documentdm

Upload: dzikri-martiana-suryandani

Post on 31-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR PENYAKIT DIABETES MELLITUS

DIABETES MELITUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakoterapi Terapan

Disusun Oleh :

Tiara Ade Prastiwi 260112110502

Wagie Triswandie 260112110504

Rahmi Yuliana 260112110506

Tya Nur Salma Z 260112110508

Sofa Dewi Alfian 260112110510

Susan Sylvianingrum 260112110512

Restu Anggraeni 260112110514

Derry Susanti 260112110516

Marina Witari K P 260112110518

Cynthia Sethya Sari 260112110520

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012DIABETES MELLITUSPATOFISIOLOGI Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darahtinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.sehingga mengakibatkan hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.Insulin merupakan hormon yang diproduksi pankreas dan mengendalikan kadar glukosadalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.

a.Menurut Brunner dan Suddarth(2001), patofisiologi DM yaitu:

1).Diabetes Tipe 1Pada diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan pula. Keadaan ini dinamakan dieresis osmotik.Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).

Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan eera makan (Polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori, gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.

2). Diabetes Tipe IIPada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insuliin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.MANIFESTASI KLINIS

1. Diabetes Tipe I

Penderita DM tipe I biasanya memiliki tubuh yang kurus dan cenderung berkembang menjadi DM Ketoasidosis (DKA) karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormon glukagon.

Sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot badan.

2. Diabetes Tipe II

Penderita DM tipe II sering mengalami asimptomatik. Munculnya komplikasi dapat mengindikasikan bahwa pasien telah menderita DM selama bertahun-tahun, umumnya muncul neuropati.

Pada diagnosis umumnyta terdeteksi adanya letargi, poliuria nokturia dan polidipsia, sedangkan menurunkan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.3. Diabetes Gestasional

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Polyuria ( banyak berkemih), polydipsia ( banyak minum), Penurunan berat badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulvae pada wanita, Kelelahan, Pandangan kabur, mata kabur, Pusing, Mual, Kurangnya ketahanan pada saat melakukan olah raga, dan mudah infeksi. DIAGNOSIS DIABETES MELITUSKriteria Diagnosis :

1. Gejala klasik DM positif gula darah sewaktu 200 mg/dl.

Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir

2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.

Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.

3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200mg/dl.

TTGO dilakukan dengan Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.

Cara pelaksanaan TTGO :

Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa

Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

Diperiksa kadar glukosa darah puasa . Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai

Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok (Muchid, et al., 2006).Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.

- TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 199 mg/dl.- GDPT : glukosa darah puasa antara 100 125 mg/dl.

Berikut kategori status glukosa : Glukosa Plasma puasa Normal FPG