- 1 - bupati jembrana provinsi bali peraturan
TRANSCRIPT
- 1 -
BUPATI JEMBRANAPROVINSI BALI
PERATURAN BUPATI JEMBRANANOMOR 30 TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAANAIR MINUM DAERAH TAHUN 2021-2041
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEMBRANA
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat(4) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015tentang Sistem Penyediaan Air Minum, perlumenetapkan Peraturan Bupati tentang RencanaInduk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumDaerah Tahun 2021-2041;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat IIDalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali,Nusa Tenggara Barat Dan Nusa Tengggara Timur(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234) sebagaimanatelah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 6398);
5. Undang-Undang …
- 2 -
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor245, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 6573);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentangSumber Daya Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2019 Nomor 190, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor6405);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015tentang Sistem Penyediaan Air Minum (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor345, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5802);
8. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2016tentang Badan Peningkatan PenyelenggaraanSistem Penyediaan Air Minum (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2016 Nomor 232);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun2015 tentang Pembentukan Produk HukumDaerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor120 Tahun 2018 tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun2015 tentang Pembentukan Produk HukumDaerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2018 Nomor 1576);
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan AirMinum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2016 Nomor 1154);
11. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentangRencana Tata Ruang Wilayah KabupatenJembrana Tahun 2012-2032 (Lembaran DaerahKabupaten Jembrana Tahun 2012 Nomor 27,Tambahan Lembaran Daerah KabupatenJembrana Nomor 27);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA INDUKPENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMDAERAH TAHUN 2021-2041
BAB I
- 3 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal l
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Jembrana.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Jembrana.3. Bupati adalah Bupati Jembrana4. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya
disebut SPAM adalah satu kesatuan sistem fisik(teknik) dan non fisik dari prasarana dan saranaAir Minum.
5. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yangselanjutnya disingkat RI SPAM adalah suaturencana jangka panjang (15-20 Tahun) yangmerupakan bagian atau tahap awal dariperencanaan Air Minum jaringan perpipaan danbukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksikebutuhan Air Minum pada 1 (satu) periode yangdibagi dalam beberapa tahapan dan memuatkomponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.
6. Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minumyang selanjutnya disebut Penyelenggaraan SPAMadalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakanpengembangan dan pengelolaan sarana prasaranayang mengikuti proses dasar manajemen untukPenyediaan Air Minum kepada masyarakat.
7. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yangbertujuan membangun, memperluas dan/ataumeningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik(kelembagaan, manajemen, keuangan, peranmasyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yangutuh untuk melaksanakan Penyediaan Air Minumkepada masyarakat menuju keadaan yang lebihbaik.
8. Sistem Penyediaan Air Minum Jaringan Perpipaanyang selanjutnya disingkat SPAM JP adalah satukesatuan sarana dan prasarana Penyediaan AirMinum yang disalurkan kepada pelanggan melaluisistem perpipaan.
9. Sistem …
- 4 -
9. Sistem Penyediaan Air Minum Bukan JaringanPerpipaan yang selanjutnya disingkat SPAM BJPadalah satu kesatuan sarana prasaranaPenyediaan Air Minum yang disalurkan ataudiakses pelanggan tanpa sistem perpipaan.
10. Penyediaan Air Minum adalah kegiatanmenyediakan Air Minum untuk memenuhikebutuhan masyarakat agar mendapatkankehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
11. Air Minum adalah air minum rumah tangga yangmelalui prose pengolahan atau tanpa prosespengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dandapat langsung diminum.
12. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkatDAS adalah suatu wilayah tertentu yang bentukdan sifat alamnya merupakan satu kesatuandengan sungai dan anak-anak sungainya yangberfungsi menampung air yang berasal dari curahhujan dan sumber air lainnya kemudianmengalirkannya melalui sungai utama ke laut.
13. Penyelenggara Pengembangan Sistem PenyediaanAir Minum yang disebut Penyelenggara SPAMadalah badan negara/badan usaha milik Daerah,koperasi, swasta, dan/atau kelompok masyarakatyang penyelenggaraan Pengembangan SPAM diDaerah.
14. Cakupan Pelayanan adalah presentase darimasyarakat yang mendapat pelayanan Air Minumsecara langsung baik jaringan perpipaan maupunbukan jaringan perpipaan.
15. Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang,Perumahan dan Kawasan Permukiman yangselanjutnya disebut Dinas adalah Dinas PekerjaanUmum Penataan Ruang, Perumahan dan KawasanPermukiman Kabupaten Jembrana.
Pasal 2
(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagaipedoman RI SPAM Daerah Tahun 2021-2041.
(2) Peraturan Bupati ini bertujuan untuk:a. mewujudkan pengelolaan dan pelayanan Air
Minum yang berkualitas dengan hargaterjangkau;
b. mencapai kepentingan yang seimbang antarakonsumen dan penyedia jasa pelayanan;
c. mencapai …
- 5 -
c. mencapai peningkatan efisiensi dan cakupanpelayanan Air Minum; dan
d. mendorong upaya gerakan penghematanpemakaian air.
Pasal 3
Ruang lingkup dalam Peraturan Bupati ini meliputi:
a. kriteria teknis dan standar;b. penetapan dan penyelenggaraan; danc. pemantauan dan evaluasi.
BAB II
KRITERIA TEKNIS DAN STANDAR
Pasal 4
RI SPAM Daerah ditetapkan sebagai dokumen indukrencana Pengembangan SPAM di dalam satu wilayahadministrasi Daerah yang disusun denganmemperhatikan kebijakan dan strategi denganmengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah.
Pasal 5
(1) RI SPAM Daerah memuat tentang pedoman dalammenyusun program Pengembangan SPAM secaraberkelanjutan guna menjamin ketersediaan AirMinum bagi masyarakat sesuai dengan kondisiDaerah.
(2) RI SPAM Daerah berfungsi sebagai acuan bagiPemerintah Daerah, Penyelenggara SPAM dan paraahli dalam perencanaan Pengembangan SPAM diDaerah.
Pasal 6
(1) Standar konsumsi pemakaian domestik ditentukanberdasarkan rata-rata pemakaian air perhari yangdiperlukan oleh setiap orang, yaitu ditentukansebesar 120 liter/detik.
(2) Standar kebutuhan air non domestik didasarkanpada faktor jumlah penduduk pendukung danjumlah unit fasilitas perkotaan antara lain yaitufasilitas umum, industri dan komersil yangditetapkan sebesar 15% (lima belas perseratus).
BAB III
- 6 -
BAB III
PENETAPAN DAN PENYELENGGARAAN
Pasal 7
(1) RI SPAM Daerah ditetapkan untuk jangka waktu20 (dua puluh) tahun dengan periode perencanaantahun 2021-2041.
(2) RI SPAM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali dan dapatdiubah bila ada hal-hal khusus denganmemperhatikan perkembangan penataan ruangwilayah Daerah.
(3) Dinas bertanggung jawab melaksanakanpeninjauan ulang RI SPAM sebagaimana dimaksudpada ayat (2).
(4) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dilaksanakan oleh Kelompok Kerja (POKJA)yang dibentuk oleh Dinas.
Pasal 8
(1) Penyusunan RI SPAM Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) disusun dalam 1(satu) dokumen meliputi seluruh wilayahadministrasi Daerah.
(2) Sistematika penyusunan RI SPAM sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:a.BAB I PENDAHULUAN;b.BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN;c.BAB III KONDISI SPAM EKSISTING;d.BAB IVSTANDAR/KRITERIA PERENCANAAN;e.BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR;f.BAB VI POTENSI AIR BAKU;g.BAB VII RENCANA INDUK DAN PRA DESAIN
PENGEMBANGAN SPAM;h.BAB VIII ANALISIS KEUANGAN; dani.BAB IX PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
PELAYANAN AIR MINUM.
Pasal 9
RI SPAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat(2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanBupati ini.
BAB IV
- 7 -
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 10
(1) Pemantauan dan evaluasi RI SPAM dilakukan olehDinas.
(2) Mekanisme pemantauan dan evaluasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanoleh Dinas yang membidangi air minum.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku,Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2014 tentangRencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan AirMinum Kabupaten Jembrana Tahun 2014-2034(Berita Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014Nomor 617), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar …
- 8 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Bupati ini denganpenempatannya dalam Berita Daerah KabupatenJembrana.
Ditetapkan di Negarapada tanggal 5 Agustus 2021
BUPATI JEMBRANA
ttd
I NENGAH TAMBA
Diundangkan di Negarapada tanggal 5 Agustus 2021
PENJABAT SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,
ttd
I MADE BUDIASA
BERITA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2021 NOMOR 30
LAMPIRANPERATURAN BUPATI JEMBRANANOMOR 30 TAHUN 2021TENTANGRENCANA INDUK PENGEMBANGANSISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMDAERAH TAHUN 2021-2041
i
KATA PENGANTAR
Laporan akhir ini merupakan bagian dalam pelaksanaan pekerjaan ReviuSPAM di Kabupaten Jembrana. Secara garis besar laporan ini membahaspendahuluan, gambaran umum wilayah kabupaten, kondisi SPAM eksisitngkabupaten, standar dan kriteria perencanaan SPAM, proyeksi kebutuhan airminum dalam tahun perencanaan berdasarkan kecamatan, potensi sumber airbaku yang digunakan, rencana induk & pra desain SPAM, analisis & keuangan,serta pengembangan kelembagaan pelayanan air minum di Kabupaten Jembrana,Pentingnya dibuat laporan akhir ini sebagai tahapan selanjutnya dalampenjabaran laporan antara dan memberikan progres pekerjaan dari hasil analisisdan rencana yang akan dilakukan pada wilayah perencanaan sesuai denganmaksud tujuan dan sasaran yang hendak dicapai bersama.
Sarana dan prasarana menjadi peranan penting dalam keberlangsunganmanusia dimanapun tinggal sehingga perlu nya ketersediaan bukan hanya saranayang memadai melainkan prasarana juga demikian contohnya air minum. Denganbegitu tujuan-tujuan pelaksanaan pekerjaan ini dapat terjawab darimengidentitikasi kebutuhan air minum, mengetahui program prioritas,memberikan masukan bagi pemerintah, mengevaluasi atau updating data daninformasi terbaru, mengevaluasi potensi sumber daya air baku, mengevaluasikebutuhan investasi, membantu pemerintah Kabupaten Jembrana dalammenyusun rencana induk pengembangan SPAM, dan melakukan update databaseair minum yang sudah ada dengan yang terbaru.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu. Kritik dan saran berkaitan dengan substansi atau materi sebagailangkah untuk lebih menyempurnakan materi yang akan disusun dalam tahapanselanjutnya kami terima dengan senang hati dan kami harap Laporan Akhir inidapat dimanfaatkan secara optimal.
Negara, …….. Juni 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iDAFTAR ISI.........................................................................................................................iiDAFTAR TABEL...................................................................................................................viDAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................1-11.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN....................................................1-3
1.2.1 Maksud........................................................................................1-31.2.2 Tujuan .........................................................................................1-31.2.3 Sasaran........................................................................................1-4
1.3 RUANG LINGKUP..............................................................................1-41.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ...............................................................1-41.3.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ............................................................1-6
1.4 KELUARAN ......................................................................................1-91.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN...........................................................1-9
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH2.1 KARAKTERISTIK FISIK DASAR........................................................2-1
2.1.1 Kondisi Geografis .......................................................................2-12.1.2 Iklim ..........................................................................................2-32.1.3 Kemiringan Lereng .....................................................................2-32.1.4 Morfologi ....................................................................................2-42.1.5 Geologi .......................................................................................2-42.1.6 Hidrogeologi ...............................................................................2-62.1.7 Kondisi Rawan Bencana............................................................2-18
2.2 KONDISI PENGGUNAAN LAHAN...................................................... 2-282.3 KONDISI SARANA DAN PRASARANA .............................................. 2-31
2.3.1 Air Minum.................................................................................2-312.3.2 Pengelolaan Air Limbah.............................................................2-322.3.3 Persampahan ............................................................................2-332.3.4 Drainase ...................................................................................2-352.3.5 Listrik .......................................................................................2-352.3.6 Telekomunikasi .........................................................................2-362.3.7 Jaringan Jalan ..........................................................................2-362.3.8 Sarana Sosial dan Kesehatan Lingkungan ................................2-39
2.4 KONDISI SOSIAL EKONOMI ........................................................... 2-432.4.1 Kondisi Kependudukan .............................................................2-43
iii
2.4.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ..................................2-452.5 FUNGSI DAN PERAN KABUPATEN JEMBRANA DALAM
WILAYAH YANG LEBIH LUAS ......................................................... 2-482.5.1 Kedudukan dan Peran Kabupaten Dalam Sistem
Perkotaan dan Perekonomian Nasional .....................................2-482.5.2 Kedudukan dan Peran Kabupaten Dalam Sistem
Perkotaan dan Perekonomian Provinsi ......................................2-482.6 KONDISI KEUANGAN DAERAH ....................................................... 2-54
2.6.1 Penerimaan Daerah...................................................................2-542.6.2 Pengeluaran Daerah..................................................................2-552.6.3 Pembiayaan Daerah ..................................................................2-56
BAB 3 KONDISI SPAM EKSISTING3.1 UMUM..............................................................................................3-13.2 ASPEK TEKNIS ................................................................................3-1
3.2.1 SPAM PDAM Kabupaten Jembrana ............................................3-23.3 ASPEK NON TEKNIS....................................................................... 3-86
3.3.1 Aspek Keuangan .......................................................................3-863.3.2 Aspek Kelembagaan ..................................................................3-883.3.3 Aspek Pengaturan .....................................................................3-93
3.4 KENDALA DAN PERMASALAHAN SPAM KABUPATEN JEMBRANA ... 3-933.4.1 Aspek Teknis.............................................................................3-933.4.2 Aspek Non Teknis......................................................................3-96
BAB 4 STANDAR & KRITERIA PERENCANAAN SPAM4.1 STANDAR KEBUTUHAN AIR .............................................................4-1
4.1.1 Kebutuan Air Domestik ..............................................................4-24.1.2 Kebutuhan Air Non Domestik.....................................................4-34.1.3 Kehilangan Air ...........................................................................4-34.1.4 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih.................................................4-3
4.2 KRITERIA PERENCANAAN ...............................................................4-44.2.1 Unit Air Baku.............................................................................4-44.2.2 Unit Transmisi ..........................................................................4-104.2.3 Unit Produksi ............................................................................4-134.2.4 Unit Distribusi ..........................................................................4-134.2.5 Unit Pelayanan..........................................................................4-174.2.6 Kapasitas Sistem.......................................................................4-17
4.3 PERIODE PERENCANAAN............................................................... 4-184.3.1 Prioritas Sasaran Daerah Pelayanan .........................................4-184.3.2 Tujuan Pelayanan Air Minum....................................................4-18
4.4 KRITERIA DAERAH PELAYANAN.................................................... 4-194.4.1 Penetapan Wilayah Pelayanan...................................................4-19
iv
4.4.2 Penetapan Wilayah Studi ..........................................................4-204.4.3 Penetapan Wilayah Proyek ........................................................4-20
BAB 5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR5.1 RENCANA PEMANFAATAN RUANG ................................................... 5-15.2 RENCANA DAERAH PELAYANAN ...................................................... 5-5
5.2.1 Rencana Daerah Pelayanan Jaringan Perpipaan .........................5-55.2.2 Rencana Daerah Pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan..............5-5
5.3 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK ...................................................... 5-55.4 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM.............................................. 5-12
BAB 6 POTENSI SUMBER AIR BAKU6.1 POTENSI AIR PERMUKAAN .............................................................. 6-1
6.1.1 Air Permukaan ............................................................................6-16.1.2 Analisis Potensi Air Permukaan...................................................6-76.1.3 Air Tanah ..................................................................................6-106.1.4 Analisis Potensi Air Tanah.........................................................6-106.1.5 Air Hujan (Alternatif) .................................................................6-11
6.2 Keseimbangan Ketersediaan Sumber Air Baku ............................... 6-116.2.1 Analisis Keseimbangan Air ........................................................6-126.2.2 Neraca Air .................................................................................6-18
6.3 ALTERNATIF SUMBER AIR BAKU................................................... 6-196.3.1 Tinjauan Beberapa Alternatip Sumber Air Baku........................6-196.3.2 Alternatif Terpilih Sistem Pemenuhan Air Baku ........................6-20
6.4 PERIZINAN (SIPA) .......................................................................... 6-206.4.1 Perijinan Pengambilan Mata Air ................................................6-216.4.2 Perizinan Pengambilan Air Tanah..............................................6-216.4.3 Perizinan Pengambilan Air Permukaan......................................6-21
BAB 7 RENCANA INDUK & PRA DESAI SPAM7.1 RENCANA POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
JEMBRANA ...................................................................................... 7-17.2 PENGEMBANGAN WILAYAH/ DAERAH PELAYANAN (ZONASI) ........... 7-27.3 TINGKAT PELAYANAN...................................................................... 7-27.4 RENCANA PENTAHAPAN PENGEMBANGAN (5 TAHUNAN) ................. 7-6
7.4.1 Sistem Zona Pelayanan A ............................................................7-67.4.2 Sistem Zona Pelayanan B............................................................7-77.4.3 Sistem Zona Pelayanan C............................................................7-87.4.4 Sistem Zona Pelayanan D............................................................7-8
7.5 KEBUTUHAN AIR ........................................................................... 7-167.5.1 Klasifikasi Pelanggan.................................................................7-16
v
7.5.2 Kebutuhan Air Domestik...........................................................7-167.5.3 Kebutuhan Air Non Domestik....................................................7-187.5.4 Kehilangan Air ..........................................................................7-217.5.5 Rekapitulasi Kebutuhan Air ......................................................7-23
7.6 ALTERNATIF RENCANA PENGEMBANGAN...................................... 7-257.6.1 Sistem Zona Pelayanan A ..........................................................7-257.6.2 Sistem Zona Pelayanan B..........................................................7-25
7.7 PENURUNAN TINGKAT KEBOCORAN.............................................. 7-257.7.1 Penurunan Kebocoran Teknis ...................................................7-257.7.2 Penurunan Kebocoran Non Teknis ............................................7-26
7.8 KETERPADUAN DENGAN PRASARANA DAN SARANA SANITASI ...... 7-297.8.1 Potensi Pencemar Air Baku .......................................................7-297.8.2 Rekomendasi Pengamanan Sumber Air Baku............................7-307.8.3 Pengelolaan Limbah Dari IPA ....................................................7-38
7.9 PERKIRAAN KEBUTUHAN BIAYA.................................................... 7-38
BAB 8 ANALISIS & KEUANGAN8.1 ANALISIS DAN KEUANGAN............................................................... 8-1
8.1.1 Kebutuhan Investasi ...................................................................8-18.1.2 Sumber Pendanaan.....................................................................8-18.1.3 Pentahapan Sumber Pendanaan .................................................8-2
8.2 DASAR PENENTUAN ASUMSI KEUANGAN......................................... 8-28.3 HASIL ANALISIS KELAYAKAN .......................................................... 8-8
8.3.1 Affordability.................................................................................8-88.3.2 Sensitivity Analisys .....................................................................8-9
BAB PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM9.1 ORGANISASI .................................................................................... 9-19.2 SUMBER DAYA MANUSIA ................................................................. 9-2
9.2.1 Jumlah .......................................................................................9-29.2.2 Kualifikasi...................................................................................9-2
9.3 PELATIHAN...................................................................................... 9-89.4 PERJANJIAN KERJASAMA............................................................... 9-9
9.4.1 Tujuan ........................................................................................9-99.4.2 Organisasi Mitra Yang Terlibat ..................................................9-109.4.3 Mekanisme Kesepakatan...........................................................9-13
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kondisi Iklim Kabupaten Jembrana ....................................................2-3Tabel 2. 2 Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Kabupaten Jembrana .....2-3Tabel 2. 3 Kondisi Kemiringan Lereng Kabupaten Jembrana ...............................2-4Tabel 2. 4 Kondisi Morfologi Kabupaten Jembrana ..............................................2-4Tabel 2. 5 Kondisi Geologi Kabupaten Jembrana .................................................2-5Tabel 2. 6 Nama-Nama Sungai dan Panjangnya Per Kecamatan di
Kabupaten Jembrana ..........................................................................2-6Tabel 2. 7 Nama Bendungan dan Kapasitasnya di Kabupaten Jembrana
Tahun 2019.........................................................................................2-7Tabel 2. 8 Kondisi Hidrogeologi Kabupaten Jembrana .........................................2-8Tabel 2. 9 Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Jembrana
Tahun 2019.......................................................................................2-29Tabel 2. 10 Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Jenis
Konsumen di Kabupaten Jembrana ................................................2-31Tabel 2. 11 Jumlah Pelanggan dan Air Yang Disalurkan di Kabupaten
Jembrana........................................................................................2-31Tabel 2. 12 Jumlah Kelompok Air Bersih/ Penyedia Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) MenururtKecamatan di Kabupaten Jembrana................................................2-32
Tabel 2. 13 Jumlah Sarana dan Prasarana Kegiatan Dinas LingkunganHidup Kabupaten Jembrana Tahun 2020 .......................................2-34
Tabel 2. 14 Jumlah Potensi Sampah Berdasarkan Kecamatandi Kabupaten Jembrana Tahun 2020 ..............................................2-34
Tabel 2. 15 Jumlah Potensi Sampah di Kabupaten Jembrana (m3) ....................2-34Tabel 2. 16 Jumlah Pelanggan dan Listrik Terjual di Kabupaten
Jembrana Tahun 2017-2020...........................................................2-36Tabel 2. 17 Jumlah Pelanggan Telepon Menurut Jenis Pemakai Secara
Rinci Per Kecamatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2007.............2-36Tabel 2. 18 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintah di
Kabupaten Jembrana (Km), Tahun 2021.........................................2-38Tabel 2. 19 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten
Jembrana (km) Tahun 2017-2019...................................................2-38Tabel 2. 20 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten
Jembrana (km) Tahun 2017-2019...................................................2-38Tabel 2. 21 Jumlah Potensi Pasar di Kabupaten Jembrana ...............................2-39Tabel 2. 22 Jumlah badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa
Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Jembrana...........................2-40Tabel 2. 23 Jumlah Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Kecamatan di
Kabupaten Jembrana......................................................................2-40Tabel 2. 24 Jumlah Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Kecamatan di
vii
Kabupaten Jembrana......................................................................2-42Tabel 2. 25 Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Jembrana......................................................................2-42Tabel 2. 26 Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana 5 (lima) Tahun
Terakhir ..........................................................................................2-44Tabel 2. 27 Proyeksi Penduduk Kabupaten Jembrana dalam 20
(dua puluh) Tahun Kedepan............................................................2-45Tabel 2. 28 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan
Usaha di Kabupaten Jembrana (Juta Rupiah) .................................2-47Tabel 2. 29 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten Jembrana Tahun
Anggaran 2018................................................................................2-55Tabel 2. 30 Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Jembrana
Menurut Jenis Belanja (ribu rupiah) Tahun 2017-2020 ..................2-56Tabel 2. 31 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah
Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2011-2015.........................2-60
Tabel 3. 1 Uraian Unit Air Baku SPAM Unit Melaya.............................................3-3Tabel 3. 2 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Melaya.............................................3-3Tabel 3. 3 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Melaya.................................3-4Tabel 3. 4 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Melaya ...........................................3-4Tabel 3. 5 Cakupan Pelayanan SPAM Unit Melaya...............................................3-6Tabel 3. 6 Kondisi Reservoar di SPAM Unit Melaya ..............................................3-7Tabel 3. 7 Aksesoris Penunjang Reservoar SPAM Unit Melaya .............................3-7Tabel 3. 8 Uraian Unit Air Baku SPAM Unit Kota Negara...................................3-13Tabel 3. 9 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Kota Negara...................................3-13Tabel 3. 10 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Kota Negara.....................3-14Tabel 3. 11 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Kota Negara ...............................3-15Tabel 3. 12 Cakupan Pelayanan SPAM Unit Negara...........................................3-17Tabel 3. 13 Kondisi Reservoar di SPAM Unit Negara ..........................................3-19Tabel 3. 14 Aksesoris Penunjang Reservoar SPAM Unit Negara .........................3-20Tabel 3. 15 Uraian Unit Air BAku SPAM Unit Mendoyo......................................3-26Tabel 3. 16 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Mendoyo......................................3-26Tabel 3. 17 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Mendoyo..........................3-27Tabel 3. 18 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Mendoyo ....................................3-27Tabel 3. 19 Uraian Unit Pelayanan SPAM Unit Mendoyo....................................3-29Tabel 3. 20 Uraian Unit Air Baku SPAM Unit Pekutatan....................................3-34Tabel 3. 21 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Pekutatan....................................3-34Tabel 3. 22 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Pekutatan........................3-35Tabel 3. 23 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Pekutatan ..................................3-35Tabel 3. 24 Uraian Unit Pelayanan SPAM Unit Pekutatan..................................3-37Tabel 3. 25 Rangkuman Kondisi Eksisting SPAM PDAM Tirta
Amertha Jati Kabupaten Jembrana.................................................3-43Tabel 3. 26 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDES
Kecamatan Melaya ..........................................................................3-45
viii
Tabel 3. 27 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDESKecamatan Negara ..........................................................................3-45
Tabel 3. 28 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDESKecamatan Jembrana......................................................................3-46
Tabel 3. 29 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDESKecamatan Mendoyo .......................................................................3-46
Tabel 3. 30 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDESKecamatan Pekutatan .....................................................................3-46
Tabel 3. 31 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan Melaya ..............................3-52Tabel 3. 32 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan Negara...............................3-52Tabel 3. 33 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan Jembrana..........................3-52Tabel 3. 34 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan Mendoyo ...........................3-53Tabel 3. 35 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan Pekuatatan........................3-54Tabel 3. 36 Sumber Air Kecamatan Melaya........................................................3-55Tabel 3. 37 Sumber Air Kecamatan Jembrana...................................................3-56Tabel 3. 38 Sumber Air Kecamatan Mendoyo.....................................................3-57Tabel 3. 39 Sumber Air Kecamatan Pekutatan...................................................3-58Tabel 3. 40 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Melaya ...........................3-65Tabel 3. 41 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Negara ...........................3-65Tabel 3. 42 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Jembrana.......................3-65Tabel 3. 43 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Mendoyo ........................3-66Tabel 3. 44 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Pekutatan ......................3-66Tabel 3. 45 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Melaya................................3-66Tabel 3. 46 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Negara................................3-67Tabel 3. 47 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Jembrana...........................3-68Tabel 3. 48 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Mendoyo.............................3-69Tabel 3. 49 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Pekutatan...........................3-70Tabel 3. 50 Data Jumlah dan Kapasitas Air Baku PERUMDA
Kabupaten Jembrana......................................................................3-86Tabel 3. 51 Sebaran Pemakaian Air, Jumlah Sambungan dan Pendapatan .......3-86Tabel 3. 52 Harga Air Terjual Rata-Rata per Klasifikasi Sambungan..................3-87Tabel 3. 53 Data Harga dan Biaya Operasional Per M3 Air Terjual ....................3-87Tabel 3. 54 Data Personalia PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana ....3-92
Tabel 4. 1 Kriteria Pipa Transmisi......................................................................4-13Tabel 4. 2 Kriteria Pipa Distribusi......................................................................4-14Tabel 4. 3 Faktor Jam Puncak Untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi .....4-16Tabel 4. 4 Diameter Pipa Distribusi ...................................................................4-16Tabel 4. 5 Matriks Kriteria Utama Penyusunan RISPAM Berbagai Klasifikasi ....4-19
Tabel 5. 1 Rencana Sistem Perkotaan..................................................................5-3Tabel 5. 2 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Melaya di
Kabupaten Jembrana ..........................................................................5-7Tabel 5. 3 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Negara di
ix
Kabupaten Jembrana ..........................................................................5-8Tabel 5. 4 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Jembrana di
Kabupaten Jembrana ..........................................................................5-9Tabel 5. 5 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Mendoyo di
Kabupaten Jembrana ........................................................................5-10Tabel 5. 6 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Pekutatan di
Kabupaten Jembrana ........................................................................5-11Tabel 5. 7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2026 ......5-14Tabel 5. 8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2031 ......5-15Tabel 5. 9 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2036 ......5-16Tabel 5. 10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2041 ....5-17Tabel 5. 11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2026 ....5-18Tabel 5. 12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2031 ....5-19Tabel 5. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2036 ....5-20Tabel 5. 14 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2041 ....5-21Tabel 5. 15 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana
Tahun 2026.....................................................................................5-22Tabel 5. 16 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana
Tahun 2031.....................................................................................5-23Tabel 5. 17 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana
Tahun 2036.....................................................................................5-24Tabel 5. 18 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana
Tahun 2041.....................................................................................5-25Tabel 5. 19 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo
Tahun 2026.....................................................................................5-26Tabel 5. 20 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo
Tahun 2031.....................................................................................5-27Tabel 5. 21 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo
Tahun 2036.....................................................................................5-28Tabel 5. 22 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo
Tahun 2041.....................................................................................5-29Tabel 5. 23 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pekutatan
Tahun 2026.....................................................................................5-30Tabel 5. 24 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pekutatan
Tahun 2031.....................................................................................5-31Tabel 5. 25 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pekutatan
Tahun 2036.....................................................................................5-32Tabel 5. 26 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo
Tahun 2041.....................................................................................5-33Tabel 5. 27 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan
Jumlah KK Kecamatan Melaya Tahun 2021....................................5-34Tabel 5. 28 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan
Jumlah KK Kecamatan Jembrana Tahun 2021 ...............................5-35Tabel 5. 29 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan
x
Jumlah KK Kecamatan Negara Tahun 2021....................................5-36Tabel 5. 30 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan
Jumlah KK Kecamatan Mendoyo Tahun 2021.................................5-36Tabel 5. 31 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan
Jumlah KK Kecamatan Pekutatan Tahun 2021...............................5-37Tabel 5. 32 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES Berdasarkan
Jumlah Anggota Dari Kelompok Air Kecamatan MelayaTahun 2021.....................................................................................5-41
Tabel 5. 33 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES BerdasarkanJumlah Anggota Dari Kelompok Air Kecamatan NegaraTahun 2021.....................................................................................5-41
Tabel 5. 34 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES BerdasarkanJumlah Anggota Dari Kelompok Air Kecamatan JembranaTahun 2021.....................................................................................5-41
Tabel 5. 35 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES BerdasarkanJumlah Anggota Dari Kelompok Air Kecamatan MendoyoTahun 2021.....................................................................................5-42
Tabel 5. 36 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES BerdasarkanJumlah Anggota Dari Kelompok Air Kecamatan PekutatanTahun 2021.....................................................................................5-43
Tabel 6. 1 Sungai di Kabupaten Jembrana ..........................................................6-1Tabel 6. 2 Sumber Mata Air di Kabupaten Jembrana...........................................6-5Tabel 6. 3 Debit Andalan di Masing-Masing Sungai di Kabupaten Jembrana.......6-9Tabel 6. 4 Pemanfaatan Sumber Daya Air..........................................................6-10Tabel 6. 5 Potensi Pengembangan Air Tanah di Provinsi Bali .............................6-10Tabel 6. 6 Rekapitulasi Hasil Uji Konsistensi .....................................................6-11Tabel 6. 7 Data Curah Hujan Per Kabupaten di Propinsi Bali ............................6-11Tabel 6. 8 Luas Pada Masing-Masing Daerah Irigasi ..........................................6-12Tabel 6. 9 Data Debit Rata-Rata Bulanan yang Melimpas
di Bendung Telepus...........................................................................6-13Tabel 6. 10 Debit dengan Keandalan 85 % Dari Debit yang Melimpas
di Bendung Telepus.........................................................................6-15Tabel 6. 11 Data Debit Minimum.......................................................................6-16Tabel 6. 12 Alternatip Pengambilan Air Baku Dengan Keandalannya ................6-19Tabel 6. 13 Alternatif Sumber Air Baku Untuk Pemenuhan Pada SPAM
Kabupaten Jembrana......................................................................6-19
Tabel 7. 1 SPAM Dengan Masing-Masing Daerah Pelayanan................................7-3Tabel 7. 2 Kapasitas Air Baku PAMDES di masing-masing kecamatan ................7-5Tabel 7. 3 Rencana Program PERUMDA Air Minum Jembrana Tahun
2021 - 2025.........................................................................................7-9Tabel 7. 4 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Melaya.......................7-15Tabel 7. 5 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Negara.......................7-15
xi
Tabel 7. 6 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Jembrana..................7-16Tabel 7. 7 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Mendoyo....................7-16Tabel 7. 8 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Pekututan .................7-17Tabel 7. 9 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Melaya ...............7-17Tabel 7. 10 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Jembrana.........7-18Tabel 7. 11 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Negara..............7-18Tabel 7. 12 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Mendoyo...........7-19Tabel 7. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Pekutatan.........7-19Tabel 7. 14 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Melaya ....................................7-20Tabel 7. 15 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Negara ....................................7-20Tabel 7. 16 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Jembrana................................7-21Tabel 7. 17 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Mendoyo .................................7-21Tabel 7. 18 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Pekutatan ...............................7-22Tabel 7. 19 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Unit Negara ...................7-30Tabel 7. 20 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Unit Melaya &
Unit Pekutatan................................................................................7-30Tabel 7. 21 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Unit Mendoyo ................7-31Tabel 7. 22 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Mata Air Pulesai.............7-32Tabel 7. 23 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan Melaya.........7-33Tabel 7. 24 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan Negara.........7-34Tabel 7. 25 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan Mendoyo......7-35Tabel 7. 26 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan Pekutatan....7-35
Tabel 9. 1 Usulan Kegiatan Pelatihan ..................................................................9-8
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana .............................1-5
Gambar 2. 1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana ...........................2-2Gambar 2. 2 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Jembrana ................................2-9Gambar 2. 3 Peta Batas Administrasi Wilayah...................................................2-10Gambar 2. 4 Peta Iklim......................................................................................2-11Gambar 2. 5 Peta Kemiringan Lereng ................................................................2-12Gambar 2. 6 Peta Morfologi (Bentuk Lahan) ......................................................2-13Gambar 2. 7 Peta Geologi ..................................................................................2-14Gambar 2. 8 Peta Jenis Tanah...........................................................................2-15Gambar 2. 9 Peta Hidrologi................................................................................2-16Gambar 2. 10 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS).................................................2-17Gambar 2. 11 Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah ..................................2-24Gambar 2. 12 Kawasan Rawan Bencana Angin .................................................2-25Gambar 2. 13 Kawasan Rawan Bencana Tsunami.............................................2-26Gambar 2. 14 Kawasan Rawan Bencana Banjir .................................................2-27Gambar 2. 15 Peta Pengunaan Lahan Kabupaten Jembrana .............................2-30Gambar 2. 16 Bangunan IPLT di Desa Peh Kabupaten Jembrana .....................2-33
Gambar 3. 1 Skema Jaringan SPAM Unit Melaya ...............................................3-7Gambar 3. 2 Sumur Bor dan Reservoar Unit Melaya ..........................................3-8Gambar 3. 3 Pipa Distribusi Unit Melaya............................................................3-8Gambar 3. 4 Peta Jaringan Pepripaan Air Minum Unit Melaya ...........................3-9Gambar 3. 5 Peta Jaringan Sumur Bor Unit Melaya ..........................................3-10Gambar 3. 6 Peta Jaringan Valve Unit Melaya ...................................................3-11Gambar 3. 7 Peta Jaringan Reservoar Unit Melaya ............................................3-12Gambar 3. 8 Skema Jaringan SPAM Unit Kota Negara ......................................3-19Gambar 3. 9 Sumur Bor Unit Kota Negara.........................................................3-21Gambar 3. 10 Reservoar Unit Negara.................................................................3-21Gambar 3. 11 Pipa Distribusi Unit Kota Negara.................................................3-21Gambar 3. 12 Peta Jaringan Perpipaan Air Minum Unit Kota Negara ................3-22Gambar 3. 13 Peta Jaringan Sumur Bor Unit Kota Negara ................................3-23Gambar 3. 14 Peta Jaringan Valve Unit Kota Negara .........................................3-24Gambar 3. 15 Peta Jaringan Reservoar Unit Kota Negara ..................................3-25Gambar 3. 16 Skema Jaringan SPAM Unit Mendoyo .........................................3-30Gambar 3. 17 Sumur Bor dan Reservoar Unit Mendoyo ....................................3-30Gambar 3. 18 Peta Jaringan Perpipaan Air Minum Unit Mendoyo .....................3-31Gambar 3. 19 Peta Jaringan Sumur Bor Unit Mendoyo .....................................3-32Gambar 3. 20 Peta Jaringan Reservoar Unit Mendoyo .......................................3-33
xiii
Gambar 3. 21 Skematik Jaringan SPAM Unit Pekutatan ...................................3-38Gambar 3. 22 Sumur Bor Unit Pekutatan..........................................................3-38Gambar 3. 23 Peta Jaringan Perpipaan Air Minum Unit Pekutatan ...................3-40Gambar 3. 24 Peta Jaringan Sumur Bor Unit Pekutatan ...................................3-41Gambar 3. 25 Peta Jaringan Reservoar Unit Pekutatan .....................................3-42Gambar 3. 26 Bukan Jaringan Perpipaan SPAM Melaya....................................3-48Gambar 3. 27 Bukan Jaringan Perpipaan SPAM Kota Negara............................3-49Gambar 3. 28 Bukan Jaringan Perpipaan SPAM Mendoyo.................................3-50Gambar 3. 29 Bukan Jaringan Perpipaan SPAM Pekutatan...............................3-51Gambar 3. 30 Sumber Air Kecamatan Melaya ...................................................3-61Gambar 3. 31 Sumber Air Kecamatan Jembrana...............................................3-62Gambar 3. 32 Sumber Air Kecamatan Mendoyo ................................................3-63Gambar 3. 33 Sumber Air Kecamatan Pekutatan ..............................................3-64Gambar 3. 34 Peta Bangunan PAMDES Kecamatan Melaya ..............................3-75Gambar 3. 35 Peta Bangunan PAMDES Kecamatan Negara...............................3-76Gambar 3. 36 Peta Bangunan PAMDES Kecamatan Jembrana..........................3-77Gambar 3. 37 Peta Bangunan PAMDES Kecamatan ..........................................3-78Gambar 3. 38 Peta Bangunan PAMDES Kecamatan Pekutatan .........................3-79Gambar 3. 39 PAMSIMAS Desa Ekasari.............................................................3-81Gambar 3. 40 PAMSIMAS Desa Penyaringan .....................................................3-82Gambar 3. 41 PAMSIMAS Desa Manggisari .......................................................3-83Gambar 3. 42 PAMSIMAS Desa Medewi.............................................................3-84Gambar 3. 43 PAMSIMAS Desa Pengeragoan.....................................................3-85Gambar 3. 44 Bagan Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Jembrana ............3-91
Gambar 6. 1 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Jembrana...........................6-4Gambar 6. 2 Kondisi MA Palungan Batu ............................................................6-6Gambar 6. 3 Kondisi Mata Air Pulesai ................................................................6-6Gambar 6. 4 Skema Bendung pada Sungai Biluk Poh dan Sungai Petapan .......6-12Gambar 6. 5 Grafik Debit Minimum Bulanan Tukad Biluk Poh 2000-2009 .......6-17Gambar 6. 6 Gambar Grafik Debit Minimum Tahunan Tukad Biluk
Poh (2000-2009)............................................................................6-17Gambar 6. 7 Gambar Grafik Debit Harian Tukad Biluk Poh
(Tahun Dasar 2009) ......................................................................6-18
Gambar 7. 1 Peta Rencana Jaringan Pipa Kota Negara ......................................7-13Gambar 7. 2 Peta Rencana Jaringan Pipa Kecamatan Melaya............................7-14Gambar 7. 3 Strategi Penanggulangan Kebocoran .............................................7-24Gambar 7. 4 Strategi Penanggulan Kebocoran Fisik ..........................................7-28
Gambar 9. 1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Amertha Jati KabupatenJembrana......................................................................................9-11
xiv
Gambar 9. 2 Bagan Struktur Organisasi Eksisting PAMDES di KabupatenJembrana dan Sekitarnya dengan PDAM Tirta Amertha Jati .........9-12
Gambar 9. 3 Organisasi PAMSIMAS Kabupaten Jembrana................................9-13Gambar 9. 4 Tata Cara Pembentukan Koperasi Air Minum Berbasis
Masyarakat ...................................................................................9-14
1 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGPemenuhan kebutuhan air minum rumah tangga masyarakat daerah
kabupaten/kota yang terus semakin meningkat seiring dengan pertambahanpopulasi penduduk, dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan airminum (SPAM). Kewajiban untuk mengembangkan SPAM tersebut pada dasarnyaadalah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah kabupaten/kota(pemkab/kota). Namun, mengingat masih sangat terbatasnya sumber dayamanusia yang ada di daerah tingkat dua (kabupaten/kota), maka baik pemerintahpusat maupun pemerintah tingkat satu (provinsi) harus dapat memberikandukungan dan bantuan teknis pembinaan yang tepat dan sesuai dengankebutuhan dari daerah tersebut dalam upayanya melaksanakan penyelenggaraanSPAM secara optimal menyeluruh, berkelanjutan dan dilakukan secara terpadudengan prasarana dan sarana sanitasi pada setiap tahapan penyelenggaraannya.
Regulasi terhadap pengembangan sistem penyediaan air minum padaprinsipnya adalah bertujuan untuk terciptanya pengelolaan dan pelayanan airminum yang berkualitas, berkuantitas dan berkontinuitas kepada publik denganharga yang terjangkau, tercapainya kepentingan yang seimbang antaramasyarakat konsumen air minum dan tercapainya kepentingan yang seimbangantara masyarakat konsumen air minum dan penyedia jasa pelayanan air minumserta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum (sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM.
Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tersedianya sistemprasarana dan sarana yang menunjang untuk segala aktifitasnya, baik dari segikualitas maupun kuantitasnya. Apabila sistem prasarana dan sarana yang adatidak cukup memadai maka perkembangan wilayah tersebut akan terhambat.Sistem prasarana dan sarana air bersih merupakan salah satu hal yang palingpenting diperlukan untuk menunjang perkembangan suatu wilayah. Dari segikuantitas, sistem penyediaan air bersih harus mampu melayani seluruh penduduk
1 - 2R e v i u R I S P A M
yang ada di wilayah tersebut terutama pada saat “jam puncak”, dan aliran airharus bias melayani penduduk secara terus terus menerus (kontinu).
Sedangkan dari segi kualitas air yang di distribusikan kepada pendudukharus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik dari aspekfisik, kimia maupun mikrobiologi. Dalam perencanaan sarana penyediaan air bagimasyarakat, jumlah dan mutu air merupakan hal yang paling penting. Setiapunsur fungsional tersebut akan masuk dalam perencanaan sistem penyediaan airbersih. Sebagai contoh, apabila kita memanfaatkan air tanah (ground water)sebagai sumber air baku, maka pada perencanaan sistem penyediaan air bersihtidak memerlukan unsur penampungan dan penyaluran. Apabila kitamemanfaatkan air permukaan (surface water) sebagai sumber air baku, makaunsur penampungan dan penyaluran sangat diperlukan dalam perencanaan.Seperti telah diulas sebelumnya, bahwa air bersih merupakan salah satukebutuhan pokok dan merupakan barang yang diklasifikasikan sebagai meritgood, dimana keberadaannya merupakan suatu kebutuhan, baik dimusimkemarau maupun dimusim hujan. Dibeberapa tempat, baik diperkotaan maupundiperdesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan masalah yang tidakmudah penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sumber air yangterbatas dan kebutuhan biaya serta teknologi pengolahan sebelum air yangdimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan “relatif mahal”.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, khususnya diKabupaten Jembrana, maka harus dilakukan kajian yang bersifat terus menerusdan menyeluruh agar permasalahan kekurangan air tidak terjadi lagi dimasa yangakan datang. Salah satu kajian tersebut diantaranya adalah dengan mengkajipotensi-potensi sumber air yang dapat dijadikan sebagai air bersih atau air minumbaik air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air di sejumlahdaerah yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Jembrana.
Permasalahan lain yang sering timbul dalam penanganan air bersih adalahketerbatasan sumber daya, khususnya masalah pembiayaan/keuangan. Untukmenghasilkan air dengan kualitas yang layak, dan menghantarkannya kepadakonsumen maka tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk kontruksiIntake, Sistem Transmisi, Pengolahan dan Distribusi, juga untuk Operasional danPerawatan, apalagi jika air baku yang digunakan adalah air permukaan. Masalahpembiayaan ini harus mendapat perhatian demi menjaga kesinambungan sistempenyediaan air bersih tersebut. Pengelolaan yang baik, berawal dari perencanaanyang baik, secara teknis, keuangan, kelembagaan, dan sosial budaya. Untuk ituperlu dilakukan perencanaan dasar dan pedoman yang selanjutnya disusun dalambentuk rencana induk (masterplan) air bersih di Kabupaten Jembrana denganharapkan dapat menghasilkan butir-butir penting dalam pengelolaan air bersih diKabupaten Jembrana.
Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Jembrana telah menyusunanRencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum untuk perencanaan tahun 2014-2034, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat ketidaksesuaian antararencana tersebut dengan implementasi pembangunan sarana air bersih. Dalamrangka memberikan gambaran dan untuk lebih terarahnya pembangunanprasarana dan sarana air bersih yang akan dibangun di Kabupaten Jembrana,maka perlu di sinkronisasi dan harmonisasi rencana induk sistem penyediaan airminum (RISPAM) yaitu suatu rencana jangka panjang 20 tahun yang merupakanbagian dari perencanaan air bersih yang berisikan periode, tahapan, proyeksi,dimensi komponen-komponen utama sistem, prakiraan biaya dan keuntunganyang didapat, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
1 - 3R e v i u R I S P A M
No.18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem PenyediaanAir Minum.
Rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum KabupatenJembrana ini diharapkan nantinya akan dapat lebih melengkapi danmemantapkan ploting tahapan rencana pengembangan SPAM di wilayahadministrasi Provinsi Bali pada umumnya dan di wilayah administrasi KabupatenJembrana pada khususnya.
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARANMaksud, tujuan dan manfaat dalam pelaksanaan pekerjaan reviu RISPAM
akan membantu konsultan dalam memberikan gambaran hasil akhir yang ingindicapai dan metodelogi apa yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaanselain metodelogi yang sudah tercantum dalam KAK. Penjabaran masing-masingpemahaman, sebagai berikut:1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan proses review, padu serasi, danharmonisasi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Jembrana
1.2.2 TujuanTujuan dari kegiatan Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut :1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi perencanaan2. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan
SPAM yang terukur pada setiap tahapan rencana (per 5 tahun)3. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam
upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di KabupatenJembrana melalui program yang berkelanjutan serta terpadu dengan prasaranadan sarana sanitasi lingkungan
4. Mengevaluasi, Pembaharuan/ updating data dan informasi terbaru mengenaikebutuhan air masyarakat dan keberadaan sumber air di Wilayah KabupatenJembrana
5. Mengevaluasi potensi sumber air baku bagi penyediaan air bersih yangbersumber dari air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam sertamata air di Kabupaten Jembrana
6. Mengevaluasi dan menyusun perencanaan dasar penyediaan dan pemanfaatanair baku.
7. Menganalisa kebutuhan investasi dalam penyediaan sarana air bersih8. Membantu Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam menyusun rencana induk
pengembangan SPAM di daerahnya berdasarkan hasil peninjauan kembali,padu serasi, dan harmonisasi
9. Melakukan Pembaruan/ update database air minum yang sudah ada (existing)dengan database air minum yang terbaru
Adapun manfaat kegiatan adalah untuk memberikan gambaran yang jelasdan lengkap tentang Rencana Induk System Pengembangan Air Minum (RISPAM)di Kabupaten Jembrana, agar upaya pengelolaan sumberdaya air secara terpadu,efisien dan berkelanjutan (suistanable) yang dapat memenuhi kebutuhan air untukkegiatan manusia, meliputi:
1 - 4R e v i u R I S P A M
1. Tersedianya sumber-sumber air baku yang bisa dimanfaatkan untukpemenuhan kebutuhan air bersih yang bersumber dari air permukaan, airtanah dangkal dan air tanah dalam serta mata air
2. Tersedianya peta digital potensi sumber-sumber air bersih di KabupatenJembrana dalam format SIG (Sistem Informasi Geografis)
3. Tersusunnya rencana pengelolaan air bersih bagi masyarakat4. Tersusunnya rencana anggaran investasi dalam penyediaan sarana air bersih5. Tersusunnya database air minum yang baru hasil konsolidasi database air
minum yang sudah ada (existing) dengan database air minum yang didapatpada pekerjaan ini
1.3 SASARAN KEGIATANDinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman selaku pemegang kepentingan dan kebijakan penerapan hasilPenyusunan Pendataan Air Minum Berbasis Sistem Informasi Geografis diKabupaten Jembrana yaitu termutakhirnya data di semua SPAM perdesaan yangada di Kabupaten Jembrana.
1.4 RUANG LINGKUP KEGIATAN1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi kegiatan berada di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari 5 (lima)kecamatan, yaitu:1. Kecamatan Melaya;2. Kecamatan Negara;3. Kecamatan Jembrana;4. Kecamatan Mendoyo; dan5. Kecamatan Pekutatan.
Wilayah Kabupaten yang menjadi wilayah perencanaan mencakup seluruhwilayah daratan Kabupaten pada posisi 8⁰09′30″ - 8⁰28′02″ (delapan derajat nolsembilan menit tiga puluh detik sampai dengan delapan derajat dua puluhdelapan menit nol dua detik) Lintang Selatan dan 114⁰20′53″ – 114⁰56′38″ (seratusempat belas derajat dua puluh menit lima puluh tiga detik sampai dengan seratusempat belas derajat lima puluh enam menit tiga puluh delapan detik) Bujur Timurmencakup 84.975,91 Ha (delapan puluh empat ribu sembilan ratus tujuh puluhlima koma sembilan satu hektar) dan batas – batas administrasi sebagai berikut:1. Bagian Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Buleleng dan Kabupaten
Tabanan2. Bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia3. Bagian Barat berbatasan dengan Selat Bali4. Bagian Utara berbatasan dengan Selat Bali dan wilayah Kabupaten Buleleng
1 - 6R e v i u R I S P A M
1.4.2 Ruang Lingkup PekerjaanLingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah:1. Persiapan
Pada tahap pekerjaan persiapan Konsultan harus melaksanakan kegiatansebagai berikut:a. Koordinasi dengan direksi pekerjaanb. Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, buku‐buku referensi
yang berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai bahan referensimedan/lapangan dan untuk penyempurnaan program kerja sehingga akandicapai suatu hasil pekerjaan yang maksimal
c. Desk studi dan diskusi awald. Pembuatan dan penyususunan program kerja, pembagian tugas dan
pengarahan2. Melakukan survey dan pengukuran Rencana Pengembangan dan Penyediaan
Sarana Air Bersih di wilayah perencanaan dan sekitarnya. Kegiatan survey inimeliputi:a. Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting daerahb. Survey Air Baku untuk mengetahui kondisi debit air baku serta kualitasnyac. Survey Topografi, meliputi pemetaan situasi lokasi bangunan (captering, bakd. penampung) dan trase pipa, serta pemetaan situasi lokasi bangunan IPAe. Survey Permintaan Nyata
3. Evaluasi, Analisis dan Perencanaan Teknis, meliputi :a. Evaluasi dan analisis teknis kondisi kawasan perencanaan, yaitu :
1) Fungsi strategis kawasan perencanaan dari produk Rencana Tata RuangKawasan Perkotaan (RTRK), RTBL dan Rencana Detail Tata Ruang(Rencana Rinci Kota)
2) Kondisi topografi kawasan perencanaan melalui analisis foto udara (skala1 : 20.000–1 : 5.000) dan peta topografi (skala 1 : 5.000 atau disesuaikandengan luas daerah studi/perencanaan)
3) Data dan gambaran umum hidrologi, sumber air, klimatologi dan geologidari daerah studi
4) Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran pendudukdan kepadatan
5) Data sosial, budaya, ekonomi, dan karakteristik wilayah yang meliputi:
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Mata Pencaharian dan Kepadatan Penduduk
Pengeluaran biaya hidup per bulan per keluarga
Adat istiadat , tradisi, dan budaya6) Data Kesehatan, kondisi sanitasi dan lingkungan yang meliputi:
Statistik kesehatan/ kasus penyakit
Angka kelahiran, kematian dan migrasi
Data penyakit akibat kualitas air yang buruk
Sarana pelayanan kesehatan7) Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur), meliputi: ar bersih,
drainase,pembuangan air limbah dan sampah, listrik, telepon, jalan dansarana transportasi,kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasanperdagangan, kesehatan dan sosialbudaya serta pendidikan.
1 - 7R e v i u R I S P A M
b. Evaluasi kondisi air bersih yang ada, meliputi :1) Teknis
Jangkauan Pelayanan
Tingkat Pelayanan
Tingkat Konsumsi
Periode Pelayanan
Kinerja Sitem Air Bersih
Prosedur dan kondisi operasi serta pemeliharaan
Tingkat kehilangan air2) Non Teknis
Organisasi dan tata kerja
Kondisi dan kinerja karyawan
Kondisi dan kinerja keuangan
Struktur dan nilai tarif air bersih
Peraturan daerah yang berlaku3) Analisis terhadap hasil survey permintaan nyata dari masyarakat, yaitu
meliputi:
Tingkat kesulitan masyarakat mendapatkan alternatif sumber airbersih
Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan airbersih
Penentuan standar pemakaian air bersih
Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalammembeli air
Survey dapat dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan.4) Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan. Hal‐hal yang
perlu diidentifikasi antara lain :
Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada
Unjuk kerja pelayanan
Tingkat kehilangan air
Jumlah calon pelanggan terdaftar/ potensial
Kapasitas yang belum dimanfaatkan (idle Capasity)
Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/ atau kapasitaspengolahan
Unjuk kerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan5) Perkiraan kebutuhan air
Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan fungsi kawasan perencanaandan aktifitasmasyarakat di kawasan tersebut, yaitu:a) Domestik
Rumah Tangga
Sosialb) Non Domestik
Komersial
Perkantoran
1 - 8R e v i u R I S P A M
Fasilitas Umum
Industri
Sekolah
Perkiraan kebutuhan air diperhitungkan juga dengan besarnyakehilangan air.
6) Identifikasi sumber air potensialIdentifikasi air baku berdasarkan kajian hidrologis dan hidrogeologisuntuk memperoleh informasi mengenai :
Jarak dan beda tinggi sumber‐sumber air terhadap daerah pelayanan
Debit pengambilan air yang aman
Kuaitas air dan pemakaian sumber‐sumber saat ini7) Pengembangan alternatif system
Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumberair baku, makadapat diidentifikasikan dan dikembangkan menjadiberbagai alternatif sistem yang kemudian akan dipilih sebagai alternativepemecahan permasalahan/ pemenuhankebutuhan air bersih.Setiap alternatif harus dikaji dari aspek sosial, budaya, lingkunganteknis, dan keuangan sehingga para ahli dapat menganalisa dengan cepatdan cermat. Alternatif terpilihadalah yang terbaik ditinjau dari berbagaiaspek tersebut diatas dan juga merupakankesepakatan bersamapihak‐pihak terkait. Pra desain dari alternatif terpilih merupakandasardalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan proyek/kegiatan.
8) Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusiaPengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia yang profesionaldalampengelolaan sistem penyediaan air bersih dirumuskan dari rencanapengembanganpelayanan dan peningkatan sumber daya manusiadiperoleh melalui sistem pendidiandan pelatihan.
9) Pemilihan alternatif sistemSetiap alternatif harus dikaji kelayakan:
Sosial
Budaya
Lingkungan
Teknis
Keuangan
EkonomiSetiap alternatif sistem harus dipersiapkan dan disajikan secara lengkapdan sistematis,sehingga para penilai dapat menganalisa dengan cepatdan cermat.
10) Strategi pelaksanaanDalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih disuatu kawasan, strategipenanganannyadisesuaikan dengan kebijakan dan kondisimasing‐masing daerah dengan mempertimbangkan kapasitas sistem airbersih yang belum terpakai, tingkat kehilangan air dan rencana tahapanpengembangan pelayanan.
11) Rencana IndukSetelah alternatif terbaik ditetapkan, maka ditentukan:
Rencana kegiatan utama pertahapan pengembangan
1 - 9R e v i u R I S P A M
Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia
Rekayasa awal sistem (Preliminery Engineering)
Rekomendasi langah‐langkah penguasaan dan pengamanan sumberair baku
Rencana pentahapan pengembangan
Rencana tindak lanjut untuk studi kelayakan dan perencanaan teknik
1.5 KELUARANKeluaran atau produk yang diharapkan dari kegiatan Revieu RISPAM adalah
sebagai berikut :1. Buku Laporan Pendahuluan2. Buku Laporan Antara3. Buku Laporan Akhir4. Database air minum terbaru meliputi data tentang :
Nama kelompok air minum di Kabupaten Jembrana lengkap dengan namaketua kelompok dan alamat.
Data sistem penyediaan air minum yang digunakan pada masing-masingkeluarga baik itu melalui perpipaan ataupun non perpipaan.
Sumber Air yang digunakan pada masing-masing keluarga
Layanan sumber air yang digunakan pada masing-masing keluarga
Penyajian data berbasis Archview GIS
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASANSistematika pembahasan pada laporan pendahuluan yaitu:Bab 1 Pendahuluan membahas mengenai latar belakang, maksud, tujuan,sasaran, ruang lingkup, dan keluaran sebagai awal dilaksanakan pelaksanaanpekerjaan ini.Bab 2 Gambaran Umum Wilayah membahasn mengenai karakteristik fisik, tataguna lahan, kependudukan, sosial, ekonomi, dan ketersedian jaringan dalammemenuhi kebutuhan masyarakat dalam keberlangsungan hidup.Bab 3 Kondisi SPAM Eksisting membahas kondisi eksisiting SPAM KabupatenJembrana yang meliputi aspek teknis, permasalahan aspek teknis, skematik SPAMeksisting serta aspek non teknis (keuangan, institusional, dan kelembagaan).Bab 4 Standar dan Kriteria Perencanaan SPAM membahas standar kriteriaperencanaan menguraikan tentang kebutuhan air meliputi kebutuhan domestik,kebutuhan non domistik, kriteria perencanaan meliputi unit air baku, unittransmisi, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, periode perencanaan,dan kriteria daerah layanan.Bab 5 Proyeksi Kebutuhan Air membahas arah perkembangan kota dan rencanapemanfaatan ruang, rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk, danproyeksi kebutuhan air.Bab 6 Potensi Sumber Air Baku membahas potensi sumber-sumber air baku diwilayah Kabupaten Jembrana yang dapat dimanfaatkan untuk pengembanganSPAM Kabupaten Jembrana sampai dengan akhir tahun perencanaan.Bab 7 Rencana Induk dan Pra Desain SPAM membahas pola pemanfaatan ruangwilayah studi, pengembangan wilayah atau daerah pelayanan (zonasi), tingkatpelayanan, rencana pentahapan pengembangan, kebutuhan air, alternative
1 - 10R e v i u R I S P A M
rencana pengembangan, penurunan tingkat kebocoran, dan potensi sumber airbaku.Bab 8 Analisis Dan Keuangan membahas biaya investasi serta pola investasi yangdilakukan dengan pentahapan serta sumber pendanaan disesuaikan dengankondisi kinerja BUMD/PDAM/BLU. Selain itu juga menjelaskan gambaran asumsi-asumsi yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasilperhitungan proyeksi finansial. Bab ini juga mencakup hasil perhitungan dananalisis kelayakan finansial serta besaran tarif.Bab 9 Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum membahas bentukbadan pengelola yang akan menangani SPAM kabupaten, struktur organisasi,kebutuhan sumberdaya manusia, dan rencana pengembangan sumber dayamanusia.
2 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 KARAKTERISTIK FISIK DASAR2.1.1 Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten yang menjadi wilayah perencanaan mencakup seluruhwilayah daratan Kabupaten pada posisi 8⁰09′30″ - 8⁰28′02″ (delapan derajat nolsembilan menit tiga puluh detik sampai dengan delapan derajat dua puluhdelapan menit nol dua detik) Lintang Selatan dan 114⁰20′53″ – 114⁰56′38″ (seratusempat belas derajat dua puluh menit lima puluh tiga detik sampai dengan seratusempat belas derajat lima puluh enam menit tiga puluh delapan detik) Bujur Timurmencakup 84.975,91 Ha (delapan puluh empat ribu sembilan ratus tujuh puluhlima koma sembilan satu hektar) dan batas – batas administrasi sebagai berikut:
Bagian Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Buleleng dan KabupatenTabanan
Bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
Bagian Barat berbatasan dengan Selat Bali
Bagian Utara berbatasan dengan Selat Bali dan wilayah Kabupaten Buleleng
Lokasi kegiatan berada di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari 5 (lima)kecamatan, yaitu:
Kecamatan Melaya;
Kecamatan Negara;
Kecamatan Jembrana;
Kecamatan Mendoyo; dan
Kecamatan Pekutatan.
2 - 3R e v i u R I S P A M
2.1.2 IklimDitinjau dari segi iklim, Kabupaten Jembrana mempunyai iklim tropis
dengan penggantioan musim yang jelas antara musim penghujan dan musimkemarau. Jumlah hari hujan di Kabupaten Jembrana cukup tinggi didasarkanpada data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BPS KabupatenJembrana Tahun 2021) pada bulan november, desember, dan maret tetapi denganintesitas tertingga terdapat pada bulan Mei.
Tabel 2. 1 Kondisi Iklim Kabupaten JembranaNo. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)1 < 1000 2.019,15 2,382 1.000-2.000 70.313,36 82,753 2.000-2.500 12.643,40 14,88
TOTAL 84.975,91 100Sumber : Data Stasiun Hujan Provinsi Bali Tahun 2018
Tabel 2. 2 Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Kabupaten JembranaBulan Hari Hujan (hari) Curah Hujan
(mm)Januari 17 136,6Februari 21 246,6Maret 22 296,1April 21 150,9Mei 16 300,3Juni 10 48,1Juli 12 125,2Agustus 15 56,00September 12 147,2Oktober 20 433,9November 23 454,2Desember 25 189,9Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
2.1.3 Kemiringan LerengKondisi topografi wilayah Kabupaten Jembrana meliputi daerah
pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yangberbatasan dengan Samudera Indonesia. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng,wilayah Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan kedalam 4 kelompok:
Wilayah dengan kemiringan lereng 0-2% (datar), tersebar diseluruh kecamatanKabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan KecamatanNegara dengan luas 22.063,50 ha (2,43%)
Wilayah dengan kemiringan lereng 2-15% (landai), tersebar hampir diseluruhkecamatan di Kabupaten Jembrana dengan laus 34.671,45 ha (40,80%)
Wilayah dengan kemiringan lereng 15-40% (bergelombang/berbukit), tersebarhampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana dengan luas 35.628,39 ha(41,93%)
Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam) denganluasan 12.609,75 ha (14,84%)
2 - 4R e v i u R I S P A M
Tabel 2. 3 Kondisi Kemiringan Lereng Kabupaten JembranaNo. Klasifikasi (%) Luas (ha) Persentase (%)1 0 - 2 2.063,50 2,432 2 - 8 18.139,51 21,353 8 - 15 16.531,94 19,454 15 - 40 35.628,39 41,935 > 40 12.609,75 14,84
TOTAL 84.975,91 100Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2019 dengan data DEMNAS Tahun 2018
2.1.4 MorfologiPada bagian utara Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan
morfologi pegunungan yang dibentuk oleh deretan Gunung Pengineman, GunungKlatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan GunungBats. Wilayah bagian utara ini memiliki kemiringan kerengan yang bervariasidengan vegetasi utama adalah hutan lindung. Dibagian selatan wilayah kabupatenwilayah Kabupaten Jembrana mengalir beberapa sungai antara lain SungaiKlatakan, Belatung, Sangiang Gede, Nyangkrut dan Tukad Daya. Keberadaansungai tersebut sekaligus membagi wilayah Kabupaten Jembrana bagian selatanmenjadi 2 (dua) kelompok morfologi yaitu wilayah datar sampai bergelombang danwilayah berbukit bukit. Kabupaten Jembrana didominasi oleh morfologi bergunungyang berada di sebelah utara kawasan dengan luas 32.404,14 ha atau 38,23 %.
Tabel 2. 4 Kondisi Morfologi Kabupaten JembranaNo Klasifikasi Luas (ha) Persentase
1 Berbukit, Bergelombang 26.748,68 31,482 Bergunung 32.404,14 38,233 Datar 17.752,32 20,894 Landai, Berombak 8.070,87 9,50
TOTAL 84.975,91 100Sumber : KSP 2016
2.1.5 GeologiStruktur dan Karakteristik Kabupaten Jembrana dapat diketahui bahwa
wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yaitu:
Formasi Gamping Agung
Batuan Gunung Api Jembrana
Formasi Palasari
Formasi Alluvium
Alluvium Formasi Sorga
Geologi Kabupaten Jembrana terdiri dari batuan gunung api Jembranayang teridiri dari lava, breksi, tufa, yang diperkirakan berumur Kwarter Bawah dandaerah pedataran yang sebagian daerah persawahan terbentuk dari batuan yangtergabung dan disebut dengan Formasi Palasari yang terdiri dari batu pasir,konglomerat dan batu gamping terumbu dan diperkirakan berumur Kwarter,sedangkan untuk daerah pesisir pantai pada umumnya endapan aluvium yangterdiri dari pasir, lanau, lempung dan kerikil, yang dijumpai di sekitar daerahpantai di Pengambengan, Tegalbadeng, Prancak , Yeh Kuning, Mendoyo dan
2 - 5R e v i u R I S P A M
dipantai Gilimanuk. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana (PurboHadiwidjojo) dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari limajenis batuan (Formasi Gamping Agung, Batuan Gunung Api Jembrana, FormasiPalasari, Formasi Alluvium, Alluvium Formasi Sorga).
Gunung yang terdapat di Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buahtermasuk gunung yang tidak aktif. Dari jumlah tersebut Kecamatan Melayamempunyai gunung paling banyak sehingga topografi di Kecamatan Melayatermasuk ber bukit-bukit. Dari 17 gunung yang di jumpai di Kabupaten Jembranaternyata Gunung Merbuk yang tertinggi (1.386 m dpl) terletak di KecamatanJembrana disusul dengan Gunung Mesehe (1.300 m dpl) di Kecamatan Mendoyo,Gunung Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan Negara dan Gunung Lesung (1.047 mdpl) di Kecamatan Mendoyo. Secara umum, formasi geologi di KabupatenJembrana termasuk dalam formasi geologi kwarter bawah dengan luas 80.289,13ha atau 94,45%.
Tabel 2. 5 Kondisi Geologi Kabupaten JembranaNo. Klasifikasi Luas (ha) Persentase
(%)1 Kwarter 4.492,66 5,292 Kwater Bawah 80.289,13 94,483 Miosin 130,57 0,154 Pliosin 63,55 0,07
TOTAL 84.975,91 100Sumber : Peta Hidrogeologi Tinjau Bali 1972
Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembranaterdari beberapa jenis tanah, yaitu:
Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten Jembrana, yang palingluas terdapat di Kecamatan Mendoyo ( 25.985 ha), di Kecamatan Melaya (16.319ha), Kecamatan Negara dan Jembrana (14.130 ha) dan Kecamatan Pekutatan(12.169 ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk abu vulkanikintermediet dengan kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang danPH berkisar antara 4,5-5,5.
Tanah Alluvial Coklat KelabuTanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750Ha sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana(5.725 ha).
Tanah Mediteran CoklatJenis tanah ini di bentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentukmorfologi bergelombang sampai berbukit-bukit. Jenis tanah ini mendominasiwilayah Kecamatan Melaya (1.878 ha).
Tanah Regosol Coklat KelabuJenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan KecamatanJembrana seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha.Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik intermedier dengan bentuk wilayahlandai sampai berombak.
Tanah Alluvial HidromorfJenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara dan KecamatanJembrana khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan dan di sekitar Desa
2 - 6R e v i u R I S P A M
Pengambengan dan Desa Cupel. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1420 Ha.Tanah ini merupakan sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasirdan pecahan karang.
Masing-masing jenis tersebut diatas mempunyaoi tekstur yang berbeda-beda umumnya, tekstur wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tekstur halus(kandungan liat sangat tinggi). Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempungberpasir) merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai dari wilayahkabupaten Jembrana.
2.1.6 HidrogeologiKabupaten Jembrana mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam
sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayahlainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, mat air, sumurgalian, dan bendungan.1. Sungai
Di wilayah Kabupaten Jembrana terdapat beberapa sungao yang mengalir danbermuara di Kecamatan Negara, Kecamatan Melaya, Kecamatan Mendoyo danKecamatan Pekutatan. Sungai terpanjang adalah Tukad Biluk Poh yaitusepanjang 28.000 km yang terletak di Kecamatan Mendoyo. Nama sungai danpanjangnya per kecamatan di Kabupaten Jembrana ditunjukkan pada tabeldibawah ini.
Tabel 2. 6 Nama-Nama Sungai dan Panjangnya Per Kecamatan di KabupatenJembrana
Sungai Panjang (m)KECAMATAN MELAYAYeh Kelatakan 5.500Tukad Nyangkrut 5.200Tukad Melaya 13.300Tukad Sanghyang Gede 25.000Tukad Belatung 3.400Tukad Sari Kuning 20.300KECAMATAN NEGARATukad Berangbang 10.200Tukadaya 21.000Tukad Kaliakah 12.000Tukad Ijogading 19.200Tukad Gayung 5.000KECAMATAN JEMBRANATukad Titis 9.000Tukad Budeng 24.600Tukad Susul 8.200Pangkung Manistutu 5.000Pangkung Dalem 7.100KECAMATAN MENDOYOTukad Mendoyo 7.500Pangking Lubang 17.000Tukad Petapan 18.500Tukad Biluk Poh 29.000Tukad Yeh Buah 10.000Tukad Yehembang 23.300Tukad Sekar Kejuala 12.000Tukad Yeh Sumbul 24.000Tukad Languan 8.600
2 - 7R e v i u R I S P A M
Sungai Panjang (m)Tukad Satang 18.000KECAMATAN PEKUTATANTukad Medewi 22.000Pangkung Midan 9.000Tukad Pulukan 22.200Tukad Krang 6.500Tukad Yeh Lebah 10.800Tukad Pangyangan 12.400Tukad Gumbrih 4.000Tukad Pengeragoan 12.000Yeh Leh 17.200Pangkung Slepa 6.000Pangkung Teng 9.800Sumber : Kab. Dalam Angka Tahun 2019
Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Jembrana terdapat 3 (tiga)sungai yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air untuk pemenuhankebutuhan air, yaitu Pangkung Gayung, Yeh Embang, dan Pangkung Apit.
2. Mata Air dan Sumur GalianBerdasarkan data dari laporan PDAM Kabupaten Jembrana, sumber mata
air yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 3 titik mata air,dengan debit 47 l/detik. Sedangkan jumlah sumur gali yang telah dimanfaatkansebanyak 332 l/dt.
3. BendunganUntuk mengatasi kekurangan pasokan kebutuhan air maka dilakukanpembuatan bendungan dengan tujuan agar debit sungai bisa lebih stabilsehingga ketersediaan air baku bagia PDAM lebih terjaga.
Tabel 2. 7 Nama Bendungan dan Kapasitasnya di Kabupaten Jembrana Tahun2019
No. Daerah Irigasi NamaBendungan Nama Sungai Tahun
SelesaiKapasitas
Bendungan(m3/ detik)
1 Ekasantoso Ekasantoso Tk. Melaya 1973 0,282 manusagilir manusagilir Tk. Melaya 1976 0,3
3 Palasari Palasari Tk. SanghyangGede 1978 1,92
4 Berawantangi Berawantangi Tk. Sarikuning 1978 0,375 Banjar Tengah Banjar Tengah Tk. Jogading 1978 0,672
6 Pendem/Mertasari
Pendem/Mertasari Tk. Titis 1976 0,175
7 Jeropengetuh Jeropengetuh Tk. Daya 1977 0,38 Pecelengan Pecelengan Tk. Krang 1975 0,4529 Sebuah Sebuah Tk. Sebual 1980 0,22510 Telepus Telepus Tk. Biluk Poh 1976 1,68611 Yeh Leh Yeh Leh Tk. Yeh Leh - 1,68612 Pertanahan Pertanahan Tk. Daya 1978 1,19513 Semanggong Semanggong Tk. Krang 1980 0,4614 Tegalgintungan Tegalgintungan Tk. Biluk Poh 1980 1,48815 Medewi Medewi Tk. Medewi 1976 0,42516 Pengiyangan Pengiyangan Tk. Pangiyangan 1981 0,425
2 - 8R e v i u R I S P A M
No. Daerah Irigasi NamaBendungan Nama Sungai Tahun
SelesaiKapasitas
Bendungan(m3/ detik)
17 Bayu Bayu Tk. Perang 1980 0,173Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2019
4. Potensi Air TanahPotensi air tanah sangat tergantung dari formasi batuan dan struktur
geologi yang ada di bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan strukturgeologi akan mempengaruhi aquifer yang ada di bawah permukaan tanah.Sebagian besar wilayah Kabupaten Jembrana struktur hidrologinya tergolongmemiliki aquifer produktif sehingga memungkinkan dikembangkan sebagaisumber air bersih, daerah yang hidrologinya sebagai aquifer produktif tinggidengan debit lebih dari 10 l/tk, penyebarannya di Kecamatan Negara,Kecamatan Melaya, dan Kecamatan Pekuatan.
Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi :
Air permukaan : air sungai, pangkung, tukad dan telabah, bendung Palasari
Air tanah: air yang bersumber dari bawah tanah
Mata air : terdapat 37 mata air dg kapasitas 110 l/det
Tabel 2. 8 Kondisi Hidrogeologi Kabupaten JembranaNo. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)
1 Setempat kandungan air besar10 L/dtk 1.492,82 1,76
2 Debit sumur 5 L/dtk 2.907,79 3,423 Debit sumur <5 L/dtk 10.670,35 12,56
4 Debit sumur kurang dari 5L/dtk 25,88 0,03
5 Perairan 82,20 0,16 Debit air langka 69.796,87 82,14
TOTAL 84.975,91 100Sumber : KSP Tematik BIG 2018
2 - 18R e v i u R I S P A M
2.1.7 Kondisi Rawan BencanaKawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi
tinggi mengalami bencana alam.1. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah
Arahan Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah, meliputi:
Melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan melalui perbaikan pola tanamdan konservasi lahan untuk menahan laju gerakan tanah;
Membatasi dan pengaturan kegiatan budidaya yang sesuai dengan kondisifisik kawasan;
Memasang sistem peringatan dini kawasan rawan gerakan tanah; dan
Pengembangan bangunan penahan gerakan tanah.
Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah, seluas 84.975,91 ha (delapan puluhempat ribu sembilan ratus tujuh puluh lima koma sembilan satu hektar)mencakup kawasan dengan tingkat:a. Kerawanan tinggi seluas 1.843,35 ha (seribu delapan ratus empat puluh tiga
koma tiga lima hekttar), yang tersebar pada:
Desa Ekasari, Desa Manistutu, dan Desa Tukadaya di Kecamatan Melayaseluas 163,78 ha (seratus enam puluh tiga koma tujuh delapan hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, dan Desa Berangbang di Kecamatan Negaraseluas 303,59 ha (tiga ratus tiga koma lima sembilan hektar);
Kelurahan Pendem, Kelurahan Dauhwaru, dan Desa Batuagung diKecamatan Jembrana seluas 383,39 ha (tiga ratus delapan puluh tigakoma tiga sembilan hektar);
Kelurahan Tegal Cangkring, Desa Penyaringan, Desa Pergung, DesaPohsanten, Desa Yehembang, Desa Yehembang Kangin, Desa YehembangKauh, Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyo seluas 901,90 ha (sembilanratus satu koma sembilan puluh hektar); dan
Desa Asahduren, Desa Gumbrih, Desa Manggissari, Desa Medewi, DesaPangyangan, Desa Pengeragoan, dan Desa Pulukan di KecamatanPekutatan seluas 90,67 ha (sembilan puluh koma enam tujuh hektar).
b. Kerawanan menengah seluas 32.057,00 ha (tiga puluh dua ribu lima puluhtujuh koma nol nol hektar), yang tersebar pada:
Desa Ekasari, Desa Manistutu, dan Desa Tukadaya di Kecamatan Melayaseluas 3.590,93 ha (tiga ribu lima ratus sembilan puluh koma sembilantiga hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, dan Desa Berangbang di Kecamatan Negaraseluas 1.917,68 ha (seribu sembilan ratus tujuh belas koma enam delapanhektar);
Kelurahan Pendem, Kelurahan Dauhwaru, Desa Batuagung, dan DesaDangintukadaya di Kecamatan Jembrana seluas 4.048,07 ha (empat ribuempat puluh delapan koma nol tujuh hektar);
Kelurahan Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dauh Tukad, DesaPenyaringan, Desa Pergung, Desa Pohsanten, Desa Yehembang, DesaYehembang Kangin, Desa Yehembang Kauh, dan Desa Yehsumbul diKecamatan Mendoyo seluas 16.940,78 ha (enam belas ribu sembilan ratusempat puluh koma tujuh delapan hektar); dan
2 - 19R e v i u R I S P A M
Desa Asahduren, Desa Gumbrih, Desa Manggissari, Desa Medewi, DesaPangyangan, Desa Pekutatan, Desa Pengeragoan, dan Desa Pulukan diKecamatan Pekutatan seluas 5.559,53 ha (lima ribu lima ratus lima puluhsembilan koma lima puluh tiga hektar).
c. Kerawanan rendah seluas 32.988,54 ha (tiga puluh dua ribu sembilan ratusdelapan puluh delapan koma lima empat hektar), yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbingsari, Desa Candikusuma, DesaEkasari, Desa Manistutu, Desa Melaya, Desa Nusasari, Desa Tukadaya,Desa Tuwed, dan Desa Warnasari di Kecamatan Melaya seluas 11.785,43ha (sebelas ribu tujuh ratus delapan puluh lima koma empat tiga hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, Desa Banyubiru, Desa Berangbang, dan DesaKaliakah di Kecamatan Negara seluas 3.047,23 ha (tiga ribu empat puluhtujuh koma dua tiga hektar);
Kelurahan Dauhwaru, dan Kelurahan Pendem, Desa Batuagung, dan DesaDangintukadaya di Kecamatan Jembrana seluas 1.859,53 ha (seribudelapan ratus lima puluh sembilan koma lima tiga hektar);
Kelurahan Tegalcangkring, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Penyaringan,Desa Pergung, Desa Pohsanten, Desa Yehembang, Desa YehembangKangin, Desa Yehembang Kauh, dan Desa Yehsumbul di KecamatanMendoyo seluas 9.027,69 ha (sembilan ribu dua puluh tujuh koma enamsembilan hektar); dan
Desa Asahduren, Desa Gumbrih, Desa Manggissari, Desa Medewi, DesaPangyangan, Desa Pekutatan, Desa Pengeragoan, dan Desa Pulukan diKecamatan Pekutatan seluas 7.268,67 ha (tujuh ribu dua ratus enampuluh delapan koma enam tujuh hektar).
d. Kerawanan sangat rendah seluas 18.087,02 ha (delapan belas ribu delapanpuluh tujuh koma nol dua hektar), yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbingsari, Desa Candikusuma, DesaEkasari, Desa Manistutu, Desa Melaya, Desa Nusasari, Desa Tukadaya,dan Desa Tuwed di Kecamatan Melaya seluas 7.438,14 ha (tujuh ribuempat ratus tiga puluh delapan koma satu empat hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Banjar Tengah, KelurahanLelateng, Kelurahan Loloan Barat, Desa Baluk, Desa Banyubiru, DesaBerangbang, Desa Cupel, Desa Kaliakah, Desa Pengambengan, Desa TegalBadeng Barat, dan Desa Tegal Badeng Timur di Kecamatan Negara seluas4.497,38 ha (empat ribu empat ratus sembilan puluh tujuh koma tigadelapan hektar);
Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Pendem,Kelurahan Sangkaragung, Desa Airkuning, Desa Batuagung, Desa Budeng,Desa Dangintukadaya, Desa Perancak, Desa Yehkuning di KecamatamJembrana seluas 2.674,56 ha (dua ribu enam ratus tujuh puluh empatkoma lima enam hektar);
Kelurahan Tegal Cangkring, Desa Delodberawah, Desa Mendoyo DanginTukad, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Penyaringan, Desa Pergung,Desa Pohsanten, Desa Yehembang, Desa Yehembang Kangin, DesaYehembang Kauh, dan Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyo seluas2.892,07 ha (dua ribu delapan ratus sembilan puluh dua koma nol tujuh);dan
2 - 20R e v i u R I S P A M
Desa Gumbrih, Desa Medewi, Desa Pangyangan, Desa Pekutatan, DesaPengeragoan, dan Desa Pulukan di Kecamatan Pekutatan seluas 584,86 ha(lima ratus delapan puluh empat koma delapan enam hektar).
2. Kawasan Rawan Bencana AnginArahan Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Angin, meliputi:
Memetakan kawasan rawan angin terutama pada kawasan-kawasan yangsering terjadi angin; dan
Mengendalikan kegiatan budidaya terutama permukiman pada jalurperlintasan angin yang sering terjadi.
Kawasan Rawan Bencana Angin, seluas 84.975,91 ha (delapan puluh empatribu sembilan ratus tujuh puluh lima koma sembilan satu hektar) mencakupkawasan dengan tingkat:a. Kerawanan tinggi seluas 36.902,76 ha 9tiga puluh enam ribu sembilan ratus
dua koma tujuh enam hektar), yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbingsari, Desa Candikusuma, DesaEkasari, Desa Manistutu, Desa Melaya, Desa Nusasari, Desa Tukadaya,Desa Tuwed, dan Desa Warnasari di Kecamatan Melaya seluas 8.935,59 ha(delapan ribu sembilan ratus tiga puluh lima koma lima sembilan hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Banjar Tengah, KelurahanLelateng, Kelurahan Loloan Timur, Desa Baluk, Desa Banyubiru, DesaCupel, Desa Kaliakah, Desa Pengambengan, Desa Tegal Badeng Barat, danDesa Tegal Badeng Timur di Kecamatan Negara seluas 6.153,58 ha (enamribu seratus lima puluh tiga koma lima delapan hektar);
Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Lolan Timur, Kelurahan Pendem,Kelurahan Sangkaragung, Desa Airkuning, Desa Batuagung, Desa Budeng,Desa Dangintukadaya, Desa Perancak, dan Desa Yehkuning di KecamatanJembrana seluas 3.446,92 ha (tiga ribu empat ratus empat puluh enamkoma sembilan dua hektar);
Kelurahan Tegalcangkring, Desa Delodberawah, Desa Mendoyo DanginTukad, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Penyaringan, Desa Pergung,Desa Pohsanten, Desa Yehembang, Desa Yehembang Kangin, DesaYehembang Kauh, dan Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyo seluas9.854,03 ha (sembilan ribu delapan ratus lima puluh empat koma nol tigahektar); dan
Desa Asahduren, Desa Gumbrih, Desa Manggisari, Desa Medewi, DesaPangyangan, Desa Pekutatan, Desa Pengeragoan, dan Desa Pulukan diKecamatan Pekutatan seluas 8.512,64 ha (delapan ribu lima ratus duabelas koma enam empat hektar).
b. Kerawanan sedang seluas 39.697,97 ha, yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbingsari, Desa Ekasari, Desa Manistutu,Desa Melaya, Desa Tukadaya, dan Desa Warnasari di Kecamatan Melayaseluas 9.592,42 ha seluas sembilan ribu lima ratus sembilan puluh duakoma empat dua hektar;
Kelurahan Baler Bale Agung, Desa Berangbang, dan Desa Kaliakah diKecamatan Negara seluas 2.102,87 ha (dua ribu seratus dua koma delapantujuh hektar);
2 - 21R e v i u R I S P A M
Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Pendem, Desa Batuagung, dan DesaDangintukadaya di Kecamatan Jembrana seluas 5.518,62 ha (lima ribulima ratus delapan belas koma enam dua hektar);
Kelurahan Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dauh Tukad, DesaPenyaringan, Desa Pergung, Desa Pohsanten, Desa Yehembang, DesaYehembang Kangin, Desa Yehembang Kauh, dan Desa Yehsumbul diKecamatan Mendoyo seluas 17.492,94 ha (tujuh belas ribuu empat ratussembilan puluh dua koma sembilan empat hektar); dan
Desa Medewi, Desa Pangyangan, dan Desa Pekutatan di KecamatanPekutatan seluas 4.991,11 ha (empat ribu sembilan ratus sembilan puluhsatu koma satu satu hektar).
c. Kerawanan rendah seluas 8.375,18 ha, yang tersebar pada:
Desa Ekasari, Desa Manistutu, dan Desa Tuladaya di Kecamatan Melayaseluas 4.450,28 ha (empat ribu empat ratus lima puluh koma dua delapanhektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, dan Desa Berangbang di Kecamatan Negaraseluas 1.509,43 ha (seribu lima ratus sembilan koma empat tiga hektar);dan
Kelurahan Baler Bale Agung, Desa Banyubiru, Desa Berangbang, dan DesaKaliakah di Kecamatan Mendoyo seluas 2.415,48 ha (dua ribu empat ratuslima belas koma empat delapan hektar).
3. Kawasan Rawan Bencana TsunamiArahan Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Rawan Tsunami, meliputi:
Pembangunan sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai wilayahkabupaten;
Pengembangan zona-zona evakuasi pada lokasi yang lebih tinggi yangsekaligus bisa dimanfaatkan untuk taman dan fasilitas umum lainnya;
Pengembangan dan penentuan jalur-jalur jalan evakuasi ke kawasan yanglebih tinggi;
Penanaman pohon-pohon pelindung sepanjang pesisir yang dapat meredusirhantaman tsunami; dan
Pemanfaatan bangunan bertingkat disekitar pantai untuk tempat evakuasimasyarakat dan wisatawan bila terjadi tsunami.
Kawasan Rawan Bencana Tsunami, seluas 1.464,47 ha (seribu empat ratusenam puluh empat koma empat tujuh hektar) mencakup kawasan dengantingkat:a. Kerawanan tinggi seluas 609,46 ha (enam ratus sembilan koma empat enam
hektar), yang tersebar pada:
Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyo seluas 39,74 ha (tiga puluhsembilan koma tujuh empat hektar); dan
Desa Gumbrih, Desa Medewi, Desa Pangyangan, Desa Pekutatan, DesaPengeragoan, dan Desa Pulukan di Kecamatan Pekutatan seluas 569,71 ha(lima ratus enam puluh sembilan koma tujuh satu hektar).
b. Kerawanan sedang seluas 536,28 ha (lima ratus tiga puluh enam koma duadelapan hektar), yang tersebar pada:
2 - 22R e v i u R I S P A M
Desa Yehembang Kangin, dan Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyoseluas 39,21 ha (tiga puluh sembilan koma dua satu hektar); dan
Desa Gumbrih, Desa Medewi, Desa Pangyangan, Desa Pangyangan, DesaPekutatan, Desa Pengeragoan, dan Desa Pulukan di Kecamatan Pekutatanseluas 497,07 ha (empat ratus sembilan puluh tujuh koma nol tujuhhektar).
c. Kerawanan rendah seluas 318,74 ha (tiga ratus delapan belas koma tujuhempat hektar), yang tersebar pada:
Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyo seluas 31,11 ha (tiga puluh satukoma satu satu hektar); dan
Desa Gumbrih, Desa Medewi, Desa Pangyangan, Desa Pekutatan, DesaPengeragoan, dan Desa pulukan di Kecamatan Pekutatan seluas 287,63 ha(dua ratus delapan puluh tujuh koma enam tiga hektar).
4. Kawasan Rawan BanjirArahan Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Banjir, meliputi:
Pengelolaan daerah pengaliran sungai yang dapat mengurangi limpasanpada daerah pengaliran sungai tersebut ke sungai;
Pengelolaan kawasan rawan banjir melalui penerapan peraturan zonasiperuntukan dan peraturan bentuk, struktur dan jenis bahan bangunan;
Perkiraan bahaya banjir yang disertai dengan sistem peringatan dini;
Mencegah terjadinya luapan air sungai pada debit banjir dengan periodeulang tertentu dengan membangun tanggul penahan banjir;
Menurunkan elevasi muka air banjir dengan memperbaiki alur sungai,normalisasi saluran, sodetan, banjir kanal dan interkoneksi sungai;
Memperkecil debit banjir atau mengurangi puncak banjir dengan rekayasateknis antara lain membangun kolam retensi banjir, banjir kanal,interkoneksi sungai; dan
Perbaikan sistem drainase.
Kawasan Rawan Banjir, seluas 84.975,91 ha (delapan puluh empat ribusembilan ratus tujuh puluh lima koma sembilan satu hektar) mencakupkawasan dengan tingkat:a. Kerawanan tinggi seluas 6.571,71 ha (enam ribu lima ratus tujuh puluh satu
koma tujuh satu hektar), yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk di Kecamatan Melaya seluas 330,98 ha (tiga ratustiga puluh koma sembilan delapan hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Banjar Tengah, KelurahanLelateng, Kelurahan Loloan Barat, Desa Baluk, Desa Banyubiru, DesaKaliakah, dan Desa Tegal Badeng Timur di Kecamatan Negara seluas1.238,18 ha (seribu dua ratus tiga puluh delapan koma satu delapanhektar);
Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Pendem, Kelurahan Sangkargung,Kelurahan Dauhwaru, Desa Airkuning, Desa Batuagung, Desa Budeng,Desa Dangintukadaya, dan Desa Yehkuning di Kecamatan Jembranaseluas 1.442,55 ha (seribu empat ratus empat puluh dua koma lima limahektar);
2 - 23R e v i u R I S P A M
Kelurahan Tegal Cangkring, Desa Delodberawah, Desa Mendoyo DanginTukad, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Penyaringan, Desa Pergung,Desa Pohsanten, Desa Yehembang, Desa Yehembang Kauh, dan DesaYehsumbul di Kecamatan Mendoyo seluas 3.032,88 ha (tiga ribu tiga puluhdua koma delapan delapan hektar); dan
Desa Gumbrih, Desa Medewi, Desa Pangyangan, Desa Pekutatan, DesaPengeragoan, dan Desa Pulukan di Kecamatan Pekutatan seluas 527,12 ha(lima ratus dua puluh tujuh koma satu dua hektar).
b. Kerawanan sedang seluas 7.240,80 ha (tujuh ribu dua ratus puluh empatpuluh koma delapan nol hektar), yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk, Desa Candikusuma, Desa Manistutu, Desa Melaya,Desa Nusasari, Desa Tukadaya, dan Desa Tuwed di Kecamatan Melayaseluas 1.957,21 ha (seribu sembilan ratus lima puluh tujuh koma dua satuhektar);
Kelurahan Lelateng, Desa Baluk, Desa Banyubiru, Desa Cupel, DesaKaliakah, Desa Pengambengan, Desa Tegal Bandeng Barat, dan Desa TegalBadeng Timur di Kecamatan Negara seluas 3.440,33 ha (tiga ribu empatratus empat puluh koma tiga tiga hektar);
Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Sangkaragung, Desa Air Kuning, DesaBudeng, Desa Perancak, dan Desa Yeh Kuning di Kecamatan Jembranaseluas 1.045,98 ha (seribu empat puluh lima koma sembilan delapanhektar);
Desa Yehembang Kanging, dan Desa Yehsumbul di Kecamatan Mendoyoseluas 239,29 ha (dua ratus tiga puluh sembilan koma dua sembilanhektar); dan
Desa Medewi, Desa Pangyangan, dan Desa Pekutatan di KecamatanPekutatan seluas 557,99 ha (lima ratus lima puluh tujuh koma sembilansembilan hektar).
c. Kerawanan rendah seluas 71.163,40 ha (tujuh puluh satu ribu seratus enampuluh tiga koma empat nol hektar), yang tersebar pada:
Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbingsari, Desa Candikusuma, DesaEkasari, Desa Manistutu, Desa Melaya, Desa Nusasari, Desa Tukadaya,Desa Tuwed, dan Desa Warnasari di Kecamatan Melaya seluas 20.690,10ha (dua puluh ribu enam ratus sembilan puluh koma satu nol hektar);
Kelurahan Baler Bale Agung, Desa Banyubiru, Desa Berangbang, dan DesaKaliakah di Kecamatan Negara seluas 5.087,37 ha (lima ribu delapanpuluh tujuh koma tiga tujuh hektar);
Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Pendem, Desa Batuagung, DesaDangintukadaya di Kecamatan Jembrana seluas 6.477,01 ha (enam ribuempat ratus tujuh puluh tujuh koma nol satu hektar);
Kelurahan Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dauh Tukad, DesaPenyaringan, Desa Pergung, Desa Pohsanten, Desa Yehembang, DesaYehembang Kangin, Desa Yehembang Kauh, dan Desa Yehsumbul diKecamatan Mendoyo seluas 26.490,28 ha (dua puluh enam ribu empatratus sembilan puluh koma dua delapan hektar); dan
Desa Asahduren, Desa Gumbrih, Desa Manggisari, Desa Medewi, DesaPangyangan, Desa Pekutatan, Desa Pengeragoan, Desa Pulukan diKecamatan Pekutatan seluas 12.418,65 ha (dua belas ribu empat ratusdelapan belas koma enam lima hektar).
2 - 29R e v i u R I S P A M
2.2 KONDISI PENGGUNAAN LAHANLahan adalah keseluruhan lingkungan yang menyediakan kesempatan
bagi manusia menjalani kehidupannya. Lahan adalah tanah yang sudah adaperuntukkannnya dan umumnya ada pemiliknya, baik perorangan atau lembaga.Berdasarkan pada dua pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa lahanmerupakan bagian dari ruang merupakan unsur penting dalam kehidupanmanusia sebagai ruang maupun sumber daya, karena sebagian besar kehidupanmanusia tergantung pada lahan yang dapat dipakai sebagai sumber penghidupan,yaitu dengan mencari nafkah melalui usaha tertentu selain sebagai pemukiman.
Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitasmanusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi. Faktor yang menyebabkanperubahan penggunaan lahan adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk,sedangakan luas lahannya tetap. Pertambahan penduduk dan perkembangantuntutan hidup akan menyebabkan kebutuhan ruang sebagai wadah semakinmeningkat. Perubahan fungsi lahan ini merupakan suatu transformasi dalampengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan/fungsi kepadapenggunanaan lainnya dikarenakan adanya faktor internal maupun eksternal.Menurut Bintarto (1983), mengungkapkan bahwa telah terjadi gerakan pendudukyang terbalik yaitu dari kota ke daerah pinggiran kota yang sudah termasukwilayah desa. Daerah pinggiran kota sebagai daerah yang memiiliki ruang relatifmasih luas memiliki daya tarik bagi penduduk dalam memperoleh tempat tinggal.
Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhanpenduduk dan aktivitasnya, semakin meningkatnya jumlah penduduk di suatutempat akan berdampak pada makin meningkatnya perubahan penggunaan lahan.Selain itu, dengan adanya pertumbuhan dan aktivitas penduduk yang tinggi akanmengalami perubahan penggunaan lahan yang cepat pula, sehingga diperlukanperencanaan tataguna lahan yang sesuai dengan peruntukan wilayah tersebut.
Perencanaan tataguna lahan pada hakekatnya adalah pemanfaatan lahanyang ditujukan untuk suatu peruntukan tertentu, permasalahan yang mungkintimbul dalam menetapkan peruntukan suatu lahan adalah faktor kesesuaianlahannya. Maka dari ini, penggunaan lahan Kabupaten Jembrana dapatdijabarkan disetiap Kabupaten/Kota berdasarkan klasifikasi penggunaannyabeserta luasannya seperti tabel dibawah ini.
Penggunaan lahan eksisting Kabupaten Jembrana di bagi menjadi 2 (dua)yaitu kawasan peruntukan lindung dan kawasan peruntukan budidaya yang telahdiricikan sesuai dengan jenis peruntukannya. Dengan ditetapkanSK.6011/MENLHK-PTKL/KUH/PLA.2/11/2017 maka salah satu pertimbangandalam perencanaan yaitu dengan tetap mempertahankan Hutan Lindung, TamanNasional Bali Barat, dan Taman Wisata Alam sebagai kawasan peruntukanlindung di Kabupaten Jembrana.
Untuk kawasan peruntukan budidaya, kawasan perkebunan yangmerupakan bagian dari Kawasan Pertanian memiliki persentase tertinggi (32,18%)di Kabupaten Jembrana. Seperti arahan Perda RTRW Kabupaten Jembrana No. 11Tahun 2012 bahwa dalam ketentuan umum zonasi yang menjadi dasarpengaturan ruang yang berlaku, diatur intensitas pemanfaatan ruang yaituKoefisien Wilayah Terbangun (KWT) paling tinggi 10 % (sepuluh persen).
Sehingga perlu diperhatikan kegiatan yang dapat dibudidayakan padakawasan-kawasan di bawah ini baik dalam kawasan peruntukan lindung dankawasan peruntukan budidaya.
2 - 30R e v i u R I S P A M
Tabel 2. 9 Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Jembrana Tahun2019
No. Jenis Peruntukan Luas PeruntukanEksisting (ha) %
I Badan Air
II KAWASAN PERUNTUKAN LINDUNG
1Kawasan Yang MemberikanPerlindungan Terhadap KawasanBawahannyaKawasan Hutan Lindung 35.283,32 41,52
2 Kawasan Perlindungan Setempata Sempadan Pantai 763,03 0,90b Sempadan Sungai 602,92 0,71c Kawasan Sekitar Danau/ Waduk 93,91 0,11
3 Kawasan KonservasiKawasan Pelestarian Alam (KPA)
a Taman Nasional 4.372,59 5,15b Taman Wisata Alam 54,93 0,06
4 Kawasan Cagar Budaya5 Kawasan Ekosistem Mangrove
Sub Total II 41.170,70 48,45
III KAWASAN PERUNTUKAN BUDIDAYA1 Kawasan Hutan Produksi
a Hutan Produksi Terbatas 1.938,50 2,28b Kawasan Hutan Produksi Tetap 374,50 0,44
2 Kawasan Perkebunan Rakyat3 Kawasan Pertanian
a Kawasan Tanaman Pangan 8.938,35 10,52b Kawasan Hortikulturac Kawasan Perkebunan 27.344,86 32,18
4 Kawasan PerikananKawasan Perikanan Budidaya
5 Kawasan Peruntukan Industri6 Kawasan Pariwisata7 Kawasan Permukiman
a Kawasan Permukiman Perkotaan 829,53 0,98b Kawasan Permukiman Pedesaaan 4.379,47 5,15
8 Kawasan Pertahanan dan KeamananSub Total II 43.805,20 51,55
TOTAL 84.975,91 100Sumber : Hasil Digitasi Citra Plaides 2015 Orthorektifikasi 2016 dan Hasil Survey Lapangan Tahun2018
2 - 32R e v i u R I S P A M
2.3 KONDISI SARANA DAN PRASARANA2.3.1 Air MinumSPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk:
Tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum
Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas denganharga yang terjangkau
Tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD,UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha
Tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untukmemperluas cakupan pelayanan Air Minum
Dengan pengertian untuk memenuhi kebutuhan manusia baik melaluiproses pengolahan atau tidak, maka menjamin pelayanan air minum yangmemenuhi syarat, kualitas, kuantitas dan kontinuitas sesuai standar yangditetapkan adalah salah satu kewajiban dalam pelaksanaan penyelenggaraanSPAM, sehingga perlu diketahui jenis dan jumlah pelanggan agar dapatmenyalurkan air dengan kebutuhan yang sesuai (m3) dan nilai yang ditetapkan(Rp). Dapat dilijat dari tabel-tabel berikut ini.
Tabel 2. 10 Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut JenisKonsumen di Kabupaten Jembrana
Jenis Pelanggan JumlahPelanggan
Air Yang DisalurkanVolume (m3) Nilai (Rp)
SosialUmum 68 9.048 40.353.400
khusus 278 49.031 275.736.200
Non NiagaRumah Tangga 23.001 4.037.700 21.297.745.450
Instansi Pemerintah 664 374.152 2.416.551.800
NiagaKecil 661 110.868 932.553.400
Besar 53 28.930 292.039.550
Industri 15 2.978 48.095.000
KhususPelabuhan 1 22.674 363.277.000
Air Tangki - 224 -
JUMLAH 24.691 4.635.605 25.666.351.800Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Tabel 2. 11 Jumlah Pelanggan dan Air Yang Disalurkan di KabupatenJembrana
Uraian 2017 2018 2019 2020
Pelanggan 23.574 24.046 24.461 24.691Air YangDisalurkan 4.673.902 4.771.010 4.837.151 4.635.605
2 - 33R e v i u R I S P A M
Uraian 2017 2018 2019 2020
Nilai 17.087.420.850 17.605.261.450 21.854.904.750 25.666.351.800
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Tabel 2. 12 Jumlah Kelompok Air Bersih/ Penyedia Air Minum dan SanitasiBerbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Menururt Kecamatan di Kabupaten
Jembrana
Kecamatan KelompokPAMSIMAS
Penduduk Terlayani
Jiwa KKMelaya 24 5.075 2.290Negara 9 1.495 1.259Jembrana 22 3.121 1.575Mendoyo 44 6.072 3.016Pekutatan 106 10.936 5.560
TOTAL 205 26.699 13.700Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
2.3.2 Pengelolaan Air LimbahPrasarana air limbah untuk Kabupaten Jembrana dibatasi hanya terhadao
air limbah domestik dari aktivitas MCK (mandi, cuci, dan kakus) karena untukkawasan industri belum dirasakan signifikan dan membutuhkan studi tersendirikarena karakteristik dan variatifnya industri yang ada. Besar debit air limbah yangakan diolah perlu diketahui untuk menentukan besarnya kapasitas instalasidalam melakukan pengolahan. Debit ini dihitung berdasarkan proyeksi/perhitungan kebutuhan air bersih di Kabupaten Jembrana sekitar 56.122.502l/hari, dari pemakaian air bersih tersebut akan menjadi air limbah untuk 64.957KK atau 324.783 jiwa dengan produksi air limbah dari industri, perumahan, dansosial ekonomi sebesar 92.027.263 l/hari.
Selain itu, Kabupaten Jembrana memiliki 1 unit Instalasi Pengolahan Tinja(IPLT) yang berlokasi di Dusun Peh Kecamatan negara dengan sistem pengalirangravitasi.
2 - 34R e v i u R I S P A M
Gambar 2. 16 Bangunan IPLT di Desa Peh Kabupaten Jembrana
2.3.3 PersampahanPengelolaan sampah di Kabupaten Jembrana dilakukan secara swadaya danswakelola yaitu secara swadaya dilakukan terhadap sebagian sampah rumahtangga yang ada di kelurahan/desa melalui sistem “takakura”. Secara swakeloladilakukan oleh tenaga kebersihan kantor LHKP Kabupaten Jembrana denganmelakukan pengambilan sampah di TPS diangkut ke TPA selanjutnya di TPAsampah organik dijadikan kompos yang dikelola oleh perusahaan daerah. Utnuksaat ini sampah yang ditangani KLHKP masih terbatas pada wilayah perkotaan,pasar, terminal, (kurang lebih 120 m3 /hari) dimana pelaksanaanya dilakukansebagai berikut:
Sampah rumah tangga diambil dan diangkut ke TPS oleh tenaga yangditetapkan dan diupah oleh desa/kelurahan;
2 - 35R e v i u R I S P A M
Sampah rumah makan/ruko dan industri sebagian ditangani sendiri olehpemilik dan sebagian diambil oleh tenaga kebersihan yang melewati rumah/ruko yang dimaksud;
Sampah perkantoran ditangani secara swadaya oleh tenaga kebersihan interndan sampahnya ditempatkan pada tong-tong sampah yang telah disiapkan danselanjutnya diambil oleh tenaga kebersihan; dan
Sampah pasar sepenuhnya ditangani oleh tenaga kebersihan mulai darikegiatan sampai pengangkutan ke TPA.
Untuk mendukung penyelenggaraan program dan kegiatan penanganansampah, sarana dan prasarana persampahan yang dimiliki pemerintah daerah,maka menurut BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021 sebagai berikut:
Tabel 2. 13 Jumlah Sarana dan Prasarana Kegiatan Dinas Lingkungan HidupKabupaten Jembrana Tahun 2020
Kecamatan Excavator Kontainer Armroll DumptruckSepedaMotor
SampahGerobakSampah
Melaya - 4 1 1 - 4Negara 1 6 6 2 - 3
Jembrana - 15 7 3 15 -Mendoyo - 6 4 - - 1
Pekutatan - 3 1 - - 1TOTAL 1 34 19 6 15 9
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
Jumlah potensi sampah di Kabupaten Jembrana terbesar terdapat padaKecamatan Negara dan Kecamatan Mendoyo dengan dilayani oleh 1 (satu) TPA Pehdi Kecamatan Negara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. 14 Jumlah Potensi Sampah Berdasarkan Kecamatan di KabupatenJembrana Tahun 2020
Kecamatan Desa/ KelurahanTempat
Pemrosesan Akhir(TPA)
Produksi (m3)
Melaya 10 - 47.109,09Negara 12 1 71.891,889
Jembrana 10 - 46.527,28Mendoyo 11 - 51.764,30
Pekutatan 8 - 23.168,74TOTAL 51 1 240.461,27
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
Tabel 2. 15 Jumlah Potensi Sampah di Kabupaten Jembrana (m3)
Tahun Produksi Sampah (m3)
2016 73.546,952017 72.592,972018 134.683,342019 334.641,642020 240.461,27
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
2 - 36R e v i u R I S P A M
Volume sampah yang ditangani dari tahun ketahun selalu mengalamipeningkatan dari 73.546,95 m3 di tahun 2016 sampai dengan 240.461,27 m3 ditahun 2020, tetapi pada tahun 2020 mengalami penurunan produksi sampah daritahun 2019 sebesar 94.180,37 m3.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Jembrana sampai saat iniyang masih beroperasi adalah TPA Peh di Kecamatan Negara yang menggunakanmetode Controlled Landfill, selain TPA tersebut terdapat pula TPA di KecamatanMelaya namun tidak dapat dioperasikan karena menimbulkan gangguan antaralain bau, lalat, penurunan estetika, pencemaran air tanah, udara, dan sebagainya.
2.3.4 DrainaseDrainase adalah sistem prasarana dalam wilayah atau kota yang intinya
berfungsi selain untuk mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan yangberlebihan secara aman, jug auntuk menyalurkan kelebihan air lainnya yangmempunyai dampak mengganggu dan atau mencemari lingkungan perkotaan/permukiman. Jadi drainase merupakan sarana untu membuang air baik air yangbelum tercemar berlebih maupun air tercemat (air limbah) ke tempat aman.
Untuk menjaga agar tidak ada genangan/banjir pada setiap pembangunan,maka volume andil banjir harus ditiadakan dengan cara dibuang setempat denganinfiltrasi dan perlokasi. Sistem kuno, metode pembuangan limpasan air hujandakam daerah adalah permukiman membuang secepat-cepatnya hanya dengansarana saluran terbuka dan/atau saluran tertutup. Limpasan air hujan dibuangkeparit atau sungai terdekat sebagai badan air penerima limpasan.
Dalam keadaan yang padat perumahan penduduk/permukiman danbangunan-bangunan lainnya, hal ini mempunyai dampak yang sangat serius,diantaranya adalah banjir pada aliran hilir, erosi dan beban pencemaranmendadak pada badan air penerima.
Umumnya, penyaluran limpasan air hujan setempat dibuat dilahan persilatau lahan pekarangan tapak bangunan. Jenis saluran drainase yang akandikembangkan berupa sistem kombinasi antara jaringan drainase sistem tertutupyang sebagian besar dikembangkan di pusat pemerintahan serta jaringan sistemterbuka yang sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman.
Panjang saluran drainase sekunder di Kota Negara adalah 9.784 metersedangkan saluran primer memanfaatkan sungai yang ada. Daerah genangan yangada di Kota Negara dengan luas 800 Ha. Berdasarkan Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) Kabupaten Jembrana Tahun 2012-2032 untuk menanganipermasalahan banjir di Kabupaten Jembranan msks prioritas penanganan sistemprasarana drainase diutamakan pada kawasan rawan bencana banjir, yangmeliputi:
Rehabilitasi sarana dan prasarana pencegah banjir;
Peningkatan sistem drainase di Kelurahan Baler Bale Agung;
Normalisasi Sungai Tukad Ijo Gading; dan
Peningkatan sistem jaringan drainase di Desa Mendoyo Kecamatan DanginTukad.
2.3.5 ListrikPelayanan untuk kebutuhan listrik telah tersedia di seluruh desa (51 desa)
di Kabupaten Jembrana sejak tahun 1999 sampai saat ini. Jumlah pelangganpemakai listrik di Kabupaten Jembrana pun terus meningkat setiap tahunnya
2 - 37R e v i u R I S P A M
sejak tahun 2017-2020. Jenis pemakai dapat berupa rumah tangga,usaha/perhotelan, sosial, gedung/kantor, industri dan penerangan jalan umum.
Tabel 2. 16 Jumlah Pelanggan dan Listrik Terjual di Kabupaten JembranaTahun 2017-2020
Tahun JumlahDesa Pelanggan
ListrikTerjual(KWh)
Nilai (jutaRp)
Kilo VoltAmpere(KVA)
JumlahGardu
2017 51 81.892 323.450.212 363.790,41 369.263,09 5702018 51 85.205 245.928.164 292.020,70 406.940,95 6022019 51 85.919 180.407.711 212.683,14 459.059,95 6012020 51 89.773 200.434.873 224.761,00 486.301,50 675
Sumber : Kab. Jembrana Dalam Angka Tahun 2021
Total kwh yang terjual dari 89.773 pelanggan listrik di KabupatenJembrana adalah 200.434.873 kwh sebesar Rp.224.761.000,-, sehingga perlu didata agar dapat diketahui wilayah terlayani dan belum terlayani sebagai bentukpemenuhan kebutuhan dari pemerintah daerah terhadap masyarakat.
2.3.6 TelekomunikasiDengan semakin berkembangnya perekonomian suatu daerah dituntut
adanya sarana komunikasi canggih, cepat dan terpercaya baik untuk kebutuhandalam negeri maupun dalam negeri. Untuk memenuhi harapan tersebutpemerintah telah membangun prasarana berupa Kantor Telekomunikasi. Untuktahun 2008 jumlah pelanggan telpon di Kabupaten Jembrana untuk tahun 2007ini mengalami penurunan sebanyak 649 pelanggan atau 13,75%. Jumlahpelanggan telepon dibedakan berdasarkan jenis pemakai yaitu perusahaan,pemerintah, rumah tangga, telepon umum (koin), dan telepon umum (kartu).Jumlah pelanggan menurut jenis pemakai secara rinci per kecamatan diKabupaten Jembrana tahun 2007 ditujunkkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. 17 Jumlah Pelanggan Telepon Menurut Jenis Pemakai Secara RinciPer Kecamatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2007
Kecamatan
Jenis Pemakai
Perusahaan Pemerintah RumahTangga
TeleponUmum(koin)
TeleponUmum(Kartu)
Jumlah
Melaya 43 25 105 3 0 176Negara 609 76 2.967 4 0 3.656
Jembrana - - - - - -Mendoyo 20 13 69 0 0 102
Pekutatan 34 16 87 0 0 137Sumber : Perbup Jembrana Nomor 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAMKab. Jembrana Tahun 2014-2034
2.3.7 Jaringan JalanTransportasi merupakan salah satu kebutuhan sarana dan prasarana yang
sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar pusat-pusatpertumbuhan suatu daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatanperkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses pertumbuhandan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, sosial budaya, jasa
2 - 38R e v i u R I S P A M
pelayanan dan stabilitas keamanan. Sistem jaringan transportasi yang dimaksudadalah sistem jaringan transportasi darat, laut dan udara. Namun berdasarkanletak geografisnya, di Kabupaten Jembrana tidak terdapat sistem transportasiudara melainkan darat dan laut.
Menurut No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah prasaranatransportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunanpelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang beradapada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanahdan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, danjalan kabel
Pasal 6, jalan sesuai dengan peruntukkannya terdiri atas jalan umum danjalan khusus. Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dankelas. Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam angkadistribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
Sistem jaringan jalan terdiri atas:
Sistem jaringan jalan primer, merupakan sistem jaringan jalan dengan perananpelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semau wilayah ditingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yangberwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder, merupakan sistem jaringan jalan denganperanan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalamkawasan perkotaan.
Jalan dikelompokkan menurut fungsinya, meliputi:
Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utamadengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalanmaasuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutanpengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutansetempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, danjumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutanlingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Jalan dikelompokkan menurut statusnya, meliputi:
Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringanjalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategisnasional, serta jalan tol;
Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primeryang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atauantaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi;
Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primeryang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkanibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan,ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal,
2 - 39R e v i u R I S P A M
serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayahkabupaten, dan jalan strategis kabupaten;
Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yangmenghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusatpelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkanantarpusat permukiman yang berada di dalam kota; dan
Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atauantarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Menurut data BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021, data terkait jalandapat dilihat pada tabel dibawah ini mengenai sistem jaringan jalan.
Tabel 2. 18 Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintah diKabupaten Jembrana (Km), Tahun 2021
No. Tingkat Kewenangan 2017 2018 2019 2020
1 Negara 72,63 72,63 72,63 72,632 Provinsi 29,46 29,46 29,46 29,463 Kabupaten 1.075,93 1.075,93 1.075,93 1.075,93
TOTAL 1.178,04 1.178,04 1.178,04 1.178,04Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Panjang jalan menurut jenis permukaan jalan di Kabupaten Jembrana(km) yaitu 1.075,93 km (seribu tujuh puluh lima koma sembilan tiga kilometer)dengan kondisi:
baik : 646, 10 km (enam ratus empat puluh enam koma satu nol kilometer)
sedang : 112,14 km (seratus dua belas koma satu empat kilometer)
rusak ringan : 228,41 km (dua ratus dua puluh delapan koma empat satukilometer)
rusak berat : 89,27 km (delapan puluh sembilan koma dua kilometer)
Tabel 2. 19 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di KabupatenJembrana (km) Tahun 2017-2019
Jenis Permukaan Jalan 2017 2018 2019
Aspal 1.028.94 1.028.94 1.028.95kerikil 32.44 32.44 32.45Tanah 14.55 14.55 14.56Lainnya 0 0 0Jumlah 1.075.93 1.075.94 1.075.95Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Tabel 2. 20 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Jembrana (km)Tahun 2017-2019
Kondisi Jalan 2017 2018 2019
Baik 516.91 659.90 659.91
2 - 40R e v i u R I S P A M
Kondisi Jalan 2017 2018 2019
Sedang 156.50 67.55 67.56
Rusak 173.14 44.34 44.35
Rusak Berat 229.38 304.15 304.16
Jumlah 1.075.93 1.075.93 1.075.94Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
2.3.8 Sarana Sosial dan Kesehatan Lingkungan2.3.8.1 Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan jasa berdasar UU No. 7 Tahun 2014 tentangPerdagangan diartikan sebagai tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksibarang dan/ atau jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negaradengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau jasa untuk memperolehimbalan atau kompensasi.
Kegiatan perdagangan dan jasa memiliki kaitan yang sangat erat denganperkembangan suatu kota. Hal ini sesuai dengan pendapat Adisasmita (2005) yangmenyatakan bahwa perkembangan kota dapat mencakup kegiatan pelayananekonomi bagi kawasan di sekitarnya sehingga pertumbuhan kota sangat dikaitkandengan kepentingan penduduknya terutama terkait kegiatan ekonominya.
Selanjutnya dalam menentukan perkembangan kegiatan perdagangan danjasa pada suatu kawasan, dapat digunakan beberapa variabel. Jayadinata (1999)mengemukakan bahwa dalam perkembangan kegiatan suatu kawasan dapatdilihat dari peningkatan sarana prasarana yang menandakan perkembanganjumlah kegiatan serta perluasan skala pelayanan yang ditunjukkan denganjangkauan kegiatan yang semakin luas dilihat dari asal barang dan targetpemasaran (konsumen).
Berdasar pendapat Sujarto yang dijabarkan oleh Adisasmita (2005),faktorfaktor perkembangan dan pertumbuhan yang bekerja pada suatu kota dapatmenumbuhkan dan mengembangkan kota pada suatu arah tertentu yangdipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor manusia, faktor kegiatan, danfaktor pergerakan. Ketiga faktor ini akan tergabung secara fisik membentuktuntutan kebutuhan akan ruang sehingga berimplikasi pada perubahan polapenggunaan lahan suatu kawasan. Berdasar hal tersebut dapat dilihat bahwasalah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahanadalah faktor kegiatan. Perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa dapatmemicu perubahan penggunaan lahan di sekitarnya. Perubahan penggunaanlahan tersebut dapat berupa perubahan dalam luasannya, intensitasnya maupunperubahan pada polanya.
Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan terpisahdengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlahpenduduk yang akan dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desainkeruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapatterkait dengan bentukan grup bangunan / blok yang nantinya terbentuk sesuaikonteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akanmempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhandasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
Tabel 2. 21 Jumlah Potensi Pasar di Kabupaten Jembrana
2 - 41R e v i u R I S P A M
Jenis Pasar Kios LosPedagang
TidakTetap
Pedagang
Pasar Umum Pekutatan 95 113 7 215Pasar Tradisional Pekutatan 15 14 - 29Pasar Umum Yeh Embang 70 44 6 120Pasar Umum Tegal Cangkring 39 124 20 183Pasar Umum Jembrana 18 90 100 208Pasar Umum Negara 360 252 15 627Pasar Swadaya Negara 283 86 - 369Pasar Anyar Banjar Tengah 40 150 6 196Pasar Senggol Negara - 118 - 118Pasar Umum Melaya 72 184 16 272Pasar Umum Gilimanuk 117 275 8 395Pasar Ijo Gading 87 120 - 207
TOTAL 1.196 1.570 178 2.929Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Tabel 2. 22 Jumlah badan Usaha Milik Desa dan Pasar Desa BerdasarkanKecamatan di Kabupaten Jembrana
Kecamatan Badan Usaha Milik Desa(BUMD) Pasar Desa
Melaya 9 3Negara 8 3Jembrana 6 2Mendoyo 10 1Pekutatan 8 -
TOTAL 41 9Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
2.3.8.2 PendidikanKualitas SDM yang baik tercermin dari tingkat pendidikan masyarakat
masing-masing daerah dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat,pendidikan menjadi kata kuncinya untuk menjadi masyarakat yang lebihberkualitas.
Upaya peningkatan kecerdasan masyarakat merupakan tujuan pokokpendidikan. Indikator yang perlu ditingkatkan yakni partisipasi dari masyarakatuntuk menyekolahkan anak-anaknya dengan disediakan fasilitas fisik dandukungan peralatan pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Tabel 2. 23 Jumlah Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Kecamatan diKabupaten Jembrana
Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MA
Melaya 36 38 8 3 1 2Negara 23 43 5 4 5 4Jembrana 21 34 5 3 2 1Mendoyo 27 47 5 2 1 1Pekutatan 20 23 2 1 1 -
TOTAL 127 185 25 13 10 8Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
2 - 42R e v i u R I S P A M
Berdasarkan tabel diatas, fasilitas pendidikan di Kabupaten Jembranatelah tersebar di setiap kecamatan dari tingkat TK sampai sekolah menengah dansejajarannya untuk memenuhi program pemerintah dalam usia sekolah wajib 9tahun maka peningkatan akan kualitas baik SDM maupun fasilitas pendidikannyalebih diutamakan. Penambahan jumlah fasilitas pendidikan dipengaruhi olehjumlah penduduk usia sekolah atau sesuai dengan kelompok umur nya.
Maka dari itu, dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiaptahunnya, mempengaruhi ketersediaan akan fasilitas salah satunya adalahfasilitas kesehatan. Bertambahnya jumlah fasilitas kesehatan didapati dari hasilproyeksi sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara PerencanaanLingkungan Perumahan di Perkotaan yang berlaku yang akan dibahas lebih lanjutpada analisa pengembangan.
2.3.8.3 KesehatanFasilitas kesehatan merupakan salah satu sarana yang disediakan oleh
pemerintah atau swasta untuk dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalamrangka peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit,dan pemulihan kesehatan.
Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawabPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwaPemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatanbagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Selanjutnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatanmenyatakan bahwa Pemerintah Daerah dapat menentukan jumlah dan jenisfasilitas pelayanan kesehatan serta pemberian izin beroperasi didaerahnya denganmempertimbangkan luas wilayah, kebutuhan kesehatan, jumlah dan persebaranpenduduk, pola penyakit, pemanfaatannya, fungsi sosial, dan kemampuan dalammemanfaatkan teknologi.
Fasilitas pelayanan kesehatan menyelenggarakan kesehatan berupapelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Jenisfasilitas pelayanan kesehatan menurut PP No. 47 Tahun 2016 Pasal 4:
Tempat praktir mandiri Tenaga Kesehatan;
Pusat kesehatan masyarakat;
Klinik;
Rumah sakit;
Apotek;
Unit transfusi darah;
Laboratorium kesehatan;
Optikal;
Fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum; dan
Fasilitas pelayanan kesehatan tradisional.
Pembangunan fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya nasionalpada semua bidang kehidupan yang hakekatnya diupayakan oleh semuakomponen bangsa untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan dalam bidang kesehatan diharapkan dapat mewujudkankualitas hidup manusia Indonesia yang lebih tinggi, maju, dan sejahtera, sertabangsa yang memiliki daya saing sebagaimana tertuang dalam visi dan misi
2 - 43R e v i u R I S P A M
pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan kesehatan kelak akanmencakup faktor kemudahan akses kesehatn serta peningkatan mutu pelayanankesehatan ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah, jaringan, dan kualitasfasilitas kesehatan.
Maka dari itu peningkatan kualitas fasilitas kesehatan bukan hanya padasistem dan pelayanan melainkan juga secara teknis bangunan sebagai bentukoperasional yang baik dalam melayani masyarakat.
Tabel 2. 24 Jumlah Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Kecamatan di KabupatenJembrana
Kecamatan RumahSakit
RumahSakit
BersalinPoliklinik Puskesmas Puskesmas
Pembantu Apotek
Melaya - - 1 2 8 3Negara 1 - - 2 7 7Jembrana 3 - 2 2 8 4Mendoyo - - - 2 11 5Pekutatan - - - 2 6 2
TOTAL 4 - 3 10 40 21Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Berdasarkan tabel diatas, fasilitas kesehatan di Kabupaten Jembranahampir berada disetiap kecamatan sesuai jenis nya. Dengan jumlah pendudukyang semakin meningkat setiap tahunnya, mempengaruhi ketersediaan akanfasilitas salah satunya adalah fasilitas kesehatan. Bertambahnya jumlah fasilitaskesehatan didapati dari hasil proyeksi sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentangTata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan yang berlaku yangakan dibahas lebih lanjut pada analisa pengembangan.
2.3.8.4 PeribadatanSarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yangdirencanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengankeputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agamadan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan,maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akandibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selamabeberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur adalah denganmemperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudianmerencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengantuntutan planologis dan religius.
Manusia pada dasarnya terdiri dari unsur raga dan jiwa yang keduanyaharus seimbang dan harmonis. Oleh karena itu, pembangunan manusia Indonesiaseutuhnya tidak hanyak menyangkut pembangunan ragawi/ jasmani tetapi jugamenyangkut pembangunan jiwa/rohani, yang di antaranya dilakukan melaluikegiatan keagamaan.
Tabel 2. 25 Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di KabupatenJembrana
Kecamatan Masjid Mushola GerejaProtestan
GerejaKetholik Pura Vihara
2 - 44R e v i u R I S P A M
Melaya 16 32 13 1 198 2Negara 25 32 8 1 97 3Jembrana 8 18 6 - 204 2Mendoyo 6 8 4 - 279 -Pekutatan 8 15 3 1 134 -
TOTAL 63 105 35 3 912 7Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2021
Dari tabel diatas, mayoritas penduduk memeluk agama Hindu denganjumlah terbanyak tempat ibadah yaitu Pura sejumlah 912 buah yang tersebar disetiap kecamatan sesuai dengan aturan, norma, dan adat istiadat yang berlaku.
Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya,mempengaruhi ketersediaan akan fasilitas salah satunya adalah fasilitasperibadatan. Bertambahnya jumlah fasilitas peribadatan didapati dari hasilproyeksi sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara PerencanaanLingkungan Perumahan di Perkotaan yang berlaku yang akan dibahas lebih lanjutpada analisa pengembangan.
2.4 KONDISI SOSIAL EKONOMI2.4.1 Kondisi Kependudukan2.4.1.1 Jumlah Penduduk
Penduduk indonesia adalah semua orang yang berdomisili di wilayahteritorial Indonesia selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atay mereka berdomisilikurang daru 6 (enam) bulan tetapi bertujuan menetap.
Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalukita perhatikan adalah cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) danmigrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitassosial dan tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjangkemudian digunakan sebagai variabel (pengubah) yang dapat menerangkan halihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentangpertumbuhan masa lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antaraperkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentangprediksi pertumbuhan penduduk di masa mendatang serta berbagai kemungkinanakibat-akibatnya.
Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat berguna bagiberbagai pihak di dalam masyarakat. Bagi pemerintah informasi tentangkependudukan sangat membantu di dalam menyusun perencanaan baik untukpendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian, pembuatan jalan-jalan ataubidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang kependudukan jugatidak kalah pentingnya.
Maka itu, pertumbuhan penduduk sangat mempengaruhi pembangunan diIndonesia. Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada dasarnyaditentukan dan dipengaruih oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi danfaktor non ekonomi. Faktor ekonomi di sini adalah berupa sumber daya alam,sumber daya manusia (tenaga kerja), permodalan dan tenaga kerja manajerialyang mengorganisir dan mengatur proses produksi, yang kesemuanya disebutsebagai faktor-faktor produksi. Dan disamping itu juga berupa spesialisasi ataupembagian tenaga kerja, perkembangan teknologi dan sebagainya yang menunjangfaktorfaktor produksi tersebut dalam proses produksi dan pembangunan.
Faktor nonekonomi adalah berupa lembaga sosial, kondisi politik, nilai-nilai moral dan yang sejenisnya yang bukan merupakan faktor ekonomi yang
2 - 45R e v i u R I S P A M
mempengaruhi, baik menunjang ataupun menghalangi, proses pembangunan danpertumbuhan ekonomi disuatu negara. Dalam hubungan ini Prof. Bauermengemukakan bahwa penentuan utama bagi pembangunan dan bakat,kempauan, kualitas, kapasitas, sikap, adat isti adat, nilai masyarakat, tujuan danmotivasi serta struktur politik dan kelembagaan masyarakat dinegara yangbersangkutan.
Sumber daya manusia yang merupakan tenaga kerja dalam prosesproduksi dan pembangunan memegang peranan yang penting pula. Dalam hal iniperanan sumber daya manusia (SDM) tersebut dalam proses produksi danpembangunan pertama-tama ditentukan oleh jumlah (kuantitas) serta mutu(kualitas) tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja yang bermutu dengan keahliandan ketrampilan yang baik sangatlah diperlukan dan didambakan dalam prosespembangun-an untuk dapat meningkatkan produktivitas dan produksi nasiona.Untuk ini diperlukan peningkatan mutu SDM tersebut melalui pendidikan,pelatihan dan penyesuaian dengan bidang usaha dan lapangan kerja yang ada danyang berkembang dalam proses pembangunan.
Di samping itu, produktivitas dan peranan SDM yang berupa tenaga kerjaitu dipengaruhi pula oleh aspek-aspek sosial dan budaya yang berlaku dalammasyarakat, baik yang bersifat mendorong maupun yang menghambatpembaharuan yang akan dapat menunjang pembangunan. Dalam hubungan iniperlu diupayakan perubahan dan pembaruan tingkah laku dan kebiasaanmasyarakat serta lembaga kemasyarakatan (melalui pendidikan, bimbingan danpenyuluhan), agar dapat disesuaikan dan bersifat kondusif dalam menunjangproses pembangunan.
Tabel 2. 26 Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana 5 (lima) Tahun Terakhir
No. KecamatanLuas
Wilayah(ha)
Jumlah Penduduk (jiwa)
2016 2017 2018 2019 2020 2021**1 Melaya 22.978,29 35.125 40.404 50.381 53.460 61.494 62.9912 Negara 9.765,88 56.951 64.849 77.818 84.080 95.739 98.0703 Jembrana 8.965,55 39.800 44.430 51.634 55.370 61.812 63.3174 Mendoyo 29.762,45 37.969 43.848 56.222 58.480 67.536 69.1805 Pekutatan 13.503,75 17.969 20.507 25.583 26.710 30.483 31.225
TOTAL 84.975,91 187.814 214.038 261.638 278.100 317.064 324.783Sumber : Kab. Dalam Angka Tahun 2016- 2020 dan Tahun 2021, diolah** hasil proyeksi untuk menjadi tahun dasar dalam perencanaan
Jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana terbanyak berada diKecamatan Negara berjumlah 98.070 jiwa. Disisi lain jika dilihat dari luasadministrasi wilayah, terluas ada di Kecamatan Mendoyo 35,02 % dari luaswilayah kabupaten dan menjadi peringkat kedua jumlah penduduk terbanyakyaitu 69.180 jiwa.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 11 Tahun2012, Kecamatan Negara merupakan salah satu bagian dari sistem perkotaanberfungsi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang artinya adalah kawasan perkotaanyang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapakabupaten/kota sehingga mempunyai daya tarik tersendiri untuk pendudukdatang dan menetap dengan tujuan temporer maupun permanen.
Tetap setengah dari Kabupaten Jembrana merupakan KawasanPeruntukan Lindung yang harus tetap dijaga keasliannya dan merupakan bagiandari kewenangan baik nasional, provinsi maupun kabupaten sendiri. Sehingga
2 - 46R e v i u R I S P A M
perlu nya diatur lahan-lahan yang ada saat ini agar dapat menampung kebutuhanruang akan tempat tinggal dengan bertambahnya jumlah penduduk setiaptahunnya demi mendukung program-program dari tingkat nasional sepertipembangunan berkelanjutan, dan SDM yang berkualitas. Pembangunan yang baikadalah pembangunan yang secara sinergi saling terintegrasi agar rencana yangdibuat baik jangka pendek, menengah maupun panjang bisa diwujudkan bersamadan meminimalisir adanya penyimpangan dalam penggunaan atau pemanfaatanruang.
2.4.1.2 Proyeksi PendudukSuatu wilayah perlu melakukan perhitungan proyeksi penduduk, yaitu
memperkirakan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Surveidan sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) akan menghasilkan datapenduduk yang dapat digunakan sebagai landasan dalam membuat kebijakan diberbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pangan, perumahan, dan lainsebagainya.
Proyeksi penduduk adalah suatu perhitungan ilmiah yang didasarkanpada asumsi dari keadaan laju pertumbuhan penduduk yang meliputi kelahiran(fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi). Proyeksi penduduksendiri didapatkan dari sekumpulan data kependudukan yang sudah ada padaperiode tertentu atau sensus yang telah dilakukan.Penyusunan proyeksi penduduk memberikan sejumlah manfaat, yaitu antara lain:
Untuk memberikan gambaran mengenai besaran penduduk kepada pemerintahkota sehingga bisa menyusun rencana pembangunan yang tepat. Hal ini adakaitannya dengan tanggung jawab kepala daerah dalam memperbaiki kondisisosial ekonomi rakyat melalui pembangunan yang terencana
Untuk keperluan pajak sehingga negara dapat memperkirakan jumlah besarankekuatan negaranya
Untuk mengantisipasi keadaan dan permasalahan kependudukan pada masayang akan datang
Dapat digunakan untuk memperediksi kebutuhan di masa mendatang, mulaidari kebutuhan pangan, kesehatan, kebutuhan akan jumlah rumah(perumahan), dan ketersediaan sumber daya alam (SDM)
Tabel 2. 27 Proyeksi Penduduk Kabupaten Jembrana dalam 20 (dua puluh)Tahun Kedepan
No. KecamatanLuas
Wilayah(ha)
Proyeksi Penduduk (jiwa)
2021** 2026 2031 2036 2041
1 Melaya 22.978,29 62.991 66.895 71.042 75.445 80.1212 Negara 9.765,88 98.070 104.148 110.604 117.459 124.7403 Jembrana 8.965,55 63.317 67.241 71.409 75.835 80.5364 Mendoyo 29.762,45 69.180 73.468 78.022 82.858 87.9945 Pekutatan 13.503,75 31.225 33.161 35.216 37.399 39.717
TOTAL 84.975,91 324.783 344.914 366.293 388.996 413.107Sumber : Kab. Dalam Angka Tahun 2016- 2020 dan Tahun 2021, diolah** hasil proyeksi untuk menjadi tahun dasar dalam perencanaan
2 - 47R e v i u R I S P A M
2.4.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Perekembangan nilai tambah dari berbagai macam sektor tersebut dicatat
dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto. Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usahasuatu daerah tertentu. PDRB bisa juga didefinisikan sebagai jumlah nilai barangdan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit. Oleh karena itu, bisadikatakan bahwa PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasayang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalamperiode tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu satu tahun.
Salah satu tujuan utama suatu negara adalah untuk meningkatkankemakmuran masyarakatnya. Cara yang dilakukan dalam meningkatkankemakmuran rakyatnya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pertumbuhanekonomi di negara tersebut. Salah satu patokan dalam peningkatan pertumbuhanekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan kabupaten tersebut.
Menurut Tarigan (2006), untuk mewujudkan pembangunan ekonomi baikpembangunan nasional maupun pembangunan daerah salah satunya dapat dilihatdari segi pembangunan sektoral, dimana pendekatan pembangunan sektoraladalah pencapaian sasaran pembangunan suatu wilayah yang meliputi seluruhkegiatan dikelompokkan atas sektor-sektornya, yaitu sektor primer (sektorpertanian; sektor pertambangan dan penggalian), kemudian sektor sekunder(sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektorbangunan/konstruksi), selanjutnya sektor tersier (sektor perdagangan, hotel danrestoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan danjasa perusahaan; sektor jasa-jasa).
Perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari sumber daya alam danfaktor produksi yang dimilikinya dan besarnya PDRB atau perekonomian di suatudaerah atau kabupaten/kota terbentuk dari berbagai macam aktivitas ataukegiatan ekonomi yang timbul pada suatu daerah. Apablia dilihat dari distribusipersentase PDRB Kabupaten Jembrana menurut lapangan usaha berdasarkanharga berlaku tahun 2020, distribusi persentase PDRB sektor pertanian,kehutanan dan perikanan merupakan yang paling tertinggi yaitu sebesar 21,81 %.
Dalam pembagiannya, PDRB dibagi menjadi menjadi dua, yaitu PDRBdihitung atas dasar harga berlaku dan PDRB dihitung atas dasar harga konstan.PDRB atas dasar berlaku digunakan untuk melihat struktur perekonomian suatuwilayah dalam tiap sektornya serta gambaran perekonomian pada tahun berjalan.
Sedangkan PDRB atas dasar konstan digunakan untuk melihatpertumbuhan perekonomian suatu wilayah secara keseluruhan dan juga secarasektoral. Selain digunakan untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian suatuwilayah, fungsi lain PDRB dapat berupa sebagai bahan evaluasi pembangunan dimasa lalu secara keseluruhan, sebagai feedback terhadap perancanganpembangunan yang telah dilaksanakan sebelumnya, sebagai dasar untuk proyeksiperkembangan perekonomian di masa mendatang, untuk mengetahui perananmasing-masing sektor perekonomian dalam suatu wilayah, dan yang terakhirPDRB dapat digunakan sebagai bahan perencanaan investasi untuk masa yangakan datang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel diabwah ini.
2 - 48R e v i u R I S P A M
Tabel 2. 28 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Jembrana (Juta Rupiah)
No. Lapangan UsahaPDRB KAB. JEMBRANA PDRB PROV. BALI LOCATION QUOTIENT (LQ)
2018 2020 2017 2020 2018 2020 r Ket.
A Pertanian, Kehutanan, danPerikanan 2.665.314,63 2.936.385,57 29.782,34 34.175,16 1,45 1,61 1,53 Basis
B Pertambangan dan Penggalian 124.025,00 118.374,91 2.108,91 2.199,87 0,95 1,01 0,98 PotensialC Industri Pengolahan 624.957,81 822.992,79 12.901,70 15.238,29 0,79 1,01 0,90 PotensialD Pengadaan Listrik dan Gas 18.645,00 19.592,06 518,44 588,18 0,58 0,62 0,60 Potensial
E Pengadaan Air; PengelolaanSampah, Limbah dan Daur Ulang 10.852,63 11.156,30 386,52 426,62 0,46 0,49 0,47 Non Basis
F Konstruksi 1.326.865,00 1.400.607,92 19.047,14 24.323,37 1,13 1,08 1,10 Basis
G Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.310.621,09 1.339.875,95 17.986,76 21.628,39 1,18 1,16 1,17 Basis
H Transportasi dan Pergudangan 2.071.349,35 1.941.104,88 20.546,74 24.568,92 1,63 1,48 1,56 Basis
I Penyediaan Akomodasi danMakan Minum 2.002.451,72 1.652.107,45 50.040,10 58.747,11 0,65 0,53 0,59 Potensial
J Informasi dan Komunikasi 723.402,00 892.842,11 11.190,40 13.399,41 1,05 1,25 1,15 BasisK Jasa Keuangan dan Asuransi 416.304,74 455.593,41 8.590,05 10.041,63 0,79 0,85 0,82 PotensialL Real estate 608.081,73 626.167,24 8.499,72 9.694,09 1,16 1,21 1,19 Basis
M,N Jasa Perusahaan 101.909,00 105.211,00 2.232,59 2.629,43 0,74 0,75 0,75 Potensial
OAdministrasi Pemerintahan,Pertahanan, dan Jaminan SosialWajib
365.340,85 391.021,22 10.493,06 12.391,56 0,56 0,59 0,58 Potensial
P Jasa Pendidikan 288.215,97 324.458,94 10.815,80 12.984,97 0,43 0,47 0,45 Non Basis
Q Jasa Kesehatan dan KegiatanSosial 290.693,53 328.602,59 4.561,05 5.485,77 1,03 1,12 1,08 Basis
R,S,T,U Jasa Lainnya 187.577,00 198.814,55 3.334,54 4.074,73 0,91 0,92 0,91 PotensialPDRB 13.136.607,05 13.464.908,88 213.035,86 252.597,50 1 1
Sumber : BPS Provinsi Bali & BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2020, diolah
2 - 49R e v i u R I S P A M
2.5 FUNGSI DAN PERAN KABUPATEN JEMBRANA DALAM WILAYAH YANGLEBIH LUAS
2.5.1 Kedudukan dan Peran Kabupaten Dalam Sistem Perkotaan danPerekonomian NasionalSesuai dengan arahan PP 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang WilayahNasional mengarahkan Kabupaten Jembrana dalam sistem perkotaan danperekonomian nasional, yaitu :
1. Sistem Perkotaan Nasional, yaitu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) NegaraYang ditetapkan dengan kriteria:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul keduakegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatanindustri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpultransportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten
kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau berpotensimendukung ekonomi kelautan nasional
2. Jalan Bebas Hambatan (Antar Kota) Gilimanuk – Negara Negara - PekutatanJalan tol dikembangkan untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan bebashambatan sebagai bagian dari jaringan jalan nasional
3. Wilayah Sungai (WS) (Strategis Nasional) yaitu Bali – Penida
4. Kawasan Lindung Nasional yaitu Taman Nasional Bali BaratKawasan hutan lindung ditetapkan dengan kriteria: kawasaa hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas
hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuhpuluh lima) atau lebih
kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40%(empat puluh persen)
kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu)meter di atas permukaan laut
kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi dengankelerengan di atas lebih dari 15% (lima belas persen)
2.5.2 Kedudukan dan Peran Kabupaten Dalam Sistem Perkotaan danPerekonomian ProvinsiSesuai dengan arahan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2009 tentang RencanaTata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 mengarahkan KabupatenJembrana dalam sistem perkotaan dan perekonomian Provinsi Bali, yaitu :
1. Sistem Perkotaana. Sistem perkotaan berdasarkan fungsi yaitu:
1) PKW yaitu Kawasan Perkotaan Negara2) PKL yaitu Kawasan Perkotaan Gilimanuk3) PPK ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW
Kabupaten
2 - 50R e v i u R I S P A M
b. Sistem Perkotan Bali Barat meliputi:1) sistem perkotaan di Wilayah Kabupaten Jembrana mencakup Kawasan
Perkotaan Negara , didukung Kawasan Perkotaan Gilimanuk sertaKawasan Perkotaan berfungsi PPK pada wilayah kabupaten
2) skala pelayanan sistem perkotaan juga dikembangkian untuk melayanikawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya mencakup: pengembangan Pusat Pelayanan Lokal (PPL) sebagai pusat
permukiman dan kegiatan sosial ekonomi yang melayani kegiatanskala antar desa yang selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan DaerahKabupaten tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
pengembangan kawasan agropolitan yang mendorong tumbuhnyakawasan pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnisuntuk melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatanpembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah sekitarnya yaituKawasan Agropolitan Melaya
2. Sistem Jaringan Transportasia. Jaringan jalan
1) Jaringan jalan nasional yang ada dalam wilayah kabupaten:a) Jalan bebas hambatan antar kota yaitu: Gilimanuk – Negara –
Pekutatan – Soka – Mengwib) Jalan Arteri Primer (JAP) merupakan koridor jalan Gilimanuk – Negara
– Pekutatan – Soka – Antosari Tabanan – Mengwitani yang meliputiruas jalan, yaitu: Gilimanuk – Cekik; Cekik – Batas Kota Negara; Jalan A. Yani – Jalan Udayana – Batas Kota; Pekutatan – Antosari; Batas Kota Negara – Pekutatan; dan Jalan Sudirman – Gajah Mada.
c) Jalan Kolektor Primer Satu (JKP-1) merupakan koridor jalan Cekik –Seririt – Singaraja – Kubutambahan – Amed – Amlapura – Anganteluyang meliputi ruas jalan Cekik – Seririt.
2) Jaringan jalan yang menjadi kewenangan provinsia) Jalan Kolektor Primer Dua (JKP-2) terdiri atas ruas:
Jalan Dr. Sutomo – Jalan Gatot Subroto; Jalan Ngurah Rai; dan Pupuan – Pekutatan.
b) Jalan Kolektor Primer Tiga (JKP-3) terdiri atas ruas: Batas Kota Negara – Pengambengan; Jalan Danau Buyan – Batas Kota Negara; Simpang Rambut Siwi – Pura Rambut Siwi; dan Pengambengan – Cupel – Banyubiru.
3) Terminal penumpanga) Terminal penumpang tipe B di Kelurahan Gilimanuk Kecamatan
Melayab) Terminal penumpang tipe C Kelurahan Pendem Kecamatan Jembranac) Terminal khusus dalam bentuk sentral parkir yaitu di pusat-pusat
kegiatan perkotaan dan pariwisata yang telah berkembang4) Terminal barang
2 - 51R e v i u R I S P A M
a) diarahkan untuk mendukung distribusi logistik dan kegiatan ekspordan impor pada: kawasan pelabuhan dan industri ataupergudangan sekitar jalan bebas hambatan, jalan arteri atau jalan kolektor primer terintegrasi dengan sistem dan jaringan perkeretaapian
b) terminal barang di: Pelabuhan Gilimanuk Gilimanuk
5) Jembatan timbang di Kawasan Gilimanuk dan lokasi lain sesuai kajiandan kebijakan
b. Sistem Jaringan Kereta Api1) Jaringan kereta api melingkar mengelilingi Pulau Bali2) Rencana jaringan jalur kereta api ditetapkan setelah melalui kajian
sesuai ketentuan
c. Sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan merupakan rangkaiankelanjutan sistem jaringan jalan nasional yang melintasi perairan selat Bali,mencakup:1) Pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Gilimanuk di Kelurahan
Gilimanuk Kecamatan Melaya2) Lintas penyeberangan penyeberangan antar Provinsi pada perairan Selat
Bali antara Pelabuhan Ketapang (Provinsi Jawa Timur) dengan PelabuhanGilimanuk
3) Kapal penyeberangan berupa moda angkutan kapal penyeberangan yanglayak jalan dan memenuhi standar keamanan sesuai ketentuan yangberlaku
d. Sistem jaringan transportasi laut1) Pelabuhan laut yang terdapat pada wilayah kabupaten
a) Pelabuhan pengumpan regional meliputi Pelabuhan Gilimanuk diKelurahan Gilimanuk Kecamatan Melaya
b) Pelabuhan pengumpulan lokal meliputi Pelabuhan Pengambengan diDesa Pengambengan Kecamatan Negara
c) Terminal khusus dikembangkan untuk menunjang kegiatan ataufungsi tertentu dan dapat dialihkan fungsinya menjadi pelabuhanumum dengan memperhatikan sistem transportasi laut, sesuaiketentuan Peraturan Perundang-undangan
2) Alur pelayaran dilaut yang terdapat pada wilayah kabupatena) Alur pelayaran nasional di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok,
Laut Bali dan Samudera Hindiab) Alur pelayaran lokal di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok, Laut
Bali dan Samudera Hindia
3. Sistem Jaringan Energi , yaitu pengembangan terminal khusus gas di KawasanCelukan Bawang Kabupaten Buleleng, Kawasan Gilimanuk dan KawasanCandikusuma
4. Sistem jaringan telekomunikasi diarahkan pada upaya peningkatan pelayanantelekomunikasi dan informatika ke seluruh Wilayah menuju Bali Smart Island,mencakup:a. Jaringan tetap yaitu peningkatan dan pengembangan STD Negara, dan STD
Gilimanukb. Jaringan bergerak terestrial dan seluler yaitu Base Transceiver Station (BTS)
2 - 52R e v i u R I S P A M
5. Jaringan Sumber Daya Aira. Sumber Air, yaitu:
1) Bali- Penida yang merupakan sungai strategis nasional2) Pemeliharaan CAT lintas kabupaten/kota yaitu CAT Negara, dan CAT
Gilimanukb. Prasarana Sumber Daya Air yaitu pemeliharaan dan peningkatan pelayanan
bendungan/waduk yang telah ada yaitu Bendungan Palasari danBendungan Benel
c. Pengendalian Daya Rusak Air meliputi sistem drainase perkotaan,pengendalian banjir, dan pengamanan pantai
6. Sistem jaringan prasarana lingkungan dan prasarana lainnyaa. SPAM lintas kabupaten/kota
1) Peningkatan dan pengembangan pelayanan SPAM perpipaan dan nonperpipaan di seluruh wilayah mencakup kawasan perktoaan dankawasan perdesaan
2) Pengembangan SPAM Regional Burana
b. Sistem jaringan persampahan wilayah lintas kabupaten/kota3) menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah peningkatan
kegiatan pengurangan sampah dari sumber penghasil sampah meliputi: pembatasan timbulan sampah (reduce) pendaur ulang sampah (recycle) pemanfaatan kembali sampah (reuse)
4) pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai5) penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir6) penyelenggara koordinasi, pembinaan, pengawasan kinerja dalam
pengelolaan sampah dan pemantapan TPA Sampah pada TPA Jembrana
c. Sistem pengelolaan air limbah lintas kabupaten/kota yaitu pengembanganbaru sistem prasarana pembuangan air limbah perpipaan terpusat padakawasan perkotaan berfungsi PKW dan pusat-pusta kawasan pariwisatadan pusat kegiatan lainnya yang telah berkembang
d. Sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) lintaskabupaten/kota pengembangan tempat pengelolaan limbah bahanberbahaya dan beracun terpadu, lintas kabupaten di KawasanPengambengan setelah melalui kajian dan mengacu ketentuan peraturanperundang-undangan
e. Sistem jaringan mitigasi dan evakuasi bencana berupa pengembanganinfrastruktur Mitigasi dan pengurangan dampak bencana, pengembangandan pemantapan jalur-jalur dan titik evakuasi sesuai tipe bencana
7. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannyaa. Kawasan Hutan Lindung
1) Hutan Lindung Bali Barat2) Hutan Lindung Yeh Leh Yeh Lebah
b. Kawasan Resapan Air berupa kawasan yang mempunyai kemampuan tinggiuntuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air(akuifer), yaitu CAT Negara dan CAT Gilimanuk.
8. Kawasan Perlindungan Setempat
2 - 53R e v i u R I S P A M
a. Kawasan suci yaitu Kawasan Suci gunung, Kawasan Suci campuhan,Kawasan Suci pantai, Kawasan Suci laut, dan Kawasan Suci mata air
b. Kawasan tempat suci yaitu pura dang kahyangan dan tempat suci purakahyangan jagat lainnya sekurang-kurangnya apeneleng alit setara dengan2.000 m (dua ribu meter) dari sisi luar tembok penyengker pura
c. Sempadan pantai terletak pada sepanjang garis pantai wilayahd. Sempadan sungai terletak pada sungai di kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaane. Sempadan jurang terletak pada kawasan-kawasan yang memenuhi kriteria
sempadan jurangf. Kawasan sekitar bendungan/waduk yang telah ada dan yang akan
dikembangkang. Ruang Terbuka Hijau Kota tersebar di tiap-tiap seluruh bagian kawasan
perkotaan dengan laus minimal 30% dari luas kawasan perkotaan
9. Kawasan Konservasia. Taman Nasional yaitu Taman Nasional Bali Baratb. Taman Wisata Alam
10. Kawasan Rawan Bencana yaitu:a. Kawasan rawan bencana tanah longsor mencakup kawasan dengan tingkat
kerawanan sedang – tinggi yang terletak pada daerah lereng bukit atauperbukitan
b. Kawasan rawan bencana gelombang pasang pada sepanjang pantaic. kawasan rawan bencana banjir mencakup kawasan dengan tingkat
kerawanan sedang – tinggi
11. Kawasan Lindung Lainnyaa. Kawasan ekosistem mangrove pada Kawasan Perancak dan Tuwedb. Kawasan perlindungan plasma nutfah pada Kawasan Bali Barat pada
bagian Taman Nasional Bali Barat
12. Kawasa Hutan Produksia. Hutan produksi terbatas yaitu Hutan Produski Terbatas Bali Baratb. Hutan produksi tetap yaitu Hutan Produksi Tetap Budeng
13. Kawasan Hutan Rakyat yaitu pengembangan kawasan hytan rakyat untukkonservasi dalam bentuk kebun raya di luar kawasan hutan yang telah adameliputi Kebun Raya Negara
14. Kawasan Pertaniana. Kawasan tanaman panganb. Kawasan hortikultura diperuntukan bagi tanaman hortikulturac. Kawasan perkebunan diperuntukan bagi tanaman perkebunan yang
menghasilkan bahan baku industri dalam negeri maupun untuk memenuhiekspor
d. Kawasan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan peternakan hewan besar,hewan kecil dan tidak dikembangkan dalam bentuk padang penggembalaanternak sehingga batasan lokasinyatidak dapat dipetakan secara tegas dandiarahkan secara terpadu dan terintegrasi bercampur dengan KawasanPertanian
e. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dikembangkan dalamrangka menjaga ketahanan pangan
15. Kawasan Perikanana. Kawasan budidaya perikanan
2 - 54R e v i u R I S P A M
1) Kawasan Perikanan budidaya air tawar mencakup Kawasan Perikananbudidaya kolam, Kawasan Perikanan budidaya sawah bersama ikan(minapadi), Kawasan Perikanan budidaya perairan umum dan KawasanPerikanan budidaya di saluran irigasi
2) Kawasan Perikanan budidaya di darat (tambak)b. Kawasan pengolahan hasil perikanan mencakup sentra industri perikanan
di Kawasan Pengambenganc. Pelabuhan perikanan yaitu pelabuhan perikanan Pengambengan
16. Kawasan Pariwisataa. Kawasan pariwisata
1) Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang memiliki potensi dayatarik wisata yang menjadi sasaran atautujuan kunjungan wisatawan danmemiliki atau berpotensi untuk pengembangan fasilitas pariwisata yaituKawasan Pesisir kabupaten dan Kawasan Palasari dan sekitarnya
2) Sebaran kawasan pariwisata didasarkan atas konsep perwilayahanpembangunan kepariwisataan Bali yang diwujudkan dalam bentukDestinasi Pariwisata Daerah (DPD) yaitu DPD Bali Barat dengan temapengembangan unggulan wisata bahari dan wisata budaya didukungwisata alam, village tour, taman nasional, desa wisata dan lainnya yangmeliputi KSPDK Gilimanuk, dan KSPD Palasari yang terintegrasi denganKSP Taman Nasional Bali Barat yang menjadi bagian dari KSP
b. DTW meliputi DTW Alam, DTW Budaya, DTW Buatan yang dapat berupakawasan atau hamparan, wilayah desa atau kelurahan, massa bangunan,bangunan-bangunan dan lingkungan sekitarnya, jalur wisaa yang lokasinya berada di dalam atau di luar
17. Kawasan Peruntukan Industria. Pengembangan kawasan peruntukan industri yaitu:
1) Kawasan Pengembangan dan sekitarnya di Kecamatan Negara2) Kawasan Candikusuma dan sekitarnya di Kecamatan Melaya
b. Pembangunan kawasan industri, dilaksanakan di kawasan peruntukanindustri mencakup:1) Kawasan Peruntukan Industri Pengambengan2) Kawasan Peruntukan Industri Candikusuma
c. Pengembangan sentra industri kecil dan industri menengah lokasinyadiarahkan bercampur dengan kawasan permukiman
18. Kawasan Permukiman merupakan kawasan yang diperuntukan bagia kegiatanpermukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang terdiri darikawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaanmencakup fungsi-fungsi kawasan untuk lingkungan tempat tinggal ataulingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan danpenghidupan, terdiri atas kawasan perumahan, kawasan perdagangan danjasa, fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitasperibadatan, fasilitas rekreasi dan olah raga, ruang terbuka hijau dan fungsiPemanfaatan Ruang lainnya sesuai karakter tiap Kawasan Permukiman
19. Kawasan Pertambangan dan Energi merupakan pertambangan mineral bukanlogam dan batuan
2 - 55R e v i u R I S P A M
20. Kawasan Peruntukan Lainnya mencakup kawasan pertahanan dan keamananyaitu Komando Daerah Militer (Kodim) 1617
2.6 KONDISI KEUANGAN DAERAHKabupaten Jembrana dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah
menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis kinerja sebagaimana yangdiamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang LaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Keuangan daerah adalah semua hakdan kewajiban daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah yang dapatdinilai dengan uang termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan denganhak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerahakanberfungsi optimal bila penyelenggaraan urusan pemerintahan didukungdengan sumber–sumber penerimaan yang cukup berdasarkan peraturanperundang–undangan (money follow priority program). Analisis keuangan daerahpada prinsipnya dimanfaatkan untuk memberi gambaran tentang kapasitas ataukemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunandaerah.
Menganalisa pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaanharus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengankewenangan serta struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Oleh sebabitu sebelum penentuan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerahuntuk mendukung pembangunan Kabupaten Jembrana lima tahun kedepandengan melihat kinerja keuangan 5 (lima) tahun sebelumnnya.
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pendoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwaStruktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah meliputi :
2.6.1 Penerimaan DaerahPendapatan Daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional
yang dapat dicapai oleh setiap sumber-sumber, yang nantinya akan digunakanuntuk belanja daerah sebagai upaya penggerak roda pembangunan. Pendapatandaerah dimaksud dapat dikelompokkan atas :
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain–Lain PendapatanAsli Daerah yang sah;
Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum danDana Alokasi Khusus; dan
Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah yang terdiri dari Hibah, Dana Darurat,Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi kepada Kabupaten/ Kota, DanaPenyesuaian dan Dana Otonomi Khusus.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak danRetribusi Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Daerah disebutkan sumber pendapatan daerah yang dikelola olehPemerintah Kabupaten Jembrana meliputi: Pendapatan Asli Daerah (PAD), DanaPerimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Selama kurun waktu2011 – 2016 kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan padaintensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari pajakdaerah, retribusi daerah, penerimaan hasil laba BUMD, pengelolaan kekayaandaerah yang dipisahkan dan penerimaan lain-lain PAD yang sah. Kebijakan
2 - 56R e v i u R I S P A M
pengelolaan pendapatan daerah juga dilakukan dengan mengoptimalkan danaperimbangan termasuk dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil bukan pajak.Adapun rata-rata pertumbuhan realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jembranasebagaimana tabel berikut:
Tabel 2. 29 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran2018
No. Jenis Pendapatan 2017 2018
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 121.342.457,32 126.512.312,001.1 Pajak Daerah 35.515.927,04 34.940.515,211.2 Retirbusi Daerah 9.191.266,10 9.669.790,76
1.3Hasil Perusahaan Milik Daerah danPengelolaan Kekayaan Daerah YangDipisahkan
6.189.438,23 6.078.925,79
1.4 Lain-Lain PAD yang sah 70.445.843,95 75.823.080,252. Dana Perimbangan 727.758.128,28 75.823.080,252.1 Bagi Hasil Pajak 19.663.863,40 693.195.696,32
2.2 Bagi Hasil Bukan Pajak/ SumberDaya Alam 525.572,13 18.444.531,06
2.3 Dana Alokasi Umum 552.643.376,00 701.234,592.4 Dana Alokasi Khusus 154.925.316,75 552.328.679,803. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 337.742.607,71 121.721.250,843.1 Pendapatan Hibah 30.107.587,34 276.775.363,703.2 Dana Darurat - 29.618.720,00
3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsidan Pemerintah Daerah Lainnya 99.899.937,69 -
3.4 Dana Penyesuaian dan OtonamiDaerah 50.084.685,00 109.752.838,86
3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsiatau Pemerintah 81.030.314,68 37.250.000,00
3.6 Lainnya 76.620.083,00 60.762.080,84TOTAL 1.186.843.211,31 39.391.724,00
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
2.6.2 Pengeluaran DaerahBelanja Daerah sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/ Kota yang terdiri dariurusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian ataubidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antar pemerintah daerah yangditetapkan dengan ketentuan perundang–undangan.
Sesuai dengan kebijakan pengelolaan belanja daerah didasarkan padaanggaran berbasis kinerjayang berorientasi pada pencapaian hasil, dan prinsiptransparasi, akuntabilitas, efisien dan efektif yang diarahkan kepada layanansosial dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umumberwawasan lingkungan serta hak kedudukan Hukum, HAM dan Politik.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006beserta revisinya dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Struktur belanja KabupatenJembrana untuk tahun anggaran 2011 – 2014 dikelompokkan menjadi:
2 - 57R e v i u R I S P A M
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkaitsecara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri atasBelanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja BagiHasil, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja tidak terduga; dan
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsungdengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dianggarkan pada belanjaperangkat daerah yang bersangkutan seperti : Belanja Pegawai, Belanja Barangdan Jasa, Belanja Modal.
Belanja Langsung dimaksud lebih difokuskan untuk mendukungperwujudan masyarakat Jembrana yang sejahtera sesuai visi, misi dan programprioritas pembangunan. Berikut dapat dilihat pertumbuhan Realisasi belanjadaerah Kabupaten Jembrana untuk Tahun Anggaran 2017-2020 sebagai berikut:
Tabel 2. 30 Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Jembrana Menuru JenisBelanja (ribu rupiah) Tahun 2017-2020
No. Jenis Belanja 2017 2018 2019 2020
1. Belanja TidakLangsung 4.958.455.952,82 527.066.694,25 557.479.605,21 583.887.411,75
1.1 Belanja Pegawai 353.743.177,28 373.431.055,96 379.798.329,21 370.746.105,59
1.2 Belanja Bunga - - - -
1.3 Belanja Subsidi - - - -
1.4 Belanja Hibah 13.498.909,70 15.558.270,88 19.083.577,79 55.121.946,08
1.5 Belanja Bantuan 4.115.375,35 4.909.125,00 20.460.346,45 5.505.567,20
1.6 Belanja Bagi Hasil 16.827.960,31 17.636.778,59 17.924.104,72 15.975.219,31
1.7 Belanja BantuanKeuangan 107.660.170,18 115.527.687,63 120.159.454,06 112.799.159,25
1.8 Belanja TidakTerduga
- 3.776,19 53.792,98 23.739.414,31
2. Belanja Langsung 542.936.790,89 689.954.817,43 601.147.337,69 483.228.013,47
2.1 Belanja Pegawai 48.635.739,35 52.193.351,30 56.243.181,56 67.870.990,87
2.2 Belanja Barang danJasa 250.560.197,14 293.134.701,90 326.507.149,07 332.071.903,57
2.3 Belanja Modal 243.740.854,40 344.626.764,20 218.397.007,06 83.285.119,02
TOTAL 1.038.782.383,71 1.217.021.511,68 1.158.629.942,90 1.067.115.425,22
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
2.6.3 Pembiayaan DaerahPembiayaan daerah terdiri dari :
Penerimaan pembiayaan yang mencakup : sisa lebih perhitungan anggarantahun lalu (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan yangdipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberianpinjaman dan penerimaan piutang daerah; dan
Pengeluaran pembiayaan yang mencakup : pembentukan dana cadangan,penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang,pemberian pinjaman daerah dan selisih antara Anggaran Pendapatan Daerahdengan Angggaran Belanja Daerah yang disebut dengan surplus atau defisitanggaran.
2 - 58R e v i u R I S P A M
Surplus Anggaran terjadi bilamana anggaran pendapatan daerahdiperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah. Dalam hal surplusanggaran penggunaannya diprioritaskan untuk pembayaran pokok utang,penyertaan modal (investasi) daerah dan/atau penanaman penyertaan pendanaanbelanja, peningkatan jaminan sosial yang diwujudkan dalam program dan kegiatanpelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada perangkat daerah yangsecara fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatantersebut.
Defisit Anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan daerah diperkirakanlebih kecil dari anggaran belanja daerah dengan berpedoman pada penetapanbatas maksimal defisit anggaran oleh Menteri Keuangan. Dalam hal anggarandefisit ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang diantaranyabersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya,pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,penerimaan pinjaman dan penerimaan pinjaman daerah dan atau penerimaanpiutang daerah.
2 - 59R e v i u R I S P A M
Tabel 2. 31 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2011-2015
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 6 Tahun 2016 tentang RPJMD Semesta Berencana Kb. Jembrana Tahun 2016-2021
3 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 3 KONDISI SPAM EKSISTING
3.1 UMUMPenyediaan air bersih di Kabupaten Jembrana dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amertha Jati dan saat ini masing-masing unitpengelolaan sudah ada di tingkat Kecamatan. Penyediaan air bersih untuk PDAMdi Kabupaten Jembrana memanfaatkan sumber mata air, sumur bor dan airsungai.
Penyediaan air bersih dalam skala kecil di tingkat Kecamatan yang tidakdijangkau oleh PDAM sebagian dikelola oleh lembaga desa (PAMDES). Pendudukdesa/lembaga desa melakukan pengelolaan untuk memenuhi kebutuhan airminum secara swadaya.
Perkembangan dan aktivitas masyarakat saat ini telah mengalamipeningkatan sehingga peningkatan prasarana air minum sangat mendesakdilakukan. Penyediaan air minum baik oleh PDAM maupun PAMDES perludilakukan evaluasi sistem jaringan secara menyeluruh baik menyangkutkebutuhan air baku maupun peningkatan sistem jaringan baik di tingkattransmisi maupun distribusi.
3.2 ASPEK TEKNISPelayanan jaringan perpipaan yang dikelola PDAM di Kabupaten Jembrana
meliputi wilayah Negara, Jembrana, Mendoyo, Melaya dan Pekututan. Tingkatpelayanan rata-rata masih di bawah 50% yaitu sebesar 36% mencakup 30.761Sambungan Rumah (SR) atau sejumlah 105.604 jiwa dari 268.832 jiwa pendudukKabupaten Jembrana. Jumlah kapasitas terpasang adalah 274 l/dt, sedangkanjumlah kapasitas yang dioperasikan adalah sebesar 200 l/dt.1. Wilayah Negara dan Jembrana
Kecamatan Negara dan Jembrana sebelumnya merupakan satu kecamatanyang dilayani oleh unit PDAM yang sama yaitu unit Negara, untuk saat inipelayanan di kedua kecamatan tersebut masih ditangani oleh satu unit PDAMyang sama. Wilayah ini memiliki sumber air yang cukup, akan tetapi
3 - 2R e v i u R I S P A M
terbatasnya prasarana penyediaan air bersih menyebabkan tingkat pelayanandari PDAM masih di bawah 50% yaitu sebesar 37% di Negara dan 46% diJembarana yang merupakan tingkat pelayanan terbesar di KabupatenJembrana atau sebesar 43,36% untuk tingkat pelayanan unit Negara secarakeseluruhan. Pelayanan jaringan perpipaan di Kecamatan Negara mencakup7.711 SR yaitu di Desa Cupel, Pengambengan, Loloan Barat, Baluk, Banyubiru,Kaliakah, Berangbang dan Desa Baler Bale Agung. Sementara, pelayanan diKecamatan Jembrana mencakup 8.801 SR yaitu di Desa Perancank, Air Kuning,Yeh Kuning, Dauh Waru, Loloan Timur, Batuagung dan Dangintukadaya.
2. Wilayah Jembrana Bagian BaratDaerah layanan untuk wilayah Jembarana bagian barat merupakan KecamatanMelaya, meliputi Penginuman, Nusasari, Melaya, Ekasari dan Moding. Tingkatpelayanan dari PDAM unit Melaya masih rendah yaitu 13% yang mencakup2.579 SR atau sejumlah 10.316 jiwa dari 53.226 jiwa penduduk KecamatanMelaya.
3. Wilayah MendoyoPelayanan wilayah Mendoyo terdiri dari daerah Yeh Embang, Poh Sanaten danPenyaringan yang meliputi beberapa lokasi, yaitu Yeh Embang Kauh, TibuTanggang, Pangkung Biah, Tegalcangkring, Yeh Embang Tengah dan PangkungApit. Tingkat pelayanan PDAM unit Mendoyo masih dibawah 50% yaitu 44%yang mencakup 9.359 SR atau sejumlah 28.077 jiwa.
4. Wilayah Jembrana Bagian TimurWilayah Jembrana bagian Timur merupakan Kecamatan Pekutatan yangmeliputi beberapa daerah, yaitu Pekutatan, Pulukan, Gumbrih dan Yeh Sumbul.Sumber air seluruhnya berasal dari sumur bor. Tingkat pelayanan PDAMKabupaten Jembrana wilayah Pekutatan ini sebesar 42% mencakup 3.031 SRatau sejumlah 12.124 jiwa dari 27.605 jiwa penduduk Kecamatan Pekutatan.
Pelayanan bukan jaringan perpipaan dikelola oleh lembaga desa (PAMDES).Penyediaan air bersih yang dilakukan adalah untuk skala kecil dengan tujuanmemenuhi kebutuhan air minum secara swadaya. Umumnya dilakukan di tingkatKecamatan yang tidak dijangkau oleh PDAM, seperti di wilayah Mendoyo danNegara bagian utara yang merupakan daerah dataran tinggi. Pada daerah dengankondisi topografi tersebut, penyaluran air bersih dengan perpipaan sulit untukdilakukan.
3.2.1 SPAM PDAM Kabupaten JembranaSPAM didalam suatu wilayah administrasi kabupaten mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan (JP) dan bukan jaringanperpipaan (BJP) seperti halnya di Kabupaten Jembrana terdapat beberapa sistemyang dikelola oleh PDAM, yaitu SPAM Melaya, SPAM Kota Negara, SPAM Mendoyo,dan SPAM Pekutatan.
3.2.1.1 SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK)A. Jaringan Perpipaan (JP)
1. SPAM Unit Melayaa. Unit Air Baku
3 - 3R e v i u R I S P A M
SPAM Unit Melaya menggunakan sumber air baku berupa sumur boryang terletak pada lokasi yang berbeda. Diantaranya sumur bor yangterletak pada Desa Gilimanuk sebanyak 3 buah, Desa Melaya sebanyak 1buah, Desa Nusasari 2 buah, Desa Tuwed 1 buah, dan Desa Ekasari 1buah. Berikut ini tabel uraian unit air baku SPAM unit Melaya.
Tabel 3. 1 Uraian Unit Air Baku SPAM Unit Melaya
Lokasi JenisSumber
CaraPengambilan
KapasitasPengambilan
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Penginuman
Sumur Bor I Pompa 1978Sumur Bor
II Pompa 3 1978
Sumur BorIII Pompa 1978
Sumur BorIV Pompa 3 1978
NusasariSumur Bor I Pompa 12 1993Sumur Bor
II Pompa 12 1998
Melaya Sumur Bor Pompa 6 1982Pangkung
TanahSumur Bor Pompa 15 2012
Ekasari Sumur Bor Pompa 1994Moding Sumur Bor Pompa 12 2002
Warnasari Sumur Bor Pompa 15 2014Tuwed Sumur Bor Pompa 12 2016
Jumlah 94Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
b. Unit ProduksiSistem pemgolahan unit produksi pada SPAM Unit Melaya dilakukan
dengan memberikan chlorinasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,tetapi perlu diperhatikan perawatan yang lebih untuk instalasi chlorinasitersebut. Penjelasan mengenai unit produksi SPAM unit Melaya dapatdiuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3. 2 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Melaya
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangun
(l/dt)
KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Penginuman
Sumur Bor I 1978Sumur Bor
II 2 2 1978
Sumur BorIII 1978
Sumur BorIV 3 3 1978
NusasariSumur Bor I 11 10 1993Sumur Bor
II 11 10 1998
Melaya Sumur Bor 4 3 1982Pangkung
TanahSumur Bor 11 10 2012
Ekasari Sumur Bor 2 2 1994Moding Sumur Bor 6 6 2002
3 - 4R e v i u R I S P A M
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangun
(l/dt)
KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Warnasari Sumur Bor 11 10 2014Tuwed Sumur Bor 9 8 2016
Jumlah 70 64Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
Untuk Bangunan reservoar yang ada dalam SPAM unit Melaya masihbaik, namun diperlukan beberapa tes tentang uji kelaiakan bangunan.Selain itu, untuk perawatan dan pemeliharaan bagian dalam bangunanreservoar tersebut penting untuk diperhatikan.
Perawatan water meter produksi harus dilakukan agar tidak terjadikerusakan dalam penghitungan angka produksi di SPAM unit Melaya.Menurut laporan PDAM kondisi water meter di SPAM unit Melaya dalamkondisi baik.
Pipa transmisi air baku terdiri dari pipa PVC dan GI. Pipa Transmisiini dibangun antara tahun 1978-2016 yang dilakukan secara bertahap.
c. Kinerja Unit ProduksiPenjelasan mengenai kinerja unit produksi dapat diuraikan dalam
tabel berikut ini.
Tabel 3. 3 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Melaya
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangunIPA (l/dt)
KapasitasIntake (ldt)
KapasitasUnit Produksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Penginuman
Sumur Bor I 1978Sumur Bor
II 2 5 2 1978
Sumur BorIII 5 1978
Sumur BorIV 3 5 3 1978
NusasariSumur Bor I 11 18 10 1993Sumur Bor
II 11 15 10 1998
Melaya Sumur Bor 4 10 3 1982Pangkung
TanahSumur Bor 11 10 2012
Ekasari Sumur Bor 2 5 2 1994Moding Sumur Bor 6 6 2002
Warnasari Sumur Bor 11 10 2014Tuwed Sumur Bor 9 15 8 2016
Jumlah 70 78 64Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
d. Unit DistribusiJaringan pipa distribusi terdiri dari pipa PVC dan Pipa GI dengan
variasi diameter menyesuiakan dengan kebutuhan air dimasing-masingdaerah pelayanan. Kondisi dari unit distribusi SPAM unit Melaya masih
3 - 5R e v i u R I S P A M
beroperasi dengan baik, hanya saja harus selalu dilakukannya perawatanuntuk menjaga kondisi tersebut.
Tabel 3. 4 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit MelayaLokasi Jenis
DistribusiDiameter Tahun
PemasanganDaerah
Pelayanan
Penginuman
1978 GilimanukGravitasi Ø 0,6" 1978 GilimanukGravitasi Ø 0,6" 1978 GilimanukGravitasi Ø 0,6" 1978 Gilimanuk
Nusasari
Gravitasi Ø 0,6" 1993Dsn. Nusasaktidan Dsn.Nusasari.
Gravitasi Ø 0,6" 1998
Dsn. WanasariKlod, Dsn.Nusasari Kloddan Dsn.AnyarsariKangin.
Melaya Gravitasi Ø 0,3" - Ø 0,4" 1982
Dsn. MelayaTengah Kaja,Dsn. MelayaTengah Klod,dan Dsn.Melaya Kajan.
PangkungTanah 2012
Ekasari Gravitasi Ø 0,3" - Ø 0,4" 1994Dsn. Karangsaridan Dsn.Palasari.
Moding 2002Warnasari 2014
Tuwed Gravitasi Ø 0,4" 2016 Dsn. Pasar.Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
e. Unit PelayananPegaliran air (jam operasi) dari SPAM unit Melaya berkisar antara 14
jam – 24 jam. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah kebutuhanair dimasing-masing daerah pelayanan. Cakupan pelayanan SPAM unitMelaya yaitu 5.204 SR atau sejumlah 41.822 jiwa dari 53.460 jiwapenduduk Kecamatan Melaya. Daerah layanan untuk wilayah Jembranabagian barat merupakan Kecamatan Melaya, meliputi KelurahanGilimanuk, Desa Nusasari, Desa Melaya, Desa Tukadaya, DesaWarnasari, Desa Ekasari, Desa Candikusuma, Desa Tuwed, DesaManistutu, dan Desa Blimbingsari.
Berikut ini adalah tabel cakupan pelayanan untuk SPAM UnitMelaya pada masing-masing desa :
3 - 6R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 5 Cakupan Pelayanan SPAM Unit Melaya
Lokasi JenisSumber
Kapasitas (l/dt) Data Pompa Submersible Ket.
Sumber Terpasang Produksi Kw Amp KVAPLN
MerkPompa
MerkMotor
Head(m)
SumberDana
LebarCasing
Penginuman
SumurBor I APBN 78 Ø 8″ Rusak/ tidak berfungsi
SumurBor II 3 2 2 5,5 12,8 66 Lowara Franklin 70 APBN 78 Ø 8″ Z616/07-29 Jun 10
(cdgn)SumurBor III APBN 78 Ø 8″ Rusak/ tidak berfungsi
SumurBor IV 3 3 3 5,5 12 66 Ground
Pos Franklin 70 APBN 78 Ø 8″ SP45/4.21-Nop-05
Nusasari
SumurBor I 12 11 10 18,5 42 66 Grunpos Grunpos 130 APBN 93 Ø 8″ SP60-10 24/2/11
SumurBor II 12 11 10 22 47 66 Lowara Franklin 130 APBN 98 Ø 8″ Z658/10-18-Juni-98
Melaya SumurBor 6 4 3 7,5 16,5 23 Lowara Franklin 150 APBN 82 Ø 6″ Z 615/12 - Mei - 12
(cdgn)PangkungTanah
SumurBor 15 11 10 18,5 40 41,5 CRI CRI 150 APBN 12 Ø 10″ SGS-48/10-25 Jan 12
Ekasari SumurBor 4 2 2 4 10,1 23 Lowara Franklin 150 APBN 94 Ø 6″ 8GS 40-B.10-Sep-2018
Moding SumurBor 12 6 6 15 32 33 Lowara Franklin 150 APBN 02 Ø 8″ Z642/10-5-Mar-02
Warnasari SumurBor 15 11 10 15 32 33 CRI Franklin 140 APBN 14 Ø 10″ S6S-48/10, 3-Sept-17
Tuwed SumurBor 12 9 8 26 60 41,5 CRI CRI 117 APBN 16 Ø 10″ S6S.50-15, Okt.16
Jumlah 94 70 64Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
3 - 7R e v i u R I S P A M
f. Skematik SPAM Eksisting
Gambar 3. 1 Skema Jaringan SPAM Unit Melaya
g. Kondisi SPAM EksistingKondisi SPAM Eksisting yang ada di SPAM Unit Melaya termasuk
masih terjaga dan terawat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sumber airyang berasal dari sumur bor yang masih berproduksi dan kondisireservoar dan pipa yang masih berfungsi baik. Berikut ini beberapagambar mengenai kondisi SPAM pada Unit Melaya.
Terdapat beberapa resevoar dan aksesoris penunjang dari masing-masing sumber air di SPAM unit Melaya, yaitu:
Tabel 3. 6 Kondisi Reservoar di SPAM Unit Melaya
Sumber Air Reservoar Elevasi(m)
DiameterPipa
VolumeTampung
(m3)Tahun
Pembangunan Kondisi
- ReservoarModing 54 Pipa GIP
4 100 1984 Tidak Aktif
Sumur BorWarnasari
ReservoarWarnasari/Puncaksari
90 Pipa GIP4 50 1984
BerfungsiDengan
Baik
Sumur BorNusasari
ReservoarEkasari/Palasari
81 Pipa GIP8 500 1987
BerfungsiDengan
BaikSumur BorPangkung
Tanah
ReservoarSumbersari/
Melaya75 Pipa GIP
8 200 2011BerfungsiDengan
BaikSumur BorPangkung
Tanah,Nusasari,
Warnasari,Penginuman
ReservoarPenginuman 29 Pipa GIP
8 360 1977BerfungsiDengan
Baik
ReservoarPenginuman
TowerGilimanuk 11 Pipa GIP
8 320 1977BerfungsiDengan
BaikSumber : PDAM Jembrana Tahun 2020
Tabel 3. 7 Aksesoris Penunjang Reservoar SPAM Unit Melaya
Desa/ Kelurahan Aksesoris Jumlah
Tuwed Manometer 1
3 - 8R e v i u R I S P A M
Desa/ Kelurahan Aksesoris Jumlah
Candikusuma
Valve
6Ekasari 3Gilimanuk 2Manistutu 1Melaya 11Nusasari 7Tukadaya 3Tuwed 7Warnasari 2
Jumlah 42Melaya Valve Stop Kran 1Gilimanuk
Washout2
Melaya 4Warnasari 1
Jumlah 8Sumber : PDAM Jembrana Tahun 2020
Gambar 3. 2 Sumur Bor dan Reservoar Unit Melaya
Gambar 3. 3 Pipa Distribusi Unit Melaya
3 - 13R e v i u R I S P A M
2. SPAM Unit Kota Negaraa. Unit Air Baku
SPAM Unit Negara menggunakan sumber air baku berupa sumur bordan air permukaan yang terletak pada lokasi yang berbeda. Diantaranyasumur bor yang terletak pada Desa Baler Bale Agung, Banjar Kebon,Kantor PDAM Unit Negara, Desa Tegal Badeng, Desa Baluk, Desa TegalAsih, Desa Pangkung Buluh, Desa Berangbang dan Desa PangkungGayung. Berikut ini tabel uraian unit air baku SPAM unit Negara.
Tabel 3. 8 Uraian Unit Air Baku SPAM Unit Kota Negara
Lokasi Jenis Sumber CaraPengambilan
KapasitasPengambilan
(l/ dt)Tahun
Pembangunan
BB. Agung Sumur Bor I Pompa - 1979BB. Agung Sumur Bor II Pompa 12 1979BB. Agung Sumur Bor III Pompa 6 1979BB. Agung Sumur Bor IV Pompa 5 1987BB. Agung Sumur Bor V Pompa 15 1988BB. Agung Sumur Bor VI Pompa 15 2002Tegal Badeng Sumur Bor VII Pompa 8 2004Pecangakan Sumur Bor VIII Pompa 12 2007Baluk Sumur Bor IX Pompa 8 2006Tegal Asih Sumur Bor X Pompa 12 2008Pangkung Buluh Sumur Bor XI Pompa 12 2009Berangbang Sumur Bor XII Pompa 12 2010Kaliakah Sumur Bor XIII Pompa 15 2012Peh Kaliakah Sumur Bor XIV Pompa 5 2004DanginTukadaya Sumur Bor XV Pompa 12 2016
BB. Agung Sumur Bor XVI Pompa 15 2016T. 18 TegalBadeng Sumur Bor XVII Pompa - -
T.23 Baluk Sumur Bor XVIII Pompa 10PangkungGayung Air Permukaan Pompa 3
Jumlah 177Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
b. Unit ProduksiSistem pengolahan unit produksi pada SPAM Unit Kota Negara
dilakukan dengan memberikan chlorinasi sesuai dengan ketentuan yangberlaku, tetapi perlu diperhatikan perawatan yang lebih untuk instalasichlorinasi tersebut. Proses pengolahan unit produksi SPAM unit Negaradapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 9 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Kota Negara
Lokasi Jenis SumberKapasitas
Terbangun (l/dt)
KapasitasProduksi (l/ dt)
TahunPembangunan
BB. Agung Sumur Bor I 1979BB. Agung Sumur Bor II 11 10 1979BB. Agung Sumur Bor III 5 4 1979BB. Agung Sumur Bor IV 3 3 1987BB. Agung Sumur Bor V 12 11 1988BB. Agung Sumur Bor VI 12 11 2002Tegal Badeng Sumur Bor VII 5 5 2004
3 - 14R e v i u R I S P A M
Lokasi Jenis SumberKapasitas
Terbangun (l/dt)
KapasitasProduksi (l/ dt)
TahunPembangunan
Pecangakan Sumur Bor VIII 10 9 2007Baluk Sumur Bor IX 6 6 2006Tegal Asih Sumur Bor X 10 9 2008PangkungBuluh Sumur Bor XI 7 7 2009
Berangbang Sumur Bor XII 11 10 2010Kaliakah Sumur Bor XIII 11 10 2012Peh Kaliakah Sumur Bor XIV 3 3 2004DanginTukadaya Sumur Bor XV 9 8 2016
BB. Agung Sumur Bor XVI 11 10 2016T. 18 TegalBadeng
Sumur BorXVII - - -
T.23 Baluk Sumur BorXVIII 7 6
PangkungGayung Air Permukaan 2 2
Jumlah 135 124Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
Dilihat dari uraian unit produksi untuk SPAM unit Kota Negarasebagian besar menggunakan sumur bor dengan sistem pompa.Diperlukan perawatan secara berkelanjutan agar kinerja produksi dapatselalu dimaksimalkan. Ada juga beberapa pompa yang sudah cukup lamaberproduksi seperti pompa di Desa Baler Bale Agung (1979), perludiperhatikan lebih dalam segi perawatannya.
Kondisi reservoar pada SPAM unit Kota Negara masih baik.Perawatan secara berkelanjutan diperlukan sebagai salah satu caramemperpanjang umur dari bangunan reservoar tersebut.
c. Kinerja Unit ProduksiPenjelasan mengenai kinerja unit produksi dapat diuraikan dalam
tabel berikut ini.
Tabel 3. 10 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Kota Negara
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangunIPA (l/ dt)
KapasitasIntake (l/ dt)
KapasitasUnit
Produksi(l/dt)
TahunPembangunan
BB. Agung Sumur Bor I 1979BB. Agung Sumur Bor II 11 10 10 1979
BB. Agung Sumur BorIII 5 4 4 1979
BB. Agung Sumur BorIV 3 3 3 1987
BB. Agung Sumur Bor V 12 11 11 1988
BB. Agung Sumur BorVI 12 11 11 2002
TegalBadeng
Sumur BorVII 5 5 5 2004
Pecangakan Sumur BorVIII 10 9 9 2007
Baluk Sumur BorIX 6 6 6 2006
Tegal Asih Sumur Bor X 10 9 9 2008Pangkung Sumur Bor 7 7 7 2009
3 - 15R e v i u R I S P A M
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangunIPA (l/ dt)
KapasitasIntake (l/ dt)
KapasitasUnit
Produksi(l/dt)
TahunPembangunan
Buluh XI
Berangbang Sumur BorXII 11 10 10 2010
Kaliakah Sumur BorXIII 11 10 10 2012
PehKaliakah
Sumur BorXIV 3 3 3 2004
DanginTukadaya
Sumur BorXV 9 8 8 2016
BB. Agung Sumur BorXVI 11 10 10 2016
T. 18 TegalBadeng
Sumur BorXVII - - - -
T.23 Baluk Sumur BorXVIII 7 6 6
PangkungGayung
AirPermukaan 2 2 2
Jumlah 135 114 124Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
d. Unit DistribusiPada unit distribusi SPAM Unit Kota Negara menggunakan jenis pipa
yang berbeda. Penentuan jenis pipa yang digunakana disesuaikan kondisidaerah pelayanan SPAM Unit Kota Negara.
Tabel 3. 11 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Kota NegaraLokasi Jenis
DistribusiDiameter Tahun
PembangunanDaerah
Pelayanan
BB. Agung Gravitasi Ø 0,3" - Ø0,4" 1979 BB. Agung
BB. Agung Gravitasi Ø 0,3" - Ø0,4" 1979 BB. Agung
BB. Agung Gravitasi Ø 0,3" - Ø0,4" 1979 Banjar Tengah
BB. Agung Gravitasi Ø 0,2" 1987 Desa BerangbangBB. Agung Gravitasi Ø 0,2" 1988 Desa Kaliakah
BB. Agung Gravitasi Ø 0,4" 2002
Ds. Banyibiru,Ds. Tegal BadengBarat, Ds. TegalBadeng Timur,dan Ds. Cupel
Tegal Badeng Gravitasi Ø 0,4" - Ø0,6" 2004 Ds. Tegal Badeng
Pecangakan Gravitasi 2007 Ds. PecangakanBaluk Gravitasi Ø 0,4" 2006 Ds. BalukTegal Asih Gravitasi 2008 Ds. Tegal AsihPangkungBuluh Gravitasi 2009 Ds. Pangkung
BuluhBerangbang Gravitasi Ø 0,2" 2010 Ds. BerangbangKaliakah Gravitasi 2012Peh Kaliakah Gravitasi 2004DanginTukadaya Gravitasi 2016
BB. Agung Gravitasi 2016T. 18 TegalBadeng Gravitasi -
T.23 Baluk Gravitasi
3 - 16R e v i u R I S P A M
Lokasi JenisDistribusi
Diameter TahunPembangunan
DaerahPelayanan
PangkungGayung Gravitasi -
Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
e. Unit PelayananPengaliran air pada unit pelayanan SPAM Unit Kota Negara dilakukan
selama 24 jam sehari, hal ini telah mencapai standar yang telahditerapkan. Sampai dengan tahun 2020 cakupan layanan untuk SPAMUnit Negara Kecamatan Negara telah mencapai total sambungan rumahsebanyak 6.999 SR atau sejumlah 62.867 jiwa dari 84.080 jiwa. Kondisiunit pelayanan, khususnya untuk water meter baik itu water meter indukatau water meter pelanggan perlu dilakukan penggantian. Hal inidikarenakan banyak kondisi water meter yang sudah tidak berfungsidengan baik. Hal inilah yang menyebabkan besarnya nilai kehilangan airpada PDAM Tirta Amertha Jati Kecamatan Negara. Berikut ini adalahtabel cakupan pelayanan untuk SPAM Unit Negara pada masing-masingdesa :
3 - 17R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 12 Cakupan Pelayanan SPAM Unit Negara
Lokasi JenisSumber
Kapasitas (l/dt) Data Pompa SubmersibleKet.
Sumber Terpasang Produksi Kw Amp KVAPLN
MerkPompa
MerkMotor
Head(m)
SumberDana
LebarCasing
BB. Agung Sumur Bor I - APBN 79 Ø 8″ Rusak/ tidak berfungsi
BB. Agung Sumur BorII 12 11 10 22 47 105 Appkenji Franklin 110 APBN 79 Ø 8″ Sp. 60 - 10. 27 - Okt 18
BB. Agung Sumur BorIII 6 5 4 7,5 16,5 105 APP-Kenji Franklin 150 APBN 79 Ø 8″ Sp. 17 - 10. 26 - Sep -
19
BB. Agung Sumur BorIV 5 3 3 7,5 16,5 66 Lowara Franklin 150 APBN 87 Ø 8″ Z 616/10 - 11 - Agut -
2020
BB. Agung Sumur BorV 15 12 11 18,5 38,5 66 Lowara Franklin 140 APBN 88 Ø 8″ Z624-12-28-Sept-07
BB. Agung Sumur BorVI 15 12 11 22 47 82,5 APP Franklin 106 PDAM
02 Ø 8″ SP95-5. 15 Des 15
Tegal Badeng Sumur BorVII 8 5 5 7,5 16,5 33 Lowara Franklin 150 APBD I
04 Ø 8″ Z 616/10. 22 Okt.2020
Pecangakan Sumur BorVIII 12 10 9 15 32 33 Lowara Franklin 151 APBN 07 Ø 8″ Z658/8-10-Jun-15
Baluk Sumur BorIX 8 6 6 11 20,8/
24,2 33 Lowara Franklin 150 APBN 06 Ø 10″ Z646/7-3-Sept-13
Tegal Asih Sumur BorX 12 10 9 15 32 33 Ground
PosGround
Pos 150 APBN 08 Ø 10″ SP46-10-20-Apr-09
PangkungBuluh
Sumur BorXI 12 7 7 15 32 33 CRI CRI 80 APBN 09 Ø 10″ S6S-48/09-16 Des-09
Berangbang Sumur BorXII 12 11 10 15 32 33 App Kenji CRI 151 APBN 10 Ø 10″ Sp-46/10.04.Juli.2020
Kaliakah Sumur BorXIII 15 11 10 18,5 40 33 Ground
Pos Franklin 135 APBN 12 Ø 10″ SP 60.9 - 9 - Peb- 14
Peh Kaliakah Sumur BorXIV 5 3 3 4 10,6 Lowara Franklin 85 APBD 04 Ø 6″ Z611/ 8 th 2004
DanginTukadaya
Sumur BorXV 12 9 8 15 60 41,5 Lowara Franklin 117 APBD 16 Ø 10″ Z 646/ 7, 04 Sept 2020
BB. Agung Sumur BorXVI 15 11 10 18,5 40 105 APP
Kenjir Franklin 120 APBD I16 Ø 10″ Sp 77/5. 2-Jan-18
T. 18 Tegal Sumur Bor - - - - - - - - - - Ø 10″ Rusak /Air Payau
3 - 18R e v i u R I S P A M
Lokasi JenisSumber
Kapasitas (l/dt) Data Pompa SubmersibleKet.
Sumber Terpasang Produksi Kw Amp KVAPLN
MerkPompa
MerkMotor
Head(m)
SumberDana
LebarCasing
Badeng XVII
T.23 Baluk Sumur BorXVIII 10 7 6 11 24,5 33 Lowara Franklin 120 PDAM Ø 10″ Z 646/7, 10 Nop. 2020
PangkungGayung
AirPermukaan 3 2 2 Gravitasi
Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
3 - 19R e v i u R I S P A M
f. Skematik SPAM Eksisting
Gambar 3. 8 Skema Jaringan SPAM Unit Kota Negara
g. Kondisi SPAM EksistingKondisi SPAM eksisting yang ada pada SPAM Unit Kota Negara yang
mencakup Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana dapat dikatakanmasih berfungsi dengan baik. Hanya saja perlu dilakukan pemantauandan perawatan secara berkelanjutan untuk mendukung kinerja beberapasistem yang ada di SPAM Unit Negara.
Terdapat beberapa resevoar dan aksesoris penunjang dari masing-masing sumber air di SPAM unit Negara, yaitu:
Tabel 3. 13 Kondisi Reservoar di SPAM Unit Negara
Sumber Air Reservoar Elevasi(m)
DiameterPipa
VolumeTampung
(m3)Tahun
Pembangunan Kondisi
Sumur Bordan
BendunganBenel
ReservoirBrangbang 64 Pipa GIP
14 1.000 1998
MasihBerfungsiDengan
Baik
Sumur Bor Idan VI
ReservoirKantorPDAMNegara
22
Pipa GIP4, GIP10, GIP14, GIP
16
420 1978 TidakBerfungsi
Sumur BorPangkung
Buluh
ReservoirManistutu
Melaya75 Pipa GIP
6 200 2013
MasihBerfungsiDengan
Baik
Sumur Bor Idan VI
ReservoirTowerNegara
22Pipa GIP10, GIP
16360 1978
MasihBerfungsiDengan
Baik
AirPermukaan
ReservoirPangkungGayung
32 Pipa GIP4 50 1992
MasihBerfungsiDengan
Baik
Sumur Bor ReservoirTegal Asih
80 Pipa GIP4 150 2009
MasihBerfungsiDengan
BaikSumber : PDAM Jembrana Tahun 2020
3 - 20R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 14 Aksesoris Penunjang Reservoar SPAM Unit Negara
Desa/ Kelurahan Aksesoris Jumlah
BatuagungManometer
2Dangintukadaya 1
Jumlah 3Batuagung
Valve
7Dangintukadaya 2Dauhwaru 7Loloan Timur 3Pendem 1Baler Bale Agung 8Baluk 17Banjar Tengah 6Banyu Biru 10Berangbang 2Cupel 5Kaliakah 4Lelateng 12Pangambengan 2Tegal Badeng Barat 5Tegal Badeng Timur 12
Jumlah 103Loloan Timur
Valve + Washout
2Baluk 1Banjar Tengah 1Banyu Biru 1Berangbang 1Cupel 1Kaliakah 1Lelateng 1Tegal Badeng Barat 1
Jumlah 10Sumber : PDAM Jembrana Tahun 2020
3 - 21R e v i u R I S P A M
Gambar 3. 9 Sumur Bor Unit Kota Negara
Gambar 3. 10 Reservoar Unit Negara
Gambar 3. 11 Pipa Distribusi Unit Kota Negara
3 - 26R e v i u R I S P A M
3. SPAM Unit Mendoyoa. Unit Air Baku
Sumber air baku yang digunakan SPAM unit Mendoyo berasal darisumur bor, mata air, dan air sungai. Masing-masing sumber air bakutersebut memiliki daerah pelayanan yang mencakup hampir keseluruhandaerah Kecamatan Mendoyo. Berikut ini tabel uraian unit air baku SPAMunit Mendoyo.
Tabel 3. 15 Uraian Unit Air BAku SPAM Unit Mendoyo
Lokasi Jenis Sumber CaraPengambilan
KapasitasPengambilan
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Sebual Sumur Bor I Pompa 3 1982Poh Santen Sumur Bor II Pompa 12 2010Y. Embang
KauhAir Sungai
(IPA)Pompa 10 2010
TegalCangkring Sumur Bor III Pompa 12 2016
Tibu Tanggang Mata Air Pompa 8Pangkung Biah Mata Air Pompa 10
TegalCangkring Mata Air Pompa 6
Yeh EmbangKauh
AirPermukaan
Pompa 3
Yeh EmbangKangin
AirPermukaan
Pompa 3
Pangkung Apit AirPermukaan
Pompa 3
Jumlah 70Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
b. Unit ProduksiSistem pemgolahan unit produksi pada SPAM Unit Mendoyo
dilakukan dengan memberikan chlorinasi sesuai dengan ketentuan yangberlaku, tetapi perlu diperhatikan perawatan yang lebih untuk instalasichlorinasi tersebut. Proses pengolahan unit produksi SPAM unit Mendoyodapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3. 16 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Mendoyo
Lokasi Jenis SumberKapasitasTerbangun
(l/dt)
KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Sebual Sumur Bor I 2 1 1982Poh Santen Sumur Bor II 9 8 2010Y. Embang
KauhAir Sungai
(IPA) 6 5 2010
TegalCangkring Sumur Bor III 8 7 2016
Tibu Tanggang Mata Air 6 6Pangkung Biah Mata Air 7 7
TegalCangkring Mata Air 4 4
Yeh EmbangKauh
AirPermukaan 2 2
3 - 27R e v i u R I S P A M
Lokasi Jenis SumberKapasitasTerbangun
(l/dt)
KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Yeh EmbangKangin
AirPermukaan 2 2
Pangkung Apit AirPermukaan 2 2
Jumlah 48 44Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
c. Kinerja Unit ProduksiPenjelasan mengenai kinerja unit produksi dapat diuraikan dalam
tabel berikut ini.
Tabel 3. 17 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Mendoyo
Lokasi Jenis SumberKapasitasTerbangunIPA (l/dt)
KapasitasIntake(l/dt)
KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Sebual Sumur Bor I 2 1 1982Poh Santen Sumur Bor II 9 15 8 2010Y. Embang
KauhAir Sungai
(IPA) 6 7 5 2010
TegalCangkring Sumur Bor III 8 7 2016
Tibu Tanggang Mata Air 6 15 6Pangkung Biah Mata Air 7 15 7
TegalCangkring Mata Air 4 12 4
Yeh EmbangKauh
AirPermukaan 2 5 2
Yeh EmbangKangin
AirPermukaan 2 5 2
Pangkung Apit AirPermukaan 2 5 2
Jumlah 48 79 44Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
d. Unit DistribusiPada unit distribusi SPAM Unit Mendoyo jaringan pipa distribusi
terdiri dari pipa PVC dan Pipa GI dengan variasi diameter menyesuiakandengan kebutuhan air dimasing-masing daerah pelayanan dan jugakondisi alam yang ada di Kecamatan Mendoyo. Kondisi dari unitdistribusi SPAM unit Mendoyo masih beroperasi dengan baik, hanya sajaharus selalu dilakukannya perawatan untuk menjaga kondisi tersebut.
Tabel 3. 18 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Mendoyo
Lokasi JenisDistribusi Diameter Tahun
PembangunanDaerah
Pelayanan
Sebual Gravitasi 1982
Poh Santen Gravitasi Ø 0,4" 2010 Ds. PohSanten
Y. EmbangKauh
Gravitasi Ø 0,4" 2010 Ds. YehEmbang kauh
Tegal Gravitasi 2016
3 - 28R e v i u R I S P A M
Lokasi JenisDistribusi Diameter Tahun
PembangunanDaerah
PelayananCangkring
Tibu Tanggang GravitasiPangkung Biah Gravitasi
TegalCangkring
Gravitasi Ø 0,4" - Ø0,6"
Ds.Tegalcangkring
Yeh EmbangKauh
Gravitasi Ø 0,2" - Ø0,4"
Desa YehEmbang kauh
Yeh EmbangKangin
Gravitasi
Pangkung Apit Gravitasi Ø 0,2" - Ø0,4"
Ds. PangkungApit
Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
e. Unit PelayananPengaliran air pada unit pelayanan SPAM Unit Mendoyo dilakukan
selama 24 jam sehari yang terdiri sistem pelayanan dengan sumber yangberasal dari mata air, sumur bor, dan air sungai. Hal ini telah mencapaistandar yang telah ditetapkan. Sampai dengan pertengahan tahun 2014cakupan layanan untuk SPAM Unit Mendoyo Kecamatan Mendoyo telahmencapai 47,52% dengan total sambungan rumah sebanyak 3.979 SR.Kondisi unit pelayanan, khususnya untuk water meter baik itu watermeter induk atau water meter pelanggan perlu dilakukan penggantian.Hal ini dikarenakan banyak kondisi water meter yang sudah tidakberfungsi dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan besarnya nilaikehilangan air pada PDAM Tirta Amertha Jati Kecamatan Negara. Berikutini adalah tabel cakupan pelayanan untuk SPAM Unit Mendoyo padamasing-masing desa :
3 - 29R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 19 Uraian Unit Pelayanan SPAM Unit Mendoyo
Lokasi JenisSumber
Kapasitas (l/dt) Data Pompa SubmersibleKet.
Sumber Terpasang Produksi Kw Amp KVAPLN
MerkPompa
MerkMotor
Head(m)
SumberDana
LebarCasing
Sebual Sumur Bor I 3 2 1 5,5 13,2 16,5 Lowara Tsurumi 70 APBN 82 Ø 8″ SJ 17-10-10/30-Nop 08
Poh Santen Sumur Bor II 12 9 8 22 57 41,5 Lowara CRI 106 APBN 10 Ø 10″ Z658/12-11Feb. 2018
Y. Embang Kauh Air Sungai(IPA) 10 6 5 30 60 41,5 Tsurumi Tsurumi 15 APBN 10 LH 430-51 12-
Agst.-18
Tegal Cangkring Sumur Bor III 12 8 7 22 48 41,5 APP Tsurumi 120 APBN 16 Ø 10″ Sp.77/6. 5Agst 18
Tibu Tanggang Mata Air 8 6 6 Gravitasi
Pangkung Biah Mata Air 10 7 7 Gravitasi
Tegal Cangkring Mata Air 6 4 4 GravitasiYeh EmbangKauh
AirPermukaan 3 2 2 Gravitasi
Yeh EmbangKangin
AirPermukaan 3 2 2 Gravitasi
Pangkung Apit AirPermukaan 3 2 2 Gravitasi
Jumlah 70 48 44 79,5Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
3 - 30R e v i u R I S P A M
f. Skematik SPAM Eksisting
Gambar 3. 16 Skema Jaringan SPAM Unit Mendoyo
g. Kondisi SPAM EksistingKondisi eksisting SPAM Unit Mendoyo yang sebagian besar
menggunakan sumber dari sumur bor masih berfungsi baik. Selain itujuga, adanya beberapa penambahan sumber sumur bor barumemberikan suatu peningkatan pelayanan pada Unit Mendoyo
Gambar 3. 17 Sumur Bor dan Reservoar Unit Mendoyo
3 - 34R e v i u R I S P A M
4. SPAM Pekutatana. Unit Air Baku
Sumber air baku yang digunakan SPAM unit Pekutatan berasal darisumur bor. Masing-masing sumber air baku tersebut memiliki daerahpelayanan yang mencakup hampir keseluruhan daerah KecamatanPekutatan. Berikut ini tabel uraian unit air baku SPAM unit Pekutatan.
Tabel 3. 20 Uraian Unit Air Baku SPAM Unit Pekutatan
Lokasi JenisSumber
CaraPengambilan
KapasitasPengambilan
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Pekutatan Sumur Bor Pompa 5 1982
Gumbrih Sumur BorI Pompa 3 1982
Gumbrih Sumur BorII Pompa
Pulukan Sumur Bor Pompa 3 1982PekutatanPersil Sumur Bor Pompa 12 2004
Yeh Sumbul Sumur Bor Pompa
Yeh Sumbul AirPermukaan Pompa 20 2011
Jumlah 43Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
b. Unit ProduksiSistem pengolahan unit produksi pada SPAM Unit Pekutatan
dilakukan dengan memberikan chlorinasi sesuai dengan ketentuan yangberlaku, tetapi perlu diperhatikan perawatan yang lebih untuk instalasichlorinasi tersebut. Proses pengolahan unit produksi SPAM unitPekutatan dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3. 21 Uraian Unit Produksi SPAM Unit Pekutatan
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangun (l/dt)
KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Pekutatan Sumur Bor 4 3 1982
Gumbrih Sumur BorI 2 2 1982
Gumbrih Sumur BorII
Pulukan Sumur Bor 1 1 1982PekutatanPersil Sumur Bor 8 7 2004
Yeh Sumbul Sumur Bor
Yeh Sumbul AirPermukaan 9 8 2011
Jumlah 24 21Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
c. Kinerja Unit Produksi
3 - 35R e v i u R I S P A M
Penjelasan mengenai kinerja unit produksi dapat diuraikan dalamtabel berikut ini.
Tabel 3. 22 Uraian Kinerja Unit Produksi SPAM Unit Pekutatan
Lokasi JenisSumber
KapasitasTerbangun IPA
(l/dt)Kapasitas
Intake (l/dt)KapasitasProduksi
(l/dt)Tahun
Pembangunan
Pekutatan Sumur Bor 4 8 3 1982
Gumbrih Sumur BorI 2 5 2 1982
Gumbrih Sumur BorII -
Pulukan Sumur Bor 1 2 1 1982PekutatanPersil Sumur Bor 8 7 2004
YehSumbul Sumur Bor 5
YehSumbul
AirPermukaan 9 - 8 2011
Jumlah 24 20 21Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
d. Unit DistribusiPada unit distribusi SPAM Unit Pekutatan jaringan pipa distribusi
terdiri dari pipa PVC dan Pipa GI dengan variasi diameter menyesuiakandengan kebutuhan air dimasing-masing daerah pelayanan dan jugakondisi alam yang ada di Kecamatan Pekutatan. Kondisi dari unitdistribusi SPAM unit Pekutatan masih beroperasi dengan baik, hanyasaja harus selalu dilakukannya perawatan untuk menjaga kondisitersebut.
Tabel 3. 23 Uraian Unit Distribusi SPAM Unit Pekutatan
Lokasi JenisDistribusi Diameter Tahun
PembangunanDaerah
Pelayanan
Pekutatan Gravitasi Ø 0,2" - Ø 0,3" 1982 Ds. Pekutatan
Gumbrih Gravitasi Ø 0,2" - Ø 0,3" 1982 Ds. Gumbrih
Gumbrih Gravitasi Ø 0,2" - Ø 0,3" Ds.Pengragoan
Pulukan Gravitasi Ø 0,4" 1982 Ds. PulukanPekutatanPersil 2004
YehSumbul
YehSumbul Gravitasi Ø 0,3" 2011
Dsn.Pesinggahan,Dsn. Loloan
Jumlah 24Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
e. Unit PelayananPengaliran air pada unit pelayanan SPAM Unit Pekutatan dilakukan
selama 24 jam sehari yang terdiri sistem pelayanan dengan sumber yangberasal dari sumur bor. Hal ini telah mencapai standar yang telahditetapkan. Sampai dengan tahun 2020 cakupan layanan untuk SPAM
3 - 36R e v i u R I S P A M
Unit Pekutatan Kecamatan Pekutatan telah mencapai total sambunganrumah sebanyak 1.857 SR atau sejumlah 38.576 jiwa dari 58.480 jiwapenduduk Kecamatan Pekutatan. Kondisi unit pelayanan, khususnyauntuk water meter baik itu water meter induk atau water meterpelanggan perlu dilakukan penggantian. Hal ini dikarenakan banyakkondisi water meter yang sudah tidak berfungsi dengan baik. Hal inilahyang menyebabkan besarnya nilai kehilangan air pada PDAM TirtaAmertha Jati Kecamatan Pekutatan. Berikut ini adalah tabel cakupanpelayanan untuk SPAM Unit Pekutatan pada masing-masing desa :
3 - 37R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 24 Uraian Unit Pelayanan SPAM Unit Pekutatan
Lokasi JenisSumber
Kapasitas (l/dt) Data Pompa SubmersibleKet.
Sumber Terpasang Produksi Kw Amp KVAPLN
MerkPompa
MerkMotor
Head(m)
SumberDana
LebarCasing
Pekutatan SumurBor 5 4 3 5,5 10,2 16,5 Lowara Franklin 130 APBN 82 Ø 6″ z615/9-24-
Peb-18
Gumbrih SumurBor I 3 2 2 4 9,2 16,5 Lowara Franklin 168 APBN 82 Ø 10″ 8GS-40/B
29 Jul. 17
Gumbrih SumurBor II APBN
Rusak/tidakberfungsi
Pulukan SumurBor 3 1 1 4 10,6 16,5 Lowara Franklin 85 APBN 82 Ø 8″ 8GS-40/B
23 Mar. 18
Pekutatan Persil SumurBor 12 8 7 15 32 41,5 CRI Franklin 89 APBN 04 Ø 8″
Rusak/tidakberfungsi
Yeh Sumbul SumurBor
Yeh Sumbul Air Sungai(IPA) 20 9 8 15 27,5 33 Tsurumi Tsurumi 52 APBN 11 Ø 6″ Mei 12
Jumlah 43 24 21
Sumber : PDAM Jembrana Bulan Desember Tahun 2020
3 - 38R e v i u R I S P A M
f. Skematik SPAM EksistingMenguraikan proses pengolahan air minum di Unit Produksi yang
dilakukan oleh PDAM di SPAM JP Unit Pekutatan dalam bentukskematik.
Gambar 3. 21 Skematik Jaringan SPAM Unit Pekutatan
g. Kondisi SPAM EksistingKondisi SPAM eksisting Unit Pekutatan yang sebagian besar
bersumber dari sumur bor, hampir seluruhnya sudah mengalamipengurangan jumlah produksi air. Hal ini dikarenakan adanyaketerbatasan sumber air yang sudah sejak lama digunakan. Selain itujuga belum adanya penambahan sumber air lainnya mengakibatkanproduksi air di Unit Pekutatan belum mencapai standar pelayanan.
Gambar 3. 22 Sumur Bor Unit Pekutatan
3 - 39R e v i u R I S P A M
Berdasarkan uraian beberapa sub bab sebelumnya, maka dapat dibuatsuatu rangkuman mengenai kondisi eksisting SPAM PDAM Tirta Amertha JatiKabupaten Jembrana. Beberapa uraian tersebut adalah mengenai kondisi unitair baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan dimasing-masingUnit SPAM yang ada di Kabupaten Jembrana.
Berikut ini adalah tabel 3.27 rangkuman kondisi eksisting SPAM PDAMTirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana.
3 - 43R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 25 Rangkuman Kondisi Eksisting SPAM PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana
No Cabang / Unit Nama Sumber Jenis Sumber
KondisiUnit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan
Baik KurangBaik Baik Kurang
Baik Baik KurangBaik Baik Kurang
Baik1 Unit Negara
KecamatanNegara
Sungai Air Permukaan √ √ √ √Sumur Bor I Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor II Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor III Air Tanah Dalam √ √ √ √
Sumur Bor VIII Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor VII Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor IX Air Tanah Dalam √ √ √ √
Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √
KecamatanJembrana
Sumur Bor IV Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor V Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor VI Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor X Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor XI Air Tanah Dalam √ √ √ √
Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √
2 Unit MendoyoMata Air Mata Air √ √ √ √Mata Air Mata Air √ √ √ √
3 - 44R e v i u R I S P A M
No Cabang / Unit Nama Sumber Jenis Sumber
KondisiUnit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan
Baik KurangBaik Baik Kurang
Baik Baik KurangBaik Baik Kurang
BaikMata Air Mata Air √ √ √ √
Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Air Sungai Air Permukaan √ √ √ √Air Sungai Air Permukaan √ √ √ √Air Sungai Air Permukaan √ √ √ √Air Sungai Air Permukaan √ √ √ √
Air Sungai / IPA Air Permukaan √ √ √ √
3 UnitPekutatan
Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √
Air Tanah Dalam
4 Unit Melaya
Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor Air Tanah Dalam √ √ √ √
Sumur Bor I Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor II Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor III Air Tanah Dalam √ √ √ √Sumur Bor IV Air Tanah Dalam √ √ √ √
Sumber : PDAM Jembrana Tahun 2014
3 - 45R e v i u R I S P A M
B. Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)Sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan adalah satu
kesatuan sistem fisik dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baikbersifat individual komunal, maupun komunal khusus yang unit distribusinyadengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan tidak termasukdalam SPAM. Sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan skalaindividu merupakan penyediaan air minum rumah tangga secara individualmeliputi sumur dangkal (sumur gali terlindungi, sumur pompa tangan ataukaki atau listrik), penampungan air hujan, dan saringan rumah tangga.
Di Kabupaten Jembrana, sesuai dengan data yang diperoleh dari BadanPusat
1. Kecamatan Melaya
Tabel 3. 26 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDES KecamatanMelaya
Desa Sumur Perigi Mata Air Sungai
Gilimanuk 164 - -
Melaya 396 - -
Candikusuma 661 - -
Tuwed 360 - -
Tukadaya 481 381 -
Manistutu 1574 556 8
Warnasari 10 565 -
Nusasari 32 - -
Ekasari 136 - -
Blimbingsari 246 26 -Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentangRencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun2014 -2034
2. Kecamatan Negara
Tabel 3. 27 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDES KecamatanNegara
Desa Sumur Perigi Mata Air Sungai
Cupel 743 - -Tegal Badeng Barat 1072 - -Tegal Badeng Timur 503 - -Pengambengan 2547 - -Lololan Barat 423 - -Lelateng 1221 - -Banjar Tengah 619 - -Baluk 1285 - -Banyubiru 1321 - -Kaliakah 1377 - 20Berangbang 100 857 25Baler Bale Agung 1358 - 20Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang RencanaInduk Pengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
3 - 46R e v i u R I S P A M
3. Kecamatan Jembrana
Tabel 3. 28 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDES KecamatanJembrana
Desa Sumur Perigi Mata Air SungaiPerancak 777 - -Air Kuning 1295 - -Yeh Kuning 755 - -Budeng 333 - -Sangkaragung 706 - -Dauhwaru 108 25 -Loloan Timur 1001 - -Pendem 1089 176 -Batuagung 1153 18 -Dangin Tukadaya 398 -Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang RencanaInduk Pengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
4. Kecamatan Mendoyo
Tabel 3. 29 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDES KecamatanMendoyo
Desa Sumur Perigi Mata Air Sungai
Mendoyo Dauh Tkd. 677 805 -Mendoyo Dangin Tkd 572 - -Poh Santen 128 1252 -Pergung 556 673 -Delod Berawah 659 - -Tegalcangkring 900 867 -Penyaringan 582 2059 -Yeh Embang Kauh 222 1023 -Yeh Embang 261 907 -Yeh Embang Kangin 527 689 23Yeh Sumbul 1187 645 -Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang RencanaInduk Pengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
5. Kecamatan Pekutatan
Tabel 3. 30 Daerah Layanan Bukan Jaringan Pipa dan PAMDES KecamatanPekutatan
Desa Sumur Perigi Mata Air Sungai
Medewi 145 736 -Pulukan 83 830 -Pekutatan 471 389 -
3 - 47R e v i u R I S P A M
Desa Sumur Perigi Mata Air Sungai
Pangyangan 101 170 -Gumbrih 210 248 -Pengeragoan 148 680 -Asahduren - 855 -Manggissari - 460 -Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang RencanaInduk Pengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
3 - 52R e v i u R I S P A M
3.2.1.2 SPAM Perdesaan (PAMDES)A. Nama Kelompok
1. Kecamatan Melaya
Tabel 3. 31 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan MelayaDesa/
Kelurahan Jenis Sumber Nama Kelompok Ketua TimJumlahAnggota(orang)
Blimbingsari Mata Air Air Kehidupan I MadeKarsa 20
Mata Air PAMDESBlimbingsari 20
Candikusuma Mata Air Candi Mekar 20Ekasari Mata Air Kelompok Tani
Tirta Nadi I 20
Mata Air Kelompok TaniTirta Nadi II 20
Mata Air Kelompok TaniTirta Nadi III 20
Tuwed Mata Air Tirta Sanjiyani 20Warnasari Mata Air Kelompok Tirta
Amerta I 20
Mata Air Kelompok TirtaAmerta II 20
Kecamatan Melaya 180Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk PengembanganSPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
2. Kecamatan Negara
Tabel 3. 32 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan NegaraDesa/
Kelurahan Jenis Sumber Nama Kelompok Ketua Tim JumlahAnggota
Baler Bale AgungMata Air Toyo Ning I Dewa Putu
Merta Yasa 20
Mata Air Warna Merta 20Berambang Mata Air PAMDES 20
Kecamatan Negara 60Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk PengembanganSPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
3. Kecamatan Jembrana
Tabel 3. 33 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan JembranaDesa/
KelurahanJenis
Sumber Nama Kelompok Ketua Tim JumlahAnggota
Batuagung Mata Air Toyo Tirta Wana 20DanginTukadaya
Mata Air Danu Amerta I 20Mata Air Tirta Giri Kusuma 20
Dauhwaru Mata Air Toyo WisnuAmerta I 20
3 - 53R e v i u R I S P A M
Desa/Kelurahan
JenisSumber Nama Kelompok Ketua Tim Jumlah
Anggota
Mata Air Toyo WisnuAmerta II 20
Mata Air Toyo GanggaAmerta I 20
Mata Air Toyo GanggaAmerta II 20
Pendem Mata Air Bukit Sari Amerta I Ketut Mawa 20Mata Air Merta Jati I 20Mata Air Merta Jati II 20Mata Air Tirta Amerta I 20Mata Air Tirta Amerta II 20
Mata Air Tirta Empul GiriNadi I 20
Mata Air Tirta Empul GiriNadi II 20
Mata Air Tirta Empul GiriNadi III 20
Mata Air Tirta Merta Giri I 20Mata Air Tirta Merta Giri II 20Mata Air Tirta Merta Giri III 20Mata Air Tirta Merta Giri I 20Mata Air Tirta Merta Giri II 20Mata Air Tirta Merta Giri III 20
Mata Air Tirta Sanji AmertaI 20
Mata Air Tirta Sanji AmertaII 20
Mata Air Tirta Sanji AmertaIII 20
Mata Air Tirta Sanji AmertaIV 20
Mata Air Tirta Sanji AmertaV 20
Mata Air Tirta Sanji AmertaVI 20
Mata Air Wisnu Amerta I WayanSuparta 20
Kecamatan Jembrana 560Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk PengembanganSPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
4. Kecamatan Mendoyo
Tabel 3. 34 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan MendoyoDesa/
Kelurahan Jenis Sumber Nama Kelompok Ketua Tim JumlahAnggota
Blimbingsari Mata Air Air Kehidupan I MadeKarsa 20
Mata Air PAMDESBlimbingsari 20
Candikusuma Mata Air Candi Mekar 20Ekasari
Mata Air Kelompok TaniTirta Nadi I 20
3 - 54R e v i u R I S P A M
Desa/Kelurahan Jenis Sumber Nama Kelompok Ketua Tim Jumlah
Anggota
Mata Air Kelompok TaniTirta Nadi II 20
Mata Air Kelompok TaniTirta Nadi III 20
Tuwed Mata Air Tirta Sanjiyani 20Warnasari
Mata Air Kelompok TirtaAmerta I 20
Mata Air Kelompok TirtaAmerta II 20
Kecamatan Melaya 180Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk PengembanganSPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
5. Kecamatan Pekuatatan
Tabel 3. 35 SPAM Perdesaan (PAMDES) Kecamatan PekuatatanDesa/
Kelurahan Jenis Sumber Nama Kelompok Ketua Tim JumlahAnggota
Asah DurenMata Air Batu Kebo I Nyoman
Simpen 20
Mata Air Dagdag I 20Mata Air Dagdag II 20Mata Air Dagdag III 20Mata Air Jimas Sari 20Mata Air Juuk Manis I 20Mata Air Juuk Manis II 20Mata Air Melintang I 20Mata Air Melintang II 20Mata Air Melintang III 20
Mata Air Panca AmertaBeduuran 20
Mata Air Panca AmertaBetenan 20
Mata Air Pangkung Gedang I I WayanSuantara
Mata Air Pangkung JimasTemukus
I NgurahReken 20
Mata Air Pangkung Pangi I 20Mata Air Pangkung Pangi II 20Mata Air Pangkung Peji I 20Mata Air Pangkung Peji II 20Mata Air Pangkung Tirta 20
Mata Air Pangkung Teep I MangkuGanda 20
Mata Air Pangkung Teep II Kadek Suetra 20
Mata Air Pangkung Teep III I KetutMudana 20
Mata Air Paras Putih I WayanSudarma 20
3 - 55R e v i u R I S P A M
Desa/Kelurahan Jenis Sumber Nama Kelompok Ketua Tim Jumlah
Anggota
Mata Air Toyo Gangga 20Mata Air Tukad Pusuh 20Mata Air Tungtung Tangis I I Ketut ita 20Mata Air Tungtung Tangis II Wayan Piris 20
Mata Air Tungtung Tangis III I KomangSumarta 20
Mata Air Tungtung Tangis IV 20Mata Air Yeh Jimas Sari 20Mata Air Yeh Lateng 20Mata Air Yeh Tirta Empul 20
Desa MedewiMata Air Binar Tirta Lestari I Nyoman
Suandara 20
Mata Air Danu TirtaGusti Ngurah
KadeSukadana
20
Mata Air Dauh PangkungSlepo
I WayanWintra 20
Mata Air Mertha Masa 20Mata Air Tulus Harapan Ketut Sunarsa 20
Desa PulukanMata Air Arca Tirta I Komang
Budiasa 20
Mata Air Darma Bakti 20
Mata Air Dewi Amerta I Gusti PutuSudiatmika 20
Mata Air Kelompok 9 I KetutSukarta 20
Mata Air Merta 20Mata Air Tirta 20
Mata Air Wahana Tirta I KomangArdana 20
Mata Air Warna Kerti Gusti KetutWidama 20
Kecamatan Pekutatan 880Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAMKabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
B. Sumber Air Yang Digunakan PAMDES1. Kecamatan Melaya
Tabel 3. 36 Sumber Air Kecamatan Melaya
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
MelayaBlimbingsari
Sumber AirKehidupan Air Kehidupan 25
Sumber AirBlimbing Sari Blimbingsari 4
Nusasari Sumber Air CandiMekar Candi Mekar 0
3 - 56R e v i u R I S P A M
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
Tuwed Sumber Air TirtaSanjiwani Tirta Sanjiwani 0
Jumlah 29Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana IndukPengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
2. Kecamatan Jembrana
Tabel 3. 37 Sumber Air Kecamatan Jembrana
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
Jembrana Batuagung Sumber Air DanuAmerta Danu Amerta 0
Sumber Air TirtaNadi Giri Asih
Tirta NadiGiri Asih 3
Sumber Air ToyoGangga Amerta
Toyo GanggaAmerta 0
Sumber Air ToyoTirta Wana
Toyo TirtaWana 0
Dangintukadaya Sumber Air DanuMerta Danu Merta 0
Dauhwaru Sumber Air BukitSari Amerta
Bukit SariAmerta 3
Sumber Air TirtaMerta Giri
Tirta MertaGiri 10
Sumber Air TirtaSanji Amerta
Tirta SanjiAmerta 4,5
Sumber Air ToyaWisnu Amerta
Toya WisnuAmerta 0
Pendem Sumber Air MertaJati Merta Jati 26
Sumber Air TirtaAmerta Tirta Amerta 90
Sumber Air TirtaEmpul Giri Nadi
Tirta EmpulGiri Nadi 9
Sumber Air TirtaMerta Giri
Tirta MertaGiri 5
Sumber Air TirtaSanji Amerta
Tirta SanjiAmerta 4,5
Sumber Air ToyoNing Toyo Ning 0
Sumber Air WisnuAmerta Wisnu Amerta 6
Jumlah 161Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana IndukPengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
3. Kecamatan Mendoyo
3 - 57R e v i u R I S P A M
Tabel 3. 38 Sumber Air Kecamatan Mendoyo
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
Mendoyo Mendoyo DauhTukad
Sumber Air AmertaGuna Amerta Guna 0
Sumber Air BanyuPawitra Banyu Pawitra 0
Sumber Air DanuSari Danu Sari 0
Sumber Air SariBuana Sari Buana 0
Sumber Air SariMerta Sari Merta 0
Sumber Air TibuKuning Tibu Kuning 0
Sumber Air TirtaGiri Kusuma
Tirta GiriKusuma 0
Sumber Air ToyeTibu Kuning
Toye TibuKuning 0
Sumber Air WisnuMurti Darma Yasa
Wisnu MurtiDarma Yasa 0
Pergung Sumber Air GiriAmerta Giri Amerta 0
Sumber AirPancaka Tirta Pancaka Tirta 0
Pohsanten Sumber Air BanyuWerdi Banyu Werdi 0
Sumber Air GiriKusuma Tirta
Giri KusumaTirta 0
Sumber Air TirtaGunung Sari
Tirta GunungSari 3
Sumber Air TirtaWana Amera Sari
Tirta WanaAmera Sari 0
Sumber Air WarnaBanyu Milir
Warna BanyuMilir 0
Yehembang Sumber Air ToyoNing Toyo Ning 0
YehembangKangin
Sumber Air AirTaman Air Taman 6
Sumber AirPangkung Languan
PangkungLanguan 0
Sumber Air SegarDingin Segar Dingin 0
Sumber Air Ups Ups 0
Sumber Air WisnuMumbul
WisnuMumbul 3
Yehsumbul Sumber Air CandraArtha Giri Sentana
Candra ArthaGiri Sentana 1,5
Jumlah 13,5Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana IndukPengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
3 - 58R e v i u R I S P A M
4. Kecamatan Pekutatan
Tabel 3. 39 Sumber Air Kecamatan Pekutatan
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
Pekutatan Asahduren Sumber AirPangkung Pangi I
PangkungPangi I 0
Sumber AirPangkung Pangi II
PangkungPangi II 0
Sumber Air YehLateng Yeh Lateng 1
Sumber Air YehTirta Empul
Yeh TirtaEmpul 0
Manggissari Sumber Air JuukManis I Juuk Manis I 0
Sumber Air JuukManis Ii Juuk Manis Ii 0
Sumber AirMelintang I Melintang I 0
Sumber AirMelintang II Melintang I 0
Sumber AirMelintang III Melintang III 0
Sumber Air PancaAmerta Beduuran
Panca AmertaBeduuran 0
Sumber Air PancaAmerta Betenan
Panca AmertaBetenan 0
Sumber AirPangkung Peji I
Pangkung PejiI 0
Sumber AirPangkung Peji II
Pangkung PejiIi 0
Sumber AirPangkung Tirta
PangkungTirta 0
Sumber Air TukadPusuh Tukad Pusuh 0
Medewi Sumber Air ArtaSari Arta Sari 0
Sumber Air DauhPangkung Slepo
DauhPangkung
Slepo5
Sumber Air MerthaMasa Mertha Masa 0
Sumber AirSamblong YehSatang
Samblong YehSatang 0
Sumber Air TulusHarapan
Sumber AirTulus Harapan 5
Pulukan Sumber Air ArcaTirta
Sumber AirArca Tirta 3
Sumber Air BatuKebo
Sumber AirBatu Kebo 0
3 - 59R e v i u R I S P A M
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
Sumber Air BinaTirta Lestari
Sumber AirBina Tirta
Lestari4
Sumber Air DagdagI
Sumber AirDagdag I 0
Sumber Air DagdagIII
Sumber AirDagdag II 0
Sumber Air DagdagIII
Sumber AirDagdag III 0
Sumber Air DanuTirta
Sumber AirDanu Tirta 2
Sumber Air DarmaBakti
Sumber AirDarma Bakti 2
Sumber Air DewiAmerta
Sumber AirDewi Amerta 1,5
Sumber Air JimasSari
Sumber AirJimas Sari 0
Sumber AirKelompok 9
Sumber AirKelompok 10 1,5
Sumber Air Merta Sumber AirMerta 0
Sumber AirPangkung Gedang I
Sumber AirPangkungGedang I
312
Sumber AirPangkung JimasTemukus
Sumber AirPangkung
JimasTemukus
5
Sumber AirPangkungteep I
Sumber AirPangkungteep
I0
Sumber AirPangkungteep II
Sumber AirPangkungteep
II0
Sumber AirPangkungteep III
Sumber AirPangkungteep
III0
Sumber Air ParasPutih
Sumber AirParas Putih 0
Sumber Air Tirta Sumber AirTirta 0
Sumber Air ToyoGangga
Sumber AirToyo Gangga 0
Sumber AirTungtung Tangis I
Sumber AirTungtungTangis I
0
Sumber AirTungtung Tangis II
Sumber AirTungtungTangis II
0
3 - 60R e v i u R I S P A M
Kecamatan Desa/Kelurahan Sumber Air Nama
KelompokDebit (l/
dt)
Sumber AirTungtung Tangis III
Sumber AirTungtungTangis III
0
Sumber AirTungtung Tangis IV
Sumber AirTungtungTangis IV
0
Sumber AirWahana Tirta
Sumber AirWahana Tirta 2
Sumber Air WarnaKerti
Sumber AirWarna Kerti 0
Sumber Air YehJimas Sari
Sumber AirYeh Jimas Sari 0
Jumlah 344Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana IndukPengembangan SPAM Kabupaten Jembrana Tahun 2014 -2034
3 - 65R e v i u R I S P A M
C. Cakupan Pelayanan PAMDES1. Kecamatan Melaya
Tabel 3. 40 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Melaya
Desa/Kelurahan
Luas ReservoarDistribusi
(RD)
Volume Pipa Kebutuhan Kapasitas JumlahSR Terlayani
Rencanaha (m3) (mm) (l/dt) (l/dt) (l/dt) Jiwa
Candikusuma 804,78
Candikusuma 550 100 -200 69,15 60 65,08 58.578 Tahap IINusasari 789,69
Tuwed 835,04
Ekasari 3521,65Ekasari 280 100 -
200 69,15 60 65,08 58.578 Tahap IIMelaya 2545,49
Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM KabupatenJembranaTahun 2014-2034
2. Kecamatan Negara
Tabel 3. 41 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Negara
Desa/Kelurahan
Luas ReservoarDistribusi
(RD)
Volume Pipa Kebutuhan Kapasitas JumlahSR Terlayani
Rencanaha (m3) (mm) (l/dt) (l/dt) (l/dt) Jiwa
Baler Bale Agung 1704,17
Baler BaleAgung 800 100 -
200 98,16 65 92,38 83.145 Tahap I
Lelateng 706,89
Loloan Barat 32,16
Pangambengan 674,79Tegal Badeng
Barat 322,08
Tegal BadengTimur 312,72
Banjar Tengah 874,81
Kaliakah 800 100 -200 98,16 65 92,38 83.145 Tahap I
Cupel 89,96
Baluk 854,12
Banyu Biru 246,18
Kaliakah 1699,23Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM KabupatenJembranaTahun 2014-2034
3. Kecamatan Jembrana
Tabel 3. 42 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Jembrana
Desa/Kelurahan
Luas ReservoarDistribusi
(RD)
Volume Pipa Kebutuhan Kapasitas JumlahSR Terlayani
Rencanaha (m3) (mm) (l/dt) (l/dt) (l/dt) Jiwa
Perancak 399,66. Perancak 800 75 -150 98,16 65 92,38 83.145 Tahap I
Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM KabupatenJembranaTahun 2014-2034
3 - 66R e v i u R I S P A M
4. Kecamatan Mendoyo
Tabel 3. 43 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Mendoyo
Desa/Kelurahan
Luas ReservoarDistribusi
(RD)
Volume Pipa Kebutuhan Kapasitas JumlahSR Terlayani
Rencanaha (m3) (mm) (l/dt) (l/dt) (l/dt) Jiwa
Delodberawah 340,67
Mendoyo DauhTukad 350
100 -200
79,18 65 74,52 67.072 Tahap IIMendoyo DanginTukad 350,09 100 -
150Mendoyo DauhTukad 864,24
Penyaringan 4.980,32 Penyaringan 200 100 -200 79,18 65 74,52 67.072 Tahap II
Pohsanten 2.154,05
Tegalcangkring 500 100 -200 79,18 65 74,52 67.072 Tahap IITegalcangkring 1.969,60
Pergung 1.992,84
Yehembang 3.734,02
Yeh EmbangKauh 300 100 -
200 79,18 65 74,52 67.072 Tahap IIYehembang
Kangin 4.022,23
YehembangKauh 7.776,38
Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM KabupatenJembranaTahun 2014-2034
5. Kecamatan Pekutatan
Tabel 3. 44 Cakupan Pelayanan PAMDES Kecamatan Pekutatan
Desa/Kelurahan
Luas ReservoarDistribusi
(RD)
Volume Pipa Kebutuhan Kapasitas JumlahSR Terlayani
Rencanaha (m3) (mm) (l/dt) (l/dt) (l/dt) Jiwa
Gumbrih 1408,57
Medewi 400
100 -200
36 37 33,76 30.381 Tahap IIIPekutatan 798,89 75 –
150
Pangyangan 1376,49 50 -75
Pengeragoan 2456,49 100 -200
Sumber : Peraturan Bupati Jembrana No. 41 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM KabupatenJembranaTahun 2014-2034
3.2.1.3 Pelayanan Air Minum Partisipasi Masyarakat (PAMSIMAS)A. Nama Kelompok
1. Kecamatan Melaya
Tabel 3. 45 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Melaya
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
KetuaKelompokPAMSIMAS III DAK HID APBDES
Desa Manistutu
1Kelompok AirMinumPegubugan Benel
- √ - √ 300 KK I Ketut Tayun
2Kelompok AirMinum ToyaAmertha Pendem
- - - - 115 KK I Gst KetutWiyana
3 Kelompok AirMinum Ketiman - - - - 120 KK I Gede Warsita
3 - 67R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
KetuaKelompokPAMSIMAS III DAK HID APBDES
4 Kelompok AirMinum Benel - - - - 40 KK I Made
Supartika
5Kelompok AirMinum TunasMekar
- - - - 30 KK I Putu Darmika
6
Kelompok AirMinum SariBuana BanjarKetiman Kaja
- - - √ 22 KK I KomangYastra
7
Kelompok AirMinum AmerthaPertiwi KetimanKaja
- √ - - 100 KK I Gede Somo
Desa Warnasari1 Buana Merta - √ - - 85 KK I Putu Muliarta
2 Tirta BuanaMerta - - - √ 15 KK I Nengah
Wardana
3 Bumdes KaryaLestari - √ - √ 57 KK I Wayan Sudra
4 Kelompok SumurBor Tirta Buana - - - - 45 KK I Gusti Made
Cakra
Desa Tuwed
1 Pamsimas DesaTuwed - - √ √ 141 KK I Putu Gede
Suita
Desa Candikusuma
1 Pamsimas DesaCandikusuma - √ - √ 52 KK I B Sandiyasa
Manuaba
Desa Blimbingsari
1 Kelompok AirBatu Merta Sari √ - - √ 272 KK
Ni MadeEastherKurniatiSuryaka
2 Kelompok AirHidup - - - √ 122 KK I Made Budi
Sentosa
3 Kelompok AirKehidupan - - - √ 87 KK Bapang
Kuswanto
Desa Melaya
1 Tirta Nadi √ - - √ 141 KK I Putu GedeSuita
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembran, Tahun 2021
2. Kecamatan Negara
Tabel 3. 46 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Negara
No NamaKelompok
Sudah Dapat Bantuan /Belum JumlahPengguna
(KK)Ketua
KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
KelurahanBaler BaleAgung
1 Kelompok AirSari Merta - - - - 30 KK Ketut Suartana
2 Kelompok AirTelepus Ning - - - - 327 KK I Kade Darsa
Desa Berangbang
3 - 68R e v i u R I S P A M
No NamaKelompok
Sudah Dapat Bantuan /Belum JumlahPengguna
(KK)Ketua
KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
1 Amerta Jati - - - - 731 KK I Gusti Kt.Supertana
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembran, Tahun 2021
3. Kecamatan Jembrana
Tabel 3. 47 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Jembrana
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
KetuaKelompokPAMSIMAS
III DAK HID APBDES
Desa Dangintukadaya
1 Danu Merta - √ - √ 200 KK I Dewa KadeParwata
Desa Batuagung1 Tirta Wana - - - √ 800 KK I Made Pernama
2 Telepus Sari - - - - 25 KKIda BagusKomangSugamia
3 Danu Merta - - - √ 45 KK I Gede Ardika
4 Tirta Buana - - - - 90 KK I Gusti PutuArdana
5 Kelining Sari - - - - 40 KK I Gusti KetutParnawa
6 Wibuh Sari - - - - 22 KK I Gusti NgurahKomang Sedana
7 Danu Sari - - - - 7 KK Ida Kade Sutika
8 Gangga Amerta √ √ - - 28 KK I Gusti AgungKetut Witara
9 Wana Sari - - - - 24 KK I NyomanArdana
10 Tirta Wana - - - - 15 KK Ida Kade NarkaKelurahan Dauhwaru
1 Wisnu Amertha - - - - 235 KK I Wayan Dendra
2 Gangga Amertha - - - - 280 KK I WayanWardika
Kelurahan Pendem
1 Giri Sari - √ - - 43 KK I Putu AryAryana
2 Bukit Sari Amerta - √ - - 27 KK I KomangArmita
3 Wisnu Amerta - √ - - 40 KK I NengahDoryen
4 Tirta Amerta Giri - √ - - 80 KK I WayanSantika
5 Tirta Empul Giri Nadi - √ - - 150 KK I Gusti KomangArta
6 Sari Amerta Jati - - - - 30 KK I WayanArnawan
7 Seka Toyo TunjungPutih - - - - 10 KK I Ketut Tastra
8 Sekeha Toyo NingKangkangan - - - - 10 KK I Komang
Wilaba
9 Sekehe Toyo TirtaAmerta - - - - 17 KK I Ketut Londen
10 Toya Amerta Mirah - - - - 10 KK I Nengah ArditaYana
11 Telepus Toya Jati - - - - 10 KK I Nengah DwiAgus Astina
12 Seka Toyo Panca Tirta - - - - 8 KK I MadeSuparma
3 - 69R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
KetuaKelompokPAMSIMAS
III DAK HID APBDES
13 Air Bersih Merta Jati - - - - 10 KK I Putu PartikaYasa
14 Sekha Toyo Tirta NadiGiri Asih - √ - - 140 KK I Ketut
Sutuyana
15 Air Bersih Banyu Urip - - - - 24 KK I Putu Merta
16 Sekaha Yeh TelagaNgembeng - - - - 20 KK I Dewa Ketut
Yastra
17 Sekaha Yeh TirtaAmertha - - - - 19 KK I Nyoman
Suarsen
18 Trebes Amertha - √ - - 16 KK I WayanBudiarta
19 Toyo Sari Mertha - - - - 24 KK I Ketut SuarsaSumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembran, Tahun 2021
4. Kecamatan Mendoyo
Tabel 3. 48 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Mendoyo
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
KetuaKelompokPAMSIMAS
III DAK HID APBDES
Desa Yeh Sumbul
1 Wisnu Mumbul Pk.Languan Mekar - - - - 50 KK I Made Sumerta
2 Yeh Satang-Samblong - - - √ 70 KK Gede Diantara
Adnyana
3 Arta Sari - - - √ 53 KK I KadekSuarnaya
4 Toyo Ning √ - - √ 35 KK I Ketut SukaWisnawa
5 Candra Arti GiriSentana √ - - - 49 KK I Gusti Kade
Arnyana
6 Tirta Mumbul - - - - 31 KK I NyomanNastra
7 Candra Sari - - - - 20 KK I KomangMendra
8 Sumber Baru - - - - 130 KK Sulaimi
9 Yeh Pancoran - - - √ 25 KK I KomangSuarnaya
10 Banyu Milir - - - - 25 KK I Komang Bawa
11 Lekong WanagiriJaya - - - - 15 KK I Nengah
Sudantra
Desa Yehembang Kangin
1 Banjar Tegak Gede - - - √ 277 KK I Gusti PutuPutra Legawa
2 Banjar Sumbul - - - √ 190 KK I Gusti PutuPutra Legawa
3 Banjar Tibusambi - - - √ 191 KK I Gusti PutuPutra Legawa
4 Banjar Nusamara √ √ - √ 154 KK I Gusti PutuPutra Legawa
5 Banjar Bangli √ - - √ 99 KK I Gusti PutuPutra Legawa
Desa Yehembang
1 Kelompok Air TirtaMumbul √ - - √ 34 KK I Nyoman Wiasa
3 - 70R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
KetuaKelompokPAMSIMAS
III DAK HID APBDES
2 Kelompok Air TirtaAmerta - √ - - 192 KK I Ketut Muliana
3 Kelompok Air TirtaSari - - - - 10 KK I Made
Aryadana
Desa Yehembang Kauh1 Tirta Pala - - - √ 219 KK I Made Karianta
2 Anggrek Wangi - √ - √ 233 KK I Dewa KomangSucipta
3 Tirta Amerta - - - √ 223 KK I WayanSudiarta
Kelurahan Tegalcangkring
1 Tirta Amerta Sari √ - √ - 305 KK I Gede YasaDana
Desa Pergung1 Tirta Amerta √ - - - 214 KK I Ketut Sundra
Desa Mendoyo Dauh Tukad
1 Sari Buana √ - - - 10 KK Gusti KadeSuerma
2 Kusuma Tirta - - - - 118 KK I Wayan Dana
3 Amerta Guna √ - - - 46 KK I Gusti PutuMerta
4 Sari Merta - - - - 16 KK Gst. Ngr. KadeDiatmika
5 Panca Tirta - - - - 40 KK Gusti KadeSuartana
6 Danu Merta - - - - 60 KK Gusti PutuRiana
7 Danu Merta - - - - 50 KK Kayan Santer
8 Banyu Pawitra - - - - 40 KK Gusti KomangSudiasa
9 We Humili √ - - - 39 KK Gusti KomangDarma
10 Danu Merta √ - - - 45 KK Kade Budiarta
11 Wisnu Murti - - - - 147 KK Gusti PutuPardana
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembran, Tahun 2021
5. Kecamatan Pekutatan
Tabel 3. 49 Nama Kelomok PAMSIMAS Kecamatan Pekutatan
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
Ketua KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
Desa Pengeragoan
1 Seke Pipa AirGumbrih - - - - 35 KK I Made Sunetra
2 Air Minum Beji - - - - 40 KK I Kadek ArgaNarayana
3 Air Minum TegehKaja - - - - 47 KK I Wayan
Suarnawa
4 Seke Pipa Proyek I - - - - 68 KK I Nyoman NadaWibawa
5 Seke Pipa Air 40 - - - - 40 KK I Wayan Sukarya
3 - 71R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
Ketua KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
6 Seke Pipa PmertaJati - - - - 90 KK I Ketut Nada
Astawa
7 Seke Pipa BatuRenggong Linglung - - - - 40 KK I Ketut Suwila
8 Seke Pipa BukitKembang Merta - - - √ 60 KK I Ketut Lendra
9 Seke PipaTerebesan Bukit - - - √ 30 KK I Made Suwila
10 Seka PipaKelompok 27 - - - - 27 KK I Ketut Neta
11 Alam Tirta AmertaDewata - - - - 11 KK I Wayan Kindera
12 Tirta Amerta - - - - 8 KK I Ketut Merta
13 Tirta Amerta - - - - 20 KK I Nyoman Simpen
14 Tirta Warna Giri - - - - 7 KK Mk. I WayanSuasa Astawa
15 Tirta Amerta - - - - 4 KK I Nengah Suana
16 Alam TirtaSejahtera - - - - 5 KK I Wayan Murdana
17 Tirta Giri - - - - 6 KK I Made Tirta MahaUtama
18 Tirta Ening - - - - 5 KK I Nyoman Tirta
19 Tirta Giri - - - - 8 KK I Km. Agus WidiUtama
20 Tri Tirta Giri Wana - - - - 7 KK I Nengah Sukania
21 Merta Suci - - - - 11 KK I Wayan Timtim
22 Dwi Wana Tirta - - - - 16 KK I Nyoman Dapet
23 Tirta Ayu - - - - 35 KK I Ketut Sarka
24 Tirta Alam Dewata - - - - 4 KK I Ketut Susana
25 Tirta Buana - - - - 7 KK I Nyoman Janji
26 Tirta Buana - - - - 3 KK I Ketut Rangga
27 Tirta Amerta - - - - 8 KK I Wayan Sukarta
28 Tirta Amerta - - - - 7 KK I Wayan Sujadi
29 Giri Warna Tirta - - - - 9 KK I Nyoman Suana
30 Marga Tirta - - - - 41 KK I Ketut Danta
31 Tirta AbadiBadingkayu - - - √ 354 KK I Ketut Merta
32 Tirta Alam - - - - 6 KK I Wayan Danil
33 Tirta WisnuKumara - - - - 97 KK I Wayan
Remiayasa
34 Pancoran Mekecir - √ - √ 150 KK I Ketut Widana
35 Yeh Tirta Amerta - - - - 30 KK I Wayan Wedra
Desa Gumbrih1 Banyu Asri Sari - - - - 26 KK I Made Raka
2 Tirta Sari - - - - 57 KK I Putu Sukadana
3 Wana Sari - - - √ 21 KK I Made Astana
4 Tirta Ening - - - √ 38 KK I Wayan Adi SukaArnawa
5 Sumber Urip - - - - 46 KK I Made Wasa
6 Taman Sari √ - - - 125 KK I Wayan Rujianto
7 Toya Muncrat - - - - 20 KK I Ketut Bambang
8 Merta Sedana - - - - 20 KK I Wayan Suartana
3 - 72R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
Ketua KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
9 Tirta Warna Sari - - - √ 75 KK I Nyoman YasiArta
10 Wana Tirta - - - √ 239 KK I NyomanSuryantha
Desa Manggissari
1 Tirta AbadiSejahtera √ - - √ 252 KK I Gst. Ngr.
Arimbawa
2 Air Pande - - - - 39 KK Made RudiWirawan
3 Tunjung Mekar - - - - 7 KK I NyomanSulendra
4 Tirta Buana - - - - 13 KK Gst. Made Merta
5 Tirta Mekar - - - - 12 KK Gst. Putu Raka
6 Tirta Geduh √ - - - 125 KK I Ketut Wiratna
7 Tirta Mekar - - - - 3 KK Nym. Mustika
8 Dwi Jadi - - - - 2 KK I Made Sutema
9 Tirta Harum - - - - 21 KK I Ketut Sumerta
10 Toyo Anakan - - - - 29 KK I Nengah Suarsa
11 Toyo Hening - - - - 8 KK I Kadek Sudarma
12 Toyo Amerta - - - - 16 KK I Made Eka Putra
13 Ulun Merta - - - - 8 KK I Nengah Sukirna
14 Banyu Buana - - - - 10 KK I Kadek Sudiana
15 Tri Karya - - - - 3 KK I Ketut Darmita
16 Merta Sari - - - - 11 KK I Komang Siwa
17 Toyo Beji - - - - 12 KK I Made Wijana
18 Toy Banjar √ - - - 17 KK I Kadek Wirawan
19 Toyo Wangi - - - - 12 KK I WayanSupriawan
DESA ASAHDUREN
1 Kelompok AirMelintang 1 - - - - 19 KK I Nengah Nuarpa
2 Kelompok AirPangkung Gedang - - - - 37 KK I Wayan
Suartama
3 Kelompok AirMelintang 2 - - - - 15 KK I Wayan Kastapa
4 Kelompok AirMelintang 3 - - - - 17 KK I Wayan Parta
5 Kelompok AirMelintang 4 - - - - 16 KK I Wayan Nuaba
6 Kelompok AirGedang Sari - - - - 10 KK I Wayan Cager
7Kelompok AirPangkungBujangga
- - - - 14 KK I Nyoman Sarka
8 Kelompok AirPangkung Manggis - - - - 14 KK I Kadek Budiarta
9 Kelompok AirPangkung Buah - - - - 16 KK I Wayan Sirpa
10 Kelompok AirBersih Dagdag 1 - - - - 25 KK I Made Sukarata
11 Kelompok AirBersih Ulun Jimas - - - - 30 KK I Kadek Wardana
12Kelompok AirBersih PangkungMungmung
- - - - 20 KK I Nengah Bandria
3 - 73R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
Ketua KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
13 Kelompok AirBersih Tukad Baas - - - - 22 KK I Komang
Suartana
14Kelompok AirBersih PangkungPeji
- - - - 14 KK I Komang Sila Ada
15Kelompok AirBersih PangkungJimas 1
- - - - 32 KK I Nengah Reken
16 Kelompok AirPangkung Kresek - - - - 17 KK I Made Tirka
17Kelompok AirBersih PuncakMelintang
- - - - 9 KK I Made Tirka
18 Kelompok AirTangis - - - - 31 KK I Ketut Widana
19 Kelompok AirPangkung Jimas 1 - - - - 45 KK I Wayan Sukada
20 Kelompok AirPangkung Pusuh - - - - 67 KK I Wayan Subena
21Kelompok AirSumber Giri BatuPutih
- - - - 13 KK Jero MangkuLanduh
22 Kelompok AirPangkung Rejati - - - - 39 KK I Komang Eka
Yasa
23 Kelompok AirTungtung Tangis 2 - - - - 25 KK I Wayan Suadnya
24 Kelompok AirPangkung Ges - - - - 25 KK I Nyoman Suda
25 Kelompok AirPangkung Teep - - - - 14 KK I Ketut Mudana
26 Kelompok Air Tirta - - - - 14 KK I Ketut Darta
27 Kelompok AirPanca Amerta - - - - 7 KK I Nengah Bandria
28 Kelompok AirBersih Pancoran - - - - 8 KK I Kadek Tedun
29 Kelompok Air YehKutub - - - - 13 KK I Nyoman Desna
30 Kelompok Air YehPangi - - - - 22 KK I Kadek Suastika
31 Kelompok Air ToyoGangga - - - - 42 KK Jero Mangku
Kasna
32 Kelompok AirBatur Sari 2 - - - - 35 KK I Nengah Bandria
33 Kelompok AirBersih Batu Kebo - - - - 33 KK I Nyoman Simpen
34 Kelompok AirTungtung Tangis 3 - - - - 28 KK I Wayan Parta
35 Kelompok AirDagda 2 - - - - 36 KK I Nyoman Saka
36Kelompok AirPangkung Damah2
- - - - 20 KK Jero Mk. NymGara
37 Kelompok AirRijasa - - - - 14 KK I Ketut Kresna
38 Kelompok AirPagkung Damah 1 - - - - 24 KK I Komang Nuarta
3 - 74R e v i u R I S P A M
No Nama KelompokSudah Dapat Bantuan /Belum Jumlah
Pengguna(KK)
Ketua KelompokPAMSIMASIII DAK HID APBDES
39 Kelompok AirBatur Sari 1 - - - - 54 KK I Nengah Sirpa
40 Kelompok AirJimas 2 - - - - 30 KK I Wayan Suparta
Desa Pangyangan
1 Kelompok AirBersih √ √ - √ 168 SR I Made Edy
Sutapa
Desa Pulukan
1 Kelompok AirBersih Sembilan - - - - 9 KK I Ketut Sukarta
2 Kelompok Air TirtaNadi - - - √ 11 KK I Nengah Gindra
3 Kelompok AirWana Kerti - - - - 61 KK I Wayan
Suardana
4 Kelompok Air TirtaSari - - - - 19 KK I Made Suece
5 Kelompok AirDarma Bakti - - - - 25 KK I Komang Astawa
6 Kelompok DewiAmerta - - - - 10 KK I Gusti Putu
Sudiatmika
7 Kelompok AirWahana Tirta - - - - 12 KK I Komang Ardana
8 Kelompok Air ArcaTirta - √ - - 21 KK I Komang Budiasa
9 Kelompok Air TirtaAmerta - - - - 60 KK I Nengah Dana
10 Kelompok AirSekeha Toya - - - - 83 KK I Gusti Agung
Raka Pujana
11 Kelompok Air TirtaNing - - - - 10 KK Suparno
12 Kelompok Air TirtaUtama - - - - 32 KK I Ketut Sulatra
13 Kelompok AirTujuh - √ - - 7 KK Sukirno
14 Kelompok AirGombang Sari - - - √ 9 KK I Gusti Ngurah
Putu Laksana
15 Kelompok AirBersih 25 - - - - 25 KK I Komang Astawa
16 Kelompok AirBersih Sapta Toya - - - - 10 KK I Wayan Wispa
17 Kelompok AirBersih Merta Nadi - √ - - 46 KK I Kadek Rudiasa
18 Kelompok AirBersih Taman Sari - - - √ 12 KK I Wayan Sudana
19Kelompok AirBersih PamsimasIII
√ - - √ 50 KK Suherman
20 Kelompok AirBersih Eka Sedana - √ - - 102 KK I Gede Wardita
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembran, Tahun 2021
3 - 80R e v i u R I S P A M
B. Sumber Air PAMSIMASSumber air PAMSIMAS di Kabupaten Jembrana tersebar di beberapa
kecamatan, yaitu:1. Kecamatan Melaya terdapat 1 (satu) PAMSIMAS yaitu PAMSIMAS Desa
Ekasari dengan panjang jaringan pipa transmisi 3.511,84 m dan jaringanpipa distribusi 3.956,65 m, serta dilengkapi dengan bangunan penunjangCTPS (cuci tangan pakai sabun) Umum berjumlah 1 buah
2. Kecamatan Mendoyo terdapat 1 (satu) PAMSIMAS yaitu PAMSIMAS DesaPenyaringan dengan panjang pipa transmisi 5.137,74 m dan jaringan pipadistribusi 5.377,30 m, serta dilengkapi dengan bangunan penunjang CTPS(cuci tangan pakai sabun) Umum berjumlah 1 buah
3. Kecamatan Pekutatan terdiri dari 3 (tiga) PAMSIMAS, yaitu:a) PAMSIMAS Desa Manggisari menggunakan sumber air Manggisari yang
kemudian didistribusikan ke reservoar Bunut Bolong serta dilengkapidengan bangunan penunjang CTPS (cuci tangan pakai sabun) Umumberjumlah 1 buah
b) PAMISMAS Desa Medewi menggunakan sumber air Medewi denganpanjang jaringan pipa transmisi 4.963,47 m dan jaringan pipa distribusi753,93 m yang kemudian didistribusikan ke reservoar Medewi
c) PAMSIMAS Desa Pengeragoan menggunakan sumber air PengeragoanBading Kayu
Bak Kecil Pengeragoan dengan panjang jaringan pipa distribusi3.052,12 m
Reservoar Mengenuanyar dengan panjang jaringan pipa distribusi813,65 m serta dilengkapi dengan bangunan penunjang CTPS (cucitangan pakai sabun) Umum berjumlah 1 buah
3 - 86R e v i u R I S P A M
3.3 ASPEK NON TEKNIS3.3.1 Aspek Keuangan1. Sumber Air Yang Digunakan
Dari jumlah penduduk sejumlah 278.100 jiwa, sekitar 186.663 jiwa atau67,12% yang berada dalam wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Jembrana,dimana sampai saat ini baru terlayani PDAM adalah sebanyak 122.242 jiwaatau 65,49% sedangkan sebanyak 91.437 jiwa atau 32,88% mendapatkan aksespelayanan air dengan Pelayanan Air Minum Partisipasi Masyarakat(PAMSIMAS).
Tabel 3. 50 Data Jumlah dan Kapasitas Air Baku PERUMDA KabupatenJembrana
No. Uraian Jumlah(Unit)
Kapasitas(m3)
Sebaran(%)
SistemDistribusi
Sebaran(%)
1 Sumur Bor 33 215 84,98 Perpompaan2 IPA 2 13 5,14 Perpompaan 90,123 Mata Air 3 17 6,72 Gravitasi4 Air Permukaan 4 8 3,16 Gravitasi 9,88
Jumlah 44 253 100 100Sumber : PDAM Kabupaten Jembrana Tahun, 2021
2. Klasifikasi Pemakaian AirTabel 3. 51 Sebaran Pemakaian Air, Jumlah Sambungan dan Pendapatan
No. Uraian Pemakaian(m3)
Sebaran(%)
JumlahSambungan
(unit)Sebaran
(%) Pendapatan (Rp) Sebaran(%) Ket.
1 Sosia/ KranUmum 58,079 1,25 346 1,40 316.089.600 1,23 84,21
2 RumahTangga 4.037.700 87,11 23.001 93,16 21.297.745.450 82,98
3 Pemerintah 374,152 8,07 664 2,69 2.416.551.800 9,42 15,794 Niaga Kecil 110,868 2,39 611 2,47 932.553.400 3,635 Niaga Besar 28.930 0,62 53 0,21 292.039.550 1,146 Industri Kecil 58 0,00 2 0,01 2.929.000 0,01
7 IndustriBesar 2.920 0,06 13 0,05 45.166.00 0,18
8 Pelabuhan 22.674 0,49 1 0,00 363.277.000 1,42Jumlah 4.635.381 100 24.691 100 25.666.351.800 100
Sumber : PDAM Kabupaten Jembrana Tahun, 2021
Keterangan :
Sebanyak 88,36 % pemakaian air digunakan untuk kebutuhan sosial danrumah tangga
Sebanyak 94,56 % unit sambungan berasal dari klasifikasi sosial dan rumahtangga
Sebanyak 84,21 % atau sebesar Rp. 21.613.835.050,- pendapatan berasardari klasifikasi sambungan sosial dan rumah tangga
Tabel 3. 52 Harga Air Terjual Rata-Rata per Klasifikasi Sambungan
No. UraianJumlah
Sambungan(unit)
JumlahPemakaian
(m3)Pendapatan (Rp) Harga Air
(Rp/ m3)Ket.(%)
1 Sosia/ KranUmum 346 58,079 316.089.600 5.442,41 94,56
3 - 87R e v i u R I S P A M
2 RumahTangga 23.001 4.037.700 21.297.745.450 5.274,72
3 Pemerintah 664 374,152 2.416.551.800 6.458,74 5,44
4 Niaga Kecil 611 110,868 932.553.400 8.411,385 Niaga Besar 53 28.930 292.039.550 10.094,706 Industri Kecil 2 58 2.929.000 50.500,007 Industri Besar 13 2.920 45.166.00 15.467,818 Pelabuhan 1 22.674 363.277.000 16.021,74
Jumlah 24.691 4.635.381 25.666.351.800 100Sumber : PDAM Kabupaten Jembrana Tahun, 2021
Tabel 3. 53 Data Harga dan Biaya Operasional Per M3 Air TerjualNo. Uraian Nilai Sebaran (%)
1 Pendapatan Rekening (Rp) 25.666.351.800,00 94,67Pend. Non Air 1.145.456.250,00 4,22Pend. Lain-Lain 299.973.921,86 1,11
Total 27.111.781.971,862 Beban Operasional (Rp) 26.893.547.688,333 Air Terjual (m3/ th) 4.635.381,004 Jumlah Produksi Air (m3/th) 6.592.000,005 Harga Rata/ m3 terjual (Rp) 5.536,766 Beban Op/ m3 terjual (Rp) 5.801,49
Laba/ Rugi (Rp/m3) (265)
3. Permasalahan dan Rencana Tindaha. Sisi Produksi Air
1) Menyediakan kapasitas produksi atau minimal 15 l/dt setiap tahunsejalan dengan peningkatan kebutuhan, keinginan, dan kepuasanpelanggan, yaitu 1 liter air produksi menambah 70 unit konsumen baru
2) Menyediakan jaringan pipa transmisi dari sumber khusus menujukawasan pertumbuhan (investasi sangat tinggi)
3) Mengingat topografi wilayah perencanaan kita relatif datar, sebaiknyalokasi sumber air terdesentralisasi pada kawasan pertumbuhanpelanggan, tetapi masalahnya :
Tidak pada semua wilayah pelayanan ada kapasitas baru
Sumber air baku yang tersedia khususnya wilayah Kecamatan Negara,Kecamatan Jembrana, dan Kecamatan Melaya adalah sumur bor,sedangkan untuk wilayah Kecamatan Mendoyo dan KecamatanPekutatan adalah air permukaan bagian hilir sehingga diperlukan IPA
b. Sisi Disribusi1) Menyediakan reservoar distribusi untuk menyeimbangkan persediaan air
pada hari maksimum dan khususnya pada pemakaian jam puncak2) Melakukan penyempurnaan/melengkapi jaringan perpipaan sejalan
dengan kebutuhan pelayanan3) Melakukan pergantian water meter pelanggan yang rusak secara fisik
maupun pergantian disesuaikan dengan umur ekonomis
3 - 88R e v i u R I S P A M
4) Secara rutin inspeksi dan melakukan pemeliharaan jaringan perpipaan5) Menganalisa/ menerapkan pendekatan pemakaian air berdasarkan
jumlah jiwa per sambungan data saat ini RT. 135 l/or/hari, secaranasional pemakaian ata-rata adalah 90 – 200 l/or/hari
6) Dalam jangka menengah secara bertahap menerapkan baca secaraelektronik dengan catatan 80 & water meter pelanggan yang terpasangsesuai dengan umur ekonomis, sehingga keakuratan dapat terjamin
c. Dari Sisi Keuangan/ Management1) Meningkatkan pendapatan dari sisi rekening dengan meningkatkan
akurasi pembacaan meter atau optimalisasi memanfaatkan water metersesuai umur teknis atau umur ekonomisnya atau secara bertahapmemanfaatkan pembacaab secara elektronik
2) Menekan biaya operasional secara selektif (efektivitas efisiensi) tanpamengabaikan produktivitaspelayanan
3) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui pengadaanpendidikan dan latihan (diklat) secara mandiri maupun yang dilaksakanoleh Pemerintah melalui APBN
4) Mengajukan kepadat Pemerintah baik pusat maupun daerah untukmembantu penyertaan modal daerah khusunya penambahan kapasitasair baku dan Jaringan Distribusi Utama (JDU)
5) Menyediakan sarana dan prasarana operasional maupun non operasionalyang memadai, seperti perkantoran, kendaraan operasional, dan saranapendukung lainnya.
3.3.2 Aspek Kelembagaan1. Organisasi
Aspek organisasi dan kelembagaan PDAM Kabupaten Jembranadituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II JembranaNomor 15 Tahun 1991 tanggal 31 Agustus 1991 tentang Pendirian PerusahaanDaerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana. Perusahaan DaerahAir Minum Kabupaten Jembrana berkedudukan di Jalan Udayana No. 29XNegara – Bali. Perusahaan Daerah Air Minum ini merupakan kelanjutan dariBadan Pengelola Air Minum (BPAM) Kab. Daerah Tk. II Jembrana berdasarkanKeputusan Menteri PU No : 074/KPTS/CK/X/1979 tanggal 8 Oktober 1979tentang Pembentukan Badan Pengelola Air Minum (BPAM) KabupatenJembrana, yang pada intinya menyatakan bahwa untuk sementara kegiatan –kegiatan pengelolaan air minum dilaksanakan oleh BPAM Kabupaten Jembrana.
Penyerahan/pengalihan status BPAM menjadi PDAM, ditetapkan denganKeputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 620/KPTS/1992 tanggal 31 Agustus1992. Serah terima pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih diKabupaten Jembrana dari Menteri PU kepada Gubernur Bali yang dituangkandalam Berita Acara Nomor Pihak Kesatu 29/BA/AMPU/1992 dan nomor PihakKedua 539/2336/Bimas.Ek tanggal 12 September 1992, dan selanjutnya dariGubernur Bali kepada Bupati Jembrana yang dilaksanakan dengan Berita AcaraNomor Pihak Kesatu 539/3256/Binas.Ek dan nomor Pihak Kedua539/2336/Ek/1992 tanggal 12 September 1992 selanjutnya dengan KeputusanBupati Jembrana Nomor 270 Tahun 1992 tanggal 29 September 1992 tentang
3 - 89R e v i u R I S P A M
Penugasan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Penyediaan Air Bersih di WilayahKabupaten Jembrana kepada PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana.
Pengalihan status BPAM menjadi PDAM sesuai Kepmen diatas, laluditetapkan oleh Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No. 1 Tahun2020 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Amertha Jati, bentukBadan Hukum Perusahaan Daerah Air Minum yaitu Perusahaan Umum Daerah(PERUMDA).
Nilai kekayaan yang diserahkan pada saat penyerahan pengelolaan (31Agustus 1992) berjumlah RP. 3.615.795.862,85. Berdasarkan Surat KeputusanMenteri Keuangan Nomor : S-1897/A/52/05/97 tanggal 5 Mei 1997 yangditujukan kepada Menteri Pekerjaan Umum, dinyatakan bahwa MenteriKeuangan menyetujui asset exs Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih(P2AB) di Kabupaten Jembrana senilai Rp. 6.689.895.156,58 untuk dihibahkankepada Kabupaten dan selanjutnya ditetapkan sebagai Penyertaan ModalPemerintah Daerah pada PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana.Disamping itu terdapat penyertaan dari Pemerintah Daerah KabupatenJembrana sebagai berikut:
Tahun 1999 sebesar : Rp. 2.440.000,-
Tahun 2002 sebesar : Rp. 74.600.000,-
Dengan demikian pada tanggal 31 Desember 2010 penyertaan modalPemerintah Kabupaten Jembrana adalah sebesar Rp. 6.766.935.156,58. Tujuanpendirian perusahaan sesuai Perda diatas adalah untuk menyelenggarakanpengelolaan air minum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yangmencakup aspek sosial dan pelayanan umum secara terus menerus danmemenuhi syarat kesehatan.
Susunan Direksi PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana adalahterdiri dari 1 (satu) orang Direktur. Berdasarkan Surat Keputusan BupatiJembrana Nomor …./Ekbangsosbud/….. tanggal ….. mengangkat saudara IdaBagus Kerta Negara sebagai Direktur PDAM Tirta Amertha Jati KabupatenJembrana (…….) menggantikan …… yang menjabat sebagai Direktur PDAMTirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana sejak tahun ….. sesuai dengan SuratKeputusan Bupati Jembrana Nomor ….tahun …. tanggal …...
Susunan Badan Pengawas PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembranapada tahun 2021 adalah yang ditetapkan dengan Surat Keputusan BupatiJembrana Nomor …./Ekbangsosbud/…. tanggal …… terdiri dari PejabatDaerah.
a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan PDAM;b. Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan 5 tahunan dan
tahunan;c. Membina pegawai;d. Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;e. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;f. Melaksanakan kegiatan teknik PDAM;g. Mewakili PDAM baik di dalam dan di luar pengadilan;h. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca
dan Perhitungan Laba/Rugi; dani. Bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah melalui Badan Pengawas.
3 - 90R e v i u R I S P A M
Badan pengawas terdiri dari Pejabat Daerah, perorangan dan masyarakatkonsumen yang memenuhi persyaratan. Badan pengawas mempunyai tugassebagai berikut:a. Mengawasi kegiatan Direksi;b. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap
pegangkatan Anggota Direksi;c. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap program
kerja yang diajukan oleh Direksi;d. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap rencana
perubahan status kekayaan PDAM;e. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap rencana
pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain; danf. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap laporan
Neraca dan perhitungan Laba/Rugi.
3 - 91R e v i u R I S P A M
Gambar 3. 44 Bagan Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Jembrana
KasubagHubunganLangganan
KasubagPelayananLangganan
KasubagKeuangan
KasubagAkuntansi
KasubagUmum/
Personalia
Direktur
Kepala Bagian Administrasi& Keuangan
Kepala BagianPelanggan
Kepala BagianTeknik
KasubagPerencanaan
Teknik
KasubagDistribusi
KasubagProduksi /Perawatan
Kepala UnitPelayanan Mendoyo
Kepala UnitPelayanan Pekutatan
Kepala UnitPelayanan Negara
Kepala UnitPelayanan Melaya
KasubagPerlengkapan
KasubagPenyambungan& Meter Segel
3 - 92R e v i u R I S P A M
2. Sumber Daya ManusiaKinerja pengelolaan PDAM berdasarkan struktur organisasi adalah Direksi
membawahi pegawai dan bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan diPDAM dimana Direksi diawasi oleh Badan Pengawas. Badan Pengawas nantinyaakan meneruskan kepada Kepala Daerah terkait permasalahan yang ditemuiuntuk dapat memberikan pendapat dan saran guna kelancaran pelaksanaankegiatan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di PDAM Tirta Amertha JatiKabupaten Jembrana sejumlah 166 orang seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 54 Data Personalia PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten JembranaNo. Uraian Jumlah
(orang)1 Direktur 12 Kepala Bagian 33 Subag Pelayanan Langganan 184 Subag Hubungan Langganan 65 Subag Keuangan 76 Subag Akuntansi 67 Subag Umum & Personalia 218 Subag Perlengkapan 49 Subag Perencanaan Teknis 610 Subag Distribusi 11
11 Subag Penyambungan & MeterSegel 7
12 Subag Produksi/ Perawatan 913 Unit Pelayanan Pekutatan 1314 Unit Pelayanan Mendoyo 3015 Unit Pelayanan Melaya 30
Jumlah 166Sumber : PDAM Kabupaten Jembrana, Tahun 2021
Kegiatan pengelolaan SPAM dilakukan oleh penyelenggara dan dapatmelibatkan peran serta masyarakat. Penyelenggara dapat dilakukan olehBUMN/BUMD yang dibentuk secara khusus dan dapat mengikutsertakanBadan Usaha Swasta, koperasi dan/atau masyarakat. Penyelenggara harusmenjamin air minum yang diproduksinya memenuhi syarat kesehatan denganmelaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air yangdiproduksinya dan melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yangdikelolanya dari segala bentuk pencemaran.
Pengelolaan SPAM bertujuan untuk menghasilkan air minum yang sesuaidengan standar yang berlaku dan agar prasarana dan sarana air minumterpelihara dengan baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minummasyarakat secara berkesinambungan. Standar pelayanan minimum air minumharus memenuhi ketentuan sesuai peraturan yang berlaku.
Penyelenggara SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalampengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku,penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.Pelibatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM dapat difasilitasioleh penyelenggara SPAM, antara lain melalui pembentukan forum pelanggan,pembentukan unit khusus yang mudah dihubungi untuk menampung keluhandan laporan masyarakat mengenai pengelolaan SPAM, dan lain-lain.
3 - 93R e v i u R I S P A M
Permasalahan umum yang menyangkuk aspek kelembagaan adalahsebagai berikut :
Pengelolaan SPAM belum sepenuhnya dapat menghasilkan air minum yangsesuai dengan standar yang berlaku .
Pemeliharaan prasarana dan sarana air minum belum dapat dilakukandengan baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minum masyarakatsecara berkesinambungan.
Belum dapat dipenuhi standar pelayanan minimum air minum yang sesuaidengan peraturan yang berlaku.
Disamping itu yang harus dipenuhi dalam pengelolaan SPAM adalah :
Pengelolaan SPAM harus berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabelsesuai dengan kaidah sistem akuntansi air minum Indonesia.
Pengelolaan SPAM harus berdasarkan prinsip-prinsip prinsip Good CorporateGovernance yaitu adil, terbuka, transparan, bersaing, bertanggung gugat,saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling mendukung.
3.3.3 Aspek Pengaturan Pengelolaan SPAM dilaksanakan dengan mengutamakan asas keadilan dan
kelestarian lingkungan hidup untuk menjamin keberlanjutan fungsi pelayananair minum serta peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraanmasyarakat;
Kegiatan pengelolaan SPAM dilakukan penyelenggara dan dapat melibatkanperan serta masyarakat;
Pengelolaan SPAM wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkanoleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya; dan
Pedoman dan tata cara pengelolaan SPAM ditetapkan dengan peraturanMenteri.
3.4 KENDALA DAN PERMASALAHAN SPAM KABUPATEN JEMBRANA3.4.1 Aspek Teknis Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 274
l/dt, sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan adalah sebesar 200 l/dt.Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yangdioperasikan (idle capacity) karena adanya pembatasan jam operasi pompa yangdisebabkan kemampuan teknis peralatan pompa yang telah menurun (umurekonomis peralatan pompa telah habis) dan untuk menekan biaya listrik danbahan bakar minyak.
Pada saat ini jam operasi produksi air berjalan selama 17 jam dan operasidistribusi dilakukan selama 17 jam per hari.
1. Permasalahan Unit Air BakuPermasalahan yang terjadi pada unit air baku adalah terbatasnya sumber
air permukaan. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi alam yang terjaditiap tahunnya sehingga mempengaruhi sumber air permukaan yang ada diKabupaten Jembrana. Selain itu untuk sumber yang berada di Pangkung Apit,Pergung tidak berfungsi. Hal ini dikarenakan sistem gravitasi pada sistem initidak berjalan. Beberapa rencana tindak perbaikan adalah :
3 - 94R e v i u R I S P A M
Pembuatan sumur bor dalam 100 m sebanyak 4 unit di Dauhwaru,Banyubiru, Mendoyo dan Melaya;
Pembuatan Instalasi Pengolahan Air (IPA) lengkap sebanyak 3 unit yaitu 10lt/dt di Yeh Embang Kauh, 15 l/dt di Yeh Sumbul dan 40 lt/dt diBerangbang; dan
Perbaikan instalasi sumber air permukaan (sungai) sebanyak 4 unitdiantaranya Pangkung Gayung, Pangkung Biah, Pangkung Apit dan YehEmbang Tengah.
2. Permasalahan Unit ProduksiPermasalahan yang terjadi pada unit produksi adalah besarnya selisih
antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan (Idle Capacity).Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan jam operasi pompa yangdisebabkan kemampuan teknis peralatan pompa yang telah menurun (umurekonomis peralatan pompa telah habis) dan untuk menekan biaya listrik danbahan bakar minyak.
3. Permasalahan Unit DistribusiPermasalah yang terjadi pada unit distribusi adalah mengenai perawatan
jaringan pipa distribusi yang sulit. Hal ini disebabkan kondisi pemasanganjaringan pipa distribusi yang berada didalam tanah dan dibawah jalan aspal.Permasalahan yang terjadi pada unit distribusi adalah masih tingginya tingkatkebocoran air. Hal ini disebabkan formasi jaringan diameter pipa belumsempurna dan kerusakan Water Meter Induk dan Water Meter Pelanggan.Beberapa rencana tindak perbaikan adalah:
Mengganti Water Meter Induk Ø 100 mm sebanyak 6 unit diantaranya padasumur bor VI Negara, sumur bor V Negara, sumur bor I Nusasari, sumur borII Baler Bale Agung Negara, sumur bor III Baler Bale Agung Negara dansumur bor Moding; dan
Secara periodik dengan skala prioritas mengganti water meter pelanggansecara bertahap per tahun sesuai dengan kemampuan keuangan PDAM.
Selain itu masalah mengenai tarif air yang masih dibawah harga pokokjuga menjadi salah satu permasalahan. Hal ini disebabkan karena belumadanya persetujuan dari pemilik tentang kenaikan tarif. Rencana tindakperbaikan atas permasalah ini adalah :
Melakukan kajian terhadap tarif yang menguntungkan bagi perusahaan dantidak memberatkan pelanggan; dan
Mengusulkan kenaikan tarif kepada pemilik.
4. Permasalahan Unit PelayananPermasalahan yang terjadi pada unit pelayanan adalah cakupan pelayanan
masih rendah. Hal ini disebabkan jaringan pipa induk belum terjangkau, tidakseimbang dengan tingkat pertumbuhan pemukiman. Beberapa rencana tindakperbaikan atas permasalahan ini adalah:
Pengadaan dan pemasangan pompa submersible lengkap 15 KW (15 l/dt)sebanyak 2 unit di Dauhwaru dan Banyubiru;
Pengadaan dan pemasangan pompa submersible lengkap 11 KW (10 l/dt)sebanyak 2 unit di Mendoyo dan Melaya;
3 - 95R e v i u R I S P A M
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 50 mm sepanjang 3.000 m untukwilayah pelayanan Baler Bale Agung, Negara;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 200 mm dan Ø 150 mm sepanjang6.000 m, pipa Ø 100 mm sepanjang 2.700 m, pipa Ø 75 mm sepanjang2.000 m dan pipa Ø 50 mm sepanjang 1.500 m untuk wilayah Banyubiru;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 200 mm sepanjang 9.000 m untukwilayah pelayanan Brangbang;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 150 mm sepanjang 3.800 m, pipa Ø 100mm sepanjamg 4.000 m dan pipa Ø 50 mm sepanjang 2.000 m untukwilayah pelayanan Dauhwaru;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang 3.000 m dan pipa Ø75 mm sepanjang 4.000 m untuk wilayah pelayanan Kaliakah;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang wilayah pelayananLelateng.
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 75 mm sepanjang 3.000 m dan pipa Ø50 mm sepanjang 2.000 m untuk wilayah pelayanan Loloan Timur;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 150 mm sepanjang 4.000 m, pipa Ø 75mm dan pipa Ø 50 mm sepanjang 2.000 m untuk wilayah pelayananMelaya;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang 5.500 m, pipa Ø 75mm sepanjang 3.500 m dan pipa Ø 50 mm sepanjang 2.150 m untukwilayah pelayanan Mendoyo;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang 4.000 m untukwilayah pelayanan Pangyangan;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 150 mm sepanjang 3.000 m dan pipa Ø100 mm sepanjang 2.000 m untuk wilayah pelayanan Pekutatan;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang 3.350 m, pipa Ø 75mm sepanjang 2.000 m dan pipa Ø 50 mm sepanjang 3.500 m untukwilayah pelayanan Pendem;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang 7.000 m untukwilayah pelayanan Perancak;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 75 mm sepanjang 4.000 m dan pipa Ø50 mm sepanjang 2.500 m untuk wilayah pelayanan Tegal Cangkring;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 100 mm sepanjang 2.000 m untukwilayah pelayanan Yeh Embang;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 150 mm sepanjang 7.200 m untukwilayah pelayanan Yeh Embang Kauh;
Pengadaan dan pemasangan pipa Ø 150 mm sepanjang 3.300 m dan pipa Ø100 mm sepanjang 1.950 m untuk wilayan pelayanan Yeh Sumbul;
Pemasangan PLN 33 KVA sebanyak 2 unit di Dauhwaru dan Banyubiru;
Pemasangan PLN 23 KVA sebanyak 1 unit di Mendoyo;
Perbaikan Pompa Centrifugal sebanyak 3 unit di Penginuman Gilimanuk;
Perbaikan pompa Submersible sebanyak 3 unit di sumur bor II Baler BaleAgung, sumur bor V Baler Bale Agung dan sumur bor III Baler Bale Agung;dan
Perbaikan panel pompa sebanyak 4 unit pada sumur bor V Baler BaleAgung, sumur bor VII Pecangakan, sumur bor I Nusasari dan sumur bor IBaler Bale Agung.
3 - 96R e v i u R I S P A M
3.4.2 Aspek Non Teknis1. Aspek Operasional BBM dan Listrik
Permasalahan yang terdapat pada aspek non teknis adalah tingginya biayalistrik dan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini disebabkan karena sumber iarbaku PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana 82% berasal dari sumberair sumur bor yang bersumber tenaga utama opersional produksinya adalahdari BBM dan listrik. Beberapa rencana tindak perbaikan mengenaipermasalahan ini adalah :
Pembuatan reservoar sebanyak 3 unit yaitu reservoar 300m³ di Dauhwaru,reservoar 200m³ di Melaya dan reservoar 150 m³ di Pekutatan;
Perbaikan instalasi sumber air permukaan (sungai) sebanyak 4 unitdiantaranya Pangkung Gayung, Pangkung Biah, Pangkung Apit dan YehEmbang Tengah; dan
Mengoptimalkan fungsi bak/reservoar untuk penyimpanan air pada saatpemakaian minimum.
2. Aspek Manajemena. Jumlah kehilangan air (selisih produksi dengan air terjual) tiap tahunnya
mengalami peningkatan yaitu 20% pada tahun 2009 kemudian 23% padatahun 2010. Kehilangan air PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembranatersebut disebabkan oleh beberapa faktor utama sebagai berikut :
Topografi daerah pelayanan PDAM Tirta Amertha Jati KabupatenJembrana yang tidak merata dan mempunyai kemiringan yang sangattajam sehingga tekanan air tidak bisa merata disetiap wilayah pelayanan;
Kebocoran pipa transmisi dan distribusi karena sudah melebihi umurteknis yang kebocorannya tidak muncul kepermukaan namun air porus kebawah;
Keterlambatan mengganti water meter yang rusak karena keterbatasankemampuan keuangan PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana;
Masih banyak adanya kesalahan baca angka meter air pelanggan olehpetugas baca meter karena water meter buram; dan
Tidak adanya meter induk dimasing-masing sumber produksi sehinggaakurat perhitungan jumlah produksi kurang akurat.
b. Permasalahan mengenai kualitas sumber daya manusia dibidang teknik danmanajemen kurang memadai. Hal ini disebabkan karena kurangnyapendidikan dan pelatihan terhadap pegawai yang mengakibatkan pegawaikurang menguasai lingkup pekerjaan masing-masing. Rencana tindakperbaikan yang dilakukan adalah :
Melakukan pendidikan dan pelatihan pegawai dalam bidang keuangan,manajemen, teknik dan teknologi informasi; dan
Melakukan transfer pengetahuan oleh pegawai yang telah mengikutipendidikan dan pelatihan kepada pegawai lain.
c. Permasalahan terbatasnya dan kurang memadainya sarana dan prasaranapendukung pelayanan, baik yang menyangkut sarana mobilitas maupunperkantoran. Hal ini disebabkan karena sulitnya mendapat bantuan dari
3 - 97R e v i u R I S P A M
pemerintah khususnya dari sektor APBD II kurang terproyeksikan untukpembangunan sarana dan prasarana untuk PDAM. Rencana tindakperbaikan yang dilakukan adalah tetap membuat usulan kepada pemerintahdaerah baik tingkat I dan tingkat II untuk mendapatkan dana bantuan gunapembangunan sarana dan prasarana pelayanan PDAM yang meliputi saranapembangunan gedung dan mobilitas.
3. Aspek KeunganBiaya operasional mengalami peningkatan dari Rp. 10.139.360.000,- pada
tahun 2009 menjadi Rp. 10.220.340.000,- pada tahun 2010 yang diakibatkandari peningkatan biaya usaha terutama terjadi pada komponen biaya sumberdan biaya transmisi dan distribusi yang disebabkan peningkatan biaya listrik,biaya pemeliharaan transmisi dan distribusi untuk perbaikan danpenyempurnaan pipa transmisi dan distribusi dan biaya penyusutan serta biayapegawai karena adanya penambahan pegawai dan pemberian tunjangan insentifpegawai.
4 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 4STANDAR & KRITERIA PERENCANAAN SPAM
4.1 STANDAR KEBUTUHAN AIRPenyediaan air baku di daerah studi direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan air baku meliputi air bersih penduduk (domestik) dan fasilitas umu,dengan demikian maka diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor-faktoryang dapat menunjang atau menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih.Kebutuhan air minum suatu daerah perkotaan dianalisis berdasarkan beberapapertimbangan, yaitu:1. Jumlah penduduk saat perencanaan sampah dengan akhir tahun perencanaan;2. Target pelayanan yaitu rasio pelayanan air minum yang diperhitungkan
berdasarkan jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air minumsesuai dengan anjuran pemerintah;
3. Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air untuk:4. Rumah tangga baik sambungan langsung maupun kran umum
Fasilitas sosial;
Fasilitas perdagangan;
Industri; dan
Kebutuhan khusus.5. Karakteristik kebutuhan suatu daerah yang menggambarkan variasi kebutuhan
air harian yaitu kebutuhan rata-rata dan kebutuhan puncak; dan6. Jumlah air yang hilang, dari pertimbangan diatas terlihat bahwa kependudukan
merupakan faktor penting dalam penentuan kebijakan penyediaan prasaranaperkotaan termasuk pembuatan prakiraan kebutuhan air minum. Parameterkependudukan yang harus dicermati meliputi jumlah, kepadatan, lajupertumbuhan dan sebara. Jumlah penduduk akan menentukan jumlahkebutuhan air yang harus dipenuhi. Tingkat kepadatan penduduk memberikanindikasi perlunya sistem perpipaan diterapkan pada daerah yang bersangkutan.Hal ini mengingat bahwa meningkatnya kepadatan penduduk akanmeningkatkan kompleksitas permasalah termasuk permasalahan air minum.
4 - 2R e v i u R I S P A M
Perencanaan kebutuhan air yang memenuhi syarat tentunya harus dapatdigunakan untuk dapat melayani seluruh warga masyarakat dimulai saatperencanaan sampai suatu kurun waktu tertentu. Untuk ini maka informasitentang laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan dalam perencanaanprasarana air minum. Terakhir keadaan sebaran penduduk perlu puladiketahui menentukan penentuan sistem jaringan yang akan digunakan baikyang menyangkut sistem jaringan maupun dalam sistem distribusinya.
Berkaitan dengan target pelayanan, maka penyediaan prasarana airminum selain untuk memenuhi kebutuhan domestik atau kebutuhan rumahtangga bagi warga masyarakat baik melalui sambungan langsung maupunmelalui kran umum, juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air padaberbagai fasilitas perkotaan seperti fasilitas umum, fasilitas bisnis/perdaganganmaupun untuk memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan khusus.
Dalam menentukan daerah pelayanan ada beberapa hal yang perludiperhatikan yaitu:
Mengingat bahwa prasarana penyediaan air minum harus dapat melayanisejak perencanaan hingga suatu kurun waktu tertentu, makaperencanaannya harus mengacu pada skenario perkembangan kota yangtelah dibuat. Rencana pengembangan daerah perkotaan dan rencana tataguna tanah yang mana daerah pengembangan tersebut akan termasuk dalamdaerah pelayanan;
Kepadatan penduduk, merupakan faktor penting yang mempengaruhikebutuhan. Daerah-daerah dimana kepadatan penduduk kecil dibandingkandengan biaya pemasangan pipa distribusi biasanya tidak dimasukkan kedalam daerah pelayanan dipandang dari sudut keuangan pengadaan air;
Konstruksi jalan-jalan umum, konstruksi atau pelebaran jalan akanmempengaruhi pengembangan komersil, pengembangan daerah perumahandan bentuk-bentuk lainnya dari pengembangan daerah perkotaan sehinggarencana daerah pelayanan akan dibuat berdasarkan rencana konstruksijalan-jalan tersebut; dan
Tidak semua penggunaan yang terdapat di daerah pelayanan akan dilayanidengan air minum. Hal ini terjadi karena tidak semua penduduk yangbersedia memberikan kompensasi biaya terhadap pelayanan air minum yangdiberikan. Hal ini berhubungan dengan pemasangan sambungan rumah bagimasyarakat berpenghasilan rendah akan berkeberatan karena menyangkutbiaya/retribusi sehingga mereka akan mengambil dari sumur-sumur dangkaldan bagi masyarakat yang air tanahnya tidak baik akan menggunakan airdari kran-kran umum yang tersedia.
Kriteria perencanaan teknis yang akan digunakan menyangkut proyeksikebutuhan air bersih adalah :
4.1.1 Kebutuan Air DomestikKebutuhan air untuk rumah tangga/domestik ialah pemakaian air untuk
aktivitas di lingkungan rumah tangga. Penyediaan air baku untuk keperluanrumah tangga dihitung dengan berdasarkan:
Jumlah penduduk;
Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani;
Cara pelayanan air; dan
Konsumsi pemakaian air (lt/org/hari).
4 - 3R e v i u R I S P A M
Beberapa parameter yang dipakai dalam menentukan tingkat pelayanan airbersih yang akan direncanakan meliputi:
Konsumsi pemakaian air bersih, Untuk konsumsi pemakaian air bersihdomestik ditentukan untuk SR sebesar 120 L/dt dan SU sebesar 30 L/dt; dan
Jumlah jiwa per sambungan, Jumlah jiwa per sambungan rumah dihitungberdasarkan jumlah rata-rata untuk SR sebesar 5 jiwa/sambungan dan KUsebesar 100 jiwa/sambungan.
4.1.2 Kebutuhan Air Non DomestikYang dimaksud sebagai kebutuhan air untuk keperluan non domestik ialah
pemakaian air di luar pemakaian untuk rumah tangga. Termasuk ke dalamkelompok kebutuhan air untuk keperluan non domestik meliputi niaga, kesehatan,sosial, perkantoran, pendidikan dan peibadatan. Kebutuhan air non domestikdihitung sebesar 20% dari kebutuhan air domestik.
4.1.3 Kehilangan AirKehilangan air dapat diartikan sebagai selisih antara banyaknya air yang
disediakan (water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption). Dalamsetiap penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk menghindari terjadinyakemungkinan kehilangan air dari sistem. Kehilangan air yang terjadi bisadisebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis. Kehilangan air yang bersifatteknis disebabkan oleh kebocoran pipa distribusi atau kerusakan meter air.Sedangkan kehilangan air yang bersifat non teknis misalnya adanya pencurian airdari pipa distribusi air minum.
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selaludiperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinanterjadinya kehilangan air. Besarnya kehilangan air tersebut diperkirakan sebesar20% dari kebutuhan air total. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan mulaiawal sampai tahun rencana. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untukmasyarakat konsumen tidak terganggu bila terjadinya kehilangan air baik yangdisebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis.
4.1.4 Fluktuasi Pemakaian Air BersihDalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, dikenal istilah fluktuasi
pemakaian air pada waktu hari maksimum dan fluktuasi pemakaian air pada saat jam puncak.
Yang dimaksud dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada saat jam puncak adalah sebagai
berikut:
Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih tinggi dari
pemakaian per jam rata-rata;
Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai pemakaian jam puncak, yang
biasa terjadi pada pagi dan sore hari. Sedangkan yang dimaksud dengan fluktuasi
pemakaian air bersih pada waktu hari maksimum; dan
Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi dari pemakaian
air per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut pemakaian air pada hari maksimum.
4 - 4R e v i u R I S P A M
Bila tidak ada data yang lengkap, yang menunjukkan beberapa faktorpengali untuk pemakaian air hari maksimum dan jam puncak, maka faktor-faktortersebut diambil dari Standar Cipta Karya, yaitu:
Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata
Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata
4.2 KRITERIA PERENCANAAN4.2.1 Unit Air Baku
Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.Unit air baku terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan,dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagikebutuhan air minum diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi. Studitersebut terutama dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai:
Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air;
Debit optimum (safe yield) sumber; dan
Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini.
Pada umumnya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda.Alternatif sumber terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dankehandalan sumber. Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yangsulit dinilai secara mata uang, dan penilaian bobotnya tergantung pada besarkecilnya kota atau kawasan yang dilayani. Untuk kota-kota yang lebih kecil bobotpenilaiannya lebih besar dari kota besar.
Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumberyang telah teridentifikasi menurut jenis sumber air:
Mata air (Dalam studi ini akan memanfaatkan Mata Air);
Sungai, saluran;
Danau;
Air Tanah; dan
Air Hujan.
Dalam melakukan pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perludipertimbangkan, seperti:
Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minumsehingga sumber air baru dapat diperbandingkan dengan mata air hanyaapabila lokasi penyadapan (intake) terletak dengan daerah pelayanan;
Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu ataubeberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan airpermukaan (sungai), apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliransungai-sungai bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama darialiran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami;
Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang manawalaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruhpada bahan pipa (korosi). Proses untukmenghilangkannya harus dilakukansedekat mungkin ke lokasi sumber; dan
4 - 5R e v i u R I S P A M
Sumur dangkal/dalam, kualitas air tanah secara bakteriologi lebih amandaripada air permukaan.
Dalam usaha pengolahan air baku, banyak sumber air baku yang dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhan air. Untuk mengetahui mutu air yangbaik untuk air minum, maka mutu air baku tersebut harus sesuai dengan standarkualitas mutu air, apabila ternyata mutu air tersebut telah diperiksa tidakmemenuhi standar yang ada, maka unsur-unsur didalam air tersebut harus diolahterlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum, karena jika tidak diolahakan membahayakan kesehatan manusia dan akan mempengaruhi peralatan-peralatan untuk mendistribusikan air.
Unsur-unsur tersebut baik yang bersifat fisik, kimiawi maupunbakteriologis, tidak diperkenankan melebihi standar yang dibuat berdasarkanpercobaan-percobaan yang telah dilakukan sebelumnya. Standar-standar (yangdibuat oleh organisasi dan instansi yang berhubungan dengan kesehatanmasyarakat baik internasional maupun nasional) tersebut dibuat berdasarkan atasbeberapa pertimbangan, seperti ketahanan tubuh manusia, keadaan lingkungandan sebagainya. Standar-standar yang banyak dikenal di Indonesia adalah standarWHO dan Departemen Kesehatan RI.
Air mengandung senyawa pencemar baik sebatas yang dijinkan maupunsampai pada kadar yang membahayakan. Kebanyakan air sungai mengandungsisa atau limbah dari perumahan, pertanian dan industri. Apakah air tersebutkelihatan jernih atau keruh, setiap air yang akan dikonsumsi sebagai air minumharus dibersihkan dan dimurnikan. Pengolahan air ditujukan untuk memenuhistandar kualitas air minum sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor907/MENKES/SK/VII/2002 yang merupakan standar kualitas air minum diIndonesia.
Proses pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku asal air itudiperoleh dari air tanah, air sungai, air danau, air laut, air hujan dan air limbahatau air buangan. Saat ini pada umumnya masih digunakan air baku yang berasaldari air tanah dan air permukaan. Hal ini dikarenakan biaya operasinya relatifmurah jika dibandingkan dengan pengolahan air hujan atau air laut. Parameter-parameter fisik seperti kekeruhan, warna, bau dan sebagainya dibatasi atas dasarestetika. Sedang parameter kimia, biologis dan radioaktif dibatasi atas dasarkesehatan manusia. Oleh karena itu Departemen Kesehatan Republik Indonesiatelah menetapkan parameter-parameter standar kualitas air minum.Parameter –parameter kualitas air tersebut seperti berikut:a. Syarat Fisik
Dalam hal ini akan diperoleh pengertian yang lebih jauh mengenai unsur-unsur yang terdapat pada syarat fisik kualitas air minum (suhu, warna, bau,rasa dan kekeruhan), khususnya dalam hubungan dengan dicantumkannyaunsur tersebut dalam standar kualitas.1) Suhu
Suhu air minum sama dengan suhu kamar (berkisar antara 20 C – 26C). Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya toksitas bahan kimia dalamair dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air. Atasdasar itulah suhu dijadikan sebagai salah satu standar kualitas air minumyang berguna untuk :
Menjaga kualitas air minum yang dibutuhkannya oleh masyarakat;
4 - 6R e v i u R I S P A M
Menjaga derajat toksitas dan kelarutan bahan-bahan pollutant yangmungkin terdapat dalam air, serendah mungkin; dan
Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidakmenguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.
2) WarnaIntensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar,
yang dihasilkan oleh 1 mg/lt platina cobalt dengan cara membandingkannya.Berdasarkan sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi dalam 2 jenis,yaitu warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan oleh koloida-koloida organik atau zat-zat terlarut. Sedang warna semu disebabkan olehsuspensi partikel-partikel penyebab kekeruhan. Air yang berwarna dalambatas tertentu akan mengurangi segi estetika dan tidak dapat diterima olehmasyarakat, sehingga menimbulkan kemungkinan pencarian sumber air lainyang kurang aman. Penetapan standar warna ini diharapkan bahwa semuaair minum yang diperuntukkan masyarakat akan dapat langsung diterimaoleh masyarakat.
3) Bau dan rasaAir yang memenuhi standar kesehatan harus terbebas dari bau yang
biasanya disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk sertakarena senyawa kimia seperti phenol. Biasanya bau dan rasa terjadi karenaproses dekomposisi bahan organik didalam air. Pengukuran bau biasanyadinyatakan dalam TON (Threshold Odor Number), yaitu jumlah pelarutansuatu sampel dengan air yang bebas bau untuk dideteksi dengan tes bau.Dalam pengolahan air, bau-bau biasanya berasal dari sumber-sumberbiologis seperti algae, pembusukan zat-zat organik dan bakteri.
Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalamair ini diantaranya adalah timbulnya kekhawatiran bahwa air yang berbaudan berasa ini masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis,sehingga hal ini akan mendorong masyarakat untuk mencari sumber lainyang kurang terjamin kesehatannya.
4) Kekeruhan (Turbidity)Air dikatakan keruh jika air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna atau rupa yangberlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini antaralain yaitu: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik dan partikel-partikelkecil yang tersuspensi lainnya. Kekeruhan biasanya disebabkan karenabutiran-butiran halus yang melayang (koloid). Penyimpangan terhadapstandar kualitas kekeruhan akan menyebabkan gangguan estetika danmengurangi efektifitas desinfeksi air.
5) Jumlah zat padat terlarutJumlah zat padat terlarut dapat memberi rasa yang tidak enak pada
lidah, rasa mual yang disebabkan karena natrium sulfat, magnesium sulfatdan dapat menimbulkan cardia disease toxemia pada wanita hamil.
b. Syarat Kimia
4 - 7R e v i u R I S P A M
Zat-zat kimia yang terlarut dalam air minum yang berlebihan selain akanbersifat racun juga dapat merusak material beton, pipa alat-alat rumah tanggadan lain-lain. Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kandungan zat-zat kimiayang diantaranya yaitu:1) Derajat keasaman (pH) dan Kesadahan jumlah (Total hardness)
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitaskeadaan asam atau basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pHmerupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingatbahwa derajat keasaman air akan sangat mempengaruhi aktifitaspengolahan yang akan dilaksanakan, misalnya dalam melakukan koagulasikimiawi, desinfeksi, pelunakan air dan dalam pencegahan korosi.
Sebagai suatu faktor lingkungan, derajat keasaman merupakan salahsatu faktor yang sangat penting karena pH dapat mempengaruhipertumbuhan mikroba dalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuhdengan baik dalam pH 6,0 – 8,0, selain itu pH juga akan menyebabkanperubahan kimiawai dalam air. Apabila pH lebih besar atau lebih kecil dariitu akan menyebabkan terjadinya korosifitas pada pipa-pipa air yangterbuat dari logam.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknyatanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal daridaerah tanah lapis atas (topsoil) tebal dan ada pembentukan batu kapur. Airlunak berasal dari daerah lapisan tanah atas tipis dan tidak terjadipembentukan batuan kapur. Kesadahan total adalah kesadahan yangdisebabkan karena air mengandung kation Ca++ dan Mg++ dalam jumlahyang berlebihan. Air sadah tidak enak diminum selain itu dapat mengurangiefektifitas kerja sabun dan deterjen.
2) Zat organik (sebagai KMnO4)Zat organik yang terdapat dalam air diantaranya berasal dari alam
(misalnya minyak nabati, serat-serat minyak, lemak hewan, alkoholsellulose, gula, pati dan sebagainya), dari sintesa (misalnya berbagaipersenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari proses-proses dalampabrik), dari fermentasi (misalnya alkohol acetone, glyserol, antibiotik,asama-asam dan sejenisnya yang berasal dari kegiatan mikroorganismeterhadap bahan-bahan organik).
Zat organik dalam air disebabkan karena air buangan dari rumahtangga, pertanian, industri dan pertambangan seperti diterangkan diatas,keberadaannya dalam air dapat diukur dengan angka permanganatnya(KMnO4). Pengaruh kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penyimpanganterhadap standar ini adalah timbulnya bau yang tidak sedap dan dapatmenyebabkan sakit perut.
3) Gas CO2 agresifHasil dari perombakan zat organik oleh bakteri tertentu akan
menghasilkan zat mineral yang salah satunya adalah CO2 agresif. Zat inilarut dalam air sehingga dapat mengakibatkan korosif pada pipa-pipa airyang terbuat dari logam. Gas CO2 ini dapat dihilangkan dengan prosesaerasi dan pembubuhan CaO atau kedua-duanya.
4) Besi (Fe)
4 - 8R e v i u R I S P A M
Unsur besi dalam air dalam jumlah tetentu sangat dibutuhkan olehtubuh manusia untuk pembentukan sel darah merah, akan tetapi kelebihanpada unsur ini akan menimbulkan bau dan perubahan warna menjadikemerah-merahan sehingga air tidak enak diminum, selain itu juga dapatmembentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian.
5) Mangan (Mn)Kandungan unsur mangan dalam air yang menyimpang dapat
menimbulkan noda-noda pada benda yang berwarna putih, menyebabkanbau dan rasa pada minuman dan juga dapat menyebabkan kerusakan padahati.
Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf : insomnia, kemidianlemah pada kaki dan otot muka seerti beku sehingga tampak seperti topeng,bila terkapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi hyper-refleksi,clonus pada platella dan tumir, dan berjalan seperti penderitaparkinsonism.
6) Fluorida (F)Apabila jumlah fluor didalam air kecil (0,6 mg/lt) dapat dipakai sebagai
pencegah penyakit gigi yang paling efektif tanpa mengganggu kesehatan.Akan tetapi apabila kadarnya terlalu tinggi (diatas 2 ppm), maka akanmengakibatkan timbulnya fluorisitas pada gigi. Sedangkan bila terlalurendah (dibawah 1 ppm), dapat menimbulkan pengrusakan gigi pada anak-anak atau dental caries.
7) Tembaga (Cu)Dalam jumlah kecil, unsur tembaga dibutuhkan oleh tubuh untuk
proses metabolisme dan pembentukan sel darah merah, namun dalamjumlah yang besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah dankerusakan pada hati.
8) Arsen (As)Arsen yang terdapat di dalam air berasal dari persenyawaan-
persenyawaan arsen yang banyak digunakan sebagai insektisida (leadarsenate, calcium arsenate). Persenyawaan arsen merupakan salah saturacun sistemik yang paling penting dan dapat berakumulasi dalam tubuh.Arsen dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dankemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit, hati dan saluran empedu.
9) Timbal (Pb)Sebagaimana logam berat lainnya Pb dan persenyawaannya adalah
racun. Timbal merupakan yang dikenal dengan pemasukan tiap hari melaluimakanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Akibat yangditimbulkan akan diperkuat dengan terakumulasinya unsur ini dalamtubuh manusia yang akhirnya akan menghambat reaksi-reaksi enzim dalamtubuh. Konsentrasi standar yang diperbolehkan untuk air minum olehDepkes RI adalah 0,1 mg/lt.
10) Cyanida (CN)
4 - 9R e v i u R I S P A M
Konsentrasi yang melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkangangguan pada metabolisme oksigen, sehingga jaringan tubuh tidak mampumengubah oksigen, dan juga dapat meracuni hati. Konsentrasi CN dalam airminum sebesar 0,05 mg/lt masih dianggap tidak membahayakan.
11) Air raksa (Hg)Kandungan air raksa dalam air yang melebihi standar maksimum dapat
meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan saraf. Selain itu dapat jugamenyebabkan keterbelakangan mental dan serebral palsy pada bayi.Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan oleh Depkes RI yaitu sebesar0,001 mg/lt.
12) Nitrat, nitrit dan amoniakAir minum yang mengandung nitrat, nitrit dan amoniak menunjukkan
bahwa air tersebut tercemar oleh kotoran. Kelebihan unsur-unsur tersebutakan mengakibatkan terbentuknya methalmoglobine yang dapatmenghalangi peredaran oksigen dalam tubuh.
13) SulfatIon-ion sulfat yang terdapat dalam air bersih dapat bersenyawa dengan
kalsium, membentuk kalsium sulfat. Sulfat dalam air bersih umumnyaberasal dari buangan-buangan industri.
14) ChloridaKadar chlorida lebih besar dari 200 ppm dapat menimbulkan rasa asin
jika air tersebut diminum. Kehadiran zat chlor yang tinggi secara tiba-tibadalam air menandakan masuknya air kotor (sewage).
c. Syarat RadioaktifSinar radioaktif dapat mengakibatkan timbulnya kontaminasi radioaktif
pada lingkungan dan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel pada tubuhmanusia. Zat-zat radioaktif dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalamkehidupan biologis atau terlarut dalam air. Oleh karena itu keberadaannyadalam air minum perlu dibatasi. Dalam standar kualitas dari Depkes RI telahditetapkan bahwa kandungan sinar alfa maksimal yaitu 10-9 mc/ml dankandungan sinar beta maksimal adalah 10-8 mc/ml.
d. Syarat MikrobiologiPencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus
dicegah karena dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat.Sehingga air minum harus terbebas dari kuman parasit dan bakteri pathogensama sekali serta bakteri golongan coli sampai melebihi batas-batas yang telahditentukan yaitu 1 coli atau 100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dariusus besar (feaces) dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam airdiantaranya yaitu:
Bakteri typhsum;
Vibrio colerae;
Bakteri dysentriae;
4 - 10R e v i u R I S P A M
Entamoeba hystolotica; dan
Bakteri Entertis.
4.2.2 Unit TransmisiDalam sistim transmisi terdapat aksesoris pipa dan bangunan pelengkap
pipa antara lain:1) Gate Valve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat menutupdan membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa distribusi.
2) Air Release Valve (katup angin)Valve ini berfungsiuntuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran
ketika ada akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan airdalam pipa menjadi negatif. Katup angin dipasang pada tiap bagian dari jalurpipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm, karena udaracenderung terakumulasi di tempat itu.Air valve seharusnya:
Diletakkan pada titik puncak pada jalur pipa;
Dipakai dua (Double Type) jika diameter pipa 400mm keatas;
Dipasang stop valve antara air valve dan jalur pipa; dan
Posisinya harus lebih tinggi dari tinggi muka air tanah untuk mencegahkemungkinan polusi.
3) Blow off Valve (Katup Pembungan Lumpur)Blow off biasanya dipasang pada titik mati atau titik terendah dari jalur
pipa dan di tempat-tempat sebelum jembatan untuk mengeluarkan kotoranatau endapan yang terdapat pada jalur pipa. Masuknya kotoran dalam pipaantara lain dapat terjadi pada saat pemasangan pipa, perbaikan pipa ataukotoran yang berasal dari karat pipa. Jalur pipa setelah blow off dipasangvalve.
4) Check ValveValve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah. Biasanya chek
valve dipasang pada pipa tekanan antara pompa dan gate valve, tujuannya bilapompa mati maka pukulan akibat aliran balik tidak merusak pipa.
5) Bangunan Perlintasan PipaDiperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai, jalan kereta api dan
pipa yang memotong jalan, untuk memberikan keamanan pada pipa.
6) Thrust BlockDalam perencanaan jaringan pipa distribusi thrust block diperlukan pada
pipa yang mengalami baban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya padapergantian diameter, akhir pipa dan belokan. Gaya-gaya ini akan menggeserjaringan pipa dari kedudukan semula, jika hal ini dibiarkan lama-lama dapatmerusak pipa pada sambungan-sambungannya.
4 - 11R e v i u R I S P A M
Oleh karena itu gaya-gaya tersebut harus ditahan dengan cara memasangangker-angker blok (thrust block) pada sambungan pipanya, menjaga agarfitting tidak bergerak, umumnya lebih praktis memasang thrust block setelahsaluran ditimbun dengan tanah dan dipadatkan sehingga menjamin mampumenahan galian/gaya hidrolik atau beban lain. Thrust Block hendaknyadipasang pada sisi pant untuk menahan gaya geseran atau menggali sebuahlubang masuk ke dalam dinding parit. Gaya gaya yang dibebankan pada thrustblock diantaranya adalah:
Tumpuan BelokanSelain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya, juga harus
dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan aliran fluida yangmembelok.
Tumpuan Sebelum dan Sesudah KatupKarena aliran zat cair menimbulkan gaya pada katup maka dapat
diletakkan pipa dekat katup. Pipa didekat katup harus dapat menahanberat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dari katup serta gaya Fyang ditimbulkan tekanan zat cair.
Tempat dimana pipa berubah diameter
Tempat dimana pipa berakhir
Tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong misalkan padasambungan-sambungan, katup-katup.
7) Meter TekanDipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja
pompa. Kontrol perlu dilakukan untuk
Menjaga keamanan distribusi;
Menjaga keamanan tekanan kerja pompa; dan
Menjaga kontinuitas.
8) Meter Air.Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga
sebagai alat pendeteksi besarnya kebocoran. Meter air dipasang pada setiapsambungan yang dipasang secara kontinyu.
9) Penyebrangan SungaiJika menyeberangi suatu sungai ada tiga konstruksi pilihan yaitu:a) Pipa diletakkan pada jembatan (pipe supported on abridge) konstruksi ini
sering dipergunakan. Jika jembatan umum tersedia untuk mendukungpipa, kondisi ini paling ekonomis dan senang dipakai. Jalur pipa selaludigantung dibawah papan kerangka jembatan atau jarang ditempatkandiatas papan kerangka tersebut. Jembatan harus cukup kuat untukmenahan beban pipa tersebut. Ketika jembatan eksisting tidak tersediamaka jembatan harus dibangun. Dalam kasus tersebut air valve, thrustblock, fleksible joint penting untuk dipasang.
b) Jembatan pipa (pipe beam bridge).Ketika rentangan jembatan kecil dan panjang pipa dapat merintangi sungai,pipa ini sendiri dapat digunakan sebagai jembatan. Metode ini harusmendapat persetujuan dari kantor pemerintah yang bersangkutan.
4 - 12R e v i u R I S P A M
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
pipa steel disarankan untuk jembatan pipa;
pipa harus didukung pada struktur bagian atas pinggir sungai;
semua belokan pipa disarankan sudutnya lebih kecil dari 45o danbelokan harus dipasang thrust block;
tembok penahan diperlukan pada bagian upstream dan downstream darijembatan pipa; dan
tempat jalan kaki harus dibangun sepanjang jembatan pipa untukpemeriksaan dan perbaikan.
c) SiphonMetode ini juga sering dipergunakan secara luas dibandingkan dengan
jembatan pipa. Konstruksi siphon tidak begitu sulit. Hal yang perludiperhatikan dalam konstruksi hampir sama dengan jembatan pipa.
10) SambunganSambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain:a) Bell Spigot (Spigot socket)
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam suatu bell (socket) pipalainnya. Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinandefleksi (sudut sambungan berubah), maka sambungan dilengkapi dengangasket.
b) Flange JointBiasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang
dekat dengan instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan murbaut maka diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c) Ball JointDigunakan untuk sambungan dari pipa dalam air.
d) Increacer dan reducerIncreacer digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke
diameter besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untukmenyambung dari diameter besar ke diameter kecil.
e) Bend dan TeeBend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90°, 45o,
22,5°, dan 11,5°, sedangkan Tee untuk menyambung pipa padapercabangan.
f) Tapping BandDipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain.
Dalam hal ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan bautdisekeliling dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada sekelilinglubang dan tidak menutup lubang tapping. Apabila dimensi peyadapanterlalu besar, maka pipa distribusi dapat dipotong selanjutnya dipasang teeatau perlengkapan yang sesuai.
Tabel 4. 1 Kriteria Pipa TransmisiNo. Uraian Notasi Kriteria1 Debit perencanaan Q max Kebutuhan air hari
4 - 13R e v i u R I S P A M
No. Uraian Notasi KriteriamaksimumQ max = F max x Q rata-rata
2 Faktor hari maksimum F. max 1,10 – 1,503 Jenis saluran Pipa atau saluran terbuka
4
Kecepatan aliran air dalam pipa:a. Kecepatan minimumb. Kecepatan maksimum
Pipa PVC Pipa DCIP
V. minV.maxV.max
0,3 – 0,6 m/det3,0 – 4,5 m/det6,0 m/ det
5
Tekanan air dalam pipa:a. Tekanan minimumb. Tekanan maximum
Pipa PVC Pipa DCIP Pipa PE 100 Pipa PE 80
H. minH.maks
1 atm6 – 8 atm10 atm12.4 Mpa9.0 Mpa
6Kecepatan saluran terbukaa. Kecepatan minimumb. Kecepatan maksimum
V.minV.maks
0,6 m/det1,5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 – 1) 0/008 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap dasarsaluran 45⁰ (untuk bentuk trapesium)
4.2.3 Unit ProduksiUnit produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan
untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, danbiologi. Unit produksi terdiri dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya,perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sertabangunan penampungan air minum.
4.2.4 Unit DistribusiUnit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi,
bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan.Unit distribusiwajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran.Kontinuitas pengaliran wajib memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut:
Denah (layout) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografiwilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;
Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayahpelayanan;
Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya,diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayahpelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung,kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa penguat (boster pump);dan
Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zona sedemikian rupasehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum. Unutk mengatasi tekanan
4 - 14R e v i u R I S P A M
yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (preassure reducingvalve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat.
a. Perpipaan Transmisi Air Minum
Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapatmenggunakan formula:
Q = V x AA = 0,785 D2
DimanaQ : debit (m3/ detik)V : Kecepatan pengaliran (m/ detik)A : Luas Penampang pipa (m2)D : Diameter pipa (m)
Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipabertekanan tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipaPVC kelas AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10-12,5),atau jenis pipa lain yang telah memiliki SNI atau standar internasionalsetara; dan
Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuaidengan zona pelayanan yang ditentukan dari jumlah konsumen yang akandilayani, penggambaran dilakukan skal maksimal 1:5.000.
Tabel 4. 2 Kriteria Pipa DistribusiNo. Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam puncakQ peak = F peak x Q rata-rat
2 Faktor Jam Puncak F. puncak 1,5 - 3Kecepatan Aliran Air Dalam Pipaa. Kecepatan Minimumb. Kecepatan Maksimum
Pipa PVC atau ACP Pipa Baja atau DCIP
V min
V.maxV.max
0,3 – 0,6 m/det
3,0 – 4,5 m/det6,0 m/det
3
Tekanan Air Dalam Pipaa. Tekanan Minimum
b. Tekanan Maksimum Pipa PVC atau ACP Pipa Baja atau DCIP Pipa PE 100 Pipa PE 80
h min
h maxh maxh maxh max
(0,5 – 1,0) atm pada titikjangkauan pelayanan terjauh
6-8 atm10 atm12,4 Mpa9,0 MPa
b. Pipa Distribusi1) Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukanberdasarkan pertimbangan:
Situasi jaringan jalan di wilayah perencanaan; jalan-jalan yang tidak salingmenyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang salingberhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuksistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang;
4 - 15R e v i u R I S P A M
Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denag(lay-out) pipa berbentuk cabang;
Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanna; dan
Tata guna lahan wilayah pelayanan.
2) Komponen Jaringan DistribusiJaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air
Zona distribusi suatus istem penyediaan air minum adalah suatu areapelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipajaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusididasarkan pada baats alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atauperbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter atau zona pelayanan dimanamasyarakat terkonsentrasi atau batas administrasi. Pembentukan zonadistribusi dimaksudkan untuk memastikan dan mejaga tekanan minimumyang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuahwilayah pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5- 6 selutama) dilengkapi dengan sebuah meter induk;
Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaianpipa distribusi yang membentuk zona idstribusi dalam suatu wilayahSPAM;
Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipayang mengubungkan antara JDU dengan Sel Utama;
Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringandistribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minumdari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle; dan
Sel Utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zonadistribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier)yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akanmembentuk beberapa sel dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Selutama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar10.000 SR.
3) Bahan PipaPemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang
tersedia. Hal ini yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yangterwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contohuji pipa yang mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalamSNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untukAir Minum, atau standar lain yang berlaku.
4) Diameter Pipa DistribusiUkuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam
puncak dengan sisa tekanan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadikebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhanmaksimum harian dan tiga buah hidran kebakaran maisng-masingberkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum 300 m. faktorjam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk
4 - 16R e v i u R I S P A M
wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan dapat digunakan tabeldibawah ini.
c. Faktor Jam Puncak Untuk Perhtingan Jaringan Pipa DistribusiTabel 4. 3 Faktor Jam Puncak Untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi
Faktor Pipa DistribusiUtama
Pipa DistribusiUtama
Pipa DistribusiPembagi
Jam Puncak 1,15 -1,7 2 3
d. Diameter Pipa DistribusiTabel 4. 4 Diameter Pipa Distribusi
CakupanSistem
Pipa DistribusiUtama
Pipa DistribusiPembawa
Pipa DistribusiPembagi Pipa Pelayanan
SistemKecamatan ≥ 100 mm 75 – 100 mm 75 mm 50 mm
Sistem Kota ≥ 150 mm 100 – 150 mm 75 – 100 mm 50 – 75 mm
Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metode hardy-cross masih diizinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisisdengan bantuan program komputer;Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus HazenWiliams:Hf = 10,66 – 1,85 D-4,87 LKecepata aliran dengan rumus:V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54Debit aliran dihitung dengan rumus:Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54
Dimana:Q = debit air dalam pipa (m3/detik)C = koefisien kekesaran pipaD = diameter pipa (m)S = slope/ kemiringan hidrolisAh = kehilangan tekanan (m)L = panjang pipa (m)V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)A = luas penampang pia (m3)
4.2.5 Unit PelayananUnit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah danhidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air.
4 - 17R e v i u R I S P A M
4.2.6 Kapasitas SistemKapasitas sistem dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah
tangga/domestik ditambah dengan kebutuhan untuk non domestik. Kebutuhanrumah tangga dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, prosentasepelayanan dan besarnya konsumsi kebutuhan. Sedangkan kebutuhan air nondomestik dihitung berdasarkan konsumsi kebutuhan air bersih tiap unit danjumlah unit fasilitas. Disamping hal-hal di atas, ada beberapa faktor yang perludiperhatikan antara lain:1) Kebocoran/kehilangan air
Kebocoran atau kehilangana ir diperkirakan sebesar 20% dari kapasitasproduksi. Kebocoran tersebut meliputi pemakaian air di instalasi, kehilanganpada unit transmisi, kehilangan pada reservoir dan kebocoran pada jaringandistribusi.
2) Kapasitas pengambilan air bakuKapasitas pengambilan sumber air baku disesuaikan dengan kapasitas
produksi atau debit hari maksimum.3) Fluktuasi kebutuhan air bersih
Kebutuhan rata-rata meliputi pemakaian domestik dan non domestik,sedangkan pemakaian hari maksimum diperkirakan sebesar 1,15 kalikebutuhan rata-rata dan pemakaian jam puncak diperkirakan sebesar 1,75-2kali pemakaian rata-rata.
4) Jaringan pipa transmisiJaringan pipa transmisi direncanakan untuk dapat mengalirkan air sesuai
dengan kapasitas hari maksimum.5) Kapasitas reservoir distribusi
Kapasitas reservoir distribusi direncanakan untuk dapat menampung sisakapasitas produksi pada saat pemakaian jam minimum dan mampumensuplai pada saat pemakaian jam puncak.
Perencanaan penyediaan air baku dilakukan dengan pengembangan sistempenampungan dengan reservoir. Kapasitas reservoir ditentukan oleh beberapahal yaitu debit sumber mata air, besarnya kemampuan reservoir yang akandirencanakan untuk menampung kapasitas produksi dari sumber mata airyang dikaitkan dengan besarnya proyeksi kebutuhan air.V = ( 20 % x 86.400 dt/hr x K )/1/1.000 m3/ltDimana :V = volume reservoir rencana (m3)K = kebutuhan air hari maksimum
6) Jaringan pipa induk distribusiJaringan pipa induk distribusi direncanakan mampu mengalirkan air
bersih pada saat pemakaian jam puncak.Secara lebih rinci batasan-batasan perencanaan yang digunakan antaraLain :
Kapasitas sistem perpipaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan air padajam puncak dan jam maksimum;
Kecepatan aliran dalam pipa direncanakan minimum 0,3 m/dt danmaksimum 3,0 m/dt. Sisa tekanan minimum yang dikehendaki padajaringan pipa induk pada titik kritis minimal 10 m kolom air atau 1 atm;
4 - 18R e v i u R I S P A M
Daerah pelayanan dibagi menjadi blok-blok pelayanan dan kebutuhan airtiap blok disesuaikan dengan kebutuhan air bagi penduduk dan aktifitasyang berada dalam blok tersebut; dan
Kelas pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan tekanan airyang melalui pipa tersebut.
7) Kapasitas aliran dalam pipaKecepatan aliran minimum dalam pipa direncanakan sebesar 0,5 m/dt,
sedangkan kecepatan aliran maksimum direncanakan sebesar 3 m/dt.8) Koefisien kekasara pipa
Dasar perhitungan kapasitas hidrolis baik pada pipa transmisi maupundistribusi menggunakan koefisien kekasaran pipa (koefisien Hazen-Williem)sebagai berikut:
pipa PVC baru: 120-140; dan
pipa baja bar : 100-120
4.3 PERIODE PERENCANAANPeriode perencanaan antara 15 – 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun,
sehingga periode perencanaan menjadi 4 tahap atau perlima tahun agarmemudahkan adanya evaluasi dan pelaksanaan terhadap rencana induk dilapangan.
4.3.1 Prioritas Sasaran Daerah PelayananDaerah pelayanan disesuaikan dengan arah pengembangan ya g ada dalam
RTRW serta memperhatikan daerah potensial, daerah yang tinggi kepadatanpenduduknya, daerah strategi (wisata, industri, perkantoran), daerah denganpenduduk berpenghasilan rendah (MBR), daerah rawan air, serta kebijakanpemerintah kabupaten dalam ppenyediaan air minum. Upayakan daerah yangBukan Jarinan Perpipaan tak terlindungi dijadikan Bukan Jarinan Perpipaanterlindungi atau diubah menjadi Jaringan Perpipaan.
4.3.2 Tujuan Pelayanan Air MinumSuatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi tujuan dibawah ini:
Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi airminum;
Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan;
Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai;dan
Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi.
Rencana Induk Pengembangan SPAM harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Berorientasi ke depan;
Mudah dilaksanakan atau realistis; dan
Mudah direvisi atau fleksibel.
4 - 19R e v i u R I S P A M
Tabel 4. 5 Matriks Kriteria Utama Penyusunan RISPAM Berbagai Klasifikasi
No. KriteriaTeknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I JenisPerencanaan
Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15 – 20 tahun 15 – 20 tahun 15 – 20 tahun
III Sumber AirBaku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasa/pengelenggara/
pemerintahdaerah
Penyedia jasa/pengelenggara/
pemerintahdaerah
Penyedia jasa/pengelenggara/
pemerintahdaerah
Penyedia jasa/pengelenggara/
pemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI PenanggungJawab
Penyelenggara/Pemerintah
Daerah
Penyelenggara/Pemerintah
Daerah
Penyelenggara/Pemerintah
Daerah
Penyelenggara/Pemerintah
DaerahVII Sumber
Pendanaan Hibah LN Pinjaman
LN Pinjaman
DN APBN PDAM Swasta
Sumber : Permen PU. No. 18 Tahun 2007
4.4 KRITERIA DAERAH PELAYANAN4.4.1 Penetapan Wilayah Pelayanan
Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah tergantung padafungsi strategis kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaansumber air. Wilayah pelayanan tidak terbatas pada wilayah administrasi yangbersangkutan sesuai hasil kesepakatan dan koordinasi dengan pihak-pihak yangterkait dalam rangka menunjang pembangunan sistem penyediaan air minum.Kondisi wilayah pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu padapertimbangan teknis dalam standar spesifikasi teknis berikut. Cantumkan hasilpertimbangan teknis dalam bentuk tabel tabel dan buatlah dalam bentuk peta.1. Bentuk Wilayah Pelayanan
Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasandi dalamnya.
2. Luas Wilayah PelayananLuas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei dan pengkajian
sehingga memenuhi persyaratan teknis.3. Pertimbangan Teknis Wilayah Pelayanan
Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lainnamun tidak dibatasi oleh:
Kepadatan penduduk;
Tingkat kesulitan dalam memperoleh air;
Kualitas sumber air yang ada;
Tata ruang kota;
Tingkat perkembangan daerah;
4 - 20R e v i u R I S P A M
Dana investasi, dan
Kelayakan operasi.
4. Komponen Wilayah PelayananKomponen wilayah pelayanan adalah:
Kawasan permukiman;
Kawasan perdagangan;
Kawasan pemerintahan dan pendidikan;
Kawasan industri;
Kawasan pariwisata; dan
Kawasan khusus : pelabuhan, rumah susun.
4.4.2 Penetapan Wilayah StudiApabila terdapat sistem eksisting, maka lakukan penanganan seperti pada
ketentuan umum dan ketentuan teknis di atas, sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
Menguraikan sasaran wilayah pelayanan dan arah pengembangan kota menuruttata ruang kota yang sudah disetujui;
Menguraikan komponen-komponen yang ada di dalam wilayah pelayanan saatini dan proyeksi pada masa mendatang;
Menggambarkan dan menempatkan lokasi sumber air alternatif yang telahdikunjungi dan alternatif jalur pipa transmisi air baku; dan
Membuat batas wilayah meliputi seluruh alternatif sumber dan wilayah yangmenjadi kesepakatan dan koordinasi pihak terkait.
4.4.3 Penetapan Wilayah ProyekWilayah proyek merupakan wilayah sistem yang sudah terpilih yang
mencakup semua tahapan pengembangan sistem penyediaan air minum.Kemudian menggambarkan alternatif terpilih tersebut pada sebuah peta wilayahproyek, dan lengkapi dengan keterangan sistem yang mencakup:
Lokasi sumber air baku dan pengembangannya;
Lokasi instalasi pengolahan dan pengembangannya;
Lokasi reservoar distribusi dan pengembangannya; dan
Wilayah pelayanan dan pengembangannya.
5 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
5.1 RENCANA PEMANFAATAN RUANGBerdasarkan RTRW Kabupaten Jembrana, rencana sistem pusat perkotaan/
kegiatan di Kabupaten Jembrana mengatur susunan pusat-pusat kegiatanpermukiman yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomimasyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana sistempusat kegiatan ini mengarahkan sebaran, fungsi dan hirarki pusat-pusat kegiatanpemukiman di Kabupaten Jembrana sampai tahun 2032. Sistem pusat perkotaan/pusat kegiatan di Kabupaten Jembrana terdiri dari:1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disingkat PKW adalah kawasanperkotaan yang berfungsi unutk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapakabupaten/kota (hierarki I) terletak di Kota Negara yang merupakan IbukotaKabupaten Jembrana dengan arahan pengembangan kegiatan utama yaitusebagai pusat pemerintahan dan pelayanan publik, perekonomian jasa danregional, pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa, pusat pendukungkegiatan perekonomian (pengolahan dan oemasaran) sedangkan untuk kegiatanpenunjang utama yaitu sebagai pusat kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan,kegiatan peribadatan, kegiatan perdagangan, kegiatan industri, dan kegiatanpermukiman.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL adalah kawasan perkotaanyang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapakecamatan (hierarki II) terletak di Ibu Kota Kecamatan Melaya mencakupKelurahan Gilimanuk dengan arahan pengembangan kegiatan utama yaitusebagai pusat perdagangan dan jasa skala wilayah pengembangan (sebagaipemasok row material) dan pusat sentra produksi agro, sedangkan untukkegiatan penunjang utama yaitu sebagai kegiatan pelayanan sosial, kegiatanperumahan, kegiatan pertanian, kegiatan perkebunan dan kegiatan pariwisata.
5 - 2R e v i u R I S P A M
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah pusatpermukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan ataubeberapa desa (hierarki III) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuaidengan fungsi dan potensi yang dimilikinya pusat pengembangan kegiatanterletak di Kawasan Perkotaan Melaya, Kawasan Perkotaan Pengambengan,Kawasan Perkotaan Mendoyo, kawasan Perkotaan Yeh Embang, dan KawasanPerkotaan Pekutatan.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusatpermukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa (hierarkiIV) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi danpotensi yang dimilikinya pusat pengembangan kegiatan terletak di seluruhpusat desa dinas di Kabupaten Jembrana.
Sistem pusat perkotaan/ kegiatan dilakukan di kawasan-kawasan yangdianggap sebagai kawasan prioriotas. Kawasan/ daerah prioritas ini tersebardiseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. Rencana sistem pusat perkotaanatau kegiatan ditunjukan pada tabel dibawah ini.
5 - 3R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 1 Rencana Sistem PerkotaanTingkat Pelayanan Pusat Pengembangan
KegiatanArahan Pengembangan
Kegiatan UtamaArahan Pengembangan
Kegiatan Penunjang UtamaArahan PengembanganSarana dan Prasarana
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Ibu Kota Kabupaten Jembrana(Kota Negara)
Pusat Pemerintahan danPelayanan
Perekonomian jasa danregional
Pusat distribusi dan koleksibarang dan jasa
Pusat jasa pendukungkegiatan perekonomian(pengolahan dan pemasaran)
Pusat pemerintahan Kegiatan pendidikan Kegiatan kesehatan Kegiatan peribadatan Kegiatan perdagangan Industri Permukiman
Pengembangan jalan tol Pengembangan jalan arteri
primer Pengembangan kegiatan
perdagangan dan jasa Pengembangan fasilitas
pendidikan dan kesehatan Pengembangan prasarana
lingkungan
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)Ibu Kota Kecamatan Melaya(Kawasan PerkotaanGilimanuk)
Pusat pengembangansekunder untuk menunjangpusat pelayanan kotahirarki (I) berfungsi PKW
Pusat pelayananpermukiman perdesaan diseluruh kecamatan
Perdagangan dan jasa skalawilayah pengembangan
Pusat sentra produksiagroindustri
Pelayanan sosial Perumahan Pertanian Perkebunan pariwisata
Pengembangan jalan tol Pengembangan jalan arteri
primer Pengembangan dan
perbaikan akses menujupelabuhan penyeberangan
Optimalisasi PelabuhanGilimanuk
Optimalisasi PelabuhanPerikanan NusantaraPengambengan
Pusat Pelayanan Kawasan(PPK)
Kawasan Perkotaan Melaya Kawasan Perkotaan
Pengambengan Kawasan Perkotaan
Mendoyo Kawasan Perkotaan Yeh
Embang Kawasan Perkotaan
Pekutatan
Pusat pengembangan tersieruntuk menunjang PusatKegiatan Lokal
Pusat pelayanan pelabuhanpenyeberangan
Pusat pelayananpengembangan agribisnis
Pusat pelayananpengembangan industri
Permukiman Perdagangan Perkebunan Pertanian Pariwisata Industri
Pengembangan jalan lingkarutara dan selatan untukmendukung kawasanperuntukan industri
Pengembangan danpembangunan kawasanperuntukan industri
Pengembangan fasilitasagrobisnis Yeh Embang
5 - 4R e v i u R I S P A M
Tingkat Pelayanan Pusat PengembanganKegiatan
Arahan PengembanganKegiatan Utama
Arahan PengembanganKegiatan Penunjang Utama
Arahan PengembanganSarana dan Prasarana
Pusat Pelayanan Lingkung(PPL)
Seluruh desa yang tidakmenjadi kawasan perkotaanbaik berfungsi PKW, PKL, danPPK
Pusat pengembangan tersieruntuk menunjang PusatKegiatan Lokal (PKL) dan PusatPelayanan Kawasan (PPK)
Permukiman Perkebunan Pertanian pariwisata
Pengembangan jalan porosseda
Pengembangan fasilitaspendidikan dan kesehatan
Pengembangan fasilitasagrobisnis
5 - 5R e v i u R I S P A M
5.2 RENCANA DAERAH PELAYANAN5.2.1 Rencana Daerah Pelayanan Jaringan Perpipaan
Pemenuhan kebutuhan air minum dengan system perpipaan dilakukan olehPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jembrana dan PAMDES. PDAMKabupaten Jembrana yang meliputi daerah pelayanan daerah perkotaan danbeberapa unit/ cabang PDAM (Melaya, Kota Negara, Mendoyo dan Pekutatan).Sedangkan pelayanan air minum yang tidak dijangkau PDAM, penyediaannyadilakukan oleh PAMDES secara swadaya.1. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Penyediaan Air Baku Mata Air Pulesai2. Rencana Daerah pelayanan Sistem IPA Tukad Aya3. Rencana Daerah Pelayanan Sistem IPA Tukad Medewi
5.2.2 Rencana Daerah Pelayanan Bukan Jaringan PerpipaanSumber air yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan air minum
dengan sistem non perpipaan adalah air bawah tanah. Pengumpulan danpengambilan air bawah tanah dilakukan dengan pembuatan sumur. Macam-macam sumur yaitu sumur gali (SGL), sumur pompa, dan mata air. MasyarakatKabupaten Jembrana masih ada beberapa yang menggunakan sumur sebagaisumber air minumnya.
Dengan peningkatan kapasitas produksi air baku sesuai rencana SPAMKabupaten Jembrana diharapkan adanya peningkaatan pelayanan air minum baikdari aspek kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kapasitas produksi air bakupada rencana SPAM Kabupaten Jembrana dapat memperluas jaringan perpipaandan mengurangi pemanfaatan air minum melalui jaringan non perpipaan.
5.3 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUKMetode proyeksi penduduk beragam dan banyak macamnya. Adapun
metode penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam, antara lain:1. Metode Aritmatik
Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek sama dengankurun waktu perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = PO + (r.n)Dimana :Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)PO : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)n : periode waktu proyeksir : rata – rata pertumbuhan penduduk per tahun (jiwa)
2. Metode GeometriMetode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan
secara otomatis dengan bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikanpenurunan jumlah penduduk. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = PO (1 + r)n
Dimana :Pn : jumlah penduduk tahun ke-n (jiwa)
5 - 6R e v i u R I S P A M
PO : jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)n : periode waktu proyeksir : rata-rata persentase pertambahan penduduk per tahun (%)
3. Metode Least SquareMetode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan
antara sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalahtahunnya dengan cara menarik garis linier antara data-data tersebut danmeminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarakdata-data dengan garis yang dibuat. Persamaan yang digunakan adalah:
Pn = a + (b.n)
Dimana :Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-nn = beda tahun yang dihitung terhadap tahun awala dan b = konstanta, dimana:= (∑ )(∑ ) − (∑ )( . )(∑ ) − (∑)
= (∑ . ) − (∑ )( )(∑ ) − (∑)Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk,
terlebih dahulu menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode.Metode dengan nilai uji koefisien korelasi paling mendekati satu diapaki untukmemproyeksikan penduduk. Persamaan yang digunakan adalah:= (∑ ) − (∑ )(∑ )√ [ (∑ ) − (∑ ) (∑ ) − (∑ ) ]
Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilaiy adalah jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometri adalahln dari jumlah penduduk dan unutk metode least square nilai y adalah jumlahpenduduk.
Dalam menganalisis jumlah penduduk proyeksi di Kabupaten Jembranamenggunakan metode geometrik karena melihat jumlah penduduk yang hampirsecara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunnya dan dianggaptidak konstan karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti fungsi sistemperkotaan sebagai PKW (Bali Barat), secara administrasi berada dekat denganPulau Jawa, tersedianya jaringan tranportasi penyeberangan Gilimanuk,tersedinya rencana jalan tol Gilimanuk – Negara – Pekutatan – Soka – Mengwi,tersedianya jaringan jalan nasional (arteri primer dan JKP-1), dan lainsebagainya yang tertuang dalam Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2020tentang Perubahan Atas Perda 16 Tahun 2009 tentang RTRW Provinsi BaliTahun 2009-2009 dan Perda Kab. Jembrana Nomor 11 Tahun 2012 tentangRTRW Kab. Jembrana Tahun 2012-2032.
5 - 7R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 2 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Melaya di Kabupaten Jembrana
No. Desa/Kelurahan
Luas Jumlah Penduduk (jiwa) KepadatanPenduduk(jiwa/km2)
KK∑ Proyeksi Penduduk (jiwa)
Ha Km2 2017 2018 2019* 2020* 2021 2026 2031 2036 20411 Blimbingsari 2.723,39 27,23 1.061 1.054 1.047 1.040 38 208 1.033 1.000 967 936 9052 Candikusuma 804,78 8,05 5.756 5.798 5.840 5.883 731 1.177 5.926 6.145 6.373 6.609 6.8533 Ekasari 3.521,65 35,22 5.267 5.312 5.357 5.403 153 1.081 5.449 5.686 5.933 6.191 6.4604 Gilimanuk 2.078,84 20,79 10.044 10.110 10.176 10.243 493 2.049 10.311 10.654 11.009 11.375 11.7545 Manistutu 2.951,35 29,51 8.637 8.734 8.832 8.931 303 1.786 9.032 9.550 10.099 10.679 11.2926 Melaya 2.545,49 25,45 13.326 13.545 13.768 13.994 550 2.799 14.224 15.432 16.742 18.164 19.7067 Nusasari 789,69 7,90 3.941 3.949 3.957 3.965 502 793 3.973 4.014 4.054 4.096 4.1388 Tukadaya 6.195,15 61,95 7.645 7.747 7.850 7.955 128 1.591 8.061 8.614 9.204 9.834 10.5089 Tuwed 835,05 8,35 5.258 5.309 5.360 5.412 648 1.082 5.465 5.735 6.019 6.316 6.62910 Warnasari 532,91 5,33 2.615 2.611 2.607 2.603 488 521 2.599 2.579 2.560 2.540 2.521
Jumlah 22.978,29 229,78 63.550 64.169 64.796 65.430 13.086 66.073 69.408 72.959 76.739 80.765Rata-Rata 403
Sumber : Statistik Sektoral Kabupaten Jembrana Tahun 2018 dan 2019, dan Hasil Analisis Tahun 2021Ket : * jumlah penduduk hasil proyeksi yang menjadi tahun dasar perencanaan
5 - 8R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 3 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Negara di Kabupaten Jembrana
No. Desa/Kelurahan
Luas Jumlah Penduduk (jiwa) KepadatanPenduduk(jiwa/km2)
KK∑ Proyeksi Penduduk (jiwa)
Ha Km2 2017 2018 2019* 2020* 2021 2026 2031 2036 2041
1 Baler BaleAgung 1.704,17 17,04 12.086 12.183 12.281 12.379 726 2.476 12.479 12.988 13.517 14.068 14.642
2 Baluk 874,81 8,75 7.248 7.385 7.525 7.667 876 1.533 7.812 8.578 9.420 10.345 11.360
3 Banjar Tengah 89,96 0,90 5.708 5.941 6.184 6.436 7.154 1.287 6.699 8.182 9.994 12.207 14.911
4 Banyu Biru 854,12 8,54 10.187 10.297 10.408 10.521 1.232 2.104 10.634 11.221 11.840 12.493 13.182
5 Berangbang 2.248,78 22,49 7.084 7.176 7.269 7.364 327 1.473 7.459 7.956 8.487 9.052 9.655
6 Cupel 246,18 2,46 4.595 4.663 4.732 4.802 1.951 960 4.873 5.245 5.644 6.074 6.537
7 Kaliakah 1.699,23 16,99 9.147 9.259 9.372 9.487 558 1.897 9.603 10.206 10.846 11.527 12.250
8 Lelateng 706,89 7,07 10.936 11.124 11.315 11.510 1.628 2.302 11.708 12.749 13.883 15.118 16.463
9 Loloan Barat 32,16 0,32 4.895 4.936 4.977 5.019 15.606 1.004 5.061 5.277 5.501 5.736 5.980
10 Pangambengan 674,79 6,75 12.801 13.056 13.316 13.581 2.013 2.716 13.852 15.288 16.872 18.621 20.551
11 Tegal BadengBarat 322,08 3,22 5.989 6.090 6.193 6.297 1.955 1.259 6.403 6.962 7.569 8.229 8.947
12 Tegal BadengTimur 312,72 3,13 4.706 4.844 4.986 5.132 1.641 1.026 5.283 6.104 7.053 8.150 9.417
Jumlah 9.765,88 97,66 95.382 96.954 98.558 100.195 20.039 101.866 110.755 120.627 131.621 143.896Rata-Rata 2.972
Sumber : Statistik Sektoral Kabupaten Jembrana Tahun 2018 dan 2019, dan Hasil Analisis Tahun 2021
Ket * : jumlah penduduk hasil proyeksi yang menjadi tahun dasar perencanaan
5 - 9R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 4 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Jembrana di Kabupaten Jembrana
No. Desa/ KelurahanLuas Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan
Penduduk(jiwa/km2)
KK∑ Proyeksi Penduduk (jiwa)
Ha Km2 2017 2018 2019* 2020* 2021 2026 2031 2036 2041
1 Airkuning 147,16 1,47 5.123 5.199 5.276 5.354 3.638 1.071 5.434 5.849 6.296 6.777 7.295
2 Batuagung 2.858,87 28,59 9.335 9.395 9.455 9.516 333 1.903 9.577 9.889 10.211 10.543 10.887
3 Budeng 370,58 3,71 1.847 1.856 1.865 1.874 506 375 1.883 1.930 1.977 2.026 2.076
4 Dangintukadaya 564,24 5,64 5.568 5.605 5.642 5.680 1.007 1.136 5.717 5.910 6.109 6.315 6.527
5 Dauhwaru 1.642,10 16,42 10.081 10.079 10.077 10.075 614 2.015 10.073 10.063 10.053 10.043 10.033
6 Loloan Timur 272,94 2,73 7.832 7.972 8.115 8.260 3.026 1.652 8.407 9.186 10.037 10.967 11.982
7 Pendem 2.014,04 20,14 12.102 12.043 11.984 11.926 592 2.385 11.868 11.581 11.302 11.029 10.763
8 Perancak 399,66 4,00 4.207 4.242 4.277 4.313 1.079 863 4.349 4.533 4.724 4.924 5.132
9 Sangkaragung 454,52 4,55 3.533 3.581 3.630 3.679 809 736 3.729 3.989 4.268 4.566 4.884
10 Yehkuning 241,44 2,41 3.406 3.397 3.388 3.379 1.400 676 3.370 3.326 3.282 3.239 3.196
Jumlah 8.965,55 89,66 63.034 63.369 63.710 64.056 12.811 64.408 66.256 68.259 70.428 72.776
Rata-Rata 1.300
Sumber : Statistik Sektoral Kabupaten Jembrana Tahun 2018 dan 2019, dan Hasil Analisis Tahun 2021
Ket * : jumlah penduduk hasil proyeksi yang menjadi tahun dasar perencanaan
5 - 10R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 5 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Mendoyo di Kabupaten Jembrana
No. Desa/ KelurahanLuas Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan
Penduduk(jiwa/km2)
KK∑ Proyeksi Penduduk (jiwa)
Ha Km2 2017 2018 2019* 2020* 2021 2026 2031 2036 2041
1 Delodberawah 340,67 3,41 2.346 2.344 2.342 2.340 687 468 2.338 2.328 2.318 2.308 2.298
2 Mendoyo DanginTukad 350,09 3,50 3.402 3.410 3.418 3.426 979 685 3.434 3.475 3.516 3.557 3.599
3 Mendoyo DauhTukad 864,24 8,64 6.199 6.168 6.137 6.106 707 1.221 6.076 5.926 5.779 5.636 5.496
4 Penyaringan 4.980,32 49,80 10.554 10.562 10.570 10.578 212 2.116 10.586 10.626 10.667 10.707 10.748
5 Pergung 2.154,05 21,54 5.254 5.273 5.292 5.311 247 1.062 5.330 5.427 5.526 5.627 5.729
6 Pohsanten 1.969,60 19,70 7.502 7.510 7.518 7.526 382 1.505 7.534 7.574 7.615 7.655 7.696
7 Tegalcangkring 1.992,84 19,93 8.563 8.549 8.535 8.521 428 1.704 8.507 8.438 8.369 8.301 8.233
8 Yehembang 3.734,02 37,34 8.878 8.903 8.928 8.953 240 1.791 8.978 9.106 9.234 9.365 9.498
9 Yehembang Kangin 4.022,23 40,22 4.643 4.654 4.665 4.676 116 935 4.687 4.743 4.799 4.857 4.914
10 Yehembang Kauh 7.776,38 77,76 5.789 5.765 5.741 5.717 74 1.143 5.694 5.577 5.462 5.350 5.240
11 Yeh Sumbul 1.578,01 15,78 7.715 7.795 7.876 7.957 504 1.591 8.040 8.466 8.914 9.386 9.882
Jumlah 29.762,45 297,62 70.845 70.933 71.022 71.113 14.223 71.205 71.685 72.199 72.749 73.335
Rata-Rata 416
Sumber : Statistik Sektoral Kabupaten Jembrana Tahun 2018 dan 2019, dan Hasil Analisis Tahun 2021
Ket * : jumlah penduduk hasil proyeksi yang menjadi tahun dasar perencanaan
5 - 11R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 6 Jumlah Proyeksi Penduduk Kecamatan Pekutatan di Kabupaten Jembrana
No. Desa/Kelurahan
Luas Jumlah Penduduk (jiwa) KepadatanPenduduk(jiwa/km2)
KK∑ Proyeksi Penduduk (jiwa)
Ha Km2 2017 2018 2019* 2020* 2021 2026 2031 2036 2041
1 Asahduren 1.170,86 11,71 3.785 3.793 3.801 3.809 325 762 3.817 3.858 3.899 3.940 3.982
2 Gumbrih 1.408,57 14,09 2.970 2.984 2.998 3.012 214 602 3.026 3.098 3.172 3.248 3.325
3 Manggissari 1.397,46 13,97 2.486 2.476 2.466 2.456 176 491 2.446 2.397 2.350 2.303 2.257
4 Medewi 2.148,67 21,49 5.461 5.575 5.691 5.810 270 1.162 5.931 6.577 7.293 8.086 8.966
5 Pangyangan 798,89 7,99 1.820 1.849 1.878 1.908 239 382 1.939 2.098 2.271 2.458 2.660
6 Pekutatan 1.376,49 13,76 5.790 5.871 5.953 6.036 439 1.207 6.121 6.561 7.033 7.539 8.081
7 Pengeragoan 2.456,49 24,56 4.252 4.240 4.228 4.216 172 843 4.204 4.145 4.087 4.030 3.973
8 Pulukan 2.746,32 27,46 4.870 4.884 4.898 4.912 179 982 4.926 4.997 5.070 5.143 5.217
Jumlah 13.503,75 135,04 31.434 31.672 31.914 32.161 6.432 32.411 33.733 35.174 36.746 38.461
Rata-Rata 252
TOTAL 84.975,91 849,76 324.245 327.097 330.000 332.955 66.591 335.962 351.836 369.218 388.283 409.233
Sumber : Statistik Sektoral Kabupaten Jembrana Tahun 2018 dan 2019, dan Hasil Analisis Tahun 2021
Ket * : jumlah penduduk hasil proyeksi yang menjadi tahun dasar perencanaan
5 - 12R e v i u R I S P A M
5.4 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUMPenyediaan air bersih didaerah studi direncanakan untuk memenuhi
krbutuhan baku meliputi air bersih penduduk (dometsik) dan fasilitas umum,dengan demikian maka diperhitungan dengan mempertimbangkan faktor yangdapat menunjang atau menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih.
Faktor-faktar tersebut antara lain:
Pertambahan jumlah penduduk
Tingkat sosial ekonomi penduduk
Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan perluasannya
Keadaan sistem penyediaan air bersih pada saat sekarang
Keadaan sosial ekonomi dari daerah setempat
1. Kebutuhan Air Untuk Rumah Tangga (Domestik)Kebutuhan air untuk rumah tangga/ domestik adalah pemakaian air untuk
aktivitas dilingkungan rumah tangga. Penyediaan air baku untuk keperluanrumah tangga dihitung dengan berdasarkan:
Jumlah penduduk
Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani
Cara pelayanan air
Konsumsi pemakaian air (l/ orang/ hari)
2. Kebutuhan Air Untuk Non DomestikYang diamskud sebagai kebutuhan air untuk keperluar non domestik
adalah pemakaian air diluar pemakaian untuk rumah tangga. Termasuk kedalam kelompok kebutuhan air unutk keperluan non domestik meliputi niaga,kesehatan, sosial, perkantoran, pendidikan, dan peribadatan. Kebutuhan airnon domestik dihitung sebesar 20% dari kebutuhan air domestik
3. Kehilangan AirDalam setiap penyediaan air bersih, sangat sulit sekali untuk menghindari
terjadinya kemungkinan kehilangan air dari sistem. Kehilangan air yang terjadibiasanya disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis,kehilangan air disebabkan oleh kebocoran pipa, kerusakan meter air.sedangkan faktor non teknis, kehilangan air disebabkan oleh kesalahanpembacaan meteran/ pencatatan, kesalahan penjumlahan/ pengurangan dll.
Untuk itu dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih, selaludiperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinanterjadinya kehilang air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untukmasyarakat konsumen tidak terganggu bila terjadinya kehilangan air baik yangdisebabkan oleh faktor teknis maupun oleh faktor non teknis. kehilangan airdiasumsikan sebesar 20 % dari kebutuhan rata-rata air bersih penduduk. Besarkehilangan air ini diperkirakan konstan mulai awal sampai tahun rencana.
4. Fluktuasi Pemakaian AirDalam perencanaan suatus istem penyediaan air bersih, dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air pada waktu hari maksimum dan fluktuasi pemakaian
5 - 13R e v i u R I S P A M
air pada saat jam puncak. Yang dimaksud dengan fluktuasi pemakaian air padasaat jam puncak adalah sebagai berikut:
Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebihtinggi dari pemakaian perjam rata-rata;
Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai pemakaian jampuncak, yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari. Sedangkan yangdimaksud dengan fluktuasi pemakaian air bersih pada waktu harimaksimum; dan
Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi daripemakaian per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut pemakaian airpada hari maksimum.
Bila tidak ada data yang lengkap, yang menunjukkan beberapa faktorpenggali untuk pemakaian hari maksimum dan jam puncak, maka faktor-faktortersebut diambil dari Standar Cipta Karya, yaitu:
5 - 14R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2026
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Blimbingsari 1.033 723 310 0,59 0,11 103.327,59 1,20 1,89 0,14 0,24 0,45 0,54 0,68
2 Candikusuma 5.926 4.148 1.778 3,36 0,62 592.584,77 6,86 10,84 0,80 1,37 2,60 3,12 3,90
3 Ekasari 5.449 3.815 1.635 3,09 0,57 544.932,00 6,31 9,97 0,73 1,26 2,39 2,87 3,59
4 Gilimanuk 10.311 7.217 3.093 5,85 1,07 1.031.061,36 11,93 18,86 1,38 2,39 4,53 5,43 6,79
5 Manistutu 9.032 6.322 2.709 5,12 0,94 903.158,54 10,45 16,52 1,21 2,09 3,96 4,76 5,95
6 Melaya 14.224 9.957 4.267 8,07 1,48 1.422.383,19 16,46 26,01 1,91 3,29 6,24 7,49 9,36
7 Nusasari 3.973 2.781 1.192 2,25 0,41 397.309,76 4,60 7,27 0,53 0,92 1,74 2,09 2,62
8 Tukadaya 8.061 5.643 2.418 4,57 0,84 806.123,82 9,33 14,74 1,08 1,87 3,54 4,25 5,31
9 Tuwed 5.465 3.825 1.639 3,10 0,57 546.498,73 6,33 9,99 0,73 1,27 2,40 2,88 3,60
10 Warnasari 2.599 1.819 780 1,47 0,27 259.903,67 3,01 4,75 0,35 0,60 1,14 1,37 1,71
Jumlah 66.073 46.251 19.822 37,47 6,88 6.607.283,42 76,47 120,83 8,87 15,29 29,00 34,80 43,50
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 15R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2031
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
Jumlah PendudukTerlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Blimbingsari 967 677 290 0,55 0,10 96.709,37 1,12 1,77 0,13 0,22 0,42 0,51 0,64
2 Candikusuma 6.373 4.461 1.912 3,61 0,66 637.271,87 7,38 11,65 0,86 1,48 2,80 3,36 4,20
3 Ekasari 5.933 4.153 1.780 3,36 0,62 593.321,10 6,87 10,85 0,80 1,37 2,60 3,12 3,91
4 Gilimanuk 11.009 7.706 3.303 6,24 1,15 1.100.852,23 12,74 20,13 1,48 2,55 4,83 5,80 7,25
5 Manistutu 10.099 7.069 3.030 5,73 1,05 1.009.872,79 11,69 18,47 1,36 2,34 4,43 5,32 6,65
6 Melaya 16.742 11.719 5.023 9,49 1,74 1.674.204,92 19,38 30,62 2,25 3,88 7,35 8,82 11,02
7 Nusasari 4.054 2.838 1.216 2,30 0,42 405.448,99 4,69 7,41 0,54 0,94 1,78 2,14 2,67
8 Tukadaya 9.204 6.443 2.761 5,22 0,96 920.369,92 10,65 16,83 1,24 2,13 4,04 4,85 6,06
9 Tuwed 6.019 4.213 1.806 3,41 0,63 601.880,94 6,97 11,01 0,81 1,39 2,64 3,17 3,96
10 Warnasari 2.560 1.792 768 1,45 0,27 255.955,34 2,96 4,68 0,34 0,59 1,12 1,35 1,69
Jumlah 72.959 51.071 21.888 41,38 7,60 7.295.887,47 84,44 133,42 9,80 16,89 32,02 38,43 48,03
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 16R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 9 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2036
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Blimbingsari 936 655 281 0,53 0,10 93.560,97 1,08 1,71 0,13 0,22 0,41 0,49 0,62
2 Candikusuma 6.609 4.626 1.983 3,75 0,69 660.863,67 7,65 12,09 0,89 1,53 2,90 3,48 4,35
3 Ekasari 6.191 4.334 1.857 3,51 0,64 619.103,89 7,17 11,32 0,83 1,43 2,72 3,26 4,08
4 Gilimanuk 11.375 7.962 3.412 6,45 1,18 1.137.499,68 13,17 20,80 1,53 2,63 4,99 5,99 7,49
5 Manistutu 10.679 7.475 3.204 6,06 1,11 1.067.869,08 12,36 19,53 1,43 2,47 4,69 5,62 7,03
6 Melaya 18.164 12.715 5.449 10,30 1,89 1.816.371,24 21,02 33,22 2,44 4,20 7,97 9,57 11,96
7 Nusasari 4.096 2.867 1.229 2,32 0,43 409.580,92 4,74 7,49 0,55 0,95 1,80 2,16 2,70
8 Tukadaya 9.834 6.884 2.950 5,58 1,02 983.428,40 11,38 17,98 1,32 2,28 4,32 5,18 6,47
9 Tuwed 6.316 4.421 1.895 3,58 0,66 631.642,45 7,31 11,55 0,85 1,46 2,77 3,33 4,16
10 Warnasari 2.540 1.778 762 1,44 0,26 254.003,73 2,94 4,64 0,34 0,59 1,11 1,34 1,67
Jumlah 76.739 53.717 23.022 43,52 7,99 7.673.924,02 88,82 140,33 10,30 17,76 33,68 40,42 50,52
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 17R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Melaya Tahun 2041
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Blimbingsari 905 634 272 0,51 0,09 90.515,06 1,05 1,66 0,12 0,21 0,40 0,48 0,60
2 Candikusuma 6.853 4.797 2.056 3,89 0,71 685.328,83 7,93 12,53 0,92 1,59 3,01 3,61 4,51
3 Ekasari 6.460 4.522 1.938 3,66 0,67 646.007,07 7,48 11,81 0,87 1,50 2,84 3,40 4,25
4 Gilimanuk 11.754 8.228 3.526 6,67 1,22 1.175.367,13 13,60 21,49 1,58 2,72 5,16 6,19 7,74
5 Manistutu 11.292 7.904 3.388 6,40 1,18 1.129.196,05 13,07 20,65 1,52 2,61 4,96 5,95 7,43
6 Melaya 19.706 13.794 5.912 11,18 2,05 1.970.609,71 22,81 36,04 2,65 4,56 8,65 10,38 12,97
7 Nusasari 4.138 2.896 1.241 2,35 0,43 413.754,95 4,79 7,57 0,56 0,96 1,82 2,18 2,72
8 Tukadaya 10.508 7.356 3.152 5,96 1,09 1.050.807,29 12,16 19,22 1,41 2,43 4,61 5,53 6,92
9 Tuwed 6.629 4.640 1.989 3,76 0,69 662.875,59 7,67 12,12 0,89 1,53 2,91 3,49 4,36
10 Warnasari 2.521 1.764 756 1,43 0,26 252.066,99 2,92 4,61 0,34 0,58 1,11 1,33 1,66
Jumlah 80.765 56.536 24.230 45,80 8,41 8.076.528,69 93,48 147,70 10,84 18,70 35,45 42,54 53,17
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 18R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2026
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian (lt/
hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal (l/
dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Baler BaleAgung 12.988 9.091 3.896 7,37 1,35 1.298.755,74 15,03 23,75 1,74 3,01 5,70 6,84 8,55
2 Baluk 8.578 6.005 2.574 4,87 0,89 857.845,39 9,93 15,69 1,15 1,99 3,76 4,52 5,65
3 Banjar Tengah 8.182 5.727 2.455 4,64 0,85 818.209,01 9,47 14,96 1,10 1,89 3,59 4,31 5,39
4 Banyu Biru 11.221 7.855 3.366 6,36 1,17 1.122.085,54 12,99 20,52 1,51 2,60 4,92 5,91 7,39
5 Berangbang 7.956 5.569 2.387 4,51 0,83 795.634,21 9,21 14,55 1,07 1,84 3,49 4,19 5,24
6 Cupel 5.245 3.671 1.573 2,97 0,55 524.450,63 6,07 9,59 0,70 1,21 2,30 2,76 3,45
7 Kaliakah 10.206 7.144 3.062 5,79 1,06 1.020.580,64 11,81 18,66 1,37 2,36 4,48 5,38 6,72
8 Lelateng 12.749 8.924 3.825 7,23 1,33 1.274.913,76 14,76 23,31 1,71 2,95 5,60 6,71 8,39
9 Loloan Barat 5.277 3.694 1.583 2,99 0,55 527.660,75 6,11 9,65 0,71 1,22 2,32 2,78 3,47
10 Pangambengan 15.288 10.701 4.586 8,67 1,59 1.528.762,75 17,69 27,96 2,05 3,54 6,71 8,05 10,06
11 Tegal BadengBarat 6.962 4.873 2.089 3,95 0,73 696.179,34 8,06 12,73 0,93 1,61 3,06 3,67 4,58
12 Tegal BadengTimur 6.104 4.273 1.831 3,46 0,64 610.410,26 7,06 11,16 0,82 1,41 2,68 3,21 4,02
Jumlah 110.755 77.528 33.226 62,81 11,54 11.075.488,01 128,19 202,54 14,87 25,64 48,61 58,33 72,91Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 19R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2031
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian (lt/
hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal (l/
dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Baler BaleAgung 13.517 9.462 4.055 7,67 1,41 1.351.716,92 15,64 24,72 1,81 3,13 5,93 7,12 8,90
2 Baluk 9.420 6.594 2.826 5,34 0,98 942.042,71 10,90 17,23 1,26 2,18 4,13 4,96 6,20
3 Banjar Tengah 9.994 6.996 2.998 5,67 1,04 999.406,56 11,57 18,28 1,34 2,31 4,39 5,26 6,58
4 Banyu Biru 11.840 8.288 3.552 6,71 1,23 1.183.989,90 13,70 21,65 1,59 2,74 5,20 6,24 7,79
5 Berangbang 8.487 5.941 2.546 4,81 0,88 848.658,25 9,82 15,52 1,14 1,96 3,72 4,47 5,59
6 Cupel 5.644 3.951 1.693 3,20 0,59 564.422,23 6,53 10,32 0,76 1,31 2,48 2,97 3,72
7 Kaliakah 10.846 7.592 3.254 6,15 1,13 1.084.611,86 12,55 19,83 1,46 2,51 4,76 5,71 7,14
8 Lelateng 13.883 9.718 4.165 7,87 1,45 1.388.331,58 16,07 25,39 1,86 3,21 6,09 7,31 9,14
9 Loloan Barat 5.501 3.851 1.650 3,12 0,57 550.132,20 6,37 10,06 0,74 1,27 2,41 2,90 3,62
10 Pangambengan 16.872 11.811 5.062 9,57 1,76 1.687.218,43 19,53 30,85 2,27 3,91 7,41 8,89 11,11
11 Tegal BadengBarat 7.569 5.298 2.271 4,29 0,79 756.895,68 8,76 13,84 1,02 1,75 3,32 3,99 4,98
12 Tegal BadengTimur 7.053 4.937 2.116 4,00 0,73 705.314,62 8,16 12,90 0,95 1,63 3,10 3,71 4,64
Jumlah 120.627 84.439 36.188 68,41 12,57 12.062.740,95 139,62 220,59 16,20 27,92 52,94 63,53 79,41
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 20R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2036
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian (lt/
hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal (l/
dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Baler BaleAgung 14.068 9.848 4.221 7,98 1,47 1.406.837,78 16,28 25,73 1,89 3,26 6,17 7,41 9,26
2 Baluk 10.345 7.242 3.104 5,87 1,08 1.034.503,99 11,97 18,92 1,39 2,39 4,54 5,45 6,81
3 Banjar Tengah 12.207 8.545 3.662 6,92 1,27 1.220.731,45 14,13 22,32 1,64 2,83 5,36 6,43 8,04
4 Banyu Biru 12.493 8.745 3.748 7,09 1,30 1.249.309,47 14,46 22,85 1,68 2,89 5,48 6,58 8,22
5 Berangbang 9.052 6.337 2.716 5,13 0,94 905.216,01 10,48 16,55 1,22 2,10 3,97 4,77 5,96
6 Cupel 6.074 4.252 1.822 3,44 0,63 607.440,31 7,03 11,11 0,82 1,41 2,67 3,20 4,00
7 Kaliakah 11.527 8.069 3.458 6,54 1,20 1.152.660,40 13,34 21,08 1,55 2,67 5,06 6,07 7,59
8 Lelateng 15.118 10.583 4.536 8,57 1,57 1.511.839,18 17,50 27,65 2,03 3,50 6,64 7,96 9,95
9 Loloan Barat 5.736 4.015 1.721 3,25 0,60 573.560,64 6,64 10,49 0,77 1,33 2,52 3,02 3,78
10 Pangambengan 18.621 13.035 5.586 10,56 1,94 1.862.097,99 21,55 34,05 2,50 4,31 8,17 9,81 12,26
11 Tegal BadengBarat 8.229 5.760 2.469 4,67 0,86 822.907,32 9,52 15,05 1,10 1,90 3,61 4,33 5,42
12 Tegal BadengTimur 8.150 5.705 2.445 4,62 0,85 814.974,36 9,43 14,90 1,09 1,89 3,58 4,29 5,37
Jumlah 131.621 92.135 39.486 74,65 13,71 13.162.078,89 152,34 240,70 17,67 30,47 57,77 69,32 86,65
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 21R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 14 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Negara Tahun 2041
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian (lt/
hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal (l/
dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Baler BaleAgung 14.642 10.249 4.393 8,30 1,53 1.464.206,37 16,95 26,78 1,97 3,39 6,43 7,71 9,64
2 Baluk 11.360 7.952 3.408 6,44 1,18 1.136.040,32 13,15 20,77 1,53 2,63 4,99 5,98 7,48
3 Banjar Tengah 14.911 10.437 4.473 8,46 1,55 1.491.070,15 17,26 27,27 2,00 3,45 6,54 7,85 9,82
4 Banyu Biru 13.182 9.228 3.955 7,48 1,37 1.318.232,65 15,26 24,11 1,77 3,05 5,79 6,94 8,68
5 Berangbang 9.655 6.759 2.897 5,48 1,01 965.542,99 11,18 17,66 1,30 2,24 4,24 5,09 6,36
6 Cupel 6.537 4.576 1.961 3,71 0,68 653.737,07 7,57 11,95 0,88 1,51 2,87 3,44 4,30
7 Kaliakah 12.250 8.575 3.675 6,95 1,28 1.224.978,31 14,18 22,40 1,64 2,84 5,38 6,45 8,06
8 Lelateng 16.463 11.524 4.939 9,34 1,71 1.646.334,16 19,05 30,11 2,21 3,81 7,23 8,67 10,84
9 Loloan Barat 5.980 4.186 1.794 3,39 0,62 597.986,82 6,92 10,94 0,80 1,38 2,62 3,15 3,94
10 Pangambengan 20.551 14.386 6.165 11,66 2,14 2.055.103,74 23,79 37,58 2,76 4,76 9,02 10,82 13,53
11 Tegal BadengBarat 8.947 6.263 2.684 5,07 0,93 894.676,07 10,36 16,36 1,20 2,07 3,93 4,71 5,89
12 Tegal BadengTimur 9.417 6.592 2.825 5,34 0,98 941.683,59 10,90 17,22 1,26 2,18 4,13 4,96 6,20
Jumlah 143.896 100.727 43.169 81,61 14,99 14.389.592,23 166,55 263,14 19,32 33,31 63,15 75,79 94,73
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 22R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 15 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana Tahun 2026
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt) Jumlah
Pemakaian(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Airkuning 5.849 4.094 1.755 3,32 0,61 584.902,54 6,77 10,70 0,79 1,35 2,57 3,08 3,85
2 Batuagung 9.889 6.922 2.967 5,61 1,03 988.909,35 11,45 18,08 1,33 2,29 4,34 5,21 6,51
3 Budeng 1.930 1.351 579 1,09 0,20 192.959,69 2,23 3,53 0,26 0,45 0,85 1,02 1,27
4 Dangintukadaya 5.910 4.137 1.773 3,35 0,62 590.998,99 6,84 10,81 0,79 1,37 2,59 3,11 3,89
5 Dauhwaru 10.063 7.044 3.019 5,71 1,05 1.006.301,43 11,65 18,40 1,35 2,33 4,42 5,30 6,62
6 Loloan Timur 9.186 6.430 2.756 5,21 0,96 918.595,22 10,63 16,80 1,23 2,13 4,03 4,84 6,05
7 Pendem 11.581 8.107 3.474 6,57 1,21 1.158.123,80 13,40 21,18 1,55 2,68 5,08 6,10 7,62
8 Perancak 4.533 3.173 1.360 2,57 0,47 453.268,86 5,25 8,29 0,61 1,05 1,99 2,39 2,98
9 Sangkaragung 3.989 2.792 1.197 2,26 0,42 398.923,66 4,62 7,30 0,54 0,92 1,75 2,10 2,63
10 Yehkuning 3.326 2.328 998 1,89 0,35 332.585,09 3,85 6,08 0,45 0,77 1,46 1,75 2,19
Jumlah 66.256 46.379 19.877 37,58 6,90 6.625.568,62 76,68 121,16 8,90 15,34 29,08 34,89 43,62
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 23R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 16 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana Tahun 2031
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Airkuning 6.296 4.407 1.889 3,57 0,66 629.594,34 7,29 11,51 0,85 1,46 2,76 3,32 4,14
2 Batuagung 10.211 7.148 3.063 5,79 1,06 1.021.101,21 11,82 18,67 1,37 2,36 4,48 5,38 6,72
3 Budeng 1.977 1.384 593 1,12 0,21 197.706,96 2,29 3,62 0,27 0,46 0,87 1,04 1,30
4 Dangintukadaya 6.109 4.276 1.833 3,46 0,64 610.897,98 7,07 11,17 0,82 1,41 2,68 3,22 4,02
5 Dauhwaru 10.053 7.037 3.016 5,70 1,05 1.005.303,61 11,64 18,38 1,35 2,33 4,41 5,29 6,62
6 Loloan Timur 10.037 7.026 3.011 5,69 1,05 1.003.684,54 11,62 18,35 1,35 2,32 4,41 5,29 6,61
7 Pendem 11.302 7.911 3.391 6,41 1,18 1.130.167,14 13,08 20,67 1,52 2,62 4,96 5,95 7,44
8 Perancak 4.724 3.307 1.417 2,68 0,49 472.439,98 5,47 8,64 0,63 1,09 2,07 2,49 3,11
9 Sangkaragung 4.268 2.987 1.280 2,42 0,44 426.769,34 4,94 7,80 0,57 0,99 1,87 2,25 2,81
10 Yehkuning 3.282 2.297 985 1,86 0,34 328.214,14 3,80 6,00 0,44 0,76 1,44 1,73 2,16
Jumlah 68.259 47.781 20.478 38,71 7,11 6.825.879,26 79,00 124,83 9,16 15,80 29,96 35,95 44,94
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 24R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 17 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana Tahun 2036
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Airkuning 6.777 4.744 2.033 3,84 0,71 677.701,00 7,84 12,39 0,91 1,57 2,97 3,57 4,46
2 Batuagung 10.543 7.380 3.163 5,98 1,10 1.054.341,02 12,20 19,28 1,42 2,44 4,63 5,55 6,94
3 Budeng 2.026 1.418 608 1,15 0,21 202.571,04 2,34 3,70 0,27 0,47 0,89 1,07 1,33
4 Dangintukadaya 6.315 4.420 1.894 3,58 0,66 631.466,98 7,31 11,55 0,85 1,46 2,77 3,33 4,16
5 Dauhwaru 10.043 7.030 3.013 5,70 1,05 1.004.306,78 11,62 18,37 1,35 2,32 4,41 5,29 6,61
6 Loloan Timur 10.967 7.677 3.290 6,22 1,14 1.096.655,68 12,69 20,05 1,47 2,54 4,81 5,78 7,22
7 Pendem 11.029 7.720 3.309 6,25 1,15 1.102.885,35 12,76 20,17 1,48 2,55 4,84 5,81 7,26
8 Perancak 4.924 3.447 1.477 2,79 0,51 492.421,95 5,70 9,00 0,66 1,14 2,16 2,59 3,24
9 Sangkaragung 4.566 3.196 1.370 2,59 0,48 456.558,70 5,28 8,35 0,61 1,06 2,00 2,40 3,01
10 Yehkuning 3.239 2.267 972 1,84 0,34 323.900,64 3,75 5,92 0,43 0,75 1,42 1,71 2,13
Jumlah 70.428 49.300 21.128 39,94 7,34 7.042.809,12 81,51 128,79 9,46 16,30 30,91 37,09 46,37
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 25R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 18 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Jembrana Tahun 2041
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/ dt) JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Airkuning 7.295 5.106 2.188 4,14 0,76 729.483,43 8,44 13,34 0,98 1,69 3,20 3,84 4,80
2 Batuagung 10.887 7.621 3.266 6,17 1,13 1.088.662,88 12,60 19,91 1,46 2,52 4,78 5,73 7,17
3 Budeng 2.076 1.453 623 1,18 0,22 207.554,78 2,40 3,80 0,28 0,48 0,91 1,09 1,37
4 Dangintukadaya 6.527 4.569 1.958 3,70 0,68 652.728,53 7,55 11,94 0,88 1,51 2,86 3,44 4,30
5 Dauhwaru 10.033 7.023 3.010 5,69 1,05 1.003.310,94 11,61 18,35 1,35 2,32 4,40 5,28 6,61
6 Loloan Timur 11.982 8.388 3.595 6,80 1,25 1.198.238,72 13,87 21,91 1,61 2,77 5,26 6,31 7,89
7 Pendem 10.763 7.534 3.229 6,10 1,12 1.076.262,12 12,46 19,68 1,44 2,49 4,72 5,67 7,09
8 Perancak 5.132 3.593 1.540 2,91 0,53 513.249,06 5,94 9,39 0,69 1,19 2,25 2,70 3,38
9 Sangkaragung 4.884 3.419 1.465 2,77 0,51 488.427,43 5,65 8,93 0,66 1,13 2,14 2,57 3,22
10 Yehkuning 3.196 2.238 959 1,81 0,33 319.643,83 3,70 5,85 0,43 0,74 1,40 1,68 2,10
Jumlah 72.776 50.943 21.833 41,27 7,58 7.277.561,70 84,23 133,09 9,77 16,85 31,94 38,33 47,91
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 26R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 19 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo Tahun 2026
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Delodberawah 2.328 1.630 698 1,32 0,24 232.806,13 2,69 4,26 0,31 0,54 1,02 1,23 1,53
2 MendoyoDangin Tukad 3.475 2.432 1.042 1,97 0,36 347.468,10 4,02 6,35 0,47 0,80 1,52 1,83 2,29
3 Mendoyo DauhTukad 5.926 4.148 1.778 3,36 0,62 592.551,63 6,86 10,84 0,80 1,37 2,60 3,12 3,90
4 Penyaringan 10.626 7.438 3.188 6,03 1,11 1.062.621,87 12,30 19,43 1,43 2,46 4,66 5,60 7,00
5 Pergung 5.427 3.799 1.628 3,08 0,57 542.749,45 6,28 9,93 0,73 1,26 2,38 2,86 3,57
6 Pohsanten 7.574 5.302 2.272 4,30 0,79 757.430,79 8,77 13,85 1,02 1,75 3,32 3,99 4,99
7 Tegalcangkring 8.438 5.906 2.531 4,79 0,88 843.782,09 9,77 15,43 1,13 1,95 3,70 4,44 5,55
8 Yehembang 9.106 6.374 2.732 5,16 0,95 910.555,11 10,54 16,65 1,22 2,11 4,00 4,80 5,99
9 YehembangKangin 4.743 3.320 1.423 2,69 0,49 474.294,34 5,49 8,67 0,64 1,10 2,08 2,50 3,12
10 YehembangKauh 5.577 3.904 1.673 3,16 0,58 557.654,75 6,45 10,20 0,75 1,29 2,45 2,94 3,67
11 Yeh Sumbul 8.466 5.926 2.540 4,80 0,88 846.559,78 9,80 15,48 1,14 1,96 3,72 4,46 5,57
Jumlah 71.685 50.179 21.505 40,65 7,47 7.168.474,03 82,97 131,09 9,62 16,59 31,46 37,75 47,19
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 27R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 20 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo Tahun 2031
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Delodberawah 2.318 1.623 695 1,31 0,24 231.815,46 2,68 4,24 0,31 0,54 1,02 1,22 1,53
2 MendoyoDangin Tukad 3.516 2.461 1.055 1,99 0,37 351.572,81 4,07 6,43 0,47 0,81 1,54 1,85 2,31
3 Mendoyo DauhTukad 5.779 4.045 1.734 3,28 0,60 577.882,89 6,69 10,57 0,78 1,34 2,54 3,04 3,80
4 Penyaringan 10.667 7.467 3.200 6,05 1,11 1.066.655,35 12,35 19,51 1,43 2,47 4,68 5,62 7,02
5 Pergung 5.526 3.868 1.658 3,13 0,58 552.634,39 6,40 10,11 0,74 1,28 2,43 2,91 3,64
6 Pohsanten 7.615 5.330 2.284 4,32 0,79 761.477,96 8,81 13,93 1,02 1,76 3,34 4,01 5,01
7 Tegalcangkring 8.369 5.858 2.511 4,75 0,87 836.906,94 9,69 15,30 1,12 1,94 3,67 4,41 5,51
8 Yehembang 9.234 6.464 2.770 5,24 0,96 923.447,90 10,69 16,89 1,24 2,14 4,05 4,86 6,08
9 YehembangKangin 4.799 3.360 1.440 2,72 0,50 479.939,41 5,55 8,78 0,64 1,11 2,11 2,53 3,16
10 YehembangKauh 5.462 3.823 1.639 3,10 0,57 546.190,60 6,32 9,99 0,73 1,26 2,40 2,88 3,60
11 Yeh Sumbul 8.914 6.240 2.674 5,06 0,93 891.371,16 10,32 16,30 1,20 2,06 3,91 4,69 5,87
Jumlah 72.199 50.539 21.660 40,95 7,52 7.219.894,88 83,56 132,03 9,69 16,71 31,69 38,02 47,53Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 28R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 21 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo Tahun 2036
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Delodberawah 2.308 1.616 692 1,31 0,24 230.829,02 2,67 4,22 0,31 0,53 1,01 1,22 1,52
2 MendoyoDangin Tukad 3.557 2.490 1.067 2,02 0,37 355.726,02 4,12 6,51 0,48 0,82 1,56 1,87 2,34
3 Mendoyo DauhTukad 5.636 3.945 1.691 3,20 0,59 563.577,29 6,52 10,31 0,76 1,30 2,47 2,97 3,71
4 Penyaringan 10.707 7.495 3.212 6,07 1,12 1.070.704,14 12,39 19,58 1,44 2,48 4,70 5,64 7,05
5 Pergung 5.627 3.939 1.688 3,19 0,59 562.699,36 6,51 10,29 0,76 1,30 2,47 2,96 3,70
6 Pohsanten 7.655 5.359 2.297 4,34 0,80 765.546,77 8,86 14,00 1,03 1,77 3,36 4,03 5,04
7 Tegalcangkring 8.301 5.811 2.490 4,71 0,86 830.087,80 9,61 15,18 1,11 1,92 3,64 4,37 5,46
8 Yehembang 9.365 6.556 2.810 5,31 0,98 936.523,25 10,84 17,13 1,26 2,17 4,11 4,93 6,17
9 YehembangKangin 4.857 3.400 1.457 2,75 0,51 485.651,68 5,62 8,88 0,65 1,12 2,13 2,56 3,20
10 YehembangKauh 5.350 3.745 1.605 3,03 0,56 534.962,12 6,19 9,78 0,72 1,24 2,35 2,82 3,52
11 Yeh Sumbul 9.386 6.570 2.816 5,32 0,98 938.554,56 10,86 17,16 1,26 2,17 4,12 4,94 6,18
Jumlah 72.749 50.924 21.825 41,26 7,58 7.274.862,00 84,20 133,04 9,77 16,84 31,93 38,31 47,89Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 29R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 22 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo Tahun 2041
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Delodberawah 2.298 1.609 690 1,30 0,24 229.846,77 2,66 4,20 0,31 0,53 1,01 1,21 1,51
2 MendoyoDangin Tukad 3.599 2.519 1.080 2,04 0,37 359.928,29 4,17 6,58 0,48 0,83 1,58 1,90 2,37
3 Mendoyo DauhTukad 5.496 3.847 1.649 3,12 0,57 549.625,82 6,36 10,05 0,74 1,27 2,41 2,89 3,62
4 Penyaringan 10.748 7.523 3.224 6,10 1,12 1.074.768,30 12,44 19,65 1,44 2,49 4,72 5,66 7,08
5 Pergung 5.729 4.011 1.719 3,25 0,60 572.947,64 6,63 10,48 0,77 1,33 2,51 3,02 3,77
6 Pohsanten 7.696 5.387 2.309 4,36 0,80 769.637,31 8,91 14,07 1,03 1,78 3,38 4,05 5,07
7 Tegalcangkring 8.233 5.763 2.470 4,67 0,86 823.324,23 9,53 15,06 1,11 1,91 3,61 4,34 5,42
8 Yehembang 9.498 6.648 2.849 5,39 0,99 949.783,73 10,99 17,37 1,28 2,20 4,17 5,00 6,25
9 YehembangKangin 4.914 3.440 1.474 2,79 0,51 491.431,93 5,69 8,99 0,66 1,14 2,16 2,59 3,24
10 YehembangKauh 5.240 3.668 1.572 2,97 0,55 523.964,47 6,06 9,58 0,70 1,21 2,30 2,76 3,45
11 Yeh Sumbul 9.882 6.918 2.965 5,60 1,03 988.235,54 11,44 18,07 1,33 2,29 4,34 5,20 6,51
Jumlah 73.335 51.334 22.000 41,59 7,64 7.333.494,03 84,88 134,11 9,85 16,98 32,19 38,62 48,28Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 30R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 23 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pekutatan Tahun 2026
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt) Jumlah
Pemakaian(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Asahduren 3.858 2.700 1.157 2,19 0,40 385.761,17 4,46 7,05 0,52 0,89 1,69 2,03 2,54
2 Gumbrih 3.098 2.169 930 1,76 0,32 309.840,21 3,59 5,67 0,42 0,72 1,36 1,63 2,04
3 Manggissari 2.397 1.678 719 1,36 0,25 239.743,46 2,77 4,38 0,32 0,55 1,05 1,26 1,58
4 Medewi 6.577 4.604 1.973 3,73 0,69 657.697,87 7,61 12,03 0,88 1,52 2,89 3,46 4,33
5 Pangyangan 2.098 1.469 629 1,19 0,22 209.826,87 2,43 3,84 0,28 0,49 0,92 1,11 1,38
6 Pekutatan 6.561 4.593 1.968 3,72 0,68 656.115,37 7,59 12,00 0,88 1,52 2,88 3,46 4,32
7 Pengeragoan 4.145 2.902 1.244 2,35 0,43 414.521,12 4,80 7,58 0,56 0,96 1,82 2,18 2,73
8 Pulukan 4.997 3.498 1.499 2,83 0,52 499.745,86 5,78 9,14 0,67 1,16 2,19 2,63 3,29
Jumlah 33.733 23.613 10.120 19,13 3,51 3.373.251,93 39,04 61,69 4,53 7,81 14,80 17,77 22,21
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 31R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 24 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pekutatan Tahun 2031
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt) Jumlah
Pemakaian(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Asahduren 3.899 2.729 1.170 2,21 0,41 389.855,18 4,51 7,13 0,52 0,90 1,71 2,05 2,57
2 Gumbrih 3.172 2.220 952 1,80 0,33 317.212,01 3,67 5,80 0,43 0,73 1,39 1,67 2,09
3 Manggissari 2.350 1.645 705 1,33 0,24 234.960,22 2,72 4,30 0,32 0,54 1,03 1,24 1,55
4 Medewi 7.293 5.105 2.188 4,14 0,76 729.272,62 8,44 13,34 0,98 1,69 3,20 3,84 4,80
5 Pangyangan 2.271 1.590 681 1,29 0,24 227.085,14 2,63 4,15 0,30 0,53 1,00 1,20 1,49
6 Pekutatan 7.033 4.923 2.110 3,99 0,73 703.311,63 8,14 12,86 0,94 1,63 3,09 3,70 4,63
7 Pengeragoan 4.087 2.861 1.226 2,32 0,43 408.704,73 4,73 7,47 0,55 0,95 1,79 2,15 2,69
8 Pulukan 5.070 3.549 1.521 2,88 0,53 506.970,49 5,87 9,27 0,68 1,17 2,23 2,67 3,34
Jumlah 35.174 24.622 10.552 19,95 3,66 3.517.372,02 40,71 64,32 4,72 8,14 15,44 18,52 23,16
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 32R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 25 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pekutatan Tahun 2036
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt) Jumlah
Pemakaian(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Asahduren 3.940 2.758 1.182 2,23 0,41 393.992,63 4,56 7,20 0,53 0,91 1,73 2,08 2,59
2 Gumbrih 3.248 2.273 974 1,84 0,34 324.759,20 3,76 5,94 0,44 0,75 1,43 1,71 2,14
3 Manggissari 2.303 1.612 691 1,31 0,24 230.272,42 2,67 4,21 0,31 0,53 1,01 1,21 1,52
4 Medewi 8.086 5.660 2.426 4,59 0,84 808.636,58 9,36 14,79 1,09 1,87 3,55 4,26 5,32
5 Pangyangan 2.458 1.720 737 1,39 0,26 245.762,90 2,84 4,49 0,33 0,57 1,08 1,29 1,62
6 Pekutatan 7.539 5.277 2.262 4,28 0,79 753.902,84 8,73 13,79 1,01 1,75 3,31 3,97 4,96
7 Pengeragoan 4.030 2.821 1.209 2,29 0,42 402.969,96 4,66 7,37 0,54 0,93 1,77 2,12 2,65
8 Pulukan 5.143 3.600 1.543 2,92 0,54 514.299,55 5,95 9,41 0,69 1,19 2,26 2,71 3,39
Jumlah 36.746 25.722 11.024 20,84 3,83 3.674.596,10 42,53 67,20 4,93 8,51 16,13 19,35 24,19
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 33R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 26 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Mendoyo Tahun 2041
No. Desa/Keluarahan
JumlahPendudukProyeksi
(jiwa)
JumlahPenduduk
Terlayani (jiwa)
JumlahSambungan
Domestik (lt/dt) Jumlah
Pemakaian(lt/ hr)
JumlahSambungan
NonDomestik
(lt/ dt)
JumlahKebutuhanAir (l/dt)
Kehilangan Air (lt/ dt) Kebutuhan (l/ dt)
SR HU SR HU Domestik NonDomestik
AirTotal(l/ dt)
HariMaks.(l/ dt)
JamPuncak(l/ dt)
1 Asahduren 3.982 2.787 1.195 2,26 0,41 398.174,00 4,61 7,28 0,53 0,92 1,75 2,10 2,62
2 Gumbrih 3.325 2.327 997 1,89 0,35 332.485,96 3,85 6,08 0,45 0,77 1,46 1,75 2,19
3 Manggissari 2.257 1.580 677 1,28 0,24 225.678,15 2,61 4,13 0,30 0,52 0,99 1,19 1,49
4 Medewi 8.966 6.276 2.690 5,09 0,93 896.637,42 10,38 16,40 1,20 2,08 3,94 4,72 5,90
5 Pangyangan 2.660 1.862 798 1,51 0,28 265.976,91 3,08 4,86 0,36 0,62 1,17 1,40 1,75
6 Pekutatan 8.081 5.657 2.424 4,58 0,84 808.133,23 9,35 14,78 1,08 1,87 3,55 4,26 5,32
7 Pengeragoan 3.973 2.781 1.192 2,25 0,41 397.315,65 4,60 7,27 0,53 0,92 1,74 2,09 2,62
8 Pulukan 5.217 3.652 1.565 2,96 0,54 521.734,58 6,04 9,54 0,70 1,21 2,29 2,75 3,43
Jumlah 38.461 26.923 11.538 21,81 4,01 3.846.135,90 44,52 70,33 5,16 8,90 16,88 20,26 25,32
Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
5 - 34R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 27 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan Jumlah KKKecamatan Melaya Tahun 2021
No. Nama Kelompok JumlahPengguna (KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
Desa TukadayaData belum dikumpul Desa.
Desa Manistutu
1 Kelompok Air Minum Pegubugan Benel 300 1.080 129.600,00
2 Kelompok Air Minum Toya AmerthaPendem 115 414 49.680,00
3 Kelompok Air Minum Ketiman 120 432 51.840,004 Kelompok Air Minum Benel 40 144 17.280,00
5 Kelompok Air Minum Tunas Mekar 30 108 12.960,00
6 Kelompok Air Minum Sari BuanaBanjar Ketiman Kaja 22 79 9.504,00
7 Kelompok Air Minum Amertha PertiwiKetiman Kaja 100 360 43.200,00
Desa Warnasari1 Buana Merta 85 306 36.720,002 Tirta Buana Merta 15 54 6.480,003 Bumdes Karya Lestari 57 205 24.624,00
4 Kelompok Sumur Bor Tirta Buana 45 162 19.440,00
Desa Tuwed1 Pamsimas Desa Tuwed 141 508 60.912,00
Desa Candikusuma
1 Pamsimas Desa Candikusuma 50 180 21.600,00
Desa Blimbingsari
1 Kelompok Air Batu Merta Sari 272 979 117.504,00
2 Kelompok Air Hidup 122 439 52.704,003 Kelompok Air Kehidupan 87 313 37.584,00
Desa EkasariData belum dikumpul Desa.
Desa Melaya1 Tirta Nadi 141 508 60.912,00
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
5 - 35R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 28 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan Jumlah KKKecamatan Jembrana Tahun 2021
No. Nama KelompokJumlah
Pengguna(KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
Desa Dangintukadaya1 Danu Merta 200 720 86.400,00
Desa Batuagung1 Tirta Wana 800 2.880 345.600,002 Telepus Sari 25 90 10.800,003 Danu Merta 45 162 19.440,004 Tirta Buana 90 324 38.880,005 Kelining Sari 40 144 17.280,006 Wibuh Sari 22 79 9.504,007 Danu Sari 7 25 3.024,008 Gangga Amerta 28 101 12.096,009 Wana Sari 24 86 10.368,0010 Tirta Wana 15 54 6.480,00
Kelurahan Dauhwaru1 Wisnu Amertha 235 846 101.520,002 Gangga Amertha 280 1.008 120.960,00
Kelurahan Pendem1 Giri Sari 43 155 18.576,002 Bukit Sari Amerta 27 97 11.664,003 Wisnu Amerta 80 288 34.560,004 Tirta Amerta Giri 80 288 34.560,005 Tirta Empul Giri Nadi 150 540 64.800,006 Sari Amerta Jati 30 108 12.960,007 Seka Toyo Tunjung Putih 10 36 4.320,008 Sekeha Toyo Ning Kangkangan 10 36 4.320,009 Sekehe Toyo Tirta Amerta 17 61 7.344,0010 Toya Amerta Mirah 10 36 4.320,0011 Telepus Toya Jati 10 36 4.320,0012 Seka Toyo Panca Tirta 8 29 3.456,0013 Air Bersih Merta Jati 10 36 4.320,0014 Sekha Toyo Tirta Nadi Giri Asih 140 504 60.480,0015 Air Bersih Banyu Urip 24 86 10.368,0016 Sekaha Yeh Telaga Ngembeng 20 72 8.640,0017 Sekaha Yeh Tirta Amertha 19 68 8.208,0018 Trebes Amertha 16 58 6.912,0019 Toyo Sari Mertha 24 86 10.368,00
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
5 - 36R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 29 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan Jumlah KKKecamatan Negara Tahun 2021
No. Nama KelompokJumlah
Pengguna(KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
Kelurahan Baler Bale Agung1 Kelompok Air Sari Merta 30 108 12.960,002 Kelompok Air Telepus Ning 327 1.177 141.264,00
Desa Berangbang1 Amerta Jati 731 2.632 315.792,00
Desa KaliakahData belum dikumpul Desa.
Desa Tegal Badeng BaratData belum dikumpul Desa.
Desa Tegal Badeng TimurData belum dikumpul Desa.
Desa PengambenganData belum dikumpul Desa.
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
Tabel 5. 30 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan Jumlah KKKecamatan Mendoyo Tahun 2021
No. Nama KelompokJumlah
Pengguna(KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
Desa Yeh Sumbul
1 Wisnu Mumbul Pk. LanguanMekar 50 180 21.600,00
2 Yeh Satang-Samblong 70 252 30.240,003 Arta Sari 53 191 22.896,004 Toyo Ning 35 126 15.120,005 Candra Arti Giri Sentana 49 176 21.168,006 Tirta Mumbul 31 112 13.392,007 Candra Sari 20 72 8.640,008 Sumber Baru 130 468 56.160,009 Yeh Pancoran 25 90 10.800,0010 Banyu Milir 25 90 10.800,0011 Lekong Wanagiri Jaya 15 54 6.480,00
Desa Yehembang Kangin1 Banjar Tegak Gede 277 997 119.664,002 Banjar Sumbul 190 684 82.080,003 Banjar Tibusambi 191 688 82.512,004 Banjar Nusamara 154 554 66.528,005 Banjar Bangli 99 356 42.768,00
Desa Yehembang1 Kelompok Air Tirta Mumbul 34 122 14.688,002 Kelompok Air Tirta Amerta 192 691 82.944,003 Kelompok Air Tirta Sari 10 36 4.320,00
Desa Yehembang Kauh1 Tirta Pala 219 788 94.608,002 Anggrek Wangi 233 839 100.656,003 Tirta Amerta 223 803 96.336,00
Kelurahan Tegalcangkring1 Tirta Amerta Sari 305 1.098 131.760,00
5 - 37R e v i u R I S P A M
No. Nama KelompokJumlah
Pengguna(KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
Desa Pergung1 Tirta Amerta 214 770 92.448,00
Desa PohsantenData belum dikumpul Desa.
Desa Mendoyo Dauh Tukad1 Sari Buana 10 36 4.320,002 Kusuma Tirta 117 421 50.544,003 Amerta Guna 46 166 19.872,004 Sari Merta 16 58 6.912,005 Panca Tirta 40 144 17.280,006 Danu Merta 60 216 25.920,007 Danu Merta 50 180 21.600,008 Banyu Pawitra 40 144 17.280,009 We Humili 39 140 16.848,0010 Danu Merta 45 162 19.440,0011 Wisnu Murti 147 529 63.504,00
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
Tabel 5. 31 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMSIMAS Berdasarkan Jumlah KKKecamatan Pekutatan Tahun 2021
No. Nama Kelompok JumlahPengguna (KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
Desa Pengeragoan1 Seke Pipa Air Gumbrih 35 126 15.120,002 Air Minum Beji 40 144 17.280,003 Air Minum Tegeh Kaja 47 169 20.304,004 Seke Pipa Proyek I 68 245 29.376,005 Seke Pipa Air 40 40 144 17.280,006 Seke Pipa Pmerta Jati 90 324 38.880,00
7 Seke Pipa Batu RenggongLinglung 40 144 17.280,00
8 Seke Pipa Bukit KembangMerta 60 216 25.920,00
9 Seke Pipa Terebesan Bukit 30 108 12.960,0010 Seka Pipa Kelompok 27 27 97 11.664,0011 Alam Tirta Amerta Dewata 11 40 4.752,0012 Tirta Amerta 8 29 3.456,0013 Tirta Amerta 20 72 8.640,00
14 Tirta Warna Giri 7 25 3.024,00
15 Tirta Amerta 4 14 1.728,0016 Alam Tirta Sejahtera 5 18 2.160,0017 Tirta Giri 6 22 2.592,0018 Tirta Ening 5 18 2.160,00
19 Tirta Giri 8 29 3.456,00
20 Tri Tirta Giri Wana 7 25 3.024,0021 Merta Suci 11 40 4.752,0022 Dwi Wana Tirta 16 58 6.912,00
5 - 38R e v i u R I S P A M
No. Nama Kelompok JumlahPengguna (KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
23 Tirta Ayu 35 126 15.120,0024 Tirta Alam Dewata 4 14 1.728,0025 Tirta Buana 7 25 3.024,0026 Tirta Buana 3 11 1.296,0027 Tirta Amerta 8 29 3.456,0028 Tirta Amerta 7 25 3.024,0029 Giri Warna Tirta 9 32 3.888,0030 Marga Tirta 41 148 17.712,0031 Tirta Abadi Badingkayu 354 1.274 152.928,0032 Tirta Alam 6 22 2.592,0033 Tirta Wisnu Kumara 97 349 41.904,0034 Pancoran Mekecir 150 540 64.800,0035 Yeh Tirta Amerta 30 108 12.960,00Desa Gumbrih1 Banyu Asri Sari 26 94 11.232,002 Tirta Sari 57 205 24.624,003 Wana Sari 21 76 9.072,00
4 Tirta Ening 38 137 16.416,00
5 Sumber Urip 46 166 19.872,006 Taman Sari 125 450 54.000,007 Toya Muncrat 20 72 8.640,008 Merta Sedana 20 72 8.640,009 Tirta Warna Sari 75 270 32.400,0010 Wana Tirta 239 860 103.248,00Desa Manggissari1 Tirta Abadi Sejahtera 252 907 108.864,002 Air Pande 39 140 16.848,003 Tunjung Mekar 7 25 3.024,004 Tirta Buana 13 47 5.616,005 Tirta Mekar 12 43 5.184,006 Tirta Geduh 125 450 54.000,007 Tirta Mekar 3 11 1.296,008 Dwi Jadi 2 7 864,009 Tirta Harum 21 76 9.072,0010 Toyo Anakan 29 104 12.528,0011 Toyo Hening 8 29 3.456,0012 Toyo Amerta 16 58 6.912,0013 Ulun Merta 8 29 3.456,0014 Banyu Buana 10 36 4.320,0015 Tri Karya 3 11 1.296,0016 Merta Sari 11 40 4.752,0017 Toyo Beji 12 43 5.184,0018 Toy Banjar 17 61 7.344,0019 Toyo Wangi 12 43 5.184,00Desa Asahduren
5 - 39R e v i u R I S P A M
No. Nama Kelompok JumlahPengguna (KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
1 Kelompok Air Melintang 1 19 68 8.208,002 Kelompok Air Pangkung Gedang 37 133 15.984,003 Kelompok Air Melintang 2 15 54 6.480,004 Kelompok Air Melintang 3 17 61 7.344,005 Kelompok Air Melintang 4 16 58 6.912,006 Kelompok Air Gedang Sari 10 36 4.320,00
7 Kelompok Air PangkungBujangga 14 50 6.048,00
8 Kelompok Air PangkungManggis 14 50 6.048,00
9 Kelompok Air Pangkung Buah 16 58 6.912,0010 Kelompok Air Bersih Dagdag 1 25 90 10.800,00
11 Kelompok Air Bersih UlunJimas 30 108 12.960,00
12 Kelompok Air Bersih PangkungMungmung 20 72 8.640,00
13 Kelompok Air Bersih TukadBaas 22 79 9.504,00
14 Kelompok Air Bersih PangkungPeji 14 50 6.048,00
15 Kelompok Air Bersih PangkungJimas 1 32 115 13.824,00
16 Kelompok Air Pangkung Kresek 17 61 7.344,00
17 Kelompok Air Bersih PuncakMelintang 9 32 3.888,00
18 Kelompok Air Tangis 31 112 13.392,00
19 Kelompok Air Pangkung Jimas1 45 162 19.440,00
20 Kelompok Air Pangkung Pusuh 67 241 28.944,00
21 Kelompok Air Sumber Giri BatuPutih 13 47 5.616,00
22 Kelompok Air Pangkung Rejati 39 140 16.848,00
23 Kelompok Air Tungtung Tangis2 25 90 10.800,00
24 Kelompok Air Pangkung Ges 25 90 10.800,0025 Kelompok Air Pangkung Teep 14 50 6.048,0026 Kelompok Air Tirta 14 50 6.048,0027 Kelompok Air Panca Amerta 7 25 3.024,0028 Kelompok Air Bersih Pancoran 8 29 3.456,0029 Kelompok Air Yeh Kutub 13 47 5.616,0030 Kelompok Air Yeh Pangi 22 79 9.504,0031 Kelompok Air Toyo Gangga 40 144 17.280,0032 Kelompok Air Batur Sari 2 35 126 15.120,0033 Kelompok Air Bersih Batu Kebo 33 119 14.256,00
34 Kelompok Air Tungtung Tangis3 28 101 12.096,00
35 Kelompok Air Dagda 2 36 130 15.552,00
36 Kelompok Air Pangkung Damah2 20 72 8.640,00
37 Kelompok Air Rijasa 14 50 6.048,0038 Kelompok Air Pagkung Damah 24 86 10.368,00
5 - 40R e v i u R I S P A M
No. Nama Kelompok JumlahPengguna (KK)
JumlahanggotaAsumsi(orang)
JumlahPemakaian
(lt/ hr)
1
39 Kelompok Air Batur Sari 1 54 194 23.328,0040 Kelompok Air Jimas 2 30 108 12.960,00Desa Pangyangan1 Kelompok Air Bersih 168 605 72.576,00
Desa PekutatanData belum dikumpul Desa.
Desa Pulukan1 Kelompok Air Bersih Sembilan 9 32 3.888,002 Kelompok Air Tirta Nadi 22 79 9.504,003 Kelompok Air Wana Kerti 61 220 26.352,004 Kelompok Air Tirta Sari 19 68 8.208,005 Kelompok Air Darma Bakti 25 90 10.800,00
6 Kelompok Dewi Amerta 10 36 4.320,00
7 Kelompok Air Wahana Tirta 12 43 5.184,008 Kelompok Air Arca Tirta 21 76 9.072,009 Kelompok Air Tirta Amerta 60 216 25.920,00
10 Kelompok Air Sekeha Toya 83 299 35.856,00
11 Kelompok Air Tirta Ning 10 36 4.320,0012 Kelompok Air Tirta Utama 32 115 13.824,0013 Kelompok Air Tujuh 7 25 3.024,00
14 Kelompok Air Gombang Sari 9 32 3.888,00
15 Kelompok Air Bersih 25 25 90 10.800,0016 Kelompok Air Bersih Sapta Toya 10 36 4.320,0017 Kelompok Air Bersih Merta Nadi 46 166 19.872,00
18 Kelompok Air Bersih TamanSari 12 43 5.184,00
19 Kelompok Air Bersih PamsimasIII 50 180 21.600,00
20 Kelompok Air Bersih EkaSedana 102 367 44.064,00
Desa MedewiData belum dikumpul Desa.
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
5 - 41R e v i u R I S P A M
Tabel 5. 32 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES Berdasarkan JumlahAnggota Dari Kelompok Air Kecamatan Melaya Tahun 2021
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
Blimbingsari 20 2.400,00
20 2.400,00
Candikusuma 20 2.400,00Ekasari
20 2.400,00
20 2.400,00
20 2.400,00
Tuwed 20 2.400,00Warnasari
20 2.400,00
20 2.400,00
Jumlah 180 21.600,00Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
Tabel 5. 33 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES Berdasarkan JumlahAnggota Dari Kelompok Air Kecamatan Negara Tahun 2021
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
Baler Bale Agung20 2.400,00
20 2.400,00
Berambang 20 2.400,00
Jumlah 60 7.200,00Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
Tabel 5. 34 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES Berdasarkan JumlahAnggota Dari Kelompok Air Kecamatan Jembrana Tahun 2021
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
Batuagung 20 2.400,00Dangin Tukadaya 20 2.400,00
20 2.400,00Dauhwaru 20 2.400,00
20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Pendem 20 2.400,0020 2.400,00
5 - 42R e v i u R I S P A M
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Jumlah 560 67.200,00Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
Tabel 5. 35 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES Berdasarkan JumlahAnggota Dari Kelompok Air Kecamatan Mendoyo Tahun 2021
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
Mendoyo Dauh Tukad 20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Pergung 20 2.400,00Poh Santen 20 2.400,00
20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
5 - 43R e v i u R I S P A M
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
Yeh Embang Kangin 20 2.400,0020 2.400,00
20 2.400,00
20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Yeh Embang Tengah 20 2.400,00Yeh Sumbul 20 2.400,00
20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Kecamatan Mendoyo 660 79.200,00Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
Tabel 5. 36 Asumsi Kebutuhan Air Minum PAMDES Berdasarkan JumlahAnggota Dari Kelompok Air Kecamatan Pekutatan Tahun 2021
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
Asah Duren 20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
0,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
5 - 44R e v i u R I S P A M
Desa/ KelurahanJumlahAnggota(orang)
Jumlah Pemakaian(lt/ hr)
20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Desa Medewi 20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Desa Pulukan 20 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,0020 2.400,00
Jumlah 880 105.600,00Sumber : Hasil Analisa Tahun 2021
6 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 6 POTENSI SUMBER AIR BAKU
6.1 POTENSI AIR PERMUKAANSumber air yang ada di bumi dan dimanfaatkan oleh kehidupan meliputi
sumber air permukaan, mata air dan air tanah. Inventarisasi sumber air iniberdasarkan studi literatur, studi terdahulu mengenai potensi sumber air danhasil survey lapangan.
Pengumpulan data primer maupun sekunder Sangat diperlukan dalampenyusunan studi ini yang terkait dengan Studi Rencana Induk DanPengembangan SPAM. Inventarisasi diperoleh dari pengukuran langsung debitsumber mata air untuk memastikan potensi sumber yang dimiliki dengan datayang diperoleh dari instansi terkait. Pengukuran debit ini hanya dilakukan untukbeberapa titik sumber mata air. Sedangkan potensi air permukaan dan air tanahberdasarkan hasil analisis dimana data yang digunakan berupa data sekunder.
6.1.1 Air Permukaan1. Sungai
Berdasarkan hasil inventarisasi sungai pada Sub WS yang ada di wilayah diPropinsi Bali meliputi Sub WS 03.01.1 sampai dengan Sub WS 03.01.19.Adapun sungai-sungai di wilayah Kabupaten Jembrana yang termasuk padaSub WS – Sub WS tersebut adalah seperti tabel dibawah ini.
Tabel 6. 1 Sungai di Kabupaten Jembrana
Nama DAS Panjang (m) Luas (Ha)
DAS Awen 11.136,92 612,31DAS Aya Barat 67.604,15 6.211,40DAS Bajra 15.960,48 602,62DAS Banyubiru 33.856,58 1.871,70DAS Banyupoh 9.205,77 6,84DAS Bilukpoh 82.349,79 8.669,74DAS Blimbingsari 4.931,50 56,35DAS Buaya 12.760,20 519,28
6 - 2R e v i u R I S P A M
Nama DAS Panjang (m) Luas (Ha)
DAS Cekelung 11.278,77 492,72DAS Cupel 20.654,03 733,05DAS Dadap 7.584,40 271,58DAS Gede 9.096,67 347,54DAS Gerokgak 1.931,13 1,36DAS Gilimanuk 5.298,51 114,02DAS Gumbrih 15.198,79 821,98DAS Jembrana 7.982,47 270,61DAS Kemiri 2.281,94 3,46DAS Klatakan 7.839,68 207,31DAS Krapyak 485,47 0,71DAS Lumpur 12.593,31 211,58DAS Medewi 29.887,92 2.538,84DAS Melaya 39.482,18 4.771,30DAS Melayapantai 5.891,68 158,82DAS Musi 1.555,46 1,60DAS Ngejung 5.795,88 140,68DAS Pakecor 642,27 0,32DAS Pangkung Klatakan 6.341,67 154,54DAS Pangkung Surung 11.598,30 523,56DAS Pangyangan 24.266,81 2.510,20DAS Pejarakan 577,58 0,94DAS Penginuman 6.053,02 155,00DAS Pengumbahan 2.709,32 2,88DAS Pulukan 29.870,78 1.730,98DAS Sangianggede 51.493,70 9.467,04DAS Sowan Peracak 124.507,42 20.393,51DAS Sumberbatok 3.693,39 13,27DAS Sumbersari 12.877,96 906,37DAS Teluktrima 6.358,86 74,83DAS Tingatinga 286,17 0,18DAS Yeh Embang 43.669,57 6.615,55DAS Yeh Lebah 28.909,55 2.830,03DAS Yeh Leh 24.274,45 643,94DAS Yeh Satang 26.213,70 2.052,14DAS Yeh Sumbul 45.381,76 7.228,18Blank 4.670,99 35,29Jumlah 877.040,94 84.976,12Sumber : Balai Wilayah Sungai - Bali Penida, 2017
Sungai – sungai yang terdapat pada masing-masing sub SWS sebagianbesar sudah terdapat alat hidrometri yakni pencatatan debit hasil pengukuranlangsung. Data debit pengukuran langsung sangat penting untuk keperluananalisis potensi sumber daya air. Sedangkan sungai yang tidak terdapat datadebit untuk keperluan analisis digunakan data curah hujan.
Untuk mengetahui potensi sumber air permukaan sangat diperlukan datadebit sungai dalam jangka panjang. Namun data debit tersebut tidak semua ada
6 - 3R e v i u R I S P A M
di masing-masing sungai yang ada di wilayah studi, dan sebagian besar debittidak konstan.
6 - 5R e v i u R I S P A M
2. Mata AirSumber mata air yang terdapat di wilayah studi mempunyai potensi yang
berbeda dan penyebaran tidak sama. Kapasitas sumber mata air sangattergantung dari kondisi hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, danstruktur geologi. Penyebaran sumber mata air yang ada di masing-masingKabupaten di Bali tidak merata dan sebagian lagi potensi sumbernya kecil.Pemanfaatan sumber mata air eksisting pada umumnya untuk penyediaan airbersih dan juga digunakan untuk air irigasi.
Hampir sebagian besar elevasi sumber mata air berada jauh di bawah danaliran mata air menyatu dengan aliran permukaan sungai. Kondisi daerahaliran sungai (DAS) dengan vegetasi yang baik dan masih berfungsi sebagaidaerah resapan maka aliran yang terjadi adalah aliran kontinyu pada sungai.Aliran mata air pada musim kemarau pada kondisi ini sebagai aliran dasar(base flow).
Tabel 6. 2 Sumber Mata Air di Kabupaten Jembrana
Sub WS Mata AirLokasi Debit
Perkiraan(l/dt)
KeteranganKecamatan Desa
Jembrana
Br. PangkungG.
Mendoyo 1,33
Tibu Tanggang Mendoyo 25,00Manistutu 10,00
Sumber : Identifikasi Dan Potensi SDA Provinsi Bali
Berdasarkan Studi “Identifikasi Kebutuhan Air Baku Air Minum ProvinsiBali dan DED Pengembangan Pemanfaatan Mata Air Pulesai di KabupatenJembrana” potensi sumber mata air adalah sebagai berikut :a. Mata Air Palungan Batu
- Nama Mata Air : Mata Air Palungan Batu
- Lokasi :Banjar Palungan Batu, Desa BatuAgung, Kecamatan Negara,Kabupaten Jembrana
- Posesi Geografis : Elevasi 355 dpal08⁰ 18' 463" LS114⁰ 39’ 414" BT
- Debit : 25 l/dt- Fungsi : Air Minum (PDAM) Jembrana
- Keterangan :
Mata air terletak di tengah-tengahhutan kira-kira 2 km melalui jalansetapak dari Banjar Palungan Batu.Mata air ini telah diambil airnya olehPDAM Negara dan pada mata airdilengkapi dengan bak penampungair
6 - 6R e v i u R I S P A M
Gambar 6. 2 Kondisi MA Palungan Batu
b. Potensi mata air Pulesai saat ini
Gambar 6. 3 Kondisi Mata Air Pulesai
- Nama Mata Air : Mata Air Pulesai
- Lokasi :Banjar Munduk Anyar, KelurahanTegal Cangkring, KecamatanMendoyo, Kabupaten Jembrana
6 - 7R e v i u R I S P A M
- Posesi Geografis : Elevasi ± 574 dpal08⁰ 14' 34" LS114⁰ 43’ 02" BT
- Debit : 246,21 l/dt (Pengukuran Juli 2010)228,45 l/dt (Pengukuran Oktober2010)260,00 lt/dt (Pengukuran Juni 2011)
- Fungsi : Salah satu sumber air Tukad BilukPoh
- Keterangan :
Mata air ini berada di wilayah hutandi banjar Munduk Anyar, KelurahanTegal Cangkring dengan akses jalanmasuk melalui hutan ± 9 Km. Debgankondisi hutan maka untuk mencapaiposisinya melewati perjalanan denganmedan yang sulit. Mata air ini berupasungai yang mata air aslinyamerembes jauh di perbukitan sebelahUtara
- Pengkuran debit : Juli & Oktober
6.1.2 Analisis Potensi Air PermukaanUntuk menganalisis potensi sumber daya air sangat tergantung dari
ketersediaan data hidrologi. Data yang diperlukan dalam penyusunan studi inimeliputi data primer yang diperoleh langsung dari survey lapangan dan datasekunder yang diperoleh dari pihak lain bukan diusahakan sendiripengumpulannya. Data sekunder dalam penelitian ini didapat darikantor/dinas/instansi terkait, diantaranya Subdinas SDA, Dinas Pekerjaan UmumPropinsi Bali, Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III Bali.
Data hidrologi yang diperlukan dalam analisis ini diantaranya;
Curah hujan, data curah hujan diperoleh dari pencatatan stasiun hujan yangterdekat dengan daerah studi. Pencatatan data curah hujan dapatdiperoleh dari instansi Balai Meteorologi dan Geofisika. Data curah hujandapat berupa data curah hujan jam-jaman, curah hujan harian dan bulanan.Data curah hujan jangka pendek seperti ; data curah hujan jam - jamandidapat dari stasiun pencatatan secara otomatis. Namun jenis alat inisangat sulit didapat dan biasanya pencatatan curah hujan jenis penakarsederhana yang ada di lapangan yang berupa data curah hujan harian.
Data Klimatologi, data klimatologi diperoleh dari stasiun terdekat dengan daerahperencanaan. Data klimatologi berupa data suhu (C), kelembaban udara relatif(%), kecepatan angin (m/dt), dan penyinaran matahari (%).
Debit Sungai, data debit terukur dari pencatatan AWLR sangat diperlukandalam menentukan potensi air permukaan di Sub-Sub SWS sehingga keandalandebit dapat ditentukan.
Data Kehilangan Air Akibat Evaporasi, Data kehilangan air akibat evaporasidihitung dengan menggunakan metode Penmann.
Analisis debit andalan
Model Statistik
6 - 8R e v i u R I S P A M
Data debit terukur dengan alat pencatatat automatis yang terdapat didaerah aliran Sungai (DAS) dilakukan analisis debit andalan dengan metodestatistik. Berdasarkan debit aliran hasil simulasi maupun debit terukurkemudian dihitung debit andalan 80 % dan 90 % dengan analisa probabilitas.Debit andalan (dependable discharge) untuk memperkirakan luas daerahpelayanan baik diperuntukan irigasi maupun air minum. Debit andalan dapatdicari dengan membuat terlebih dahulu garis durasi untuk debit-debit yangdisamai atau dilampui, kemudian kita menetapkan suatu debit andalan, yaitusuatu frekuensi kejadian dimana didalamnya terdapat paling sedikit satukegagalan.
Model MockApabila dalam suatu daerah aliran sungai (DAS) tidak terdapat data debit
histories dari hasil pengukuran yang cukup panjang atau tidak sama sekali danuntuk membangkitkan data yang mempunyai tujuan untuk mensimulasi datadebit dari data curah hujan yang tersedia, maka dapat digunakan model FJ.Mock. Peningkatan kualitas data baik data hujan maupun data aliran sangatdiperlukan untuk dapat memperkirakan potensi ketersediaan air dengan lebihbaik.
6 - 9R e v i u R I S P A M
Tabel 6. 3 Debit Andalan di Masing-Masing Sungai di Kabupaten Jembrana
SungaiDebit Andalan (m3/dt)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov DesSub WS 03.01.04Tk.Yeh Bakung 1.42 1.00 0.06 0.37 0.06 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.30 0.37
Tk. Slabih 1.82 1.28 0.08 0.47 0.08 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.38 0.48
Tk. Y. Leh 3.83 2.69 0.16 1.00 0.17 0.07 0.03 0.01 0.00 0.00 0.80 1.01
Tk. Y. Sumbul 1.19 1.18 7,09 3,65 0,27 0,20 0,09 0,03 0,00 0,00 0,05 0,36
Tk. Y. Satang 0,65 0,85 1,02 1,42 0,40 0,61 0,24 0,18 0,19 0,27 0,37 0,39
Tk. Medewi 3,61 2,94 0,35 1,65 0,19 0,12 0,14 0,08 0,10 0,18 0,67 0,48
Sub WS 03.01.05
Tk. Biluk Poh 2,32 4,77 4,66 2,77 1,07 0,22 0,39 0,12 0,01 0,178 1,07 2,21
Tk.Y Buah 0,013 0,068 0,114 0,034 0,017 0,021 0,013 0,016 0,011 0,010 0,014 0,097
Tk.Y. Embang 0,504 0,684 0,199 0,793 0,557 0,308 0,236 0,098 0,146 0,300 0,095 0,084Sub WS 03.01.06Tk.Ijogading 0,28 0,24 0,24 0,56 0,21 0,04 0,04 0,06 0,05 0,55 0,59 0,42
Tk. Daya Timur 1,00 0,91 0,96 1,11 0,79 0,37 0,29 0,29 1,14 0,47 1,59 1,84
Tk. Pergung 0,67 0,53 0,34 0,67 0,27 0,13 0,126 0,106 0,103 0,234 0,339 0,365
6 - 10R e v i u R I S P A M
6.1.3 Air TanahPemanfaatan air tanah yang ada di wilayah masing-masing Kabupaten
digunakan untuk Kebutuhan air bersih domestic maupun non domestic terutamadaerah yang tidak memiliki potensi sumber mata air yang cukup. Pemanfaatan airtanah untuk penyediaan air bersih hampir semua Kabupaten memanfaatkannyakarena penyebaran dan potensi sumber daya air tidak merata. Tabel dibawah inimemperlihatkan pemanfaatan sumber daya air (air permukaan, mata air, airtanah) di masing-masing Kabupaten Provinsi Bali.
Tabel 6. 4 Pemanfaatan Sumber Daya Air
Kabupaten/KotaKapasitas Sumber Pemanfaatan
Mata Air(L/dt)
Air TanahL/dt)
Sungai(Juta.m3)
Produksi(L/dt)
Pemanfaatan(L/dt)
Jembrana 28,00 193,00 12,00 233,00 229,00Tabanan 400,00 - 82,00 462,00 371,00Badung 57,55 259,00 240,00 607,05 579,00Denpasar - 208,00 300,00 487,00 95,95Gianyar 245,10 348,00 - 457,00 77,20Bangli 164,00 - - 84,00 43,50Klungkung 663,00 15,00 - 199,00 29,35Karangasem 7.582,00 135,00 - 297,00 33,48Buleleng 348,50 81,50 - 315,00 315,50
Jumlah 9.448,15 1.240,00 634,00 3,143,15 1.773,97Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2006
6.1.4 Analisis Potensi Air TanahHasil studi IUIDP Bali tahun 1989 menyatakan bahwa pengisian air tanah
diperhitungkan berdasarkan data curah hujan tahunan dan formasi geologi sertaluas wilayah untuk masing-masing kabupaten di Bali dengan menetapkankoefisien pengisian kembali. Hasil studi tersebut merekomendasikan bahwa bataseksploitasi air tanah adalah 10 % dari pengisian kembali. Dengan tinggi hujantahunan rata-rata sebesar 2.003 mm, diperoleh batas eksploitasi air tanah sebesar12.429 liter/detik. Potensi sumber daya mata air di seluruh Bali sebesar 28.964liter/detik yang dimanfaatkan secara luas untuk kepentingan irigasi, air minumdan keperluan lainnya. Berdasarkan hasil studi JICA (2006), pemanfaatan sumberdaya air yang berasal dari mata air mencapai 12.468 liter/detik. Tabel 5.5memperlihatkan potensi pengembangan air tanah masing-masing kabupaten
Tabel 6. 5 Potensi Pengembangan Air Tanah di Provinsi BaliKabupaten/kota Aliran air tanah
(MIL/th)Debit sumur
(MIL/th)Potensi(MIL/th)
Jembrana 113,9 18,3 95,6Tabanan 26,8 3,1 23,7Badung
95,717,2
58,1Denpasar 20,4Gianyar
156,813,9
141,5Klungkung 1,1Bangli 0,3Karangasem 66,1 6,5 59,6Buleleng 179,0 12,9 166,1Nusa Penida 0 0,2 0,2
6 - 11R e v i u R I S P A M
Kabupaten/kota Aliran air tanah(MIL/th)
Debit sumur(MIL/th)
Potensi(MIL/th)
Jumlah 638,3 93,9 544,4Sumber: JICA (2006)
Pemanfaatan sumber daya air tanah berasal dari sumur dalam untukpenggunaan air irigasi, air minum dan tujuan komersial lainnya. Penggunaan airtanah untuk air irigasi adalah 816 liter/detik, air minum (PDAM) 1.250 liter/detikdan penggunaan lainnya sebesar 913 liter/detik.
6.1.5 Air Hujan (Alternatif)Uji konsistensi data ini meliputi uji ketidakpanggahan data suatu stasiun
dengan data dari stasiun sendiri dengan mendeteksi penggeseran nilai rata-rata(mean). Metode yang digunakan untuk pengujian ini yaitu dengan metode RAPS(Rescaled Adjusted Partial Sums).
Tabel 6. 6 Rekapitulasi Hasil Uji KonsistensiSub WS Stasiun Hujan - Q/n0.5
- R/n0.5 Syarat Keterangan
- Sta. Negara
- Sta. Pulukan
0.621,12
0.430,67
1,101,34
1,101,34
Konsisten
Konsisten
Data curah hujan yang didapat dari beberapa stasiun penakar hujanmerupakan curah hujan di suatu titik. Curah hujan yang digunakan untukanalisis dengan metode rata-rata
Tabel 6. 7 Data Curah Hujan Per Kabupaten di Propinsi BaliKabupaten/kota Area (Km2) Curah Hujan
Tahunan (mm)Jembrana 741,80 1.970Tabanan 839,33 2.549Badung 418,52 2.078Gianyar 368,00 2.323Klungkung 315,00 1.763Bangli 520,81 2.092Karangasem 839,54 1.810Buleleng 1.365,88 1.834Denpasar 127,78 1.790Jumlah 5.636,66 2.003Sumber: JICA (2006)
6.2 Keseimbangan Ketersediaan Sumber Air BakuUntuk memastikan pengambilan sumber daya air untuk kebutuhan air
baku air minum sangat diperlukan analisis keseimbangan air (water balance).Potensi sumber air permukaan yang terdapat di kabupaten Jembrana belumbanyak dilakukan kajian keseimbangan air sehingga menyulitkan dalam
6 - 12R e v i u R I S P A M
pengambilan keputusan untuk pemanfaatan air permukaan sebagai alternatip airbaku. Pengembangan pemanfaatan Mata Air Pulesai untuk penyediaan air baku dikabupaten Jembrana sudah dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Bali PenidaTahun 2011. Hasil analisis water balance sangat perlu ditindaklanjuti sosialisasidengan petani dan instansi terkait. Mata air Pulesai berada di DAS Tukad BilukPoh dengan potensi sumber 246 liter/dt.
6.2.1 Analisis Keseimbangan Air1. Tinjauan Berdasarkan Debit Yang Melimpas Pada Bendung Telepus
a. Daerah Irigasi sepanjang Tukad Biluk PohTukad Biluk Poh sepanjang daerah alirannya mengairi beberapa daerah
irigasi dengan beberapa bendung yang ada di dalamnya. Bendung yang adadi Sungai Biluk Poh terdiri dari beberapa Daerah irigasi yaitu Tibu beleng,Jagaraga, Gintungan I, Penyaringan,Telepus. Sementara pada bagian lain DIGintungan mengambil air dari Tukad Petapan namun mendapat air (suplesi)dari bendung Gintungan I di Tukad Biluk Poh. Skema bendung di masing-masing DI adalah sebagai berikut :
Gambar 6. 4 Skema Bendung pada Sungai Biluk Poh dan Sungai Petapanb. Luas masing-masing Daerah Irigasi (DI)
Luas dari masing-masing D.I. dengan subak yang ada di dalamnya dapatdilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. 8 Luas Pada Masing-Masing Daerah Irigasi
No. Bendung Keterangan DaerahIrigasi (DI)
Luas DIfungsionalAdministra
tif (Ha)Keterangan
1 Tibubeleng Bendung Teknis Tibubeleng 481
Mendapatsuplessi dari
bendungTegal
Gintungan
2 Jagaraga Bendung NonPU Jagaraga 12
3 Tegal Gintungan 1 Bendung Teknis T. GintunganI 96
4 Tegal Gintungan 2 Bendung Teknis T. GintunganII 450
5 Penyaringan Bendung NonPU Penyaringan 9
6 Telepus Bendung Teknis Telepus 450Sumber : Dinas PU dan Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana
6 - 13R e v i u R I S P A M
c. Kondisi Pola Tata TanamSecara umum irigasi disepanjang Tukad Biluk Poh dan Tukad Petapan
pola tanamnya adalah padi-padi-Palawija. Varietas padi yang ditaman sepertiC4, Serang, IR 64 dan yang lainnya. Sedangkan untuk palawija jenistanaman yang diusahakan oleh petani adalah kedelai, jagung, kacangpanjang, cabai dan yang dominan ditanami semangka. Produksi gabah hasilpanen yang dicapai petani di wilayah ini adalah berkisar antara 5 – 7 ton/Ha.Sementara untuk beberapa palawija seperti semangka produksinya bisamencapai 15 ton/ha.
Data Debit Rata-rata BulananUntuk menghitung besarnya neraca keseimbangan air maka diperlukandata mengenai besarnya debit yang melimpas di bendug terakhir yang adadi wilayah studi yaitu bendung Telepus.
Tabel 6. 9 Data Debit Rata-Rata Bulanan yang Melimpas di Bendung TelepusNo. Bulan 2010 2009 2008 2007 2006
1 Januari 8,40 7,5 6,7 4,51 6,51
2 Pebruari 8,54 7,6 5,7 7,45 5,12
3 Maret 6,50 5,5 4,67 4,1 3,5
4 April 7,69 6,68 5,67 5,24 5,7
5 Mei 7,13 6,18 6,26 5,67 5,42
6 Juni 2,07 1,06 1,08 1,24 0,78
7 Juli 3,12 2,12 2,45 2,35 2,64
8 Agustus 0,75 0,45 0,35 0,17 0,21
9 Sep 8,19 7,34 3,52 6,72 5,67
10 Oktober 7,63 6,75 4,01 5,67 4,56
11 Nop 8,40 7,56 6,78 6,52 5,62
12 Des 4,46 3,51 3,45 2,81 2,12
Sumber : Dinas PU dan Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana
Analisis Debit AndalanAnalisa debit andalan dilkukan untuk mengetahui besarnya debit danbesarnya kebutuhan yang ada di sepanjang Daerah Aliran Tukad BilukPoh. Besarnya debit yang dibutuhkan selama ini adalah untuk kegiatanirigasi. Sedangkan debit yang diperhitungkan dalam hal ini adalah debitandalan dengan potensi keandalan 85%. Debit andalan dihitung dari debitandalan yang melimpas di bendung terakhir yaitu bendung Telepus.Berdasarkan data yang ada di kantor pengamat pengairan besarnya debityang melimpas di bendung Telepus sangat terbatas terlihat dari data yangada. Dilihat dari data yang ada debit yang melimpas maka pada beberapahari terjadi kondisi dimana debit tidak ada yang melimpas sama sekali, inimenunjukkan bahwa debit yang ada memang lebih kecil dibandingkandengan kebutuhan ynag ada. Namun jika dilihat dari debit rata-ratabulanan yang melimpas di bendung Talepus menunjukkan masih adadebit yang melimpas di bendung. Dari analisa debit andalan dengankeandalan 85% menunjukkan bahwa data debit pada bulan-bulan keringsangat terbatas ( Juni, Juli, Agustus).Hasil analisis menunjukkan bahwa debit andalan minimum yangmelimpas di bendung Telepus terjadi pada bulan Agustus sebesar 200
6 - 14R e v i u R I S P A M
liter/dt. Hasil ini memberi petunjuk bahwa masih memungkinkandilakukan pengambilan debit air untuk keperluan air minum bila harusbersamaan dengan irigasi.
6 - 15R e v i u R I S P A M
Tabel 6. 10 Debit dengan Keandalan 85 % Dari Debit yang Melimpas di Bendung TelepusKeandalan
(%) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
20 8,4 8,54 6,5 7,69 7,13 2,07 3,12 0,75 8,19 7,63 8,4 4,46
40 7,5 7,6 5,5 6,68 6,26 1,24 2,64 0,45 7,34 6,75 7,56 3,45
60 6,7 7,45 4,67 5,7 6,18 1,08 2,45 0,35 6,72 5,67 6,78 3,51
80 6,51 5,7 4,1 5,67 5,67 1,06 2,35 0,21 5,67 4,56 6,52 2,81
85 6,01 5,56 3,95 5,56 5,61 0,99 2,29 0,20 5,13 4,42 6,30 2,64
100 4,51 5,12 3,5 5,24 5,42 0,78 2,12 0,17 3,52 4,01 5,62 2,12
6 - 16R e v i u R I S P A M
2. Berdasarkan Data AWLRDebit andalan adalah debit yang dipakai sebagai andalan persediaan air
sungai pada berbagai musim baik musim penghujan maupun musim kering,karena pada sungai di lokasi studi terdapat stasiun duga air/AWLR (AutomaticWater Level Recording), maka debit andalan dihitung dengan menggunakan datadebit yang ada. Adapun stasiun duga air yang terdapat pada lokasi studi ini(DAS Biluk Poh) yakni AWLR Tukad Biluk Poh di Desa Penyaringan, KecamatanMendoyo dengan luas daerah tangkapan air dari hulu hingga ke AWLR seluas78 km2. Sedangkan luas DAS Tukad Biluk Poh keseluruhan adalah 91,25 km2
yang berarti memiliki luas 1,17 kali lebih besar dibandingkan luas DAS padaAWLR-nya.
Data Debit MinimumDalam analisa debit andalan di lokasi studi, akan digunakan debit minimumbulanan, dengan dasar pemikiran bahwa debit minimum ini akanmemberikan hasil yang paling kritis untuk digunakan dalam pengembanganair baku yang ada.
Tabel 6. 11 Data Debit MinimumTabel Rekapitulasi Debit Minimum Bulanan Tukad Biluk Poh
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jan 4.188 1.221 1.352 2.373 1.266 0.737 0.866 0.058 0.655 0.339 Feb 3.796 3.791 2.191 1.054 1.449 0.386 1.053 0.035 0.409 0.292 Maret 5.203 3.305 1.936 1.110 0.806 0.456 2.293 0.047 0.398 0.246 April 4.055 1.283 1.777 0.671 0.081 1.135 1.146 0.070 0.445 0.187 Mei 2.467 0.892 0.802 0.631 0.063 0.445 0.737 0.023 0.526 0.164 Juni 2.104 1.221 0.454 0.593 0.063 0.234 0.164 0.023 0.760 0.105 Juli 1.701 1.283 0.593 0.556 0.063 0.175 0.468 0.023 0.339 0.164 Agust 1.289 1.104 0.423 1.000 0.188 0.105 0.562 0.023 0.339 0.070 Sept 0.631 0.994 0.338 0.948 0.055 0.222 0.515 0.023 0.164 0.035 Okt 0.556 0.892 0.265 0.556 0.081 0.526 0.374 0.023 0.515 0.070 Nop 1.627 0.552 0.265 0.631 0.413 0.433 0.374 0.035 0.211 0.035 Des 1.167 0.709 0.265 2.373 1.325 0.983 0.480 0.199 0.842 0.082Rerata 2.399 1.437 0.889 1.041 0.488 0.486 0.753 0.049 0.467 0.149Min 0.556 0.552 0.265 0.556 0.055 0.105 0.164 0.023 0.164 0.035
BulanDebit (m3/detik)
Gambar Grafik Debit Minimum Bulanan Tukad Biluk Poh 2000-2009
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Tahun
Debi
t (m
3/dt
k)
6 - 17R e v i u R I S P A M
Gambar 6. 5 Grafik Debit Minimum Bulanan Tukad Biluk Poh 2000-2009
Analisis Debit Andalan
No. TahunQ
(m3/dtk)
Q(m3/dtk) (urut)
Tahun(urut)
P (%)-Weilbull
P (%)-Hazen
P (%)-bernard&Bos-Leven Bach
1 2000 0,556 0,556 2000 9,09 5,00 6,732 2001 0,552 0,556 2000 18,18 15,00 16,353 2002 0,265 0,552 2001 27,27 25,00 25,964 2003 0,556 0,265 2002 36,36 35,00 35,585 2004 0,055 0,164 2006 45,45 45,00 45,196 2005 0,105 0,164 2006 54,55 55,00 54,817 2006 0,164 0,105 2005 63,64 65,00 64,428 2007 0,023 0,055 2004 72,73 75,00 74,049 2008 0,164 0,035 2009 81,82 85,00 83,6510 2009 0,035 0,023 2007 90,91 95,00 93,27
Berdasarkan table di atas tampak bahwa debit andalan 85% (Q85)terletak pada tahun 2009. Sehingga tahun dasar perencanaan untuk Q85 iniadalah tahun 2009. Dimana simulasi neraca airnya akan dilakukan padatahun 2009
Gambar 6. 6 Gambar Grafik Debit Minimum Tahunan Tukad Biluk Poh (2000-2009)
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
2000
2000
2001
2002
2006
2006
2005
2004
2009
2007
Deb
it (m
3/dt
k)
Tahun
Gambar Grafik Debit Minimum Tahunan Tukad Biluk Poh(2000-2009)
Q85 =
6 - 18R e v i u R I S P A M
Gambar 6. 7 Gambar Grafik Debit Harian Tukad Biluk Poh (Tahun Dasar 2009)
6.2.2 Neraca Air1. Pemanfaatan Air Sungai Saat Ini
a. Pemanfaatan IrigasiSaat ini Tukad Biluk Poh banyak dimanfaatkan untuk air irigasi yang
diambil melalui bendung-bendung di sepanjang sungai maupun pengambilanlangsung di mata air yang ada. Areal pertanian yang mendapat pengairanseluas 579,5 Ha. Dari areal pertanian ini terdapat 3 buah bendung yakniBendung Tibubeleng, Tegallintungan, Telepus. Untuk air yang dimanfaatkandalam irigasi, diasumsi bahwa sistem pemberian airnya menerapkan systemrotasi secara terus menerus, dimana petak tersier dibagi menjadi dua blokantara yang terairi dan tidak terairi, sehingga dengan adanya system ini,debit irigasi yang diperlukan dapat berkurang hingga 60% debit jika tanpamenggunakan sistem ini. Selain itu diasumsikan bahwa 40% jumlah air dariareal irigasi akan kembali ke sungai sebagai inflow.
b. Pemanfaatan Air BakuPada Tukad Biluk Poh akan direncanakan pengambilan air dengan
kapasitas 65 liter/detik.
2. Neraca AirAnalisis neraca air sangat terkait dengan sifat dari sumber daya air yang
selalu berubah-ubah menurut waktu (WA), ruang (RUNG), jumlah (JA), danmutu (MU). Oleh karena itu, pada setiap daerah akan memiliki karakteristikyang khas.
Perhitungan neraca air dilakukan dengan mendasarkan perbandinganantara ketersediaan air permukaan dengan memperhatikan adanya tempat-tempat pengambilan (misalnya Bendung) dengan total kebutuhan air di wilayahyang ditinjau.
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5Ja
nu
ari
Febr
uar
i
Mar
et
Apr
il
Mei
Jun
i
Juli
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Okt
ober
Nop
embe
r
Des
embe
r
Deb
it (m
3/dt
k)
Tahun 2009
Gambar Grafik Debit Harian Tukad Biluk Poh (Tahun Dasar 2009)
6 - 19R e v i u R I S P A M
Untuk menentukan nilai keseimbangan air “ surplus atau defisit “ sangatditentukan oleh ketersediaan air dan pemanfaatan sumber air. Pada analisisneraca air pada DAS Tukad Bilok dilakukan beberapa simulasi pengambilan airterutama yang akan dikembangkan pemanfaatan sebagai penyediaan air baku.Simulasi pengambilan air dengan beberapa alternatip dimaksudkan untukmendapatkan tingkat keandalan yang sesuai dengan rencana yakni 85 % untukpenyediaan air baku.
Ada beberapa alternatif pengambilan air baku untuk mendapatkankeandalan sesuai rencana seperti table berikut ini. Perhitungan Neraca airdengan beberapa alternatip dapat dilihat pada Lampiran.
Tabel 6. 12 Alternatip Pengambilan Air Baku Dengan KeandalannyaSimulasi Pengambilan Sumber
Ma. Pulesai (L/Dt) Keandalan
I 100 82,47II 80 86,41III 65 88,86
Berdasarkan analisis neraca air untuk mendapatkan keandalan diatas 85 %untuk penyediaan air baku adalah alternatip III pengambilan air baku denganrencana pengambilan sumber mata air Pulesai sebesar 65 liter/dt.
6.3 ALTERNATIF SUMBER AIR BAKUBerdasarkan analisis debit andalan pada Sub WS 0.3.01.04 sampai Sub
WS 03.01.06 terdapat beberapa potensi sungai yang bisa dikembangkan sebagaipenyediaan air baku pada SPAM kabupaten Jembrana. Sungai yang potensidikembangkan diantaranya; Sungai/Tukad Medewi, Sungai Satang, Sungai/TukadBiluk Poh, Tukad Daya Timur dan Tukad Daya. Untuk mengetahui berapa potensisumber air baku yang bisa dimanfaatkan perlu dilakukan kajian water balance.Mengingat pemanfaatkan air permukaan (sungai) sebagian sudah dilakukan olehsubak (petani) maka pengembangan pemanfaatkan air permukaan sebagai airbaku dilakukan pada bagian hilir dengan long storage maupun membuat estuarydam.
6.3.1 Tinjauan Beberapa Alternatip Sumber Air BakuAda beberapa alternatif sumber air baku yang digunakan untuk pemenuhan
pada SPAM kabupaten Jembrana, diantaranya:
Tabel 6. 13 Alternatif Sumber Air Baku Untuk Pemenuhan Pada SPAMKabupaten Jembrana
Sistem Penyediaan AirMinum
Rencana Pemenuhan AirBaku Sumber Air Baku
- Unit Pekutatan Peningkatan kapasitasproduksi air baku melaluiIPA Tukad Pulukan
IPA Tukad Medewi danSatang
Air permukaan TukadPulukan
Air permukaan TukadMedewi dan Satang
- Unit Mendoyo Pengemb. DanPemanfaatan MA. Pulesai
Mata Air Pulesai Muara Perancak
- Unit Negara Pengemb. danPemanfaatan MA. Pulesai
Mata Air Pulesai Muara Perancak
6 - 20R e v i u R I S P A M
Sistem Penyediaan AirMinum
Rencana Pemenuhan AirBaku Sumber Air Baku
- Unit Melaya Rencana IPA Tukad YehAya
Air permukaan TukadAya
6.3.2 Alternatif Terpilih Sistem Pemenuhan Air BakuUntuk pemenuhan air baku PDAM kabupaten Jembrana sesuai proyeksi
kebutuhan air dari tahun 2009 – 2029 harus dilakukan penambahan kapasitasproduksi. Kapasitas produksi air baku saat ini tetap dipertahankan dan besarnyapenambahan kapasitas produksi air baku, akan digunakan sebagai pedomanselanjutnya dalam menyusun indikasi tahapan program .
Sistem Pemenuhan Air Baku Mata air PulesaiPengembangan dan pemanfaatan Air baku Mata Air Pulesai direncanakan
untuk memenuhi sistem penyediaan air minum (SPAM) Unit Negara (Negara danJembrana), dan sebagian wilayah pelayanan SPAM Mendoyo. Pengambilan airdari intake sebesar 65 liter/dt dan pengaliran secara gravitasi. PengambilanMA.Pulesai sebesar 65 Liter/dt dan sistem pengaliran pipa transmisi maupundistribusi secara gravitasi harus dioptimalkan dengan memperbesarpenampungan di tingkat reservoar distribusi (RD).
Sistem IPA Tukad AyaPemenuhan air baku melalui sistem IPA Tukad Aya ini untuk melayani
daerah pelayanan wilayah Jembarana bagian barat merupakan KecamatanMelaya, meliputi Penginuman, Nusasari, Melaya, Ekasari dan Moding.
Sistem IPA MedewiSistem IPA Medewi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku di
wilayah pelayanan Jembrana bagian Timur merupakan Kecamatan Pekutatanyang meliputi beberapa daerah, yaitu Pekutatan, Pulukan, Gumbrih dan YehSumbul.
6.4 PERIZINAN (SIPA)Untuk memastikan pengambilan air baku yang diijinkan untuk
pengembangan SPAM terlebih dahulu harus dilakukan analisis water balance. Darianalisis water balance akan diketahui pengambilan sumber air baku untuk SPAMtermasuk tingkat keandalan. Hasil water balance ini digunakan sebagai pedomanpengembangan SPAM dan dilanjutkan dengan sosialisasi dengan instansi terkaitdan pengguna air sebelumnya pada tingkat DAS.
Sebelum tahapan konstruksi pengembangan SPAM terlebih dahulu harusdilakukan proses perijinan pemanfaatan sumber air (SIPA). Perijinan (SIPA) sangatpenting dilakukan untuk menghindari adanya konflik antar pengguna airsebelumnya dengan pengguna air untuk SPAM.
Perijinan sumber air baku disesuaikan dengan kebutuhan perkembanganwilayah pelayanan. Oleh sebab itu bila telah mendapatkan kepastian tentangwilayah pelayanan yang dimaksud secepatnya diproses perijinannya.
6 - 21R e v i u R I S P A M
6.4.1 Perijinan Pengambilan Mata AirPengambilan mata air hanya dapat dilaksanakan oleh instansi Pemerintah
yang memiliki tugas dan fungsi di bidang air tanah, masyarakat atau badan usahayang telah memiliki izin. Pengambilan mata air baru bisa dilaksanakan apabilaterlebih dahulu sudah dilakukan pengkajian hidrogeologi sehingga tidakmengganggu kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan mata air dilengkapi denganpersyaratan minimal :
Persetujuan pemanfaatan lahan di sekitar lokasi sumber mata air;
Rencana lokasi sumber mata air pada peta situasi skala 1 : 10.000 dan petatopografi skala 1 ; 50.000;
Kajian Hidrogeologi serta dokumen UKL dan UPL, atau AMDAL; dan
Persyaratan lain yang ditetapkanPemerintah Kabupaten/Kota.
6.4.2 Perizinan Pengambilan Air TanahSetiap izin pengambilan air tanah berlaku dalam periode waktu tertentu dan
dapat diperpanjang sesuai dengan peraturan daerah setempat. Pengambilan danpemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air minum dan rumah tanggadengan batas pengambilan tertentu (< 50 m3/bulan) dapat dilakukan tanpa izinaepanjang tidak menimbulkan kerusakan air tanah dan lingkungan disekitarnya.Apabila pengambilan dan pemanfaatan air tanah ternyata menimbulkankerusakan, yang bersangkutan wajib mengganti sesuai dengan peraturanperundangan-perundangan yang berlaku.
Izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah menjadi batal apabila secaraalamiah tidak ada lagi persediaan air tanah pada akuifer yang bersangkutan.Dalam keadaan memaksa izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah dapatdibekukan sementara untuk kepentingan konservasi dan pemenuhan prioritaspenggunaan air tanah.
Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan air tanah dilengkapi denganpersyratan minimal :
Laporan pengeboran yang dilampiri dengan izin pengeboran, gambarpenampang litologi, konstruksi sumur bor, hasil uji pemompaan, dan analisisfisika kimia air tanah; dan
Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah kabupaten/kota.
6.4.3 Perizinan Pengambilan Air PermukaanPengambilan air permukaan hanya dapat dilakukan oleh instansi
Pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi di air permukaan, dan masyarakatatau badan usaha yang telah memiliki izin. Izin pengembilan air bisa dilakukansetelah dilakukan pengkajian keseimbangan air (water balance) yangmenunujukkan potensi sumber daya air, pemanfaatan dan keseimbangan airsehingga tidak mengganggu kepentingan masyarakat sekitarnya.Permohonanan untuk memperoleh izin pengambilan air permukaan dilengkapidengan persyaratan minimal :
Informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya air;
6 - 22R e v i u R I S P A M
Rencana lokasi intake pada peta situasi skala 1 : 10.000 dan pada peta topografiskala 1 : 50.000;
Kajian Water balance serta dokumen UKL dan UPL, atau AMDAL; dan
Persyaratan lain yang ditetapkan Kementerian PU Ditjen Sumber Daya Air.
7 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 7 RENCANA INDUK & PRA DESAIN SPAM
7.1 RENCANA POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATENJEMBRANARencana sistem pelayanan air minum kabupaten Jembrana dan prioritas
penanganan yang akan dilakukan disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayahkabupaten. Untuk pemenuhan air baku air minum Kabupaten Jembrana baikyang dilakukan oleh PDAM maupun PAMDES dalam pengembangannya harusmempunyai daerah pelayanan yang jelas pada masing-masing unit SPAM.
Pengembangan penyediaan air minum dalam meningkatkan pelayanansecara bertahap sesuai dengan kemampuan daerah dan PDAM KabupatenJembrana sebagai pengelola penyediaan air bersih. Adapun strategi pengembangansistem penyediaan air bersih adalah sebagai berikut:
Optimalisasi kapasitas produksi dari sistem penyediaan air bersih saat ini;
Rehabilitasi sistem penyediaan air minum; dan
Penambahan kapasitas produksi secara bertahap sesuai rencana prioritas.Penambahan kapasitas produksi akan mempengeruhi sistem penyediaan airbersih diantaranya penambahan dimensi perpipaan, perluasan jaringan, danbangunan fasilitas penunjang lainnya.
Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,Rencana Pola Ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalamwilayah yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsibudidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi.
7 - 2R e v i u R I S P A M
7.2 PENGEMBANGAN WILAYAH/ DAERAH PELAYANAN (ZONASI)Dalam perencanaan air baku Kabupaten Jembrana yang dapat melayani air
minum dengan waktu 15 – 20 tahun mendatang, dibutuhkan sumber air bakuyang handal baik kualitas maupun kuantitas. Pemenuhan air baku eksisting yangterdapat pada masing-masing unit SPAM PDAM maupun PAMDES tetapdipertahankan dan dioptimalkan fungsinya, sehingga kekurangan kapasitasproduksi air baku (sesuai proyeksi) yang digunakan sebagai dasar penetianbesaran sistem. Ada beberapa alternatif pemenuhan air baku yang digunakandalam penyediaan air minum pada SPAM Kabupaten Jembrana:
Pengembangan dan pemanfataan Mata Air Yeh Embang;
Pengembangan dan Pemanfaatan IPA Muara Perancak;
Pengembangan sumber daya air IPA Tukad Aya bagian hilir;
Pengembangan dan pemanfaatan IPA Tukad Medewi; dan
Pengembangan dan pemanfaatan Mat Air di daerah perdesaan.
7.3 TINGKAT PELAYANAN1. Rencana Zona Pelayanan
Sistem penyediaan air minum kabupaten Jembrana untuk melayani daerahpelayanan dengan jangka waktu 15 – 20 tahun mendatang, dibagi dalambeberapa zona wilayah pelayanan:a. Wilayah Negara dan Jembrana
Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana sebelumnya merupakan satukecamatan yang dilayani oleh unit PDAM yang sama yaitu unit negara, untuksaat ini pelayanan dikedua kecamatan tersebut masih ditangani oleh satuunit PDAM yang smaa. Pelayanan jaringan perpipaan du Kecamatan Negaramencakup yaitu di Desa Cupel, Pengambengan, Loloan Barat, Baluk,Banyubiru, Kaliakah, Berangbang dan Baler Bale Agung.
b. Wilayah Jembrana Bagian BaratDaerah layanan untuk wilayah Jembrana bagian Barat merupakanKecamatan Melaya, meliputi Penginuman, Nusasari, Melaya, Ekasari, danMendoyo.
c. Wilayah MendoyoPelayanan wilayah Mendoyo terdiri dari daerah Yeh Embang, Poh Santen danPenyaringan yang meliputi beberapa lokasi, yaitu Yeh Embang Kauh, TibuTanggang, Pangkung Biah, Tegalcangkring, Embang Tengah, dan PangkungApit.
d. Wilayah Jembrana Bagian Timur
7 - 3R e v i u R I S P A M
Wilayah jembrana bagian Timut merupakan Kecamatan Pekutatan yangmeliputi beberapa daerah, yaitu Pekutatan, Pulukan, Gumbrih, danPangyangan.
Zona wilayah pelayanan air minum terdiri dari beberapa daerah pelayanan.Dalam penentuan daerah pelayanan air minum sangat tergantung darikemampuan sistem penyediaan air minum (SPAM) dalam mendistribusikannya.Pada unit SPAM memiliki beberapa reservoar distribusi dengan beberapa daerahpelayanan. Sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan masing-maisng daerahpelayanan tersaji sebagai berikut.
Tabel 7. 1 SPAM Dengan Masing-Masing Daerah PelayananSPAM Reservoar
Distribusi (RD) Daerah Pelayanan Zona Wilayah
Pulesai
Kaliakah
Cupel, BanjarTengah, Biluk,Banyubiru,Kaliakah, danBerambang Negara dan
Jembrana
Baler Bale Agung
Tegal Badeng Barat,Tegal Badeng Timur,Pengambengan,Loloan, dna BalerBale Agung
Mendoyo DauhTukad
Mendoyo DauhTukad
Mendoyo DauhTukad
Pergung
MendoyoPenyaringan Penyaringan
Yeh Embang KauhYeh Embang, yehEmbang Kauh, danYeh Embang Kangin
Munduk Anyar Poh Santen,
Pergung Tegalcangkring
IPA Muara Perancak(Alternatif penggantiMA Pulesai)
RD Kaliakah RD Mendoyo RD Yeh Embang
Desa wilayahKecamatanJembrana
Desa WilayahKecamatanNegara
Desa WilayahKecamatanMendoyo
Diluar KabupatenJembrana (aircurah)
Negara danJembrana
Mendoyo Di luar Kabupaten
Jembrana
IPA Tukad Aya
Tukad Aya Candikusuma,Tukad Aya
Tuwed, ManistutuJembrana bagian
BaratNusasari Gilimanuk, Melaya
IPA Tukad Medewi Medewi Yeh Sumbul,Pekutatan,Pangyangan,
Jembrana bagianTimur
7 - 4R e v i u R I S P A M
SPAM ReservoarDistribusi (RD) Daerah Pelayanan Zona Wilayah
Gumbrih
2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Jembranaa. Pemenuhan Air Baku untuk KabupatenJembrana (2015-2032)
1) Sistem penyediaan air baku mata air PulesaiPengembangan dan pemanfaatan Air Baku Mata Air Pulesai direncanakanuntuk memenuhi sisitem penyediaan air minum (SPAM) Unit Negara(Negara dan Jembrana), dan sebagian wilayah pelayanan SPAM Mendoyo.Pengambilan air dari intake sebesar 65 l/dt dan pengaliran secaragravitasi. Pengambilan dan sistem pengaliran pipa transmisi maupundistribusi secara gravitasi harus dioptimalkan dengan memperbesarpenampungan di distribusi (RD) pada sistem pemenuhan air baku Pulesaiini sebesar 2.850m3.
2) Sistem penyediaan air baku IPA Muara PerancakPembangunan waduk muara Perancak menjadi alternatif pembangunanSPAM sebagai pengganti SPAB menjadi Pulesai bila tidak biasdilaksanakan, mengingat potensi sumber daya air yang kontinyusepanjang tahun. Pembangunan waduk muaras ini diperuntukkan untukdaerah pelayanan di perkotaan dan di luar Kabupate Jembrana.Pengembangan SPAB IPA Muara Perancak bisa diperuntukkan untukpelayanan di wilayah Kabupaten Jembrana wilayah barat.
3) Sistem Penyediaan Air Baku IPA Tukad AyaPemenuhan air baku melalui sistem IPA Tukad Ayata ini untuk melayanidaerah pelayanan wilayah Jembrana bagian barat merupakan KecamatanMelaya, meliputi Penginuman, Nusasari, Melaya, Ekasari, dan Moding.Berdasarkan proyeksi kebutuhan air, pemenuhan air baku pada sistemIPA Yeh Aya dengan kapasitas 60%.
4) Sistem Penyediaan Air Baku IPA Tukad MedewiSistem IPA Medewi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bakudi wilayah pelay7anan Jembrana bagian Timur merupakan KecamatanPekutatan yang meliputi beberapa daerah, yaitu Pekutatan, Pulukan,Gumbrih dan Yeh Sumbul. Kapasitas intake yang direncanakan untukpemenuhan air baku pada sistem air sebesar 37l/dt.
b. Peningkatan Kapasitas air baku PAMDES (2015-2032)Penyediaan air minum yang dikelola oleh masyarakat secara swadaya
(PAMDES) memberikan andil yang cukup besar bagi pemenuhan air minumKabupaten Jembrana. Pelayanan air minum Kabupaten Jembrana yang
7 - 5R e v i u R I S P A M
dilakukan oleh PDAM maupun PAMDES harus berjalan sinergi unutkmencapai target sasaran MDGs. Target layanan air minum MDGs sebesar80% sedangkan cakupan pelayanan air minum Kabupaten Jembrana tahun2020 mencapai 90,57 %.
Penyedia air minum yang dikelola desa (PAMDES) terdapat pada masing-maisng Kecamatan di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan hasil proyeksikebutuhan air minum tambahan kapasitas produksi air baku pada masing-masing PAMDES yang terdapat di Kabupaten Jembrana terdapat pada tabelberikut ini.
Tabel 7. 2 Kapasitas Air Baku PAMDES di masing-masing kecamatanKecamatan PAMDES Kebutuhan Kapasitas Air
Baku (l/dt)
Negara Kaliakah Berangbang Baler Bale Agung
19,98
Jembrana
Pendem Dauhwaru Batuagung Dangin Tukad Daya
Melaya
Ekasari Manistutu Warnasari Blimbingsari
3,945,961,971,61
Mendoyo
Mendoyo Dauh Tukad Mendoyo Dangin Tukad Yeh Embang Kauh Yeh Embang Yeh Embang Kangin Yeh Sumbul
4,482,384,196,093,475,40
Pekutatan
Pekutatan Asah Duren Manggisari Gumbrih Pangyangan
3,903,862,3682,081,24
Sumber:
7.4 RENCANA PENTAHAPAN PENGEMBANGAN (5 TAHUNAN)7.4.1 Sistem Zona Pelayanan A
Rencana program jangka pendek dalam penyediaan air baku di Unit Kotayang meliputi wilayah Kecamatan Negara dan Jembrana. Rencana zona pelayananA adalah pemenuhan kebutuhan air minum pada kahir tahun 2018. Adapunrencana penanganan pada program ini:
Pengembangan dan pemanfaatan mata air Yeh Embang yang potensial danramah lingkungan untuk meningkatkan pelayanan;
Pemasangan pipa transmisi dari intake sumber mata air Yeh Embang sampaireservoar agar diperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;
7 - 6R e v i u R I S P A M
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoarsampai rencana blok pelayanan;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan dari masing-masingblok layanan;
Studi pengembangan dan pemanfaatan IPA Muara Perancak;
Pengembangan dan pemanfaatan IPA Muara Perancak untuk meningkatkanpelayanan di daerah perkotaan;
Pemasangan pipa distribusi intake IPA Muara Perancak sampai reservoar agardiperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) Muara Perancakdari reservoar sampai dengan blok pelayanan;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan (Muara Perancak) darimasing-maisng blok layanan;
Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun; dan
Penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap masyarakat tentangpenghematan pemakaian air untuk daerah perkotaan / komersial.
Penyediaan air bersih yang mendesak dilakukan sesuai hasil analisis antarakapasitas air baku PDAM saat ini dengan proyeksi kebutuhan air adalah:
Penyempurnaan SPAM eksisting melalui pergantian pipa yang sudah tua untukmengoptimalkan sistem penyediaan air minum pada PDAM untuk daerahpelayanan perkotaan;
Menjaga kapasitas produksi sumber air baku dan penyempurnaan SPAM UnitKota eksisting;
Penambahan kapasitas produksi sumber dan penyempurnaan pada PAM Desayang ada di kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana; dan
Bantuan teknis pengelolaan sistem jaringan PAM Desa yang ada di KecamatanNegara dan Kecamatan Jembrana.
7.4.2 Sistem Zona Pelayanan BRencana program jangka pendek dalam penyediaan air baku di Unit
Kecamatan Melaya yang meliputi wilayah Jembrana bagian barat. Rencana zonapelayanan B adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu daritahun (2019-2023). Adapun rencana penanganan pada program ini:
Pengembangan dan pemanfaatan air permukaan IPA Tukad Bilok (alternatifpengganti MA Pulesai) yang potensial dan ramah lingkungan untukmeningkatkan pelayanan di wilayah Jembrana bagian barat;
Pemasangan pipa tranmisi dari intake IPA Tukad Bilok sampai reservoar agardiperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;
Lanjutan pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) RDmendoyo pada sistem IPA Tukad Bilok dari reservoar sampai rencana blokpelayanan;
7 - 7R e v i u R I S P A M
Pengembangan dan pemanfaatan air permukaan Tukad Aya (IPA Tukad Aya)yang potensial dan ramah lingkungan untuk meningkatkan pelayana di wilayahJembrana bagian barat;
Pemasangan pipa tranmisi dari intake IPA sampai reservoar agar diperolehkuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;
Lanjutan pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) RD darireservoar sampai rencana blok pelayanan;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribuso utama (JDU) dari reservoar(RD) Melaya dan sampai rencana blok pelayanan;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar (RD)Nusa Sari dan sampai rencana blok pelayanan;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi layanan dari masing-maisngblok layanan;
Menjaga tingkat kebcooran sehingga setiap tahun menurun; dan
Penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap masyarakat tentang penghematpemakaian air untuk daerah perkotaan/ komersil.
Rencana program jangka menengah (2019-2023) ini merupakan programlanjutan dari program jangka pendek sehingga rencana pengembangan SPAMKabupaten Jembrana merupakan satu kesatuan yang utuh. Program jangkamenengah dalam penyediaan air bersih meliputi:
Menjaga kapasitas produksi sumber air baku dan penyempurnaan SPAM unitMelaya dan eksisting;
Pemasangan pipa transmisi dari intake IPA Tukad Yeh Aya sampai reservoaragar diperoleh kuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari resevoarsampai rencana blok pelayanan pada sistem IPA Tukad Aya;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribuso layanan dari maisng-maisngblok kawasan;
Penambahan kapasitas produksi sumber dan penyempurbaab pada PAM Desayang ada di Kecamatan Pekutatan dan Mendoyo;
Peningkatan sistem jaringan pipa transmisi dan distribusi pada pengelolaanPAM Desa yanga da di Kecamatan Pekutatan dan Mendoyo; dan
Pemeliharaan dan pengoperasian PAMDES yang berkelanjutan.
7.4.3 Sistem Zona Pelayanan CRencana program jangka pendek dalam penyediaan air baku di Unit
Pekutatan yang meliputi wilayah Jembrana bagian timur. Rencana zona pelayananC adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu dari tahun(2004-2028). Adapun rencana penanganan pada program ini:
7 - 8R e v i u R I S P A M
Pengembangan dan pemanfaatam air permukaan Tukad Medewi (IPA TukadMedewi) yang potensial dan ramah lingkungan unutk meningkatkan pelayanandi wilayah Jembrana bagian barat;
Pemasangan pipa transmisi dari intake IPA sampai reservoar agar diperolehkuantitas dan kualitas air yang tetap terjaga;
Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar (RDPekutatan) sampai rencana blok pelayanan;
Pengembangan dan pemasangan pipa distriobuso layanan dari masing-masingblok layanan;
Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menurun; dan
Penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap masyarakat tentangpenghematan pemakaian air unutk daerah perkotaan/ komersil.
Pada tahap III dilakukan peningkatan pemenuhan air baku pada sistemPAMDES untuk wilayah Kecamatan Pekutatan.
Penambahan kapasitas produksi sumber dan penyempurnaan pada PAM Desayang ada di Kecamatan Melaya;
Peningkatan sistem jaringan pipa transmisi dan distribusi pada pengelolaanPAM Desa yanga ada di Kecamatan Melaya;
Pemeliharaan dan pengoperasian PAM Des yang berkelanjutan; dan
Bantuan teknis pengelolaan sistem jaringan PAM Desa yang ada di KecamatanMelaya.
7.4.4 Sistem Zona Pelayanan DUntuk rencana zona pelayanan D periode tahun 2009-2032 adalah program
peningkatan dan penambahan kapasitas desain disesuaikan dengan jumlahpenduduk yang akan dilayani dan peningkatan cakupan pelayanan.
Rencana program zona pelayanan D adalah rencana pengembanbganjaringan distribusi dan peningkatan jumlah pelanggan. Penanganan program padatahapan ini meliputi:
Penambahan pipa pada jairngan pipa disribusi utama maupun bagi secaraparalel;
Perluasan jaringan pipa distribuso pada unit PDAM Kabupaten terutama yangbelum tersentuh air bersih maupun daerah permukiman baru;
Menjaga tingkat kebocoran sehingga setiap tahun menruun;
Penempatan valve dan aksesoris lainnya pada titik tertentu untuk mengaturaliran; dan
Pergantian water meter yang rusak/ kurang berfungsi dengan baik.
7 - 9R e v i u R I S P A M
Tabel 7. 3 Rencana Program PERUMDA Air Minum Jembrana Tahun 2021 - 2025
No Rencana Program Lokasi APBN APBD I APBD II PERUMDA Tahun Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9I 2021
Pembangunan SPAM IPANegara <64 lt/dt>,pembuatan reservoir<200m³> ,pemasanganjaringan pipa utama PVCØ150mm -1.100m
Berangbang 42.000.000.000 - - - 2021
Peningkatan produksiair :
1
- Kec. Negara
- Kec. Jembrana
2 Pemasangan jaringan pipaDistribusi bagi PVC Ø 50mm - Ø 100 mm = 6.500m
Kec. Negaradan Kec.
Jembrana- - - 750.000.000 2021 Perluasan jaringan
3Pembebasan lahan 3 are Berangbang - - - 150.000.000 2021 Pembuatan bak
Reservoir 200m³4 Pembuatan Sumur Bor
<80 m> dan pengadaan &pemasangan pompasubmersible < 15 lt/dt>lengkap
Dauhwaru - - 750.000.000 - 2021 Peningkatan produksiKec. Jembrana
5 Pemasangan sambunganRumah (SR) - 1.320 unit
Kab.Jembrana - - - 2.640.000.000 2021 Peningkatan cakupan
pelayananJumlah 42.000.000.000 - 750.000.000 3.540.000.000
II 2022 -1 Pembangunan long
storageTukad Yeh
Sumbul 66.000.000.000 - - - 2022 Pembuatan SPAM IPA
2 pembebasan lahan 30 are Yeh Embang - - - 1.200.000.000 2022 Pembuatan SPAM IPA3 pemasangan jaringan pipa
distribusi bagi :
7 - 10R e v i u R I S P A M
No Rencana Program Lokasi APBN APBD I APBD II PERUMDA Tahun Keterangan
- PVC Ø 250mm- 7.500m Lelateng -Pengambengan - - 2.887.500.000 - 2022 Perluasan jaringan
pipa
- PVC Ø 250mm- 3.800m Berangbang -BB. Agung - - 1.463.000.000 - 2022 Perluasan jaringan
pipa4 Pemasangan Sambungan
Rumah (SR) - 1.440 unitKab.
Jembrana - - - 3.240.000.000 2022 Peningkatan cakupanpelayanan
Jumlah 66.000.000.000 - 4.350.500.000 4.440.000.000
III 2023
1 Pembangunan SPAM IPATukad Yeh Sumbul100lt/dt
Yeh Embang 54.000.000.000 - - - 2023 Peningkatan Produksi
2 Pemasangan jaringan pipaDistribusi bagi PVCØ100mm - Ø250mm =17.500m
Mendoyo 5.687.500.000 - - - 2023 Perluasan jaringanpipa
3 Pemasangan SambunganRumah (SR) - 1.600 unit
Kab.Jembrana - - - 3.600.000.000 2023 Peningkatan cakupan
pelayananJumlah 59.687.500.000 - - 3.600.000.000
IV 20241 Pembangunan longstorage
Tukad Biluk Poh -Mendoyo
Tegalcangkring 66.000.000.000 - - - 2024 Pembangunan SPAMIPA
2Pembebasan lahan 30 are Tegalcangkring - - - 1.500.000.000 2024 Pembangunan SPAM
IPA Tukad Biluk Poh3 Pemasangan jaringan pipa
Distribusi bagi :Melaya -Negara - 4.062.000.000 - - 2024 Perluasan jaringan
pipa
- PVC Ø 200 mm -12.500m
7 - 11R e v i u R I S P A M
No Rencana Program Lokasi APBN APBD I APBD II PERUMDA Tahun Keterangan
4 Pemasangan SambunganRumah (SR) - 1.800 unit
Kab.Jembrana - - - 4.500.000.000 2024 Peningkatan cakupan
pelayananJumlah 66.000.000.000 4.062.000.000 - 6.000.000.000
V 20251 Pembangunan SPAM IPA
Tukad Biluk Poh <100lt/dt>
Tegalcangkring 55.000.000.000 - - - 2025 Peningkatan produksi
2 Pemasangan jaringan pipaDistribusi bagi PVC Ø 200mm - 6000 m
Gilimanuk - 1.950.000.000 - - 2025 Perluasan jaringanpipa
3Pembuatan Reservour300m³ Pakutatan - - 1.125.000.000 - 2025
Menampung produksiair/menstabilkantekanan air
4Pemasangan SambunganRumah (SR) - 2000 unit
Kab.Jembrana - - - 5.000.000.000 2025 Peningkatan cakupan
pelayanan
Jumlah 55.000.000.000 1.950.000.000 1.125.000.000 5.000.000.000
Jumlah Total 288.687.500.000 6.012.000.000 6.225.500.000 22.580.000.000
7 - 15R e v i u R I S P A M
7.5 KEBUTUHAN AIR7.5.1 Klasifikasi Pelanggan
Klasifikasi pelanggan SPAM terdiri dari kebutuhan air domestik, dan nondomestik sesuai dengan klasifikasi yang ada yaitu:
Sosial/ kran umum;
Rumah tangga;
Pemerintah;
Niaga kecil;
Niaga besar;
Industri kecil;
Industri besar; dan
Pelabuhan
7.5.2 Kebutuhan Air DomestikKebutuhan air domestik terbagi dalam pelayanan SR dan HU, kebutuhan air
untuk pelayanan SR adalah 120 lt/org/hari. Sedangkan untuk pelayanan HUdigunakan 30 lt/org/hr. kebutuhan air domestik dapat dilihat pada tabel dibawahini.
Tabel 7. 4 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Melaya
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Blimbingsari 0,69 0,67 0,65 0,63 0,61
2 Candikusuma 3,98 4,13 4,28 4,44 4,60
3 Ekasari 3,66 3,82 3,98 4,16 4,34
4 Gilimanuk 6,92 7,15 7,39 7,64 7,89
5 Manistutu 6,06 6,41 6,78 7,17 7,58
6 Melaya 9,55 10,36 11,24 12,19 13,23
7 Nusasari 2,67 2,69 2,72 2,75 2,78
8 Tukadaya 5,41 5,78 6,18 6,60 7,05
9 Tuwed 3,67 3,85 4,04 4,24 4,45
10 Warnasari 1,74 1,73 1,72 1,71 1,69
Jumlah 44,35 46,59 48,98 51,51 54,22Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 5 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Negara
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 2041
7 - 16R e v i u R I S P A M
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Baler Bale Agung 8,38 8,72 9,07 9,44 9,83
2 Baluk 5,24 5,76 6,32 6,94 7,63
3 Banjar Tengah 4,50 5,49 6,71 8,19 10,01
4 Banyu Biru 7,14 7,53 7,95 8,39 8,85
5 Berangbang 5,01 5,34 5,70 6,08 6,48
6 Cupel 3,27 3,52 3,79 4,08 4,39
7 Kaliakah 6,45 6,85 7,28 7,74 8,22
8 Lelateng 7,86 8,56 9,32 10,15 11,05
9 Loloan Barat 3,40 3,54 3,69 3,85 4,01
10 Pangambengan 9,30 10,26 11,33 12,50 13,80
11 Tegal Badeng Barat 4,30 4,67 5,08 5,52 6,01
12 Tegal Badeng Timur 3,55 4,10 4,73 5,47 6,32
Jumlah 68,38 74,35 80,98 88,36 96,60Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 6 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Jembrana
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 2041
1 Airkuning 3,65 3,93 4,23 4,55 4,90
2 Batuagung 6,43 6,64 6,85 7,08 7,31
3 Budeng 1,26 1,30 1,33 1,36 1,39
4 Dangintukadaya 3,84 3,97 4,10 4,24 4,38
5 Dauhwaru 6,76 6,76 6,75 6,74 6,74
6 Loloan Timur 5,64 6,17 6,74 7,36 8,04
7 Pendem 7,97 7,77 7,59 7,40 7,22
8 Perancak 2,92 3,04 3,17 3,31 3,45
9 Sangkaragung 2,50 2,68 2,86 3,06 3,28
10 Yehkuning 2,26 2,23 2,20 2,17 2,15
Jumlah 43,24 44,48 45,82 47,28 48,85Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 7 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Mendoyo
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Delodberawah 1,57 1,56 1,56 1,55 1,54
2 Mendoyo Dangin Tukad 2,31 2,33 2,36 2,39 2,42
7 - 17R e v i u R I S P A M
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20413 Mendoyo Dauh Tukad 4,08 3,98 3,88 3,78 3,69
4 Penyaringan 7,11 7,13 7,16 7,19 7,21
5 Pergung 3,58 3,64 3,71 3,78 3,85
6 Pohsanten 5,06 5,08 5,11 5,14 5,17
7 Tegalcangkring 5,71 5,66 5,62 5,57 5,53
8 Yehembang 6,03 6,11 6,20 6,29 6,38
9 Yehembang Kangin 3,15 3,18 3,22 3,26 3,30
10 Yehembang Kauh 3,82 3,74 3,67 3,59 3,52
11 Yeh Sumbul 5,40 5,68 5,98 6,30 6,63
Jumlah 47,80 48,12 48,47 48,84 49,23Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 8 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Pekututan
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 2041
1 Asahduren 2,56 2,59 2,62 2,64 2,67
2 Gumbrih 2,03 2,08 2,13 2,18 2,23
3 Manggissari 1,64 1,61 1,58 1,55 1,51
4 Medewi 3,98 4,42 4,90 5,43 6,02
5 Pangyangan 1,30 1,41 1,52 1,65 1,79
6 Pekutatan 4,11 4,40 4,72 5,06 5,42
7 Pengeragoan 2,82 2,78 2,74 2,71 2,67
8 Pulukan 3,31 3,35 3,40 3,45 3,50
Jumlah 21,76 22,64 23,61 24,67 25,82Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
7.5.3 Kebutuhan Air Non DomestikKebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih selain keperluan
rumah tangga dan sambungan kran umum.
Tabel 7. 9 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Melaya
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Blimbingsari 1,20 1,16 1,12 1,08 1,052 Candikusuma 6,86 7,11 7,38 7,65 7,93
3 Ekasari 6,31 6,58 6,87 7,17 7,484 Gilimanuk 11,93 12,33 12,74 13,17 13,60
7 - 18R e v i u R I S P A M
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20415 Manistutu 10,45 11,05 11,69 12,36 13,07
6 Melaya 16,46 17,86 19,38 21,02 22,817 Nusasari 4,60 4,65 4,69 4,74 4,798 Tukadaya 9,33 9,97 10,65 11,38 12,16
9 Tuwed 6,33 6,64 6,97 7,31 7,6710 Warnasari 3,01 2,99 2,96 2,94 2,92
Jumlah 76,47 80,33 84,44 88,82 93,48Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 10 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Jembrana
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Airkuning 6,29 6,77 7,29 7,84 8,442 Batuagung 11,08 11,45 11,82 12,20 12,60
3 Budeng 2,18 2,23 2,29 2,34 2,404 Dangintukadaya 6,62 6,84 7,07 7,31 7,555 Dauhwaru 11,66 11,65 11,64 11,62 11,61
6 Loloan Timur 9,73 10,63 11,62 12,69 13,877 Pendem 13,74 13,40 13,08 12,76 12,46
8 Perancak 5,03 5,25 5,47 5,70 5,949 Sangkaragung 4,32 4,62 4,94 5,28 5,6510 Yehkuning 3,90 3,85 3,80 3,75 3,70
Jumlah 74,55 76,68 79,00 81,51 84,23Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 11 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Negara
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Baler Bale Agung 14,44 15,03 15,64 16,28 16,952 Baluk 9,04 9,93 10,90 11,97 13,15
3 Banjar Tengah 7,75 9,47 11,57 14,13 17,264 Banyu Biru 12,31 12,99 13,70 14,46 15,26
5 Berangbang 8,63 9,21 9,82 10,48 11,186 Cupel 5,64 6,07 6,53 7,03 7,577 Kaliakah 11,11 11,81 12,55 13,34 14,18
8 Lelateng 13,55 14,76 16,07 17,50 19,059 Loloan Barat 5,86 6,11 6,37 6,64 6,92
10 Pangambengan 16,03 17,69 19,53 21,55 23,7911 Tegal Badeng Barat 7,41 8,06 8,76 9,52 10,36
7 - 19R e v i u R I S P A M
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 204112 Tegal Badeng Timur 6,11 7,06 8,16 9,43 10,90
Jumlah 117,90 128,19 139,62 152,34 166,55Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 12 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Mendoyo
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Delodberawah 2,71 2,69 2,68 2,67 2,66
2 Mendoyo DanginTukad 3,97 4,02 4,07 4,12 4,17
3 Mendoyo DauhTukad 7,03 6,86 6,69 6,52 6,36
4 Penyaringan 12,25 12,30 12,35 12,39 12,445 Pergung 6,17 6,28 6,40 6,51 6,636 Pohsanten 8,72 8,77 8,81 8,86 8,917 Tegalcangkring 9,85 9,77 9,69 9,61 9,538 Yehembang 10,39 10,54 10,69 10,84 10,999 Yehembang Kangin 5,42 5,49 5,55 5,62 5,6910 Yehembang Kauh 6,59 6,45 6,32 6,19 6,0611 Yeh Sumbul 9,31 9,80 10,32 10,86 11,44
Jumlah 82,41 82,97 83,56 84,20 84,88Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Pekutatan
No. Desa/ KeluarahanKebutuhan Air Non Domestik (lt/ dt)
2021 2026 2031 2036 20411 Asahduren 4,42 4,46 4,51 4,56 4,612 Gumbrih 3,50 3,59 3,67 3,76 3,853 Manggissari 2,83 2,77 2,72 2,67 2,614 Medewi 6,87 7,61 8,44 9,36 10,385 Pangyangan 2,24 2,43 2,63 2,84 3,086 Pekutatan 7,08 7,59 8,14 8,73 9,357 Pengeragoan 4,87 4,80 4,73 4,66 4,608 Pulukan 5,70 5,78 5,87 5,95 6,04
Jumlah 37,51 39,04 40,71 42,53 44,52Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
7 - 20R e v i u R I S P A M
7.5.4 Kehilangan AirKehilangan air dalam penyelenggaraan SPAM dapat terjadi karena adanya
kebocoran maupun adanya pemakaian seperti penyiraman taman. Kehilangan airpada perencanaan pengembanan SPAM Kabupaten Jembrana digunakan 20% daritotal kebutuhan air.
Tabel 7. 14 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Melaya
No. Desa/Keluarahan
Kehilangan Air (lt/ dt)2021 2026 2031 2036 2041
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
1 Blimbingsari 0,14 0,24 0,13 0,23 0,13 0,22 0,13 0,22 0,12 0,212 Candikusuma 0,80 1,37 0,83 1,42 0,86 1,48 0,89 1,53 0,92 1,593 Ekasari 0,73 1,26 0,76 1,32 0,80 1,37 0,83 1,43 0,87 1,504 Gilimanuk 1,38 2,39 1,43 2,47 1,48 2,55 1,53 2,63 1,58 2,725 Manistutu 1,21 2,09 1,28 2,21 1,36 2,34 1,43 2,47 1,52 2,616 Melaya 1,91 3,29 2,07 3,57 2,25 3,88 2,44 4,20 2,65 4,567 Nusasari 0,53 0,92 0,54 0,93 0,54 0,94 0,55 0,95 0,56 0,968 Tukadaya 1,08 1,87 1,16 1,99 1,24 2,13 1,32 2,28 1,41 2,439 Tuwed 0,73 1,27 0,77 1,33 0,81 1,39 0,85 1,46 0,89 1,5310 Warnasari 0,35 0,60 0,35 0,60 0,34 0,59 0,34 0,59 0,34 0,58
Jumlah 8,87 15,29 9,32 16,07 9,80 16,89 10,30 17,76 10,84 18,70Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 15 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Negara
No. Desa/Keluarahan
Kehilangan Air (lt/ dt)2021 2026 2031 2036 2041
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
1 Baler Bale Agung 1,68 2,89 1,74 3,01 1,81 3,13 1,89 3,26 1,97 3,392 Baluk 1,05 1,81 1,15 1,99 1,26 2,18 1,39 2,39 1,53 2,633 Banjar Tengah 0,90 1,55 1,10 1,89 1,34 2,31 1,64 2,83 2,00 3,454 Banyu Biru 1,43 2,46 1,51 2,60 1,59 2,74 1,68 2,89 1,77 3,055 Berangbang 1,00 1,73 1,07 1,84 1,14 1,96 1,22 2,10 1,30 2,246 Cupel 0,65 1,13 0,70 1,21 0,76 1,31 0,82 1,41 0,88 1,517 Kaliakah 1,29 2,22 1,37 2,36 1,46 2,51 1,55 2,67 1,64 2,848 Lelateng 1,57 2,71 1,71 2,95 1,86 3,21 2,03 3,50 2,21 3,819 Loloan Barat 0,68 1,17 0,71 1,22 0,74 1,27 0,77 1,33 0,80 1,3810 Pangambengan 1,86 3,21 2,05 3,54 2,27 3,91 2,50 4,31 2,76 4,76
11 Tegal BadengBarat 0,86 1,48 0,93 1,61 1,02 1,75 1,10 1,90 1,20 2,07
12 Tegal BadengTimur 0,71 1,22 0,82 1,41 0,95 1,63 1,09 1,89 1,26 2,18
7 - 21R e v i u R I S P A M
No. Desa/Keluarahan
Kehilangan Air (lt/ dt)2021 2026 2031 2036 2041
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Jumlah 13,68 23,58 14,87 25,64 16,20 27,92 17,67 30,47 19,32 33,31Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 16 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Jembrana
No. Desa/Keluarahan
Kehilangan Air (lt/ dt)2021 2026 2031 2036 2041
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
1 Airkuning 0,73 1,26 0,79 1,35 0,85 1,46 0,91 1,57 0,98 1,692 Batuagung 1,29 2,22 1,33 2,29 1,37 2,36 1,42 2,44 1,46 2,523 Budeng 0,25 0,44 0,26 0,45 0,27 0,46 0,27 0,47 0,28 0,484 Dangintukadaya 0,77 1,32 0,79 1,37 0,82 1,41 0,85 1,46 0,88 1,515 Dauhwaru 1,35 2,33 1,35 2,33 1,35 2,33 1,35 2,32 1,35 2,326 Loloan Timur 1,13 1,95 1,23 2,13 1,35 2,32 1,47 2,54 1,61 2,777 Pendem 1,59 2,75 1,55 2,68 1,52 2,62 1,48 2,55 1,44 2,498 Perancak 0,58 1,01 0,61 1,05 0,63 1,09 0,66 1,14 0,69 1,199 Sangkaragung 0,50 0,86 0,54 0,92 0,57 0,99 0,61 1,06 0,66 1,1310 Yehkuning 0,45 0,78 0,45 0,77 0,44 0,76 0,43 0,75 0,43 0,74
Jumlah 8,65 14,91 8,90 15,34 9,16 15,80 9,46 16,30 9,77 16,85Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
Tabel 7. 17 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Mendoyo
No. Desa/ Keluarahan
Kehilangan Air (lt/ dt)2021 2026 2031 2036 2041
Dom
estk
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
1 Delodberawah 0,31 0,54 0,31 0,54 0,31 0,54 0,31 0,53 0,31 0,53
2 Mendoyo DanginTukad 0,46 0,79 0,47 0,80 0,47 0,81 0,48 0,82 0,48 0,83
3 Mendoyo DauhTukad 0,82 1,41 0,80 1,37 0,78 1,34 0,76 1,30 0,74 1,27
4 Penyaringan 1,42 2,45 1,43 2,46 1,43 2,47 1,44 2,48 1,44 2,495 Pergung 0,72 1,23 0,73 1,26 0,74 1,28 0,76 1,30 0,77 1,336 Pohsanten 1,01 1,74 1,02 1,75 1,02 1,76 1,03 1,77 1,03 1,787 Tegalcangkring 1,14 1,97 1,13 1,95 1,12 1,94 1,11 1,92 1,11 1,918 Yehembang 1,21 2,08 1,22 2,11 1,24 2,14 1,26 2,17 1,28 2,209 Yehembang Kangin 0,63 1,08 0,64 1,10 0,64 1,11 0,65 1,12 0,66 1,1410 Yehembang Kauh 0,76 1,32 0,75 1,29 0,73 1,26 0,72 1,24 0,70 1,2111 Yeh Sumbul 1,08 1,86 1,14 1,96 1,20 2,06 1,26 2,17 1,33 2,29
Jumlah 9,56 16,48 9,62 16,59 9,69 16,71 9,77 16,84 9,85 16,98Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
7 - 22R e v i u R I S P A M
Tabel 7. 18 Proyeksi Kehilangan Air Kecamatan Pekutatan
No. Desa/ Keluarahan
Kehilangan Air (lt/ dt)2021 2026 2031 2036 2041
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
Dom
esti
k
Non
Dom
esti
k
1 Asahduren 0,51 0,88 0,52 0,89 0,52 0,90 0,53 0,91 0,53 0,92
2 Gumbrih 0,41 0,70 0,42 0,72 0,43 0,73 0,44 0,75 0,45 0,77
3 Manggissari 0,33 0,57 0,32 0,55 0,32 0,54 0,31 0,53 0,30 0,52
4 Medewi 0,80 1,37 0,88 1,52 0,98 1,69 1,09 1,87 1,20 2,08
5 Pangyangan 0,26 0,45 0,28 0,49 0,30 0,53 0,33 0,57 0,36 0,62
6 Pekutatan 0,82 1,42 0,88 1,52 0,94 1,63 1,01 1,75 1,08 1,87
7 Pengeragoan 0,56 0,97 0,56 0,96 0,55 0,95 0,54 0,93 0,53 0,92
8 Pulukan 0,66 1,14 0,67 1,16 0,68 1,17 0,69 1,19 0,70 1,21
Jumlah 4,35 7,50 4,53 7,81 4,72 8,14 4,93 8,51 5,16 8,90Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2021
7.5.5 Rekapitulasi Kebutuhan AirKebutuhan air dari kebutuhan air domestik dan non domestik, kehilangan
air, debit air rata-rata dan kebutuhan air pada jam puncak dapat dilihat padatabel berikut ini.
7 - 24R e v i u R I S P A M
7.6 ALTERNATIF RENCANA PENGEMBANGAN7.6.1 Sistem Zona Pelayanan A7.6.2 Sistem Zona Pelayanan B7.7 PENURUNAN TINGKAT KEBOCORAN7.7.1 Penurunan Kebocoran Teknis
Kehilangan air (kebocoran) dalam sistem penyediaan air minum adalahpemakaian air yang tidak terbayar. Pemakaian air yang tidak terbayar ini dapatmerupakan:1. Kehilangan air yang dapat dipertanggungjawabkan (pemakaian air yang
tercatat). Misalnya: Pengurasan pipa, Pemakaian fire hydrant, pemakaianfasilitas keindahan kota, Pengguna sosial yang tidak terbayar; dan
2. Kehilangan air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (pamakaian air yangtidak tercatat). Misalnya: Kebocoran air pada jaringan distribusi, Pemakaian airkonsumen yang tidak tercatat oleh meter karena rusak atau tidak teliti,Pencurian air, Pembuatan rekening yang salah, dan sebagainya.
Beberapa contoh kehilangan air yang dapat dipertanggungjawabkan tapidianggap sebagai kehilangan air:1. Pemakaian air untuk proses pengolahan/pengoperasian sistem penyediaan air
bersih, misalnya membersihkan filter, membersihkan reservoir, membersihkanjaringan pipa distribusi dan sebagainya. Pemakaian air ini tidak diperhitungkansebagai biaya produksi;
2. Pemakaian air yang tercatat tetapi tidak digunakan sesuai dengan kebutuhan,misalnya kran air dibiarkan terbuka padahal air tersebut tidak dipergunakan;dan
3. Pemakaian air untuk kebutuhan sosial yang tidak ditagih. Sedangkan contohkehilangan air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan adalah: Kebocoran airpada jaringan pipa distribusi, yaitu: Pemakaian air oleh konsumen/pelangganyang pemakaiannya tidak tercatat.
Gambar 7. 3 Strategi Penanggulangan Kebocoran
7 - 25R e v i u R I S P A M
7.7.2 Penurunan Kebocoran Non TeknisKehilangan air fisik/teknis maksimal 20%, dengan komponen utama
penyebab kehilangan atau kebocoran air adalah sebagai berikut:1. Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk;2. Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir; dan3. Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.
Kehilangan air secara fisik yaitu: kehilangan air yang secara nyata keluardari sistem, sehingga tidak dapat dimanfaatkan kembali. Umumnya kehilangan airsecara fisik ini terjadi pada kebocoran jaringan transmisi dan distribusi yangmeliputi pipa retak, kebocoran pada sambungan, kebocoran pada katup,kebocoran pada meter air. Faktor penyebab kehilangan air secara fisik meliputi:1. Adanya lubang atau celah pada sambungan pipa, hal ini dapat terjadi karena:
Kualitas pipa yang terpasang tidak sesuai dengan standar;
Pemasangan pipa dan sambungan yang kurang baik;
Terjadi korosi pada pipa; dan
Terjadi erosi pada daerah penanaman pipa.2. Pipa pada jaringan distribusi pecah yang disebabkan oleh:
Adanya pergeseran tanah di sekitar pemasangan pipa;
Kesalahan pada meter air;
Terjadinya tekanan balik (water hammer);
Adanya getaran pada pipa; dan
Adanya tekanan pada bagian luar pipa, karena adanya lalu lintas kendaraandi bagian atasnya.
3. Meter yang dipasang pada pipa konsumen kurang baik, sehingga angka yangditunjukkan pada meter tersebut lebih kecil dari jumlah pemakaian air yangsebenarnya. Dari penelitian di lapangan, kehilangan air yang diakibatkan olehpemasangan meter air yang kurang baik, mengakibatkan jumlah air yangditunjukkan oleh meter air tersebut + 15 % lebih rendah dari pemakaian yangsebenarnya.
Ada dua metode atau cara yang dipakai dalam usaha menyelidiki danmencari letak sumber kehilangan air ditinjau dari segi pengambilan inisiatif adalahsebagai berikut:1. Penyelidikan Secara Pasif
Pada metode ini tidak dilaksanakan pengukuran atau deteksi kehilanganair, tidak membentuk tim khusus, tapi hanya berdasarkan pada kebocoran yangdilaporkan oleh masyarakat, polisi dan petugas PDAM, seperti adanya genanganair di jalan raya atau munculnya keluhan dari konsumen karena tekanan padajaringan distribusi sangat rendah.
2. Penyelidikan Secara Aktif
7 - 26R e v i u R I S P A M
Metode penyelidikan secara aktif adalah penyelidikan dan pencarian letaksumber kehilangan air dengan usaha melakukan pendeteksian dan pengukurandilapangan, yang meliputi:a) Sounding Secara Teratur
Yaitu penyelidikan kehilangan air dengan mendeteksi suara aliran airdengan bantuan peralatan atau pendeteksi kebocoran air. Prinsip kerjanyaadalah berdasarkan suara aliran air akibat kebocoran yang terjadi. Metode inidilaksanakan dengan mendengarkan karakteristik kebocoran melalui alatpencari kebocoran yang dihubungkan dengan pipa, katup atau hidran padajalur pipa yang akan dideteksi kebocorannya. Pengendalian ini harus secararutin dilakukan oleh tim pengawas kebocoran pipa transmisi dan distribusi,dengan memakai alat detector.
b) Pengendalian Tekanan (Pressure Control)Kebocoran air pada jaringan pipa antara lain disebabkan oleh tekanan air
pada jaringan pipa tersebut terlalu besar, sehingga dapat menyebabkan pipamenjadi pecah atau sambungan pipa menjadi lepas. Agar tekanan airtersebut tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, maka perludiadakan pengaturan tekanan air pada jaringan distribusi, untuk itudisarankan tekanan air pada jaringan distribusi tidak lebih kecil dari 10 mkolom air (1 atm) dan tidak besar dari 40 m kolom air (4 atm), namundemikian sebenamya tekanan air maksimal lebih dipengaruhi oleh jenis dankeadaan/jenis pipa yang dipasang.
Pengendalian tekanan merupakan pengendalian secara preventif ataupencegahan. Metode ini merupakan cara yang sederhana dan cepat.Penurunan tekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara antar lain:Mengurangi tekanan pompa, Memasang break pressure tank dan pressurereducing valve, metode ini merupakan cara yang sederhana, mudah danrelatif murah serta tidak memerlukan tingkat keahlian personil yang tinggidan metode ini dapat diterapkan pada jaringan distribusi yang mempunyaitekanan yang cukup. Hubungan tekanan dan kehilangan air dalam sistemjaringan pipa sangat kompleks. Memahami hubungan tekanan dankehilangan air dalam sistem jaringan distribusi merupakan kunci untukmengendalikan tingkat kehilangan air. Dengan mengurangi tekanan, secarasignifikasi volume kehilangan air bisa diturunkan. Tekanan maksimum danvariasi tekanan (untuk jam pelayanan Intermittent, sangat erat hubungannyadengan pipa pecah atau kdakan (Burst). Pengendalian tekanan sangatpenting dalam sistem dengan tekanan rendah.
c) Pengukuran Zona (Zone Metering)Pada metode ini terlebih dahulu daerah distribusi dibagi menjadi
beberapa distrik/ zona, sehingga aliran masuk dan keluar dari distriktersebut dicatat oleh meter induk yang ditempatkan secara strategis untukmengisolasi distrik tersebut. disebabkan oleh kebocoran. Analisa kehilanganair dilakukan dengan dua cara untuk mendapatkan perkiraan besarankebocoran yang terjadi yaitu: Distrik Metering, Waste Metering.1) Distrik Metering
7 - 27R e v i u R I S P A M
Yaitu, Pengukuran besarnya pemakaian air melalui meter induk distriktersebut, kemudian dibandingkan dengan jumlah air yang tercatat padalangganan, sehingga diketahui besarnya kehilangan air pada distriktersebut.
2) Waste MeteringYaitu, Penyelidikan kehilangan air berdasarkan besarnya aliran malamminimum yang merupakan indikator terjadinya kehilangan air, denganpengukuran yang diasumsikan, bahwa pemakaian air pada malam harimerupakan aliran yang disebabkan oleh kebocoran.Tingkat pengendalian yang harus dilakukan adalah:
Tingkat pertama, deteksi kebocoran yang nampak/muncul. Kegiatan inidapat dilakukan dengan jelas, mudah dan murah;
Tingkat kedua, deteksi, lokalisasi dan perkiraan kebocoran yang tidaktampak melalui peralatan akustik dan elektronik; dan
Tingkat ketiga, paling canggih dan penting yaitu dengan memahami,deteksi kebocoran melalui pengukuran aliran dan tekanan yangsistematik, serta pemodelan kebocoran pada zona meter (DMA – DistrictMeter Zona).
Deteksi kebocoran dan perbaikan kebocoran yang tampak, dapatdilakukan melalui:
Deteksi, pelaporan dan pencatatan kebocoran yang nampak, melalui;
Laporan warga, telepon hot-line;
Laporan pembaca meter; dan
Program inspeksi pipa.
Upaya ini jelas, sederhana dan murah, namun perlu;
Pengorganisasian, prosedur, dan komitmen yang berkelanjutan; dan
Kemampuan tanggap darurat dan perbaikan yang cepat.
Keterlambatan perbaikan menyebabkan kehilangan air yang tinggisehingga untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas perbaikandiperlukan hal-hal sebagai berikut:
Harus ada kebijakan dan prosedur penanganan laporan kebocoran;
Standar penanganan perbaikan, bahan dan sumber daya manusia;
Pengorganisasian yang efisien sejak dilaporkan sampai diperbaiki;
Ketersediaan bahan dan peralatan yang cukup;
Pemasangan meter air induk pada peralatan/fasiltas produksi dandistribusi, baik pada reservoir maupun pada IPA;
Melakukan peneraan meter air di pelanggan secara berkala gunamenjaga keakurasian mencatatan meter air; dan
7 - 28R e v i u R I S P A M
Selalu menjaga dan melakukan monitoring secara berkala oleh semuapengguna pemanfaat air minum dengan pola koordinatif dan responsiveterhadap terjadinya kebocoran air.
Berikut merupakan gambaran skema strategi penanganan kebocoran teknis.
Gambar 7. 4 Strategi Penanggulan Kebocoran Fisik
7.8 KETERPADUAN DENGAN PRASARANA DAN SARANA SANITASI7.8.1 Potensi Pencemar Air BakuPotensi Pencemaran air baku pada sumber air meliputi:1. Sumber Air Permukaan
Pencemaran dapat terjadi di semua air baku, terutama air permukaan. Halini dapat dimaklumi karena air permukaan memiliki fungsi mengalirkan segalajenis buangan cair. Kualitas air buangan industry telah diatur dalam peraturanMenteri Lingkungan Hidup namun karena lemahnya pengawasan lapangan dantindakan hokum, potensi pencemaran air permukaan akan terjadi di lingkunganDAS. Sumber-sumber air permukaan yang berpotensi tercemar adalah sungaibagian hilir dengn daerah tangkapan penggunaan lahan untuk permukimandan prasarana kota. Sungai-sungai yang mempunyai potensi tercemar adalahSungai Tukad Biluk Poh, Sungai Ijo Gading, Muara Perancak, Sungai/ TukadAya Hilir.
2. Sumber Tanah DalamPencemaran di sumber air tanah baisanya terjadi di daerah perkotaan
dengan kodnisi permukaan yang padat dan didaerah dekat pantai. Wilayahperkotaan Kecamatan Negara dan Jembrana berada pada jarak 8-10 km daripantai dan pada posisi ini kondisi sumber air tanah sangat rentan terhadap
7 - 29R e v i u R I S P A M
pengaruh intruksi air laut. Pencemaran air tanah disebabkan oleh buruknyasystem sanitasi rumah tangga dan perlu dilakukan penelitian yang mendalamtentang kondisi ini. Pemerintah perlu membantu masyarakat untukmengadakan off site system sanitation, artinya tertutup da nada pengolahansamnpai tingkat kualitas air buangan.
Pemanfaatan air tanah yang semakin meningkat di daerah perkotaan akanberpotensi terjadinya instrusi air laut sehingga terjadi penurunan kualitas airbaku untuk air minum. Untuk mengantisipasi penurunan kaulitas maupunkuantitas air tanah perlu dilakukan studi potensi sumber air tanah,hidrogeologi dan keseimbangan air (water balance).
3. Sumber Mata AirPencemaran mata air dapat terjadi di sekitar sumber air terutama pada DAS
yang mengalami perubahan tata guna lahan dari tanaman lindung menajditanaman produktif. Perubahan tata guna lahan di DAS akan berdapak padapenurunan kualitas dan kauntitas sumber mata air. Untuk itu Pemda danpihak terkait secepatnya melakukan pengamanan sumber air tersebut. Untukmeminimalkan pencemaran pada sumber-sumber mat air diperlukan kerjasamaantara Pemerintah dengan masyarakat disekitar DAS dekat dengan lokasisumber mata air.
7.8.2 Rekomendasi Pengamanan Sumber Air BakuRekomendasi pengamanan sumber air baku bertujuan untuk meningkatkan
sumber kualitas sumber air bagi operator air minum maupun kepada konsumensehingga perlu pengamanan pada sumber air di Kabupaten Jembrana. Langkahpreventif guna penguasaan dan pengamanan sumber air baku di wilayahpelayanan adalah sebagai berikut:1. Sosialisasi secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian fungsi daerah
resapan air tanah guna menjamin ketersediaan cadangan air tanah;2. Melakukan gerakan reboisasi dan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan
dan hutan lindung secara berkelanjutan, terutama pada sumber-sumber airyang menjadi andalan sumber air baku untuk air minum;
3. Melakukan pengamanan dan perlindungan mata air dari aspek kualitas,kontinuitas dan kuantitas, dengan membangun pagar batas area aman bagimata air dan mempertahankan zona penyangga (buffer zone);
4. Menjaga fungsi sungai sebagai badan air penerima dengan tetap terjaga kualitasdan kestabilan debit aliran, melalui program kali bersih, gerakan sungai tanpasampah dan limbah; dan
5. Membuat kolam atau embung guna menampung genangan air permanensebagai sumber air baku alternatif pada saat-saat tertentu.
7 - 30R e v i u R I S P A M
Tabel 7. 19 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Unit NegaraSPAM Sumber Air
BakuJenis
Sumber Lokasi Pemanfaatan Rencana perlindungan Air Baku
UnitNegara
Sumur Bor I Air tanahdalam
BB. Agung Air baku air minum Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahandisekitar pemanfaatan air tanah, untuk memberikanresapan/ pengisian air tanah)
Mengelola air limbah domestic Penertiban penggunaan air tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industry Pengelolaan limbah cair dan padat dari industry Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang dilakukan
secara swadaya maupun pemerintah
Sumur Bor II BB. AgungSumur Bor III Br. KebonSumur Bor IV Br. KebonSumur Bor V Kantor PDAMSumur Bor VI NegaraSumur Bor VII Tegal BadengSumur Bor VIII PecangakanSumur Bor IX Desa balukSumur Bor X Tegal AsihSumur Bor XI Pangkung BuluhSumur Bor XII Berangbang
Air SungaiAirpermukaan
Pangkung gayung
Tabel 7. 20 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Unit Melaya & Unit PekutatanSPAM Sumber Air
BakuJenis
Sumber Lokasi Pemanfaatan Resapan Perlindungan Air Baku
UnitMelaya
Sumur Bor Melaya Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan )disekitar pemanfaatan air tanah, untuk memberikanresapan / pengisian air tanah
Mengelola limbah air domestic Penertiban penggunaan air tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industry Pengelolaan limbah cair dan padt dari industry Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang dilakukan
Sumur Bor NusasariSumur Bor TukadayaSumur Bor WarnasariSumur Bor EkasariSumur Bor I GilimanukSumur Bor II Candi kusumaSumur Bor III
7 - 31R e v i u R I S P A M
SPAM Sumber AirBaku
JenisSumber Lokasi Pemanfaatan Resapan Perlindungan Air Baku
Sumur Bor IV Tuwed secara swadaya maupun pemerintahUnitpekutatan
Sumur Bor I Pekutatan I Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan) disekitar pemanfaatan air tanah, untuk memberikanresapan/pengsiian air tanah
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaannair tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya meupun pemerintah
Sumur Bor II Pekutatan IISumur Bor IV Gumbrih I
Sumur Bor V Gumbrih IISumur Bor III Pulukan
Sumur Bor VI Yeh Sumbul
Tabel 7. 21 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Unit Mendoyo
SPAM Sumber AirBaku
JenisSumber Lokasi Pemanfaatab Rencana Perlindungan Air Baku
UnitMendoyo
Sumur BorAir DalamTanah
Mendoyo Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan) disekitar pemanfaatan air tanah, untuk memberikanresapan/ pengisian air tanah
Penertiban penggunaan air tanah baik yang dilakukanperorangan maupun industry
Pengelolaan limbah cair dan padat dari industry Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang dilakuan
secara swadaya maupun pemerintah
Sumur BorAir DalamTanah
Poh Santen
Sumur BorAir DalamTanah
Yeh Embang KauhP.I
Sumur BorAir DalamTanah
Yeh Embang KauhP.II
Mata Air Tibu Tanggang Pengawasan dan pemeliharaan tanaman vegetasi di Dasdekat sumber mata air
Pengaturan dan pemanfaatan sumber mata air Upaya konservasi tanaman/ vegetasi di DAS secara
periodic untuk mempertahankan kuantitas dankualitas sumber
Mata Air Pangkuh Biah
Mata air Tegalcangkring
7 - 32R e v i u R I S P A M
SPAM Sumber AirBaku
JenisSumber Lokasi Pemanfaatab Rencana Perlindungan Air Baku
Air sungaiAirPermukaan
Yeh Embang Kauh Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan)disekitar daerah aliran sungai DAS, untuk menjagakaulitas dan kuantitas air permukaan
Mengelola limbah air domestic Penertiban air tanah baik yang dilakukan perorangan
maupun industry Pengelolaan limbah cair dan padat dari industry Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya maupun pemerintah
Air sungaiAirPermukaan
Yeh EmbangTengah
Air sungaiAirPermukaan
Pangkung Apit
Tabel 7. 22 Tahapan Rencana Perlindungan Air Baku Mata Air PulesaiSPAM Sumber Air
BakuJenisSumber
Lokasi Pemanfaatan Resapan Perlindungan Air Baku
PemanfaatandanpengembanganMata Air Pulesai
Matar AirPulesari
Mata Air Desa MundukAnyar
Air Baku Air Minum Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan) disekitar daerah airan sungai DAS untuk menjagakualitas dan kuantitas sumber air
Upaya konservasi tanaman/ vegetasi di DAS secaraperiodik untuk mempertahankan kuantitas dankualitas sumber
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang
dilakukan perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya maupun pemerintahRencana IPATukad Aya
AirPermukaan
Air Sungai Tukad Aya Air baku air minum Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan) disekitar daerah aliran sungai DAS, untuk menjagakualitas air permukaan
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang
7 - 33R e v i u R I S P A M
SPAM Sumber AirBaku
JenisSumber
Lokasi Pemanfaatan Resapan Perlindungan Air Baku
dilakukan perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya maupun pemerintahRencana IPATukad Medewi
AirPermukaan
Air Sungai Medewi Air baku air minum Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan)disekitar daerah aliran sungai DAS, utnuk menjagakualitas dan kuantitas air permukaan
Mengelola limbah air domestik Penertiban air tanah baik yang dilakukan perorangan
maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya maupun pemerintah
Tabel 7. 23 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan MelayaSPAM Sumber
Air BakuJenis
Sumber Lokasi Pemanfaatan Rencana Perindungan Air Baku
PAMDESKec. Melaya
Mata Air Pengawasan dan pemeliharaan tanaman vegetasi di DASdekat sumber mata air
Pengaturan dan pemanfaatan sumber mata air Upaya konservasi tanaman/ vegetasi di DAS secara
periodik untuk memeprtahankan kuantitas dan kualitassumber
Sumur Bor Pengaturan pemanfaatan lahan 9tata guna lahan)disekitar pemanfaatan air tanah, untuk memberikanresapan/ pengisian air tanah
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik secara swadaya
maupun pemerintah
7 - 34R e v i u R I S P A M
Tabel 7. 24 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan NegaraSPAM Sumber air
bakuJenis
sumber Lokasi Pemanfaatan Rencana perlindungan air baku
PAMDESKecamatanNegara
Mata air Pengawasan dan pemeliharaan tanaman vegetasi diDAS dekat sumber mata air
Pengaturan dan pemanfaatan sumber mata air Upaya konservasi tanaman/ vegetasi di DAS secara
periodik untuk mempertahankan kauntitas dankualitas sumber
Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan)disekitar pemanfaatan air tanah, utnuk memebrikanresapan/ pengisian air tanah
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang
dilakukan perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya maupun pemerintah Pengawasan dan pemeliharaan tanaman vegetasi di
DAS dekat sumber mata air Pengaturan dan pemanfaatan sumber mata air Upaya konservasi tanaman/ vegetasi di DAS secara
periodik untuk memeprtahankan kuantitas dankualitas sumber
Sumur Bor Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan )disekitar pemanfaatan air tanah, utnuk memberikanresapan/ pengisian air tanah
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang
dilakukan perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang
dilakukan secara swadaya maupun pemerintah
7 - 35R e v i u R I S P A M
Tabel 7. 25 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan MendoyoSPAM Sumber air
bakuJenis
sumber Lokasi Pemanfaatan Rencana perlindungan air baku
PAMDES Kec.Mendoyo
Mata air Pengawasan dan pemeliharaan tanaman vegetasi diDAS dekat sumber mata air
Pengaturan dan pemanfaatan sumber mata air Upaya konservasi tanaman/ vegetasi d DAS periodik
untuk mempertahankan kauntitas dan kualitas sumberSumur Bor Pengaturan pemanfaatan lahan (tata guna lahan)
disekitar pemanfaatan air tanah, utnuk memebrikanresapan/ pengisian air tanah
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun pemerintahan Penglolaan limbah cair dan padat dari industri Penelolaan sampah secara terpadu baik yang dilakukan
secara swadaya maupun pemerintah
Tabel 7. 26 Tahapan Rencana Perlindungan PAMDES Kecamatan PekutatanSPAM Sumber Air
BakuJenis
Sumber Lokasi Pemanfaatan Rencana Perlindungan Air Baku
PAMDESKec.Pekutatan
Mata AIr Pengawasan dan pemeliharaan tanaman vegetasi dekatsumber mata air
Pengaturan dan pemanfaatan sumber mata air Upaya konservasi tanaman/ vegatasi di DAS secara
periodik untuk memeprtahankan kuantitas dan kualitassumber
7 - 36R e v i u R I S P A M
SPAM Sumber AirBaku
JenisSumber Lokasi Pemanfaatan Rencana Perlindungan Air Baku
Sumur Bor Pengaturan dan pemanfaatan lahan (tata guna lahan) disekitar pemanfaatan air tanah, untuk memberikanresapan/ pengisian air tanah
Mengelola limbah air domestik Penertiban penggunaan air tanah baik yang dilakukan
perorangan maupun industri Pengelolaan limbah cair dan padat dari industri Pengelolaan sampah secara terpadu baik yang dilakukan
secara swadaya maupun pemerintah
7 - 37R e v i u R I S P A M
7.8.3 Pengelolaan Limbah Dari IPAPada rencana induk system penyediaan air minum (RISPAM) KAbupaten
Jembrana direbcanakan dua unit IPA yakni: IPA Tukad Yeh Aya dan IPA Medewi.Proses pengolahan buangan dari IPA, pihak pengelola harus selalu memantaukualitas lumpur buangannya dan menganggarkan untuk penanganannya.Beberapa metode pengolahan buangan dari proses IPA antara lain sebagai berikut:1. Pengentalan gravitasi, dimana lumpur-lumpur dari unit koagulasi flokulasi,
sedimentasi dan filtrasi dikentalkan terlebih dahulu melalui prosespengemasan, pemisahan konsentrasi bahan padat limbah dan pencemarankapur sebelum dilakukan pengeringan dengan mesin pengering. Selanjutnyahasil dibuang sebagai buangan padat tak berbahaya;
2. Proses buangan pengolahan IPA yang paling sederhana adalah sludge drayingbed system. System ini mengendapkan lumpur pada tanah terbuka dandibiarkan mongering oleh panas matahari. Lumpur ini dapat dimanfaatkanuntuk berbagai keperluan. Permasalahan pada sistem ini membutuhkan lahanyang luas untuk proses pengeringan; dan
3. Lapisan pengering pasir, pasir dicampur pada buangan kemudian dikeringkanselanjutnya dibuang dalam bentuk padatan.
Alternative pilihan proses buangan rencana IPA sangat tergantung dari danauntuk pembiayaan kontruksi, lahan disekitar, dan standar operasi danpemeliharaan yang diterapkan oleh pihak pengelola SPAM.
7.9 PERKIRAAN KEBUTUHAN BIAYABiaya investasi di hitung dalam dua tahap yaitu dengan harga satuan pada
tahun sekarang kemudian untuk investasi tahun tahun berikunya di kalikanfaktor eskalasi sesuai dengan asumsi inflasinya (asumsi dasar).1. Harga Satuan
Harga satuan digunakan berasal dari harga yang ditetapkan tahun denganperkalian terhadap faktor untuk pengamanan kenaikan pada saat pelaksanaan.Sumber harga satuan antara lain:
Daftar harga satuan dari distributor material;
Pedoman harga yang disertakan oleh Departemen Pekerjaan Umum;
Daftar harga satuan dan upah seluruh Indonesia;
Harga tanah sesuai informasi Pemda setempat;
Kongensi 10 %; dan
Inflasi 10%/th.
2. Biaya InvestasiBiaya investasi pada dasarnya mengikuti rancangan sistem yang akan
dibangun selama 20 tahun ke depan. Perkiraan biaya investasi yang ada harus
7 - 38R e v i u R I S P A M
dilihat dari besarnya rencana anggaran biaya yang meliputi anggran biayapembangunan tahap I dan Tahap II termasuk di dalamnya biaya kontingensifisik dan engineering service. Komponen untuk biaya investasi meliputi :
Biaya Pengadaan Barang meliputi :
Pengadaan peralatan Mekanikal Elektrikal;
Pengadaan Pipa dan perlengkapan/accesosris;
Pengadaan Pompa dan alat ukur/meter air;
Biaya Konstruksi meliputi:
Konstruksi IPA;
Konstruksi Reservoir;
Konstruksi Bangunan;
Pemasangan Pipa;
Jembatan Pipa;
Pemasangan Sambungan Baru; dan
Pembebasan Tanah.
Untuk memperkirakan biaya yang diperlukan pada tahun pembangunanmaka biaya harga sekarang dikalikan dengan faktor eskalasi.
3. Biaya Perangkat LunakBiaya perangkat lunak merupakan layanan konsultan. Layanan konsultandihitung berdasarkan biaya konstruksi sebesar 5 - 10 %.
4. Sumber DanaSumber dana yang diperoleh PDAM dapat berasal dari :
APBN
APBD tk I
APBD tk II
Penyertaan Modal lain lain
Pinjaman dari lembaga keuangan
Jenis pendanaan ini secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkatkeuntungan PDAM karena masing masing sumber dana tersebut akanmempunyai konsekuensi biaya yang berbeda. Untuk itu strategi pendanaanPDAM ada jangka panjang yang optimal adalah sangat penting.
5. KontigensPada saat pembangunan biaya yang terrealisasi umumnya berbeda dari
yang telah dianggarkan. Hal ini disebabkan adanya volume dan harga satuan
7 - 39R e v i u R I S P A M
pekerjaan yang diluar perkiraan sebelumnya, seperti kurangkanya panjang pipaatau harga satuan pompa yang salajh. Untuk mengantisipasi hal ini Hargapelaksanaan yang ada perlu dikoreksi dengan faktor kontigensi sebanyaksekitar 10 % dari nilai perhitungan investasi.
8 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 8 ANALISIS & KEUANGAN
8.1 ANALISIS DAN KEUANGAN8.1.1 Kebutuhan Investasi
Biaya konstruksi diperoleh dari biaya yang diperlukan secara langsunguntuk pelaksanaan konstruksi jaringan penyediaan air bersih. Biaya perhitunganyang besarnya tiap unit pekerjaan terdiri dari harga bahan bangunan, tenaga kerjadan peralatan.
Biaya tersebut telah mencakup biaya tidak langsung yang dikeluarkan olehKontraktor, pengeluaran untuk pekerjaan lapangan, biaya tambahan overhead dankeuntungan.
Dalam pelaksanaannya secara Kontraktual maka biaya tersebut masih perluditambahkan biaya pajak. Pajak yang dianut di Indonesia adalah PajakPertambahan Nilai (PPn) yang diperhitungkan sebesar 10 % dari perkiraan biayatersebut di atas.
8.1.2 Sumber PendanaanSemua investasi yang dilakukan oleh PDAM, baik dengan menggunakan
dana sendiri, dana dari pihak ketiga (pinjaman Bank atau kreditur yang lain)maupun dana bantuan dari Pemda setempat dilakukan secara transparan.Pemilihan pelaksana jika dananya dari Pemda dilakukan dengan tender terbukadan harus sesuai dengan Keppres no. 80 tahun 2003 dan Perpres no. 67 tahun2005.
Untuk aktiva tetap yang berupa bantuan atau hibah pada dasarnya akandiakui sebesar nilai wajarnya dan disusutkan sesuai dengan peraturan pajak yangberlaku di sistem akuntansi PDAM. Apabila ada PPN yang harus dibayarkan olehPDAM, maka jumlah PPN yang dibayarkan tersebut akan diakui sebagai penambahnilai investasi yang berasal dari hibah.
Apabila kebutuhan investasi tidak mendesak, maka pelaksanaannya dapatdirencanakan untuk periode yang akan datang sesuai dengan kemampuanpendanaan yang dimiliki perusahaan. Akan tetapi jika proyek investasi tersebutmendesak, maka perusahaan akan segera merencanakan pelaksanaan proyeknya,dengan memperhatikan kemampuan pendanaan yang tersedia. Pelaksanaan
8 - 2R e v i u R I S P A M
proyek dapat dilaksanakan dengan tahapan-tahapan tertentu sesuai denganketersediaan dana. Dalam kebutuhan investasi ini perlu direncanakan:
Besarnya dana yang berasal dari pinjaman dan periode pencairan dana daripinjaman,
Besarnya Ekuitas dari investor;
Dana yang dimiliki oleh PDAM;
Dana Inpres;
Dana APBN (DAU/DAK);
Bantuan Luar Negeri (BLN); dan
Modal Hibah.
Jika dalam pembangunan pelaksanaan proyek tersebut ada dana yangberasal dari hibah, maka dana tersebut dapat digunakan sebagai pengurangkebutuhan dana investasi proyek yang direncanakan.
8.1.3 Pentahapan Sumber PendanaanRencana pembiayaan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
kabupaten Jembrana disesuaikan dengan rencana tahapan program SPAM denganperiode waktu sampai tahun 2029. Kebutuhan investasi SPAM KabupatenJembrana sesuai rencana tahap I sampai tahap IV dapat dilihat pada tabe-tabeldibawah.
Perkiraan biaya dasar konstruksi ini diperhitungkan meliputi biaya untukpekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
Persiapan;
Pembuatan Reservoir Transmisi;
Pekerjaan Galian;
Pengadaan Pipa;
Pekerjaan Pemasangan Pipa;
Pembuatan Ambang datar dan intake;
Pembuatan jembatan pipa; dan
Pengadaan dan pemasangan aksesoris pipa.
8.2 DASAR PENENTUAN ASUMSI KEUANGANSebelum Perusahaan Air Minum melakukan investasi atau penambahan
investasi untuk meningkatkan pelayanan dan memperluas daerah layanan, makaterlebih dahulu harus dilakukan analisa proyeksi keuangan. Hal ini dimaksudkanuntuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilakukan. Disamping itujuga untuk mengetahui ketersediaan sumber dana untuk membiayai proyektersebut.
Dalam melakukan analisa proyeksi keuangan ada beberapa asumsi yangmendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah: tingkat inflasi, harga dasar yangdipakai, tahun dasar untuk proyeksi, dan tahun proyeksi. Selain empat asumsidasar tersebut di atas ada lagi asumsi yang perlu dipertimbangkan olehperusahaan, yaitu:1. Asumsi Pelanggan. Asumsi ini terdiri dari a) Jumlah Pelanggan awal, b)
Pemasangan sambungan baru, c) Pengakuan sambungan aktif, d)Jumlah
8 - 3R e v i u R I S P A M
penambahan pelanggan, dan e) Jumlah pelanggan akhir. Klasifikasi pelangganpada perusahaan air minum adalah sebagai berikut:
Sosial Umum / IA;
Sosial Khusus / IB;
Non Niaga A / IIA;
Non Niaga B / II B;
Instansi Pemerintah / IIC;
Niaga A / IIIA;
Niaga B / III B;
Industri A / IVA; dan
Industri B / IVB.
2. Asumsi Konsumsi Air. Asumsi ini menentukan proyeksi besarnya konsumsi airbersih dalam meter kubik per orang per bulan (m³/p/bl). Dalam menghitungproyeksi pemakaian air termasuk perhitungan proyeksi kenaikan pemakaianair. Proyeksi pemakaian air ini diperhitungkan untuk setiap klasifikasipelanggan perusahaan air minum yang ada, seperti dalam asumsi 1.
3. Asumsi Pendapatan. Asumsi ini terdiri dari a) Tarif yang berlaku, b)Pembebanan biaya lain, c)Biaya administrasi, d) Cadangan meter, dan e)Pembebanan sambungan baru. Tarif yang berlaku di perusahaan air minumdibedakan berdasarkan klasifikasi pelanggan dan diterapkan secara progresif.Artinya semakin besar jumlah pemakaian air oleh pelanggan tarif per meterkubiknya juga akan semakin besar. Adapun klasifikasi tarif yang berlaku diperusahaan air minum adalah sebagai berikut:
Strata Pemakaian (GOL I dan II)1) 0 m³ - 10 m³;2) 11 m³ - 20 m³;3) 21 m³ - 30 m³; dan4) 30 m³.
Strata Pemakaian (GOL III dan IV)1) 0 m³ - 20 m³2) 21 m³ - 30 m³3) > 30 m³
Pembebanan biaya yang dimaksudkan adalah kenaikan pembebanan biayayang terjadi selama masa proyek investasi. Untuk asumsi pendapatan yangberhubungan dengan pembebanan biaya administrasi dan pembentukancadangan meter diklasifikasikan berdasarkan pada klasifikasi pelanggan padaasumsi 1. dalam asumsi pendapatan, pembebanan sambungan baru kepadapelanggan (baru) terdiri dari biaya berikut ini:
Biaya pendaftaran;
Biaya gambar dan penelitian;
Uang jaminan langganan;
Harga bahan dan upah pasang;
Pendapatan non operasional (% dari penjualan air);
8 - 4R e v i u R I S P A M
Pendapatan lain-lain (% dari penjualan air);
Bad debt (kerugian piutang); dan
Pembayaran tetap (Royalty).
4. Asumsi Biaya (Rp/ m³). Perhitungan biaya produksi untuk layanan air bersihyang akan didistribusikan kepada pelanggan pertama-tama dilakukan denganmempertimbangkan tingkat inflasi yang terjadi, dan diterapkan untuk barangmodal. Biaya lain berupa biaya operasi yang terdiri dari:
Biaya Personil
Biaya Listrik dan bahan Bakar (Rp/ m³)
Bahan kimia (Rp/ m³)
Biaya Asuransi (% dari Aset)
Biaya Konservasi Lingkungan (% dari Tarif Dasar)
Biaya Air Baku (Rp/ m³)
Biaya Pemeliharaan (% dari aktiva tetap)
Biaya Administrasi dan Umum (% dari biaya personil)
Biaya Promosi (Rp/Thn)
Biaya Lain-lain (% dari biaya tunai)
Biaya Penyusutan (% dari aktiva tetap)
5. Asumsi Investasi. Asumsi ini mendasarkan pada mendesak atau tidaknyakebutuhan proyek investasi. Apabila kebutuhan investasi tidak mendesak,maka pelaksanaannya dapat direncanakan untuk periode yang akan datangsesuai dengan kemampuan pendanaan yang dimiliki perusahaan. Akan tetapijika proyek investasi tersebut mendesak, maka perusahaan akan segeramerencanakan pelaksanaan proyeknya, dengan memperhatikan kemampuanpendanaan yang tersedia. Pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan dengantahapan-tahapan tertentu sesuai dengan ketersediaan dana. Dalam asumsi iniperlu direncanakan:
Besarnya dana yang berasal dari pinjaman dan periode pencairan dana daripinjaman;
Besarnya Ekuitas dari investor;
Dana yang dimiliki oleh PDAM;
Dana Inpres;
Dana APBN (DAU/DAK);
Bantuan Luar Negeri (BLN); dan
Modal Hibah.
Jika dalam pembangunan pelaksanaan proyek tersebut ada dana yangberasal dari hibah, maka dana tersebut dapat digunakan sebagai pengurangkebutuhan dana investasi proyek yang direncanakan.
6. Asumsi Persyaratan Pinjaman. Pada saat akan melakukan investasi,khususnya untuk investasi kebutuhan yang mendesak, perlu juga dilakukanpenilaian terhadap pinjaman. Termasuk didalam analisa ini adalah kemampuan
8 - 5R e v i u R I S P A M
membayar kembali pinjaman yang ditarik. Adapun hal-hal yang perludipertimbangkan adalah:
Besarnya dana pinjaman yang dibutuhkan;
Jangka waktu pengembalian pinjaman;
Masa tenggang;
Cara pengembalian pinjaman;
Tingkat suku bunga yang berlaku atas pinjaman yang ditarik;
Besarnya angsuran pembayaran (jika diangsur); dan
Pembebanan bunga pinjaman.
Dalam perencanaan penarikan pinjaman perlu juga dilakukan perhitungandan analisis terhadap rekening-rekening berikut ini:
Pajak penghasilan. Besarnya taksiran pajak penghasilan ditentukan olehtaksiran laba yang diperoleh (merupakan proyeksi dari kondisi eksisting) danbesarnya sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku;
Piutang Usaha (dr Pendapatan Usaha). Rata-rata piutang usaha dihitung darikondisi eksisting di neraca dibagi hasil penjualan air (Piutang Usaha –Cadangan Kerugian)/Penjualan Air x100%;
Penyisihan Piutang Usaha. Besarnya prosentase penyisihan piutang usahadihitung dari kondisi eksisting neraca dengan cara membagi cadangankerugian piutang dibagi piutang usaha x 100%;
Piutang lain-lain (dari piutang usaha). Besarnya prosentase piutang lain-laindihitung dari kondisi eksisting neraca dengan cara membagi piutang lain-laindengan piutang usaha bersih x 100%;
Untuk rekening-rekening berikutnya penjelasan dapat dilihat pada tabelsimulasi FA.
Persediaan (% x O&M);
Biaya Dibayar Dimuka;
Aktiva dalam Penyelesaian;
Bahan Instalasi (% dari Aktiva Tetap);
Pengeluaran Sementara;
Sambungan Baru Akan Diterima;
Pembayaran uang Muka ke Pemda;
Utang Biaya Operasi (% dari O & M);
Utang Biaya lain-lain (% dari Instalasi);
Biaya yang masih harus dibayar/Utang Biaya (% dari Variabel Cost);
Utang Pajak;
Utang Jk Panjang yg Jt. Tempo;
Kewajiban Jk Pendek lainnya (Biaya Operasional);
Titipan Retribusi;
Saldo awal aktiva tetap;
Kapasitas bunga masa tenggang;
Saldo akhir masa tenggang;
Akumulasi Penyusutan;
Modal penyertaan pelanggan; dan
8 - 6R e v i u R I S P A M
Proyeksi kebocoran air.
Setelah mempertimbangkan asumsi-asumsi tersebut di atas, langkahberikutnya adalah :a. Langkah pertama : Memahami kondisi eksisting keuangan yang ada.
Kondisi eksisting keuangan yang ada terdiri dari neraca dan laporan labarugi. Kemudian membuat proyeksi pendanaan dari proyek investasi yangakan dilakukan. Pada tahap ini dihitung besarnya biaya investasi yangdibutuhkan dan sumber pendanaannya. Besarnya biaya investasi yangdibutuhkan tergantung pada proyeksi pengeluaran modal (CapitalExpenditure) dan pengeluaran biaya operasi (Operational Expenditure). CapitalExpenditures terdiri dari:
Jenis Material yang digunakan untuk pelaksanaan proyek
Harga Satuan yang berlaku (penentuan harga satuan denganmenggunakan SK Bupati atau Walikota atai SK Gubernur. Jika tidaktersedia dapat mengacu dafta harga satuan dari Departemen Umum.
Total Biaya Investasi, semua rencana biaya yang akan dikeluarkan dalamrangka pelaksanaan proyek.
Schedule Penyerapan Dana, yaitu rencana pendanaan yang akandigunakan untuk pelaksanaan investasi.
Sedangkan Operating Expenditures terdiri dari:
Pegawai;
Jumlah pegawai;
Gaji;
Bahan Kimia yang dipakai (Rp/m kubik);
Power (Listrik dan Bahan bakar);
Raw Water (Retribusi);
Konservasi Lingkungan;
Air Curah;
Administrasi Umum;
Depreciation;
Interest (Bunga Pinjaman); dan
Tax (Pajak penghasilan yang berlaku sesuai dengan Undang-undangperpajakan).
Setelah diperoleh angka investasi yang dibutuhkan, dilanjutkan denganmembuat perhitungan proyeksi tarif layanan air. Dalam menghitung proyeksitarif layanan air pertama-tama ditentukan lebih dulu proyeksi volumepenjualan air kepada pelanggan. Proyeksi ini dilakukan sesuai denganklasifikasi pelanggan yang sudah diasumsikan di asumsi 1. Dari hasilproyeksi ini akan dapat ditentukan jumlah kebutuhan air oleh masyarakat.
b. Langkah kedua : menentukan volume produksi air dari data eksisting yangada. Dari data tersebut dapat ditentukan volume produksi dalam lt/dt.Dengan membandingkan antara volume produksi air dengan jumlahkebutuhan air oleh masyarakat akan dapat ditentukan apakah produksi air
8 - 7R e v i u R I S P A M
surplus atau defisit. Hal ini digunakan untuk menentukan tambahankapasitas produksi yang diperlukan.
c. Langkah ketiga adalah menentukan ada atau tidaknya idle capacity(kapasitas tersisa/menganggur). Setelah dilakukan penambahan kapasitasproduksi, apakah ada kapasitas yang tersisa?. Jika ada, maka itu merupakanidle capacity.
d. Langkah terakhir dalam penentuan tarif adalah menentukan jumlah biayayang harus ditutup. Jenis biaya yang harus ditutup dalam penghitunganproyeksi tarif adalah sebagai berikut:
Biaya operasi;
Biaya Personil;
Biaya Listrik dan Bahan Bakar (Rp/ m³);
Biaya Bahan Kimia (Rp/ m³);
Biaya Asuransi (% dari Aset);
Biaya Konservasi Lingkungan (% dari Tarif Dasar);
Biaya Air Baku (Rp/ m³);
Biaya Pemeliharaan (% dari aktiva tetap);
Biaya Administrasi dan Umum (% dari biaya personil);
Biaya Promosi (Rp/Thn);
Biaya Lain-lain (% dari biaya tunai);
Biaya Penyusutan (% dari aktiva tetap) dan amortisasi; dan
Biaya Bunga.
Setelah hasil perhitungan tarif diperoleh, harus dilakukan proyeksikenaikan tarif layanan untuk periode-periode berikutnya selama masa umurproyek investasi. Pada umumnya PDAM melakukan penentuan kenaikantarif air setiap 3 tahun sekali (tergantung pada kebijakan perusahaanmasing-masing). Proyeksi kenaikan tarif ini dikelompokkan sesuai denganklasifikasi pelanggan PDAM yang ada.
Hasil proyeksi perhitungan tarif dan proyeksi kenaikan tarif inidigunakan untuk membuat proyeksi penjualan air sesuai dengan klasifikasipelanggan yang ada. Hasil proyeksi ini dikurang dengan taksiran bad debtdan pembayaran tetap (seperti royalty) dibagi dengan jumlah volume airyang terjual maka akan diperoleh proyeksi tarif rata-rata.
Selain perhitungan yang telah dilakukan tersebut di atas, juga harusdilakukan proyeksi atas pendapatan administrasi dan dana meter. Proyeksiini dilakukan dengan memperhatikan klasifikasi pelanggan PDAM yang ada.
e. Langkah berikutnya adalah membuat proyeksi laba/rugi selama masataksiran umur proyek. Proyeksi ini dimulai dengan memproyeksikanpendapatan perusahaan. Pendapatan perusahaan terdiri dari:1) Pendapatan penjualan air yang terdiri dari:
Tarif
Bad debt (sebagai pengurang)
Royalty (sebagai pengurang)
8 - 8R e v i u R I S P A M
Pendapatan administrasi
Pendapatan dana meter2) Pendapatan dari sambungan baru yang terdiri dari:
Pendaftara, gambar, penelitian.
Jasa sambungan baru.3) Pendapatan non air lainnya.4) Pendapatan lain-lain.
Setelah melakukan proyeksi terhadap pendapatan, maka langkah berikutnyaadalah melakukan proyeksi biaya. Biaya perusahaan terdiri dari:
Biaya operasi;
Biaya Personil;
Biaya Listrik dan Bahan Bakar (Rp/ m³);
Biaya Bahan Kimia (Rp/ m³);
Biaya Asuransi (% dari Aset);
Biaya Konservasi Lingkungan (% dari Tarif Dasar);
Biaya Air Baku (Rp/ m³);
Biaya Pemeliharaan (% dari aktiva tetap);
Biaya Administrasi dan Umum (% dari biaya personil);
Biaya Promosi (Rp/Thn); dan
Biaya Lain-lain (% dari biaya tunai).
Proyeksi pendapatan dikurangi dengan proyeksi biaya tersebut di atasmerupakan laba/rugi sebelum penyusutan. Laba/rugi sebelum penyusutandikurang dengan biaya penyusutan merupalan laba/rugi sebelum bunga.Laba/rugi sebelum bunga dikurangi dengan biaya bunga merupakan laba rugisebelum pajak. Dan Laba/rugi sebelum pajak dikurangi dengan biaya pajakmerupakan laba rugi setelah pajak Dari hasil proyeksi laba/rugi ini, kita dapatmenghitung besarnya investasi dari Proyek.
8.3 HASIL ANALISIS KELAYAKAN8.3.1 Affordability
Tingkat affordability adalah tingkat kemampuan masyarakat dalampembayaran pembebanan langsung atas jasa yang diterima dari komponen airminum. Hal ini dikatakan layak apabila pembebanan maksimum yang terjadi padakomponen air minum masih tetap dapat ditanggung oleh pengguna jasa (rumahtangga), dengan parameter besarnya tagihan bulanan masih di bawah 4% daripendapatan rumah tangga. Analisis kelayakan tarif terhadap kemampuanmasyarakat adalah sebagai berikut.1. Besarnya tarif tiap SR/KK
= 5 org x 120 lt/ org/ hr x 30 hari x Rp. 5.724,72/m3
= Rp. 103.044,96,-
2. Pendapatan Rumah Tangga= Rp. 50.925,31 x 5 : 12= Rp. 4.242.236,36,-
8 - 9R e v i u R I S P A M
3. Analsisis Kelayakan= Rp. 103.044,96 : Rp. 4.242.236,36 x 100%= 2,42 % (tidak layak)
8.3.2 Sensitivity AnalisysMerupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh dari perubahan-
perubahan yang akan terjadi akibat adanya perubahan ekonomi yang berkaitandengan hasil perhitungan (IRR dan NPV). Hasil perhitungan sensitivitas akanmemperlihatkan variabel mana yang merupakan variabel kritis.
Resiko proyek dianalisis berdasarkan sentivitas kelayakan proyek perludilakukan untuk mengatisipasi berbagai resiko keadaan kondisi penerimaan danbiaya. Resiko ini perlu diperhitungkan terhadap faktor-faktor sebagai berikut :
Adanya kenaikan biaya Investasi sebesar 10%;
Adanya penurunan pendapatan sebesar 10%; dan
Adanya Kenaikan biaya sebesar 10 % dan penurunan pendapatan sebesar 10%.
Hasil analisis terhadap resiko akan memberikan gambaran kelayakanterhadap kondisi-kondisi di atas, apakah masih layak atau tidak. Hasilperhitungan analisis resiko proyek dengan menggunakan analisis sensitifitasterhadap nilai FIRR, dapat dilihat pada tabel berikut.Jumlah penduduk terlayani PDAM = 351.836 jiwa = 97.732 SRKebutuhan air bersih = 351.836 jiwa x 120 lt/ org/ hr x 365 = 15.410.416,8 m3
Kas Bersih = 15.410.416,8 m3 x Rp. 5.274,72/m3 x 5 = Rp. 406.428.168.516,48NPV = Kas bersih – Nilai Investasi
= Rp. Rp. 406.428.168.516,48 - Rp. 27.111.781.971,86= Rp. 379.316.386.544,62,-= NPV = positif = layak
Kas bersih = Rp. 406.428.168.516,48 – (10% x Rp. Rp. 406.428.168.516,48)= Rp. 365.785.351.664,83,-
Nilai Investasi = Rp. 27.111.781.971,86 + (10 % x Rp. 27.111.781.971,86)= Rp. 24.400.603.7674,67,-
NPV = Kas bersih – Nilai Investasi= Rp. 365.785.351.664,83 - Rp. 24.400.603.7674,67= Rp. 341.384.747.891,16,-= NPV = positif = layak
9 - 1R e v i u R I S P A M
BAB 9PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN
AIR MINUM
9.1 ORGANISASIPengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalamkesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepadamasyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Rencana PengembanganKelembagaan Penyelenggaraan SPAM meliputi beberapa hal pokok yaitu bentukbadan pengelola dan struktur organisasi yang akan menangani SPAM KabupatenJembrana, sumberdaya manusia baik jumlah maupun kualifikasinya danpenempatan tenaga kerja yang disesuaikan dengan latar belakang pedidikannyaserta mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kelembagaan penyelenggara air minum sekurang-kurangnya memiliki1. organisasi meliputi struktur organisasi kelembagaan dan personil pengelola unit
SPAM2. Tata laksana meliputi uraian tugas pokok dan fungsi, serta pembinaan karir
pegawai penyelenggara SPAM;3. Kelembagaan penyelenggara SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya
manusia yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM sesuai dengan peraturanperundangan yang berlaku. Untuk itu pengkajian pengembangan dankelayakan kelembagaan SPAM di Kabupaten Jembrana dilakukan terhadapsumber daya Manusia (tingkat pendidikan, kualitas), struktur organisasi danpenempatan kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada
9 - 2R e v i u R I S P A M
peraturan dan perundang-undangan, dan alternatif kelembagaan kerjasamapemerintah dan swasta.
9.2 SUMBER DAYA MANUSIA9.2.1 Jumlah
SDM yang dibutuhkan untuk operasi/ perawatan SPAM adalah SarjanaTeknik Lingkungan, Teknik Mesin/ Elektro, Teknik Sipil, Ekonomi, Hukum danlain-lain yangs esuai dengan kebutuhan. Penempatan SDM harus disesuaikanantara latar belakang pendidikan dan pengalaman dengan pekerjaan deskripsi daristruktur organisasi yang dibentuk. Untuk menghitung kebutuhan SDM ataujumlah pegawai yang dibutuhkan adalah dengan menghitung rasio 8 per 1.000pelanggan atau 1 pegawai melayani 125 sambungan rumah. Dari hasilperhitungan jumlah Sambungan Rumah di kabupaten Jembrana pada tahun 2020sebanyak 23.001 sambungan rumah. Sehingga jumlah SDM untuk PDAM TirthaAmertha Jati Kabupaten Jembrana yang dibutuhkan untuk melayani 23.001sambungan rumah yaitu, 184 pegawai dengan kualifikasi atau jenjang pendidikanyang dibutuhkan agar memenuhi jumlah sambungan rumah yang akan dilayani.Jumlah SDM akan bertambah sesuai dengan kebutuhan atau bertambahnyasambungan rumah setiap tahunnya.
9.2.2 Kualifikasi1. Persyaratan Umum
Semua calon karyawan harus mempunyai kaulifikasi umu sebagai berikut:
Warga Negara Indonesia
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sehat jasmani dan rohani
Bertempat tinggal didalam wilayah administrasi
Mempunyai integritas dan dedikasi yang tinggi
2. General Managera. Uraian tugas:
Menyusun rencana kerja perusahaan
Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan
Melaksanakan dan menindaklnjuti program kerja
Mengelola kekayaan perusahaan dan membina karyawan
Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
Mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan
Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasukpenerimaan dan pengeluaran kepala direksi
b. Persyaratan khusus
9 - 3R e v i u R I S P A M
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang air minum/ bersih minimal 10 ntahun dan menguasai bidangteknik, ekonomi, keuangan, hukum dan kelembagaan
Berpendidikan minimal S1 Teknik Lingkungan/Sipil
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaanatau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan
3. Manager Teknika. Uraian tugas
Merencanakan dan mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaanserta perbaikan yang meliputi IPA, sistem jaringan perpipaan serta fasilitaspenunjang lainnya
Merencanakan dan mengendalikan kegiatan perencanaan teknik yangmeliputi IPA, sistem jaringan perpipaan serta fasilitas penunjang lainnya
Merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan dan peralatan teknikserta pemanfaatannya
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh General Manager
b. Persyaratan khusus
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang teknik air minum/ air bersih minimal 7 tahun
Berpendidikan minimal S1 bidang teknik Lingkungan
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaanatau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan
4. Kabag Perencanaana. Uraian tugas
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penelitian, evaluasi sertarencana pengembangan pelayanan yang meliputi PDAM yang akandilayani, pengembangan intake dan air baku, IPA, sistem jaringanperpipaan beserta fasilitas penunjang lainnya.
Merencanakan, mengelola serta mengmbangkan sistem informasi jaringanperpipaan
Membuat standarisasi yang meliputi mutu air minum, peralatan,penggunaan bahan kimia, listrik dan alat teknik lainnya
Membuat sistem pemantauan dan pengendalian terhadap air minum yangdiproduksi dan didistribusikan ke PDAM
Melakukan pengendalian terhadap mutu bahan, perlatan serta bangunanlainnya
Melakukan survei rencana pengembangan dan membuat gambar rencanabeserta perhitungan biaya
9 - 4R e v i u R I S P A M
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Teknik
b. Persyaratan khusus
Mempunyai kualifikasi, kemampun, pengetahuan dan pengalamandibidang teknik air minum/ air bersih khsuusnya dibidang perencanaanminimal 5 tahun untuk Kepala bagian dan 2 tahun untuk staf
Lulus tes yang dilaukan oleh tim seleksi calon kryawan dari perusahaanatau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan
5. Kabag Sistem Unit I atau Sistem Unit IIa. Uraian tugas
Menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikanintake disumber air baku, IPA dan jaringan perpipaan wilayah Sistem UnitI atau Sistem Unit II
Melaksanakan monitoring dan evaluasi operasi dan pemeliharaan sertaperbaikan intake, IPA dan ajringan perpipaan wilayah sistem Unit I atausistem Unit II
Mengawasi penggunaan bahan-bahan kimia, suku cadang dan perlatanyang berhubungan dengan alat-alat teknik lainnya
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Magaer Teknik
b. Persyaratan khusus:
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang teknik air minum khususnya dibidang operasi dan pemeliharaanIPA dan jaringan air minum/ air bersih, minimal 5 tahun untuk KepalaBagian dan 2 tahun untuk staf
Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk KepalaBagian dan D3 untuk staf
6. Kasubag O & P IPAa. Uraian tugas
Melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan intakedan sumber air baku
Melaksanakan pengendalian operasi dan pemeliharaan serta perbaikanintake dan air baku serta IPA
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Kepala Bagian Sistem
b. Persyaratan khusus :
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang teknik air minum khususnya dibidang operasi dan pemeliharaan
IPA, minimal 3 tahun untuk Kepala Sub bag dan 1 tahun untuk staf;
9 - 5R e v i u R I S P A M
Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk Kepala Sub
bag, dan D3 untuk staf;
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaan
atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
7. Kasubag O & PJaringan Pipaa. Uraian tugas:
Melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan jaringanpipa air minum;
Melaksanakan pengendalian operasi dan pemeliharaan sert perbaikanjaringan air minum;
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Kepala.
b. Persyaratan khusus :
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang teknik air minum khususnya dibidang operasi dan pemeliharaanjaringan pipa air minum/bersih, minimal 3 tahun untuk Kepala Sub bagdan 1 tahun untuk staf;
Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan untuk Kepala Subbag, dan D3 untuk staf;
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dan perusahaanatau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
8. Kabag Penelitian dan Laboratoriuma. Uraian tugas
Melaksanakan kegiatan penelitian dan pemeriksaan secara berkalaterhadap kualitas air baku dan kualitas air minum
Membuat panduan/ petunjuk terhadap sistem pembubuhan bahan kimiadalam proses pengolahan air minum
Melaksanakan kegiatan penelitian dan pemeriksaan terhadap bahan kimiayang akan dipakai dalam proses pengolahan air minum
Membuatlaporan bulanan ditujuka kepada Direktur Teknik
b. Persyaratan khusus :
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
dibidang laboratorium khususnya dibidang air minum/bersih, minimal 5tahun untuk Kepala Seksi dan 2 tahun untuk staf
Berpendidikan minimal S1 bidang Teknik Lingkungan/Kimia Analis untukKepala Bagian dan D3 untuk staf
9 - 6R e v i u R I S P A M
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaanatau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
9. Manager Keuangana. Uraian tugas
Merencanakan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,keuangan, dan kepegawaian
Merencanakan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan perlengkapankantor dan barang milik perusahaan
Merencanakan dan mengendalikan anggaran sesuai dengan program danrencana kerja perusahaan
Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan danpengeluaran perusahaan
Melakukan penilaian dan persetujuan samua pembelian untuk keperluanoperasional perusahaan
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada General Manager
b. Persyaratan khusus
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamanminimal 7 tahun dibidang Administrasi dan keuangan air minum
Berpendidikan minimal S1 Ekonomi bidang Accounting/Management
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dari perusahaanatau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
10. Kabag Administrasia. Uraian tugas:
Menyiapkan kebutuhan perlengkapan kantor dan kerumahtanggaanperusahaan
Melaksanakan administrasi inventarisasi barang milik perusahaan,perbaikan dan pemeliharaannya
Melaksanakan administrasi surat menyurat yang meliputi pengetikanpenggandaan serta memeriksa, menyortir, menyimpan, danmendistribusikan surat yang masuk dan keluar
Mengawasi dan mengkoordinir Sekretaris General Manager
Melaksanakan tata usaha kepegawaian dan usaha pembinaan pegawai
Melaksanakan pembelian kebutuhan perlengkapan kantor dan logistik(bahan kimia dan peralatan teknik) sesuai dengan spesifikasi danpermintaan dari bagian teknik
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Keuangan.
b. Persyaratan khusus
9 - 7R e v i u R I S P A M
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang Administrasi, minimal 5 tahun untuk kepala bagian dan 2tahun untuk staf;
Berpendidikan minimal S1 hukum/soSial untuk Kepala Bagian dan D3untuk staf;
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dariperusahaan atau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
11. Kabag Keuangana. Uraian tugas
Melaksanakan pengendalikan anggaran sesuai dengan program danrencana kerja yang meliputi penerimaan dan pengeluaran
Melaksanakan tugas administrasi keuangan dan pengelolaan keuanganyang meliputi pembukuan semua transaksi keuangan, penyusunanlaporan keuangan secara berkala, mengadakan perkiraan dan analisaterhadap penerimaan dan pengeluaran kas
Menyimpan dan mengamankan uang serta surat-surat berharga milikperusahaan
Melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan lainnnya;
Melaksanakan hak-hak dan kewajiban perusahaan
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Keuangan
b. Persyaratan khusus
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang Keuangan air minum minimal 5 tahun untuk kepala bagian dan2 tahun untuk staf;
Berpendidikan minimal S1 ekonomi bidang Accounting atau perusahaan
untuk Kepala Bagian dan D3 untuk staf
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dariperusahaan tau dari tim independence yang ditunjuk oleh perusahaan.
12. Kabag Hubungan Pelanggana. Uraian tugas
Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang hukum baikkedalam maupun keluar perusahaan
Melaksanakan kegiatan penyuluhan khususnya pada masyarakat disekitar sumber air baku Sistem Unit I atau Sistem Unit II;
Ikut membantu melaksanakan negosiasi dan kontrak penjualan aiminum ke PDAM;
Membuat laporan bulanan ditujukan kepada Manager Keuangan.
9 - 8R e v i u R I S P A M
b. Persyaratan khusus
Mempunyai kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan pengalamandibidang sosial dan ekonomi, minimal 5 tahun untuk Kepala Bagian dan2 tahun untuk staf;
Berpendidikan minimal S1 sosial/komunikasi untuk Kepala Bagian daD3 untuk staf;
Lulus tes yang dilakukan oleh tim seleksi calon karyawan dariperusahaan atau dari tim independence yang ditunjuk perusahaan .
9.3 PELATIHANSumber Daya Manusia merupakan salah satu daya yang mendukung
keberhasilan kinerja suatu organisasi kedepannya. Rencana pengembangansumber daya manusia yang dirumuskan diharapkan akan mendukung strategipengembangan pelayanan pelanggan di wilayah operasional. Pengembangan SDMdapat berupa pelatihan-pelatihan di bidang teknik, kelembagaan, keuangan,manajemen dan teknologi informasi yang bekerja sama dengan lembaga-lembagapendidikan pelatihan, mengirim staff untuk mengikuti seminar, workshop,lokarkarya dan sejenisnya untuk meningkatkan pemahaman dan layanan, danpendidikan dan pelatihan kepada pegawai lain. Berikut merupakan usulanpelatihan yang dapat meningkatkan kualitas SDM.
Tabel 9. 1 Usulan Kegiatan PelatihanNo. Jenis Kegiatan PesertaI Class Room Training1 Manajemen Air Minum Kepala UPT, kepala Urusan Teknik, Kepala Urusan
Administrasi2 FS SPAM Kepala Urusan Teknis, Para staff bagian teknis3 DED Air Minum Kepala UPT, Kepala urusan Teknis, Kepala urusan
Administrasi4 Penyusunan
Cooporate PlanKepala UPT, Kepala Urusan teknis, Kepala urusanAdministrasi, Para staff bagian teknis dan bagianAdministrasi
5 Amdal Kepala UPT, kepala Urusan Teknik, Kepala urusanadministrasi, para staff bagian teknis dan bagianadministrasi
II On Job Training1 O & P Produksi dan
DistribusiStaff bagian transmisi dan distribusi
2 Laboratorium AirMinum
Staff bagian produksi
3 Sistem InformasiManajemen
Para staff bagian teknik dan staff bagian administrasi
4 GIS Para staff bagian perencanaan teknik, bagian sistem unitI, bagian sistem unit II, bagian hubungan langganan
5 KeuanganIII Studi Banding
9 - 9R e v i u R I S P A M
No. Jenis Kegiatan Peserta1 Ke PDAM yang lebih
maju
9.4 PERJANJIAN KERJASAMA9.4.1 Tujuan
Pengembangan kelembagaan PDAM Tirta Amertha Jati dilakukan untukmencapai tiga tujuan, yaitu:1. Membangun partisipasi masyarakat dalm pembangunan sektor air bersih.
Dalam hal ini hubungan antara PDAM sebagai produsen dan pelanggan sebagaikonsumen akan digali sedemikian rupa sehingga semua keuntungan dalampembangunan air bersih dapat tercipta untuk kepuasan pelanggan disatu pihakdan keuntungan PDAM dipihak lainnya. Disamping menggali partisipasimasyarakat, juga dilibatkan sektor-sektor yang profesional dibidangnya,dilanjutkan dengan pembenukan jaringan komunikasi antar stakeholders yangterlibat dalam pembangunan air bersih, seperti unsur pemerintah, masyarakatkonsumen, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta dan lembaga litbang/perguruan tinggi. Jaringan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi pemecahanmasalah dans ebagai media untuk mengetahui perilaku konsumen air bersihdan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Terwujudnya kelembagaan ekonomi sektor air bersih yang efisien danberkelanjutan. Sampai saat ini keberadaan PDAM Tirta Amerta Jati sebagailembaga ekonomi pelaku air bersih ssepenuhnya terkait dengan PemerintahKabupaten Jembrana. Keadaan seperti ini disatu sisi keberadaan PDAM diayomioleh Pemerintah Kabupaten, tetapi disis lain efisiensi alokasi sumber-sumber airbaku tidak bisa dilakukan secara optimal sehingga potensi benefit tidakterealisasi akibat dari struktur kelembagaan seperti saat ini. Oleh karena itulangkah operasional yang perlu dikembangkan adalah merumuskan hubungankelembagaan yang ideal antara PDAM dengan Pemerintah dan sektor swastayang menjamin efisiensi alokasi air baku dan operasi pelayanan pelanggan.Berdasarkan pola hubungan kelembagaan yang dibangun tersebut, selanjutnyadapat ditetapkan pilihan-pilihan pengelolaan yang paling menguntungkanuntuk semua pihak dan membangun mekanisme kelembagaan yangmendukung otoritas dan kemandirian PDAM terhadap pembinaan secarafungsional oleh Pemda dan secara teknis oleh Dinas Cipta Karya.
3. Terwujudnya kelembagaan hukum sektor air bersih dengan menerpkan sistemreward dan punishment atau insentif dan disinsentif. Insentif berupapenghargaam diberikan kepada stakeholders yang berjasa dalammengembangkan atau mendukung pembangunan sektor air bersih diKabupaten Jembrana dan sebaliknya sangsi diberikan kepada pelanggar ataukontra produktif dengan upaya-upaya peningkatan pelayanan air bersih.
9.4.2 Organisasi Mitra Yang TerlibatA. Organisasi PDAM
Aspek organisasi dan kelembagaan PDAM Kabupaten Jembrana dituangkandalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana Nomor 15
9 - 10R e v i u R I S P A M
Tahun 1991 tanggal 31 Agustus 1991 tentang Pendirian Perusahaan Daerah AirMinum Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana. Perusahaan Daerah Air MinumKabupaten Jembrana berkedudukan di Jalan Udayana No. 29X Negara – Bali.Perusahaan Daerah Air Minum ini merupakan kelanjutan dari Badan PengelolaAir Minum (BPAM) Kab. Daerah Tk. II Jembrana berdasarkan KeputusanMenteri PU No : 074/KPTS/CK/X/1979 tanggal 8 Oktober 1979 tentangPembentukan Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Jembrana, yangpada intinya menyatakan bahwa untuk sementara kegiatan – kegiatanpengelolaan air minum dilaksanakan oleh BPAM Kabupaten Jembrana.
Penyerahan/pengalihan status BPAM menjadi PDAM, ditetapkan denganKeputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 620/KPTS/1992 tanggal 31 Agustus1992. Serah terima pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih diKabupaten Jembrana dari Menteri PU kepada Gubernur Bali yang dituangkandalam Berita Acara Nomor Pihak Kesatu 29/BA/AMPU/1992 dan nomor PihakKedua 539/2336/Bimas.Ek tanggal 12 September 1992, dan selanjutnya dariGubernur Bali kepada Bupati Jembrana yang dilaksanakan dengan Berita AcaraNomor Pihak Kesatu 539/3256/Binas.Ek dan nomor Pihak Kedua539/2336/Ek/1992 tanggal 12 September 1992 selanjutnya dengan KeputusanBupati Jembrana Nomor 270 Tahun 1992 tanggal 29 September 1992 tentangPenugasan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Penyediaan Air Bersih di WilayahKabupaten Jembrana kepada PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana.
Pengalihan status BPAM menjadi PDAM sesuai Kepmen diatas, laluditetapkan oleh Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No. 1 Tahun2020 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Amertha Jati, bentukBadan Hukum Perusahaan Daerah Air Minum yaitu Perusahaan Umum Daerah(PERUMDA).
Susunan Direksi PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana adalahterdiri dari 1 (satu) orang Direktur, 3 (tiga) Kepala Bagian, Kepala BagianHubungan Pelanggan terdiri atas: 2 (dua) Kasubag, yaitu Kasubag Pelayananlangganan dan Kasu(tujuhbelas) bag Hubungan Pelanggan dengan masing-masing anggota/ petugas sebanyak 17 orang dan 6 (enam) orang. Kepala BagianAdministrasi dan Keuangan terdiri atas 4 (empat) Kasubag, yaitu KasubagKeuanganmemiliki anggota/ petugas sebanyak 6 (enam) orang KasubagAkuntansi sebanyak 6 (enam) orang, Kasubag Umum dan Personalia sebanyak20 (dua puluh) orang dan Kasubag Perlengkapan sebanyak 3 (tiga) orang.Kepala bagian teknik terdiri atas 4 (empat) Kasubag, yaitu KasubagPerencanaan Teknik sebanyak 5 (lima) orang Kasubag Distribusi sebanyak 10(sepuluh) orang, Kasubag Penyambungan dan Meter Segel sebanyak 6 (enam)orang dan Kasubag Produksi/ Perawatan sebanyak 8 (delapan) orang. Danterdiri dari 3 (tiga) Kepala Unit Pelayanan yaitu, Kepala Unit PelayananPekutatan sebanyak 12 (dua belas) orang, Kepala Unit Pelayanan Mendoyosebanyak 17 (tujuh belas) orang dan Kepala Unit Pelayanan Melaya sebanyak 29(dua pulu sembilan orang).
9 - 11R e v i u R I S P A M
Gambar 9. 1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Amertha Jati KabupatenJembrana
B. Organisasi PAMDESPengembangan organisasi PAMDES adalah penguatan (empowerment)
penyelenggaraan yang didasarkan pada konsep pemberdayaan masyarakat,dengan harapan program ini dapat mengembangkan potensi amsyarakat yangada serta menjaga program yang berkelanjutan. Oleh karena itu penguataninstitusi yang dikembangkan di masyarakat menjadi anggota pokok dalampengembangan organisasi PAMDES.
Pengembangan organisasi PAMDES diperlukan karena pelayanan air minumbagi masyarakat perlu pengelolaan yang baik, oleh karena itu perlu dibentukkelembagaan atau institusi yang akan bertanggung jawab atas pengoperasiandan pemeliharaan sistem pelayanan. Berikut merupakan struktur organisasieksisting PAMDES di Kabupaten Jembrana.
9 - 12R e v i u R I S P A M
Gambar 9. 2 Bagan Struktur Organisasi Eksisting PAMDES di KabupatenJembrana dan Sekitarnya dengan PDAM Tirta Amertha Jati
C. Organisasi PAMSIMASPAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat
di masyarakat, meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses airminum dan sanitasi yang berkelanjutan, meningkatkan kapasitas masyarakatdan kelembagaan lokal (pemerintah daerah maupun masyarakat) dalampenyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat danmeningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunansarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesiadengan dukungan Bank Dunia, program ini dilaksanakan di wilayah perdesaandan pinggiran kota.
Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas padawarga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatanrendah di wilayah perdesaan dan peri-urban. Dengan Pamsimas, diharapkanmereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan
Kepala Desa/Lurah
Ketua
PAMDES
SekretarisPAMDES
BendaharaPAMDES
PDAM Tirta Amertha JatiKabupaten Jembrana
(Bantuan Teknis)
Bupati
Dinas PekerjaanUmum (Cipta
Karya)
Anggota/pelangganPAMDES
9 - 13R e v i u R I S P A M
serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapanprogram ini dalam rangka mendukung pencapaian target MDGs (sektor airminum dan sanitasi) melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatanpembangunan berbasis masyarakat.
Gambar 9. 3 Organisasi PAMSIMAS Kabupaten Jembrana
9.4.3 Mekanisme KesepakatanLembaga pengeloaan SPAM bukan oleh PDAM pada umumnya dilakukan
oleh koperasi air minum dan Bumdes (badan usaha milik desa).1. Koperasi Pengelola Air Minum
Tantangan pemerintah dalam bentuk tuntutan percepatan peningkatanpelayanan air minum ini memerlukan pemikiran matang dalam menentukankebijakan dan langkah-langkah strategis tentang kelembagaan penyelenggaraSPAM. Melalui pengembangan konsep kelembagaan pengelola SPAM diharapkanmampu menjawab tantangan tersebut. Salah satu bentuk kelembagaan yangdianggap cocok untuk dikembangkan adalah koperasi, mengingat koperasimempunyai tujuan sosial untuk kepentingan bersama, sehingga diharapkankoperasi mampu menjadi penyelenggara SPAM bagi masyarakat dikawasankawasan yang belum terjangkau oleh PDAM sekaligus sebagaipemberdayaan ekonomi rakyat.
9 - 14R e v i u R I S P A M
Gambar 9. 4 Tata Cara Pembentukan Koperasi Air Minum Berbasis Masyarakat
9 - 15R e v i u R I S P A M
2. Pengelolaan Sistem Air Minum Berbasis masyarakatDalam upaya menjamin pemanfaatan prasarana dan sarana air minum yang
berkelanjutan, perlu diciptakan mekanisme pengelolaan yang berbasismasyarakat, yaitu pengelolaan yang dilaksanakan oleh masyarakat penggunaitu sendiri. Prinsip-prinsip dasar dan mekanisme pengelolaan prasarana dansarana air minum yang bertumpu masyarakat diuraikan pada bagian berikut.a. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Berbasis Masyarakat
Pengelolaan prasarana dan sarana air minum berbasis masyarakatdidasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pemilihan kegiatan berdasarkan musyawarah masyarakat sehinggadapat diterima oleh masyarakat (acceptable)
Penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara terbuka dan diketahuioleh semua unsur masyarakat (transparent). Pengelolaan sistempelaporan yang baik dan benar serta penyampaiannya tepat waktumerupakan salah satu penilaian keberhasilan penyelenggaraan prasaranadan sarana air minum komunal.
Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan(accountable)
Penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakatsecara berkelanjutan (sustainable)
b. Aspek Pengelolaan Prasarana Air MinumSebagaimana disebutkan sebelumnya, pengelolaan prasarana air minumpada dasarnya ditujukan untuk mempertahankan keberlanjutanpemanfaatan prasarana air minum terbangun. Untuk pengelolaan sarana airminum sederhana diperlukan satu pola yang sesuai dan sederhana sertadiarahkan pada pengelolaan secara manajemen perusahaan dalam bentukBPAM atau PDAM. Penyusunan lembaga pengelola didasarkan pada beberapaaspek meliputi:
Aspek hukum
Aspek kebijaksanaan Pemerintah
Aspek teknis
Aspek sosial.
c. Aspek hukumDasar hukum pembentukan lembaga pengelola yaitu:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1987 tentangpenyerahan sebagai urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umumkepada daerah
Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri PekerjaanUmum No. 3 tahun 1987 tentang prosedur pengusulan pengadaan proyekair minum, pengelolaan sementara dan penyerahan pengelola.
9 - 16R e v i u R I S P A M
Penyelenggaraan SPAM komunal yang berbasis masyarakat jugamengacu kepada Kebijakan Nasional Pembanguna Prasarana dan SaranaAir minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Pengelolaan MasyarakatTahun 2003 yang disepakati oleh Departemen Permukiman dan PrasaranaWilayah, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri,Departemen Keuangan, dan Bappenas, serta mengacu pada PP 16 Tahun2005 tentang Pengembangan SPAM.
d. Aspek Kebijaksanaan PemerintahPengelolaan sarana air minum termasuk di perdesan pada prinsipnyadilaksankan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II atau badan-badan bentuknyayaitu PDAM dan bila belum ada oleh BPAM. Adanya hambatan pendanaan,ketersediaan personil dan keterbatasan kemampuan pihak PDAM atau BPAM,maka harus diupayakan meningkatkan dan menggairahkan partisipasimasyarakat untuk berswadaya melalui wadah LKMD atau badan pengelolaair minum yang bekerja secara swadaya sebagai hasil bentukan masyarakatsendiri.
e. Aspek TeknisAspek teknis mencakup:
Solusi teknis yang diterapkan
Bentuk pelayanan, berupa hidran umum atau sambungan rumah
Tingkat teknologi sistem air minum akan menentukan tingkat kemudahandalam pengelolaan dan harga dari teknologi tersebut. Pengelolaan oleh wadahLKMD atau swadaya, akan dilakukan pembinaan secara teknis oleh PDAMatau BPAM, karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh sebagianmasyarakat.
f. Aspek Sosial, Ekonomi, BudayaAspek sosial ekonomi menyangkut tingkat kemampuan ekonomi masyarakatuntuk dapat membiayai kegiatan pengelolaan. Sedangkan aspek sosialbudaya menyangkut kemauan/ keinginan/ kesepakatan masyarakatsetempat untuk melaksanakan pengelolaan. Aspek ekonomi terutama terkaitdengan pendanaan penyelenggaraan SPAM komunal yang harus disepakatibersama oleh masyarakat pengguna, meliputi biaya perencanaan, biayapembangunan, dan biaya operasi dan pemeliharaan. Hal yang juga harusdisepakati oleh masyarakat pengguna adalah besaran iuran yang harusditanggung bersama agar pemanfaatan prasarana dan sarana air minumdapat berkelanjutan. Aspek budaya terutama terutama terkait dengan rasamemiliki masyarakat terhadap keberlanjutan pemanfaatan prasarana dansarana air minum. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan masyarakatpengguna secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
9 - 17R e v i u R I S P A M
pembangunan, sampai dengan pengelolaan. Manfaat yang dapat diperolehantara lain: Sarana air minum yang sudah dan akan terbangun akandipelihara dengan baik karena rasa turut memiliki dari pihak masyarakat;
Menimbulkan kesadaran berorganisasi dan bermasyarakat
Memberikan wawasan dan cakrawala baru pada masyarakat
Menanamkan nilai-nilai hidup sehat pada tiap keluarga.