apakah parakletos

15
1 | Buletin IJI Vol 3/Mei 2015 APAKAH PARAKLETOS MERUPAKAN NUBUAT UNTUK MUHAMAD? Tanggapan atas buku Prof. Abdul Ahmad Dawud “Muhamad In The Bible: Bible Pun Mengakui Muhamad Sebagai Seorang Rasul” Teguh Hindarto Pengantar Setiap jatuh perayaan Shavuot (Pentakosta), kita merayakan turunya Torah di Sinai sekaligus turunnya Roh Kudus kepada murid-murid Yesus sehingga memampukan mereka untuk memberitakan Kabar Baik dari mulai Yerusalem, Yudea sampai ujung bumi. Yesus telah menubuatkan perihal kedatangan Roh Kudus sebelum beliau kewafatan,

Upload: independent

Post on 25-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

APAKAH PARAKLETOS

MERUPAKAN NUBUAT UNTUK MUHAMAD?

Tanggapan atas buku Prof. Abdul Ahmad Dawud

“Muhamad In The Bible:

Bible Pun Mengakui Muhamad Sebagai Seorang Rasul”

Teguh Hindarto

Pengantar

Setiap jatuh perayaan

Shavuot (Pentakosta), kita

merayakan turunya Torah di

Sinai sekaligus turunnya Roh

Kudus kepada murid-murid

Yesus sehingga memampukan

mereka untuk memberitakan

Kabar Baik dari mulai

Yerusalem, Yudea sampai ujung

bumi.

Yesus telah menubuatkan

perihal kedatangan Roh Kudus

sebelum beliau kewafatan,

2 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

kebangkitan dan kenaikkannya ke

Sorga beserta karakteristiknya.

Namun jauh setelah Roh Kudus

yang dijanjikan tersebut turun ke

atas para murid sebagaimana

dilaporkan dalam Kisah Rasul 2,

beratus-ratus tahun kemudian,

nubuatan Yesus tentang

datangnya Roh Kudus, bergeser

menjadi nubuatan tentang

datangnya seorang nabi yang

dinubuatkan oleh Yesus.

Khususnya setelah kedatangan

Islam yang lahir pada tahun 500

Ms.

Berbagai upaya dilakukan

oleh para pemikir Islam modern

untuk menemukan nubuat tentang

Muhamad dalam Kitab TaNaKh

(Torah, Neviim, Kethuvim) dan

Kitab Perjanjian Baru. Upaya

tersebut didasarkan pada satu

ayat dalam Al Qur‟an yang

menyatakan demikian: “Dan

(ingatlah) ketika Isa ibnu

Maryam berkata: „Hai Bani

Israil, sesungguhnya aku adalah

utusan Allah kepadamu,

membenarkan kitab sebelumku,

yaitu Taurat, dan memberi

khabar gembira dengan

(datangnya) seorang Rasul yang

akan datang sesudahku, yang

namanya Ahmad (Muhammad)."

Maka tatkala rasul itu datang

kepada mereka dengan membawa

bukti-bukti yang nyata, mereka

berkata: "Ini adalah sihir yang

nyata" (Qs 61:6).

Sekalipun Muhamad

memberikan pernyataan bahwa

kehadiran dirinya dan

kerasulannya dinubuatkan dalam

Taurat (Torah), namun sayangnya

Muhamad tidak membuktikan hal

tersebut dengan mengutip satu

atau dua ayat yang eksplisit

menunjuk pada dirinya. Akibat

absennya penjelasan Muhamad,

mengakibatkan berbagai

penafsiran di kalangan Islam

sendiri. Penafsiran-penafsiran

yang yang beragam dikarenakan

umat Islam berupaya mencari

sendiri ayat-ayat yang

dimaksudkan oleh Muhamad,

padahal Muhamad sendiri tidak

memberikan penjelasan pada

kitab dan pasal serta ayat berapa

yang berisikan nubuat mengenai

dirinya.

3 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

Berbeda dengan Yesus

Sang Mesias, dalam berbagai

kesempatan, Dia selalu merujuk

pada Torah, baik ajaran-Nya

maupun nubuat-nubuat mengenai

diri-Nya. Dia bersabda dalam

Yohanes 5:39-40 dan 46 sbb:

“Kamu menyelidiki Kitab-kitab

Suci, sebab kamu menyangka

bahwa oleh-Nya kamu

mempunyai hidup yang kekal,

tetapi walaupun Kitab-kitab Suci

itu memberi kesaksian tentang

Aku, namun kamu tidak mau

datang kepada-Ku untuk

memperoleh hidup itu….Sebab

jikalau kamu percaya kepada

Musa, tentu kamu akan percaya

juga kepada-Ku, sebab ia telah

menulis tentang Aku”. Dalam

beberapa kasus kita dapat

menemukan konsistensi sabda

Yesus mengenai diri-Nya dengan

merujuk berbagai nubuatan dalam

TaNaKh berkaitan kehadiran diri-

Nya sebagai Mesias.

Contoh berikut akan

memperjelas apa yang saya

maksudkan. Dalam Lukas 4:14-

21 dikisahkan sbb: “Dalam kuasa

Roh kembalilah Yesus ke Galilea.

Dan tersiarlah kabar tentang Dia

di seluruh daerah itu. Sementara

itu Dia mengajar di rumah-

rumah ibadat di situ dan semua

orang memuji Dia. Dia datang ke

Nazaret tempat Dia dibesarkan,

dan menurut kebiasaan-Nya pada

hari Sabat Dia masuk ke sinagog,

lalu berdiri hendak membaca

dari Kitab Suci. Kepada-Nya

diberikan kitab nabi Yesaya dan

setelah dibuka-Nya, Ia

menemukan nas, di mana ada

tertulis: „Roh YHWH ada pada-

Ku, oleh sebab Dia telah

mengurapi Aku, untuk

menyampaikan kabar baik

kepada orang-orang miskin; dan

Dia telah mengutus Aku untuk

memberitakan pembebasan

kepada orang-orang tawanan,

dan penglihatan bagi orang-

orang buta, untuk membebaskan

orang-orang yang tertindas,

untuk memberitakan tahun

rahmat (YHWH) telah datang "

Kemudian Dia menutup kitab itu,

memberikannya kembali kepada

pejabat, lalu duduk; dan mata

semua orang dalam rumah ibadat

itu tertuju kepada-Nya. Lalu Dia

4 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

memulai mengajar mereka, kata-

Nya: "Pada hari ini genaplah nas

ini sewaktu kamu

mendengarnya”.

Apa yang diucapkan

Yesus merupakan kutipan Yesaya

61:1-2. Dan usai membaca kitab

tersebut, Yesus mengarahkan

ayat itu pada KEHADIRAN diri-

Nya dengan mengatakan pada

para pendengar, “Khuqam ha

katuv hazze hayom beaznekem!”

(Hebrew New Testament) yang

artinya “Genaplah apa yang

tertulis dalam kitab ini pada hari

kalian mendengarnya!”.

Demikian pua dalam Matius

12:38-40, Yesus mengutip kisah

Yunus dan mengaitkan pada diri-

Nya sebagaimana Dia katakan:

“Pada waktu itu berkatalah

beberapa ahli Taurat dan orang

Farisi kepada Yesus: "Guru,

kami ingin melihat suatu tanda

dari pada-Mu. Tetapi jawab-Nya

kepada mereka: "Angkatan yang

jahat dan tidak setia ini menuntut

suatu tanda. Tetapi kepada

mereka tidak akan diberikan

tanda selain tanda nabi Yunus.

Sebab seperti Yunus tinggal di

dalam perut ikan tiga hari tiga

malam, demikian juga Anak

Manusia akan tinggal di dalam

rahim bumi tiga hari tiga

malam”. Ucapan Yesus mengutip

Yunus 1:17.

Bagaimana dengan

Muhamad? Beliau tidak satupun

memberikan referensi bahwa

dalam Taurat ada tertulis

mengenai berita kedatangannya

sebagai rasul. Yang terjadi adalah

penafsiran dan spekulasi umat

Islam terhadap sejumlah ayat

yang diyakini menunjuk pada

Muhamad.

5 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

Benarkah Yohanes 14:26

adalah nubuat untuk Muhamad?

Klaim tersebut hanya klaim yang

dilakukan oleh Muslim modern

atau kaum Mualaf (konversi ke

Islam) seperti yang dilakukan

oleh Prof. Abdul Ahmad Dawud

dalam bukunya Muhamad in the

Bible: Bible Pun Mengakui

Muhamad Sebagai Seorang

Rasul.

Sebelum beliau, sudah

ada pemikir Islam bernama Ibnu

Ishaq pada Abad VIII Ms

menuliskan buku berjudul Sirat

An Nabiy yang mulai

menghubungkan nama Muhamad

dengan istilah Yunani Parakletos

dari Injil Yohanes.

Prof. Abdul Ahmad

Dawud menuliskan pendapatnya

perihal Parakletos sbb, “Kata

paraclete bukanlah kata kata

klasik yang tidak diketahui

artinya. Bahasa Yunani mengeja

kata ini menjadi paraklytos yang

kemudian dalam kebanyakan

literatur Gereja diartikan sebagai

„seseorang yang diseru untuk

menjadi penolong, pembela atau

penengah (lihat kamus Grece

Francais karya Alexandre).

Sudah jelas diketahui bahwa kata

Yunani yang sepadan dengan

„penghibur‟ sebenarnya bukanlah

paraklytos, melainkan parakalon.

Juga telah jelas bahwa dalam

versi terjemahan Bibel bahasa

Yunani Septuagint, kata Ibrani

Mnahem yang berarti

„penghibur‟ diterjemahkan

menjadi parakalon (Kitab

Ratapan Yeremiah 1/2., 9, 16, 17,

21 dan lain-lain). Masih ada satu

kata lain dalam bahasa Yunani

yang sepadan dengan kata

„penghibur‟ yaitu parygorytys

yang berasal dari kalimat „aku

menghibur‟. Berkenaan dengan

arti lain dari paraclete:

6 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

„penengah‟ atau „pembela‟ yang

disematkan Gereja, sebenarnya

kata Yunani untuk dua arti

tersebut adalah parakalon, bukan

paraclytos. Di dalam bahasa

Yunani juga terdapat kata

sunegorus yang sepadan dengan

kata “pembela” dari kata meditia

yang sepadan dengan kata

“penengah”1

Bahkan beliau membuat

dugaan lebih jauh dengan

mengatakan bahwa Gereja telah

salah menulis Periqlytos (bahasa

Arab yang sepadan dengan

Ahmad yang artinya terpuji) dan

mengubahnya menjadi

Paraklytos sebagaimana dia

katakan, “ Selama beberapa

abad, orang-orang Eropa dan

Latin yang kurang pengetahuan

selalu menulis nama Muhammad

dengan ejaan Mahomet seperti

nama Musa yangselalu dieja

Mushi. Jadi, apakah ganjil jika

ada seorang pendeta nasrani

1 Prof. Abdul Ahmad Dawud,

Muhamad in the Bible: Bible Pun

Mengakui Muhamad Sebagai

Seorang Rasul, Jakarta: Al Mahira

2009, hal 192

atau seorang juru tulis telah

salah menulis kata periqlytos

(berarti: ahmad) dan

mengubahnya menjadi praklytos?

Secara faktual, kata ahmad

memang berarti „yang

terkemuka‟ atau „yang paling

layak dipuji‟. Sementara itu,

kata-kata „salah tulis‟ yang

menjadi „penemuan baru‟

mereka, hanya akan

menunjukkan aib bagi siapa saja

yang telah membuat arti kata itu

menyimpang menjadi „penghibur‟

atau „pembela‟ selama 18 abad”2

Saya garis bawahi

pernyataan Prof. Abdul Ahmad

Dawud yang mengatakan, “Sudah

jelas diketahui bahwa kata

Yunani yang sepadan dengan

„penghibur‟ sebenarnya bukanlah

paraklytos, melainkan

parakalon”. Sayangnya

pernyataan beliau terlalu

memaksakan pendapat pada teks.

Kekristenan memiliki hampir

5000-an naskah Perjanjian Baru

berbahasa Yunani berbentuk

manuskrip dan ratusan naskah

2 Ibid., hal 192-193

7 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

lain dari berbagai abad. Belum

terhitung dalam bahasa Aramaik.

Tidak ada satupun dari naskah

Perjanjian Baru yang ditemukan

dalam berbagai abad dan tidak

satupun yang menuliskan seperti

yang dimaui oleh khayalan dan

praduga Prof. Abdul Ahmad

Dawud. Pernyataan beliau lebih

didorong oleh sikap berusaha

untuk membenarkan kenabian

Muhamad dalam Injil sehingga

harus mengritik teks nubuat yang

jelas-jelas bukan ditujukan pada

Muhamad menjadi nubuat yang

dipaksakan untuk Muhamad.

Mengenai tuduhannya,

“Jadi, apakah ganjil jika ada

seorang pendeta nasrani atau

seorang juru tulis telah salah

menulis kata periqlytos (berarti:

ahmad) dan mengubahnya

menjadi praklytos”, fakta jumlah

manuskrip dari berbagai abad dan

tidak adanya bukti bahwa ada

teks Yohanes 14:6 yang

menuliskan sebagaimana yang

dimaui oleh Prof. Abdul Ahmad

Dawud telah mematahkan

asumsinya. Bahkan dugaan beliau

bahwa Gereja telah salah menulis

Periqlytos (bahasa Arab yang

sepadan dengan Ahmad yang

artinya terpuji) dan mengubahnya

menjadi Paraklytos hanyalah

khayalan tanpa bukti dan gugur

dengan data dan fakta jumlah

manuskrip Perjanjian Baru

berbahasa Yunani yang

kesemuanya menuliskan

Parakletos bukan Periqlytos.

Siapakah Parakletos Dalam

Yohanes 14:26?

Sebenarnya anggapan

bahwa Parakletos dalam Yohanes

14:26 menunjuk pada Muhamad,

sudah gugur sebelumnya jika kita

menggunakan kriteria dalam

pembukaan kajian ini.

Yesus selalu mengutip

nubuat mengenai dirinya dalam

Torah dengan sangat tepat dan

berkali-kali dalam kasus khusus.

Sebaliknya, Muhamad tidak

satupun mengutip Torah untuk

membuktikan klaimnya bahwa

dirinya adalah nabi yang

dinubuatkan dalam Torah dan

Injil sebagaimana klaimnya

dalam Qs 61:6.

8 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

Namun untuk memuaskan

pembaca khususnya mereka yang

berminat dalam kajian

Apologetik, kita akan mengkaji

dengan seksama pernyataan

nubuat Yesus mengenai

Parakletos.

Yesus bersabda, “Aku

akan minta kepada Bapa, dan Ia

akan memberikan kepadamu

seorang Penolong yang lain,

supaya Ia menyertai kamu

selama-lamanya, yaitu Roh

Kebenaran. Dunia tidak dapat

menerima Dia, sebab dunia tidak

melihat Dia dan tidak mengenal

Dia. Tetapi kamu mengenal Dia,

sebab Ia menyertai kamu dan

akan diam di dalam kamu” (Yoh

14:16-17).

Yesus melanjutkan sabda

profetiknya demikian:“ tetapi

Penghibur, yaitu Roh Kudus,

yang akan diutus oleh Bapa

dalam nama-Ku, Dialah yang

akan mengajarkan segala sesuatu

kepadamu dan akan

mengingatkan kamu akan semua

yang telah Kukatakan kepadamu”

(Yoh 14:26). Frasa Yunani αλλον

παρακλητον (allon parakleton)

dalam Yohanes 14:16, tidak

boleh dilepaskan konteksnya

dengan ayat 17 dimana kata

Yunani Parakletos dihubungkan

dengan farsa Yunani το πνεσμα

της αληθειας (to pneuma tes

aletheias - Roh Kebenaran).

Dengan demikian, Penghibur atau

Penolong dalam ayat tersebut

bukan menunjuk pada manusia

melainkan Roh Kebenaran.

Apakah Muhamad adalah Roh

Kebenaran? Bukan! Muhamad

bukan Parakletos yang

dimaksudkan.

Apa yang menjadi bukti

bahwa Parakletos yang akan

datang wujudnya Roh? Selain

bukti di atas, pada ayat 17

dikatakan, “sebab dunia tidak

melihat Dia dan tidak mengenal

Dia”. Apakah Muhamad tidak

dapat dilihat oleh dunia? Tidak!

Muhamad manusia dan dia dapat

dilihat dan berinteraksi dengan

banyak orang dan terekam dalam

sejarah Islam. Muhamad bukan

Parakletos yang dimaksudkan.

9 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

Bukti lain bahwa

Parakletos bukan manusia

melainkan Roh Kebenaran adalah

frasa, “sebab Ia menyertai kamu

dan akan diam di dalam kamu”.

Apakah Muhamad tinggal dalam

batin seseorang? Tidak!

Muhamad adalah manusia yang

telah mengalami kewafatan dan

bukan Roh Kebenaran yang

tinggal dan menyertai orang

beriman. Muhamad bukan

Parakletos yang dimaksudkan.

Yohanes 14:26 semakin

memperjelas siapa Parakletos itu

yaitu το πνεσμα το αγιον (to

pneuma to hagion - Roh Kudus).

Dan fungsi Roh Kudus adalah

“mengajarkan segala sesuatu

kepadamu dan akan

mengingatkan kamu akan semua

yang telah Kukatakan

kepadamu”. Apakah Muhamad

melakukan tugas mengingatkan

sabda Yesus? Tidak sama sekali!

Muhamad menyampaikan wahyu

yang diterima dari tuhan yang

bernama Allah dan nama

pewahyuan tersebut adalah

Qur‟an dan Qur‟an memberikan

kesaksian yang berbeda perihal

kisah kehidupan Yesus. Dan

Qur‟an tidak mencatat detai

ucapan-ucapan Yesus dalam Injil.

Mengenai istilah

Parakletos. Kata Yunani ini

muncul di empat tempat dalam

Kitab Perjanjian Baru yaitu

Yohanes 14:16;26, Yoh 15:26,

Yoh 16:7, 1 Yohanes 2:1. Yang

menarik, kata Parakletos yang

sama dan muncul dalam 1

Yohanes 2:1 tidak terkategori

nubuatan (profetik) dan julukan

Parakletos kali ini justru

ditujukan pada Yesus

sebagaimana dikatakan: “Anak-

anakku, hal-hal ini kutuliskan

kepada kamu, supaya kamu

jangan berbuat dosa, namun jika

seorang berbuat dosa, kita

mempunyai seorang pengantara

pada Bapa, yaitu Yesus Sang

Mesias yang adil” . Frasa

“pengantara” dipergunakan

bentuk Yunani Parakleton bentuk

akusatif dari Parakletos. Dengan

demikian tudingan bahwa kata

Yunani Parakletos adalah salah

tulis dari kata Periqlytos, adalah

tidak dapat

dipertanggungjawabkan sama

10 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

sekali. Kata Parakletos adalah

kata Yunani yang normal.

Kata Yunani Parakletos

berkaitan dengan kata Yunani

Paraklesis (penghiburan) yang

dapat ditemui dalam Perjanjian

Lama dalam bahasa Yunani

(Septuaginta) untuk

menerjemahkan kata Ibrani

Nikhumim dan Menahamim (Nah

3:7, Yes 57:18 dan muncul lagi

dalam Lukas 2:25, 1 Korintus

14:3, Ibrani 6:18 dll).

Naskah Peshitta Aramaik

menuliskan dengan (Paraqlita)

yang setara dengan bahasa

Yunani Parakletos yang memiliki

arti yang sama.

Parakletos Bukan dan Berbeda

Dengan Periqlytos

Lebih jauh, Prof. Abdul

Ahmad Dawud mengatakan,

“Jadi jelas bagi kita bahwa

Periqlytos yang disebutkan di

dalam Injil Yohanes tidak

mungkin berarti seorang

penghibur, pembela ataupun

penengah. Dan kata periqlytos

telah menjadi obyek

penyimpangan. Setelah

menjelaskan semua ini, sekarang

saya ingin mengurai arti

sebenarnya dari kata ini. Secara

etimologis, kara periqlytos

berarti „yang paling mulia,

paling terkemuka dan paling

berhak dipuji‟. Pengertian inilah

yang termaktub di dalam

Dictionnaire Grec-Francais,

karya Alexander: „Periqlitos=

qu‟on peut entendre de tous les

cotes; qu‟il est facile a entendre.

Tres celebre. Periqleitos= tres

celebre, illustre, glorieux=

Periqlcys, tres celebre, illustre,

gloriuex‟ dari „Kleitos, glorire,

renommee, celebrite”3

Berkaitan dengan kata

Arab Periqlitos yang artinya

terpuji atau mulia yang

dipaksakan sebagai bentuk asli

untuk Parakletos, demikian

sanggahan kami. Pertama, Injil

ditulis bukan dengan bahasa

Arab. Maka kata Periqlitos tidak

mungkin ada dalam Injil. Bahasa

yang dekat dengan bahasa Arab

adalah Aramaik yang menuliskan

3 Ibid., hal 197

11 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

dengan Paraqlita dan artinya

bukan Terpuji atau Termulia

melainkan Penghibur, Perantara,

Pembela. Kedua, kata Terpuji

dalam bahasa Yunani adalah

Eulogetos (sebagaimana dalam

frasa Eulogetos ho Theos –

Terpujilah Tuhan, 2 Kor 1:3).

Ketiga, tidak ada satupun naskah

Perjanjian Baru dari berbagai

abad yang menuliskan kata

Periqlytos dalam Yohanes 14:16,

17, Yohanes 14:26, Yohanes

15:26, 1 Yohanes 2:1.

Kata ganti orang ketiga

tunggal maskulin “Dia” yang

dalam bahasa Yunaninya

Ekeinos, kerap didakwa sebagai

bukti bahwa Parakletos tersebut

adalah manusia. Mengenai kata

Ekeinos, yang diterjemahkan

dalam bahasa Inggris dengan kata

ganti orang ketiga tunggal “He”

atau dalam bahasa Indonesia

“Dia”, demikian penjelasannya

Kata ganti “Dia”

(masculine singular) yang

bermakna “Dia” adalah

konsekwensi sintaksis dari

penggunaan kata Yunani

Parakletos (masculine singular)

yang bermakna “Penghibur,

Penolong, Pengantara” dan bukan

dikarenakan kata Yunani Pneuma

(neutral). Coba perhatikan

konteks kalimatnya (saya

kutipkan dalam terjemahan

Inggris) dengan mengurutkan

dimana kata Ekeinos muncul

yang berhubungan dengan kata

Parakletos yang dijelaskan

sebagai Pneuma Hagios sbb:

1. “But the Paraclete, the

Holy Spirit, whom the

Father will send in my

name, will instruct you

regarding all things, and

cause you to remember

everything that I have told

you” – John 14:26

2. “But when the Paraclete

comes, whom I will send

to you from the Father,

the Spirit of truth who

comes forth from the

Father, he (ekeinos |

ἐκεῖνος | nom sg masc)

will bear witness about

me” – John 15:26

3. “And he (ekeinos | ἐκεῖνος

| nom sg masc), when he

12 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

comes, will convict the

world in regard to sin and

righteousness and

judgment” – John 16:8

4. “But when he (ekeinos |

ἐκεῖνος | nom sg masc),

the Spirit of truth, comes,

he will guide you into all

truth, for he will not speak

on his own, but will speak

only what he hears, and

he will tell you things yet

to come” – John 16:13

5. “He (ekeinos | ἐκεῖνος |

nom sg masc) will glorify

me, for he will receive

what is mine and tell it to

you” – John 16:14

Daniel Wallace

menjelaskan, “The use of ekeinos

here [John 14–16] is frequently

regarded by students of the NT to

be an affirmation of the

personality of the Spirit. Such an

approach is based on the

assumption that the antecedent of

ekeinos is pneuma. . . . But this is

erroneous. In all these Johannine

passages, pneuma is appositional

to a masculine noun. The gender

of ekeinos thus has nothing to do

with the natural gender of

pneuma. The antecedent of

ekeinos, in each case, is parakle-

tos, not pneuma”4

Kemunculan Ekeinos

yang mengharuskan

diterjemahkan “He (Dia)”

dikarenakan dihubungkan dengan

“antecedent” (kata yang

mendahului) yang berbentuk

“noun singular masculine” yaitu

Parakletos juga muncul saat kata

Ekeinos dihubungkan dengan

seseorang atau personalitas sbb:

1. “The servant girl who

kept watch at the door

said to Peter, “You are

not one of that man‟s

disciples, are you?” He

(ekeinos | ἐκεῖνος | nom

sg masc) answered, “I am

not.” – John 18:17

2. “Now Simon Peter was

still standing and

warming himself, so they

4 Daniel Wallace, Greek Grammar

Beyond the Basics: An Exegetical

Syntax of the New Testament (Grand

Rapids, MI: Zondervan, 1996), 331,

332.

13 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

said to him, “You are not

one of his disciples, are

you?” Peter (ekeinos |

ἐκεῖνος | nom sg masc)

denied it and said, “I am

not!” – John 18:25

Namun kata Yunani

Ekeinos tidak selalu

diterjemahkan “Dia”

sebagaimana ayat-ayat berikut:

1. “On that (ekeinē | ἐκείνῃ |

dat sg fem) day you will

question me about

nothing. I tell you the

solemn truth: whatever

you ask of the Father in

my name he will give to

you” – John 16:23

2. “In that (ekeinē | ἐκείνῃ |

dat sg fem) day you will

ask in my name. I am not

saying to you that I will

intercede with the Father

on your behalf “– John

16:26

Dari keseluruhan uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa

kata Yunani Parakletos

menunjuk pada Roh Kudus dan

Roh Kudus bukan manusia

melainkan Roh dan Dia sudah

datang dan berdiam dalam diri

semua murid Yesus untuk

mengingatkan akan sabda-sabda

Yesus Sang Mesias (Yoh 14:16-

17, 26). Tidak ada satu ayatpun

dalam Kitab Perjanjian Baru yang

mengutip sabda Yesus Sang

Mesias yang akan menjanjikan

kedatangan nabi lain selain

kedatangan Roh Kudus dan janji

akan kedatangannya yang kedua

kali untuk menghakimi dunia.

14 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang

didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai

akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam

Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan

(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)

2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar

Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi

3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci

dengan pola pikir Ibrani

4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya

terhadap Kekristenan masa kini

5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal

dengan kebudayaan Semitik

6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity

15 | B u l e t i n I J I V o l 3 / M e i 2 0 1 5

7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual

bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).

Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012

lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).

Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya

adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan

pembelajaran anggota IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: [email protected]

Website: www.messianic-indonesia.com

Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)

Donasi dan Informasi: 081327274269