43903/45063

Bandara Kasim II, Jl. Perhubungan, Simpang Tiga (62-761) 674815Mona Plaza Hotel, Annex Building, Jl. HR. Soebrantas No. 18

(62-0761) 64837

Pekanbaru (Panam)Petung, Jl. Propinsi Km. 15 Petung, Kab. Penajam Paser

Utara,(62-542)-8540077

Penajam Kalimantan TimurPinangsori Bandara Dr. FL Tobing, Jln. Bandara Pinangsori,

Tapanuli Tengah,(62-631) 391222

North SumatraPomala/ Jl. Pramuka No. 68 Kel. Lomokato-Kolaka 93511 (62-405) 2321631Kolaka Bandar Udara Sangia Nibandera Tanngettada-

Pomala/KolakaSulawesi Tenggara

Pontianak Jl. Rahadi Usman No. 8A (62-561) 734986/741441

Bandara Supadio, Pontianak (62-561) 723433Mercure Hotel, Lt.1 Jl. Ahmad Yani No. 91 (62-561)

581152/577888Aston Hotel, Lt.1 Jl. Gajah Mada No. 21 (62-561)

748079/761118Putussibau Bandar Udara Pangsuma, Jl. Lintas Selat

PutusibauKota Kode Pos 78711, Kalimantan Barat

Purwokerto Main Lobby Hotel Aston Imperium, (62-281) 626823Jl. Overste Isdiman No. 33 Purwokerto (62) 811185905

Salatiga Hotel Laras Asri Resort & Spa, Jl. Jenderal Sudirman No. 335

(62-298) 6031888/1999

Samarinda Jl. S. Parman, Komplek Mall Lembuswana, Blok L-10 Samarinda

(62-541) 747200/739800

Semarang Gedung BPD Jateng Lt.3, Jl. Pemuda No. 142 (62-24) 3517007/3512525

Ahmad Yani Airport (62-24) 7613737Museum Ranggawarsita Jl. Abdurrahman Saleh No. 1 Semarang

(62-24) 7667477/4747

Serui Jl. Jend Sudirman Serui (62-983)-31313/ 31017/ 32425

Sentani Komplek Ruko, Jln. Flavouw No. 113, Sentani (62-967)-594881Singkawang Gerai GA, Jl. Safioeddin No. 55 C, Pasiran,

Singkawang,(62) 81394999983

Kalimantan BaratSurabaya Jl. Tunjungan 29 (62-31) 5345886

Graha Bumi Modern Lt. 1, Jl. Basuki Rachmat 126-128

(62-31) 5468505/5344999






CHINA www.garuda-indonesia.com.cnBeijing RM 209-210, 2F China Life Tower 16 Chaoyang,

District Beijing, PRC (86-10) 8525 3339

Shanghai Unit G-H, 17F Huamin Empire Plaza, 726, Yan Anh Road(W) Shanghai,

(86-21) 5239 1000

PRCGuangzhou Rm 1101-1102, Asia Int’l Hotel 326, Section 1, (86-20)

61206555/61206777Huangshi East Road, GuangzhouUnit 903–904, Main Tower Guang Dong Int’l Building,

(86-20) 83343088

Huangshi, Dong Lu, Guangzhou, PR China 510060Room VIP 6, East Wing, Pullman Hotel Guangzhou Baiyun International

(86-20) 36067491/36067493

Airport

HONG KONGHong Kong Unit 10, 10/F, 68 Yee Woo Street Causeway Bay,

Hong Kong(85-2) 28400000

FRANCEParis Garuda Indonesia Holiday (GIH) France, 27

Avenue de L’Opera 75001 Paris (33) 0186218224/ (33) 0789916109/UK (44) 07966781123/ (33)645601723

JAPAN www.garuda-indonesia.co.jpOsaka OCAT Building 3F, 1-4-1 Minatomachi, Naniwa-

ku, Osaka-shi, (81-6) 66353222

Tokyo Shin Tokyo Bldg. 1F 3-3-1 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo

100-0005 (81-3) 32406161

KOREASeoul 7F, YG TOWER 155 Da-dong, Jung-gu Seoul

Korea, Zip Code 100-180(82-2) 7732092

UNITED KINGDOMLondon Garuda Indonesia Airline, 2-Queen Caroline

Street(44) 2037709661

Hammersmith, London W6 9DX, United Kingdom

MALAYSIAKuala Lumpur Lot 1-16, Intermark Mall, 348 Jalan Tun Razak

50400(603) 21622811

Kuala Lumpur – MalaysiaLot S23 – S24, Level 4, Main Terminal Building, Kuala Lumpur

(603) 87874066

International Airport, 64000, KLIA, Sepang-Malaysia

NETHERLANDS www.garuda-indonesia.nlAmsterdam WTC Tower B-7th Floor, Schiphol Boulevard 177,

1118 BG Schiphol(31-20) 5502600

Airport

SAUDI ARABIAJeddah City Center First Floor, No. 25–26, Madina Road (966-2)

6656121/2830378PO Box 13541, Jeddah, 21414

SINGAPORE www.garudaindonesia.com.sgSingapore 101 Thomson Road #12-03 United Square,

Singapore (65) 62502888

TAIWAN www.garudaindonesia.com.twTaipei 5F-2, No. 90, Jian Guo North Road Section 1,

Taipei 104(88-62) 25073037

4F-1, No.194, Zhouzi St, Neihu Dist, Taipei 11493, Taiwan

(886) 2 2656 0255/2 2658 6374

(R.O.C.)

THAILANDBangkok 1168/77 Lumpini Tower, 27th floor, Rama IV RD (66-2)

2856470/08381730Thungmahamek, Sathorn, Bangkok 10210

GENERAL SALES AGENT (GSA)

CANADA – AIR WORLD INC. 1 800 3 GARUDAToronto 1234 Bay Street, Suite 601, Toronto, ON M5R

3K4, [email protected](416) 972-1534

Vancouver 1167 Alberni Street, Suite 1406, Vancouver, 1 800 342-7832

BC Canada V6E 3Z3, [email protected]

UNITED ARAB EMIRATES – ABU DHABI TRAVEL BUREAU (ADTB)Abu Dhabi P.O. Box No: 278, Maidan Al Itihad Street, Abu

Dhabi,(971-2) 6338700

United Arab EmiratesDubai Sharaf Building, Khalid Bin Waleed Street, P.O.

Box 21593,(971-4) 3978273

Burj Dubai, Dubai, UAE309 MGM Building, 3rd floor, Ruwi Roundabout, JIBROO0

(968-2) 4702820

Al-Ain P.O. Box No: 1772, Khalifa Al Otaiba Building, Sanaya Street, Al

(971-3) 7541159

Ain, United Arab Emirates

NEW ZEALAND – AIRLINE MARKETING NEW ZEALAND LTD.Auckland Level 10, Westpac, Trust Tower, 120 Albert Street (64-9) 3661855

PHILIPPINES – AIRESOURCES, INC.Manila Lower Lobby, Century Park Hotel P, (63-2)

4005978/4005979Ocampo Sr. Cor Adriatico Sts Malate

QATAR – CONTINENTALDoha Building Office No 3 Thani Bin Abdulla, (974) 4622122

Commercial Complex C Ring Road-VIP, or clock round aboutDoha-Qatar

USA – AIR WORLD INC. 1 800 3 GARUDACalifornia 16250 Venture Boulevard, Suite 115 Encino, CA.

91436, [email protected](818) 9907083

Chicago 101 North Wacker Drive, Suite 350 Chicago, (312) 2699333Illinois 60606, [email protected]

Houston 3050 Post Oak Boulevard, Suite 350, Houston TX 77056, [email protected]

(713) 626-6134

New York One Penn Plaza, Suite 1416 New York, NY. 10119,[email protected]

(212) 279-0756

SAUDI ARABIAMakkah Al Mansoor Commercial Centre, Ground Floor, (966-2) 5444740Al Mukkaramah

Mansoor Street

Dammam King Abdul Azis Road, 19th Cross Street, Al Khobar

(96-63) 8644527/45638/48847

Jeddah Al Nakheel Centre, Madinah Road, (Near NCB Bank),

(966-2) 6656875

PO. Box 13541 Jeddah 21414Riyadh Al Fawzan Building, Olaya Main Road, Near to

Ministry(966-1) 2160855/2160856

of Interior, PO. Box 58458, Riyadh, 11594

VIETNAM – TRANSVIET TRAVEL GROUPHo Chi Minh City

2nd Floor, Travel House Building, 170–172, Nam Ky Khoi Nghia

(84-8) 39302949

Street, District 3, [email protected] 4th Floor, Dao Duy Anh Tower, 9 Dao Duy Anh

Street, Dong Da(84-8) 35747002

District, Hanoi

KUWAIT – CAESAR INTERNATIONAL COMPANY W.L.LKuwait Al -Jawhara Tower, Ground Floor, Al-Salhiya, (965) 22261027

Ali Al-Salem Street, P.B# 28229 Safat Code 13056, Kuwait

MALAYSIA – MAPLE TRAVEL (M) SDN BHDPenang G-03 Penang Plaza, Burma Road (60) 4 263 1100

INDIA – BIRD TRAVELS PRIVATE LIMITEDNew Delhi E-9, Connaught House Ground Floor, Connaught (91) 11 41517121,

Place (Middle Circle), New Delhi 110001 (91) 11 23412312Hyderabad H. No. 6-3-1093, 101, 1st Floor , V.V. Vintage

Boulevard Somajiguda,Rajbhivan Road Hyderabad, India 500082

Calcuta Crescent Tower, Suite no 2F, Second Floor, (91) 33 39592569229AJC Bose Road. Kolkota, W Bengal India

Chennai 105, 1st Floor Prince Center, 248 Pathari Road Anna Salai, Chennai

(91) 44 52634014

600 006Mumbai 14, Nirman Kendra, DR. E. Moses Road, Near

Famous Studio(91) 22 66156273

Mahalaxmi, West Mumbai 400 011Bangalore 138A Brigade Gardens, Church Street,

Bangalore (91) 80 5112291, 23410806

SRI LANKASri Lanka No.11, York Street, Colombo 01, Sri Lanka (94) 11 2475 300,

2475340

SULTANATE OF OMAN – SHARAF TRAVELMuscat Ground Floor 24–26, Hatat House, P.O. Box 607, (968) 24 565304

Jibroo, Muscat, Sultanate of OmanSharjah G1, AlRaban Bldg, AlOrouba Street, Rolla, (971-6) 5505853

P.O. Box 27320, Sharjah, UAEAjman These Emirates are serviced by SHJ/DXB office

locations








Statement of Members of Board of Commissioners and Board of Directors on the Accountability for the 2015 Annual Repor t of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasian perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

We, the undersigned, testify that all information in the Annual Report of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk for 2015 is presented in its entirety and we are fully responsible for the accuracy of the contents in the Company’s annual report and consolidated financial statements. This statement is hereby made in all truthfulness.

Jusman Syafii DjamalKomisaris Utama dan Komisaris Independen



Isa RachmatarwataKomisaris

Commissioner

Muzaffar IsmailKomisaris

Commissioner

Chairal TanjungKomisaris

Commissioner

Dony OskariaKomisaris

Commissioner

Hasan Muhammad SoedjonoKomisaris Independen


SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATASLAPORAN TAHUNAN 2015 PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK






Muhammad Arif WibowoDirektur Utama




HandayaniDirektur Niaga

Director of Commercial

Novianto HerupratomoDirektur Operasi

Director of Operations

Heriyanto Agung PutraDirektur SDM & Umum

Director of Human Capital & Corporate Affairs

Iwan JoeniartoDirektur Teknik dan Teknologi InformasiDirector of Maintenance and Information

Technology

Nicodemus Panarung LampeDirektur Layanan

Director of Services






Materi & Penjelasan Halaman / Page Subject & Explanation

I. Umum General

1. Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.

√Annual report is presented in good and correct Indonesian and it is also recommended to present the report in English.

2. Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.

√Annual report is printed in good quality and and use readable font type and size.

3. Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.

Nama perusahaan dan tahun annual report ditampilkan di:Sampul muka;Samping;Sampul belakang; danSetiap halaman.

√

Annual report should state clearly the identity of the company.

Name of the company and year of the annual report is placed on:The front cover;Sides;Back cover; andEach page.

4. Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan. √ Annual report is uploaded in the company’s website.

II. Ikhtisar Data Keuangan Penting Summary of Key Financial Information

1. Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain:Penjualan/pendapatan usaha;Laba (rugi);Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; danDiatribusikan kepada kepentingan non-pengendaliTotal laba (rugi) komprehensif; danDiatribusikan kepada pemilik entitas induk; danDiatribusikan kepada kepentingan non-pengendaliLaba (rugi) per saham.

6

Information of company’s operating results in comparative form over a period of 3 (three) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 3 (three) years.

The information contained includes:Operating sales/revenue;Profit (loss);Attributable to parent entity; andAttributable to non-controlling interestTotal comprehensive profit (loss);Attributable to parent entity; andAttributable to non-controlling interestProfit (loss) per share.

2. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain: Jumlah investasi pada entitas asosiasi; Jumlah aset; Jumlah liabilitas; dan Jumlah ekuitas.

7

Information of company’s financial position in comparative form over a period of 3 (three) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 3 (three) years.

The information contained includes:Total investment in associates;Total assets;Total liabilities;Total equity.

3. Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

7

Financial ratios in comparative form over a period of 3 (three) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 3 (three) years.

4. Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik.

Informasi dalam bentuk tabel yang memuat:Jumlah saham yang beredar;Kapitalisasi pasar;Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; danVolume perdagangan.Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang harga penutupan dan volume perdagangan saham.

Untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.

9

Share price information in tables and charts.

Information in form of tables which contain:Total of outstanding shares;Market capitalization;Highest, lowest, and closing price; andTrading volume.Information in form of charts which contain at least share closing price and trading volume.

For every quater in the latest 2 (two) fiscal years.

5. Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.

Informasi memuat:Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar;Tingkat bunga/imbalan;Tanggal jatuh tempo; danPeringkat obligasi/sukuk.

12

Information on outstanding bonds, sukuk or convertible bonds in the latest 2 (two) fiscal years.

Information contains:Total outstanding bonds/sukuk/convertible bonds;Yield/interest rate;Maturity date; andBonds/sukuk rating.

REFERENSI KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2015Reference of Annual Repor t Award 2015 Cr iter ia






III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi The Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report

1. Laporan Dewan Komisaris.

Memuat hal-hal sebagai berikut:Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan dan dasar penilaiannya;Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi dan dasar pertimbangannya;Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris; danPerubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada).

21-25

The Board of Commissioners’ report.

Contains the following items:Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company and the basis of assessment;View over the prospects of the company’s business which set by the Board of Directors and its basis of consideration;Assessment on the performance of committees under the Board of Commissioners; andChanges in the composition of the Board of Commissioners (if any).

2. Laporan Direksi.

Memuat hal-hal sebagai berikut:Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan;Analisis tentang prospek usaha;Penerapan tata kelola perusahaan;Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada di bawah Direksi jika ada); danPerubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya (jika ada).

33-41

The Board of Directors’ Report.

Contains the following items:Analysis of company’s performance, which includes, among others, strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company;Analysis of business prospects;Implementation of corporate governance;Assessment on the performance of committees under the Board of Commissioners; andChanges in the composition of the Board of Directors (if any).

3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

Memuat hal-hal sebagai berikut:Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri;Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan;Ditandatangani seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dengan menyebutkan nama dan jabatannya; danPenjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.

392-393

Signatures of the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners.

Contains the following items:Signatures are appended in separated sheet;Statemen that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the authenticity of the annual report;Signed by all members of the Board of Directors and the Board of Commissioners by stating name and position; andWritten statement in separate letter if there is member of the Board of Directors and the Board of Commissioners who do not sign the annual report, or: written statement in separate letter from other members if there is no written statement from the relevant member.

IV. Profil Perusahaan Company Profile

1. Nama dan alamat perusahaan.

Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website.

50-51

Name and address of the company.

Includes information on name and address, zip code, telephone and/or facsimile, email, and website.

2. Riwayat singkat perusahaan.

Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).

54-57

Brief history of the company.

Includes among others: date/year of establishment, name and changes in the company name (if any).

3. Bidang usaha.

Uraian mengenai antara lain:Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir;Kegiatan usaha yang dijalankan; danProduk dan/atau jasa yang dihasilkan.

60-62

Business lines.

The description includes:Business activities of the company according to recent articles of association;Conducted business activities; andProducts and/or services produced.

4. Struktur Organisasi.

Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi.

72-73

Organizational structure.

In form of chart, which includes names and titles at least up to the one level below the Board of Directors.

5. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan.

Mencakup:Visi perusahaan;Misi perusahaan; danKeterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris; danPernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan

52-53

Company’s Vision, Mission, and Corporate Culture.

Includes:Company’s vision;Company’s mission; andStatement that the company’s vision and mission have been approved by the Board of Directors/Board of Commissioners; andStatement on Company’s corporate culture.








6. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris.

Informasi memuat antara lain:Nama;Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain);Umur;Domisili;Pendidikan;Pengalaman kerja;Tanggal penunjukkan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris.

28-31

Brief identity and curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners.

The information should contain:Name;Position (including the position in other company or institution);Age;Domicile;Education;Work experience;Date of first appointment as the member of the Board of Commissioners.

7. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi.

Informasi memuat antara lain:Nama;Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain);Umur;Domisili;Pendidikan;Pengalaman kerja;Tanggal penunjukkan pertama kali sebagai anggota Direksi.

44-47

Brief identity and curriculum vitae of the members of the Board of Directors.

The information should contain:Name;Position (including the position in other company or institution);AgeDomicile;Education;Work experience;Date of first appointment as the member of the Board of Directors.

8. Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).

Informasi memuat antara lain:Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi;Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan;Jumlah karyawan berdasarkan status kepegawaian;Deskripsi dan data pengembangan kompetensi karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan; danBiaya pengembangan kompetensi karyawan yang telah dikeluarkan.

90-100

Number of employees (2 years comparatively) and description of competence building (such as: aspect of education and training of employees ).

The information should contain:Total employees for each organization level;Total employees for each level of education;Total employees based on employment status;Description and data of employee’s competency development which has been done by reflecting the equality of opportunity to all employees; andThe cost of employee’s competency development which has been incurred.

9. Komposisi pemegang saham.

Mencakup antara lain:Rincian nama pemegang saham yang meliputi 20 pemegang saham terbesar dan persentase kepemilikannya;Rincian pemegang saham dan persentase kepemilikannya meliputi:Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham;Nama Direktur dan Komisaris yang memiliki saham; danKelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%.

10-11

Shareholders composition.

Among others includes:Details of shareholders name which include 20 majority shareholders and their ownership percentage;

Details of shareholders and their ownership percentage which include:Name of shareholders who have 5% or more shares;

Name of Directors of Commissioners who have shares; andGroup of public shareholders who each own less than 5% of shares.

10. Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi.

Informasi memuat antara lain:Nama entitas anak dan/atau asosiasi;Persentase kepemilikan saham;Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas asosiasi; danKeterangan tentang status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi).

380

List of subsidiaries and/or associates.

The information should contain:Name of subsidiaries and/or associates;Share ownership percentage;Description of subsidiaries and/or associates business line; andDescription of subsidiaries and/or associates operation status (has operated or has not operated).

11. Struktur grup perusahaan.

Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle.

74-75

Corporate group structure.

Corporate group structure in form of chart which describes subsidiaries, associates, joint venture, and special purpose vehicle.

12. Kronologis pencatatan saham.

Mencakup antara lain:Kronologis pencatatan saham;Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham;Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku; danNama bursa di mana saham perusahaan dicatatkan.

9

Share listing chronology.Among others, include:Chronology of share listing;Corporate action that cause changes in the number of shares;Share volume changes from the beginning until the end of fiscal year; and Name of stock exchange where the company’s share is listed (if any).







13. Kronologis pencatatan efek lainnya.

Mencakup antara lain:Kronologis pencatatan efek lainnya;Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya;Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku; danNama bursa di mana efek lainnya dicatatkan; danPeringkat efek.

12

Listing chronology of other securities.

Among others, include:Listing chronology of other securities;Corporate action that cause changes in the number of other securities;Changes of the number of other securities from the beginning until the end of fiscal year; and Name of stock exchange where the other securities is listed; and Securities rating.

14. Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal.

Informasi memuat antara lain:Nama dan alamat BAE/pihak yang mengadministrasikan saham perusahaan;Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik; danNama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.

63

Name and address of capital market institutions and/or supporting professions.

The information should contain:Name and address of Securities Administration Bureau/parties that administered the company’s share;Name and address of Public Accounting Firm; andNama and address of securities rating agency.

15. Penghargaan yang diterima dalam tahun buku terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku dalam tahun buku terakhir baik yang berskala nasional maupun internasional.

Informasi memuat antara lain:Nama penghargaan dan/atau sertifikat;Tahun perolehan;Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikat; danMasa berlaku (untuk sertifikasi).

14-17

Award received by the company in the latest fiscal year and/or valid certification in the latest fiscal year both on a national and international scale.

The information should contain:Name of award and/or certificate;Year of acquisition;Name of agency that give the award and/or certification; and Validity period (for certification).

16. Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada).

Memuat informasi antara lain:Nama dan alamat entitas anak; danNama dan alamat kantor cabang/perwakilan.

Catatan: Apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak/cabang/perwakilan agar diungkapkan.

175, 177, 179, 181,183, 188, 190, 388-389

Name and address of subsidiary and/or branch offices or representative offices (if any).

The information should contain:Name and address of subsidiaries; andName and address of branch/representative offices.

Note: It requires a disclosure if the company has no subsidiaries/branch/representative.

17. Informasi pada Website PerusahaanMeliputi paling kurang:Informasi pemegang saham sampai dengan pemilik akhir individu;Struktur grup perusahaan (jika ada);Analisis kinerja keuangan;Laporan keuangan tahunan (5 tahun terakhir); danProfil Dewan Komisaris dan Direksi.

√

Information on Company WebsiteInclude at least:Information on shareholders information up to individual owners, either direct or indirect;Company’s group stucture;Financial performance analysisFinancial statements for 5 (five) years; andBoard of Commissioners and Board of Directors

V. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis

1. Tinjauan operasi per segmen usaha.

Memuat uraian mengenai:Penjelasan masing-masing segmen usaha.Kinerja per segmen usaha, antara lain:Produksi;Peningkatan/penurunan kapasitas produksi;Penjualan/pendapatan usaha; danProfitabilitas.

134-146

Operational review per business segment.

Contains the description of:Description of each business business segment.Performance of Production/business activity;

Increase/decrease of production capacity;Operating sales/revenue; andProfitability.

2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan.

Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya dan penyebab kenaikan/penurunan (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset;Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas;Ekuitas;Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; danArus kas.

147-160

Description of company’s financial performance.

Analysis of financial performance which includes a comparison between current fiscal year and the previous year and the cause of increase/decrease (in form of tables and charts), among others, concerning:

Current assets, non-current assets, and total assets;Short-term liabilities, long-term liabilities, and total liabilities;Equity;Operating sales/revenue, expense and profit (loss), other comprehensive income, and total of comprehensive profit (loss); andCash flow.

3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan sesuai dengan jenis industri perusahaan.

Penjelasan tentang:Kemampuan membayar utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang; danTingkat kolektibilitas piutang.

160-162

Discussion and analysis of capacity to pay debts and the collectibility of account receivables, by presenting relevant ratio calculation in accordance with the type of company’s industry.

Description of:Ability to pay debts, both in short and long term; andCollectibility of account receivables.








4. Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy).

Penjelasan atas:Struktur modal (capital structure); danKebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies) dan dasar pemilihan kebijakan tersebut.

162-163

Discussion of capital structure and management policy on capital structure policy.

Description of:Capital structure; andManagement policy on capital structure policies and the basis of the policies.

5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal.

Penjelasan tentang:Tujuan dari ikatan tersebut;Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan tersebut;Mata uang yang menjadi denominasi, dan Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.

Catatan: Apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal pada tahun buku terakhir agar diungkapkan.

168

Discussion on significant ties for the investment of capital goods.

Description of:The purpose of the ties;Source of funds expected to fulfill the said ties;Currency of denomination; andSteps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.

Note: It requires a disclosure if the company has no significant ties for the investment of capital goods in the latest fiscal year.

6. Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir.

Penjelasan tentang:Jenis investasi barang modal;Tujuan investasi barang modal; andNilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada tahun buku terakhir.

Catatan: Apabila tidak terdapat realisasi investasi barang modal agar diungkapkan.

168

Discussion of capital goods investment that was realized in the latest fiscal year.

Description of:Type of capital goods investment;The purpose of capital goods investment; andThe value of capital goods investment in the latest fiscal year.

Note: It requires a disclosure if there is no realization capital goods investment.

7. Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan.

Informasi memuat antara lain:Perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi); danTarget atau proyeksi yang ingin dicapai dalam 1 (satu) tahun mendatang.

164-166

Comparative information of target in the beginning of fiscal year and its realization, and target or projection to be achieved for the next year which include income, profit, capital structure, or others that considered important for the company.

Information, among others, includes:Comparison between target in the beginning of fiscal year and its realization; andTarget or projection to be achieved in the next 1 (one) year.

8. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.

Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.

Catatan: Apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.

168

Significant information and fact subsequent to the accountant’s report date.

Description of subsequent event including its impact to the business performance and risk in the future.

Note: It requires a disclosure if there is no subsequent event.

9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan.

Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.

Description of company’s business prospects.

Description of the company’s prospects in regards with the industry and economy in general accompanied with supporting quantitative data from reliable data source.

10. Uraian tentang aspek pemasaran.

Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar.

Descrition of marketing aspects.

Description of marketing aspect for the company’s products and/or services, such as marketing strategy and market segment.

11. Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir.

Memuat uraian mengenai:Kebijakan pembagian dividen;Total dividen yang dibagikan;Jumlah dividen kas per saham;Payout ratio; danTanggal pengumuman dan pembayaran dividen kas untuk masing-masing tahun.

Catatan: Apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya.

163-164

Description of and total of cash dividend per share and total of dividend per year that announced or paid for the last 2 (two) fiscal years.

Contains the description of :Dividend distribution policy;Total of distributed dividends;Total of cash dividend per share;Payout ratio; andAnnouncement date and cash dividend payment for each year.

Note: It requires a disclosure if there is no dividend distribution.







12. Program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan perusahaan (ESOP/MSOP).

Memuat uraian mengenai:Jumlah saham ESOP/MSOP dan realisasinya;Jangka waktu;Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang berhak; danHarga exercise.

Catatan: Apabila tidak memiliki program dimaksud, agar diungkapkan.

166-167

Employee Share Ownership Program and/or Management Share Ownership Program (ESOP/MSOP) which conducted by the company.

Contains the description of:Total of ESOP/MSOP shares and its realization;Term;The requirements for the employee and/or management; andExercise price.

Note: It requires a disclosure if there is no referred program.

13. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana).

Memuat uraian mengenai:Total perolehan dana;Rencana penggunaan dana;Rincian penggunaan dana;Saldo dana; danTanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada).

167-168

Realization of the use of proceeds from the public offering (in terms of the company still has the obligation to submit the report of proceeds realization).

Contains the description of:Total proceeds acquired;Plan of proceeds utilization;Detail of proceeds utilization;Balance of proceeds; andGMS approval date for the change of proceeds utilization (if any).

14. Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, restrukturisasi utang/modal.

Memuat uraian mengenai:Tujuan dilakukannya transaksi;Nilai transaksi atau jumlah yang direstrukturisasi; danSumber dana.

Catatan: Apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.

168

Significant information on investment, expansion, divestment, business merger/consolidation, acquisition, restructuring of debt/capital.

Contains the description of :The purpose of transaction;The value of transaction or the restructured amount; andSource of fund.

Note: It requires a disclosure if there is no referred transaction.

15. Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai:Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi;Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;Alasan dilakukannya transaksi;Realisasi transaksi pada periode tahun buku terakhir;Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; dan Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait.

Catatan: Apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.

____

Information of significant transaction which contains conflict of interest and/or transaction with affiliated parties.

Contains the description of:Name of parties which conduct transaction and the nature of affiliation;Explanation about the fairness of the transaction;Reasons of transaction;Realization of transaction in the latest fiscal year period;Relevant company’s policy on the transaction review mechanism; andCompliance toward relevant rules and regulations.

Note: It requires a disclosure if there is no referred transaction.

16. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.

Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan.

Catatan: Apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan.

168-171

Description of changes in regulation which have a significant impact on the company.

The description, among others, includes: changes in regulation and its impact toward the company.

Note: It requires a disclosure if there is no changes in regulation which have a significant impact.

17. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan pada tahun buku terakhir.

Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.

Catatan: Apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan.

171-173

Description of changes in the accounting policy which implemented by the company in the latest fiscal year.

The description,among others, includes: changes in accounting policy, reason and its impact on financial statements.

Note: It requires a disclosure if there is no changes in accounting policy.








18. Informasi kelangsungan usaha

Pengungkapan informasi mengenai:Hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir;Assessment manajemen atas hal-hal pada angka 1; danAsumsi yang digunakan manajemen dalam melakukan assessment.

Catatan: apabila tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan asumsi yang mendasari manajemen dalam meyakini bahwa tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku.

173-174

Business Continuity Information

Disclosure of information regarding:Any material issues that would affect Company’s business continuity in the current year;Management’s assessment on the matters on number 1; andAssumptions used by the Management to conduct assessment.

Note:if there was any material issues that would affect Company’s business continuity in the current year, assumption that allowed the Management to ensure that there was no material issues that would affect the Bank’s business continuity in the current year.

VI. Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance

1. Uraian Dewan Komisaris.

Uraian memuat antara lain:Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris;Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris atau program orientasi bagi Komisaris baru; danPengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris).

228-254

Description of the Board of Commissioners.

The description, among others, includes:Description of the responsibility of the Board of Commissioners.Training program in order to improve the competency of the Board of Commissioners or orientation program for the new Commissioner; andDisclosure of Board Charter (guidelines and work order of the Board of Commissioners).

2. Uraian mengenai Komisaris Independen.

Meliputi antara lain:Kriteria penentuan Komisaris Independen; danPernyataan tentang independensi masing-masing Komisaris Independen.

232-234

Description of Independent Commissioner.

Among others, includes:Criteria for appointing Independent Commissioner; andStatement about the independency of each Commissioner Independent.

3. Uraian Direksi.

Uraian memuat antara lain:Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi;Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi atau program orientasi bagi Direksi baru;Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Direksi); dan

275-298

Description of the Board of Directors.

The description, among others, includes:Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors.Training program in order to improve the competency of the Board of Directors or orientation program for the new Director; andDisclosure of Board Charter (guidelines and work order of the Board of Directors); and

4. Assessment terhadap Dewan Komisaris dan Direksi.

Mencakup antara lain:Prosedur pelaksanaan assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi;Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; danPihak yang melakukan assessment.

245, 290

Assessment of the Board of Commissioners and the Board of Directors.

Among others, includes:Procedure of assessment on the Board of Commissioners and the Board of Directors performance;Criteria of assessment on the Board of Commissioners and the Board of Directors performance; andParty that conducts the assessment.

5. Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

Mencakup antara lain:Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris;Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi Direksi;Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Dewan Komisaris;

Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi; danPengungkapan indikator untuk penetapan remunerasi Direksi.

249, 291-292

Description of the remuneration policy for the Board of Commissioners and Directors.

Among others, includes:Disclosure of the Board of Commissioners’ remuneration stipulation procedure;Disclosure of the Board of Directors’ remuneration stipulation procedure;Remuneration structure that indicates the type and amount of short-term benefits, post-employment, and/or other long-term benefits for each member of the Board of Commissioners; and

Remuneration structure that indicates the type and amount of short-term benefits, post-employment, and/or other long-term benefits for each member of the Board of Directors; andDisclosure of remuneration stipulation indicators for the Board of Directors.







6. Frekuensi dan tingkat kehadiran rapat Dewan Komisaris, rapat Direksi, dan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi

Informasi memuat antara lain:Tanggal Rapat;Peserta Rapat; danAgenda Rapat.untuk masing-masing rapat Dewan Komisaris, Direksi, dan rapat gabungan.

250-254,294-298

Frequency of meeting and attendance of the Board of Commissioners, the Board of Directors, and joint meeting of the Board of Directors and the Board of Commissioners

Information includes:Meeting Date;Meeting Participants; andMeeting Agenda.for meeting of the Board of Commissioners, the Board of Directors, and joint meeting of the Board of Directors and the Board of Commissioners

7. Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali, baik langsung maupun tidak langsung sampai kepada pemilik individu.

Dalam bentuk skema or diagram, kecuali untuk BUMN yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah.

10

Information of major and controlling shareholders, both direct or indirect, up to the individual owners.

In form of scheme or chart, except for the SOE that is fully owned by the government.

8. Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.

Mencakup antara lain:Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya;Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris;

Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali;Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Komisaris lainnya; dan

Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.

Catatan: Apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan.

235, 280-281

Disclosure of affiliation relationship between the member of the Board of Directors, the Board of Commissioners, and Major and/or controlling Shareholders.

Among others, includes: Affiliation relationship between the member of the Board of Directors and other member of the Board of Directors;Affiliation relationship between the member of the Board of Directors and the member of the Board of Commissioners;Affiliation relationship between the member of the Board of Directors and Major and/or controlling Shareholders;Affilitaion relationship between the member of the Board of Commissioners and other member of the Board of Commissioners;andAffiliation relationship between the member of the Board of Commissioners and Major and/or controlling Shareholders.

Note: It requires a disclosure if there is no referred affiliation relationship.

9. Komite Audit.

Mencakup antara lain:Nama dan jabatan anggota komite audit;Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit;Independensi anggota komite audit;Uraian tugas dan tanggung jawab;Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit; danFrekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit.

256-266

Audit Committee.

Among others, includes:Name and position of the member of the audit committee; Qualification of education and work experience of the member of the audit committee;Independency of the member of the audit committee;Description of task and responsibility;Brief report on the activities carried out by the audit committee; andFrequency of meetings and attendance of the audit committee.

10. Komite/Fungsi Nominasi dan Remunerasi.

Mencakup antara lain:Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite nominasi dan/atau remunerasi;Independensi anggota komite nominasi dan/atau remunerasi;Uraian tugas dan tanggung jawab;Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi dan/atau remunerasi; danFrekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi dan/atau remunerasi.

266

Nomination and Remuneration Committee/Function.

Among others, includes:Name, position, and brief curriculum vitae of the member of nomination and/or remuneration committee;Independency of the member of nomination and/or remuneration committee;Description of task and responsibility;Description of activities carried out by the nomination and/or remuneration committee; andFrequency of meetings and attendance of the nomination and/or remuneration committee.

11. Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan.

Mencakup antara lain:Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain;Independensi anggota komite lain;Uraian tugas dan tanggung jawab;Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain; dan

Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.

266-274

Other committees under the Board of Commissioners which owned by the company.

Among others, includes:Name, position, and brief curriculum vitae of the member of other committees;Independence of the member of other committees;Description of task and responsibility;Description of activities carried out by other committees; andFrequency of meetings and attendance of other committees.

12. Uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan.

Mencakup antara lain:Nama, domisili, dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan;Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan; dan

Program pelatihan dalam rangka mengembangkan kompetensi sekretaris perusahaan.

299-308

Description of task and function of corporate secretary.

Among others, includes:Name, domicile, and brief curriculum vitae of corporate secretary;Description of task implementation of corporate secretary; andTraining program in order to improve the competency of corporate secretary.








13. Informasi mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun sebelumnya.

Mencakup antara lain:Keputusan RUPS tahun sebelumnya;Realisasi hasil RUPS pada tahun buku; danAlasan dalam hal terdapat keputusan RUPS yang belum direalisasikan.

216-228

Information of General Meeting of Shareholders (GMS) of previous year.

Among others, includes:GMS resolution of previous year;Realization of GMS resolution in the fiscal year; andReasons in the event of any unrealized GMS resolution.

14. Uraian mengenai unit audit internal.

Mencakup antara lain:Nama ketua unit audit internal;Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal;Sertifikasi sebagai profesi audit internal;Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan;Laporan singkat pelaksanaan kegiatan unit audit internal; danPihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal.

309-315

Description of internal audit unit.

Among others, includes:Name of the chairman of internal audit unit;Number of employees (internal auditor) in internal audit unit;Certification as internal auditor;Position of the internal audit unit in company’s structure;

Brief report of activities carried out by the internal audit unit; andParty that appoints/dismisses the chairman of internal audit unit.

15. Akuntan publik.

Informasi memuat antara lain:Nama dan tahun akuntan publik yang melakukan audit laporan keuangan tahunan selama 5 tahun terakhir;Nama dan tahun Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit laporan keuangan tahunan selama 5 tahun terakhir;Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik pada tahun buku terakhir; danJasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan keuangan tahunan pada tahun buku terakhir.

Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan.

316-317

Public accountant.

Information should contain, among others:The amount of period the public accountant has audited the annual financial statements;The amount of period the Public Accounting Firm has audited the annual financial statements;The amount of fee for each service provided by the public accountant; andOther services provided by the accountant other than the audit of annual financial statements.

Note: It requires disclosure if there is no referred services.

16. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan.

Mencakup antara lain:Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko yang diterapkan perusahaan;Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko;Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan; danUpaya untuk mengelola risiko tersebut.

318-323

Description of company’s risk management.

Among others, includes:Description of risk management system implemented by the company:Description of the evaluation implemented on the effectiveness of the risk management system;Description of risks faced by the company; and

Attempt to manage those risks.

17. Uraian mengenai sistem pengendalian intern.

Mencakup antara lain:Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional;Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan kerangka yang diakui secara internasional (COSO – internal control framework); danPenjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern.

323-326

Description of internal control system.

Among others, includes:Brief description of internal control system, among others, includes financial and operational control;

Description of the compliance of internal ontrol system toward the internationally acknowledged framework (COSO – internal control framework); andDescription of the evaluation implemented on the effectiveness of internal control system.

18. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup.

Mencakup antara lain informasi tentang:Kebijakan yang ditetapkan manajemen;Kegiatan yang dilakukan terkait program lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengelolaan limbah perusahaan, dan lain-lain; danSertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki.

354-357

Description of corporate social responsibility related to the environment.

Information should contain, among others:Policy set by the management;Activities of environment program carried out in regards with the company’s operational, such as the use of material and energy that is environmentally friendly and can be recycled, waste treatment system, etc; and

Certificate on environmental.







19. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Mencakup antara lain informasi tentang:Kebijakan yang ditetapkan manajemen; danKegiatan yang dilakukan.

Terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain.

358-362

Description of corporate social responsibility related to the employment, occupational health and safety.

Information should contain, among others:Policy set by the management; andActivities that are carried out.

In regards with the practice of employment, occupational health and safety, such as the equality of gender and work opportunity, occupational facility and safety, employee turnover rate, accident rate, training, etc.

20. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan.

Mencakup antara lain informasi tentang:Kebijakan yang ditetapkan manajemen; Kegiatan yang dilakukan; danBiaya yang dikeluarkan.

Terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain.

363-370

Description of corporate social responsibility related to the community and social development.

Information should contain, among others:Policy set by the management; Activities that are carried out; andCosts incurred.

In regards with the community and social development, such as local worker recruitment, community empowerment around the company, social facilities repairement, other donations, etc.

21. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen.

Mencakup antara lain:Kebijakan yang ditetapkan manajemen; danKegiatan yang dilakukan.

Terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain.

371-375

Description of corporate social responsibility related to the product responsibility toward consumer.

Among others, includes:Policy set by the management; andActivities that are carried out.

In regards with the product responsibility, such as customer health and safety, product information, facility, total and customer complaint control, etc.

22. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan.

Mencakup antara lain:Pokok perkara/gugatan;Status penyelesaian perkara/gugatan; Pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan; danSanksi administrasi yang dikenakan kepada entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi).

Catatan: Dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan.

326-328

Legal disputes faced by the company, subsidiaries, member of the Board of Directors and/or the Board of Commissioners that served during the period of annual report.

Among others, includes:Subject of the case/lawsuit;Settlement status of the case/lawsuit;Potential impacts on the financial condition of the company; andAdministrative sanctions imposed on the entity, member of the Board of Commissioners and the Board of Directors, by the relevant authority (the capital market, banking and others) in the last fiscal year (or statement of no administrative sanctions imposed on the company).

Note: It requires a disclosure if there is no dispute.

23. Akses informasi dan data perusahaan.

Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya.

336-342

Access to information and corporate data. Description of the availability of access to information and corporate data to the public, for example through the website (in Indonesian and English), mass media, mailing lists, newsletters, analyst meetings, etc.

24. Bahasan mengenai kode etik.

Memuat uraian antara lain:Isi kode etik;Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi;Penyebarluasan kode etik;Upaya penegakan dan sanksi pelanggaran kode etik; danPernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan.

328-330

Discussion of code of conduct.

Contains description of:Contents of the code of conduct;Disclosure of the code of conduct applies to all organization level;Dissemination of code of conduct; Attempt to uphold the code of conduct and the sanction to the violation of the code of conduct; and Statement of corporate culture owned by the company.








25. Pengungkapan mengenai whistleblowing system.

Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain:Penyampaian laporan pelanggaran;Perlindungan bagi whistleblower;Penanganan pengaduan;Pihak yang mengelola pengaduan; danJumlah pengaduan yang masuk dan diproses pada tahun buku terakhir serta tindak lanjutnya.

331-335

Disclosure of whistleblowing system.

Contains a description of the mechanism of whistleblowing system, among others: Submission of violation reports;Protection for the whistleblower;Handling the complaint;Party that manages the complaint; andAmount of incoming complaints and processed in the last fiscal year as well as its follow-up.

26. Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi.

Uraian kebijakan Perusahaan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dalam pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.

Catatan: Apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar diungkapkan alasan dan pertimbangannya.

232, 279

Diversity in the Composition of the Board of Commissioners and Board of Directors.

Description of Company’s policy on diversity in the composition of the Board of Commissioners and Board of Directors in terms of education (field of study), work experience, age, and gender. Note: If there is no such policy, disclosure of the reason and consideration are required.

VII. Informasi Keuangan Financial Information

1. Surat pernyataan Direksi dan/atau Dewan Komisaris tentang tanggung jawab atas laporan keuangan.

Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung jawab atas laporan keuangan.

Laporan Keuangan KonsolidasianConsolidated Financial Statements

Statement by the Board of Directors and/or the Board of Commissioners concerning the responsibility toward financial statements.

Compliance with relevant regulations on the responsibility toward financial statements.

2. Opini auditor independen atas laporan keuangan. Laporan Keuangan KonsolidasianConsolidated Financial Statements

Opinion of independent auditor on the financial statements.

3. Deskripsi auditor independen di opini.

Deskripsi memuat tentang:Nama dan tanda tangan;Tanggal laporan audit; danNomor izin KAP dan nomor izin akuntan publik.


Description of the independent auditor in the opinion.

Description should contain:Name and signature;Date of audit report; andLicense number of PAF and license number of public accountants.

4. Laporan keuangan yang lengkap.

Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:Laporan posisi keuangan (neraca);Laporan laba rugi komprehensif;Laporan perubahan ekuitas;Laporan arus kas;Catatan atas laporan keuangan; danLaporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan).


Comprehensive financial statements.

Comprehensively contains the elements of financial statements:Statement of financial position (balance sheet);Statement of comprehensive income;Statement of changes in equity;Statement of cash flows:Accompanying notes to the financial statements; andStatement of financial position in the beginning of comparative period which presented when the entity applies an accounting policy retrospectively or restates its accounts of financial statements, or when entity reclassifies the accounts in its financial statements (if applicable).

5. Perbandingan tingkat profitabilitas.

Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Keuangan Konsolidasian - Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian

Hal. 5Consolidated Financial Statements - Consolidated Statements of Profit or Loss and Other Comprehensive

Income Page 5

Comparison of profitability.

Comparison of profit (loss) in the current year and previous year.

6. Laporan arus kas.

Memenuhi ketentuan sebagai berikut:Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan;Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi;Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan; danPengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan Keuangan Konsolidasian - Laporan Arus Kas Konsolidasian

Hal. 7Consolidated Financial Statements -

Consolidated Cash Flow Page 7

Statement of cash flow.

Meet the following requirements:Clustered in three activity categories: operating, investing, and financing;Use of direct method to report cash flows from the operating activity;Separation of presentation between cash acceptance and/or disbursement during the current year in the operating, investing and financing activities; andDisclosure of non cash transaction should be stated in the accompanying notes of financial statements.

7. Ikhtisar kebijakan akuntansi.

Meliputi sekurang-kurangnya:Pernyataan dan kepatuhan terhadap SAK;Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan;Pengakuan pendapatan dan beban;Imbalan kerja; danInstrumen keuangan.

Laporan Keuangan Konsolidasian-Catatan Atas Laporan

Keuangan Konsolidasian 3Hal. 15-42

Consolidated Financial Statements- Notes to Consolidated Financial

Statements 3Page 21-47

Overview of accounting policies.

Includes at least:Statement and compliance with FAS;Basis of measurement and preparation of financial statements;Acknowledgement of income and expenses; Employee benefits; andFinancial instruments.







8. Pengungkapan transaksi pihak berelasi.

Hal-hal yang diungkapkan antara lain:Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi;Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait; danJumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas.





Disclosure on transactions with related parties.

Among others, includes:Name of related party, as well as the nature and relationship with the related party;Value of transaction and its percentage toward the relevant total income and expenses; andAmount of balance and its percentage toward total assets or liabiliaties.

9. Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan.

Hal-hal yang harus diungkapkan:Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini;Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi;Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan;Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan

Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.





Disclosure related to the taxation.

Issues that should be disclosed:Fiscal reconciliation of and calculation of current tax expenses;Explanation on the relation between tax expenses (income) and accounting income;Statement that Taxable Income from the result of reconciliation becomes the basis of filling the Annual Agency Income Tax Returns;Details of deferred tax assets and liabilities which acknowledged in the statement of financial position in every reporting period, and the amount of deferred tax expenses (income) acknowledged in the statement of income if the amount is not visible from the total deferred tax assets or liabilities which presented in the statement of financial position; andDisclosure of whether or not there is a tax dispute.

10. Pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap.

Hal-hal yang harus diungkapkan: Metode penyusutan yang digunakan; Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya; Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.





Disclosure related to fixed assets.

Issues that should be disclosed:Depreciation method used;Description of the selected accounting policies between the revaluation model and cost model;The methods and significant assumptions used in estimating the fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of the fair value of fixed assets (cost model);andReconciliation of the gross book value and accumulated depreciation of fixed assets at the beginning and end of the reporting period, showing any addition, reduction and reclassification.

11. Pengungkapan yang berhubungan dengan segmen operasi.

Hal-hal yang harus diungkapkan: Informasi umum yang meliputi faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dilaporkan; Informasi tentang laba rugi, aset, dan liabilitas segmen yang dilaporkan; Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen yang dilaporkan, aset segmen, liabilitas segmen, dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah terkait dalam entitas; dan Pengungkapan pada level entitas, yang meliputi informasi tentang produk dan/atau jasa, wilayah geografis dan pelanggan utama.



Consolidated Financial Statements-Notes to Consolidated Financial


Disclosure related to the operation segment.

Issues that should be disclosed:General information that includes the factors that are used to identify the reported segment;Information of income, assets, and liabilities of reported segment;Reconciliation from the total revenue, income, assets segment, liabilities, other significant elements of reported segment toward the relevant total in the entity; andDisclosure on entity level, which includes information of products and/or services, geographic areas and major customers.

12. Pengungkapan yang berhubungan dengan instrumen keuangan.

Hal-hal yang harus diungkapkan: Rincian instrumen keuangan yang dimiliki berdasarkan klasifikasinya; Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan; Kebijakan manajemen risiko; Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara kuantitatif.



Consolidated Financial Statements-Notes to Consolidated Financial


Disclosures related to financial instruments.

Issues that should be disclosed:Details of financial instruments based on its classification;The fair value of each class of financial instruments;Policies of risk management;Explanation of the risks associated with financial instruments: market risk, credit risk and liquidity risk; andQuantitative risk analysis relevant to the financial instruments.

13. Penerbitan laporan keuangan.

Hal-hal yang diungkapkan antara lain: Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.

Laporan Keuangan Konsolidasian Hal. 1-2

Consolidated Financial Statements Page 1-2

Publication of financial statements.

Issues that should be disclosed, among others:The date that financial statements is authorized to be published; andThe party responsible to authorize the published financial statements.



Perjalanan TemaTheme Journey

Annual Report 2013

Connecting DiversityTema “Connecting Diversity” mencerminkan keberagaman sumber daya manusia yang dimiliki oleh Garuda Indonesia, baik dalam hal latar belakang profesi dan unit kerja. Keberagaman sumber daya tersebut bekerja sama untuk dapat memberikan pelayanan terbaik untuk penumpang Garuda Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang, usia, profesi, budaya, dan asal negara.

The theme of “Connecting Diversity” reflects the diversity in human resources of Garuda Indonesia, in terms of professional backgroundsas well as work units. This diversity synergizes together in order to bring excellent service for our passengers that come from various backgrounds, professions, cultures, and countries.

Annual Report 2014

Elevating Value of JourneyDalam perjalanannya, Garuda Indonesia berpegang teguh pada semngat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi negara. Pada tahun ini, semangat tersebut terwujud dengan nyata. Garuda Indonesia Secara resmi dinobatkan sebagai salah satu maskapai bintang lima di dunia, serta menerima penghargaan awak kabin terbaik. Penghargaan ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di industri penerbangan internasional.

In it’s journey, Garuda Indonesia upholds the spirit to always provide the best for the country. This year, Garuda Indonesia is officially acknowledge as one of the World’s 5-Star Airlines and received the award for the best cabin crew. These accomplishments serve as the proof of Indonesia’s competitiveness in international airline



Investor RelationsManagement Building, Garuda CitySoekarno-Hatta International AirportCengkareng 19120, IndonesiaPh : (+6221) 2560 1201Fax : (+6221) 5591 5673Email : [email protected]

Laporan Tahunan 20

15

Annual Report

Caring withPassion to ServeLaporan Tahunan 2015 Annual Report

Caring w

ith Passion to Serve

caring with passion to serve - mainsaham.id

Documents