bab iii pengaruh blending phosphate rock
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian Laporan Akhir ini dilakukan melalui
metode eksperimental. Tahap pertama yang dilakukan
adalah melakukan reaksi antara phosphate rock campuran
antara Jordan dan Mesir dengan asam sulfat pekat
melalui hemyhidrate process untuk menghasilkan
hemyhidrate slurry. Perbandingan komposisi antara
phosphate rock dan asam sulfat pekat 98% adalah 1:3.
Perbandingan komposisi antara phosphate rock Jordan dan
Mesir adalah 70% : 30% , 60% : 40% , 50% : 50% ,
40% : 60% , 30% : 70% (dalam persen berat). Pada
proses reaksi menggunakan beaker glass dengan suhu
operasi sebesar 90 0C karena pada reaksi ini
berlangsung secara eksotermis. Proses ini dilakukan
dengan pengadukan menggunakan agitator dengan
kecepatan 60 rpm selama 4 jam. Pengadukan lambat
ini bertujuan agar phosphate rock tidak terselimuti
oleh asam sulfat yang akan menghambat hemyhidrate
reaction.
Tahap kedua yakni hemyhidrate filter yang bertujuan
untuk memisahkan antara slurry dan filtrate yang
akan digunakan untuk pembuatan asam fosfat.
Filtrasi dilakukan dengan pencucian penambahan
aquades pada saat proses berlangsung. Filtrate
18
hasil filtrasi dianalisa kembali untuk mengetahui
kenaikan kandungan P2O5.
Tahap ketiga yang dilakukan adalah proses
evaporasi filtrat hasil filtrasi sebelumnya. Proses
evaporasi ini bertujuan untuk menguapkan kandungan
air dan gas flourine yang terkandung dalam hasil
produk asam fosfat. Hasil produk asam fosfat
setelah evaporasi dianalisa untuk mengetahui
kenaikan kandungan P2O5.
Tahap keempat yaitu menentukan komposisi yang
paling baik dari metode pencampuran antara
phosphate rock Jordan dan Mesir. Komposisi terbaik
ini selanjutnya digunakan sebagai variabel tetap
pada percobaan untuk mengetahui pengaruh variabel
excess asam sulfat 98%. Percobaan dilakukan dengan
cara mengubah excess asam sulfat terhadap phosphate
rock pada berbagai variasi sbagai berikut 16,7 % ;
33,3 % ; 50 % ; 66,7%.
Tahap kelima yaitu melakukan reaksi antara
komposisi campuran phosphate Rock Jordan dan Mesir
dengan asam sulfat pekat 98 % dengan perubahan
rasio. Perubahan rasio ini bertujuan untuk
mengetahui excess asam sulfat paling baik yang harus
ditambahkan pada proses pancampuran phosphate rock.
Tahap keenam yaitu melakukan proses hydration
dengan mereaksikan cake hasil filtrasi dengan asam
19
sulfat untuk menghasilkan dihydrate slurry yang
bertujuan untuk mengetahui persentase P2O5 yang
belum terbentuk di proses hemyhidrate.
Tahap ketujuh yakni dihydrate filter yang bertujuan
untuk memisahkan antara slurry dan filtrate yang
akan digunakan untuk pembuatan asam fosfat.
Filtrasi dilakukan dengan pencucian penambahan
aquades pada saat proses berlangsung. Filtrate
hasil filtrasi dianalisa kembali untuk mengetahui
kenaikan kandungan P2O5.
Tahap kedelapan yang dilakukan adalah proses
evaporasi filtrat hasil filtrasi sebelumnya. Proses
evaporasi ini bertujuan untuk menguapkan kandungan
air dan gas flourine yang terkandung dalam hasil
produk asam fosfat. Hasil produk asam fosfat
setelah evaporasi dianalisa untuk mengetahui
kenaikan kandungan P2O5 dan menentukan excess asam
sulfat terbaik yang harus ditambahkan pada proses
blending phosphate rock.
20
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Erlenmeyer 500 ml
Spectrophotometer UV-VIS
Labu ukur 50, 100, 500, 1000 ml
Beaker glass 100, 300, 500, 1000 ml
Oven Batang pengaduk
Pipet ukur 25 ml
Corong Ø 10 cm
Klem dan statif
Kaca Arloji Ø 10 cm
Pipet gondok5, 10 ml Vacuum Filter
Botol timbang
Neraca digital
Vacuum filter Hot Plate
Pipet tetes Cawan gooch Spatula Buret 50 ml
Agitator Ball pipet
3.2.2 Bahan
PhosphateRock Jordan
Phosphate Rock Mesir H2SO4 98 % HClO4 70 %
HNO3 70 % Standart SO4-
1 mg/mlStandart P2O5
0,5 mg/ml
Amonium Vanadat 0,4 % , 8 %
BaCl2
padat Salt Acid Aquades Alkohol (Methanol)
3.2.2.1 Spesifikasi Bahan Baku
21
Gambar 3.1 Spesifikasi Batuan Fosfat Jordan
Gambar 3.2 Spesifikasi Batuan fosfat Mesir
3.3 Proses Percobaan
22
3.3.1 Tahap Hemyhidrate Process Metode Blending Phospate
Rock
1. Menimbang phosphate rock Jordan
2. Menimbang phosphate rock Mesir
3. Memasukkan campuran kedua phosphate rock pada
beaker glass
4. Mengatur suhu proses sebesar 90 oC
5. Menyalakan pengaduk pada kecepatan 60 rpm
6. Menambahkan H2SO4 98% dengan sedikit demi
sedikit
7. Menambahkan aquades dengan sedikit demi
sedikit
8. Lakukan proses reaksi selama 4 jam
3.3.2 Tahap Hemyhidrate Filter Metode Blending Phospate
Rock
1. Hemyhidrate slurry dipisahkan dengan
menggunakan kertas saring wathman 40
2. Meneteskan sedikit demi sedikit aquades
sebagai media pencuci
3. Memisahkan slurry dengan filtrat H3PO4
4. Menampung filtrat dengan erlenmeyer vakum
5. Filtrat H3PO4 dianalisa kadar P2O
3.3.3 Tahap Unit Pemekatan Evaporasi Metode Blending
Phospate Rock
1. Filtrat yang telah dianalisa dipekatkan
dengan pemanasan pada hot plate23
2. Memasukkan filtrat pada erlenmeyer 600ml
3. Menyalakan hot plate
4. Mengatur suhu sebesar 100 oC selama ± 2 jam
5. Produk H3PO4 dianalisa kadar P2O5
3.3.4 Tahap Penetapan Komposisi Terbaik Metode
Blending Phospate Rock Jordan dan Mesir
1. Mengumpulkan data analisa kandungan P2O5
2. Membuat grafik pengaruh pencampuran
phosphate rock terhadap kandungan P2O5 pada
asam fosfat
3. Menetapkan komposisi terbaik x gram
phosphate rock Jordan dan y gram phosphate rock
Mesir
3.3.5 Tahap Hemyhidrate Process Metode Perbandingan
Excess Asam Sulfat
1. Menimbang x gram phosphate rock Jordan
2. Menimbang y gram phosphate rock Mesir
3. Memasukkan campuran kedua phosphate rock pada
beaker glass 1000 ml
4. Mengatur suhu pada proses reaksi sebesar 90oC
5. Menyalakan pengaduk pada kecepatan 60 rpm
6. Menambahkan z gram H2SO4 98% dengan sedikit
demi sedikit
7. Melakukan proses reaksi selama 4 jam
24
3.3.6 Tahap Hemyhidrate Filter Metode Perbandingan
Excess Asam Sulfat
1. Hemyhidrate slurry dipisahkan dengan
menggunakan kertas saring wathman 40
2. Meneteskan sedikit demi sedikit aquades
sebagai media pencuci
3. Memisahkan slurry dengan filtrat H3PO4
4. Menampung filtrat dengan Erlenmeyer vakum
5. Filtrat H3PO4 dianalisa kadar P2O5
3.3.7 Tahap Unit Pemekatan Evaporasi Metode
Perbandingan Excess
Asam Sulfat
1. Filtrat yang telah dianalisa dipekatkan
dengan pemanasan pada hot plate
2. Memasukkan filtrat pada erlenmeyer 600ml
3. Menyalakan hot plate
4. Mengatur suhu sebesar 100 oC selama ± 2 jam
5. Produk H3PO4 dianalisa kadar P2O5
3.3.8 Tahap Penetapan Excess Terbaik Asam Sulfat
1. Mengumpulkan data analisa kandungan P2O5
2. Membuat grafik pengaruh rasio asam sulfat
terhadap kandungan P2O5 pada produk asam
fosfat
3. Menetapkan rasio terbaik antara phosphate
rock mixing dan asam sulfat x : y25
3.3.9 Tahap Hydration Process
1. Menimbang cake yang dihasilkan dari proses
hydartion
2. Mengatur suhu pada proses reaksi sebesar 90oC
3. Menyalakan pengaduk pada kecepatan 60 rpm
4. Menambahkan 25 gram H2SO4 98% dengan
sedikit demi sedikit
5. Melakukan proses reaksi selama 4 jam
3.3.10 Tahap Hydration Filter
1. Hydration slurry dipisahkan dengan menggunakan
kertas saring wathman 40
2. Meneteskan sedikit demi sedikit aquades
sebagai media pencuci
3. Memisahkan slurry dengan filtrat H3PO4
4. Menampung filtrat dengan Erlenmeyer vakum
5. Filtrat H3PO4 dianalisa kadar P2O5
3.3.11 Tahap Evaporasi Filtrat Hasil Hydration
Process
1. Filtrat yang telah dianalisa dipekatkan
dengan pemanasan pada hot plate
2. Memasukkan filtrat pada erlenmeyer 600ml
3. Menyalakan hot plate
4. Mengatur suhu sebesar 100 oC selama ± 2 jam
5. Produk H3PO4 dianalisa kadar P2O5 dan SO4
-
3.3.12 Uji Penetapan P2O5 Produk Asam Fosfat
26
1. Menimbang 0,5 gram produk asam sulfat dalam
beaker 300 ml dan dibasahi dengan air.
2. Menambahkan 5 ml HClO4 70 % dan 3 ml HNO3
70% dan dipanaskan di atas penangas listrik
pada suhu 200 oC samapai keluar asap putih
kurang lebih 5 menit
3. Mendinginkan kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 500 ml. ditepatkan dengan aquades
sampai tanda batas kemudian disaring.
Larutan ini dipakai sebagai larutan induk
untuk analisis P2O5
4. Memipet 5 ml dimasukkan ke dalam labu ukur
100ml, ditepatkan dengan aquades sampai
tanda batas.
5. Menambahkan 5 ml larutan pewarna ammonium
vanadate molybdate 1 : 1 kemudian
ditepatkan hingga tanda, dikocok dan
didiamkan selama 15 menit.
6. Untuk larutan blanko dengan aquades dalam
labu ukur 100 ml dan dilakukan seperti
langkah 6.
7. Untuk standar, dipipet 5 ml dari larutan
standar (1ml=0,5 mg P2O5) dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml. Dilakukan seperti
langkah 6.
8. Dibaca absorbansi dengan spechtrophotometer UV-
VIS pada panjang gelombang 420 µm
27
3.3.12 Uji Penetapan SO4- Produk Asam Fosfat
1. Menimbang 10 gram cake hasil hydration filter
pada botol saring.
2. Mencuci cake dengan alcohol dan difilter
dengan filter vakum.
3. Mengeringkan cake dengan menggunakan oven
pada suhu 60 oC selama 1 jam.
4. Menimbang cake hasil penegeringan.
5. Menimbang 1 gram cake kering.
6. Menambahkan 5 ml HClO4 70 % dan 3 ml HNO3
70% dan dipanaskan di atas penangas listrik
pada suhu 200 oC samapai keluar asap putih
kurang lebih 5 menit Mendinginkan kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml.
ditepatkan dengan aquades sampai tanda
batas kemudian disaring. Larutan ini
dipakai sebagai larutan induk untuk
analisis P2O5.
7. Memipet 5 ml dimasukkan ke dalam labu ukur
50 ml, ditepatkan dengan aquades sampai
tanda batas.
8. Menambahkan 5 ml salt acid dan 0,125 gram
BaCl2 kemudian ditepatkan hingga tanda,
dikocok 1 menit.
28
9. Untuk larutan blanko dengan aquades dalam
labu ukur 100 ml dan dilakukan seperti
langkah 6.
10. Untuk standar, dipipet 5 ml dari larutan
standar ( 1 ml = 1 mg SO4-) dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml. Dilakukan seperti
langkah 6.
11. Dibaca absorbansi dengan spechtrophotometer
UV-VIS pada panjang gelombang 425 µm
3.4 Skema Kerja
3.4.1 Proses Pembuatan Asam Fosfat Proses Basah
29
PRODUK H3PO4
ANALISA P2O5
HEMYHIDRATE PROCESS
( T = 90 oC, 60 rpm, 4 jam)
HEMYHIDRATE FILTER
EVAPORASI( T = 100 oC, 2 jam)
H2SO4 98%
Aquades
PENCAMPURAN Phosphate Rock Maroko
Phosphate Rock Jordan
Aquades
3.4.2 Pengujian Kandungan P2O5
30
5 ml Amonium molybdo vanadate 1: 15 ml molybdo vadateDitambah aquades hingga tanda batas 1005 ml larutan standar fosfat (1ml=0,5 mg P2O5
5 ml molybdo vadate
5 ml dilarutkan dalam aquades hingga 100 ml
5 ml HCl 1:13 ml HNO3 1:1
Aquades hingga 500 ml
PEMBACAAN SOECTROPHOTOMETER
panjang gelombang 420 µm
PEWARNAAN
PEMBUATAN BLANKO
(didiamkan 15 menit)
PEMBUATAN STANDAR
(didiamkan 15 menit)
PENGENCERAN
PEMANASAN200 0C 5 menit
PENDINGINAN
Larutan Induk
PENIMBANGAN0,5 gram sampel
2
3.4.3 Pengujian Kandungan SO4-
31
PEMBACAAN SOECTROPHOTOMETER
panjang gelombang 425 µm
PEWARNAAN
PEMBUATAN STANDAR
(dikocok 1menit)
PENGENCERAN
Larutan Induk
Aquades hingga 500 ml
ml sample dilarutkan dalam aquades hingga 50 ml
Menimbang 0,125 gram BaCl2
0,125 gram BaCl2 dan 5 ml salt acid ditambahkan aquades hingga 50 ml 2,5 ml larutan standart (1 mg = 1 ml SO4-) dan 5 ml salt acid ditambahkan aquades hingga 50 ml
5 ml HCl 1:13 ml HNO3 1:1
PEMBUATAN BLANKO
(dikocok 1 menit)
PEMANASAN200 0C 5 menit
PENDINGINAN
PENIMBANGAN1 gram sampel
2
3.6 Variabel Percobaan
Pada penelitian ini ada beberapa variabel yang
digunakan dalam prosesnya. Berikut ini variabel yang
ada pada proses :
3.6.1 Pengaruh Perbandingan Phosphate Rock Jordan
dan Mesir32
Aquades hingga 500 ml
1. Variabel Tetap
a. Bahan baku asam sulfat yang digunakan
dengan konsentrasi 98% sebanyak 213 gram
b. Perbandingan phosphate rock dan asam
sulfat adalah 1:3
c. Suhu operasi 90 oC
d. Kecepatan agitator 60 rpm
e. Proses pengadukan 4 jam
2. Variabel berubah
a. Perbandingan komposisi phosphate rock dari
Jordan dan Mesir adalah 70% : 30% , 60%
: 40% , 50% : 50% , 40% : 60% , 30% :
70% (dalam persen berat).
3.6.2 Pengaruh Rasio Asam Sulfat
1. Variabel Tetap
a. Bahan baku phosphate rock yang digunakan
adalah phosphate rock mixing yang terbaik
b. Bahan baku asam sulfat yang digunakan
dengan konsentrasi 98%
c. Suhu proses 90 oC
d. Kecepatan agitator 60 rpm
e. Proses pengadukan selama 4 jam
2.Variabel Berubah
a. Perbandingan excess asam sulfat yang
ditambahkan saat proses reaksi yakni
16,7 % ; 33,3 % ; 50 % ; 66,7%.
33
3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada percobaan ini
dilakukan secara langsung dengan skala
laboratorium, yaitu pembuatan asam fosfat
dengan hemyhidate process, hemyhidrate filter, dan unit
konsentrasi evaporasi. Setelah dianalisa,
dilakukan pembuatan kurva untuk mengetahui
perubahan dari masing - masing variabel.
a. Data Kandungan P2O5 Berbagai Rasio
Pencampuran Phospat Rock
No.
RasioPencampuran PR (%berat)
P2O5
(%)
1 70 : 302 60 : 403 50 : 504 40 : 605 30 : 70
b. Data Kandungan P2O5 Pada Berbagai
Excess Asam Sulfat
No. RasioExcess PR
P2O5
(%)
34
dan AsamSulfat
1 0%2 16,7 %3 33,3 %4 50 %5 66,7 %
3.7.2 Teknik Analisa Data
Analisa P2O5 dilakukan melalui proses
mereaksikan sampel dengan HClO4 dan HNO3 dan
ditambahkan dengan amonium vanadat-molibdat
sebagai indikator pembentuk warna kuning,
sampel dianalisa kandungan P2O5 melalui
perangkat spektrofotometer UV-VIS dengan
menggunakan pembanding sample blangko dan
standart P2O5 0,5 mg/ml.
Kadar P2O5 ditentukan secara
kolorimetri. Ortofosfat yang terlarut
direaksikan dengan amonium molibdovanadat
membentuk senyawa komplek molibdovandat asam
fosfat berwarna kuning. Intensitas warna
kuning yang terbentuk diukur pada panjang
gelombang 420 µm. Berikut reaksinya :
Fosfat organik + HNO3 + HClO4 ortofosfat
2H3PO4 + (NH4)6Mo7O42.4H2O + NH4VO3 + 42 H+
{(NH4)3 PO4}2.12 MoO3.12 VO324H2O (kuning) +
42 (NH4)+
35
Sedangkan untuk pengukuran kandungan fosfat
pada cake, perlakuan yang diberikan adalah
pencucian cake dengan metanol terlebih dahulu
sebelum direaksikan dengan HClO4 dan HNO3,
pencucian ini bertujuan untuk melarutkan garam-
garam lain yang ada dicake. Berdasarkan reaksi
pelarutan senyawa fosfat menjadi asam fosfat
terjadi antara asam perklorat dan asam nitrat.
Asam nitrat ditambahkan terlebih dahulu kedalam
sampel yang bertujuan melarutkan senyawa fosfat
yang ada. Dengan pemberian kalor proses
pelarutannya akan semakin cepat hingga terbentuk
senyawa asam fosfat yang bebas.
Dari hasil analisa, kemudian digambarkan
dalam bentuk grafik. Data kandungan P2O5 pada
variabel rasio pencampuran phosphate rock diplotkan
dengan korelasi rasio (x) vs % P2O5 (y). Dari
kurva tersebut dapat ditentukan rasio
pencampuran yang menghasilkan kandungan P2O5
tertinggi. Rasio ini selanjutnya digunakan untuk
variabel pengaruh excess asam sulfat.
36