apakah parakletos
TRANSCRIPT
1 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
APAKAH PARAKLETOS
MERUPAKAN NUBUAT UNTUK MUHAMAD?
Tanggapan atas buku Prof. Abdul Ahmad Dawud
“Muhamad In The Bible:
Bible Pun Mengakui Muhamad Sebagai Seorang Rasul”
Teguh Hindarto
Pengantar
Setiap jatuh perayaan
Shavuot (Pentakosta), kita
merayakan turunya Torah di
Sinai sekaligus turunnya Roh
Kudus kepada murid-murid
Yesus sehingga memampukan
mereka untuk memberitakan
Kabar Baik dari mulai
Yerusalem, Yudea sampai ujung
bumi.
Yesus telah menubuatkan
perihal kedatangan Roh Kudus
sebelum beliau kewafatan,
2 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
kebangkitan dan kenaikkannya ke
Sorga beserta karakteristiknya.
Namun jauh setelah Roh Kudus
yang dijanjikan tersebut turun ke
atas para murid sebagaimana
dilaporkan dalam Kisah Rasul 2,
beratus-ratus tahun kemudian,
nubuatan Yesus tentang
datangnya Roh Kudus, bergeser
menjadi nubuatan tentang
datangnya seorang nabi yang
dinubuatkan oleh Yesus.
Khususnya setelah kedatangan
Islam yang lahir pada tahun 500
Ms.
Berbagai upaya dilakukan
oleh para pemikir Islam modern
untuk menemukan nubuat tentang
Muhamad dalam Kitab TaNaKh
(Torah, Neviim, Kethuvim) dan
Kitab Perjanjian Baru. Upaya
tersebut didasarkan pada satu
ayat dalam Al Qur‟an yang
menyatakan demikian: “Dan
(ingatlah) ketika Isa ibnu
Maryam berkata: „Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab sebelumku,
yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang
akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)."
Maka tatkala rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata" (Qs 61:6).
Sekalipun Muhamad
memberikan pernyataan bahwa
kehadiran dirinya dan
kerasulannya dinubuatkan dalam
Taurat (Torah), namun sayangnya
Muhamad tidak membuktikan hal
tersebut dengan mengutip satu
atau dua ayat yang eksplisit
menunjuk pada dirinya. Akibat
absennya penjelasan Muhamad,
mengakibatkan berbagai
penafsiran di kalangan Islam
sendiri. Penafsiran-penafsiran
yang yang beragam dikarenakan
umat Islam berupaya mencari
sendiri ayat-ayat yang
dimaksudkan oleh Muhamad,
padahal Muhamad sendiri tidak
memberikan penjelasan pada
kitab dan pasal serta ayat berapa
yang berisikan nubuat mengenai
dirinya.
3 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
Berbeda dengan Yesus
Sang Mesias, dalam berbagai
kesempatan, Dia selalu merujuk
pada Torah, baik ajaran-Nya
maupun nubuat-nubuat mengenai
diri-Nya. Dia bersabda dalam
Yohanes 5:39-40 dan 46 sbb:
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal,
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci
itu memberi kesaksian tentang
Aku, namun kamu tidak mau
datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu….Sebab
jikalau kamu percaya kepada
Musa, tentu kamu akan percaya
juga kepada-Ku, sebab ia telah
menulis tentang Aku”. Dalam
beberapa kasus kita dapat
menemukan konsistensi sabda
Yesus mengenai diri-Nya dengan
merujuk berbagai nubuatan dalam
TaNaKh berkaitan kehadiran diri-
Nya sebagai Mesias.
Contoh berikut akan
memperjelas apa yang saya
maksudkan. Dalam Lukas 4:14-
21 dikisahkan sbb: “Dalam kuasa
Roh kembalilah Yesus ke Galilea.
Dan tersiarlah kabar tentang Dia
di seluruh daerah itu. Sementara
itu Dia mengajar di rumah-
rumah ibadat di situ dan semua
orang memuji Dia. Dia datang ke
Nazaret tempat Dia dibesarkan,
dan menurut kebiasaan-Nya pada
hari Sabat Dia masuk ke sinagog,
lalu berdiri hendak membaca
dari Kitab Suci. Kepada-Nya
diberikan kitab nabi Yesaya dan
setelah dibuka-Nya, Ia
menemukan nas, di mana ada
tertulis: „Roh YHWH ada pada-
Ku, oleh sebab Dia telah
mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan
Dia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-
orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun
rahmat (YHWH) telah datang "
Kemudian Dia menutup kitab itu,
memberikannya kembali kepada
pejabat, lalu duduk; dan mata
semua orang dalam rumah ibadat
itu tertuju kepada-Nya. Lalu Dia
4 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
memulai mengajar mereka, kata-
Nya: "Pada hari ini genaplah nas
ini sewaktu kamu
mendengarnya”.
Apa yang diucapkan
Yesus merupakan kutipan Yesaya
61:1-2. Dan usai membaca kitab
tersebut, Yesus mengarahkan
ayat itu pada KEHADIRAN diri-
Nya dengan mengatakan pada
para pendengar, “Khuqam ha
katuv hazze hayom beaznekem!”
(Hebrew New Testament) yang
artinya “Genaplah apa yang
tertulis dalam kitab ini pada hari
kalian mendengarnya!”.
Demikian pua dalam Matius
12:38-40, Yesus mengutip kisah
Yunus dan mengaitkan pada diri-
Nya sebagaimana Dia katakan:
“Pada waktu itu berkatalah
beberapa ahli Taurat dan orang
Farisi kepada Yesus: "Guru,
kami ingin melihat suatu tanda
dari pada-Mu. Tetapi jawab-Nya
kepada mereka: "Angkatan yang
jahat dan tidak setia ini menuntut
suatu tanda. Tetapi kepada
mereka tidak akan diberikan
tanda selain tanda nabi Yunus.
Sebab seperti Yunus tinggal di
dalam perut ikan tiga hari tiga
malam, demikian juga Anak
Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga
malam”. Ucapan Yesus mengutip
Yunus 1:17.
Bagaimana dengan
Muhamad? Beliau tidak satupun
memberikan referensi bahwa
dalam Taurat ada tertulis
mengenai berita kedatangannya
sebagai rasul. Yang terjadi adalah
penafsiran dan spekulasi umat
Islam terhadap sejumlah ayat
yang diyakini menunjuk pada
Muhamad.
5 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
Benarkah Yohanes 14:26
adalah nubuat untuk Muhamad?
Klaim tersebut hanya klaim yang
dilakukan oleh Muslim modern
atau kaum Mualaf (konversi ke
Islam) seperti yang dilakukan
oleh Prof. Abdul Ahmad Dawud
dalam bukunya Muhamad in the
Bible: Bible Pun Mengakui
Muhamad Sebagai Seorang
Rasul.
Sebelum beliau, sudah
ada pemikir Islam bernama Ibnu
Ishaq pada Abad VIII Ms
menuliskan buku berjudul Sirat
An Nabiy yang mulai
menghubungkan nama Muhamad
dengan istilah Yunani Parakletos
dari Injil Yohanes.
Prof. Abdul Ahmad
Dawud menuliskan pendapatnya
perihal Parakletos sbb, “Kata
paraclete bukanlah kata kata
klasik yang tidak diketahui
artinya. Bahasa Yunani mengeja
kata ini menjadi paraklytos yang
kemudian dalam kebanyakan
literatur Gereja diartikan sebagai
„seseorang yang diseru untuk
menjadi penolong, pembela atau
penengah (lihat kamus Grece
Francais karya Alexandre).
Sudah jelas diketahui bahwa kata
Yunani yang sepadan dengan
„penghibur‟ sebenarnya bukanlah
paraklytos, melainkan parakalon.
Juga telah jelas bahwa dalam
versi terjemahan Bibel bahasa
Yunani Septuagint, kata Ibrani
Mnahem yang berarti
„penghibur‟ diterjemahkan
menjadi parakalon (Kitab
Ratapan Yeremiah 1/2., 9, 16, 17,
21 dan lain-lain). Masih ada satu
kata lain dalam bahasa Yunani
yang sepadan dengan kata
„penghibur‟ yaitu parygorytys
yang berasal dari kalimat „aku
menghibur‟. Berkenaan dengan
arti lain dari paraclete:
6 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
„penengah‟ atau „pembela‟ yang
disematkan Gereja, sebenarnya
kata Yunani untuk dua arti
tersebut adalah parakalon, bukan
paraclytos. Di dalam bahasa
Yunani juga terdapat kata
sunegorus yang sepadan dengan
kata “pembela” dari kata meditia
yang sepadan dengan kata
“penengah”1
Bahkan beliau membuat
dugaan lebih jauh dengan
mengatakan bahwa Gereja telah
salah menulis Periqlytos (bahasa
Arab yang sepadan dengan
Ahmad yang artinya terpuji) dan
mengubahnya menjadi
Paraklytos sebagaimana dia
katakan, “ Selama beberapa
abad, orang-orang Eropa dan
Latin yang kurang pengetahuan
selalu menulis nama Muhammad
dengan ejaan Mahomet seperti
nama Musa yangselalu dieja
Mushi. Jadi, apakah ganjil jika
ada seorang pendeta nasrani
1 Prof. Abdul Ahmad Dawud,
Muhamad in the Bible: Bible Pun
Mengakui Muhamad Sebagai
Seorang Rasul, Jakarta: Al Mahira
2009, hal 192
atau seorang juru tulis telah
salah menulis kata periqlytos
(berarti: ahmad) dan
mengubahnya menjadi praklytos?
Secara faktual, kata ahmad
memang berarti „yang
terkemuka‟ atau „yang paling
layak dipuji‟. Sementara itu,
kata-kata „salah tulis‟ yang
menjadi „penemuan baru‟
mereka, hanya akan
menunjukkan aib bagi siapa saja
yang telah membuat arti kata itu
menyimpang menjadi „penghibur‟
atau „pembela‟ selama 18 abad”2
Saya garis bawahi
pernyataan Prof. Abdul Ahmad
Dawud yang mengatakan, “Sudah
jelas diketahui bahwa kata
Yunani yang sepadan dengan
„penghibur‟ sebenarnya bukanlah
paraklytos, melainkan
parakalon”. Sayangnya
pernyataan beliau terlalu
memaksakan pendapat pada teks.
Kekristenan memiliki hampir
5000-an naskah Perjanjian Baru
berbahasa Yunani berbentuk
manuskrip dan ratusan naskah
2 Ibid., hal 192-193
7 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
lain dari berbagai abad. Belum
terhitung dalam bahasa Aramaik.
Tidak ada satupun dari naskah
Perjanjian Baru yang ditemukan
dalam berbagai abad dan tidak
satupun yang menuliskan seperti
yang dimaui oleh khayalan dan
praduga Prof. Abdul Ahmad
Dawud. Pernyataan beliau lebih
didorong oleh sikap berusaha
untuk membenarkan kenabian
Muhamad dalam Injil sehingga
harus mengritik teks nubuat yang
jelas-jelas bukan ditujukan pada
Muhamad menjadi nubuat yang
dipaksakan untuk Muhamad.
Mengenai tuduhannya,
“Jadi, apakah ganjil jika ada
seorang pendeta nasrani atau
seorang juru tulis telah salah
menulis kata periqlytos (berarti:
ahmad) dan mengubahnya
menjadi praklytos”, fakta jumlah
manuskrip dari berbagai abad dan
tidak adanya bukti bahwa ada
teks Yohanes 14:6 yang
menuliskan sebagaimana yang
dimaui oleh Prof. Abdul Ahmad
Dawud telah mematahkan
asumsinya. Bahkan dugaan beliau
bahwa Gereja telah salah menulis
Periqlytos (bahasa Arab yang
sepadan dengan Ahmad yang
artinya terpuji) dan mengubahnya
menjadi Paraklytos hanyalah
khayalan tanpa bukti dan gugur
dengan data dan fakta jumlah
manuskrip Perjanjian Baru
berbahasa Yunani yang
kesemuanya menuliskan
Parakletos bukan Periqlytos.
Siapakah Parakletos Dalam
Yohanes 14:26?
Sebenarnya anggapan
bahwa Parakletos dalam Yohanes
14:26 menunjuk pada Muhamad,
sudah gugur sebelumnya jika kita
menggunakan kriteria dalam
pembukaan kajian ini.
Yesus selalu mengutip
nubuat mengenai dirinya dalam
Torah dengan sangat tepat dan
berkali-kali dalam kasus khusus.
Sebaliknya, Muhamad tidak
satupun mengutip Torah untuk
membuktikan klaimnya bahwa
dirinya adalah nabi yang
dinubuatkan dalam Torah dan
Injil sebagaimana klaimnya
dalam Qs 61:6.
8 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
Namun untuk memuaskan
pembaca khususnya mereka yang
berminat dalam kajian
Apologetik, kita akan mengkaji
dengan seksama pernyataan
nubuat Yesus mengenai
Parakletos.
Yesus bersabda, “Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia
akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat
menerima Dia, sebab dunia tidak
melihat Dia dan tidak mengenal
Dia. Tetapi kamu mengenal Dia,
sebab Ia menyertai kamu dan
akan diam di dalam kamu” (Yoh
14:16-17).
Yesus melanjutkan sabda
profetiknya demikian:“ tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa
dalam nama-Ku, Dialah yang
akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua
yang telah Kukatakan kepadamu”
(Yoh 14:26). Frasa Yunani αλλον
παρακλητον (allon parakleton)
dalam Yohanes 14:16, tidak
boleh dilepaskan konteksnya
dengan ayat 17 dimana kata
Yunani Parakletos dihubungkan
dengan farsa Yunani το πνεσμα
της αληθειας (to pneuma tes
aletheias - Roh Kebenaran).
Dengan demikian, Penghibur atau
Penolong dalam ayat tersebut
bukan menunjuk pada manusia
melainkan Roh Kebenaran.
Apakah Muhamad adalah Roh
Kebenaran? Bukan! Muhamad
bukan Parakletos yang
dimaksudkan.
Apa yang menjadi bukti
bahwa Parakletos yang akan
datang wujudnya Roh? Selain
bukti di atas, pada ayat 17
dikatakan, “sebab dunia tidak
melihat Dia dan tidak mengenal
Dia”. Apakah Muhamad tidak
dapat dilihat oleh dunia? Tidak!
Muhamad manusia dan dia dapat
dilihat dan berinteraksi dengan
banyak orang dan terekam dalam
sejarah Islam. Muhamad bukan
Parakletos yang dimaksudkan.
9 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
Bukti lain bahwa
Parakletos bukan manusia
melainkan Roh Kebenaran adalah
frasa, “sebab Ia menyertai kamu
dan akan diam di dalam kamu”.
Apakah Muhamad tinggal dalam
batin seseorang? Tidak!
Muhamad adalah manusia yang
telah mengalami kewafatan dan
bukan Roh Kebenaran yang
tinggal dan menyertai orang
beriman. Muhamad bukan
Parakletos yang dimaksudkan.
Yohanes 14:26 semakin
memperjelas siapa Parakletos itu
yaitu το πνεσμα το αγιον (to
pneuma to hagion - Roh Kudus).
Dan fungsi Roh Kudus adalah
“mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua
yang telah Kukatakan
kepadamu”. Apakah Muhamad
melakukan tugas mengingatkan
sabda Yesus? Tidak sama sekali!
Muhamad menyampaikan wahyu
yang diterima dari tuhan yang
bernama Allah dan nama
pewahyuan tersebut adalah
Qur‟an dan Qur‟an memberikan
kesaksian yang berbeda perihal
kisah kehidupan Yesus. Dan
Qur‟an tidak mencatat detai
ucapan-ucapan Yesus dalam Injil.
Mengenai istilah
Parakletos. Kata Yunani ini
muncul di empat tempat dalam
Kitab Perjanjian Baru yaitu
Yohanes 14:16;26, Yoh 15:26,
Yoh 16:7, 1 Yohanes 2:1. Yang
menarik, kata Parakletos yang
sama dan muncul dalam 1
Yohanes 2:1 tidak terkategori
nubuatan (profetik) dan julukan
Parakletos kali ini justru
ditujukan pada Yesus
sebagaimana dikatakan: “Anak-
anakku, hal-hal ini kutuliskan
kepada kamu, supaya kamu
jangan berbuat dosa, namun jika
seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Sang
Mesias yang adil” . Frasa
“pengantara” dipergunakan
bentuk Yunani Parakleton bentuk
akusatif dari Parakletos. Dengan
demikian tudingan bahwa kata
Yunani Parakletos adalah salah
tulis dari kata Periqlytos, adalah
tidak dapat
dipertanggungjawabkan sama
10 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
sekali. Kata Parakletos adalah
kata Yunani yang normal.
Kata Yunani Parakletos
berkaitan dengan kata Yunani
Paraklesis (penghiburan) yang
dapat ditemui dalam Perjanjian
Lama dalam bahasa Yunani
(Septuaginta) untuk
menerjemahkan kata Ibrani
Nikhumim dan Menahamim (Nah
3:7, Yes 57:18 dan muncul lagi
dalam Lukas 2:25, 1 Korintus
14:3, Ibrani 6:18 dll).
Naskah Peshitta Aramaik
menuliskan dengan (Paraqlita)
yang setara dengan bahasa
Yunani Parakletos yang memiliki
arti yang sama.
Parakletos Bukan dan Berbeda
Dengan Periqlytos
Lebih jauh, Prof. Abdul
Ahmad Dawud mengatakan,
“Jadi jelas bagi kita bahwa
Periqlytos yang disebutkan di
dalam Injil Yohanes tidak
mungkin berarti seorang
penghibur, pembela ataupun
penengah. Dan kata periqlytos
telah menjadi obyek
penyimpangan. Setelah
menjelaskan semua ini, sekarang
saya ingin mengurai arti
sebenarnya dari kata ini. Secara
etimologis, kara periqlytos
berarti „yang paling mulia,
paling terkemuka dan paling
berhak dipuji‟. Pengertian inilah
yang termaktub di dalam
Dictionnaire Grec-Francais,
karya Alexander: „Periqlitos=
qu‟on peut entendre de tous les
cotes; qu‟il est facile a entendre.
Tres celebre. Periqleitos= tres
celebre, illustre, glorieux=
Periqlcys, tres celebre, illustre,
gloriuex‟ dari „Kleitos, glorire,
renommee, celebrite”3
Berkaitan dengan kata
Arab Periqlitos yang artinya
terpuji atau mulia yang
dipaksakan sebagai bentuk asli
untuk Parakletos, demikian
sanggahan kami. Pertama, Injil
ditulis bukan dengan bahasa
Arab. Maka kata Periqlitos tidak
mungkin ada dalam Injil. Bahasa
yang dekat dengan bahasa Arab
adalah Aramaik yang menuliskan
3 Ibid., hal 197
11 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
dengan Paraqlita dan artinya
bukan Terpuji atau Termulia
melainkan Penghibur, Perantara,
Pembela. Kedua, kata Terpuji
dalam bahasa Yunani adalah
Eulogetos (sebagaimana dalam
frasa Eulogetos ho Theos –
Terpujilah Tuhan, 2 Kor 1:3).
Ketiga, tidak ada satupun naskah
Perjanjian Baru dari berbagai
abad yang menuliskan kata
Periqlytos dalam Yohanes 14:16,
17, Yohanes 14:26, Yohanes
15:26, 1 Yohanes 2:1.
Kata ganti orang ketiga
tunggal maskulin “Dia” yang
dalam bahasa Yunaninya
Ekeinos, kerap didakwa sebagai
bukti bahwa Parakletos tersebut
adalah manusia. Mengenai kata
Ekeinos, yang diterjemahkan
dalam bahasa Inggris dengan kata
ganti orang ketiga tunggal “He”
atau dalam bahasa Indonesia
“Dia”, demikian penjelasannya
Kata ganti “Dia”
(masculine singular) yang
bermakna “Dia” adalah
konsekwensi sintaksis dari
penggunaan kata Yunani
Parakletos (masculine singular)
yang bermakna “Penghibur,
Penolong, Pengantara” dan bukan
dikarenakan kata Yunani Pneuma
(neutral). Coba perhatikan
konteks kalimatnya (saya
kutipkan dalam terjemahan
Inggris) dengan mengurutkan
dimana kata Ekeinos muncul
yang berhubungan dengan kata
Parakletos yang dijelaskan
sebagai Pneuma Hagios sbb:
1. “But the Paraclete, the
Holy Spirit, whom the
Father will send in my
name, will instruct you
regarding all things, and
cause you to remember
everything that I have told
you” – John 14:26
2. “But when the Paraclete
comes, whom I will send
to you from the Father,
the Spirit of truth who
comes forth from the
Father, he (ekeinos |
ἐκεῖνος | nom sg masc)
will bear witness about
me” – John 15:26
3. “And he (ekeinos | ἐκεῖνος
| nom sg masc), when he
12 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
comes, will convict the
world in regard to sin and
righteousness and
judgment” – John 16:8
4. “But when he (ekeinos |
ἐκεῖνος | nom sg masc),
the Spirit of truth, comes,
he will guide you into all
truth, for he will not speak
on his own, but will speak
only what he hears, and
he will tell you things yet
to come” – John 16:13
5. “He (ekeinos | ἐκεῖνος |
nom sg masc) will glorify
me, for he will receive
what is mine and tell it to
you” – John 16:14
Daniel Wallace
menjelaskan, “The use of ekeinos
here [John 14–16] is frequently
regarded by students of the NT to
be an affirmation of the
personality of the Spirit. Such an
approach is based on the
assumption that the antecedent of
ekeinos is pneuma. . . . But this is
erroneous. In all these Johannine
passages, pneuma is appositional
to a masculine noun. The gender
of ekeinos thus has nothing to do
with the natural gender of
pneuma. The antecedent of
ekeinos, in each case, is parakle-
tos, not pneuma”4
Kemunculan Ekeinos
yang mengharuskan
diterjemahkan “He (Dia)”
dikarenakan dihubungkan dengan
“antecedent” (kata yang
mendahului) yang berbentuk
“noun singular masculine” yaitu
Parakletos juga muncul saat kata
Ekeinos dihubungkan dengan
seseorang atau personalitas sbb:
1. “The servant girl who
kept watch at the door
said to Peter, “You are
not one of that man‟s
disciples, are you?” He
(ekeinos | ἐκεῖνος | nom
sg masc) answered, “I am
not.” – John 18:17
2. “Now Simon Peter was
still standing and
warming himself, so they
4 Daniel Wallace, Greek Grammar
Beyond the Basics: An Exegetical
Syntax of the New Testament (Grand
Rapids, MI: Zondervan, 1996), 331,
332.
13 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
said to him, “You are not
one of his disciples, are
you?” Peter (ekeinos |
ἐκεῖνος | nom sg masc)
denied it and said, “I am
not!” – John 18:25
Namun kata Yunani
Ekeinos tidak selalu
diterjemahkan “Dia”
sebagaimana ayat-ayat berikut:
1. “On that (ekeinē | ἐκείνῃ |
dat sg fem) day you will
question me about
nothing. I tell you the
solemn truth: whatever
you ask of the Father in
my name he will give to
you” – John 16:23
2. “In that (ekeinē | ἐκείνῃ |
dat sg fem) day you will
ask in my name. I am not
saying to you that I will
intercede with the Father
on your behalf “– John
16:26
Dari keseluruhan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa
kata Yunani Parakletos
menunjuk pada Roh Kudus dan
Roh Kudus bukan manusia
melainkan Roh dan Dia sudah
datang dan berdiam dalam diri
semua murid Yesus untuk
mengingatkan akan sabda-sabda
Yesus Sang Mesias (Yoh 14:16-
17, 26). Tidak ada satu ayatpun
dalam Kitab Perjanjian Baru yang
mengutip sabda Yesus Sang
Mesias yang akan menjanjikan
kedatangan nabi lain selain
kedatangan Roh Kudus dan janji
akan kedatangannya yang kedua
kali untuk menghakimi dunia.
14 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang
didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:
1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai
akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam
Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan
(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)
2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar
Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi
3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci
dengan pola pikir Ibrani
4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya
terhadap Kekristenan masa kini
5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal
dengan kebudayaan Semitik
6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity
15 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5
7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual
bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya
Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).
Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012
lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).
Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya
adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan
pembelajaran anggota IJI.
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)
Email: [email protected]
Website: www.messianic-indonesia.com
Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)
Donasi dan Informasi: 081327274269