direktorat perlindungan tanaman...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Tahun 2014 i
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal
pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan
perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI. Indikator
kinerja utama kegiatan perlindungan tanaman pangan sebagaimana
tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2010-2014 adalah jumlah maksimal luas areal
tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI
sebesar 5% dari luas areal tanam.
2. Target capaian pengamanan areal pertanaman dari serangan OPT dan
DPI pada Tahun 2014 adalah sebesar 95% dari luas tanam. Realisasi
capaian pengamanan areal pertanaman Tahun 2014 dinilai berhasil
dengan kisaran capaian sebesar 97,51% sampai dengan 104,77%. Hal
tersebut terlihat dari capaian padi dengan kategori berhasil dan
komoditas lainnya (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi
kayu, dan ubi jalar) dengan kategori sangat berhasil.
3. Areal tanam padi yang dapat diamankan dari serangan OPT dan DPI
Tahun 2014 sebesar 92,63% dari target 95% (capaian kinerja sebesar
97,51% dengan kategori berhasil). Sedangkan untuk capaian kinerja
pengamanan pada tanaman jagung sebesar 103,77% (sangat berhasil),
kedelai sebesar 102,17% (sangat berhasil), kacang tanah sebesar
104,47% (sangat berhasil), kacang hijau sebesar 104,77% (sangat
berhasil), ubi kayu sebesar 104,69% (sangat berhasil) dan ubi jalar
sebesar 102,74% (sangat berhasil).
4. Upaya pengendalian serangan OPT utama dan penanganan DPI (banjir
dan kekeringan) pada tanaman pangan Tahun 2014 dilakukan secara
intensif dan berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari luas pengendalian
Tahun 2014 pada komoditas padi seluas 1.315.308 ha, jagung seluas
Laporan Kinerja Tahun 2014 ii
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
30.659 ha, kedelai seluas 15.375 ha, kacang tanah seluas 2.981 ha,
kacang hijau seluas 1.516 ha, ubi kayu seluas 3.162 ha, dan ubi jalar
seluas 1.071 ha.
5. Total anggaran yang tertuang dalam DIPA penguatan perlindungan
tanaman pangan dari serangan OPT dan DPI (Pusat dan Dekonsentrasi)
Tahun 2014 sebesar Rp. 117.864.716.000,- (seratus tujuh belas milyar
delapan ratus enam puluh empat juta tujuh ratus enam belas ribu
rupiah). Sampai dengan akhir Desember 2014, realisasi anggaran
mencapai Rp. 113.000.750.669,- (seratus tiga belas milyar tujuh ratus
lima puluh ribu enam ratus enam puluh sembilan rupiah) atau 95,87%
dari total anggaran.
6. Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, berbagai
permasalahan masih menjadi kendala antara lain: i) Tindakan
pengendalian dini pada umumnya terlambat dilaksanakan karena belum
optimalnya koordinasi tripartit yaitu antara Mantri Tani, POPT-PHP dan
Penyuluh Lapangan. Disamping itu, kelembagaan perlindungan tanaman
yang berwenang dalam melaksanakan pengendalian belum satu
komando, serta belum optimalnya peran dan fungsi Brigade Proteksi
Tanaman. Untuk itu, perlu advokasi kepada Gubernur, Pemerintah
Kabupaten/Kota sebagai pemegang komando dalam pelaksanaan
pengendalian OPT. ii) Terbatasnya sarana pengendalian OPT dan DPI
menghambat kelancaran pelaksanaan tugas POPT-PHP sehingga peran
daerah harus lebih ditingkatkan dalam pemenuhan sarana tersebut. iii)
Terbatasnya jumlah POPT-PHP mengakibatkan kegiatan pengamatan dan
pengendalian/penanggulangan OPT belum optimal, sehingga perlu
penambahan petugas lapangan baik dari APBN maupun APBD. iv)
perubahan iklim berdampak pada luas banjir dan kekeringan serta
perkembangan OPT.
Laporan Kinerja Tahun 2014 iii
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
KATA PENGANTAR
Kinerja pemerintah harus dilaporkan setiap tahunnya sesuai dengan Instruksi
Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan telah menyusun Laporan Kinerja Tahun 2014
yang didasarkan atas tugas pokok dan fungsi serta kewenangan sesuai
dengan program dan rencana kinerja Tahun 2014.
Laporan Kinerja ini merupakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam
mencapai tujuan dan sasaran perlindungan tanaman pangan sesuai dengan
Rencana Kinerja Tahun 2014. Sasaran strategis Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan yaitu mengamankan produksi tanaman pangan dari
serangan OPT dan terkena DPI. Hasil evaluasi kinerja tersebut dapat
dijadikan sebagai acuan untuk lebih menyempurnakan program dan kegiatan
pengamanan produksi tanaman pangan di masa mendatang.
Jakarta, Januari 2015
Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,
Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev
NIP 196005081986031026
Laporan Kinerja Tahun 2014 iv
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
DAFTAR ISI
Hal.
RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................... 1 1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ............................... 1 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja ............................................ 2 1.4. Sumber Daya Manusia................................................................ 6 1.5. Dukungan Anggaran .................................................................. 6 1.6. Permasalahan ............................................................................ 7
II. PERENCANAAN KINERJA ............................................................... 9
2.1. Rencana Strategis Tahun 2010-2014 ........................................... 9 2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ............................. 11 2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 ........................................... 12
III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................... 14
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Kinerja......................... 14 3.2. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2014 ..................................... 15 3.3. Evaluasi dan Analisis Kondisi Iklim di Indonesia .......................... 16 3.4. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014 ...................... 17 3.5. Pengukuran Kinerja Keuangan ................................................... 55
IV. PENUTUP ..................................................................................... 58
LAMPIRAN ........................................................................................... 59
Laporan Kinerja Tahun 2014 v
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
DAFTAR TABEL
Hal.
1. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan .............................. 7
2. Sasaran Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun
2014 ................................................................................................. 12
3. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2014........................................ 15
4. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan di
Indonesia Tahun 2013 dan 2014 ........................................................ 18
5. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Padi
Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 19
6. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Padi di
Indonesia Tahun 2010-2014............................................................... 21
7. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Jagung
Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 23
8. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman
Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014 ............................................... 25
9. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kedelai
Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 27
10. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman
Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014 ............................................... 28
11. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kacang Tanah
Tahun 2013 dan 2014 ........................................................................ 30
12. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman
Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014 ..................................... 32
Laporan Kinerja Tahun 2014 vi
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
13. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Hijau Tahun 2013 dan 2014 ................................................... 34
14. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman
Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014 ....................................... 36
15. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Ubi
Kayu Tahun 2013 dan 2014 ............................................................... 38
16. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi
Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014 ................................................... 39
17. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Ubi
Jalar Tahun 2013 dan 2014 ................................................................ 41
18. Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi
Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014 ................................................... 42
19. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2014 .......................................................................... 44
20. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Strategis Tahun
2014 ................................................................................................. 56
21. Realisasi Anggaran Program Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2014 ...................................................................................... 57
Laporan Kinerja Tahun 2014 vii
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
DAFTAR GRAFIK
Hal.
1. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010-2014 ..................................... 21
2. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014................................. 25
3. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014 ................................ 29
4. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Kacanag Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014 .................... 33
5. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014 ........................ 37
6. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014 .............................. 40
7. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014 .............................. 43
Laporan Kinerja Tahun 2014 viii
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
1. Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ............. 60
2. Penetapan Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2014 ...................................................................................... 61
3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ...................................... 63
4. Pengukuran Kinerja Tahun 2014 ......................................................... 64
5. Pengukuran Pencapaian Sasaran ........................................................ 65
6. Rencana dan Realisasi SLPHT Tahun 2014 .......................................... 66
7. Rencana dan Realisasi SLI Tahun 2014 ............................................... 67
8. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun
2007-2011, Rerata 5 Tahun, Tahun 2014, & Tahun 2014 ..................... 68
9. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 69
10. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 70
11. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 71
12. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Kacang tanah di Indonesia
Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 72
13. Luas serangan OPT Utama pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia
Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 73
14. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 74
Laporan Kinerja Tahun 2014 ix
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
15. Luas Serangan OPT Utama pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 75
16. Luas Banjir pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun 2010 - 2014 ..... 76
17. Luas Kekeringan Pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 77
18. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010
- 2014 .............................................................................................. 78
19. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 79
20. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 80
21. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia
Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 81
22. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia
Tahun 2010 - 2014 ............................................................................ 82
23. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 83
24. Luas Banjir dan Kekeringan pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun
2010 - 2014 ...................................................................................... 84
25. Luas Pengendalian pada Tanaman Pangan di Indonesia Tahun 2013 &
Tahun 2014 ...................................................................................... 85
Laporan Kinerja Tahun 2014 1
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
I. P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
Kementerian Pertanian bertekad mewujudkan swasembada beras dan
jagung berkelanjutan serta swasembada kedelai Tahun 2014, oleh
karena itu peningkatan produksi pangan perlu terus diupayakan.
Strategi peningkatan produksi pangan telah ditetapkan melalui upaya
peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan
produksi, pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan
pembiayaan usahatani. Sasaran produksi tanaman pangan ditargetkan
meningkat setiap tahun, sehingga tugas dan fungsi pengamanan
produksi tanaman pangan ke depan akan semakin berat.
Pengamanan produksi yang direfleksikan melalui program dan kegiatan
perlindungan tanaman pangan merupakan bagian penting dan saling
terkait antar subsistem hulu sampai hilir. Peran penting yang diemban
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan adalah menjaga kuantitas,
kualitas dan kontinuitas produksi tanaman pangan dari gangguan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim
(DPI).
Upaya pengamanan produksi dari gangguan OPT dilaksanakan dengan
menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sedangkan
penanganan DPI diupayakan melalui antisipasi dan mitigasi terhadap
terjadinya banjir, kekeringan dan bencana alam lainnya. Oleh karena
itu, peningkatan sumber daya manusia, inovasi dan diseminasi
teknologi, penguatan kelembagaan, serta pembinaannya perlu
ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus.
1.2. Kedudukan, Tugas , Fungsi, dan Kewenangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/
OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Laporan Kinerja Tahun 2014 2
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang perlindungan tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data
organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim,
teknologi pengendalian OPT, dan pengelolaan PHT;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data OPT, DPI,
teknologi pengendalian OPT, dan pengelolaan PHT;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengelolaan data OPT, DPI, teknologi pengendalian OPT, dan
pengelolaan PHT;
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan
data OPT, DPI, teknologi pengendalian OPT, dan pengelolaan PHT;
dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/
OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan terdiri atas 4 (empat) Subdirektorat,
yaitu:
1) Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu
Tumbuhan.
2) Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim.
Laporan Kinerja Tahun 2014 3
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3) Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan.
4) Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu.
Dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman pangan,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan juga didukung oleh
Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas masing-masing bagian organisasi adalah:
1) Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu
Tumbuhan
Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu Tumbuhan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengelolaan
Data Organisme Pengganggu Tumbuhan menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang monitoring dan
analisis data serta evaluasi dan pelaporan data organisme
pengganggu tumbuhan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang monitoring dan
analisis data serta evaluasi dan pelaporan data organisme
pengganggu tumbuhan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang monitoring dan analisis data serta evaluasi dan
pelaporan data organisme pengganggu tumbuhan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
monitoring dan analisis data serta evaluasi dan pelaporan data
organisme pengganggu tumbuhan.
Laporan Kinerja Tahun 2014 4
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
2) Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim
Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang dampak
perubahan iklim.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Dampak
Perubahan Iklim menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang adaptasi dan
mitigasi dampak perubahan iklim;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang adaptasi dan
mitigasi dampak perubahan iklim;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
3) Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan
Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Teknologi
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang identifikasi dan
verifikasi teknologi pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan;
Laporan Kinerja Tahun 2014 5
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan
verifikasi teknologi pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang identifikasi dan verifikasi teknologi pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
identifikasi dan verifikasi teknologi pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan.
4) Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu
Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pemasyarakatan dan kelembagaan pengendalian hama terpadu
serta analisis dampak lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengelolaan
Pengendalian Hama Terpadu menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pemasyarakatan
dan kelembagaan pengendalian hama terpadu serta analisis
dampak lingkungan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasyarakatan
dan kelembagaan pengendalian hama terpadu serta analisis
dampak lingkungan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pemasyarakatan dan kelembagaan pengendalian
hama terpadu serta analisis dampak lingkungan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pemasyarakatan dan kelembagaan pengendalian hama terpadu
serta analisis dampak lingkungan.
Laporan Kinerja Tahun 2014 6
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
5) Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat
menyurat serta kearsipan Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan.
6) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Upaya meningkatkan kegiatan peramalan OPT dan pengembangannya
serta memperoleh rujukan di bidang perlindungan tanaman, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan didukung oleh 1 (satu) Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yaitu Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (BBPOPT) yang berkedudukan di Jatisari, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Sementara itu, pelaksanaan pengujian mutu
pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung oleh Balai Pengujian
Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di Jakarta.
Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi perlindungan tanaman
pangan di daerah dilaksanakan oleh UPTD-Balai Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) atau Sub Dinas Pertanian yang
menangani perlindungan tanaman pangan. Struktur Organisasi
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada
Lampiran1.
1.4. Sumber Daya Manusia
Pada Tahun 2014, jumlah sumber daya manusia lingkup Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan sebanyak 68 orang pegawai dan 10
orang Tenaga Harian Lepas. Secara rinci, keadaan pegawai di
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 1.
Laporan Kinerja Tahun 2014 7
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 1. Pegawai Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
No. Unit Golongan
THL Jml IV III II I
1 Direktur 1 - - - - 1
2 Sub Bagian Tata Usaha - 10 8 - 10 28
3 Subdit. Pengelolaan Data
OPT 1 9 2 - - 12
4 Subdit. DPI 4 9 - - - 13
5 Subdit. Pengelolaan PHT 1 10 1 - - 12
6 Subdit. Teknologi
Pengendalian OPT 1 10 1 - - 12
Jumlah 8 48 12 - 10 78
1.5. Dukungan Anggaran
Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan
Tanaman dari Gangguan Serangan OPT dan DPI pada Tahun 2014
sebesar Rp 192.288.141.000,- (seratus sembilan puluh dua milyar dua
ratus delapan puluh delapan juta seratus empat puluh satu ribu rupiah)
dan dilakukan penghematan sehingga anggaran menjadi Rp
117.864.716.000 (seratus tujuh belas milyar delapan ratus enam puluh
empat juta tujuh ratus enam belas ribu rupiah) yang terdiri dari
anggaran: 1) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebesar Rp
11.534.911.000,- 2) Balai Pengujian Mutu Produk sebesar Rp
3.765.860.000,- dan 3) Dekonsentrasi sebesar Rp 102.563.945.000,-.
1.6. Permasalahan
Dalam rangka mencapai tujuan mengamankan produksi, beberapa
kendala yang dihadapi antara lain:
1. Perubahan iklim yang bersifat ekstrim.
2. Kurangnya Petugas Pengendali OPT-Pengamat Hama Penyakit
(POPT-PHP).
Laporan Kinerja Tahun 2014 8
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3. Belum memadainya sarana kerja petugas POPT-PHP.
4. Penggunaan pestisida belum bijaksana.
5. Belum optimalnya kelembagaan perlindungan tanaman.
Laporan Kinerja Tahun 2014 9
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Tahun 2010-2014
Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengacu
kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Renstra
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan merupakan dokumen
perencanaan yang berdasarkan pada visi, misi, tujuan, sasaran
strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan
perlindungan tanaman pangan selama periode Tahun 2010–2014.
Renstra tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan bagi unit kerja
lingkup Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam membuat
perencanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan secara
menyeluruh, terintegrasi dan sinergis antar sektor dan subsektor.
Berdasarkan dokumen renstra tersebut maka disusunlah Rencana Kerja
Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) Tahunan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan dengan menentukan indikator kinerja
sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dapat dievaluasi.
2.1.1. Visi
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai visi terwujudnya
sistem pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI melalui
penerapan sistem Pengendalian Hama Terpadu dan penanganan
Dampak Perubahan Iklim.
2.1.2. Misi
Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ditetapkan sebagai
berikut:
a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan
DPI.
Laporan Kinerja Tahun 2014 10
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
perlindungan tanaman.
d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan
tanaman.
e. Meningkatkan penerapan teknologi pengendalian OPT ramah
lingkungan sesuai prinsip PHT.
f. Meningkatkan mutu dan daya saing produk tanaman pangan
2.1.3. Tujuan
Sesuai dengan visi dan misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan,
maka tujuan yang akan dicapai yaitu meningkatkan kinerja
perlindungan tanaman pangan dalam pengamanan produksi dari
gangguan OPT dan DPI untuk mendukung upaya pencapaian sasaran
produksi tanaman pangan.
2.1.4. Sasaran
Guna mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang ditetapkan adalah:
a. Meningkatnya fungsi sistem pengamatan, peramalan, dan
pengendalian OPT serta penanganan DPI;
b. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan perlindungan
tanaman pangan;
c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
perlindungan tanaman dalam pemahaman dan penerapan sistem
perlindungan tanaman pangan;
d. Tersedianya informasi teknologi pengendalian OPT berwawasan
PHT yang efektif dan efisien;
e. Terlaksananya gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI
secara terpadu dalam skala luas;
Laporan Kinerja Tahun 2014 11
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
f. Terkendalinya luas serangan OPT dan gangguan DPI pada tanaman
pangan;
g. Meningkatnya mutu dan daya saing produk tanaman pangan
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
Sasaran strategis pembangunan tanaman pangan Tahun 2014 dalam
rangka mewujudkan sasaran strategis tanaman pangan Tahun 2010-
2014 adalah swasembada dan swasembada berkelanjutan. Sasaran
strategis pembangunan tanaman pangan terutama lebih dititikberatkan
pada peningkatan produksi komoditas pangan utama (padi, jagung dan
kedelai) dalam rangka mewujudkan swasembada padi dan jagung
berkelanjutan serta pencapaian swasembada kedelai pada Tahun 2014.
Sementara itu, peningkatan produksi komoditas tanaman pangan
lainnya yaitu kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dalam
rangka mendukung diversifikasi pangan dan mendorong
berkembangnya usaha agribisnis di pedesaan, serta peningkatan
manajemen pembangunan dan peran serta instansi, stakeholder terkait
dan masyarakat.
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, pengamanan produksi dari gangguan OPT
dan DPI merupakan sasaran strategis Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan. Upaya pengamanan produksi adalah salah satu faktor penting
dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Upaya pengamanan luas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan
DPI dilakukan dengan meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan
serta sumber daya manusia perlindungan tanaman pangan baik di
pusat maupun daerah. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung
pelaksanaan gerakan pengamatan dan pengendalian dini (SPOT-STOP)
sehingga kehilangan hasil dapat ditekan.
Laporan Kinerja Tahun 2014 12
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Agar pelaksanaan kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan
dari gangguan OPT dan DPI dapat dilaksanakan dengan baik,
diperlukan suatu Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014. Dengan
adanya RKT, diharapkan kegiatan perlindungan tanaman pangan dapat
berjalan terarah dan tepat sasaran, dengan menyelaraskan kegiatan
pusat dan daerah, sehingga tujuan pengamanan produksi dapat
tercapai.
Berdasarkan rencana strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2010-2014, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
menetapkan sasaran kinerja minimal 95% luas areal tanaman pangan
dari serangan OPT dan DPI.
2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014
Pada Tahun 2014, upaya pengamanan produksi tanaman pangan dari
gangguan OPT dan terkena DPI dilaksanakan dengan menetapkan
target indikator guna mencapai sasaran strategis Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan sebagai berikut:
Tabel 2. Sasaran Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Mengamankan produksi
tanaman pangan dari
serangan OPT dan terkena
DPI
Luas areal tanaman pangan aman
dari gangguan OPT dan DPI,
meliputi komoditas:
- Padi
- Jagung
- Kedelai
- Kacang Tanah
- Kacang Hijau
- Ubi Jalar
- Ubi Kayu
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
Laporan Kinerja Tahun 2014 13
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Upaya pencapaian pengamanan produksi tanaman pangan dari
serangan OPT, banjir dan kekeringan dilakukan melalui beberapa
kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan baik di daerah
maupun di pusat yaitu:
I. Kegiatan Dekonsentrasi:
1. Pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT
2. Operasional Brigade Proteksi Tanaman
3. Bahan dan sarana pengendalian OPT dan DPI
4. Gerakan pengandalian OPT
5. Pemberdayaan Pos Pengembangan Agens Hayati
6. Surveilans
7. Bantuan transport petani pengamat
8. Sekolah Lapangan PHT
9. Sekolah Lapangan Iklim
10. Koordinasi penganggulangan OPT/DPI
11. BOP dan honor THL POPT
12. Operasional LPHP
13. Gerakan pengendalian bersama TNI
14. Pengadaan musuh alami (burung hantu)
II. Kegiatan Pusat
a. Rancangan pengembangan perlindungan tanaman pangan.
b. Pedoman perlindungan tanaman pangan.
c. Dokumen perlindungan tanaman pangan.
d. Database perlindungan tanaman pangan.
e. Bahan informasi perlindungan tanaman pangan.
f. Visualisasi kegiatan perlindungan tanaman pangan.
g. Rumusan paket teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT.
h. POPT-PHP, LPHP/LAH, Kelompok tani berprestasi.
i. Rapat koordinasi perlindungan tanaman pangan.
j. Perangkat pengolah data dan komunikasi.
k. Peralatan dan fasilitas kantor.
l. Operasional Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman.
Laporan Kinerja Tahun 2014 14
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Keberhasilan pencapaian sasaran strategis instansi pemerintah diukur
dengan penilaian capaian sasaran melalui metode scoring yang dibagi
dalam kategori:
1. sangat berhasil = capaian realisasi >100%
2. berhasil = capaian realisasi 80 – 100%
3. cukup berhasil = capaian realisasi 60 – 79%
4. kurang berhasil = capaian realisasi <60%
Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan diperoleh dari realisasi luas serangan OPT dan terkena DPI
pada tanaman pangan dibandingkan dengan luas areal tanaman
pangan. Target sasaran kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2014 yaitu 95% areal tanaman pangan aman dari
serangan OPT dan terkena DPI atau maksimal 5% dari luas areal
tanaman pangan terserang OPT dan terkena DPI.
Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan
Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT
di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu sekali. Setelah direkap
kemudian Koordinator melaporkan ke Laboratorium Pengamatan Hama
dan Penyakit (LPHP) selanjutnya disampaikan ke Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di tingkat provinsi. Rekap
data serangan OPT, banjir dan kekeringan per kabupaten dilaporkan
oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan melalui Sistem Informasi Manajemen OPT,
fax, email dan pos.
Laporan Kinerja Tahun 2014 15
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran
perlindungan tanaman pangan Tahun 2014 dilaksanakan melalui
Pengukuran Kinerja dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dengan
menetapkan indikator kinerja, rencana tingkat capaian, realisasi, dan
persentase pencapaian indikator kinerja masing-masing kegiatan dan
sasaran, seperti tersaji pada Lampiran 4 dan 5.
3.2 Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2014
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2014 telah ditetapkan target indikator sasaran strategis.
Capaian indikator kinerja utama sasaran strategis tersebut dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2014.
1 2 5
Mengamankan produksi
tanaman pangan dari serangan
OPT dan terkena DPI
Luas areal tanaman pangan aman
dari gangguan OPT dan DPI,
meliputi komoditas:
- Padi 95 % 92,63 % 97,51 berhasil
- Jagung 95 % 98,58 % 103,77 sangat berhasil
- Kedelai 95 % 97,06 % 102,17 sangat berhasil
- Kacang Tanah 95 % 99,25 % 104,47 sangat berhasil
- Kacang Hijau 95 % 99,53 % 104,77 sangat berhasil
- Ubi Kayu 95 % 99,45 % 104,68 sangat berhasil
- Ubi Jalar 95 % 97,60 % 102,74 sangat berhasil
3 4
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian Kategori Capaian
Laporan Kinerja Tahun 2014 16
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3.3 Evaluasi dan Analisis Kondisi Iklim di Indonesia
Sebagian besar wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan
iklim/cuaca. Kondisi iklim di Indonesia di pengaruhi oleh kondisi di
equator pasifik tengah (fenomena El-Nino/La-Nina), kondisi wilayah
barat Indonesia (Dipole Mode), dan fenomena regional serta kondisi
suhu permukaan laut.
Kondisi iklim terutama curah hujan sangat berpengaruh terhadap
kegiatan budidaya tanaman pangan seperti penentuan waktu tanam,
pola tanam, penggunaan teknologi yang tepat serta produksi tanaman
pangan. Fenomena El - Nino dan La - Nina dapat mempengaruhi kondisi
curah hujan. Curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan
berada di bawah normal apabila dipengaruhi oleh fenomena El-Nino dan
sebaliknya curah hujan akan berada di atas normal apabila di pengaruhi
oleh fenomena La-Nina.
Kondisi iklim Indonesia terutama curah hujan pada Tahun 2010 hingga
2014 intensitas CH bervariasi. Pada awal Tahun 2010, sebagian besar
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino Moderat hingga
lemah, pada akhir Tahun 2010 hingga awal Tahun 2012 sebagian besar
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La-Nina lemah hingga
Moderat, sedangkan pada akhir Tahun 2012 sebagian besar wilayah
Indonesia mengalami fenomena El-Nino lemah hingga normal. Pada
Tahun 2013, sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh
fenomena Normal hingga La-Nina lemah, sedangkan pada Tahun 2014
sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kondisi Normal hingga
El-Nino Moderat.
Peningkatan dan penurunan intensitas curah hujan di beberapa wilayah
pada Tahun 2010 s.d. 2014 menyebabkan atau diikuti adanya
Laporan Kinerja Tahun 2014 17
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
peningkatan dan penurunan luas kerusakan akibat DPI (banjir dan
kekeringan) dan serangan OPT di wilayah tertentu. Hal tersebut dapat
dilihat dari luas kerusakan tanaman akibat DPI (banjir dan kekeringan)
dan intensitas serangan OPT.
3.4 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014
Komoditas tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Pencapaian produksi
tanaman pangan masih difokuskan pada komoditas utama yaitu padi,
jagung, dan kedelai. Sementara pencapaian komoditas lainnya
merupakan bagian dari upaya diversifikasi pangan di Indonesia.
Indikator kinerja utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada
Tahun 2014 yaitu mengamankan 95% luas areal tanaman pangan dari
serangan OPT dan dampak perubahan iklim berupa banjir dan
kekeringan. Capaian kinerja Tahun 2014 yaitu 97,51 – 104,77% dengan
kategori capaian berhasil - sangat berhasil. Secara rinci, data luas
serangan OPT utama, banjir dan kekeringan dapat dilihat pada Tabel 4.
Laporan Kinerja Tahun 2014 18
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 4. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan
Kekeringan di Indonesia Tahun 2013 dan 2014
OPT & DPI
% OPT &
DPI thd
LT
OPT & DPI % OPT &
DPI thd LT
1 Padi Terkena 969.393 6,97 999.724 7,37 30.331 3,13 92,63 97,51
Puso 96.754 0,70 178.892 1,32 82.138 84,89 98,68 103,88
Luas Tanam 13.907.248 13.569.481
2 Jagung Terkena 56.130 1,42 56.245 1,42 114 0,20 98,58 103,77
Puso 8.627 0,22 5.648 0,14 (2.979) (34,54) 99,86 105,11
Luas Tanam 3.939.471 3.960.885
3 Kedelai Terkena 13.570 2,31 17.937 2,94 4.367 32,18 97,06 102,17
Puso 1.801 0,31 2.454 0,40 654 36,29 99,60 104,84
Luas Tanam 587.485 610.359
4 Kc. Tanah Terkena 4.323 0,85 3.698 0,75 (625) (14,47) 99,25 104,47
Puso 134 0,03 58 0,01 (77) (57,01) 99,99 105,25
Luas Tanam 509.406 492.938
5 Kc. Hijau Terkena 1.796 0,98 996 0,47 (799) (44,51) 99,53 104,77
Puso 233 0,13 33 0,02 (200) (85,82) 99,98 105,25
Luas Tanam 183.378 211.768
6 Ubi Kayu Terkena 3.638 0,34 5.307 0,55 1.668 45,85 99,45 104,69
Puso 267 0,03 136 0,01 (131) (48,90) 99,99 105,25
Luas Tanam 1.067.321 968.856
7 Ubi Jalar Terkena 548 0,35 800 2,40 252 45,99 97,60 102,74
Puso 0 0,00 1 0,00 1 6.400,00 100,00 105,26
Luas Tanam 158.662 33.337
Terkena 1.049.399 5,69 1.084.707 5,98 35.308 3,36 94,02 98,97
Puso 107.816 0,58 187.222 1,03 79.406 73,65 98,97 104,18
Total Luas Tanam 18.434.204 18.140.725 (293.479) (1,59)
Tingkat
capaian
kinerja
(%)
Total
Areal yang
diamankan
(%)
No Komoditas Keterangan
Tahun 2013 (Ha) Tahun 2014 (Ha)Selisih
2014 thd
2013
% Selisih
thd 2013
Ket: LT=luas tanam; Luas Tanam 2014 berdasarkan data Pusdatin
Laporan Kinerja Tahun 2014 19
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3.4.1 Padi
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Padi dari Serangan
OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman padi
Tahun 2014 seluas 999.724 ha atau 7,37% dari luas tanam
(13.569.481 ha) dan 178.892 ha diantaranya puso atau 1,32% dari
luas tanam. Dengan demikian, luas areal pertanaman padi yang
dapat diamankan dari terkena serangan OPT, banjir dan kekeringan
pada Tahun 2014 seluas 92,63% dari luas tanam. Tingkat capaian
kinerja Tahun 2014 sebesar 97,51% dari target 95% dengan
kategori berhasil.
Tabel 5. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada
Tanaman Padi Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 445.001 2.424 510.090 4.422
BANJIR (ha) 338.378 141.045 408.961 88.265
KEKERINGAN (ha) 216.345 35.423 50.342 4.067
Jumlah OPT & DPI (ha) 999.724 178.892 969.393 96.754
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 3,28 0,02 3,67 0,03
% Banjir thd Luas Tanam (%) 2,49 1,04 2,94 0,63
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 1,59 0,26 0,36 0,03
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 7,37 1,32 6,97 0,70
Areal Aman (%) 92,63 93,03
Capaian (%) 97,51 97,93
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
13.569.481 13.907.248
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, areal tanaman yang
terkena serangan OPT dan DPI Tahun 2014 lebih tinggi 30.331 ha
(3,13%) dan luas puso lebih tinggi 82.138 ha (84,89 %). Luas
serangan OPT dan banjir turun sedangkan luas kekeringan
meningkat.
Laporan Kinerja Tahun 2014 20
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Serangan OPT Tahun 2014 lebih rendah 65.090 ha (12,76%) dan
puso lebih rendah 1.997 ha (45,17 ha). Luas tertinggi terjadi di
Provinsi Jawa Tengah (117.645 ha, puso: 1.014 ha), Jawa Barat
(111.679 ha, tidak ada puso), Jawa Timur (57.838 ha, puso: 132
ha), Sulawesi Selatan (21.915 ha, puso: 46 ha) dan Lampung
(15.963 ha, puso: 37 ha).
Luas terkena banjir lebih rendah 70.583 ha (17,26%) tetapi luas
puso lebih tinggi 52.779 ha (59,80%). Luas banjir tertinggi terjadi di
Povinsi Jawa Barat (96.004 ha, puso: 51.647 ha), Jawa Tengah
(60.514 ha, puso: 33.792 ha), Aceh (52.460 ha, puso: 23.210 ha),
Sumatera Selatan (27.229 ha, puso: 4.558 ha) dan Banten (16.572
ha, puso: 5.789 ha).
Luas terkena kekeringan meningkat 166.003 ha (329,75%) dan puso
lebih tinggi 31.356 ha (770,97%). Luas terkena kekeringan terutama
terjadi di Provinsi Aceh (65.934 ha, puso: 6.389 ha), Kalimantan
Barat (19.975 ha, puso: 9.161 ha), Sulawesi Tenggara (18.769 ha,
puso: 2.910 ha), Jawa Tengah (13.507 ha, puso: 3.455 ha) dan Jawa
Barat (12.995 ha, puso: 1.770 ha).
Namun demikian, luas puso Tahun 2014 tertinggi disebabkan oleh
banjir seluas 141.045 ha. Puso akibat banjir terutama terjadi di
Provinsi Jawa Barat (51.647 ha), Jawa Tengah (33.792 ha), Aceh
(23.210 ha), Banten (5.789 ha) dan Jawa Timur (5.263 ha).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Padi Tahun 2010-2014
Upaya pengamanan produksi dari serangan OPT, banjir dan
kekeringan terus dilaksanakan untuk menekan potensi kehilangan
hasil. Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan berfluktuasi dari
tahun ke tahun seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Laporan Kinerja Tahun 2014 21
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 6. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 682.683 10.166 712.642 40.526 461.821 2.225 510.090 4.422 445.001 2.424
2 LUAS BANJIR 307.810 93.929 169.464 29.383 177.861 40.866 408.961 88.265 338.378 141.045
3 LUAS KEKERINGAN 96.721 20.856 250.836 53.127 282.795 47.573 50.342 4.067 216.345 35.423
TOTAL OPT & DPI 1.087.214 124.951 1.132.942 123.036 922.477 90.665 969.393 96.754 999.724 178.892
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 4,82 0,07 5,38 0,31 3,40 0,02 3,67 0,03 3,28 0,02
% BANJIR THD LUAS TANAM 2,17 0,66 1,28 0,22 1,31 0,30 2,94 0,63 2,49 1,04
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,68 0,15 1,89 0,40 2,08 0,35 0,36 0,03 1,59 0,26
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 7,68 0,88 8,55 0,93 6,78 0,67 6,97 0,70 7,37 1,32
13.569.481
NO OPT/DPI
14.161.992 13.243.302 13.602.690 13.907.248
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
Selama Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014, luas terkena
serangan OPT utama, banjir dan kekeringan terendah terjadi pada
Tahun 2012 (922.477 ha) dan tertinggi tejadi pada Tahun 2011
(1.132.942 ha). Luas areal tanaman yang mengalami puso terendah
terjadi pada Tahun 2012 (90.665 ha) dan tertinggi terjadi pada
Tahun 2014 (178.892 ha).
Grafik 1. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2010-2014
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 682.683 712.642 461.821 510.090 445.001
OPT (PUSO) 10.166 40.526 2.225 4.422 2.424
BANJIR (TERKENA) 307.810 169.464 177.861 408.961 338.378
BANJIR (PUSO) 93.929 29.383 40.866 88.265 141.045
KEKERINGAN (TERKENA) 96.721 250.836 282.795 50.342 216.345
KEKERINGAN (PUSO) 20.856 53.127 47.573 4.067 35.423
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 22
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Luas serangan OPT tertinggi terjadi pada Tahun 2011 (712.642 ha)
dan terendah terjadi pada Tahun 2014 (445.001 ha). Luas terkena
banjir tertinggi terjadi pada Tahun 2013 (408.961 ha) dan terendah
terjadi pada Tahun 2011 (169.464 ha). Sedangkan luas kekeringan
tertinggi terjadi pada Tahun 2012 (282.795 ha) dan terendah terjadi
pada Tahun 2013 (50.342 ha).
Tingginya luas serangan OPT pada Tahun 2011 secara tidak
langsung dipengaruhi oleh dampak perubahan iklim ekstrim yang
terjadi pada Tahun 2010. Pada akhir Tahun 2010, kondisi iklim di
sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La-
Nina (lemah-moderat). Fenomena ini mengakibatkan curah hujan di
sebagian besar wilayah Indonesia berada di atas normal, sehingga
terjadi peningkatan luas banjir pada Tahun 2010.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam menangani kerusakan
tanaman akibat banjir yaitu dengan melakukan penanaman kembali
(replanting). Namun hal tersebut mengakibatkan mundurnya waktu
tanam dengan dampak sumber makanan bagi OPT tersedia secara
terus menerus sehingga serangannya meningkat.
Selain waktu tanam yang mundur, dampak perubahan iklim juga
menyebabkan petani menanam padi sepanjang tahun karena air
masih tersedia. Hal ini mengakibatkan tidak adanya pergantian jenis
tanaman sehingga siklus hidup OPT tidak dapat diputus.
3.4.2 Jagung
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Jagung dari Serangan
OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman
jagung Tahun 2014 sebesar 56.245 ha atau 1,42% dari luas tanam
(3.960.885 ha) dan 5.648 ha diantaranya puso atau 0,14% dari luas
Laporan Kinerja Tahun 2014 23
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
tanam. Dengan demikian, luas areal pertanaman jagung yang dapat
diamankan dari serangan OPT utama dan DPI pada Tahun 2014
seluas 98,58% dari target 95%. Tingkat capaian kinerja Tahun 2014
sebesar 103,77% dengan kategori sangat berhasil.
Tabel 7. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada
Tanaman Jagung Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 24.971 42 26.302 127
BANJIR (ha) 10.693 3.300 18.097 8.135
KEKERINGAN (ha) 20.581 2.306 11.731 365
Jumlah OPT & DPI (ha) 56.245 5.648 56.130 8.627
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 0,63 0,001 0,67 0,003
% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,27 0,08 0,46 0,21
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,52 0,06 0,30 0,01
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 1,42 0,14 1,42 0,22
Areal Aman (%) 98,58 98,58
Capaian (%) 103,77 103,76
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
3.960.885 3.939.471
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, total luas serangan OPT
dan terkena DPI Tahun 2014 lebih tinggi 115 ha (0,20%), tetapi luas
pusonya lebih rendah 2.979 ha (34,54%). Luas serangan OPT dan
banjir pada tanaman jagung Tahun 2014 turun, sedangkan luas
kekeringan meningkat.
Serangan OPT pada Tahun 2014 seluas 24.971 ha (42 ha
diantaranya puso), lebih rendah apabila dibandingkan dengan Tahun
2013 (26.302 ha, puso: 127 ha). Serangan OPT terutama terjadi di
Provinsi Jawa Tengah (4.303 ha, tidak ada puso), Jawa Timur
(3.379 ha, puso: 13 ha), Sulawesi Barat (2.084 ha, tidak ada puso),
Nusa Tenggara Timur (1.981 ha, puso: 28 ha) dan Gorontalo (1.842
ha, tidak ada puso).
Laporan Kinerja Tahun 2014 24
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Luas terkena banjir Tahun 2014 (10.693 ha, puso: 3.300 ha) lebih
rendah apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (18.097 ha, puso:
8.135 ha). Luas banjir terutama terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan
(4.735 ha, puso: 1.692 ha), Aceh (2.019 ha, puso: 518 ha), Nusa
Tenggara Barat (1.160 ha, puso: 6 ha), Jawa tengah (1.057 ha,
puso: 335 ha) dan Jawa Timur (530 ha, puso: 444 ha).
Luas terkena kekeringan pada tanaman jagung Tahun 2014 (20.581
ha, puso: 2.306 ha) lebih tinggi dibandingkan Tahun 2013 (11.731
ha, puso: 365 ha). Kekeringan terutama terjadi di Provinsi Gorontalo
(5.602 ha, puso: 1.539 ha), Nusa Tenggara Timur (5.213 ha, puso:
45 ha), Sumatera Utara (2.762 ha, tidak ada puso), Jawa Tengah
(1.987 ha, puso: 4) dan Aceh (1.232 ha, tidak ada puso).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Jagung Tahun 2010-2014
Serangan OPT dan dampak perubahan iklim berupa banjir dan
kekeringan merupakan salah satu faktor penghambat dalam upaya
pencapaian produksi tanaman pangan. Selama Tahun 2010 sampai
dengan Tahun 2014, perkembangan luas serangan OPT, banjir dan
kekeringan setiap tahunnya berfluktuasi seperti terlihat pada tabel di
bawah ini.
Laporan Kinerja Tahun 2014 25
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 8. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 16.315 42 38.852 236 26.195 52 26.302 127 24.971 42
2 LUAS BANJIR 40.463 17.778 16.462 8.045 11.661 2.828 18.097 8.136 10.693 3.300
3 LUAS KEKERINGAN 82.875 20.724 22.644 1.441 21.686 1.508 11.731 365 20.581 2.306
4 TOTAL OPT & DPI 139.652 38.544 77.958 9.722 59.542 4.388 56.130 8.628 56.245 5.648
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 0,39 0,00 0,91 0,01 0,66 0,00 0,67 0,00 0,63 0,00
% BANJIR THD LUAS TANAM 0,97 0,42 0,39 0,19 0,29 0,07 0,46 0,21 0,27 0,08
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 1,98 0,49 0,53 0,03 0,54 0,04 0,30 0,01 0,52 0,06
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 3,33 0,92 1,83 0,23 1,49 0,11 1,42 0,22 1,42 0,14
4.189.048 4.253.714 3.994.370 3.939.471 3.960.885
NO OPT/DPI
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
Capaian areal yang berhasil diamankan dari serangan OPT dan DPI
Tahun 2010-2014 berkisar 98,68% - 96,67%. Serangan OPT dan
terkena DPI terendah terjadi pada Tahun 2013 seluas 56.130 ha,
sedangkan luas tertinggi terjadi pada Tahun 2010 seluas 139.652 ha.
Luas puso tertinggi terjadi pada Tahun 2010 seluas 38.544 ha,
sedangkan puso terendah terjadi pada Tahun 2012 seluas 4.388 ha.
Grafik 2. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2010-2014
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 16.315 38.852 26.195 26.302 24.971
OPT (PUSO) 42 236 52 127 42
BANJIR (TERKENA) 40.463 16.462 11.661 18.097 10.693
BANJIR (PUSO) 17.778 8.045 2.828 8.136 3.300
KEKERINGAN (TERKENA) 82.875 22.644 21.686 11.731 20.581
KEKERINGAN (PUSO) 20.724 1.441 1.508 365 2.306
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 26
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Luas banjir dan kekeringan pada Tahun 2010 lebih tinggi
dibandingkan dengan luas serangan OPT. Hal ini disebabkan oleh
adanya perubahan iklim yang dipengaruhi oleh fenomena El-Nino di
awal tahun dan La-Nina di akhir tahun.
Fenomena El-Nino di awal Tahun 2010 menyebabkan di sebagian
besar wilayah Indonesia mengalami kondisi curah hujan di bawah
normal sehingga terjadi kekeringan yang cukup tinggi. Kekeringan
terutama terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (36.279 ha (puso:
5.803 ha), Nusa Tenggara Barat (27.513 ha, puso: 9.710 ha)
Sumatera Utara (10.681 ha, puso: 2.160 ha), Gorontalo (5.651 ha,
puso: 2.521 ha) dan Sulawesi Selatan (1.476 ha, puso: 218 ha).
Sedangkan di akhir Tahun 2010 dipengaruhi fenomena La-Nina yang
menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah
hujan di atas normal sehingga luas banjir tinggi. Banjir terutama
terjadi di Provinsi Sumatera Utara (9.513 ha, puso: 2.025 ha), Jawa
Timur (8.919 ha, puso: 4.823 ha), Jawa Tengah (7.546 ha, puso:
2.665 ha), Jambi (4.868 ha, puso: 3.787 ha) dan Sulawesi Selatan
(4.112 ha, puso: 2.251 ha).
3.4.3 Kedelai
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kedelai dari Serangan
OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman
kedelai Tahun 2014 seluas 17.937 ha dan 2.454 ha diantaranya
puso. Jika dibandingkan dengan luas tanam (610.359 ha) maka areal
pertanaman yang terkena serangan OPT dan DPI sebesar 2,94% dan
puso sebesar 0,40%. Dengan demikian, luas areal pertanaman
kedelai yang dapat diamankan sebesar 97,06% dari target 95%.
Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 102,17% dengan
kategori sangat berhasil.
Laporan Kinerja Tahun 2014 27
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 9. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada
Tanaman Kedelai Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 9.444 29 8.336 1
BANJIR (ha) 3.523 2.031 5.112 1.790
KEKERINGAN (ha) 4.969 395 123 10
Jumlah OPT & DPI (ha) 17.937 2.454 13.570 1.801
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 1,55 0,00 1,42 0,0002
% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,58 0,33 0,87 0,30
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,81 0,06 0,02 0,002
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 2,94 0,40 2,31 0,31
Areal Aman (%) 97,06 97,69
Capaian (%) 102,17 102,83
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
610.359 587.485
Total luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan Tahun 2013. Peningkatan terutama
disebabkan oleh serangan OPT utama dan kekeringan, sedangkan
luas banjir turun.
Luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai Tahun 2014 lebih
tinggi 1.108 ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013. Serangan
terutama terjadi di Provinsi Aceh (3.534 ha, puso: 10 ha), Nusa
Tenggara Barat (1.277 ha, puso: 10 ha), Jawa Tengah (961 ha, tidak
ada puso), Jawa Barat (935 ha, tidak ada puso) dan Jawa Timur
(846 ha).
Luas banjir Tahun 2014 lebih rendah 1.589 ha apabila dibandingkan
dengan Tahun 2013. Banjir terutama terjadi di Provinsi Aceh (2.259
ha, puso: 1.164 ha), Jawa Tengah (406 ha, puso: 319 ha), Sumatera
Utara (194 ha, puso: 140 ha), Sulawesi Selatan (179 ha, puso: 156
ha) dan Jambi (172 ha, puso: 89 ha).
Luas kekeringan Tahun 2014 lebih tinggi 4.846 ha apabila
dibandingkan dengan Tahun 2013. Kekeringan terutama terjadi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat (2.354 ha, puso: 29 ha), Aceh (832 ha,
Laporan Kinerja Tahun 2014 28
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
puso: 55 ha), Jawa Tengah (432 ha, puso: 9 ha), Sulawesi Tenggara
(306 ha, puso: 125 ha) dan Sumatera Selatan (270 ha, puso: 15 ha).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Kedelai Tahun 2010-2014
Salah satu faktor penghambat produksi tanaman pangan adalah
OPT, banjir dan kekeringan. Perkembangan luas serangan OPT dan
terkena DPI dari Tahun 2010 sampai 2014 mengalami fluktuasi
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 1.383 0 2.886 0 1.529 0 1.657 0 2.743 0
2 LUAS BANJIR 17.012 11.782 7.674 3.751 2.396 1.344 5.112 1.790 3.523 2.031
3 LUAS KEKERINGAN 5.014 643 2.229 154 1.546 130 123 10 4.969 395
4 TOTAL OPT & DPI 23.409 12.425 12.789 3.905 5.471 1.474 6.891 1.800 11.235 2.426
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 0,19 0,00 0,45 0,00 0,25 0,00 0,28 0,00 0,45 0,00
% BANJIR THD LUAS TANAM 2,36 1,64 1,19 0,58 0,39 0,22 0,87 0,30 0,58 0,33
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,70 0,09 0,35 0,02 0,25 0,02 0,02 0,00 0,81 0,06
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 3,25 1,73 1,98 0,61 0,89 0,24 1,17 0,31 1,84 0,40
NO OPT/DPI
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
719.564 645.173 613.825 587.485 610.359
Target pengamanan produksi tanaman kedelai dari serangan OPT
dan terkena DPI Tahun 2010 sampai dengan 2014 berhasil dicapai.
Areal pertanaman yang dapat diamankan tahun 2010-2014 yaitu
96,75% - 99,11% dengan tingkat capaian 101,84% - 104,33%
(sangat berhasil).
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, luas serangan
OPT dan DPI Tahun 2014 lebih rendah apabila dibandingkan dengan
2010 dan 2011 namun lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
Tahun 2012 dan 2013.
Laporan Kinerja Tahun 2014 29
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Grafik 3. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2014
Luas terkena OPT dan DPI tertinggi terjadi pada Tahun 2010
terutama karena luas banjir yang tinggi yaitu 17.012 ha (11.782 ha
diantaranya puso). Banjir terutama terjadi di Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, D.I. Yogyakarta dan Jawa Barat.
Sedangkan luas serangan OPT dan terkena DPI terendah terjadi
pada Tahun 2012 seluas 5.471 ha dan 1.474 ha diantaranya puso.
Banjir terutama terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, Aceh, Nusa
Tenggara Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
Tahun 2010 merupakan tahun dengan luas serangan OPT dan
terkena DPI yang paling tinggi. Pada tanaman kedelai, luas serangan
OPT dari tahun ke tahun cukup rendah apabila dibandingkan dengan
luas banjir dan kekeringan. Hal ini disebabkan perubahan iklim
ekstrim sehingga luas pertanaman yang mengalami kerusakan pun
lebih tinggi.
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 1.383 2.886 1.529 1.657 2.743
OPT (PUSO) 0 0 0 0 0
BANJIR (TERKENA) 17.012 7.674 2.396 5.112 3.523
BANJIR (PUSO) 11.782 3.751 1.344 1.790 2.031
KEKERINGAN (TERKENA) 5.014 2.229 1.546 123 4.969
KEKERINGAN (PUSO) 643 154 130 10 395
02.0004.0006.0008.000
10.00012.00014.00016.00018.000
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 30
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3.4.4 Kacang Tanah
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Tanah dari
Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal pertanaman kacang
tanah Tahun 2014 seluas 3.698 ha dan 58 ha diantaranya puso. Jika
dibandingkan dengan luas tanam (492.938 ha), maka areal
pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 0,75% dan
puso sebesar 0,01%. Dengan demikian, luas areal pertanaman
kacang tanah yang dapat diamankan sebesar 99,25% dari target
95%. Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 104,47% dengan
kategori sangat berhasil.
Tabel 11. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Tanah Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 3.101 3 3.728 2
BANJIR (ha) 243 37 445 133
KEKERINGAN (ha) 353 18 151 0
Jumlah OPT & DPI (ha) 3.698 58 4.323 134
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 0,63 0,001 0,73 0,0003
% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,05 0,01 0,09 0,03
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,07 0,004 0,03 0,00
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 0,75 0,01 0,85 0,03
Areal Aman (%) 99,25 99,15
Capaian (%) 104,47 104,37
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
492.938 509.406
Total luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih rendah
apabila dibandingkan dengan Tahun 2013. Pada Tahun 2014, luas
serangan OPT dan banjir pada tanaman kacang tanah turun,
sedangkan luas kekeringan meningkat. Rasio luas serangan OPT dan
terkena DPI terhadap luas tanam Tahun 2014 (0,75%) lebih rendah
daripada Tahun 2013 (0,85%).
Laporan Kinerja Tahun 2014 31
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Luas serangan OPT Tahun 2014 (3.101 ha, puso: 3 ha) lebih rendah
627 ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (3.728 ha, puso: 2
ha), namun luas pusonya lebih tinggi 1 ha. Serangan OPT terutama
terjadi di Provinsi Jawa Timur (715 ha, puso: 3 ha), Jawa Barat (577
ha, tidak ada puso), D.I. Yogyakarta (279 ha, tidak ada puso), Aceh
(275 ha, tidak ada puso) dan Nusa Tenggara Barat (275 ha, tidak
ada puso).
Luas banjir Tahun 2014 (243 ha, puso: 37 ha) lebih rendah 202 ha
apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (445 ha, puso: 133 ha).
Banjir terutama terjadi di Provinsi Aceh (66 ha, puso: 3 ha),
Sumatera Utara (54 ha, puso: 12 ha), Jawa Tengah (43 ha, puso: 1
ha), Jambi (34 ha, puso: 13 ha) dan Jawa Timur (32 ha, tidak ada
puso).
Luas kekeringan Tahun 2014 (353 ha, puso: 18 ha) lebih tinggi 202
ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (151 ha, tidak ada
puso). Kekeringan terutama terjadi di Provinsi D.I. Yogyakarta (182
ha, puso: 11 ha), Bali (64 ha, puso: 5 ha), Jawa Timur (53 ha, tidak
ada puso), Sumatera Utara (27 ha, tidak ada puso) dan Nusa
Tenggara Barat (19 ha, tidak ada puso).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Kacang Tanah Tahun 2010-2014
Perkembangan luas serangan OPT dan terkena DPI mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Perbandingan luas serangan OPT, banjir
dan kekeringan Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Laporan Kinerja Tahun 2014 32
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 12. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 4.210 0 7.567 13 5.187 7 3.728 2 3.101 3
2 LUAS BANJIR 929 284 963 146 84 29 445 133 243 37
3 LUAS KEKERINGAN 2.703 1.164 222 29 161 - 151 - 353 18
4 TOTAL OPT & DPI 7.842 1.448 8.752 187 5.432 36 4.323 134 3.698 58
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 0,71 0,00 1,37 0,00 0,95 0,00 0,73 0,00 0,63 0,00
% BANJIR THD LUAS TANAM 0,16 0,05 0,17 0,03 0,02 0,01 0,09 0,03 0,05 0,01
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,46 0,20 0,04 0,01 0,03 0,00 0,03 0,00 0,07 0,00
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 1,32 0,24 1,58 0,03 0,99 0,01 0,85 0,03 0,75 0,01
593.241 553.048 548.024 509.406 492.938
NO OPT/DPI
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
Target pengamanan produksi tanaman kacang tanah dari serangan
OPT dan terkena DPI Tahun 2010 sampai dengan 2014 berhasil
dicapai. Areal pertanaman kacang tanah yang dapat diamankan
Tahun 2010-2014 yaitu 98,42%-99,25% dengan tingkat capaian
103,60%-104,47% (sangat berhasil).
Selama periode 2010-2014, luas serangan OPT dan terkena DPI
terendah terjadi pada Tahun 2014. Luas tersebut terutama
disebabkan oleh serangan OPT (3.101 ha, puso: 3 ha). Namun luas
serangan OPT Tahun 2014 lebih rendah apabila dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Luas serangan OPT dan DPI tertinggi terjadi pada Tahun 2011
(8.752 ha, puso: 187 ha). Luas tersebut terutama disebabkan oleh
serangan OPT (7.567 ha, puso: 13 ha) dan banjir (963 ha, puso: 146
ha).
Laporan Kinerja Tahun 2014 33
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Grafik 4. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2010-2014
Luas serangan OPT setiap tahunnya relatif lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan banjir dan kekeringan, namun luas pusonya
lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kehilangan hasil
akibat serangan OPT pada tanaman kacang tanah lebih rendah
apabila dibandingkan dengan banjir dan kekeringan.
Serangan OPT tertinggi terjadi pada Tahun 2011, hal ini antara lain
disebabkan oleh perubahan iklim pada akhir Tahun 2010 yang
dipengaruhi oleh fenomena La-Nina dimana curah hujan berada di
atas normal. Perubahan iklim ekstrim mengakibatkan perubahan
iklim mikro (suhu, kelembaban) di sekitar tanaman. Hal ini secara
tidak langsung turut mempengaruhi perkembangan OPT.
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 4.210 7.567 5.187 3.728 3.101
OPT (PUSO) 0 13 7 2 3
BANJIR (TERKENA) 929 963 84 445 243
BANJIR (PUSO) 284 146 29 133 37
KEKERINGAN (TERKENA) 2.703 222 161 151 353
KEKERINGAN (PUSO) 1.164 29 0 0 18
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 34
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3.4.5 Kacang Hijau
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari
Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman
kacang hijau Tahun 2014 seluas 996 ha dan 33 ha diantaranya puso.
Jika dibandingkan dengan luas tanam (211.768 ha), maka areal
pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 0,47% dan
puso sebesar 0,02%. Dengan demikian, luas areal pertanaman
kacang hijau yang dapat diamankan sebesar 99,53% dari target
95%. Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 104,77% dengan
kategori sangat berhasil.
Tabel 13. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Hijau Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 955 0 997 0
BANJIR (ha) 36 33 791 233
KEKERINGAN (ha) 6 0 8 0
Jumlah OPT & DPI (ha) 996 33 1.796 233
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 0,45 0,00 0,54 0,00
% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,02 0,02 0,43 0,13
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,003 0,00 0,00 0,00
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 0,47 0,02 0,98 0,13
Areal Aman (%) 99,53 99,02
Capaian (%) 104,77 104,23
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
211.768 183.378
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada tanaman kacang
hijau Tahun 2014 lebih rendah apabila dibandingkan dengan Tahun
2013. Rasio luas serangan OPT dan terkena DPI terhadap luas tanam
Tahun 2014 (0,47%) lebih rendah daripada Tahun 2013 (0,98%)
dan areal yang berhasil diamankan pada Tahun 2014 (104,77%)
lebih tinggi dibandingkan Tahun 2013 (104,23%).
Laporan Kinerja Tahun 2014 35
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Luas serangan OPT Tahun 2014 (955 ha, tidak ada puso) lebih
rendah 42 ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (997 ha,
tidak ada puso). Serangan OPT terutama terjadi di Provinsi Jawa
Tengah (384 ha, tidak ada puso), Sulawesi Selatan (123 ha, tidak
ada puso), Jawa Timur (106 ha, tidak ada puso), Jawa Barat (101
ha, tidak ada puso) dan Nusa Tenggara Timur (83 ha, tidak ada
puso).
Luas banjir Tahun 2014 (36 ha, puso: 33 ha) lebih rendah 755 ha
apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (791 ha, puso: 233 ha).
Banjir terutama terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (32 ha, tidak ada
puso), Riau (2 ha, tidak ada puso), Aceh (1 ha, tidak ada puso) dan
Sumatera Utara (1 ha, tidak ada puso).
Luas kekeringan Tahun 2014 (6 ha, tidak ada puso) lebih rendah 2
ha apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 (8 ha, tidak ada puso).
Kekeringan terutama terjadi di Provinsi Jawa Timur (5 ha, tidak ada
puso) dan D.I. Yogyakarta (1 ha, tidak ada puso).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Kacang Hijau Tahun 2010-2014
Salah satu faktor pembatas produksi tanaman pangan adalah OPT,
banjir dan kekeringan. Perkembangan luas serangan OPT dan
terkena DPI tahun 2010-2014 berfluktuasi seperti terlihat pada tabel
di bawah ini.
Laporan Kinerja Tahun 2014 36
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 14. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 555 - 2.312 2 1.077 - 997 - 955 -
2 LUAS BANJIR 19.908 11.335 1.636 1.037 121 39 791 233 36 33
3 LUAS KEKERINGAN 2.747 1.380 2.458 419 131 93 8 - 6 -
4 TOTAL OPT & DPI 23.210 12.715 6.406 1.458 1.329 132 1.796 233 996 33
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 0,20 0,00 0,73 0,00 0,44 0,00 0,54 0,00 0,45 0,00
% BANJIR THD LUAS TANAM 7,31 4,16 0,52 0,33 0,05 0,02 0,43 0,13 0,02 0,02
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 1,01 0,51 0,78 0,13 0,05 0,04 0,00 0,00 0,00 0,00
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 8,53 4,67 2,03 0,46 0,54 0,05 0,98 0,13 0,47 0,02
NO OPT/DPI
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
272.194 315.414 244.004 183.378 211.768
Target pengamanan produksi tanaman kacang hijau dari serangan
OPT dan terkena DPI Tahun 2010 sampai dengan 2014 berhasil
dicapai. Areal pertanaman yang dapat diamankan tahun 2010-2014
yaitu 91,47%- 99,53% dengan tingkat capaian 96,28% - 104,77%
(berhasil-sangat berhasil).
Luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih rendah
apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Luas
tertinggi terjadi pada Tahun 2010 sedangkan luas terendah terjadi
pada Tahun 2014.
Tingginya luas serangan OPT dan DPI pada Tahun 2010 terutama
disebabkan oleh banjir (19.908 ha, puso: 11.335 ha) dan kekeringan
(2.747 ha, puso: 1.380 ha puso).
Laporan Kinerja Tahun 2014 37
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Grafik 5. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2010-2014
Luas kekeringan dan banjir yang terjadi pada Tahun 2010 terutama
disebabkan oleh kejadian perubahan iklim ekstrim. Pada awal tahun
sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-
Nino dimana curah hujan berada di bawah normal sehingga luas
kekeringan cukup tinggi. Sedangkan pada akhir tahun dipengaruhi
oleh fenomena La-Nina dimana curah hujan di sebagian besar
wilayah Indonesia berada di atas normal sehingga luas banjirnya
tinggi.
3.4.6 Ubi Kayu
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Kacang Hijau dari
Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal pertanaman
ubi kayu Tahun 2014 seluas 5.307 ha dan 136 ha diantaranya puso.
Jika dibandingkan dengan luas tanam (968.856 ha), maka areal
pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 0,55% dan
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 555 2.312 1.077 997 955
OPT (PUSO) 0 2 0 0 0
BANJIR (TERKENA) 19.908 1.636 121 791 36
BANJIR (PUSO) 11.335 1.037 39 233 33
KEKERINGAN (TERKENA) 2.747 2.458 131 8 6
KEKERINGAN (PUSO) 1.380 419 93 0 0
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 38
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
puso sebesar 0,01%. Dengan demikian, luas areal pertanaman ubi
kayu yang dapat diamankan sebesar 99,45% dari target 95%.
Tingkat capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 104,69% dengan
kategori sangat berhasil.
Tabel 15. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Ubi Kayu Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 4.613 14 3.242 8
BANJIR (ha) 259 123 395 259
KEKERINGAN (ha) 434 0 1 0
Jumlah OPT & DPI (ha) 5.307 136 3.638 267
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 0,48 0,001 0,30 0,001
% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,03 0,01 0,04 0,02
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,04 0,00 0,00 0,00
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 0,55 0,01 0,34 0,03
Areal Aman (%) 99,45 99,66
Capaian (%) 104,69 104,90
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
968.856 1.067.321
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, luas serangan OPT dan
kekeringan pada tanaman ubi kayu Tahun 2014 meningkat,
sedangkan luas banjir turun. Rasio luas serangan OPT dan terkena
DPI terhadap luas tanam Tahun 2014 (0,55%) lebih tinggi daripada
Tahun 2013 (0,34%).
Luas serangan OPT Tahun 2014 lebih tinggi 1.371 ha dibandingkan
dengan Tahun 2013. Serangan OPT terutama terjadi di Provinsi Jawa
Barat (976 ha, tidak ada puso), Nusa Tenggara Timur (751 ha, tidak
ada puso), Sulawesi Tenggara (642 ha, tidak ada puso), Jawa
Tengah (481 ha, tidak ada puso) dan Jawa Timur (299 ha, tidak ada
puso).
Luas banjir Tahun 2014 lebih rendah 136 ha dibandingkan Tahun
2013. Banjir terutama terjadi di Provinsi Lampung (117 ha, puso: 40
Laporan Kinerja Tahun 2014 39
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
ha), Riau (91 ha, puso: 62 ha), Sumatera Utara (18 ha, puso: 14 ha)
dan Aceh (16 ha, puso: 2 ha).
Luas kekeringan Tahun 2014 lebih tinggi 433 ha dibandingkan Tahun
2013. Kekeringan terutama terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(395 ha, tidak ada puso) dan Sumatera Utara (37 ha, tidak ada
puso).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Ubi Kayu Tahun 2010-2014
Serangan OPT utama dan dampak perubahan iklim berupa banjir dan
kekeringan merupakan salah satu faktor yang berpotensi
menyebabkan kehilangan hasil produksi. Perkembangan serangan
OPT dan terkena DPI dari Tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 16. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 1.967 2 4.958 12 2.740 16 3.242 8 4.613 14
2 LUAS BANJIR 303 43 175 90 204 13 395 259 259 123
3 LUAS KEKERINGAN 803 204 1.365 - 5 4 1 - 434 -
4 TOTAL OPT & DPI 3.072 248 6.498 102 2.948 33 3.638 267 5.307 136
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 0,15 0,00 0,44 0,00 0,25 0,00 0,30 0,00 0,48 0,00
% BANJIR THD LUAS TANAM 0,02 0,00 0,02 0,01 0,02 0,00 0,04 0,02 0,03 0,01
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,06 0,02 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 0,24 0,02 0,58 0,01 0,27 0,00 0,34 0,03 0,55 0,01
NO OPT/DPI
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
1.272.669 1.116.312 1.092.830 1.067.321 968.856
Target mengamankan produksi akibat serangan OPT, banjir dan
kekeringan Tahun 2010-2014 berhasil dicapai. Areal yang dapat
diamankan dari serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2010-2014
Laporan Kinerja Tahun 2014 40
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
berkisar antara 99,42% - 99,76% dengan tingkat capaian 104,65%-
105,01% (sangat berhasil).
Luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih rendah
apabila dibandingkan dengan Tahun 2011 namun lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan Tahun 2010, 2012, dan 2013. Total serangan
OPT dan terkena DPI tertinggi terjadi pada Tahun 2011 (6.498 ha,
puso: 102 ha). Luas tersebut terutama disebabkan oleh serangan
OPT (4.958 ha, puso: 12 ha) dan kekeringan (1.365 ha, tidak ada
puso).
Luas serangan OPT dan terkena DPI terendah terjadi pada Tahun
2012 (2.948 ha, puso: 33 ha). Luas tersebut terutama disebabkan
oleh serangan OPT (2.740 ha, puso: 16 ha).
Grafik 6. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2010-2014
Secara keseluruhan, luas serangan OPT utama pada ubi kayu lebih
tinggi dari banjir dan kekeringan namun luas pusonya lebih rendah.
Oleh karena itu, potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT lebih
rendah apabila dibandingkan dengan banjir dan kekeringan.
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 1.967 4.958 2.740 3.242 4.613
OPT (PUSO) 2 12 16 8 14
BANJIR (TERKENA) 303 175 204 395 259
BANJIR (PUSO) 43 90 13 259 123
KEKERINGAN (TERKENA) 803 1.365 5 1 434
KEKERINGAN (PUSO) 204 0 4 0 0
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 41
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3.4.7 Ubi Jalar
a. Capaian Pengamanan Areal Tanaman Ubi Jalar dari
Serangan OPT Utama dan Terkena DPI Tahun 2014
Luas serangan OPT, banjir dan kekeringan pada areal tanaman ubi
jalar Tahun 2014 seluas 800 ha dan 1 ha diantaranya puso. Jika
dibandingkan dengan luas tanam (33.337 ha), maka areal
pertanaman yang terkena serangan OPT utama sebesar 2,40%.
Dengan demikian, luas areal pertanaman ubi jalar yang dapat
diamankan sebesar 97,60% dari target 95%. Tingkat capaian kinerja
Tahun 2014 sebesar 102,74% dengan kategori sangat berhasil.
Tabel 17. Perbandingan Luas OPT Utama dan DPI pada Tanaman Ubi
Jalar Tahun 2013 dan 2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 585 0 536 0
BANJIR (ha) 115 1 11 0
KEKERINGAN (ha) 101 0 2 0
Jumlah OPT & DPI (ha) 800 1 548 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam (%) 1,76 0,0000 0,34 0,00
% Banjir thd Luas Tanam (%) 0,34 0,0019 0,01 0,00
% Kekeringan thd Luas Tanam (%) 0,30 0,0000 0,00 0,00
% OPT & DPI thd Luas Tanam (%) 2,40 0,0019 0,35 0,00
Areal Aman (%) 97,60 99,65
Capaian (%) 102,74 104,90
OPT & DPI
TAHUN 2014 TAHUN 2013
33.337 158.662
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, luas serangan OPT dan
terkena DPI pada tanaman ubi jalar Tahun 2014 meningkat. Rasio
luas serangan OPT dan terkena DPI terhadap luas tanam Tahun
2014 (2,40%) lebih tinggi daripada Tahun 2013 (0,35%).
Luas serangan OPT Tahun 2014 lebih tinggi 49 ha apabila
dibandingkan dengan Tahun 2013. Serangan OPT terutama terjadi di
Provinsi Sumatera Utara (115 ha, tidak ada puso), Sulawesi
Laporan Kinerja Tahun 2014 42
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tenggara (108 ha, tidak ada puso), Jawa Tengah (83 ha, tidak ada
puso), Sulawesi Utara (63 ha, tidak ada puso) dan Jawa Barat (50
ha, tidak ada puso).
b. Perkembangan Serangan OPT Utama dan Terkena DPI pada
Tanaman Ubi Jalar Tahun 2010-2014
Serangan OPT utama, banjir dan kekeringan merupakan salah satu
faktor pembatas pencapaian produksi tanaman pangan.
Perkembangan sernang OPT dan terkena DPI Tahun 2010-2014
mengalami fluktuasi seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Luas Serangan OPT Utama, Banjir, dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
1 LUAS SERANGAN OPT 528 0 729 5 538 0 536 0 585 -
2 LUAS BANJIR 164 11 9 4 4 2 11 - 115 1
3 LUAS KEKERINGAN - - 1 - 1 - 2 - 101 -
4 TOTAL OPT & DPI 692 11 739 9 543 2 548 0 800 1
LUAS TANAM
% OPT THD LUAS TANAM 0,29 0,00 0,41 0,00 0,29 0,00 0,34 0,00 1,76 0,00
% BANJIR THD LUAS TANAM 0,09 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,34 0,00
% KEKERINGAN THD LUAS TANAM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30 0,00
% OPT & DPI THD LUAS TANAM 0,38 0,01 0,42 0,01 0,29 0,00 0,35 0,00 2,40 0,00
NO OPT/DPI
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
184.607 176.372 184.210 158.662 33.337
Target mengamankan produksi akibat serangan OPT, banjir dan
kekeringan pada tanaman ubi jalar Tahun 2010-2014 berhasil
dicapai. Areal yang dapat diamankan dari serangan OPT dan terkena
DPI Tahun 2010-2014 berkisar antara 97,60%-99,71% dengan
tingkat capaian 102,74% - 104,96% (sangat berhasil).
Luas serangan OPT dan terkena DPI Tahun 2014 lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Luas tersebut
terutama diakibatkan oleh serangan OPT (585 ha, tidak ada puso).
Laporan Kinerja Tahun 2014 43
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Luas serangan OPT dan terkena DPI terendah terjadi pada Tahun
2012 (543 ha, puso: 2 ha). Luas tersebut terutama disebabkan oleh
serangan OPT (538 ha, tidak ada puso).
Grafik 7. Perkembangan Luas Serangan OPT Utama, Banjir dan Kekeringan pada
Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2010-2014
Luas serangan OPT pada tanaman ubi jalar setiap tahunnya relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan banjir dan kekeringan, namun luas
pusonya lebih rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi
serangan OPT antara lain varietas tanaman dan perubahan iklim.
3.5 Kegiatan Pendukung Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2014
Secara keseluruhan, capaian kinerja pengamanan produksi tanaman
pangan dari potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena
DPI berhasil dilaksanakan dengan capaian 97,51 – 104,77% (berhasil-
sangat berhasil). Upaya tersebut dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan baik di pusat maupun di daerah, sebagai berikut:
2010 2011 2012 2013 2014
OPT (TERKENA) 528 729 538 536 585
OPT (PUSO) 0 5 0 0 0
BANJIR (TERKENA) 164 9 4 11 115
BANJIR (PUSO) 11 4 2 0 1
KEKERINGAN (TERKENA) 0 1 1 2 101
KEKERINGAN (PUSO) 0 0 0 0 0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
(Ha)
Laporan Kinerja Tahun 2014 44
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tabel 19. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2014
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output
Volume Satuan Volume %
1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 73.712 73.433 99,62
DARI GANGGUAN OPT DAN DPI
Dana Dekonsentrasi 73.710 - 73.431 99,62
1 Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) 32 Balai 32 100,00
2 Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT) 78 unit 78 99,74
3 Bahan dan Sarana Pengendalian OPT 75 paket 62 82,67
4 Gerakan Pengendalian OPT dan DPI 106 kali 106 100,00
5 Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) 243 unit 217 89,30
6 Surveilans OPT (Pengamatan OPT) 89 paket 73 82,02
7 Bantuan Transport Petani Pengamat (2.949 org x 10 bulan) 29.490 orang 29.335 99,48
8 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) 954 Unit 910 95,39
- Persiapan+monev 951 949 99,79
- Padi 848 Unit 806 95,05
- Jagung 57 Unit 56 98,25
- Kedelai 49 Unit 48 97,96
9 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 107 Unit 103 96,26
10 Koordinasi penanggulangan OPT/DPI 12 paket 11 91,67
11 BOP dan THL POPT 42.412 OB 42.392 99,95
- PNS (2.556 orangx 12 bulan) 30.672 OB 30.660 99,96
- THL (1.174 orang x 10 bulan) 11.740 OB 11.732 99,93
12 Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab Agen Hayati (LPHP/LAH) 98 unit 98 100,00
13 Gerakan TNI 8 paket 8 100,00
14 Musuh Alami 6 paket 6 100,00
Pusat 2 - 2 100,00
1 Kegiatan Ditlind Pusat 1 paket 1 100,00
2 BPMPT 1 paket 1 100,00
Target Realisasi
Fisik Kegiatan
Kegiatan pengamanan produksi dilaksanakan melalui dana Dekonsentrasi
dan Pusat. Secara keseluruhan, realisasi fisik pelaksanaan kegiatan
penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
sebesar 73.433 unit/paket/OB dari target 73.712 unit/paket/OB (99,62%).
Dukungan kegiatan perlindungan tanaman pangan Tahun 2014 berhasil
dilaksanakan dengan tingkat capaian 82,02%-100%. Keberhasilan
pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan melalui kegiatan:
1. Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT)
Operasional pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT serta
penanganan DPI dilaksanakan di daerah oleh Balai Proteksi Tanaman
Laporan Kinerja Tahun 2014 45
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Pangan. Kegiatan tersebut salah satunya bertujuan untuk memantau
perkembangan luas serangan OPT dan DPI yang dilaksanakan oleh
Petugas Pengendali OPT-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP). Data
luas serangan OPT/DPI serta pengendalian OPT hasil pantauan
selanjutnya dilaporkan ke UPTD-BPTPH dan diteruskan ke pusat berupa
laporan 2 (dua) mingguan. Selama Tahun 2014, laporan yang diterima
sebanyak 717 (93,36%) dari 768 laporan. Sedangkan pada Tahun 2013,
jumlah pelaporan OPT dan DPI sebanyak 768 laporan (100%) dari
target 768 laporan. Data OPT dan DPI yang dikirim oleh daerah
selanjutnya digunakan sebagai dasar analisis dan rekomendasi
penanganan OPT dan DPI sehingga luas serangan OPT dan terkena DPI
dapat ditekan seminimal mungkin.
2. Bahan dan Sarana pengendalian OPT
Pengamanan produksi dari gangguan OPT dilaksanakan dengan
menggunakan sistem PHT yaitu memprioritaskan teknologi ramah
lingkungan, sedangkan penggunaan pestisida merupakan langkah
terakhir dan digunakan secara bijaksana. Oleh karena itu, upaya
mendukung pengendalian OPT dilakukan dengan menyiapkan bahan dan
sarana pengendalian seperti alat handsprayer, mistblower, sarung
tangan, dan agens hayati. Pada tahun 2014 sudah dilaksanakan
pengadaan bahan dan sarana pengendalian sebanyak 90 paket. Selain
itu, dalam rangka penerapan pengendalian OPT dengan sistem PHT,
pada Tahun 2014 juga dilaksanakan kegiatan pemanfaatan musuh alami
yaitu burung hantu (Tyto alba) di 5 provinsi (Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur).
3. Surveilans OPT (Pengamatan OPT)
Surveilans merupakan suatu proses pengamatan dalam rangka
mengumpulkan dan mencatat data tentang dinamika populasi atau
tingkat serangan OPT dan faktor- faktor yang mempengaruhinya pada
waktu dan tempat tertentu. Secara umum, metode pengamatan di
lapangan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu Pengamatan Keliling
Laporan Kinerja Tahun 2014 46
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
(patroli) dan Pengamatan Tetap. Pengamatan keliling (patroli)
merupakan kegiatan pengamatan bertujuan untuk mengetahui tanaman
terserang dan terancam, luas pengendalian, bencana alam, serta
mencari informasi tentang penggunaan, peredaran, dan penyimpanan
bahan pengendali OPT. Data dan informasi tersebut digunakan untuk
menentukan daerah yang dicurigai dan menitikberatkan pengamatan.
Penentuan daerah yang dicurigai didasarkan pada kerentanan varietas
yang ditanam terhadap OPT utama di daerah tersebut, stadia
pertumbuhan tanaman dan jaraknya terhadap sumber serangan,
sedangkan Pengamatan Tetap adalah pengamatan yang dilakukan
secara berkala pada petak contoh tetap atau peralatan tertentu
(perangkap lampu, penakar curah hujan, dan SMPK).
Pelaksanaan kegiatan surveilans dilakukan di BPTPH dan LPHP/LAH
sebanyak 2 kali per musim. Kemudian hasil pelaksanaan surveilans
dilaporkan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
pengendalian.
Surveilans dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme pengganggu
Tumbuhan - Pengamat Hama dan penyakit (POPT-PHP) di wilayah
kerjanya (kecamatan), petugas teknis Laboratorium Pengamatan Hama
dan Penyakit (LPHP) di kabupaten yang dicakup dalam wilayah kerjanya
(kabupaten) dan fungsional POPT tingkat provinsi, serta petugas lain
yang terkait di bidang perlindungan tanaman. Agar kegiatan surveilans
dapat dilaksanakan secara efektif, daerah produksi tanaman pangan
dibagi menjadi wilayah-wilayah pengamatan hama dan penyakit yang
berimpit dengan wilayah administrasi kecamatan atau kelipatannya.
4. Gerakan pengendalian OPT
Dalam rangka mengamankan produksi tanaman pangan, tindakan
pengendalian OPT harus dilaksanakan apabila populasi/intensitas
serangan OPT di atas ambang kendali. Gerakan pengendalian OPT terdiri
dari gerakan pengendalian reguler dan gerakan pengendalian bersama
TNI. Pada Tahun 2014, gerakan pengendalian OPT telah dilaksanakan
Laporan Kinerja Tahun 2014 47
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
sebanyak 100 kali (94,34% dari rencana 106 kali) dan 8 kali gerakan
pengendalian OPT bersama TNI di 8 provinsi.
Gerakan pengendalian pada suatu areal tanaman pangan dapat
dilakukan lebih dari satu kali. Luas pengendalian OPT pada tanaman
pangan Tahun 2014 pada tanaman padi seluas 1.315.308 ha, jagung
seluas 30.659 ha, kedelai seluas 15.375 ha, kacang tanah seluas 2.981
ha, kacang hijau seluas 1.516 ha, ubi kayu seluas 3.162 ha dan ubi jalar
seluas 1.071 ha. Data luas pengendalian OPT secara rinci dapat dilihat
pada Lampiran 25.
5. Penguatan kelembagaan
a) Brigade Proteksi Tanaman
Brigade Proteksi Tanaman (BPT) merupakan unit penanganan
eksplosi serangan OPT yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh
Regu Pengendali Hama (RPH)/petani setempat. Pada awal
terbentuknya, kedudukan BPT berada di bawah pengelolaan Dinas
Pertanian Provinsi, seiring dengan berjalannya waktu keberadaan
BPT pada beberapa provinsi telah diserahkan kepada UPTD BPTPH
dan sampai saat ini telah terdapat 78 unit BPT yang tersebar di 32
provinsi kecuali Provinsi Kepulauan Riau.
b) Pos Pengembangan Agens Hayati
Pos Pengembangan Agens Hayati (PPAH) adalah salah satu
wadah/kelembagaan perlindungan tanaman pangan bagi petani
alumni SLPHT dan atau petani non alumni SLPHT yang mampu
menyiapkan, memperbanyak, menerapkan dan menyebarluaskan
agens hayati serta sarana produksi ramah lingkungan yang
mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT. PPAH memiliki peranan
yang besar dalam pemasyarakatan penerapan Pengelolaan Hama
Terpadu (PHT) antara lain : pemasyarakatan sarana produksi ramah
lingkungan; melakukan studi sain petani; memelihara keseimbangan
agroekosistem; serta mendekatkan sarana produksi ramah
Laporan Kinerja Tahun 2014 48
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
lingkungan yang mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT kepada
masyarakat petani lainnya.
Keberadaan PPAH dari tahun ke tahun bergerak dinamis ke arah
pertumbuhan. Berdasarkan data 5 tahun terakhir yaitu jumlah PPAH
Tahun 2010 sebanyak 704 unit, Tahun 2011 sebanyak 855 unit,
Tahun 2012 sebanyak 1.005 unit, Tahun 2013 sebanyak 1009 unit,
Tahun 2014 sebanyak 1.350 unit tersebar di 32 provinsi. Provinsi
yang belum melaporkan keberadaan PPAH adalah Kep. Riau dan
Kalimantan Utara karena baru terbentuk. Jenis AH dan Pestisida
nabati yang telah dikembangkan oleh PPAH antara lain Beauvaria
bassiana, Metarhizium sp, Verticillium sp, SI-NPV dan
Corynebacterium sp (=Paenibacillus Polymyxa), Trichoderma sp,
Trichogramma sp, Pseudomonas fluorescens, PGPR, MOL, serta
pestisida nabati, Trichokompos, dll.
c) Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium Agens
Hayati
Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit/Laboratorium Agens
Hayati (LPHP/LAH) sebagai institusi terdepan perlindungan tanaman
pangan mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan
kegiatan pengamanan produksi. Sebagai pusat pengembangan
teknologi perlindungan tanaman, kegiatan yang dilaksanakan
meliputi kegiatan utama yaitu pengamatan, peramalan, dan
pengendalian OPT/penanganan DPI serta kegiatan pendukung yang
lebih menekankan pada permasalahan spesifik lokasi.
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit juga merupakan
rujukan dalam pengembangan dan diseminasi teknologi perlindungan
tanaman pangan ramah lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip
PHT. Kegiatan LPHP dalam pengembangan teknologi ramah
lingkungan antara lain eksplorasi, perbanyakan, pengembangan, dan
pemasyarakatan agens hayati/pestisida nabati. Beberapa agens
Laporan Kinerja Tahun 2014 49
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
hayati dan pestida nabati yang telah dikembangkan hingga saat ini
yaitu : Beauveria bassiana, Metarhizium sp, Verticillium sp, SI-NPV
dan Paenibacillus polymyxa, Trichoderma sp, Trichogramma sp,
Nomuraea, Pseudomonas fluorescens, PGPR, MOL, serta pestisida
nabati, Trichokompos, dll.
Keberadaan LPHP/LAH mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir
yaitu pada Tahun 2010 s.d. 2012 sebanyak 95 unit, pada Tahun
2013 sebanyak 94 unit, dan pada Tahun 2014 sebanyak 98 unit.
Pertumbuhan LPHP terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara yaitu
bertambah 3 unit yang merupakan pengadaan Tahun 2013, berasal
dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
d) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat Hama dan
Penyakit
Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat
Hama dan Penyakit (POPT-PHP) merupakan sumber daya manusia
perlindungan tanaman yang diberi tugas dan tanggung jawab serta
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan
organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan pengelolaan
OPT dan Dampak Perubahan Iklim di wilayah pengamatannya yaitu
kecamatan. Ruang lingkup, tanggung jawab, dan wewenang POPT-
PHP adalah melaporkan hasil pengamatan perkembangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI),
memberikan rekomendasi pengendalian OPT dan penanganan DPI
pada lingkup wilayah pengamatannya, membina kelompok
tani/petani pengembang teknologi perlindungan tanaman pangan
ramah lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip PHT dan
melakukan pengawasan peredaran dan penggunaan bahan
pengendali OPT serta pupuk bersubsidi.
Jumlah POPT – PHP pada Tahun 2010 sebanyak 3.183 orang selama
lima tahun terakhir berkurang sebanyak 795 orang dibandingkan
Laporan Kinerja Tahun 2014 50
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
dengan Tahun 2014 sebanyak 2.388 orang. Berkurangnya jumlah
POPT-PHP tersebut antara lain karena purna tugas, alih tugas, dan
meninggal dunia.
Jumlah kecamatan sebagai wilayah kerja POPT-PHP saat ini di
seluruh Indonesia sebanyak 6.793. Dengan jumlah POPT-PHP saat
ini, banyak POPT-PHP yang merangkap 2 – 3 kecamatan. Jumlah
wilayah kerja yang ideal bagi POPT-PHP adalah 1 (satu) kecamatan.
Kurang memadainya jumlah POPT-PHP dapat berdampak pada
kurang akuratnya data dan informasi hasil pengamatan di lapangan,
sehingga penanganan OPT dalam rangka pengamanan produksi
kurang optimal.
Salah satu upaya untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut
yaitu, sejak Tahun 2007 telah direkrut Tenaga Harian Lepas –
Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-
Pengamat Hama Penyakit (THL-TBPOPT-PHP) yang bertujuan untuk
membantu POPT-PHP dalam menunjang kegiatan pengamanan
produksi melalui kegiatan pengamatan OPT, DPI, serta pengawasan
penggunaan pupuk bersubsidi dan bahan pengendali OPT. Pada
Tahun 2007 telah dikontrak sebanyak 1.288 THL-TB-POPT-PHP yang
tersebar di 32 provinsi, data terakhir Tahun 2014 sebanyak 1.164,
terjadi pengurangan sebanyak 146 orang. Penyebab berkurangnya
jumlah THL-TB POPT-PHP antara lain mengundurkan diri, meninggal
dunia, dan lulus seleksi CPNS (Pusat maupun daerah), namun UPTD
BPTPH belum mengganti dengan menseleksi tenaga baru
e) Petani Pengamat
Petani Pengamat adalah petani alumni SLPHT yang ditetapkan
dengan ketetapan Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan bertugas
membantu POPT-PHP/THL-TB POPT-PHP melakukan pengamatan
agroekosistem (OPT, Musuh alami, DPI, dan faktor abiotik yang
mempengaruhi perkembangan OPT/DPI) di wilayah pengamatan
terdekat dengan tempat tinggal petani bersangkutan dan atau yang
Laporan Kinerja Tahun 2014 51
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
disepakati dengan tempat tinggal petani bersangkutan dan atau yang
disepakati dengan POPT-PHP terdekat. Jumlah petani pengamat
tahun 2012 sebanyak 3.036 orang dan pada tahun 2014 sebanyak
2.949 orang. Pengurangan jumlah petani pengamat disesuaikan
dengan prioritas kebijakan masing-masing daerah. Namun demikian
Petani Pengamat swadaya (di luar kriteria di atas) diharapkan dapat
diupayakan.
6. Pelaksanaan SLPHT Skala Luas Padi
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengelola
pertanamannya menggunakan prinsip Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) diantaranya dilaksanakan melalui kegiatan SLPHT. Pelaksanaan
SLPHT diharapkan mampu mewujudkan kemandirian petani dalam
mengambil keputusan di lahan usahataninya. SLPHT harus mempunyai
dampak yang luas yaitu tidak hanya merubah paradigma pola pikir para
petani alumni SLPHT saja, namun juga harus dapat membuat perubahan
terhadap petani non SLPHT dan generasi petani selanjutnya untuk
melaksanakan PHT.
Saat ini, SLPHT telah cukup banyak dilaksanakan, namun belum
memberikan hasil yang optimal. Hal ini disebabkan SLPHT yang
dilaksanakan masih belum merata, dalam skala kecil, dan belum
melibatkan kelompok-kelompok dalam satu hamparan. Oleh karena itu,
pada Tahun 2014, dilaksanakan SLPHT Skala Luas yang merupakan
suatu pendekatan SLPHT dalam skala yang lebih luas (satu hamparan)
dengan melibatkan beberapa kelompok tani hamparan sehingga terjalin
komunikasi dan koordinasi yang baik dalam pengelolaan OPT di
lapangan. SLPHT Skala Luas ini dilaksanakan khusus untuk komoditas
padi.
Target SLPHT Skala Luas padi pada Tahun 2014 sebanyak 848 unit yang
tersebar di 33 provinsi. Realisasi pelaksanaan SLPHT Skala Luas Padi
sebanyak 806 unit atau 95,05% (berhasil) dengan peserta 20.150 orang
petani dari target 21.200 orang petani.
Laporan Kinerja Tahun 2014 52
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Dampak dari pelaksanaan SLPHT antara lain meningkatnya kemampuan
dan kemandirian 20.150 orang petani dalam penanganan OPT sesuai
dengan prinsip PHT. Para petani alumni SLPHT tersebut diharapkan
dapat secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan PHT di lahan
usahataninya, serta menyebarluaskan kepada petani sekitarnya,
sehingga PHT akan semakin memasyarakat dan melembaga di tingkat
petani.
Beberapa unit SLPHT Skala Luas tidak dapat dilaksanakan di beberapa
provinsi disebabkan hal-hal sebagai berikut:
Riau, sebanyak 2 unit tidak dapat dilaksanakan karena penghematan
anggaran di Tahun 2014 menyebabkan mundurnya pelaksanaan
kegiatan SLPHT di calon lokasi SLPHT yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pada saat dana kembali tersedia, calon lokasi tersebut
mengalami kejadian dampak perubahan iklim (kekeringan).
Sulawesi Selatan, dari alokasi 46 unit, terealisasi 7 unit, sedangkan
39 unit tidak dapat dilaksanakan sampai selesai karena penghematan
anggaran.
Papua, dari alokasi 13 unit, realisasi 10 unit, sedangkan 3 unit tidak
dapat dilaksanakan karena waktunya sudah tidak memungkinkan
yang sebelumnya dicadangkan untuk penghematan.
Secara rinci realisasi pelaksanaan SLPHT dapat dilihat pada Lampiran 6.
7. Pelaksanaan SLI Padi
Peningkatan kemampuan, keahlian dan pemberdayaan petani dalam
memanfaatkan informasi prakiraan iklim dilaksanakan melalui kegiatan
Sekolah Lapangan Iklim (SLI). Kegiatan ini terutama dilaksanakan di
daerah yang sering mengalami dampak perubahan iklim (banjir dan
kekeringan).
SLI dimulai pada MT 2002/2003 di Kabupaten Indramayu sebagai Pilot
Project melalui kerjasama antara Departemen Pertanian, Dinas Pertanian
Laporan Kinerja Tahun 2014 53
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Kabupaten Indramayu, IPB dan Asian Disaster Preparedness Centre
(ADPC). Secara nasional, SLI diselenggarakan sejak Tahun 2007 dengan
pendanaan dari APBN yang tersebar di provinsi rawan banjir dan
kekeringan.
Kegiatan SLI Tahun 2014 awalnya dialokasikan sebanyak 120 unit di 30
provinsi (kecuali Provinsi Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau dan DKI
Jakarta). Terdapat 13 unit SLI yang mengalami penghematan yaitu di
Provinsi Sumatera Selatan (2 unit), Bengkulu (2 unit), Nusa Tenggara
Barat (2 unit), Sulawesi Selatan (6 unit) dan Sulawesi Tenggara (1 unit)
sehingga SLI tahun 2014 menjadi 107 unit. Realisasi hingga Desember
tahun 2014 sebanyak 103 unit (4 unit tidak dilaksanakan). Unit SLI yang
tidak dilaksanakan yaitu :
Papua (1 unit) dan Kalimantan Selatan (2 unit) tidak dapat
dilaksanakan karena penghematan anggaran di Tahun 2014
menyebabkan mundurnya pelaksanaan kegiatan SLI di calon lokasi
SLI yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada saat dana kembali
tersedia, sudah tidak tersedia lahan pertanaman
Kalimantan Selatan (1 unit) tidak dapat dilaksanakan karena calon
lokasi mengalami kekeringan
Secara rinci realisasi pelaksanaan SLI dapat dilihat pada Lampiran 7.
Disamping kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di atas, dalam rangka
pengamanan produksi, juga dilakukan berbagai upaya, sebagai berikut:
1) Mengirim surat kewaspadaan terhadap peningkatan serangan OPT dan
langkah operasional penanganannya oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan kepada Gubernur dan Kepala Dinas Pertanian seluruh Provinsi.
2) Melakukan konsolidasi petugas lapang (POPT-PHP, Penyuluh Lapangan,
Seksi Perlintan Kabupaten) dan petugas LPHP.
Laporan Kinerja Tahun 2014 54
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3) Membentuk POSKO pengendalian OPT di tiap kabupaten, kecamatan,
dan desa.
4) Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan pengendalian ke lapangan.
5) Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait antara pusat – provinsi –
kabupaten – kecamatan – desa.
Sedangkan untuk penanganan DPI, disamping kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan di atas, dilakukan juga berbagai upaya sebagai berikut:
1) Menyebarluaskan informasi prakiraan awal Musim Hujan (MH) dan Musim
Kemarau (MK) dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
serta upaya antisipasi terhadap banjir, kekeringan dan OPT.
2) Menurunkan tim pemantauan dan bimbingan penanganan DPI ke
lapangan.
3) Mengkoordinasikan dengan instansi terkait dalam upaya penanganan
banjir dan kekeringan serta pemberian bantuan sarana produksi berupa
benih dan pupuk kepada petani yang pertanamannya mengalami puso
untuk melakukan penanaman kembali.
Penurunan luas serangan OPT utama tanaman pangan strategis (padi,
jagung, dan kedelai) berhasil diwujudkan, namun masih terdapat beberapa
permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :
1) Koordinasi penanganan daerah sumber serangan OPT di beberapa
provinsi belum berjalan dengan baik karena belum optimalnya koordinasi
antara Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan dalam gerakan
pengendalian OPT, jaringan kelembagaan belum optimal, prasarana
pengendalian di daerah yang masih terbatas, dan belum optimalnya
peran dan fungsi Brigade Proteksi Tanaman dalam penanganan eksplosi
serangan OPT. Untuk itu, perlu adanya upaya advokasi kepada
Gubernur, lembaga legislatif, Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai
pemegang komando dalam pelaksanaan pengendalian OPT.
2) Terbatasnya sarana kerja operasional petugas POPT-PHP sehingga
menghambat kelancaran pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu,
Laporan Kinerja Tahun 2014 55
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
kemandirian daerah perlu lebih ditingkatkan dalam pemenuhan sarana
kerja lapangan petugas.
3) Terbatasnya jumlah petugas lapangan (POPT-PHP/THL-TB POPT-PHP)
sehingga kegiatan pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan
DPI belum optimal.
4) Pelaksanaan pengendalian OPT ramah lingkungan masih terbatas dan
penggunaan pestisida belum menganut prinsip 6 tepat.
5) Adanya peralihan satker ke Dinas Pertanian menyebabkan prosedur
menjadi lebih panjang sehingga pencairan dana untuk pelaksanaan
kegiatan jadi terlambat.
3.6 PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN
Pada Tahun 2014, pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan didukung dengan anggaran
pembangunan, yang tertuang dalam program Ketahanan Pangan dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan untuk pelaksanaan
program dan kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan di daerah
didukung dengan anggaran yang tertuang dalam DIPA Dana
Dekonsentrasi melalui Satker BPTPH.
Total anggaran yang tertuang dalam DIPA penguatan perlindungan
tanaman pangan dari serangan OPT dan DPI (Pusat dan Dekonsentrasi)
Tahun 2014 sebesar Rp. 117.864.716.000,- (seratus tujuh belas milyar
delapan ratus enam puluh empat juta tujuh ratus enam belas ribu
rupiah). Sampai dengan akhir Desember 2014, realisasi anggaran
berhasil mencapai Rp. 113.000.750.669,- (seratus tiga belas milyar
tujuh ratus lima puluh ribu enam ratus enam puluh sembilan rupiah)
atau 95,87% dari total anggaran.
Laporan Kinerja Tahun 2014 56
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Realisasi anggaran yang tertuang dalam DIPA dekonsentrasi yang
dilaksanakan oleh Satker Dinas Pertanian Tahun 2014 sebesar Rp
99.720.040.021,- ( sembilan puluh sembilan milyar tujuh ratus dua
puluh juta empat empat puluh ribu dua puluh satu rupiah) atau 97,23%
dari total anggaran Rp 102.563.945.000,- (seratus dua milyar lima ratus
enam puluh tiga juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah).
Sedangkan realisasi anggaran Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
pada Tahun 2014 sebesar 9.932.912.788 ,- (sembilan milyar sembilan
ratus tiga puluh dua juta sembilan ratus dua belas ribu tujuh ratus
delapan puluh delapan rupiah) atau 86,11% dari total anggaran
11.534.911.000 ,- (sebelas milyar lima ratus tiga puluh empat juta
sembilan ratus sebelas ribu rupiah) dan BPMPT sebesar Rp.
3.347.799.000,- (tiga milyar tiga ratus empat puluh tujuh juta tujuh
ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) atau 88,90% dari target Rp.
3.765.860.000,- (tiga milyar tujuh ratus enam puluh lima juta delapan
ratus enam puluh ribu rupiah).
Tabel 20. Akuntabilitas Keuangan terhadap Pencapaian Sasaran Strategis
Tahun 2014
Pagu Realisasi %
1 2 5 6 7 8 9
Mengamankan produksi
tanaman pangan dari serangan
OPT dan terkena DPI
Luas areal tanaman pangan aman
dari gangguan OPT dan DPI,
meliputi komoditas:
Penguatan Sistem
Perlindungan TP dari
Gangguan OPT dan DPI
117.864.716.000 113.000.750.669 95,87
- Padi 95 % 92,63 % 97,51
- Jagung 95 % 98,58 % 103,77
- Kedelai 95 % 97,06 % 102,17
- Kacang Tanah 95 % 99,25 % 104,47
- Kacang Hijau 95 % 99,53 % 104,77
- Ubi Kayu 95 % 99,45 % 104,68
- Ubi Jalar 95 % 97,60 % 102,74
Anggaran (Rp.)
3 4
ProgramSasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian
Laporan Kinerja Tahun 2014 57
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Berdasarkan tabel di atas, akuntabilitas keuangan dinilai berhasil dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perlindungan Tanaman Pangan. Hal
ini ditunjukkan dengan realisasi keuangan sebesar 95,87% dengan
capaian indikator kinerja sasaran 97,51% sampai dengan 104,77%.
Tabel 21. Realisasi Anggaran Program Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2014
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5):(4) (7) (8) (9) (10)=(9):(7)
I Dana Dekonsentrasi 107.279.770 102.563.945 99.720.040 73.710 - 73.431 99,62
1 Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) 21.389.488 20.049.225 18.740.838 93,47 32 Balai 32 100,00
2 Operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT) 2.367.384 2.225.097 2.090.712 93,96 78 unit 78 99,74
3 Bahan dan Sarana Pengendalian OPT 796.000 636.267 614.553 96,59 75 paket 62 82,67
4 Gerakan Pengendalian OPT dan DPI 1.743.440 1.640.510 1.586.881 96,73 106 kali 106 100,00
5 Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) 2.029.620 1.609.373 1.545.478 96,03 243 unit 217 89,30
6 Surveilans OPT (Pengamatan OPT) 2.245.883 1.956.927 1.787.574 91,35 89 paket 73 82,02
7 Bantuan Transport Petani Pengamat (2.949 org x 10 bulan) 8.847.000 8.847.000 8.800.635 99,48 29.490 orang 29.335 99,48
8 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) 22.328.067 20.724.907 20.464.439 98,74 954 Unit 910 95,39
- Persiapan+monev 1.466.487 1.442.332 1.418.221 98,33 951 949 99,79
- Padi 18.474.920 17.165.015 16.936.358 98,67 848 Unit 806 95,05
- Jagung 1.310.260 1.144.660 1.140.660 99,65 57 Unit 56 98,25
- Kedelai 1.076.400 972.900 969.200 99,62 49 Unit 48 97,96
9 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 2.744.984 2.473.665 2.372.241 95,90 107 Unit 103 96,26
10 Koordinasi penanggulangan OPT/DPI 1.069.976 1.003.825 832.811 82,96 12 paket 11 91,67
11 BOP dan THL POPT 35.425.500 35.410.500 35.365.971 99,87 42.412 OB 42.392 99,95
- PNS (2.556 orangx 12 bulan) 15.336.000 15.321.000 15.290.121 99,80 30.672 OB 30.660 99,96
- THL (1.174 orang x 10 bulan) 20.089.500 20.089.500 20.075.850 99,93 11.740 OB 11.732 99,93
12 Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab Agen Hayati (LPHP/LAH) 4.092.428 4.000.450 3.632.641 90,81 98 unit 98 100,00
13 Gerakan TNI 1.000.000 990.000 921.000 93,03 8 paket 8 100,00
14 Musuh Alami 1.200.000 996.200 964.267 96,79 6 paket 6 100,00
II Pusat 85.008.371 15.300.771 13.280.711 86,80 2 paket 2 100,00
1 Kegiatan Ditlind Pusat 81.242.511 11.534.911 9.932.912 86,11 1 paket 1 100,00
2 BPMPT 3.765.860 3.765.860 3.347.799 88,90 1 paket 1 100,00
192.288.141 117.864.716 113.000.750 95,87 73.712 pkt/unit/OB
/kali/balai73.433 99,62 TOTAL
Fisik Kegiatan
Target RealisasiNo. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output %Pagu Awal Pagu Revisi
Realisasi
Anggaran
Laporan Kinerja Tahun 2014 58
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
III. P E N U T U P
Pencapaian sasaran mengamankan 95% luas areal tanaman pangan dengan
menekan serangan OPT dan terkena DPI sehingga maksimal 5% dari luas
tanam pada Tahun 2014 dinilai berhasil. Hal ini terlihat dari luas serangan
OPT utama dan DPI (banjir dan kekeringan) pada tanaman pangan dengan
capaian berhasil untuk komoditas padi dan sangat berhasil untuk komoditas
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
Disamping pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, upaya
pengamanan 95% luas areal tanaman pangan dengan menekan luas
serangan OPT dan DPI Tahun 2014, juga dilakukan melalui berbagai
kegiatan. Upaya tersebut meliputi penyebarluasan informasi prakiraan iklim
dan serangan OPT ke daerah, konsolidasi petugas lapangan (POPT-PHP,
Penyuluh Lapangan, dan petugas LPHP), dan pembentukan POSKO
pengendalian OPT di berbagai tingkatan.
Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, berbagai permasalahan
masih menjadi kendala antara lain belum optimalnya koordinasi antara
Mantri Tani, POPT-PHP, dan Penyuluh Lapangan dalam penanganan OPT di
daerah sumber serangan dan penanganan DPI di daerah rawan banjir dan
kekeringan, terbatasnya jumlah dan kompetensi SDM perlindungan tanaman
pangan, belum optimalnya fungsi kelembagaan perlindungan tanaman di
daerah, belum optimalnya peran PPAH dalam pemanfaatan agens hayati,
dan terbatasnya sarana kerja lapangan petugas POPT-PHP. Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan,
koordinasi, advokasi, dan pendampingan serta pengawalan secara
berkelanjutan.
Laporan Kinerja Tahun 2014 60
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 1.
SUBDITPENGELOLAAN DATA OPT
SEKSIMONITORING DAN
ANALISIS DATA
SEKSIEVALUASI DAN
PELAPORAN
DIREKTUR PERLINDUNGANTANAMAN PANGAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSIKELEMBAGAAN
SEKSIPEMASYARAKATAN
SUBDITPENGELOLAAN PHT
SEKSIVERIFIKASI
SEKSIIDENTIFIKASI
SEKSIMITIGASI
SUBDITTEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT
SEKSIADAPTASI
SUBDITDAMPAK PERUBAHAN IKLIM
Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Berdasarkan Permentan No.61/Permentan/OT.140/10/2010
Laporan Kinerja Tahun 2014 61
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 2.
PENETAPAN KINERJA
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014
Laporan Kinerja Tahun 2014 63
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 3.
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014
Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun : 2014
1 2
Mengamankan produksi
tanaman pangan dari serangan
OPT dan terkena DPI
Luas areal tanaman pangan aman
dari gangguan OPT dan DPI,
meliputi komoditas:
- Padi 95 %
- Jagung 95 %
- Kedelai 95 %
- Kacang Tanah 95 %
- Kacang Hijau 95 %
- Ubi Kayu 95 %
- Ubi Jalar 95 %
3
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Laporan Kinerja Tahun 2014 64
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 4.
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014
Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun : 2014
Pagu Realisasi %
1 2 5 6 7 8 9
Mengamankan produksi
tanaman pangan dari serangan
OPT dan terkena DPI
Luas areal tanaman pangan aman
dari gangguan OPT dan DPI,
meliputi komoditas:
Penguatan Sistem
Perlindungan TP dari
Gangguan OPT dan DPI
117.864.716.000 113.000.750.669 95,87
- Padi 95 % 92,63 % 97,51
- Jagung 95 % 98,58 % 103,77
- Kedelai 95 % 97,06 % 102,17
- Kacang Tanah 95 % 99,25 % 104,47
- Kacang Hijau 95 % 99,53 % 104,77
- Ubi Kayu 95 % 99,45 % 104,68
- Ubi Jalar 95 % 97,60 % 102,74
Anggaran (Rp.)
3 4
ProgramSasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian
Laporan Kinerja Tahun 2014 65
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 5.
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
Unit Eselon II : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun : 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Keterangan
1 6
Mengamankan produksi
tanaman pangan dari serangan
OPT dan terkena DPI
Luas areal tanaman pangan aman dari
gangguan OPT dan DPI, meliputi komoditas:
- Padi ≥ 95 % 92,63 % 97,51 % berhasil
- Jagung ≥ 95 % 98,58 % 103,77 % sangat berhasil
- Kedelai ≥ 95 % 97,06 % 102,17 % sangat berhasil
- Kacang Tanah ≥ 95 % 99,25 % 104,47 % sangat berhasil
- Kacang Hijau ≥ 95 % 99,53 % 104,77 % sangat berhasil
- Ubi Kayu ≥ 95 % 99,45 % 104,68 % sangat berhasil
- Ubi Jalar ≥ 95 % 97,60 % 102,74 % sangat berhasil
3 4 5
Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Realisasi
Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Laporan Kinerja Tahun 2014 66
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 6.
RENCANA DAN REALISASI SLPHT TAHUN 2014
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
1 Pemerintah Aceh 41 41 100,00 3 3 100,00 6 6 100,00 50 50 100,0
2 Sumatera Utara 45 45 100,00 2 2 100,00 4 4 100,00 51 51 100,0
3 Sumatera Barat 28 28 100,00 3 3 100,00 - - - 31 31 100,0
4 R i a u 17 15 88,24 - - - - - 17 15 88,2
5 J a m b i 20 20 100,00 - - - - - - 20 20 100,0
6 Sumatera Selatan 47 47 100,00 2 2 100,00 - - - 49 49 100,0
7 Bengkulu 11 11 100,00 - - - - - 11 11 100,0
8 Lampung 29 29 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 32 32 100,0
9 Kep. Bangka Belitung 12 12 100,00 - - - - - - 12 12 100,0
10 Kep. Riau 1 1 100,00 - - - - - - 1 1 100,0
11 DKI Jakarta 2 2 100,00 - - - - - - 2 2 100,0
12 Jawa Barat 62 62 100,00 5 5 100,00 5 5 100,00 72 72 100,0
13 Jawa Tengah 63 63 100,00 3 3 100,00 5 5 100,00 71 71 100,0
14 DI. Yogyakarta 18 18 100,00 - - - 3 3 100,00 21 21 100,0
15 Jawa Timur 62 62 100,00 10 10 100,00 13 13 100,00 85 85 100,0
16 B a n t e n 34 34 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 37 37 100,0
17 B a l i 23 23 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 25 25 100,0
18 Nusa Tenggara Barat 26 26 100,00 2 2 100,00 2 2 100,00 30 30 100,0
19 Nusa Tenggara Timur 25 25 100,00 2 2 100,00 - - - 27 27 100,0
20 Kalimantan Barat 33 33 100,00 1 1 100,00 - - - 34 34 100,0
21 Kalimantan Tengah 16 16 100,00 1 1 100,00 - - - 17 17 100,0
22 Kalimantan Selatan 30 30 100,00 2 2 100,00 3 3 100,00 35 35 100,0
23 Kalimantan Timur 23 23 100,00 1 1 100,00 1 1 100,00 25 25 100,0
24 Sulawesi Utara 24 24 100,00 2 2 100,00 - - - 26 26 100,0
25 Sulawesi Tengah 30 30 100,00 1 1 100,00 - - - 31 31 100,0
26 Sulawesi Selatan ** 44 7 15,91 1 - - 1 - - 46 7 15,2
27 Sulawesi Tenggara 12 12 100,00 3 3 100,00 2 2 100,00 17 17 100,0
28 Gorontalo 12 12 100,00 4 4 100,00 - - - 16 16 100,0
29 Sulawesi Barat 26 26 100,00 2 2 100,00 1 1 100,00 29 29 100,0
30 Maluku 8 8 100,00 2 2 100,00 - - - 10 10 100,0
31 Maluku Utara 3 3 100,00 - - - - - - 3 3 100,0
32 Papua 13 10 76,92 - - - - - - 13 10 76,9
33 Papua Barat 8 8 100,00 - - - - - - 8 8 100,0
848 806 95,05 57 56 98,25 49 48 97,96 954 910 95,39Jumlah (Unit)
No. Propinsi
Jumlah (Unit)
Padi * Jagung Kedelai Total
Ket: *) SLPHT Padi skala luas kecuali Provinsi Riau
**) Realisasi Provinsi Suawesi Selatan terkena penghematan anggaran
Laporan Kinerja Tahun 2014 67
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 7.
RENCANA & REALISASI SLI TAHUN 2014
NO PropinsiRencana Tahun
2014 (unit)Realisasi (unit) % Capaian
1 ACEH 5 5 100,0
2 SUMATERA UTARA 5 5 100,0
3 SUMATERA BARAT 5 5 100,0
4 RIAU 3 3 100,0
5 JAMBI 3 3 100,0
6 SUMSEL 1 1 100,0
7 BENGKULU 1 1 100,0
8 LAMPUNG 3 3 100,0
9 BANGKA BELITUNG 0 0 0,0
10 KEPULAUAN RIAU 0 0 0,0
1 DKI JAKARTA 0 0 0,0
2 JAWA BARAT 11 11 100,0
3 JAWA TENGAH 11 11 100,0
4 DI. YOGYAKARTA 4 4 100,0
5 JAWA TIMUR 5 5 100,0
6 BANTEN 7 7 100,0
1 BALI 2 2 100,0
2 NTB 3 3 100,0
3 NTT 4 4 100,0
1 KALIMANTAN BARAT 4 4 100,0
2 KALIMANTAN TENGAH 4 4 100,0
3 KALIMANTAN TIMUR 2 2 100,0
4 KALIMANTAN SELATAN 5 2 40,0
1 SULAWESI UTARA 2 2 100,0
2 SULAWESI TENGAH 3 3 100,0
3 SULAWESI SELATAN 3 3 100,0
4 SULAWESI TENGGARA 2 2 100,0
5 GORONTALO 4 4 100,0
6 SULAWESI BARAT 1 1 100,0
1 MALUKU 1 1 100,0
2 MALUKU UTARA 1 1 100,0
3 PAPUA 1 0 0,0
4 PAPUA BARAT 1 1 100,0
107 103 96,3INDONESIA
Laporan Kinerja Tahun 2014 68
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 8.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 - 2012, RERATA 5 TAHUN, TAHUN 2013, DAN TAHUN 2014
T P T P T P T P T P T P T P
1 2008 428.590 2.771 23.050 839 11.266 80 5.742 4 630 0 900 0 435 0
2 2009 448.206 3.143 14.623 13 4.903 11 3.435 2 555 0 1.053 4 356 0
3 2010 682.683 10.166 16.315 42 5.247 8 4.210 0 555 0 1.967 2 528 0
4 2011 712.642 40.526 38.852 236 9.956 0 7.567 13 2.312 2 4.958 12 729 5
5 2012 461.821 2.225 26.195 52 6.183 15 5.187 7 1.077 0 2.740 16 538 0
Rerata 546.788 11.766 23.807 236 7.511 23 5.228 5 1.026 0 2.324 7 517 1
6 2013 510.090 4.422 26.302 127 8.336 1 3.728 2 997 0 3.242 8 536 0
7 2014 445.001 2.424 24.971 42 9.444 29 3.101 3 955 0 4.613 14 585 0Ket : T : Terkena, P : Puso
Ubi Kayu Ubi JalarNo Tahun
Komoditas
Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau
Laporan Kinerja Tahun 2014 69
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 9.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI DI INDONESIA
TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 28.228 10 37.994 198 22.693 1 14.416 14 3.124 -
2 Sumatera Utara 5.734 75 5.043 87 7.808 44 5.589 4 5.917 15
3 Sumatera Barat 3.293 134 2.078 154 2.621 178 2.490 35 2.682 107
4 Riau 1.987 20 2.234 2 2.097 34 2.333 - 1.426 4
5 Jambi 1.449 83 899 14 863 8 905 5 612 22
6 Sumatera Selatan 6.124 51 9.100 19 8.735 90 19.854 44 14.346 362
7 Bengkulu 1.554 - 1.960 88 2.188 1 2.986 8 3.166 -
8 Lampung 24.523 122 19.768 35 12.759 14 14.071 5 15.963 37
9 Kepulauan Bangka Belitung - - 19 - 719 - 5.439 1 1.419 10
10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -
11 DKI. Jakarta 1.030 15 233 - 329 - 408 - 45 -
12 Jawa Barat 196.055 1.569 137.742 7 105.967 7 102.286 - 111.679 -
13 Jawa Tengah 138.979 2.562 131.969 3.604 100.469 704 91.728 881 117.645 1.014
14 DI. Yogyakarta 7.312 1 15.535 2.570 9.815 62 12.589 - 5.344 9
15 Jawa Timur 94.121 1.088 203.258 31.543 65.551 253 93.867 3.052 57.838 132
16 Banten 24.855 357 24.048 871 11.902 - 17.854 72 12.717 284
17 Bali 6.970 - 9.545 152 4.519 - 5.042 - 3.285 1
18 Nusa Tenggara Barat 9.803 10 9.801 1 6.976 - 11.691 8 7.161 -
19 Nusa Tenggara Timur 11.914 5 8.022 18 10.739 158 11.673 12 4.974 70
20 Kalimantan Barat 4.671 31 4.913 119 2.856 20 4.485 61 2.370 -
21 Kalimantan Tengah 3.509 73 3.304 85 3.583 35 2.589 0 1.713 4
22 Kalimantan Selatan 1.090 8 891 - 1.103 4 1.021 1 3.708 1
23 Kalimantan Timur 3.957 2 2.474 7 884 15 3.733 16 5.670 89
24 Sulawesi Utara 2.442 44 2.324 10 3.148 9 3.075 38 2.322 -
25 Sulawesi Tengah 8.303 139 8.677 87 8.427 5 15.756 - 5.901 -
26 Sulawesi Selatan 59.105 3.262 40.872 461 22.335 72 25.651 10 21.915 46
27 Sulawesi Tenggara 18.207 388 16.943 121 22.731 480 20.008 131 19.062 120
28 Gorontalo 1.575 - 1.365 1 2.538 - 2.083 - 2.041 -
29 Sulawesi Barat 10.923 91 6.322 5 13.534 - 13.147 5 7.116 5
30 Maluku 2.266 17 1.743 - 992 - 901 - 460 -
31 Maluku Utara 781 - 844 32 962 30 629 - 1.016 -
32 Irian Jaya Barat 817 - 1.156 3 1.008 - 468 3 1.088 16
33 Papua 1.106 10 1.569 233 972 2 1.323 15 1.278 78
Jumlah 682.683 10.166 712.642 40.526 461.821 2.225 510.090 4.422 445.001 2.424
Ket : OPT Utama=penggerek batang, WBC, tikus, blas, BLB/kresek, tungro
2011 20122010
TAHUN
No Provinsi 20142013
Laporan Kinerja Tahun 2014 70
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 10.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG DI INDONESIA
TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 812 - 939 3 608 - 701 - 1.037 -
2 Sumatera Utara 712 - 366 - 585 - 850 - 1.022 -
3 Sumatera Barat 71 0 75 2 54 - 108 0 45 -
4 R i a u 118 - 261 - 174 - 186 2 236 -
5 J a m b i 49 0 89 0 54 0 58 0 52 -
6 Sumatera Selatan 205 - 187 - 174 - 244 - 277 -
7 Bengkulu 76 - 60 - 67 - 135 - 18 -
8 Lampung 1.405 - 3.312 24 1.729 - 1.447 2 1.762 -
9 Kep. Bangka Belitung - - 0 - - - 42 - 17 -
10 Kep. Riau - - - - - - - - 10 -
11 DKI Jakarta 1 - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 2.869 - 3.305 - 3.589 - 1.322 - 1.462 -
13 Jawa Tengah 908 3 3.541 7 3.743 7 3.815 116 4.303 -
14 DI Yogyakarta 560 5 668 - 299 - 241 - 204 -
15 Jawa Timur 1.018 17 5.831 179 2.917 19 3.140 6 3.379 13
16 Banten 11 - 2 - - - - - - -
17 B a l i - - 6 - 2 - 10 - 1 -
18 Nusa Tenggara Barat 584 - 965 - 570 - 776 - 816 -
19 Nusa Tenggara Timur 1.094 - 942 - 667 27 1.322 - 1.981 28
20 Kalimantan Barat 368 - 587 1 241 - 465 - 148 -
21 Kalimantan Tengah 116 - 132 - 49 - 5 - - -
22 Kalimantan Selatan 27 - 4 - 34 - 5 - - -
23 Kalimantan Timur 9 - 212 - 121 - 414 1 224 -
24 Sulawesi Utara 820 - 1.361 - 1.404 - 1.261 - 972 -
25 Sulawesi Tengah 520 - 800 1 446 - 788 - 378 -
26 Sulawesi Selatan 1.392 - 9.558 9 2.915 - 2.577 - 1.146 -
27 Sulawesi Tenggara 729 - 1.351 10 775 - 1.040 - 870 1
28 Gorontalo 754 12 2.171 - 3.401 - 1.930 - 1.824 -
29 Sulawesi Barat 311 5 1.383 - 1.094 - 2.730 - 2.084 -
30 M a l u k u 337 - 70 - 76 - 84 - 114 -
31 Maluku Utara 113 - 216 - 9 - 61 0 140 0
32 Papua Barat 130 - 44 - 21 - 15 - 24 -
33 Papua 197 - 412 - 376 - 532 - 426 -
Jumlah 16.315 42 38.852 236 26.195 52 26.302 127 24.971 42
Ket : OPT Utama=penggerek batang, penggerek tongkol, ulat grayak, lalat bibit, bulai, tikus
ProvinsiNo
TAHUN
2010 2011 2012 20142013
Laporan Kinerja Tahun 2014 71
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 11.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI DI INDONESIA
TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 1.774 - 1.758 - 1.408 - 911 - 3.534 10
2 Sumatera Utara 151 - 87 - 301 - 39 - 104 -
3 Sumatera Barat 20 - 2 - 2 - 5 - 0 -
4 R i a u 28 - 110 - 36 - 14 - 3 -
5 J a m b i 53 - 52 - 15 - 46 - 42 -
6 Sumatera Selatan 64 - 73 - 10 - 1 - 158 -
7 Bengkulu - - - - - - 2 - 1 -
8 Lampung 46 - 66 - 92 - 69 - 118 -
9 Kep. Bangka Belitung - - - - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta 150 - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 889 - 1.276 - 705 - 274 - 935 9
13 Jawa Tengah 388 - 1.179 - 1.296 15 623 - 961 -
14 DI Yogyakarta 148 - 631 - 213 - 110 - 121 -
15 Jawa Timur 118 - 2.297 - 462 - 647 - 846 -
16 Banten - - - - - - - - - -
17 B a l i 158 - 93 - 57 - 7 - 14 -
18 Nusa Tenggara Barat 757 - 831 - 762 - 1.845 - 1.277 10
19 Nusa Tenggara Timur 100 - 8 - 2 - 146 - 79 -
20 Kalimantan Barat - - 26 - 4 - 103 - 201 -
21 Kalimantan Tengah 2 - 7 - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan - - 1 - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 4 - 9 - 4 - 11 - 3 -
24 Sulawesi Utara 29 - 13 - 4 - 2 - 18 -
25 Sulawesi Tengah 60 - 213 - 130 - 2.510 - 144 -
26 Sulawesi Selatan 58 - 670 - 104 - 113 - 307 -
27 Sulawesi Tenggara 74 8 221 - 128 - 637 - 340 -
28 Gorontalo 17 - 3 - 14 - 1 - 7 -
29 Sulawesi Barat 3 - 12 - 101 - 10 - 42 -
30 M a l u k u 10 - 0 - - - 0 - - -
31 Maluku Utara 49 - 107 - 85 - 46 1 9 -
32 Papua Barat 31 - 100 - 128 - 1 - 78 -
33 Papua 68 - 113 - 121 - 165 - 103 -
Jumlah 5.247 8 9.956 - 6.183 15 8.336 1 9.444 29
Ket : OPT Utama: ulat grayak, penggulung daun, lalat kacang, penggerek polong, ulat jengkal, tikus
2013 20142011 20122010ProvinsiNo
TAHUN
Laporan Kinerja Tahun 2014 72
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 12.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KACANG TANAH
DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 403 0 735 0 335 0 497 - 275 -
2 Sumatera Utara 77 - 70 - 80 - 97 - 133 -
3 Sumatera Barat 24 - 39 - 46 - 32 - 20 -
4 R i a u 54 - 100 - 64 - 66 1 65 -
5 J a m b i 50 0 26 0 19 0 28 0 5 0
6 Sumatera Selatan 63 - 72 - 34 - 12 - 44 -
7 Bengkulu 5 - 10 - 4 - 20 - 28 -
8 Lampung 38 - 8 - - - - - 6 -
9 Kep. Bangka Belitung - - 1 - - - 5 - 2 -
10 Kep. Riau - - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 964 - 940 - 1.405 - 424 - 577 -
13 Jawa Tengah 332 - 433 12 306 7 108 - 223 -
14 DI Yogyakarta 490 - 476 - 426 - 254 - 279 -
15 Jawa Timur 889 - 2.867 - 1.427 - 1.176 - 715 3
16 Banten 94 - 78 - 4 - - - 1 -
17 B a l i - - 76 - 37 - 37 - 8 -
18 Nusa Tenggara Barat 208 - 487 - 373 - 209 - 275 -
19 Nusa Tenggara Timur 20 - 85 - 87 - 140 - 15 -
20 Kalimantan Barat - - 59 - 5 - 6 - - -
21 Kalimantan Tengah 3 - 10 - 3 - - - - -
22 Kalimantan Selatan 2 - 3 - 3 - - - - -
23 Kalimantan Timur - - 36 - 40 - 8 - 27 -
24 Sulawesi Utara 162 - 243 0 109 - 39 1 68 -
25 Sulawesi Tengah 99 - 105 - 18 - 121 - - -
26 Sulawesi Selatan 10 - 202 0 57 - 13 - 22 -
27 Sulawesi Tenggara 57 - 250 - 202 - 227 - 154 -
28 Gorontalo 35 - 4 - 14 - 98 - 81 -
29 Sulawesi Barat 8 - 64 - 56 - 76 - 22 -
30 M a l u k u 55 - 11 - 12 - 4 - 11 -
31 Maluku Utara 14 - 41 - - - - - 18 -
32 Papua Barat - - 2 - 4 - 1 - 2 -
33 Papua 53 - 36 - 20 - 30 - 25 -
Jumlah 4.210 0 7.567 13 5.187 7 3.728 2 3.101 3
Ket : OPT Utama: ulat grayak , pelipat daun, bercak daun coklat, babi hutan, tikus, karat daun
TAHUN
201220112010 2013 2014No Provinsi
Laporan Kinerja Tahun 2014 73
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 13.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KACANG HIJAU
DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 0 0 0 0 0 0 - - - -
2 Sumatera Utara 3 - 1 - 14 - - - 0 -
3 Sumatera Barat 0 - 2 - 2 - 1 - - -
4 R i a u 9 - 19 - 11 - 5 - 3 -
5 J a m b i 2 - 13 - 3 - 0 - 0 -
6 Sumatera Selatan 2 - 5 - 4 - 0 - 17 -
7 Bengkulu - - - - - - - - - -
8 Lampung - - - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung - - - - - - - - 0 -
10 Kep. Riau - - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 94 - 461 - 115 - 210 - 101 -
13 Jawa Tengah 170 - 543 - 742 - 238 - 384 -
14 DI Yogyakarta - - - - 2 - - - 1 -
15 Jawa Timur - - 167 2 40 - 56 - 106 -
16 Banten 3 - 1 - - - - - - -
17 B a l i - - - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 4 - 29 - 32 - 4 - 64 -
19 Nusa Tenggara Timur 173 - 11 - 16 - 4 - 83 -
20 Kalimantan Barat - - - - - - - - 4 -
21 Kalimantan Tengah - - - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan - - - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur - - 1 - - - - - - -
24 Sulawesi Utara 88 - 26 - 14 - 12 - 11 -
25 Sulawesi Tengah - - - - - - 1 - - -
26 Sulawesi Selatan 8 - 935 - 19 - 388 - 123 -
27 Sulawesi Tenggara - - 41 - 24 - 59 - 19 -
28 Gorontalo - - - - 2 - - - - -
29 Sulawesi Barat - - 56 - 38 - 18 - 39 -
30 M a l u k u - - - - - - 2 - 1 -
31 Maluku Utara - - - - - - - - - -
32 Papua Barat - - 1 - - - - - 1 -
33 Papua - - - - - - - - - -
Jumlah 555 - 2.312 2 1.077 - 997 - 955 -
Ket : OPT Utama=penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus
No Provinsi 2013 20142010 2011 2012
TAHUN
Laporan Kinerja Tahun 2014 74
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 14.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN UBI KAYU
DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 200 0 201 2 165 14 158 - 130 -
2 Sumatera Utara 54 0 52,8 0 92,25 0 69 - 204 -
3 Sumatera Barat 1 - 7 - 13 - 5 - 0 -
4 Riau 148 0 393 1 182 0 182 6 289 1
5 Jambi 84 0 52 2 45 0 71 2 37 1
6 Sumatera Selatan 67 - 85 - 14 - 151 - 293 11
7 Bengkulu - - - - - - 7 - 1 -
8 Lampung 3 - 649 - - - - - - -
9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -
11 DKI. Jakarta - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 474 - 1.307 - 406 - 481 - 976 -
13 Jawa Tengah - - 83 - 33 - 75 - 481 -
14 DI. Yogyakarta 173 - 86 - 46 - 30 - 6 -
15 Jawa Timur - - 272 - 53 - 180 - 299 -
16 Banten - - - - - - - - - -
17 Bali - - 3 - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 264 - 86 1 210 - 49 - 751 -
20 Kalimantan Barat - - - - - - - - 2 -
21 Kalimantan Tengah 29 - 27 - 5 - - - - -
22 Kalimantan Selatan - - - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur - - 96 - 77 - 281 - 230 2
24 Sulawesi Utara 127 - 292 - 196 - 227 - 202 -
25 Sulawesi Tengah 154 - 105 - 13 - - - - -
26 Sulawesi Selatan 25 - 53 - 18 - 33 - 3 -
27 Sulawesi Tenggara - - 732 - 701 - 603 - 642 -
28 Gorontalo - - 2 - 2 - - - - -
29 Sulawesi Barat 33 1 128 6 351 1 585 - 223 -
30 Maluku 80 - 171 - 116 - 48 - 50 -
31 Maluku Utara 51 - 63 - 1 - - - - -
32 Irian Jaya Barat - - 11 - - - 8 - - -
33 Papua 1 - 0 - - - - - 0 -
Jumlah 1.967 2 4.958 12 2.740 16 3.242 8 4.819 14
Ket : OPT Utama=babi hutan, tungau merah, bercak daun coklat, tikus
2013 20142010 2011 2012
TAHUN
ProvinsiNo
Laporan Kinerja Tahun 2014 75
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 15.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN UBI JALAR
DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Pemerintah Aceh 32 - 13 - - - 9 - 18 -
2 Sumatera Utara 71 - 50 - 57 - 37 - 115 -
3 Sumatera Barat 1 - 1 - - - - - - -
4 Riau 9 - 26 - 11 - 18 - 16 -
5 Jambi 3 - 18 0 8 0 44 0 17 -
6 Sumatera Selatan 4 - 0 - - - 4 - 26 -
7 Bengkulu - - - - - - - - - -
8 Lampung - - - - - - - - - -
9 Kepulauan Bangka Belitung - - - - - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -
11 DKI. Jakarta - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 41 - 101 - 54 - 42 - 50 -
13 Jawa Tengah 2 - 2 - - - - - 83 -
14 DI. Yogyakarta - - - - - - - - - -
15 Jawa Timur - - 3 - 10 - 4 - 16 -
16 Banten - - - - - - - - - -
17 Bali - - - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 111 - 111 4 24 - 23 - 33 -
20 Kalimantan Barat - - - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 2 - 9 - 1 - - - - -
22 Kalimantan Selatan - - - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur - - 7 - 18 - 22 - 15 -
24 Sulawesi Utara 189 - 113 - 73 - 92 - 63 -
25 Sulawesi Tengah 16 - 30 - 3 - - - - -
26 Sulawesi Selatan 2 - 10 - - - - - - -
27 Sulawesi Tenggara - - 144 - 189 - 179 - 108 -
28 Gorontalo - - - - - - - - - -
29 Sulawesi Barat 3 0 30 2 34 - 34 - 24 -
30 Maluku 32 - 47 - 49 - 17 - 2 -
31 Maluku Utara 8 - 1 - - - - - - -
32 Irian Jaya Barat 3 - 11 - 7 - 6 - 22 -
33 Papua 0 - 4 - - - 6 - 0 -
Jumlah 528 0 729 5 538 0 536 0 607 -
Ket : OPT Utama=babi hutan , bercak daun coklat, hama boleng, tikus
TAHUN
ProvinsiNo 2010 2011 2012 2013 2013
Laporan Kinerja Tahun 2014 76
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 16.
LUAS BANJIR PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 - 2012, RERATA 5 TAHUN, TAHUN 2013, DAN TAHUN 2014
T P T P T P T P T P T P T P
1 2008 333.246 95.691 44.442 13.983 7.429 2.520 1.106 327 1.040 382 450 318 22 8
2 2009 222.481 67.821 12.331 3.201 12.946 6.572 185 67 782 492 594 242 11 11
3 2010 307.810 93.929 40.463 17.778 17.012 11.782 929 284 19.908 11.335 303 43 164 11
4 2011 169.464 29.383 16.462 8.045 7.674 3.751 963 146 1.636 1.037 175 90 9 4
5 2012 177.861 40.866 11.661 2.828 2.396 1.344 84 29 121 39 204 13 4 2
Rerata 242.172 65.538 25.072 9.167 9.491 5.194 653 171 4.697 2.657 345 141 42 7
6 2013 408.961 88.265 18.097 8.136 5.112 1.790 445 133 791 233 395 259 11 0
7 2014 338.378 141.045 10.693 3.300 3.523 2.031 243 37 36 33 259 123 115 1
Ubi Jalar
Banjir
No Tahun Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu
Laporan Kinerja Tahun 2014 77
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 17.
LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 - 2012, RERATA 5 TAHUN, TAHUN 2013, DAN TAHUN 2014
T P T P T P T P T P T P T P
1 2008 319.522 103.762 55.348 3.066 6.296 666 966 1 3.049 215 0 0 0 0
2 2009 231.912 18.975 112.218 12.679 8.005 1.534 10.394 210 726 7 10 0 52 19
3 2010 96.721 20.856 82.875 20.724 5.014 643 2.703 1.164 2.747 1.380 803 204 0 0
4 2011 250.836 53.127 22.644 1.441 2.229 154 222 29 2.458 419 1.365 0 1 0
5 2012 282.795 47.573 21.686 1.508 1.546 130 161 0 131 93 5 4 1 0
Rerata 236.357 48.859 58.954 7.884 4.618 625 2.889 281 1.822 423 436 42 11 4
6 2013 50.342 4.067 11.731 365 123 10 151 0 8 0 1 0 2 0
7 2014 216.345 35.423 20.581 2.306 4.969 395 353 18 6 0 434 0 101 0
No Tahun
Banjir
Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Laporan Kinerja Tahun 2014 78
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan La
mpi
ran
18
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh14
.774
2.
018
16
.172
5.
343
24
.364
6.
756
39
.574
9.
933
52
.460
23
.210
4.
800
33
1
17
.342
1.
890
27
.044
6.
100
5.
114
50
2
65
.934
6.
389
2Su
mat
era
Utar
a5.
478
1.
117
8.
638
61
8
10
.396
1.
330
18
.581
3.
879
9.
987
1.
165
6.
382
-
1.45
8
122
6.63
1
395
4.55
0
-
12
.878
28
2
3Su
mat
era
Bara
t2.
952
77
1
2.
079
56
8
1.
365
47
1
3.
276
45
7
2.
314
35
1
83
5
5
4.11
2
735
361
7
37
3
6
6.21
0
1.09
3
4Ri
au3.
338
15
0
6.
498
1.
454
2.
262
89
6.
532
1.
181
4.
497
1.
384
-
-
4.
932
1.
579
1.
046
65
9
70
2
83
4.
633
19
5Ja
mbi
7.99
0
4.57
6
1.82
8
404
5.94
2
687
10.0
36
2.66
7
4.32
1
905
1.10
3
10
9.22
6
1.23
4
8.02
6
1.29
0
138
-
5.
161
38
5
6Su
mat
era
Sela
tan
21.8
29
11.4
63
7.60
1
1.01
3
5.03
3
785
13.3
12
1.74
0
27.2
29
4.55
8
85
71
20.9
13
1.67
3
6.85
2
463
-
-
701
15
7Be
ngku
lu27
3
-
72
28
61
30
382
117
46
-
-
-
1.
546
28
26
6
15
-
-
10
-
8La
mpu
ng27
.857
12
.985
1.
852
28
4
5.
274
2.
752
17
.507
5.
289
8.
625
4.
709
3
3
25
.090
8.
469
20
.926
6.
639
2.
783
14
2.
667
13
8
9Ke
pula
uan
Bang
ka B
elitu
ng-
-
-
-
-
-
-
-
29
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
61
-
10Ke
pula
uan
Riau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11DK
I. Ja
karta
-
-
-
-
-
-
121
77
263
140
178
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa B
arat
27.8
28
7.80
7
15.6
14
1.21
7
15.8
90
662
39.5
29
4.99
6
96.0
04
51.6
47
1.06
7
-
51
.934
14
.855
76
.263
3.
642
8.
997
16
8
12
.995
1.
770
13Ja
wa T
enga
h42
.625
9.
684
27
.250
7.
505
12
.791
1.
527
43
.789
13
.310
60
.514
33
.792
1.
956
-
10.2
96
811
45.7
77
11.5
95
3.14
5
224
13.5
07
3.45
5
14DI
. Yog
yaka
rta15
9
20
2.
248
13
9
1.
219
13
8
91
1
72
17
8
24
3.
540
1.
646
56
2
73
2.
593
15
3
39
0
57
1.
077
11
1
15Ja
wa T
imur
58.8
06
9.65
4
24.0
29
5.83
2
18.7
26
5.12
8
54.9
62
12.0
17
16.1
79
5.26
3
409
-
9.
078
1.
372
16
.803
1.
551
8.
727
1.
806
8.
082
72
7
16Ba
nten
3.89
8
203
10.5
99
409
18.2
73
2.62
8
30.4
11
8.45
4
16.5
72
5.78
9
1.07
1
-
3.
436
72
2
40
.831
12
.353
18
8
11
4
94
1
30
2
17Ba
li4
-
19
16
10
7
19
44
7
-
-
362
-
11
1
-
664
160
182
-
1.
720
67
18Nu
sa T
engg
ara
Bara
t1.
017
79
1.
771
76
1
10
.075
2.
137
4.
547
1.
912
4.
207
35
0
52
.644
10
.155
1.
093
21
2
5.
062
40
4
5.
242
18
0
12
.711
55
7
19Nu
sa T
engg
ara
Tim
ur14
6
37
1.
060
48
0
63
4
9
1.02
6
676
37
24
5.49
6
4.59
0
315
289
54
36
799
4
5.
840
82
2
20Ka
liman
tan
Bara
t3.
302
57
11
.443
81
3
2.
293
1.
154
15
.056
31
7
20
2
98
90
3
32
2.
544
12
12
9
-
1.83
0
-
19
.975
9.
161
21Ka
liman
tan
Teng
ah6.
248
4.
031
74
62
6.
893
2.
715
4.
011
61
3
1.
719
15
71
16
1.
310
21
2
80
-
1.02
8
31
5.94
1
506
22Ka
liman
tan
Sela
tan
20.8
42
4.89
2
8.14
9
907
6.55
4
1.55
8
17.6
29
2
10
.049
1.
722
65
-
5.18
0
305
5.01
8
162
5
-
2.40
3
598
23Ka
liman
tan
Tim
ur2.
931
67
1
1.
694
27
7
1.
205
38
8
2.
123
50
2
1.
750
65
9
-
-
1.
317
36
5
1.
332
16
6
58
-
505
52
24Su
lawe
si Ut
ara
-
-
159
14
-
-
127
27
384
29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25Su
lawe
si Te
ngah
857
122
1.10
4
33
877
314
123
16
4.87
1
215
3.00
2
168
-
-
-
-
9
-
106
9
26Su
lawe
si Se
lata
n47
.239
18
.930
18
.733
81
5
23
.912
8.
258
66
.410
19
.029
15
.066
4.
925
27
1
66
-
-
57
3
79
19
9
65
4.
615
1.
263
27Su
lawe
si Te
ngga
ra1.
074
19
1
16
5
49
2.
063
75
6
15
.939
91
4
33
6
74
6.
717
1.
243
70
.842
16
.036
13
.951
89
7
4.
214
34
6
18
.769
2.
910
28G
oron
talo
5.10
9
3.77
5
613
342
393
198
2.28
4
12
244
-
-
-
6.
687
1.
501
1.
701
53
6
71
2
11
9
5.
716
3.
099
29Su
lawe
si Ba
rat
563
105
-
-
658
294
-
-
-
-
5.65
0
2.52
0
-
-
3
-
3
-
1.11
4
351
30M
aluk
u67
1
59
2
-
-
60
2
84
53
5
33
20
-
111
-
1.
512
63
2
74
6
26
9
-
-
99
10
31M
aluk
u Ut
ara
-
-
-
-
-
-
37
18
16
-
-
-
-
-
64
4
-
-
1.33
9
1.31
9
32Iri
an J
aya
Bara
t-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
54
9
15
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
149
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
91
-
Jum
lah
307.
810
93.9
29
169.
464
29.3
83
177.
861
40.8
66
408.
962
88.2
65
338.
378
141.
045
-
-
-
-
-
-
953
349
-
-
2014
2013
KEKE
RING
AN
2010
2011
2012
2013
2014
LUAS
BAN
JIR
& KE
KERI
NGAN
PAD
A TA
NAM
AN P
ADI D
I IND
ONE
SIA
TAHU
N 20
10-2
014
2011
2012
2010
BANJ
IR
NoPr
ovin
si
Laporan Kinerja Tahun 2014 79
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lam
pira
n 19
Ha
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh1.
019
45
998
44
35
4
24
6
91
3
17
5
2.
019
51
8
-
-
19
1
192
35
362
-
1.
232
-
2Su
mat
era
Uta
ra9.
513
2.
025
2.
173
1.
443
1.
373
1.
087
52
1
78
393
92
10
.681
2.
160
2.
286
12
88
5
2.09
5
-
2.
762
-
3Su
mat
era
Bara
t63
2
24
1
2.
421
1.
782
16
9
64
444
167
135
10
54
6
19
9
79
13
10
2
27
-
-
66
16
4R
i a
u49
30
23
4
17
4
47
7
108
21
92
15
15
6
7
10
3
-
-
26
-
2
-
5J
a m
b i
4.86
8
3.78
7
286
73
46
25
10
0
49
150
74
-
-
1
-
32
17
-
-
38
-
6Su
mat
era
Sela
tan
173
58
3
-
38
-
152
25
20
8
34
-
-
13
5
86
1
97
-
-
2
-
7Be
ngku
lu11
3
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
758
346
-
-
-
-
-
-
8La
mpu
ng
2.03
1
990
50
50
1.27
7
65
38
8
51
26
5
36
0
-
6.57
1
273
4.82
0
511
364
-
16
0
6
9Ke
p. B
angk
a Be
litun
g-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10Ke
p. R
iau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11D
KI J
akar
ta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa
Bara
t43
-
38
20
2
1
-
-
-
-
63
-
24
7
2
8
-
-
-
-
-
13Ja
wa
Teng
ah7.
546
2.
665
1.
066
15
1
45
1
21
444
125
1.05
7
335
-
-
6.71
5
213
10.0
37
119
5.86
5
-
1.
987
4
14D
I Yog
yaka
rta26
8
18
2
6
6
-
-
-
-
-
-
-
-
10
8
-
-
-
11
-
96
-
15Ja
wa
Tim
ur8.
919
4.
823
1.
359
1.
098
49
5
10
7
4.
449
1.
930
53
0
44
4
-
-
3.
527
38
5
1.
014
10
7
1.
170
21
2
69
4
36
9
16Ba
nten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17B
a l i
-
-
735
-
-
-
-
-
-
-
-
-
765
-
55
9
-
-
-
89
32
18N
usa
Teng
gara
Bar
at23
6
13
2
-
-
41
3
13
1
50
8
12
9
1.
160
6
27
.513
9.
710
29
-
2.80
8
390
667
23
1.13
3
1
19N
usa
Teng
gara
Tim
ur-
-
63
62
1.
665
39
1.52
5
1.32
6
94
45
36.2
79
5.80
3
34
-
14
0
-
1.14
8
130
5.21
3
45
20Ka
liman
tan
Bara
t20
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
-
-
-
8
-
-
-
21Ka
liman
tan
Teng
ah72
57
-
-
13
12
4
4
-
-
-
-
34
-
26
-
-
-
1
-
22Ka
liman
tan
Sela
tan
104
3
41
5
38
3
517
-
45
11
1
-
549
-
54
-
6
-
56
-
23Ka
liman
tan
Tim
ur61
11
-
-
-
-
-
-
-
-
17
-
20
-
36
-
-
-
22
15
24Su
law
esi U
tara
-
-
-
-
-
-
1
0
28
14
13
-
-
-
-
-
9
-
84
-
25Su
law
esi T
enga
h97
-
-
-
-
-
23
3
21
7
99
99
-
-
-
-
-
-
1.15
1
252
26Su
law
esi S
elat
an4.
112
2.
251
5.
719
2.
279
5.
234
97
7
7.
094
3.
682
4.
735
1.
692
1.
476
21
8
81
1
18
8
89
7
20
0
-
-
17
7
28
27Su
law
esi T
engg
ara
16
-
-
-
6
2
39
0
33
0
-
-
14
7
1
-
-
-
-
-
-
-
28G
oron
talo
645
447
1.26
2
858
40
40
508
40
-
-
5.
651
2.
521
43
-
13
-
-
-
5.
602
1.
539
29Su
law
esi B
arat
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
30M
a l
u k
u28
28
-
-
3
2
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
31M
aluk
u U
tara
-
-
-
-
-
-
2
2
-
-
5
-
-
-
-
-
2
-
13
-
32Pa
pua
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jum
lah
40.4
63
17
.778
16.4
62
8.
045
11
.661
2.82
8
18.0
97
8.
136
10
.693
3.30
0
82.8
75
20.7
24
22.6
44
1.44
1
21.6
86
1.50
8
11.7
31
365
20.5
81
2.30
6
LUA
S B
AN
JIR
& K
EKER
ING
AN
PA
DA
TA
NA
MA
N J
AG
UN
G D
I IN
DO
NES
IA
TAH
UN
201
0-20
14
KEK
ERIN
GA
N
2010
2011
2012
2013
2014
Prov
insi
No
BA
NJI
R
2010
2011
2012
2014
2013
Laporan Kinerja Tahun 2014 80
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lam
pira
n 20
Ha
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh23
0
54
1.
513
379
94
2
411
21
1
74
2.
259
1.16
4
2
-
11
6
5
341
40
4
-
832
55
2Su
mat
era
Uta
ra87
44
5.
025
3.00
1
47
12
73
6
282
19
4
140
38
-
-
-
-
-
-
-
87
-
3Su
mat
era
Bara
t-
-
9
9
0
0
-
-
3
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4R
i a
u35
15
22
3
159
10
-
425
38
6
109
27
-
-
-
-
94
-
51
-
175
56
5J
a m
b i
330
22
3
11
11
26
11
60
48
172
89
-
-
15
-
25
2
-
-
63
2
6Su
mat
era
Sela
tan
-
-
-
-
-
-
19
19
-
-
-
-
-
-
74
-
-
-
27
0
15
7Be
ngku
lu-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8La
mpu
ng
15
3
-
-
-
-
-
-
5
5
-
-
-
-
46
-
-
-
165
-
9Ke
p. B
angk
a Be
litun
g-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10Ke
p. R
iau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11D
KI J
akar
ta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa
Bara
t35
9
95
15
3
-
-
22
6
30
-
-
-
-
1.
383
3
-
-
-
-
-
-
13Ja
wa
Teng
ah8.
738
6.82
8
15
8
32
21
2
76
7
2
40
6
319
-
-
15
0
10
29
9
-
37
10
432
9
14D
I Yog
yaka
rta64
9
557
-
-
-
-
52
14
-
-
-
-
91
11
8
-
25
-
-
-
15Ja
wa
Tim
ur4.
715
3.30
3
27
1
15
-
-
22
5
1
45
38
-
-
88
28
12
9
-
-
-
60
-
16Ba
nten
-
-
-
-
-
-
-
-
21
8
-
-
-
-
-
-
-
-
10
8
17B
a l i
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18N
usa
Teng
gara
Bar
at1.
341
474
60
60
96
93
78
1
685
-
-
4.
905
57
4
26
6
60
27
2
88
-
-
2.
354
29
19N
usa
Teng
gara
Tim
ur-
-
12
5
15
-
-
-
-
-
-
68
68
-
-
-
-
-
-
-
-
20Ka
liman
tan
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
44
30
-
-
-
-
-
-
21Ka
liman
tan
Teng
ah26
23
-
-
30
-
40
10
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
59
50
22Ka
liman
tan
Sela
tan
12
-
1
1
2
-
14
-
59
46
-
-
50
7
9
-
3
-
111
2
23Ka
liman
tan
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24Su
law
esi U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
28
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
25Su
law
esi T
enga
h-
-
-
-
-
-
-
-
40
35
-
-
-
-
-
-
-
-
44
44
26Su
law
esi S
elat
an17
2
85
23
8
41
1.
207
815
1.
542
226
17
9
156
-
-
11
-
249
-
-
-
-
-
27Su
law
esi T
engg
ara
221
7
-
-
-
-
12
12
5
5
-
-
15
-
-
-
-
-
306
125
28G
oron
talo
5
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29Su
law
esi B
arat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30M
a l
u k
u66
66
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31M
aluk
u U
tara
-
-
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
32Pa
pua
Bara
t11
2
26
26
15
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jum
lah
17.0
12
11
.782
7.
674
3.75
1
2.
396
1.34
4
5.
112
1.79
0
3.
523
2.03
1
5.
014
64
3
2.
229
15
4
1.
546
13
0
12
3
10
4.
969
39
5
Prov
insi
No
BA
NJI
R
LUA
S B
AN
JIR
& K
EKER
ING
AN
PA
DA
TA
NA
MA
N K
EDEL
AI D
I IN
DO
NES
IA
TAH
UN
201
0-20
14
2013
2014
2011
2012
2010
KEK
ERIN
GA
N
2010
2011
2012
2013
2014
Laporan Kinerja Tahun 2014 81
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lam
pira
n 21
Ha
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh54
085
350
015
8
29
66
3
-
-
-
-
44
-
11
-
-
-
2Su
mat
era
Uta
ra-
-
9
1
27
2
2
2
54
12
-
-
-
-
-
-
-
-
27
-
3Su
mat
era
Bara
t12
5
81
65
4
4
59
4
4
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4R
i a
u5
1
17
1
4
1
14
13
6
3
-
-
10
-
-
-
63
-
-
-
5J
a m
b i
5
-
1
-
29
8
5
1
34
13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6Su
mat
era
Sela
tan
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
15
-
-
-
-
-
7Be
ngku
lu3
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8La
mpu
ng
22
20
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9Ke
p. B
angk
a Be
litun
g-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
10Ke
p. R
iau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11D
KI J
akar
ta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa
Bara
t22
21
5
5
5
5
-
-
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
-
-
13Ja
wa
Teng
ah52
4
91
59
0
8
5
1
79
13
43
1
-
-
14
-
87
-
13
-
1
-
14D
I Yog
yaka
rta54
38
3
3
-
-
2
2
-
-
-
-
35
-
-
-
42
-
18
2
11
15Ja
wa
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
-
-
-
-
53
-
16Ba
nten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17B
a l i
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
64
5
18N
usa
Teng
gara
Bar
at18
2
86
35
17
7
7
7
5
-
-
1.
240
10
4
12
9
28
15
-
19
-
19
-
19N
usa
Teng
gara
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.
462
1.
060
-
-
-
-
-
-
-
-
20Ka
liman
tan
Bara
t-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24
-
-
-
-
-
-
-
21Ka
liman
tan
Teng
ah-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22Ka
liman
tan
Sela
tan
21
-
1
1
3
-
28
10
-
-
-
-
1
1
-
-
2
-
1
-
23Ka
liman
tan
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
2
24Su
law
esi U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
5
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25Su
law
esi T
enga
h-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26Su
law
esi S
elat
an-
-
13
3
10
-
-
32
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
27Su
law
esi T
engg
ara
-
-
-
-
-
-
50
50
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
28G
oron
talo
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29Su
law
esi B
arat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30M
a l
u k
u25
20
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31M
aluk
u U
tara
-
-
-
-
-
-
4
4
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
2
-
32Pa
pua
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jum
lah
929
28
4
963
14
6
84
29
445
13
3
243
37
2.70
3
1.16
4
222
29
161
-
15
1
-
353
18
LUA
S B
AN
JIR
& K
EKER
ING
AN
PA
DA
TA
NA
MA
N K
AC
AN
G T
AN
AH
DI I
ND
ON
ESIA
TAH
UN
201
0-20
14
No
Prov
insi
KEK
ERIN
GA
N
2010
2011
2012
2013
2014
BA
NJI
R
2012
2011
2010
2013
2014
Laporan Kinerja Tahun 2014 82
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lam
pira
n 22
Ha
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh0
00
00
06
2
1
-
-
-
-
-
12
2
-
-
-
-
2Su
mat
era
Uta
ra49
30
18
9
145
25
-
12
0
75
1
-
40
-
40
-
-
-
-
-
-
-
3Su
mat
era
Bara
t-
-
5
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4R
i a
u3
1
7
7
5
3
2
2
2
1
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
5J
a m
b i
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6Su
mat
era
Sela
tan
-
-
-
-
-
-
16
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7Be
ngku
lu-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8La
mpu
ng
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9Ke
p. B
angk
a Be
litun
g-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10Ke
p. R
iau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11D
KI J
akar
ta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa
Bara
t30
7
-
-
22
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
-
-
-
13Ja
wa
Teng
ah18
.096
10.1
07
1
-
28
-
99
-
-
-
-
-
16
-
11
4
86
4
-
-
-
14D
I Yog
yaka
rta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
15Ja
wa
Tim
ur-
-
55
51
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
16Ba
nten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17B
a l i
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18N
usa
Teng
gara
Bar
at11
-
-
-
3
1
-
-
-
-
1.67
0
343
1.70
2
343
-
-
-
-
-
-
19N
usa
Teng
gara
Tim
ur17
1
-
-
-
1
-
509
11
2
-
-
1.
037
1.
037
69
8
76
-
-
-
-
-
-
20Ka
liman
tan
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21Ka
liman
tan
Teng
ah-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22Ka
liman
tan
Sela
tan
13
5
-
-
2
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23Ka
liman
tan
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24Su
law
esi U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25Su
law
esi T
enga
h-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26Su
law
esi S
elat
an1.
517
1.16
7
1.
379
829
33
33
34
32
32
32
-
-
-
-
5
5
-
-
-
-
27Su
law
esi T
engg
ara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
28G
oron
talo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29Su
law
esi B
arat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30M
a l
u k
u18
18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31M
aluk
u U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32Pa
pua
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jum
lah
19.9
08
11
.335
1.
636
1.03
7
12
1
39
791
23
3
36
33
2.
747
1.
380
2.
458
41
9
13
1
93
8
-
6
-
LUA
S B
AN
JIR
& K
EKER
ING
AN
PA
DA
TA
NA
MA
N K
AC
AN
G H
IJA
U D
I IN
DO
NES
IA
TAH
UN
201
0-20
14
KEK
ERIN
GA
N
2010
2011
2012
2013
2014
No
Prov
insi
2013
2014
2010
2011
2012
BA
NJI
R
Laporan Kinerja Tahun 2014 83
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lam
pira
n 23
Ha
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh0
00
00
010
-
16
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2Su
mat
era
Uta
ra0
025
218
030
14
18
14
-
-
-
-
-
-
-
-
37
-
3Su
mat
era
Bara
t6
2
21
20
2
1
2
2
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4R
iau
129
11
46
44
12
6
24
11
91
62
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5Ja
mbi
-
-
-
-
5
1
39
3
3
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6Su
mat
era
Sela
tan
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
2
2
-
-
-
-
7Be
ngku
lu-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8La
mpu
ng70
14
75
18
-
-
2
-
117
40
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9Ke
pula
uan
Bang
ka B
elitu
ng-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10Ke
pula
uan
Ria
u-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11D
KI. J
akar
ta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13Ja
wa
Teng
ah-
-
-
-
-
-
3
-
1
1
-
-
1.10
7
-
-
-
-
-
-
-
14D
I. Yo
gyak
arta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
253
-
25
3
-
-
-
-
-
-
-
15Ja
wa
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16Ba
nten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17Ba
li-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18N
usa
Teng
gara
Bar
at-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19N
usa
Teng
gara
Tim
ur-
-
2
2
15
9
-
275
21
9
6
1
543
204
-
-
-
-
-
-
395
-
20Ka
liman
tan
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21Ka
liman
tan
Teng
ah32
14
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
22Ka
liman
tan
Sela
tan
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23Ka
liman
tan
Tim
ur25
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24Su
law
esi U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
25Su
law
esi T
enga
h-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26Su
law
esi S
elat
an-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
27Su
law
esi T
engg
ara
-
-
6
4
-
-
10
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
28G
oron
talo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29Su
law
esi B
arat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
30M
aluk
u41
-
-
-
8
5
-
-
-
-
7
-
-
-
3
2
-
-
-
-
31M
aluk
u U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32Iri
an J
aya
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jum
lah
303
43
175
90
204
13
395
25
9
259
12
3
803
204
1.36
5
-
5
4
1
-
43
4
-
LUA
S B
AN
JIR
& K
EKER
ING
AN
PA
DA
TA
NA
MA
N U
BI K
AYU
DI I
ND
ON
ESIA
TAH
UN
201
0-20
14
KEK
ERIN
GA
N
2010
2011
2012
2013
2014
2013
2014
2010
2011
2012
BAN
JIR
Prov
insi
No
Laporan Kinerja Tahun 2014 84
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lam
pira
n 24
Ha
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
Terk
ena
Puso
1Pe
mer
inta
h Ac
eh-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2Su
mat
era
Uta
ra-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
100
-
3Su
mat
era
Bara
t-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
4R
iau
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5Ja
mbi
-
-
4
3
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6Su
mat
era
Sela
tan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7Be
ngku
lu-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8La
mpu
ng-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9Ke
pula
uan
Bang
ka B
elitu
ng-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10Ke
pula
uan
Ria
u-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11D
KI. J
akar
ta-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12Ja
wa
Bara
t13
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
13Ja
wa
Teng
ah-
-
-
-
-
-
-
-
10
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14D
I. Yo
gyak
arta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
15Ja
wa
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16Ba
nten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17Ba
li-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18N
usa
Teng
gara
Bar
at-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19N
usa
Teng
gara
Tim
ur10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20Ka
liman
tan
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21Ka
liman
tan
Teng
ah-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22Ka
liman
tan
Sela
tan
9
1
3
1
1
-
11
-
3
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
23Ka
liman
tan
Tim
ur-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24Su
law
esi U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25Su
law
esi T
enga
h-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26Su
law
esi S
elat
an-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
27Su
law
esi T
engg
ara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
28G
oron
talo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29Su
law
esi B
arat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30M
aluk
u10
10
-
-
4
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
31M
aluk
u U
tara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32Iri
an J
aya
Bara
t-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33Pa
pua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jum
lah
528
0
729
5
538
0
536
0
607
-
-
-
1
-
1
-
2
-
101
-
LUAS
BAN
JIR
& K
EKER
ING
AN P
ADA
TAN
AMAN
UB
I JAL
AR
DI I
ND
ON
ESIA
TAH
UN
201
0-20
14
KEK
ERIN
GAN
2010
2011
2012
2013
2014
BAN
JIR
Prov
insi
No
2010
2011
2012
2013
2013
Laporan Kinerja Tahun 2014 85
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 25.
LUAS PENGENDALIAN PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2013 DAN 2014
(ha)
1 Padi 1.046.359 1.315.308
2 Jagung 21.370 30.659
3 Kedelai 3.881 15.375
4 Kacang Tanah 1.291 2.981
5 Kacang Hijau 366 1.516
6 Ubi Kayu 1.044 3.162
7 Ubi Jalar 227 1.071
1.074.538 1.370.073Indonesia
2013 2014No. KOMODITAS