analisis komunikasi internal pada biro humas di kementrian sekretariat negara republik indonesia

69
ANALISIS KOMUNIKASI INTERNAL PADA BIRO HUMAS DI KEMENTRIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI RINA AGUSTINA TAKARIANITA 1001105051 BIDANG KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANT ORAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Upload: uhamka

Post on 24-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KOMUNIKASI INTERNAL PADA BIRO HUMAS

DI KEMENTRIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI

RINA AGUSTINA TAKARIANITA

1001105051

BIDANG KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANT ORAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA 2014

DAFTAR ISI

Hal

Daftar Isi.........................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................

B. Fokus Penelitian......................

C. Identifikasi dan Perumusan Masalah....

D. Tujuan Penelitian.....................

E. Manfaat Penelitian....................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tujuan Tentang Komunikasi.............

1. Pengertian Komunikasi Secara Umum...

2. Unsur-unsur Dasar Komunikasi........

3. Fungsi Komunikasi...................

4. Proses Komunikasi...................

5. Faktor Penghambat Komunikasi........

B. Komunikasi internal...................

1. Pengertian Komunikasi Internal......

2. Arah Komunikasi.....................

3. Dimensi Komunikasi Internal.........

4. Jenis Komunikasi Internal...........

5. Faktor Komunikasi Internal..........

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodo dan Alasan Menggunakan Metodo

Kualitatif............................

B. Tempat Dan Waktu Penelitian...........

C. Subjek Penelitian.....................

D. Teknik Penggumpulan Data..............

E. Analisis Data.........................

F. Pengujian keabsahan Data..............

DAFTAR PUSTAKA.....................................

LAMPIRAN...........................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah,

Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur dan fungsi yang

sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk

tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai

makhluk multidimensional, sehingga memiliki akal

pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal

maupun social,1 Sebagai makhluk sosial manusia

senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.

Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan

iya ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya.

Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk perlu

berkomunikasi. Komunikasi merupakan salah satu aspek

terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia.

Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang

dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah

kenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,

artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan

kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar

1 Burhan Bugin. 2013.Sosiologi Komunikasi.Jakarta:Kencana Prenada MediaGroup. Hlm.25

pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi

sosial dengan sesamanya.

Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu

sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun

informal. Oleh karena itu komunikasi memiliki peranan

yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan

organisasi. Komunikasi membantu anggota - anggota

organisasi dalam mencapai tujuan individu dan juga

organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan

organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan

ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan

organisasi yang relevan dan salah satu faktor

terpenting adalah tim yang solid untuk membuat

komunikasi dapat berjalan dengan lancar didalam

instansi tersebut. Dalam komunikasi internal yang baik,

terwujudnya tujuan yang diharapkan apabila kepuasan

yang terjadi dalam menjalankan komunikasi yang ada

dalam instansi melalui suatu komunikasi yang tercipta

dengan baik. Hal itu dikarenakan Dalam kehidupan

organisasi, baik dalam bentuk organisasi perusahaan

yang berorientasi laba (profit), maupun organisasi

kemasyarakatan (social), kerjasama para anggota

organisasi di dalamnya mutlak diperlukan. Tujuan yang

hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan,

keputusan yang hendak dilaksanakan, rencana yang harus

direalisasikan, serta program kerja yang harus

diselenggarakan, kesemuanya itu memerlukan hubungan

serta kerjasama yang harmonis baik antar personal

maupun kelompok.

Dalam hal ini peran Public Relations sangatlah dibutuhkan

untuk mengkomunikasikan dan menjembatani seluruh

kebutuhan instansi dalam bentuk informasi baik didalam

(internal) maupun diluar (eksternal).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, dan

Feasibilitas masalah yang akan dipecahkan selain

juga karena factor keterbatasan tenaga, dana dan

waktu, maka dalam penelitian kulitatif, peneliti

akan membatasi penelitian. yakni peneliti hanya akan

memfokuskan penelitian mengenai komunikasi internal

di biro humas pada Kementrian Sekretariat Negara.

C. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di

atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-

permasalahan berikut :

1. Masih kurangnya komunikasi internal yang terjadi

antar pegawai.

2. Masih banyak ditemukan kendala atau hambatan-

hambatan dalam melakukan komunikasi internal

3. Kurang optimalnya kinerja pegawai akibat buruknya

proses komunikasi internal yang terjadi.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas

dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh

komunikasi internal terhadap kinerja pegawai di

Sekretariat Negara?

D. Maksud dan Tujuan

Mendeskripsikan kinerja Biro Humas Sekretariat

Negara RI dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi

dilihat dari aspek :

1. Komunikasi

2. Peran-peran dan fungsi masing-masing anggota dalam

berbagai kelompok

3. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan kelompok

4. Norma-norma kelompok

5. Kepemimpinan dan kewenangan

6. Kerjasama

E. Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah mengetahui pengaruh komunikasi bisnis

terhadap produktivitas kerja karyawan di suatu

perusahaan. Manfaat atau kegunaan yang diharapkan

dapat dicapai dari penelitian ini meliputi kegunaan

praktis dan kegunaan yang bersifat teoritis .

a. Kegunaan praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan

dapat berguna dalam memberikan informasi terutama

dalam mengantisipasi segala permasalahan yang

terjadi di dalam komunikasi . Selain itu

diharapkan pula hasil penelitian ini memberikan

jalan keluar atau suatu solusi dalam upaya

meningkatkan produktivitas kerja melalui jalur

komunikasi internal yang harmonis, dengan cara-

cara yang mudah di aplikasikan.

b. Kegunaan teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi kajian lebih lanjut, sehingga dapat

memberikan kontribusi yang positif dalam

perkembangan pengetahuan dan ilmu mengenai

komunikasi internal yang sekarang sedang berkembang

dan menjadi topik yang ramai dalam setiap seminar

mengenai public relations.

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Tentang Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi Secara Umum

Setiap orang dalam masyarakat, sejak bangun

tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa

terlibat dalam hubungan komunikasi, Terjadinya

komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan

sosial (social realtion).2 Masyarakat paling

sedikit terdiri dari dua orang yang saling

berhubungan satu sama lain, karena berhubungan

menimbulkan interaksi social (sosial interaction).

Komunikasi dalam pengertian umum dapat dil;ihat

dari dua segi :

a. Pengertian komunikasi secara etimologis

Secara etimologis atau menurut asal katanya,

istilah komunikasi berasal dari bahasa laitin

yaitu communication, dan perkataan ini bersumber

2 Onong Uchjana Effendy. 2008. Dinamika Komunikasi.Bandung: Raja Grafindo Persada.Hlm.3

pada kata communis. Perkataan communis tersebut

dalam pembhasaan kita ini sama sekali tidak ada

kaitanya dengan partai komunis yang sering

dijumpai dalam kegitan politik. Arti communis

disini adalah sama, dalam arti kata sama makn,

yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi dapat

dikatakan komunikasi dapat berlangsung apabila

antara orang - orang yang terlibat terdapat

kesamaan makna mengenai suatu hal yang

dikomunikasikan.

Lebih jelasnya adalah jika seseorang mengerti

tentang sesuatu yang ditanyakan oleh orang lain

kepadanya, maka dapat dikatakan komunikasi berlangsung

dengan baik. Dengan lain perkataan hubungan antara

mereka bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak

mengerti maka dapat disimpulkan komunikasi tersebut

berlangsung dengan sedikit kurang baik. Atau dapat

diartikan hubungan orang-orang itu tidak komunikatif.

b. Pengertian komunikasi secara etimologis

Secara etimologis komunikasi berarti proses

penyampaian sesuatu pernyataan oleh seseorang kepada

orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa

komunikasi melibatkan sejumlah orang. dimana

seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain, jadi

yang terlibat komunikasi itu adalah manusia. Karena

itu komunikasi yang dimaksud disini adalah

komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human

communication. komunikasi manusia sebagai singkatan

dari komunikasi antar manusia dinamakan komunnikasi

sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya

kepada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya

komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit

dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi

sebagai penjalinnya antara satu sama lainnya.

2. Unsur-Unsur Dasar Komunikasi

Terdapat beberapa unsur komunikasi antara lain :

a. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan

kepada khlayak atau komunikan.Karena itu

komunikator bisa disebut pengirim, sumber, source,

encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses

komunikasi, komunikator memegang peranan yang

sangat penting, terutama dalam mengendalikan

jalannya komunikasi. Oleh karena itu, seorang

komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga

kaya ide serta penuh daya kreativitas.

b. Pesan

Dalam buku pengantar ilmu komunikasi, pesan

yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu

yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima.

Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka

atau media komunikasi. Isinya bias berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau

propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak

untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan

diterima oleh komunikan, manusia dengan akal

budinya menciptakan sejumlah lambing komunikasi

berupa suara, mimic, gerak-gerik, bahasa lisan dan

bahasa tulisan.

c. Media

Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi media adalah

alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa

pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi

antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam

berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti

mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima

selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses

oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentikan

sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam

tindakan.

Sedangkan dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, media

bentuk jamak dari medium medium komunikasi diartikan

sebagai alat perantara yang sengaja dipilih

komunikator untuk menghantarkan pesannya agar sampai

ke komunikan.Jadi, unsur utama dari media komunikasi

adalah pemilihan dan penggunaan alat perantara yang

dilakuakan komunikator dengan sengaja. Artinya hal

ini mengacu kepada pemilihan dan penggunaan

teknologi media komunikasi.

d. Komunikan

Komunikan atau penerima pesan adalah yang

menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang

diterimanya.

e. Efek

Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang

ditimbulkan pesan komunikator dalam diri

komunikannya.Terdapat tiga tataran pengaruh dalam

diri komunikasn, yaitu kognitif (seseorang menjadi

tahu tentang sesuatu), afektif (sikap seseorang

terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju

terhadap sesuatu), dan konatif (tingkah laku, yang

membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).

3. Fungsi Komunikasi

a. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial

setidaknya mengisyarakan bahwa komunikasi itu

penting untuk membangun konsep diri kita, untuk

kelansungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,

terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain

lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan

memupuk hubungan dengan orang lain3

b. Komunikasi Eksprensif 3 Riswandi.2009.Ilmu Komunikasi.Jogyakarta: Graha Ilmu.Hlm.13

Erat kaitannya dengan komunikasi social adalah

komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik

sendirian maupun dalam kelompok. Komunikasi

ekspresif tidak bertujuan mempengaruhi orang lain,

namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-

perasaan (emosi) kita.

c. Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah

komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara

kolektif.

d. Komunikasi Instrumental

Komunikasi istrumenyal mempunyai beberapa tujuan

umum: menginformasikan, mengajar, mendorong,

mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku

atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk

menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan

tersebut dapat disebut membujuk (bersifat

persuasif).

4. Proses Komunikasi

Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan

dengan bagaimana seseorang mengekspresikan perasaan,

hal – hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama

(selaras, serasi), serta melewati proses menulis,

mendengar, dan mempertukarkan informasi. Dari

pengertian komunikasi sebagai mana di utarakan,

tampak ada sejumlah komponen atau unsure yang

dicakup, merupakan persyaratan terjadinya komunikasi

Dalam bahasa komunikasi komponen-komponen tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Komunikator

orang yang menyampaikan pesan

b. Pesan

pernyataan yang didukung oleh lambing

c. Komunikan

orang yang menerima pesan

d. Media

sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya

e. Efek

dampak sebagai pengaruh dari pesan

5. Factor Penghambat Komunikasi

a. Hambatan Sosio antro psikologis

4Proses komunikasi berlangsung dalam konteks

situasional. Ini berarti bahwa komunikator harus

memperhatikan situasi ketika komunikasi

dilangsungkan. Sebab situasi amat berpengaruh

terhadap kelancaran komunkasi, terutama situasi

yang berhubungan dengan factor-faktor sikologis,

antropologis, psikologis.

b. Hambatan sosiologis

Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies

mengklasifikasikan kehidupan manusia dalam

masyarakat menjadi dua jenis pergaulan yang ia

namakan gemeinschaft dan gesellschaft.4 Onong Uchjana Effendy.Op cit. Hlm.11-15

Gemeinchasaft adallah pergaulan hidup yang

bersifat pribadi, statis dan tak rasional, seperti

pergaulan di kantor atau dalam organisasi.

c. Hambatan antropologis

Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam

jenisnya sebagai makhluk ‘homosapiens’, tetapi di

takdirkan berbeda dalam banyak hal berbeda dala

postur, warna kulit, dan kebudayaan, yang pada

kelanjutannya berbbeda dalam gaya hidup, norma, dan

kebiasaan, dan bahasa. Dalam melancarkan

komunikasinnya seseorang komunikator tidak akan

berhasil bila tidak mengenal siapa komunikan yang

dijadikan sasarannya yang dimaksudkan dengan ‘siapa’

disini bukan nama yang disandang melainkan ras apa,

bangsa apa, atau suku apa. Dengan mengenal dirinya

akan mengenal kebudayaannya, norma hidup,

kehidupannya, kebiasaanya, dan bahsannya.

d. Hambatan psikologis

Factor psikologis sering kali menjadi hambatan

dalam komunikasi. hal ini umumnya si komunikator

sebelum melancarkan komunikasinnya belum melancarkan

komunikasinnya tidak mengkaji diri komunikan.

Komunikasi sulit berhasil apabaila komunnikan sedang

sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri

hati, dan kondisi psikologis lainnya.

Prasangka sebagai faktor psikologis dapat

disebabkan oleh aspek antroplogis dan sosiologis,

dapat terjadi terhadap ras, bangsa, suku bangsa,

agama partai politik, kelompok, dan apa saja yang

bagi seseorang suatu perangsang disebabkan dalam

pengalamannya pernah di beri kesan yang tidak enak

atau kurang baik.

e. Hambatan sistematis

Kalau hambatan sosiologis, antropologis,

psikologis terhadap pada pihak komunikan maka

hambatan sistematis terdapat pada diri komunikator.

Factor sistematis menyangukt bahasa yang

dipergunakan komunikator sebagai ‘alat’ untuk

menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada

komunikan. Demi kelancaran komjunikasinnya seorang

komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan

sistematis ini, sebab salah ucap atau salah tulis

dapat menimbulkan salah pengertian atau salah

tafsir, yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah

komunikasi. Sering kali salah ucap disebabkan si

komunikator berbicara terlalu cepat sehingga ketika

pikiran dan perasaan belum mantap terformulasikan,

kata-kata sudah terlanjur dilontarkan.

f. Hambatan mekanis

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang

dipergunakn dalam melancarkan komunikasi. Banyak

contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari;

suara telpon yang krotokan, ketikan huruf yang buram

pada surat, suara yang hilang-muncul pada pesawat

radio, berita surat kabar yang sulit dicari

sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada

pesawat televise, dan lain-lain.

Hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi

oleh komunikator, misalnya hambatan yang dijumpai

pada surat kabar, radio, dan televisi. Tetapi pada

beberapa media komunikator dapat saja mengatasinya

dengan mengambil sikap tertentu, misalnya ketika

sedang menelpon, terganggu oleh krotokan, barang

kali ia dapat mengulanginya beberapa saat kemudian.

Hambata yang dijumpai pada surat, misalnya

hurufketikan yang buram, dapat diatasi dengan

mengganti pita mesin tik atau mesin tiknya sendiri.

Yang penting diperhatikan dalam komunikasi ialah-

seperti telah disinggug dimuka-sebelum suatu pesan

komunikasi dapat diterima secar rohani, terlebih

dahulu harus dipastikan dapat diterima secara

indrawi, dalam arti kata bebas dari hambatan

mekanis.

g. Hambatan ekologis

Hambatan ekologis disebabkan terjadi oleh gangguan

lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi

jadi datangnya dari lingkungan. Contoh hambat

ekologis adalah suara riuh orang-orang /kebisingan

lalu lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat

terbang lewat, dan lain-lain pada saat komunikator

sedang berpidato.

B. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang

terjadi didalam perusahaan. Komunikasi ini merupakan

komunikasi antara karyawan yang ada diperusahaan,

baik sebagai bawahan, sesama rekan maupun atasan.

Pola komunikasi internal dibedakan menjadi tiga

yaitu vertikal, horizontal dan diagonal. Penyampain

komunikasi internal dapat melalui saluran formal

maupun informal.5

5 C.Hartati Budiman.2009.Komunikasi Bisnis Efektif.Jakarta: Pustaka Mandiri.Hlm.49

1. Arah Komunikasi

Factor lain dalam komunikasi bisnis adalah

arah komunikasi. Dikatakan oleh Curtis (1996:25)

bahwa melalui prilaku komunikasi, para manajer

menciptakan sustu iklim. Beberapa manjer memiliki

sifat demokratis dan yang lainya memiliki sifat

otoritas. Bebrapa manjer memperlakukan pegawai

adalah orang yang sederajat, tetapi sebagian yang

lainnya tidak. Demikian pula, beberapa manajer

menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya sambil

memberikan pengarahan, tetapi sebagian manajer yang

lainnya justru melakukan hal sebaliknya.

Sebagaimana diketahui, dalam organisasi pada

umumnya putusan dibuat oleh manjer puncak dan

dialirkan ke bawah kepada orang-orang yang

melaksanakannya. Arus informasi dapat terjadi

melalui komunikasi formal maupun komunikasi informal

baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Komunikasi menjadi efektif jika keterbukaan

diantara manajer puncak dengan karyawan pelaksanaan

terjaga dengan baik. Demikian juga sebaliknya, dari

karyawan pelaksana kepada manajer puncak. Oleh

karena itu, untuk mendorong agar seluruh karyawan

berkontribusi untuk menyumbangkan ide/gagsan maka

hendaknya arah komunikasi bebas mengalir vertikal ke

bawah, vertikal ke atas, horizontal, dan diagonal

(melintas antar bagian dalam bagan organisasi).

a. Komunikasi Vertikal Ke Bawah

Arah komunikasi vertikal ke bawah adalah

informasi yang mengalir dari jabatan yang lebih

tinggi kepada mereka yang lebih rendah atau kepada

bawahan. Komunikasi vertikal ke bawah antara lain

adalah berupa informasi perintah, penugasan,

pengarahan, dan evaluasi. Contoh adalah :

KOMUNIKASI

Pada gambar diatas terlihat suatu proses penyampain

intruksi direktur kepada kepala divisi marketing

sehubungan dengan rencana peluncuran produk baru.

Kepala divisi marketing selanjutnya menyampaikan

pesan tersebut kepada kepala bagian promosi. Kepala

bagian promosi menyampaikan informasi tersebut

kepada karyawan yang terkait dengan penugasan atas

kegitan peluncuran produk baru.

Level, yang dikutip oleh pace (1993), meneliti ada

metode untuk menyampaikan informasi dengan berbagai

PERAN KEPUTUSAN

Wirausaha

Pemecah Masalah

Pengalokasi Sumber Daya

PERANINFORMASIONAL

Monitoring

PenyebarInformasi

Juru Bicara

PERAN ANTARPRIBADI

Tokoh/Figur

Manajer

Penghubung

jenis situasi komunikasi, yaitu tulisan saja, lisan

saja, tulisan diikuti lisan, dan lisan diikuti tulisan.

Ada enam kreteria yang sering digunakan untuk memilih

metode penyampaian informasi kepada pegawai (level dan

Galle 1988).

a. Ketersediaan

Organisasi mengiventarisasikan metode tersedia dan

selanjutnya memutuskan metode apa dari keempat

metode diatas yang dapat mengefektifkan penyampaian

informasi.

b. Biaya

Metode yang paling dinilai murah cendrung dipilih

untuk penyebaran informasi rutin dan tidak mendesak.

Apabila penyebaran informasi tidak rutin dan

mendesak, metode akan menjadi mahal. Akan tetapi,

jika ingin lebih cepat, metode yang dipilih tentu

menjadi lebih mahal.

c. Pengaruh

Metode member adalah pengaruh paling besar sering

dipilih daripada metode yang baku.

d. Relevansi

Metode yang sering dipilih adalah metode yang tampak

paling relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Apabila tujuan singkat dan sekedar menyampaikan

informasi, komunikasi dapat dilakukan dengan

pembicaraan melalui memo. Apabila tujuan

menyampaikan masalah rumit maka metode laporan

teknis tertulis adalah metode yang akan dipilih.

e. Respon

Metode yang dipilih sangant mempengaruhi oleh

kekuatan dan apakah respon khusus diperlukan

terhadap informasi tersebut. Dalam pelatihan,

misalnya diperlukan sikap tanggap dan tanya jawab.

Dalam hal itu, pertemuan secara langsung (tatap

muka) menjadi metode yang dipilih.

f. Keahlian

Metode yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan

pengirim/komunikator dan pegawai yang menerima.

Apabila tingkat pendidikan pegawai terbatas,

instruksi manual yang rumit bukan metode yang

dipilih.

Berikut adalah tabel metode paling efektif yang akan

dibandingkan dengan paling tidak efektif untuk

berkomunikasi dengan para pegawai dalam 10 situasi yang

berbeda (pace,1993).

No Situasi Paling

efektif

Paling

tidak

efektif

1 Penyampain informasi

yang harus segera

ditindaklanjuti oleh

pegawai

Lisan

diikuti

tulisan

Tulisan

saja

2 Informasi yang perlu

tindakan pegawai pada

waktu mendatang

Tulisan

saja

Lisan saja

3 Penyampaian informasi

yang bersifat umum

Tulisan

saja

Lisan saja

4 Penyampain arahan

atau perintah

perusahaan

Lisan

diikuti

tulisan

Lisan saja

5 Penyampaian informasi Lisan Lisan saja

perubahan kebijakan

perusahaan yang

penting

diikuti

tulisan

6 Penyampain kemajuan

kerja kepada atasan

langsung

Lisan

diikuti

tulisan

Lisan saja

7 Promosi kampanye

keamanan

Lisan

diikuti

tulisan

Lisan saja

8 Pemberian pujian

kepada pegawai atas

prestasi kerja

Lisan

diikuti

tulisan

Tulisan

saja

9 Pemberian teguran

kepada pegawai atas

kelalaian kerjanya

Lisan saja Tulisan

saja

10 Penyelesain

perselisihan diantara

para pegawai terkait

pekerjaan

Lisan saja Tulisan

saja

Sebagaimana terlihat pada bagian diatas , arah

komunikasi vertikal (ke bawah) dapat disampaikan secara

tulisan ataupun lisan melalui saluran formal.

Penyampaian informasi ke bawah hendaknya menggunakan

bahasa yang sederhana, tidak bertele-tele dan mudah

dipahami.

b. Komunikasi Vertikal Ke Atas

Komunikasi vertikal (ke atas) dalam sebuah

organisasi berarti informasi mengalir dari bawah ke

tingkat yang lebih tinggi (atasan). Informasi dari

bawah ke atasan antara lain mengenai.

1) Pekerjaan, prestasi kerja, kemajuan dan rencana

kerja untuk waktu mendatang.

2) Penjelasan persoalan kerja yang belum

dipecahkan.

3) Pengungkapan pikiran dan perasaan.

Beberapa alasan mengapa sulit memperoleh informasi dari

bawah (Sharma) dikutip oleh pace (1993) adalah sebagai

berikut:

1) Kecendrungan pegawai/bawahan menyembunyikan pikiran

mereka. Pegawai merasa bahwa mereka akan mendapat

kesulitan jika berbicara dengan atasan.

2) Ada anggapan bahwa atasan tidak tertarik dengan

masalah bawahan.

3) Atasan kurang menghargai komunikasi yang dilakukan

bawahan.

4) Atasan dianggap terlalu sibuk sehinga sulit ditemui

Keempat hal tersebut dapat menghambat pengungkapan

gagasan, pendapat, dan informasi dari bawah ke atas.

Tujuh prinsip pedoman program komunikasi vertikal (ke

atas) menurut Planty dan Machaver dapat digunakan untuk

memperlancar komunikasi ke atas.

1) Komunikasi ke atas harus direncanakan . atasan harus

merangsang dan mendorong untuk mengembangkan

komunikasi ke atas.

2) Komunikasi ke atas berlangsung secara

berkesinambungan. Bahwa harus member dan meminta

informasi dari tingakt lebih tinggi dan atasan harus

mau menerima informasi dari bawahan dan

menangapinya.

3) Komunikasi ke atas mengunakan saluran rutin melalui

tahap-tahap sesuai struktur organisasi.

4) Komunikasi ke atas menitik beratkan persoalannya

pada kepekaan dalam menerima masukan / gagasan dari

bawahan.

5) Komunikasi ke atas mencakup kegitan mendengarkan

secra objektif. Atasan harus menyediakan waktu untuk

mendengarkan kritikan-kritikan/ cara pandang yang

berbeda-beda dari bawahan.

6) Komunikasi ke atas mencakupi tindakan untuk

menangapi masalah. Mendengarkan bawahan secara aktif

dapat memancing munculnya gagasan baru, tetapi

kegagalan dalam menghadapi perubhan terhadap gagasan

tersebut hanya menciptakan keamarahan dan merusak

komunikasi ke atas. Apabila harus dilakukan

perubahan dalam kebijakan, bawahan harus diberi

tahu, demikian juga sebaliknya. Apabila tidak ada

tindakan yang dapat diambil, bawahan juga harus

diberi tahu.

7) Komunikasi ke atas menggunakan berbagai media dan

metode. Metode komunikasi ke atas adalah kontak tatp

muka setiap hari antara atasan dan bawahan.

c. Komunikasi Horizontal

Selain aliran komunikasi vertikal ke bawah

dan ke atas, komunikasi juga dapat terjalin

diantaraanggota-anggota organisasi yang menduduki

posisi yang sama tingkat otoritasnya. Komunikasi

tersebut, dinamakan komunikasi horizontal.

Tujuan komunikasi horizontal antara lain adalah

sebagai berikut.

a) Mengkoordinasi penugasan kerja

Contoh tujuan ini adalah rencana penyelengaraan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Salah satu

angenda RUPS adalah rencana penananaman modal oleh

investor asing. Oleh sebab itu, kepala bagian

legal berkoordinasi dengan kepala bagian

humas/promosi mempersiapkan penyelengaraan

konfrensi pers.

b) Informasi mengenai rencana kegiatan

Contoh penerapan tujuan ini adalah sebagia

berikut. Dalam rangka peringatan hari ulang tahun

perusahaan salah satu cara pada kegiatan tersebut

adalah pemilihan karyawan teladan termasuk tingkat

pimpinan perusahaan. Dalam hubungan itu, kepala

bagian HRD berbagi informasi kepada seluruh

kepala bagian dengan harapan kepala bagian dapat

member masukan atas kreteria penilaian karyawan

teladan.

Komunikasi horizontal bisa terjadi dalam

komunikasi formal dan informal. Komunikasi

horizontal formal sering terjadi dalam rapat,

sedangkan komunikasi horizontal informal antara

lain terjadi selama waktu istirahat dan obrolan di

telpon.

Hambatan-hambatan pada komunikasi horizontal

biasanya terjadi karena ketidak percayaan diantara

rekan-rekan kerja dalam satu unit atau adanya

persaingan diantara sesama tingkat dalam

organisasi.

d. Komuniksi Diagonal

Kebanyakan organisasi berskala besar

memiliki karyawan yang berkeinginan berbagi

informasi dengan melewati batas-batas fungsional

kepada individu yang tidak menduduki posisi atasan

atau bawahan mereka. Hal ini terjadi karena adanya

saling ketergantungan antar bagian atau antar divisi

yang ada dalam organisasi tersebut.

Bentuk komunikasi diagonal (Purwanto, 2006:44)

diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Penyebaran informasi pada bentuk komunikasi

diagonal lebih cepat dari pada bentuk komunikasi

vertikal.

2) Bentuk komunikasi diagonal memungkinkan individu

dari berbagai bagian ikut membantu menyelesaikan

masalah dalam organisasi.

Kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa

komunikasi diagonal dapat mengganggu komunikasi

rutin yang telah berjalan normal. Namun menurut

pace (1993) mengutip Fayol (1916-1940). Komunikasi

diagonal/lintas saluran perlu dilakukan terutama

bagi pegawai tingkat lebih rendah, yaitu dengan

menggunakan jembatan Fayol. Hal tersebut

diperlukan antara lain untuk menghemat waktu dan

sumber daya.

Karena komunikasi diagonal dapat mengganggu

saluran otoritas dan menghilangkan kendali atas

aliran informamsi, ada dua hal yang harus dipenuhi

dalam menggunakan jembatan Fayol tersebut.

a) Setiap pegawai yang akan berkomunikasi formal

diagonal/lintas saluran harus meminta izin

terlebih dahulu kepada atasan langsungnya izin

dapat diberikan dalam bentuk pernyataan kebijakan

umum yang menunjukan keadaan yang membenarkan

komunikasi lintas saluran.

b) Selain itu, setiap pegawai yang terlibat dalam

komunikasi diagonal/lintas saluran harus

memberitahukan hasil pertemuan atau menginformasikan

hasil pembicaraannya kepada atasan langsung.

Komunikasi diagonal dapat disampaikan melalui

saluran komunikasi informal maupun formal.

Contoh komunikasi diagonal saluran formal

adalah sebagai berikut. Kepala divisi keuangan

menanyakan langsung kepada kepala bagian promosi

tentang jumlah anggaran dana yang akan diajukan

untuk pelunvuran produk baru. Data tersebut mendesak

yang diperlukan oleh kepala divisi keuangan,

sedangkan kepala divisi marketing sedang tidak ada

dikantor. Karena data sangat diperlukan,kepala

bagian promosi diminta membuatkan draf perkiraan

angaran dana yang diperlukan untuk meluncurkan

produk tersebut. Apabila memungkinkan kepala bagian

promosi mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan

kepala divisi marketing. Apabila hal itu tidak

mungkin dilakukan, kepala bagian promosi segera

menyusun draf usulan anggaran yang dimaksud.

Jika kita melihat komunikasi formal pada contoh

diatas yang harus dilakukan oleh kepala bagian

promosi adalah sebagai berikut.

a. Kepala bagian promosi menyampaikan informasi

kepada kepala divisi marketing atas permintaan

mendesak usulan anggaran dana untuk peluncuran

produk baru.

b. Selain itu, kepala bagian promosi juga menyampaikan

draft usulan anggaran dana yang telah diserahkan

kepada kepala divisi keuangan. Dengan demikian,

komunikasi lintas saluran/diagonal akan tercapai

dengan baik tanpa harus melangkahi atasan langsung

(kepala divisi marketing) tidak ketinggalan

informasi dari bawahan. Selain itu, komunikaksi

diagonal dengan bantuan jembatan Fayol. Tidak

menghambat jalannya kinerja unit divisi marketing

dan komunikaksi tetap berjalan sesuai dengan

prosedur hierarki perusahaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keempat

arah komunikasi baik vertikal ke bawah, verikal ke

atas, horizontal maupun diagonal dapat di sampaikan

melalui saluran komunikasi formal dan informal.

2. Dimensi Komunikasi

Komunikasi internal merujuk pada pertukaran

informasi dan gagasan didalam organisasi.

Komunikasi antara anggota suatu organisasi penting

untuk melakukan suatu fungsi secara efektif.

Komunikasi internal (lebih lanjut akan disebut

komunikasi pegawai atau employye communication)6.

Yang pertama adalah komunikasi ke bawah (downward

communication), yakni dari pihak manajemen atau

pimpinan perusahaan kepada para pegawai (dari

atasan ke bawahan). Yang kedua adalah kebalikannya,

yakni komunikasi keatas (upward communication),

yakni dari pegawai ke pihak manjemen (dari bawah ke

atasan). 6 Mohamad Wahid.2011.Komunikasi Bisnis.Jogyakarta: CAPS.Hlm.7

Adapun yang ketiga adalah komunikasi sejajar (sideways

communication), yakni yang berlangsung antara sesama

pegawai.

Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D.

Brennan sebagai. Pertukaran gagasan antara

administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau

jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau

jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas

(organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal

dan vertical didalam suatu perusahaan atau jawatan yang

menyebabkan pekerjaan berlangsung (oprasi dan

manjemen).7

Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukan

adanya pembagian tugas antara orang - orang didalam

organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai

tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Untuk

menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang

akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan

peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu7 Onong Uchajana.Loc cit. Hlm.122

berkomunikasi langsung seluruh karyawan. Ia membuat

kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya. Dengan

demikian pimpinan cukup berkomunikasi dengan para

penanggung jawab kelompok. Dan jumlah kelompok besarnya

kelompok bergantung pada besar kecilnya organisasi.

Untuk memperoleh kejelasan, komunikasi internal dapat

dibagi menjadi dua dimensi dan dua jenis, yaitu :

a. Dimensi komunikasi internal

Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi

vertical dan komunikasi horizontal.

1) Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal, yakni komunikasi dari

atas ke bawah (downward communication) dan

komunikasi dari bawah ke atas (upward

communication), adalah komunikasi dari pimpinan

kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan

secara timbale balik. Dalam komunikasi vertikal,

pimpinan member instruksi-intruksi, informasi-

informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain

kepada bawahan. Dalam pada itu, bawahan memberikan

laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,

dan sebagainya kepada pimpinan.

Komunikasi dua arah secara timbal baliktersebut

dalam organisasi penting sekali karena jika hanya

satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda

organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan

perlu mengetahuilaporan, tanggapan, atau saran para

karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan

dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Komunikasi vertikal dapat dilakukan secar

langsung antar pimpinan tertinggi dengan seluruh

karyawan, bisajuga bertahap melalui eselon-eselon

yang banyaknya bergantung pada besarnya organisasi

akan tetapi bagai manapun, komunikasi vertikal yang

lancer, terbuka, dan saling mengisi merupakan

pencerminan silap kepemimpinan yang demokratis,

yakni jenis kepemimpinan yang paling baik diantara

jenis-jenis kepemimpinan lainnya.

2) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secar

mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf,

karyawan sesame karyawan dan sebagainya. Berbeda

dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih

formal. Komunikasi horizontal sering kali

berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu

sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja,

melainkan pada saat instirahat, sedang rekreasi,

atau waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi

seperti ini desas desus cepat sekali menyebar dan

menjalar. Dan yang didesas desuskan sering kali

mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau

tindakan pimpinan yang merugikan mereka.

Pemecahan masalah yang timbul akibat proses

komunikasi dengan jalur seperti itu adalah tugas

public relation officer (kepala hubungan

masyarakat). Tugas pekerjaan kepala humas sebenernya

tidak hanya keluar (external), tetapi juga ke dalam

(internal). Oleh karena itu, dalam ruang lingkup

kegiatan public relation terdapat apa yang disebut

internal public relations, yang diantaranya mencakup

apa yang dinamakan employye relations, yakni

hubungan dengan karyawan. Dalam rangka pelaksanaan

employye relations ini public relations officer

terjun ke bawah, bergaul dengan karyawan untuk

menanmpung keluhan, keinginan, atau apa saja yang

mungkin berpengaruh pada pekerjaan.

Menjalarnya desas desus di kalangan karyawan

mengenal sesuatu hal sering kali disebabkan oleh

interpretasi yang salah. Tugas kepala humaslah untuk

meluruskan, menetralisasi, atau menganalisisnya

sehimgga berada dalam proporsi yang sebenernya.

Antara komunikasi vertikal dan komunikasi

horizontal. Kadang-kadang terjadi apa yang disebut

komunikasi diagonal.

Komunikasi diagonal atau disebut juga komunikasi

silang (cross communication) adalah komunikasi

antara pimppinan seksi dengan pegawai seksi lai.

Sebagi contoh, seorang sopir yang termasuk seksi

angkutan berkomunikasi dengan kepala bagian

personel, yang secra structural tidak mencakupi

seksi angkutan tersebut. Andai komunikasi seperti

itu terjadi tak formal, tidak akan menimbulkan

masalah. Akan tetapi, jarang terjadi komunikasi

antara bagian personel dengan seorang karyawan

dibagian dan seksi lain mengenai keluhan menyangkut

nasibnya disebabkan oleh kurang mememuaskannya

informasi yang diperolehlangsung dari atasanya.

b. Jenis Komunikasi Internal

Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang

dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni :

1) Komunikasi personal (personal communication)

Komunikasi personal ialah komunikasi antara dua

orang dan dapat berlangsung dengan dua cara:

a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)

b. Komunikasi bermedia (mediated communication)

Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara

dialogis sambil saling menatap sehingga terjadi

kontak pribadi (personal contact). Ini disebut

komunikasi antarpesona (interpersonal

communication). Sedangkan komuniksasi personal

bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat,

umpamanya telpon atau memorandum. Karena melalui

alat, maka antara kedua orang tersebut tidak

terdapat kontak pribadi.

Komunikasi antarpesona, karena situasinya tatap muka

seperti telah dijelaskan dihalaman sebelumnya, dapat

dikatakan komunikasi dianggap sebagi jenis

komunikasi yang efektif untuk mengubah sikap,

pendapat dan prilaku seseorang.

Efektifnya komunikasi persuasive dalam komunikasi

seperti itu ialah karena terjadinya personal cantact

yang memungkinkan komunikator mengetahui, memahami,

dan menguasai :

a) Frame of refrence komunikan selengkapnya

b) Kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya,

c) Suasanan lingkungkngan pada saat terjadinya

komunikasi,

d) Tanggapan komunikan secara langsung.

Dengan mengetahui, memahami, dan menguasai hal-hal

tersebut, pimpinan organisasi sebagai komunikator dapat

melakukan kegiatan seperti berikut :

1) Mengontrol setiap kata dan kalimat yang diucapkan

2) Mengulangi kata-kata yang penting serta diperjelas

3) Memantapkan ucapan dengan bantuan mimik dan gerak

tangan

4) Mengatur intonasi sebaik-baiknya

5) Mengatur rasio dan perasaan

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam situasi komunikasi antarpesona tatap muka:

1) Bersikaplah empatik dan simpatik.

2) Tunjukanlah sebagi komunikator terpercaya.

3) Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong.

4) Kemukakanlah fakta dan kebenaran.

5) Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh.

6) Jangan bersikap super.

7) Jangan mengentengkan hal-hal yang mengkhawatirkan.

8) Jangan mengkritik.

9) Jangan emosional.

10) Bicaralah secara meyakinkan.

Demikianlah beberapa hal yang dapat dijadikan pegangan

dalam melakukan komunikasi antarpesona secara tatap

muka.

2) Komunikasi Kelompok (group communication)

Komunikasi kelompok ialah komunikasi antar seseorang

dengan sekelompok orang dalam situasi tatp muka.

Kelompok ini bias kecil, dan juga besa, tetapi

beberapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil

dan beberapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar

tidak ditentukan dengan perhitungan secara eksak,

dengan ditentukan berdasarkan ciri dan sifat

komunikasi dalam hubungannya dengan proses

komunikasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi

kelompok dibedakan antara komunikasi kelompok kecil

dan komunikasi kelompok besar.

a) Komunikasi kelompok kecil (small group

communication)

Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi

antara seorang manajer atau administrator dengan

sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya

kesempatan bagi salah seorang untuk memberikan

tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan,

mendapat kesan dalam komunikasi kelompok kecil

sipemimpin dapat melakukan komunikasi antarpesona

dengan salah seorang peserta kelompok.

Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction

Process Analysis, mendefinisikan kelompok kecil sebagai :

“sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu

sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatp

muka (face to face meeting) dimana setiap peserta

mendapat penglihatan antara satu sama lainnya yang

cukup terlihat, sehingga dia – baik pada saat

timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya dapat

memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai

perseorangan.”

Berbeda dengan kelompok besar, individu-individu

dalam kelompok kecil bersifat rasional sehingga

setiap pesan yang sampai kepadanya akan ditanggapi

secara kritis.

b) Komunikasi Kelompok Besar (large group

communication)

Kelompok besar (large communication)

adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya yang

banya, dalam suatu situasi komunikasi hamper tidak

terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan

secara verbal. Dengan lain perkataan dalam

komunikasi dengan kelompok besar, kecil sekali

kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog

dengan komunikan.

Dalam komunikasi internal suatu jawatan

atau perusahaan jarang sekali terjadi komunikasi

kelompok besar kecuali dalam upacara bendera yang

sering dipergunakan oleh seorang kepala atau

pimpinan untuk memberikan informasi yang sifatnya

umum, yang berkaitan dengan kepentingan seluruh

karyawan.

4. Factor Internal Komunikasi

Berangkat dari pemahaman definisi Laswell

“Who say what in which channel to whom with what

effect” dapat disimpulkan bahwa unsure-unsur

komunikasi terdiri dari: Komunikator (source); Pesan

(message); saluran (channel); komunikan atau

khalayak (audience, receiver); dan efek (effect)8.

Dengan kata lain, siapa mengatakan apa, melalui

media saluran apa, kepada siapa, dan pengaruhnya

bagaimana. Kelima unsure tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai proses yang

berkesinambungan yang menentukan efektivitas

komunikasi. Peran dan fungsi setiap unsur saling

8 Deddy Mulyana.2012.Komunikasi pembangunan.Bandung: Remaja Rosdakarya.Hlm.29

menguatkan sesuai situasi komunikasi. Hal inilah

yang kemudian dianggap para ahli menjadi prasyarat

terjadinya proses komunikasi yang efektif, baik

komunikasi pribadi (interpersonal communication)

maupun komunikasi masa (mass communication).

Meskipun terdapat unsure tambahan dalam beberapa

model yang lain, untuk sementara kelima unsure

tersebut masih dianggap dominan dilingkungan

akademis. Berdasarkan perspektif model Laswell,

secara umum dapat dikemukakan factor-faktor yang

dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang

dilakukan factor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan komunikasi yang dilakukan bagi

terjadinya perubahan, yakni:

a. Kepercayaan dan daya tarik komunikator

Komunikator (source) sebagai pihak yang

berinisiatif menyampaikan gagasannyaharus

dilandasi adanya kepercayaan (source credibility),

dan daya tarik (source attractiveness). Yang

dinamaksud kepercayaan dalam diri komunikator,

yaitu komunikator memiliki keahlian (expertise)

sesuai dengan bidangnya sehingga pesan yang

dikomunikasikan memiliki daya penetrasi yang

tinggi dalam mendorong dan merangsang perubahan

yang diinginkan. Sedangkan yang dimaksud daya

tarik komunikator, yaitu berhubungan dengan

penampilan (performance) atau pesona diri dan

kepercayaan diri komunikator sehingga setiap pesan

mampu diteruskan dan diterima sesuai cirri-ciri

komunikasi (khalayak). Dengan demikian dapat

disimpulkan, komunikator yang baik merupakan

reprensentasi masyarakat yang diwakilinya. Ketika

dihadapkan kendala psikis ataupun lingkungan

sosial budaya seseorang, kelompok-organisasi dalam

masyarakat, seorang komunikator akan selalu

terlihat bijak dalam menanggapi segala hal yang

dihadapi dalam berkomunikasi.

b. Pesan (Message)

Pesan yang baik adalah pesan yang dapat dimengerti

dan logis. Proses pengiriman pesan selalu

mempertimbangkan kondisi-kondisi komunikan

(khalayak) sehingga mampu membangkitkan tanggapan

sesuai yang diinginkan. Wilbur Schramm dalam bukunya

The Condition of Success in Communication

mengemukakan bahwa:

a. Pesan harus menarik, logis dan layak

disampaikan

b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang yang mudah

dipahami sesuai dengan kerangka kemampuan

pengetahuan dan pengalaman dan pihak penerima,

tidak berbelit-belit.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi

sekaligus cara memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan jalan keluar(solusi)

pemecahan masalah dalam situasi kelompok.

Secara teoritis, rogers memberikan kesimpulan atas

peran komunikasi dalam melakukan perubahan:

1. Meneliti dan mengidentifikasi pesan yang cocok dan

sesuai sehingga efektif disampaikan kepada

khalayak luas atau terbtas (perorangan dan

kelompok). Terhadap pesan tadi perlu

diperhitungkan system simbol yang digunakan

sehingga menentukan keberhasilan.

2. Menginventarisasikan khalayak sasran, berupa

kegiatan pencatatan atau pengumpulan data awal,

untuk dapat merumuskan pesan-pesan yang tepat.

3. Menyusun pesan-pesan secara logis, dengan

memperhitungkan factor waktu (timing), momen dan

relevansi antara si pesan dan dunia simbol

khalayak yang diyakini dan dipercaya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Dan Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif, dikarenakan metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana

peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.9

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan yaitu

bertempat di instansi Kementrian Sekretariat Negara

Republik Indonesia yang bertempat di Jl. Veteran No.

17-18 Jakarta Pusat. Tempat ini dipilih untuk

melakukan penelitian dikarenakan cukup baik dalam

mengelola segala system manajemen yang ada di

Sekretariat Negara. Terutama dalam menjalin

komunikasi yang baik antara sesama atasan dan

pegawai, maupun antara pegawai dengan pegawai

9 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta Hlm. 13

lainya. Karena kelayakan penelitian di kementrian

sekretariat Negara Republik Indonesia.

Tersebutlah yang mendorong peneliti ingin lebih

mendalami mengenai seluk-beluk yang ada mengenai

komunikasi internal yang ada di bagian Biro Humas

tersebut.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah subjek penelitian

yang memahami secara mendalam tentang komunikasi

internal yang ada di biro humas, subjek yang diambil

peneliti dalam bagian ini adalah kepala sub bagian

pelayanan informasi dan wakil beserta staf.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian lapangan, yaitu cara memperoleh data

dengan melakukan penelitian langsung pada objek

yang sedang diteliti yaitu dengan menggunakan

teknik-teknik sebagai berikut :

a) Observasi Non Partisipan, yaitu teknik

pengumpulan data yangdilakukan dengan jalan

mengadakan pengamatan secara langsungterhadap

obyek yang diteliti. 

b) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukandengan menggunakan metode tanya jawab

secara langsung kepadaKepala bagian humas di

instansi Sekretariat Negara berdasarkanpedoman

wawancara yang berhubungan dengan masalah

yangditeliti.

c) Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengancara menyebarkan angket yang

didalamnya berisi sejumlahpertanyaan yang bersifat

tertutup, artinya bahwa semua alternative jawaban

sudah disediakan dengan menggunakan skala ordinal

yaitudengan memberikan skor pada pernyataan

positif dan pernyataannegatif. Guna angket ini

adalah untuk mendapatkan jawabansekitar masalah

yang sedang diteliti pada instansi Sekretariat

Negara.

d) Populasi, yaitu keseluruhan pegawai yang ada pada

instansi Sekretariat Negara. 

e) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengabadikan segala bentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseoarang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,

peraturan kebijakan. Document yang berbentuk

gambar, misalnya foto, gambar hidup, seketsa dan

lain-lain. Document yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang berupa patung, filem, dan lain-

lain.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, selama lapangan,

dan setelah selesai lapangan. Miles dan Huberman

mengajukan teknik analisis data penelitian sebagai

berikut :

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti mengambil bagian pokok atau

intisari data yang telah diperoleh dengan merangkum,

memilih hal-hal pokok dan mencari tema atau pola

dari setiap data agar mudah dipahami.

b. Display Data

Display data adalah penyusunan secara sistematis

hasil reduksi agar diketahui tema dan polanya dengan

menentukan bagaimana data disajikan antara lain

dengan mengklasifikasikan data sesuai pokok masalah.

Disarankan untuk display data, selain dengan teks

yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,

network dan chart.

c. Kesimpulan

Menarik kesimpulan merupakan langkah ketiga dalam

analisis data dalam penelitian ini yang dilakukan

sejak awal hingga akhir proses penelitian guna

mempermudah penelitian untuk mendapatkan, makna dari

setiap data yang dikumpulkan.

F. Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data diperlukan untuk menilai

kevalidan data yang diperoleh dalam proses

pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti mengunakan

teknik triangulasi.Teknik triangulasi berarti

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama.

Tujuan dari triangulasi data bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih

kepada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa

yang telah ditemukan. 

G. Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument

penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri, namun selanjutnya setelah focus penelitian

menjadi jelas. Maka kemungkinan akan

dikembangkaninstrumen penelitian sederhana, yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan

data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara.

Variable Dimensi Indicator

Komunikasi

Internal

Vertikal 1. Pimpinan

2. Bawahan

3. Timbal

balik

4. Instruksi

5. Petunjuk

6. Penjelasan

7. Laporan

8. Saran

9. Pengaduan

Horizontal 1. Anggota staf

2. Karyawan

3. Menyebar

Diagonal 1. Fungsional

2. Individu

3. Ketergantungan

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, C.Hartati.2009.Komunikasi Bisnis Efektif.Jakarta: Pustaka

Mandiri

Bugin, Burhan 2013.Sosiologi Komunikasi.Jakarta:Kencana Prenada

Media Group.

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi.Bandung: Raja

Grafindo Persada

Mulyana, Deddy. 2012.Komunikasi pembangunan.Bandung: Remaja

Rosdakarya

Riswandi.2009.Ilmu Komunikasi.Jogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi.

Bandung: Alfabeta

Wahid, Mohamad.2011.Komunikasi Bisnis.Jogyakarta: CAPS