distribusi gas lpg 3 kg di kota bengkulu ditinjau dari
TRANSCRIPT
1
DISTRIBUSI GAS LPG 3 KG DI KOTA BENGKULU DITINJAU DARI
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
OLEH:
LUPIAN HARYADI
NIM 1316611341
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BENGKULU
BENGKULU, 2017 M/ 1438 H
4
MOTTO
Agama tanpa ilmu adalah buta, ilmu tanpa agama adalah lumpuh.
Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam
menghadapi cobaan.
Bila anda berani bermimpi tentang sukses berarti anda sudah memegang kunci kesuksesan
hanya tinggal berusaha mencari lubang kuncinya untuk membuka gerbang kesuksesan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (AL-Insyarah : 6-8)
5
PERSEMBAHAN
Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan begitu juga hidup takkan indah tanpa
tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan
terasa apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan.
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku Ibu Rasmiati dan Bapak Tamrun Hadi (alm) tak cukup ribuan
terimakasih untuk kasih sayang dan pengorbanan serta dukungannya, bersyukur
punya orang tua seperti kalian.
Istri dan anakku yang tercinta dan tersayang,terimakasih atas dukunganya yang
selalu menemaniku setiap malam disaat aku menulis skripsi.
Dosen pembimbing II Nelda susilawati M,Ag dan pembimbing I Drs. Nurul Hak
,MA terimakasih telah membimbing saya dengan penuh kesabaran.
Keluargaku dan keluarga istriku ibu dan bapak mertua,kakak-kakak dan adik-adik
, terima kasih untuk semua dukungan dan doanya.
Teman-teman seperjuangan (Indra kusumanto,Herman samsudin,Nopi Haryadi,
Rokaini,Alek,Nirman,Ardi,Sutrisno,Asep,Dodi,Cica,Rini,Yeni,Mirni,Yesi,Aptu,Tika
,Erni,Lusi,Budi,Darmawan,Yoni,Sabirin.) terima kasih sobat untuk sebuah kisah
klasik di masa depan, terus berjuang untuk langka yang kedepan.
Almamater ku tercinta
7
ABSTRAK
Distribusi Gas Elpiji 3 kg di Kota Bengkulu Ditinjau
dari Perspektif Ekonomi Islam
oleh Lupian Haryadi, NIM 1316611341
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu sistem distribusi gas elpiji 3
kg di Kota Bengkulu yang dilakukan oleh Pertamina, SPPBE, Agen dan
Pangkalan ditinjau dari perspektif ekonomi Islam. Untuk mengungkap persoalan
tersebut secara mendalam dan menyeluruh, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Teknis
analisis data yang digunakan adalah penjabaran data, kemudian data dianalisis dan
dibahas untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa ada pihak Pangkalan yang menyalurkan gas elpiji 3 kg lebih
mengutamakan pengecer dari pada rumah tangga, dengan harga yang berbeda di
atas HET. Sehingga pengecer menyalurkan gas elpiji 3 kg tidak tepat sasaran,
menyalurkan ke luar area, menimbun dan menjual kepada yang tidak berhak
menggunakan gas elpiji 3 kg, akan tetapi konsumen yang tidak berhak
menggunakan gas elpiji 3 kg terpaksa menggunakan gas elpiji 3 kg dikarnakan
gas elpiji 12 kg susah juga untuk didapatkan, hal ini berdampak kepada ke
langkaan dan harga gas elpiji 3 kg meningkat. Hal ini dilarang didalam ekonomi
Islam.
Kata Kunci: Sistem Distribusi, Perspektif Ekonomi Islam
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Distribusi Gas Elpiji
3 kg di Kota Bengkulu Ditinjau dari Persepektif Ekonomi Islam”. Shalawat dan
salam semoga senantiasa dilimpahankan pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang menjadi uswatun hasana bagi kita semua. Amin.
Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) pada Program Studi Ekonomi
Syariah, Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam kesempatan ini izinkan penulis
mengucapkan rasa terimakasih teriring doa semoga menjadi amal ibadah dan
mendapat balasan dari Allah SWT, kepada:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin. M, M. Ag, MH, selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah mengizinkan saya menuntut ilmu di kampus
ini.
2. Dr. Asnaini, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Bengkulu yang telah sabar dalam memberi pengarahan selama menuntutu ilmu
di IAIN Bengkulu
3. Plt. Idwal B,MA selaku Ketua Jurusan Ekis yang telah sabar dalam memberi
pengarahan selama menuntut ilmu di IAIN Bengkulu.
9
4. Drs. Nurul Hak, MA. selaku pembimbing I yang telah memberikan pengarahan,
motivasi, semngat selama bimbingan karya ilmiah dengan penuh kesabaran.
5. Nilda Susilawti, M.Ag selaku pembimbing II yang telah memberikan
pengetahuan dan bimbingan.
6. Kedua orang tuaku Rasmiati dan Tamrun Hadi (alm), istri dan anakku Eva
Juniarti S.E dan Fathan Maula yang selalu mendoakan kesuksesan penulis.
7. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan
dengan baik.
8. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang
telah memberikan pelayanan dengan baik.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kelemahan
dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karna itu penulis memohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulis ke depan.
Bengkulu, 8 Agustus 2017 M
Dzulqa‟dah1438 H
Penulis,
Lupian Haryadi
NIM 1316611341
vii
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
MOTO .............................................................................................................. iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN................................................................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 8
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 8
E. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 9
F. Metode Penelitian ............................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 17
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Distribusi .......................................................................... 19
B. Tujuan Distribusi ................................................................................ 24
C. Tipe Saluran Distribusi....................................................................... 25
D. Macam-Macam Distribusi .................................................................. 27
E. Distribusi dalam Persepektif Ekonomi Islam .................................... 27
F. Perinsip dan Tujuan Distribusi dalam Ekonomi Islam....................... 33
G. Bentuk-bentuk Distibusi yang Dilarang Islam ................................... 36
11
BAB III WILAYAH KOTA BENGKULU
A. Sejarah Kota Bengkulu....................................................................... 45
B. Jumlah Penduduk Kota Bengkulu ...................................................... 48
C. Letak Giografis Kota Bengkulu ......................................................... 49
D. Pertumbuhan Ekonomi Kota Bengkulu.............................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ............................................................... 51
B. Hasil Penelitian
1. Sistem Distribusi Gas Elpiji 3 kg di Kota Bengkulu yang dilakukan
Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan ...................................... 58
2. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Sistem Distribusi Gas Elpiji di
Kota Bengkulu yang dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen dan
Pangkalan ...................................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 75
B. Saran-saran ......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
VIII
12
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan Kota Bengkulu ........................ 47
Tabel 3.2 Pesebaran Penduduk menurut Kecamatan di Kota Bengkulu ............... 49
Tabel 4.1 Jadwal Alokasi Agen Kota Bengkulu ................................................... 66
Tabel 4.2 Penebusan Agen ke SPPBE PT. Sajahan Putra Jaya Kota Bengkulu ... 67
Tabel 4.3 Penyaluran PT. Kartika Buana Raflesi ................................................. 67
Tabel 4.4 Penyaluran PT. Intigra Sarana Niaga .................................................... 68
Tabel 4.5 Penyaluran CV. Sumber Pitrolina ......................................................... 68
Tabel 4.6 Laporan Logbook Pangkalan Agen Kota Bengkulu ............................. 70
Tabel 4.7 Penjualan Pangkalan Maintang ............................................................. 70
ix
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sr Gasdom ......................................................... 55
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Sppbe PT. Sajahan Putra Jaya ........................... 56
Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT. Kartika Buana Raflesia ............................... 56
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Intigra Sarana Niaga ................................... 57
Gambar 4.5 Struktur Organisasi CV. Sumber Pitrolina ........................................ 57
Gambar 4.6 Arus Distribusi .................................................................................. 58
Gambar4.7 Lingkaran Distribusi ........................................................................... 60
x
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Documen Wawancara
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Lampiran 3 : Pengesahan Pembimbing
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Keterangan
Lampiran 6 : Documentasi / Poto
Lampiran 7 : Lembar Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah pemerintah melaksanakan program konversi dari minyak
tanah ke gas elpiji dalam sektor rumah tangga setidaknya menimbulkan
peluang bagi sebagian orang dalam memanfaatkan peluang usaha. Peluang
ini adalah mendistribusikan gas ke konsumen akhir yaitu rumah tangga
dan usaha mikro. Dampak dari adanya konversi minyak tanah ke gas elpiji
3 kg membawa dampak yang positif maupun dampak negatif bagi
masyarakat. Salah satu dampak positif dari konversi ini adalah peluang
usaha dalam distribusi gas elpiji 3 kg. Walaupun dengan semakin
panjangnya saluran distribusi menyebabkan harga pada tingkat konsumen
rumah tangga semakin tinggi tetapi gas elpiji 3 kg semakin mudah untuk
di dapat.1
Pengertian gas LPG (Liquid Petroleum Gas) LPG (liquified
petroleum gas), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang
berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana
(C3H8) dan butane (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan
lain dalam jumlah kecil, misalnya etana C2H6) dan pentana (C5H12).
1 Idri, Hadis Ekonomi Dalam Persefektip Hadis Nabi, (Jakarta, Prenada Media Group,
2015), h. 150 1
2
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut, Cairan dan gasnya
sangat mudah terbakar, gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya
berbau menyengat, gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di
dalam tangki atau silinder, cairan dapat menguap jika dilepas dan
menyebar dengan cepat, gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan
banyak menempati daerah yang rendah LPG (Liquefied Petroleum Gas)
terdiri dari campuran utama propan dan butan dengan sedikit persentase
hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilen) dan beberapa fraksi C2
yang lebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam
elpiji adalah propan (C3H8), propilen (C3H6), normal dan iso-butan
(C4H10) dan butilen (C4H8).2
Elpiji merupakan campuran dari
hidrokarbon tersebt yang terbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun
dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu normal, dengan tekanan
yang cukup besar.
Gas elpiji, dalam bahasa inggris disebut LPG (Liquified Petroleom
Gas) merupakan gas alam yang disimpan dalam sebua tabung logam
dalam wujud cairan. Ketika cairan gas tersebut keluar dari tabung, makah
dengan cepat berubah menjadi gas yang sangat mudah terbakar. Uap gas
tersebutlah yang terbakar menjadi api untuk memasak.3
Dalam
pendistribusian gas elpiji ke masyarakat, sepenuhnya dilakukan oleh
pertamina dengan sistem close loop supplay chain, yaitu suatu aliran
2 William Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1998), h. 24 3 Idri, Hadis Ekonomi..., (Jakarta, Prenada Media Group, 2015), h. 155
3
produk mulai dari kunsumen, kembali ke pabrik untuk diproses ulang
kemudian kembali lagi ke konsumen sebagai barang baru.4 Dalam alur
distribusi elpiji 3 kg, yang pertama adalah berasal dari depot elpiji
kemudian jalur berikutnya disebut SPPBE (Setasiun Pengisian dan
Pengangkutan Bulk Elpiji) yang dikelola oleh pertamina dan pihak swasta,
kemudian setelah itu paket elpiji diterima oleh Agen dan selanjutnya
sebagai ujung tombaknya disebut Sub agen atau Pangkalan elpiji. Dalam
lingkaran distribusi elpiji 3 kg khususnya dan untuk ukuran lainnya posisi
Agen menepati posisi kunci distribusi sedangkan SPPBE (Setasiun
Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) bagian pertama dalam
pendistribusisn gas elpiji, dalam SPPBE (Setasiun Pengisian dan
Pengangkutan Bulk Elpiji) ini terjadi kegiatan pengisian tabung-tabung
elpiji sesuai dengan ukuran tabungnya meliputi pengisian tabung 3 kg, 12
kg, tabung 50 kg. Kegiatan ini melibatkan kegiatan penerimaan tabung
kosong dari Agen-agen penyortiran tabung rusak, tabung retur, dan diakiri
dengan pengisian. Selanjutnya hasil pengisian tersebut dikirimkan ke
Agen-agen dengan disertai SPP atu sering kita sebut dengan DO.5
Selanjutnya Agen berhubungan langsung dengan Pertamina dalam
hal mendapatkan intruksi jadwal pengambilan ke SPPBE (Schdul
Agreemen SPPBE) dan melakukan pembayaran langsung atas pembelian
yang akan diambil barangnya di SPPBE (Tebus DO). Bagian lain dibawah
4 Jogiyanto, Analisis Dan Desain Sistem Infomasi, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2008), h.
13 5 Al Fatta dan Hanif, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2007), h. 20
4
Agen tidak melakukan hal ini sedangkan pangkalan merupakan bagian
distribusi yang posisinya dibawah Agen, Pangkalan akan mengambil dan
membeli elpiji dari Agen induk dengan harga yang telah disepakati.6
Pengertian distribusi adalah suatu peroses penyampaian barang
atau jasa dari produsen ke kunsumen dan para pemakai, sewaktu dan
dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi pada
dasarnya menciptakan faedah waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
dan terlibat dalam peroses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap
untuk digunakan.
Sistem distribusi tidak langsung adalah distribusi barang atau jasa
tanpa melalui perantara sehingga penyaluran langsung dari produsen ke
konsumen. Contoh pedagang sate langsung menjual barang kepada
konsumen. Sistem distribusi semi langsung adalah sistem distribusi dari
produsen kepada kunsumen melalui pedagang perantara yang merupakan
bagian dari produsen. Contoh, pabrik tekstil menyalurkan kainya melalui
conventer. Sistem distribusi tidak langsung adalah sistem distribusi dari
produsen kepada konsumen melalaui Agen, grosir, makelar, komisioner,
pedagang kecil yang bertindak sebagai perantara.7
Adapun tinjauan ekonomi Islam terhadap sistem distribusi dengan
demikian, dapat dipahami bahwa kurang meratanya sistem pelaksanaan
6 Tjiptono dan Fandy, Strategi Pemasaran, cet. I (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008), h.
18 7Mustopa Edwin Nasution , Pengenalan Eksekutip Ekonomi Islam, (Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2010), h. 89
5
pendistribusian elpiji 3 kg tersebut, sehingga melanggar prinsip keadilan
dalam ekonomi Islam dalam perspektif ekonomi Islam, permasalahan
tersebut bertentangan dengan konsep keadilan. Sementara, konsep
keadilan merupakan salah satu permasalahan yang menjadi perhatian
dalam sistem ekonomi Islam itu sendiri. Dengan demikian, jelas, bahwa
dalam pelaksanaan pendistribusian elpiji 3 kg gratis dari pemeritah di Kota
Bengkulu bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dan ekonomi
Islam (Distributive Justice of Islamic Economic).
Berdasarkan kriteria masyarakat yang mendapatkan bantuan elpiji
gratis 3 kg, ternyata ada masyarakat yang bertaraf ekonomi mampu dan
mendapatkan bantuan elpiji 3 kg tersebut. Hal jelas, bahwa kurang
tepatnya sasaran dari program pelaksanaan elpiji 3 Kg, yaitu bertujuan
untuk membantu pengeluaran dari masyarakat yang berekonomi
menengah ke bawah. Dengan demikian, kurangnya pemerataan
pendistribusian, dimana adanya masyarakat yang mampu yang masih
mendapatkan bantuan elpiji. Jadi, bila dilihat dari segi pelaksanaan dan
kriteria pendistribusian elpiji 3 kg di Kota Bengkulu, bertentangan dengan
prinsip distribusi keadilan dalam ekonomi Islam (Distributive Justice of
Islamic Economic).8
Distribusi dalam ekonomi Islam adalah suatu transfer dari
pendapatan kekayaan antar individu dengan cara pertukaran atau dengan
cara lain seperti warisan, shodaqah, wakaf dan zakat. Tujuan distribusi
8 Mustopa Edwin Nasution , Pengenalan ...., (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
2010), h. 92
6
dalam Islam semua dalam pribadi masyarakat harus memperoleh jaminan
atas kehidupan yang layak atas dasar dapat kita lihat tujuan ekonomi
Islam, Islam menjamin kehidupan tiap pribadi rakyat serta menjamin
masyarakat agar tetap menjadi komunitas yang mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya, Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani
urusan jemaah serta menjaga eksistansi negara dengan kekuatan yang
cukup tanggung jawab perekonomian negara, mendistribusikan hak orang
kaya yang menjadi hak orang miskin dan memberikan bantuan sosial dan
sumbangan berdasarkan jalan Allah agar tercapai maslahah bagi seluruh
masyarakat. Nilai yang ada dalam distribusi ekonomi Islam, ada akidah,
moral, hukum syariah dan keadilan. Dalam menjalankan distribusi
kekayan maka mekanisme ekonomi Islam larangan menimbun harta benda
dan dilarang melaksanakan kegiatan monopoli, penipuan, riba, korupsi
pemberian suap dan hadiah kepada penguasa.9
Dengan konversi ini kebutuhan akan gas elpiji gas 3 kg saat ini
sangat besar pada masyarakat, ini disebabkan oleh diberhentikannya
subsidi pemerintah pada minyak tanah. Sehingga secara otomatis semua
konsumen berpindah memakai gas dari pada minyak tanah karena gas
lebih murah. Saat ini hampir semua masyarakat memakai gas sebagai
bahan bakar gas, dengan demikian usaha penjualan gas isi 3 kg menjadi
peluang yang bagus untuk diusahakan di Kota Bengkulu. Sebagai produk
bersubsidi, pendistribusian gas elpiji 3 kg seharusnya dibuat peraturan
9 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, (Yogyakarta, Ekonisia UII, 2004), h. 234
7
yang tegas dan jelas, bukan abu-abu. Artinya, elpiji 3 kg bisa
dipergunakan oleh siapa pun dan untuk kegiatan apa pun. Ini bisa menjadi
penyebab terjadinya kekurangan pasokan gas elpiji 3 kg atau kelangkaan
semu di wilayah Bengkulu. Dengan demikian usaha penjualan gas 3 kg di
Kota Bengkulu menjadi peluang yang bagus untuk diusahakan. Gas isi 3
kg karena kebanyakan masyarakat kita yang di Bengkulu adalah
masyarakat menengah kebawah. Maka penelitian tentang tabung gas
dalam pendistribusian yang dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen,
Pangkalan sangat menarik untuk dikaji lebih dalam karana dalam kurun
waktu yang lalu kebijakan konversi minyak tanah ke tabung gas elpiji 3 kg
sering kali menjadi polemik di masyarakat serta kalangan elit politik.
Dalam penelitian ini penulis ingin dapat menemukan gejala-gejala yang
menjadi fenomena rahasia umum yang dapat menyebapkan kerugian bagi
konsumen sehingga dapat diketahui bagaimana yang seharusnya dalam
berprilaku khususnya dalam pendistribusian. Lokasi penelitian dilakukan
di Kota Bengkulu penentuan lokasi penelitian ini dilakukan karena di
Bengkulu masih saja kekurangan pasokan gas elpiji 3 kg ini menimbulkan
pertanyaan bagi penulis yang memang tinggal di Kota Bengkulu sehingga
memacu untuk menelitinya guna kepentingan masyarakat.10
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian yaitu Distribusi Gas LPG 3 Kg Di Kota
Bengkulu Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam.
10M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2010), hal. 155
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana sistem distribusi gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu yang
dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan?
2. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap sistem distribusi gas elpiji
3 kg di Kota Bengkulu ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem distribusi gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu
yang dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan.
2. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap sistem distribusi
gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak.11
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan wawasan atau informasi mengenai kondisi penyaluran gas
elpiji 3 kg di masyarakat sehingga dapat menjadi informasi bagi
pengambil keputusan dalam penyaluran gas elpiji 3 kg.
2. Kegunaan Praktis
Sebagai bahan literatur bagi penulis selanjutnya terutama dalam
distribusi agar dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya dan
bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
11
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Pendidik dan
Calon Pendidik, (Yokyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), h. 388
9
perbandingan yang dapat berguna sebagai penambah wawasan
pengetahuan .12
E. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan penelusuran, kajian penelitian yang membahas
masalah yang sesuai menurut data yang penulis peroleh, penelitian
tersebut antara lain yaitu: Penelitian tentang gas elpiji 3 kg. Menurut hasil
penelitian Adistya dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg” (Di PT. Candi Agung
Pratama Semarang). Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat
kepuasan konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu produk.
Keputusan untuk mengadopsi produk timbul setelah konsumen mencoba
produk tersebut dan kemudian timbul rasa suka atau tidak suka terhadap
produk. Rasa suka terhadap produk dapat diambil bila konsumen
mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka pilih berkualitas baik dan
dapat memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen.
Dengan kata lain produk tersebut mempunyai nilai yang tinggi di
mata konsumen. Tingginya minat membeli ini akan membawa dampak
yang positif terhadap keberhasilan produk di pasar. Dari perumusan
masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
dan menguji pengaruh harga terhadap minat beli ulang gas elpiji 3 kg,
untuk menganalisis dan menguji pengaruh promosi terhadap minat beli
ulang gas elpiji 3 kg dan untuk menganalisis dan menguji pengaruh
12
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Pendidik dan
Calon Pendidik, (Yokyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), h. 389
10
kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang gas elpiji 3 kg. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang membeli gas
elpiji 3 Kg di PT. Candi Agung Pratama Semarang, maka besarnya sampel
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 60 orang responden. Alat
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji
reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian
hipotesis dan koefisien determinasi.13
Dari penelitian ini maka dapat dibuat kesimpulan terdapat pengaruh
yang signifikan antara harga terhadap minat beli ulang, hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian menunjukkan t hitung = 2,192 dari hasil perhitungan t-
hitung lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 2,192 > 2,002 atau sign (0,033)
< =0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, terdapat pengaruh
yang signifikan antara promosi terhadap minat beli ulang, hal ini dapat
dilihat dari hasil perhitungan menunjukkan thitung lebih besar dari t-tabel
yaitu sebesar 2,012> 2,002 atau sign (0,049) < =0,05 dengan demikian
Ho ditolak dan Ha diterima, terdapat pengaruh yang signifikan antara
kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang, hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan menunjukkan t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar
2,337> 2,002 atau sign (0,023) < =0,05 dengan demikian Ho ditolak dan
Ha diterima, terdapat pengaruh yang signifikan antara harga (X1), promosi
(X2) dan kualitas pelayanan (X3) terhadap minat beli ulang (Y), hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan menunjukkan F-hitung (20,291) > F
13
Adistya, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg Di PT.
Candi Agung Pratama Semarang, dikutip dari http://lib.universitas-diponogoro.ac.id/skripsi-
adistya. pada hari senin, tanggal 13 mei 2017, pukul 21,33 WIB
11
tabel (2,769) atau sign (0,000) < =0,05 dengan demikian Ho ditolak dan
Ha diterima dan nilai Koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah
sebesar 0,495 atau 49,5% berarti variasi perubahan minat beli ualng(Y)
dipengaruhi harga (X1), promosi (X2) dan kualitas pelayanan (X3) sebesar
49,5%.
Penelitian tentang distribusi juga telah dilakukan oleh Salaldin
wirawan efendi dengan judul “Analisa Usaha Bisnis Distribusi Gas Elpiji
3kg Studi Kasus Kota Palembang”. Berdasarkan hasil penelitian dan
analisa data dari kegiatan distribusi yang dilakukan, dalam saluran
distribusi gas elpiji 3 kg di Kota Palembang setidaknya terdapat 7 tipe
saluran distribusi dimana pada tipe ke 3 hingga tipe ke 7 melibatkan
pengecer tidak resmi yaitu pengampas dan warung sehingga harga menjadi
relatif tinggi dibanding kan dengan HET. Tetapi dengan adanya pengecer
tidak resmi ini masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan yang didapat
dari usaha distribusi gas elpiji 3 kg ini relatif baik sebab modal dapat
kembali antara 6 hingga 20 bulan tergantung dari posisi dimana usaha
dijalankan dalam saluran distribusi tersebut. Kondisi ini menyebabkan
usaha ini layak untuk dijalankan. Perbedan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini, penelitian terdahulu menganalisa usaha bisnis distribusi gas
elpiji 3 kg di Palembang sangat layak untuk diusahakan. Sedangkan
12
penelitian ini menghitung realisasi gas elpiji 3 kg yang dilakukan
pertamina, agen dan pangkalan di Kota Bengkulu.14
Penelitian tentang gas elpiji 3 kg juga dilakukan oleh Acmat
Fauzan dengan judul. “Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume
Penjualan Gas Elpiji 3 Kg Pada PT. Putra Sinbar Gas Di Kabupaten
Sinjai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
strategi pemasaran berupa produk, harga, promosi dan distribusi untuk
meningkatkan volume penjualan gas elpiji 3 kg, serta untuk mengetahui
dan menganalisis manakah yang dominan dari strategi pemasaran yang
meningkatkan volume penjualan gas elpiji 3 kg pada PT. Putra Sinbar Gas
di Kabupaten Sinjai.
Penelitian ini bersifat survey dengan penelitian kuantitatif. Populasi
dan sampel penelitian data kegiatan pemasaran dalam kurun waktu enam
tahun (2009-2014). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan telaah dokumen. Analisis data yang digunakan adalah
Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan penjualan gas
elpiji 3 kg pada PT. Putra Sinbar Gas Kabupaten Sinjai.
Diantara strategi pemasaran tersebut, distribusi yang dominan
berpengaruh terhadap penjualan gas elpiji 3 kg pada PT. Putra Sinbar Gas
14
Salaldin Wirawan Efendi, Analisis Usaha Bisnis Distribusi Gas Elpiji 3 kg Studi Kasus
Kota Palembang, dikutip dari http://lib.sumatrabarat.ac.id/salaldin-wirawan-efendi, pada hari
senin, tanggal 13 mei 2017, pukul 21,33 WIB
13
Kabupaten Sinjai berdasarkan hasil analisis statistik nilai koefisien regresi
(B) yang menunjukkan nilai tertinggi diantara variabel bebas lainnya.15
Sedangkan penelitian ini tidak menggunakan saluran distribusi
langsung dalam pendistribusian gas elpiji 3 kg di Bengkulu, menggunakan
penelitian kualitatip.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif
deskriptif. penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala
sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif
ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan
pada berbagai masalah.16
Sedangkan penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus
yang merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu
selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan 14 Juni-14 Juli 2017,
Tempat dan lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Bengkulu, alasan
15
Acmat fauzan, Strategi Pemasaran Untuk Mengikuti Volume Penjualan Gas Elpiji 3 Kg
Pada PT. Putra Simbar Gas Di Kabupaten Sinjai, dikutip dari http://lib.universitas-
hasanudin.ac.id/sekripsi/0461006-acmat-fauzan.ps, pada hari senin, tanggal 13 mei 2017, Pukul
21.34 WIB 16
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Yugm Pers, 1991), h.
4
14
memilih lokasi penelitian di Kota Bengkulu karena Kota Bengkulu
tetap saja mengalami kekurangan pasokan gas elpiji 3 kg.
3. Subjek/Inporman Penelitian
Inporman penelitian yaitu Pertamina, jabatan Irom/bagian
distribusi gas elpiji 3 kg. SPPBE jabatan superpisor. Agen bagian ADM
penyaluran/realisasi gas elpiji 3 kg, Pangkalan Maintang, Joni sebagai
Pengecer, Wiwin sebagai konsumen. Untuk mendapatkan data tentang
obyek secara nyata (riil) yang ada didalam proses distribusi untuk
memperoleh data penyaluran/realisasi.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah jenis penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data primer,
diperoleh melalui wawancara langsung ke lapangan. Yang menjadi
sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari pihak Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan terhadap data
yang dibutuhkan.
b. Sumber Sekunder
Merupakan jenis data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak lansung melalui media perantara dan umumnya dapat berupa
buku, bukti catatan. Sumber data diperoses dan diperoleh langsung
dari Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan:
1) Gambaran umum objek penelitian
40
15
2) Struktur oganisasi
3) Kegiatan pendistribusian
4) Jawaban yang diajukan peneliti
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
peneliti terhadap suatu proses atau objek dengan tujuan untuk
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena atau prilaku
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketaui
sebelumnya.
Maka dalam penelitian ini cara yang dilakukan dengan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu dengan
mengamati sistem distribusi/penyaluran. Untuk menentukan dan
mendapatkan gambaran umum tentang masalah yang diteliti di
Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan, di lokasi distribusi gas
elpiji 3 kg.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan/tanya jawab dengan maksut
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyan tersebut. Pewawancara adalah peneliti dan
yang diwawancarai adalah informan.17
Wawancara dilakukan secara
17
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 280
16
baku terbuka yaitu urutan, kata-kata, dan cara penyampaian
dilakukan secara sama untuk inporman.18
Wawancara adalah suatu
cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Maka dalam penelitian ini cara
yang digunakan untuk memperoleh data secara langsung informasi
responden yang sudah ditentukan.
Hal ini dimaksudkan mendapatkan data yang objektip dari
masalah yang diteliti. Dengan melakukan tanya jawab berkaitan
langsung dengan masalah sistem distribusi gas elpiji 3 kg yang
direalisasikan, pengelolahan kepada bagian yang berwenang untuk
menjawab pertanyaan yang dilakukan peneliti seperti kepala admin,
pimpinan,pemilik usaha.
c. Dekumentasi
Dekumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relepan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter,
data yang relevan penelitian. Teknik ini penulis gunakan untuk
mengetahui tentang sejarah dan sistem distribusi pada lokasi
penelitian.19
18
Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Untuk Penelitian
Pemula, (Bandung: Alfaneta, 2008), h. 75 19
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 280
17
6. Teknik Analisis Data
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara intraktip
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas analisis
data dalam penelitian ini yaitu:
a) Reduksi data (Data Reduction)
Mereduksi data merupakan merangkum, sistem distribusi, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan mudah peneliti
melakuakan pengumpulan data.
b) Penyajian data (Display Data)
Penelitian dengan pendekatan kualitatif penyajian data dapat
berupa uraian singkat, bagan, hubungan katagori dan sejenisnya.
c) Penarikan kesimpulan (Canclusion drawing/verification)
Kesimpulan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan yang berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya
belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.20
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan tugas akhir, penulis membuat
sistematika dalam 5 Bab yaitu:
BAB I: Pendahuluan
20
Hendri Tanjung, Abresta devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), h. 44-45
18
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunana penelitan, penelitian terdahulu, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II: Kerangka Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori pendukung penganalisaan dan
pengembangan sistem distribusi, yang meliputi: Sistem distribusi,
pengertian distribusi, tujuan distribusi, tipe saluran distribusi, macam-
macam distribusi, distribusi dalam ekonomi Islam, bentuk-bentuk
distribusi yang dilarang olen Islam.
BAB III: Deskripsi lokasi penelitian
Bab ini berisi tentang sejarah, letak giografis, Kecamatan dan
perekonomian Kota Bengkulu.
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini terdiri dari, gambaran umum tentang Pertamina, SPPBE,
Agen dan Pangkalan. Serta sejarah berdirinya Pertamina, SPPBE, Agen
dan Pangkalan. Dan struktur Pertamina, SPPBE dan Agen.
BAB V. Penutup
Bab ini terdiri dari, kesimpulan dan saran.
19
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Distribusi
Saluran Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau
jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana
barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada
dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak
milik.21
Menurut Winardi yang dimaksud dengan saluran distribusi
adalah sebagai berikut: “Saluran distribusi merupakan suatu kelompok
perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan
produk-produk kepada pembeli.” Sedangkan Kotler mengemukakan
bahwa: “Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.” Distribusi merupakan
perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Terdapat
beberapa tipe saluran yang dapat digunakan dapat digunakan dalam
pendistribusian barang.22
Menurut Warren J. Keegan “Saluran Distribusi adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
21
Octara dan Lita, Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke &
Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion. Jurnal online Institut teknoligi Nasional
(Bandung: Indonesia, 2013), h. 2 22
Boyd, Herper w, dkk. Manajemen Pemasaran 1, (Jakarta: Edisi Erlangga, 2000), h. 12
19
20
produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri”. Menurut Assauri “
Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga yang memasarkanya, yang
berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen”. Distribusi pertama
adalah suatu saluran yang dipergunakan untuk dilewati oleh arus
pemilikan (flow of title) atas barang atau jasa yang diperjual-belikan.
Kedua saluran distribusi adalah suatu gabungan lembaga sebagai tempat
yang dilalui oleh penjual dalam proses pemilikan ketika penjual itu
menjajaki barang-barangnya hingga tiba ditangan pemakai atau konsumen
akhir. Perusahaan dalam pemilihan saluran distribusi perlu mencari yang
paling efektif untuk dapat membina dan mendekati para pembeli, sehingga
produk-produk dapat sampai kekonsumen dengan efektif pula.23
Dari pangertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
distribusi merupakan proses penyaluran hasil produksi berupa barang dan
jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia, baik
primer maupun sekunder.
Distribusi merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem ekonomi modern, karena dengan distribusi yang baik tersebut dapat
tercipta keadilan sosial dalam bidang ekonomi, dari proses inilah semua
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, akan tetapi pada proses ini pula
banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan sebagainya sehingga faktor
ekonomi tersebut tidak merata atau tepat sasaran.24
23
Muin dan Rahmawati, Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Assets Vol. 3 No. 1
(2013)
24
Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba Empat, 2001), h.159
21
Sedangkan fungsi distribusi dilakukan oleh badan usaha atau
perorangan sejak pengumpulan barang dengan jalan membelinya dari
produsen untuk disalurkan ke konsumen, berdasarkan hal tersebut maka
fungsi distribusi terbagi atas:
1. Fungsi pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual beli barang
atau jasa yang meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan resiko
(untuk mengatasi resiko bisa dilakukan dengan menciptakan situasi
dan kondisi pergudangan yang baik, mengasuransikan barang
dagangan yang akan dan sedang dilakukan).25
a) Pembelian, dimana merupakan suatu usaha memilih produk-produk
yang dibeli tersebut untuk digunakan sendiri dengan harga dan
pelayanan dari penjualan tersebut.
b) Penjualan, dimana dilakukan oleh pedagang besar sebagai alat
pemasaran bagi produsennya. Hal ini bertujuan untuk menjual
produk yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk
menutupi biaya-biaya guna memperoleh laba.
c) Pengambilan resiko, bertujuan untuk menghindari dan mengurangi
resiko terhadap semua masalah dalam pemasaran. Dalam
penyaluran produk, pedagang besar memberikan jaminan tertentu
baik kepada pengecer maupun produsen. Mereka bertanggung
25
Nasution dan Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif:Ekonomi Islam, et.I, (Jakarta:
Kencana, 2006), h. 81
22
jawab dalam pemindahan produk dan produsen sampai kepada
pengecer.
2. Fungsi penyediaan fisik, berkaitan dengan menyediakan barang
dagangan dalam jumlah yang tepat mencakup masalah pengumpulan,
penyimpanan, pemilahan, dan pengangkutan.26
a) Pengumpulan, dimana dalam melaksanakan fungsinya sebagai
penyalur, perantara melakukan fungsi pengumpulan produk-
produk dari berbagai sumber. Pengumpulan yang dilakukan oleh
perantara ini sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi
penyalur terutama untuk produk yang dikonsumsi.
b) Penyimpanan, dimana hal ini menciptakan kegunaa waktu karena
melakukan penyesuaian antara penawaran dan permintaan.
Dengan adanya penyimpanan, penjual dapat mengatur pemasaran
produk sampai pada situasi pasar yang menguntungkan.
c) Pemilihan, dimana hal ini dilakukan penyalur dengan cara
menggolongkan, memeriksa dan menentukan jenis produk yang
disalurkan. Produk dipilih berdasarkan jenis dan kualitasnya.
d) Pengangkutan, dimana hal ini merupakan pemindahan produk
dari tempat produk dihasilkan ke tempat produk dikonsumsikan.
Pelaksanaan pengangkutan yang tidak memungkinkan perluasan
26
Said dan Muhammad, Pengantar Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h. 101
23
pasar dan spesialisasi dalam industri yang mengakibatkan
peningkatan produksi.27
3. Fungsi penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya
memberikan fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan
distribusi dapat berjalan dengan lancar, fungsi ini meliputi pelayanan,
pembelanjaan, penyebaran informasi, dan koordinasi.28
a) Pelayanan setelah pembelian, dimana untuk produk yang sifatnya
tahan lama perlu adanya pelayanan atau jaminan setelah produk
itu dibeli. Jenis pelayanan yang ditawarkan oleh penjual akan
mempengaruhi keputusan dalam pembeliannya.
b) Pembelanjaan, dimana konsumen, penyalur maupun produsen
memerlukan sejumlah dana untuk memiliki sebuah produk.
Sumber pembelanjaan yang diperlukan dapat berasal dari penjual,
penyedia maupun produsen dengan cara membayar dikemudian
hari atau dari bank dengan cara mengambil kredit.
c) Pengenalan informasi, dimana dalam penyaluran produk,
informasi sangat diperlukan karena dapat membantu untuk
menetukan sumbernya. Kepentingan pembeli, penjual atau
lembaga lainnya dalam saluran distribusi dapat diukur melalui
sejumlah informasi tersedia.
d) Koordinasi saluran, dimana koordinasi dilaksanakan untuk
mengorganisir semua lembaga yang terlibat dalam saluran
27
Al Fatta dan Hanif, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, cet. I (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h. 123 28
Winardi, Kamus Ekonomi, (Bandung, CV. Mandar maju, 1989), h. 171
24
distribusi. Fungsi ini sangat berhubungan dengan fungsi
pengenalan informasi, yaitu memudahkan pengembangan
pelaksanaan dan teknik-teknik dalam penyaluran. Selain
mengkoordinir lembaga saluran fungsi koordinasi juga
mengkoordinir fungsi-fungsi yang lain.
B. Tujuan Distribusi
Sebagaimana produksi dan konsumsi, distribusi juga mempunyai
tujuan. Di antara tujuan tersebut yaitu:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Kebutuhan dasar masyarakat seperti kebutuhan pada oksigen,
makanan, dan minuman merupakan kebutuhan primer yang harus
dipenuhi dan kalau tidak, akan terjadi kesulitan bahkan kematian.
Manusia harus terus berusaha untuk mempertahankan kehidupanya
dengan melakukan pemenuhan kebutuhan primernya sebatas yang
dibutuhkan dan tidak berlebihan. Mereka juga harus
mendistribusikan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan ini.
2. Mengurangi ketidaksamaan pendapatan dan kekayaan dalam
masyarakat. Apa bila terjadi perbedaan ekonomi yang mencolak
antara yang kaya dengan yang miskin akan mengakibatkan sifat
saling benci yang pada akhirnya melahirkan sifat permusuhan dan
25
perpecahan dalam masyarakat. Meskipun demikian, Islam mengakui
adanya perbedaan jumlah harta antar individu dalam masyarakat.29
3. Untuk menyucikan jiwa dan harta dalam segala bentuk kotoran lahir
ataupun batin. Kotoran berupa sipat kikir, tamak, rakus, boros, dan
sebagainya. Orang yang mampu mendistribusikan hartanya akan
terhindar dari sifat-sifat yang negatif tersebut dan akan menguatkan
tali persaudaraan antar sesama manusia.
4. Membangun generasi yang unggul karna generasi muda merupakan
penerus dalam sebua kepemimpinan suatu bangsa. Dengan ekonomi
yang mapan, suatu bangsa dapat membentuk generasi yang unggul.
5. Untuk mengembangkan harta dari dua sisi spiritual dan ekonomi.
6. Untuk terbentuknya solidaritas sosial dikalangan masyarakat.
C. Tipe Saluran Distribusi
1. Golongan Barang Konsumsi
Golongan Barang Konsumsi. Barang konsumsi adalah barang
barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan
atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembelinya adalah
pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri karena barang –
barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri.
Adapun gambaran Tipe saluran untuk barang konsumsi
yaitu:
Saluran 1 : Produsen----> Konsumen
29
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam (terj), Jilid 1, (Yogyakarta, Bhakti Wakaf,
1995), h. 21
26
Saluran 2 : Produsen---->Pedagang eceran--->Konsumen
Saluran 3 : Produsen---->Grosir----->Pedagang eceran--->Konsumen
Saluran 4 : Produsen---->Agen--->Gerosir---->Pedagang eceran----
>Konsumen
2. Golongan Barang Industri
Golongan Barang Industri. Barang industri adalah barang-
barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam
industri. Jadi, pembeli barang industri ini adalah perusahaan,
lembaga, atau organisasi, termasuk non laba. Dibawah ini
digambarkan beberapa tipe saluran untuk barang konsumsi dan
barang industri.
Adapun gambaran tipe saluran untuk barang industri adalah :
Saluran 1 : Produsen---->Pemakai industri
Saluran 2 : Produsen---->Distributor industri---> Pemakai industri
Saluran 3 : Produsen---->Agen----->Distributor industri---->Pemakai
industri
Saluran 4 : Produsen---->Agen----->Grosir---->Pedagang eceran----
>Pemakai industri30
30
Said dan Muhammad, Pengantar Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h. 101
27
D. Macam-Macam Distribusi
1. Distribusi Langsung (jangka panjang)
Sistem distribusi atau kegiatan menyalurkan barang yang tidak
menggunakan saluran distribusi. Jadi, produsen langsung berhubungan
dengan pembeli atau konsumen. Contohnya: Penyaluran hasil
pertanian oleh petani ke pasar langsung.
2. Distribusi Semi Langsung
Penyampaian barang dari produsen kepada konsumen melalui
perantara tetapi perantara masih milik produsen sendiri. Menjual
barang hasil produksinya melalui toko milik produsen sendiri.
3. Distribusi Tidak Langsung
Kegiatan menyalurkan barang dan jasa melalui pihak-pihak lain
atau badan perantara seperti agen, makelar, toko atau pedagang
eceran.31
E. Distribusi dalam Persepektif Ekonomi Islam
Pemikiran ekonomi telah muncul sejak kehadiran manusia dimuka
bumi, sedangkan Islam sebagai way of life yang merupakan sistem
kehidupan yang komperhensif yang mengatur semua aspek, baik sosial,
ekonomi, politik, dan kehidupan yang bersifat rohani, hal ini ditegaskan
dalam firman Allah SWT QS al-Maidah ayat 3:
31
Umar Capra, Masa Depan Ilmu Ekonomi : Sebuah Tinjauan Islam, (Jakarta, Gema
Insani Press, 2001 ), h. 99
28
Artinya: “...pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu Agamamu,
dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku
ridhoi Islam itu menjadi Agamamu...” (QS Al-Maidah: 3)
Dari firman Allah SWT tersebut dapat disimpulkan bahwasanya
Islam adalah agama yang sempurna yang mempunyai sistem tersendiri
dalam mengatasi permasalahan kehidupan. Islam mengatur segala bentuk
aktivitas manusia yang berkenaan dengan ibadah maupun muamalah
dengan sedemukian rupa sehingga dapat tercipta tatanan masyarakat
yang maslahah.
Terdapat sedikit perbedaan antara konsep dasar ibadah dan
muamalah yang diatur dalam Islam, apabila dalam hal ibadah baik sisi
materi dan fomilnya telah diatur sejak lahirnya Islam yang tidak dapat
dirubah, bidang muamalah lebih bersifat dinamis yang dapatmengikuti
perkembangan zaman karena Islam hanya mengatur substansi dari
muamalah tersebut tanpa mengatur pengaplikasiannya dalam kehidupan
secara tegas dan terperinci.32
32
Al-Haristi, Jaribah bin Ahmad, Fikih Ekonomi Umar Ibn Al-Khattab, diterjemahkan
oleh Asmuni Solihin Zamakhsyari, cet.I (Jakarta, Khalifa, 2006), h. 45
29
Hikmah dari hal ini adalah bahwasanya sistem perokonomian
dalam Islam dapat berkembang seiring berkembangnya zaman. Adapun
bidang kajian yang terpenting dalam perekonomian adalah bidang
distribusi. Distribusi menjadi posisi penting dari teori ekonomi mikro
baik dalam system ekonomi Islam maupun kapitalis sebab pembsahasan
dalam bidang distribusi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi
belaka tetapi juga aspek social dan politik sehingga menjadi perhatian
bagi aliran pemikir ekonomi Islam dan konvensional sampai saat ini.
Pada saat ini realita yang nampak adalah telah terjadi ketidakadilan dan
ketimpangan dalam pendistribusian pendapatan dan kekayaan baik di
negara maju maupun di negara-negara berkembang yang
memepergunakan sistem kapitalis sebagai sistem ekonomi negaranya,
sehingga menciptakan kemiskinan dimana-mana. Menanggapi kenyataan
tersebut Islam sebagai agama yang universal diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut dan sekaligus menjadi sistem
perekonomian suatu negara.33
Diakui bahwa distribusi merupakan bagian terpenting dalam
ekonomi. Sebab itu menurut Qardhawi, di antara penulis ekonomi Islam
berpendapat bahwa distribusi merupakan hal pokok yang harus di
perhatikan. Sistem ekonomi yang berbasis Islam menghendaki bahwa
dalam hal pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi
kebebasan dan keadilan kepemilikan.
33
al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Ringkasan Shahih Muslim, diterjemahkan oleh
Elly Lathifah, cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 39
30
Adapun landasan-landasan dalam hal distribusi dalam Islam antara
lain sebagai berikut:34
1. Tauhid
Yaitu konsep ketuhanan yang maha esa, yang tidak ada yang wajib
di sembah kecuali Allah dan tidak ada pula yang menyekutukannya,
konsep ini menjadi dasar segala sesuatu karena dari konsep inilah
manusia menjalankan fungsinya sebagai hamba yang melakukan apa
yang diperintahkannya dan menjauhi larangannya. Hal ini ditegaskan
dalam firman Allah SWT QS Al zumar ayat 38.
Artinya:“dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka:
“siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”” niscaya
mereka akan menjawab, “Allah”. Katakanlah:”maka
terangkan padaku tentang apa yang kamu seru selain Allah,
jika Allah hendak mendatangkan kemadharatankepadaku,
apakah berhala-berhala itu akan menghilangkan
kemadharatan itu, atau jika Allah akan memberikan rahmat
kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatnya?”,
katakanlah: “cukuplah Allah bagiku. ”(QS Al-Zumar: 38)
34
Yusup Al-Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta, Gema Insani Press,
1995), h. 240
31
2. Adil
Menurut bahasa adalah “wadh‟u syaiin „ala mahaliha” yaitu
meletakan sesuatu pada tempatnya, konsep keadilan haruslah
diterapkan dalam mekanisme pasar untuk menghindari kecurangan
yang dapat mengakibatkan kedzaliman bagi satu pihak. Firman Allah
dalam surat Al-Muthafifin ayat 1-3
Artinya:“kecelakaan besarlah bagi orang-orang curang, yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi,
apabila mereka menakar untuk orang lain mereka kurangi”35
3. Kejujuran Dalam Bertransaksi
Syariat Islam sangat konsen terhadap anjuran dalam berpegang
teguh terhadap nilai-nilai kejujuran dalam bertransaksi. Firman Allah
dalam surah Al-Ahzab ayat 70 dan 71
35
Akmal Tarigan, Azhari, Tafsir Ayat-ayat Ekonomi: Sebuah Ekplorasi MelaluiKata-kata Kunci dalam
Al-Quran, Cet. I (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), h. 78
32
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar. Niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu dan Barangsiapa mentaati Allah dan
Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.
Kebebasan di sini adalah kebebasan dalam bertindak yang
dibingkai oleh nilai-nilai agama dan keadilan tidak seperti pemahaman
kaum kapitalis yang menyatakannya sebagai tindakan membebaskan
manusia untuk berbuat dan bertindak tanpa campur tangan pihak mana
pun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu dengan unsur materi
dan spiritual yang dimilikinya. Keseimbangan antara individu dan
masyarakat serta antara suatu masyarakat dengan masyarakat
lainnya.36
Keberadilan dalam pendistribusian ini tercermin dari
larangan dalam Alquran agar harta kekayaan tidak diperbolehkan
menjadi barang dagangan yang hanya beredar diantara orang-orang
36
Yusup Al-Qardhawi, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta,
Rabani Press, 2001), h. 347
33
kaya saja, akan tetapi diharapkan dapat memberi kontribusi kepada
kesejahteraan masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
Menurut Yusuf Qardhawi ada empat aspek terkait keadilan
distribusi, yaitu:
a) Gaji yang setara bagi para pekerja.
b) Profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha
atau yang melakukan perdagangan melalui mekanisme
mudharabah maupun musyarakah.
c) Biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya.37
1) Tanggung jawab pemerintah terkait dengan peraturan dan
kebijakannya.
Perinsip dan tujuan distribusi dalam ekonomi Islam:
Distribusi menempati posisi penting dalam teori ekonomi mikro
Islam karna pembahasan distribusi tidak hanya berkaitan dengan
aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan politik. Distribusi harta
kekayaan merupakan kekayaan yang sangat urgen dalam
menghujutkan pemerataan ekonomi masyarakat. Pentingnya distribusi
harta kekayaan dalam ekonomi Islam tidak berarti tidak diperhatikan
keuntungan yang diperoleh dari produksi. Agar distribusi memberikan
signifikansi yang memadai, maka perlu diperhatiakn prinsip-prinsip
distribusi.38
37
Yusuf Al-Qardhawy, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta,
Robbani Press, 2001), h. 348 38
Idri, Hadis Ekonomi Dalam Persefektip Hadis Nabi, (Jakarta, Prenada Media Group,
2015), h.150
34
Islam sangat mendukung pertukaran barang dan
menganggapnya produktif dan mendukung para pedagang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian dari karunia Allah Swt., dan
membolehkan orang memiliki modal untuk berdagang, tapi ia tetap
berusaha agar pertukaran barang itu berjalan atas prinsip-prinsip
sebagai berikut:39
a) Tetap mengumpulkan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.
b) Antara dua penyelenggara muamalat tetap ada keadilan dan harus
tetap ada kebebasan ijab kabul dalam akad-akad.
c) Tetap berpengaruhnya rasa cinta dan lemah lembut.
d) Jelas dan jauh dari perselisihan.
2) Adapun tujuan distribusi dalam ekonomi Islam adalah:
a) Tujuan dakwah, tujuan dakwah adalah dakwah kepada Islam dan
menyatukan hati kepadanya.
b) Tujuan pendidikan, Tujuan pendidikan dalam distribusi adalah
seperti dalam surat at-Taubah ayat 103 yang bermaksud
menjadikan insan yang berakhlak karimah.
c) Tujuan sosial, Memenuhi kebutuhan masyarakat serta keadilan
dalam distribusi sehingga tidak terjadi kerusuhan dan perkelahian.
39 Karim dan M Rusli, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, cat. I, (Yogyakarta: P3EI FI UII
dan Tiara Wacana, 1992), h. 81
35
d) Tujuan ekonomi, Pengembangan harta dan pembersihannya,
memberdayakan SDM, kesejahteraan ekonomi dan penggunaan
terbaik dalam menempatkan sesuatu.
3) Etika Distribusi dalam Ekonomi Islam
a) Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas.
b) Transparan dan kondisi barangnya halal serta tidak
membahayakan.
c) Adil dan tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang dalam Islam.
d) Tolong menolong, toleransi dan sedekah.
e) Tidak melakukan pameran barang yang menimbulkan persepsi.
f) Tidak pernah lalai ibadah karena kegiatan distribusi.
g) Larangan ihtikar. Ihtikar dilarang karena akan menyebabkan
kenaikan harga.
h) Mencari keuntungan yang wajar. Maksudnya kita dilarang
mencari keuntungan yang semaksimal mugkin yang biasanya
hanya mementingkan pribadi sendiri tanpa memikirkan orang
lain.
i) Distribusi kekayaan yang meluas. Islam mencegah penumpukan
kekayaan pada kelompok kecil dan menganjurkan distribusi
kekayaan kepada seluruh lapisan masyarakat.40
40
Naqvi dan Syed Haider, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu sentesis Islami, cat. I,
(Bandung: Mizan, 2004), h. 47
36
j) Kesamaan sosial. Maksudnya dalam pendistribusian tidak ada
diskriminasi atau kasta-kasta, semuanya sama dalam
mendapatkan ekonomi. 41
F. Bentuk-bentuk Distribusi yang dilarang oleh Islam
1. Penimbunan
Di dalam islam melarang penimbunan atau hal-hal yang
menghambat pendistribusian barang sampai ke konsumen.menimbun
adalah membeli barang dalam jumlah yang banyak kemudian
menyimpannya dengan maksud untuk menjualnya dengan harga
tinggi.Penimbunan dilarang dalam Islam hal ini dikarenakan agar
supaya harta tidak hanya beredar di kalangan orang-orang tertentu.
عن معمر بن عبد اللو رضي اللو عنو، عن رسول اللو صلى الله عليو وسلم،
﴿رواه مسلم﴾ «.ل يتكر إل خاطئ »قال:
Artinya: Dari Ma‟mar bin Abdullah rađiyaLlāhu „anhu tentang
Rasulullah şallaLlāhu „alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Tidaklah orang yang menimbun barang, melainkan ia
berdosa karenanya”. (HR Muslim)42
41
Zaki Al-Kaf, Ekonomi Dalam Persefektip Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2002), h. 82 -
83 42
M. Fu‟ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist shahih Bukari Muslim, (Surabaya, PT. Bina
Ilmu, 2006), h. 301
37
Menimbun yang diharamkan oleh Islam ialah, menumpuk kebutuhan-
kebutuhan pokok manusia, dan tidak menjualnya sambil menunggu
sampai harga barang di pasaran menjadi naik. Dengan disekapnya
kebutuhan-kebutuhan pokok itu, maka barang-barang tersebut hilang
diperedaran, padahal rakyat sangat membutuhkannya. Setelah situasi
sudah sampai ketaraf ini, maka para penimbun dan tengkulak-
tengkulak akan menjual barang-barangnya dengan harga tinggi. Tentu
saja, akibat ulah mereka, maka beban yang harus dipikul oleh rakyat
makin bertambah. Oleh karena itu, Islam mengharamkan perbuatan
ini, dan perdagangan semacam ini tidak dihalalkan menurut
pandangan Islam.Akibat dari menimbun,keseimbangan pemerataan
akan kacau dalam tubuh masyarakat, karena para tengkulak terus
menyedot sebagian besar kekayaan rakyat tanpa mengenal belas
kasihan.
Sebagai akibatnya maka harga barang-barang dipasaran
mengalami kenaikan drastis, dan keadaan pasaran menjadi guncang
karena tidak adanya stabilitas harga barang-barang. Yang menjadi
korban utama adalah kaum fakir miskin. Mereka tak dapat meraih
kebutuhan-kebutuhan pokoknya disebabkan kemampuan daya beli
mereka yang terbatas. Hal ini tidak akan bisa terjadi, seandainya tidak
ada para tengkulak yang memborong semua kebutuhan-kebutuhan
pokok, dan mencegahnya dari peredaran.43
43
Beriah, Oneng Nurul, Materi hadis, Cet. 1, (Jakarta: Kalamulia, 2008), h. 58
38
Para ahli fiqh, sebagaimana dikutib oleh Sudirman berpendapat
bahwa penimbunan diharamkan bila terdapat syarat sebagai berikut.
1. Barang yang ditimbun melebihi kebutuhannya atau dapat dijadikan
persediaan untuk setahun penuh.
2. Barang yang ditimbunnya dalam usaha menunggu saat naiknya
harga, sehingga barang tersebut dapat dijual dengan harga yang
lebih tinggi dan para konsumen sangat membutuhkannya.
3. Penimbunan itu dilakukan pada saat manusia sangat
membutuhkannya, misalnya makanan, pakaian, dan lain-lain.
Dengan demikian penimbun barang-barang yang tidak dibutuhkan
oleh konsumen, hal itu dianggap sebagai penimbunan karena tidak
mengakibatkan kesulitan pada manusia.
Sedangkan mengenai hukum dari penimbunan barang
tersebut, dikalangan ulama terjadi perbedaan pendapat. Akan
tetapi, secara umum pendapat mereka dapat digolongkan menjadi
dua kelompok:
1. Menurut azhab jumhur dari kalangan Syafi‟iyyah, Kalikiyah,
Hanabilah, Zahiriah, Zaidiah, Ibadiyah, Al-Imamiyah, dan Al-
kasani dari golongan Hanafiyah, bahwa penimbunan barang
hukumnya haram. Dengan pertimbangan bahwa perbuatan
tersebut akan menimbulkan kemadaratan bagi manusia.
2. Menurut pendapat fuqaha dari kalangan mazhab Hanafiyah,
bahwa penimbunan barang dagangan hukumannya adalah
39
makruh tahrim dengan pertimbangan bahwa penimbunan
tersebut diperbolehkan jika demi kemaslahatan manusia.44
Pendapat ulama Hanafiyah tidak menimbulkan sanksi hukum
karena hanya makruh tahrim saja. Padahal penimbun barang demi
keuntungan pribadi sangatlah tercela karena ia berusaha mengeruk
keuntungan ketika orang lain sangat kesusahan atau mencari diatas
penderitaan orang lain.45
Tindakan itu tentu saja tidak bermoral dan tidak
mengindahkan prinsip-prinsip kemanusiaan. Oleh karena itu,
sangat tepat kalau perbuatan itu diharamkan oleh syara. Dalam
riwayat lain diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi dan sahih
Muslim dari ma‟mar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda :
من مئمار ئ. )روه ابو داود, الترميزى و مسليم(من احتكرفهوخاط
Artinya: Dari ma‟mar “ siapa saja yang melakukan penimbunan, ia
dipandang bersalah “.(Abu Dawud, At-Tirmidzi dan sahih
Muslim)
Berkenaan dengan masalah penimbunan barang, Yusuf
Qardhawy menyebutkan syarat-syarat pedagang yang akan mendapat
ridho Allah SWT yaitu antara lain:
44
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, cet,I (Jakarta: Lentera Hati, 2003), h. 10
45
Al-syafi‟i, Ar-Risalah, alih Bahasa Ahmadie thoha, Judul Terjemahan, Cet. 1, (Jakarta:
CV. Bandung Persada, 2006), h. 76
40
1. Pedagang hanya menjual barang-barang yang mubah, tidak
memperdagangkan barang yang diharamkan syara.
2. Pedagang tidak menipu dan berkhiyanat.
3. Pedagang tidak menimbun barang dagangan pada saat masyarakat
sedang membutuhkan dengan tujuan memperoleh laba sebanyak-
bayaknya karena menimbun dengan tujuan seperti itu hukumnya
haram.
4. Pedagang tidak boleh bersumpah palsu, bahkan sedapat mungkin
harus menjauhi sumpah walaupun ia benar. Hal ini karena
sumpah akan menenggelamkan pelakunya kedalam doa di dunia
dan neraka kelak di akhirat.
5. Pedangan tidak boleh meninggikan harga kepada kaum muslimin.
Apalagi kalau harga tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah.
6. Hendaknya pedagang mengeluarkan zakatnya 2,5%, baik harta
yang berputar maupun harta yang berputar maupun harta
perniagaan yang diketahui nilinya.
7. Pedagang tidak boleh disibukkan oleh perdagangannya sehingga
lalai atas kewajiban agamanya.46
Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa perbuatan yang salah
yaitu menyimpang dari peraturan jual-beli atau perdagangan dalam
system ekonomi Islam yang berdasarkan Al-quran dan Hadits. Dalam
hadits itu tidak ditentukan jenis barang yang dilarang ditimbun. Akan
46
Naqvi dan Syed Haider, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu sentesis Islami, cat. I,
(Bandung: Mizan, 2004), h. 47
41
tetapi hadits lain yang segaris menyatakan bahwa barang yang
dilarang ditimbun adalah makanan. Muncul pebedaan pendapat
dikalangan ulama tentang jenis barang yang dilarang ditimbun.
Menurut Al-syafi”iyah dan Hanabilah “barang yang dilarang ditimbun
adalah kebutuhan primer” . Abu yusuf berpendapat” bahwa barang
yang dilarang ditimbun adalah semua barang yang dapat
menyebabkan kemadaratan orang lain, termasuk emas dan perak.
Para ulama fiqh berpendapat bahwa penimbunan diharamkan
apabila:
a) Barang yang ditimbun melebihi kebutuhannya
b) Barang yang ditimbun dalam usaha menunggu saat naiknya
harga, misalnya emas dan perak
c) Penimbunan dilakukan disaat masyarakat membutuhkan,misalnya
bahan bakar minyak dll.
Adapun mengenai waktu penimbunan tidak terbatas, dalam
waktu pendek maupun panjang jika dapat menimbulkan dampak
ataupun 3 syarat tersebut diatas terpenuhi maka haram hukumnya.
Rasullulah bersabda dalam sebuah hadits sohih:
من احتكر طعما أربعي ليلة ف قدبرىء من الله وبرى ء .مر النبمن ابن ع
مسلم( )رواه .منو
42
Artinya: Dari ibnu umar dari nabi: “Siapa yang menimbun makanan
selama empat puluh malam sungguh ia telah terlepas dari
Allah dan Allah berlepas dari nya”.(HR Muslim).
Pada dasarnya nabi melarang menimbun barang pangan selama
40 hari, biasanya pasar akan mengalami fluktuasi jika sampai 40 hari
barang tidak ada dipasar karena ditimbun, padahal masyarakat sangat
membutuhkannya. Bila penimbunan dilakukan beberapa hari saja
sebagai proses pendistribusian barang dari produsen ke konsumen,
maka belum di anggap sebagai sesuatu yang membahayakan. Namun
bila bertujuan menungu saatnya naik harga sekalipun hanya satu hari
maka termasuk penimbunan yang membahayakan dan tentu saja
diharamkan.
2. Monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein,
menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu
penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah
seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis".
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat
menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah
barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya.
Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam
penetapan harga.
43
Ada beberapa ciri dan sifat dasar pasar monopoli. Ciri utama
pasar ini adalah adanya seorang penjual yang menguasai pasar dengan
jumlah pembeli yang sangat banyak. Ciri lainnya adalah tidak
terdapatnya barang pengganti yang memiliki persamaan dengan
produk monopolis; dan adanya hambatan yang besar untuk dapat
masuk ke dalam pasar.
Hambatan itu sendiri, secara langsung maupun tidak langsung,
diciptakan oleh perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk
memonopoli pasar. Perusahaan monopolis akan berusaha menyulitkan
pendatang baru yang ingin masuk ke pasar tersebut dengan beberapa
cara; salah satu di antaranya adalah dengan cara menetapkan harga
serendah mungkin.47
Dengan menetapkan harga ke tingkat yang paling rendah,
perusahaan monopoli menekan kehadiran perusahaan baru yang
memiliki modal kecil. Perusahaan baru tersebut tidak akan mampu
bersaing dengan perusahaan monopolis yang memiliki kekuatan pasar,
image produk, dan harga murah, sehingga lama kelamaan perusahaan
tersebut akan mati dengan sendirinya.
Cara lainnya adalah dengan menetapkan hak paten atau hak
cipta dan hak eksklusif pada suatu barang, yang biasanya diperoleh
melalui peraturan pemerintah. Tanpa kepemilikan hak paten,
perusahaan lain tidak berhak menciptakan produk sejenis sehingga
47
Syafi‟i, Rahmat, Al-Hadhis Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2000), h. 33
45
BAB III
WILAYAH KOTA BENGKULU
A. Sejarah Kota Bengkulu
Bengkulu dalam bahasa Belanda disebut Benkoelen atau Bengkulen,
dalam bahasa Inggris disebut Bencoolen, sementara dalam bahasa melayu
disebut Bangkahulu. Ada banyak cerita tentang asal usul dan nama
Bengkulu, ada yang menyebutkan bahwa nama Bengkulu berasal dari
bahasa Melayu dan kata bang yang berarti “pesisir” dan kulon yang berarti
“barat”, kemudian terjadi pergeseran pengucapan bang berubah menjadi
beng dan kulon menjadi kulu. Sementara sumber lain menyatakan Nama
“Bencoolen” diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen,
Skotlandia, Bm of Cullen (atau variasmya, Ben Cullen). Penamaan ini
kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan
daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal, apalagi asal nama itu
dari Skotlandia yang jauh disana.
Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau
Bangkahulu berasal dan kata Bangkai dan Hulu yang maksudnya bangkai
di hulu. Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-
kerajaan kecil yang ada di Bengkulu dan dari pertempuran itu banyak
menimbulkan korban dari kedua belah pihak di hulu sungai Bengkulu.
45
46
Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di
hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan Bangkaihulu yang lama-
kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu.48
Dari sekian banyak cerita tentang asal usul nama Bengkulu ada
satu cerita yang lebih banyak dikenal di masyarakat Bengkulu yaitu
diambil dari kisah perang melawan orang Aceh yang datang hendak
melamar Putri Gading Cempaka, yaitu anak Ratu Agung Sungai Serut.
Akan tetapi lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perang. Anak
Dalam saudara kandung Putri Gading Cempaka yang menggantikan Ratu
Agung sebagai Raja Sungai Serut berteriak “Empang ka hulu ” yang
berarti hadang mereka dan jangan biarkan mereka menginjakkan kakinya
ke tanah kita. Dari kata-kata tersebut maka lahirlah kata Bangkahulu atau
Bengkulu. Kota Bengkulu menurut rata-rata pertumbuhan ekonomi dan
pengurangan pengangguran dan lemahnya perekonomian.
Berdasarkan Undang-undang No. 6 tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan
Daerah Propinsi Sumatera Selatan. Sejak dikeluarkannya UU No. I tahun
1957, Kota kecil Bengkulu diubah statusnya menjadi Kotapraja, meliputi 4
wilayah kedudukan yang membawahi 28 Kepangkuan. Berdasarkan UU.
No. 9 tahun 1967. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1988 Propinsi
Bengkulu berdiri di Kota Bengkulu dijadikan sebagai Ibu Kota. Kemudian
sebutan Kotapraja diganti dengan Kotamdya Dati II Bengkulu sesuai
48
“Sejarah Bengkulu” dikutip dari http://lib.sejarah-bengkulu.ac.id/bengkulu-
ekspress/021420044-ishak-hendi.ps pada hari rabu, tanggal 16 mei 2017, pukul 22.WIB
47
dengan UU. No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah. Istilah Kotamdya Dati II Bengkulu berubah menjadi Kota
Bengkulu berdasarkan UU. No. 22 tahun 1999 tentang Pemerinthan
Daerah.49 Pada tahun 2003 Kota Bengkulu mengalami pemekaran
wilayah, yang semula 4 kecamatan dengan 57 Kelurahan menjadi 9
kecamatan dan 67 kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bengkulu
No. 28 tahun 2003. Selanjutnya pada tahun 2011, Kota Bengkulu
mengalami pemekaran kecamatan kembali, sebagaimana pada tabel
berikut :
Tabel 3.1 Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bengkulu
Pada Tahun 2011
No Kecamatan Luas Wilayah
(HA)
Kelurahan
1. Selebar 4.636 13
2. Kampung Melayu 2.314 5
3. Gading Cempaka 1.444 6
4. Ratu Agung 1.102 7
5. Ratu Samban 284 7
6. Teluk Segara 276 9
7. Sungai Serut 1.353 8
8. Muara Bangakahulu 2.316 6
49
Fathan maula, Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, Depsos. R.I. Jakarta. 2011.
48
9. Singaran Pati 1.442 6
Total 15.167 67
Sumber: BPS Kota Bengkulu, 2015
Pada tahun 2003 Kota Bengkulu mengalami pemekaran Wilayah,
yang semula 4 Kecamatan dengan 57 Kelurahan menjadi 9 Kecamatan dan
67 Kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 28 tahun
2003. Kondisi ini menyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mendorong
perluasan lapangan kerja (progrowth, pro-job).50
Tantangan yang dihadapi oleh
pemerintah daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor-sektor yang menyerap tenaga
kerja seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan. Faktor yang
menyebabkan rendahnya daya saing tersebut antara lain adanya peningkatan
biaya energi, tingginya biaya ekonomi, serta belum memadainya layanan
birokrasi. Tantangan lain yang dihadapi adalah masih lemahnya keterkaitan antar
industri (industri hulu dan hilir maupun antara industri besar dengan industri kecil
dan menengah), adanya keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan
komponen di dalam negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan
kemampuan ekonomi antar daerah, serta ketergantungan ekspor pada beberapa
komoditas tertentu.
B. Jumlah Penduduk Kota Bengkulu
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2015 oleh Badan Statistik
yang dikenal dengan SP2015 menunjukkan bahwa penduduk Kota
50
BPS, Kota Bengkulu Dalam Angka 2011, (Bengkulu: Media, 2015), h. 33
49
Bengkulu berjumlah 342.437 Jiwa, yang terdiri dari 172.529 jiwa laki-
laki dan 169.890 jiwa perempuan. Adapun sebaran penduduk menurut
kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Begkulu
Tahun 2015
N0 Kecamatan Laki-Laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
1. Selebar 23.504 22.707 46.211
2. Kampung Melayu 14.519 13.853 28.372
3. Gading Cempaka 39.468 39.299 78.767
4. Ratu Agung 24.742 24.513 49.255
5. Ratu Samban 12.149 12.457 24.624
6. Teluk Segara 11.714 12.284 23.998
7. Sungai Serut 11.023 10.958 21.981
8. Muara Bangkahulu 18.169 17.167 35.336
9. Singaran Pati 17.241 16.652 33.893
Total 172.529 169.890 342.437
Sumber: BPS Kota Bengkulu, 2015
Jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2015,
penduduk yang paling banyak tinggal di kecamatan Gading Cempaka,
disusul Kecamatan Ratu Agung dan yang paling terenda di Kecamatan
Sungai Serut.
C. Letak Geografis Kota Bengkulu
Letak Geografis dan Iklim Kota Bengkulu Merupakan Ibu Kota
Propinsi Bengkulu yang memiliki Luas 151.7 KM2 menurut hasil survey
terakhir Bakosurtanal. Kota Bengkulu terletak diposisi Barat Pulau
Sumatera berada diantara 30 45”–30 59”Lintang Selatan serta 102022”
Bujur Timur. Kota Bengkulu memiliki relief permukaan tanah yang
50
bergelombang , terdiri dari daratan pantai dan daerah bukit bukit serta
dibeberapa tempat terdapat cekungan alur sungai kecil. Kota Bengkulu di
sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Kabupaten Seluma dan sebelah Barat
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Curah hujan pada tahun 2016 lebih
rendah dibanding dengan tahun 2017.
Jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2015,
penduduk yang paling banyak tinggal di kecamatan Gading Cempaka,
disusul Kecamatan Ratu Agung dan yang paling terenda di Kecamatan
Sungai Serut.51
D. Pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu
Kota bengkulu menduduki peringkat pertama dalam pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bengkulu. Ini diketahui dari rilis data Badan Pusat
Statistik kota Bengkulu, yang digelar di aula gedung kantor Pemerintah
kota Bengkulu, Senin (30/1/2017). Pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu
dalam kurun waktu 2013 hingga 2015, mencapai 6,05%. Angka ini
menjadikan kota Bengkulu sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bengkulu sebesar 32%. Pertumbuhan ini di dasari oleh
meningkatnya geliat sejumlah sektor pendapatan daerah, terutama dalam
bidang jasa pelayanan kesehatan dan sosial sebesar 8.44%. Didukung juga
oleh tingginya pendapatan perkapita penduduk yakni mencapai Rp. 45
juta/tahun. Hasil ini membuat tingkat pertumbuhan ekonomi kota
51
BPS Bengkulu, Kota Bengkulu Dalam Angka, (Bengkulu: Media, 2015), h. 35
51
Bengkulu melampaui tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi bahkan
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Informasi ini disampaikan
langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu Husnan, SE,
yang dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia wilayah Bengkulu serta
BPS Provinsi. Husnan dengan jelas menguraikan secara rinci tingkat
ekonomi kota Bengkulu dalam waktu tiga tahun terakhir. Rilis ini
merupakan rilis pertama yang dilakukan oleh BPS Kota Bengkulu.
Walikota Bengkulu, H. Helmi hasan, SE dalam sambutannya
menyampaikan. Seharusnya ekonomi Bengkulu dapat lebih baik lagi,
dirinya juga telah menyiapkan beberapa program untuk dilaksanakan pada
tahun 2017, diantaranya dengan mencari sumber-sumber PAD dan
pembukaan lapangan pekerjaan baru seperti pada RSUD Kota Bengkulu
yang telah menghasilkan PAD sebesar Rp 16 miliar. “Pemerintah akan
mencoba mencari sumber-sumber PAD dan pembukaan lapangan kerja
baru bagi masyarakat agar ekonomi Bengkulu jadi lebih baik,” papar
Helmi. Walikota juga menambahkan, dalam waktu dekat pemerintah kota
akan membuka Bank yang akan ditempatkan dikawasan pertokoan
Suprapto. Pemerintah juga akan membuka peluang seluas-luasnya bagi
masyarakat yang berminat untuk bekerja pada bank tersebut. Ia
menargetkan, pada tahun 2018 mendatang bank yang dibangun telah
menjangkau kabupaten-kabupaten yang ada di provinsi Bengkulu demi
menopang pertumbuhan ekonomi kota Bengkulu.52
52
BPS Bengkulu, Pertumbuhan Ekonomi, ( Bengkulu: Bengkulunews, 2017), h. 1
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Pertamina
Peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang
ditugaskan melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan
menghasilkan migas dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah
Indonesia, mengolahnya menjadi berbagai produk dan menyediakan serta
melayani kebutuhan bahan bakar minyak & gas di seluruh Indonesia.
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak
dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan Undang-Undang
No. 22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan
yang sama dengan perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan
bisnis PSO tersebut akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha
yang wajar, sehat, dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang
berlaku di pasar.
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi
persaingan bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut
menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo
tersebut menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan
lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan.
52
53
Pertamina adalah sebagai pihak pertama dalam pendistribusian gas
elpiji 3 kg di Kota Bengkulu, Pertamina Kota Bengkulu beralamatkan di
Jl.Ir Rustandi.S No.11, Bengkulu, Indonesia 38216 Pulau baii.
Struktur organisasi merupakan gambaran berbagai bagian kegiatan yang
yang harus dilaksanakan didalam suatu organisasi, Untuk dapat
melaksanakan kegiatan kegiatan mereka. Dengan kata lain struktur
merupakan ciri khas dari suatu organisasi formal. Pentingnya organisasi
dalam sebuah prusahaan agar tau tugas masing-masing dalam manajemen
dan bisa bertanggung jawab dalam kenerja.53
Adapun struktur organisasi pada PT. Pertamina (GASDOM), Yang
terkait dalam pendistribusian gas elpiji 3 kg Di Kota Bengkulu.
Sebagai pihak pertama dalam pendistribusian gas elpiji 3 kg yang
mempunyai peran penting.
53
Ahmat Rifki, jabatan IROM , pada PT. Pertamina ( SR Gasdom) Wawancara pada
tanggal 14 juni 2017
54
Gambar 4.I
STRUKTUR ORGANISASI SR GASDOM
Sumber: Pertamina (SR Gasdom)
2. SPPBE ( PT. SAJAHAN PUTRA JAYA)
Setelah pemerintah melaksanakan program konversi dari minyak tanah
ke gas elpiji pada Tahun 2010 di Kota Bengkulu. Pertamina mencari rekan
pihak swasta untuk bisa diajak kerjasama sebagai wadah isi ulang gas
elpiji dari 3 kg. Agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada
Agen-agen dalam pelaksanan isi ulang gas elpiji 3 kg (refil). SPPBE ini
beralamatkan di jln. Suprapto Betungan, Kel, Betungan Kec, Selebar.54
54
Nurhadi sami, INCIDENT COMANDER pada SPPBE ( PT. Sajahan Putra Jaya)
Wawancara pada tanggal 15 juni 2017
Vice president
LPG & Gas products
Manager
LPG Marketing
Manager
operation
Manager
Gas Product Marketing
Manager
Infrastruktur
LPG & Gas Products
REGION II
IROM TIM AUDIT
ADM
55
Gambar 4.2
STRUKTUR ORGANISASI SPPBE PT. SAJAHAN PUTRA JAYA
dd
Sumber: (SPPBE) PT. Sajahan Putra Jaya
3. Agen
Di Kota Bengkulu ada 3 Agen yang ditunjuk Pertamina sebagai
penyalur gas elpiji 3 kg yaitu:
a) PT. Kartika Buana Raflesia
PT.KBR berdiri pada tahun 1979 sebagai mitra pertamina dalam
menyalurkan minyak tanah ke masyarakat, semakin lama miyak tanah
semakin sedikit. Sehingga pada tahun 2010 pemerinta melaksanakan
konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kg untuk mengantikan minyak
tanah sebagai bahan bakar untuk memasak. Pada saat itu juga PT. KBR
DEPUTI
Log Keeper /Tlpn
Geeneral
Commander/koordinasi
Incident commander
Suppotr
commaander
Tim medical
Tim Dokumen
&kounsumsi
Oprator Tim evacuasi Tim sekuriti
56
beralih ke gas elpiji 3 kg sebagi penyalur. PT. KBR beralamatkan di
Jln. Re. Martadinata No. 30 Kel. Kandang Kec. Kampung Melayu55
Gambar 4.3
STRUKTUR ORGANISASI PT. KARTIKA BUANA RAFLESIA
Sumber: PT. Kartika Buana Raflesia
b). PT. Intigra Sarana Niaga
PT. ISN ini juga berdiri pada masa minyak tanah pada tahun 1979
sebagai mitra pertamina. Dan pada tahun 2010 berpinda ke gas elpiji 3
55
Renold, ADM, PT. Kartika Buana Raflesia Wawancara pada tanggal 15 juni 2017
PIMPINAN
MENEJER
BENDAHARA ARSIP/DOKUMEN
ADM
PENGURUS
ARMADA
KEPALA GUDANG
DRIVER
SCURITI
57
kg sebagai penyalur di Kota Bengkulu. PT. ISN beralamatkan di Jln.
Bogowoto No. 16 Kel. Padang Harapan Kec. Gading Cempaka.56
Gambar 4.4
STRUKTUR ORGANISASI PT.INTIGRA SARANA NIAGA
Sumber: PT. Intigra Sarana Niaga
c). CV. Sumber Pitrolina
CV. SP ini mulai merintis kemitraanya sebagai penyalur gas elpiji
3 kg pada tahun 2010 pada saat konversi minyak tanah ke gas elpiji 3
kg. CV. SP ditunjuk pertamina untuk menjadi bagian dari panyaluran
gas elpiji 3 kg dengan prusedur yang ditetapkan oleh Pertamina. CV. SP
ini beralamatkan Jln. Gunung Bungkuk No. 43 Kel. Tanah Patah Kec.
Ratu Agung57
56
Widodo, Jabatan ADM pada PT. Intigra Sarana Niaga, Wawancara pada tanggal 16
juni 2017 57
Nopi yanti, Jabatan ADM pada PT. Sumber Pitrolina, Wawancara pada tanggal 16 juni
2017
PIMPINAN
ARSIP KEUAGAN ADM PENGURUS
SURAT
MENYURAT
KEPALA
GUDANG
SUPERPISOR
SOPIR
PEMBELIAN
ALAT MOBIL
MEKANIK
58
Gambar 4.5
STRUKTUR ORGANISASI CV. SUMBER PITROLINA
Sumber: CV. Sumber Petrolina
4. Pangkalan
Dari adanya konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kg Agen mencari mitra
untuk penyaluran gas elpiji sebagai penyalur akhir ke kunsumen, usaha
mikro dan rumah tangga. Pangkalan merupakan bagian dari
pendistribusian gas elpiji 3 kg dan mempunyai ikatan kerja dengan
Pertamina. Untuk menjadi Pangkalan gas elpiji harus menuruti perusedur
yang telah ditetapkan oleh pertamina yang melalui Agen.
MENEJER
SCURITI PENGURUS
ARMADA
DOKUMEN BENDAHARA ADM
KEPALA
GUDANG
SOPIR
HELPER
59
B. Hasil Penelitian
1. Sistem Distribusi Gas 3 Kg di Kota Bengkulu yang dilakukan
Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan
a) Arus Distribusi Secara Umum
Didalam distribusi gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu sistem saluran
yang dipakai adalah tipe saluran distribusi golongan barang konsumsi
dengan tipe saluran 4 : Pertamina - SPPBE – Agen – Pangkalan –
Konsumen. Termasuk dalam distribusi tidak langsung karena kegiatan
menyalurkan barang dan jasa melalui pihak-pihak lain atau perantara.
Sebelum terjadinya pendistribusian atau penyaluran gas elpiji ke
konsumen akhir, ada proses sistem distribusi yaitu arus distribusi:
Gambar 4.6
ARUS DISTRIBUSI
SPPBE
AGEN SUB PENYALUR KONSUMEN
PERTAMIN
A ARUS MATERIAL
ARUS
TRANSAKSI
ARUS
INFORMASI
DO
DO
Logbook Logbook
60
Keterangan:
1) Aliran Informasi: yang bergerak dari pemain di sisi hilir ke pemain
di sisi hulu. Contohnya: Agen akan mengorder elpiji ke Pertamina,
Pertamina memberikan informasi Delivery Order (DO) Agen ke
SPPBE ; Sub penyalur akan mengorder ke Agen; dan konsumen
membeli elpiji dari sub penyalur ataupun Agen. Supaya tidak terjadi
pemborosan (waste) dalam bentuk kelebihan pasokan dalam rantai
distribusi, pengorderan yang dilakukan oleh Agen, Sub penyalur
adalah sesuai dengan permintaan dari konsumen akhir.
2) Aliran material/barang: yang bergerak dari pemain di sisi hulu ke
pemain di sisi hilir. Contohnya: SPPBE akan menyalurkan elpiji ke
Agen; Agen memasok ke Sub penyalur, Sub penyalur menjual
langsung ke konsumen rumah tangga maupun usaha mikro. Jumlah
yang disalurkan dari pemain yang lebih dulu harus sesuai dengan
tingkat konsumsi yang dihadapi pemain yang berada di sisi hilir.
3) Aliran transaksi: yang bergerak dari pemain di sisi hilir ke pemain di
sisi hulu. Contohnya: Konsumen membayar ke Sub penyalur; Sub
penyalur membayar ke Agen, dan Agen membayar ke Pertamina.
Didalam sistem/arus distribusi gas elpiji berdasarkan peraturan
Menteri ESDM R.I Nomor 26 tahun 2009 pola distribusi tersebut
diselenggarakan dengan tujuan agar pengguna mendapatkan manfaat :
61
1) Tepat salur, relatif cepat penyalurannya dan terdistribusi kepada
pengguna yang tertentu;
2) Tepat harga, dengan rantai distribusi yang pendek maka tidak
banyak entitas distribusi yang terlibat menyebabkan biaya distribusi
menjadi minimal sehingga pada akhirnya harga LPG 3 Kg yang
harus ditebus pengguna menjadi lebih reasonable;
3) Tepat waktu, relatif cepat penyalurannya karena jumlah entitas rantai
distribusi tidak panjang sehingga waktu pendistribusian relatif
pendek.58
Ketegasan yang diberikan jika tim tidak melakukan prusedur
pendistribusian, maka tim diberi sangsi dengan ditunda pengiriman dan
bisa berujung dengan PHU ( pemutusan hubungan usaha ). Agar tidak
terjadi penyimpangan, penimbunan Pertamina memonitoringi penjualan
yang dilakukan Agen dan Pangkalan dengan cara, Agen dan Pangkalan
memberiakn laporan penjualan bulanan (logbook). Dari laporan tersebut
Pertamina bisa melihat kebutuhan konsumen pemakai gas elpiji 3 kg di
Kota Bengkulu dan bisa mendistribusikan gas elpji 3 kg agar tidak ada
pemborosan yang akan berdampak kepada kelangkan. Pihak-Pihak
yang terkait dalam pelaksanan pendistribusian gas elpiji 3 kg
Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan sebagai penyalur ke konsumen
58
Widodo, ADM PT. Intigra Sarana Niaga, Wawancara pada tanggal 16 juni 2017
62
akhir.59
Disini kita bisa melihat dari jadwal alokasi, penebusan, sampai
dengan penjualan Agen dan laporan bulanan Pangkalan.
b) Pihak-pihak yang Terkait dalam Pelaksanaan Pendistribusian
(Lingkaran Distribusi)
Lingkaran distribusi adalah jalurnya penyaluran gas elpiji ke
konsumen akhir dan mempunyai peran masing-masing.. Dalam
lingkaran distribusi pihak-pihak yang terkait dalam lingkaran distribusi
gas elpiji di Kota Bengkulu dapat dikelompokan menjadi 4 bagian besar
yang mempunyai peran sebelum gas elpiji sampai ke tangan pemakai
(end user), yaitu : Pertamina (SR Gasdom), SPPBE, Agen dan
Pangkalan.
Gambar 4.7
LINGKARAN DISTRIBUSI
PERTAMINA
59
Renold, ADM, PT.Kartika Buana Raflesia, Wawancara pada tanggal 15 juni 2017
63
Keterangan:
1) Pihak Pertamina
Pertamina adalah pihak pertama dalam pendistribusian gas elpiji,
tugas Pertamina dalam pendistribusian yaitu:
a) Memberikan penjadwalan/alokasi Agen
b) Memonitoring penyaluran Agen dan Pangkalan
c) Meberikan intruksi penjadwalan Agen ke SPPBE
d) Membuat peraturan pendistribusia
Berikut peraturan Pertamina tentang pendistribusian:
a) Penjualan sesuai dengan HET
b) Tidak boleh menyalurkan gas elpiji keluar rayon
c) Tidak boleh menimbun
d) Menyalurkan kemasyarakat miskin dan usaha mikro
2) SPPBE
SPPBE, Adalah bagian pertama dalam lingkaran distribusi gas
elpiji yang digambarkan dalam gambar di atas. Didalam SPPBE ini
terjadi kegiatan pengisian terhadap tabung-tabung elpiji sesuai
dengan ukuran tabungnya meliputi pengisian terhadap tabung 3 Kg,
tabung 12 Kg, tabung 50 Kg dan ukuran-ukuran tabung lainnya
sesuai dengan produk elpijinya juga. (Seperti kita ketahui bersama
saat ini mulai dipasarkan oleh Pertamina untuk produk-produk ease
64
gas, bright gas dsb). Kegiatan pengisian ini melibatkan kegiatan
penerimaan tabung kosong dari Agen-agen, penyortiran tabung
(tabung rusak, tabung retur) dan diakhiri dengan kegiatan pengisian.
Selanjutnya hasil pengisian tersebut dikirimkan ke Agen-agen
dengan disertai bukti SPP atau kita sering menyebutnya dengan
DO.60
3) Agen
Agen, merupakan bagian kunci dalam lingkaran distribusi gas
elpiji dikarenakan Agen berhubungan langsung dengan Pertamina
dalam hal mendapatkan instruksi jadwal pengambilan ke SPPBE
(Schedul Agreement SPPBE) dan melakukan pembayaran atas
pembelian yang akan diambil barangnya di SPPBE (Tebus DO).
Bagian lain dibawah Agen tidak melakukan hal ini. Dalam kegiatan
operasionalnya, Agen sesuai dengan Schedul Agreement SPPBE
akan mengirimkan tabung kosong ke SPPBE yang ditunjuk
kemudian akan menerima hasil pengisiannya dari SPPBE disertai
dengan dokumen SPP (DO) yang harus disesuaikan dengan SA-
SPPBE nya.
Setelah menerima tabung isi dari SPPBE, pihak Agen langsung
melakukan distribusi ke Pangkalan-pangkalan (Sub-Agen) yang
menjadi mitra dari Agen, karena sifatnya distribusi ini harus final /
habis tersalurkan sesuai jumlah DO yang ada, maka diperlukan
60
Nurhadi sami, INCIDENT COMANDER pada SPPBE (PT. Sajahan Putra Jaya)
Wawancara pada tanggal 15 juni 2017
65
penjadwalan juga untuk para Pangkalan/ Sub-agennya. Untuk
mengatur penjadwalan terhadap Pangkalan/Sub-agennya, pihak
Agen akan membuatkan penjadwalan yang disesuaikan volumenya
dengan penjadwalan yang diterima dari SPPBE, istilahnya adalah
schedul agreement Pangkalan atau disingkat SA Pangkalan. Dengan
demikian kegiatan distribusi Agen terhadap Pangkalan/Sub-agennya
akan lebih mudah dimonitoring dan mudah pula melakukan
pelaporan ke sistem Pertamina yang mewajibkan kegiatan distribusi
harian Agen terhadap Pangkalan/Sub-agennya dilaporkan harian
melalui aplikasi SIMOL3K.61
4) Pangkalan atau Sub-Agen
Pangakalan merupakan bagian distribusi yang posisinya dibawah
Agen, Pangkalan akan mengambil/membeli elpiji dari Agen
induknya dengan jumlah yang telah disepakati antara Agen dengan
Pangkalan/ Sub-agennya melalui SA Pangkalan. Kemudian
melakukan distribusi ke pengecer-pengecer yang merupakan mitra
Pangkalan/ Sub-agen, kegiatan penyaluran ke pengecer ini oleh
Pangkalan/ Sub-agen dicatat kedalam Logbook yang telah disediakan
oleh pihak Pertamina.
61
Renold, ADM, PT. Kartika Buana Raflesia Wawancara pada tanggal 15 juni 2017
66
c) Penyaluran Gas Elpiji 3 Kg di Kota Bengkulu yang dilakukan
Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan
1) Penjadwalan Pertamina
Dalam sistem distribusi Pertamina memberikan jadwal ke Agen
untuk ditebus kepihak SPPBE, berikut jadwal alokasi Agen Kota
Bengkulu periode 2016.
Tabel 4.1
Jadwal Alokasi Agen Kota Bengkulu periode 2016
AGEN SPPBE DO
PT. Kartika Buana Raflesia PT. Sajahan Putra Jaya
1.877
PT. Intigra Sarana Niaga PT. Sajahan Putra Jaya
1.785
CV. Sumber Pitrolina PT. Sajahan Putra Jaya
1.120
Sumber : Pertamina 2016
Dari Tabel 4.1 penjadwalan alokasi pendistribusian gas elpiji 3kg
yang dijadwalkan Pertamina (SR GASDOM) Ke Agen Kota
Bengkulu PT. Kartika Buana Raflesia, PT. Intigra Sarana Niaga dan
CV. Petrolina untuk melaksanakan penebusan DO ke SPPBE PT.
Sajahan Putra Jaya.
Keterangan : 1 DO = 560 Tbg, jadi untuk PT. KBR 1.877 DO =
1.051.120 Tbg, PT.ISN 1.785 DO = 999.600 Tbg
sedangkan CV.SP 1.120 DO = 627.200 Tbg. Jadi total
pendistribusi gas elpiji 3 kg yang dialokasikan untuk
67
Agen Wilayah Kota Bengkulu sebanyak 2.677.920
Tbg Tahun 2016.62
2) Penyaluran SPPBE
Pihak SPPBE menyalurkan gas elpiji ke Agen berdasarkan
intruksi jadwal dari Pertamina.
Tabel 4.2
Penebusan Agen ke (SPPBE)
PT.Sajahan Putra Jaya Kota Bengkulu Periode 2016
AGEN ∑ DO
MySAP
∑ DO SPP ∑
DO
TF
∑ DO
SPP +
TF
∆
DO
∑
Verifikasi
Kg
PT. KBR 1.877 1.877 0 1.877 - 3.153.360
PT.ISN 1.785 1.785 1.785 2.998.800
CV.SP 1.120 1.120 1120 1.881.600
Sumber : SPPBE PT. Sajahan Putra Jaya 2016
Dari tabel 4.2 penebusan Agen ke SPPBE, terlihat alokasi yang
dijadwalkan Pertamina melalui isi ulang (refil) ke SPPBE bisa
ditebus semua oleh Agen.
Keterangan : ∑DOMySAP = Jadwal Agen, ∑DOSPP = Penebusan
yang dilakukan Agen, ∑DOTF = DO yang belum ditebus,
∑DOSPP+TF = DO yang ditebus + DO yang belum
ditebus, ∑Verifikasi Kg= DO.560.3. Dilihat dari tabel
penjadwalan dan tabel penebusan tidak ada selisih jadi
62
Ahmat Rifki, jabatan IROM , pada PT. Pertamina ( SR Gasdom) Wawancara pada
tanggal 14 juni 2017
68
pendistribusian gas elpiji ke Agen tidak ada penyimpangan
yang dilakukan SPPBE.
3) Laporan Penyaluran Agen Kota Bengkulu
Di Kota Bengkulu ada 3 Agen yaitu:
a) PT. Kartika Buana Raflesi
Tabel 4.3
Penyaluran PT. Kartika Buana Raflesi Ke
Pangkalan Periode 2016
Bulan Alokasi (tbg) Realisasi (tbg)
Januari 90.720 78.730
Februari 82.880 76.265
Maret 90.160 83.489
April 86.800 84.540
Mei 86.800 84.835
Juni 86.800 86.379
Juli 89.600 87.799
Agustus 86.240 92.255
September 89.040 95.255
Oktober 86.240 87.865
Nopember 86.240 91.585
Desember 89.600 94.790
TOTAL 1.051.120 tbg 1.043.787 tbg
Sumber : Penyaluran PT. KBR ke Pangkalan 2016
b) PT. Intigra Sarana Niaga
Tabel 4.4
Penyaluran PT. Intigra Sarana Niaga ke Pangkalan
Periode 2016
Bulan Alokasi (tbg) Realisasi (tbg)
Januari 86.800 85.245
Februari 80.080 79.000
Maret 86.240 83.555
April 82.880 78.345
69
Mei 82.880 91.200
Juni 82.880 80.920
Juli 84.560 83.535
Agustus 81.760 82.450
September 82.320 84.745
Oktober 81.200 78.120
Nopember 81.200 80.670
Desember 86.800 89.585
TOTAL 999.600 tbg 997.370 tbg
Sumber : Penyaluran PT. ISN ke Pangkalan 2016
c) CV. Sumber Pitrolina
Tabel 4.5
Penyaluran CV. Sumber Petrolina ke Pangkalan
periode 2016
Bulan Alokasi/tbg Realisasi/tbg
Januari 54.880 54.220
Februari 50.400 50.080
Maret 54.320 56.980
April 52.640 53.640
Mei 52.640 54.880
Juni 51.520 51.960
Juli 53.200 53.200
Agustus 50.960 50.120
September 51.520 51.880
Oktober 50.960 51.960
Nopember 50.960 50.200
Desember 53.200 53.560
TOTAL 627.200 tbg 626.640 tbg
Sumber : Penyaluran CV. SP ke Pangkalan 2016
Dari tabel 4.3, tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas dapat dilihat
bahwa alokasi distribusi yang dijadwalkan tahun 2016 tidak
semuanya terealisasi. Selisih volume distribusi disebabkan oleh
faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi adalah:
70
a) Kerusakan pada armada, sehingga tidak memungkinkan
untuk melakkukan peroses penyaluran.
b) Banyaknya ditemukan gas yang tidak layak untuk disalurkan
seprti, tabung bocor, tabung rusak dan tabung expayer.
Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah:
a) Kurangnya permintaan dari Sub agen sehingga yang
menyebabkan penyalurah tidak efesien.
b) Sub agen tidak menaati peraturan yang telah dibuat oleh
pertamina sehingga menyebapkan pengurangan alokasi
(kota)63
4) Pangakalan
Setiap Pangkalan Agen harus melaporkan penjulannya melalui
laporan logbook ke Pertamina yang dilaporkan melalui Agen
masing-masing, laporan ini bertujuan untuk mempermudah
Pertamina mengawasi pendistribusian yang dilakukan Agen dan
Pangkalan tidak ada penyimpangan, penimbunan dan sudah tepat
sasaran, selain itu juga mempermuda pertamina melihat berapa
banyak kebutuhan konsumen, untuk menjadwalkan/alokasi ke Agen
Kota Bengkulu. Berikut laporan logbook Pangkalan Agen Kota
Bengkulu yaitu PT. Kartika Buana Raflesia, PT. Intigra Sarana
Niaga, CV. Sumber Pitrolina sebagai berikut:
63 Renold, ADM, PT. Kartika Buana Raflesia Wawancara pada tanggal 15 juni 2017
71
Tabel 4.6
Laporan Logbook Pangkalan
Agen Kota Bengkulu Periode 2016
Nama
Agen
Jumlah
pangkal
an
Penerimaan
Jml tabung
Penjualan
Rumah
tangga
Usaha
mikro
Pengecer Total
PT. KBR
PT. ISN
CV. SP
71
69
56
1.043.787
997.370
626.640
215.000
185.120
125.340
387.455
278.256
189.475
441.332
536994
311.825
1.043.787
997.370
626.640
TOTAL 2.666.797 525.460 855.186 1.290.151 2.666.797
Sumber: Laporan logbook Pangkalan Agen Kota Bengkulu 2016
Dilihat dari tabel 4.6 terlihat jelas bahwa setiap pengiriman jumlah
tabung ke Pangkalan selalu dilaporkan harus kongkrit dari penyaluran
yang dilakukan Pangkalan ke rumah tangga, usaha mikro dan pengecer
agar tidak terjadi penyimpangan. Guna adanya laporan ini agar Pertamina
mudah memonitoring keadaan pendistribusian yang dilakukan Pangkalan.
Tetapi kurangnya efisien penyaluran gas elpiji ke konsumen yang
menyebabkan terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu,
dikarnakan pangkalan menyalurkan gas elpiji 3 kg tidak tepat sasaran dan
tidak sesuai dengan HET.
Berikut contoh penjualan Pangkalan Maintang yang beralamatkan di
simpang kandis:
72
Tabel 4.7 Penjualan Pangkalan Maintang
Jmlh
pengirman
Agen
Penjualan Jumlah
tbg
Harga/tbg
200
Usah
Mikro
50 Rp.16000
Rumah
Tangga
50 Rp.18000
Pengecer 100 Rp.16000
Sumber Pangkalan Mintang
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwah penjualan maintang tidak sesuai
dengan peraturan Pertamina tentang HET penjual gas elpiji 3 kg dan
penjualan lebih banyak ke pengecer dari pada keruman tangga dan usaha
mikro. Hal ini yang menyebabkan kekurangan gas elpiji 3 kg dan harga
meningkat tinggi, karena pengecer tidak termasuk didalam lingkaran
distribusi gas elpiji yang harus melaporkan penyalurannya, sehingga
pengecer semena-mena dalam menyalurkan gas elpiji 3 kg demi meraup
keuntungan.Terkadang pengecer menjual ke luar area dan bisa juga
menjual ke konsumen yang tidak berhak menggunakan gas elpiji 3 kg.
Tetapi pentingnya peran pengecer dalam penyaluran gas elpiji 3 kg,
dikarnakan pengecer bisa langsung menyalurkan gas elpiji 3kg ke
konsumen rumah tangga yang terletak jauh dari Sub penyalur/Pangkalan.64
64
Joni, pengecer, wawancara pada tanggal 1 Agustus 2017
73
2. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Sistem Distribusi Gas Elpiji 3 Kg
di Kota Bengkulu yang dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen dan
Pangkalan
Distribusi merupakan bagian terpenting dalam ekonomi, didalam
distribusi ada hal pokok yang harus di perhatikan agar sistem ekonomi
yang berbasis Islam. Dalam hal pendistribusian ada landasan-landasan
dalam Islam, identifikasi pada distribusi gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu
sebagai berikut:
a) Adil : Meletakan sesuatu pada tempatnya.
b) Tauhid : Ketuhanan yang maha esa
c) Kejujuran dalam bertransaksi
Pada landasan ini dalam distribusi yang dilakukan Pertamina,
SPPBE, Agen dan pangkalan di Kota Bengkulu sudah terlihat tidak ada
penyimpang, penimbunan dan monopoli. Dalam pendistribusian gas elpiji
3 kg yang dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen suda memenuhi kretiria
ekonomi Islam. Suda menyalurkan gas elpiji tepat sasaran dangan landasan
adil, tauhid dan jujur. Tetapi di pangkalan tidak sesuai dengan ekonomi
Islam dikarnakan penjualn Pangkalan tidak sesui dengan HET.65
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pertamina,
SPPBE, Agen dan Pangkalan adalah sistem distribusi penyaluran gas elpiji
3 kg di Kota Bengkulu. Berdasarkan arus dan lingkaran distribusi terlihat
65
Nopi yanti, Jabatan ADM pada PT. Sumber Pitrolina, Wawancara pada tanggal 16 juni
2017
74
terlihat tanggungjawab dan fungsi masing-masing dalam pendistribusian
gas elpiji 3 kg. Selain itu berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
diketahui bahwa Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan telah
menjalankan sistem distribusi gas elpiji di Kota Bengkulu, hal ini dapat
terlihat dengan adanya laporan penyaluran Agen dan logbook Pangkalan.
Dengan melihat penyaluran Agen ke Pangkalan, pendistribusian gas elpiji
3 kg di Kota Bengkulu belum efisien hal ini di lihat perselisihan antara
penjadwalan yang dilakukan Pertamina (alokasi) dengan penyaluran Agen
ke Pangkalan (realisasi). Dan penjualan pangkalan tidak sesuai dengan
HET, Selain itu juga pendistribusian gas elpiji ini melibatkan pihak
pengecer yang tidak bisa dimonitoringi/pengawasan oleh Pertamina
dikarnakan tidak ada hubungan kerja (mitra) dengan Pertamina sehingga
kebebasan bagi pengecer dalam menyalurkan gas elpiji 3 kg di Kota
Bengkulu.
Akan tetapi masih saja di masyarakat sering terjadi kelangkaan gas
elpiji dan harga yang melonjak tinggi, hal ini disebabkan oleh Pangkalan
dan pengecer yang tidak melakukan penjualan sesuai dengan ekonomi
Islam, contohnya sebagai berikut:
a) Melakukan penimbunan
b) Menjual kepada yang tidak berhak
c) Menjual keluar area
75
Hal ini dilakukan oleh pengecer demi meraup keuntungan yang besar,
sehingga merugikan masyarakat miskin. Dalam ekonomi Islam hal ini
dilarang berdasrkan Hadits HR Muslim:
عن معمر بن عبد اللو رضي اللو عنو، عن رسول اللو صلى الله عليو وسلم،
﴿رواه مسلم﴾ «.ل يتكر إل خاطئ »قال:
Artinya: Dari Ma‟mar bin Abdullah rađiyaLlāhu„anhu tentang Rasulullah
şallaLlāhu „alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah orang
yang menimbun barang, melainkan ia berdosa karenanya”. (HR
Muslim)66
66
Idri, Hadis Ekonomi Dalam Persefektip Hadis Nabi, (Jakarta, Prenada Media
Group,2015), h. 127
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem distribusi di Kota Bengkulu yang dilakukan Pertamina,
SPPBE, Agen dan Pangkalan berjalan sesuai dengan mekanesme
sesuai dengan ketentuan dan fungsinya masing-masing.
Berdasarkan arus dan lingkaran distribusi terlihat tanggungjawab
dan fungsi masing-masing dalam pendistribusian gas elpiji 3 kg.
Selain itu berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui
bahwa Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangkalan telah menjalankan
sistem distribusi gas elpiji di Kota Bengkulu, hal ini dapat terlihat
dengan adanya laporan penyaluran Agen dan logbook Pangkalan.
Dengan melihat penyaluran Agen ke Pangkalan, pendistribusian
gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu belum efisien hal ini di lihat
perselisihan antara penjadwalan yang dilakukan Pertamina
(alokasi) dengan penyaluran Agen ke Pangkalan (realisasi). Dan
penjualan pangkalan yang tidak sesuai dengan HET, Selain itu juga
pendistribusian gas elpiji ini melibatkan pihak pengecer yang tidak
bisa dimonitoringi/pengawasan oleh Pertamina dikarnakan tidak
ada hubungan kerja (mitra) dengan Pertamina sehingga kebebasan
bagi pengecer dalam menyalurkan gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu
tidak tepat sasaran yang menyebabkan kelangkaan gas elpiji 3 kg.
75
77
2. Tinjauan ekonomi Islam terhadap sistem distribusi gas elpiji 3 kg
yang ada di Kota Bengkulu pada perinsipnya sesuai dengan
ekonomi Islam, namun dalam prakteknya ada Pangkalan yang
mendistibusikan gas elpiji 3 kg yang tidak sesuai dengan HET, dan
sebagian pengecer yang melakukan penimbunan, menjual keluar
area dan menjual kepada yang tidak berhak, sehingga
mengakibatkan kelangkaan dan harga meningkat tinggi. Hal ini
sangat merugikan orang lain, dalam ekonomi Islam hal ini dilarang.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, penulis
menghimbaukan agar pendistribusian gas elpiji 3 kg di Kota Bengkulu
yang dilakukan Pertamina, SPPBE, Agen dan Pangakalan.
1. Pertamina, harus meningkatkan pengawasan.
2. SPPBE, tidak memperhambat penebusan Agen.
3. Agen, barang yang dijadwalkan Pertamina semunya harus
tersalurkan.
4. Pangkalan, penjualan harus sesuai dengan HET dan harus
mengawasi penyaluran pengecer dan lebih mengutamakan rumah
tangga.
5. Pengecer dalam menyalurkan gas elpiji 3 kg harus sesuai dengan
peraturan yang di tetapkan Pertamina.
6. Konsumen, orang yang berhak menggunakan gas elpiji 3kg hanya
orang miskin dan usaha mikro.
79
DAFTAR PUSTAKA
Al, Din, et. al. Transaksi Ekonomi Persefektip Hukum Islam, Surabaya: Risalah
Gusti, 1999.
Anto, Hendra. Pengantar Ekonomi Mikro Islam. Yogyakarta: Ekonisia Uii, 2003.
Abdul Baqi, M. Fu‟ad. Mutiara Hadist Shihih Bukari Muslim, H. Salim Bahreisy.
Surabaya: PT. Bina Ilmu. 2006.
Arif, M. Nur Rianto, Euis Amelia. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Prenada Media
Group, 2010.
Albani, Muhammad, Nashiruddin. Ringkasan Shahih Muslim. diterjemahkan oleh
Elly Lathifah, Jakarta: Gema Insani, 2005.
Boyd, Herper, et.al. Manajemen Pemasaran 1. Jakarta: Edisi Erlangga, 2000.
Beriah, Oneng Nurul, Materi hadis, Jakarta: Kalamulia, 2008.
Capra, Umar. Masa Depan Ilmu Ekonomi : Sebua Tijauan Islam. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Dunn, William. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1998.
Edwin Nasation, Mustopa. Pengenalan Eksekutip Ekonomi Islam. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010.
Fatta, Hanif. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi,
2007.
Haristi, Jaribah bin Ahmad. Fikih Ekonomi Umar Ibnu Al-Khattab. diterjemahkan
oleh Asmuni Solihin Zamakhsyari, Jakarta, Khalifa, 2006.
80
Idri. Hadis Ekonomi Dalam Persefektip Hadis Nabi. Jakarta: Prenada Media
Group, 2015.
Jogiyanto, Analisis Dan Desain Sistem Infomasi. Yogyakarta: Penerbit Andi,
2008.
Karim, M Rusli. Berbagai Aspek Ekonomi Islam, cat. 1, Yogyakarta: P3EI FI UII
dan Tiara Wacana, 1992.
Kaf, Zaki. Ekonomi Dalam Persefektip Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Lupiyoadi. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Lubis, Shurawardi. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
M. Quraish, shihab. Tafsir Almishab, cet, I. Jakarta: Lentera Hati, 2003.
Naqvi, Syed Haider, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sentesis Islami, cat. 1, .
Bandung: Mizan, 2004.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Yugm Perss,
1991.
Octara, Lita. Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke &
Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion. Jurnal online Institut
teknoligi Nasional, Bandung: Indonesia, 2013.
Putro Widoyoko, Eko. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis
Pendidik dan Calon Pendidik. Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Qardhawy, yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press,
1995.
Qardhawy, yusuf. Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta:
Rabani Press, 2001.
81
Rahmat Syafi‟i, Al-Hadhis Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2000.
Sugiono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta: Ekonisia UII, 2004.
Tarigan Akmal, Azhari. Tafsir Ayat-ayat Ekonomi: Sebuah Ekplorasi Melalui Kata-kata
Kunci dalam Al-Quran. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008.
Tim Penerjemah Alquran UII. Alquran dan Tafsir. Yogyakarta: UII Press, 1991.
Umar, Capra. Masa Depan Ilmu Ekonomi : Sebua Tinjauan Islam. Jakarta, Gema
Insani Press, 2001.
Winardi. Kamus Ekonomi. Bandung: CV Mandar Maju, 1989.
Adistya. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg Di
PT. Candi Agung Pratama Semarang, dikutip dari http://lib.universitas-
diponogoro.ac.id/skripsi-adistya. pada hari senin, tanggal 13 Mei 2017,
pukul 21,33 WIB
Wirawan Efendi, Salaldin. Analisis Usaha Bisnis Distribusi Gas Elpiji 3 kg Studi
Kasus Kota Palembang, dikutip dari http://lib.sumatrabarat.ac.id/salaldin-
wirawan-efendi, pada hari senin, tanggal 13 Mei 2017, pukul 21,33 WIB
77