dinamika fluida

27
III. DINAMIKA FLUIDA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser walaupun relatif kecil. Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya. Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak. Fluida terutama cairan dan gas. Penyelsaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti dari fluida, seperti kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhu, sebagai fungsi ruang dan waktu. Dalam kehidupan sehari-hari fluida juga bermanfaat. Oleh karena itu manusia mencoba

Upload: tri-astuti

Post on 30-Jun-2015

1.161 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

Page 1: dinamika fluida

III. DINAMIKA FLUIDA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara

kontinu bila terkena tegangan geser walaupun relatif kecil.

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang

mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan

fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan

mudah mengikuti bentuk ruang. Fluida adalah benda yang dapat mengalami

perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja

terhadapnya. 

Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang

mempelajari fluida bergerak. Fluida terutama cairan dan gas. Penyelsaian

dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak

properti dari fluida, seperti kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhu, sebagai

fungsi ruang dan waktu.

Dalam kehidupan sehari-hari fluida juga bermanfaat. Oleh karena itu

manusia mencoba menggunakan ataupun memanfaatkan fluida. Dalam

bidang pertanian fluida bermafaat untuk irigasi tanaman.

Dalam percobaan acara III Dinamika Fluida, fluida yang digunakan

adalah air, karena dalam dunia pertanian air memegang peranan yang cukup

penting. Untuk memperkirakan jumlah air yang harus dialirkan dapat

dilakukan pengukuran debit air. Debit dapat diukur dengan mengalikan

kecepatan aliran suatu saluran dengan luas penampang saluran. Bila debit

sebenarnya diketahui maka dimunculkan suatu bilangan konstan yang

dikenal dengan debit terukur yang diperoleh.

Page 2: dinamika fluida

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Acara III Dinamika Fluida adalah :

a. Mengetahui besar debit saluran dengan pendekatan laju aliran dan luas

penampang

b. Mengetahui besarnya faktor koreksi/correction factor (Cf) dari system

pengukuran yang digunakan

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Acara III Dinamika Fluida dilaksanakan pada 26 Oktober

2010 pada pukul 13.00-15.00 bertempat di Laboratorium Rekayasa Proses

Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret, Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka

Fluida merupakan zat yang tidak mempunyai bentuk dan volume yang

permanen, melainkan mengambil bentuk tempat sesuai yang ditempatinya serta

memiliki kemampuan untuk mengalir. Dua zat yang umumnya disebut fluida

adalah zat cair dan gas. Dinamika fluida adalah cabang ilmu yang mempelajari

fluida dalam keadaan bergerak. Ini merupakan salah satu cabang yang penting

dalam mekanika fluida. Dalam dinamika fluida dibedakan dua macam aliran

yaitu aliran fluida yang relatif sederhana yang disebut aliran laminer dan aliran

yang komplek yang disebut sebagai aliran turbulen (Anonim1, 2009)

Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan fluida. Cairan

adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat.

Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya

lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah

sehingga diabaikan. Dengan demikian kerapatannya akan lebih kecil.

Karena itu, fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah

sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida

mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir (Anonim2, 2009)

Page 3: dinamika fluida

Fluida memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan. Fluida

bersikulasi dalam tubuh kita dan mengatur keadaan cuaca kita. Fluida adalah zat

yang dapat mengalir, kita gunakan istilah fluida untuk cairan dan gas (Young,

2002)

Suatu fluida diuraikan dengan mempunyai volume tertentu tetapi bukan

bentuk tertentu. Fluida mengalir untuk menyesuaikan pada bentuk wadah dia

tempatkan. Fluida mempunyai volume tertentu yang dipertahankan meskipun

berubah dalam bentuk. Molekul-molekul suatu fluida hampir sedekat dalam

padatan tetap merekat, tidak mempunyai posisi tetap (Keenan dan Kleinfelter,

1992)

Zat cair dan zat gas (yang merupakan suatu jenis fluida) umumnya

mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya masing-masing (di mana

wadah tersebut biasanya terbuat dari zat padat) dan bila dilihat dari struktur

molekulnya, fluida memiliki jarak antarmolekul yang lebih besar serta gaya

kohesi antar-molekul yang lebih rapat dibandingkan zat padat sehingga fluida

mudah berubah bentuk tergantung dari wadah atau tempatnya (Mulyadi, 2009)

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Set pompa beserta selangnya

b. Model saluran (yang telah dimodifikasi)

c. Penampung

d. Pelampung

e. Alat ukur : panjang, volume, waktu

f. Beban

2. Bahan

Air

Page 4: dinamika fluida

3. Cara Kerja

a. Menyusun peralatan dan bahan sesuai dengan susunan percobaan

(pastikan bahwa unit percobaan siap dan dapat dioperasikan)

Gambar 3.1 Susunan Alat Percobaan Dinamika Fluida

Keterangan :

PA : Pompa air

S : Saluran model

P : Penampung

b. Mengukur besarnya debit aktual (Qa)

1) Menyusun peralatan dan bahan sesuai dengan susunan percobaan

2) Menghidupkan mesin pompa dan memastikan pompa dapat

dioperasikan dengan baik

3) Setelah siap digunakan, mengukur debit output saluran dengan

menampung air dari pompa ke dalam penampung sampai volumenya

mencapai 8 liter dan catat waktunya

4) Mengulang percobaan sebanyak tiga kali

c. Mengukur debit terukur (Qu)

1) Menyusun peralatan sesuai dengan percobaan debit aktual

2) Mengukur kedalaman airnya, kemudian menentukan luas penampang

aliran

3) Menyiapkan hambatan awal untuk percobaan pertama

PA

S

P

Page 5: dinamika fluida

4) Menyiapkan pelampung tanpa beban dan memasukannya ke dalam air

lalu mencatat waktu yang digunakan untuk menempuh jarak 5 dm

5) Mengulangi percobaan sebanyak tiga kali sehingga memperoleh

waktu rata-rata

6) Mengulangi percobaan dengan hambatan 0,65 dm, 0,75 dm, 0,85 dm,

dan 1,05 dm.

7) Mengulangi percobaan dengan pelampung memakai beban, dengan

jarak dan hambatan yang sama dengan di atas.

D. Hasil dan Analisis Hasil Percobaan

1. Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Debit Terukur

No. Volume (dm3) Waktu (dt) Qa(dm3/dt)1 8 42,38 0,1892 8 41,78 0,1913 8 41,74 0,192

= 0,191Sumber : Laporan Sementara

Page 6: dinamika fluida

Tabel. 4.2 Hasil Pengukuran Debit Saluran

No Pelampung h (dm) Waktu (s)

v (dm/s)

A (dm2) Qu (dm3/s)

1

Tanpa Beban

0,65 12,90 0,388 0,91 0,3532 0,65 11,13 0,499 0,91 0,4093 0,65 12,07 0,414 0,91 0,377

= 0,3804 0,75 15,96 0,313 1,05 0,3295 0,75 15,25 0,328 1,05 0,3446 0,75 15,61 0,320 1,05 0,336

= 0,3467 0,85 16,41 0,305 1,19 0,3638 0,85 16,95 0,295 1,19 0,3519 0,85 17,97 0,278 1,19 0,331

= 0,34810 1,05 16,28 0,307 1,47 0,45111 1,05 15,95 0,313 1,47 0,46012 1,05 17,96 0,278 1,47 0,409

= 0,44013

Dengan Beban

0,65 12,46 0,401 0,91 0,36514 0,65 13,82 0,362 0,91 0,32915 0,65 15,36 0,326 0,91 0,297

= 0,33016 0,75 18,26 0,274 1,05 0,28817 0,75 19,57 0,255 1,05 0,26818 0,75 18,27 0,274 1,05 0,288

= 0,28119 0,85 19,78 0,253 1,19 0,30120 0,85 18,11 0,276 1,19 0,32821 0,85 20,34 0,246 1,19 0,292

= 0,30722 1,05 20,67 0,242 1,47 0,35623 1,05 23,16 0,216 1,47 0,31824 1,05 24,76 0,202 1,47 0,297

= 0,324Sumber : Laporan Sementara

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Cf

No Pelampung Qa (dm3/dt) Qu (dm3/s) Cf

Page 7: dinamika fluida

1Tanpa Beban

0,191 0,380 0,5032 0,191 0,336 0,5683 0,191 0,348 0,5494 0,191 0,440 0,434

5Dengan Beban

0,191 0,330 0,5796 0,191 0,281 0,6807 0,191 0,307 0,6228 0,191 0,324 0,590

Sumber : Laporan Sementara

2. Analisa Data

a. Pengukuran Debit Pompa

Rumus :

1). t1 = 42,38 s

Qa1 = = 0,189 dm3/s

2). t2 = 41,78

Qa2 = = 0,191 dm3/s

3). t3 = 41,74

Qa3 = = 0,192 dm3/s

=

= 0,191 dm3/s

b. Pengukuran Debit Saluran (Qu)

1) Analisis v

Qa=

v =

Page 8: dinamika fluida

v pada percobaan pelampung tanpa beban

Diket : S = 5 dm dm

1. Saat tinggi sekat = 0,65 dm

a) t1 = 12,90 s

v1 =

b) t2 = 11,13 s

v2 =

c) t3 = 12,07 s

v3 =

2. Saat tinggi sekat = 0,75 dm

a) t1 = 15,96 s

v1 =

b) t2 = 15,25 s

v2 =

c) t3 = 15,61 s

v3 =

3. Saat tinggi sekat = 0,85 dm

a) t1 =16,41 s

Page 9: dinamika fluida

v1 =

b) t2 = 16,95 s

v2 =

c) t3 = 17,97 s

v3 =

4. Saat tinggi sekat = 1,05 dm

a) t1 = 16,28 s

v1 =

b) t2 = 15,95 s

v2 =

c) t3 = 17,96 s

v3 =

v pada pelampung dengan beban

1. Saat tinggi sekat = 0,65 dm

a) t1 = 12,46 s

v1 =

b) t2 = 13,82 s

v2 =

c) t3 = 15,36 s

Page 10: dinamika fluida

v3 =

3. Saat tinggi sekat = 0,75 dm

a) t1 = 18,26 s

v1 =

b) t2 = 19,57 s

v2 =

c) t3 = 18,27 s

v3 =

4. Saat tinggi sekat = 0,85 dm

a) t1 =19,78 s

v1 =

b) t2 = 18,11 s

v2 =

c) t3 = 20,34 s

v3 =

5. Saat tinggi sekat = 1,05 dm

a) t1 = 20,67 s

v1 =

b) t2 = 23,16 s

Page 11: dinamika fluida

v2 =

c) t3 = 24,76 s

v3 =

2) Analisis A

Rumus mencari A :

A pada percobaan pelampung tanpa beban dan dengan beban

Diket : l = 1,4 dm

1. h = 0,65 dm

A1 = 1,4 x 0,65

= 0,910 dm2

2. h = 0,75 dm

A2 = 1,4 x 0,75

= 1,050 dm2

3. h = 0,85 dm

A3 = 1,4 x 0,85

= 1,190 dm2

4. h = 1,05 dm

A4 = 1,4 x 1,05

= 1,470 dm2

3) Analisis Qu

Rumus :

Qu pada percobaan pelampung tanpa beban :

1. Saat tinggi sekat 0,65 dm

Diket : A = 0,91 dm3

Qu = v × A

A = l × h

Page 12: dinamika fluida

a. v1 = 0,388 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,449 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,414 m/s

Qu3 =

2. Saat tinggi sekat 0,75 dm

Diket : A = 1,05 dm3

a. v1 = 0,313 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,328 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,320 m/s

Qu3 =

Page 13: dinamika fluida

3. Saat tinggi sekat 0,85 dm

Diket : A = 1,19 dm3

a. v1 = 0,305 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,295 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,278 m/s

Qu3 =

4. Saat tinggi sekat 1,05 dm

Diket : A = 1,47 dm3

a. v1 = 0,307 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,313 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,278 m/s

Qu3 =

Page 14: dinamika fluida

Qu pada percobaan pelampung dengan beban :

1. Saat tinggi sekat 0,65 dm

Diket : A = 0,91 dm3

a. v1 = 0,401 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,362 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,326 m/s

Qu3 =

2. Saat tinggi sekat 0,75 dm

Diket : A = 1,05 dm3

a. v1 = 0,274 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,255 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,274 m/s

Qu3 =

Page 15: dinamika fluida

3. Saat tinggi sekat 0,85 dm

Diket : A = 1,19 dm3

a. v1 = 0,253 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,276 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,246 m/s

Qu3 =

4. Saat tinggi sekat 1,05 dm

Diket : A = 1,47 dm3

a. v1 = 0,242 m/s

Qu1 =

b. v2 = 0,216 m/s

Qu2 =

c. v3 = 0,202 m/s

Qu3 =

Page 16: dinamika fluida

c. Pengukuran Faktor Koreksi

Rumus :

Pengukuran faktor koreksi tanpa beban :

Diket : Qa = 0,191 dm3/s

1). Qu1 = 0,380 dm³/dt

Cf1 = = 0,503

2). Qu2 = 0,336 dm³/dt

Cf2 = = 0,568

3). Qu3 = 0,348 dm³/dt

Cf3 = = 0,434

4). Qu4 = 0,440 dm³/dt

Cf4 = = 0,434

Cf =

Page 17: dinamika fluida

Pengukuran faktor koreksi dengan beban :

Diket : Qa = 0,191dm3/s

1). Qu1 = 0,330 dm³/dt

Cf1 = = 0,579

2). Qu2 = 0,281 dm³/dt

Cf2 = = 0,680

3). Qu3 = 0,307 dm³/dt

Cf3 = = 0,622

4). Qu4 = 0,324 dm³/dt

Cf4 = = 0,590

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara Cf dan Ulangan

Page 18: dinamika fluida

Gambar 3.3 Pelampung Tanpa Beban

Gambar 3.4 Pelampung Dengan Beban

Gambar 3.5 Penampung dengan Berbagai Ketinggian

E. Pembahasan

Debit air (Qa) adalah besarnya air yang mengalir ke dalam penampung.

Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam saluran dihitung dengan

ukuran liter per detik. Dari hasil percobaan didapatkan nilai rata-rata debit air

(Qa) adalah 0,191.

Debit saluran (Qu) adalah debit terukur yang diperoleh dari hasil kali antara

luas penampang selokan dan kecepatan aliran. Dari hasil percobaan ini,

didapatkan nilai = 0,380 dm3/s, = 0,336 dm3/s, = 0,348 dm3/s,

0,65 dm

1,4 dm

0,75 dm

1,4 dm

0,85 dm

1,4 dm

1,05 dm

1,4 dm

Page 19: dinamika fluida

= 440 dm3/s, = 330 dm3/s, = 0,281 dm3/s, = 307 dm3/s,

dan = 0,323 dm3/s.

Cf dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesalahan yang telah

dilakukan dalam pengukuran debit saluran. Besarnya faktor koreksi (Cf) dapat

dihitung dengan membagi debit aktual (Qa) dengan debit terukur (Qu). Cf

memiliki nilai ideal 1 tetapi pada percobaan diperoleh nilai kurang dari satu.

Dari hasil perhitungan didapatkan Cf tanpa beban 0,503 ; 0,568 ; 0,549 ; 0,434.

Sedangkan Cf dengan menggunakan beban adalah 0,579 ; 0,680 ; 0,622 ; 0,590.

Selain itu nilai Cf juga bersosiasi tergantung pada pelampung (jenis, bentuk

ukuran, dan berat), penampang (bentuk dan ukuran) kedalaman saluran dan jenis

saluran.

Grafik yang dihasilkan dari hubungan antara Cf dan ulangan (n) adalah

grafik fluktuasi, dimana garis Corection Faktor (Cf) untuk pelampung dengan

beban berada di atas garis Corection Faktor (Cf) untuk pelampung tanpa beban.

Kurang tepatnya memperoleh nilai debit pompa dan debit saluran berakibat

kurang akuratnya nilai faktor koreksi (Cf). Penyimpangan ini mungkin

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya ketelitian membaca alat ukur,

yaitu stopwatch dan adanya faktor alam berupa angin karena praktikum ini

dilakukan di luar ruangan.

F. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Debit terukur rata – rata ( Qa ) diperoleh sebesar 0,191 dm3/s.

2. Debit pompa ( Qu ) tanpa beban pada ketinggian :

0,65 dm = 0,380 dm3/s

0,75 dm = 0,336 dm3/s

Page 20: dinamika fluida

0,85 dm = 0,348 dm3/s

1,05 dm = 0,440 dm3/s

3. Debit pompa ( Qu ) dengan beban pada ketinggian :

0,65 dm = 0,330 dm3/s

0,75 dm = 0,281 dm3/s

0,85 dm = 0,307 dm3/s

1,05 dm = 0,324 dm3/s

4. Faktor koreksi ( Cf ) dengan beban diperoleh hasil 0,503; 0,568; 0,549; 0,434.

5. Faktor koreksi ( Cf ) tanpa beban diperoleh hasil 0,579; 0,680; 0,622; 0,590.

7. Debit aktual ( Qa ) dipengaruh oleh massa pelampung, kecepatan aliran, dan

ketinggian.

8. Faktor koreksi (Cf) dipengaruhi oleh luas penampang, jenis pelampung,

kedalaman saluran, dan jenis aliran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2009. http://www.crayonpedia.org/mw/DINAMIKA_FLUIDA_11.2. Diakses pada tanggal 9 November 2010 Pukul 21.00 WIB.

Anonim2. 2009. http://sidikpurnomo.net/fluida-statis.html. Diakses pada tanggal 9 November 2010 Pukul 21.30 WIB.

Keenan dan Kleinfelter. 1979. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi, Muhamad. 2009. Analisis Aerodinamika Pada Sayap Pesawat Terbang Dengan Menggunakan Software Berbasis Computional Fluida Dinamics (CFD).

Young, Hugh. 2002. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.